ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULANAN PADA Ny.W DENGAN AMENOREADI BPS SITI MURWANI BATUWARNO WONOGIRI TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH DiajukanuntukmemenuhipersyaratanUjianAkhir Pendidikan D III Kebidanan
DisusunOleh : RIKA MARGIYANTI NIM. B10.164
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”AsuhanKebidanan Akseptor KB Suntik 3 Bulanan Pada Ny. W dengan Amenoreadi BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri”.
Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis. 4. Ibu Siti Murwani, Amd. Keb, selaku pemilik BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogori yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Ny. W yang telah bersedia menjadi pasien dalam pengambilan kasus ini
iv
6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran sangat penulis harapkan demi kemajuan penelitian selanjutnya. SemogaKarya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Agustus 2013
MOTTO ·
Jadi diri sendiri, cari jati diri, dan dapetin hidup yang mandiriOptimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar.Sesekali liat ke belakang untuk melanjutkan perjalanan yang tiada berujung.
·
Kehidupan seperti secarik kertas putih, tetes demi tetes tinta hitam telah menoreh cerita yang tidak begitu menjanjikan, tapi jangan pernah kau takut akan silaunya sang mentari. jangan pernah kau berpikir tentang apa yang telah kau terima tapi pikirkan apa yang telah kau berikan pada-NYA.
·
Anggaplah suatu kegagalan merupakan suatu awal dari keberhasilan karena dengan kegagalan anda akan lebih tekun yang akhirnya akan membuahkan keberhasilan PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya atas terselesaikannya karya tulis ini. Karya tulis ini kupersembahkan untuk: 1. Allah SWT, yang telah memberikan jalan, petunjuk serta kemudahan dalammenyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan selalu memberikan aku kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi semua cobaan dalam menjalani hidup 2. Bapak dan Ibuku tanpa kalian aku tidak bisa apa-apa dan terimakasih untuk doa,dorongan dan dukungannya selama ini. 3. Adikku, yang selalu menyayangi, mendoakan dan mendukungku serta
memberiku
semangat
selama
ini.
Aku
akan
selalu
menyayangimu 4. Seseorang yang aku sayang yang selalu menemani penulis dalam suka dan aku tidak akan pernah melupakan mu semoga kita bisa selalu besama. 5. Teman-teman yang aku sayang terimakasih untuk dukungan dan semangat kalian. 6. Teman-teman Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010 yang aku sayangi. 7. Almamaterku Tercinta vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2013 Nama Mahasiswa : Rika Margiyanti NIM : B10.164
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULANAN PADA Ny.W DENGAN AMENOREADI BPS SITI MURWANI BATUWARNO WONOGIRI TAHUN 2013 (xii halaman + 62 halaman + 9 lampiran)
INTISARI Latar Belakang : Program KB nasional telah mencapai keberhasilan yang cukup menggembirakan dalam kurun waktu tiga dasawarsa, Jumlah akseptor baru jenis KB Suntik tahun 2007 di Jawa Tengah mencapai 2.654.011 akseptor, paling banyak di banding alat kontrasepsi lain. Terdapat berbagai efek samping pada KB suntik antara lain gangguan pola haid, bertambahnya berat badan dan sakit kepala. Jumlah akseptor KB di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri sebanyak 332 orang, terdiri dari KB Suntik 3 bulan 209 orang (62,95%), yang mengalami amenorea sejumlah 31 orang (15%). Tujuan : Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea melalui pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney. Diharapkan penulis mampu melakukan pengkajian data menyeluruh, menginterpretasikan data serta merumuskan diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan, menentukan diagnosa potensial yang timbul, mengantisipasi diagnosa potensial yang mungkin timbul, menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun, melaksanakan evaluasi yang telah diberikan. Penulis mampu menemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah. Metodologi : Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriftif. Lokasi pengambilan kasus di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri. Waktu studi kasus pada tanggal 5 Juni 2013. Instrumen yang digunakan adalah format asuhan kebidanan Keluarga Berencana. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer (pemeriksaan fisik, wawancara, dan observasi) dan data sekunder (studi dokumentasi dan kepustakaan). Hasil : Dari penerapan manajemen kebidanan yang digunakan pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenoreasetelah diberikan asuhan yang menyeluruh, lamanya 1 minggu maka hasil yang diperoleh keadaan umum ibu baik dan kesadaran composmentis, tanda vital sign normal, KIE dan terapi sudah diberikan dan ibu mengerti bahwa amenorea merupakan efek samping dari KB suntik, amenorea teratasi sehingga kecemasan ibu teratasi, ibu mengalami menstruasi. Kesimpulan : Dari asuhan kebidanan yang telah diberikan pada akseptor KB suntik 3 bulanan pada Ny. W dengan amenorea tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus. Kata Kunci : Asuhan kebidanan, KB suntik 3 bulanan, amenorea. Kepustakaan: 24 Buku (2004 – 2010) viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vii
CURICULUM VITAE .....................................................................................
viii
INTISARI.........................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................
1
B. Perumusan Masalah .....................................................................
3
C. Tujuan Studi Kasus ......................................................................
3
D. Manfaat Studi kasus .....................................................................
5
E. KeaslianStudiKasus .....................................................................
5
F. SistematikaPenulisan ...................................................................
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. TeoriMedis ...................................................................................
9
1. Kontrasepsi .............................................................................
9
2. Kontrasepsi Suntik .................................................................
13
3. Amenorea ...............................................................................
18
ix
B. TeoriManajemen Kebidanan ........................................................
20
C. Landasan Hukum .........................................................................
34
D. Informed Consent .........................................................................
35
BAB III. METODOLOGI A. JenisStudiKasus ...........................................................................
36
B. LokasiStudiKasus .........................................................................
36
C. SubyekStudiKasus .......................................................................
36
D. WaktuStudiKasus .........................................................................
36
E. InstrumenStudiKasus ...................................................................
37
F. TeknikPengumpulan Data ...........................................................
37
G. AlatdanBahan ...............................................................................
40
BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus. .............................................................................
41
B. Pembahasan ...................................................................................
55
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................................
62
B. Saran. .............................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal penelitian studi kasus
Lampiran 2.
Surat Permohonan ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3.
Surat Balasan pengambilan data awal
Lampiran 4.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran5.
Surat Balasan penggunaan lahan
Lampiran 6.
Lembar Persetujuan Pasien
Lampiran 7.
Lembar observasi
Lampiran 8.
SAP Efek Samping Kontrasepsi Suntik 3 Bulanan dan Leaflet
Lampiran 9.
Format Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Lampiran 10. Lembar konsultasi
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia mampu menurunkan laju pertumbuhan penduduk hingga mencapai poin 1,35% pada tahun 2007 dengan TFR (Total Fertilitas Rate) sekitar 2,6% (BKKBN, 2007). Program KB nasional telah mencapai keberhasilan yang cukup menggembirakan dalam kurun waktu tiga dasawarsa. Hal ini ditandai dengan semakin diterimanya norma keluarga kecil sebagai bagian dari tata kehidupan masyarakat yang tercermin dari semakin meningkatnya angka kesertaan berKB, mengecilnya rata-rata jumlah anak yang dimiliki keluarga menurunya angka kematian ibu, bayi dan anak, serta menurunya angka pertumbuhan penduduk (BKKBN, 2007). Pemerintah Indonesia menerapkan program keluarga Berencana untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Tujuan dari program Keluarga Berencana era baru adalah “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki Jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (BKKBN, 2010). Alat kontrasepsi untuk mengendalikan kehamilan banyak digunakan mulai dari cara alami tanpa menggunakan alat, seperti sistem kalender atau pantang berkala, hingga menggunakan kondom, spiral, suntik atau pil. Masing-masing ada keluhan efek sampingnya. Menurut data yang ada pada
1
2
tahun 2007 di Jawa Tengah ada 55,14% pengguna kontrasepsi suntik, Pil 17,86%, IUD 11,11%, Implan 9,23%, sterilisasi 5,42% dan kontrasepsi lain 1,24%. Jumlah akseptor baru jenis KB Suntik tahun 2007 di Jawa Tengah mencapai 2.654.011 akseptor, paling banyak di banding alat kontrasepsi lain (BKKBN, 2007). Terdapat berbagai efek samping pada KB suntik antara lain gangguan pola haid, bertambahnya berat badan, sakit kepala dan perdarahan ireguler. Selain itu terdapat juga efek samping pada kardiovaskuler, efek metabolik dan efek pada sistem reproduksi (Hartanto, 2007). Gangguan pola haid merupakan efek samping dari KB suntik 3 bulanan. Banyak wanita merasa bahwa mendapatkan suntikan yang menyebabkan hal tersebut tidak alami dan ada kekhawatiran terhadap tidak menstruasi sehingga sangat membebani (Everett, 2008). Amenorea adalah tidak datangnya haid pastikan hal ini bukan karena kehamilan (Hartanto, 2007) Berdasarkan hasil survey bulan Januari 2012 sampai Oktober 2012 jumlah akseptor KB di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri sebanyak 332 orang, terdiri dari KB Suntik 3 bulan 209 orang (62,95%), KB Suntik 1 bulan 91 (27,40%), KB pil 32 orang (9,63%). Dari data tersebut didapat akseptor KB suntik 3 bulanan yang tidak mengalami efek samping 140 (67%), dengan efek samping dari KB Suntik 3 bulanan 69 (33%), terdiri dari yang mengalami amenorea sejumlah 31 orang (15%), yang mengalami kenaikan berat badan sebesar 21 orang (10%), yang mengalami spooting 17 orang (8%).
3
Berdasarkan data di atas KB Suntik 3 bulan merupakan alat kontrasepsi yang pemakaiannya sangat diminati oleh masyarakat. Gangguan pola haid merupakan efek samping dari KB suntik 3 bulanan. Banyak wanita merasa bahwa mendapatkan suntikan yang menyebabkan hal tersebut tidak alami dan ada kekhawatiran terhadap tidak menstruasi sehingga sangat membebani. Hal ini yang menjadikan penulis tertarik untuk memilih judul “Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik 3 Bulanan pada Ny.W dengan Amenorea di BPS Siti Murwani Batuwarno, Wonogiri Tahun 2013”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas,maka perumusan masalah dari studi kasus ini adalah “ Bagaimana Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik 3 Bulanan Pada Ny.W Dengan Amenorea Di BPS Siti Murwani Batuwarno
Wonogiri
dengan
menggunakan
pendekatan
manajemen
kebidanan menurut Varney ?”
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut varney.
4
2. Tujuan Khusus a. Diharapkan penulis mampu 1) Melakukan pengkajian data menyeluruh pada Ny.W Akseptor KB Suntik 3 Bulanan dengan Amenorea. 2) Menginterpretasikan data serta merumuskan diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan pada Ny.W Akseptor KB Suntik 3 Bulanan dengan Amenorea. 3) Menentukan diagnosa potensial yang timbul pada Ny.W Akseptor KB Suntik 3 Bulanan dengan Amenorea. 4) Mengantisipasi diagnosa potensial yang mungkin timbul pada Ny. W Akseptor KB Suntik 3 Bulanan dengan Amenorea. 5) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada Ny. W Akseptor KB Suntik 3 Bulanan dengan Amenorea. 6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny. W Akseptor KB Suntik 3 Bulanan dengan Amenorea. 7) Melaksanakan evaluasi yang telah diberikan pada Ny. W Akseptor KB Suntik 3 Bulanan dengan Amenorea. b. Penulis mampu menemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan pada Ny. W Akseptor KB Suntik 3 Bulanan dengan Amenorea. c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada Ny.W Akseptor KB Suntik 3 Bulanan dengan Amenorea.
5
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi penulis Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea. 2. Bagi profesi Sebagai masukan bagi
organisasi profesi bidan dalam upaya
meningkatkan pelayanan pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan secara profesional dan sesuai kode etik kebidanan. 3. Bagi institusi a. BPS Memberikan
masukan
dalam
penyusunan
kebijakan
program
pelayanan kebidanan khususnya tentang Kb suntik 3 bulanan dengan amenorea yang menyeluruh dan efisien. b. Pendidikan Sebagai bahan referensi/sumber bacaan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea.
E. Keaslian Studi Kasus Studi kasus tentang KB suntik 3 bulanan dengan amenorea pernah dilakukan oleh : 1. Lilik Ernawati (2011) dengan judul “Asuhan Kebidanan KB Suntik Depoprovera pada Ny.L dengan Amenorea di BPS Umy Hidayati
6
Sidoharjo Sragen”. Asuhan yang diberikan yaitu mengobservasikeadaan umum, KIE tentang efek samping KB suntik, KIE tentang amenorea, memberi motivasi untuk tetap menjadi akseptor KB suntik 3 bulanan, memberi anjuran pada ibu untuk periksa bila sewaktu-waktu ada keluhan, memberikan terapi pil KB 3x1 tablet dari hari 1 – 3 mulai hari ke 4 selama 4 – 5 hari. Dengan hasil akseptor KB suntik telah memahami dan mengerti bahwa keadaan yang dialami adalah salah satu efek samping dari KB suntik, dan ibu mendapatkan menstruasi, ibu tetap menjadi akseptor KB suntik. 2. Ida Kurniasari (2005) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. S dengan Amenorea sebagai efek samping dari Pemakaian KB Suntik 3 Bulanan di RB Permata Hati Boja Kabupaten Kendal’. Asuhan yang diberikan yaitu mengobservasi keadaan umum, KIE tentang efek samping KB suntik, KIE tentang amenorea, memberi motivasi untuk tetap menjadi akseptor KB suntik 3 bulanan, memberi anjuran pada ibu untuk periksa bila sewaktu-waktu ada keluhan, memberikan terapi Pil KB 3 x 1 tablet dari hari 1 – 3, 1 x 1 tablet mulai hari ke 4 selama 4 – 5 hari, dengan hasil akseptor KB suntik telah memahami dan mengerti bahwa keadaan yang dialami adalah salah satu efek samping dari KB suntik, ibu mendapatkan menstruasi, dan ibu tetap menjadi akseptor KB suntik. 3. Mujini (2009) dengan judul “ Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik Depoprovera pada Ny. L dengan Amenorea di RSAB Muhammadiyah Malang”. Asuhan yang diberikan yaitu mengobservasi keadaan umum,
7
KIE tentang efek samping KB suntik, KIE tentang amenorea, memberi motivasi untuk tetap menjadi akseptor KB suntik 3 bulanan, memberi anjuran pada ibu untuk periksa bila ada keluhan. Terapi yang diberikan yaitu Pil KB 3 x 1 tablet dari hari 1 – 3, mulai hari ke 4 selama 4 – 5 hari. Hasil dari asuhan yang telah diberikan yaitu Ny. L akseptor KB suntik telah memahami keadaan yang dialaminya adalah efek samping dari KB suntik Depoprovera, tidak ada kecemasan tentang amenorea, ibu mendapatkan menstruasi, dan Ny. L tetap menjadi akseptor KB suntik. Perbedaan dengan kasus terletak pada waktu, tempat, pelaksanaan dan subjek, persamaan dengan kasus terletak pada asuhan yang diberikan. F. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Dalam Bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat, keaslian laporan kasus dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang terdiri dari : pengertian kontrasepsi, tujuan pelayanan kontrasepsi, pengertian kontrasepsi suntik, jenis kontrasepsi suntik, mekanisme kerja kontrasepsi Depoprovera, indikasi kontrasepsi Depoprovera, kontraindikasi Depoprovera, Depoprovera,
keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi waktu
pemberian
kontrasepsi
suntik,
teknik
penyuntikan, efek samping kontrasepsi Depoprovera, teori
8
amenorea terdiri dari : pengertian amenorea, penyebab amenorea, penatalaksanaan amenorea, teori manajemen kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah varney, yaitu pengkajian, interpretasi data,
diagnosa
potensial,
antisipasi,
perencanaan
asuhan,
implementasi data dan evaluasi dengan data perkembangan menggunakan model SOAP serta kerangka konsep. BAB III
METODOLOGI Bab ini menjelaskan jenis studi yang digunakan, lokasi, subyek, waktu dan instrumen laporan kasus, teknik pengumpulan data serta alat-alat yang dibutuhkan.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Tijauan kasus ini berisi tentang pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah-masalah atau kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis temukan di lapangan.
BAB V
PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea, sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis 1. Kontrasepsi a. Pengertian 1) Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah kehamilan, usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen (Wiknjosastro, 2010). 2) Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal paa anak (Harnawati, 2008). b. Tujuan Pelayanan Kontrasepsi 1) Tujuan Umum Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan keluarga berencana yaitu dihayatinya nama keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Hartanto, 2007). 2) Tujuan Pokok Penurunan angka kelahiran yang bermakna guna mencapai tujuan
tersebut
maka
ditempuh
kebijaksanaan
mengkategorikan 3 (tiga) fase untuk mencapai sasaran.
9
dengan
10
Menurut Hartanto (2007), yaitu : a) Fase menunda atau mencegah kehamilan Fase menunda kehamilan dianjurkan bagi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan alasan : (1) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak terlebih dahulu untuk berbagai alasan. (2) Penggunaan
kondom
kurang
menguntungkan
karena
pasangan muda masih mempunyai frekuensi senggama yang tinggi sehingga angka kegagalan tinggi. (3) Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil Oral, karena akseptor masih muda. (4) Pemasangan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan terutama bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral. Kontrasepsi yang cocok untuk menunda atau mencegah kehamilan adalah Pil, IUD, cara sederhana. b) Fase menjarangkan atau mengatur kehamilan Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan. (1) Alasan menjarangkan kehamilan : (a) Umur antara 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
11
(b) Kegagalan yang menyababkan kehamilan cukup tinggi, namun disini tidak begitu berbahaya karena yang bersangkutan berada pada usia melahirkan yang baik. (c) Segera setelah melahirkan anak pertama dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan utama. (2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi : (a) Suntik (b) IUD (c) Implant (d) Mini pil (e) Cara sederhana c) Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan Pada periode ini usia istri diatas 30 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua anak. (1) Alasan mengakhiri kesuburan (a) Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil karena alasan medis (b) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan kemungkinan timbul akibat sampingan. (c) Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap. (2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi : (a) Kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi) (b) IUD
12
(c) Implant (d) Cara sederhana (e) Suntik (f) Pil c. Metode kontrasepsi Menurut Saifuddin (2010), pembagian cara kontrasepsi yaitu : 1) Metode amenorea laktasi (MAL) 2) Metode keluarga berencana alamiah 3) Senggama terputus 4) Metode barier : a) Kondom b) Diafragma c) Spermisida 5) Kontrasepsi kombinasi a) Suntikan kombinasi b) Pil kombinasi 6) Kontrasepsi progestin a) Kontrasepsi suntikan progestin b) Kontrasepsi pil progestin c) Kontrasepsi implant d) AKDR dengan progestin 7) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
13
8) Kontrasepsi Mantap a) Tubektomi (sterilisasi pada wanita) b) Vasektomi (sterilisasi pada pria) 2. Kontrasepsi suntik a.
Definisi 1) Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal (Anonim, 2008) 2) Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada wanita subur (Maryani, 2007)
b.
Jenis Menurut Hartanto (2007), jenis kontrasepsi suntik, yaitu : 1) Depo medroxyprogesteron asetat (DMPA) 150 mg untuk 12 minggu. 2) Cyclofem yang mengandung 25 mg DMPA dengan 5 mg estradiol sipinoat dan 50 mg noretisteron enantat dengan 5 mg estradiol valerat, yang diberikan 1 bulan sekali.
c.
Mekanisme kerja kontrasepsi 3 bulanan Menurut Harnawati (2008), mekanisme kerja kontrasepsi 3 bulanan seperti depoprovera yaitu : 1) Menghalangi pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.
14
2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. 3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis. 4) Menghambat transportasi gamet dan tuba. d.
Indikasi kontrasepsi DMPA Menurut Saifuddin (2010), indikasi kontrasepsi DMPA meliputi : 1) Usia reproduksi 2) Multipara dan yang telah memiliki anak 3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi 4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai 5) Setelah keguguran 6) Setelah melahirkan dan tidak menyusui 7) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi 8) Tekanan darah < 180/110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah
e.
Kontra indikasi suntikan DMPA Menurut Saifuddin (2010), kontra indikasi suntikan DMPA meliputi: 1) Hamil atau dicurigai hamil 2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya 3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea 4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15
5) Menderita diabetus millitus disertai komplikasi f.
Keuntungan kontrasepsi DMPA Menurut Saifuddin (2010), keuntungan kontrasepsi DMPA meliputi : 1) Sangat efektif 2) Pencegahan kehamilan jangka panjang 3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri 4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah 5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI 6) Sedikit efek samping 7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik 8) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai premenopause
g.
Kerugian kontrasepsi DMPA Menurut Saifuddin (2010), kerugian kontrasepsi DMPA meliputi : 1) Sering ditemukan gangguan haid. 2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana. 3) Tidak dapat dihentikan sewaktu waktu sebelum suntikan berikut 4) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus atau infeksi virus HIV. 5) Terlambatnya pemakaian.
kembali
kesuburan
setelah
penghentian
16
h.
Waktu pemberian kontrasepsi suntik DMPA Menurut Wiknjosastro (2010), kontrasepsi dapat diberikan pada : 1) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid 2) Diberikan pada hari ke-3 sampai hari ke-5 pasca persalinan 3) Pasca keguguran
i.
Teknik penyuntikan KB suntik DMPA Menurut Hartanto (2007), teknik penyuntikan meliputi : 1) DMPA harus dikocok terlebih dahulu dengan baik 2) Semua harus dihisap kedalam alat suntikannya 3) Penyuntikan harus dilakukan dalam-dalam pada otot bokong (musculus gluteus)
j.
Efek samping kontrasepsi suntik DMPA 1) Gangguan haid Menurut Hartanto (2007), gangguan haid meliputi : a) Pola haid yang normal dapat berubah menjadi : amenorea, perdarahan ireguler, perdarahan bercak atau spotting, perubahan dalam frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang. b) Insiden yang tinggi dari amenorea diduga berhubungan dengan atropi endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan ireguler masih belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungan dengan perubahan-perubahan dalam kadar hormone atau histology endometrium.
17
c) KB suntik sering menyebabkan perdarahan, perdarahan bercak dan amenorea d) Bila terjadi amenorea berkurangnya darah haid sebenarnya memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya insiden anemia. e) Perdarahan hebat yang membahayakan akseptor jarang terjadi. 2) Berat badan yang bertambah a) Umumnya pertambahan berat badan tidak tertentu besar bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. b) Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh. c) Hipotesa para ahli, KB suntik merangsang pusat pengendali nafsu makan dan hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya (Hartanto, 2007) 3) Sakit kepala Peristiwa sakit kepala terjadi pada < 1-17% akseptor 4) Efek Metabolik Depoprovera mempengaruhi metabolisme karbohidrat tetapi tidak ditemukan terjadinya diabetes pada akseptor (Hartanto, 2007)
18
5) Efek pada sistem reproduksi a) Kembalinya kesuburan atau fertilitas Rata-rata akseptor suntikan depoprovera memerlukan 1,5 3 bulan lebih lama untuk kembali hamil dibandingkan pil oral atau IUD. b) Efek pada fetus atau janin Tidak ditemukan bertambahnya kelainan kongenital atau prematuritas pada wanita hamil yang tanpa sengaja diberikan Depoprovera maupun wanita yang hamil setelah efek kontrasepsi berakhir. c) Laktasi Depoprovera tidak merubah komposisi ASI dan tidak ditemukan efek terhadap laktasi, bahkan dapat memperbaiki kuantitas ASI atau memperbanyak produksi ASI (Hartanto, 2007) 3. Amenorea a.
Definisi 1) Amenorea adalah tidak terjadinya menstruasi, pastikan hal ini bukan karena kehamilan (Hartanto, 2007). 2) Amenorea adalah gangguan haid yang biasanya bersifat sementara
dan
(Saifudin, 2010).
sedikit
sekali
mengganggu
kesehatan
19
b.
Penyebab 1) Amenorea akibat kelainan ovarium Hormon yang diproduksi oleh tumor ovarium adalah endrogen dan
estrogen.
Androgen
yang
tinggi
menekan
sekresi
gonadotropin menyebabkan amenorea. 2) Amenorea karena gangguan pada uterus dan pengeluaran darah haid, rusaknya organ reproduksi sehingga darah haid terbentuk namun mengalami gangguan dalam pengeluarannya. c.
Kelainan-kelainan amenorea menurut saifuddin (2010), yaitu sebagai berikut : 1) Pseudosiesis (amenorea disertai gejala-gejala kehamilan tidak pasti). 2) Amenorea asrama atau amenorea lingkungan 3) Amenorea ketakutan
d.
Penanganan Menurut saifuddin (2010), penanganan amenorea yaitu : 1) Berikan KIE untuk memotivasi akseptor KB suntik depoprovera tentang
efek
samping
amenorea
sehingga
tidak
perlu
pengobatan khusus. 2) Jika klien memaksa ingin haid biasanya dengan alasan psikis. Dapat diberikan terapi pil KB kombinasi dengan dosis 0,03 mg Ethinylestradiol dan 0,15 mg Levonorgestrel, 3 x 1 tablet dari
20
hari pertama sampai ketiga, 1 x 1 tablet mulai hari ke empat selama 4 – 5 hari biasanya akan terjadi haid. B. Teori Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori
ilmiah,
penemuan-penemuan,
keterampilan
dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007). Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2007). 1.
Langkah I : Pengkajian Pengkajian adalah mengumpulkan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Data dasar ini dapat diperoleh melalui anamnesa, termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif (Varney, 2007). a. Data Subyektif Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009). Biasanya
21
diperoleh dari anamnesa yaitu tanya jawab antara klien dan tenaga kesehatan.
1) Identitas klien dan suami Menurut Nursalam (2009), terdiri dari : a)
Nama
b) Umur
: Untuk mengenal pasien. : Untuk mengetahui faktor resiko. Pada aksetor KB suntik 3 bulanan itu dapat diberikan pada usia reproduksi dan pada usia > 35 tahun sampai premenopause (Saifuddin, 2010).
c)
Agama
: Untuk
memberikan
motivasi
pasien
disesuaikan dengan agamanya. d) Suku Bangsa
: Untuk mengetahui faktor pembawa ras.
e)
: Ditanyakan untuk mengetahui tingkat
Pendidikan
intelektual. f)
Pekerjaan
: Ditanyakan untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi.
g) Alamat
: Ditanyakan untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal.
2) Alasan datang Alasan yang menyebabkan klien berobat (Wiknjosastro, 2010). Keluhan utama adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat
22
pemeriksaan (Varney, 2007). Pasien dengan amenorea mengeluh tidak mendapatkan haid setelah menggunakan KB suntik 3 bulanan (Hartanto, 2007). 3) Riwayat perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya perkawinan (Wheeler, 2004). 4) Riwayat menstruasi Untuk mengetahui lama menstruasi, banyak darah menstruasi, keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi. Hal ini ditanyakan dengan maksud untuk memperoleh gambaran mengenai fungsi alat kontrasepsi (Nursalam, 2009). Pada kasus amenorea ibu dikatakan mengalami efek samping KB suntik 3 bulanan setelah ibu tidak mendapatkan haid selama 3 bulan berturut-turut (Nursalam, 2009). 5) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu Untuk mengetahui apakah keadaan ibu saat hamil, bersalin, nifas yang lalu mengalami gangguan atau tidak (Wheeler, 2004). 6) Riwayat keluarga berencana Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah menggunakan KB atau belum, jika pernah lamanya berapa bulan atau tahun, dan jenis KB yang digunakan (Varney, 2007). Pasien dengan amenorea mempunyai riwayat menggunakan KB suntik Depoprovera (Manuaba, 2008). Pada efek samping dengan amenorea dapat
23
ditemukan pada akseptor KB suntik 3 bulanan yang baru maupun lama (Nursalam, 2009). 7) Riwayat kesehatan Meliputi riwayat penyakit sekarang dan dahulu, riwayat penyakit sistemik untuk memastikan bahwa tidak ada kontra indikasi pemakaian KB suntik seperti tekanan darah tinggi, jantung dan diabetes militus dengan komplikasi. Selain itu juga tentang riwayat penyakit keluarga, riwayat keturunan kembar dan riwayat operasi (Nursalam, 2009). 8) Riwayat kebiasaan sehari-hari Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebesihan dirinya dan bagaimana pola makan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer, 2006). Kebiasaan sehari-hari meliputi : a) Nutrisi Dalam mengkaji nutrisi perlu diketahui pola makan yang dahulu dan sekarang berupa kualitas dan kuantitas frekuensi dan porsi makan (Susilowati, 2008). Hal ini untuk mengetahui apakah amenorea yang terjadi disebabkan karena gangguan nutrisi (Saifuddin, 2010). b) Eliminasi Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK dan BAB menurut Alimul (2006), yang meliputi :
24
BAB : Dalam sehari berapa kali, konsistensi lunak, keras atau cair. BAK : Dalam sehari berapa kali, warna. c) Istirahat Yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur adalah berapa jam tidur dalam sehari dan apakah ada gangguan. Pada amenorea tidak mempengaruhi pola istirahat sehari-hari (Saifuddin, 2010). d) Aktivitas Untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan ibu sehari-hari (Hartanto, 2007). Pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea tidak mempengaruhi aktivitas ibu sehari-hari (Saifuddin, 2010). e) Personal Hygiene Untuk
mengetahui
kebiasaan
hidup
klien
yang
dapat
meningkatkan atau memperburuk derajat kesehatan klien. Yang dikaji, meliputi : mandi, keramas, gosok gigi serta kebersihan genetalia. Hal ini dapat membantu mengetahui apakah terjadi infeksi pada alat genetalia pasien (Saifuddin, 2010). f) Pola seksual Untuk mengetahui kebiasaan hubungan seksual klien dengan suami dan adakah tedapat kelainan atau keluhan selama
25
hubungan seksual, pada kasus amenorea pola seksual ibu terganggu (Farrer, 2006). g) Perokok dan pemakai obat-obatan Dikaji apakah ibu perokok dan pemakai obat-obatan atau tidak (Farrer, 2006). 9) Riwayat Psikologis Untuk mengetahui adakah konflik mental atau tidak (Prawiroharjo, 2005). Untuk mengetahui perasaan ibu menghadapi amenorea sekarang ini. Pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea ibu merasa cemas (Nursalam, 2009). b. Data Obyektif Data obyektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga kesehatan. Meliputi status generalis, pemeriksaan sistematis dan pemeriksaan penunjang (Nursalam, 2009) 1) Status Generalis a) Keadaan Umum Untuk mengetahui keadaan umum ibu (1) Baik, maka akan ditemukan bahwa pasien kooperatif, gerakannya terarah. (2) Sedang, maka pasien merasa tegang dan sedikit cemas. (3) Buruk, mungkin ditemukan kondisi yang tidak kooperatif, bingung, gerakan tidak terarah, gemetar dan merasa sangat cemas.
26
Pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea keadaan umum ibu baik (Nursalam, 2009). b) Kesadaran Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu (1) Composmentis adalah sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik. (2) Somnolen adalah keadaan mengantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang, tapi bila rangsang berhenti, pasien akan tertidur kembali. (3) Apatis adalah pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya. (4) Koma adalah penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada respon terhadap rangsang nyeri. (Prihardjo, 2007). Pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea kesadaran ibu composmentis (Nursalam, 2009). c) Tanda vital Pemeriksaan tanda vital, sebagai berikut : (1) Tensi
: Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. batas normalnya 120/80 mmHg, pada kasus ini tekanan darah akseptor KB
27
suntik
3
bulanan
yaitu
120/70
mmHg
(Saifuddin, 2010). (2) Suhu
: Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak, normalnya 36,6oC – 37,6oC, pada kasus ini suhu akseptor KB suntik 3 bulanan yaitu 37,2oC (Perry, 2005).
(3) Nadi
: Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam
menit
(Saifuddin,
2006).
Batas
normalnya 69 – 100 x/menit (Perry, 2005).. (4) Respirasi : Untuk pasien
mengetahui yang
frekuensi
dihitung
pernafasan
dalam
1
menit
(Saifuddin, 2010). Batas normalnya 12 – 20 x/ menit (Perry, 2005). d) Tinggi badan Untuk mengetahui tinggi badan ibu (Nursalam, 2009). e) Berat badan Untuk mengetahui berat badan ibu, pada akseptor KB suntik dengan amenorea berat badan ibu meningkat (Nursalam, 2009).
2) Pemeriksaan Sistematis Adalah pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2009). Meliputi :
28
a) Rambut
: Untuk menilai warna, kelebatan, distribusi dan karakteristik lainnya (Alimul, 2006).
b) Muka
: Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema (Wiknjosastro, 2010).
c) Mata
: Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sklera warna putih (Nursalam, 2009).
d) Hidung
: Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada polip atau tidak. Hal ini untuk mengetahui adanya kelainan pada hidung (Nursalam,2009).
e) Telinga
: Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada serumen atau tidak. Hal ini untuk mengetahui adanya kelainan pada telinga (Nursalam,2009).
f) Mulut
: Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi ada caries atau tidak, gusi berdarah atau tidak (Nursalam, 2009).
g) Leher
: Adakah
pembesaran
kelenjar
gondok
atau
thyroid, ada benjolan atau tidak (Nursalam, 2009). h) Dada
: Untuk mengetahui apakah ada retraksi dada kanan kiri saat bernapas, apakah payudara simetris atau tidak dan apakah puting susu menonjol atau tidak (Nursalam, 2009).
29
i) Axilla
: Untuk mengetahui apakah ada benjolan pada ketiak atau tidak, terdapat nyeri atau tidak (Nursalam, 2009).
j) Abdomen
: Adakah luka bekas operasi atau tidak, adakah benjolan atau tidak, adakah nyeri atau tidak, palpasi dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kehamilan. Pada akseptor KB suntik tidak terjadi kehamilan (Nursalam, 2009).
k) Genetalia
: Untuk mengetahui daerah genetalia eksterna ada atau tidak oedema dan varices, pembesaran kelenjar bartholini, dan cairan yang keluar berbau busuk atau tidak, berapa jumlah perdarahan yang keluar (Saifuddin, 2010).
l) Ekstremitas : Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adakah betis
varices, merah
reflek atau
pattela lembek
atau
tidak,
atau
keras
(Wiknjosastro, 2010). m) Anus
: Untuk mengetahui adanya haemorroid atau tidak (Hacker, 2007).
3) Pemeriksaan penunjang Dilakukan pemeriksaan PP test untuk mengetahui apakah ibu hamil atau tidak (Nursalam, 2009). Pada amenorea hasil PP test ( - ). 2. Langkah II : Interpretasi Data
30
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan masalah yang spesifik. Rumus dan diagnosa tujuanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa, tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2007). a. Diagnosa Kebidanan Adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktik kebidanan (Varney, 2007). Ny. ... umur ... tahun, P ... A ... Akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea. Data Subyektif : 1) Ibu mengatakan sudah menggunakan Kb suntik 3 bulanan. 2) Ibu mengatakan cemas (Nursalam, 2009) 3) Ibu mengatakan tidak mendapatkan haid setelah menggunakan KB suntik 3 bulanan (Hartanto, 2007). Data Obyektif : 1) Keadaan umum baik (Nursalam, 2009). 2) Kesadaran Composmentis (Nursalam, 2009). 3) Vital sign normal (Saifuddin, 2010). 4) Hasil PP tes negatif (-). 5) Hasil palpasi tidak terjadi kehamilan. b. Masalah
31
Masalah yang diberikan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Nursalam, 2009). Masalah yang sering muncul pada akseptor KB suntik DMPA yaitu merasa cemas dalam menghadapi amenorea (Nursalam, 2009). c. Kebutuhan Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasikan dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan analisa data (Varney, 2007). Penjelasan tentang amenorea bahwa itu efek samping dari KB suntik 3 bulanan (Depkes RI, 2007). 3. Langkah III : Diagnosa Potensial Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007). Diagnosa potensial pada kasus amenorea tidak muncul karena amenorea sering dijumpai pada akseptor KB suntik, dan tidak berbahaya. Pada kasus akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea tidak ditemukan diagnosa potensial (Manuaba, 2008). 4. Langkah IV : Antisipasi
32
Pada langkah ini membutuhkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Langkah ini mengidentifikasi perlu tindakan segera yang mampu dilakukan mandiri atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Disini bidan dituntut untuk dapat menentukan langkah diagnosa potensial (Varney, 2007). 5. Langkah V : Rencana Tindakan Pada langkah ini merupakan penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Tindakan yang dapat dilakukan berupa observasi, penyuluhan dan pengobatan. Setiap rencana harus disetujui oleh kedua pihak yaitu bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien diharapkan juga melaksanakan rencana tersebut (Varney, 2007). Rencana yang dapat dilakukan pad KB suntik DMPA dengan amenorea adalah sebagai berikut : a. Berikan KIE tentang amenorea (Saifuddin, 2010) b. Beri terapi KB Pil kombinasi dengan dosis 0,03 mg Ethinylestradiol dan 0,15 mg Levonorgestrel, 3 x 1 tablet dari hari pertama sampai ketiga. Mulai hari keempat selama 4 – 5 hari biasanya akan terjadi haid (Saifuddin, 2010). 6. Langkah VI : Implementasi
33
Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagaian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (Varney, 2007). Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada klien menurut Saifuddin (2010). 7. Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2007). Tujuan evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien setelah dilakukan tindakan. Hasil akhir yang diharapkan pada asuhan akseptor KB suntik Depoprovera dengan amenorea ini adalah : a) Ibu sudah tahu bahwa amenorea adalah efek samping KB suntik DMPA b) Kecemasan ibu atau amenorea teratasi c) Ibu tetap menggunakan KB suntik d) Ibu sudah mendapatkan haidnya kembali
34
DATA PERKEMBANGAN Data perkembangan menggunakan pedoman SOAP (Varney, 2007) S : Subyektif Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui anamnesa. O : Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan. A : Assesment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu lingkungan identifikasi yang meliputi: a. Diagnosa atau masalah b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial c. Perlunya tindakan segera setelah bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah interpretasi data, diagnosa potensial dan intervensi. P : Planing Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment sebagai langkah rencana tindakan, implementasi dan evaluasi. C. Landasan Hukum Standar merupakan landasan berpijak secara normal dan parameter atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi
35
kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan. Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/149/2010 Pasal 12 Bidan dalam memberikan pelayanan pada ibu dengan menggunakan KB suntik depoprovera dengan amenore harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan pengalaman, sedangkan dalam pemberian pelayanan harus berdasarkan standar profesi (Mustika, 2006).
D. Informed Consent Informed consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh pasien atau walinya yang berhak kepada bidan untuk melakukan tindakan kebidanan sesuai kebutuhan terhadap pasien sesudah memperoleh informasi lengkap dan dipahaminya mengenai tindakan itu. Informed consent merupakan butir yang paling penting dalam pencegahan konflik etik. Kalau informed consent gagal, maka butir selanjutnya baru dipergunakan secara berurutan sesuai kebutuhan dan telah mencakup segi hukum maupun kode etik. Oleh karena itu, bidan dituntut untuk berbuat yang terbaik untuk pasiennya sesuai kondisi dan kemampuan yang dimilikinya (Mustika, 2006).
BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus Jenis studi kasus yang digunakan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi Studi Kasus Lokasi adalah tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri.
C. Subyek Studi Kasus Subyek adalah hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek yang akan diambil dalam studi kasus ini adalah Ny. W akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea.
D. Waktu Studi Kasus Waktu adalah batas dimana studi kasus diambil (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juni – 13 Juni 2013.
36
37
E. Instrumen Studi Kasus Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk pengambilan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam kasus ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan Keluarga Berencana (Varney, 2007).
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah : 1.
Data Primer Data Primer adalah materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian (Nursalam, 2009). Data primer dapat diperoleh dari : a.
Pemeriksaan fisik Menurut Nursalam (2009), pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis dengan cara : 1) Inspeksi Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis, observasi yag dilaksanakan dengan menggunakan indra
penglihatan,
pendengaran
dan
penciuman
untuk
mendeteksi tanda fisik tertentu dari bagian-bagian fungsi tubuh. Pada kasus ini dilaksanakan pemeriksan berurutan mulai dari kepala, muka, tangan hingga ujung kaki.
38
2) Palpasi Palpasi adalah suatu teknis yang menggunakan indra peraba tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif dilakukan untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk kelembaban, fibrasi dan ukuran. Palpasi pada abdomen untuk memastikan apakah ibu hamil atau tidak. 3) Auskultasi Auskultasi adalah pemerksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa tekanan darah ibu normal atau tidak. 4) Perkusi Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri dan kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, ukuran dan konsistensi jaringan. Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan. b.
Wawancara Wawancara
adalah
suatu
metode
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang sasaran penelitian (ressponden) atau bercakapcakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010).
39
Wawancara dilakukan pada klien Akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea. c.
Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini dilakukan observasi TTV.
2.
Data Sekunder Adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga dan lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi (Notoatmodjo, 2010). Data sekunder ini diperoleh dengan cara : a.
Studi dokumentasi Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini informasi didapat dari data rekam medik BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri.
b.
Studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar
belakang teoritas dari suatu peneliti
(Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari buku kesehatan terbitan tahun 2004-2010.
40
G. Alat-alat yang Dibutuhkan Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain : 1.
2.
3.
Alat dan bahan dalam pengambilan data a.
Format pengkajian pada Akseptor KB
b.
Buku tulis
c.
Bolpoin
Alat dan bahan untuk melakuakn pemeriksaan fisik dan observasi : a.
Stetoskop
b.
Termometer
c.
Jam tangan
d.
Tensi
e.
Tes pack
Alat-alat untuk injeksi a. Spuit b. Cairan Depoprovera c. Kapas alkohol
4. Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN Tanggal : 5 Juni 2013
Pukul : 14.00 WIB
A. IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS SUAMI
1. Nama
: Ny. W
Nama
: Tn.S
2. Umur
:30tahun
Umur
:34tahun
3. Agama
: Islam
Agama
: Islam
4. Suku Bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan
:SMA
Pendidikan
: SMA
6. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan
: Swasta
7. Alamat
: Sambeng 2/4 Ronggojati, Batuwarno
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) 1. Alasan kunjungan Ibu mengatakan mengeluh tidak mendapatkan haid selama 3 bulan terakhir setelah menggunakan KB suntik 3 bulanan dan ibu mengatakan cemas takut ibu hamil. 2. Riwayat Perkawinan Kawin 1 kali umur 23 tahun dengan suami umur 28 tahun selama 7 tahun, jumlah anak 2 orang.
41
42
3. Riwayat Menstruasi a. Menarche
: ibu mengatakan menarche pada usia 13 tahun
b. Siklus
: ibu mengatakan siklusnya 30 hari
c. Lama
: ibu mengatakan lamanya 5 – 6 hari
d. Banyaknya
: ibu mengatakan 2x ganti pembalut / hari
e. Teratur / tidak teratur : ibu mengatakan haidnya Teratur f. Sifat darah
: ibu mengatakan darahnya Encer
g. Dismenorhoe
: Ibu mengatakan kadang-kadang nyeri perut saat haid.
h. HPHT
: ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 3 maret 2013
43
4. Riwayat Obstetri Tgl/Thn
Tempat
Umur
Jenis
partus
Partus
khmln
partus
Penlng
Anak Jenis
BB
PB
Nifas
Keada
Keadaan Laktasi
n anak skrang
20/4/2007
BPS
9
Spontan
Bidan
P
bulan
3200
50
Baik
gram
cm
Lancar
Hidup, umur6 tahun
11/8/2011
BPS
9
Spontan
Bidan
L
bulan
2900
49
gram
cm
Baik
Lancar
Hidup, umur 2 tahun
5. Riwayat KB a. Macam Peserta KB
: Lama
b. Metode yang pernah dipakai:ibu mengatakan pernah menggunakan
KB
pil
selama
2,5
tahun
setelah
melahirkananak pertama tidak ada keluhan, kemudian ibu lepas KB karena ingin mempunyai anak, ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulanan setelah melahirkan anak yang kedua, sejak bulan April tahun 2012 sebelumnya ibu tidak ada keluhan tetapi sejak 3 bulan terakhir ibu tidak haid yaitu setelah suntik terakhir tanggal 2 April 2013. c. Keluhan selama pemakaian kontrasepsi : ibu mengatakan selama 3 bulan terakhir tidak mendapatkan menstruasi
44
6. Riwayat penyakit a. Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit apapun seperti batuk, pilek, flu. b. Riwayat penyakit sistemik 1) Jantung
: Ibu mengatakan tidak pernah nyeri dada sebelah kiri dan tidak mudah lelah saat beraktivitas berat.
2) Ginjal
: ibu mengatakan tidak pernah sakit pinggang dan tidak sakit saat BAK.
3) Asma
: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami sesak nafas.
4) TBC
: Ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu.
5) Hepatitis
: Ibu mengatakan pada kuku, kulit dan mata tidak berwarna kuning.
6) DM
:Ibu mengatakan tidak sering haus, lapar dan BAK pada malam hari
7) Hipertensi
: Ibu mengatakan tidak pernah memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
8) Epilepsi
: Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai mengeluarkan busa dari mulut.
45
9) Lain – lain
: Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang lainnya.
c. Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM dan jantung, maupun penyakit menular seperti TBC dan hepatitis. d. Riwayat keturunan kembar Ibu mengatakan dari keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar. e. Riwayat operasi Ibu mengatakan belum pernah opersi apapun. 7. Data Psikologi Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangganya baik C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF ) 1. Status generalis a. Keadaan Umum
: Baik
b. TTV Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: 36,60C
Nadi
: 80 x/menit
46
c. Tinggi Badan
: 160 cm
d. Berat Badan
: 59 kg
2. Pemeriksaan Sistematis a. Kepala 1) Rambut
: Bersih, hitam, tidak mudah rontok
2) Muka
: Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
3) Mata a) Oedema
: Tidak oedema
b) Conjungtiva
: Merah muda
c) Sklera
: Putih
4) Hidung
: Bersih, tidak ada polip
5) Telinga
: Bersih, tidak ada serumen
6) Mulut/gigi/gusi
:Tidak stomatitis, tidak caries, tidak berdarah
b. Leher 1) Kelenjar gondok
: Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
2) Tumor
: Tidak ada tumor
3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
47
c. Dada dan Axilla 1) Jantung
: Tidak dilakukan
2) Paru
: Tidak dilakukan
3) Mammae a) Membesar
: Ya, membesar normal
b) Tumor
: Tidak ada tumor
c) Simetris
: Simetris kanan kiri
4) Axilla a) Benjolan
: Tidak ada benjolan
b) Nyeri
: Tidak nyeri
d. Abdomen 1) Pembesaran Uterus
: Tidak ada pembesaran uterus
2) Pembesaran hati
: Tidak dilakukan
3) Benjolan / tumor
: Tidak dilakukan
4) Nyeri tekan
: Tidak dilakukan
5) Luka bekas operasi
: Tidak dilakukan
e. Anogenital 1) Vulva Vagina a) Varises
: Tidak dilakukan
b) Luka
: Tidak dilakukan
c) Kemerahan
: Tidak dilakukan
d) Nyeri
: Tidak dilakukan
e) Kelenjar bartholini
: Tidak dilakukan
48
f) Pengeluaran pervaginam
: Tidak dilakukan
2) Inspeculo a) Vagina
: Tidak dilakukan
b) Vulva
: Tidak dilakukan
c) Tanda chadwick
: Tidak dilakukan
3) Pemeriksaan dalam a) Portio / servik - Keras / lunak
: Tidak dilakukan
- Erosi
: Tidak dilakukan
b) Posisi uterus
: Tidak dilakukan
c) Tumor / benjolan : Tidak dilakukan d) Nyeri
: Tidak dilakukan
4) Anus a) Haemorhoid
: Tidak ada haemorhoid
b) Keluhan lain
: Tidak ada
f. Ektremitas 1) Varices
: Tidak ada varices
2) Oedema
: Tidak oedema
3) Reflek patella
: Positif kanan dan kiri
3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium
: Tidak dilakukan
b. Pemeriksaan penunjang lain
: PP Test : (-) negatif
49
II.
INTERPRETASI DATA Tanggal : 5Juni 2013
pukul : 14.10 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN Ny. W P2 A0 Umur 30 tahun akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea Data Dasar : Data Subyektif : 1. Ibu mengatakan berumur 30 tahun 2. Ibu mengatakan mempunyai anak dua, belum pernah keguguran 3. Ibu mengatakan KB suntik 3 bulanan sejak bulan April 2012 dan ibu tidak mendapatkan menstruasi sejak 3 bulan yang lalu yaitu sejak bulan April – Juni 2013 4. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini dan takut hamil 5. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 3 Maret 2013 6. Ibu mengatakan menggunakan KB suntik selama 1 tahun
Data Obyektif : 1. Keadaan umum : Baik 2. TTV
: TD : 120/70 mmHg S
: 36,60C
3. TB
: 160 cm
4. BB
: 59 kg
N : 84 x/menit R : 24 x/menit
50
5. PP test Abdomen
: (-) negatif : Pembesaran Uterus : Tidak ada pembesaran uterus
B. MASALAH Cemas karena tidak menstruasi C. KEBUTUHAN Beri penjelasan tentang efek samping KB suntik 3 bulanan
III. DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA Tidak ada
V.
PERENCANAAN Tanggal 5 Juni 2013 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan 2. Berikan penjelasan tentang efek samping KB suntik 3 bulanan 3. Berikan ibu pil KB 3 x 1 tablet dari hari 1 – 3 4. Anjurkanibu kembali atau bila ada keluhan
51
VI. PELAKSANAAN Tanggal 5 Juni 2013 1. Pukul 14.20 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaannya bahwa ibu mengalami amenorea yaitu ibu tidak mendapatkan haid, bahwa keluhan yang dialaminya merupakan hal yang normal akibat dari efek samping KB suntik. 2. Pukul 14.25 WIB memberikan penjelasan pada ibu tentang efek samping KB suntik 3 bulanan yaitu amenorea adalah tidak terjadinya haid dalam kurun waktu tertentu dan sedikit sekali mengganggu kesehatan. 3. Pukul 14.32 WIB memberikan ibu pil KB Andalan 28 tablet 0,03 mg Ethinylestradiol dan 0,15 mg Levonorgestrel, tetapi cukup diminum 3 x 1 tablet dari hari 1 – 3, 1 x 1 tablet mulai hari ke empat selama 4 – 5 hari biasanya akan mendapatkan menstruasi, apabila ibu sudah mendapatkan menstruasi maka pil berhenti diminum. 4. Pukul 14.40 WIB menganjurkan ibu untuk kembali periksa atau bila ada keluhan
52
VII. EVALUASI Tanggal 5 Juni 2013
pukul : 15.35 WIB
1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaannya dan ibu telah mengerti tentang keadaan yang dialaminya merupakan efek samping dari KB suntik 3 bulanan. 2. Ibu telah mengerti tentang efek samping KB suntik 3 bulanan 3. Ibu sudah diberikan pil KB dan sudah paham cara meminumnya 4. Ibu bersedia datang kembali periksa atau bila ada keluhan
53
DATA PERKEMBANGAN I (Kunjungan Rumah) Tanggal 10 Juni 2013
pukul : 13.30 WIB
Tempat : Rumah Ny. W Subyektif
: 1. Ibu mengatakan setelah minum pil selama 4 hari bisa menstruasi tanggal 8 juni 2013 2. Ibu mengatakan sudah tidak minum pil lagi 3. Ibu mengatakan menstruasi hanya keluar sedikit, 1 – 2x ganti pembalut/hari, sifat darah encer.
Obyektif
: Keadaan Umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Respirasi : 24 x/menit
Nadi
: 84 x/menit
Suhu
PPV
: encer, warna merah segar
: 36,5o C
Assesment : Ny. W P2 A0 umur 30 tahun akseptor KB suntik 3 bulanan dengan riwayat amenorea Planning
: Tanggal 10 Juni 2013 1. Pukul 13.40 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik 2. Pukul 13.45 WIB menganjurkan ibu untuk membersihkan alat genital untuk menjaga kebersihannya setiap hari
54
3. Pukul 13.51 WIB menganjurkan ibu untuk minum pil 3 x 1 tablet dari hari ke 1 – 3, 1 x 1 tablet mulai hari ke empat selama 4 – 5 hari biasanya akan mendapatkan menstruasi, apabila ibu menginginkan menstruasi dibulan depan, kalau dibulan berikutnya ibu tidak menstruasi lagi ibu dianjurkan untuk ganti kontrasepsi, tetapi apabila ibu nyaman dengan keadaannya ibu tidak perlu ganti kontrasepsi. 4. Pukul 14.00 WIB menganjurkan ibu untuk periksa apabila ada keluhan
EVALUASI Tanggal 10 Juni 2013 1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaannya 2. Ibu bersedia membersihkan alat genitalnya dan menjaganya tetap bersih 3. Ibu mengerti bagaimana cara mendapatkan menstruasi dan ibu mengerti dengan yang dijelaskan dan ibu bisa menerima keadaan yang dialaminya. 4. Ibu akan periksa jika ada keluhan
55
DATA PERKEMBANGAN II ( Kunjungan Rumah ) Tanggal 13 Juni 2013
Pukul : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. W Subyektif
: 1. Ibu mengatakan menstruasi selama 4 hari dan sekarang sudah tidak menstruasi lagi. 2. Ibu mengatakan sudah tidak minum pil lagi sejak mendapatkan haid
Obyektif
: Keadaan umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Respirasi : 24 x/menit
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
PPV
: sudah tidak ada darah
: 36,7oC
Assesment : Ny. W P2 A0 umur 30 tahun akseptor KB suntik 3 bulanan dengan riwayat amenorea Planning
: Tanggal 13 Juni 2013 1. Pukul 15.10 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaannya bahwa ibu dalam keadaan baik
56
2. Pukul 15.15 WIB memberikan ulang pilihan kepada ibu tentang macam – macam kontrasepsi dan efek sampingnya, apakah ibu ingin tetap menggunakan KB suntik 3 bulanan. 3. Pukul 15.25 WIB apabila ibu tetap menggunakan KB suntik 3 bulanan menganjurkan ibu untuk suntik KB 3 bulanan kembali tanggal 25 juni 2013.
EVALUASI Tanggal 13 Juni 2013 1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaannya 2. Ibu tetap ingin menggunakan KB suntik 3 bulanan lagi dan bisa menerima keadaan yang dialaminya 3. Ibu bersedia kembali untuk suntik KB 3 bulanan tanggal 25 juni 2013
B. PEMBAHASAN Setelah penulis melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. W Akseptor KB suntik 3 bulanan dengan Amenoreamenggunakan manajemen tujuh langkah Varney, maka penulis akan membandingkan antara penatalaksanaan asuhan kebidanan menurut teori dengan kasus yang nyata dilapangan, serta membahas kesenjangan dalam melakukan asuhan.
57
1. Pengkajian Pada langkah ini dilakukan pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif, semua data pada kasus ini diperoleh melalui anamnesa atau tanya jawab antara klien dan tenaga kesehatan yang meliputi ibu mengatakan tidak mendapatkan haid selama 3 bulan setelah menggunakan KB suntik 3 bulanan, ibu menggunakan KB suntik sejak bulan april 2012, hari pertama haid terakhir tanggal 3 maret 2013, ibu mempunyai dua orang anak, ibu berusia 30 tahun.Data obyektif pada kasus ini diperoleh dari pemeriksaan fisik dan observasi yang meliputi keadaan umum baik, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,6oC, nadi 84 x/menit, respirasi 24 x/menit, Tinggi badan 160 cm, berat badan 59 kg, PP test (-) negatif, tidak ada pembesaran uterus. Pada kasus Ny. W, ibu mengatakan setelah memakai KB suntik 3 bulanan tidak terjadi haid, hasil PP test (-) negatif, hasil palpasi tidak terjadi kehamilan, hal ini sesuai dengan teori menurut Hartanto (2007) bahwa pasien dengan amenorea tidak mendapatkan haid setelah menggunakan Kb suntik 3 bulanan, dan teori menurut Nursalam (2009) bahwa pasien dengan amenorea hasil PP Test (-) negatif dan tidak terjadi kehamilan, dari pengkajian tersebut tidak didapati kesenjangan antara teori dan praktek.
58
2. Interpretasi data Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi diagnosa dan masalah spesifik yang membutuhkan penanganan. Pada kasus diperoleh diagnosa kebidanan yaitu Ny. W umur 30 tahun P2A0 akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea. Masalah yang muncul adalah merasa cemas dan khawatir karena ibu tidak mendapatkan haid. Kebutuhan penjelasan tentang amenorea bahwa itu efek samping dari KB suntik 3 bulanan. Sehubungan dengan masalah tersebut ibu diberi informasi tentang amenorea dan penanganannya yang jelas, tepat dan cepat. Menurut Nursalam (2009) masalah yang muncul pada akseptor KB suntik adalah merasa cemas dan khawatir dalam menghadapi amenorea. Menurut (Depkes RI, 2007) kebutuhan pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea adalah penjelasan tentang amenorea bahwa itu efek samping dari KB suntik 3 bulanan. Jadi pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus
3. Diagnosa Potensial Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi dan membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada kasus Ny. W diagnosa potensial tidak muncul. Menurut Manuaba (2008), diagnosa potensial pada kasus amenorea tidak ada karena
59
amenorea sering dijumpai pada akseptor KB suntik, dan tidak berbahaya, maka pada tahap ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
4. Tindakan Segera Pada langkah ini membutuhkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Langkah ini mengidentifikasi perlu tindakan segera yang mampu dilakukan mandiri atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Bidan dituntut untuk dapat menentukan langkah diagnosa potensial (Varney, 2007). Pada kasus Ny. W tidak dilakukan karena tidak ada diagnosa potensial. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
5. Perencanaan Pada langkah ini merupakan penyusunanrencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Tindakan yang dapat dilakukan berupaberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya, berikan penjelasan tentang amenorea, berikan terapi pil KB kombinasi. Kemudian rencana tindakan yang diberikan kepada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea selanjutnya dilakukan kunjungan rumah, anjurkan ibu membersihkan alat genitalnya setiap hari, berikan ulang pilihan kepada ibu tentang macam – macam kontrasepsi, anjurkan ibu untuk suntik KB 3 bulanan kembali tanggal 25 juni 2013.
60
Pada teori rencana tindakan yang diberikan yaitu berikan KIE tentang amenorea, beri terapi KB Pil kombinasi dengan dosis 0,03 mg Ethinylestradiol dan 0,15 mg Levonorgestrel, 3 x 1 tablet dari hari pertama sampai ketiga. Mulai hari keempat selama 4 – 5 hari biasanya akan terjadi haid (Saifuddin, 2010). Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
6. Pelaksanaan Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh yang telah disusun dilaksanakan secara efisien dan aman. Tindakan yang diberikan pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea, sudah sesuai dengan perencanaan.
Bidan
melaksanakan
langsung
tindakan
yang
telah
direncanakan pada klien menurut Saifuddin (2010). Sehingga antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
7. Evaluasi Hasil akhir pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea pada kasus Ny. W setelah diberikan asuhan yang menyeluruh, maka hasil diperoleh keadaan umum ibu baik dan kesadaran composmentis, tanda vital sign normal, KIE dan terapi sudah diberikan dan ibu mengerti bahwa amenorea merupakan efek samping dari KB suntik sehingga kecemasan ibu teratasi dan ibu mendapatkan menstruasi. Pada langkah ini dilakukan asuhan selama 1 minggu evaluasi keefektifan
61
dari asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebutdapat dianggap efektif jika memang benar efektif dilaksanakannya (Varney, 2007). Hasil akhir dari studi kasus pada akseptor KB suntik 3 bulanan, pada teori yaitu Ibu sudah tahu bahwa amenorea adalah efek samping KB suntik DMPA, Kecemasan ibu atau amenorea teratasi, Ibu tetap menggunakan KB suntik 3 bulanan, Ibu sudah mendapatkan haidnya kembali. Maka antara teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran setelah melakukan asuhan kebidanan akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea di BPS Siti Murwani Batuwarno yang meliputi : A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney pada akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea, maka penulis mengambil keputusan : 1. Pengkajian akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea diperoleh dari data subyektif antara lain ibu mengatakan tidak mendapatkan haid setelah menggunakan KB suntik 3 bulananselama 3 bulan sejak 3 maret 2013 dan ibu merasa cemas, ibu menggunakan KB suntik 3 bulanan sejak bulan april 2012, ibu mempunyai dua orang anak, ibu berusia 30 tahun, sedangkan data obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,6oC, nadi 84 x/menit, respirasi 24 x/menit, tinggi badan 160 cm, berat badan 59 kg,
hasil PP Test (-) negatif, hasil palpasi tidak terjadi
pembesaran uterus.
62
63
2. Interpretasi data diperoleh dari pengumpulan data yang diteliti dan akurat yang diambil dari pengkajian, sehingga didapatkan diagnosa yang tepat, yaitu Ny. W P2A0 umur 30 tahun akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea. Dimana timbul masalah kecemasan terhadap amenorea, sehingga diberi penjelasan tentang efek samping KB suntik 3 bulanan. 3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. W tidak ada karena hal tersebut merupakan efek samping KB suntik 3 bulanan. 4. Tindakan segera pada Ny. W akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea tidak dilakukan karena sudah dilakukan tindakan. 5. Perencanaan yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaan, berikan KIE tentang efek samping KB suntik 3 bulanan, beri terapi pil kombinasi dan dilakukan kunjungan rumah yaitu anjurkan ibu membersihkan alat genitalnya setiap hari, berikan ulang pilihan kepada ibu tentang macam – macam kontrasepsi, anjurkan ibu kembali untuk suntik KB 3 bulanan tanggal 25 juni 2013 . 6. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. 7. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada Ny. W akseptor KB suntik 3 bulanan dengan amenorea selama 1 minggu diperoleh hasil akhir keadaan umum ibu baik, kecemasan ibu teratasi dan ibu mendapat menstruasi, ibu tetap menjadi akseptor KB suntik 3 bulanan. 8. Kesimpulannya
tidak
ada
kesenjangan
antara
kasus
dan
teori.
64
B. Saran Saran yang dapat penulis berikan kepadasemua pihak pada kasus ini adalah sebagai berikut : 1. Bidan Dalam setiap penanganan pasien hendaknya bidan selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan kondisi pasien. 2. Bagi pasien Diharapkan pasien segera memeriksakan keadaan yang dialaminya agar segera bisa ditangani. 3. Bagi pendidikan Hendaknya institusi bisa menambahkan buku referensi terbaru di perpustakaan 4. Bagi BPS BPS harus lebih meningkatkan pelayanan, terutama dalam memberikan pelayanan tentang KB kepada akseptor atau yang akan menggunakan KB.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika. Anonim, 2008. Kontrasepsi Suntik. Online.Available : http // www.google.com. diakses tanggal 3 November 2012 BKKBN, 2007. Program KB Nasional di Indonesia. Online.Available : http : // www.ProgramKB.com. diakses tanggal 5 November 2012 Depkes RI. 2007. Pedoman Penanggulangan Efek Samping atau Komplikasi Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ernawati, Lilik. 2011. Asuhan kebidanan KB Suntik Depoprovera pada Ny. L dengan Amenorea di BPS Umy Hidayati Sidoharjo Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Farrer, Helle. 2006. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Hacker, Nevillel. 2007. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates. Harnawati,
2008.
Kontrasepsi Suntik. Online.Available
:
http //
www.google.com. diakses tanggal 10 November 2012 Hartanto, H. 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Kurniasari, Ida. 2005. Asuhan Kebidanan pada Ny. S dengan Amenorea sebagai efek samping dari Pemakaian KB Suntik 3 Bulanan di RB Permata Hati Boja Kabupaten Kendal. Karya Tulis Ilmiah. Manuaba, I, B, G. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Jakarta : EGC.
Maryani, herti. 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Bagi Wanita. Available. http : // www.Kontrasepsi.com. Diakses tanggal 10 November 2012 Mujini. 2009. Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik Depoprovera pada Ny. L dengan Amenorea di RSAB Muhammadiyah Malang. Karya Tulis Ilmiah. Mustika, Sofyan. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, 2009. Buku Panduan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Perry, P, at.all. 2005. Buku Saku Keterampilan dari Prosedur Dasar. Jakarta : EGC. Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prihardjo, roberth. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC. Saifuddin, A, B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Susilowati, 2008. Kumpulan Askeb. Available. http : // www.google.com. Diakses tanggal 5 November 2012 Varney, H. 2007. Varney’s Midwifery. Bandung : Sekeloa Publisher. Wheeler, Linda. 2004. Perawatan Perinatal dan Pascapartum. Jakarta : EGC. Wiknjosastro. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.