ANALISIS DAMPAK KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN NUSANTARA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANJUNGPINANG
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
BERLIANA NOVITA LUMBAN GAOL NIM. 120563201014
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
ABSTRAK Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah usaha memperbesar pendapatan asli daerah. Dengan objek wisata yang unik maka akan menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke Tanjungpinang, dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung otomatis akan berpengaruh terhadap hunian di hotel, restoran maupun hiburan yang secara langsung akan berdampak signifikan terhadap PAD Kota Tanjungpinang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak kunjungan wisatawan asing dan nusantara dalam peningkatan pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam hasil penelitian ini ditemukan bahwa kunjungan wisatawan sangat berdampak/mempengaruhi didalam peningkatan pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang dan hampir 23% mempengaruhi didalam peningkatan PAD tahun 2015, dengan semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka akan sangat berdampak baik bagi sektor pariwisata dan juga PAD Kota Tanjungpinang. Saran dari peneliti adalah supaya dinas pariwisata memperbanyak event-event pariwisata juga memperbanyak promosi baik luar daerah maupun luar negeri serta memperhatikan objek wisata Kota Tanjungpinang.
Kata kunci : kunjungan wisatawan, objek wisata, PAD
ABSTRACT The tourism sector is a sector with the potential to be developed as one source of local revenue effort to enlarge revenue. With a unique tourist attraction that would attract tourists to visit Tanjungpinang, with the increasing number of tourists who visit will automatically affect the occupancy in hotels, restaurants and entertainment that will directly impact significantly on PAD Tanjungpinang . Aim this research is to find out how the impact of foreign and domestic tourist arrivals in increasing local revenues Tanjungpinang. In this study, researches used a qualitative descriptive research. In this study it was found that tourist visits greatly impact / influence in the improvement of local revenues Tanjungpinang and nearly 23 % influence in the increase in revenue in 2015 , with a growing number of tourists who visit it will be very good for the tourism sector and also PAD Tanjungpinang . Advice from researchers is that the tourism department multiply tourism events will multiply the good sale outside the region and abroad and with regard to attraction Tanjungpinang
Keywords : tourist visits, attractions, PAD
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia adalah melalui peningkatan kunjungan wisatawan dengan tujuan memperbaiki kondisi perekonomian. Oleh karena itu, kebijakan pariwisata diarahkan untuk meningkatkan efektivitas promosi dan pengembangan objek-objek
wisata serta meningkatkan
sinergi jasa pelayanan pariwisata karena kita ketahui sektor pariwisata sekarang ini merupakan salah satu sektor unggulan dalam perekonomian Nasional yang senantiasa perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Jika ditinjau dari aspek sosial ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan pemerintah, meningkatkan kewirausahaan Nasional dan turut mendorong pembangunan di daerah dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa serta memperkenalkan alam dan kebudayaan bangsa Indonesia. Sektor pariwisata merupakan salah satu industri terbesar yang sangat berpengaruh dan bergerak paling cepat. Maka dari itu perlu dilakukan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu
pada keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan
bangsa dengan tetap menempatkan kebhinekaan sebagai suatu acuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, pembangunan kepariwisataan harus tetap memperhatikan jumlah penduduk. Karena jumlah penduduk akan menjadi salah
satu modal utama dalam pembangunan kepariwisataan pada masa sekarang dan masa yang akan datang karena memiliki multi fungsi di samping sebagai aset sumber daya manusia juga berfungsi sebagai sumber potensi wisatawan lokal. Dengan demikian, pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sarana untuk menciptakan kesadaran akan identitas nasional dan kebersamaan dalam keberagaman. Seiring dengan perkembangan jaman serta teknologi yang semakin canggih maka masyarakat perlu
untuk menikmati waktu luang dengan berwisata, seperti yang
tercantum dalam UU pemerintah nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan bahwa pengertian Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara dan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Sedangkan pengertian Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah dan pengertian Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi yang masih baru, secara geografis provinsi ini berbatasan dengan negara-negara maju seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam membuat wilayah ini merupakan gerbang wisata dari asinng, dengan wilayahnya 96 persen adalah perairan dan 4 persennya daratan. Namun perkembangan sektor pariwisata Kepulauan Riau saat ini belum menunjukkan hal yang positif sebagaimana yang di harapkan termasuk di dalamnya kota Tanjungpinang yang merupakan Ibu Kota dari provinsi Kepulauan Riau angka kunjungan wisatawan asing yang berkunjung ke Tanjungpinang tidak mengalami peningkatan yang signifikan justru penurunan, penurunan jumlah wisatawan asing diperkirakan karena objek wisata yang ada di Tanjungpinang seperti wisata Pulau Penyengat, Kota Rebah, Sungai Carang, Tanjung Siambang kurang terawat sehingga belum memiliki daya tarik sebagaimana yang diharapkan oleh wisatawan. Berikut adalah data kunjunga wisatawan yang berkunjung ke Tanjungpinang tiga tahun terakhir
Tabel 1.1 Data kunjungan wisatawan ke Tanjungpinang Kunjungan
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Wisatawan asing
99. 139 orang
98.098 orang
90.390 orang
Wisatawan
111.926 orang
239.697orang
248.235 orang
wisatawan
nusantara Pad dari sektor
Rp.13.051.207.940 Rp.15.827.286.245
Rp.14.454.144.417
pariwisata Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, 2016 Berdasarkan tabel diatas, terlihat jelas bahwa terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Tanjungpinang tiga tahun belakangan ini, sedangkan pada kunjungan wisatawan nusantara terjadi peningkatan tiga tahun terakhir dan justru berbanding terbalik dengan tingkat kunjungan wisatawan asing. meskipun terjadi peningkatan kunjungan wisatawan nusantara ke Tanjungpinang hal ini tidak terlalu berpengaruh didalam meningkatkan PAD dari sektor pariwisata tetapi justru penurunan, jelas bahwa kunjungan wisatawan asing lebih mempengaruhi didalam peningkatan PAD dari sektor pariwisata kota Tanjungpinang yang mana ketika angka kunjungan wisatawan asing menurun, PAD dari sektor pariwisata juga menurun perbedaanya terletak pada devisa yang didapatkan sektor pariwisata dari wisatawan asing hal ini lah yang menjadi salah satu perbedaan kontribusi yang diberikan wisatawan asing terhadap sektor pariwisata. Dimana jika terjadi penurunan jumlah
kunjungan wisatawan asing, maka berdampak ke pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang. Karena sumber pendapatan daerah yang paling besar berasal dari wisatawan asing, dikarenakanakan penurunan PAD dari sektor pariwisata menurun maka akan berdampak bagi laju pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang harusnya letak kota Tanjungpinang yang begitu unik dengan objek wisata yg dimiliki yang mempunyai banyak peninggalan kepurbakalaan atau benda cagar budaya yang erat kaitannya dengan perjalanan sejarah Tanjungpinang yaitu pulau Penyengat, Kota Rebah, Tanjung Siambang dan juga objek wisata lainnya
yang begitu strategis harusnya bisa di manfaatkan untuk
menarik perhatian wisatawan terkhususnya wisatawan asing yang akan berpengaruh terhadap pendapatan dari sektor pariwisa untuk pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang. Seperti yang peneliti kutip dari http://karimun.batamtoday.com/berita71028-DPRD-Tanjungpinang-Minta-Walikota-Perintahkan-Tim-Penyajian-LKPJPerbaiki-Data.html“DPRD Tanjungpinang Minta Walikota Perintahkan Tim Penyajian LKPJ Perbaiki Data” “Dalam penyelenggaraan event, belum dirasakan oleh pelaku usaha sebagai kontribusi meningkatkan kunjungan wisman dan wisnu, serta sinergitas penyelengaaraan bersama stakeholder belum optimal karena publikasi dan penyelenggara event tidak sering diadakan. Berhubung dengan destinasi wisata belum optimal, kegiatan dalam hal-hal sebagai berikut penataan dan manajemen destinasi, pemberdayaan masyaraka disekitar destinasi wisata, kebersihan destinasi wisata, lambanya penanganan museum sebagai destinasi wisata, peningkatan jumlah destinasi wisata masih lamban dan kurang inovatif, keterlibatan pelaku usaha dalam berpromosi menurun, dan masih kurangnya pembinaan pelaku usaha dan masyarakat untuk menciptakan produk wisata” paparnya.
“Dimana diketahui data kunjungan wisatawan ke Kota Tanjungpinang dari tahun 2012-2015 mengalami penurunan. Tahun 2012 sebanyak 108.785 wisatawan, tahun 2013 sebanyak 99.593 wisatawan, tahun 2014 sebanyak 97.179 wisatawan dan untuk tahun 2015 sebanyak 91.179 wisatawan” tuturnya Urusan kepariwisataan yang begitu luas perlu dikelola, dibina, diawasi, dijaga kelestariannya, dikendalikan dengan sebaik-baiknya karena didalamnya terlibat berbagai-bagai kalangan yakni dunia usaha, wisatawan, masyarakat, dan pemerintah Kota Tanjungpinang. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Usaha Pariwisata Kota Tanjungpinang dibuat dengan menimbang bahwa dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan usaha kepariwisataan di Kota Tanjungpinang yang mempunyai arti strategis dalam pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya dapat mendorong peningkatan lapangan kerja, pertumbuhan investasi serta pelestarian budaya daerah sehingga pemerintah kota Tanjungpinang perlu melakukan pembinaan serta pengendalian terarah yang berkesinambungan terhadap usaha kepariwisataan diwilayah Kota Tanjungpinang dengan tujuan untuk menarik perhatian wisatawan lokal terkhususnya wisatawan asing untuk berwisata ke Tanjungpinang. Seperti yang disampaikan oleh kepala imigrasi tanjungpinang I Gusti Gunawan Kusuma Subrata dalam Tanjungpinang pos minggu 11 oktober 2015 beliau menyarankan kepada pemerintah kota Tanjungpinang khususnya Dinas Pariwisata untuk memperbanyak event pariwisata hal ini berguna untuk mengimbangi menurunya PNBP dari sektor visa kunjungan. Menurut Gusti Gunawan event pariwisata dinilai sebagai suatu faktor peningkatan kunjungan wisatawan. Seharusnya pemerintah lebih sering lagi mengadakan event dan menyebarkan informasi berkaitan pariwisata Kota Tanjungpinang keluar negeri, dengan begitu para wisatawan asing bisa tahu apa saja yang diadakan atau apa event pariwisata kota Tanjungpinang, ujar kepala Imigrasi Tanjungpinang ini.
Begitu juga dengan penyampaian Kepala Unit Lintas Imigrasi Kelas I Tanjungpinang Daniel dikutip di Tanjungpinang pos 11 oktober 2015 yang mana sejak diterbitkannya peraturan Presiden Republik Indonesia no 69 tahun 2015 tentang bebas visa kunjungan, perpes tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata tapi nyatanya hal itu sampai sekarang belum menuai hasil yang diharapkan justru malah sebaliknya. Berdasarkan fenomena diatas dari apa yang disampaikan oleh kepala imigrasi dan juga kepala unit lintas Tanjungpinang bahwasanya Dinas Pariwisata masih kurang didalam menyelenggarakan event
yang berbaur kepariwisataan yang
tujuannya untuk mengundang wisatawan untuk berkunjung ke Tanjungpinang. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui bagaimana dampak kunjungan wisatawan asing dan nusantara dalam peningkatan pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang. Seperti yang dikutip peneliti dalam”http://haluankepri.com/tanjungpinang/69707kinerja-kadisparekraf-tanjungpinang-disorot.html.
"Fasilitas Tanjungpinang Internasional Dragon Boat Race 2014 tidak menimbulkan kratifitas warga untuk menonton agar tidak kepanasan. Sementara anggaran panitia miliran rupiah, " sindir James Papilaya di dinding Facebooknya, Minggu (26/10). "Cuma tetangga sebelah yang ikut disebut internasional. Itupun ikut bukan resmi sebagai utusan negaranya, cuma paspornya aja negara asing," tulis Delfis mengomentari kegiatan DBR di akun dinding Facebook James Papilaya. Sementara itu, Vino Pranoto juga memberikan kritik dengan menuliskan komentar bahwa DBR merupakan even kelas internasional yang pastinya melibatkan banyak audience. "Mestinya dipikirin juga masalah tenda. Masa cuma tenda seperti buat orang hajatan aja gak mampu sewa, gak sebanding dengan even besar dengan embel-embel Internasional Boat Dragon Race, apalagi dananya dibilang sampai Rp 4 miliar," sambung komentar yang ditulis Vino Berdasarkan fenomena diatas peneliti menduga bahwa Dinas Pariwisata kurang tanggap terhadap kondisi lingkungan dalam acara DBR tersebut yang
diselengarakan bulan Oktober 2015 lalu sehingga tidak menimbulkan kratifitas warga untuk menyaksikan event tersebut yang mana event ini adalah event tahunan berskala internasional yang seharusnya pemerintah bisa menyediakan tenda atau fasilitas lainnya untuk warga maupun penonton agar bisa menyaksikan event tersebut dengan layak dan tidak kepanasan. Dengan disediakannya fasilitas maka akan menarik perhatian penonton maupun warga untuk menyaksikan acara tersebut. Sedangkan adapun visi misi
Kota Tanjungpinang sebagai berikut:
Visi Kota Tanjungpinang “Terwujudnya Kota Tanjungpinang sebagai pusat perdagangan dan jasa industri pariwisata serta pusat budaya Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis sejahtera lahir dan batin pada tahun 2020 ” Misi Kota Tanjungpinang 1. Mengembangkan dan meningkatkan mutu sumber daya manusia agar mampu mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi 2. Memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi kota, untuk mengembangka potensi ekonomi daerah yang berbasis kerakyatan dengan bertumpu pada mekanisme pasar yang adil, efektifitas pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya saing dan berkelanjutan Berdasarkan uraian latar belakang ini maka peneliti ingin mengetahui bagaimana Dampak kunjungan wisatawan asing dan nusantara dalam peningkatan pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Dampak Kunjungan Wisatawan Asing dan Nusantara Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang” B. Perumusan Masalah Maka berdasarkan uraian latar belakang diatas yang
menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Dampak Kunjungan Wisatawan Asing dan Nusantara Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui dampak kunjungan wisatawan asing dan nusantara dalam peningkatan pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang 2. Kegunaan dilakukan penelitian ini adalah a. Kegunaan Akademik Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat bagi mahasiswa Umrah terkhususnya fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. agar mengetahui bagaimana Dampak Kunjungan Wisatan Asing dan Nusantara Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah b. Kegunaan praktis Melalui penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan kepada pihak yang terkait yaitu dinas pariwisata kota Tanjungpinang
sebagai
Tanjungpinang D. Kerangka Berpikir
saran,
ide-ide
kepada
dinas
pariwisata
kota
Menurut Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Adapun yang menjadi kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah dapat dilihat pada bagan 1.1 dibawah ini Bagan 1.1 Kerangka Berpikir SEKTOR PARIWISATA
DINAS PARIWISATA
OBJEK WISATA KOTA TANJUNGPINANG
TINGKAT KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN NUSANTARA
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) SEKTOR PARIWISATA
KEUANGAN DAERAH
E. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif-studi kasus, salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif, Sugiyono (2009:11), menyatakan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atupun lebih tanpa membuat suatu perbandingan, atau menghubungkan satu variabel dengan variabel lain”. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Dinas Pariwisata kota Tanjungpinang, karena Dinas Pariwisata dalam hal ini adalah instansi pemerintah yag bertugas sebagai unsur pelaksana didalam menyelenggarakan urusan kepariwisataan di kota Tanjungpinang. 3. Informan penelitian Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling berpegang pada pendapat Sugiyono, (2007:68) “purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, selama orang yang menjadi sampel memenuhi kriteria yang ditetapkan dan orang tersebut terkait dengan data penelitian”. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 orang dan yang menjadi key informan adalah Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang yaitu Lindawati 4. Teknik & Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini guna mendapatkan data, fakta dan informasi yang sebanyak-banyaknya penelitian diadakan langsung kelokasi dengan mengadakan Tanya jawab dengan pihak-pihak yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. a. Observasi
b. Wawancara c. Dokumentasi F. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif, peneliti mengumpulkan informasi dari lapangan untuk mendapatkan pola, kategori, atau tema dan selanjutnya dilakukan interpretasi dari sistem informasi ini dengan menggunakan beberapa skema secara sistematis. (Marshal dan Roosman dalam Sedarmayanti dan Hidayat, 2002:167). Analisis data menurut Miles dan Hubermen ada tiga tahap yaitu: 1. Reduksi data 2. Penyajian data 3. Penarikan kesimpulan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Keuangan Keuangan Negara adalah ilmu yang mempelajari penerimaan dan pengeluaran negara beserta dengan seluruh akibatnya. Menurut Suparmoko (2012:1) keungan negara didefenisikan berdasar objeknya yang meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan seperti uang dan barang yang dapat dijadikan milik negara. Dari teori diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa keuangan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan uang, mengelola uang yang mempengaruhi setiap kehidupan baik organisasi maupun instansi atau lembaga. 1.
Keuangan Daerah
Pada dasarnya sumber pendapatan daerah terdiri dari: pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah. Dalam Peraturan
Pemerintah
No.105
tahun
2000
tentang
pengelolaan
dan
pertanggungjawaban keuangan daerah yang dimaksut dengan keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka anggaran pendapatan dan belanja daerah.
B. Konsep Pendapatan Asli Daerah Pendapatan asli
daerah menurut
Suparmoko (2012:344) merupakan
pendapatan pemerintah daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jadi pemerintah pusat memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menggali dana di daerahnya masing-masing guna pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Berdasarkan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Pendapatan yang diperoleh dari daerah yang berasal dari Pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba dari perusahaan daerah, penerimaan dari dinas dan pendapatan lain-lain yang merupakan sumber pendapatan murni daerah. Besar kecilnya
PAD
akan
mempengaruhi
otonomi
daerah
dalam
melaksanakan
kebijakannya, semakin besar PAD maka kemampuan daerah akan lebih besar dan ketergantungan dengan pemerintah pusat semakin berkurang 1 Pajak Daerah Menurut Mardiasmo (2006:12) Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Berdasarkan teori diatas jadi dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang dapat dipaksakan tanpa mendapat balas jasa dan dipergunakan untuk kepentingan negara. 2.
Retribusi Daerah Menurut Mardiasmo (2006:14) retribusi daerah, yang selanjutnya
disebut sebagai retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Berdasarkan teori diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa retribusi merupakan pembayaran atas jasa pelayanan umum yang dipungut langsung oleh pemerintah kepada wajib retribusi yang disertai dengan kontraprestasi langsung yang diberikan oleh pemerintah terhadap wajib retribusi dimana retribusi bersifat sukarela. C. Konsep Pariwisata Menurut Soekadijo dalam Juramadi (2006:44) pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Berdasarkan pengertian ini dapat dinyatakan bahwa dengan adanya wisatawan yang berkunjung membuat aktivitas pemerintah daerah, swasta dan anggota masyarakat di daerah tujuan wisata menjadi bertambah. Pemerintah melalui jalur birokrasinya mengatur kedatangan dan kepulangan wisatawan. Swasta berperan dalam menyediakan tempat
penginapan (hotel), hiburan (diskotik dan karaoke), dan tempat makan minum (restoran). Sementara itu masyarakat setempat berperan sebagai penunjuk jalan dan menyediakan barang-barang cenderamata.
BAB IV PEMBAHASAN
A. ANALISIS & PEMBAHASAN 1. Sektor Pariwisata Sektor pariwisata pada saat ini merupakan sumber penerimaan Daerah yang paling diandalkan, Sektor pariwisata merupakan sektor unggulan yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Dimana pendapatan dari sektor pariwisata sangat berpengaruh dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang 4.1 Tabel Penerimaan Pendapatan Daerah Kota Tanjungpinang dari Sektor Pajak Tahun 2013-2015 No 1 2 3 4 5
6
7 8 9 10
Jenis Tahun 2015 Penerimaan (dalam Rupiah) Pajak Hotel 4.462.213.067 Pajak Restaurant 8.016.097.391 Pajak Hiburan 2.006.158.259 Pajak Reklame 2.350.667.269 Pajak 17.796.434.739 Penerangan Jalan Umum Pajak Mineral 792.266.922 Bukan Logam dan Batuan Pajak Parkir 562.739.647 Pajak Tanah 5.156.000 Pajak Sarang Burung Walet Pajak Bumi dan 8.964.969.790
Tahun 2014 (dalam Rupiah) 5.021.905.160 8.100.970.231 2.024.995.236 2.219.739.218 15.469.975.147
Tahun 2013 (dalam Rupiah) 4.314.323.935 7.599.059.802 1.180.290.617 2.009.036.699 13.163.647.291
465.376.637
289.047.479
428.083.436 6117.320 -
316.364.300 1.672.500 -
8.682.050.624
8.217.010.285
Bangunan (PBB) Pajak Bea 16.754.969.098 18.981.366.524 Perolehan Hak Atas Tanah & Bangunan Total Rp.61.711.672.1 Rp.61.400.579.5 penerimaan 82 33. Daerah dari Sektor Pajak Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang 2016 11
16.740.056.078
Rp.53.830.535.98 6
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan daerah dari sektor pariwisata sangat besar dimana yang bersumber dari hotel, restaurant maupun hiburan dan bahkan lebih unggul dibandingkan dengan pajak pendapatan daerah dari sektor lain dari total pendapatan daerah dari sektor pajak sebesar Rp. Rp.61.711.672.182 pada Tahun 2015, 23%
merupakan kontribusi dari pajak
pariwisata yaitu sebesar Rp. 14.484.467.717 Tahun 2014 25% merupakan kontribuasi dari sektor pariwisata yaitu total pendapatan sebesar Rp.61.400.579.533 yaitu sebesar Rp 15.147.870.627 sedangkan pada Tahun 2013 total pendapatan dari sektor pariwisata sebesar Rp. 53.830.535.986, 24% mempengaruhi yaitu sebesar Rp.13.093.674.354. Berdsarkan total jumlah pendapatan daerah dari sektor pajak, pendapatan dari sektor pariwisata mengalami penurunan pada tahun 2015, yang mana dikarenakan penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing pada tahun 2015 maka persentase pendapatan dari sektor pariwisata juga mengalami penurunan. Dengan besarnya pendapatan dari sektor pariwisata maka akan jelas sangat mempengaruhi didalam peningkatan pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang.
. 2. Kunjungan Wisatawan Wisatawan adalah setiap pengunjung yang tinggal paling sedikit 24 jam akan tetapi tidak lebih dari 12 bulan ditempat yang dikunjungi dengan maksud kunjungan antara lain: berlibur, rekreasi, olah raga, menghadiri pertemuan, mengunjungi teman/keluarga, konferensi, kunjungan dengan alsasan kesehatan, belajar dan alasan keagamaan. Semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah maka semakin banyak uang yang dibelanjakan dan berputar didaerah tersebut. Bagi mereka yang lumayan lama tinggal mereka juga akan mengunakan tempat penginapan, dimana hal ini akan berpengaruh terhadap tempat hunian. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dan juga informasi dari media bahwasanya terjadi penurunan kunjungan wisatawan dari tahun 2013-2015 khususnya wisatawan asing sama seperti yang disampaikan oleh Kasubbag Program pada (wawancara 16 Mei 2016) menyampaikan bahwa terjadi penurunan kunjungan wisatawan asing beberapa tahun belakangan ini dikarenakan beberapa faktor-faktor atau hambatan-hambatan yang timbul baik dari dalam (Dinas Pariwisata) maupun dari luar. Dan hal ini sangat berdampak negatif terhadap PAD Kota Tanjungpinang karena dengan menurunnya kunjungan wisatawan maka otomatis akan berdampak terhadap pendapatan dari sektor pariwisata. Karena pendapatan dari sektor pariwisata memiliki peranan penting didalam peningkatan PAD, dikarenakan pendapatan dari sektor pariwisata merupakan pendapatan asli daerah yang paling besar dibanding pendapatan lain.
Hambatan-hambatan yang menyebabkan menurunya angka kunjungan wisatawan asing ke Tanjungpinang seperti yang disampaikan Surya Darma selaku Kasubbag Program "Hambatannya yang jelas dari promosi, karena dari kita pemko event-eventnya promosi terbatas dikarenakan defisit anggaran, yang misalnya tahun kemaren kita ada 11- 15 kegiatan festival karena defisit anggaran, kita kurangi jadi 5 kegiatan, untuk menarik minat wisatawan datang itu jadi berkurang. Hambatan yang kedua itu seperti tahun kemaren yang pas ada kegiatan dragon boat race karena asap mereka tidak berani datang takut mereka, kan pengaruh lingkungan juga itu." (wawancara 16 Mei 2016) Faktor penyebab menurunnya kunjungan wisatawan terkhususnya wisatawan asing menurun ke Tanjungpinang adalah pertama disebabkan oleh karena kurangnya promosi oleh Dinas Pariwisata, baik promosi objek wisata maupun promosi kegiatankegiatan yang berbaur kepariwisataan, yang kedua Dinas Pariwisata kurang didalam menyelenggarakan event-event pariwisata diluar event tahunan dikarenakan anggaran yang tidak mencukupi
dan faktor selanjutnya adalah objek wisata yang ada di
Tanjungpinang kurang menarik dan kurang terawat dimana objek wisata yang dimiliki oleh Tanjungpinang tidak semenarik objek wisata yang dimiliki Bintan. Beberapa upaya yang dilakukan dan juga rencana kedepannya yang akan dilakukan Dinas Pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan adalah seperti yang disampaikan oleh Kepala Seksi Pengembangan Destinasi Wisata Urai Syafriati saat dilakukan (wawancara 16 Mei 2016) adalah sebagai berikut "Kita mengadakan event-even pariwisata seperti daragon boat, pestival pulau Penyengat, gasing dan layang layang wow (Malaysia). Kita juga mengadakan promosi luar daerah, kita mengadakan pemeran kita ikut pameran dalam dan luar negeri "
Hal senada juga disampaikan oleh Kasubbag Program Surya Darma "Untuk kedepannya kita lebih ke sifat penataan, pengembangan, pembangunan kawasan-kawasan destinasi wisata, terus kedua lebih banyak promosi, sebenarnya itu aja yang perlu kita lakukan benahi dulu tata dulu baru apa yang kurang kita perbaiki lalu kita promosi, kalau misalnya saat ini kurang karena kita undang kan percuma juga kalau gak ada perbaikan. Untuk Penyengat, Kota Rebah, Tanjung Siambang kita buat planning dulu." (wawancara 16 Mei 2016) Untuk
meningkatkan
kunjungan
wisatawan
maka
pemerintah
perlu
mengadakan kerjasama dengan pihak luar, memperbanyak event, meningkatkan promosi objek wisatanya dan juga promosi event pariwisata baik didalam maupun diluar daerah dan tidak lupa juga untuk terlebih dahulu membenahi, menata dan melestarikan objek wisata di Tanjungpinang dengan meningkatkan kualitas pengelolaan, perlindungan serta pengembangan warisan budaya dan juga dibutuhkan kerjasama dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam memberdayakan masyarakat disekitar Destinasi Wisata. 3. Objek Wisata Tanjungpinang merupakan Daerah yang sangat kaya dengan objek wisata baik objek wisata budaya, sejarah, kuliner, maupun religi. Dengan keberagaman dan keunikan objek wisata tersebut serta situs-situs bersejarah yang dimiliki Tanjungpinang ternyata belum bisa menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung. Harusnya dengan keberagaman objek wisata yang dimiliki Tanjungpinang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke Tanjungpinang
Berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti bahwa situh-situs bersejarah dipulau Penyengat dan juga Kota Rebah selaku objek wisata milik pemerintah Kota Tanjungpinang yang dikelola oleh Dinas Pariwisata kurang terawat dan sudah mulai hilang nilai sejarahnya hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian pemerintah setempat terhadap pemeliharaan situs bersejarah tersebut sehingga hal itu yang membuat wisatawan malas untuk berkunjung. Wisatawan sudah lebih memilih ketempat-tempat lain yang memiliki objek wisata dan event pariwisata yang lebih menarik. Seperti di Kepulauan Riau, wisatawan asing lebih memilih untuk berkunjung ke Bintan, Batam dibanding Tanjungpinang. Karena objek wisata yang dimiliki Bintan sama Batam jauh lebih menarik dibanding Tanjungpinang dan juga didukung dengan event-event mereka yang sudah go internasional. Untuk menjaga kelestarian serta menarik perhatian wisatawan datang keTanjungpinang pemerintah harus lebih lagi merawat serta mengembangkan objek wisata yang ada di Tanjungpinang, dan untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata didalam mengembangkan objek wisata yang ada di Tanjungpinang maka peneliti melakukan wawancara dengan pihak terkait yaitu Dinas Pariwisata, berikut jawaban Surya Darma selaku Kasubbag Program "Kita pemda melalui anggaran APBD kita coba menata segala bentuk kekurangan di destinasi wisata dan kita mencoba melakukan kerjasama dengan pihak Bank, terus kalau diPenyengat kita minta bantu revitalisasi (wawancara 16 Mei 2016). Untuk mengembangkan objek wisata yang ada di Tanjungpinang maka Dinas Pariwisata harus lebih lagi mengembangankan, membangun serta menata objek
wisata yang ada di Tanjungpinang melengkapi sarana dan prasarana yang belum ada dan menjaga yang sudah ada yang intinya harus lebih lagi melestarikan objek wisata yang ada di Kota Tanjungpinang dan yang lebih penting lagi Dinas Pariwisata harus melakukan kerjasama dengan pihak luar, baik dengan luar daerah maupun dengan luar negeri. 4. Pendapatan Asli Daerah Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tanjungpinang antara lain berasal dari pungutan pajak daerah, retribusi daerah, hasil dari perusahaan-perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, dan merupakan pendapatan daerah yang sah. Sedangkan pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang dari sektor pariwisata sendiri berasal dari: pajak pariwisata dan retribusi pariwisata, dimana dari pajak pariwisata berupa pajak hotel, pajak hiburan, dan pajak restaurant, Dan kalau dari retribusi pariwisata berasal dari gedung Aisah. Dimana pendapatan dari ketiga item tersebut dapat kita liat dalam tabel berikut. Tabel 4.2 Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang dari Sektor Pariwisata dibidang Pajak Tahun Anggaran 2013-2015 Jenis pajak
Tahun 2013
Pajak Hotel
4.314.323.935 5.021.905.160 4.462.213.067 13.798.442162
Pajak
7.599.059.809 8.100.970.231 8.016.097.391 23.716.127.431
Restauran
Tahun 2014
Tahun 2015
Jumlah
1.850.290.617 2.024.995.236 2.006.158.259 5.881.444.112
Pajak Hiburan
Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulakan bahwa terjadi penurunan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata dari tahun 2014 ke tahun 2015 dibidang pajak baik dari hotel, restoran maupun tempat hiburan. Penurunan tersebut dikarenakan penurunan kunjungan wisatawan terkhususnya wisatawan asing karena jika wisatawan yang berkunjung ke Tanjungpinang menurun otomatis sangat berpengaruh terhadap ke tiga objek pajak tadi Tabel 4.3 Total PAD Dari Sektor Pariwsata Tahun
Target
Realisasi
2013
9.530.948.612
13.051.207.940
2014
10.102.805.529
15.827.286.245
2015
12.900.000.000
14.454.144.417
2016
13.416.000.000
?
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang 2016 Dari tabel diatas dapat kita lihat total pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata dari tahun 2013-2015 terjadi penurunan dari tahun 2014 ke tahun 2015 yang disebabkan oleh menurunnya jumlah kunjungan wisatawan asing yang berkunjung ke Tanjungpinang, dengan menurunnya tingkat kunjungan wisatawan ke Tanjungpinang otomatis akan berpengaruh terhadap tingkat hunian di hotel yang juga
akan jelas-jelas mempengaruhi tingkat pendapatan dari sektor pariwisata kota Tanjungpinang yang signifikan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang yang berimbas juga terhadap keuangan daerah kota Tanjungpinang. Dimana penyebab menurunnya PAD dari sektor pariwisata seperti yang peneliti jelaskan diatas dikarenankan penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke Tanjungpinang, yang mana faktor penyebabnya adalah objek wisata yang kurang terawat (menarik), kurangnya promosi oleh Dinas Pariwisata, serta kurangnya dalam menyelenggarakan event pariwisata yang mana penyebab
kurangnya promosi
tersebut dikarenakan oleh defisit anggaran sehingga dinas pariwisata harus mengurangi beberapa event pariwisata.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Dampak Kunjungan Wisatawan Asing dan Nusantara Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sektor Pariwisata merupakan sektor unggulan yang sangat berpengaruh didalam peningkatan pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang. 2) Terjadinya penurunan kunjungan wisatawan dikarenakan oleh Dinas Pariwisata
jarang
didalam
menyelenggarakan
event-event
kepariwisataan, kurangnya promosi oleh Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang yang disebabkan oleh defisit anggaran, serta objek wisata yang ada di Tanjungpinang kurang terawat serta masalah pelabuhan yang kurang memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang mau berkunjung ke Tanjungpinang. 3) Tingkat kunjungan wisatawan asing dan nusantara sangat mempengaruhi peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata yang secara signifikan jelas mempengaruhi didalam peningkatan pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang. Dan hampir 50% pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang berasal dari sektor pariwisata.
4) Dari
total
penerimaan
pendapatan
daerah
kota
Tanjungpinang
Rp.61.711.672.182 (tahun 2015) hampir 23% mempengaruhi dari sektor pariwisata. Jelas bahwa pendapatan dari sektor pariwisata sangat mempengaruhi dalam peningkatan PAD kota Tanjungpinang
B. Saran Setelah mengetahui dampak kunjungan wisatawan asing dan nusantara dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang, maka ada beberapa saran yang perlu diperhatiakan oleh Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang 1) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang untuk lebih lagi meningkatkan kegiatan promosi wisata yaitu dengan memperluas jaringan promosi baik di tingkat regional maupun nasional untuk menarik perhatian wisatawan nusantara dan wisatawan asing berkunjung ke Tanjungpinang. Seperti; membuat promosi melalui iklan di TV, Koran, Majalah dll. 2) Sebaiknya Dinas Pariwisata lebih kreatif lagi menggunakan anggaran dana didalam menyelenggarakan event, maupun di dalam melaksankan promosi dengan
cara
memperbanyak
event-event
yang
berbaur
dengan
kepariwisataan yang tidak menghabiskan biaya yang besar, seperti: mengadakan pameran, festival, lomba seni dan
budaya, festival lagu
melayu, festival gurindam dengan melibatkan Singapur dengan Malaysia. Dengan tujuan menarik minat dan perhatian wisatawan supaya berkunjung ke Tanjungpinang. Dengan banyaknya wisatawan yang berkujung ke Tanjungpinang maka akan sangat berdampak positif terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang. 3) Dinas Pariwisata harus lebih lagi melakukan penataan, revitalisasi tehadap objek wisata yang ada di Tanjungpinang melengkapi sarana dan prasarana
dan harus lebih lagi melestarikan objek wisata yang ada di Kota Tanjungpinang serta harus melakukan kerjasama dengan pihak luar. 4) Memperbanyak program-program unggulan yang nyata dan belum pernah dibuat sebelumnya yang langsung berhubungan dengan peningkatan PAD Kota Tanjungpinang. Seperti kerjasama dengan Bintan, Batam untuk membuat event go internasional yang menghasilkan banyak wisatawan asing sama seperti apa yang telah dibuat oleh Kota Bintan didalam menarik kunjungan wisatawan. Seperti: tour the Bintan, Bintan Triathlon, ironman 70.3 Bintan
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku Anaggarini Yunita & Puranto Hendra, 2010, anggaran berbasis kinerja penyusunan APBD secara komprehensif, Yogyakarta: UPP STIM YKPN Arikunto, 2010, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Yogyakarta: Rineka Cipta Basri Zainul & Subri Mulyadi, 2005, keuangan Negara dan analisis kebijakan utang luar negeri, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Darise Nurlan, 2009, pengelolaan keuangan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan BLU, Jakarta barat : PT Indeks Diana Anatasia & Setiawati Lilis, 2009, perpajakan Indonesdia, Yogyakarta: ANDI Yogyakarta Dharmanegara Agus, 2010, penganggaran perusahaan teori dan aplikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu Mardiasmo, 2002, otonomi dan manajemen keuangan daerah, Yogyakarta: Pendit Yogyakarta Mardiasmo, 2006, perpajakan, Yogyakarta:ANDI Yogyakarta Pendit, Nyoman S. 2006, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: PT Pradnya Paramitha Rahayu & suhayati, 2009, perpajakan teori dan teknis perhitungannya, Bandung: Graha Ilmu
Santosa Pandi, 2009, administrasi publik teori dan aplikasi good governance, Bandung : PT Refika Aditama Sedarmayanti, Hidayat Syarifudin, 2002, metedologi penelitian, Bandung: Mandar maju Soemarso, 200, perpajakan pendekatan komprehensif, Jakarta: Salemba Empat Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Cv Alfabeta Suparmoko, 2012, keuangan Negara dalam teori dan praktik, Yogyakarta: BPFEYogyakarta Waluyo, 20011, perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat Widjaja, 2001, otonomi daerah dan daerah otonom, Jakarta: Raja Grafindo Persada Yuwono Sony, 2005, penganggaran sector public pedoman praktis penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBD (berbasis kinerja), Malang: Bayu Media Dokumen Duria Prima dkk, 2009, Arung sejarah bahari IV provinsi Kepulauan Riau menguak jalur utama pelayaran dan perdagangan dipusat peradaban: Melayu ajari 2009 Koran Tanjungpinang pos, 11 Oktober 2015, imigrasi berharap pemerintah sering bikin event pariwisata Jurnal Tesis Esram Juramadi, 2006, Analisa pasar pariwisata dalam membangun kota tanjungpinang
Naskah publikasi, Saputi Febriani, 2014, peran dinas pariwisata dalam mengoptimalkan objek wisata Cagar budaya bukit kerang Dikabupaten Bintan, Tanjungpinang Skripsi Yana, 2013, strategi pengembangan parawisata kota Tanjungpinang. Skripsi Latief Fandi, 2013, kinerja pembangunan sektor pariwisata, Maluku Utara Undang-Undang Peraturan
Pemerintah
No.105
tahun
2000
tentang
pengelolaan
dan
pertanggungjawaban keuangan daerah Menurut undang – undang pemerintah nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Web Sumber:http://kunaruh.blogspot.co.id/2013/02/pengertianasastujuan-dariwisata.html (diakses pada hari kamis,11 februari 2016 23:16 wib) Sumber:http://haluankepri.com/tanjungpinang/69707-kinerja-kadisparekraftanjungpinang-disorot.html (diakses pada hari kamis, 11 februari 2016 11:40 wib) Sumber:http://www.antarakepri.com/berita/36347/cindai-lakukan-penelitiankunjungan-wisatawan-di-tanjungpinang (diakses rabu, 23 februari 2016 16:56 wib) Sumber:http://karimun.batamtoday.com/berita71028--DPRD-Tanjungpinang-MintaWalikota-Perintahkan-Tim-Penyajian-LKPJ-Perbaiki-Data.html (Diakses 30 april 2016 14 :06) Written By deriaprianto74.blogspot.com on Minggu, 16 Oktober 2011 Minggu, Oktober 16, 2011 (diakses pada hari jumat, 12 februari 2016 22:40 wib)
http://www.antarakepri.com/berita/32841/pelabuhan-tanjungpinang-hambatperkembangan-pariwisata