ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN HSRP DAN VLAN PADA PT. MICROREKSA INFONET Nurdiansyah. Z Universitas Bina Nusantara, Jakarta,
[email protected]
Frans Effendi Universitas Bina Nusantara, Jakarta,
[email protected]
Jonson Universitas Bina Nusantara, Jakarta,
[email protected]
Fauzie Dahmir, Ir., M.Eng. Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk dengan merancang topologi jaringan dengan menggunakan HSRP dan VLAN pada PT. Microreksa Infonet. Perancangan ini dibuat untuk menyediakan jalur redundancy, pembagian jalur traffic, dan memudahkan dalam manage jaringan di PT. Microreksa Infonet. Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi adalah metode studi pustaka, metode analisis wawancara dan metode perancangan jaringan dengan membuat simulasi topologi jaringan yang sedang berjalan dan membuat simulasi perancangan topologi jaringan baru. Hasil yang dicapai pada percangan topologi jaringan dengan menerapkan Hierarchical Network Design dan menggunakan HSRP dan VLAN adalah menyediakan jalur redundancy, pembagian jalur traffic, dan memudahkan dalam manage jaringan jika ingin melakukan maintenance. Simpulan dari penelitian adalah perancangan menghasilkan topologi jaringan yang lebih optimal untuk mengurangi terjadinya jaringan yang terputus atau down disertai dengan penambahan perangkat multilayer switch dan pembagian traffic pada proses pengiriman data yang dapat mengurangi kepadatan traffic pada jaringan. Kata Kunci : HSRP, VLAN, topologi jaringan
PENDAHULUAN Pada zaman sekarang hampir setiap perusahaan memiliki perangkat jaringan komputer. Penghubung antara perangkat keras pada jaringan komputer adalah hal yang penting dalam proses pertukaran data pada perusahaan. Perangkat keras pada jaringan komputer dapat menimbulkan berbagai permasalahan jika tidak dikelola dengan baik. Permasalahan yang sering terjadi pada umumnya dalam hal kecepatan, keamanan, skalabilitas, dan fleksibilitas pada perangkat keras.
Besarnya
kebutuhan PT.
Microreksa
Infonet
akan
akses informasi,
meningkatkan jumlah penggunaan internet. Penggunaan internet yang tinggi berpengaruh terhadap kebutuhan bandwidth. Perangkat keras yang digunakan belum diimbangi dengan pengelolaan yang optimal dalam menyediakan jalur jaringan alternatif dan kebutuhan untuk manajemen jaringan. Oleh karena itu optimalisasi jaringan yang didukung dengan redundancy dengan metode hot standby router protocol (HSRP) akan membantu kinerja bisnis pada PT. Microreksa Infonet dengan cara menyediakan jalur jaringan alternatif untuk meningkatkan ketersediaan jaringan, jika dalam jaringan terdapat link yang terputus maka dapat menggunakan jalur lainnya. HSRP adalah protocol yang hanya berjalan pada produk CISCO. VLAN diperlukan segmentasi jaringan dengan mengoptimasi device dan dapat lebih mudah di manage oleh Administrator. Lingkup penyusunan skripsi ini dibatasi pembahasan berdasarkan: 1. Analisis topologi jaringan di PT. Microreksa Infonet dengan menggunakan simulasi packet tracer. 2. Perancangan topologi jaringan dengan konsep Hierarchical Design Model. 3. Perancangan jaringan dari hasil analisis dengan menggunakan redundant protocol
HSRP dan membagi jaringan dengan mengunakan metode
VLAN. 4. Hasil perancangan jaringan baru disimulasikan dengan menggunakan packet tracer. 5. Evaluasi hasil simulasi pada perancangan jaringan yang baru. 6. Hasil perancangan jaringan baru tidak diimplementasikan langsung di PT. Microreksa Infonet karena dikhawatirkan dapat menggangu kinerja bisnis perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis jaringan yang sedang berjalan di PT. Microreksa Infonet dengan menggunakan simulasi packet tracer. 2. Merancang topologi jaringan yang baru dari hasil analisis. 3. Mengoptimasi kinerja jaringan dengan menyediakan jalur redundancy menggunakan penerapan HSRP dan VLAN.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan kinerja jaringan dengan menyediakan jalur redundancy menggunakan penerapan HSRP dan VLAN. 2. Mempermudah network administrator untuk mengelola jaringan di PT. Microreksa Infonet. 3. Beban kerja perangkat dalam melakukan pengiriman data secara terusmenerus menjadi lebih ringan karena pembagian traffic dengan menggunakan HSRP.
METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini, digunakan tahapan – tahapan yang dibentuk dalam diagram alira yang meliputi dari awal pengumpulan data sampai menghasilkan solusi atau menghasilkan topologi baru.
Mulai
Pengumpulan Data
Indentifikasi Masalah
Perancangan Desain
Uji Coba
HasilH asil
Selesai
Gambar 1 Tahapan Penelitian Pengumpulan Data Tahap ini adalah metode yang dilakukan untuk pengumpulan data-data dari studi pustaka, wawancara, dan simulasi topologi jaringan perusahaan untuk mendapatkan data yang akurat.
Indentifikasi Masalah Proses indentifikasi masalah merupakan lanjutan dari proses pengumpulan data. Tahap ini data-data yang terkumpul akan dianalisis dan mencari masalah pada sistem yang sedang berjalan.
Perancangan Desain Proses perancangan ini merupakan proses untuk membuat perancangan topologi dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools, yaitu CISCO Packet Tracer v6.1.1. Perancangan topologi akan dibuat berdasarkan Hierarchical Design Model dengan menggunakan metode Hot Standby Router Protocol (HSRP) dan didukung dengan metode Virtual LAN (VLAN).
Uji Coba Setelah tahap perancangan topologi, tahap uji coba dilakukan untuk mengetahui sistem perancagan berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah dianalisis. Hasil perancangan topologi akan disimulasikan dengan Packet Tracer v6.1.1.
Hasil Hasil adalah tahap dimana perancagan topologi yang telah diuji coba sesuai dengan metode yang telah diimplementasikan dan tidak ada kendala pada sistem.
Sistem yang Berjalan Topologi jaringan yang sedang berjalan pada PT. Microreksa Infonet dapat dilihat gambar 2.
Serial
Straight
Cross
Gambar 2 Topologi PT. Microreksa Infonet Topologi jaringan PT. Microreksa Infonet merupakan jenis topologi tree yang terdiri satu router utama, satu swicth utama, satu switch pada setiap lantai yang terhubung perangkat end user, satu server file, satu server website, dan satu backup server. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian staff networking dan analisis menggunakan simulasi packet tracer v6.1.1 terhadap topologi jaringan, maka diketahui permasalahan yang dihadapi oleh PT. Microreksa Infonet adalah sebagai berikut: 1. Tidak memiliki jalur redundacy pada switch utama menuju router utama. Mengakibatkan terjadi down pada switch utama maka setiap komputer tidak bisa akses internet. 2. Hanya memiliki satu segmen IP address, sehingga hanya memiliki satu broadcast domain dan dapat mengakibatkan kepadatan lalu lintas pengiriman paket. 3. Tidak ada jalur redundancy pada switch setiap lantai menuju switch utama. 4. Hanya memiliki satu switch utama, sehingga tidak ada pembagian jalur traffic untuk mengurangi beban kerja device.
Perancangan Jaringan Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Microreksa Infonet, maka solusi yang tepat adalah dengan merancang topologi jaringan komputer baru dengan menerapkan Hierarchical Network Design sehingga memiliki keunggulan, yaitu meyediakan jalur redundancy, mudah dalam manage jaringan, keamanan, dan jaringan dapat lebih mudah untuk dikembangkan. Pada topologi jaringan baru juga menerepkan Virtual LAN (VLAN) untuk pembagian segemen jaringan dan Hot Standby Router Protocol (HSRP) untuk pembagian jalur lalu lintas data. Dalam perancangan jaringan yang baru penulis menggunakan software packet tracer 6.1.1 sebagai simulator. Packet tracer memberikan kemudahan dalam penggunaan aplikasi karena tidak membutuhkan download IOS image lagi dan dilengkapi berbagai perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan serta fitur-fitur dan tampilan yang mendukung saat proses pengiriman dan penerimaan data pada jaringan komputer.
Topologi Jaringan Baru
Serial Cross
Straight
Gambar 3 Design Topologi Baru
Gambar 3 merupakan design topologi jaringan baru yang diusulkan untuk PT. Microreksa Infonet. Topologi jaringan baru ini ada penambahan dua perangkat multilayer switch diletakan pada bagian core layer dan topologi disusunan berdasarkan Hierarchical Network Design. Topologi jaringan baru menerapkan VLAN yang bertujuan untuk meminimalkan area broadcast domain menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mempermudah network adminitrastor dalam
memelihara dan memonitoring jaringan komputer. Selain menerapkan VLAN juga melakukan pembuatan HSRP yang bertujuan untuk menyediakan jalur redudancy pada bagian jalur multilayer switch ke router utama dan melakukan pembagian jalur traffic berdasarkan masing-masing VLAN yang diterapkan pada group HSRP agar beban kerja multilayer switch merata. Setelah membuat perancangan topologi baru, selanjutnya adalah melakukan pembuatan VLAN dan mengalokasikan IP address berdasarkan masing-masing divisi. Setelah membuat VLAN, dilakukan HSRP grouping yang berdasarkan nomor VLAN yang dibuat. Berikut tabel 1 dan tabel 2 merupakan pengelompokan VLAN dan pengalamatan IP address. Tabel 1 Pengelompokan VLAN No
Divisi
VLAN Id
1
Admin
VLAN 10
2
Finance
VLAN 20
3
Networking & Data Center
VLAN 30
4
Sales
VLAN 40
5
General Manager & Product Manager
VLAN 50
6
Server
VLAN 60
7
Management
VLAN 99
Tabel 2 Pengalamatan IP Address Divisi
Network Address
Admin
172.16.10.0/24
Finance
172.16.20.0/24
Networking & Data Center
172.16.30.0/24
Sales
172.16.40.0/24
General Manager & Product Manager
172.16.50.0/24
Server
172.16.60.0/24
Management
172.16.99.0/24
Berikut tabel 3 merupakan pengelompokkan group HSRP berdasarkan VLAN dan menentukan status aktif dan standby pada MLS1 dan MSL2. Tabel 3 Pengelompokan HSRP MLS1
MLS2
VLAN Id
Group HSRP
Aktif
Standby
VLAN 10
Group 10
Aktif
Standby
VLAN 20
Group 20
Aktif
Standby
VLAN 30
Group 30
Standby
Aktif
VLAN 40
Group 40
Standby
Aktif
VLAN 50
Group 50
Standby
Aktif
VLAN 60
Group 60
Standby
Aktif
VLAN 99
Group 99
Berikut adalah langkah – langkah yang mengkonfigurasi pada rancangan yang dibuat, yaitu:
harus
dilakukan
dalam
• Konfigurasi basic configure pada setiap device. • Melakukan konfigurasi VTP pada setiap switch. • Pembuatan VLAN, VLAN ID dan nama untuk tiap divisi. • Pemberian IP address pada setiap interface yang sebagai gateway. • Konfigurasi jalur trunking antar switch dan konfigurasi jalur access untuk jalur yang menuju end user. • Konfigurasi STP pada switch MLS1 dan MLS2 untuk sebagai root bridge. • Konfigurasi HSRP, dengan membuat group berdasarkan VLAN dan menentukan status active dan standby pada MLS1 dan MLS2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil simulasi menggunankan Packet Tracert 6.1.1 terhadap jaringan yang baru diperoleh data sebagai berikut:
Pengujian Ping Topologi Jaringan Berikut adalah hasil tes ping yang telah dilakukan:
Gambar 4 Ping dari PC VLAN 10 menuju ke ISP Pada gambar 4 menunjukkan ping dilakukan dari PC VLAN 10 ke ISP yang menunjukkan paket sukses terkirim: 4 dan diterima: 4 dan tidak ada paket yang hilang.
Gambar 5 Ping dari PC VLAN 20 menuju ke ISP Pada gambar 5 menunjukkan ping dilakukan dari PC VLAN 20 ke ISP yang menunjukkan paket sukses terkirim: 4 dan diterima: 4 dan tidak ada paket yang hilang.
Gambar 6 Ping dari PC VLAN 40 menuju ke ISP Pada gambar 6 menunjukkan ping dilakukan dari PC VLAN 40 ke ISP yang menunjukkan paket sukses terkirim: 4 dan diterima: 4 dan tidak ada paket yang hilang.
Pengujian HSRP
Active untuk semua Vlan
Gambar 7 Simulasi jika jalur MLS1 menuju Router Utama mengalami down Pada gambar 7 menunjukan jalur MLS1 menuju router mengalami down. Konfigurasi tracking HSRP pada MLS membuat terjadi penurunan priorty number sebesar 10 dan menyebabkan priorty pada MLS1 lebih rendah dari pada priorty MLS2, sehingga status MLS2 menjadi aktif untuk VLAN 10, 20, 30 seperti gambar 7. Begitu juga untuk kondisi sebaliknya, jika jalur MLS2 menuju ke router utama mengalami down, maka status HSRP pada MLS1 menjadi aktif untuk semua VLAN.
Active untuk semua Vlan
Gambar 8 Kondisi Perangkat MLS1 mengalami Down Pada gambar 8 menjelaskan kondisi perangkat MLS1 mengalami down, sehingga semua pengiriman data akan dialihkan ke jalur backup, yaitu MLS2.
Gambar 9 Test Ping dan Traceroute dari Host VLAN 20 Menuju ke ISP Pada gambar 4.42 menjelaskan test pengiriman data dari host VLAN 20 menuju ke ISP via ping dan traceroute menunjukkan status sukses pada saat perangkat MLS1 mengalami down.
Tabel 4 Perbadingan Topologi jaringan lama dengan topologi jaringan baru Topologi Jaringan
Topologi Jaringan
Lama
Baru
HSRP
Tidak ada
Ada
Segmentasi
1
7
Jalur Redundancy
Tidak ada
Ada
Pembagian jalur Traffic
Tidak ada
Ada
Management
Sulit
Mudah
Perbandingan
Berdasarkan perbandingan topologi lama dengan topologi yang baru dirancang, pada tabel 4 dapat dilihat dari segi fitur, redundancy dan management menunjukkan topologi jaringan baru lebih unggul.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan simulasi yang dilakukan pada topologi jaringan baru, maka didapatkan disimpulkan sebagai berikut: 1. Beban kerja perangkat dalam melakukan pengiriman data secara terusmenerus menjadi lebih ringan karena pembagian traffic dengan menggunakan HSRP, seperti dapat dilihat pada gambar 4.35. 2. Memperkecil kemungkinan terjadi kehilangan data saat jaringan mengalami down yang dapat menghambat kinerja perusahaan, seperti dapat dilihat pada gambar 4.38 dan gambar 4.41. 3. Jika jaringan mengalami masalah atau down, maka proses pengiriman data akan berpindah ke jalur redundancy, seperti dapat dilihat pada gambar 4.38 dan gambar 4.41. 4. Dengan digunakan VLAN, broadcast domain yang awalnya menyebar ke seluruh jaringan topologi. Kini broadcast domain dibagi menjadi bagian – bagian yang lebih kecil, seperti dapat dilihat pada gambar 4.43 sampai gambar 4.45. 5. Penerapan VTP server pada MLS1 dan VTP client pada setiap switch dengan domain yang sama, membuat network administrator menjadi lebih mudah mengelola jika adanya penambahan switch karena dengan adanya VTP yang bisa menyebarkan informasi VLAN ke switch VTP client, sehingga pada switch baru tidak perlu melakukan pembuatan VLAN lagi karena VTP akan menyebarkan informasi VLAN ke switch baru, seperti dapat dilihat pada gambar 4.19 cara konfigurasi VTP client. Saran Berikut adalah saran mengenai perancangan topologi baru : 1. Meningkatkan keamanan jaringan pada topologi baru dengan menggunakan firewall dan dapat juga memberikan aturan access list untuk membatasi akses bagi pengguna. 2. Menggunakan dua ISP dan menggunakan metode load balancing pada ISP, agar beban traffic menuju ke ISP dibagi dua arah.
REFERENSI Academy, C. N. (2014). Hirarchical Design Model. Indianapolis: Ciscopress. Academy, C. N. (2014). HSRP. Indianapolis. Diperoleh 12/04/2015 dari http://cisco.com Academy, C. N. (2014). Spanning Tree Protocol. Indianapolis. Diperoleh 12/04/2015 dari http://cisco.com. Angelescu, S. (2010). CCNA Certifications All in One For Dummies. Indianapolis: Wiley. Cisco Networking Academy. (2005). CCNA Exploration Course Booklet: Load Sharing witch HSRP Version 4.0. Cisco Systems, Inc. Cisco Networking Academy. (2013). Cisco Networking Academy Program. Diperoleh 14/09/2014 dari http:// cnap.binus.ac.id/ccna Forouzan, B. A. (2007). Data Communications and Networking (Fourth ed.). New York: McGraw-Hill. Forouzan, B. A. (2010). TCP/IP Protocol Suite (Fourth ed.). New York: McGrawHill. Grab B. Shelly, M. E. (2011). Discovering Computer 2011: Living in a Digital World, Complete. Boston: Cengage Learning. Network Solutions(2014). Metropolitan Area Network. Diperoleh 12/04/2015 dari http://www.theofficenetwork.co.uk/man-explained/ Sofana, I. (2012). CISCO CCNP dan Jaringan Komputer. Bandung: Informatika.
RIWAYAT PENULIS Nurdiansyah Z lahir di Agam pada 08 September 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2015. Frans Effendi lahir di Jakarta pada 01 Februari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2015. Jonson lahir di Bagan Siapi-Api pada 27 April 1994. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2015.