STRATEGI PROMOSI OBJEK WISATA MANGROVE SUNGAI CARANG DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING BERBASIS POTENSI DAERAH KOTA TANJUNGPINANG
NASKAH PUBLIKASI
OLEH
RAZIAH NIM : 100563201217
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI TANJUNGPINANG 2016
i
ABSTRAK Berkunjung ke Kota Gurindam Tanjungpinang, ada salah satu objek wisata yang menarik yakni hutan Mangrove (bakau). Kawasan hutan Mangrove ini mengelilingi kawasan cagar budaya istana Kota Rebah dan beberapa peninggalan sejarah yang dibangun pada masa Sultan ke-VIII kerajaan Riau – Johor – Pahang – Lingga, Sultan Abdul Jalil Syah III (1623 – 1677) untuk menjadi pusat kerajaan yang secara resmi dipindahkan dari Johor pada masa Sultan Ibrahim Syah pada tahun 1677 – 1685. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi promosi obyek wisata mangrove sungai carang. Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yang terdiri dari mereka menguasai atau memahami pariwisata di Kota Tanjungpinang khususnya wisata Mangrove Sungai Carang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara kualitatif dengan menggunakan model Analisis interaktif. Kesimpulan dari Penelitian ini adalah Strategi promosi yang dilakukan yang oleh Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang belum berjalan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari susahnya akses jalan menuju ke objek wisata hutan mangrove, kondisi infrastruktur yang rusak. Adapun saran yang diberikan kepada Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang adalah perlu adanya campur tangan pemerintah dalam upaya pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur pada objek wisata hutan mangrove sangat mendukung dalam mengembangkan objek wisata ini sebagai potensi daerah yang mampu berdaya saing.
Kata Kunci : Strategi Promosi, Wisata Mangrove Sungai Carang
1
ABSTRACK Visit the city of Tanjungpinang couplets, there is one of the attractions that attract the Mangrove forest (mangrove). Areas of mangrove forest surround the heritage area of the Palace City Damping and some historical relic that was built during the Sultan to-VIII kingdom of Riau - Johor - Pahang - Lingga, Sultan Abdul Jalil Shah III (1623 - 1677) to be the center of the kingdom which was officially moved of Johor Sultan Ibrahim Shah during the years 1677 – 1685. This study aims to determine campaign strategy attractions mangrove river branch. Respondents were used in this study amounted to 8 peoples consisting of their master or understand Tanjungpinang especially tourism travel Carang Mangrove River. Data analysis techniques used in this study is a qualitative analysis using a model of interactive analysis. The conclusion of this study is the strategy that the campaign carried out by the Department of Tourism Tanjungpinang not run optimally. It can be seen from the difficult access roads leading to the attraction of mangrove forests, the condition of the damaged infrastructure. The advice given to the Department of Tourism Tanjungpinang is the need for government intervention in the maintenance and infrastructure development efforts on attraction of mangrove forests are very supportive in developing this attraction as potential areas that afford competitive.
Keyword
:Strategy
promotion,
Mangrove
2
River
Attractions
Carang.
dipindahkan dari Johor pada masa
PENDAHULUAN
Sultan Ibrahim Syah pada tahun
A. Latar Belakang
1677 – 1685.
Tanjungpinang adalah Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
Kawasan hutan Mangrove yang
Yang terletak di koordinat 0o5’
berada di Hulu Sungai Carang, Kota
Lintang Utara dan 104o27’ Bujur
Tanjungpinang memliki luas lebih
Timur, tepatnya di Pulau Bintan.
kurang
Kota ini Salah satu Objek wisata
alamnya merupakan potensi yang
yang ada di kota ini adalah objek
sangat besar untuk pengembangan
wisata Mangrove Sungai Carang
pariwisata,
yang terletak di daerah Senggarang,
wewenangnya
tepatnya disekitaran Tanjung Lanjut
daerah sebagai salah satu yang
Tanjungpinang. Objek wisata hutan Mangrove (bakau) ini mengitari kawasan cagar budaya istana Kota Rebah. Kawasan hutan
Mangrove
ini
mengitari
beberapa peninggalan sejarah yang dibangun pada masa Sultan ke-VIII kerajaan Riau – Johor – Pahang – Lingga, Sultan Abdul Jalil Syah III (1623 – 1677) untuk menjadi pusat kerajaan
yang
secara
resmi 3
10
hektar.
yang kepada
Keindahan
dilimpahkan pemerintah
mempunyai hak dan kewajiban untuk
ilmiah
mengatur
“Strategi Promosi Objek Wisata
dan
mengelola
semua
kekayaan alam yang dimiliki. Mangrove merupakan
Sungai
salah
satu
Meningkatkan
Carang
Daya
Berbasis Potensi
kawasan
:
Saing
Daerah
Kota
Tanjungpinang“.
menjadi kebanggaan masyarakat kota Kawasan
judul
Mangrove Sungai Carang Dalam
wisata berupa hutan bakau yang
Tanjungpinang.
dengan
B. Metode Penelitian
yang
Metode sangat berperan penting
diresmikan pada tahun 2010 ini
dalam penelitian, sehingga perlu
berada di tepi Sungai Carang, tak
diketahui
jauh dari Jembatan gugus. Wisata
sendiri.
hutan Mangrove merupakan salah
(2010:262) metode penelitian adalah
satu wisata yang cukup menarik
cara
untuk
mengumpulkan data.
dikunjungi.
Karena
hutan
Mangrove yang masih alami dengan
yang
keadaan
objek wisatanya yang jauh dari lalu
melakukan
lalang kendaraan bermotor. pada
Menurut
itu
Arikunto
dipakai
dalam
teknik untuk menggambarkan suatu
pengunjung menjadi tenang karena
tolak
penelitian
Metode deskriptif merupakan
keindahan alamnya bisa membuat
Bertitik
metode
atau
fenomena
penelitian.
saat
Tujuannya
adalah untuk membuat deskripsi atau latar
gambaran secara sistematis, faktual
belakang diatas maka penulis tertarik
dan akurat mengenai fakta sifat atau
untuk meneliti lebih lanjut yang
hubungan
penulis tuangkan dalam karya tulis
diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin
4
antarfenomena
yang
mengetahui seberapa besar promosi
tujuan tersebut. Sedangkan menurut Kenichi Ohame, strategi adalah keunggulan bersaing guna mengubah kekuatan perusahaan atau organisasi sehingga menjadi sebanding atau melebihi kekuatan pesaing dengan cara yang paling efisien (Nilasari, 2014: 3).
yang telah dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan
daya
saing
berbasis potensi daerah objek wisata mangrove
Sungai
Carang
Kota
Kompetitif dapat didapat dengan
Tanjungpinang.
melakukan
beberapa
strategi
di
C. Konsep teori antaranya: Konsep
teori
merupakan a.
Cost Leadership Strategy Strategi kepemimpinan harga ini dapat diimplementasikan dengan menetapkan harga yang paling murah dalam sebuah industri.
landasan befikir untuk melaksanakan penelitian
dan
pergunakan
teori
untuk
yang
di
menjelaskan
fenomena sosial yang menjadi objek
b.
Differentiation Strategy Strategi diferensiasi dibuat untuk menyediakan sebuah produk atau jasa yang belum ditawarkan oleh perusahaan lainnya.
penelitian. Teori adalah serangkaian asumsi,
konsep,
proporsi
untuk
definisi,
dan
menerangkan
c.
Innovation Strategy Strategi inovasi berarti menciptakan inovasi produk yang lebih baik dari produk perusahaan lain.
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. (Singarimbun, 2001 : 47).
Dari pengertian diatas dapat
1. Strategi
diambil kesimpulan bahwa strategi
Menurut Alfred Chandler strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang suatu perusahaan atau organisasi dan alokasi sumber daya untuk mencapai
adalah ide atau rencana jangka panjang untuk mencapai suatu tujuan yaitu untuk meningkatkan promosi
5
objek
wisata
Mangrove
Sungai
Dari pengertian diatas dapat
Carang.
disimpulkan bahwa promosi adalah suatu cara untuk memperkenalkan,
2. Promosi
membujuk dan mempengaruhi agar
Promosi adalah variabel kunci
suatu produk atau objek wisata
dalam rencana strategi pemasaran
menarik perhatian wisawatan untuk
dan dapat dipandang sebagai suatu unsur
untuk
berkunjung.
menciptakan
kesempatan – kesempatan menguasi pasar.
Unsur
yang
Menurut J.Krippendorf dalam
digunakan disusun oleh lingkungan,
(Yoeti, 2005: 2) strategi promosi
terutama oleh keadaan atau kondisi
adalah suatu sistem dan koordinasi
permintaan
yang
promosi
promosi
3. Strategi Promosi
wisatawan. dapat
Namun
menjadi
harus
dilakukan
sebagai
kebijaksanaan bagi perusahaan –
fungsi
penghubung atau katalisator dalam
perusahaan
strategi
sejak
pariwisata, baik milik swasta atau
satu
pemerintah, dalam ruang lingkup
pemasaran
permintaan
dan
menjadi
salah
kekuatan yang tidak terawasi yang
lokal,
sebenarnya
internasional,
maka
harus
promosi
diperhitungkan,
digunakan
mengganti
permintaan
mempercepat
peroses
untuk
regional,
kepuasan
dan
kelompok
industri
nasional, untuk
wisatawan
atau
mencapai dengan
memperoleh keuntungan yang wajar.
keputusan
Sedangkan menurut Wahab dan
untuk melakukan perjalanan wisata
kawan – kawan strategi promosi
(Yoeti, 2005:170).
adalah suatu proses manajemen yang
6
terpadu dari perusahaan – perusahaan kelompok industri pariwisata.
dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional
atau
perusahaan
–
b. perusahaan
termasuk
Distribution Instrument Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan (needs and wants) wisatawan, mereka tidak perlu berhubungan langsung dengan semua outlet atau perusahaan kelompok industri pariwisata, tetapi cukup melalui Tour Operator selaku perantara.
dalam
kelompok industri pariwisata untuk melakukan
identifikasi
wisatawan
yang
keinginan
terhadap
sudah
untuk
punya
melakukan
c.
Promotion Intrument Calon wisatawan dari mana saja asalnya perlu diberikan informasi yang lengkap, terutama tentang The Accessibilities of The Destination, The Facilities of The Destination, dan Tourist Attractions of The Destination melalui kegiatan promosi secara berkesinambungan.
perjalanan wisata dan wisatawan yang
punya
potensi
akan
memperngaruhi mereka, mengetahui keinginan
mereka
dan
memotivasinya terhadap apa yang disukai dan yang tidak disukai
Dari pendapat mengenai strategi (Yoeti, 2005: 2). promosi diatas maka dapat ditarik Dalam strategi promosi, menurut
kesimpulan bahwa strategi promosi
Lazar dan E.J.Kelly dalam
adalah rencana atau gagasan dalam
(Yoeti, 2005: 182), ada tiga faktor
jangka panjang untuk menawarkan,
yang menentukan keberhasilannya,
mempengaruhi dan memperkenalkan
yaitu :
suatu objek wisata agar lebih dikenal
W.
dan menarik perhatian wisatawan
a. Product Instrument Yang dimaksud dengan product Instrument adalah produk yang hendak dijual hendaknya sudah dikemas dalam bentuk paket wisata (pack – age tour), dengan demikian wisatawan akan mendapat pelayan
untuk berkunjung.
7
Memfokuskan pada eksistensi
4. Daya Saing Berbasis Potensi Daerah
investasi atau penanaman modal
Kata kunci pemahaman daya
asing atau dalam negeri. Daya saing
saing berbasis potensi daerah terletak
investasi daerah meliputi penanaman
pada kemampuan menjadi unggul
modal daerah kepada pihak ketiga,
suatu daerah didasarkan atas sumber
misalnya dalam bentuk penyertaan
sumber
modal usaha di Bank Pembangunan
yang
Kemampuan
dimilikinya. unggul
Daerah (BPD) setempat dan di
merupakan proses pengelolaan mulai
Badan Perkreditan Rakyat (BPR)
dari perencanaan, pengorganisasian,
Kecamatan.
pelaksanaan
menjadi
dan
evaluasi
atas
b.
sumber – sumber yang dimiliki daerah
agar
masyarakat
menguntungkan
daerah
(Sumihardjo,
Daya saing pelayanan Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota
mengidentifikasi
bentuk pelayanan yang mendesak
2008: 11).
bagi
Memperhatikan
uraian
daya
msyarakat,
menyakngkut
terutama
basic
service
pelayanan
dirumuskan jenis – jenis daya saing
pendidikan, kesehatan, dan usaha
yang
kecil
dikelompokkan bidang
kajian
umum sesuai
dapat
bidang
daya
–
menengah
di
atau
saing dan potensi daerah, dapat
secara
dasar
yang
(UKM)
pungutan ekonomi rakyat.
saing
(Sumihardjo, 2008: 14). c. a.
Daya saing investasi
8
Daya saing pemerintahan
bidang
untuk
Pemerintah
mengatur
dan
peringkat 395, (Ki Supriyoko, Harian
yang
Umum Pikiran Rakyat. 15 Februari
mengerjakan. Semakin tinggi tingkat
2008 : 20). Ini merupakan daya saing
partisipasi
global institusi pendidikan. Ide ini
mengarahkan,
rakyat
rakyat
atas
program
pemerintah daerah, maka semakin
dapat
baik pemerintahan daerah tersebut.
menentukan
d.
keuangan
Indonesia.
melalui
pemeriksaan oleh akuntan publik dengan
Khususnya wisata Mangrove,
keterbukaan
keunggulannya adalah memiliki nilai
dalam distribusi alokasi anggaran
sejarah masa lampau yang ada
daerah.
dikawasan cagar budaya peninggalan
e.
mendorong
pendidikan
memacu kualitas pendidikan dasar di
pengelolaan
daerah
ranking
untuk
dasar di setiap Kabupaten/Kota untuk
Daya saing kinerja keuangan Akuntabilitas
dikembangkan
Kerajaan Riau – Johor – Pahang –
Daya saing perguruan tinggi
Lingga. Kawasan hutan mangrove
Perguruan tinggi (PT) terbaik
yang berada di Sungai Carang, Kota
kelas dunia versi majalahTimes yang bermarkas
di
Inggris
University
Ranking
Top 2007
Tanjungpinang tersebut, peninggalan
400
sejarah yang dibangun pada masa
pada
Sultan ke-VIII kerajaan Riau – Johor
November 2007 hanya 3 PT yang masuk
yaitu Universitas
– Pahang – Lingga, Sultan Abdul
Gadjah
Jalil Syah III (1623 – 1677) untuk
Mada/UGM (peringkat 360, Institut
menjadi pusat kerajaan yang secara
Teknologi Bandung/ITB (peringkat
resmi dipindahkan dari Johor pada
369), dan Universitas Indonesia /UI
masa Sultan Ibrahim Syah pada
9
”product
tahun 1677 sampai tahun 1685, serta
instrument
yang
keindahan hutan bakau yang masih
dimaksud salah satunya situ-situs
alami.
budaya,
sejarah
mangrove,
dan
objek-objek wisata”.
D. Hasil Penelitian Tak ada objek wisata yang
a.
tak layak jual. Layaknya menjual
Objek Wisata Mangrove
Tanjungpinang adalah ibukota
sebuah produk, kepariwisataan perlu
dari
strategi promosi yang andal dan tepat
Indonesia. Kota yang mempunyai
sasaran. Seperti menurut W. Lazar
banyak mempunyai tempat wisata,
dan E.J.Kelly dalam (Yoeti, 2005:
dan tempat bersejarah. Sebagaimana
182),
diungkapkan oleh Bapak Drs. Abdul
ada
tiga
menentukan
faktor
keberhasilan
yang dalam
Kadir
strategi promosi, yaitu : 1. Instrumen
Produk
Instrument)
selaku
Riau,
Sekretaris
juga selaku pendiri Wisata Mangrove
(product
Sungai Produk
Ibrahim
Kepulauan
DPRD kota Tanjungpinang yang
instrument) Instrumen
Provinsi
(Product
Carang
(Informan
1)
menyatakan :
adalah produk yang
”Tanjungpinang adalah tempat yang mempunyai pesona menarik dari budaya melayu nya, dimana kultur budaya yang ada di kota Tanjungpinang ini di dominasi berasal dari suku melayu yang ditambah dengan suku Thionghua dan suku Bugis serta suku Jawa. Kota ini terbilang cukup banyak memiliki tempat wisata,
hendak dijual yang sudah dikemas dalam bentuk paket wisata (pack–age tour), dengan demikian wisatawan akan mendapat pelayan terpadu dari perusahaan – perusahaan kelompok industri pariwisata.
10
objek
dimana salah satunya adalah objek wisata mangrove yang mengitari kawasan cagar budaya peninggalan Kerajaan Riau-Johor-Pahang-Lingga” (Rabu, 6 Mei 2015). Pernyataan
Bapak
wisata,
salah
satunya
mangrove Sungai Carang sehingga dapat
meningkatkan
berbasis
Kadir
potensi
daya
saing
daerah
kota
Tanjungpinang.
ditambahkan oleh pernyataan Bapak b. Panorama Mangrove
Umar Jum’at selaku Ketua Pengurus
Hutan Mangrove atau hutan Wisata
hutan
mangrove
Sungai bakau adalah hutan yang tumbuh
Carang Tanjungpinang (Informan 2) diatas rawa-rawa berarir payau yang yang menyatakan : terletak ”Objek wisata hutan mangrove ini berada di Hulu Sungai Carang, Kota Tanjungpinang (Senggarang) yang mengelilingi peninggalan sejarah yang dibangun pada masa Sultan ke VIII kerajaan Riau-JohorPahang-Lingga, Sultan Abdul Jalil Syah III (1623-1677) untuk menjadi pusat kerajaan yang secara resmi dipindahkan dari Johor pada masa Sultan Ibrahim Syah pada tahun 1677-1685” (Minggu, 10 Mei 2015). Dari
hasil
wawancara
pada
garis
pantai
dan
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ekosistem hutan mangrove ini bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran
yang
mengakibatkan
kurangnya erosi tanah, sanitasi tanah yang tinggi dan mengalami daur penggenangan oleh pasang surut air laut. Adapun manfaat dari hutan mangroe ini pun banyak, diantaranya
yang
sebagai
dilakukan peneliti diatas, maka dapat
habitat
satwa
langka,
pelindung terhadap bencana alam,
dikatakan Tanjungpinang memiliki
pengendapan lumpur,
banyak Instrumen Produk (Product
penambahan
unsur hara, penambat racun, sumber
Instrument) yang dijadikan sebagai
alam dalam kawasan (in-situ) dan
11
luar kawasan (ex-situ), transportasi,
karbon, memelihara iklim mikro, dan
Jenis mangrove yang dimaksud adalah ”Terutum” nama yang sering disebut oleh masyarakat lokal. Nama yang unik dikarenakan jenis mangrove ini disukai hewan kunang-kunang sebagai habitat hidupnya, sehingga tampak indah di malam hari” (Rabu, 6 mei 2015).
mencegah
Dari
sumber plasma nutfah, rekreasi dan pariwisata, sarana pendidikan dan penelitian, memelihara proses-proses dan
sistem
alami,
penyerapan
berkembangnya
tanah
sulfat masam.
hasil
dilakukan
wawancara
peneliti,
maka
yang dapat
dikatakan selain dapat dijadikan
Hal ini sesuai pula dengan yng
sebagai
diutarakan oleh Bapak Umar
objek
wisata,
tanaman
mangrove juga memiliki banyak
(Informan 2) sebagai berikut :
manfaat seperti habitat satwa langka, ”Tanaman mangrove ini banyak manfaatnya seperti habitat satwa langka, pelindung terhadap bencana alam, dan lain-lain” (Minggu, 10 Mei 2015).
pelindung terhadap bencana alam, dan lain-lain. 2. Instrumen
Distribusi
Pada kesempatan yang lain, (Distribution Instrument) peneliti juga menanyakan seputaran Dalam
rangka
memenuhi
objek wisata mangrove pada Bapak kebutuhan dan keinginan (needs and Drs. H. Juramadi Esram,SH,MT,MH wants) wisatawan, mereka tidak (informan 3), beliau mengatakan : perlu berhubungan langsung dengan ”Dari 12 jenis mangrove yang ada di objek wisata mangrove ini, ada satu jenis mangrove yang tidak terdapat di daerah lain yang juga mengembangkan wisata mangrove seperti di Bali.
semua
outlet
atau
perusahaan
kelompok industri pariwisata, tetapi cukup melalui Tour Operator selaku perantara. Berikut penjelasan dari 12
di senggarang” (Rabu, 6 Mei 2016).
Bapak Drs. Abdul Kadir Ibrahim selaku
Sekretaris
Tanjungpiang
DPRD
yang
juga
kota Pernyataan tersebut dibenarkan juga oleh bapak Juramadi, ia juga mengatakan : Seiring hal tersebut pemerintah kota Tanjungpinang juga melakukan perbaikan infrastruktur seperti pavling block, pembangunan jembatan untuk wisata mangrove dan pemeliharaa situs sejarah. Selain itu pemerintah kota Tanjungpinang juga melakukan penambahan bangunan berupa tiga buah pondok, yang katanya akan difungsikan sebagai tempat pertemuan. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah tersebut dalam rangka menjadikan objek wisata mangrove sungai carang ini menarik sehingga dapat meningkatkan daya tarik objek wisata kota Tanjungpinang.”
selaku
pendiri Wisata Mangrove Sungai Carang (Informan 1) : “untuk saat ini Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang telah bekerja sama dengan beberapa hotel, pihak tour and travel yang disampaikan melalui package tour & travel dan bahkan kegiatan promosi ini tersebar melalui mutut ke mulut (word of mouth)”. (Pada hari Rabu, 6 Mei 2015) Seperti yang dikatakan oleh Bapak Syafaruddin, SSn.MM selaku Kabid
Promosi
Wisata
Dinas
Dalam
Pariwisata dan Kebudayaan Kota
pernyataan
diatas
menjelaskan bahwa Dinas Pariwisata
Tanjungpinang (informan 5) bahwa :
kota
Tanjungpinang
melakukan
“Kami pihak Dinas Pariwisata telah melakukan promosi untuk objek wisata mangrove dan sungai carang , tetapi promosi itu kami lakukan secara keseluruhan atau gabungan dengan objek wisata lain, tak hanya objek wisata mangrove saja. Tetapi semuanya baik itu objek wisata pulau penyengat maupun objek wisata yang ada
yang
kerjasama
telah dengan
beberapa hotel, pihak tour and travel yang disampaikan melalui package tour & travel dan bahkan kegiatan promosi ini tersebar melalui mutut ke mulut (word of mouth) sebagai upaya dalam memperkenalkan objek wisata
13
kota
Tanjungpinang
kepada
saing berbasis potensi daerah kota
kelompok wisatawan.
Tanjungpinang : ”Kami telah memperkenalkan objek-objek wisata kota Tanjungpinang melalui media massa, Event-event seperti Lomba Dragon Boat, Festivalfestival seni dan budaya dan lain-lain, serta penciptaan branding identity rangka memperkenalkan objek wisata kota Tanjungpinang sehingga Kota Tanjungpinang mudah diingat” (Rabu, 6 Mei 2015).
3. Instrumen Promosi (Promotion Instrumen) Menurut A. Hamdani, “Promosi merupakan salah satu variable dalam bauran
pemasaran
penting
yang
dilaksanakan
perusahaan
dalam
sangat oleh
memasarkan
produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi
a. Event Dragon Boat Race
antara perusahaan dengan konsumen,
Dalam rangka memperkenalkan
melainkan juga sebagai alat untuk
objek
mempengaruhi
Carang,
konsumen
dalam
wisata
Mangrove
Sungai
pemerintah
kota
kegiatan pembelian atau penggunaan
Tanjungpinang telah mengagendakan
produk sesuai dengan kebutuhan dan
kegiatan wisata tahunan Dragon
keinginannya”.
Boat Race yang berlangsung di Perairan
Berikut pernyataan dari Bapak
Sungai
Carang.
Ini
Drs. H. Juramadi Esram,SH,MT,MH
merupakan event tahunan berstandar
(informan 3)
internasional atau yang lebih dikenal
tentang Promotion
Instrument yang telah digunakan
dengan
Dinas Pariwisata kota Tanjungpinang
Internasional Dragon Boat Race.
dalam upaya meningkatkan daya
Kegiatan ini sudah ke-14 kalinya
14
nama
Tanjungpinang
digelar
di
Kota
Tanjungpinang,
menjadi nilai tambah dalam upaya
Provinsi Kepulauan Riau.
promosi objek wisata tersebut. b. Festival Sungai Carang
Ibu Dra.Hj. Lindawati selaku Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang (informan 4) mengatakan”.. Event dragon boat ini merupakan salah satu andalan di Provinsi Kepulauan Riau dalam meningkatkan jumlah pengunjung pariwisata di Kota Tanjungpinang. Dengan adanya event wisata dan olahraga ini, dapat melahirkan atlet-atlet yang handal di pentas Nasional dan Internasional, dikarenakan kini event dragon boat race telah mengikuti standar internasional. Selain itu, terpilihnya lokasi pelaksanaan event dragon boat race ini di perairan sungai carang, dikarenakan sungai carang memiliki peninggalan historis dari Kerajaan Melayu masa lalu yaitu situs Istana Kota Rebah, sehingga kita juga bisa memperkenalkan wisata di sungai carang ini juga” (Rabu, 6 Mei 2015). Dari
pernyataan
Festival Sungai Carang adalah salah satu kegiatan yang dilakukan pemerinah dalam
kota
rangka
mengenang
Tanjungpinang
melestarikan
kembali
dan
kebesaran
budaya melayu. Rangkaian kegiatan Festival
Sungai
memperingati
Carang
hari
selain
jadi
kota
Tanjungpinang juga dalam rangka menyemarakkan Hari Pers Nasional di Kepulauan Riau. Tak hanya itu, perayaan Festival Sungai Carang yang bernuansa sejarah, budaya, dan
diatas pariwisata ini pun berhasil menarik
menjelaskan bahwa Pemerintah Kota perhatian wisatawan asing, sehingga Tanjungpinang
telah objek wisata mangrove sungai carang
memperkenalkan
objek
wisata berhasil menjadi ikon baru pariwisata
Mangrove Sungai Carang melalui Tanjungpinang Kepulauan Riau. event-event tahunan seperti event Bapak Drs. H. Juramadi Esram,SH,MT,MH (Informan 3) juga menambahkan, “ada banyak rangkaian acara pada Festival Sungai
dragon boat race sehingga akan
15
Carang 2015 antara lain Festival Kuliner berbahan mi, Lomba mengarak bunga telor, lomba melukir antar pelajar, lomba drum band antar pelajar, lomba membaca Gurindam XII antar pelajar serta lomba perahu hias” (Rabu, 6 Mei 2015).
brosur, leaflet, dan lain-lain” (Rabu, 6 Mei 2015). Tak hanya itu , Bapak Drs. H. Juramadi
(informan 3) juga mengatakan : ”Dikarenakan akses jalan menuju tempat objek wisata tersebut masih rusak, pihak Dinas Pariwisata belum gencar mempromosikan objek wisata ini. Masalah yang saat ini tengah dihadapi adalah masalah akses jalan menuju objek wisata Mangrove Sungai Carang dan sarana yang ada yang ada pada objek wisata tersebut, seperti kita lihat kayu-kayunya sudah lapuk. Oleh karena itu kami belum begitu gencar mempromosikan objek wisata mangrove sungai carang ini.”
4. STRATEGI PROMOSI Strategi promosi adalah rencana atau gagasan dalam jangka panjang untuk menawarkan, mempengaruhi dan memperkenalkan suatu objek wisata
agar
lebih
dikenal
Esram,SH,MT,MH
dan
menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung. Adapun pernyataan dari Bapak Drs. H. Juramadi Esram,SH,MT,MH (informan 3) tentang strategi promosi
E. KESIMPULAN
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV yang
” salah satu strategi yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang dalam memperkenalkan produkproduk pariwisata Kota Tanjungpinang melalui eventevent, penggunaan media promosi melalui periklanan seperti media cetak (koran), media elektronik (radio), media luar ruangan seperti billboard,
telah
diuraikan
penulis
tentang
Strategi promosi meningkatkan daya saing
wisata
Mangrove
Sungai
Carang, maka dapat disimpulkan bahwa :
16
Ada tiga faktor yang menentukan
berbasis potensi
keberhasilan dalam strategi promosi,
Tanjungpinang. Situs – situs
yaitu : Instrumen Produk (Product
budaya
Instrument,
kultur budaya yang ada di kota
Instrumen
(Distribution Instrumen
Distribusi
Instrument), Promosi
(Promotion
berasal dari suku melayu yang ditambah
instrument
budaya,
mangrove, wisata.
responden
2. Sedangkan
memiliki Produk
(Product
Tanjungpinang melakukan
Johor-Pahang-Lingga
dengan
kegiatan promosi ini tersebar melalui mutut ke mulut (word of
Sungai Carang yang mengitari
Kerajaan
kerjasama
package tour & travel dan bahkan
wisata, salah satunya mangrove
peninggalan
telah
travel yang disampaikan melalui
Instrument)
cagar
yang
beberapa hotel, pihak tour and
Instrumen
yang dijadikan sebagai objek
kawasan
(Distributon
menjawab Dinas Pariwisata kota
Product
Tanjungpinang banyak
instrumen
Instrument) rata-rata responden
instrument rata-rata responden menjawab
tentang
distribusi
jawaban
tentang
suku
suku Jawa.
objek-objek
Berdasarkan
dengan
Thionghua dan suku Bugis serta
yang
panoraman
dan
dikarenakan
Tanjungpinang ini di dominasi
dimaksud salah satunya situssitus
melayu
dan
Instrumen). 1. Product
daerah kota
mouth) sebagai upaya dalam
budaya
memperkenalkan objek wisata
Riau-
kota
sehingga
Tanjungpinang
kelompok wisatawan.
dapat meningkatkan daya saing
17
kepada
3. Dan untuk Promotion Instrument yang
telah
digunakan
4. Banyak kendala yang dihadapi
Dinas
dalam meningkatkan daya saing
Pariwisata kota Tanjungpinang
objek wisata mangrove Sungai
dalam upaya meningkatkan daya
Carang yaitu adanya aktivitas
saing berbasis potensi daerah
pertambangan bouksit sehingga
kota Tanjungpinang, responden
dapat merusak hutan mangrove
menjawab Dinas Pariwisata kota
yang pada hakekatnya hutan
Tanjungpinang
cara
mangrove sebagai tempat tinggal
objek-objek
berbagai jenis ikan maupun biota
Tanjungpinang
laut di dalamnya, dan mereka
melalui media massa, Event-
tidak dapat hidup dikarenakan
event seperti Lomba Dragon
keruhnya air ; akses pengunjung
Boat, Festival-festival seni dan
untuk
budaya
mangrove
dengan
memperkenalkan wisata
kota
dan
penciptaan
lain-lain, branding
serta
mengelilingi yang
kawasan
sudah
rusak
identity
cukup berat; tidak adanya papan
rangka memperkenalkan objek
petunjuk sebagai penanda lokasi
wisata
Tanjungpinang
juga
Tanjungpinang
wisatawan
kota
sehingga
Kota
mudah
diingat.
Namun
menjadi
mengunjungi
hambatan bagi
baru
yang
objek
ingin wisata
dikarenakan akses jalan menuju
tersebut, mengingat jalan menuju
tempat objek wisata tersebut
objek wisata tersebut memang
masih
bercabang
rusak,
Pariwisata
pihak belum
Dinas
sehingga
gencar
membingungkan; tidak adanya
mempromosikan objek wisata ini.
fasilitas umum seperti mushola,
18
tak hanya itu koneksi listrik juga
1. Diharapkan
pemerintah
belum tersedia di tempat ini.
khususnya Dinas Pariwisata dan
Disamping banyak kendala yang
Ekonomi
dihadapi,
Tanjungpinang hendaknya dapat
upaya
menjadikan
Kreatif
mangrove sungai carang sebagai
menjadikan
objek wisata didukung juga oleh
sungai carang sebagai branding
pemerintah
identity
setempat
yang
wisata
Kota
dalam
mangrove
rangka
melaksanakan kegiatan Festival
memperkenalkan objek wisata
Sungai Carang dalam rangka
kota
melestarikan
mengenang
dapat meningkatkan daya saing
budaya
wisata mangrove sungai carang
melayu sekaligus memperingati
yang berbasis potensi daerah kota
hari jadi kota Tanjungpinang.
Tanjungpinang.
kembali
dan
kebesaran
2. Untuk
Tanjungpinang
peneliti
sehingga
selanjutnya
hendaknya meneliti objek wisata lain yang ada di Tanjungpinang,
F. SARAN Dari
hasil
penelitian
dan
yang bisa meningkatkan daya
kesimpulan tersebut, maka penulis
saing berbasis potensi daerah
memberikan beberapa saran guna
kota Tanjungpinang.
meningkatkan daya saing berbasis potensi daerah kota Tanjungpinang, antara lain :
19
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung : Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Informasi Pariwisata Nusantara, 2006. Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Senja Nilasari. 2014. Manajemen Strategi. Jakarta Timur: Dunia Cerdas. Singarimbun. Metode penelitian survey, LP3ES, Jakarta.2001 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumihardjo, Tumar. 2008. Daya Saing Berbasis Potensi Daerah. Bandung : FokusMedia. Sunyoto, Danang. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Pemasaran Konsep Strategi, dan Kasus. Jakarta : CAPS. Sumarsono. S [et.al]. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta:Andi Offset. Yoeti Oka A. 2005. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
20