BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Biologi memiliki karakteristik khusus, yang berbeda dengan ilmu lainnya dalam hal objek, persoalan, dan metode. Biologi sebagai proses sains diperoleh melalui kegiatan ilmiah yang disebut metode ilmiah (Depdiknas, 2003:23). Satu hal yang seharusnya disadari ketika seorang guru mengembangkan pembelajara n biologi adalah bahwa biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta ataupun konsep, karena dalam biologi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan dalam kehidupan nyata (Saptono, 2003 :11). Siswa dapat menghafalkan berbagai konsep dan fakta dalam pembelajaran biologi, namun tidak mampu menggunakannya untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang berhubungan dengan konsep dan fakta yang sudah dihafa l tersebut. Sebagai konsekuensinya, pembelajaran biologi di sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada siswa, sehingga memungkinkan siswa melakukan penyelidikan tentang fenomena biologi (Saptono , 2003 :11). Jika biologi hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa yang mungkin memilik i pengetahuan
awal tentang berbagai fenomena
biologi tidak menggunaka n
pengetahuan mereka selama proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru.
1
Ada beberapa alasan yang mendasari perlu diterapkannya keterampila n proses sains dalam pembelajaran
di sekolah menengah atas yaitu karena
perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah cepat sehingga para guru tidak dapat mengejarkan semua fakta dan konsep selama proses pembelajaran tersebut. Alasan kedua, sesuai dengan pendapat para ahli psikologi yang mengatakan bahwa anakanak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar nyata; alasan ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak atau benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif, yaitu suatu teori mungk in terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Alasan keempat, dalam proses pembelajaran
seharusnya
pengembangan
konsep
tidak
dilepaskan
dari
pengembangan sikap dan nilai dari diri anak didik (Semiawan, 1992: 47). Salah satu cara yang banyak ditempuh oleh guru-guru dalam mengaktifka n siswa dalam kegiatan belajar biologi adalah dengan menggunakan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) karena dengan adanya LKS dapat memudahkan guru dalam kegiatan pembelajaran dan siswa akan belajar secara mandiri, memahami serta dapat menjalankan tugas secara tertulis. Hampir setiap guru di berbagai sekolah menggunakan LKS sebagai sarana atau acuan untuk memandu pelaksanaan
2
kegiatan belajar mengajar, terutama praktikum sehingga banyak jenis LKS yang diterbitkan oleh berbagai penerbit beredar di toko-toko buku maupun langsung ke sekolah-sekolah. LKS digunakan sebagai alat bantu siswa untuk belajar dan dibuat oleh guru untuk keberhasilan pembelajaran. Manfaat LKS adalah memudahka n siswa untuk belajar. LKS mengubah ketergantungan siswa kepada guru menjadi keaktifan siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar misalnya dari perpustakaan, internet atau observasi langsung ke alam maupun lingkunga n sekitar. Menurut Piaget (1988: 166) taraf perkembangan operasi pemikiran formal mulai rata-rata pada umur sekitar 11 atau 12 tahun, dan dicirikan oleh operasi formal dan abstrak. Dalam lingkungan budaya yang maju, operasi-operasi itu membentuk suatu sistem struktur-struktur pemikiran sampai stabil pada usia 14 tahun ke atas. Siswa kelas X SMA berusia 15-16 tahun atau berada pada taraf operasional formal. Dilihat dari implikasi tahapan operasional formal dari Piaget pada remaja, maka individu remaja telah memiliki cara berpikir hipotesis deduktif yang nampak dalam rumusan linguistis yang berisi dalil-dalil dan konstruksi-konstruksi logis, serta kombinatoris yang nampak dalam mengerjakan sesuatu yang secara metodis sistematis (Piaget, 1988: 69). Oleh karena itu, siswa SMA kelas X dimungkinka n dapat melakukan hampir seluruh keterampilan proses sains karena cara berpikirnya yang logis dan metodis-sistematis. Dalam pembelajaran biologi, proses sains dilaksanakan secara bertahap sehingga proses sains yang diberikan pada siswa
3
kelas X lebih sederhana dibandingkan dengan proses sains yang diberikan pada siswa kelas XI dan siswa kelas XII. Terkait teori perkembangan mental Piaget tersebut, berarti siswa kelas X SMA telah mencapai tingkatan berpikir operasional formal. Tetapi, walaupun demikian pelaksanaan proses sains tidak diberikan secara langsung melainka n bertahap. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Cony Semiawan (1985: 34), bahwa keterampilan proses sains harus dikenalkan dan diberikan pada anak secara bertahap, mulai dari keterampilan yang dasar sampai keterampila nketerampilan terpadu sehingga pada siswa kelas X, keterampilan proses sains yang dituntut lebih mudah dan tidak terlalu kompleks bila dibandingkan dengan siswa kelas XI dan XII. Kurikulum yang digunakan untuk tahun ajaran 2015/2016 ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu.
4
Buku LKS ada yang diterbitkan oleh penerbit umum ada pula yang disusun oleh tim guru mata pelajaran atau yang sering disebut MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Hal itu menyebabkan kegiatan-kegiatan dan diskusi yang diberikan oleh masing- masing penulis sangat bervariasi. Terkait dengan kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013, maka guru juga harus menerapkan pembelajara n aktif yaitu
student centre sesuai dengan kurikulum
2013, tidak dengan
pembelajaran teacher centre atau pembelajaran pasif. Pembelajaran pasif adalah pembelajaran
yang berpusat pada guru.
Dalam pembelajaran
pasif guru
memberitahu konsep atau cara menyelesaikan masalah pada siswa melalui penjelasan-penjelasan yang disampaikannya pada siswa, sehingga pembelajara n pasif tidak memenuhi tuntutan kurikulum 2013. Pembelajaran yang menuntun siswa mencari tahu adalah pembelajara n aktif. Siswa diaktifkan oleh guru melalui pertanyaan-pertanyaan yang harus dipikirkan siswa dan tugas-tugas yang harus dibuat oleh siswa untuk memahami konsep atau menyelesaikan masalah. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa dapat dituliskan dalam LKS atau diajukan secara lisan. Pertanyaan-pertanya n yang dituliskan dalam LKS untuk siswa belajar mandiri dalam kelompoknya harus dipertimbangkan dapat dijawab oleh siswa, sehingga pertanyaan-pertanyaan dalam LKS cenderung dangkal atau hanya berupa titik-titik yang harus diisi siswa. Menurut JICA (2009: 55) pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak merangsang siswa untuk berpikir. Pertanyaan-pertanyaan dalam LKS semacam itu hanya akan
5
meningkatkan kompetensi siswa secara dangkal, kurang mampu meningkatka n keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, disamping itu karena siswa harus dapat melaksanakan percobaan sendiri secara berkelompok, pada LKS tersebut dituliska n variabel yang harus diamati/diukur, cara melaksanakan percobaan, dan lain-la in, sehingga kompetensi siswa dalam mengidentifikasi variabel, merencanaka n percobaan, dan lain-lain tidak ditingkatkan pada siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan dapat dilaksanaka n dalam kegiatan klasikal dialog mendalam. Pada kegiatan ini, guru mengajuka n pertanyaan utama yang merupakan pertanyaan yang membuat siswa berpikir tingkat tinggi. Setelah siswa menjawab pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan susulan yang mengejar jawaban siswa untuk membuat siswa berpikir dan memahami pengetahuan lebih dalam. Kegiatan mengaktifkan siswa juga dapat dilaksanakan dengan cara siswa mempelajari sendiri informasi pengetahuan dari handout yang diberikan guru, buku,
atau
media
yang
lain.
Kegiatan
ini
dapat
berupa
kegiatan
individual. Kegiatan individual ini dapat diperkuat dengan dialog antara 2 siswa. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang terdapat di banyak sekolah-sekolah biasanya merupakan LKS yang bersifat tertutup, sehingga peneliti perlu melakuka n analisis pada LKS yang digunakan apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013
6
dan memenuhi pendekatan keterampilan proses sains baik keterampilan proses sains dasar maupun keterampilan proses sains terpadu.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat diidentifika s i beberapa masalah sebagai berikut : 1. Keterampilan proses sains apa saja yang dikembangkan dalam LKS Biologi kelas X berdasarkan Kurikulum 2013? 2. Kualitas keterampilan proses sains yang dikembangkan dalam LKS Biologi kelas X berdasarkan Kurikulum 2013 lebih mengarah kepada keterampila n proses sains dasar atau keterampilan proses sains terpadu?
C. Pembatasan Masalah Penelitian keterampilan proses sains pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Biologi SMA Kelas X yang dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013 ini akan difokuskan pada macam-macam keterampilan proses sains dan kecenderunga n keterampilan proses sains yang muncul dalam LKS Biologi kelas X yang mendukung langkah pembelajaran 5M (mengamati, menanya, mengumpulka n informasi, mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan).
7
D. Rumusan Masalah Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Macam-macam keterampilan proses sains apa saja yang muncul dalam LKS Biologi kelas X?
2.
Berapa frekuensi kemunculan keterampilan proses sains muncul dalam LKS Biologi kelas X yang berdasarkan Kurikulum 2013?
3.
Bagaimanakah arah penerapan keterampilan proses sains dalam LKS Biologi kelas X berdasarkan Kurikulum 2013?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui macam-macam keterampilan proses sains yang muncul pada LKS Biologi kelas X yang dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013. 2. Untuk mengetahui frekuensi kemunculan keterampilan proses sains yang muncul dalam LKS Biologi kelas X yang dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013. 3. Untuk mengetahui arah penerapan keterampilan proses sains yang terdapat dalam LKS Biologi kelas X termasuk dalam Keterampilan Proses Sains Dasar atau Keterampilan Proses Sains Terpadu.
8
F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Dapat menentukan LKS yang sesuai dengan Kurikulum 2013. b. Dapat lebih
memahami
mengenai
keterampilan
proses sains serta
penerapannya. c. Dapat mengetahui keterampilan proses sains yang belum muncul pada suatu kegiatan sehingga guru dapat melengkapi keterampilan proses sains yang belum muncul.
2. Bagi Siswa a. Memberikan gambaran mengenai keterampilan proses sains. b. Dapat lebih memahami keterampilan proses sains. c. Dapat melakukan penerapan keterampilan proses sains dengan lebih baik.
3. Bagi Penerbit a. Dapat menerbitkan buku kerja pelajaran Biologi SMA dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang memuat seluruh keterampilan proses sains. b. Dapat memberikan pertimbangan dalam pengembangan isi buku sehingga proses sains yang termuat dalam di dalam buku tersebut dapat terkemas sesuai tuntutan Kurikulum 2013.
9
4. Bagi Peneliti a. Dapat menjadi bekal saat memasuki dunia pendidikan nanti. b. Dapat menambah pengalaman dalam memilih media ajar terutama buku kerja yang berbentuk LKS. c. Dapat menambah wawasan dalam mempersiapkan diri sebagai calon guru yang siap memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran biologi di masa yang akan datang.
G. Definisi Operasional 1. Keterampilan Proses Sains (KPS) Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan
metode
ilmiah
dalam
memahami,
mengembangkan
dan
menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengemba ngkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahua n yang telah dimiliki. Keterampilan proses sains yang akan dianalisis dalam penelitian ini menggunakan keterampilan proses sains versi Rezba berupa keterampilan
proses sains
dasar yaitu
: mengamati,
mengkomunikas i,
mengklasifikasi, melakukan pengukuran, menyimpulkan, serta memprediks i. Keterampilan proses sains terpadu antara lain : identifikasi variabel, membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mendeskripsikan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis hasil penelitia n, 10
menyusun hipotesis, menetapkan variabel operasional, menyusun percobaan, dan melakukan percobaan.
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.(Depdiknas ; 2004;18). Menurut pengertian di atas maka LKS berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 menekankan pada pencapaian ranah pengetahua n, keterampilan dan sikap pada proses pembelajaran. Menurut Kemendikbud (2013), proses pembelajaran di kelas harus mengintegrasikan tiga ranah tersebut. Guru sebagai penanggung jawab proses pembelajaran di kelas harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif untuk menyentuh ketiga ranah tersebut di dalam proses pembelajarannya. Tujuan dari penerapan kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada 11
kehidupan
masyarakat,
berbangsa,
(Permendiknas, 2012).
12
bernegara,
dan
peradaban
dunia
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.(Depdiknas; 2004;18). Trianto (2008 :148) mendefinisikan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. Menurut pengertian di atas maka LKS berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LKS adalah panduan kegiatan siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dalam kegiatan praktis LKS dapat berupa petunjuk praktikum, Worksheet, Job Sheet, ataupun Instructional Sheet (Surachman, 1998: 46). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang digunakan dalam pembelajaran memiliki banyak manfaat, baik untuk guru maupun siswa. Slamet Suyanto, dkk (2011: 03), menyatakan bahwa LKS memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
13
1. Sebagai panduan siswa di dalam melakukan kegiatan belajar, seperti melakukan percobaan. LKS berisi alat dan bahan serta prosedur kerja. 2. Sebagai lembar pengamatan, di mana LKS menyediakan dan memandu siswa menuliskan data hasil pengamatan. LKS berisi tabel yang memungkinka n siswa mencatat data hasil pengukuran atau pengamatan. 3. Sebagai lembar diskusi, di mana LKS berisi sejumlah pertanyaan yang menuntun siswa melakukan diskusi dalam rangka konseptualisasi. Melalui diskusi tersebut siswa dilatih membaca dan memaknakan
data untuk
memperoleh konsep-konsep yang dipelajari. 4. Sebagai lembar penemuan (discovery), di mana siswa mengekspresika n temuannya berupa hal-hal baru yang belum pernah ia kenal sebelumnya. 5. Sebagai wahan untuk melatih siswa berfikir lebih kritis dalam kegiatan belajar mengajar. 6. Meningkatkan minat siswa untuk belajar jika kegiatan belajar yang dipandu melalui LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar serta menarik perhatian siswa. Dalam hal ini terdapat tiga bentuk LKS, yaitu : 1. Tertutup ( Guided, Structured ). Ciri utama : LKS yang sangat mengikat, tidak memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan daya nalar dan kreativitasnya. Semua jawaban persoalan dan
14
konsep yang dikembangkan bersifat baku. Semua siswa yang mengikuti alur kerja LKS ini akan memperoleh hasil yang sama. 2. Semi Terbuka (Semi Guided, Semi Structured) Ciri utama : Pada LKS
beberapa
bagiannya
diserahkan
pada siswa
untuk
di-
kembangkannya. Sebagian yang lain telah disiapkan guru. 3. Terbuka (Unguided, Unstructured) Ciri Utama : LKS ini sangat terbuka dan banyak memberi kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengembangkan daya nalar/kreativitasnya. Berdasarkan standar kelayakan bahan ajar menurut
BSNP (2006),
kelayakan bahan ajar dibagi menjadi beberapa komponen antara lain kelayakan isi, kelayakan
penyajian,
dan kelayakan
bahasa.
Kriteria
kelayakan
dalam
pengembangan LKS, yaitu : 1. Kelayakan isi, dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Tema yang diambil sesuai dengan yang tertulis pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, b. Dalam memadukan materi sesuai dengan model webbed, c. Materi sudah jelas dan sesuai dengan kemampuan siswa, d. Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan indicator, e. Kegiatan pembelajaran mendukung KD, 15
f.
LKS menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga berfungsi sebagai penunjuk bagi siswa untuk mencari informasi,
g. Konsep berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, h. LKS menyediakan ruang yang cukup dalam member keluasan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan hal-hal yang siswa ingin sampaikan, i.
Kegiatan dalam LKS memotivasi siswa untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bekerjasama dengan orang lain,
j.
Gambar yang ada di LKS dapat menumbuhkan rasa ingin tahu pada siswa,
k. Pertanyaan yang ada memberikan petunjuk untuk menemukan konsep secara mandiri. 2. Kelayakan penyajian, dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Desain (konsistensi, format, dan daya tarik) LKS menarik, b. Kesesuaian penggunaan ilustrasi dengan materi pada LKS, c. Kejelasan tulisan dan gambar, d. LKS menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga berfungsi sebagai penunjuk bagi siswa untuk mencari informasi, e. Penyajian konsep berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, f. LKS menyediakan ruang yang cukup untuk member keluasan pada siswa untuk
menulis
maupun
menggambarkan
hal-hal
yang
sampaikan, g. Pertanyaan membantu membuat kesimpulan dan kegiatan, 16
siswa
ingin
h. Pertanyaan yang ada memberikan petunjuk untuk menemukan konsep secara mandiri. 3. Kelayakan bahasa, dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku, b. Bahasa yang digunakan komunikatif dan interaktif, c. LKS menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa, d. LKS menggunakan struktur kalimat yang jelas, e. Konsistensi penggunaan istilah, Carin dan Sund (1989: 120) menjelaskan bahwa umumnya LKS memuat hal-hal sebagai berikut : 1.
Tujuan, yaitu tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan siswa.
2.
Alat dan bahan, merupakan daftar alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan.
3.
Apersepsi,
dapat berupa pernyataan-pernyataan
motivasi
atau berupa
pertanyaan awal yang memancing minat siswa. 4.
Langkah kerja/prosedur kerja, berisi langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, bagian ini menjadi bagian terpenting dari LKS karena merupakan inti kegiatan.
5.
Pertanyaan diskusi,
berisi pertanyaan-pertanyaan
yang menuntun
melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi. 6.
Pertanyaan yang mengarah untuk membuat kesimpulan.
17
siswa
7.
Rangkuman materi dari konsep yang akan dicapai. Menurut Endang Widjajanti (2008: 37), aspek-aspek yang harus dipenuhi
oleh suatu LKS yang baik yaitu: 1.
Pendekatan penulisan adalah penekanan keterampilan proses, hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan dan kemampuan mengajak siswa aktif dalam pembelajaran.
2.
Kebenaran konsep adalah menyangkut
kesesuaian antara konsep yang
dijabarkan dalam LKS dengan pendapat ahli dan kebenaran materi setiap materi pokok. 3.
Kedalaman konsep terdiri dari muatan latar belakang sejarah penemuan konsep, hukum, atau fakta dan kedalaman materi sesuai dengan kompetensi siswa berdasarkan kurikulum.
4.
Keluasan konsep adalah kesesuaian konsep dengan materi pokok dalam kurikulum, hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari.
5.
Kejelasan kalimat adalah berhubungan dengan penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda serta mudah dipahami.
6.
Kebahasaan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan mampu mengajak siswa interaktif.
7.
Evaluasi belajar yang disusun dapat mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara mendalam.
8.
Kegiatan siswa / percobaan kimia yang disusun dapat memberikan pengalama n langsung, mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum atau fakta serta 18
tingkat kesesuaian kegiatan siswa / percobaan kimia dengan materi pokok kurikulum. 9.
Keterlaksanaan meliputi kesesuaian materi pokok dengan alokasi waktu di sekolah dan kegiatan siswa / percobaan dapat dilaksanakan.
10. Penampilan fisik yaitu desain yang meliputi konsistensi, format, organisasi, dan daya tarik LKS baik, kejelasan tulisan dan gambar dan dapat mendorong minat baca siswa.
2. Kurikulum 2013 Permendikbud No. 69 tahun 2013 mengemukakan; Undang-Unda ng Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggar aa n kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. Tujuan dari penerapan kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapk a n masyarakat Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
19
berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permendiknas, 2012). Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutk a n pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampila n secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan
lulusan
yang mencakup
sikap, pengetahuan,
dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat. Karakteristik Kurikulum 2013 menurut Permendikbud no.67 tahun 2013 dirancang sebagai berikut: 1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampua n intelektua l dan psikomotorik; 2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalama n belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
20
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; 7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir yang tercantum dalam Permendikbud No.69 Tahun 2013 sebagai berikut: a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; b. Pola
pembelajaran
satu
arah
(interaksi
guru-peserta
didik)
menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat- lingkunga n alam, sumber/ media lainnya); c. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 21
d. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekat an sains); e. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); f.
Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimed ia;
g. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; h. Pola pembelajaran ilmu
pengetahuan
tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan i.
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. Kurikulum 2013 juga memiliki prinsip dalam pengembangannya. Sesuai
dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi
perlu memperhatikan
dan
mempertimbangkan prinsip-prinsip oleh Mulyasa (2013: 81-82) yang dikutip dari Kemendikbud (2013) sebagai berikut: a. Pengembangan
kurikulum
dilakukan
mengacu
pada standart
nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasin sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik 22
c. Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi d. Standar kompetensi lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara serta perkembangan global e. Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan f.
Standar proses dijabarkan dari standar isi
g. Standar penilaian dijabarkan dari standar kompetensi lulusan, standar isi, dan standar proses h. Standar kompetensi lulusan dijabarkan ke dalam standar inti i.
Kompetensi
inti
dijabarkan
kedalam
kompetensi
dasar
yang
dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran j.
Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan
k. Proses
pembelajaran
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandir ia n sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik l.
Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk
m. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) Kurikulum
2013 menekankan
pada pencapaian ranah pengetahua n,
keterampilan dan sikap pada proses pembelajaran. Menurut Kemendikbud (2013), proses pembelajaran di kelas harus mengintegrasikan tiga ranah tersebut. Guru 23
sebagai penanggung
jawab proses pembelajaran
di kelas harus mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang efektif untuk menyentuh ketiga ranah tersebut di dalam proses pembelajarannya.
3. Hakikat Sains Sains atau ilmu pengetahuan alam merupakan suatu ilmu yang terus mengalami perkembangan. Pengertian atau istilah sains secara khusus sebagai ilmu pengetahuan alam sangat beragam. Carin & Sund (1989: 15) mendefinisikan sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol. Sains memiliki karakteristik yang khas, yaitu sains dapat diperoleh melalui berbagai proses penyelidikan secara berkelanjutan yang berkontribusi dengan berbagai cara untuk membentuk sistem yang unik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membahas hakikat sains menurut Hardy dan Fleer (1996: 15-16) dalam buku Pendidikan Sains yang Humanistis (Rohadi, 2003:114-116), sehingga dapat memahami sains dalam perspektif yang lebih luas, yaitu: 1. Sains sebagai kumpulan pengetahuan (body of knowledge) Sains sebagai kumpulan
pengetahuan
mengacu
pada kumpula n
berbagai konsep sains yang sangat luas. Sains dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan yang telah ditemukan sejak zaman dahulu
24
sampai penemuan pengetahuan yang baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, konsep, teori, dan generalisasi yang menjelaskan tentang alam. 2. Sains sebagai suatu proses penelusuran (investigation) Sains sebagai suatu proses penelusuran umunnya merupakan suatu pandangan yang menghubungkan gambaran sains yang berkaitan erat dengan kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Sains dipandang sebagai sesuatu yang memiliki disiplin yang ketat, objektif, dan suatu proses yang bebas nila i dari kegiatan pengamatan, inferensi, hipotesis, dan percobaan dalam alam. Ilmuwan memberikan berbagai gagasan yang melibatkan proses metode ilmiah dalam melakukan kegiatannya. 3. Sains sebagai kumpulan nilai Sains sebagai kumpulan nilai berhubungan erat dengan penekanan sains sebagai proses. Bagaimanapun juga pandangan ini menekankan pada aspek nilai ilmiah yang melekat dalam sains. Ini termasuk didalamnya nila i kejujuran, rasa ingin tahu, dan keterbukaan akan berbagai fenomena yang baru sekalipun. 4. Sains sebagai suatu cara untuk mengenal dunia Proses sains dipengaruhi oleh cara di mana orang memahami kehidupan dan dunia di sekitarnya. Sains dipertimbangkan sebagai suatu cara dimana manusia mengerti dan memberi makna pada dunia di sekeliling mereka.
25
5.
Sains sebagai institusi sosial Ini berarti bahwa sains seharusnya dipandang dalam penegrtian sebagai kumpulan para profesional, yang melalui sains mereka didanai, dilatih dan diberi penghargaan akan hasil karya. Para ilmuwan ini sangat terikat dengan kepentingan institusi, pemerintah, politik, bahkan militer.
6. Sains sebagai hasil konstruksi manusia Pandangan ini menunjuk pada pengertian bahwa sains sebenarnya merupakan penemuan dari suatu kebenaran ilmiah mengenai hakikat semesta alam. Pengetahuan ilmiah ini tidak lain merupakan akumulasi kebenaran. Hal pokok dalam pandangan ini adalah sains merupakan konstruksi pemikira n manusia. Oleh karenanya, dapat saja apa yang dihasilkan sains memiliki sifat bias dan sementara. 7. Sains sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari Orang menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh sains. Bukan saja pemakaian berbagai jenis produk teknologi sebagai hasil investigasi dan pengetahuan, melainkan pula cara bagaimana orang berpikir mengenai situasi sehari-hari sangat kuat dipengaruhi oleh pendekatan ilmiah (scientific approach). Paul Freedman (1950) dalam bukunya The Principles of Scientific Research mengatakan bahwa sains adalah: “Suatu bentuk aktivitas manus ia untuk memperoleh suatu pembahasan dan pemahaman tentang alam yang 26
cermat dan lengkap, pada waktu yang lalu, masa kini dan masa yang akan datag serta untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkunganya serta untuk mengubah sifat-sifat lingkungan agar ia dapat beradaptasi terhadap lingkungan tersebut sesuai dengan keinginannya”.
4. Hakikat Pembelajaran Biologi Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan usaha sengaja, terarah dan bertujuan agar orang lain dapat memperoleh pengalaman yang bermakna (BSNP, 2006: 30). Pembelajaran
biologi di sekolah menenga h
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta proses pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediaka n lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa (Oemar Hamalik, 2010:36). Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan ilmu- ilmu yang lain. Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajar i makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek persoalan dan tingkat organisasinya. Produk keilmuan biologi berwujud kumpulan faktafakta maupun konsep-konsep sebagai hasil dari proses keilmuan biologi (Sudjoko, 2001:2). Pembelajaran biologi pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk menghantarkan siswa ke tujuan belajarnya, dan biologi itu sendiri berperan sebagai 27
alat untuk mencapai tujuan tersebut. Biologi sebagai ilmu dapat diidentifikasika n melalui objek, benda alam, persoalan/gejala yang ditunjukkan oleh alam, serta proses keilmuan dalam menemukan konsep-konsep biologi. Proses pembelajara n biologi merupakan penciptaan situasi dan kondisi yang kondusif sehingga terjadi interaksi antara subjek didik dengan objek belajarnya yang berupa makhluk hidup dan segala aspek kehidupannya. Melalui interaksi antara subjek didik dengan objek belajar dapat menyebabkan perkembangan proses mental dan sensori motorik yang optimal pada diri siswa. Berdasarkan BSNP (2006: 452), mata pelajaran biologi dikembangka n melalui kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif untuk menyelesaika n masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar dan penyelesaian masa lah bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahama n dalam bidang lainnya. Mata pelajaran biologi di SMA merupakan kelanjutan IPA di SMP yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya meliputi aspekaspek sebagai berikut: a. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan perubahan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. b. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuha n, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konsep sains, lingkunga n, teknologi dan masyarakat.
28
c. Proses yang tejadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolus i, bioteknologi
dan implikasinya
pada sains, lingkungan,
teknologi,
dan
masyarakat. d. Pembelajaran
biologi di sekolah menengah juga harus memperhatika n
karakteristik perkembangan peserta didik yang sedang berada pada periode operasional formal. Periode ini yang berkembang pada peserta didik adalah kemampuan berpikir secara simbolis dan bisa memahami hal-hal yang bersifat imajinatif (dari abstrak menuju konkrit). Dalam hal ini harus diperhatika n karena peserta didik mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda satu sama lain.
5. Keterampilan Proses Sains Siswa aktif selama pembelajaran untuk membangun pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Dalam pembelajaran sains, siswa selalu dituntut untuk berpikir agar mendapatkan ilmu pengetahuan alam atau sains. Cara berpikir siswa untuk mendapatkan sains inilah yang disebut dengan keterampilan proses. Sains atau ilmu pengetahuan alam memiliki cabang pembelajaran sains yang lebih menekankan pada proses. Definis i sains menurut Carin & Sund (1975: 2) mencakup tiga hal, yaitu: a. Sikap, berkaitan dengan sesuatu yang dipercaya, nilai, pendapat, contohnya menunda dalam mengambil keputusan hingga data yang diperlukan terkumpul sesuatu dengan masalah. Berusaha agar selalu objektif. 29
b. Proses atau metode, berkaitan dengan jalan yang ditempuh untuk menyelid ik i suatu permasalahan, contohnya membuat hipotesis, merancang dan melakukan percobaan, mengevaluasi data, mengukur, dan lain-lain. c. Produk, dapat berupa fakta, prinsip, hukum, teori, contohnya, logam memuai bila dipanaskan. LKS adalah salah satu media pengajaran yang berorientasi kepada keterampilan proses sehingga diharapkan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal (Semiawan, 1992:12). Menurut Dahar (1985:11), Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan
sains
serta
diharapkan
memperoleh
pengetahuan
baru/
mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Pendekatan keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses sains. Pendekatan ini diperlukan karena sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja, tetapi juga terkandung hal lain. Carin dan Evans (Rustaman, 2005:74) menyatakan bahwa sains mengandung empat hal, yaitu konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi. Sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat fakta-fakta, prinsip-prinsip dan teori. Sains sebagai proses atau metode mengandung arti bahwa sains merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan. Selain sebagai produk dan proses, sains juga sebagai sikap, artinya bahwa dalam sains 30
terkandung sikap ilmiah, seperti terbuka, jujur, tekun dan objektif. Sains sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa sains mempunyai keterkaitan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jika sains mengandung empat hal di atas, maka ketika belajar sains pun siswa perlu mengalami keempat hal tersebut. Siswa dalam belajar sains seharusnya tidak hanya belajar produk saja, tetapi harus belajar aspek proses, sikap dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh. Selain itu, pembelajaran yang menekankan pada pengembanga n keterampilan proses berarti membimbing siswa untuk memiliki keterampila n memperoleh pengetahuan dan mengemukakan hasilnya (Rustaman, 2005:74). Keterampilan proses sains sebagai pendekatan dalam pembelajaran sangat penting karena menumbuhkan pengalaman selain proses belajar. Mengingat semakin banyaknya sekolah yang telah memiliki laboratorium biologi, sehingga perlu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran, khususnya prestasi hasil belajar kognitif yang didukung oleh keterampilan serta sikap dan prilaku yang baik. Oleh karena itu para guru hendaknya secara bertahap mulai bergerak melakukan penilaian hasil belajar dalam aspek keterampilan dan sikap (Rustaman, 2005:75). Menurut Blosser (dalam Kamriantiramli, cenderung
menekankan
mengembangkan
pada
kompetensi
2011), proses pembelajaran sains
pemberian dan
pengalaman
menumbuhkan
langsung
kemampuan
untuk berfikir.
Pembentukan sikap ilmiah seperti ditunjukan oleh para ilmuawan sains dapat dikembangkan
melalui
keterampilan-keterampilan
31
proses sains.
Sehingga
keterampilan
proses sains,
dapat digunakan
sebagai
pendekatan
dalam
pembelajaran. Gagne (dalam Purwandono, 2000:21) mendeskripsikan keterampilan proses sains sebagai berikut: 1. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan khas yang digunakan oleh semua saintis, serta dapat diterapkan untuk memahami fenomena. 2. Setiap keterampilan proses sains merupakan sains tingkah laku ilmuwan yang dapat dipelajari oleh siswa. 3. Keterampilan proses dapat ditransfer antara isi pelajaran-pelajaran dan memberi sumbangan pada pikiran rasional dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keterampilan dikembangkan,
yaitu:
proses terdapat tiga
1) kemampuan
menggunakan
komponen yang pikiran
perlu
(keterampila n
intelektual), 2) kemampuan nalar, 3) perbuatan efisien dan efektif untuk mencapai hasil tertentu termasuk kreativitas. Komponen keterampilan intelektual dalam keterampilan proses sains terjadi sebagai hasil proses tranformasi atau informas i yang diterima otak. Menurut Rustaman (2005:78) keterampilan proses meliputi: 1) keterampilan melakukan pengamatan (observasi), 2) mengelompokkan (klasifikas i), 3) menafsirkan pengamatan (interpretasi), 4) meramalkan (prediksi), 5) sains mengajukan
pertanyaan,
6) berhipotesis,
7) merencanakan
percobaan atau
penyelidikan, 8) menggunakan alat dan bahan , 9) menerapkan konsep atau prinsip, 10) berkomunikasi
32
Tabel 1. Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains No.
Indikator Keterampilan Proses
Sub Indikator Keterampilan
Sains
Proses Sains
1. Mengamati (observasi)
-
Menggunakan sebanyak mungkin indera
-
Mengumpulkan/ menggunakan fakta-fakta yang relevan
2. Mengelompokkan (klasifikasi)
-
Mencari perbedaan dan persamaan
-
Mengontraskan ciri-ciri
-
Membandingkan
-
Mencari dasar penggolongan
3. Menafsirkan (interpretasi)
-
Menghubungkan hasilhasil pengamatan
-
Mencatat setiap pengamatan
4. Meramalkan (prediksi)
-
Menyimpulkan
-
Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
-
Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
5. Sains mengajukan pertanyaan
-
Bertanya mengapa, apa, atau bagaimana
33
-
Bertanya untuk meminta penjelasan
-
Bertanya yang berlatar belakang hipotesis
6. Berhipotesis
-
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian
-
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya
7. Merencanakan
-
penelitian/percobaan
Menentukan alat, bahan dan sumber yang akan dipakai
-
Menentukan variabel/faktor penentu
-
Menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis
-
Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah-langkah kerja
8. Menggunakan alat/bahan
-
Memakai alat dan bahan
-
Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan
34
9. Menerapkan konsep
-
Menggunakan konsepkonsep yang telah dipelajari dalam suatu situasi baru
-
Menerapkan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
10. Berkomunikasi
-
Menggunakan grafik, tabel atau diagram
-
Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
Sumber : Rustaman (2005:78) Berikut adalah deskripsi mengenai indikator keterampilan proses sains menurut Rustaman (2005:78): 1. Mengamati Suatu proses untuk mengenal sesuatu dengan jalan memperhatikan atau menyadari obyek/peristiwa, untuk hal ini siswa harus menggunakan semua alat inderanya seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman. Pengamatan dalam kegiatan ilmiah berarti menyelek s i fakta-fakta yang relevan dan memadai dari hal-hal yang diamati, dengan membandingkan hal-hal yang diamati siwa mengembangkan kemampuan mencari persamaan dan perbedaan suatu benda/peristiwa.
35
2. Mengelompokkan/Klasifikasi Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan
sesuatu
berdasarkan
syarat-syarat
tertentu.
Proses
mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. 3. Menafsirkan Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Pengamatan langsung lalu dicatat hasil setiap pengamatan secara terpisah, kemudian dihubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan. 4. Meramalkan Keterampilan meramalkan atau mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu pola yang sudah ada, menggunaka n pola-pola
atau
hubungan
informasi/ukuran/hasil
observasi
dan
mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola atau kecenderunga n. Apabila siswa dapat mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta yang menunjukkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.
36
5. Mengajukan pertanyaan Kemampuan mengajukan pertanyaan baik pertanyaan yang meminta penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana ataupun menanyaka n sesuatu hal yang berlatar belakang hipotesis.
Keterampilan
mengajukan
kepada siswa untuk
pertanyaan
mengungkapkan
memberi
apa yang ingin
kesempatan diketahuinya,
proses
baik yang bersifat
penyelidikan maupun yang tidak secara langsung bersifat penyelidika n, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mencerminkan cara berpikir siswa dan dapat pula dikatakan bahwa kualitas pertanyaan yang diajukan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat berpikir siswa. 6. Merumuskan hipotesis Keterampilan proses menggunakan informasi dengan mengemukaka n dugaan atau generalisasi
sementara
menghubungkan
benda peristiwa,
sifat-sifat
yang dapat menjelaskan berhipotesis
atau
melibatka n
keterampilan menduga sesuatu, menguraikan sesuatu yang menunjukka n hubungan sebab akibat antara dua variabel pengetahuan yang telah dimilikinya. 7. Merencanakan percobaan Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentuka n variabel-variabel, menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan 37
variabel mana yang berubah.
Demikian
pula siswa perlu untuk
menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah- langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentuka n bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan. 8. Menggunakan alat/bahan Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan. 9. Menerapkan konsep Mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki dan mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau menemukan konsep tentang suatu peristiwa yang sedang terjadi. Keterampilan menerapkan konsep/prinsip
menjadi penunjang
dalam memantapkan dan mengembangkan konsep/prinsip yang telah dimiiki
siswa, mengembangkan
kemampuan
intelektual
siswa dan
merangsang siswa untuk lebih banyak mempelajari Ilmu Pengetahua n Alam. 10. Berkomunikasi Keterampilan
berkomunikasi
mengandung
arti
mencatat
hasil
pengamatan yang relevan dengan penyelidikan, mentransfer suatu bentuk 38
penyajian ke bentuk penyajian yang lainnya atau menggunakan kriteria untuk menyajikan data ke bentuk yang dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Untuk mencapai keterampilan berkomunikasi siswa harus dapat menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan yang telah dikerjakan dengan sistematis
dan jelas, selain
itu diharapkan
siswa mampu
menjelaskan hasil kegiatan, mendiskusikan dan menggambarkan data yang diperoleh ke bentuk diagram, grafik atau tabel. Sedangkan pross sains menurut Carin & Sund (1989: 10) meliputi: a. Mengobservasi b. Mengklasifikasi c. Melakukan pengukuran d. Membuat hipotesis atau prediksi e. Menjelaskan f. Menduga atau membuat kesimpulan dari data g. Aktif bertanya tentang alam h. Merumuskan masalah i. Merancang penelitian mencakup eksperimen j. Melakukan eksperimen k. Menyusun data, prinsip, hukum, dan teori Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai 39
penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Menurut Nuryani (2005: 78), keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan aspek kognitif atau intelektual, manual dan sosial. keterampilan intelektual dan kognitif terlibat karena dengan melibatkan keterampilan proses siswa menggunaka n pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusun atau prakitan alat, dengan adanya keterampilan proses dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Menurut
Rezba
(1999: 27), ada enam karakterteristik
dasar
keterampilan proses sains dasar, diantaranya: a. Pengamatan (Observation) Mengamati adalah keterampilan proses sains yang paling awal. Pengamatan benda-benda dan peristiwa menggunakan semua panca indera yang berarti mempelajari tentang dunia di sekitar. Kemampuan untuk membuat pengamatan yang baik sangat penting untuk perkembangan keterampilan proses sains lainnya, yaitu: berkomunikasi, mengklasifikas i, mengukur, menyimpulkan, dan memprediksi. Pengamatan sederhana dibuat hanya menggunakan
indera, yang biasanya menghasilkan penamatan
kualitatif (misalnya: daun berwarna hijau).
40
Pengamatan yang melibatkan angka atau kuantitas adalah pengamata n kuantitatif (misalnya: massa satu daun adalah lima gram, jumlah daun bergerombol
dalam kelompok adalah lima).
Pengamatan
kuantitatif
memberikan informasi yang lebih tepat dibandingkan informasi dari indera saja. Tidak mengherankan,
jika siswa terutama
yang masih
kecil,
membutuhkan bantuan untuk membuat pengamatan yang baik. Pengamatan baik jika hasil pengamatan rinci dan akurat. Siswa harus diminta untuk mendeskripsikan mungkin.
pengamatan
Informasi
hasil
berupa tulisan pengamatan
atau gambar selengkap
siswa harus
dibuat
dengan
penuh rincian karena akan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep yang sedang dipelajari. Jika siswa mengamati dengan panca indera atau dengan instrumen, guru dapat membimbing siswa agar membuat deskripsi lebih baik dan lebih rinci. Guru dapat melakukan dengan mendengarkan pengamatan awal siswa dan kemudian mendorong siswa untuk menjelaskan. Misalnya, jika seorang siswa menjelaskan apa yang dia lihat, mereka mungkin hanya menggambarkan warna suatu objek tetapi tidak ukuran atau bentuknya. Seorang siswa mungkin menggambarkan volume suara namun tidak pitch atau iramanya. Guru dapat mendorong siswa untuk menambahkan rincian deskripsi mereka dan tidak hanya dari lima indera yang digunakan.
41
b. Komunikasi (Communication) Komunikasi
adalah
keterampilan
proses
sains
yang
ke
dua, bergandengan dengan pengamatan. Siswa harus berkomunikasi dalam rangka membagikan hasil pengamatan kepada orang lain, dan komunikas i harus jelas dan efektif agar orang lain dapat memahami informasi tersebut. Salah satu kunci untuk berkomunikasi efektif adalah dengan menggunaka n rujukan (referensi). Pada pengamatan dapat dikatakan bahwa langit biru, rumput hijau, atau lemon kuning untuk menggambarkan nuansa biru, hijau, atau kuning. Idenya adalah untuk berkomunikasi menggunakan deskrip si kata-kata yang baik untuk berbagi pemahaman dengan orang-orang pada umumnya. Tanpa rujukan,
akan terjadi kesalahpahaman. Jika hanya
mengatakan panas atau kasar, mungkin pendengar mempunyai gagasan yang berbeda tentang bagaimana panas atau kasar. Jika siswa mencoba untuk menjelaskan ukuran diameter kelereng mereka mungkin menggunaka n ukuran sepatunya sebagai suatu rujukan. Diameter kelereng bisa lebih besar atau lebih kecil dari sepatu siswa tersebut. c. Pengukuran (Measurement) Proses tambahan keterampilan mengukur menjadi kasus khusus dari mengamati
dan berkomunikasi.
Ketika dilakukan
pengukuran
pada
beberapa benda, benda tersebut dapat dibandingkan untuk didefinis ika n dengan rujukan yang disebut satuan. Sebuah informasi hasil pengukuran berisi dua bagian yaitu angka untuk memberitahu berapa banyak, dan 42
nama satuan untuk memberitahu berapa banyak dengan rujukan apa. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil pengamatan mereka secara lisan, secara tertulis,
atau
dengan
gambar-menggambar.
Metode
lain
untuk
mengkomunikasikan hasil pengamatan yang sering digunakan adalah grafik, diagram, peta, dan demonstrasi visual. d. Pengelompokan (Classification) Siswa di kelas-kelas awal diharapkan dapat memilah benda-benda atau fenomena ke dalam kelompok berdasarkan pengamatan yang dilakukan. Pengelompokan
obyek
atau
peristiwa
adalah
cara
memila h
objek berdasarkan kesamaan, perbedaan, dan hubungan. Ini merupakan langkah penting menuju pemahaman yang lebih baik tentang objek yang berbeda dari gejala alam. Ada beberapa metode yang berbeda dalam melakukan klasifikas i. Metode yang paling sederhana adalah klasifikasi serial. Objek ditempatkan dalam urutan peringkat didasarkan pada beberapa persyaratan, misalnya siswa
dikelompokkan
berdasarkan
tingginya.
Dua
metode lainnya
adalah klasifikasi biner dan klasifikasi bertingkat. Dalam sistem klasifikas i biner, satu set objek yang sederhana dibagi menjadi dua himpunan bagian. Hal ini biasanya dilakukan atas dasar apakah setiap objek memiliki atau tidak memiliki syarat tertentu. Misalnya, hewan dapat diklasifikas ika n menjadi
dua
kelompok
yaitu
hewan
dengan
tulang
punggung
danhewan dengan tanpa tulang punggung. Sebuah klasifikasi biner juga 43
dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu persyaratan. Objek dalam satu kelompok harus memiliki semua sifat-sifat yang diperlukan, jika tidak mereka akanmenjadi milik kelompok lain. e. Kesimpulan (Inference) Tidak seperti pengamatan yang buktinya langsung terkumpul di sekitar obyek, kesimpulan adalah penjelasan atau tafsiran (interpretasi) yang dibuat berdasarkan pengamatan. Ketika kesimpulan mampu dibuat, menafsirka n dan menjelaskan peristiwa-peristiwa di sekitar, maka sama dengan memilik i apresiasi
yang
lebih
baik
terhadap lingkungan
di sekitar.
Para
ilmuwan mengemukakan hipotesis tentang mengapa suatu peristiwa dapat terjadi,
didasarkan pada kesimpulannya
tentang
hasil penyelid ika n
(investigation). Siswa perlu diajarkan bagaimana membedakan antara pengamatan
dan
kesimpulan.
Mereka
harus
mampu
membedakan
dengan bukti yang mereka kumpulkan mengenai alam antara pengamatan dengan tafsiran mereka berdasarkan pengamatan atau kesimpulan. Siswa dapat dibantu membuat perbedaan ini dengan terlebih dahulu mendorong mereka untuk mendeskripsikan pengamatan mereka menjadi rinci. Kemudian, dengan memberi pertanyaan-pertanyaan siswa tentang pengamatan mereka, guru dapat mendorong siswa untuk berpikir tentang makna dari pengamatan. Berpikir untuk membuat kesimpulan dengan cara ini mengingatkan untuk mengkaitkan kesimpulan apa yang telah diamati dengan apa yang sudah diketahui dari pengalaman sebelumnya, yaitu 44
menggunakan
pengalaman
masa lalu
untuk
membantu
menafsirka n
hasil pengamatan. Seringkali
kesimpulan
yang
berbeda dapat dibuat berdasarkan
pengamatan yang sama. Kesimpulan juga bisa berubah seiring dengan hasil pengamatan tambahan. Pada umumnya praktikan lebih percaya diri tentang kesimpulan kita ketika pengamatan yang diperoleh cocok dengan pengalaman masa lalu. Praktikan juga lebih percaya diri tentang kesimpula n saat mengumpulkan lebih banyak bukti pendukung. Ketika siswa mencoba untuk membuat kesimpulan, mereka sering harus kembali dan membuat pengamatan tambahan agar menjadi lebih percaya diri dalam menga mb il kesimpulan.
Kadang-kadang
membuat
pengamatan
tambahan
akan
memperkuat kesimpulan, tapi kadang-kadang informasi tambahan akan menyebabkan kita untuk memodifikasi atau bahkan menolak kesimpula n sebelumnya. Dalam ilmu pengetahuan, kesimpulan tentang bagaimana segala sesuatu bekerja secara terus menerus dibangun, diubah, dan bahkan ditolak berdasarkan pengamatan baru. f.
Ramalan (Prediction) Membuat ramalan atau prediksi adalah membuat dugaan secara logis tentang hasil dari kejadian masa depan. Kemampuan untuk membuat ramalan tentang kejadian di masa depan memungkinkan untuk berhasil berinteraksi
dengan
lingkungan
sekitar.
Ramalan
ini
didasarkan
pada pengamatan yang baik dan kesimpulan yang dibuat tentang kejadian 45
yang diamati. Seperti kesimpulan, ramalan didasarkan pada apa yang diamati dan masa lalu kita sehingga mengalami model mental yang terbangun dari pengalaman-pengalaman. Jadi meramal tidak hanya sekedar menebak, tetapi harus
berdasarkan kesimpulan atau hipotesis tentang
peristiwa yang memberikan cara untuk menguji kesimpulan atau hipotesis. Jika ramalan tersebut ternyata benar, maka dimiliki keyakinan lebih besar pada inferensi/hipotesis. Ini adalah dasar dari proses ilmiah yang digunakan oleh para ilmuwan yang bertanya dan menjawab pertanyaan dengan mengintegrasikan bersama-sama enam keterampilan ilmu dasar proses. Singkatnya, keberhasilan dalam mengintegrasikan keterampilan proses sains dalam pelajaran di kelas dan penyelidikan (investigation) lapangan akan membuat pembelajaran memberikan pengalaman yang lebih kaya dan lebih bermakna bagi siswa. Siswa akan belajar keterampilan sains serta isi sains, dansecara aktif terlibat dengan sains yang mereka pelajari , dan dengan demikian dapat mencapai pemahaman
yang lebih dalam. Akhirnya,
keterlibatan aktif dengan sains kemungkinan akan menyebabkan siswa menjadi lebih tertarik dan memiliki sikap lebih positif terhadap sains. Menurut Rezba (1999 :20), keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian,
maupun
dalam kehidupan
sehari-hari.
Semua komponen
keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika 46
terintegrasi secara bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks. Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar. Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunaka n keterampilan proses sains yang mudah seperti pengamatan dan komunikas i, namun seiring perkembangannya mereka dapat menggunakan keterampila n proses sains yang kompleks seperti inferensi dan prediksi (Rezba, 1999:25). Keterampilan proses sains terpadu menurut Rezba (1999: 27) meliputi: a. Mengidentifikasi Variabel Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif
adalah besaran yang tidak
dinyatakan
dalam satuan
pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu diukur dalam thermometer. b. Interpretasi Data Keterampilan pengumpulan
data,
interpretasi analisis
data biasanya
data,
dan
diawali
mendeskripsikan
dengan data.
Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang 47
mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang
sudah
dirata-ratakan.
diiterpretasikan
menjadi
Data
suatu
yang
kesimpulan
sudah
dianalisis
atau dalam
baru bentuk
pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan. c. Perumusan Hipotesis Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitia n yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variable manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuska n dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Perumusa n secara induktif
berdasarkan
data pengamatan,
secara deduktif
berdasarkan teori. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah. d. Pendefinisian Variabel secara Operasional Mendefinisikan
secara operasional
suatu variabel
berarti
menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen.
48
e. Merancang Eksperimen Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel
yang dimanipulasi
dan jenis respon yang
diharapkan
dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisikondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang
dulu kemudian di uji coba.
Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian
yang rumit,
tetapi cukup dilatihkan
dengan menguji
hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran), kecuali untuk melatih khusus siswa-siswa dalam kelompok tertentu. Contohnya Kelompok Ilmiah Remaja. Keterampilan proses sains yang akan dianalisis dalam penelitian ini menggunakan keterampilan proses sains versi Rezba yaitu: 1. Keterampilan proses sains dasar a. Mengamati b. Mengkomunikasi c. Mengklasifikasi d. Melakukan pengukuran
49
e. Menyimpulkan f.
Memprediksi
2. Keterampilan proses sains terpadu a. Identifikasi variabel b. Membuat tabel data c. Membuat grafik atau diagram d. Mendeskripsikan hubungan antar variable e. Mengumpulkan dan mengolah data f.
Menganalisis hasil penelitian
g. Menyusun hipotesis h. Menetapkan variabel operasional i.
Menyusun percobaan
j.
Melakukan percobaan
50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis isi (analisis deskriptif kuantitatif) yang dilakukan
dengan cara identifikasi.
Analisis
isi didefinisikan
oleh
Krippendorff (1991: 15) ialah suatu teknik penelitian untuk membuat inferens iinferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatika n konteks. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji isi dan keadaan buku kerja LKS Biologi yang terkait dengan proses sains yang terkandung di dalamnya dan tuntuta n kurikulum yang baru yaitu Kurikulum 2013. Identifikasi keterampilan proses sains apa saja yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dalam LKS Biologi SMA.
Analisis
dilakukan
dengan
mengidentifikasi
bermacam-maca m
keterampilan proses yang dikembangkan dan muncul dalam LKS. Hasil identifikas i juga digunakan untuk menghitung frekuensi dan kecenderungan keterampila n proses sains yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dalam LKS Biologi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di seluruh SMA yang terdapat di Kecamatan Wonosobo karena pada Kecamatan Wonosobo terdapat berbagai macam sekolah baik negeri maupun swasta yang totalnya berjumlah 6 sekolah sehingga dapat 51
mendapat berbagai macam sampel LKS Biologi yang berbeda pada tiap sekolah. Penelitian dilaksanakan mulai pada bulan Desember 2015.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah 3 macam LKS Biologi yang digunakan di SMA wilayah Kecamatan Wonosobo. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah dua macam LKS, dan merupakan LKS yang paling banyak digunakan oleh guru dan siswa di SMA Kecamatan Wonosobo. Ada dua macam LKS yang digunakan yaitu LKS A yang memilik i model pengembangan LKS deduktif (penjabaran konsep terlebih dahulu lalu penemuan fakta) dan LKS B yang memiliki model pengembangan LKS induktif (penemuan fakta terlebih dahulu baru kemudian penjabaran konsep). 3. Teknik Sampling Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling, ditentuka n dengan kriteria LKS yang paling banyak digunakan di SMA Kecamatan Wonosobo karena LKS yang paling banyak digunakan dianggap merupakan LKS yang paling bagus dan sesuai untuk siswa. Untuk mengetahui LKS kelas X yang paling banyak digunakan, dilakukan observasi perpustakaan sekolah dan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi kelas X karena pada kelas X merupakan tahap awal pengenalan keterampilan proses sains mulai dari 52
keterampilan proses sains dasar hingga menuju keterampilan proses sains yang lebih kompleks yaitu keterampilan proses sains terpadu.
D. Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
yang digunakan
untuk menghimpun data dalam
penelitian ini berupa lembar observasi dan lembar analisis keterampilan proses sains yang dikandung dalam Kompetensi Dasar serta dituntut dalam buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kelas X yang paing banyak digunakan dan ditulis berdasarkan Kurikulum 2013. Keterampilan proses sains yang dikembangkan pada penelitian ini adalah keterampilan proses sains menurut Rezba (1999). Semua instrumen divalidasi oleh ahli, yaitu Dosen Pembimbing (Expert Judgement). Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Proses Sains No.
Keterampilan Proses Bentuk Instrumen
Keterangan
Sains 1.
KPS Dasar a.
Mengamati
a. Menggunakan indera penglihatan b. Menggunakan indera pembau c. Menggunakan indera pendengar d. Menggunakan indera pengecap
53
Apabila muncul salah satu dari item a, b, c, d, e, f, g, dan h
e. Menggunakan indera peraba f.
Mendeskripsikan warna
g. Mendeskripsikan bentuk h. Mendeskripsikan tekstur b. Mengkomunikasi
a. Menggambar atau membaca grafik b. Membuat atau membaca tabel c. Membuat atau
Apabila muncul salah satu dari item a, b, c, d, e, dan f
membaca diagram d. Menyusun laporan e. Menyampaikan laporan f.
Mendiskusikan kegiatan atau peristiwa
c.
Mengklasifikasi
a. Mencatat pengamatan
Apabila
b. Mencari perbedaan dan
muncul salah
persamaan
satu dari item
c. Mencari ciri-ciri
a, b, c, d, dan
d. Membandingkan
e
e. Menggolongkan atau mengelompokkan d. Melakukan Pengukuran
a. Menggunakan mistar
Apabila
b. Menggunakan
muncul salah
timbangan
satu dari item
c. Menggunakan
a, b, c, dan d
termometer d. Menggunakan gelas ukur
54
e. Menyimpulkan
a. Menghubungkan hasil pemgamatan b. Menemukan pola dalam pengamatan
Apabila muncul salah satu dari item a, b, dan c
c. Menyimpulkan kegiatan f.
Memprediksi
a. Menggunakan pola hasil penelitian b. Menyatakan apa yang mungkin terjadi pada
Apabila muncul salah satu dari item a dan b
kegiatan yang belum diamati 2.
KPS Terpadu a.
Identifikasi Variabel
a. Menentukan variabel bebas b. Menentukan variabel terikat
b. Membuat Tabel
a. Menentukan label pada
Data
kolom pencatatan data b. Membuat tabel dan
Apabila muncul salah satu dari item a dan b Apabila muncul salah satu dari item
mengisi data pada kolom a dan b tabel c.
Membuat Grafik
a. Menentukan label pada
atau Diagram
Apabila
sumbu X dan Y
muncul salah
b. Menetukan skala
satu dari item
interval pada sumbu X dan Y
55
a dan b
d.
Mendeskripsikan
a. Menjelaskan hubungan
Apabila
Hubungan antar
antar variabel bebas dari
muncul salah
Variabel
data
satu dari item
b. Menjelaskan hubungan
a dan b
antar variabel terikat dari data e.
Mengumpulkan dan
a. Mengumpulkan data
Apabila
Mengolah Data
b. Merekam suatu
muncul salah
peristiwa atau objek c. Menganalisa data
satu dari item a, b, c, dan d
d. Menginterpretasikan data f.
Menganalisis Hasil
a. Menginterpretasikan
Penelitian
data hasil pengamatan b. Menghubungkan data
g.
Menyusun Hipotesis
Apabila muncul salah satu dari item
dengan teori
a dan b
a. Menentukan
Apabila
kemungkinan yang
muncul salah
terjadi pada percobaan
satu dari item
b. Menyusun hipotesis
a dan b
percobaan h.
Menetapkan
a. Menetapkan variabel
variabel operasional
Apabila
yang akan dilakukan
muncul salah
dalam percobaan
satu dari item
b. Cara pengambilan data
a dan b
dari objek i.
Menyusun
a. Menentukan alat dan
Percobaan
bahan percobaan
56
Apabila muncul salah
b. Menentukan variabel
satu dari item
c. Menentukan apa yang
a, b, c, d, dan
akan diukur
e
d. Menentukan apa yang akan diamati e. Menentukan cara kerja j.
Melakukan
a. Melaksanakan kegiatan
Percobaan
sesuai dengan cara kerja
Apabila muncul item a
( Sumber : Rezba, 1999 ) E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui analisis isi terhadap keterampilan proses sains yang dilakukan dengan cara identifikasi ini dilakukan oleh lima panelis yang masing- masing mempunya i kemampuan yang relevan. Kelima panelis diberi kode dengan panelis 1, panelis 2, panelis 3, panelis 4, dan panelis 5. Kriteria panelis dalam penelitian ini yaitu : 1) Mahasiswa Pendidikan Biologi 2) Mahasiswa merupakan kakak tingkat 3) Mahasiswa yang sudah atau sedang menempuh pendidikan S2 4) Diutamakan
mahasiswa
sedang
mengajar
di sekolah
atau
lembaga
kependidikan lainnya Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif sehingga diperoleh data dari berbagai sumber. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
57
dalam penelitian ini dipilih menurut data yang ingin dilihat (purposive sampling), yaitu tentang keterampilan proses sains yang dikandung dalam Kompetensi Dasar dan dituntut dalam buku kerja yang berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Hasil analisis isi keterampilan proses sains terhadap Kompetensi Dasar dan LKS Biologi
SMA kelas X diidentifikasi
kemudian
aspek kemuncula n
keterampilan proses sains ditentukan dengan menghitung jumlah keterampila n proses sains yang teridentifikasi pada seluruh kompetensi dasar atau bab. Frekuensi keterampilan proses sains ditentukan dengan menghitung jumlah kemuncula n keterampilan proses sains dalam bab pada setiap LKS yang sesuai dengan tuntuta n Kurikulum
2013.
Kecenderungan
keterampilan
proses
sains
ditentuka n
menghitung jumlah persentase banyaknya keterampilan proses sains yang muncul termasuk dalam keterampilan proses sains dasar atau keterampilan proses sains terpadu. Persentase kemunculan keterampilan proses sains yang teridentifikasi pada seluruh kompetensi dasar atau bab, frekuensi dan arah kecenderungan keterampila n proses sains dalam LKS berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013 dianalisis oleh peneliti. Panelis dalam penelitian ini berperan dalam mengidentifikasi kemuncula n keterampilan proses sains pada Kompetensi Dasar dan LKS pada setiap bab. Bab dalam LKS yang tidak dianalisis yaitu pada ringkasan materi, soal ulangan harian, uji kompetensi, soal ulangan tengah semester dan soal ulangan semester. Teknik
pengumpulan
data macam-macam
keterampilan
proses sains
dilakukan oleh peneliti yang diperoleh melalui kegiatan sebagai berikut: 58
1. Kemunculan Keterampilan Proses Sains dalam KD (Kompetensi Dasar) Langkah penelitian yang akan dilakukan untuk memperoleh kemuncula n keterampilan
proses sains dalam LKS yaitu
dengan mengidentifikas i
keterampilan proses sains yang muncul dalam setiap Kompetensi Dasar 1.1 sampai dengan Kompetensi Dasar 4.10 menggunakan lembar instrume n. Analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi isi dari Kompetensi Dasar yang mengandung kriteria keterampilan proses sains. Apabila ditemukan satu kriteria keterampilan proses sains maka sudah dinyatakan bahwa Kompetensi Dasar tersebut mengandung keterampilan proses sains.
2. Kemunculan Keterampilan Proses Sains dalam LKS Langkah penelitian yang akan dilakukan untuk memperoleh kemuncula n keterampilan proses sains dalam LKS dengan cara mengidentifikasi isi dari setiap bab pada LKS yang mengandung kriteria keterampilan proses sains. Apabila ditemukan satu kriteria keterampilan proses sains maka sudah dinyatakan bahwa bab pada LKS tersebut mengandung keterampilan proses sains. a. Langkah penelitian yang akan dilakukan untuk memperoleh kemuncula n keterampilan proses sains dalam LKS yaitu: 1) Identifikasi keterampilan proses sains dalam tugas kelompok 2) Identifikasi keterampilan proses sains dalam review dan penerapan 3) Identifikasi keterampilan proses sains dalam berpikir kritis 59
4) Identifikasi keterampilan proses sains dalam tugas individu 5) Identifikasi keterampilan proses sains dalam proyek 6) Identifikasi keterampilan proses sains dalam lembar kegiatan siswa
3. Kecenderungan Keterampilan Proses Sains dalam LKS Langkah penghitungan kecenderungan: 1. Mencatat macam keterampilan proses sains yang muncul dalam LKS. 2. Menggolongkan keterampilan proses sains kedalam keterampilan proses sains dasar dan terpadu. 3. Menghitung jumlah macam keterampilan proses sains yang muncul dalam LKS.
4. Arah Penerapan Keterampilan Proses Sains dalam LKS Langkah
yang
dilakukan
untuk
menentukan
arah
penerapan
keterampilan proses sains yaitu dengan menghitung persentase menggunaka n rumus sebagai berikut:
%=
60
𝑛 𝑁
x 100
Keterangan : n : jumlah keterampilan proses sains yang muncul pada LKS N : jumlah seluruh nilai (jumlah keseluruhan Bab dalam LKS)
F. Teknik Analisa Data Penelitian
ini merupakan
penelitian
analisis
isi sehingga
data yang
dimunculkan dan dianalisis merupakan data hasil observasi dari objek penelitia n, yaitu proses sains yang terdapat dalam LKS Biologi kelas X. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Kemunculan keterampilan
proses sains dalam Kompetensi Dasar yang
dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013 a. Mengidentifikasi keterampilan proses sains yang ditemukan di tiap Kompetensi Dasar yang terdapat dalam Kurikulum 2013 b. Memberi skor 1 untuk isi Kompetensi Dasar yang dapat memenuhi kriteria yang tercantum dalam lembar observasi dan skor 0 untuk isi Kompetensi Dasar yang tidak dapat memenuhi kriteria yang tercantum dalam lembar observasi. c. Melakukan kategorisasi keterampilan proses sains menurut Rezba terhadap keterampilan proses sains yang termuat dalam kompetensi dasar.
61
d. Menjumlahkan seluruh keterampilan proses sains yang ditemukan di setiap Kompetensi Dasar yang terdapat dalam Kurikulum 2013.
2. Kemunculan keterampilan proses sains dalam LKS Biologi SMA kelas X a. Mengidentifikasi keterampilan proses sains yang ditemukan di tiap bab yang terdapat dalam LKS b. Memberi skor 1 untuk isi LKS yang dapat memenuhi kriteria yang tercantum dalam lembar observasi dan skor 0 untuk isi LKS yang tidak dapat memenuhi kriteria yang tercantum dalam lembar observasi. c. Melakukan kategorisasi keterampilan proses sains menurut Rezba terhadap keterampilan proses sains yang dituntut pada LKS Biologi SMA kelas X. d. Menjumlahkan seluruh keterampilan proses sains yang ditemukan di setiap bab yang terdapat dalam LKS.
3. Arah penerapan keterampilan proses sains a. Arah penerapan keterampilan proses sains dalam Kompetensi Dasar 1) Menghitung persentase (%) dengan menggunakan rumus:
%=
𝑛 𝑁
x 100
Penjelasan rumus diatas yaitu n adalah jumlah keseluruha n keterampilan proses sains yang muncul dalam Kompetensi Dasar dan N 62
adalah jumlah seluruh nilai (jumlah keseluruhan Keterampilan Proses Sains Dasar yang berjumlah 6 dan Keterampilan Proses Sains Terpadu berjumlah 10) 2) Menghitung rata-rata dengan cara menjumlahkan seluruh keterampila n proses sains pada tiap Kompetensi Dasar dibagi dengan jumlah Kompetensi Dasar (KD 1.1 – 4.10; berjumlah 25) b. Arah penerapan keterampilan proses sains dalam LKS 1) Menghitung persentase (%) dengan menggunakan rumus:
%=
𝑛 𝑁
x 100
Penjelasan rumus diatas yaitu n adalah jumlah keseluruha n keterampilan proses sains yang muncul dalam tiap bab dan N adalah jumlah seluruh nilai (jumlah keseluruhan Keterampilan Proses Sains Dasar yang berjumlah 6 dan Keterampilan Proses Sains Terpadu berjumlah 10). 2) Menghitung rata-rata dengan cara menjumlahkan seluruh keterampila n keterampilam proses sains pada tiap bab dibagi dengan jumlah bab pada masing- masing LKS.
63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Macam-macam Keterampilan Proses Sains Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
yang
Muncul
dalam
Panelis menganalisis kandungan keterampilan proses sains yang termuat dalam Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013 dengan menggunakan instrume n 64
penelitian untuk mengetahui keterampilan proses sains yang muncul di dalam Kurikulum 2013. Panelis menetapkan daftar keterampilan proses sains yang muncul di dalam Kurikulum 2013. Panelis menetapkan daftar keterampilan proses sains yang terkandung di dalam KD 1.1 hingga KD 4.10 pada Tabel 16. Keterampilan proses sains yang paling sering muncul dalam Kompetensi Dasar yaitu keterampilan
proses sains dasar mengkomunikasi.
Sedangkan
keterampilan proses sains dasar yang paling sedikit muncul yaitu melakuka n pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang paling sering muncul dalam Kompetensi Dasar yaitu mengumpulkan dan mengolah data. Keterampilan proses sains yang paling sedikit muncul dalam Kompetensi Dasar yaitu keterampila n proses sains terpadu identifikasi variabel.
2. Macam-macam Keterampilan Proses Sains yang Muncul dalam LKS Biologi Kelas X Tabel 2. Keberadaan LKS Kelas X Semester 1 di SMA Kecamatan Wonosobo No.
SMA
Jenis LKS
1.
SMAN 1 Wonosobo
A
2.
SMAN 1 Kertek
B
3.
SMAN 1 Mojotengah
B
4.
SMA Muhammadiyah
A
65
5.
SMA Kristen
-
6.
SMA Islam
C
Berdasarkan hasil observasi peneliti seperti pada hasil tabel di atas, maka diambil sampel LKS yang paling banyak dipakai di seluruh SMA di Kecamatan Wonosobo dan didapat hasil bahwa LKS A dan B merupakan LKS yang paling banyak dipakai di Kecamatan Wonosobo. a. Macam Keterampilan Proses Sains yang Muncul dalam LKS A Keterampilan proses sains yang muncul pada LKS diteliti melalui setiap aspek yang sudah ditentukan dan ada pada tiap Bab dalam LKS, yaitu pada tugas individ u, tugas kelompok, tugas proyek, berpikir kritis, review dan penerapan, serta lembar kegiatan siswa. LKS A memiliki 5 Bab dalam LKS, hasilnya tercantum dalam tabel yang dilampirkan mulai dari Bab 1 hingga Bab 5. Dari hasil analisis kemuncula n keterampilan proses sains pada setiap Bab dan aspek dalam LKS A, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 8. Macam Keterampilan Proses Sains yang Muncul dalam LKS A No.
Keterampilan Proses Sains
BAB
Frek. / Kemunculan
% Persentase
Keterampilan Proses Sains Dasar a. Pengamatan
1
2
3
4
5
5
4
6
5
6
26
86,67
b.
Komunikasi
5
4
5
4
5
23
76,67
c.
Mengklasifikasi
5
5
6
4
6
26
86,67
d.
Melakukan pengukuran
1
2
1
1
1
6
20
66
e.
Menyimpulkan
5
3
6
4
6
24
80
f.
Memprediksi
3
4
2
4
6
19
63,33
Jumlah
24
22
26
22
30
%
25
22,91
27,08
22,91
31,25
Keterampilan Proses Sains Terpadu a. Identifikasi variabel
0
0
0
4
4
8
26,67
b.
Membuat tabel data
2
2
4
2
2
12
40
c.
Membuat grafik atau diagram Mendeskripsikan hubungan antar variabel Mengumpulkan dan mengolah data Menganalisis hasil penelitian Menyusun hipotesis
0
0
0
0
2
2
6,67
2
2
0
4
6
14
46,67
2
3
5
4
4
18
60
4
3
6
4
6
23
76,67
1
0
0
1
2
4
13,33
2
3
4
3
5
17
56,67
i.
Menetapkan variabel operasional Menyusun percobaan
1
1
1
1
2
6
20
j.
Melakukan percobaan
1
2
5
2
4
14
46,67
Jumlah
15
16
25
25
37
%
15,6
16,67
26,04
26,04
38,5
d.
e. f. g. h.
Keterangan : Bab 1 : Fungi Bab 2 : Plantae Bab 3 : Kingdom Animalia Bab 4 : Ekosistem Bab 5 : Lingkungan Hasil dari analisis keterampilan proses sains yang muncul dalam LKS A menunjukkan bahwa pada Bab 1 seluruh keterampilan proses sains dasar muncul
67
dengan frekuensi keterampilan proses sains dasar yang dari yang paling sering muncul yaitu pengamatan, komunikasi, mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi dan yang paling sedikit yaitu melakukan pengukuran. Pada keterampilan proses sains terpadu, ada beberapa keterampilan proses sains yang tidak muncul yaitu identifikas i variabel dan membuat grafik atau diagram, sedangkan yang paling sering muncul yaitu menganalisis hasil penelitian, selanjutnya membuat tabel data, mendeskripsika n hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menetapkan variabel operasional, dan keterampilan proses sains yang memiliki frekuensi sedikit atau jarang muncul yaitu menyusun hipotesis, menyusun percobaan, dan melakukan percobaan. Bab 2 memuat semua keterampilan proses sains dasar dengan frekuensi yang paling sering muncul yaitu mengklasifikasi, selanjutnya pengamatan, komunikas i, memprediksi, lalu menyimpulkan, dan yang paling sedikit muncul yaitu melakuka n pengukuran. Pada Bab 2 ada beberapa keterampilan proses sains yang tidak muncul yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram dan menyusun hipotesis. Keterampilan proses sains terpadu yang sering muncul yaitu mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis hasil penelitian, dan menetapkan variabel operasional, sedangkan keterampilan proses sains terpadu lain yang muncul yaitu membuat tabel data, mendeskripsikan hubungan antar variabel, melakukan percobaan, dan menyus un percobaan. Bab 3 memuat semua keterampilan proses sains dasar dengan frekuensi paling tinggi yaitu pengamatan, klasifikasi, dan menyimpulkan, selanjutnya ada keteramoila n 68
proses sains dasar mengkomunikasi, memprediksi, lalu yang paling jarang muncul yaitu melakukan pengukuran. Ada beberapa keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul pada Bab 3 yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram, mendeskripsikan hubungan antar variabel dan menyusun hipotesis. Keterampila n proses sains terpadu yang paling sering muncul pada Bab 3 yaitu menganalisis hasil penelitian, selanjutnya ada mengumpulkan dan mengolah data, melakukan percobaan, menetapkan variabel operasional, membuat tabel data, dan yang paling sedikit yaitu menyusun hipotesis. Bab 4 memuat seluruh keterampilan proses sains dasar, yang paling sering muncul
yaitu
pengamatan,
selanjutnya
ada
komunikasi,
mengklasifikas i,
menyimpulkan, memprediksi, dan yang paling sedikit yaitu melakukan pengukura n. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul pada Bab 4 yaitu membuat grafik atau diagram, sedangkan keterampilan proses sains terpadu yang sering muncul yaitu identifikasi variabel, mendeskripsikan hubungan antar variabel, menganalisis ha sil penelitian, mengumpulkan dan mengolah data, lalu menetapkan variabel operasional, membuat tabel data, dan melakukan percobaan. Keterampilan proses sains terpadu yang paling sedikit muncul yaitu menyusun hipotesis dan menyusun percobaan. Bab 5 memuat seluruh keterampilan proses sains dasar dengan banyak frekuensi tinggi yaitu, pengamatan, klasifikasi, menyimpulkan, dan memprediks i. Selanjutnya ada keterampilan proses sains dasar komunikasi dan yang paling sedikit muncul yaitu melakukan pengukuran. Pada Bab 5 juga memuat seluruh keterampila n 69
proses sains terpadu dengan frekuensi paling tinggi yaitu mendeskripsikan hubunga n antar variabel dan menganalisis hasil penelitian. Setelah itu terdapat menetapkan variabel operasional,
identifikasi variabel,
mengump ulkan dan mengolah data,
melakukan percobaan, membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, menyus un hipotesis dan menyusun percobaan. Tabel 8 menunjukkan bahwa keterampilan proses sains dasar dan keterampila n proses sains terpadu paling banyak terdapat pada Bab 5 dengan masing- mas ing jumlahnya 31,25% dan 38,5% sedangkan keterampilan proses sains dasar paling sedikit terdapat pada Bab 2 dan 4 dengan persentase 22,91% dan keterampilan proses sains terpadu paling sedikit terdapat pada Bab 1 dengan persentase 15,6%. Keterampilan proses sains dasar yang memiliki persentase paling banyak dalam LKS A yaitu pengamatan dan mengklasifikasi dengan jumlah persentase sebanyak 27,08% sedangkan yang paling sedikit yaitu melakukan pengukuran dengan persentase 6,25%. Keterampilan proses sains terpadu yang paling sering muncul dalam LKS A yaitu menganalisis hasil penelitian dengan persentase 23,95% sedangkan yang paling sedikit atau jarang muncul yaitu membuat grafik atau diagram dengan jumla h persentase 2,08%.
b. Macam Keterampilan Proses Sains yang Muncul dalam LKS B
70
Keterampilan proses sains yang muncul pada LKS diteliti melalui setiap aspek yang sudah ditentukan dan ada pada tiap Bab dalam LKS, yaitu pada : 1) tugas individu, 2) tugas kelompok, 3) tugas proyek, 4) berpikir kritis, 5) review dan penerapan, serta 6) lembar kegiatan siswa. LKS B memiliki 4 Bab dalam LKS, berbeda dengan LKS A yang memiliki 5 Bab sehingga pada saat perbandingan hasil analisis maka peneliti menggunakan persentase agar pada saat dilihat arah penerapannya dapat didapat hasil perbandingan yang sebanding meskipun jumlah bab berbeda. Hasil analisis tercantum dalam tabel-tabel yang dilampirkan mulai dari Bab 1 hingga Bab 4. Dari hasil analisis kemunculan keterampilan proses sains pada setiap Bab dan aspek dalam LKS B, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 13. Macam Keterampilan Proses Sains yang Muncul dalam LKS B
71
No.
Keterampilan Proses Sains
BAB
Frek./ % Kemun- Persentase culan
Keterampilan Proses Sains Dasar a. Pengamatan
1
2
3
4
6
5
6
6
23
76,67
b.
Komunikasi
4
3
3
4
14
46,67
c.
Mengklasifikasi
6
5
6
6
23
76,67
d.
Melakukan pengukuran
1
1
1
2
5
16,67
e.
Menyimpulkan
5
5
5
6
21
70
f.
Memprediksi
3
4
4
6
17
56,67
Jumlah
25
23
25
30
%
26,04
23,95
26,04
31,25
Keterampilan Proses Sains Terpadu a. Identifikasi variabel
0
0
0
1
1
3,33
b.
Membuat tabel data
2
2
2
2
8
26,67
c.
Membuat grafik atau diagram Mendeskripsikan hubungan antar variabel Mengumpulkan dan mengolah data Menganalisis hasil penelitian Menyusun hipotesis
0
0
0
0
0
0
0
0
5
4
9
30
3
2
2
4
11
36,67
4
3
3
6
16
53,33
0
0
0
1
1
3,33
Menetapkan variabel operasional Menyusun percobaan
4
2
2
3
11
36,67
0
2
2
3
7
23,33
d.
e. f. g. h. i.
72
j.
Melakukan percobaan
3
2
2
3
Jumlah
16
13
18
27
%
16,67
13,54
18,75
28,12
10
33,33
Keterangan : Bab 1 : Plantae Bab 2 : Animalia Bab 3 : Ekologi Bab 4 : Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah Hasil analisis macam keterampilan proses sains yang muncul dalam LKS B menunjukkan bahwa pada Bab 1 memuat seluruh keterampilan proses sains dasar dengan frekuensi paling tinggi yaitu pengamatan dan mengklasifikasi. Sedangkan frekuensi yang paling rendah yaitu melakukan pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul dalam Bab 1 yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram, mendeskripsikan hubungan antar variabel, menyusun hipotesis, dan menyusun percobaan, sedangkan yang paling sering muncul yaitu menganalisis hasil penelitian dan menetapkan variabel operasional, yang paling sedikit muncul yaitu mengumpulkan dan mengolah data serta membuat tabel data. Bab 2 memuat seluruh keterampilan proses sains dasar dengan frekuensi paling banyak yaitu pengamatan, klasifikasi dan menyimpulkan, sedangkan yang paling sedikit muncul yaitu melakukan pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul pada Bab 2 yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram, mendeskripsikan hubungan antar variabel, dan menyusun hipotesis, sedangkan yang paling sering muncul yaitu menganalisis hasil penelitian, lainnya memiliki frekuens i yang sama dan tidak terlalu sering muncul yaitu membuat tabel data, mengumpulka n
73
dan mengolah data, menetapkan variabel operasional, menyusun percobaan, dan melakukan percobaan. Bab 3 memuat seluruh keterampilan proses sains dan yang paling sering muncul adalah pengamatan dan mengklasifikasi, sedangkan yang paling sedikit muncul yaitu melakukan pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul pada Bab 3 yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram, menyusun hipotesis, dan menyusun percobaan sedangkan yang paling sering muncul yaitu mendeskripsika n hubungan antar variabel. Bab 4 memuat seluruh keterampilan proses sains dasar dengan banyak frekuensi tinggi yaitu pengamatan, klasifikasi, menyimpulkan, dan memprediksi, yang paling sedikit muncul yaitu melakukan pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul pada Bab 4 yaitu membuat grafik atau diagram. Keterampila n proses sains terpadu yang paling sering muncul adalah menganalisis hasil penelitia n dan yang paling sedikit muncul yaitu identifikasi variabel dan menyusun hipotesis. Tabel 13 menunjukkan
bahwa keterampilan
proses sains dasar dan
keterampilan proses sains terpadu paling banyak muncul pada Bab 4 yaitu jumlahnya masing- masing 31,25% dan 28,12%. Keterampilan proses sains dasar dan keterampila n proses sains terpadu yang paling sedikit muncul terdapat pada Bab 2 yaitu dengan persentase masing- masing 23,95% dan 13,54%. Keterampilan proses sains dasar yang paling banyak muncul di LKS B yaitu pengamatan dan klasifikasi dengan persentase 23,95% sedangkan yang paling sedikit adalah melakukan pengukuran dengan jumla h 74
persentase hanya 5,2%. Keterampilan proses sains terpadu yang paling sering muncul dalam LKS B adalah menganalisis hasil penelitian dengan jumlah persentase 16,67% dan yang paling rendah adalah membuat grafik atau diagram karena tidak muncul sama sekali atau memiliki persentase 0%.
3. Kecenderungan Keterampilan Proses Sains yang Muncul dalam LKS dan Kompetensi Dasar Kecenderungan keterampilan proses sains dalam setiap KD dilakukan dengan menghitung jumlah keterampilan proses sains dasar/terpadu yang muncul dari setiap Kompetensi Dasar dibagi dengan jumlah keseluruhan keterampilan proses sains kemudian dikalikan 100%. Jumlah total keterampilan proses sains dasar/terpadu didapatkan dengan menjumlahkan seluruh hasil persentase Kompetensi Dasar 1.1 sampai 4.10 kemudian dibagi 25 (jumlah keseluruhan Kompetensi Dasar 1.1 – 4.10). Kecenderungan keterampilan proses sains dalam LKS dilakukan dengan menghitung jumlah keterampilan proses sains dasar/terpadu yang muncul dari setiap Bab pada LKS dibagi dengan jumlah keseluruhan keterampilan proses sains dasar/terpadu didapatkan dengan menjumlahkan seluruh hasil persentase Bab awal sampai Bab akhir pada LKS, kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan Bab pada LKS.
75
a. Kecenderungan Keterampilan Proses Sains dalam Kompetensi Das ar Tabel 14 menunjukkan perbedaan persentase keterampilan proses sains pada setiap Kompetensi Dasar Kurikulum 2013.
Tabel 14. Kemunculan Keterampilan Proses Sains dalam KD No.
KD
Keterampilan Proses Sains Dasar
Keterampilan Proses Sains Terpadu
Total
∑
%
∑
%
∑
%
Keterampilan Proses Sains yang tidak muncul ∑ %
1.
1.1
1
6,25
0
0
1
6,25
15
93,75
2.
1.2
1
6,25
0
0
1
6,25
15
93,75
3.
1.3
2
12,5
0
0
2
12,5
14
87,5
4.
2.1
6
37,5
5
31,25
11
68,75
5
31,25
5.
2.2
2
12,5
0
0
2
12,5
14
87,5
6.
3.1
5
31,25
7
43,75
12
75
4
25
7.
3.2
4
25
2
12,5
6
37,5
10
62,5
8.
3.3
4
25
2
12,5
6
37,5
10
62,5
9.
3.4
4
25
4
25
8
50
8
50
10.
3.5
4
25
6
37,5
10
62,5
6
37,5
11.
3.6
4
25
3
18,75
7
43,75
9
56,25
12.
3.7
6
37,5
6
37,5
12
75
4
25
13.
3.8
6
37,5
6
37,5
12
75
4
25
14.
3.9
4
25
4
25
8
50
8
50
15.
3.10
5
31,25
8
50
13
81,25
3
18,75
16.
4.1
5
31,25
9
56,25
14
87,5
2
12,5
17.
4.2
6
37,5
4
25
10
62,5
6
37,5
18.
4.3
3
18,75
4
25
7
43,75
9
56,25
19.
4.4
4
25
7
43,75
11
68,75
5
31,25
76
20.
4.5
4
25
9
56,25
13
81,25
3
18,75
21.
4.6
4
25
4
25
8
50
8
50
22.
4.7
5
31,25
4
25
9
56,25
7
43,75
23.
4.8
4
25
3
18,75
7
43,75
9
56,25
24.
4.9
5
31,25
1
6,25
6
37,5
10
62,5
25.
4.10
5
31,25
9
56,25
14
87,5
2
12,5
Rata-rata (%)
25,75
26,75
52,5
47,5
Persentase arah kecenderungan proses sains dasar pada Kompetensi Dasar yang paling besar yaitu 37,5 sedangkan persentase yang paling kecil yaitu 6,25%. Keterampilan proses sains terpadu memiliki persentase paling besar yaitu 62,5% sedangkan persentase yang paling kecil yaitu 6,25%. Jumlah keterampilan proses sains dasar keseluruhan adalah 25,75% sedangkan jumlah keterampilan proses sains terpadu adalah 26,75%. Hal tersebut menunjukka n bahwa keterampilan proses sains yang muncul pada Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 adalah berimbang. b. Kecenderungan Keterampilan Proses Sains dalam LKS A dan LKS B Tabel 15. Kemunculan Keterampilan Proses Sains pada LKS A dan LKS B Komponen Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Sains Dasar
LKS A
LKS B
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
(∑)
(%)
(∑)
(%)
124
25,83
103
26,82
77
Keterampilan Proses Sains Terpadu
Jumlah
118
24,57
74
19,27
242
50,4
177
46,09
Keterampilan Proses Sains yang Tidak Muncul
Tabel 15 menunjukkan
49,6
perbedaan jumlah
53,91
persentase
keumunc ula n
keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terpadu dalam LKS A dan LKS B, tabel 15 juga menunjukkan jumlah rata-rata persentase kecenderunga n keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terpadu. Jumlah ratarata persentase kecenderungan keterampilan proses sains dasar LKS A adalah 25,83%, sedangkan keterampilan proses sains terpadu adalah 24,57%. Hal ini berarti pada LKS A hampir sama dalam memuat keterampilan proses sains baik dasar maupun terpadu namun lebih cenderung memuat keterampilan proses sains dasar daripada keterampila n proses sains terpadu. Jumlah rata-rata persentase kecenderungan keterampilan proses sains dasar pada LKS B yaitu 26,82% sedangkan pada keterampilan proses sains terpadu adalah 19,27%. Hal ini menunjukkan bahwa pada LKS B lebih cenderung memuat keterampilan proses sains dasar daripada keterampilan proses sains terpadu. Hasil persentase dari Tabel 15 juga menunjukkan bahwa LKS A dan LKS B memiliki jumlah yang hampir sama dalam memuat keterampilan proses sains dasar, namun cenderung lebih banyak pada LKS B yaitu pada jumlah rata-rata persentase kecenderungan keterampilan proses sains dasar pada LKS A adalah 25,83% sedangkan 78
pada LKS B yaitu 26,82%, sedangkan pada keterampilan proses sains terpadu jumla h rata-rata persentase pada LKS A adalah 24,57 dan pada LKS B adalah 19,27%. Hal ini menunjukkan bahwa LKS A memiliki arah pengembangan keterampilan proses sains terpadu yang lebih tinggi daripada LKS B, namun untuk jumlah keseluruha n keterampilan proses sains baik dasar maupun terpadu, LKS A memiliki arah pengembangan keterampilan proses sains yang lebih tinggi dibanding LKS B. B. Pembahasan Penelitian mengenai aspek-aspek keterampilan proses sains ini merupakan penelitian analisis isi. Data yang diambil berupa data kuantitatif dan dilakukan dengan cara identifikasi. Identifikasi dilakukan untuk menentukan macam-macam aspek keterampilan proses sains yang muncul dalam Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Biologi kelas X. Hasil dari identifikasi Kompetensi Dasar dan LKS dapat ditentukan dari jumlah frekuensi keterampilan proses sains dan arah kecenderungan keterampilan proses sains dengan cara menjumlahkan setiap kemunculan dari setiap KD dan Bab dalam LKS serta membandingkan banyaknya jumlah keterampilan setiap KD dan Bab dalam LKS. 1. Kemunculan Macam-macam Keterampilan Proses Sains dalam Kompetens i Dasar Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas
79
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Aspek keterampilan proses sains yang terkandung dalam setiap Kompetensi Dasar berbeda-beda karena setiap Kompetensi Dasar memiliki materi yang tidak sama. a. Kompetensi Dasar 1.1 Kompetensi Dasar 1.1 berisi tentang mengagumi keteraturan dan kompleksita s ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. Kompetensi Dasar 1.1 terdapat kata kerja “mengagumi”, yang mempunyai arti melakukan sesuatu hal yang menggunakan indera penglihatan atau mengama ti. Kompetensi dasar ini mengandung
keterampilan
proses sains berdasarkan
identifikasi panelis, yaitu mengamati. Keterampilan proses sains mengama ti termasuk dalam keterampilan proses sains dasar. b. Kompetensi Dasar 1.2 Kompetensi Dasar 1.2 berisi tentang menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. Pada kompetensi dasar ini mengandung keterampilan proses sains berdasarkan identifikasi panelis, yaitu mengamati. Keterampilan proses sains mengamati termasuk dalam keterampila n proses sains dasar. Mengamati adalah keterampilan proses sains yang paling awal. Kita mengamati benda-benda dan peristiwa menggunakan semua panca indera kita, yang berarti kita belajar tentang dunia di sekitar kita (Rezba, 1999: 26) c. Kompetensi Dasar 1.3
80
Kompetensi Dasar 1.3 berisi tentang peka dan peduli terhadap permasalaha n lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestas i pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.
Pada Kompetensi Dasar ini
mengandung keterampilan proses sains berdasarkan identifikasi panelis, yaitu mengamati dan mengkomunikasi. Keterampilan proses sains mengamati dan mengkomunikasi termasuk dalam keterampilan proses sains dasar. d. Kompetensi Dasar 2.1 Kompetensi
Dasar
2.1
berisi
tentang
berperilaku
ilmiah:
teliti,
tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan
dan dalam
melakukan
pengamatan
dan percobaan
di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. Pada kompetensi dasar ini mengandung kata “berperilaku ilmiah” yang berarti melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan pada kompetensi dasar ini sesuai pada hasil penelitian panelis kompetensi ini mengandung semua keterampilan proses sains dasar yaitu mengamati,
mengkomunikasi,
mengklasifikasi,
melakukan
pengukuran,
menyimpulkan dan memprediksi. Keterampilan proses sains mengamati muncul dalam kata “peduli dalam observasi dan eksperimen”, mengkomunikasi yang terdapat dalam kata “berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi” dan “berpendapat secara ilmiah dan kritis”. Sedangkan untuk 81
keterampilan proses sains terpadu yang muncul adalah menyusun percobaan yang terdapat dalam kata “dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun luar kelas atau laboratorium”, membuat tabel data, mengumpulkan
dan mengolah
data, menyusun
hipotesis,
dan melakukan
percobaan. (Rezba, 1999: 27) e. Kompetensi Dasar 2.2 Kompetensi Dasar 2.2 berisi tentang peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. Kompetensi
dasar ini
mempunyai
kata kerja operasional
menerapkan.
Kemampuan yang ingin dicapai dari Kompetensi Dasar ini adalah aplikasi atau penerapan. Keterampilan proses sains yang terdapat Kompetensi Dasar ini adalah mengamati dan mengkomunikasi yang merupakan keterampilan proses sains dasar. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul dalam kompetensi ini yaitu menyusun hipotesis. f. Kompetensi Dasar 3.1 Kompetensi Dasar 3.1 berisi tentang memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat kata pengamatan dalam kompetensi ini sehingga jelas keterampilan proses sains dasar mengamati terdapat dalam kompetensi ini seperti yang tercantum dalam silabus yaitu mengamati atau mendiskus ika n 82
kehidupan masa kini yang berkaitan dengan biologi seperti kedokteran, gizi, lingkungan, makanan, penyakit, serta karir dll yang berhubungan dengan biologi. Keterampilan proses sains dasar yang juga terdapat yaitu mengkomunikas ika n secara lisan tentang ruang lingkup biologi, kerja ilmiah dan keselamatan kerja, serta rencana pengembangan karir masa depan berbasis biologi, sealnjutnya mengklasifikasi, menyimpulkan, dan memprediksi. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul dalam kompetensi ini yaitu identifikasi variabel, membuat tabel data, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis hasil penelitia n, menyusun hipotesis, menetapkan variabel operasional, dan menyusun percobaan yaitu mendesain dan melakukan percobaan sederhana untuk memahami kerja ilmiah dengan menentukan permasalahan, membuat hipotesis, merencana kan percobaan dengan menentukan variabel percobaan, mengolah data pengamatan dan percobaan dan menampilkannya dalam tabel/grafik/skema. (Rustaman, 2005: 70) g. Kompetensi Dasar 3.2 Kompetensi Dasar 3.2 berisi tentang menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia. Kompetensi dasar ini memiliki kata kerja operasional menganalisis. Kemampuan yang ingin dicapai dalam kompetensi dasar ini menganalisis data seputar keanekaragaman keanekaragaman hayati di Indonesia, sehingga siswa dituntut untuk
memiliki
kemampuan
mengamati,
komunikasi,
klasifikasi
serta
kemampuan kerja ilmiah yang baik untuk dapat menganalisis data tersebut. 83
Keterampilan
proses sains
yang
terdapat dalam kompetensi
keterampilan
proses sains
dasar mengamati
gambar
berbagai
ini adalah tingkatan
keanekaragaman (gen, jenis dan ekosistem) Indonesia untuk memahami konsep tingkat
keanekaragaman
menyimpulkan.
hayati,
Keterampilan
mengkomunikasi,
mengklasifikasi,
proses sains terpadu yang
muncul
dan dalam
kompetensi ini adalah mengumpulkan dan mengolah data serta menganalisis hasil penelitian sesuai dengan yang disebutkan diatas tadi. h. Kompetensi Dasar 3.3 Kompetensi Dasar 3.3 berisi tentang menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi,
dan peran virus dalam aspek kesehatan
masyarakat. Kompetensi dasar ini memiliki kata kerja operasional menerapkan. Kemampuan yang ingin dicapai dalam kompetensi dasar ini yaitu siswa dapat menerapkan pemahaman segala sesuatu tentang virus. Keterampilan proses sains dasar yang terdapat dalam kompetensi
ini yaitu
mengkomunikasi
yaitu
menjelaskan secara lisan: ciri dan karakter virus, perkembangbiakan dan cara penularan HIV, mengklasifikasi, menyimpulkan, dan memprediksi. Keterampila n proses sains terpadu yang muncul sesuai identifikasi panelis yaitu mengumpulka n dan mengolah data serta menganalisis hasil penelitian. i.
Kompetensi Dasar 3.4 Kompetensi Dasar 3.4 berisi tentang menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Kompetensi dasar ini memilik i 84
kata kerja operasional menerapkan. Kemampuan yang ingin dicapai pada kompetensi
ini
adalah
siswa
mampu
menerapkan
prinsip
klasifik as i
archaebacteria dan eubacteria baik melalui pengamatan berdasarkan ciri-cir i. Keterampilan proses sains yang terdapat dalam kompetensi ini yaitu keterampila m proses dasar mengamati yaitu mengamati berbagai foto/gambar/film tentang berbagai bentuk sel bakteri dan koloni bakteri, mengkomunikasi
dalam
melaporkan tentang sterilisasi dan prosedur penanaman bakteri, pengecatan gram, dan bentuk sel bakteri, mengklasifikasi dan menyimpulkan. Untuk keterampila n proses sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mengumpulkan dan mengolah data serta menganalisis hasil penelitia n. (Rustaman, 2005: 72) j.
Kompetensi Dasar 3.5 Kompetensi Dasar 3.5 berisi tentang menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Kompetensi dasar ini memiliki kata kerja operasional menerapkan. Kemampuan yang ingin dicapai pada kompetensi dasar ini adalah siswa mampu menerapkan prinsip klasifikasi protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas melalui pengamatan. Keterampilan proses sains yang terdapat dalam kompetensi ini yaitu keterampilam proses dasar mengama ti suatu foto berwarna/gambar/ animasi berbagai macam protista, mengkomunik as i, mengklasifikasi dan menyimpulkan. Untuk keterampilan proses sains terpadu yang muncul
yaitu membuat
tabel data, membuat 85
grafik
atau diagram,
mengumpulkan dan mengolah data pada tahap-tahap membuat kultur paramecium dari rendaman air jerami (tugas mandiri), melakukan pengamatan mikroskopis air kolam, air rendaman jerami serta menggambar hasil pengamatan, menganalis is hasil penelitian, menyusun dan melakukan percobaan. k. Kompetensi Dasar 3.6 Kompetensi Dasar 3.6 berisi tentang menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Kompetensi ini memiliki kata kerja operasional menerapkan. Kemampuan yang ingin dicapai pada kompetensi dasar ini adalah siswa mampu menerapkan prinsip klasifikasi jamur berdasarkan ciri- cir i dan cara reproduksinya melalui pengamatan. Keterampilan proses sains yang terdapat dalam kompetensi ini yaitu keterampilam proses dasar mengama ti, mengkomunikasi, mengklasifikasi dan menyimpulkan. Untuk keterampilan proses sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, mengumpulkan dan mengolah data serta menganalisis hasil penelitian. l.
Kompetensi Dasar 3.7 Kompetensi Dasar 3.7 berisi tentang menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfolo gi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsunga n kehidupan di bumi. Kompetensi ini memiliki kata kerja operasional menerapkan. Kemampuan yang ingin dicapai pada kompetensi dasar ini adalah siswa mampu menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio 86
berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis. Pada kompetensi dasar ini mengandung
semua
keterampilan
proses sains
dasar yaitu
mengama ti,
mengkomunikasi, mengklasifikasi, melakukan pengukuran, menyimpulkan dan memprediksi. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks, yaitu keterampilan proses sains terpadu (Rezba, 1999: 20). Keterampilan proses sains terpadu yang muncul dalam kompetensi ini yaitu membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis hasil penelitian, menyusun dan melakukan percobaan. m. Kompetensi Dasar 3.8 Kompetensi Dasar 3.8 berisi tentang menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Kompetensi ini
memiliki kata kerja operasional menerapkan. Kemampuan yang ingin dicapai pada kompetensi dasar ini adalah siswa mampu menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi. Keterampilan proses sains yang terdapat dalam kompetensi ini yaitu seluruh
keteranpilan
proses
sains
dasar
(mengamati,
mengkomunik as i,
mengklasifikasi, melakukan pengukuran, menyimpulkan dan memprediksi), untuk 87
keterampilan proses sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, membuat
grafik
atau diagram,
mengumpulkan
dan mengolah
data serta
menganalisis hasil penelitian. Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar. Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunaka n keterampilan proses sains yang mudah seperti pengamatan dan komunikas i, namun seiring perkembangannya mereka dapat menggunakan keterampilan proses sains yang kompleks seperti inferensi dan prediksi (Rezba, 1999: 30). n. Kompetensi Dasar 3.9 Kompetensi Dasar 3.9 berisi tentang menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya. Kompetensi dasar ini memiliki kata kerja operasional menganalisis. Kemampuan yang ingin dicapai pada kompetensi ini adalah siswa mampu menganalis is informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem. Keterampilan proses sains dasar yang terdapat dalam kompetensi ini adalah mengamati, mengkomunik as i, mengklasifikasi, menyimpulkan dan memprediksi. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul dalam KD ini antara lain membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mengumpulkan dan mengolah data serta menganalisis hasil penelitian. Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabe l, menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. 88
Demikian pula siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan. (Rustaman 2005:78) o. Kompetensi Dasar 3.10 Kompetensi Dasar 3.10 berisi tentang menganalisis data perubahan lingkunga n dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan. Kompetensi dasar ini memiliki kata kerja operasional menganalisis. Kemampuan yang ingin dicapai pada kompetensi ini adalah siswa mampu menganalisis data perubahan lingkunga n dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan. Keterampila n proses sains dasar yang terdapat dalam kompetensi ini yaitu mengama ti, mengkomunikasi,
mengklasifikasi,
menyimpulkan
dan
memprediks i.
Keterampilan proses sains terpadu yang terdapat antara lain membuat tabel data, membuat grafik
atau diagram,
mendeskripsikan
hubungan
antar variabel,
mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis hasil penelitian, menyus un hipotesis, menetapkan variabel operasional, serta menyusun percobaan. p. Kompetensi Dasar 4.1 Kompetensi Dasar 4.1 berisi tentang menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajika nnya dalam bentuk laporan tertulis.
Kompetensi dasar ini memiliki kata kerja
operasional menyajikan. Menyajikan memiliki arti menyiapkan data tentang objek dan permasalahan
biologi pada berbagai tingkatan 89
organisasi
kehidupan.
Kemampuan yang ingin dicapai pada keterampilan proses sains ini adalah siswa mampu menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan. Keterampilan proses sains dasar yang terdapat pada kompetensi
ini yaitu
mengkomunikasi,
mengklasifikasi,
melakukan
pengukuran, menyimpulkan dan memprediksi. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul yaitu lain identifikasi variabel, membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mendeskripsikan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis hasil penelitian, menyusun hipotesis, menetapkan variabel operasional, serta melakukan percobaan. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Menurut Nuryani (2005: 78), keterampilan proses adalah keterampila n yang melibatkan aspek kognitif atau intelektual, manual dan sosial. keterampila n intelektual dan kognitif terlibat karena dengan melibatkan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam
keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusun atau prakitan alat. Dengan keterampilan proses dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar , misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. q. Kompetensi Dasar 4.2 Kompetensi Dasar 4.2 berisi tentang menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman
hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data 90
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informas i. Kompetensi dasar ini memiliki kata kerja operasional menyajikan. Kemampuan yang ingin dicapai pada kompetensi dasar ini adalah siswa mampu menyajika n hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman
hayati Indonesia.
Seluruh keterampilan proses sains dasar muncul dalam kompetensi ini yaitu mengamati,
mengkomunikasi,
mengklasifikasi,
melakukan
pengukuran,
menyimpulkan dan memprediksi. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mengumpulkan dan mengolah data serta menganalisis hasil penelitian. Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskrips ika n data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirataratakan. Data yang sudah dianalisis
baru diiterpretasikan
menjadi suatu
kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan. (Rezba, 1999:28) r. Kompetensi Dasar 4.3 Kompetensi Dasar 4.3 berisi tentang menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta. Kata kerja operasional dalam kompetensi ini adalah menyajikan. Kemampuan yang ingin dicapai pada kompetensi dasar ini adalah siswa mampu tentang menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan 91
dalam bentuk
model/charta. Keterampilan proses sains dasar yang terdapat dalam kompetensi ini adalah mengkomunikasi,
mengklasifikasi dan menyimpulkan.
Keterampila n
proses sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mengumpulkan dan mengolah data serta menganalisis hasil penelitian. s. Kompetensi Dasar 4.4 Kompetensi Dasar 4.4 berisi tentang menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis. Kata kerja operasional dalam kompetensi ini adalah menyajikan. Keterampilan proses sains yang ingin dicapai dalam kompetensi ini adalah
siswa
mampu
menyajikan
data
tentang
ciri-ciri
dan
peran
archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis. Keterampilan proses sains dasar yang terdapat dalam kompetensi ini adalah mengamati, mengkomunikasi, mengklasifikasi dan menyimpulkan. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul yaitu identifik as i variabel, membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mendeskrips ika n hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis hasil penelitian dan melakukan percobaan. t. Kompetensi Dasar 4.5 Kompetensi
Dasar 4.5 berisi
tentang
merencanakan
dan melaksana n
pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajika n hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar. Kata kerja operasional dalam kompetensi ini adalah merencanakan dan melaksanakan. Keterampila n 92
proses sains yang ingin dicapai dalam kompetensi ini adalah siswa mampu merencanakan dan melaksanan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam
kehidupan
model/charta/gambar. kompetensi
dan
menyajikan
hasil
pengamatan
dalam
bentuk
Keterampilan proses sains dasar yang terdapat pada
ini adalah mengamati,
mengkomunikasi,
mengklasifikasi
dan
menyimpulkan. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mendeskripsikan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis hasil penelitia n, menyusun hipotesis, menetapkan variabel operasional, menyusun percobaan dan melakukan percobaan. Menurut Rezba (1999: 29) eksperimen atau percobaan dapat didefinisikan
sebagai
kegiatan
terinci
yang
direncanakan
untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba. u. Kompetensi Dasar 4.6 Kompetensi Dasar 4.6 berisi tentang menyajikan data hasil pengamatan ciri-cir i dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Kata kerja operasional dalam kompetensi ini adalah menyajikan. Keterampila n proses sains yang ingin dicapai dalam kompetensi ini adalah siswa mampu menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan 93
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Keterampilan proses sains dasar yang terdapat
dalam
kompetensi
ini
yaitu
mengamati,
mengkomunik as i,
mengklasifikasi dan menyimpulkan. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mengumpulka n dan mengolah data serta menganalisis hasil penelitian. Menurut Nuryani (2005: 78), keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan aspek kognitif atau intelektual, manual dan sosial. keterampilan intelektual dan kognitif terlibat karena dengan
melibatkan
keterampilan
proses siswa menggunakan
pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungk in mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusun atau prakitan
alat.
Dengan
keterampilan
proses dimaksudkan
bahwa mereka
berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar , misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. v. Kompetensi Dasar 4.7 Kompetensi Dasar 4.7 berisi tentang menyajikan data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Kata kerja operasional dalam kompetensi ini adalah menyajikan. Keterampila n proses sains yang ingin dicapai dalam kompetensi ini adalah siswa mampu menyajikan data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Seluruh keterampilan proses sains dasar terdapat
dalam
kompetensi
ini
yaitu
mengamati,
mengkomunik as i,
mengklasifikasi melakukan pengukuran dan menyimpulkan. Keterampilan proses 94
sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis hasil penelitian dan melakukan percobaan. w. Kompetensi Dasar 4.8 Kompetensi Dasar 4.8 berisi tentang menyajikan data tentang perbandinga n kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Kata kerja operasional dalam kompetensi ini adalah menyajikan. Keterampilan proses sains yang ingin dicapai dalam kompetensi ini adalah siswa mampu menyajikan data tentang perbandinga n kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya. Keterampilan proses sains
dasar
yang
terdapat
dalam
kompetensi
ini
yaitu
mengama ti,
mengkomunikasi, mengklasifikasi dan menyimpulkan. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, mengumpulkan dan mengolah data serta menganalisis hasil penelitian, sesuai dengan silabus SMA mata pelajaran Biologi (2015) penerapan keterampilan proses sains dalam KD ini yaitu mengamati ciri umum pengelompokkan hewan, mengamati berbagai jenis hewan invertebrata di lingkungan sekitar, mendokumentasikan dalam bentuk foto/gambar pengamatan,
mengamati
morfologinya
mendiskusikan
hasil
pengamatan
invertebrata untuk memahami berbagai ciri yang dimilikinya sebagai dasar pengelompokannya. x. Kompetensi Dasar 4.9 Kompetensi Dasar 4.9 berisi tentang mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem 95
dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media. Kata kerja operasional dalam kompetensi ini adalah mendesain dan menyajikan. Keterampilan proses sains yang ingin dicapai dalam kompetensi ini adalah siswa mampu mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media. Keterampilan proses sains dasar yang terdapat dalam kompetensi ini yaitu mengamati, mengkomunikasi, mengklasifikasi, menyimpulkan dan memprediks i. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul hanya satu mengumpulkan dan mengolah data. y. Kompetensi Dasar 4.10 Kompetensi Dasar 4.10 berisi tentang memecahkan masalah lingkunga n dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan. Kata kerja operasional dalam kompetensi ini adalah memecahkan dan membuat produk. Keterampilan proses sains yang ingin dicapai dalam kompetensi ini adalah siswa mampu memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan. Keterampila n proses sains dasar yang terdapat dalam kompetensi ini yaitu mengama ti, mengkomunikasi, mengklasifikasi dan menyimpulkan. Keterampilan proses sains terpadu yang muncul yaitu membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, mendeskripsikan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis operasional,
hasil
penelitian,
menyusun
menyusun
hipotesis,
percobaan dan melakukan 96
menetapkan
variabel
percobaan. Melatihka n
merencanakan eksperimen/percobaan tidak harus selalu dalam bentuk penelitia n yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran), kecuali untuk melatih khusus siswa-siswa dalam kelompok tertentu. Contohnya KIR atau Kelompok Ilmiah Remaja. (Rezba, 1999:32)
2. Kemunculan Macam-macam Keterampilan Proses Sains dalam LKS Biologi Kelas X LKS merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan keterlibatan dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. LKS juga
dapat
digunakan
untuk
mengembangkan
keterampilan
proses,
mengembangkan sikap ilmiah dan mengembangkan minat siswa terhadap alam sekitarnya (Suhardi, 2012: 55). Hasil identifikasi pada LKS Biologi Kelas X muncul keterampilan proses sains dasar yang lebih besar daripada keterampila n proses terpadu. Keterampilan proses sains yang dianalisis dalam LKS A dan B yaitu, pada Tugas Individu, Tugas Kelompok, Tugas Proyek, Review dan Penerapan, Berpikir Kritis serta Lembar Kegiatan Siswa. a. LKS A 1) Bab 1 Bab 1 LKS A memuat materi yang berkaitan dengan fungi. Pada Bab 1 keterampilan proses sains dasar muncul dengan frekuensi keterampilan proses sains dasar yang dari yang paling sering muncul yaitu pengamatan, komunikas i, 97
mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi dan yang paling sedikit yaitu melakukan pengukuran. Pada keterampilan proses sains terpadu, ada beberapa keterampilan proses sains yang tidak muncul yaitu identifikasi variabel dan membuat grafik atau diagram, sedangkan yang paling sering muncul yaitu menganalisis
hasil
penelitian,
selanjutnya
membuat
tabel
data,
mendeskripsikan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menetapkan variabel operasional, dan keterampilan proses sains yang memilik i frekuensi sedikit atau jarang muncul yaitu menyusun hipotesis, menyus un percobaan, dan melakukan percobaan. Keterampilan proses sains mengamati terdapat pada tugas individ u mengidentifikasi jenis jamur yang menyebabkan keracunan, tugas kelompok mengamati lingkungan sekitar, berpikir kritis tentang mengamati karakteristik jamur, review dan penerapan tentang ciri-ciri jamur deuteromycota serta lembar kegiatan siswa yaitu praktikum mengamati struktur hifa pada jamur tempe. Kalimat yang muncul dalam keterampilan proses sains ini adalah “amati”, “perhatikan”, serta “identifikasi” dan hal tersebut menunjukkan bahwa siswa dituntut untuk melakukan pengamatan. Suatu proses untuk mengenal sesuatu dengan jalan memperhatikan atau menyadari obyek/peristiwa, untuk hal ini siswa harus menggunakan
semua alat inderanya
seperti penglihata n,
pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman. Dalam kegiatan ilmia h mengamati berarti menyeleksi fakta-fakta yang relevan dan memadai dari halhal yang diamati.
Dengan membandingkan hal-hal yang diamati siwa 98
mengembangkan
kemampuan
mencari persamaan dan perbedaan suatu
benda/peristiwa. (Rustaman, 2005:78) Keterampilan
proses sains mengkomunikasi terdapat pada tugas
individu mengumpulkan hasil tugas pada bapak/ibu guru tentang referensi mengenai kasus-kasus penyakit dan keracunan akibat jamur, tugas kelompok mengumpulkan hasil pengamatan jamur di sekitar lingkungan pada Bapak/Ibu guru, tugas proyek mempresentasikan tentang peranan jamur dalam menjaga kesimbangan lingkungan, berpikir kritis yaitu membacakan hasil diskusi pengamatan jamur di depan kelas, serta lembar kegiatan siswa membuat laporan
praktikum
Saccharomyces
fermentasi
cerevisiae.
bahan
makanan
Kegiatan-kegiatan
menggunakan tersebut
jamur
merupakan
keterampilan proses sains mengkomunikasi yang ditunjukkan dalam kalimat “diskusikan” dan “presentasikan” yang mengindikasikan bahwa siswa dituntut untuk melakukan komunikasi secara lisan dengan cara berdiskusi dan melakukan presentasi. Serta kata “tulislah hasil” dan “kumpulkan hasil laporan” menunjukkan bahwa siswa dituntut untuk melakukan komunikas i secara tertulis dalam bentuk laporan tertulis. Keterampilan proses sains mengklasifikasi terdapat pada tugas individ u yaitu mengidentifikasi jenis jamur, tugas kelompok yaitu memperhatikan ciri tubuh jamur yang diamati meliputi ada tidaknya tubuh buah bentuk tubuh buah, warna, dan ada tidaknya tangkai, review dan penerapan tentang menjelaska n 99
tiga jenis tipe hifa jamur Zygomycotina, lembar kegiatan siswa mencari perbedaan atau persamaan tekstur, rasa dan bau pada praktikum fermentas i bahan makanan, serta berpikir kritis tentang ciri-ciri dan karakterisitik jamur yang membedakan dengan organisme lain. Pada kegiatan tersebut terdapat kata-kata seperti “identifikasi jenis”, “mengamati perbedaan/persamaa n”, “memperhatikan ciri”, “menjelaskan jenis-jenis” yang menunjukkan bahwa siswa dituntut untuk mengklasifikasi dengan cara memperhatikan ciri-cir i, melihat
perbedaan dan persamaan atau mengelompokkan
dengan cara
identifikasi jenis. Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunaka n untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. (Rustaman, 2005:78) Keterampilan proses sains melakukan pengukuran hanya terdapat dalam tugas kelompok yaitu mengukur tinggi jamur dan diameter tudung buah menggunakan mistar. Kata “ukurlah menggunakan mistar” jelas menunjukka n bahwa siswa dituntut untuk melakukan kegiatan pengukuran dalam kegiatan tersebut. Keterampilan proses sains menyimpulkan terdapat pada tugas proyek yaitu menghubungkan hasil pengamatan tentang jamur dengan peranannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem , tugas individu menganalis is 100
hubungan antara keracunan dan penyakit yang terjadi dengan aktivitas jamur, tugas kelompok mengumpulkan hasil pengamatan, lembar kegiatan siswa menyimpulkan
kegiatan
praktikum,
serta berpikir
kritis
yaitu
dalam
menyimpulkan hasil diskusi. Menganalisis hubungan hasil pengamatan dan menghubungkan hasil pengamatan merupakan bagian dari keterampilan proses sains menyimpulkan. Tidak seperti pengamatan yang buktinya langsung terkumpul di sekitar obyek, kesimpulan adalah penjelasan atau tafsiran (interpretasi) yang dibuat berdasarkan pengamatan.
Ketika kita mampu
membuat kesimpulan, menafsirkan dan menjelaskan peristiwa-peristiwa di sekitar, kita memiliki apresiasi yang lebih baik terhadap lingkungan di sekitar kita. (Rezba, 1999: 27) Keterampilan proses sains memprediksi terdapat pada tugas proyek yaitu menggunakan hasil pengamatan tentang jamur dan mengaitkannya dengan peranannya dalam menjaga keseimbangan hasil ekositem, berpikir kritis yaitu mengaitkan hubungan antara jamur dan penyakit panu, dan pada lembar kegiatan siswa yaitu pada kegiatan praktikum mengamati jamur Basidiomycota
yang
lainnya
setelah
mengamati
jamur
merang
serta
membandingkan strukturnya dengan jamur yang sudah diamati tersebut. Menggunakan pola hasil penelitian sebelumnya untuk penelitian baru seperti pada diatas merupakan keterampilan proses sains memprediksi, begitu pula dengan menghubungkan hasil-hasil pada pengamatan.
101
Keterampilan proses sains terpadu identifikasi variabel tidak terdapat dalam bab ini padahal keterampilan proses sains terpadu yang lengkap merupakan penunjang bagus untuk siswa dalam menguasai keterampilan proses sains yang lebih kompleks (Rezba, 1999: 29). Keterampilan proses sains membuat tabel data terdapat pada tugas kelompok yaitu saat mengumpulka n data tentang berbagai macam gambar jamur dan keterangan bagian-bagia n jamur tersebut dan pada lembar kegiatan siswa yaitu membuat perbandingan
tekstur, rasa dan bau pada fermentasi
tabel
bahan makanan
menggunakan jamur Saccharomyces cerevisiae. Pembuatan tabel data pada suatu kegiatan berguna untuk memudahkan dalam mengorganisasi data sehingga data dapat dibaca dengan lebih mudah. Keterampilan proses sains membuat grafik atau diagram tidak muncul dalam bab ini. Keterampilan proses sains mendeskripsikan hubungan antar variabel terdapat pada tugas individu yaitu menganalisis hubungan antara keracunan dan penyakit yang disebabkan oleh jamur dan tugas proyek yaitu dalam menggambarkan hubungan antara jamur dan peranannya dalam ekosistem. Menjelaskan hubungan antara variabel dan akibat yang ditimbulkan atau variabel terikat merupakan
keterampilan
proses sains mendeskripsika n
hubungan antar variabel. Menurut Rezba (1999: 29) variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam
102
satuan pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu diukur dalam thermometer. Keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada berpikir kritis yaitu mencari berbagai referensi tentang berbagai macam jamur serta peranan dan karakteristinya setelah mengamati beberapa jenis jamur dan pada lembar kegiatan siswa yaitu mengumpulkan data mengena i tekstur, rasa, dan bau pada berbagai hasil fermentasi bahan makanan. Kedua hal tersebut merupakan bagian dari keterampilan proses sains mengumpulka n dan mengolah data yaitu mengumpulkan data dan merekam data dari suatu pengamatan antara lain mengumpulkan data, merekam suatu peristiwa atau objek, menganalisa data, menginterpretasikan data. (Rezba, 1999: 30) Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian terdapat pada tugas individu yaitu menganalisis hubungan antara keracunan dan penyakit yang terjadi dengan aktivitas jamur, dan tugas kelompok memperhatikan ciri tubuh jamur yang ditemukan disekitar secara teliti, berpikir kritis yaitu menginterpretasikan hasil pengamatan tentang macam-macam jamur dengan peranannya
dan
lain-lain,
serta
pada lembar
kegiatan
siswa
yaitu
menginterpretasikan data hasil percobaan tentang fermentasi bahan makanan dan menghubungkannya dengan teori yang mana kedua kegiatan diatas merupakan bagian dari keterampilan proses sains terpadu menganalisis hasil 103
penelitian. Keterampilan proses sains menyusun hipotesis terdapat pada lembar kegiatan siswa yaitu pada penyusunan hipotesis pada percobaan mengenai rasa dan tekstur yang muncul singkong dan tapai ketan yang difermentasi. Pada keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat dalam tugas individu yaitu cara menentukan jamur yang memiliki karakteristik beracun pada saat pengamatan dan pada lembar kegiatan siswa yaitu menetapkan variabel dalam percobaan fermentasi bahan makanan. Cara pengambilan data dari objek dan penetapan variabel merupakan keterampila n proses sains terpadu menetapkan variabel operasional. Keterampilan proses sains menyusun percobaan terdapat pada lembar kegiatan siswa yaitu penyusunan percobaan membuat tapai dari singkong yang difermentasi sehingga siswa diminta untuk menyusun percobaan sebaik mungkin dalam pembuatan tapai. Keterampilan proses sains yang terakhir yaitu melakukan percobaan terdapat pada lembar kegaiatan siswa yaitu praktikum melakukan fermentasi bahan makanan menggunakan jamur Saccharomyces cerevisiae. Siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah kerja, selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan. (Rustama n, 2008)
104
2) Bab 2 Bab 2 LKS A memuat materi tentang plantae. Semua keterampila n proses sains dasar dengan frekuensi yang paling sering muncul yaitu mengklasifikasi,
selanjutnya pengamatan,
komunikasi, memprediksi,
lalu
menyimpulkan, dan yang paling sedikit muncul yaitu melakukan pengukura n. Pada Bab 2 ada beberapa keterampilan proses sains yang tidak muncul yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram dan menyusun hipotesis. Keterampilan proses sains terpadu yang sering muncul yaitu mengumpulka n dan mengolah data, menganalisis hasil penelitian, dan menetapkan variabel operasional, sedangkan keterampilan proses sains terpadu lain yang muncul yaitu
membuat
tabel data, mendeskripsikan
hubungan
antar variabel,
melakukan percobaan, dan menyusun percobaan. Keterampilan proses sains dasar mengamati menurut Rustaman (2005) antara
lain
menggunakan
sebanyak
mungkin
indera
serta
mengumpulkan/menggunakan fakta-fakta yang relevan terdapat pada tugas kelompok yaitu mengamati ciri-ciri sistem perakaran, susunan tulang daun dan sebagainya untuk membuat kunci determinasi dari tumbuhan jagung dan tanaman kembang sepatu, pada review dan penerapan yaitu mengamati beberapa gambar tumbuhan dan menyebutkan nama ilmiah serta manfaatnya, pada kegiatan berpikir kritis yaitu mengamati perbedaan dan persamaan pada berbagai gambar tumbuhan, dan selanjutnya pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengidentifikasi alat repdoduksi tumbuhan lumut. Pada 105
kegiatan-kegiatan tersebut kata kerja yang terdapat yaitu antara lain “amatila h”, “identifikasilah”, “cari perbedaan/persamaan”, merupakan keterampilan
“perhatikan ciri-ciri” yang
proses sains mengamati karena menggunaka n
berbagai macam indera untuk melakukan pengamatan dan memperhatikan ciri serta mencari perbedaan dan persamaan. Keterampilan
proses sains mengkomunikasi terdapat pada tugas
kelompok membuat poster mengenai metagenesis tumbuhan dan menempelnya setelah diperiksa oleh Bapak/Ibu guru, pada tugas proyek yaitu membuat buku kreatif berbentuk komik mengenai dunia tumbuhan lalu mempresentasikan di depan kelas, pada kegiatan berpikir kritis yaitu membacakan hasil diskusi kelompok mengenai pengamatan mengenai berbagai jenis tumbuhan , dan pada lembar kegiatan siswa yaitu membuat laporan hasil pengamatan mengena i praktikum mengidentifikasi struktur alat reproduksi tumbuhan gymnosper mae dan angiospermae. Mempresentasikan suatu kegiatan di depan kelas merupakan bentuk komunikasi lisan, sedangkan pembuatan laporan mengenai pengamata n merupakan bentuk komunikasi tertulis pada suatu kegiatan. (Rezba, 1999: 26) Keterampilan
proses sains mengklasifikasi
terdapat pada tuga s
kelompok melihat ciri-ciri mengenai sistem perakaran, susunan tulang daun dan yang lainnya untuk pembuatan kunci detereminasi tumbuhan jagung dan kembang sepatu, pada tugas proyek mengenai pembuatan komik mengenai ciriciri, pembagian kelompok, cara reproduksi dan yang lainnya mengena i tumbuhan, pada kegiatan berpikir kritis mencermati perbedaan dan persamaan 106
berdasarkan ciri-ciri berbagai gambar tumbuhan, review dan penerapan dalam menjelaskan bagaiman suatu tumbuhan dapat digolongkan kedalam jenis paku heterospora, serta pada lembar kegiatan siswa yaitu mengidentifikasi alat reproduksi tumbuhan angiospermae dan gymnospermae melalui perbedaan strukturnya. Semua kegiatan diatas merupakan keterampilan proses sains mengklasifikasi karena termasuk dalam menggolongkan, mencari perbedaan dan persamaan, serta mencari ciri-ciri. Keterampilan proses sains melakukan pengukuran terdapat pada tugas kelompok yaitu saat melakukan pembuatan poster mengenai metagenes is tumbuhan dan tugas proyek saat pembuatan buku kreatif berbentuk komik megenai tumbuhan. Kedua hal tersebut tentu memerlukan pengukuran dengan menggunakan mistar atau alat ukur yang lainnya karena dalam pembuatan media seperti poster dan buku memerlukan ukuran yang sesuai agar hasilnya bisa diatur sesuai dengan yang diinginkan atau diperlukan. Proses tambahan keterampilan
mengukur
menjadi
kasus khusus
dari mengamati
dan
berkomunikasi. Ketika kita mengukur beberapa benda, kita membandingka n benda tersebut untuk didefinisikan dengan rujukan yang disebut satuan. Sebuah informasi hasil pengukuran berisi dua bagian yaitu angka untuk memberitahu berapa banyak, dan nama satuan untuk memberitahu kita berapa banyak dengan rujukan apa. (Rezba, 1999: 27) Keterampilan proses sains menyimpulkan terdapat pada kegiatan berpikir kritis tentang menyimpulkan hasil diskusi dan membacakannya 107
mengenai penggolongan suatu tumbuhan, pada review dan penerapan tentang menghubungkan hasil pengamatan pada kegiatan sebelumnya untuk menjawab pertanyaan, serta pada lembar kerja siswa mengenai hasil pengamata n mengenai alat reproduksi tumbuhan yang nantinya setelah mengidentifikas i strukturnya maka siswa dapat menyimpulkan tumbuhan tersebut termasuk golongan yang mana serta dapat menerapkannya pada saat menidentifikas i tumbuhan
yang
lain.
Kegiatan
seperti menghubungkan
hasil diskusi,
pengamatan, penelitian serta menyimpulkan suatu kegiatan merupakan bagian dari keterampilan proses sains yang dimana siswa diminta untuk mengamb il kesimpulan. Menurut Rezba, (1999: 28) membuat ramalan (prediksi) adalah membuat
dugaan
secara
logis
tentang
hasil
dari
kejadian
masa
depan. Kemampuan untuk membuat ramalan tentang kejadian di masa depan memungkinkan kita untuk berhasil berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita. Ramalan ini didasarkan pada pengamatan yang baik dan kesimpulan yang dibuat tentang kejadian yang diamati. Keterampilan proses sains memprediks i terdapat pada tugas kelompok menyatakan apa yang mungkin terjadi atau dampak terjadinya erupsi gunung berapi pada ekologi lingkungan terutama vegetasi tumbuhan, berpikir kritis tentang mengamati beberapa ciri tumbuha n paku lalu menerapkan hasil pengamatan pada pengamatan tumbuhan paku yang lain, review dan penerapan menjawab pertanyaan dari hasil pengamatan dengan menerapkan pola hasil pengamatan pada saat menjawab pertanyaan tersebut, 108
serta lembar kegiatan siswa praktikum mengidentifikasi alat reproduksi menggunakan preparat awetan dan membandingkannya dengan preparat asli. Kegiatan tersebut merupakan keterampilan proses sains memprediksi karena menggunakan pola hasil penelitian pada hasil kegiatan sebelumnya lalu menggunakannya untuk membandingkannya dengan hasil pengamatan yang lain. Seperti kesimpulan, ramalan atau prediksi didasarkan pada apa yang kita amati dan masa lalu
kita sehingga
mengalami
model mental
yang
terbangun dari pengalaman-pengalaman. Jadi meramal tidak hanya sekedar menebak, tetapi harus
berdasarkan kesimpulan kita atau hipotesis tentang
peristiwa yang memberi kita cara untuk menguji kesimpulan atau hipotesis . (Rezba, 1999:28) Keterampilan proses sains identifikasi variabel tidak terdapat pada bab ini. Keterampilan proses sains membuat tabel data terdapat pada tugas kelompok dalam membuat kunci determinasi dari tumbuhan jagung dan bunga sepatu dan pada lembar kegiatan siswa yaitu mencatat semua hasil pengamata n tentang praktikum identifikasi alat reproduksi tumbuhan lumut pada tabel. Kalimat yang muncul dalam kegiatan tersebut yaitu “catatlah hasil pengamata n dalam bentuk tabel”, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa diminta untuki membuat tabel data, begitu pula dalam pembuatan kunci determinasi yang menggunakan tabel dalam pembuatannya. Keterampilan proses sains membuat grafik atau diagram tidak muncul dalam bab ini. Keterampilan proses sains mendeskripsikan hubungan antar 109
variabel muncul pada tugas kelompok yaitu mendeskripsikan hubungan antara terjadinya erupsi dengan dampaknya pada ekologi lingkungan terutama vegetasi tumbuhan di ekosistem tersebut serta pada review dan penerapan yaitu mencocokkan hubungan atau peranan antara jenis tumbuhan dan manfaatnya. Keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat dalam tugas kelompok yaitu dalam mengumpulkan data tentang sistem perakaran, susunan tulang daun, dan lain sebagainya pada tanaman jagung dan bunga sepatu dalam membuat kunci determinasi serta dalam mencari referensi tentang permasalahan erupsi gunung berapi, selanjutnya pada kegiatan berpikir kritis yaitu pada mecari berbagai referensi dan informasi mengenai berbagai macam jenis tumbuhan dan karakteristiknya untuk didiskusikan bersama , serta yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu pada saat melakukan praktikum mengenai identifikasi alat reproduksi tumbuhan lumut, pada kegiatan siswa mengumpulkan
data pengamatan
mengenai
bagian tumbuhan
melip uti
gametofit dan sporofit lalu membahasnya, hal ini merupakan bagian dari keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data. Rezba (1999: 27) menyatakan bahwa keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsika n data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian terdapat pada tugas kelompok menganalisis peran tumbuhan dalam menjaga keseimbanga n 110
alam setelah mempelajari dalam bab ini dalam bentuk tulisan, pada kegiatan berpikir kritis yaitu pada menganalisis hasil pengamatan pada beberapa tumbuhan paku dan menjawab berbagai permasalahan yang ada dan yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu menganalisis hasil data yang didapat pada praktikum untuk mencapai tujuan praktikum yaitu mengetahui alat reproduksi pada tumbuhan lumut. Menginterpretasikan data hasil pengamata n dan menghubungkan data dengan teori seperti kegiatan diatas merupakan keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian. Keterampilan proses sains menyusun hipotesis tidak terdapat dalam bab ini. Keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat dalam tugas kelompok terdapat dalam membuat kunci determinasi yaitu menentuka n bagian tumbuhan mana saja yang diamati, selanjutnya pada review dan penerapan yaitu menentukan cara reproduksi tumbuhan paku dari jenis dan ciriciri tumbuhan paku serta yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu cara mengidentifikasi alat reproduksi tumbuhan paku dari pengamatan sporofit dan gametofit serta pegamatan tumbuhan angiospermae dan gymnospermae. Cara pengambilan data dari objek merupakan salah satu keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional. Rezba, (1999: 29) mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraika n bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan
111
apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan proses sains menyusun percobaan terdapat pada lembar kegiatan siswa yaitu menyusun percobaan mengidentifikasi alat reproduksi tumbuhan
angiospermae
dan gymnospermae.
Setelah siswa melakuka n
percobaan identifikasi alat reproduksi terhadap tumbuhan Pinus merkusii dan bunga sepatu siswa diharapkan bisa menyusun percobaan identifikasi alat reproduksi terhadap tanaman melinjo dan bunga pada tanaman pukul empat. Keterampilan proses sains melakukan percobaan terdapat pada tugas proyek yaitu pembuatan buku kreatif berbentuk komik tentang tumbuhan dan diberi hiasan bunga kering atau daun kering serta biji-bijian dan selanjutnya pada lembar kegiatan siswa yaitu melakukan praktikum identifikasi alat reproduksi tumbuhan angiospermae dan gymnospermae pada tanaman Pinus merkusii dan Hibiscus rosasinensis. Siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah- langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-has il pengamatan. (Rustaman, 2008: 86) 3) Bab 3 Bab 3 LKS A memuat materi mengenai kingdom animalia, bab 3 memuat seluruh keterampilan proses sains dan yang paling sering muncul adalah pengamatan dan mengklasifikasi, sedangkan yang paling sedikit muncul yaitu melakukan pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak 112
muncul pada Bab 3 yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram, menyusun hipotesis, dan menyusun percobaan sedangkan yang paling sering muncul yaitu mendeskripsikan hubungan antar variabel. Keterampilan proses sains mengamati terdapat dalam seluruh kegiatan yaitu pada tugas individu, tugas kelompok, tugas proyek, berpikir kritis, review dan penerapan, serta lembar kegiatan siswa. Pada tugas individu terdapat pada pengamatan sistem organ pada ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia yang didapat dari berbagai referensi. Tugas kelompok memuat keterampilan proses sains pengamatan yaitu pada tugas untuk mengamati berbagai gambar mengenai produk dan kegiatan manusia dalam memanfaatkan hewan. Tugas proyek dalam kegiatan mengamati ciri-ciri morfologi, perilaku sehari-hari dan siklus hidup berbagai hewan invertebrata di lingkungan sekitar. Pada kegiatan berpikir kritis terdapat pada pengamatan mengenai ciri-ciri berbagai hewan secara langsung. Review dan penerapan memuat keterampilan proses sains mengamati yaitu pada pengamatan simetri tubuh hewan berdasarkan gambar, yang terakhir pada lembar kegiatan siswa keterampilan proses sains mengamati terdapat pada pengamatan
mengidentifikasi tipe kaki serangga melalui
praktikum. Kalimat yang terdapat pada keterampilan proses sains mengamati yaitu amati, cermati, lihat perbedaan, dan lain sebagainya yang menunjukka n bahwa siswa harus melakukan pengamatan baik secara langsung atau melalui gambar. Suatu proses untuk mengenal sesuatu dengan jalan memperhatika n atau menyadari obyek/peristiwa, untuk hal ini siswa harus menggunakan semua 113
alat inderanya seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman. Dalam kegiatan ilmiah mengamati berarti menyeleksi fakta-fakta yang relevan dan memadai dari hal-hal yang diamati. (Rustaman, 2005: 78) Keterampilan proses sains komunikasi terdapat pada tugas individ u, tugas kelompok, tugas proyek, berpikir kritis, serta lembar kegiatan siswa. Pada tugas individu keterampilan proses sains komunikasi terdapat pada pembuatan tabel saat mengamati
sistem organ berbagai jenis hewan serta pada
pengumpulan tugas mind mapping tentang ciri-ciri hewan yang masuk dalam kelompok vertebrata. Tugas kelompok memuat keterampilan proses sains komunikasi dalam tugas membuat permainan edukasi di dalam kelas untuk mempelajari ciri dan klasifikasi hewan yang masuk dalam kelompok invertebrata berupa kegiatan kuis beregu, serta dalam kegiatan memberika n tanggapan mengenai isi artikel yang membahas kegiatan manusia dalam memanfaatkan hewan invertebrata serta membacakannya di depan kelas. Tugas proyek juga memuat keterampilan proses sains komunikasi yaitu dalam pembuatan laporan mengenai rancangan penelitian sederhana tentang salah satu jenis hewan invertebrata yang ada di lingkungan sekitar lalu mengumpulkannya pada Bapak/Ibu guru. Keterampilan proses sains berpikir kritis memuat keterampilan proses sains komunikasi pada pengamatan berbagai jenis hewan meliputi ciri-ciri, persamaan, serta pengelompokannya berdasarkan ciri-cir i lalu mendiskusikannya bersama kelompok dan membacakan hasilnya di depan kelas, yang terkakhir yaitu pada lembar kegiatan siswa terdapat keterampila n 114
proses sains komunikasi dalam praktikum mengidentifikasi morfologi ikan nila dan belut yaitu pada saat pembuatan laporam keterangan hasil identifikas i. Keterampilan proses sains komunikasi meliputi banyak kegiatan seperti pembuatan laporan kegiatan/praktikum, diskusi, serta pembuatan tabel hasil karena semua kegiatan tersebut merupakan bentuk kegiatan komunikasi baik secara tertulis maupun langsung sehingga seluruh kegiatan diatas menunjukka n bahwa siswa
melakukan
keterampilan
proses sains
mengkomunikas i.
Keterampilan berkomunikasi mengandung arti mencatat hasil pengamata n yang relevan dengan penyelidikan, mentransfer suatu bentuk penyajian ke bentuk penyajian yang lainnya atau menggunakan kriteria untuk menyajika n data ke bentuk yang dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Untuk mencapai keterampilan berkomunikasi siswa harus dapat menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan yang telah dikerjakan dengan sistematis dan jelas, selain itu diharapkan siswa mampu menjelaskan
hasil kegiatan,
mendiskusikan dan menggambarkan data yang diperoleh ke bentuk diagram, grafik atau tabel. (Rustaman, 2005: 80) Keterampilan proses sains mengklasifikasi terdapat pada seluruh kegiatan yaitu pada tugas individu, tugas kelompok, tugas proyek, berpikir kritis, review dan penerapan, serta lembar kegiatan siswa. Pada tugas individ u, keterampilan proses sains mengklasifikasi terdapat dalam pembuatan peta pikiran atau mind mapping tentang ciri-ciri hewan yang masuk dalam kelompok vertebrata. Tugas kelompok memuat keterampilan proses sains mengklasifikas i 115
dalam memperlajari ciri dan klasifikasi hewan yang masuk dalam kelompok invertebrata. Tugas proyek memuat keterampilan proses sains mengklasifikas i dalam pembuatan rancangan penelitian sederhana tentang salah satu hewan invertebrata di lingkungan sekitar meliputi pengamatan ciri-ciri morfologi, perilaku sehari-hari serta siklus hidupnya. Pada kegiatan berpikir kritis terdapat keterampilan proses sains mengklasifikasi dalam mencari berbagai referensi mengenai ciri-ciri umum hewan serta persamaan dan perbedaan dengan makhluk hidup lain misalnya tumbuhan. Review dan penerapan memuat keterampilan proses sains mengklasifikasi dalam menyebutkan berbagai ciriciri umum
hewan serta menjelaskan
dimasukkan
dalam kelas berbeda yaitu
ampullacea. Pada lembar
kegiatan
pengelompokkan
Mollusca
yang
Nautilus pompilius dan Pila
siswa
keterampilan
proses sains
mengklasifikasi terdapat dalam praktikum mengidentifikasi morfologi ikan nila dan belut yaitu dalam mengidentifikasi perbedaan morfologi serta ciri-cir i morfologi kedua ikan tersebut. Seluruh kegiatan diatas merupakan bagian dari keterampilan proses sains mengklasifikasi karena siswa dituntut untuk mencari perbedaan, persamaan, mengelompokkan dan mengamati ciri-ciri. Keterampilan proses sains melakukan pengukuran hanya terdapat dalam lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengidentifikasi tipe kaki serangga saat membuat botol pembius untuk pengamatan serangga. Kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa harus melakukan pengukuran untuk membuat kertas karton sesuai dengan botol agar bisa masuk ke dalam botol tersebut. 116
Keterampilan proses sains menyimpulkan terdapat dalam seluruh seluruh kegiatan yaitu pada tugas individu, tugas kelompok, tugas proyek, berpikir kritis, review dan penerapan, serta lembar kegiatan siswa. Pada tugas individ u keterampilan proses sains menyimpulkan terdapat dalam pembuatan peta pikiran atau mind mapping tentang ciri-ciri hewan yang masuk dalam kelompok vertebrata. Pada tugas kelompok terdapat dalam pengamatan tentang berbagai gambar mengenai pemanfaatan berbagai jenis hewan oleh manusia, pada tugas proyek terdapat dalam pembuatan rancangan penelitian mengenai salah satu jenis hewan invertebrata yang terdapat di lingkungan sekitar, pada kegiatan berpikir kritis yaitu pada kegiatan mencari informasi tentang ciri-ciri umum hewan dan menuliskan hasil atau kesimpulan di depan kelas. Pada kegiatan review dan penerapan keterampilan proses sains menyimpulkan terdapat pada latihan soal cerita tentang suatu kejadian pada musim panen dan siswa diminta untuk menarik kesimpulan tentang cerita tersebut, selanjutnya pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengidentifikasi morfologi ikan nila dan belut dan siswa diminta untuk menghubungkan hasil pengamatan setelah praktikum dilakukan. Seluruh kegiatan diatas merupakan keterampilan proses sains menyimpulkan karena siswa diminta untuk menyimpulkan hasil suatu kegiatan maupun diskusi serta menghubungkan hasil pengamatan untuk memperoleh
kesimpulan.
Menafsirkan
hasil pengamatan
ialah menarik
kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati langsung, lalu 117
mencatat
setiap
pengamatan
secara terpisah,
kemudian
menghubung-
hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemuka n pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat kesimpula n. (Rustaman, 2008:79 ) Keterampilan proses sains memprediksi terdapat dalam tugas kelompok serta review & penerapan. Pada tugas kelompok terdapat dalam pengamata n mengenai berbagai pemanfaatan hewan untuk kepentingan manusia sedangkan pada review & penerapan terdapat pada kegiatan latihan soal cerita mengena i panen dan siswa diminta untuk memprediksi apakah kesimpulan yang dibuat benar atau salah berdasarkan runtutan peristiwa dalam cerita. Kedua kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains memprediksi karena siswa diminta untuk menggunakan pola hasil penelitian serta menyatakan kemungkinan yang akan terjadi pada suatu kegiatan atau peristiwa. Keterampilan proses sains identifikasi variabel tidak terdapat dalam bab ini. Keterampilan proses sains membuat tabel terdapat dalam tugas individ u, tugas proyek, berpikir kritis serta lembar kegiatan siswa. Tugas individ u memuat keterampilan proses sains membuat tabel pada tugas membuat tabel perbandingan mengenai berbagai sistem organ pada jenis-jenis hewan. Pada tugas proyek terdapat pada tugas membuat rancangan penelitian sederhana mengenai hewan invertebrata yang ada di lingkungan sekitar. Berpikir kritis memuat keterampilan proses membuat tabel terdapat dalam tugas melakuka n pengamatan terhadap beberapa hewan dengan mencarinya di sekitar sekolah 118
lalu mencatat cirinya dalam tabel pengamatan, yang terakhir pada lembar kegiatan siswa terdapat keterampilan proses sains membuat tabel data dalam praktikum identifikasi morfologi nila dan belut dengan membuat label pada kolom pencatatan data saat menggambar bagian-bagian tubuh kedua ikan tersebut. Seluruh kegiatan tadi menuntut siswa untuk melakukan keterampila n proses sains membuat tabel data, hal ini termasuk dalam interpretasi data yaitu menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. (Rezba, 1999: 27) Keterampilan
proses sains
membuat
grafik
atau diagram
dan
mendeskripsikan hubungan antar variabel tidak muncul dalam bab ini. Keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada tugas individu, tugas kelompok, tugas proyek, berpikir kritis, serta lembar kegiatan siswa. Tugas individu memuat keterampilan proses sains mengola h data dalam membuat tabel perbandingan setelah mendapat berbagai data mengenai sistem organ pada berbagai jenis hewan. Pada tugas kelompok keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada pengamatan mengenai berbagai macam pemanfaatan hewan oleh manusia lalu setelah mendapat membuatnya
berbagai informasi
menjadi
karya tulis
melalui
sederhana.
banyak referensi, Tugas
proyek
siswa memuat
keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data pada kegiatan melakukan pengamatan mengenai hewan invertebrata di lingkungan sekitar selama satu bulan lalu membuatnya menjadi sebuah laporan. Berpikir kritis 119
memuat keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data pada kegiatan pengamatan berbagai hewan yang ada di sekitar sekolah lalu mencatat ciri-cirinya dan mendiskusikan berbagai permasalahan yang sudah tertulis pada tugas tersebut, selanjutnya pada lembar kegiatan siswa keterampilan proses sains
mengumpulkan
mengidentifikasi
dan
mengolah
kaki serangga.
data terdapat
Seluruh
kegiatan
pada praktikum
tersebut
merupakan
keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data karena siswa dituntut
untuk
mengumpulkan
menginterpretasikannya.
Keterampilan
data
serta
menganalisa
atau
interpretasi data biasanya diawali
dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data. (Rezba, 1999: 29) Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian terdapat pada seluruh kegiatan yaitu pada tugas individu, tugas kelompok, tugas proyek, berpikir kritis, review dan penerapan, serta lembar kegiatan siswa. Pada tugas individu terdapat pada kegiatan mencari referensi mengenai sistem organ pada berbagai jenis hewan secara teliti lalu membuat perbandingannya dalam bentuk tabel, pada tugas kelompok yaitu kegiatan pengamata n berbagai pemanfaata n hewan oleh manusia lalu membuatnya menjadi karya tulis sederhana, pada tugas proyek yaitu saat kegiatan melakukan pengamatan mengenai hewan invertebrata di lingkungan sekitar selama satu bulan lalu membuatnya menjadi sebuah laporan. Pada kegiatan berpikir kritis terdapat saat pengamata n mengenai berbagai hewan yang ada di sekitar sekolah lalu mencatat ciri-cirinya 120
dan mendiskusikan berbagai permasalahan yang sudah tertulis, pada review dan penerapan
terdapat
pada
pertanyaan
mengenai
jenis
mollusca
dan
menjelaskannya sesuai teori mengapa mollusca tersebut ditempatkan dalam kelas yang berbeda walaupun sama-sama memiliki cangkang, selanjutnya yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum identifikasi tipe kaki serangga serta mengidentifikasi morfologi ikan nila dan belut. Siswa diminta untuk menginterpretasikan data hasil pengamatan serta menghubungkan data dengan teori dan hal itu sesuai dengan kriteria yang disebutkan oeh Rezba (1999: 27) untuk masuk dalam keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian. Keterampilan proses sains menyusun hipotesis tidak terdapat dalam bab ini. Keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat pada tugas
kelompok
yaitu
pada pengamatan
mengenai
berbagai macam
pemanfaatan hewan oleh manusia lalu setelah mendapat berbagai informas i melalui banyak referensi, siswa membuatnya menjadi karya tulis sederhana, tugas proyek yaitu pada kegiatan melakukan pengamatan mengenai hewan invertebrata di lingkungan sekitar selama satu bulan lalu membuatnya menjadi sebuah laporan, berpikir kritis yaitu data pada kegiatan pengamatan berbagai hewan yang ada di sekitar sekolah lalu mencatat ciri-cirinya dan mendiskusika n berbagai permasalahan yang sudah tertulis pada tugas tersebut serta yang terakhir pada lembar kegiatan siswa keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat pada praktikum mengidentifikasi tipe kaki 121
serangga serta praktikum mengidentifikasi morfologi ikan nila dan belut. Seluruh kegiatan diatas memuat keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional karena siswa dituntut untuk menetapkan variabel yang akan dilakukan dalam percobaan serta bagaimana cara pengambilan data dari objek yang akan diamati lalu kemudian disusun menjadi sebuah tugas, laporan, atau artikel. Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. (Rezba, 2007: 53) Keterampilan proses sains menyusun percobaan hanya terdapat pada tugas proyek yaitu pada kegiatan melakukan pengamatan mengenai hewan invertebrata di lingkungan sekitar selama satu bulan lalu membuatnya menjadi sebuah laporan, pada kegiatan tersebut siswa dituntut untuk menentukan apa yang akan diamati, ,menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, serta merancang penelitian sederhana lalu menyusun laporan hasil penelitian dari kegiatan tersebut yang mana seluruh kegiatan diatas sudah jelas merupakan keterampilan proses sains menyusun percobaan. Keterampilan proses sains melakukan percobaan terdapat pada tugas individu yaitu pembuatan peta pikiran atau mind mapping tentang ciri-ciri hewan yang masuk dalam kelompok vertebrata serta membuatnya menjadi menarik dengan menyertakan gambar dari contoh hewan tiap-tiap kelompok vertebrata, tugas kelompok yaitu pada 122
tugas membuat dan menyusun permainan edukasi di dalam kelas untuk mempelajari ciri dan klasifikasi hewan yang masuk dalam kelompok invertebrata berupa kegiatan kuis beregu, tugas proyek yaitu pada kegiatan melakukan pengamatan mengenai hewan invertebrata di lingkungan sekitar selama satu bulan lalu membuatnya menjadi sebuah laporan, berpikir kritis pada pengamatan mengenai berbagai hewan yang ada di sekitar sekolah lalu mencatat ciri-cirinya dan mendiskusikan berbagai permasalahan yang sudah tertulis serta pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengidentifikas i tipe kaki serangga serta praktikum mengidentifikasi morfologi ikan nila dan belut. Seluruh kegiatan diatas memuat keterampilan proses sains menyus un percobaan karena siswa dituntut untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan cara kerja. Siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentuka n variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikia n pula siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah- langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan. (Rustaman, 2005: 80) 4) Bab 4 Bab 4 LKS A memuat materi tentang ekosistem, pada bab ini tidak terdapat tugas individu. Bab 4 memuat seluruh keterampilan proses sains dasar, yang paling sering muncul yaitu pengamatan, selanjutnya ada komunikas i, mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi, dan yang paling sedikit yaitu 123
melakukan pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul pada Bab 4 yaitu membuat grafik atau diagram, sedangkan keterampilan proses sains terpadu yang sering muncul yaitu identifikasi variabel, mendeskripsika n hubungan antar variabel, menganalisis hasil penelitian, mengumpulkan dan mengolah data, lalu menetapkan variabel operasional, membuat tabel data, dan melakukan percobaan. Keterampilan proses sains terpadu yang paling sedikit muncul yaitu menyusun hipotesis dan menyusun percobaan. Keterampilan proses sains mengamati terdapat pada tugas kelompok yaitu pengamatan siklus air, tugas proyek pada pembuatan poster mengena i upaya pelestarian lingkungan
dengan mengamati beberapa tema upaya
pelestarian terlebih dahulu yang sudah ditentukan,
berpikir kritis pada
pengamatan skema aliran energi dan daur materi yang terjadi di ekosistem, review dan penerapan yaitu siswa mengamati gambar jaring-jaring makanan, serta pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengidentifikasi jenis interaksi simbiosis yang terjadi dalam ekosistem sehingga siswa melakuka n pengamatan dengan cara mengidentifikasi jenis simbiosis yang terjadi baik antara hewan dengan tumbuham, hewan dengan hewan, ataupun tumbuha n dengan
tumbuhan.
Kemampuan
untuk
membuat
pengamatan
yang
baik sangat penting untuk perkembangan keterampilan proses sains lainnya, yaitu:
berkomunikasi,
mengklasifikasi,
memprediksi. (Rezba, 1999:27)
124
mengukur,
menyimpulkan,
dan
Keterampilan proses sains komunikasi terdapat pada tugas kelompok yaitu membacakan hasil diskusi mengenai berbagai macam interaksi yang terjadi
antara
komponen-komponen
ekosistem,
tugas
proyek
yaitu
menempelkan hasil pembuatan poster mengenai pelestarian lingkungan di tempat-tempat strategis sehingga dapat dilihat oleh banyak orang yang mana hal itu merupakan salah satu bentuk komunikasi, berpikir kritis pada kegiatan membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas mengenai observasi ekosistem yang terdapat di sekolah, dan yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu ketika siswa membuat laporan hasil praktikum mengidentifikas i komponen penyusun ekosistem dan menganalisis interaksi yang terjadi antarkomponen, pembuatan laporan praktikum merupakan bentuk komunikas i secara tidak langsung sedangkan presentasi hasil diskusi merupakan bentuk komunikasi secara langsung. Keterampilan
proses sains mengklasifikasi
terdapat pada tugas
kelompok yaitu mengidentifikasi berbagai jenis interaksi pada komponenkomponen ekosistem, berpikir kritis yaitu mengelompokkan komponen biotik dan abiotik pada sebuah ekosistem di sekitar sekolah, review dan penerapan memuat keterampilan proses sains mengklasifikasi pada pengelompokkan jenis interaksi yang hanya menguntungkan salah satu organisme, dan pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengidentifikasi jenis interaksi simbios is yang terjadi dalam ekosistem sehingga siswa mengelompokkan berbagai macam jenis simbiosis pada suatu ekosistem termasuk jenis makhluk hidup, 125
jenis kerugian serta jenis keuntungan yang terjadi dalam simbiosis tersebut. Mengelompokkan menggolongkan
adalah sesuatu
suatu
sistematika
berdasarkan
yang
syarat-syarat
digunakan
untuk
tertentu.
Proses
mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. (Rustaman, 2008: 56) Keterampilan proses sains melakukan pengukuran hanya terdapat pada lembar kegiatan siswa yaitu pada saat siswa melakukan pengukuran pH air tanah menggunakan
pH meter, pengukuran
suhu udara menggunaka n
termometer, pengukuran suhu tanah menggunakan termometer tanah serta pengukuran intensitas cahaya matahari menggunakan luxmeter. Keterampila n proses sains menyimpulkan terdapat pada tugas kelompok yaitu menyimpulka n hasil diskusi mengenai mekanisme daur air berdasarkan gambar yang telah disediakan, berpikir kritis juga pada saat membacakan kesimpulan hasil diskusi mengenai skema aliran energi dan daur materi yang terjadi pada ekosistem, review dan penerapan memuat keterampilan proses sains menyimpulkan ketika siswa menemukan pola dalam pengamatan daur nitrogen lalu siswa bisa menyimpulkan dimana proses nitrifikasi terjadi. Pada lembar kegiatan siswa memuat
keterampilan
proses
sains
menyimpulkan
pada
praktikum
mengidentifikasi rantai makanan yang terjadi dalam suatu ekosistem yaitu siswa diperintah untuk menyimpulkan kegiatan praktikum tersebut dengan adanya pertanyaan “Apa kesimpulan Anda dari kegiatan ini?”, 126
hal itu
menunjukkan bahwa siswa dituntut untuk melakukan keterampilan proses sains menyimpulkan. Tidak seperti pengamatan yang buktinya langsung terkumpul di sekitar obyek, kesimpulan adalah penjelasan atau tafsiran (interpretasi) yang dibuat berdasarkan pengamatan. (Rezba, 1999: 27) Keterampilan proses sains memprediksi terdapat pada tugas kelompok yaitu siswa memprediksi apa yang akan terjadi pada mekanisme daur air jika pohon-pohon ditebangi dan mengaitkannya dengan konsep keseimbanga n lingkungan, berpikir kritis pada saat siswa memprediksi apa yang akan terjadi jika salah satu komponen dalam ekosistem dihilangkan, review dan penerapan yaitu siswa memprediksi kemungkinan jenis interaksi yang terjadi pada dua jenis tanaman yang saling berinteraksi, dan yang terakhir lembar kegiatan siswa memuat keterampilan proses sains memprediksi pada saat siswa memprediks i apa yang akan terjadi pada ekosistem kebun jika salah satu komponen biotik misalnya burung pemakan serangga jumlahnya semakin berkurang karena diburu. Keterampilan proses sains identifikasi variabel terdapat pada tugas kelompok yaitu mengidentifikasi berbagai macam interaksi yang terjadi antara variabel bebas dan terikat dalam suatu ekosistem misal antara cahaya matahari dengan tumbuhan, cacing tanah dengan tanah, dan lain sebagainya. Berpikir kritis memuat keterampilan proses sains identifikasi variabel dalam identifikas i antara pengaruh antarvariabel dalam kegiatan observasi ekosistem sekitar yaitu pengaruh keadaan komponen abiotik terhadap komponen biotik dalam suatu 127
ekosistem.
Review
dan penerapan memuat
keterampilan
proses sains
identifikasi variabel saat siswa melakukan identifikasi pengaruh variabel yaitu pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap komponen biotik dan abiotik, dan pada lembar kegiatan siswa yaitu ketika siswa melakukan
praktikum
mengidentifikasi komponen penyusun ekosistem dan menganalisis interaksi yang terjadi antarkomponen,
siswa melakukan identifikasi variabel dan
pengaruhnya satu sama lain salah satunya yaitu tingkat kesuburan tanah berdasarkan
suhu
tanah
serta derajat
keasaman
tanah.
Untuk
bisa
mengidentifikasi hubungan antara berbagai variabel di atas, siswa harus terlebih dahulu mengidentifikasi variabel bebas dan terikat dari seluruh kegiatan di atas sehingga seluruh kegiatan di atas merupakan keterampila n proses sains identifikasi variabel. Keterampilan proses sains membuat tabel terdapat pada kegiatan berpikir kritis yaitu siswa membuat tabel pengamatan hasil observasi ekosistem di sekitar sekolah serta pada lembar kegiatan siswa yaitu tabel jenis interaksi pada berbagai macam simbiosis dalam praktikum mengidentifikasi jenis interaksi simbiosis yang terjadi dalam ekosistem. Tabel sudah tersedia pada masing- masing kegiatan sehingga siswa bisa memakai tabel tersebut sebagai acuan dalam pembuatan tabel pada hasil laporan kegiatan. Keterampilan proses sains membuat grafik atau diagram tidak terdapat dalam bab ini, Rezba (1999: 28) menyebutkan bahwa membuat grafik atau diagram merupakan bagian dari keterampilan proses sains menginterpretasi data selain dalam bentuk tabel jadi 128
akan lebih baik jika pada LKS mengandung semua bentuk interpretasi data tidak hanya tabel saja namun juga pembuatan grafik atau diagram. Keterampilan proses sains mendeskripsikan hubungan antar variabel terdapat dalam tugas kelompok yaitu mendeskripsikan hubungan antara berbagai komponen yang ada dalam ekosistem misalnya antara tanaman sirih dengan pohon jambu, berpikir kritis pada kegiatan mendeskripsikan hubunga n antara yang terjadi antarkomponen baik antarkomponen biotik maupun antara komponen biotik dan abiotik, review dan penerapan pada mendeskripsika n jenis hubungan antara dua tanaman yang saling berinteraksi berdasarkan soal cerita, serta pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengidentifikas i jenis interaksi simbiosis yang terjadi dalam ekosistem, siswa mendeskripsika n hubungan
antarvariabel
yang terdapat dalam ekosistem meliputi
jenis
interaksinya, jenis variabelnya, serta jenis keuntungan atau kerugian dari interaksi tersebut. Keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada tugas kelompok yaitu mencari berbagai referensi mengenai interaksi yang terjadi antara komponen-komponen ekosistem yang sudah ditentukan sehingga siswa mencari data mengenai berbagai komponen tersebut, mengidentifikas i interaksi yang terjadi, lalu membahas dan mendiskusikan bersama kelompok dan membacakan hasil diskusi di depan kelas, tugas proyek memuat keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data pada kegiatan pembuatan poster mengenai upaya pelestarian lingkungan berdasarkan tema 129
yang sudah ditentukan lalu siswa mencari berbagai referensi/data mengena i tema yang sudah dipilih kemudian mengembangkan daya kreatifitas dalam membuat poster tersebut sehingga menghasilkan karya yang menarik, berpikir kritis dalam melakukan observasi mengenai ekosistem yang terdapat di sekitar sekolah kemudian siswa mendata komponen biotik dan abiotik apa saja yang terdapat dalam ekosistem tersebut lalu mendiskusikan berbagai pertanyaan yang ada sesuai dengan hasil data yang didapat pada observasi tersebut, serta lembar kegiatan siswa memuat keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data pada praktikum mengidentifikasi jenis interaksi simbiosis yang terjadi dalam ekosistem lalu siswa mengumpulkan data mengenai berbagai interaksi yang ada dalam ekosistem yang sudah dipilih lalu mengolah datanya menjadi bentuk tabel dalam jenis interaksi/simbiosis yang terjadi , jenis makhluk
hidup, jenis kerugian serta jenis keuntungan,
sehingga siswa
melakukan keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data sesuai dengan yang terdapat pada indikator keterampilan proses sains mengumpulka n dan mengolah data yang diuraikan oleh Rezba (1999: 29) Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian terdapat dalam tugas kelompok yaitu menganalisis hasil penelitian mengenai berbagai interaksi yang terjadi dalam komponen-komponen ekosistem, berpikir kritis dalam menganalisis hasil penelitian mengenai macam komponen yang terdapat pada ekosistem meliputi jenis komponen, jumlah, serta interaksi yang terjadi di dalamnya, review dan penerapan pada menganalisis mengenai daur nitroge n, 130
pada serta lembar kegiatan siswa yaitu menganalisis jenis interaksi simbios is yang terjadi dalam ekosistem yang sudah ditentukan,
perintah
untuk
menganalisis hasil penelitian terdapat jelas dalam setiap kegiatan dengan kalimat perintah “analisislah hasil...” sehingga sudah jelas bahwa siswa melakukan keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian. Keterampilan proses sains menyusun hipotesis hanya terdapat dalam lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengidentifikasi jenis interaksi simbiosis
yang
terjadi
dalam
ekosistem
sehingga
siswa
melakuka n
keterampilan proses sains menyusun hipotesis karena siswa menentuka n kemungkinan yang terjadi pada praktikum tersebut yaitu berbagai macam bentuk interaksi yang akan terjadi pada berbagai komponen ekosistem. Keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat pada tugas kelompok yaitu pada tugas mencari berbagai referensi mengenai interaksi yang terjadi antara berbagai macam komponen ekosistem, berpikir kritis pada kegiatan observasi di sebuah ekosistem di sekitar sekolah serta pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengidentifikasi rantai makanan yang terjadi dalam suatu ekosistem. Siswa melakukan keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional karena siswa menentukan variabel apa yang akan dilakukan dalam percobaan. Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definis i operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan 131
dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. (Rezba, 1999: 29) Keterampilan proses sains menyusun percobaan hanya terdapat pada lembar kegiatan siswa yaitu menyusun percobaan mengenai identifikas i komponen penyusun ekosistem dan menganalisis
interaksi yang terjadi
antarkomponen dan membandingkannya dalam dua ekosistem yang berbeda, siswa menentukan apa yang akan diamati serta cara kerjanya sehingga masuk dalam keterampilan proses sains menyusun percobaan. Keterampilan proses sains melakukan percobaan terdapat pada berpikir kritis yaitu melakuka n percobaan mengenai observasi di ekosistem sekitar sekolah dan pada lembar kegiatan siswa yaitu siswa melakukan percobaan mengenai identifikas i komponen penyusun ekosistem dan menganalisis interaksi yang terjadi antarkomponen. Siswa melakukan keterampilan proses sains melakuka n percobaan karena siswa melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja (Rezba, 1999: 30) 5) Bab 5 Bab 5 LKS A memuat materi tentang ligkungan, pada bab 5 terdapat seluruh keterampilan proses sains dasar dengan banyak frekuensi tinggi yaitu, pengamatan, klasifikasi, menyimpulkan, dan memprediksi. Selanjutnya ada keterampilan proses sains dasar komunikasi dan yang paling sedikit muncul yaitu melakukan pengukuran. Pada Bab 5 juga memuat seluruh keterampila n proses sains terpadu dengan frekuensi paling tinggi yaitu mendeskripsika n 132
hubungan antar variabel dan menganalisis hasil penelitian. Setelah itu terdapat menetapkan variabel operasional, identifikasi variabel, mengumpulkan dan mengolah data, melakukan percobaan, membuat tabel data, membuat grafik atau diagram, menyusun hipotesis dan menyusun percobaan. Keterampilan proses sains mengamati terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu pengamatan kondisi sungai pada gambar yang sudah disediakan, tugas kelompok yaitu pengamatan video pada youtube dengan link yang sudah disediakan, tugas proyek pada pengamatan mengenai cara-cara dan produk daur limbah dari berbagai referensi, berpikir kritis yaitu pengamata n peristiwa pada gambar yang menyebabkan ketidakseimbangan lingkunga n, review dan penerapan dalam pengamatan grafik konsentrasi oksigen terlarut dan konsentrasi sampah organik dari rumah tangga lalu siswa menjelask na pengaruh kedua variabel tersebut setelah melakukan pengamatan grafik, serta lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengamati pengaruh pencemaran air terhadap daya tahan hidup beberapa jenis ikan. Siswa melakuka n pengamatan menggunakan indera baik secara langsung seperti pada praktikum ataupun melalui gambar. Siswa harus menggunakan semua alat inderanya seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuma n. Dalam kegiatan ilmiah mengamati berarti menyeleksi fakta-fakta yang relevan dan memadai dari hal-hal yang diamati. (Rustaman, 2005:78) Keterampilan proses sains komunikasi terdapat pada tugas individ u yaitu mengumpulkan hasil pembuatan poster tentang mekanisme efek rumah 133
kaca dan penipisan lapisan ozon kepada bapak/ibu guru, tugas kelompok pada saat siswa membacakan hasil diskusi tentang jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah di depan kelas, tugas proyek yaitu membuat laporan mengenai kegiatan merancang produk daur ulang limbah, berpikir kritis pada pembuatan laporan singkat
mengenai
hasil
diskusi
tentang
perubahan/ketidakseimbanga n
lingkungan, serta lembar kegiatan siswa memuat keterampilan proses sains komunikasi pada saat siswa membuat laporan hasil praktikum yang berjudul menyelidiki pengaruh hujan asam terhadap tumbuhan. Keterampilan proses sains mengkomunikasi terjadi baik secara langsung mengenai pembacaan hasil diskusi di depan kelas atau secara tidak langsung baik melalui laporan ataupun poster yang diserahkan kepada bapak/ibu guru. Keterampilan proses sains mengklasifikasi terdapat pada seluruh kegiatan
yaitu
pada tugas individu
dalam mengklasifikasi
jenis-jenis
pencemaran yang terjadi di lingkungan berdasarkan zat pencemar dan lokasi yang tercemar, tugas kelompok yaitu mengelompokkan kasus kerusakan lingkungan akibat faktor alam dan faktor manusia serta dampaknya, berpikir kritis pada menglasifikasi jenis-jenis pencemaran berdasarkan zat pencemar dan lokasi yang tercemar, review dan penerapan dalam mengelompokka n dampak pencemaran perairan yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, serta lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengamati pengaruh pencemaran air terhadap daya tahan hidup beberapa jenis ikan sehingga siswa melakuka n keterampian proses sains mengklasifikasi karena melihat perbedaan daya 134
resistansi berbagai jenis ikan setelah diberi pencemar pada air yang ditempatinya. Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunaka n untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. (Rustaman, 2008: 55) Keterampilan proses sains melakukan pengukuran hanya terdapat pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum menyelidiki pengaruh hujan asam terhadap tanaman, lalu siswa melakukan pengukuran tingkat keasaman larutan asam menggunakan kertas pH. Keterampilan proses sains menyimpulka n terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu yaitu siswa menyimpulka n jenis pencemaran yang terjadi pada sungai berdasarkan zat pencemar dan lokasi yang tercemar, tugas kelompok pada menyimpulkan hasil diskusi mengena i peristiwa efek rumah kaca, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global. Tugas proyek terdapat pada menyimpulkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tentang rancangan produk daur ulang limbah, berpikir kritis tentang menyimpulkan hasil diskusi mengenai ketidakseimbangan lingkungan, review dan penerapan pada membuat kesimpulan mengenai langkah yang tepat untuk mencegah kerusakan hutan mangrove, serta lembar kegiatan siswa yaitu membuat kesimpulan mengenai kegiatan praktikum mengamati pengaruh pencemaran air terhadap daya tahan hidup beberapa jenis ikan. Siswa membuat kesimpulan berdasarkan perintah yang sudah tertulis, kalimat perintahnya yaitu 135
“Buatlah kesimpulan berdasarkan kegiatan tersebut!” atau “Apa kesimpula n Anda berdasarkan kegiatan tersebut?”. Keterampilan proses sains memprediksi terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu pada memprediksi jenis pencemaran yang terjadi berdasarkan zat pencemar dan lokasi yang tercemar, tugas kelompok pada saat siswa memprediksi dampak limbah terhadap kesehatan lingkungan apabila limbah tersebut tidak ditangani, tugas proyek dalam memprediksi kisaran harga jual produk hasil daur ulang limbah, berpikir kritis pada memprediksi dampak yang diakibatkan dari peristiwa pada gambar bagi lingkungan dan kehidupan manusia,
review
dan penerapan
memuat
memprediksi pada saat siswa diminta
keterampilan
proses sains
mencari penyebab kemungkina n
serangan belalang kembara (Locusta migratoria L.) pada lahan pertanian milik warga di daerah Sumatra dan NTT, serta yang terakhir lembar kegiatan siswa terdapat keterampilan proses sains memprediksi pada kegiatan praktikum tentang apakah setiap organisme memiliki daya toleran terhadap polutan air yang berbeda-beda. Membuat ramalan (prediksi) adalah membuat dugaan secara logis tentang hasil dari kejadian masa depan. Kemampuan untuk membuat ramalan tentang kejadian di masa depan memungkinkan kita untuk berhasil berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita. Ramalan ini didasarkan pada pengamatan yang baik dan kesimpulan yang dibuat tentang kejadian yang diamati. Seperti kesimpulan,ramalan didasarkan pada apa yang kita amati dan masa lalu kita sehingga mengalami model mental yang terbangun dari 136
pengalaman-pengalaman. Jadi meramal tidak hanya sekedar menebak, tetapi harus
berdasarkan kesimpulan kita atau hipotesis tentang peristiwa yang
memberi kita cara untuk menguji kesimpulan atau hipotesis. Jika ramalan tersebut ternyata benar, maka kita memiliki keyakinan lebih besar pada inferensi/hipotesis. Ini adalah dasar dari proses ilmiah yang digunakan oleh para
ilmuwan
yang
bertanya
dan
menjawab
pertanyaan
dengan
mengintegrasikan bersama-sama enam keterampilan ilmu dasar proses. (Rezba, 1999) Keterampilan proses sains identifikasi variabel terdapat pada tugas proyek menentukan variabel yaitu limbah yang berbeda-beda dalam tiap kelompok untuk pembuatan karya daur ulang limbah, berpikir kritis pada mengidentifikasi variabel yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbanga n lingkungan pada gambar yang sudah disediakan, review dan penerapan dalam identifikasi variabel dalam kasus perburuan burung pleci (Zosteros sp.) dalam dampaknya terhadap lingkungan, serta lembar kegiatan siswa yaitu siswa menentukan identifikasi variabel bebas dan terikat dalam praktikum mengamati pengaruh pencemaran air terhadap daya tahan hidup beberapa jenis ikan. Keterampilan proses sains membuat tabel terdapat pada tugas kelompok yaitu siswa menuliskan hasil diskusi kelompok mengenai kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia dalam tabel serta lembar kegiatan siswa yaitu dalam pembuatan tabel mengenai hasil pengamatan pengaruh pencemaran air terhadap daya tahan hidup beberapa jenis ikan. Tabel sudah disediakan pada 137
setiap kegiatan sehingga siswa bisa membuat tabel dengan menggunakan tabel yang sudah tertera sebagai acuan. Keterampilan proses sains membuat grafik atau diagram terdapat dalam review dan penerapan yaitu ketika siswa membuat grafik mengenai konsentrasi oksigen terlarut dan konsentrasi sampah organik, sedangkan pada lembar kegiatan siswa yaitu pada pembuatan grafik tinggi tanaman pada masing- masing pot yang disiram dengan menggunakan larutan asam dan larutan biasa lalu siswa membandingkan tinggi tanaman tersebut. Kedua keterampilan tersebut merupakan keterampilan menginterpretasi data seperti yang disebutkan Rezba (1999: 27) tentang keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsika n data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirataratakan. Keterampilan proses sains mendeskripsikan hubungan antar variabel terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu pada mendeskripsika n hubungan antara zat pencemar dan lokasi yang tercemar sebagai bagian dari menganalisis jenis pencemaran lingkungan, tugas kelompok pada kegiatan mendeskripsikan hubungan antara jenis peristiwa kerusakan alam dengan dampak yang ditimbulkan, tugas proyek yaitu mendeskripsikan hubunga n antara limbah yang berbeda dengan cara mendaur ulangnya, berpikir kritis pada mendeskripsikan hubungan antara perisitiwa kerusakan alam dengan dampak yang ditimbulkan, review dan penerapan dalam mendeskripsikan hubunga n 138
antara polutan terhadap konsentrasi oksigen terlarut dalam pencemaran sungai, serta lembar kegiatan siswa yaitu mendeskripsikan hubungan antara pengaruh hujan asam terhadap tanaman. Hal ini sesuai dengan indikator keterampila n proses sains yaitu menjelaskan hubungan antar variabel bebas dari data serta menjelaskan hubungan antar variabel terikat dari data. (Rezba, 1999: 28) Keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada tugas kelompok melakukan kajian dari berbagai laporan media mengena i beberapa kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia mulai dari mengumpulkannya lalu mengelompokkannya menjadi peristiwa karena faktor alam atau faktor manusia serta dampak yang ditimbulkan, tugas proyek pada mengumpulkan berbagai referensi mengenai cara mendaur ulang limba h, kemudian merancang produk daur ulang limbah, lalu membuat pameran produk dari kegiatan tersebut. Review dan penerapan terdapat pada kegiatan mrengetahui efektivitas tanaman eceng gondok dalam mengolah limbah cair yang berasal dari rumah pemotongan hewan, siswa mendapatkan data lalu mengolah dan menganalisisnya menjadi sebuah kesimpulan. Lembar kegiatan siswa memuat keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data pada praktikum menyelidiki pengaruh hujan asam terhadap tanaman, siswa menanam biji kacang tanah lalu melabelinya dan menyiraminya dengan larutan asam dan dengan air biasa kemudian siswa melihat hasil yang didapat selama dua minggu dengan mengukur perbedaan tinggi tanaman tersebut dan siswa membuat laporan dari hasil kegiatan tersebut. 139
Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu menganalisis hasil pengamatan mengena i pencemaran sungai yang terjadi di lingkungan berdasarkan zat pencemarnya , tugas kelompok pada kegiatan menganalisis dampak negatif perubahan lingkungan, tugas proyek dalam menganalisis pemanfaatan limbah melalui cara daur
ulang,
berpikir
kritis
yaitu
menganalisis
tentang
peristiwa
ketidakseimbangan lingkungan serta dampak yang ditimbulkan, review dan penerapan dalam menganalisis
mengenai
peristiwa
penyerangan
lahan
pertanian milik warga oleh belalang kembara (Locusta migratoria L.) di daerah Sumatra dan NTT, serta lembar kegiatan siswa memuat keterampilan proses sains menganalisis
hasil penelitian
pada menganalisis
hasil praktikum
mengenai pengaruh hujan asam terhadap tanaman. Perintah menganalis is tertulis
jelas dalam tiap kegiatan
yaitu “analisislah..” sehingga
siswa
meghubungkan hasil penelitian dengan teori serta menginterpretasikan data hasil pengamatan, dan dua-duanya masuk dalam indikator keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian (Rezba, 1999: 29) Keterampilan proses sains menyusun hipotesis terdapat pada review dan penerapan yaitu siswa menyatakan keumngkinan yang terjadi tentang tingginya jumlah kendaraan di kota dengan tingkat pencemaran udara di perkotaan serta pada lembar kegiatan siswa yaitu siswa menyusun hipotesis mengenai dampak pada tanaman lain selain tanaman kacang tanah bila terkena hujan asam. Keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat pada tugas 140
individu yaitu siswa menentukan cara pengambilan data dari objek yaitu pada kegiatan ini dengan memakai zat pencemar sebagai variabel untuk menentuka n jenis pencemaran sungai, tugas kelompok pada menentukan variabel penyebab kerusakan lingkungan,
tugas proyek yaitu menetapkan
variabel untuk
pengolahan karya daur ulang limbah yang berbeda-beda tiap kelompok, review dan penerapan dalam menentukan variabel pada kegiatan penelitian efektivita s tanaman eceng gondok dalam mengolah limbah cair yang berasal dari rumah pemotongan hewan dengan berbagai persentase penutupan permukaan eceng gondok oleh air yaitu sebanyak 30%, 60%, dan 90%. Lembar kegiatan siswa memuat keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional pada saat siswa menetapkan variabel yang akan dilakukan dalam praktikum menyelid ik i pengaruh hujan asam terhadap tanaman. Rezba (1999: 28) mengemukaka n bahwa mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan proses sains menyusun percobaan terdapat pada tugas proyek menyusun percobaan mengenai karya daur ulang limbah
yang
selanjutnya akan dibuat pameran dan lembar kegiatan siswa yaitu menyus un percobaan mengenai
pengaruh
hujan
asam terhadap
tanaman
selain
menggunakan tanaman kacang. Siswa menentukan alat dan banah serta cara 141
kerja yang akan dilakukan sehingga siswa melakukan keterampilan proses sains menyusun
percobaan. Keterampilan
proses sains melakukan
percobaan
terdapat pada tugas individu yaitu melakukan penelitian mengenai jenis pencemaran sungai berdasarkan zat pencemarnyaa, tugas kelompok pada melakukan percobaan analisis dampak negatif perubahan lingkungan yang terjadi di Indonesia, tugas proyek yaitu siswa melakukan percobaan pembuatan karya daur ulang limbah dan yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu siswa melakukan percobaan mengenai pengaruh pencemaran air terhadap daya tahan hidup beberapa jenis ikan. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja sehingga siswa melakukan keterampilan proses sains melakuka n percobaan. (Rezba, 1999: 30)
b. LKS B 1) Bab 1 Bab 1 pada LKS B memuat materi tentang plantae. Bab 1 memuat seluruh keterampilan proses sains dasar dengan frekuensi paling tinggi yaitu pengamatan dan mengklasifikasi. Sedangkan frekuensi yang paling rendah yaitu melakukan pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul dalam Bab 1 yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram, mendeskripsikan hubungan antar variabel, menyusun hipotesis, dan menyus un percobaan, sedangkan yang paling sering muncul yaitu menganalisis hasil
142
penelitian dan menetapkan variabel operasional, yang paling sedikit muncul yaitu mengumpulkan dan mengolah data serta membuat tabel data. Keterampilan proses sains mengamati terdapat pada seluruh kegiatan, hal ini menunjukkan bahwa dalam seluruuh kegiatan siswa harus menggunaka n semua alat inderanya seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman. Dalam kegiatan ilmiah mengamati berarti menyeleksi faktafakta yang relevan dan memadai dari hal-hal yang diamati. (Rustaman, 2005 :78) Tugas individu memuat keterampilan proses sains pengamatan dalam kegiatan mengamati ciri-ciri umum kingdom plantae, tugas kelompok yaitu mengamati perbedaan berbagai kelompok tumbuhan, tugas proyek yaitu pembuatan gambar/foto yang berbasis pengamatan keindahan bentuk dan warna tumbuhan di sekitar, berpikir kritis yaitu pengamatan kedua jenis tumbuhan lalu mengelompokkannya, review dan penerapan yaitu pengamata n ciri-ciri umum kingdom plantae, serta lembar kegiatan siswa yaitu praktikum pengamatan pada tumbuhan gymnospermae dan angiospermae. Kata yang terdapat pada keterampilan proses sains mengamati yaitu amatilah, bagaima na ciri-ciri, dan sebagainya. Seluruh kegiatan diatas merupakan keterampila n proses sains mengamati karena siswa melakukan kegiatan pengamatan dengan menggunakan indera baik pengamatan secara langsung maupun tidak langsung. Keterampilan proses sains komunikasi terdapat pada tugas individ u yaitu pembuatan laporan dari analisis siklus hidup tumbuhan lumut, tugas kelompok yaitu pembuatan laporan kegiatan pengamatan struktur tumbuha n 143
lumut, berpikir kritis yaitu mendiskusikan dengan teman sekelompok mengena i dampak upaya pemanfaatan keanekaragaman plantae, serta lembar kegiatan siswa yaitu pembuatan laporan mengenai praktikum pengamatan perbedaan ciri tumbuhan gymnospermae dan angiospermae. Pembuatan laporan dalam suatu kegiatan merupakan contoh bentuk keterampilan proses sains komunikas i secara tertulis, sedangkan diskusi merupakan bentuk keterampilan proses sains komunikasi secara langsung. Untuk mencapai keterampilan berkomunikas i siswa harus dapat menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan yang telah dikerjakan dengan sistematis dan jelas, selain itu diharapkan siswa mampu menjelaskan hasil kegiatan, mendiskusikan dan menggambarkan data yang diperoleh ke bentuk diagram, grafik atau tabel. (Rustaman, 2005: 90) Keterampilan proses sains mengklasifikasi terdapat seluruh kegiatan yaitu tugas individu pada kegiatan mengenali nama dan mengelompokkan ciriciri umum kingdom plantae, tugas kelompok yaitu menulis perbedaan berbagai kelompok tumbuhan, tugas proyek yaitu pembuatan gambar atau foto berbasis perbedaan bentuk dan warna tumbuhan di ligkungan sekitar, berpikir kritis yaitu
penentuan
kelas masing- masing
tumbuhan
serta mencantumka n
alasannya, review dan penerapan yaitu pada tugas mencari perbedaan ciri-cir i ketiga divisi tumbuhan lumut, serta pada lembar kegiatan siswa yaitu mencatat hasil pengamatan mengenai perbedaan bunga, buah, biji, batang, dan akar pada praktikum pengamatan ciri tumbuhan gymnospermae dan angiospermae. Keterampilan
proses sains mengklasifikasi 144
mencakup kegiatan mencari
perbedaan atau persamaan, menggolongkan, mengelompokkan, melihat ciriciri serta membandingkan.
Ada beberapa metode yang berbeda dalam
melakukan klasifikasi. Metode yang paling sederhana adalah klasifikasi serial. Objek
ditempatkan
dalam
urutan
peringkat
didasarkan
pada
beberapa persyaratan, misalnya siswa dikelompokkan berdasarkan tingginya. Dua metode lainnya adalah klasifikasi biner dan klasifikasi bertingkat. Dalam sistem klasifikasi biner, satu set objek yang sederhana dibagi menjadi dua himpunan bagian. (Rezba (1999: 29) Keterampilan proses sains melakukan pengukuran hanya terdapat pada tugas proyek yaitu pada pembuatan pembatas buku, alas makan, sampul buku, kartu ucapan atau suvenir berbasis pada keindahan bentuk dan warna tumbuha n yang terdapat pada lingkungan sekitar. Ketika kita mengukur beberapa benda, kita membandingkan benda tersebut untuk didefinisikan dengan rujukan yang disebut satuan. Sebuah informasi hasil pengukuran berisi dua bagian yaitu angka untuk memberitahu berapa banyak, dan nama satuan untuk memberita hu kita berapa banyak dengan rujukan apa (Rezba, 1999: 28) Keterampilan proses sains menyimpulkan terdapat pada tugas individu yaitu menghubungkan ciriciri kingdom plantae berdasarkan hasil pengamatan, tugas kelompok yaitu menghubungkan hasil pengamatan dengan kelompok lain tentang perbedaan ciri masing-masing tumbuhan, berpikir kritis yaitu menghubungkan upaya pemanfaatan keanekaragaman plantae dengan dampak yang ditimbulkan jika tidak seimbang dengan pelestariannya, review dan penerapan yaitu pada 145
kegiatan pengelompokkan Marsilea crenata dalam kelompok paku heterospor lalu pembuatan skema metagenesis tumbuhan tersebut setelah melakuka n analisis penggolongan tumbuhan paku, serta yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu menyimpulkan kegiatan praktikum perbedaan ciri tumbuhan
gymnospermae
dan angiospemae.
Keterampilan
proses sains
menyimpulkan mencakup berbagai kegiatan seperti menyimpulkan suatu kegiatan,
menganalisis
hasil
penelitian,
serta menemukan
pola hasil
pengamatan, sehingga seluruh kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains menyimpulkan. Keterampilan proses sains memprediksi mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu pola yang sudah ada, menggunakan pola-pola atau hubungan informasi/ukuran/hasil observasi dan mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola atau kecenderungan. Apabila siswa dapat mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta yang menunjukkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada, (Rustaman, 2005:79) hal ini terdapat pada tugas kelompok yaitu menetukan generasi gametofit dan sporofit berdasarkan hasil pengamata n mengenai struktur tumbuhan lumut, berpikir kritis yaitu menganalisis dampak yang terjadi apabila upaya pemanfaatan keanekaragaman Plantae tidak seimbang dengan pelestariannya, serta review dan penerapan yaitu menjelaska n kenapa Equisetum termasuk kelompok paku peralihan setelah melakuka n
146
pengamatan. Keterampilan proses sains memprediksi mencakup kegiatan menggunakan pola hasil penelitian seperti pada seluruh kegiatan di atas. Keterampilan proses sains identifikasi variabel tidak terdapat pada bab ini. Keterampilan proses sains membuat tabel terdapat pada tugas kelompok yaitu menuliskan perbedaan jenis-jsnis umbuhan dalam bentuk tabel serta lembar kegiatan siswa yaitu mencatat hasil pengamatan ciri tumbuha n gymnospermae dan angiospermae dalam bentuk tabel. Keterampilan proses sains
membuat
grafik
atau diagram
dan keterampilan
proses sains
mendeskripsikan hubungan antar variabel terdapat tidak terdapat pada bab ini. Hal ini menunjukkan bahwa Bab 1 dalam LKS B kurang memuat keterampila n proses sains menginterpretasi data dalam bentuk yang lebih mudah dipahami selain tabel yaitu dalam bentuk grafik atau diagram. (Rezba, 1999) Keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada tugas individu yaitu dalam tugas mengamati ciri dan struktur tumbuha n paku mulai dari mencari tumbuhan paku, mengamati, memotong secara melintang pada sorus untuk diamati di bawah mikroskop serta membuat laporan hasil kegiatan tersebut, tugas kelompok yaitu pada kegiatan mengamati perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil dengan menggunakan kecambah setelah beberapa hari lalu melakukan pengamatan dan membuat laporan dari kegiatan tersebut, dan yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu praktikum pengamatan ciri tumbuhan gymnospermae dan angiospermae. Seluruh kegiatan diatas merupakan keterampilan proses sains mengumpulka n 147
dan mengolah data karena siswa melakukan pengamatan lalu kemudian mengolah data yang didapat untuk dijadikan laporan. Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian terdapat dalam tugas individu yaitu menganalisis ciri-ciri kingdom plantae berdasarkan hasil pengamatan, tugas kelompok yaitu menganalisis hasil pengamatan dengan kelompok lain tentang perbedaan ciri masing- masing tumbuhan, berpikir kritis yaitu menganalisis dampak upaya pemanfaatan keanekaragaman plantae jika tidak seimbang dengan pelestariannya, serta yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu menganalisis hasil pengamatan mengenai perbedaan tumbuha n gymnospermae dan angiospermae. Pada kegiatan diatas terlihat jelas bahwa kalimat perintah yang muncul dalam keterampilan proses sains menganalis is hasil penelitian adalah “analisislah” sehingga siswa melakukan analisis mengenai hasil pengamatan atau menginterpretasikan data hasil pengamata n dan menghubungkannya dengan teori. Keterampilan proses sains menyusun hipotesis tidak terdapat pada bab ini. Keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat pada tugas individu yaitu pengamatan ciri dan struktur tumbuhan paku dengan cara pengamatan
sorusnya, tugas kelompok yaitu pada kegiatan mengamati
perbedaan berbagai kelompok tumbuhan dan bagian yang diamati adalah akar, batang, daun, spora, bunga, dan biji pada tiap kelompok tumbuhan. Pada kegiatan review dan penerapan yaitu pada pengelompokkan
tumbuha n
berdasarkan berkas pengangkut dan alat perkembangbiakannya, serta yang 148
terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu pada hasil pengamatan tumbuha n angiospermae dan gymnospermae sedangkan bagian yang diamati yaitu bunga, buah, biji, batang, dan akar. Seluruh kegiatan diatas merupakan keterampila n proses sains menetapkan variabel operasional karena siswa menentukan cara pengambilan data dari objek yang akan diamati dan menetapkan variabel yang akan dilakukan dalam percobaan. Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definis i operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. (Rezba, 1999: 29) Keterampilan proses sains menyusun percobaan tidak terdapat pada bab ini jadi hanya keterampilan proses sains melakukan percobaan yang terdapat pada tugas individu yaitu dalam kegiatan mengamati struktur tumbuhan paku dan siswa mencari tumbuhan paku lalu mengamati umbuhan paku lengkap dengan bagian-bagiannya, pada tugas kelompok yaitu pada pengamatan stuktur tumbuhan lumut menggunakan kaca pembesar atau lup serta menggambar dan menyebutkan bagian-bagiannya. Pada lembar kegiatan siswa keterampila n proses sains melakukan percobaan terdapat pada praktikum tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Siswa melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan sehingga seluruh kegiatan tersebut masuk dalam keterampilan proses sains melakuka n 149
percobaan. Percobaan/eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba (Rezba, 1999: 30) 2) Bab 2 Bab 2 LKS B memuat materi mengenai animalia, pada bab ini tidak terdapat tugas individu. Bab 2 memuat seluruh keterampilan proses sains dasar dengan
frekuensi
paling
banyak
yaitu
pengamatan,
klasifikasi
dan
menyimpulkan, sedangkan yang paling sedikit muncul yaitu melakuka n pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul pada Bab 2 yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram, mendeskripsika n hubungan antar variabel, dan menyusun hipotesis, sedangkan yang paling sering muncul yaitu menganalisis hasil penelitian, lainnya memiliki frekuens i yang sama dan tidak terlalu sering muncul yaitu membuat tabel data, mengumpulkan
dan mengolah
data, menetapkan
variabel
operasional,
menyusun percobaan, dan melakukan percobaan. Keterampilan proses sains mengamati terdapat pada tugas kelompok yaitu
kegiatan
menentukan
ciri-ciri
umum
kingdom
animalia
melalui
pengamatan berbagai jenis hewan, tugas proyek yaitu pembuatan permaina n 150
atau peta pikiran tentang konsep ciri dan klasifikasi invertbrata dan vertebrata, berpikir kritis yaitu membandingkan perbedaan ciri-ciri kingdom plantae dan animalia
setelah melakukan
pengamatan,
review
dan penerapan yaitu
menjelaskan lapisan tubuh pada hewan tripoblastik pseudoselomata setelah melakukan pengamatan, serta lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengamati arthropoda. Seluruh kegiatan di atas merupakan keterampila n proses sains mengamati karena siswa melakukan pengamatan menggunaka n indera baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan membandingka n hal-hal yang diamati siwa mengembangkan kemampuan mencari persamaan dan perbedaan suatu benda/peristiwa. (Rustaman, 2005: 78) Keterampilan proses sains komunikasi terdapat pada tugas kelompok yaitu mempresentasikan hasil pengamatan mengenai ciri-ciri hewan kelompok invertebrata, tugas proyek yaitu mempresentasikan hasil prmainan kelompok atau pembuatan mind mapping tentang konsep ciri dan klasifikasi invertebra ta dan vertebrata, serta lembar kegiatan siswa yaitu pembuatan laporan mengena i praktikum mengamati arthropoda. Seluruh kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains mengkomunikasi baik secara tidak langsung (pembuatan laporan) maupun pengamatan).
Komunikasi
secara langsung
adalah keterampilan
(mempresentasikan hasil proses sains
yang
ke
dua, bergandengan dengan pengamatan. Siswa harus berkomunikasi dalam rangka membagikan hasil pengamatan kepada orang lain, dan komunikasi harus jelas dan efektif agar orang lain dapat memahami informasi tersebut. Salah satu 151
kunci untuk berkomunikasi efektif adalah dengan menggunakan rujukan (referensi). (Rezba, 1999: 27) Keterampilan
proses sains mengklasifikasi
terdapat pada tugas
kelompok yaitu menyebutkan ciri-ciri masing- masing hewan yang diamati pada tugas menentukan ciri-ciri umum kingdom animalia meliputi habitat, cara hidup, jenis makanan, ukuran tubuh serta warna tubuh. Pada kegiatan berpikir kritis yaitu menjelaskan perbedaan ciri-ciri kingdom plantae dan ciri-cir i kingdom animalia, review dan penerapan yaitu menjelaskan perbedan antara hewan diploblastik
dan tripoblastik,
serta lembar kegiatan siswa yaitu
menganalisis persamaan dan perbedaan keempat kelompok filum arthropoda pada praktikum mengamati arthropoda. Semua kegiatan diatas merupakan bagian dari keterampilan proses sains mengklasifikasi karena siswa mencari ciri-ciri dan mencari perbedaan atau persamaan dari hasil suatu pengamata n. Mengelompokkan menggolongkan
adalah sesuatu
suatu
sistematika
berdasarkan
yang
syarat-syarat
digunakan
untuk
tertentu.
Proses
mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. (Rustaman, 2005: 78) Keterampilan proses sains melakukan pengukuran hanya terdapat pada tugas kelompok yaitu pada tugas menentukan ciri-ciri umum kingdom animalia pada saat melakukan pengukuran tubuh hewan yang diamati. Keterampila n proses sains menyimpulkan terdapat pada tugas kelompok yaitu membuat 152
kesimpulan mengenai kegiatan menentukan ciri-ciri umum kingdom animalia, tugas proyek yaitu dalam tugas pembuatan peta konsep tentang ciri dan klasifikasi invertebrata dan vertebrata, berpikir kritis yaitu tentang pembahasan mengenai manfaat terumbu karang dan apa saja yang dapat merusaknya serta pelestariannya, review dan penerapan yaitu menyimpulkan peran vertebrata bagi kehidupan manusia, dan yang terakhir lembar kegiatan siswa yaitu menyimpulkan hasil praktikum mengamati arthropoda. Keterampilan proses sains menyimpulkan meliputi kegiatan menemukan pola hasil pengamata n (untuk memperoleh kesimpulan), ada pula yang jelas terdapat kalimat “buatla h kesimpulan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan” sehingga seluruh kegiatan di atas mengandung keterampilan proses sains menyimpulkan. Keterampilan proses sains memprediksi terdapat pada tugas kelompok yaitu dalam menganalisis perbandingan kompleksitas sistem organ vertebrata sebagai dasar pengelompokannya, berpikir kritis yaitu memprediksi kegiatan manusia yang dapat merusak serta yang dapat melestarikan terumbu karang, review dan penerapan yaitu memprediksi peran Mollusca dalam bidang ekonomi, serta lembar kegiatan siswa yaitu menganalisis persaaman dan perbedaan ciri kelompok hewan dalam filum arthropoda. Keterampilan proses sains memprediksi merupakan kegiatan menemukan pola dalam penelitia n untuk dapat menyatakan apa yang mungkin terjadi dalam penelitian, sehingga kegiatan menggunakan pola hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan atau menganalisis hasil penelitian seperti kegiatan di atas masuk dalam keterampila n 153
proses sains memprediksi. Seperti kesimpulan,ramalan didasarkan pada apa yang kita amati dan masa lalu kita sehingga mengalami model mental yang terbangun dari pengalaman-pengalaman. Jadi meramal tidak hanya sekedar menebak, tetapi harus peristiwa
yang
berdasarkan kesimpulan kita atau hipotesis tentang
memberi
kita cara untuk
menguji
kesimpulan
atau
hipotesis.(Rezba, 1999: 28) Keterampilan proses sains identifikasi variabel tidak terdapat pada bab ini. Keterampilan proses sains membuat tabel terdapat pada tugas kelompok yaitu
memasukkan
pengamatan
hasil
pengamatan
mengenai
serta dalam lembar kegiatan
annelida
siswa yaitu
dalam tabel mencatat hasil
pengamatan mengenai arthropoda dalam tabel. Perintah memasukkan hasil pengamatan dalam tabel tertulis jelas dalam tiap kegiatan. Keterampilan
proses sains
membuat
grafik
atau diagram
dan
keterampilan proses sains mendeskripsikan hubungan antar variabel terdapat tidak terdapat pada bab ini. Keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada tugas kelompok yaitu dalam kegiatan ciri dan klasifikasi hewan vertebrata mulai dari mengamati berbagai macam ciri lalu mengelompokkannya serta menganalisis hasilnya dan pada lembar kegiatan siswa yaitu dalam praktikum mengamati arthropoda mulai dari mempersiapka n hewan yang akan diamati, menggambarnya lalu mencatat hasil yang didapat serta menganalisi hasil pengamatan.
Kedua kegiatan diatas merupakan
keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data karena siswa 154
melakukan kegiatan mulai dari mengumpulkan data lalu menganalisis nya hingga didapat hasil yang jelas untuk kemudian dijelaskan dalam laporan. Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian terdapat dalam tugas kelompok yaitu menganalisis hasil pengamatan mengenai annelida, berpikir kritis yaitu menganalisis perbedaan ciri-ciri kingdom plantae dan animalia
setelah
mempelajarinya
serta
lembar
kegiatan
siswa
yaitu
menganalisis hasil pengamatan mengenai persamaan ciri-ciri hewan dalam praktikum mengamati arthropoda. Perintah menganalisis hasil pengamata n terdapat jelas dalam perintah “analisislah hasil pengamatan” sehingga seluruh kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian
yaitu
menginterpretasikan
data
hasil
pengamatan
serta
menghubungkan data dengan teori (Rezba, 1999: 28) Keterampilan proses sains menyusun hipotesis tidak terdapat pada bab ini,
karena tidak ada pembuatan dugaan sementara dalam praktikum.
Keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat pada tugas kelompok yaitu dalam tugas tentang ciri dan klasifikasi hewan vertebrata, cara pengambilan data dari objek yang akan diamati adalah meliputi penutup tubuh, alat gerak, alat respirasi, jantung, suhu tubuh, organ yang berkembang serta reproduksinya. Pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum mengamati arthropoda dan cara pengambilan data dari objek yang diamati adalah dengan memperhatikan tubuh, jumlah kaki, sayap, alat tubuh lain, habitat serta masuk dalam kelompok apa. Kedua kegiatan di atas merupakan keterampilan proses 155
sains menetapkan variabel operasional karena menentukan cara pengambila n data dari suatu objek. (Rezba, 1999: 29) Keterampilan proses sains menyusun percobaan terdapat pada tugas kelompok yaitu
dalam kegiatan mengetahui ciri-ciri
hewan kelompok
invertebrata dan pada lembar kegiatan siswa yaitu dalam praktikum mengamati arthropoda. Kedua kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains menyusun percobaan karena siswa menentukan alat dan bahan yang akan digunakan saat melakukan percobaan, menentukan apa yang akan diamati serta menentukan cara kerja. Keterampilan proses sains melakukan percobaan terdapat pada tugas kelompok yaitu menentukan ciri-ciri umum kindom animalia
dan pada lembar kegiatan siswa yaitu praktikum mengamati
arthropoda. Kedua kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains melakukan percobaan karena siswa melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja yang sudah tertera. (Rezba, 1999: 30) 3) Bab 3 Bab 3 LKS B memuat materi tentang ekologi. Bab 3 memuat seluruh keterampilan proses sains dan yang paling sering muncul adalah pengamata n dan mengklasifikasi, sedangkan yang paling sedikit muncul yaitu melakuka n pengukuran. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul pada Bab 3 yaitu identifikasi variabel, membuat grafik atau diagram, menyusun hipotesis, dan menyusun
percobaan sedangkan yang paling
mendeskripsikan hubungan antar variabel. 156
sering muncul yaitu
Keterampilan proses sains mengamati terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu yaitu mengamati gambar jaring-jaring makanan, tugas kelompok
yaitu
mengamati
komponen
ekosistem,
tugas proyek yaitu
pengamatan keseimbangan ekosistem sekitar, berpikir kritis yaitu pengamata n daur air dan aktivitas manusia dalam memanfaatkan air , review dan penerapan yaitu pengamatan tingkatan trofik pada rantai makanan yang terdapat dalam ekosistem, serta lembar kegiatan siswa yaitu pengamatan ciri-ciri interaksi yang terjadi dlam hubungan antarkomponen ekosistem. Kalimat perintah yang terdapat dalam kegiatan diatas adalah “amatilah...” sehingga jelas seluruh kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains mengamati karena siswa melakukan pengamatan objek baik secara langsung atau pengamatan melalui gambar atau bagan. Menurut Rustaman (2005: 78) mengamati merupakan suatu proses untuk mengenal sesuatu dengan jalan memperhatikan atau menyadar i obyek/peristiwa, untuk hal ini siswa harus menggunakan semua alat inderanya seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuma n. Dalam kegiatan ilmiah mengamati berarti menyeleksi fakta-fakta yang relevan dan memadai dari hal-hal yang diamati. Keterampilan proses sains komunikasi terdapat pada tugas kelompok yaitu pembuatan laporan mengenai pengamatan komponen ekosistem, tugas proyek yaitu memperesentasikan poster hasil kerja kelompok mengena i pelestarian lingkungan, serta lembar kegiatan siswa yaitu pembuatan laporan mengenai praktikum hubungan antarkomponen ekosistem. Siswa melakuka n 157
komunikasi baik secara langsung yaitu melalui presentasi ataupun secara tidak langsung yaitu melalui pembuatan laporan tertulis. Siswa harus berkomunikas i dalam rangka membagikan
hasil pengamatan
kepada orang lain,
dan
komunikasi harus jelas dan efektif agar orang lain dapat memahami informas i tersebut. Salah satu kunci untuk berkomunikasi efektif adalah dengan menggunakan rujukan (referensi) (Rezba, 1999: 27). Keterampilan proses sains mengklasifikasi terdapat pada seluruh kegiatan yaitu pada tugas individ u mengelompokkan peran setiap makhluk hidup dalam jaring-jaring makanan, tugas kelompok yaitu pengelompokkan komponen biotik dan abiotik pada suatu ekosisitem,
tugas proyek yaitu mengklasifikasikan jenis-jenis pelestaria n
lingkungan, berpikir kritis yaitu menganalisis berbagai macam jenis energi alternatif dalam ekosistem, review dan penerapan yaitu menjelaskan perbedaan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan, serta pada lembar kegiatan siswa yaitu pengelompokkan komponen biotik dan abiotik dalam praktikum hubungan
antarkomponen
mengklasifikasi
meliputi
ekosistem.
Keterampilan
mengelompokkan,
proses
membandingkan,
sains mencari
perbedaan atau persamaan, serta mencari ciri-ciri sehingga seluruh kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains mengklasifikasi. Mengelompokka n adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat beberapa
kegiatan
tertentu.
seperti
Proses mengklasifikasikan
mencari
158
kesamaan,
mencari
tercakup perbedaan,
mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolonga n. (Rustaman, 2005 :78) Keterampilan proses sains melakukan pengukuran hanya terdapat pada tugas kelompok yaitu melakukan
pengukuran
dalam tugas mengamati
komponen ekosistem, perintah untuk melakukan pengukuran terlihat jelas ditandai dengan adanya kalimat “mintalah bantuan guru untuk mengukurnya ”. Keterampilan proses sains menyimpulkan terdapat pada tugas individu yaitu menyimpulkan apa yang dimaksud dengan jaring-jaring makanan setelah melihat gambar, tugas kelompok yaitu menyimpulkan komponen penyusun ekosistem, berpikir kritis yaitu menyimpulkan dampak ketidakseimbangan daur air, review dan penerapan yaitu menjelaskan pengertian ekosistem setelah membaca dan melakukan pengamatan, serta lembar kegiatan siswa yaitu menyimpulkan
hasil dari kegiatan praktikum hubungan
antarkompone n
ekosistem. Seluruh kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains menyimpulkan karena siswa melakukan penyimpulan atas kegiatan yang telah dilakukan melalui cara menemukan pola dalam suatu kegiatan sehingga bisa ditarik hasil atau kesimpulan. Keterampilan proses sains memprediksi terdapat pada tugas individu yaitu memprediksi kemungkinan yang terjadi jika salah satu komponen dalam rantai makanan hilang, tugas kelompok yaitu mencari gambar daur fosfor dan daur sulfur lalu menggambar kedua daur biogeokimia tersebut lalu menganalisis proses kedua daur tersebut, berpikir kritis yaitu menjelaskan kemungkinan yang dilakukan berkaitan dengan pemuliha n 159
keseimbangan lingkungan, serta pada review dan penerapan yaitu memprediks i pengaruh komponen abiotik pada komponen biotik suatu ekosistem. Terdapat kalimat yang jelas dalam kegiatan tersebut yaitu “jelaskan kemungkinan” dan pada kegiatan yang lain terlihat bahwa siswa harus menggunakan pola untuk mengerjakan soal sehingga seluruh kegiatan di atas merupakan keterampila n proses sains memprediksi. Membuat ramalan (prediksi) adalah membuat dugaan secara logis tentang hasil dari kejadian masa depan. Kemampuan untuk membuat ramalan tentang kejadian di masa depan memungkinkan kita untuk berhasil berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita. Ramalan ini didasarkan pada pengamatan yang baik dan kesimpulan yang dibuat tentang kejadian yang diamati. (Rezba, 1999: 27) Keterampilan proses sains identifikasi variabel tidak terdapat pada bab ini. Keterampilan proses sains membuat tabel terdapat pada tugas kelompok yaitu mencatat hasil pengamatan mengenai pengamatan komponen ekosistem serta pada lembar kegiatan siswa yaitu menuliskan semua makhluk hidup komponen biotik dan abiotik dalam tabel pengamatan. Kalimat perintah terliha t jelas dalam tiap kegiatan seperti “catatlah hasil pengamatan dalam tabel berikut!” atau “tulis hasil pengamatan pada tabel pengamatan di bawah ini! ” sehingga sudah jelas kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains membuat tabel. Keterampilan proses sains membuat grafik atau diagram tidak terdapat pada bab ini. Keterampilan proses sains mendeskripsikan hubungan antar 160
variabel terdapat pada tugas individu yaitu dalam menjelaskan hubungan antar makhluk hidup dalam jaring-jaring makanan, pada tugas kelompok yaitu menganalisis hubungan antara komponen biotik dan biotik dalam ekosistem, berpikir kritis yaitu menganalisis hubungan antara air, review dan penerapan pada menjelaskan mengenai peran dekomposer dalam daur nitrogen, fosfor, dan karbon, serta yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu mencari interaksi atau hubungan antarkomponen biotik maupun antara komponen biotik dan abiotik dari hasil praktikum hubungan antarkomponen ekosistem. Seluruh kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains mendeskripsika n hubungan antar variabel karena siswa menjelaskan hubungan antar variabel bebas maupun terikat dari data maupun percobaan sesuai dengan indikator yang disampaikan oleh Rezba (1999: 28). Keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada tugas kelompok yaitu mengamati komponen ekosistem dan pada lembar kegiatan siswa yaitu praktikum hubungan antarkomponen ekosistem. Kedua kegiatan di atas merupakan keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data karena siswa melakukan pengambilan data, mengumpulkannya, lalu
mengolah
serta menganalisisnya
hingga
menjadi
sebuah laporan.
Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian terdapat dalam tugas kelompok yaitu menganalisis komponen biotik dan abiotik dalam kegiatan mengamati komponen ekosistem, berpikir kritis yaitu pada menganalis is berbagai macam energi alternatif dan keungguan energi matahari sebagai energi 161
alternatif dibanding energi alternatif lainnya serta pada lembar kegiatan siswa yaitu menganalisis macam interaksi antarkomponen biotik dan makhluk hidup yang terlibat dalam interaksi tersebut serta interaksi antara komponen biotik dan abiotik.
Kalimat
perintah
dalam kegiatan
ini sangat jelas yaitu
“analisislah...” sehingga dapat dengan jelas disimpulkan bahwa kegiatan di atas masuk dalam keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian. Keterampilan proses sains menyusun hipotesis tidak terdapat pada bab ini padahal hal ini perlu untuk proeses menggunakan informasi dengan mengemukakan dugaan atau generalisasi sementara yang dapat menjelaska n atau menghubungkan sifat-sifat benda peristiwa, berhipotesis melibatka n keterampilan menduga sesuatu, menguraikan sesuatu yang menunjukka n hubungan sebab akibat antara dua variabel pengetahuan yang telah dimilikinya. Keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat pada tugas kelompok dalam kegiatan mengamati komponen ekosistem dan pada lembar kegiatan siswa yaitu praktikum hubungan antarkomponen ekosistem. Kedua kegiatan di atas masuk dalam keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional karena menetapkan cara pengambilan data dari objek yaitu dengan membedakan komponen biotik dan abiotiknya. Keterampilan proses sains menyusun percobaan terdapat pada tugas kelompok dalam kegiatan mengamati komponen ekosistem dan pada lembar kegiatan siswa yaitu praktikum hubungan antarkomponen ekosistem, siswa menentukan apa yang akan diamati, alat bahan, serta menentukan cara kerjanya. Keterampilan proses sains 162
melakukan
percobaan terdapat pada tugas kelompok
dalam kegiatan
mengamati komponen ekosistem dan pada lembar kegiatan siswa yaitu praktikum hubungan antarkomponen ekosistem karena siswa melakuka n percobaan sesuai dengan cara kerja. (Rezba, 1999:30) 4) Bab 4 Bab 4 LKS B memuat materi tentang “Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah”. Bab 4 memuat seluruh keterampilan proses sains dasar dengan banyak frekuensi tinggi yaitu pengamatan, klasifikasi, menyimpulka n, dan memprediksi, yang paling sedikit muncul yaitu melakukan pengukura n. Keterampilan proses sains terpadu yang tidak muncul pada Bab 4 yaitu membuat grafik atau diagram. Keterampilan proses sains terpadu yang paling sering muncul adalah menganalisis hasil penelitian dan yang paling sedikit muncul yaitu identifikasi variabel dan menyusun hipotesis. Keterampilan proses sains mengamati terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu dalam pengamatan tindakan orang-orang maupun temanteman di sekitar yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan dan penghematan energi, tugas kelompok yaitu pada pengamatan mengena i kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini, tugas proyek dalam pengamatan mengenai kerusakan alam yang terjadi di sekitar tempat tingga l, berpikir kritis pada pengamatan pada pencemaran sungai,
review dan
penerapan yaitu pengamatan eutrofikasi pada pengairan, serta lembar kegiatan siswa yaitu pengamatan dalam praktikum pencemaran/polusi air. Kalimat 163
perintah yang muncul dalam kegiatan ini yaitu “amatilah...” sehingga siswa melakukan pengamatan menggunakan indera baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga masuk dalam keterampilan proses sains dasar mengamati. Keterampilan proses sains komunikasi terdapat pada tugas individ u yaitu pembuatan laporan dari hasil kegiatan pencarian informasi mengena i pengolahan limbah pabrik/industri, pada tugas kelompok dalam pembuatan laporan mengenai dampak dan pencegahan polusi udara lalu mempresentasika n di depan kelas, tugas proyek yaitu mempresentasikan karya dari daur ulang limbah di depan kelas, serta pada lembar kegiatan siswa yaitu pembuatan laporan
mengenai
praktikum
pencemaran
polusi/air
serta
mempresentasikannya di depan kelas. Pembuatan laporan serta presentasi di depan
kelas
merupakan
bentuk
keterampilan
proses
sains
dasar
mengkomunikasi yaitu secara langsung dan tidak langsung. (Rezba, 1999: 27) Keterampilan proses sains mengklasifikasi terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu dalam studi literatur tentang jenis-jenis limba h berdasarkan komponen penyusunnya, wujudnya, serta pengaruhnya terhadap kesehatan dan perubahan lingkungan.
Pada tugas kelompok mengena i
pengelompokkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh faktor alam atau faktor manusia, tugas proyek yaitu mecari jenis-jenis pemanfaatan daur ulang limbah, berpikir kritis mengenai ciri-ciri sungai yang terkena limbah, review dan penerapan mengenai perbedan antara limbah
organik dan limba h
anorganik, serta lembar kegiatan siswa yaitu membandingkan pengaruh 164
pencemaran air dari berbagai variabel. Siswa melakukan banyak keterampila n proses sains mengklasifikasi pada kegiatan di atas mulai dari mencari perbedaan, ciri-ciri,
membandingkan serta mengelompokkan. (Rustama n,
2008:52) Keterampilan proses sains melakukan pengukuran terdapat pada tugas kelompok dalam melakukan pengukuran bobot limbah yang terdapat di kegiatan mendata berbagai macam limbah dan pemanfaatannya, pada lembar kegiatan siswa yaitu pengukuran menggunakan gelas ukur pada berbagai macam jenis air seperti air sumur, air selokan dan lain-lain dalam praktikum pencemaran/polusi air Keterampilan proses sains menyimpulkan terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu dalam menyimpulkan upaya apa saja yang perlu dilakukan pada pelestarian lingkungan, tugas kelompok yaitu pembuatan kesimpulan mengenai dampak dan pencegahan polusi udara, tugas proyek tentang pemanfaatan daur ulang limbah, berpikir kritis pada tugas meneliti pencemaran sungai, review dan penerapan menyimpulkan akibat polusi udara bagi kesehatan manusia,
serta lembar kegiatan siswa yaitu pembuatan
kesimpulan mengenai pengaruh detergen bagi kehidupan organisme di perairan. Keterampilan
proses sains menyimpulkan
mencakup kegiatan
menemukan pola dalam pengamatan sehingga dapat menarik kesimpulan dari pengamatan tersebut, ada pula yang dengan jelas tertulis bahwa siswa harus mengambil kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Keterampilan proses sains memprediksi terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu tentang menjelaskan tahap-tahap proses pengolaha n 165
limbah pabrik/industri berdasarkan skema instalasi pengelolaan air limba h, tugas kelompok yaitu menjelaskan dampak kerusakan lingkungan dari berbagai segi setelah melakukan pengamatan mengenai kerusakan lingkungan, tugas proyek yaitu menggunakan pola hasil penelitian mengenai limbah untuk membuat karya daur ulang limbah, berpikir kritis tentang menjelaskan pola yang terjadi dalam pencemaran air sungai hingga tidak memungkinkan ada kehidupan lagi di dalamnya, review dan penerapan pada menjelaskan tentang mengapa eutrofikasi dapat mengganggu kehidupan orrganisme air setelah mempelajari tentang eutrofikasi perairan, serta lembar kegiatan siswa pada penjelasan berbagai pertanyaan tentang praktikum pencemaran/polusi air sehingga siswa menggunakan pola hasil penelitian dan hal itu masuk dalam keterampilan proses sains memprediksi. (Rezba, 1999: 28) Keterampilan proses sains identifikasi variabel hanya terdapat pada lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum pencemaran/polusi air karena siswa menentukan variabel bebas dan variabel terikat dari percobaan tersebut dimana variabel terikatnya yaitu dua ekor ikan kecil dan variabel bebasnya yaitu berbagai jenis air mulai dari air sumur hingga air detergen. Keterampila n proses sains membuat tabel terdapat pada tugas kelompok yaitu ketika siswa memasukkan
berbagai
macam
peristiwa
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan oleh faktor alam atau faktor manusia dalam tabel serta pada lembar kegiatan siswa yaitu ketika siswa menuliskan hasil pengamatan mengena i pencemaran/polusi air dalam tabel hasil pengamatan yang sudah diberi 166
petunjuk penulisannya sehingga siswa melakukan keterampilan proses sains membuat tabel. Keterampilan proses sains membuat grafik atau diagram tidak terdapat pada bab ini, padahal menurut Rezba (1999:18) keterampilan proses sains pembuatan tabel dan grafik/diagram merupakan keterampilan proses sains yang saling berhubungan karena sama-sama bentuk interpretasi data sehingga hasrusnya disajikan lengkap pembuatan data baik melalui bentuk tabel maupun grafik/diagram. Keterampilan proses sains mendeskripsikan hubungan antar variabel terdapat pada tugas individu yaitu menentukan pengaruh atau hubungan antara limbah dan pengaruhnya terhadap kesehatan lingkunga n, tugas kelompok pada hubungan kerusakan lingkungan dengan kehidupan manusia dari segi ekonomi, kesejahteraan, dan kebahagiaan manusia. Kegiatan review dan penerapan memuat keterampilan proses sains mendeskrisika n hubungan
antar variabel
yaitu
pada pertanyaam
mengenai
hubunga n
penggunaan pestisida dan herbisida yang berlebihan dengan dampak yang ditimbulkan
bagi tanah, serta lembar kegiatan siswa yaitu pada hasil
pengamatan praktikum pencemaran/polusi udara tentang mendeskripsika n hubungan antara ikan dengan air yang ditempatinya mulai dari air bersih hingga air yang diberi detergen. Siswa menjelaskan mengenai hubungan antara variabel bebas dan terikat dari suatu percobaan. (Rezba, 1999: 28) Keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada tugas individu yaitu tentang pengolahan limbah pabrik/industri mulai dari mencari informasi mengenai instalasi pengelolaan air limbah, skema Instalas i 167
Pengelolaan Air Limbah (IPAL), hingga tahap-tahap pengolahan limba h pabrik/industri.
Pada
tugas
kelompok
keterampilan
proses
sains
mengumpulkan dan mengolah data terdapat pada kegiatan mendata berbagai macam limbah dan pemanfaatannya mulai dari mengumpulkan semua jenis limbah
yang
dihasilkan
dari sekolah,
rumah,
atau tempat lain
lalu
menimbangnya serta mendata limbah tersebut, setelah itu siswa menganalis is limbah apa yang dapat dimanfaatkan serta apakah memiliki pengaruh pada perubahan lingkungan. Tugas proyek terdapat pada kegiatan membuat karya daur ulang limbah yang ada di sekitar mulai dari mendesain produk daur ulang yang akan dibuat sesuai dengan buku pedoman pemanfaatan daur ulang limba h, membuatnya sesuai desain lalu mempresentasikannya di depan kelas, yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu dalam praktikum pencemaran/polus i air, siswa mengumpulkan data mengenai hasil dari berbagai perlakuan kepada ikan mengenai perbedaan air yang ditempatinya lalu mengolah data tersebut hingga dapat dilihat hasilnya dan siswa bisa menarik kesimpulan dari hasil percobaan tersebut. Siswa perlu diajarkan bagaimana membedakan antara pengamatan dan kesimpulan. Mereka harus mampu membedakan dengan bukti yang mereka kumpulkan mengenai alam antara pengamatan dengan tafsiran mereka berdasarkan pengamatan atau kesimpulan. (Rezba, 1999: 27) Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian terdapat pada seluruh kegiatan yaitu tugas individu dalam menganalisis jenis-jenis limba h berdasarkan komponen penyusunnya, 168
wujudnya,
dan pengaruh
limba h
terhadap kesehatan dan perubahan lingkungan. Tugas kelompok terdapat dalam kegiatan menganalisis limbah- limbah yang dapat dimanfaatkan dan cara pemanfaatannya, tugas proyek pada menganalisis kerusakan alam yang terjadi di lingkungan tempat tinggal lalu membuatnya dalam bentuk lisan, tulisa n, poster, atau video. Berpikir
kritis memuat
keterampilan
proses sains
menganalisis hasil penelitian dalam tugas menganalisis mengenai pencemaran sungai, review dan penerapan pada menganalisis mengenai bagaimana penyakit minamata bisa terjadi, serta lembar kegiatan siswa yaitu pada praktikum tentang pencemaran/polusi air pada ikan yang ditempatkan pada berbagai air berbeda mulai dari air sumur hingga air yang diberi detergen sehingga siswa harus menganalisis hasil penelitian untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan serta kesimpulan untuk membuat laporan praktikum. Keterampilan proses sains menyusun hipotesis hanya terdapat pada lembar kegiatan siswa yaitu siswa membuat hipotesis pada praktikum pencemaran/polusi air tentang bagaima na pengaruh pencemaran air bagi organisme organisme yang hidup di dalamnya. Keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional terdapat pada tugas individu yaitu mendata jenis-jenis limbah berdasarkan komponen penyusun serta wujudnya. Tugas kelompok dalam mendata berbagai macam limba h berdasarkan asal limbah tersebut dan lembar kegiatan siswa yaitu menentuka n pencemaran air pada praktikum dengan menggunakan ikan sebagai variabel terikat dan berbagai macam jenis air sebagai variabel bebas sehingga siswa menentukan variabel operasional dalam percobaan. (Rezba 1999: 28). 169
Keterampilan proses sains menyusun percobaan terdapat pada tugas kelompok yaitu menyusun percobaan tentang pendataan berbagai macam limbah dan pemnfaatannya karena siswa menentukan alat dan bahan dalam percobaan, tugas proyek dalam mendesain percobaan pembuatan karya daur ulang limbah, dan lembar kegiatan siswa yaitu pada penyusunan percobaan pencemaran/polusi air karena siswa menentukan berbagai jenis air (variabel bebas) yang akan dibawa dalam percobaan. Keterampilan proses sains melakukan percobaan terdapat pada tugas kelompok yaitu pada percobaan mendata berbagai macam limbah dan pemnfaatannya, tugas proyek pada percobaan pembuatan karya daur ulang limbah, dan yang terakhir pada lembar kegiatan siswa yaitu melakukan percobaan mengenai pencemaran/polusi air sehingga siswa melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja. (Rezba, 1999:30) LKS A keseluruhan memiliki 5 Bab sedangkan LKS B memiliki 5 Bab, walaupun terdapat perbedaan pada penyusunan bab tetapi materi yang dimuat dalam LKS A dan LKS B sama. Keterampilan proses sains yang muncul dalam LKS A dan LKS B jumlah kemunculannya berbeda. Keterampilan proses sains secara keseluruhan
banyak ditemukan
pada LKS A berjumlah 50,4%
sedangkan untuk LKS B muncul keterampilan proses sains secara keseluruha n berjumlah 46,09%. Keterampilan proses sains dasar pada LKS A terdapat sebanyak 25,83% dan untuk keterampilan proses sains terpadu sebanyak 24,57%. Keterampilan proses sains dasar pada LKS B terdapat sejumla h 170
26,82% sedangkan keterampilan proses sains terpadu pada LKS B terdapat sebanyak 19,27%. Keterampilan proses sains dasar pada keseluruhan LKS A dan B yaitu sebanyak 52,65% dan keseluruhan keterampilan proses sains terpadu pada kedua LKS yaitu 43,84% sehingga dapat disimpulkan bahwa pada LKS Biologi Kelas X memuat keterampilan proses sains dasar yang lebih tinggi dibandingkan keterampilan proses sains terpadu. Keterampilan proses sains yang paling banyak muncul dari keseluruha n bab yang diteliti pada kedua LKS yaitu pengamatan dan mengklasifikas i. Keterampilan proses sains yang paling sedikit muncul yaitu membuat grafik atau diagram. Keterampilan proses sains yang paling banyak muncul tersebut mendukung atau sesuai dengan salah satu langkah pembelajaran 5M yaitu mengamati. Keterampilan proses sains terpadu yang mendukung pembelajara n 5M yaitu keterampilan proses sains mengumpulkan dan mengolah data yang merupakan keterampilan proses sains terpadu yang paling sering muncul pada LKS A dan LKS B, sehingga kedua LKS ini mendukung dan cocok untuk diterapkan pada pembelajaran 5M sesuai dengan kurikulum 2013. Keterampilan proses sains yang potensial mengembangkan kemampua n siswa khususnya cara berpikir siswa adalah keterampilan mengidentifikas i variabel,
mendeskripsikan hubungan antar variabel,
mengumpulkan
dan
mengolah data, menganalisis hasil penelitian, menyusun hipotesis, menyus un percobaan, dan melakukan percobaan. Keterampilan-keterampilan tersebut 171
merupakan keterampilan proses sains terpadu. Menurut Baskoro (2010:14) dalam artikelnya, keterampilan proses sains terpadu tersebut menuntut siswa bekerja dengan kemampuan berpikir tertinggi mereka, sehingga kemampua n berpikir tingkat tinggi siswa menjadi terlatihkan dengan baik. Karakter pembelajaran kooperatif menuntut siswa mampu saling belajar satu sama lain melalui kegiatan diskusi.
Melalui kegiatan
diskusi semacam ini akan
memunculkan konflik kognitif pada diri siswa. Konsekuensinya, siswa tidak hanya bekerja dalam ranah berpikir rendah namun sudah mengacu pada ranah berpikir tinggi. Rezba (2007: 30) menyatakan bahwa pengamatan melibatkan lima panca indera, yaitu indera penglihatan, pendengaran, pembau, perasa dan peraba, akan tetapi pengamatan yang dilakukan pada LKS A dan LKS B tidak muncul pengamatan menggunakan indera pendengaran melainkan indera penglihatan,
pembau, perasa serta peraba. Hal ini ditunjukkan dengan
kemunculan kata perintah yang terdapat dalam LKS A dan LKS B. Ada beberapa jenis yang digunakan untuk berkomunikasi, yaitu dengan simbol, peta, penjelasan secara lisan, bahasa tubuh, bahasa tertulis, angka, musik, tabel data, gambar, charta, peta konsep, model dan grafik. Akan tetapi bentuk komunikasi pada LKS A dan LKS B yang muncul hanya bahasa tertulis, gambar, charta, grafik, skema dan bahasa lisan. Hal ini ditunjukkan dengan kata perintah yang digunakan dalam LKS A dan LKS B seperti: buatlah laporan, 172
gambarlah, buatlah charta/grafik/skema, diskusikan dan presentasikan. (Rezba (2007: 53) Pengukuran dilakukan terhadap sifat-sifat suatu objek seperti volume, panjang, lebar, massa, suhu, waktu dan lain-lain. Rezba (2007: 89) menyataka n bahwa ada keterampilan proses sains melakukan pengukuran di LKS A dan LKS B hampir terdapat seluruh pengukuran seperti yang disebutkan di atas kecuali pengukuran volume.
Keterampilan proses sains mengklasifikas i,
menyimpulkan, memprediksi, mengumpulkan dan mengolah data telah sesuai dengan keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh Rezba. Rezba (2007: 303) menyatakan bahwa eksperimen dimulai dengan suatu pertanyaan. Aka tetapi LKS A dan LKS B menyusun percobaan dan melakukan percobaan yang telah ada atau disediakan. Hal ini membuat siswa tidak berperan aktif karena tidak diajak untuk menyusun percobaan sendiri, namun pada keterampilan proses sains melakukan percobaan hal tersebut sesuai karena siswa melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja yang sudah tertera atau disediakan.
3.
Kemunculan Keterampilan Proses Sains dalam LKS Biologi Kelas X Keterampilan proses sains yang paling sering muncul dalam LKS A dan LKS
B memiliki kesamaan, yaitu pengamatan dan mengklasifikasi. Keterampilan proses sains tersebut merupakan keterampilan proses sains dasar. LKS A memilik i 173
frekuensi keterampilan proses sains mengamati yang berjumlah 86,67% sedangkan pada LKS B sebanyak 95,83%. Keterampilan proses sains mengkomunikasi pada LKS A berjumlah 76,67% sedangkan pada LKS B yaitu 58,33%. Keterampila n proses sains mengklasifikasi pada LKS A berjumlah 86,67% lalu pada LKS B sebanyak 95,83%. Pada LKS A dan B keterampilan proses sains dasar yang paling sedikit muncul yaitu melakukan pengukuran dimana pada LKS A terdapat sebanyak 20% dan pada LKS B yaitu 20,83%. Keterampilan proses sains menyimpulkan pada LKS A terdapat sejumlah 80% sedangkan pada LKS B yaitu 87,5%. Keterampila n proses sains memprediksi terdapat pada LKS A sebanyak 63,33% dan pada LKS B yaitu 70,83%. Keterampilan proses sains terpadu yang paling sering muncul dalam LKS A dan B sama yaitu menganalisis hasil penelitian. Keterampilan proses sains identifikasi variabel pada LKS A berjumlah 26,67% sedangkan pada LKS B hanya 4,16%. Keterampilan proses sains membuat tabel pada pada LKS A sebanyak 40% dan pada LKS B yaitu 33,33%. Keterampilan proses sains membuat grafik atau diagram pada LKS A terdapat sejumlah 6,67% dan pada LKS B 0% atau tidak muncul sama sekali. Hal ini membuat keterampilan proses sains membuat grafik atau diagram merupakan keterampilan proses sains terpadu yang paling sedikit muncul dalam LKS A dan LKS B serta merupakan keterampilan proses sains yang paling sedikit muncul pada seluruh bab pada kedua LKS tersebut. Keterampila n proses sains mendeskripsikan hubungan antar variabel pada LKS A berjumla h 46,67% sedangkan pada LKS B yaitu 37,5%. Keterampilan 174
proses sains
mengumpulkan dan mengolah data pada LKS A sebanyak 60% dan pada LKS B 45,83%. Keterampilan proses sains menganalisis hasil penelitian pada LKS A terdapat sejumlah 76,67% sedangkan pada LKS B yaitu 66,67%. Keterampila n proses sains menyusun hipotesis pada LKS A sejumlah 13,33% dan pada LKS B 4,16%. Keterampilan proses sains menetapkan variabel operasional pada LKS A sebanyak 56,67% sedangkan pada LKS B yaitu 45,83%. Keterampilan proses sains menyusun percobaan pada LKS A terdapat sejumlah 20% dan pada LKS B 29,16%. Keterampilan proses sains melakukan percobaan pada LKS A sebanyak 46,67% sedangkan pada LKS B yaitu 41,67%. Keterampilan proses sains dasar merupakan keterampilan proses sains yang paling sering muncul pada LKS A dan LKS B sedangkan keterampilan proses sains terpadu lebih sedikit muncul pada kedua LKS tersebut. Keterampilan proses sains dasar yang muncul dalam LKS A dan LKS B porsinya lebih banyak karena keterampilan proses sains dasar merupakan pondasi terbentuknya kemampua n berpikir logis sebab itu sangat penting untuk dimiliki dan diajarkan kepada siswa sebelum melanjutkan untuk mempelajari keterampilan proses sains yang lebih rumit. Keterampilan proses sains terpadu bermanfaat untuk memecahkan masalah ketika proses percobaan atau eksperimen, sehingga keterampilan proses sains terpadu lebih mengarah pada penerapan atau aplikasi. Keterampilan proses sains terpadu seharusnya dimunculkan secara utuh dalam LKS A dan LKS B karena dapat mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah dan merancang percobaan. (Rezba: 1999:29). 175
4. Arah Penerapan Keterampilan Proses Sains yang terdapat dalam LKS Biologi Kelas X Keterampilan proses sains dasar paling banyak muncul dalam LKS A maupun LKS B, sedangkan keterampilan proses sains terpadu lebih sedikit muncul. Hal ini dapat dilihat seperti pada tabel 15. Sesuai dengan tabel tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan proses sains dasar pada LKS A sebesar 25,83% sedangkan untuk keterampilan proses sains terpadu sebesar 24,57%. Hal ini menunjukka n bahwa pada LKS A keterampilan proses sains yang terkandung hampir sama saja antara keterampilan proses sains dasar maupun keterampilan proses sains terpadu namun lebih cenderung kepada keterampilan proses sains dasar. Keterampilan proses sains dasar paling banyak muncul dalam LKS B yaitu sebesar 26,82% sedangkan untuk keterampilan proses sains terpadu sebesar 19,27%. Hal ini menunjukkan bahwa pada LKS B keterampilan proses sains yang terkandung lebih cenderung kepada keterampilan proses sains dasar daripada keterampilan proses sains terpadu. LKS A memiliki jumlah keseluruhan keterampilan proses sains baik keterampilan proses sains dasar maupun keterampilan proses sains terpadu sebanyak 50,4 % sedangkan jumlah keseluruhan keterampilan proses sains pada LKS B yaitu 46,09%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS A dan LKS
176
B hampir memiliki jumlah yang sama dalam penerapan keterampilan proses sains namun arah penerapannya cenderung lebih tinggi pada LKS A. Keterampilan proses sains dasar memang memiliki peranan penting karena keterampilan proses sains dasar merupakan tumpuan atau pokok, sementara keterampilan proses sains terpadu adalah pengembangan dari keterampilan proses sains dasar sehingga apabila siswa sudah dapat memahami keterampilan proses sains dasar untuk mempelajari keterampilan proses sains terpadu akan lebih mudah. Menurut Rezba (1999:35), keenam keterampilan proses dasar terintegrasi secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Keterampila n proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutka n ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks. Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatka n kemampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar. Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunakan keterampilan proses sains yang mudah seperti pengamatan dan komunikasi, namun seiring perkembangannya mereka dapat menggunakan keterampilan proses sains yang kompleks seperti inferensi dan prediksi (Rezba, 1999:40).
177
LKS dapat membantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar terutama pada saat praktikum, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terutama pemahaman terhadap konsep-konsep, oleh karena itu LKS harus sesuai dengan keterampilan proses sains atau dengan kata lain di dalam LKS harus muncul keterampilan proses sains secara menyeluruh. Pada LKS A seluruh keterampila n proses sains muncul namun pada LKS B keterampilan proses sains membuat grafik atau diagram tidak muncul. Keterampilan proses sains yang muncul secara lengkap dan keseluruhan baik keterampilan proses sains dasar maupun keterampilan proses sains terpadu akan sangat membantu bagi siswa untuk memahami konsep serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan teori menurut Blosser (dalam Kamriantiramli, 2011), proses pembelajaran sains cenderung menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan menumbuhkan kemampuan berfikir juga dalam pembentukan sikap ilmiah seperti ditunjukan oleh para ilmuawan sains dapat dikembangkan melalui keterampila nketerampilan proses sains. Sehingga keterampilan proses sains dapat untuk digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran dan juga keterampilan proses sains
sebagai
pendekatan
dalam
pembelajaran
sangat
penting
menumbuhkan pengalaman selain proses belajar. (Rustaman, 2005 :75)
178
karena
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Dari penelitian tentang analisis keterampilan proses sains pada LKS Biologi kelas X yang dilakukan, maka dapat disimpulkan : 4. Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 memuat keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terpadu hampir sama atau berimbang sedangkan pada LKS Biologi Kelas X lebih banyak memuat keterampilan proses sains dasar daripada keterampilan proses sains terpadu sehingga LKS Biologi Kelas X tidak mengacu sepenuhnya pada Kompetensi Dasar Kurikulum 2013. 5. Frekuensi kemunculan keterampilan proses sains yang muncul dalam LKS Biologi Kelas X yang dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu keterampilan proses sains dasar sebanyak 52,65% dan keterampilan proses sains terpadu sebanyak 43,84%. 6. Arah penerapan keterampilan proses sains yang terdapat dalam LKS Biologi Kelas X termasuk dalam keterampilan proses sains dasar berdasarkan hasil persentase yang telah didapat dari analisis kemunculan keterampilan proses sains pada LKS Biologi.
179
B. Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian tentang identifikasi isi LKS yang ditinja u dari keterampilan proses sains dapat dilakukan dengan menggunakan panelis yang sudah ahli atau pakar dalam bidang tersebut sehingga analisis dapat lebih baik dan tajam. 2. Bagi guru mata pelajaran Biologi, identifikasi keterampilan proses sains dalam LKS Biologi kelas X dapat digunakan saat pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga guru dapat melengkapi keterampilan proses sains yang tidak dikandung dalam LKS. 3. Bagi penerbit, untuk dapat memunculkan semua keterampilan proses sains baik keterampilan proses sains dasar maupun keterampilan proses sains terpadu dalam LKS dan mengacu sepenuhnya kepada Kompetensi Dasar Kurikulum 2013.
C. Keterbatasan 1. Panelis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa pascasarjana dan mahasiswa yang sudah lulus serta mengajar di sekolah, belum melibatka n pakar atau ahli dalam melakukan analisis keterampilan proses sains.
180
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Baskoro. 2010. Menuju Pendidikan Berkualitas. www.baskoro.wordpress.com. diakses tanggal 3 Januari 2016, jam 14:00. Carin, A & R.B. Sund. 1989. Teaching Science Through Discovery.Sixth edition. USA: Merrill Publishing Company. Dahar, R.W. (1985). Kesiapan Guru Mengajarkan Sains di Sekolah Dasar Ditinjau Dari Segi Pengembangan Keterampilan Proses Sains. Disertasi PPS IKIP Bandung. Depdiknas. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Endang Widjajanti. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Kegiatan Pengabdian Masyarakat. Yogyakarta: FMIPA UNY. E. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Freedman, Paul. B.Sc. 1950. The Principles of Scientific Research. Public Affair s Press. Washington. D. C. Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Filsafat Sains. Bandung: Pustaka Setia. JICA. 2009. Buku Petunjuk Guru untuk Pembelajaran yang Lebih Baik. Kemendiknas, Depag, dan Internasional Development Center of Japan.
181
Kamriantiramli.
2011.
Keterampilan
Proses
Sains
(Online).
http://
kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/21/keterampil-proses-sains/, diakses tanggal 16 Maret 2016. Krippendorff, K. 1991. Content Analysis An Introduction to Its Metodology (Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi). (Alih bahasa: Farid Wajidi). Jakarta: Rajawali Press. Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Permendiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMA-MA. Jakarta. Permendiknas. Piaget, J. 1988. Actions and Reactions. (Antara Tindakan dan Pikiran). Alih Bahasa: Agus Cremers). Jakarta: PT. Gramedia. Purwandono, E. 2000. Penerapan Pertanyaan Produktif dalam Mengembangkan Keteramilan Proses Sains Siswa pada Pembelajaran Konsep Pemencaran Organisme. UPI : Bandung. R. Rohadi. 2003. Memberdayakan Anak Melalui Pendidikan Sains (makalah dalam buku kumpulan tulisan) Pendidikan Sains yang Humanistis. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. Rezba. 1999. Learning and assessing science process skill. Four Edition. Kendall/Hunt Publishing Company Iawa.
182
Rezba, RJ., C.R. Sprangue, J.T. McDonnourgh, & J.J. Matkin. 2007. Learning and Assessing Science Process Skills. Fifth edition. USA. Kendal/Hunt Publishing Company. Rustaman, A. 2005. Pengembangan Kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap, dan Nilai) Melalui Kegiatan Praktikum Biologi. Penelitian Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung. Rustaman, A. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung. Rustaman, Nuryani. 2005. Pengembangan Butir Soal Keterampilan Proses Sains. FPMIPA UPI Bandung. Saptono, Sigit. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Semiawan, C. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sudjoko. 2001. Membantu Siswa Belajar IPA. Yogyakarta. FMIPA UNY Suhardi. 2012. Pengembangan Sumber Belajar Biologi. Yogyakarta : UNY Press. Surachman. (1998). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Yogyakarta. Suyanto, Slamet, Paidi dan Insih Wilujeng. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Yogyakarta: FMIPA UNY. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Surabaya: Cerdas Pustaka.
183