PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG PUTUSAN Nomor : 198-K/PM I-04/AD/XI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-04 Palembang yang bersidang di Palembang dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum dibawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap : Pangkat/NRP : Jabatan : Kesatuan : Tempat/tanggal lahir : Jenis kelamin : Kewarganegaraan : Agama : Tempat tinggal :
Bambang Suseno. Kopda/31020523901282. Babinsa Koramil 421-06/Natar. Kodim 0421/Lampung Selatan. Natar/1 Desember 1982. Laki-laki. Indonesia. Islam. Dusun II Desa Tanjung Sari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan.
Terdakwa ditahan oleh : 1. Dandim 0421/Lampung Selatan selaku Ankum selama 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal 12 Mei 2016 sampai dengan tanggal 31 Mei 2016 berdasarkan Keputusan Penahanan Sementara Nomor : Kep/02/V/2016 tanggal 12 Mei 2016. 2.
Kemudian diperpanjang penahanannya sesuai : a. Perpanjangan Penahanan ke-1 dari Danrem 043/Gatam selaku Papera selama 30 hari sejak tanggal 1 Juni 2016 sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 berdasarkan Keputusan perpanjangan waktu penahanan Nomor : Kep/17/V/2016 tanggal 30 Mei 2016. b. Perpanjangan Penahanan ke-2 dari Danrem 043/Gatam selaku Papera selama 30 hari sejak tanggal 1 Juli 2016 sampai dengan tanggal 30 Juli 2016 berdasarkan Keputusan perpanjangan waktu penahanan Nomor : Kep/20/VII/2016 tanggal 22 Juli 2016. c. Perpanjangan Penahanan ke-3 dari Danrem 043/Gatam selaku Papera selama 30 hari sejak tanggal 31 Juli 2016 sampai dengan tanggal 29 Agustus 2016 berdasarkan Keputusan perpanjangan waktu penahanan Nomor : Kep/22/VIII/2016 tanggal 4 Agustus 2016. d. Perpanjangan Penahanan ke-4 dari Danrem 043/Gatam selaku Papera selama 30 hari sejak tanggal 30 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 28 September 2016 berdasarkan Keputusan perpanjangan waktu penahanan Nomor : Kep/30/IX/2016 tanggal 30 September 2016. e. Perpanjangan Penahanan ke-5 dari Danrem 043/Gatam selaku Papera selama 30 hari sejak tanggal 29 September 2016 sampai dengan tanggal 28 Oktober 2016 berdasarkan Keputusan perpanjangan waktu penahanan Nomor : Kep/31/IX/2016 tanggal 30 September 2016, dan sampai dengan tanggal 17 Nopember 2016 Terdakwa masih ditahan di Denpom II/3 Lampung. f. Perpanjangan Penahanan dari Hakim Ketua Pengadilan Militer I-04 Palembang selama 30 hari sejak tanggal 18 Nopember 2016 sampai dengan Hal 1 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
tanggal 17 Desember 2016 berdasarkan Penetapan Penahanan Nomor : TAP/198/PM I-04/AD/XI/2016 tanggal 18 Nopember 2016. g. Perpanjangan Penahanan dari Kepala Pengadilan Militer I-04 Palembang selama 60 hari sejak tanggal 18 Desember 2016 sampai dengan tanggal 17 Pebruari 2017 berdasarkan Penetapan Penahanan Nomor : TAP/198/PM I04/AD/XII/2016 tanggal 18 Desember 2016. Pengadilan Militer I-04 Palembang tersebut di atas ; Membaca
:
Berita Acara Pemeriksaan dalam perkara ini.
Memperhatikan : 1. Keputusan Penyerahan Perkara dari Danrem 043/Gatam selaku Papera Nomor : Kep/33/X/2016 tanggal 20 Oktober 2016. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/170/XI/2016 tanggal 8 Nopember 2016. 3. Penetapan Kepala Pengadilan Militer I-04 Palembang Nomor : TAP/198-K/PM I-04/AD/XI/2016 tanggal 18 Nopember 2016 tentang Penunjukan Hakim. 4. Penetapan Hakim Ketua Nomor : TAP/198-K/PM I04/AD/XI/2016 tanggal 25 Nopember 2016 tentang Hari Sidang. 5. Surat panggilan untuk Terdakwa dan para Saksi. 6. Mendengar
:
menghadap
sidang
kepada
Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/170/XI/2016 tanggal 8 Nopember 2016 di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di sidang serta keterangan-keterangan para Saksi di bawah sumpah.
Memperhatikan : 1. Tuntutan Pidana Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : Kesatu : Tanpa hak menyerahkan senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak. Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 1 UU Darurat RI No. 12 tahun 1951 tentang Senjata api dan bahan peledak. Kedua : Pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan prekursor Narkotika yang tanpa hak memproduksi Narkotika Golongan I. Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 113 Ayat (1) jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ketiga : Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri yang dilakukan secara bersama-sama. Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. Hal 2 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Selanjutnya Oditur Militer mohon agar Pengadilan Militer I04 Palembang menjatuhkan pidana terhadap diri Terdakwa sebagai berikut: a.
Pidana pokok : Penjara selama 7 (tujuh) tahun dikurangi selama Terdakwa dalam tahanan sementara dan Denda sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) Subsidair 6 (enam) bulan penjara.
b.
Pidana tambahan : Dipecat dari dinas militer TNI-AD.
c.
Mohon agar barang bukti berupa : 1.
Surat-surat : a) 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Darah No Lab 37 A/HP/V/2016 tanggal 13 Mei 2016 dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. b) 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Urine No Lab 36 A/HP/V/2016 tanggal 13 Mei 2016 dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. c) 2 (dua) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 36 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test darah) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. d) 2 (dua) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 37 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung e) 1 (satu) Surat Keterangan Pemeriksaan Narkoba Nomor Sket/1045/V/Ku/Pb.00/2016/ BNNP-LPG tanggal 16 Mei 2016 (pemeriksaan urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung. f) 4 (empat) lembar Rekening Koran Tabungan BRI periode 1 Januari 2016 sampai dengan 10 Juni 2016 atas nama Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Tanjung Karang. g) 1 (satu) lembar surat Dandenpal "B" 02-12Hal 3 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
03 Nomor B/304NI/2016 tanggal 10 Juni 2016 perihal hasil pemeriksaan barang bukti 2 (dua) pucuk pistol Revolver (rakitan), 5 (lima) butir munisi kaliber 5,56 mm (tajam) dan 2 (dua) butir munisi kaliber 5,56 mm (karet). Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 2.
Barang-barang : a) 1 (satu) buah jaket rompi loreng. b) 3 (tiga) slang pipet warna loreng. c) 2 (dua) buah korek api gas warna merah dan orange. d) 1 (satu) buah kaca/pirek. e) 1 (satu) kotak plastik warna hijau muda. f) 3 (tiga) buah plastik klip kecil. g) 1 (satu) buah timbangan digital ukuran kecil. h) 1 (satu) lembar kartu ATM BRI. i) 1 (satu) lembar KTA atas nama Kopda Bambang Suseno. j) 1 (satu) buah tabung kosong bekas tabung TNT. k) 1 (satu) perangkat alat dan bahan pil Extasy. l) 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver. m) 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver tanpa silinder. n) 5 (lima) butir peluru tajam caliber 5,56 mm. o) 2 (dua) butir peluru karet caliber 5,56 mm. Dirampas untuk dimusnahkan. Barang bukti yang digunakan untuk perkara Sdr. Gatot (Saksi-4) yang dipinjam dari Kejaksaan Negeri Lampung, tanggal 13 Desember 2016 berupa : a) 2 (dua) buah plastik bening berisi serbuk warna hijau diduga bahan Extasy b) 3 (tiga) buah plastik bening berisi serbuk warna putih diduga bahan Extasy c) 1 (satu) buah plastik kecil berisi 6 (anam) butir pil diduga Extasy d) 1 (satu) buah plastik kecil berisi 3 (tiga) butir pil diduga Extasy e) 3 (tiga) buah tabung kaca besar f) 1 (satu) buah tabung besar warna hitam g) 2 (dua) buah tabung berisikan cairan h) 2 (dua) buah botol plastik warna putih berisikan serbuk i) 1 (satu) buah botol obat amoxan berisi serbuk j) 4 (empat) buah potongan selang k) 1 (satu) buah tabung kaca dan l) 2 (dua) buah pipa kaca. Bahwa terhadap barang bukti yang digunakan untuk perkara Sdr. Gatot (Saksi-4) yang Hal 4 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
dipinjam dari Kejaksaan Negeri Lampung Selatan, tanggal 13 Desember 2016 yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Kalianda sesuai Putusan Nomor : 326/Pid.Sus/2016/PN.Kla tanggal 24 Oktober 2016 yang statusnya telah ditentukan yaitu dirampas untuk dimusnahkan, maka mohon kepada Majelis Hakim menentukan statusnya yaitu dikembalikan kepada Kejaksaan Negeri Lampung Selatan. d. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah). e. Memohon kepada Majelis Hakim agar Terdakwa tetap ditahan. 2. Bahwa atas tuntutan Oditur Militer tersebut Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan Permohonan secara lisan yang pada pokoknya menyatakan bahwa : a. Terdakwa telah mengakui semua perbuatannya. b. Terdakwa bersikap kooperatif selama pemeriksaan di persidangan. c. Terdakwa berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. d. Terdakwa akan mengabdi kepada negara dengan baik walaupun sudah tidak lagi sebagai anggota TNI. e. Mohon agar dijatuhi hukuman yang seringanringannya. Menimbang
:
Bahwa menurut surat dakwaan tersebut di atas Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Kesatu : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat sebagaimana tersebut dibawah ini, yaitu pada tanggal dua puluh delapan bulan April tahun dua ribu enam belas dan pada tanggal sepuluh bulan Mei tahun dua ribu enam belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan April dan bulan Mei tahun 2016 bertempat di Dusun Tanjung Sari 1 Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Lampung Selatan atau setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer I-04 telah melakukan tidak pidana : “Barangsiapa tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menguasai, membawa, mempunyai persediaan atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak”. Perbuatan tersebut dilakukan keadaan-keadaan sebagai berikut :
dengan
cara-cara
dan
1. Bahwa Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 adalah prajurit TNI AD, masuk militer pada tahun 2002 melalui pendidikan Secata PK, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada kemudian ditugaskan di Yonif 143/TWEJ, setelah mengalami beberapa kali mutasi, penugasan dan kenaikan pangkat serta jabatan terakhir Terdakwa bertugas di Kodim 0421/Lampung Selatan, dan pada saat melakukan tindak pidana yang menjadi Hal 5 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
perkara sekarang ini Terdakwa menjabat sebagai Babinsa Koramil 421-06/Natar Kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan. 2. Bahwa pada tahun 2008 Terdakwa kenal dengan Sdr. Wanto di Terminal Bus Simpang Rimbo, Kota Jambi karena Terdakwa sering mendatangi Terminal Bus tersebut, sehingga terjalin hubungan pertemanan dan sering berkomunikasi namun Terdakwa tidak mengetahui persis alamat rumah Sdr Wanto. 3. Bahwa pada tahun 2008 saat Terdakwa berada di Terminal Simpang Rimbo, Kota Jambi, Terdakwa ditawari oleh Sdr. Wanto untuk membeli 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver dan 5 (lima) butir peluru tajam serta 2 (dua) butir peluru karet laras panjang, sehingga Terdakwa berminat untuk membeli senjata api rakitan tersebut dengan kesepakatan harga perpucuknya masingmasing Rp 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) sehingga harga totalnya sebesar Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah), kemudian senjata api tersebut dibawa pulang kerumah Terdakwa dan disimpan di gudang dekat rumah Sdr. Gatot (Saksi4) karena rumah Terdakwa dengan rumah Saksi-4 berdekatan dan hubungannya dengan Saksi-4 sebagai adik kandung Terdakwa. 4. Bahwa pada tanggal 28 April 2016 sekira pukul 20.00 WIB, Terdakwa menyerahkan 1 (satu) pucuk Senjata api rakitan jenis Colt Revolver yang pertama kepada Saksi-4, dan pada tanggal 10 Mei 2016 sekira pukul 20.00 WIB Terdakwa menyerahkan lagi 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver beserta 5 (lima) butir peluru tajam dan 2 (dua) butir peluru karet yang terpasang di sarung pistol berwarna hitam kepada Sdr. Gatot. 5. Bahwa pada bulan Mei 2016 anggota Sat Narkoba Polres Lampung Selatan mendapat informasi dari warga masyarakat bahwa di Dusun Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ada pabrik pembuatan Narkotika jenis Shabushabu dan Extasy. Setelah dilakukan penyelidikan diduga ada keterlibatan anggota TNI-AD, kemudian Polres Lampung Selatan mengadakan koordinasi dengan Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan. 6. Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.00 Wib, anggota Satnarkoba Polres Lampung Selatan sebanyak 20 (dua puluh) orang dibawah pimpinan Kasat Narkoba AKP Syahrial S.Ip.,M.H. bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan mendatangi rumah Sdr. Sofyan Prayogi alias Gatot (Saksi-4) di Dusun Tanjung Sari 1 Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang diduga sebagai pabrik pembuatan Narkotika jenis Shabu-shabu dan Extasy. Setelah berada dilokasi kemudian melakukan penangkapan terhadap Saksi-4 dan Sdr. Minanto (Saksi-5) dan Sdr. Nurhoiri yang berada didalam rumah tersebut dan selanjutnya melakukan penggeledahan. 7. Bahwa pada saat Bripka Beni Irawan (Saksi-1) dan Brigpol Joni Efendi (Saksi-2) bersama Tim Satnarkoba Polres Lampung Selatan melakukan penggeledahan di rumahnya Saksi-4, datang Terdakwa dengan menggunakan sepeda motor Vario warna hitam, selanjutnya Terdakwa masuk ke dalam rumah dan menanyakan dengan berkata "Ada apa ini", lalu dijawab oleh Kasat Narkoba AKP Syahrial "Kamu siapa", lalu dijawab oleh Terdakwa "Saya Bambang anggota Koramil Natar", lalu dijawab lagi oleh AKP Syahrial "Kamu mau diperlakukan Hal 6 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
secara baik-baik atau sebagai Terdakwa", lalu Terdakwa menjawab "Secara baik-baik", kemudian AKP Syahrial mengatakan kepada Terdakwa "kalau begitu tunggu disini", lalu menghubungi anggota Subdenpom II/3-2 atas nama Serda Priyanto (Saksi-3) yang sudah menunggu disekitar rumah tersebut. Tidak lama kemudian Saksi-3 datang lalu mengamankan Terdakwa dan membawanya keluar rumah dan kemudian Terdakwa dimasukkan ke dalam mobil Toyota Avanza warna hitam Nopol B 1273 MKO. 8. Bahwa pada saat Tim Satnarkoba Polres Lampung Selatan dan anggota Polisi Militer dari Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan melakukan penggerebekan dan menangkap Saksi-4 lalu melakukan penggeledahan di rumah Saksi-4 hasilnya ditemukan barang/alat produksi Narkoba dan bahan racikan Narkoba jenis pil Extasy lalu ada pil Extasy yang sudah jadi serta alat hisap Shabu-shabu, serta 2 (dua) pucuk senjata api rakitan dan 7 (tujuh) butir peluru aktif laras panjang. 9. Bahwa setelah Tim Satnarkoba Polres Lampung Selatan bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan selesai melakukan penggerebekan, penangkapan dan penggeledahan dirumah Saksi-4 dan penggeledahan di rumah Terdakwa pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 14.00 Wib. Terdakwa berikut barang bukti yang ditemukan di rumah Terdakwa dan 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 7 (tujuh) butir peluru diamankan oleh Serda Priyanto (Saksi-3) lalu dibawa ke Denpom II/3-2 Lampung guna pemeriksaan lebih lanjut. 10. Bahwa Terdakwa tidak memiliki ijin dari instansi yang berwenang untuk membawa, menyimpan atau menyerahkan 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver dan 5 (lima) butir peluru tajam serta 2 (dua) butir peluru karet laras panjang kepada Sdr. Gatot untuk disimpan. 11. Bahwa berdasarkan Surat Dandenpal "B" 02-12-03 Paldam II/Swj Nomor : B/304/VI/2016 tanggal 10 Juni 2016 terhadap pemeriksaan dan hasil uji 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver berikut 5 (lima) butir munisi cal 5,56 mm (tajam) dan 2 (dua) butir munisi Cal 5,56 mm (karet) bahwa senjata api rakitan jenis Pistol Revolver (bukan senjata organik) dan system kerjanya dapat ditembakkan secara manual (tidak dapat ditembakkan secara otomatis) sedangkan 5 (lima) butir munisi tajam cal 5,56 mm dan 2 (dua) butir peluru karet Cal 5,56 mm merupakan standart TNI. Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana dalam Pasal 1 UU Darurat RI No. 12 tahun 1951 tentang Senjata Api dan Bahan Peledak. Kedua : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat sebagaimana tersebut dibawah ini, yaitu pada bulan Desember tahun dua ribu empat belas sampai dengan tanggal dua belas bulan Mei tahun dua ribu enam belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari diantara bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Mei 2016 bertempat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan atau setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer I-04 telah Hal 7 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
melakukan tidak pidana : "Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan prekusor Narkotika, setiap orang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I", Perbuatan tersebut dilakukan dalam keadaan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 adalah prajurit TNI AD, masuk militer pada tahun 2002 melalui pendidikan Secata PK, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada kemudian ditugaskan di Yonif 143/TWEJ, setelah mengalami beberapa kali mutasi, penugasan dan kenaikan pangkat serta jabatan terakhir Terdakwa bertugas di Kodim 0421/Lampung Selatan, dan pada saat melakukan tindak pidana yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa menjabat sebagai Babinsa Koramil 421-06/Natar Kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan. 2. Bahwa asal mula Terdakwa memproduksi Narkotika jenis Pil Extasy dan Shabu berawal dari perkenalannya dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang melalui media sosial Facebook pada sekira bulan Nopember 2014, kemudian Sdr Nano alias Parno alias Nanang menawarkan kepada Terdakwa bahwa ada bisnis dengan keuntungan besar yaitu jual shabu-shabu dengan cara meracik sendiri, apabila mempunyai modal sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setelah dijual akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Akhirnya Terdakwa tergiur dengan ajakan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang dan berjanji akan bertemu dengan Terdakwa di Lampung, dan sebagai tanda jadi Terdakwa mentransfer uang sebesar Rp. 500.000,-(lima ratus ribu rupiah) untuk ongkos Sdr. Nano alias Parno alias Nanang berangkat ke Lampung. 3. Bahwa kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang datang ke Lampung dengan menumpang bus dan membuat janji bertemu dengan Terdakwa di daerah perempatan Lampu Merah Kali Balok Sukarame Bandar Lampung. Setelah bertemu dengan Terdakwa kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menyampaikan bahwa dalam pembuatan shabu-shabu diperlukan bahan dan peralatan dengan memerlukan biaya Rp. 10.000.000,(sepuluh juta rupiah), apabila Terdakwa mau ikut untuk biaya bisa dibagi dua, setelah Terdakwa setuju dengan tawaran tersebut maka Terdakwa memberikan uang tunai kepada Sdr. Nano alias Parno alias Nanang sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan setelah memberikan uang tersebut Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali ke Jakarta sedangkan Terdakwa langsung kembali ke rumahnya di Natar Lampung Selatan. 4. Bahwa pada bulan Desember 2014, setelah pertemuan Terdakwa dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang tersebut, satu minggu kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali menghubungi Terdakwa untuk bertemu kembali di Lampung dengan membuat janji bertemu ditempat semula yaitu di daerah Lampu Merah Kali Balok Sukarame Bandar Lampung, setelah bertemu dengan Terdakwa lalu Terdakwa mengajak Sdr. Nano alias Parno alias Nanang ke rumah Terdakwa di Natar Lampung Selatan, sesampainya dirumah Terdakwa lalu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang meracik shabu-shabu dan Pil Hal 8 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Extasy dengan bahan dan peralatan yang dibawa dari Jakarta dan menyampaikan kepada Terdakwa perlu waktu satu minggu supaya racikan shabu-shabu tersebut menjadi beku mengkristal dan baru bisa dikonsumsi, setelah itu Sdr Nano alias Parno alias Nanang kembali lagi ke Jakarta. 5. Bahwa setelah satu minggu kemudian ternyata bahan racikan shabu-shabu masih cair dan belum jadi, kemudian Terdakwa kembali menghubungi Sdr. Nano alias Parno alias Nanang untuk kembali ke Lampung, setelah sampai di Lampung dan bertemu dengan Terdakwa, lalu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menyampaikan kepada Terdakwa bahwa racikan shabushabu tersebut kurang bahan lalu Terdakwa kembali memberikan uang sebesar Rp. 2.500.000.- (Dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada Sdr. Nano alias Parno alias Nanang untuk membeli bahan, namun setelah memberikan uang tersebut Sdr Nano alias Parno alias Nanang tidak kembali ke Lampung menemui Terdakwa yang kemudian Terdakwa meracik sendiri untuk membuat Pil Extasy. 6. Bahwa pada bulan Pebruari 2016 sekira pukul 19.00 Wib Terdakwa bersama Sdr. Nano alias Parno alias Nanang pernah datang ke rumah adik Terdakwa yang bernama Gatot Sofyan Prayogi (Saksi-4) lalu menawarkan atau mengajak Saksi-4 untuk membuat/memproduksi Narkotika jenis shabu-shabu dan Pil Extasy dengan menyampaikan kepada Saksi-4 "Tot kamu mau tidak disuruh oleh Mas Nanang mencetak Pil?” lalu Saksi-4 menjawab "Saya gak bisa membuatnya mas", lalu Terdakwa mengatakan "Nanti kamu diajari oleh Mas Nanang dan alatalatnya disiapkan oleh Mas Nanang", lalu Saksi-4 menjawab "Memangnya enggak bahaya mas, saya takut lho mas", dijawab lagi oleh Terdakwa "Ya kan gak ada yang tau yang penting kamu jangan cerita dengan siapa-siapa walaupun dengan isterimu", lalu Saksi-4 jawab "Ya udahlah Mas tapi saya tak pikir-pikir dulu", dijawab Terdakwa "Ya sudah, kalau sudah ada jawaban secepatnya kasih tau". 7. Bahwa setelah Saksi-4 bersedia untuk ikut memproduksi Narkotika jenis shabu-shabu dan Pil Extasy, lalu keesokan harinya Terdakwa membawa peralatan untuk membuat Pil Extasy milik Sdr. Nano alias Parno alias Nanang ke dalam pabrik penggilingan padi milik orang tuanya Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan secara bertahap yaitu pada tanggal 27 Pebruari 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa 4 (empat) besi bolong dan 3 (tiga) besi padat yang digunakan untuk mencetak pil Extasy, kemudian pada tanggal 3 Maret 2016 sekira pukul 11.00 Wib Terdakwa memberikan kepada Saksi-4 tabung kaca sebanyak 3 (tiga) buah yang dimasukkan dalam kardus Aqua, dan pada tanggal 5 Maret 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa sebuah tabung yang berisi cairan kimia. 8. Bahwa Terdakwa pernah menerima hasil produksi pil Extasy dari Saksi-4 sebanyak 180 (seratus delapan puluh) butir diantaranya : a. Pada tanggal 12 Maret 2016 sekira pukul 16.00 Wib sebanyak 30 (tiga puluh) butir. b. Pada tanggal 20 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir c. Pada tanggal 28 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) Hal 9 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
butir. d. Pada tanggal 15 April 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir. e. Pada tanggal 20 April 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir. f. Pada tanggal 3 Mei 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir. 9. Bahwa dalam produksi Narkotika jenis Pil Extasy tersebut Terdakwa berperan sebagai pendana, kemudian untuk alat dan bahan racik pembuat Pil Extasy dan shabu-shabu disediakan oleh Sdr. Nano alias Parno alias Nanang, lalu pembuat Pil Extasy dikerjakan oleh Saksi-4 dibantu oleh Sdr. Minanto alias Puying (Saksi-5) dengan upah pembuatan sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per butirnya. 10. Bahwa hasil produksi Narkotika jenis Pil Extasy oleh Terdakwa pernah ditukarkan sebanyak 5 (lima) kali dengan Narkotika jenis shabu-shabu kepada Sdr. Kiyai asal Tigeneneng Pesawaran Lampung yang saat ini tidak diketahui keberadaannya diantaranya : a. Pada bulan Desember 2015 sekira pukul 14.00 WIB Terdakwa menukarkan di Jln. Lintas Sumatera pinggir jalan dekat pabrik Parindo Tigeneneng sebanyak 5 (lima) butir dengan shabu-shabu sebanyak 1 (satu) paket kecil, karena pH extasy/inex tersebut tidak asli dan ada yang kurang racikannya maka dikembalikan sebanyak 3 (tiga) butir. b. Pada bulan Januari 2016 sebanyak 2 (dua) kali, sekira pukul 14.00 WIB Terdakwa menukarkan pil extasy/inex sebanyak 5 (lima) butir dengan shabu-shabu 1 (satu) paket kecil dan pil extasy/inex tersebut tidak asli dan ada yang kurang racikannya maka dikembalikan sebanyak 3 (tiga) butir. c. Pada bulan Pebruari 2016, Terdakwa menukarkan pil extasy/inex kepada Sdr. Kiyai sebanyak 5 (lima) butir dengan shabu-shabu 1 (satu) paket kecil, dan pil extasy/inex tersebut tidak asli dan ada yang kurang racikannya maka dikembalikan sebanyak 3 (tiga) butir. d. Pada bulan Maret 2016, Terdakwa menukarkan pil extasy/inex kepada Sdr Kiyai sebanyak 5 (lima) butir dengan shabu-shabu 1 (satu) paket kecil. karena pil extasy/inex tersebut tidak asli dan ada yang kurang racikannya maka dikembalikan sebanyak 3 (tiga) butir. 11. Bahwa pada bulan Mei 2016 anggota Sat Narkoba Polres Lampung Selatan mendapat informasi dari warga masyarakat bahwa di Dusun Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ada pabrik pembuatan Narkotika jenis shabushabu dan Extasy, setelah dilakukan penyelidikan diduga ada keterlibatan anggota TNI-AD, kemudian Polres Lampung Selatan mengadakan koordinasi dengan Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan. 12. Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.00 Wib anggota Satnarkoba Polres Lampung Selatan sebanyak 20 (dua puluh) orang dibawah pimpinan Kasat Narkoba AKP Syahrial S.Ip.,M.H. bersama anggota Subdenpom II/3-2 Hal 10 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Lampung Selatan mendatangi rumah Sdr. Sofyan Prayogi alias Gatot (Saksi-4) di Dusun Tanjung Sari 1 Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang diduga sebagai pabrik pembuatan Narkotika jenis shabu-shabu dan Extasy, setelah berada dilokasi kemudian melakukan penangkapan terhadap Saksi-4 dan Sdr. Minanto (Saksi-5) dan Sdr. Nurhoiri yang berada di dalam rumah tersebut dan selanjutnya melakukan penggeledahan. 13. Bahwa pada saat Bripka Beni Irawan (Saksi-1) dan Brigpol Joni Efendi (Saksi-2) bersama Tim Satnarkoba Polres Lampung Selatan melakukan penggeledahan di rumah Saksi-4, datang Terdakwa dengan menggunakan sepeda motor Vario warna hitam, selanjutnya Terdakwa masuk ke dalam rumah dan bertanya dengan kata-kata "Ada apa ini", lalu dijawab oleh Kasat Narkoba AKP Syahrial "Kamu siapa", lalu dijawab oleh Terdakwa "Saya Bambang anggota Koramil Natar", lalu dijawab lagi oleh AKP Syahrial "Kamu mau diperlakukan secara baik-baik atau sebagai Terdakwa", lalu Terdakwa menjawab "Secara baik-baik", kemudian AKP Syahrial mengatakan kepada Terdakwa "Kalau begitu tunggu disini", lalu menghubungi anggota Subdenpom II/32 atas nama Serda Priyanto (Saksi-3) yang sudah menunggu disekitar rumah tersebut, tidak lama kemudian Saksi-3 datang lalu mengamankan Terdakwa dan membawanya keluar rumah kemudian Terdakwa dimasukkan ke dalam mobil Toyota Avanza warna hitam Nopol B 1273 MKO. 14. Bahwa pada saat Tim Satnarkoba Polres Lampung Selatan dan anggota Polisi Militer dari Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan melakukan penggerebekan dan menangkap Saksi-4 lalu melakukan penggeledahan di rumah Saksi-4, hasilnya ditemukan barang/alat produksi Narkoba dan bahan racikan Narkoba jenis pil Extasy, dan bahan shabu-shabu berupa : a. 4 (empat) buah besi bolong dan 3 (tiga) besi padat b. 2 (dua) kantong plastic bening berisikan serbuk warna hijau c. 3 (tiga) bungkus plastic berisikan 6 (enam) butir pil diduga extasy d. 1 (satu) bungkus plastic berisikan 3 (tiga) butir pil diduga extasy e. 1 (satu) bungkus plastic berisikan 6 (enam) butir pil diduga extasy f. 3 (tiga) buah tabung kaca besar g. 1 (satu) buah tabung besar warna hitam h. 2 (dua) buah tabung berisikan cairan i. 1 (satu) buah gelas plastik berisikan serbuk j. 2 (dua) buah botol plastik warna putih berisikan serbuk k. 1 (satu) buah botol amoxan berisikan serbuk l. 4 (empat) buah potongan selang m. 1 (satu) buah tabung kaca n. 2 (dua) buah pipa kaca 15. Bahwa selanjutnya Tim Satnarkoba Polres Lampung Selatan bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan membawa Terdakwa untuk melakukan penggeledahan di rumah Terdakwa, pada saat dilakukan penggeledahan di rumah Terdakwa, ditemukan 1(satu) buah jaket rompi loreng yang di dalam saku kanan bawah terdapat 4 (empat) buah selang pipet warna putih, 2 (dua) buah korek api/mancis warna merah dan Hal 11 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
warna hijau muda, 1 (satu) buah kaca/bong, 1 (satu) buah kotak plastik kecil warna hijau muda, di atas lemari kamar Terdakwa ditemukan 1 (satu) buah gelas kecil berisi serbuk kristal putih, dan di ruang dapur ditemukan 1 (satu) buah timbangan digital kecil. 16. Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris No. 10 F/VI/2016 BALAI LAB. NARKOBA tanggal 1 Juni 2016 dari UPTD Balai Laboratorium Narkoba Badan Narkotika Nasional barang bukti yang disita dari rumah Terdakwa dan Sdr Gatot (Saksi-4) bahan shabu-shabu extasy berupa : a. 1 (satu) bungkus plastik bening berisikan serbuk warna hijau dengan berat netto 16,0287 gram dan 1 (satu) bungkus plastik bening berisikan serbuk warna hijau muda dengan berat netto 8,0960 gram adalah benar mengandung MDMA (±)-N a-dimetil-3, 4-(metilondieksi) fenetilamina dan terdaftar dalam Narkotika Golongan I Nomor urut 37 Lampiran UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. b. 1 (satu) bungkus plastik bening kode C berisikan serbuk warna putih dengan berat netto 2,7523 gram dan 1 (satu) buah botol warna putih di dalamnya terdapat 1 (satu) buah beaker glass kecil berisikan padatan warna kuning dengan berat netto 33,2140 gram adalah benar mengandung Metamfetamina terdaftar dalam Narkotika Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. 17. Bahwa barang bukti berupa bahan kimia untuk membuat narkotika jenis shabu-shabu dan extasy yang disita petugas Sat Narkoba Polres Lampung Selatan dari rumah Saksi-4 tersebut diperoleh Saksi-4 dari Terdakwa dan Saksi-4 tidak mengetahui dengan cara apa Terdakwa mendapatkan alat-alat/bahan yang dipergunakan untuk membuat pil inek/extasy tersebut. Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana dalam pasal 113 Ayat (1) jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Ketiga : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat sebagaimana tersebut dibawah ini, yaitu pada tanggal tujuh bulan Mei tahun Dua ribu Enam belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan Mei tahun dua ribu enam belas bertempat di Pabrik Penggilingan padi milik orang tua Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan atau setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer I-04 telah melakukan tidak pidana : "Dipidana sebagai pelaku tindak pidana, mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri". Perbuatan tersebut dilakukan dalam keadaan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 adalah prajunt TNI AD, masuk militer pada Hal 12 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
tahun 2002 melalui pendidikan Secata PK, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada kemudian ditugaskan di Yonif 143/TWEJ setelah mengalami beberapa kali mutasi, penugasan dan kenaikan pangkat serta jabatan terakhir Terdakwa bertugas di Kodim 0421/Lampung Selatan, dan pada saat melakukan tindak pidana yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa menjabat sebagai Babinsa Koramil 421-06/Natar Kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan. 2. Bahwa pada bulan Mei 2016 anggota Sat Narkoba Polres Lampung Selatan mendapat informasi dari warga masyarakat bahwa di Dusun Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ada pabrik pembuatan Narkotika jenis shabushabu dan Extasy, setelah dilakukan penyelidikan diduga ada keterlibatan anggota TNI-AD kemudian Polres Lampung Selatan mengadakan koordinasi dengan Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan. 3. Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.00 Wib anggota Satnarkoba Polres Lampung Selatan sebanyak 20 (dua puluh) orang dibawah pimpinan Kasat Narkoba AKP Syahrial, S.Ip.,M.H. bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan mendatangi rumah Sdr. Sofyan Prayogi alias Gatot (Saksi-4) di Dusun Tanjung Sari 1 Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang diduga sebagai pabrik pembuatan Narkotika jenis shabu-shabu dan Extasy, setelah berada dilokasi kemudian melakukan penangkapan terhadap Saksi-4 dan Sdr. Minanto (Saksi-5) dan Sdr. Nurhoiri yang berada di dalam rumah tersebut dan selanjutnya melakukan penggeledahan. 4. Bahwa pada saat Bripka Beni Irawan (Saksi-1) dan Brigpol Joni Efendi (Saksi-2) bersama Tim Satnarkoba Polres Lampung Selatan melakukan penggeledahan dirumahnya Saksi-4, datang Terdakwa dengan menggunakan sepeda motor Vario warna hitam. Selanjutnya Terdakwa masuk kedalam rumah dan menanyakan dengan berkata "Ada apa ini", lalu dijawab oleh Kasat Narkoba AKP Syahrial "Kamu siapa", lalu dijawab oleh Terdakwa "Saya Bambang anggota Koramil Natar", lalu dijawab lagi oleh AKP Syahrial "Kamu mau diperlakukan secara baik-baik atau sebagai Terdakwa", lalu Terdakwa menjawab "Secara baikbaik", kemudian AKP Syahrial mengatakan kepada Terdakwa "kalau begitu tunggu disini", lalu menghubungi anggota Subdenpom II/3-2 atas nama Serda Priyanto (Saksi-3) yang sudah menunggu disekitar rumah tersebut, tidak lama kemudian Saksi-3 datang lalu mengamankan Terdakwa dan membawanya keluar rumah dan kemudian Terdakwa dimasukkan ke dalam mobil Toyota Avanza warna hitam Nopol B 1273 MKO. 5. Bahwa selanjutnya Tim Satnarkoba Polres Lampung Selatan bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan membawa Terdakwa untuk melakukan penggeledahan di rumah Terdakwa, pada saat dilakukan penggeledahan di rumah Terdakwa, ditemukan 1 (satu) buah jaket rompi loreng yang di dalam saku kanan bawah terdapat 4 (empat) buah selang pipet warna putih, 2 (dua) buah korek api/mantis warna merah dan warna hijau muda, 1 (satu) buah kaca/bong, 1 (satu) buah kotak plastik kecil warna hijau muda, di atas lemari kamar Terdakwa ditemukan 1 (satu) buah gelas kecil berisi serbuk kristal putih, dan di ruang dapur ditemukan 1 (satu) buah timbangan digital kecil. Hal 13 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
6. Bahwa sebelum Terdakwa ditangkap pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.00 Wib, oleh anggota Satnarkoba Polres Lampung Selatan sebanyak 20 (dua puluh) orang dibawah pimpinan Kasat Narkoba AKP Syahrial S.Ip,.M.H bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan, Terdakwa sering mengkonsumsi Narkotika jenis shabu-shabu, dan sudah 7 (tujuh) kali mengkonsumsi bersama-sama Saksi-4 dan Saksi-5, yang pertama pada sekira bulan Pebruari 2016 yang dilakukan dirumah Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, kedua pada bulan Pebruari 2016 yang juga dilakukan dirumah Terdakwa. Lalu yang ketiga pada bulan Maret 2016 dirumah Terdakwa, keempat masih pada bulan Maret 2016 yang dilakukan dirumah Saksi-4, kelima pada tanggal 23 April 2016 sekira pukul 17,30 Wib, keenam masih dalam bulan April 2016 dan yang ketujuh pada tanggal 7 Mei 2016 sekira pukul 17.30 Wib yang dilakukan di pabrik penggilingan padi milik orang tua Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 7. Bahwa Terdakwa bersama Saksi-4 dan Saksi-5 mengkonsumsi shabu-shabu dengan menggunakan alat (bong yang dibuat oleh Terdakwa sendiri dari slang pipet warna putih 3 (tiga) buah, korek api gas/mantis 2 (dua) buah, kaca pirek/bong 1 (satu) buah dan narkotika yang dikonsumsi oleh Terdakwa bersama Saksi-4 dan Saksi-5 diperoleh dengan cara membeli paket Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dari Sdr. Kiyai orang asal dari Tegineneng di Jalan Lintas Sumatera Lampung. Adapun cara mengkonsumsi shabu-shabu tersebut yaitu, setelah Terdakwa membuat alat hisap (bong) kemudian shabu-shabu dimasukkan ke dalam kaca pirek lalu dibakar, dan asapnya dihisap secara bergantian. 8. Bahwa setelah Terdakwa mengkonsomsi shabu-shabu tersebut yang dirasakan oleh Terdakwa dalam jangka waktu beberapa detik badan terasa fit dan bersemangat. 9. Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 36B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 dari UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, terhadap barang bukti berupa 1 (satu) pot berisi darah atas nama Terdakwa, dengan pemeriksaan Methoda GCMS, hasilnya ditemukan Zat Narkotika jenis Methamphetamine (shabushabu) yang merupakan Zat Narkotika Golongan I berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 10. Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 37 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 dari UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, terhadap barang bukti berupa 1 (satu) pot berisi urine atas nama Terdakwa, dengan pemeriksaan Methoda KLT (Kromatografi Lapis Tipis), hasilnya ditemukan Zat Narkotika jenis Methamphetamine (shabu-shabu), yang merupakan Zat Narkotika Golongan I berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Hal 14 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Menimbang
:
Bahwa atas Dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa Terdakwa benar-benar mengerti isi Surat Dakwaan Oditur Militer, dan atas Surat Dakwaan Oditur Militer tersebut Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya tidak mengajukan keberatan/eksepsi.
Menimbang
:
Bahwa dipersidangan Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum yaitu Mayor Chk Rusmanto, S.H. NRP 522907, dan Kapten Chk Rinaldo, S.H., NRP 11050028591181 dan Lettu Chk Kusjanto, S.H., NRP 29200897940672 berdasarkan Surat Perintah dari Danrem 043/Gatam Nomor : Sprin/430/V/2016 tanggal 24 Mei 2016 dan Surat Kuasa Khusus tertanggal 6 Juni 2016 dari Terdakwa kepada para Penasihat Hukumnya.
Menimbang
:
Bahwa pemeriksaan para Saksi dalam putusan ini disusun berdasarkan urutan para Saksi yang hadir dan diperiksa dalam persidangan.
Menimbang
:
Bahwa para Saksi yang dihadapkan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut : Saksi-1 : Nama Lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Alamat tempat tinggal
: : : : : : : : :
di
persidangan
Priyanto Serda/31000183510780 Basubdenpom II/3-2 Lampung Selatan Denpom II/3 Lampung Sragen Jawa Tengah/18 Juli 1980 Laki-laki Indonesia Islam JI. Basuki Rahmad, Teluk Betung Kodya Bandar Lampung
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi sebelumnya tidak kenal dengan Terdakwa akan tetapi setelah kejadian penggerebekan dan penangkapan baru mengetahui kalau Terdakwa adalah anggota Babinsa Koramil 421-06/Natar kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan dan Saksi tidak ada hubungan keluarga/family dengan Terdakwa. 2. Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 08.30 Wib Saksi mendapat perintah lisan dari Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan (Lettu Cpm Kurinci) melalui telepon untuk melakukan pendampingan petugas Kepolisian dari Polres Lampung Selatan karena ada dugaan keterlibatan anggota TNIAD yang terlibat Narkoba di daerah Natar Kabupaten Lampung Selatan. 3. Bahwa kemudian sekira pukul 09.15 Wib Saksi berangkat sendiri dengan mengenakan pakaian dinas PDH dari rumah di daerah Susunan Baru menuju ke daerah Natar Lampung Selatan untuk melaksanakan perintah dari Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan. 4. Bahwa sekira pukul 10.00 Wib saat tiba di daerah Natar tepatnya di pinggir jalan, Saksi dijemput 2 (dua) orang anggota polisi untuk menuju ke rumah Sdr. Gatot di Desa Tanjung Sari dan sesampainya disana bertemu dengan AKP Syahrial dan sekitar 20 (dua puluh) orang anggota Sat Narkoba dari Polres Lampung Selatan serta Serda Jarwanto anggota Koramil Natar, kemudian Saksi memperoleh info dari AKP Syahrial bahwa “Ada Hal 15 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
anggota TNI terlibat kasus Narkoba”, lalu Saksi diserahi seorang tahanan hasil penangkapan yang menurut keterangan dari AKP Syahrial bahwa yang diserahkan kepada Saksi tersebut adalah anggota TNI-AD yang berdinas di Koramil Natar bernama Kopda Bambang (Terdakwa). 5. Bahwa setelah Saksi menerima Terdakwa kemudian Saksi menanyakan identitas dan apakah benar Terdakwa seorang anggota TNI-AD lalu Terdakwa menjawab benar seorang anggota TNI-AD dengan pangkat Kopda NRP 31020523901282 berdinas di Koramil Natar. Setelah itu Terdakwa oleh Saksi diborgol dan diamankan ke dalam mobil Toyota Avanza warna hitam Nopol B 1273 MKO. Saat penggeledahan di rumah Sdr. Gatot (Saksi-4) selesai, Saksi melihat barang-barang yang diamankan berupa panci dan beberapa bungkusan plastik berisi tablet bulat warna merah dan pink, selanjutnya Saksi bersama Serda Jarwanto dan AKP Syahrial berserta anggotanya berangkat dari rumah Sdr. Gatot menuju ke rumah Terdakwa yang berjarak sekitar 300 meter untuk melakukan penggeledahan. 6. Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 10.15 Wib Saksi bersama Serda Jarwanto dan AKP Syahrial dan anggota Sat Narkoba Polres Lampung Selatan tiba di rumah Terdakwa dan langsung melakukan penggeledahan di dalam rumah Terdakwa yang disaksikan oleh orang tua Terdakwa (diketahui sebagai orang tua Terdakwa setelah Saksi diberi tahu oleh Terdakwa) dan isteri Terdakwa. 7. Bahwa saat penggeledahan di rumah Terdakwa dilakukan oleh Saksi bersama Serda Jarwanto dan AKP Syahrial beserta sekitar 10 (sepuluh) orang anggota Sat Narkoba Polres Lampung Selatan. Saat berada di dalam kamar, Terdakwa menunjukkan kepada Saksi di atas almari pakaian terdapat 1 (satu) gelas kecil berisi kristal bening yang kemudian Saksi ambil. Dari personel Sat Narkoba Polres Lampung Selatan menemukan 1 (satu) buah jaket rompi loreng yang di dalam kantong sebelah kanan bawah berisi 4 (empat) buah pipet, 1 (satu) buah kaca/bong dan 2 (dua) buah korek api gas serta di dapur ditemukan 3 (tiga) buah plastik kecil, 1 (satu) buah suntikan, dan 1 (satu) buah timbangan digital dan seluruhnya dibenarkan oleh Terdakwa merupakan barangbarang milik Terdakwa. 8. Bahwa kemudian sekira pukul 10.45 Wib Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan beserta 1 (satu) orang anggota tiba di rumah Terdakwa dan bergabung dengan Saksi melakukan penggeledahan. Setelah penggeledahan dinyatakan selesai, pada pukul 11.00 Wib Saksi bersama Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan dan Tim dari Polres Lampung Selatan membawa Terdakwa menuju rumah Saksi-4 kemudian diadakan koordinasi antara Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan dengan AKP Syahrial, setelah itu Terdakwa dan barang bukti dibawa ke Denpom II/3 Lampung guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 9. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 saat Saksi berada di Denpom II/3 Lampung untuk memberikan keterangan sebagai Saksi dalam perkara Terdakwa, Saksi mendengar informasi dari penyidik Polisi Militer bahwa dari hasil penggerebekan di rumah Sdr. Gatot juga ditemukan senjata api, namun Saksi tidak mengetahui siapa pemilik senjata api tersebut. Atas keterangan Saksi-1 tersebut di atas, Terdakwa Hal 16 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
membenarkan seluruhnya. Menimbang
:
Bahwa para Saksi yaitu Saksi-2 Bripka Beni Irawan tidak dapat hadir ke persidangan karena sedang melaksanakan tugas pengembangan kasus ke luar kota, Saksi-3 Brigpol Joni Efendi tidak dapat hadir ke persidangan karena sudah pindah tugas, Saksi-4 Sdr. Gatot dan Saksi-5 Sdr. Minanto tidak dapat hadir ke persidangan karena sedang menjalani pidananya di LP Kalianda, serta Saksi-6 Sdri. Rohani tidak dapat hadir dipersidangan karena ada pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan dan kesemuanya sudah dipanggil secara patut dan sah sesuai ketentuan UndangUndang dan telah memberikan jawaban tertulis, bahwa keseluruhan para Saksi tersebut telah memberikan keterangannya di bawah sumpah dalam berita acara pemeriksaan, untuk itu dengan mendasari pasal 155 Undang-Undang Nomor : 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer Oditur Militer mohon agar keterangan para Saksi yang ada di dalam berkas acara pemeriksaan dibacakan, atas persetujuan dari Terdakwa dan Penasihat Hukumnya maka keterangan para Saksi dalam berkas acara pemeriksaan tersebut dibacakan yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : Saksi-2 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Beni Irawan. Bripka/81050563. Ba Sat Narkoba. Polres Lampung Selatan. Purbolinggo Lampung Timur/4 Mei 1981. Laki-laki Indonesia Islam Aspol Polres Lampung Selatan.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi sebelumnya tidak kenal dengan Kopda Bambang Suseno (Terdakwa) akan tetapi setelah kejadian penggerebekan dan penangkapan baru mengetahui kalau Terdakwa adalah anggota Babinsa Koramil 421-06/Natar kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan. 2. Bahwa Saksi pada hari Jum'at tanggal 15 April 2016 sekira pukul 08.00 Wib telah mendapat informasi dari seseorang bahwa Kopda Bambang Suseno (Terdakwa) memproduksi dan sebagai pengedar serta pemakai Narkoba. 3. Bahwa kemudian atas adanya informasi tersebut pada tanggal 5 Mei 2016 sekira pukul 08.00 Wib Saksi beserta seseorang yang bernama Bobi, mengaku asal Medan membuat janji untuk bertemu di Bakauheni Lampung Selatan tepatnya di Pos Polisi, setelah bertemu dengan Sdr. Bobi kemudian Saksi menggali informasi dan setelah mendapat informasi dan data yang akurat maka Saksi bersama 2 (dua) orang anggota berangkat menuju ke rumah Sdr. Gatot (Saksi-4) dan Terdakwa yang beralamat di Dusun Tanjung Sari Desa Batu Puru Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, setelah melakukan pulket dan mengetahui rumah Saksi-4 dan rumah Terdakwa maka Saksi dan kedua anggota kembali pulang ke Bakauheni Lampung Selatan. 4. Bahwa pada tanggal 6 Mei 2016 sekira pukul 17.00 Wib Saksi memerintahkan anggotanya untuk melakukan pengecekan Hal 17 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
keakuratan informasi dan memastikan apakah Saksi-4 dan Terdakwa berada dirumahnya, setelah mendapat laporan yang akurat bahwa Saksi-4 dan Terdakwa ada dirumahnya, kemudian sekira pukul 21.00 Wib Saksi melaporkan informasi tersebut kepada Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan (AKP Syahrial) melalui Handphone dan petunjuknya agar persiapan besok pagi bergerak melakukan penangkapan dan penggeledahan dirumah Saksi-4 dan dirumah Terdakwa, karena pagi harinya ada kegiatan lain maka penangkapan dan penggerebekan dibatalkan, akan tetapi Saksi tetap memantau kegiatan yang ada dirumah Saksi-4 maupun dirumah Terdakwa. 5. Bahwa pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016 sekira pukul 19.00 Wib Saksi memerintahkan anggotanya untuk melakukan pengecekan dan pemantauan terhadap rumah Saksi-4 dan rumah Terdakwa, karena direncanakan keesokan harinya akan dilakukan penangkapan dan penggerebekan. 6. Bahwa kemudian pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 08.00 Wib Saksi berangkat menuju Natar Lampung Selatan dan sesampainya di Bundaran Radin Intan lalu berkumpul di rumah makan dengan Tim dari Satnarkoba Polres Lampung Selatan untuk melakukan briefing dengan anggota kurang lebih 30 (tiga puluh) orang dan memaparkan tentang denah lokasi sasaran penggerebekan kepada Kasat Narkoba (AKP Syahrial) dan kemudian Kasat Narkoba sekira pukul 09.00 Wib menghubungi Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan (Lettu Cpm Kurinci) menyampaikan bahwa Tim Satnarkoba akan bergerak melakukan penggerebekan dan penangkapan dirumah Saksi-4 dan Terdakwa. 7. Bahwa Tim Satnarkoba sekira pukul 09.00 Wib bergerak menuju lokasi dan anggota Polisi Militer dari Subdenpom II/3-2 menyusul, sekira pukul 09.30 Wib Tim tiba di lokasi tepatnya dirumah Saksi-4 lalu melakukan penggerebekan dan menangkap Saksi-4 lalu melakukan penggeledahan dirumah Saksi-4, dalam penggeledahan tersebut ditemukan barang/alat produksi Narkoba dan bahan racikan Narkoba jenis pil Extasy, lalu ada pil Extasy yang sudah jadi serta alat hisap Shabu-shabu, 2 (dua) pucuk senjata api rakitan, 7 (tujuh) butir peluru aktif laras panjang, dan menurut keterangan dari Saksi-4 bahwa 2 (dua) pucuk senjata api rakitan berikut 7 (tujuh) butir peluru tersebut adalah milik Terdakwa. 8. Bahwa pada saat Saksi bersama Tim Satnarkoba melakukan penggeledahan dirumah Saksi-4 tersebut, datang Terdakwa dan menanyakan kegiatan Saksi, kemudian Kasat Narkoba bertanya kepada Terdakwa "Kamu siapa", lalu dijawab oleh Terdakwa "Saya Bambang", karena targetnya juga Terdakwa lalu Terdakwa ditangkap dan diserahkan kepada Serda Priyanto (Saksi-1) anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan. 9. Bahwa setelah Terdakwa diserahkan kepada Saksi-1, sekira pukul 10.00 Wib Tim bergerak dari rumah Saksi-4 menuju rumah Terdakwa dan langsung melakukan penggeledahan, pada saat dilakukan penggeledahan dirumah Terdakwa ditemukan barang berupa 1 (satu) gelas kecil berisi kristal bening, 2 (dua) buah korek, 3 (tiga) buah plastik kecil, 4 (empat) buah pipet, 1 (satu) buah kaca pirek, 1 (satu) buah suntikan, 1 (satu) buah jaket rompi loreng dan 1 (satu) buah timbangan digital, dan barangbarang/alat bukti yang ditemukan dirumah Terdakwa tersebut Hal 18 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
diakui bahwa benar milik Terdakwa. Setelah selesai melakukan penggeledahan dirumah Terdakwa lalu Tim kembali kerumah Saksi-4 dan tidak lama kemudian Tim menuju ke Polsek Natar sedangkan Terdakwa dibawa ke Denpom II/3-2 Lampung Selatan. Atas keterangan Saksi-2 tersebut di atas, Terdakwa menyangkal sebagian, yaitu : Bahwa senjata api yang ditemukan di rumah Sdr. Gatot bukan milik Terdakwa melainkan milik Sdr. Gatot. Saksi-3 : Nama Lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Alamat tempat tinggal
: : : : : : : : :
Joni Efendi Brigpol/85060612 Ba Sat Narkoba Polres Lampung Selatan Pagar Alam/8 Juni 1985 Laki-laki Indonesia Islam Aspol Polres Lampung Selatan, JI. Tri Grata Blok E Kel. Way Urang Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi sebelumnya tidak kenal dengan Kopda Bambang Suseno (Terdakwa) akan tetapi setelah kejadian penggerebekan dan penangkapan baru mengetahui kalau Terdakwa adalah anggota Babinsa Koramil 421-06/Natar kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan. 2. Bahwa Saksi menerangkan sebelum terjadinya penggerebekan, penggeledahan dan penangkapan terhadap Terdakwa dan Saksi-4, pada bulan Mei 2016 anggota Satnarkoba Polres Lampung Selatan mendapat informasi dari warga masyarakat bahwa di Dusun Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ada pabrik pembuatan Narkotika jenis Shabu-shabu dan Extasy, setelah dilakukan penyelidikan diduga ada keterlibatan anggota TNI-AD, kemudian Polres Lampung Selatan mengadakan koordinasi dengan Dansubdenpom II/3-2 Lampung Selatan. 3. Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.00 Wib, anggota Satnarkoba Polres Lampung Selatan sebanyak 20 (dua puluh) orang dibawah pimpinan Kasat Narkoba AKP Syahrial, S.Ip.,M.H. bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan mendatangi rumah Sdr. Sofyan Prayogi alias Gatot (Saksi-4) di Dusun Tanjung Sari 1 Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang diduga sebagai pabrik pembuatan Narkotika jenis Shabu-shabu dan Extasy, setelah berada dilokasi kemudian melakukan penangkapan terhadap Saksi-4 dan Sdr. Minanto (Saksi-5) dan Sdr. Nurhoiri yang berada didalam rumah tersebut dan selanjutnya melakukan penggeledahan. 4. Bahwa Saksi menerangkan pada saat dilakukan penggeledahan dirumah Saksi-4 ditemukan barang-barang yang diduga peralatan untuk membuat Narkotika jenis Shabu-shabu dan Extasy, berupa : Hal 19 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
a. Seperangkat alat-alat cetak Extasy. b. 2 (dua) buah plastik klip kecil bening berisi serbuk warna hijau diduga Extasy. c. 3 (tiga) buah plastik klip kecil bening berisi serbuk warna putih diduga bahan Extasy. d. 1 (satu) buah plastik bening kecil berisikan 6 (enam) butir pil diduga Extasy. e. 1 (satu) buah plastik bening kecil berisikan 3 (tiga) butir pil diduga Extasy. f. 3 (tiga) buah tabung kaca besar. g. 1 (satu) buah tabung besar warna hitam. h. 2 (dua) buah tabung berisi cairan. i. 1 satu) buah gelas plastik berisi serbuk. j. 2 (dua) buah botol plastik warga putih berisi serbuk. k. 1 (satu) buah botol obat Amoxsan berisi serbuk. l. 4 (empat) buah potongan selang. m. 1 (satu) buah tabung kaca dan, n. 2 (dua) buah pipa kaca. 5. Bahwa pada saat melakukan penggeledahan dirumah Saksi-4, Terdakwa datang dengan menggunakan sepeda motor Vario warna hitam, selanjutnya Terdakwa masuk kedalam rumah dan menanyakan dengan berkata "Ada apa ini", lalu dijawab oleh Kasat Narkoba AKP Syahrial "Kamu siapa", lalu dijawab oleh Terdakwa "Saya Bambang anggota Koramil Natar", lalu dijawab lagi oleh AKP Syahrial "Kamu mau diperlakukan secara baik-baik atau sebagai Terdakwa", lalu Terdakwa menjawab "Secara baikbaik", kemudian AKP Syahrial mengatakan kepada Terdakwa "Kalau begitu tunggu disini", lalu menghubungi anggota Subdenpom II/3-2 atas nama Serda Priyanto (Saksi-1) yang sudah menunggu disekitar rumah tersebut, tidak lama kemudian Saksi-1 datang lalu mengamankan Terdakwa dan membawanya keluar rumah dan kemudian Terdakwa dimasukkan kedalam mobil Toyota Avanza warna hitam Nopol B 1273 MKO. 6. Bahwa setelah Saksi selesai melakukan pengeledahan dirumah Saksi-4, kemudian Tim Satnarkoba didampingi Saksi-1 kemudian menuju kerumah Terdakwa di Dusun Tanjung Sari 2 Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, pada saat dilakukan penggeledahan dirumah Terdakwa telah ditemukan barang-barang berupa : a. b. c. d. e. f. g.
1 1 1 4 2 1 1
(satu) buah kaca pirek. (satu) buah alat suntik/jarum suntik. (satu) buah timbangan digital. (empat) buah pipet. (dua) buah korek api. (satu) buah jaket rompi loreng dan, (satu) buah gelas kecil berisi kristal bening.
7. Bahwa pada saat Tim Satnarkoba melakukan penggeledahan baik dirumah Saksi-4 dan dirumah Terdakwa, Saksi melihat Terdakwa tidak menggunakan pakaian dinas tetapi hanya menggunakan pakaian celana pendek warna krem dan tidak mengenakan baju dan setelah selesai melakukan penangkapan dan penggeledahan tersebut Terdakwa dan barang-barang yang ditemukan dirumah Terdakwa diserahkan kepada Saksi-1 untuk selanjutnya diserahkan ke Denpom II/3-2 Lampung. Hal 20 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Atas keterangan Saksi-3 tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-4 : Nama Lengkap Pekerjaan Tempt/tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Alamat tempat tinggal
: : : : : : :
Gatot Sofyan Prayogi Buruh harian Metro/7 Mei 1987 Laki-laki Indonesia Islam Dusun Tanjung Sari 1, Desa Tanjung Sari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Kopda Bambang Suseno (Terdakwa) dan ada hubungan keluarga, karena Terdakwa adalah kakak kandung dari Saksi. 2. Bahwa Saksi kenal dengan Sdr. Minanto Alias Puying Bin Wasis (Saksi-5) sejak usia kanak-kanak yang tinggalnya bertetangga di Desa Tanjung Sari Natar Lampung Selatan, sedangkan dengan Sdr. Nanang alias lwan alias Parno kenal sekira bulan Pebruari 2016 pada saat datang kerumah Saksi di Desa Tanjung Sari Natar. 3. Bahwa pada awal bulan Pebruari 2016 sekira pukul 19.30 Wib Terdakwa bersama dengan Sdr. Nanang alias Iwan alias Parno datang kerumah Saksi, lalu oleh Terdakwa, Saksi dikenalkan dengan Sdr. Nanang alias lwan alias Parno, kemudian kurang lebih 2 (dua) minggu dari pertemuan tersebut sekira pertengahan bulan Pebruari 2016 Saksi bertemu lagi dengan Terdakwa dan Sdr. Nanang alias lwan alias Parno guna membahas tentang memproduksi Narkotika jenis Pil Inex/Extasy yang kemudian oleh Saksi disanggupi untuk bekerja sama memproduksi Narkotika jenis Pil Inex tersebut. 4. Bahwa bermula dari kedatangan Terdakwa bersama Sdr. Nanang alias Iwan alias Parno kerumah Saksi tersebut, kemudian Terdakwa menyampaikan kepada Saksi "Tot kamu mau tidak disuruh oleh Mas Nanang mencetak Pil lnex", lalu Saksi menjawab "Saya gak bisa membuatnya mas", lalu Terdakwa mengatakan "Nanti kamu diajari oleh Mas Nanang dan alatalatnya disiapkan oleh Mas Nanang", lalu Saksi menjawab "Memangnya enggak bahaya mas, saya takut Iho mas", dijawab lagi oleh Terdakwa "Ya kan gak ada yang tau yang penting kamu jangan cerita dengan siapa-siapa walaupun dengan isterimu", lalu Saksi jawab "Ya udahlah Mas tapi saya tak pikir pikir dulu", dijawab Terdakwa "Ya sudah, kalau sudah ada jawaban secepatnya kasih tau", yang saat itu Sdr. Nanang alias lwan alias Parno hanya menyaksikan dan mendengar pembicaraan Saksi dengan Terdakwa. 5. Bahwa setelah 3 (tiga) hari dari pembicaraan tersebut, kemudian Saksi dihubungi lagi oleh Terdakwa dan menanyakan kesanggupan Saksi untuk mencetak Pil Inex yang pembuatannya akan dilakukan di pabrik penggilingan padi milik orang tuanya (H. Sugito) yang beralamat di Desa Tanjung Sari Natar Lampung Selatan dengan berkata "Gimana masalah yang kemarin kamu sanggup gak?", Saksi menjawab "Ya sudah Mas gak apa-apa yang penting aman", dijawab Terdakwa "Ya udah kita sama-sama Hal 21 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
saling menjaga", dan keesokan harinya Terdakwa membawa peralatan untuk membuat Pil Inex milik Sdr. Nanang alias Nano alias Iwan ke dalam pabrik penggilingan padi secara bertahap yaitu pada tanggal 27 Pebruari 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa 4 (empat) besi bolong dan 3 (tiga) besi padat yang digunakan untuk mencetak pil Extasy, kemudian pada tanggal 3 Maret 2016 sekira pukul 11.00 Wib Terdakwa memberikan kepada Saksi tabung kaca sebanyak 3 (tiga) buah yang dimasukkan dalam kardus Aqua, dan pada tanggal 5 Maret 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa sebuah tabung yang berisi cairan kimia. 6. Bahwa setelah peralatan dan bahan-bahan untuk pembuatan pil Extasy berada dipabrik penggilingan padi tersebut, Saksi sudah 7 (tujuh) kali melakukan pembuatan pil Extasy yaitu : a. Pertama pada tanggal 12 Maret 2016 Saksi telah membuat/memproduksi pil Extasy sebanyak 30 (tiga puluh) butir. b. Kedua pada tanggal 20 Maret 2016 memproduksi sebanyak 30 (tiga puluh) butir. c. Ketiga pada tanggal 28 Maret 2016 memproduksi sebanyak 30 (tiga puluh) butir. d. Keempat pada tanggal 2 April 2016 memproduksi sebanyak 30 (tiga puluh) butir. e. Keenam pada tanggal 20 April 2016 memproduksi sebanyak 30 (tiga puluh) butir. f. Ketujuh pada tanggal 3 Mei 2016 memproduksi sebanyak 30 (tiga puluh) butir. 7. Bahwa cara pembuatan/produksi Pil Extasy tersebut pertama-tama bahan baku berupa serbuk berwarna hijau dan putih yang sudah disiapkan oleh Sdr. Nanang yang diletakkan di dalam plastik Saksi tumpahkan ke dalam piring plastik ukuran sedang warna orange, kemudian dua serbuk yang sudah dicampur Saksi masukkan ketakaran ukuran kecil dimasukkan ke cetakan besi bolong, kemudian ditekan dengan menggunakan besi padat ukuran kecil setelah itu dipukul menggunakan palu/martil sampai padat, setelah padat maka Saksi pukul kembali sampai keluar dari cetakan yang berupa besi bolong maka hasilnya dikemas dalam plastik bening ukuran kecil dan seterusnya dilakukan secara berulang-ulang. 8. Bahwa setiap selesai memproduksi pil Extasy kemudian pil Extasy oleh Saksi diserahkan kepada Terdakwa, tetapi pernah sekali diserahkan kepada Sdr. Nanang, Saksi tidak mengetahui pil Extasy tersebut dijual kepada siapa dan berapa harganya, Saksi hanya menerima upah pembuatan pil Extasy sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) dalam per butirnya. 9. Bahwa dalam proses memproduksi pil Extasy tersebut Terdakwa berperan sebagai pengawas, Sdr. Nanang sebagai pemberi modal, menyiapkan alat dan bahan pembuatan pil Extasy serta mengajari cara memproduksi dan memasarkan hasil produksi, sedangkan Saksi sebagai pembuat pil Extasy dibantu oleh Sdr. Minanto (Saksi-5). 10. Bahwa Saksi selain berperan sebagai pembuat pil Extasy juga sebagai pengguna Narkotika jenis Shabu-shabu, Saksi mengaku pernah mengkonsumsi Narkotika jenis Shabu-shabu sebanyak 3 (tiga) kali yang dilakukan bersama Terdakwa dan Hal 22 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Sdr. Minanto (Saksi-5) yaitu pada hari Sabtu tanggal 23 April 2016 sekira pukul 17.30 Wib, kemudian pada tanggal 30 April 2016 sekira pukul 17.30 Wib dan terakhir pada tanggal 7 Mei 2016 sekira pukul 17.30 Wib, kesemuanya dilakukan di pabrik penggilingan padi milik orang tuanya yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 11. Bahwa cara mengkonsumsi Narkotika jenis Shabu-shabu yang dilakukan oleh Saksi bersama Saksi-5 dan Terdakwa yaitu Terdakwa terlebih dahulu menyuruh Saksi membeli 1 (satu) buah botol penyegar cap Kaki Tiga, mencari pipet dan setelah didapat kemudian Terdakwa merakit alat untuk mengkonsumsi shabushabu dengan cara tutup botol diberi lubang sebanyak 2 (dua) lubang lalu 2 (dua) buah pipet dimasukkan kedalam lubang pada tutup botol kemudian tutup botol dipasang lagi dan salah satu pipet dipasang pirex yang diisi shabu-shabu secukupnya lalu dibakar dengan menggunakan korek api gas, selanjutnya bergantian menghisapnya, yang pertama menghisap adalah Terdakwa sebanyak 3 (tiga) kali hisapan kemudian disusul Saksi dan Saksi-5 sampai shabu tersebut habis, dan yang dirasakan oleh Saksi setiap selesai mengkonsumsi shabu-shabu badan terasa segar/fit dan bersemangat. 12. Bahwa benar saat dilakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap Saksi dirumahnya oleh petugas Kepolisian dari Polres Lampung Selatan, dirumah Saksi telah ditemukan 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver, yang 1 (satu) pucuk ditemukan di ruang tamu yang terletak dilantai posisinya dibelakang kursi kemudian 1 (satu) pucuk ditemukan di rak baju didalam kamar, selanjutnya ditemukan 5 (lima) butir peluru tajam dan 2 (dua) butir peluru karet terpasang disarung pistol berwarna hitam. 13. Bahwa 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver, 5 (lima) butir peluru tajam dan 2 (dua) butir peluru karet tersebut Saksi dapatkan dari Terdakwa untuk disimpan di rumah Saksi pada tanggal 28 April 2016 dan tanggal 10 Mei 2016, akan tetapi Saksi tidak mengetahui darimana Terdakwa mendapatkannya serta Saksi belum pernah menggunakannya/menembakkannya. 14. Bahwa pada saat dilakukan penggeledahan yang dilakukan di pabrik penggilingan padi telah didapatkan barangbarang sebagai berikut : a. 4 (empat) batang besi bolong dan 3 (tiga) besi padat. b. 2 (dua) buah plastik berisi serbuk warna hijau. c. 3 (tiga) bungkus plastik berisi 6 (enam) butir diduga pil Extasy. d. 1 (satu) bungkus plastik berisi 3 (tiga) butir diduga pil Extasy. e. 3 (tiga) buah tabung kaca besar. f. 1 (satu) buah tabung besar warna hitam. g. 2 (dua) buah tabung berisi cairan. h. 1 satu) buah gelas plastik berisi serbuk. i. 2 (dua) buah botol plastik warna putih berisi serbuk. j. 1 (satu) buah botol obat Amoxsan berisi serbuk. k. 4 (empat) buah potongan selang. l. 1 (satu) buah tabung kaca. m. 2 (dua) buah pipa kaca. Hal 23 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Atas keterangan Saksi-4 tersebut Terdakwa menyangkal sebagian, yaitu : Bahwa senjata api yang ditemukan di rumah Sdr. Gatot bukan pemberian dari Terdakwa. Saksi-5 : Nama Lengkap Pekerjaan Tempt/tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Alamat tempat tinggal
: : : : : : :
Minanto Alias Puying Bin Wasis Buruh Tanjung Sari, Natar/22 Juni 1992 Laki-laki Indonesia Islam Dusun Tanjung Sari III, Desa Tanjung Sari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Kopda Bambang Suseno (Terdakwa) sejak kecil karena masih ada hubungan keluarga. 2. Bahwa Saksi pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 08.00 Wib berangkat dari rumah menuju rumah Sdr. Sofyan Prayogi alias Gatot (Saksi-4) dengan maksud mengambil mobil pick up yang akan digunakan memuat padi yang belum digiling untuk dibawa ke pabrik penggilingan padi milik orang tua Terdakwa yang letaknya berdekatan dengan rumah Terdakwa. 3. Bahwa pada saat Saksi telah menerima kunci mobil dari Saksi-4, lalu menuju mobil yang diparkir dihalaman belakang rumah dan terlebih dulu mobil dibersihkan, pada saat membersihkan mobil tersebut Saksi melihat Sdr. Nurcholis alias Kiwing datang dari samping rumah lalu menemui Saksi-4 dan terjadi percakapan akan tetapi Saksi tidak tahu apa yang dibicarakannya.
4. Bahwa pada saat Saksi membersihkan mobil dan Sdr. Nurcholis alias Kiwing berbincang-bincang dengan Saksi-4, tibatiba datang Polisi berpakaian preman lebih kurang 30 (tiga puluh) orang dari depan rumah langsung menuju halaman belakang rumah langsung memegang Saksi-4 dan kemudian Saksi bersama Sdr. Nurcholis alias Kiwing juga dipanggil polisi untuk mendekat, Saksi-4 lalu dibawa masuk kedalam rumah, didalam rumah tersebut lalu Saksi-4 diinterogasi oleh Polisi. 5. Bahwa pada saat dilakukan penggeledahan didalam rumah oleh Polisi datang Terdakwa dengan hanya mengenakan celana pendek tanpa memakai baju langsung masuk kedalam rumah dan berkata "Ada apa ini pak", kemudian ada yang bertanya "Kamu siapa" dijawab "Saya Bambang", kemudian Polisi mengatakan kepada Terdakwa "Kamu diam saja disitu", kemudian Saksi bersama Saksi-4 dan Nurcholis alias Kiwing dibawa keluar rumah oleh Polisi lalu dimasukkan kedalam mobil Innova warna silver dan sekira pukul 12.00 Wib dibawa ke Polsek Natar selanjutnya sekira pukul 15.00 Wib dibawa ke Polres Lampung Selatan. 6. Bahwa Saksi bersama Saksi-4 dan Nurcholis alias Kiwing pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.00 Wib bertempat dirumah Saksi-4 yang beralamat di Dusun I Desa Hal 24 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan telah ditangkap oleh petugas Kepolisian dari Polres Lampung Selatan. 7. Bahwa Saksi bersama Saksi-4 dan Nurcholis alias Kiwing ditangkap Polisi karena pada saat dilakukan penggeledahan dirumah Saksi-4 ditemukan alat dan bahan pembuatan Narkotika jenis lnex/Extasy, barang bukti yang ditemukan pada saat itu adalah alat-alat untuk membuat Narkotika jenis lnex/Extasy, beberapa butir pil Extasy yang sudah dicetak, 3 (tiga) buah alat hisap Shabu-shabu dan 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis pistol beserta amunisi. 8. Bahwa alat-alat untuk membuat Narkotika yang ditemukan saat pengeledahan Saksi tidak tahu namanya namun berupa tabung kaca bening, gelas kaca dan alat untuk pres pencetak pil Extasy, dan bahan-bahan yang digunakan Saksi juga tidak tahu namanya namun berupa serbuk berwarna putih, hijau, coklat, ungu dan cairan berwarna bening. 9. Bahwa alat-alat untuk membuat pil Extasy dan bahan dasarnya tersebut ditemukan di temukan di dalam gudang dan dapur rumah milik Saksi-4, ada juga yang ditemukan didalam kamar bagian depan, sedangkan untuk senjata api rakitan jenis pistol dan amunisi ditemukan didalam kamar depan dan yang satu lagi ditemukan di selipan bawah kursi tamu. 10. Bahwa Saksi tidak mengetahui siapa pemilik alat-alat dan bahan-bahan untuk membuat Narkotika jenis Extasy serta senjata api dan amunisi, tetapi menurut Saksi kemungkinan barangbarang tersebut adalah milik Saksi-4 dan kemungkinan juga milik Terdakwa karena mereka berdua adalah saudara kandung. 11. Bahwa Saksi mengetahui alat-alat pembuat Narkotika jenis lnex/Extasy sejak pertengahan bulan Maret 2016, Saksi mengetahui setelah diperlihatkan oleh Saksi-4 dan menyampaikan kepada Saksi bahwa alat-alat tersebut adalah untuk membuat Extasy. 12. Bahwa benar Saksi pernah membantu Saksi-4 untuk membuat pil Extasy, yang pertama pada bulan Maret 2016 sekira pukul 20.00 Wib, saat itu hanya berdua dengan Saksi-4, yang kedua pada bulan April 2016 sekira pukul 21.00 Wib pada saat itu Saksi membuat bersama Saksi-4, Sdr. Nanang alias Iwan temannya Terdakwa dan dibantu oleh Terdakwa, kemudian yang ketiga yaitu pada bulan Mei 2016 sekira pukul 21.00 Wib saat itu Saksi membuat bersama Saksi-4 dan Terdakwa. 13. Bahwa dalam membantu pembuatan Pil Extasy tersebut, Saksi hanya membantu memanaskan bahan dasarnya saja dengan cara mendekatkannya ke bohlam lampu dan mencuci alat yang kotor, sedangkan yang bertugas mencetak Pil Extasy adalah Saksi-4. 14. Bahwa yang mengajak Saksi untuk membantu membuat pil Extasy yang pertama adalah Saksi-4, kemudian untuk kedua dan ketiga kalinya yang mengajak adalah Terdakwa, pada setiap kali membantu membuat pil Extasy Saksi mendapat upah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan yang membayar upah/gaji adalah Terdakwa. Hal 25 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
15. Bahwa peran Saksi hanya membantu memanaskan bahan dasarnya saja dengan cara mendekatkannya ke bohlam lampu dan mencuci alat yang kotor, sedangkan yang mencetak adalah Saksi-4, sementara Sdr. Nanang alias Iwan yang mengajari Saksi-4 cara mencetak/membuat pil Extasy sedangkan Terdakwa bertindak selaku pengawas, untuk membuat 1 (satu) butir pil Extasy dibutuhkan waktu lebih kurang 10 (sepuluh) menit, dalam sekali cetak mendapatkan 10 (sepuluh) butir dan selama bekerja membantu pembuatan pil Extasy selama 3 (tiga) hari mendapatkan 30 (tiga puluh) butir pil Extasy. 16. Bahwa Saksi selain membantu dalam pembuatan pil Extasy dirumah Saksi-4 juga pernah mengkonsumsi Narkotika jenis Shabu-shabu bersama Terdakwa dan Saksi-4 kurang lebih sudah 7 (tujuh) kali yaitu pada bulan Pebruari 2016 mengkonsumsi sebanyak 2 (dua) kali bersama Terdakwa dan Saksi-4 dirumah Terdakwa, kemudian pada bulan Maret 2016 mengkonsumsi sebanyak 2 (dua) kali bersama Terdakwa dan Saksi-4 bertempat dirumah Terdakwa dan dirumah Saksi-4, lalu pada bulan April 2016 mengkonsumsi sebanyak 2 (dua) kali bersama Terdakwa dan Saksi-4 dirumah Terdakwa dan dirumah Saksi-4, kemudian terakhir pada tanggal 10 Mei 2016 sekira pukul 15.00 Wib mengkonsumsi shabu-shabu bersama Terdakwa dirumah Terdakwa. 17. Bahwa setiap Saksi mengkonsumsi Narkotika jenis Shabu-shabu bersama Terdakwa dan Saksi-4, yang mengajak adalah Terdakwa sebanyak 5 (lima) kali dan 2 (dua) kali yang mengajak adalah Saksi-4, dan setiap mengkonsumsi Shabushabu baik yang dilakukan di rumah Terdakwa atau dirumah Saksi-4 yang menyediakan Shabu-shabu adalah Terdakwa. Atas keterangan membenarkan seluruhnya. Saksi-6 : Nama Lengkap Pekerjaan Tempat/tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Alamat tempat tinggal
Saksi-5
tersebut
Terdakwa
: Rohani : Honorer Perawat Puskes Tanjung Sari Natar : Tanjung Sari Natar/2 Juni 1982 : Perempuan : Indonesia : Islam : Desa Tanjung Sari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi adalah isteri dari Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 (Terdakwa), Jabatan Babinsa Koramil 421-06/Natar, Kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan. 2. Bahwa Saksi tidak mengetahui Terdakwa menggunakan/mengkonsumsi narkotika jenis shabu-shabu baik didalam rumah maupun diluar rumah, sepengetahuan Saksi, Terdakwa dalam kesehariannya biasa-biasa saja dan tidak pernah berperilaku aneh. 3. Bahwa Saksi mengetahui pada saat penggeledahan dirumah yang beralamat di Desa Tanjung Sari Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang dilakukan oleh anggota Hal 26 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Polisi, BNN, anggota Polisi Militer ditemukan 1 (satu) gelas kecil berisi air bentuknya bening, 3 (tiga) pipet, 1 (satu) buah suntikan dan 1 (satu) buah jaket loreng. 4. Bahwa barang-barang yang disita oleh petugas tersebut tidak pernah ditunjukkan oleh Terdakwa kepada Saksi, namun untuk jaket loreng Saksi mengetahui itu milik Terdakwa, sedangkan suntikan adalah milik Saksi karena dirumah Saksi praktek menerima pasien berobat dan KB. 5. Bahwa barang-barang yang ditemukan seperti 1 (satu) gelas kecil berisi air bentuknya bening ditemukan diatas lemari kamar Saksi, 3 (tiga) pipet ditemukan didalam jaket rompi loreng milik Terdakwa yang tergantung didalam pintu kamar ruang tengah, 1 (satu) buah suntikan Saksi tidak mengetahui ditemukan dimana dan Saksi menyaksikan sesudah dilakukan penggeledahan bahwa barang-barang itu ditemukan ditempat tersebut diatas. 6. Bahwa tidak ada barang lain yang ditemukan didalam rumah selain 1 (satu) gelas kecil berisi air bentuknya bening, 3 (tiga) pipet, 1 (satu) buah suntikan dan 1 satu) buah jaket loreng, dan untuk 1 (satu) unit timbangan digital Saksi tidak mengetahuinya ditemukan dimana, hanya mendengar saja dan tidak melihat secara langsung. 7. Bahwa Saksi tidak kenal dengan teman-teman Terdakwa yang bernama Sdr. Parno, Sdr. Nanang dan Sdr. Iwan, akan tetapi Saksi kenal dengan Sdr. Gatot (Saksi-4) karena Saksi-4 adalah adik kandung Terdakwa yang bekerja di pabrik yang letaknya didepan rumah Saksi dan Saksi tidak pernah melihat Saksi-4 diberi barang atau sesuatu oleh Terdakwa. 8. Bahwa Saksi tidak mengetahui kalau Terdakwa selain mengkonsumsi narkotika jenis shabu-shabu juga sebagai penjual narkotika jenis shabu-shabu ataupun pembuat/produksi Pil Extasy, karena Saksi tidak pernah mendapat uang lebih dari Terdakwa selain dari Gaji, remunerasi dan tunjangan Babinsa yang keseluruhannya berjumlah Rp. 3,000,000,- (tiga juta rupiah). Atas keterangan membenarkan seluruhnya. Menimbang
:
Saksi-6
tersebut
Terdakwa
Bahwa di dalam persidangan Terdakwa menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 adalah prajurit TNI AD, masuk militer pada tahun 2002 melalui pendidikan Secata PK, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada kemudian mengikuti kejuruan Infanteri di Baturaja selama 3 bulan, lalu ditugaskan di Yonif 143/TWEJ, tahun 2003 BP ke Yonif 142/KJ dan ikut tugas Operasi di Aceh, tahun 2005 melaksanakan tugas operasi di Aceh lagi, tahun 2011 pindah ke korem 043 Lampung, terakhir tahun 2013 Terdakwa bertugas di Kodim 0421/Lampung Selatan, dan pada saat melakukan tindak pidana yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa menjabat sebagai Babinsa Koramil 421-06/Natar Kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan dengan pangkat Kopda. 2. Bahwa Terdakwa kenal dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang yang mengaku berasal dari Jakarta Timur pada Hal 27 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
bulan Nopember 2014 melalui media sosial Facebook, kemudian saling memberikan nomor Hp dan selanjutnya sering berkomunikasi melalui Hp yang kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang ingin bertemu langsung dengan Terdakwa di Lampung. 3. Bahwa pada saat Terdakwa sering berkomunikasi dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang, kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menawarkan kepada Terdakwa bahwa ada bisnis dengan keuntungan besar yaitu jual shabu-shabu dengan cara meracik sendiri, apabila mempunyai modal sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setelah dijual akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), akhirnya Terdakwa tergiur dengan ajakan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang dan berjanji akan bertemu dengan Terdakwa di Lampung, dan untuk sebagai tanda jadi kemudian Terdakwa mentransfer uang sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk ongkos Sdr. Nano alias Parno alias Nanang berangkat ke Lampung. 4. Bahwa kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang datang ke Lampung dengan menumpang bus dan membuat janji bertemu dengan Terdakwa didaerah perempatan Lampu Merah Kali Balok Sukarame Bandar Lampung, setelah bertemu dengan Terdakwa kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menyampaikan bahwa dalam pembuatan shabu-shabu diperlukan bahan dan peralatan dengan memerlukan biaya Rp. 10.000.000,(sepuluh juta rupiah), apabila Terdakwa mau ikut untuk biaya bisa dibagi dua, setelah Terdakwa setuju dengan tawaran tersebut maka Terdakwa memberikan uang tunai kepada Sdr. Nano alias Parno alias Nanang sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan setelah memberikan uang tersebut Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali ke Jakarta sedangkan Terdakwa langsung kembali ke rumahnya di Natar Lampung Selatan. 5. Bahwa pada bulan Desember 2014, setelah pertemuan Terdakwa dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang tersebut, satu minggu kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali menghubungi Terdakwa untuk bertemu kembali di Lampung dengan membuat janji bertemu ditempat semula yaitu di daerah Lampu Merah Kali Balok Sukarame Bandar Lampung, setelah bertemu dengan Terdakwa lalu Terdakwa mengajak Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kerumah Terdakwa di Natar Lampung Selatan, sesampainya dirumah Terdakwa lalu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang meracik shabu-shabu dan Pil Extasy dengan bahan dan peralatan yang dibawa dari Jakarta, dan menyampaikan kepada Terdakwa perlu waktu satu minggu supaya racikan shabu-shabu tersebut menjadi beku mengkristal dan baru bisa dikonsumsi, setelah itu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali lagi ke Jakarta. 6. Bahwa setelah satu minggu kemudian ternyata bahan racikan shabu-shabu masih cair dan belum jadi, kemudian Terdakwa kembali menghubungi Sdr. Nano alias Parno alias Nanang untuk kembali ke Lampung, setelah sampai di Lampung dan bertemu dengan Terdakwa, lalu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menyampaikan kepada Terdakwa bahwa racikan shabushabu tersebut kurang bahan, lalu Terdakwa kembali memberikan uang sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada Sdr. Nano alias Parno alias Nanang untuk membeli bahan, namun setelah memberikan uang tersebut Sdr. Nano alias Hal 28 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Parno alias Nanang tidak kembali ke Lampung menemui Terdakwa yang kemudian Terdakwa meracik sendiri untuk membuat Pil Extasy. 7. Bahwa pada bulan Pebruari 2016 sekira pukul 19.00 Wib Terdakwa bersama Sdr. Nano alias Parno alias Nanang pernah datang kerumah adik Terdakwa yang bernama Gatot Sofyan Prayogi (Saksi-4) lalu menawarkan atau mengajak Saksi-4 untuk membuat/memproduksi Narkotika jenis shabu-shabu dan Pil Extasy dengan menyampaikan kepada Saksi-4 "Tot kamu mau tidak disuruh oleh Mas Nanang mencetak Pil Inex", lalu Saksi-4 menjawab "Saya gak bisa membuatnya mas", lalu Terdakwa mengatakan "Nanti kamu diajari oleh Mas Nanang dan alatalatnya disiapkan oleh Mas Nanang", lalu Saksi-4 menjawab "Memangnya enggak bahaya mas, saya takut Iho mas", dijawab lagi oleh Terdakwa "Ya kan gak ada yang tau yang penting kamu jangan cerita dengan siapa-siapa walaupun dengan isterimu", lalu Saksi-4 jawab "Ya udahlah Mas tapi saya tak pikir-pikir dulu", dijawab Terdakwa "Ya sudah, kalau sudah ada jawaban secepatnya kasih tau". 8. Bahwa setelah Terdakwa mendapat jawaban setuju dari Saksi-4 untuk ikut memproduksi Narkotika jenis shabu-shabu dan Pil Extasy, lalu keesokan harinya Terdakwa membawa peralatan untuk membuat Pil Inex milik Sdr. Nano alias Parno alias Nanang ke dalam pabrik penggilingan padi milik orang tuanya Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan secara bertahap yaitu pada tanggal 27 Pebruari 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa 4 (empat) besi bolong dan 3 (tiga) besi padat yang digunakan untuk mencetak pil Extasy, kemudian pada tanggal 3 Maret 2016 sekira pukul 11.00 Wib Terdakwa memberikan kepada Saksi-4 tabung kaca sebanyak 3 (tiga) buah yang dimasukkan dalam kardus Aqua, dan pada tanggal 5 Maret 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa sebuah tabung yang berisi cairan kimia. 9. Bahwa Terdakwa pernah menerima hasil produksi Pil Extasy dari Saksi-4 sebanyak 7 (tujuh) kali, yang pertama yaitu pada tanggal 12 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, kemudian yang kedua pada tanggal 20 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, ketiga pada tanggal 28 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, keempat pada tanggal 2 April 2016 menerima sebanyak 30 (tiga puluh) butir, kelima pada tanggal 15 April 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, keenam pada tanggal 20 April 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir dan yang ketujuh pada tanggal 3 Mei 2016 menerima sebanyak 30 (tiga puluh) butir, setiap penerimaan hasil produksi Pil Extasy dari Saksi-4 dilakukan di pabrik penggilingan padi milik orang tuanya Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 10. Bahwa dalam produksi Narkotika jenis Pil Extasy tersebut Terdakwa berperan sebagai pemberi dana, kemudian untuk alat dan bahan racik pembuat Pil Extasy dan Shabu disediakan oleh Sdr. Nano alias Parno alias Nanang, lalu pembuat Pil Extasy dikerjakan oleh Saksi-4 dibantu dengan Sdr. Minanto alias Puying (Saksi-5) yang Terdakwa beri upah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) setiap kali selesai produksi Pil Extasy.
Hal 29 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
11. Bahwa hasil produksi Pil Extasy dari Terdakwa kemudian ditukarkan dengan shabu-shabu kepada Sdr. Kyai yang saat ini tidak diketahui keberadaannya, hal tersebut sudah dilakukan Terdakwa sebanyak 6 (enam) kali diantaranya pada bulan Desember 2015 sekira pukul 19.00 Wib pernah menukarkan Pil Extasy buatan Terdakwa yang dihargai Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dengan Narkotika jenis shabu-shabu kepada Sdr. Kyai asal Tegineneng Pesawaran Lampung, tepatnya di Jl. Lintas Sumatera dipinggir jalan dekat dengan Pabrik Perindo Tegineneng yaitu 5 (lima) butir Pil Extasy dengan Shabu sate pahe/paket kecil, namun menurut keterangan Sdr. Kyai bahwa Pil Extasy buatan Terdakwa tidak asli sehingga dikembalikan kepada Terdakwa sebanyak 3 (tiga) butir. 12. Bahwa setiap selesai menukarkan hasil produksi pil Extasy kepada Sdr. Kyai dan diketahui pil Extasy tersebut tidak asli, maka pil Extasy yang dikembalikan oleh Sdr. Kyai beserta sisanya Terdakwa lebur kembali untuk diproduksi lagi dengan menambahkan cairan alkohol. 13. Bahwa selain sebagai pemberi dana pembuatan Narkotika jenis Pil Extasy, Terdakwa juga pernah mengajak Saksi-4 dan Saksi-5 mengkonsumsi Narkotika jenis shabu-shabu, hal tersebut Terdakwa lakukan sebanyak 7 (tujuh) kali, yang pertama pada sekira bulan Pebruari 2016 yang dilakukan dirumah Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, kedua pada bulan Pebruari 2016 yang juga dilakukan dirumah Terdakwa, lalu yang ketiga pada bulan Maret 2016 dirumah Terdakwa, keempat masih pada bulan Maret 2016 yang dilakukan dirumah Saksi-4, kelima pada tanggal 23 April 2016 sekira pukul 17.30 Wib, keenam masih dalam bulan April 2016, dan yang ketujuh pada tanggal 7 Mei 2016 sekira pukul 17.30 Wib yang dilakukan di pabrik penggilingan padi milik orang tua Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 14. Bahwa shabu-shabu yang dikonsumsi Terdakwa bersama Saksi-4 dan Saksi-5 diperoleh dari Sdr. Kyai orang asal Tegineneng, dengan cara membeli seharga Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per paketnya dan Terdakwa sudah 7 (tujuh) kali membelinya. 15. Bahwa cara Terdakwa mengkonsumsi shabu-shabu diawali dengan menyiapkan alat untuk menggunakan shabushabu seperti 3 (tiga) buah selang pipet, 2 (dua) buah korek api, 1 (satu) buah kaca/bong dan 1 (satu) buah gelas kecil setelah Terdakwa siapkan maka shabu-shabu tersebut Terdakwa tuangkan ke pirek kaca kemudian dibakar dan dihisap, setelah itu jangka waktu beberapa detik badan terasa fit dan bersemangat. 16. Bahwa Terdakwa menggunakan shabu-shabu tersebut hanya coba-coba atau iseng saja dan Terdakwa tidak mempunyai ijin khusus/resep dari dokter untuk mengkonsumsi Narkotika Golongan I, serta Terdakwa merasa biasa saja bila tidak mengkonsumsi shabu-shabu. 17. Bahwa Terdakwa telah mengetahui larangan dan himbauan dari Komando Atas dan Terdakwa juga telah menandatangani pernyataan integritas serta mengetahui apabila terlibat menggunakan Narkotika akibatnya dipecat. Hal 30 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
18. Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.30 Wib saat Terdakwa sedang berada dirumahnya, datang isteri Saksi-4 (Sdri. Yeka) menyampaikan kepada Terdakwa bahwa dirumah Saksi-4 banyak Polisi, lalu Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario mendatangi rumah Saksi-4, sesampainya dirumah Saksi-4, Terdakwa bertemu dengan beberapa anggota Polisi berpakaian preman lalu ditanya dan Terdakwa menyampaikan bahwa Terdakwa anggota Koramil Natar, lalu masuk kedalam rumah Saksi-4. 19. Bahwa Terdakwa kemudian diamankan oleh anggota Polisi tersebut lalu diserahkan kepada Serda Priyanto (Saksi-1) anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan, Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan bertanya kepada Terdakwa apakah ada mesin cetak Pil Extasy, lalu Terdakwa menjawab tidak ada, karena tidak percaya lalu Kasat Narkoba bersama anggotanya melakukan penggeledahan dirumah Saksi-4, selanjutnya oleh Tim Narkoba Polres Lampung Selatan bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan membawa Terdakwa untuk melakukan penggeledahan dirumah Terdakwa. 20. Bahwa pada saat dilakukan penggeledahan dirumah Terdakwa, ditemukan 1 (satu) buah jaket rompi loreng yang didalam saku kanan bawah terdapat 4 (empat) buah selang pipet warna putih, 2 (dua) buah korek api/mancis warna merah dan warna hijau muda, lalu 1 (satu) buah kaca/bong, 1 (satu) buah kotak plastik kecil warna hijau muda, diatas lemari kamar Terdakwa ditemukan 1 (satu) buah galas kecil berisi serbuk kristal putih, dan diruang dapur ditemukan 1 (satu) buah timbangan digital kecil. 21. Bahwa pada saat dilakukan penggeledahan dirumah Saksi-4, selain ditemukan peralatan dan bahan pembuat Pil Extasy, juga ditemukan 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 5 (lima) butir peluru tajam laras panjang serta 2 (dua) butir peluru karet. 22. Bahwa Terdakwa mengarang cerita untuk meringankan tuduhan yang akan disangkakan kepada Saksi-4 sebagai adik kandungnya dengan mengakui sebagai pemilik 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 5 (lima) butir peluru tajam laras panjang serta 2 (dua) butir peluru karet. 23. Bahwa Terdakwa awalnya kenal dengan Sdr. Wanto pada tahun 2008 di Terminal Simpang Rimbo Jambi yang Terdakwa kenal sebagai preman. Sdr. Wanto menawarkan 1 (satu) pucuk senjata rakitan colt revolver beserta magazennya seharga Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan Terdakwa setuju membelinya, satu bulan kemudian Sdr. Wanto menawarkan lagi 1 (satu) pucuk senjata rakitan colt revolver tanpa magazen beserta 5 (tujuh) butir peluru tajam laras panjang dan 2 (dua) butir peluru karet seharga Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan Terdakwa setuju membelinya sehingga total uang yang dikeluarkan oleh Terdakwa sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah). 24. Bahwa 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 5 (lima) butir peluru tajam laras panjang serta 2 (dua) butir peluru karet yang dibeli oleh Terdakwa tidak ada surat ijinnya dari pihak yang berwenang dan oleh Terdakwa hanya digunakan untuk menjaga diri dan tidak digunakan untuk melakukan Hal 31 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
kejahatan. 25. Bahwa setelah selesai dilakukan penggeledahan dirumah Terdakwa, pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 14.00 Wib, Terdakwa berikut barang bukti yang ditemukan di rumah Terdakwa dan 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 7 (tujuh) butir peluru diamankan oleh Saksi-1 lalu dibawa ke Denpom II/3 Lampung guna pemeriksaan lebih lanjut. Menimbang
:
Bahwa barang dipersidangan berupa :
bukti
yang
diajukan
Oditur
Militer
Barang-barang : 1.
1 (satu) buah jaket rompi loreng.
2.
3 (tiga) slang pipet warna loreng.
3.
2 (dua) buah korek api gas warna merah dan orange.
4.
1 (satu) buah kaca/pirek.
5.
1 (satu) kotak plastik warna hijau muda.
6.
3 (tiga) buah plastik klip kecil.
7.
1 (satu) buah timbangan digital ukuran kecil.
8.
1 (satu) lembar kartu ATM BRI.
9.
1 (satu) lembar KTA atas nama Kopda Bambang Suseno.
10.
1 (satu) buah tabung kosong bekas tabung TNT.
11.
1 (satu) perangkat alat dan bahan pil Extasy.
12.
1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver.
13. 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver tanpa silinder. 14.
5 (lima) butir peluru tajam caliber 5,56 mm.
15.
2 (dua) butir peluru karet caliber 5,56 mm.
16. 2 (dua) buah plastik bening berisi serbuk warna hijau diduga bahan Extasy 17. 3 (tiga) buah plastik bening berisi serbuk warna putih diduga bahan Extasy 18. Extasy
1 (satu) buah plastik kecil berisi 6 (anam) butir pil diduga
19. Extasy
1 (satu) buah plastik kecil berisi 3 (tiga) butir pil diduga
20.
3 (tiga) buah tabung kaca besar
21.
1 (satu) buah tabung besar warna hitam
22.
2 (dua) buah tabung berisikan cairan
23.
2 (dua) buah botol plastik warna putih berisikan serbuk
24.
1 (satu) buah botol obat amoxan berisi serbuk
25.
4 (empat) buah potongan selang
26.
1 (satu) buah tabung kaca dan
27.
2 (dua) buah pipa kaca.
Hal 32 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Seluruh barang tersebut telah diperlihatkan kepada Terdakwa dan Saksi yang hadir dipersidangan serta telah diterangkan sebagai bukti tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain maka oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatanperbuatan yang didakwakan dan dapat dijadikan sebagai barang bukti dalam perkara ini. Surat-surat : 1. 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Darah No Lab 37 A/HP/V/2016 tanggal 13 Mei 2016 dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. 2. 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Urine No Lab 36 A/HP/V/2016 tanggal 13 Mei 2016 dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. 3. 2 (dua) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 36 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test darah) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. 4. 2 (dua) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 37 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung 5. 1 (satu) Surat Keterangan Pemeriksaan Narkoba Nomor Sket/1045/V/Ku/Pb.00/2016/BNNP-LPG tanggal 16 Mei 2016 (pemeriksaan urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung. 6. 4 (empat) lembar Rekening Koran Tabungan BRI periode 1 Januari 2016 sampai dengan 10 Juni 2016 atas nama Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Tanjung Karang. 7. 1 (satu) lembar surat Dandenpal "B" 02-12-03 Nomor B/304NI/2016 tanggal 10 Juni 2016 perihal hasil pemeriksaan barang bukti 2 (dua) pucuk pistol Revolver (rakitan), 5 (lima) butir munisi kaliber 5,56 mm (tajam) dan 2 (dua) butir munisi kaliber 5,56 mm (karet). Seluruhnya telah dibacakan kepada Terdakwa dan Saksi yang hadir dipersidangan serta telah diterangkan sebagai bukti tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain maka oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatanperbuatan yang didakwakan dan dapat dijadikan barang bukti dalam perkara ini.
Menimbang
:
Bahwa terhadap sangkalan Terdakwa atas keterangan Saksi-2 dan Saksi-4 mengenai kepemilikan senjata api berupa 2 (dua) buah pistol revolver dan 7 (tujuh) munisi di rumah Saksi-4 Hal 33 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
yang menurut Terdakwa adalah milik Sdr. Gatot, Majelis Hakim menanggapinya sebagai berikut : 1. Bahwa sangkalan Terdakwa mengenai kepemilikan senjata api berupa 2 (dua) buah pistol revolver dan 7 (tujuh) munisi sebagai milik Saksi-4 yang mana karena Terdakwa merasa kasihan terhadap Saksi-4 akan dituduh menyimpan senjata api dan munisi secara illegal, maka untuk meringankan hukumannya Terdakwa mengakui senjata api dan munisi tersebut adalah miliknya, namun sebenarnya adalah milik Saksi-4 sendiri. 2. Keterangan Terdakwa tersebut tidak didukung oleh keterangan saksi yang lain, cenderung sebagai upaya Terdakwa untuk lari dari tanggung jawabnya, sedangkan keterangan Saksi-2 yang mengetahui mengenai kepemilikan senjata api dan munisi tersebut sebagai milik Terdakwa bersesuaian dengan keterangan Saksi-4 yang menyatakan bahwa 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver, 5 (lima) butir peluru tajam dan 2 (dua) butir peluru karet tersebut Saksi-4 dapatkan dari Terdakwa untuk disimpan di rumah Saksi-4 pada tanggal 28 April 2016 dan tanggal 10 Mei 2016, akan tetapi Saksi-4 tidak mengetahui darimana Terdakwa mendapatkannya serta Saksi-4 belum pernah menggunakannya serta keterangan keduanya diberikan dibawah sumpah dan saling bersesuaian. 3. Berdasarkan hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat sangkalan Terdakwa mengenai status kepemilikan senjata api berupa 2 (dua) buah pistol revolver dan 7 (tujuh) munisi harus diabaikan dan tidak diterima. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan keterangan-keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa dan barang bukti berupa barang-barang dan surat-surat yang diajukan ke persidangan serta petunjuk-petunjuk lainnya dan setelah menghubungkan yang satu dengan yang lainnya maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 adalah prajurit TNI AD, masuk militer pada tahun 2002 melalui pendidikan Secata PK, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada kemudian mengikuti kejuruan Infanteri di Baturaja selama 3 bulan, lalu ditugaskan di Yonif 143/TWEJ, tahun 2003 BP ke Yonif 142/KJ dan ikut tugas Operasi di Aceh, tahun 2005 melaksanakan tugas operasi di Aceh lagi, tahun 2011 pindah ke korem 043 Lampung, terakhir tahun 2013 Terdakwa bertugas di Kodim 0421/Lampung Selatan, dan pada saat melakukan tindak pidana yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa menjabat sebagai Babinsa Koramil 421-06/Natar Kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan dengan pangkat Kopda. 2. Bahwa benar Terdakwa awalnya kenal dengan Sdr. Wanto pada tahun 2008 di Terminal Simpang Rimbo Jambi yang Terdakwa kenal sebagai preman. Sdr. Wanto menawarkan 1 (satu) pucuk senjata rakitan colt revolver beserta magazennya seharga Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan Terdakwa setuju membelinya, satu bulan kemudian Sdr. Wanto menawarkan lagi 1 (satu) pucuk senjata rakitan colt revolver tanpa magazen beserta 5 (tujuh) butir peluru tajam laras panjang dan 2 (dua) butir peluru karet seharga Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan Terdakwa setuju membelinya sehingga total uang yang dikeluarkan oleh Terdakwa sebesar Rp. Hal 34 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah). 3. Bahwa benar 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 5 (lima) butir peluru tajam laras panjang serta 2 (dua) butir peluru karet yang dibeli oleh Terdakwa tidak ada surat ijinnya dari pihak yang berwenang dan oleh Terdakwa hanya digunakan untuk menjaga diri dan tidak digunakan untuk melakukan kejahatan. 4. Bahwa benar pada tanggal 28 April 2016 Terdakwa menyerahkan 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver kepada Saksi-4, selanjutnya pada tanggal 10 Mei 2016 Terdakwa kembali menyerahkan 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver beserta 5 (lima) butir peluru tajam dan 2 (dua) butir peluru karet kepada Saksi-4 untuk disimpan di rumah Saksi-4 dan Saksi-4 belum pernah menggunakan/menembakkannya. 5. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang yang mengaku berasal dari Jakarta Timur pada bulan Nopember 2014 melalui media sosial Facebook, kemudian saling memberikan nomor Hp dan selanjutnya sering berkomunikasi melalui Hp yang kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang ingin bertemu langsung dengan Terdakwa di Lampung. 6. Bahwa benar pada saat Terdakwa sering berkomunikasi dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang, kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menawarkan kepada Terdakwa bahwa ada bisnis dengan keuntungan besar yaitu jual shabu-shabu dengan cara meracik sendiri, apabila mempunyai modal sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setelah dijual akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), akhirnya Terdakwa tergiur dengan ajakan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang dan berjanji akan bertemu dengan Terdakwa di Lampung, dan untuk sebagai tanda jadi kemudian Terdakwa mentransfer uang sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk ongkos Sdr. Nano alias Parno alias Nanang berangkat ke Lampung. 7. Bahwa benar kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang datang ke Lampung dengan menumpang bus dan membuat janji bertemu dengan Terdakwa didaerah perempatan Lampu Merah Kali Balok Sukarame Bandar Lampung, setelah bertemu dengan Terdakwa kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menyampaikan bahwa dalam pembuatan shabu-shabu diperlukan bahan dan peralatan dengan memerlukan biaya Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah), apabila Terdakwa mau ikut untuk biaya bisa dibagi dua, setelah Terdakwa setuju dengan tawaran tersebut maka Terdakwa memberikan uang tunai kepada Sdr. Nano alias Parno alias Nanang sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan setelah memberikan uang tersebut Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali ke Jakarta sedangkan Terdakwa langsung kembali ke rumahnya di Natar Lampung Selatan. 8. Bahwa benar pada bulan Desember 2014, setelah pertemuan Terdakwa dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang tersebut, satu minggu kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali menghubungi Terdakwa untuk bertemu kembali di Lampung dengan membuat janji bertemu ditempat semula yaitu di daerah Lampu Merah Kali Balok Sukarame Bandar Lampung, Hal 35 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
setelah bertemu dengan Terdakwa lalu Terdakwa mengajak Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kerumah Terdakwa di Natar Lampung Selatan, sesampainya dirumah Terdakwa lalu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang meracik shabu-shabu dan Pil Extasy dengan bahan dan peralatan yang dibawa dari Jakarta, dan menyampaikan kepada Terdakwa perlu waktu satu minggu supaya racikan shabu-shabu tersebut menjadi beku mengkristal dan baru bisa dikonsumsi, setelah itu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali lagi ke Jakarta. 9. Bahwa benar setelah satu minggu kemudian ternyata bahan racikan shabu-shabu masih cair dan belum jadi, kemudian Terdakwa kembali menghubungi Sdr. Nano alias Parno alias Nanang untuk kembali ke Lampung, setelah sampai di Lampung dan bertemu dengan Terdakwa, lalu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menyampaikan kepada Terdakwa bahwa racikan shabushabu tersebut kurang bahan lalu Terdakwa kembali memberikan uang sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada Sdr. Nano alias Parno alias Nanang untuk membeli bahan, namun setelah memberikan uang tersebut Sdr. Nano alias Parno alias Nanang tidak kembali ke Lampung menemui Terdakwa yang kemudian Terdakwa meracik sendiri untuk membuat Pil Extasy. 10. Bahwa benar pada bulan Pebruari 2016 sekira pukul 19.00 Wib Terdakwa bersama Sdr. Nano alias Parno alias Nanang pernah datang kerumah adik Terdakwa yang bernama Gatot Sofyan Prayogi (Saksi-4) lalu menawarkan atau mengajak Saksi-4 untuk membuat/memproduksi Narkotika jenis shabu-shabu dan Pil Extasy dengan menyampaikan kepada Saksi-4 "Tot kamu mau tidak disuruh oleh Mas Nanang mencetak Pil Inex", lalu Saksi-4 menjawab "Saya gak bisa membuatnya mas", lalu Terdakwa mengatakan "Nanti kamu diajari oleh Mas Nanang dan alat-alatnya disiapkan oleh Mas Nanang", lalu Saksi-4 menjawab "Memangnya enggak bahaya mas, saya takut Iho mas", dijawab lagi oleh Terdakwa "Ya kan gak ada yang tau yang penting kamu jangan cerita dengan siapa-siapa walaupun dengan isterimu", lalu Saksi-4 jawab "Ya udahlah Mas tapi saya tak pikir-pikir dulu", dijawab Terdakwa "Ya sudah, kalau sudah ada jawaban secepatnya kasih tau". 11. Bahwa benar setelah Terdakwa mendapat jawaban setuju dari Saksi-4 untuk ikut memproduksi Narkotika jenis shabushabu dan Pil Extasy, lalu keesokan harinya Terdakwa membawa peralatan untuk membuat Pil Inex milik Sdr. Nano alias Parno alias Nanang ke dalam pabrik penggilingan padi milik orang tuanya Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan secara bertahap yaitu pada tanggal 27 Pebruari 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa 4 (empat) besi bolong dan 3 (tiga) besi padat yang digunakan untuk mencetak pil Extasy, kemudian pada tanggal 3 Maret 2016 sekira pukul 11.00 Wib Terdakwa memberikan kepada Saksi-4 tabung kaca sebanyak 3 (tiga) buah yang dimasukkan dalam kardus Aqua, dan pada tanggal 5 Maret 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa sebuah tabung yang berisi cairan kimia. 12. Bahwa benar setelah peralatan dan bahan-bahan untuk pembuatan pil Extasy berada dipabrik penggilingan padi tersebut, Saksi-4 sudah 7 (tujuh) kali melakukan pembuatan pil Extasy dan Terdakwa pernah menerima hasil produksi Pil Extasy dari Saksi-4 sebanyak 7 (tujuh) kali, yang pertama yaitu pada tanggal 12 Hal 36 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, kemudian yang kedua pada tanggal 20 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, ketiga pada tanggal 28 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, keempat pada tanggal 2 April 2016 menerima sebanyak 30 (tiga puluh) butir, kelima pada tanggal 15 April 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, keenam pada tanggal 20 April 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir dan yang ketujuh pada tanggal 3 Mei 2016 menerima sebanyak 30 (tiga puluh) butir, setiap penerimaan hasil produksi Pil Extasy dari Saksi-4 dilakukan di pabrik penggilingan padi milik orang tuanya Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 13. Bahwa benar cara pembuatan/produksi Pil Extasy tersebut pertama-tama bahan baku berupa serbuk berwarna hijau dan putih yang sudah disiapkan oleh Sdr. Nanang yang diletakkan di dalam plastik Saksi-4 tumpahkan ke dalam piring plastik ukuran sedang warna orange, kemudian dua serbuk yang sudah dicampur Saksi-4 diserahkan kepada Saksi-5 untuk dipanaskan didekat bolam lampu, selanjutnya oleh Saksi-4 dimasukkan ketakaran ukuran kecil dimasukkan ke cetakan besi bolong yang telah diberikan oleh Terdakwa kepada Saksi-4 pada tanggal 27 Pebruari 2016, kemudian oleh Saksi-4 ditekan dengan menggunakan besi padat ukuran kecil setelah itu dipukul menggunakan palu/martil sampai padat, setelah padat maka Saksi-4 pukul kembali sampai keluar dari cetakan yang berupa besi bolong maka hasilnya dikemas dalam plastik bening ukuran kecil dan seterusnya dilakukan secara berulang-ulang. 14. Bahwa benar dalam produksi Narkotika jenis Pil Extasy tersebut Terdakwa berperan sebagai pemberi dana, kemudian untuk alat dan bahan racik pembuat Pil Extasy dan shabu-shabu disediakan oleh Sdr. Nano alias Parno alias Nanang, lalu pembuat Pil Extasy dikerjakan oleh Saksi-4 dibantu dengan Sdr. Minanto alias Puying (Saksi-5) yang Terdakwa beri upah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) setiap kali selesai produksi Pil Extasy. 15. Bahwa benar hasil produksi Pil Extasy dari Terdakwa kemudian ditukarkan dengan shabu-shabu kepada Sdr. Kyai yang saat ini tidak diketahui keberadaannya, hal tersebut sudah dilakukan Terdakwa sebanyak 6 (enam) kali diantaranya pada bulan Desember 2015 sekira pukul 19.00 Wib pernah menukarkan Pil Extasy buatan Terdakwa yang dihargai Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dengan Narkotika jenis shabu-shabu kepada Sdr. Kyai asal Tegineneng Pesawaran Lampung, tepatnya di Jl. Lintas Sumatera dipinggir jalan dekat dengan Pabrik Perindo Tegineneng yaitu 5 (lima) butir Pil Extasy dengan shabu-shabu sate pahe/paket kecil, namun menurut keterangan Sdr. Kyai bahwa Pil Extasy buatan Terdakwa tidak asli sehingga dikembalikan kepada Terdakwa sebanyak 3 (tiga) butir. 16. Bahwa benar setiap selesai menukarkan hasil produksi pil Extacy kepada Sdr. Kyai dan diketahui pil Extasy tersebut tidak asli, maka pil Extasy yang dikembalikan oleh Sdr. Kyai beserta sisanya Terdakwa lebur kembali untuk diproduksi lagi dengan menambahkan cairan alkohol. 17. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.30 Wib saat Terdakwa sedang berada dirumahnya, datang isteri Saksi-4 (Sdri. Yeka) menyampaikan Hal 37 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
kepada Terdakwa bahwa dirumah Saksi-4 banyak Polisi, lalu Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario mendatangi rumah Saksi-4, sesampainya dirumah Saksi-4, Terdakwa bertemu dengan beberapa anggota Polisi berpakaian preman lalu ditanya dan Terdakwa menyampaikan bahwa Terdakwa anggota Koramil Natar, lalu masuk kedalam rumah Saksi-4. 18. Bahwa benar Terdakwa kemudian diamankan oleh anggota Polisi tersebut lalu diserahkan kepada Serda Priyanto (Saksi-1) anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan, Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan bertanya kepada Terdakwa apakah ada mesin cetak Pil Extasy, lalu Terdakwa menjawab tidak ada, karena tidak percaya lalu Kasat Narkoba bersama anggotanya melakukan penggeledahan dirumah Saksi-4, selanjutnya oleh Tim Narkoba Polres Lampung Selatan bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan membawa Terdakwa untuk melakukan penggeledahan dirumah Terdakwa. 19. Bahwa benar pada saat Saksi-2 dan Saksi-3 melakukan penggeledahan dirumah Saksi-4, ditemukan barang-barang yang diduga peralatan untuk membuat Narkotika jenis Shabu-shabu dan Extasy, berupa : a. Seperangkat alat-alat cetak Extasy. b. 2 (dua) buah plastik klip kecil bening berisi serbuk warna hijau diduga Extasy. c. 3 (tiga) buah plastik klip kecil bening berisi serbuk warna putih diduga bahan Extasy. d. 1 (satu) buah plastik bening kecil berisikan 6 (enam) butir pil diduga Extasy. e. 1 (satu) buah plastik bening kecil berisikan 3 (tiga) butir pil diduga Extasy. f. 3 (tiga) buah tabung kaca besar. g. 1 (satu) buah tabung besar warna hitam. h. 2 (dua) buah tabung berisi cairan. i. 1 satu) buah gelas plastik berisi serbuk. j. 2 (dua) buah botol plastik warga putih berisi serbuk. k. 1 (satu) buah botol obat Amoxsan berisi serbuk. l. 4 (empat) buah potongan selang. m. 1 (satu) buah tabung kaca dan, n. 2 (dua) buah pipa kaca, serta ditemukan juga o. 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 5 (lima) butir peluru tajam laras panjang serta 2 (dua) butir peluru karet. 20. Bahwa benar pada saat dilakukan penggeledahan dirumah Terdakwa, Saksi-1 dan Saksi-2 menemukan 1 (satu) buah jaket rompi loreng yang didalam saku kanan bawah terdapat 4 (empat) buah selang pipet warna putih, 2 (dua) buah korek api/mancis warna merah dan warna hijau muda, lalu 1 (satu) buah kaca/bong, 1 (satu) buah kotak plastik kecil warna hijau muda, diatas lemari kamar Terdakwa ditemukan 1 (satu) buah galas kecil berisi serbuk kristal putih, dan diruang dapur ditemukan 1 (satu) buah timbangan digital kecil. 21. Bahwa benar berdasarkan 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris No.10 F/VI/2016/Balai Lab Narkotika BNN tanggal 1 Juni 2016 tentang hasil pemeriksaan barang bukti yang disita dirumah Saksi-4 berupa : Hal 38 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
a. 1 (satu) bungkus plastik bening berisikan serbuk warna hijau dengan berat netto 16,0287 gram dan 1 (satu) bungkus plastik bening berisikan serbuk warna hijau muda dengan berat netto 8,0960 gram adalah benar mengandung MDMA (±)-N a-dimetil-3, 4(metilondieksi) fenetilamina dan terdaftar dalam Narkotika Golongan I Nomor urut 37 Lampiran UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. b. 1 (satu) bungkus plastik bening kode C berisikan serbuk warna putih dengan berat netto 2,7523 gram dan 1 (satu) buah botol warna putih di dalamnya terdapat 1 (satu) buah beaker glass kecil berisikan padatan warna kuning dengan berat netto 33,2140 gram adalah benar mengandung Metamfetamina terdaftar dalam Narkotika Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. 22. Bahwa benar saat dilakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap Saksi-4 dirumahnya oleh petugas Kepolisian dari Polres Lampung Selatan, dirumah Saksi-4 telah ditemukan 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver, yang 1 (satu) pucuk ditemukan di ruang tamu yang terletak dilantai posisinya dibelakang kursi kemudian 1 (satu) pucuk ditemukan di rak baju didalam kamar, selanjutnya ditemukan 5 (lima) butir peluru tajam dan 2 (dua) butir peluru karet terpasang disarung pistol berwarna hitam. 23. Bahwa benar Terdakwa mengakui sebagai pemilik 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 5 (lima) butir peluru tajam laras panjang serta 2 (dua) butir peluru karet tersebut. 24. Bahwa benar berdasarkan surat Dandenpal "B" 02-12-03 Nomor B/304NI/2016 tanggal 10 Juni 2016 perihal hasil pemeriksaan barang bukti 2 (dua) pucuk pistol Revolver (rakitan), 5 (lima) butir munisi kaliber 5,56 mm (tajam) dan 2 (dua) butir munisi kaliber 5,56 mm (karet) milik Terdakwa, menyatakan senjata api tersebut dapat ditembakkan secara manual dan munisinya merupakan munisi standar TNI. 25. Bahwa benar selain sebagai pemberi dana pembuatan Narkotika jenis Pil Extasy, Terdakwa juga pernah mengajak Saksi-4 dan Saksi-5 mengkonsumsi Narkotika jenis shabu-shabu, hal tersebut Terdakwa lakukan sebanyak 7 (tujuh) kali, yang pertama pada sekira bulan Pebruari 2016 yang dilakukan dirumah Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, kedua pada bulan Pebruari 2016 yang juga dilakukan dirumah Terdakwa, lalu yang ketiga pada bulan Maret 2016 dirumah Terdakwa, keempat masih pada bulan Maret 2016 yang dilakukan dirumah Saksi-4, kelima pada tanggal 23 April 2016 sekira pukul 17.30 Wib, keenam masih dalam bulan April 2016, dan yang ketujuh pada tanggal 7 Mei 2016 sekira pukul 17.30 Wib yang dilakukan di pabrik penggilingan padi milik orang tua Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 26. Bahwa benar cara Terdakwa mengkonsumsi shabushabu diawali dengan Terdakwa terlebih dahulu menyuruh Saksi4 membeli 1 (satu) buah botol penyegar cap Kaki Tiga, mencari pipet dan setelah didapat kemudian Terdakwa merakit alat untuk Hal 39 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
mengkonsumsi shabu-shabu dengan cara tutup botol diberi lubang sebanyak 2 (dua) lubang lalu 2 (dua) buah pipet dimasukkan kedalam lubang pada tutup botol kemudian tutup botol dipasang lagi dan salah satu pipet dipasang pirex yang diisi shabu-shabu secukupnya lalu dibakar dengan menggunakan korek api gas, selanjutnya bergantian menghisapnya, yang pertama menghisap adalah Terdakwa sebanyak 3 (tiga) kali hisapan kemudian disusul Saksi-4 dan Saksi-5 sampai shabu tersebut habis, setelah itu jangka waktu beberapa detik badan Terdakwa, Saksi-4 dan Saksi-5 terasa fit dan bersemangat. 27. Bahwa benar shabu-shabu yang dikonsumsi Terdakwa bersama Saksi-4 dan Saksi-5 diperoleh dari Sdr. Kyai orang asal Tegineneng, dengan cara membeli seharga Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per paketnya dan Terdakwa sudah 7 (tujuh) kali membelinya. 28. Bahwa benar Terdakwa menggunakan shabu-shabu tersebut hanya coba-coba atau iseng saja dan Terdakwa tidak mempunyai ijin khusus/resep dari dokter untuk mengkonsumsi Narkotika Golongan I, serta Terdakwa merasa biasa saja bila tidak mengkonsumsi shabu-shabu. 29. Bahwa benar Terdakwa telah mengetahui larangan dan himbauan dari Komando Atas dan Terdakwa juga telah menandatangani pernyataan integritas serta mengetahui apabila terlibat menggunakan Narkotika akibatnya dipecat. 30. Bahwa benar berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 36 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test darah) dan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 37 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung menyatakan urine dan darah Terdakwa mengandung Metamfetamina yang merupakan zat Narkotika Golongan I berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Menimbang
:
Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut : Bahwa Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer tentang terbuktinya unsur-unsur tindak pidana pada Dakwaan kumulatif sebagaimana telah diuraikan Oditur Militer dalam Tuntutannya, namun mengenai permohonan pemidanaan yang diajukan Oditur Militer, Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sendiri sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini.
Menimbang
:
Bahwa terhadap Permohonan Penasihat Hukum Terdakwa yang pada dasarnya Terdakwa telah mengakui semua perbuatannya dan mohon dijatuhi hukuman yang seringanringannya, Majelis Hakim tidak akan menanggapinya secara khusus, namun akan dipertimbangkan sekaligus dalam hal-hal yang memberatkan maupun meringankan perbuatan Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa untuk memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan Terdakwalah yang dinyatakan bersalah, sekurang-kurangnya harus didukung 2 (dua) alat bukti yang sah. Hal 40 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Menimbang
:
Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaan kumulatif mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Kesatu : Unsur kesatu Unsur kedua
: Barang siapa. : Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya, atau mempunyai dalam memilikinya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau bahan peledak.
Kedua : Unsur kesatu Unsur kedua
Unsur ketiga
: Setiap orang. : Yang melakukan percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika. : Tanpa hak dan melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I.
Dan Ketiga : Unsur kesatu Unsur kedua Unsur ketiga
Menimbang
Menimbang
:
:
: Setiap penyalahguna. : Narkotika golongan I bagi diri sendiri. : Yang dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Bahwa oleh karena dakwaan Oditur Militer disusun dalam bentuk kumulatif maka Majelis Hakim akan membuktikan satu persatu dengan terlebih dahulu membuktikan dakwaan kesatu yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Unsur kesatu
: Barang siapa.
Unsur kedua
: Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya, atau mempunyai dalam memilikinya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau bahan peledak.
Bahwa mengenai dakwaan kesatu tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Unsur kesatu : Barang siapa. Bahwa yang dimaksud dengan Barang siapa dalam KUHP adalah siapa saja, yaitu setiap orang yang tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia dan merupakan subjek hukum yang mampu Hal 41 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
bertanggung jawab atas perbuatannya secara hukum, termasuk diri Terdakwa sebagai Prajurit TNI. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 adalah prajurit TNI AD, masuk militer pada tahun 2002 melalui pendidikan Secata PK, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada kemudian mengikuti kejuruan Infanteri di Baturaja selama 3 bulan, lalu ditugaskan di Yonif 143/TWEJ, tahun 2003 BP ke Yonif 142/KJ dan ikut tugas Operasi di Aceh, tahun 2005 melaksanakan tugas operasi di Aceh lagi, tahun 2011 pindah ke korem 043 Lampung, terakhir tahun 2013 Terdakwa bertugas di Kodim 0421/Lampung Selatan, dan pada saat melakukan tindak pidana yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa menjabat sebagai Babinsa Koramil 421-06/Natar Kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan dengan pangkat Kopda. 2. Bahwa benar sebagai prajurit TNI AD, Terdakwa adalah juga sebagai warga negara RI dan Terdakwa adalah subjek hukum Indonesia dan tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia. 3. Bahwa benar berdasarkan Keputusan penyerahan perkara Danrem 043/Gatam selaku Papera Nomor : Kep/33/X/2016 tanggal 20 Oktober 2016 yang menyatakan dan menyerahkan perkara Terdakwa kepada Pengadilan Militer I-04 Palembang untuk diperiksa dan diadili sesuai dengan Dakwaan Oditur Militer. 4. Bahwa benar Terdakwa dalam persidangan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani sehingga dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu Barang siapa telah terpenuhi. Unsur kedua
: Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya, atau mempunyai dalam memilikinya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau bahan peledak.
Bahwa tanpa hak dalam delik ini berarti tindakan atau perbuatan sipelaku/Terdakwa adalah bersifat melawan hukum. Bahwa tanpa hak dalam perumusan delik ini, sudah dipastikan bahwa seorang (baik militer maupun non militer) sepanjang menyangkut senjata api, munisi atau bahan peledak harus ada ijin dari yang berwenang untuk itu. Yang dimaksud hak adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kewenangan, milik atau kepunyaan atas sesuatu. Jadi yang dimaksud Tanpa hak berarti pada diri Terdakwa/pelaku tidak ada kekuasaan, kewenangan, pemilikan, kepunyaan atas sesuatu oleh senjata api, munisi atau bahan peledak, dengan demikian bahwa kekuasaan, kewenangan, pemilikan, kepunyaan atau bahan Hal 42 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
ada pada diri seseorang/si pelaku (Terdakwa) setelah ada ijin sesuai ketentuan untuk itu. Bahwa perbuatan/atau tindakan yang dimaksud dalam unsur delik ini adalah perbuatan/tindakan yang kesemuanya bertentangan/dilarang dengan/oleh Undang-undang dan diancam dengan pidana. Bahwa yang dimaksud dengan memasukkan ke Indonesia adalah membawa masuk, mendatangkan sesuatu (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak) dari luar wilayah (dari negara asing) ke dalam wilayah negara Republik Indonesia. Yang dimaksud dengan Membuat adalah mengadakan, menjadikan, menghasilkan sesuatu (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak). Yang dimaksud dengan Menerima adalah menyambut, mengambil sesuatu (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak) yang diberikan, dikirimkan oleh orang lain (untuk mendapat, menadah menampungnya). Yang dimaksud dengan Menyerahkan adalah memberikan, mempercayakan, menyampaikan kepada (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak) orang lain. Yang dimaksud dengan Menguasai adalah berkuasa atas (sesuatu), memegang kekuasaan atas (sesuatu), mengenakan kuasa/pengaruhnya atas (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak). Yang dimaksud dengan Membawa adalah memegang dilanjutkan dengan mengangkat sambil berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain, memindahkan, mengirimkan dari satu tempat ke tempat lain atas sesuatu (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak). Yang dimaksud dengan Mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya adalah mempunyai cadangan sesuatu (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak) yang berada di bawah kekuasaannya/miliknya, dengan tidak mempersoalkan penempatan sesuatu itu berada dimana sepanjang masih di bawah kekuasaannya. Yang dimaksud dengan Mengangkut adalah membawa, memindahkan sesuatu (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak) dari suatu tempat ke tempat lain. Yang dimaksud dengan Menyimpan adalah menempatkan sesuatu (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak) sedemikian rupa pada suatu tempat tertentu, di mana sesuai maksud si pelaku/Terdakwa agar sesuatu itu tidak bisa dipegang/diraba, diambil atau dikuasai oleh orang lain, namun hal ini relatif masih bisa didekati dan bisa dilihat oleh orang lain. Yang dimaksud dengan Menyembunyikan adalah menempatkan sesuatu (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak) sedemikian rupa pada suatu tempat tertentu dimana sesuai maksud si pelaku/Terdakwa agar sesuatu itu/tidak bisa didekati, dilihat, diraba/dipegang, diangkat/diambil, diangkut/dibawa, dikuasai/dimiliki oleh orang lain.
Hal 43 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Yang dimaksud dengan Mempergunakan adalah memakai, mengambil guna/manfaat dari sesuatu (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak), melakukan sesuatu dengan (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak) untuk memenuhi maksud si pelaku/Terdakwa. Bahwa dalam rumusan delik ini ada alternatif yaitu perbuatan/tindakan terlarang memasukkan sesuatu ke dalam wilayah RI atau mengeluarkan sesuatu dari dalam wilayah RI (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak). Yang dimaksud dengan Mengeluarkan dari Indonesia adalah membawa, mengirimkan, menyuruh ke luar wilayah RI (dalam hal ini : senjata api, munisi, atau bahan peledak). Yang dimaksud dengan Senjata api, menurut undangundang Senjata Api (UU Senjata Api tahun 1936, LN. 1937 No. 170, diubah dengan LN. 1939 No. 278 dalam pasal 1 menyatakan bahwa yang dikatakan dengaan senjata api, termasuk kedalam pengertian itu juga antara lain : Bagian-bagian senjata api ; Meriam-meriam dan peyembur-penyembur api dan bagian-bagiannya ; Senjata-senjata tekanan udara dan senjata tekanan per, pistol-pistol penyembelih dan pistol-pistol pemberi isyarat, dan selanjutnya senjata-senjata api tiruan seperti pistol-pistol tanda bahaya, pistol perlombaan, revolverrevolver tanda bahaya dan revolver-revolver mati suri, pistolpistol mati suri, dan benda-benda yang lain berupa itu yang dapat dipergunakan untuk mengancam atau mengejutkan demikian juga bagian-bagian senjata itu, dengan pengertian, bahwa senjata-senjata tekanan udara, senjata tekanan per dan senjata-senjara tiruan serta bagian-bagian senjata itu hanya dapat dipandang sebagai senjata api, apabila dengan nyata tidak dipergunakan sebagai permainan anak-anak. Bagian-bagian munisi, seperti selongsong-selongsong peluru, penggalak penggalak, peluru-peluru palutan dan pemalut-pemalut peluru, demikian pula proyektil untuk menghamburkan gas-gas yang merusak kesehatan atau gasgas yang mempengaruhi keadaan tubuh yang normal. Yang dimaksud dengan Mesiu di dalam undangundang senjata api ini ialah ; jenis mesiu, yang baik karena sifatnya atau penyelesaian pembuatannya, ataupun karena pembikinannya semata-semata untuk dipergunakan bagi senjata api. Di dalam Undang-undang tahun 1948 No. 8 tentang Pendaftaran dan Pemberian Ijin Pemakaian Senjata Api, yang dimaksud dengan senjata api ialah : Senjata api dan bagian-bagiannya ; Alat penyembur api dan bagian-bagiannya ; Mesiu dan bagian-bagiannya seperti, patroonhulsan, slaghoodjes dll ; Bahan peledak, termasuk juga benda-benda yang mengandung peledak seperti granat tangan, bom dll. Hal 44 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Yang dimaksud senjata api menurut peraturan senjata Api pasal 1 ayat 1 Staatblad 1937 Nomor 170 yang diubah dengan Ordonantie tanggal 30 Mei 1939, Staatblad Nomor 278 adalah senjata api dan bagian-bagiannya dan pengertian amunisi adalah bahan pengisi senjata api (seperti mesiu, peluru) atau bahan peledak yang ditembakkan kepada musuh (seperti bom, granat dan roket). Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa awalnya kenal dengan Sdr. Wanto pada tahun 2008 di Terminal Simpang Rimbo Jambi yang Terdakwa kenal sebagai preman. Sdr. Wanto menawarkan 1 (satu) pucuk senjata rakitan colt revolver beserta magazennya seharga Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan Terdakwa setuju membelinya, satu bulan kemudian Sdr. Wanto menawarkan lagi 1 (satu) pucuk senjata rakitan colt revolver tanpa magazen beserta 5 (tujuh) butir peluru tajam laras panjang dan 2 (dua) butir peluru karet seharga Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan Terdakwa setuju membelinya sehingga total uang yang dikeluarkan oleh Terdakwa sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah). 2. Bahwa benar 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 5 (lima) butir peluru tajam laras panjang serta 2 (dua) butir peluru karet yang dibeli oleh Terdakwa tidak ada surat ijinnya dari pihak yang berwenang dan oleh Terdakwa hanya digunakan untuk menjaga diri dan tidak digunakan untuk melakukan kejahatan. 3. Bahwa benar pada tanggal 28 April 2016 Terdakwa menyerahkan 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver kepada Saksi-4, selanjutnya pada tanggal 10 Mei 2016 Terdakwa kembali menyerahkan 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver beserta 5 (lima) butir peluru tajam dan 2 (dua) butir peluru karet kepada Saksi-4 untuk disimpan di rumah Saksi-4 dan Saksi-4 belum pernah menggunakan/menembakkannya. 4. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.30 Wib saat Terdakwa sedang berada dirumahnya, datang isteri Saksi-4 (Sdri. Yeka) menyampaikan kepada Terdakwa bahwa dirumah Saksi-4 banyak Polisi, lalu Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario mendatangi rumah Saksi-4, sesampainya dirumah Saksi-4, Terdakwa bertemu dengan beberapa anggota Polisi berpakaian preman lalu ditanya dan Terdakwa menyampaikan bahwa Terdakwa anggota Koramil Natar, lalu masuk kedalam rumah Saksi-4. 5. Bahwa benar Terdakwa kemudian diamankan oleh anggota Polisi tersebut lalu diserahkan kepada Serda Priyanto (Saksi-1) anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan, Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan bertanya kepada Terdakwa apakah ada mesin cetak Pil Extasy, lalu Terdakwa menjawab tidak ada, karena tidak percaya lalu Kasat Narkoba bersama anggotanya melakukan penggeledahan dirumah Saksi-4, selanjutnya oleh Tim Narkoba Polres Lampung Selatan bersama Hal 45 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan membawa Terdakwa untuk melakukan penggeledahan dirumah Terdakwa. 6. Bahwa benar saat dilakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap Saksi-4 dirumahnya oleh petugas Kepolisian dari Polres Lampung Selatan, dirumah Saksi-4 telah ditemukan 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Colt Revolver, yang 1 (satu) pucuk ditemukan di ruang tamu yang terletak dilantai posisinya dibelakang kursi kemudian 1 (satu) pucuk ditemukan di rak baju didalam kamar, selanjutnya ditemukan 5 (lima) butir peluru tajam dan 2 (dua) butir peluru karet terpasang disarung pistol berwarna hitam. 7. Bahwa benar Terdakwa mengakui sebagai pemilik 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 5 (lima) butir peluru tajam laras panjang serta 2 (dua) butir peluru karet. 8. Bahwa benar berdasarkan surat Dandenpal "B" 02-12-03 Nomor B/304NI/2016 tanggal 10 Juni 2016 perihal hasil pemeriksaan barang bukti 2 (dua) pucuk pistol Revolver (rakitan), 5 (lima) butir munisi kaliber 5,56 mm (tajam) dan 2 (dua) butir munisi kaliber 5,56 mm (karet) milik Terdakwa, menyatakan senjata api tersebut dapat ditembakkan secara manual dan munisinya merupakan munisi standar TNI. Dengan demikian maka Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua Tanpa hak menyerahkan senjata api dan munisi telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti secara sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana : Barang siapa tanpa hak menyerahkan senjata api dan munisi, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 1 Ayat (1) UU RI Darurat Nomor 12 tahun 1951 tentang Senjata api dan bahan peledak.
Menimbang
:
Bahwa mengenai dakwaan kedua tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Unsur Kesatu : Setiap orang. Bahwa yang dimaksud dengan setiap orang dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika adalah setiap manusia, yang pada dasarnya dipersamakan dengan istilah umum dalam KUHP yaitu barang siapa adalah setiap orang yang tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia dan merupakan subjek hukum yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya secara hukum. Subyek hukum yang dimaksud meliputi semua orang termasuk yang berstatus sebagai Parjurit TNI yang pada waktu melakukan tindak pidana harus masih dalam dinas aktif serta belum mengakhiri atau diakhiri ikatan dinasnya. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya dalam pembuktian unsur kesatu pada dakwaan kesatu mengenai barangsiapa yang Hal 46 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
pada dasarnya sama dengan pengertian setiap orang maka pembuktian unsur setiap orang dalam dakwaan ini sama dengan pembuktian unsur tersebut. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu Setiap orang telah terpenuhi. Unsur kedua : Yang melakukan percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika. Bahwa yang dimaksud dengan percobaan adalah adanya unsur-unsur niat, adanya permulaan pelaksanan, dan tidak selesainya pelaksaaan bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri. Bahwa yang dimaksud dengan permufakatan jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan, membantu, turut serta melakukan, menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi, memberi konsultasi, menjadi anggota suatu organisasi kejahatan narkotika, atau mengorganisasikan suatu tindak pidana Narkotika. Bahwa yang dimaksud dengan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Yang dimaksud dengan Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang yang mengaku berasal dari Jakarta Timur pada bulan Nopember 2014 melalui media sosial Facebook, kemudian saling memberikan nomor Hp dan selanjutnya sering berkomunikasi melalui Hp yang kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang ingin bertemu langsung dengan Terdakwa di Lampung. 2. Bahwa benar pada saat Terdakwa sering berkomunikasi dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang, kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menawarkan kepada Terdakwa bahwa ada bisnis dengan keuntungan besar yaitu jual shabu-shabu dengan cara meracik sendiri, apabila mempunyai modal sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setelah dijual akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), akhirnya Terdakwa tergiur dengan ajakan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang dan berjanji akan bertemu dengan Terdakwa di Lampung, dan untuk sebagai tanda jadi kemudian Terdakwa mentransfer uang sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk ongkos Sdr. Nano alias Parno alias Nanang berangkat ke Lampung. Hal 47 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
3. Bahwa benar kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang datang ke Lampung dengan menumpang bus dan membuat janji bertemu dengan Terdakwa didaerah perempatan Lampu Merah Kali Balok Sukarame Bandar Lampung, setelah bertemu dengan Terdakwa kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menyampaikan bahwa dalam pembuatan shabu-shabu diperlukan bahan dan peralatan dengan memerlukan biaya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), apabila Terdakwa mau ikut untuk biaya bisa dibagi dua, setelah Terdakwa setuju dengan tawaran tersebut maka Terdakwa memberikan uang tunai kepada Sdr. Nano alias Parno alias Nanang sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan setelah memberikan uang tersebut Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali ke Jakarta sedangkan Terdakwa langsung kembali ke rumahnya di Natar Lampung Selatan. 4. Bahwa benar pada bulan Desember 2014, setelah pertemuan Terdakwa dengan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang tersebut, satu minggu kemudian Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali menghubungi Terdakwa untuk bertemu kembali di Lampung dengan membuat janji bertemu ditempat semula yaitu di daerah Lampu Merah Kali Balok Sukarame Bandar Lampung, setelah bertemu dengan Terdakwa lalu Terdakwa mengajak Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kerumah Terdakwa di Natar Lampung Selatan, sesampainya dirumah Terdakwa lalu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang meracik shabu-shabu dan Pil Extasy dengan bahan dan peralatan yang dibawa dari Jakarta, dan menyampaikan kepada Terdakwa perlu waktu satu minggu supaya racikan shabu-shabu tersebut menjadi beku mengkristal dan baru bisa dikonsumsi, setelah itu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang kembali lagi ke Jakarta. 5. Bahwa benar setelah satu minggu kemudian ternyata bahan racikan shabu-shabu masih cair dan belum jadi, kemudian Terdakwa kembali menghubungi Sdr. Nano alias Parno alias Nanang untuk kembali ke Lampung, setelah sampai di Lampung dan bertemu dengan Terdakwa, lalu Sdr. Nano alias Parno alias Nanang menyampaikan kepada Terdakwa bahwa racikan shabushabu tersebut kurang bahan lalu Terdakwa kembali memberikan uang sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada Sdr. Nano alias Parno alias Nanang untuk membeli bahan, namun setelah memberikan uang tersebut Sdr. Nano alias Parno alias Nanang tidak kembali ke Lampung menemui Terdakwa yang kemudian Terdakwa meracik sendiri untuk membuat Pil Extasy. 6. Bahwa benar pada bulan Pebruari 2016 sekira pukul 19.00 Wib Terdakwa bersama Sdr. Nano alias Parno alias Nanang pernah datang kerumah adik Terdakwa yang bernama Gatot Sofyan Prayogi (Saksi-4) lalu menawarkan atau mengajak Saksi-4 untuk membuat/memproduksi Narkotika jenis shabu-shabu dan Pil Extasy dengan menyampaikan kepada Saksi-4 "Tot kamu mau tidak disuruh oleh Mas Nanang mencetak Pil Inex", lalu Saksi-4 menjawab "Saya gak bisa membuatnya mas", lalu Terdakwa mengatakan "Nanti kamu diajari oleh Mas Nanang dan alat-alatnya disiapkan oleh Mas Nanang", lalu Saksi-4 menjawab "Memangnya enggak bahaya mas, saya takut Iho mas", dijawab lagi oleh Terdakwa "Ya kan gak ada yang tau yang penting kamu jangan cerita dengan siapa-siapa walaupun dengan isterimu", lalu Saksi-4 jawab "Ya udahlah Mas tapi saya tak pikir-pikir dulu", dijawab Terdakwa "Ya sudah, kalau sudah ada jawaban secepatnya kasih tau". Hal 48 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
7. Bahwa benar setelah Terdakwa mendapat jawaban setuju dari Saksi-4 untuk ikut memproduksi Narkotika jenis shabu-shabu dan Pil Extasy, lalu keesokan harinya Terdakwa membawa peralatan untuk membuat Pil Inex milik Sdr. Nano alias Parno alias Nanang ke dalam pabrik penggilingan padi milik orang tuanya Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan secara bertahap yaitu pada tanggal 27 Pebruari 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa 4 (empat) besi bolong dan 3 (tiga) besi padat yang digunakan untuk mencetak pil Extasy, kemudian pada tanggal 3 Maret 2016 sekira pukul 11.00 Wib Terdakwa memberikan kepada Saksi-4 tabung kaca sebanyak 3 (tiga) buah yang dimasukkan dalam kardus Aqua, dan pada tanggal 5 Maret 2016 sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa membawa sebuah tabung yang berisi cairan kimia. 8. Bahwa benar Terdakwa, Saksi-4 dan Sdr. Nanang telah bersepakat untuk membuat Pil Extasy dari bahan-bahan yang dibawa oleh Sdr. Nanang dengan menyimpan dan menyiapkan peralatan dan bahan-bahan untuk pembuatan pil Extasy dipabrik penggilingan padi tersebut. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua Permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika telah terpenuhi. Unsur ketiga : Tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I. Yang dimaksud dengan hak menurut adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kepunyaan atas sesuatu. Sedangkan tanpa terhadap diri seseorang pelaku dalam hal terdapat kekuasaan atau kewenangan.
pengertian bahasa kewenangan, milik, hak adalah bahwa ini Terdakwa tidak
Yang dimaksud melawan hukum menurut Yurisprudensi (Arrest Hooge Raad tanggal 31 Desember 1919) adalah : - Melanggar undang-undang atau - Merusak hak subyektif seseorang menurut undang-undang atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku menurut undang-undang atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan dalam masyarakat. Yang dimaksud dengan Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, dan menghasilkan Narkotika secara langsung atau tidak langsung melalui ekstraksi atau non ekstraksi dari sumber alami atau sintetis kimia atau gabungannya, termasuk mengemas dan/atau mengubah bentuk Narkotika. Yang dimaksud dengan Impor adalah kegiatan memasukkan Narkotika dan Prekursor Narkotika ke dalam Daerah Pabean. Yang dimaksud dengan Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan Narkotika dan Prekursor Narkotika dari Daerah Pabean.
Hal 49 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Yang dimaksud dengan mendistribusikan sesuatu barang.
menyalurkan
adalah
Yang dimaksud dengan Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika Golongan I sebagaimana dalam lampiran Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 termasuk di dalamnya dalam Daftar Narkotika Golongan I dan juga nomor urut 61 yaitu Metamfetamina, nomor urut 53 yaitu Amfetamina atau dalam masyarakat umum biasa dikenal dengan nama jalanan yaitu shabu-shabu bisa berbentuk serbuk/kristal putih dan Extasy atau Pil Inex. Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar cara pembuatan/produksi Pil Extasy tersebut pertama-tama bahan baku berupa serbuk berwarna hijau dan putih yang sudah disiapkan oleh Sdr. Nanang yang diletakkan di dalam plastik Saksi-4 tumpahkan ke dalam piring plastik ukuran sedang warna orange, kemudian dua serbuk yang sudah dicampur Saksi-4 diserahkan kepada Saksi-5 untuk dipanaskan didekat bolam lampu, selanjutnya oleh Saksi-4 dimasukkan ketakaran ukuran kecil dimasukkan ke cetakan besi bolong yang telah diberikan oleh Terdakwa kepada Saksi-4 pada tanggal 27 Pebruari 2016, kemudian oleh Saksi-4 ditekan dengan menggunakan besi padat ukuran kecil setelah itu dipukul menggunakan palu/martil sampai padat, setelah padat maka Saksi-4 pukul kembali sampai keluar dari cetakan yang berupa besi bolong maka hasilnya dikemas dalam plastik bening ukuran kecil dan seterusnya dilakukan secara berulang-ulang. 2. Bahwa benar setelah peralatan dan bahan-bahan untuk pembuatan pil Extasy berada dipabrik penggilingan padi tersebut, Saksi-4 sudah 7 (tujuh) kali melakukan pembuatan pil Extasy dan Terdakwa pernah menerima hasil produksi Pil Extasy dari Saksi-4 sebanyak 7 (tujuh) kali, yang pertama yaitu pada tanggal 12 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, kemudian yang kedua pada tanggal 20 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, ketiga pada tanggal 28 Maret 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, keempat pada tanggal 2 April 2016 menerima sebanyak 30 (tiga puluh) butir, kelima pada tanggal 15 April 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir, keenam pada tanggal 20 April 2016 sebanyak 30 (tiga puluh) butir dan yang ketujuh pada tanggal 3 Mei 2016 menerima sebanyak 30 (tiga puluh) butir, setiap penerimaan hasil produksi Pil Extasy dari Saksi-4 dilakukan di pabrik penggilingan padi milik orang tuanya Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 3. Bahwa benar hasil produksi Pil Extasy dari Terdakwa kemudian ditukarkan dengan shabu-shabu kepada Sdr. Kyai yang saat ini tidak diketahui keberadaannya, hal tersebut sudah dilakukan Terdakwa sebanyak 6 (enam) kali diantaranya pada bulan Desember 2015 sekira pukul 19.00 Wib pernah menukarkan Pil Extasy buatan Terdakwa yang dihargai Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dengan Narkotika jenis shabu-shabu kepada Sdr. Kyai asal Tegineneng Pesawaran Hal 50 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Lampung, tepatnya di Jl. Lintas Sumatera dipinggir jalan dekat dengan Pabrik Perindo Tegineneng yaitu 5 (lima) butir Pil Extasy dengan shabu-shabu sate pahe/paket kecil, namun menurut keterangan Sdr. Kyai bahwa Pil Extasy buatan Terdakwa tidak asli sehingga dikembalikan kepada Terdakwa sebanyak 3 (tiga) butir. 4. Bahwa benar setiap selesai menukarkan hasil produksi pil Extacy kepada Sdr. Kyai dan diketahui pil Extasy tersebut tidak asli, maka pil Extasy yang dikembalikan oleh Sdr. Kyai beserta sisanya Terdakwa lebur kembali untuk diproduksi lagi dengan menambahkan cairan alkohol. 5. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 sekira pukul 09.30 Wib saat Terdakwa sedang berada dirumahnya, datang isteri Saksi-4 (Sdri. Yeka) menyampaikan kepada Terdakwa bahwa dirumah Saksi-4 banyak Polisi, lalu Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario mendatangi rumah Saksi-4, sesampainya dirumah Saksi-4, Terdakwa bertemu dengan beberapa anggota Polisi berpakaian preman lalu ditanya dan Terdakwa menyampaikan bahwa Terdakwa anggota Koramil Natar, lalu masuk kedalam rumah Saksi-4. 6. Bahwa benar Terdakwa kemudian diamankan oleh anggota Polisi tersebut lalu diserahkan kepada Serda Priyanto (Saksi-1) anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan, Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan bertanya kepada Terdakwa apakah ada mesin cetak Pil Extasy, lalu Terdakwa menjawab tidak ada, karena tidak percaya lalu Kasat Narkoba bersama anggotanya melakukan penggeledahan dirumah Saksi-4, selanjutnya oleh Tim Narkoba Polres Lampung Selatan bersama anggota Subdenpom II/3-2 Lampung Selatan membawa Terdakwa untuk melakukan penggeledahan dirumah Terdakwa. 7. Bahwa benar pada saat Saksi-2 dan Saksi-3 melakukan penggeledahan dirumah Saksi-4, ditemukan barang-barang yang diduga peralatan untuk membuat Narkotika jenis Shabu-shabu dan Extasy, berupa : a. Seperangkat alat-alat cetak Extasy. b. 2 (dua) buah plastik klip kecil bening berisi serbuk warna hijau diduga Extasy. c. 3 (tiga) buah plastik klip kecil bening berisi serbuk warna putih diduga bahan Extasy. d. 1 (satu) buah plastik bening kecil berisikan 6 (enam) butir pil diduga Extasy. e. 1 (satu) buah plastik bening kecil berisikan 3 (tiga) butir pil diduga Extasy. f. 3 (tiga) buah tabung kaca besar. g. 1 (satu) buah tabung besar warna hitam. h. 2 (dua) buah tabung berisi cairan. i. 1 satu) buah gelas plastik berisi serbuk. j. 2 (dua) buah botol plastik warga putih berisi serbuk. k. 1 (satu) buah botol obat Amoxsan berisi serbuk. l. 4 (empat) buah potongan selang. m. 1 (satu) buah tabung kaca dan, n. 2 (dua) buah pipa kaca, serta ditemukan juga o. 2 (dua) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver berikut 5 (lima) butir peluru tajam laras panjang serta 2 (dua) butir peluru karet. Hal 51 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
8. Bahwa benar pada saat dilakukan penggeledahan dirumah Terdakwa, Saksi-1 dan Saksi-2 menemukan 1 (satu) buah jaket rompi loreng yang didalam saku kanan bawah terdapat 4 (empat) buah selang pipet warna putih, 2 (dua) buah korek api/mancis warna merah dan warna hijau muda, lalu 1 (satu) buah kaca/bong, 1 (satu) buah kotak plastik kecil warna hijau muda, diatas lemari kamar Terdakwa ditemukan 1 (satu) buah galas kecil berisi serbuk kristal putih, dan diruang dapur ditemukan 1 (satu) buah timbangan digital kecil. 9. Bahwa benar berdasarkan 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris No.10 F/VI/2016/Balai Lab Narkotika BNN tanggal 1 Juni 2016 tentang hasil pemeriksaan barang bukti yang disita dirumah Saksi-4 berupa : a. 1 (satu) bungkus plastik bening berisikan serbuk warna hijau dengan berat netto 16,0287 gram dan 1 (satu) bungkus plastik bening berisikan serbuk warna hijau muda dengan berat netto 8,0960 gram adalah benar mengandung MDMA (±)-N a-dimetil-3, 4-(metilondieksi) fenetilamina dan terdaftar dalam Narkotika Golongan I Nomor urut 37 Lampiran UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. b. 1 (satu) bungkus plastik bening kode C berisikan serbuk warna putih dengan berat netto 2,7523 gram dan 1 (satu) buah botol warna putih di dalamnya terdapat 1 (satu) buah beaker glass kecil berisikan padatan warna kuning dengan berat netto 33,2140 gram adalah benar mengandung Metamfetamina terdaftar dalam Narkotika Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. 10. Bahwa benar dalam produksi Narkotika jenis Pil Extasy tersebut Terdakwa berperan sebagai pemberi dana, kemudian untuk alat dan bahan racik pembuat Pil Extasy dan shabu-shabu disediakan oleh Sdr. Nano alias Parno alias Nanang, lalu pembuat Pil Extasy dikerjakan oleh Saksi-4 dibantu dengan Sdr. Minanto alias Puying (Saksi-5) yang Terdakwa beri upah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) setiap kali selesai produksi Pil Extasy. 11. Bahwa benar sejak awal baik Terdakwa, Saksi-4 dan Saksi-5 maupun Sdr. Nanang tidak mempunyai ijin atau kewenangan untuk memproduksi Pil Extasy serta kesemuanya mengetahui bahwa perbuatan tersebut merupakan suatu pelanggaran hukum sehingga melakukan perbuatan tersebut secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahui oleh orang lain. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ketiga Tanpa hak dan melawan hukum memproduksi Narkotika Golongan I telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti secara sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana : Setiap orang yang melakukan permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika tanpa hak dan melawan hukum memproduksi Narkotika Golongan I, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal Hal 52 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
131 Ayat (1) jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Menimbang
:
Bahwa mengenai dakwaan ketiga, mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Unsur kesatu
Majelis
Hakim
: Setiap penyalahguna
Yang dimaksud dengan setiap penyalahguna sesuai dengan ketentuan Pasal 1 point 15 tentang ketentuan umum Undangundang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum, termasuk didalamnya setiap orang yang ditentukan dalam Pasal 2, 5, 7 dan 8 KUHP dan Anggota TNI dalam hal ini Terdakwa sebagai Prajurit TNI. Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 adalah prajurit TNI AD, masuk militer pada tahun 2002 melalui pendidikan Secata PK, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada kemudian mengikuti kejuruan Infanteri di Baturaja selama 3 bulan, lalu ditugaskan di Yonif 143/TWEJ, tahun 2003 BP ke Yonif 142/KJ dan ikut tugas Operasi di Aceh, tahun 2005 melaksanakan tugas operasi di Aceh lagi, tahun 2011 pindah ke korem 043 Lampung, terakhir tahun 2013 Terdakwa bertugas di Kodim 0421/Lampung Selatan, dan pada saat melakukan tindak pidana yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa menjabat sebagai Babinsa Koramil 421-06/Natar Kesatuan Kodim 0421/Lampung Selatan dengan pangkat Kopda. 2. Bahwa Terdakwa masih aktif sebagai prajurit TNI AD dan belum pernah diakhiri atau mengakhiri dari ikatan dinasnya sebagai prajurit TNI AD. 3. Bahwa sesuai Skeppera dari Danrem 043/Gatam selaku Papera Nomor : Kep/33/X/2016 tanggal 20 Oktober 2016 dan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/170/XI/2016 tanggal 8 Nopember 2016, yang diajukan sebagai Terdakwa dalam perkara ini adalah Kopda Bambang Suseno, dan Terdakwalah orangnya. 4. Bahwa sebagai prajurit TNI AD, Terdakwa adalah juga sebagai warga negara RI, dan sebagai warga negara RI Terdakwa adalah subjek hukum Indonesia dan tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk diantaranya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 5. Bahwa benar Terdakwa pernah mengkonsumsi Narkotika jenis shabu-shabu, hal tersebut Terdakwa lakukan sebanyak 7 (tujuh) kali, yang pertama pada sekira bulan Pebruari 2016 yang dilakukan dirumah Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, kedua pada bulan Pebruari 2016 yang juga dilakukan dirumah Terdakwa, lalu yang ketiga pada bulan Maret 2016 dirumah Terdakwa, keempat masih pada bulan Maret 2016 yang dilakukan dirumah Saksi-4, kelima pada tanggal 23 April 2016 sekira pukul 17.30 Wib, keenam masih dalam bulan April 2016, dan yang ketujuh pada tanggal 7 Mei 2016 sekira pukul 17.30 Wib yang dilakukan di Hal 53 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
pabrik penggilingan padi milik orang tua Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 6. Bahwa benar shabu-shabu yang dikonsumsi Terdakwa diperoleh dari Sdr. Kyai orang asal Tegineneng, dengan cara membeli seharga Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per paketnya dan Terdakwa sudah 7 (tujuh) kali membelinya. 7. Bahwa benar Terdakwa menggunakan shabu-shabu tersebut hanya coba-coba atau iseng saja dan Terdakwa tidak mempunyai ijin khusus/resep dari dokter untuk mengkonsumsi Narkotika Golongan I, serta Terdakwa merasa biasa saja bila tidak mengkonsumsi shabu-shabu. 8. Bahwa benar Terdakwa telah mengetahui larangan dan himbauan dari Komando Atas dan Terdakwa juga telah menandatangani pernyataan integritas serta mengetahui apabila terlibat menggunakan Narkotika akibatnya dipecat. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu Setiap penyalahguna telah terpenuhi. Unsur kedua : Narkotika Golongan I bagi diri sendiri. Yang dimaksud dengan Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika Golongan I sebagaimana dalam lampiran Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 termasuk di dalamnya dalam Daftar Narkotika Golongan I dan juga nomor urut 61 yaitu Metamfetamina, atau dalam masyarakat umum biasa dikenal dengan nama jalanan yaitu shabu-shabu, bisa berbentuk serbuk/kristal putih dan dikonsumsi dengan menggunakan alat yang biasa disebut bong dan juga dalam bentuk kristal disebut juga shabu-shabu. Bahwa yang dimaksud bagi diri sendiri dalam unsur ini adalah bahwa Terdakwa menggunakan Narkotika tersebut hanya untuk dirinya sendiri, tidak membagikan kepada orang lain, baik dengan diberikan secara cuma-cuma, maupun dengan cara jual beli, dan cara menggunakannya bisa dengan memakan, meminum, menyuntikan, menghisap dan sebagainya. Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar shabu-shabu yang dikonsumsi Terdakwa diperoleh dari Sdr. Kyai orang asal Tegineneng, dengan cara membeli seharga Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per paketnya dan Terdakwa sudah 7 (tujuh) kali membelinya.
2. Bahwa benar cara Terdakwa mengkonsumsi shabu-shabu diawali dengan Terdakwa terlebih dahulu menyuruh Saksi-4 membeli 1 (satu) buah botol penyegar cap Kaki Tiga, mencari pipet dan setelah didapat kemudian Terdakwa merakit alat untuk mengkonsumsi shabu-shabu dengan cara tutup botol diberi Hal 54 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
lubang sebanyak 2 (dua) lubang lalu 2 (dua) buah pipet dimasukkan kedalam lubang pada tutup botol kemudian tutup botol dipasang lagi dan salah satu pipet dipasang pirex yang diisi shabu-shabu secukupnya lalu dibakar dengan menggunakan korek api gas, selanjutnya bergantian menghisapnya, yang pertama menghisap adalah Terdakwa sebanyak 3 (tiga) kali hisapan kemudian disusul Saksi-4 dan Saksi-5 sampai shabu tersebut habis. 3. Bahwa benar setelah mengkonsumsi shabu-shabu tersebut, dalam jangka waktu beberapa detik badan Terdakwa terasa fit dan bersemangat. 4. Bahwa benar berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 36 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test darah) dan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 37 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung menyatakan urine dan darah Terdakwa mengandung Metamfetamina yang merupakan zat Narkotika Golongan I berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 5. Bahwa perbuatan Terdakwa mengkonsumsi shabu-shabu untuk digunakan sendiri, tidak diedarkan atau diperjualbelikan kepada orang lain kesemuanya dipandang sebagai perbuatan Terdakwa menggunakan Narkotika jenis shabu-shabu untuk dirinya sendiri. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua Narkotika Golongan I bagi diri sendiri telah terpenuhi. Unsur ketiga : Yang dilakukan secara bersama sama atau sendirisendiri. Yang dimaksud secara bersama-sama adalah pelaku dari suatu tindak pidana lebih dari satu orang dan diantara para pelaku terdapat kerjasama secara sadar dan langsung, sedangkan di antara para pelaku terdapat saling pengertian dan saling mengetahui perbuatan palaku lain. Yang dimaksud sendiri-sendiri adalah pelaku dari suatu tindak pidana lebih dari satu orang dan di antara para pelaku terdapat kerjasama secara sadar tetapi bukan merupakan perwujudan dari perbuatan para pelaku. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa pernah mengajak Saksi-4 dan Saksi-5 mengkonsumsi Narkotika jenis shabu-shabu, hal tersebut Terdakwa lakukan sebanyak 7 (tujuh) kali, yang pertama pada sekira bulan Pebruari 2016 yang dilakukan dirumah Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, kedua pada bulan Pebruari 2016 yang juga dilakukan dirumah Terdakwa, lalu yang ketiga pada bulan Maret 2016 dirumah Terdakwa, keempat masih pada bulan Maret 2016 yang dilakukan dirumah Saksi-4, kelima pada tanggal Hal 55 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
23 April 2016 sekira pukul 17.30 Wib, keenam masih dalam bulan April 2016, dan yang ketujuh pada tanggal 7 Mei 2016 sekira pukul 17.30 Wib yang dilakukan di pabrik penggilingan padi milik orang tua Terdakwa yang beralamat di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 2. Bahwa benar cara Terdakwa mengkonsumsi shabu-shabu diawali dengan Terdakwa terlebih dahulu menyuruh Saksi-4 membeli 1 (satu) buah botol penyegar cap Kaki Tiga, mencari pipet dan setelah didapat kemudian Terdakwa merakit alat untuk mengkonsumsi shabu-shabu dengan cara tutup botol diberi lubang sebanyak 2 (dua) lubang lalu 2 (dua) buah pipet dimasukkan kedalam lubang pada tutup botol kemudian tutup botol dipasang lagi dan salah satu pipet dipasang pirex yang diisi shabu-shabu secukupnya lalu dibakar dengan menggunakan korek api gas, selanjutnya bergantian menghisapnya, yang pertama menghisap adalah Terdakwa sebanyak 3 (tiga) kali hisapan kemudian disusul Saksi-4 dan Saksi-5 sampai shabu tersebut habis. 3. Bahwa benar Terdakwa yang menyediakan shabu-shabu untuk dikonsumsi bersama Saksi-4 dan Saksi-5. Shabu-shabu tersebut diperoleh dari Sdr. Kyai orang asal Tegineneng, dengan cara membeli seharga Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per paketnya dan Terdakwa sudah 7 (tujuh) kali membelinya. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ketiga Secara bersama-sama telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti secara sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana : Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri yang dilakukan secara bersama-sama, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU RI Nomor 35 Tahun 2009 jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana Setiap penyalahguna Narkotika golongan I bagi diri sendiri yang dilakukan secara bersama-sama sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP maka berdasarkan ketentuan Pasal 127 Ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009 menentukan bahwa dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud Pasal 127 Ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Hakim wajib memperhatikan ketentuanketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55 dan Pasal 103 UU RI No. 35 Tahun 2009. Sehingga apabila ketentuan Pasal 127 Ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009 tersebut dihubungkan dengan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan ternyata Terdakwa walaupun sudah 7 (tujuh) kali mengkonsumsi shabushabu bersama Saksi-4 dan Saksi-5 dan dipersidangan Terdakwa menerangkan bahwa Terdakwa merasa biasa saja apabila tidak mengkonsumsi shabu-shabu, lagi pula sampai dengan perkara Terdakwa disidangkan di Pengadilan Militer I-04 Palembang ternyata Terdakwa tidak mempunyai surat keterangan dari lembaga rehabilitasi medis yang ditunjuk oleh pemerintah dalam hal ini Menteri Kesehatan yang menyatakan bahwa Terdakwa harus direhabilitasi. Oleh karenanya dari keadaan-keadaan yang diuraikan Hal 56 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
di atas menunjukkan bahwa Terdakwa bukanlah orang yang mengalami ketergantungan terhadap narkotika sehingga Majelis Hakim berpendapat Terdakwa tidak perlu menjalani rehabilitasi medis ataupun rehabilitasi sosial sebagaimana ditentukan dalam Pasal 127 Ayat (2) jo Pasal 54 jo Pasal 103 UU RI No. 35 Tahun 2009. Menimbang
:
Bahwa oleh karena semua unsur dari dakwaan pertama sampai dakwaan ketiga Oditur Militer telah terpenuhi, Majelis Hakim berpendapat semua dakwaan Oditur Militer telah terbukti secara sah dan menyakinkan.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena Terdakwa dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana dalam dakwaan : Dakwaan kesatu : Barangsiapa tanpa hak menyerahkan senjata api dan munisi, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 1 UU Darurat RI No. 12 tahun 1951 tentang Senjata api dan bahan peledak. Dakwaan kedua : Permufakatan Jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika yang tanpa hak dan melawan hukum memproduksi Narkotika Golongan I, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 113 Ayat (1) jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dakwaan ketiga : Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri yang dilakukan secara bersama-sama, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. Dan selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya hal-hal yang dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf atau pembenar pada diri Terdakwa, sehingga oleh karenanya Terdakwa harus dipidana.
Menimbang
:
Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat, hakekat, dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Bahwa perbuatan Terdakwa merupakan pencerminan dari sikap dan perilaku Terdakwa yang tidak menghiraukan lagi aturan hukum yang berlaku terhadap prajurit TNI terkait senjata api dan munisi illegal serta penyalahgunaan narkotika. 2. Bahwa Terdakwa telah mengetahui dan memahami bahwa senjata api illegal dan shabu-shabu serta Pil Extasy adalah termasuk jenis narkotika yang sangat dilarang baik memproduksi maupun penggunaannya. Karena penyalahgunaan narkotika dalam hal ini shabu-shabu dan Pil Extasy akan menimbulkan akibat yang sangat merugikan perseorangan maupun masyarakat, karena narkotika dapat merusak mental dan kejiwaan pecandunya. Bahwa dengan adanya efek yang merusak mental dan kejiwaan pemakainya, seharusnya Terdakwa tidak boleh terlibat dalam penyalahgunaan shabu-shabu dan Pil Extasy, selaku seorang prajurit TNI seharusnya Terdakwa ikut membantu aparat penegak hukum dalam memberantas kejahatan penyalahgunaan narkotika, Hal 57 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
atau setidak-tidaknya Terdakwa berusaha menjauh sejauh mungkin dari keterlibatan dalam kejahatan penyalahgunaan narkotika. 3. Bahwa akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa dengan memiliki senjata api illegal akan dapat membahayakan nyawa orang lain demikian juga dengan memproduksi Pil Extasy akan mendorong masyarakat/generasi muda disekitarnya untuk menjadi pecandu Narkotika serta perbuatan Terdakwa mengkonsumsi shabu-shabu dapat berakibat rusaknya syaraf yang ada dalam tubuh Terdakwa dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja Terdakwa disatuan, selain dari pada itu perbuatan Terdakwa juga berpengaruh negatif terhadap pembinaan disiplin dan moral prajurit lain di kesatuannya, dan juga telah mencemarkan citra TNI di mata masyarakat. 4. Bahwa hal-hal yang mempengaruhi perbuatan Terdakwa antara lain tergiur ajakan Sdr. Nano alias Parno alias Nanang untuk memperoleh keuntungan materi yang cepat dan banyak dengan memproduksi dan menjual Pil Extasy sendiri serta dengan memiliki senjata api illegal akan menambah rasa percaya diri sebagai aparat TNI apabila berada di lingkungan masyarakat. Menimbang
:
Bahwa tujuan Mejelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara yang yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila, oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa menyesali perbuatannya. 2. Terdakwa bersikap sopan dipersidangan. 3. Terdakwa belum pernah dipidana maupun dijatuhi hukuman disiplin. 4. Terdakwa tidak mendapatkan keuntungan finansial dari produksi Pil Extasy dan kualitasnya sangat rendah. Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit dan 8 Wajin TNI. 2. Terdakwa tidak mendukung program pimpinan tertinggi TNI dalam upaya pemberantasan senjata api illegal dan penyalahgunaan Narkotika pada khususnya dan program pemerintah pada umumnya.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena Oditur Militer dalam tuntutannya mohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman tambahan berupa pemecatan dari dinas militer maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah Terdakwa tersebut masih layak atau tidak layak lagi untuk dipertahankan dalam dinas Militer, sebagai berikut : Bahwa norma hukum penjatuhan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer diatur dan didasarkan pada pasal 26 KUHPM yang menyatakan “pemecatan dari dinas militer dengan atau tanpa pencabutan hak untuk memasuki Angkatan Bersenjata”. Pidana tambahan tersebut dapat dijatuhkan oleh Majelis Hakim berbarengan dengan putusan penjatuhan pidana pokok kepada Hal 58 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
seorang militer yang berdasarkan kejahatan yang dilakukan dipandangnya tidak layak lagi tetap dalam kalangan militer. Hal ini memberikan pengertian bahwa pidana tambahan pemecatan dari dinas militer dapat dijatuhkan kepada setiap prajurit yang telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya dan dijatuhi hukuman berupa “pidana mati atau pidana penjara”. Pengertian berikutnya ialah bahwa berdasar perbuatan yang dilakukannya, yang bersangkutan dipandang tidak layak lagi untuk tetap berada dalam kalangan militer. Tidak menjadi permasalahan apakah tindak pidana tersebut diatur dalam KUHP, dalam KUHPM, atau dalam ketentuan materil hukum pidana lainnya. Bahwa untuk mengukur ketidaklayakan haruslah dilihat dari kualitas dan kuantitas kejahatan yang dilakukan Terdakwa dan pengaruhnya bagi Kesatuan dalam pembinaan disiplin Prajurit di Kesatuan, dan bagi masyarakat. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan bahwa Terdakwa telah memiliki dan menyimpan senjata api rakitan/illegal beserta munisi Standar TNI sejak tahun 2008, dan kemudian memproduksi pil Extasy secara illegal pada tahun 2014 hingga 2016 bersama Sdr. Nano alias Parno alias Nanang, Saksi-4 dan Saksi-5 serta mengkonsumsi Narkotika jenis shabu-shabu sebanyak 7 (tujuh) kali bersama Saksi-4 dan Saksi-5.
Dari fakta tersebut di atas menunjukkan kuantitas perbuatan Terdakwa yang tidak hanya sekali melakukan tindak pidana melainkan beberapa tindak pidana dilakukan oleh Terdakwa. Kualitas perbuatan Terdakwa tersebut sangat bertentangan dengan tugas dan kewajiban Terdakwa selaku prajurit TNI yang seharusnya membantu pemerintah ikut memberantas peredaran senjata api rakitan/illegal dan penyalahgunaan Narkotika, sebagai prajurit teritorial seharusnya Terdakwa memberikan contoh bagi masyarakat dalam berperilaku, utamanya dalam mentaati aturan hukum. Perbuatan Terdakwa tersebut telah merendahkan citra dan wibawa kesatuan TNI pada umumnya dan Kodim 0421/Lampung Selatan pada khususnya, dan oleh karenanya Terdakwa dipandang sebagai sosok prajurit yang tidak bisa menjaga nama baik Kesatuan/Komando.
Bahwa penyalahgunaan senjata api rakitan/illegal akan dapat membahayakan nyawa orang lain yang ada disekitarnya karena bagi pemegangnya akan menimbulkan efek psikologis merasa lebih hebat dari orang lain dan bila tidak dapat mengkontrol emosinya akan dengan mudah menembakkan senjata api rakitan/illegal tersebut. Bahwa penyalahgunaan Narkotika dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa lelah dan nyeri namun sejatinya itu merupakan sesaat saja karena setelah efek narkotika tersebut hilang tubuh akan mengalami kelelahan yang luar biasa sehingga akan menimbulkan ketergantungan yang sangat tinggi dan apabila penggunaannya tidak diawasi akan mempengaruhi susunan syaraf pusat yang menyebabkan rusaknya kemampuan fisik dan psikis dan ini tidak sesuai lagi dengan sebagaimana seharusnya postur Prajurit Hal 59 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
TNI yang mempunyai sikap mental yang baik serta kemampuan fisik yang prima. Bahwa Terdakwa sudah mengetahui bila Pil Extasy merupakan barang terlarang, seharusnya Terdakwa sebagai Prajurit TNI ikut mendukung program pemerintah dan Kesatuan pada khususnya dalam pemberantasan Narkotika namun sebaliknya Terdakwa justru memproduksi Pil Extasy untuk tujuan dijual/diedarkan, oleh karena itu terhadap Terdakwa perlu diberikan tindakan yang tegas. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut dapat berpengaruh buruk bagi prajurit lainnya, yang tentunya dapat menyulitkan bagi pimpinan di Kesatuan dalam pembinaan disiplin Prajurit apabila terhadap Terdakwa tidak diambil tindakan yang tegas dan tepat dan yang paling berbahaya lagi adalah apabila Prajurit dan masyarakat di lingkungan Terdakwa terpengaruh dengan perbuatan Terdakwa, ikut mengkonsumsi bahkan memproduksi/mengedarkan Narkotika seperti Terdakwa. Bahwa mendasari uraian-uraian tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa bukanlah Prajurit yang baik dan bertanggung jawab, dan prajurit seperti Terdakwa sudah tidak layak lagi berada dalam lingkungan kehidupan militer sehingga tidak dapat dipertahankan dalam dinas Militer dan harus dipecat dari dinas militer. Menimbang
:
Bahwa dalam dakwaan kedua yang didakwakan kepada Terdakwa mengenai Pasal 113 Ayat (1) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika didalamnya diatur tentang ancaman pidana yang dikenakan kepada pelakunya dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,(satu milyar rupiah) dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,(sepuluh milyar rupiah).
Menimbang
:
Bahwa Terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana sesuai dakwaan kedua Oditur Militer yang mana dalam penjatuhan pidananya diatur hukuman minimum, namun Majelis Hakim berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan kehakiman mempunyai kewenangan selaku kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia. Serta dalam memeriksa dan mengadili suatu perkara Majelis Hakim wajib memperhatikan asas kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan hukum.
Menimbang
:
Bahwa setelah Majelis Hakim membuktikan dakwaan kedua Oditur Militer dan Terdakwa benar telah melakukan tindak pidana tersebut maka Majelis Hakim telah menerapkan asas kepastian hukum dimana Terdakwa diadili sesuai dengan UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, sedangkan mengenai penjatuhan pidananya Majelis Hakim memperhatikan asas keadilan dan kemanfaatan hukum yang mana setelah melihat kesalahan dan halhal yang meringankan bahwa Terdakwa dalam memproduksi Pil Extasy merupakan orang yang awam mengenai bahan-bahan dasar yang digunakan karena Sdr. Nanang lah yang mengetahui apakah memang benar bahan-bahan yang diserahkan kepada Terdakwa mengandung unsur kimia metamfetamina dan amfetamina Hal 60 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
sedangkan sampai perkara ini disidangkan Sdr. Nanang tidak pernah ditangkap dan diproses hukum. Serta Majelis Hakim memandang selain pidana hukuman badan yang akan diterapkan kepada Terdakwa, dalam pertimbangan sebelumya Majelis Hakim telah menyatakan bahwa perbuatan Terdakwa sangat tidak patut dilakukan oleh seorang Prajurit TNI sehingga Terdakwa tidak layak lagi dipertahankan sebagai seorang Prajurit TNI dan pidana tambahan pemecatan bagi seorang Prajurit TNI merupakan suatu hukuman yang sangat berat dari segi moril. Menimbang
:
Bahwa dengan tidak mengabaikan asas kepastian hukum guna memberikan keadilan dan kemanfaatan hukum bagi Terdakwa, Majelis Hakim memandang hukuman badan yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa karena dipandang layak, patut dan sesuai rasa keadilan lebih baik tidak terlalu lama untuk dijalani dan dibawah hukuman minimum sebagaimana diancam dalam Pasal 113 Ayat (1) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, agar Terdakwa segera memperbaiki diri dan memulai hidup baru yang lebih baik.
Menimbang
:
Bahwa setelah melihat kesalahan Terdakwa, kemudian menilai sifat hakikat dan akibat dari perbuatan Terdakwa dan selanjutnya memperhatikan tujuan pemidanaan serta hal-hal yang meringankan maupun hal-hal yang memberatkan pidananya sebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat permohonan Terdakwa agar dijatuhi Hukuman yang seringanringannya dapat diterima, dan pidana sebagaimana yang dimohonkan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya perlu diperingan agar selaras dan seimbang dengan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa setelah melihat kesalahan Terdakwa, kemudian menilai sifat hakikat dan akibat dari perbuatan Terdakwa dan selanjutnya memperhatikan tujuan pemidanaan serta hal-hal yang meringankan maupun hal-hal yang memberatkan pidananya sebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum di bawah ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa mengenai pengganti pidana denda yang tidak dibayar oleh Terdakwa sesuai ketentuan pasal 148 UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika maka akan diganti dengan pidana penjara yang akan diucapkan dalam amar putusan.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
Menimbang
:
Bahwa lama waktu Terdakwa berada dalam penahanan sementara perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
Menimbang
:
Bahwa oleh karena Terdakwa saat ini berada dalam tahanan, karena dikhawatirkan Terdakwa akan mengulangi perbuatannya atau akan melarikan diri, maka terhadap Terdakwa perlu tetap ditahan.
Menimbang
:
Bahwa berupa:
barang
bukti yang diajukan dalam perkara ini
Barang-barang : Hal 61 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
1.
1 (satu) buah jaket rompi loreng.
2.
3 (tiga) slang pipet warna loreng.
3.
2 (dua) buah korek api gas warna merah dan orange.
4.
1 (satu) buah kaca/pirek.
5.
1 (satu) kotak plastik warna hijau muda.
6.
3 (tiga) buah plastik klip kecil.
7.
1 (satu) buah timbangan digital ukuran kecil.
8.
1 (satu) lembar kartu ATM BRI.
9.
1 (satu) lembar KTA atas nama Kopda Bambang Suseno.
10.
1 (satu) buah tabung kosong bekas tabung TNT.
11.
1 (satu) perangkat alat dan bahan pil Extasy.
Terhadap barang bukti nomor 1 s.d. 11 merupakan barang-barang yang digunakan untuk melakukan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dan perlu ditentukan statusnya yaitu dirampas untuk dimusnahkan. 12.
1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver.
13. 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver tanpa silinder. 14.
5 (lima) butir peluru tajam caliber 5,56 mm.
15.
2 (dua) butir peluru karet caliber 5,56 mm.
Terhadap barang bukti nomor 12 s.d. 15 merupakan barang-barang hasil tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dan perlu ditentukan statusnya yaitu dirampas untuk dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan lagi. 16. 2 (dua) buah plastik bening berisi serbuk warna hijau diduga bahan Extasy 17. 3 (tiga) buah plastik bening berisi serbuk warna putih diduga bahan Extasy 18. Extasy
1 (satu) buah plastik kecil berisi 6 (anam) butir pil diduga
19. Extasy
1 (satu) buah plastik kecil berisi 3 (tiga) butir pil diduga
20.
3 (tiga) buah tabung kaca besar
21.
1 (satu) buah tabung besar warna hitam
22.
2 (dua) buah tabung berisikan cairan
23.
2 (dua) buah botol plastik warna putih berisikan serbuk
24.
1 (satu) buah botol obat amoxan berisi serbuk
25.
4 (empat) buah potongan selang
26.
1 (satu) buah tabung kaca dan
27.
2 (dua) buah pipa kaca.
- Terhadap barang bukti nomor 16 s.d. 27 merupakan barang bukti yang digunakan untuk perkara Sdr. Gatot (Saksi-4) yang dipinjam dari Kejaksaan Negeri Lampung Selatan, tanggal 13 Desember 2016 yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Hal 62 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Kalianda sesuai Putusan Nomor : 326/Pid.Sus/2016/PN.Kla tanggal 24 Oktober 2016 yang statusnya telah ditentukan yaitu dirampas untuk dimusnahkan dan sudah Berkekuatan Hukum Tetap, maka barang-barang tersebut harus dikembalikan kepada Kejaksaan Negeri Lampung Selatan. Surat-surat : 1. 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Darah No Lab 37 A/HP/V/2016 tanggal 13 Mei 2016 dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. 2. 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Urine No Lab 36 A/HP/V/2016 tanggal 13 Mei 2016 dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. 3. 2 (dua) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 36 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test darah) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. 4. 2 (dua) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 37 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung 5. 1 (satu) Surat Keterangan Pemeriksaan Narkoba Nomor Sket/1045/V/Ku/Pb.00/2016/BNNP-LPG tanggal 16 Mei 2016 (pemeriksaan urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung. 6. 4 (empat) lembar Rekening Koran Tabungan BRI periode 1 Januari 2016 sampai dengan 10 Juni 2016 atas nama Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Tanjung Karang. 7. 1 (satu) lembar surat Dandenpal "B" 02-12-03 Nomor B/304NI/2016 tanggal 10 Juni 2016 perihal hasil pemeriksaan barang bukti 2 (dua) pucuk pistol Revolver (rakitan), 5 (lima) butir munisi kaliber 5,56 mm (tajam) dan 2 (dua) butir munisi kaliber 5,56 mm (karet). Terhadap barang bukti surat-surat tersebut, Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut, bahwa sejak awal melekat dalam berkas perkara Terdakwa maka statusnya tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Mengingat
:
Pasal 1 UU Darurat RI No. 12 tahun 1951 tentang Senjata api dan bahan peledak, Pasal 113 Ayat (1) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 127 Ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP, Pasal 190 Ayat (1) Jo Ayat (3), (4) UU RI No. 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Pasal 26 KUHPM dan ketentuan perundangundangan lain yang bersangkutan.
Hal 63 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
MENGADILI 1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu : BAMBANG SUSENO, Kopda, NRP 31020523901282, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : a.
Kesatu : Tanpa hak menyerahkan senjata api dan munisi.
b. Kedua : Permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika yang tanpa hak dan melawan hukum memproduksi Narkotika Golongan I. c. Ketiga : Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri yang dilakukan secara bersama-sama. 2.
3.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : a.
Pidana Pokok : Penjara selama 4 (empat) tahun. Menetapkan selama waktu Terdakwa berada dalam penahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, dan pidana denda sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dengan ketentuan apabila pidana denda tidak dibayar diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan.
b.
Pidana Tambahan : Dipecat dari dinas militer.
Menetapkan barang bukti berupa : a.
Barang-barang : 1)
1 (satu) buah jaket rompi loreng,
2)
3 (tiga) slang pipet warna loreng,
3)
2 (dua) buah korek api gas warna merah dan orange,
4)
1 (satu) buah kaca/pirek,
5)
1 (satu) kotak plastik warna hijau muda,
6)
3 (tiga) buah plastik klip kecil,
7)
1 (satu) buah timbangan digital ukuran kecil,
8)
1 (satu) lembar kartu ATM BRI,
9)
1 (satu) lembar KTA atas nama Kopda Bambang Suseno,
10)
1 (satu) buah tabung kosong bekas tabung TNT, dan
11)
1 (satu) perangkat alat dan bahan pil Extasy.
-
Dirampas untuk dimusnahkan.
12)
1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver,
13)
1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis Revolver tanpa silinder,
14)
5 (lima) butir peluru tajam caliber 5,56 mm, dan
15)
2 (dua) butir peluru karet caliber 5,56 mm.
-
Dirampas untuk dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan lagi.
16)
2 (dua) buah plastik bening berisi serbuk warna hijau diduga bahan Extasy,
17)
3 (tiga) buah plastik bening berisi serbuk warna putih diduga bahan Extasy,
18)
1 (satu) buah plastik kecil berisi 6 (enam) butir pil diduga Extasy, Hal 64 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
b.
19)
1 (satu) buah plastik kecil berisi 3 (tiga) butir pil diduga Extasy,
20)
3 (tiga) buah tabung kaca besar,
21)
1 (satu) buah tabung besar warna hitam,
22)
2 (dua) buah tabung berisikan cairan,
23)
2 (dua) buah botol plastik warna putih berisikan serbuk,
24)
1 (satu) buah botol obat amoxan berisi serbuk,
25)
4 (empat) buah potongan selang,
26)
1 (satu) buah tabung kaca dan
27)
2 (dua) buah pipa kaca.
-
Dikembalikan kepada Kejaksaan Negeri Lampung Selatan.
Surat-surat : 1) 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Darah No Lab 37 A/HP/V/2016 tanggal 13 Mei 2016 dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung, 2) 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Urine No Lab 36 A/HP/V/2016 tanggal 13 Mei 2016 dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung, 3) 2 (dua) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 36 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test darah) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung, 4) 2 (dua) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium No Lab 37 B/HP/V/2016 tanggal 17 Mei 2016 (pemeriksaan test urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung, 5) 1 (satu) Surat Keterangan Pemeriksaan Narkoba Nomor Sket/1045/V/Ku/Pb.00/2016/BNNP-LPG tanggal 16 Mei 2016 (pemeriksaan urine) dari Terdakwa atas nama Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung, 6) 4 (empat) lembar Rekening Koran Tabungan BRI periode 1 Januari 2016 sampai dengan 10 Juni 2016 atas nama Terdakwa Kopda Bambang Suseno NRP 31020523901282 yang dikeluarkan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Tanjung Karang, dan 7) 1 (satu) lembar surat Dandenpal "B" 02-12-03 Nomor B/304NI/2016 tanggal 10 Juni 2016 perihal hasil pemeriksaan barang bukti 2 (dua) pucuk pistol Revolver (rakitan), 5 (lima) butir munisi kaliber 5,56 mm (tajam) dan 2 (dua) butir munisi kaliber 5,56 mm (karet). Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4.
Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan.
5. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).
Hal 65 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016
Demikian diputuskan pada hari ini Selasa tanggal 10 Januari 2017 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Surono, S.H., M.H., Letkol Chk NRP 539833 sebagai Hakim Ketua, serta Agus Husin, S.H., M.H., Mayor Chk NRP 636562 dan Edfan Hendrarto, S.H., Mayor Chk NRP 11000045870579 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan Hakim Anggota II, yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Darwin Butar Butar, S.H., Mayor Chk NRP 11040007970379, Penasihat Hukum Rinaldo, S.H., Kapten Chk NRP 11050028591181, Panitera Hendra Arihta, S.H., Lettu Sus NRP 541691 serta dihadapan umum dan Terdakwa.
Hakim Ketua Cap/ttd Surono, S.H., M.H. Letkol Chk NRP 539833 Hakim Anggota-I
Hakim Anggota-II
ttd
ttd
Agus Husin, S.H., M.H. Mayor Chk NRP 636562
Edfan Hendrarto, S.H. Mayor Chk NRP 11000045870579 Panitera Pengganti ttd Hendra Arihta, S.H. Lettu Sus NRP 541691
Hal 66 dari 66 hal Putusan Nomor :198-K/PM.I-04/AD/XI/2016