ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PRODUK GADAI EMAS BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN
TUGAS AKHIR
Oleh: Susilowati NIM 20111007
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PRODUK GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perbankan Syariah
Oleh: Susilowati NIM 20111007
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Susilowati
NIM
: 20111007
Jurusan
: Syariah
Progdi
: D3 Perbankan Syariah
Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya bahwa Tugas Akhir saya yang berjudul “Analisis Produktivitas Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran” merupakan hasil penelitian saya sendiri, bukan hasil plagiat dari karya orang lain kecuali pada bagian-bagian tertentu yang telah disebutkan rujukannya.
Salatiga, 26 Agustus 2014 Yang menyatakan,
Susilowati NIM. 20111007
v
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’a : 11) “Sesungguhnya bersama dengan kesulitan, ada kemudahan. Bersama dengan kesulitan ada kemudahan” (Al-Insyirah: 6-7) “Teladani Aisyah dengan keteguhannya, Siti Hajar dengan kesabaran dan keikhlasannya, dan Asma dengan ketangguhan dan keberaniannya” “Berbuat baiklah karena kamu ingin menjadi orang baik, bukan karena pencitraan” “Tetaplah berbuat baik, meski keadaan kurang baik. Tetaplah membahagiakan orang lain meski diri sendiri sulit” “Memaafkan saat tersakiti kadang sulit, tapi Allah akan membaikkan keadaan setelahnya, Insya Allah” “Family is not importing, it’s everything” “Don’t expect the best, but do the best to get the best”
vi
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan untuk : 1.
Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada saya sehingga tugas akhir ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
2.
Ibu dan adikku yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan doa di setiap sujudnya. Dan seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan semangat, petuah, serta doa.
3.
Sahabat-sahabatku (Vika, Dini, Akhlis, Izza, May, Cici) dan teman-temanku yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah berjuang bersamaku dalam suka maupun duka dan selalu memberikan dukungan ketika saya tidak bersemangat.
4.
Segenap Karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran (Pak Roni, Mbak Rista, Mbak Kania, Mbak Lia, Pak Surya, Pak Anggit, Pak Dwi, Pak Nafik, Mas Udin, Mas Dewangga, Mas Pamor, Mbak Mirza, Mbak Tunjung, Mas Yazid, Mas Diangga, Mbak Lisa, Mbak Tyas, Mbak Firda, Mbak Enny, Mas Mufid, Mas Rusdi, Mas Tri, Mas Habib, Mas Fery, Mas Maryono, Pak Djoko, Mas Didik) yang telah memberikan banyak pengarahan, bimbingan serta nasihat selama saya magang di BSM KCP Ungaran.
5.
Almamater yang telah memberikan banyak inspirasi.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alkhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, shalawat serta salam kami sanjungkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Sehingga, penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir (TA) yang berjudul “Analisis Peningkatan Produktivitas Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran” ini dengan baik dan tepat waktu. Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Ahmad Mifdlol M, Lc., M.SI., selaku Kepala Program Studi Diploma 3 Perbankan Syariah, yang telah memberikan motivasi dan dukungan. 3. Bapak Drs. Alfred L., M. Si., selaku dosen pembimbing yang telah merelakan waktunya untuk memberi pengarahan dan membimbing dalam penulisan Tugas Akhir ini. 4. Bapak Roni Irawan, selaku Pimpinan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, yang telah memberikan nasihat dan motivasi selama penulis magang.
viii
5. Staff Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran yang telah senantiasa membimbing penulis selama magang, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. 6. Ibu dan saudara-saudara yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan lancar. 7. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bantuan dan motivasi dalam proses penyelesaian Tugas Akhir. Penulis
menyadari atas
keterbatasan ilmu
yang dimiliki
dalam
menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini, sehingga masih banyak kekurangan yang menjadikan Tugass Akhir jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca sangat penulis butuhkan demi menyempurnakan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan, teurtama bagi STAIN Salatiga dan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Wassalamu’alaikum WR. Wb.
Salatiga, 26 September 2014 Penulis
Susilowati NIM: 20111007
ix
ABSTRAK Susilowati, 2014. Analisis Peningkatan Produktivitas Produk Gadai Emas Bank SyariahMandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Program Studi Diploma 3 Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Alfred L., M. Si. Kata Kunci: peningkatan produktivitas produk gadai emas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) bagaimana prosedur pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, (2) faktor apa saja yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, dan (3) tindak lanjut apa yang harus dilakukan oleh pihak Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran agar produktivitas produk gadai emas meningkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahkualitatif deskriptifyaitu penelitian yang menyajikan analisis mengenai suatu obyek yang menggambarkan secara sistematis mengenai bidang tertentu. Data digali melalui observasi dan wawancara terhadap pegawai Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Penelitian ini menyimpulkan bahwa prosedur pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran melalui beberapa tahapan, diantaranya prosedur penaksiran barang jaminan (emas), prosedur pembiayaan gadai emas, prosedur penyimpanan barang jaminan, prosedur pelunasan, prosedur gadai ulang, prosedur pelelangan.Faktor yan dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan pembiayaan gadai emas untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas diantaranya per hitungan pembiayaan berdasarkan berat barang jaminan, biaya administrasi yang lebih murah, kualitas pelayanan, lokasi bank syariah, dan proses pencairan yang cepat.Tindak lanjut Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran untuk meningkatkan produktivitas produk gadai emas diantaranya melakukan promosi, membuka gerai di tempat-tempat umum,optimalisasi pemasaran, memberikan promo-promo, memberikan bonus kepada nasabah setia, dan mengadakan presentasi-presentasi di perusahaan tertentu. Saran penulis untuk meningkatkan produktivitas produk gadai emas dengan cara melakukan promosi, melakukan evaluasi kinerja, pengenalan terhadap nasabah, juga dapat menggunakan internet marketing.
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iv MOTTO ................................................................................................................ v PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii ABSTRAK ...........................................................................................................ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ x BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG MASALAH .......................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH ........................................................... 5
C.
TUJUAN DAN KEGUNAAN ................................................... 5
D.
PENELITIAN TERDAHULU ................................................... 7
E.
METODE PENELITIAN .........................................................10
F.
PENEGASAN ISTILAH ......................................................... 12
G.
SISTEMATIKA PENULISAN ................................................ 13
LANDASAN TEORI A.
BANK SYARIAH ................................................................... 14
B.
PENGERTIAN GADAI .......................................................... 15
C.
PENGERTIAN EMAS ............................................................ 20
xi
D. BAB III
BAB IV
KEUNGGULAN ALAT TUKAR EMAS ............................... 22
LAPORAN OBJEK A.
GABARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI .............. 24
B.
PRODUK BANK SYARIAH MANDIRI ................................32
C.
GADAI EMAS BANK SYARIAH MANDIRI ....................... 43
PEMBAHASAN A.
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PRODUK GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN ............................................................................. 45
B.
FAKTOR
YANG
DIBUTUHKAN
MASYARAKAT DALAM PELAYANAN GADAI EMAS ...................................................................................... 55 C.
TINDAK LANJUT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PRODUK GADAI EMAS ...................................................................................... 57
BAB V
PENUTUP A.
KESIMPULAN .......................................................................... 66
B.
SARAN ...................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana lembaga tersebut mempunyai fungsi dan peranan sebagai suatu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang kekurangan atau membutuhkan dana agar terwujud masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Saat ini muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari lembaga keuangan konvensional. Menurut Sudarsono, bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Artinya, operasi bank syariah tersebut didasarkan pada Alquran dan hadis. Sistem operasi bank syariah menggunakan sistem bagi hasil. Gagasan untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Gagasan tersebut dibicarakan pada Seminar Nasional Hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika. Akhirnya pada tahun 1991 didirikan Bank Muamalat Indonesia
2
(BMI) yang merupakan bank syariah pertama kali di Indonesia. Pada awal berdirinya, bank syariah belum mendapatkan perhatian yang optimal dalam tatanan perbankan nasional. Setelah dikeluarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992, bank syariah mulai menunjukkan perkembangannya dan berkembang pesat. Pemberlakuan Undang-Undang terbaru No. 21 Tahun 2008 tentang perubahan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan telah memberikan kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah. Selain itu, Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, telah menugaskan kepada Bank Indonesia untuk mempersiapkan perangkat peraturan dan fasilitas-fasilitas penunjang yang mendukung operasional bank syariah. Kehadiran bank syariah di tengah-tengah bank konvesional adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang selama ini menikmati pelayanan perbankan dengan sistem bunga. Dalam perkembangan bank syariah yang sangat pesat, maka perbankan syariah mempunyai potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi hasil perekonomian. Dengan peluang dan potensi yang besar dalam perbankan syariah, memberikan inspirasi bagi bank konvensional untuk menerapkan dual system yaitu dengan sistem konvensional dan syariah. Bank-bank konvensional yang menerapkan dual system antara lain BNI Syariah, BRI Syariah, Permata Syariah, dan termasuk juga Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri sudah memiliki banyak kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang tersebar di seluruh
3
Indonesia. Perkembangan Bank Syariah Mandiri (BSM) sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah aset yang dimiliki BSM sangat tinggi. Salah satu Kantor Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri yaitu di daerah Ungaran. Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran menawarkan berbagai macam produk yang tergolong produk dana, produk pembiayaan, dan produk jasa. Produk-produk tersebut tentunya ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama masyarakat Ungaran. Masyarakat Ungaran mempunyai potensi yang tinggi untuk menggunakan produk-produk di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran yang sudah terpercaya sehingga sudah banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan produk-produk di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Selain itu, letaknya yang strategis yang mempermudah masyarakat menjangkaunya. Itulah yang semakin menarik masyarakat untuk menjadi nasabahnya. Produk yang banyak diminati di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran yaitu produk pembiayaan, salah satunya produk pembiayaan gadai emas syariah (Ar-Rahn). Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berhutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan
4
barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berhutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Gadai dalam fiqh disebut rahn yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Barang yang digadaikan dapat berupa kendaraan,emas atau barang bergerak lainnya. Di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran hanya memberikan fasilitas untuk produk pembiayaan gadai berupa emas. Artinya, dalam operasinya barang yang digadaikan yaitu berupa emas. Gadai emas di Bank Syariah Mandiri dulu masih menerapkan fee terhadap jumlah pinjaman yang diberikan sebesar 4% dialokasikan sebagai pendapatan yang dibagikan kepada para deposan dan biaya administrasi bank, yang di dalamnya juga termasuk asuransi. Sejak bulan Juli 2002, Bank Syariah mandiri tidak lagi menggunakan praktik gadai konvensional dan menggantinya dengan gadai emas yang berprinsip syariah. Pada pelaksanaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran ini menggunakan akad Qardh dalam rangka Rahn dan akad Ijarah. Ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh nasabah yang menggunakan produk gadai ini. Dalam praktiknya, pembiayaan gadai emas syariah ini juga mempunyai banyak kendala atau masalah yang terjadi. Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Peningkatan Produktivitas Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran”yang akan dilakukan di lembaga keuangan
5
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran karena prosedurnya mudah, gadai tersebut berprinsip syariah sesuai tuntunan Islam, banyak diminati masyarakat, dan belum banyak lembaga keuangan syariah yang mempunyai produk gadai emas syariah. B. Rumusan Masalah Dari uraian-uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Bagaimana prosedur pembiayaan produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri kantor Cabang Pembantu Ungaran? 2. Faktor apa saja yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran? 3. Tindak lanjut apa yang harus dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran agar produktivitas produk gadai emas meningkat? C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : a.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang diinginkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas agar dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank Mandiri Syariah KCP Ungaran.
6
b.
Untuk mengetahui tindak lanjut apa yang harus dilakukan oleh pihak Bank Mandiri Syariah KCP Ungaran agar prodktivitas gadai emas meningkat.
c.
Untuk mengetahui tindak lanjut yang harus dilakukan oleh pihak Bank Syariah
Mandiri
Kantor
Cabang
Pembantu
Ungaran
dalam
meningkatkan produktivitas produk gadai emas. 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi penulis Mengetahui berbagai macam produk di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ungaran, termasuk produk gadai emas. Mengetahui
faktor-faktor
yang
diinginkan
masyarakat
dalam
pelayanan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, agar dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emasnya. Mengetahui tindak lanjut yang harus dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ungaran agar produktivitas layanan gadai emas meningkat. b. Bagi Almamater Sebagai karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi maupun tambahan informasi bagi mahasiswa STAIN Salatiga. c. Bagi Lembaga Dapat dijadikan sebagai patokan atau tolok ukur dalam meningkatkan kualitas produktivitas produk gadai emas, maupun meningkatkan layanan kepada anggota.
7
d. Bagi pembaca Menambah pengetahuan dan informasi tentang produk-produk pembiayaan terutama produk pembiayaan gadai emas syariah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran yang dapat bermanfaat bagi pembaca. D. Penelitian Terdahulu Peneliti telah berupaya melakukan penelusuran pustaka yang memiliki relevansi dengan pokok permasalahan yang hampir memiliki kesamaan pada penelitian ini. Hal tersebut dimaksudkan agar fokus penelitian tidak dan bukan merupakan pengulangan atas penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, melainkan untuk mencari sisi lain yang signifikan untuk diteliti lebih mendalam dan lebih efektif. Selain itu penelusuran pustaka juga bermanfaat untuk membangun kerangka teoritik yang mendasari kerangka pemikiran penelitian ini. Penelitian yang telah peneliti temukan antara lain : Penelitian Masfiah (2011) yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Fatwa Dsn-Mui No. 25/dsn-mui/iii/2002 Tentang Rahn (studi pelaksanaan gadai syariah di BTN Syariah Semarang)” menyimpulkan bahwa pelaksanaan gadai syariah di BTN Syariah Semarang menggunakan dua akad yaitu akad qardh artinya akad pemberian hutang piutang dari bank kepada nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang telah diserahkan oleh nasabah. Dan akad ijarah dalam menentukan biaya perawatan, pemeliharaan, dan penyimpanan barang milik nasabah, yang berdasarkan pada jumlah berat dan kadar emas dalam menentukan pinjaman.
8
Bank akan mendapatkan fee atau upah atas jasa yang diberikan kepada penggadai atau bayaran atas jasa sewa tempat yang diberikan kepada penggadai. Hal ini berarti dalam penentuan biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn. Maya (2011), dalam skripsinya yang berjudul “Prosedur Pembiayaan Islamic Banking (IB) Produk Gadai Emas Syariah Pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta” menyatakan bahwa prosedur pelaksanaan pembiayaan produk Gadai Emas Syariah pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta ada beberapa prosedur, yaitu prosedur pemberian pembiayaan rahn, prosedur pelunasan rahn, prosedur ulang gadai, dan prosedur penjualan barang jaminan (lelang). Dalam pembiayaan ini terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah. Sehingga penulis memberikan saran bahwa dalam pelaksanaan pembiayaan sebaiknya bank tetap mempertahankan prinsip syariah dan bank harus lebih teliti dalam pemberian pembiayaan dan memutuskan layak tidaknya pembiayaan dan bank dapat menjaga kepercayaan nasabah pembiayaan gadai emas syariah. Adlan (2011), dengan skripsinya yang berjudul “Analisis Komparasi Bauran Promosi pada Produk Pembiayaan Umrah dan Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri” memaparkan bahwa produk gadai emas Bank Syariah Mandiri merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat. Produk
9
gadai emas Bank Syariah Mandiri ini dipromosikan secara gencar oleh Bank Syariah Mandiri melalui berbagai macam bauran promosi, seperti melalui internet, brosur, serta pemasangan spanduk di cabang-cabang Bank Syariah Mandiri yang terbukti dapat berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan perusahaan. Pradita (2012), dengan skripsinya yang berjudul “Analisis Perlakuan Akuntansi Gadai Emas pada Bank BPD Syariah di Kantor Cabang Yogyakarta” menyimpulkan bahwa perlakuan akuntansi gadai emas pada Bank BPD DIY Syariah menunjukkan sebagian besar telah sesuai dengan pedoman akuntansi PSAK 107 tentang ijarah, namun masih ada beberapa hal yang tidak sesuai. Penerapan perlakuan akuntansi gadai emas dengan akad ijarah pada Bank BPD DIY Syariah sudah memenuhi definisi ijarah menurut PSAK 107 paragraf 4. Pihak Bank BPD DIY Syariah telah menerapkan karakteristik gadai emas dengan akad ijarah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 8. Pengakuan piutang dan pendapatan ijarah gadai telah sesuai dengan PSAK 107, di mana piutang dan pendapatan ijarah benar merupakan hak bagi bank dan telah dicatat dalam laporan keuangan Bank BPD DIY Syariah selama periode tertentu. Pengakuan pendapatan sewa di Bank BPD DIY Syariah telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 14. Penyajian akuntansi dalam laporan keuangan Bank BPD DIY Syariah telah sesuai dengan PSAK 107, namun pengungkapannya tidak sesuai dengan PSAK 107 paragraf 32, karena bank BPD DIY Syariah belum seluruhnya mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi ijarah dalam laporan keuangan. Misalnya mengenai
10
perlakuan bank terhadap akad gadai emas bila nasabah tiba-tiba meninggal atau mengalami hal lain yang tidak terduga selama akad gadai berlangsung belum diungkapkan dalam laporan keuangan. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran Jalan Diponegoro Gedung C dan D, Ungaran. 2. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga dapat memberikan gambaran secara menyeluruh dan sistematis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta. 3. Data dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sangat berhubungan dengan jenis data yang diambil. Data yang dipakai diharapkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sehingga mampu menyelesaikan permasalahan penelitian. Sumber data yang diperlukan yaitu : a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian atau sumber data yang akurat. Data ini didapat dari Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran.
11
b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini berupa buku atau studi pustaka. Data ini untuk melengkapi data pokok yang didapat dari Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Pengamatan (observasi) Pengamatan (observasi) yaitu mengamati, melihat, meninjau obyek penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode pengumpulan data dengan observasi artinya mengumpulkan data atau penyaringan data dengan melakukan pengamatan terhadap subyek atau obyek penelitian secara seksama (cermat dan teliti) dan sistematis. b. Wawancara (interview) Wawancara (interview) yaitu suatu bentuk komunikasi verbal seperti percakapan untuk memperoleh informasi. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan tanya jawab kepada pegawai Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran tentang masalah yang diteliti. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala Divisi Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. 5. Teknik Analisis Data Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, tahapan berikutnya adalah tahap analisa data. Data yang sudah diperoleh kemudin dianalisa
12
dengan cermat beradsarkan fakta yang ada kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan analisa tersebut. F. Penegasasn Istilah 1. Perbankan
Syariah
merupakan
suatu
sistem
perbankan
yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). 2. Produkadalah barang atau jasa yang diperjualbelikan. 3. Produktivitasmerupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. 4. Gadai emasadalah produk pembiayaan untuk perorangan dengan jaminan berupa emas batangan/lantakan atau perhiasan sebagai alternatif untuk mendapatkan pembiayaan. 5. Gadai merupakan suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut, dimana seseorang itu harus menggadaikan barangnya untuk mendapatkan uang. 6. Bank Syariah Mandiriadalah salah satu bank syariah yang berkedudukan di seluruh wilayah Indonesia dan berkantor pusat di Jakarta.
13
G. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Dalam bab ini berisi tentang landasan teori, yaitu pengertian bank syariah, pengertian gadai emas dan pengertian emas. Bab III Laporan Objek Laporan Objek penelitian yang meliputi gambaran umum dan datadata deskriptif Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Bab IV Analisis Hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi prosedur pelaksanaan gadai emas syariah, faktor-faktor yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas, dan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Bab V Penutup Penutup yang meliputi kesimpulan dari pembahasan keseluruhan dan saran sebagai bahan masukan yang dianggap perlu oleh penulis.
14
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank Syariah Pengertian perbankan berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Pasal 1 angka 1). Sedang bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka 2). Namun jika ditinjau dari sudut pandang hukum, ruang lingkup pengertian perbankan itu masih bersifat umum sehingga belum sampai pada simpulan apakah kegiatan usaha yang dilakukan di lembaga perbankan tersebut halal atau haram. Karena itu, untuk menjamin kehalalan kegiatan usaha perbankan, maka dalam operasionalnya harus menggunakan prinsipprinsip syariah. Dengan demikian lembaga perbankan yang semua kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah maka selanjutnya dapat dikatakan sebagai perbankan syariah. Pembentukan sistem ini berdasarkan larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha yang berkategori terlarang (haram). Meskipun sistem perbankan Islam telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam, namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang
15
menerapkannya bagi lembaga-lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia. Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan carameminjamkan modal, menyimpan dana,membiayai kegiatan usaha,atau kegiatan lainnya yang sesuai. B. Pengertian Gadai Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut ar-rahn.Ar-rahn adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai pertanggungan utang. Pengertian ar-rahn dalam bahasa Arab adalah ats-tsubu wa ad-dawam yang berarti “tetap” atau”kekal”,seperti dalam kalimat maun rahin,yang berarti air yang tenang.Berdasarkan firman Allah SWT dalan QS.Al-Mudatstsir (74) ayat 38 sebagai berikut:
ْ َس ِب َما َك َسب ت َر ِهينَة ٍ ُكلُّ نَ ْف “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. Pengertian “tetap” dan “kekal” dimaksud,merupakan makna yang tercakup dalam kata al-habsu,yang berarti menahan. Secara bahasa ar-rahn berarti “menjadikan sesuatu barang yang bersifat materi sebagai pengikat utang”. Pengertian gadai secara istilah adalah menyandera sejumah harta yang disertakan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali sejumlah harta dimaksud sesudah ditebus. Namun pengertian gadai yang terungkap dalam Pasal 1150 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah suatu hak
16
yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak,yaitu barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang mempunyai utang atau oang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Muhammad Syafi’i Antonio mendefinisikan gadai syariah (rahn) adalah menahan suatu harta milik nasabah (rahin) sebagai barang jaminan (marhun) atas utang/pinjaman (marhun bih) yang diterimanya. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gadai syariah merupakan perjanjian antara seseorang untuk menyerahkan harta benda berupa emas/perhiasan/kendaraan dan/atau harta benda lainnya sebagai jaminan dan/atau agunan kepada seseorang dan/atau lembaga pegadaian syariah berdasarkan hokum gadai syariah; sedangkan pihak lembaga pegadaian syariah menyerahkan uang sebagai tanda terima dengan jumlah maksimal 90% dari nilai taksiran terhadap barang yang diserahkan oleh penggadai. Gadai ditandai dengan mengisi dan menandatangani Surat Bukti Gadai (rahn).Fungsi dari akad perjanjian tersebut adalah untuk memberikan ketenangan bagi pemilik uang dan/atau jaminan keaanan uang yang dipinjamkan karena itu, rahn prinsipnya merupakan suatu kegiatan utang piutang yang murni bersifat sosial, sehingga dalam buku fiqh mu’amalah akad ini merupakan akad tabarru’ atau akad derma yang tidak mewajibkan imbalan. C. Dasar Hukum Gadai Syariah Dasar hukum yang menjadi landasan gadai syariah adalah sebagai berikut:
17
1.
Al Quran Surat Al Baqarah (2) ayat 283 yang digunakan sebagi dasar dalam membangun konsep gadai adalah sebagai berikut:
ُض ُُ ْم ُ ضة فَإ ِ ْن أَ ِمنَ بَ ْع َ َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم َعلَى َسفَ ٍر َولَ ْم َت ِج ُدوا َكاتِبًا فَ ِرهَان َم ْقبُو َّ ق ْ بَ ْعُضًا فَ ْليُ َؤ ِّد الَّ ِذي َّللاَ َربَّهُ َوال تَ ُْتُ ُموا ال َّشاَهَا َد َ َو َم ْن ِ َّاؤتُ ِمنَ أَ َمانَتَهُ َو ْليَت َّ يَ ُْتُ ْماَهَا فَإِنَّهُ آثِم قَ ْلبُهُ َو َّللاُ ِب َما تَ ْع َملُونَ َعلِيم “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidaak secara tunai) sedang kamu tidak memperleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu empercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barnag siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjaka.”
Fungsi barang gadai (marhun) pada ayat di atas adalah untuk menjaga kepercayaan masing-masing pihak, sehingga penerima gadai (rahin) beritikd baik untuk mengembalikan pinjamannya (marhun bih) dengan cara menggadaikan barang atau benda yang dimilikinya (marhun), serta tidak melalaikan jangka waktu pengembalian uang tersebut. 2.
Hadis Nabi Muhammad saw Dasar hukum kedua yang dijadikan rujukan dalam rumusan gadai syariah adalah hadis Nabi Muhammad saw.,yang antara lain sebagai berikut:
18
a)
Hadis A’isyah ra. Yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang artinya: Telah meriwayatkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim AlHanzali dan Ali bin Khasyram berkata: keduanya mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus bin ‘Amasy dari Ibrahi dari Aswad dari ‘Aisyah berkata: bahwasanya Rasuslullah saw. membelimakanan dari seorang Yahudi dengan menggadaikan baju besinya. (HR. Muslim)
b)
Hadis dari Anas Bin Malik ra. Yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang artinya: Telah meriwayatkan kepada kami Nashr bin Ali AlJahdhami,ayahku telah mmeriwayatkan kepadaku, meriwayatkan kepada kami Hisyam bin Qatadah dari Anas berkata: Sungguh Rasulullah saw. menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi di Madinah dan menukarnya dengan gandum untuk keluarganya. (HR. Ibnu Majah)
c)
Hadis sari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, yang artinya: Telahmeriwayatkan
kepada
kami
Muhammad
bin
Muqatil,mengabarkan kepada kami Abdullah bin Mubarak, mengabarkan kepada kami Zakariyya dari Sya’bi dari Hurairah, dari Nabi saw., bahwasanya beliau bersabda: Kendaraan dapat digunakan dan hewan ternak dapat pula diambil manfaatnya
19
apabila digadaikan.Penggadai wajib memberikan nafkah dan penerima gadai boleh mendapatkan manfaatmya. (HR.Al-Bukhari) d)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., yang artinya: Barang gadai tidak boleh disembunyikan dari pemilik yang menggadaikan, baginya risiko dan hasilnya. (HR. Asy-Syafi’I dan Ad-Daruquthni)
3. Ijma’ Ulama Jumhur lama menyepakati kebolehan status hokum gadai. Haldimaksud, berdasarkan kepada kisah Nabi Muhammad saw. yangmenggadaikan baju besinya untuk mendapatkan makanan dari seorang Yahudi. Para ulama juga mengambil indikasi dari contoh Nabi Muhammad saw. tersebut,ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang Yahudi, bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap Nabi Muhammad saw yang tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti ataupun harga yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. kepada mereka. 4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) menjadi salah satu rujukan berkenaan gadai syariah, diantaranya sebagai berikut: a) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn;
20
b) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn emas; c) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2000, tentang pembiayaan Ijarah; d) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2000, tentang Wakalah; e) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2004, tentang Ganti Rugi. D. Pengertian Emas Emas merupakan unsur kimia, yang dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au yang bahasa Latin yaitu „aurumdan nomor atom 79. Emas merupakan sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat.Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial.Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya. Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolutdari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bullion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai
21
kilogram. Emas juga diperdagangkan dalam bentuk koin emas, seperti Krugerrand yang diproduksi oleh South African Mint Company dalam berbagai satuan berat. Emas dibagi menjadi dua jenis yaitu untuk perhiasan dan emas untuk investasi. Jika emas untuk perhiasan biasanya harganya menjadi lebih mahal karena adanya tambahan biaya pembuatan perhiasan tersebut, sedangkan emas untuk investasi biasanya berupa emas batangan yang bentuknya seperti balok yang dicetak dalam ukuran beberapa gram hingga kilogram. Dalam jualbeli emas investor harus memperhatikan nilai tambah dan nilai kunci dari emas tersebut, seperti nilai karat. Jika emas untuk perhiasan biasanya sudah dicampur dengan campuran logam lain sehingga emas tidak 24 karat melainkan sudah berkurang, berbeda dengan emas batangan yang tanpa campuran logam lain dan memiliki nilai 24 karat. Selain dari tingkat karatnya, terdapat sertifikat yang dapat disertakan dalam proses penjualan.
22
BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri 1.
Sejarah Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri berdiri sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter tahun 1997-1998. Sebagaimana diketahui bahwa krisis ekonomi dan moneter sejak Juliu 1997 yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan bermacammacam dampak negatif yang begitu hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis yang luar biasa. Pada akhirnya pemerintah mengambil tindakan merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. PT Bank Susila Bakti (BSB) berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta dengan mengundang investor asing. Pada saat yang bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank, yaitu Bank Dagang Negara, bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo, menjadi satu bank baru bernama PT Bank
23
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan bank tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru Bank Susila Bakti (BSB). Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri kemudian melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan
Syariah.
Pembentukan
tim
ini
bertujuan
untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang kepada bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa undang-undang tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karena itu, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha Bank Susila Bakti berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,SH. No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha Bank Susila Bakti menjadi bank umum syariah dilakukan oleh Gubernur bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober
24
1999. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, Bank Indonesia menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak hari Senin, tanggal 25 Rajab 1420 Hijriah atau 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. 2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri a. Visi Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. b. Misi 1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan diatas rata-rata industri yang berkesinambungan. 2) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
25
4) Meningkatkan
kepedulian
terhadap
masyarakat
dan
lingkungan. 5) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. 3. Shared Values “ETHIC” Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahir nilai-nilai perusahaan yang beru disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”. a. Excellence (Imtiyaaz) Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect-result-oriented). 1) Landasan Normatif “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).” (QS. An-Najm/53: 39-40) “Sesungguhnya Allah menyukai apabila salah seorang dari kalian melakukan sebuah pekerjaan dengan sempurna (iqtan).” (HR. Al-Baihaqi) 2) Core Behaviors a) Perfection Berkomitmen pada kesempurnaan. b) Ownership Mengembangkan sikap rasa saling memiliki yang positif.
26
c) Prudence Menjaga
amanah
secara
hati-hati
dengan
selalu
memperhitungkan risiko atas keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan. d) Competence Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan tuntutan profesi bankir. b. Teamwork (‘Amal Jama’i) Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi 1) Landasan Normatif “Dan saling tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan kalian saling tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah/5: 2) “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung silaturrahim.” (HR. Muttafaq’alaih dari Anas ibn Malik) 2) Core Behaviors a) Trust Mengembangkan sikap saling percaya yang didasari pikiran dan perilaku positif. b) Result Memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi stakeholders.
27
c) Respect Menghargai pendapat dan kontribusi orang lain. d) Communication Mewujudkan iklim lalu lintas pesan yang lancar dan sehat, serta menghindari kegagalan dengan selalu menigkatkan keterampilan berkomunikasi. c. Humanity (Insaaniyah) Mengembangkan
kepedulian
terhadap
kemanusiaan
dan
lingkungan. 1) Landasan Normatif “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.” (QS. Al-Baqarah/2: 148) “Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan adanya orang-orang lemah dari kalangan mereka, (yaitu) dengan doa, shalat dan keikhlasan orang-orang lemah tersebut.” (HR. AlNasa’i dan lain-lain). 2) Core Behaviors a) Sincerity Meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah b) Universality Mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang secara umum diterima oleh seluruh umat manusia.
28
c) Social Responsibility Memiliki kepedulian kepedulian terhadap lingkungan dan sosial tanpa mengabaikan tujuan perusahaan. d. Integrity (Shidiq) Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi. 1) Landasan Normatif “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (jujur).” (QS. AlAhzab/33: 70) “Wajib bagi kalian untuk jujur, Karena jujur itu menunjukkan kebajikan, dan kebajikan itu mengantar ke surga. Tidaklah seseorang itu berlaku jujur dan menjaganya, kecuali ditulis disisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Hindarilah dusta, karena dusta menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada api neraka, dan tidaklah seseorang itu berdusta dan membiasakannya, kecuali ditulis disisi Allah sebagai tukang dusta.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 2) Core Behaviors a) Honesty Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap perilaku b) Discipline Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan dan tuntutan perusahaan serta nilai-nilai syariah.
29
c) Responsibility Menerima tugas sebagai amanah dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. e. Costumer Focus (Tafdhiilu al-‘Umalaa) Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal). 1) Landasan Normatif “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemahlembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar,
tentulah
mereka
menjauhkan
diri
dari
sekelilingmu.” (QS. Ali ‘Imran/3: 139) “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya memuliakan tamunya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 2) Core Behaviors a) Good Governance Melaksanakan tata kelola organisasi yang sehat b) Innovation Proaktif menggali dan mengimplementasikan ide-ide baru untuk memberikan layanan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan kompetitor. c) Costumer Satisfying Mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
30
4. Prinsip-Prinsip Bank Syariah Mandiri a. Keadilan Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil dan transfer prestasi dari mitra usaha dalam porsi yang adil sesuai dengan fitrah alam. b. Kemitraan Posisi nasabah investor, pengguna dana dan bank berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan dan bertanggung jawab. Syariah Mandiri benar-benar berfungsi sebagai intermediary institution lewat skema pembiayaan yang dimilikinya. c. Keterbukaan Melalui
lporan
keuangan
bank
yang
terbuka
secara
berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank. d. Universalitas Bank Syariah Mandiri dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan
suku,
agama,
ras,
dan
golongan
masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.
dalam
31
5. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran
Kepala Cabang Pembantu
Operation Officer
Security
Teller
Customer Service
Back Office
Office Boy
Cleaning Service
Account Officer
Pelaksana Markerting Support
Officer Gadai
Penaksir Gadai
Kepala Warung Mikro
Admin Warung Mikro
Pelaksana Warung Mikro
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran B. Produk Bank Syariah Mandiri 1. Pendanaan a. Tabungan 1) Tabungan BSM Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam buka kas di konter Bank Syariah Mandiri atau melalui ATM.
32
2) BSM Tabungan Investa Cendekia Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan jmlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi. 3) BSM Tabungan Berencana Tabungan berencana yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan. 4) BSM Tabungan Simpatik Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati. 5) TabunganKu TabunganKu merupakan tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 6) BSM Tabungan Dollar Tabungan dlaam mata uang dollar (USD) yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri.
33
7) BSM Tabungan Kurban Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah dalam merencanakan ibadah kurban dan aqiqah. 8) BSM Tabungan Pensiun Tabungan Pensiun BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syaratsyarat dan ketentuan yang disepakati. Produk ini merupakan hasil kerjasama BSM dengan PT Taspen yang diperuntukkan bagi pensiunan pegawai negeri Indonesia. b. Giro 1) BSM Giro Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah. 2) BSM Giro Valas Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanahuntuk perorangan atau non-perorangan. 3) BSM Giro Singapore Dollar
34
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah untuk perorangan atau non-perorangan.
4) BSM Giro Euro Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah untuk perorangan atau nonperorangan. c. Deposito 1) BSM Deposito Investasi berjangka dlam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah muthlaqah untuk perorangan atau non–perorangan. 2) BSM Depositi Vallas Investasi berjangka dlam mata uang dollar
yang dikelola
berdasarkan prinsip Mudharabah muthlaqah untuk perorangan atau non–perorangan. d. Layanan BSM Priority Layanan investasi dengan batas minimal Rp 250.000.0000,- dengan fsilitas yang mengutamakan kenyamanan, dalam keseimbangan baik dalam layanan finansial maupun layanan non finansial. Kemudian Personel Relatinship Officer BSM akan membantu
35
dalam merencanakan keuangan, termasuk konsultasi zakat, waqaf, hingga pembagian harta waris.
2. Jasa Produk 1) BSM Card BSM Card adalah kartu yang diterbitkan oleh Bank Syariah Mandiri dan memiliki fungsi utama yaitu sebagai kartu ATM dan kartu debit. Disamping itu denganmenggunakan BSM Card, nasabah bisa mendapatkan discount di ratusan merchantyang telah bekerjasama dengan BSM. 2) BSM Sentra Bayar BSM Sentra Bayar merupakan layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan pelanggan. 3) BSM SMS Banking BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan. 4) BSM Mobile banking Layanan transaksi perbankan melalui mobile banking (handphone) dengan menggunakan koneksi jaringan data telko yang dapat digunakan nasabah untuk transaksi cek saldo, cek mutasi transaksi, transaksi antar rekening, transfer real timeke 83 bank,transfer SKN,
36
bayar tagihan, pembelian isi ulang pulsa seluler dan transaksi lainnya. BSM Mobile Banking memiliki layanan non perbankan seperti informasi jadwal shalat, serta kalimat inspiratif.
5) BSM Net Banking Layanan transaksi perbankan melalui jaringan internet dengan alamat http://www.syariahmandiri.co.id/ yang dapat digunakan oleh nasabah untuk melakukan transaksi cek saldo (tabungan, giro, pembiayaan), cek mutasi transaksi, transfer antar rekening, transfer real time ke 83 bank, transfer RTGS/SKN, pembayaran tagihan dan pembelian ulang pulsa seluler serta transaksi lainnya. 6) Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA) Layanan pembiayaan institusi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga khusus, lembaga kauangan non bank) melalui menu pemindahbukuan di ATM. 7) BSM Jual Beli Valas Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau mata uang asing dengan mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dengan nasabah. 8) BSM Electronic Payroll Pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini Bank Syariah Mandiri secara mudah, aman dan fleksibel. 9) Transfer Uang Tunai
37
Manfaatkan layanan BSM Transfer Uang Tunai untuk mengirim uang tunai kepada siapa saja di seluruh pelosok negeri Indonesia dengan aman dan mudah.
10) BSM Intercity Clearing Jasa penagihan warkat (cek/ bilyet giro valuta rupiah) bank diluar wilayah kliring dengan cepat sehingga nasabah dapat menerima dana hasil tagihan cek atau biyet giro tersebut pada keesokan harinya. 11) BSM RTGS (Real Time Gross Settlement) Jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota maupun diluar kota secara real time.Hasil transfer efektif dalam hitungan menit. 12) BSM Transfer Valas Transfer valas terdiri dari: a. Transfer ke luar yaitu pengiriman valas dari nasabah BSM ke nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri. b. Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari bank lain baik dalam maupun luar negeri ke nasabah BSM. 13) BSM Standing Order Fasilitas kemudahan yang diberikan Bank Syariah Mandiri keoada nasabah yang dalam transaksi finansialnya harus memindahkan dari satu rekeking ke rekening lainnya secara berulang-ulang.
38
Dalam pelaksanannya nasabah memberikan instruksi ke bank hanya satu kali saja. 14) BSM Payment Point Layanan transaksi Payment Point di Bank Syariah Mandiri dapat dilakukan oleh nasabah di setiap outlet Bank Syariah Mandiri atau di ATM. Pembayaran dapat dilakukan melalui debet rekening maupun tunai. d. Jasa Investasi 1) Reksandana Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. 2) Sukuk Negara Ritel Sukuk Negara Ritel adalah Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara) yang dijual kepada individu atau perorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjual di Pasar Perdana dalam negeri. Pemesanan pembelian Sukuk Negara Ritel hanya dapat dilakukan pleh perseorangan Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
39
3. Pembiayaan 1. Pembiayaan Konsumer a) BSM Impian BSM Impian adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). b) Pembiayaan Peralatan Kedokteran Pembiayaan Peralatan Kedokteran adalah pemberian fasilitas kepada para profesional di bidang kedokteran/kesehatan untuk pembelian peralatan kedokteran. Akad yang digunakan adalah akad murabahah, yaitu akad jual beli antara bank dan nasabah, dimana
bank
membeli
barang
yang
dibutuhkan
dan
menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang telah disepakati. c) Pembiayaan Edukasi BSM Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi /lembaga pendidikan lainnya atauuang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah.
40
d) Pembiayaan Kepada Pensiunan Pembiayaan Kepada Pensiunan merupakan penyaluran fasilitas pembiayaan
konsumer
(termasuk
untuk
pembiayaan
multiguna) kepada para pensiunan, dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh bank setiap bulan (pensiun bulanan). Akad yang digunakan adalah akad mudharabah atau ijarah. e) Pembiayaan
kepada
Koperasi
Karyawan
untuk
para
Anggotanya Penyaluran pembiayaan kepada/melalui koprasi karyawan untuk pemenuhan para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan melalui koperasi karyawan. f)
Pembiayaan Griya BSM Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer dengan sistem murabahah. Murabahah adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah, dimana bank membelikan barang yang dibutuhkan, dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang telah disepakati.
41
g) Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi Pembiayaan Griya BSM bersubsidi adalah pembiayaan untuk pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH)
yang
dibangun
oleh
pengembang
dengan
dukungan fasilitas subsidi uang muka dari pemerintah. Akad yang digunakan adalah akad murabahah, yaitu akad jual beli antara bank dan nasabah dimana bank membeli barang yang dibutuhkan kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengen keuntungan margin yang telah disepakati. h) Pembiayaan Kendaraan Bermotor BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah. Jenis kendaraan yang dapat dikategorikan PKB adalah mobil dan motor baru atau bekas. C. Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Konter Layanan Gadai (KLG) di Bank Syaraiah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran dibuka pada bulan Juli tahun 2010. Pada saat itu Bank SyaraiahMandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran masih berlokasi di Ruko Ungaran Square Jalan Diponegoro No. 745, Ungaran, Kabupaten Semarang. Kemudian pada tahun 2012 Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran pindah lokasi di Jalan Diponegoro No. 205 Blok C dan D,
42
Kelurahan Genuk, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. 1. Berdasarkan pemikiran penulis, faktor yang menarik nasabah sehingga memilih untuk menggadaikan emasnya di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, antara lain: a. Lokasi bank yang sangat strategis yaitu di Jalan Diponegoro No. 205 Blok C dan D. Jalan Diponegoro Ungaran merupakan jalan utama jurusan Semarang-Solo, sehingga dapat dengan mudah di akses menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. b. Pelayanan yang sangat memuaskan, karena pegawai Bank Syariah Mandiri yang selalu tersenyum ketika berinteraksi dengan nasabahnasabahnya. Serta menjelaskan apapun yang ditanyakan oleh nasabah dengan sabar dan tenang. c. Proses pencairan pembiayaan berlangsung cepat, karena ditangani oleh Penaksir Gadai dan Officer Gadai yang profesional di bidangnya. d. Promosi yang dilakukan secara intens dengan cara menyebarkan brosur di tempat-tempat umum. Hal itu menjadikan nasabah bertemu langsung dengan Penaksir Gadai atau Officer Gadai. e. Silaturahmi yang selalu disambung oleh pegawai Bank Syariah Mandiri kepada nasabahnya melalui telepon, maupun dengan berkunjung kerumah nasabah ketika nasabah tidak dapat berkunjung ke Konter Layanan Gadai.
43
BAB IV PEMBAHASAN
A. Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran Prosedur pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran sangat mudah. Selain itu, pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri lebih murah biayanya dan nyaman layanannya. Pricing yang kompetitif dibanding competitor. Jaringannya luas karena terdapat di berbagai kota-kota besar seluruh Indonesia. 1. Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Berdasarkan wawancara dengan Ibu Rista, pada hari Senin Juni 2014 pukul 14.10 WIB, prosedurnya sebagai berikut: a. Calon nasabah datang langsung ke KLG (Konter Layanan Gadai) di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran dengan membawa jaminan berupa emas kuning batangan/lantakan atau perhiasan dan membawa persyaratan yang telah ditentukan. Setelah syarat-syarat pembiayaan gadai emas terlengkapi, kemudian calon nasabah mengisi formulir pembiayaan gadai yang telah disediakan oleh pihak bank. b. Barang jaminan yang telah diserahkan kepada penaksir gadai akan diteliti karatase dan beratnya, untuk kemudian ditetapkan besarnya pembiayaan yang dapat diterima oleh calon nasabah. Besar
44
pembiayaan untuk logam mulia yaitu 90% dari nilai taksiran, sedang untuk perhiasan yaitu 85% dari nilai taksiran. c. Petugas gadai menaksir barang jaminan berupa emas yang telah diserahkan oleh nasabah. Kemudian petugas menguji keaslian barang jaminan dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. d. Jika pembiayaan disetujui, maka petugas gadai akan menaksir dan menghitung besarnya pembiayaan yang akan diterima oleh calon nasabah sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia serta menentukan besarnya biaya administrasi. e. Kemudian pencairan disertai penandatanganan diatas materai oleh calon nasabah, dan pembayaran biaya administrasi secara tunai. f. Setelah semua prosedur diatas terlaksana, maka seseorang telah resmi menjadi nasabah gadai di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. 2. Prosedur Penaksiran Barang Gadai emas Barang jaminan emas yang diserahkan oleh calon nasabah untuk digadaikan ditaksir terlebih dahulu oleh petugas gadai yang sudah mempunyai keahlian khusus. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Rista pada 18 Juni 2014 pukul 12.30 WIB, pedoman penaksirannya sebagai berikut : a. Petugas gadai melihat Standar Harga Emas yang ditetapkan oleh Divisi Usaha Syariah. Standar Harga Emas tersebut selalu disesuaikan dengan perkembangan harga pasar emas.
45
b. Petugas gadai melakukan penentuan karatase dan berat emas dengan menggunakan metode uji kimia dan berat jenis, yaitu : a. Metode jarum uji emas Pengujian
dengan
metode
ini
adalah
dengan
membandingkan kecepatan pelarutan goresan emas yang diuji terhadap kecepatan pelarutan goresan dari jarum uji yang sudah diketahui karatasenya. Alat-alat yang digunakan dalam metode ini antara lain : a) Jarum uji emas b) Batu uji c) Larutan uji emas yaitu asam nitrat dan asam chlorida. d) Loupe (kaca pembesar) 10x e) Botol air uji emas yang berwarna gelap f) Gelas ukur kimia untuk takaran campuran zat kimia. g) Pipet tetes dan kertas tissue b. Metode berat jenis Metode ini memakai hukum Archimedes yaitu mengukur berat jenis barang emas dan membandingkannya dengan berat jenis standar emas (19,30 gr/cc). Alat-alat yang digunakan dalam metode ini antara lain : 1) Timbangan (elektronik atau manual) 2) Gelas ukur atau bejana tempat air 3) Air murni
46
4) Tempat timbangan emas atau tali pengikat c. Petugas gadai menentukan nilai taksiran dan pembiayaan sesuai dengan ketetapan Bank Syariah Mandiri dengan rumus : Nilai Taksiran = berat emas x harga emas saat ini Maksimal pembiayaan yang diberikan: 1) Batangan = 90% x nilai taksiran 2) Perhiasan = 85% x nilai taksiran Pembiayaan tergantung permintaan nasabah Biaya pemeliharaan: 1) Batangan = 1,13% x nilai taksiran 2) Perhiasan = 1,3% x nilai taksiran Gambar 1.2 Tabel Administrasi Gadai Emas Berat (gram)
Biaya Administrasi
5-10
Rp 25.000,00
15-25
Rp 35.000,00
30-35
Rp 45.000,00
40-50
Rp 55.000,00
55-65
Rp 65.000,00
70-75
Rp 75.000,00
80-90
Rp 85.000,00
95-100
Rp 95.000,00
Sumber: Bank Syariah Mandiri
47
3. Simulasi Perhitungan Pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran Pada tanggal 7 Juli 2014, Ibu Rina membawa emas untuk digadaikan berupa emas lantakan seberat 25 gram. Berapakah biaya oemeliharaan yang harus dibayar, bila nasabah melunasi pada tanggal 7 September 2014? HDE (Harga Dasar Emas): Rp 460.000,00 Diketahui: Periode gadai 7 Juli 2014-7 September 2014=2 bulan Taksiran: = (karat/24) x berat emas x HDE = (24/24) x 25 x Rp 460.000,00 = Rp 11.500.000,00 Pembiayaan: = Taksiran x FTV = Rp 11.500.000,00 x 90% =Rp 10.350.000,00 Biaya Pemeliharaan: = (Taksiran x Rate) x waktu gadai = (Rp 11.500.000,00 x 1.70%/bulan) x 2 bulan = Rp 195.500,00/bulan Maka biaya pemeliharaan yang harus dibayar oleh nasabah adalah Rp 195.500,00 per bulan.
48
4. Prosedur Penyimpanan Barang Jaminan Prosedur penyimpanan barang jaminan berupa emas yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut: a. Tempat Penyimpanan Barang Jaminan (main vault) Tempat penyimpanan barang jaminan berupa lemari besi dengan kunci dan nomor kombinasi sebagai pengaman. Di dalamnya memiliki sekat/jalur untuk meletakkan barang jaminan yang telah terbungkus dalam kantung jaminan. b. Kemasan 1) Barang jaminan harus dikemas dalam kantung plastik jaminan yang telah disediakan, yang salah satu sisinya dapat digunakan untuk menandai. 2) Pengaman jaminan menggunakan segel khusus pada kantung jaminan. 3) Officer Gadaimelakukan penyegelan. 4) Pejabat yang terlibat dalam proses Uji Acak maupun Uji Opname harus melakukan penyegelan dengan membubuhkan matris masing-masing pada kemasan jaminan c. Segel Segel kantung jaminan menggunakan alat pemanas plastik.
49
d. Penyimpanan Sementara 1) Penaksir harus menyimpan barang jaminan dalam kotak khusus Penaksir (kotak penyimpanan sementara) setiap kali selesai melakukan penaksiran. 2) Officer Gadaimengunci kotak penyimpanan sementara dan menyimpan kunci kotak tersebut. 3) Pada akhir hari, Officer Gadaidan Penaksir beserta Petugas Loan Administration and Trade Service (Loan Admin) mengosongkan kotak penyimpanan sementara dan barang jaminan disimpan ke dalam khasanah. 5. Prosedur Pelunasan Pembiayaan Gadai Emas Syariah di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran Pada dasarnya pelunasan pembiayaan gadai emas dapat dilakukan setiap waktu tanpa menunggu jatuh tempo. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Rista pada 27 Juni 2014, prosedur pelunasan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran sebagai berikut : a. Nasabah datang langsung ke Konter Layanan Gadai (KLG) Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran dengan membawa Surat Bukti Gadai Emas (SBGE). b. Nasabah dapat melakukan pelunasan dengan membayar pinjaman pada saat jatuh tempo atau dapat memperpanjang tenggang waktu jatuh tempo.
50
c. Jika nasabah ingin memperpanjang jangka waktu pinjaman, maka nasabah hanya membayar biaya perpanjangan. d. Jika nasabah melakukan pelunasan, maka nasabah diminta menunggu selama officer melakukan penutupan akad rahn. e. Nasabah menandatangani surat berakhirnya akad rahn. Nasabah juga diharuskan membayar biaya pemeliharaan barang jaminan selama jangka waktu yang telah ditentukan. f. Pembayaran pelunasan dapat dilakukan secara tunai, atau dapat melalui debet rekening nasabah.Namun, jika nasabah tidak mampu melunasi kewajibannya, officer gadai akan menjual barang jaminan yang digadaikan. Akan tetapi, penjualan barang jaminan emas harus mendapat persetujuan dari pihak pemberi gadai. g. Barang jaminan dikeluarkan oleh officer gadai dari dalam khasanah. h. Jika nasabah sudah melunasi pinjaman sesuai dengan pembiayaan yang didapat, maka barang jaminan akan diserahkan kembali kepada nasabah. 6. Prosedur Gadai Ulang/Perpanjangan Gadai Emas Apabila nasabah belum dapat melunasi pinjamannya, maka Bank Syariah Mandiri dapat memberikan kesempatan kepada nasabah untuk melakukan melakukan perpanjangan gadai atau gadai ulang. Nasabah dapat meneruskan fasilitas gadai dengan membuka fasilitas baru ataupun melakukan pembayaran sebagian dari utangnya dengan cara:
51
a. Nasabah mengajukan permohonan gadai ulang kepada Bank Syariah Mandiri selambat-lambatnya pada saat tanggal jatuh tempo akad. b. Penaksir gadai melakukan penaksiran ulang barang jaminan. c. Nasabah membayar dimuka biaya gadai ulang kepada pihak Bank Syariah Mandiri. d. Jika harga taksir ulang lebih tinggi dari pada taksiran sebelumnya, maka nasabah diperbolehkan untuk menambah nilai pembiayaannya. e. Jika harga taksir ulang lebih rendah daripada taksiran sebelumnya yang mengakibatkan nilai maksimum pembiayaan lebih rendah daripada nilai pembiayaan sebelumnya, maka diatur ketentuan sebagai berikut: 1) Nasabah harus melunasi selisih antara nilai pembiayaan terakhir dan nilai pembiayaan sebelumnya. 2) Jika nasabah tidak sanggup melunasi selisih tersebut di atas, maka pembiayaan dapat diperpanjang sesuai dengan limit semula, sepanjang nilai pembiayaan tersebut tidak melebihi 90% dari nilai taksiran baru. Selanjutnya bila nilai pembiayaan telah melebihi 90% dari nilai taksiran maka pembiayaan tidak dapat diperpanjang dan harus dilakukan penjualan barang jaminan bila nasabah tidak sanggup melunasinya. 7. Prosedur Pelelangan atau Penjualan Barang Jaminan Apabila
nasabah
yang
telah
diberi
kesempatan
untuk
memperpanjang pembiayaannya tetapi tidak dapat juga melunasi
52
utangnya, maka pelunasannya dilakukan dengan cara penjualan barang jaminan. Penjualan barang jaminan adalah suatu proses penjualan barang jaminan untuk melunasi pembiayaan nasabah dalam hal nasabah tidak dapat melunasi pembiayaan hingga saat jatuh tempo dan Bank tidak memperpanjang pembiayaan tersebut, dapat dilakukan dengan langkahlangkah/ketentuan sebagai berikut: a. Minimal 1 (satu) hari sebelum penjualan barang jaminan, Penaksir bersama Officer Gadai harus melakukan penaksiran ulang guna menetapkan harga dasar penjualan dengan mengacu kepada Pedoman Penaksir Emas (PPE) yang berlaku. b. Namun demikian, setiap Unit Kantor Layanan Gadai (KLG) Bank Syariah Mandiri diberikan kewenangan untuk menjual barang sesuai harga pasar setempat. c. Harga dasar penjualan barang jaminan sudah termasuk nilai pembiayaan nasabah dan biaya-biaya yang mungkin timbul dalam proses penjualan barang jaminan. d. Unit Kantor Layanan Gadai (KLG) Bank Syariah Mandiri wajib melaporkan hasil penjualan barang jaminan ke Desk Pegadaian. e. Penaksir menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Penjualan Barang Jaminan kepada nasabah.
53
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait penjualan barang jaminan milik nasabah, yaitu: a. Kelebihan/kekurangan hasil penjualan 1) Jika hasil penjualan lebih tinggi daripada harga dasar penjualan, maka sisa kelebihannya akan dikredit ke rekening nasabah yang bersangkutan atau diberikan secara tunai kepada nasabah tersebut. 2) Jika hasil penjualan lebih rendah daripada harga dasar penjualan, maka Bank Syariah Mandiri tetap harus melakukan penagihan kepada nasabah yang bersangkutan untuk menutup kekurangannya b. Sistem penjualan Sistem penjualan barang jaminan dilakukan dengan cara: 1) Bank Syariah Mandiri memberi kesempatan nasabah untuk merekomendasi pembeli barang, atau, 2) Pihak Bank Syariah Mandiri mencari pembeli dan langsung bertransaksi
tanpa
melibatkan
nasabah,
dengan
tetap
memperhatikan kepentingan nasabah yakni menjual barang jaminan pada harga yang wajar. 3) Khusus untuk penemuan kasus barang jaminan palsu, maka barang jaminan dimaksud tidak boleh dijual dan harus dilaporkan ke Kantor Pusat untuk proses investigasi lebih lanjut.
54
B. Faktor Yang Dibutuhkan Masyarakat Dalam Pelayanan Gadai Emas Sebelum seseorang memutuskan untuk menjadi nasabah pembiayaan gadai emas, tentu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan orang tersebut. Faktor-faktor yang dibutuhkn dan dapat mempengaruhi keputusan nasabah gadai, antara lain sebagai berikut: 1.
Perhitungan besar pembiayaan berdasarkan berat barang jaminan. Perhitungan pembiayaan gadai biasanya berdasarkan presentase bunga terhadap pinjaman yang diberikan.
2.
Biaya administrasi yang lebih murah. Perhitungan biaya gadai emas berdasarkan berat barang jaminan yang digadaikan. Bukan berdasarkan besar pembiayaan yang diberikan.
3.
Kualitas pelayanan pegawai yang ramah. Ketika nasabah datang ke Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, maka nasabah tersebut akan disambut dengan salam, senyuman, dan sapaan oleh security. Kemudian jika nasabah ingin ke Konter Layanan Gadai (KLG), maka nasabah tersebut akan diantar oleh security sampai di depan KLG. Selanjutnya nasabah akan disambut oleh Penaksir atau Officer Gadai setempat.
4.
Lokasi bank yang strategis, dan mudah dijangkau. Lokasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran terletak di Jalan Diponegoro No. 205 Blok C dan D, Kelurahan Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Lokasi tersebut sangat strategis dan mudah dijangkau karena berada di jalan utama Semarang-Solo. Sehingga
55
dapat dengan mudah di akses dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. 5.
Proses pencairan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu dilakukan secara cepat setelah prosedur lengkap, hal itu dilakukan agar nasabah tidak terlalu lama menunggu dan cepat mendapatkan pembiayaan yang dibutuhkan.
C. Tindak Lanjut Untuk Meningkatkan Produktivitas Produk Gadai Emas Kinerja Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran harus selalu ditingkatkan, tidak terkecuali tindak lanjut untuk meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Tindak lanjut tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1. Melakukan promosi dengan cara menyebarkan brosur kepada masyarakat di tempat-tempat umum, seperti pasar, toko emas atau perhiasan, perusahaan, dan tempat umum lainnya. Melakukan promosi merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan penjualan suatu produk, karena dapat menambah perluasan daerah yang mungkin terdapat nasabah-nasabah potensial. 2. Membuka gerai Gadai Syariah di pusat-pusat perbelanjaan, atau mengisi stand di pamrean-pameran sebagai bentuk perluasan promosi. Hal ini juga dapat membantu pemasaran Bank Syariah Mandiri untuk dapat meningkatkan penjualan produk gadai emas karena nantinya akan bertemu dengan banyak orang baru.
56
3. Optimalisasi
pemasaran
langsung
kepada
nasabah
dengan
cara
telemarketing. Telemarketing merupakan aktifitas memasarkan produk atau jasa melalui saluran komunikasi jarak jauh (telekomunikasi). Alat bantu untuk melakukan telemarketing adalah telepon dan fax. Telepon untuk berkomunikasilangsung dengan nasabah, sedang fax untuk mengirimkan berkas-berkas yang diperlukan. 4. Memberikan promo-promo yang dapat menarik nasabah setiap bulan atau beberapa bulan sekali. Nasabah akan lebih tertarik jika dalam melakukan pembiayaan terdapat promo yang menguntungkan. Karena dalam penjualan produk harus terdapat inovasi baru agar nasabah tidak berpindah ke tempat lain untuk menggadaikan emasnya. 5. Memberikan bonus kepada nasabah setia yang telah menggadaikan emasnya di Bank Syariah Mandiri Kanctor Cabang Pembantu Ungaran. Nasabah yang mendapatkan bonus karena telah menjadi nasabah setia akan merasa senang jika mendapatkan bonus. Hal ini bukan menyangkut seberapa besar bonus yang diberikan, tetapi bonus tersebut sebagai reward karena nasabah telah setia menggadaikan emasnya di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ungaran. 6. Mengadakan presentasi di berbagai kantor atau perusahaan tertentu. Hal ini dapat membantu menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial. Usaha meningkatkan tingkat penjualan perusahaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai faktor yang berpengaruh, yaitu :
57
1. Harga Umar menyatakan bahwa harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Selain itu, tujuan utama dalam penetapan harga suatu produk adalah (a) Meningkatkan penjualan, (b) Mempertahankan dan memperbaiki market share, (c) Stabilisasi harga, (d) Mencapai target pengambilan investasi, (e) Mencapai laba yang maksimum. Secara teoritis, dipakai dalam penentuan harga adalah maksimum profit. 2. Produk Kotler
berpendapat bahwa dalam merencanakan penawaran pasar,
pemasara perlu berpikir melalui lima tingkat produk, yaitu : (1) manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan; (2) pemasaran harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product); (3) pemasaran harus menyiapkan suatu produk yang diharapkan (expectied product), yaitu suatu set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika mereka membeli produk tersebut; (4) pemasaran menyiapkan produk yang ditingkatkan (augmented product) yang memenuhi keinginan pelanggan melalampaui harapan mereka, dan (5) terdapat produk potensial (potential product), yang mencakup semua
58
peningkatan dan transportasi yang akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan. Tingkatan produk diatas maka dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok menurut daya tahan, wujud dan penggunaan yaitu :(1) Barang yang terpakai habis (nondurable goods) adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsikan dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barangbarang tersebut terkonsumsi dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah membuatnya tersedia dibanyak lokasi. mengenakan margin yang kecil, dan beriklan besar-besaran untuk memancing orang untuk mencoba serta membangun preferensi, (2) barang tahan lama (duradlecods) adalah barang berwujud yang biasanya digunakan banyak kali. contohnya lemari es, perlatan mesin, dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayan yang lebih pribadi, margin lebih tinggi dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual, (3) Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian kualitas, kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian. Contohnya mencukur, potong rambut dan reparasi. Untuk memilih produk yang tepat sebaiknya didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan antara lain : (a) Luas pasar dari barang atau produk yang hendak dihasilkan, (b) Kemampuan modal yang dapat disediakan serta fasilitas-fasilitas yang lain dari perusahaan tersebut, (c) Tingkat persaingan, dan (d) Kualitas produk. Hal ini penting karena sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan dari perusahaan.
59
3. Saluran Distribusi Menurut Kotler ada 3 sistem saluran distribusi yaitu: a) Corporate system adalah sistem dimana pengkombinasian tahap produksi dan distribusi yang berada dibawah pemilikan tunggal, misalnya produsen yang juga memiliki banyak sekali toko. b) Administered system adalah suatu sistem dimana koordinasi terhadap produksi dan distribusi dilakukan dengan kekuatan dari suatu lembaga dalam saluran distribusi, misalnya pedagang besar atau agen. Sering pula mereka mengkoordinir saluran dari bahan mentah menjadi barang jadi. Tentu saja, pengawasan yang mereka lakukan hanyalah bersifat administratif. c) Contractual system adalah suatu sistem dimana masing-masing lembaga saluran distribusi yang berdiri sendiri mengadakan integrasi atau dasar suatu perjanjian. Kekuatan dalam pembelian dan penjualan masingmasing lembaga diatur bersama-sama. Dengan demikian persaingan tidak berasal dari pedagang besar atau pengecer dalam saluran distribusi tersebut, melainkan berasal dari lembaga-lembaga yang ada dalam sistem itu sendiri. Selanjutnya Kotler mengemukakan bahwa saluran distribusi dibedakan atas atas 4 (empat) yaitu : a). Saluran nontingkat (zero-level channel), yaitu suatu aktivitas pemasaran langsung, yang berarti produsen tidak menggunakan perantara dalam proses pendistribusian barangnya sampai ketangan konsumen akhir. b). Saluran Satu-tingkat (one-level channel), yaitu saluran
60
yang menggunakan perantara yang dalam pasar konsumsi tidak lain adalah para pengecer, sedang dalam pasar industri perantara adalah distributor, dealer dan pengecer. c). Saluran tingkat-dua (two-level channel), yaitu kegiatan pemasaran yang menggunakan dua perantara, dimana dalam pasar konsumsi perantara ini adalah terdiri dari para grosir dan pengecer, sedang dalam pasar industri perantara adalah distributor dan dealer industri. d). Saluran Tingkat-tiga (three-level channel) yaitu perantara dalam pasar industri yang dalam menjalankan aktivitasnya melakukan kegiatan pemborongan dan biasanya berada diantara para grosir dan para pengecer. 4. Potongan dan Diskon Diskon merupakan potongan harga dari harga tercatat atau terdaftar yang diberikan oleh penjual kepada pembeli. Potongan dapat juga dalam bentuk natura. Strategi pemberian potongan dikenal dalam empat bentuk yaitu : (a) Diskon kuantitas (quantity discount), yaitu potongan harga dari daftar harga (price list) yang diberikan oleh penjual untuk mendorong konsumen membeli dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya. Potongan harga ini dapat ditentukan berdasarkan jumlah pembelian dalam unit ataupun rupiah. Diskon ini dibagi 2 jenis yaitu: potongan komulatif dan potongan non komulatif; (b) Diskon dagang (trade discount), yaitu potongan fungsional yang merupakan potongan harga yang diberikan oleh produsen kepada penyalur yang terlibat dalam pendistribusian barang dan mempunyai fungsi pemasaran; (c) Diskon kontan (cash discount), yaitu potongan harga yang diberikan karena pembeli membayar tunai atau membayar dalam jangka
61
waktu tertentu sesuai jadwal pelunasan yang telah ditetapkan sebelumnya; (d) Diskon musiman (seasonal discount), yaitu potongan harga yang diberikan pada masa-masa tertentu saja untuk mendorang konsumen membeli suatu barang yang sebenarnya barn dibutuhkan diwaktu yang akan datang. 5. Promosi Promosi merupakan salah satu faktor penting didalam memasarkan suatu produk, karena dengan promosi calon pembeli akan mengetahui keberadaan suatu produk dipasaran dan bagi perusahaan promosi sekaligus merupakan bentuk komunikasi pemasaran ke calon konsumen untuk menginformasikan, mempengaruhi dan mengingat-kan pasar atas perusahaan dan produknya. Tujuan Promosi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan. b. Memperkenalkan suatu produk kepada konsumen. c. Mendorong pemilihan atas suatu produk d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lainnya, f. Menanamkan citra produk dan perusahaan 6. Agen/Sub Agen Merurut Tunggal, agen adalah seorang yang diberi kuasa untuk bertindak atas nama orang lain dalam melakukan transaksi dengan pihak ketiga.
62
7. Pengecer Menurut Tunggal pengecer adalah suatu keagenan yang menjual secara langsung yang berperan dalam menguasai persediaan barang. 8. Wiraniaga (Salesment) Wiraniaga mempunyai peranan penting bagi perusahaan, karena berfungsi sebagai penghubung pribadi antara perusahaan dengan konsumen. Melalui wiraniaga perusahaan mendapatkan penjualan, informasi mengenai keadaan pasar dan pelanggan yang dibutuhkan oleh perusahaan, citra perusahaan dimata pelanggan juga banyak ditentukan oleh sikap dan perilaku wiraniaga. Selain itu beberapa fungsi yang diharapkan dari seorang wiraniaga yaitu: (a) mencari calon pembeli potensial, (b) menetapkan sasaran, (c) berkomunikasi mengenai produk dan jasa perusahaan, (d) menjual, (e) melayani kebutuhan pelanggan, (f) mengumpulkan informasi, dan (g) mengalokasikan pelanggan yang diprioritaskan mendapat produk bila terjadi kekurangan stok produk. 9. Pesaing (Competitors) Pesaing dapat menjadi peluang apabila kita mampu memahami apa dan bagaimana strategi yang digunakan dalam memeasuki dan memenangkan pasar. Namun akan menjadi ancaman bilamana kita tidak mampu memahami strategi dan kekuatan yang dimilikinya. Menurut Philip Kotlerpesaing adalah sekelompok perusahaan yang menawarkan suatu produk atau kelas produk yang merupakan substitusi dekat
63
satu sama lain. Lebih lanjut Kotler menjelaskan bahwa ada empat tingkat pesaing dalam industri yaitu : a. Persaingan merek. Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang serupa pada pelanggan yang sama dengan harga yang sama. b. Persaingan industri. Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama. c. Persaingan Bentuk. Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama. d. Persaingan Generik. Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan nilai konsumen yang sama.
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan gadai emas di Banks Syariah Mandiri, maka dalam hal ini penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Prosedur pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran melalui beberapa tahapan, diantaranya prosedur penaksiran barang jaminan (emas), prosedur pembiayaan gadai emas, prosedur penyimpanan barang jaminan, prosedur pelunasan, prosedur gadai ulang, prosedur pelelangan.
2.
Faktor yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan pembiayaan gadai emas untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas diantaranya per hitungan pembiayaan berdasarkan berat barang jaminan, biaya administrasi yang lebih murah, kualitas pelayanan, lokasi bank syariah, dan proses pencairan yang cepat.
3.
Tindak lanjut Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran
untuk meningkatkan produktivitas produk gadai emas
diantaranya melakukan promosi, membuka gerai di tempat-tempat umum,optimalisasi
pemasaran,
memberikan
promo-promo,
memberikan bonus kepada nasabah setia, dan mengadakan presentasipresentasi di perusahaan tertentu.
65
B. Saran Peningkatan produktivitas gadai emas perlu dilakukan untuk menunjang besar pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Upaya peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1. Peningkatan promosi produk gadai emas ke tempat-tempat umum secara berkala. 2. Melakukan evaluasi kerja setiap bulan, supaya mengetahui hal apa yang harus dilakukan untuk menunjang produktivitas produk gadai emas. 3. Pengenalan kepada para nasabah lebih ditingkatkan. Supaya nasabah lebih nyaman menggadaikan emasnya di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. 4. Menggunakan
internet
marketing.
Produk
gadai
emas
dapat
dipromosikan melalui media sosial, dengan rutin memperbarui promopromo yang dapat menarik nasabah. Semoga dengan langkah-langkah diatas, diharapkan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran dapat lebih meningkatkan produktivitas produk gadai emasnya.
Daftar Pustaka
Adlan, Muhammad Gery, 2011, Analisis Komparasi Bauran Promosi pada Produk Pembiayaan Umrah dan Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri, Jakarta: Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma. Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Gadai Syariah. Jakarta : Sinar Grafika Anshori, A. G. 2006. Gadai syariah di Indonesia: Konsep, implementasi dan institusionalisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press http://deva666.wordpress.com/2011/06/25/pengertian-emas/ http://nisaanwar.blogspot.com/2009/12/hadits-gadai.html Kasmir. 2002. Dasar-Dasar perbankan. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Masfiah, Siti Hani, 2011, Analisis Pelaksanaan Fatwa Dsn-Mui No. 25/dsnmui/iii/2002 Tentang Rahn (studi pelaksanaan gadai syariah di BTN Syariah Semarang), Semarang: Fakultas Syariah IAIN Walisongo. Maya, Eka, 2011, Prosedur Pembiayaan Islamic Banking (IB) Produk Gadai Emas Syariah pada PT. Bank Bni Syariah Kantor Cabang Surakarta, Solo: Fakultas Ekonomi UNS. Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Pradita, Aginta Ayu, 2012, Analisis Perlakuan Akuntansi Gadai Emas pada Bank BPD Syariah di Kantor Cabang Yogyakarta, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.
Lampiran-Lampiran