ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA
Siti Parwita Eka Kirana, SE. MM
Perum Otorita Batam Jl Batam V No. 3 Rt. 09 Rw. 01 Cimanggis Depok
[email protected]
ABSTRAK Bank memiliki fungsi intermediasi yaitu sebagai perantara bagi masyarakat yang memiliki surplus dana untuk disalurkan kepada masyarakat yang mengalami deficit dana. jenis bank jika dilihat dari statusnya terdiri dari bank devisa dan bank non devisa. Jika dilihar dari struktur modalnya, bank non devisa tidak diijinkan melakukan transaksi apapun dengan mata uang asing, berbeda dengan bank devisa yang memiliki ijin untuk melakukan hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalis perbandingan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa. Data yang diambil adalah laporan keuangan tahun 2006-2007 berupa neraca dan laporan laba rugi dari masing-masing 16 bank devisa dan bank non devisa yang memiliki laba terbesar pada tahun 2007. Data sekunder ini diambil melalui situs Bank Indonesia untuk diolah, mencari tahu berapa besar nila RoA, RoE dan LDR tiap-tiap bank. Hasil analisis menggunakan metode Mann u Whitney diperoleh hasil bahwa antara bank devisa dan bank non devisa secara umum tidak memiliki perbedaan, kecuali untuk RoE tahun 2006, dimana nilai U hitung < U tabel yaitu 49 < 66. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Bank Devisa, Bank Non Devisa
PENDAHULUAN Sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan lancar. Beberapa penelitian tentang perbandingan kinerja bank pada industri perbankan yang didasarkan pada rasio-rasio dari laporan keuangan perbankan pernah dilakukan sebelumnya. Antara lain adalah penelitian mengenai perbandingan tingkat efisiensi pada industri perbankan yang dilakukan dengan melakukan pengujian empiris
terhadap tingkat efisiensi antara bank pemerintah, bank swasta nasional dan swasta asing serta bank publik. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian tersebut terdiri dari Return on Assets, Profit Margin dan Return on Equity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank publik mempunyai tingkat efisiensi di atas rata-rata seluruh bank, sedangkan tingkat efisiensi bank pemerintah dan bank swasta nasional secara keseluruhan berada di bawah rata-rata seluruh bank. (Ventje, 1993) Di Indonesia pernah juga dilakukan penelitian terhadap efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatan frontier economic. Variabel independen dalam penelitian tersebut adalah total biaya perbankan, sedangkan variabel dependennya antara lain adalah demand deposit, saving deposit, time deposit, loan, ratio profit per jumlah tenaga kerja dan ratio profit per modal. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perbankan Indonesia secara umum menjadi makin efisien setelah adanya deregulasi 1988. (Goeltom, 1997) Tujuan penelitian ini adalah menganalis perbandingan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian bank adalah sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-undang Perbankan. Jika melihat jenis perbankan sebelum keluar Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 dengan sebelumnya yaitu Undang-undang nomor 14 tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan namum kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya. Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain : 1. Dilihat dari fungsinya Menurut Undang-undang pokok perbankan nomor 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari : a b
Bank Umum c Bank Tabungan Bank Pembangunan d Dan Bank Lainnya Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari :
a
Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank).
b
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari segi kepemilikaannya a. Bank milik pemerintah b. Bank milik swasta nasional c. Bank milik koperasi d. Bank milik asing e. Bank milik campuran 3. Dilihat dari segi status a Bank devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia. b
Bank non devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu : a
Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvesional.
b
Bank yang berdasarkan prinsip syariah Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau
pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba. Fungsi Bank Fungsi Bank Dalam Undang-undang Perbankan Pasal 3 adalah ”Fungsi utama Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.” Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi bank dalam sistem perbankan Indonesia sebagai internediary bagi masyarakat yang surplus dana dan mayarakat yang kekurangan dana. Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Lebih spesifik fungsi bank yaitu sebagai agen kepercayaan (agent of trust) , agen pembangunan (agent of development), dan agen pelayanan (agent of services). Laporan keuangan bank merupakan hasil akhir dari proses akuntansi dan berfungsi sebagai media untuk melihat kondisi kesehatan bank. Dalam Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan ditujukan untuk : (Kasmir, 2002) 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Sesuai dengan SK Direksi Bank Indonesia No. 27/119/KEP/DIR tanggal 25 Januari 1995 laporan keuangan bank terdiri dari (i) neraca, (ii) laporan komitmen dan kontijensi, (iii) laporan laba/rugi, (iv) laporan arus kas, dan (v) catatan atas laporan keuangan.
METODE PENELITIAN Sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba/rugi dari 16 masing-masing bank devisa dan bank non devisa tahun 2006-2007. Bank yang terpilih adalah bank yang pendapatan bersihnya paling besar dan bernilai positif pada 2007. Sedangkan variabel yang digunakan adalah kinerja keuangan bank devisa dan bank non devisa. Kinerja keuangan dijadikan variabel karena menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan
suatu bank. Kekuatan tersebut dapat dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan. Dengan melakukan perbandingan kinerja terhadap standar yang berlaku atau dengan periode sebelumnya maka akan dapat diketahui apakah bank tersebut mengalami kemajuan atau sebalikanya, kemunduran. Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja bank adalah Return on Assets (RoA), Return on Equity (RoE) dan Lon to Deposit Ratio (LDR). RoA dan RoE digunakan karena kinerja keuangan dapat dilihat dari laba yang dihasilkan melalui modal dan aset yang dimiliki. Sedangkan LDR digunakan karena sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary. Keberhasilan kinerja sebagai fungsi intermediary inilah yang harus dinilai, apakah kredit yang diberikan lebih besar dibandingkan dengan dana pihak ketiga.
Ho Ha
a
Return on Assets (RoA), yaitu indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank. RoA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva. NetIncome RoA TotalAssets
b
Return on Equity (RoE), yaitu indikator kemampuan perbankan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. RoE dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total equitas. NetIncome RoE TotalEquity
c
Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu indikator kemampuan perbankan dalam membayar semua dana masyarakat dan modal sendiri dengan mengandalkan kredit yang telah didistribusikan ke masyarakat. LDR dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara total kredit dengan total deposit. TotalLoan LDR TotalDeposit Dalam hal ini hipotesis yang diajukan adalah: : Tidak terdapat perbedaan kinerja bank yang signifikan antara bank devisa dan bank non devisa : Terdapat perbedaan kinerja bank yang signifikan antara bank devisa dan bank non devisa
Tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah 5%, sehingga kesimpulan yang mungkin didapat adalah :
Jika U Hitung > U Tabel maka Ho diterima Jika U Hitung < U Tabel maka Ho ditolak Alat uji analisis yang digunakan adalah Uji U dari Mann-Whitney, dimana uji ini merupakan salah satu tipe uji statistik non-parametrik yang menggunakan skala ordinal atau rangking (the rank-sum test). Tes ini digunakan karena sampel yang diambil tidak berhubungan (independen) dan berbentuk ordinal. Prosedur dari uji ini adalah bahwa setelah kita menggabung data dari dua sampel random dan kemudian merangking nilai-nilai absolut data aktual pada dua sampel random itu dari yang terkecil sampai terbesar, masing-masing jumlah rangking dari dua sampel itu sebagai ganti nilai-nilai aktual dari sampel itu untuk perhitungan-perhitungan statistik MannWhitney. Statistik Mann-Whitney adalah n1 (n1 1) R1 2
U n1 n2 Dimana : n1
= jumlah ukuran sampel 1
n2
= jumlah ukuran sampel 2
R1
= jumlah rangking untuk data sampel pertama
HASIL DAN PEMBAHASAN Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank-bank yang terdaftar di Bank Indonesia, yang terdiri dari 16 bank devisa dan 16 bank non devisa. Adapun pemilihan bank-bank tersebut berdasarkan pada net income atat laba bersih terbesar dan bernilai positif pada tahun 2007. Tabel 1 Perbandingan RoA Bank Devisa dan Bank non Devisa Tahun 2006 Bank Devisa
RoA 2006
Peringkat
Bank Non Devisa
RoA 2006
Peringkat
1
2.41
27.0
1
2.77
30.0
2
1.66
23.0
2
0.81
9.0
3
1.67
24.0
3
2.64
29.0
4
1.40
19.0
4
1.33
16.0
5
1.16
15.0
5
5.53
32.0
6
1.46
21.0
6
0.29
1.5
7
0.53
6.0
7
1.43
20.0
8
0.83
10.0
8
0.99
13.0
9
2.42
28.0
9
0.31
3.5
10
1.37
18.0
10
0.92
11.0
11
0.97
12.0
11
0.56
7.0
12
1.34
17.0
12
0.29
1.5
13
4.13
31.0
13
1.03
14.0
14
0.42
5.0
14
2.38
26.0
15
1.64
22.0
15
0.57
8.0
16
2.12
25.0
16
0.31
3.5
∑ R1
∑ R2
303.0
225.0
Selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari U hitung untuk masingmasing kelompok seperti yang di bawah ini. U 1 16.16
16(16 1) 303 89 2
U 2 16.16
16(16 1) 225 167 2
Ternyata harga U1 lebih kecil dari U2, dengan demikian yang digunakan sebagai U hitung adalah U1 dengan nilai 89. Berdasarkan Tabel Mann Whitney UTest dengan α = 0,05 dengan n1 dan n2 masing-masing 16, diperoleh U tabel = 66. Dari data di atas dapat diperoleh bahwa U hitung > U tabel (89 > 66) sehingga Ho diterima. Tabel 2 Perbandingan RoE Bank Devisa dan Bank non Devisa Tahun 2006 Bank Devisa
RoE 2006
Peringkat
Bank Non devisa
RoE 2006
Peringkat
1
23.74
30.0
1
19.17
27.0
2
13.89
25.0
2
9.93
16.0
3
9.85
15.0
3
9.65
14.0
4
13.65
23.0
4
11.81
18.0
5
11.97
19.0
5
13.31
22.0
6
25.53
31.0
6
2.58
3.0
7
8.38
10.0
7
13.70
24.0
8
8.35
9.0
8
8.95
11.0
9
12.49
21.0
9
4.10
4.0
10
12.47
20.0
10
5.79
6.0
11
9.60
13.0
11
10.29
17.0
12
20.65
29.0
12
1.85
1.0
13
20.02
28.0
13
7.85
8.0
14
9.07
12.0
14
7.62
7.0
15
15.74
26.0
15
2.16
2.0
16
29.49
32.0
16
4.19
5.0
∑ R1
∑ R2
343.0
185.0
Selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari U hitung untuk masingmasing kelompok seperti yang di bawah ini.
U 1 16.16
16(16 1) 343 49 2
U 2 16.16
16(16 1) 185 207 2
Ternyata harga U1 lebih kecil dari U2, dengan demikian yang digunakan sebagai U hitung adalah U1 dengan nilai 49. Berdasarkan Tabel Mann Whitney UTest dengan α = 0,05 dengan n1 dan n2 masing-masing 16, diperoleh U tabel = 66. Dari data di atas dapat diperoleh bahwa U hitung < U tabel (49 < 66) sehingga Ha diterima.
Tabel 3 Perbandingan LDR Bank Devisa dan Bank non Devisa Tahun 2006 Bank Devisa
LDR 2006
Peringkat
Bank Non devisa
LDR 2006
Peringkat
1
39.66
4.0
1
92.73
29.0
2
69.90
17.0
2
48.32
8.0
3
68.36
16.0
3
120.75
32.0
4
84.17
24.0
4
87.68
27.0
5
43.89
6.0
5
66.92
15.0
6
53.35
9.0
6
77.64
20.0
7
39.30
3.0
7
55.04
12.0
8
74.98
19.0
8
92.77
30.0
9
79.77
22.0
9
65.58
14.0
10
54.63
10.0
10
84.20
25.0
11
96.58
31.0
11
78.33
21.0
12
42.29
5.0
12
47.00
7.0
13
91.44
28.0
13
86.18
26.0
14
20.74
1.0
14
23.65
2.0
15
82.36
23.0
15
72.58
18.0
16
57.25
13.0
16
54.69
11.0
∑ R1
∑ R2
231.0
297.0
Sumber : Diolah Selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari U hitung untuk masingmasing kelompok seperti yang di bawah ini.
U 1 16.16
16(16 1) 231 161 2
U 2 16.16
16(16 1) 297 95 2
Ternyata harga U1 lebih besar dari U2, dengan demikian yang digunakan sebagai U hitung adalah U2 dengan nilai 95. Berdasarkan Tabel Mann Whitney UTest dengan α = 0,05 dengan n1 dan n2 masing-masing 16, diperoleh U tabel = 66. Dari data di atas dapat diperoleh bahwa U hitung > U tabel (95 > 66) sehingga Ho diterima.
Tabel 4 Perbandingan RoA Bank Devisa dan Bank non Devisa Tahun 2007 Bank Devisa
RoA 2007
RoA 2007
Peringkat
1
2.07
27.0
1
3.34
30.0
2
2.48
29.0
2
1.29
16.0
3
1.67
24.5
3
1.90
26.0
4
1.39
18.0
4
1.34
17.0
5
1.67
24.5
5
5.17
32.0
6
1.58
22.5
6
1.02
11.0
7
1.51
20.0
7
0.78
5.0
8
1.26
15.0
8
1.18
14.0
9
2.32
28.0
9
0.60
3.0
10
0.79
6.0
10
1.52
21.0
11
0.86
8.0
11
0.70
4.0
12
1.58
22.5
12
0.92
10.0
13
3.91
31.0
13
1.16
13.0
14
0.53
2.0
14
1.44
19.0
15
1.09
12.0
15
0.88
9.0
Peringkat Bank Non devisa
16
0.85
7.0
16
∑ R1
297.0
0.31
1.0
∑ R2
231.0
Sumber : Diolah Selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari U hitung untuk masingmasing kelompok seperti yang di bawah ini. U 1 16.16
16(16 1) 297 95 2
U 2 16.16
16(16 1) 231 161 2
Ternyata harga U1 lebih kecil dari U2, dengan demikian yang digunakan sebagai U hitung adalah U1 dengan nilai 95. Berdasarkan Tabel Mann Whitney UTest dengan α = 0,05 dengan n1 dan n2 masing-masing 16, diperoleh U tabel = 66. Dari data di atas dapat diperoleh bahwa U hitung > U tabel (95 > 66) sehingga Ho diterima. Tabel 5 Perbandingan RoE Bank Devisa dan Bank non Devisa Tahun 2007 Bank Devisa
RoE 2007
RoE 2007
Peringkat
1
22.22
30.0
1
28.39
32.0
2
19.76
28.0
2
15.69
24.0
3
11.36
15.0
3
13.18
21.0
4
14.69
23.0
4
12.63
19.0
5
16.99
25.0
5
11.84
16.0
6
25.54
31.0
6
8.20
13.0
7
18.35
27.0
7
8.24
14.0
8
12.79
20.0
8
6.72
9.0
9
11.92
17.0
9
7.76
12.0
10
7.55
11.0
10
6.20
7.0
11
7.42
10.0
11
4.89
5.0
Peringkat Bank Non devisa
12
21.02
29.0
12
4.37
4.0
13
17.96
26.0
13
13.76
22.0
14
6.38
8.0
14
2.30
3.0
15
5.13
6.0
15
1.81
2.0
16
12.45
18.0
16
1.07
1.0
∑ R1
324.0
∑ R2
204.0
Sumber : Diolah Selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari U hitung untuk masingmasing kelompok seperti yang di bawah ini. U 1 16.16
16(16 1) 324 68 2
U 2 16.16
16(16 1) 204 188 2
Ternyata harga U1 lebih kecil dari U2, dengan demikian yang digunakan sebagai U hitung adalah U1 dengan nilai 68. Berdasarkan Tabel Mann Whitney UTest dengan α = 0,05 dengan n1 dan n2 masing-masing 16, diperoleh U tabel = 66. Dari data di atas dapat diperoleh bahwa U hitung > U tabel (68 > 66) sehingga Ho diterima. Tabel 6 Perbandingan LDR Bank Devisa dan Bank non Devisa Tahun 2007 Bank Devisa
LDR 2007
LDR 2007
Peringkat
1
43.24
3.0
1
86.51
22.0
2
82.09
19.0
2
50.88
5.0
3
86.99
23.0
3
82.52
20.0
4
89.04
26.0
4
90.92
29.0
5
57.67
8.0
5
136.46
32.0
6
63.01
10.0
6
72.12
15.0
Peringkat Bank Non devisa
7
46.00
4.0
7
71.37
13.0
8
82.06
18.0
8
81.19
17.0
9
89.69
28.0
9
64.45
11.0
10
71.75
14.0
10
89.58
27.0
11
84.04
21.0
11
87.40
24.0
12
51.69
6.0
12
58.88
9.0
13
88.78
25.0
13
64.57
12.0
14
36.87
2.0
14
26.19
1.0
15
103.28
31.0
15
96.90
30.0
16
72.78
16.0
16
56.71
7.0
∑ R1
254.0
∑ R2
274.0
Sumber : Diolah Selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari U hitung untuk masingmasing kelompok seperti yang di bawah ini. U 1 16.16
16(16 1) 254 138 2
U 2 16.16
16(16 1) 274 118 2
Ternyata harga U1 lebih besar dari U2, dengan demikian yang digunakan sebagai U hitung adalah U2 dengan nilai 118. Berdasarkan Tabel Mann Whitney UTest dengan α = 0,05 dengan n1 dan n2 masing-masing 16, diperoleh U tabel = 66. Dari data di atas dapat diperoleh bahwa U hitung > U tabel (118 > 66) sehingga Ho diterima. A. Analisis Perhitungan Tahun 2006 a. RoA 2006 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig dua sisi adalah 0.142. Sehingga untuk uji satu sisi nilai tersebut di atas harus dibagi dua menjadi 0.071. Hasil ini menunjukan nilai Asymp.Sig satu sisi > α (α = 0.05), yang berarti tidak ada perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa dalam menghasilkan Return On Assets (RoA) tahun 2006. b. RoE 2006
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig dua sisi adalah 0.003. Sehingga untuk uji satu sisi nilai tersebut di atas harus dibagi dua menjadi 0.0015. Hasil ini menunjukan nilai Asymp.Sig satu sisi < α (α = 0.05), yang berarti ada perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa dalam menghasilkan Return On Equity (RoE) tahun 2006. c. LDR 2006 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig dua sisi adalah 0.214. Sehingga untuk uji satu sisi nilai tersebut di atas harus dibagi dua menjadi 0.107. Hasil ini menunjukan nilai Asymp.Sig satu sisi > α (α = 0.05), yang berarti tidak ada perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa dalam menghasilkan Loan to Deposit Ratio tahun 2006. B. Analisis Perhitungan Tahun 2007 a. RoA 2007 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig dua sisi adalah 0.214. Sehingga untuk uji satu sisi nilai tersebut di atas harus dibagi dua menjadi 0.107. Hasil ini menunjukan nilai Asymp.Sig satu sisi > α (α = 0.05), yang berarti tidak ada perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa dalam menghasilkan Return On Assets (RoA) tahun 2007. b. RoE 2007 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig dua sisi adalah 0.024. Sehingga untuk uji satu sisi nilai tersebut di atas harus dibagi dua menjadi 0.012. Hasil ini menunjukan nilai Asymp.Sig satu sisi < α (α = 0.05), yang berarti ada perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa dalam menghasilkan Return On Equity (RoE) tahun 2007. Hal ini berbeda dengan hasil yang diperoleh dari perhitungan manual, hal ini terjadi karena terdapat perbedaan dalam pembulatan angka. c. LDR 2007 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig dua sisi adalah 0.706. Sehingga untuk uji satu sisi nilai tersebut di atas harus dibagi dua menjadi 0.353. Hasil ini menunjukan nilai Asymp.Sig satu sisi > α (α = 0.05), yang berarti tidak ada perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa dalam menghasilkan Loan to Deposit Ratio (LDR) tahun 2007.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Kinerja Keuangan Bank Devisa Tahun 2006 Dari 16 bank devisa yang terpilih yang memiliki RoA ≥ 2% hanyalah 4 bank yaitu PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank UOB Buana, PT Bank Mestika Dharma dan PT Bank Haga. Selain dari keempat bank tersebut masih memiliki RoA di bawah 2%. Untuk RoE, ada 9 bank yang sudah mencapai RoE ≥ 12% dan terdapat 7 bank yang masih di bawah ketentuan. Dan untuk LDR, hanya ada 2 yang sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yaitu PT Bank NISP dan PT Bank Mestika Dharma.
Tahun 2007 Untuk RoA tahun 2007, ada beberapa perubahan yang terjadi. Yang memiliki RoA ≥ 2% masih ada 4 bank, yaitu PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Danamon Indonesia Tbk., PT Bank UOB Buana dan PT Bank Mestika Dharma. Selain itu bank yang memiliki RoE ≥ 12% juga bertambah menjadi 10 bank, sedangkan yang belum mencapai ketentuan Bank Indonesia berkurang menjadi 6 bank. Pada tahun ini pun yang memiliki LDR 85%110% bertambah menjadi 5 bank, sedangkan yang masih di bawah ketentuan ada 11 bank.
b. Kinerja Keuangan Bank Non Devisa Tahun 2006 Bank yang memiliki RoA ≥ 2% ada 4 bank yaitu PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, PT Bank Kesejahteraan Ekonomi, PT Liman Internasional Bank dan PT Bank Purba Danarta. Sedangkan masih terdapat 12 bank yang belum mencapai ketentuan Bank Indonesia. Untuk RoE, baru terdapat 3 bank yang sudah mencapai 12 %, yaitu PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, PT Liman Internasional Bank dan PT Bank Index Selindo. Sedangkan 13 bank lainnya masih di bawah ketentuan Bank Indonesia. Pada LDR tahun 2006, terdapat 6 bank yang sudah sesuai ketentuan dan 9 bank masih di bawah ketentuan, serta 1 bank yang berada di atas ketentuan Bank Indonesia yaitu PT Bank Kesejahteraan Ekonomi.
Tahun 2007 Untuk RoA tahun 2007, hanya 2 bank yang mampu mendapatkan RoA ≥ 2% yaitu PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dan PT Liman Internasional bank. Sedangkan 14 bank lainnya masih berada di bawah ketentuan. Berbeda dengan RoA, bank yang memiliki RoE ≥ 12% bertambah menjadi 5 bank dan bank yang berada di bawah ketentuan berkurang menjadi 11 bank. Untuk LDR, bank yang sudah berada pada ketentuan bertambah menjadi 6 bank, yang berada di bawah ketentuan berkurang menjadi 9 bank, dan terdapat 1 bank yang berada di atas 110% yaitu PT Liman Internasional Bank.
c. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Bank Non devisa Setelah dilakukan perbandingan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa periode 2006-2007, ternyata baik RoA, RoE dan LDR tidak memiliki perbedaan. Akan tetapi untuk RoE tahun 2006 terdapat perbedaan dimana perbedaaan komposisi modal memiliki pengaruh dalam hal mendapatkan laba. Ini terbukti pada kemampuan bank non devisa dalam mencapai batas normal ketentuan Bank Indonesia. Pada periode 2006 hanya terdapat 3 dari 16 bank non devisa yang mampu mencapai batas normal RoE, sedangkan pada bank devisa terdapat 9 dari 16 bank yang mampu mencapai batas normal RoE.
DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 1995. Surat Keputusan Nomor 27/KEP/DIR Tanggal 25 Januari 1995 Brigham, Eugene F., and Louis C. Gapensky. 1999. Financial Management Theory and Practice. Ninth Edition. Orlando. FL : The drden Press Dajan, Anto. 1996. Pengantar Metode Statistik. Jilid II. Jakarta : LP3ES Departemen Keuangan. 1990. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 729 Tahun 1990 tentang Perbankan Febriani, Anita. 2003. "Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa di Indonesia". Kajian Ekonomi dan Keuangan Volume 7 Nomor 4. Jakarta Harahap, Sofyan Safrie. 1999. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Ikatan Akuntansi Indonesia. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Lestari, Maharani Ika. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Universitas Gunadarma Munawir, S. 1999. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta : Liberty Republik Indonesia. 1998. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta Sartono, Agus. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Cetakan Keempat. Yoyakarta : BPFE Walpole, RE. 1995. Pengantar Statistik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama