PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIAGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Yuhernis *), Rena Lestari, M. Pd 1), Enny Apniyanti, S. Pd 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Kenguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian ABSTRACT The purpose of this research was to determine whether or not the effect of discovery learning model with picture media on learning outcomes of biology grade X SMK 1 Rambah acadimic year 2015/2016. This research is quasi-experimental. The sample in this study were students of grade X MP ( mechanization of agriculture) and grade X TPHP (agro-processing technique). The results showed that the material of mushroomin biology using discovery learning model with picture media was better than learning without using discovery learning model picture media assisted learning. It can be see from the average value of the experimental class has an average value of 80, while the average value of the control class was 67.14. it can be concluded that there was the influence of discovery learning model with picture media on learning outcomes biology grade X SMK 1 Rambah in academic 2015/2016. Keywords: discovery learning, picture media, learning outcomes, biology. PENDAHULUAN Pembelajaran biologi
Menurut Suprijono (2014: 70) model Discovery mata
learning adalah model yang dapat membantu
pelajaran yang sangat penting dalam menunjang
siswa menghubungkan pengalaman yang telah
pembangunan
pendidikan.maka
dimiliki dengan pengalaman baru yang dihadapi
pemerintah melalui sekolah melakukan upaya
sehingga siswa menemukan prinsip-prinsip baru.
guna meningkatkan kualitas pendidikan yaitu
Siswa
dengan perbaikan sistem pengajaran melalui
pekerjaannya
penyempurnaan kurikulum, melakukan kegiatan
jawaban atas masalah yang mereka hadapi.
dibidang
merupakan
pelatihan dan keterampilan bagi guru. Di dalam proses
pembelajaran
terutama
dalam
dimotivasi sampai
untuk mereka
menyelesaikan menemukan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
biologi
SMK
Negeri
1
Rambah
pembelajaran biologi siswa dituntut untuk bisa
yangdilakukan pada tanggal 03Agustus 2015,
berfikir
karna
maka ditemukan beberapa masalah; (1)Proses
pembelajaran biologi tidak hanya dipelajari
pembelajaran biologi di kelas masih terpusat
dengan materi namun juga disertai
pada guru (teacher center). Gurumenjadi satu-
yang
tinggi,
dan
aktif,
praktek,
dengan model Discovery Learning disertai
satunya
media gambar maka akan sangat membantu
kegiatan pembelajaran dikelas sehingga dalam
siswa dalam pemecahan masalah dalam belajar.
proses pembelajaran siswa menjadi kurang aktif
pusat
pembelajaran
dalam
setiap
karenakurangnya interaksi antara siswa dengan
terlebih
dalam
pembelajaran
dengan
guru dan antar siswa itusendiri dan siswa
menggunakan model ini siswa mengetahui
cenderung hanya menerima apa yang dijelaskan
manfaat dari apa yang mereka pelajari sehingga
oleh guru; (2)Masih banyaknya siswa yang tidak
siswa akan merasa bahwa pembelajaran ini
mengerjakan tugas, dan siswa mengerjakanPR
bermakna
di sekolah serta menyalin punya teman; (3)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
Kemampuan bertanya siswa yangmasih kurang;
tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan
(4)Motivasi dan minat belajar siswa masih
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
rendah; (5) Serta aktifitas belajar siswa kurang
Learning terhadap Hasil Belajar Siswa kelas X
maksimal. Hal tersebut terlihat pada nilai
SMK Negeri 1 Rambah pada materi jamur tahun
ulangan harian dan nilai ujian
semester
pelajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan
sebelumnya masih banyak yang belum mencapai
ntuk mengetahui ada atau tidak pengaruh
ketuntasan, mengakibatkan hasil belajar biologi
modeldiscoverylearning disertai media gambar
kelas X menunjukkan hasil yang kurang
terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi
memuaskan yaitu rata-rata hanya 30-40% yang
jamur di Kelas X SMK Negeri 1 Rambah tahun
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
pembelajaran 2015/2016.
dari jumlah 69 siswa dengan standar KKM 70.
METODE PENELITIAN
Penelitian
sebelumnya
yang
telah
dilakukan Suprihatin, Isnaeni, dan Christijanti (2014: 30-38) dengan judul aktifitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem percernaan dengan penerapan model discovery learning. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model Discovery
Learning
pada
materi
sistem
pencernaan dapat berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 3 Pekalongan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Discovery Learning menjadikan siswa berada pada lingkungan belajar yang menyenangkan tanpa tekanan, sehingga mereka menikmati proses pembelajaran itu dengan antusias. Saat siswa belajar dengan perasaan senang, mereka dapat belajar dengan lebih baik,
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi
eksperimen
yaitu
penelitian
yang
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan pada subjek didik yaitu siswa.Metode penelitian eksperimen merupakanpenelitian
yang
paling
produktif
karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan
dengan
hubungan
sebab
akibat
(Sukardi, 2003: 179). Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Rambah
kelas X Mekanisasi
Pertanian dan kelas X Teknik Pengolahan Hasil Pertanian
semester
satu
tahun
2015/2016 bulan januari selesai.
pelajaran
Populasi dan Sampel Penelitian
Teknik Pengolahan Hasil Pertanian dengan
Populasi
jumlah siswa 69 orang.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Mekanisasi Pertanian dan kelas X Tabel 1. Sampel Penelitian
Sumber :Sukardi (2003 : 185)
No
Kelas
Jumlah Siswa
Keterangan :
1
X- MP
34 Orang
O1: Pretest
2
X- TPHP
35 Orang
O2: Posttest
Total
69 Orang
X1: Perlakuan model Discovery Learning
Sumber : TU SMK Negeri 1 Rambah tahun 2015
MP : Kelas Mekanisasi Pertanian
MP
TPHP: Kelas Teknik Pengolahan Hasil Pertanian
= Mekanisasi Pertanian
TPHP =Teknik Pengolahan Hasil Pertanian Prosedur Penelitian
Sampel Tehnik penelitian ini
pengambilan
sampel
pada
adalah: Mengunakan
tehnik
a. Memberikan post – test pada siswa
sampling jenuh yaitu siswa kelas X Mekanisasi
Kelas X MP
Pertanian dan siswa kelas X Teknik Pengolahan
X
Hasil Pertanian dengan jumlah siswa 69 orang
TPHP
Perlakuan Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X1 O2 Kontrol
O1
_
O2
yang di pilih secara langsung karena dikelas X
untuk mengetahui hasil belajar setelah
yang belajar mata pelajaran Biologi hanya
menggunakan pembelajaran Discovery
jurusan Mekanisasi Per+tanian (MP) dan jurusan
Learning
Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP).
b. Analisis data hasil penelitian.
Variabel Penelitian
c. Membuat hasil penelitian.
Variabel bebas
:
Model Discovery
d. Menarik
kesimpulan
dari
hasil
penelitian.
learning. Variabel terikat : Hasil belajar siswa yang
Tehnik Pengumpulan Data
setelah
Penelitian ini hanya mengunakan 1 jenis
proses pembelajaran.
intrumen pengumpulan data yaitu berupa tes, tes
diperoleh
ini bersifat konseptual yang dibuat dalam bentuk
Metode dan Rancangan Penelitian digunakan
tes obyektif berjumlah 30 butir soal pilihan
berbentuk (Non Randomized Pre-test Post-test
ganda dengan jumlah pilihan (option) sebanyak
Control Group Design).Desain penelitian secara
lima a,b,c,d dan e. Setiap soal dibuat untuk
umum dapat dilihat pada tabel 2.
menguji penguasaan siswa terhadap
Tabel 2. Desain Penelitian
jamur. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada
Desain
penelitian
yang
materi
saat tes awal untuk melihat kemampuan awal
penggunaan model pembelajaran Discovery
siswa, dan pada saat tes akhir dengan tujuan
Learning.
untuk mengukur
hasil belajar siswa dengan
Tabel 3. Kisi-kisi test soal pada materi jamur di kelas X MP dan X TPHP di SMK N 1 Rambah Tahun Pelajaran 2014/2015. Taksonomi Kognitif Bloom Materi Pokok
Jamur
Indikator
C2
C3
C4
C5
C6
25%
25%
15%
15%
10%
10%
20
1 17,31
15 -
-
-
-
-
3
20
2 24 -
16 26 10 27
-
-
-
-
6
30
3 5 7 8
4 18 22 34
28 -
30 -
29 -
11
30
20 23 25 35 11
9,19 21 11
6 32,3 3 13 14 3
11 12 3
1
1
10
Menjelaskan Ciri ciri umum jamur Menjelaskan bagaimana cara reproduksi jamur
Mendeskripsikan klasifikasi jamur
Menjelaskan pranan jamur dalam kehidupan Total
Jumlah Soal
C1
(%)
100
30
Sumber :Arikunto (2013 : 113) Keterangan : C1 = Pengetahuan/ ingatan C2 = Pemahaman
Uji Coba Instrumen Tes Tes yang akan digunakan terlebih dahulu
C3 = Aplikasi/ Penerapan
diuji coba untuk menentukan tingkat validitas,
C4 = Analisis
reliabilitas,
C5 = Sintesis
pembeda.
C6 = Kreasi
Uji Validitas Tes
tingkat
Validitas
kesukaran
adalah
dan
daya
suatu ukuran
yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau
kesahihan suatu intrumen. Sebuah tes dikatakan
seluruh
valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
menggunakan jawaban benar salah.Bila benar
hendak diukur, validitas ini bukan ditekankan
bernilai 1 dan jika salah bernilai 0.
pada tes itu sendiri tetapi pada hasil pengetesan
tes
r11 =
atau skornya (Arikunto, 2013: 80). Sebuah soal
digunakan
𝑋2−
𝑋 )2 𝑁
(
𝑁
seluruh item
untuk
n
= Banyaknya item
menghitung koefisien korelasi adalah rumus
p
=
korelasi product moment pearson adalah seperti
q rxy =
𝑁
𝑋𝑌−(
𝑋2− (
𝑋 )(
𝑋 )2 𝑁
𝑌) 𝑌2− (
Proporsi
subjek
yang
menjawab item dengan benar
berikut, 𝑁
yang
r11 = Koefisien reliabilitas internal
terhadap seluruh soal yang ada. Salah satu dapat
pertanyaan
𝑠 2 − 𝑝𝑞 𝑠2
dengan harga S =
soal tersebut memiliki dukungan yang besar
yang
𝑛 𝑛−1
item
2
akan memiliki validitas yang tinggi jika skor
persamaan
untuk
=
Propors
isubjek
yang
menjawab item dengan salah
𝑌 )2
pq = Jumlah hasil perkalian antara
Keterangan :
p dan q
rxy = Koefisien korelasi antara Variabel
s2 = Standart deviasi dari test
x dan Variabel y
N = Banyaknya subjek pengikut
X = Skor butir soal test
Y = Skor total butir soal
Untuk menentukan harga reliabilitas dari
N = Jumlah sampel
soal maka harga tersebut dikonfirmasikan Uji Reliabilitas Tes Untuk mencari reliabilitas tes digunakan rumus K-R.20 (Arikunto, 2013: 115).Rumus ini
ketabel harga akritik r table product moment dengan ɑ = 0.05 maka harga thitung>rtabel maka soal dinyatakan reliabel.
berguna untuk mengetahui reliabilitas dari Tabel 4. Kriteria Uji Reliabilitas Interval
Klasifikasi
0,80 <1,00
sangattinggi
0,60 < 0,79
tinggi
0,40 <0,59
cukup
0,20 <0,39
rendah
0,0 < 0,19 Sumber :Arikunto (2013 : 115)
sangatrendah
𝐵
P = 𝐽𝑆 Keterangan :
Tingkat Kesukaran
P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta test
Menurut Arikunto (2013 : 223) untuk menentukan tingkat kesukaran masing-masing
Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada table 5.
item dapat digunakan rumus yaitu : Tabel 5. Kriteria Tingkat Kesukaran Interval 0,00 – 0.30
Tingkat Kesukaran Soalsukar
0,31 – 0,70
Soalsedang
0,71 – 1,00
Soalmudah
Sumber :Arikunto (2013 :223) JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran) PB= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 9. Kriteria Daya Pembeda Instrumen
Daya Pembeda Menurut Arikunto (2012: 136) untuk mengetahui besar kecilnya angka Indeks diskriminasi item dapat dipergunakan rumus:
D
B A BB PA PB JA JB
Keterangan: J = jumlah peserta tes JA= banyaknya peserta kelompok atas Interval Koefisien D = 0,00 - 0,20 D = 0,21 - 0,40 D = 0,41 - 0,70 D = 0,71 - 1,00
Kriteria Jelek (poor) Cukup(satistifactory) Baik (good) Baik sekali (excellent)
Teknik Analisis Data
𝑋=
Sebelum uji persyaratan data, dilakukan perhitungan
untuk
mencari
rata-rata
dan
𝑓𝑥𝑖 𝑛
2. Untuk menghitung standart deviasi digunakan rumus :
simpangan baku. 1. Untuk mencari rata-rata digunakan rumus :
𝑛
S= Uji Normalitas
𝑓𝑥 𝑖2 − ( 𝑛 ( 𝑛−1 )
𝑓𝑥𝑖 )2
Uji normalitas bertujuan untuk melihat
thitung =
apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak, dengan hipotesis:
𝑋1 −𝑋2 𝑆𝑔𝑎𝑏
𝑛1 + 𝑛2 𝑛 1𝑛 2
: 𝑠𝑔𝑎𝑏 =
Dengan
H0 : data berdistribusi normal
(𝑛 1 −1)𝑆12 +(𝑛 2 −1)𝑆22 𝑛 1 + 𝑛 2 −2
(Sundayana , 2010: 147)
H1: data tidak berdistribusi normal
Keterangan:
Uji Homogenitas Melakukan Uji Homogenitas Variansi
𝑋 : Rata-rata sampel
yang digunakan untuk mengetahui apakah
n : Jumlah siswa
variansi-variansi dari sejumlah populasi sama
S : Simpangan baku gabungan
atau tidak. Dengan hipotesis sebagai berikut :
2. Jika data berdistribusi normal dan variansi
H0 : 𝜎12 = 𝜎22 (kedua varians
tidak homogen, uji yang digunakan uji 𝑡 ‘
homogen)
dengan rumus sebagai berikut: ꞌ 𝑡𝑖𝑡 =
HI : 𝜎12 ≠𝜎22 (kedua varians tidak homogen 𝑆2 2
Dengan kriteria pengujian pada taraf nyata (α = 0,05) yaitu Fhitung≥ Ftabel (0,05; n1 - 1; n2 - 1) maka tolak H0. Uji Hipotesis Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar Biologi siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan maka
maka selanjutnya menggunakan uji statistik non parametrik. Langkah-langkah uji mannWhitney (Sundayana, 2010: 151) adalah sebagai berikut: a. Skor pada kedua kelompok sampel harus diurutkan dalam peringkat, bila dari
b. Menggabungkan skor kedua kelompok
H1 :𝜇1 ≠ 𝜇2
sampel adalah
rata-rata
dari
populasi dari hasil belajar Biologi kelas eksperimen dan kelas kontrol. data
kelas tersebut tidak berdistribusi normal,
sampel kedua ada n2 skor.
H0 :𝜇1 = 𝜇2
1. Jika
3. Jika ternyata salah satu atau kedua data
sampel pertama ada n1 skor dan dari
dilakukan uji satu pihak dengan hipotesis:
dan𝜇2
(Sundayana, 2010:
2 𝑠2 1 + 𝑠2 𝑛1 𝑛2
148)
Fhitung = 𝑆12
𝜇1
𝑥1− 𝑥2
berdistribusi
normal
dengan
variansi yang homogen, uji yang digunakan
dan
mengurutkan
sesuai
peringkatnya. c. Memberi indeks pada skor pada masingmasing skor kelompok sampel. d. Nilai untuk sampel 1 dinyatakan sebagai berikut:
uji t dengan rumus sebagai berikut: U1 = n1 . n2 +
𝑛 1 (𝑛 1 + 1) 2
R1
Nilai untuk sampel 2 U2 = n1 . n2 +
Data Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan
𝑛 2 (𝑛 2 + 1) 2
R2 (Sundayana,
Kelas Kontrol
2010: 151)
Berdasarkan
hasil
nilai
pre-test
kelas
Keterangan:
eksperimendan
kelas
kontrol
sebelum
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
pembelajaran
materi
jamur
dengan
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran Discovery
U1= jumlah peringkat kelas eksperimen
Learning berbantuan media gambar, diperoleh
U2= jumlah peringkat kelas kontrol
nilai untuk kelas eksperimen memiliki nilai
R1= jumlah rangking pada sampel n1
tertinggi yaitu 90 dan nilai terendah 40 dengan
R2= jumlah rangking pada sampel n2
nilai rata-rata 69,65 dengan Standar Deviasi
Harga
Uhitung
yang
lebih
kecil
15,86. Sedangkan untuk kelas kontrolmemiliki
kemudian dibandingkan pada tabel dengan
nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40 dengan
signifikansi U=0,05. Jika nilai Uhitung≤ nilai
nilai rata-rata 64,65
Utabel, maka H0 diterima.
13,64. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
HASIL
dengan Standar Deviasi
Tabel 11 dan 12 di bawah ini.
Tabel 11. Distribusi frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
Nilai 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 715
Frekuensi 2 1 2 2 1 2 5 5 3 2 4 29
Fekuensi Relatif (%) 6,89 3,44 6,86 6,86 3,44 6,86 17,24 17,24 10,34 6,86 13,79 99,79
Tabel 12.Distribusi Frekuensi Nilai Pre-test Kelas Kontrol. Nomor 1 2 3 4 5 6 7
Nilai 40 45 50 55 60 65 70
Frekuensi 3 2 4 1 3 2 4
Frekuensi Relatif( (%) 10,34 6,89 13,79 3,44 10,34 6,89 13,79
8 9 10 11 Jumlah
75 80 85 90 715
3 2 3 2 29
10,34 6,89 10,34 6,89 99,64
Data Nilai Pos-test Kelas Eksperimen dan
nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah 50
Kelas Kontrol
dengan nilai rata-rata 64,65 dengan Standar
Berdasarkan eksperimendan
hasil
nilai
post-test
kelas
Deviasi
13,70.
Sedangkan
untuk
kelas
kelas
kontrol,
setelah
kontrolmemiliki nilai tertinggi 90 dan nilai
materi
jamur
dengan
terendah 40 dengan nilai rata-rata 69,65 dengan
menggunakan model pembelajaran
Discovery
standar deviasi 13,64 Hasil perhitungan lihat
pembelajaran
Learning dengan berbantuan media gambar,
pada Tabel 13 dan 14 dibawah ini.
diperoleh nilai untuk kelas eksperimenmemiliki Tabel 13.Distribusi Frekuensi Nilai pos-test Kelas Eksperimen. Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
Nilai 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 740
Frekuensi 1 1 1 2 3 5 4 3 3 3 4 30
Frekuensi Relatif(%) 3,33 3,33 3,33 6,66 10 16,66 13,33 10 10 10 13,33 99,97
Tabel 14.Distribusi Frekuensi Nilai Pos-test Kelas Kontrol. Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
Nilai 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 715
Frekuensi 1 1 2 4 3 3 3 4 3 2 2 28
Frekuensi Relatif(%) 3,57 3,57 7,14 14,28 10,71 10,71 10,71 14,28 10,71 7,14 7,14 99,96
Analisis data pengujian hipotesis
ditolak (Ho) =Lhitung >Ltabel dan diterima (Ha)
Uji Normalitas
=Lhitung < Ltabel dengan taraf nyata α = 0,05. N =
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak.Berdasarkan perhitungan hasil nilai sebelumnya
29 dengan Ltabel= 0,1634 dan N = 29 dengan Ltabel= 0,1634.
pre-test dan post-test
Hasil uji normalitas nilai pre-test dan
dari kelas kontrol dan kelas
post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
eksperimen maka diperoleh nilai dari masing-
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
masing kelas. Dengan kriteria pengujian adalah
Tabel. 15. Daftar uji Normalitas Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. No Kelas Lhitung Ltabel Kriteria 1
Eksperimen
0,087
0,1634
Normal
2
Kontrol
0,133
0,1634
Normal
Tabel 16.Daftar Uji normalitas Nilai Post-test Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol. No Kelas Lhitung Ltabel Kriteria 1
Eksperimen
0,085
0,161
Normal
2
Kontrol
0,099
0,161
Normal
varians.
Uji Homogenitas Data Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas bersifat homogen.
Dikatakan homogen apabila Fhitung <
Ftabel.Data perhitungan varians nilai pre-test dan post-test dapat dilihat pada Tabel berikut.
Pengujian homogen dilakukan dengan cara uji Tabel 17.Uji Homogenitas Nilai pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Sumber Variasi
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Jumlah Nilai
2020
1875
n (jumlah siswa)
29
29
X (nilai rata-rata)
69,65
64,65
(S ) Varians
251,66
224,88
(S) Standar Deviasi
14,99
15,86
2
Untuk α = 5% dengan dk pembilang N1-1 =29-
dapat disimpulkan data pada nilai awal (pre-test)
1= 28 dan dk penyebut =N2- 1= 29 -1= 28
antara kelompok eksperimen dan kelompok
diperoleh Ftabel 1,88. Karena Fhitung< Ftabel maka
kontrol
adalah homogen atau
mempunyai
varians-varians.
Tabel 18.Uji Homogenitas Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sumber Variasi
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Jumlah Nilai
2410
1880
N (jumlah siswa)
30
28
𝑋 (nilai rata-rata)
80,33
67,14
(S2) Varians
187,82
185,98
(S) Standar Deviasi
13,70
13,64 pengajuan hipotesis kemampuan akhir adalah
Untuk α = 5% dengan dk pembilang N11 = 30- 1= 29 dan dk penyebut = N2– 1= 28- 1 =
sebagai berikut Ho : µ1 ≤ µ2
27 diperoleh Ftabel=1,89. Karena Fhitung
mempunyai
adalah
homogen
varians-varians.Perhitungan
pembelajaran
atau
gambar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
terperinci pada lampiran 27.
kelas
Pengujian Hipotesis Ha : µ1 ≠ µ2
kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis.
Artinya
gambar
media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas
berpengaruh
kelas X SMK Negeri 1
Rambah setelah siswa diberi perlakuan. Untuk
Rambah.
perbedaan
perlakuan maka digunakan rumus t-test dalam
Berdasarkan t-test diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut. Varians
Discovery
terhadap hasil belajar siswa
X MP (Mekanisasi pertanian) SMK Negeri 1
Rata-rata
pembelajaran
Learning berbantuan media
model pembelajaran discovery learning disertai
tidaknya
:
pembelajaran
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
siswa
1
dengan menggunakan model
hipotesis adalah nilai post-test. Hal ini dilakukan
Jumlah
Negeri
Biologi materi pokok Jamur
Data atau nilai yang digunakan untuk menguji
Kelas
SMK
Rambah.
Setelah dilakukan uji prasyarat pengujian,
terjadi
Discovery
Learning berbantuan media
uji
homogenitas nilai post-test dapat dilihat secara
mengetahui
pembelajaran
dengan menggunakan model
(post-test) antara kelompok eksperimen dan kontrol
Artinya
Biologi materi pokok Jamur
maka dapat disimpulkan data pada nilai akhir
kelompok
:
thitung
ttabel
Eksperimen 30
80,33
187,82
Kontrol
67,14
185,98
28
3,67
2,021
Berdasarkan tabel hasil perhitungan di
kontrol dan kelas eksperimen adalah model
atas menunjukkan bahwa hasil penelitian yang
pembelajaran yang digunakan peneliti dalam
diperoleh berdasarkan kemampuan akhir kelas
pembelajaran.Dalam
eksperimen
eksperimen
yang
menerapkan
model
hal
peneliti
ini
pada
menggunakan
kelas model
pembelajaran Discovery Learning berbantuan
pembelajaran discovery learning yang disertai
media
bantuan media gambar untuk menciptakan
gambar
diperoleh
rata-rata
80,33
sedangkan untuk kelompok kontrol dengan
pemahaman
metode ceramah diperoleh rata-rata 67,14.
disajikan. Pada saat penelitian peneliti hanya
Dengan dk = 30 + 28 – 2 = 56 dan taraf nyata
bertindak
5% maka diperoleh rata-rata ttabel = 2,021. Dari
memecahkan
hasil perhitungan t-test maka diperoleh thitung =
pembelajaran
3,67karena thitung
pembelajaran discovery learning disertai media
ditolak dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
gambar.
yang signifikan. Perhitungan selengkapnya dapat
siswa
terhadap
mengarahkan masalah dengan
materi
yang
siswa
dalam
dalam
proses
menerapkan
model
Di dalam proses pembelajaran pada
dilihat pada tabel 28.
kelas
eksperimen
siswa
lebih
banyak
Pembahasan Hasil Penelitian
menggunakan waktu untuk belajar sehingga
.Berdasarkan hasil perolehan antara nilai
menyebabkan siswa lebih termotivasi dan aktif
rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
dalam mengeluarkan pendapat dan ide mereka,
setelah diberi perlakuan yaitu nilai rata-rata
seperti tidak sungkan dalam mengeluarkan
kelas eksperimen adalah 80,33 dengan nilai
pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan.
tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Siswa yang
Hal ini karena disertai media gambar yang
tuntas sebanyak 25 siswa dan yang tidak tuntas
diterapkan
5 siswa dari 30 orang siswa, sedangkan nilai
langkah-langkah model pembelajaran discovery
rata-rata kelas kontrol 67,14 dengan nilai
learning. Dengan media gambar tersebut siswa
tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Siswa yang
lebih
tuntas sebanyak 14 siswa dan siswa yang tidak
memecahkan
tuntas 12 siswa dari 28 siswa dengan standar
informasi, bekerja sama, dan siswa aktif dalam
KKM mata pelajaran Biologi yang ditentukan
mengontruksikan pengetahuan melalui suatu
oleh pihak sekolah yaitu 70.
masalah yang disajikan sesuai dengan situasi
Salah
satu
yang
aktif
peneliti
dalam
mengembangkan
mengembangkan masalah,
kemampuan mengumpulkan
mempengaruhi
kehidupan nyata mereka. Sedangkan pada kelas
perbedaan hasil belajar siswa antara kelas
kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional (ceramah-tanya jawab) siswa lebih
discovery learning berbantuan media gambar
banyak bermain dan tidak serius dalam belajar
terhadap hasil belajar Biologi siswa Kelas X
menyebabkan siswa tidak termotifasi dan aktif
SMK Negeri 1 Rambah diperoleh hasil hipotesis
dalam belajar seperti siswa lebih banyak
yaitu
mencatat dan banyak yang mengobrol sendiri
karena 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , hal ini menunjukkan
dibelakang ketika guru sedang menjelaskan
bahwa pembelajaran Biologi materi jamur
materi pelajaran, lebih menerima apa yang
dengan
diberikan guru, kurang mencari informasi
discovery learning berbantuan media gambar
tentang materi yang sedang diajarkan.
lebih baik dari pada pembelajaran Biologi materi
Keefektifan
model
𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =2,021
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =3,64
sedangkan
menggunakan
model
pembelajaran
pembelajaran
jamur dengan menggunakan metode ceramah,
discovery learning berbantuan media gambar
dengan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah
selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa
80,33 dan nilai rata-rata kelas kontrol 67,14.
kelas X MP (Mekanisasi Pertanian) juga dapat
Saran
melatih kemampuan siswa dalam berdiskusi dan
Untuk
meningkatkan
kualitas
bekerja sama dalam hal menyelesaikan masalah-
pembelajaran,
masalah tertentu yang terkait dengan materi
Biologi, ada beberapa saran yang peneliti rasa
pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan
perlu diperhatikan dalam pembelajaran Biologi,
penjelasan guru saja namun siswa juga berperan
diantaranya adalah:
aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam
1. Bagi
guru
khususnya
mata
hendaknya
pelajaran
memilih
model
kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pembelajaran yang tepat untuk siswanya.
pendapat
mengenai
Dengan begitu pembelajaran akan menjadi
karakteristik pembelajaran discovery learning,
lebih menyenangkan dan diharapkan siswa
diantaranya mendorong terjadinya kemandirian
menjadi lebih paham dan pengetahuan yang
dan inisiatif belajar pada siswa, memandang
didapat lebih lama tersimpan dalam ingatan.
Hosnan
(2014:
284)
siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang
2. Proses
pembelajaran
biologi
hendaknya
ingin dicapai, berpandangan bahwa belajar
dilakukan dengan melibatkan keaktifan siswa
merupakan suatu proses bukan menekan pada
sehingga kompetensi yang diharapkan dapat
hasil,
tercapai.
mendorong siswa untuk melakukan
penyelidikan, menghargai peranan pengalaman
3. Bagi
pembaca,
Discovery
Learning
kritis dalam belajar.
merupakan strategi pembelajaran yang dapat
PENUTUP
meningkatkan
Kesimpulan
pembelajaran. Selain itu juga penggunaan
Dari
penelitian
mengenai
pengaruh
yang
telah
model
aktifitas
siswa
dalam
dilakukan
media gambar dalam pembelajaran juga
pembelajaran
dapat memperjelas materi pelajaran sehingga
siswa tidak salah persepsi terhadap materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kooperatif.
Melani, R., Harlita. dan Sugiharto, B. 2012. Pengaruh metode guided discovery learning terhadap sikap ilmiah dan kemampuan kognitif biologi siswa SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi. 1(4): 97-105.
Arsyad, A. 2011.Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada..
Muryani, D. dan Rochmawati. 2015. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning yang berbantuan dan Tanpa Berbantuan Lermbar Kerja Siswa. Jurnal Pendidikan.1 (1): 0-216
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawiroharto,S. dan Hidayati, S.2007, Sains Biologi 1 SMA/MA. Bumi Aksara: Jakarta.
Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2013.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Pribadi, B.A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Ernawati, Biomet, M., Miarsyah, M., Sartono, M. dan Kurniati, T. H. 2011. Biologi Untuk SMK dan MAK Kelompok Kesehatan dan Pertanian. Jakarta: Erlangga.
Putrayasa, I, M., Syahruddin, dan Margunayasa I. G. 2014. Pengaruh model pembelajaran discovery learning dan minat belajar terhadap hasil belajar ipa siswa. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. 2 (1): 1-11.
.2013. Dasar-Dasar Evaluasi Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pendidikan.
Hamalik, O. 2013.Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Dan
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Ilmi, A.N.A., Indrowati, M. dan Probosari, R.M. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi.2(4): 44-52.
Rakhmadani P.A.,Sudarti dan Mahardika I.K. 2015. Pengaruh Model Discovery Learning disertai Media Audiovisual terhadapKemandirian dan Hasil Belajar IPA Siswa di SMPN 11 Jember.Jurnal pendidikan fisika. II (1): 1-4 Rasmawan, R. 2014. Penerapan Model Discovery Learning Berbasis Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Kerja Ilmiah Siswa SMA.Jurnal visi ilmu pendidikan l2(1): 1248-1260.