Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa Di Indonesia (Periode 2013-2015)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Garin Shasy Novista NIM. 1112085000017
PRODI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437/2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Curriculum Vitae)
Data Pribadi Nama
: Garin Shasy Novista
Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 14 November 1994
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Komp. Taman Asri, Blok L4. Rt:10/01 No:10A, Kelurahan : Cipadu, Kecamatan : Larangan Kodya : Tangerang, Kodepos : 15156
No. Telepon
: 085779772003
Email
:
[email protected]
Pendidikan Formal 1998 – 1999
: TK. Puspita Bunda
2000 – 2006
: SDN.PET.UT 09 Pagi
2006 – 2009
: SMP Hang Tuah 2
2009 – 2012
: SMAN 63 Jakarta
2012 – 2016
: Program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
v
Pengalaman Organisasi
1. Anggota Divisi Informasi dan Komunikasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan Syariah 2012. Pengalaman Kerja 1. Guru Ekstrakulikuler Tari Daerah SDN.PET.UT 09 Pagi
Keahlian 1. Komputer
: Microsoft Office (Word, Excel, Power Point), Internet
2. Tari
: Daerah dan Modern
vi
ABSTRACT This study aimed to compare the financial performance of Islamic bank foreign banks and Islamic bank non-foreign exchange bank on the period time, year 2013-2015. The sampling method used was purposive sampling technique, namely the withdrawel od the sample with a certain consideration. This study uses quarterly financial report. The sample in thos study is based on criteria of three foreign Islamic banks (BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia) and four nonforeign exchange islamic bank (BRI Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah dan Bank Syariah Bukopin). This study uses financial ratios of Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), and Financing To Deposit Ratio (FDR) uses hypothesis testing of Independent Sample T-Test and MannWhitnet Test. The results showed that the Islamic bank foreign banks and Islamic bank non-foreign exchange bank are having significant differences in Return On Equity (ROE) and Financing To Deposit Ratio (FDR). While in Capital Adequacy Ratio (CAR) and Return On Assets (ROA) is not a significant difference between the Islamic bank foreign banks and Islamic bank non-foreign exchange bank.
Keywords
: Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Financing To Deposit Ratio (FDR), Financial Performance
vii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan atara bank umum syariah devisa dan bank umum syariah non devisa periode 20132015. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan triwulan. Sampel salam penelitian ini berdasarkan kriteria adalah tiga bank umum syariah devisa (BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia) dan empat bank umum syariah non devisa (BRI Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah dan Bank Syariah Bukopin). Penelitian ini menggunakan rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), dan Financing To Deposit Ratio (FDR) dengan menggunakan uji hipotesis Independent Sample T-Test dan Mann-Whitnet Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bank umum syariah devisa dan bank umum syariah non devisa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio Return On Equity (ROE) dan Financing To Deposit Ratio (FDR). Sedangkan pada rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Assets (ROA) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank umum syariah devisa dan bank umum syariah non devisa.
Kata kunci
: Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Financing To Deposit Ratio (FDR), Kinerja Keuangan.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mellimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini memiliki judul “Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa (Periode 2013-2015)”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua, Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa kasih sayang. 2. Kakak dan adik-adikku tersayang Resha Buddy Prakoso, Titan Asto Al-Fatih, Yassar Yugha Praworo dan keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan semangat selama ini. 3. Ibu Murdiyah Hayati,S.Kom,MM selaku dosen pembimbing I dan Ibu Aini Masruroh,SE.I.,MM selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan Ibu Fitri Damayant, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah. 6. Bapak Ade Suherlan, SE., MM., MBA selaku Pembimbing Akademik. ix
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada kami. 8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 9. Sahabat SMA “GRILEN” Rofiq Muqqodam, Inas Mufida, Linggar Lugvianty, Reza Ghifari (erik) dan Nijla Shafiya yang selalu menghibur. 10. Sahabatku tersayang Ria Rustiana, Rifka Rosiyani, Toriqotul Khasanah, Nadya Ully, dan Dana septiana yang sudah mendukung dan atas kebersamaanya selama ini. 11. Terima kasih untuk kakaku Trimadona yang selalu memberikan semangat dan doa selama ini. 12. 11 Sahabat-sahabatku “CHILSYAR” Perbankan Syariah angkatan 2012, yaitu Fivi Fariha, Hafizah Oktavia Habsari, Asma Karimah, Rara Sekar Arum, Yanida Siti Hanifah, Diah Maya Sari, Okto Arinda Putri, Melinda Sulistyorini dan Enny Susilowati yang selalu mendukung dan atas kebersamaanya selama ini. 13. Terimakasih teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 atas pertemanan dan kerja samanya selama ini, semoga tetep bisa kumpul terus.
Tangerang Selatan, 13 Juni 2016 Penulis
(Garin Shasy Novista)
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.............................................. iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v ABSTRACT.................................................................................................... vii ABSTRAK..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................ 12 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 12 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 13 E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil…………………..19 1. Kinerja Keuangan .......................................................................... 19 2. Laporan Keuangan ......................................................................... 21 3. Bank .............................................................................................. 24 4. Bank Syariah ................................................................................. 26 5. Analisis Rasio Keuangan ............................................................... 29 B. Penelitian Terdahulu............................................................................ 34 C. Perumusan Hipotesis ........................................................................... 36 D. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 37
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 39 B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 40 C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 41 D. Metode Analisis................................................................................... 42 E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................. 45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmumObjekPenelitian ........................................................ 48 1. Sejarah Perbankan Syariah ............................................................ 48 2. Uraian Data ................................................................................... 51 a. BNI Syariah ............................................................................... 52 b. Bank Syariah Mandiri ................................................................ 53 c. Bank Syariah Mega Indonesia .................................................... 54 d. BRI Syariah ............................................................................... 56 e. BCA Syariah .............................................................................. 57 f. Bank Panin Syariah .................................................................... 58 g. Bank Bukopin Syariah ............................................................... 58 B. Deskripsi Data ..................................................................................... 60 1. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) .............................. 60 2. Perkembangan Return on Equity (ROE)......................................... 61 3. Perkembangan Return on Assets (ROA) ......................................... 62 4. Perkembangan Financing to Deposit Ratio (FDR) ......................... 64 C. Hasil dan Pembahasan ......................................................................... 65 1. Uji Normalitas (One Sample Kolomogrov-Smirnov) ...................... 66 2. Uji Independent Sample T-test ....................................................... 68 3. Uji Mann-Whitney Test (U-Test) ................................................... 72 D. Interpretasi .......................................................................................... 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 78 B. Saran ................................................................................................... 79 xii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81 LAMPIRAN .................................................................................................. 84
xiii
DAFTAR TABEL
1.1
Rasio Keuangan Bank Umum Syariah .................................................... 6
2.1
Penelitian Terdahulu .............................................................................. 29
3.1. Daftar Sampel Penelitian Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa................................................................................ 37 4.1
Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) ...................................... 59
4.2
Perkembangan Return on Equity (ROE) ................................................. 60
4.3
Perkembangan Return on Assets (ROA) ................................................. 61
4.4
Perkembangan Financing to Deposit Ratio (FDR) .................................. 63
4.5
Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ....... 60
4.6
Ringkasan Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test ..................................... 61
4.7
Hail Uji Beda Uji Independent T-Test..................................................... 63
4.8
Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test............................................. 64
4.9
Hasil Ringkasan Uji Independent Sample T-Test .................................... 65
4.10 Hasil Uji Beda Mann-Whitney Test ........................................................ 67 4.11 Hasil Ringkasan Hasil Uji Beda Mann-Whitney Test .............................. 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
1.1. Perkembangan Total Aset Bank Indonesia................................................ 3 1.2. Kinerja Bank Umum Syariah.................................................................... 7 2.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 38
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Rasio Variabel Penelitian ............................................................ 84 2. Uji Kolomogrov Smirnov .................................................................... 86 3. Uji Mann-Whitney Test ....................................................................... 88 4. Uji Independent T-test ......................................................................... 87
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena perekonomian dunia telah berubah dari waktu ke waktu seiring zaman dan perubahan teknologi informasi yang berkembang pesat. Globalisasi ekonomi yang diwarnai dengan bebasnya arus barang modal dan jasa serta perdagangan antar Negara, telah mengubah suasana kehidupan masyarakat dunia menjadi masyarakat individualistis dengan persaingan yang amat ketat. Dalam tataran perekonomian dunia, telah terjadi pula kesenjangan ekonomi antara Negara miskin dan Negara kaya, serta makin lebarnya jurang kesenjangan antara masyarakat miskin dan masyarakat kaya (Ekonomika, vol2). Upaya pemerintah untuk menggairahkan kehidupan sektor keuangan umumnya dan industri perbankan khususnya telah dimulai pada tahun 1998 melalui Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 tentang deregulasi perbankan. Kebijakan ini mencangkup bidang keuangan, perbankan maupun bidang moneter. Khususnya berkaitan dengan kebijakan bidang perbankan antara lain diatur mengenai pemberian kemudahan dalam mendirikan bank dan lembaga keuangan bukan bank (Juristek, Vol 2, 2014) Sejarah perbankan di Indonesia tidak lepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De Javasche Bank didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij pada tahun 1918, sebagai pemegang monopoli pembelian hasil 1
bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa seperti Bank Nasional Indonesia, Batavia Bank, The Bank Of China dan lain sebagainya. Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang. Beberapa Bank Belanda di dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Dengan itu kemajuan perbankan Indonesia dapat tersebar hingga ke pelosok pedesaan. Adapun lembaga keuangan berbenuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) (Thomas Suyatno, 2007:9) Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi juga dapat meningkatkan resiko yang dihadapi oleh bank-bank terutama yang ada di Indonesia. Permasalahan perbankan di Indonesia antara lain disebabkan depresiasi rupiah dan juga peningkatan suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) sehingga
menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Lemahnya kondisi internal bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada kelompok atau group usaha sendiri serta modal yang tidak dapat melindungi terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun. Perusahaan perbankan yang ada di Indonesia meliputi Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional Devisa, Bank Umum Swasta Nasional 2
Non Devisa, Bank Pembangunan Daerah, Bank Campuran, dan Bank Asing. Data perkembangan dan kompisisi asset perbankan secara nasional berdasarkan kelompok bank adalah sebagai berikut : Gambar 1.1 Perkembangan Total Aset Perbankan di Indonesia
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia OJK (2015) Pada gambar 1.1, Total asset bank umum pada Mei 2015 mencapai 5.873 IDR triliun dan tumbuh 17,25%. Adapun Bank Persero membukukan total asset terbesar 2.045 IDR triliun, umbuh 14,13%. Total asset Bank BUSN Devisa mencapai IDR 2.290 triliun, tumbuh 14,33%. Sedangkan, total asset Bank Pembangunan Daerah (BPD) tumbuh 21,62% untuk mencapai 537 IDR triliun. Bank Asing membukukan total asset sebesar IDR 479 triliun atau tumbuh 17,87% . Total asset Bank BUSN Non Devisa tumbuh 11,55% atau mencapai IDR 184 triliun. Total asset Bank Campuran tumbuh 4,34%, atau hanya mencapai IDR 300 triliun. Secara total, asset perbankan Indonesia hanya mencapa IDR 11,675 triliun pada Mei 2015 atau hanya tumbuh 14,52
3
persen lebih rendah dari kuartal sebelumnya Maret 2015 yang mencapai 17,25%. Pada akhir tahun 2002 sektor perbankan menguasai 90,46% pangsa pasar sektor keuangan di Indonesia, sedangkan sekitar 9,54% dikuasai oleh sektor non perbankan seperti asuransi, sekuritas dan pegadaian. Untuk tahun 2007 perbankan hanya menguasai sekitar 80% pasar sektor keuangan (Supriyanto, 2003). Bank Islam atau Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dasar hukum perbankan syariah undang-undang yang secara spesifik mengatur tentang perbankan syariah adalah undang-undang nomor 21 tahun 2008. Undang-undang ini muncul setelah perkembangan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan (www.ekonomiplanner.com). Dasar Hukum Bank Syariah Indonesia : Tafsir Al Baqarah Ayat 275 ك ِبأَنَّهُ ْم قَالُواْ ِإنَّ َما ْال َب ْي ُع ِم ْث ُل َ الَّ ِذينَ َيأْ ُكلُونَ ال ِّر َبا الَ َيقُو ُمونَ إِالَّ َك َما َيقُو ُم الَّ ِذي َيتَ َخبَّطُهُ ال َّش ْيطَانُ ِمنَ ْال َمسِّ َذ ِل ال ِّر َبا َوأَ َح َّل ه َ َ ّللا َو َم ْن عَا ِ ّللاُ ْال َب ْي َع َو َح َّر َم ال ِّر َبا فَ َمن َجاءهُ َموْ ِعظَةٌ ِّمن َّربِّ ِه فَانتَ َه َى فَلَهُ َما َسلَفَ َوأَ ْم ُرهُ إِلَى ه َار هُ ْم ِفي َها خَا ِل ُدون َ فَأُوْ لَـ ِئ ِ َّك أَصْ َحابُ الن [2:275] Orang-orang yang makan (mengambil) riba(1) tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila(2). Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa 4
yang telah diambilnya dahulu(3) (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (Booklet Perbankan Syariah Indonesia ). Tafsir Ar Ruum Ayat 39 ك هُ ُم َ ِّللا فَأُوْ لَئ ِ َّ َّللا َو َما آتَ ْيتُم ِّمن َز َكا ٍة تُ ِري ُدونَ َوجْ ه ِ َّ اس فَ ََل يَرْ بُو ِعن َد ِ ََّو َما آتَ ْيتُم ِّمن رِّبا ً لِّيَرْ بُ َو فِي أَ ْم َوا ِل الن َا ْل ُمضْ ِعفُون [30:39] Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (Booklet Perbankan Syariah Indonesia ). Tabel 1.1 Aset Bank Syariah (dalam milyar rupiah) Tahun
Bank Syariah
2010
79.186
2011
116.930
2012
147.581
2013
180.360
2014
204.961
2015
213.422
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia OJK
Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan bank syariah yang dilihat dari jumlah aset yang dimiliki bank syariah. Pada tahun 2010 hingga 2015 bank syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tercatat dalam kurun waktu
5
enam tahun, jumlah aset pada bank syariah mengalami peningkatan sebesar 134.236 miliyar rupiah. Karena bank syariah menerapkan prinsip bagi hasil maka kondisi besar kecilnya bagi hasil tergantung pada besar kecilnya jual beli yang dilakukan. Artinya semakin tinggi transaksi keuntungan yang diperoleh dari jual beli yang dilakukan maka semakin besar bagi hasil yang diperoleh, dan begitu pula sebaliknya (Irham Fahmi, 2014:33) Secara Umum fungsi bank syariah tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni sebagai lembaga intermediary yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Secara umum, ciri khusus dari bank syariah adalah dari sumber utama ketentuannya berasal dari hukum Islam. Dari segi sumber perolehan keuntungan, keuntungan yang diperoleh oleh bank syariah bukan berasal dari bunga yang dibebankan kepada nasabah, tetapi dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing). Kharakteristik khusus lainnya dari bank syariah selain dilibatkannya hukum Islam dan pembebasan transaksi berdasarkan bunga (interest free), adalah diperbolehkannya melakukan kegiatan-kegiatan usaha
yang
bersifat
multi-finance
dan
perdagangan (trading). Hal ini berkenaan dengan sifat dasar transaksi bank syariah yang merupakan investasi dan jual-beli serta sangat beragamnya pelaksanaan pembiayaan yang dapat dilakukan (Adrian Sutedi, 2009: 36) 6
Dengan semakin berkembangnya perekonomian di Indonesia semakin berkembang juga bank syariah yang ada pada saat ini. Pada tahun 2009 bank syariah yang ada di Indonesia hanya terdapat 6 Bank Umum Syariah (BUS) dan 25 Unit Usaha Syariah (UUS), sedangkan pada saat ini tahun 2015, perbankan syariah di Indonesia cukup berkembang pesat dengan jumlah Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak 12 bank dan 22 Unit Usaha Syariah (UUS) (bi.go.id). Gambar 1.2 Kinerja Bank Umum Syariah
Kinerja Bank Umum Syariah 2013
2014
100,32
2015
96,97 97,01
89,91
74,97
15,74 15,02 14,42
CAR
8,03 2,62 3,38 3,19 FDR
NPF
2 0,41 0,49 BOPO
ROA
Sumber : statistik perbankan syariah OJK Pada gambar 1.2 menunjukkan kinerja bank umum syariah yang diukur dari tingkat rasio, dari segi permodalan bank umum syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang telah memenuhi standar kecukupan modal dari BI, yaitu 8%. Dari segi NPF bank umum syariah telah memenuhi standar BI yaitu dibawah 5%, semakin rendah NPF maka akan semakin baik
7
kualitas asset suatu bank. Untuk FDR bank umum syariah juga telah memenuhi standar terbaik dari BI yaitu antara 85% - 110%. Untuk BOPO bank umum syariah belum memenuhi standar dari Bank Indonesia yaitu 92% semakin rendah nilai BOPO maka akan semakin baik kualitasnya. ROA bank umum syariah telah memenuhi. ROA bank umum syariah belum memenuhi standar terbaik dari BI yaitu 1,5%,. Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi koprehensif pengembangan pasar yang meliputi aspek-aspek strategi, yaitu : penetapan visi sebagai industri perbankan syariah terkemuka di ASEAN, pembentukan citra baru perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan universal, pemetaan pasar secara akurat, pengembangan produk yang lebih beragam, peningkatan layanan, serta strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah lebih dari sekedar bank.
Tabel 1.2 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa Rasio %
2013
2014
2015
CAR %
14,42 %
15,74%
15,02 %
ROA %
2,00 %
0.41 %
0.49 %
ROE %
17,24 %
5,85 %
7,83%
FDR %
100,32
86,66 %
88.09 %
Sumber : statistika perbankan OJK 8
Pada tabel 1.2 menunjukkan rasio Bank umum syariah. Pada rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) ditahun 2013 sebesar 14,42 % kemudian pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 15,74% dan mengalami penurunan pada tahun 2015 sebesar 15,02%. Persentase rasio CAR bank syariah menunjukkan hasil yang baik pada tahun 2014, semakin tinggi nilai CAR maka semakin bagus nilai kualitas bank tersebut. Jika nilai CAR suatu bank baik dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia minimum 8% dapat disimpulkan pada tahun 2014 mempunyai aktiva yang baik untuk membayar semua hutang-hutangnya. Total rasio Return on Assets (ROA) ditahun 2013 sebesar 2,00% kemudian pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0.14% dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2015 sebesar 0,49%. Persentase rasio ROA Bank Syariah yang baik ditahun 2013 sebesar 2,00%. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan, tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Kemudian pada rasio Return on Equity (ROE) ditahun 2013 sebesar 17,24% sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 5,85% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan kembali sebesar 7,83%. Persentase ROE terbesar pada tahun 2013 yang mengakibatkan dapat meningkatkan nilai Bank Syariah lebih baik lagi. Semakin tinggi rasio ROE, maka semakin tinggi
9
pula nilai suatu perusahaan, hal ini menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya pada Bank tersebut. Berdasarkan pada rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) ditahun 2013 sebesar 100,32% sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 86,66% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan kembali sebesar 88,09%. Pada rasio FDR ini dimana apabila melebihi batas sebesar 110% berarti likuiditas bank sudah termasuk kategori buruk, sebagian praktisi perbankan menyepakati batas aman dari Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah sebesar 80% dengan batas korelasi antara 85% dan 100%. Pertumbuhan ekonomi saat ini, lebih baik dari tahun sebelumnya. Menurut kepala OJK, kondisi kinerja keuangan perbankan syariah dapat dilihat dari asset yang dihimpun melalui Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun jumlah pembiayaan yang dapat disalurkan sampai dengan September 2015 (www.republika.co.id) Untuk membangun kepercayaan dalam menyerahkan dananya pada bank, sehingga kepercayaan masyarakat meningkat dan fungsi intermediasi dapat berjalan lancar dan memenuhi jasa perbankan yang diinginkan oleh masyarakat. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa, yang mana kepercayaan masyarakat akan menempati porsi yang sangat besar dalam menjaga kelangsungan hidup bank, karena kelangsungan hidup bank sangat ditentukan oleh kepercayaan masyarakat (Ismail, 2010:11) Kedudukan bank menjadi sangat penting ketika bank tersebut bekerja dan ikut serta mendorong tumbuh serta berkembangnya ekonomi suatu negara. 10
Artinya organisasi perbankan beserta organisasi bisnis lainnya berkewajiban untuk mewujudkan amanah rakyat dalam mewujudkan kesejahteraan social ekonomi termasuk mendukung penciptaan stabilitas sosial politik nasional (Irham Fahmi, 2014:33). Ada dua jenis bank yang dikelompokkan berdasarkan kapasitas kegiatannya. Dalam hal ini adalah kegiatan dalam bentuk valuta asing (Valas). Maka dikenal kelompok bank yang dinamakan bank devisa dan bank non devisa baik untuk bank konvensional ataupun bank Syariah. Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukkan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankannya dalam kegiatan valuta asing. Jelas perbedaan antara bank devisa dan bank non devisa adalah bahwa bank non devisa tidak dapat melakukan kegiatan usaha yang berhubungan dengan kegiata usaha valuta asing. Ketua umum perbanas mengatakan bank-bank yang berstatus bank devisa merupakan salah satu bank dengan kategori bank kecil yang mengalami persoalan pendanaan (Funding). Terlebih sengan sedikitnya supply valuta asing (Valas) (Merdeka.com, 2013) Sedikitnya pasokan Valas di tanah air membuat bank-bank kecil dengan status bank devisa menjadi sedikit beresiko sedangkan bank yang tidak berhubungan dengan Valas, sejauh ini tidak mengalami masalah serius terkait pendanaan. Tipisnya valas di pasar keuangan juga membuat nilai tukar rupiah melemah di pasar keuangan. Bank Indonesia tengah berupaya mengatasi 11
gejolak nilai tukar rupiah. Salah satunya dengan menerapkan aturan lalu lintas devisa hasil ekspor yang ditindaklanjuti dengan keluarnya aturan trust perbankan untuk mengelola lalu lintas devisa hasil ekspor. Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang baik, masyarakat pemodal akan menanamkan dananya pada bank tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat bahwa bank tersebut dapat memenuhi harapannya. Bank yang memperoleh dana dari masyarakat akan secara sadar bahwa memiliki tanggung jawab untuk mengelola aktiva serta sumber-sumber dana yang dimiliki secara professional dan juga dalam rangka melaksanakan tata kelola yang sesuai dengan Good Corporate Governance untuk menciptakan industri perbankan yang sehat dan tangguh dalam upaya melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap Undang-Undang serta tata etika yang berlaku. Kinerja bank dapat diukur dengan menganalisis laporan keuangannya. Kinerja keuangan bank mencerminkan kemampuan operasinal bank baik dalam bidang menghimpun dana, penyaluran dana dan teknologi serta sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas bank.
12
Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi (Sofyan, 1999: 20). Definisi laporan keuangan dalam akuntansi bank syariah adalah laporan keuangan yang menggambarkan fungsi bank Islam sebagai investor, hak dan kewajibannya dengan tidak memandang tujuan bank Islam itu dari masalah investasinya, apakah ekonomi atau sosial (Muhammad, 2005: 235-236) Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tentang transparansi kondisi keuangan bank, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia. Dari informasi yang bersifat fundamental tersebut dapat dilihat apakah bank tersebut telah mencapai tingkat efisiensi yang baik, dalam arti telah memanfaatkan, mengelola, dan mencapai kinerja secara optimal dengan menggunakana sumber-sumber dana yang ada. Analisis rasio keuangan dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan, posisi, dan kondisi pada saat ini. Analisis rasio juga dapat menjadi acuan bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk menginvestasikan atau bahkan menarik dananya dari perusahan atau lembaga keuangan tersebut selain itu juga memungkinkan manajemen untuk memperkirakan atau sebagai bahan koreksi dalam pengambilan keputusan (Kasmir, 2004:4-5). Rasio-rasio untuk perbankan dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu: likuiditas, permodalan/solvabilitas, rentabilitas/profitabilitas, kualitas asset, dan efisiensi. Rasio likuiditas, digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya
pada
saat
ditagih.
Rasio 13
permodalan/solvabilitas, ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya, juga bias dikatakan untuk melihat kekayaan. Oleh karena itu, analisis mengenai suatu perbandingan kinerja perbankan diperlukan untuk mengetahui kinerja yang lebih bagus di antara objek yang diperbandingkan. Perbandingan kinerja tersebut didasarkan pada rasio keuangan bank dari suatu periode dengan periode lainnya. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan Bank Indonesia, Bank Devisa dan Bank Non Devisa hingga saat ini memegang peranan penting bagi industri Perbankan Nasional. Sebagai lembaga intermesiasi antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan dengan lancar. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank, berdasarkan laporan tersebut akan dapat dilihat sejumlah rasio keuangan yang lazim digunakan sebagai dasar penilaian kinerja bank, dengan analisis rasio tersebut dapat diperoleh gambaran baik buruknya kinerja suatu bank. Perbandingan kinerja keuangan bank devisa dan non devisa melalui beberapa indikator seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Penulis terdorong untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa pada periode tahun 2013-2015, penulis juga ingin melakukan perbandingan terhadap penelitian terdahulu dengan periode tahun yang berbeda dan adanya 14
kesenjangan antara apa yang diharapkan dari permasalahan yang dipilih dalam penelitian dengan kondisi nyata yang terjadi. Berdasarkan rasio keuangan dengan harapan dapat membantu para pihak internal dan eksternal di dalam menganalisa laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk keputusan. Atas dasar itulah penulis memilih judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa di Indonesia (Periode 2013-2015)” B. Rumusan Masalah Dalam rangka memfokuskan pembahasan, maka penulis merumuskan beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam penelitian ini, di antaranya : 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio CAR Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa ? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio ROA Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa ? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio ROE Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa ? 4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio FDR Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa periode 2013-2015 sebagai berikut : 15
1. Rasio CAR Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa apakah terdapat perbedaan atau tidak terdapat perbedaan. 2. Rasio ROA Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa apakah terdapat perbedaan atau tidak terdapat perbedaan. 3. Rasio ROE Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa apakah terdapat perbedaan atau tidak terdapat perbedaan. 4. Rasio FDR Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa apakah terdapat perbedaan atau tidak terdapat perbedaan.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pengelola Bank Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan menentukan kebijakan dimas yang akan dating. Selain itu agar pengelola dapat berhati-hati dalam mengelola bank dan diharapkan dapat memberikan masukan kepada lembaga perbankan baik Bank Umum Syariah Devisa maupun Bank Umum Syariah Non Devisa dalam menilai kinerja keuangan. 2. Bagi Akademisi Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya demi memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.
16
3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan sehubungan dengan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan serta dapat menambah informasi yang dapat digunakan sebagai referensi dan dasar perkembangan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini merupakan kajian kepustakaan yg menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika penulisan Secara rinci bab ini menjelaskan tentang pengertian laporan keuangan, pengertian bank syariah, pengertian bank syariah devisa dan bank syariah non devisa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang metode penelitian, yang terdiri dari ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis, dan penjelasan mengenai operasional variabel. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang analisis dan pembahasan dari data yang telah diolah, yang berisi data penelitian mengenai 17
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa di Indonesia Periode 2013-2015. BAB V PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil 1. Kinerja Keuangan Kinerja Indra Bastian (2006:274) adalah gambaran pencapaian pelaksanaan program kebijaksanaan dalam mewujudkan saran, tujuan, misi dan visi suatu organisasi. Konsep kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya laporan laba rugi dan neraca (Indriyo Gitosudarmo dan Basri 2002:275). Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu peusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar Irhan Fahmi (2011:2) . Penilaian kinerja keuangan meupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. a. Manfaat Penilaian Kinerja Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut :
19
1) Untuk mengukur suatu prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. 2) Selain digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja keuangan juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. b. Tujuan Penilaian Kinerja Tujuan penilaian kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir (2000: 31) 1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi
atau
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
keuangannya pada saat ditagih. 2) Untuk
mengetahui
tingkat
solvabilitas,
yaitu
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 20
4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yaitu diukur dengan
mempertimbangkan
membayar
beban
bunga
kemampuan atas
perusahaan
hutang-hutangnya
untuk
termasuk
membayar kembali pokok hitungnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2. Laporan Keuangan Laporan keuangan mempunyai peranan penting karena laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam suatu lembaga keuangan diperlukannya laporan keuangan. Terlebih bank sebagai lembaga jasa keuangan, dituntut untuk memberikan transparansi tentang kondisi keuangan melalui laporan keuangannya, dikarenakan keberlangsungan bank ditentukan oleh tingkat kepercayaan masyarakat secara menyeluruh. Oleh karena itu, laporan keuangan bank diperlukan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha, dan kinerja bank.
21
a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktiva suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 1998:2) Dalam praktiknya Laporan Keuangan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di salam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan. Dalam pengertian sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2011: 68) . Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan (Sofyan Syafri Harahap, 2007:10)
b. Tujuan Laporan Keuangan Secara umum Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan Keuangan juga biasa disusun secara mendadak sesuai dengan kebutuhan perusahaan maupun secara 22
berkala. Jelasnya Laporan Keuangan dapat memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan Laporan Keuangan yaitu: (Kasmir, 10) a) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercayai mengenai aktiva dan kewajiban serta ekuitas suatu bank b) Memberikan informasi mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu bank yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. c) Memberikan informasi keuangan yang membantu para pengguna laporan keuangan didalam menaksir potensi perubahan dalam menghasilkan laba. d) Memberikan informasi mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu bank, seperti informasi mengenai aktivitas pembayaran dan investasi. e) Memberikan informasi tentang sejauh mana pengungkapan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pengguna laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut bank.
Kinerja badan usaha merupakan salah satu hal yang sangat penting karena kinerja merupakan cermin kemampuan badan usaha mengelola sumber daya yang ada. Sebagai suatu badan usaha, bank sangat berkepentingan untuk 23
mencapai kinerja yang baik agar kepercayaan masyarakat (nasabah) semakin meningkat. Penilaian kinerja bank juga bertujuan member semangat kepada karyawan untuk mencapai sasaran kepada karyawan untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi (perusahaan) sebagaimana tertuang dalam rencana anggaran. Semakin baik kinerja semakin meningkat semangat kerja karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.
3. Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan Giro, Tabungan dan Deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk mminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak dan pembayaran lainnya. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi bank (Hasibuan, 2011:1). Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2013:24). 24
Dalam sebuah terminologi fungsi, pengertian bank menurut Totok Budisantoso (2006:35) adalah suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagi tujuan yang melaksanakan fungsi sebagai : a. Agent of Trust Yaitu dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsure kepercayaan. b. Agent of Development Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. c. Agent of Service Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan lain kepada masyarakat. Menurut pasal 1 Undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang perbankan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Pengertian di atas memiliki kandungan filosofi yang tinggi. Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik 25
Indonesia Nomo 792 Tahun 1990. Pengertian Bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999:31.1) adalah “Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihakpihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.”
4. Bank Syariah Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah (Booklet Perbankan Indonesia, 2011). Bank Syariah menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas BUS dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) (Bambang, 2013: 29). Pengertian perbankan syariah sering disamakan dengan pengertian bank syariah. Padahal dua hal ini amat berbeda. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses pelaksanaan usahanya. Jadi, perbankan syariah ini lebih
26
komprehensif dibandingkan bank syariah karena bank syariah hanya aspek kelembagaan (Bambang , 2013: 30) Selanjutnya, kita dapat lihat pengertian bank dan perbankan syariah menurut UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut: a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan penyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. b. Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Ada sesuatu yang penting untuk diketahui bahwa regulasi perbankan syariah di Indonesia merupakan bagian dari regulasi industri jasa keuangan yang mencangkup lebih luas.
5. Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah Berdasarkan Booklet Perbankan Indonesia (2011) kegiatan usaha bank umum syariah terdiri atas : 1) Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersemakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
27
2) Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad Mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 3) Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad Mudharabah, akad Musyarakah atau akad lain tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 4) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad Murabahah, akad Salam dan akad Istishna, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 5) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad Qard atau akad lain yang bertentangan dengan prinsip islam. 6) Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad Ijarah dan atau Sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 7) Melakukan pengambil alihan utang berdasarkan akad Hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 8) Melakukan usaha kartu kredit dan atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. 9) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara lain, seperti akad Ijarah, Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Kafalah atau Hawalah berdasarkan prinsip syariah. 28
6. Analisis Rasio Keuangan Menurut Gill dan Moira 2002), rasio adalah membandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi. Rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Adapun rasio-rasio yang digunakan seperti : a. Rasio likuiditas Likuiditas ialah kemampuan suatu bank melunasi kewajiban kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara lebih spesifik likuiditas ialah kesanggupan bank menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman (loan) kepada masyarakat yang memerlukan (Simorangkir, 2004:141) Rasio
likuiditas
adalah
analisis
yang
dilakukan
terhadap
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo (Dendawijaya, 2003). Rasio
likuiditas
salah
satunya
dapat
ditentukan
dengan
menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk bank konvensional, Financing to Deposit Ratio (FDR) yang digunakan pada bank syariah. Dari penggunaan sebenarnya LDR dan FDR sama, tetapi bank syariah tidak menggunakan sistem kredit hanya menggunakan sistem pembiayaan. 29
Loan to Deposit Ratio/ Financing to Deposit Ratio merupakan perbandingan antara kredit/pembiayaan yang diberikan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengambil kredit/pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditas bank (Simorangkir, 2004:147). Financing to Deposit ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang diterima oleh bank Financing to Deposit Ratio (FDR) ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencangkup giro, simpanan berjangka (deposito), tabungan. Menurut Dendawijaya (116:2005) Financing to Deposit Ratio (FDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan
dana
yang
dilakukan
deposan
dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dirumuskan sebagai berikut :
Menurut
Dendawijaya
(114:2005)
batas
maksimum
untuk
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah sebesar 110%, dimana apabila melebihi batas tersebut berarti likuiditas bank sudah termasuk kategori buruk, sebagian praktisi perbankan menyepakati batas aman 30
dari Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah sebesar 80% dengan batas korelasi antara 85% dan 100%.
b. Rasio Profitabilitas Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan hidupnya
(Brigham, suatau
2001:89).
perusahaan
Untuk
haruslah
menjaga berada
kelangsungan dalm
keadaan
menguntungikan (profitable). Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat
menarik para investor untuk
menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. Menurut Tangkilisan (2003:156) profitabilitas dapat diukur dari tiga pendekatan yakni pendekatan penjualan dan pendekatan investasi. Ukuran yang banyak digunakan adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Return on Investmen (ROI), Dalam penelitian ini hanya menggunakan ROA dan ROE. Return on Equity merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan total modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menunjukkan tingkat 31
efisiensi investasi yang Nampak pada efektivitas pengelolaan model sendiri. Dirumuskan sebagai berikut :
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on Asset merupakan perbandingan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on Assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan, Sebaliknya apabila Return on Assets (ROA) yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan, tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Dirumuskan sebagai berikut :
32
c. Rasio Solvabilitas Solvabilitas bank umum adalah kesanggupan untuk membayar semua utang dari aktiva yang dimilikinya. Utang yang dimaksud adalah utang bank kepada dana pihak ketiga, tidak termasuk utang pada pemegang saham (Simorangkir, 2004:157) Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas dapat diukur salah satunya dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut Slamet Riyadi (2004) Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), atau ditambah dengan risiko pasar dan risiko operasional, ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan. CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ini, mengacu pada ketentuan standar Internasional yang dikluarkan oleh Banking for International Settlement (BIS). Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat diukur sebagai berikut :
33
B. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan ringkas karena penelitian ini mengacu kepada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hampir sama tetapi periode dan waktu yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan referensi untuk melengkapi. Beberapa ringkasan penelitian terdahulu pada Tabel 2.1 : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No
Pengarang
Judul
Variabel
dan Tahun
Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian 1.
Siti Parwita “Analisa
Return
Eka Kirana, Perbandingan
Asset
perbandingan
SE.MM
Kinerja
(ROA),
keuangan
(2008)
Keuangan Bank Return
on Setelah
dilakukan kinerja
antara
bank
on devisa dan bank non devisa
Devisa
dan Equity
Bank
Non (ROE) dan ternyata baik ROA,ROE
Devisa
di Loan
periode
2006-2007,
to dan LDR tidak memiliki
Indonesia
Deposit
perbedaan.
Akan
tetapi
(2006-2007)”
Ratio
ROE
(LDR).
terdapat perbedaan dimana
pada tahun 2006
perbedaan
komposisi
modal memiliki pengaruh dalam
hal
mendapatkan
laba.
34
No
Pengarang
Judul
Variabel
dan Tahun
Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian 2.
Azlina Azis “Analisis
Return
(2015)
Perbandingan
Asset
pengujian hipotesis secara
Kinerja
(ROA),
keseluruhan
Keuangan Bank Return
on Berdasarkan
hasil
dapat
on disimpulkan bahwa tidak
Devisa
dan Equity
terdapat perbedaan kinerja
Bank
Non (ROE),
bank devisa dan bank non
di Capital
devisa yang diukur melalui
Devisa Indonesia”
Adequacy
variabel,
sedangkan
Ratio
terdapat perbedaan kinerja
(CAR) dan bank devisa dan bank non Loan
to devisa yang diukur melalui
Deposit
variabel ROE, LDR dan
Ratio
CAR.
(LDR). 3.
Hendra
“Analisis
Return
Jayusman
Perbedaan
Asset (ROA), bank devisa dan bank non
Kinerja
Return
(2013)
on Hasil uji regresi baik untuk on devisa
Keuangan Bank Equity Devisa Bank Devisa Indonesia”
dan Non di
(ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to
secara
umum
menunjukkan bahwa secara parsial tingakat kecukupan modal
(CAR)
dipengaruhi
oleh
hanya ROA.
Sedangkan secara simultan
Deposit
CAR
dipengaruhi
Ratio (LDR).
ROA,ROE dan LDR.
oleh
35
C. Perumusan Hipotesis Penelitian ini akan melihat apakah terdapat perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa dilihat dari rasio CAR, ROA, ROE dan FDR berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka dapat diajukan suatu hipotesis sebagai berikut : Dalam hal ini hipotesis yang diajukan adalah : : Tidak terdapat perbedaan ROA yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa : Terdapat perbedaan ROA yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. : Tidak terdapat perbedaan FDR yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa : Terdapat perbedaan FDR yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. : Tidak terdapat perbedaan CAR yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa : Terdapat perbedaan CAR yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non 36
Devisa. : Tidak terdapat perbedaan ROE yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa : Terdapat perbedaan ROE yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. D. Kerangka Pemikiran Kerangka teori atau landasan teori penelitian ini membahas tentang gambaran umum BUSN Devisa, gambaran umum rasio keuangan, pengertian dan analisis rasio. Analisis rasio yang digunakan antara lain (CAR), (ROA), (ROE) dan (FDR). Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara rasio-rasio Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas untuk mengetahui metode statistic yang digunakan jika data terdistribusi normal maka uji statistik parametrik yang akan dilakukan. Jika data terdistribusi tidak normal maka uji ststistik non parametric yang akan dilakukan. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan one- sample kolomogrov-smirnov test dengan melihat tingkat signifikan 5%. Untuk memperjelas alur penelitian ini, maka secara sistematis kerangka pemikiran ini dalam penelitian sebagai berikut :
37
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran BANK UMUM SYARIAH
BANK UMUM SYARIAH
DEVISA
NON DEVISA
Laporan Keuangan Bank
Analisis Rasio
CAR
ROA
ROE
LDR
Uji Normalitas
Uji Independen sampel t-test
Uji Mann- Whitney
Interpretasi
Kesimpulan
38
BAB III METOGOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih faktafakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu (Sugiyono, 2003:11). Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa dimana kedua kategori tersebut menjadi populasi didalam penelitian ini. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2013-2015, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan triwulan yang telah dipublikasikan yang berasal dari website resmi masing-masing bank. Dalam penelitian ini perbandingan kinerja diukur dengan variabel dalam penelitian ini adalah rasio-rasio yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Data yang diperoleh dari data OJK yang diterbitkan. Jenis data yang digunakan adalah data time series periode tahun 2013-2015.
39
B. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama untuk menentukan sampel yang akan digunakan peneliti. Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sekelompok hal yang menarik untuk diteliti dengan karakteristik yang telah dibatasi oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah di Indonesia Tahun 2015. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa merupakan bank yang beroperasi di Indonesia. 2. Bank Syariah yang telah membuat laporan keuangan triwulan selama periode 2013-2015. 3. Bank yang terpilih merupakan Bank Syariah yang masuk dalam kategori Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang memiliki laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan. 4. Sampel penelitian terdiri dari 3 Bank Umum Syariah Devisa dan 4 Bank Umum Syariah Non Devisa, untuk lebih jelasnya sampel dalam penelitian ini, maka akan disajikan dalam tabel.
40
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan penelitian, maka daftar sampel penelitian diperoleh sebagaimana tersaji pada tabel 3.2
No
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa Bank Devisa Bank Non Devisa
1.
PT. Bank Syariah Mandiri
PT. Bank BCA Syariah
2.
PT. Bank BNI Syariah
PT. Panin Syariah, Tbk
3.
PT. Bank Syariah Mega
PT. Bank BRI Syariah
Indonesia 4.
-
PT. Syariah Bukopin
Sumber : www.bi.go.id C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah jenis penelitian berupa laporan keuangan rasio perbankan. Sumber data yang diperoleh adalah data sekunder merupakan sumber penelitian yang diperoleh penelitian secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang melalui penelusuran secara manual yang disajikan dalam format kertas hasil
41
cetakan (indriantoro dan supomo, 2002:151), dimana dalam penelitian ini data tersebut berupa laporan keuangan triwulan periode 2013-2015 yang dipublikasikan oleh masing-masing bank. Penelitian ini juga mengambil data dari berbagai media massa, seperti Jurnal, buku, dan Internet.
D. Metode Analisis Pengujian hipotesis menggunakan beberapa metode analisis sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Data Uji Normalitas data akan dilakukan dengan uji One Sampel Kolomogrov-smirnov Test. Uji One Sampel Kolomogrov-Smirnov sangat membantu penelitian untuk mengetahui apakah sampel yang dipilih berasal dari data yang terdistribusi secara normal atau data yang tidak berdistribusi normal (Bhuono Agung , 2005:107). Jika data yang di uji tidak normal maka dilakukan uji beda non parametric yang menggunakan Mann-Whitney Test sebaliknya jika data normal digunakan Independent Sampel T-Test (Almilia dan Herdiningtyas, 2005) Menurut Imam Ghazali Hipotesis yang dapat dibuat adalah HO
: Variabel residual terdistribusi normal.
Ha
: Variabel residual tidak terdistribusi normal.
Pengambilan keputusan : 42
Jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka
diterima
Jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka
ditolak
2. Uji Independen sampel T-Test Jika F hitung dengan equal variance assumed (diasumsikan kedua varians sama) memiliki nilai sig. > 0.05 maka dinyatakan kedua varians sama. Jika kedua varians dinyatakan sama maka sebaiknya
menggunakan
dasar
equal
variance
assumed
(diasumsikan kedua varian sama) untuk t hitung. Jika t hitung sig. < 0.05 dapat dikatakan kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa terdapat perbedaan yang signifikan, sebaliknya jika t hitung sig. > 0.05 dapat dikatakan kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Jika F hitung dengan equal variance assumed (diasumsikan kedua varians sama) memiliki nilai sig. 0.05 maka dinyatakan kedua varians berbeda. Jika kedua varians berbeda maka menggunakan dasar equal variance not assumed (diasumsikan kedua varians tidak sama) untuk t hitung. Jika t hitung untuk equal variance not assumed (diasumsikan kedua varians tidak sama) memiliki sig. > 0.05 maka dapat dinyatakan kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sebaliknya jika t 43
hitung untuk equal variance not assumed
(diasumsikan kedua
varians tidak sama) memiliki sig. < 0.05 maka dapat dinyatakan kinerja keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa memiliki perbedaan yang signifikan. Hipotesis uji F sebagai berikut : Ho
: Kedua varians adalah sama (varian rasio keuangan bank
umum syariah devisa dan bank umum
syariah non devisa) Ha
: Kedua varians adalah berbeda (varian rasio keuangan bank umum syariah devisa dan bank umum syariah non devisa)
Dasar pengambilan keputusan : Jika Asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka Ho diterima Jika Asymp.sig (2-tailed) < 0.05 maka Ha ditolak 3. Uji Mann-Whitney Statistik nonparametrik digunakan bila asumsi distribusi dari statistic parametrik tidak terpenuhi. Salah satu uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney (Mann-Whitney Test) disebut juga uji U. Uji Mann-Whitney merupakan alternatif dari uji T dua sampel independen dengan tujuan melakukan uji beda statistik nonparametrik. Ada dua kriteria utama yang digunakan untuk menentukan apakah uji statistik nonparametrik diperlukan (Stanislaus, 2006:265) 44
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini : H0
:Tidak terdapat perbedaan signifikan pada rasio keuangan bank devisa dengan rasio keuangan bank non devisa.
Ha
:Terdapat perbedaan signifikan pada rasio keuangan bank devisa dengan rasio keuangan bank non devisa.
Dasar pengambilan keputusan : Jika Asymp. Sig (2-Tailed) > 0.05 maka Ho diterima. Jika Asymp. Sig (2-Tailed) < 0.05 maka Ha ditolak. E. Definisi Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. Variabel yang digunakan yaitu variabel CAR, ROA, ROE dan FDR. Dengan melakukan perbandingan kinerja terhadap standar yang berlaku atau dengan periode sebelumnya maka akan dapat diketahui apakah bank
tersebut
mengalami
kemajuan
atau
sebaliknya,
kemunduran. Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Financing to Deposit Ratio (FDR). CAR memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko. ROA dan ROE digunakan karena kinerja keuangan dapat dilihat dari laba yang dihasilkan melalui modal dan asset yang dimiliki.
45
Sedangkan FDR digunakan karena sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary. Keberhasilan kinerja keuangan sebagai fungsi intermediary inilah yang harus dinilai, apakah kredit yang diberikan lebih besar dibandingkn dengan dana pihak ketiga. Adapun operasional dan pengukuran variabel penelitian yang penulis gunakan sebagai berikut : a. Return on Asset (ROA), yaitu indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh bank. ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva, (Mardiyanto, 2009: 196).
b. Return on Equity (ROE), yaitu indikator kemampuan perbankan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antar laba setelah pajak dengan total equitas, (Irham Fahmi, 2012: 99).
c. Financing to Deposit Ratio (FDR), yaitu indikator untuk menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana
yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. 46
semakin besar kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan, (Slamet Riyadi, 2006: 195).
d. Capital
Adequacy Ratio (CAR), yaitu
indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko, (Lukman Dendawijaya, 2009: 121).
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perbankan Syariah Deregulasi perbankan dimulai sejak tahun 1983.Pada tahun tersebut, BI memberikan keleluasaan kepada bank-bank untuk menetapkan suku bunga. Pemerintah berharap dengan kebijakan deregulasi perbankan maka akan tercipta kondisi dunia perbankan yang lebih efisien dan kuat dalam menopang perekonomian. Pada tahun 1983 tersebut pemerintah Indonesia pernah berencana menerapkan “sistem bagi hasil” dalam perkreditan yang merupakan konsep dari perbankan syariah. Pada tahun 1988, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Deregulasi Perbankan 1988 (Pakto 88) yang membuka kesempatan seluasluasnya kepada bisnis perbankan harus dibuka seluas-luasnya untuk menunjang pembangunan (liberalisasi sistem perbankan). Meskipun lebih banyak bank konvensional yang terdiri, beberapa usaha-usaha perbankan yang bersifat daerah yang berasaskan syariah juga mulai bermunculan. Inisiatif pendirian bank Islam Indonesia dimulai pada tahun 1980 melalui diskusi-diskusi bertemakan bank Islam sebagai pilar ekonomi Islam. Sebagai uji coba, gagasan perbankan Islam dipraktekkan dalam skala yang relative terbatas di antaranya di Bandung (Bait At-Tamwil Salman ITB) dan di Jakarta (Koperasi Ridho Gusti).
48
Tahun 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam Indonesia. Pada tanggal 18-20 Agustus 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta 22-25 Agustus 1990, yang menghasilkan amanat bagi pembentukan kelompok kerja pendirian bank Islam Indonesia. Kelompok kerja dimaksud disebut Tim Perbankan MUI dengan diberi tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak yang terkait. Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah berdirilah bank syariah pertama di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang sesuai akte pendiriannya, berdiri pada tanggal 1 Nopember 1991. Sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI resmi beroperasi dengan modal awal sebesar Rp 106.126.382.000,Pada awal masa operasinya, keberadaan bank syariah belumlah memperolehperhatian yang optimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasanhukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah, saat itu hanya diakomodir dalam salah satu ayat tentang "bank dengan sistem bagi hasil" pada UU No. 7 Tahun 1992; tanpa rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Pada tahun 1998, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat melakukan penyempurnaan UU No. 7/1992 tersebut menjadi UU No. 10 Tahun 1998, yang secara tegas menjelaskan bahwa terdapat dua sistem 49
dalam perbankan di tanah air (dual banking system), yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Peluang ini disambut hangat masyarakat perbankan, yang ditandai dengan berdirinya beberapa Bank Islam lain, yakni Bank IFI, Bank Syariah Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI, Bank Bukopin, BPD Jabar dan BPD Aceh dll. Pengesahan beberapa produk perundangan yang memberikan kepastian hukum dan meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah, seperti: (i) UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah; (ii) UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (sukuk); dan (iii) UU No.42 tahun 2009 tentang Amandemen Ketiga UU No.8 tahun 1983 tentang PPN Barang dan Jasa. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam
mendukung
perekonomian
nasional
akan
semakin
signifikan.Lahirnya UU Perbankan Syariah mendorong peningkatan jumlah BUS dari sebanyak 5 BUS menjadi 11 BUS dalam kurun waktu kurang dari dua tahun (2009-2010).
50
Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam dua dekade pengembangan keuangan syariah nasional, sudah banyak pencapaian kemajuan, baik dari aspek lembagaan dan infrastruktur penunjang,
perangkat
maupun awareness dan
regulasi literasi
dan
sistem
masyarakat
terhadap
pengawasan, layanan
jasa
keuangan syariah. Sistem keuangan syariah kita menjadi salah satu sistem terbaik dan terlengkap yang diakui secara internasional. Per Juni 2015, industri perbankan syariah terdiri dari 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional dan 162 BPRS dengan total aset sebesar Rp. 273,494 Triliun dengan pangsa pasar 4,61%. Khusus untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta, total aset gross, pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga(BUS dan UUS) masing-masing sebesar Rp. 201,397 Triliun, Rp. 85,410 Triliun dan Rp. 110,509 Triliun Pada akhir tahun 2013, fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan berpindah dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan. Maka pengawasan dan pengaturan perbankan syariah juga beralih ke OJK. OJK selaku otoritas sektor jasa keuangan terus menyempurnakan visi dan strategi kebijakan pengembangan sektor keuangan syariah yang telah tertuang dalam Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 yang dilaunching pada Pasar Rakyat Syariah 2014. Roadmap ini diharapkan menjadi panduan arah pengembangan yang berisi insiatif-inisiatif strategis untuk mencapai sasaran pengembangan yang ditetapkan (www.ojk.go.id)
51
Ada berbagai macam jenis-jenis bank di Indonesia salah satunya adalah macam-macam Bank berdasarkan status yaitu terdiri dari : a. Bank Devisa Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Pernyataan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia. b. Bank Non Devisa Bank Non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
2. Uraian Data Sampel yang diambil merupakan bank syariah yang masuk dalam kategori bank devisa dan bank non devisa yang beroperasi di Indonesia dan telah menerbitkan laporan keuangan triwulan periode 2013-2015 dan telah di publikasikan. Berdasarkan perincian di atas, adapun sampel yang diambil yaitu 3 Bank Umum Syariah Devisa dan 4 Bank Umum Syariah Non Devisa yang masuk dalam kategori bank syariah dan memiliki laporan keuangan triwulan yang telah di publikasikan sebagai berikut :
52
Bank Umum Syariah Devisa terdiri dari : a. BNI Syariah Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan system perbankan syariah.Prinsip syariah dengan 3 pilar yaitu adil, transparan, dan maslahat mampu menjawab kebutuan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-Undang No.10 tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta,
Malang,
Pekalongan,
Jepara,
dan
Banjarmasin.
Selanjutnya, UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah dapat juga menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channeling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan Syariah.
b. Bank Syariah Mandiri Hadir dengan cita-cita membangun negeri. Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam 53
kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 19971998.Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negative yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi tersebut, industry perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (marger) empat Bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal31 Juli 1999.Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Perseo) Tbk. Sebagai pemilik mayoritas baru BSB. 54
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.1/24/KEP.BI/1999,25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi
Gubernur
Senior
Bank
Indonesia
No.1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
c. Bank Syariah Mega Indonesia Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan RI No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (d/h Para Group) melalui Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan Investama pada 2001. Sejak awal, para pemegang
saham
memang
ingin
mengonversi
bank
umum
konvensional itu menjadi bank umum syariah.Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi bank syariah melalui Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004 menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004, sesuai dengan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/11/KEP.DpG/2004.Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai upaya 55
pertama pengonversian bank umum konvensional menjadi bank umum syariah. Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Tiga tahun kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan perubahan bentuk logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional yang menjadi sister company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi berbeda warna. Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang,
melalui
Keputusan
Gubernur
Bank
Indonesia
No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT. Bank Syariah Mega Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah.
Bank Umum Syariah Non Devisa terdiri dari : a. BRI Syariah Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dan Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya
o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,
maka
pada
tanggal
17
November 2008 PT. BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah islam. Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Perseo), Tbk., untuk melebur kedalam PT. 56
Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyar Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah. Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan asset PT.Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi asset, jumlah biaya dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai dengan Visinya, saat ini PT.Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Bank Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan consumer berdasarkan prinsip syariah.
b. BCA Syariah Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 57
tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo,S.H.,Msi,. PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT. Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah. Selanjutnya berdasarkan Akta Pertnyataan Keputusan di Luar Rapat Perseorangan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat digadapan Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan olehm Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. ahu-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PR Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.
c. Panin Syariah Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Bank Syariah, ruang lingkup kegiatan Panin Bank Syariah adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Panin Bank Syariah mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai Bank 58
Umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sebagai Bank Umum Syaria pada tanggal 2 Desember 2009.
d. Syariah Bukopin PT BANK SYARIAH BUKOPIN (selanjutnya disebut Perseroan) sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.
59
3. Deskripsi Data 1) Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Dalam
menjalankan fungsinya
bank harus
menjaga rasio
kecukupan modalnya atau CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR yang harus dicapai oleh bank umum itu ditetapkan sekitar 8%, dimana ketentuan mengenai CAR ini harus ditaati oleh semua bank umum. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dilihat melalui tabel berikut : Tabel 4.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Tahun 2013-2015 Dalam Persen (%) BANK
TAHUN 2013
2014
2015
Bank BNI Syariah
16.54
18.76
15.48
Bank Mandiri Syariah
14.12
14.12
12.86
Bank Syariah Mega
12.99
19.26
18.74
Bank BRI Syariah
14.49
12.89
13.94
Bank BCA Syariah
22.35
29.57
34.30
Bank Panin Syariah
20.83
25.69
20.30
Bank Syariah Bukopin
11.10
14.80
16.31
Indonesia
Sumber : Statistik Perbankan OJK Tahun 2013-2015 Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan rasio kecukupan modal minimum (CAR) pada setiap bank di tahun 2013 memiliki perbedaan, 60
CAR pada masing- masing sampel bank tersebut mengalami kenaikan dan penurunan pada tiga tahun terakhir, sehingga pada masing-masing CAR dalam setiap sampel bank tersebut tidak mengalami kestabilan. Kenaikan atau penurunan rasio kecukupan modal pada masing-masing sampel bank tidak selamanya berbanding lurus dengan tingkat profitabilitas yang dicapai.
2) Variabel Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) merupakan ukuran rate of return menurut pemilik saham bank. Hal ini memperkirakan keuntungan bersih yang diterima pemilik saham dari menginvestasi modal ke bank. Perkembangan Return on Equity (ROE) dapat dilihat melalui table berikut : Tabel 4.2 Return on Equity (ROE) Tahun 2013-2015 Dalam Persen (%) TAHUN 2013
2014
2015
Bank BNI Syariah
11.54
13.98
11.39
Bank Mandiri Syariah
44.58
-0.94
5.92
Bank Syariah Mega
26.23
2.50
1.61
Bank BRI Syariah
10.20
0.44
8.20
Bank BCA Syariah
4.29
2.90
3.20
BANK
Indonesia
61
Bank Panin Syariah
4.44
7.66
4.94
Bank Syariah Bukopin
7.63
2.39
5.35
Sumber : Statistik Perbankan OJK Tahun 2013-2015 Pada tabel 4.2 menunjukkan rasio pada masing-masing sampel bank diatas pada tahun 2013-2015 mengalami kenaikan dan penurunan pada rasio Return on Equity (ROE). Semakin tinggi rasio Return on Equity (ROE) maka semakin baik karena berarti posisi bank semakin kuat. 3) Variabel Return on Assets (ROA) Rasio Return on Assets (ROA) ini sering digunakan manajemen untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan menilai kinerja operasional dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Nilai ROA yang semakin mendekati 1 (satu), berarti semakin naik nilai profitabilitas suatu perusahaankarena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Perkembangan Return on Assets (ROA) dapat dilihat melalui tabel berikut :
62
Tabel 4.3 Return on Assets (ROA) Tahun 2013-2015 Dalam Persen (%) TAHUN 2013
2014
2015
Bank BNI Syariah
1.37
1.27
1.43
Bank Mandiri Syariah
1.53
-0.04
0.56
Bank Syariah Mega
2.33
0.29
0.30
Bank BRI Syariah
1.15
0.08
0.76
Bank BCA Syariah
1.01
0.76
1.00
Bank Panin Syariah
1.03
1.99
1.14
BANK
Indonesia
Sumber : Statistik Perbankan OJK Tahun 2013-2015 Pada tabel 4.3 menunjukkan rasio Return on Assets (ROA) masing-masing bank pada tahun 2013 memiliki rata rata ROA yang baik, berbeda pada tahun 2014 hanya bank panin syariah yang mengalami kenaikan pada rasio Return on Assets (ROA) pada tahun 2013 sebesar 1.03 menjadi 1.99 ditahun 2014 dan pada tahun 2015 mengalami perbaikan pada masing-masing bank tersebut. Dengan kata lain semakin tinggi Return on Assets (ROA) maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut. Semakin besar Return on Assets (ROA) menunjukkan kinerja yang baik, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. 63
4) Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun perbankan syariah. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan
tingkat
likuiditas
bank
tersebut.
Perkembangan
Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat dilihat melalui tabel tersebut : Tabel 4.4 Financing to Deposit Ratio (FDR) Tahun 2013-2015 Tahun Bank
2013
2014
2015
Bank BNI Syariah
97.86
92.58
91.94
Bank Mandiri Syariah
89.37
81.92
81.99
Bank Syariah Mega
93.37
93.61
98.49
Bank BRI Syariah
102.70
93.90
84.16
Bank BCA Syariah
83.48
91.17
91.40
Bank Panin Syariah
90.40
94.04
96.43
Bank Syariah Bukopin
100.29
92.89
90.56
Indonesia
Sumber : Statistik Perbankan OJK Tahun 2013-2015 Pada tabel 4.4 menunjukkan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) masing-masing bank pada tahun 2013-2015 mengalami kenaikan dan penurunan pada nilai FDR. Menurunnya Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah bukan berarti perbankan 64
syariah tidak mampu lagi ekspansif dalam pembiayaan , penurunan ini terjadi karena perbankan syariah sedang berlomba-lomba dalam menghimpun dana dan menyalurkan pembiayaan ke sektor riil (Sulistia Ningrum, 2012:92). 4. Hasil dan Pembahasan 1. Uji Normalitas (One Sample Kolomogrov – Smirnov) Sebelum melakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan uji normalitas untuk melihat data terdistribusi normal. Uji normalitas data menggunakan One Sample Kolomogrov – Smirnov Test dengan melihat tingkat signifikan 5% untuk mengetahui metode uji beda statistik yang digunakan pada penelitian ini. Jika data tersebut normal, maka alat uji beda yang digunakan adalah uji statistik parametric uji Independet Sample T-Test. Pengujian ini digunakan untuk menguji dua sampel yang tidak berhubungan (Independent) antara Bank Umum Syariah Devisa dengan Bank Umum Syariah Non Devisa.Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian ini adalah jika nilai probabilitas > 0.05 maka variabel residual terdistribusi normal.Sebaliknya jika nilai probabilitas < 0.05 maka variabel residual tidak terdistribusi normal. Hipotesis yang dapat dibuat adalah Ho
: variabel residual terdistribusi normal
Ha
: variabel residual tidak terdistribusi normal
Pengambilan keputusan : Jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H o diterima. 65
Jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak. Tabel 4.5 adalah hasil Uji Normalitas dengan menggunakan Uji Kolomogrov-Smirnov.Rasio yang digunakan yaitu CAR,ROA,ROE dan FDR. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CAR
ROE
ROA
FDR
84
84
84
84
Mean
17.8417
10.7201
1.0356
95.3306
Std. Deviation
5.97801
13.74949
.76183
9.41106
Absolute
.205
.238
.085
.135
Positive
.205
.238
.085
.135
Negative
-.117
-.175
-.065
-.073
Kolmogorov-Smirnov Z
1.883
2.182
.776
1.236
Asymp. Sig. (2-tailed)
.002
.000
.583
.094
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil pengujian normalitas data SPSS 20 Hasil Uji Kolomogrov – SmirnovTest pada table 4.5 diringkas dalam table 4.6 sebagai berikut :
66
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Kolomogrov-Smirnov No Variabel 1
Capital
Asymp.Sig Keterangan Adequacy
Ratio 0.002
P<0.05
(CAR) 2
Return On Equity (ROE)
Distribusi Tidak Normal
0.000
P<0.05
Tidak Normal
3
Return On Asset (ROA)
0.583
P>0.05
Normal
4
Financing To Deposit Ratio 0.094
P>0.05
Normal
(FDR) Dari Hasil Uji Normalitas data pada table 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa : 1) Variabel Car tidak signifikan dengan Asymp.Sig (2-Tailed)= 0.002 < α = 0.05 maka Ho ditolak, Variabel CAR terdistribusi tidak normal. 2) Variabel ROE signifikan dengan Asymp.Sig (2-Tailed)= 0.000 < α = 0.05 maka Ho ditolak, Variabel ROA tidak terdistribusi dengan normal. 3) Variabel ROA tidak signifikan dengan Asymp.Sig (2-Tailed)= 0.583 > α = 0.05 maka Ho diterima, Variabel ROE terdistribusikan dengan normal. 4) Variabel FDR signifikan dengan Asymp.Sig (2-Tailed)= 0.094 > α = 0.05 maka Ho diterima, Variabel FDR terdistribusikan dengan normal. Uji Kolomogrov-Smirnov Test sangat membantu penelitian untuk mengetahui apakah sampel yang dipilih berasal dari data yang terdistribusi 67
dengan normal atau data yang tidak terdistribusi dengan normal.Jika data terdistribusi normal digunakan Uji Parametrik dengan menggunakan Uji Sampel Independent T-Test, sebaliknyajika data tidak normal maka dilakukan Uji Beda Nonparametrik dengan menggunakan Mann-Whitney Test, sebaliknya Dari hasil pengujian normalitas data diketahui bahwa variable CAR dan variable ROE data tidak terdistribusi dengan normal, sedangkan variabel ROA dan variabel FDR data terdistribusi dengan normal. SelanjutnyaIndependent Sampel T-Testakan digunakan pada variabelvariabel yang terdistribusi normal, karena hipotessis yang pertama (
) ini
diuji dua data sampel yang tidak saling berhubungan (Independent) yaitu antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. Sedangkan Mann-Whitney akan digunakan pada variabel-variabel yang tidak terdistribusi dengan normal
2. Uji Independent Sample T-Test Uji Independent T-Test dilakukan pada variabel-variabel rasio keuangan yang datanya terdistribusi dengan normal dari uji normalitas data. Hasil Uji One Sample Kolomogrov-Smirnov diketahui bahwa rasio keuangan yang terdistribusi dengan normal adalah variabel Return On Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR). Pada Uji Independent Sample T-Test terdapat dua hipotesis, yaitu : H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Devisa dan 68
Bank Non Devisa Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan anatara Bank Devisa dan Bank Non Devisa Dasar pengambilan keputusan : Jika asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka Ho diterima. Jika asymp.sig (2-tailed) < 0.05 maka Ho ditolak. Setelah dilakukan uji independent t-test dengan menggunakan 3 sampel bank umum syariah devisa dan 4 bank umum syariah non devisa selama periode 2013-2015, maka hasil pengujian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test Variabel ROA dan Variabel FDR Group Statistics bank
ROA
FDR
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Bank Devisa
35
1.1506
.97044
.16403
Bank Non Devisa
49
.9535
.56568
.08081
Bank Devisa
35
92.4134
5.98292
1.01130
Bank Non Devisa
49
97.4143
10.82389
1.54627
Sumber: Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test Variabel ROA dan FDR SPSS 20
Pada output tabel group statisticterlihat bahwa rata-rata ROA pada Bank Devisa adalah 1.1506 kali, sedangkan untuk Bank Non Devisa 0.9535 kali. Kemudian rata-rata FDR pada Bank Devisa adalah 92.4134 kali, sedangkan untuk Bank Non Devisa adalah 97.4143 kali.Secara 69
absolut jelas bahwa rata-rata rasio ROA dan rasio FDR antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa berbeda. Untuk melihat apakah perbedaan ini nyata secara statistik akan dijelaskan pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel ROA Dan FDR Levene's Test for Equality of Variances F Sig.
ROA Equal variances assumed Equal variances not assumed FDR Equal variances assumed
5.020
4.723
.028
.032
Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2taile d)
Mean differenc e
82
.245
.19710
1.078
50.403
.286
-2.474
82
-2.707
77.760
1.172
df
Std.eror differen ce
95% confidence Interval of the Difference lower
upper
.16823
-.13755
.53176
.19710
.18286
-17011
.56431
.015
-5.00086
2.02137
-9.02201
-.97970
.008
-5.00086
1.84761
-8.67935
-1.32236
Sumber :Data Diolah SPSS Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test yang tampak pada Tabel 4.8 dapat diringkas dalam tabel 4.9 sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil pengujian Independent Sample T-Test
Definisi Rasio
F Hitung
Asymp.Sig (2-Tailed) 0.286
Kesimpulan (Ho) Diterima
Return On Asset 5.020 (ROA) Financing To Deposit 4.723 0.008 Ditolak Ratio (FDR). Sumber : Ringkasan hasil penguji Independent Sample T-Test
70
Pada Tabel 4.9 rasio ROA terlihat hasil Levene’s Test didapat p-value= 0.028 < α = 0.05 maka HO ditolak, dengan kata lain bahwa asumsi kedua varians berbeda (equal variances not assumed). Karena hasil Levene’s Test diatas menyatakan bahwa asumsi kedua varians berbeda (equal variances not assumed), maka digunakan hasil uji sample independent TTest dengan asumsi kedua varians berbeda (equal variances not assumed) dengan demikian nilai t = 1.078 untuk asumsi kedua varian berbeda (equal variances not assumed) p-value (2-tailed) = 0.286> α = 0.05, maka HO1 diterima, sehingga dapat disimpulkan rasio keuangan ROA Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan rata-rata rasio keuangan ROA. Kemudian pada tabel 4.9 rasio FDR terlihat dari hasil Levene’s Test didapat p-value = 0.032 < α = 0.05 maka HO ditolak, dengan kata lain asumsi kedua variansberbeda (equal variances not assumed). Karena hasil Levene’s Test diatas menyatakan bahwa asumsi kedua varians berbeda (equal variances not assumed), maka digunakan uji sample independen ttest dengan asumsi kedua varians berbeda (equal variances not assumed) dengan demikian nilai t = -2.707. Untuk asumsi kedua varian berbeda (equal variances not assumed) p-value (2-tailed)= 0.008< α =0.05, maka HO2ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata rasio keuangan FDR Bank Umum Syariah Devisa mempunyai perbedaan yang signifikan dengan rata-rata rasio keuangan FDR pada Bank Umum Syariah Non Devisa. 71
Berdasarkan rincian penjelasan dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada kedua rasio yang diuji dengan pengujian Independent Sample T-Test, pada rasio ROA diterima sementara pada rasio FDR mengalami penolakan, artinya tidak terdapat perbedaan pada rasio ROA Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa, sedangkan terdapat perbedaan pada rasio FDR Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa.
3. Uji Mann-Whitney Test (U-Test) Uji ini dilakukan pada variabel-variabel rasio keuangan yang datanya tidak terdistribusi dengan normal yang sudah diolah menggunakan uji One Sample Kolomogrov-Smirnov (taufik Hidayat & Nina Istiadah, 2011). Hasil pengujian normalitas data diketahui bahwa rasio keuangan yang tidak terdistribusi dengan normal adalah variabel CAR dan ROE. Pada Uji Man-Whitney Test terdapat dua hipotesis, yaitu: Ho
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa
Ha
: Terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa.
Jika asymp.sig > 0.05 maka Ho diterima. Jika asymp.sig < 0.05 maka Ha ditolak.
72
Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Mann-Whitney Test
a
Test Statistics CAR ROE Mann-Whitney U
645.000
444.000
Wilcoxon W
1275.000
1669.000
Z
-1.928
-3.752
Asymp. Sig. (2-tailed)
.054
.000
a. Grouping Variable: bank
Hasil Uji Beda Mann-Whitney Test yang tampak pada Tabel 4.10 dapat diringkas dalam Tabel 4.11 sebagai berikut : Tabel 4.11 Hasil pengujian Mann-Whitney Definisi Rasio
Z
Asymp.Sig Kesimpulan
Hitung
(Ho)
Capital Adequacy Ratio
- 1.928
0.054
Diterima
Return On Equity
- 3.752
0.000
Ditolak
Tabel 4.11 Menunjukkan bahwa variabel-variabel rasio keuangan yang tidak terdistribusi normal berbeda antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa dengan penjelasan sebagai berikut : 1) Uji Mann-Whitney memberikan nilai Z = - 1.928 dengan Asymp.Sig. (2-tailed) = 0.054 > α = 0.05, Ho3 diterima. Maka dengan kata lain bahwamenunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara 73
rasio keuangan CAR pada Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. 2) Uji Mann-Whitney memberikan nilai Z = - 3.752 dengan Asymp.Sig. (2-tailed) = 0.000 < α = 0.05, Ho4 ditolak. Maka dengan kata lain menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio keuangan ROE pada Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. Hasil Uji Mann Whitney menunjukkanH0 diterima pada rasio CAR dan diterima pada rasio ROE. Dari tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari dua rasio keuangan yang diuji, satu rasio keuangan menunjukkan hasil yang signifikan yaitu rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa dan satu rasio lainnya yaitu Return On Equity (ROE) menunjukkan bahwa adanya perbedaan kinerja antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kinerja antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. Hasil dari Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa semakin kecil probabilitas, maka semakin kecil perbedaan rata-rata rasio CAR antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa, sebaliknya semakin besar probabilitas maka semakin besar pula perbedaan rata-rata rasio ROE antara Bank Umum Syariah Devisa dan BankUmum Syariah Non Devisa. 74
5. Interpretasi Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio CAR, ROA, ROE, dan FDR maka dilakukan perhitungan uji beda dengan menggunakan Uji Independent T-Test. Sebelum melakukan Uji independent t-test dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji One Sample Kolomogrov Smirnov yang menunjukkan data terdistribusi normal. Untuk data yang tidak terdistribusi dengan normal di uji dengan MannWhitney Test. Hasil penelitian ini menunjukkan rasio CAR dan ROA pada Bank Umum Syariah Devisa lebih baik dibandingkan dengan Bank Umum Syariah Non Devisa. Sementara pada rasio ROE dan FDR Bank Umum Syariah Devisa lebih baik dibandingkan dengan Bank Umum Syariah Non Devisa Hasil perhitungan uji beda yang dilakukan Mann-Whitney Test menunjukkan rasio CAR dan ROE kelompok Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa secara statistik berbeda. Dalam penelitian ini pada rasio CAR Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa tidak adanya perbedaan sedangkan pada rasio ROE Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa adanya perbedaan yang signifikan. Penelitian ini didukung oleh Siti Perwita Eka Kirana (2007) menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan kinerja keuangan antara Bank
75
Devisa dan Bank Non Devisa dalam menghasilkan Capital Adequacy Ratio (CAR) . Sesuai dengan teori Slamet Riyadi (2004) Capital Adequacy Ratio (CAR) rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank, untuk saat ini minimal CAR sebesar 8%. Penelitian ini didukung oleh Azlina Azis (2015) menyatakan bahwa adanya perbedaan rasio kinerja keuangan Return on Equity (ROE) pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa. Sesuai dengan teori Tangkilisan (2003) Return on Equity (ROE) merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam dalam menghasilkan modal sendiri. Hasil perhitungan uji beda yang dilakukan Independent sample TTest menunjukkan rasio ROA dan FDR kelompok Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa secara statistik berbeda. Dalam penelitian ini pada rasio ROA Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa tidak adanya perbedaan sedangkan pada rasio FDR Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa adanya perbedaan yang signifikan. Penelitian ini didukung oleh Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin (2003) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan natara bank devisa dan bank non devisa jika dilihat dari Return On Assets (ROA).
76
Sesuai dengan teori Tangkilisan (2003) jika suatu bank mempunyai ROA yang tinggi maka bank tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Hal ini memungkinkan terjadi karena bank devisa tidak secara maksimal memanfaatkan peluang memperoleh laba dari transaksi dengan mempergunakan mata uang asing. Penelitian ini didukung oleh Azlina Azis (2015) menyatakan bahwa adanya perbedaan rasio kinerja keuangan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa. Sesuai dengan teori Dendawijaya (2005) Financing to Deposit Ratio (FDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Hal ini disebabkan oleh membaiknya kondisi perekonomian Indonesia yang diikuti penurunan tingkat suku bunga perbankan sehingga berdampak positif untuk sektor perbankan.
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Setelah melalui beberapa tahap dalam menganalisa perbandingan kinerja keuangan antara bank umum syariah devisa dan bank umum syariah non devisa periode 2013-2015 maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Rasio ROA pada bank umum syariah devisa yang menunjukkan ratarata 1.15% lebih baik dibandingkan bank umum syariah non devisa yang menunjukkan rata-rata bank devisa sebesar 0.95% . Berdasarkan hasil uji beda Independent sample T-test didapat nilai probabilitas 0.286 > α = 0.05, maka dapat disimpulkan H 0 diterima dan dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan CAR antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa. 2. Rasio FDR pada bank umum syariah non devisa yang menunjukkan rata-rata bank devisa sebesar 97.41% lebih baik dibandingkan bank umum syariahdevisa yang menunjukkan rata-rata sebesar 97.41% berdasarkan hasil uji beda Independent sample T-test didapat nilai probabilitasnya 0.008 < α = 0.05, maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan FDR antara Bank Umum Syariah Devisa dan Dank Umum Syariah Non Devisa.
78
3. Rasio CAR pada bank umum syariah non devisa yang menunjukkan rata-rata sebesar 46.84% lebih baik dibandingkan bank umum syariah devisa yang menunjukkan rata-rata sebesar 46.84% berdasarkan hasil Uji Mann-Whitney didapat nilai probabilitasnya sebesar 0.054 > α = 0.05 maka dapat disimpulkan H o diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan CAR antara Bank Umum Syariah Devisa dan Dank Umum Syariah Non Devisa. 4. Rasio ROE pada bank bank umum syariah devisa yang menunjukkan rata-rata sebesar 54.31% lebih baik dibandingkan bank umum syariah non devisa yang menunjukkan rata-rata sebesar 34.06% berdasarkan hasil Uji Mann-Whitney didapat nilai probabilitasnya sebesar 0.000 < α = 0.05 maka dapat disimpulkan H 0 ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan ROE antara Bank Umum Syariah Devisa dan Dank Umum Syariah Non Devisa.
2. Saran Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan
dengan
beberapa
keterbatasannya dapat disampaikan beberapa saran yang bisa menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya antara lain : 1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya variabel dependen dapat dikembangkan
79
2. Penelitian selanjutnya
diharapkan
menggunakan sampel
Bank
Pemerintah, Bank Swasta atau Bank Perkreditan rakyat/ Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPR/BPRS) 3. Didalam penelitian ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan penulis. Keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan rasio CAR, ROA, ROE dan FDR diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar lebih dikembangkan lagi.
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal (2003). Manajemen Perbankan (Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank) Universitas Muhammadyah Malang (UMM) Press, Malang Abdullah, Faruok Alwyni. "Ekonomi Indonesia Dari Perspektif Ekonomi Islam" juristek Volume 2 Tahun 2013 Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas, 2005. “Analisis Rasio Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 200-2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. VOL 7 Nomor 2 STIE Perbanas, Surabaya, hal 12 Azis ,Azlina. “Analisis Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa di Indonesia” Jom FEKON Vol. 2 No.1 Februari 2015 (Booklet Perbankan Indonesia, 2011) Bastian, Indra, 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar, Erlangga Jakarta Byarwati,Anis. "Menyingkap Jati Diri Ekonomi Islam" Juristek Volume 2, Tahun 2014 Bhuono, Agung Nugroho, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta. Ekonomiks, Vol.2.No.1 tahun 2014 Ejournal.unesa.ac.id Febriyani, Anita dan Zulfadin Rahadian. “ Kajian Ekonomi Dan keuangan “, Vol 7, No 4 Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, 2002. ”Manajemen Keuangan”. BPFE : Yogyakarta. Gill O. James dan Chatton Moira, Penerjemah : Dwi Prabaningtyas, “Memahami Laporan Keuangan”, PPM, Jakarta, 2003 Jayusman, Hendra. ”ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA”. 81
Ismail,”Manajemen Perbankan, (Jakarta : Kencana 2010) Ika Lestari Maharani dan Toto Sugiharto,” Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya “, Procceding Pesat. Volume 2,2007 Indrianto, dan Supomo, 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta Irham, Fahmi. ”Pengantar Perbankan Teori & Aplikasi” 2014 Irham, Fahmi. (2011) “Analisis Laporan Keuangan. Lampulo : ALFABETA. Kasmir,”Analisi Laporan Keuangan”, Rajawali Pers 2008. Macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id Munawir, 2000, Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta Muhammad. “Pengantar Akuntansi Syariah” Ed : 2 Jakarta : Salemba Empat, 2005 www.Merdeka.com (diakses pada 19 Maret 2016) Prof.Dr.H.Imam Ghazali M.Com,Akt “Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”, Semarang, 2001. Rahayu, Dwi “Analisis Pengaruh FDR,DPK,SBIS dan NPF terhadap ROA periode Jan 2009-Des 2012” Santoso,Budi. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Jakarta : Salemba Empat Syafri Harahap, Sofyan. “Akuntansi Islam” Cetakan : 2, Jakarta : Bumi Aksara 1999 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia OJK(2015) Sutedi, Adrian." Perbankan Syariah Tinjauan Dari Beberapa Segi Hukum". (Bogor, Ghalia Indonesia, 2009 ) hal .36 Sofyan Syafri Harahap,”Teori Akuntansi”,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007)
82
Simorangkir , O.P.” Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank “, Cetakan Kedua, Galia Indonesia, Bogor Selatan 2004. Siti Parwita Eka Kirana,SE.MM. “ANALISIS PEBANDINGAN KINER KEUANGAN BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA periode 2006-2007”penerbit : Universitas Gunadarma 2008 Siamat, Dahlan. “ Manajemen Lembaga Keuangan “, Edisi 1. Intermedia Jakarta , 2001 Sugiyono. “ Metode Penelitian Bisnis” Pusat Bahasa Depdiknas. Bandung : 2003 Stanislaus S. Uyanto. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarya Syatno, Thomas”Kelembagaan Perbankan” cetakan ke-14. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka) Wijaya,Denda, Lukman. “ Manajemen Perbankan”, Cetakan kedua, Ghalia Indah, Jakarta Selatan 2003
www.paninsyariah.co.id www.BCAsyariah.co.id www.syariahmandiri.co.id www.BNIsyariah.co.id www.BRIsyariah.co.id www.megasyariah.co.id www.syariahbukopin.co.id www.ojk.go.id www.bi.go.id
83
Lampiran 1 : Data Rasio Variabel Penelitian bank BNIS
BSM
MEGAS
Tahun Q12013 Q22013 Q32013 Q42013 Q12014 Q22014 Q32014 Q42014 Q12015 Q22015 Q32015 Q42015 Q12013 Q22013 Q32013 Q42013 Q12014 Q22014 Q32014 Q42014 Q12015 Q22015 Q32015 Q42015 Q12013 Q22013 Q32013 Q42013 Q12014 Q22014 Q32014 Q42014 Q12015 Q22015 Q32015 Q42015
CAR 14.14 19.12 16.84 16.54 15.89 14.68 19.57 18.76 15.4 15.11 15.38 15.48 15.29 14.24 14.43 14.12 14.9 14.86 15.53 14.12 15.12 11.97 11.84 12.85 13.49 13.01 12.7 12.99 15.28 15.93 16.9 19.26 15.62 16.54 17.81 18.74
ROE 13.98 10.87 16.63 11.54 13.79 13.28 19.35 13.98 9.29 10.1 10.48 11.39 70.11 50.3 43.49 44.58 53.86 6.26 4.1 -0.94 25.61 5.48 4.1 5.92 52.06 35.62 29.47 26.23 11.99 9.98 2.21 2.5 -9.96 -5.77 -2.59 1.61
ROA 1.62 1.24 1.22 1.37 1.22 1.11 1.22 1.27 1.2 1.3 1.32 1.43 2.56 1.79 1.51 1.53 1.77 0.66 0.8 -0.04 0.81 0.55 0.42 0.56 3.57 2.94 2.57 2.33 1.18 0.99 0.24 0.29 -1.21 -0.73 -0.34 0.3
FDR 80.11 92.13 96.37 97.86 96.87 98.96 94.29 92.58 90.1 98.98 89.65 91.94 95.61 94.22 91.29 89.37 90.34 89.91 85.68 81.92 81.67 85.01 84.49 81.99 98.37 104.19 102.89 93.37 95.53 95.68 90.5 93.61 95.21 94.92 98.86 98.49 84
BRIS
BCAS
PANINS
Q12013 Q22013 Q32013 Q42013 Q12014 Q22014 Q32014 Q42014 Q12015 Q22015 Q32015 Q42015 Q12013 Q22013 Q32013 Q42013 Q12014 Q22014 Q32014 Q42014 Q12015 Q22015 Q32015 Q42015 Q12013 Q22013 Q32013 Q42013 Q12014 Q22014 Q32014 Q42014 Q12015 Q22015 Q32015 Q42015
11.81 15 14.66 14.49 14.15 13.99 13.86 12.89 13.22 11.03 13.82 13.94 30.7 27.93 24.75 22.35 21.68 21.83 35.18 29.57 25.35 23.56 36.6 34.3 27.09 23.11 19.57 20.83 31.15 25.52 26.16 25.69 24.71 21.17 21.44 20.3
18.63 14.81 13.61 10.2 4.07 0.24 0.49 0.44 6.07 7.16 6.72 8.2 2.53 3.74 3.95 4.29 4.27 3.49 2.71 2.9 2.58 4.05 3.19 3.2 9.97 8.92 8.94 4.44 5.27 5.75 6.68 7.66 7.59 5.44 5.16 4.94
1.71 1.41 1.36 1.15 0.46 0.03 0.2 0.08 0.53 0.78 0.8 0.76 0.92 0.97 0.99 1.01 0.86 0.69 0.67 0.76 0.71 0.79 0.86 1 2.27 2.34 2.18 1.03 1.45 1.64 1.82 1.99 1.56 1.22 1.13 1.14
100.9 103.67 105.61 102.7 102.13 95.14 94.85 93.9 88.24 92.05 86.61 84.16 86.35 85.86 88.98 83.48 89.53 85.31 93.02 91.17 100.11 94.13 102.09 91.4 120.91 123.6 112.46 90.4 112.84 140.48 111.79 94.04 93.27 97.58 96.1 96.43
85
BKPS
Q12013 Q22013 Q32013 Q42013 Q12014 Q22014 Q32014 Q42014 Q12015 Q22015 Q32015 Q42015
12.63 11.84 11.18 11.1 11.24 10.74 16.15 14.8 14.5 14.1 16.26 16.31
11.37 11.4 8.83 7.63 2.58 3.33 2.55 2.39 2.75 3.84 5.11 5.35
1.08 1.04 0.79 0.96 0.22 0.27 0.23 0.27 0.35 0.49 0.66 0.79
87.8 92.43 95.15 100.29 97.14 102.84 103.66 92.89 95.12 93.82 91.82 90.56
Lampiran 2 : Uji Kolomogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CAR N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
ROE
ROA
FDR
84
84
84
84
Mean
17.8417
10.7201
1.0356
95.3306
Std. Deviation
5.97801
13.74949
.76183
9.41106
Absolute
.205
.238
.085
.135
Positive
.205
.238
.085
.135
Negative
-.117
-.175
-.065
-.073
1.883
2.182
.776
1.236
.002
.000
.583
.094
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
86
Lampiran 3 : Uji Independent T-test
Levene's Test for Equality of Variances F Sig.
ROA Equal variances assumed Equal variances not assumed FDR Equal variances assumed Equal variances not assumed
5.020
4.723
.028
.032
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2taile d)
Mean differenc e
82
.245
.19710
1.078
50.403
.286
-2.474
82
-2.707
77.760
1.172
df
Std.eror differen ce
95% confidence Interval of the Difference lower
upper
.16823
-.13755
.53176
.19710
.18286
-17011
.56431
.015
-5.00086
2.02137
-9.02201
-.97970
.008
-5.00086
1.84761
-8.67935
-1.32236
87
Lampiran 4 : Uji Mann-Whitney Test
a
Test Statistics CAR ROE
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
645.000
444.000
1275.000
1669.000
-1.928
-3.752
.054
.000
a. Grouping Variable: bank
88