ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA PEMBIBITAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) (Studi Kasus di CV. Lulus Tani Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri) Dian Widhi Astuti, Suwarto, Erlyna Wida Riptanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax. (0271) 637457 E-mail :
[email protected]. Telp. 081329542877 Abstract : This research aims to determine the financial feasibility and sensitivity of seedling business of teak in CV. Lulus Tani. The basic method applied is descriptive analitic, with the case study research techniques. Research location chosen purposively in CV. Lulus Tani. The data were collected using primary data and secondary data from 2003 to 2012. Method of data analysis used the method of financial analysis (with analysis tools such as Payback Period, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Gross B/C Ratio, and Net B/C Ratio) and sensitivity analysis. The results of financial analysis (with discount factor 6,087%) are payback period as long as 1 year, NPV amounting to 2.617.293.732,53 is greater than 0, IRR amounting to 141,81% greater than the interest on loans from bank (18%), Gross B/C Ratio amounting to 1,135 (greater than 1), Net B/C Ratio amounting to 5,284 (greater than 1). Based on the results of financial analysis, showing that the seedling business of teak in CV. Lulus Tani is feasible. Based on the results of sensitivity analysis, seedling business of teak in CV. Lulus Tani more sensitive to a decrease of revenue amounting to 11%. Key Words : Financial Analysis, Sensitivity Analysis, Seedling Business of Teak, CV. Lulus Tani Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial dan sensitivitas usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, dengan teknik penelitian studi kasus. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di CV. Lulus Tani. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder dari tahun 2003 hingga 2012. Metode analisis data menggunakan metode analisis finansial (dengan alat analisis yaitu Payback Period, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Gross B/C Ratio, dan Net B/C Ratio) dan analisis sensitivitas. Hasil analisis finansial (dengan discount factor 6,087%) antara lain Payback Period sekitar 1 tahun, NPV sebesar 2.617.293.732,53 lebih besar dari 0, IRR sebesar 141,81% lebih besar dari bunga pinjaman bank (18%), Gross B/C Ratio sebesar 1,135 (lebih besar dari 1), Net B/C Ratio sebesar 5,284 (lebih besar dari 1). Berdasarkan hasil analisis finansial, menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani lebih peka terhadap penurunan penerimaan sebesar 11%. Kata Kunci : Analisis Kelayakan Finansial, Analisis Sensitivitas, Usaha Pembibitan Jati, CV. Lulus Tani
PENDAHULUAN Sektor pertanian memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi dan Dirjen PPHP (2011) menyatakan sektor pertanian berperan menyerap 42% angkatan kerja, sebagai penyedia pangan dan bahan baku industri serta menjaga kelestarian lingkungan. Basar (2007) menjelaskan sektor agribisnis sendiri memiliki kontribusi terhadap PDB sebesar 46,5% dan menyerap 74,3% angkatan kerja. Investasi subsektor kehutanan memiliki daya tarik karena berperan penting dalam menjaga kelestarian ekosistem lingkungan lintas generasi yang menjadi trend mengatasi global warming. Jati merupakan salah satu jenis tanaman kehutanan. Kelebihan investasi jati dari segi ekonomi dalam Ulya et al. (2007) bahwa jati mempunyai nilai ekonomi tinggi karena kekuatan, keawetan dan teksturnya yang indah. Segi ekologi dalam Pramono et al. (2010), tanaman jati memiliki fungsi lingkungan tata air dan iklim lokal. Dari segi sosial dalam Wikipedia (2012), hutan jati di pulau Jawa menjadi pusat penelitian/pendidikan, pemantauan alam, tempat rekreasi dan pariwisata. Wilayah Kabupaten Wonogiri sebagian besar berupa pegunungan berbatu gamping. Wilayah tertinggi mencapai ± 600 m dpl dengan suhu 24 0C–320C. Penggunaan tanah di Kabupaten Wonogiri tahun 2010 lebih dari 80% bukan sawah (BPS, 2011). Kondisi alam Kabupaten Wonogiri tersebut mendukung pertumbuhan jati sehingga banyak peluang penggunaan lahan untuk ditanami jati. Potensi tersebut menjadi
faktor pendorong munculnya usaha pembibitan jati, yaitu CV. Lulus Tani sebagai salah satu perusahaan pengada dan distributor bibit jati di Kabupaten Wonogiri. Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan menerima atau menolak pelaksanaan suatu usaha. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah manfaat (benefit) yang diperoleh dari pelaksanaan usaha (Ibrahim, 2003). Analisis kelayakan finansial usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani ini bertujuan untuk menilai sejauh mana manfaat secara finansial yang diterima melalui usaha tersebut dari awal pelaksanaan proyek hingga sekarang, sebagai dasar layak atau tidak usaha dilaksanakan. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi di masa mendatang. Kenaikan harga jual atau merosotnya pemasaran yang mempengaruhi penerimaan, kenaikan inflasi yang akan mempengaruhi discount rate, meningkatnya bahan-bahan atau barang-barang tertentu secara relatif yang mempengaruhi biaya, semuanya hendak diperhitungkan lebih dahulu (Soetrisno, 1983). Analisis sensitivitas dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pada perusahaan apabila terjadi perubahan-perubahan tersebut di masa mendatang, sehingga dapat dijadikan pedoman untuk menghadapi ketidakpastian dan pengembangan usaha di masa mendatang. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitis. Pemilihan lokasi secara purposive yaitu di CV. Lulus Tani, sebuah perusahaan pengada dan distributor bibit jati di Kabupaten Wonogiri. Penelitian dilakukan secara
studi kasus. Jenis data yang dipergunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari CV. Lulus Tani dari tahun 2003 – 2012, Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri, Bank Indonesia; dan data primer merupakan informasi dari direktur CV. Lulus Tani. Metode Analisis Data Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kelayakan finansial dan sensitivitas usaha. Sebelum melakukan analisis kelayakan finansial, dicari tingkat suku bunga riil sebagai social discount rate dengan rumus berikut : r =
i–f 1+f
........................................ (1)
i = tingkat suku bunga menurut harga yang berlaku, f = laju inflasi, r = tingkat suku bunga riil (social discount rate). Tingkat suku bunga riil tersebut dipergunakan sebagai discount factor. Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan alat analisis diantaranya payback period atau jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk investasi. Apabila benefit bersih berubah-ubah tiap tahunnya, maka biaya investasi berturut-turut dikurangi mulai benefit bersih di tahun pertama dan seterusnya hingga biaya investasi sama dengan nol. NPV (Net Present Value) merupakan selisih antara present value benefit dan present value biaya. Rumusnya sebagai berikut : NPV = ∑ nt = 1
Bt – Ct (1 + i)t
..................... (2)
Bt = benefit kotor proyek pada tahun t, Ct = biaya kotor proyek pada tahun t (modal/investasi semula maupun
pengeluaran rutin), n = umur ekonomis dari pada proyek, i = tingkat suku bunga riil (social discount rate), t = waktu (Kadariah et al., 1978). Kriterianya yaitu NPV > 0 maka investasi layak dilaksanakan, NPV = 0, maka proyek hanya dapat mengembalikan persis sebesar pengeluaran investasi tetapi masih layak dilaksanakan, NPV < 0 maka proyek tidak layak dilaksanakan. IRR (Internal Rate of Return) adalah discount rate yang dapat membuat besarnya NPV sama dengan nol. Mula-mula dipakai discount rate yang diperkirakan mendekati IRR. Bila NPV positif, maka harus dicoba discount rate yang lebih tinggi, dan seterusnya, sampai diperoleh NPV negatif. Bila sudah tercapai, maka diadakan interpolasi antara discount rate yang terendah dan yang tertinggi (Kadariah, 1988). Menurut Ibrahim (2003), formula IRR sebagai berikut : IRR = i1 +
NPV1 NPV1
NPV2
(i2 – i1) ........ (3)
i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1, i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2. Kriterianya yaitu jika IRR > suku bunga pinjaman bank maka usulan investasi diterima, bila IRR = suku bunga pinjaman bank maka usulan investasi bisa diterima; dan dengan IRR < suku bunga pinjaman bank maka usulan investasi ditolak. Gross B/C Ratio, Kadariah (1988) menjelaskan dalam gross B/C ratio, sebagai gross costs adalah total dari biaya investasi dan biaya operasional, sedangkan sebagai gross benefit adalah nilai total produksi. Rumusnya : Gross B/C =
∑ PV gross benefits ∑ PV gross costs
......... (4)
Kriterianya adalah jika Gross B/C > 1 maka proyek dapat dilaksanakan, jika Gross B/C < 1 maka proyek tidak dapat dilaksanakan, dan jika Gross B/C = 1 maka tercapai break event point dan usaha layak dilaksanakan. Net B/C Ratio, Kadariah et al. (1978) menyatakan net B/C merupakan perbandingan antara present value dari total benefit bersih bernilai positif dengan present value dari total biaya bersih bernilai negatif. Rumusnya sebagai berikut : Net B/C =
B –C ∑ nt = 1 (PV) t tt
- ∑ nt = 1
(1 + i) B –C (PV) t tt (1 + i)
............ (5)
Kriterianya yaitu jika Net B/C > 1 maka proyek dapat dilaksanakan, bila Net B/C < 1 maka proyek tidak layak dilaksanakan, dan bila Net B/C = 1 maka tercapai break event point, dan usaha layak dilaksanakan. Menurut Kadariah (1988), analisis kepekaan (sensitivity analysis) membantu menemukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek. Skenario untuk mengetahui seberapa besar pendapatan dan biaya pembibitan jati CV. Lulus Tani harus berubah sampai ke hasil perhitungan yang membuat usaha tidak layak dilaksanakan adalah dengan Skenario 1 : Apabila terjadi penurunan penerimaan, sedangkan biaya dan komponen lainnya tetap/konstan; dan Skenario 2 : Apabila terjadi peningkatan biaya sedangkan penerimaan dan komponen lainnya tetap/konstan. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Investasi Biaya investasi dipergunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana kegiatan produksi pembibitan jati CV.
Lulus Tani yang terdiri dari tanah, bangunan, alat transportasi, peralatan dan instalasi penunjang. Berdasarkan data pada Tabel 1. Biaya Investasi Pembibitan Jati CV. Lulus Tani diketahui jumlah biaya investasi terbesar untuk pembelian peralatan pembibitan. Biaya investasi dalam jumlah besar selanjutnya dialokasikan untuk penyediaan alat-alat transportasi. Selain dibutuhkan dalam jumlah banyak, tingginya harga masing-masing unit menyebabkan alokasi biaya investasi yang besar pada kedua komponen tersebut. Total Biaya Operasional Total biaya operasional merupakan jumlah seluruh biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap pembibitan jati CV. Lulus Tani terdiri dari biaya tenaga kerja tetap, telepon, bahan bakar mesin (BBM), pemeliharaan dan perbaikan, pajak tanah serta angsuran pokok pinjaman dari bank. Biaya variabelnya terdiri dari tagihan listrik, total biaya pembibitan jati dan bunga pinjaman bank 18%. Berdasarkan data pada Tabel 2. Total Biaya Operasional CV. Lulus Tani dapat diketahui bahwa jumlah biaya tetap terbesar adalah biaya tenaga kerja tetap, sedangkan jumlah biaya tetap terkecil adalah biaya pajak tanah seluas 2 hektar. Mulai pembibitan ke-6 (tahun 2009), total biaya operasional berkurang karena angsuran pokok dan bunga pinjaman 18% telah lunas dalam jangka waktu 5 tahun sejak awal investasi. Total biaya operasional pada pembibitan ke-1 (tahun 2004) dan pembibitan ke-3 (tahun 2006) lebih besar dibandingkan dengan tahuntahun lain, disebabkan oleh biaya pembibitan yang mengalami peningkatan untuk memenuhi
Tabel 1. Biaya Investasi Pembibitan Jati CV. Lulus Tani No 1. 2.
3.
4.
5.
Uraian Tanah Bangunan Kantor Ruang Penyimpanan Alat Transportasi Truk Zebra (pick up) Gerobak Kayu Peralatan Pembibitan Pompa air Diesel air Selang Ember Gembor Sprayer Sungkup Plastik Paranet Cangkul Sekop Bambu Peralatan Kantor Meja Kantor Komputer Mesin Ketik Instalasi Penunjang Instalasi Listrik Instalasi Telepon Total
Satuan
Jumlah
Ha
2
Harga/satua (Rp) 60.000.000
Unit Unit
1 1
80.000.000 20.000.000
80.000.000 20.000.000
Unit Unit Unit
1 2 5
75.000.000 40.000.000 125.000
75.000.000 80.000.000 625.000
Unit Unit Rol Unit Unit Unit Rol Rol Unit Unit Batang
10 4 4 10 10 5 100 100 5 5 5.000
500.000 2.500.000 1.000.000 20.000 100.000 350.000 60.000 1.400.000 150.000 60.000 3.000
5.000.000 10.000.000 4.000.000 200.000 1.000.000 1.750.000 6.000.000 140.000.000 750.000 300.000 15.000.000
Unit Unit Unit
5 1 3
750.000 4.500.000 550.000
3.750.000 4.500.000 1.650.000
Unit Unit
1 1
1.200.000 2.500.000
1.200.000 2.500.000 572.325.000
Total (Rp) 120.000.000
Sumber : Data Primer (2003) Tabel 2. Total Biaya Operasional CV. Lulus Tani Pembibitan ke-
Biaya Tetap (Rp/tahun)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total
Biaya Variabel (Rp/tahun)
Tenaga Kerja
Telepon
BBM
Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan
Pajak Tanah
Angsuran Pokok Pinjaman
Listrik
Biaya Pembibitan
Bunga Pinjaman 18%
Total Biaya Operasional
444.000.000 444.000.000 444.000.000 444.000.000 444.000.000 444.000.000 444.000.000 444.000.000 444.000.000
720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000
35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000
16.424.000 16.424.000 16.424.000 16.424.000 16.424.000 16.424.000 16.424.000 16.424.000 16.424.000
500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000
60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 0 0 0 0
3.600.000 1.800.000 3.600.000 2.700.000 1.800.000 1.800.000 2.850.000 1.800.000 1.800.000
3.764.825.000 1.872.925.000 3.764.825.000 1.965.175.000 1.875.225.000 1.935.975.000 1.913.125.000 1.880.350.000 1.876.300.000
54.000.000 43.200.000 32.400.000 21.600.000 10.800.000 0 0 0 0
4.379.069.000 2.474.569.000 4.357.469.000 2.546.119.000 2.444.469.000 2.434.419.000 2.412.619.000 2.378.794.000 2.374.744.000 25.802.271.000
Sumber : Hasil Analisis Data permintaan GNRHL Rehabilitasi Peningkatan terjadi pada
bibit jati program (Gerakan Nasional Hutan dan Lahan). biaya operasional juga pembibitan ke-4 (tahun
2007), ke-6 (tahun 2009) dan ke-7 (tahun 2010) karena terdapat sisa bibit jati dari tahun sebelumnya, sehingga diperlukan biaya tambahan untuk peremajaan (stump) bibit.
Tabel 3. Hasil Penerimaan Usaha Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total
Jumlah Jumlah produksi terjual (bibit) (bibit) 1.000.000 1.000.000 500.000 500.000 1.000.000 875.000 500.000 500.000 500.000 475.000 500.000 450.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000
Sisa Bibit (stump) 0 0 0 125.000 0 25.000 50.000 0 0
Harga/bibit (Rp) 5.500,00 5.500,00 5.437,50 5.650,00 5.000,00 5.000,00 5.560,00 5.500,00 5.500,00
Harga Bibit Stump (Rp) 6.500,00 6.500,00 6.437,50 6.650,00 6.000,00 6.000,00 6.560,00 6.500,00 6.500,00
Penerimaan/ Tahun (Rp) 5.500.000.000 2.750.000.000 4.757.812.500 3.656.250.000 2.375.000.000 2.400.000.000 3.108.000.000 2.750.000.000 2.750.000.000 30.047.062.500
Sumber : Data Primer Total Penerimaan Berdasarkan data pada Tabel 3. Hasil Penerimaan Usaha Pembibitan Jati CV. Lulus Tani per tahun diketahui hasil produksi bibit jati paling banyak pada tahun 2004 dan 2006 karena perusahaan menjadi penyedia bibit jati untuk GNRHL. Jumlah penerimaan yang besar juga diterima perusahaan pada tahun 2007, karena seluruh produksi bibit di tahun tersebut ditambah dengan bibit stump semua terjual. Jumlah penerimaan terendah terjadi pada tahun 2008 karena adanya penurunan jumlah bibit yang terjual dan tidak ada tambahan bibit stump. Penjualan bibit jati tiap tahunnya mengalami fluktuasi, seperti pada tahun 2006, 2008 dan 2009 terjadi penurunan bibit yang terjual. Pada tahun berikutnya (pada tahun 2007, 2009, dan 2010) terdapat tambahan bibit yang dijual (teknik stump). Harga bibit stump lebih tinggi dibandingkan harga bibit tunggal biasa karena kualitas bibit yang lebih mudah beradaptasi di lokasi penanaman. Namun, harga tersebut sesuai dengan tambahan biaya untuk proses stump dan perawatan yang lebih lama. Tidak
terjadi peningkatan atau penurunan harga bibit (baik bibit biasa maupun stump) yang terlalu tajam karena perusahaan masih mempromosikan kepada masyarakat tentang bibit jati produksinya hingga sekarang. Laporan Rugi Laba Perhitungan rugi laba usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani disajikan pada Tabel 4. Perhitungan Rugi Laba Usaha Pembibitan Jati CV. Lulus Tani. Pada tahun 2008 dan 2009, perusahaan mengalami kerugian karena jumlah penerimaan lebih kecil dibandingkan dengan biaya pengeluaran yang disebabkan oleh penurunan jumlah bibit yang terjual. Hal tersebut tidak membuat perusahaan merugi secara keseluruhan karena bibit yang belum terjual dapat dijual kembali tahun berikutnya. Jumlah laba tertinggi pada tahun 2004 dan laba terendah pada tahun 2008. Pada tahun 2007 total laba meningkat dan menjadi jumlah terbesar kedua setelah tahun 2004 karena pada tahun ini terdapat tambahan bibit yang dijual dari sisa bibit yang belum terjual di tahun sebelumnya (tahun 2006). Hal ini juga terjadi pada tahun 2010.
Tabel 4. Perhitungan Rugi Laba Usaha Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah
Penerimaan (Rp/tahun) 5.500.000.000 2.750.000.000 4.757.812.500 3.656.250.000 2.375.000.000 2.400.000.000 3.108.000.000 2.750.000.000 2.750.000.000 30.047.062.500
Total Biaya Operasional (Rp/tahun) 4.379.069.000 2.474.569.000 4.357.469.000 2.546.119.000 2.444.469.000 2.434.419.000 2.412.619.000 2.378.794.000 2.374.744.000 25.802.271.000
Laba (Rp/tahun) 1.120.931.000 275.431.000 400.343.500 1.110.131.000 (69.469.000) (34.419.000) 695.381.000 371.206.000 375.256.000 4.244.791.500
Sumber : Hasil Analisis Data Analisis Kelayakan Finansial Sebelum melakukan analisis, perlu ditetapkan social discount rate dengan perhitungan untuk memperoleh tingkat suku bunga riil. Berdasarkan perhitungan pada tabel 5 diperoleh tingkat suku bunga riil sebesar 6,087% sebagai social discount rate. Selanjutnya, suku bunga riil tersebut dapat digunakan sebagai discount factor. Payback Period Perhitungan payback period usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani disajikan pada tabel 6. Diketahui bahwa waktu yang diperlukan perusahaan untuk dapat mengembalikan seluruh biaya-biaya investasi yang dikeluarkan pada awal usaha adalah pada tahun pertama (sekitar tahun 2004). Jumlah net benefit yang diperoleh pada tahun produksi pertama (tahun 2004) sudah dapat menutup (mengembalikan) biaya investasi yang dikeluarkan dan memberikan keuntungan yang ditunjukkan dengan nilai positif pada arus net benefit. Payback period usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani adalah 1 tahun. Berdasarkan kriteria penilaian mengenai payback period, investasi
CV. Lulus Tani dapat diterima karena jumlah biaya investasi pembibitan jati dapat dikembalikan dengan jangka waktu pengembalian investasi selama 1 tahun saja, hanya dengan satu kali produksi. Net Present Value (NPV) Berdasarkan data pada Tabel 7. Net Present Value Pembibitan Jati CV. Lulus Tani menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani memberikan keuntungan karena pada discount factor 6,087% per tahun, NPV dari tahun 2004 hingga tahun 2012 lebih besar dari nol, kecuali tahun ke-0, tahun 2008 dan 2009. Hasil perhitungan untuk mencari nilai NPV menggunakan rumus (2) diperoleh nilai NPV usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani sebesar 2.617.293.732,53. Nilai tersebut merupakan penerimaan kas bersih yang diterima selama 9 tahun periode analisis. Diperoleh nilai positif lebih besar dari nol yang menunjukkan bahwa nilai arus kas masuk lebih besar daripada nilai kas keluar, sehingga pembibitan jati CV. Lulus Tani layak untuk dilaksanakan. Perhitungan IRR usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani disajikan pada
Tabel 5. Perhitungan Tingkat Suku Bunga Riil Inflasi (%) f 6,79 6,06 10,40 13,33 6,40 10,31 4,90 5,13 5,38 4,28
Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata
Suku Bunga Investasi (%) i 15,68 14,05 15,66 15,10 13,01 14,40 13,65 12,63 12,12 11,47
Suku Bunga Riil (%) r = (i - f)/(1 + f) 8,325 7,533 4,764 1,562 6,212 3,708 8,341 7,134 6,396 6,895 6,087
Sumber : Hasil Analisis Data Tabel 6. Payback Period Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun ke0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Present Value Biaya Investasi (Rp) (539.486.459) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Present Value Net Benefit (Rp) 0 995.989.003 230.688.696 316.070.606 826.158.525 (48.732.427) (22.759.519) 433.436.493 218.099.903 207.828.911
Arus Net Benefit (Rp) (539.486.459) 456.502.544 687.191.240 1.003.261.845 1.829.420.371 1.780.687.944 1.757.928.426 2.191.364.919 2.409.464.822 2.617.293.733
Sumber : Hasil Analisis Data Tabel 7. Net Present Value Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun
Penerimaan (Rp)
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
0 5.500.000.000 2.750.000.000 4.757.812.500 3.656.250.000 2.375.000.000 2.400.000.000 3.108.000.000 2.750.000.000 2.750.000.000
Biaya Pengeluaran (Rp) 572.325.000 4.379.069.000 2.474.569.000 4.357.469.000 2.546.119.000 2.444.469.000 2.434.419.000 2.412.619.000 2.378.794.000 2.374.744.000
DF 6,087% 0,943 0,889 0,838 0,789 0,744 0,701 0,661 0,623 0,588 0,554
Total
Present Value (PV) Penerimaan Biaya Pengeluaran 0 539.486.459,23 4.886.955.145,06 3.890.966.141,84 2.303.277.095,72 2.072.588.399,81 3.756.285.983,79 3.440.215.378,28 2.720.978.072,00 1.894.819.546,72 1.666.059.871,29 1.714.792.297,90 1.586.996.845,63 1.609.756.364,14 1.937.241.052,24 1.503.804.559,27 1.615.746.333,32 1.397.646.430,27 1.523.038.952,30 1.315.210.041,36 21.996.579.351,36 19.379.285.618,83
NPV = PV Penerimaan – PV Biaya (539.486.459,23) 995.989.003,22 230.688.695,91 316.070.605,50 826.158.525,28 (48.732.426,61) (22.759.518,51) 433.436.492,97 218.099.903,06 207.828.910,94 2.617.293.732,53
Sumber : Hasil Analisis Data tabel 8 dan menggunakan rumus (3). Berdasarkan hasil perhitungan IRR tersebut dapat diketahui nilai IRR sebesar 141,81%. Artinya, tingkat pengembalian internal yang
dihasilkan dari investasi usaha pembibitan jati lebih besar nilainya dibandingkan dengan bunga pinjaman bank sebesar 18% sehingga investasi pembibitan jati di
Tabel 8. Internal Rate of Return (IRR) Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun
Net Benefit
Tahun ke-0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total
(572.325.000) 1.120.931.000 275.431.000 400.343.500 1.110.131.000 (69.469.000) (34.419.000) 695.381.000 371.206.000 375.256.000
DF1 141% 0,4149378 0,1721733 0,0714412 0,0296437 0,0123003 0,0051038 0,0021178 0,0008787 0,0003646 0,0001513
NPV1 (237.479.253) 192.994.439 19.677.127 11.867.647 13.654.916 (354.559) (72.892) 611.064 135.351 56.775 1.090.614
DF2 142% 0,4132231 0,1707534 0,0705592 0,0291567 0,0120482 0,0049786 0,0020573 0,0008501 0,0003513 0,0001452
NPV2 (236,497.934) 191.402.739 19.434.202 11.672.700 13.375.111 (345.859) (70.809) 591.153 130.400 54.472 (253.825)
Sumber : Hasil Analisis Data CV. Lulus Tani dinilai layak dan menguntungkan untuk dilaksanakan.
pembibitan jati CV. Lulus Tani layak untuk dilaksanakan.
Gross Benefit Cost Ratio Gross B/C Ratio merupakan perbandingan antara jumlah present value manfaat dengan jumlah present value biaya. Kriteria kelayakan investasi dengan menggunakan gross B/C ratio adalah jika nilai gross B/C ratio lebih besar dari 1 maka sebuah proyek dikatakan layak diusahakan. Perhitungan gross B/C ratio usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani ditampilkan pada tabel 9 dan rumus (4). Berdasarkan hasil perhitungan Gross B/C Ratio menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani pada discount factor 6,087% dapat menghasilkan nilai gross B/C ratio sebesar 1,135. Artinya, setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan pada usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 1,135. Nilai tersebut menunjukkan penerimaan yang diperoleh lebih besar daripada pengeluaran/biaya. Gross B/C ratio sebesar 1,135 nilainya lebih besar dari 1 sehingga berdasarkan kriteria penilaian kelayakan, usaha
Net Benefit Cost Ratio Net B/C Ratio menunjukkan kemampuan usaha menghasilkan laba per satuan nilai investasi. Nilai net B/C ratio diperoleh dari perbandingan antara jumlah present value (B – C) yang positif dengan jumlah present value (B – C) yang negatif. Kriteria kelayakan investasi Net B/C Ratio > 1, maka suatu usaha layak dilaksanakan. Perhitungan net B/C ratio untuk usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani ditampilkan pada tabel 10 dan rumus (5). Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan nilai net B/C ratio sebesar 5,284. Nilai tersebut memiliki arti bahwa perbandingan penerimaan dari usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani lebih besar daripada jumlah biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, dari usaha pembibitan jati akan diperoleh tambahan penerimaan Rp 5,284 dari setiap pengeluaran Rp 1,00. Nilai net B/C ratio tersebut lebih besar dari 1 maka usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani layak dilaksanakan.
Tabel 9. Gross B/C Ratio Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Penerimaan (Rp)
Tahun Tahun ke-0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total
Biaya Pengeluaran (Rp)
DF 6,087 %
Present Value (PV) Penerimaan Biaya Pengeluaran
0
572.325.000
0,943
0
539.486.459,23
5.500.000.000 2.750.000.000 4.757.812.500 3.656.250.000 2.375.000.000 2.400.000.000 3.108.000.000 2.750.000.000 2.750.000.000
4.379.069.000 2.474.569.000 4.357.469.000 2.546.119.000 2.444.469.000 2.434.419.000 2.412.619.000 2.378.794.000 2.374.744.000
0,889 0,838 0,789 0,744 0,701 0,661 0,623 0,588 0,554
4.886.955.145,06 2.303.277.095,72 3.756.285.983,79 2.720.978.072,00 1.666.059.871,29 1.586.996.845,63 1.937.241.052,24 1.615.746.333,32 1.523.038.952,30 21.996.579.351,36
3.890.966.141,84 2.072.588.399,81 3.440.215.378,28 1.894.819.546,72 1.714.792.297,90 1.609.756.364,14 1.503.804.559,27 1.397.646.430,27 1.315.210.041,36 19.379.285.618,83
Sumber : Hasil Analisis Data Tabel 10. Net B/C Ratio Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun Ke0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Benefit (B)
Cost (C)
0 5.500.000.000 2.750.000.000 4.757.812.500 3.656.250.000 2.375.000.000 2.400.000.000 3.108.000.000 2.750.000.000 2.750.000.000
572.325.000 4379069000 2474569000 4357469000 2546119000 2444469000 2434419000 2412619000 2378794000 2374744000
B–C (572.325.000) 1.120.931.000 275.431.000 400.343.500 1.110.131.000 (69.469.000) (34.419.000) 695.381.000 371.206.000 375.256.000
DF 6,087% 0,943 0,889 0,838 0,789 0,744 0,701 0,661 0,623 0,588 0,554
PV (B – C) (539.486.459,23) 995.989.003,22 230.688.695,91 316.070.605,50 826.158.525,28 (48.732.426,61) (22.759.518,51) 433.436.492,97 218.099.903,06 207.828.910,94
Sumber : Hasil Analisis Data Analisis Sensitivitas Pada skenario I, dengan penurunan penerimaan sebesar 11%, usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani masih layak dilaksanakan. Berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (discount rate 6,087%) yaitu Gross B/C Ratio sebesar 1,010 (> 1); Net B/C Ratio sebesar 1,182 (> 1); NPV sebesar Rp 197.670.004,00 (> 0); dan nilai IRR 20,487 % (> bunga pinjaman bank, 18%). Pada saat penerimaan turun 12%, usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani sudah tidak layak dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan
sejumlah kriteria kelayakan investasi (discount rate 6,087%) antara lain NPV negatif (Rp 22.295.790,00) berarti < 1; Gross B/C Ratio sebesar 0,9988 (< 1); Net B/C Ratio sebesar 0,981 (< 1); dan nilai IRR 4,25% (< bunga pinjaman bank; 18%). Hasil perhitungan dari keempat komponen kriteria kelayakan tersebut menunjukkan ketidaklayakan. Pada skenario II, dengan kenaikan biaya sebesar 12%, usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani masih layak dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (pada discount rate 6,087%) antara
lain Gross B/C Ratio sebesar 1,0134 (> 1), Net B/C Ratio sebesar 1,245 (> 1), NPV sebesar Rp 291.779.458,00 (> 0), dan nilai IRR 24,57% (> bunga pinjaman bank sebesar 18%). Ketika kenaikan biaya mencapai 14%, maka usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani ini sudah tidak layak dilaksanakan dan sebaiknya tidak dilanjutkan karena perusahaan akan mengalami kerugian. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (discount rate 6,087%) yaitu nilai Gross B/C Ratio sebesar 0,9957 (< 1), nilai Net B/C Ratio sebesar 0,930 (< 1), nilai NPV (Rp 95.806.254,00) kurang dari nol, dan nilai IRR –1,171% (< bunga pinjaman bank 18%). Berdasarkan hasil keempat kriteria penilaian kelayakan menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani tidak layak dilaksanakan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pembibitan jati CV. Lulus Tani lebih sensitif/peka pada penurunan penerimaan. Usaha pembibitan jati sensitif pada penurunan penerimaan sebesar 11%, artinya jika terjadi penurunan penerimaan lebih besar dari 11% maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. Usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani juga sensitif pada kenaikan biaya sebesar 12%. Jika kenaikan biaya lebih besar dari 12% tiap tahunnya, maka usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani menjadi tidak layak untuk dilaksanakan. Apabila terjadi penurunan pendapatan lebih dari 11% atau peningkatan biaya lebih dari 12% maka sebaiknya usaha pembibitan jati dihentikan karena tidak layak dilaksanakan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis finansial dan analisis sensitivitas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu berdasarkan hasil analisis finansial menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani layak untuk dilaksanakan, berdasarkan hasil analisis sensitivitas usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani menunjukkan bahwa usaha tersebut lebih sensitif terhadap terjadinya penurunan penerimaan dibandingkan terhadap kenaikan biaya. Apabila terjadi penurunan penerimaan lebih besar dari 11% atau terjadi peningkatan biaya lebih besar dari 12% maka usaha tidak layak dilaksanakan, tingkat suku bunga pinjaman bank melebihi IRR. Secara ekonomi, bila dana investasi berasal dari pinjaman bank, maka investasi hanya layak untuk dilaksanakan dengan dana pinjaman bank bila IRR lebih besar dari bunga pinjaman bank. Saran Saran yang dapat diberikan antara lain CV. Lulus Tani sebaiknya meningkatkan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah setempat, meningkatkan kualitas dan produktivitas pembibitan jati, semakin inovatif, dan berkembang dengan teknik pembibitan lainnya; sebaiknya CV. Lulus Tani memperluas kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah maupun swasta serta masyarakat umum yang membutuhkan produk bibit jati. Hal tersebut sebagai upaya memperluas pangsa pasar, sehingga dapat diperoleh keuntungan maksimal dan kelayakan usaha dapat dipertahankan bahkan nilai kriteria kelayakan
semakin meningkat; sebaiknya CV. Lulus Tani dalam usaha pembibitan jatinya menghindari penurunan pendapatan lebih dari 11% maupun peningkatan biaya lebih dari 12%. Upayanya misal dengan menjaga dan atau meningkatkan kualitas bibit jati yang diproduksi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dapat bersaing secara sehat dengan mengembangkan teknik pembibitan dan memperhitungkan dengan baik cara menentukan harga jual bibit jati. Peningkatan biaya yang dibutuhkan dalam usaha pembibitan jati juga harus diimbangi dengan peningkatan pendapatan, namun harus rasional. Diharapkan tingkat pengembalian internal usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani dapat lebih besar dibandingkan dengan bunga pinjaman bank sehingga investasi dapat dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Basar A 2007. Prospek Agribisnis Indonesia dan Peluang Perbankan. Ringkasan Ceramah Ekonomi Prof. Dr. Bungaran Saragih, Mec dan Dr. Tungkot Sipayung di Bank BNI 22 Pebruari 2007. Economic Review No. 207 Maret 2007. BPS 2011. Wonogiri dalam Angka 2011. BPS Kabupaten Wonogiri. Wonogiri. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen PPHP) 2011. Pedoman Teknis Fasilitasi Promosi Investasi Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Gray C, Simanjuntak P, Sabur LK, Maspaitella PFL, Varley RCG 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ibrahim Y 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Kadariah 1988. Evaluasi Proyek (Analisa Ekonomis). Edisi Dua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Kadariah, Karlina L, Gray C 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Pramono AA, Fauzi MA, Widyani N, Heriansyah I, Roshetko JM 2010. Pengelolaan Hutan Jati Rakyat : Panduan Lapangan untuk Petani. CIFOR. Bogor. Soetrisno 1983. Dasar-Dasar Evaluasi Proyek (Perhitungan, Teori dan Studi Kasus). Jilid Satu. Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta. Ulya NA, Martin E, Premono BT, Nopriansyah A 2007. Kajian Pemasaran Kayu Jati Rakyat di Kabupaten Lampung Timur. Info Sosial Ekonomi Vol. VII (4) : 211 – 221. Wikipedia 2012. Jati. http://id.wikipedia.org/wiki/ Jati. Diakses pada tanggal 3 Januari 2013 pkl 03.00 WIB.