PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A
P U T U S A N Nomor : 57 – K / PM.III-12 / AL / III / 2015 “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat / tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Anton Pujiono Serka Kom / 62261 Anggota Satsiaga Denma Lantamal V Bangkalan, 24 Agustus 1964 Indonesia Laki-laki. Islam Jl. Pogot X/49 Surabaya
Terdakwa tidak ditahan. Pengadilan Militer III-12 tersebut diatas : Membaca
: Berita Acara Pemeriksaan dalam perkara ini.
Memperhatikan
: 1. Keputusan Penyerahan Perkara dari Danlantamal V selaku Papera Nomor Kep/12/III/2015 tanggal 13 Maret 2015. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/54/K/AL/III/2015 tanggal 20 Maret 2015. 3. Surat tanda terima panggilan untuk menghadap sidang atas nama Terdakwa dan para Saksi. 4.
Mendengar
Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur militer Nomor Sdak/54/K/AL/III/2015 tanggal 20 Maret 2015, didepan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di sidang serta keteranganketerangan para Saksi dibawah sumpah.
Memperhatikan
: 1. Tuntutan pidana Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim, yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa : a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana : “Militer yang dengan sengaja menghina kepada seorang atasan ditempat umum secara lisan” Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam pasal 97 ayat (1) KUHPM.
2 b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana berupa: Pidana
: Penjara selama 4 (empat) bulan.
c. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa 10.000,- (Sepuluh ribu rupiah). d.
sebesar Rp.
Menetapkan barang-barang bukti berupa : Surat-surat : - 1 (satu) lembar fotocopy Kartu Tanda Prajurit TNI AL Nomor 96/BA/X/ atas nama Sertu kom Anton Pujiono NRP 62261 Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
2. a. Nota Pembelaan (Pledoi) Terdakwa yang disampaikan secara tertulis tertanggal 29 April 2015 oleh Penasehat Hukum Terdakwa yang menyatakan sebagai berikut : 1) Bahwa Penasehat Hukum Terdakwa dalam pledoinya menyampaikan fakta-fakta dipersidangan dan pembuktian unsur tindak pidana yang yang didakwakan oleh Oditur Militer. Berdasarkan pada fakta persidangan terlihat adanya ketidak sesuaian tempus delicti. Dalam surat dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/54/K/AL/III/2015 tanggal 20 Maret 2015 disebutkan ”bahwa Terdakwa pada waktu-waktu di tempattempat tersebut di bawah ini yaitu pada hari Kamis tanggal dua puluh tiga bulan Januari tahun 2000 empat, atau setidaktidaknya pada suatu hari dalam bulan Januari tahun 2000 empat, bertempat di kantor Satsiaga Denma Lantamal V Surabaya, atau setidak-tidanya disuatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya telah melakukan tindak pidana”, sehingga berdasarkan pasal 78 ayat (1) ke 2 KUHP maka hak penuntutan terhadap Terdakwa gugur karena daluwarsa. 2) Bahwa selanjutnya Penasehat Hukum Terdakwa menyatakan bahwa dalam perkara ini Terdakwa adalah sebagai korban tindak pidana yang dilakukan oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono yang dilakukan dengan cara memaki-maki, mengutuk, menista bawahan atau mengejek dihadapannya sebagaimana dirumuskan menurut ketentuan pasal 130 ayat (1) KUHPM. Atas perlakuan Saksi-1 terhadap Terdakwa, Terdakwa mengalami pendarahan pada bibir bagian bawah, dengan melampirkan bukti-bukti fotocopy surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini. Atas dasar uraian tersebut diatas, Penasehat hukum Terdakwa mengajukan permohonan kepada Majelis Hakim sebagai berikut : Menerima segala keberatan dari Penasehat Hukum untuk seluruhnya. Membebaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum. Membebankan biaya yang timbul kepada negara. Merehabilitasi harkat dan martabat serta kedudukan Terdakwa dalam hukum.
3 3. Replik dari Oditur Militer yang disampaikan secara lisan pada tanggal 29 April 2015, Oditur Militer menyampaikan bahwa surat dakwaan yang terkirim dan diterima oleh Penasehat hukum belum diperbaiki, namun yang dibacakan di persidangan tertera tahun 2014 oleh karenanya belum daluwarsa. Sedangkan mengenai barang bukti yang diajukan tidak tanggapi, sehingga pada pokoknya Oditur Militer menyatakan tetap pada Tuntutannya. 4. Duplik dari Penasihat Hukum Terdakwa Penasihat Hukum Terdakwa yang disampaikan secara lisan pada tanggal 29 April 2015 menyatakan tetap pada pembelaan semula. Menimbang
: Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Kamis tanggal Dua puluh tiga bulan Januari Tahun 2000 Empat belas, atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan Januari Tahun 2000 Empat belas, atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam tahun 2000 Empat belas, bertempat di kantor Satsiaga Denma Lantamal V Surabaya, atau setidaktidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer lll-12 Surabaya telah melakukan tindak pidana : " Militer, yang dengan sengaja, menghina atau mengancam dengan suatu perbuatan jahat kepada seorang atasan, baik di tempat umum secara lisan atau dengan tulisan atau lukisan, atau di hadapannya secara lisan atau dengan isyarat atau perbuatan, atau dengan surat atau lukisan yang dikirimkan atau yang diterimakan, maupun memaki maki dia atau menistanya atau dihadapannya mengejeknya " Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL pada tahun 1987 melalui pendidikan Dikcatam Milsuk V/1 di Kodikal Surabaya, setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld, ditempatkan di Diskomlek Armatim Surabaya. Setelah mengalami berbagai mutasi dan jabatan sarnpai dengan terjadinya perbuatan yang menjadi perkana ini Terdakwa berdinas aktif di Satsiaga Denma Lantamal V dengan pangkat Serka Pom NRP 62261. b. Bahwa Terdakwa kenal dengan Kapten Laut (E) Edy Pramono (Saksi-1) sejak tahun 2013 di Satsiaga Denma Lantamal V yang menjabat seuagai Kasatsiaga dan merupakan atasan langsung Terdakwa. c. Bahwa pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 sekira pukul 09.20 Wib Saksi-1 nnendapat laporan dari PNS Satminpers Denma Lantamal V bahwa T'erdakwa mengambil kartu keluarga dengan alasan untuk berobat, kemudian sekira pukul 09,26 Wib Saksi-1 memerintahkan Serma Kasiono untuk mengecek kebenarannya, selanjutnya sekira pukul 09.53 Wib Saksi-1 memerintahkan Kopka Azis (Saksi-3) untuk menghadap Saksi-1 diruangan dan memerintahkan Serma Bah Sutiyo untuk mengecek kebenaran apakah Terdakwa betul betul berobat atau tidak, kemudian Serma Bah Sutiyo menghubungi Terdakwa dan menyampaikan agar Terdakwa menghadap Saksi-1 di kantornya. d. Bahwa sekira pukul 10.30 Wib Terdakwa menghadap Saksi-1 di kantor Satsiaga Denma Lantamal V, setelah bertemu Saksi-1 bertanya kepada Terdakwa kenapa mengambil KK yang dibuat oleh Saksi-1 dan
4 dijawab emosi oleh Terdakwa " itu KK saya terserah saya mau apa " lalu Saksi-1 berdiri sambil berkata " kamu manusia tidak bertanggung jawab sama anak dan istri " selanjutnya Terdakwa dengan nada emosi mengatakan “Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya ", spontan Saksi-1 memukul Terdakwa dengan tangan kanan mengepal mengenai mulut Terdakwa sehingga Terdakwa jatuh, Saksi-3 berusaha untuk melerai namun tidak mampu dan Saksi-1 tetap menginjak injak dan menendang Terdakwa sehingga Saksi-1 jatuh dan bergulat dengan Terdakwa, kemudian Kasatprov Denma Lantamal V atas nama Pelda Pom Kuswidarto datang dan membawa Terdakwa ke kantor Provos Denma Lantamal V. e. Bahwa penyebab Terdakwa mengatakan kepada Saksi-1 “Janganjangan Kasat selingkuh dengan istri saya " adalah karena KK dinas Terdakwa diurus oleh Saksi-1 tanpa sepengetahun Terdakwa sebagai seorang suami dan mengatakan Terdakwa laki-laki yang tidak becus dan tidak bertanggung jawab, sering mencampuri urusan keluarga Terdakwa padahal Terdakwa sudah melaporkan masalah rumah tangga Terdakwa ke Bintal Disminpers Lantamal V, istri Terdakwa juga sering menemui Saksi-1 di kantornya tanpa seijin Terdakwa sebagai suami yang sah. f. Bahwa pada saat Terdakwa mengatakan jangan-jangan Kasat selingkuh dengan istri saya tersebut Terdakwa dan Saksi-1 sama-sama berpakaian dinas loreng serta disaksikan oleh Pelda Ttu Sudarso (SaksL2) dan Saksi-3 yang saat itu sama-sama berada di kantor Satsiaga Denma Lantamal V . g. Bahwa akibat Perbuatan Terdakwa tersebut, Saksi-1 merasa malu dan terhina harga dirinya sebagai seorang Perwira, terlebih lagi kata-kata yang tidak pantas tersebut disampaikan oleh Terdakwa di depan Saksi-2 dan Saksi -3 yang merupakan bawahan Saksi-1 sehingga Terdakwa dilaporkan oleh Saksi-1 ke Pomal Lantamal V untuk di proses sesuai hukum yang berlaku. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 97 Ayat (1) KUHPM. Menimbang
: Bahwa atas Dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia benarbenar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya.
Menimbang
: Bahwa atas Dakwaan tersebut Terdakwa mengakui telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya dengan memberikan keterangan yang disertai dengan uraian yang cukup jelas untuk menjadi bahan pertimbangan.
Menimbang
: Bahwa dalam persidangan Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukum yaitu Halasan M. Sianturi SH Mayor Laut (KH) Nrp 13071/P dkk berdasarkan Surat Perintah dari Komandan Lantamal V Nomor : Spri/1018/IX/2014 tanggal 25 September 2014 dan Surat Kuasa dari Terdakwa tertanggal 24 September 2014.
Menimbang
: Bahwa para Saksi yang dihadapkan dipersidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut : Saksi – 1
:
Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan
: : :
Edy Pramono Kapten Laut (E)/16929/P Kasatsiaga Denma Lantamal V sekarang
5
Kesatuan Tempat/Tgl. Lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : :
Pabinsis Satlek Pusdiklek Kobangdikal Wonogiri, 6 April 1967 Laki-laki Indonesia Islam Perum Jala Griya Blok G lV No. 7 Sugih Waras Candi Sidoarjo
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tanggal 11 Maret 2013 dalam hubungan atasan dan bawahan serta tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada tanggal 1 Januari 2014 Saksi menerima telpon dari istri Terdakwa yang mengatakan kalau anaknya sedang sakit dan berada di UGD, istri Terdakwa menyampaikan “tolong bantu saya, mintakan fotocopy KTA dan KK dinas Terdakwa untuk syarat administrasi berobat” Saksi menjawab “kenapa tidak minta kepada Terdakwa” dijawab istri Terdakwa “tidak mungkin dikasi” kemudian Saksi menyampaikan akan mengirimkan dan minta nomor fax yang bisa digunakan. 3. Bahwa Istri Terdakwa menghubungi Saksi karena kehidupan rumah Terdakwa dan istrinya tidak harmonis. Istri Terdakwa mengetahui nomor handphone Saksi karena sejak Saksi menjabat sebagai Kasat Siaga Denma Lantamal V , Saksi memberikan nomor handphonenya kepada seluruh istri anggotanya yang tujuannya adalah untuk mengecek keberadaan suami /anggota Saksi. Saksi melakukan hal itu hanya sebagai bentuk kepedulian Saksi sebagai atasan. 4. Bahwa selanjutnya pada tanggal 2 Januari 2014 Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memanggil Terdakwa untuk meminta fotocopy KTA Terdakwa, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono melihat KTA Terdakwa masih berpangkat Sertu padahal Terdakwa sudah berpangkat Serka. Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menyampaikan kalau anaknyaTerdakwa sedang birawat di rumah sakit, Terdakwa hanya diam dan menyerahkan KTA nya kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono untuk difotocopy. Kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono membuatkan KK dinas yang diperlukan oleh istri Terdakwa. 5. Bahwa kemudian Saksi melaporkan kepada Palaksa perihal masih adanya anggota Denma Lantamal V yang belum mempunyai KK dinas dan KTA nya belum diperbaharui, Saksi menyarankan kepada Palaksa agar seluruh anggota mengumpulkan KTA, KK dan KTP terbaru. Setelah disetujui oleh Palaksa, maka pada tanggal 6 Januari 2014 atas persetujuan dari Palaksa Denma Lantamal V Saksi menyampaikan kepada seluruh anggota agar mengumpulkan KTA, KK dan KTP terbaru. 6. Bahwa pada tanggal 13 Januari 2014 Saksi memanggil Terdakwa untuk menanyakan apakah anak Terdakwa sudah sembuh, tetapi dijawab oleh Terdakwa “tidak tahu”. 7. Bahwa pada tanggal 23 Januar1 2014 Terbit KK Terdakwa lalu sekira pukul 09.20 Wib Saksi mendapat laporan dari anggota Satminpers Denma Lantamal V bahwa Terdakwa mengambil kartu keluarga (KK) dengan alasan untuk berobat, kemudian sekira pukul 09.25 Wib Saksi memerintahkan Serma Kasiono untuk mengecek kebenarannya. Selanjutnya sekira pukul 09.53 Wib Saksi memerintahkan Kopka Azis untuk menghadap Saksi diruangan. Selanjutnya Saksi memerintahkan
6 Serma Sutiyo untuk mengecek Terdakwa apakah betul betul berobat atau tidak kemudian lima menit mendapat informasi dari Serma Sutiyo bahwa Terdakwa sedang berobat di Rumkit Upomo. 8. Bahwa selanjutnya sekira pukul 10.15 Wib Kopka Aziz datang menghadap keruangan Saksi dan Saksi persilahkan duduk dan Saksi menjelaskan agar bersiap-siap untuk menggantikan Terdakwa berangkat Satgas ke Pagerungan di Madura seandainya Terdakwa tidak bisa berangkat, karena sesuai daftar dalam surat perintah nama Kopka Aziz berada di bawah namanya Terdakwa, Terdakwa sedang berobat kemungkinan jika Terdakwa sakit maka Terdakwa tidak bisa berangkat. Satgas Pagerungan dilaksanakan secara rutin bergiliran per 2 (dua) bulan sekali. 9. Bahwa disela sela pembicaraan ada laporan bahwa Terdakwa sedang berada di ruang bilyard kemudian Saksi memerintahkan Serma Kasiono untuk memanggil Terdakwa. Selanjutnya sekira pukul 10.25 Wib Terdakwa menghadap Saksi sambil berkata “masuk”, karena Saksi sedang memberikan pengarahan kepada Kopka Aziz, Saksi tidak menoleh kepada Terdakwa dan memerintahkan Terdakwa duduk sebanyak 2 (dua) kali, namun Terdakwa tidak mau duduk. 10. Bahwa Saksi bertanya " kamu kok ngambil KK " kemudian Terdakwa balik bertanya " memang itu KK saya mau apa? " kemudian Saksi berdiri dan bertanya lagi " Apakah kamu mengurus KK, kenapa kamu ambil?" dijawab Terdakwa “Siap, yang saya ambil KK saya” selanjutnya Saksi menjawab " kamu itu manusia tidak bertanggung jawab kepada anak istri " kemudian Terdakwa menjawab “Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya" Mendengar kata-kata Terdakwa tersebut secara spontan Saksi memukul Terdakwa menggunakan tangan kanan mengepal mengenai mulut Terdakwa, kemudian Pelda Sudarso memegang kaki Saksi ketika Saksi akan menginjak Terdakwa Saksi, selanjutnya Kopka Aziz melerai. 11. Bahwa selanjutnya Saksi memerintahkan Pelda Sudarso untuk memanggil Kasatprov, tidak berapa lama kemudian kasatprov atas nama Pelda Pom Kuswidarto datang membawa Terdakwa ke kantor Provos Denma Lantamal V. 12. Bahwa alasan Saksi melakukan pemukulan terhadap Terdakwa karena Saksi merasa dihina oleh bawahan dengan mengatakan “jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya”, Saksi merasa terhina karena kata-kata tersebut tidak benar dan memalukan. Apalagi pada saat itu Saksi dan Terdakwa sama-sama berpakaian dinas PDL Loreng dilengkapi dengan atribut pengenal, sehingga terlihat jelas status atasan dan bawahan dalam kedinasan. 13. Bahwa sepengetahuan Saksi kehidupan rumah tangga Terdakwa dengan istrinya tidak harmonis dengan keluarganya sehingga Terdakwa jarang pulang, kadang tidur di kantor, tetapi Saksi tidak tahu apa masalahnya. Saksi sebagai atasannya pernah memanggil Terdakwa dan istri Terdakwa agar kembali menjadi keluarga yang rukun. 14. Bahwa perilaku sehari-hari Terdakwa di kedinasan Terdakwa tidak disiplin. Terdakwa sering terlambat atau tidak ikut apel pagi dan Terdakwa kadang-kadang tidak masuk dinas dengan alasan menggantikan tugas jaga dengan imbalan tertentu (macul),namun Terdakwa masih bisa di bina.
7 15. Bahwa Saksi telah dilapo balik pada tanggal 28 Mei 2014 oleh Terdakwa dengan dugaan penganiayaan dan telah dibuat Berita acara Pemeriksaan. 16. Bahwa Terdakwa dan Saksi sama-sama telah meminta maaf, namun perkara tetap diselesaikan menurut ketentuan hukum yang berlaku. Atas keterangan Saksi-1 tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian. Adapun hal yang disangkal sebagai berikut : 1. Bahwa pada saat Terdakwa menghadap Saksi-1, Terdakwa tidak diperintahkan duduk oleh Saksi-1. 2.
Bahwa Terdakwa tidak pernah membolos.
3.
Bahwa Terdakwa tidak pernah dipanggil dengan istri diruangan
Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi meluruskan mengenai pernah dipanggil dengan istri Terdakwa tetapi tidak bersamaan, melainkan satu persatu, untuk selebihnya Saksi tetap pada keterangannya semula. Saksi – 2 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/Tgl. Lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Sudarso PeldaTTU / 73881 Kaurmin Satsiaga Denma Lantamal V Tegal, 15 Nopember 1970 Laki-laki Indonesia Islam Perum Cermai lndah Blok V No. 3 Gresik
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2005 di Satsiaga Koarmatim sedangkan dengan Kapten Laut (E) Edy Pramono sejak tahun 2013 dalam hubungan atasan dan bawahan serta tidak ada hubungan keluarga dengan keduanya. 2. Bahwa hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 Saksi melaksanakan tugas pokoknya sebagai Kaurmin Satsiaga Denma Lantamal V membuat daftar jaga siaga di ruang Satsiaga, mengatur absen dan rencana kegiatan, sekira pukul 09.00 Wib Saksi mendengar Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memanggil Serka Kasiono dan memerintahkan untuk mengecek keberadaan Terdakwa, apabila sudah kembali dari berobat perintahkan menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono. Serka Kasiono melaporkan Terdakwa ada diruang bilyard. 3. Bahwa Saksi juga mendengar Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memberikan pengarahan kepada Kopka Aziz agar bersiap-siap menggantikan Terdakwa Satgas di Pagerungan untuk mengsntisipasi karena Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pranomo mendengar informasi kalau Terdakwa sakit. Satgas di Pagerungan itu di Madura bergiliran sekali dalam 2 (dua) bulan 4. Bahwa sekira pukul Terdakwa menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono lalu Terdakwa dipersilahkan duduk oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tetapi Terdakwa tidak mau kemudian Saksi-1 menanyakan " kamu mengambil KK merasa mengurus KK tidak "
8 pertanyaan tersebut diulang- ulang sampai 3 (tiga) kali kemudian dijawab emosi oleh Terdakwa " itu KK saya terserah saya mau apa " lalu Saksi1 Kapten Laut (E) Edy Pramono berdiri sambil mengatakan " kamu manusia tidak punya rasa kemanusiaan sama anak dan istri " selanjutnya Terdakwa dengan nada emosi mengatakan “ Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya " lalu spontanitas Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memukul Terdakwa sampai Terdakwa jatuh, kemudian Saksi berdiri langsung memegang kaki Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono, selanjutnya Kopka Aziz ikut melerai, kemudian Saksi diperintahkan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memanggil Kasatprov Denma Lantamal V. 5. Bahwa Saksi bekerja satu ruangan dengan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono, ruangan tersebut juga sebagai ruang tamu hanya ruangan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono disekat tersendiri. 6. Bahwa Saksi mendengar dengan jelas saat Terdakwa dengan suara emosi dan lantang mengatakan kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono “ Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya " karena jarak antara keduanya lebih kurang 2 (dua) meter dan cuaca dalam keadaan terang benderang, namun saat Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memukul Terdakwa dengan menggunakan tangan mengepal. 7. Bahwa pada saat peristiwa terjadi, baik Terdakwa maupun Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sama-sama sedang menggunakan pakaian dinas PDL loreng lengkap dengan atributnya. 8. Bahwa perilaku Terdakwa sehari-hari dikedinasan wajar saja, tetapi sering terlambat bahkan tidak masuk dengan alasan baru turun jaga karena menggantikan orang lain jaga dengan imbalan uang. 9. Bahwa sepengetahuan Saksi, kehidupan rumah tangga Terdakwa dengan istrinya tidak harmonis, karena Terdakwa jarang pulang kerumah dan kadang tidur dikantor, namun apa penyebabnya Saksi tidak tahu. 10. Bahwa sepengetahuan Saksi, antara Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dengan istri Terdakwa tidak ada hubungan apa-apa. Atas keterangan Saksi-2 tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian. Adapun hal yang disangkal sebagai berikut : Bahwa Terdakwa saat menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono, Terdakwa tidak diperintahkan duduk. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi-2 tetap pada keterangannya semula. Menimbang
:
Bahwa Saksi lainnya sudah dipanggil berdasarkan ketentuan undang-undang, namun tidak dapat hadir karena berdasarkan surat dari satuannya yang menyatakan Saksi sedang melaksanakan tugas sekolah (diktukba di Kobangdikal), oleh karenanya dengan berpedoman pada pasal 155 Undang-undang Nomor 31 tahun 1997, maka keterangan saksi dalam berita acara pemeriksaan yang disertai dengan Berita Acara Pengambilan Sumpah dan dengan persetujuan Terdakwa, keterangan Saksi tersebut dibacakan sebagai berikut : Saksi – 3 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan
: : :
Abdul Azis Kopka TTU / 70797 Anggota Satsiaga Denma
9 Kesatuan Tempat/Tgl. Lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : :
Denma Lantamal V Bangkalan, 23 April 1969 Laki-laki Indonesia Islam Jl. Endrosono No. 27 Gg 8 Rt. 04 Rw. 3 Surabaya
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2005 di satsiaga Koarmatim sedangkan dengan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono seiak tahun 2013 dalam hubungan atasan dan bawahan serta tidak ada hubungan keluarga dengan keduanya. 2. Bahwa pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 sekira pukul 09.45 Wib Saksi diperintahkan menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan diperintahkan bertugas ke Pegerungan menggantikan Terdakwa, kemudian datang Serma Kasiono dan ditanya oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono “darimana No” dan dijawab oleh Serma Kasiono “dari ruang biryard” kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono mengatakan “ini Azis mau ke Pagerungan menggantikan Anton” dan dijawab oleh Serma Kasiono “itu Anton ada di ruang Bilyard” lalu Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memerintahkan Serma Kasiono memanggil Terdakwa. Kemudian Terdakwa menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan menanyakan “KK mu mana kenapa KK yang saya bikin kok diambil " dan ditanya lagi oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono “kamu merasa bikin” lalu dijawab Terdakwa " itu KK saya terserah saya “ sampai 3 (tiga) kali lalu saksi-1 berdiri dan sama sama ngotot kemudian Terdakwa mengatakan “ Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya " kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memukul Terdakwa dengan tangan kanan mengepal mengenai mulut lalu Terdakwa jatuh dan Saksi berusaha melerai namun Saksi tidak mampu lalu Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tetap menginjak injak, menendang dan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono jatuh dan bergulat kemudian Kasatprov Pelda Pom Kuswidarto datang selanjutnya Terdakwa dibawa oleh Kasatprov ke kantor Provos Denma Lantamal V. 3. Bahwa saat Terdakwa mengatakan " jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya “ cuaca terang benderang dan jarak antara keduanya + 1 meter dan keduanya memakai Pakaian PDL. Atas keterangan tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian. Adapun hal yang disangkal oleh Terdakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa merasa tidak menghina Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono. Menimbang
: Bahwa di dalam persidangan Terdakwa memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi anggota TNI AL pada tahun 1987 melalui pendidikan Dikcatam Milsuk Vll di Kodikal Surabaya setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld dan ditempatkan di Diskomlek Armatim Surabaya. setelah mengalami berbagai mutasi dan jabatan sampai dengan terjadinya perbuatan yang menjadi perkara ini Terdakwa berdinas aktif di Lantamal V Satsiaga dengan pangkat Serka NRP 62261.
10 2. Bahwa Terdakwa kenal dengan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sejak tahun 2013 di Satsiaga Denma Lantamal V yang menjabat sebagai Kasatsiaga dan atasan langsung Terdakwa. Sedangkan Terdakwa menjabat sebagai anggota Satsiaga dengan tugas dan tanggungjawab melaksanakan pemakaman, pasukan PHH, jaga obvit, pasukan upacara dan jaga. 3. Bahwa pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2014 Terdakwa berobat ke RS dr Oepomo, dari hasil pemeriksaan Terdakwa diperintahkan oleh dokter yang memeriksa untuk kembali lagi kerumah sakit keesokan harinya untuk periksa darah. Saat di rumah sakit Terdakwa diberitahukan oleh salah seorang PNS Lantamal V yang menyampaikan KK dinasnya sudah jadi, kemudian Terdakwa ke Satminpers Denma mengambil KK dinasnya yang akan digunakan untuk syarat administrasi berobat. 4. Bahwa pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 Terdakwa setelah apel pagi Terdakwa ke RS. Oepomo lagi untuk pemeriksaan darah, hasil pemeriksaan medis Terdakwa positif tipes dan DB dengan trombosit 119, lalu Terdakwa akan di infuse oleh dokter, tetapi sebelum dilakukan tibatiba Terdakwa ditelpon oleh Pelda Bah Sutiyo dan diperintahkan untuk menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono. Kemudian Terdakwa meminta ijin kepada Dokter untuk menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan diijinkan. 5. Bahwa selanjutnya Terdakwa pergi ke kantor Satsiaga Denma Lantamal V, Terdakwa mampir dulu ke ruang bilyard untuk menyimpan KK dinas di lemari tempat Terdakwa menyimpan pakaiannya. sesampainya didepan kantor terdakwa melakukan penghormatan dengan mengangkat tangan sambil mengucapkan salam “selamat siang Dan”, tidak dijawab oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono karena pada waktu itu duduk membelakangi, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono langsung Tanya KK dinas Terdakwa dengan nada marah dan Terdakwa menjawab “ saya ambil karena atas nama saya sendiri ", Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono bertanya lagi " apa merasa mengurus KK dinas kok kamu ambil", Terdakwa jawab " tidak ", Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono bertanya lagi “ kenapa kok kamu ambil", Terdakwa jawab " karena atas nama saya sendiri kalau bukan atas nama saya sendiri tidak akan saya ambil “. 6. Bahwa selanjutnya Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menyuruh Terdakwa duduk namun Terdakwa tidak mau karena kondisi Terdakwa sakit ehingga kalau duduk inginnya tidur dan mengatakan " saya sakit ", Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menjawab “ kamu bohong " sambil berdiri mendekati Terdakwa dan mengatakan kalau Terdakwa laki-laki tidak bertanggungjawab dan Terdakwa bilang " mohon ijin Dan kok terlalu masuk ke dalam keluarga saya sedangkan saya sudah ditangani oleh bintal", Saksi -1 menjawab lagi " kamu laki-laki tidak becus “, selanjutnya Terdakwa berkata kepada Saksi -1 " jangan-jangan Kasat selingkuh dengan istri saya “. 7. Bahwa kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono langsung memukul mulut Terdakwa dengan menggunakan tangan mengepal mengenai bibir kiri Terdakwa sehingga terluka dan berdarah dan Terdakwa jatuh. Dalam posisi terlentang diinjak-injak dan ditendang oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono, Terdakwa berusaha menghindar dengan keterbatasan kemampuan karena badan Terdakwa dalam keadaan lemas/sakit sehingga dilerai oleh Kasatprov pelda Kus dan Saksi1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan Terdakwa dibawa ke kantor provost.
11 8. Bahwa selanjutnya Terdakwa minta ijin Kasatprov untuk sarapan, selesai makan Terdakwa kembali lagi ke kantor provost minta divisum untuk laporan namun dijawab tidak usah, semua orang sudah tahu kalau bibir Terdakwa luka dan berdarah. Setelah itu Terdakwa minta ijin kembali ke RS. Dr. Oepomo untuk menjalani perawatan opname dan saat itu Terdakwa diinfus, kemudian Terdakwa menyampaikan kepada dokter kalau habis dipukuli oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan minta divisum namun dokter tidak mau karena tidak ada surat dari Provost. 9. Bahwa kurang lebih 2-3 minggu kemudian Terdakwa dipanggil oleh Mayor Jamal untuk melaporkan pemukulan yang dilakukan oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan saat itu Terdakwa sebagai korban koordinasi kepada Mayor Jamal agar diselesaikan secara kekeluargaan namun kalau Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono melaporkan perkara inl maka Terdakwa juga meneruskan. Saat itu Mayor Jamal akan membantu permasalahan Terdakwa dengan Saksi-1 untuk diselesaikan secara kekeluargaan. 10. Bahwa keesokan harinya Terdakwa diperintahkan menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan saat itu Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono mengatakan bersedia menyelesaikan permasalahan antara Terdakwa dengan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono secara kekeluargaan namun dengan 1 (satu) syarat yang nanti akan disampaikan oleh Palaksa. Terdakwa dipanggil Palaksa setelah ada surat panggilan dari Pomal, Palaksa mengatakan “agar kamu kembali ke istri walaupun saya tahu kamu tidak mau kembali ke istri dan permasalahan kamu sudah ditangani oleh bintal". 11. Bahwa alasan Terdakwa sampai mengatakan 'Jangan-jangan Kasat selingkuh dengan istri saya" kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono karena KK dinas Terdakwa diurus oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tanpa sepengetahun Terdakwa, istri Terdakwa juga sering datang ke kantor menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tanpa seijin Terdakwa sabagai suami yang sah, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sering mencampuri urusan rumah tangga Terdakwa padahal Terdakwa sudah melaporkan masalah rumah tangganya ke Bintal Disminpers Lantamal V dan atas kata-kata Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono yang mengatakan bahwa Terdakwa laki-laki yang tidak bertanggugjawab dan tidak becus. 12. Bahwa KK dinas yang diurus oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono adalah untuk memenuhi persyaratan administrasi saat anak Terdakwa berobat kerumah sakit karena memang Terdakwa belum mengurusnya. 13. Bahwa Terdakwa menyadari jika kata-kata tersebut ditujukan kepada Terdakwa oleh anak buah Terdakwa, Terdakwa juga akan tersinggung dan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono kepada Terdakwa. 14. Bahwa Terdakwa sudah dua kali meminta maaf kepada saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono yaitu yang pertama adalah setelah kejadian dan pada saat di ruang sidang. Menimbang
: Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer kepada Majelis Hakim dalam sidang berupa : Surat – surat
:
12 - 1 (satu) lembar fotocopy Kartu Tanda Prajurit TNI AL Nomor 96/BA/X/08 atas nama Sertu Kom Anton Pujiono NRP 62261, yang merupakan bukti bahwa pada saat Terdakwa mengucapkan kata-kata yang menghina atasan Terdakwa atas nama Kapten Laut (E) Edy Pramono, Terdakwa berpangkat Serka Kom (saat itu sudah Serak) dan merupakan bawahan langsung Kapten Laut (E) Edy Pramono. Yang kesemuanya telah diperlihatkan kepada Terdakwa dan para Saksi serta telah diterangkan sebagai barang bukti dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain maka oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan-perbuatanyang didakwakan kepada Terdakwa. Menimbang
: Bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi sangkalan Terdakwa terhadap keterangan para saksi, yaitu : 1.
Sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-1 sebagai berikut : a. Bahwa pada saat Terdakwa menghadap Saksi-1, tidak diperintahkan duduk oleh Saksi-1.
Terdakwa
b. Bahwa Terdakwa tidak pernah membolos, Terdakwa tidak masuk karena menggantikan tugas jaga. 2.
Sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-2 sebagai berikut : Bahwa pada saat Terdakwa menghadap Saksi, Terdakwa tidak diperintahkan duduk oleh Saksi. Atas sangkalan keterangannya.
Terdakwa
tersebut,
Bahwa atas sangkalan tersebut pendapatnya sebagai berikut:
Majelis
para
Saksi
Hakim
tetap
pada
mengemukakan
1. Bahwa keterangan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono yang mengatakan pada saat Terdakwa datang ke ruangan satsiaga Denma Lantamal V, Terdakwa dipersilahkan duduk oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono adalah bersesuian dengan keterangan Saksi-2 Pelda TTU Sudarso, sedangkan sangkalan Terdakwa tidak didukung dengan keterangan para saksi dan berdiri sendiri. Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat sangkalan Terdakwa dikesampingkan dan tidak dapat diterima. 2. Bahwa keterangan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono yang menerangkan perilaku Terdakwa sehari-harinya dalam kedinasan kurang disiplin karena sering terlambat apel, tidak masuk dinas dengan alasan turun jaga bersesuaian dengan keterangan Saksi-2 Pelda TTU Sudarso, Terdakwa hanya berupaya untuk mencari pembenaran saja padahal Terdakwa sebagai prajurit matra laut mengetahui aturan yang berlaku dilingkungan TNI AL bahwa setelah selesai melaksanakan tugas jaga, personel wajib hadir dan berdinas seperti biasa. Dengan demikian sangkalan Terdakwa tersebut ditolak oleh Majelis Hakim. Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan-keterangan Terdakwa dan para Saksi serta barang bukti dan setelah menghubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :
13 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL pada tahun 1987 melalui pendidikan Dikcatam Milsuk V/1 di Kodikal Surabaya, setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld, ditempatkan di Diskomlek Armatim Surabaya. Setelah mengalami berbagai mutasi dan jabatan sarnpai dengan terjadinya perbuatan yang menjadi perkana ini Terdakwa berdinas aktif di Satsiaga Denma Lantamal V dengan pangkat Serka Kom NRP 62261. 2. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sejak tanggal 11 Maret 2013 di Satsiaga Denma Lantamal V yang menjabat sebagai Kasatsiaga dalam hubungan sebagai atasan dan bawahan namun tidak ada hubungan keluarga. Dlam kedinasan seharihari Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono adalah atasan langsung Terdakwa. 3. Bahwa benar pada tanggal 1 Januari 2014 Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menerima telpon dari istri Terdakwa yang mengatakan kalau anaknya sedang sakit dan berada di UGD, istri Terdakwa menyampaikan “tolong bantu saya, mintakan fotocopy KTA dan KK dinas Terdakwa untuk syarat administrasi berobat” Saksi menjawab “kenapa tidak minta kepada Terdakwa” dijawab istri Terdakwa “tidak mungkin dikasih” kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menyampaikan akan mengirimkan dan minta nomor fax yang bisa digunakan. 4. Bahwa benar alasan istri Terdakwa menghubungi Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono adalah karena sesuai arahan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono pada saat awal menjabat sebagai Kasat Siaga Denma Lantamal V , Saksi memberikan nomor handphonenya kepada seluruh istri anggotanya yang tujuannya adalah untuk mengecek keberadaan suami /anggota Saksi. Saksi melakukan hal itu hanya sebagai bentuk kepedulian Saksi sebagai atasan. Kebetulan kehidupan rumah tangga Terdakwa dengan istrinya sedang tidak harmonis. 5. Bahwa selanjutnya pada tanggal 2 Januari 2014 Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memanggil Terdakwa untuk meminta fotocopy KTA Terdakwa, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono melihat KTA Terdakwa masih berpangkat Sertu padahal Terdakwa sudah berpangkat Serka. Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menyampaikan kalau anaknyaTerdakwa sedang dirawat di rumah sakit, Terdakwa hanya diam dan menyerahkan KTA nya kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono untuk difotocopy. Kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono membuatkan KK dinas yang diperlukan oleh istri Terdakwa, yang rencananya akan diserahkan kepada istri terdakwa melalui Kapten Remon. 6. Bahwa benar kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono melaporkan kepada Palaksa perihal masih adanya anggota Denma Lantamal V yang belum mempunyai KK dinas dan KTA nya belum diperbaharui, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menyarankan kepada Palaksa agar seluruh anggota mengumpulkan KTA, KK dan KTP terbaru. Setelah disetujui oleh Palaksa, maka pada tanggal 6 Januari 2014 atas persetujuan dari Palaksa Denma Lantamal V Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menyampaikan kepada seluruh anggota agar mengumpulkan KTA, KK dinas dan KTP terbaru. 7. Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2014 Terdakwa berobat ke RS dr Oepomo, dari hasil pemeriksaan Terdakwa diperintahkan oleh dokter yang memeriksa untuk kembali lagi kerumah sakit keesokan harinya untuk periksa darah. Saat di rumah sakit
14 Terdakwa diberitahukan oleh salah seorang PNS Lantamal V yang menyampaikan KK dinasnya sudah jadi, kemudian Terdakwa ke Satminpers Denma mengambil KK dinasnya yang akan digunakan untuk syarat administrasi berobat. 8. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 Terdakwa setelah apel pagi Terdakwa ke RS. Oepomo lagi untuk pemeriksaan darah, hasil pemeriksaan medis Terdakwa positif tipes dan DB dengan trombosit 119, lalu Terdakwa akan di infuse oleh dokter, tetapi sebelum dilakukan tiba-tiba Terdakwa ditelpon oleh Pelda Bah Sutiyo dan diperintahkan untuk menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono. Kemudian Terdakwa meminta ijin kepada Dokter untuk menghadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan diijinkan. 9. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 sekira pukul 09.20 Wib Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono mendapat laporan dari staf Satminpers Denma Lantamal V bahwa T'erdakwa mengambil KK dinasnya dengan alasan untuk berobat, kemudian sekira pukul 09.30 Wib Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memerintahkan Serma Sutiyo untuk mengecek Terdakwa apakah betul betul berobat atau tidak kemudian lima menit mendapat informasi dari Serma Sutiyo bahwa Terdakwa sedang berobat di Rumkit Oepomo. 10. Bahwa benar atas perintah Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sekira pukul 10.15 Wib Kopka Aziz datang menghadap keruangan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono, setelah dipersilahkan duduk Saksi1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menjelaskan agar bersiap-siap untuk menggantikan Terdakwa berangkat Satgas ke Pagerungan di Madura tersebut karenba urutan nama Kopka Aziz berada di bawah namanya Terdakwa, seandainya Terdakwa tidak bisa berangkat karena sakit dan sesuai daftar dalam surat perintah pelaksanaan Satgas Pagerungan yang dilaksanakan secara rutin bergiliran per 2 (dua) bulan sekali. 11. Bahwa benar disela sela pembicaraan ada laporan bahwa Terdakwa sedang berada di ruang bilyard kemudian Saksi memerintahkan Serma Kasiono untuk memanggil Terdakwa. Terdakwa berada diruang bilyad karena akan menyimpan KK dinasnya di dalam lemari yang letaknya di ruang bilyad tersebut. Selanjutnya sekira pukul 10.25 Wib Terdakwa menghadap ke ruang satsiaga sambil berkata “masuk”, karena Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sedang memberikan pengarahan kepada Kopka Aziz, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tidak menoleh kepada Terdakwa dan memerintahkan Terdakwa duduk, namun Terdakwa tidak mau duduk. 12. Bahwa benar kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono bertanya " kamu kok ngambil KK " kemudian Terdakwa balik bertanya " memang itu KK saya terserah saya mau apa? " kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono berdiri dan bertanya lagi " apakah kamu merasa mengurus KK ?" dijawab Terdakwa “tidak karena itu KK saya sendiri” selanjutnya Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono berkata " kamu itu manusia tidak bertanggung jawab kepada anak istri " lalu Terdakwa jawab “mohon ijin Dan kok terlalu masuk dalam keluarga saya sedangkan saya sudah ditangani bintal” lalu Saksi-1 berkata lagi “kamu laki-laki tidak becus”, kemudian Terdakwa menjawab “Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya" Mendengar kata-kata Terdakwa tersebut Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tersinggung dan secara spontan memukul Terdakwa menggunakan tangan mengepal mengenai mulut Terdakwa, kemudian Saksi-2 Pelda Sudarso memegang kaki Saksi-1 Kapten Laut (E)
15 Edy Pramono ketika Saksi akan menginjak Terdakwa dan Saksi-3 Kopka Aziz melerai. 13. Bahwa benar selanjutnya Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memerintahkan Saksi-2 Pelda Sudarso untuk memanggil Kasatprov, tidak berapa lama kemudian kasatprov atas nama Pelda Pom Kuswidarto datang membawa Terdakwa ke kantor Provos Denma Lantamal V. 14. Bahwa benar Saksi-2 Pelda Sudarso mendengar dengan jelas saat Terdakwa dengan suara emosi dan lantang mengatakan kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono “ Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya " karena jarak antara keduanya lebih kurang 2 (dua) meter dan saat itu Saksi-2 Pelda Sudarso sedang bekerja membuat daftar jaga. meja kerja Saksi-2 Pelda Sudarso adalah satu ruangan dengan ruang tamu Satsiaga, sedangkan ruang kerja Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono disekat tersendiri. Ruang tamu Satsiaga adalah merupakan ruangan umum staf Satsiaga menerima tamu. Demikian juga dengan Saksi-3 Kopka Aziz yang melihat dengan jelas karena sedang berada diruangan tersebut. 15. Bahwa benar alasan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono melakukan pemukulan terhadap Terdakwa karena Saksi merasa dihina oleh bawahan dengan mengatakan “jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya”, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono merasa terhina karena kata-kata tersebut tidak benar dan memalukan. Apalagi pada saat itu Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan Terdakwa sama-sama berpakaian dinas PDL Loreng dilengkapi dengan atribut pengenal, sehingga terlihat jelas status atasan dan bawahan dalam kedinasan. 16. Bahwa benar penyebab Terdakwa mengatakan “Jangan-jangan Kasat selingkuh dengan istri saya " kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono adalah karena Terdakwa merasa Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga Terdakwa, sampai-sampai Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono telah membantu istri Terdakwa mengurus KK dinas Terdakwa tanpa sepengetahuan Terdakwa, sehingga Terdakwa menjadi kesal pada saat Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono mengatakan Terdakwa laki-laki yang tidak becus dan tidak bertanggung jawab. Terdakwa merasa Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono terlalu ikut campur urusan keluarga Terdakwa padahal Terdakwa sudah melaporkan masalah rumah tangga Terdakwa ke Bintal Disminpers Lantamal V. sepengetahuan Terdakwa, istri Terdakwa juga sering menemui Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono di kantornya tanpa seijin Terdakwa sebagai suami yang sah. 17. Bahwa benar pada saat Terdakwa mengambil KK dinasnya di Satminpers, seharusnya Terdakwa terlebih dahulu ijin kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono karena meskipun KK dinas tersebut adalah atas nama Terdakwa tetapi yang mengurus terbitnya KK dinas tersebut adalah Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono. 18. Bahwa benar kehidupan rumah tangga Terdakwa dengan istrinya kurang harmonis sehingga Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono pernah memanggil Terdakwa maupun istri Terdakwa secara sendiri-sendiri ke ruang Satsiaga Denma Lantamal V untuk diberikan nasehat agar bisa rukun kembali. 19. Bahwa benar perilaku Terdakwa dalam kedinasan sehari-hari kurang disiplin sering terlambat apel pagi, kadang-kadang tidak masuk dinas tanpa ijin karena menggantikan jaga.
16
20. Bahwa benar akibat Perbuatan Terdakwa tersebut, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono merasa malu dan terhina harga dirinya, apalagi sebagai seorang Perwira sekaligus atasan langsung Terdakwa, kata-kata tersebut sangatlah tidak pantas diucapkan oleh Terdakwa di depan Saksi-2 Pelda Sudarso dan Saksi -3 Kopka aziz yang juga merupakan bawahan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sehingga Terdakwa dilaporkan oleh Saksi-1 ke Pomal Lantamal V untuk di proses sesuai hukum yang berlaku. 21. Bahwa benar Terdakwa menyadari jika kata-kata tersebut ditujukan kepada Terdakwa oleh anak buah Terdakwa, Terdakwa juga akan tersinggung dan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono kepada Terdakwa. 22. Bahwa benar karena Terdakwa juga dipukul oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sehingga Terdakwa telah melaporkan perbuatan Saksi-1 dan saat ini sedang dalam proses hukum. 23. Bahwa benar Terdakwa sudah meminta maaf kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono. Menimbang
: Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam Tuntutannya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa pada dasarnya Majelis Hakim sependapat dengan Tuntutan Oditur Militer mengenai terbuktinya unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan, namun demikian Majelis akan membuktikannya sendiri dalam putusan ini sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, selanjutnya mengenai pidana yang dijatuhkan terhadap diri Terdakwa, Majelis akan mempertimbangkannya sendiri dalam Putusannya.
Menimbang
: Bahwa selanjutnya Majelis akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Penasehat Hukum Terdakwa dalam Pledoinya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : 1. Bahwa mengenai Tempus delicti yang tertera pada surat dakwaan yang diterima oleh Penasehat hukum tertulis hari Kamis tanggal dua puluh tiga bulan Januari 2000 empat dan mengenai hal tersebut telah dijawab oleh Oditur Militer dalam repliknya menyatakan adanya kekeliruan dalam pengiriman surat dakwaan yang terkirim ke Penasehat hukum belum diperbaiki. Majelis Hakim menanggapinya sebagai berikut bahwa oleh karena surat dakwaan nomor :Sdak/54/K/AL/III/2015 tanggal 20 Maret 2015 yang diterima kepaniteraan Dilmil III-12 Surabaya pada tanggal 23 Maret 2015 tertera Tempus delicti hari kamis tanggal dua puluh tiga bulan Januari 2000 empat belas dan tidak pernah ada perbaikan sebagaimana yang dibacakan oleh Oditur Militer pada awal pemeriksaan di persidangan dan telah dibenarkan oleh Terdakwa, sehingga Majelis Hakim menilai dakwaan tersebut telah benar dan sesuai dengan uraian fakta dipersidangan dan telah memenuhi syarat penyusunan dakwaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 130 ayat (1) dan ayat (2) UU No 31 tahun 1997. 2. Bahwa mengenai pendapat Penasehat Hukum yang menyatakan Terdakwa juga merupakan korban tindak pidana yang dilakukan oleh Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono. Untuk hal tersebut Majelis Hakim menanggapinya sebagai berikut bahwa atas perbuatan Saksi-1 Kapten
17 Laut (E) Edy Pramono yang memukul Terdakwa sudah dilaporkan balik oleh Terdakwa dan saat ini sedang dalam proses hukum, sehingga Majelis Hakim menilai keberatan Penasehat hukum tersebut bukan merupakan pokok pemeriksaan dan pembuktian dari perkara ini, oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat keberatan Penasehat Hukum tidak dapat diterima dan dikesampingkan. Menimbang
Menimbang
: Bahwa Terdakwa berdasarkan Surat dakwaan Oditur Militer dihadapkan kepersidangan dengan dakwaan yang disusun secara tunggal mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
:
Unsur ke - 1
: “ Militer “
Unsur ke - 2
: “yang dengan sengaja”
Unsur ke - 3
: “menghina atau mengancam dengan suatu perbuatan jahat kepada seseorang atasan, baik ditempat umum secara lisan atau dengan tulisan atau lukisan, atau dihadapannya secara lisan dengan isyarat atau perbuatan, atau dengan surat atau lukisan yang dikirimkan atau yang diterimakan , maupun memakimaki dia atau menistanya atau dihadapannya mengejeknya.
Bahwa mengenai Unsur ke-1 yaitu Militer mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
,
Majelis
Hakim
Bahwa yang dimaksud dengan “ Militer “ menurut pasal 46 KUHPM ialah mereka yang berikatan dinas secara sukarela pada Angkatan Perang dan diwajibkan berada dalam dinas secara terus menerus dalam tenggang waktu ikatan dinas tersebut (disebut militer) ataupun semua sukarelawan lainnya pada Angkatan Perang dan para wajib Militer selama mereka berada dalam dinas (disebut Milwa). Baik Miliiter Sukarela maupun Militer wajib adalah merupakan Yustisiabel Peradilan Militer, yang berarti kepada mereka dapat dikenakan / diterapkan ketentuan-ketentuan hukum Pidana Miilter, disamping ketentuan-ketentuan hukum pidana umum, termasuk disini Terdakwa sebagai anggota Militer/TNI. Bahwa di Indonesia yang dimaksud dengan Militer adalah kekuatan angkatan perang dari suatu Negara yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan pasal 1 angka 20 UU nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Bahwa seorang Militer ditandai dengan mempunyai : pangkat, NRP (nomor register pusat), jabatan dan kesatuan didalam melaksanakan tugasnya atau berdinas memaki pakaian seragam sesuai dengan Matranya lengkap dengan tanda pangkat, Lokasi Kesatuan dan Atribut lainnya. Berdasarkan keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para Saksi dibawah sumpah dan alat bukti lainnya yang diajukan dipersidangan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL pada tahun 1987 melalui pendidikan Dikcatam Milsuk V/1 di Kodikal Surabaya, setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld, ditempatkan di Diskomlek Armatim Surabaya. Setelah mengalami berbagai mutasi dan jabatan sarnpai dengan terjadinya perbuatan yang menjadi perkana ini Terdakwa berdinas aktif di Satsiaga Denma Lantamal V dengan pangkat Serka Kom NRP 62261.
18 2. Bahwa benar Terdakwa belum pernah diakhiri atau mengakhiri ikatan dinasnya dan sampai sekarang masih aktif sebagai prajurit TNI dengan pangkat Serka Kom NRP 62261. 3. Bahwa benar Terdakwa juga hadir di persidangan ini memakai pakaian seragam TNI AL lengkap dengan segala atributnya dengan pangkat Bintara sebagaimana logikanya seorang prajurit TNI. Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur pertama “ Militer “ telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa mengenai Unsur ke-2 yaitu “ yang dengan sengaja” Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Kata- kata “ dengan sengaja ” adalah merupakan salah satu bentuk kesalahan dari si Pelaku. Menurut M.V.T yang dimaksud dengan sengaja (kesengajaan) adalah “menghendaki dan menginsayafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya”. Berdasarkan keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para Saksi dibawah sumpah dan alat bukti lainnya yang diajukan dipersidangan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 sekira pukul 09.20 Wib Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono mendapat laporan dari staf Satminpers Denma Lantamal V bahwa T'erdakwa mengambil KK dinasnya dengan alasan untuk berobat, kemudian sekira pukul 09.30 Wib Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memerintahkan Serma Sutiyo untuk mengecek Terdakwa apakah betul betul berobat atau tidak kemudian lima menit mendapat informasi dari Serma Sutiyo bahwa Terdakwa sedang berobat di Rumkit Oepomo. 2. Bahwa benar atas perintah Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sekira pukul 10.15 Wib Kopka Aziz datang menghadap keruangan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono, setelah dipersilahkan duduk Saksi1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menjelaskan agar bersiap-siap untuk menggantikan Terdakwa berangkat Satgas ke Pagerungan di Madura seandainya Terdakwa tidak bisa berangkat karena sakit dan sesuai daftar dalam surat perintah pelaksanaan Satgas Pagerungan yang dilaksanakan secara rutin bergiliran per 2 (dua) bulan sekal tersebut, nama Kopka Aziz berada di bawah namanya Terdakwa. 3. Bahwa benar disela sela pembicaraan ada laporan bahwa Terdakwa sedang berada di ruang bilyard kemudian Saksi memerintahkan Serma Kasiono untuk memanggil Terdakwa. Terdakwa berada diruang bilyad karena akan menyimpan KK dinanya di dalam lemari yang letaknya di ruang bilyad tersebut. Selanjutnya sekira pukul 10.25 Wib Terdakwa menghadap ke ruang satsiaga sambil berkata “masuk”, karena Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sedang memberikan pengarahan kepada Kopka Aziz, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tidak menoleh kepada Terdakwa dan memerintahkan Terdakwa duduk, namun Terdakwa tidak mau duduk. 4. Bahwa benar kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono bertanya " kamu kok ngambil KK " kemudian Terdakwa balik bertanya " memang itu KK saya terserah saya mau apa? " kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono berdiri dan bertanya lagi " apakah kamu merasa mengurus KK ?" dijawab Terdakwa “tidak karena itu KK saya sendiri” selanjutnya Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono berkata " kamu itu
19 manusia tidak bertanggung jawab kepada anak istri " lalu Terdakwa jawab “mohon ijin Dan kok terlalu masuk dalam keluarga saya sedangkan saya sudah ditangani bintal” lalu Saksi-1 berkata lagi “kamu laki-laki tidak becus”, kemudian Terdakwa menjawab “Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya" Mendengar kata-kata Terdakwa tersebut Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tersinggung dan secara spontan memukul Terdakwa menggunakan tangan mengepal mengenai mulut Terdakwa, kemudian Saksi-2 Pelda Sudarso memegang kaki Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono ketika Saksi akan menginjak Terdakwa dan Saksi-3 Kopka Aziz melerai. 5. Bahwa benar Terdakwa menyadari bahwa perkataan diucapkan kepada saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tersebut mengakibatkan timbulnya perasaan terhina, malu dan direndahkan oleh Terdakwa selaku bawahan Saksi-1, apalagi kata-kata tersebut diucapkan di tempat umum. Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ke-2 “ yang dengan sengaja“ telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa mengenai unsur ke-3 yaitu “menghina atau mengancam dengan suatu perbuatan jahat kepada seseorang atasan, baik ditempat umum secara lisan atau dengan tulisan atau lukisan, atau dihadapannya secara lisan dengan isyarat atau perbuatan, atau dengan surat atau lukisan yang dikirimkan atau yang diterimakan , maupun , memaki-maki dia atau menistanya atau dihadapannya mengejeknya”, Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa unsur ini mengandung beberapa alternatif perbuatan yaitu menghina atau mengancam secara lisan atau dengan tulisan atau lukisan, atau dihadapannya secara lisan dengan isyarat atau perbuatan, atau dengan surat atau lukisan yang dikirimkan atau yang diterimakan , memaki-maki atau menistanya atau dihadapannya mengejeknya, Majelis Hakim tidak akan membuktikan semuanya satu persatu, melainkan cukup membuktikan salah satu unsur yang bersesuaian dengan fakta yang terungkap di persidangan saja. Bahwa yang dimaksud dengan menghina adalah menyerang atau merusak kehormatan atau nama baik seseorang. Ukuran mengenai rusaknya kehormatan seseorang itu tidak didasarkan kepada “perasaan” seseorang yang dihina, melainkan kepada nilai-nilai kesusilaan manusia pada umumnya secara wajar Demikian juga ukuran mengenai rusaknya nama baik seseorang harus memedomani kewajaran pada umumnya. Dengan perkataan lain bila kehormatan seseorang menurut penilaian umum sudah diserang atau dirusak, walaupun oleh yang bersangkutan sama sekali tidak demikian, kejadian ini tetap merupakan penghinaan. Yang dimaksud dengan mengancam dengan suatu perbuatan jahat kepada seseorang atasan adalah juga menyerang atau merusak kehormatannya atau nama baik seseorang, hanya caranya mengandung ancaman-ancaman itu tidak dimaksudkan untuk dilaksanakan oleh petindak iktu sendiri. Termasuk juga dalam pengertian istilah ini, ancaman-ancaman akan membuka rahasia sang atasan tersebut. Yang dimaksud dengan ditempat umum pada pasal ini sedikit lebih luas dibandingkan dengan KUHP. Tempat umum adalah setiap tempat yang dapat atau boleh didatangi oleh umum dan atau disuatu tempat dimana suatu kehadian dapat dinyatakan oleh umum dengan pancainderanya dari tempat lain. Bagi hukum militer kata umum mencakup atau dapat diganti dengan militer. Dengan demikian suatu sambre, kantin, tempat rekreasi
20 dalam asrama juga termasuk pengertian tempat umum. Sedangkan isi dari ucapan-ucapan (lisan) , tulisan atau lukisan itu harus merupakan penghinaan bagi atasan yang bersangkutan. Yang dimakasud dengan menghina atau mengancam dengan suatu perbuatan jahat dihadapannya adalah diisyaratkan kehadiran atasan yang dihina, tanpa mempersoalkan tempat asalkan saja atasan tersebut hadir. Yang dimaksud dengan dihadapannya adalah atasan yang dihina itu berada ditempat dimana kejadian itu dilakukan petindak atau disuatu tempat lainnya darimana sang atasan itu dapat mengetahui penghinaan itu secara langsung dengan pancainderanya sendiri. Termasuk pengertian dihadapannya adalah dibelakang, disamping atasan asal saja ia dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium atau merabapenghinaan tersebut. Bahkan sesuai dengan perkembangan teknologi, penghinaan melalui telepon atau radio (misalkan radio militer yang terbatas bagi mereka yang mengetahui frekuensinya) pun harus dianggap termasuk dalam pengertian istilah dihadapannya. Yang dimaksud dengan memaki-maki atau menista seorang atasan, tidak diisyaratkan harus ditempat umum. Memaki-maki atau menista seorang atasan disembarang tempat sudah merupakan penghinaan. Akan tetapi untuk perbuatan mengejek atasan diisyaratkan harus dihadapan atasan tersebut. Berdasarkan keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para Saksi dibawah sumpah dan alat bukti lainnya yang diajukan dipersidangan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan Kapten Laut (E) Edy Pramono (Saksi-1) sejak tahun 2013 di Satsiaga Denma Lantamal V yang menjabat seuagai Kasatsiaga dan merupakan atasan langsung Terdakwa. 2. Bahwa Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 sekira pukul 09.20 Wib Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono mendapat laporan dari staf Satminpers Denma Lantamal V bahwa T'erdakwa mengambil KK dinasnya dengan alasan untuk berobat, kemudian sekira pukul 09.30 Wib Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memerintahkan Serma Sutiyo untuk mengecek Terdakwa apakah betul betul berobat atau tidak kemudian lima menit mendapat informasi dari Serma Sutiyo bahwa Terdakwa sedang berobat di Rumkit Oepomo. 3. Bahwa benar atas perintah Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sekira pukul 10.15 Wib Kopka Aziz datang menghadap keruangan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono, setelah dipersilahkan duduk Saksi1 Kapten Laut (E) Edy Pramono menjelaskan agar bersiap-siap untuk menggantikan Terdakwa berangkat Satgas ke Pagerungan di Madura karena urutan nama Kopka Aziz berada di bawah namanya Terdakwa. seandainya Terdakwa tidak bisa berangkat karena sakit dan sesuai daftar dalam surat perintah pelaksanaan Satgas Pagerungan yang dilaksanakan secara rutin bergiliran per 2 (dua) bulan sekal tersebut, 4. Bahwa benar disela sela pembicaraan ada laporan bahwa Terdakwa sedang berada di ruang bilyard kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memerintahkan Serma Kasiono untuk memanggil Terdakwa. Terdakwa berada diruang bilyad karena akan menyimpan KK dinanya di dalam lemari yang letaknya di ruang bilyad tersebut. Selanjutnya sekira pukul 10.25 Wib Terdakwa menghadap ke ruang satsiaga sambil berkata “masuk”, karena Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sedang memberikan pengarahan kepada Kopka Aziz, Saksi-1 Kapten Laut (E)
21 Edy Pramono tidak menoleh kepada Terdakwa dan memerintahkan Terdakwa duduk, namun Terdakwa tidak mau duduk. 5. Bahwa benar kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono bertanya " kamu kok ngambil KK " kemudian Terdakwa balik bertanya " memang itu KK saya terserah saya mau apa? " kemudian Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono berdiri dan bertanya lagi " apakah kamu merasa mengurus KK ?" dijawab Terdakwa “tidak karena itu KK saya sendiri” selanjutnya Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono berkata " kamu itu manusia tidak bertanggung jawab kepada anak istri " lalu Terdakwa jawab “mohon ijin Dan kok terlalu masuk dalam keluarga saya sedangkan saya sudah ditangani bintal” lalu Saksi-1 berkata lagi “kamu laki-laki tidak becus”, kemudian Terdakwa menjawab “Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya" Mendengar kata-kata Terdakwa tersebut Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tersinggung dan secara spontan memukul Terdakwa menggunakan tangan mengepal mengenai mulut Terdakwa, kemudian Saksi-2 Pelda Sudarso memegang kaki Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono ketika Saksi akan menginjak Terdakwa dan Saksi-3 Kopka Aziz melerai. 6. Bahwa benar selanjutnya Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono memerintahkan Saksi-2 Pelda Sudarso untuk memanggil Kasatprov, tidak berapa lama kemudian kasatprov atas nama Pelda Pom Kuswidarto datang dan membawa Terdakwa ke kantor Provos Denma Lantamal V. 7. Bahwa benar Saksi-2 Pelda Sudarso mendengar dengan jelas saat Terdakwa dengan suara emosi dan lantang mengatakan kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono “ Jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya " karena jarak antara keduanya lebih kurang 2 (dua) meter dan saat itu Saksi-2 Pelda Sudarso sedang bekerja membuat daftar jaga dan meja kerja Saksi-2 Pelda Sudarso adalah satu ruangan dengan ruang tamu Satsiaga dengan posisi membelakangi, sedangkan ruang kerja Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono disekat tersendiri. 8. Bahwa benar ruang tamu Satsiaga adalah merupakan ruangan umum staf Satsiaga menerima tamu yang setiap saat prajurit/militer dapat masuk keruangan tersebut . Demikian juga dengan Saksi-2 Pelda Sudarso dan Saksi-3 Kopka Aziz yang sedang berada diruangan tersebut mendengar dengan jelas kata-kata yang tidak patut diucapkan oleh Terdakwa kepada seorang atasannya. 9. Bahwa benar alasan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono melakukan pemukulan terhadap Terdakwa karena Saksi merasa dihina oleh bawahan dengan mengatakan “jangan jangan Kasat selingkuh sama istri saya”, Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono merasa terhina karena kata-kata tersebut tidak benar dan memalukan. Apalagi pada saat itu Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono dan Terdakwa sama-sama berpakaian dinas PDL Loreng dilengkapi dengan atribut pengenal, sehingga terlihat jelas status atasan dan bawahan dalam kedinasan. 10. Bahwa benar dilingkungan TNI perselingkuhan merupakan perbuatan yang tidak dapat dimaafkan, apalagi jika dilakukan oleh sesama keluarga TNI karena berkaitan dengan moral. Oleh karenanya tuduhan Terdakwa yang mengatakan “jangan-jangan Kasat selingkuh dengan istri saya” kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono tersebut sangat tidak pantas dan sangat memalukan apalagi diucapkan didepan umum. Tuduhan yang berkaitan dengan kesusilaan adalah sangat sensitive bagi siapapun yang mendengar serta dapat secara langsung menimbulkan penilaian negative bagi yang dituduh dan bukan hal yang mudah untuk
22 mengklarifikasinya. Tuduhan tersebut juga dapat berdampak bagi keharmonisan keluarga keluarga Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono serta kredibilitas dan nama baik Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono. 11. Bahwa benar dari perbuatan Terdakwa tersebut dihadapkan dengan alternative perbuatan dalam unsure ini maka lebih tepat dan besesuaian bila perbuatan Terdakwa dikategorikan melakukan penghinaan secara lisan terhadap Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono selaku atasan Terdakwa di tempat umum. Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ke-3 “menghina kepada seseorang atasan, ditempat umum secara lisan “ telah terpenuhi. Menimbang
: Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas merupakan pembuktian yang diperoleh dalam sidang, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa telah bersalah melakukan tindak pidana : “ Militer, yang dengan sengaja menghina kepada seorang atasan, ditempat umum secara lisan”.
Menimbang
: Bahwa dalam kehidupan militer setiap prajurit wajib memegang teguh dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip yang tertuang dalam Sapta Marga dan Sumpah Prajurit sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku dikedinasan maupun di lingkungannya. Wujud pengabdian dalam kehidupan militer pada tingkat permulaan ditandai dengan penghormatan dan ketaatan dari seorang bawahan terhadap seorang atasan. Secara tegas hierarki mempunyai makna bahwa setiap prajurit wajib menempatkan diri bertindak sesuai dengan tata urutan kepangkatan, kedudukan dan jabatan didalam organisasi militer. Bahwa pada saat Terdakwa mengucapkan kata-kata “jangan-jangan Kasat selingkuh dengan istri saya” yang diucapkan dengan suara keras dan emosi adalah merupakan perbuatan yang sangat tidak layak dan tidak patut diucapkan oleh seorang bawahan kepada atasannya. Apalagi saat mengucapkan kata-kata tersebut Terdakwa dan Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono sama-sama berpakaian dinas PDL dan sedang dalam kedinasan. Terdakwa mengetahui dan menyadari bahwa Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono adalah atasan Terdakwa. Perbuatan Terdakwa tersebut telah menyinggung dan merendahkan seorang atasan, perbuatan tersebut mencerminkan sosok prajurit yang tidak patuh dan tidak taat kepada pimpinan serta aturan yang berlaku dalam lingkup kemiliteran. Terdakwa sebagai seorang bawahan yang secara terang-terangan dan suara lantang serta emosi berani mengucapkan perkataan yang sangat memalukan terhadap atasannya menunjukkan sikap Terdakwa yang arogan dan mengabaikan peraturan yang berlaku. Seharusnya Terdakwa menyadari bahwa disiplin, hierarki dan kehormatan militer adalah merupakan ciri khas TNI dalam menjalankan profesinya sebagai alat pertahannan negara. Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa terhadap perbuatan Terdakwa yang melakukan penghinaan langsung kepada atasannya ditempat umum haruslah diambil tindakan tegas untuk memberikan efek jera kepada Terdakwa dan efek cegah kepada prajurit lainnya. Perilaku ini memang tampak sepele namun sangat berbahaya jika dibiarkan akan menurunkan wibawa atasan, sikap loyalitas terhadap atasan di kesatuan dan apabila suatu saat Terdakwa ditugaskan dalam suatu operasi tempur atau operasi militer, karena selain membahayakan pasukan atau satuan
23 juga dapat menghambat tercapainya tugas yang diemban. Hierarki merupakan salah satu prinsip yang harus dipedomani oleh setiap prajurit dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku, sehingga apabila ada pelanggaran yang disebabkan karena mengabaikan ketentuan tersebut sangatlah tidak dapat ditolerir. Menimbang
: Bahwa Terdakwa mampu bertanggung jawab dan tidak ditemukan adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar pada diri Terdakwa, oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah maka Terdakwa harus dipidana.
Menimbang
: Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat, hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut : Bahwa sifat dari perbuatan Terdakwa menunjukkan sikap Terdakwa yang arogan dan sangat tidak layak serta semaunya sendiri tanpa memperdulikan perasaan orang lain, apalagi Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono adalah atasan Terdakwa yang telah membantu keluarga Terdakwa membuatkan KK dinas untuk digunakan sebagai syarat administrasi berobat di rumah sakit, yang akhirnya Terdakwa juga mempergunakannya untuk berobat. Terdakwa seharusnya berterima kasih kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono yang telah membantunya, bukan malah sebaliknya telah menuduh Saksi-1 berselingkuh dengan istri Terdakwa. Bahwa pada hakekatnya perbuatan Terdakwa bertentangan dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan militer khususnya dalam hal integritas dan loyalitas terhadap atasan dalam kedinasan. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa dapat merusak wibawa atasan, dan secara langsung merusak tatanan hierarki yang harus selalu di junjung tinggi dalam kedinasan dan kehidupan militer, sehingga perlu diambil tindakan yang tegas untuk mengembalikan kewibawaan, kedisiplinan dan ketaatan dalam kesatuan militer sehingga menciptakan efek jera bagi Terdakwa dan menjadi efek cegah bagi prajurit lainnya .
Menimbang
: Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara dan prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga. Oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : 1.
Terdakwa belum pernah dipidana dalam perkara lain.
2. Terdakwa berterus terang di persidangan sehingga memperlancar jalannya persidangan. 3. Terdakwa telah meminta maaf kepada Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono. Hal-hal yang memberatkan : 1. Terdakwa kurang menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
24 2. Terdakwa tidak menghargai usaha Saksi-1 Kapten Laut (E) Edy Pramono selaku atasan yang telah membantu mengurus KK dinas Terdakwa. Menimbang
: Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum dibawah ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani membayar biaya perkara.
Menimbang
: Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa : Surat-surat : 1 (satu) lembar fotocopy Kartu Tanda Prajurit TNI AL Nomor 96/BA/X/08 atas nama Sertu Kom Anton Pujiono NRP 62261. Majelis berpendapat bahwa karena merupakan kelengkapan administrasiberkas perkara Terdakwa sehingga perlu ditentukan statusnya untuk tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Mengingat
: Pasal 97 ayat (1) KUHPM dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan.
MENGADILI
1. Menyatakan Terdakwa tersebut diatas yaitu ANTON PUJIONO, Serka Kom NRP 62261 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “Militer yang dengan sengaja menghina kepada seorang atasan, ditempat umum secara lisan” 2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : Pidana
: Penjara selama 2 (dua) bulan dan 10 (sepuluh) hari.
3. Menetapkan barang bukti berupa surat: - 1 (satu) lembar fotocopy Kartu Tanda Prajurit TNI AL Nomor 96/BA/X/08 atas nama Sertu Kom Anton Pujiono NRP 62261. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 10.000 (Sepuluh ribu rupiah). Demikian diputuskan pada hari ini Kamis tanggal 30 April 2015 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Faridah Faisal, S.H.,M.H Letkol Chk (K) NRP 1920011390668 sebagai Hakim Ketua,
Tuty Kiptiani,S.H
Letkol Laut (KH/W) NRP 11871/P
dan Sarifuddin
Tarigan,S.H.,M.H Mayor Sus NRP 524430 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Eman Jaya, SH Mayor Sus NRP 524422, Penasihat Hukum Joko
25 Listiono,S.H
Pelda Mes Nrp 79701,
Panitera Djoko Pranowo Pelda NRP 516654, serta
dihadapan umum dan Terdakwa. Hakim Ketua, Cap/ttd
Faridah Faisal,S.H.,M.H Letkol Chk (K) NRP 1920011390668 Hakim Anggota I,
Hakim Anggota II,
Ttd
Ttd
Tuty Kiptiani, SH Letkol Laut (KH/W) NRP 11871/P
Sariffudin Tarigan,S.H.,M.H Mayor Sus NRP 524430 Panitera, Ttd Djoko Pranowo Pelda NRP 516654
Salinan Putusan ini Sesuai dengan aslinya Panitera,
Djoko Pranowo Pelda NRP 516654