BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang “Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiiki sifat-sifat yang abadi dengan memuat kebenarankebenaran hakiki yang selalu ada selama manusia masih ada” (Sumardjo dan Saini, 1991:9). Selanjutnya dikatakan oleh Taine (dalam Endraswara, 2008:17) “sastra tidak hanya sekedar karya yang bersifat imajinatif dan pribadi, tetapi dapat pula merupakan cerminan atau rekaman budaya, suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu dilahirkan”. Hal ini berarti setiap orang dapat melihat realitas sosial dalam sebuah karya sastra bahkan sebagian karya sastra menjadi representasi terhadap kebudayaan masyarakat tertentu. Uraian ini menunjukkan bahwa karya sastra
tidak lahir begitu saja. Ada proses yang mendorong
munculnya karya sastra dengan keberagaman tema dan aspek kehidupan masyarakat yaitu proses kreatif pengarang yang berusaha menciptakan karya yang dapat menggambarkan nilainilai didaktis dengan kreasi estetis yang menghibur. Semua hal yang terangkum dalam karya sastra tidak terlepas dari berbagai problematik yang dialami manusia baik secara pribadi maupun secara kolektif. Menanggapi dan menghadapi masalah-masalah tersebut manusia akan melakukan sebuah usaha atau perjuangan menentukan masa depan yang lebih baik berdasarkan imajinasi, perasaan, dan intuisinya. Dengan demikian, perjuangan panjang manusia dalam memaknai kehidupan akan selalu melekat dalam teks sastra. Disadari atau tidak karya sastra menjadi model bagi kehidupan pembaca. Setiap persoalan maupun gambaran hidup yang dialami tokoh dalam cerita akan menimbulkan permenungan atau refleksi bagi pembaca dalam menentukan sikap dan tindakannya dalam kehidupan bermasyarakat. Hal inilah yang menguatkan teori bahwa penelitian sastra merupakan penelitian tentang manusia dalam masyarakat atau lebih erat dengan istilah sosiologi.
Universitas Sumatera Utara
Roucek (dalam Soekanto 1990:20) mengatakan “sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. Struktur sosial yang dimaksud adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaedah sosial (norma-norma) lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial”. Sedangkan untuk menunjukkan hubungan Sosiologi
dan Sastra,
Ratna (2003:25) mengatakan: Sosiologi sastra adalah penelitian terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan keterlibatan struktur sosialnya, sehingga penelitian sosiologi sastra, baik dalam bentuk penelitian ilmiah maupun aplikasi praktis, dilakukan dengan cara mendeskripsikan, memahami, dan menjelaskan unsur-unsur karya sastra dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan struktur sosial yang terjadi di sekitarnya. Dua hal ini menjadi tidak terpisahkan, sastra yang merupakan hasil dari masyarakat juga merupakan produk untuk dikonsumsi masyarakat. Dengan demikian apa yang terkandung dalam karya sastra menjadi penting untuk diteliti. Karya sastra tidak hanya sekedar tulisan yang muncul begitu saja tetapi menjadi rekaman sosial budaya yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Penelitian sastra merupakan sebuah upaya pengembangan dan pengambilan kebijakan dalam memahami kelangsungan hidup manusia. Bentuk sastra yang beragam masing-masing memiliki keistimewaan untuk diteliti, misalnya untuk estetika lebih mendekati pada penelitian karya berupa puisi namun tidak tertutup kemungkinan terhadap bentuk-bentuk lainnya. Karya tersebut sudah melambangakan nilai estetisnya yang sesuai dengan kata sastra itu. Novel sebagai objek kajian lebih menggambarkan kehidupan sosio-budaya yang bersifat berkelanjutan dengan membentuk koherensi dari beragam aspek kehidupan masing-masing tokoh dalam bermasyarakat. Selanjutnya, novel memiliki hubungan yang erat dengan masalah-masalah sosial. Dalam sebuah penelitian, topik yang akan dikaji harus menarik dan bernilai guna. Sehubungan dengan uraian tersebut maka dalam karya ilmiah ini, penulis memilih novel d.I.a. cinta dan presiden novel karya ke empat dari salah seorang budayawan Noorca M.
Universitas Sumatera Utara
Masardi. Adapun alasan penulis memilih novel tersebut menjadi bahan analisis yaitu: (1) Luasnya wawasan dan pengalaman pengarang. (2)Topik dalam novel sesuai dengan fenomena korupsi di Indonesia. (3) Keunikan dan keragaman interpretasi dari pembaca. Dalam novel d.I.a. cinta dan presiden terdapat sejumlah kasus korupsi yang dilakukan oleh para birokrat. Kasus-kasus itu seperti halnya dalam dinas perpajakan, kasus Bank Marindi, kasus Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI), korupsi di tubuh dinas pertanian dan kehutanan, ditambah dengan sejumlah praktik korupsi transaksional dalam mendapatkan jabatan-jabatan tertentu. Bentuk tindakan korupsi itu berimplikasi pada masyarakat banyak baik secara moral maupun secara materil. Posisi pejabat pemerintah seharusnya menjadi pelayan publik, tetapi justru menjadi “perampok” yang memperkaya diri sendiri sehingga tujuan atau cita-cita kemerdekaan melalui pembangunan bangsa menjadi terhambat.
Kondisi pemerintahan yang tidak
membuahkan kesejahteraan rakyat akan menimbulkan gerakan reformasi yang seringkali menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Melihat berbagai aspek tersebut penulis ingin menemukan masalah-masalah tersebut sebagai upaya menemukan hal-hal yang berguna dalam penelitian sosiologi sastra.
1. 2 Masalah Masalah yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: 1.2.1 Bagaimanakah unsur intrinsik yang mencakup tema, tokoh, dan latar atau setting dalam novel d.I.a. cinta dan presiden? 1.2.2 Bagaimanakah unsur ekstrinsik berupa tindakan-tindakan kejahatan korupsi dan dampak sosial korupsi dalam novel d.I.a. cinta dan presiden? 1.2.3 Bagaimanakah sastra itu tampil sebagai cerminan sosial bagi masyarakat?
Universitas Sumatera Utara
1. 3 Batasan Masalah Pembatasan masalah penting dilakukan agar penelitian tidak menyimpang dari masalah yang diteliti. Pembahasan dalam kajian ini dibatasi pada unsur-unsur intrinsik berupa tema, tokoh, dan latar atau setting. Selanjutnya analisis unsur-unsur ekstrinsik berupa pola tindakan kejahatan korupsi dan dampak sosial yang terbatas pada dampak negatif yang merupakan implikasi korupsi yang terjadi dalam novel d.I.a. cinta dan presiden. Kemudian pembahasan dilanjutkan dengan menemukan hal-hal yang menjadi cerminan sosial bagi masyarakat.
1. 4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. 4. 1 Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik berupa tema, tokoh, dan latar atau setting dalam novel
d.I.a. cinta dan presiden..
2. Mendeskripsikan unsur-unsur ekstrinsik berupa pola tindakan korupsi dan dampak sosial dalam novel d.I.a. cinta dan presiden. 3. Mendeskripsikan cerminan sosial bagi masyarakat dalam novel d.I.a. cinta dan presiden. 1. 4. 2 Manfaat penelitian a. Manfaat Teoretis 1. Menambah kajian sastra dengan menerapkan teori sosiologi sastra. 2. Menambah referensi bagi penelitian sosial (humaniora) untuk mendalami dan memahami kehidupan manusia dalam bermasyarakat. 3. Memperkuat teori penelitian sastra sebagai bagian yang sama pentingnya dengan kajian sosial lainnya demi mengambil peranan dalam meningkatkan tatanan masyarakat yang lebih beradab.
Universitas Sumatera Utara
b. Manfaat Praktis 1. Mempermudah pembaca dalam menghayati nilai-nilai sosial kemanusiaan yang terdapat dalam novel d.I.a. cinta dan presiden. 2. Memperluas wawasan pembaca dalam mengenali pola tindakan korupsi serta dampak-dampak dan antisipasi terhadap kejahatan korupsi. 3. Menumbuhkan kesadaran pembaca dalam mengkampanyekan dan membudayakan sikap antikorupsi sebagai budaya masyarakat Indonesia.
Universitas Sumatera Utara