PENGARUH MEREK DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi kasus pada Toko Pia Saronde) AHMAD ZUHDI NENTO 931 409 065 PRODI SARJANA MANAJEMEN ABSTRAK Ahmad Zuhdi Nento, 2013. Pengaruh Merek dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Toko Pia Saronde. Program Studi Sarjana Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Tineke Wolok, ST., MM., dan Pembimbing II, Ramlan A. Isa, SE., MM. Tujuan penelitian (1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh merek terhadap keputusan membeli, (2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemasan terhadap keputusan membeli, (3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara simultan merek dan kemasan terhadap keputusan membeli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Desain sampel yang digunakan dalam penelitian adalah non-probability sampling. Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling insidental. Metode Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Populasi dalam penelitian ini seluruh konsumen yang mengkonsumsi Pia Saronde. Adapun hasil dari Uji t variabel merek berpengaruh signifkan terhadap keputusan pembelian dilihat dari thitung (3,988)> ttabel (1,668), sedangkan variabel kemasan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dilihat dari thitung (2,691)> ttabel (1,668). Berdasarkan nilai Fhitung sebesar 64.038 dengan p-value (nilai sig.) sebesar 0.000. Nilai ini jauh lebih kecil dari 0,05 yang berarti H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan hasil penelitian, merek terhadap keputusan pembelian konsumen yang sudah diuraikan, dimana merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dapat disimpulkan bahwa indikator merek yang semakin menarik akan menimbulkan keputusan pembelian konsumen.. Berdasarkan hasil penelitian, kemasan terhadap keputusan pembelian yang sudah diuraikan, dimana kemasan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen. Dapat disimpulkan bahwa indikator kemasan yang semakin baik akan menimbulkan keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian secara simultan antara merek dan kemasan terhadap keputusan pembelian konsumen yang sudah diuraikan, dimana merek dan kemasan berpengaruh positif secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen. Dapat disimpulkan bahwa indikator merek dan kemasan yang semakin baik akan mempercepat keputusan pembelian konsumen. Kata Kunci: Merek, Kemasan dan Keputusan Pembelian
BAB I
oleh konsumen, sehingganya agar dapat diingat
PENDAHULUAN
sekaligus untuk mengangkat Gorontalo sebagai provinsi yang memiliki kuliner dan daerah wisata
1.1. Latar Belakang Untuk mencapai kesuksesan dalam persaingan
yang eksotis, maka dari itu diputuskan mengangkat
pada saat ini, perusahaan harus berorientasi pada
Tarian dan Tempat Wisata sebagai nama produknya
pelanggan, memenangkan pelanggan dari pesaing dan
yaitu Pia Saronde.
mempertahankan mereka dengan memberikan nilai
Selain itu Pia Saronde ini juga memiliki
yang lebih besar. Namun sebelum dapat memuaskan
kemasan yang berbeda dengan kemasan pia lainnya
konsumen, hal pertama yang harus dilakukan sebuah
yang ada di Gorontalo, sebelumnya kemasan dari Pia
perusahaan
Saronde ini telah berganti sebanyak 3 kali. Keputusan
adalah
memahami
kebutuhan
dan
keinginan mereka.
untuk mengganti kemasan ini diambil karena, pertama
Sebelum konsumen menentukan produk yang
beda dengan inovasi terbaik, yang kedua agar dapat
akan dikonsumsi, merek dan kemasan/pembungkus
memuaskan konsumen dengan cara melihat langsung
merupakan faktor pendukung konsumen memilih
produk yang diperdagangkan (karena Pia Saronde
suatu produk sehingganya merek yang mudah diingat
tidak
ataupun kemasan yang menarik akan mempengaruhi
“membeli kucing dalam karung”), yang ketiga karena
proses pengambilan keputusan pembelian.
Pia Saronde ingin menjadi perusahaan besar makanya
Semua
produk
dengan
merek
tertentu
menawarkan keunggulannya, baik melalui kegunaan, kemanjuran, fasilitas, kualitas dan sebagainya. Semua
ingin
seperti
pepatah
yang
mengatakan
selalu ada inovasi modivikasi. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penawaran atas produk-produk tersebut dikemas
permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah :
sedemikian menarik sehingga konsumen “terbujuk”
1. Konsumen akan memilih merek yang bisa
untuk membelinya (Kotler & Keller, 2009). Merek dapat menandakan satu tingkat mutu tertentu, sehingga pembeli yang puas dapat lebih mudah memilih produk. Kesetiaan merek memberikan
memberikan kepuasan yang tinggi. 2. Kebanyakan konsumen dalam memilih produk tergantung pada suatu merek. 3. Konsumen lebih memilih kemasan yang dapat
kemampuan umtuk diramal dan keamanan permintaan
memberikan
kemudahan
dan
bagi perusahaan sekaligus menciptakan hambatan
sehingga konsumen merasa puas.
penyimpanan
perusahaan lain memasuki pasar. Agar dapat bersaing
4. Konsumen akan cenderung memilih produk yang
dengan perusahaan sejenis lainnya, perusahaan Pia ini
disukainya berdasarkan atribut produk yang
memberi merek yang dapat diingat dengan mudah
ditawarkan perusahaan.
5. Banyak konsumen yang membeli suatu produk
dalam
mencari,
membeli,
menggunakan,
karena tertarik pada warna dan bentuk dari
mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk,
kemasan produk.
jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka
Mempelajari
dan
konsumen
1. Seberapa besar merek berpengaruh terhadap
pemasaran. Ada dua komponen kunci yang harus dilakukan
2. Seberapa besar kemasan berpengaruh terhadap keputusan membeli?
pemasaran.
berpengaruh
terhadap
keputusan
membeli?
manajemen
Pertama,
pemasar
berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
pertukaran, yaitu dua pihak saling mentransfer sesuatu yang bernilai bagi yang lain. Hal ini berarti bahwa titik pusat kegiatan pemasaran didasarkan pada suatu aplikasi disiplin keunggulan konsumen. Oleh
1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan
rumusan
masalah
yang
karena itu, konsumen merupakan titik pusat usaha
dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini
pemasaran (Pandji, 2007).
adalah:
2.1.2
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh merek terhadap keputusan membeli.
Keputusan Pembelian Keputusan membeli yang dilakukan oleh
konsumen, dipengaruhi oleh banyak hal. Demikian
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemasan terhadap keputusan membeli.
pola konsumen-konsumen, terbentuk karena pengaruh lingkungan seperti yang dijelaskan di bawah ini
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara simultan merek dan kemasan terhadap keputusan membeli .
(Alma,2011): a. Kebudayaan (Culture) Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap nilai-
BAB II
nilai dan pola perilaku seseorang anggota
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
kebudayaan tertentu. Kebudayaan ini diwariskan dari generai ke generasi berikutnya.
2.1
Kajian Teori
2.1.1
Perilaku Konsumen Menurut
bukunya
dari
konsumen. Kedua, pemasaran mempelajari proses
3. Seberapa besar merek dan kemasan secara simultan
oleh
dasar
perlaku
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
keputusan membeli?
merupakan
memahami
Schiffman
Ristitanti
dan
b. Kelas Sosial (Social Class) dan Jhon
Kanuk (2005)
dalam perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang
Orang-orang
dalam
kelas
sosial
tertentu
cenderung memiliki perilaku, kebiasaan tertentu dalam
kehidupan
sehari-hari.
Penglompokan
seseorang termasuk dalam kelas sosial tertentu
oleh rangsangan internal, ketika salah satu
dapat dilihat dari:
kebutuhan normal seseorang rasa lapar ataupun
-
Prestise jabatannya
haus timbul pada tingkat yang cukup tinggi
-
Penampilannya didalam kelompok sendiri
sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan juga bisa
-
Kepemilikannya
dipicu
-
Orientasi nilai-nilai yang dianutnya
suatu iklan atau diskusi dengan teman bisa
Namun banyak pula yang menggunakan indeks
membuat anda berpikir untuk membeli.
status untuk melihat status sosial. Indeks of Status
oleh rangsangan eksternal, contohnya
b. Pencarian Informasi
Characteristic (ISC) yang sering digunakan ialah
Konsumen yang tertarik mungkin mencari
penilaian terhadap faktor-faktor jabatan, sumber
lebih banyak informasi atau mungkin tidak. Jika
penghasilan, tipe rumah, lokasi tempat tinggal.
dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen
c. Keluarga (Family) Keluarga adalah lingkungan terdekat dengan
mungkin akan membelinya. Jika tidak konsumen
individu dan sangat mempengaruhi nilai-nilai
bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya
serta perilaku seseorang dalam mengkonsumsi
atau
barang tertentu.
berhubungan dengan kebutuhan.
melakukan
pencarian
informasi
yang
c. Evaluasi Alternatif
d. Klub-klub (Referensi Group)
Kita
Klub-klub seperti ini ialah klub arisan ibu-ibu,
telah
melihat
cara
konsumen
klub olahraga, klub rekreasi, klub profesi, dsb.
menggunakan informasi untuk sampai pada
Individu ini sering menerima advice, pengarahan,
sejumlah pilihan akhir. Pemasar harus tahu
pemikiran dari anggota kelompok ini yang
tentang
mempengaruhi pola konsumsi mereka.
konsumen memproses informasi untuk sampai
2.1.3
keputusan
bagaimana
pembelian,
konsumen
bahwa
proses
membuat keputusan
membeli terdiri dari lima tahap yaitu (Kotler dan
yaitu
bagaimana
menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal
dalam
situasi
pembelian.
Sebagai
gantinya, beberapa proses evaluasi dilaksanakan. d. Keputusan Pembelian
Armstrong, 2008):
Dalam
a. Pengenalan Kebutuhan Proses
alternatif
pada pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak
Proses Keputusan Pembelian Melihat
evaluasi
pembelian
dimulai
dengan
tahap
evaluasi,
konsumen
mmenentukan peringkat merek dan membentuk
pengenalan kebutuhan, pembeli menyadari suatu
niat
pembelian.
Pada
umumnya,
keputusan
masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu
membeli konsumen adalah membeli merek yang
paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara
paling utamanya adalah identifikasi produk. Merek
niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
memperbolehkan para pemasar membedakan produk
pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua
mereka dari semua produk lainnya.
adalah faktor situasional yang tidak diharapkan.
Manfaat merek menurut Sunyoto (2012)
Konsumen mungkin membentuk niat pembelian
antara lain :
berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan,
a. Bagi konsumen
harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
Manfaat nama merek suatu produk bagi
e. Perilaku Pascapembelian
konsumen diantaranya :
Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketiika
-
produk telah dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan
Mempermudah konsumen meneliti produk atau jasa.
-
Membantu
konsumen
atau
pembeli
dalam
terlibat dala Perilaku Pascapembelian yang harus
memperoleh kualitas barang yang sama, jika
diperhatikan oleh pemasar. Jika produk tidak
mereka membeli ulang serta dalam harga.
memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa, jika
b. Bagi penjual
produk memenuhi ekspatasi, konsumen puas; jika
Manfaat nama merek suatu produk bagi
produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas. 2.1.4
penjual diantaranya : -
Nama merek menggunakan penjualan untuk
Merek
mengolah
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) merek
permasalahan
adalah elemen kunci dalam hubungan perusahaan
-
pesanan-pesanan
dan
menekan
Merek juga akan membantu penjual mengawasi
dengan konsumen. Merek merepresentasikan persepsi
pasar mereka karena pembeli tidak akan menjadi
dan perasaan konsumen atas sebuah produk dan
bingung
kinerjanya semua hal tentang arti produk dan jasa
-
pada konsumen. Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan keempatnya, yang mengidentifikasikan
produk
para
penjual
konsumen pada produk -
dan
membedakannya dari produk pesaing (Lamb dkk,
Merek memberi penjual peluang kesetujuan
Merek juga dapat membantu penjual dalam mengelompokkan pasar kedalam sekmen-sekmen
-
2001).
Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik
Menurut Lamb dkk (2001) Merek mempunyai tiga manfaat utama : identifikasi produk, penjualan berulang dan penjualan produk baru. Dan tujuan yang
-
Dengan merek akan melindungi penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk tersebut.
Menurut Alma (2011) suatu merek yang
kemasan dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan
dilancarkan oleh produsen merupakan suatu janji
merancang
dan
memproduksi
bungkusan
atau
produsen yang sifatnya spesifik, dan benefit yang
kemasan suatu produk. Ada tiga alasan kemasan
ditawarkan kepada konsumen. Merek yang baik dan
diperlukan:
terkenal menjamin adanya tingkatan mutu atau
-
Memenuhi sasaran keamanan dan kemanfaatan
kualitas. Kotler menyatakan ada 6 arti dari merek
-
Membantu program pemasaran perusahaan
yaitu:
-
Meningkatkan volume dan laba perusahaan
1. Attributes, ada sesuatu atribut yang melekat pada
Pembungkus harus didesain, diberi warna,
suatu mereka, misalnya barang mahal, mutu
sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian orang
bagus, tahan lama, tidak luntur dsb.
yang melihatnya (attention). Adanya perhatian ini
2. Benefit, kata attribute diartikan sebagai functional dan emotional benefit.
konsumen, dan akan mengamati dari dekat apa
3. Value barang mahal memiliki nilai tinggi bagi pengguna,
karena
dapat
menaikkan
gengsi/prestige. Kenyamanan, dan keselamatan. 4. Culture, ini masalah budaya, yang terkesan, terkenal,
efisien,
akan menimbulkan kesan pertama, bagi calon
selalu
membeli
barang
berkualitas tinggi.
gerangan
isinya,
kepribadian tertentu.
membeli). Apabila desire pada diri konsumen telah diciptakan maka dapat diharapkan bahwa consumen Hal di atas tidak hanyaharus berhenti pada „action‟ dalam pembelian itu saja tetapi kesemuanya itu dapat dikatakan
sempurna
produk tersebut adalah orang dari kelas sosial
konsumen
merasa
tertentu.
(satisfaction)
apabila puas
sehingga
pada
dengan si
akhirnya
si
pembeliannya
konsumen
bersedia
mengulangi pembeliannya.
Kemasan dan
consumen
dirangsang dan meningkat menjadi desire (keinginan
6. User, memberi kesan bahwa mayoritas pemakai
Kotler
emosi
yang bersangkutan akan membeli barang itu (action).
5. Personality, memperlihatkan atau memberi kesan
2.1.5
kemudian
keller
(2009)
Pengemasan
Pembungkus
menjadi
bertambah
penting
(packaging) sebagai semua kegiatan merancang dan
karena meningkatkan pelayanan sendiri (self service)
memproduksi wadah untuk sebuah produk. Kemasan
oleh toko-toko eceran dan bertambahnya penggunaan
adalah sebagai wadah untuk mempromosikan suatu
open display. Dengan demikian produk-produk
produk dan menjadikannya lebih mudah dan lebih
tersebut
aman untuk digunakan (Lamb dkk, 2001). Menurut
sekurang-kurangnya mempunyai daya tarik dalam
William J.Stanton dalam bukunya Sunyoto (2012)
pandangan konsumen.
sudah
“pre
sold”/terjual
duluan
atau
2.2
permasalahan penelitian dan masih harus dibuktikan
Kerangka Pikir Penilitian Uma
Sekaran
dalam
bukunya
Business
Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka
yaitu sebagai berikut : a. Diduga faktor Merek berpengaruh terhadap
pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
Keputusan Pembelian
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
Saronde
diidentifikasi
sebagai
masalah
yang
penting
Konsumen di Toko Pia
b. Diduga faktor Kemasan berpengaruh terhadap
(Sugiyono, 2011).
Keputusan Pembelian Konsumen di Toko Pia
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) merek adalah elemen kunci dalam hubungan perusahaan
Saronde. c. Diduga faktor Merek dan Kemasan secara
dengan konsumen. Merek merepresentasikan persepsi
simultan
dan perasaan konsumen atas sebuah produk dan
Pembelian Konsumen di Toko Pia Saronde.
kinerjanya semua hal tentang arti produk dan jasa
terhadap
Keputusan
BAB III
pada konsumen. Kemasan
berpengaruh
METODE PENELITIAN adalah
sebagai
wadah
untuk
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
mempromosikan suatu produk dan menjadikannya
Penelitian ini dilakukan pada Toko Pia
lebih mudah dan lebih aman untuk digunakan (Lamb
Saronde dengan alamat Jl. Sultan Botutihe No.29 ,
dkk, 2001). Pada penelitian sebelumnya Dadun Abdul
Kota Gorontalo. Dilaksanakan terhitung selama
Manaf menyatakan kemasan berpengaruh secara
bulan maret – juni 2013. Hal ini dilakukan guna
signifikan terhadap proses keputusan pembelian
memperoleh data yang ada sebagai dasar analisis
konsumen.
data.
Dari teori-teori yang telah dikemukakan
3.2
Desain Penelitian
sebelumnya bahwa telah dibahas variabel-variabel
Sebelum menentukan desain penelitian atau
pada penelitian kali ini yaitu mengenai pengaruh
rancangan penelitian, terlebih dahulu perlu ditetapkan
merek dan kemasan terhadap keputusan pembelian
jenis atau metode penelitian yang digunakan, apakah
konsumen.
berbentuk historis, deskriptif, survey, korelasional,
2.3
komparatif, eksperimen, ex post facto, dan lain-lain.
Hipotesis Menurut
Sugiyono
(2008)
Hipotesis
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
penelitian deskriptif dalam bentuk studi korelasi
masalah penelitian. Berdasarkan permasalahan dan
sehingga penulis memberikan gambaran tentang
landasan analisa teori di atas dapat disusun suatu
Pengaruh Merek dan kemasan terhadap Keputusan
hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari
Pembelian Konsumen di Toko Pia Saronde Gorontalo
yang dapat digambarkan dalam bentuk sebagai
Dengan tingkat keyakinan sebesar 90% atau Z = 1,64
berikut :
dan moe sebesar 5% maka jumlah sampel dapat H1
Merek (X1)
ditentukan sebagai berikut: Keputusan Pembelian
H3
n = 1,642
Konsumen (Y)
4(0,05)2
H2
Kemasan (X2)
n = 2,6896 3.1. kerangka konsep penelitian 3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi
0,04 n = 67 Dari hasil perjitungan di atas diperoleh jumlah
Menurut Sugiyono (2011), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
ini
adalah
seluruh
konsumen
yang
mengkonsumsi Pia Saronde. 3.3.2
sampel yang akan diteliti sebanyak 67 orang. Desain sampel yang digunakan dalam penelitian adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2011). Hal ini dilakukan karena berdasarkan pertimbangan waktu
Sampel
yang realtif lebih cepat dan biaya yang relatif murah,
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut
maka metode pengambilan sampel menggunakan Sampling Insidental.
(Sugiyono, 2011). Sampel diambil karena tidak mungkin peneliti mmeneliti seluruh anggota populasi. Dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, digunakan rumus: n=
z
Metode Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
2
4(moe)2 Keterangan : n
= jumlah sampel
Z
= tingkat keyakinan
moe
= Margin of Error
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 3.4
Teknik Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh variabel X1, X2
adalah variabel bebas (Independent Variabel) dan variabel Y adalah variabel terikat (Dependent Variabel), digunakan alat analisis regresi dengan
metode regresi berganda yang dikutip dalam bukunya
jika Fhitung < F
Sugiyono (2008) dengan rumus sebagai berikut.
signifikan, yang dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Fhitung =
Ket:
tabel
RJK 𝑅𝑒𝑔 (𝑏 /𝑎 ) 𝑅𝐽𝐾 𝑅𝑒𝑠
a = Konstanta b1 = Koefisien regresi variabel merek b2 = Koefisien regresi variabel kemasan X1 = Merek
RJK Reg (b/a)
= Rata-rata kuadrat regresi
RJK Res
= Rata-rata jumlah kuadrat residu
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan cara melihat
X2 = Kemasan 3.5
Pengujian Hipotesis
3.5.1
Uji t
nilai signifikan Fhitung jika nilai signifikan Fhitung < 0,05 maka variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Formula Hipotesis :
dependen, dan sebaliknya jika nilai signifikansi Fhitung >0,05 maka variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Ho : bi = 0, artinya variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Ha : bi
≠ 0, artinya variabel bebas merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. t = Sb
(Riduwan dan Sunarto, 2010)
Dimana :
Y = Keputusan Pembelian
b
maka tidak ada pengaruh yang
(Asih Purwanto, 2008)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji
Reliabilitas
dimaksudkan
untuk
Dimana b adalah para meter dan Sb adalah standar
mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam
eror dari b. Standar eror dari masing-masing
penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur
parameter dihitung dari akar varians masing-masing.
tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila
(Asih Purwanto, 2008)
digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.
3.5.2
Uji F
Untuk uji reliabilitas digunakan teknik Alpha
Uji F digunakan untuk menguji apakah
Cronbach, suatu instrumen dapat dikatakan handal
terdapat pengaruh yang signifikan antara merek dan
(reliable) apabila memiliki koefisien kehandalan
kemasan terhadap Keputusan Pembelian, jika Fhitung >
minimal 0,5 atau 0,6. (Nunnaly Dalam Fandy
Ftabel maka ada pengaruh yang signifikan, akan tetapi
Djiptono, 2004:19).
Uji validitas dan reliabiltas dilakukan dan diujikan pada 20 orang pada
Berdasarkan data dari tabel 4.2 menunjukan
konsumen yang
semua item pernyataan untuk variable Kemasan
memiliki karakteristik yang sama. Hasil selengkapnya
mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari 0.30
pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada
dan mempunyai Alpha cronbach sebesar 0.792
tabel berikut:
dengan demikian bahwa item pernyataan untuk
Tabel 4.1: Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel
pengujian selanjutnya.
Merek (X1) Variabel
Item
Merk (X1)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6
Validitas Korelasi r– (r) Kritis .593 .505 .633 0,3 .455 .497 .416
Ket
variabel Kemasan (X2) valid dan reliable untuk
Reliabilitas Alpa Cronbach
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Ket
Tabel 4.3. Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)
0,771
Reliabel
Sumber: Data Primer diolah, 2013 Berdasarkan data dari tabel 4.1 menunjukan
Validitas Item Korelasi r – (r) Kritis Keputusa Y.1 .553 npembeli Y.2 .402 an Y.3 0.30 .496 Y Y.4 .686 Y.5 .489 Variabel
Ket
Reliabiltas Alpa Cronbach
Ket
Valid Valid Valid Valid Valid
0.756
Reliabel
Sumber: Data Primer diolah, 2013
semua item pernyataan untuk variable Merek mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari 0.30
Berdasarkan
data
dari
table
4.3
dan mempunyai Alpha cronbach sebesar 0.771,
menunjukan semua item pernyataan untuk
dengan demikian bahwa item pernyataan untuk
variabel Keputusan Pembelian mempunyai nilai
variabel Merek (X1) valid dan reliable untuk
korelasi yang lebih besar dari 0.30 dan
pengujian selanjutnya.
mempunyai Alpha cronbach sebesar 0.756.
Tabel 4.2 Uji Validitas Dan Reliabilitas
dengan demikian bahwa item pernyataan untuk
Variabel Kemasan (X2)
variabel Keputusan Pembelian (Y) valid dan
Ket
Reliabilta s Alpa Cronbach
Ket
Valid Valid Valid Valid Valid
0.792
Reliabel
Validitas Variabel
Item
kemasan X2
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
Korelas i (r) .507 .441 .683 .479 .717
r– Kritis
0.30
Sumber: Data Primer diolah, 2013
reliable untuk pengujian selanjutnya.
4.1.2
diperoleh persamaan sebagai berikut:
Uji Normalitas Data
Y= 2,804 + 0,417X1 + 0,302 X2 + e Dari model tersebut dapat diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut : 1. Konstanta = 2,804 Jika
seluruh
variable
dalam
model
tidak
berpengaruh secara signifikan,atau dengan kata lain konstan maka rata-rata nilai keputusan pembelian adalah sebesar 2,804 satuan 2. Koefisien X1 (Merek) = 0,417 Jika Merek Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji
mengalami peningkatan sebesar 1
(satu) point sementara Kemasan dianggap tetap,
apakah data yang digunakan dalam penelitian
maka
memiliki
Pemebelian sebesar 0,417 point.
distribusi
normal.
Adapun
pengujian
normalitas data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan
kenaikan
Keputusan
3. Koefisien X2 (Kemasan) = 0,302
Kolmogorov-Smirnov
Jika Kemasan mengalami peningkatan sebesar 1
Goodness of Fit Test terhadap model yang diuji. Hasil
(satu) point sementara Merek dianggap tetap,
pengujian untuk membuktikan distribusi normal atau
maka akan menyebabkan kenaikan Keputusan
tidak normal dapat dilihat pada tabel Gambar berikut:
pembelian sebesar 0,302 point.
4.1.3
pengujian
menyebabkan
Analisis Regresi Berganda
4.1.4
Setelah dilakukan uji asumsi normalitas dan
4.1.4.1 Pengujian Multikolinearitas
ternyata
dipenuhi,
dilakukan
Uji gejala multikolinearitas digunakan untuk
pemodelan data dengan menggunakan analisis regresi
mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan
linier
antar masing-masing variabel independen yang
berganda.
tahap
Hasil
selanjutnya
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
analisis
dengan
SPSS
ditampilkan sebagai berikut :
diteliti. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala ini
Tabel 4.4 Hasil Analsis Regresi Linier Berganda Model 1. (Constant) Merek Kemasan
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.804 1.186 .417 .105 .302 .112
digunakan indikasi nilai Variance Inflation Factor
Standardized Coefficients
(VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi
Beta
multikolinieritas dan sebaliknya apabila VIF < 10 .509 .344
maka
tidak
terjadi
multikolinieritas
(Aliman,
2000:27). Dalam penelitian ini diperoleh nilai VIF Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.4 maka
seperti pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Nilai Tolerance dan Variation Inflation Factor Variabel
Sum
Nilai
Kesimpulan
VIF 3.135
Merek
ber: Dat
Non
a
Multikolinearitas
Kemasan
3.135
Non
Pri
Pada Gambar 4.3 Menunjukan hasil pengujian
Multikolinearitas
mer
heteroskedastisitas tidak terdapat pola yang jelas dari
diol
titik–titik dan menyebar diatas dan dibawah 0 sumbu Y, hal ini menunjukan model regresi tidak memiliki
ah. 2013 Dari tabel 4.13 di atas dapat disimpulkan bahwa variabel Merek dan Kemasan
tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas artinya tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi ini.
multikolinearitas dengan ditunjukkan nilai VIF < 10.
4.1.5
Pengujian Hipotesis
4.1.4.2 Pengujian Heteroskedastisitas
4.1.5.1 Pengujian Parsial
mengakibatkan
Untuk menunjukkan semua variabel yakni
penaksiran koefisien-kefisien regresi menjadi tidak
Merek dan Kemasan yang dimasukkan dalam model
efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari
mempunyai
semestinya. Heteroskedastisitas bertentangan dengan
terhadap Keputusan Pembelian digunakan uji t.
Heteroskedastisitas
akan
pengaruh
signifikan
secara
parsial
salah satu asumsi dasar regresi linier, yaitu bahwa
Untuk keperluan ini dilakukan pengujian
variasi residual sama untuk semua pengamatan atau
koefisien regresi secara individual (Testing Individual
disebut homoskedastisitas (Gujarati, 2002).
Regression Coefficient). Rumusan hipotesisnya dapat
Pengujian
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan menggunakan Scatter Plot. Apabila titik–titik
dinyatakan sebagai berikut: 1. H0 : i = 0 dimana i = 0,1,2 (tidak terdapat
yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0
pengaruh
yang
signifikan
dari
variabel
sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas
independen yang ke-i terhadap variabel dependen)
(Ghozali, 2001), Seperti terlihat pada gambar 4.3
H1 : i 0 dimana i = 0,1,2 (Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen yang kei terhadap variabel dependen)
Gambar 4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
2. Taraf signifikansi α = 0.05 3. Statistik Uji :
t1
ˆ1
F
Seˆ
Kriteria Uji : Tolak Ho jika nilai thitung ttabel atau
4. Kriteria pengujian : Tolak Ho jika Fhitung > F{α;(k-1,n-k-1)} atau p-value
p-value α/2 (uji 2 pihak) terima dalam hal lainnya
JK Re gresi / k JK Re sidu / n k 1
α. Terima Ho dalam hal lainnya. Table 4.7 Hasil Uji F dan Nilai Ftabel dengan
Tabel 4.6. Hasil Uji t dan nilai ttabel dengan
Signifikasi = 5%
Signifikansi = 5% N o 1
2
Hipotesis (H1 & H2)
Model
Nilai
Variabel Merek (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Variabel Kemasan (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah
t Sig t ttabel t Sig t ttabel
= = = = = =
3,988 0.000 1,668 2,691 0.009 1,668
1 Regressio
variabel Merek (X1) dan Kemasan (X2) berpengaruh parsial
terhadap
Keputusan
Square
F
Sig.
402.125
2
201.062
64.03
.000a
8
Residual
200.941
64
Total
603.066
66
3.140
Sumber : Data
Berdasarkan table 4.15 ditunjukan bahwa nilai F-hitung sebesar 64.038 dengan p-value (nilai sig.) sebesar 0.000. Nilai ini jauh lebih kecil dari 0,05
demikian,
4.1.5.2 Pengujian Simultan Setelah diperoleh model persamaan regresi taksiran maka langkah selanjutnya adalah melakukan signifikansi
koefisien
regresi
secara
bersama-sama (Testing The Overall Significance of Regression). Pengujian secara simultan dilakukan dengan
Df
yang berarti H0 ditolak dan menerima H1. Dengan
Pembelian.
pengujian
Squares
n
Berdasarkan tabel 4.6 ditunjukkan bahwa
secara
Mean
primer yang diolah (2013)
Sumber data : Data Primer yang diolah (2013)
signifikan
Sum of
menggunakan
uji
F.
taraf
keyakinan
95%
dapat
disimpulkan bahwa secara simultan, seluruh variable bebas dalam model berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Nasabah. Atau dengan kata lain model yang diperoleh sudah fit (cocok) dengan data. 4.1.6
Pengujian dan Interpretasi Koefisien Determinasi
Langkah-langkah
Koefisien
pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis
pada
determinasi
mencerminkan
besarnya pengaruh perubahan variabel independen
H0 : β1 = β2 = 0
dalam
H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah i 0
dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk
2. Taraf signifikansi (α ) = 0,05 3. Statistik Uji
menjalankan
perubahan
pada
variabel
mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2 semakin
mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan
kesimpulannya
dari
kuesioner
baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen
mengungkapkan hasil instrumen yang baik, dari hasil
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
tersebut
selanjutnya
tersebut
diperoleh
dua
bisa
variabel
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan
independen yaitu Merek dan kemasan yang memiliki
regresi yang telah dilakukan diatas diperoleh nilai
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
koefisien determinasi R2 sebagai berikut :
pembelian Pia Saronde. Berdasarkan hasil pengujian regresi dan
Table 4.16 Interpretasi Koefisien Determinasi Adjusted
Std. Error of
hipotesis menunjukan adanya pengaruh positif dan
R Square
R Square
the Estimate
signifikan antara variabel merek terhadap keputusan
.667
.656
1.77192
pembelian. Hasil ini menunjukan bahwa penilaian
Model R 1
.817a
yang baik mengenai indikator merek yang sesuai
Sumber : Data primer yang diolah (2013) Dari hasil diatas diperoleh nilai R-Square sebesar 0,667 Nilai ini berarti bahwa sebesar 66,7% variabilitas mengenai Keputusan Pembelian Pia Saronde dapat diterangkan oleh variable-variabel bebas dalam model (Merek dan Kemasan) sedangkan sisanya sebesar 33.3% dipengaruhi oleh variabel lain. Jika variabel lain dianggap (variabel yang tidak diikutsertakan dalam model) maka nilai R-square
dengan
akan
membeli produk Pia Saronde. Hal ini ditunjukkan dengan Hasil pengujian parsial dengan nilai thitung 3,988 dan ttabel
(95% ; 67-2)
sebesar 1,668, dari hasil
tersebut maka kriteria pengujiannya yaitu thitung > ttabel artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya bahwa merek berpengaruh positif secara parsial
Melihat hasil diatas, maka hal ini selaras
Pengaruh Merek Terhadap Keputusan
Hasil temuan dari penelitian ini mengenai deskripsi variabel Merek, Kemasan dan keputusan pembelian dimana konsumen menilai bahwa semua indikator setuju dan sangat setuju. Hasil pengujian instrumen validitas dan reliabilitas tentang ketiga variabel berada diatas rtabel yaitu 0,3 artinya sah atau valid dan untuk pengujian reliabilitas berada di antara dengan
dengan apa yang dilakukan oleh pihak pemilik usaha Pia Saronde dimana berbagai macam usaha telah
Pembelian
sampai
konsumen
mendorong keputusan pembelian pelanggan akan
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
0,6
pemahaman
terhadap keputusan pembelian.
sebesar 65,6 %.
4.2.1
tingkat
0,80
artinya
reliabel,
ditempuh oleh perusahaan/ pemilik dari usaha Pia Saronde
dalam
meningkatkan
penjualan
dan
mempertahankan kosumen baru maupun konsumen lama yang telah melakukan pembelian produk. Usaha yang
ditempuh
pihak
pemilik
Pia
Saronde
berlandaskan pada pemberian nama atau Branding produk dengan mengambil salah satu pulau yang menjadi favorit dari setiap wisatawan untuk menjadi
sasaran
daerah
tujuan
wisata.
Sebagaimana
dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2008) merek
adalah
hubungan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
konsumen.
Merek
yang dilakukan oleh Ayrina Tjahaja dan Herlin
merepresentasikan persepsi dan perasaan konsumen
Hidayat (2009). Dimana hasil penelitian mebuktikan
atas sebuah produk dan kinerjanya semua hal tentang
bahwa ada pengaruh positif antara kemasan dengan
arti produk dan jasa pada konsumen.
minat beli konsumen pada perumahan taman alfa
Hasil
kunci
produk Pia Saronde.
dalam
perusahaan
elemen
konsumen untuk melakukan pembelian ulang pada
dengan
penelitian
diatas
didukung
oleh
indah Jakarta barat.
Ikmasary, Pujiyanto dan Hersona (2008) dimana
Hasil ini menjelaskan bahwa pengalaman
hasilnya adalah terdapat pengaruh yang positif merek
konsumen dalam memakai/ mengkonsumsi produk
terhadap keputusan pembelian Handphone. Dimana
Pia Saronde akan menghasilkan penilaian konsumen
hasil perhitungan thitung (4.970) > ttabel (1,960) dengan
terhadap produk tersebut, apabila produk tersebut
besaran pengaruh (koefisien determinasi) 89,9%
dapat
4.2.2
Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan
konsumen
Pembelian
terhadap produk dan dengan penilaiannya konsumen
Data deskripsi penelitian menunjukan bahwa
akan tetap berkeinginan untuk membeli ulang dan
Pia
Saronde
dinilai
oleh
konsumen
memuaskan akan
keinginan memberikan
konsumen
maka
penilaian
positif
memiliki
merasa puas akan kualitas produk tersebut. Pada
kemampuan untuk mempertahankan produknya. Hasil
umumnya konsumen dalam membelanjakan uangnya
dari pengujian parsial dengan nilai thitung 92.61 dan
akan memperhitungkan kualitas yang dapat diperoleh
ttabel (95% ; 67-2) sebesar 1,668, dari hasil tersebut maka
dari uang yang akan dikeluarkannya. Dari kondisi
kriteria pengujiannya yaitu thitung > ttabel artinya Ho
tersebut selanjutnya, diperoleh adanya keputusan
ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya bahwa
pembelian yang semakin besar yang dapat dilakukan
Kemasan berpengaruh positif secara parsial terhadap
konsumen.
keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
Pengujian regresi dan hipotesis menunjukan
yang dilakukan peneliti, dapat diketahui bahwa
adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel
konsumen melakukan pembelian produk Pia Saronde
kemasan terhadap keputusan pembelian Pia Saronde.
karena
Hasil ini menunjukan bahwa penilaian yang baik
mereka
mengenai indikator kemasan produk yang sesuai
Kemudian mereka akan mencari tahu produk Pia
dengan tingkat keinginan konsumen akan mendorong
mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka dengan
sebelumnya mebutuhkan
mempertimbangkan konsumsi
Pia
apakah saronde.
mencari informasi. Pada saat mereka melakukan
pembelian di Toko Pia Saronde komunikasi yang
BAB V
ditampilkan oleh kemasan produk sangat membantu
PENUTUP
mereka dalam mengambil keputusan dalam membeli
5.1 Kesimpulan
produk Pia Saronde.
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
Pengaruh Merek dan Kemasan Terhadap
pengaruh variabel merek dan kemasan terhadap
Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian
Hasil pengujian Simultan dengan nilai Fhitung
Saronde. Dari rumusan masalah penelitian yang
sebesar 64,038 dan Ftabel sebesar 3,14. Dari hasil
diajukan, maka analisis data yang telah dilakukan dan
tersebut maka kriteria pengujian yaitu Fhitung > Ftabel
pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya
sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan dari
bahwa ada pengaruh positif secara simutan antara
penelitian ini adalah sebagai berikut :
bauran produk dan bauran harga terhadap keputusan
1.
4.2.3
konsumen di Toko
Pia
Berdasarkan hasil penelitian secara parsial merek
pembelian. Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh
terhadap keputusan pembelian konsumen yang
adanya keputusan pembelian yang semakin besar
sudah diuraikan pada bab sebelumnya, dimana
yang dapat dilakukan konsumen.
merek
Merek
dan
kemasan
merupakan
suatu
berpengaruh
terhadap
keputusan
secara
pembelian. merek
Dapat
disimpulkan
maka merk tidak bisa ditentukan begitu juga
semakin menarik akan menimbulkan keputusan
sebaliknya tanpa merek dan kemasan maka produk
pembelian konsumen. 2.
indikator
parsial
kombinasi yang tidak bisa dipisahkan, tanpa kemasan
tersebut tidak dapat bersaing di pasar. Seringkali pada
bahwa
positif
yang
Berdasarkan hasil penelitian secara parsial
pasar modern merek dan kemasan merupakan hal
kemasan terhadap keputusan pembelian yang
utama karena produk yang berkualitas tidak hanya
sudah diuraikan pada bab sebelumnya, dimana
ditentukan oleh produk itu sendiri tetapi ditunjang
kemasan berpengaruh positif secara parsial
dengan merek yang bisa bersaing dan dikenal
terhadap keputusan pembelian konsumen. Dapat
masyarakat/ konsumen serta kemasan yang menarik.
disimpulkan bahwa indikator kemasan yang
Hasil pengujian diatas juga didukung oleh
semakin baik akan menimbulkan keputusan
penelitian yang dilakukan oleh Bagas Dirgantara (2011) dimana terdapat pengaruh secara simultan antara
kemasan
konsumen.
dan
merek
terhadap
loyalitas
pembelian konsumen. 3.
Berdasarkan hasil penelitian secara simultan antara merek dan kemasan terhadap keputusan pembelian konsumen yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, dimana merek dan kemasan
berpengaruh positif secara simultan terhadap keputusan
pembelian
konsumen.
Chandra,
Dapat
dkk.
Pemasaran
ANDI : Yogyakarta. Ghozali iman. 2001. Analisis Multivariate dengan
pembelian konsumen.
Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas,
Guiltinan, Joseph dkk. 1994. Strategi dan Program
ada berapa saran yang dapat dikemukakan penulis
Manajemen
bagi perusahaan dan juga bagi peneliti selanjutnya.
Erlangga : Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
kemasan mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian, maka sebaiknya aktivitas promosi Pia Saronde melibatkan merek dan kemasan. Selain itu produk Pia Saronde tetap mempertahankan
Pemasaran
Kotler
dan
Amstrong.
......................................
Erlangga : Jakarta.
dibandingkan
dengan
pesaingnya agar kepuasan konsumen tercapai dan konsumen tetap melakukan pembelian ulang.
2001.
Prinsip-Prinsip
2008.
Prinsip-Prinsip
Pemasaran Edisi 12, Erlangga : Jakarta.
segi merek yang selalu mencerminkan kepribadian
menarik
,
Pemasaran Jilid 1 Edisi 8, Erlangga : Jakarta
Kotler dan Keller. 2009.
yang
Kedua
Sumarsono Zain. Erlangga, Jakarta.
kualitas atau lebih meningkatkan kualitas mereka dari
konsumen ataupun sesuatu yang mudah diingat, dan
Edisi
Gujarati, D. 2002. Ekonometrika Dasar. Terjemahan
secara parsial maupun simultan variabel merek dan
kemasan
2004.
Global:Internasionalisasi dan Internetisasi,
disimpulkan bahwa indikator merek dan kemasan yang semakin baik akan mempercepat keputusan
Gregorius
Manejemen Pemasaran,
Lamb, Charles dkk. 2001. Pemasaran Buku 1, Salemba Empat : Jakarta. Purnama, Pradana Jaka. 2011. Analisis Pengaruh Produk,
Harga,
dan
Lokasi
terhadap
Keputusan Pembelian. Semarang. Skripsi DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta : Bandung.
tidak
diterbitkan.
Fakultas
Ekonomi
Universitas Diponegoro Purwanto, Asih. 2008. Pengaruh Kualitas Produk,
........................... 2011. Manajemen Pemasaran dan
Promosi dan Desain Terhadap keputusan
Pemasaran Jasa Edisi Revisi, Alfabeta :
Pembelian kendaraan Bermotor Yamaha Mio.
Bandung.
Skripsi: FE, UMS.
Anoraga, Pandji. 2007. Pengantar Bisnis, Rineka Cipta : Jakarta
Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistik. Alfabeta: Jakarta
Riduwan dan Sunarto. 2010. Pengantar Statistik. Alfabeta: Jakarta. Tjiptono, Fandi dkk. 2004. Marketing Scale. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sabardi, Agus. 2001. Manajemen Pengantar Edisi Revisi,
Akademi
Manajemen
Perusahaan
YKPN : Yogyakarta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta: Bandung .................. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta : Bandung Sulistyari, Novrina. 2012. Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga Terhadap minat beli Produk Oriflame. Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip Sunyoto, Danang. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran, CAPS: Yogyakarta. Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.