B AB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Membayar pajak adalah salah satu bentuk kewajiban terhadap pemerintah
yang harus dilakukan oleh perusahaan. Pajak merupakan suatu konsekuensi dari berbagai fasilitas yang telah dinikmati oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Dana yang terkumpul dari penerimaan pajak selanjutnya akan digunakan untuk membiayai pembangunan berbagai fasilitas publik seperti jalan, sekolah, jembatan, pasar dan rumah sakit. Dilihat dari sudut pandang perusahaan, pajak adalah beban yang akan mempengaruhi laba mereka. Apabila mengasumsikan pajak sebagai distribusi laba, maka pajak akan mempengaruhi rate of return on investment. Hal itu berlaku baik bagi perusahaan yang berstatus perusahaan go public atau belum, yang lebih lanjut akan mempengaruhi kebijakan pembagian dividen (Suandi, 2003). Dalam praktek bisnis secara umum, perusahaan mengidentifikasi pembayaran pajak sebagai beban. Hal ini akan menyebabkan perusahaan akan berusaha untuk meminimalkan beban pajak tersebut guna mengoptimalkan laba. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing, manajemen perusahaan wajib menekan biaya seoptimal mungkin termasuk membayar pajak. Karena biaya pajak akan menurunkan laba setelah pajak, rate of return dan cash flow.
1
Pengelolaan kewajiban pajak sering diasosiasikan dengan suatu elemen dalam perusahaan yang disebut dengan manajemen pajak. Manajemen pajak merupakan bagian dari manajemen keuangan, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan secara menyeluruh. Dengan menerapkan manajemen pajak, wajib pajak dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga perusahaan dapat memperoleh tingkat keuntungan yang memadai dan sekaligus meningkatkan likuiditas. Salah satu tujuan dari manajemen pajak adalah dalam rangka penghematan pajak (tax saving). Manajemen pajak dimulai dari tahap perencanaan hingga pengendalian dengan cara yang benar, agar dalam implementasinya tidak menimbulkan persoalan, seperti kekeliruan dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT), terjadi kurang/lebih bayar, keterlambatan pembayaran/pelaporan, dokumen yang kurang lengkap dan kesalahan perhitungan tarif pajak baik karena kuantitatif maupun kualitatif. Penerapan manajemen pajak dalam suatu perusahaan pada dasarnya memiliki tujuan penting. Pertama, sebagai usaha untuk mengefisienkan beban pajak yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Kedua, mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga terhindar dari pengenaan sanksi-sanksi, baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana. Ketiga, melaksanakan secara efektif segala ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang terkait dengan pelaksanaan pemasaran, pembelian dan fungsi keuangan (Zain, 2005).
2
Oleh karena itu, penerapan manajemen pajak dalam suatu perusahaan sangat diperlukan agar tidak merugikan perusahaan dan perusahaan dapat mengoptimalkan keuntungannya. Sehingga sudah semestinya setiap perusahaan melaksanakan manajemen pajak secara benar. Alasan lain yang menunjukkan bahwa manajemen pajak sangat dibutuhkan oleh perusahaan, terlihat dari beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa manajemen dan perencanaan pajak yang baik dan konsisten terbukti akan mengurangi atau menekan beban pajak yang harus ditanggung perusahaan. Beberapa penelitian tersebut antara lain : 1.
Penelitian Jaya (2004) memberikan kesimpulan bahwa manajemen pajak perlu dilakukan agar beban pajak yang ditanggung menjadi paling efisien. Beberapa strateginya antara lain : 1. Merubah tunjangan perumahan menjadi sewa rumah secara langsung dari pihak ketiga untuk karyawan. Tunjangan Makan Siang diganti menjadi makan siang. 2. Peraturan yang dimanfaatkan adalah PP No.148 Tahun 2000 dan KMK No.466 Tahun 2000 yang memberikan fasilitas pemberian kenikmatan (natura) dapat dikurangkan sebagai biaya di daerah terpencil. 3. Beban Pajak yang dapat dihemat Rp.3.450.000/pegawai
2.
Penelitian Joni (2008) yang memfokuskan pada perencanaan pajak menyimpulkan bahwa : 1. Perencanaan Pajak masih dilaksanakan bersifat insidentil, dan belum diintegrasikan dalam perencanaan yang makro.
3
2. Melaksanakan pengaturan kompensasi pajak keluaran dan pajak masukan menurut cash flow perusahaan. 3. Pengajuan SKB PPh 22 Impor 4. Memperhatikan pemanfaatan jasa luar negeri yang berdampak pada PPh pasal 26 yang memiliki tarif tinggi. 3.
Penelitian Suminto (2005) terkait perencanaan PPh dan fasilitas PPh menurut UU No.17 Tahun 2000 memberikan hasil bahwa : 1. Penelaahan perencanaan PPh seharusnya memang dimulai dari penelaahan secara mendalam melalui fasilitas pajak yang secara implisit terdapat dalam Undang-undang. Karena sifatnya implisit maka dapat dimanfaatkan untuk tujuan perencanaan PPh dan UU PPh sebagai landasan hukum. 2. Fasilitas PPh adalah pemberian provisi atau pengurangan dalam sistem perpajakan ke dalam suatu norma atau benchmark yang merupakan suatu pilihan baku/standar dan telah diuji kelayakannya dalam suatu feasibility study dan cost and benefit analysis yang berlaku.
4.
Penelitian Bakhtiar (2006) pada perusahaan perkebunan sawit memberikan kesimpulan bahwa dengan melakukan perencanaan pajak dengan konsisten, maka
perusahaan
dapat
menghemat
pajak
(tax
saving)
sebesar
Rp.724.450.540 pada tahun 2005 dengan melakukan perencanaan pajak terkait PPN, PPh dan administrasi dengan baik.
Atas dasar itu, penelitian ini memilih PT. “X” sebagai objek penelitian yang berbeda dengan penelitian-penelitian diatas, dimana PT. “X” sebagai
4
perusahaan owned stated company, baru akan memulai menerapkan manajemen pajak dalam pengelolaan perusahaannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengefisienkan beban pajak yang ditanggung
oleh perusahaan dan untuk
menghindarkan permasalahan-permasalahan terkait dengan kewajiban perpajakan. Sebelumnya PT. “X” belum maksimal dalam mengelola pajak mereka karena dalam kurun waktu 2004 hingga 2008 perusahaan tersebut mengalami kerugian, sehingga motivasi untuk melaksanakan manajemen pajak cenderung lemah. Mulai tahun 2009, perusahaan mulai mendapatkan keuntungan sehingga manajemen pajak mutlak untuk dilaksanakan agar beban pajak yang harus mereka bayarkan dapat efisien dan optimal sesuai peruntukkannya. Selain faktor diatas yang menjadi dasar pemilihan perusahaan tersebut menjadi objek penelitian adalah karena : 1. PT. “X” mempunyai cakupan wilayah yang cukup besar (Indonesia), data tahun 2012 ada 438 unit mereka yang terdaftar sebagai wajib pajak (memiliki NPWP). 2. PT. “X” dalam kurun waktu 2004-2008 mengalami kerugian besar. Pada periode tersebut mereka tidak membayar PPh badan karena masih mengalami kerugian fiskal. Namun mulai tahun 2009 sampai saat ini, kondisi keuangan perusahaan membaik dan membukukan keuntungan. Kerugian fiskal yang mereka dapatkan sebelumnya, sudah dikompensasikan dengan keuntungan yang perusahaan terima saat ini. Sehingga untuk tahun pajak 2011, perusahaan diwajibkan untuk membayar PPh badan pada tahun 2012. Oleh karena itu,
5
perusahaan harus dapat menekan beban khususnya beban pajak agar tren keuntungan yang didapatkan dapat berlanjut. 3. Tarif PPh badan (perusahaan) dinilai cukup tinggi yaitu sebesar 25% dari laba (profit) perusahaan sesuai UU PPh Nomor 36 tahun 2008. 4. Sifat transaksi yang dilakukan oleh PT X sangat bervariasi, termasuk transaksi luar negeri (impor barang). 5. Prosentase pembayaran pajak terhadap total biaya perusahaan mencapai 1% setiap tahunnya.
Oleh karenanya perusahaan harus menerapkan strategi manajemen pajak dengan tepat agar pembayaran pajak penghasilan badan pada tahun 2012 dapat diminimalisir. Penghematan pajak ini diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan
perusahaan
lainnya
seperti
meningkatkan
produksi
dan
mengembangkan infrastruktur perusahaan (aset) untuk tambahan ekonomis dimasa datang. Berdasarkan penelitian sebelumnya dan latar belakang pemilihan diatas, terlihat bahwa belum ada penelitian yang menganalisis tentang strategi manajemen pajak untuk perusahaan yang sudah melewati kompensasi kerugian fiskal. Peneliti ingin menganalisis lebih lanjut tentang strategi manajemen pajak yang harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat mengoptimalkan laba yang diperoleh perusahaan dan meminimalkan PPh badan yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
6
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan permasalahan yang akan
dianalisis lebih lanjut yaitu bagaimana strategi manajemen pajak yang harus dilakukan PT. X agar dapat meminimalkan PPh badan yang harus dibayar serta dapat mengoptimalkan laba yang diperoleh perusahaan.
1.3.
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka pertanyaan penelitian ini adalah: 1.
Berapa perbedaan pajak terutang oleh PT. ”X” dengan menggunakan manajemen pajak dan tanpa manajemen pajak ?
2.
Apa saja aspek-aspek manajemen pajak yang dapat dioptimalkan PT. ”X” untuk mengurangi pembayaran pajak ?
3.
Apakah dengan melakukan manajemen pajak PT. ”X” dapat melakukan penghematan pajak ?
1.4.
Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui besarnya beda pajak terutang dengan manajemen pajak dan tanpa manajemen pajak. 2. Untuk menganalisis aspek-aspek yang dapat dioptimalkan PT. “X” dalam manajemen pajak untuk mengurangi beban pajak.
7
3. Untuk mengetahui seberapa besar penghematan pajak PT. “X” dengan melaksanakan manajemen pajak.
1.5.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain : 1. Bagi perusahaan (PT. X), hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk pihak manajemen dalam pengambilan keputusan, khususnya keputusan yang berkaitan dengan aspek perpajakan akan datang. 2. Bagi akademisi, untuk menambah pengetahuan penelitian dibidang perpajakan, khususnya tentang manajemen pajak.
1.6.
Sistematika Penelitian Sistematika penulisan karya akhir ini dibagi menjadi lima bab, yang secara
sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
Bab 1: Pendahuluan Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sitematika penulisan. Bab 2: Tinjauan Pustaka Dalam bab ini akan diuraikan tujuan literatur yang akan mendukung tema penelitian
yang
meliputi
manajemen
pajak,
perencanaan
pajak,
8
implementasi pajak, pengendalian pajak, depresiasi, amortisasi serta metode pengakuan pendapatan dan biaya pada perusahaan. Bab 3: Metoda Penelitian Pada bab ini berisikan uraian metoda penelitian dan penjelasan metoda penelitian yang digunakan, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisa data. Bab 4: Analisa dan Pembahasan Pada bab ini akan menganalisa implementasi manajemen pajak berdasarkan data yang diperoleh dan akan membandingkan antara pelaksanaan kewajiban perpajakan dengan teori manajemen pajak. Bab 5: Kesimpulan dan Saran Memberikan kesimpulan dan saran berupa penutup yang menyimpulkan hasil analisa pada Bab IV. Kesimpulan dan saran ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk penelitian manajemen pajak selanjutnya. B 2 TIJ AUAN PAKA
9