ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PIL Ny. W P2 A0 UMUR 30 TAHUN DENGAN MENORHAGIA DI BPM SITI NURAINI KARANGANYAR TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : RIZKA HANDAYANI B10.168
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Pil Ny. W P2 A0 Umur 30 tahun dengan Menorhagia di BPM Siti Nuraini Karanganyar Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Erlyn Hapsari, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Siti Nuraini, selaku Pimpinan BPM Siti Nuraini Karanganyar, yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam penggunaan lahan. 5. Keluarga Ny. W yang telah bersedia menjadi pasien dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
7. Perpustakaan Prodi D III Kebidanan STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta yang telah menyediakan literatur yang penulis perlukan. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan dan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi tenaga kesehatan lain pada khususnya.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Program Diploma III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Rizka Handayani B10.168 ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PIL Ny. W P2 A0 UMUR 30 TAHUN DENGAN MENORHAGIA DI BPM SITI NURAINI KARANGANYAR TAHUN 2013 xi + 61 halaman + 9 lampiran INTISARI Latar Belakang : Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 237,6 juta jiwa. Pada tahun 2000 – 2010 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) meningkat menjadi 1,49%. Kontrasepsi pil adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan. Menorhagia adalah menstruasi yang berlarut-larut atau aliran menstruasi yang hebat yang lebih jauh dapat dipersulit oleh gumpalan darah. Data yang diperoleh dari studi pendahuluan di BPM Siti Nuraini dari bulan Oktober 2011 sampai bulan Oktober 2012 keseluruhan akseptor menorhagia sebanyak 15 kasus (19,48%). Tujuan : Meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil dengan Menorhagia menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney. Metode Studi Kasus : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus dilakukan di BPM Siti Nuraini Karanganyar, subjek studi kasus Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun akseptor KB Pil dengan menorhagia, waktu studi kasus pada tanggal 30 Maret – 6 April 2013, instrumen studi kasus menggunakan format asuhan kebidanan Keluarga Berencana dan data perkembangan dengan SOAP, tekhnik pengumpulan data menggunakan data primer meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi kepustakaan dan studi dokumentasi serta alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data. Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan perawatan selama 7 hari didapatkan hasil keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 120/80 mmHg, S : 36,5ºC, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, pengeluaran pervaginam : tidak ada pengeluaran, ibu bersedia mengikuti semua nasihat yang diberikan, selalu menjaga kebersihan personal hygien dan ibu bersedia tetap menggunakan KB pil sesuai anjuran dari bidan. Kesimpulan : Pada kasus penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan yaitu pada interpretasi data, rencana tindakan dan pelaksanaan. Kata Kunci : Asuhan kebidanan, Akseptor KB Pil, Menorhagia Kepustakaan : 34 referensi (2003 – 2012)
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Anggaplah suatu kegagalan merupakan suatu awal dari keberhasilan karena dengan kegagalan adan akan lebih tekun yang akhirnya akan membuahkan keberhasilan (Penulis) Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin, dengan mencoba yang tidak mungkin anda akan mencapai yang terbaik dari yang mungkin dan anda capai. Orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan (Mario Teguh) Terkadang kita harus salah untuk belajar apa yang benar, dan harus terluka dan jatuh untuk berdiri dan berjuang. Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu
PERSEMBAHAN : 1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga terwujud karya kecil ini. 2. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa restu dan cinta kasihmu selama ini. 3. Buat adikku tersayang yang telah memberikan dukungan setiap langkah. 4. Semua sahabatku (Indah, Diva, Budi Triyani, Qoriesa) ”Semoga perjalanan dan kebersamaan yang telah kita tempuh selama ini mampu menjadikan kita lebih bijak dan dewasa”. 5. Ibu Erlyn Hapsari, SST terima kasih atas bimbingan selama ini. 6. Teman-teman perjuangan angkatan 2010. 7. Almamater tercinta.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Rizka Handayani
NIM
: B10.168
Tempat / Tanggal Lahir
: Karanganyar, 18 Mei 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Rumah
: Dukuhan RT 01 RW 13, Tohkuning, Karangpandan, Karanganyar
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Negeri Tohkuning 2
Lulus tahun 2004
2. MTsN Karanganyar
Lulus tahun 2007
3. MAN 1 Karanganyar
Lulus tahun 2010
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................... iv INTISARI .............................................................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ vii CURICULUM VITAE .......................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi BAB
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................... 4 C. Tujuan Penulisan ............................................................ 4 D. Manfaat Penulisan .......................................................... 5 E. Keaslian Studi Kasus ...................................................... 6 F. Sistematika Penulisan ..................................................... 6
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ..................................................................... 9 1. Akseptor ................................................................. 9 2. KB PIl ..................................................................... 13 3. Menorhagia ............................................................. 16
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan ............................. 20 C. Landasan Hukum ............................................................ 32 D. Informed Consent ............................................................ 33 BAB III. METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ............................................................ 34 B. Lokasi Studi Kasus .......................................................... 34 C. Subyek Studi Kasus ......................................................... 34 D. Waktu Studi Kasus .......................................................... 35 E. Instrumen Studi Kasus ..................................................... 35 F. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 35 G. Alat-alat yang Dibutuhkan .............................................. 38 BAB
IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ............................................................... 39 B. Pembahasan .................................................................... 53
BAB
V. PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................... 58 B. Saran ............................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 2.
Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 4.
Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 5.
Lembar Persetujuan Pasien
Lampiran 6.
KIE Menorhagia
Lampiran 7.
KIE Personal Hygiene
Lampiran 8.
Lembar Observasi
Lampiran 9.
Lembar Konsultasi
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit terkontrol. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati peringkat keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (BPS, 2011). Pada tahun 2000 – 2010 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) meningkat menjadi 1,49%. Upaya pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program KB merupakan bagian yang terpadu untuk turut serta mensejahterakan penduduk Indonesia agar tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah penduduk dan meningkatkan produktif sumber daya manusia (BPS, 2011). Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan LPP dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunkan angka kelahiran atau Total Fertiliti Rate (TFR) dari 2.87 menjadi 2.69 per wanita (Suratun dkk, 2008). Menurut BKKBN Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011, jumlah akseptor KB aktif sebanyak 4.117.037 peserta. Dengan rincian pengguna
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
kontrasepsi Suntik 2.241.592 peserta (54,44%), Pil 684.914 peserta (16,63%), IUD 429.636 peserta (10,43%), Implant 374.444 peserta (9,09%) dan MOW 246.985
peserta
(5,99%),
Kondom
75.920
peserta
(1,84%)
(Dinkes Jateng, 2011). Peserta KB aktif di wilayah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2011 mencapai 10675 peserta atau 77,65 % dari banyaknya PUS tahun 2011. Alat kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntik sebanyak 7.190 peserta, IUD sebanyak 1.050 akseptor, MOW sebanyak 994 akseptor dan Pil sebanyak 155 akseptor (Dinkes Karanganyar, 2011). Kontrasepsi Pil dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan kontrasepsi pil. Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan (Sastrawinata, 2004). Kontrasepsi pil adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan (Prawirohardjo, 2008). Efek samping KB pil estrogen ialah rasa mual yang kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung, retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium. Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan. Sedangkan efek samping dari KB pil progestin ialah bertambahnya berat badan. Pertambahan berat badan disebabkan oleh bertambahnya nafsu makan dan efek metabolik hormon, flour albus disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan kadida albican (Saifuddin, 2008).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Menorhagia adalah menstruasi yang berlarut-larut atau aliran menstruasi yang hebat yang lebih jauh dapat dipersulit oleh gumpalan darah (Saifuddin, 2006). Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti : aliran darah menstruasi membasahi satu atau lebih pembalut setiap jam untuk beberapa jam secara berturut-turut, membutuhkan pembalut yang berlapis untuk mengontrol aliran darah yang keluar, perlu mengganti pembalut secara sering pada saat malam hari, periode menstruasi berhenti dalam waktu lebih dari tujuh hari, terdapat gumpalan darah, mempengaruhi aktifitas rutin sehari-hari, kelelahan, lemah atau napas pendek (gejala anemia) (Ayatullah, 2010). Namun apabila menorhagia terus berlanjut bisa menyebabkan anemia (Saifuddin, 2006). Penanganan menorhagia sangat tergantung kepada penyebabnya, meliputi berikan KIE tentang menorhagia dan gizi seimbang, anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi, berikan terapi zat besi, berikan dukungan moril, berikan terapi hormonal yang hanya mengandung progesteron, berikan KIE personal hygiene
terutama
daerah
kemaluannya
dan
pemeriksaan
darah
(Wulandari, 2010). Data yang diperoleh dari studi pendahuluan di BPM Siti Nuraini dari bulan Oktober 2011 sampai bulan Oktober 2012 keseluruhan akseptor berjumlah 256 aksptor. Untuk kontrasepsi pil sebanyak 77 (30 ,07%), suntik sebanyak 75 (29,29%), IUD sebanyak 45 (17,57%), susuk sebanyak 35 (13,67%), kondom sebanyak 24 (9,37%). Akseptor KB pil yang mengalami dismenorea sebanyak 32 kasus (41,55%), spotting sebanyak 30 kasus (38,96%) dan menorhagia sebanyak 15 kasus (19,48%).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Mengingat masih adanya kasus akseptor KB pil yang mengalami menorhagia cukup banyak dan berdasarkan data tersebut di atas penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 Umur 30 Tahun dengan Menorhagia di BPM Siti Nuraini Karanganyar”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan perumusan masalah : “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 Umur 30 Tahun dengan Menorhagia di BPM Siti Nuraini Karanganyar dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney?”.
C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk
meningkatkan
kemampuan,
pengetahuan,
ketrampilan
dan
pengalaman nyata penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 Umur 30 Tahun dengan Menorhagia di BPM Siti Nuraini Karanganyar dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu : 1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun dengan menorhagia.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2) Menginterpretasikan data serta menemukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun dengan menorhagia. 3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun dengan menorhagia. 4) Melakukan antisipasi pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun dengan menorhagia. 5) Mengidentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan atau intervensi segera pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun dengan menorhagia. 6) Melaksanakan rencana tindakan pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun dengan menorhagia. 7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun dengan menorhagia. b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun dengan menorhagia. c. Mampu
memberikan
alternatif
pemecahan
masalah
terhadap
kesenjangan antara teori dan praktek pada akseptor KB Pil Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun dengan menorhagia.
D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat digunakan sebagai masukan atau referensi bagi mahasiswa maupun pengajar tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB pil dengan menorhagia.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2. Bagi Diri Sendiri Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta dapat menerapkan teori dan praktek kebidanan tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor KB pil dengan menorhagia. 3. Bagi BPM Dapat menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada akseptor KB pil dengan menorhagia.
E. Keaslian Studi Kasus Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada akseptor KB pil dengan menorhagia ini belum pernah dilakukan oleh penulis lain.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, yaitu : BAB I
PENDAHULUAN BAB ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA BAB ini berisi tentang tinjauan kasus yang meliputi pengertian akseptor, pengertian kontrasepsi, tujuan pelayanan kontrasepsi,
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
metode kontrasepsi, pengertian pil KB, macam-macam pil KB, indikasi, kontra indikasi, kelebihan, kekurangan, pengertian menorhagia, tanda dan gejala menorhagia, etiologi, pengobatan, pengertian manajemen kebidanan, proses manajemen kebidanan yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi ditambah data perkembangan SOAP serta informed consent dan landasan hukum. BAB III METODOLOGI Dalam BAB ini menguraikan tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik pengumpulan data dan alat-alat yang dibutuhkan. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN BAB ini berisi tentang tinjauan kasus dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi,
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi
dan
data
perkembangan SOAP dari asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil dengan menorhagia. Sedangkan pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis temukan sewaktu pengambilan kasus dengan pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB V
PENUTUP BAB ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan penanganan akseptor KB Pil dengan menorgahia. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan
yang
berupa
kesenjangan
pemecahan
masalah
hendaknya bersifat realitas, operasional yang artinya saran itu dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis 1. Akseptor a. Pengertian akseptor Akseptor KB adalah orang yang menerima serta mengikuti (melaksanakan) program keluarga berencana (KB) (Alwi, 2005). Akseptor
KB
adalah
anggota
yang
menggunakan
atau
melaksanakan program Keluarga Berencana (Depdiknas, 2004). b. Pengertian kontrasepsi Kontrasepsi
ialah
usaha-usaha
untuk
mencegah
terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen (Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obatobatan (Proverawati dkk, 2010). Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara, alat,
atau
obat-obatan
untuk
mencegah
terjadinya
konsepsi
(Mochtar, 2011). c. Tujuan pelayanan kontasepsi 1) Tujuan Umum Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS (Hartanto, 2004).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2) Tujuan Pokok Penurunan angka kematian yang bermakna guna mencapai tujuan tersebut yaitu menurunkan angka kelahiran, maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkatagorikan 3 (tiga) fase untuk mencapai sasaran, menurut Hartanto (2004), yaitu : a) Fase Menunda atau Mencegah Kehamilan Fase menunda kehamilan di anjurkan bagi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan usia istri kurang dari 20 tahun, fase ini meliputi : (1) Alasan menunda kehamilan Alasan menunda kehamilan menurut Hartanto (2004), meliputi : (a) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak terlebih dahulu untuk berbagai alasan. (b) Prioritas penggunaan
kontrasepsi Pil Oral,
karena
akseptor masih muda. (c) Pemasangan IUD mini bagi yang belum punya anak pada masa ini dapat dianjurkan terutama bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral. (d) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih mempunyai frekuensi yang tinggi sehingga angka kegagalan tinggi. (2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi : (a) Pil (b) IUD (c) Cara sederhana.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
b) Fase Menjarangkan / Mengatur Kehamilan Menurut Hartanto (2004), Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan. (1) Alasan menjarangkan kehamilan : (a) Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan. (b) Segera setelah melahirkan anak pertama dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan pertama. (c) Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi, namun disini tidak begitu berbahaya karena yang bersangkutan berada pada usia melahirkan yang baik. (2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi : (a) IUD (b) Suntik (c) Mini pil (d) Susuk (Implant) (e) Cara sederhana c) Fase Menghentikan atau Mengakhiri Kesuburan Menurut Hartanto (2004), periode usia istri diatas 30 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua anak. (1) Alasan Mengakhiri kesuburan (a) Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil karena alasan medis.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
(b) Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap. (c) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan kemungkinan timbul akibat sampingan. (2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi : (a) Kontasepsi mantap (Tubektomi dan Vasektomi) (b) IUD (c) Implant (d) Suntik (e) Pil (f) Cara sederhana d. Metode Kontrasepsi Menurut Mochtar (2011) cara pembagian kontrasepsi yaitu : 1) Metode merakyat (folk methods) a) Senggama terputus (coitus interruptus) b) Pembilasan pasca senggama (postcoital douche) c) Perpanjangan masa laktasi (prolonged lactation) 2) Metode tradisional (traditional methods) a) Pantang berkala (sistem kalender, sistem suhu badan) b) Kondom (karet KB) c) Diafragma vagina d) Spermisida 3) Metode modern a) Kontrasepsi hormonal : Pil KB, suntikan KB, norplan b) Kontrasepsi intrauterine : IUD
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
4) Metode permanen operatif a) Tubektomi pada wanita b) Vasektomi pada pria 2. KB Pil a. Pengertian KB pil atau orang contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron (Sastrawinata, 2004). Kontrasepsi pil adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan (Prawirohardjo, 2008). b. Macam-macam KB Pil Menurut Proverawati (2010), macam-macam KB pil meliputi : 1) Pil kombinasi : pil yang mengandung kombinasi derivat estrogen dan derivat progestin dalam dosis kecil. Jenis pil kombinasi : a) Monofasik : pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif ekstrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. b) Bifasik : pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif ekstrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. c) Trifasik : pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2) Pil Mini : pil mini hanya mengandung progestin saja dalam dosis rendah. 3) Pil kontrasepsi darurat : tidak diminum secara teratur, pil ini hanya diminum setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan. c. Sistem kemasan KB Pil Sistem kemasan KB Pil menurut Manuaba (2008), yaitu : 1) Sistem 28 : peserta KB pil terus minum pil tanpa pernah berhenti. 2) Sistem 22/21 : peserta KB pil berhenti minum pil selama 7 sampai 8 hari dengan mendapat kesempatan menstruasi. d. Keuntungan memakai KB pil Menurut Mochtar (2011), keuntungan memakai KB pil adalah : 1) Efektivitasnya tinggi, dapat dipercaya jika diminum sesuai aturan. 2) Tidak mengganggu kegiatan seksual suami isteri. 3) Siklus haid menjadi teratur. 4) Pemakai pil dapat hamil lagi. Jika dikehendaki, kesuburan dapat kembali dengan cepat. 5) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (dismenorea). 6) Dapat mengobati wanita dengan perdarahan yang tidak teratur. 7) Dapat mengobati perdarahan haid pada wanita usia muda. e. Kerugian memakai KB pil Kerugian memakai KB pil menurut Saifuddin (2008), adalah sebagai berikut : 1) Pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang-kadang merepotkan 2) Motivasi harus kuat
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3) Adanya efek samping walaupun sifatnya sementara, umpamanya mual, sakit kepala, muntah, buah dada jadi nyeri 4) Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten 5) Untuk golongan penduduk tertentu harganya masih mahal f. Waktu mulai menggunakan KB Pil Menurut Saifuddin (2010), waktu mulai menggunakan KB pil adalah : 1) Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil. 2) Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid 3) Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 / tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan paket pil tersebut. 4) Setelah melahirkan : setelah 6 bulan pemberian ASI Eklusif, setelah 3 bulan dan tidak menyusui, pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) 5) Bila
berhenti
menggunakan
kontrasepsi
injeksi
dan
ingin
menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera di berikan tanpa perlu menunggu haid g. Efek samping penggunaan KB Pil Menurut Prawirohardjo (2005), efek samping penggunaan KB pil adalah : 1) Ringan : berupa mual muntah, pertambahan berat badan, perdarahan tidak teratur, retensi cairan, edema, nyeri kepala, timbulnya jerawat. Keluhan tadi berlangsung pada bulan pertama pemakaian pil.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan breakthrough bleeding. 2) Berat : dapat terjadi trombo
embolisme,
mungkin karena
peningkatan aktivatas faktor pembekuan atau karena pengaruh vaskuler secara langsung. 3. Menorhagia a. Pengertian Menorhagia adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal,
atau
lebih
lama
dari
normal
(lebih
dari
8
hari)
(Saifuddin, 2008). Menorhagia adalah menstruasi yang berlarut-larut atau aliran menstruasi yang hebat yang lebih jauh dapat dipersulit oleh gumpalan darah (Benson, 2008). Menorhagia didefinisikan sebagai kehilangan darah total melebihi 80 ml per siklus atau mens berlangsung lebih lama dari 7 hari (Khotimah, 2011). b. Tanda dan gejala Menstruasi yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Gejala-gejala yang timbul akibat anemia diantaranya adalah napas menjadi lebih pendek, mudah lelah, jari tangan dan kaki menjadi kebas, sakit kepala, depresi, konsentrasi menurun, dan lainlain. Perdarahan uterus abnormal dapat disebabkan oleh faktor
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
hormonal, berbagai komplikasi kehamilan, penyakit sistemik, kelainan endometrium (polip), masalah-masalah serviks atau uterus (leimioma) atau kanker. Namun pola perdarahan abnormal seringkali sangat membantu
dalam
menegakkan
diagnosis
secara
individual
(Benson, 2008). Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti : aliran darah menstruasi membasahi satu atau lebih pembalut setiap jam untuk beberapa jam secara berturut-turut, membutuhkan pembalut yang berlapis untuk mengontrol aliran darah yang keluar, perlu mengganti pembalut secara sering pada saat malam hari, periode menstruasi berhenti dalam waktu lebih dari tujuh hari, terdapat gumpalan darah, mempengaruhi aktifitas rutin sehari-hari, kelelahan, lemah atau napas pendek (gejala anemia) (Ayatullah, 2010). Metode yang mungkin paling meyakinkan untuk menetukan apakah aliran menstruasi individu memiliki kemungkinan dapat menimbulkan bahaya adalah dengan mendapatkan nilai laboratorium Hb dan hematokrit untuk menyingkirkan anemia (Varney, 2007). c. Patofisiologi Pengetahuan tentang fungsi haid yang normal adalah sangat penting dalam memahami etiologi dari menorrhagia. Empat fase merupakan siklus menstruasi, follicular, luteal, implantasi, dan menstruasi. Menanggapi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dari hypothalamus, kelenjar hipofisis mensintesis yang mendorong ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Selama fase folikuler, hasil stimulasi estrogen dalam peningkatan ketebalan endometrium. Ini juga dikenal sebagai fase proliferatif. Fase luteal rumit terlibat dalam
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
proses ovulasi. Selama fase ini, juga dikenal sebagai fase sekretori, progesteron menyebabkan pematangan endometrium. Jika, pembuahan terjadi, fase implantasi dipertahankan. Tanpa pemupukan, estrogen dan progesteron dalam hasil penarikan menstruasi (Khotimah, 2011). d. Etiologi Menoragi submukosa),
dapat
disebabkan
komplikasi
oleh
kehamilan,
leimioma
hiperplasia
(seringkali
endometrium,
adenomiosis, keganasan atau koagulopati. Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya menstruasi (menorragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, menurut Benson (2008), diantaranya adalah : 1) Adanya kelainan organik : a) Infeksi saluran reproduksi. b) Kelainan koagulasi, misal : akibat von willebrand disease, kekurangan protrombin, Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP). c) Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen. 2) Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan. 3) Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
4) Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obatobatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasidan obat-obatan antikoagulan. e. Penatalaksanaan Penatalaksanaan
menorhagia
sangat
tergantung
kepada
penyebabnya, menurut Wulandari (2010), meliputi : 1) Berikan KIE tentang menorhagia. 2) Anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi. 3) Berikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya. 4) Berikan dukungan moril. 5) Beri terapi zat besi. 6) Berikan KIE tentang gizi seimbang. 7) Berikan terapi hormonal yang hanya mengandung progesteron. 8) Pemeriksaan darah. f. Komplikasi Menurut Idaparida (2003), komplikasi menorhagia yaitu : 1) Anemia. Anemia stadium lanjut menyebabkan nafas pendek-pendek, detak jantung cepat, nyeri kepala, telinga berdenging dan ketidakseimbangan mental. Anemia yang tidak mendapat tindakan medis dalam jangka panjang mengarah ke masalah jantung. 2) Infertilitas. Banyak kondisi terkait ketidaknormalan menstruasi, termasuk pendarahan hebat, ketidaknormalan ovulasi, endometriosis, adalah mayoritas yang mempunyai kontribusi pada infertilitas pada wanita.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3) Nyeri hebat. Pendarahan berlebihan saat menstruasi seringkali disertai dysmenorrhea (kram & nyeri pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi).
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan 1. Pengertian Manajemen
kebidanan
adalah
metode
pendekatan
dengan
menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan alur kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam suatu urutan yang logis, yang menguntungkan baik bagi klien maupun bidan (Varney, 2004). 2. Proses Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2004). Proses tersebut meliputi : Langkah I : Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu kesehatan klien (Nursalam, 2004).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Pengumpulan data ini meliputi : a. Data Subyektif Adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu system interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2004). 1) Biodata klien menurut Nursalam (2004), terdiri dari : a) Nama
: Untuk mengetahui identitas pasien agar tidak keliru dengan pasien lain serta untuk menjaga keakraban.
b) Umur
: Untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggi.
c) Agama
: Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
d) Suku Bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras. e) Pendidikan
: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
f) Pekerjaan
: Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan status ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien atau tidak.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
g) Alamat
: Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya
serta
memudahkan
dalam
melakukan kunjungan rumah. 2) Alasan datang atau keluhan utama Adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan. Pada kasus KB pil dengan menorhagia klien datang untuk memeriksakan masalah haidnya yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) (Saifuddin, 2008). 3) Riwayat menstruasi Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus mentruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah menstruasi, teratur/tidak menstruasinya, sifat darah menstruasi, keluhan yang dirasakan sakit waktu menstruasi disebut disminorea (Estiwidani dkk, 2008). 4) Riwayat perkawinan Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah, berapa kali, usia menikah berapa tahun, dengan suami usia berapa, lama
perkawinan,
dan
sudah
mempunyai
anak
belum
(Estiwidani dkk, 2008). 5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya melahirkan, dan cara melahirkan. Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak, mencangkup berat badan bayi sewaktu lahir, adakah
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi, keadaan bayi hidup/ mati saat dilahirkan (Estiwidani dkk, 2008). 6) Riwayat KB Data ini mengkaji alat kontrasepsi yang digunakan serta untuk mengetahui keluhan yang dialami ibu sebagai efek samping dari alat kontrasepsi yang digunakan (Wheeler, 2004). 7) Riwayat kesehatan Untuk mengetahui kemungkinan ada pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien. Riwayat keluarga yang perlu ditanyakan seperti jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM
(diabetes
militus),
hipertensi,
epilepsi,
lain-lain
(Estiwidani dkk, 2008). 8) Pola kebiasaan sehari-hari a) Pola nutrisi
: Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan mengamati adakah peningkatan berat badan atau tidak pada pasien (Susilawati, 2008).
b) Pola eliminasi
: Untuk mengetahui perubahan siklus BAB dan BAK, apakah lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang (Susilawati, 2008).
c) Pola istirahat
: Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur
malam
(Saifuddin,
2008).
dan Pola
tidur
siang
tidur
malam
terganggu karena adanya rasa yang tidak nyaman (Susilawati, 2008).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
d) Aktivitas
: Dikaji untuk mengetahui pola aktivitas (Ambarwati & Wulandari, 2008). Aktivitas sehari-hari akan terganggu karena gangguan rasa nyaman (Susilawati, 2008).
e) Pola hygiene
: Kebiasaan mandi setiap hari berapa kali, gosok gigi berapa kali, ganti pakaian berapa kali
(Susilawati,
2008).
Pada
kasus
menorhagia perlu mengganti pembalut secara
sering
pada
saat
malam
hari
(Ayatullah, 2010). f) Pola Seksualitas
: Untuk mengkaji frekuensi dan posisi dalam berhubungan dan apakah ada keluhan atau tidak
(Susilawati,
2008).
Pada
kasus
menorhagia tidak melakukan hubungan seksual dikarena perdarahan yang banyak (Ayatullah, 2010). b. Data Obyektif Adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2004). 1) Pemeriksaan Umum a) Keadaan umum : Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik, cukup atau kurang (Prihardjo, 2007). b) Kesadaran
: Untuk mengetahui kesadaran ibu apakah composmentis,
samnolen
atau
sopor
(Varney, 2004).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
c) Tekanan darah
: Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya. Normalnya 100/80 – 120/80 mmHg (Wartonah, 2006).
d) Suhu
: Untuk memastikan bahwa ibu dalam kondisi yang sehat (Saifuddin, 2006). Suhu badan atas / batas normal : 35,5 – 37,5o C (Perry, 2005).
e) Respirasi
: Untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang
dihitung
dalam
1
menit
(Saifuddin, 2006). Batas normalnya 12 - 20 x/menit (Perry, 2005). f) Nadi
: Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam
menit
(Saifuddin,
2008). Batas
normalnya 69-100 x/menit (Perry, 2005). g) Tinggi badan
:
Untuk
mengetahui
penumbuhan
rangka
(Waspadji, 2003). h) Berat badan
: Untuk mengetahui status gizi khususnya pada orang dewasa (Waspadji, 2003).
2) Pemeriksaan Sistematis Yaitu pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2004), meliputi : a) Kepala (1) Rambut
: Meliputi warna mudah rontok atau tidak dan kebersihannya.
(2) Muka
: Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
(3) Mata
: Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sklera warna putih.
(4) Hidung
: Bagaimana kebersihannya, ada pengeluaran sekret atau tidak
(5) Telinga
: Bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak
(6) Mulut
: Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah atau tidak.
b) Leher
: Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau
tidak, adakah pembesaran
kelenjar limfe (Nursalam, 2004). c) Dada dan axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Nursalam, 2004). d) Abdomen
: Apakah ada luka bekas operasi, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Varney, 2004). Pada kasus menorhagia adanya nyeri tekan pada sympisis (Wulandari, 2010).
e) Genetalia
: Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda kelenjar
infeksi,
varices,
pembesaran
bartolini
dan
perdarahan
(Prihardjo, 2007). Pada kasus menorhagia terdapat pengeluaran darah dari vagina, adanya infeksi
pada
servik
yang
menyebabkan
menstruasi lebih berat (Wulandari, 2010).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
(1) Inspekulo Dilakukan
untuk
memastikan
bahwa
darimana
asal
perdarahan tersebut, apakah ada infeksi/kelainan pada servik/portio (Prihardjo, 2007). Pada kasus menorhagia ada pengeluaran darah dari vagina lebih dari 80 cc dan adanya infeksi pada servik (Wulandari, 2010). (2) Pemeriksaan dalam Untuk mengetahui apakah ada nyeri sentuh, adakah benjolan atau tidak (Prihardjo, 2007). Pada kasus terlihat pengeluaran darah (Wulandari, 2010). (3) Anus Apakah ada haemorhoid atau tidak (Prihardjo, 2007). f) Ekstremitas atas dan bawah Ada cacat
atau tidak oedema atau tidak terdapat varices
atau tidak (Prihardjo, 2007). 3) Pemeriksaan penunjang Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan Hb dan papsmear (Varney, 2004). Pada kasus menorhagia dilakukan pemeriksaan Hb (Ayatullah, 2010). Langkah II : Interpretasi Data Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan yang spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2004).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
a. Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004). Diagnosa : Ny. X P… A… umur …tahun, Akseptor KB pil dengan menorhagia. Data Subyektif : Ibu mengeluh mengeluarkan darah haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) (Saifuddin, 2008). Data obyektif : Menurut Wulandari (2010), yaitu : 1) Pemeriksaan dalam : terlihat pengeluaran darah 2) Pemeriksaan inspekulo : ada pengeluaran darah dari vagina + 80 cc. 3) Abdomen : terdapat nyeri tekan pada sympisis. 4) Genatalia : terdapat pengeluaran darah dari vagina, adanya infeksi pada servik yang menyebabkan menstruasi lebih berat. 5) Pemeriksaan Hb (Ayatullah, 2010). b. Masalah Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Nursalam, 2004). Masalah yang sering muncul pada akseptor KB pil yaitu efek samping yang berupa perdarahan banyak yang berdampak pada psikologi berupa kecemasan dan
ketidak
nyaman dengan
menorhagia
tersebut
(Hartanto, 2004).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
c. Kebutuhan Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan analisa data (Varney, 2004). Penjelasan tentang menorhagia dan penangannya
yang
jelas,
tepat
dan
cepat
pada
menorhagia
(Depkes RI, 2005). Langkah III : Diagnosa Potensial Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2004). Diagnosa potensial pada kasus asuhan kebidanan pada Ny. W Akseptor KB pil dengan menorhagia bukan merupakan kegawat daruratan. Namun apabila menorhagia terus berlanjut bisa menyebabkan anemia (Saifuddin, 2006). Langkah IV : Antisipasi / Intervensi Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2004). Pada kasus akseptor KB pil dengan menorhagia
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
antisipasi yang diberikan berupa perbaikan keadaan umum ibu, mengobservasi TTV serta pemberian terapi dan tindakan medis seperti injeksi Kalnex 3x1 ampul (Ayatullah, 2010). Langkah V : Rencana Tindakan Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan teat dan nasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya (Varney, 2004). Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan akseptor KB pil dengan menorhagia menurut Wulandari (2010) adalah : a. Berikan KIE tentang menorhagia b. Anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress psikologis. c. Berikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya. d. Berikan dukungan moril. e. Beri terapi zat besi. f. Berikan KIE tentang gizi seimbang. g. Berikan terapi hormonal yang hanya mengandung progesteron. h. Lakukan pemeriksaan darah. Langkah VI : Implementasi Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana (Varney, 2007). Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada klien menurut Wulandari (2010), adalah :
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
a. Memberikan KIE tentang menorhagia b. Menganjurkan ibu untuk mengurangi kelelahan fisik dan stres fisiologi c. Memberikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya d. Memberikan dukungan moril e. Memberikan terapi zat besi. f. Memberikan KIE tentang gizi seimbang g. Memberikan terapi hormonal yang hanya mengandung progesteron. h. Melakukan pemeriksaan darah. Langkah VII : Evaluasi Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2007). Evaluasi yang ingin dicapai pada akseptor KB pil dengan menorhagia ini adalah : a.
Sudah dilakukan terapi dan menorhagia teratasi
b.
Sudah dilakukan pemantauan dan kecemasan ibu teratasi.
c.
KB pil masih digunakan
DATA PERKEMBANGAN Data perkembangan menggunakan SOAP (Varney, 2004). S : Subyektif Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui anamnesa.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
O : Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil Hb dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan. A : Assement Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu lingkungan indentifikasi : a. Diagnosa atau masalah b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial c. Perlunya tindakan segera setelah bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah interpretasi data, diagnosa potensial dan intervensi. P : Planning Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan
assessment
sebagai
langkah
rencana
tindakan,
implementasi dan evaluasi.
C. Landasan Hukum Standar merupakan landasan berpijak secara normal dan parameter atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan. Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 12. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 c, berwenang untuk memberikan penyuluhan dna konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana dan memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom (Kepmenkes, 2010).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
D. Informed Consent Informed Consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh pasien atau walinya yang berhak kepada bidan untuk melakukan tindakan kebidanan sesuai kebutuhan terhadap pasien sesudah memperoleh informasi lengkap dan dipahaminya mengenai tindakan itu. Informed Consent merupakan butir yang paling penting dalam pencegahan konflik etik. Kalau informed consent gagal, maka butir selanjutnya baru dipergunakan secara berurutan sesuai kebutuhan dan telah mencakup segi hukum maupun kode etik. Oleh karena itu, bidan dituntut untuk berbuat yang terbaik
untuk
pasiennya
sesuai
kondisi
dan
kemampuan yang dimilikinya (IBI, 2005).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus Jenis Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi kasus pada Akseptor KB Pil dengan menorhagia dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Jenis studi kasus yang digunakan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakt (Notoadmodjo, 2010).
B. Lokasi Studi Kasus Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoadmodjo, 2010). Pada kasus ini tempat pengambilan kasus dilakukan di BPM Siti Nuraini Karanganyar.
C. Subjek Studi Kasus Subjek studi kasus adalah suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoadmodjo, 2010). Subyek pengambilan kasus ini dilakukan pada Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun akseptor KB Pil dengan menorhagia.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
D. Waktu Studi Kasus Waktu studi kasus merupakan batas waktu dimana pengambilan kasus diambil (Notoadmodjo, 2010). Pengambilan kasus ini dilakukan pada tanggal 30 Maret sampai 6 April 2013.
E. Instrumen Studi Kasus Instrumen studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk mendapatkan data (Notoadmodjo, 2010). Pada kasus ini menggunakan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan Keluarga Berencana dan data perkembangan dengan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah : 1. Data Primer Data primer adalah materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian (Nursalam, 2004). a. Pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis menurut Nursalam (2004), dengan cara : 1) Inspeksi Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan sistematik dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran,
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki (Hartanto, 2003). Pada kasus dilakukan pemeriksaan per vaginam, muka pucat dan mata konjungtiva pucat, pengeluaran darah 80 cc dari vagina dan adanya infeksi pada servik (Wulandari, 2010). 2) Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan, jari adalah suatu instrument yang sensitive dilakukan unuk mengumpulkan
data
tentang
temperatur,
turgor,
bentuk,
kelembaban dan ukuran. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan (Varney, 2004). Pada kasus menorhagia adanya nyeri tekan pada sympisis (Wulandari, 2010). 3) Perkusi Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri-kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, ukuran dan konsistensi jaringan. Pada kasus ini perkusi dilakukan pada pemeriksaan reflek patella yang berfungsi untuk mengetahui kesensitifan saraf apakah hiperrefleksi atau tidak (Kusmiyati dkk, 2009). 4) Auskultasi Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa tekanan darah ibu normal atau tidak (Mansjoer, 2005).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
b. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap
berhadapan
muka
dengan
orang
tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Wawancara dilakukan pada klien Ny. W PϮ A0 umur 30 tahun Akseptor KB Pil dengan menorhagia dan bidan atau tenaga kesehatan lainnya. c. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini dilakukan observasi TTV dan pengeluaran pervaginam. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga sama lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi (Notoatmodjo, 2010). a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dan menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari buku kesehatan terbitan tahun 2003 - 2012.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
b. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini informasi didapat dari data rekam medik di BPM Siti Nuraini Karanganyar.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain : 1. Alat dan bahan dalam pengambilan data a. Format pengkajian pada Akseptor KB b. Buku tulis + Bolpoint 2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi a. Timbangan berat badan b. Alat pengukur tinggi badan c. Spighmomanometer d. Stetoskop e. Sarung tangan f. Korentang g. Termometer h. Jam tangan i. Bengkok j. inspekulo 3. Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS Hari / Tanggal : Sabtu / 30 Maret 2013 Jam
: 09.00 WIB
Tempat
: BPM Siti Nuraini, Karangpandan, Karanganyar
1. Pengkajian
Tanggal 30 Maret 2013
a. Identitas Pasien
Pukul : 09.00 WIB
Indentitas Suami
1) Nama
: Ny. W
Nama
: Tn. A
2) Umur
: 30 Tahun
Umur
: 35 Tahun
3) Agama
: Islam
Agama
: Islam
4) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
5) Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: STM
6) Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
7) Alamat
: Brenggolorejo
RT
02
RW 14,
Tohkuning,
Karangpandan 8) No. Seri KB : 052635 b. Anamnesa (Data Subjektif) 1) Alasan Kunjungan Ibu mengatakan ingin memeriksakan haidnya yang lebih dari 8 hari dengan perdarahan yang sangat banyak, 1 hari ganti pembalut 5 x kurang lebih tiap 4 jam dan juga merasa pusing serta lemas.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2) Riwayat Perkawinan Ibu mengatakan status perkawinannya syah, kawin pertama kali pada umur 25 tahun dengan suami umur 30 tahun, lamanya perkawinan 5 tahun dan jumlah anak 2 orang. 3) Riwayat Menstruasi a) Menarche
: Ibu mengatakan haid pertama pada umur 12 tahun.
b) Siklus haid
: Ibu mengatakan siklus haidnya 28 hari.
c) Banyaknya
: Ibu mengatakan banyaknya 2 – 3 kali ganti pembalut / hari.
d) Lamanya
: Ibu mengatakan lamanya 6 – 7 hari.
e) Teratur/tidak
: Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan.
f) Sifat darah
: Ibu mengatakan darah haidnya encer dan berwarna merah tua.
g) Dismenorhoe
: Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri saat haid.
4) Riwayat Obstetri No
Tgl/th Partus
Tempat Partus
1. 2.
2010 2012
Bidan Bidan
Anak
Umur Jenis Hamil Persalinan
Penolong
Penyulit
9 bulan 9 bulan
Bidan Bidan
-
Spontan Spontan
Keadaan anak Jenis BB PB sekarang ƃ 3100 gr 50 cm Normal Hidup Ƃ 3000 gr 50 cm Normal Hidup Nifas
5) Riwayat Keluarga Berencana a) Macam Peserta KB : Lama b) Metode yang pernah digunakan Setelah melahirkan anak pertama ibu memakai KB Pil selama 1 tahun, tidak ada keluhan dan melepasnya karena ingin
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
mempunyai anak lagi, setelah kelahiran anak kedua ibu menggunakan KB Pil lagi selama 5 bulan dan ibu saat ini mengeluh menstruasinya lebih dari 8 hari dengan perdarahan yang banyak. 6) Riwayat Penyakit a) Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan saat ini merasa pusing dan lemas. b) Riwayat penyakit sistemik (1) Jantung
: Ibu mengatakan tidak pernah merasakan jantungnya berdebar-debar, tidak mudah capek dan tidak pernah mengeluarkan keringat dingin pada telapak tangannya.
(2) Ginjal
: Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri pada pinggang.
(3) Asma / TBC : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas dan tidak pernah mengalami batuk yang berkepanjangan lebih dari 4 minggu. (4) Hepatitis
: Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada mata maupun pada kuku.
(5) DM
: Ibu mengatakan tidak pernah merasa haus, lapar dan sering kencing pada malam hari lebih dari 7 kali.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
(6) Hipertensi
: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg.
(7) Epilepsi
: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang
sampai
mengeluarkan
busa
dari
mulutnya. (8) Lain-lain
: Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual.
c) Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS, dan penyakit menurun seperti DM dan asma. d) Riwayat keturunan kembar Ibu mengatakan baik dari pihak dirinya maupun dari pihak suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar. e) Riwayat operasi Ibu mengatakan sampai saat ini belum pernah melakukan operasi apapun. f) Riwayat kebiasaan sehari-hari (1) Pola nutrisi
: Ibu mengatakan nafsu makan ibu berkurang, makan 2 x sehari, porsi sedang dengan menu nasi, lauk pauk, sayur dan minum + 7 gelas/hari jenis 1 gelas air teh dan 6 gelas air putih.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
(2) Pola eliminiasi
: Ibu mengatakan BAB 2 x/hari dengan konsistensi lunak, warna kuning dan BAK 3 - 4 x/hari dengan konsistensi kuning jernih, bau khas dan tidak ada keluhan saat berkemih.
(3) Pola istirahat
: Ibu mengatakan tidak bisa tidur siang dan tidur malam + 5-6 jam, dikarenakan adanya rasa tidak nyaman.
(4) Pola aktivitas
: Ibu mengatakan aktivitas menyapu, memasak, dan mencuci terganggu karena adanya gangguan rasa nyaman.
(5) Personal hygiene : Ibu mengatakan ganti pembalut sehari 5 x dan ganti celana dalam 3 – 4 x/hari. (6) Pola seksual
: Ibu mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual selama menstruasi.
g) Data psikologis
: Ibu mengatakan merasa cemas dan khawatir
dengan
keadaan
yang
dialaminya. c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif) 1) Status Generalis a) Keadaan umum
: Sedang.
b) Kesadaran
: Composmentis.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
c) TTV
: TD : 110/70 mmHg R : 20 x/menit
d) TB
: 160 cm.
e) BB
: 54 kg.
N : 80 x/menit S : 36,50C
2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala (1) Rambut
: Bersih, warna hitam, tidak berketombe, tidak kusam dan tidak mudah rontok.
(2) Muka
: Pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma.
(3) Mata (a) Oedema
: Tidak ada oedema.
(b) Conjungtiva
: Pucat.
(c) Sklera
: Tidak kuning atau berwarna putih.
(4) Hidung
: Simetris, bersih, tidak ada sekret.
(5) Telinga
: Simetris, bersih dan tidak ada serumen.
(6) Mulut/gigi/gusi
: Mulut bersih, tidak ada stomatitis, gigi bersih tidak ada caries, gusi tidak berdarah dan tidak bengkak.
b) Leher (1) Kelenjar gondok
: Tidak ada pembesaran kelenjar gondok.
(2) Tumor
: Tidak ada benjolan atau tumor.
(3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
c) Dada dan Axilla (1) Mammae (a) Membesar
: Normal, membesar kanan dan kiri.
(b) Tumor
: Tidak ada benjolan atau tumor.
(c) Simetris
: Ya, simetris kanan dan kiri.
(2) Axilla (a) Benjolan
: Tidak ada benjolan pada axilla.
(b) Nyeri tekan
: Tidak ada nyeri tekan.
d) Abdomen (1) Pembesaran uterus : Tidak ada pembesaran uterus. (2) Pembesaran hati
: Tidak ada pembesaran hati.
(3) Benjolan / tumor
: Tidak ada benjolan atau tumor.
(4) Nyeri tekan
: Ada nyeri tekan pada sympisis
(5) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi. e) Anogenital (1) Vulva vagina (a) Varices
: Tidak ada varices.
(b) Luka
: Tidak ada luka pada vulva vagina.
(c) Kemerahan
: Tidak ada kemerahan.
(d) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan.
(e) Kelenjar bartholini
: Tidak ada pembesaran.
(f) Pengeluaran pervaginam : Keluar darah dari vagina sedikit, lihat dari pembalut + 20 cc.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
(2) Inspeculo (a) Vagina
: Keluar darah dari vagina + 10 cc.
(b) Serviks
: Ada infeksi pada serviks yaitu terlihat
warna
kemerah-
merahan. (c) Tanda Chadwick
: Tidak ada tanda Chadwick.
(3) Pemeriksaan dalam (a) Portio / serviks
: Keras / lunak : Teraba lunak. Erosi : Tidak ada erosi.
(b) Tumor / benjolan
: Tidak ada tumor / benjolan.
(4) Anus (a) Haemorhoid
: Tidak ada haemorhoid.
(b) Keluhan lain
: Tidak ada keluhan.
f) Ekstremitas (7) Varices
: Tidak ada varices.
(8) Oedema
: Tidak ada oedema.
(9) Reflek patella
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
3) Pemeriksaan Penunjang a) Pemeriksaan laboratorium
: Tidak dilakukan.
b) Pemeriksaan penunjang lain
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2. Interpretasi Data a. Diagnosa Kebidanan Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia. Data Dasar Data Subjektif : 1) Ibu mengatakan ingin memeriksakan haidnya yang lebih dari 8 hari dengan perdarahan yang sangat banyak, 1 hari ganti pembalut 5 x kurang lebih tiap 4 jam. 2) Ibu mengatakan merasa pusing serta lemas. Data Objektif : 1) Keadaan umum : Sedang 2) Kesadaran
: Composmentis
3) TTV
: TD : 110/70 mmHg R : 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,50C
4) Abdomen ada nyeri tekan pada sysmpisis. 5) Pemeriksaan inspekulo : pengeluaran pervaginam keluar darah + 10 cc, ada infeksi pada servik yaitu terlihat warna kemerah-merahan. Pemeriksaan anogenital : pengeluaran pervaginam keluar darah sedikit, terlihat dari pembalut + 20 cc. b. Masalah Ibu mengatakan merasa cemas, khawatir dan merasa tidak nyaman dengan keadaannya sekarang ini. c. Kebutuhan Penjelasan tentang menorhagia merupakan efek samping dari KB pil.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3. Diagnosa Potensial Potensial terjadi anemia dikarenakan keluarnya darah terlalu banyak. 4. Antisipasi / Tindakan Segera Pemberian terapi dan tindakan medis seperti injeksi Kalnex 1 x 1 ampul 500 mg. 5. Rencana Tindakan Tanggal 30 Maret 2013
Pukul 09.30 WIB
a. Beri KIE tentang menorhagia dan gizi seimbang b. Anjurkan ibu untuk mengurangi kelelahan fisik seperti aktivitas menyapu, memasak, dan mencuci serta stress psikologis yang disebabkan karena rasa cemas dan khawatir dengan menstruasi yang dialaminya. c. Berikan KIE personal hygiene terutama pada daerah kemaluannya. d. Beri terapi zat besi 60 mg dan injeksi Kalnex 1 x 1 ampul 500 mg. e. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7 hari lagi yaitu pada tanggal 6 April 2013 atau bila ada keluhan. 6. Implementasi Tanggal 30 Maret 2013
Pukul 10.00 WIB
a. Pukul 10.00 WIB, memberikan KIE tentang menorhagia, personal hygiene dan gizi seimbang. b. Pukul 10.05 WIB, menganjurkan ibu untuk mengurangi kelelahan fisik seperti aktivitas menyapu, memasak, dan mencuci serta stress psikologis yang disebabkan karena rasa cemas dan khawatir dengan menstruasi yang dialaminya.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
c. Pukul 10.10 WIB, memberikan KIE tentang personal hygiene terutama pada daerah kemaluannya. d. Pukul 10.20 WIB, memberikan terapi zat besi 60 mg dan injeksi Kalnex 1 x 1 ampul 500 mg. e. Pukul 10.30 WIB, menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7 hari lagi yaitu pada tanggal 6 April 2013 atau bila ada keluhan. 7. Evaluasi Tanggal 30 Maret 2013
Pukul 10.45 WIB
a. Setelah diberikan KIE tentang menorhagia, personal hygiene dan gizi seimbang ibu sudah paham tentang menorhagia, cara membersihkan daerah kemaluannya dan apa itu gizi seimbang. b. Ibu bersedia mengurangi kegiatannya untuk menghindari kelelahan. c. Ibu sudah mendapatkan tablet zat besi 60 mg dan Kalnex 1 x 1 ampul 500 mg dan bersedia untuk meminumnya. d. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang yaitu pada tanggal 6 April 2013 atau bila ada keluhan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DATA PERKEMBANGAN I (Kunjungan Rumah) Tanggal 31 Maret 2013
Pukul 08.30 WIB
Subjektif : 1. Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah dari daerah kemaluannya. 2. Ibu mengatakan masih merasakan sedikit pusing dan lemah. 3. Ibu mengatakan sudah meminum tablet zat besi. Objektif : 1. Keadaan umum
: Sedang
2. Kesadaran
: Composmentis
3. TTV
: TD : 100/60 mmHg R : 22 x/menit
N : 80 x/menit S : 370C
4. Pemeriksaan pervaginam dengan cara melihat pembalut sebanyak + 20 cc . 5. Abdomen ada nyeri tekan pada sysmpisis. Assesment Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia pemeriksaan hari ke 2. Planning
Tanggal 31 Maret 2013
Pukul 09.00 WIB
1. Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene terutama pada daerah vagina dan menggunakan pentyliner atau pembalut. 2. Menganjurkan ibu untuk mencegah atau menghindari faktor resiko yang bisa menyebabkan terjadinya menorhagia, misalnya mengkonsumsi makanan yang bergizi yang mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin seperti nasi, lauk ayam, sayur bayam, buah pisang dan susu, tidak
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
terlalu capek atau aktifitasnya bisa dikurangi dan menghindari stress psikologis contohnya ibu jangan terlalu
cemas dengan keluhan
menorhagia yang dialaminya, karena menorhagia merupakan salah satu dari efek samping KB pil. 3. Memberikan dukungan pada ibu agar tidak cemas dan putus asa karena menorhagia dapat diobati dan akan kesembuhan sendirinya. 4. Menganjurkan ibu untuk tetap minum obat secara teratur yaitu tablet zat besi. 5. Menganjurkan ibu untuk kontrol ke bidan 6 hari lagi yaitu tanggal 6 April 2013. Evaluasi
Tanggal 31 Maret 2013
Pukul 09.15 WIB
1. Ibu bersedia menjaga kebersihan daerah vagina dan bersedia menggunakan pembalut. 2. Ibu bersedia untuk mencegah atau menghindari faktor resiko yang bisa menyebabkan menorhagia, misalnya mengkonsumsi makanan yang bergizi, tidak terlalu capek dan menghindari stress psikologis. 3. Ibu mengerti dan mau menerima keadaan yang dialaminya. 4. Ibu bersedia minum obat secara teratur. 5. Ibu bersedia untuk kontrol 6 hari lagi yaitu pada tanggal 6 April 2013.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DATA PERKEMBANGAN II (Kunjungan Ulang di Bidan) Tanggal 6 April 2013
Pukul 09.00 WIB
Subyektif 1. Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan darah dari kemaluannya. 2. Ibu merasa senang dengan keadaannya saat ini. Obyektif 1. Keadaan Umum
: Baik
2. Kesadaran
: Composmentis
3. TTV
: TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit
S : 36,5ºC R : 20 x/menit
4. Pengeluaran Pervaginam : tidak ada pengeluaran Asassment Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan riwayat menorhagia. Planning
Tanggal 6 April 2013
Pukul 09.30 WIB
1. Mengingatkan kembali agar ibu menghindari / mencegah faktor resiko yang bisa menyebabkan menorhagia. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, tidak terlalu capek dan menghindari stress psikologis. 2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama daerah kemaluan 3. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap menggunakan KB pil serta meminumnya secara teratur. Evaluasi
Tanggal 6 April 2013
Pukul 10.00 WIB
1. Ibu bersedia mengikuti semua nasihat yang diberikan. 2. Ibu bersedia untuk selalu menjaga kebersihan personal hygiene 3. Ibu bersedia tetap menggunakan KB pil sesuai anjuran dari bidan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
B. PEMBAHASAN Pada bab ini penulis ingin menguraikan tentang proses asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil dengan menorhagia di BPS Siti Nuraini Tohkuning Karangpandan dengan menggunakan manajemen 7 langkah Varney. Dalam penerapan asuhan kebidanan ini penulis ingin menguraikan kesenjangan antara teori dan prakter yang penulis temukan dilapangan. 1. Pengkajian Pengkajian data pada teori didapatkan data subjektif klien datang untuk memeriksakan masalah haidnya yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) (Saifuddin, 2008). Data objektif menurut Wulandari (2010), pada pemeriksaan inspekulo dan pemeriksaan dalam didapatkan pengeluaran darah dari vagina lebih dari 80 cc dan adanya infeksi pada servik dan pada pemeriksaan penunjang menurut Ayatullah (2010) dilakukan pemeriksaan Hb. Pengkajian data pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia didapatkan data subjektif ibu mengatakan ingin memeriksakan haidnya yang lebih dari 8 hari dengan perdarahan yang sangat banyak, 1 hari ganti pembalut 5x kurang lebih tiap 4 jam dan juga merasa pusing serta lemas. Pada data objektif didapatkan hasil keadaan umum : sedang, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,50C, vulva vagina tidak ada varices, ada luka pada serviks, keluar darah dari vagina banyak + 20 cc. Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada teori dilakukan pemeriksaan Hb sedangkan pada kasus tidak dilakukan pemeriksaan Hb.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2. Interpretasi Data Menurut Hartanto (2004), masalah yang sering muncul pada akseptor KB pil yaitu efek samping yang berupa perdarahan banyak yang berdampak pada psikologi berupa kecemasan dan ketidak nyaman dengan menorhagia tersebut, kebutuhan dari masalah tersebut menurut Depkes RI (2005) adalah penjelasan tentang menorhagia dan penangannya yang jelas, tepat dan cepat pada menorhagia. Data yang telah dikumpulkan pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia dapat ditegakkan diagnosa kebidanan sebagai berikut Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia. Sedangkan masalah yang muncul adalah ibu mengatakan merasa cemas, khawatir dan merasa tidak nyaman dengan keadaannya sekarang ini dan kebutuhan yang diberikan berupa penjelasan tentang menorhagia merupakan efek samping dari KB Pil. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek. 3. Diagnosa Potensial Berdasarkan teori dari kasus akseptor KB Pil dengan menorhagia diagnosa potensial yang mungkin muncul adalah apabila menorhagia terus berlanjut bisa menyebabkan anemia (Saifuddin, 2006). Pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia diagnosa potensial berupa anemia tidak muncul setelah dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Dari perbandingan tersebut penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilahan. 4. Antisipasi / Tindakan Segera Menurut Varney (2004) bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan. Antisipasi pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia adalah pemberian terapi dan tindakan medis seperti injeksi Kalnex 1 x 1 ampul. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilahan. 5. Rencana Asuhan Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan akseptor KB pil dengan menorhagia menurut Wulandari (2010) adalah berikan KIE tentang menorhagia, anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi, berikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya, berikan dukungan moril, beri terapi zat besi, berikan KIE tentang gizi seimbang, berikan terapi hormonal yang hanya mengandung progesteron dan lakukan pemeriksaan darah. Rencana asuhan yang diberikan pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia adalah beri KIE tentang menorhagia, anjurkan ibu untuk mengurangi kelelahan fisik seperti
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
aktivitas menyapu, memasak, dan mencuci serta stress psikologis yang disebabkan karena rasa cemas dan khawatir dengan menstruasi yang dialaminya, berikan KIE personal hygiene terutama pada daerah kemaluannya, beri terapi zat besi dan injeksi Kalnex 1x1 ampul dan anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7 hari lagi yaitu pada tanggal 6 April 2013 atau bila ada keluhan. Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan yaitu pada teori tidak dilakukan kunjungan
ulang,
diberikan
terapi
hormonal
yang
mengandung
progesteron dan dilakukan pemeriksaan darah, sedangkan pada kasus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjugan ulang, diberikan terapi zat besi dan injeksi kalnex 1x1 ampul dan tidak dilakukan pemeriksaan darah. 6. Pelaksanaan Pada teori pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat pada asuhan akseptor KB pil dengan menorhagia menurut Wulandari (2010). Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secara menyeluruh yaitu memberikan KIE tentang menorhagia, menganjurkan ibu untuk mengurangi kelelahan fisik seperti aktivitas menyapu, memasak, dan mencuci serta stress psikologis yang disebabkan karena rasa cemas dan khawatir dengan menstruasi yang dialaminya, memberikan KIE tentang personal hygiene terutama pada daerah kemaluannya, memberikan terapi zat besi dan injeksi Kalnex 1x1 ampul dan menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7 hari lagi yaitu pada tanggal 6 April 2013 atau bila ada keluhan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek yaitu teori tidak dilakukan kunjungan ulang, diberikan terapi
hormonal
yang
mengandung
progesteron
dan
dilakukan
pemeriksaan darah, sedangkan pada kasus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjugan ulang, diberikan terapi zat besi dan injeksi kalnex 1x1 ampul dan tidak dilakukan pemeriksaan darah. 7. Evaluasi Menurut Varney (2004), evaluasi yang diharapkan adalah sudah dilakukan terapi dan menorhagia teratasi, sudah dilakukan pemantauan dan kecemasan ibu teratasi dan KB pil masih digunakan. Pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia setelah dilakukan perawatan selama 3 hari didapatkan hasil keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 120/80 mmHg S : 36,5ºC, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, pengeluaran pervaginam : tidak ada pengeluaran, ibu bersedia mengikuti semua nasihat yang diberikan, selalu menjaga kebersihan personal hygien dan ibu bersedia tetap menggunakan KB pil sesuai anjuran dari bidan. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Pil Ny. W P2A0 Umur 30 Tahun dengan Menorhagia di BPM Siti Nuraini Karanganyar yang dimulai pada tanggal 30 Maret sampai 2 April 2013, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengkajian data pada Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia
didapatkan
data
subjektif
ibu
mengatakan
ingin
memeriksakan haidnya yang lebih dari 8 hari dengan perdarahan yang sangat banyak, 1 hari ganti pembalut 5x kurang lebih tiap 4 jam dan juga merasa pusing serta lemas. Pada data objektif didapatkan hasil keadaan umum : sedang, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,5 0C, vulva vagina tidak ada varices, ada luka pada serviks, keluar darah dari vagina banyak + 20 cc. 2. Interpretasi Data didapatkan diagnosa kebidanan Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia. Sedangkan masalah yang muncul adalah ibu mengatakan merasa cemas, khawatir dan merasa tidak nyaman dengan keadaannya sekarang ini dan kebutuhan yang diberikan berupa penjelasan tentang menorhagia merupakan efek samping dari KB Pil.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3. Pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia diagnosa potensial berupa anemia tidak muncul setelah dilakukan tindakan yang cepat dan tepat. 4. Antisipasi pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia adalah pemberian terapi dan tindakan medis seperti injeksi Kalnex 1 x 1 ampul. 5. Rencana asuhan yang diberikan berupa beri KIE tentang menorhagia, anjurkan ibu untuk mengurangi kelelahan fisik seperti aktivitas menyapu, memasak, dan mencuci serta stress psikologis yang disebabkan karena rasa cemas dan khawatir dengan menstruasi yang dialaminya, berikan KIE personal hygiene terutama pada daerah kemaluannya, beri terapi zat besi dan injeksi Kalnex 1x1 ampul dan anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7 hari lagi yaitu pada tanggal 6 April 2013 atau bila ada keluhan. 6. Pelaksanaan pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat. 7. Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari didapatkan hasil keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 120/80 mmHg S : 36,5ºC, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, pengeluaran pervaginam : tidak ada pengeluaran, ibu bersedia mengikuti semua nasihat yang diberikan, selalu menjaga kebersihan personal hygien dan ibu bersedia tetap menggunakan KB pil sesuai anjuran dari bidan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
8. Pada kasus Ny. W P2A0 umur 30 tahun, akseptor KB Pil dengan menorhagia penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada pengkajian, rencana asuhan dan pelaksanaan. Pada pengkajian dijelaskan di teori dilakukan pemeriksaan Hb sedangkan pada kasus tidak dilakukan pemeriksaan Hb, pada rencana asuhan pada teori tidak dilakukan kunjungan ulang, diberikan terapi hormonal yang mengandung progesteron dan dilakukan pemeriksaan darah, sedangkan pada kasus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjugan ulang, diberikan terapi zat besi dan injeksi kalnex 1x1 ampul dan tidak dilakukan pemeriksaan darah dan pada pelaksanaan pada teori tidak dilakukan kunjungan ulang, diberikan terapi hormonal yang mengandung progesteron dan dilakukan pemeriksaan darah, sedangkan pada kasus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjugan ulang, diberikan terapi zat besi dan injeksi kalnex 1x1 ampul dan tidak dilakukan pemeriksaan darah. 9. Alternatif pemecahan masalah yang diberikan pada ibu adalah tetap melakukan pengecekan darah, memberi terapi hormonal yang hanya mengandung progesteron.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran, yaitu : 1. Bagi Bidan Hendaknya untuk senantiasa tetap meningkatkan pemberian asuhan kebidanan pada askeptor KB pil dengan menorhagia,serta menjelaskan macam-macam alat kontrasepsi yang dipakai dan efek samping yang dapat ditimbulkan dari pemakaian alat tersebut.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2. Bagi Institusi a. BPM Sebaiknya lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya bagi pasien dengan masalah KB dan menyediakan bahan bacaan, seperti poster-poster, leaflet tentang KB. b. Mahasiswa Dapat memberikan dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang asuhan kebidanan pada Akseptor KB Pil dengan menorhagia dan dapat menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney. 3. Bagi Klien Akseptor diharapkan aktif konsultasi bila mengalami gangguan ataupun masalah dengan alat kontrasepsi yang dipakainya.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DAFTAR PUSTAKA
Acep, D. 2012. KB Menorhargia. http://www.kbmenorhargia.acepd/menorhagiaprint.htm. Diakses tanggal 27 Februari 2013. Ayatullah, Q. 2010. Askeb dengan Menorhagia. http://www.semuatentangkebidanan.co.id. Diakses tanggal 27 Februari 2013. Alwi, H. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas. Benson, R.C. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC. Depkes RI. 2005. Pedoman Penanggulangan Efek Samping / Komplikasi Kontrasepsi. Jakarta : Departemen Kesehatan. Dinkes Jawa Tengah. 2011. http://www,googlengloa.akseptorkbsejatengonline.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2012. Dinkes Karanganyar. 2011. Kecamatan Karanganyar dalam Angka 2012. http://www.karanganyar-dalam-angka.co.id. Diakses tanggal 12 Oktober 2012. Estiwidani, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya. Harnawatijah. 2009. KB Suntik. Available online: http://www.google.com/harnawatijah- anthropologist.html. Diakses tanggal 18 Oktober 2012. Hartanto. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. IBI. 2005. 50 Tahun Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI. Idaparida. 2003. Perdarahan Berlebih Saat Menstruasi. http://
[email protected]. Diakses tanggal 27 Februari 2013. Kepmenkes. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Available online: http://www.google.co.id/tag/ diakses tanggal 11 Oktober 2012. Khotimah, H. 2011. Menoragia. http://kb-menoragia.husnul khotomah.html.wordpress.com. Diakses tanggal 29 Oktober 2012. Kompas.
2010. Menorhagia. http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php. diakses tanggal 26 Februari 2013.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Mansjoer, A. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. Manuaba, I.B.G. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan I. Jakarta : EGC. Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. Jilid 2. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta. Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba Merdeka. Perry, A. G, at.al. 2005. Buku Saku Ketrampilan dari Prosedur. Jakarta : EGC. Prihardjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. EGC : Jakarta. Prawirohardjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Proverawati, dkk. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha Medika. Saifuddin, A.B . 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sastrawinata, S. 2004. Teknik Keluarga Berencana. Bandung : Universitas Padjajaran. Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media. Susilawati. 2008. Pengukuran Status Gizi. Available online: http://www.google.com/susilawati_anthropologist.html diakses tanggal 11 Oktober 2012. Varney, H. 2007. Ilmu Kebidanan (Varney’s Midwifery). Edisi 3. Bandung : Sekeloa Publisher. Wartonah, T. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Waspadji, S. 2003. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi. Jakarta : Balai Kedokteran Universitas Indonesia. Wheeler. 2004. Asuhan Pranatal & Pascapartum. Jakarta : EGC. Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wulandari, L.H. 2010. Jurnal Menorhagia. Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com