STRATEGI PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM PERSPEKTIF BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh : MIA VUSPITA SARI NIM : 100565201086
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI TANJUNGPINANG 2016
1
STRATEGI PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM PERSPEKTIF BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA
MIA VUSPITA SARI Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH
Kota Tanjungpinang dikenal sebagai Kota Budaya, Selain wisata pantai dan bahari, Kota Tanjungpinang juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Namun fenomena yang terjadi di Kota Tanjungpinang adalah masih belum dapat mempromosikan daya tarik pariwisata khususnya dalam hal memperkenalkan Kota Tanjungpinang tidak hanya sebagai kota wisata tetapi kota budaya yang menyimpan banyak cerita masa lalu sebagai sejarah yang dapat dijadikan pengetahuan bagi pengunjung. Maka dari itu dibutuhkan peran pemerintah daerah khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang. Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah mengetahui Strategi Pemerintah Kota Tanjungpinang Dalam Perspektif Budaya Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisata. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif. Dalam penelitian ini informan terdiri dari 6 orang pegawai dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang yang mana masing-masing tugasnya berkaitan secara langsung dengan peningkatan wisatawan di Kota Tanjungpinang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Strategi Pemerintah Kota Tanjungpinang Dalam Perspektif Budaya Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisata sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari : Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang sudah melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk dapat meningkatkan potensi wisata daerah dan kunjungan wisatawan ke daerah Kota Tanjungpinang, Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang sudah mampu serta memiliki pengatahuan yang baik dalam menjaga dan mengembangkan sarana pariwisata yang ada di Kota Tanjungpinang Terdapat beberapa kegiatan dan agenda yang sudah disusun untuk membuat acara yang berhubungan dengan peningkatan potensi wisata Kota Tanjungpinang. Namun masih ada permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan strategi pariwisata di Kota Tanjungpinang yaitu kurangnya media informasi dalam penyampaikan informasi Pariwisata Kota Tanjungpinang, karena selama ini Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang baru menyediakan informasi melalui brosur dan website saja sebagai media iklan dan promosi. Bahkan pada website yang sudah ada tetapi tidak banyak dikenal dan tidak diberikan informasi yang efektif dan menarik bagi pengunjung.
Kata Kunci : Strategi Pemerintah 1
TANJUNGPINANG CITY GOVERNMENT STRATEGIES IN CULTURAL PERSPECTIVE TO INCREASE TOURIST VISITS MIA VUSPITA SARI Students of Science Of Government, FISIP, UMRAH The city of Tanjung Pinang is known as the city of culture, besides the beaches and nautical, city of Tanjung Pinang also has other tourist attractions such as cultural heritage, historic tombs, traditional dances as well as typical regional events. However, the phenomenon which occurred in the town of Tanjung Pinang is still not able to promote tourist attraction especially in terms of introducing the city of Tanjungpinang city not only as a tourist but a cultural city that holds many stories of the past as history that could be made of the knowledge of the visitor. Therefore it takes the role of local authorities in particular the Department of culture and tourism of the city of Tanjung Pinang. The purpose of this research is basically knowing the strategy of the Government of the city of Tanjung Pinang In the perspective of Culture to boost Tourist Visits. In this study the author uses Descriptive types of Qualitative research. Informants in this study consists of 6 employees tourism city of Tanjung Pinang which each task related directly with the increase of tourists in the town of Tanjung Pinang. Data analysis techniques used in this research is descriptive qualitative data analysis techniques. Of research results then can be drawn the conclusion that the strategy of the Government of the city of Tanjung Pinang In the perspective of Culture to boost Tourist Visits is already well underway, it can be seen from the City tourism office: Tanjungpinang is already cooperating with private parties to be able to increase the tourism potential of the area and tourists visit the city of Tanjung Pinang, Tanjung Pinang City tourism office is already able to and have a good pengatahuan in maintaining and developing the existing tourism facility in the town of Tanjung Pinang there are a number of activities and events already compiled to create an event that is associated with an increase in tourism potential of the city of Tanjung Pinang. But there are still problems encountered in the implementation of the strategy of tourism in the town of Tanjung Pinang namely lack of media information in the penyampaikan tourist information city of Tanjung Pinang, because all this Tourism New providing Tanjungpinang City information through brochures and websites just as media advertisements and promotions. Even on an existing website but it is not widely known and are not given effective and interesting information for visitors. Keywords : The Government's Strategy
2
STRATEGI PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM PERSPEKTIF BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA
A. Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar didunia dan bergerak paling dinamis, seiring dengan terjadinya era globalisasi serta teknologi yang mendukung kemudahan seseorang untuk dapat melakukan perjalanan wisata. Hal inilah yang menyebabkan industri pariwisata tetap dapat menjadi sektor yang menjanjikan dimasa yang akan datang, meskipun industri pariwisata, meskipun industri pariwisata sangat rentan terhadap berbagai isu dan kondisi memberikan implikasi langsung terhadap perkembangan situasi yang disebabkan oleh faktor politik dan keamanan Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Sektor pariwisata diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat seluruhnya. Banyak sekali yang sudah mengadakan pembenahan sektor pariwisata di
daerahnya.
Di
dalam
pengembangan
pariwisata
harus
merupakan
pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan kultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial. Di samping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah, untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturanpengaturan alokasi ruang yang guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini 3
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan kepariwisataan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan dan keamanan, oleh karena itu dibutuhkan strategi-strategi khusus dari pemerintah kita untuk mengembangkan kepariwisataan nasional. Karena dengan itu cara pengembangan dapat lebih mudah dilaksanakan oleh pemerintah atau masyarakat luas. Peran pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata adalah sebagai pelaksana pembangunan semata, saat ini harus lebih difokuskan kepada tugastugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif. Promosi tempat tujuan wisata sangat diperlukan oleh daerah-daerah yang memiliki banyak potensi di tanah air. Tentunya upaya kegiatan ini menjadi sangat penting dalam kerangka penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Usaha Pariwisata Kota Tanjungpinang dijelaskan bahwa dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan usaha kepariwisataan yang mempunyai arti strategis dalam pengembangan ekonomi, sosial dan budaya dapat mendorong peningkatan lapangan kerja, pertumbuhan investasi serta pelestarian budaya bangsa sehingga Pemerintah Kota perlu melakukan pembinaan dan pengendalian yang terarah dan
4
berkesinambungan
terhadap
usaha
kepariwisataan
di
Wilayah
Kota
Tanjungpinang. Maka dari itu pemerintah Kota Tanjungpinang harus melakukan beberapa strategi agar semua usaha pariwisata dapat dikembangkan dan dapat menarik wisatawan. Kota Tanjungpinang dikenal sebagai Kota Budaya, Selain wisata pantai dan bahari, Kota Tanjungpinang juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Di kota Tanjungpinang terdapat pulau Penyengat sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat masjid bersejarah dan makam-makam Raja Haji Fisabililah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional. Salah satu keunikan dari Kota Tanjungpinang bahwa kota Tanjungpinang bukan hanya sebuah kota wisata saja tetapi disebut sebagai kota budaya, dimana di Kota Tanjungpinang tersebar cagar budaya yang diharapkan mampu menarik wisatawan. Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. (UU No.11 tahun 2010, pasal 1 ayat 1). Hal ini sangat membutuhkan peran dari Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang untuk dapat mempromosikan daerah wisata daerah yang dapat menarik wisatawan asing untuk dapat berkunjung ke Tanjunpinang yang nantinya dapat meningkatkan angka kunjungan wisata pada setiap tahunnya.
5
Pemerintah harus memiliki strategi dalam mengembangkan wisata di Kota Tanjungpinang, dimana strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh masyarakat atau wisatawan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola wisatawan memerlukan kompetensi inti (core competencies). Pemerintah perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Kota Tanjungpinang tidak hanya terkenal dengan kekayaan wisata baharinya namun banyak menyimpan kekayaan kebudayaan. Maka strategi hendaknya mengacu pada perspektif budaya dimana strategi harus memberikan pada pandangan tentang budaya yang ada di Kota Tanjungpinang. Memahami kedudukan strategis kebudayaan dalam proses pembangunan, memahami peran kebudayaan daerah dalam pembangunan kebudayaan nasional, memahami peran kebudayaan dalam membangun ekonomi, memahami pengaruh kondisi politik terhadap kebudayaan dan peranan kebudayaan dalam membangun kehidupan sosial, ekonomi yang menjadi daya tarik wisatawan. Dari data yang didapatkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di pintu masuk di Kota Tanjungpinang naik sebesar 0,07 persen. Kenaikan kunjungan wisatawan asing ke Kota Tanjungpinang disebabkan Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, meningkatkan kerjasama
6
dengan pelaku industri pariwisata, terutama perusahaan travel dan hotel. Selama ini kerjasama sudah terbangun namun belum intensif dan merata. Tahun 2014 ini Dispar merancang kerjasama yang lebih intensif untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. Perusahaan travel dan pengelola hotel akan membantu mempromosikan objek budaya di Tanjungpinang. Meskipun tahun 2013, tingkat kunjungan wisatawan ke Tanjungpinang tidak memenuhi target, namun Dinas Pariwisata menaikkan target kunjungan wisatawan tahun 2014 mencapai 110 ribu orang. Strategi yang dilakukan adalah mengusahakan target dapat terpenuhi melalui pengadaan berbagai event yang dapat menarik wisatawan, baik dari luar daerah maupun negeri. Sehingga, dapat menjadi daya tarik dan tujuan bagi wisatawan untuk berkunjung ke Tanjungpinang. Selain pengadaan event, hal utama yang akan dilakukan
memenuhi
target
2014
mendatang
dengan
perbaikan
dan
pengembangan potensi yang telah ada. Beberapa perbaikan seperti fasilitas umum sebagai salah satu poin besarnya. (Batampos.co.id diakses pada tanggal 9 Juli 2014). Namun fenomena yang terjadi di Kota Tanjungpinang adalah masih belum dapat
mempromosikan
daya
tarik
pariwisata
khususnya
dalam
hal
memperkenalkan Kota Tanjungpinang tidak hanya sebagai kota wisata tetapi kota budaya yang menyimpan banyak cerita masa lalu sebagai sejarah yang dapat dijadikan pengetahuan bagi pengunjung. Maka dari itu dibutuhkan peran pemerintah daerah khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang. kemudian Terbatasnya publikasi pariwisata dan informasi dalam
7
bahasa asing untuk Kota Tanjungpinang. Kurangnya event yang khusus dibuat secara rutin oleh pemerintah untuk memperkenalkan budaya yang ada seperti pantun maupun tari tradisional, hal ini dilakukan agar masyarakat juga mengetahu tentang budaya yang ada di Kota Tanjungpinang. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mendapat berbagai masalah dan tantangan dalam menyelenggarakan setiap program kegiatan kepariwisataan dan kebudayaan. Didasari akan fenomenafenomena di atas, maka penulis berkeinginan menganalisa permasalahan tersebut kedalam sebuah usulan penelitian dengan judul : “STRATEGI PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM PERSPEKTIF BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA” B. Landasan Teoritis Menurut Amstrong dalam Chandler (2003;37): ”Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini”. Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang berubah, dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder”. Konsep strategi dapat didefinisikan menjadi dua perspektif berbeda: 1) dari apa yang organisasi ingin lakukan, dan 2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan. Dari perspektif pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan dan mengimplementasikan
8
program tersebut. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungan sepanjang waktu (Tjiptono, 2000:6). Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2006:4) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasar sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi dapat dimulai dengan apa yang dapat terjadi bukan dimulai dari apa yang telah terjadi. Terdapat elemen utama yang merupakan jantung manajemen strategi, menurut Kuncoro (2006:7), strategi memerlukan 3 proses yang berkelanjutan, yaitu: Analisis, Keputusan dan Aksi. Sedangkan konsep strategi menurut Itami dalam Kuncoro (2006:1) menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkordinasikan aktivitas. Newman dan logan dalam Suyanto (2007: 243) menggunakan terminology “pengendalian sistem terkemudi” untuk menyoroti beberapa karakteristik penting dari pengendalian strategi. Konsep strategi dapat didefinisikan menjadi dua perspektif berbeda: 1) dari apa yang organisasi ingin lakukan, dan 2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan. Dari perspektif pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan dan mengimplementasikan program tersebut. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungan sepanjang waktu (Tjiptono, 2000:6).
9
Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2006:4) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasar sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi dapat dimulai dengan apa yang dapat terjadi bukan dimulai dari apa yang telah terjadi. Terdapat elemen utama yang merupakan jantung manajemen strategi, menurut Kuncoro (2006:7), strategi memerlukan 3 proses yang berkelanjutan, yaitu: Analisis, Keputusan dan Aksi. Sedangkan konsep strategi menurut Itami dalam Kuncoro (2006:1) menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkordinasikan aktivitas. Newman dan logan dalam Suyanto (2007: 243) menggunakan terminology “pengendalian sistem terkemudi” untuk menyoroti beberapa karakteristik penting dari pengendalian strategi. Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1995) dalam Husein Umar (2003;31) strategi didefinisikan sebagai: ”Suatu proses penentuan rencana pada pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai”. Selain definisi-definisi strategi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995) dalam Husein Umar (2003;31), mereka mendefinisikan strategi yang terjemahannya seperti berikut ini: "Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
10
demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi". Berdasarkan perspektif, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan implementasi misinya. Artinya, bahwa para manajer memainkan peranan penting yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan
dalam
menghadapi
perubahan
lingkungan
bisnis.
Strategi
memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Fred R. David ( 2010 : 5 ) Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan – keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Sebagaimana disiratkan oleh definisi ini, manajemen strategi berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan / akuntasi, produksi / operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi computer untuk mencapai keberhasilan organisasional.
11
Terkadang istilah manajamen strategi digunakan untuk merujuk pada perumusan, implementasi, dan evaluasi strategi. Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok ; perencanaan jangka panjang, sebaliknya, berusaha untuk mengoptimalkan
untuk esok. Menurut
Haryadi, Bambang ( 2003:3 ) strategi manajemen adalah suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi, menjalankan strategi dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai – nilai yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi. Menurut John A Pearce II dan Richard B. Robinson yang dikutip dalam buku Tunggal Amin Widjaja ( 2004 : 2 ) manajemen strategi adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari formulasi dan implementasi, rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Menurut Michael R. Porter, seperti yang dikutip dalam buku Husein Umar ( 2002:34 ) menyatakan bahwa strategi generic dibagi menjagi 3 yaitu : 1. Strategi Diferensiasi ( Differentiation Strategy ) Strategi dimana perusahaan mengambil keputusan untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap suatu produk atau jasa yang unggul agar tampak berbeda dengan produk yang lain. 2. Strategi Kepemimpinan Biaya ( Cost Leadership Strategy ) Strategi dimana perusahaan lebih memperhitungkan pesaing daripada pelanggan dengan cara memfokuskan harga jual produk yang murah,
12
sehingga biaya produksi, promosi maupun riset dapat ditekan bila perlu produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk perusahaan lain. 3. Strategi Fokus ( Focus Strategy ) Strategi dimana perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing yang menggunakan strategi kepemimpinan biaya menyeluruh atau diferensiasi. Crown Dirgantoro (2001;5) menyatakan definisi strategi sebagai berikut: “Strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar” Menurut Tedjo Tripomo (2005;17): “Strategi adalah kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan (goals) kebijakankebijakan (policies), dan tindakantindakan/ program (programs) organisasi”. Karyoso (2005;70) menjelaskan ”Strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan”. Tujuan pemilihan strategi adalah untuk menjamin ketepatan pencapaian sasaran. Suatu rancangan strategi dapat dipilih untuk menutup kesenjangan dalam mencapai sasaran. Berkenaan dengan pilihan strategik maka akan dikaji penentuan pilihan melalui matriks kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats matrix), melalui cara ini suatu organisasi dapat memandang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai suatu kesatuan yang integral dalam perumusan strategi.
13
Manajemen strategik terdiri dari empat langkah utama dalam menciptakan masa depan perusahaan (Mulyadi, 2007:36): 1. Perencanaan laba jangka panjang (long-range profit planning) 2. Perencanaan
laba
jangka
pendek
(short-range
profit
planning)
Pengimplementasian (implementation) yaitu Impelemtasi strategi adalah proses di mana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. 3. Pemantauan
(monitoring)
yaitu
suatu
proses
pengumpulan
dan
menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi. Pemerintah pada era sekarang ini, baik pemerintah pusat, daerah maupun lokal diharapkan untuk menjadi: akuntabel, kompetitif, ramah rakyat, dan berfokus pada kinerja. Organisasi pemerintah juga ditantang untuk memenuhi harapan berbagai kelompok stakeholders (yaitu penerima layanan, karyawan, lembaga pemberi pinjaman/hibah, masyarakat, dan pembayar pajak). Tuntutan ini mengharuskan organisasi pemerintah untuk bertindak profesional sebagaimana yang dilakukan oleh organisasi swasta. Organisasi pemerintah harus mempunyai sistem manajemen strategis. Karena dunia eksternal adalah sangat tidak stabil, maka sistem perencanaan harus mengendalikan ketidak-pastian yang ditemui. Organisasi pemerintah, dengan demikian, harus berfokus strategi. Strategi ini lebih bersifat hipotesis, suatu proses yang dinamis, dan merupakan pekerjaan setiap staf. Organisasi pemerintah harus juga merasakan, mengadakan percobaan,
14
belajar, dan menyesuaikan dengan perkembangan. Agar organisasi pemerintah dapat berfokus pada strategi yang sudah dirumuskan, maka organisasi pemerintah juga harus menterjemahkan strategi ke dalam terminologi operasional, menyelaraskan organisasi dengan strategi (dan bukan sebaliknya), memotivasi staf sehingga membuat strategi merupakan tugas setiap orang, menggerakkan perubahan melalui kepemimpinan eksekutif, dan membuat strategi sebagai suatu proses yang berkesinambungan. D. Hasil Penelitian 1. Perencanaan laba jangka panjang (long-range profit planning) a. Perumusan strategi (strategy formulation) dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang semua sudah berjalan cukup baik karena selama ini Dinas Kebudayaan sudah memberikan sosialisasi, memasang brosur, serta mengikuti pameran-pameran yang ada. Namun disisi lain banyak juga yang harusnya menjadi perhatian bagi dinas Kebudayaan dan Pariwisata seperti mengaktifkan kembali website yang telah ada, memperbaharui setiap berita yang ada, dan menyediakan media informasi yang bisa diakses oleh masyarakat berkenaan dengan tempat wisata yang ada di Kota Tanjungpinang. b. Perencanaan strategik (strategic planning) pihak dinas sudah melakukan kerjasama dengan baik terhadap pihak diluar dinas yang mana bertujuan untuk meningkatkan potensi wisata di Kota Tanjungpinang serta nantinya akan memberikan dampak terhadap peningkatan kunjungan wisata di Kota Tanjungpinang. Kota Tanjungpinang sangat dikenal dengan wisata
15
sejarahnya yang mana hal ini tentunya memberikan ciri khas tersendiri bagi Kota Tanjungpinang untuk dikunjungi oleh wisatawan baik itu dari berbagai daerah maupun dari mancanegara yang nantinya memberikan keuntungan bagi Kota Tanjungpinang sendiri. 2. Perencanaan laba jangka pendek (short-range profit planning) a. Adanya kemampuan para pegawai untuk ikut serta dalam meningkatkan kunjungan pariwisata dengan mengetahui secara baik tempat wisata dan budaya yang ada di Kota Tanjungpinang Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang merupakan salah satu instansi pemerintahan yang bergerak di bidang kepariwisataan serta bertanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan potensi wisata yang ada di Kota Tanjungpinang. Berdasarkan jawaban informan diatas dan dari observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa pegawai pada Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang sudah memiliki pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaannya serta dapat menjaga serta melestarikan budaya yang ada di Kota Tanjungpinang dengan melakukan beberapa kegiatan yang nantinya dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kota Tanjungpinang 3.Pengimplementasian (implementation) a. Program terdapat beberapa kegiatan dan agenda yang sudah disusun untuk membuat acara yang berhubungan dengan peningkatan potensi wisata Kota Tanjungpinang sejalan dengan harapan agar kunjungan wisatawan ke Kota Tanjungpinang
16
meningkat yang nantinya dapat memberikan dampak baik terhadap peningkatan kunjungan wisata Kota Tanjungpinang. b. Anggaran Dana untuk pariwisata ini dari APBD dan pusat. Dinas harus mengelolanya dengan baik. Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang telah menyiapkan anggaran sebesar Rp10 miliar untuk mendongkrak sektor pariwisata. Anggaran sebanyak itu nantinya dikhususkan untuk publik, yaitu untuk kegiatan yang menghibur masyarakat. Untuk lebih memfokuskan peta pariwisata di Kota Tanjungpinang,
saat
ini
Disparekraf
mulai
menyusun
rencana
induk
pengembangan pariwisata daerah (Rippda). Hal tersebut bertujuan agar semua kegiatan dapat dilakukan dengan baik dan terstruktur. c. Prosedur sudah adanya SOP. Ukuran dasar SOP atau prosedur kerja ini biasa digunakan untuk menanggulangi keadaan-keadaan umum diberbagai sektor publik. Dengan menggunakan SOP, para pelaksana dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia dan dapat berfungsi untuk menyeragamkan tindakan-tindakan pejabat dalam organisasi yang kompleks dan tersebar luas, sehingga dapat menimbulkan fleksibilitas yang besar dan kesamaan yang besar dalam penerapan peraturan. 4. Pemantauan a. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang memantau setiap kegiatan yang dilakukan seperti even yang diserahkan kepada sanggar-sanggar, dan memantau promosi yang dilakukan agen travel.
17
Dinas Pariwisata tentu saja melakukan pengawasan, pengawasan adalah salah satu strategi untuk meningkatkan kunjungan wisata. Usaha pariwisata juga akan mendukung program tersebut. Dengan mengetahui komponen pariwisata di atas, maka arah pengembangan pembangunan pariwisata bias terarah dengan baik. Banyak sekali manfaat yang bias didapat jika pembangunan pariwisata ini terarah dan bisa memancing minat wisatawan untuk berkunjung. Maka dari itu untuk mendukung hal tersebut perlu adanya pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap agen-agen travel serta sanggar-sanggar yang ada di Kota Tanjungpinang. D. Penutup 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Strategi Pemerintah Kota Tanjungpinang Dalam Perspektif Budaya Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisata sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari : Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang sudah melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk dapat meningkatkan potensi wisata daerah dan kunjungan wisatawan ke daerah Kota Tanjungpinang, hal ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri bagi Kota Tanjungpinang yang nantinya dapat dikenal oleh berbagai daerah dan negara lain sebagai kota wisata yang memiliki tempat yang layak dan baik untuk dikunjungi. Pada Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang sudah mampu serta memiliki pengetahuan yang baik dalam menjaga dan mengembangkan sarana pariwisata yang ada di Kota Tanjungpinang, dengan begitu pegawai juga dapat bekerja sama untuk menjaga
serta
mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan
18
kepariwisataan yang nantinya memberikan peningkatan terhadap kunjungan wisata yang ada di Kota Tanjungpinang. 2. Saran Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1.Seharusnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang menyediakan website yang selalu diperbaharui baik data maupun informasinya, sehingga wisatawan dapat mengaksesnya dengan lebih mudah. 2.
Kegiatan yang dilakukan untuk menarik wisatawan sebaiknya dilakukan dengan jadwal-jadwal yang lebih terencana
19
DAFTAR PUSTAKA Amin Widjaja,Tunggal.2004. Manajemen Strategik. Edisi Pertama. Harvarindo, Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rhineka Cipta. Bambang, Hariadi. 2003. Strategi Manajemen. Bayumedia Publishing, Jakarta. Bima Anggara Sena, 2010, Strategi Penegakan Hukum Dalam Rangka Meningkatkan Keselamtan Lalu Lintas Dalam Mewujudkan Masyarakat Patuh Hukum, Tesis Univ Diponegoro Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan & strategi Komunikasi, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada Chandler, Michael. 2003. Dreamweaving Rahasia Menaklukkan Pesaing dalam Bisnis. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. Dirgantoro, Crown.2001. Manajemen Stratejik Konsep, Kasus, dan Implementasi. Grasindo, Jakarta. Elly M.Setiadi,dkk. 2010. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar. Jakarta: Kencana. Fred, R. David.2010. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat Husein Umar, 2003. Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Istianto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan Dalam Persepektif Pelayanan Publik. Jakarta : Mitra Wacana Media. Karyoso. 2005. Manajemen Perencanaan dan Penganggaran, PTIK Press dan Restu Agung. Jakarta. Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuncoro, Mudrajad. 2007. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga. Muhaimin. 2001. Islam dalam Bingkai Buduaya Lokal; Potret dari Cirebon. Jakarta : Logos, 2001 Mulyadi.2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen (edisi.3). Salemba Empat, Jakarta. 20
Moleong, Lexy. J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung. Rangkuti, F., 2006, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, cetakan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Rasyid, Rias. 2000. Pokok-Pokok Pemerintahan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Rusmana, Nandang. 2009. Bimbingan dan Konseling Kelompok Di Sekolah. Bandung: Rizky Press. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: alfabeta. Suyanto. 2007. Marketing Strategi Top Brand Indonesia, Yogyakarta:CV. Andi Offset Syafei, Inu Kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung : Refika Aditama Tim Sosiologi. 2006. Sosiologi1 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Yudhistira. Tjiptono. 2000. Manajemen Jasa, Penerbit Andi Yogyakarta. Tripomo, Tedjo, 2005. Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Jakarta. Umar, Husein, 2003. Strategic Manajemen In Action. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Tesis : Bima, Anggarasena. 2010. Strategi Penegakan Hukum Dalam Rangka Meningkatkan Keselamatan Lalu Lintas Dan Mewujudkan Masyarakat Patuh Hukum. Tesis. Program Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Budhita, I G N Gde. 2004. “Strategi Pengelolaan Museum Le Mayeur Sanur”. (Tesis). Denpasar: Program Magister (S2) Kajian Pariwisata Universitas. Udayana.
21
Skripsi : Irawan, Koko. 2010. Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Labuhan Batu Utara. Kertas Karya. Program Pendidikan Non Gelar Pariwisata. Universitas Sumatera Utara. Sinaga, Supriono. 2010. Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kertas Karya. Program DIII Pariwisata. Universitas Sumatera Utara.
22