ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT, CABAI DAN MELON MENGGUNAKAN IRIGASI TETES
Oleh: Margaretha Jayanti Jati Rini F14103087
Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor 2008
31
Margaretha Jayanti Jati Rini. F14103087. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Tanaman Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng. 2008
RINGKASAN
Analisis finansial penting artinya dalam memperhitungkan insentif bagi orangorang yang turut serta dalam menyukseskan proyek. Tidak ada gunanya untuk melaksanakan proyek yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan, jika orang-orang yang menjalankan aktivitas produksi tidak bertambah baik keadaannya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung kelayakan finansial usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon yang menggunakan irigasi tetes dengan menggunakan kriteria investasi berupa NPV, IRR dan B/C ratio. Penelitian tentang analisis kelayakan finansial usaha budidaya yang menggunakan irigasi tetes ini dilakukan dengan cara pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan dan informasi dari hasil wawancara dengan pembimbing lapangan untuk tanaman Melon di Taman Buah Mekarsari yang terletak di kecamatan Cileungsi – Kabupaten Bogor, dan untuk tanaman Tomat dan Cabai di PT Agro 1973 yang terletak di kecamatan Cisarua – Kabupaten Bogor. Data sekunder yang diperoleh berupa data rincian daftar kebutuhan dan harga material jaringan irigasi tetes dari PT ASABI (Agricon Sentra Agribisnis Indonesia) yang terletak di Sukasari – Kabupaten Bogor. Dalam perhitungan analisis biaya usaha budidaya masing-masing untuk tanaman tomat, cabai, dan melon menggunakan irigasi tetes membutuhkan investasi sebesar Rp 139.250.000,- untuk 1 unit green house seluas 1120 m2. Biaya investasi digunakan selama 8 tahun untuk usaha budidaya tomat, cabai dan melon. Analisis biaya yang diperhitungkan dalam usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan
irigasi tetes adalah biaya tetap, biaya variabel, biaya total, biaya pokok dan titik impas. Besarnya biaya total setelah menghitung besarnya biaya tetap dan biaya tidak tetap untuk usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon, yaitu: Rp. 68.684.874,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp 2.324,-/kg untuk produksi tomat 8.615,5 kg/tahun sebagai titik impas, Rp. 68.999.874,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp 2.334,-/kg untuk produksi cabai 6.827,3 kg/tahun sebagai titik impas dan Rp. 82.518.375,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp 2.617,-/kg untuk produksi melon 3.867,4 kg/tahun sebagai titik impas. Penerimaan total per tahun untuk usaha budidaya tomat sebesar Rp. 125.638.500,- /tahun dengan produksi total 29.561 kg/tahun selama 3 musim tanam, untuk tanaman cabai sebesar Rp. 150.766.200,-/tahun dengan produksi total 29.561 kg/tahun selama 3 musim tanam dan untuk usaha budidaya melon sebesar Rp. 173.426.000,-/tahun dengan produksi total 31.532 kg/tahun selama 4 musim tanam. Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) pada diagram arus kas untuk usaha budidaya menggunakan irigasi tetes untuk tomat, cabai dan melon selama 8 tahun diperoleh NPV sebagai berikut: Rp. 83,359,497,- untuk tanaman tomat, Rp. 72,598,248,- untuk tanaman cabai dan Rp. 133,026,456,- untuk tanaman melon. Kelayakan finansial usaha budidaya tomat, cabai dan melon yang dihitung menggunakan indikator Internal Rate of Return (IRR) dengan lama usaha 8 tahun memberikan nilai IRR sebesar 27.48 % untuk tanaman tomat, 25.60 % untuk tanaman cabai dan 35.88 % untuk tanaman melon.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT, CABAI DAN MELON MENGGUNAKAN IRIGASI TETES
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh: Margaretha Jayanti Jati Rini F14103087
2008 Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
32
Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT, CABAI DAN MELON MENGGUNAKAN IRIGASI TETES
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh: Margaretha Jayanti Jati Rini F14103087 Dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1985 di Surakarta Lulus pada tanggal Menyetujui, Bogor, Januari 2008
Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng. Dosen Pembimbing Akademik Mengetahui,
Dr. Ir. Wawan Hermawan, M.S. Ketua Departemen Teknik Pertanian
33
Margaretha Jayanti Jati Rini. F14103087. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Tanaman Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng. 2008
RINGKASAN
Analisis finansial penting artinya dalam memperhitungkan insentif bagi orangorang yang turut serta dalam menyukseskan proyek. Tidak ada gunanya untuk melaksanakan proyek yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan, jika orang-orang yang menjalankan aktivitas produksi tidak bertambah baik keadaannya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung kelayakan finansial usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon yang menggunakan irigasi tetes dengan menggunakan kriteria investasi berupa NPV, IRR dan B/C ratio. Penelitian tentang analisis kelayakan finansial usaha budidaya yang menggunakan irigasi tetes ini dilakukan dengan cara pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan dan informasi dari hasil wawancara dengan pembimbing lapangan untuk tanaman Melon di Taman Buah Mekarsari yang terletak di kecamatan Cileungsi – Kabupaten Bogor, dan untuk tanaman Tomat dan Cabai di PT Agro 1973 yang terletak di kecamatan Cisarua – Kabupaten Bogor. Data sekunder yang diperoleh berupa data rincian daftar kebutuhan dan harga material jaringan irigasi tetes dari PT ASABI (Agricon Sentra Agribisnis Indonesia) yang terletak di Sukasari – Kabupaten Bogor. Dalam perhitungan analisis biaya usaha budidaya masing-masing untuk tanaman tomat, cabai, dan melon menggunakan irigasi tetes membutuhkan investasi sebesar Rp 139.250.000,- untuk 1 unit green house seluas 1120 m2. Biaya investasi digunakan selama 8 tahun untuk usaha budidaya tomat, cabai dan melon. Analisis biaya yang diperhitungkan dalam usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan
34
irigasi tetes adalah biaya tetap, biaya variabel, biaya total, biaya pokok dan titik impas. Besarnya biaya total setelah menghitung besarnya biaya tetap dan biaya tidak tetap untuk usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon, yaitu: Rp. 68.684.874,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp 2.324,-/kg untuk produksi tomat 8.615,5 kg/tahun sebagai titik impas, Rp. 68.999.874,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp 2.334,-/kg untuk produksi cabai 6.827,3 kg/tahun sebagai titik impas dan Rp. 82.518.375,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp 2.617,-/kg untuk produksi melon 3.867,4 kg/tahun sebagai titik impas. Penerimaan total per tahun untuk usaha budidaya tomat sebesar Rp. 125.638.500,- /tahun dengan produksi total 29.561 kg/tahun selama 3 musim tanam, untuk tanaman cabai sebesar Rp. 150.766.200,-/tahun dengan produksi total 29.561 kg/tahun selama 3 musim tanam dan untuk usaha budidaya melon sebesar Rp. 173.426.000,-/tahun dengan produksi total 31.532 kg/tahun selama 4 musim tanam. Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) pada diagram arus kas untuk usaha budidaya menggunakan irigasi tetes untuk tomat, cabai dan melon selama 8 tahun diperoleh NPV sebagai berikut: Rp. 83,359,497,- untuk tanaman tomat, Rp. 72,598,248,- untuk tanaman cabai dan Rp. 133,026,456,- untuk tanaman melon. Kelayakan finansial usaha budidaya tomat, cabai dan melon yang dihitung menggunakan indikator Internal Rate of Return (IRR) dengan lama usaha 8 tahun dan perhitungan dengan metode Solution by Computer memberikan nilai IRR sebesar 27.48 % untuk tanaman tomat, 25.60 % untuk tanaman cabai dan 35.88 % untuk tanaman melon.
35
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Margaretha Jayanti Jati Rini, dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1985 di Surakarta. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menamatkan pendidikan TK Pertiwi di Makasar - Sulawesi Selatan pada tahun 1991, SD Slamet Riyadi di Cijantung - Jakarta Timur pada tahun 1997, SLTP Slamet Riyadi di Cijantung - Jakarta Timur pada tahun 2000, SMU Negeri 88 di Kalisari - Jakarta Timur pada tahun 2003, dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun 2006, penulis melaksanakan praktek lapangan di Sidikalang – Sumatera Utara dengan judul ”Mempelajari Aspek Penggunaan Ketersediaan Air untuk Memenuhi Kebutuhan Pembangkit Listrik di PLTA Renun” dan menyelesaikan tugas akhir dibawah bimbingan Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng. dengan judul ”Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Tanaman Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana.
36
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul: ”Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Tanaman Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes” ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng. selaku dosen pembimbing akademik.
2.
Dr. Ir. I Wayan Astika, Msi dan Dr. Ir. Prastowo, M.Eng selaku dosen penguji.
3.
Dr. Ir. Wawan Hermawan, M.S. selaku ketua departemen Teknik Pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
4.
Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB.
5.
Bapak Suganda di PT ASABI (Agricon Sentra Agribisnis Indonesia) yang telah membantu dalam memberikan informasi dan pengumpulan data sekunder.
6.
Bapak Guntoro di Taman Buah Mekarsari yang telah memberikan informasi teknis irigasi tetes untuk tanaman melon di lapangan.
7.
Bapak Dodi Hidayat di PT Agro 1973 yang telah memberikan informasi teknis irigasi tetes untuk tanaman tomat dan cabai di lapangan
8.
Kedua orang tua, adik, dan teman-teman TEP 40 yang telah memberikan semangat dan dukungan selama masa studi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan oleh karena itu penulis mengharapkan masukan serta saran yang positif dari semua pihak guna perbaikan lebih lanjut. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, peneliti dan mahasiswa pada umumnya, terutama bagi mereka yang mempelajari masalah teknologi pertanian khususnya irigasi tetes untuk tanaman sayuran dan buah.
Penulis
37
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….… ii DAFTAR TABEL …………………………………………………………………… iv DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………… v DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………... vi I.
PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1 1.1. Latar Belakang …………………………………………………………….
1
1.2. Tujuan Penelitian …………………………………………………………
2
II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………..
3
2.1. Irigasi Tetes …………..……..……………………………………………. 3 2.2. Tanaman Tomat, Cabai, dan Melon ............................................................
6
2.2.1. Tanaman Tomat .................................................................................
6
2.2.2. Tanaman Cabai ..................................................................................
7
2.2.3. Tanaman Melon ................................................................................
9
2.3. Analisis Finansial
……………………………………………………….. 12
2.3.1. Analisis Usaha Tani ........................................................................
12
2.3.2. Kriteria Investasi ..............................................................................
13
2.3.2.1. Net Present Value (NPV) ........................................................ 14 2.3.2.2. Internal Rate of Return (IRR) ………………………………. 16 2.3.2.3.
The Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) ……………………….... 18
III. METODOLOGI ……………………………………………………………...
20
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………....
20
3.1.1. Tempat Penelitian ………………………………………………….
20
3.1.2. Waktu Penelitian …………………………………………………..
20
3.2. Bahan dan Alat Penelitian ………………………………………………… 20 3.2.1 Bahan Penelitian ……………………………………………….….
20
3.2.2 Alat Penelitian ……………………………………………….........
20
3.3. Metode Penelitian ……………………………………….………………… 21 3.3.1
Metode Pengumpulan data ..............................................................
21
38
3.3.2
Metode Analisis data ……………………………………………..
3.4. Prosedur Pengambilan dan Pengolahan Data ………………….…………
21 23
3.4.1. Penentuan Nilai Net Present Value (NPV), dan B/C Ratio .....…….. 23 3.4.2. Penentuan Internal Rate of Return (IRR) ………………...……… 25 IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN …...…………………….……………… 28 4.1. Letak, Luas Areal, dan Batas Wilayah Penelitian ………….…..…………. 28 4.2. Kondisi Fisik Wilayah Penelitian .......................................................……. 29 4.3. Kondisi Jaringan Irigasi Tetes …………………………………………… 29 V.
HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………... 31 5.1. Analisis Biaya Usaha Budidaya untuk Tanaman Tomat, Cabai, dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes .…........................................................... 31 5.2. Analisis Kelayakan Usaha Untuk Tanaman Tomat, Cabai dan Melon ..….. 40 5.3. Perhitungan Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) Untuk Usaha Budidaya Tanaman Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes ........................................................................... 40 5.3.1. Perhitungan Net Present Value (NPV) pada Diagram Arus Kas ..... 41 5.3.2. Perhitungan Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) Menggunakan Solution by Computer……………………….. 45 5.4. Analisis B/C Ratio Usaha Budidaya Tanaman Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes …………...................................……… 49 5.5.Analisis Sensitivitas ........................................................................................... 52 5.5.1. Analisis Sensitivitas pada Budidaya Tanaman Tomat ........................... 52 5.5.2. Analisis Sensitivitas pada Budidaya Tanaman Cabai ............................ 54 5.5.3. Analisis Sensitivitas pada Budidaya Tanaman Melon .......................... 56
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN …………………..…………………..…..….. 59 6.1. Kesimpulan ………………………..………………………………....……. 59 6.2. Saran ………………...………………………………………………..…… 60
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...……... 61 LAMPIRAN ……………………………………………….………………....………. 62
39
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2-1. Kriteria Kesesuaian Lokasi Penerapan Irigasi Tetes .................................... 4 Tabel 2-2. Perhitungan Nilai Sekarang untuk Kondisi Tertentu .................................. 16 Tabel 3-1. Biaya Investasi ............................................................................................. 21 Tabel 3-2. Biaya Variabel (Tidak Tetap) ...................................................................... 22 Tabel 3-3. Arus Kas Biaya dan Manfaat (dalam Rp) .................................................... 23 Tabel 3-4. Perhitungan IRR untuk Arus Kas ................................................................ 26 Tabel 5-1. Biaya Investasi untuk Tanaman Tomat, Cabai, dan Melon ………...…….. 33 Tabel 5-2. Biaya Variabel (Tidak Tetap) untuk Tanaman Tomat ................................. 35 Tabel 5-3. Biaya Variabel (Tidak Tetap) untuk Tanaman Cabai .................................. 36 Tabel 5-4. Biaya Variabel (Tidak Tetap) untuk Tanaman Melon ................................. 36 Tabel 5-5. Arus Kas Biaya, Manfaat dan Perhitungan NPV pada Tanaman Tomat Menggunakan Irigasi Tetes ........................................................................... 42 Tabel 5-6. Arus Kas Biaya, Manfaat, dan Perhitungan NPV pada Tanaman Cabai Menggunakan Irigasi Tetes .......................................................................... 43 Tabel 5-7. Arus Kas Biaya, Manfaat dan Perhitungan NPV pada Tanaman Melon Menggunakan Irigasi Tetes .............................................................. 44 Tabel 5-8. Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Tomat Menggunakan Irigasi Tetes ............................................. 46 Tabel 5-9. Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Cabai Menggunakan Irigasi Tetes ............................................... 47 Tabel 5-10. Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Melon Menggunakan Irigasi Tetes ............................................... 48 Tabel 5-11. Hasil Simulasi Analisis B/C Ratio Usaha Budidaya Tanaman Tomat Menggunakan Irigasi Tetes …..….........................…………............…….. 50 Tabel 5-12. Hasil Simulasi Analisis B/C Ratio Usaha Budidaya Tanaman Cabai Menggunakan Irigasi Tetes ………….…..………..........………………... 50 Tabel 5-13. Hasil Simulasi Analisis B/C Ratio Usaha Budidaya Tanaman Melon Menggunakan Irigasi Tetes ........................................................................ 51
40
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2-1. Instalasi Irigasi Tetes (Arrow Dripper) ..………...……………………… 4 Gambar 2-2. Tomat (Gycopersicum esculentum Mill.) .................................................
6
Gambar 2-3.. Penampang Atas pada Tanaman Cabai Dalam Pot (Capsicum annum L) .. 8 Gambar 2-4. Melon (Cucumis melo L.) .……………………………………..………. 10 Gambar 2-5. Arus Kas untuk Suatu Proyek ..…………..…………………….……… 14 Gambar 5-1. Kondisi Greenhouse di Taman Buah Mekarsari ..................................... 31 Gambar 5-2. Kondisi Greenhouse di PT. Agro 1973 ................................................. 31 Gambar 5-3. Grafik Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Tanaman Tomat Menggunakan Irigasi Tetes .................. 46 Gambar 5-4. Grafik Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Tanaman Cabai Menggunakan Irigasi Tetes ..................... 47 Gambar 5-5. Grafik Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Tanaman Melon Menggunakan Irigasi Tetes ................... 48 Gambar 5-6. Grafik Analisis B/C Ratio Budidaya Tanaman Tomat Menggunakan Irigasi Tetes .............................................................................................. 50 Gambar 5-7. Grafik Analisis B/C Ratio Budidaya Tanaman Cabai Menggunakan Irigasi Tetes
............................................................................................ 51
Gambar 5-8. Grafik Analisis B/C Ratio Budidaya Tanaman Melon Menggunakan Irigasi Tetes .............................................................................................. 51 Gambar 5-9. Grafik Perbandingan Sensitivitas Usaha Budidaya Tomat ....................... 54 Gambar 5-10. Grafik Perbandingan Sensitivitas Usaha Budidaya Cabai ...................... 56 Gambar 5-11. Grafik Perbandingan Sensitivitas Usaha Budidaya Melon ..................... 58
41
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian ...............................…………….………...…… 62 Lampiran 2. Skema Instalasi Sistem Irigasi Tetes ...…………….......……...……… 63 Lampiran 3. Skema Tata Letak Jaringan Irigasi Tetes di Taman Buah Mekarsari dan PT. Agro 1973 ………………………….….........……...…...….… 64 Lampiran 4. Dokumentasi Hasil Penelitian Irigasi Tetes Untuk Tanaman Melon di Taman Buah Mekarsari ..…............……………………………….… 65 Lampiran 5. Dokumentasi Hasil Penelitian Irigasi Tetes Untuk Tanaman Cabai di PT. Agro 1973 ………….…………………………………….….….. 69 Lampiran 6. Dokumentasi Hasil Penelitian Irigasi Tetes Untuk Tanaman Tomat di PT. Agro 1973 .................................................………..……..….…. 72 Lampiran 7. Hasil Observasi Lapangan ……………………………….….…....…… 74 Lampiran 8. Rincian Daftar Kebutuhan dan Harga Material Jaringan Irigasi Tetes .... 77 Lampiran 9. Rincian Perhitungan Populasi Tanaman dan Biaya Media Tanam .......... 79 Lampiran 10. Perhitungan Analisis Kelayakan Usahatani Budidaya Tanaman Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes ........................................ 82 Lampiran 11. Rincian Arus Kas Finansial Usahatani Budidaya Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes ......................................................... 87 Lampiran 12. Analisa Sensitivitas Budidaya Tanaman Tomat ..................................... 90 Lampiran 13. Analisa Sensitivitas Budidaya Tanaman Cabai ..................................... 94 Lampiran 14. Analisa Sensitivitas Budidaya Tanaman Melon .................................... 98
42
I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Analisis ekonomi yang diterapkan dalam bidang keteknikan akan terlihat dalam kegiatan penilaian-penilaian biaya yang riil tentang penggunaan sumbersumber daya dalam rangka menetapkan prioritas. Hal ini dilakukan untuk memberikan ide tentang penetapan faedah ekonomis dari alternatif rencana yang diusulkan, dan untuk meyakinkan bahwa sumber-sumber yang tersedia akan digunakan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dengan biaya yang seminimal mungkin. Suatu studi ekonomi teknik harus dilakukan sebelum biaya dikeluarkan. Hal yang tidak kalah penting adalah suatu pertimbangan teknis yang cermat harus diberikan pada cara pemilihan alternatif dimana suatu proyek dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena studi ekonomi teknik itu digunakan untuk mengevaluasi perbedaan-perbedaan diantara alternatif-alternatif yang diusulkan. Walaupun pemilihan dari alternatif-alternatif yang terbaik dapat dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip ini, namun ada kemungkinan bahwa pengenalan yang tidak lengkap dari alternatif - alternatif yang tersedia dapat mengakibatkan suatu pemecahan masalah yang berlainan. Pada dasarnya, suatu studi ekonomi dari suatu proyek umum adalah tidak berbeda dengan studi ekonomi lainnya. Salah satu dari perbandingan ekonomi teknik dibuat dengan suatu pandangan untuk membantu membuat keputusan seperti alternatif mana yang akan dipilih untuk diinvestasikan atau apakah investasi akan jadi dilaksanakan atau ditolak. Oleh karena itu perlu dipersiapkan secara cermat sebelum modal diinvestasikan. Keputusan apakah investasi dalam proyek akan diadakan seluruhnya, memerlukan suatu pengetahuan tentang sifat penting dari proyek atau tingkat pengembalian yang dapat diperoleh dengan menginvestasikan modal ditempat lain. Dari sudut praktis, karena keuntungan hampir tidak pernah diikutsertakan dan sebagian besar proyek umum mempunyai manfaat ganda, maka beberapa hal tidak dapat diukur secara tepat dalam istilah-istilah rupiah atau dollar.
43
Banyak
studi
ekonomi
tentang
proyek
umum
dipersiapkan
dengan
memperbandingkan biaya-biaya ekivalen atau dengan menentukan perbandingan antara keuntungan-keuntungan ekivalen dengan biaya-biaya ekivalen. Analisis finansial penting artinya dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut serta dalam menyukseskan proyek. Tidak ada gunanya untuk melaksanakan proyek yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan, jika orang-orang yang menjalankan aktivitas produksi tidak bertambah baik keadaannya. 1.2. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung kelayakan finansial usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon yang menggunakan irigasi tetes dengan menggunakan kriteria investasi berupa NPV, IRR dan B/C ratio. .
44
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IRIGASI TETES Menurut Prastowo dan Liyantono (2002), irigasi tetes adalah cara pemberian air pada tanaman secara langsung, baik pada permukaan tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan secara sinambung dan perlahan pada tanah di dekat tumbuhan. Air akan keluar secara perlahan-lahan dalam bentuk tetesan ke tanah yang secara terbatas membasahi tanah. Lubang tetes air dapat diatur sedemikian rupa sehingga air cukup hanya membasahi tanah di sekitar perakaran. Ada beberapa teknik irigasi pada lahan kering yaitu: (www.dephut.go.id). (1) Menggenangi lahan tanaman atau antar bedengan (air tergenang dan tanah jenuh dengan air pada saat tertentu) (2) Pengairan terbatas (pengairan terbatas hanya terkonsentrasi di sekitar perakaran tanaman sampai batas kapasitas lapang). Teknik pengairan terbatas meliputi : (a) Irigasi tetes modern, yaitu air dialirkan dengan pipa-pipa kapiler yang disertai lubang tetes dengan menggunakan dripper atau ro-drip ke setiap tanaman. Tenaga untuk mengalirkan air ini dengan mengunakan daya tekanan air dari mesin atau ketinggian tempat. (b) Irigasi tetes secara konvensional, adalah dengan menggunakan wadah dan air dialirkan menetes perlahan lahan melalui lubang tetes. (3) Penyiraman dengan menggunakan alat penyiraman sederhana seperti gembor,ember dll. Menurut Prihmantoro dan Yovita (2002), dalam irigasi tetes unit pengairan dibagi dua, yaitu: bagian pemompaan dan bagian pengairan di lahan penanaman. Alat-alat di bagian pemompaan adalah 1 buah diesel, 3 pompa yang masing-masing memiliki tegangan 380 volt, 4 bak penampung berkapasitas 3000 liter, 3 filter udara, 3 filter air, pipa-pipa, keran, serta pengukur tekanan. Alat yang di lahan penanaman, yaitu: pipa-pipa plastik, filter udara, pipa-pipa karet, pipa drip dan dripstik, keran dan pengatur udara.
45
Gambar 2-1. Instalasi Irigasi Tetes (Arrow Dripper)
Cara kerja sistem irigasi tetes, yaitu: (Prihmantoro dan Yovita, 2002). (1) Larutan hara dari bak penghisap didorong keluar menggunakan pompa diesel dengan tekanan 2 kgf/cm2 hingga 4 kgf/cm2. (2) Larutan hara masuk ke dalam filter air untuk disaring dan masuk ke dalam filter udara pada keran pengontrol untuk disesuaikan tekanannya sesuai tekanan semula untuk dialirkan ke lahan penanaman. (3) Larutan dialirkan ke pipa-pipa drip pada masing-masing tanaman melalui selang atau pipa karet. (4) Ujung selang atau pipa karet diberi driperstik yang fungsinya mengatur pengeluaran air atau unsur hara setetes demi setetes dan sama banyaknya pada setiap tanaman. Tabel 2-1. Kriteria Kesesuaian Lokasi Penerapan Irigasi Tetes Kriteria Penerapan Iklim 1. Zona agroklimat E, D, C3 Lahan 1. Tekstur kasar, solum dangkal, laju infiltrasi tinggi, peka terhadap erosi 2. Jenis tanah: Regosol, Rendzina, Litosol, Grumosol, dan Andosol 3. Laju infiltrasi > 13 mm/jam lebih sesuai untuk irigasi tetes 46
4. Luas, topografi relatif datar, dan bentuk petakan lahan yang teratur Sumber Air 1. Air tanah, mata air, air permukaan (danau, embung, waduk) 2. Tersedia sumber air yang cukup sepanjang tahun 3. Kualitas air yang bebas kotoran dan tidak mengandung Fe Tanaman 1. Jenis tanaman yang dikembangkan bernilai ekonomis tinggi Sosial Ekonomi 1. Motivasi petani tinggi 2. Kemampuan teknis dan finansial petani memadai 3. Kelembagaan usaha tani yang siap Sumber: Prastowo dan Liyantono (2002) Teknik penanaman hortikultura dengan irigasi tetes secara hidroponik, yaitu (Prihmantoro dan Yovita, 2002): (1) Buat lubang penanaman sedalam 10 cm dan garis tengah 10 cm di tengahtengah media. (2) Media bibit disiram dengan air. (3) Pot yang berisi bibit diketok-ketok atau dipijit supaya media bibit lepas dari potnya. (4) Keluarkan bibit dan media dari pot secara hati-hati dengan cara membalikkan pot dan media bibit disangga dengan tangan. (5) Polibag disobek secara hati-hati dan keluarkan bibit dan media jika pembibitan memakai polibag. (6) Bibit dan media diciduk secara hati-hati untuk bibit yang ditanam pada bak plastik atau kotak kayu. (7) Bibit dan media dimasukkan dalam lubang tanam hingga mencapai batas leher akar. (8) Pipa irigasi dipasang dengan cara menancapkan pada media tanam dekat akar dengan posisi miring dan arahkan ke dalam.
47
2.2.
TANAMAN TOMAT, CABAI, DAN MELON 2.2.1. Tanaman Tomat Tomat adalah salah satu jenis sayuran yang banyak digemari masyarakat karena rasanya yang enak dan segar serta sebagai sumber vitamin. Hal ini penting untuk kebutuhan rumahtangga. Selain untuk konsumsi segar sebagai buah meja, juga dapat dijadikan sari buah tomat untuk minuman segar dan sauce tomat untuk bumbu masak. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang pesat, maka kebutuhan akan buah tomat meningkat, sehingga ada peluang yang besar untuk mengembangkan komoditi
tomat
sekaligus
meningkatkan
produksi
tomat
(www.ditsayur.hortikultura.go.id).
Gambar 2-2. Tomat (Gycopersicum esculentum Mill.) Syarat Tumbuh untuk tanaman tomat, yaitu (Djaenudin et al, 2003) : •
Dapat tumbuh didataran rendah dan tinggi
•
Waktu tanam yang baik 2 bulan sebelum musim hujan berakhir (awal musim kemarau)
•
Tanah gembur, kaya humus dan subur
•
Drainase baik dan tidak menggenang
48
•
pH berkisar antara 5.0 sampai 8.2, yang optimum antara 6.0 sampai 7.5
•
Curah hujan optimum berkisar antara 400 sampai 700 mm selama masa pertumbuhan
•
Kisaran temperatur antara 10 sampai 35°C, yang optimum antara 18 sampai 24°C
Pengolahan tanah dan penanaman pada tanaman tomat, yaitu: •
Tanah diolah dan dibentuk bedengan-bedengan arah timur - barat dengan ukuran lebar 2-3 meter, panjang sesuai petakan, tinggi bedengan 30-40 cm dan jarak antar bedengan 20-30 cm.
•
Bibit dipilih yang besar, seragam dan kokoh pertumbuhannya.
Jarak tanam 50 x 70 cm atau 70 x 80 cm tergantung varietasnya.
Panen pada tanaman tomat, yaitu •
Buah pertama dapat dipanen setelah umur 3 bulan
•
Waktu panen buah jangan terlalu masak agar dapat disimpan lama/untuk dikirim jauh
•
Hasil produksi tanaman tomat dapat mencapai 45-65 ton/ha
2.2.2. Tanaman Cabai Cabai merupakan komoditas sayuran yang sangat penting, semua orang memerlukannya, tak heran bila volume peredaran cabai di pasaran sangat banyak jumlahnya. Mulai dari pasar rakyat, pasar swalayan, warung pinggir jalan, rumah makan dan lain sebagainya. Untuk sementara ini permintaan cabai ditingkat nasional masih dipenuhi pasokan cabai dari daerah sentra produksi (www.ditsayur.hortikultura.go.id).
49
Gambar 2-3. Penampang Atas pada Tanaman Cabai Dalam Pot (Capsicum annum L) Syarat Tumbuh untuk tanaman cabai, yaitu (Djaenudin et al, 2003): •
Tanah yang baik untuk pertanaman cabai yaitu berstruktur remah atau gembur, subur dan kaya akan bahan organik
•
PH tanah berkisar antara 5.2 sampai 8.2, yang optimum antara 6.0 sampai 7.6
•
Kisaran temperatur antara 14 sampai 30°C, yang optimum antara 18 sampai 27°C
•
Curah hujan optimum berkisar antara 600 sampai 1200 mm selama masa pertumbuhan
Pengolahan tanah dan penanaman pada tanaman cabai, yaitu: •
Cara bertanam cabai tergantung kepada ketinggian tempat, jenis tanah serta jenis dan varietas cabai itu sendiri. Ada dua macam cara menanam cabai yaitu menanam langsung benih di lapangan, dan menanam dengan melakukan penyemaian benih terlebih dulu. Umumnya cabai ditanam dari bibit yaitu benih yang telah disemaikan terlebih dahulu. Dengan mengguanakan pesemaian, pemeliharaan bibit ( tanaman muda) lebih mudah.
50
•
Sistem penanaman pada tanah bertekstur sedang sampai ringan, lebih cocok dengan barisan tunggal (sistem ini biasa dilakukan petani di dataran tinggi sampai medium).
•
Untuk tanah bertekstur liat dilakukan dengan sistem bedengan, beberapa baris tanaman pada tiap bedengan, lebih efisien ditinjau dari segi pengolahan.
•
Tanah yang akan ditanami, dicangkul, kemudian diratakan dan dibersihkan dari rumput-rumput pengganggu.
•
Selanjutnya buat lubang pertanaman dengan jarak (60-70 cm) x 50 cm untuk sistem barisan tunggal dan (40-50 cm) x (30-40 cm) untuk sistem bedengan.
Panen pada tanaman cabai, yaitu: •
Tanaman cabai besar yang ditanam di dataran rendah dapat dipanen 60-80 hari setelah tanam, sedangkan umur panen cabai di dataran tinggi biasanya lebih lambat yaitu mulai umur 4 bulan setelah tanam.
•
Interval panen pada tanaman cabai dapat dilakukan 3 - 7 hari sekali.
•
Hasil produksi tanaman cabai dapat mencapai 20-25 ton/ha
2.2.3. Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari lembah panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Jenis-jenis melon yang terkenal adalah (www.ditsayur.hortikultura.go.id): melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan Osage (1881– 1890); melon Honey Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado dan Honey Gold (1939).
51
Gambar 2-4. Melon (Cucumis melo L.) Untuk memudahkan sistem penanaman dan pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu: 1) Tipe Netted-Melon a. Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon; lebih cepat masak antara 75 sampai 90 hari; awet dan tahan lama untuk disimpan. b. Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala dan harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik dan harum. 2) Tipe Winter-Melon a. Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak antara 90 sampai 120 hari; mudah rusak dan tidak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias. b. Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dengan diameter 2,5 sampai 7,5 cm;
52
(2) Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35 sampai 70 cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias. Syarat Tumbuh untuk tanaman melon, yaitu (Djaenudin et al, 2003): •
Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 25 sampai 30 °C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 °C.
•
Tanah yang baik untuk budidaya tanaman melon ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik
•
Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8 sampai 7,2.
•
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300 sampai 900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman tidak berproduksi dengan optimal.
Pengolahan tanah dan penanaman pada tanaman melon, yaitu: •
tanaman melon dapat ditanam pada berbagai jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, dan grumosol.
•
Tanaman melon yang diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit. Penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan dengan sistem hidroponik.
Panen pada tanaman melon, yaitu: •
Ciri penampilan tanaman melon yang siap panen, yaitu: Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal, Serat jala pada kulit buah sangat nyata atau kasar, dan Warna kulit hijau kekuningan.
•
Umur Panen adalah 3 bulan setelah tanam.
•
Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.
•
Panen dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap panen. 53
•
Untuk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah melon 10 sampai 15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap.
2.3
ANALISIS FINANSIAL Menurut Gray et al (1988), analisis finansial adalah suatu analisis yang menitik beratkan pada estimasi finansial suatu investasi atau usaha. Analisis ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi atau menilai proyek yang diusulkan atau yang akan dilaksanakan. Analisis ini dipilih karena ide pengusulan proyek biasanya didasarkan motif mencari keuntungan finansial. Titik berat masalah finansial adalah estimasi keuntungan finansial yang secara langsung dapat diterima oleh individu perusahaan dari investasi yang ditanamkan. Analisis finansial yang harus diperhatikan adalah hasil untuk modal saham (aquity capital) yang ditanam dalam proyek, dan hasil yang diterima para petani, pengusaha, perusahaan swasta, dan badan pemerintah. Hasil finansial sering juga disebut ”private return”. 2.3.1 Analisis Usaha Tani Dalam berusaha tani secara hidroponik secara garis besar terdapat tiga pos biaya, yaitu (PT. Asabi, 2005): (1)
Biaya Investasi Biaya investasi merupakan pos biaya yang paling besar proporsinya dibandingkan pos biaya lainnya. Biaya ini digunakan untuk pembangunan Green House beserta jaringan irigasi dan pengadaan alat. Perhitungan biaya Investasi dianalisis untuk pemakaian 5 tahun. Usia ekonomis Green House dan jaringan irigasi tetes dapat dihitung kurang dari 5 tahun dengan resiko biaya penyusutan bangunan per bulan yang harus dialokasikan dalam cash flow menjadi lebih besar.
(2)
Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya
tetap
(Fixed
Cost)
merupakan
biaya
yang
dikeluarkan setiap bulan dan besarnya tidak dipengaruhi oleh
54
besarnya produksi. Komponen biaya yang menentukan besarnya produksi adalah penyusutan alat, sewa lahan yang dibayar bulanan. (3)
Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya bergantung pada skala produksi yang hendak dihasilkan. Biaya variabel biasanya habis dipakai dalam satu kali produksi, seperti biaya untuk pembelian media tanam, nutrisi, pestisida, dan tenaga kerja.
2.3.2 Kriteria Investasi Dalam kriteria investasi, untuk pemilihan alternatif-alternatif diperlukan suatu cashflow evaluasi. Tujuan dari cashflow adalah untuk menempatkan semua alternatif-alternatif yang bersaing ke dalam suatu gambaran investasi yang dapat diperbandingkan. Menurut Joyowiyono (1989), ada dua kriteria pemilihan investasi yang logis yaitu: 1. Pilihlah alternatif yang memberikan tingkat pengembalian paling tinggi pada investasi total. Kriteria ini dapat melampaui alternatifalternatif yang memperoleh tingkat pengembalian yang rendah tetapi yang masih tetap lebih tinggi dari pilihan-pilihan lainnya yang tersedia. 2. Pilihlah alternatif dengan investasi paling besar yang memenuhi tingkat pengembalian minimum yang diperlukan. Kriteria ini dapat mengarahkan kepada suatu investasi yang lebih besar daripada yang diinginkan, yang mencegah masuknya sebagian dari dana-dana yang diperoleh dari pendapatan pengembalian-pengembalian yang lebih tinggi daripada yang tersedia melalui investasi-investasi cadangan. Untuk menentukan nilai kriteria investasi, pada tahap awal perlu melalui langkah perhitungan yang sama, yaitu penyusunan arus kas pada setiap tahun selama umur proyek, baik untuk arus biaya ataupun manfaat. Dari arus kas ini kemudian dapat dihitung nilai sekarang (present value), dengan menggunakan discount factor (DF), yang rumusnya sebagai berikut (Pramudya dan Dewi, 1992):
55
DF = Σ dimana:
1
(1 + i )t
DF = discount factor i
= discount rate
t
= tahun yang sedang berjalan
Meskipun demikian perhitungan untuk analisis lebih lanjut digunakan dasar pemikiran yang sama, yaitu semua nilai arus kas akan dikonversikan pada suatu titik waktu yang sama, yaitu awal tahun ke-1.
0
1
2
3
4
5
a. Bentuk arus mulai tahun ke-0
1
2
3
4
5
6
b. Bentuk arus mulai tahun ke-1
Gambar 2-5. Arus Kas untuk Suatu Proyek Setelah diperoleh arus kas biaya dan manfaat, maka dapat dilanjutkan untuk menghitung NPV, IRR, dan BCR. Indikator yang umum digunakan ialah penilaian dengan berdasarkan nilai sekarang, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan The Benefit-Cost Ratio (B/C ratio).
2.3.2.1
Net Present Value (NPV) Metode
Net
Present
Value
(NPV)
dibuat
untuk
memudahkan perhitungan dimana cashflow-cashflow sangat tidak teratur, akan tetapi biasanya maksud atau implikasi dari metodenya tidak mudah dimengerti. Metode ini meliputi perhitungan dari suatu jumlah uang yang besar, terutama jika studi-studi berhubungan dengan suatu periode yang panjang. Menurut Joyowiyono (1989), metode Nilai Sekarang atau Net
56
Present Value (NPV) terkadang lebih mudah diterapkan pada situasi dimana berbagai jumlah uang secara luas dibayarkan atau diterima selama suatu periode waktu. Dasar dari metode nilai sekarang bersih (NPV) adalah bahwa semua penerimaan atau pembayaran mendatang yang berhubungan dengan suatu proyek investasi diubah ke nilai sekarang, dengan menggunakan tingkat suku bunga yang menunjukkan biaya uang yang terlibat atau tingkat
pengembalian
yang
layak
untuk
uang
tersebut
(Joyowiyono, 1989). NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang (net present value) dari manfaat dan biaya. Dengan demikian apabila NPV bernilai positif, dapat diartikan juga sebagai besarnya keuntungan yang diperoleh dari proyek. Sebaliknya NPV yang bernilai negatif menunjukkan kerugian. NPV dapat dihitung dengan persamaan berikut: (Pramudya dan. Dewi, 1992). NPV = Σ
Β t − Ct
(1 + i )t
dimana: NPV = Net Present Value (Rp) i = tingkat bunga (%) t = tahun ke-t Dari hasil perhitungan NPV yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut: •
Jika NPV ≥ 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan.
•
Jika NPV < 0, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Artinya jika NPV = 0, maka proyek akan mendapat modalnya kembali setelah diperhitungkan discount rate yang berlaku. Untuk NPV > 0 proyek dapat dilaksanakan dengan memperoleh keuntungan sebesar nilai NPV. Sedangkan apabila nilai NPV < 0, maka sebaiknya proyek tersebut tidak dilaksanakan, dan dipertimbangkan untuk mencari alternatif proyek lain yang lebih menguntungkan.
57
Dalam perbandingan beberapa alternatif proyek, terkadang dijumpai suatu keadaan dimana nilai salah satu unsurnya (biaya atau
manfaat)
sama
besarnya.
Untuk
kasus
seperti
ini
penyelesaiannya dapat disederhanakan, dimana perhitungan hanya dilakukan untuk unsur yang berbeda saja, sedangkan unsur yang sama
tidak
perlu
lagi
dimasukkan
dalam
perhitungan.
Adapun tabel perhitungan nilai sekarang untuk kondisi tertentu, seperti pada tabel 2-2.
Tabel 2-2. Perhitungan Nilai Sekarang untuk Kondisi Tertentu. Kriteria
Kondisi
1.
Biaya sama
Minimumkan nilai sekarang dari biaya
2.
Manfaat sama
Maksimumkan nilai sekarang dari manfaat
Sumber: Pramudya dan Dewi (1992) 2.3.2.2
Internal Rate of Return (IRR) Menurut Joyowiyono (1989), “Internal Rate-of-return” adalah metode perbandingan alternatif - alternatif investasi yang paling terkenal. Metode ini juga dikenal sebagai “internal rate-ofreturn” (IRR) dan “return-on-investment” (ROI). Konsep rate-ofreturn (RR) memberikan suatu gambaran prosentase yang menunjukkan hasil relatif pada penggunaan modal yang berlainan (Joyowiyono, 1989). Nilai sekarang (NPV) merupakan dasar untuk perhitungan IRR.
Secara
ekivalen,
IRR
dapat
dihitung
dengan
mempersamakan baik cashflow nilai tahunan ataupun cashflow nilai sekarang (NPV) dengan nol dan memberikan solusi untuk tingkat bunga (IRR) yang memberikan kesamaan. Adapun penggunaan metode IRR ini adalah sebagai berikut;
IRR
untuk
tujuan
tunggal
ditentukan
dengan
mempersamakan penerimaan-penerimaan nilai sekarang (NPV) pada pengeluaran - pengeluaran NPV. Kemudian suatu tingkat 58
bunga dicari yang membuat ”discounted cashflow” memenuhi kesamaan (Joyowiyono, 1989): Carilah ’i’ sedemikian hingga NPV (penerimaan) = NPV (pengeluaran) Hubungan yang sama jelas terjadi apabila ” discounted cashflows” saling mengurangi satu sama lain untuk menjadi sama dengan nol: Carilah ’i’ sedemikian hingga NPV (penerimaan) - NPV (pengeluaran) = 0 IRR merupakan suatu tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu proyek, yang nilainya dinyatakan dalam persen per tahun. Suatu proyek yang layak dilaksanakan akan mempunyai nilai IRR yang lebih besar dari nilai discount rate. Nilai IRR adalah nilai tingkat bunga, dimana nilai NPV-nya sama dengan nol. Dalam persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut (Pramudya dan Dewi, 1992): n
Β t − Ct
∑ (1 + ΙRR )
t
=0
t =1
Persamaan diatas sebenarnya juga dapat dinyatakan dalam bentukbentuk persamaan berikut: PV manfaat – PV biaya = 0 ΡVmanfaat =1 ΡVbiaya Dari hasil perhitungan NPV yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut: •
Jika IRR ≥ discount rate, maka proyek layak untuk dilaksanakan.
•
Jika IRR < discount rate, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Nilai IRR yang diperoleh merupakan nilai pendekatan, karena hubungan antara perubahan i dan NPV bukan merupakan garis linier, sehingga ketepatan atau besarnya penyimpangan nilai IRR akan dipengaruhi dari besarnya perbedaan nilai i’ dan i”. Artinya
59
semakin kecil perbedaan nilai i’ dan i”, nilai IRR yang diperoleh semakin mempunyai ketepatan yang lebih tinggi atau mendekati nilai sebenarnya (Pramudya dan. Dewi, 1992).
2.3.2.3
The Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) Menurut Joyowiyono (1992), The Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) atau perbandingan untung biaya dapat ditentukan sebagai perbandingan dari nilai keuntungan ekivalen terhadap nilai biaya ekivalen. Nilai ekivalen biasanya adalah P.W.s (Present Worths) atau NPV. Dalam hal proyek instansi pemerintah, manfaatmanfaat biasanya bertambah untuk pemakai umum, sedangkan biaya-biaya bersih mengenai pengadaan manfaat bertambah untuk instansi pemerintah. Perbandingan Untung Biaya juga dapat diarahkan sebagai Perbandingan-Penghematan Investasi (the Savings-Investment Ratio = SIR) oleh beberapa instansi pemerintah (Joyowiyono, 1992). Ada dua cara perhitungan yang dapat digunakan untuk menentukan B/C ratio, yaitu: (Pramudya dan. Dewi, 1992). (i) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Untuk menghitung Net B/C sebelumnya perlu menghitung nilai NPVB-C setiap tahun selama umur proyek. Kemudian nilai Net B/C dapat dihitung dari perbandingan jumlah semua NPVB-C yang bernilai positip, dengan jumlah semua NPVB-C yang bernilai negatip. Dalam bentuk persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut: (Pramudya dan. Dewi, 1992). Net B/C =
+ ΝΡVΒ −C positip − ΝΡVΒ −C negatif
dimana: n
ΝΡVΒ −C positip = Σ
t =1
Β t − Ct
(1 + i )t
untuk semua NPVB-C positip
60
n
ΝΡVΒ −C negatip = Σ
t =1
Β t − Ct
(1 + i )t
untuk semua NPVB-C negatip
(ii) Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) Nilai Gross B/C merupakan perbandingan antara NPV manfaat dan NPV biaya sepanjang umur proyek. Dalam bentuk
persamaan
dapat
dinyatakan
sebagai
berikut:
(Pramudya dan. Dewi, 1992). Σ
t =1
Gross B/C = Σ
t =1
Βt
(1 + i )t Ct
(1 + i )t
Dalam penggunaan, cara pertama lebih banyak dipakai dibandingkan cara kedua. Dari hasil perhitungan B/C ratio, dapat diambil keputusan berdasarkan kriteria berikut: • Jika B/C ≥ 1, maka proyek layak untuk dilaksanakan. • Jika B/C < 1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
61
III.
METODOLOGI
3.1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 3.1.1 Tempat Penelitian Lokasi penelitian, antara lain: a. PT.ASABI (Agricon Sentra Agribisnis Indonesia) di Sukasari – Bogor. b. Taman Buah Mekarsari di Cileungsi – Bogor. c. PT Agro 1973 di Cisarua – Bogor Dokumentasi hasil penelitian di Taman Buah Mekarsari dapat dilihat pada lampiran 4, sedangkan dokumentasi hasil penelitian di PT Agro 1973 dapat dilihat pada lampiran 5 dan lampiran 6.
3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan April 2007, Juni 2007, dan September 2007.
3.2 BAHAN DAN ALAT PENELITIAN 3.2.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan untuk Penelitian, adalah sebagai berikut: a. Air b. Kertas gambar A3 dan buku tulis.
3.2.2 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk Penelitian, adalah sebagai berikut: a. Pipa PVC b. Penetes (emitter) c. Meteran (mistar) dan alat tulis d. Kalkulator e. Komputer dengan software Ms. Excel f. Kamera Digital
62
3.3 METODE PENELITIAN 3.3.1 Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan dan informasi dari hasil wawancara dengan pembimbing lapangan terhadap data observasi di Taman Buah Mekarsari dan PT Agro 1973 yang dapat dilihat pada lampiran 7, sedangkan untuk data sekunder yang diperoleh dari PT ASABI ini meliputi: a. Kondisi lokasi penelitian Lokasi penelitian dapat diketahui agar dapat mendiskripsikan letak, luas, dan kondisi fisik wilayah penelitian. Peta lokasi penelitian secara jelas yang dapat dilihat pada lampiran 1. b. Instalasi sistem irigasi tetes Letak pemasangan jaringan irigasi tetes dapat dilihat pada lampiran 2. c. Data rincian daftar kebutuhan dan harga material jaringan irigasi tetes dapat dilihat pada lampiran 8 dan digunakan sebagai biaya investasi yang dapat dilihat pada tabel 3-1 berikut ini:
Tabel 3-1. Biaya Investasi No Uraian Kebutuhan Harga Satuan (Rp) 2 1. Green House 1120 m 100.000/ m2 2. Jaringan Irigasi Tetes 1 unit 24.750.000 3. Peralatan (pH Tester, 1 unit 2.500.000 Cangkul, sekop,ember) Total Biaya Investasi per unit (Luas 1.120 m2) Total Biaya Investasi per m2 Sumber: PT. Asabi, 2005.
Harga Total (Rp) 112.000.000 24.750.000 2.500.000
139.250.000,124.330,-
3.3.2 Metode Analisis Data Metode Analisis data penelitian ini meliputi: 1.
Analisis Biaya, terdiri dari: a. Biaya Tetap Menghitung total biaya penyusutan dari komponen biaya investasi dan total biaya bunga modal dengan tingkat bunga 12 % per tahun sebagai biaya tetap.
63
b. Biaya Variabel (Tidak Tetap) Menghitung biaya variabel per tahun sebagai biaya operasional per tahun yang dibutuhkan untuk usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 3-2 berikut ini: No
1
Tabel 3-2. Biaya Variabel (Tidak Tetap) Uraian Kebutuhan Harga
Harga
Satuan
Total
(Rp)
(Rp)
Media tanam (hanya di Green House)
2
Benih
3
Pestisida
4
Nutrisi
5
Tenaga kerja
Total Biaya Tidak Tetap per musim Total Biaya Tidak Tetap per tahun
c. Biaya Total Biaya total didapat dari jumlah biaya Tetap per tahun dan jumlah biaya Variabel per tahun. Setelah didapat biaya total per tahun ini maka biaya pokok dan titik impas dari usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon dapat diketahui. 2. Analisis kelayakan usaha untuk tanaman Tomat, Cabai, dan Melon: a. Parameter yang diketahui berdasarkan hasil survei lapangan b. Hasil Panen (Produksi Total) c. Penerimaan Total dan nilai sisa faktor produksi d. Laba Bersih e. R/C Ratio f. Laju Keuntungan
64
g. Pay Back Period Membandingkan perhitungan pay back period dengan dua cara, yaitu: (i)
Menghitung dengan cara mengamati perubahan akumulasi PV pada setiap tahun yang ada pada tabel arus kas biaya dan manfaat secara rinci.
(ii) Menghitung dengan menggunakan rumus: (Deptan, 2002 dalam PT. Asabi, 2005) Pay Back Period = Investasi / Laba bersih Laba bersih = Penerimaan – Biaya Total
3.5. PROSEDUR PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.5.1. Penentuan Nilai Net Present Value (NPV), dan B/C Ratio Membandingkan hasil perhitungan antara Net Present Value (NPV), dan Benefit - Cost Ratio (B/C Ratio) pada diagram arus kas yang telah dibuat. Cara memperoleh nilai Net Present Value (NPV) dilakukan dengan menggunakan dua cara penyelesaian, yaitu: a. Perhitungan berdasarkan arus kas, yaitu: nilai Akumulasi PVB-C pada tahun terakhir atau jumlah dari semua nilai PVB-C pada setiap tahun. Adapun tabel yang menunjukkan arus kas setiap tahun, serta nilai sekarang dengan menggunakan discount rate dalam % per tahun, yaitu:
Tabel 3-3. Arus Kas Biaya dan Manfaat (dalam Rp) Tahun
Biaya ( C )
Penerimaan
Laba
ke-
Investasi
Variabel
Produksi
Total
(B)
(B-C)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
DF
PVB
PVC
PVB-C
Akumulasi PVB-C
(8)
(9)
(10)
(11)
Sumber: Pramudya dan Dewi (1992)
65
(12)
dimana: kolom (5) = (2) + (3) + (4) kolom (7) = (6) - (5) kolom (8) = dihitung dengan rumus discount factor, dimana tingkat
bunga (i) dapat diasumsikan
kolom (9) = (6) x (8) kolom (10) = (5) x (8) kolom (11) = (7) x (8) kolom (12) : •
untuk tahun awal diisi = PVB-C pada tahun awal
•
untuk tahun selanjutnya hingga tahun terakhir = Akumulasi PVB-C pada tahun sebelumnya + PVB-C pada tahun tersebut.
Setelah didapat nilai Net Present Value (NPV), maka dapat ditentukan B/C ratio (Gross B/C dan Net B/C) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut: (Pramudya dan. Dewi, 1992). Σ
t =1
Gross B/C = Σ
t =1
Net B/C =
Βt
(1 + i )t Ct
(1 + i )t
+ ΝΡVΒ −C positip − ΝΡVΒ −C negatif
dimana: n
ΝΡVΒ −C positip = Σ
Β t − Ct
t =1
(1 + i )t
n
Β t − Ct
ΝΡVΒ −C negatip = Σ
t =1
(1 + i )t
untuk semua NPVB-C positip
untuk semua NPVB-C negatip
b. Metoda Penyelesaian dengan Komputer (Solution by Computer) adalah penyelesaian yang dikerjakan langsung oleh komputer dengan menggunakan fungsi NPV pada program Microsoft Excel. Prosedur penentuan NPV dengan metoda penyelesaian dengan komputer (Solution by Computer) adalah sebagai berikut: (Blank dan Tarquin, 2002).
66
•
Buatlah diagram arus kas dari tahun awal hingga tahun berakhirnya produksi.
•
Isikan format untuk fungsi NPV ke dalam program Microsoft Excel adalah sebagai berikut: = NPV(guess,second_cell:last_cell)+first_cell
•
Saat mengisikan guess, isi dengan tingkat bunga yang digunakan pada perhitungan arus kas dari tahun awal hingga tahun berakhirnya produksi dan beri tanda koma (,) setelah mengisikan guess. Keterangan: “guess” adalah simulasi tingkat bunga (i) yang digunakan untuk mendapatkan persentase Internal Rate of Return (IRR). Konversikan tingkat bunga (i) dalam persen menjadi bentuk desimal.
•
Saat mengisikan second_cell:last_cell, blok semua nilai pada kolom Laba (B-C) dari tahun pertama setelah produksi (tahun ke1) hingga tahun berakhirnya produksi dan beri tanda kurung tutup dan tanda plus (+) setelah mengisikan second_cell:last_ cell. Keterangan: “second_cell:last_cell” adalah kolom nilai Laba (B-C) dari tahun pertama setelah produksi (tahun ke-1) hingga tahun berakhirnya produksi yang telah diblok.
•
Saat mengisikan first_cell, blok nilai yang ada di kolom Laba (BC) pada tahun awal produksi tersebut dimulai (tahun ke-0). Keterangan: “first_cell” adalah kolom nilai Laba (B-C) dari tahun awal produksi tersebut dimulai (tahun ke-0).
3.5.2. Penentuan Internal Rate of Return (IRR) Cara memperoleh nilai Internal Rate of Return (IRR) dilakukan dengan menggunakan dua metoda penyelesaian, yaitu:
67
a. Metoda coba-ralat (trial and error) adalah melakukan simulasi pada data yang telah diperoleh, karena tidak dapat diselesaikan secara langsung. Prosedur penentuan IRR dengan metoda coba-ralat (trial and error) adalah sebagai berikut: (Pramudya dan Dewi, 1992). •
Tentukanlah suatu nilai i yang diduga mendekati nilai IRR yang dicari (dilambangkan dengan i’).
•
Dengan nilai i’, hitunglah nilai NPV dari arus kas biaya dan manfaat setiap tahun.
•
Apabila NPV yang diperoleh bernilai positip, berarti bahwa nilai dugaan i’ terlalu rendah. Untuk tahap berikutnya dipilih nilai i” yang lebih tinggi, yang diharapkan dapat memberikan nilai NPV yang positip. Apabila NPV yang diperoleh bernilai negatip, berarti bahwa nilai dugaan i’ terlalu tinggi. Untuk tahap berikutnya dipilih nilai i” yang lebih rendah, yang diharapkan dapat memberikan nilai NPV yang negatip.
•
Nilai NPV dengan i’ dilambangkan dengan NPV’, dan nilai NPV dengan i” dilambangkan dengan NPV”, maka perkiraan nilai IRR dapat didekati dengan persamaan berikut: IRR = i’ + IRR
pada
metode
ΝΡV ′ (i ′′ − i ′) (ΝΡV ′ − ΝΡV ′′) coba-ralat
tersebut
ditentukan
dengan
melakukan pendekatan NPV = 0 setelah melihat nilai NPV pada arus kas berikut ini:
Tabel 3-4. Perhitungan IRR untuk arus kas Tahun
Biaya
Penerimaan
Laba
ke-
(C)
(B)
(B-C)
(1)
(2)
(3)
(4)
DF
PVB-C
(5)
(6)
Sumber: Pramudya dan Dewi (1992) 68
dimana: kolom (4) = (3) - (2) kolom (5) = dihitung dengan rumus discount factor, dimana tingkat
bunga (i) dapat
diasumsikan kolom (6) = (4) x (5) NPV = ∑ PVB-C Catatan: Nilai DF dan NPV dapat ditentukan dengan mengubahubah tingkat bunga (i) dalam persen, sehingga dipilih dua nilai NPV yang paling mendekati nol dan selanjutnya dapat diinterpolasikan agar didapat IRR. b. Metoda Penyelesaian dengan Komputer (Solution by Computer) adalah penyelesaian yang dikerjakan langsung oleh komputer dengan menggunakan fungsi IRR pada program Microsoft Excel. Prosedur penentuan IRR dengan metoda penyelesaian dengan komputer (Solution by Computer) adalah sebagai berikut: (Blank dan Tarquin, 2002). •
Buatlah diagram arus kas dari tahun awal hingga tahun berakhirnya produksi.
•
Isikan format untuk fungsi IRR ke dalam program Microsoft Excel adalah sebagai berikut: = IRR(first_cell:last_cell,guess)
•
Saat mengisikan first_cell:last_cell, blok semua nilai pada kolom Laba (B-C) dari tahun awal hingga tahun berakhirnya produksi dan beri tanda koma (,) setelah mengisikan first_cell:last_ cell. Keterangan: “first_cell:last_cell” adalah kolom nilai Laba (B-C) dari tahun awal hingga tahun berakhirnya produksi yang telah diblok.
•
Saat mengisikan guess, isi dengan tingkat bunga yang digunakan pada perhitungan arus kas dari tahun awal hingga tahun berakhirnya produksi dan beri tanda kurung tutup setelah mengisikan guess.
69
IV.
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.4. LETAK, LUAS AREAL, DAN BATAS WILAYAH PENELITIAN Penelitian lapangan dilakukan di Taman Buah Mekarsari dan PT Agro 1973, terletak di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian yang dilakukan dengan cara survei lapangan untuk tanaman melon di Taman Buah Mekarsari, kecamatan Cileungsi, sedangkan untuk tanaman tomat dan cabai terletak di PT Agro 1973 di kecamatan Cisarua. Untuk lebih jelasnya, peta lokasi penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Secara geografis Kabupaten Bogor terletak pada 6°18´10 LS sampai dengan 6°47´10 LS dan 106°23´45 BT sampai dengan 107°13´30 BT. Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah 299.077 Ha. Batas-batas wilayah Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut (www.pemdabogor.go.id): •
Sebelah Utara: DKI Jakarta, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bekasi.
•
Sebelah Timur: Kabupaten Karawang, dan Purwakarta.
•
Sebelah Selatan: Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.
•
Sebelah Barat: Kabupaten Lebak, dan Propinsi Banten.
Letak geografis wilayah penelitian di Taman Buah Mekarsari adalah 6°35´ LS dan 106°52´ BT. Lokasi penelitian di Taman Buah Mekarsari memiliki luas wilayah 265 Ha. Batas-batas wilayah lokasi penelitian di Taman Buah Mekarsari adalah sebagai berikut: •
30 km arah Tenggara dan arah selatan Jakarta.
•
20 km arah selatan dan arah barat daya Bekasi.
•
40 km arah Timur Laut dan arah tenggara Bogor.
Letak geografis wilayah penelitian di PT Agro 1973 adalah 6°39´ LS dan 106°52´ BT. Lokasi penelitian di PT Agro 1973 memiliki luas wilayah 10 Ha. Batas-batas wilayah lokasi penelitian di PT Agro 1973, yaitu: •
70 km arah selatan Jakarta.
•
40 km arah barat daya Bekasi.
•
20 km arah Timur Bogor.
70
4.5.
KONDISI FISIK WILAYAH PENELITIAN Kabupaten Bogor dan sekitarnya beriklim tropis dan menurut klasifikasi Koppen termasuk type Alfa yang berarti daerah hutan tropika. Menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson, Kabupaten Bogor termasuk tipe iklim A yang berarti daerah sangat
basah.
Suhu
udara
bulanan
adalah
21.8°C
hingga
30.4°C
(www.pemdabogor.go.id). Jumlah total curah hujan rata-rata tahunan untuk wilayah Kabupaten Bogor berkisar antara 1789 mm/tahun hingga 7508 mm/tahun. Kelembaban udara relatif adalah 70 %, kecepatan angin cukup rendah dengan ratarata 1.2 m/detik. Taman Buah Mekarsari dan PT Agro 1973 yang terletak di Kabupaten Bogor beriklim Tropis. Suhu udara harian adalah 21°C hingga 31°C. Jumlah total curah hujan rata-rata tahunan untuk wilayah penelitian ini berkisar antara 3000 mm/tahun hingga 4000 mm/tahun. Kelembaban udara relatif berkisar antara 80 % hingga 90 %. Taman Buah Mekarsari dan PT Agro 1973 masing-masing terletak di kecamatan Cileungsi dan Cisarua memiliki lahan dengan ketinggian 70 m hingga 80 m dpl, sehingga kemiringan lahan sebesar 30 % hingga 55 %.
4.3. KONDISI JARINGAN IRIGASI TETES Komponen jaringan irigasi tetes yang telah terpasang di Taman Buah Mekarsari dan PT Agro 1973, yaitu: sumur pengambilan, tangki air, pompa, Instalasi mixer untuk nutrisi, jaringan distribusi utama, pipa lateral dan penetes/emitter. Jarak antar penetes disesuaikan dengan jarak tanam sepanjang 0.5 m dengan tata letak penetes, yaitu: 1 penetes diletakkan di tiap tanaman. Tipe penetes yang digunakan adalah Arrow Dripper dengan debit operasi antara 1.65 liter/jam dan 4.2 liter/jam dan tekanan operasi antara 0.5 atm dan 3.5 atm (1 atm = 10.3 meter air). Ukuran pipa berbahan PVC sebagai pipa distribusi utama berdiameter 1” dan berdiameter ¾” sebagai pipa distribusi pembagi. Pompa yang digunakan untuk jaringan irigasi tetes di Taman Buah Mekarsari dan PT Agro 1973 adalah tipe JPF 4 dengan merk Grundfos. Debit pompa untuk jaringan irigasi tetes yang telah terpasang ini adalah 0.4 m3 /jam hingga 3.3 m3 /jam dengan tegangan 240 volt.
71
Skema instalasi sistem irigasi tetes yang telah terpasang di Taman Buah Mekarsari dan PT Agro 1973 dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 2, sedangkan untuk rincian daftar kebutuhan dan harga material jaringan irigasi tetes dapat dilihat pada Lampiran 8. Jaringan irigasi tetes ini dimaksudkan untuk melayani green house seluas 1120 m2 dengan ukuran panjang 40 m dan lebar 28 m. Skema tata letak jaringan irigasi tetes di Taman Buah Mekarsari dan PT Agro 1973 dapat dilihat pada Lampiran 3.
72
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. ANALISIS BIAYA USAHA BUDIDAYA UNTUK TANAMAN TOMAT, CABAI DAN MELON MENGGUNAKAN IRIGASI TETES Berdasarkan jarak antar tanaman sepanjang 50 cm dan jarak antar lubang penetes sepanjang 50 cm dari hasil observasi lapangan yang dapat dilihat pada lampiran 7, untuk usaha budidaya tanaman tomat dan cabai menggunakan irigasi tetes di PT Agro 1973 yang hasil dokumentasi penelitiannya dapat dilihat pada lampiran 5 dan lampiran 6 serta usaha budidaya tanaman melon menggunakan irigasi tetes di Taman Buah Mekarsari yang hasil dokumentasi penelitiannya dapat dilihat pada lampiran 4, maka dapat diketahui jumlah populasi untuk masingmasing jenis tanaman (tomat, cabai, dan melon) sebanyak 4032 tanaman dengan Green House seluas 1120 dimana jumlah benih yang ditanam sebanyak 4637 tanaman. Perhitungan banyaknya populasi tanaman untuk tanaman tomat, cabai, dan melon berdasarkan jarak antar tanaman pada saat survei lapangan di Taman Buah Mekarsari dan PT Agro 1973 dapat dilihat pada lampiran 9. Kondisi green house saat penelitian di Taman Buah Mekarsari dapat dilihat pada gambar 5-1, dan di PT Agro 1973 dapat dilihat pada gambar 5-2. Adapun lay-out internal green house juga dapat dilihat pada lampiran 3.
Gambar 5-1. Kondisi Greenhouse di Taman Buah Mekarsari
Gambar 5-2. Kondisi Greenhouse di PT. Agro 1973
Dalam perhitungan analisis biaya usaha budidaya masing-masing untuk tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes membutuhkan investasi sebesar Rp 139.250.000,- untuk 1 unit green house seluas 1120 m2. Biaya investasi masing-masing untuk tanaman tomat, cabai dan melon dapat dilihat pada tabel 5-1. 73
Biaya investasi digunakan selama 8 tahun untuk usaha budidaya tomat, cabai dan melon. Hal ini berdasarkan umur ekonomis dari Green House dan jaringan irigasi tetes untuk usaha budidaya melon di Taman Buah Mekarsari dan usaha budidaya tomat dan cabai di PT Agro 1973, dimana skema pemasangan letak instalasi jaringan irigasi tetes dapat dilihat pada lampiran 2. Analisis biaya yang diperhitungkan dalam usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes adalah biaya tetap, biaya variabel, biaya total, biaya pokok dan titik impas. Total biaya tetap yang diperoleh setelah menghitung biaya penyusutan dan biaya bunga modal adalah Rp 32.544.375,/tahun masing-masing untuk tanaman tomat, cabai dan melon. Perhitungan biaya variabel (tidak tetap) secara rinci untuk tanaman tomat dapat dilihat pada tabel 5-2, untuk tanaman cabai dapat dilihat pada tabel 5-3, dan untuk tanaman melon dapat dilihat pada tabel 5-4. Rincian perhitungan populasi tanaman dan biaya media tanam untuk tomat, cabai dan melon yang diperhitungkan sebagai biaya variabel dapat dilihat pada lampiran 9. Besarnya biaya total setelah menghitung besarnya biaya tetap dan biaya tidak tetap masing-masing untuk usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon, yaitu: Rp. 68.684.874,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp. 2.324,-/kg untuk produksi tomat 8.615,5 kg/tahun sebagai titik impas, Rp. 68.999.874,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp. 2.334,-/kg untuk produksi cabai 6.827,3 kg/tahun sebagai titik impas dan Rp. 82.518.375,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp. 2.617,-/kg untuk produksi melon 3.867,4 kg/tahun sebagai titik impas.
74
Tabel 5-1. Biaya Investasi untuk Tanaman Tomat, Cabai dan melon Harga Total No. Uraian Kebutuhan Harga Satuan (Rp)
(Rp)
1. 2.
Green House Jaringan Irigasi Tetes
1 unit 1 unit
112.000.000 24.750.000
112.000.000 24.750.000
3.
Peralatan (pH Tester,
1 unit
2.500.000
2.500.000
Cangkul, sekop,ember)
Total Biaya Investasi per unit (Luas 1.120 m2) 2
Total Biaya Investasi per m
139.250.000,124.330,-
Sumber: PT ASABI, 2005 Keterangan: 1 unit green house seluas 1120 m2 Perhitungan biaya tetap untuk usaha budidaya tanaman tomat Cabai dan Melon menggunakan irigasi tetes adalah sebagai berikut: 1. Biaya Tetap (Rp/tahun) untuk usaha budidaya tanaman tomat yang menggunakan irigasi tetes di PT Agro 1973: Menghitung penyusutan (Pramudya dan Dewi, 1992): D =
P−S L
dimana: D = Biaya penyusutan tiap tahun (Rp/tahun) P = Harga awal (Rp) S = Harga akhir (Rp) L = Umur ekonomis (tahun) i. Greenhouse =
112.000.000 − 11.200.000 = Rp 12.600.000,-/tahun 8
ii. Jaringan irigasi tetes = iii. Peralatan =
24.750.000 − 2.475.000 = Rp 2.784.375,-/tahun 8
2.500.000 − 250.000 =Rp 450.000/tahun 5
Total biaya penyusutan = Rp 15.834.375,-/tahun Menghitung bunga modal dengan bunga sederhana: I = P × i dimana: I = Total bunga modal (Rp/tahun)
75
P = Harga awal (Rp) i = Total tingkat bunga modal (% / tahun) Dalam perhitungan bunga modal ini menggunakan tingkat bunga 12 % / tahun. I
= Rp (112.000.000 + 24.750.000 + 2.500.000) × 12 % / tahun = Rp 16.710.000,-/tahun
Total bunga modal = Rp 16.710.000,-/tahun Total biaya Tetap = total biaya penyusutan + biaya bunga modal = Rp (15.834.375 + 16.710.000)/ tahun = Rp 32.544.375,-/tahun 2.
Biaya Tetap (Rp/tahun) untuk usaha budidaya tanaman cabai yang menggunakan irigasi tetes di PT Agro 1973: i. Greenhouse =
112.000.000 − 11.200.000 = Rp 12.600.000,-/tahun 8
ii. Jaringan irigasi tetes = iii. Peralatan =
24.750.000 − 2.475.000 = Rp 2.784.375,-/tahun 8
2.500.000 − 250.000 = Rp 450.000 /tahun 5
Total biaya penyusutan = Rp 15.834.375,-/tahun Menghitung bunga modal dengan bunga sederhana yang menggunakan tingkat bunga 12 % / tahun. I = Rp (112.000.000 + 24.750.000 + 2.500.000) × 12 % / tahun = Rp 16.710.000,-/tahun
Total bunga modal = Rp 16.710.000,-/tahun Total biaya Tetap
= total biaya penyusutan + biaya bunga modal = Rp (15.884.375 + 16.710.000)/ tahun = Rp 32.544.375,-/tahun
3.
Biaya Tetap (Rp/tahun) untuk usaha budidaya tanaman melon yang menggunakan irigasi tetes di Taman Buah Mekarsari: i. Greenhouse =
112.000.000 − 11.200.000 = Rp 12.600.000,-/tahun 8
76
ii. Jaringan irigasi tetes = iii. Peralatan =
24.750.000 − 2.475.000 = Rp 2.784.375,-/tahun 8
2.500.000 − 250.000 = Rp 450.000 /tahun 5
Total biaya penyusutan = Rp 15.834.375,-/tahun Menghitung bunga modal dengan bunga sederhana yang menggunakan tingkat bunga 12 % / tahun. I
= Rp (112.000.000 + 24.750.000 + 2.500.000) × 12 % / tahun = Rp 16.710.000,-/tahun
Total bunga modal = Rp 16.710.000,-/tahun Total biaya Tetap
= total biaya penyusutan + biaya bunga modal = Rp (15.834.375+ 16.710.000)/ tahun = Rp 32.544.375,-/tahun
No 1
2 3
4
5
Tabel 5-2. Biaya Variabel (Tidak Tetap) untuk Tanaman Tomat Uraian Kebutuhan Harga Satuan Harga Total (Rp) (Rp) 2 2 2.083/ m Media tanam 2.333.333 1.120 m (hanya di Green House) Benih (hanya di 4637 500/tanaman 2.318.500 Green House) tanaman Pestisida (hanya di Green House) 2000 gr 100.000/ kg 200.000 a. Fungisida 500 cc 60.000 b. Bakterisida 120.000/ lt 200.000 2 lt c. Insektisida 100.000/ lt Nutrisi (hanya di Green House) 4.500/ kg 135.000 30 kg a. KNO3 100.000 5.000/ kg 20 kg b. Mg SO4 6.000/ kg 300.000 50 kg c. Mangan (Mn)
Tenaga kerja 2 orang per 800.000/ (hanya di Green bulan orang/bulan House) Total Biaya Tidak Tetap per musim (4 bulan) Total Biaya Tidak Tetap per tahun (3 musim tanam) Keterangan: 1 unit green house seluas 1120 m2
6.400.000
12.046.833,36.140.499,-
77
Tabel 5-3. Biaya Variabel (Tidak Tetap) untuk Tanaman Cabai No Uraian Kebutuhan Harga Satuan Harga Total (Rp) (Rp) 2 2 1 Media tanam 1.120 m 2.083 / m 2.333.333 (hanya di Green House) 2 Benih (hanya di 4637 500/ tanaman 2.318.500 Green House) tanaman 3 Pestisida (hanya di 100.000 Green House) 2000 gr 50.000/ kg 100.000 a. Fungisida 20 pak 5.000/ pak 100.000 b. Bakterisida 2 lt 50.000/ lt c. Insektisida 4 Nutrisi (hanya di 300.000 Green House) 200 kg 1.500/ kg a. Urea 250 kg 2.000/ kg 500.000 b. KCl 5 Tenaga kerja (hanya 2 orang per 800.000/ 6.400.000 di Green House) bulan orang/bulan Total Biaya Tidak Tetap per musim (4 bulan) Total Biaya Tidak Tetap per tahun (3 musim tanam) Keterangan: 1 unit green house seluas 1120 m2
12.151.833,36.455.499,-
Tabel 5-4. Biaya Variabel (Tidak Tetap) untuk Tanaman Melon Uraian Kebutuhan Harga Satuan Harga Total (Rp) (Rp) 2 2 1 Media tanam 1.120 m 1.562 / m 1.750.000 (hanya di Green House) 2 Benih (hanya di 4637 500/ tanaman 2.318.500 Green House) tanaman 3 Pestisida (hanya di 100.000 Green House) 2000 gr 50.000 (per kg) a. Fungisida 20 pak 5.000 (per pak) 100.000 b. Bakterisida 2 lt 50.000 (per lt) 100.000 c. Insektisida 4 Nutrisi (hanya di 300.000 Green House) 200 kg 1.500 (per kg) 625.000 a. Urea 250 kg 2.500 (per kg) b. NPK 5 Tenaga kerja (hanya 3 orang per 800.000/ 7.200.000 di Green House) bulan orang/bulan 12.493.500,Total Biaya Tidak Tetap per musim (3 bulan) Total Biaya Tidak Tetap per tahun (4 musim tanam) 49.974.000,2 Keterangan: 1 unit green house seluas 1120 m No
78
Perhitungan biaya total, biaya pokok dan titik impas untuk usaha budidaya tanaman tomat Cabai dan Melon menggunakan irigasi tetes adalah sebagai berikut: 1. Biaya total, biaya pokok dan titik impas untuk tanaman tomat di PT Agro 1973: • Biaya total Biaya total
= biaya tetap + biaya tidak tetap = (Rp 32.544.375,- + Rp. 36.140.499,-)/ tahun = Rp. 68.684.874,- /tahun
• Biaya pokok Hasil panen (per musim tanam) = produktivitas tanaman per musim tanam
x benih x persentase hasil yang dipanen = 2.5 kg/tanaman x 4637 tanaman x 85 % = 9854 kg/musim Hasil panen (produksi total) per tahun = hasil panen per musim tanam x (per tahun = 3 musim tanam)
= 9854 kg x 3 musim tanam = 29561 kg/tahun
Biaya Pokok = (Biaya Total : Produksi total) per tahun = Rp. 68.684.874,- / tahun : 29561 kg/tahun = Rp. 2.324,- / kg. • Titik Impas
Menghitung titik Impas (Pramudya dan Dewi, 1992): T =
BT BTT S− C
dimana: T = Titik Impas (kg/tahun) BT = Biaya Tetap (Rp/tahun) BTT = Biaya Tidak Tetap (Rp/tahun) S = Harga Jual (Rp/kg) C = Produksi Total (kg/tahun)
79
Produksi Tomat per tahun =
32.544.375 36.140.499 5000 − 29.561
= 8.615,5 kg/tahun Harga Tomat per kg minimum
=
68.684.874 29.561
= Rp.2.324,- / kg 2. Biaya total, biaya pokok dan titik impas untuk tanaman cabai di PT Agro 1973: •
Biaya total Biaya total
= biaya tetap + biaya tidak tetap = (Rp 32.544.375,- + Rp. 36.455.499,-)/ tahun = Rp. 68.999.874,- /tahun
• Biaya pokok Hasil panen (per musim tanam) = produktivitas tanaman per musim tanam
x benih x persentase hasil yang dipanen = 2.5 kg/tanaman x 4637 tanaman x 85 % = 9854 kg/musim Hasil panen (produksi total) per tahun = hasil panen per musim tanam x (per tahun = 3 musim tanam)
= 9854 kg x 3 musim tanam = 29561 kg/tahun
Biaya Pokok = (Biaya Total : Produksi total) per tahun = Rp. 68.999.874,- / tahun : 29561 kg/tahun = Rp. 2.334,- / kg. • Titik Impas
Produksi Cabai per tahun =
32.544.375 36.455.499 6000 − 29.561
= 6.827,3 kg/tahun
80
Harga Cabai per kg minimum
=
68.999.874 29.561
= Rp. 2.334,- / kg 3. Biaya total, biaya pokok dan titik impas untuk tanaman melon di Taman Buah Mekarsari: •
Biaya total Biaya total
= biaya tetap + biaya tidak tetap = (Rp 32.544.375,- + Rp. 49.974.000,-)/ tahun = Rp. 82.518.375,- /tahun
• Biaya pokok Hasil panen (per musim tanam) = produktivitas tanaman per musim tanam
x benih x persentase hasil yang dipanen = 2 kg/tanaman x 4637 tanaman x 85 % = 7883 kg/musim Hasil panen (produksi total) per tahun = hasil panen per musim tanam x (per tahun = 4 musim tanam)
= 7883 kg x 4 musim tanam = 31532 kg/tahun
Biaya Pokok = (Biaya Total : Produksi total) per tahun = Rp. 82.518.375,- / tahun : 31532 kg/tahun = Rp. 2.617,- / kg. • Titik Impas
Produksi Melon per tahun =
32.544.375 49.974.000 10.000 − 31.532
= 3.867,4 kg/tahun
Harga Melon per kg minimum
=
82.518.375 31.532
= Rp. 2.617,- / kg
81
5.2.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA UNTUK TANAMAN TOMAT, CABAI, DAN MELON Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis kelayakan usahatani budidaya tanaman tomat, cabai dan melon masing-masing menggunakan irigasi tetes diperoleh penerimaan total per tahun sebesar Rp. 125.638.500,-/tahun dengan produksi total 29.561 kg/tahun untuk tanaman tomat selama 3 musim tanam, Rp. 150.766.200,-/tahun dengan produksi total 29.561 kg/tahun untuk tanaman cabai selama 3 musim tanam dan untuk tanaman melon sebesar Rp. 173.426.000,-/tahun dengan produksi total 31.532 kg/tahun selama 4 musim tanam. Setelah mengetahui penerimaan total, maka penerimaan laba bersih per tahun yang diperoleh PT Agro 1973 dari hasil penjualan tanaman tomat sebesar Rp 56.953.626,-/tahun dengan payback period selama 2 tahun 6 bulan, untuk tanaman cabai sebesar Rp 81.766.326,-/tahun dengan payback period selama 1 tahun 9 bulan serta Rp 90.907.625,-/tahun untuk usaha budidaya tanaman melon dengan payback period selama 1 tahun 7 bulan. Kelayakan usaha tersebut akan mempengaruhi kriteria investasi pada perhitungan diagram arus kas. Perhitungan analisis kelayakan usahatani budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes dapat dilihat secara rinci pada lampiran 10.
5.3. PERHITUNGAN NET PRESENT VALUE (NPV) DAN INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) UNTUK USAHA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT, CABAI DAN MELON MENGGUNAKAN IRIGASI TETES Usaha budidaya tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes dikatakan menguntungkan saat Net Present Value (NPV) bernilai positip (lebih dari nol) dan Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari discount rate (i). Indikator kelayakan lainnya adalah B/C ratio, dimana suatu usaha menguntungkan bila B/C ratio lebih besar dari 1. Perhitungan NPV dan IRR dianalisis pada diagram arus kas. NPV dan IRR untuk usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes dilakukan perhitungan dengan cara solution by Computer, sehingga dapat diketahui grafik hubungan antara tingkat bunga (i) dan NPV.
82
5.3.1.
Perhitungan Net Present Value (NPV) pada Diagram Arus Kas Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) dengan Discount Rate 12 % pada diagram arus kas untuk usaha budidaya menggunakan irigasi tetes untuk tomat, cabai dan melon selama 8 tahun diperoleh NPV sebagai berikut: Rp. 83,359497,- untuk tanaman tomat, Rp. 72,598,248,- untuk tanaman cabai dan Rp. 133,026,456,- untuk tanaman melon. NPV bernilai nol menurut perhitungan NPV berdasarkan arus kas saat payback period mencapai tahun kelima untuk usaha budidaya tomat dan cabai menggunakan irigasi tetes, sedangkan untuk usaha budidaya melon menggunakan irigasi tetes mencapai payback period pada tahun keempat. NPV pada usaha budidaya untuk tanaman tomat, cabai dan melon yang menggunakan irigasi tetes layak untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat pada nilai B/C ratio (net B/C dan gross B/C) lebih dari 1, yaitu: 1.599 dan 1.153 untuk tanaman tomat, 1.521 dan 1.106 untuk tanaman cabai, serta B/C ratio sebesar 1.955 dan 1.181 untuk tanaman melon. Perbedaan antara perhitungan NPV pada diagram arus kas dengan perhitungan analisis kelayakan usahatani yang secara rinci dapat dilihat pada lampiran 10, yaitu: NPV pada diagram arus kas memperhitungkan adanya discount factor dan biaya total yang diperhitungkan hanya biaya yang besarnya bergantung pada skala produksi yang hendak dihasilkan. Hasil perhitungan NPV dengan Discount Rate 12 % per tahun untuk usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes dapat dilihat pada Tabel 5-5, Tabel 5-6, dan Tabel 5-7. Perincian arus kas untuk usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon yang menggunakan irigasi
tetes
dapat
dilihat
secara
jelas
pada
lampiran
11.
83
Investasi 139,250,000 0
0
0
0
2,500,000
0 0 0
ke0 1
2
3
4
5
6 7 8
Tahun
36,140,499 36,140,499 36,140,499
36,140,499
36,140,499
36,140,499
Operasional 0 36,140,499 36,140,499
Biaya ( Rp )
7,366,363 7,366,363 8,728,013
7,116,363
Pajak 10 % 0 7,366,363 7,366,363 7,366,363 7,366,363 81,029,988
29,630,363 13,616,500
125,638,500 125,638,500 13,616,500
96,008,138
44,608,513
125,638,500
44,608,513
47,358,513
44,608,513
44,608,513
44,608,513
81,029,988
125,638,500
125,638,500
125,638,500
44,608,513
-139,250,000
(Rp)
B-C
81,029,988
78,279,988
81,029,988
81,029,988
125,638,500
0 125,638,500
139,250,000 81,029,988
(Rp)
Total
Penerimaan
629,626,285
Jumlah = NPV = ∑PVB-∑PVC = NPVB-C positip = NPVB-C negatip = Net B/C = Gross B/C =
1.153
1.599
-139,250,000
222,609,497
83,359,497
83,359,497
5,499,476
50,743,283
56,832,477
63,652,374
71,290,659
79,845,538
89,427,003
100,158,243
112,177,232
0
(Rp)
PVB
0.404
0.404
0.452
0.507
0.567
0.636
0.712
0.797
0.893
1.000
12%
DF
546,266,788
0
38,776,076
36,653,851
41,052,313
44,418,167
51,496,022
57,675,545
64,596,610
72,348,203
139,250,000
(Rp)
PVC
Tabel 5-5. Arus Kas Biaya, Manfaat dan Perhitungan NPV pada Tanaman Tomat Menggunakan Irigasi Tetes
83,359,497
5,499,476
11,967,206
20,178,626
22,600,061
26,872,492
28,349,516
31,751,458
35,561,633
39,829,029
-139,250,000
(Rp)
PVB-C
42
83,359,497
77,860,021
65,892,814
45,714,189
23,114,128
-3,758,364
-32,107,880
-63,859,338
-99,420,971
-139,250,000
(Rp)
Akumulasi PVB-C
→Payback Period
Operasional 0 36,455,499
Investasi 139,250,000 0
0
0
0
2,500,000
0 0 0
ke0 1
2
3
4
5
6 7 8
36,455,499 36,455,499 36,455,499
36,455,499
36,455,499 36,455,499
36,455,499
Biaya ( Rp )
Tahun
9,847,633 9,847,633 11,209,283
9,597,633
Pajak 10 % 0 9,847,633 9,847,633 9,847,633 9,847,633 108,323,958
27,464,093 13,616,500
150,766,200 150,766,200 13,616,500
123,302,108
42,442,243
150,766,200
42,442,243
45,192,243
42,442,243
42,442,243
42,442,243
108,323,958
150,766,200
150,766,200
150,766,200
42,442,243
-139,250,000
(Rp)
B-C
108,323,958
105,573,958
108,323,958
108,323,958
150,766,200
0 150,766,200
139,250,000 108,323,958
(Rp)
Total
Penerimaan
754,451,647
Jumlah = NPV = ∑PVB-∑PVC = NPVB-C positip = NPVB-C negatip = Net B/C = Gross B/C =
1.106
1.521
-139,250,000
211,848,248
72,598,248
72,598,248
5,499,476
60,891,940
68,198,972
76,382,849
85,548,791
95,814,646
107,312,403
120,189,892
134,612,679
0
(Rp)
PVB
0.404
0.404
0.452
0.507
0.567
0.636
0.712
0.797
0.893
1.000
12%
DF
681,853,399
0
49,799,653
49,000,257
54,880,288
59,905,499
68,841,833
77,102,853
86,355,196
96,717,819
139,250,000
(Rp)
PVC
Tabel 5-6. Arus Kas Biaya, Manfaat, dan Perhitungan NPV pada Tanaman Cabai Menggunakan Irigasi Tetes
72,598,248
5,499,476
11,092,286
19,198,715
21,502,561
25,643,292
26,972,812
30,209,550
33,834,696
37,894,859
-139,250,000
(Rp)
PVB-C
43
72,598,248
67,098,772
56,006,486
36,807,770
15,305,210
-10,338,082
-37,310,895
-67,520,445
-101,355,141
-139,250,000
(Rp)
Akumulasi PVB-C
→Payback Period
Investasi 139,250,000 0
0
0
0
2,500,000 0 0 0
0 1
2
3
4
5 6 7 8
Tahun ke-
49,974,000 49,974,000 49,974,000 49,974,000
49,974,000
49,974,000
49,974,000
Operasional 0 49,974,000
Biaya ( Rp )
10,551,763 10,801,763 10,801,763 12,163,413
10,801,763
Pajak 10 % 0 10,801,763 10,801,763 10,801,763
39,628,463 13,616,500
173,426,000 173,426,000 173,426,000 13,616,500
118,819,388 133,797,538
54,606,613
54,606,613
173,426,000
57,356,613
54,606,613
54,606,613
54,606,613
118,819,388
173,426,000
173,426,000
173,426,000
54,606,613
-139,250,000
(Rp)
B-C
116,069,388
118,819,388
118,819,388
118,819,388
0 173,426,000
118,819,388
(Rp)
139,250,000
Total
Penerimaan
867,017,370
Jumlah = NPV = ∑PVB-∑PVC = NPVB-C positip = NPVB-C negatip = Net B/C = Gross B/C =
1.181
1.955
-139,250,000
272,276,456
133,026,456
133,026,456
5,499,476
70,043,853
78,449,115
87,863,009
98,406,570
110,215,358
123,441,201
138,254,145
154,844,643
0
(Rp)
PVB
0.404
0.404
0.452
0.507
0.567
0.636
0.712
0.797
0.893
1.000
12%
DF
733,990,914
0
54,038,581
53,747,857
60,197,600
65,860,888
75,511,869
84,573,293
94,722,088
106,088,739
139,250,000
(Rp)
PVC
Tabel 5-7. Arus Kas Biaya, Manfaat dan Perhitungan NPV pada Tanaman Melon Menggunakan Irigasi Tetes
133,026,456
5,499,476
16,005,271
24,701,258
27,665,409
32,545,682
34,703,489
38,867,908
43,532,057
48,755,904
-139,250,000
(Rp)
PVB-C
44
133,026,456
127,526,980
111,521,709
86,820,450
59,155,041
26,609,359
-8,094,131
-46,962,039
-90,494,096
-139,250,000
(Rp)
Akumulasi PVB-C
→Payback Period
5.3.2. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Menggunakan Solution by Computer Analisis perhitungan Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) menggunakan Solution by Computer untuk usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes dapat dilihat pada tabel 5-8, tabel 5-9 dan tabel 5-10. Perbedaan dari perhitungan NPV dan IRR dengan solution by computer dengan NPV pada diagram arus kas dan IRR dengan trial and error, yaitu: dapat mengetahui NPV dengan berbagai tingkat bunga yang digunakan dan dapat melihat hubungan tingkat bunga (i) sebagai IRR.dengan NPV. Setelah dilakukan analisis dan perhitungan pada NPV dengan simulasi untuk berbagai tingkat bunga, dimana simulasi ini diberi notasi atau nama berupa “Guess” artinya tingkat bunga yang digunakan proses simulasi untuk mendapatkan IRR dan diberi notasi berupa i*, sehingga hasil perhitungan IRR dari proses simulasi tersebut sebesar 27.48 % untuk tanaman tomat, 25.60 % untuk tanaman cabai dan 35.88 % untuk tanaman melon. Grafik pada gambar 5-3 untuk tanaman tomat, gambar 5-4 untuk tanaman cabai dan gambar 5-5 untuk tanaman melon masing-masing menunjukkan secara jelas bahwa semakin tinggi tingkat bunga (i) yang digunakan, maka NPV akan semakin rendah dan hal ini tidak hanya mendekati nol tapi dapat menyebabkan NPV bernilai negatip (NPV < 0). Pada grafik tersebut tampak secara jelas bahwa perolehan IRR dapat dilihat dari batas antara simulasi tingkat bunga (i) dengan perolehan NPV, yaitu: saat NPV sebesar Rp. 32,180,684,- dengan simulasi tingkat bunga 20 % dan NPV bernilai negatip Rp. 8,594,883,- dengan simulasi tingkat bunga 30 % untuk tanaman tomat; saat NPV sebesar Rp. 23,868,360,- dengan simulasi tingkat bunga 20 % dan NPV bernilai negatip Rp. 14,930,577,- dengan simulasi tingkat bunga 30 % untuk tanaman cabai; dan NPV sebesar Rp. 20,646,577,- dengan simulasi tingkat bunga 30 % dan NPV bernilai negatip Rp. 11,828,441,- dengan simulasi tingkat bunga 40 % untuk tanaman melon.
Tabel 5-8. Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Tomat Menggunakan Irigasi Tetes
62
Grafik Hubungan antara Tingkat Bunga (i) dan NPV
220,000,000 200,000,000 180,000,000 160,000,000 140,000,000 120,000,000
NPV (Rp) 100,000,000 80,000,000 60,000,000 40,000,000 20,000,000 0 (20,000,000) 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
(40,000,000) (60,000,000) (80,000,000) (100,000,000)
i
Gambar 5-3. Grafik Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Tanaman Tomat Menggunakan Irigasi Tetes
63
Tabel 5-9. Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Cabai Menggunakan Irigasi Tetes
Grafik Hubungan antara Tingkat Bunga (i) dan NPV 220,000,000 200,000,000 180,000,000 160,000,000 140,000,000 120,000,000
NPV (Rp) 100,000,000 80,000,000 60,000,000 40,000,000 20,000,000 0 (20,000,000) 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
(40,000,000) (60,000,000) (80,000,000) (100,000,000)
i
64
Gambar 5-4. Grafik Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Tanaman Cabai Menggunakan Irigasi Tetes Tabel 5-10. Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Melon Menggunakan Irigasi Tetes
65
Grafik Hubungan antara Tingkat Bunga (i) dan NPV 300,000,000 280,000,000 260,000,000 240,000,000 220,000,000 200,000,000 180,000,000 NPV (Rp)160,000,000 140,000,000 120,000,000 100,000,000 80,000,000 60,000,000 40,000,000 20,000,000 0 (20,000,000) 0% (40,000,000) (60,000,000) (80,000,000) (100,000,000)
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
i
Gambar 5-5. Grafik Perhitungan NPV dan IRR dengan "Solution by Computer" pada Budidaya Tanaman Melon Menggunakan Irigasi Tetes 5.4. ANALISIS B/C RATIO USAHA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT, CABAI DAN MELON MENGGUNAKAN IRIGASI TETES Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) yang dihitung dengan dua cara, yaitu: Trial and Error dan Solution by Computer, maka present value pada biaya (PVC) dan present value pada penerimaan (PVB) yang telah diperoleh dapat digunakan untuk menentukan hasil analisis B/C ratio (dalam hal ini Gross B/C) dengan menggunakan simulasi berbagai tingkat bunga. Batas kelayakan pada pelaksanaan usaha budidaya tanaman tomat menggunakan irrigáis tetes di PT Agro 1973, yaitu antara tingkat bunga (i) 20 % dengan B/C ratio sebesar 1.072 dan tingkat bunga (i) 30 % dengan B/C ratio sebesar 0.978. Batas kelayakan pada pelaksanaan usaha budidaya tanaman cabai menggunakan irigasi tetes di PT Agro 1973, yaitu antara tingkat bunga (i) 20 % dengan B/C ratio sebesar 1.044 dan tingkat bunga (i) 30 % dengan B/C ratio sebesar 0.968. Batas kelayakan pada pelaksanaan usaha budidaya tanaman melon menggunakan irrigáis tetes di Taman Buah Mekarsari, yaitu antara tingkat bunga (i)
66
30 % dengan B/C ratio sebesar 1.043 dan tingkat bunga (i) 40 % dengan B/C ratio sebesar 0.972. Hasil akhir dari simulasi analisis B/C ratio untuk pelaksanaan usaha budidaya menggunakan irigasi tetes untuk tomat, cabai dan melon selama 8 tahun masing-masing dapat dilihat pada tabel 5-11 untuk tanaman tomat, tabel 5-12 untuk tanaman cabai dan tabel 5-13 untuk tanaman melon Hubungan antara tingkat bunga (i) dan B/C ratio pada hasil akhir dari simulasi analisis B/C ratio untuk usaha budidaya menggunakan irigasi tetes selama 8 tahun dapat dilihat pada grafik analisis B/C ratio untuk usaha budidaya menggunakan irigasi tetes pada gambar 5-6 untuk tanaman tomat, gambar 5-7 untuk tanaman cabai dan gambar 5-8 untuk tanaman melon.
Tabel 5-11. Hasil Simulasi Analisis B/C Ratio Usaha Budidaya Tanaman Tomat Menggunakan Irigasi Tetes 60%
70%
80%
B/C 1.274 1.173 1.072 0.978 0.894 0.820 0.755 ratio
0.699
0.650 0.607 0.569
i
0%
10%
20%
30%
40%
50%
90%
100%
Grafik Hubungan antara Tingkat Bunga (i) dan B/C ratio 1.400 1.200 1.000
B/C ratio
0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0%
10%
20%
30%
40%
50%
i 60% 70% 80% 90% 100%
67
Gambar 5-6. Grafik Analisis B/C Ratio Budidaya Tanaman Tomat Menggunakan Irigasi Tetes
Tabel 5-12. Hasil Simulasi Analisis B/C Ratio Usaha Budidaya Tanaman Cabai Menggunakan Irigasi Tetes 0%
30 %
40 %
50 %
60 %
90 %
100 %
B/C 1.198 1.122 1.044 0.968 ratio
0.898
0.835
0.778 0.728 0.683 0.644
0.608
i
10 %
20 %
70 %
80 %
Grafik Hubungan antara Tingkat Bunga (i) dan B/C ratio 1.400 1.200 1.000 0.800
B/C ratio
0.600 0.400 0.200 0.000 0%
10%
20%
30%
40%
50%
i
60%
70%
80%
90%
Gambar 5-7. Grafik Analisis B/C Ratio Budidaya Tanaman Cabai Irigasi Tetes
100%
Menggunakan
Tabel 5-13. Hasil Simulasi Analisis B/C Ratio Usaha Budidaya Tanaman Melon Menggunakan Irigasi Tetes i B/C ratio
0%
10 %
20 %
30 %
40 %
50 %
60 %
70 %
80 %
90 %
100 %
1.271 1.197
1.119
1.043 0.972 0.908 0.849 0.797 0.750
0.709
0.671
68
Grafik Hubungan antara Tingkat Bunga (i) dan B/C ratio 1.400 1.200 1.000
B/C ratio 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0%
10%
20%
30%
40%
50%
i
60%
70%
80%
90% 100%
Gambar 5-8. Grafik Analisis B/C Ratio Budidaya Tanaman Melon Menggunakan Irigasi Tetes
5.5.
ANALISIS SENSITIVITAS Analisis sensitivitas dimaksudkan untuk mengetahui perubahan indikator kelayakan finansial bila variabel perhitungan berubah. Dalam analisis ini, pengujian sensitivitas hanya dilakukan kriteria investasi IRR pada perubahan beberapa variable perhitungan, yaitu: a. Kenaikan biaya investasi b. Kenaikan biaya operasional c. Penurunan harga jual hasil budidaya d. Penurunan jumlah produksi
5.5.1
Analisis Sensitivitas pada Budidaya Tanaman Tomat Hasil pengujian analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya investasi, kenaikan biaya operasional, penurunan harga jual dan penurunan jumlah produksi pada budidaya tanaman tomat dapat dilihat pada lampiran 12.
1). Sensitivitas terhadap kenaikan biaya investasi
69
Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan biaya investasi bertambah secara gradual tiap 10 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring kenaikan biaya investasi. Usaha budidaya tomat menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum kenaikan biaya investasi mencapai 60 %. Apabila kenaikan biaya investasi mencapai 60 %, maka usaha budidaya tomat menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
2). Sensitivitas terhadap kenaikan biaya operasional Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan biaya operasional bertambah secara gradual tiap 10 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring kenaikan biaya operasional. Usaha budidaya tomat menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum kenaikan biaya operasional mencapai 80 %. Apabila kenaikan biaya operasional mencapai 80 %, maka usaha budidaya tomat menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
3). Sensitivitas terhadap penurunan harga jual Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan harga jual menurun secara gradual tiap 5 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring penurunan harga jual. Usaha budidaya tomat menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum penurunan harga jual mencapai 55 %. Apabila penurunan harga jual mencapai 55 %, maka usaha budidaya tomat menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
4). Sensitivitas terhadap penurunan jumlah produksi Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan jumlah produksi menurun secara gradual tiap 5 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring penurunan jumlah produksi. Usaha budidaya tomat menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum penurunan jumlah produksi mencapai 55 %. Apabila penurunan jumlah produksi mencapai 55 %, maka usaha budidaya tomat menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
70
5). Perbandingan analisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya tomat Kelayakan usaha budidaya tomat relatif sensitif terhadap penurunan harga jual dan jumlah produksi dibandingkan dengan kenaikan biaya investasi dan kenaikan biaya operasional. Perbandingan sensitivitas usaha budidaya tomat dapat dilihat pada gambar 5-9 berikut ini: Grafik Perbandingan Sensitivitas Usaha Budidaya Tomat 30.00% 27.00%
Kenaikan Biaya Investasi
24.00% 21.00%
IRR
18.00%
Kenaikan Biaya Operasional
15.00% 12.00%
Penurunan Harga Jual
9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Penurunan Jumlah Produksi
% Kenaikan / % Penurunan
Gambar 5-9. Grafik Perbandingan Sensitivitas Usaha Budidaya Tomat 5.5.2
Analisis Sensitivitas pada Budidaya Tanaman Cabai Hasil pengujian analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya investasi, kenaikan biaya operasional, penurunan harga jual dan penurunan jumlah produksi pada budidaya tanaman cabai dapat dilihat pada lampiran 13.
1). Sensitivitas terhadap kenaikan biaya investasi Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan biaya investasi bertambah secara gradual tiap 10 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring kenaikan biaya investasi. Usaha budidaya cabai menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum kenaikan biaya investasi mencapai 60 %. Apabila kenaikan biaya investasi mencapai 60 %, maka usaha budidaya cabai menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
2). Sensitivitas terhadap kenaikan biaya operasional
71
Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan biaya operasional bertambah secara gradual tiap 10 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring kenaikan biaya operasional. Usaha budidaya cabai menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum kenaikan biaya operasional mencapai 70 %. Apabila kenaikan biaya operasional mencapai 70 %, maka usaha budidaya cabai menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
3). Sensitivitas terhadap penurunan harga jual Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan harga jual menurun secara gradual tiap 5 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring penurunan harga jual. Usaha budidaya cabai menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum penurunan harga jual mencapai 50 %. Apabila penurunan harga jual mencapai 50 %, maka usaha budidaya cabai menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
4). Sensitivitas terhadap penurunan jumlah produksi Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan jumlah produksi menurun secara gradual tiap 5 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring penurunan jumlah produksi. Usaha budidaya cabai menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum penurunan jumlah produksi mencapai 50 %. Apabila penurunan jumlah produksi mencapai 50 %, maka usaha budidaya cabai menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
5). Perbandingan analisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya cabai Kelayakan usaha budidaya cabai relatif sensitif terhadap penurunan harga jual dan jumlah produksi dibandingkan dengan kenaikan biaya investasi dan kenaikan biaya operasional. Perbandingan sensitivitas usaha budidaya cabai dapat dilihat pada gambar 5-10 berikut ini:
72
Grafik Perbandingan Sensitivitas Usaha Budidaya Cabai 30.00% 27.00%
Kenaikan Biaya Investasi
24.00% 21.00%
Kenaikan Biaya Operasional
18.00%
IRR
15.00%
Penurunan Harga Jual
12.00% 9.00%
Penurunan Jumlah Produksi
6.00% 3.00% 0.00% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90% 100%
% Kenaikan / % Penurunan
Gambar 5-10. Grafik Perbandingan Sensitivitas Usaha Budidaya Cabai 5.5.3
Analisis Sensitivitas pada Budidaya Tanaman Melon Hasil pengujian analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya investasi, kenaikan biaya operasional, penurunan harga jual dan penurunan jumlah produksi pada budidaya tanaman melon dapat dilihat pada lampiran 14.
1). Sensitivitas terhadap kenaikan biaya investasi Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan biaya investasi bertambah secara gradual tiap 10 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring kenaikan biaya investasi. Usaha budidaya melon menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum kenaikan biaya investasi mencapai 100 %. Apabila kenaikan biaya investasi mencapai 100 %, maka usaha budidaya melon menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
2). Sensitivitas terhadap kenaikan biaya operasional Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan biaya operasional bertambah secara gradual tiap 10 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring kenaikan biaya operasional. Usaha budidaya melon menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum kenaikan biaya operasional mencapai 100 %. Apabila kenaikan biaya operasional mencapai 100
73
%, maka usaha budidaya melon menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
3). Sensitivitas terhadap penurunan harga jual Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan harga jual menurun secara gradual tiap 5 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring penurunan harga jual. Usaha budidaya melon menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum penurunan harga jual mencapai 70 %. Apabila penurunan harga jual mencapai 70 %, maka usaha budidaya melon menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
4). Sensitivitas terhadap penurunan jumlah produksi Pengujian dilakukan melalui simulasi perhitungan IRR dan NPV dengan jumlah produksi menurun secara gradual tiap 5 %. Diperoleh hasil bahwa nilai IRR dan NPV turun seiring penurunan jumlah produksi. Usaha budidaya melon menggunakan irigasi tetes ini masih layak sebelum penurunan jumlah produksi mencapai 70 %. Apabila penurunan jumlah produksi mencapai 70 %, maka usaha budidaya melon menggunakan irigasi tetes tidak layak untuk dilaksanakan.
5). Perbandingan analisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya melon Kelayakan usaha budidaya melon relatif sensitif terhadap penurunan harga jual dan jumlah produksi dibandingkan dengan kenaikan biaya investasi dan kenaikan biaya operasional. Perbandingan sensitivitas usaha budidaya melon dapat dilihat pada gambar 5-11 berikut ini:
74
Grafik Perbandingan Sensitivitas Usaha Budidaya Melon
IRR
39.00% 36.00% 33.00% 30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00% 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00%
Kenaikan Biaya Investasi Kenaikan Biaya Operasional Penurunan Harga Jual
0%
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Penurunan Jumlah Produksi
% Kenaikan / % Penurunan
Gambar 5-11. Grafik Perbandingan Sensitivitas Usaha Budidaya Melon
75
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: a. Dalam perhitungan analisis biaya usaha budidaya untuk tanaman tomat, cabai, dan melon menggunakan irigasi tetes membutuhkan biaya investasi sebesar Rp. 139.250.000,- untuk 1 unit green house seluas 1120 m2. Biaya investasi digunakan selama 8 tahun untuk usaha budidaya tomat, cabai dan melon. Analisis biaya yang diperhitungkan dalam usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes adalah biaya tetap, biaya variabel, biaya total, biaya pokok dan titik impas. Besarnya biaya total setelah menghitung besarnya biaya tetap dan biaya tidak tetap untuk usaha budidaya tanaman tomat, cabai dan melon, yaitu: Rp. 68.684.874,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp 2.324,-/kg untuk produksi tomat 8.615,5 kg/tahun sebagai titik impas, Rp. 68.999.874,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp 2.334,-/kg untuk produksi cabai 6.827,3 kg/tahun sebagai titik impas dan Rp. 82.518.375,-/tahun dengan biaya pokok sebesar Rp 2.617,-/kg untuk produksi melon 3.867,4 kg/tahun sebagai titik impas. b. Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis kelayakan usahatani budidaya tanaman tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes diperoleh penerimaan total per tahun sebesar Rp. 125.638.500,-/tahun dengan produksi total 29.561 kg/tahun untuk tanaman tomat, Rp. 150.766.200,-/tahun dengan produksi total 29.561 kg/tahun untuk tanaman cabai dan untuk tanaman melon sebesar Rp. 173.426.000,-/tahun dengan produksi total 31.532 kg/tahun. c. Usaha budidaya tomat, cabai dan melon yang menggunakan irigasi tetes dikatakan menguntungkan saat Net Present Value (NPV) bernilai positip (lebih dari nol) dan Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari discount rate (i). Berdasarkan hasil perhitungan NPV dengan Discount Rate 12 % pada diagram arus kas untuk usaha budidaya tomat, cabai dan melon secara berturut-turut diperoleh NPV sebagai berikut: Rp. 83,359,497,-, Rp. 72,598,248,- dan Rp. 133,026,456,-.
76
d. Kelayakan finansial usaha budidaya tomat, cabai dan melon yang dihitung menggunakan indikator Internal Rate of Return (IRR) dengan lama usaha 8 tahun memberikan nilai IRR sebesar 27.48 % untuk tanaman tomat, 25.60 % untuk tanaman cabai dan 35.88 % untuk tanaman melon. Setelah mengetahui NPV dan IRR yang diperoleh untuk usaha budidaya tomat, cabai dan melon serta melakukan simulasi untuk menganalisis B/C ratio, maka usaha budidaya pada tanaman melon di Taman Buah Mekarsari selama 8 tahun yang menggunakan irigasi tetes memang paling layak untuk dilaksanakan jika dibandingkan dengan usaha budidaya pada tanaman tomat dan cabai menggunakan irigasi tetes di PT Agro 1973.
6.2. SARAN Penelitian analisis kelayakan finansial usaha budidaya tomat, cabai dan melon menggunakan irigasi tetes ini diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai analisis kelayakan finansial irigasi tetes. Pentingnya analisis kelayakan finansial irigasi tetes ini karena dalam analisis finansial usaha budidaya komoditi pertanian khususnya tanaman tomat, cabai dan melon yang menggunakan irigasi tetes ini belum memperhitungkan adanya efisiensi pemakaian air terhadap usaha budidaya tomat, cabai dan melon.
77
DAFTAR PUSTAKA Blank, L dan A. Tarquin. 2002. Engineering Economy, fifth Edition. Mc Graw-Hill, Co. New York. Djaenudin, D., Marwan, H., Subagyo, H., Mulyani, A., Suharta, N. 2003. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Gittinger, J.P. 1977. Economic Analysis of Agricultural Projects Sixth Edition. International Bank for Reconstruction and Development: A World Bank Publication., USA. Gray, C., L.K. Sabur, P. Simanjuntak, dan P.F.L Maspaitella. 1988. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia. Jakarta. Joyowiyono, M. 1989. Ekonomi Teknik Jilid I. Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta. Joyowiyono, M. 1992. Ekonomi Teknik Jilid II. Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta. Pramudya, B dan N. Dewi. 1992. Ekonomi Teknik. JICA-DGHE/IPB Project / ADAET: JTA-9a (132). IPB. Bogor. Prastowo dan Liyantono. 2002. Prosedur Desain Irigasi Tetes (Trickle Irrigation). Jurusan Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor. Prihmantoro, Heru dan Yovita Heti. 2002. Hidroponik Tanaman Buah untuk Hobi dan Bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta. PT Asabi (Agricon Sentra Agribisnis Indonesia). 2005. Proposal Pengembangan Kawasan Agribisnis Berbasis Hidroponik. Bogor. Thuesen, G.J, dan W.J. Fabrycky. 1993. Engineering Economy, Eighth Edition. Prentice-Hall International editions. www.dephut.go.id. diakses tanggal 24 Juli 2007 www.ditsayur.hortikultura.go.id. diakses tanggal 20 Juli 2007 www.pemdabogor.go.id. diakses tanggal 28 september 2007.
78
62
C = Lokasi pengambilan data sekunder di PT. ASABI, Kecamatan Sukasari – Kabupaten Bogor
B = Lokasi survei lapangan di PT.Agro 1973, Kecamatan Cisarua – Kabupaten Bogor
A = Lokasi survei lapangan di Taman Buah Mekarsari, Kecamatan Cileungsi – Kabupaten Bogor
Keterangan:
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
63
Sumber: PT. Asabi, 2005.
Lampiran 2. Skema Instalasi Sistem Irigasi Tetes
64
28 m
0.6 m
Letak tanaman
Pipa Distribusi Utama
0.5 m 40 m
Jalan Utama
Area Instalasi Mixer
Jalan Kolektor
Lampiran 3. Skema Tata Letak Jaringan Irigasi Tetes di Taman Buah Mekarsari dan PT. Agro 1973
2.0 m
Pipa Lateral
Area Kerja
65
Tangki Air
Termometer di Dalam Green House
Green House Tampak Luar
66
Media Tanam Menggunakan Polybag dan Pipa Irigasi Tetes
Media Tanam Menggunakan Paralon dan Emiter
Lampiran 4. Dokumentasi Hasil Penelitian Irigasi Tetes Untuk Tanaman Melon di Taman Buah Mekarsari
Instalasi Tangki Pupuk Pada Rumah Nutrisi
Bibit Mulai Ditanam Di Tabulampot Yang Di Tempatkan Pada Green House
Pembibitan Melon
67
Buah Melon yang Telah Dipanen
Buah Melon Dipanen (Jenis Melon Glamour Dari Bangkok)
Tanaman Melon Berumur 2,5 Bulan
Tanaman Melon Siap Dipanen (Jenis Melon Golden Langkawi Dari Malaysia)
68
Menerima Penjelasan Dari Petugas Lapangan Untuk Tanaman Melon di Taman Buah Mekarsari
69
Green House telah dibersihkan untuk memulai Tanaman Baru (setelah pergantian tanaman)
Instalasi Pipa Irigasi Tetes Dalam Tanah di PT. Agro 1973
Media Pembibitan Tomat dan Cabai
Instalasi Tangki Pupuk Pada Rumah Nutrisi di PT. Agro 1973
Lampiran 5. Dokumentasi Hasil Penelitian Irigasi Tetes Untuk Tanaman Cabai Di PT. Agro 1973
70
Pengukuran Jarak Tanam dan Jarak Emiter Pada Tanaman Cabai Dalam Green House
71
Tanaman Cabai Sedang Berbuah (Masih Hijau)
Tanaman Cabai Berumur 2 Bulan Menggunakan Irigasi Tetes Dalam Green House
Menerima Penjelasan Dari Petugas Lapangan Pada PT. Agro 1973 di Cisarua - Bogor
72
Menerima Penjelasan Irigasi Tetes Untuk Tanaman Tomat
Pengamatan dan Pengukuran di Lapangan Untuk Tanaman Tomat
Pengukuran Jarak Tanam dan Jarak Emiter Pada Tanaman Tomat Dalam Green House
Lampiran 6. Dokumentasi Hasil Penelitian Irigasi Tetes Untuk Tanaman Tomat Di PT. Agro 1973
73
Hasil Panen Tanaman Tomat ada 3 jenis (Chery, Marta, Recento) Siap Dipasarkan
Buah Tomat yang Siap Untuk Dipanen
74
Lampiran 7. Hasil Observasi Lapangan 1. Hasil Observasi Lapangan di Taman Buah Mekarsari, Cileungsi-Bogor Komoditi: Melon
•
% kerusakan (loss) pada saat panen = 15 % Jadi % hasil yang dipanen = 85 %
•
Harga jual melon = Rp 10.000,-/kg hingga Rp 12.500,-/kg
•
Tidak ada biaya transportasi dan biaya panen karena pemasaran hanya pada lokasi tersebut (di Taman Buah Mekarsari)
•
Produktivitas tanaman = 1.5 kg/tanaman hingga 2.5 kg/tanaman di Taman Buah Mekarsari
•
Umur panen = 75 hari hingga 80 hari (3 bulan); 1 musim tanam = 3 bulan
•
Jarak antar tanaman = 50 cm
•
Kebutuhan benih = 115 % dari populasi tanaman dalam Green House
•
Harga benih = Rp 500/ tanaman hingga Rp 800/ tanaman
•
Jumlah tenaga kerja = 1 orang (per 2 Green House);
•
Jumlah Green House yang telah dilengkapi dengan Irigasi tetes adalah 7 Green House (Green House nomor 3, 7 s/d 12) dan secara keseluruhan seluas 1120 m2
•
Pergantian tanaman dilakukan setiap tahun
•
Tenaga kerja = Rp 800.000,-/orang/bulan (UMR = Upah Minimum Regional)
•
Tidak ada biaya transportasi karena penjualan tanaman Melon langsung di Taman Buah Mekarsari.
74
2.
Hasil Observasi Lapangan di PT AGRO 1973, Cisarua-Bogor
Komoditi: Tomat
•
% hasil yang dipanen = 80 % hingga 90 %
•
Harga jual tomat = Rp 5.000,-/kg.
•
Produktivitas tanaman = 2 kg/tanaman hingga 3 kg/tanaman di PT. Agro 1973
•
Umur panen = 4 bulan; 1 musim tanam = 4 bulan
•
Jarak antar tanaman = 50 cm
•
Kebutuhan benih = 115 % dari populasi tanaman dalam Green House
•
Jumlah tenaga kerja = 2 orang
•
Tenaga kerja = UMR (Upah Minimum Regional)
•
Pemeliharaan dilakukan setiap hari
Keterangan:
•
Seluruh biaya yang menyangkut finansial usaha budidaya di PT Agro 1973 tidak disebutkan. Oleh karena itu, biaya untuk usaha budidaya tanaman tomat dengan irigasi tetes ini menggunakan data dari PT Asabi.
•
UMR (Upah Minimum Regional) = Rp 800.000,-/orang/bulan
75
3.
Hasil Observasi Lapangan di PT AGRO 1973, Cisarua-Bogor
Komoditi: Cabai
•
% hasil yang dipanen = 80 % hingga 90 %
•
Harga jual cabai = Rp 6.000,-/kg.
•
Produktivitas tanaman = 2 kg/tanaman hingga 3 kg/tanaman di PT. Agro 1973
•
Umur panen = 4 bulan; 1 musim tanam = 4 bulan
•
Jarak antar tanaman = 50 cm
•
Kebutuhan benih = 115 % dari populasi tanaman dalam Green House
•
Jumlah tenaga kerja = 2 orang
•
Tenaga kerja = UMR (Upah Minimum Regional)
•
Pemeliharaan dilakukan setiap hari
Keterangan:
•
Seluruh biaya yang menyangkut finansial usaha budidaya di PT Agro 1973 tidak disebutkan. Oleh karena itu, biaya untuk usaha budidaya tanaman tomat dengan irigasi tetes ini menggunakan data dari PT Asabi.
•
UMR (Upah Minimum Regional) = Rp 800.000,-/orang/bulan
76
Lampiran 8. Rincian Daftar Kebutuhan dan Harga Material Jaringan Irigasi Tetes Daftar Kebutuhan dan Harga Material untuk Jaringan Irigasi Tetes dengan tipe penetes ”Arrow Dripper” di Taman Buah Mekarsari dan di PT Agro 1973 Jumlah Uraian Unit Jumlah Harga (Rp.) No. Satuan (Rp.) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PE 13 mm PE 5 mm Quick Valve Elbouw 13 mm End Plug Tee 4 mm Regulating stick PRV Filter 1 " Pressure gauges
Meter Meter pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs
136 1008 6 8 5 240 480 1 1 1
3,575 1,650 16,500 2,860 1,430 1,650 1,430 175,890 185,900 71,500
SUB TOTAL 1 2 3 4 5 6
7
Pipa PVC 1 " Pipa PVC 3/4 " Ball Valve 1 " Ball Valve 3/4 " Water Mur 1 " Assesories PVC Tee 1 " Elbouw 1 " SDD 1 " SDL 1 " Vlo Tee 1 x 3/4 " Dop DD 1" Tee 3/4 " Elbouw 3/4 " SDD 3/4 " SDL 3/4 " Dop DD 3/4" Lem Amplas Kabel Ties Kawat Seal tape Fitting
486,200 1,663,200 99,000 22,880 7,150 396,000 686,400 175,890 185,900 71,500 3,794,120
batang batang pcs pcs pcs
10 32 2 5 2
25,300 18,700 22,000 16,500 29,700
253,000 598,400 44,000 82,500 59,400
pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs kaleng lembar pcs Kg lusin Lot
2 20 4 6 6 2 12 50 14 8 6 2 4 4 2 6 1
3,850 3,300 3,300 3,300 3,850 2,200 2,750 2,750 2,750 2,750 1,650 33,000 2,200 22,000 11,000 11,000 385,000
7,700 66,000 13,200 19,800 23,100 4,400 33,000 137,500 38,500 22,000 9,900 66,000 8,800 88,000 22,000 66,000 385,000
77
8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pompa air Inst. Tangki Pupuk dan Mixer Tangki Air Assesories Pompa (Kabel dll.) Bak Air Pengumpul Tower Tangki Kontroller Electric Valve Ongkos Kerja dan Teknisi
SUB TOTAL TOTAL PPN 10 % GRAND TOTAL DIBULATKAN Sumber: PT. Asabi, 2005.
unit
3
800,000
2,400,000
unit unit
1 1
3,850,000 660,000
3,850,000 660,000
lot unit unit unit pcs hok
1 1 1 1 1 20
550,000 2,200,000 1,925,000 2,750,000 330,000 100,000
550,000 2,200,000 1,925,000 2,750,000 330,000 2,000,000 18,713,200 22,507,320 2,250,732 24,758,052 24.750.000
78
Lampiran 9. Rincian Perhitungan Populasi Tanaman dan Biaya Media Tanam 1. Perhitungan banyaknya populasi masing-masing jenis tanaman untuk usaha budidaya tomat dan Cabai di PT Agro 1973 serta tanaman melon di Taman Buah Mekarsari yaitu: a. Luas total Green House = panjang x lebar Green House = 40 m x 28 m = 1120 m2 b. Luas jalan utama = lebar jalan masuk x panjang Green House = 0.5 m x 40 m = 20 m2 c. Luas jalan kolektor untuk pemeliharaan = jumlah jalan konektor x lebar jalan kolektor x (lebar Green House – lebar jalan di pintu utama) = 3 x 0.5 m x (28-0.6) m = 41.1 m2 d. Luas area kerja = lebar area kerja x (lebar Green House – lebar jalan di pintu utama) = 2 m x (28-0.6) m = 54.8 m2 e. Luas efektif = Luas total – luas jalan utama – luas jalan kolektor – luas area kerja = 1120 m2 - 20 m2 - 41.1 m2 – 54.8 m2 = 1004.1 m2 f. Prosentase luas efektif
LuasEfektif × 100% LuasTotal 1004.1m 2 × 100% = 1120m 2 =
= 89.65 % g. Jumlah populasi tanaman =
=
% LuasEfektif × LuasTotal JarakAntarTanaman × JarakAntarPipaLatera l 89.65% × 1120m 2 0 .5 m × 0 .5 m
= 4032 tanaman
79
h. Benih yang ditanam
= Jumlah populasi tanaman + (Jumlah populasi tanaman x
% kerusakan atau loss saat tanam) = 4032 tanaman + (4032 tanaman x 15 %) = 4637 tanaman 2. Rincian perhitungan Biaya Media Tanam untuk Usaha Budidaya Tanaman Tomat dan Cabai di PT Agro 1973 A. Komponen 1. Polybag 2. Arang sekam B. Kebutuhan Material per m2 Lahan 1. Jarak Tanaman 0,5 m 2. Jumlah Tanaman per m2
=
1 0 .5 × 0 .5
= 4 tanaman 3. Volume Polybag
= (0,25 x 0,25 x 0,25) m3 = 0,0156 m3
4. Kebutuhan Arang sekam
= 4 x 0,0156 m3 = 0,0625 m3
C. Media Tanam Tomat dalam 1 unit (1120 m2) selama 1 tahun 1. Polybag
= 4 x Rp. 1.000,= Rp. 4.000,-
2. Arang sekam = 0,0625 x Rp. 45.000,= Rp. 2.812,3. Harga Media Tanam per m2 = Rp. (4.000,- + Rp. 2.812,-) / m2 = Rp. 6.812,- / m2 4. Harga 1 unit di Green House per tahun = Prosentse luas efektif x 1. 120 m2 x Rp. 6.812,-/m2 = 89,65 % x 1.120 x Rp. 6.812,== Rp. 6.839.792,- / tahun. Dibulatkan :
Rp. 7.000.000,-/unit/ tahun, atau :
80
Rp.7.000.000 2 = Rp. 2.083,- / m / musim tanam 1.120 × 3
3. Rincian perhitungan Biaya Media Tanam untuk Usaha Budidaya Tanaman Melon di Taman Buah Mekarsari A. Komponen 1. Polybag 2. Arang Sekam B. Kebutuhan Material per m2 Lahan 1. Jarak Tanaman 0,5 m 2. Jumlah Tanaman per m2
=
1 0 .5 × 0 .5
= 4 tanaman 3. Volume Polybag
= (0,25 x 0,25 x 0,25) m3 = 0,0156 m3
4. Kebutuhan Arang Sekam
= 4 x 0,0156 m3 = 0,0625 m3
C. Media Tanam Melon dalam 1 unit (1120 m2) selama 1 tahun 1. Polybag
= 4 x Rp. 1.000,= Rp. 4.000,-
2. Arang Sekam = 0,0625 x Rp. 45.000,= Rp. 2.812,3. Harga Media Tanam per m2 = Rp. (4.000,- + Rp. 2.812,-) / m2 = Rp. 6.812,- / m2 4. Harga 1 unit di Green House per tahun = Prosentse luas efektif x 1. 120 m2 x Rp. 6.812,-/m2 = 89,65 % x 1.120 x Rp. 6.812,== Rp. 6.839.792,- / tahun. Dibulatkan : Rp. 7.000.000,-/unit/ tahun, atau : Rp.7.000.000 2 = Rp. 1.562,- / m / musim tanam 1.120 × 4
81
Lampiran 10. Perhitungan Analisis Kelayakan Usahatani Budidaya Tanaman Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes 1.
Analisis kelayakan usahatani Budidaya tanaman tomat Menggunakan Irigasi Tetes di PT Agro 1973 a. Parameter yang diketahui berdasarkan hasil survei lapangan di PT Agro 1973 •
Persentase hasil yang dipanen = 80 % hingga 90 %
•
Persentase komoditas yang layak jual = 80 % hingga 90 % dari hasil panen
•
Harga jual = Rp 5.000/kg
•
Produktivitas tanaman per musim tanam = 2 kg/tanaman hingga 3 kg/tanaman
b. Hasil panen (produksi total) •
Hasil panen (per musim tanam) = produktivitas tanaman per musim tanam x benih x persentase hasil yang dipanen = 2.5 kg/tanaman x 4637 tanaman x 85 % = 9.854 kg
•
Hasil panen (produksi total) per tahun = hasil panen per musim tanam x 3 musim tanam /tahun
= 9.854 kg x 3 musim tanam = 29.561 kg/tahun c. Penerimaan total •
Penerimaan total (per musim tanam) = hasil panen (per musim tanam) x persentase komoditas yang layak jual x harga jual = 9.854 kg x 85 % x Rp 5.000/kg = Rp 41.879.500,-/musim
•
Penerimaan total (per tahun) = penerimaan total (per musim tanam) x (per tahun = 3 musim tanam)
= Rp 41.879.500 x 3 musim tanam = Rp 125.638.500,-/tahun •
Nilai sisa faktor produksi
= (10 % x 2.500.000 x 3) + 10 % x (112.000.000 +
2.400.000 + 3.850.000 + 660.000 + 550.000 + 2.200.000 + 1.925.000 + 2.750.000 + 330.000 + 2.000.000) = Rp 13.616.500,-
82
d. Laba bersih • Laba bersih per tahun
= penerimaan total per tahun - biaya total per tahun = Rp 125.638.500/ tahun - Rp 68.684.874/ tahun = Rp 56.953.626,-/tahun
• Laba bersih per bulan
= Laba bersih per tahun : ( 1 tahun = 12 bulan) = Rp 56.953.626/ tahun : 12 bulan = Rp 4.746.136,-/bulan
e. R/C ratio R/C ratio
= penerimaan total per tahun : biaya total per tahun = Rp 125.638.500/ tahun : Rp 68.684.874/ tahun = 1,83
f. Laju keuntungan Laju keuntungan
= laba bersih per tahun: biaya total per tahun x 100 % = Rp 56.953.626/ tahun:Rp 68.684.874/ tahun x 100 % = 82.92 % per tahun atau 6.91 % per bulan
g. Pay back period (Deptan, 2002 dalam PT. Asabi, 2005) Pay back period = total biaya investasi : laba bersih per tahun = Rp 139.250.000 : Rp 56.953.626/ tahun = 2,45 tahun atau 2 tahun 6 bulan
2.
Analisis Kelayakan Usahatani Budidaya Tanaman Cabai Menggunakan Irigasi Tetes di PT Agro 1973 a. Parameter yang diketahui berdasarkan hasil survei lapangan di PT Agro 1973 • Persentase hasil yang dipanen = 80 % hingga 90 % • Persentase komoditas yang layak jual = 80 % hingga 90 % dari hasil panen • Harga jual = Rp 6.000/kg • Produktivitas tanaman per musim tanam = 2 kg/tanaman hingga 3 kg/tanaman
83
b. Hasil panen (produksi total) • Hasil panen (per musim tanam)
= produktivitas tanaman per musim tanam x benih x
persentase hasil yang dipanen = 2.5 kg/tanaman x 4637 tanaman x 85 % = 9.854 kg/musim • Hasil panen per tahun = hasil panen per musim tanam x 3 musim tanam/tahun
= 9.854 kg x 3 musim tanam = 29.561 kg/tahun c. Penerimaan total • Penerimaan total (per musim tanam)
= hasil panen (per musim tanam) x
persentase komoditas yang layak jual x harga jual = 9.854 kg x 85 % x Rp 6.000/kg = Rp 50.255.400,-/ musim • Penerimaan total (per tahun) = penerimaan total (per musim tanam) x (per tahun = 3
musim tanam)
= Rp 50.255.400 x 3 musim tanam = Rp 150.766.200,-/tahun •
Nilai sisa faktor produksi
= (10 % x 2.500.000 x 3) + 10 % x (112.000.000 +
2.400.000 + 3.850.000 + 660.000 + 550.000 + 2.200.000 + 1.925.000 + 2.750.000 + 330.000 + 2.000.000) = Rp 13.616.500,d. Laba bersih • Laba bersih per tahun
= penerimaan total per tahun - biaya total per tahun = Rp 150.766.200/ tahun - Rp 68.999.874/ tahun = Rp 81.766.326,-/tahun
• Laba bersih per bulan
= laba bersih per tahun : ( 1 tahun = 12 bulan) = Rp 81.766.326/ tahun : 12 bulan = Rp 6.813.861,-/bulan
e. R/C ratio R/C ratio
= penerimaan total per tahun : biaya total per tahun = Rp 150.766.200/ tahun : Rp 68.999.874/ tahun = 2,19 84
f. Laju keuntungan Laju keuntungan
= laba bersih per tahun: biaya total per tahun x 100 % = (Rp 81.766.326/ tahun : Rp 68.999.874/ tahun) x 100 % = 118.50 % per tahun atau 9.88 % per bulan
g. Pay back period (Deptan, 2002 dalam PT. Asabi, 2005) Pay back period = total biaya investasi : laba bersih per tahun = Rp 139.250.000 : Rp 81.766.326/ tahun = 1,70 tahun atau 1 tahun 9 bulan
3.
Analisis Kelayakan Usahatani Budidaya Tanaman Melon Menggunakan Irigasi Tetes di Taman Buah Mekarsari a. Parameter yang diketahui berdasarkan hasil survei lapangan di Taman Buah Mekarsari • Persentase hasil yang dipanen = 85 % • Persentase komoditas yang layak jual = 55 % dari hasil panen • Harga jual secara tetap = Rp 10.000,-/kg hingga Rp 12.500,-/kg • Produktivitas tanaman per musim tanam = 1.5 kg/tanaman hingga 2.5 kg/tanaman
b. Hasil panen (produksi total) • Hasil panen (per musim tanam) = produktivitas tanaman per musim tanam x benih x
persentase hasil yang dipanen = 2 kg/tanaman x 4637 tanaman x 85 % = 7.883 kg/musim • Hasil panen (per tahun) = hasil Panen (per musim tanam) x 4 musim tanam /tahun
= 7.883 kg x 4 musim tanam = 31.532 kg/tahun c. Penerimaan total • Penerimaan total (per musim tanam)
= hasil panen (per musim tanam) x
persentase komoditas yang layak jual x harga jual = 7.883 kg x 55 % x Rp 10.000/kg = Rp 43.356.500,-/ musim
85
• Penerimaan total (per tahun)
= penerimaan total (per musim tanam) x 4 musim
tanam
= Rp 43.356.500 x 4 musim tanam = Rp 173.426.000,- /tahun •
Nilai sisa faktor produksi
= (10 % x 2.500.000 x 3) + 10 % x (112.000.000 +
2.400.000 + 3.850.000 + 660.000 + 550.000 + 2.200.000 + 1.925.000 + 2.750.000 + 330.000 + 2.000.000) = Rp 13.616.500,d. Laba bersih • Laba bersih per tahun = penerimaan total per tahun - biaya total per tahun
= Rp 173.426.000/ tahun - Rp 82.518.375/ tahun = Rp 90.907.625,-/tahun • Laba bersih per bulan
= laba bersih per tahun : ( 1 tahun = 12 bulan) = Rp 90.907.625/ tahun : 12 bulan = Rp 7.575.635,-/bulan
e. R/C ratio R/C ratio
= penerimaan total per tahun : biaya total per tahun = Rp 173.426.000/ tahun : Rp 82.518.375/ tahun = 2,10
f. Laju keuntungan Laju keuntungan
= (laba bersih per tahun : biaya total per tahun) x 100 % = (Rp 90.907.625/ tahun : Rp 82.518.375/ tahun) x 100 % = 110.17 % per tahun atau 9.18 % per bulan
g. Pay back period (Deptan, 2002 dalam PT. Asabi, 2005) Pay back period = total biaya investasi : laba bersih per tahun = Rp 139.250.000 : Rp 90.907.625/ tahun = 1,53 tahun atau 1 tahun 7 bulan
86
Arus Penerimaan Nilai Produksi Total Nilai Sisa Total Penerimaan Arus Pengeluaran Biaya Investasi Green House Jaringan Irigasi Tetes Peralatan (pH Tester, Cangkul,Sekop, Ember) Biaya Operasional Media tanam Benih Pestisida Nutrisi Tenaga Kerja Keuntungan Sebelum Pajak Pajak 10 % Total Pengeluaran Arus Kas Bersih DF (12%) PV b-c Discount rate = 12 %
A 1 2
C
3
2
B 1
Uraian
139,250,000 -139,250,000 1.000 -139,250,000 NPV = Rp.
112,000,000 24,750,000 2,500,000
0
7,000,000 6,955,500 1,380,000 1,605,000 19,200,000 73,663,625 7,366,363 81,029,988 44,608,513 0.797 35,561,633
125,638,500
125,638,500
7,000,000 6,955,500 1,380,000 1,605,000 19,200,000 73,663,625 7,366,363 81,029,988 44,608,513 0.893 39,829,029 83,359,497
125,638,500
2
125,638,500
1
7,000,000 6,955,500 1,380,000 1,605,000 19,200,000 73,663,625 7,366,363 81,029,988 44,608,513 0.712 31,751,458 IRR =
125,638,500
125,638,500
3
7,000,000 6,955,500 1,380,000 1,605,000 19,200,000 73,663,625 7,366,363 81,029,988 44,608,513 0.636 28,349,516 27.60%
125,638,500
125,638,500
Tahun Ke4
7,000,000 6,955,500 1,380,000 1,605,000 19,200,000 71,163,625 7,116,363 78,279,988 47,358,513 0.567 26,872,492
2,500,000
125,638,500
125,638,500
5
7,000,000 6,955,500 1,380,000 1,605,000 19,200,000 73,663,625 7,366,363 81,029,988 44,608,513 0.507 22,600,061 Net B/C = Gross B/C =
125,638,500
125,638,500
6
Rincian Arus Kas Finansial Usahatani Budidaya Tomat di PT. Agro 1973 dengan Discount Rate 12 %
No
1.
7
7,000,000 6,955,500 1,380,000 1,605,000 19,200,000 73,663,625 7,366,363 81,029,988 44,608,513 0.452 20,178,626 1.599 1.274
125,638,500
125,638,500
Lampiran 11. Rincian Arus Kas Finansial Usahatani Budidaya Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes
87
7,000,000 6,955,500 1,380,000 1,605,000 19,200,000 87,280,125 8,728,013 96,008,138 43,246,863 0.404 17,466,682
125,638,500 13,616,500 139,255,000
8
Arus Penerimaan Nilai Produksi Total Nilai Sisa Total Penerimaan Arus Pengeluaran Biaya Investasi Green House Jaringan Irigasi Tetes Peralatan (pH Tester, Cangkul,Sekop, Ember) Biaya Operasional Media tanam Benih Pestisida Nutrisi Tenaga Kerja Keuntungan Sebelum Pajak Pajak 10 % Total Pengeluaran Arus Kas Bersih DF (12%) PV b-c Discount rate = 12 %
A 1 2
C
3
2
B 1
Uraian
139,250,000 -139,250,000 1.000 -139,250,000 NPV = Rp.
112,000,000 24,750,000 2,500,000
0
7,000,000 6,955,500 900,000 2,400,000 19,200,000 98,476,325 9,847,633 108,323,958 42,442,243 0.797 33,834,696
150,766,200
150,766,200
7,000,000 6,955,500 900,000 2,400,000 19,200,000 98,476,325 9,847,633 108,323,958 42,442,243 0.893 37,894,859 72,598,248
150,766,200
2
150,766,200
1
7,000,000 6,955,500 900,000 2,400,000 19,200,000 98,476,325 9,847,633 108,323,958 42,442,243 0.712 30,209,550 IRR =
150,766,200
150,766,200
3
7,000,000 6,955,500 900,000 2,400,000 19,200,000 98,476,325 9,847,633 108,323,958 42,442,243 0.636 26,972,812 25.72%
150,766,200
150,766,200
Tahun Ke4
7,000,000 6,955,500 900,000 2,400,000 19,200,000 95,976,325 9,597,633 105,573,958 45,192,243 0.567 25,643,292
2,500,000
150,766,200
150,766,200
5
6
7,000,000 6,955,500 900,000 2,400,000 19,200,000 98,476,325 9,847,633 108,323,958 42,442,243 0.507 21,502,561 Net B/C = Gross B/C =
150,766,200
150,766,200
Rincian Arus Kas Finansial Usahatani Budidaya Cabai di PT. Agro 1973 dengan Discount Rate 12 %
No
2.
7,000,000 6,955,500 900,000 2,400,000 19,200,000 98,476,325 9,847,633 108,323,958 42,442,243 0.452 19,198,715 1.521 1.198
150,766,200
150,766,200
7
88
7,000,000 6,955,500 900,000 2,400,000 19,200,000 112,092,825 11,209,283 123,302,108 41,080,593 0.404 16,591,762
150,766,200 13,616,500 164,382,700
8
Arus Penerimaan Nilai Produksi Total Nilai Sisa Total Penerimaan Arus Pengeluaran Biaya Investasi Green House Jaringan Irigasi Tetes Peralatan (pH Tester, Cangkul, sekop,ember) Biaya Operasional Media tanam Benih Pestisida Nutrisi Tenaga kerja Keuntungan Sebelum pajak Pajak 10 % Total Pengeluaran Arus Kas Bersih DF (12 %) PVB-C Discount Rate = 12 %
A. 1 2
C.
3
2
B. 1
Uraian
139,250,000 -139,250,000 1.000 -139,250,000 NPV = Rp.
112,000,000 24,750,000 2,500,000
0
10,801,763 118,819,388 54,606,613 0.797 43,532,057
173,426,000
10,801,763 118,819,388 54,606,613 0.893 48,755,904 133,026,456 173,426,000
173,426,000
173,426,000
7,000,000 9,274,000 1,200,000 3,300,000 28,800,000 108,017,625
173,426,000
173,426,000
7,000,000 9,274,000 1,200,000 3,300,000 28,800,000 108,017,625
2
1
173,426,000
10,801,763 118,819,388 54,606,613 0.712 38,867,908 IRR =
7,000,000 9,274,000 1,200,000 3,300,000 28,800,000 108,017,625
173,426,000
173,426,000
3
173,426,000
10,801,763 118,819,388 54,606,613 0.636 34,703,489 35.98%
7,000,000 9,274,000 1,200,000 3,300,000 28,800,000 108,017,625
173,426,000
173,426,000
Tahun ke4
173,426,000
10,551,763 116,069,388 57,356,613 0.567 32,545,682
7,000,000 9,274,000 1,200,000 3,300,000 28,800,000 105,517,625
2,500,000
173,426,000
173,426,000
5
10,801,763 118,819,388 54,606,613 0.507 27,665,409 Net B/C = Gross B/C = 173,426,000
7,000,000 9,274,000 1,200,000 3,300,000 28,800,000 108,017,625
173,426,000
173,426,000
6
7
10,801,763 118,819,388 54,606,613 0.452 24,701,258 1.955 1.271 173,426,000
7,000,000 9,274,000 1,200,000 3,300,000 28,800,000 108,017,625
173,426,000
173,426,000
Rincian Arus Kas Finansial Usahatani Budidaya Melon di Taman Buah Mekarsari dengan Discount Rate 12 %
No.
3.
89
173,426,000
12,163,413 133,797,538 53,244,963 0.404 21,504,747
7,000,000 9,274,000 1,200,000 3,300,000 28,800,000 121,634,125
173,426,000 13,616,500 187,042,500
8
Lampiran 12. Analisa Sensitivitas Budidaya Tanaman Tomat 1. Analisa Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Investasi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kenaikan Biaya Investasi (%) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
IRR (%) 27.60% 24.03% 20.97% 18.30% 15.95% 13.86% 11.98% 10.27% 8.72% 7.29% 5.97%
NPV Rp.) 83,359,497 69,434,497 55,509,497 41,584,497 27,659,497 13,734,497 -190,503 -14,115,503 -28,040,503 -41,965,503 -55,890,503
Grafik Hubungan Antara % Kenaikan Biaya Investasi dan IRR
IRR
30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00% 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
% Kenaikan Biaya Investasi
90
2. Analisa Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Operasional No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kenaikan Biaya Operasional (%) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
IRR (%) 27.60% 25.72% 23.28% 21.57% 19.52% 17.62% 16.01% 13.97% 11.46% 9.42% 8.04%
NPV Rp.) 83,359,497 72,576,050 56,875,920 49,504,519 38,401,353 28,376,532 20,022,514 9,693,633 -2,610,110 -12,255,618 -18,650,433
Grafik Hubungan antara % Kenaikan Biaya Operasional dan IRR 30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00%
IRR 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
% Kenaikan Biaya Operasional
91
3. Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Harga Jual No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penurunan Harga Jual (%) 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 55%
IRR (%) 27.60% 26.15% 24.97% 23.20% 21.69% 20.16% 18.60% 17.02% 15.97% 13.76% 12.65% 10.15%
NPV (Rp.) 83,359,497 75,057,246 68,159,522 58,452,744 50,150,493 41,848,242 33,545,991 25,243,740 19,797,210 8,639,238 3,192,708 -8,839,101
Grafik Hubungan antara % Penurunan Harga Jual dan IRR 30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00%
IRR
15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
55%
% Penurunan Harga Jual
92
4. Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Jumlah Produksi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penurunan Jumlah Produksi (%) 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 55%
IRR (%) 27.60% 26.15% 24.97% 23.20% 21.69% 20.16% 18.60% 17.02% 15.97% 13.76% 12.65% 10.15%
NPV (Rp.) 83,359,497 75,057,246 68,159,522 58,452,744 50,150,493 41,848,242 33,545,991 25,243,740 19,797,210 8,639,238 3,192,708 -8,839,101
Grafik Hubungan antara % Penurunan Jumlah Produksi dan IRR 30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00%
IRR
15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
55%
% Penurunan Jumlah Produksi
93
Lampiran 13. Analisa Sensitivitas Budidaya Tanaman Cabai 1. Analisa Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Investasi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kenaikan Biaya Investasi (%) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
IRR (%) 25.72% 22.27% 19.30% 16.72% 14.24% 12.21% 10.39% 8.74% 7.23% 5.84% 4.57%
NPV Rp.) 72,598,248 58,673,248 44,748,248 30,823,248 15,486,336 1,561,336 -12,363,664 -26,288,664 -40,213,664 -54,138,664 -68,063,664
Grafik Hubungan Antara % Kenaikan Biaya Investasi dan IRR
IRR
30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00% 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
% Kenaikan Biaya Investasi
94
2. Analisa Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Operasional No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kenaikan Biaya Operasional (%) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
IRR (%) 25.72% 23.80% 21.00% 19.57% 17.46% 15.51% 13.84% 11.73% 9.11% 6.98% 5.53%
NPV Rp.) 72,598,248 61,797,588 44,723,796 38,655,484 27,509,286 17,443,154 9,054,711 -1,325,809 -13,698,404 -23,397,272 -29,824,791
Grafik Hubungan antara % Kenaikan Biaya Operasional dan IRR 30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00%
IRR 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
% Kenaikan Biaya Operasional
95
3. Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Harga Jual
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penurunan Harga Jual (%) 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
IRR (%) 25.72% 24.34% 23.24% 21.54% 20.11% 18.66% 17.19% 15.69% 14.22% 12.59% 11.59%
NPV Rp.) 72,598,248 64,851,272 58,526,037 49,357,321 41,610,345 33,863,370 26,116,394 18,369,418 10,964,424 2,875,467 -1,998,574
Grafik Hubungan antara % Penurunan Harga Jual dan IRR
IRR
30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00% 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
% Penurunan Harga Jual
96
4. Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Jumlah Produksi
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penurunan Jumlah Produksi (%) 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
IRR (%) 25.72% 24.12% 23.02% 21.33% 19.90% 18.40% 16.94% 15.44% 14.49% 12.36% 11.37%
NPV Rp.) 72,598,248 63,495,837 57,212,958 48,114,838 40,424,339 32,486,340 24,808,216 17,130,092 12,307,689 1,773,843 -3,048,560
Grafik Hubungan antara % Penurunan Jumlah Produksi dan IRR 30.00% 27.00% 24.00%
IRR
21.00% 18.00% 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
% Penurunan Jumlah Produksi
97
Lampiran 14. Analisa Sensitivitas Budidaya Tanaman Melon 1. Analisa Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Investasi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kenaikan Biaya Investasi (%) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
IRR (%) 35.98% 31.86% 28.34% 25.29% 22.61% 20.23% 18.10% 16.18% 14.43% 12.83% 11.36%
NPV Rp.) 133,026,456 119,101,456 105,176,456 91,251,456 77,326,456 63,401,456 49,476,456 35,551,456 21,626,456 7,701,456 -6,223,544
Grafik Hubungan Antara % Kenaikan Biaya Investasi dan IRR
IRR
39.00% 36.00% 33.00% 30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00% 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
% Kenaikan Biaya Investasi
98
2. Analisa Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Operasional No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kenaikan Biaya Operasional (%) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
IRR (%) 35.98% 32.97% 30.38% 27.41% 24.17% 21.84% 19.83% 17.25% 14.77% 12.64% 9.52%
NPV Rp.) 133,026,456 115,160,773 99,209,292 82,220,392 63,796,046 50,925,909 40,020,201 26,405,569 13,592,410 3,105,160 -11,795,752
Grafik Hubungan antara % Kenaikan Biaya Operasional dan IRR 39.00% 36.00% 33.00% 30.00% 27.00% 24.00% IRR 21.00% 18.00% 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
% Kenaikan Biaya Operasional
99
3. Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Harga Jual
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Penurunan Harga Jual (%) 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 55% 60% 65% 70%
IRR (%) 35.98% 34.32% 33.06% 30.95% 29.24% 27.51% 25.75% 23.96% 22.21% 20.30% 19.09% 17.70% 15.06% 13.78% 11.00%
NPV Rp.) 133,026,456 122,974,918 115,061,967 102,871,841 92,820,303 82,768,765 72,717,227 62,665,688 53,038,013 42,562,612 36,100,855 28,734,053 15,170,754 2,530,743 -4,807,488
Grafik Hubungan antara % Penurunan Harga Jual dan IRR
IRR
39.00% 36.00% 33.00% 30.00% 27.00% 24.00% 21.00% 18.00% 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 55% 60% 65% 70%
% Penurunan Harga Jual
100
4. Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Jumlah Produksi
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Penurunan Jumlah Produksi (%) 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 55% 60% 65% 70%
IRR (%) 35.98% 34.32% 33.06% 30.95% 29.24% 27.51% 25.75% 23.96% 22.21% 20.30% 19.09% 17.70% 15.06% 13.78% 11.00%
NPV Rp.) 133,026,456 122,974,918 115,061,967 102,871,841 92,820,303 82,768,765 72,717,227 62,665,688 53,038,013 42,562,612 36,100,855 28,734,053 15,170,754 2,530,743 -4,807,488
Grafik Hubungan antara % Penurunan Jumlah Produksi dan IRR 39.00% 36.00% 33.00% 30.00% 27.00% 24.00%
IRR
21.00% 18.00% 15.00% 12.00% 9.00% 6.00% 3.00% 0.00% 0%
5%
10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
55% 60% 65% 70%
% Penurunan Jumlah Produksi
101
102