WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SABUN CUCI BUKRIM COLEK (STUDI KASUS PADA KONSUMEN TOKO BAS) Oleh: Dina Handayani , Agus Widarko 2), dan Ronny Malavia Mardani 3) 1)
1) Alumni FE Unisma; 2) Dosen tetap FE Unisma; 3) Dosen tetap FE Unisma
Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian sabun cuci bukrim colek (studi kasus pada konsumen toko bas). Bahwa populasi adalah keseluruhan obyek antara yang diteliti pada suatu wilayah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah yang membeli sabun Bukrim selama awal April s/d akhir Mei tahun 2013 sebanyak 300 orang. Sedang sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang responden. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa : a) Secara simultan Harga, Promosi, Lokasi, dan Produk mempunyai penngaruh signifikan terhadap keputusan pembelian; b) Secara parsial bauran pemasaran yang terdiri dari Harga, Promosi, Lokasi, Produk berpengaruh signifikan terhadapkeputusan pembelian. Kata kunci : bauran pemasaran, harga, promosi, lokasi, produk dan keputusan pembelian PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bauran Pemasaran merupakan salah satu cara strategi perusahaan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan Pembelian. Untuk itu perusahaan perlu melakukan penelitian yang terus menerus mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian. Sebelum kegiatan pemasaran dilakukan, manajer pemasaran hendaknya memahami bauran pemasaran dalam keputusan pembelian. Dengan memahami bauran pemasaran, manajer akan mengetahui kegiatan pemasaran yang tepat ataupun kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan, kemudian mengidentifikasikannya untuk mengadakan segmentasi pasar. Dalam menganalisis bauran pemasaran, perusahaan dituntut untuk memperbaharui produk,harga,lokasi dan promosinya terhadap konsumen, meneliti kebutuhan konsumen sekarang dan memperkirakan kebutuhan di waktu yang akan datang (Umar,2000). Kota Malang termasuk kota yang strategis dan dinamis, dengan penduduk yang datang dari berbagai daerah terutama ibu rumah tangga yang memiliki latar belakang yang berbeda. Bedali juga dikenal sebagai kota mendukung, kota Malang yang merupakan daerah dengan wilayah di salah satu pusat industri yang terletak di perbatasan. disamping itu banyak Puluhan industri rumah tangga Kasur & bantal serta guling, serta perusahaan-perusahaan lain disekitarnya, yang selalu dinamis dengan kehadiran ibu rumah tangga yang memiliki status sosial yang berbeda. Dimana hal tersebut juga mempengaruhi keputusan membeli berbagai produk terutama produk sabun cuci, salah satunya produk sabun cuci Bukrim Premium colek. Sabun cuci adalah sabun khusus yang digunakan untuk mencuci alat dapur atau pakaian. Sabun dioleskan pada obyek yang kotor atau obyek yang kotor tersebut direndam, kemudian dikucek. Ada dua jenis sabun cuci, bubuk atau powder dan cream atau colek. Sabun cuci biasanya dijual dalam bungkusan atau kemasan sachet. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusanbungkusan / het tersebut juga umumnya disertai cara efektif dalam mencuci
233
234
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji sejauh mana pengaruh bauran pemasaran dalam pengambilan keputusan pembelian produk sabun cuci, khususnya sabun cuci Bukrim Premium colek. Selanjutnya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Apakah Bauran Pemasaran yang terdiri dari : harga, promosi, lokasi, dan produk secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sabun cuci Bukrim Premium colek ? b. Apakah Bauran Pemasaran yang terdiri dari : harga, promosi, lokasi, dan produk secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sabun cuci Bukrim Premium colek ? Tujuan Penelitian 1) Untuk menganalisis pengaruh secara simultan bauran pemasaran yang terdiri dari, harga, promosi,lokasi dan produk terhadap keputusan pembelian sabun cuci Bukrim Premium colek. Pada konsumen Toko BAS Kec .Lawang Kab.Malang. 2) Untuk menganalisis pengaruh secara parsial seperti harga, promosi,lokasi dan produk terhadap keputusan pembelian sabun cuci Bukrim Premium colek. Pada konsumen Toko BAS Kec .Lawang Kab.Malang. KONTRIBUSI PENELITIAN 1) Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan pimpinan perusahaan PT. Mandiri Investama Sejati selaku produsen sabun cuci Premium Bukrim dalam mempelajari perilaku konsumen, yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengambil keputusan atau penyusunan strategi pemasaran yang akan datang. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi penelitian berikutnya dalam ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu manajemen pemasaran pada khususnya.
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bauran Pemasaran Strategi bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Menurut Kotler (2005) “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran”, sedangkan Cravens (2000) menyatakan “Bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju”. Perbedaan di dalam strategi bauran pemasaran tidak terjadi secara kebetulan, manajer pemasaran merencanakan strategi pemasaran untuk mendapatkan keunggulan dibandingkan dengan para pesaingnya dan memberikan pelayanan yang baik. Dengan mengubah elemen-elemen bauran pemasaran, manajer pemasaran dapat menyesuaikan dengan saran yang diberikan oleh konsumen. Assauri (2004) menyatakan bahwa; Strategi bauran pemasaran ini merupakan bagian dari strategi pemasaran (marketing strategy), dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran.
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
Teori Tentang Produk Menurut Lamb et al. (2001) “Produk tidak hanya meliputi fisiknya saja tetapi juga kemasan, garansi, pelayanan purna jual, merek, nama baik perusahaan, dan nilai kepuasan”. Selain itu, Kotler (2000), menyatakan “Merencanakan penawaran pasar atau produk, pemasar harus memikirkan lima tingkatan produk”. Kelima tingkatan tersebut dapat disajikan pada Gambar 1.
Sumber: Kotler (2000) Gambar 1 Lima Tingkat Produk Gambar 1 menunjukkan tingkat paling dasar adalah manfaat utama (manfaat dasar) suatu produk yang sesungguhnya dibeli oleh konsumen. Kedua, pemasar harus dapat merubah manfaat utama menjadi produk generik. Pada tingkat ke tiga pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya diharapkan dan disukai oleh konsumen ketika melakukan pembelian. Tingkatan ke empat pemasar mempersiapkan produk tambahan yaitu meliputi tambahan jasa dan manfaat yang akan membedakannya dari pesaing serta pada tingkat ke lima adalah produk potensial, yaitu semua tambahan dan perubahan yang mungkin diperoleh dari produk tersebut. Dengan adanya produk tambahan diharapkan semua kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen akhir. Produk merupakan hasil proses produksi dari pabrikan maupun perusahaan jasa dalam bentuk jasa. Kemudian dengan melihat cara-cara untuk mengklasifikasikan banyak jenis produk yang akan ditemukan dalam pasar konsumen dan industri, dengan harapan menemukan jalinan antara strategi pemasaran yang tepat dengan jenis-jenis produk. Kemudian, dengan mengenali bahwa setiap produk bisa diubah menjadi sebuah merek, yang melibatkan beberapa keputusan. Produk juga bisa dikemas dan diberi label dan disertai berbagai jasa tambahan yang ditawarkan kepada konsumen. Purnama (2001) menyatakan “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Sedangkan Kotler (2001) menyatakan “Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan”. Selanjutnya Purnama (2001) menyatakan “Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya buku, mobil), jasa (misalnya salon, dokter), orang (seperti artis, selebriti), tempat (misalnya tempat wisata), organisasi (misalnya Yayasan Jantung Indonesia), dan gagasan (misalnya cara memasak yang praktis)”.
235
236
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
Teori Tentang Harga Menurut Lamb et al. (2001) “Harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk”. Harga sering merupakan elemen yang paling fleksibel di antara keempat elemen bauran pemasaran. Selain itu, Walker, et al. (2000) “Menerapkan kebijakan harga rendah dibandingkan dengan pesaing dapat diciptakan, apabila perusahaan memiliki keunggulan bersaing pada biaya rendah (low cost)”. Namun, banyak perusahaan tidak mampu menangani penetapan harga dengan baik. Sembilan strategi hargamutu dapat disajikan pada Gambar 2. Mutu Produk
Tinggi Menengah Rendah
Tinggi 1. Strategi premium 4. Strategi terlalu mahal 7. Strategi terbantai
Harga Menengah 2. Strategi nilai tinggi 5. Strategi nilai menengah 8. Strategi nilai salah
Rendah 3. Strategi nilai super 6. Strategi nilai baik 9.Strategi ekonomi
Sumber: Kotler (2005) Gambar 2 Sembilan Strategi Harga-Mutu Gambar 2 dapat dijelaskan, ada sembilan kemungkinan strategi harga-mutu. Pertama, strategi diagonal 1,5, dan 9 semuanya dapat bertahan pada pasar yang sama, yaitu perusahaan menawarkan produk bermutu tinggi pada harga tinggi, perusahaan lain menawarkan produk bermutu rendah pada harga rendah dan pada mutu menengah perusahaan menawarkan harga menengah. Ketiga pesaing tersebut dapat hidup bersama selama pasar terdiri atas tiga kelompok pembeli, yaitu konsumen yang mengutamakan mutu, harga, dan yang mementingkan keseimbangan antar keduanya. Kedua, strategi penempatan 2,3, dan 6 yaitu menunjukkan cara untuk menyerang posisi diagonal. Stategi 2 menyatakan produk kami memiliki mutu yang sama dengan produk 1, tetapi harga yang ditawarkannya lebih rendah. Strategi 3 menyatakan hal yang sama dan bahkan menawarkan penghematan yang lebih besar. Demikian halnya strategi 6, jika konsumen mementingkan mutu yang menengah dengan harga rendah. Ketiga, strategi penempatan 4,7, dan 8 di mana, perusahaan menetapkan harga terlalu tinggi dibandingkan dengan mutunya. Teori Tentang Saluran Distribusi ( Lokasi ) Saluran distribusi menghubungkan produsen dengan pengguna akhir produk atau jasa. Saluran distribusi yang efektif dan efesien memberikan keunggulan strategi yang penting bagi para anggota organisasi atas saluran-saluran pesaingnya. Gambar 3 memperlihatkan perbedaan saluran distribusi dasar produk konsumen dan produk industri.
Sumber: Cravens (2000) Gambar 3 Saluran Distribusi Dasar
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
Cravens (2000) menyatakan “Saluran distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan konsumen akhir”. Saluran distribusi terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan, yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan, yang bersama-sama berusaha menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada konsumen akhir. Lamb et al. (2001) menyatakan “Saluran distribusi adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan”. Sedangkan Kotler (2005) menyatakan “Saluran distribusi adalah beberapa organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi”. Teori Tentang Promosi Strategi promosi adalah perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya. Fungsi promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi dengan setiap konsumen. Pengembangan strategi promosi dapat dapat dilihat pada Gambar 4.
Sumber: Cravens (2000) Gambar 4 Pengembangan Strategi Promosi Cravens (2000) menyatakan “Strategi promosi mencakup penentuan: (1) tujuan komunikasi, (2) peranan komponen-komponen pembentuk bauran promosi, (3) anggaran promosi, dan (4) strategi setiap komponen bauran”. Komponen-komponen bauran promosi mencakup periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Tanggung jawab pemasaran yang penting adalah merencanakan dan mengkoordinasikan strategi promosi terpadu dan memilih strategi yang paling efektif. Selanjutnya Lupiyoadi (2006) menyatakan untuk mengembangkan promosi yang efektif, maka diperlukan suatu produk dengan kondisi sebagai berikut; a. Mengidentifikasi target audience b. Menentukan tujuan promosi c. Merancang pesan d. Menyeleksi saluran komunikasi e. Menetapkan jumlah anggaran promosi
237
238
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
f. Menentukan bauran promosi g. Mengukur hasil-hasil promosi. h. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi/promosi. Keputusan Pembelian Secara umum konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan dalam pengambilan keputusan. Menurut Kotler (2005) “Ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian yaitu; (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pascapembelian”.
Sumber: Kotler (2005) Gambar 5 Proses Pembelian Model Lima Tahap Gambar 5 menunjukkan, konsumen akan melewati lima tahapan dalam proses pembelian produk. Namun, urutan tersebut tidak berlaku terutama atas pembelian dengan keterlibatan rendah, konsumen dapat melewatkan beberapa tahapan. Misalnya seorang ibu rumah tangga membeli salah satu merek sabun yang biasanya dikonsumsi, maka dari tahap kebutuhan akan produk sabun (pengenalan masalah) menuju ke tahap keputusan pembelian. MODEL PENELITIAN Sebelum dibahas model hipotesis, terlebih dahulu dikemukakan model penelitian sebagai berikut : BAURAN PEMASARAN
1.HARGA 2.PROMOSI 3.LOKASI 4.PRODUK
----------
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Gambar 3 Kerangka Konseptual
.-----------
Keterangan: (Pengaruh Secara Simultan) (Pengaruh Secara Parsial)
HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan tinjauan teori maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut: a. Bauran pemasaran : harga, promosi, lokasi, dan produk secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sabun cuci Bukrim Premium colek .
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
b. Bauran pemasaran : harga, promosi, lokasi, dan produk secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sabun cuci Bukrim Premium colek . METODOLOGI PENELITIAN Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat hipotesis atau pengujian hipotesis. Alasan dipilihnya penelitian hipotesis ini adalah untuk menguji dan menganalisis bauran pemasaran yang terdiri dari harga, promosi, lokasi, dan produk) yang mempengaruhi keputusan pembelian sabun cuci Bukrim Premium colek. Penelitian dilakukan pada konsumen di Toko BAS Ds.Bedali RT.05/RW.12 Kec.lawang Kab.malang pada bulan April dan Mei 2013,alasan penelitian tersebut karena penjualan suatu produk bisa diketahui secara langsung apakah penjualan Sabun Bukrim Premium Cream mencapai target yang tinggi atau rendah. Populasi dan Sampel Penelitian Bahwa populasi adalah keseluruhan obyek antara yang diteliti pada suatu wilayah penelitian. Dalam hal ini adalah Toko BAS yang berlokasi di Ds.Bedali RT.05/RW.12 Kec. Lawang Kab Malang, populasinya adalah yang membeli sabun bukrim selama awal April s/d akhir Mei tahun 2013 sebanyak 300 orang, dari 300 tersebut adalah orang yang berumah tangga yang sering memakai produk bukrim. Penentuan populasi ini disesuaikan dengan pengguna atau pemakai sabun terbanyak, yang bertujuan untuk mempermudah distribusi, komunikasi. dimana para Ibu rumah tangga Kab malang terutama berlokasi Ds.Bedali sebagai penentu kebijakan dalam pembelian sabun cuci Bukrim Premium colek. Pemilihan Sample menurut Arikunto(2002:112) apabila subjek peneliti kurang dari 101,maka lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi,sedangkan jumlah pupolasi lebih dari 300 maka dapat diambil antara 10% - 15%,20% - 25% atau lebih tergantung dari : 1. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu,tenaga, luasnya wilayah pengamatan karena menyangkut data 2. Besar kecilnya rasio yang dianggap oleh peneliti untuk penelitian yang beresiko besar, tentu saja bila sampel lebih besar hasilnya akan lebih baik. Sedangkan penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Umar,1995:59) yaitu sebagi berikut: n=
N 1 Ne2
n : ukuran sampel N : jumlah populasi e 2 : nilai kritis (batas ketelitian ) yang diinginkan menurut Slovin adalah sebesar 10% (0,1) Dari perhitungan dapat diambil sampel sebesar : n=
300 300 300 300 = = = = 75 dibulatkan menjadi 75. 2 1 300(0,1) 1 300(0,01) 1 3,03 4,03
Definisi Operasional Variabel 1) Harga (X1) Adalah menurut Kotler (2001 : 439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
239
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
240
2)
3)
4)
5)
Indikatornya adalah Pelopor opini adapun item – item yang diteliti Sebagai berikut: Keterjangkauan harga; Perbandingan dengan Merek lain; Potongan harga/diskon Promosi (X2) Adalah cara perusahaan dalam menjual produk kepada konsumen dengan tujuan akhir yaitu konsumen melakukan aksi pembelian positif terhadap produk Bukrim (membeli produk). Indikatornya adalah Iklan yang diterima dari bermacam media adapun item yang diteliti sebagai berikut: Pengaruh iklan; Teman/Sahabat; dan Pemakai sabun cuci bukrim premium Lokasi (X3) Adalah merupakan tempat dimana penjualan produk sabun cuci bukrim premium dapat dijual dengan mudah dan diperoleh disejumlah pasar tradisional maupun Hipermarket. Indikatornya adalah Tempat Penjualan; Transportasi yang mudah; Jarak yang dekat Produk (X4) Adalah proses perasaan, pilihan, penafsiran rangsangan yang diperoleh konsumen dari lingkungan luar. Indikatornya adalah interpretasi, item-itemnya terdiri dari: Perhatian akan kemasan sabun cuci; dan Penilaian kualitas dari sabun cuci Bukrim Premium colek Keputusan Pembelian Variable dependent atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku konsumen, yaitu keputusan pembelian sabun cuci Bukrim colek (Y). Keputusan pembelian terhadap sabun cuci Bukrim colek adalah keputusan yang diambil konsumen setelah terlebih dahulu dilakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang ada. Item-itemnya adalah: Kepuasan menggunakan sabun cuci Bukrim Premium colek; Terjadinya pembelian ulang oleh para konsumen; dan Menyalurkan informasi mengenai produk kepada pihak lain. Untuk mengukur variabel yang bersifat kualitatif, konsep atau variabel tersebut perlu diberikan kuantitatif dengan skala ordinal. Singarimbun dan Effendi (1995:111) menyatakan bahwa “Salah satu cara yang sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan Skala Likert, cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban”. Hal tersebut akan nampak pada pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini dengan option-option pilihan mengikuti Skala Likert (lima pilihan jawaban) sebagai berikut: 1) Jawaban A, mendapat nilai 5 2) Jawaban B, mendapat nilai 4 3) Jawaban C, mendapat nilai 3 4) Jawaban D, mendapat nilai 2 5) Jawaban E, mendapat nilai 1
Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data melalui penyebaran koesioner dan dokumentasi. Metode Analisis Data 1. Uji Instrumen Data a. Uji Validitas Sharma (1999:116) uji validitas untuk mengetahui bahwa indicator pertanyaan dalam variable variable valid atau validitas kontrak,maka dilakukan faktor analisis dengan menggunakan pengukuran ‘kaiser olkin measure of sampling adequacy’ yang diisyaratkan yaitu diatas 0.5,sehingga data data yang dikumpulkan tersebut dapat dikatakan tepat untuk faktor analisis
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
b. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas menurut Sharma dalam Husein (1997:58) adalah derajat ketepatan,ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen penelitian.Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan melihat Cronbach Alpha masing masing instrumen variabel.Sebuah variabel diakatakan reliabel bila memilki Cronbach Alpha > 0,6 2. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk menguji kenormalan nilai-nilai residual error menurut mardani (2001:57) jadi jika data yang didapat tersebut tidak normal maka bisa dimasukkan dalam model regresi linier berganda. Untuk mempermudah penghitungan peneliti menggunakan bantuan program statistic SPSS, dengan menggunakan metode kolmogorov smirnov. Data dikatakan normal jika > α (0,05). 3. Analisa Regresi Berganda Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah disajikan,maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Berganda.Menurut Lupiyoadi (2001:199) perhitungan persamaan Analisis Regresi Berganda adalah sebagai berikut : Y = a +b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana : Y = Keputusan pembelian X1 = Harga X2 = Promosi X3 = Lokasi X4 = Produk a = Konstanta e = standart error b1 b2 b3 b4 = koefisien regresi 4. Uji Asumsi Klasik Untuk menguji apakah model persamaan regresi yang diperoleh dari model kuadrat terkecil (Ordinal Least Square) dapat menghasilkan estimator linier tidak bias dan terbaik, maka diperlukan uji asumsi klasik. 1) Uji Multikolinieritas Menurut Santoso (2002:29) Multikolinieritas adalah satu asumsi model regresi linier dimana tidak adanya korelasi yang sempurna tetapi relatifsangat tinggi antara variabel – variabel bebas. Cara untuk mendeteksi adanya Multikolinieritas adalah seperti yang dijelaskan oleh Santoso(2002:30),suatu model regresi dikatakan bebas dari masalah Multikolinieritas memiliki VIF (Variance Inflation Factor)<0.05 2) Uji Heterokedastisitas Uji Asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,terjadi ketidaksamaan varians dan residual antara satu pengamatan dengan pengamatan lain.Jika Varians dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan lain berbeda disebut Heteroskedastisitas (Gaspers ;1999:68) 5. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui hipotesis yang diajukan oleh peneliti bermakna atau tidak maka digunakan perhitungan uji statistik sebagai berikut: a. Uji t (secara parsial) Secara parsial, yaitu uji statistik secara individu untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji t, adapun rumusan hipotesis dengan menggunakan uji t sebagai berikut : Ho : b12 = 0 Ha : b12 ≠ 0
241
242
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
Pengujian dilakukan melalui uji t dengan membandingkan thitung dengan Ttabel pada α 0,05.Apabila hasil perhitungan menunjukkan a) Thitung ˃Ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Artinya variasi bebas dapat menerangkan variabel tidak bebas ( variabel terikat) dan terdapat pengaruh kedua variabel yang diuji b) Thitung ˂Ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel variabel terikat dan terdapat pengaruh antara dua variabel yang diuji Hipotesis diterima apabila thitung lebih besar dari Ttabel atau diperoleh harga p ˂ 0,05. b. Uji F (secara simultan) Uji secara simultan adalah uji statistik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara regresi keseluruan//universal dengan memggunakan rumus hipotesis sebagai berikut : Ho : b1=b2 = b3 =b4 H1 : b1 = minimal satu koefisien≠0 Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada α = 0,05 apabila hasil perhitungan menunjukan : a. Fhitung ≥Ftabel,maka Ho ditolak dah Ha diterima Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan,sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel variabel terikat b. Fhitung ˂ Ftabel,maka Ho diterima dan Ha ditolak Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan,sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel variabel terikat. Hipotesis diterima apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel atau diperoleh harga p˂ 0,05 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Instrumen Data a. Uji Vaiditas Hasil uji validitas dapat dilihat pada table sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Uji Validitas VARIABEL Harga (X1) Promosi (X2() Lokasi (X3) Produk (X4) Keputusan Pembelian (Y)
KMO MSA 0.554 0.616 0.587 0.616 0.690
Nilai Kritis > 0.50 > 0.50 > 0.50 > 0.50 > 0.50
Ket valid valid valid valid valid
Sumber data diolah, 2013 Berdasarkan data di atas diketahui bahwa variabel penerapan memiliki KMO MSA sebesar 0,554 yaitu Harga(X1) memiliki KMO MSA sebesar 0,616 yaitu Promosi (X2) memiliki KMO MSA sebesar 0.587 yaitu Lokasi(X3) memiliki KMO MSA sebesar 0.616 yaitu Produk(X4) memiliki KMO MSA sebesar 0.690; Keputusan pembelian (Y) b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menurut Sangarimbun (1995:123) adalah “suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam melakukan penelitian, suatu alat ukur dinyatakan reliabel apabila koefisien alpha > 0,60”. Adapun hasil dari uji reliabilitas dengan menggunakan alat Bantu program statistik SPSS dapat dilihat dalam tabel berikut:
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
Tabel 2 Uji Reliabilitas VARIABEL
Cronbach Alpha 0.656 0.634 0.616 0.655 0.754
Nilai Kritis > 0.60 > 0.60 > 0.60 > 0.60 > 0.60
Ket
Harga (X1) Reliabel Promosi (X2() Reliabel Lokasi (X3) Reliabel Produk (X4) Reliabel Keputusan Pembelian (Y) Reliabel Sumber: data diolah, 2013 Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa seluruh alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian ini. Uji Normalitas Untuk mengetahui data tersebar dengan normal atau tidak maka digunakan metode kolmogorov smirnov goodnes of fit test, persyaratan data normal adalah nilai signifikan > . Tabel 3 Uji Normalitas VARIABEL Harga (X1) Promosi (X2() Lokasi (X3) Produk (X4) Keputusan pembelian (Y)
Nilai Signifikan 1.501 2.183 1.802 1.680 2.520
α 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Ket Normal Normal Normal Normal Normal
Sumber: data diolah, 2013 Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa seluruh nilai signifikan variabel > , maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini normal. Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian dalam regresi linier berganda merupakan model analisa kontribusi terbesar dari variabel bebas kepada variabel terikat. Model analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, hasil dari analisis regresi linier berganda dengan alat bantu program statistik SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 4 Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model 1 (Constant) TX1 TX2 TX3 TX4
Unstandardized Coefficients B Std. Error -,231 1,769 ,249 ,085 ,268 ,076 ,266 ,106 ,242 ,087
a. Dependent Variable: TY Konstanta : -,231 R : 0,673 R. Square : 0,453 Sumber: data diolah, 2013
Standardized Coefficients Beta ,272 ,325 ,228 ,265
t -,131 2,937 3,509 2,512 2,785
Sig. ,896 ,004 ,001 ,014 ,007
243
244
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
Keterangan: X1 : Harga X2 : Promosi X3 : Lokasi X4 : Produk Berdasarkan Tabel 4 maka dapat disimpulkan model persamaan regresi sebagai berikut : Y= -0,231 + 0,249X1 + 0.268X2 + 0.266X3 +0.242X4 Dari hasil analisa regresi linier berganda diatas, koefisien determinasi (R2) sebesar 0.453 menunjukkan adanya pengaruh dari variabel bebas (X1) Harga , (X2) Promosi, (X3) Lokasi, (X4) Produk terhadap variabel terikat (Y) keputusan pembelian, sebesar 0.453%. Uji Asumsi Klasik a. Uji Heterokedastisitas Uji asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan pengamatan yang lain. Jika varians dari residual antara satu pengamatan yang lain berbeda disebut heterokedastisitas, sedangkan penelitian yang baik adalah tidak terjadi gejala heterokedastisitas. Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: data diolah, 2013 Dari gambar 2 dapat dijelaskan bahwa data terjadi gejala heteroskedastisitas, karena posisi penyebaran data terletak diantara nilai minus dan plus dari sumbu X dan sumbu Y. b. Uji Multikolinieritas Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada table berikut. Tabel 5 Uji Multikolinieritas VARIABEL Tolerance Nilai VIF Harga (X1) 0.908 1.102 Promosi (X2() 0.911 1.098 Lokasi (X3) 0.950 1.053 Produk (X4) 0.862 1.159 Sumber: data diolah, 2013 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa seluruh varibel memiliki nilai VIF < 5, dan nilai tolerance mendekati 1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
Pengujian Hipotesis a. Analisis Uji F Uji secara simultan (uji F) yaitu uji statistik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama/universal, apabila: H 0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Berarti tidak terdapat pengaruh secara simultan dari semua variabel bebas terhadap variabel terikat, dan apabila: H 0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 Berarti ada pengaruh secara simultan dari semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil uji F dengan menggunakan uji SPSS didapat F hitung sebesar 14,500 dengan tingkat signifikan 0,00 (masih di bawah 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. b. Analisis Uji t Yaitu uji analisis secara individu untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji t, atau dapat dituliskan sebagai berikut: H0: b1 = 0, berarti terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel (X1) harga dan variabel (Y) keputusan pembelian. H: b1 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel (X1) harga dan variabel (Y) keputusan pembelian. H0: b2 = 0, berarti terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel (X2) Promosi dan variabel (Y) keputusan pembelian. H: b2 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel (X2) Promosi dan variabel (Y) keputusan pembelian. H0: b3 = 0, berarti terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel (X3) Lokasi dan variabel (Y) keputusan pembelian. H: b3 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel (X3) Lokasi dan variabel (Y) keputusan pembelian. H0: b4 = 0, berarti terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel (X4) Produk dan variabel (Y) keputusan pembelian. H: b4 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel (X4) Produk dan variabel (Y) keputusan pembelian. Dari Tabel 5 dapat ditarik kesimpulan bahwa secara parsial variabel bebas yang terdiri dari Harga, Promosi, Lokasi, Produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap (Y) keputusan pembelian, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan dari masing-masing variabel lebih kecil dari nilai tingkat yaitu sebesar 0,05.pendapat para ibu rumah tangga mengenai pengalaman yang diperoleh setelah mencuci dengan sabun cuci Bukrim Premium colek. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Berdasarkan hasil analisa regresi linier berganda dapat diketahui bahwa (X1) Harga, (X2) Promosi, (X3) Lokasi, (X4) Produk mempunyai penngaruh signifikan terhadap (Y) keputusan pembelian yang ditunjukkan dengan nilai multiple regression (R2) sebesar 0.453 dan nilai signifikasi F = 0,00 < (0,05), sehingga secara simultan faktor internal berpengaruh secara nyata terhadap (Y) keputusan pembelian. 2. Dari hasil uji t diketahui bahwa nilai signifikasi t < (0,05), dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari Harga (X1), Promosi (X2), Lokasi (X3), Produk (x4) berpengaruh signifikan terhadap variable terikat (Y) keputusan pembelian.
245
246
WARTA EKONOMI VOL. 02 NO. 02 AGUSTUS 2013
Saran Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan saran- saran sebagai berikut: Sehubungan dengan variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari; produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak mempengaruhi keputusan pembelian Sabun BuKrim Colek, maka disarankan agar PT. Mandiri Investama Sejati dapat lebih meningkatkan lagi strategi bauran pemasaran maka akan semakin tinggi keputusan pembelian sabun BuKrim Colek oleh konsumen rumah tangga di kota Malang, khususnya daerah Bedali Agung, Lawang. Variabel strategi bauran pemasaran secara parsial yang dominan yaitu promosi, maka disarankan agar promosi dapat ditingkatkan dengan lebih menyederhanakan isi pesan yang disampaikan, dan menambah media yang digunakan sehingga konsumen rumah tangga di Malang lebih terpengaruh dalam membeli sabun colek BuKrim. DAFTAR PUSTAKA Agung, Gusti Ngurah. 2001, Metode Penelitian Sosial: Pengertian dan Pemakaian Praktis, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Assauri, Sofyan. 2004, Manajemen Pemasaran, Penerbit Rajawali Press, Jakarta. Cravens, David W. 2000, Pemasaran Strategis,Edisi Keempat, Alih Bahasa: Lina Salim, Penerbit Erlangga, Jakarta. Engel, James F., Blackwell, Roger D., and Miniard, Paul W. 1994, Perilaku Konsumen.Terjemahan: Budiyanto, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Handoko, T. Hani dan Swastha, Basu. 2000, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Kartajaya, Hermawan. 2000. Marketing Plus 2000: Siasat Memenangkan Persaingan Global, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, Philip.2000, Manajemen Pemasaran di Indonesia,Edisi Pertama, Terjemahan: AB. Susanto, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Lamb, Chales W., Hair, Joseph F., and McDaniel, Carl. 2001, Pemasaran, Buku Pertama, Penerjemah: David Octarevia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Lupiyoadi, Rambat. 2006, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Nazir, Moh. 2003, Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Payne, Adrian. 2001, The Essence of Service Marketing, Diterjemahkan oleh: Fandy Ciptono, Penerbit Andi, Yogyakarta. Santoso, Singgih. 2001, Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Stanton, William J. 1996, Prinsip Pemasaran, Edisi Ketujuh, Alih Bahasa: Y. Lamarto, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sugiyono. 2002, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Pertama, Penerbit Alfabeta, Bandung. Swastha, Basu. 1996, Azas-Azas Marketing, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Umar, Husein. 2003, Metode Riset Bisnis, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.