ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
LEGISLASI HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Sejarah Dan Relevansi Praktis Pembaharuan Hukum Nasional) Edi Rosman Dosen Pascasarjana IAIN Bukittinggi E-mail :
[email protected] Diterima: 2 Maret 2016
Direvisi : 23 April 2016
Diterbitkan: 15 Juni 2016
Abstract This paper portray the importance of the legislative process and the history of the development and renewal of Islamic law in Indonesia. The importance of legislation is because Islamic law in the form of Shariah and fiqh can not be implemented due to various factor. One factor that makes it difficult to be implemented is the dominance of the diversity of Fiqh Mahzab as well as another factors. In its historical records, some already implemented in the Religious Court, within certain limits. Religious Courts will not fully implement shari'ah and fiqh if its not regulated in the form of laws as written law. Islamic law Maslahah that has been enacted will engender multi maslahah. To reduce the diversity of mazhab fiqh, not only with the judicial process, but also with the process of legislation that will create legal unification,legal certainty and its emplementation can be enforced through state institutions. Social change will be realized if the Islamic law enacted relevant to social needs. Keywords: Legislation process, Fiqh, Maslahah, yudicial process.
Abstrak Tulisan ini mengambarkan pentingnya proses legislasi dan sejarah pengembangan dan pembaharuan Hukum Islam di Indonesia. Pentingnya legislasi adalah karena hukum Islam yang berbentuk syari’ah dan fiqih belum dapat diberlakukan karena berbagai factor. Salah satu factor yang menyebabkan sulitnya diberlakukan adalah karena dominasi keragaman mazhab fiqih disamping faktor yang lainnya. Jika dalam catatan sejarahnya sudah ada sebagian yang diterapkan di Pengadilan Agama namum dalam batas-batas tertentu. Pengadilan Agama juga tidak secara utuh akan menerapkan syari’ah dan fiqih jika tidak dinormakan dalam bentuk undang-undang sebagai hukum tertulis. Maslahah hukum Islam yang sudah diundangkan akanmelahirkan multi maslahah. Untuk mereduksi keragaman mazhab fiqih, tidak hanya dengan yudisial proses saja, akan tetapi dengan proses legislasi akan tercipta unifikasi hukum, kepastian hukum dan untuk pemberlakuannya dapat dipaksakan melalui institusi negara. Perubahan sosial akan dapat diwujudkan jika hukum islam yang diundangkan tersebut relevan dengan kebutuhan sosial masyarakat. Kata Kunci: Legislasi process, Fiqih, Maslahah, yudicial proces
tetap
PENDAHULAN Hingga saat ini kajian tentang Hukum Islam
dan Hukum Nasional
1
2
menarik
untuk
dilakukan.
Ketertarikan ini sangat beralasan karena
Indonesia Hukum Nasional artinya hukum yang bahan-bahannya harus diambil dari daerah-daerah. Jelasnya bahwa modalnya harus diambil pertama dan utama ialah hukum yang hidup di daerah-daerah. 2
Hukum Islam artinya hukum yang berasal dari agama Islam. Adanya hukum Islam tidak dapat dipisahkan dengan eksistensinya agama Islam. 1
Edi Rosman
30
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
secara filosofis, sosiologis, politis, yuridis
terbantahkan
dan budaya antara Hukum Islam dan
perjuangan fundamental umat Islam di
Hukum Nasional adalah realitas bangsa
Indonesia adalah pemberlakuan Hukum
Indonesia yang tak terbantahkan.
Islam sebagai hukum negara.
Indonesia memiliki landasan filosofis sebagai
dasar
eksistensinya.Salah
satu
Upaya pemberlakuan Hukum Islam
dalam
praktik
sebagai sub sistem hukum Nasional tidak
negara
yaitu
semulus yang dibayangkan. Konfigurasi
Pancasila.Para pendiri bangsa meletakkan
politik hukum Indonesia sebagai factor
sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila
fundamental
pertama
kebijakan pembentukan
penyelenggaraan
yang
dibawahnya.Hal
menjiwai ini
sila-sila
merupakan
yang
menentukan
arah
Hukum nasional
bukti
Indonesia. Dominasi politik umat Islam di
bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya
parlemen (DPR) berperan besar dalam
Tuhan.
menentukan arah dan bentuk pemberlakuan
Indonesia mengakui 6 agama yaitu
Hukum Islam sebagai hukum nasional.
Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan
Peran
parlemen
dalam
Konghucu.Sekitar 87% penduduk Indonesia
merencanakan,merumuskan
beragama Islam.Hal inilah yang menjadi
menformulasikan hukum nasional dikenal
salah satu dasar diberlakukannya hukum
dengan istilah legislasi
Islamdi Indonesia. Ini tidak hanya sekedar
menyatakan bahwa law is a tool of social
alasan filosofis dan sosiologis semata, akan
engineering,
tetapi jika dipahami secara teoritis dan
sesungguhnya
praktis bahwa kedudukan hukum sebagai
(partai,fraksi dalam parlemen). Tool inilah
inti peradaban suatu bangsa yang paling
yang bisa mengatur, melarang, melindungi
murni dan ia mencerminkan jiwa bangsa
atau bahkan menghancurkan kehidupan
tersebut secara lebih jelas daripada lembaga
sosial
apapun.3 Hal yang senada juga pernah juga
kekuasaanya melalui struktur kelembagaan
dituliskan Joseph Schacht, bahwa hukum
Negara seperti sarang laba-laba. Artinya
Islam adalah lambang pemikiran Islam,
bahwa proses legislasi (legislative process)
manifestasi paling tipikal dari pandangan
mempengaruhi eksistensi perjuangan dalam
hidup Islam serta merupakan inti dan titik
pemberlakuan hukum Islam.
sentral Islam.4 Islam konteks
dan
Hukum
Islam
dalam
keindonesiaan adalah dua hal
niscaya yang tak tepisahkan.Konstruksi Indonesia sebagai nation state, merupakan refleksi
politik
umat
Islam
yang
tak
J.N.D Anderson, Hukum Islam di Dunia Modern, alih bahasa Macnun Husein, Surabaya: Amarpress, 1991, hal.17-18. 4 Joseph Schacht, An Introduction to Islamic Law, London: Oxfrod at the Clerendon Press, 1971, hal. 1 3
Edi Rosman
maka
5
. Roscoe pond
pembuat politisi
masyarakat,
dan
termasuk
tool
itu
dominan
menjaga
Dalam makalah singkat ini, ada dua masalah mengapa pentingnya pendekatan legislasi dalam melihat Hukum Islam di Indonesia? Dan bagaimana sejarah legislasi hukum Islam di Indonesia?.
PEMBAHASAN Pentingnya
Pendekatan
Legislasi
(Legispridence) Lihat Peter Noll,”Gesetsgebungslehre”, Rohwohlt, Reinbek,1973, hal.314 5
29
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Untuk melihat bagaimana perkembangan hukum Islam di Indonesia, sepertinya perspektif dominan yang digunakan adalah judicial process,yaitu bagaimana kreativitas hakim dipengadilan, khususnya di Pengadilan Agama. Demikian juga halnya tidak kalah pentingnya dialektika pemikiran para ulama tentang hukum Islam itu sendiri di Indonesia yang ikut mewarnai perspektif tersebut. Dominasi judicial prosess dan intelektual proses para ulama dalam perkembangan Hukum Islam di Indonesia belum berimplikasi besar dalam penerapan hukum Islam dalam kehidupan bernegara. Masih terbatasnya aspek hukum Islam yang dapat diterapkan dalam kehidupan bernegara. Keterbatasan di atas, bermuara dari sejak rule creation, yaitu bagaimana hukum Islam itu dibentuk. Oleh sebab itu, diperlukan upaya mengembangkan atau setidaknya memberikan gambaran lain, perspektif teoritik dalam legislasi. Dalam kerangka teori legislasi bahwa norma hukum dapat dihasilkan secara baik melalui perenungan ide dan etik oleh para legislator. Artinya ada atau tidaknya hukum Islam sebagai sumber hukum nasional tergantung kepada minset para legislator. Sudah saatnya dilakukan dilakukan pembaharuan rule creation hukum Islam, dari ijtihad istimbathi bergeser kepada ijtihad tatbhiqi. Sekarang eranya Negara modern, nation state, keberadaan Legislator di parlemen semakin penting artinya.Menormakan hukum Islam yang berbentuk fiqih dan syari’ah merupakan tugas dari legislator itu sendiri. Keniscayaan ini merupakan peluang untuk melakukan upaya islamisasi hukum nasional dan sekaligus nasionalisasi hukum islam itu sendiri. Peluang ini dapat dilihat dari gambar berikut ini:
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
Hukum Islam akan menjadi bagian dari hukum nasional, jika melalui proses diatas, yaitu yang bersumber dari pada wahyu (Alqur’an dan As-sunnah), kemudian dilakukan ijtihad oleh para fuqaha sebagai proses intelektual, ditindak lanjuti dengan penerapan fiqih di Pengadilan Agama sebagai proses yudicial, yang pada akhirnya juga pada kenyataannya juga melalui penetapan dalam bentuk undang-undang sebagai proses legislasi. Ketika fiqih atau syari’ah sudah dinormakan dalam bentuk undang-undang maka aturan tersebut akan lebih maslahah secara praktis. diantara maslahahnya ialah sebagai berikut: 1. Dapat mereduksi keragaman mazhab fiqih dan terbentuknya unifikasi hukum islam di Indonesia. 2. Memiliki kepastian hukum 3. Pemberlakuannya dapat dipaksakan. 4. Dapat
di
arahkan
untuk
terciptanya
perubahan sosial masyarakat yang lebih terarah. Sejarah
Legislasi
Hukum
Islam
di
Indonesia. Hukum Islam Pada Masa Kerajaan Islam di Nusantara. Hukum Islam di Indonesia sebenarnya telah lama hidup di antara masyarakat Islam itu sendiri, hal ini tentunya berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan
Edi Rosman
30
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
agama Islam. Jika dilihat sebelum Islam masuk, masyarakat Indonesia telah membudaya kepercayaan animisme dan dinamisme. Kemudian lahirlah kerajaankerajaan yang masing-masing dibangun atas dasar agama yang dianut mereka, misalkan Hindu, Budha dan disusul dengan kerajaan Islam yang didukung para wali pembawa dan penyiar agama Islam. Akar sejarah hukum Islam di kawasan nusantara menurut sebagian ahli sejarah telah dimulai pada abad pertama hijriah, atau sekitar abad ketujuh dan kedelapan Masehi. Sebagai gerbang masuk ke dalam kawasan nusantara, di kawasan utara pulau Sumatra lah yang dijadikan sebagai titik awal gerakan dakwah para pendatang muslim. Dan secara perlahan gerakan dakwah itu kemudian membentuk masyarakat Islam pertama di Peureulak, Aceh Timur. Berkembanganya komunitas muslim di wilayah itu kemudian diikuti dengan berdirirnya kerajaan Islam pertama sekitar abad ketiga belas yang dikenal dengan Samudera Pasai, terletak di wilayah aceh utara.6 Dengan berdirinya kerajaan Pasai itu, maka pengaruh Islam semakin menyebar dengan berdirirnya kerajaan lainnya seperti kesultanan Malaka yang tidak jauh dari Aceh. Selain itu ada beberapa yang ada di jawa antara lain kesulatanan demak, mataram, dan cirebon. Kemudian di daerah sulawesi dan maluku yang ada kerajaan gowa dan kesultanan ternate serta tidore.7 Hukum islam pada masa ini merupakan sebuah fase penting dalam Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam dala
6
m Konstitusikonstitusi Indonesia dan Peranannya dalam Pembinaan Huk um Nasional, (Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, 2005), hal. 61 7 http://www.ajiersa.com/2015/11/sejarah-danperkembangan-islam-di.html doakses pada tanggal 19 mei 2016.
Edi Rosman
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
sejarah hukum islam di Indonesia. Dengan adanya kerajaan-kerajaan islam menggantikan kerajaan Hindu-Budha berarti untuk pertama kalinya hukum islam telah ada di Indonesia sebagai hukum positif. Hal ini terbukti dengan fakta-fakta dengan adanya literatur-literatur fiqih yang ditulis oleh para ulama’ nusantara pada abad 16 dan 17 an.8 Zaman para penguasa ketika itu memposisikan hukum islam sebagi hukum Negara. Hukum Islam di berlakukan oleh rajaraja di Indonesia dengan cara mengangkat ulama-ulama untuk menyelesaikan sengketa. Bentuk peradilannya berbedabeda tergantung dengan bentuk peradilan adat. Karena palaksanaan peradilan yang bercorak Islam dilakukan dengan cara mencampurkan (mengawinkan) dengan bentuk peradilan Adat di Indonesia pada kerajaan-kerajaan di jawa pada pelaksanaannya ahli hokum Islam memliki tempat yang terhomat yang kemudian di kenal dengan sebutan penghulu di mana tugasnya disamping sebagai ulama juga menyelesaikan perkara-perkara perdata, perkawinan, dan kekeluargaan, proses penyelesaian (peradilan) di selesaikan di manjid. Secara yuridis raja-raja di Indonesia memberlakukan hukum Islam akan tetapi tidak dalam konteks peraturan atau perundang-undangan kerajaan. Hukum islam di berlakukan dalam kontek ijtihad ulama, permasalahan-permaslahan yang terjadi terkadang tidak bias di selesaikan oleh perundanga-undangan kerajaan maka terkadang di tanyakan kepada Ulama. Saat itulah ulama melakukan ijtihad atau menyandarkan pendapatnya kepada kitabkitab fiqh. Dengan pola ini mazhab imam 4 syafii’I, Hanafi, Maliki, dan Hambali berkembang di Indonesia hingga saat ini. Sistem hokum islam terus berjalan 8
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
61-62.
31
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
bersamaan dengan system hokum adat di Indonesia hingga masuknya kolonialisasi yang dilakukan oleh Negara-negar barat di Indonesia. Semula pedagang dari Portugis, Kemudian Spayol, di susul oleh Belanda, dan Inggris. Pada masa Kerajaan/kesultanan Islam di Nusantarahukum Islam dipraktekkan oleh masyarakat dalam bentuk yang hampir bisa dikatakan sempurna (syumul), mencakup masalah mu’amalah, ahwal alsyakhsiyyah (perkawinan, perceraian dan warisan), peradilan, dan tentu saja dalam masalah ibadah. Hukum Islam juga menjadi sistem hukum mandiri yang digunakan di kerajaan-kerajaan Islam nusantara. Tidaklah berlebihan jika dikatakan pada masa jauh sebelum penjajahan belanda, hukum islam menjadi hukum yang positif di nusantara. Islam menjadi pilihan bagi masyarakat karena
secara
teologis
ajarannya
memberikan keyajinan dan kedamaian bagi penganutnya. Masyarakat pada periode ini dengan
rela
mengikuti berbagai
dan
patuh,
ajaran-ajaran dimensi
tunduk islam
kehidupan.
dan
dalam Namun
keadaan itu kemudian menjadi terganggu dengan datangnya kolonialisme barat yang membawa misi tertentu, mulai dari misi dagang,
politik
bahkan
sampai
misi
kristenis.9 Karakteristik
keberlakukan
hukum
Islam pada era zaman kerajaan tersebut, antara lain : 1.
Agama
Islam
dijadikan
agama negara sejak rajanya masuk maupun didirikannya kerajaan tersebut bersendikan Islam.
Hukum Islam diberlakukan secara positif sebagai hukum kerajaan, sekali pun pada beberapa Kerajaan dan Kesultanan Nusantara ada yang melaksanakan dengan tidak ketat.A.C. Milner mengatakan bahwa Kerajaan Aceh dan Kesultanan Banten yang melaksanakannya secara ketat, baik dalam masalah perdata dan pidana.
10
Kerajaan
Mataram Islam di Jawa dipandang paling longgar dalam melaksanakan hukum Islam, khususnya dalam masalah hukum pidana dan hukum yang berkenaan dengan raja yang
masih
mengikuti
Islam.Namun
dalam
tradisi
masalah
prahukum
keluarga, seperti nikah, talak, dan rujuk dilaksanakan secara merata di seluruh kerajaan
dan
kesultanan
Islam
di
Nusantara.Perbedaan pelaksanaan hukum Islam pada kerajaan dan kesultanan Islam di Nusantara hanya terlihat dalam konteks pelaksanaan hukum pidana.Pada kerajaan atau kesultanan tertentu, hukum-hukum pidana ada yang masih mengikuti hukum adat atau hukum adat dipadukan dengan hukum Islam, terutama kasus-kasus yang tidak secara jelas diatur oleh hukum Islam.11 Telah dibentuk lembaga peradilan Islam yang menjalankan hukum Islam, baik perdata maupun pidana, misalnya, Wizar Al-hukkām yang dipimpin oleh Wazir alHukkām di Kerajaan Perlak, Mahkamah Agama
yang
Kerajaan
dipimpin
Samudra
Mahkamah
yang
Pasai,
oleh
Qadi
Balai
dipimpin
di
Majlis
oleh
Sri
Panglima Wazir Mizan serta Balai Kadhi Malikul
Adil
pada
Kesultanan
Aceh
A.C. Milner, “Islam dan Negara Muslim,” dalam Azyumardi Azra (ed.), Perspektif Islam Asia Tenggara (Cet. I; Jakarta: Yayasan Obor, 1989), h. 149. 11Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Ed. I; Cet. I; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), h. 135-136. 10
9
http://mohamsholihulwafi.blogspot.co.id/2013/01/Perk embangan-hukum-islam-Indonesia-versimakalah.html diakses pada tanggal 19 mei 2016
Edi Rosman
32
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Darussalam,
12
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
Pengadilan Pradata yang
berubah menjadi Pengadilan Surambi di
menerapkan hukum Islam pada bidang perdata saja.14
Kerajaan Mataram Islam, dan sebagainya. 2.
Telah dilakukan kodifikasi
hukum Islam yang diundang-undangkan
Hukum
Islam
Pada Masa Penjajahan
Belanda. Cikal bakal penjajahan Belanda terhadap
oleh negara. Kesultanan Malaka memiliki kodifikasi hukum Risalah Hukum Kanun
kawasan
yang disusun pada masa pemerintahan
kehadiran Organisasi Perdagangan Dagang
Sultan Muzaffar Syah (1446-1456) yang
Belanda di Hindia Timur, atau yang lebih
memuat
dikenal
tentang
banyak
hal
untuk
nusantara
dengan
dimulai
VOC.
dengan
Sebagai
sebuah
mengatur kehidupan masyarakat. Risalah
organisasi dagang, VOC dapat dikatakan
Hukum Kanun dari Kesultanan Malaka ini
memiliki
diduga secara luas diduga diterapkan oleh
fungsinya.Hal ini sangat dimungkinkan
berbagai kerajaan dan kesultanan Islam
sebab
Melayu
memang
karena
beberapa
salinannya
peran
yang
Pemerintah
melebihi
Kerajaan
menjadikan
VOC
Belanda sebagai
ditemukan di Riau, Pahang, Pontianak, dan
perpanjangtangannya di kawasan Hindia
Brunai;
Darussalam
Timur.Karena itu disamping menjalankan
memiliki kodifikasi hukum Islam yang
fungsi perdagangan, VOC juga mewakili
dinamakan Kitab Adat Mahkota Alam yang
Kerajaan
diduga disusun pada masa Sultan Iskandar
fungsi-fungsi
Muda (1607-1636); Kerajaan Mataram Islam
dengan menggunakan hukum Belanda yang
memiliki Hukum Kisas yang disusun pada
mereka bawa.
Kesultanan
Aceh
Dalam
masa Sultan Agung; Kesultanan Cirebon memiliki
undang-undang
yang
disebut
Belanda
hukum
dalam
menjalankan
pemerintahan.Tentu
kenyataannya, Belanda
itu
saja
penggunaan menemukan
pepakem; sedangkan Kesultanan Banten
kesulitan.Ini disebabkan karena penduduk
sebagaimana laporan seorang pengamat
pribumi berat menerima hukum-hukum
Belanda memiliki kitab hukum Islam sendiri
yang asing bagi mereka. Akibatnya, VOC
yang diundangkan oleh Kesultanan Banten
pun
yang tidak diketahui nama kitab tersebut.13
untuk menjalankan apa yang selama ini
Adapun pada masa ini hukum Islam memiliki eksistensi dalam masa kerajaan ini.Ditandai dengan beberapa karakteristik diatas, dan tidak memiliki problem yang berarti di beberapa wilayah seperti di Aceh pada kerajaan Samudera Pasai yang menjadikan hukum Islam sebagai hukum Negara baik perkara pidana maupun perdata.Namun dibeberapa kerajaan hanya
telah mereka jalankan.15
penduduk
pribumi
Kaitannya dengan hukum Islam, dapat dicatat
beberapa
“kompromi”
yang
dilakukan oleh pihak VOC, yaitu: 1.Dalam Statuta Batavia yag ditetapkan pada tahun 1642 oleh VOC, dinyatakan bahwa hukum kewarisan Islam berlaku bagi para 2.
A. Rani Usman, Sejarah Peradaban Aceh: Suatu Analisis Interaksionis, Integrasi dan Konflik (Ed. I; Cet. I; Jakarta: Yayasan Obor, 2003), h. 58. 13Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban…….hal 137.
membebaskan
pemeluk Adanya
upaya
agama
Islam.
kompilasi
hukum
12
Edi Rosman
Musyrifah Sunanto, Sejarah ……hal. 135-136 15 Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal. 63-64. 14
33
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
kekeluargaan Islam yang telah berlaku di 1. Bila
ingin
disimpulkan,
maka
upaya
tengah masyarakat. Upaya ini diselesaikan
pembatasan keberlakuan hukum Islam oleh
pada tahun 1760.Kompilasi ini kemudian
Pemerintah
dikenal dengan Compendium Freijer.
kronologis
3. Adanya upaya kompilasi serupa di
Hindia
Belanda
adalah
secara
sebagai
berikut:
Pada pertengahan abad 19, Pemerintah
berbagai wilayah lain, seperti di Semarang,
Hindia
Belanda
melaksanakan
Politik
Cirebon, Gowa dan Bone.
Hukum yang Sadar; yaitu kebijakan yang
Di Semarang, misalnya, hasil kompilasi
secara sadar ingin menata kembali dan
itu dikenal dengan nama Kitab Hukum
mengubah kehidupan hukum di Indonesia
Mogharraer (dari al-Muharrar). Namun
dengan hukum Belanda.18
kompilasi yang satu ini memiliki kelebihan 2. Atas dasar nota disampaikan oleh Mr. dibanding Compendium Freijer, dimana ia
Scholten van Oud Haarlem, Pemerintah
juga memuat kaidah-kaidah hukum pidana
Belanda
Islam.
undang-undang agama, lembaga-lembaga
16
Pengakuan terhadap hukum Islam ini
dan
menginstruksikan
kebiasaan
penggunaan
pribumi
persengketaan
peralihan kekuasaan dari Kerajaan Inggris
mereka, selama tidak bertentangan dengan
kepada Kerajaan Belanda kembali. Setelah
asas kepatutan dan keadilan yang diakui
Thomas Stanford Raffles menjabat sebagai
umum.
gubernur selama 5 tahun (1811-1816) dan
menempatkan hukum Islam di bawah
Belanda
subordinasi dari hukum Belanda.19
memegang
kekuasaan
Klausa
terjadi
terakhir
di
hal
terus berlangsung bahkan hingga menjelang
kembali
yang
dalam
ini
antara
kemudian
terhadap wilayah Hindia Belanda, semakin 3. Atas dasar teori resepsi yang dikeluarkan nampak bahwa pihak Belanda berusaha
oleh Snouck Hurgronje, Pemerintah Hindia
keras
Belanda
mencengkramkan
kuku-kuku
pada
tahun
1922
kemudian
kekuasaannya di wilayah ini. Namun upaya
membentuk komisi untuk meninjau ulang
itu
adanya
wewenang pengadilan agama di Jawa
perbedaan agama antara sang penjajah
dalam memeriksa kasus-kasus kewarisan
dengan rakyat jajahannya, khususnya umat
(dengan alasan, ia belum diterima oleh
Islam yang mengenal konsep dar al-Islam
hukum adat setempat). 20
menemui
dan
dar
kesulitan
al-harb.
akibat
Itulah
sebabnya, 4. Pada tahun 1925, dilakukan perubahan
Pemerintah Belanda mengupayakan ragam
terhadap
cara untuk menyelesaikan masalah itu.
Staatsregeling (yang isinya sama dengan
Diantaranya
Pasal 78 Regerringsreglement), yang intinya
dengan
(1)
menyebarkan
Pasal
perdata
134
ayat
sesama
2
Indische
agama Kristen kepada rakyat pribumi, dan
perkara
muslim
akan
(2) membatasi keberlakuan hukum Islam
diselesaikan dengan hakim agama Islam jika
hanya pada aspek-aspek batiniah (spiritual)
hal itu telah diterima oleh hukum adat dan
saja.
17 18
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
19
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
20
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
68. 16
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
64-66.
68-70. 17
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
67-68.
Edi Rosman
70.
34
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
tidak
ditentukan
lain
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
oleh
sesuatu
ordonasi.
tentu saja berimplikasi pada tetapnya posisi keberlakuan hukum Islam sebagaimana
21
Problema hukum Islam pada masa penjajahan
belanda
terjadinya
beberapa
ini
dengan
pelemahan
dalam
Pendudukan
dimasyarakat.Bahkan
dengan
umat
hukum
adalah:
dan
menyebabkn
hukum
adat
perpecahan
yang
masa
demikian, Jepang
Pemerintah
tetap
melakukan
berbagai kebijakan untuk menarik simpati
teori-teori tersebut terjadi perpecahan antara Islam
di
pendudukan Belanda.22 Meskipun
efek
teori-teori
terakhirnya
yang
memberikan penerapan
adalah
kondisi
dalam 1. Janji
Islam
di
Panglima
Indonesia. Militer
Diantaranya
Jepang
untuk
masyarakat. Hal ini menandakan kurangnya
melindungi dan memajukan Islam sebagai
pemahaman masyarakat terhadap hukum
agama mayoritas penduduk pulau Jawa.
Islam secara memyeluruh sehingga mudah 2. Mendirikan dipecah
dengan
dikemukakan
oleh
Shumubu
Islam
pada
Urusan
teori-teori
yang
Agama Islam) yang dipimpin oleh bangsa
belanda
yang
Indonesia sendiri.
menyebabkan terhentinya proses legislasi 3. Mengizinkan hukum
(Kantor
menjelang
akhir
berdirinya
ormas
Islam,
seperti Muhammadiyah dan NU.
pemerintahan belanda. Maka solusi yang 4. Menyetujui
berdirinya
Majelis
Syura
diperlukan adalah pentingnya pemahaman
Muslimin Indonesia (Masyumi) pada bulan
Islam secara mendalam dan menyeluruh
oktober 1943.
dari
setiap
Indonesia
individu
pada
masyarakat 5. Menyetujui berdirinya Hizbullah sebagai
khususnya masyarakat
Islam
untuk menguatkan eksistensi hukum Islam
pasukan
cadangan
yang
mendampingi
berdirinya PETA.
yang pada akhirnya akan memunculkan 6. Berupaya memenuhi desakan para tokoh penerapan-penerapan hukum Islam.
Islam untuk mengembalikan kewenangan Pengadilan
2.3 Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang.
Agama
dengan
meminta
seorang ahli hukum adat, Soepomo, pada bulan Januari 1944 untuk menyampaikan
Setelah Jendral Ter Poorten menyatakan
laporan tentang hal itu. Namun upaya ini
menyerah tanpa syarat kepada panglima
kemudian “dimentahkan” oleh Soepomo
militer Jepang untuk kawasan Selatan pada
dengan
tanggal 8 Maret 1942, segera Pemerintah
menundanya hingga Indonesia merdeka.
Jepang
mengeluarkan
alasan
kompleksitas
dan
berbagai
Dengan demikian, nyaris tidak ada
peraturan.Salah satu diantaranya adalah
perubahan berarti bagi posisi hukum Islam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1942,
selama masa pendudukan Jepang di Tanah
yang menegaskan bahwa Pemerintah Jepag
air.Namun
meneruskan
pendudukan Jepang lebih baik daripada
sebelumnya
segala dipegang
kekuasaan oleh
yang
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
72.
Edi Rosman
juga,
masa
Gubernur
Jendral Hindia Belanda. Ketetapan baru ini 21
bagaimanapun
22
https://balianzahab.wordpress.com/makalahhukum/hukum-islam/perkembangan-hukum-islam/ diakses pada tanggal 19 mei 2016
35
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
Belanda dari sisi adanya pengalaman baru
kepada
bagi para pemimpin Islam dalam mengatur
Indonesia. Dalam hal ini, nampaknya Jepang
masalah-masalah
Abikusno
lebih mempercayai kelompok nasionalis
Tjokrosujoso menyatakan bahwa, Kebijakan
untuk memimpin Indonesia masa depan.
pemerintah Belanda telah memperlemah
Maka tidak mengherankan jika beberapa
posisi Islam.Islam tidak memiliki para
badan dan komite negara, seperti Dewan
pegawai di bidang agama yang terlatih di
Penasehat
masjid-masjid atau pengadilan-pengadilan
(Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) kemudian
Islam.
Belanda
kebijakan
diserahkan kepada kubu nasionalis. Hingga
politik
yang
posisi
Mei 1945, komite yang terdiri dari 62 orang
datang,
ini, paling hanya 11 diantaranya yang
Islam.Ketika
keagamaan.
menjalankan memperlemah
pasukan
Jepang
para
tokoh-tokoh
(Sanyo
Kaigi)
nasionalis
dan
BPUPKI
mereka menyadari bahwa Islam adalah
mewakili kelompok Islam.
suatu kekuatan di Indonesia yang dapat
itulah, Ramly Hutabarat menyatakan bahwa
dimanfaatkan.
BPUPKI “bukanlah badan yang dibentuk
23
Pemerintahan jepang yang menjajah tidak
begitu
lama
sehingga
24
Atas dasar
atas dasar pemilihan yang demokratis,
tidak
meskipun Soekarno dan Mohammad Hatta
memberikan efek yang terlalu signifikan
berusaha agar aggota badan ini cukup
dalam pelemahan hukum Islam, bahkan
representatif mewakili berbagai golonga
pada masa jepang ini mulai munculnya
dalam masyarakat Indonesia”.
ormas-ormas bernuansa Islam walaupun pada
hakikatnya
bertujuan
untuk
Perdebatan panjang tentang dasar negara di BPUPKI kemudian berakhir
dimanfaatkan kemudinnya, tapi tetap saja
dengan
lahirnya
ini
dengan
Piagam
merupakan
dampak
positif
dari
penjajahan masa jepang.
kompromi
2.4 Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945). Meskipun memberikan
Pendudukan
banyak
Jepang
pengalaman
baru
paling
apa
yang
Jakarta. penting
disebut Kalimat Piagam
Jakarta terutama ada pada kalimat “Negara berdasar atas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
meluknya”.
Menurut
kepada
para
pemuka Islam Indonesia,
Muhammad
namun
pada
akhirnya, seiring dengan
menjadikan Indonesia merdeka bukan
semakin lemahnya langkah strategis Jepang
sebagai negara sekuler dan bukan pula
memenangkan
negara Islam.25
perang
–yang
kemudian
membuat mereka membuka lebar jalan untuk
kemerdekaan
Indonesia-,
Jepang
mulai mengubah arah kebijakannya. Mereka mulai “melirik” dan memberi dukungan
Dengan
Yamin
rumusan
kalimat
semacam
ini
ini
sesungguhnya lahir sebuah implikasi yang
mengharuskan
adanya
Bahtiar Effendy, Islam dan Negara; Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia, Jakarta: Paramadina,1998). Hal 84. 25 Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal. 89-90. 24
23
https://saripedia.wordpress.com/tag/hukum-islampada-masa-penjajahan-belanda/ diakses pada tanggal 19 mei 2016.
Edi Rosman
36
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
pembentukan
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
undang-undang
untuk
melaksanakan Syariat Islam bagi para pemeluknya.
Tetapi
politik pengepungan kepada cita-cita umat Islam.
rumusan
Solusi nya menurut pemakalah
kompromis Piagam Jakarta itu akhirnya
adalah Islam khususnya hukum Islam
gagal ditetapkan saat akan disahkan
menuntut adanya pihak yang sangat
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh
berwenang
PPKI. Ada banyak kabut berkenaan
mana pihak tersebut juga benar-benar
dengan penyebab hal itu. Tapi semua
bertujuan untuk mengeakkan hukum
versi mengarah kepada Mohammad
Islam secara menyeluruh.
dalam
legislasinya
yang
Hatta yang menyampaikan keberatan 2.5 golongan Kristen di Indonesia Timur.
Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan
Hatta
Periode Revolusi Hingga Keluarnya Dekrit
mengatakan
ia
mendapat
informasi tersebut dari seorang opsir angkatan laut Jepang pada sore hari taggal 17 Agustus 1945. Namun Letkol Shegeta Nishijima satu-satunya opsir AL Jepang yang ditemui Hatta pada saat
Presiden 5 Juli 1950. Selama hampir lima tahun setelah proklamasi
kemerdekaan,
Indonesia
memasuki masa-masa revolusi (1945-1950). Menyusul kekalahan Jepang oleh tentaratentara sekutu, Belanda ingin
kembali
itu- menyangkal hal tersebut.Ia bahkan
menduduki kepulauan Nusantara. Dari
menyebutkan justru Latuharhary yang
beberapa pertempuran, Belanda berhasil
menyampaikan
itu.
menguasai beberapa wilayah Indonesia,
perlu
dimana ia kemudian mendirikan negara-
dipertanyakan mengingat Latuharhary –
negara kecil yang dimaksudkan untuk
bersama
mengepung Republik Indonesia. Berbagai
Keseriusan
keberatan
tuntutan
dengan
itu
lalu
Maramis,
seorang
tokoh Kristen dari Indonesia Timur
perundingan
lainnya-
dilakukan, hingga akhirnya tidak lama
telah
menyetujui
rumusan
kompromi itu saat sidang BPUPKI.26 Pada akhirnya, permasalahan yang diterima
Islam
hukum
islamdi
khususnya periode
ini,
legislasi status
setelah
dan
Linggarjati,
perjanjian
kemudian
lahirlah
apa
yang
disebut dengan Konstitusi Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember 1949. Dengan
berlakunya
maka
hukum Islam tetaplah samar-samar. Isa
berlaku
sebagai
Ashary mengatakan, Kejadian mencolok
Indonesia –yang merupakan satu dari 16
mata sejarah ini dirasakan oleh umat
bagian negara Republik Indonesia Serikat-.
Islam sebagai suatu ‘permainan sulap’
Konstitusi RIS sendiri jika ditelaah, sangat
yang masih diliputi kabut rahasia suatu
sulit untuk dikatakan sebagai konstitusi menampung
1945
RIS
tersebut,
yang
UUD
Konstitusi
dinyatakan
konstitusi
aspirasi
Republik
hukum
Islam.Mukaddimah Konstitusi ini misalnya, 26
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
92-93
Edi Rosman
samasekali tidak menegaskan posisi hukum Islam sebagaimana rancangan UUD’45 yang 37
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
disepakati
oleh
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
BPUPKI.Demikian
pula
1950. Peluang inipun sempat dimanfaatkan
dengan batang tubuhnya, yang bahkan
oleh
dipengaruhi
mengajukan
oleh
faham
liberal
yang
wakil-wakil
umat
rancangan
Islam
saat
undang-undang
berkembang di Amerika dan Eropa Barat,
tentang Perkawinan Umat Islam pada tahun
serta rumusan Deklarasi HAM versi PBB.27
1954.Meskipun upaya ini kemudian gagal
Namun saat negara bagian RIS pada
akibat “hadangan” kaum nasionalis yang
awal tahun 1950 hanya tersisa tiga negara
juga
saja RI, negara Sumatera Timur, dan negara
undang Perkawinan Nasional. Dan setelah
Indonesia Timur, salah seorang tokoh umat
itu, semua tokoh politik kemudian nyaris
Islam, Muhammad Natsir, mengajukan apa
tidak lagi memikirkan pembuatan materi
yang kemudian dikenal sebagai “Mosi
undang-undang baru, karena konsentrasi
Integral
untuk
mereka tertuju pada bagaimana mengganti
melebur ketiga negara bagian tersebut.
UUD Sementara 1950 itu dengan undang-
Akhirnya, pada tanggal 19 Mei 1950,
undang yang bersifat tetap.28
Natsir”
sebagai
upaya
semuanya sepakat membentuk kembali Negara
Kesatuan
Republik
mengajukan
rancangan
undang-
Perjuangan mengganti UUD Sementara
Indonesia
itu kemudian diwujudkan dalam Pemilihan
berdasarkan Proklamasi 1945. Dan dengan
Umum untuk memilih dan membentuk
demikian, Konstitusi RIS dinyatakan tidak
Majlis
berlaku,
UUD
1955.Majlis yang terdiri dari 514 orang itu
1950.
kemudian dilantik oleh Presiden Soekarno
Akan tetapi, jika dikaitkan dengan hukum
pada 10 November 1956.Namun delapan
Islam, perubahan ini tidaklah membawa
bulan sebelum batas akhir masa kerjanya,
dampak
Majlis
digantikan
dengan
Sementara
yang
signifikan.
Sebab
Konstituante
ini
pada
dibubarkan
akhir
melalui
tahun
Dekrit
ketidakjelasan posisinya masih ditemukan,
Presiden yang dikeluarkan pada tanggal 5
baik dalam Mukaddimah maupun batang
Juli 1959. Hal penting terkait dengan hukum
tubuh UUD Sementara 1950, kecuali pada
Islam dalam peristiwa Dekrit ini adalah
pasal 34 yang rumusannya sama dengan
konsiderannya yang menyatakan bahwa
pasal
“Negara
“Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni menjiwai
berdasar Ketuhanan yang Maha Esa” dan
UUD 1945” dan merupakan “suatu kesatuan
jaminan negara terhadap kebebasan setiap
dengan konstitusi tersebut”. Hal ini tentu
penduduk menjalankan agamanya masing-
saja mengangkat dan memperjelas posisi
masing.
hukum Islam dalam UUD, bahkan
29
UUD
Juga
1945,
pada
bahwa
pasal
43
yang
–
menunjukkan keterlibatan negara dalam
menurut Anwar Harjono- lebih dari sekedar
urusan-urusan keagamaan. “Kelebihan” lain
sebuah
dari UUD Sementara 1950 ini adalah
bagaiamana dalam tataran aplikasi?Lagi-
terbukanya peluang untuk merumuskan
lagi faktor-faktor politik adalah penentu
hukum Islam dalam wujud peraturan dan
utama
“dokumen
dalam
hal
historis”.
29
Namun
ini.Pengejawantahan
undang-undang. Peluang ini ditemukan dalam ketentuan pasal 102 UUD sementara
28
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
29
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
115. 27
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
103.
Edi Rosman
131-133.
38
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
kesimpulan akademis ini hanya sekedar
kenyataan-kenyataan umum yang hidup di
menjadi wacana jika tidak didukung oleh
Indonesia.30
daya
tawar
politik
yang
kuat
dan
meyakinkan.
Meskipun hukum Islam adalah salah satu kenyataan umum yang selama ini
Hal lain yang patut dicatat di sini adalah
hidup di Indonesia, dan atas dasar itu Tap
terjadinya beberapa pemberontakan yang
MPRS tersebut membuka peluang untuk
diantaranya “bernuansakan” Islam dalam
memposisikan hukum Islam sebagaimana
fase ini. Yang paling fenomenal adalah
mestinya, namun lagi-lagi ketidakjelasan
gerakan
oleh
batasan “perhatian” itu membuat hal ini
Kartosuwirjo dari Jawa Barat.Kartosuwirjo
semakin kabur. Dan peran hukum Islam di
sesungguhnya
era inipun kembali tidak mendapatkan
DI/TII
yang telah
dipelopori
memproklamirkan
negara Islam-nya pada tanggal 14 Agustus
tempat
yang
1945, atau dua hari sebelum proklamasi
Menyusul gagalnya kudeta PKI pada 1965
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus
dan
1945.
pemimpin Islam Indonesia yang sempat
berkuasanya
semestinya.
Orde
Baru,
banyak
menaruh harapan besar dalam upaya politik Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde
mereka mendudukkan Islam sebagaimana
Baru.
mestinya dalam tatanan politik maupun
Mungkin
tidak
jika
hukum di Indonesia. Apalagi kemudian
dikatakan bahwa Orde Lama adalah eranya
Orde Baru membebaskan bekas tokoh-tokoh
kaum nasionalis dan komunis. Sementara
Masyumi yang sebelumnya dipenjara oleh
kaum muslim di era ini perlu sedikit
Soekarno.Namun segera saja, Orde ini
merunduk dalam memperjuangkan cita-
menegaskan perannya sebagai pembela
citanya. Salah satu partai yang mewakili
Pancasila dan UUD 1945. Bahkan di awal
aspirasi umat Islam kala itu, Masyumi harus
1967, Soeharto menegaskan bahwa militer
dibubarkan pada tanggal 15 Agustus 1960
tidak akan menyetujui upaya rehabilitasi
oleh
kembali partai Masyumi.31
Soekarno,
terlalu
dengan
keliru
alasan
tokoh-
tokohnya terlibat pemberontakan (PRRI di
Meskipun kedudukan hukum Islam
Sumatera Barat). Sementara NU –yang
sebagai salah satu sumber hukum nasional
kemudian menerima Manipol Usdek-nya
tidak begitu tegas di masa awal Orde ini,
Soekarno- bersama dengan PKI dan PNI
namun
kemudian
DPR
mempertegasnya tetap terus dilakukan. Hal
Gotong Royong yang berjiwa Nasakom.
ini ditunjukkan oleh K.H. Mohammad
Berdasarkan itu, terbentuklah MPRS yang
Dahlan,
kemudian menghasilkan 2 ketetapan; salah
kalangan NU, yang mencoba mengajukan
satunya adalah tentang upaya unifikasi
Rancangan
hukum
Umat Islam dengan dukunagn kuat fraksi-
menyusun
yang
harus
komposisi
memperhatikan
30
upaya-upaya
seorang
menteri
untuk
agama
Undang-undang
dari
Perkawinan
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
140-141 Bahtiar Effendy, Transformasi…… hal. 111-112. 31
Edi Rosman
39
Islam
dan
Negara;
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
fraksi Islam di DPR-GR. Meskipun gagal,
Ketika masa reformasi menggantikan
upaya ini kemudian dilanjutkan dengan
orde
mengajukan rancangan hukum formil yang
mempositifkan hukum islam sangat kuat.
mengatur lembaga peradilan di Indonesia
Perkembangan hukum islam pada masa ini
pada tahun 1970. Upaya ini kemudian
mengalami kemajuan. Secara riil hukum
membuahkan hasil dengan lahirnya UU
islam
No.14/1970,
kehidupan
yang
mengakui
Pengadilan
baru
(tahun
mulai
1998),
keinginan
teraktualisasikan
sosial.
Wilayah
dalam
cakupannya
Agama sebagai salah satu badan peradilan
menjadi sangat luas, tidak hanya dalam
yang
Mahkamah
masalah hukum privat atau perdata tetapi
Agung.Dengan UU ini, dengan sendirinya –
masuk dalam ranah hukum publik.Hal ini
menurut Hazairin- hukum Islam telah
dipengaruhi
berlaku secara langsung sebagai hukum
undang tentang Otonomi Daerah.Undang-
yang berdiri sendiri.
undang otonomi daerah di Indonesia pada
berinduk
pada
Penegasan terhadap berlakunya hukum
oleh
pemerintah
1989
diamandemen
ditetapkan.Hal
peradilan
yang
kemudian
UU
No.31/2004
melalui
tentang otonomi daerah.Menurut ketentuan
untuk
Undang-undang ini, setiap daerah memiliki
mengompilasikan hukum Islam di bidang-
kewenangan untuk mengatur wilayahnya
bidang tertentu.Dan upaya ini membuahkan
sendiri termasuk dalam bidang hukum.
hasil
kemudian
daerah,
disusul
dengan
ini
agama
undang-
mulanya adalah UU No.22/1999 tentang
Islam semakin jelas ketika UU no. 14 Tahun tentang
munculnya
usaha-usaha
saat
pada
intensif
1988,
Akibatnya bagi perkembangan hukum
Soeharto sebagai presiden menerima hasil
islam adalah banyak daerah menerapkan
kompilasi
hukum
itu,
bulan dan
penyebarluasannya
Februari
menginstruksikan kepada
Menteri
Agama.
Secara
garis
besar,
pemberlakuan hukum islam di berbagai wilayah Indonesia dapat dibedakan dalam
32
Menurut
islam.
penulis
yang
dua kelompok, yaitu penegakan sepenuhnya
dihadapi hukum Islam pada fase ini adalah
dan penegakan sebagian. Penegakan hukum
kekalahan dalam faktor politik, yang mana
islam sepenuhnya dapat dilihat dari provinsi
politik-politik yang muncul pada era ini
Nangroe
tidak
mengusung
mengusung
problema
Aceh
Darussalam.
Penegakan
Islam
melainkan
model ini bersifat menyeluruh karena bukan
nasionalisme
sehingga
hanya menetapkan materi hukumnya, tetapi
mengesampingkan
legislasi
menyeluruh.Olehkarena
itu
Islam
yang
juga
menstruktur
solusi
yang
hukumnya.
Daerah
lembaga lain
yang
penegak sedang
diharapkan muncul adalah adanya politik
mempersiapkan adalah Sulawesi selatan
yang berupaya memprioritaskan penegakan
(Makassar) yang sudah membentuk Komite
hukum Islam yang menyeluruh.
Persiapan Penegak Syari’at Islam (KPPSI), dan kabupaten Garut yang membentuk
Hukum Islam PadaMasa Reformasi (1998 -
Lembaga
sekarang).
Penerapan Syari’at Islam (LP3SyI).
32
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum ……hal.
149-157
Edi Rosman
Pengkajian,
Penegakan,
dan
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam merupakan 40
daerah
terdepan
dalam
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
pelaksanaan hukum islam di Indonesia.
peredaran dan penjualan minuman keras,
Dasar hukumnya adalah UU No.44 tahun
pelarangan pelacuran, dan sebagainya.33
1999
Provinsi
Problem yang dihadapi oleh hukum
Nangroe Aceh Darussalam. Keistimewaan
Islam adalah kurangnya pro pemerintah
tersebut meliputi empat hal, diantaranya
atau bentuk sokongan pemerintah terhadap
ialah:
peraturan-peraturan yang di upayakan oleh
a.
tentang
Penerapan
Keistimewaan
syari’at
islam
diseluruh
aspek kehidupan beragama. b.
Penggunaan
kurikulum
berdasarkan
syari’at
pusat berupaya untuk menghapus perda pendidikan
Islam
tanpa
mengabaikan kurikulum umum. c.
Pemasukan unsur adat dalam sistem Pengakuan
peran
syari’ah tersebut karena dianggap menjadi pemicu terjedinya perpecahan dimasyarakat tanpa mengetahui problem yang terjadi
pemerintah desa, dan d.
pemerintah daerah, bahkan pemerintah
dimasyarakat
secara
seutuhnya.Hal
ini
membuat sorotan publik menjadi miring ulama
dalam
penetapan kebijakan daerah.
terhadap
legislasi
hukum
Islam
di
Indonesia. Solusi yang pemakalah berikan adalah
Tindak lanjut dari Undang-undang di
upaya dari pemerintah untuk menyokong
atas adalah ditetapkannya UU No.18 tahun
kepala daerah dalam menetapka perda-
2001 tentang Otonomi Khusus Nangroe
perda syariah,. Yang perda-perda syariah
Aceh Darussalam.
tersebut
Fenomena pelaksanaan hukum islam juga
merambah
Indonesia,
daerah-daerah
meskipun
di
masyarakat beragama
untuk
Indonesia Islam
yang
menjadi
menjadikan khususnya masyarakat
berbeda
muslim yang kokoh agamanya. Dengan
dengan Aceh. Berdasarkan prinsip otonomi
kokohnya agama masyarakat muslim di
daerah,
Indonesia merupakan sesuatu kekuatan
maka
polanya
lain
bertujuan
munculah
perda-perda
bernuansa syari’at Islam di wilayah tingkat I
tersendiri bagi pemerintah itu sendiri.
maupun tingkat II. Daerah-daerah tersebut
Berbicara tentang sejarah dan dinamika
antara lain: provinsi Sumatera barat, kota
hukum Islam di Indonesia tidak bisa
Solok, Padang pariaman, Bengkulu, Riau,
dilepaskan dari wacana pergumulan soial-
Pangkal
Pinang,
Banten,
Tanggerang,
politik
Cianjur,
Gresik,
Jember,
Banjarmasin,
indonesiasejak era prakemerdekaan hingga
Gorontalo, Bulukumba, dan masih banyak
era kemerdekaan. Oleh karena itu akan
lagi.
dijelaskan toeri-toeri yang berlaku dalam Materi perda syaria’at Islam tidak
bersifat
menyeluruh,
tetapi
hanya
dan
perkembangan
budaya
Islam
yang
di
ada
di
Indonesia
Sekurang-kurangnya, ada lima teori tentang
menyangkut masalah-masalah luar saja. Jika dikelompokkan berdasarkan aturan yang tercantum dalam perda-perda syari’at, maka isinya
mencakup
masalah:
kesusilaan,
pengelolaan Zakat, Infaq dan Sadaqah, Penggunaan busana muslimah, pelarangan Edi Rosman
http://mohamsholihulwafi.blogspot.co.id/20 13/01/Perkembangan-hukum-islam-Indonesia-versimakalah.html daikses pada tanggal 19 mei 2016. 33
41
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
berlakunya hukum Islam di Indonesia, yaitu : 34
1. Teori Kredo atau Syahadat35
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
Syafi’i menyatakan bahwa seorang muslim selamanya terikat untuk melaksanakan hukum Islam di mana pun ia berada, baik di wilayah hukum di mana hukum Islam diberlakukan, maupun di wilayah hukum di mana hukum Islam tidak diberlakukan. Sebagaimana diketahui bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia adalah penganut madzhab Syafi’i sehingga berlakunya teori syahadat ini tidak dapat disangsikan lagi. Teori Kredo atau Syahadat ini berlaku di Indonesia sejak kedatangannya hingga kemudian lahir Teori Receptio in Complexu di zaman Belanda.
Teori kredo atau syahadat ialah teori yang mengharuskan pelaksanaan hukum Islam oleh mereka yang telah mengucapkan dua kalimah syahadat sebagai konsekuensi logis dari pengucapan kredonya. Teori ini sesungguhnya kelanjutan dari prinsip tauhid dalam filsafat hukum Islam. Prinsip tauhid yang menghendaki setiap orang yang menyatakan dirinya beriman kepada ke-Maha Esaan Allah swt., maka ia harus tunduk kepada apa yang diperintahkan Allah swt. Dalam hal ini taat 36 kepada perintah Allah swt. dan sekaligus 2. Teori Receptio in Complexu Teori receptio in Complexu menyatakan taat kepada Rasulullah saw. dan sunnahnya. Teori Kredo ini sama dengan teori bahwa bagi orang Islam berlaku penuh otoritas hukum yang dijelaskan oleh H.A.R. hukum Islam sebab ia telah memeluk agama Gibb (The Modern Trends in Islam, The Islam walaupun dalam pelaksanaannya University of Chicago Press, Chicago, terdapat penyimpangan-penyimpangan. Illionis, 1950). Gibb menyatakan bahwa Teori ini berlaku di Indonesia ketika teori ini orang Islam yang telah menerima Islam diperkenalkan oleh Prof. Mr. Lodewijk sebagai agamanya berarti ia telah menerima Willem Christian van den Berg. Teori otoritas hukum Islam atas dirinya. Teori Gibb ini sama dengan apa yang Receptio in Complexu ini telah telah diungkapkan oleh imam madzhab diberlakukan di zaman VOC sebagaimana seperti Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah terbukti dengan dibuatnya pelbagai ketika mereka menjelaskan teori mereka kimpulan hukum untuk pedoman pejabat tentang Politik Hukum Internasional Islam dalam menyeleaikan urusan-urusan hukum (Fiqh Siyasah Dauliyyah) dan Hukum rakyat pribumi yang tinggal di dalam Pidana Islam (Fiqh Jinayah). Mereka wilayah kekuasaan VOC yang kemudian mengenal teori teritorialitas dan non teritorialitas. Teori teritorialitas dari Imam dikenal senagai Nederlandsch Indie. Abu Hanifah menyatakan bahwa seorang muslim terikat untuk melaksanakan hukum 3. Teori Receptie37 Islam sepanjang ia berada di wilayah Teori Receptie menyatakan bahwa bagi hukum di mana hukum Islam diberlakukan. rakyat pribumi pada dasarnya berlaku Sementara teori non teritorialitas dari Imam hukum adat. Hukum Islam berlaku bagi http://mastermasday.blogspot.co.id/2011/05/teori-tentangberlakunya-hukum-islam-di.html diakses pada tanggal 19 mei 2016 35 Imam Syaukani, Rekonstruksi Epistimologi Hukum Islam Indonesia Dan Relevansinya Bagi Pembangunan Hukum Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal 67. 34
Edi Rosman
rakyat pribumi kalau norma hukum Islam itu telah diterima oleh masyarakat sebagai Imam Epistimologi……hal. 70. 37 Imam Epistimologi……hal. 75. 36
42
Syaukani,
Rekonstruksi
Syaukani,
Rekonstruksi
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
hukum adat. Teori Receptie dikemukakan
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
oleh Prof. Christian Snouck Hurgronye dan
untuk memeluk agamanya masing-masing
kemudian
dan untuk beribadat menurut agamanya
dikembangkan
Vollenhoven
dan
oleh
van
Ter Haar. Teori
ini
dan
kepercayaannya
itu.”
dijadikan alat oleh Snouck Hurgronye agar
Demikiandinyatakan dalam pasal 29 (1) dan
orang-orang pribumi jangan sampai kuat
(2).
memegang ajaran Islam dan hukum Islam. Jika mereka berpegang terhadap ajaran 5. Teori Receptie A Contrario39 dan hukum Islam, dikhawatirkan mereka akan
sulit
menerima dan
Teori Receptie Exit yang diperkenalkan
dipengaruhi
oleh Hazairin dikembangkan oleh Sayuti
dengan mudah oleh budaya barat. Ia pun
Thalib, S.H. dengan memperkenalkan Teori
khawatir hembusan Pan Islamisme yang
Receptie A Contrario.Teori Receptie A
ditiupkan
Contrario yang secara harfiah berarti lawan
oleh
Jamaluddin
Al-Afgani
berpengaruh di Indonesia.
dari Teori Receptie menyatakan bahwa
Teori Receptie ini amat berpengaruh bagi
hukum adat berlaku bagi orang Islam kalau
perkembangan hukum Islam di Indonesia
hukum adat itu tidak bertentangan dengan
serta berkaitan erat dengan pemenggalan
agama Islam dan hukum Islam.Dengan
wilayah Indonesia ke dalam sembilan belas
demikian,
wilayah hukum adat.Teori Receptie berlaku
Contrario, hukum adat itu baru berlaku
hingga
kalau tidak bertentangan dengan hukum
tiba
di
zaman
kemerdekaan
Indonesia.
dalam
Teori
Receptie
A
Islam. Kalau Teori Receptie mendahulukan
4. Teori Receptie Exit38
berlakunya hukum adat daripada hukum
Teori Receptie Exit diperkenalkan oleh
Islam, maka Teori Receptie A Contrario
Prof. Dr. Hazairin, S.H. Menurutnya setelah
sebaliknya. Dalam Teori Receptie, hukum
Indonesia
Islam
merdeka,
tepatnya
setelah
tidak
dapat
diberlakukan
jika
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan
bertentangan dengan hukum adat. Teori
Undang-Undang
dijadikan
Receptie
Republik
berlakunya hukum Islam daripada hukum
Indonesia, semua peraturan perundang-
adat, karena hukum adat baru dapat
undangan
dilaksanakan
Dasar
Undang-Undang Hindia
1945
Negara Belanda
yang
berdasarkan teori receptie bertentangan
A
Contrario
jika
mendahulukan
tidak
bertentangan
dengan hukum Islam.
dengan jiwa UUD ’45. Dengan demikian, teori receptie itu harus exit alias keluar dari tata hukum Indonesia merdeka.
KESIMPULAN
Teori Receptie bertentangan dengan al-
Untuk
pengembangan
dan
Qur’an dan Sunnah. Secara tegas UUD ’45
pembaharuan Hukum Islam di Indonesia
menyatakan bahwa “Negara berdasar atas
ada beberapa proses. Proses tersebut tetap
Ketuhanan Yang Maha Esa” dan “Negara Imam Epistimologi……hal. 79. 38
Edi Rosman
Syaukani,
Rekonstruksi
Imam Epistimologi……hal. 84. 39
43
Syaukani,
Rekonstruksi
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
menjadikan wahyu sebagai rujukan awal
DAFTAR PUSTAKA
yang membutuhkan ijtihad sebagai proses
Azra, Azyumardi (ed.). 1989. Perspektif Islam Asia Tenggara. Cet. I. Jakarta: Yayasan Obor. Effendy, Bahtiar. 1998. Islam dan Negara; Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia, Jakarta: Paramadina. Hutabarat,Ramly .2005. Kedudukan Hukum Isl am dalam Konstitusi-konstitusi IndonesiadanPeranannya dalam Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Universitas Indonesia. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Ed. I; Cet. I; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), h. 135136. Syaukani, Imam. 2006 Rekonstruksi Epistimologi Hukum Islam Indonesia Dan Relevansinya Bagi Pembangunan Hukum Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Usman, A. Rani. 2003. Sejarah Peradaban Aceh: Suatu Analisis Interaksionis, Integrasi dan Konflik. Ed. I. Cet. I. Jakarta: Yayasan Obor. https://balianzahab.wordpress.com/makalah -hukum/hukum-islam/perkembanganhukum-islam/ diakses pada tanggal 19 mei 2016 https://saripedia.wordpress.com/tag/hukum -islam-pada-masa-penjajahan-belanda/ diakses pada tanggal 19 mei 2016. http://mastermasday.blogspot.co.id/2011/05/teoritentang-berlakunya-hukum-islamdi.html diakses pada tanggal 19 mei 2016 http://mohamsholihulwafi.blogspot.co.id/20 13/01/Perkembangan-hukum-islamIndonesia-versi-makalah.html diakses pada tanggal 19 mei 2016 http://mohamsholihulwafi.blogspot.co.id/20 13/01/Perkembangan-hukum-islam-
inteletual para ulama yang melahirkan fiqih. Fiqih akan dapat dijadikan sebagai hukum Islam di Indonesia tidak hanya dengan proses yudisial yang selama ini berlaku di Pengadilan Agama, akan tetapi akan lebih maslahah jika hukum Islam yang berupa fiqih dan syari’ah tersebut diundangkan dalam
bentuk
undang-undang.
mengundangkannya
perlu
Untuk
melakukan
proses legislasi di DPR. Konfigurasi historis hukum Islam di Indonesia macam
dipengaruhi faktor,
oleh
seperti
bermacam-
penguasa
dan
masyarakat pada era itu sendiri. Pada masa kerajaan Islam, hukum Islam diterapkan dalam
berbagai
hubungan
hal
tata
negara
bermasyarakat.Pada
dan masa
penjajahan hukum Islam berlaku lebih dikhususkan untuk orang Islam saja, dan seiring
perkembangan
Belanda
bahkan
berusaha menghapus sedikit demi sedikit hukum
Islam.Pada
masa
setelah
kemerdekaan (orde lama, orde baru dan reformasi) Hukum Islam mulai diterapkan kembali,
meskipun
langsung.Pemerintah
secara dalam
tidak membuat
kebijakan dan peraturan tidak boleh yang bertentangan dengan syariat Islam.Hal ini juga dipengaruhi bahwa keadaan bangsa Indonesia
yang
87%
penduduknya
beragama Islam. Meskipun begitu tetap dengan
mayoritasnya
umat
Islam
di
Indonesia tetapi tidak memiliki kekuasaan untuk
mengubah
landasan
Negara
berdasarkan Islam secara keseluruhan
Edi Rosman
44
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vo 1, No 1, Januari-Juni 2016
Indonesia-versi-makalah.html daikses pada tanggal 19 mei 2016. http://www.ajiersa.com/2015/11/sejarahdan-perkembangan-islam-di.html
diakses
pada tanggal 19 mei 2016.
Edi Rosman
45
Legislasi Hukum Islam di Indonesia .......