JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS IMPLEMENTASI ASPEK PENGENDALIAN OPERASIONAL BERDASARKAN OHSAS 18001 : 2007 DAN PP NO. 50 TAHUN 2012 DI AREA FILLING SHED PT. X Ratna Yasinta Ayu Maulidha, Hanifa Maher Denny, Siswi Jayanti Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract : According to International Labor Organization (ILO), there are 20 of 100.000 Indonesian death bacause of work related accident. It happened because Occupational Safety and Health (OSH) programs does not work well. So, Occupational Safety and Health Management System is needed to control OSH program. In Indonesia OSH management system is reguated on Govermental Rule Number 50 in 2012 and every company has to implement this regulation. PT. X apllies OHSAS 18001 : 2007 as their reference on applying OSH management system. The purpose of this research to analyze the implementation of Operating Control based on OHSAS 18001 : 2007 and Govermental Rule Number 50 in 2012. The subjects of this research are 2 people as the key informants and 2 people as the triangulation informants. The results showed that PT. X has been fullfiled all elements on Operation Control of OHSAS 18001 : 2007, and for Govermental Rule Number 50 in 2012, there was some elements had not been fulfilled as the criteria, such us Purchasing, Personal Protective Equipment, Safety Sign, and Lock Out System. PT X need to certify and apply the Occupational Safety and Health Management System based on Govermental Rule Number 50 in 2012 to know the OSH management system implementation level based on Govermental Rule Number 50 in 2012 and to do the duty and for better implementation of OSH management system. Key Words 2012
: Operational Control, OHSAS 18001 : 2007, PP No 50 Tahun
582
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN
seringkali sangat besar, padahal
Latar Belakang
biaya tersebut semata-mata bukan
Era
global
berkembang
yang
semakin
hanya menjadi beban perusahaan
mempengaruhi
melainkan juga beban masyarakat dan negara secara keseluruhan.4
perkembangan industri yang kini berlangsung semakin pesat. Proses industrialisasi
menjadi
Tingkat
keselamatan
kerja
semakin
Indonesia masih relatif rendah jika
Fenomena
dibandingkan dengan negara-negara
tersebut menyebabkan persaingan
maju di dunia, bahkan lebih rendah
yang tinggi antar perusahaan dalam
dari
menunjukkan
baik
Peringkat daya saing ini setiap tahun
dalam hal efisiensi, efektivitas dan
diterbitkan oleh International Institute
produktifitas kerja yang mendorong
for Management Development (IMD)
berbagai kemajuan teknologi yang
di
pada akhirnya banyak menggantikan
kemudian, yaitu pada tahun 2013
tenaga manusia dengan berbagai
posisi Indonesia tetap di bawah
2
Malaysia dan Thailand, tetapi satu
1
cepat
berkembang.
mesin
dan
eksistensinya,
peralatan
produksi.
Malaysia
Thailand.5
dan
Lausanne
sepuluh
6
tahun
Namun penggunaan mesin yang
tingkat di atas India.
rumit dan kompleks, kadang tidak
20 dari
disertai dengan usaha perusahaan
meninggal akibat kecelakaan kerja
dalam mempersiapkan sumber daya
fatal. Mengacu pada perhitungan
manusia
ILO, kerugian akibat kecelakaan
yang
memadai
serta
Di Indonesia
100.000 tenaga kerja
peraturan atau prosedur teknis yang
kerja
mendukung
mencapai 4% dari GNP.7 Tingginya
terwujudnya
di
negara
penggunaan teknologi yang tepat
kecelakaan
guna,
banyaknya pelanggaran norma K3.
sehingga hal ini menjadi
pemicu timbulnya kecelakaan dan
Hal
3
ini
kerja
berkembang
dipicu
menunjukkan
karena
belum
penyakit akibat kerja (PAK). Setiap
terciptanya pelaksanaan program K3
kecelakaan
yang
maupun
PAK
baik.
Oleh
karena
itu
merupakan suatu kerugian yang
diperlukan sistem yang teratur untuk
dapat
memudahkan
tergambar
dari
besarnya
pengeluaran atau biaya. Biaya yang
pelaksaan
program
K3, yaitu dengan Sistem Manajemen
dikeluarkan akibat terjadi kecelakaan 583
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
disebutkan
atau SMK3., 3
dalam
SMK3 merupakan bagian dari sistem
manajemen
menyeluruh
SMK3
pada
Pemerintah
rangka
pengusaha
menerapkan
berpedoman
perusahaan
dalam
bahwa
Peraturan
dan
peraturan
wajib
ketentuan
perundang-undangan
pengendalian risiko yang berkaitan
serta dapat memperhatikan konvensi
dengan
untuk
atau standar internasional. Pada
yang
pasal 21 disebutkan bahwa pada
aman, efisien dan produktif. SMK3
saat PP mulai berlaku, perusahaan
menjadi alat bantu yang digunakan
yang telah menerapkan SMK3, wajib
secara sah di Indonesia dan sesuai
menyesuaikan dengan ketentuan PP
standar Internasional. SMK3 dapat
paling
memenuhi
serta
perusahaan
untuk
sertifikasi SMK3 berdasar PP No. 50
kegiatan
menciptakan
kerja
tempat
kerja 8
persyaratan
tuntutan yang
berlaku
menjamin kesehatan dan kesehatan
tahun
3
lama
1
tahun.
wajib
2012
Jadi,
melakukan
walaupun
kerja. Kewajiban penerapan SMK3
sertifikasi
telah diatur dalam pasal 87 ayat 1
misalnya OHSAS 18001 : 2007, dan
UU No 13 tahun 2003 tentang
penyesuaiannya
paling
lambat
Ketenagakerjaan,
adalah
2013,
karena
perusahaan SMK3
yang
sistem
bahwa
wajib
menerapkan
terintegrasi
manajemen
setiap
dengan
sudah
tahun
Peraturan
dengan
standar
Pemerintah
lain,
tersebut
diterbitkan pada tahun 2012.
8
perusahaan.
PT. X merupakan salah satu
Kemudian pada pasal 87 ayat 2
perusahaan yang telak menerapkan
disebutkan
SMK3
mengenai
bahwa penerapan
ketentuan SMK3
yang
mengacu
standar
OHSAS 18001 : 2007, dan telah
sebagaimana dimaksud dalam ayat
mendapatkan
(1)
Peraturan
satu unit operasi yang ada di PT. X
Pemerintah, yaitu PP No. 50 tahun
adalah Area Fillling Shed. Filling
2012 tentang Penerapan SMK3.9
Shed memiliki potensi bahaya yang
Penerapan SMK3 di Indonesia diatur
tinggi, yaitu uap tumpahan bahan
dalam PP No 50 tahun 2012 tentang
bakar
Penerapan SMK3. Dalam pasal 4
kebakaran.
ayat 4 PP No 50 tahun 2012,
potensi
diatur
dengan
584
sertifikatnya.
yang Uap
bahaya
memiliki ini
Salah
risiko
merupakan
terbesar
karena
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sering
terjadi
dan
sangat
kemudian masuk pada kesimpulan
berbahaya.10 Untuk itu perlu upaya pengendalian
operasional
mengendalikan
potensi
yang bersifat umum.
untuk
Keabsahan
bahaya
dengan
teknik
data
dilakukan
triangulasi
tersebut. Dalam OHSAS 18001 :
triangulasi
2007,
Triangulasi sumber diakukan dengan
pengendalian
diatur
pada
operasional
Klausul
4.4.6.
sumber
dan
yaitu teknik.
cara mengecek data yang diperoleh
sedangkan dalam PP No. 50 tahun
melalui
2012 terdapat pada Lampiran II
Triangulasi teknik yaitu mengecek
Pedoman
data kepada sumber yang sama
Penilaian
Penerapan
SMK3..
dengan
beberapa
teknik
wawancara METODE PENELITIAN
sumber.
berbeda, dan
yaitu
observasi.
Reliabilitas penelitian dapat dicapai
Jenis penelitian yang digunakan
dengan melakukan verifikasi hasil
dalam penelitian ini adalah penelitian
wawancara dengan hasil observasi
yang bersifat deskriptif-kualitatif.
peneliti.
Pengambilan penelitian
sampel
ini
dalam
menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
purposive sampling. Informan utama dalam
penelitian
Pengawas Safety
Utama
and
ini
adalah
HSE
(Health
Environment)
Analisis
Berdasarkan hasil wawancara
dan
dan observasi, aspek pengendalian operasional yang telah dipenuhi oleh
PT. X. Informan triangulasi dalam
PT. X baik berdasarkan OHSAS
penelitian ini adalah Senior Fireman
18001 : 2007 maupun PP No. 50
dan Operator di Area Filling Shed. data
Tahun 2012 meliputi prosedur kerja,
penelitian
perancangan dan modifikasi, produk
dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada observasi
(indepth
terhadap
yang dipasok pelanggan, izin kerja,
interview)
informan
kemudian fasilitas
dan
bersifat
izin
pemeliharaan,
sarana
masuk, produksi,
pengendalian material, bahan kimia
fakta dari fenomena atau peristiwa – yang
pengawasan,
penanganan manual dan mekanis,
dokumen pendukung. Pengumpulan
peristiwa
Aspek
Pengendalian Operasional
Asisten Pengawas Utama Teknik
Pengumpulan
Implementasi
berbahaya, dan peninjauan kontrak.
khusus 585
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
aspek
pemeriksaan
dalam PP No. 50 Tahun 2012 yang
dioperasikan.
belum terpenuhi, yaitu :
observasi
dokumen
1. Pembelian
pembelian
terdapat
Di samping
itu,
Aspek dalam
terdapat
pembelian
OHSAS
pada
Tata
Pengadaan Barang dan Jasa. Di
2007
Pada
prosedur
bahwa
prosedur
:
dalam
disebutkan
hasil
Kerja Organiasasi (TKO) tentang
18001
18001
Berdasar
terdapat
maupun PP No. 50 Tahun 2012. OHSAS
sebelum
:
2007,
TKO
tersebut, bahwa
terdapat terdapat
pemeriksaan dan persetujuan HSE
perusahaan
pada proses pembelian produk.
perlu menerapkan dan memelihara pembelian
Dalam kriteria 5.1.3 PP No 50
11
Tahun 2012 disebutkan bahwa
Dalam kriteria 5.1.1.4 PP No 50
konsultasi dengan tenaga kerja
Tahun 2012 disebutkan bahwa
yang kompeten perlu dilakukan
terdapat
yang
pada saat keputusan pembelian
dapat
guna menetapkan persyaratan K3
pengendalian
terkait
material, peralatan dan jasa-jasa.
prosedur
terdokumentasi
yang
menjamin spesifikasi teknik dan
yang
informasi lain yang relevan dengan
spesifikasi
K3
sebelum
diinformasikan
8
keputusan untuk membeli. Upaya
kerja
ini dilakukan untuk agar produk
Berdasar
yang digunakan tidak memberikan
mendalam,
bahaya
menyatakan bahwa yang terlibat
telah
diperiksa
tambahan
terhadap
perusahaan. Berdasar mendalam
dalam
pembelian
yang
dan
kepada
tenaga
menggunakannya. hasil
wawancara
informan
utama
dalam proses pembelian adalah hasil
Fungsi Teknik dan user terkait,
wawancara
informan
menyatakan
dicantumkan
sementara
utama
bahwa
pertimbangan
bersifat kondisional. Berdasar hasil
ada dalam
observasi,
di
rapat awal penentuan pembelian
pembelian
yaitu
produk.
Pengadaan
Barang
pertimbangan aspek
Berdasar
K3
HSE
pernyataan
dalam
prosedur
dalam
TKO
dan
Jasa,
informan triangulasi, aspek K3 juga
salah satu prosedurnya adalah
diperhatikan
membuat
pada
proses
Purchase
Requestion
(Panjar) dan diparaf Pengawas
pembelian yaitu dengan adanya 586
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Utama Teknik & HSE kemudian
tersebut. Pada proses pembelian
diteruskan
belum
ke
Head).
OH
(Operation
Terdapat
prosedur
pertimbangan
oleh
HSE
merupakan
personil
adanya
pertimbangan
kebutuhan pelatihan, pasokan APD
yang
dan perubahan terhadap prosedur
yang
kerja
sebelum
pembelian
berkompeten dalam menetapkan
penggunaannya.
persyaratan
dalam
dikarenakan tidak ada prosedur
pelaksanannya pertimbangan HSE
yang menetapkan hal tersebut.
belum
setiap
Dalam pembelian yang diutamakan
produk yang akan dibeli, namun
adalah merk yang ada di vendor
yang
berhubungan
list yang sudah ditentukan oleh
standar
perusahaan. Vendor ini dianggap
K3,
namun
menyeluruh
ke
langsung
langsung
dengan
K3,
Hal
dan
misalnya APD. Meskipun begitu,
sudah
berdasar
penyediaan produk-produk yang
pernyataan
triangulasi,
akan dibeli. Kebutuhan pelatihan,
dan
pasokan alat pelindung diri dan
terdapat pemberitahuan mengenai
perubahan terhadap prosedur kerja
tata cara pemaikannya sehingga
perlu
pekerja tidak salah bertindak.
pembelian
ini
relatif
yang
dalam
dibeli
selama
produk
informan
dipercaya
ini
aman
dipertimbangkan dan
sebelum
penggunaannya
Dalam kriteria 5.1.4 PP No 50
produk yang akan dibeli sesuai
Tahun 2012 disebutkan bahwa
dengan sumber daya yang dimiliki.
kebutuhan pelatihan, pasokan alat
Selain
pelindung
keterlibatan HSE sebelum maupun
terhadap
diri
dan
prosedur
dipertimbangkan
perubahan kerja
itu,
adanya
setelah barang dibeli, yaitu meliputi
harus
penentuan
sebelum
pembelian dan penggunaannya.8
pemeriksaan
Berdasar
produk.
hasil
perlu
wawancara
mendalam, informan utama tidak
spesifikasi
hingga
terhadap
seluruh
2. APD (Alat Pelindung Diri)
menyebutkan hal tersebut sebagai
Dalam kriteria 6.1.6 PP No. 50
hal yang dipertimbangkan dalam
Tahun 2012 menyatakan bahwa
proses pembelian. Dalam TKO
alat
Pengadaan Barang dan Jasa juga
sesuai kebutuhan dan digunakan
tidak ada prosedur pertimbangan
secara benar dan selalu dipelihara 587
pelindung
diri
disediakan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dalam
kondisi
Berdasar
hasil
mendalam,
pakai.8
ketegasan
wawancara
kontrolnya
layak
informan
menyatakan
bahwa
disediakan
APD
sudah
pekerja
yang
pekerja tersebut misalnya dengan
sesuai
memberlakukan sistem reward and
pakai. Selain itu informan utama
3. Rambu K3
tidak
Dalam kriteria 6.4.4 PP No.
semua APD dikenakan, melainkan
50 Tahun 2012 menyatakan bahwa
hanya sebagian saja. Hal ini juga
rambu-rambu K3 harus dipasang
didukung oleh pernyataan informan
sesuai
triangulasi.
bahwa
terhadap
maupun kontraktor yang menaungi
punishment.
menyatakan
menjalankan
utama
kebutuhan dan dalam kondisi layak
juga
dalam
Berdasar
dengan
dan
hasil
pedoman
observasi telah tersedia APD yang
berfungsi
sesuai di antaranya adalah safety
peringatan adanya bahaya dan
shoes,
himbauan untuk berperilaku aman.
safety
goggles,
safety
teknis.
standar 8
Rambu
sebagai
sarana
helmet, warepack, sarung tangan,
Berdasar
dan masker dengan kondisi yang
mendalam
informan
layak pakai. Selain itu, pekerja
menyebutkan
bahwa
memang
pedoman
teknis
seluruh sering
tidak APD
tidak
mengenakan
tersebut.
Pekerja
memakai
masker,
K3
hasil
wawancara utama tidak
ada
dalam
pemasangan rambu K3. Dalam
Peraturan
Menteri
sarung tangan, dan safety goggles.
Negara Lingkungan Hidup No 3
Kurangnya kepatuhan pekerja
Tahun 2008 tentang Tata Cara
dalam
menggunakan
APD
Pemberian
Simbol
dan
Label
disebabkan karena pekerja tidak
Bahan Berbahaya dan Beracun
nyaman dengan berbagai APD
(B3), disebutkan bahwa simbol
yang digunakan. Selain itu pekerja
berbentuk bujur sangkar diputar 45
sudah
merasa
kebal
terhadap
derajat sehingga membentuk belah
ada
sehingga
ketupat berwarna dasar putih dan
berupa
garis tepi putih berwarna merah.12
masker, sarung tangan dan ear
Untuk simbol yang diletakkan di
plug dirasa tidak perlu. Dalam hal
kendaraan
ini,
terbuat dari cat yang berpendar
bahaya
yang
pemakaian
pihak
APD
yaitu
manajemen
perlu 588
pengangkut
harus
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(flourenscene).
belum
Adanya fasilitas kerja untuk pekerja
sesuai di Area Filling Shed karena
dapat menunjang efektifitas serta
rambu
efisiensi
yang
Hal
ini
dipasang
tidak
pekerjaan
sehingga
terdapat garis tepi berwarna merah
meningkatkan produktifitas pekerja.
dan
pada
Berdasar
tidak
mendalam dan observasi masih
yang
dapat
terdapat kekurangan fasilitas kerja
Kendaraan
mobil
yaitu air minum, kebersihan toilet
simbol
yag
kendaraan terbuat
ada
pengangkut
dari
cat
berpendar.
tangki ini menjadi tanggung jawab kontraktor
yang
hasil
wawancara
dan kotak P3K.
memilikinya.
Kotak P3K tidak disediakan
Dalam hal ini, manajemen perlu
belum ada di Filling Shed karena di
mempertegas peringatan terhadap
area Filling Shed banyak orang
kontraktor agar memenuhi standar
yang
yang berlaku. Selain itu, simbol
keamanan menjadi tidak terjamin.
pada limbah B3 juga belum sesuai
Sedangkan berdasar keterangan
dengan
informan utama pertama, informan
peraturan
perundang-
berlalu
lalang
undangan. Peraturan perundang-
utama
undangan yang mengatur tentang
bahwa tidak ada kotak P3K di
rambu adalah Peraturan Menteri
Filling Shed.
Negara Lingkungan Hidup No 14
Sumber
Tahun
2013
tentang
Simbol
Limbah
Bahan
Berbahaya
menyatakan
sehingga
baru
bahaya
di
ingat
tempat
kerja berisiko terhadap terjadinya
dan
kasus kecelakaan dan penyakit
Beracun (LB3). Dalam peraturan
akibat
tersebut,
warna
mengetahui sumber suatu bahaya
dasarnya adalah merah, namun
namun tidak mengetahui upaya
yang ada di lapangan berwarna
pencegahannya
putih.
seharusnya
16
kerja.
menyebabkan
4. Fasilitas Kerja
Pekerja
sering
sehingga kecelakaan
atau
sakit. Untuk itu, diperlukan adanya
Dalam kriteria 6.4.3 PP No. 50
pelaksanaan P3K di tempat kerja
Tahun 2012 menyatakan bahwa
untuk menangani kecelakaan kerja
tersedianya fasilitas dan layanan di
yang terjadi di area perusahaan.
tempat
kerja
sesuai
dengan
Pertolongan
standar
dan
pedoman
teknis.8
sedikit tindakan dengan peralatan 589
pertama
dengan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sederhana
akan
banyak
manfaatnya
dalam
mencegah
keparahan
dan
bersifat jangka panjang, misalnya gagal
mengurangi
disediakan
penderitaan bakan menyelamatkan nyawa korban.
13
ginjal.
Air
minum
yang
harus
bersih
dan
disimpan di tempat yang aman
Dengan jumlah
sehingga
terhindar
dari
pekerja antara kurang dari 26
kontaminasi. Air minum juga harus
dibutuhkan 1 kotak P3K tipe A.
ditempatkan di area yang mudah
Penempatan kotak P3K tersebut
dijangkau dan tata letak kerja
harus memenuhi syarat mudah
memudahkan bagi pekerja untuk
dilihat dan dijangkau, diberi tanda
menjangkaunya.13
yang jelas, cukup cahaya serta mudah
diangkat
digunakan.
saat
Toilet
akan
tidak
dijaga
kebersihannya karena kurangnya
14
kesadaran
Air minum tidak disediakan di
pemakai
menggunakan
dalam
toilet.
Berdasar
Filling Shed karena pertimbangan
hasil observasi, di Area Filling
area terbuka dan banyaknya orang
Shed sudah tersedia 2 kakus. Hal
yang berlalu lalang menyebabkan
ini
banyaknya kebutuhan air yang
orang di sekitar area Filling Shed
harus
yang
disediakan.
Air
minum
sesuai
dengan
berkisar
kebutuhan
16-30
orang.15
sangat dibutuhkan bagi pekerja
Meskipun begitu, kondisi toilet
untuk
yang
cukup
mereka.
airnya
keluar
mengganti dari
cairan
tubuh
memprihatinkan tidak
karena
mengalir
Kemudahan untuk mengakses air
kondisinya
minum penting untuk diperhatikan
fasilitas mencuci sangat penting
di
kerja,
dilaksanakan di tempat kerja.
dehidrasi
toilet dapat menularkan berbagai
semua
karena
jenis
jika
tempat
terjadi
kotor.
Toilet
dan
(kekurangan cairan) pada pekerja
penyakit
dapat
gangguan
mengurangi risiko ini, toilet perlu
kesehatan seperti kram, kelelahan,
dijaga agar cukup terang dan
pingsan
dan
berventilasi,
kecelakaan
kerja.
pekerja
menyebabkan
juga
dapat
mengalami Selain
itu,
secara
menular.
dan
serta
teratur.
Untuk
dibersihkan
Sabun
harus
mengalami
disediakan untuk mencuci tangan
gangguan dan kesehatan yang
dan perusahaan harus proaktif 590
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
mendorong
pelaksanaan
karena
kebersihan dasar.13 5. LOTO (Lock Out-Tag Out) Dalam kriteria 6.5.8 PP No. 50
Tahun
bahwa dilakukan
2012
menyatakan
apabila
diperlukan
penerapan
bertujuan
untuk
melindungi
pekerja
dari
pelepasan
energi
yang
berbahaya
sebagai
upaya
pencegahan kecelakaan kerja. hal
sistem
ini
berkaitan
pemenuhan
43
dengan
Undang-Undang
penguncian pengoperasian (lock
Nomor 13 Tahun 2013 mengenai
out
Ketenagakerjaan pasal 87 yang
system)
agar
untuk
sarana
mencegah
produksi
dihidupkan
sebelum
Berdasar
hasil
mendalam,
tidak
menyatakan
saatnya.8
memberikan
wawancara
informan
kepada
perusahaan
wajib
perlindungan pekerjanya
atas
utama
keselamatan dan kesehatannya.
menyatakan bahwa tidak ada
Upaya perlindungan ini salah satu
sistem tersebut. Hal ini juga
caranya dapat diwujudkan melalui
didukung oleh pernyataan salah
penerapan sistem LOTO yang
satu
merupakan suatu sistem yang
informan
triangulasi
dan
hasil observasi.
bersifat
PT. X belum menerapkan sistem
preventif
kecelakaan
penguncian
terhadap
dalam
pemeliharaan
dan
kegiatan perawatan
9
pengoperasian untuk mencegah
mesin. Penerapan LOTO di area
sarana produksi tidak dihidupkan
Filiing
sebelum saatnya. Berdasar hasil
diterapkan
wawancara
on/off untuk pompa dan meter
utama
dengan
pertama,
infoman
sendiri
pada
panel
perlu listrik
ini
arus saat ada kerusakan atau
dikarenakan kurangnya komitmen
perbaikan. Bahaya yang dapat
orang
terjadi jika tidak diterapkannya
yang
sedangkan kedua,
hal
Shed
menajalankan,
menurut
belum
informan
LOTO
pada
saat
diterapkannya
adalah
tersengat
perbaikan arus
sistem LOTO karena belum ada
kebakaran
prosedur yang mengatur tentang
listrik, serta tangan yang terjepit
LOTO. Dalam suatu pekerjaan,
yang
dibutuhkan adanya sistem LOTO 591
karena
listrik,
dapat
konsleting
menyebabkan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
cedera, kematian atau kecacatan
d. Fasilitas
permanen pada pekerja.
Kerja,
kurangnya
kotak P3K, air minum, dan kebersihan toilet.
KESIMPULAN
e. LOTO, yaitu tidak terdapat
1. PT. X sudah memenuhi semua
sistem
penguncian
kriteria yang ada pada Klausul
pengoperasian
4.4.6 Pengendalian Operasional
mencegah sarana produksi
Berdasar OHSAS 18001 : 2007
tidak
di Area Filling Shed.
saatnya.
2. Terdapat
beberapa
Pengendalian
1. Novianto.
belum
2. Wignjosoebroto,
ada
Ergonomi,
kebutuhan
pasokan
terhadap
prosedur
kerja
sebelum
pembelian
dan
3. Hadi,
dan
Nur.
Skripsi:
and
Operation
terhadap Pelaksanaan Program K3
pada
PT.
Truba
Jaya
Engineering, Jakarta. UI.Depok.
spesifikasi dan pemeriksaan
2012
terhadap seluruh produk.
4. Suma’mur
kepatuhan
Perusahaan
pekerja yang kurang dalam
P.K, san
Higiene Kesehatan
Kerja. Jakarta : PT Toko Gunung
pemakaian APD.
peraturan
Fauzan
Maintenance
penentuan
disesuakan
Gerak
Persepsi Karyawan Departemen
menyeluruhnya peran HSE
K3,
Studi
2000.
penggunaannya serta belum
c. Rambu
Sritomo.
Waktu. Surabaya: Guna Widya.
alat
pelindung diri dan perubahan
yaitu
Pelubangan
ITS. Surabaya. 2010
adalah sebagai berikut:
b. APD,
dan
Mesin
Sandal dengan Sistem Hidrolik.
Filling Shed, kriteria tersebut
terhadap
Prototipe
Pemotong
yang belum terpenuhi di area
pelatihan,
sebelum
DAFTAR PUSTAKA
berdasar PP. No. 50 tahun 2012
pertimbangan
dihidupkan
kriteria
Operasional
a. Pembelian,
untuk
yaitu
Agung. 2009.
belum
5. ILO, Safety in Numbers. Pointers
dengan
for a Global Safety Culture at
perundang-
Work,
undangan
2003. 592
International
Labour.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
6. World Economic Forum, Global Competitiveness
Index
Occupational health and safety
2012-
management
2013, Country Profile Highligts.
12. Peraturan
Menteri
Sambutan
Tenaga
Kerja
–
Requirements
2013. 7. Menakertrans.
systems
Menteri
Negara
Lingkungan Hidup No 3 Tahun
dan
2008
tentang
Tata
Cara
Transmigrasi RI Pada Upacara
Pemberian Simbol dan Label
Hari
Bahan Berbahaya dan Beracun
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja Nasional dan Pernyataan
dimulainya
Keselamatan Kerja
dan
Nasional
(B3)
Bulan
13. International
Kesehatan
Tahun
Organization. Keselamatan dan
2012.
Kesehatan Kerja Sarana untuk
Jakarta. 2012.
Produktivitas. Jakarta. 2013.
8. Peraturan Pemerintah Republik
14. Keputusan
Menakertrans
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
No.Kep.
tentang
tentang P3K
Penerapan
Manajemen
Sistem
Keselamatan
dan
15/Men/VIII/2008
15. Peraturan Menteri Perburuhan
Kesehatan Kerja.
Republik
9. Undang-Undang
Repubik
Tahun
Indonesia Nomor 7 1964
Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
Kesehatan,
tentang Ketenagakerjaan.
Penerangan
10. Faruq, Mohamad Amrul. Laporan Magang
“Gambaran
Assessment
Labour
dalam
tentang
Syarat
Kebersihan
serta
dalam
Tempat
Menteri
Negara
Kerja.
Risk
16. Peraturan
Proses
Lingkungan Hidup No 14 Tahun
Pengisian BBM ke Mobil Tangki
2013 tentang Simbol Limbah
dengan Bottom Loade di PT.
Bahan Berbahaya dan Beracun
Pertamina
(LB3)
(Persero)
TBBM
Semarang Group Melalui Metode Job Safety Analysis”. UNNES. 2014. 11. OHSAS
1
18001
:
2007:2007.
Novianto.
Mesin
Pemotong dan Pelubangan Sandal
Occupational Health and Safety
dengan
Assessment
Surabaya. 2010
Series
Prototipe
: 593
Sistem
Hidrolik.
ITS.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
2
Wignjosoebroto,
7
Sritomo.
Menakertrans. Sambutan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Pada Upacara Hari Keselamatan
Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.
dan Kesehatan Kerja Nasional dan Pernyataan
Surabaya: Guna Widya. 2000.
dimulainya
Bulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2012. Jakarta. 2012. 3
Hadi,
Persepsi
Fauzan
Nur.
Karyawan
Maintenance
Skripsi: 8
Departemen
and
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Operation
terhadap Pelaksanaan Program K3
tentang
pada PT. Truba Jaya Engineering,
Manajemen
Jakarta. UI.Depok. 2012
Kesehatan Kerja.
4
Suma’mur
P.K,
9
Higiene
Penerapan
Sistem
Keselamatan
Undang-Undang
dan
Repubik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Perusahaan san Kesehatan Kerja.
10
Jakarta : PT Toko Gunung Agung.
Faruq, Mohamad Amrul. Laporan
Magang
“Gambaran
Assessment 2009.
Bottom
Pertamina
ILO, Safety in Numbers. Pointers
Loade
(Persero)
di
PT.
TBBM
Semarang Group Melalui Metode
for a Global Safety Culture at Work,
Job Safety Analysis”. UNNES. 2014.
International Labour. 2003. 6
Proses
Pengisian BBM ke Mobil Tangki dengan
5
dalam
Risk
World Economic Forum, Global
Competitiveness Index 2012-2013, Country Profile Highligts. 2013.
594