JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS
ANALISIS POTENSI SEKTOR BASIS DI KOTA PEKANBARU (PENDEKATAN FORECASTING ANALYSIS) Ranti Darwin Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Riau, Indonesia ABSTRACT This study aimed to analyze the leading sector in spurring development of regional development the city of Pekanbaru. In addition, this study also aims to determine which of the selected sectors and the prospects for economic terspeisalisasi Pekanbaru period 2016 - 2020 which will come. The method used in this research is descriptive quantitative method that includes data collection, searching for information with the aim of testing the hypothesis of a problem. Data collection techniques used were technical documentation and through the study of the library. Data analysis technique used is the analysis Location quation, shift share analysis, Analysis Index, forecasting spesialisai and analysis using ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average). Analyses revealed that the development of economic growth in the city of Pekanbaru has significant prospects for the years 2016-2020. Keywords: ARIMA, Economic Growth, Forecasting Analysis, Sector Base, Specialization Index. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan analisis sektor potensial pengembangan wilayah dalam memacu pembangunan wilayah Kota Pekanbaru. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor unggulan yang terspesisalisasi dan melihat prospek perekonomian Kota Pekanbaru periode 2016 – 2020 yang akan datang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif yang meliputi kegiatan pengumpulan data, mencari informasi dengan tujuan menguji hipotesis dari suatu permasalahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik dokumentasi dan melalui studi perpustakaan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis Location Quation, analisis Shift Share, Analisa Indeks Spesialisasi dan analisis Forcasting menggunakan ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Model. Hasil analisis mengungkapkan bahwa perkembangan Pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru mempunyai prospek yang signifikan untuk tahun 2016-2020. Kata Kunci: Arima, Pertumbuhan Ekonomi, Analisis Forecasting, Sektor Basis, Indeks Spesialisasi.
PENDAHULUAN Kota Pekanbaru merupakan salah satu wilayah yang diharapkan bisa menjadi gerbang perdagangan Indonesia bagian barat selain itu posisi yang strategis yang menjadi koridor pusat ekonomi yang direncanakan dalam
dokumen Masterplan Percepatan & Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yakni koridor Pekanbaru dan koridor Batam. Kota Pekanbaru yang lahir melalui UndangUndang Nomor 19 Tahun 1957 kini mengalami perkembangan yang
336
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
pesat.Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka pembangunan daerah Kota Pekanbaru merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara terus-menerus untuk menuju ke arah perubahan yang lebih baik. Adanya perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan menuntut pihak pemerintah daerah untuk lebih mengutamakan prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi daerah. Untuk mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Pekanbaru diperlukan suatu metode yang berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah. Untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil untuk mempercepat laju pertumbuhan yang ada. Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi permintan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan intern/permintaan lokal). Sedangkan kegiatan non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena itu permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat. Dengan demikian sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidakbisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
dasar anggapan di atas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Dalam menggunakan pendekatan model basis ekonomi pada umumnya didasarkan atas nilai tambah maupun lapangan kerja.Namun menggunakan data pendapatan (nilai tambah) adalah lebih tepat dibandingkan menggunakan data lapangan kerja. Hal ini dikarenakan lapangan kerja memiliki bobot yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.Inti dari teori basis ekonomi yaitu faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation). Dalam analisis untuk menentukan sektor basis dan non basis Kota Pekanbaru.Suatu perbandingan besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor tersebut secara provinsi. Ada banyak variabel yang bisa di perbandingkan, tapi yang paling umum adalah nilai tambah (tingkat pendapatan) dari jumlah lapangan kerja. Metode LQ untuk mengkaji spesialisasi kegiatan ekonomi sehingga sering di gunakan untuk menentukan sektor basis yang dapat mendorong majunya atau tumbuhnya perekonomian wilayah. Analisis shift share digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor pada perekonomian di Kota Pekanbaru. Hasil analisis shift share akan menggambarkan kinerja sektor-sektor dalam PDRB Kota Pekanbaru dibandingkan Provinsi Riau. Kemudian dilakukan analisis terhadap hasil perbandingan tersebut positif, maka dikatakan suatu sektor dalam PDRB
337
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
Kota Pekanbaru memiliki keunggulan kompetitif atau sebaliknya. Analisis shift share dapat menggunakan variabel lapangan kerja atau nilai tambah. Akan tetapi, yang terbanyak digunakan adalah variabel lapangan kerja karena datangnya lebih mudah diperoleh. Apabila menggunakan nilai tambah maka sebaiknya menggunakan data harga konstant dengan tahun dasar yang sama. Karena apabila tidak maka bobotnya (nilai riilnya) bisa tidak sama dan perbandingan itu menjadi tidak valid. Hal ini memperlihatkan bahwa Kota Pekanbaru sudah mempunyai ciricirisebagai kota modern dan kota Industri. Tinjauan Pustaka Penelitian Putu (2013), relevan dengan penelitian ini, khususnya yang berkaitan dengan potensi ekonomi, menyimpulkan bahwa sektor dominan di Kabupaten Badung adalah sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Saran yang dapat disampaikan adalah sektor-sektor ekonomi yang bukan unggulan agar lebih dikembangkan lagi sehingga dapat berguna bagi kesejahteraan masyarakat, pemerataan pembangunan, dan meningkatkan PDRB serta Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Badung. Penelitian Nadira (2012)dengan judul penelitian “Analisis Struktur Ekonomi dan Sektor Unggulan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Periode 2004-2009”. Dengan menggunakan Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran struktur perekonomian wilayah Kabupaten Mamuju, analisis Location Quotient (LQ), menunjukan bahwa berdasarkan analisis Shift Share menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan struktur ekonomi di Kabupaten Mamuju dari sektor primer
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
ke sektor sekunder. Hal ini ditunjukkan dengan peranan sektor sekunder yang terus meningkat melalui besarnya kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Mamuju. analisis Klassen Typology dan Location Quotient menunjukkan yang merupakan sektor unggulan dengan kriteria tergolong ke dalam sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat, dan merupakan sektor basis yaitu sektor sektor sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan dan persewaan dan sektor jasajasa. Penelitian Umami, Rosyida (2014) dengan judul penelitian “Analisis Sektor Potensial Pengembangan Wilayah Guna Mendorong Pembangunan Daerah di Kabupaten Pacitan”.menyimpulkan bahwa masing-masing kecamatan di Kabupaten Pacitan menyimpan potensipotensi wilayah yang dapat dijadiakn sebagai sektor basis. Sektor-sektor basis yang ada di Kabupaten Pacitan terdiri dari sektor basis di subsektor pertanian tanaman pangan, subsektor perikanan, subsektor perkebunan, subsektor kehutanan, dan sektor pertambangan. Selain itu juga sektor konstruksi, keuangan, real estate, jasa perusahaan, dan jasa-jasa lain. Penelitian Syarifah (2008)dengan judul penelitian “Analisis Tingkat Spesialisasi Regional Dalam Pembangunan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2002-2006”. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sektor-sektor unggulan berbeda di tiap daerah. Daerah yang memiliki sektor unggulan terbanyak adalah Kabupaten Banyumas dengan tujuh sektor unggulan. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sektor unggulan di Jawa Tengah yaitu sektor pertanian; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Berdasarkan indeks spesialisasi regional, perekonomian di Jawa Tengah belum terspesialisasi sebab indeks
338
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
spesialisasinya kurang dari satu. Hanya kota Magelang yang terspesialisasi (indeks>1) terutama pada sektor tersier. Hidayat, Sari, & Aqualdo, (2011)dengan metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linear berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ekspor dan tenaga kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru.Hasil Regresi antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen adalah dan sehingga secara bersama-sama variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Ekspor, tenaga kerja, dan infrastruktur jalan berhubungan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Pekanbaru. Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian terdahulu maka tim peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pertumbuhan ekonomi, sektor basis dan indeks spesialisasi diKota Pekanbaru dengan judul “Analisis Potensi Sektor Basis di Kota Pekanbaru (Pendekatan Forecasting Analysis)”.
mengkaji spesialisasi kegiatan ekonomi sehingga sering di gunakan untuk menentukan sektor basis yang dapat mendorong majunya atau tumbuhnya perekonomian wilayah (Tarigan, 2015)
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder runtun waktu (time series) periode tahun 2010-2014, yang diperoleh dari berbagai laporan dan kompilasidata serta bentuk publikasi lainnya, seperti dari Badan Pusat Statistik, dan Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru. Dalam analisis untuk menentukan sektor basis dan non basis Kota Pekanbaru.Suatu perbandingan besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor tersebut secara provinsi.Ada banyak variabel yang bisa di perbandingkan, tapi yang paling umum adalah nilai tambah (tingkat pendapatan) dari jumlah lapangan kerja. Metode LQ untuk
......(4)
∑
..................................(1)
∑
Dimana :
PDRBks.i = PDRB sektor I di Kota Pekanbaru pada tahun tertentu. ∑PDRBks = Total PDRB di Kota Pekanbaru pada tahun tertentu. PDRBr,I = PDRB sektor I di Provinsi Riau pada tahun tertentu. ∑PDRBr = Total PDRB di Provinsi Riau pada tahun tertentu. Secara Matematis, Regional Share (RS), Proportional Shift (P), dan Differential Shift (D), dapat diformulasikan sebagai berikut (Sjafrizal, 2015) 1. Regional Share (RS) .....(2)
2. Proportional Shift (P) ....(3)
3. Differential Shift (D) Dimana : R = Provinsi Riau sebagai wilayah referensi yang lebih tinggi jenjanggnya. Ks = Kota Pekanbaru sebagai wilayah analisis. Y = Nilai tambah bruto i = Sektor dalam PDRB t = Tahun 2014 t-1 = Tahun awal (tahun 2010) Perubahan (pertumbuhan) nilai tambah bruto sektor tertentu (i) dalam PDRB Kota Pekanbaru merupakan penjumlahan Regional Share (D), Proportional Shift (P), dan Differential Shift (D) sebagai berikut : ......... (5)
339
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
Kedua komponen shift, yaitu proportional shift (P) dan Differential Shift (D) memisahkan unsur – unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal dan internal. Proportional Shift (P) merupakan akibat pengaruh unsur – unsur eksternal yang bekerja secara nasional (Provinsi), sedangkan Differential Shift (D) adalah akibat dari pengaruh faktor- faktor yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan. Untuk menilai tentang masa depan dapat dilakukan dengan suatu prediksi atau forecasting yang diharapkan sesuai dengan kenyataannya di masa depan. Agar hasil forecasting tersebut benar maka harus digunakan metode-metode forecasting yang benar pula. Namun dalam penelitian ini metode yang dipakai yaitu metode dengan menggunakan Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dengan menggunakan aplikasi EVIEWS 7,1. Model time series untuk memprediksi suatu variabel sebelumnya ini dengan asumsi bahwa variabel yang diprediksi memiliki data yang stasioner yang rendah (weakly stasionerity). Weakly stasionerity berarti bahwa ratarata dan variance-nya konstan dan kovariance-nya tidak berubah sepanjang waktu (Gujarati, 2004). Namun demikian, kebanyakkan data time series tidak stasioner tetapi dalam jangka panjang terintegrasi (kointegrasi). Jadi, suatu variabel yang tidak stasioner pada tingkat level, maka akan stasioner pada tingkat “first difference” atau I(1), dan seterusnya. Dengan model ARIMA sebagai berikut: ...(6)
Dimana :θ = constant HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data yang dikumpulkan dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru berfluktuasi setiap tahunnya.Data pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru ini mulai periode 2011
sampai dengan periode 2015.Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kota Pekanbaru Tahun 2011-2015 (Juta Rp) Laju Tahun PDRB Pertumbuhan (Juta Rupiah) Ekonomi(%) 2011 44.845.769,9 2012
48.351.736,9
7,82
2013
51.123.289,3
5,73
2014
54.592.059,9
6,79
2015
57.557.347,6
5,43
Sumber: BPS Kota Pekanbaru, (2016)
Dari Tabel 3.1 struktur perekonomian sebagian masyarakat Kota Pekanbaru dapat dilihat dari besarnya peranan masing-masing kategori ini terhadap pembentukan PDRB Kota Pekanbaru. Sumbangan terbesar pada tahun 2015 dihasilkan oleh kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.Kemudian kategori Konstruksi. Berdassrkan Analisis Analisis Location Quotient (LQ) dapat disimpulkan bahwa Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Sektor Pertambangan dan Penggalian, serta Sektor Industri Pengolahan merupakan sektor non basis dengan nilai < 1, sektor basis terdapat pada sektor ke 4 sampai sektor ke 17 yang masing-masing memperoleh nilai LQ lebih dari1 (LQ>1). Untuk hasil analisis LQ Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau dapat diperkirakan sebagai berikut: a) Pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan nilai LQ yang diperoleh LQ <1, sehingga untuk sektor ini merupakan sektor non basis.b)Untuk sektor-sektor pertambangan dan penggalian LQ <1, jauh tertinggal sehingga sektor ini tidak layak untuk dikembangkan. c) Sektor industri pengol a-han LQ<1, juga merupakan sektor non basis. d) Sektor basis yaitu sektor 340
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
pengadaan listrik dan gas; sektor pengadaan air, pegelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor konstruksi; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan reparasi motor; sektor transportasi dan pergudangan; sektor penyediaan akomodasi dan makan minum; sektor informasi dan komunikasi; sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor real estate; sektor jasa perusahaan; sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; sektor jasa pendidikan; sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial; dan sektor jasa lainnya. masing – masing >1. Sektor informasi dan akomodasi merupakan sektor dengan nilai LQ pada tahun 2015 terbesar 3,477>1 trendnya cenderung konstan selama empat tahun terakhir dimana pada tahun 2013 dan 2014nilai LQ sektor ini sebesar 3,493 dan 3,554. Sektor jasa keuangan dan asuransi dengan nilai LQ pada tahun 2015 adalah sebesar 3,226> 1 menunjukkan trend yang meningkat jika dilihat perkembangannya dari tahun 2012 sampai tahun 2015. Sektor pengadaan listrik dan gas memiliki nilai LQ pada tahun 2015 sebesar 3,208, sektor ini merupakan sektor yang berfluaktif setiap tahunnya namun berada pada nilai LQ > 1. Analisis shift share digunakan untuk mengetahui pertumbuhan sektor pada perekonomian wilayah Kota Pekanbaru. Hasil analisis shift share akan menggambarkan kinerja sektorsektor dalam PDRB Kota Pekanbaru dibandingkan Provinsi Riau. Kemudian dilakukan analisis terhadap pertumbuhan sektor tersebut apabila nilainya positif, maka dikatakan suatu sektor dalam PDRB Kota Pekanbaru memiliki keunggulan kompetitif atau sebaliknya. Terdapat 9 sektor dengan nilai Propotional Shift positif yaitu sektor konstruksi; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
motor; sektor transportasi dan pergudangan; penyediaan akomodasi dan makan minum; sektor informasi dan komunikasi; sektor jasa keuangandan asuransi; sektor jasa perusahaan; sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa lainya. Kemudian sektor yang memiliki nilai Propotional Shift negatif sebanyak 8 sektor yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor pengadaan listrik dan gas; Pengadaan Air, Pegelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; sektor real estate; sektor adminitrasi pemerintahaan dan jaminan social; sektor jasa pendidikan. Dari hasil olahan ini dapat dilihat bahwa sektorsektor yang dikembangkan dalam kegiatan ekonomi Kota Pekanbaru ternyata cukup unggul sektor-sektor tersebut Tumbuh cepat secara Provinsi Riau. Untuk menilai tentang masa depan dapat dilakukan dengan suatu prediksi atau forecasting yang diharapkan sesuai dengan kenyataannya di masa depan. Agar hasil forecasting tersebut benar maka harus digunakan metode-metode forecasting yang benar pula.Namun dalam penelitian ini metode yang dipakai yaitu metode dengan menggunakan Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). ................(7) .....(8)
Berdasarkan hasil uji ARIMA di atas dapat diketahui bahwa data-data stasioner pada berbagai lag, dengan nilai thitung D(PE(-1)) sebesar -1,54. Sedangkan nilai thitung yang dicari pada α = 0,05. Dengan pengujian (signifikansi = 0,05) diperoleh nilai ttabel = sebesar 2,1318 Oleh karena -thitung < - ttabel (1,54< -2,1318) maka secara parsial D(PE(-1)) dimana jumlah variable autoregressive, jumlah differencing dan
341
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
jumlah variable moving average terintegrasi pada lag (-1) dan stasioner. Selanjutnya hasil dari pengolahan uji ARIMA ini di lakukan pengolahan secara forecasting, maka di dapat hasil sebagai berikut: Tabel 2 Nilai Forecasting Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 2015-2020 Tahun
Pertumbuhan Ekonomi (Juta Rupiah)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
2016
60.870.930
5,61
2017
64.029.064
5,19
2018 67.260.831 5,05 2019 70.422.991 4,70 2020 73.650.952 4,58 Sumber: Data Olahan Penelitian (Diolah Tahun 2016)
Dari Tabel 3.2 di atas menjelaskan bahwa untuk prediksi pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru untuk periode 2016 sampai 2020 cenderung mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 73.650.952 juta Rupiah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2016 dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru sebesar 60.870.930 juta Rupiah. Dengan adanya prediksi semakin meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru yang bersumber dari sisi Investasi PMA untuk periode enam tahun kedepannya, maka diharapkan dapat merangsang para investor untuk menanamkan modal mereka di Kota Pekanbaru sesuai dengan sektor-sektor yang potensial untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru untuk tahun yang akan datang. Analisis Per Sektor Analisis penelitian ini ditujukan untuk melihat analisis per sektor masingmasing sektor pada pertumbuhan
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
ekonomi Kota Pekanbaru. Analisis ini digunakan dalam pengambilan kesimpulan dengan cara menggabungkan tiga hasil analisis, yaitu. Analisis Location Quotient (LQ) dan analisis Shift Sahre. Digunakan untuk menentukan sektor unggulan Kota Pekanbaru. 1. Analisis Sektor Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan Nilai proporsional shift negatif artinya kontribusi sektor ini untuk tumbuh di Provinsi relatif lambat, sedangkan nilai Differensial Shift bernilai negatif pertumbuhan sektor ini relatif lebih lambat di Kota Pekanbaru. Sektor ini tidak termasuk dalam sektor yang yang unggul. 2. Analisis sektor pertambangan dan penggalian Berdasarkan analisis LQ sektor ini termasuk sektor non basis. Nilai Proporsional shift negatif menggambarkan pertumbuhan sektor ini di Provinsi relatif lebih lambat dibandingkan dengan Kota Pekanbaru. 3. Analisis Sektor Industri Pengolahan Pada sektor ini mempunyai nilai LQ 0,69< 1 sehingga tidak termasuk pada sektor basis. Dengan nilai Proporsional Shift negatif yang mana pertumbuhannya relatif lambat di Provinsi dan juga di Kota Pekanbaru berdasarkan nilai Differensial Shift negatif. 4. Analisis Sektor Pengadaan Listrik Dan Gas Pada analisis LQ sektor ini termasuk dalam sektor Basis dengan nilai 3,64 >1.Pada nilai shift share pertumbuhan sektor ini relatif lebih lambat di Provinsi dibandingkan pertumbuhan di Kota Pekanbaru dengan kontribusi 0,05%. 5. Analisis Sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah Dan Daur Ulang
342
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
6.
7.
8.
9.
Sedangkan analisis LQ menunjukkan nilai 1,35 > 1 yang artinya sektor ini termasuk basis dengan tingkat kontribusinya dalam pertumbuhan relatif lambat di Kota Pekanbaru maupun di Provinsi Riau. Analisis Sektor Kontruksi Bedasarkan analisis dengan nilai LQ >1 termasuk dalam sektor basis.Akan tetapi nilai dari analisis shift share pada proporsional shift bernilai positif yang relatif tumbuh cepat di Provinsi dan bernilai negatif pada pada metode Differensial Shift yang berarti pertumbuhannya di Kota Pekanbaru relatif lambat. Analisis Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor Berdasarkan analisis LQ sektor ini termasuk sektor basis, Untuk analisis shift share dengan nilai proporsional shift positif menunjukkan pertumbuhan Kota Pekanbaru relatif cepat dan nilai differensial shift negatif menunjukkan pertumbuhan provinsi juga cepat. Analisis Sektor Transportasi Dan Pergudangan Sektor transportasi dan pergudangan memiliki nilai LQ sebesar 2,51 > 1 sehingga tergolong dalam sektor basis .Berdasarkan hasil analisis shift share dapat dikategorikan kedalam sektor yang kompetitif, karena memiliki nilai komponen differensial shift yang negatif dan komponen proporsional shift memiliki nilai positif sektor ini memiliki pertumbuhan yang cepat baik di Provinsi Riau maupun di Kota Pekanbaru. Analisis Sektor Penyedia Akomodasi Dan Makan Minum Nilai LQ sektor penyedia akomodasi dan makan minum sebesar 2,93 > 1 termasuk sektor basis. Berdasarkan analisis Shift sharedapat di kategorikan kepada sektor yang
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
pertumbuhannya di Kota Pekanbaru lebih lambat dibandingkan pertumbuhan Provinsi Riau, karena memiliki nilai differensial shift yang negatif dan nilai proporsional shift negatif. 10. Analisis Sektor Informasi Dan Komunikasi Dengan nilai LQ tahun 2014 sebesar 3,40 >1 dalam hal ini merupakan sektor basis, sektor ini dapat memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri. Komponen proposional shift positif ini berarti sektor ini tumbuh cepat di Provinsi. Sedangkan nilai komponen differensial shiftnya negatif ini artinya sektor ini tidak kompetitif atau pertumbuhanya lambat. 11. Analisis Sektor Jasa Keuangan Dan Asuransi Analisis LQ menunjukan nilai LQ 2,99 atau > 1 ini berarti sektor ini termasuk kedalam sektor basis. Untuk perhitungan analisis Shift share sektor jasa keuangan dan asuransi menunjukan nilai komponen proporsonal shift positif dan differensial shift negatif sektor ini mempunyai laju pertumbuhan yang kompetitif. 12. Analisis Sektor Real Estate Pada analisis LQ menunjukan nilai > 1 ini berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor basis.Untuk perhitungan Shift share sektor ini menunjukan nilai komponen proporsional shift negative dan nilai komponen differensial shift juga negatif ini menunjukkan pertumbuhan sektor yang kompetitif. 13. Analisis Sektor Jasa Perusahaan Berdasarkan hasil analisis LQ menunjukkan nilai >1.Dari hasil analisis shift share, nilai proporsional shift adalah positif dan nilai differensial shift negatif hal ini
343
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
menunjukkan pertumbuhan sektor ini kompetitif. 14. Analisis Sektor Adminitrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib Nilai LQ dari analisis ini menunjukkan > 1. Dari hasil analisis Shift share diperoleh nilai proporsional shift negatif dan nilai differensial shift negatif, artinya sektor ini tergolong ke dalam sektor yang tumbuh lambat. 15. Analisis Sektor Jasa Pendidikan Hasil analisis Shift share dengan nilai komponen proporsional shift positif ini berarti sektor ini adalah sektor yang tumbuh lambat di daerah kota pekanbaru. Sedangkan nilai komponen differensial shift negatif berarti sektor jasa pendidikan mempunyai pertumbuhan yang relatif lambat terhadap Provinsi Riau. 16. Analisis Sektor Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial Dengan nilai LQ > 1 ini berarti sektor ini termasuk kedalam sektor basis dan perkembangannya relatif kompetitif terhadap Provinsi. Berdasarkan analisis Shift share nilai komponen proporsional shift positifcdan differensial shift sektor ini negatif yang berarti sektor ini tumbuh di daerah relatif baik dan berspesialisasi pada sektor secara Provinsi Riau dan tumbuh dengan cepat. 17. Analisis Sektor Jasa Lainya Nilai LQ sektor ini sebesar > 1 sehingga tergolong ke dalam sektor basis. Untuk analisis shift shareterhadap sektor ini menunjukan nilai komponen proporsional shift positif dan nilai differensial shift negatif, hal ini berarti pertumbuhan sektor yang sama pada Provinsi lebih cepat dibandingkan dengan Kota Pekanbaru.
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
SIMPULAN Hasil analisis mengungkapkan bahwa perkembangan Pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru mempunyai prospek yang signifikan untuk tahun 2016-2020. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengambilan kebijakan bagi pemerintah Kota Pekanbaru, dalam upaya pengembangan seluruh sektor unggulan secara berkelanjutan. Selain itu juga diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam perencanaan pembangunan dengan mengembangkan prospek perekonomian di Kota Pekanbaru ini pada periode 2020 yang akan datang. UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian ini dapat terlaksana dengan adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami tim peneliti mengucapkan terimakasih kepada Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) yang telah memfasilitasi penelitian ini dan memberikan masukan yang bermanfaat dalam pelaksanaan penelitian ini. Terimakasih juga kami ucapkan kepada Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru serta berbagai pihak yang turut memberikan dukungan kepada tim peniliti dalam menyelesaikan penelitian ini DAFTAR PUSTAKA BPS. 2015. PDRB Kota Pekanbaru. Pekanbaru. Gujarati, D. 2004. Basic Econometric (4th ed.). New York: Mc.Graw Hill companies. Hidayat, M., Sari, L., & Aqualdo, N. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, 2(4), 48–63. 344
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 2, JULI 2016
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
Nadira, S. 2012. Analisis Struktur Ekonomi dan Sektor Unggulan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Periode 2004-2009. Universitas Hasanudin. Putu, G. 2013. Analisis Sektor-Sektor Potensial Dalam Menentukan Prioritas Pembangunan di Kabupaten Badung Tahun 2001 – 2011. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 2(9), 401–405. Sjafrizal. 2015. Perencanaan pemangunan daerah dalam era otonomi. Jakarta: Rajawali Pers. Syarifah. 2008. Analisis Tingkat Spesialisasi Regional Dalam Pembangunan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2002-2006. Universitas Diponegoro. Tarigan, R. 2015. Ekonomi regional teori dan aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Umami, Rosyida, R. 2014. Analisis Sektor Potensial Pengembangan Wilayah Guna Mendorong Pembangunan Daerah di Kabupaten Pacitan. Universitas Diponogoro.
345