KISAH RUHANI INSPIRATIF THE INSPIRING STORIES OF SOUL Mengumpulkan kisah-kisah yang terjadi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Menjadi media dakwah bil haal, sekaligus melengkapi kebiasaan dakwah bi lisan Ketajaman pena melebihi kata-kata. Maka, bacalah... dan, temukan kedalaman hikmah dan, ibroh dari setiap kisah yang dituturkan. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar mampu menempatkan dan memperlakukan orang lain secara mulia dan adil dengan cara bersedia belajar dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh orang lain.
23K isah Nyata
CERMIN KEHIDUPAN Belajar Mengambil Hikmah Luar Biasa dari Orang-orang Biasa
Editor: Drs. Muh. Jamaludin Ahmad, Psi. Dra. Nurul Ilmiati
23 Kisah Nyata Cermin Kehidupan Belajar Mengambil Hikmah yang Luar Biasa dari Orang-orang Biasa tim penulis: Para Pegawai dan Relawan Binroh RS PKU MUhammadiyah Bantul editor:
Muh. Jamaludin Ahmad Nurul Ilmiati rancang grafis:
[email protected]
penerbit: RSU PKU Muhammadiyah Bantul Jalan Jenderal Sudirman 124 Bantul 55711 Telp. (0274) 367437, 368238, 6462935 Fax. (0274) 368586 Email:
[email protected] Website: www.rspkubantul.com cetakan pertama, Muharram 1438 / Oktober 2016
Cermin Kehidupan
isi buku Kata Pengantar ................................................................................. 9 Di Ujung Taubat Aku Menunggumu .................................................. 17 Nafas Cinta Sepanjang Hayat .......................................................... 29 Catatan Harian Sang Pecundang ..................................................... 48 Perawat yang Santri Santri yang Perawat ........................................ 68 Bertemu Tuhan di Rumah Sakit ........................................................ 79 Tukang Rukti (akan) Naik Haji ......................................................... 95 Buah dari Sabar dan Keikhlasan Menerims Cobaan ...................... 105 Ratusan Rupiah Menjadi Milyaran Rupiah ................................... 110 Berkat Ridho Allah SWT Dengan Ikhtiar, Do’a dan Dzikir, Sembuhlah Penyakitku ....................................................... 114 Cahaya Mata di Bangsal Annuur ................................................... 126 Sepenggal Cerita dari Meja Resep ................................................. 129 Kasih Ibu Sepanjang Hayat Dikandung Badan ............................... 137 Imposible is Nothing ..................................................................... 144 Wanita Muslimah yang Tangguh dan Sabar .................................. 152 Sesungguhnya Bersama Setiap Kesulitan Ada Kemudahan ............ 157 Sakit Berbuah Syukur .................................................................... 166 Ibu yang Berselimut Malam .......................................................... 173 Muhammadiyah Merubah Hidupku ............................................... 181 Jiwa-Jiwa yang Damai ................................................................... 186 Bisnis Online Seorang Perawat Kamar Bedah ............................... 190 Matematika Sedekah ..................................................................... 195 Sentuhan Spesial untuk Si Buah Hati Spesial ................................. 205 Nikmatnya Bersyukur dan Saling Memuliakan .............................. 211
[] 5 []
23 Kisah Nyata
[] 6 []
Cermin Kehidupan
SAMBUTAN DIREKTUR RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Segala puji hanya bagi Allah, Dzat yang memuliakan siapa saja yang dikehendaki dan menghinakan siapa saja yang dikehendaki (Ali Imran: 26). Bertakwalah kita kepada Allah yang dengan nama-Nya kita saling meminta, dan peliharalah hubungan kekeluargaan. sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kita (An-Nisa : 1). Oleh karenanya bermohonlah kita kepada Allah agar jangan dicondongkan hati kita kepada kesesatan setelah diberi hidayah (Ali Imran: 8). Bersyukur sekali kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada hamba-Nya. Terlebih pada saat ini dalam rangka Milad 52 RSU PKU Muhammadiyah Bantul kami dapat mewujudkan sebuah karya berupa buku Kisahkisah Inspiratif “23 Kisah Nyata Cermin Kehidupan”. Buku ini adalah sebuah karya yang didalamnya termuat kisah-kisah nyata yang dialami langsung oleh karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari kisah itulah, para karyawan mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dan membuat hidup ini terasa berwarna. Buku ini juga memberikan motivasi bagi kita untuk saling tolong-menolong dan saling menghargai antara manusia satu dengan manusia yang lain. [] 7 []
23 Kisah Nyata
Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan pertolongan orang lain. Tentu saja buku kisah Inspiratif ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan. Semoga kedepan, buku ini tidak berhenti sebagai bacaan saja tetapi juga mengandung hikmah yang bisa ditularkan kepada pembaca. Karya ini semoga menjadi amal jariyah bagi penulis dan pembaca yang menebarkan hikmah yang diambil dari tulisan ini. Bisa menjadi semangat bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul untuk lebih melayani dan memuliakan pasien. Bantul, 08 Oktober 2016 Hormat saya, dr. Widiyanto Danang Prabowo, MPH.
[] 8 []
Cermin Kehidupan
Kata Pengantar
A
nas bin Malik bercerita, saat sedang duduk bersama para sahabat, Rasulullah berkata, "Sebentar lagi, salah satu ahli surga akan muncul di hadapan kalian." Tak lama, seorang laki-laki dari kaum Anshar muncul dengan sisa air wudhu masih menetes dari janggutnya. Ia menenteng terompah di tangan kirinya. Hari berikutnya, Rasulullah mengulang perkataannya dan orang itu kembali melintas seperti pada kali pertama. Di hari ketiga, Rasulullah mengulang perkataannya, dan kejadian itu kembali terulang. Mendengar ucapan Rasulullah, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki yang dimaksud Rasulullah lalu berkata kepadanya, "Aku bertengkar dengan ayahku, aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap?" lelaki itu menjawab, "Silahkan, dengan senang hati." Abdullah bin Amr pun menginap di rumah lelaki itu hingga tiga malam berlalu dan Abdullah belum melihat dari laki-laki itu melakukan amal yang disebut sebagai penghuni surga. Sehingga Abdullah memberanikan diri bertanya, "Sudah tiga hari disini, aku tidak melihatmu mengerjakan amal yang membanggakan. Mengapa Rasul menyebutmu sebagai salah satu calon penghuni surga?" [] 9 []
23 Kisah Nyata
Lelaki itu menjawab, "Aku memang tidak melakukan amalanamalan yang istimewa, tetapi sebelum tidur, aku mengingat kesalahan-kesalahan saudaraku seiman, lalu aku berusaha untuk memaafkannya. Aku hilangkan rasa dengki dan iri terhadap karunia Allah yang diberikan kepada saudaraku." Setelah mendengar itu, Abdullah berkata, "Ya, itulah yang menyebabkan engkau disebut sebagai calon penghuni surga." Hadits ini diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad dan Nasa'i juga dalam Ihya Ulumuddin Al Ghazali, diriwayatkan juga oleh Al Bazzar dan dishahihkan oleh Al Iraqi sesuai syarat penshahihan Bukhari dan Muslim. Dari kisah sahabat Nabi yang dituturkan oleh Anas Ibnu Malik r.a. kita dapat mengambil beberapa hikmah: 1. Rasulullah SAW menginginkan para sahabat untuk dapat berIslam secara kaffah tidak hanya pada tataran rujukan normatif saja akan tetapi juga menyempurnakannya dalam praktek kehidupan yang nyata yaitu kehidupan sehari-hari. 2. Kualitas ke-Islaman yang akan mengantarkan seseorang meraih ridlo dan surg-Nya tidak ditentukan oleh berapa banyak ayat al-Quran dan teks hadits dihafal,seberapa banyak ibadah sholat wajib dan sunnah dilakukan, sudah berapa kali melaksanakan ibadah umrah dan haji, akan tetapi lebih ditentukan oleh seberapa baik kualitas akhlaq dan amal shalih yang dilakukan yang dibangun diatas bingkai ikhlas dan hati yang jernih dan penuh kasih sayang pada sesamanya. 3. Rasulullah menginginkan para sahabat dan siapapun yang mengaku sebagai pengikutnya (umat Islam) untuk menjadi [] 10 []
Cermin Kehidupan
pribadi-pribadi yang tawadlu (rendah hati), tidak boleh sombong dan merasa islamnya paling benar, sok suci apalagi meremehkan sesama muslim hanya karena melihat praktek ibadah dan penampilannya nampak biasa-biasa saja. 4. Rasulullah mengajarkan pada kita agar mampu menempatkan dan memperlakukan orang lain secara mulia dan adil dengan cara bersedia belajar dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh orang lain. Dalam ungkapan yang sederhana Rasulullah menyuruh kita agar mau belajar kebaikan meskipun dari orang biasa-biasa saja. Satu setengah tahun yang lalu, ketika pertama kali diberi amanah sebagai salah seorang direksi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, salah satu yang saya lakukan adalah mencermati dan mengevaluasi beberapa aspek penting dalam managemen sumberdaya insani khususnya yang berkaitan dengan: komunikasi internal organisasi, budaya organisasi, komitmen pegawai terhadap nilai-nilai organisasi, kesejahteraan pegawai (ekstrinsik dan intrinsik) dan loyalitas pegawai terhadap Persyarikatan Muhammadiyah. Tujuh aspek tersebut menjadi penting untuk dicermati karena berhubungan dengan masadepan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Mengapa? Karena RSU PKU Muhammadiyah Bantul akan hancur atau terus tumbuh dan berkembang bukan hanya ditentukan oleh canggihnya alat-alat kesehatan, dimilikinya dokter spesialis dan subspecialis serta banyaknya tenaga profesional yang lain, akan tetapi lebih ditentukan oleh seberapa jauh para pimpinan dan seluruh pegawai berkomitmen terhadap nilai-nilai [] 11 []
23 Kisah Nyata
organisasi dan akhlaq islami yang dikembangkan oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Khusus berkaitan dengan aspek komitmen pegawai terhadap nilai-nilai organisasi dan loyalitas pegawai terhadap RSU PKU Muhammadiyah Bantul, secara umum masih cukup baik. Sebagian besar pegawai masih setia dengan nilai-nilai organisasi yang perlu dipelihara, akhlaq mulia yang harus dipraktekkan dan komitmen terhadap motto "LAYANANKU IBADAHKU" masih cukup terasa. Meskipun demikian, kami harus mengakui masih adanya sebagian pegawai yang merasa belum mantab bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Masih ada pegawai yang tergoda untuk pindah ke rumah sakit lain karena melihat take home pay -(THP)-nya lebih tinggi tapi kurang memperhatikan aspek kesejahteraan yang lain, masih ada sebagian kecil pegawai yang tiap tahun mendaftar sebagai calon Pegawai Negri Sipil (CPNS). Ada juga pegawai yang kerjanya biasa-biasa saja, padahal para pegawai yang lain sedang berjuang mati-matian untuk dapat memberikan layanan terbaik untuk pasien dan keluarganya. Ada juga pegawai yang kinerjanya kurang bagus, akan tetapi hobinya ngrumpi dan menjelek-jelekkan rumah sakitnya sendiri. Masih ada juga yang terlalu hitung-hitungan, sehingga apapun dinilai dengan uang, kemudian lupa bersyukur dan sabar, qonaah dan tawadlu, berjuang dan berkorban untuk RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Meskipun hal ini terjadi pada sebagian kecil pegawai, namun perlu dilakukan berbagai upaya agar tidak semakin membesar [] 12 []
Cermin Kehidupan
dan mengakibatkan demotivasi bagi pegawai yang selama ini sudah bekerja dengan baik. Berbagai upaya yang sudah dan sedang dilakukan antara lain: pelaksanaan Baitul Arqom bagi seluruh pegawai secara bergiliran, pembinaan khusus petugas Binroh kepada pegawai bermasalah, pembinaan wajib keseluruhan pegawai setiap Jumat pagi, penyelenggaraan pengajian setiap bakda sholat dhuhur, mengembangkan komunikasi organisasi yang sehat, meningkatkan kesejahteraan ekstrinsik dan intrinsik pegawai. Selain itu akan segera diimplementasikan Managemen Layanan Terpadu Islami (MELATI) sebagai bentuk Layanan Prima khas RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Berkaitan dengan upaya pembinaan dan peningkatan komitmen terhadap nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, nilai-nilai budaya organisasi, loyalitas dan kecintaan terhadap RSU PKU Muhammadiyah Bantul serta rasa bangga dan penuh syukur bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, maka agar upaya ini lebih berhasil perlu ditumbuhkan budaya pada seluruh pegawai untuk bersedia belajar kebaikan dan mengambil hikmah dari para perintis, pendiri, assaabiqun al awwaluun, pensiunan, senior dan juga belajar dari sesama pegawai. Berdasarkan pengalaman pribadi saya selama bergaul dengan mereka, saya selalu menemukan nilai, teladan dan perjalanan kehidupan yang menakjubkan bahkan luar biasa sehingga hal tersebut perlu didokumentasi agar setiap pegawai yang saat ini masih aktif bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul dan generasi berikutnya dapat belajar dari mereka. Kisah-kisah nyata tentang kesabaran,rasa syukur, kerja keras, [] 13 []
23 Kisah Nyata
ketekunan, keikhlasan, kejujuran, amanah, kedermawanan, keramahan, kecintaan terhadap pekerjaan, bakti pada orang tua, cinta dan pengorbanan, kesederhanaan, keyakinan pada pertologan dan cinta kasih Allah SWT pada hamba-hambanya yang berakhlak ihsan serta kisah lain yang dialami langsung para pegawai dan relawan Bina Rohani (Binroh) RSU PKU Muhammadiyah Bantul, saya yakini jauh akan menyentuh hati dan pikiran kita semua dibanding dengan nasehat dalam bentuk surat edaran dari managemen maupaun ceramah para ustadz dan petugas Binroh. Dokumentasi kisah-kisah nyata tersebut dalam bentuk buku, tidak dimaksudkan untuk bercerita tentang manusia-manusia yang sempurna dan tanpa cacat akan tetapi buku tersebut akan bertutur tentang orang-orang biasa yang pernah mengabdi dan sedang mengabdi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang dengan segala kekurangan dan kelemahannya namun mereka memiliki semangat dan tekad yang luar biasa untuk mampu memberikan yang terbaik bagi Allah SWT dengan melakukan dan memberikan yang terbaik bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Secara khusus, dengan penuh rasa hormat saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh narasumber atau penulis kisah inspirati sekaligus seluruh peserta lomba penulisan kisah inspiratif dalam rangka Milad RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang ke 52 tahun, menurut penanggalan Hijriyah. Saya berharap kepada seluruh pegawai dan generasi penerus nantinya dapat belajar tentang nilai-nilai kehidupan dari kisah [] 14 []
Cermin Kehidupan
kisah nyata yang ada dalam buku ini. Semoga kesediaan Bapak, Ibu dan para pegawai menuliskan kisah-kisah nyata yang terjadi di PKU Muhammadiyah Bantul ini dapat menjadi amal jariyah dan mendatangkan kebaikan bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Kepada seluruh pegawai dan pembaca, saya mengajak untuk mencontoh yang diperintahkan oleh Rasulullah, dan yang dilakukan oleh para sahabat, agar selalu bersikap tawadlu dan memuliakan orang lain, dengan kesediaan mengambil contoh kebaikan dan keteladanan, meskipun dari orang-orang biasa. Semoga kita bisa menjadi orang-orang luar biasa dimata Allah dengan akhlaq mulia dan amal shalih, meskipun di dunia kita hanya sebagai "orang-orang biasa". Kepada Bu Syilvy (IGD), Bu Nurul (Binroh) dan Mas Adi Negara (Sekretaris Direksi), yang dalam kesibukannya masih bersedia bekerja tak kenal lelah, untuk mengumpulkan naskah dari peserta lomba, sehingga siap dinilai oleh dewan juri. Khusus pada Bu Nurul, saya juga mengucapkan terimakasih yang telah membantu melakukan "proses edit" terhadap sebagian besar naskah buku ini, sehingga siap untuk diterbitkan menjadi "23 Kisah Nyata Cermin Kehidupan, Belajar Mengambil Hikmah yang Luar Biasa dari Orang-orang Biasa". Semoga buku seperti ini secara berseri dapat diterbitkan setiap tahunnya dan dapat menghadirkan nilai kebaikan dan hikmah bagi siapapun yang membaca. Pada Milad ke-53 tahun depan, insya Allah, kami berniat untuk menuliskan kisah-kisah inspiratif dari dan tentang para perintis, pendiri dan pejuang RSU PKU [] 15 []
23 Kisah Nyata
Muhammadiyah Bantul. Selamat Milad RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang ke-52 tahun, menurut penanggalan hijriyah, semoga kita semakin lebih melayani dan memuliakan pasien dan keluarganya dengan sikap ramah, penuh empati, kerja professional dan layanan islami. Amin. Bantul, 1 Muharram 1438 H Drs. Muh. Jamaludin Ahmad, Psi. Direktur SDI & BINDATRA
[] 16 []
Cermin Kehidupan
DI UJUNG TAUBAT AKU MENUNGGUMU “ Alhamdulillah, Bapak sudah bisa melewati masa kritis, Bu… Nanti kita akan resepkan obat lagi supaya kondisi Bapak semakin baik lagi” “Terima kasih, Dok… terimakasih semua...” *** “Alhamdulillah... Bapak sehat ya, Pak… Pulih seperti sedia kala... Nanti kita bisa sholat berjamaah bersama-sama ya, Pak… Bapak sudah tidak usah ngoyo kerjanya… Kita semelehkan, kita sandarkan kepada Allah ya, Pak….”
oleh: NURUL ILMIYATI
[] 17 []
23 Kisah Nyata
L
orong-lorong rumah sakit bisa menjadi lorong perjalanan manusia mengenal siapa dirinya dan siapa penciptanya. Karena langkah kaki yang mengayun seperti memasuki lorong waktu yang memberi kesadaran bagi setiap manusia pada waktu yang telah dilalui waktu yang tengah di jalani dan waktu yang akan di hadapi. “Oh, betapa lambat waktuku malam ini merasakan sakit yang ada di tubuhku, bersama malam yang tak kunjung usai. Apakah sakitku ini hitungan dosaku padamu, ya Robbi, agar aku bisa mengadu dan berdoa hanya kepadaMu sepanjang malam kenikmatan kantuk telah melenakanku. Sepanjang usia, kelelahan kerja sering merenggut waktuku bersamaMu, keseharian mengurus anak dan keluarga adalah candu yang melenakan siapa saja termasuk diriku.” alau badanmu sakit…, begitu kira-kira malaikat malam yang menemanimu berbisik, kalau ragamu lesu jangan pernah kau biarkan sampai ke dada, karena itu satu-satunya benteng pertahanan jiwamu… Kalau kepalamu telah penuh alirkan ke dada tengahmu… maka jangan biarkan dadamu sesak lagi, tapi jadikan dada adalah ruang seluas samudra… Lalu..janganlah perih lukamu membuatmu merintih, hingga membuatmu ringkih karena sumber kekuatan jiwa akan terkikis. Kalau ragamu kau rasakan seperti bara, jangan kau mulai putus asa meraja dan mendera.karena itu satu-satunya jiwa dan asa... Malam semakin larut tatkala malaikat malam masih setia dan mengirimkan para penolong-penolong raga. Dentingan
K
[] 18 []
Cermin Kehidupan
suara tempat meracik obat atau alat-alat yang mereka gunakan merawatmu adalah cara malaikat ingin menolongmu. Dan datanglah para penolong yang berbaju putih yang selalu berusaha menanyakan kondisimu, selalu menjagamu agar kau segera sehat. Jangan sekali-kali kamu anggap hanya orang-orang yang berbaju putih itu malaikat. Siapapun orangnya itu yakinlah bahwa mereka itu adalah malaikat, atau orang-orang yang berhati malaikat yang selalu memastikan dirimu terjaga dalam iman dan kasih sayangNYA. “Wahai jiwa yang tenang tidurlah dalam jiwa yang tenang, tidurlah dalam rasa sakitmu. Wahai jiwa yang tenang, nyenyaklah dalam ayunan kasih sayang Tuhan. Wahai jiwa yang tenang, bermimpilah bahwa sakitmu adalah penawar salah dan kehilafan. Wahai jiwa yang tenang, jangan perdengarkan erangan yang datang Jangan perhatikan lintasan jalan yang menghadang Jangan persamakan ujian dan godaan. Jangan mempersulitkan keadaanmu ke dalam kondisi yang lebih sulit. Sudahlah ini akan berlalu….., semua hal yang menyusahkan diri akan segera berakhir. Kalau kamu menatap tetesan infuse membuat satu demi satu, seperti kamu menghitung detak jantung mu sendiri.” [] 19 []
23 Kisah Nyata
Sehat…, sakit…, sehat,… sakit.. semua pilihan bagimu ketika tanganmu telah terikat dengan selang infuse pilihanmu hanya dua: pertama kau sehat dan akan sembuh, atau pilihan yang kedua, kau akan menyambut ajal. Tidak perlu terlalu jauh merenung karena semua bermula dari sini. Untuk menemukan sehat harus sakit dulu, itu kata mutiara dari kisah hidup… Jika sakit baru terasa nikmatnya sehat… Dan, semua kisah Pak Mudi bermula dari sini…. di saat Pak Mudi berbaring lemah, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. “Pak, kalau kerja itu ada istirahatnya, jangan selalu dikuras tenaganya, badan juga punya hak untuk istirahat, Pak…”, kata hati istrimu yang selalu tidak kau hiraukan, selalu kau menjadi begini. “Ya, Bu, sebentar lagi”. “Tapi kan Bapak melewatkan makan siang, waktu istirahat dan waktu sholat”. Sang istri mendekat dan membawakan air putih seperti biasa untuk bekal kerja. Itu adalah kata-kata paling hebat yang selalu dipesankan istriku saat aku memberinya salam pamit untuk berangkat kerja, nasehat istriku yang selalu kuabaikan. Seketika itu aku berfikir, mengapa kata-kata istriku sama persis dengan katakata dokter yang merawatku, yang mengatakan kalau banyak minum air putih membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Tahu dari mana istriku ya soal banyak minum air putih itu…. Dari TV?? Ah… mana sempat ia menonton tv kalau cucian di rumah menumpuk. Apalagi, berita-berita yang nggak [] 20 []
Cermin Kehidupan
menghibur malah bikin pusing. Dari ibu-ibu PKK? Atau, obrolan tetangga di depan warung sayur ???? Ooo, ternyata aku sudah punya dokter di rumah, dokter pribadi… kenapa baru tahu sekarang? Tapi, aku sering tak menghiraukan nasehat dokterku di rumah, sehingga aku mesti bertekuk lutut dengan dokter yang merawatku di rumah sakit, yang dapat menyembuhkan sakitku. “Nduk, Cah Ayu, tolong Bapak dipundutke extrajoss ya, Nduk? biar rasane penak badane Bapak”. Anak perempuan yang masih SD itu hafal dengan kebiasaan bapaknya. Minuman berenergi itu bener-bener jadi senjata ampuh dari lesu dan loyo setiap pulang kerja. Habis bagaimana lagi, macam aku ini yang cuman tenaga modal untuk kerja, kalau tenagaku sedang menurun, perlu didongkrak dengan minuman ekstrajoss. Bukan hanya anak dan istriku bahkan penjual yang ada di warung dekat rumah hafal betul kalau tiap hari aku kesana pasti membeli extrajoss. Ibu: “Bapak kalau kebanyakan minum minuman seperti itu bisa sakit ginjal, Pak”. Bapak: “Alaaah Bu.. nggak usah takut, yang penting Bapak bisa kerja yo, Bu”. Ibu: “Bapak tu nggak bisa kerja po tanpa minum extrajoss?” Bapak: ”Ya, bukan begitu Bu.., tapi Bapak kalau habis minum itu tambah semangat”. Ibu: “Itu namanya Bapak sudah ketergantungan, Bapak itu terpengaruh iklan di TV kalau begitu”. Duh istriku…. Bidadariku… [] 21 []
23 Kisah Nyata
Wajahmu serasa dekat dengan wajahku karena segala pemikiran dan nasehatmu selalu mengena. Dan nasehatmu seperti panah dari busur sangat pas dan tepat sasaran, membuat dada, lukanya sama perihnya seperti penyesalan yang kualami saat ini. Lemah dan hanya terbaring mendengar suara tetesan infus mengalir di nadiku. “Oh, aku tak bisa menangkap anak panah itu. Andai aku bisa menghentikan kebiasaan burukku. Sekarang, yang harus kuhadapi adalah rasa sakitku ini. Istriku, melihat dirimu, mengapa aku tak bisa berkaca, ketaatanmu kepada diriku sebagai suamimu, seakan engkau lulusan Perguruan Tinggi. Keshalehahanmu beribadah, seolah engkau putri kyai. Kenapa aku tak bisa menirumu? Kenapa aku menurutkan ego kelelakianku saja, agar aku bisa mencukupi kebutuhan keluarga tanpa pernah kuhiraukan, bahwa dirimu sangat membutuhkan aku sebagai imammu… Yang bisa menjadi imammu saat kita sholat berjamaah.. Menjadi nahkoda penentu ke arah mana arah bahtera rumah tangga kita. Paling tidak, aku bisa menjadi uswahmu dalam sehari hari. Aku sadar.. seringkali mengabaikan panggilan adzan karena sibuk bekerja demi kecukupan nafkah keluarga, sebagai alasan aku melupakan kewajiban sholat yang diperintahkan Tuhan kepadaku karena takut pekerjaanku tidak selesai kalau kutinggal sholat..” “Ya Allah, semoga engkau ridho dengan keadaanku sekarang ini… aku sangat mengharapkan kesempatan kau [] 22 []
Cermin Kehidupan
berikan kepadaku, kesempatan kesembuhan dan kembali ke jalanMU…” “Pak, Pak, disuruh bangun sama perawat… waktunya minum obat, Pak. Bapak tidurnya gelisah.. nggak nyenyak barangkali, karena Bapak meracau …..” Istri Pak Mudi membangunkan suaminya itu setelah diberi pesan oleh perawat yang mengantar obat yang harus di minum malam itu… “Jam berapa, Bu?” kucoba sambil membuka mata meski amat pelan karena amat berat rasanya “Ini sudah jam satu malam, Pak…” “Aku ingin sholat taubat, Bu….” “Kalau sedang sakit, sholatnya tetep sambil tiduran, Pak.. wudhunya diganti tayamum….” ‘ Aku harus tayamum, Bu?“ Bertanya kepada istriku yang menyiratkan ketidaktahuanku tentang tayamum dan caranya…. Dari sorot mataku yang mengajukan pertanyaan ini, aku sangat berharap istriku tahu dan mau mengajariku cara tayamum.. “Pak... Bapak niatkan dulu dalam hati untuk tayamum… Niat karena Allah sambil membaca Bismillahirrohmaanirrohiim…. “Ya, Bu.. sudah…” “Lalu tangan kanan dan kiri bapak usapkan ketembok…trus ditiup…” “Ya, Bu, sudah..” “Kalau sudah, Bapak usapkan ke pergelangan kanan dan [] 23 []
23 Kisah Nyata
kiri… lanjut ke muka ya, Pak…” “Ya, Bu, sudah..” ku harus meyakini, bahwa istriku memang luar biasa... Soal agama juga paham, setelah kuanggap seperti dokter. Kini istriku seakan menjelma sebagai rohaniawan yang mengajariku tata cara tayamum, seperti rohaniawan yang tiap pagi mengunjungi pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini….. Aku benar benar baru sadar selama ini aku melenakan diriku sendiri, membiarkan diriku tidak tahu hukum-hukum agama. Menyengaja diriku memburu kebutuhan hidup saja. Usai tayamum, kuhadapkan wajahku menuju kemampuanku memandang….. Tempat tidur rumah sakit ini tidak mengarahkan pandanganku ke arah qiblat. ari ini aku melaksanakan sholat taubat… Kuhajatkan agar segala dosa-dosaku luruh lebur karena curahan rahmat kasih sayang dan rahmat ampunanNYA padaku. Meski aku tidak berwudhu, meskipun ingin aku memercikkan air pada anggota wudhuku, agar siramannya mampu membuka poripori tubuhku menjadi segar dan pikiran menjadi padang dan gumregah… sehingga tubuh merasa sehat waras pulih seperti sediakala. Debu yang suci dan menyucikan yang kujadikan untuk tayamum, semoga mampu dan kurasakan cukup menerbangkan segala daki-daki yang menempel di tubuhku. alam ini ketika kedua tangan mengagungkan kebesaranNYA, menyedekapkan tangan seolah menjadi raga tiada daya. Kurasakan sendiri atau kurasakan
A
H
M
[] 24 []
Cermin Kehidupan
ketidakberdayaan ini di hadapan Sang Pencipta.. Kenapa hatiku menjadi sendu, sedih dan ingin menangis, seperti pernah meninggalkan sesuatu dan ingin meraihnya kembali. Seperti pernah merasakan dan mengenal, kemudian melupakan dan kini diliputi oleh rasa rindu ingin bisa bertemu kembali… Entah, namanya apa perasaan yang kualami ini… Semua itu gumaman lirih Pak Mudi setelah usai sholat taubat malam itu….. Ooo, Pak Mudi, itu namanya Bapak baru merasakan kelezatan cinta dalam bermunajat dengan Allah… ebesaran Allah selalu dirasakan oleh seseorang yang merasa lemah. Tapi, belum tentu semua orang yang lemah bisa merasakan kebesaranNYA… Karena semua adalah anugerah dan hidayah.
K
“Duh Gusti Allah... Sak meniko Paduko paring gerah dateng kawulo, saksampunipun kawulo nglerwa’aken sedoyo kewajiban kawulo dumateng Paduko. Kawulo nyuwun paringipun kawelasan, kasarasan lan kekiatan….” “Astaghfirullah… Astaghfirullaah… Pak Mudi… istighfar ya, Pak.. Ditirukan dalam hati. Mohon ampun kepada Allah ya, Pak.. Astaghfirullah…” Sayup-sayup, suara lirih... menuntun dan membisikkannya di telingaku... Tapi, itu bukan suara istriku .. aku hapal betul suara istriku…, malah isak tangis itu yang kukenal sebagai suara istriku. [] 25 []
23 Kisah Nyata
“Paaak… Paaaak.. sadar ya, Pak… sadar Pak… “Allah… Allah… Allah.. Pak Mudiii.. menyebut nama Allah ya, Pak... dalam hati… Di dada tengah ya, Pak… saya tuntun… Pak Mudi menirukan… yaaa... Suara bersautan antara isak tangis istriku dan suara yang baru saja kukenal, ingin sekali kutirukan dan kuutarakan, tapi kenapa lidahku kelu… Pendengaranku sangat jelas mendengar orang- orang di sekelilingku… Suara laki-laki yang memberi aba-aba agar seseorang menyuntik juga jelas sekali olehku… Tapi, lidahku kelu…. bahkan, untuk menyahut orang yang menyebut namaku saja... Kenapa aku tak mampu…, tapi aku sadar bahwa semua orang mengelilingi sekitar tempat tidurku. Dan aku sangat merasakan kecemasan kegaduhan mereka… Oooh aku harus berusaha sekuat tenaga… Seperti seorang yang tengah berenang dan hampir sampai menuju pantai, maka aku harus menambah daya kekuatanku… “ Allah… Allah.. Astaghfirullah…” Ya, aku bisa menirukan kalimah-kalimah itu, meski dalam hati saja, seiring hentakan di atas dadaku yang seperti memberi nafas bagiku. Dan aku berusaha mengambil nafas itu, meski rasanya berat, harus kudongakkan kepalaku dan kubuka mulutku….. Mudi, kamu harus bisa mengambil nafas itu dan kau kembalikan ke tubuhmu... Jangan sampai kamu melepas nafasmu meski hanya sedetik… Kembalikan nafasmu ke dada tengah, [] 26 []
Cermin Kehidupan
ikuti suara- suara yang melantunkan kalimah-kalimah itu di telingamu... “Allah… Allah… Astaghfirullah…” Aku bisa... Aku bisa, bisa berulang-ulang menirukan dalam hatiku. Tetapi mereka semua tidak tahu kalau aku bisa menirukan dalam hati. Pasti mereka pikir aku tak peduli, atau aku tak bisa lagi. Aku sampai tak peduli dan hiraukan bunyi alarm dan alat monitor di sekelilingku. Yang menjadi perhatianku adalah nafasku dan kalimah itu... “ Alhamdulillah, Bapak sudah bisa melewati masa kritis, Bu… Nanti kita akan resepkan obat lagi supaya kondisi Bapak semakin baik lagi” “Terima kasih, Dok… terimakasih semua...”
A
ku yakin, yang baru saja kudengar adalah suara istriku, karena setelah itu tangannya mengusap dahi dan rambut kepalaku….. Setelah itu keningku dicium, dan aku merasakan hawa dingin mengalir dari ujung matanya... “Alhamdulillah... Bapak sehat ya, Pak… Pulih seperti sedia kala... Nanti kita bisa sholat berjamaah bersama-sama ya, Pak… Bapak sudah tidak usah ngoyo kerjanya… Kita semelehkan, kita sandarkan kepada Allah ya, Pak….” alau aku punya daya, tentu akan aku balas rengkuhan istriku… Tapi, aku hanya bisa mendengarkan semua... Meski badanku masih terasa lemas, aku merasakan lebih baik dari beberapa jam yang lalu. Badanku terasa ringan, dari ujung
K
[] 27 []
23 Kisah Nyata
rambut sampai ke ujung kakiku, serasa tidak ada beban yang menghimpit... Aku serasa seperti baru saja lulus ujian, merasakan kelegaan yang luar biasa, setelah mengalami pengalaman yang sangat menegangkan... Seperti orang merdeka kini... yang merasakan sehat lahir batin, sehat jasmani dan ruhaniku. Aku… aku sadar sekarang, ternyata kebiasaanku tidak sholat menjadi penyebab sakitku … []
[] 28 []
Cermin Kehidupan
NAFAS CINTA SEPANJANG HAYAT Bila nafas akhir berhenti sudah, jantung hatipun tak berdaya. Hanya menangis tanpa suara, mati tak bisa untuk kau hindari. Tak mungkin kau bisa lari. Ajalmu pasti menghampiri, meski berada di gedung menjulang tinggi. Mati tinggal menunggu saat nanti. Kita pasti kan mengalami mati. Inna lillahi wa inna ilaihi Roojiuun... Semua akan kembali kepada yang Maha Memiliki. Kita tak punya tempat kembali, kecuali kepada Ilahi Rabbii… “Yaaa ayyatuhal nafsul muthmainnah... Irji’ii ilaa Rabbiki raadhiyatan mardhiyah, wadkhulii fii ibaadii, wadhulii jannatii...”
oleh: NURUL ILMIYATI
[] 29 []
23 Kisah Nyata
S
elalu benar ketentuan Allah yang telah ditetapkan kepada manusia, bahwa setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Orang yang kita cintai, yang kita temui sepanjang hari dan kita lalui kebersamaan, kebahagiaan bersamanya, pergi meninggalkan kita semua. Tangis akan tertumpah ruah, hati pilu kehilangan cinta, merasa merana karena ditinggal begitu saja… Istri menjadi janda, anak menjadi yatim atau piatu, semua serasa tercerabut tenaga kita merasakannya. “Ya Allah, engkau telah memanggil bapakku…“ sang anak pasti meronta begitu”. “Adikku… kok kamu dipanggil lebih dulu dari pada aku…” Memeluk jasad kaku sang kakak yang ditinggal pergi selamanya... Sementara, keluarga yang lain hanya terdiam, terpaku lidah tak mampu menyusun kata-kata apa yang tepat untuk suasana seperti itu. “Inna Lillahi wa inna ilaihi Raajiuun”, kita semua yang ada di sini semoga bisa berkhusnuzan kepada Allah, bahwa Pak Yamin telah wafat kembali keharibaan Allah. Dan kita semua telah mengantarkannya, menuntun dengan kalimah thayyibah... Insya Allah khusnul khatimah…” Petugas kerohanian akan menyampaikan pesan seperti itu. Bagi yang berkumpul di ruangan itu, bisa dipastikan akan mengamini doa ruhaniawan tadi. “Aaamiiiin… Allahumma amiin“. “Semoga putra dan putrinya menjadi amal jariah…” [] 30 []
Cermin Kehidupan
“Amiin...” meski terlihat agak seperti memberi sambutan, tapi karena disampaikan dengan tulus maka semua berjalan alamiah tanpa dibuat-buat. *** alau jenazah sudah dirapikan dan ditutup dengan kain lurup, bagi keluarga rasanya belum merasakan kepuasan untuk tidak mendekat dan mendekap lagi… Anak tertua yang lebih dewasa dan seperti sudah terbiasa, memberanikan diri membuka kain lurup sebatas muka dan kepala… menciumi, menyapu wajah sang bapak. Serasa ingin bapak tetap ada baginya, tapi hatinya tidak kuasa menahannya… Maka hanya kata perpisahan dan kepasrahan yang terucap. “Selamat jalan, Bapakku, guru kehidupanku, sahabat bercandaku... aku berbaik sangka bahwa Bapak telah bersiapsiap untuk menemui Allah, dan aku yakin Allah menyambutmu dengan rahmat ampunan dan rahmat kasih sayangNYA“ Setelah itu, tersungkur dan tergugu di samping wajah bapaknya yang telah dingin, pucat tapi seperti lebih bersih dari biasanya… “Bapak kok seperti orang tidur… Bapak … wajahmu kok jadi bersih tidak berkerut karena sepuh semasa hidupmu... yakin sekali Bapak terlihat lebih muda…”, begitu si anak masih berkata-kata meyakinkan dirinya, tentang kenyataan yang ia terima bukanlah mimpi. Karena seperti dirasakan olehnya, ini benar apa tidak, kalau Bapak sudah tidak akan bersama kita selamanya…
K
[] 31 []
23 Kisah Nyata
Saudara-saudara yang berdatangan malam itu hanya bisa bersedekap, malam yang larut terasa dinginnya karena masygulnya hati. *** Tiba-tiba petugas yang ada di bangsal itu terlihat turut mendekati putri sulung Pak Yamin. Disaksikan semua yang hadir, perawat putri dengan suara lembut mengelus pundak dan menyampaikan sesuatu.. “Mbak.. Pak Yamin meninggalnya baguuus sekali.. Sejak kita tangani hingga akhir hayatnya saya menyaksikan sendiri, Pak Yamin selalu menyebut Allahu Rabbii..., Allahu Rabbiiii… haluuus meninggalnya.. Insya Allah khusnul khotimah…” Wujud simpati dari petugas RSU PKU Muhammadiyah Bantul ini banyak berpengaruh dalam mengurangi kesedihan keluarga almarhum. “Terimakasih ya, Mbak.. sudah merawat Bapak sejak sore sampai Bapak wafat dini hari ini.. “ “Ya .. terimakasih kembali.. sama-sama… Kita semua petugas nggak tidur semalaman juga, kita monitor terus dari menit ke menit perkembangan kondisi bapak, jam sepuluh memang gula darah bapak tinggi, sampai angaka 500, dan obat sudah kita masukkan….kita sudah berusaha maksimal….” ‘Mbak Perawat, saya ingin ketemu dokternya…” salah satu keluarga menyela demikian. “Sebentar Pak, saya panggilkan…mohon ditunggu ya, Pak...” Yang dipanggil ‘Pak’ oleh perawat itu ternyata kakak sulung Pak Yamin… [] 32 []
Cermin Kehidupan
Suasana gaduh, protes, dan belum bisa menerima kenyataan sering mewarnai kejadian pasien yang meninggal, hal itu bisa terjadi di mana saja, di rumah maupun di rumah sakit, dan juga di rumah sakit mana saja… Pernyataan seorang dokter memang penting untuk diketahui keluarga mengenai penyebab kematiannya, karena dokter penanggung jawabnya… “Begini Pak, saya dokter yang merawat Pak Yamin. Sejak awal datang memang keluhan yang dialami Pak Yamin ada rasa sesak di dada... kadar gula tinggi, juga ada ulkus atau luka di jari kaki. Sudah kita masukkan obat. Waktu itu sudah kita sampaikan kepada almarhum, untuk kita pasang kateter atau selang pipis, dan sementara harus bedrest dulu. Tapi beliau menolak, kondisi semakin drop setelah Pak Yamin turun ke kamar mandi…. kita sudah berusaha semaksimal mungkin, Allah berkehendak lain…“ Kakak Pak Yamin yang diberi penjelasan dokter merasakan antara menerima keterangan dari dokter atau menolak, ingin mendesak penjelasan lebih lanjut. Begitulah memang kondisi kejiwaan orang yang ditinggal mati… “Apa obat penurun kadar gulanya sudah diberikan, Dok?“ “Sudah Bapak, sekitar jam sepuluh” “Apa kondisi semakin sesak itu bukan akibat atau efek dari obat itu?” Masih mendesak dokter putri yang masih muda bertubuh kurus tidak semampai... “Bukan, Pak, semua karena faktor fungsi organ tubuh, bukan karena faktor efek obat yang kita berikan“. [] 33 []
23 Kisah Nyata
Dalam suasana begini, yang sangat berperan adalah bagian Bina Ruhani Rumah Sakit. Sikap tanggap sangat diperlukan. Kemampuan personal memberi motivasi akan memberi arti bagi ketenangan hati keluarga dan ketenangan suasana. “Bapak, Ibu, dan keluarga almarhum yang saya hormati, mari kita pasrahkan semua kepada Allah, bahwa semua sudah merupakan takdir Allah, dan kita yakin bahwa Allah selalu memberi yang terbaik untuk hambanya... Sekali lagi, Insya Allah Bapak Yamin khusnul khotimah... Dan, yang kita bisa sekarang adalah mendoakan dan mendoakan terus setiap saat, khususnya putra-putrinya… begitu ya? Mohon semua tenang dan sabar dan ikhlas...“ Kata-katanya menyejukkan sekali Bapak Kerohanian ini. Memberi motivasi memang pekerjaannya sehari-hari. Meski terkesan seperti pidato resmi, kata-katanya tapi cukup mengena di hati. “Oh, ya.. saya sampaikan juga, bahwa Rumah Sakit ini juga menyediakan Layanan Rukti Jenazah, mohon dimusyawarahkan dengan keluarga, apakah Bapak mau dirukti di Rumah Sakit atau dirukti di rumah sendiri...” “Ya Pak, saya ingin memandikan Bapak saya di sini saja”. Yuni anak tertua langsung menyampaikan keputusannya. Memandikan Sang Bapak untuk terakhir kalinya akan sangat berarti bagi Mbak Yuni. Akan ia kenang sebagai peristiwa yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya. Tubuh yang terbujur, kaki terlihat lebih muda dari usianya, begitu dalam fikiran Mbak Yuni. [] 34 []
Cermin Kehidupan
Bapak, jasadmu telah kaku dan terbujur. Kusapu lembut dari wajah badan hingga kakimu. Kubasuh dan kuguyur dengan siraman air, yang sejak Bapak masih bersamaku, hal ini tidak pernah aku lakukan. Maafkan diriku, Pak… Kutatap wajah Bapak lekat-lekat, agar aku mudah menghadirkan wajahmu dikala aku rindu... Sesaat, sebelum kain putih bersih menjadi pakaian kebesaran menghadap Ilahi…. “Sudah, Mbak..., sudah Mbak Yuni, ikhlaskan... ikhlaskan… doamu akan selalu sampai kepada beliau… Memapah putri sulung Pak Yamin itu yang tengah menangis dan menciumi kaki Pak Yamin… ambil segala sesuatunya diproses berkaitan dengan pemulangan jenasah. Putri sulung Pak Yamin yang merasa sangat terkesan dengan motivasi yang diberikan oleh petugas kerohanian tadi, diam-diam mencoba menemui petugas itu untuk sekedar menyampaikan sedikit yang masih mengganjal dalam hati, memasuki ruangan kecil yang paling menjadi pusat perhatian adalah almari yang berisi buku buku besar. “Assalaamualaikum….” “Waalaikum salaam… monggo, monggo... Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” Penghuni ruangan itu memang grapyak semanak, sehingga yang ingin menemuinya merasa nyaman. “Pak, saya mau tanya... kalau ciri-ciri orang yang meninggalnya khusnul khotimah itu bagaimana, Pak? Apa bapak saya termasuk khusnul khotimah?” “Ya… ya… Kalau bapak panjenengan insya Allah khusnul
S
[] 35 []
23 Kisah Nyata
khotimah, dilihat dari cara meninggalnya, Mbak… Sangat mudah... wajahnya bersih seperti orang tidur… badannya tidak mengeluarkan cairan bau sedikitpun, seperti sedang tidur saja. Apalagi bisa menyebut kalimah Allah sebelum meninggal”. “Ooo begitu ya… Jadi, tiap orang berbeda ya, Pak, cara meninggalnya?” “O, iyaa... masing-masing orang berbeda dan bermacammacam cara meninggalnya. Ada yang koma berhari-hari, sudah nafas satu-satu baru meninggal... Cara meninggalnya bisa karena kecelakaan, bisa karena penyakit...” Agak sedikit lega juga kelihatannya putri almarhum Pak Yamin ini, mendengar penjelasan dari petugas kerohanian, paling tidak sudah merasa terhibur, sehingga bisa menutupi rasa sedihnya. “Ya, Pak, terimakasih sekali, ya, pencerahannya kepada saya dan keluarga saya… Menjawab begitu putri pertama Pak Yamin ini masih tercenung, merenungi kematian bapaknya dan cara kematian yang dialami bapaknya… Ternyata Bapak cerdas sekali dalam mempersiapkan kematiannya sendiri. Aku jadi ingat, waktu itu Bapak pernah bilang padaku, karena anak-anak sudah selesai sekolahnya, sudah menikah semua, maka waktunya akan banyak digunakan untuk beribadah. Sholatnya ingin lebih tekun, rutin, tidak bolong, khususnya sholat tahajud dan sholat dhuha. Kalau punya uang lebih baik untuk shodaqoh. Sudah tidak akan mikir gosip-gosip dan yang tidak ada manfaatnya. Kegiatan organisasi pun, sudah ingin yang dekat-dekat saja dan kegiatan yang hanya [] 36 []
Cermin Kehidupan
sekali tempo saja. “Biar saja kalau Pak Dhemu masih mau kegiatan macam macam, aku begini saja…”. Bapak pernah bilang begitu. Mbak Yuni menceritakan kenangannya bersama Bapak kepada petugas, sambil menunggu waktu. idak bisa dipungkiri, bagaimana sedihnya ditinggal orang tua terutama bapak, siapapun yang mengalami kejadian seperti itu, bagi keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit ini merasakan pukulan yang menyedihkan, terutama akan kelihatan bagi anak tertua dan anak ragil. Anak tertua mempunyai hubungan emosional dengan seorang bapak lebih lama dan dekat. Sedangkan bagi anak bungsu, biasanya faktor kemanjaan dan ketergantungan yang menjadi pemicu kesedihan. eseorang yang meninggal dunia memang tidak hanya meninggal, tapi meninggalkan dunia ini, meninggalkan dunia dan seisinya. Meski selama ini dunia adalah tempat hidup dan kehidupannya, meninggalkan dunia tentu tidak semudah menanggalkan baju. Seolah-olah tega terhadap anakanaknya yang masih kecil yang ditinggalkannya. Seolah-olah tega terhadap pasangannya yang akan hidup sendiri. Tega terhadap nasib keluarga sepeninggalnya. Apakah memang begitu? Bukankah anak atau pasangan yang ditinggal masih punya saudara dan kerabat? Apakah begitu? Bukankah apabila anaknya menjadi yatim atau piatu, ada yayasan persyarikatan bahkan negara yang akan memperhatikan dan mengurus?
T
S
[] 37 []
23 Kisah Nyata
Lantas bagaimana dengan yang mati? Yang mati akan “hidup” seorang diri di alam kubur… Seorang diri menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir. Seorang diri menghadap Ilahi Rabbi… Ya, hanya amal sholeh yang akan menemani hidup seseorang yang sudah mati. Jadi, siapakah yang perlu diratapi? Yang mati, atau yang di tinggal mati? endampingi petugas rumah sakit yang memandikan bapaknya, tidak henti-hentinya Mbak Yuni mengucurkan air mata. Ratapan kecil seiring guyuran air dan siramannya di sekujur tubuh seorang yang sangat ia sayangi. Bapak bersiih.., badannya keset, tidak mengeluarkan cairan ataupun kotoran… Semasa hidupnya, belum pernah Mbak Yuni dengan lekat dan sepuas-puasnya memandangi tubuh bapaknya, walaupun sering memijat beliau… Ketika kain kafan putih lembaran terakhir telah sempurna membungkus tubuh bapaknya, tak kuasa lagi Mbak Yuni tersungkur di ujung kaki bapaknya, menciumi sebagai sungkem bakti yang terakhir baginya. Bapak... maafkan segala yang tak bisa kulakukan untuk tanda baktiku padamu. Maafkan, Pak… Maafkan….. Setelah itu..., tiba-tiba bapak petugas yang merukti Pak Yamin itu bergumam lirih… “Mbak merasa kehilangan sekali ya, ditinggal bapaknya….. Mbak juga termasuk berani ikut mendampingi jenazah Bapak…” “Iya, Pak”. Mbak Yuni menjawab singkat karena tercekat. “Kita di sini sering, Mbak, menyaksikan macam-macamlah
M
[] 38 []
Cermin Kehidupan
karakter putra-putrinya yang meninggal dan dirukti di sini. Ada yang seperti Mbak, berani dan keliatan kalau Mbak sayang sama bapaknya… Ada juga yang hanya memandang dari jauh, mendekatpun tak mau, apalagi memegang...” “Ohhh.. begitu ya, Pak…” “Mengiringi jenazah usai dimandikan tidak membuat kesedihan putri sulung Pak Yamin surut. Sepanjang perjalanan di dalam mobil jenazah, yang mengantarkan almarhum menuju ke rumah tinggalnya, memeluk dan tidak akan dilepas, barangkali yang dirasakan, sambil terus bergumam lirih mengutarakan kalimat-kalimat perpisahan dengan orang yang dikasihinya itu. Bahkan, ketika sudah hampir sampai di tempat yang dituju, pelukan pada ayahandanya yang sudah terbujur kaku dan dibungkus kain kafan itu semakin erat… Mobil ambulans mulai melambatkan lajunya, pertanda telah melewati gang depan rumah tinggal itu. Tergugu rasanya tak ingin sedetikpun lepas dari samping almarhum, mendampingi sampai di halaman rumah... sampai di teras rumah… sampai di beranda rumah… sampai ke dalam rumah… Luruh hatinya. Serasa runtuh dan bumi tempatnya berpijak. Ambruk tubuhnya… Mendekap tubuhnya sendiri, merapatkan tangannya di dada… Rumah ini banyak memberikan kenangan Pak Yamin beserta anak dan cucunya…. Di depan TV itu, Pak Yamin selalu menunggu berita-berita yang ia suka… Di meja makan itu, beliau sering menghabiskan makan malamnya bersama ibu… Di sofa ruang tamu itu, Pak Yamin bertadarus Alquran. Di musholla kecil ruang tengah [] 39 []
23 Kisah Nyata
rumah ini, almarhum melewatkan cintanya pada Allah, menjadi kilas balik semua kenangan yang ada di rumah ini muncul dan melintas semua… Masih jelas dan gamblang, dalam pikiran anak-anak Pak Yamin. Bagi anak Pak Yamin yang bungsu, kedatangan jenazah ke rumah ini kembali membuka sosok bapak dan eyang bagi dirinya… Kenapa Pak Yamin meninggal dalam keadaan mudah... halus..? Bagi sebagian kerabat dan teman dekat pasti sudah tahu kehidupan beliau… *** ari-hari, detik-detiknya adalah ukuran waktu yang dihitung oleh semua orang di muka bumi. Waktu adalah ukuran bagi seseorang seperti Pak Yamin, yang telah berkhidmat memberi sisa waktu yang ia miliki akan dilewatkan hanya untuk beribadah kepada Allah. Jika baginya ada kelebihan rezeki, maka akan dipergunakan untuk infak dan shodaqoh. Kegiatan rutin tiap tahun yang sering dia adakan adalah mengkordinir santunan kepada anak yatim piatu. Kegiatan itu banyak dirasakan oleh masyarakat dimana Pak Yamin tinggal. Hal itu sering menjadi bahan cerita tatkala Almarhum Pak Yamin ini sedang berkumpul dengan anak cucunya, ia titipkan dan bagikan kepada anak-anaknya untuk diteruskan pada kenalan-kenalan anak-anak itu… Atau, bercerita apa saja sambil merasakan pijatan di tengkuk, punggung atau minta dijambak rambutnya, oleh putri sulungnya itu yang selalu saja menerima pujian beliau sangat cocok sama pijatannya. Suatu saat, kalau putri sulung Pak Yamin lama tidak
H
[] 40 []
Cermin Kehidupan
mengunjungi, maka yang akan memijat adalah si kecil Arsan, cucunya yang masih kelas tiga SD. Jangan dikira Arsan ini tukang pijet tangan, tapi Arsan ini sering disebut tukang injakinjak punggung simbah, begitu julukannya…” Kalau pijatan tangannya Mbak Yuni kroso banget, tangane atos“ kata Pak Yamin sekali waktu. Dia bilang begitu memuji Mbak Yuni putri sulungnya itu, kalau yang mijet Ibu, tidak ada rasanya“, lanjutnya, “Pijetan tangan ibu itu tidak bertenaga”. “ Nah… sebelah situ betul, pundak kanan sebelah bawah itu mesti agak keras lagi mijetnya, itu kalau ‘tukang pijet’ yang datang adalah Mbak Yuni, nanti Pak Yamin akan minta pijet rata di seluruh punggung. iburan bagi orang yang sudah sepuh seperti Pak Yamin itu adalah kedatangan cucu dan anaknya yang biasa mengunjunginya setiap hari Jumat. Maka pada setiap hari Jumat, sejak dari pagi selesai sarapan dan teh manis bikinan ibu, beliau akan menunggu di kursi teras depan rumah, matanya yang sudah rabun akan beliau belalakkan lagi begitu mendengar ada suara motor datang. “Siapa itu ya, yang datang?” Menyapa terlebih dulu sambil meyakinkan dirinya sendiri agar tak keliru menyebut nama. “Mila, Mbah,” jawab seseorang yang datang sambil menggandeng bocah perempuan kecil. “Ooo.. Milla yaaa... sudah tak tunggu-tunggu je, Nok….” “Assalaamu’alaikum…. Akung, Mila bawa permen dua… Milla kecil menyapa Akungnya. “Wa’alaikum salaam… Milla, salim dulu sama Simbah sini…
H
[] 41 []
23 Kisah Nyata
Sekarang, mana permennya Simbah minta satu, ya?” Berkata begitu, Pak Yamin selalu membungkukkan badannya sambil tangannya dijulurkan pada si kecil Milla tanda minta sesuatu. Milla, bocah kecil usia dua tahun itu, akan berlari lari kesana kemari kalau simbahnya belum mau sama permen yang ia bawakan. Meski ibunya Milla sering memanggil Pak Yamin dengan Simbah Kakung, tapi Milla kecil lebih sering memanggil: ‘Akung’. Bagi Pak Yamin, kedatangan Milla seperti memberikan kesegaran pada matanya, kesegaran pada fikirannya dan kesegaran dalam hatinya. Matanya terasa segar melihat Milla yang lucu dan imut. Kalau berbicara, mulutnya suka dimonyongin. Suka memakai baju pink, sepatu pink, juga bando pink. Suka merajuk dan ngambek sebentar-sebentar, trus berbaikan lagi. Berlari kesana-kemari, tahu-tahu sudah duduk di sebelah Akungnya. Terus, mulai ceriwis ngomong ini itu… Menyegarkan fikiran Pak Yamin. Dalam fikiran Pak Yamin, bocah kecil ini akan menjadi harapan baginya, penerus baginya. Sebagai dambaan para orang tua pada umumnya yang selalu menginginkan anak cucunya menjadi generasi yang lebih baik, lebih sukses dari dirinya. Harapan itu menggugah semangat, karena Pak Yamin mengiringinya dengan doa, ia doakan satu per satu para cucunya agar kelak ada yang menjadi kyai, ulama, pengusaha, umara… Kesegaran hati yang Pak Yamin rasakan, karena setelah [] 42 []
Cermin Kehidupan
putra-putri yang sebagai matahati dan cahaya hatinya, maka kini giliran cucu yang menempati ruang hati Pak Yamin, yang sangat didamba menjadi penjaga cahaya itu agar tetap menyala. Hal ini terlihat dari keceriaan dan kepolosan cucucucunya. Mau tidak mau, memang harus diakui bahwa Milla ini yang paling sering mengunjungi Akungnya. Bagi Pak Yamin, dan sebagaimana semua orang tua yang telah berpredikat simbah, duduk menunggu cucu itu suatu kegiatan yang menyenangkan. Ada juga cerita seorang guru besar atau profesor yang selalu manggut-manggut dihibur oleh tingkah polah anak-anak kecil yang bermain berlari menari dan menyanyi. Dunia simbah memang sudah mengecil, bukan lagi semesta tempat malang-melintang dan sibuknya bekerja. Dunia yang sudah mengecil itu dikarenakan dunia luas yang sudah terlewati, dunia kecil itu meruncing, memuncak menuju dunia Ilahi, menuju alam ruh. “Milla mau sama Akung… Milla mau sama Akung… Milla nggak mau pulang ibu…” Begitu rengek Milla kecil ketika hari sudah sore dan ibunya mengajak Milla pulang. “Besok Jum’at main ke sini lagi Milla… Sekarang pulang dulu ya?” Ibunya membujuk ‘Mila-milo’, begitu kadang-kadang diplesetkan namanya. “Nggak mau... nggak mau… Milla mau sama Akung…” “Ya, sepuluh menit lagi, yaaa…” Diberi batas waktu seperti itu barulah Milla diam. Sedangkan Pak Yamin, yang melihat adegan itu, hanya diam manggut[] 43 []
23 Kisah Nyata
manggut dan tersenyum, merasakan getaran hati barangkali dengan cucunya yang satu ini….. eski cucu yang paling sering mengunjungi Pak Yamin adalah Milla, sebenarnya tidak hanya Milla saja cucunya. Dari dua belas cucu Pak Yamin ini, ada Juddin, kakak Milla, ada Naya dan Arsan, cucu dari putra Pak Yamin nomer dua. Ada Bangkit, Falah dan Dina, anak-anaknya Mbak Yuni, putra pertamanya. Sedang Alena sudah saban hari ketemu Pak Yamin, karena rumahnya memang jadi satu. Nabeel dan Flora jika datang, lengkap sudah. Dua cucunya yang tinggal di Kalimantan belum tentu bisa datang rutin. Kalau Juddin dan Arsan tiap Jumat, sepulang sekolah, baru bisa ke tempat Pak Yamin. Pernah, anak dan cucunya Pak Yamin bisa berkumpul semua di hari Jumat, tidak ada yang absen. Acara berkumpul begitu bisa menjadi acara Taman Penitipan Anak sekaligus Taman Bermain. Suasana gaduh, riuh dan penuh teriakan anak-anak. Bagi tetangga sebelah yang tidak bisa ikut merasakan tentu akan sangat terganggu, tapi bagi yang bisa menikmati merupakan keasyikan tersendiri, acara bisa berlanjut ke dapur, ketika para ibu sibuk bikin makan siang di dapur. Mendapati suasana seperti itu Pak Yamin luar biasa senangnya, nanti Pak Yamin akan di daulat memimpin doa sebelum makan bersama, maka suasana akan beralih ke syahdu dan khusuk. Masing-masing mempunyai permohonan sendiri, disamping ucapan amin untuk doa yang dipanjatkan
M
[] 44 []
Cermin Kehidupan
Pak Yamin. Hingga sore hari baru terasa akan sunyi, tinggal Pak Yamin dan istri, karena semua pulang ke rumahnya sendiri-sendiri. Itulah hari Jumat yang di tunggu Pak Yamin. Selalu dirindukan, selalu ditanyakan, bila ada salah satu yang tidak muncul. Pada suatu kesempatan, yang selalu di tunggu-tunggu datangnya adalah Mbak Yuni, anak pertamanya, yang tinggalnya memang paling jauh sendiri. Selalu ditunggu-tunggu karena belum tentu bisa rutin tiap Jumat bisa datang. “Bapak itu selalu kangen sama Mbak Yuni, sering diareparep kapan ketemu bapak” begitu kata ibu Mila kepadanya. Seperti menyadarkan dari lamunan dan kenangan akan kedekatan Pak Yamin dengan anak dan cucunya. Kata-kata itu menyadarkan Mbak Yuni kalau semua tinggal kenangan yang tidak mungkin diulang… Pak Yamin telah tiada… jasadnya masih terbujur di beranda rumah dan masih disholatkan kerabat... *** usim hujan telah tiba guyuran air penuh rahmat Ilahi yang ditunggu-tunggu oleh semua orang telah membasahi bumi, pekarangan dan halaman setiap rumah. Tanah, rumput dan ilalang yang kering dan meranggas telah mulai tumbuh dan menghijau, menjadi rimbun seperti minta disiangi kembali… Suasana gerimis sepanjang hari ini tadi menambah sendu dan pilu di hati keluarga besar Pak Yamin. Sejak pagi bakda subuh hingga waktu pemakaman, hujan tak berhenti airnya…
M
[] 45 []
23 Kisah Nyata
rasanya menjadi dingin, di hati dan badan, hingga tengah hari menjelang proses pemberangkatan jenazah, semua anak Pak Yamin tertunduk dan terpekur di samping meja jenazah… Gumaman dalam hati menggelayuti relung terdalam perasaan Mbak Yuni, penerus estafet Pak Yamin. Bapak… engkau telah pergi selama-lamanya. Kami tidak akan pernah bertemu Bapak lagi di dunia ini… Engkau tidak beraga, tapi jiwa dan sukma kita masih bisa berkata-kata… Ragamu tak bisa teraba, tapi jiwamu bersama kami selamanya, melalui pitutur dan teladanmu kepada kami semua… Tujuh puluh tahun bersamamu serasa sangat sekejap kami rasakan… Bahkan engkau mencontohkan kepada kami cara meninggal yang baik, cara meninggal yang khusnul Khatimah… Menjadi guru, mempunyai banyak kawan seperjuangan… memberi kesan sejuk dan kebapakan kepada siapapun yang engkau temui. Selalu mengusap pundak muridmu, menjabat erat tangan sahabatmu.. dan menatap hangat anak anakmu… Bapak… Hari ini semua temanmu mengantarkan jasadmu ke haribaanNYA, dengan iringan doa, dengan kerumunan takbir empat kali dalam menyolatkanmu... bergantian, berdesakan sebagai salam perpisahan kepadamu…. Kesedihan yang aku rasakan tak akan bisa menghapus segala kerinduanku kepadamu. Hanya ucapan do’a Allahummaghfirlahu... sebagai penyambung rindu kita… Bapak.. aku tak ingin membawa kesedihan kami di atas pusaramu… Yang rasanya ingin selalu kukunjungi sebagaimana aku mengunjungimu semasa hidupmu… Sepeninggalmu [] 46 []
Cermin Kehidupan
ingin kuteruskan perjuanganmu… Membangun ketaaatan sebagai hamba Tuhan, mengumpulkan dan menyantuni anak yatim, yang sering kau lakukan… Itulah yang menjadikanmu insya Allah khusnul khatimah… Kami yakin, Allah menyambutmu dengan rentangan kasih sayangNYA… karena engkau telah bersiap-siap untuk menemui Tuhanmu, berbekal amal ibadahmu kepada Allah semasa hidupmu… Semoga kami semua bisa meneladani semasa hayatmu yang tak pernah melepaskan cinta kepada Allah… dan semasa kepergianmu yang meninggalkan dua kata yang mesti kami ingat …khusnul khotimah... Selamat Jalan Bapak…… Selamat jalan Simbah… Selamat jalan Sahabat…. Selamat jalan Guru…….. Selamat bertemu Tuhanmu…. Bersama bidadari syurga di sekelilingmu…. Di peristirahatanmu yang abadi…… Laa ilaaha illallah……….
[] 47 []
23 Kisah Nyata
CATATAN HARIAN SANG PENCUNDANG
“Dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah, tidaklah berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir”
HARI PERTAMA ari pertama memasuki IGD Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini, suasana sangat gaduh dan sibuk oleh lalu lalang petugas, berbaur dengan pengunjung juga pasien. Tergopoh-gopoh datang sambil memapah sang istri, seorang yang berperawakan tinggi kekar berkulit putih ini sangat jelas menunjukkan gambaran wajah yang cemas dan
H
oleh: NURUL ILMIYATI
[] 48 []
Cermin Kehidupan
kalut. Sementara, sang istri yang juga berperawakan gemuk, berwajah putih, terlihat lemas dan berwajah pucat, kerudung yang dikenakan terlihat agak tersibak kalau pun tidak di katakan acak-acakan… “Dok... dok... tolong istri saya, Dok...” Begitu laki-laki yang mengantarkan istrinya itu mengawali kedatangannya… “Tenang... ya, Pak, tenang... kami akan bantu dan tolong isteri Bapak… Bapak tidak usah panik... Menyampaikan beberapa kata yang memberi kesan sugestif, sangat penting dan dibutuhkan sekali oleh petugas di garda depan. Layaknya setiap Rumah Sakit, IGD merupakan pelayanan paling depan yang menjadi penentu pertama pemberian kesan ramah, cepat dan tepat dalam melayani pasien yang datang. Kesan pertama yang diberikan oleh petugas IGD juga menjadi kesan pertama yang diterima pasien. Ketika pasien merasa dibiarkan lama menunggu, maka akan memberi kesan dalam benak pasien bahwa pelayanan di rumah sakit itu lambat dan tidak ada tindakan apa-apa yang didapat olehnya, begitupun sebaliknya. Seorang satpam yang membukakan pintu, mempersilahkan pasien yang tertatih-tatih dan menyambut dengan senyuman “selamat datang di rumah sakit kami”, begitu kira-kira arti sambutan yang mestinya diberikan. Membantu mendorong brankar, kursi roda atau memapah pasien yang kesulitan berjalan, menjadikan pasien dan keluarganya tersanjung dan seperti merasa yakin sembuh jika berobat di sini. “ Ibu tidur di sini, ya... akan kita pasang oksigen untuk [] 49 []
23 Kisah Nyata
membantu pernafasan dan agar Ibu nggak merasa pusing…. Yang dirasa sakit apanya, Bu…? “Dok, ini tadi istri saya minum Baygon, Dok… Tapi tidak banyak, Dok… sudah keburu ketahuan sama saya… Gimana Dok…? bisa ditolong kan, Dok…?” “Bu… kenapa, Bu... kenapa begini jadinya, Bu….? Kenapa Ibu tega lakukan ini, Bu…?” Tiba-tiba semua yang ada di ruangan itu sejenak kaget oleh raungan Bapak yang mengantarkan istrinya tadi. Memecah kesibukan semua... Bapak itu masih saja meratap sambil merangkul istrinya, sementara istrinya benar-benar dalam keadaan lemas akibat cairan disinfektan pembasmi serangga yang ditenggaknya… “Maafkan aku, Bu… kalau kamu nggak kuat menanggung semua ini… tapi tidak begini, Bu, jalannya…” Orang-orang yang berada di ruangan IGD merasa kaget, karena bapak yang sejak awal datang terlihat tegar ternyata tiba-tiba menumpahkan raungannya… dan agak membuat takut apalagi bapak itu menumpahkan perasaannya, memukulmukul tembok dan menarik gorden pembatas, hingga beberapa petugas harus menahan dan memegangi bapak itu, agar tidak semakin menjadi. Badan bapak itu yang tinggi kekar juga membuat suasana agak tegang... meski sudah dibantu petugas satpam. “Sabar, Pak... Sabar ya, Pak… Istri Bapak nggak apa apa… Kita tunggu perkembangannya ya, Pak. Tapi, Bapak tenang dulu…” Hal itu tentu menjadi perhatian keluarga pasien yang lain yang saat itu juga tengah berobat di situ. [] 50 []
Cermin Kehidupan
“Ada pasien ngamuk…” bisik-bisik seorang bapak… “Bukan yang sakit, Pak… Itu suaminya… Kayaknya mau bunuh diri itu istrinya… makanya sampe begitu…” Seseorang lagi datang menimpali sehingga menjadi semacam bahan rumpi dan gosip. “Wah, kasian anak-anaknya ya…. Tapi, kelihatannya tidak parah… Barangkali langsung ketahuan, kalau tidak langsung ketahuan, nggak bakalan ketolong deh… Kenapa ya, kok mau bunuh diri...? ertanyaan yang sama tentu juga akan muncul dalam hati petugas yang menangani, tapi bukan wilayahnya petugas untuk menanyakan hal itu. Bagi petugas, baik dokter maupun perawat, yang lebih penting adalah bagaimana segera menolong ibu itu agar racun yang masuk dalam tubuhnya tidak menyerang organ vital, yang bisa berakibat fatal. Kasus-kasus percobaan bunuh diri sudah begitu sering terjadi. Semisal, pasien yang datang dengan luka sayatan di nadi tangan, pernah juga seorang yang datang dalam kondisi sudah meninggal karena diperkirakan percobaan bunuh diri dengan menjerat lehernya menggunakan tali...
P
HARI KEDUA erada di ruang yang dingin karena ber-AC, akan membuat pasien dan keluarga yang menunggu merasa nyaman. Setelah hampir 2 jam menjalani observasi di ruang IGD… Pak Dewo dan istrinya menempati ruang VIP… Berharap mendapatkan pelayanan dan perawatan yang lebih prima, ke-
B
[] 51 []
23 Kisah Nyata
banyakan pasien memang memilih kamar yang dilengkapi fasilitas seperti layaknya berada di rumah sendiri. Airphone yang bisa terhubungkan dengan counter perawat, agar sewaktuwaktu bisa menghubungi petugas bila memerlukan sesuatu. Lemari pendingin untuk menyimpan buah-buahan yang sangat dianjurkan untuk memberi nutrisi bagi yang sakit. Menjadi anggun dan santun karena menempatkan keluarga dan pengunjung pasien pada tempat yang nyaman, ibarat tuan rumah yang bisa berkhidmad kepada tamunya. Fasilitas kamar mandi di dalam, wastafel dan televisi ada di ruangan itu. Meski timbul satu pertanyaan, untuk siapa televisi disediakan: untuk pasienkah atau untuk pendamping pasien? Kalau televisi disediakan untuk pendamping, agak bisa diterima oleh nalar kita, karena bisa mengusir kejenuhan dan menjadi hiburan tersendiri. Tetapi bagi pasien, apakah bisa menikmati fasilitas tv ini? Sementara merasakan kesakitan yang dialami saja sudah membuat tidak sempat untuk menonton televisi sehingga menjadi fasilitas yang tidak berguna. Ya, ruangan paling bagus ini sebenarnya hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang berduit. Tarif kamar seharga hampir empat ratus ribu rupiah itu pasti hanya bisa dijangkau oleh orang-orang tertentu saja. Seseorang yang benar-benar mampu, atau orang tua yang sakit yang biayanya akan ditanggung oleh saudara dan putra-putrinya. Atau, seseorang yang tidak termasuk kedua-duanya namun mempunyai pemikiran demi kesembuhan dan mendapatkan pelayanan dan perawatan yang terbaik, maka dipilihlah kamar VIP. [] 52 []
Cermin Kehidupan
*** Pak Dewo dan istrinya baru saja menempati ruangan itu, terlihat masih mendampingi istrinya duduk di samping tempat tidur, sambil memegangi telapak tangan sang istri. Kadangkadang ia usapkan wajah dan kepalanya pada genggaman tangan istrinya, sebuah ekspresi menyesali satu kejadian, sekaligus mengalirkan energi support pada kedua-duanya… “Assalaamu’alaikum…” seseorang terlihat membuka pintu sambil mengucapkan salam. “Wa’alaikum salam… Pak Dewo mempersilahkan seseorang yang datang, namun tidak beranjak dari kursi tempat duduknya, hanya menolehkan pandangannya sambil terus menggengam tangan istrinya… Ternyata yang datang tidak hanya seorang. Dan ternyata dua orang itu adalah Mbak Widya dan Mbak Isti, temen kerja Pak Dewo… Menghampiri dan menyalami istri Pak Dewo, Mbak Widya dan Mbak Isti keduanya berdiri di samping tempat tidur…. “Pak Wo… gimana kejadiannya..? Kok bisa begini?” Mbak Widya memulai pembicaraan kepada Pak Dewo, yang ternyata oleh teman-temannya akrab dipanggil Pak Wo. Hal itu dilakukan Mbak Widya karena istri Pak Dewo belum mau diajak komunikasi, hanya terdiam dan terlihat lemas… “Waduh Mbak..., saya sendiri juga kaget, di rumah itu tahu tahu istriku teriak-teriak, kayak orang nggak bisa ngontrol emosinya itu…. Lha, tahu-tahu ambruk gitu... Lha, tadinya kan habis gendong anakku yang kecil sambil nunggu Dial sama Dimas bikin PR… terus aku deketin, kok kayak dia habis minum [] 53 []
23 Kisah Nyata
baygon gitu…” “Aku tuh juga nggak tahu, Mbak, kok istriku senekad itu…” Pak Dewo masih melanjutkan ceritanya… Kalau keluhannya yang dia keluhkan ya itu, perutnya sakit sama pusing… Walah, Mbak, ini memang ujian untuk keluargaku, Mbak… Mohon doanya ya, Mbak Widya, istriku sembuh, selamat…“ “Ya, Pak Wo… Tentu saja kita berdoa untuk istri Bapak, semoga segera sembuh seperti sediakala…. Masalah yang dihadapi juga bisa diselesaikan…” Silaturahmi, ramah tamah, iringan doa adalah rangkaian dari mengunjungi sahabat, teman dekat dan teman kerja yang baru dalam keadaan kesusahan. Bagi Mbak Widya, yang sudah lama mengenal Pak Dewo, ini merasakan keprihatinan dari peristiwa sedih dan berujung sakit yang dialami keluarga Pak Dewo ini… Meski belum tahu permasalahan yang sebenarnya, namun ada lintasan dalam benak Mbak Widya, tentang kondisi keluarga temennya ini… Yaaah, seorang Pak Dewo dengan tiga orang anak, dan istri yang bekerja pada sekolah TK milik yayasan, berada di ruangan “Very Important Person”, sungguh, suatu usaha yang membutuhkan nilai finansial ekstra, yang rasanya tidak bisa tercukupi oleh pegawai kecil seperti Pak Dewo ini… Sudah terjebak gaya hidup enak, sehingga besar pasak dari pada tiang kah..? Bukankah akan menjadi tambahan beban lagi bagi keluarga Pak Dewo dengan pembayaran rumah sakit sekelas VIP ini..?? Gaya hidup yang tidak realistis… Berapa gaji Pak Dewo..?? [] 54 []
Cermin Kehidupan
Mbak Widya bisa memperkirakan karena dia teman kerjanya, berapa gaji istri Pak Dewo, apakah cukup…? Untuk kebutuhan makan keluarga dengan jumlah lima orang, kebutuhan sekolah anak-anak, bayar air, bayar listrik... Aduuuh… kenapa aku jadi memikirkan orang lain? Begitu dalam benak Mbak Widya masih termangu duduk di sofa ruang tunggu pasien... Bukankah...? Mbak Widya berandai-andai lagi dengan alam pikirannya sendiri, berusaha menepis tapi muncul sendiri... Ya, bahkan istri Pak Dewo melanjutkan studi S1 dan Pak Dewo sendiri juga ikut program sekolah jarak jauh, kata temanteman. Entah benar atau sudah selesai atau belum, hampir belum ada khabar yang pasti… O, barangkali ini yang membuat istri Pak Dewo tertekan menghadapi tuntutan hidup yang menjadi beban… Lalu putus asa dan mencoba mengakhiri hidupnya, menenggak Baygon… Seperti sedang membuat kesimpulan, Mbak Widya terhenyak, kembali mendekati istri Pak Dewo yang belum mau diajak bicara… Segera berpamitan meski masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Hasbunallah, wa nikmal wakiil, nikmal maulaa wa nikmannashiir... Laa khaulaa wa laa quwwata illa billah... HARI KETIGA “Hai orang-orang yang beriman ..ingatlah kepada Allah… Dengan ingat kepada Allah, maka hati akan tenang” “Pak… uang gaji Bapak nggak cukup, Pak, untuk beli keperluan rumah, untuk uang saku anak sekolah. Belum kalau anak[] 55 []
23 Kisah Nyata
anak merengek minta dibelikan ini itu. Kemarin ada orang yang datang minta kita lunasi pinjaman. Bapak pinjam sana pinjam sini, nggak ketutup sama gaji, jadi begini, Pak, keadaannya… Pusing, Pak.., pussiiing…” Berkata begitu, istri Pak Dewo sambil memukul-mukul bantal yang ada di kasur dan melemparnya ke bawah tempat tidur seolah ingin membuang segala kegalauan yang dia rasakan… “ Sudah, Bu… sabar ya, Bu... mau gimana lagi... baru begini keadaan kita, sementara waktu memang kita harus prihatin...” Pak Dewo yang akhirnya membetulkan selimut dan sprei yang berantakan, karena menjadi sasaran kekesalan istrinya, memungut bantal yang tadi di lempar istrinya…. ”Lebih baik berdzikir, Bu... biar Ibu bisa pasrah kepada Allah…” Sudah hari ketiga ini istri Pak Dewo dirawat di Rumah Sakit, tetapi kok belum menunjukkan redanya emosi dalam diri istrinya. Kegoncangan hidup berkeluarga sering dipicu oleh persoalan ekonomi yang mempunyai “besar pengeluaran dari pada pemasukan”. Gaji Pak Dewo bulan ini minus. Struk gajinya ia fotokopi, ia berikan pada atasannya untuk diberi bantuan lunak atau sekedar tali asih. Pada awalnya, atas saran teman, bagaimana kalau sebaiknya ada solidaritas dari teman-teman dengan bentuk bantuan sukarela. Tetapi, entah kenapa hal itu tidak terealisir, barangkali ada yang tidak menyetujui… Bahkan, ada selentingan dari beberapa orang temannya, yang mengatakan bahwa solidaritas itu sudah sering dilakukan, tapi [] 56 []
Cermin Kehidupan
kenapa kasusnya selalu berlanjut dan tak pernah usai… Silih berganti keluarga Pak Dewo dirundung ujian. Dari dulu hampir selalu berurutan, bahkan silih berganti. Waktu itu ayahnya sakit, istrinya, Pak Dewo sendiri, anaknya harus minum obat rutin... Bahkan, pernah dua anaknya sakit sekaligus satu kamar untuk berdua. Kini, istri Pak Dewo masih rawat inap, dan lebih ironis karena hendak mengakhiri hidup dan dalam keadaan putus harapan. Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaaa... Banyak teman di sini yang memberi gumaman bermacammacam tentang kejadian yang menimpa keluarga Pak Dewo. Ada yang hanya sekedar mengulang-ulang kejadian, ada yang sedikit menganalisa kejadian, ada yang menyayangkan kejadian dengan memberikan perasaan iba dan belas kasihan …. Kenapa istri Pak Dewo tidak berpikir panjang terhadap dirinya sendiri dan keluarganya... Bisa dibayangkan, jika jalan pintas yang ditempuh istri Pak Dewo itu berakibat fatal pada dirinya. Lantas, bagaimana dengan anaknya yang masih kecil-kecil? Apakah Bu Dewo tidak menangkap mata hati si kecil, ketiga anaknya itu, memberikan magnet yang luar biasa untuk bisa bertahan hidup dalam keadaan sepahit apapun..? Rengekan, tangisan manja, panggilan sayang kepadanya, “Ibu... Ibu...” sudah cukup menjadi daya ungkit, untuk selalu bangkit, meski hidup serasa pahit. Kenapa tidak berpikir sampai di situ? Kenapa fikiran teracuni dengan pikiran melarikan diri dari himpitan masalah? Kenapa perasaan instan ingin ter[] 57 []
23 Kisah Nyata
lepas dari jerat problema hidup, memperjalankan menemukan botol baygon untuk menyelesaikannya…? Kemana semangat juang demi anak-anakmu…? Kenapa engkau tidak berlari menuju pada Allah, Tuhanmu…? Jangan engkau sembunyikan masalahmu dari Allah... Curahkan pada Allah... Itu memang sanggahan istri Pak Dewo waktu itu ketika ada temen yang menyarankan agar sering-sering curhat dengan teman… Wallahu a’lam.. Masih merintih, merasakan perutnya masih sakit, Bu Dewo dari tadi gelisah miring kanan miring kiri… Sebentar kemudian perawat datang dan mengatakan sesuatu. “Ibu… disuntik pereda nyeri ya, Bu… agar nanti berkurang sakitnya…” “Sebenanya, sejak tadi mau bilang ingin minta supaya istri saya ini diberi obat pereda sakit saja… soalnya istri saya gelisah terus…” “Iya, tadi sudah kita konsulkan ke dokter… Ibu diberi tambahan obat pereda sakit… Agar lebih tenang dan bisa segera membaik...” Mendapat penjelasan begitu, betapa lega hati Pak Dewo. Ia berharap malam nanti istrinya bisa tidur nyenyak, bisa beristirahat, bisa lebih tenang. lebih sehat dan segera pulang… HARI KEEMPAT agi-pagi, petugas silih berganti memasuki ruang tempat dimana isti Pak Dewo dirawat. Sudah tak terhitung
P
[] 58 []
Cermin Kehidupan
berapa kali. Mengambil sampel darah, cek suhu tubuh, mengganti cairan infus, sekali diselingi cleaning service yang membersihkan kamar mandi, menyapu dan mengepel lantai. Ini hari ke-empat. Serasa waktu berjalan lambat, bagi orang yang menunggu pasien… Barangkali, begitu juga yang dirasakan oleh pasien. Pastilah merasakan lambatnya jarum jam berputar. Meski ini ruang VIP, pastilah rasanya ingin segera pulang, dan membaik, dalam arti sehat yang sebenar-benarnya… Memang, itulah yang ditunggu-tunggu oleh semua pasien. Hari ini visite dokter, seperti biasa setiap jam 11.00, meski semalaman sudah tidak gelisah dan relatif bisa tidur nyenyak dan tenang. Tapi, rasanya ingin mendengar langsung dari dokter tentang kondisi medis istrinya. “Bu, tidurnya semalaman nyenyak sekali, jadi merasa segar to, Bu? Ayo, biar tambah segar, turun... terus mandi di kamar mandi ya, Bu… Ya basuh-basuh muka, basuh badan semampunya. Dari kemaren kan hanya mandi pake washlap…” Berkata begitu, Pak Dewo membenahi tutup kepala istrinya. Dalam kondisi yang masih lemas, Bu Dewo memberi anggukan dan menggeserkan badannya serasa mau turun dari tempat tidur, berpegangan pada pundak suaminya dan pelanpelan menuju ke kamar mandi… Beginilah suka dan dukanya. Seorang istri yang sakit akan membuat pula “sakit” bagi belahan jiwanya, begitu pula sebaliknya… “Nah, sudah kelihatan segar dan bersih kan, Bu… Sekarang ganti kerudung, ya? Takcarikan dulu kerudung Ibu yang bersih… [] 59 []
23 Kisah Nyata
Habis ini, terus Ibu sarapan, minum obat dan menunggu dokter datang, semoga Ibu sudah boleh pulang……” Masih belum bersuara dan dengan gerakan yang halus Bu Dewo duduk di pinggir tempat tidur, dengan kaki menjuntai… ”Disuapin ya, Bu… ini bubur sungsum sarapannya“, berkata begitu Pak Dewo mengambil sendok dan mengisinya dengan bubur, mencelupkan ke dalam kinca dan menyuapkannya kepada istrinya. ”Ayo, dalam hati berdoa Bu, baca Basmalah”, Bu Dewo hanya mengangguk sambil melumat suapan bubur dari suaminya. “Jangan lupa, lauk telur puyuh juga harus dihabisin ya, Bu… Ini penambah tenaga supaya Ibu nggak lemes”. Hampir setengah piring telah dihabiskan, cukup memberi tenaga bagi Bu Dewo….. “Assalaaamualaikum…” “Bu... Pak Dokter datang, Bu, Wa’alaikum salaam, Alhamdulillah, sudah kami tunggu-tunggu, Dok... Sudah pingin pulang ini istri saya, Dok...” “Ya..., nanti kalau hasil lab-nya bagus, nanti boleh pulang… Tapi, sebelum pulang kita rekomendasikan ke Bina Ruhani, ya? Biar Ibu pulang sudah bawa bekal dari petugas kerohanian… Kalau perutnya sudah tidak mual ya, Bu…? “Sudah nggak sakit, Dok…”, Bu Dewo menjawab lirih. “Bagus kalau begitu, ini saya tambahi vitamin saja, sambil menunggu hasil lab. Besok pagi menunggu kunjungan ruhani, siangnya, nanti dipandu Mbak Perawat bisa mengurus proses kepulangan…“ [] 60 []
Cermin Kehidupan
“Alhamdulillah... terimakasih, Dokter”. Setelah dokter berlalu... ruangan itu seperti hening sejenak, masing-masing termangu, tenggelam dalam alam fikirannya masing-masing… Ya..., berhari-hari di rumah sakit, meski di kelas VIP, tetap saja merasa ingin segera sehat dan segera pulang. HARI KELIMA dzan subuh memecah kesunyian dan senyap bahkan lengangnya suasana di rumah sakit, masing-masing ruangan sampai ke sudut-sudutnya, masing-masing kamar pasien sampai ke ujung-ujungnya… pasti merasakan situasi yang berbeda sepanjang malam tadi. Ada yang merasakan malam yang panjang, karena tidak bisa tidur dan menahan sakit. Ada yang semalaman sebentar-sebantar ingin ke kamar mandi. Atau, pasien yang sebentar-sebentar memencet bel memanggil petugas. Banyak pula yang bisa terlelap menikmati malam dan sakit yang dideritanya. Kebanyakan dari orang sakit menginginkan bisa sembuh dengan cepat dan segera. Mereka merasa gelisah jika proses sembuh dirasa sangat lambat. Yach, penyakit memang bisa datang tiba-tiba. Bahkan, tanpa kita rasakan sebelumnya gejalanya. Ibarat sesorang yang datang berkunjung naik kuda, maka kesembuhan yang diharapkan itu bagai pejalan kaki yang pulang dengan gontai. Sembuh adalah proses yang dicapai dan terekam dalam status medis yang tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat… Sembuh bagai waktu yang ditunggu...
A
[] 61 []
23 Kisah Nyata
*** Hayya ‘alash-sholaaah… Mari mengerjakan sholat… Hayya ‘alal-falaaaaah… Mari meraih kebahagiaan... Suara panggilan sholat dan panggilan menuju kebahagian itu menembus setiap ruangan yang ada di rumah sakit ini… menembus hati masing-masing orang yang menghuninya… mengetuk dan mengajak..., sebuah ajakan yang di harapkan adalah: Hayya alash-shifaaa… Mari menuju kesembuhan… Sembuh dan sehat lahir dan batin…. Sebuah time remainder yang luar biasa agung dari Yang Maha Agung adalah Adzan… Muadzin tidak perlu dengan suara penuh power untuk mengumandangkan adzan bagi orang sakit yang mendengarnya. Suara lirih menyentuh, cukup membuat hati tersentuh... Suara adzan subuh, pertanda fajar menyingsing, menyambut pagi ini, membuat Pak Dewo bersemangat. karena terngiang kata Dokter kemarin siang, kalau hari ini istrinya boleh pulang. Bergegas ia mengambil air wudhu dan mengenakan sarung dan menunaikan sholat subuh di masjid. Tidak seperti hari-hari kemaren yang masih ada yang menggelayut di kepalanya… Tapi subuh ini, serasa menjadi subuh yang berbeda, subuh yang penuh harapan… Di bakda subuh kali ini, Pak Dewo merasakan kesejukan, seolah ada air meresap dalam hatinya… Memang, sepertiga malam sampai subuh, mampu memberi keheningan hati bagi siapa saja yang bisa merasakan… Bagi anak-anak kita yang masih bersekolah, waktu-waktu itu sangat tepat untuk diguna[] 62 []
Cermin Kehidupan
kan belajar atau mengulang pelajaran… Bagi insan yang sedang galau dan gelisah, waktu itu adalah saat untuk merenung tentang ujian yang sedang dihadapi… Yach... hari ini dijadwalkan akan ada Petugas Ruhani yang mengunjungi istrinya… agar jiwanya tahan, tubuh dan ruhaninya kuat dalam menjalani pahit dan getirnya perjalanan hidup… Sebenarnya, apa kata kunci semua ini…? Apa hikmah semua ini…? Mencoba mengingat-ingat semua yang pernah ia dengar dari ustadz, kyai atau guru ngaji… Ya... lima huruf itu… “Sekarang aku ingat”, gumam Pak Dewo sambil mencoba mengingat dan mengejanya… S...A…B..A….R…. Ya, lima kata itu. Sangat sulit menghayatinya, memaknai kesabaran… Kesabaran adalah kata yang mudah diucapkan tetapi amat susah dilaksanakan. Dalam keterpurukan hidup, atau ketika kita sedang berduka, seringkali terdengar nasehat untuk sabar… Pastilah rohaniawan yang akan mengunjungi istriku hari ini juga akan mengulang-ulang kata klasik itu… Agar aku sabar menghadapi sakitnya istriku... Atau, agar istriku sabar menerima gajiku yang minus... Atau, semuanyalah... Pastilah aku disuruh sabar dan sabar lagi... Trus, sampai kapan aku harus bersabar…? Bukankah sabar itu ada batasnya…. “Pak Dewo... ingkang sabar, nggih, sabar terus… sabar niku mboten wonten watesipun… kedah sabar ingkang kiat lan sae… Menawi wonten watesipun berarti sanes ingkang pun sebat kesabaran…” Begitu kata rohaniawan yang sudah datang [] 63 []
23 Kisah Nyata
mengunjungi istriku, seperti tahu pertanyaan yang kurenungkan bakda subuh tadi…. “Ya, Pak... sabar itu bukan diam, pasif, atau menyerah pada nasib… Tapi, sabarnya yang aktif, Pak. Dan menerima takdir dengan positif ya, Pak…. Menerima tapi tetap berusaha…ya, Pak, ya…” Sang rohaniawan yang sering disebut sebagai dokter ruhani itu melanjutkan uraiannya tentang sabar. “Nggih, Pak... matur nuwun sanget…” “Semoga dengan sabar, bisa mengurai sakitnya Ibu menjadi kesembuhan yang disyukuri untuk lebih dekat kepada Allah… Dengan sabar, bisa merasakan indahnya nikmat Tuhan yang diberikan kepada kita…” Allahumma afrigh ‘alaina shobron… Itu doa kita agar kita dimampukan untuk bisa bersabar, karena ternyata sabar itu nggak bisa dijalani tanpa kekuatan dari Allah… Istri Pak Dewo menatap, memperhatikan dan menyimak semua yang dituturkan oleh rohaniawan yang mengunjunginya itu. Ia berusaha merekam dalam hati dan ingatannya, meski ragu apa dia mampu menjalaninya. Yang penting, sudah ia dapatkan pencerahan dalam dirinya… “Tapi, rasanya sudah ingin berusaha sabar, kok masih susah, ya…” istri Pak Dewo menyela. “Ya… memang harus terus diupayakan, harus dipaskan dalam hati... hingga kita sampai pada puncak kehidupan yaitu ridha Ilahi. Ya… hidup ini seperti pendakian ke puncak gunung, diperlukan iman dan kecerdasan. Iman adalah keyakinan yang kuat [] 64 []
Cermin Kehidupan
dengan tekad yang membaja. Kecerdasan adalah alat untuk mengatasi rintangan… Dengan iman dan kecerdasan, setiap kali jatuh, akan bangkit lagi… Kalau jatuh, maka ada usaha cerdas untuk bangkit lagi... Maka, sampai ke puncak kehidupan adalah sebuah keniscayaa. Kita tidak boleh sering menengok ke belakang dan jangan pula sering menatap atas puncak… Tapi, kita harus menapaki jalan yang ada di depan kita dengan kuat dan penuh keseimbangan… Maka, pencapaian puncak gunung kehidupan hanyalah soal waktu saja… Jangan pernah berkecil hati dan hilang kecerdasan, karena ada Tuhan, tempat kita berserah diri.. Hasbunalloh wa nikmal wakiil…nikmal maula wa nikmal nashiir... Laa haulaa wa laa quwwata illa billah…….. Nasehat yang keluar dari hati pasti akan sampai pada hati. Itulah hati yang saling ikhlas memberi… Sentuhan ruhani bagai guyuran air setelah panas setahun... Hal itu sangat mengena di hati… Bagai tak punya dua sayap, jika tak punya sabar dan ikhlas… hingga tak bisa terbang melesat meninggalkan masalah dan berada di atas masalah, agar masalah terlihat sangat kecil bagi kita… Siapa yang sabar akan subur, kata orang Jawa. Hanya, kadang-kadang menjelang akhir kesabaran, terasa sangat berat sekali. Padahal sudah mendekati subur, seakan sudah habis kemampuan bersabar. Bagi yang tidak kuat atau berhenti di tengah jalan, pastilah tidak akan berhenti dan tidak menemukan kebahagian… Tapi, sabar adalah di awal, di tengah [] 65 []
23 Kisah Nyata
dan di akhir, maka akan kau raih subur di akhir… Jadi, bersabarlah sampai… masalahmu berakhir. Rohaniawan itu masih belum beranjak.. seperti masih ingin menyampaikan sesuatu… “Sisi lain dari sabar adalah syukur… Seperti dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan… Hanya bisa berbalik dari sisi satu ke sisi yang lain… Ketika sisi sabar adalah saat mana sisi kehidupan kita sebagai manusia diuji dengan sakit, miskin, bahkan kaya dan bahagiapun bisa sebagai ujian bagi manusia… Sisi yang satu adalah syukur yang kita genggam, kapanpun, dimanapun, kita berada... Setiap helaan nafas adalah rasa syukur atas limpahan energi udara… Setiap kaki mengayun adalah langkah syukur atas nikmat sehat… Begitulah, bergantian setiap hari seperti ayunan kaki kanan dan kiri… Maju sabar... maju syukur…” Bagi Pak Dewo dan istrinya, pencerahan hari itu cukup membuat hati keduanya dingin… Seperti menemukan sumber mata air yang bening… Ya, sumber bening itu ternyata dalam hati… Yang merasa lega dan menerima… Yang merasa lapang tidak sempit... Yang merasa iklas dan tidak protes… Yang merasa segera ingin pulang ke rumah sebagai pemenang… Ya, pulang ke rumah... ke dusunnya yang sunyi, di perumahan berbukit dan bertanjak… Di sana, sebenarnya sebuah dusun yang sunyi dan menentramkan hati... Suatu malam di dusunnya, dari masjid di ujung kompleks rumahnya... selalu terdengar senandung dzikir dan terdengar sayup-sayup suara anak mengaji di rumah-rumah [] 66 []
Cermin Kehidupan
sekitar itu, diselingi sesekali ada motor yang meraung dan lewat. Tenang, namun menggetarkan diri dan jiwa yang merasakan akan terbawa oleh rasa tawadhu dan qonaah di hadapan Allah. Memberi dampak haru dan syahdu bagi jiwa yang merasakan. Tersimpan dalam lubuk hati yang paling dalam sebuah kerinduan pada alam ukhrawi. Tidak ada tegangan nafsu, emosi dan kebencian. Semuanya luruh lebur dalam kehalusan cinta... “Duh, alangkah indahnya dusun tempat tinggalku ini...” begitu Pak Dewo berbisik untuk dirinya... Aku ingin kembali sebagai pemenang… Aku bukan pecundang lagi… Ini teriakanku pada dunia… Agar semua orang mendengar dan tahu… aku kembali pada fitrah… ###
[] 67 []
23 Kisah Nyata
PERAWAT YANG SANTRI SANTRI YANG PERAWAT
Suasana di kota santri… Asyik senangkan hati .. tiap pagi dan sore hari, pulang pergi muda mudi berbusana rapi menyandang kitab suci…hilir mudik silih berganti pulang pergi mengaji. Duhai ayah ibu, berikanlah ijin daku untuk menuntut ilmu pergi kerumah guru… mondok di kota santri ..banyak ulama kyai…tumpuan orang mengaji… Mengaji ilmu agama bermanfaat di dunia… sampai di akhir masa… (song by nasyida ria)
oleh: NURUL ILMIYATI
[] 68 []
Cermin Kehidupan
S
ebuah lagu menggambarkan suasana kehidupan sehari-hari orang yang sedang belajar di pesantren. Tiada hari tanpa kegiatan keagamaan yang bisa dilewatkan. Kehidupan di pondok pesantren memberi ruang bagi batin dan fikir untuk sedini mungkin diajarkan ilmu mengaji, membaca Al-Qur’an, membaca kitab, buku-buku agama, dan masih banyak lagi… Setiap hari, pagi maupun sore sampai malam dan pagi lagi. Santri adalah mereka yang belajar ilmu agama, siapa saja kecil, tua, muda, sama saja bisa menjadi santri. Anak-anak yang sejak kecil belajar di pesantren akan tumbuh menjadi anak yang mandiri penuh toleransi dan suka berbagi. Satu kamar yang bisa dihuni oleh minimal sepuluh santri akan menjadikan bagai hidup dalam masyarakat kecil yang pluralis. Tidur bersama. Makan seadanya bersama... Berempati pada teman yang tidak punya makanan kiriman dari orang tua sebab belum di tengok… Santri yang belajar di pondok pesantren mau tidak mau harus bisa mengurus diri sendiri. Meski dipandu oleh pembimbing maupun pendamping dan kurikulum yang ada… Bangun pagi-pagi, mandi dan cuci sendiri, pondok pesantren laksana ibu kandung yang mengasuh, merawat dan mendidik… Pondok pesantren adalah ibu… Menjadi santri dan berjiwa santri, sama saja artinya bagi siapapun itu yang pandai mengaji…. Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini aku menemui sabahatku yang bernama Laila. Sosoknya tak begitu tinggi, [] 69 []
23 Kisah Nyata
kadang terlihat gemuk. Di saat lain, sering kujumpai wajahnya tirus karena badannya kurus. Laila, kenapa badanmu selalu berubah? Apa karena aku tidak sering bertemu dirimu setiap hari? Karena kamu sedang diet ketat ketika kutemui beberapa waktu yang lalu, saat dan kusapa, ”Assalaamualaikum Laila... Sehat kan, dirimu? Kenapa terlihat sayu matamu? Ada apakah gerangan?” tanyaku pada Laila Tak kau jawab yang sebenarnya, tapi alihkan kata, “Semua bajuku hampir tidak muat.“ “Apa hubungannya, Laila?” Tanyaku mencecar dan merasa ingin tahu… Pertanyaan yang tak dijawab Laila itu bisa kumengerti arah dan maksudnya. Pasti Laila sudah tidak nyaman dengan masalah berat badan. Kenapa Laila peduli dengan berat badan? Saat aku pertama kali mengenal Laila yang bekerja di rumah sakit ini, selalu memberi kesan padaku, bahwa untuk ukuran fisik seperti seorang yang tidak begitu mementingkan… Kalau pada saat lain aku menjumpai Laila dalam tubuh yang nyaris tambun, maka pasti Laila baru rajin ngemil. Laila… kau pasti lahir di malam hari dan di bulan Mei… Karena arti namamu adalah malam. Novel yang pernah kubaca adalah Laila Majnun, yang artinya Laila yang membuat orang tergila-gila. Tapi, tidak dengan Laila temenku yang satu ini. Laila yang bersahaja dan selalu tanpa beban, banyak temen lain yang suka padanya. Cara bicaranya bersahaja, bajunya tidak tampak aneh-aneh, meski dia bisnis online baju muslim. Tutur kata halus dan cara jalan pelan, sering tidak membuat [] 70 []
Cermin Kehidupan
teman rikuh untuk menyapa duluan, atau menyampaikan sesuatu apa adanya. Maafkan aku memujimu, Laila. Karena dirimu memang seperti itu… Tapi, aku pernah menemuimu dalam keadaan bersungut… Merenggut, seperti menahan sesuatu dalam dadamu, rasa dongkol, kesal dengan sesama teman kah, Laila…? Ooo Laila… Ternyata engkau bisa menampakkan diri dalam keadaan emosi dan kesal di hati, ya…? Pasti kamu segera mencurahkan kekesalanmu itu langsung kepada teman yang membuatmu kesal. Kamu tidak takut apa itu dokter, suster, atau apoteker. Pasti akan segera kamu tegur dan kamu ungkapkan kekesalanmu. “Kenapa pasiennya tidak segera di visite, Dok?“ “Rohaniawan selalu terlambat mendampingi pasien kritis” Sementara kami yang di Pelayanan, tidak berani meninggalkan pasien walau hanya sebentar. “Sabar, Laila…santai, Laila… Segala hal yang dilakukan oleh orang di dunia ini selalu mempunyai alasan yang bisa di pertanggungjawabkan… Laila... kamu perawat yang sabar tapi kritis. Kamu juga santri menurutku, karena baik hati dan budi, rajin mengaji meski belum pernah ke tanah suci… Bisa memotivasi diri sendiri dan memberI inspirasi sebisa yang kau miliki… Di kehidupan pribadi dan keluargamu, kita semua juga tahu dan menyaksikan, ketika ada kesempatan berkunjung waktu itu, pada kelahiran putramu yang bungsu. Suamimu yang sholat tepat waktu dan mendirikannya di [] 71 []
23 Kisah Nyata
masjid secara berjamaah, apalagi juga mengajak serta putramu… Laila… engkau ibu yang santri… Suamimu adalah ayah yang santri, anak-anakmu adalah pelajar yang santri … Lingkungan tempat tinggalmu adalah pesantren masyarakat, dan di lingkungan kerjamu, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dirimu adalah perawat yang santri… Dan teman teman yang lain, karyawan di rumah sakit ini, semua adalah perawat yang santri… Tidak hanya dirimu Laila, yang menjadi santri di pesantren kerja PKU Muhammadiyah Bantul ini, tetapi teman kita yang mengumpulkan, memilih dan memilah linen kotor infeksius, linen kotor tidak infeksius di Bagian Laundry, adalah perawat… Merawat keperluan linen di rumah sakit, dari kotor bau menjadi bersih wangi rapi… itu adalah perawat. Teman kita di Bagian Linen ini adalah seorang perawat yang santri…. Berangkat dari rumah menuju tempat kerja,…pasti melafadzkan doa bepergian.. Bismillahirrahmaniirahiiim Bismillahi tawakaltu alalloh laa haulaa wa laa quwwata illa billah... Sesampai di tempat kerja… Suasana islami yang terpancar dari beberapa instrumen speaker yang dikumandangkan lagulagu islami dan doa maupun time remainder sholat lima waktu… Pastilah temanku ini sambil berkeliling mengambil dan mengantar linen kotor dan bersih, sambil berdzikir dan berdoa [] 72 []
Cermin Kehidupan
agar semua yang ia lakukan selalu diberi kelancaran kemudahan dan keridhoan dari Allah… Pastilah memulai pekerjaaannya dengan menyebut asma Allah dengan lafadz Bismillahirrohmaanirrohiiim.. Bukankah itu semua sifat dan jiwa santri…? Faham dan ajaran agama yang disertakan dalam setiap langkah dalam bekerja, apalagi temenku yang bekerja di Bagian Linen itu, juga seorang Sarjana Agama. Bukankah itu semua sifat dan jiwa santri…? Meski tak bermukim di pesantren, namun membumikan ruh dan ajaran pesantren dalam dunia kerja…. Bahkan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini merupakan miniatur kehidupan kita dari kehidupan dari kelahiran sampai kematian… Di Bangsal VK, menjadi sarana seseorang mulai mengenal cahaya kehidupan di dunia. Seorang hamba Allah yang akan menjadi penghuni baru di alam dunia ini ternyata datang tidak membawa apa-apa... Selembar benangpun tidak…Hanya menangis. Gambaran kehidupan lain yang dapat kita lihat adalah, di rumah sakit ini setelah lahir diasuh, dirawat di kamar bayi. Di edukasi cara menyusui dan cara memberi nutrisi, adalah gambaran kehidupan manusia di kala balita… Proses belajar mencari ilmu ada simbolnya di buku-buku yang disediakan oleh Bagian Perpustakaan... Buku-buku yang lengkap, dari buku kesehatan, psikologi anak, novel islami, kitab hadis dan tafsir, ensiklopedi…. Teman kita yang kurus tinggi semampai orangnya, juga lembut pendiam pere[] 73 []
23 Kisah Nyata
nungannya dalam, bahkan seorang yang cinta dan menjadi kutu buku, memang cocok menjadi petugas keliling buku-buku perpustakaan, dan dia juga seorang santri... Suaminya juga santri dua putrinya apalagi... Itulah gambaran masa muda manusia yang diisi dengan fase mencari ilmu, sama persis jika dihubungkan dengan falsafah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul yakni perwujudan dari ilmu, iman dan amal sholeh. Kehidupan setelah belajar adalah bekerja. Maka, dalam pekerjaan sering disebut lapangan pekerjaan. Adalah manifestasi dari suatu tempat yang luas, yang bisa menampung banyak orang, seperti aula atau ruang pertemuan, yang itu belum dimiliki oleh rumah sakit ini. Tidak ada tanah lapang, belum ada ruang pertemuan yang luas dan representatif. Yang menggambarkan lapangan pekerjaan, bursa kerja yang diperebutkan kesempatannya oleh orang-orang yang sudah selesai belajar. Atau, bagi orangorang yang sudah bekerja, tanah yang lapang, ruang yang luas adalah simbol pergulatan hidup dalam mencari nafkah atau maisyah. Di Rumah Sakit ada bangsal ICU, yang dihuni oleh pasien dalam kondisi kritis dan terminal. Itulah gambaran kita sebagai manusia yang semakin hari semakin tambah usia. Menjadi tua dan renta bahkan sakit sakitan, hingga saat ajalnya sudah tiba, maka akan dinaikkan brangkar jenasah dan didorong melewati lorong rumah sakit yang sempit, untuk disemayamkan dan dibaringkan di kamar jenasah, yang letaknya di ujung sisi timur rumah sakit yang [] 74 []
Cermin Kehidupan
lorongnya memang benar-benar sempit. Itulah perjalanan hidup manusia yang miniaturnya ada di rumah sakit. Sama persis dengan letak bangunan yang ada di Pondok Pesantren Pabelan, tempat aku menjadi santri. Sudut sudutnya menghadap kiblat, bangunan pesantren tidak berpagar tinggi sehingga tidak memberi batas antara pondok dan rumah tinggal penduduk setempat. Bangunan paling ujung timur adalah perpustakaan yang menjadi simbol mencari ilmu sejak lahir. Bukankah di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul juga ada perpustakaan. Juga masjid sebagai pusat kegiatan. Di rumah sakit ini, masjid juga berada di tengah, menjadikan simbol keagamaan ini adalah poros kehidupan kita. Setelah masjid adalah makam. Yang mengartikan bahwa setelah segala irama kehidupan kita lalui, maka pada akhirnya kita semua akan kembali ke haribaan Ilahi. Maka, Pondok Pesantren Pabelan mendapatkan penghargaan internasional Agha Khan dalam bidang arsitektur. Jadi, struktur bangunan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul serta makna yang yang tersirat di dalamnya, sama persis dengan suasana pesantren yang pernah aku belajar di dalamnya. Belajar di pesantren, bekerja seperti suasana pesantren. emen yang lain di Bagian Perawatan Sarana Rumah Sakit, secara profesi tidak disebut sebagai seorang perawat, meskipun unit tempatnya bekerja memakai idiom perawatan… Tidak seperti Layla yang jelas disebut perawat, karena berhadapan langsung dan merawat langsung orang
T
[] 75 []
23 Kisah Nyata
lain. Tetapi bagi temanku yang bekerja di Unit Perawatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit, secara tersirat tetaplah seorang perawat… Yang merawat dan memperbaiki alat-alat yang rusak, seperti jaringan telepon, AC yang sudah tidak dingin... speaker masjid yang sudah tidak berfungsi, atau hanya sekedar mengganti lampu yang sudah padam. Kalau kulihat dari pekerjaannya, mana bisa temanku ini, yang menjadi tukang AC, tukang ganti listrik, bisa kusebut santri… Tetapi di balik pekerjaannya, ternyata temanku ini mahir menjadi muadzin, bahkan sangat merdu suaranya. Dan kulihat temanku ini sangat rajin sholat Dhuha. Sholat fardhunya selalu berjamaah di masjid, baik sebagai muadzin maupun sebagai imam. Berarti, temanku ini perawat yang santri kan...? Seperti Laila… bahkan teman-teman di PKU ini banyak yang sudah menunaikan ibadah haji, sebagai penyempurnaan rukun Islam, baik melalui jalur PTKHI maupun biaya sendiri. Aku coba berjalan-jalan menyusuri tempat kerja temantemanku di setiap Unit di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini… Ingin kucari dan kubuktikan bahwa teman-temanku adalah santri. Seperti diriku yang pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Pabelan… Aku bersyukur, aku ikut senang apabila teman-teman di sini mempunyai jiwa santri meskipun tidak masuk pesantren. Bahkan, melebihi orang yang belajar agama di pesantren… Yach, aku jadi ingat, temanku yang bernama Pak Hendro itu juga punya hapalan yang kuat, seperti santri tahfidz saja… [] 76 []
Cermin Kehidupan
Bukan hanya Pak Hendro, bahkan putranya Pak Hendro pun juga hafal Juz 30. Padahal, Pak Hendro yang bertugas di Unit Laborat ini tidak mengenyam pendidikan pesantren, toh Pak Hendro tetaplah perawat yang santri… Pak Hendro ini sering kulihat ke mana-mana membawa Al-Qur an. Menjaga hafalan dan menjaga interaksi dengan Al-Quran… Sering kuminta dia memimpin tadarus, saat menunggu kehadiran Ustadz pada Forum Pengajian Klasikal, setiap jumat di masjid Asyifa. Sosok penampilan keseharian Pak Hendro ini juga memberikan ciri khas seorang santri. Berkopiah, berjenggot, berwajah bersih. Putra Pak Hendro adalah pelajar di sekolah unggulan yang kental nuansa agamanya, sehingga sangat kuat sekali karakter santri yang ditampakkan oleh kehidupan pribadi teman kita yang satu ini, baik kehidupan pribadi, kehidupan rumah tangganya, lingkungan masyarakat, bahkan lingkungan di mana kita bekerja. Siapakah lagi santri yang perawat dan perawat yang santri di PKU Muhammadiyah Bantul…? Tentu saja semua kita yang berada di lingkungan pekerjaan di Rumah Sakit milik Persyarikatan Muhammadiyah ini adalah santri… Kuatnya suasana santri di PKU Muhammadiyah Bantul bahkan semakin kentara nuansanya adalah rangkaian kegiatan di momen-momen tertentu, seperti Milad, selalu mengadakan kegiatan lomba keagamaan seperti hapalan, lomba sholat, lomba baca doa yang melibatkan putra putri karyawan. Ini sama persis dengan suasana kegiatan di lingkungan pesantren yang sebenarnya. Seperti yang kualami sendiri di [] 77 []
23 Kisah Nyata
Pondok Pesantren Pabelan. Bahkan, salah satu kegiatan di pesantren adalah muhadhoroh atau mukhotobah, yaitu latihan berpidato. Bukankah di PKU Muhammadiyah Bantul ini juga diberikan Pelatihan Retorika dan Public Speaking untuk karyawan, untuk mendidik da’i-da’iyah, mubaligh dan mubalighah? Bahkan, sudah terbentuk Korps Mubaligh PKU Muhammadiyah Bantul. Bukankah itu semua kegiatan di pondok pesantren... Kita semua adalah santri. Kita semua adalah perawat. Perawat yang santri. Santri yang perawat. Tetapi, kita semua bukanlah santri-santri cilik yang masih menangis dan rindu rumah dan ingin pulang. Kita adalah santri remaja, kita semua adalah santri dewasa, kita semua adalah santri tua, kita semua adalah santri sepanjang hayat… Itulah harapan dan doa kita. Oh, pondokku…. oh, rumahku… oh, lingkungan tempat tinggalku... oh, lingkungan tempat kerjaku… semua adalah tempat naung kita… semenjak dari kita kecil, sampai kita dewasa, tua dan tidak ada… Rasa batin kita akan damai dan sentosa karena selalu dilindungi Allah Taala… Tiap pagi dan petang di manapun kita berada, kita selalu beramai-ramai, berduyun-duyun untuk shalat, mengabdi kepada Allah taala... amin.###
[] 78 []
Cermin Kehidupan
BERTEMU TUHAN DI RUMAH SAKIT Tuhan….Tuhan Yang Maha Esa….. Tempat aku memuja, dengan segala doa.. Aku jauh….Engkau jauh…aku dekat ….Engkau dekat. (Song by bimbo)
S
emua pasien yang datang di rumah sakit tentu datang dengan membawa keluhan rasa sakit pada tubuhnya…. entah itu dengan mengeluh sakit di perut seperti mual mules perih kembung.Atau datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala seperti pusing migraine vertigo. Datang ke rumah sakit juga bisa karena kecelakaan lalu lintas jatuh dari pohon serangan stoke dan serangan jantung mendadak. Banyak
oleh: NURUL ILMIYATI
[] 79 []
23 Kisah Nyata
sebab lain yang menjadikan seseorang memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Ada yang karena penyakit dalam yang kronis.. atau penyebab lain yang belum di ketahui asal mulanya Tujuan utama ke rumah sakit adalah berobat kepada dokter. Bagi sebagian pasien sangat menginginkan diperiksa dan diberi obat oleh dokter spesialis... Ada juga yang merasa cukup dengan datang ke dokter umum. Selain akan bertemu dengan dokter, secara otomatis pasien akan bertemu dengan perawat, ahli obat, petugas laborat dan radiologist. Tentu saja pasien juga akan bertemu dengan ujung tombak pelayanan yaitu petugas bagian pendaftaran. Tidak semua orang yang mendatangi rumah sakit memiliki niat yang sama. Ada yang datang ke rumah sakit karena memang sakit dan akan berobat, ada yang karena ingin mengunjungi sanak keluarga yang baru di rawat inap. Bahkan ada pula yang bukan karena kedua alasan tersebut, mereka yang supplier, detailer, atau visitor, semua mempunyai tujuan tempat sama, tapi niat dan maksud kedatangannya berbeda. enapa kita bisa “bertemu” Tuhan di rumah sakit? Padahal, semua orang tahu bahwa lebih mudah “menjumpai” Tuhan di tempat peribadatan... di masjid tempat sholat, atau di Makkah al-Mukarromah dan Madinah alMunawaroh, yang merupakan “Rumah Allah” atau Baitullah... Atau, ke majlis taklim pengajian dan majlis dzikir menjadi sarana yang efektif untuk bertemu Tuhan. Karena di tempat tersebut diseru nama Tuhan. Bertemu Tuhan di rumah sakit...? Mungkinkah itu terjadi...?
K
[] 80 []
Cermin Kehidupan
Betul, bahwa keberadaan Tuhan itu di mana-mana, di antara ruang dan waktu, bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri… Tapi, kita sering sibuk mencari Tuhan dan tidak bisa menemukan… Mencari Tuhan di keramaian pusat perbelanjaan, pasti tidak akan ketemu… Lantas, mencari Tuhan di riuhnya suatu perhelatan musik, pasti tidak akan kita temukan... Dan, manusia selalu terus mencari, bahkan memburunya dengan penuh nafsu dan menggebu... Bahkan, sering terburu-buru ingin segera bertemu… Mencari Tuhan di gelimangnya harta dan kemewahan dunia, rumah megah, anak keturunan yang banyak, kendaraan berganti setiap tahun… Atau, mencari Tuhan di tingginya jabatan tahta dan kejayaan... Atau, mencari Tuhan di lezatnya minuman arak dan tuak yang memabukkan serta melambungkan khayalan… Atau, mencari Tuhan di indah jelita, gemulai mempesonanya bidadari dunia yang disebut wanita… Mereka ternyata mencari Tuhan dan tidak menemukan, bahkan malah menuhankan semuanya itu… Bahkan, mereka menyembah bayang-bayangnya sendiri, yaitu menyembah bayang-bayang manusia tentang Tuhan. Karena tidak ada bayang-bayang Tuhan, mereka mencari Tuhan sesuai yang dibayangkan sendiri… Dan mereka kecewa karena tidak menemukan Tuhan yang mereka cari… Dan yang mereka temukan adalah egoisme yang menguasai dirinya…. ada akhirnya... orang akan bertemu dengan Tuhannya di rumah sakit... di saat sedang mengalami sakit, baik dirinya sendiri yang mengalami sakit atau saudaranya atau-
P
[] 81 []
23 Kisah Nyata
pun orang lain… Jadi, pada dasarnya, semua orang yang mengunjungi rumah sakit bisa bertemu dengan Tuhan. arena kebertuhanan adalah suatu proses, kebertuhanan bukan produk sekali jadi, kebertuhanan adalah dialog terus menerus dengan tuhan, dalam setiap keadaan .. sehingga manusia sampai pada tingkat menyadari kebersamaan dirinya dengan Tuhan… Yang disayangkan bagi manusia adalah, mengenal dan menemukan Tuhannya hanya di kala sakit, di kala rugi, di kala susah dan menderita saja… Sementara, manusia tidaklah mudah untuk dapat menerima dan menjalani sakit sebagai pertanda kasih sayang Tuhan kepada hambanya… Setiap orang pasti pernah sakit, tapi menerima sakit dengan sukacita adalah perjuangan berat, karena sakit dapat meruntuhkan jiwa yang tadinya bersemangat. Derita sakit membuat kekayaan dan kekuasaan serta ketampanan tidak bermakna lagi. Yang bermakna adalah sehat sebagai penampakan Tuhan itu sendiri. Oleh karena itu, dengan sakit orang menjadi bertemu Tuhannya. Karena sakit adalah bentuk tanda cinta dari Tuhan... Kita semua berhutang budi pada sakit, tanpa sakit kita mungkin menjadi manusia yang sombong dan tidak mengenal Tuhan… Kecenderungan manusia adalah di kala kita senang di dunia seringkali kita lupa untuk menyadari adanya Tuhan... Bahkan, hanya untuk bersyukur dan berdoapun kita sering lupa… Dengan sakit, sesorang bisa mengambil hikmah dan bermunajat. Bahwa sakit adalah zikrullah... Orang sakit akan lebih
K
[] 82 []
Cermin Kehidupan
syahdu dalam menyebut asma Allah, dalam penderitaannya, dibanding dengan orang yang sehat… Orang sakit akan lebih mudah mengingat dosa-dosanya, sehingga rohaniawan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul memberi bimbingan kepada pasien dengan kalimah istighfar... Orang sakit akan merasa tergantung kepada Allah dalam hal menginginkan kesembuhan. Hingga rasa-rasanya tidaklah bisa dipungkiri bahwa dengan sakit ini, pasien bisa memperbaharui tauhidnya, Laa ilaaha illallah… Orang sakit bisa bermuhasabah, apalagi bagi pasien yang dirawat di bangsal, akan mempunyai banyak waktu untuk merenungi diri dalam kesakitannya, menghitung-hitung apa yang telah dikerjakan sewaktu sehat… Bahkan, upaya dalam berobat bisa merupakan jihad bagi orang yang sakit dan keluarganya... Sebagaimana orang-orang yang datang ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, pasien-pasien yang kita temui, selalu datang dalam keadaan kosong tak ber-Tuhan… Lantas, manajemen Rumah Sakit memberi tugas kepada rohaniawan untuk mendampingi pasien mengenal dan menemukan Tuhannya bahkan memperbaharui tauhid dan syahadatnya… ertemu dengan pasien di bangsal Al A’raf Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, kira-kira tengah malam, waktu yang kuingat betul ketika telepon berdering dan memintaku untuk mengunjungi bangsal Al-A’raf ruang 21... Sebelum beranjak meninggalkan ruanganku pandanganku masih kusempatkan untuk menengok ke arah jarum jam dinding
B
[] 83 []
23 Kisah Nyata
..yaah.. jam 24.00..atau tepatnya tengah malam. Diberi info oleh perawat yang berjaga tentang status pasien dengan diagnose dokter sesak nafas disebabkan adanya kerusakan pada fungsi organ ginjalnya .. dan di perlukan pertolongan berupa tindakan cuci darah atau hemodialisa… Tetapi malam itu pasien gelisah. Melamun dan meracau… seperti orang kesurupan…Perawat mengatakan sangat ketakutan dengan tatapan mata pasien yang mengerikan..apalagi parawat yang jaga malam itu adalah mbak mbak yang berearawakan kecil dan imut…ketakutannya semakin kelihatan..pucat dan gemetar.. ‘ Bu Nurul.. aku takut banget Bu Nurul.. tolong didoakan ya Bu... ‘Iya Mbak….aku akan berusaha sebisaku ya Mbak… Memasuki kamar yang di tempati pasien yang kesurupan itu ada sedikit gentar tapi mau tidak mau harus maju terus.. menyibak korden penutup ruang berukuran klas 3…yang terlihat adalah istrinya yang duduk di tepi tempat tidur sambil menangis dan muka kusut,,,sementara yang sakit suaminya terlihat duduk sambil mata melotot dan mulut meracau… ‘Sopo kuiii.. lungo konooo..lungooo Lungoo…..(Siapa itu..siapa itu…pergi sana…pergiii…) “ Ya Pak… saya Nurul ya…ayo berdoa menyebut Allah ya pak….. Berkata begitu diriku sebenarnya merinding dan bergidik… karena pasiennya ini laki laki.. tetapi suara yang keluar dari bapak bapak ini adalah suara perempuan…hii.. hiii… bergaya [] 84 []
Cermin Kehidupan
dan bermimik perempuan… Ya Allah Robbii Ampuni dosa dosakuu…Anguudzubillahi mina syaithonirrojiim Istrinya yang menunggu setiap kali sang Bapak mengeluarkan suara yang mirip perempuan… maka langsung pecahlah tangisnya…. Bagi diriku.. meski kaki rasanya lemas gemetar.. namun mesti aku kuatkan dan aku tahan… karena otomatis harus menenangkan pasien sekaligus istrinya.. ‘Ibu.. Ibu.. bagaimanapun Ibu harus kuat yaaa… kita sama sama mendampingi Bapak ya…sambil ku pegang kedua pundaknya .. bahasa tubuh yang diajari oleh bapakku almarhum yang selalu menepuk pundak muridnya untuk mentransfer energy..suport dan semangat.. Si Ibu mengangguk membuat lega hatiku… berarti yang perlu di tangani adalah fokus kepada pasien yang sedang kesurupan….. “Ayo ngaji ya, Pak… ..’ Ku bacakan ayat kursi surah Al Baqoroh ayat 255 itu adalah ayat manjur penangkal setan… Aku kaget bukan main… pasien ini menirukan ayat kursi yang kubaca di hadapannya..dan gaya dan suaranya adalah perempuan…. Kulanjutkan terus dengan bacaan surah Al Muawidzatain.. surah permohonan perlindungan dari segala godaan syaithon seperti yang dituntunkan Rasulullah.. masih juga di tirukan oleh pasien…. Aku berusaha menganalisa…Seandainya yang terjadi adalah suara racauan dengan suara seorang pria ..maka bisa saja kemungkinan karena Bapak ini saking tidak kuatnya [] 85 []
23 Kisah Nyata
menahan sakit… Tetapi karena yang keluar dari mulut bapak ini adalah suara perempuan.. bisa jadi ada kemungkinan makhluk halus berjenis kelamin perempuan yang masuk dalam tubuhnya.. Wallahu Alam Lantas aku harus bagaimana ini… ??..Saat itu tiba tiba aku teringat cerita temanku yang pada satu waktu digoda hantu dengan dicekik di lehernya,,, berkali kali melafalkan doa ayat kursi tapi cekikan di lehernya tetap tidak berkurang… Akhirnya yang muncul adalah kepasrahan… ya Sudah kalau memang takdirku sampai disini aku ikhlas ya Allah..aku pasrah.. memasrahkan diriku keharibaanMU….Begitu kata temenku yang ceritanya selalu ku ingat… dan ternyata,,;.. setelah ikhlas dan pasrah ..terlepaslah jeratan cekikan di lehernya…Subhanallah… ‘’Heiii.. kowe sopoo?… kono lungo...! (kamu siapa..sana pergiiii )..hii.hiiii… Pak Didik nama pasien yang baru kesurupan itu mengulang ulang kalimat yang sama yang ditujukan kepadaku…karena aku rohaniawati di rumah sakit ini jadi terus aku upayakan untuk mengalihkan perhatian dengan berdzikir kepada Allah.. “Ayooo Pak Didik berdzikiir saja kepada Allah…Tirukan yaaa..Pak.. Allah..Allah……….” ‘Allah Allah opoo…. ‘Astaghfirulloh….Astaghfirulloh .. ‘Astaghfirulloh opooooo meneeeh kuiiiii….. sambil menjep menjep Pak Didik bilang begitu bergaya nyanyi-nyanyi seperti biduanita... [] 86 []
Cermin Kehidupan
Ya Allah.. Bagaimana ini… Beri pertolongan ya Allah… dalam situasi seperti ini…. Bekalku berikutnya adalah kalimah tertinggi … yang engkau miliki ya Allah..kalimah thoyibah yang harus menghunjam di dada orang beriman…… sedetik saja kita melepasnya …maka hati kita akan dipatuk syaithan.. yang kemudian syaithon itu akan mengikuti aliran darah kita... dan akan mempengaruhi fikiran dan tindakan kita…. Akan melemahkan sendi sendi keimanan dan ketaatan… “Ibu… sekarang Ibu peluk Bapak ya, Bu… penuh kasih sayang…sambil dibisiki ya, Bu.. dengan kalimah Allah…. Allah……” Ibu… Bapak butuh kasih sayang ya, Buuu.. semua juga suami ibu salam keadaan sehatpun sangat membutuhkan sentuhan kasih sayaang…apalagi dalam keadaan sakit” Kuberi motivasi istrinya.. dan tanpa menolak istri Pak Didik merengkuh dan memeluk tubuh tambun suaminya… Aku melanjutkan dengan puncak segala puncak kata…Laaa ilaaha Illallah... ernyata benar dan berhasil yang kulakukan untuk meredakan naga yang dikeluarkan untuk situasi yang menegangkan dan menakutkan dan membuat keluarga yang menunggu menangis… Pak Didik terlelap dalam pelukan istrinya entah karena kecapaian karena tanaganya karena meronta-ronta dan menendang sewaktu kesurupan tadi… Alhamdulillah... semua bersyukur dan bernafas lega…. “Ibu.. tetep terus lanjutkan ya……mengajak Bapak
T
[] 87 []
23 Kisah Nyata
berdzikir… dan diulang-ulang terus seperti tadi.. Tak perlu aku menunggu jawaban dari istri Pak Didik… aku sudah tahu pasti istri Pak Didik akan melakukan… Aku segera berlalu.. tanpa menunggu yang ada di situ.. melangkah menuju ruang parawat….. Seperti melepas ketengan yang baru saja berlangsung.. sebuah adegan seram dan horror ya Mbak… Kusampaikan itu kepada Mbak Dessy yang baru jaga malam itu…. Mbak itu makhluk halusnya perempuan yang kurang belaian kasih sayang…. entah kasih sayang dari orang tuanya, atau dari suaminya…..he..he..he… tersenyum kecut aku dibuatnya, merasa keki.. karena merasa sama-sama berjenis kelamin perempuan yang bermakhluk halus yang bersama Pak Didik. Kita semua bisa merasakan kurang kasih sayang ya Mbak Dessy,’ “Ah, Bu Nurul bisa aja…. Ha-ha-haaa... Ingin aku tertawa lepas seperti merasakan sebuah kelucuan tentang sebuah romantika kehidupan yang bisa dialami siapa saja di balik yang nampak dari penampilan luarnya.. “Mbak Dessy.. Boleh kasih kesimpulan ya... “Apa itu Bu Nurul. “ Mbak Desy”, berkata begitu aku berusaha santai, sambil duduk dan mengelap tanganku dengan tissue setelah cuci tangan seusai tindakan kepada pasien…. “Mbak Dessy….”, kuulangi menyebut nama Mbak Dessy… he..he.. aku jadi ingat waktu pertama Mbak Dessy ketakutan.. wajahnya pasi. [] 88 []
Cermin Kehidupan
“Apa Bu Nurul...jangan bercanda ah…!” “Iya, loh.. pasien baru orientasinya tidak hanya ruangan lho, Mbak… mesti orientasi supaya tidak kosong hati untuk berdo terus...” “Iya Bu Nurul, Terimakasih...” Jawaban singkat dari Mbak Dessy ini karena aku tahu kita semua sudah mengantuk….. elalu menengok waktu sebelum berlalu, 03.00, waktu malam itu kulalui lagi tangga dan menuruninya, malam itu sunyi. Ya Allah, Jangan biarkan sunyi dalam kehidupan semua yang ada di Rumah Sakit ini, ingin langsung menuju Ruang Bina Ruhani, tapi langkahku terhenti dan menatap papan petunjuk ruangan di lorong yang kulewati..VK (Kamar Bersalin). Yah, di ruangan tempat ibu-ibu akan melahirkan ini ada sepenggal kisah yang hampir mirip dengan kisah yang kualami di bangsal Al-Araf. Kisah tentang masuknya roh halus kedalam tubuh pasien. *** Pada sore menjelang adzan maghrib disaat baru saja kakiku hendak melangkah ke masjid. Panggilan melalui line 227 memintaku untuk mendampingi pasien yang hendak bersalin. “Assalaamualaikum…Bina Ruhani, nggih? dengan Bu Nurul apa Bu Ning ya ini?“ “Dengan Nurul, Mbak...” temen-temen sering keliru karena suaraku yang hampir mirip dengan Bu Ning, bahkan tidak hanya suara, seorang dokter yang kebetulan jaga bersama
S
[] 89 []
23 Kisah Nyata
pernah memanggil namaku dengan nama Bu Ning. Aku nggak bisa menolak kecuali mengangguk dan tersenyum. “Gimana Mbak?” aku melanjutkan percakapan melalui telepon yang ternyata dari bidan VK yang sama-sama jaga di sore hari itu… “Bu Nurul, tindak ke VK ya, Bu. Ada pasien mau melahirkan, kesakitan luar biasa, kata suaminya. Itu kesakitannya karena kemasukan roh, karena biasanya dulu sebelum hamil pasien ini rutin di rukyah”. “Siap, Mbak Etik, saya ke VK setelah sholat maghrib ya, Mbak”, ternyata bidan yang jaga sore di VK adalah Mbak Etik, bidan yang kecil perawakannya. “Iya Bu Nurul, terimakasih, saya tunggu ya, Bu”. Seperti biasa sama sholat maghrib berjamaah bersama pengunjung rumah sakit sore itu, berbaur bersama pasien poliklinik juga temen-temen karyawan yang dinas sore. Suasana masjid selalui penuh, baik di tempat wudhu pria maupun putri, begitu juga di dalam barisan shofnya. Bahkan rukuh sampai habis dan harus ada jamaah yang menunggu rukuh untuk sholat maghrib berjamaahnya pada gelombang berikutnya. Meski ada pasien yang harus ditangani, tidak membuat sholatku menjadi terburu-buru, malah menjadi kesempatan untuk berdoa memohon kepada Allah agar bisa membantu pasien yang akan ditangani. Usai sholat Maghrib dan baru saja tiba di depan pintu ruang bersalin sudah disambut teriakan kencang, sudah kuduga pasti itu teriakan pasien yang tadi diceritakan Bu Bidan. [] 90 []
Cermin Kehidupan
“Waduh, waduuuh..” teriakan yang kencang sambil mengencangkan urat leher dan mata yang mengarah ke atas, ditambah posisi tidur dan suasana kasur yang berantakan adalah pemandangan pertama sebatas mataku tertuju. “Ayoo.. doa saja, Ya…Astaghfirullah… Astaghfirullah. Terus menerus yaaa.. kalau terasa sakit menjeritnya diganti dengan istighfar… Astaghfirullah….” Masih teriak-teriak seperti tadi kondisinya… berarti belum mempan nih bimbinganku…bergumam sendiri aku dalam hati… Wah, kalau melihat teriakan kesakitannya seperti orang kesurupan begini seperti betul apa yang diceritakan suami pasien ini kepada mbak bidan,,,seperti yang teriak itu bukan si ibu yang mau melahirkan, tetapi adalah roh yang memasuki ibu tersebut. Ah…, aku tidak percaya sama sekali, ini murni karena tingkat dayanya menahan sakit yang lemah… Jadi, hal tersebut aku abaikan yang penting fokus membimbing doa. “Tolong aku... tolong akuuu……..” teriakannya. Maka aku akan menyambung, “Allah…Allah… Yang menolong Allah “Aku nggak kuaat... sakiit…” Sahutanku adalah, ”Hasbiyallah.. Hasbiyallah……” “Ibu harus kuat ya….. doa..doa..fokus fokus, Ibu, yuuk dedeknya yang di perut dijak ngomong, yuk… Dedeknya juga ikut merasakan perjuangan ibu, lho… Ibu yang kuat ya.. Ibu yang kuat … Dedek pasti bilang begitu… karena dedeknya di perut juga berjuang untuk cari jalan keluar…”, sambil kuelus[] 91 []
23 Kisah Nyata
elus perut ibu yang sudah meregang... karena kenceng dan kontraksi. “Aduhhh….sakiiit…” ibu itu malah menjerit sambil melotot… Yang melihat seperti agak merasa takut, maka dari itu sang suami mengatakan kepada bidannya tadi kalau keadaan menjerit dan melotot itu bukan karena maunya sendiri tetapi karena roh yang masuk dalam tubuh istrinya ini… seperti di awal yang disampaikan kepada bidan. Memang, menurut ilmu kebidanan dalam fase tertentu ketika tahap proses persalinan sudah sampai buka jalan 5, sebagian orang tidak merasakan kesakitan yang sedemikian, tahap sakitnya belum mencapai yang kesakitan banget. Tetapi menurutku, bukanlah karena kemasukan roh ibu ini, hanya daya tahan masing-masing orang berbeda-beda dalam menghadapi dan menahan rasa sakit. ‘Allahummaghfirliiiii wa li waliwalidayya warhamhumaaaa kamaa robbayaani Shoghiirooo...” Tiba-tiba yang keluar dari lisan secara spontan tanpa kupikirkan terlebih dahulu adalah doa orang tua…, dan aku merasakan hangat di pipi ada tetesan air mata yang segera kuhapus agar nggak ketahuan sama pasien dan keluarganya juga bidan yang ada di ruangan ini. Ketika momen itu terjadi, ketika doa itu aku lafadzkan. Suasana sesaat hening, tercekat sedikit agak kaget…. Kenapa doa orang tua..?? Barangkali itu pertanyaan yang ada di benak semua yang ada di ruangan itu.. Yach… hati kita, pikiran kita akan mengingat perjuangan ibu kita dahulu. Perjuangan ibu kepada anaknya sudah dimulai [] 92 []
Cermin Kehidupan
sejak hamil dan melahirkan… Perjuangan seorang ibu yang melahirkan luar biasa beratnya, meloloskan tenaga, memeraskan keringat, menguras tenaga, sendi otot tulang, bahkan mempertaruhkan jiwa dan nyawa…. Maka Allah membalas dengan jaminan syahidah bagi ibu-ibu yang gugur saat melahirkan…. etika pembukaan lengkap sepuluh .. pertanda jalan lahir sudah siap menghantarkan anak manusia yang akan melihat dunia semesta ini…. Dan dokter yang membantu proses persalinan sudah siap …maka perjuangan seorang ibu di lanjutkan untuk memberi dorongan tenaga agar segera bertemu dengan buah hatinya…. Setiap kelahiran akan disambut dengan Rahmah…. kasih sayang dan pancaran kebahagian, karena memang sudah ditunggu-tunggu selama sembilan bulan,.. buah cinta buah karya dan titipan Ilahi kepada kedua orang tuanya. Akan lupa kesakitan keperihan yang dialami. Lupa cengkeraman tanganya dibahuku sebenarnya harus meringis karena menahan sakit… lupa rasa malunya saat proses melahirkan sudah membuat penampilan busananya tidak dipikirkan lagi, bajunya sudah sedemikian tersibak tidak karuan, penutup kepalanya apalagi… Pengharapannya.. semua proses itu adalah adalah proses untuk menemukan Tuhannya.. lebih mensyukuri Allah Tuhannya… nikmatNYA…Kasih sayang NYA…juga kasih sayang kedua orang tuanya…..terutama Ibu….. Ibu…, menyebut namamu bisa membuat aku pilu...
K
[] 93 []
23 Kisah Nyata
Ibu… menyebut namamu bisa membuat aku rindu. Ibu.. menyebut membuatku ingat doamu padaku. Di ruang bersalin inilah seseorang menjadi ibu… Di ruang bersalin ini tempat recognisi sebagai ibu diberi selamat penuh suka cita dan rasa syukur.. Maka, di ruang ini, menjadi tempat menemukan Tuhan…. Menemukan Tuhan di hatimu…. Tetapi, bisa di tempat manapun juga harus kau temukan Tuhan.. itu misteri... Menjadi ibu…menjadi jalan menemukan Tuhan Maafkan salahku kepadamu, ibu…aku telah mencium jalan lahirku... Semua itu senandung rindu kepada ibu, karena pasien yang di VK dan menjadi ibu baru. Tapi, kenapa pasien kesakitan karena proses melahirkan dianggap kemasukan roh? Kenapa pasien yang di bangsal Al Araf juga kesurupan seperti kerasukan roh….. Barangkali semua jawaban dari pertanyaan itu adalah…. karena mereka mencari Tuhan… Dan, mereka menemukan Tuhan dengan keadaanya yang sakit di Rumah Sakit... Wallahu A’lam bi showaab….###
[] 94 []
Cermin Kehidupan
TUKANG RUKTI (akan) NAIK HAJI Kalau sinetron di TV ada cerita tentang tukang bubur naik haji, maka di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini ada Tukang Rukti yang akan naik haji... Banyak jalan menuju Makkah Al-Mukarromah. Karena Allah yang membuka dan yang memberi jalan bagi siapa yang Allah kehendaki. Allah akan menunjukkan caranya… Menuntun arahnya… Mempertemukan dengan orang yang akan menghantarkan ilmu hajinya…
I
ni kisah tentang seorang lelaki berkulit hitam. Kalau sedang tertawa dan nyaris menyeringai, pasti akan kelihatan giginya yang putih dan sudah tidak rapi. Temanku dalam bekerja melayani pasien yang sudah meninggal dunia, maka kami hampir tiap hari bisa bertemu.
oleh: NURUL ILMIYATI
[] 95 []
23 Kisah Nyata
Seorang yang humoris sederhana, kadang menyenangkan, kadang menyebalkan, kadang ia merasa benar karena terlalu percaya diri. Kisah ini kutulis di saat Bulan Besar tiba, Bulan Haji bagi insan yang akan berziarah ke tanah suci. Bulan ini Bulan Dzulhijah 1437 H, ibadah haji sekaligus menyempurnakan pelaksanaan rukun Islam yang kelima ini selalu memberi kesan di hati. Semua muslim sejati pasti berhajat besar untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, Tanah Haramain. Setiap ada saudara, kerabat, handai taulan yang mengundang pada acara pamitan berangkat haji, maka hati seperti ingin punya magnet, yang bisa menarik Panggilan Ilahi kepada diri. Itulah yang membuat diriku ingat pada seorang yang bernama Wahono temanku … Selamat menunggu keberangkatanmu yang akan naik haji 2017, fa Insya Allah, Amiiin Ya Muujiba Saa’iliin... *** “Waaah jaaan… kok mepet waktu sholat datangnya?” “Waaah Jaaan… Bikin minum lagi to... Sudah tak bikinin, lho...” “Waaah jaaan… sudah ditandatangani belum?” “Waaah Jaaan… Apalagi....?” “Ojo… waaah jaaan… waaah jan, terus to Mbak…” Siang hari, ketika laki-laki tua itu bilang begitu kepadaku, kok kata-katanya sama persis seperti yang aku bilang kepadanya. Padahal, tadi dia sendiri yang menyeringai waktu aku bilang waaah jaaan… Namanya kan Wahono... teman-teman [] 96 []
Cermin Kehidupan
sering memanggilnya Pak Wawah… Wahono itu nama asli pemberian orang tuanya sejak lahir, WAH… wis ONO… Wah sudah ada... Bisa jadi artinya wah wes lahir… Mungkin itu maksud orang tuanya. Aku sendiri sebagai temennya pernah iseng mengotak-atik nama Pak Wahono ini… Saking seringnya ketemu, jadi punya keisengan seperti itu. Wahono, kalau dalam bahasa Arab, kata dasarnya adalah wahn, yang artinya ‘cinta dunia’… ha..ha..haa… Aku ketawa sendiri… Pak Wahono itu orangnya lucu dan lugu, tapi kadang kadang wagu, saru dan norak, komplit deh, pokoknya. Setelah menikah, mempunyai nama tua: Ahmad Muthohir, yang berarti: orang yang disucikan. Banyak teman yang tidak tahu nama tuanya Pak Wawah, kecuali yang rumahnya dekat rumah Pak Wawah. Kalau kita sering bicara dengan bahasa Jawa, seperti waaah… jaaan…, Pak Wawah ini merasa seperti namanya di panggil… Teman-teman juga sering menggodanya, dengan kalimat begini: kalau Pak Wawah itu paling seneng sama Buwah… Waktu itu aku pikir ya memang Pak Wahono itu senang sama buah-buahan. Ternyata, Buwah itu kan Bu Wahono, ha ha ha…. bener-bener sering terkecoh aku sama kalimat plesetan teman-teman… “Waaah… jaaan…” “Lho... ada apa, Pak… kok malah Bapak menirukan saya?” selorohku sambil bercanda dan pura-pura saja dengan mata melotot. “Aku berangkat hajinya diundur je, Mbak… harusnya kan [] 97 []
23 Kisah Nyata
tahun ini… tapi berangkatnya tahun depan…” “O... begitu to... sambil melongo, ekspresiku setelah tahu keluhannya. “Ya... itu namanya panggilan Allah untuk panjenengan di tahun 2017, Pak…” “Iya, Mbak, aku sebenarnya nggak sedih kok karena ditunda, malah ada waktu buat cari tambahan bekal…” “Nah, itu dia hikmahnya, Pak…” Kutangkas dengan kalimah sakti dan taktis saja seperti membuat kesimpulan... Acara ngobrol yang bikin asyik kalau sedang ketemu beliau itu sering terjadi. Karena Pak Wahono juga muadzin di Masjid Asyifa RSU PKU Muhammadiyah Bantul, jadi dalam sehari Pak Wahono datang sesuai jadwal sholat wajib, yakni 5 waktu… Satu jam sebelum adzan, Pak Wahono sudah datang, menyandarkan sepedanya di lorong depan kamar jenazah, sesampai di masjid sholat Tahiyatul masjid menjadi wajib baginya, rutin dan tak pernah dilewatkan. Setelah itu iktikaf atau niat iktikaf... berdiam diri di masjid dengan terpekur bersila membaca Al Quran dan berdzikir. Pernah suatu hari, saat kami bertemu dia mengajariku... Akhirnya, yang terjadi hanyalah diskusi yang menurutku hanya debat kusir semata. “Mbak Nurul, kalau iktikaf itu tidak harus pada bulan Ramadhan, setiap saat kita bisa iktikaf…” “Seperti Panjenengan to, Pak, maksudnya…? yang bisa iktikaf setiap hari….“ Aku selalu dengan bercanda kalau berbicara dengan Pak [] 98 []
Cermin Kehidupan
Wahono. “Jangan-jangan, kalau untuk orang lain yang tidak bisa iktikaf setiap hari kayak panjenengan akan mempunyai pendapat bahwa iktikaf hanya ada di bulan Ramadhan, he he he…” “Iktikaf itu di bulan Ramadhan, dan paling utama pahalanya adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Namun ada baiknya tidak harus menunggu sepuluh hari terakhir. Dari awal Ramadhan sudah dimulai iktikaf... Ada yang menganggap begitu juga lho, Pak...” masih melanjutkan obrolan ringan dan asyik soal agama. Harus ringan, harus dalam suasana santai, dan ada bercandanya, karena Pak Wah ini ghirah agamanya kuat, semangat ibadahnya istiqamah, meskipun hanya lulusan sekolah dasar. Yang pada jamannya dulu masih dengan istilah Sekolah Rakyat. Nah, lho…? Terus, ilmu agamanya dari mana, dong? Karena Pak Wahono rajin mengaji dan mengikuti pengajian di majlis taklim. Terutama kalau ustadz nya adalah ustadz favorit, pasti fatwanya atau isi pengajiannya akan jadi rujukan. elaki setengah tua itu badannya masih tegap dan kekar karena sering mengayunkan cangkul. Kulitnya hitam terbakar matahari, karena memang beliau seorang petani yang menafkahi keluarganya dari menggarap sawahnya. Anaknya ada lima, berati kehidupan berkecukupan alias berke-pas-an... Bisa dilihat bangunan rumahnya yang berlantai dua... Pasti ada komentar, kok Pak Wahono bisa bikin rumah bertingkat, ya? Anak-anaknya juga bersekolah semua. Pasti itu juga bikin
L
[] 99 []
23 Kisah Nyata
penasaran, kok Pak Wahono bisa kasih biaya sekolah, ya? Pak Wahono juga sudah terdaftar sebagai calon haji yang mestinya berangkat tahun 2016, tapi ditunda menjadi tahun 2017. Ini juga semakin menjadi pertanyaan besar… kok Pak Wahono bisa mendaftar haji ya? Sudah mau berangkat lagi? Padahal kan Pak Wahono cuman petani dan nyambi sebagai tukang rukti… Dahulu pernah sih, menjadi pramusaji tapi terus berhenti. Itu dulu di Unit Gizi, sekarang di Unit Bina Ruhani… Menurutku, Itu semua karena Pak Wahono gigih dan gemi… Itu juga barokah Allah yang diterima Pak Wahono, karena kemanfaatan dirinya… “Mbak... aku tuh ndaftar haji tahun 2010… Modalnya cuman doa, Mbak” Aku ingat, cerita Pak Wah kalau suatu hari, bakda sholat dhuhur… Sebelum masuk waktu sholat, beliau pasti bergegas ke masjid. Tapi sesudahnya, bercengkrama dengan siapa saja yang ia temui, seperti hari itu... ‘Lha... iya, Pak... namanya doa itu memang senjata kita...” Belum sempat aku teruskan dengan pertanyaan yang ingin kusampaikan tentang amalan doa yang ia panjatkan untuk permohonannya agar bisa naik haji, malah sudah tersambung ceritanya yang lain… ‘Adikku tuh makelar tanah, Mbak… sorenya datang ke rumah, minta didoakan supaya tanah yang baru ditawarkan bisa laku. Lha, malamnya, dengan iktikaf itu aku mohonkan kepada Allah permintaan adikku... Alhamdulillah, paginya [] 100 []
Cermin Kehidupan
urusan jual beli tanah deal… Singkat ceritanya Mbak, aku dapat komisi lima belas juta. Ya, itu uang yang aku pakai untuk daftar haji..” “Wow, begitu ya… kirain njenengan tuh doanya amalan sholawatan berapa kali... atau, doa khusus… yang dilafadzkan tiap hari… Ternyata mendoakan ya, Pak…” *** alau di luar sana ada tukang sayur bisa naik haji karena doa dan upayanya setiap hari, ada juga teman suamiku yang notabene seorang pedagang buah bisa berangkat haji… Disisihkan bathinya sedikit-sedikit tiap hari dalam kaleng roti yang tidak dihitung-hitung… Sekali dihitung bisa terkumpul dua juta… Di Rumah Sakit PKU Muhammmadiyah Bantul ini sudah biasa kalau ada dokter bisa naik haji, karena gaji dokter besar. Bahkan seorang dokter bisa berangkat umrah berkali-kali. Seorang perawat juga bisa menempuh haji melalui jalur Petugas Tenaga Kesehatan Haji Indonesia, meski harus melalui seleksi yang ketat, namun sudah banyak teman perawat yang lolos. Bagi Pak Wahono, perlu usaha, ihtiar, doa dan perjuangan lahir-batin untuk bisa menunaikan ibadah haji. Tidak bisa mengandalkan gaji seperti para dokter di sini, atau bisa lolos menjadi petugas haji seperti teman-teman perawat di sini yang sudah naik haji. Selain sebagai seorang muadzin atau bilalnya Masjid Asyifa, Pak Wahono sekaligus juga sebagai tukang rukti
K
[] 101 []
23 Kisah Nyata
jenazah laki-laki di rumah sakit ini. Dari proses memandikan sampai mengkafani, dari jenazah dewasa sampai anak-anak dan bayi. Dari jenazah bersih sampai jenasah yang penuh luka. Dari cerita Pak Wahono, aku menjadi tahu tentang falsafah hidup… “Kalau masih hidup jangan kaku seperti orang mati, orang yang masih hidup itu lemes, luwes...“ “Uang dari merukti jenazah di PKU ini Mbak, yang aku bayarkan untuk tabungan haji” begitu ceritanya padaku, meski jadi tidak jelas juga bagiku, merukti jenasah ataukah menjadi petani, yang jadi pekerjaan inti temanku ini. osok Pak Wahono sebagai muadzin ini mengingatkan kita pada kisah bilal, budak hitam dari negeri Habsy yang dibebaskan oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiqi. Karena masuk Islam, Bilal disiksa oleh majikannya di bawah terik matahari di siang hari. Betapa panasnya, tapi tidak menyurutkan hati dan semangat Bilal untuk menyebut “Allahu ahad... Allahu ahad…” Meski tenggorokan dan kerongkongannya kering haus dan membutuhkan air, Bilal yang berkulit hitam sama persis dengan kulitnya Pak Wahono yang legam.. Kalau syarat menjadi muadzin suaranya harus merdu... Nah.. hanya soal yang satu ini yang tidak sama dengan Bilal. Kalau Bilal suaranya merdu sedangkan Pak Wahono tidak… Kok bisa tahu darimana? Tentu saja, suara konsumen adalah suara raja, pengunjung Rumah Sakit dan keluarga pasien pernah mengatakan hal itu… Kalau cari muadzin kok suaranya nggak merdu… itu bunyi
S
[] 102 []
Cermin Kehidupan
kritikan konsumen… “Waaah jaaan…waaah jaaan... Pak Wawah... Pak Wawah… kenapa suaranya serak-serak begitu, jadi adzannya kurang merdu... itu kata pengunjung lho Pak, bukan kataku….” Tapi, aku nggak berani bilang begitu di depannya, itu karena aku sekedar menggerutu waktu teman perawat bilang padaku soal itu. Aku menjaga perasaan Pak Wawah, meski Pak Wawah sendiri kadang tidak menjaga perasaanku… Sewaktu lampu masjid lupa aku matikan setelah sholat jamaah Isya, atau sebenarnya sudah aku matikan tapi ada pengunjung atau jamaah yang menyalakan lagi… ‘Mbak Nurul kemaren jaga apa ?” Itu pertanyaan menyelidik sebenarnya… “Jaga sore, memang kenapa..?” “Kemaren lampu masjid nggak di matikan to..? Sampai subuh masih kencar-kencar….” Begitu Pak Wahono kalau kesal padaku… Pak Wah, cahaya lampu di masjid ini selalu mengingatkan jamaah di sini lho... Tentang cahaya yang menerangi wajah kita dan cahaya yang menerangi hati kita... Ini renunganku kala waktu itu Pak Wawah bersungut-sungut padaku soal lampu di masjid… Cahaya yang sebenarnya adalah cahaya Islam dan Iman…. Ketika kita takut gelap, maka kita butuh cahaya. Ketika kita ingin melihat lebih jelas, kita butuh penerangan cahaya agar tampak jelas objek yang akan kita pandang. Ketika kita sedih berselimut kegalauan dan kekhawatiran bahkan ketakutan, takut mati, takut kehilangan, takut [] 103 []
23 Kisah Nyata
kehabisan, maka yang kita butuhkan adalah cahaya iman. Itulah kenapa Pak Wah, engkau terketuk hatimu untuk bisa pergi naik haji... itu karena Allah memberi cahaya kepadamu, bahkan tidak hanya kepadamu, tetapi kepada seluruh isi langit dan bumi… CahayaNya adalah petunjukNya. Agar engkau bisa menjadi tamuNya... Allah memberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahayaNya seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak di barat. Yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, yang berlapislapis. Allah memberi petunjuk dengan cahayaNya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaanperumpaman bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Maha benar engkau ya Allah dalam segala FirmanMu, telah aku sitir ayatMu, dalam surahMu, AnNuur yang ke-35. ###
[] 104 []
Cermin Kehidupan
BUAH DARI SABAR DAN KEIKHLASAN MENERIMA COBAAN Ibarat pecut peringatan bagi yang lupa, Sarana penggapai pahala bagi yang sabar, Dan pengingat akan rahmat Allah bagi semua.
M
enjaga dan menunggu orang yang sedang sakit memang membutuhkan kesabaran ekstra. Melayaninya, mengambilkan sesuatu, kurang tidur sampai mengurus ketika ia BAB dan BAK. ini sangat menguras tenaga dan banyak menghabiskan waktu. Menjaga orang sakit terutama sendiri bisa dibilang cukup melelahkan. Apalagi yang dijaga adalah anak kecil, sehingga ada yang bilang, kalau anak sakit maka orang tuanya pun ikut sakit.
Oleh: NUR KHASANAH & KUNTI NALIYA ROSNI (Bangsal Al-Ikhlas)
[] 105 []
23 Kisah Nyata
Ikhsan.... Nama yang sudah tidak asing bagi telinga kami. Dia adalah seorang pasien yang mempunyai keterbelakangan mental atau disebut Retardasi Mental yang sakit-sakitan dan sering masuk dan keluar RS. Ikhsan mempunyai sikap agresi, ketergantungan, kurang kontrol impuls, kecenderungan melukai diri, sikapnya yang keras kepala bahkan perilaku seperti mengamuk yang meledak-ledak tanpa disadarinya. Dengan segala kondisinya itu keluarganya sangat berhati-hati dan selalu waspada. Ayah dan ibu ikhsan dulu bekerja, tapi melihat kondisi anaknya yang sering sakit-sakitan, ayahnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Ibunya yang melanjutkan kerja. Menurut mereka ibunya tidak cukup kuat dan sanggup merawat ikhsan sendiri dan ditinggalkan ayahnya bekerja. Suatu hari ikhsan kejang dirumah dan dibawa ke RS PKU bantul. Kejang yang berlangsung lama dan dokterpun sudah menanganinya, sehingga ikhsan berhenti dari kejangnya. Setelah ikhsan berhenti kejang ia buka mata dan tak lama kemudian ikhsan mau turun dari tempat tidur dan ia ingin lari. Ayahnya yang menungguinya tak sanggup menahan badan ikhsan yang seolah diluar kekuatannya. Ayahnya pun panik dengan kondisi anaknya itu kemudian ayahya memanggil kami, dan kamipun bergegas menghampirinya. Karena kuatnya ikhsan, kami berdua dan ayahnya pun dengan terpaksa memasang tali kasa di tangan ikhsan dan kami ikatkan di tempat tidurnya. Tidak berhenti sampai disitu saja Ikhsan yang sudah tidak bisa pergi dari bed-nya itu [] 106 []
Cermin Kehidupan
kemudian memukul-mukulkan kening kepalanya di benda sekitarnya seperti tembok bahkan besi tempat tidur, sehingga keningnya pun benjol dan berwarna hitam karena terkena benturan itu. Gerakannya sering tidak terkontrol sehingga ayah ataupun ibunya yang menjaganya selalu menunggu dan menemaninya disebelah ikhsan. Ikhsan tidak bisa ditinggal sendirian. Sang ayah dengan sabar menjaganya duduk di sebelah Ikhsan bahkan sampai tertidur dengan posisi duduk. Ayah dan ibunya sudah ikhlas, menerima keadaan anaknya yang beda dengan anak yang lain. Saat di rumah sakit Ikhsan setiap hari ditemani oleh ayahnya. Bahkan ayahnya tak pernah pulang meninggalkan Ikhsan. Setiap hari ayahnya menyuapi, membantu BAB dan BAK, memandikan, mengajak bicara menasehati dan memberi bimbingan dan motivasi pada Ikhsan, walaupun Ikhsan sendiri tidak menghiraukannya. Tempat tidur yang selalu kotor karena makanan yang tercecer dari mulutnya, ngompol, bahkan air liur yang selalu menetes dari mulutnya membuat bau yang tidak enak, sehingga banyak pasien yang berada di sebelahnya merasa tidak nyaman dan sering meminta pindah ruang atau bed dan menjauhi ikhsan yang terkesan kotor dan sering membuat gaduh ruangan. Ayahnya dengan besar hati meminta maaf pada tetangga kamar sebelahnya atas kondisi anaknya. Beliau tidak malu sama sekali dengan kondisi Ikhsan. Malah sebaliknya, ayah Ikhsan merangkul membesarkan hati anaknya. Ayahnya tak pernah lupa membacakan ayat suci al-Qur’an di sebelah [] 107 []
23 Kisah Nyata
anaknya, yang beliau yakini bisa menenangkan Ikhsan dan menghilangkan kegelisahan hati anaknya serta dapat mengobati penyakit anaknya. Beliau juga tak lupa selalu berdzikir mengisi waktu luang saat menunggu Ikhsan di rumah sakit. Kondisi Ikhsan yang aktif sering membuat selang infus di tangannya rusak, macet, bahkan bengkak dan kami pun menggantinya dengan yang baru. Pernah, beberapa hari Ikhsan mengalami kesulitan tidur, sampai ayahnya tidak bisa istirahat karena khawatir dan mengawasinya terus. Karena lelah, ayahnya meminta kepada kami untuk memberikan obat tidur. Kadang Ikhsan dalam keadaan labil, emosi tidak terkontrol sehingga sering membuat ayahnya bingung. Ayahnya selalu bilang “ini amanah buat kami... kami akan rawat dan jaga semampu kami suster...” Demikianlah, dari kisah tersebut kami dapat mengambil kesimpulan pelajaran, bahwasannya: 1. Rasa ikhlas menerima suatu keadaan yang mungkin itu sulit bagi kita. 2. Kesabaran yang paling penting menghadapi orang yang sedang sakit. 3. Ikhlas memang salah satu kunci dalam penyembuhan pasien, dimana ikhlas bukan hanya untuk perawat itu sendiri tapi juga pasien maupun keluarga pasien. Ikhlas menerima kondisi sakit sebagai ujian, penggugur dosa agar selalu siap dengan kondisi terburuknya sekalipun. Hal inilah yang menjadi PR besar bagi kami sebagai seorang perawat, bagaimana menyiapkan pasien mampu menerima keadaan [] 108 []
Cermin Kehidupan
hingga kondisi terburuknya. 4. Menganggap kewajiban sebagai amanah kita, yang wajib kita laksanakan tanpa berkeluh kesah. 5. Mengisi dan ‘mencuri waktu’ untuk membaca al-Qur’an memang bisa mengobati kesedihan, kegelisahan hati serta bisa mengobati penyakit fisik. 6. Dengan berdzikir hati menjadi tentram dan senantiasa mengingat Allah SWT. 7. Seperti pepatah, apakah ikhlas? Ikhlas seperti surat Al-Ikhlas, yang tidak ada kata ikhlas di dalamnya. Selama ikhlas masih terucap. Itu berarti belum ikhlas, karena hanya dia yang ikhlas yang senantiasa berbuat tanpa pernah menyebut keikhlasan. 8. Kita bekerja dalam bidang pelayanan kesabaran terhadap klien sangatlah dibutuhkan. Sekarang masyarakat kita semakin maju, semakin pintar dan unik, sehingga kita harus dengan sabar melayaninya. Begitupun dengan ikhlas kita tidak hanya bekerja mencari rejeki, namun keikhlasan melayani dengan sepenuh hati juga kita perlukan. Jika kita tidak bekerja semata-mata ikhlas mencari ridho Allah SWT, maka yang ada kita hanya bekerja semau kita. Demikian kisah inspiratif yang kami persembahkan kepada RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Selamat Milad PKU, semoga kedepannya semakin baik, maju dan semakin dipercaya oleh masyarakat dalam melayani di bidang kesehatan. Semoga kisah ini bisa sedikit memberi inspirasi kepada kita semua.###
[] 109 []
23 Kisah Nyata
RATUSAN RUPIAH MENJADI MILYARAN RUPIAH
S
alah satu tugas penting petugas kesehatan adalah memberikan perawatan dan pelayanan yang aman, nyaman dan tepat bagi klien. Salah satunya yaitu dengan pemasangan infus yang aman dan nyaman bagi klien. Petugas kesehatan mempunyai tugas tanggung jawab penuh dalam memperhatikan status kesehatan klien dengan memberikan asuhan keperawatan khususnya pemasangan cairan infus. Pemasangan infus merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunaan set infus. Hal ini bertujuan untuk akses pemberian obat, mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, seba-
NURI ISNAYANI, S.Kep.,Ns. UNIT AN NUUR / PERISTI
[] 110 []
Cermin Kehidupan
gai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut. Dalam pemasangan infus dibutuhkan persiapan baik oleh petugas, pasien maupun peralatan yang dipakai. Peralatan dan bahan untuk pemasangan infus antara lain cairan infus, infus set, iv kathether, alkohol swab, sarung tangan, plester, bethadin plester, spalk. Pelaksanaan pemasangan infus disesuaikan dengan SPO. Dalam pelaksanaannya, diperlukan ketrampilan dan kecekatan seorang perawat. Selain itu juga diperlukan kebersihan petugas dan kesterilan peralatan, karena hal ini bisa menimbulkan resiko. Adapun resiko pemasangan infus antara lain: flebitis (peradangan pembuluh vena), hematoma (darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah), infiltrasi (masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar vena). Untuk mengurangi hal tersebut diperlukan kesterilan alat maupun area penusukan. Untuk membersihkan area penusukan menggunakan alkohol swab. Di sini kami akan membahas tentang penggunaan alkohol swab di unit An-Nuur. Untuk pemasangan infus di unit An-Nuur kadangkala tidak cukup dengan satu kali tusuk meskipun tenaga perawat di unit An-Nuur sudah terampil dan cekatan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam hal diantaranya keadaan bayi, ketajaman alat dan mood perawat pada saat itu. Pernah terjadi, pemasangan infus 10 kali tusukan, dalam pemakaian alkohol swab juga tidak cukup 10 buah, diperlukan 10-20 alkohol swab. Berdasarkan pengalaman tersebut, ada [] 111 []
23 Kisah Nyata
rekan kami yang berinisiatif untuk memotong alkohol swab menjadi 2 bagian untuk dipakai dalam satu waktu. Dengan tindakan tersebut bisa menghemat pemakaian alkohol swab. Yang seharusnya memakai 10 buah bisa ditekan menjadi 5 buah. Meskipun harga alkohol swab hanya ratusan rupiah tetapi jika dikalikan sekian kali bisa menghemat biaya ribuan rupiah. Dari ribuan rupiah menjadi ratus ribuan rupiah, jutaan rupiah, milyaran rupiah dan seterusnya. Selain pada pemasangan infus, hal ini bisa dilakukan juga untuk swab pada pemberian injeksi perinfus yang dilakukan dalam satu waktu tapi lebih dari 1 injeksi. Untuk penerapan di rumah sakit, mungkin bisa dilakukan di unit KBY untuk pemasangan infus karena area penusukan untuk bayi sangat kecil dan cenderung bersih. Tetapi untuk pemasangan di unit dewasa kemungkinan kurang bagus karena area penusukan lebih luas dan tingkat kekotoran lebih tinggi. Hal ini mungkin bisa diterapkan untuk pemberian injeksi perinfus yang lebih dari satu injeksi dalam satu waktu. Sedikit inisiatif ini mungkin bisa disebut sebagai bentuk kepedulian kami terhadap pemborosan bahan habis pakai di rumah sakit. Seperti slogan Hemat Pangkal Kaya, kita bisa berhemat dalam pemakaian bahan habis pakai. Dengan berhemat, bisa menekan budget yang dikeluarkan oleh rumah sakit. Jika budget sedikit akan menambah laba yang didapat rumah sakit. Penambahan laba bisa dialokasikan untuk hal lain, seperti peningkatan gaji dan kesejahteraan karyawan. Adanya peningkatan kesejahteraan akan meningkatkan kinerja [] 112 []
Cermin Kehidupan
karyawan. Kinerja karyawan yang optimal akan meningkatkan angka kunjungan dan kepuasan pelanggan. Aamiin. Demikianlah, segala upaya dan daya dalam berkarya, dalam iringan doa kepada Yang Maha Karya... Untuk mencapai pelayanan prima yang lebih memuliakan, memang diperlukan sebuah gagasan apa saja sejauh itu positif dan bermanfaat. Apalagi peningkatan kepuasan pelanggan adalah misi dari Rumah sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul. Kemajuan tehnologi dan persaingan global menjadi alasan kenapa harus mempunyai layanan unggulan. Banyak rumah sakit yang mempunyai alat penunjang medis yang canggih. Kecanggihan sebuah alat bisa dimiliki oleh rumah sakit manapun, tapi keramahan kemuliaan dalam melayani, tidak semua rumah sakit menerapkannya. Dengan membawa “cahaya lebih melayani dan lebih memuliakan“ akan menyinari sudut-sudut yang temaram dan suram, kekurangan pelayanan akan disinari oleh ’cahaya lebih melayani dan lebih memuliakan”. Hingga menjadi terang dan jelas bahkan semakin bersinar. Seperti Sang Surya yang terbit di PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. AMIN###
[] 113 []
23 Kisah Nyata
BERKAT RIDHO ALLAH SWT DENGAN IKHTIYAR, DO’A DAN DZIKIR, SEMBUHLAH PENYAKITKU
D
alam ajaran agama Islam seseorang yang sedang menderita penyakit baik fisik (badan) maupun psikis (kejiwaan) diwajibkan untuk berusaha berobat kepada ahlinya (dokter/psikiater) dan disertai dengan berdoa dan berdzikir (HR. Muslim dan Ahmad, At-Tirmidzi). Kesimpulan hasil penelitian oleh Snyderman (1996) menyatakan bahwa: terapi medik saja tanpa disertai dengan doa dan dzikir, tidaklah lengkap; sebaliknya doa dzikir saja tanpa disertai terapi medik, tidaklah efektif.
OLEH: USTADZ ZUBAIDI, A.Md. BINA ROHANI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
[] 114 []
Cermin Kehidupan
Sebuah riwayat yang mengisahkan bahwa suatu hari Nabi Muhammad SAW kedatangan seorang sahabat. Sahabat tersebut mengadu kepada Nabi bahwa anaknya yang sakit tak kunjung sembuh, padahal ia sudah banyak menjalankan ibadah sholat, berdoa, berdzikir dan berpuasa bagi kesembuhan anaknya itu tetapi tak kunjung baik. Kemudian Nabi bertanya kepada sahabatnya itu, apakah anaknya sudah dibawa ke tabib (dokter). Dijawab oleh sahabat itu belum diperiksakan ke dokter. Lalu Nabi menasehatkan agar penyakit anaknya itu diobati oleh ahlinya (tabib/dokter) disertai dengan doa dan dzikir. Menurut riwayat, setelah nasehat Nabi itu dijalankan penyakit anak dari sahabatnya itu sembuh. Dari riwayat ini dapat disimpulkan bahwa terapi secara ilmu pengetahuan (terapi medik/kesehatan) dan terapi keagamaan (doa dan dzikir) hendaknya dilakukan bersama-sama. Bagi pasien yang beragama (Islam), harus yakin dan mengamalkan untuk usaha berobat di ahlinya kepada dokter disertai doa dan dzikir, insya Allah meningkatkan kekebalan baik fisik maupun mental (jasmani dan rohani) terhadap penyakit, dan jika sakit cepat sembuh. Sedangkan bagi pasien yang tidak beragama islam dianjurkan berdoa dan berdzikir menurut keimanan masing-masing. Dasar pemikiran dan keyakinan untuk berobat: Allah berfirman QS. Asy Syu’ara 26: 80
[] 115 []
23 Kisah Nyata
“Dan bila aku sakit Dia-lah (Allah) yang menyembuhkan”. Allah berfirman QS. Al Baqoroh 2: 186
“Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila berdoa kepada-Ku”. HR. Muslim dan Ahmad. “Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit itu sembuh”. Ada 11 nasehat Ibnu Sina bagi penderitan penyakit agar cepat sembuh dari sakitnya, sebagai berikut: 1. Usaha berobat kepada ahlinya (dokter). 2. Allah yang menyembuhkan. 3. Penyakit adalah cobaan perlu kesabaran. 4. Ridho Allah dan penghapusan dosa. 5. Beserta kesukaran ada kemudahan. 6. Ketenangan jiwa. 7. Jangan was-was, bimbang dan ragu. 8. Jangan cemas dan sedih. 9. Selalu berdoa dan berdzikir. 10.Bagi yang sabar tawakal adalah surga pahalanya. 11.Jangan su’udhon (berprasangka buruk) kepada Allah SWT. Sedangkan untuk menambah istiqomahnya para pasien menjadi bangkit semangat menjadi sehat disertai sabar tawakal kepada Allah SWT. Kepada yang terhormat para dokter dan perawat seharusnya ketika memberikan pertolongan/tindakan medis selalu disertai doa dan dzikir termasuk menu[] 116 []
Cermin Kehidupan
liskan resep dengan memulai membaca Bismillahir rohmaanir rohiim. Sesuai motto Layananku Ibadahku yaitu: IKHLAS, BERMANFAAT, AMANAH, DEDIKASI, ADIL, HANDAL. TINDAKAN DOKTER MERUPAKAN WASILAH (PERANTARA ) ALLAH SWT YANG MENYEMBUHKAN Dengan Bismillaahir rohmaanir rohim, serta mengharap ridho Allah SWT, saya ingin berbagi pengalaman selama saya diuji Allah SWT menjadi pasien di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sejak tahun 2009 sampai 2011, empat kali masuk untuk berobat. Pertama, masuk tanggal 09 s.d 12 desember 2009 di Bangsal Al Insan kelas 2 dengan diagnosa jantung koroner, menjadi pasien dr. H. Barkah Joko SP.PD. Keluhan saya antara lain: 1. Seluruh badan keluar keringat dingin seperti orang mandi. 2. Dada terasa dibebani barang berat dan agak nyeri. 3. Badan terasa lemah. Selama 4 hari saya opname selalu ditemani istri, tidak lupa memberi semangat teriring doa semoga saya lekas sembuh, harus sabar tawakal. Berkat rahmat Allah didukung tindakan dokter, perawat serta obat tepat manfaat saya sehat dan diperbolehkan pulang. Kedua, masuk tanggal 04 s.d. 08 Januari 2010 di Bangsal Al Kahfi 2 dengan diagnosa Abses Perional, menjadi pasien dr. Junaidi SP.B Finna CS. dan harus operasi tanggal 05 Januari [] 117 []
23 Kisah Nyata
2010. Keluhan saya sebelum operasi yaitu: 1. Jika duduk pantat tersa sakit. 2. Jika buang air besar (BAB) pantat keluar benjolan. Selesai operasi bekas luka harus ditampon setiap pagi, rasanya sakit dan nyeri. Selama 4 hari, hari pertama saya ditunggui anak saya yang ke-3, kemudian hari berikutnya ditunggui istri saya, dimana dia selalu memperhatikan perawat mengganti tampon, hari keempat boleh pulang dan istriku yang mengganti tamponnya setiap pagi. Atas ridho Allah kepadaku akhirnya sembuh. Ketiga, masuk tanggal 03 s.d. 05 juli 2010 dengan diagnosa vertigo, menjadi pasien dr. Hj. Ana Budi Rahayu S.PS. Keluhan saya adalah: 1. Pusing, muntah, semua terasa berputar-putar. 2. Setiap kepala digerakkan, tambah berputar-putar dan badan lemah tidak punya kekuatan. Bertepatan dengan pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-46 Satu Abad di Yogyakarta tahun 2010, saya dikirim ke RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk scan kepala. Dalam perjalanan pulang pergi 6 jam karena jalannya macet, akibatnya saya dalam mobil ambulance tambah pusing, untungnya saya tetap ditemani istri saya sehingga tetap tenang. Setelah empat hari opname saya dinyatakan sehat dan boleh pulang. Namun, dihari berikutnya saya masih sering kambuh dan oleh dr.Hj Ana Budi Rahayu S PS discan kepala, yang hasilnya otak belakang sebelah kanan meradang. Kemudian oleh dr. [] 118 []
Cermin Kehidupan
Ana saya diberikan obat, atas pertolongan dan ridho Allah obat tepat manfaat, saya sehat, itupun tidak lepas dari doa, dzikir dan sabar tawakal saya, didukung tambah doa dari keluarga dan handai tolan. Keempat, masuk tanggal 15 s.d. 26 April 2011 di bangsal Al Kahfi 3 dengan diagnosa Cholelithiasis dan Chalicistits (batu empedu dan barang berjalan di usus). Dokternya Prof dr. Maridjata SP.BD . Operasinya tanggal 21 April 2011 jam 20:00 – 22:00 WIB. Keluhan saya sebelum operasi: 1. Perut dan badan sakit, terutama dihulu hati. 2. Tidur terlentang, miring ke kanan atau ke kiri perut terasa seakan-akan diganjal batu, terasa sakit. 3. Tensi menjadi naik, karena menahan rasa sakit. 4. Dada terasa sesak dan sakit. Sebelum operasi saya di USG dan di Scan, sebelum melakukan Scan harus minum kurang lebih 1 liter air berwarna merah. Disaat operasi ditunggui anak, cucu, menantu, utamanya istri. Ketika menjelang operasi saya ditanya istri, “apakah saya siap operasi?”, saya menjawab “Siap, apapun akibatnya saya pasrah kepada Allah SWT dengan penuh harap Allah tetap memberi panjang umur dan sehat”. Selesai operasi sampai saat ini sehat. Itu semua atas tindakan pertolongan dokter, perawat juga dukungan doa keluarga, teman, para anggota jamaah pengajian yang saya asuh, ditambah ridho Allah SWT. Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan kesehatan, saya tetap berdoa dan berdzikir serta menjaga [] 119 []
23 Kisah Nyata
aqidah dan juga ibadah. Dasar doa dan dzikir saya: QS. Fussilat 41: 44, yang terjemahnya: “Katakanlah, Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar (penyembuh bagi orang-orang yang beriman).” QS. Yunus 10: 5, yang terjemahnya: “Wahai manusia, sesungguhnmya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakitpenyakit (yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman). Selama saya opname di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, tidak lupa selalu sholat wajib saya kerjakan sesuai kondisi serta kemampuan. Sedangkan amalan do’a, dzikir ketika opname dan sesudahnya tetap saya lakukan, sebagai berikut: 1. Bacaan dzikir: a. Bacaan Tasbih, Tahmid dan Takbir. Subhaanallaah, Alhamdulillaah, Allaahu Akbar, b. Bacaan Tahlil Laa ilaaha illallaah, c. Bacaan Hasballah Hasbiyallaahu wani’mal wakiil, d. Bacaan Hauqollah Laa haula walaa quwwata illah billaah, e. Bacaan Istighfar Astaghfirullaahal’adhiim, [] 120 []
Cermin Kehidupan
Disamping dengan bacaan dzikir di atas, ditambah memperbanyak membaca Al-Qur’an, karena orang-orang yang membaca Al-Qur’an dengan ikhlas dan sungguh-sungguh akan memperoleh ketenangan jiwa. 2. Bacaan Do’a: a. Do’a menghilangkan rasa sakit pada sebagian anggota badan
Artinya: “Dengan nama Allah (3X) saya berlindung dari kepada kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari penyakit yang saya rasakan dan saya khawatirkan. (doa ini diulang sebanyak 7X) dan ketika membaca do’a ini letakkan tangan diatas anggota badan yang sakit.” b. Do’a mohon lekas sembuh
Artinya: “Ya Allah Tuhan manusia, hilangkanlah penderitaan dan berikanlah kesembuhan, engkaulah Maha Penyembuh tiada kesembuhan dari-Mu yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penderitaan”. (HR. Bukhori, Muslim)
[] 121 []
23 Kisah Nyata
c. Do’a akan minum obat
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, hilangkanlah derita Ya Tuhan manusia, sembuhkanlah, engkau yang Maha Penyembuh tidak ada dzat yang menyembuhkan kecuali engkau Ya Allah, hamba sungguh mohon sehat kepada-Mu”. (HR. Ahmad dan Nasa’i) d. Do’a selesai minum obat
“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita kecukupan dan kepuasan yang tiada terabaikan dan tertolak”. (HR. Bukhori) e. Do'a akan dioperasi
“Ya Allah dzat yang Maha Mencukupi dan yang sebaikbaiknya melindungi aku, hanya kepada engkau Ya Allah aku berserah diri”. (HR. Tirmidzi) [] 122 []
Cermin Kehidupan
f. Do'a selesai dioperasi
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami, setelah mematikan kami dan dihadapan-Nya kami akan dikumpulkan”. (HR. Bukhori) g. Do'a sulit tidur
“Ya Allah sunyilah semua bintang dan tenanglah semua mata, engkau Tuhan yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri tak terkena kantuk dan tidur. Wahai Tuhan yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, terangkanlah malamku ini dan pejamkanlah mataku”. (HR. Ibnu Sinni dari Zaid bin Tsabit) h. Do'a mohon sabar dan ketenangan
“Ya Allah yang Maha Mencukupi aku dan yang sebaikbaiknya melindungi aku, Ya Tuhan kami curahkanlah kesabaran dalam hati kami dan jadikanlah kami mati dalam keadaan Islam”. (HR. Abu Daud)
[] 123 []
23 Kisah Nyata
i. Do'a menghadapi keadaan kritis
”Ya Allah hidupkanlah aku apabila hidup itu menjadi kebaikan bagiku dan wafatkanlah aku apabila wafat itu menjadi kebaikan bagiku.” j. Do'a akan makan dan minum
“Ya Allah berkatilah rezeki yang telah engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksaan neraka. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. (HR. Ibnu Amr bin Ash) k. Do'a selesai makan dan minum
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan yang telah menjadikan kami kaum muslimin”. (HR. Abu Daud) l. Do'a akan tidur
“Dengan nama-Mu Ya Allah aku hidup dan mati”. (HR. Bukhori) [] 124 []
Cermin Kehidupan
m. Do'a bangun tidur
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan kami dan kehadapan-Nya kami akan dikembalikan”. (HR. Bukhori)
U
saha yang didasari ikhlas sabar dan tawakal dengan penuh keyakinan bahwa setiap penyakit ada obatnya, yang menyembuhkan Allah SWT. Oleh sebab itu semua menjadikan Allah ridho dan hidup tetap istiqomah. Oleh karena itu marilah kita pandai - pandai mengambil hikmah ketika diuji dengan sakit. Selanjutnya sisa umur ini kita isi dengan ibadah, amal sholeh menjaga iman, islam dan takwa kepada Allah SWT, InsyAllah pahala kita adalah surga, Amin ya Rabbal'alamin. Wassalamu'alaikum Wr.Wb Bantul 27 Syawwal 1437 H / 01 Agustus 2016 M
[] 125 []
23 Kisah Nyata
CAHAYA MATA DI BANGSAL ANNUR Ada tangisan tapi penuh cinta....... Ada tatapan tapi penuh cinta...... Sorot matapun tak lepas dari penuh cinta...... Apalagi hati pasti berbunga bunga........ Pertanda Dilanda bahagia............ Tak terucap oleh kata dan aksara....... Menimang buah cinta dan karya cinta anak manusia........... Titipan ilahi kepada pasangan muda dan orangtua........... Ananda dalam gendongan sang ibunda........... Bagi Ayahanda lekat dalam lantunan doa............... U’IIDZUKAA BI KALIMATILLAHIT-TAAMMAH, MIN KULLI SYAITHOONIN WA HAAMMAH WA MIN KULLI AININ LAAMMAH...
NURI ISNAYANI, S.Kep.,Ns. UNIT AN NUUR / PERISTI
[] 126 []
Cermin Kehidupan
Ya Allah kumohonkan perlindungan bagi buah hati kami ini... dengan kalimah yang sempurna... dari segala godaan Syaithon... dan dari tatapan mata yang penuh kebencian.....
S
uara Tangisan bayi yang baru lahir di Bangsal Annur RSU PKU Muhammadiyah Bantul memecah kesunyian suasana malam saban harinya,baby box yang ditempatkan berderet di huni oleh bayi yang cute, silih berganti memberi tanda menangis untuk minta segera dilayani oleh petugas. Bangsal An Nuur Menjadi bangsal favorit keluarga karena ingin segera bertemu dengan anggauta keluarga baru yang telah lahir. Dulu, jendela menjadi tempat kerumunan dan saling berdesakan, kepala juga saling menyundul untuk memuaskan keinginan melihat bayi-bayi lucu, bahkan ada jam tertentu untuk petugas membuka dan menutup tirai jendela. Kini, sudah tidak begitu lagi, untuk melihat bayi sudah tidak perlu jendela lagi, tetapi masuk keruangan yang nyaman sekali... Ada cahaya di balik jendela .... Pelipur lara dan duka ayah bunda... sakitnya bunda melahirkan langsung sirna.... lelah , penat, tak di rasa..... kelembutan, kesejukan yang di rasa..... melihat matanya yang bening.... Kulitnya yang halus.... pasti yang ada adalah rasa... Syukur..
[] 127 []
23 Kisah Nyata
“Dan Allah mengeluarkan kamu semua dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, Dan Allah menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati, supaya kamu semua bersyukur. ‘ RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada awal berdirinya adalah merupakan Klinik bersalin dan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Maka sangat pantas kalau pelayanan di bangsal Annuur menjadi pelayanan unggulan. Kegiatan pelayanan bagi bayi sehat maupun bagi bayi baru lahir yang harus mendapatkan pertolongan medis, adalah kegiatan rutin bagi petugas kesehatan di bangsal An Nuur... Robbanaaa hablanaa min azwaajina wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waja’alna lil muttaqiina imama Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keluarga yang menjadi cahaya dan menyejukkan mata dan pandangan kami, dan jadikankah kami imam bagi orang orang yang bertaqwa... Inilah doa yang dipanjatkan oleh setiap keluarga yang mengharapkan putra dan putrinya menjadi cahaya bagi keluarganya. Doa panjang dan penuh rintihan permohonan kepada Allah bagi pasangan yang sangat menginginkan kehadiran seorang putra setelah menunggu sekian lama. Maka, pernah suatu saat mendengar dari keluarga yang menyebutnya sebagai “bayi mahal“ karena usaha untuk mendapatkan putra sudah mengeluarkan banyak biaya. Subhanallah...###
[] 128 []
Cermin Kehidupan
SEPENGGAL CERITA DARI MEJA RESEP Ashsholatu khairun minan naum … “Astagfirullah..., sudah adzan subuh, padahal masih harus ada satu laporan yang belum kelar”’, aku membatin. Mau tidak mau aku harus segera bangun, padahal sudah aku pasang alarm jam tiga pagi, tetapi ternyata tidak terbangun, mungkin karena capek. Segera aku keluar rumah untuk mengambil air wudhu kemudian sholat Subuh. Aku lihat jadwalku untuk hari ini, hmm, masuk jam 07.30 untuk Pratikum Kimia Analisis dan nanti ada Praktium Farmakognosi sampai jam
OLEH: ERIN SETYANI STAF INSTALASI FARMASI
[] 129 []
23 Kisah Nyata
12.00. Berarti laporan kimia harus segera aku selesaikan. Pagi ini aku harus segera menyiapkan alat praktikum, jas lab, dan juga seragam untuk bekerja nanti siang. Di samping aku kuliah, aku juga bekerja di sebuah rumah sakit di daerah Bantul yaitu RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Karena Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK) pada tahun 2020 nanti diharuskan berpendidikan D3, sebagian dari kami, para TTK, kuliah sambil bekerja. Karena teman-teman di Instalasi Farmasi lumayan banyak, maka tidak semua kuliah bersamaan, ada yang dapat tugas belajar dan biaya sendiri. Aku lebih memilih untuk biaya sendiri, karena memang sudah lama ingin kuliah. jadi harus bisa fokus saat kuliah dan juga bekerja. Karena bekerja di farmasi dituntut harus teliti, cepat dan benar. “Dek wis jam 6 lho, mengko ndak telat” kata Mamak mengagetkanku. Beliaulah yang selalu mengingatkanku agar selalu tidak menyepelekan waktu, agar tidak terburu-buru di jalan. “Nggih, Mak, niki sampun”, kataku sembari keluar dari kamar. “Gek pakpung dek, mengko kesusu lho, maem e nang meja ya, sangune maem nang nduwur meja tamu. Seragam, alat praktikum, jas uwis?” “Sampun Mak’e, niki pun ten tas kok” Tidak mau berlama-lama setelah selesai makan, segera aku mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah karena sudah jam setengah tujuh dan adikku pun sudah siap untuk berangkat ke sekolah.. Karena jam-jam segini jalan raya baru [] 130 []
Cermin Kehidupan
ramai-ramainya. Banyak anak sekolah yang berangkat dan juga orang yang bekerja. Kebanyakan pasti kejebak macet dan juga terburu-buru kalau berangkat mepet-mepet. “Mak’e, Pak’e, mlampah riyin, nggih,” sembari berpamitan tak lupa aku mencium tangan mamak dan bapak. Memohon doa restu. Dan adek ku pun mengikuti ku. “Ya dek, ati-ati rasah kesusu” “Nggih.. Assalamu’alaikum”, sahut kami berbarengan. “Wa’alaikumsalam, dek” Mulai kunyalakan motor dan mengantar adik dulu ke SD di desaku, lalu kulanjutkan perjalanan. Dan ternyata benar, sepanjang jalan Wates sudah mulai ramai padahal masih jam 06.30 lebih sedikit. Apalagi kalau berangkat jam 07.00 bisabisa terlambat. Banyak motor yang ngebut dan juga mobil yang tidak mau mengalah. Suara klakson selalu terdengar. Dengan jarak yang lumayan jauh untuk sampai kampus, biasanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit. Itu pun dengan kecepatan 60 km/jam sampai 80 km/jam. Sampai di kampus segera aku naik ke ruang laboratorium, tidak ke kelas dahulu karena jadwal pagi ini hanya praktikum saja. “Mbak Er aku di enteni mbak” teriak seseorang dari belakang. Ternyata Amel. teman sekelasku. “Iya, ayok, gek empun lho ne parkir” jawabku dari atas tangga yang sudah separuhaku naikin. “Iya mbak, bentar lho” teriaknya sambil berlari [] 131 []
23 Kisah Nyata
mengejarku. “Mbak, laporannya udah kelar semua belum?” Tanya Amel setelah sampai. “Ehmm? Udah kok, aku.” Seperti biasa kita mencoba menyusun kata-kata untuk pembahasan laporan resmi praktikum. Setelah beberapa saat laborant nya datang. Ternyata sudah jam 07.30. Praktikum dimulai. Akhirnya semua pun selesai sesuai jadwal. Praktikum Kimia dan Farmakognosi selesai sekitar jam 12.00. “ Mbak Er, jaga apa ntar?”, tanya Amel “ Jaga siang aku. Nyopir ntar” jawabku sambil ngemasin jas dan alat praktik. Istilah sopir di farmasi adalah untuk petugas yang kebagian tugas ngentri resep di depan komputer. “Yaaach, ndak bisa maen donk.” Katanya dengan kecewa. “Hehee, lain kali ya?” “Ya udah maem aja yuk”, ajaknya . “Yuk” Karena jarak pulang ke rumah terlalu jauh sama seperti dua kali bolak balik, maka aku lebih memilih untuk langsung ke termpat kerja. Kalau pulang dahulu 40 menit dan masih harus siap-siap kemudian dari rumah ke pku sekitar 30 menit, waktu habis untuk perjalanan. Tak lupa sholat dulu baru kemudian bernagkat ke pku pada saat itu masih sekitar setengah satu. Sampai di pku sekitar jam 13.00 lebih sedikit. Sampai di pku parkir, absen, kemudian aku masuk ke farmasi. [] 132 []
Cermin Kehidupan
“Assalamu’alaikum, Mbak” sambil kubuka pintu Instalasi Farmasi Ralan. “Wa’alaikumsalam’ kok mruput Er?” sapa mereka ketika melihatku. “Sekalian, Mbak.. daripada pulang”, kataku sambil berjabat tangan dengan teman-teman. Istirahat sebentar di Ralan, kemudian mandi dan bersiap untuk bekerja. Setelah pergantian shift aku segera menempatkan diri di depan, karena tugasku hari ini adalah sopir. Di Farmasi Ralan ada dua sopir untuk shift pagi dan siang. Sopir yang satu umum dan yang lain untuk pasien BPJS. Jadi, ada dua jalur penerimaan resep. Untuk setiap pemanggilan resep yang harus ditanyakan kepada pasien adalah nama pasien dan alamat. Diperiksa apakah sudah sesuai dengan data pasien. Untuk pasien anakanak kita tanyakan berat badan mereka untuk perhitungan dosis. Dan ketika sopir umum sudah selesai ngentri resep umum sedangkan resep BPJS masih numpuk kita membantu pengentrian BPJS. Begitu pula sebaliknya. Dan ketika sudah adzan asar juga kita bergantian untuk sholat. Saat dokter anak sudah mulai maka resep puyeran anak-anak sudah menanti. Awas jangan sampai lupa untuk menanyakan berat badan anak. “Er, aku tak sholat dilit ya, genteni sek”. “Oke, Mbak punyaku juga udah habis”, jawabku karena memang pas waktu itu entrianku sudah selesai. [] 133 []
23 Kisah Nyata
Ketika aku cek SEP dan berkas BPJS yang ada di depanku pasien rutin Dokter Sas, dengan resep Ikalep sirup, ku panggil pasien tersebut. “Anak Tasya Kurnia!” “Nggih Mbak” tersusul dengan datangnya ibu-ibu dengan menggendong anak perempuan kecil berjalan menuju farmasi. “ Nggih Mbak, pripun nggih?” Tanya Ibu tersebut padaku. “ Owh ya Bu, anak Tasya Kurnia nggih?” “Iya Mbak.” “Alamatnya mana Ibuk?” tanyaku lagi. “Bumi Avia Permai Kalasan mbak” jawab ibu tersebut. “Berat badan adike berapa nggih Ibuk?” “12 an kg Mbak” “ owh nggih ibuk, niki njenengan tindak loket 2 riyen nggih, mangke obatipun nenggo panggilan dari loket 11” kataku dengan menyerahkan berkas BPJS kepada Ibu tersebut. “Nggih Mbak, nuwun” “Nggih Ibu, sami-sami” Dan ibu itu pun ke loket 2. Setelah ngentri beberapa resep, teman saya selesai sholat dan tiba giliran saya untuk sholat. Setelah saya sholat selesai, saya pun maju lagi untuk menyelesaikan pengentrian resep yang ternyata sudah menumpuk di baki penerimaan resep umum. Setelah beberapa saat Mbak Karla pun memanggil pasien atas nama Tasya Kurnia tadi. Mbak Karla adalah apoteker yang bertugas pada saat itu. Dan pemanggilan nya pun terdengar dari tempat saya mengentri. [] 134 []
Cermin Kehidupan
“Panggilan dari loket 11, anak Tasya Kurnia, Bumi Avia Permai Kalasan “ panggil Mbak Karla. Loket 11 adalah tempat pengambilan obat. Ibu tersebut pun datang ke tempat Mbak Karla. “Iya Mbak, Tasya Kurnia”, jawab Ibu tersebut sambil masuk ke tempat Mbak Karla menyerahkan obat. “Owh nggih buk, monggo. Silahkan duduk”, kata Mbak Karla. “Bisa pinjam notanya sebentar, Ibu?” “Bisa Mbak” Setelah pemanggilan pasien untuk penyerahan obat yang dicek adalah nota sesuai dengan nama pasien dan alamatnya sama dengan resep yang akan kita serahkan. “Ibu, ini obat rutin nggih. Biasanya berapa ml ibu?” Tanya Mbak Karla untuk memastikan dosis nya benar. “Biasanya 1,2 ml mbak”, jawab ibu tersebut. “Ohh nggih, nanti diminumkan sesuai yang kemarin nggih, Bu.” jelas Mbak Karla kepada ibu tersebut. “Iya Mbak, anak saya sudah rutin pakai Ikalep sirup” dan ibu tersebut mulai bercerita kepada Mbak Karla. “suami saya di luar Jawa mbak, saya di sini sama dua anak saya dan juga simbah saya Mbak. Yang pertama harus rutin fisioterapi di Sardjito karena disposibilitas, dan anak saya yang ke dua ini rutin dengan Dokter Sas, Mbak. Kalau tidak diminum obatnya bisa kejang Mbak. Simbah baru sakit sekarang Mbak, saya juga ke sini tadi naik sepeda Mbak. Tidak ada yang bisa saya mintai tolong untuk nganter, nggak enak juga selalu [] 135 []
23 Kisah Nyata
minta tolong, karena tetangga saya keliatan baru sibuk Mbak”, kata ibu tersebut terdengar mulai terisak. Dan dilanjutkan lagi. “Mohon doanya ya, Mbak. Semoga anak saya lekas sembuh. Dan saya diberikan kekuatan”, kata ibu tersebut. Dan Mbak Karla pun menjawab “Nggih ibu, semoga anak ibu cepat diberi kesembuhan” “Iya Mbak, terima kasih nggih.” Jawab ibu tersebut kemudian pulang. Dan Mbak Karla kemudian melanjutkan penyerahan resep, begitu pula saya. Dan Alhamdulillah, sampai akhir shift farmasi aman. Dan di akhir shift Mbak Karla pun cerita kepada teman-teman tentang kisah ibu tadi kepada teman-teman. Terima kasih Ya Allah, atas kesehatan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Yogyakarta, 8 Agustus 2016
[] 136 []
Cermin Kehidupan
KASIH IBU SEPANJANG HAYAT DIKANDUNG BADAN َو َو ﱠصيْنَا ْ ِاإلنْ َسا َن بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَتْهُ أُ ﱡمهُ َوھْنًا َعلَى َوھْ ٍن َوفِ َصالُهُ فِي َعا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُك ْر لِي َولِ َوالِ َد ْي َك إِلَ ﱠي الْ َم ِصي ُر “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14)
A
yam berkokok menandakan hari telah menjelang pagi. Seperti hari-hari biasa rutinitasku, sholat subuh berjamaah, memasak, menyiapkan baju untuk sekolah anak-anak. Setelah menyelesaikan sholat subuh, anak-anak sibuk menyi-
Oleh: Zusnita Agustina, S.Kep., Ners.
[] 137 []
23 Kisah Nyata
apkan buku pelajaran untuk hari ini. Hari ini hari Sabtu, anak-anak pulang sekolah pada pukul 10.30 WIB. “Ayo, Putri, Ayu, siapa yang mau mandi duluan. Buruan sekarang mandinya, nanti rebutan…” kataku dari dapur. Aku lihat anak-anak masih asyik bermalas-malasan. Ayu masih bermain boneka sambil tiduran. Putri masih tiduran aja. “Masih males, Mah, ngantuk,” sahut Putri sambil membalikkan badan. “Lima menit lagi harus ada yang mandi lho, kalau nggak kamar mandinya mau dipakai Mama”, jawabku tegas. Aku berbalik ke dapur untuk menyelesaikan memasak. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh seperti angin ribut dari arah selatan. Semakin lama semakin terdengar jelas. Semakin dekat dan tiba-tiba tubuhku bergoyang. Badanku oleng, tembok rumah, langit-langit dapur bergoyang. Spontan aku berlari menuju kamar anak-anak. Sedikit oleng aku tetap berlari. Yang aku pikirkan hanya anak-anak. Ternyata anak-anak juga berlari keluar menuju keluar. Tanpa sengaja kami berpapasan di depan kamar. Anak-anak panik, memegangi bajuku sambil berteriak. “Mama, ada apa ini, koq semuanya goyang”, tanya Ayu sambil menangis. Suami yang sedang berada di halaman rumah berteriak, “Gempa…. Gempa… Mama, Ayu, Putri, buruan lari keluar!!” Secara bersamaan, piala-piala di atas lemari berjatuhan. Jam dinding bergoyang, televisi bergeser dari tempat semula. [] 138 []
Cermin Kehidupan
Eternit di ruangan jatuh. Secara spontan tanganku menghalangi dan melindungi kepala anak-anak dari eternit. Alhamdulillah, anak-anak aman, hanya tanganku yang lecet dan berdarah terkena serpihan eternit tadi. Selang beberapa menit, gempa mereda. Anak-anak berlari keluar rumah. Putri gemetaran setelah kejadian ini. Tangannya dingin, bibir bergumam sambil sesekali menangis. Selang sekitar 5 menit dari kejadian tersebut, sepeda motor dan mobil berdatangan ke rumah sakit yang berada di depan rumah. Sepintas aku lihat, mereka membawa anggota keluarganya yang terluka terkena reruntuhan. Ada beberapa orang bilang bahwa di daerah selatan banyak rumah yang roboh. Warga juga banyak yang terkena korban. Ada yang diketemukan, ada yang belum karena masih ada di bawah reruntuhan bangunan. Karena saking banyaknya warga yang membawa anggota keluarganya ke rumah sakit daerah itu, banyak pasien yang tidak bisa masuk ke IGD. Pasien dan keluarga panik. Mereka berlalu lalang mencari bantuan. Menangis menghiba. Kebetulan melihat kondisi yang tidak memungkinkan, kami memutuskan untuk pergi dari rumah. Anak-anak dan suami pergi ke rumah saudara. Dan aku akan ke RS PKU Muhammadiyah Bantul. Aku merasa rumah sakit pemerintah saja kewalahan dengan serbuan pasien, bagaimana dengan rumah sakit tempatku bekerja. Dengan ijin suami dan anak-anak, kami berpisah. Belum sampai ke RS PKU Bantul, sudah disambut dengan pasien dan warga yang terluka. Mereka duduk di pinggir jalan, [] 139 []
23 Kisah Nyata
di depan rumah warga sekitar. Aku menoleh ke kanan dan kiri. Keadaan kacau. Tangisan anak-anak dan orang tua sahut menyahut. Kulangkahkan kaki menuju pintu masuk rumah sakit, ternyata di koridor banyak sekali warga yang terluka. Berdarah-darah, semua jenis luka ada. Tak henti kuucapkan kalimat Subhanallah, astaghfirullah, innalillahi wainna ilaihi roji’un. Semua karena kuasa-Mu. Semua adalah ujian. Ada hikmah apa dibalik semua ini ya Allah. Tak hentinya aku berdoa semoga Allah menjaga keluargaku. Aku berjalan untuk mencari perlengkapan pengobatan, seperti stetoskop, medikasi set, dan perlengkapan lainnya. Langkahku terhenti saat melihat seorang anak menangis meraungraung memanggil ibunya, dan menangis kesakitan karena tangan kanannya terluka. Terlihat tangannya bengkok. Dengan segera aku mencari kayu untuk fiksasi tangan bocah tadi. Dengan dibantu seorang bapak, aku melakukan tugas dengan pelan. Tak hentinya, si anak tadi memanggil-manggil ibunya. Setelah selesai, aku bertanya ibunya dimana. Bapak yang membantuku tadi menunjuk ke arah depan. Terlihat seorang ibu tergeletak dengan kepala ditutup selembar kain. Ibu tadi menggapaikan tangan ke arah anaknya. Sambil menangis si ibu ini mencoba menenangkan anaknya. “Le, sing sabar ya…. Nanti ibu gendhong. Mbak, anak saya gak kenapa-napa kan? Tolong anak saya mbak. Dia kesakitan. Kasihan anak saya mbak. Tolong jangan tinggalkan anak saya ya, Mbak”, pinta si Ibu sambil memegangi tanganku. Tatapannya menghiba. [] 140 []
Cermin Kehidupan
“Iya bu, Ibu tenang saja. Nanti akan ada tim dokter datang bu. Ini kepala ibu kenapa koq di tutupi?’ tanyaku kepada bapak yang tadi membantuku. Sambil setengah berbisik bapak ini menceritakan kalau kulit kepala si ibu terkelupas akibat terkena reruntuhan rumahnya. “Si Ibu ini melindungi anaknya dari runtuhnya nagunan rumahnya, tetapi malah kepalanya yang terluka, Mbak”. Si bapak membuka penutup kepala ibu ini. Terlihat kulit kepalanya mengelupas sampai kelihatan tulang kepalanya. Hampir separuhnya kulit itu mengelupas. “Astaghfirullahal ’aladim”. Tak sadar mulutku bergumam. Kututup lagi kepala si ibu ini dengan kain penutup semula. Aku meninggalkan si ibu dengan anaknya yang masih menangis. Tak habis pikir, seorang ibu berani berkorban sedemikian rupa untuk melindungi anaknya dari bahaya. Tanpa memperdulikan keselamatan dirinya sendiri. Baru beberapa langkah, aku berpapasan dengan seorang residen anestesi yang kebetulan suami dari karyawan di rumah sakit ini. “Dokter Agus, di sana ada seorang ibu dengan luka kepala. Kulit kepalanya terkelupas hampir separuhnya. Apa tidak sebaiknya kita carikan ruangan yang lebih bersih dan steril. Karena Cuma berada di koridor utama”. “Dimana Mbak, coba kita lihat”, jawab dokter Agus. Kami berdua berjalan menuju koridor utama rumah sakit. Tak lama kamipun sampai di tempat si Ibu. Dokter Agus memeriksa kondisi pasien ibu ini. Mengukur nadi dan menanya[] 141 []
23 Kisah Nyata
kan keluhan. Aku dengan setengah berlari mencari tabung oksigen untuk diiberikan kepada si Ibu ini yang terlihat sudah mulai memucat. “Mbak, si ibu ini sebaiknya dimasukkan ke kamar operasi saja. Di sana lebih aman dan steril. Nanti kalau ada dokter spesialis bedah datang bisa lebih cepat didiskusikan tindakan selanjutnya”, terang dokter Agus. “Iya, gak apa-apa, Dok. Saya carikan orang untuk memindahkan ibu ini ke kamar operasi”. Aku berlari kecil mencari tenaga relawan yang sudah mulai banyak. “Mas, boleh minta tolong”, teriakku kepada seorang relawan yang jaraknya agak jauh dari tempatku. “Iya, Mbak”. Relawan ini berlari mendekatiku. “Mas, aku minta tolong dibantu memindahkan ibu itu ke kamar operasi, ya? Butuh tandu sama ada yang membawa tabung oksigen yang ada di sebelah ibu itu”, jelasku. “ Oke, Mbak, segera”. Tak berapa lama si Ibu berhasil dipindahkan ke kamar operasi. Diharapkan keadaan si ibu ini membaik. Aku berdoa di dalam hati. “Ya Allah, tolonglah Ibu tadi. Berikanlah kesembuhan untuknya. Berikanlah kemudahan prosesnya. Anak-anaknya sangat membutuhkan dia”. Matahari mulai condong ke barat, sudah begitu banyak aku menjahit luka hari ini. Pasien datang terus menerus tanpa henti. Kadang sesekali koordinasi dengan warga dan orangorang disekitar untuk saling membantu membagi makanan [] 142 []
Cermin Kehidupan
untuk pasien yang lebih membutuhkan. Relawan semakin banyak yang datang, keadaan semakin bisa dikendalikan. Pasien mulai bisa diidentifikasi dan didokumentasikan melalui pendaftaran pasien. Hari mulai gelap, tak terasa aku sudah 10 jam lebih berada di rumah sakit. Aku teringat si ibu dengan kulit kepala yang terkelupas. Bagaimana keadaannya sekarang. Aku langkahkan kakiku menuju ke kamar operasi. Di pintu kamar operasi, aku berpapasan dengan dokter Agus yang hendak pulang. “Dok, bagaimana keadaan si Ibu yang kita pindahkan tadi?” “Mbak, tadi kebetulan Dokter Supomo ke sini. Sudah dilihat luka kepalanya. Prognosisnya jelek, Mbak. Sekarang si Ibu itu malah tidak sadar. Tekanan darahnya turun terus jadi 80 palpasi. Kemudian sekarang dipasang monitor. Keluarga sudah saya edukasi, koq”, jawab dokter Agus. “Ooh, gitu, kasihan ya si Ibu itu. Tadi pertama kali lihat sadar penuh sampai mau menggendong anaknya yang fraktur di tangan”. Tak habis rasa kasihan dan kagum atas perjuangan seorang ibu menyelamatkan anaknya. Sampai tidak memperdulikan bahaya yang mengancam jiwa dan raganya sendiri. “Ya Allah, berikanlah mukjizat kepadanya. Berikanlah jalan yang mudah dalam segala proses penyembuhannya. Berikanlah pahala yang berlipat untuk dia. Allahumaghfirli waliwali dayya warhamhuma kamaa rabbayaani saghiira”. Tak terasa air mata menetes deras ingat perjuangan dan kasih sayang seorang ibu. Aku terus mengendarai motor dengan pelan menuju rumah saudara. Dimana anak-anak dan suami mengungsi untuk sementara. ### [] 143 []
23 Kisah Nyata
IMPOSSIBLE IS NOTHING Adalah Daniel, dengan nama lengkap Maliano Daniel William, seorang anak lelaki berusia kurang lebih tigabelas tahun, yang sedang menempuh pendidikan di MTS Banguntapan, Bantul. Daniel tinggal bersama ayahnya yang bekerja sebagai penjual angkringan. Seorang anak yang sedang berusaha mencari identitasnya tentu saja sangat memerlukan kehadiran seorang Ibu di sampingnya. Seorang Ibu yang selalu mendukungnya ketika masalah menimpanya. Tapi, apa yang harus dikata? Ibu Daniel harus pergi untuk mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai TKW
OLEH: BIDAL TRI SUHENI UNIT ICU
[] 144 []
Cermin Kehidupan
di Negeri Jiran. Pada hari Rabu tanggal 4 November 2015 puku 21.00 WIB, Daniel ijin pada ayahnya untuk mengantarkan seorang teman menggunakan motor KLX yang merupakan motor temannya. Meski ayahnya melarang, tapi Daniel tetap bersikeras untuk pergi malam itu. Tidak seperti biasanya Daniel bersikeras seperti itu, bahkan Daniel tidak pernah pergi dan keluar malam hari. Tanpa disangka dan diduga, di perjalanan Daniel mengalami kecelakaan karena menabrak sebuah mobil di perempatan Jetis. Daniel langsung tak sadarkan diri sebab kepala bagian belakangnya terkena benturan dan terdapat luka luka diwajahnya karena menabrak kaca samping mobil, sementara temannya selamat dan baik baik saja. Mungkin karena rasa takut, tak ada seorangpun yang berani menolong Daniel. Salah satu orang yang melihat kecelakaan itu bergegas menelepon ambulans Puskesmas Jetis. Tak berapa lama, ambulance Puskesmas Jetis membawa Daniel ke Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Tapi Rumah Sakit Panembahan Senopati menolak,bahkan Daniel tidak sempat diturunkan dari ambulans. Akhirnya Daniel dipindah ke Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiah Bantul dan mendapat pelayanan di IGD. Tepat tanggal 5 November jam 01.30 dini hari Daniel masuk ke ruang ICU. Keadaan Daniel saat itu koma, sehingga harus dipasang alat bantu untuk pernafasannya (ventilator). Ketika masih di IGD sebetulnya Rumah Sakit berencana untuk memindahkan [] 145 []
23 Kisah Nyata
Daniel ke Rumah Sakit Sardjito atau Rumah Sakit lain yang peralatannya lebih memadai. Namun ayah Daniel menolak, selain trauma karena dahulu kakak Daniel meninggal di Rumah Sakit Sardjito, beliau lebih mantap dan yakin bahwa RSU PKU Bantul mampu memberikan dan melakukan perawatan putranya dengan maksimal. Jangankan pemeriksaan CT Scan, Ronsen pun tak sempat dilakukan karena kondisi Daniel saat itu kejang-kejang. Kondisi Daniel koma sampai beberapa hari. Bahkan dokter dan perawatpun sudah menjelaskan kepada ayah Daniel, bahwa kondisi Daniel sangat buruk dan tidak ada harapan.Tapi ayah Daniel tetap bertahan dan terus semangat meminta agar dokter memberikan pengobatan dan perawatan semaksimal mungkin untuk anaknya. Seorang ayah yang sangat berharap tidak ingin kehilangan anaknya yang kedua kali. Meski sudah terhitung belasan hari tidak ada perubahan dengan kondisi Daniel, sangat statis, tapi ayah Daniel tidak menyerah begitu saja. Inilah saat saat kami harus kembali memberikan penjelasan tentang kondisi Daniel dan memberikan dukungan spiritual, dan meyakinkan bahwa kesembuhan adalah mutlak dari Allah SWT, kita diwajibkan untuk berikhtiar saja dan berdoa. Selama Daniel koma, perawat juga memperdengarkan ayat-ayat Qur’an/Murotal) di telinganya menggunakan head set, sebagai salah satu upaya End of Life Care. Dalam kondisi ketidakpastian, ayah Daniel menyampaikan kepada perawat, bahwa pikirannya kacau campur aduk dan [] 146 []
Cermin Kehidupan
bingung,karena ibu Daniel selalu telpon berkali kali dan menanyakan Daniel, bahkan ibunya mengatakan bermimpi terus tentang Daniel. Di sinilah letak kontak batin seorang ibu dengan anaknya. Terpaksa ayah Daniel berbohong dan mengatakan bahwa Daniel baik-baik saja. Hal itu berlangsung terus bahkan setiap hari. Perawatpun menyampaikan, bahwa hal demikian harus diberitahukan kepada ibu Daniel, karena tidak mungkin untuk berbohong terus-menerus. Apalagi kondisi Daniel adalah sakit berat. Akhirnya. ketika ibu Daniel menelpon lagi, ayah Daniel menyampaikan bahwa Daniel sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit karena kecelakaan, meski tidak bercerita kondisi yang sebenarnya. Kemudian ayah Danil mengatakan kepada kami, bahwa ibu Daniel akan pulang. Pada hari keduabelas atau pada tanggal 17 November 2015 datanglah ibu Daniel dari negeri Jiran ke Rumah Sakit. Seketika suasana hening dan menghipnotis kami yang sedang bertugas. Pelukan ibu terhadap anaknya dan tumpahan airmata serta lantunan dzikir dan doa menghiasi saat itu. Kata-kata support seorang ibu terhadap anaknyapun terdengar jelas oleh kami. Setiap saat dan setiap hari hal demikian berjalan terus dari hari ke hari. Pada tanggal 19 November 2015 tampaklah sebuah perubahan. Tangan dan kaki Daniel bergerak meskipun perlahan dan jarang, diikuti dengan reaksi membuka mata, setelah sekian lama matanya selalu terpejam. Kondisi demikian kami informasikan kepada ayah dan ibu Daniel. Mereka bersyukur bahagia, sehingga kamipun terpacu untuk terus semangat [] 147 []
23 Kisah Nyata
memberikan perawatan dengan semaksimal mungkin. Kamipun tak lupa mengingatkan kepada ayah dan ibu Daniel untuk terus bergantung dan memohon pertolongan Allah. Kepulangan ibu Daniel tidak cuma-cuma, tapi beliau harus membayar/menebus kontrak waktu yang belum selesai dengan perusahaan tempat kerjanya. Ya Allah Ya Rabbi, karuniakanlah yang terbaik untuk keluarga Daniel. Perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa,pasti akan mendapat balasan yang luar biasa juga ,bahkan tidak pernah terduga oleh pikiran kita. Pada tanggal 20 November kami memberikan informasi bahwa kondisi Daniel semakin baik, sehingga saran dari dokter, alat bantu nafas (pipa yang terpasang dari mulut) harus dipindah melalui leher (Tracheostomy), agar tidak merusak pita suara dan memudahkan untuk melepas Ventilator. Ayah dan ibu Danielpun menyetujui. Tepatnya pada tanggal 22 November sore hari, alat bantu nafas sudah terpasang melalui leher. Kondisi Daniel saat itu sudah bergerak aktif bahkan kami harus melakukan fiksasi (pengikatan), karena pergerakan yang tidak terkendali. Terpaksa harus kami lakukan untuk menghindari jatuh dan terlepasnya alat alat yang terpasang termasuk alat bantu nafasnya. Tanggal 23 November 2015 Pagi hari pada tanggal tersebut membuat kami harus ‘senam jantung’... Sesaat setelah Daniel dimandikan seperti biasanya di pagi hari, alat bantu nafas nyaris terlepas. Kami harus melakukan pengawalan dan fiksasi ketat, bahkan dokter [] 148 []
Cermin Kehidupan
jaga harus kami libatkan. Dokter penanggung jawab terus kami hubungi dan menginstruksikan untuk dilakukan reposisi. Berulangkali kami melakukan tapi tidak berhasil, bahkan ketika alat masuk pada posisinya, justru yang terjadi kebiru-biruan di bibir dan ujung jari-jari Daniel (menandakan bahwa kadar oksigennya turun), dinyatakan dengan angka SPO2 di monitor memang turun. Kami hampir menangis, karena merasa inilah sebuah kegagalan dan kekonyolan. Saat itu kami yang bertugas harus rela bergantian menjaga Daniel di samping tempat tidurnya sampai dokter penanggung jawab ICU datang. Posisi alatpun kami foto untuk kemudian kami kirim kepada dokter penanggung jawab melalui WA. Dokter penanggung jawab, yakni dr Untung W SpAn KIC menginstruksikan untuk dilakukan reposisi lagi dengan memberikan obat penenang (obat tidur) terlebih dahulu. Dokter penanggung jawab menyampaikan tidak bisa segera datang saat itu karena sedang menguji mahasiswa kedokteran di UGM. Lagi lagi kami mencoba mereposisi tapi selalu gagal. Kemudian kami laporkan lagi, bahwa tidak berhasil dengan reposisi manual. Dokter penanggung jawab akhirnya datang. Tepat pukul 11.40 alat bantu nafas tereposisi dengan baik, dan nampaknya memang ada penyulit karena dokterpun harus berulangkali mereposisi dan harus dengan bantuan (guide). Di saat inilah kami bisa bernafas lega. Dokter penanggung jawab lalu berpamitan dengan tergesa [] 149 []
23 Kisah Nyata
gesa karena meninggalkan mahasiswa yang sedang ujian. Inilah kemudahan yang Allah karuniakan, semoga kemudahan demi kemudahan yang lain akan selalu ada, amiiin. Alhamdulillaah.... terimakasih, Dokter. Dari hari ke hari kondisi Daniel semakin baik. Kami semua bahagia, tak terkecuali orang tua Daniel dan keluarga besarnya. Latihan makan dan minum melalui mulut terus kami lakukan, meski untuk mencapai asupan yang maksimal harus dibantu melalui sonde (selang yang terpasang di hidung). 26 November Pukul 11.00, pemberian oksigen sudah bisa dilakukan spontan/manual, artinya tidak dengan ventilator. Kondisi terus membaik dan stabil, meskipun terlihat apatis (tanpa respon) meski kami ajak berbicara dan bercanda. Hanya tatapan mata kosong yang kami lihat, tanpa senyum dan tanpa kata, namun sangat membahagiakan kami. Pada tanggal 01 Desember 2015 jam 09.30 alat bantu nafas sudah bisa kami lepas, begitu juga sonde yang terpasang, sehingga bisa bernafas dan makan minum secara normal. Alhamdulillaah…, sore harinya Daniel sudah bisa pindah ke bangsal yang selanjutnya dirawat oleh dr. Spesialis Neurologi. Meski kami sudah tidak lagi merawat,tapi komunikasi kami tidak terhenti sampai disini. Kami terus memantau kondisi Daniel dari hari ke hari. Pada tanggal 5 Desember 2015 Daniel dinyatakan boleh pulang. Lagi lagi komunikasi tidak terhenti. Bahkan saat kontrol di Poliklinik Neurologi Daniel menyempatkan untuk mampir ke ICU. Ikut bahagia mengetahui [] 150 []
Cermin Kehidupan
kondisinya, meski memorinya belum pulih sempurna. 8 Agustus 2016 Kami mencoba menghubungi keluarga Daniel kembali dan menanyakan kondisi Daniel saat ini. Sementara belum bisa masuk sekolah karena memorinya masih belum pulih sempurna. Daniel mengirimkan fotonya via MMS dan menelepon kami dan meminta kami main ke rumahnya, katanya mau diberi lele goreng atau belut goreng, karena saat ini ayah dan ibunya berjualan angkringan di depan pasar Sentul… jadi terharu. Insya Allah Daniel, kapan-kapan, mudah-mudahan ada kesempatan. Mendengar suara Danielpun kami sudah sangat bahagia. Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah, bahwa kita harus selalu berpikir positif terhadap suatu kejadian yang menimpa diri kita. Impossible is nothing...tidak ada yang tidak mungkin. Semua bisa terjadi atas kehendak Allah SWT. Kemudian, kehadiran, sentuhan, dan bisikan dari orang yang terkasih di samping pasien, sungguh merupakan suatu dukungan yang besar terhadap kesembuhan pasien, terutama sentuhan dan doa dari seorang ibu. Demikianlah kisah inspiratif yang kami persembahkan dalam rangka milad RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang ke52. Semoga terdapat beberapa cerita dan realita yang bisa menginspirasi kita semua untuk terus semangat berkarya dan berkarya serta menambah kadar keimanan kita, Amiin. ###
[] 151 []
23 Kisah Nyata
WANITA MUSLIMAH YANG TANGGUH DAN SABAR
K
isah ini merupakan kisah yang dapat menginspirasi kita sebagai wanita muslim yang bekerja dan sebagai seorang istri dan ibu bagi anaknya,terutama bagi saya pribadi sebagai penulis. Wanita muslimah ini sehari-hari dulunya merupakan karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang sekarang sudah pensiun. Beliau adalah Ibu Jumiyati, Istri dari Bapak Suradji yang juga bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Diawali dari sejak RSU PKU Muhammadiyah Bantul masih belum menjadi rumah sakit yaitu tepatnya masih berupa Rumah Bersalin yaitu sekitar tahun 70an. Beliau Ibu Jumiyati sudah bekerja mengabdi di Rumah Bersalin yang sekarang
OLEH: NUR BAITY DAROJAT UNIT VK RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
[] 152 []
Cermin Kehidupan
menjadi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dahulu, ketika masih menjadi Rumah Bersalin Beliau membantu merawat Ibu dan bayi yang melahirkan bersama bidan dan dokter yang ada di Rumah Bersalin. Tak mengenal lelah dan tanpa pamrih siang malam beliau banyak menghabiskan waktu di Rumah Bersalin. Bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul bagi Ibu Jumiyati adalah panggilan hati. Menurut Ibu Jumiyati, bekeja itu merupakan ibadah. Selain harus rajin serta tekun dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan beliau juga tidak pernah memikirkan berapa pun bayaran yang beliau terima sewaktu masih bekerja di Rumah bersalin waktu itu. Beliau adalah saksi bagaimana RSU PKU Muhammadiyah Bantul ini berkembang. Dimulai dari Rumah Bersalin yang dahulu, menurut beliau, dengan bangunan yang masih berupa seperti rumah biasa, dan dengan tenaga yang masih sangat sedikit maupun alat serta kendaraan yang masih sangat minimal sekali Ibu Jumiyati beserta teman tenaga medis yang lain rela dengan tabah dan iklas mengabdi dan ikut untuk melayani pasien yang membutuhkan pertolongan melahirkan. Sampai pada saat Rumah Bersalin berubah menjadi RSKIA PKU Muhammadiyah Bantul tahun 1995 yang kemudian makin lama bangunan maupun sarana dan prasarana serta tenaga SDM Rumah Sakit waktu itu mulai meningkat. Seiring berjalan waktu RSKIA PKU Muhammadiyah Bantul pun berubah menjadi RSU PKU Muhammadiyah Bantul [] 153 []
23 Kisah Nyata
tepatnya sekitar tahun 2004. Ibu Jumiyati pun masih tetap setia bekerja dan mengabdi. Dengan seiring waktu berjalan usia pun semakin bertambah, Ibu Jumiyati yang punya riwayat sakit Ashma pun terkadang jatuh sakit, bahkan pernah dirawat karena ashma dan gejala stroke. Walaupun begitu Ibu jumiyati tetap semangat dan berusaha untuk bangkit agar bisa sehat kembali dan bisa beraktifitas. Menjadi seorang ibu dan istri tentunya beliau pun juga orang yang sangat penyayang dengan keluarga dan penuh tanggung jawab mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga dibantu oleh suami tercinta. Ibu Jumiyati juga merupakan seorang Ibu dari seorang putra, sebut saja panggilan Irul. Irul kecil dilahirkan dalam kondisi prematur dengan Berat badan waktu lahir rendah sekitar 1800 gram. Oleh Ibu Jumiyati, Irul dibesarkan dengan kasih sayang dan dengan kesabaran beliau merawat anak yang berat badan lahir dibawah normal. Seiring waktu, Irul semakin lama tumbuh dengan baik dibawah pengasuhan ibu jumiyati yang penuh kesabaran dan tak mengenal lelah atau pun putus asa merawat anak semata wayangnya tersebut. Kesabaran Ibu Jumiyati semakin lama menunjukkan hasil. Irul tumbuh besar menjadi anak yang sehat dan bisa beraktifitas maupun bermain dengan kawannya. Kini Irul sudah menyelesaikan sekolah dasar dan menyelesaikan pendidikan bangku kuliah dan bekerja sebagai seorang Guru di salah satu instansi pendidikan. Dengan keterbatasan fisik yang tidak lagi muda beliau tetap beraktifitas sebagai karyawan dan ibu rumah tangga. Sampai [] 154 []
Cermin Kehidupan
saya sebagai penulis bertemu secara langsung dengan beliau dan bekerja bersama di Unit Kebidanan VK. Sewaktu bekerja sama dengan Ibu Jumiyati kadang saya berpikir betapa hebatnya Ibu Jumiyati dengan usia yang tidak lagi muda tetap bekerja keras dan terutama sangat perhatian dengan pasien yang mau melahirkan. Seperti salah satu contoh, ketika ada pasien yang mau melahirkan berteriak karena kesakitan beliau dengan setia menunggu dan memotivasi pasien agar kuat dan semangat dalam menghadapi persalinan. Dengan telaten dan sabar membuatkan minum, beliau sangat perhatian dan terlihat kasih sayangnya terhadap pasien. Begitupun dengan pekerjaan Ibu Jumiyati yang di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sebagai tenaga Non medis. Setiap pagi beliau tidak pernah datang terlambat. Selalu tepat waktu. Dan mengerjakan pekerjaannya dengan tanggung jawab, sebagai hasilnya ruang bersalin di RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada waktu beliau masih bekerja di ruang bersalin sangat rapi dan bersih. Terkadang walaupun jam kerja sudah habis, tapi jika ada pasien yang melahirkan pas waktu jam pulang dengan setia dan sabar beliau menunggu sampai proses persalinan selesai. Bagi saya pribadi, saya sangat mengagumi sosok Ibu Jumiyati. Sosok yang penuh perhatian dan sayang kepada orang lain. Hubungan dengan teman bekerja pun sangat baik. Ibu Jumiyati tidak pernah membedakan antara karyawan senior ataupun junior, beliau tetap memperlakukan kami dengan [] 155 []
23 Kisah Nyata
baik. Ibu Jumiyati juga seorang karyawan yang patut kita teladani. Beliau seorang yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap pekerjaan. Tidak pernah mengeluh dan selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan. Sampai pada tahun 2013, tugas beliau sebagai karyawan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul akhirnya selesai. Tapi walaupun sudah purna tugas di Rumah sakit beliau tetap masih berhubungan baik dengan karyawan yang masih bekerja di Rumah sakit. Ibu Jumiyati patut dan layak kita jadikan inspirasi dan motivasi. Terutama bagi kita wanita yang bekerja sekaligus seorang ibu dan seorang istri. Keteladanan sebagai karyawan yang mempunyai dedikasi terhadap pekerjaan. Sebagai istri yang tetap melayani suami dengan baik. Sebagai ibu yang harus tetap memperhatikan dan merawat anak-anak dengan kasih sayang dan penuh tanggungjawab, sehingga kelak menjadi anak yang berahasil, berguna bagi nusa bangsa negara dan agama. Sebagai penutup, mari kita selalu mengambil hikmah dari kisah inspirasi Ibu Jumiyati. Semoga kita selalu diberi kekuatan dan keselamatan serta kesehatan dalam menjalankan tugas baik sebagai seorang istri, Ibu dan sebagai seorang karyawan. Semoga kita senantiasa istiqomah dalam menjalankan peran kita sebagai wanita muslimah yang penuh tanggung jawab. ###
[] 156 []
Cermin Kehidupan
SESUNGGUHNYA BERSAMA SETIAP KESULITAN ADA KEMUDAHAN
‘’Drrrtt...drrrtttt...’’, tiba-tiba suara getaran HP itu membangunkanku dari tidur nyenyak. Aku pun segera membuka mataku. Yah.., meski agak berat, aku paksakan untuk membuka dan mengambil hape yang meronta-ronta untuk segera di baca isi hatinya...tidak, SMS-nya. Dan ternyata SMS itu dari salah seorang temanku. Aku penasaran, tumben pagi-pagi gini ada SMS masuk, biasanya gak ada sama sekali, maklum JONES— Jomblo Ngenes. OK, kita skip bagian jomblo itu, karena membahas jomblo itu gak pernah bisa habis. Kembali ke isi SMS
OLEH: BAKTI ENDHARTO YORA, S.Kep. Ners.
[] 157 []
23 Kisah Nyata
yang dikirim temanku, ternyata isi dari sms itu adalah pemberitahuan kalo ada lowongan pekerjaan sebagai perawat di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang saat itu dalam kondisi urgent. Sontak saja, mataku yang awalnya masih 5 watt ini langsung me-medriasis. MATI donk, hahaha...ya intinya langsung melek semelek-meleknya. Aku baca kalimat yang ada di sms itu secara perlahan, kalimat per kalimat aku perhatikan, memastikan tidak ada bagian yang tertinggal. Yap, saat itu aku baru saja lulus kuliah. Tentu, hal yang paling di cari dan diimpikan setelah kelulusan adalah sebuah pekerjaan yang sesuai dengan bidang kuliahnya. setelah aku baca keseluruhan, aku terdiam pada kalimat “...sebagai perawat di UGD...”. Ada sedikit kegundahan yang aku rasakan di dalam hati ini. Sedikit ragu, karena sepengalamanku, UGD atau Unit Gawat Darurat adalah unit yang membutuhkan skill yang Tepat dan Cepat. Sedangkan aku adalah butiran debu yang baru saja lulus dengan skill yang bisa dikatakan masih pas-pas an. Aku sempat berpikir, apa aku sanggup. Dan akhirnya, terinspirasi dari film “YES, MAN: One Word Can Change Everything”, aku pun berani menjadi seperti Jim Carrey untuk mengatakan YES, I Do That!!, tapi dengan volume suara yang telah di mute. Segera aku menyiapkan persyaratan apa saja yang dibutuhkan, setelah itu aku mandi dan berpakaian yang kereen abiiisss... Tak lupa sebelum pergi menuju RSU PKU Muhammadiyah Bantul, aku berpamitan meminta doa restu dari Ibu supaya di mudahkan urusannya dan sudah barang tentu berdoa [] 158 []
Cermin Kehidupan
kepada Allah SWT. Aku pun segera memacu motorku menuju RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang kira-kira membutuhkan waktu 15 menit. Baik, sembari menunggu perjalanan yang masih lama, mari kita manfaatkan waktu yang ada untuk berkenalan. Perkenalkan, namaku Bakti Endharto Yora, saat kejadian itu usiaku masih 24 tahun—unyu yak... Fresh graduate dari Stikes Surya Global Yogyakarta jurusan S1-Ners Keperawatan tahun 2013. Cita-cita? Gak usah ditanya—tentu saja, menjadi seorang PERAWAT. Karena menjadi perawat adalah panggilan jiwa, seperti yang tertulis di buku harian Florence Nightingle (Pelopor Ilmu Keperawatan Modern), dia mengatakan,” Tuhan berbicara denganku dan memanggilku untuk melayani umatNya”. Dan pada akhirnya nanti, apa yang pernah aku baca dulu itu sama dengan motto RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang berbunyi “Layananku Ibadahku”. Sebuah kebetulan?? Bisa saja!! Kita anggap saja sudah 15 menit berlalu... Akhirnya, setelah bertanya dengan satpam yang aku temui di area PKU Muhammadiyah Bantul, untuk memasukkan lamaran aku di arahkan langsung ke PKU Unit 4 yang letaknya berada di sebelah barat Rumah Sakit. Aku segera menuju ke sana, setelah sampai langsung menuju ke Bagian Keperawatan, dan untuk pertama kalinya bertemu dengan Pak Latif. Setelah mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan, aku diminta untuk meletakkan berkas lamaran dan kembali esok harinya. Dan sudah..gitu aja..singkat yak. Setelah berpamitan, [] 159 []
23 Kisah Nyata
aku pun langsung pulang ke rumah dengan perasaan H2C (Harap-harap Cemas). Esok harinya, dengan dandanan yang rapi pukul setengah tujuh aku langsung menuju ke bagian keperawatan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Di sana sudah menunggu Pak Latif dengan senyum yang menawan bagaikan bintang iklan pasta gigi. Setelah dijelaskan peraturan dan tata tertib aku langsung di ajak ke UGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Oya, status karyawan yang aku masuki saat itu adalah sebagai PKWT atau nama lain dalam bahasa Belanda adalah “potjokan”. Setelah diajak berkeliling ke setiap ruangan bangsal, akhirnya aku diantar menuju UGD. Dag dig dug lah hati abang ini. Di sana aku bertemu dengan Bu Sarjiyem yang saat itu menjabat sebagai Kepala Ruang UGD. Di kamar perawat, di hadapan Bu Sarjiyem, Pak Latif memperkenalkan diriku. Di situ pula aku dijelaskan bahwa selama 10 hari pertama akan ada penilaian terhadap sikap dan kinerja. Aku pun menyanggupinya. Pak Latif pun berpamitan kembali ke PKU unit 4. Setelah itu, aku melakukan orientasi untuk pertama kalinya di UGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul didampingi Bu Karu. Jujur saja, saat itu aku merasa bingung dan takut. Bahkan selama satu shift awal itu aku masih bingung mau ngapain. Aku masih menjadi “bawang kopong”, yang ikut kemana saja para senior. Persis ketika awal menjadi praktikan semasa kuliah. Menjadi pengamat SOP yang dilakukan ketika melakukan tindakan, terutama tindakan-tindakan invasif. Kalau untuk tindakan non-invasif, saat itu aku sudah sanggup, beda [] 160 []
Cermin Kehidupan
halnya ketika masuk ke area prosedur invasif— mundur teratur. Masih belum PD, dan aku rasa itu masih hal yang wajar, hanya saja kondisi saat itu adalah bekerja, yang mana dituntut untuk bisa nge-team. Nah, di titik itu aku merasa tidak, bukan... belum mampu. Beruntung, waktu menunjukkan pukul 14.00 yang berarti shift sudah berganti. Dengan helaan napas aku pun segera pulang menuju rumah dan berharap dapat menenangkan diri. Ternyata di rumah pun, kegundahgulanaan yang kualami di shift pertama itu masih berbekas. Aku takut, kesulitan yang kualami itu akan berlarut-larut dan menghambat karir keperawatanku ke depannya. Aku mencoba menyakinkan diriku, memotivasi diri untuk tetap maju dan berusaha. Sampai hari kelima, aku masih mengalami kesulitan-kesulitan itu, aku masih merasa belum nge-tim, bukan tidak bisa bekerjasama tapi dalam hal ketrampilan aku masih merasa belum trampil banget. Saat itu secara pengamatan, aku banyak belajar dari senior-senior di UGD PKU yang alhamdulillah mereka semua bisa mengerti kebelummampuanku, meski kadang-kadang mereka meledek ketika aku gagal melakukan tindakan prosedur invasi (pasang infus). Hingga pada akhirnya aku resmi diterima sebagai PKWT UGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul, ketrampilan yang aku miliki masih stagnan di situ situ aja alias belum ada peningkatan, margin error masih lebih dari 50%. Selain berdoa, aku mencoba berbagai cara untuk mengasah ketrampilan itu, bahkan ketika dirumah pun aku belajar melakukan tindakan [] 161 []
23 Kisah Nyata
prosedur invasif. Contohnya, adalah belajar memasang infus dan hecting dengan menjadikan bantal sebagai property/ phantom praktek. Seperti hal yang dulu pernah aku lakukan bersama teman-teman kampus ketika menghadapi Uji Kompetensi Praktek Keperawatan. Aku coba melakukan berbagai macam teknik prosedur invasif yang cocok dengan diriku, mencoba memposisikan nyaman dalam melakukan tindakan baik pemasangan infus atau pun hecting. Ketika di rumah, aku percaya diri dalam melakukan tindakan tersebut, tapi ketika di praktekkan di realita, masih saja ada kendala yang selalu membikin down lagi. Aku merasa minder, memang rasa minder itu aku sendiri yang memunculkannya, sekali lagi itu berkaitan dengan gerakan di UGD yang harus Tepat dan Cepat. Upaya perbaikan perbaikan itu terus aku lakukan selama sebulan penuh, di rumah tak henti aku melakukan praktek dengan mengorbankan bantal tidurku untuk di tusuk dan aku robek kemudian aku jahit lagi. Tenang sodara-sodara!!!, jarum hecting dan jarum infusnya aku dapat secara steril kok ketika dulu Pelatihan Pemasangan Infus dan Hecting semasa kuliah. Amaaann... meski ada peningkatan dalam sebulan, tetap saja aku merasa belum puas dengan itu, tetap ada pikiran pikiran untuk menyerah dan berhenti melakukan hal tersebut. Hingga pada suatu hari... Di saat mau menyerah menghadapi kesulitan dan tekanan bulan bulan di awal aku bekerja, sampai pada suatu sore hari, aku membuka buka skripsiku dan membaca di kalimat motivasi. [] 162 []
Cermin Kehidupan
Masya Allah, Allahu Akbar!!, aku membaca bagian penggalan surat Al-Insyirah yang kurang lebih artinya adalah: “KARENA SESUNGGUHNYA BERSAMA SETIAP KESULITAN ADA KEMUDAHAN, SESUNGGUHNYA BERSAMA SETIAP KESULITAN ADA KEMUDAHAN”, dan dari itu aku teringat tentang makna ayat tersebut yaitu, setiap ada satu kesulitan tidak akan ada kecuali dua kemudahan di dalamnya. Deg, seperti tersentak dan diingatkan kembali pada kesulitan-kesulitan yang telah lampau, yang pada akhirnya bisa terlewati juga. Mulai dari itu, aku membulatkan tekad untuk tetap berusaha mengasah ketrampilan tak hanya 2 tindakan tersebut, tapi semua tindakan yang dibutuhkan ketika bekerja di UGD. Pikiran-pikiran yang membuat down, aku singkirkan jauh-jauh. Setiap kegagalan yang terjadi, aku jadikan introspeksi dan evaluasi pribadi setiap sampai di rumah. Selalu belajar dari kegagalan-kegagalan, dan bisa bangkit setelahnya membuat aku percaya bahwa kegagalan itu menyenangkan—hidup dengan kepercayaan bahwa cobaan itu berguna untuk menempa diri sendiri. Setelah berhari-hari terus memperbaiki diri, Alhamdulillah, kepercayaan diriku semakin muncul dan membuat margin error kesalahan tindakan yang terjadi menjadi sebesar 10% dan jangan tanya dari mana angka itu muncul, jangan sekali-kali bertanya.. jangaaannn...!! karena susah ngitung rumusnya...hehehe. Dan, dua bulan sudah aku mencoba terus belajar dan belajar mencoba membaca setiap situasi yang ada dalam sebuah sistem “bekerja”—sesuai ayat pertama kali muncul, [] 163 []
23 Kisah Nyata
IQRO’, bacalah..bacalah...dengan itu aku bisa belajar, membaca dalam arti bahasa dan pemaknaan. Dan kini tepat 3 tahun aku mengabdi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, seorang Bakti yang dulu masih berupa butiran debu kini.... ya masih tetap menjadi butiran debu juga...tapi butiran yang bisa membuat keyakinan bahwa, “Kegagalan itu bukan ketika kamu terjatuh dan salah, tapi kegagalan terbesar adalah ketika dirimu mulai menyerah dan tidak mau bangkit lagi”. Dan karena pengalaman itu pulalah, setiap ada adek-adek praktikan yang melakukan praktik di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, selalu aku tekankan untuk tidak pernah takut gagal— di saat mereka gagal pasang infus atau tindakan yang mereka lakukan. Tetap harus berani, bukan untuk coba-coba, tapi lebih kepada meningkatkan kepercayaan diri mereka. Bangkitlah dari kegagalan dengan introspeksi dan evaluasi diri, itu... (Mario Teguh mode: On). Kira-kira seperti itulah kisah nyata yang bisa aku tuangkan dalam tulisan ini, dan aku merasa yakin bahwa ke depan akan tetap ada tantangan-tantangan yang muncul. Tapi aku yakin dan percaya, bahwa kita semua tetaplah manusia yang menjadi tempatnya salah dan lupa, tapi beranjak bangkit dan berkeinginan menjadi lebih baik yang akan menunjukkan bahwa diri kita itu berharga. Tidak perlu ditunjukkan, intan tetaplah intan meski dia terjatuh di selokan. Selalu hargai diri kita sendiri. Dan terakhir, aku ingin mengucapkan terima kasih untuk semua yang ada dalam kehidupanku.### [] 164 []
Cermin Kehidupan
SELAMAT MILAD KEPADA RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YANG KE-52 TAHUN.....!!!
[] 165 []
23 Kisah Nyata
SAKIT BERBUAH SYUKUR
B
angsal “Annisa“ yang terletak di ujung paling timur bangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, merupakan pelayanan rawat inap khusus pasien perempuan. Pasien perempuan menjelang dan setelah persalinan, maupun pasien perempuan yang tengah menderita suatu penyakit yang berkaitan dengan perempuan. sangatlah tepat bangsal ini diberi nama Bangsal “Annisa“. menurut kamus bahasa arab “annisa” berarti perempuan. Allah memberi penghargaan dan penghormatan kepada perempuan dalam Al-Quran dalam surah tentang hukumhukum yang ditetapkan kepada perempuan, yaitu surah anNisaa, surah ke 4 juz 3.
OLEH: WIRATMI BANGSAL PEREMPUAN (ANNISA)
[] 166 []
Cermin Kehidupan
Dalam urusan Negara, perempuan menjadi bagian dari satu kementarian tersendiri, perhatian yang khusus untuk keselamatan keamanan kesehatan dan pemberdayaan perempuan. Perempuan adalah tiang Negara, kalau baik perempuannya maka baik pula satu negara, kalau rusak perempuan sebagai tiangnya maka rusaklah Negara. Oleh karena itu, perempuan harus lebih berdaya, berdaya secara agama, berdaya secara ilmu dan berdaya secara ekonomi. Di banyak tempat perempuan selalu mendapatkan perlakuan khusus dan istimewa. Segala keindahan, kebaikan, ketenaran selalu diidentikkan dengan keberadaan perempuan. Begitu juga sebaliknya, suara perempuan bisa menjadi jeritan, atau komoditas bahkan yang lebih ekstrim bisa menjadi fitnah. emuliaan perempuan karena kesholihannya, kemuliaan perempuan karena menjadi pendidik pertama, kesholihan perempuan karena menjadi tiang negaranya.Kemuliaan dan kecerdasan perempuan telah di contohkan oleh kemuliaan dan kecerdasan ummahatul mukminaat Siti Aisyah r.a. Seorang guru kehidupan memberikan pitutur luhur: “Kalau kamu ingin mempunyai generasi penerus yang sholih , maka cari dan temukan bahkan pastikan pendamping hidupmu adalah perempuan sholihah yang tidak hanya mengerti dan memikirkan dunia saja, tetapi seorang perempuan yang mengerti tentang akhirat, maka anak anakmu akan menjadi generasi Robbani“ Tidak aka ada yang menyangkal pitutur sang guru,karena perempuan yang sholihah akan menjadi madrasatul ula bagi
K
[] 167 []
23 Kisah Nyata
anak-anaknya sejak dalam kandungan sampai menjadi perawat, pengasuh setelah melahirkan. Tidak ada yang bisa di pungkiri kenyataannya, bahwa dengan perempuan yang telah menjadi ibu seorang anak mempunyai banyak waktu. Melanjutkan pitutur luhur sang guru: “Kalau kamu ingin hidupmu penuh barakah, tidak susah, malah selalu berkecukupan bahkan melimpah ruah, maka bahagiakanlah perempuan, jangan buat perempuanmu menderita, lara dan papa bahkan sakit jiwa raga. Sampai meneteskan air mata”. Tak akan terbantahkan oleh fakta dan kata bahkan logika, seorang perempuan yang engkau bahagiakan akan memancarkan kebahagian yang ia rasakan kepadamu dengan pancaran yang lebih daripada yang engkau berikan padanya, akan memancarkan kebahagiaan yang ia miliki kepada anak anakmu kalau perempuan itu adalah istrimu. Seperti Pancaran matahari, yang cerahnya menyinari semesta bumi, yang kau tunggu dan akan kau rasakan sepanjang hari, yang kau tanyakan bila tak kau dapati kala pagi memulai hari. Kebahagiannya akan kau temukan pada senyum perempuanmu pertanda bahagia dan lega di hati. Pertanyaannya adalah, siapa perempuanmu itu...? ibumu kah…? Istrimu kah? Anak mu kah…? Adikmu kah…? Jadi berapa jumlah perempuan yang kau miliki ? Jika kau dapati seorang perempuanmu tengah dirundung lara dan nestapa, dan sakit badan yang mendera... Apa yang akan kau perbuat...? Mendampingi penuh kasih, atau... [] 168 []
Cermin Kehidupan
Mencampakkan begitu saja…? Di bangsal Annisaa PKU Muhammadiyah Bantul bisa dikatakan sebagai “Bangsal Bahagia” atau Bangsal Perempuan Bahagia.“ Karena sebagian perempuan yang dirawat sebagai pasien di bangsal Annisa adalah perempuan yang tengah berbahagia karena kelahiran seorang putra. Di bangsal Annisa ada sebagian kecil pasien perempuan yang tengah berjuang karena sakit organ keperempuanannya… Meski begitu, bukan lantas kita menyebut bangsal annisa dengan sebutan “bangsal perempuan menderita. Karena ternyata ditemui di bangsal Annisa ini seorang pasien yang tak merasa menderita, tapi menerima sakitnya dengan sukarela, tidak terpaksa hingga mencapai bahagia dan penuh rasa syukur. “Alhamdulilah, saya sakit......” Begitu kalimah yang keluar dari lisan dengan penuh tawakal kepada Allah oleh Seorang ibu P3 A1 Ah2 56 thn yang sedang menjalani kemoterapi kanker serviks stadium 1II A satu seri di RS Sardjito Jogja, Selama bekerja sebagai petugas medis di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul baru kali Mbak Mimi Wiratmi bertemu dengan pasien yang berucap, “Alhamdulilah saya sakit...” Kalimah yang indah yang bisa di lafadzkan dari lisan yang tubuhnya menahan rasa sakit teramat sangat, bahkan merasa tidak terbebani dengan kengerian terhadap nama satu penyakit. Satu maqom yang dicapai oleh Seorang yang memiliki tingkat keimanan dan kepasrahan kepada Allah yang sangat kuat, sudah tidak memikirkan atau mengingat sakitnya, tetapi mengingat yang memberi sakit yaitu Allah.. Hingga yang [] 169 []
23 Kisah Nyata
dirasakan adalah syukur. Subhanalloh Hari itu hari kedua ibu tersebut dirawat di bangsal Annisa. Saat memberikan pelayanan medis 3 kantong darah PRC sudah masuk untuk memperbaiki aneminya agar syarat khemoterapi bisa dilanjutkan lagi. Sekaligus bisa beramah tamah dengan keluarga pasien , kebetulan suami ibu itu seorang guru agama di suatu sekolah menengah pertama di daerah Pleret Bantul.Sambil bertaarufan sekaligus saling berbagi ilmu dan pengalaman hidup “Kenapa istri saya sakit… Kenapa kita di beri sakit?” begitu pak guru memulai paragraph tutur katanya. “Sakit adalah sunatullah kita sebagai manusia ciptaan Allah SWT., tidak ada orang yang memintanya untuk sakit namun yakinlah bahwa semua yang di timpakan kepada kita pasti ada maksud-Nya. Sering kita mengeluh kenapa Allah menimpakan sakit kepada kita namun jarang dari kita yang berfikir rahasia apa yang akan Allah sampaikan kepada kita.“ Pak Guru yang suami pasien itu memberi pertanyaan dan memberikan jawabannya sekaligus, membuat Mbak Mimi Wiratmi tertegun semakin memperhatikan. “Saya pernah membaca dalam satu hadis menurut Rasulullah, ada 4 malaikat yang akan datang pada orang mukmin: ketika mukmin ini sakit malaikat pertama akan mengambil kekuatan kita sehingga kita menjadi lemah, malaikat yang kedua akan mengambil rasa lezatnya makan dari mulut kita, malaikat yang ketiga akan mengambil cahaya terang di wajah kita dan pucat pasilah wajah kita dan malaikat yang keempat [] 170 []
Cermin Kehidupan
akan datang untuk mengambil dosa-dosa kita dan berubahlah si sakit menjadi suci dari dosa. Dan tatkala si sakit ini sembuh maka Allah akan memerintahkan malaikat 1, 2 dan3 untuk mengembalikan kekuatannya rasa lezatnya dan cahaya merah merona di wajah sang hambaNYA. Namun malaikat yang ke empat Allah tidak memerintahkan untuk mengambil dosa dosanya.Itulah rahasia sakit yang banyak tidak di ketahui.“ begitu Pak Guru masih melanjutkan penuturannya. ubhanallah, banyak ilmu, banyak teks book, banyak jurnal namun rahasia sakit ini tidak pernah kita temukan di semua referensi dan buku yang kita baca. Ilmu dari seorang suami yang istrinya sedang menjalani khemoterapi sepertinya ilmu inti kenapa kita sakit. Badi’ussaman Said Nursi (18781960) seorang ulama Turki, dalam salah satu bukunya menulis untuk orang-orang yang tengah dirundung suatu penyakit dan tengah mencari pengobatan suci melalui cahaya hikmah Ilahi. Percayalah, tatkala penyakit merengkung dirimu sang malaikat kebajikan tersenyum bahagia sedangkan Iblis menangis berduka. Namun, saat kesehatan menyambangi dirimu, aku kawatir malaikat-malaikat itu meratap dukanya, sementara Iblis tertawa gembira. Tak terasa satu ilmu lagi dari kedatangan pasien perempuan di Bangsal Annisaa RS PKU Muhammadiyah Bantul tentang jawaban kenapa kita sakit. Kita artikan dari pertanyaan ”kenapa kita sakit?” Jawabannya apapun bentuk penyakit dan musibah yang Allah timpakan kepada kita adalah sebentuk kasih sayang sang pencipta kepada hamba-hambaNYA. Kasih
S
[] 171 []
23 Kisah Nyata
sayang itu bisa berupa penghapusan segala kesalahan dan dosa serta melipatgandakan pahala selain itu bisa berupa penjagaan Allah kepada kita dari berbagai kemaksiatan dan dosa yang akan kita lakukan jikalau kita sakit… Menerima sakit sebagai rasa syukur karena menerima rahmat kasih sayang dan ampunan Allah. egitulah Seorang perempuan yang sedang berjuang untuk tidak melawan penyakitnya yang menurut medis di kategorikan sebagai penyakit berat. Tetapi perempuan yang seorang ibu ini bersikap bersahabat dengan penyakitnya, menemani penyakitnya dengan penuh kesyukuran, menganggap penyakit yang dideritanya sama saja sebagai makhluk Allah yang dititipkan dalam tubuhnya, sehingga merasa menjadi bagian dari tubuhnya. Dengan begitu Allah mengirimkan malaikat sebagai penjaga siang dan malam, malaikat yang menjelma sebagai suami yang ikhlas dan sabar, sebagaimana seorang suami siaga yang siap antar jaga. Suami siaga yang tidak hanya dalam menanti kelahiran dan kebahagiaan, tetapi siaga di kala raga lara. emoga kisah ini bisa menjadi inspirasi, bahwa suatu penyakit yang Allah berikan, merupakan rahasia Allah untuk hambaNya agar menjadi insan yang lebih baik yang selalu menyandarkan diri padaNYA walaupun dalam keadaan sakit. Seorang perempuan yang kita temukan inspirasi pada dirinya, bahwa jasad sakit jiwa tetap sehat, jiwa yang mengatasi raganya, karena sadar bahwa yang abadi adalah jiwa, ruh. Jasad bisa hancur tapi ruh tetap hidup ###
B
S
[] 172 []
Cermin Kehidupan
IBU YANG BERSELIMUT MALAM
S
ebagian karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul tersebar merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Bantul. Hanya sebagian yang berdomisii di luar wilayah Kabupaten Bantul seperti Kabupaten Kulon dan Sleman, bahkan wilayah Kota Jogja. Ada juga yang berdomisili di daerah perbatasan sehingga jarak tempuhnya terasa sangat jauh, seperti Piyungan yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman, begitu juga di Sedayu, Banguntapan. Karena hampir di setiap kecamatan terdapat karyawan yang bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, maka dibuat sinergi dengan pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat
OLEH: DWI WAHYUNINGSIH, AMK. BANGSAL AL-KAHFI
[] 173 []
23 Kisah Nyata
untuk memberikan ruang kesempatan dan kegiatan yang diadakan oleh Muhammadiyah maupun ortom seperti pengajian, bakti sosial, atau kegiatan lain. Bahkan, dibuatlah satu sistem yang bisa mendukung dan mengukur tingkat keaktifan karyawan dalam bermuhammadiyah di Ranting maupun Cabang di mana mereka tinggal, dengan satu bentuk surat keaktifan dan form kegiatan yang dilakukan. Dalam kegiatan yang sering dilakukan di bulan Ramadhan, ada kunjungan silaturahmi ke Cabang dan menyerahkan daftar karyawan setempat yang bekerja di PKU Muhammadiyah Bantul untuk diketahui dan untuk diminta aktif dalam kegiatan ber-Muhammmadiyah dan ber-Aisyiyah. agi karyawan yang tempat tinggalnya dekat tentu waktu, tenaga, bahan bakar, tidak menjadi masalah bahkan nyaris tidak ada kendala. Bagi karyawan yang jarak tempuhnya jauh dan memerlukan waktu di atas tiga puluh menit, memerlukan persiapan ekstra, terutama mental dan kemampuan membagi waktu dan peran. Apalagi untuk karyawan putri atau karyawati yang pulang usai jaga siang. Perjalanan jauh bisa menjadi bahan untuk mengeluh tapi tak akan terjadi bagi yang sudah terbiasa dan lulus penghayatan… Perjalanan jauh bisa membuat sikap acuh tak acuh selama perjalanan, tidak sempat memperhatikan keindahan alam yang kita lewati, sawah-sawah yang menghijau tak sempat kita pandang keindahannya, pohon pohon rindang dan meranggas tak pernah kita gagas... Apalagi kejadian kejadian seperti ada kerumunan orang, ada kecelakaaan nyaris tidak bisa kita
B
[] 174 []
Cermin Kehidupan
pedulikan, mengingat waktu yang dikejar agar segera sampai ke tempat kerja sebagai tujuan. Belum lagi kalau hujan. Tapi akan terbiasa jika menikmati perjalanan sebagai suatu rihlah ilahiyah yang menyenangkan. Karena sudah ber-tawakaltu alalllohi laa haulaa wa laa quwwata illa billah sebagai bekal memulai perjalanan. Begitulah kejadian yang dialami oleh sebagian karyawan. Karena semua karyawan mempunyai pengalaman dalam melalui perjalanannya, seperti dikisahkan oleh Dwi Wahyuningsih, seorang karyawati PKU Muhammadiyah Bantul yang bertugas di Bangsal al-Kahfi. uatu malam usai jaga sore, bersiap melintasi jalan lurus antara RSU PKU - Piyungan yang berjarak lebih dari 22 kilometer sangat mempengaruhi suasana hati. Mengomel. mengeluh masih manusiawi. Astaghfirullah…. sesekali, bersenandung menghilangkan rasa marah. Selebihnya berdoa biar lupa kejadian-kejadian yang mengotori hati dan pikiran dan menghilangkan lelah hati, kepenatan, bersenjata doa yang di ajarkan Rasulullah. Subhaanalladzii sakhorolanaa hadzaa wa maa kunna lahu muqriniiin, wa inna ilaa Robbina la munqolibun. Maha suci Allah yang menundukkan kendaraan ini bagi kami, padahal kami tidak kuasa mengendalikannya, dan kepada Allah kami kembali. ujan gerimis telah membasahi muka dan bajuku yang sebenarnya sudah bermantel, tapi karena jauhnya perjalanan dan sering terkena cipratan air dari laju kendaraan
S
H
[] 175 []
23 Kisah Nyata
lain, menjadikanku semakin basah, kedinginan. Sepanjang kanan dan kiri jalan yang kulewat terlihat sepi, tak terasa air mata membasahi wajahku yang dingin karena air hujan. Menangis rasanya membayangkan kenikmatan orang-orang yang telah lelap bersembunyi di balik selimut hangat, menangis mendapat kenyataan rumahku sejauh ini. Sehingga menjadikan semakin lama dan semakin malam aku baru sampai rumah danberanjak tidur, saat orang lain telah bermimpi. Ups… hampir saja menyerempet gerobak dengan lampu minyak berjalan berlawanan arah denganku. Kupelankan laju motorku biar tidak jatuh. Sekilas kulihat seorang tua bertopi caping lebar mendorong gerobak itu, jelas lebih kasihan kelihatannya dibandingkan aku yang pakai motor, karena berjalan kaki tentu lebih melelahkan. Kuucap syukur dalam hati, inilah peringatan dari Engkau. Ya Allah… terima kasih. auh setelah malam itu, ternyata beberapa kali aku kembali melihat gerobak yang entah jualan apa. Malammalam berkeliling kampung. Penasaran, kupelankan motorku, sengaja menepi biar bisa lebih jelas. Owh.., belum sempat melihat isi gerobak aku terpana melihat pemiliknya, yang ternyata seorang perempuan nenek-nekek. Ya Allah… sebegitu kuatnya ibu ini… segera terbayang ibuku nan jauh di sana. Alhamdulillah, ibuku tidak mengalami kehidupan seberat ibu itu. Kembali mata ini basah, membayangkan perjuangan seorang ibu tua, dengan muka, tangan dan kaki yang sudah keriput dan lemah, masih terus berjalan berjuang mendorong gerobak, menjajakkan apa saja yang bisa
J
[] 176 []
Cermin Kehidupan
dijual. Untuk sebagian ibu tua alias nenek, untuk berjalan saja sudah lelah, apalagi harus mendorong gerobak yang tidak ringan, berkilo-kilo jarak dari rumah. Allah… inilah dunia… inilah hidup. enasaran, kucari tahu nenek tua itu, sekedar belajar ilmu kehidupan, kusempatkan bertandang ke rumahnya. Rumah berukuran sekitar 4 x 4 meter dengan teras tempat gerobak di parkir, bersebelahan dengan sumur di luar tanpa atap. Rumah yang jauh dari kesan layak karena masih berlantai tanah dan sungguh pengap, dapur tempat memasak dan menyiapkan dagangan bersekat triplek, kamar sempit buat nenek beristirahat hanya itu. Kukuatkan hati dan mata agar tak menangis di hadapan ibu tua ini. Sekedar basa-basi, kupesan menu jualan nenek yang dulu kukira jagung rebus, ternyata ada banyak ragam jualan snack jenang sungsum, cilok dan cemilan anak-anak yang beraneka rupa. Usia nenek 60 tahun, tapi kelihatan masih tegap dan kuat. Berceritalah nenek tentang jualannya yang dulu, berawal dari jualan pecel gendong, kemudian gerobak goreng bersama suami, setelah suami meninggal ia berjualan sendirian perjuangan hidupnya. ebenarnya nenek punya putra yang bersebelahan rumah dengannya, tapi bukan prinsipnya untuk hidup berpangku tangan meminta jatah dari anaknya. Selagi masih bisa berusaha ia akan tetap bergerak biar sehat, ujar nenek. Seberapapun yang di dapat dari jualannya, ia percaya Allah
P
S
[] 177 []
23 Kisah Nyata
maha kaya, yang selalu akan memberikan rizki kepada hambaNya, jika hamba itu telah berusaha, nyatanya dagangannya selalu laris. Padahal, doa awal keberangkatannya jam 16.30, bukan semoga laku terjual, tetapi ibu ini memohon kekuatan, keselamatan, dan kesabaran atas apa yang akan ia jalani pada jualannya kali ini… Aduh, nenek… engkau memang istimewa. Teringat aku sebuah lagu saat aku masih kecil dari penyanyi terkenal Ribuan kilo jarak yang engkau tempuh Lewati rintangan untuk aku anakmu Ibu ku sayang masih terus berjalan Meski tlapak kaki penuh darah penuh nananh Seperti udara kasih yang engkau berikan Tak dapat ku membalas…. Ibu….
E
ntah, sudah berapa kilo ibu ini berjalan, yang jelas sejak pemilihan presiden Soeharto, katanya. Aduh…. Lama sekali. Sempat kutanya apa pernah capek, sakit dan tidak jualan? Alhamdulillah sehat, kalau capek, duduk istirahat sebentar, terus berjalan lagi. Setelah berkeliling dan malam mulai berselimut embun, nenek pulang. Biasanya sekitar jam 21.30, beberes kemudian baru istirahat. Wahai sahabat, yang masih suka mengeluh atas sedikit cobaan hidup, mari sejenak merenung, masih ada kalangan tak berpunya saat kita bisa gonta-ganti baju, tas dan sepatu. Masih ada yang hanya makan nasi lauk sambal atau berpuasa saat kita bisa jajan enak, puas dan kenyang. Masih ada yang [] 178 []
Cermin Kehidupan
bermandi peluh di luar sana, saat kita bermandi peluh di dalam ruangan. Masih ada yang harus terus kehujanan saat kita sudah bisa berteduh. Masih ada yang harus terjaga saat kita sudah bermimpi. Maka, ridholah atas takdirmu, semua sudah diperhitungkan-Nya sesuai kemampuan. Hanya terus bersyukurlah atas segala nikmat yang tercurah untukmu, termasuk kepayahan, kelelahan dan sakit karena itulah jalan lapang menujuNya. usesali protesku sama Allah malam itu yang memberikan rumah jauh, pulang kerja malam-malam, dan kadang hujan yang mengiringi kuganti dengan istighfar, tasbih, tahmid, takbir, hafalan ayat Al-Qur’an dan doa apa saja yang aku ingat. Tak lupa, doa buat ibu di usia rentanya kumohon agar Allah senantiasa menjaganya, menyehatkannya, memberinya kekuatan dalam beribadah dan yang terpenting menetapkan ibu selalu dalam iman dan islam. Untuk sahabat, yang masih mempunyai ibu datanglah, peluk erat, mohon maaf jika selama ini abai terhadapnya, sungguh berat perjuangan hidup seorang ibu apapun profesi yang disandangnya. Rengkuhlah, bisikkan kata-kata cinta di telinganya, pijatlah tangan dan kaki rentanya, karena surga ada di sana, di telapak kakinya. Dan, hiduplah dengan ridho-Nya, karena ridho Allah ada pada ridho Ibu. ang bertutur adalah perempuan, yang dituturkan adalah seorang perempuan pula. Perempuan yang perkasa meski tubuhnya tambun atau tegak lurus, namun sebenarnya
K
Y
[] 179 []
23 Kisah Nyata
“tulangnya melengkung,” banyak kisah tentang ketegaran dan ketabahan seorang perempuan, salah satunya satu kisah yang dituturkan di atas. Diri perempuan tak akan pernah sia-sia. Tuhan memberi tempaan hidup kepada perempuan. Perjuangan perempuan bisa menjadi suara yang meruntuhkan keperkasaan dan dominasi atau belenggu kesedihan dan keletihan. Wahai perempuan, jangan pernah engkau tukar semangatmu dengan kelelahan. Wahai perempuan, jangan gadaikan hatimu dengan kesedihan…. Allah akan meridhoi setiap langkah dan amal sesorang tanpa membedakan jenis kelamin jadi tidak ada yang perlu engkau takuti dan keluh kesah. Laa haulaa wa laa quwwata illa billah... ### Piyungan, 8 Agustus 2016
[] 180 []
Cermin Kehidupan
MUHAMMADIYAH MERUBAH HIDUPKU
D
ua puluh empat tahun yang lalu tepatnya hari Selasa tanggal 19 November 1991 lahirlah bayi laki-laki dengan berat badan 2800 gram. Yang diberi nama “Hanif Shizant”, yang sampai sekarang akrab dipanggil dengan sebutan Hanif. Hanif disini adalah saya sendiri sebagai seorang penulis. Saya lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Nama ayah saya adalah Agus Susanto. Kira-kira sekarang ayah saya berusia kurang lebih setengah abad, dulu ayah saya dibesarkan dengan ajaran Kristiani, karena notabennya keluarga besar ayah saya memeluk agama Kristiani. Semenjak ayah saya bertemu dan akhirnya menikah dengan ibu saya yang bernama Nuryantini. Ayah saya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
OLEH: HANIF SHIZANT UNIT GIZI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
[] 181 []
23 Kisah Nyata
Walaupun saya dari kecil diajarkan nilai-nilai islami oleh orang tua saya, Tetapi pada kenyataannya, saya jarang untuk mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya susah untuk mendirikan sholat lima waktu, membaca al-Quran, puasa wajib dan perintah-perintah Allah lainnya. Jika saya lakukanpun salah satu hal tersebut itu semua pun karena paksaan dari orang tua saya bukan murni dari keinginan saya sendiri. Akhlak saya semakin jauh dari kata-kata Islami semenjak saya bergaul dengan orang-orang yang salah. Saya sempat merokok, saya sempat ikut berjudi, saya sempat mencoba minuman keras, saya tidak memperdulikan mana makanan halal dan haram. Ternyata benar sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang berbunyi : “Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu salah satu diantara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman”. Contoh gampangnya dari kalimat tersebut adalah kalau seorang biasa berkumpul dengan seorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin sholat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu. Beberapa tahun sudah saya jalani kehidupan saya yang salah dimana saya hidup tidak selayaknya kehidupan seorang muslim yamg taat pada Tuhannya. Suatu malam, saya bertemu saudara saya yang bernama Mbak Siwi Nurisah yang bekerja di Unit Gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Saya ditawarkan [] 182 []
Cermin Kehidupan
untuk bekerja di tempat kerjanya, sama di unit gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Pertamanya saya merasa malas dan terpaksa, karena rasa tidak enak saja saya mengiyakan tawaran kerja tersebut. Pada malam itu juga saya menulis lamaran dan saya titipkan ke Mbak Siwi. Selang beberapa hari, saya dipanggil untuk tes wawancara dan praktek. Di sana saya diorientasi selama 3 hari, saya mencoba memberikan kemampuan terbaik saya. Alhasil, tiga hari masa orientasi pun berakhir. Tidak kusangka di hari pengumuman saya dinyatakan lolos dan diterima walau dahulu hanya sebagai pegawai PKWT saja. Hari demi haripun saya lalui untuk bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, sedikit demi sedikit saya mulai mengenal karyawan-karyawatinya. Dan di sini, saya mulai merasakan pergaulan yang berbeda dengan teman-teman saya di luar sana. Di sini, jika kita berpapasan dengan karyawan lain mereka saling berjabat tangan, saling mengucapkan salam dan saling mendoakan. Jika dengan karyawatinya cukup dengan senyum dan salam. Pakaian yang digunakan pun sangat sopan sesuai faedah Islam. Setiap Jumat pagi diadakan pengajian rutin untuk karyawan karyawatinya. Diharuskan untuk sholat berjamaah saat waktu sholat tiba. Membiasakan karyawan untuk infaq dan shodakoh. Dari kebiasaan itu, saya pun ikut melakukan hal tersebut yang dimana jarang sekali saya lakukan. Lama-kelamaan saya mulai mengenal apa itu Muhammadiyah dan sayapun mulai tertarik dengan Muhammadiyah. [] 183 []
23 Kisah Nyata
Saya mulai belajar Muhammadiyah tentang sejarahnya, tentang bacaan sholatnya, tentang wudlu yang benar dan mana hal-hal yang benar sesuai al quran dan as sunnah. Tidak hanya itu, karena sangat bergembiranya, apa yang saya dapat di RSU PKU Muhammadiyah saya bagikan kepada keluarga di rumah. Karena perubahan sikap dan perilaku saya yang semakin baik, nyatanya ibu saya juga dapat merasakan dampak baiknya juga. Yang dulunya berkerudung hanya saat bepergian jauh dan ala kadarnya saja, sekarang mulai membenarkan cara berkerudung yang benar sesuai Islam dan diterapkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Setahun sudah saya sekarang bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Kalau tidak ada rasa cinta kepada Muhammadiyah saya tidak akan mungkin dari pegawai PKWT diterima menjadi pegawai kontrak, yang dimana menjadi karyawan kontrak tersebut di tes kembali tentang ilmu kemuhammadiyahannya. Dan tesnya pun cukup sulit bagi orang awam seperti saya ini. Kemantapan saya dengan Muhammadiyah semakin besar setelah bertemu Bapak Jamaludin Ahmad, Psi. selaku salah satu Direksi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Di sana, saat tes bersama direksi, saya diberi banyak masukan dan arahandari beliau, bagimana menjadi warga Muhammadiyah yang benar. Diarahkan untuk mengaji yang benar di mana, diarahkan bagaimana cara masuk organisasi Muhaamdiyah yang cocok untuk saya dan masih banyak lagi ilmu yang beliau berikan kepada saya. [] 184 []
Cermin Kehidupan
Hidup saya berubah semenjak mengenal Muhammadiyah dan bergaul dengan warga Muhammadiyah. Akhirnya, kebiasaan lama yang banyak mudharatnya sekarang sudah dapat saya tinggalkan dengan mudahnya. Dengan ini kita dapat menyimpulkan bahwa pergaulan yang benar akan membawa dampak yang benar juga. Berkumpullah dengan orang sholeh maka kurang lebih kamupun seperti itu juga dan sebaliknya. Jangan takut untuk berubah menjadi lebih baik. Mulailah untuk berhijrah menjadi lebih baik sekarang juga, karena kematian tidak menunggu taubatmu. Jangan sampai mati sebelum kita bertaubat kepada Allah. Semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amin amin amin, ya robbal’alaimin.
[] 185 []
23 Kisah Nyata
JIWA-JIWA YANG DAMAI Bismillahirrohmaanirrohiim.... Banyak peristiwa di sekitar kita yang bisa kita petik hikmahnya, agar kita tersadar tentang makna kehidupan. Apa yang aku tuliskan ini adalah kisah nyata.... Kisah seorang kakek yang begitu ikhlas dan tenang menghadapi cobaannya. Terjadi beberapa waktu yang lalu, yang saya alami sendiri....
S
ebuah kisah yang bisa membangunkan jiwa kita yang terlalu lama terlelap dalam ketidakpedulian.... Adalah seorang lelaki yang telah renta.. Usia sekitar 80th. Kala itu dia jatuh sakit, dan sakit kali ini menyerang tubuh rentanya lebih parah dari sakit sebelumnya. Jantungnya membengkak dan paru-parunya mengalami infeksi yang cukup parah...
OLEH: LAILA MEI DIAWATI
[] 186 []
Cermin Kehidupan
Nafasnya tersengal-sengal, hingga kakek itu nampak sangat lelah dan lemah. Karena tidak cukupnya kadar oksigen dalam tubuhnya, sehingga tubuh rentanya nampak pucat dan membiru... Tekanan darah ikut turun. Akhirnya, kakek renta itupun harus dibantu pernafasannya dengan mesin bantuan untuk bernafas, dalam bahasa medis alat itu disebut ventilator. Perlahan-lahan pucat wajahnya mulai menghilang... Walaupun masih sangat lemah...dan menahan betapa sakit yang dideritanya, belum lagi ditambah berbagai macam alat-alat medis yang harus disandangnya... Sang Kakek tetap berusaha untuk tersenyum...... Dan Subhanallah, kakek itu tetap menjalankan ibadah sholat wajib dalam segala keterbatasannya. Begitu mendengar suara adzan, sang kakek langsung berwudlu... Tidak hanya itu yang membuat hatiku tersentuh... (seraya kupandangi wajah sang kakek). Karena ternyata kakek itupun begitu tenang, ikhlas dan sabar menerima kondisinya. Hal ini nampak dari sikap dan komunikasi kami, walaupun hanya dengan bahasa isyarat. Kakek begitu taat menuruti nasehat2 dari perawat dan dokter yang merawatnya.. Dia begitu kooperatif dengan tindakan yang dilakukan perawat. Begitu pula anak2 beliau yang juga begitu sabar dan sayang terhadapnya. Namun, dari waktu ke waktu, tubuhnya tetap makin melemah..... Hingga hanya kalimat “Allah...Allah...Allah....” yang masih mampu dia sebut dari bibirnya yang pucat. Sampailah pada [] 187 []
23 Kisah Nyata
waktunya.... Allahpun memanggilnya. Innalillahiwainnailaihirooji’uun...” Kami begitu terharu akan kepergiannya yang begitu damai, tanpa ada nampak rasa kesakitan dalam dirinya. Wajah yang begitu tenang dan damai..... Sejenak setelah aku terhipnotis dengan kejadian itu.... Akupun penasaran, rasa ingin tahuku begitu dalam. Apa yang membuat kakek begitu tenang menghadapi sakit dan kematiannya. Tanpa menunggu lama, setelah selesai membereskan jenazah sang kakek, lalu akupun bertanya kepada salah satu anak dari almarhum kakek... “Bu, kakek selama sakit dan dirawat ini begitu tenang tanpa emosi sedikitpun, bagaimana kehidupannya dahulu?”. Kemudian anak dari almarhum pun menjawab,” Bapak itu tidak pernah lepas dari sholat berjama’ah. Walaupun sudah sulit berjalan.... Kalau tidak dimasjid, ya dirumah sama ibu saya. Dan beliau tidak pernah lepas dari berdzikir...”. Aku tertegun dalam diam (dalam hatiku... Ya Allah, ampunilah hambaMu yang masih jauh dariMu). Betapa aku sangat terkesan dengan kebiasaan yang almarhum lakukan semasa hidupnya. Sudah renta... tetap istiqomah menjalankan perintah Allah... Sholat berjama’ah di masjid. Aku pun tersadar dan merenungi diri sendiri, sholatku masih sering tidak tepat waktu, jama’ah juga tidak setiap sholat lima waktu. Dan juga sholatku belum bisa khusyuk.... [] 188 []
Cermin Kehidupan
Ya Allah... Ampunilah hambaMu ini, yang masih jauh dari sempurnanya sholat... Astaghfirullahal’aadziim.... Yang ketika tiba waktu sholat, terdengar suara adzan masih sibuk mengerjakan urusan duniawi.... Yang masih nanti dan nanti untuk menunaikan kewajiban sholat.... Sedangkan, diri ini masih sering merasa takut dan khawatir akan kehidupan yang akan datang.... Hati yang kemrungsung..., kurang bersyukur, kurang ikhlas menerima semua telah Engkau tentukan, Ya Allah.... Padahal dengan sholat kita akan lebih tenang dan damai menjalani kehidupan ini.... Sholat yang sebenar-benarnya sholat.... Subhanallah.... Astaghfirullahal’aadziim....... Bantul, 2016
[] 189 []
23 Kisah Nyata
BISNIS ONLINE SEORANG PERAWAT KAMAR BEDAH Kisah ini berawal ketika saya baru saja bergabung di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yaitu sekitar tahun 2003 yang lalu. Pada saat itu status ke karyawanan saya masih “Karyawan Magang”. Sesuai Surat Keputusan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul gaji untuk seorang Karyawan Magang masih jauh dari Upah Minimal Regional (UMR) Kabupaten Bantul. Walaupun dengan gaji di bawah UMR, saya tetap semangat menjalani pekerjaan sebagai seorang perawat di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Namun, dengan gaji seperti itu, membuat saya harus berfikir kreatif untuk melakukan sesuatu
MUKHTARIFIN, AMK. PERAWAT KAMAR BEDAH RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL”
[] 190 []
Cermin Kehidupan
yang dapat menghasilkan uang? Pada waktu itu saya ingin melakukan pekerjaan sampingan (freelence) yang tidak mengganggu pekerjaan saya di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Saya mencoba mencari informasi lewat surat kabar atau bertanya dengan teman-teman, dengan harapan saya mendapatkan informasi yang saya butuhkan. Bisnis Google Adsense Dan akhirnya suatu ketika saya membaca iklan di kolom iklan kecik di Koran Kedaulatan Rakyat (KR) yang isinya “menawarkan bisnis online Google Adsense”. Saya berfikir mungkin informasi ini yang sesuai dengan keinginan saya. Akhirnya saya mencoba menghubungi kontak person pemasang iklan, ternyata setelah saya konfirmasi pemasang iklan ini berkenan membimbing bagaimana memulai bisnis online Google Adsense, walaupun dengan tarif sekitar 100.000,-/pertemuan. Setelah saya pertimbangkan akhirnya tekadku sudah bulat, saya akan belajar bisnis online Google Adsense. Alkhasil, saya akhirnya mengikuti bimbingan mengenai Google Adsense. Saya mengikuti bimbingan bisnis ini sekitar 2 jam langsung praktek lewat internet. Setelah selesai bimbingan saya mencoba untuk menerapkan ilmu yang saya dapatkan. Dimulai dari pembuatan website dengan domain yang gratisan (blogspot) saya mencoba menekuni bisnis Google Adsense yaitu suatu bisnis periklanan yang dikelola oleh Google. Dalam bisnis ini kita disebut sebagai “Publisher”. [] 191 []
23 Kisah Nyata
Hari berganti hari, bulan berganti bulan akhirnya kurang lebih 4 bulan, account Google Adsense saya sudah terisi dollar yang berjumlah $100 US. Saya mendapat $100 US dari Bisnis Google Adsense seakan tidak percaya, apakah uang ini dapat dicairkan? Pada waktu itu pihak perusahaan Google menggunakan pembayaran dengan CEK. Setelah saya mendapat Cek dengan nominal $100 US saya langsung mencairkan di bank. Alhasil cek itu ternyata dapat dicairkan. Setelah itu saya jadi lebih semangat untuk menekuni bisnis ini. Saya terus berusaha secara otodidak mendesain website agar lebih menarik dan banyak pengunjungnya (visitor), karena bisnis Google Adsense ini sangat tergantung dari website kita, semakin banyak website kita dikunjungi oleh para netter semakin besar pula peluang penghasilan kita. Alhamdullillah dari bisnis ini saya pernah mendapatkan $ 1000 US/ bulan (kalau dirupiahkan sekitar Rp. 10.000.000). Namun, sayang bisnis ini ternyata tidak selamanya mulus, saya hanya dapat menikmati penghasilan dari Google hanya sekitar 3 tahun, setelah itu entah mengapa penghasilan lewat bisnis ini turun dratis. Bisnis Alat Kesehatan Online Setelah bisnis Google Adsense sudah tidak menjanjikan lagi, saya kemudian hijrah ke bisnis jual beli Online. Dan barang yang saya tawarkan adalah Alat kesehatan (Alkes). Awalnya saya bekerjasama dengan rekan saya yang sudah lama berkecimpung di bisnis alkes. Dan pertama kali saya [] 192 []
Cermin Kehidupan
memasarkan Alkes ini lewat situs jual beli online Kaskus.co.id. Ternyata setelah saya pasang iklan di Kaskus respon pasar sangat bagus, hanya beberapa bulan saya pasang iklan di Kaskus tersebuat saya langsung mendapatkan Order Alkes Paket Kamar Operasi untuk dua tempat yaitu klinik di Makassar. Ternyata keuntungan bisnis alkes online ini melebihi Google Adsense. Setelah saya belajar dari rekan saya yang sudah lama berkecimpung di bisnis alkes, kemudian saya memutuskan untuk berdiri sendiri menjalankan bisnis alkes ini. Sampai akhirnya saya mendirikan perusahaan sendiri dengan nama CV Bintang Laut Alkesindo yang beralamat di Nglebak RT 9, Dagaran, Palbapang, Bantul, Yogyakarta. Dengan modal awal hanya Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) inilah saya menjalankan bisnis ini. Untuk system pemasarannya kami menggunakan website dan memanfaatkan situs social media seperti facebook dan bbm marketing. Kami mempunyai 7 orang marketing freelence yang berada di daerah Pekan Baru, Sragen, Kebumen, Purwokerto, Tegal dan Bantul. Customer kami sudah tersebar di wilayah Jawa dan luar Jawa seperti : Klinik Permata Hati (Jambi), Klinik Budi Mulia (Gombong), RSU Purwogondo (Gombong), Klinik Cideng (Cirebon), Klinik dr. Nursiah ( Makassar), Klinik dr Aisyah dan dr Nining (Kaltim), RS Annisa (Padang), RSU Grand Medika (Medan), Klinik dr Mansyah (Kaltim), RS Sansani (Pekan Baru), RSU Bina Kasih (Pekan Baru), Klinik HTM (Oku Timur, Sumsel) dan lain-lain. [] 193 []
23 Kisah Nyata
Alhamdulillah, sampai saat ini CV Bintang Laut Alkesindo sudah mengembangkan bisnisnya menjadi 3 Divisi yaitu: 1. Divisi Alat Kesehatan 2. Divisi Software Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) 3. Divisi Desain Website Dalam menjalankan bisnis alkes ini, kami disupport oleh beberapa importer yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan Surabaya. Dengan menggunakan 3 (tiga) website yaitu : www.bintanglaut-alkesindo.com, www.pelatihanestetika.com dan www.pelatihanusgdokter.com serta facebook marketing (Alat Kesehatan Murah) inilah kami memasarkan produk kami ke seluruh wilayah Indonesia. Demikianlah sekilas informasi mengenai bisnis online yang saya jalankan. Setiap orang pasti ingin mempunyai penghasilan yang layak sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap orang pasti mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dirinya, ambillah peluang di sekitar kita. Apapun profesi kita, lakukanlah sesuatu agar kehidupan kita lebih baik dan layak. “Peluang yang sama tidak akan datang dua kali”. Pandai-pandailah menangkap peluang untuk mewujudkan sebuah cita-cita. Tetap Semangat, Salam Sukses.
[] 194 []
Cermin Kehidupan
MATEMATIKA SEDEKAH
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). [QS. Al An’am:160.] Kuterobos jalanan yang basah karena gerimis sepanjang hari. Jam tangan ku menunjukkan pukul 17.05 WIB. Sudah terlambat 5 menit. Aku harus menjemput Ayu tepat waktu. Sebentar lagi maghrib, sedangkan aku belum mempersiapkan
Oleh: Zusnita Agustina, S.Kep., Ners.
[] 195 []
23 Kisah Nyata
makan untuk berbuka. Aku ingin saat berbuka, makanan sudah siap di meja. Saat-saat seperti itulah yang tidak bisa terlupakan. Anak-anak sangat lahap mencicipi menu buka puasanya. Langit semakin mendung, ditambah hari yang menjelang malam. Sesampainya di tempat les, Ayu sudah menunggu di depan pintu dengan tidak sabar. Setelah melihatku, segera dia keluar dan memakai helm. “Mama koq lama jemputnya? Kenapa gak pake mantol? Jaket mama jadi basah kan?,” kata Ayu. “Iya, maaf ya tadi ada perlu jadi mama mampir ke toko di depan sebentar. Ini cuma gerimis koq, males mau pake mantol,” jawabku. “Mama bawa uang gak? Aku mau foto kopi sekalian,” tanya Ayu. “Iya bawa di saku jaket. Itu ada foto copi. Sekalian aja biar nanti gak usah mampir-mampir lagi,” jawabku sambil memberikan mengeluarkan uang ribuan dari dompet. “Iya Ma,” jawab Ayu. Ayu berjalan menuju tempat foto copian. Selang beberapa menit, dia menuju ke arahku . Ayu berkata, “Ayo Ma, pulang.” Gerimis semakin deras, segera kulaju motorku lebih cepat agar lebih cepat sampai ke rumah. Di tengah terdengar suara “ bluk”. Dan aku menoleh sebentar, dan tidak ada apa-apa. Aku pacu kendaraanku lagi tanpa memperdulikan lagi suara itu. [] 196 []
Cermin Kehidupan
Tak berapa lama, kita berdua sampai di rumah dengan kondisi jaketku basah kuyup terkena air hujan sepanjang perjalanan. Saat aku lepaskan jaket, aku merasa ada yang aneh. Kenapa jaket ini tidak berat ya. Aku cek saku jaket ku, ternyata dompetku sudah tidak ada. “Ayu, liat jdompet mama gak?,” tanyaku. “Enggak Ma, emang kenapa?,” jawab Ayu. “Koq di jaket gak ada, jangan-jangan suara “bluk” tadi suara dompet jatuh?,” kataku panik. Aku membolak-balikkan jaket, merogoh saku kanan dan kiri. Tapi yang kucari tidak kutemukan. “Yaah, Mama gak hati-hati? Ada uangnya gak?,” tanya Ayu. “Uang ada tapi cuma sedikit, yang penting itu suratsuratnya. STNK, SIM, kartu ATM, KTP dan lain-lain. Itu ngurusnya bisa lama. Aduuhh, gimana nih?” jawabku. Aku menuju ke motorku yang sudah di parker di halaman rumah. “Mama mau balik lagi menyusuri jalan yang tadi kita lalui, siapa tahu masih ada, toh hujan gak berhenti dari tadi, siapa tahu gak banyak orang lihat,” kataku lebih bersemangat. Aku telusuri jalan yang baru beberapa menit itu kulewati. Sambil mataku sesekali melihat ke sebalah kiri dan kanan untuk mencari obyek kecil berwarna merah. Usahaku sia-sia. Aku tidak menemukan dompet kesayanganku. Aku baru ingat ada anting-antingku juga di dalamnya. Rencananya mau aku tukar dengan yang baru, tapi sekarang raib tak berbekas. Aku cemas dompetku tidak bisa kembali. Bagaimana tidak, KTP, SIM dan kartu lain memakai alamat Kulonprogo. [] 197 []
23 Kisah Nyata
Sedangkan aku tinggal di Bantul. Apakah ada yang mau mengantar ke Kulonprogo? Itu mustahil. Aku hanya bisa pasrah. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada hambaNya yang berserah diri. Waktu cepat berlalu, sudah 3 hari tidak ada kabar ditemukannya dompet merahku. Hari ini hari minggu aku piket sore. Giliran jaga di poli umum. Sepi tidak seperti hari lainnya padat. Hari ini terasa banget sepinya. Mungkin karena baru pukul 15.00 WIB. Setelah sholat Ashar, aku melanjutkan beres-beres ruang tindakan. Tiba-tiba ada telephon berdering. “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokaatuh, dengan Zusnita ada yang bisa saya bantu?” “Wa’alaikumussalam, mbak Nita ini ada bapak-bapak nyari njenengan. Katanya nmenemukan dompet atas nama mbak Nita di deket rumahnya.” Jawab penelepon. “Oh iya mas, disuruh ke poli aja nanti biar ketemu sama saya, Makasih ya mas. Assalamu’alaikum”, jawabku sambil menutup telepon. Bergegas aku keluar dar ruangan, terlihat ada bapak-bapak setengah baya memakai peci kumal berjalan kearahku. “Bapak yang menemukan dompet bukan?” tanyaku sambil tersenyum. “Iya mbak, Ini Mbak Zusnita ya?” tanya bapak tadi. “Iya Pak, saya Zusnita, silahkan duduk, Pak.” Aku mempersilahkan bapak tadi duduk di kursi tunggu di ruang tunggu poliklinik. “Mohon maaf, Bapak namanya siapa? rumahnya mana?” [] 198 []
Cermin Kehidupan
tanyaku. “Bapak Jazwadi, Mbak, rumahku di daerah pertigaan Cepit, Mbak. Kebetulan kemarin pas lewat koq ada beberapa remaja baru berebutan dompet. Mereka membuka dompet dan mengambil isinya. Setelah itu dompet dibuang dipinggir jalan. Pas bapak tanya koq uangnya diambil to? Kasihan yang punya nanti. Mereka hanya berlalu tanpa memperdulikanku, Mbak. Ya aku ambil saja dompetnya. Setelah aku cek ternyata tidak ada alamat Bantul. Hanya plastik obat ini yang ada logo RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Makanya saya kemari. Saya berfikir, pasti ada informasi tentang pemilik dompet ini. Dan Alhamdulillah ternyata bisa ketemu.” “Terima kasih ya, Pak, atas bantuan Bapak, dompet saya bisa kembali. Yang terpenting surat-surat dan anting ini,” kataku sambil memegang antingku yang sudah patah yang aku bungkus dengan plastik logo RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Plastik logo ini sudah agak pudar. Tapi ternyata malah menjadi petunjuk buat Bapak Jazwadi untuk mengembalikan dompet merahku. Setelah berbincang-bincang sebentar, Bapak Jazwadi berpamitan pulang. Aku menyalami bapak Jazwadi dengan memberikan uang limapuluh ribuan dua lembar. “Mbak, saya gak ada pamrih koq memberikan dompet ini,” kata Bapak Jazwadi sambil mundur satu langkah. “Bapak, saya ikhlas memberikan ini, jangan dilihat jumlahnya, ini sebagai ujud terima kasih saya karena Bapak sudah menemukan dompet saya,“ Kataku sambil memberikan amplop [] 199 []
23 Kisah Nyata
uang tadi. Akhirnya Bapak Jazwadi mau menerima. Pak Jazwadi berpamitan pulang, akupun mengantarkan sampai ke pintu koridor utama. Sambil mengucapkan salam, Pak Jazwadi meninggalkan RS PKU Muhammadiyah Bantul. Aku lega. Dompetku sudah ketemu. Dompet merahku. Dompet kesayanganku. Aktifitas sore ini tak berbeda dengan awal shift tadi, pasien satu persatu datang, satu persatu pulang. Tak ada kesibukan yang berarti. Waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB. Suami dan anakku sudah menjemputku. “Mama, Aza belum makan. Aza pingin makan di restoran kemarin,” pinta Aza anakku yang paling kecil sendiri sambil memandangiku. “Iya, bentar lagi kita makan ya, nunggu pasien sepi,” jawabku ambil kucubit pipi cempluknya. “Asyiiiikkk”, Aza bersorak kegirangan. Setelah berpamitan untuk makan malam, kami keluar. Saat sampai di restoran yang dituju, mataku tertuju pada benda kotak berwarna putih. Itu adalah handphone keluaran terbaru. Kalau ditaksir harganya sekitar 6 jutaan. “Wah, ada handphone tertinggal nih,” pikirku. Terjadi diskusi antara aku dan suami. “Ini handphone siapa ya mas, pasti ada yang kelupaan. Gimana nih mo dikasihke ke siapa?’ tanyaku kebingungan. “Kayaknya handphone ini mahal harganya, ini kan keluaran terbaru. Gimana kalau aku ambil saja, aahh tapi kasihan yang punya. Pasti banyak informasi yang sangat penting di hape [] 200 []
Cermin Kehidupan
ini. Aku belum pernah punya handphone mahal. Pasti asyik dan keren kalau aku punya handphone ini.” Batinku berkecamuk antara mau mengembalikan atau mengambilnya. “Udah ditunggu aja, bentar lagi kan pasti ada yang nelpon handphon itu, langsung kita balikin aja,” tegas suamiku. Benar saja selang 15 menit, ada telepon masuk. “Jangan diangkat dulu, kalau memang dia nyari handphone ini, nanti mesti nelponnya berkali-kali.” Cegah suamiku. Telepon berdering sekitar 10x dengan nomor yang sama. Kemudian disusul dengan sms masuk. “Maaf, siapa yang menemukan handphone ini harap menghubungi nomor ini. Terima kasih”. Begitu bunyi sms tadi. Aku membalas sms itu, ”Iya, saya yang menemukan handphone ini. Kita ketemu sekarang atau besok pagi?’ balasku. Kemudian handphone itu berbunyi lagi. “Assalamu ’alaikum”, aku jawab telephone tadi. “Wa’alaikumussalam, Mbak, saya pemilik handphone yang Mbak temukan. Posisi Mbak sekarang dimana?” tanya penelepon. Suara itu seorang wanita setengah baya. “Masih di restoran bu, tapi dah selesai nih. Mau pulang. Tapi saya masih ke PKU dulu. Apakah ibu mau bertemu sekarang?,” jawabku. “Iya, Mbak, saya menuju restoran sekarang ya. Bisa nunggu sebentar?” tanya Ibu tadi. “Kita bertemu di RS PKU Muhammadiyah Bantul saja, Bu, kebetulan saya baru jaga sore. Saya tunggu sampai jam 20.30 WIB ya Bu, di Poliklinik,” jawabku. [] 201 []
23 Kisah Nyata
“Oke, saya segera meluncur ke PKU, Mbak, ditunggu ya. Assalamu’alaikum,” kata ibu tadi sambil menutup percakapan. Selang 10 menit, telephone bordering. Aku mengangkat telephone sambil berjalan keluar mencari seseorang yang sekiranya juga sedang melakukan panggilan. Belum juga diangkat telephon itu, mataku tertuju pada seorang ibu dengan membawa handphone beserta seorang gadis, yang aku kira itu adalah anaknya. “Ibu yang menelephon tadi?” tanyaku. “Iya, Mbak. Mbak yang menemukan handphone ya. Tadi handphone ada dimana? Soalnya tadi yang bawa anakku ini,” Si Ibu tadi menunjuk anak gadis yang ada disampingnya. “Tadi saya menemukan di restoran itu, saya berfikir kalau tidak diamankan, nanti bisa diambil orang yang tidak bertanggung jawab”, terangku. “Terima kasih, ya Mbak, sudah menemukan dan mengembalikan handphone ini. Saya sudah panik, karena semua data relasi ada di sini. Bisa kacau semuanya,” terang si Ibu. “Tadi itu handphone di pake anak saya buat main game, eh setelah selesai makan koq malah lupa gak dibawa pulang,” terang ibu lagi. Aku hanya tersenyum, mendengarkan cerita ibu tadi. “Ya udah, Mbak, ini ada sedikit uang tanda terima kasih karena udah menemukan handphone ini dan mengembalikannya. Jangan dilihat jumlahnya,” pinta si Ibu sambil memberikan lembaran uang ratusan ribu rupiah. “Ibu, saya ikhlas. Saya tidak mengharapkan imbalan apapun [] 202 []
Cermin Kehidupan
dari Ibu. Saya sudah senang bisa membantu. Demi Allah saya Ikhlas,” tegasku sambil mendorong tangan ibu menolak pemberian uang tersebut. Sedikit terjadi dorong-dorongan kecil antara tangan ibu dengan tanganku. Si Ibu berjalan menuju ke meja poliklinik sambil meletakkan uang tadi. Ibu itu langsung pergi sembari berkata, ”Mbak, tolong diterima ya, ini ujud terima kasih saya karena sudah dibantu”. Kemudian si Ibu setengah berlari menjauh takut kalau aku kejar. Aku bingung. Aku lihat beberapa pasang mata pasien menuju ke arah kami, mengamati apa yang terjadi. Ada seorang pasien berkata,” Udah mbak diterima saja, anggap itu rizki Mbak hari ini”. “Iya ya, Pak”, kataku sambil kebingungan antara mau mengejar si Ibu tadi sama meninggalkan uang yang tergeletak di meja. Kuambil uang yang berserakan di meja tadi. Saat aku lihat ke depan, si Ibu dan anak gadisnya sudah tidak terlihat. Aku menuju ruangan poliklinik yang sepi. Antara bingung dan bahagia. Aku mendapat rizki yang tidak terduga. Dompet sudah ketemu dan beberapa lembar uang ratusan. Setelah aku hitung, ternyata tepat sepuluh kalinya uang yang aku berikan kepada Bapak Jazwadi tadi siang. Aku berfikir, apakah karena aku sudah memberikan uang kepada Bapak Jazwadi tadi dengan ikhlas maka Allah akan melipatgandakan uang tadi lewat Ibu tadi. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di pikiranku yang muncul [] 203 []
23 Kisah Nyata
mengkaitkan dua peristiwa hari ini. Aku teringat dengan kalimat seorang ustadz terkenal saat memberikan tausiyah di salah satu televisi. Ustadz ini menjelaskan tentang Matematika sedekah. Rupanya ini yang sedang aku alami. Alhamdulillah segala puji bagi Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang umatnya.
[] 204 []
Cermin Kehidupan
SENTUHAN SPESIAL UNTUK SI BUAH HATI SPESIAL
D
ikisahkan bahwa pasien ini terlahir sebelas tahun yang lalu di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, tepatnya tanggal 26 Februari 2005. Sebut saja namanya Syafa, lahir dengan asfiksia berat dirawat oleh dr. Sasmito Nugroho, Sp.A. Syafa mengalami kejang sejak lahir dan dinyatakan boleh rawat jalan setelah 10 hari dirawat inap. Saat Syafa berumur 45 hari, ia ditemukan kelainan yaitu terjadi overlapping tulang kepala yang dikenal dengan cranio sinartrosis. Dokter anak menyampaikan hasil pemeriksaan kepada orang tua Syafa dan mengatakan bahwa Syafa harus dirujuk ke bagian bedah syaraf di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta karena kondisi Syafa yang harus menjalani pembedahan.
OLEH: ZULAIKHAH, AMK. BAGIAN POLIKLINIK
[] 205 []
23 Kisah Nyata
Kedua orang tua Syafa sangat kaget, terutama ibunda Syafa yang hanya dapat meneteskan air mata mendengar informasi tersebut. Sementara, ayah Syafa terlihat selalu memberi dukungan kepada istrinya agar selalu bersabar menerima ketentuan Allah SWT terhadap buah hatinya. Saat menjalani pemeriksaan di Poliklinik Bedah Syaraf RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Syafa didiagnosis mengalami cerebral palsy atau kelumpuhan otak, menjalani pembedahan dan dirawat inap selama 5 hari. Menjalani hari-hari merawat buah hati dengan kondisi yang lemah dan tumbuh kembang yang terganggu tentu membutuhkan kesabaran yang berlipat. Saat berusia 4 bulan, kondisi Syafa mulai tampak tidak sesuai dengan tumbuh kembang bayi seusianya. Usia 3 bulan ia sudah bisa tengkurap, namun saat 4 bulan ia hanya bisa telentang, kedua tangan kaku (spasme) dan selalu mengepal. Lalu Syafa disarankan untuk mengikuti program Fisioterapi di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta oleh dokter anak. Syafa juga diketahui menderita gangguan penglihatan dan pendengaran setelah dilakukan pemeriksaan mata dan tes BERRA (tes pendengaran). Setelah mengetahui bahwa Syafa mengalami banyak gangguan dan keterlambatan tumbuh kembang, orang tuanya bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi kesehatan buah hatinya. Segala upaya ditempuh, dengan dana seadanya, Syafa menjalani banyak pemeriksaan dan terapi di beberapa klinik dan rumah sakit. [] 206 []
Cermin Kehidupan
Berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun menjalani berbagai macam terapi (fisioterapi, okupasi terapi dan terapi wicara) kadang mendatangkan kejenuhan bagi orang tua Syafa karena hasilnya seperti tak bermakna, kondisi Syafa terlihat sama saja. Namun, semangat orang tua Syafa kembali ketika Syafa bisa berjalan di usia 3 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan prediksi dokter Rehabilitasi Medik yang mengatakan bahwa sesuai teori Syafa akan bisa berjalan kurang lebih pada usia 7 tahun. Allah SWT berkehendak lain, manusia hanya harus terus berusaha dan Allah yang akan menentukan hasilnya. Singkat cerita, dari berbagai perjalanan panjang menjalani proses terapi, diperlukan sentuhan dan pengasuhan yang spesial untuk Syafa. Dalam artikel ini, ibu Syafa akan memberikan sedikit tips kepada pembaca tentang cara mengasuh anak berkebutuhan khusus dengan cerebral palsy. 1. Membuat Jadwal Fisioterapi di Rumah Bagi orang tua yang bekerja di luar rumah, jadwal ini bisa menjadi panduan dan evaluasi perkembangan buah hati. Hal ini bisa menjadi pengingat untuk mengontrol diri dan mengantisipasi lupa. Ayah dan Ibu juga harus konsisten dengan jadwal yang telah di buat dan memberikan terapi kepada anaknya di rumah dengan meniru terapi yang telah di dapat dari ahli fisioterapi. Fisioterapi di rumah sangat efektif dilakukan karena anak bisa rileks jika di rumah bersama orang tua, jadwal bisa dibuat sesuai kebutuhan. [] 207 []
23 Kisah Nyata
Contoh jadwal dalam satu bulan adalah sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4 5. 6.
Jenis Terapi Melatih tengkurap mengelus kepala melatih ongkok-ongkok memijit, meluruskankan kaki dan tangan melatih tangan memegang bola dll...sesuai kasus anak
2. Mengikuti Terapi di Pelayanan Kesehatan Syafa mengalami banyak keterlambatan perkembangan dan gangguan indera. Ia mulai menjalani terapi sejak usia 7 bulan di RSUP dr. Sardjito, Rizki Amalia Medika, RSU PKU Muhammadiyah Bantul, RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dan klinik-klinik yang lain. 3. Bergabung di Komunitas Cerebral Palsy Manfaatnya sangat banyak karena kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman. Bisa membesarkan hati karena ternyata banyak juga orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus seperti cerebral palsy. Selain itu, kita juga bisa mendapatkan ilmu terbaru dari mengikuti komunitas tersebut. 4. Anak Berkebutuhan Khusus Harus Sekolah Syafa saat ini duduk di kelas empat SLB Bhakti Wiyata di Kulon Progo. Banyak yang didapatkan di sekolah, sosialisasi anak semakin baik, walaupun membutuhkan perjuangan dan [] 208 []
Cermin Kehidupan
pengorbanan baik waktu, tenaga, pikiran dan dana. Awalnya Syafa penakut, selalu menangis, tidak mau masuk kelas dan harus ditunggu. Proses adaptasi memakan waktu 2 tahun. Masih ada orang tua yang malu dan enggan menyekolahkan anaknya di SLB. Kondisi ini justru akan membebani orang tua kelak. Target sekolah bagi anak berbeda-beda sesuai kasusnya. Setidaknya, anak akan diajari mandiri, tidak merepotkan orang lain dan banyak yang berkiprah di masyarakat sebagaimana anak pada umumnya. Antar wali murid juga bisa saling berbagi ilmu dan pengalaman, juga bertambah silaturahminya dengan bapak/ibu guru. Ketika anak berkebutuhan khusus dibiarkan di rumah dan di asuh tanpa ilmu, maka kondisi anak akan bertambah buruk dan dapat menjadikan beban bagi orang tua di masyarakat. 5. Melibatkan Saudara (Adik dan Kakak) Syafa bersama adik-adiknya selalu bermain dan belajar bersama, walaupun dalam prosesnya banyak konflik dan membutuhkan kesabaran orang tua. Pernah suatu saat adiknya minta diceboki (umur 5 tahun) saat selesai BAB. Namun ibu Syafa menolak menceboki, karena Syifa sudah bisa cebok sendiri. Syifa pun berkata kepada ibunya, “Mas Syafa saja sudah besar, kok masih diceboki?” Lantas ibu Syafa menjawab, “Mas itu sakit, sehingga belum bisa cebok sendiri, harus diceboki ibu.”
[] 209 []
23 Kisah Nyata
6. Mengikuti Forum-forum Ilmiah dan Banyak Membaca Buku Syafa sudah bisa membaca (Alhamdulillah...), walau belum lancar sekali karena ada gangguan penglihatan dan belum memakai kacamata. Metode yang dipakai orang tua Syafa untuk mengajari membaca adalah metode Glann Doman, yaitu teknik cepat membaca bagi anak yang bisa diterapkan untuk anak berkebutuhan khusus sejak usia 1,5 tahun. Caranya dengan membuat kartu-kartu yang ditulis kata-kata sederhana, yang sering dilihat anak mulai dari meja, kursi, ayah, ibu, adik, kakak, anggota tubuh dan lain sebagainya. Demikian tulisan singkat ini saya sampaikan, semoga bisa menjadi tambahan ilmu bagi kita semua khususnya pemerhati dan orang tua anak berkebutuhan khusus dengan cerebral palsy. Jika ingin saling berbagi dapat menghubungi ibu Syafa di nomor 085103029036. Semoga bermanfaat.
[] 210 []
Cermin Kehidupan
NIKMATNYA BERSYUKUR DAN SALING MEMULIAKAN Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan spiritual, intelektual, fisik biologis, maupun kehidupan individual dan sosial dalam berbagai bidang. Seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji seperti potensial, aktif, dinamis, produktif atau profesional, semata-mata karena prestasi kerjanya. Dalam dunia kerja pasti ada suatu hal yang kadang tidak kita sadari yaitu waktu dan “Gaji” yang kita peroleh. Dalam sebuah dunia kerja kita pasti membutuhkan waktu untuk melakukan semuanya dan setelahnya pasti kita akan menerima gaji. Tapi jangan selalu berfikir gaji yang kita terima itu harus selalu dibayar dengan uang karena dalam hal lain
Istiqomah Nur’Aini S.Kep., Ns. Bangsal Al-Insan RSU PKU Muhammadiyah Bantul
[] 211 []
23 Kisah Nyata
kita juga bisa mendapatkan gaji untuk bekal kita di akhir nanti yaitu pahala asalkan kita selalu ikhlas melakukan sesuatu. Kadang kita sebagai manusia tidak menyadari akan hal itu. Dunia kerja pasti ada sebuah tantangan dan beban kerja yang berat, tapi bagaimana kita menyikapi itu semua tergantung dari diri dan kepribadian masing-masing. Misalkan saja kita bekerja di sebuah rumah sakit yang pasiennya akan selalu ramai baik yang rawat inap maupun rawat jalan dengan berbagai macam penyakit dan komplain itu menjadikan beban kerja kita menjadi berat jika tidak didampingi dengan keikhlasan dan tujuan kerja kita. Pekerjaan cleaning service merupakan pekerjaan yang dianggap oleh sebagaian orang termasuk pekerjaan rendahan dan hampir semua orang jika ditanya “Mau kerja apa?” pasti jawabannya tidak ada yang mau menjadi cleaning service. Sebagai contoh, sepasang suami istri (Bp. UT dan Ibu SM) yang bekerja sebagai cleaning service di RS PKU Muhammadiyah Bantul sering terlihat tersenyum pada saat berpapasan dengan pasien, teman kerja atau yang lainnya. Beban kerja mereka juga banyak misalnya saja memberhkan atap-atap gedung, lantai yang kotor dan berhubungan dengan infeksi juga. Padahal jika dilihat dari segi pendapatan yang mereka hasilkan adalah di bawah 1 juta rupiah dengan kebutuhan yang tidak sedikit. Seperti halnya sepasang cleaning service mereka berangkat dulu hanya dengan menggunakan sepeda harus bekerja demi mendapatkan penghasilan untuk keluarganya, menyekolahkan [] 212 []
Cermin Kehidupan
anak-anaknya, kadang-kadang penghasilan yang didapatkan pun tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya tapi mereka tetap berusaha, menjalankan tugasnya dengan tenang, senyum, keikhlasan dan perjuangan, sehingga waktu yang mereka gunakan tidak akan pernah sia-sia. Sedangkan kita sebagai perawat yang gajinya jelas-jelas di atas 1 juta rupiah selalu saja merasa kurang, dan apa yang kita kerjakan itu tidak maksimal, sering marah-marah, sering bergosip, sering membuang waktu dan itu semua menyebabkan kita menjadi banyak komplainan dari pasien atau keluarganya. Jika kita lihat para CS biasanya bekerja kesana kemari dengan keringat bercucuran kadang belum sempat duduk untuk beristirahat sejenak saja sudah di panggil kemana-mana, merekapun hanya mengiyakan saja. Sedangkan kita sebagai perawat kurang bersyukur dengan apa yang kita peroleh, kita masih bisa duduk untuk beristirahat tapi masih aja sering menjadikan “beban kerja” sebagai alas an untuk kita seenaknya sendiri. Beban kerja ini bisa kita sikapi dengan baik asalkan kita selalu ikhlas. Seharusnya kita berfikir “apa yang sudah kita peroleh pada hari itu saat kita bekerja?”. Sempat saya bertanya pada salah satu CS yang ada di RS PKU Bantul “Berapa gaji yang anda dapatkan disini?” “dibawah 1 juta rupiah” itu jawaban yang dilontarkannya. Padahal mereka selalu tersenyum saat bekerja, bercanda gurau meskipun mereka berkeringat. Saya selalu berfikir kenapa mereka masih bisa tersenyum [] 213 []
23 Kisah Nyata
saat bekerja padahal gaji yang mereka dapatkan lebih sedikit dibandingkan staf rumah sakit lain. Tapi yang mereka inginkan ternyata bukan hanya gaji tapi juga pahala, keikhlasan dan kebahagiaan saat mereka bekerja. Mensyukuri nikmat itu adalah hal yang bisa kita jadikan sebagai suatu tameng untuk diri jangan hanya suka mengeluh-dan mengeluh tanpa usaha. Seandainya kita berfikir jika kita bekerja dalam kurun waktu 6-7 jam tapi yang kita kerjakan hanya marah-marah, menggerutu, gosip sana-sini kita hanya akan membuang waktu dan “gaji” yang besar untuk diri kita. Kita hanya akan meninggalkan sebuah waktu yang tidak bermanfaat sama sekali, kadang kala ada juga beberapa orang yang membedakan antar pasien dengan status jaminan sehingga bisa menjadikan kepuasan pelanggan menjadi turun. Seharusnya kita bisa berfikir waktu segitu bisa kita gunakan untuk hal yang lebih bermanfaat lagi, lebih baik dan optimal. Seperti halnya seorang CS yang selalu semangat, bersyukur dan menhargai waktu dengan beban kerja mereka yang seperti itu. Seharusnya kita selalu bisa bersemangat dan bekerja keras lagi untuk selalu menjadi yang baik dan bermanfaat. Dengan semangat yang tinggi kita bisa menjadikan beban kerja kita yang banyak menjadi lebih mudah, kadang kita karena beban kerja yang banyak jarang tersenyum kita bisa tersenyum saat bekerja meskipun beban kerja kita tinggi karena kita melakukannya dengan ikhlas dan saling membantu. Keuntungan atau pun kerugian manusia banyak ditentukan oleh sikapnya terhadap waktu. Sikap imani adalah sikap yang [] 214 []
Cermin Kehidupan
menghargai waktu sebagai karunia Ilahi yang wajib disyukuri. Hal ini dilakukan dengan cara mengisinya dengan amal solih, sekaligus waktu itu pun merupakan amanat yang tidak boleh disia-siakan. Sebaliknya, sikap ingkar adalah cenderung mengutuk waktu dan menyia-nyiakannya. Waktu adalah sumpah Allah dalam beberapa ayat kitab suci-Nya yang mengaitkannya dengan nasib baik atau buruk yang akan menimpa manusia, akibat tingkah lakunya sendiri. Jangan pernah selalu menunda-nunda semua pekerjaan karena itu akan mempersulit diri kita sendiri. Kesabaran itu adalah sesuatu yang kadang sulit untuk kita lakukan jika beban kerja yang kita miliki berat. Sering terdengar jawaban orang jika disarankan untuk lebih bersabar “sabar itu ada batasnya” kebanyakan orang sering menjawab seperti itu. Tapi ingat kesabaran itu tidak terbatas, sehingga seberat apapun beban kerja kita masih bisa di tangani menjadi lebih mudah karena kita tidak hanya sendiri tapi kita bersosial bukan berindividu. Dengan bersosial, kita bisa saling tolong menolong dan membantu untuk meningkatkan mutu pelayanan kita di rumah sakit meskipun dengan beban kerja yang sepereti itu. Sikap individualis dan pola senioritas yang masih digunakan itulah yang membuat beban kerja itu menjadi terasa berat padahal sebenarnya beban kerja itu hanya ringan. Seperti halnya sebagai seorang perawat yang sedang bertugas tiba-tiba ada banyak komplain dari pasien dan keluarganya seharusnya kita bisa mendengarkan apa saja yang mereka keluhkan karena [] 215 []
23 Kisah Nyata
komunikasi yang baik juga sangat diperlukan. Ketrampilan dan ilmu merupakan sesuatu yang tidak bisa dihilangkan dari peran kita sebagai staf rumah sakit. Suatu keterampilan yang sudah dimiliki dapat saja hilang, akibat meninggalkan latihan, padahal manfaatnya besar untuk masyarakat. Karena itu, melepas atau menterlantarkan ketrampilan tersebut termasuk perbuatan dosa. Konsep itqan memberikan penilaian lebih terhadap hasil pekerjaan yang sedikit atau terbatas, tetapi berkualitas, daripada output yang banyak, tetapi kurang bermutu. Seharusnya kita juga bisa memanfaatkan waktu kita dengan sebaikbaiknya untuk menambah pengetahuan, ketrampilan dan ilmu. Dalam dunia kerja, banyak beban kerja yang kita hadapi. Yang harus kita lakukan adalah menghargai waktu sebaik mungkin, jangan sampai menyia-nyiakan waktu dengan halhal yang tidak bermanfaat. Ikhlas dan bermanfaat dalam menjalani semuanya juga faktor penting yang menjadikan beban kerja kita menjadi lebih ringan. Selalu berkompetisi, update ilmu, bersyukur atas nikmat yang ada dan tolong-menolong. Yang terakhir adalah selalu semangat, berkomunikasi dengan baik, sabar dan bersyukur dengan apa yang kita peroleh. Jadilah perawat yang selalu bersyukur, menghargai waktu dan selalu bekerja keras dengan optimal. Jangan pernah berharap layanan yang kita berikan itu memuaskan jika kita tidak bisa bersyukur, menghargai waktu dan tujuan kita.{}
[] 216 []