PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS SOSIAL DAN TENAGAKERJA KOTA TANJUNGPINANG
Naskah Publikasi
Oleh MOHD. REZA NANDA PUTRA NIM. 090563201031
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014
struktur dan kontrol yang dibutuhkan dalam
A. Latar Belakang.
yang
Organisasi merupakan suatu kesatuan
sebuah organisasi tanpa harus bersandar pada
komplek
untuk
birokrasi formal yang terkadang mengalami
secara
kendala
yang
mengalokasikan
berusaha
sumber
daya
komprehensif guna tercapainya tujuan. Apabila
yang
dapat
menekan
tumbuhnya
motivasi dan inovasi.
suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang
Menurut Graves (Moeljono, 2005:5)
telah ditetapkan maka organisasi tersebut dapat
berpendapat bahwa: “Budaya organisasi pada
dikatakan efektif. Salah satu tujuan organisasi
dasarnya merefleksikan metodologi perusahaan
adalah peningkatan budaya organisasi pegawai,
itu sendiri. Metodologi itu sendiri bisa muncul
sedangkan tujuan lainnya
budaya
dari seseorang yang berada pada posisi
yang
tertinggi dalam organisasi untuk membangun
organisasi
merupakan
adalah
kepribadian
terdapat pada organisasi, diberbagai organisasi
kebersamaan”.
peran budaya organisasi sangat menonjol,
organisasi di Indonesia masih jarang dijumpai.
karena mampu membentuk karakter organisasi
Sepanjang penulis ketahui, Henry Surbakti
pada anggota organisasi untuk melakukan
melakukan penelitian pada tahun 1991 sampai
pekerjaanya.
dengan 1993 pada dua organisasi di Jakarta
Dengan
demikian
budaya
Kajian
yang
suatu
dan
Organizatio (APO), dengan judul: Corporate
memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku
Culture and Productivity: Case Studies in Asia
organisasinya,
apabila
and the Pasific (1994). Kesimpulan penelitian
perilaku anggota organisasi dapat berkembang
tersebut adalah bahwa falsafah perusahaan
secara kuat maka anggota mampu bertindak
merupakan inspirasi pengembangan Sumber
sesuai
Daya Manusia (SDM) terhadap produktivitas
dengan
secara
dengan
keseluruhan
demikian
pemahaman
yang
dapat
mendukung pencapaian tujuan-tujuan penting
oleh
Asia
budaya
organisasi sangat menentukan kepribadian organisasi
diterbitkan
mengenai
Productivity
yang optimum.
dalam organisasi. Secara kualitas dan kuantitas
Selanjutnya, penelitian yang kedua
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
dilakukan oleh Sigit (1999) yang meneliti
melaksanakan
perusahaan-perusahaan
tugasnya,
Mangkunegara
(2005:113).
tekstil
di
Daerah
Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dengan
Budaya yang kuat sering dikatakan
salah satu kesimpulan bahwa budaya organisasi
dapat membantu kinerja karena menciptakan
berpengaruh terhadap efektivitas perusahaan.
suatu tingkat motivasi yang luar biasa dalam
Menurut Moeljono (2005:8), bahwa :”Asumsi
diri pegawai. Kadang-kadang ditegaskan bahwa
dasar keunggulan suatu organisasi tidak hanya
nilai-nilai dan perilaku yang dianut bersama
ditentukan oleh hal-hal kasat mata (tangible)
membuat orang merasa nyaman dalam bekerja
seperti struktur organisasi, laporan keuangan,
dalam sebuah organisasi, rasa komitmen atau
asset, gedung dan sebagainya; melainkan juga
loyal selanjutnya dikatakan pula dapat memicu
oleh
orang berusaha bekerja lebih keras. Budaya
(intangible)”. Kepercayaan dapat diciptakan
yang juga dikatakan mampu membantu kinerja
secara lebih efektif melalui budaya, karena
karena sebuah organisasi memberikan bentuk
budayalah yang melahirkan karakter dan pada
1
hal-hal
yang
tidak
kasat
mata
akhirnya kualitas perilaku antar individu-
Oleh karena itu, pegawai Kantor Dinas
individu dan individu dengan kelompok dalam
Sosial
sebuah
Tanjungpinangdituntut
organisasi
merupakan
sebuah
kolektifitas atau grup.
dan
Tenaga
bertanggungjawab
Kerja
Kota
untuk
mampu
menjalankan
fungsi
Dalam kenyataan sehari-hari dapat di
membantu memberdayakan masyarakat dalam
lihat bahwa kinerja pegawai berbeda-beda
upaya meningkatkan keberfungsian sosialnya
sesuai dengan kemampuan dan motivasinya,
untuk mencapai hidup sejahtera, baik yang
tetapi justru dalam perbedaan kepentingan
kaitan
itulah
akan
ketenagakerjaan. Apabila kemampuan pegawai
menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan
dalam melaksanakan tugas atau efektivitas kerja
tujuan yang diharapkan. Tidak dapat dipungkiri
rendah maka akan sulit bagi Dinas Sosial dan
bahwa
Tenaga
kerjasama
pegawai
mungkin
antar
pegawai
menginginkan
imbalan
jasa
sebanyak
yang
dapat
dengan
Kerja
masalah
Kota
sosial
maupun
Tanjungpinang
untuk
mencapai tujuan organisasi dan pemerintah
dikategorikan sebagai hak, sedangkan dari
secara
pihak
merupakanpelaksana tugas-tugas yang ada pada
organisasi
sering
timbul
beberapa
optimal,
Sosial
karena
dan
para
masalah manajemen yang perlu di perhatikan
Dinas
sehubungan dengan adanya hal tersebut, yang
Tanjungpinang. Berkaitan dengan uraian yang
menuntut terlaksananya kewajiban terlebih
telah
dahulu.
pengamatan sementara terhadap pegawai di
dikemukakan
Tenaga
pegawai
di
Kerja
atas,
Kota
berdasarkan
Sesuai dengan Peraturan Walikota
lingkungan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang Nomor 10 tahun 2009 tentang
Tanjungpinang, pada dasarnya di temukan
uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan
gejala-gejala masalah yang berkaitan dengan
Tata Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
budaya organisasi dan kinerja pegawai. Hal ini
Tanjungpinang, disebutkan bahwa Dinas Sosial
diduga banyak dipengaruhi baik oleh faktor
dan
Tannjungpinang
internal individu pelaksanaannya maupun oleh
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah
faktor sistem organisasi dan faktor eksternal
(SKPD)
pokok
dimana pegawai itu bekerja. Permasalahan
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
budaya organisasi dan kinerja pegawai terlihat
berdasarkan
dari gejala-gejala sebagai berikut :
Tenaga
Kerja
yang
Kota
mempunyai
asas
otonomi
tugas
dan
tugas
pembantuan di Bidang Sosial dan Tenaga
1. Masih ada pegawai yang dalam
Kerja. Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi
melaksanakan
Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
diberikan, belum memberikan kerja
Tanjungpinangyang
yang optimal;
diembannya
yakni
terwujudnya potensi baru terhadap penyandang masalah
kesejahteraan
sosial
pekerjaan
yang
2. Masih ada pegawai yang belum
dan
mematuhi
ketenagakerjaan yang profesional, memiliki
aturan
sesuai
dengan
peraturan-peraturan yang ada;
daya saing serta mampu menjaga iklim usaha
3. Rendahnya kesadaran pegawai dalam
yang kondusif di Kota Tanjungpinang.
menyelesaikan dilihat
2
dari
tugas-tugasnya, pegawai
yang
melaksanakan
pekerjaan
harus
Dengan
demikian
untuk
dapat
diperintah dahulu oleh atasan dan
mempermudah penelitian ini nantinya, dan agar
suka mengulur-ulur waktu dalam
penelitian ini memiliki arah yang jelas, maka
pelaksanaan tugas yang diberikan.
terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian latar belakang
Dengan
demikian
penulis
tertarik
masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
untuk mengkaji lebih dalam tentang pengaruh
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
1.
Bagaimanakah budaya organisasi yang
khususnya pegawai pada Dinas Sosial dan
terdapat pada Kantor Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang. Untuk itu
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang?
penulis
bermaksud
mengadakan
sebuah
2.
Bagaimanakah kinerja pegawai pada
penelitian ilmiah dengan judul“ Pengaruh
Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Budaya
Kota Tanjungpinang?
Organisasi
Terhadap
Kinerja 3.
Pegawai Pada Kantor Dinas Sosial dan
Bagaimanakah
pengaruh
budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang“.
pada Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang?
B. Perumusan Masalah. Beberapa
pendapat
mengemukakan bahwa
budaya
ahli yang
kuat
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
dikatakan dapat membantu kinerja karena
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
mampu menciptakan suatu tingkat motivasi
sebagai berikut :
yang luar biasa dalam diri pegawai. Kadangkadang
ditegaskan
bahwa
nilai-nilai
1. Untuk mengetahui budaya organisasi
dan
yang terdapat pada Kantor Dinas
perilaku yang dianut bersama membuat orang
Sosial
merasa
Tanjungpinang.
nyaman
bekerja
dalam
sebuah
dan
Tenaga
Kerja
Kota
organisasi, adanya komitmen atau loyalitas
2. Untuk mengetahui kinerja pegawai
selanjutnya dikatakan membuat orang berusaha
pada Kantor Dinas Sosial dan Tenaga
lebih keras. Budaya yang juga dikatakan dapat
Kerja Kota Tanjungpinang.
membantu kinerja karena memberikan struktur
3. Untuk mengetahui pengaruh budaya
dan kontrol yang dibutuhkan tanpa harus
organisasi terhadap kinerja pegawai
berstandar pada birokrasi formal yang dapat
di pada Kantor Dinas Sosial dan
menekan tumbuhnya motivasi dan inovasi pada
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang.
anggota sebuah organisasi. Sebagai mana yang telah diuraikan di
Manfaat penelitian ini adalah sebagai
atas menyangkut pengaruh budaya organisasi terhadap
kinerja
pegawai,
maka
berikut :
penulis
a. Manfaat Akademis.
mencoba mengidentifikasikan masalah-masalah
1. Sebagai
yang ada antara pengaruh budaya organisasi
bahan
perbandingan
antara teori yang telah diberikan
terhadap kinerja pegawai.
3
pada
masa
kuliah
dengan
Tenaga
kenyataan yang ada, 2. Menambah
dan
pengalaman penulis
E. Konsep Operasional.
pengetahuan
dan
A. Variabel bebas (X) Budaya Organisasi :
bacaan ilmiah bagi pihak yang
Budaya organisasi adalah seperangkat
memerlukan.
asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai, dan
b. Manfaat Praktis. 1. Sebagai atau
norma yang dikembangkan dalam organisasi
bahan
pertimbangan
informasi
bagi
yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
pihak
anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah
pegawai pada Kantor Dinas
adaptasi eksternal dan internal. Adapun konsep
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
operasional dari budaya organisasi yaitu sebagai
Tanjungpinang, terutama untuk
berikut :
meningkatkan kinerja.
1.
2. Sebagai sarana untuk melatih diri
Prilaku
yang
diamati
dan menguji serta meningkatkan
Yaitu apabila para partisipan organisasi
kemampuan
yang saling berinteraksi satu sama lain,
berfikir
melalui
baik
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak
lain
penelitian
yang
melakukan
selanjutnya
itu
interaksi
antar
anggota organisasi dengan orang-orang
dalam
yang berhubungan dengan organisasi, maka
dalam
hubungan/interaksi
menjalin mereka
Hipotesa adalah pernyataan sementara
Indikatornya :
yang menghubungkan dua variabel atau lebih.
Menggunakan bahasa
Kesimpulan yang tarafnya rendah karena masih
dalam bekerja.
pengujian 2005:70),
secara
empirik
maka
penulis
2.
yang sama
Nilai dominan (Dominant value). Yaitu menyangkut nilai-nilai utama
merumuskan hipotesis sebagai berikut :
yang diberlakukan/diterapkan dalam
Tidak ada pengaruh antara budaya
organisasi kepada pegawai organisasi
organisasi
kinerja
tersebut serta dapat memberi kontribusi
pegawai pada Dinas Sosial dan
atau tidak dalam organisasi yang
Tenaga
menyangkut
terhadap
Kerja
Kota
Tanjungpinang, Ha :
akan
menggunakan bahasa yang sama.
D. Hipotesa.
Ho :
anggota
organisasi maupun interaksi antara
objek yang sama.
(Sugiyono,
(Observed
behavior regulation).
penulisan karya ilmiah.
membutuhkan
Kota
Tanjungpinang.
pengetahuan
3. Menambah
Kerja
motivasi
pegawaiuntuk mempunyai inisiatif dan
Adanya pengaruh antara budaya
kreatifitas dalam bekerja.
organisasi
Indikatornya :
terhadap
para
kinerja
pegawai pada Dinas Sosial dan
4
Motivasi
3.
para
pegawai
dalam
untuk
dan
berkomitmen sama dalam pencapaian
dalam bekerja.
tujuan.
Filosofi (Philosophy).
Indikatornya :
Yaitu sejumlah kebijakan yang ada dan
a.
Pemberian kepercayaan terhadap pegawai.
organisasi tentang bagaimana para
b.
Jujur dalam mengerjakan tugas.
pegawai melaksanakan pekerjaan yang
c.
Terjadinya komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan.
berupa alur pelayanan yang jelas, d.
standart pelayanan minimal yang jelas dan
masyarakat
Bersikap
mandiri
dalam
mengerjakan tugas.
mendapatkan e.
pelayanan secara optimal.
Berkomitmen
sama
dalam
pencapaian tujuan.
Indikatornya : a.
Alur pelayanan yang jelas
b.
Standart pelayanan minimal yang
B. Variabel terikat (Y) Kinerja. Kinerja adalah sikap mental dalam
jelas Aturan (Rules).
bekerja dari seseorang pegawai dilingkungan
Yaitu sejumlah pedoman yang dibuat
Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
dan disepakati berhubungan dengan
Tanjungpinangdalam melaksanakan tugasnya
kemajuan atau cara berinteraksi dalam
yang dinilai sangat memuaskan dalam rangka
organisasi, yang berlaku untuk seluruh
pencapaian tujuan organisasi secara optimal.
pegawai yang berupa aturan-aturan
Kinerja pegawai tersebut dapat diukur dari
tertulis, dan pemberian hukuman atau
indikator-indikator yang akan diteliti dalam
sanksi.
penelitian ini yang meliputi : 1. Tanggungjawab pribadi yang tinggi.
Indikatornya :
5.
tugas
mempunyai inisiatif dan kreatifitas
mampu memberikan keyakinan kepada
4.
mengerjakan
a.
Terdapat aturan-aturantertulis
Adalah sikap atau perilaku pegawai dalam
b.
Pemberian hukuman atau sanksi.
pekerjaan
sehari-sehari
menunjukkan
adanya
Iklim
organisasi
yang
tanggungjawab
pribadi yang tinggi, dimana segala sesuatu
(Organizational
climate).
yang telah digariskan atau diperintahkan
Yaitu adanya suatu situasi dan kondisi
telah dapat dilaksanakan dengan penuh
organisasi
memperlakukan
tanggungjawab. Indikator tanggungjawab
individu, kelompok atau pemimpin
yang tinggi ini mengandung unsur sebagai
sesuai dengan aturan yang ada dalam
berikut :
organisasi
a. Mentaati perintah atau peraturan
yang
yang berupa
pemberian
b. Melaksanakan tugas dengan prinsip
kepercayaan kepada pegawai, jujur
ketuntasan
dalam mengerjakan tugas, terjadinya
c. Memiliki pola kerja yang baik
komunikasi yang baik antara atasan
2. Prakarsa (inisiatif).
dengan bawahan, bersikap mandiri
5
Adalah sikap atau perilaku pegawai dalam
pelaksanaan
pekerjaan sehari-hari yang menunjukkan
sehingga perubahan-perubahan situasi dan
adanya upaya selalu dapat mengambil
kondisi pelaksanaan tugas dan pencapaian
prakarsa
atas
seharusnya
sesuatu
ia
tugas-tugas
kedinasan,
kondisi
yang
tujuan dapat diselaraskan dengan baik.
lakukan/kerjakan
tanpa
Dengan demikian indikator memanfaatkan
harus menunggu perintah atasan. Dengan
umpan
demikian
memiliki unsur sebagai berikut :
indikator
prakarsa
memiliki
unsur sebagai berikut : a.
Mampu
yang
konkrit
tersebut
a. Adanya upaya penilain atau evaluasi
melaksanakan
pekerjaan
b. Interpretasi positif atas hukuman dan
secara tuntas tanpa harus menunggu
ganjaran dari organisasi
perintah b.
balik
6. Kesempatan merealisasikan rencana
Hasil kerjanya dinilai cepat
Adalah sikap atau prilaku pegawai dalam
3. Tujuan realistis
pekerjaan sehari-hari yang menunjukkan
Adalah sikap atau perilaku pegawai dalam
adanya upaya untuk mewujudkan rencana
pekerjaan sehari-sehari yang menunjukkan
yang telah dibuat secara baik. Dengan
adanya
penetapan
dicapai
pada
tujuan
masa
yang
akan
demikian
mendatang
guna
merealisasikan rencana mempunyai unsur
pengembangan kariernya. Indikator tujuan
indikator
kesempatan
sebagai berikut :
realistis tersebut memiliki unsur sebagai
a. Mendayagunakan
berikut :
sumber-sumber
yang tersedia
a. Tujuan
sesuai
dengan
akal
dan
b. Meningkatkan
kemampuannya
pengetahuan/keterampilan
b. Keselarasan tujuan pribadi dengan
yang
dibutuhkan
tujuan organisasi 4. Rencana kerja
F. Metodologi Penelitian.
Adalah sikap atau prilaku pegawai dalam
1.
Bentuk Penelitian.
pekerjaan sehari-hari yang menunjukkan
Bentuk penelitian yang digunakan oleh
adanya perencanaan kerja yang disusun
penulis dalam penelitian ini adalah asosiatif,
dengan baik guna melaksanakan tugas-
yang mencari hubungan satu variabel dengan
tugasnya
variabel
secara
baik
pula.
Dengan
lainnya.
Sebagaimana
yang
demikian indikator rencana kerja memiliki
dikemukakan oleh Sugiyono (2005:11) bahwa
unsur sebagai berikut :
:” penelitian asosiatif merupakan penelitian
a. Dilandasi pemahaman terhadap tugas
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
pokok dan fungsi
antara
dua
variabel
atau
lebih”.
Bentuk
b. Adanya tenggang waktu pencapaian
hubungan antara variabel dalam penelitian ini
5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit
adalah berbentuk kausal, yaitu sebagaimana
Adalah sikap atau prilaku pegawai dalam
pendapat Sugiyono (2005: 12)
pekerjaan sehari-hari yang menunjukkan
hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat.
adanya
Dengan
upaya
tindak
lanjut
dan
6
kata
lain
ada
bahwa :”
variabel
yang
mempengaruhi (independent) dan variabel yang
Sugiyono (2005:96) mengemukakan pendapat
dipengaruhi (dependent)”.
sebagai berikut “Purposive samplingyaitu teknik penentuan
2.
Dinas
Adapun lokasi penelitan adalah pada
kepada pendapat Sugiyono di atas, maka
Sosial
peneliti
dan
Tenaga
Alasan
Kerja
penulis
Kota
mengambil
tertentu”.
pertimbangan-
pertimbangan
menggunakan
Dengan
teknik
mengacu
purposive
sampling dengan mengambil sampel sebanyak
lokasi penelitian tersebut karena :
69 orang.
Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang bahwa kinerja
4.
Sumber dan Jenis Data.
pegawainya masih belum baik. 2.
dengan
Lokasi Penelitian.
Tanjungpinang.
1.
sampel
1.
Penulis memandang masalah tersebut sangat
menarik
karena
Data Primer Data primer adalah data informasi yang
mengingat
berasal dari informan yang diperoleh melalui
pengaruh budaya organisasi terhadap
obyeknya langsung yang disebut responden,
kinerja pegawai sangat penting untuk
yaitu meliputi orang-orang yang diteliti dan
melihat kemajuan organisasi.
akan dimintai keterangan atau informasinya melalui interview atau penyebaran angket kuesioner, data primer yang ingin diperoleh
3. Populasi dan Sampel.
yaitu :
1. Populasi. Menurut
Sugiyono
(2005:19)
yaitu
Untuk mengetahui pengaruh
keseluruhan dari obyek dan subyek yang
budaya
organisasi
terhadap
kinerja
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
pegawai pada Dinas Sosial dan Tenaga
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Kerja Kota Tanjungpinang.
dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bukan manusia saja tetapi benda alam lainnya
2.
dan obyek dan subyek yang dipelajari bukan
Data Sekunder. Data
sekunder
adalah
data
yang
hanya jumlah saja tetapi juga meliputi seluruh
diperoleh dalam bentuk sudah jadi, merupakan
karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek
hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak
dan objek itu. Sedangkan populasi yang penulis
lain, yang meliputi :
tetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh
a.
Struktur dan manajemen di Kantor
pegawai pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Kota Tanjungpinang, dengan jumlah populasi
Tanjungpinang;
yaitu sebanyak 69 orang.
b.
Sejarah singkat Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang;
c.
2. Sampel Menurut
Sugiyono
(2005:91)
sampel
Sosial
adalah suatu bagian dari populasi yang akan
Dalam
pengambilan
dan
Tanjungpinang;
diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasinya.
Visi, misi tugas pokok Kantor Dinas
sampel
7
Tenaga
Kerja
Kota
d.
e.
Sarana dan prasarana Kantor Dinas
(tingkatan) dari sangat positif sampai sangat
Sosial
negatif, yang berupa kata-kata antara lain:
dan
Tenaga
Kerja
Kota
Tanjungpinang.
Sangat Baik, Baik, Cukup Baik, Kurang baik,
Buku-buku teori dan sebagainya yang
Tidak Baik atau kata-kata yang menyerupainya.
menunjang
dan
berkaitan
dengan
Untuk masing-masing skala ini diberi
masalah penelitian.
skor tertentu sebagai perbedaan satu dengan yang lainnya, dengan dasar bahwa:
5.
1) Data yang sangat mendukung konsep,
Teknik dan Alat Pengumpul Data. a.
Kuisioner
maka diberi alternatif jawaban “a”
Kuisioner yaitu penulis membuat suatu
dengan skor 5, yang artinya sangat baik
daftar pertanyaan
secara sistematis yang
(selalu, ada dan sangat jelas, selalu
didasarkan atas variabel-variabel penelitian
berjalan
dengan
baik,
yang kemudian dijabarkan lagi menjadi unsur-
menghargai dan sebagainya)
sangat
unsur yang dibuat sebagai kerangka membuat
2) Data yang mendukung konsep, maka
pertanyaan-pertanyaan. Kuesioner ini ditujukan
diberi alternatif jawaban “b” dengan
kepada pegawai Kantor Dinas Sosial dan
skor 4, yang artinya baik (sering, ada
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang. Alat yang
tetapi kurang jelas, sering berjalan
digunakan dalam kuisioner yaitu angket.
dengan
baik,
menghargai
dan
sebagainya) b.
3) Data yang cukup mendukung konsep,
Observasi. Observasi yaitu pengumpulan data
maka diberi alternatif jawaban “c”
yang peneliti lakukan melalui pengamatan
dengan skor3, yang artinya cukup baik
langsung serta pencatatan terhadap gejala-gejala
(kadang-kadang,
ada
yang tampak pada objek penelitian. Dalam
membingungkan,
kadang-kadang
penelitian ini peneliti menggunakan observasi
berjalan
baik,
nonparatisipan, dimana peneliti tidak terlibat
menghargai dan sebagainya)
lagsung dengan,
hanya
dengan
tapi
cukup
sebagai pengamat
4) Data yang kurang mendukung konsep,
independen saja. Alat yang digunakan dalam
maka diberi alternatif jawaban “d”
observasi yaitu daftar checklist.
dengan skor 2, yang artinya kurang baik (jarang, aturan tersebut belum ada,
6.
jarang berjalan dengan baik, kurang
Analisa Data. a.
menghargai dan sebagainya)
Pengujian dengan statistik. Untuk
peneliti
5) Data yang tidak mendukung konsep,
menggunakan skala Likert yaitu skala untuk
maka diberi alternatif jawaban “e”
mengukur
dengan skor 1, yang artinya tidak baik
sikap,
pengukuran,
pendapat
atau
persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang
(tidak
fenomena sosial. Sugiyono (2005 : 73-74)
peraturan
menjelaskan bahwa setiap instrument yang
berjalan dengan baik, tidak menghargai
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
dan sebagainya)
8
pernah,
tidak
tersebut,
mengetahui
tidak
pernah
c. Teknik analisa yang digunakan oleh
Bila 0,40 < r < 0,59 atau -0,59 < r < 0,40 ; artinya hubungan yang sedang.
peneliti yaitu teknik analisa statistik parametris
d.
sebagaimana bentuk penelitian yang bersifat
Bila 0,20 < r < 0,39 atau -0,39 < r < 0,20; artinya hubungan yang rendah.
asosiatif dengan menggunakan analisa korelasi
e.
Bila 0,0 < r < 0,19 atau -0,19 < r < -0,0
Product Moment untuk mengetahui ada atau
; artinya hubungan yang sangat rendah.
tidaknya dan besar kecilnya hubungan atau
Kemudian untuk pengujian hipotesa
pengaruh variabel bebas (Budaya Organisasi)
kedua variabel dilakukan pengujian dua arah
dan variabel terikat (Kinerja Pegawai), maka
dengan
digunakan rumus sebagai berikut. (Sugiyono,
menghasilkan ketentuan sebagai berikut :
2005:212)
a.
signifikansi
5%
yang
akan
Bila harga r hitung lebih besar daripada harga r tabel, maka Ho ditolak dan Ha
Rumus : rxy =
diterima. b.
N. ∑ xy – ( ∑ x ) ( ∑ y )
√{ N . ∑ x
2
– (∑ x ) 2
Bila harga r hitung lebih kecil daripada harga r tabel, maka Ho diterima dan Ha
}{ N . ∑ y 2 – ( ∑ y ) 2}}}
ditolak
Keterangan :
Selanjutnya
untuk
mengetahui
rxy
= Koefisien korelasi product moment
seberapa
N
= Jumlah responden
(Budaya Organisasi) terhadap variabel terikat
∑x
= Total skor variabel X
(Kinerja
∑y
= Total skor variabel Y
Koefisien Penentu (KP). Koefisien Penentu
∑ xy
= Total perkalian antara nilai untuk
(KP) dihitung menurut Sugiyono (2005,149)
variabel X dan variabel Y 2
∑x
∑y
Pegawai)
peneliti
menggunakan
dengan rumus sebagai berikut : KP = (rxy) 2 x 100%
= Total pengkuadratan untuk nilai
variabel X 2
besar konstribusi variabel bebas
Keterangan :
= Total pengkuadratan untuk nilai
variabel Y
KP
= Koefisien Penentu
rxy
= Koefisien korelasi
product moment Dengan nilai Interprestai Koefisien Korelasi yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung
Menurut
Suryabrata
(Sugiyono,
melalui tabel korelasi untuk menguji apakah
2005:55) menerangkan
bahwa :” Landasan
nilai r yang diperoleh memiliki pengaruh atau
teori ini perlu ditegakkan agar penelitian ini
tidak. Arti koefisien korelasi r :
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error)”.
a.
b.
Bila 0,80 < r < 1,00 atau -1,00 < r < -
Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri
0,80 ; artinya hubungan yang sangat
bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah
kuat.
untuk mendapatkan data. Selaras dengan judul
Bila 0,60 < r < 0,79 atau -0,79 < r < -
dan permasalahan di atas, peneliti perlu
0,60 ; artinya hubungan yang kuat.
9
menguraikan kerangka teoritis yang dimulai
berperilaku dalam organisasi. Hal yang sama
dari :
juga diungkapkan Mangkunegara (2005:113) yang menyatakan: “bahwa budaya organisasi
2.1 Budaya Organisasi.
adalah
seperangkat
2.1.1Pengertian Budaya Organisasi
keyakinan,
asumsi
nilai-nilai,
dan
atau
sistem
norma
yang
Ada begitu banyak definisi tentang
dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan
budaya yang pada hakekatnya tidak jauh
pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya
berbeda antara satu ahli dengan ahli yang
untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
lainnya. Menurut Sobirin (2007:9) bahwa
internal".
:“Budaya
2.1.2Proses
organisasi
adalah
norma
yang
Pembentukan
Budaya
menginformasikan anggota organisasi mengenai
Organisasi.
apa yang dapat diterima dan apa yang tidak
Pengertian budaya organisasi dalam
dapat
diterima,
nilai-nilai
dominan
yang
buku
“Budaya
Korporat
dan
Keunggulan
dihargai oleh organisasi diatas yang lainnya,
Korporasi” oleh Dr. Djokosantoso Moeljono
asumsi dasar dan kepercayaan yang dianut
adalah sistem nilai-nilai yang diyakini semua
bersama oleh anggota organisasi, peraturan
anggota
main yang harus dipelajari jika orang ingin
diterapkan
dapat sejalan dan diterima sebagaianggota
berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem
organisasi, dan filsafat yang mengarahkan
perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku
organisasi dalam berhubungan dengan pegawai
dalam
dan kliennya”.
organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Dr.
Sedangkan (2007:10)
budaya
sebagai
“Norma,
menurut organisasi
Wirawan
serta
dan
yang
dipelajari,
dikembangkan
organisasi
Djokosantoso
didefinisikan
nilai-nilai,
organisasi
untuk
secara
mencapai
Moeljono
dalam
tujuan
website
(www.damandiri.or.id/file/widyoyudonounairba
asumsi,
b2.pdf) bahwa pembentukan budaya organisasi
kepercayaan, filsafat dan kebiasaan organisasi,
melalui tahap-tahap berikut:
yang dikembangkan dalam waktu yang lama
1. Penyusunan nilai-nilai
oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi
Nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi
yang disosialisasikan dan diajarkan kepada
disurvei, ditampung dan disaring sehingga
anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas
diperoleh nilai-nilai utama yang berlaku
organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir,
dalam
sikap dan perilaku anggota organisasi dalam
utama yang telah diperoleh merupakan
memproduksi produk, melayani para konsumen
titik tolak dalam mengembangkan budaya
dan mencapai tujuan organisasi”.
kerja organisasi.
organisasi
tersebut.
Nilai-nilai
Sementara itu menurut Davis (Lako, 2004:29) budaya organisasi merupakan pola keyakinan
dan
organisasi
yang
Nilai-nilai
dipahami,
dijiwai
dipraktekkan
oleh
diinternalisasikan pada seluruh anggota
organisasi sehingga pola tersebut memberikan
organisasi dengan cara sosialisasi atau
arti
simulasi.
tersendiri
nilai-nilai
2. Internalisasi nilai-nilai
dan
dan
menjadi
dasar
aturan
10
organisasi
yang
ada
3. Pembentukan change agent Untuk
budaya berfungsi sebagai mekanisme
mengefektifkan
transformasi
pembuat makna dan kendali yang
budaya organisasi perlu dibentuk change
memandu dan membentuk sikap serta
agents, yang bertugas untuk menularkan
perilaku pegawai.
nilai-nilai
(budaya
organisasi)
degan
model pembiakan sel.
Sedangkan
4. Menyusun sistem
menurut
Ouchi
(Tika,
2006:14) menyatakan bahwa :”Fungsi budaya
Membuat sistem dan prosedur untuk
organisasi adalah mempersatukan kegiatan para
menjaga dan memelihara kesinambungan
anggota
dan kemajuan perusahaan, dengan selalu
sekumpulan individu dengan latar belakang
mengacu pada referensi budaya organisasi.
kebudayaan yang berbeda”. Sementara menurut
perusahaan
yang
terdiri
dari
Pascale dan Athos (Tika, 2006:14) :”Budaya organisasi berfungsi untuk mengajarkan kepada
2.1.3Peran Budaya Organisasi. Budaya organisasi diteliti secara sangat
anggotanya
bagaimana
intensif oleh para pakar untuk mengetahui
berkomunikasi
dan
perannya dalam organisasi. Di bawah adalah
menyelesaikan masalah”.
mereka
harus
berhubungan
dalam
beberapa pendapat fungsi budaya organisasi yang dikemukakan oleh pakar : Menurut budaya
Robbins
memiliki
2.2 Kinerja Pegawai.
(Tika,
sejumlah
2006:13)
fungsi
2.2.1Pengertian Kinerja.
dalam
Kinerja merupakan perwujudan yang
perusahaan, yaitu : 1.
2.
3.
dilakukan oleh pegawai yang biasanya dipakai
Budaya
mempunyai
peran
sebagai dasar penelitian terhadap terhadap
menetapkan tapal batas, artinya budaya
pegawai atau organisasi. Kinerja yang baik
menciptakan pembedaan yang jelas
merupakan langka untuk tercapainya tujuan
antara
organisasi, sehingga perlu diupayakan usaha
satu
suatu
organisasi
dengan
organisasi yang lainnya.
untuk meningkatkan kinerja. Istilah kinerja
Budaya membawa suatu rasa identitas
sendiri berasal dari kata Job Performance atau
bagi anggota-anggota organisasi.
actualperformance yang berarti bahwa prestasi
Budaya
kerja
mempermudah
timbulnya
komitmen pada sesuatu yang lebih luas
atau
sistem perekat
dicapai
Menurut Maryoto (2000:91), kinerja
seseorang. Budaya
yang
seseorang.
dari pada kepentingan diri individu
4.
sesungguhnya
pegawai adalah hasil kerja selama periode meningkatkan
sosial. sosial
kemantapan
tertentu
dibandingkan
dengan
berbagai
Budaya
merupakan
kemungkinan, misal standar, target/sasaran atau
yang
membantu
kriteria yang telah disepakati bersama. Kinerja
mempersatukan organisasi itu dengan
individu
memberikan standar-standar yang tepat
organisasi.
untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para pegawai. Akhirnya
11
merupakan
dasar
dari
kinerja
untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan
2.2.2Pengukuran Kinerja. Penilaian kinerja mempunyai peranan
pengembangan kariernya. Penilaian pelaksanaan
penting dalam peningkatan motivasi ditempat
pekerjaan
kerja.
berdasarkan
Penilaian
kinerja
ini
(performance
perlu
dilakukan
serangkaian
secara
formal
criteria
yang
appraisal) pada dasarnya merupakan faktor
ditetapkan secara rasional serta diterapkan
kunci guna mengembangkan suatu organisasi
secara objektif serta didokumentasikan secara
secara
sistematik. Menurut Siagian (2009:224) bahwa :
efektif
menginginkan
dan dan
efisien.
Pegawai
memerlukan
balikan
“Penilaian
prestasi
berkenaan dengan prestasi mereka dan penilaian
ditekankan
karena
menyediakan 2 kesempatan untuk memberikan
manajer
balikan kepada mereka jika kinerja tidak sesuai
pelaksanaan penilaian prestasi kerja
dengan standar, maka penilaian memberikan
secara
kesempatan untuk meninjau kemajuan pegawai
kepegawaian
dan untuk menyusun rencana peningkatan
diperlukan
dan
kinerja.
sebagai
“gangguan”
yang
tersebut,
pendapat
pegawai akan
McClelland
mampu
Artinya,
perlu
tidak
sedikit
beranggapan
formal
oleh
bahwa
bagian-bagian
sebenarnya
pelaksanaan Berdasarkan
kerja
bahkan
kegiatan
banyak
tidak
dipandang terhadap operasional.
manajer
yang
mencapai
berpendapat bahwa penilaian prestasi
kinerja maksimal jika ia memiliki kinerja yang
kerja para bawahan cukup diserahkan
tinggi. Kinerja tinggi yang perlu dimiliki oleh
kepada atasan langsung masing-masing
pegawai harus ditumbuhkan dari dalam diri
pegawai dan penilaian pun dilakuakn
sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini
secara informal saja.
karena kinerja yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri dan
jika
situasi
lingkungan
turut
kinerja menghasilkan penilaian terhadap kinerja
menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih
dan menjadi suatu tolak ukur perusahaan untuk
mudah.
mengetahui bagaimana kinerja pegawainya. Berdasarkan
kerja
Intinya adalah keberadaan pengukuran
pendapat
diatas,
pembinaan atas kinerja pegawai adalah suatu
2.3 Hubungan Budaya Organisasi dengan
proses penilain kinerja pegawai yang dilakukan
Kinerja Pegawai.
pemimpin instansi atau kantor secara sistematik
MenurutKotter
berdasarkan kepadanya.
pekerjaan
yang
ditugaskan
Pemimpin instansi/kantor
2006:139)
telah
dan Heskett
mengemukakan
(Tika,
pengaruh
yang
budaya organisasi dengan kinerja pegawai.
menilai kinerja pegawai yaitu atasan pegawai
Mereka melakukan penelitian terhadap 207
langsung dan atasan tak langsung.
perusahaan di dunia yang aktifitasnya berada di
Bagi para pegawai, penilaian tersebut
Amerika
berperan sebagai umpan balik tentang berbagai
Serikat.
Ada
empat
kesimpulan
berdasarkan penelitian tersebut, yaitu :
hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat
12
1.
2.
Budaya organisasi dapat mempunyai
Tanjungpinang, disebutkan bahwa Dinas Sosial
dampak yang berarti dalam kinerja
dan
organisasi jangka panjang,
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Budaya
organisasi
mungkin
akan
(SKPD)
yang
Kota
Tannjungpinang
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
penting
berdasarkan
lagi
dalam
menentukan
organisasi
dalam
yang
menomorsatukan
asas
otonomi
dan
tugas
pembantuan di Bidang Sosial dan Tenaga
dasawarsa yang akan datang. Budaya
Kerja.
kinerja
Pembangunan
kesejahteraan
adalah
penanganan
dengan berbagai alasan. Alasan utama
sosial
yang
adalah
menghambat
masyarakat mencegah, malakukan penanganan
organisasi-organisasi dalam menerima
masalah, pemulihan dan pemberdayaan serta
perubahan-perubahan
perlindungan dalam mengatasi permasalahan
kecenderungan
taktik
dan
masalah
sosial
mengakibatkan dampak kinerja negatif
ditujukan
kesejahteraan
untuk
membantu
strategi yang dibutuhkan.
sosial. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Budaya organisasi yang menghambat
dilakukan beberapa indikator
peningkatan kinerja jangka panjang
dilaksanakan, antara lain :memenuhi hak dasar
yang cukup banyak, budaya-budaya
setiap warga untuk mendapatkan pelayanan
mudah berkembang bahkan dalam
sosial,
organisasi-organisasi
penuh
memberdayakan potensi masyarakat dalam
dengan orang-orang pandai dan berakal
hubungan kemitraan dalam mengatasi masalah
sehat. Budaya-budaya yang mendorong
sosial, meningkatkan profesionalisme dalam
perilaku
dan
pelayanan dan mengembangkan kemandirian
menghambat perubahan kearah strategi
masyarakat untuk menjalankan fungsi sosial di
yang lebih tepat, cenderung muncul
lingkungannya.
yang
perlahan-lahan
4.
Kerja
menjadi suatu faktor yang bahkan lebih
keberhasilan
3.
Tenaga
yang
tidak
dan
tepat
tanpa
menumbuh
yang harus
kembangkan
dan
disadari
Sedangkan pembangunan pada sektor
dalam waktu bertahun-tahun, biasanya
ketenagakerjaan merupakan bagian integral
sewaktu organisasi berkinerja baik.
dari
Walaupun sulit untuk diubah, budaya
prioritas
organisasi dapat dibuat agar bersifat
Daerah Kota Tanjungpinang khususnya adalah
lebih meningkatkan kinerja.
menumbuh
pembangunan
Nasional.
pembangunan
kembangkan
Salah
Nasional
potensi
satu
maupun
sektor
ekonomi rakyat melalui peningkatan mutu Gambaran Penanggulangan
Umum
Bencana
Daerah
Badan
Sumber Daya Manusia dalam peningkatan
Kota
produktifitas. Berbagai masalah krusial yang harus dihadapi bangsa ini antara lain :
Tanjungpinang. Sesuai dengan Peraturan Walikota
Tingginya angka
pengangguran, tingginya
Tanjungpinang Nomor 10 tahun 2009 tentang
angka kemiskinan, investasi rendah, kualitas
uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan
SDM yang rendah, serta keamanan dan
Tata Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
stabilitas sosial yang rawan. Hal tersebut
13
berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang
pertanyaan, setiap pertanyaan diberi alternatif
lamban.
jawaban yaitu a, b, c, d, dan e. berikut ini Berdasarkan tupoksi yang ada, Dinas
disajikan data jawaban responden terhadap
Sosial dan Tenaga Kerja merupakan badan
keseluruhan
yang bertanggungjawab untuk menjalankan
organisasi (variabel X)berdasarkan kuisioner
fungsi membantu memberdayakan masyarakat
yang telah disebarkan.
dalam upaya
pertanyaan
mengenai
budaya
meningkatkan keberfungsian
sosialnya untuk mencapai hidup sejahtera, baik
a. Prilaku yang diamati (Observed behavior
yang kaitan dengan masalah sosial maupun ketenagakerjaan.
Dalam
regulation).
menjalankan
fungsinya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
(i)
Menggunakan bahasa yang sama.
mengadakan beberapa program kegiatan yang
Tabel IV.5
ditujukan untuk menangani berbagai masalah
Distribusi jawaban responden mengenai
tersebut.
menggunakan bahasa yang sama dalam bekerja di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
PENGARUH
BUDAYA
ORGANISASI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS SOSIAL DAN TENAGA
Kategori jawaban responden
KERJA KOTA TANJUNGPINANG
Frekuen si 30
42,85
Sering
27
38,57
9
12,85
Jarang
4
5,73
Tidak Pernah
-
-
70
100
kadang
di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinangdengan
cara
menyebarkan
kuisioner pada responden sebanyak 40 orang
Jumlah
pegawai sebagai sampel dalam penelitian ini.
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
Untuk memperoleh gambaran yang
(Lampiran III)
jelas dari data yang diperoleh dari kuisioner tersebut, di bawah ini disajikan data dalam tabel-tabel
distribusi
yang
Berdasarkan Tabel IV.5, diketahui
kemudian
bahwa jawaban mengenai menggunakan bahasa
didistribusikan sebagai berikut :
yang sama dalam bekerja di Kantor Dinas
Analisa Data
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
1. Budaya Organisasi ( Variabel X ).
terdapat 30 orang (42,85%) yang menjawab
Untuk mengetahui Budaya Organisasi
selalu,
di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
organisasi
diajukan
yang
menjawab
sering
responden yang menjawab jarang sebanyak 9
yang telah ditetapkan pada Bab I sebelumnya budaya
responden
sebanyak 27 orang (38,57 %). Kemudian
Tanjungpinangdapat diukur dengan indikator
dimana
(%)
Selalu
KadangHasil penelitian yang telah dilakukan
Persentase
orang (12,85 %), dan responden yang menjawab
11
jarang sebanyak 4 orang (5,73 %). Sedangkan
14
untuk jawaban tidak pernah, tidak ada satupun
kadang
responden yang menjawabnya.
Jarang Tidak Pernah
Jika bahasa sudah baku atau standar,
Jumlah
12
17,16
-
-
70
100
baik yang ditetapkan secara resmi lewat surat
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
putusan pejabat pemerintah maupun yang
(Lampiran III)
diterima berdasarkan kesepakatan umum, maka
Berdasarkan Tabel IV.6, diketahui
dapat dengan lebih mudah dibuat pembedaan
bahwa jawaban responden tentang motivasi para
antara bahasa yang benar dengan yang tidak.
pegawai untuk memiliki inisiatif dan kreatifitas
Orang yang mahir menggunakan bahasanya
di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya,
Tanjungpinang terdapat 29 orang (41,42 %)
apa pun jenisnya itu, dianggap telah dapat
yang menjawab selalu berjalan dengan baik, dan
berbahasa
18 orang (25,71%) sering berjalan dengan baik.
dengan
efektif.
Bahasanya
membuahkan efek atau hasil karena serasi
Kemudian
dengan
yang
berjalan dengan baik yaitu sebanyak 11 orang
dihadapinya. Orang yang berhadapan dengan
(15,71 %), dan jawaban responden yang
sejumlah lingkungan hidup harus memilih salah
menjawab jarang berjalan dengan baik sebanyak
satu ragam yang cocok dengan situasi itu.
12 orang (17,16 %) dan tidak ada responden
Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi
yang menjawab tidak berjalan dengan baik.
peristiwa
atau
keadaan
yang
menjawab
kadang-kadang
menurut golongan penutur dan jenis pemakaian
Dukungan pimpinan di Kantor Dinas
bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
atau tepat. Bahasa yang harus mengenai
kepada
sasarannya tidak selalu perlu beragam baku.
motivator
a. Nilai dominan (Dominant value).
para
pegawainya
bagi
meningkatkan
para
kinerja
dapat
menjadi
pegawai yang
dalam
dilakukannya.
Dengan demikian dukungan ini juga menjadi (i)
Motivasi
para
pegawai
untuk
upaya peningkatan kinerja pegawai di Kantor
memiliki inisiatif dan kreatifitas
Dinas
Sosial
Dan
Tenaga
Kerja
Kota
Tabel IV.6
Tanjungpinang. Dukungan ini dapat saja berupa
Distribusi jawaban responden tentang
rekomendasi kepada pegawai dalam mengikuti
motivasi para pegawai untuk memiliki inisiatif dan
pendidikan dan pelatihan, rekomendasi dalam
kreatifitas di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga
meningkatkan
Kerja
jenjang
pendidikan.
Serta
dukungan pimpinan organisasi dapat pula
Kota Tanjungpinang
berupa
perhatian
kepada
pegawai
yang
berdasarkan kekurangan misalnya perhatian Kategori jawaban responden
Frekuen si
Persentase
terhadap pegawai yang sakit atau yang tertimpa
(%)
Selalu
29
41,42
Sering
18
25,71
Kadang-
11
15,71
musibah dan lain sebagainya.
b. Filosofi (Philosophy).
15
(i)
Alur pelayanan yang jelas dalam
diharapkan. Hal tersebut perlu didukung dengan
menjalankan tugas
langkah kerja yang menjamin arah dari proses
Tabel IV.7
kegiatan tersebut tetap sesuai dengan tujuan
Distribusi jawaban responden tentang alur
semula. Oleh karena itu, pentingnya alur kerja ditetapkan untuk membentuk tatanan kerja yang
pelayanan yang jelas dalam menjalankan tugas di
baik
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
dan
efisien
responden
Frek uensi
Ada dan sangat jelas Ada
tetapi
kurang
jelas Ada
tetapi
membingungkan Alur
35
50
18
25,71
17
24,29
-
-
-
-
70
100
setiap
bagian
dalam
ada perencanaan awal yang dilakukan atau alur kerja tidak dibuat sesuai kebutuhan yang ada.
(ii) Standart pelayanan minimal yang
Tabel IV.8 Distribusi jawaban responden tentang tentang standart pelayanan minimal yang jelas
tentang
alur pelayanan tersebut Jumlah
efektif
jelas dalam menjalankan tugas
tersebut belum ada tahu
dan
mengelola proses kegiatan, dikarenakan tidak
Persen
tase ( % )
pelayanan
Tidak
kegiatan-kegiatan
rangkap. Salah satu faktor penyebab tidak
Kota Tanjungpinang
Kategori jawaban
mengurangi
digunakan untuk pegawai dalam menjalankan tugas di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014 (Lampiran III)
bahwa
Berdasarkan Tabel IV.7, diketahui
Kategori jawaban
jawaban
responden
responden
tentang
alur
uensi
pelayanan yang jelas dalam menjalankan tugas
Ada dan sangat jelas
di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Ada
Tanjungpinang terdapat 35 orang (50 %) yang
jelas
dan
yang
menjawab
ada
Ada
Sedangkan
untuk
kategori
jawaban
kurang
tetapi
membingungkan Standart
tapi
membingungkan sebanyak 17 orang (24,29%).
tetapi
jelas
menjawab ada dan sangat jelas, 18 orang (25,71 %) responden yang menjawab ada tetapi kurang
Frek
pelayanan
tersebut belum ada Tidak
alur
tahu
tentang
pelayanan tersebut belum ada dan tidak tahu
standart pelayanan tersebut
tentang alur pelayanan tersebut tidak ada yang
Jumlah
memilihnya.
Persen
tase ( % ) 46
65,71
24
34,29
-
-
-
-
-
-
70
100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
Aktivitas yang berlangsung dalam
(Lampiran III)
suatu lingkup lembaga atau instansi merupakan
Berdasarkan Tabel IV.8, diketahui
gambaran mengenai proses kegiatan yang
bahwa jawaban responden tentang standart
dilakukan
pelayanan
agar
mencapai
tujuan
yang
16
minimal
yang
jelas
dalam
menjalankan tugas di Kantor Dinas Sosial Dan
Tabel IV. 9
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang terdapat 46
Distribusi jawaban responden tentang
orang (65,71 %) yang menjawab ada dan sangat
terdapatnya aturan-aturan tertulis di Kantor Dinas
jelas, 24 orang (34,29 %) responden yang
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
menjawab ada tetapi kurang jelas. Sedangkan untuk
kategori
jawaban
ada
tetapi
Kategori jawaban
membingungkan, standart pelayanan tersebut
responden
uensi
belum ada dan tidak tahu tentang standart
Ada dan sangat jelas
pelayanan tersebut tidak ada yang memilihnya.
Ada
Pengukuran kinerja suatu organisasi pelayanan
publik
perlu
dilakukan.
organisasi
penyedia
pelayanan.
35
50
20
28,57
8
11,42
tetapi
Aturan-aturan tersebut
-
belum ada Tidak
tahu
tentang
7
10,01
70
100
peraturan tersebut
elemen jenis pelayanan, indikator, dan standar
Jumlah
yang harus dicapai untuk tiap indikator.
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
Dengan
(Lampiran III)
menggunakan
indikator-indikator
Standar Pelayanan Minimal tersebut antar organisasi
pelayanan
Berdasarkan Tabel IV.9, diketahui
dapat
bahwa jawaban responden tentang terdapatnya
membandingkan bagaimana kinerja tiaptiap
aturan-aturan tertulis yang digunakan untuk
jenis pelayanan yang disediakan dibandingkan
mengawasi dan mengendalikan prilaku pegawai
dengan organisasi lain.
Dengan melakukan
di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
pembandingan tersebut yang dilakukan secara
Tanjungpinang terdapat 35 orang (50 %) yang
periodik misalnya tiap 3 bulan sekali yang
menjawab ada dan sangat jelas, 20 orang (28,57
disepakati oleh beberapa organisasi pelayanan
%) responden yang menjawab ada tetapi kurang
publik
jelas
sejenis,
maka
pelayanan
publik
organisasi
dibandingkan
publik
Persen
tase ( % )
membingungkan
SPM
merupakan spesifikasi teknis yang mengandung
kurang
Ada
oleh suatu organisasi pelayanan publik, maka dapat dilakukan kaji banding antar beberapa
tetapi
jelas
Untuk
menilai apakah pelayanan yang diselenggarakan
Frek
tiap-tiap
dapat
organisasi
menilai dengan
dan
yang
menjawab
ada
tapi
kinerja
membingungkan sebanyak 8 orang (11,42 %)
organisasi
dan responden yang menjawab tidak tahu
sejenis yang lain
tentang
peraturan
orang(10,01%),
tersebut
sedangkan
sebanyak untuk
7
kategori
jawaban aturan-autran tersebut belum ada tidak c. Aturan (Rules).
ada yang memilihnya. Untuk mengontrol perilaku dari para
(i)
Terdapatnya
aturan-aturan
pegawai
tertulis
dalam
sebuah
organisasi
maka
dibutuhkan suatu aturan baik itu peraturan tertulis maupun aturan yang sifatnya normative atau aturan yang tak tertulis. Aturan-aturan akan
17
dapat
mengendalikan
perilaku
dalam
Pada
malaksanakan tugasnya di Kantor Dinas Sosial
diperlukan
Dan
penghargaan
Tenaga
Kerja
Kota
Tanjungpinang.
suatu aturan
organisasi dan
sangat
hukuman
dimana penghargaan
serta dalam
Sehingga keberadaan dan kejelasan materi dari
suatu organisasi itu penting karena pimpinan
aturan tersebut haruslah
atau organisasi memang menghargai mereka
jelas dan dapat
dipahami oleh setiap pegawai.
yang sudah berupaya mengubah cara kerja mereka. Aturan dan hukum berfungsi sebagai
(ii) Pimpinan memberikan hukuman
suatu alat pengendali agar suatu kinerja dalam
atau sanksi dalam menjalankan
suatu organisasi tersebut dapat berjalan dengan
tugas
baik. jika suatu organisasi aturan dan hukum Tabel IV.10
tidak diterapkan maka suatu organisasi tersebut
Distribusi jawaban responden tentang
tidak akan berjalan dengan baik dan akan menimbulkan konflik kepentingan baik antar
pimpinan memberikan hukuman atau sanksi
individu ataupun antar organisasi.
dalam menjalankan tugas di Kantor Dinas Sosial
Untuk
Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
mengefektifkan
peraturan
tersebut butuh kesadaran untuk mematuhi Kategori jawaban responden
Frekuen si
peraturan yang sudah diterapkan dalam sebuah
Persentase
organisasi tersebut, maka dibuatlah hukum agar
(%)
Selalu
-
-
mereka mematuhi hukum tersebut. Hukum
Sering
-
-
tersebut juga berlaku dalam bersosialisasi
25
35,72
Jarang
10
14,28
organisasi tersebut untuk merubah perilaku
Tidak Pernah
35
50
pegawai, yaitu dengan mempertimbangkan:
Jumlah
69
100
Waktu, Intensitas, Jadwal, Klarifikasi, dan
contohnya dalam berorganisasi. Pentingnya
Kadangkadang
hukum dalam organisasi agar pelaku dalam
Impersonalitas (tidak bersifat pribadi).
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014 (Lampiran III)
d. Iklim
Berdasarkan Tabel IV.10, diketahui
hukuman
atau
sanksi
(Organizational
climate).
bahwa jawaban responden tentang pimpinan memberikan
organisasi
dalam (i) Pimpinan memberikan kepercayaan
menjalankan tugas di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang terdapat 35
terhadap
pegawai
orang (50 %) yang menjawab tidak pernah, 25
menjalankan tugas
dalam
orang (35,72 %) responden yang menjawab
Tabel IV.11
kadang-kadang. Selanjutnya 10orang (14,28 %)
Distribusi jawaban responden tentang
responden yang menjawab jarang, sedangkan
pimpinan memberikan kepercayaan terhadap
yang menjawab selalu dan sering, tidak ada
pegawai dalam menjalankan tugas di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
responden yang menjawab.
18
Kategori jawaban responden
Frekuen
Persentase
si
(%)
Jarang
3
4,3
Tidak Pernah
-
-
70
100
Jumlah
Selalu
35
50
Sering
11
15,71
10
14,28
14
20,01
menjalankan tugas di Kantor Dinas Sosial Dan
-
-
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang terdapat 42
70
100
orang (60 %) yang menjawab selalu, 10 orang
Kadangkadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014 (Lampiran III) Berdasarkan Tabel IV.12, diketahui bahwa jawaban responden tentang jujurdalam
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
(14,28 %) responden yang menjawab sering.
(Lampiran III)
Kemudian responden yang menjawab kadang-
Berdasarkan Tabel IV.11, diketahui
kadang sebanyak 15 orang (21,42 %) dan
bahwa jawaban responden tentang pimpinan
responden yang menjawab jarang sebanyak 3
memberikan kepercayaan terhadap pegawai
orang (4,3 %), sedangkan jawaban tidak pernah,
dalam menjalankan tugas di Kantor Dinas
tidak ada satupun responden yang menjawab. Setiap
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
orang
memiliki
berbagai
terdapat 35 orang (50 %) yang menjawab selalu,
pekerjaan yang berbeda, berdasarkan bidangnya
14 orang (20,01 %) responden yang menjawab
dan
jarang. Kemudian responden yang menjawab
tuntutan
sering sebanyak 11 orang (15,71 %) dan
menjalankan pekerjaannya setiap orang dituntut
responden
kadang-kadang
untuk dapat mematuhi berbagai aturan atau
sebanyak 10 orang (14,28 %), sedangkan
etika yang berlaku di lingkungan kerjanya.
jawaban tidak pernah, tidak ada satupun
Untuk
responden yang menjawab.
diperlukannya sikap jujur didalam bekerja.
yang
menjawab
kelebihannya untuk
masing-masing.
dapat
dapat
Selain
professional
mewujudkan
hal
dalam
tersebut
Dimana dalam setiap bekerja seseorang harus dapat jujur dalam berkata ataupun dalam
(ii) Jujur dalam menjalankan tugas
menyelesaikan tugasnya. dengan bersikap jujur
Tabel IV.12
dan
Distribusi jawaban responden tentang
adil
maka
orang
lain
akan
dapat
jujur dalam menjalankan tugas di Kantor Dinas
memberikan kepercayaannya dalam hal-hal
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
yang dianggapnya penting seperti kita akan dipercaya
Kategori jawaban responden
si
menyelesaikan
Persentase
pimipinan suatu
tugas
untuk
dapat
tertentu.
Dan
pemimpin yang mememiliki sikap jujur dalam
(%)
Selalu
42
60
Sering
10
14,28
15
21,42
Kadangkadang
Frekuen
oleh
dirninya, ia akan disegani dan menjadi panutan bagi bawahannya bahkan masyarakat banyak.
(ii) Terjadinya komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan
19
menyangkut Tabel IV.13
kemampuan
individu
dalam
berkomunikasi baik dalam atasan hal Distribusi jawaban responden tentang terjadinya komunikasi yang baik antara
yang
atau memberi dengan bawahan dalam menjalankan tugas di Kantor menyampaikan Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kotainformasi Tanjungpinang maupum
kemampuan
untuk
menerima
informasi yang disampaikan. Apabila sebuahPersentase organisasi( % memiliki Frekuensi )
Kategori jawaban responden Selalu berjalan dengan baik
anggota atau 40 pegawai yang banyak 57,14 dan masih
Sering berjalan dengan baik
aktif, itu merupakan bukti 14,28 organisasi yang 10
Kadang-kadang berjalan dengan baik
sukses dalam 15 memfungsikan budaya 21,42 organisasi
Jarang berjalan dengan baik
sebagai perekat organisasi setiap 5 dalam kegiatan 7,16
Tidak pernah berjalan dengan baik
harinya, pengikat kekompakan antara individu -
Jumlah
dalam organisasi dan begitu juga 70 100 sebaliknya.
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
Organisasi membutuhkan sebuah tim yang
(Lampiran III)
kompak, handal dan memiliki rasa memiliki
Berdasarkan Tabel IV.13, diketahui
yang tinggi kepada organisasi, dan hal yang
bahwa jawaban responden tentang terjadinya
seperti itulah yang diinginkan oleh para
komunikasi yang baik antara atasan dengan
pemimpin
bawahan dalam menjalankan tugas di Kantor
kelangsungan pelaksanaan program, pimpinan
Dinas
Kota
berkewajiban untuk memperhatikan kondisi
Tanjungpinang terdapat 40 orang (57,14 %)
para pegawai sekaligus sebagai pengurus yang
yang menjawab selalu berjalan dengan baik, dan
baik dari segi kemajemukannya maupun pada
15 orang (21,42 %) kadang-kadang berjalan
perkembangan atau perubahan nilai-nilai pada
dengan baik. Kemudian yang menjawab sering
setiap
berjalan dengan baik yaitu sebanyak 10 orang
mempengaruhi
(14,28
organisasi.
Sosial
%),
Dan
Tenaga
sedangkan
Kerja
responden
yang
pada
pegawai
setiap
organisasi.
yang
otomatis
perkembangan
nilai
Pada
akan pada
menjawab jarang berjalan dengan baik sebanyak (iii)
5 orang (7,16 %) dan tidak ada responden yang
B ersikap mandiri dalam
menjawab tidak berjalan dengan baik.
menjalankan tugas
Komunikasi adalah penting, tetapi
Tabel IV.14
komunikasi sering tidak efektif dengan adanya yang
Distribusi jawaban responden tentang
menghambatnya. Hambatan tersebut bisa saja
bersikap mandiri dalam menjalankan tugas di
pengaruh-pengaruh
berasal
dari
organisasi
tertentu
tersebut
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
misalnya
Tanjungpinang
struktur organisasi yang mengakibatkan terlalu rumitnya proses komunikasi atau penyampaian
Kategori
informasi sehingga komunikasi yang terjadi tidak jelas dan tidak efektif. Hambatan lainnya
jawaban responden
dapat pula berasal dari individu-individu yang
Selalu
melakukan komunikasi tersebut. Hambatan ini
20
Frekuen si
Persentase (%)
35
50
Sering
20
28,57
10
14,28
Jarang
5
7,15
Tidak Pernah
-
-
bahwa jawaban responden tentang berkomitmen
70
100
sama dalam pencapaian tujuan organisasi di
Kadangkadang
Jumlah
Jumlah
70
100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014 (Lampiran III) Berdasarkan Tabel IV.15, diketahui
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
(Lampiran III)
Tanjungpinang terdapat 30 orang (42,86 %)
Berdasarkan Tabel IV.14, diketahui
yang menjawab selalu, 16 orang (22,86 %)
bahwa jawaban responden tentang bersikap
responden yang menjawab sering. Kemudian
mandiridalam menjalankan tugas di Kantor
responden
Dinas
Kota
sebanyak 12 orang (17,14 %) dan responden
Tanjungpinang terdapat 35 orang (50 %) yang
yang menjawab kadang-kadang sebanyak 12
menjawab selalu,20 orang (28,57 %) responden
orang (17,14 %), sedangkan jawaban jarang,
yang menjawab sering. Kemudian responden
tidak ada satupun responden yang menjawab.
Sosial
Dan
Tenaga
Kerja
yang
Dalam
yang menjawab kadang-kadang sebanyak 10
menjawab
dunia terhadap
tidak
kerja,
pernah
komitmen
orang (14,28 %) dan responden yang menjawab
seseorang
organisasi/instansi
jarang sebanyak 5 orang (7,15 %), sedangkan
seringkali menjadi isu yang sangat penting. Hal
jawaban tidak pernah, tidak ada satupun
tersebut, sampai-sampai beberapa organisasi
responden yang menjawab.
berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang suatu
(iv) Berkomitmen
sama
jabatan/posisi
dalam
yang ditawarkan. Sayangnya
meskipun hal ini sudah sangat umum namun
pencapaian tujuan organisasi
tidak jarang pimpinan maupun pegawai masih
Tabel IV.15
belum
Distribusi jawaban responden tentang
memahami
arti
komitmen
secara
berkomitmen sama dalam pencapaian tujuan
sungguh-sungguh. Padahal pemahaman tersebut
organisasi di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga
sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja
Kerja
yang kondusif sehingga organisasi/intstansi dapat berjalan secara efisien dan efektif. Dalam
Kota Tanjungpinang
rangka memahami apa sebenarnya komitmen Kategori jawaban responden
Frekuen si
individu terhadap organisasi/instansi.
Persentase
Budaya organisasi pada Kantor Dinas
(%)
Selalu
30
42,86
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
Sering
16
22,86
oleh para pegawai disebut sebagai etika kerja
12
17,14
-
-
sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap
12
17, 14
individu dan kelompok anggota organisasi, yang
Kadangkadang Jarang Tidak Pernah
dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam konteks organisasi, etika organisasi dapat berarti pola
secara keseluruhan akan membentuk budaya
21
organisasi yang sejalan dengan tujuan maupun
Tabel IV.16
filosofi organisasi yang bersangkutan.
Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban
Sesuai dengan peran dan fungsi yang
responden mengenai budaya organisasi di Kantor
diemban oleh Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Kerja Kota Tanjungpinang sebagai unit kerja
Tanjungpinang
yang membantu pimpinan dalam penanganan di bidang sosial dan tenaga kerja, aparatur yang
Nilai
bertugas di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga
Jawaban
Kerja Kota Tanjungpinang yang dituntut untuk mampu
meningkatkan
kinerjanya
4,21 –
dengan
5,00
melaksanakan pengelolaan dan pengolahan data
4,20
Budaya organisasi merupakan norma-
2,61 –
norma dan nilai-nilai yang mengarahkan prilaku
3,40
anggota organisasi, karena budaya organisasi
2,60
menjalankan organisasi. Dalam penelitian ini,
Dinas
Sosial
Dan
Tenaga
Kerja
1,80
Kota
Cukup
Kurang kuat
1,00 –
untuk mengukur budaya organisasi di Kantor
Kuat
kuat
1,81 –
merupakan hal yang sangat dibutuhkan di dalam
Sangat kuat
3,41 –
/informasi.
Fre Persent Jawaban kuensi ase ( % )
Tidak kuat
Jumlah
Tanjungpinang digunakan beberapa indikator
19
27,14
45
64,28
6
8,58
-
-
-
-
70
100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
yaitu, Prilaku yang diamati (Observed behavior
Berdasarkan
tabel
klasifikasi
data
regulation), Nilai dominan (Dominant value),
(Tabel IV.16) di atas diketahui jawaban
Filosofi (Philosophy), Aturan (Rules), Iklim
responden berada pada kategori kuat yaitu
organisasi (Organizational climate).
sebanyak 45 orang (64,28 %) responden,
Suatu organisasi yang baik harus bisa
kategori sangat kuat sebanyak 19 orang (27,14
menciptakan budaya organisasi yang baik dan
%) responden. Kemudian responden yang
benar, agar bisa dipakai di dalam menjalankan
menjawab pada kategori cukup kuat sebanyak 6
tugas atau
orang (8,58 %). Sedangkan pada kategori
kerja
oleh
pegawai.
Budaya
organisasi yang berhubungan langsung dengan
kurang kuat dan tidak kuat tidak ada.
pegawai antara lain selalu kreatif dalam
Dari data tersebut menunjukkan bahwa
berinisiatif pada organisasi.
budaya organisasi di Kantor Dinas Sosial Dan
Untuk melihat budaya organisasi di
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang berada pada
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
kategori kuat, hal ini menunjukkan bahwa
Tanjungpinang
dibutuhkan
budaya organisasi di Kantor Dinas Sosial Dan
pengkategorian jawaban responden mengenai
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang sudah baik.
budaya organisasi sebagaimana yang terdapat
Hal ini terlihat dari jawaban mayoritas yang
pada tabel dibawah ini :
diberikan oleh responden.
maka
22
2.
menjawab selalu mentaati, 16 orang (22,85 %)
Kinerja Pegawai ( Variabel Y ). Untuk mengetahui kinerja pegawai di
responden yang menjawab kadang-kadang
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
mentaati. Kemudian responden yang menjawab
Tanjungpinang dapat diukur dengan indikator
sering mentaati sebanyak 16 orang (22,85 %).
yang telah ditetapkan pada Bab I sebelumnya,
Sedangkan yang menjawab jarang mentaati dan
dimana untuk kinerja pegawai diajukan 13
tidak pernah mentaati tidak ada responden yang
pertanyaan,
menjawab.
dan
setiap
pertanyaan
diberi
alternatif jawaban yaitu a, b, c, d, dan e. berikut
Instruksi
pimpinan
yang
berkait
ini disajikan data jawaban responden terhadap
dengan pekerjaan kepada pegawai adalah sangat
keseluruhan
lazim.
pertanyaan
mengenai
kinerja
Hal
itu
dilakukan
dalam
konteks
pegawai (variabel Y) berdasarkan kuisioner
penerapan fungsi-fungsi manajemen. Tujuannya
yang telah disebarkan.
agar proses pelaksanaan kegiatan atau program
a. Tanggungjawab pribadi yang tinggi.
berlangsung
sesuai
dengan
digariskan.
Namun
rencana
demikian
yang
efektifitas
instruksi tidak selalu berlangsung begitu saja. Untuk mengontrol perilaku dari para
(i) Mentaati perintah atau peraturan pegawai
Tabel IV. 17
dalam
sebuah
organisasi
maka
dibutuhkan suatu aturan baik itu peraturan
Distribusi jawaban responden tentang mentaati printah atau peraturan di Kantor Dinas
tertulis maupun aturan yang sifatnya normatif
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
atau aturan yang tak tertulis. Aturan-aturan akan dapat
Kategori
Frekue
jawaban responden
nsi
mengendalikan
perilaku
dalam
malaksanakan tugasnya di Kantor Dinas Sosial
Persentase
Dan
(%)
Tenaga
Kerja
Kota
Tanjungpinang.
Selalu mentaati
38
54,30
Sehingga keberadaan dan kejelasan materi dari
Mentaati
16
22,85
aturan tersebut haruslah
16
22,85
-
-
-
-
70
100
dipahami oleh setiap pegawai.
Kadangkadang mentaati
(ii) Melaksanakan
tugas
dengan
prinsip ketuntasan
Jarang mentaati Tidak
jelas dan dapat
pernah
mentaati Jumlah
Tabel IV.18 Distribusi jawaban responden tentang melaksanakan tugas dengan prinsip ketuntasan di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014 (Lampiran IV)
Kategori
Berdasarkan Tabel IV.17, diketahui
Frekue
bahwa jawaban responden tentang mentaati
jawaban responden
perintah atau peraturan di Kantor Dinas Sosial
Selalu
20
28,57
Dan
Sering
43
61,42
Tenaga
Kerja
Kota
Tanjungpinang
terdapat 38 orang (54,30 %) responden yang
23
nsi
Persentase (%)
Kadang-
Selalu
40
57,14
Sering
14
20,01
16
22,85
Jarang
-
-
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
Tidak pernah
-
-
(Lampiran IV)
Jumlah
70
100
7
10,01
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
70
100
kadang
Jumlah
Kadangkadang
Berdasarkan Tabel IV.18, diketahui
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
bahwa jawaban responden tentang kemampuan pegawai dalam menjalankan tugasnya
(Lampiran IV)
di
Berdasarkan Tabel IV.19, diketahui
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
bahwa jawaban responden tentang kesungguhan
Tanjungpinang terdapat 43 orang (61,42 %)
dalam menjalankan tugasnya di Kantor Dinas
responden yang menjawab sering, 20 orang
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
(228,57 %) responden yang menjawab selalu
terdapat 40 orang (57,14 %) responden yang
dan
menjawab selalu, yang menjawab kadang-
7 orang (10,01 %) responden yang
menjawab kadang-kadang. Sedangkan yang
kadang
menjawab kurang mampu dan tidak mampu,
Kemudian, 14 orang (20,01 %) responden yang
tidak ada responden yang menjawab.
menjawab sering, sedangkan yang menjawab
Untuk melihat prestasi kerja seorang
organisasi.
Seorang
yang pegawai
(22,85
%).
Aktivitas yang berlangsung dalam
dibebankan yang
orang
yang menjawab.
adalah kemampuan pegawai tersebut untuk tugas
16
jarang dan tidak pernah tidak ada responden
pegawai hal pertama yang perlu diperhatikan
melaksanakan
sebanyak
suatu lingkup lembaga atau instansi merupakan
tidak
gambaran mengenai proses kegiatan yang
memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
dilakukan
tugasnya tentunya tidak akan memiliki prestasi
diharapkan. Hal tersebut perlu didukung dengan
kerja yang baik. Dengan demikian tujuan
langkah kerja yang menjamin arah dari proses
organisasi
kegiatan tersebut tetap sesuai dengan tujuan
tentunya
tidak
dapat
tercapai
sepenuhnya.
agar
mencapai
tujuan
yang
semula. Oleh karena itu, pentingnya pola kerja ditetapkan untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan secara bersama antara pihak-
(iii) Memiliki pola kerja yang baik.
pihak yang berkaitan. Agar setiap usaha
Tabel IV.19
mencapai
efisiensi
dan
efektifitas
perlu
Distribusi jawaban responden tentang
dipastikan dahulu sasarnnya sebelum usaha atau
memiliki pola kerja yang baik di Kantor Dinas
kegiatan dilakukan. Adapun sasarannya dipilih
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
diantara
berbagai
alternatif
atas
dasar
pertimbangan yang terlihat dari kondisi, situasi, Kategori jawaban responden
Frekue nsi
dan sumber-sumber yang tersedia. Salah satu
Persentase
faktor penyebab tidak efisien dan efektif setiap
(%)
bagian
24
dalam
mengelola
proses
kegiatan,
dikarenakan tidak ada perencanaan awal yang
Untuk melihat prestasi kerja seorang
dilakukan atau pola kerja tidak dibuat sesuai
pegawai hal yang perlu diperhatikan adalah
kebutuhan yang ada.
kemampuan
pegawai
tersebut
untuk
melaksanakan pekerjaan secara tuntas tanpa harus menunggu perintah yang dibebankan
b. Prakarsa (inisiatif).
oleh organisasi. Seorang pegawai yang tidak memiliki kemampuan dan hanya menunggu
(i) Mampu melaksanakan pekerjaan secara
tuntas
tanpa
perintah
harus
dalam
menyelesaikan
tugasnya
tentunya tidak akan memiliki prestasi kerja
menunggu perintah.
yang baik. Dengan demikian tujuan organisasi
Tabel IV.20
tentunya tidak dapat tercapai sepenuhnya.
Distribusi jawaban responden tentang mampu melaksanakan pekerjaan secara tuntas
(ii) Hasil kerjanya dinilai cepat
tanpa harus menunggu perintah di Kantor Dinas
Tabel IV.21
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
Distribusi jawaban responden tentang hasil kerjanya dinilai cepat di Kantor Dinas Sosial
Kategori jawaban responden
Frekuen si
(%)
Selalu
35
50
Sering
12
17,14
20
28,57
Jarang
3
4,29
Tidak Pernah
-
-
70
100
Kadangkadang
Jumlah
Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
Persentase
Kategori jawaban responden Selalu
nsi
cepat
dari jadwal Cepat
dari
jadwal
Persentase (%)
20
28,57
15
21,42
18
25,71
17
24,30
-
-
40
100
Kadang-
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
kadang
(Lampiran IV)
jadwal
cepat
dari
Jarang
Berdasarkan Tabel IV.20, diketahui bahwa jawaban responden tentang mampu
Frekue
cepat
dari jadwal Tidak
melaksanakan pekerjaan secara tuntas tanpa harus menunggu perintah di Kantor Dinas
cepat dari jadwal
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
Jumlah
pernah
terdapat 35 orang (50 %) responden yang
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
menjawab selalu, dan 20 orang (28,57 %)
(Lampiran IV)
responden kadang-kadang. Kemudian yang
Berdasarkan Tabel IV.21, diketahui
menjawab sering yaitu sebanyak 12 orang
bahwa
(17,14 %) responden, sedangkan responden
kerjanya dinilai cepat di Kantor Dinas Sosial
yang menjawab jarang sebanyak 3 orang (4,29
Dan
%) responden dan tidak ada responden yang
terdapat 20 orang (28,57 %) yang menjawab
menjawab tidak pernah.
selalu cepat dari jadwal, 18 orang (25,71 %)
25
jawaban
Tenaga
responden
Kerja
Kota
tentang
hasil
Tanjungpinang
responden yang menjawab kadang-kadang
memiliki
cepat dari jadwal. Kemudian responden yang menjawab cepat dari jadwal sebanyak 15 orang
Kurang
-
-
-
-
70
100
memiliki
(21,24 %), dan responden yang menjawab
Tidak memiliki
jarang cepat dari jadwal sebanyak 17 orang
Jumlah
(24,30 %). Sedangkan yang menjawab tidak
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
pernah cepat dari jadwal, tidak ada responden
(Lampiran IV)
yang menjawab.
Berdasarkan Tabel IV.22, diketahui
Setelah
melihat
terdapatnya
bahwa jawaban responden tentang tujuan
untuk melaksanakan
sesuai dengan akal dan kemampuannya di
pekerjaan secara tuntas tanpa harus menunggu
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
perintah yang dibebankan oleh organisasi,
Tanjungpinang terdapat 40 orang (57,16 %)
kemudian yang perlu dilihat dalam prestasi
responden yang menjwab memiliki, 15 orang
kerja
(21,42 %) responden yang menjawab sangat
kemampuan pegawai
adalah
penyelesaian
dalam
waktu
tugas
tersebut.
atau
tempo
Tentunya
memiliki.
Kemudian
responden
yang
organisasi telah memiliki standar tentang
menjawab cukup memiliki sebanyak 15 orang
batasan waktu tertentu untuk menyelesaikan
(21,42 %). Sedangkan yang menjawab kurang
tugas yang dibebankan organisasi kepada para
memiliki
pegawai. Semakin tepat waktu atau bahkan
responden yang menjawab.
lebih
cepat
dari
waktu
standar
kerja
tentunya
dapat
tidak
memiliki
tidak
ada
dalam
penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan, maka prestasi
dan
(ii) Keselarasan tujuan pribadi dengan
dikatakan
tujuan organisasi.
semakin baik.
Tabel IV.23
c. Tujuan Realistis
Distribusi jawaban responden tentang
(i) Tujuan sesuai dengan akal dan
keselarasan tujuan pribadi dengan tujuan
kemampuannya.
organisasi di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga
Tabel IV.22
Kerja
Distribusi jawaban responden tentang
Kota Tanjungpinang
tujuan sesuai dengan akal dan kemampuannya di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
Kategori jawaban
Kota Tanjungpinang
Kategori jawaban responden Sangat memiliki
Frekue nsi
responden Persentase
(%) 15
21,42
Frek uensi
Persent ase ( % )
Selalu berbenturan
10
14,28
Berbenturan
12
17,14
20
28,57
Jarang berbenturan
10
14,28
Kadang-kadang berbenturan
Memiliki
40
57,16
Tidak berbenturan
18
25,73
Cukup
15
21,42
Jumlah
70
100
26
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
dilandasi, 20 orang (28,58 %) responden yang
(Lampiran IV)
menjawab cukup dilandasi dan yang menjawab
Berdasarkan Tabel IV.23, diketahui
dilandasi sebanyak 15 orang (21,42 %).
bahwa jawaban responden tentang keselaragsa
Sedangkan untuk kategori jawaban kurang
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi di
dilandasi dan tidak dilandasis tidak ada yang
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
memilihnya.
Tanjungpinang terdapat 18 orang (25,73 %)
Setelah melihat terdapatnya tujuan yang
yang menjawab tidak berbenturan, 20 orang
realitas dalam sebuah organisasi, maka perlu
(28,57 %) responden yang menjawab kadang-
dilihat dalam prestasi kerja adalah bagaimana
kadang berbenturan dan yang menjawab jarang
seluruh pegawai mampu melaksanakan rencana
berbenturan sebanyak 10 orang (14,28 %).
kerja yang telah dilandasi akan tugas pokok dan
Kemudian
fungsi masing-masing, Dinas Sosial Dan Tenaga
untuk
kategori
jawaban
selalu
berbenturan sebanyak 10 orang (14,28 %).
Kerja
Kota
Sedangkan untuk kategori jawaban berbenturan
pelaksana Pemerintah Daerah di bidang sosial dan
sebanyak 12 orang (17,14 %).
tenaga kerja. Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas
d. Rencana kerja
Tanjungpinangmerupakan
Sosial
Dan
Tenaga
unsur
Kerja
Kota
Tanjungpinang mempunyai landasan tugas pokok
(i) Dilandaasi dengan tugas pokok dan
dan fungsi yaitu menyiapkan bahan perumusan
fungsi. Tabel IV.24
kebijakan di bidang sosial dan tenaga kerja
Distribusi jawaban responden tentang
kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan, penganggaran, standarisasi pelayanan dan lain-
dilandasi dengan tugas pokok dan fungsi di Kantor
lain.
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
(ii) Adanya Kategori jawaban responden
Frek uensi
tenggang
waktu
pencapaian.
Persent
Tabel IV.25
ase ( % )
Distribusi jawaban responden tentang
Sangat dilandasi
35
50
Dilandasi
15
21,42
adanya tenggang waktu pencapaian di Kantor
Cukup dilandasi
20
28,58
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Kurang dilandasi
-
-
Tanjungpinang
Tidak dilandasi
-
-
70
100
Jumlah
Kategori jawaban
Frek
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
responden
(Lampiran IV)
Sangat jelas
39
55,71
Jelas
15
21,42
bahwa jawaban responden tentang dilandasi
Cukup jelas
10
14,28
dengan tugas pokok dan fungsi di Kantor Dinas
Kurang jelas
6
8,57
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
Tidak jelas
-
-
Berdasarkan Tabel IV.24, diketahui
terdapat 35 orang (50 %) yang menjawab sangat
27
uensi
Persent ase ( % )
Kurang baik
-
-
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
Tidak baik
-
-
(Lampiran IV)
Jumlah
70
100
Jumlah
70
100
Berdasarkan Tabel IV.25, diketahui
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
bahwa jawaban responden tentang adanya
(Lampiran IV)
tenggang waktu pencapai di Kantor Dinas
Berdasarkan Tabel IV.26, diketahui
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
bahwa jawaban responden tentang adanya
terdapat 39 orang (55,71 %) yang menjawab
upaya penilaian atau evaluasi di Kantor Dinas
sangat jelas, 15 orang (21,42 %) responden
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
yang menjawab jelas dan yang menjawab cukup
terdapat 35 orang (50 %) responden yang
jelas sebanyak 10 orang (14,28 %). Kemudian
menjawab baik, 20 orang (28,58 %) responden
kategori jawaban tidak jelas juga sebanyak 6
yang menjawab cukup baik dan yang menjawab
orang (8,57 %). Sedangkan untuk kategori
sangat baik sebanyak 15 orang (21,42%).
jawaban tidak jelas tentang adanya tenggang
Sedangkan untuk kategori jawaban kurang baik
waktu pencapai tidak ada yang memilihnya.
dan tidak baik tentang adanya upaya penilaian
Dalam sebuah organisasi/instansi telah
atau evaluasi tidak ada yang memilihnya.
memiliki standar tentang batasan waktu tertentu
Dalam melakukan suatu pekerjaan
untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan
perlu
organisasi kepada para pegawai. Semakin tepat
penilaian/evaluasi adalah sebuah proses dimana
waktu atau bahkan lebih cepat dari waktu
keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan
standar dalam penyelesaian suatu tugas atau
seperangkat
pekerjaan yang dimilikinya, maka prestasi kerja
Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan
tentunya dapat dikatakan semakin baik.
pengidentifikasian
e. Memanfaatkan
umpan
balik
yang
diadakannya
penilaian/evaluasi,
keberhasilan
yang
diharapkan.
faktor-faktor
yang
berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan.
konkrit
Evaluasi ini dapat dilakukan secara internal oleh
(i) Adanya
upaya
penilaian
atau
mereka yang melakukan proses yang sedang
evaluasi.
dievaluasi ataupun oleh pihak lain, dan dapat Tabel IV.26
dilakukan secara teratur maupun pada saat-saat
Distribusi jawaban responden tentang
yang tidak beraturan. Proses evaluasi dilakukan
adanya upaya penilaian atau evaluasi di Kantor
setelah
sebuah
kegiatan
selesai,
dimana
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
kegunaannya adalah untuk menilai/menganalisa
Tanjungpinang
apakah keluaran, hasil ataupun dampak dari kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan
Kategori jawaban responden
Frek uensi
yang diinginkan.
Persent ase ( % )
Sangat baik
15
21,42
Baik
35
50
Cukup baik
20
28,58
(ii) Interprestasi positif atas hukuman dan ganjaran dari organisasi Tabel IV.27
28
akan
Distribusi jawaban responden tentang
berjalan
dengan
baik
dan
akan
menimbulkan konflik kepentingan baik antar
interprestasi positif atas hukuman dan ganjaran
individu ataupun antar organisasi.
dari organisasi di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga
Untuk
Kerja
mengefektifkan
peraturan
tersebut butuh kesadaran untuk mematuhi
Kota Tanjungpinang
peraturan yang sudah diterapkan dalam sebuah Kategori jawaban responden
Frekuen si
organisasi tersebut, maka dibuatlah hukum agar
Persentase
mereka mematuhi hukum tersebut. Hukum
(%)
tersebut juga berlaku dalam bersosialisasi
Sangat menyadari Menyadari
20
28,57
28
40
22
31,43
-
-
-
-
70
100
contohnya dalam berorganisasi. Pentingnya hukum dalam organisasi agar pelaku dalam organisasi tersebut untuk merubah perilaku
Cukup menyadari
pegawai, yaitu dengan mempertimbangkan: Waktu, Intensitas, Jadwal, Klarifikasi, dan
Kurang menyadari Tidak menyadari Jumlah
Impersonalitas (tidak bersifat pribadi).
f.
Kesempatan merealisasikan rencana (i) Mendayagunakan sumber-sumber yang ada.
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
Tabel IV.28
(Lampiran IV) Berdasarkan Tabel IV.27, diketahui
Distribusi jawaban responden tentang
bahwa jawaban responden tentang interprestasi
mendayagunakan sumber-sumber yang ada di
positif
atas
hukuman
dan
ganjaran
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
dari
Tanjungpinang
organisasi di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang terdapat 28 orang (40%) responden yang menjawab menyadari, 22
Kategori jawaban
orang (31,43 %) responden yang menjawab
responden
cukup menyadari. Selanjutnya 20 orang (28,57
Sangat perlu
23
32,85
%)
Perlu
37
52,87
menyadari, sedangkan yang menjawab kurang
Cukup perlu
10
14,28
menyadari dan tidak menyadari, tidak ada
Kurang perlu
-
-
responden yang menjawab.
Tidak perlu
-
-
70
100
responden
Pada
yang
suatu
menjawab
organisasi
sangat
sangat
Jumlah
Frek uensi
Persent ase ( % )
diperlukan aturan dan hukum dimana aturan
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
dan hukum berfungsi sebagai suatu alat
(Lampiran IV)
pengendali agar suatu kinerja dalam suatu
Berdasarkan Tabel III.35, diketahui
organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
bahwa
jika suatu organisasi aturan dan hukum tidak
mendayagunakan sumber-sumber yang ada di
diterapkan maka suatu organisasi tersebut tidak
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
29
jawaban
responden
tentang
Tanjungpinang terdapat 37 orang (52,87 %)
dibutuhkan di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga
responden yang menjawab perlu, 23 orang
Kerja Kota Tanjungpinang terdapat 29 orang
(32,85 %) responden yang menjawab sangat
(41,42%) responden yang menjawab sangat
perlu
perlu
perlu, 25 orang (30,01 %) responden yang
sebanyak 10 orang (14,28 %). Sedangkan
menjawab perlu dan yang menjawab cukup
untuk kategori jawaban kurang perlu dan tidak
perlu sebanyak 20 orang (28,57 %). Sedangkan
perlu tentang mendayagunakan sumber-sumber
untuk kategori jawaban kurang perlu dan tidak
yang ada tidak ada yang memilihnya.
perlu tentang mendayagunakan sumber-sumber
dan
yang
menjawab
cukup
Tidak hanya dalam hal kemampuan
yang ada tidak ada yang memilihnya.
dan waktu untuk menyelesaikan tugas yang
Dukungan pimpinan di Kantor Dinas
dapat dilihat dari prestasi kerja, tetapi juga
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
dapat dilihat melalui kemampuan pegawai
kepada
dalam mendayagunakan sumber-sumber yang
motivator
ada di dalam organisasi, sehingga hasil
meningkatkan
pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai
Dengan demikian dukungan ini juga menjadi
tersebut akan lebih berdaya guna dan berhasil
upaya peningkatan kinerja pegawai diKantor
guna.
Dinas
para
pegawainya
bagi
Sosial
para
kinerja
Dan
dapat
menjadi
pegawai yang
Tenaga
dalam
dilakukannya.
Kerja
Kota
Tanjungpinang. Dukungan ini dapat saja berupa
(ii) Meningkatkan pengetahuan/keterampilan
rekomendasi kepada pegawai dalam mengikuti
yang
pendidikan dan pelatihan, rekomendasi dalam
dibutuhkan.
meningkatkan jenjang pendidikan.
Tabel IV.29 Distribusi jawaban responden tentang
Kinerja pada dasarnya merupakan hasil
meningkatkan pengetahuan/keterampilan yang
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
dibutuhkan di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
Kerja Kota Tanjungpinang
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kategori jawaban responden
Frek uensi
Penilaian kinerja pegawai negeri sipil,
Persent
adalah penilaian secara periode pelaksanaan
ase ( % )
Sangat perlu
29
41,42
pekerjaan seorang pegawai negeri sipil. Tujuan
Perlu
25
30,01
penilaian kinerja adalah untuk meengetahui
Cukup perlu
20
28,57
keberhasilan atau ketidak berhasilan seorang
Kurang perlu
-
-
Pegawai Negeri Sipil, dan untuk mengetahui
Tidak perlu
-
-
kekurangan-kekurangan
70
100
Jumlah
dan
kelebihan-
kelebihan yang dimiliki oleh pegawai negeri
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
sipil yang bersangkutan dalam melaksanakan
(Lampiran IV)
tugasnya. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan
Berdasarkan Tabel IV.29, diketahui tentang
pegawai negeri sipil, antara lain pengangkatan,
meningkatkan pengetahuan/keterampilan yang
kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan,
bahwa
jawaban
responden
30
pendidikan dan pelatihan, serta pemberian
1,80
penghargaan.
rendah
Jumlah
Keberhasilan sebuah organisasi adalah
70
100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2014
ketika kinerja para pegawainya sudah mencapai
Berdasarkan
tabel
klasifikasi
data
tingkat maksimal. Dalam hal ini menunjukkan
(Tabel IV.30) di atas diketahui bahwa jawaban
bahwa kinerja pegawai pada Kantor Dinas
responden berada pada kategori tinggi sebanyak
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
49 orang (70 %), kategori sangat tinggi
sudah bagus, sesuai dengan jawaban yang
sebanyak 19 orang (27,14 %) responden.
diberikan oleh responden. Kinerja pegawai pada
Kemudian kategori sedang sebanyak 2 orang
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
(2,86 %) responden. Sedangkan kategori rendah
Tanjungpinang dapat diukur dengan indicator,
dan sangat rendah tidak ada..
tanggungjawab pribadi yang tinggi, prakarsa (inisiatif),
tujuan
realistis,
rencana
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
kerja,
kinerja pegawai di Kantor Dinas Sosial Dan
memanfaatkan umpan balik yang konkrit,
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang berada pada
kesempatan merealisasikan rencana.
kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa
Untuk melihat kinerja pegawai di
kinerja pegawai di Kantor Dinas Sosial Dan
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang sudah bagus.
Tanjungpinang
Hal ini terlihat dari jawaban mayoritas yang
maka
dibutuhkan
pengkategorian jawaban responden mengenai
diberikan oleh responden.
kinerja pegawai sebagaimana yang terdapat pada tabel dibawah ini :
3.
Pengujian Hipotesis
Tabel IV.30
Untuk menguji hipotesis yang diajukan
Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban
pada penelitian ini, maka penulis menggunakan
responden mengenai kinerja pegawai di Kantor
uji Korelasi Pearson Product Moment dimana
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
untuk mengetahui adanya pengaruh atau untuk
Tanjungpinang
menentukan besarnya koefisien korelasi antara dua variabel maka digunakan analisa korelasi.
Nilai Jawaban 4,21 – 5,00 3,41 – 4,20 2,61 – 3,40 1,81 – 2,60 1,00 –
Fre Persent Jawaban kuensi ase ( % ) Sangat tinggi
19
27,14
49
70
Dari data diperoleh dari responden dalam penelitian ini maka hasilnya sebagai berikut : N
= 70
∑ x = 3059 Tinggi
Sedang
2
2,86
Rendah
-
-
Sangat
-
-
∑ y = 3665 ∑ x2 = 134665 ∑ y2 = 192907 ∑ xy = 160518
31
Kemudian hasil tersebut dimasukkan kedalam
rumus
Korelasi
Person
Product
Moment, maka didapatkan :
N. ∑ xy – ( ∑ x ) ( ∑ y )
rxy =
√{ N . ∑ x =
2
–( ∑ x ) 2
}{ N . ∑ y 2 –( ∑ y ) 2}
70 (160.518) – (3.059) (3.665)
√ {7025.025 . (134.665) –(3.059) }{ 70. (192.907) –(3.665) } 2
=
√(69.069) (71.265) 25.025 =
√4922202285 25.025 =
70.158, 4085 = 0,356
32
2
Setelah diuji secara empiris, maka
Berdasarkan
hasil-hasil
yang
hipotesa yang diajukan dapat diterima dan tidak
dikemukakan di atas, maka hipotesa yang
menyimpang dari kerangka teori. Hal ini berarti
dikemukakan ini dapat diterima yaitu ada
budaya
hubungan
pengaruh antara budaya organisasi terhadap
dengan kinerja pegawai di Kantor Dinas Sosial
kinerja pegawai di Kantor Dinas Sosial Dan
Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang.
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang.
organisasi
Dari
mempunyai
hasil
perhitungan
yang
Selanjutnya untuk dapat memberikan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment,
interprestasi seberapa kuat hubungan tersebut,
maka didapat hasil koofisienkorelasi sebesar
maka digunakan penafsiran/interprestasi angka
0,356 untuk menentukan signifikan antara
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:214).
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
Tabel IV.31
pegawai di Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga
Pedoman untuk memberikan Interprestasi
Kerja
Kota
Tanjungpinang,
maka
harus
kofisien
diperbandingkan antara r yang diperoleh dengan rumus Korelasi Product Moment dengan r pada
Interval Koevisien
table (r tabel). Jika dilihat pada r tabel koofisien Korelasi
Product
Moment
dengan
Tingkat Hubungan
taraf
0.00 – 0.19
Sangat rendah
signifikan 5% untuk N = 70 diperoleh nilai tabel
0.20 – 0.39
Rendah
0,235.
0.40 – 0.59
Sedang
Jika dibandingkan dengan nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan rumus Korelasi
0.60
–
Kuat
0.79
Sangat kuat
Product Moment, maka dapat dilihat bahwa r
0.80 – 1.00
yang diperoleh dari hasil perhitungan rumus
Sumber : Penelitian Tahun 2014
Korelasi Product Moment adalah lebih besar dibandingkan r tabel koefisien Korelasi Product
Melalui interprestasi di atas diketahui
Moment 0,356> 0,235, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat pengaruh budaya organisasi
bahwa terdapat hubungan yang positif antara
terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Sosial
budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di
Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang berada
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
pada kategori rendah. Dari hasil rxysebesar 0,356
Tanjungpinang, dengan demikian semakin baik
maka
budaya organisasi maka semakin baik pula
menunjukkan adanya korelasi yang di antara
kinerja pegawai. Dengan kata lain adalah
0,20 – 0,39.
apabila
salah
satu
variabel
4.
Pengujian Koefisien Penentu.
juga mengalami peningkatan dan begitu juga apabila
salah
satu
jelas
mengalami
peningkatan, maka variabel yang berkorelasi
sebaliknya,
menurut interprestasi di atas
Untuk
mengetahui
seberapa
besar
variabel
pengaruh budaya organisasi (variabel bebas X)
mengalami penurunan maka variabel yang
terhadap kinerja pegawai (Variabel terikat Y)
berkorelasi juga akan mengalami penurunan.
dapat
dihitung
dengan
Penentu, sebagai berikut :
33
rumus
Koefisien
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh budaya 2
organisasi terhadap kinerja pegawai tidak dapat
KP = (rxy) x 100% 2
= (0,356) x 100 %
diterima/ditolak.
Dengan
demikian
dapat
= 0,123736 x 100 %
disimpulkan bahwa “Ada pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
= 12,67 %
pada Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Dari hasil perhitungan di atas maka
Kota Tanjungpinang”, ini berarti semakin baik
dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh
budaya organisasi maka semakin baik pula
budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di
kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial Dan
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang. Dengan
Tanjungpinang adalah sebesar 12,67 % dan
kata lain apabila salah satu variabel terjadi
87,33 % selebihnya di pengaruhi oleh faktor
peningkatan maka variabel yang berkorelasi
lain
juga mengalami peningkatan begitu juga
yang
belum
diperhitungkan
dalam
penelitian ini.
sebaliknya
apabila
salah
satu
variabel
mengalami penurunan maka variabel yang berkorelasi juga mengalami penurunan.
C. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Sosial
Dan
Tenaga
Kerja
besarnya pengaruh budaya organisasi terhadap
Kota
kinerja pegawai di Kantor Dinas Sosial Dan
Tanjungpinang. Berdasarkan menggunakan
perhitungan
koefisien
korelasi
yang
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang adalah
product
sebesar 12,67 % dan 87,33 % selebihnya di
moment antara budaya organisasi terhadap
pengaruhi
oleh
faktor
lain
yang
kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial Dan
diperhitungkan dalam penelitian ini.
belum
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang, maka di dapat hasil sebesar 0,356. Untuk menentukan taraf signifikan antara budaya
Kesimpulan.
organisasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
terhadap kinerja pegawai Pada Kantor Dinas
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang,
Tanjungpinang, dapat ditarik kesimpulan sebagai
maka harus diadakan perbandingan antara r
berikut :
yang diperoleh melalui perhitungan koefisien
1. Budaya organisasi yang terdapat di Kantor
korelasi product moment dengan r pada tabel,
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
yaitu taraf (α) 5 % untuk N = 70 diperoleh nilai
Tanjungpinang berada pada kategori kuat.
r sebesar 0,235.
Hal ini
Maka dapat diketahui bahwa r hitung lebih besar dari r tabel sehingga
Hipotesa
responden
(0,356> 0,235),
pertanyaan-
pertanyaan indikator budaya organisasi yang diperoleh dari lapangan, berupa
menyatakan bahwa ada pengaruh budaya
Prilaku yang diamati (Observed behavior
organisasi terhadap kinerja pegawai dapat
regulation), Nilai dominan (Dominant
diterima,
value),
Hipotesa
nol
(Ha)
mengenai
jawaban-jawaban
yang
dan
alternatif
berdasarkan
(Ho)
yang
34
Filosofi
(Philosophy),
Aturan
(Rules), Iklim organisasi (Organizational
dapat
climate).
perhitungan Koefisien Penentu (KP), maka
2. Kinerja pegawai di Kantor Dinas Sosial
diterima/ditolak.
diketahui
bahwa
Berdasarkan
pengaruh
budaya
Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
organisasi terhadap kinerja pegawai pada
berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
berdasarkan jawaban-jawaban responden
Kota Tanjungpinang sebesar 12,67 % dan
mengenai pertanyaan-pertanyaan indikator
87,33 % selebihnya di pengaruhi oleh
kinerja
faktor lain yang belum diperhitungkan
pegawai
yang diperoleh dari
lapangan, berupa tanggungjawab pribadi
dalam penelitian ini.
yang tinggi, prakarsa (inisiatif), tujuan realistis, rencana kerja, memanfaatkan
A. Saran.
umpan balik yang konkrit, kesempatan
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
merealisasikan rencana. 3. Berdasarkan
uji
penulis
rxy
terhadap
data
menemukan
organisasi
memiliki
bahwa
budaya
pengaruh
positif
menunjukkan bahwa “ Ada pengaruh
terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas
budaya
Sosial
organisasi
terhadap
kinerja
Dan
Tenaga
Kerja
Kota
pegawai di Kantor Dinas Sosial Dan
Tanjungpinang sudah baik, oleh karena itu
Tenaga
perlu perhatian yang lebih besar dalam hal
Kerja
Kota
Tanjungpinang”,
karena r hitung lebih besar dari pada r
pengembangan
tabel dan pengaruh budaya organisasi
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas
Kota Tanjungpinang.
Sosial
Dan
Tenaga
Tanjungpinang, rendah.
berada
Dengan
Kerja pada
demikian
budaya
organisasi
di
Kota
2. Berdasarkan pengamatan tentang kinerja
ketegori
pegawai di Kantor Dinas Sosial Dan
Hipotesa
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang, masih
alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa
perlu
ada pengaruh budaya organisasi terhadap
tertutama
kinerja
kemampuan pegawai dalam penguasaan
pegawai
dapat
diterima,
dan
peningkatan pada
Hipotesa nol (Ho) yang menyatakan
teknologi
bahwa
penyelesaian tugas.
tidak
ada
pengaruh
budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai tidak
35
dapat
kinerja
bidang
pegawai
disiplin
membantu
dan
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono,
BUKU-BUKU : Hasibuan, M. 2002. Manajemen Sumber Daya
2005.
Metode
Penelitian
Administrasi. Alfabeta: Bandung.
Manusia. PT. Bumi Aksara: Jakarta. Suwarto, Prof. Dr. F. X & Drs. D. Koeshartono, Lako, Andreas. 2004. Kepemimpinan dan
M. M. 2009. Budaya Organisasi.
Kinerja Organisasi Isu Teori dan
Universitas Atmajaya: Yogyakarta
Solusi. Amara Books: Yogyakarta. Tampubolon, Manahan P, 2004. Perilaku Mangkunegara, Anwar Prabu.2005. Perilaku
Keorganisasian.
dan Budaya Organisasi. PT. Rafika
Ghalia
Indonesia:
Jakarta.
Aditama: Bandung. Tika, Maryoto, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya
Manusia.
BPFE
H,Moh.
Organisasi
UGM:
2006.
dan
Budaya
Peningkatan
KinerjaPerusahaan. PT. Bumi Aksara:
Yogyakarta.
Moeljono
Prabundu
Jakarta.
Djokosantoso.
2005.
Budaya
Wirawan,
Dr.
2007.
Budaya
dan
Iklim
Organisasi Dalam Tantangan. PT.
Organisasi : Teori Aplikasi Penelitian.
Elex Media Komputindo: Jakarta.
Salemba Empat : Jakarta
Poerwanto. 2007. Budaya Perusahaan. Pustaka
Wibesite.
Pelajar : Jakarta
2011.
http://www.damandiri.or.id/file/widyoy udonounairbab2.pdf
Siagian, Sondang. P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Dokumen :
Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi
Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 10
Pengertian, Makna dan Aplikasinya
tahun 2009 tentang uraian Tugas
Dalam Kehidupan Organisasi. IIPP
Pokok dan Fungsi Organisasi dan Tata
STIM YKPN: Yogyakarta.
Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
Sopiah,
Dr.
M.Pd.
Organisasi.
MM.
2008.
Prilaku
CV.
Andi
Offset:
Yogyakarta
36