ANALISIS PENENTUAN SEKTOR BASIS DAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN LAMONGAN M Iqbal Wahyu Yuuhaa Hendry Cahyono Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya Abstract Research conducted in Lamongan has the objective to identify and analyze the base and non-base sectors, the performance of the economy sectors and to identify a potential sector in Lamongan. In this study using quantitative descriptive research model with Development Planning. The data used are time series data including Lamongan GDP between 2007 and 2011, which will be analyzed by using the three analysis tools namely Location Quotient (LQ), Shift Share (SS) and Growth Ratio Model (MRP). LQ analysis results showed that the agriculture sector is a base sector. Then of shift share analysis shows the performance of each sector in Lamongan district where agriculture sector had the highest growth than the growth of East Java. The trade, hotels and restaurants sector can be said as the most advanced and competitive high in Lamongan. The results of the MRP analysis showed that the potential sectors in Lamongan district is agriculture, manufacturing, electricity, gas and water supply and services sector. Keywords: Base Sector and Potential Sector Abstrak Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Lamongan ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis sektor basis dan non basis yang ada, kinerja dari sektor perekonomian dan juga untuk mengetahui sektor potensial yang ada di Kabupaten Lamongan. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan model perencaanaan pembangunan. Data yang digunakan merupakan data time series yakni data PDRB Kabupaten Lamongan tahun 2007 sampai 2011 yang akan dianalisis dengan menggunakan tiga alat analisis yaitu Location Quotient (LQ), Shift Share (SS) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP). Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa yang termasuk sektor basis adalah sektor pertanian. Kemudian dari analisis Shift Share menunjukkan kinerja dari masing-masing sektor di Kabupaten Lamongan dimana sektor pertanian memiliki pertumbuhan tertinggi dibandingkan pertumbuhan Jawa Timur, sektor perdagangan, hotel dan restoran dapat dikatakan sektor yang paling maju dan memiliki daya saing yang tinggi di Kabupaten Lamongan. Selanjutnya dari hasil analisis MRP menunjukkan bahwa sektor yang termasuk dalam sektor potensial di Kabupaten Lamongan adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor jasa-jasa. Kata kunci : Sektor Basis dan Sektor Potensial
pembangunan ekonomi pada masing-masing
Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses peralihan dari tingkat ekonomi yang sederhana menuju ke tingkat ekonomi yang lebih
modern
demi
tercapainya
suatu
daerah
yang
mempunyai
tujuan
untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan di masing-masing daerah. Masalah
yang
sering terjadi
dalam
kesejahteraan masyarakat. Dalam melakukan
pembangunan ekonomi daerah terletak pada
proses peralihan tersebut harus memperhatikan
kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
1
pemerintah daerah yang seringkali tidak sesuai
Lamongan. jika dirinci lagi dapat diketahui
dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh
bahwa sub sektor yang memiliki kontribusi
daerah yang bersangkutan untuk menggunakan
besar pada sektor pertanian adalah sub sektor
sumberdaya yang ada. Suatu daerah relatif
tanaman bahan makanan dan sub sektor
memiliki potensi yang berbeda-beda dengan
perikanan. Selanjutnya penyumbang PDRB
daerah lain yang dikarenakan oleh adanya
terbesar kedua setelah sektor pertanian adalah
perbedaan karakteristik sumberdaya yang ada
sektor
pada
penyumbang PDRB terbesar ketiga ditempati
masing-masing
Perbedaan
yang
daerah
ada
tersebut.
tersebut
dapat
menyebabkan tidak meratanya pembangunan antar daerah pada masing-masing sektor. Ketimpangan ini dapat berdampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antar daerah. Sehingga pembangunan daerah yang ada pada masing-masing daerah harus dilaksanakan sesuai
dengan
potensi
dan
karakteristik
sumberdaya yang ada pada daerah tersebut. Untuk dapat mengetahui perkembangan
perdagangan,
hotel
dan
restoran.
oleh sektor jasa-jasa. Dari data tersebut, yang memiliki peranan penting
dalam
perekonomian
Kabupaten
Lamongan terletak pada sektor pertanian terutama pada sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Namun dilihat lebih lanjut lagi, pertumbuhan sektor pertanian ini mengalami penurunan persentase dalam memberikan sumbangan terhadap total PDRB Lamongan. Dengan kata lain dapat
perekonomian suatu daerah dapat kita lihat
dikatakan
bahwa
melalui data dari pendapatan regional daerah
pertanian
mangalami
tersebut. PDRB di Indonesia pada dasarnya
dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
terdiri dari 9 sektor, yaitu sektor pertanian;
Oleh karena itu Pemerintah harus mengetahui
sektor pertambangan dan penggalian; sektor
dengan pasti hal-hal apa saja yang dapat
industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air
menjadi
bersih; sektor bangunan dan konstruksi; sektor
daerahnya, sehingga pemerintah daerah dapat
perdagangan,
meningkatkan daya saing daerahnya.
hotel
dan
restoran;
pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan yang terakhir
sektor
jasa-jasa
(BPS
jawa
timur:2012).
kekuatan
Peranan
dari
perkembangan
sektor
penurunan
atau
jika
kelemahan
investasi
swasta
dari
dan
perusahaan milik daerah sangat diharapkan sebagai
pemacu
semangat
dalam
pembangunan ekonomi. Dalam hubungan ini
Menurut data PDRB yang di dapat dari
investasi harus diarahkan bukan saja untuk
BPS Provinsi Jawa Timur di Kabupaten
meningkatkan Physical Capital Stock, tetapi
Lamongan
PDRB
ditujukan pula untuk Human Capital Stock,
terbesar dari tahun 2007-2011 masih di
Capital Stock digunakan untuk menunjang
sumbang oleh sektor pertanian dengan nilai
penciptaan
saat
ini
penyumbang
lapangan
kerja,
dan
Human
rata-rata 45 persen dari total PDRB Kabupaten 2
Resources untuk menyediakan tenaga kerja
Analisis Penentuan Sektor Basis Dan Sektor
terampil (Adisasmita,2005:10).
Potensial Di Kabupaten Lamongan”.
Potensi yang dimiliki suatu daerah jika dikembangkan
dengan
mendatangkan
suatu
Dari penjelasan latar belakang diatas,
maksimal
akan
peneliti
keuntungan
bagi
masalah, diantaranya adalah sebagi berikut (1)
daerahnya tersebut. Dengan memaksimalkan
Apakah yang menjadi sektor basis dan non
kegiatan ekonomi pada sektor potensial,
basis
nantinya sektor tersebut akan berkembang dan
Bagaimanakah kinerja masing-masing sektor
dapat menjadi sektor basis pada daerah
di Kabupaten Lamongan ? (3) Apakah yang
tersebut.
Dengan
bertambahnya
menjadi
ekonomi
disektor
basis
maupun
sektor
potensial
daerah
akan
berimbas
pada
kegiatan
peningkatan PDRB daerah tersebut. Hal ini dikarenakan dengan adanya spesialisasi sesuai dengan sektor atau subsektor unggulan yang dimiliki masing-masing daerah nantinya akan dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
efektifitas dan efisiensi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Untuk itulah pemerintah daerah harus mengetahui dengan pasti apa saja yang merupakan sektor basis
mengambil
di
beberapa
Kabupaten
sektor
rumusan
Lamongan
potensial
di
?
(2)
Kabupaten
Lamongan ?. Dari
rumusan
disimpulkan
dapat
masalah
yang
telah
ditarik
tujuan
dari
penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui dan menganalisis sektor basis dan non-basis di kabupaten Lamongan. (2) Untuk mengetahui dan
menganalisis
kinerja
masing-masing
sektor di Kabupaten Lamongan. (3)Untuk mengetahui dan menganalisis sektor manakah yang memiliki potensi untuk dikembangkan di kabupaten Lamongan.
maupun sektor non basis serta sektor-sektor mana sajakah yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sehingga
nantinya
sektor
potensial tersebut dapat menjadi sektor basis yang baru di daerah tersebut.
Kajian Pustaka Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi merupakan salah satu jawaban yang seakan-akan menjadi
Dari uraian yang telah disampaikan
semacam kunci keberhasilan bagi suatu negara
diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
untuk
sektor-sektor mana sajakah di Kabupaten
negaranya. Ilmu ekonomi pembangunan lebih
Lamongan yang merupakan sektor basis dan
mengacu
pada
non basis serta sektor mana sajakah yang
perkembangan
ekonomi
merupakan sektor yang memiliki potensi yang
terbelakang. Istilah perkembangan ekonomi itu
dapat dikembangkan untuk meningkatkan
sendiri digunakan secara bergantian dengan
pembangunan
dalam
istilah seperti pertumbuhan ekonomi. Akan
penelitian ini peneliti mengambil judul “
tetapi beberapa ahli ekonom tertentu menarik
daerah.
Sehingga
meningkatkan
perbedaan
yang
taraf
hidup
warga
masalah-masalah
lazim
di
negara-negara
antara
istilah 3
perkembangan ekonomi dan pertumbuhan
investasi yang tepat (6) Persyaratan sosio
ekonomi. Menurut Schumpeter perkembangan
budaya (7) Administrasi
ekonomi
adalah
perubahan
spontan
dan
terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan sedangkan
yang
ada
pertumbuhan
sebelumnya,
ekonomi
adalah
perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap
yang
terjadi
melalui
kenaikan
tabungan dan penduduk.
tidak
Teori
basis
pandangannya ekonomi
ekonomi
bahwa
suatu
laju
wilayah
mendasarkan pertumbuhan
ditentukan
oleh
besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat
Pembahasan ekonomi pembangunan pada dasarnya
Teori Basis Ekonomi
lepas
dari
eksogen artinya tidak terikat pada kondisi
kaidah-kaidah
internal perekonomian wilayah dan sekaligus
ekonomi baik secara mikro maupun makro.
berfungsi sebagai pendorong tumbuhnya jenis
Pembahasan ilmu ekonomi selalu berkaitan
pekerjaan lain, sedangkan pekerjaan non basis
terutama dengan efisiensi dan alokasi sumber-
adalah kegiatan yang bersifat endogen (tidak
sumber produktif yang langka, dan dengan
tumbuh
pertumbuhan yang optimaldari sumber-sumber
memenuhi kebutuhan masyarakat didaerah itu
itu untuk menghasilkan barang-barang dan
sendiri dan pertumbuhannya tergantung pada
jasa-jasa
yang
kondisi umum perekonomian wilayah tersebut
ekonomi
pembangunan
lebih
besar.
Sedangkan
memiliki
ruang
bebas)
artinya
kegiatan
untuk
(Tarigan, 2005: 56).
lingkup yang lebih luas dan kompleks.
Terdapat beberapa cara yang dapat
Pembangunan ekonomi itu sendiri menurut
digunakan dalam memilah antara kegiatan
Mudrajad (2004:51) adalah proses penciptaan
basis dan kegiatan non basis. (1) Metode
suatu lingkungan
yang
langsung dapat dilakukan dengan cara survei
mempengaruhi hasil-hasil indikator ekonomi
secara langsung kepada pelaku usaha kemana
seperti
mereka memasarkan barang yang diproduksi
kenaikan
oleh
masyarakat
kesempatan
kerja
dan
pertumbuhan ekonomi. Dalam ekonomi
dan dari mana mereka membeli bahan-bahan
melaksanakan terdapat
pembangunan
beberapa
beberapa
persyaratan dasar yang harus dipenuhi, berikut ini adalah beberapa persyaratan dasar dalam pembangunan ekonomi yang dikemukakan oleh Jhingan (2010: 41). (1) Atas dasar kekuatan
sendiri
(2)
ketidaksempurnaan
pasar
Menghilangkan (3)
Perubahan
struktural (4) Pembentukan modal (5) Kriteria
kebutuhan
untuk
menghasilkan
produk
tersebut. (2) metode tidak langsung adalah dengan menggunakan asumsi atau disebut dengan metode asumsi. Dalam metode asumsi, berdasarkan
kondisi
diwilayah
tersebut
(berdasarkan data sekunder), ada kegiatan tertentu yang diasumsikan sebagai kegiatan basis dan kegiatan lainnya sebagai kegiatan non basis. (3) Yang sering dilakukan orang
4
adalah gabungan antara metode asumsi dengan
tergantung pada kondisi umum perekonomian
metode
wilayah tersebut.
langsung
yang
disebut
metode
campuran. (4) Metode Location Quotient (LQ) membandingkan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk sektor tertentu diwilayah kita dibandingkan
dengan
porsi
lapangan
kerja/nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional.
Perencanaan Pembangunan Daerah Melalaui
perencanaan
pembangunan
ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi (economic entity) yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain. Setidaknya terdapat tiga unsur dasar dari
Teori Pembangunan Ekonomi Wilayah Adisasmita (2005:68) menjelaskan bahwa
perencanaan pembangunan ekonomi daerah
pembangunan ekonomi wilayah (regional)
jika dikaitkan dengan hubungan pusat dan
merupakan fungsi dari potensi sumber daya
daerah (Mudrajad, 2004:46) : (1) Perencanaan
alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia,
pembangunan
investasi
prasarana
memerlukan pemahaman tentang hubungan
pembangunan, transportasi dan komunikasi,
antara daerah dengan lingkungan nasional
komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi,
ditempat daerah tersebut merupakan bagian
dan perdagangan antar wilayah, kemampuan
darinya, keterkaitan secara mendasar antara
pendanaan dan pembiayaan pembangunan
keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi
daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah
tersebut. (2) Sesuatu yang tampaknya baik
dan lingkungan pembangunan secara luas.
secara nasional belum tentu baik untuk daerah,
modal,
Dalam
teori
sarana
dan
pembangunan
ekonomi
daerah
yang
realistic
dan sebaliknya yang baik menurut daerah
wilayah ini terdapat teori yang terkenal yang
belum
dikemukakan oleh Richardson. Dalam teorinya
Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk
Richardson membagi kegiatan produksi/jenis
pembangunan daerah, misalnya administrasi,
pekerjaan yang terdapat di dalam satu wilayah
proses pengambilan keputusan, dan otoritas
atas pekerjaan basis (dasar) dan pekerjaan
biasanya sangat berbeda untuk tingkat daerah
service
menghindari
dengan yang tersedia pada tingkat pusat.
kesalahpahaman disebut saja sektor nonbasis.
Selain itu, derajat pengendalian kebijakan
Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat
sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh
exogenous artinya tidak terikat pada kondisi
karena itu, perencanaan daerah yang efektif
internal perekonomian wilayah dan sekaligus
harus bisa membedakan apa yang seyogyanya
berfungsi
mendorong
jenis
dilakukan dan apa yang dapat dilakukan,
pekerjaan
lainnya.
pekerjaan
dengan menggunakan bernagai sumber daya
service (nonbasis) adalah kegiatan untuk
pembangunan sebaik mungkin sehingga benar-
memenuhi kebutuhan masyarakat didaerah itu
benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat
sendiri. Oleh karena itu pertumbuhannya
dari informasi yang lengkap dan tersedia pada
(pelayanan),
untuk
tumbuhnya
Sedangkan
tentu
baik
secara
nasional.
(3)
5
tingkat
derah
karena
kedekatan
para
perencananya dengan objek perencanaan.
OKI masih terlibat dalam pertanian, sehingga pertanian memiliki pertumbuhan yang luar
Penelitian Terdahulu Yang Relevan Dalam Economics Development Analysis Journal,
penelitian
Adhitama
yang
yang
berjudul
dilakukan
oleh
“Pengembangan
Sektor-Sektor Ekonomi Di Tiap Kecamatan Di Kabupaten Magelang”. Dalam penelitiannya itu menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ), Shift Share dan Klassen Tipologi
pendekatan
penelitiannya
adalah
sektoral. sektor
sebagian besar penduduk diwilayah kabupaten
Hasil
jasa,
biasa dibandingkan sektor ekonomi lainnya. Selain
itu,
industri
manufaktur
juga
merupakan sektor ekonomi dengan dengan pertumbuhan
yang
luar
biasa.
Industri
manufaktur ini diantaranya industri kemplang dan pempek yang banyak berkembang di provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten OKI.
sektor
Dalam
jurnal
ekonomi
dan
studi
pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan
pembangunan, penelitian yang dilakukan oleh
restoran di Kabupaten Magelang mendominasi
Setyorini
sektor unggulan yang ada di tiap Kecamatan di
“Identifikasi
Kabupaten Magelang. Tercatat terdapat 9
Kabupaten-Kabupaten
kecamatan yang memiliki sektor unggulan
Regional Barlingmascakeb”. Penelitian ini
disektor jasa, 8 kecamatan yang memiliki
menggunakan
keunggulan
7
analisis model rasio pertumbuhan (MRP),
kecamatan yang memiliki keunggulan disektor
analisis location quotient (LQ), analisis Indeks
perdagangan, hotel dan restoran.
Divergensi Krugman dan analisis Connectivity
Dalam
disektor
jurnal
pertanian
ekonomi
dan
dan
studi
pembangunan, penelitian yang dilakukan oleh Basuki dan Gayatri yang berjudul “ Penentu Sektor Unggulan Dalam Pembangunan Daerah : Studi Kasus Di Kabupaten Ogan Komering Ilir”. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis MRP, Shift Share, LQ dan Tipologi Overlay dan Klassen. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa potensi ekonomi
sektor
pertanian
dan
industri
manufaktur yang merupakan pertumbuhan sektor dominan. Selain itu, sektor ini juga menunjukkan
peningkatan
struktur
pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengingat
Setyawati
dengan
Pengembangan
Wilayah
Anggota
analisis
judul
Lembaga
Tipologi
Klassen,
Quotient (CQ). Temuan dari penelitian ini yaitu Kabupaten Cilacap yang termasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Kabupaten Purbalingga termasuk dalam daerah berkembang cepat. Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten
Kabupaten Kebumen
Banyumas termasuk
dan dalam
klasifikasi daerah relatif tertinggal. METODE PENELITIAN
yang dimiliki Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah
dan
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
dengan
pendekatan
kuantitatif
dengan model perencanaan pembangunan. Data
yang
digunakan
merupakan
data
sekunder yang didapat dari BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2007-2011. Untuk melengkapi 6
data yang dibutuhkan oleh peneliti, maka data
sektor tersebut menjadi pengimpor atau sektor
dikumpulkan dan diolah melalui prosedur
non basis. Dan jika LQ = 1 maka ada
studi kepustakaan dan metode dokumentasi.
kecenderungan sektor tersebut bersifat tertutup
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah. Adapun teknik analisis data yang digunakan
luar wilayah, namun kondisi seperti ini jarang ditemukan
dalam
sebuah
perekonomian
wilayah.
adalah sebagai berikut :
Analisis Shift Share (SS)
Analisi Location Quotient (LQ) Analisis
karena tidak melakukan transaksi ke dan dari
LQ
untuk
Analisis Shift Share digunakan untuk
menentukan sektor basis dan non basis melalui
mengurangi kelemahan-kelemahan dari LQ
pendekatan
dan
nilai
digunakan
tambah
PDRB
dan
IS.
Shift
Share
mengakui
adanya
pendekatan jumlah tenaga kerja masing-
perbedaan dan kesamaan antar wilayah.
masing sektor. Dalam penelitian ini peneliti
Asumsi yang digunakan dalam analisis ini
menggunakan pendekatan nilai tambah PDRB
adalah bahwa perubahan pendapatan, produksi
dimana rumus yang digunakan adalah sebagai
atau tenaga kerja suatu wilayah dapat dibagi
berikut :
dalam
Vi/Vt LQ= -----------Yi/Yt Ket:
pertumbuhan
Vi
tiga
pertumbuhan
komponen
yakni
komponen
proporsional, regional
komponen
dan
komponen
pertumbuhan pangsa wilayah. Rumus yang
= Nilai PDRB pada sektor I
digunakan dalam analisis ini adalah :
pada tingkat wilayah yang lebih
∆ Yi = Prij + PPij + PPWij
rendah (studi) Vt
Yi
Yt
= Total
PDRB
wilayah
yang
pada lebih
tigkat rendah
1. Pertumbuhan
Regional
(PRij)
yang
(studi)
bernilai positif
= Nilai PDRB pada sektor I
surplus bahwa wilayah tersebut tumbuh
pada tingkat wilayah yang lebih
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
tinggi (referensi)
nasional
= Total PDRB pada tingkat
mensuplai
wilayah
Timur. Sedangkan yang bertanda negatif
yang
lebih
tinggi
memberi
(referensi) Dengan ketentuan bahwa apabila nilai LQ > 1 maka sektor tersebut merupakan sektor basis yang menjadi kekuatan daerah untuk mengekspor
Dengan ketentuan :
produknya
keluar
daerah
mengandung makna
rata-rata
hingga
kebutuhan
indikasi
provinsi
deplisit
mampu Jawa
yakni
pertumbuhan regional suatu wilayah lebih lambat
dibandingkan
nasional
rata-rata
dan
pertumbuhan tidak
mampu
mensuplai kebutuhan Jawa Timur.
bersangkutan. Sebaliknya jika LQ< 1 maka 7
yang
ΔER = Selisih nilai total PDRB awal
bernilai positif memberi suatu indikasi
tahun pengamatan dan akhir tahun pengamatan
bahwa sektor ke-I (regional) merupaka
Provinsi Jawa Timur
2. Pertumbuhan
Proporsional
(PP)
sektor yang maju, sektor tersebut tumbuh lebih
cepat
daripada
pertumbuhan
EIR(t) = Nilai PDRB sektor i awal tahun pengamatan provinsi Jawa Timur
ekonomi keseluruhan. Jika negatif maka ER(t)
sebaliknya
= Nilai total PDRB awal tahun
pengamatan Provinsi Jawa Timur 3. Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) menunjukkan daya saing yang dimiliki
Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPS)
suatu wilayah
RPS merupakan perbandingan antara laju
dibandingkan dengan sektor yang sama
pertumbuhan kegiatan i kabupaten Lamongan
pada wilayah pembanding (wilayah satu
dengan laju pertumbuhan kegiatan i di
atau
Provinsi Jawa Timur.
suatu sektor
dua
ke-I di
tingkat
diatas,
bisa
juga
menggunakan cakupan nasional).
∆𝑬𝒊𝒋 𝑬𝒊𝒋(𝒕)
RPS = ∆𝑬
Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
𝑰𝑹
𝑬𝑰𝑹(𝒕)
Dimana : Analisis
Model
Rasio
Pertumbuhan
(MRP) merupakan pengembangan dari model analisis
Shift
Share. Analisis
MRP ini
digunakan dalam perencanaan pembangunan
ΔEij = Selisih nilai PDRB sektor i awal tahun pengamatan dan akhir tahun pengamatan Kabupaten Lamongan.
wilayah. Adapun bentuk persamaan dari
ΔEIR = Selisih nilai PDRB sektor i awal
model rasio pertumbuhan ini adalah sebagai
tahun pengamatan dan akhir tahun pengamatan
berikut :
Provinsi Jawa Timur
Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPR) RPR merupakan perbandingan antara laju pertumbuhan kegiatan i provinsi jawa timur dengan laju pertumbuhan total kegiatan PDRB wilayah Jawa Timur. Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut : RPR =
∆𝑬𝑰𝑹 𝑬𝑰𝑹(𝒕) ∆𝑬𝑹 𝑬𝑹(𝒕)
Eij(t) = Nilai PDRB sektor i awal tahun pengamatan kabupaten Lamongan EIR(t) = Nilai total PDRB sektor i awal tahun pengamatan Provinsi Jawa Timur. Hasil
dari
perhitungannya
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Kalsifikasi 1, yaitu nilai RPR (+) dan RPS (+) maka kegiatan tersebut pada tingkat
Dimana : ΔEIR = Selisih nilai PDRB sektor i awal tahun pengamatan dan akhir tahun pengamatan
Provinsi
Jawa
Timur
mempunyai
pertumbuhan menonjol demikian pula pada
tingkat
Kabupaten
Lamongan,
Provinsi Jawa Timur
8
kegiatan ini disebut sebagai dominan
Tabel 1. Analisis LQ tahun 2007-2011 di
pertumbuhan.
Kabupaten Lamongan.
2. Klasifikasi 2, yaitu nilai RPR (+) dan nilai RPS (-) berarti kegiatan tersebut pada tingkat Provinsi mempunyai pertumbuhan menonjol namun pada tingkat Kabupaten belum menonjol. 3. Klasifikasi 3, yaitu nilai RPR (-) dan nilai RPS (+) berarti kegiatan tersebut pada tingkat Provinsi mempunyai pertumbuhan tidak menonjol sementara pada Kabupaten Lamongan termasuk menonjol.
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Sektor
LQ Pertanian 3.33 Pertambangan Dan Penggalian 0.07 Industri Pengolahan 0.20 Listrik, Gas, Dan Air Bersih 0.82 Konstruksi 0.82 Perdagangan, Hotel, Dan Restoran 0.84 Pengangkutan Dan Komunikasi 0.25 Keuangan, Persewaan Dan Jasa 0.67 Perusahaan 0.95 9 Jasa-Jasa Sumber : Data BPS diolah peneliti. Dari
hasil
perhitungan
analisis
LQ
didapatkan bahwa hanya terdapat satu sektor
4. Klasifikasi 4, yaitu nilai RPR (-) dan nilai
basis yakni sektor pertanian dan sisanya
RPS (-) berarti kegiatan tersebut pada
adalah sektor non basis. Sektor pertanian di
tingkat Provinsi mempunyai pertumbuhan
Kabupaten Lamongan memiliki nilai LQ yang
rendah
jauh lebih tinggi dari pada sektor-sektor
begitu
pula
pada
tingkat
Kabupaten. Hasil Dan Pembahasan Analisis LQ Analisis Location Quotient ini digunakan untuk mengetahui manakah yang termasuk sektor basis dan non basis di Kabupaten Lamongan dari sembilan sektor ekonomi yang ada. Dalam analisis LQ ini ditentukan kriteria dimana jika suatu sektor memiliki nilai LQ>1 maka sektor tersebut termasuk sektor basis dan jika nilai LQ<1 maka sektor tersebut termasuk sektor non basis. Berikut ini adalah hasil perhitungan dari analisis Location Quotient (LQ) di Kabupaten Lamongan dari tahun 2007-2011.
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian ini memiliki potensi yang bagus untuk
dikembangkan.
Sehingga
dengan
bertambah banyaknya kegiatan ekonomi dari sektor pertanian ini akan ikut berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi sektor-sektor lain. Tingginya nilai LQ pada sektor pertanian ini tidak lepas dari peranan dari dua sub sektor utama dari sektor pertanian yang telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap sektor pertanian ini. Dua sub sektor tersebut adalah sub sektor tanaman bahan makanan
yang
merupakan
kontributor
tertinggi dan sub sektor perikanan sebagai kontributor terbesar kedua setelah sub sektor tanaman bahan makanan. Tingginya kontribusi dari sub sektor tanaman bahan makanan ini didukung dengan adanya pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Lamongan. Menurut data yang 9
didapat dari BPS, pembagian lahan menurut
berkembangnya
jenisnya di Kabupaten Lamongan terdiri dari
pelabuhan dan transportasi yang ada untuk
yang pertama adalah lahan pertanian sawah
menunjang
dengan persentase 52 persen dari total lahan
perikanan ini.
yang ada di Kabupaten Lamongan. Kedua adalah lahan pertanian non sawah dengan persentase 23 persen dari total lahan. Ketiga adalah lahan non pertanian dengan persentase 25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah luas lahan di Kabupaten Lamongan
dimanfaatkan
untuk
sektor
pertanian.
kondisi
distribusi
infrastruktur
hasil
dari
sektor
Analisis Shift Share Analisis Shift Share digunakan untuk menggambarkan kinerja masing-masing sektor dalam PDRB di Kabupaten Lamongan yang akan dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur. Berikut ini adalah hasil perhitungan analisis shift share di Kabupaten Lamongan pada tahun 2007-2011.
Tabel 2. Analisis Shif share Tahun 2007-2011 di Kabupaten Lamongan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
SEKTOR Pertanian Pertambangan Dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel, Dan Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
PR 179,754.22 539.33 17,601.61 3,871.05 9,285.08 85,481.39 5,903.41 12,013.35 29,180.14
Rata-rata 2007-2011 PP -106,860.18 197.16 -4,072.60 -2,625.21 -488.96 19,235.69 5,696.05 3,385.44 6,741.04
PPW 42,787.35 -346.07 12,149.56 2,920.94 -1,357.63 33,522.98 -3,721.46 5,952.55 -1,505.32
Sumber : Data BPS diolah Peneliti di
Dari hasil analisis diatas dapat diketahui
Kabupaten Lamongan ini juga memiliki
kinerja dari masing-masing sektor dimana
kontribusi yang cukup dominan di sektor
pada tahun 2007-2011 semua sektor memiliki
pertanian. Sub sektor perikanan ini di dukung
nilai pertumbuhan regional (PR) positif. Hal
dengan adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
ini menunjukkan bahwa semua sektor di
Nusantara yang merupakan
para
Kabupaten Lamongan memiliki pertumbuhan
nelayan untuk menjual hasil tangkapannya
yang surplus dan lebih tinggi dari pada
disana. Tidak hanya nelayan dari daerah itu
pertumbuhan rata-rata di Jawa Timur sehingga
saja yang menjual ikannya di TPI Samudra,
mampu mensuplai kebutuhan Provinsi Jawa
namun terdapat juga nelayan dari luar daerah
Timur.
Selanjutnya
subsektor
perikanan
tempat
yang menjual ikannya disana. Selain didukung
Sektor yang memiliki nilai pertumbuhan
oleh adanya TPI Nusantara ini, sub sektor
proporsional
perikanan
pertanian, sektor industri pengolahan, sektor
ini
juga
di
dukung
dengan
(PP)
negatif
adalah
sektor
10
listrik,
gas
dan
sektor
sektor pertambangan dan penggalian dengan
konstruksi. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai total 539.33. Berdasarkan hasil analisis
sektor-sektor tersebut merupakan sektor yang
diatas maka untuk memacu pertumbuhan
kurang maju dan memiliki pertumbuhan yang
ekonomi
lambat di Kabupaten Lamongan. Sedangkan
adalah dengan mendorong sektor pertanian,
kelima sektor sisanya memiliki nilai PP
sektor perdagangan, hotel dan restoran serta
positif. Kelima sektor tersebut dapat dikatakan
sektor jasa-jasa untuk berkembang lebih besar
sebagai sektor yang maju dan memiliki
dari sekarang.
pertumbuhan
air
yang
bersih
cepat
dan
di
Kabupaten
Lamongan.
regional
Kabupaten
Lamongan
Dilihat dari nilai total pertumbuhan proporsional (PP) di Kabupaten Lamongan
Sektor yang memiliki nilai pertumbuhan
dari tahun 2007 hingga 2011 menunjukkan
pangsa wilayah (PPW) yang negatif adalah
bahwa
sektor
pertanian,
sektor
industri
sektor pertambangan, sektor konstruksi, sektor
pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih
pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-
dan sektor konstruksi memiliki nilai PP yang
jasa yang dapat dikatakan sebagai sektor yang
negatif (-). Hal tersebut menunjukkan bahwa
kalah bersaing dengan produk dari luar.
sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan
Sedangkan sisanya memiliki nilai PPW yang
sektoral yang lebih lambat dibandingkan
positif sehinga dapat dikatakan sebagai sektor
dengan sektor yang sama di Kabupaten
yang memiliki daya saing tinggi terhadap
Lamongan. perlambatan pertumbuhan sektoral
produk-produk dari luar.
tersebut dapat dikatakan juga bahwa sektor-
Dari hasil analisis Shift Share terhadap
sektor tersebut kurang maju di Kabupaten
perekonomian di Kabupaten Lamongan pada
Lamongan. Oleh karena itu untuk memajukan
tahun 2007 hingga 2011 menunjukkan bahwa
sektor yang masih memiliki nilai PP negatif
nilai pertumbuhan regional (PR) dari semua
pemerintah perlu mendorong sektor-sektor
sektor bernilai positif. Berdasarkan komponen
tersebut untuk lebih maju dengan memberikan
PR
kebijakan dan pembangunan terhadap sektor-
ternyata
sektor
yang
memiliki
pertumbuhan paling cepat di Kabupaten Lamongan
dengan
Pada hasil perhitungan nilai pertumbuhan
pertumbuhan rata-rata nasional adalah sektor
pangsa wilayah (PPW) total dari tahun 2007
pertanian
PR
hingga 2011 didapatkan hasil bahwa terdapat
sektor
lima sektor yang bernilai positif yakni sektor
perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai
pertanian, sektor industri pengolahan, sektor
85,481.39 kemudian sektor jasa-jasa dengan
listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan,
nilai rata-rata 29,180.13. sementara sektor
hotel dan restoran dan sektor keuangan,
yang memiliki pertumbuhan regional paling
persewaan dan jasa perusahaan. Nilai PPW
lambat namun masih lebih cepat dibandingkan
yang positif dapat diartikan bahwa sektor
dengan pertumbuhan rata-rata nasional adalah
tersebut memiliki daya saing yang tinggi
179,754.22,
bila
dengan
dibandingkan
sektor tersebut.
nilai
menyusul
rata-rata adalah
11
terhadap produk-produk dari luar. Sektor yang
sehingga dapat diketahui sektor mana yang
memilki nilai PPW total tertinggi berada pada
memiliki
sektor pertanian meskipun pada tahun terakhir
berpotensi untuk dikembangkan. Berikut ini
penelitian
adalah hasil perhitungan dari analisis MRP
sektor
pertanian
mengalami
pertumbuhan
kemerosotan dan dikatakan kalah bersaing.
dari
Selanjutnya sektor yang memiliki nilai PPW
Lamongan.
total tertinggi setelah sektor pertanian adalah
tahun
Tabel
3.
sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada
2007-2011
Analisis
No
namun pada tahun 2011 mampu bangkit dan
1 2
ketiga adalah sektor industri pengolahan dimana dalam kurun waktu penelitian selalu menjadi sektor yang memiliki daya saing yang tinggi terhadap produk dari luar. Selanjutnya sektor yang memiliki nilai PPW total negatif dapat dikatakan kalah bersaing dengan produk-produk dari luar terdapat
empat
Kabupaten
di
Kabupaten
Sektor
MRP RPR RPS + + -
Pertanian Pertambangan Dan Penggalian Industri Pengolahan 3 Listrik, Gas, Dan Air 4 Bersih Konstruksi 5 Perdagangan, Hotel, Dan 6 Restoran Pengangkutan Dan 7 Komunikasi Keuangan, Persewaan 8 Dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 9 Sumber : Data BPS diolah Peneliti
-
+ +
+
+
+
+
+
+
-
+
yakni
sektor
penggalian,
sektor
Dari perhitungan data diatas didapat hasil
dan
bahwa baik di Kabupaten Lamongan maupun
komunikasi dan sektor jasa-jasa. Dari keempat
di Provinsi Jawa Timur yang memiliki
sektor tersebut yang memiliki nilai terendah
pertumbuhan yang menonjol terdapat tiga
adalah sektor pengangkutan dan komuniasi
sektor yakni sektor perdagangan, hotel dan
dimana dalam kurun waktu penelitian selalu
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi
menjadi sektor yang kalah bersaing kecuali
dan sektor keuangan, persewaan dan jasa
pada tahun 2008.
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
pertambangan konstruksi,
sektor
yang
Lamongan tahun 2007-2011
terjadi sekali perlambatan pada tahun 2010
saing yang tinggi. Nilai PPW total tertinggi
di
MRP
sektor ini selama kurun waktu pengamatan
kembali menjadi sektor yang memiliki daya
menonjol
dan sektor
pengangkutan
ketiga sektor tersebut merupakan sektor yang Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Analisis
Model
Pertumbuhan
Provinsi Jawa Timur maupun di tiingkat
(MRP) ini digunakan untuk mengetahui sektor
Kabupaten Lamongan. Sedangkan sektor yang
manakah
untuk
memiliki
dikembangkan. Dengan kata lain analisis MRP
Provinsi
ini digunakan untuk melihat pertumbuhan dari
ditingkat Kabupaten Lamongan adalah sektor
masing-masing sektor ekonomi yang ada,
pertanian, sektor industri pengolahan, sektor
yang
Rasio
memiliki dominan pertumbuhan di tingkat
memiliki
potensi
pertumbuhan Jawa
Timur
rendah
ditingkat
namun
menonjol
12
listrik, gas dan air bersih dan sektor jasa-jasa.
perikanan. Sektor pertanian ini merupakan
Sehingga dengan kata lain keempat sektor
sektor
tersebut
pencaharian masyarakat. Sektor pertanian ini
dapat
dikatakan
sebagai
sektor
potensial di Kabupaten Lamongan.
yang
menjadi
mayoritas
mata
didukung dengan adanya pemanfaatan lahan
Kemudian untuk mengetahui sektor yang
yang digunakan oleh masyarakat baik itu
paling potensial dari keempat sektor potensial
untuk lahan pertanian sawah maupun lahan
yang ada di Kabupaten Lamongan, maka dapat
pertanian non sawah yang telah mencapai nilai
dilihat dengan cara menghubungkan hasil dari
total hampir 75 persen dari total lahan yang
ketiga
ada.
analisis
yang
telah
dilakukan
sebelumnya, yakni analisis LQ, SS dan MRP.
Selain itu sektor pertanian ini juga
Dari hasil ketiga analisis tersebut dapat
banyak didukung oleh kondisi subsektor
diketahui bahwa sektor yang paling potensial
perikanan
adalah sektor pertanian. Hal ini dikarenakan
kontribusi yang cukup nyata. Sektor perikanan
pada sektor pertanian selain menjadi sektor
di Kabupaten Lamongan telah menyandang
basis di Kabupaten Lamongan yang bermakna
predikat sebagai penghasil ikan terbesar di
bahwa sektor pertanian mampu mengekspor
Jawa Timur yang juga didukung dengan
komoditas dari sektor tersebut keluar wilayah,
adanya
sektor pertanian ini juga termasuk dalam
Nusantara yang memberikan fasilitas yang
kategori sektor potensial yang berarti bahwa
cukup nyaman bagi para nelayan. Selain hasil
sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang
ikan tangkap, di Kabupaten Lamongan juga
menonjol di Kabupaten Lamongan sedangkan
sudah marak masyarakat yang mulai tertarik
pada Provinsi Jawa timur pertumbuhan sektor
dengan usaha tambak ikan yang juga telah
pertanian termasuk kurang menonjol. Selain
mampu memberikan kontribusi bagi sektor
itu juga pada sektor pertanian memiliki
pertanian.
yang
Tempat
mampu
Pelelangan
memberikan
Ikan
(TPI)
pertumbuhan yang surplus dan daya saing
Selain sektor pertanian yang merupakan
yang tinggi dibandingkan dengan Provinsi
sektor paling potensial, terdapat juga tiga
Jawa Timur meskipun termasuk dalam sektor
sektor lain yang termasuk dalam sektor
yang kurang maju atau pertumbuhannya
potensial. Sektor industri pengolahan yang ada
lambat di Kabupaten Lamongan. Sehingga
di Kabupaen Lamongan juga memiliki potensi
dapat
yang
dikatakan
bahwa sektor
pertanian
bagus
untuk
dikembangkan.
Di
merupakan sektor paling potensial yang ada di
Kabupaten Lamongan saat ini sektor industri
Kabupaten Lamongan dibandingkan dengan
pengolahan yang sedang berkembang adalah
sektor-sektor yang lain.
pada industri bahan makanan dan tembakau.
Sektor pertanian yang ada di Kabupaten
Kemudian pada sektor listrik, gas dan air
Lamongan memang memiliki potensi yang
bersih ini juga merupakan sektor potensial.
cukup menjanjikan. Baik itu pada subsektor
Peningkatan kebutuhan listrik, gas dan air
tanaman bahan makanan maupun subsektor
bersih ini digunakan oleh rumah tangga 13
maupun usaha kegiatan ekonomi seiring
menjadi sektor basis yang baru di Kabupaten
dengan
Lamongan.
peningkatan
mobilitas
penduduk
maupun perkembangan perekonomian dari tahun ke tahun.
(2) Di Kabupaten Lamongan kinerja sektor
perekonomiannya
dapat
dijelaskan
Pada sektor jasa-jasa di Kabupaten
bahwa sektor yang memiliki nilai rata-rata
Lamongan subsektor jasa pemerintahan umum
Pertumbuhan Regional (PR) tertinggi yakni
khususnya administrasi pemerintahan dan
sektor pertanian. Nilai ini mengindikasikan
pertahanan telah memberikan kontribusi yang
bahwa pertumbuhan dari sektor pertanian di
cukup besar pada sektor ini. Selain itu pada
Kabupaten
subsektor jasa swasta juga sudah mulai
dibandingkan Provinsi Jawa Timur. Kemudian
berkembang khususnya pada perorangan dan
yang memiliki nilai rata-rata Pertumbuhan
rumah
Proporsional (PP) yang tertinggi adalah sektor
tangga.
Saat
ini
di
Kabupaten
Lamongan
hotel
dan
lebih
tinggi
Lamongan banyak berkembang usaha-usaha
perdagangan,
jasa loundry, bengkel dan salon yang saat ini
mengindikasikan
mampu memberikan peluang usaha yang
merupakan sektor yang maju di Kabupaten
cukup menjanjikan.
Lamongan. Selanjutnya yang memiliki nilai
bahwa
restoran sektor
yang
tersebut
rata-rata Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Simpulan Dan Saran
yang tertinggi adalah sektor perdagangan,
Simpulan
hotel dan restoran yang mengindikasikan
Dari
hasil
telah
bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang
dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat
memiliki daya saing yang tinggi di Kabupaten
ditarik
Lamongan dalam bersaing dengan komoditas
beberapa
pembahasan
simpulan
yang
yang
akan
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
yang sama dari luar daerah.
yang telah di ambil oleh peneliti. (1) Di
(3) Di Kabupaten Lamongan dari tahun
Kabupaten Lamongan dari kurun waktu 2007
2007 hingga 2011 yang termasuk dalam sektor
hingga 2011 terdapat satu sektor basis dan
potensial adalah sektor pertanian, sektor
delapan sektor non basis. Yang termasuk
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air
sektor basis adalah sektor pertanian, kemudian
bersih dan sektor jasa-jasa. Kemudian dari ke
yang termasuk dalam sektor non basis adalah
empat sektor tersebut, sektor yang paling
sektor pertambangan dan penggalian, sektor
potensial atau dapat dikatakan sebagai sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air
paling potensial adalah sektor pertanian.
bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan
Saran
komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh
jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.kemudian
oleh peneliti, maka peneliti memberikan saran
pada tahun 2011 sektor jasa-jasa berubah
yang harus diambil adalah sebagai berikut : (1) Sektor basis hendaknya harus lebih dijaga dan 14
dikembangkan lagi tanpa menyampingkan
Basuki, Agus Tri dan Utari Gayatri. 2009.
pembangunan terhadap sektor-sektor yang
Penentu
lain. Sektor pertanian yang dari tahun ke tahun
Pembangunan Daerah : Studi Kasus
mengalami penurunan dalam memberikan
di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
kontribusi
terhadap
dikembangkan
PDRB
hendaknya
Jurnal
cara
melakukan
Pembangunan
dengan
industrialisasi sehingga kontribusi dari sektor pertanian
dapat
Sektor
kembali
meningkat.
(2)
Unggulan
Ekonomi
Dalam
dan
Studi
Gunawan, Diah Setyorini dan Ratna Setyawati Gunawan.
2008.
Identifikasi
Peningkatan kinerja dari sektor yang memiliki
Pengembangan Wilayah Kabupaten
keunggulan hendaknya mendapatkan perhatian
Anggota
yang lebih untuk mendapatkan income lebih
Barlingmascakeb. Jurnal Ekonomi dan
yang
Studi Pembangunan
nantinya
dapat
digunakan
untuk
Lembaga
Regional
melakukan pembangunan. (3) Perhatian dan
Jhingan, M.L. 2010. Ekonomi Pembangunan
perencanaan dalam pembangunan hendaknya
dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja
diberikan
Grafindo Persada
terhadap
sektor-sektor
yang
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan
prioritas utama sehingga pembangunan yang
Pembangunan
dilakukan nantinya dapat dilaksanakan dengan
Erlangga
lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, H Rahardjo. 2005. Dasar-Dasar
Daerah.
Jakarta:
Sari, Ade Indah. 2008. Identifikasi Sektor Basis
Dalam
Pembangunan
Perencanaan Ekonomi
Untuk
Ekonomi Wilayah. Makasar: Graha
Mendorong Pengembangan Wilayah
Ilmu
Kota Tebing Tinggi. Jurnal Ilmiah
Adhitama, Rifki. 2012. Pengembangan SektorSektor Ekonomi Di Tiap Kecamatan Di Kabupaten Magelang. Economic Development Analysis Journal Badan Pusat Statistik. 2012. PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2011. BPS Provinsi Jawa Timur. Surabaya Badan Pusat Statistik. 2012. Lamongan Dalam Angka. BPS Provinsi Jawa Timur. Surabaya
Pendidikan Tinggi Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional (Teori Dan Aplikasi). Jakarta: PT Bumi Aksara Todaro, Michael P dan Smith, Stephen C. 2004.
Pembangunan
Ekonomi
di
dunia ketiga. Jakarta: Erlangga Udjianto, Didit Welly. 2007. Sektor Basis Dan
Badan Pusat Statistik. 2012. PDRB Provinsi
Pertumbuhan Ekonomi Di Sleman
Jawa Timur: Kabupaten/Kota Se Jawa
Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Dan
Timur 2007-2011. BPS Propinsi Jawa
Bisnis
Timur. Surabaya 15