PENGADILAN MILITER II-10 SEMARANG
PUTUSAN NOMOR : PUT / 33 - K / PM.II-10 / AD / VI / 2010
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER II-10 Semarang yang bersidang di Semarang dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum dibawah ini dalam perkara Terdakwa: Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
NGADIYONO Serma / 534359 Babinsa Koramil 04/Tunjungan Kodim 0721/Blora Purworejo, 30 September 1964 Laki-laki Indonesia Islam Dk. Kedungaren RT. 03 RW. 01 Ds. Kedungrejo Kec. Tunjungan Kab. Blora.
Terdakwa ditahan berdasarkan Keputusan Penahanan Sementara dari Dandim 0721/Blora selaku Ankum Nomor Skep/08/VII/2009 tanggal 14 Juli 2009 terhitung mulai tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 1 Agustus 2009 kemudian diperpanjang berturutturut terakhir dari tanggal 1 Oktober 2009 sampai dengan 30 Oktober 2009 berdasarkan Surat Keputusan perpanjangan Penahanan ke III dari Komandan Korem 073/Makutarama selaku Papera Nomor Kep/08/X/2009 tanggal 7 Oktober 2009 dan telah dibebaskan dari tahanan sejak tanggal 30 Oktober 2009 berdasarkan Keputusan Pembebasan dari tahanan dari Danrem 073/Makutarama selaku Papera Nomor Kep/020/X/2009 tanggal 9 Oktober 2009, selanjutnya Terdakwa ditahan oleh Hakim Ketua pada Peradilan Militer II-10 terhitung mulai tangal 31 Mei 2010 sampai dengan tanggal 29 Juni 2010 berdasarkan Penetapan Penahanan Nomor Tap/003 / PM II-10/ V/2010 tanggal 31 Mei 2010. Pengadilan Militer II-10 Semarang tersebut di atas; Membaca
: Berkas Acara Pemeriksaan berkas dalam perkara ini
Memperhatikan
: 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Danrem 073/Makurama selaku Papera Nomor Kep/014/III/2010 tanggal 24 Maret 2010. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor Sdak/30/IV/2010 tanggal 16 April 2010. 3.
Surat Penetapan dari : a. Kadilmil II-10 Semarang tentang Penunjukan Hakim Nomor Tap/37/PM.II-10/AD/V/2010 tanggal 3 Mei 2010. b. Hakim Ketua Sidang tentang Hari Sidang Nomor Tap/37/PM.II-10/AD/V/2010 tanggal 3 Mei 2010.
2 4. Mendengar
:
Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor Sdak/ 30/ IV/ 2010 tanggal 16 April 2010 didepan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa serta keterangan para Saksi dibawah sumpah di persidangan.
Memperhatikan :
1. Tuntutan Pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Pengadilan yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana : Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau orang lain. Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam pasal 81 ayat (2) UU RI Nomor. 23 Tahun 2002. dan oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana sebagai berikut : a.
Pidana Pokok
:
- Penjara selama 3 (tiga) tahun. Dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara.
- Denda Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) Subsidair 3 (tiga) bulan kurungan. Pidana Tambahan: Dipecat dari dinas militer. b.
Menetapkan barang bukti berupa: Surat-surat : -
1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari Rumkitban 04.08.05/Blora Nomor Visum/01/VIII/2009 tanggal 18 Agustus 2009 An. Dwi Vita Indriyani S. yang ditanda tangani oleh dr. Astuti Jatiningsih.
-
3 (tiga) lembar foto kamar tempat dilakukannya perbuatan asusila oleh Terdakwa terhadap Saksi-3 Dwi Vita Indriyani S.
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara c. Membayar biaya perkara sebesar Rp. 10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah). 2a. Pledooi (Pembelaan) dari Penasihat Hukum Terdakwa disampaikan secara tertulis yang pada pokoknya menyatakan bahwa:
3
1) Penasihat Hukum Terdakwa tidak sependapat dengan Oditur Militer mengenai terbuktinya unsur “Melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan tidak diketemukan adanya kata-kata Terdakwa yang membujuk Saksi-3 untuk mau melakukan persetubuhan. 2) Kata-kata “Nak, aku suka kamu” adalah ungkapan biasa yang diucapkan orang tua kepada anaknya, oleh karenanya hal tersebut tidak termasuk pengertian “Membujuk”. 3) Adanya anggapan Saksi-3 (DWI VITA INDRIYANI S), jika menolak untuk melakukan persetubuhan maka kedua orang tuanya akan bertengkar dan sekolah Saksi-3 tidak akan tamat, hanyalah rekaan Saksi-3 sendiri. Dengan demikian Penasehat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa unsur “membujuk” anak untuk melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Oleh karenanya mohon agar Terdakwa dibebaskan dan segala dakwaan. 2b. Permohonan Terdakwa yang menyatakan bahwa apabila Majelis berpendapat lain mohon agar Terdakwa diberikan hukuman yang seadil-adilnya, mengingat: 1) Terdakwa telah mengabdi di TNI AD selama 27 (dua puluh tujuh) tahun. 2)
Tugas oprasional di Tim-tim 4X dan di Irja 1X.
3. Replik dari Oditur Militer yang disampaikan secara tertulis pada pokoknya menyatakan berdasarkan fakta-fakta yang diuraikan oleh Oditur Militer dalam Repliknya hal 3 fakta nomor 1 s/d 7 Oditur Militer menyatan bahwa Saksi-3 mau melakukan persetubuhan dengan Terdakwa karena bujuk rayu Terdakwa. Oleh karenanya Oditur Militer tetap pada Tuntutannya. 4. Duplik dari Penasihat Hukum Terdakwa disampaikan secara Lisan yang pada pokoknya menyatakan bahwa Penasihat Hukum Terdakwa tetap pada Pembelaannya. Menimbang
:
Bahwa menurut Surat Dakwaan Oditur di atas Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu (waktu-waktu) dan di tempat (tempat-tempat) sebagaimana tersebut dibawah ini, yaitu pada tanggal yang sudah tidak diingat lagi bulan Pebruari dan Mei pada tahun dua ribu empat setidak-tidaknya dalam tahun dua ribu empat di rumah Terdakwa di RT. 03 RW. 01 Desa Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora setidak-tidaknya di yang
4 termasuk daerah hukum Pengadilan Militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana : Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau orang lain. Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 1983 melalui pendidikan Secata Milsuk di Dodik Gombong selama 4 (empat) bulan dilanjutkan pendidikan Susjur Taif di Puslatpur Klaten selama 3 (tiga) bulan lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditempatkan di Yonif 410/Alg, pada tahun 1993/1994 mengikuti pendidikan Secaba Reg di Dodik Secaba Rindam IV/Diponegoro Magelang setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda, setelah beberapa kali mengalami mutasi penugasan terakhir ditempatkan di Babinsa Koramil-04/Tunjungan Kodim 0721/Blora sampai dengan sekarang dengan pangkat Serma NRP. 534359. 2. Bahwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi pada tahun 2003 sekira pukul 23.00 ketika Terdakwa sedang nonton TV di ruang tengah, di rumahnya Rt. 03 RW. 01 Desa Kedungrejo Kec. Tunjungan Kab. Blora, telah melihat anaknya yang nomor 2 (dua) yaitu Sdri. Vita Indriyani Susandiyono (Saksi1) bersama Sdr. Apriliawan Oktaviyanto Susandiyono (Saksi-3) merupakan anak Terdakwa yang nomor 1 (satu) tidur diruang depan dan Terdakwa melihat baju Saksi-1 tersingkap ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya, melihat hal tersebut kemudian Terdakwa memegang vagina Saksi-1 selama kurang lebih 5 menit, kemudian Saksi-1 bangun sehingga Terdakwa berhenti memegang kemaluan Saksi-1 dan pergi keluar kamar. 3. Bahwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi bulan Pebruari tahun 2004 sekira pukul 23.00 ketika Terdakwa sedang melihat TV di ruang tengah di rumahnya sendirian, melihat rok Saksi-1 tersingkap ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya waktu itu Saksi-1 sedang tidur, melihat hal tersebut nafsu birahi Terdakwa naik, selanjutnya Terdakwa meraba-raba vagina anaknya, karena dengan meraba-raba saja tidak puas, selanjutnya Terdakwa memasukkan jari telunjuk Terdakwa ke dalam vagina Saksi-1 hingga vagina Saksi-1 mengeluarkan cairan/lendir dan tidak berapa lama Saksi-1 terbangun dan pindah tidur di kamar belakang diikuti oleh Terdakwa. 4. Bahwa sesampainya di kamar belakang selanjutnya Terdakwa melepas celana dalam Saksi-1 dan Terdakwa melepas celana dalamnya sendiri. setelah itu Terdakwa langsung menindih tubuh Saksi-1 dan kakinya direntangkan kemudian kemaluan Terdakwa dimasukkan ke dalam vagina Saksi-1. 5. Bahwa Saksi-1 sudah menolak jika diajak bersetubuh oleh Terdakwa dan mengingatkan Terdakwa jika Saksi-1 anaknya, akan tetapi Terdakwa tidak mau mendengar kata-kata Saksi-1 malah Terdakwa selalu memaksa sehingga Saksi-1 tidak mampu melakukan perlawanan.
5
6. Bahwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi pada bulan Mei 2004 sekira pukul 16.30 Terdakwa mendengar Saksi-1 sedang mandi dan situasi di rumah sepi tidak ada orang, selanjutnya Terdakwa mengintip Saksi-1 yang sedang mandi sehingga nafsu birahi Terdakwa naik ketika Saksi-1 keluar kamar mandi dan tubuhnya hanya dililit handuk masuk ke kamar hendak memakai pakaian, Terdakwa susul dan Saksi-1 diajak bersetubuh oleh Terdakwa. 7. Bahwa karena Saksi-1 menolak dengan menepis tangan Terdakwa, Terdakwa tetap mencium leher dan payudara Saksi-1, sehingga Saksi-1 diam. setelah tidak ada perlawanan, Saksi-1 ditidurkan dan handuk yang melilit di badan Saksi-1 dilepas, Terdakwa kemudian melepas celana pendek serta celana dalamnya selanjutnya tubuh Saksi-1 ditindih oleh Terdakwa, kemudian kemaluan Terdakwa dimasukkan ke dalam vagina Saksi-1 selama kurang lebih 5 (lima) menit, kemudian kemaluan Terdakwa mengeluarkan air mani yang ditumpahkan diluar vagina. 8. Bahwa pada hari, tanggal dan bulan yang tidak dapat diingat lagi pada tahun 2009, Sdri. Dwi Vita Indriyani (Saksi-1) mengadu pada Saksi-2 (Sdri. Sri Susanti) yang merupakan istri Terdakwa bahwa dirinya pernah disetubuhi oleh Terdakwa sebanyak 2 (dua) kali yang dilakukan di rumah pada malam hari ketika semua penghuni rumah sedang tidur, mendengar pengaduan dari Saksi-1, Saksi-2 kaget dan langsung memanggil Terdakwa untuk menanyakan hal tersebut dan Terdakwa mengakui perbuatannya dan sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulani perbuatannya. 9. Bahwa Terdakwa menyetubuhi Saksi-1 ketika Saksi-1 masih berumur 13 (tiga belas) tahun dan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada bulan Pebruari 2004 dan Mei 2004 di rumah Terdakwa sendiri. akibat perbuatan Terdakwa sejak akhir tahun 2008 Saksi-1 pergi meninggalkan rumah, tinggal bersama Sdri. Endang Mukti Wiji Hastuti (Saksi-4) dan hingga sekarang tidak pulang ke rumah karena marah kepada Terdakwa. Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam : Pasal 81 ayat (2) UU RI No. 23 Tahun 2002 Menimbang
:
Bahwa dipersidangan Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum berdasarkan Surat Perintah dari Kakumdam IV/Diponegoro Nomor Sprin/117/IX/2009 tanggal 8 September 2009 dan Surat Kuasa dari Terdakwa Serma Ngadiono Nrp. 534359 tertanggal 5 Oktober 2009, atas nama: 1. 2.
Menimbang
:
Kapten CHK Abdul Latif, S.H NRP 593264. Sertu Darmadi, S.H NRP 21010121320581.
Bahwa atas dakwaan Oditur Militer tersebut Terdakwa menyatakan tidak mengajukan eksepsi.
6
Menimbang
:
Bahwa para Saksi yang dihadapkan menerangkan dibawah sumpah sebagai berikut :
dipersidangan
Saksi-1 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
SRI SUSANTI Ibu Rumah Tangga Rembang, 5 Januari 1967 Perempuan Indonesia Islam Dk. Dungaren RT. 03 RW. 01 Ds. Kedungrejo Kec. Tunjungan Kab. Blora.
Keterangan Saksi-1 di persidangan pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dangan Terdakwa dan ada hubungan keluarga dan Saksi-1 adalah istri dari Terdakwa. 2. Bahwa pada hari, tanggal dan bulan yang tidak dapat diingat lagi pada tahun 2009, anak Saksi Sdri. Dwi Vita Indriyani (Saksi-3) mengadu pada Saksi-1 bahwa dirinya pernah disetubuhi oleh Terdakwa sebanyak 2 (dua) kali yang dilakukan di rumah pada malam hari ketika semua penghuni rumah sedang tidur. 3. Bahwa mendengar pengaduan dari Saksi-3, Saksi-1 kaget dan langsung memanggil Terdakwa untuk menanyakan hal tersebut dan Terdakwa mengakui perbuatannya dan sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. 4. Bahwa Saksi-1 mendengar janji Terdakwa, kemudian memaafkan perbuatan Terdakwa dan menyimpan rahasia keluarga tersebut karena malu jika diketahui oleh orang lain. 5. Bahwa setelah Saksi-3 mengadu kepada Saksi-1 jika Terdakwa pernah menyetubuhinya, kemudian sekarang Saksi-3 tidur sekamar dengan Saksi-1. 6. Bahwa dalam hubungan biologis dalam rumah tangga Saksi1 berjalan dengan baik, jika setiap kali Terdakwa meminta Saksi-1 untuk melakukan hubungan biologis selalu dilayani Saksi-1 dengan baik. 7. Bahwa sejak bulan Februari 2009 Saksi-3 pergi meninggalkan rumah tanpa ijin dan tinggal bersama Sdri. Endang Pegawai Pertanian Blora, dengan alasan supaya dekat dengan sekolah. Atas keterangan Saksi-1 tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-2: Nama lengkap
: APRILIAWAN OKTAVIYANTO S
7 Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : :
Blora, 17 Nopember 1987 Laki-laki Indonesia Islam Dk. Dungaren RT. 03 RW. 01 Ds. Kedungrejo Kec. Tunjungan Kab. Blora.
Keterangan Saksi-2 di persidangan pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dangan Terdakwa dan ada hubungan keluarga dan Saksi-2 adalah anak dari Terdakwa. 2. Bahwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi, pada tahun 2004 Saksi-2 telah diberitahu oleh Saksi-1 SRI SUSANTI (ibu Saksi) jika Terdakwa telah berbuat tidak baik dengan Saksi-3 DWI VITA INDRIYANI S yaitu Terdakwa telah menyetubuhi Saksi-3, setelah mendengar hal tersebut Saksi-2 kaget. 3. Bahwa menurut pengamatan Saksi-2 untuk kehidupan rumah tangga orang tuanya selama ini berjalan dengan harmonis dan Saksi-2 tidak curiga jika Terdakwa pernah menyetubuhi Saksi-3. Atas keterangan Saksi-2 tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-3 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
DWI VITA INDRIYANI S. Swasta Blora, 16 Mei 1990 Perempuan Indonesia Islam Dk. Dungaren RT. 03 RW. 01 Ds. Kunden RT. 01/02 Kunden Blora.
Keterangan Saksi-3 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa dan ada hubungan keluarga, Saksi adalah anak Terdakwa. 2. Bahwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi oleh Saksi sekira tahun 2004 (Saksi-3 berumur 14 tahun) sekira pukul 23.00 WIB, ketika Saksi-3 sedang tidur bersama kakaknya di kamar depan tiba-tiba Terdakwa (Ayah Saksi-3) datang lalu menggedong Saksi-3 kekamar belakang. 3. Bahwa setelah berada di kamar belakang, Saksi-3 dibaringkan di tempat tidur kemudian Terdakwa melepas celana panjang dan celana dalam Saksi-3 dan pada waktu itu keadaan Saksi-3 setengah sadar karena masih tertidur, selanjutnya Terdakwa melepas celana pendek yang dipakainya dan kemudian
8 menindih Saksi-3 dan memasukkan alat vitalnya ke dalam vagina Saksi-3, setelah penisnya masuk kemudian digerak-gerakkan naik turun kurang lebih selama 5 (lima) menit, setelah selesai Terdakwa meninggalkan Saksi-3 yang tetap berada dalam kamar tersebut sampai pagi hari. 4. Bahwa pada waktu Terdakwa menyetubuhi Saksi-3, ibu Saksi-3 sedang tidur di kamar sehingga tidak mengetahui kejadian tersebut. 5. Bahwa sekira bulan Mei 2004 ketika Saksi keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk lalu menuju kamar untuk memakai pakaian, tiba-tiba Terdakwa mengikuti dari belakang dan memeluk Saksi sambil mengatakan “Saya suka kamu”, selanjutnya Terdakwa merebahkan Saksi ketempat tidur, Saksi-3 sempat mendorong dan menepis Terdakwa namun Terdakwa terus menciumi payudara dan leher Saksi-3 hingga pada akhirnya Saksi3 terlena. 6. Bahwa selanjutnya Terdakwa membuka celana pendeknya lalu memasukan kemaluannya kedalam vagina Saksi-3, hingga Terdakwa mengeluarkan air mani yang ditumpahkan di luar vagina Saksi-3. 7. Bahwa setiap Saksi-3 selesai melakukan persetubuhan dengan Terdakwa, Terdakwa selalu mengatakan “Jangan bilang ibumu!”, oleh karenanya Saksi-3 diam dan tidak mengadu pada ibunya setiap selesai melakukan persetubuhan dengan Terdakwa karena khawatir apabila hal tersebut diketahui oleh ibunya (Saksi1) , maka orang tuanya akan bercerai. 8. Bahwa setiap akan mengajak bersetubuh Terdakwa tidak pernah mengancam dengan kekerasan dan tidak pernah melakukan kekerasan terhadap Saksi-3, Terdakwa melakukannya dengan kelembutan, belaian, ciuman dan kata-kata mesra (Aku seneng karo kowe = aku suka kamu), sehingga Saksi-3 terlena. 9. Bahwa selanjutnya Terdakwa sering melakukan persetubuhan dengan Saksi-3 dan dilakukan setiap ada kesempatan terutama disaat rumah sedang sepi atau ibu Saksi-3 dan saudara-saudaranya tidak ada dirumah. 10. Bahwa pada akhirnya Saksi-3 melaporkan persetubuhan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap dirinya kepada Saksi-1 (ibu Saksi-3), atas laporan tersebut Terdakwa berjanji tidak akan melakukan persetubuhan lagi dengan Saksi-3. Namun ternyata Terdakwa masih mengajak Saksi-3 untuk melakukan persetubuhan sebanyak 2 (dua) kali, akan tetapi persetubuhan yang ke-2 gagal karena Terdakwa kena air panas saat akan memeluk Saksi-3 dari belakang. 11. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa yang masih sering mengajak Saksi-3 bersetubuh maka pada bulan Desember 2008, Saksi-3 pergi meninggalkan rumah. Atas keterangan
Saksi-3
tersebut Terdakwa
membenarkan
9 sebagian dan menyangkal sebagian lainnya, adapun hal-hal yang disangkal adalah sebagai berikut: 1. Terdakwa tidak menggendong Saksi-3 ke kamar belakang, melainkan Saksi-3 jalan sendiri menuju kamar belakang dan Terdakwa mengikuti dari belakang. 2. Setelah diketahui oleh Saksi-1 (Ibu Saksi-3) Terdakwa tidak pernah melakukan persetubuhan lagi dengan Saksi-3. 3. Bahwa Saksi pergi dari rumah pada bulan Februari 2009 menjelang ujian, dengan alasan mendekati tempat les. Atas sangkalan keterangannya.
Terdakwa
tersebut
Saksi
tetap
pada
Saksi-4 : Nama lengkap Pekerjaan
: :
Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : :
ENDANG MUKTI WIJI HASTUTI Pegawai Honorer Dinas Peternakan dan Perikanan Blora, 5 Mei 1983 Perempuan Indonesia Islam Jl. Jendral Sudirman 165 D Kel. Bangkle RT. 02 RW. 04 Kec. Blora Kab. Blora.
Keterangan Saksi-4 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dangan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada bulan Juli 2008 sampai dengan Agustus 2008 Saksi-1 murid kelas 3 SMK Ma’arif Blora magang di Dinas Pertanian Kabupaten Blora, karena Saksi-4 juga pegawai honorer di kantor tersebut sehingga kami saling kenal dan menjadi akrab, setelah selesai magang antara Saksi-4 dan Saksi-3 sering bertemu dan main bersama. 3. Bahwa pada bulan September 2008 tiba-tiba Saksi-3 pergi dari rumah tanpa pamit dan minta ijin kepada Saksi-4 untuk tinggal di rumah Saksi-4 dan ketika Saksi-3 pergi dari rumah tersebut Terdakwa tidak pernah mencari namun setelah tinggal selama kurang lebih 3 (tiga) Minggu orang tua Saksi-3 keberatan tetapi Saksi-3 tidak mau kembali kerumahnya dengan alasan takut jika disetubuhi oleh ayahnya (Terdakwa) kembali. 4. Bahwa Saksi-3 bercerita kepada Saksi-4 jika Saksi-3 telah disetubuhi oleh ayahnya berulang kali semenjak Saksi-3 duduk di bangku SMP kelas 1 sewaktu berumur 13 (tiga belas) tahun dan Saksi-3 trauma dengan hal tersebut. 5. Bahwa Saksi-4 melakukan hubungan Lesbian dengan Saksi3 karena atas ajakan Saksi-4 dimana sebelumnya setelah sering
10 disetubuhi oleh Terdakwa, Saksi-4 melakukan hubungan lesbian dengan adiknya. 6. Bahwa saat ini Saksi-4 sudah menikah dan sedang hamil, sedangkan Saksi-1 sudah bekerja dan tinggal di kos-kosan bersama teman-temannya. Atas keterangan Saksi-4 tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian lainnya, adapun hal-hal yang disangkal oleh Terdakwa adalah sebagai berikut: 1. Bahwa setelah Saksi-3 kabur dari rumah, Terdakwa, Saksi-1 (ibu Saksi-3) dan pamannya Saksi-3 mencari Saksi-3. 2. Bahwa Saksi-3 tidak pernah berhubungan lesbian dengan adiknya. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi-4 menerangkan bahwa Terdakwa dan keluarga Saksi-3 DWI VITA INDRIYANI S mencari Terdakwa setelah perkara ini diadukan ke POMDAM, terhadap sangkalan lainnya Saksi-4 menyatakan tetap pada keterangannya. Menimbang
:
Bahwa didalam sebagai berikut :
persidangan
Terdakwa
menerangkan
1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 1983 melalui pendidikan Secata Milsuk di Dodik Gombong selama 4 (empat) bulan dilanjutkan pendidikan Susjur Taif di Puslatpur Klaten selama 3 (tiga) bulan lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditempatkan di Yonif 410/Alg, pada tahun 1993/1994 mengikuti pendidikan Secaba Reg di Dodik Secaba Rindam IV/Diponegoro Magelang setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda, setelah beberapa kali mengalami mutasi penugasan terakhir ditempatkan di Babinsa Koramil-04/Tunjungan Kodim 0721/Blora sampai dengan sekarang dengan pangkat Serma NRP. 534359. 2. Bahwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi pada tahun 2003 sekira pkl 23.00 Wib ketika Terdakwa sedang nonton TV di ruang tengah, telah melihat Saksi-3 DWI VITA INDRIYANI S (anak Terdakwa) bersama Saksi-2 APRILIAWAN OKTAVIYANTO S (kakak Saksi-3=istri Terdakwa) tidur di ruang depan dan Terdakwa melihat baju Saksi-3 tersingkap ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya, melihat hal tersebut kemudian Terdakwa memegang vagina Saksi-3 selama kurang lebih 5 menit, kemudian Saksi-3 bangun sehingga Terdakwa berhenti memegang kemaluan Saksi-3 dan pergi keluar kamar. 3. Bahwa beberapa Minggu kemudian masih di bulan Nopember 2003 Terdakwa melakukan perbuatan yang sama lagi terhadap anaknya (Saksi-3) ketika anaknya sedang tidur. 4. Bahwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi tahun 2004 sekira pkl 23.00 Wib, ketika Terdakwa sedang melihat TV di ruang tengah sendirian, melihat rok Saksi-3 tersingkap ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya waktu itu Saksi-3 sedang
11 tidur, melihat hal tersebut nafsu birahi Terdakwa naik, selanjutnya Terdakwa meraba-raba vagina anaknya. 5. Bahwa dengan meraba-raba saja tidak puas, selanjutnya Terdakwa memasukkan jari telunjuk Terdakwa ke dalam vagina Saksi-3 hingga vagina Saksi-3 mengeluarkan cairan/lendir dan tidak beberapa lama Saksi-3 terbangun dan pindah tidur di kamar belakang diikuti oleh Terdakwa. 6. Bahwa selanjutnya Terdakwa melepas celana dalam Saksi-3 dan Terdakwa melepas celana dalamnya sendiri, setelah itu Terdakwa langsung menindih tubuh Saksi-3 dan kakinya direntangkan, kemudian kemaluan Terdakwa dimasukkan ke dalam vagina Saksi-3. 7. Bahwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi pada bulan Mei 2004 sekira pkl. 16.30 Wib, Terdakwa mendengar Saksi-3 sedang mandi dan situasi di rumah sepi tidak ada orang, selanjutnya Terdakwa mengintip Saksi-3 yang sedang mandi sehingga nafsu birahi Terdakwa naik ketika Saksi-3 keluar kamar mandi dan tubuhnya dililit handuk masuk ke kamar hendak memakai pakaian, Terdakwa susul dan Saksi-3 diajak bersetubuh oleh Terdakwa . 8. Bahwa meskipun Saksi-3 menolak dengan menepis tangan Terdakwa, Terdakwa tetap mencium leher dan payudara Saksi-2 sehingga Saksi-3 diam dan terlena, setelah tidak ada perlawanan, Saksi-3 ditidurkan dan handuk yang melilit di badan Saksi-3 dilepas, sambil mengatakan aku seneng karo kowe=aku suka kamu, kemudian melepas celana pendek serta celana dalamnya selanjutnya tubuh Saksi-3 ditindih oleh Terdakwa, lalu kemaluan Terdakwa dimasukkan ke dalam vagina Saksi-3 selama kurang lebih 5 (lima) menit, hingga kemaluan Terdakwa mengeluarkan air mani yang ditumpahkan diluar vagina Saksi-3. 9. Bahwa Terdakwa menyetubuhi Saksi-3 ketika Saksi-3 masih berumur 13 (tiga belas) tahun dan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada bulan Februari 2004 dan Mei 2004 di rumah Terdakwa sendiri, hingga akhirnya karena takut ketahuan ibunya (Saksi-1) Saksi-3 melapor kepada Saksi-1 (ibu Saksi-3) dan Terdakwa telah berjanji tidak akan melakukan hal tersebut. 10. Bahwa karena ingin mendekati tempat lesnya dan karena Saksi-3 hendak menghadapi ujian maka pada bulan Februari 2008 Saksi-3 pergi meninggalkan rumah, tinggal bersama Saksi-4 ENDANG MUKTI WIJI HASTUTI dan hingga sekarang tidak pulang ke rumah karena melakukan hubungan lesbian dengan Saksi-4. Menimbang
:
Bahwa mengenai sangkalan Terdakwa terhadap keterangan para Saksi, Majelis perlu mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: 1. Sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-3 (DWI VITA INDRIYANI S) yang menyatakan :
12 Terdakwa tidak menggendong Saksi-3 ke kamar belakang, melainkan Saksi-3 jalan sendiri menuju kamar belakang dan Terdakwa mengikuti dari belakang. Setelah diketahui oleh Saksi-1 (Ibu Saksi-3) Terdakwa tidak pernah melakukan persetubuhan lagi dengan Saksi-3. Bahwa Saksi pergi dari rumah pada bulan Februari 2009 menjelang ujian, dengan alasan mendekati tempat les. 2. Sangkalan Terdakwa terhadap keterangan (ENDANG MUKTI WIJI HASTUTI) yang menyatakan :
Saksi-4
Bahwa setelah Saksi-3 kabur dari rumah, Terdakwa, Saksi-1 (ibu Saksi-3) dan pamannya Saksi-3 mencari Saksi3. Bahwa Saksi-3 tidak pernah berhubungan lesbian dengan adiknya. Majelis berpendapat bahawa sangkalan tersebut merupakan pendapat Terdakwa sendiri dan tidak didukung oleh keterangan para Saksi, selain dari pada itu Majelis menilai sangkalan Terdakwa tidak mempengaruhi pokok perkara, dengan demikian maka sangkalan Terdakwa tersebut harus dikesampingkan. Menimbang
:
Bahwa dari barang-barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer ke persidangan berupa: Surat-surat : 1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari Rumkitban 04.08.05/Blora Nomor Visum/01/VIII/2009 tanggal 18 Agustus 2009 An. Dwi Vita Indriyani S. yang ditanda tangani oleh dr. Astuti Jatiningsih. 3 (tiga) lembar foto kamar tempat dilakukannya perbuatan asusila oleh Terdakwa terhadap Saksi-3. Telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi serta telah diterangkan sebagai barang bukti dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan buktibukti lain, maka oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan-perbuatan yang didakwakan.
Menimbang
:
Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan keterangan para Saksi dibawah sumpah dipersidangan serta bukti-bukti dan petunjuk lain dan setelah menghubungkan satu dengan yang lainnya maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut: 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 1983 melalui pendidikan Secata Milsuk di Dodik Gombong selama 4 (empat) bulan dilanjutkan pendidikan Susjur Taif di Puslatpur Klaten selama 3 (tiga) bulan lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditempatkan di Yonif 410/Alg, pada tahun 1993/1994 mengikuti pendidikan Secaba Reg di Dodik Secaba Rindam IV/Diponegoro Magelang setelah lulus dilantik dengan
13 pangkat Serda, setelah beberapa kali mengalami mutasi penugasan terakhir ditempatkan di Babinsa Koramil-04/Tunjungan Kodim 0721/Blora sampai dengan sekarang dengan pangkat Serma NRP. 534359. 2. Bahwa benar sekira tahun 2003 pukul 23.00 Wib ketika Terdakwa sedang nonton TV di ruang tengah, di rumahnya Rt. 03 RW. 01 Desa Kedungrejo Kec. Tunjungan Kab. Blora, telah melihat anaknya yang nomor 2 (dua) yaitu Sdri. VITA INDRIYANI SUSANDIYONO (Saksi-3) bersama Sdr. APRILIAWAN OKTAVIYANTO SUSANDIYONO (Saksi-3) anak Terdakwa yang nomor 1 (satu) tidur diruang depan. 3. Bahwa benar, kemudian Terdakwa melihat baju Saksi-3 tersingkap ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya, melihat hal tersebut kemudian Terdakwa memegang vagina Saksi-3 selama kurang lebih 5 menit, kemudian Saksi-3 bangun sehingga Terdakwa berhenti memegang kemaluan Saksi-3 dan pergi keluar kamar. 4. Bahwa benar, pada bulan Februari tahun 2004 sekira pukul 23.00 Wib ketika Terdakwa sedang melihat TV di ruang tengah di rumahnya sendirian, melihat Saksi-3 sedang tidur dan roknya tersingkap ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya, melihat hal tersebut nafsu birahi Terdakwa naik, selanjutnya Terdakwa meraba-raba vagina anaknya, karena dengan meraba-raba saja tidak puas, selanjutnya Terdakwa memasukkan jari telunjuk Terdakwa ke dalam vagina Saksi-3 hingga vagina Saksi-3 mengeluarkan cairan/lendir dan tidak berapa lama kemudian Terdakwa mengangkat Saksi-3 kekamar belakang. 5. Bahwa benar, sesampainya di kamar belakang Terdakwa melepas celana dalam Saksi-3 dan Terdakwa melepas celana dalamnya sendiri, setelah itu Terdakwa langsung menindih tubuh Saksi-3 dan kakinya direntangkan lalu Terdakwa memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Saksi-3. 6. Bahwa benar, setelah melakukan persetubuhan dengan Saksi-3, Terdakwa berpesan agar jangan mengatakan hal tersebut kepada Saksi-1, karena takut orang tuanya bertengkar dan bercerai maka Saksi-3 tidak mengadukan perbuatan Terdakwa kepada Saksi-1 (SRI SUSANTI=ibu Saksi-3). 7. Bahwa benar, pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi pada bulan Mei 2004 sekira pukul 16.30 Wib Terdakwa mendengar Saksi-3 sedang mandi dan situasi di rumah sepi tidak ada orang, selanjutnya Terdakwa mengintip Saksi-3 yang sedang mandi sehingga nafsu birahi Terdakwa naik dan ketika Saksi-3 keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang hanya dililit handuk lalu masuk ke kamar hendak memakai pakaian. Terdakwa menyusul Saksi-3 masuk kekamar. 8. Bahwa benar, kemudian Terdakwa mengajak Saksi-3 bersetubuh namun Saksi-3 menolak dengan menepis tangan Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menciumi leher dan payudara Saksi-3 sambil mengatakan “aku seneng karo kowe” = “aku suka kamu” sehingga Saksi-3 diam dan terlena.
14
9. Bahwa benar, selanjutnya Terdakwa menidurkan Saksi-3 dan handuk yang melilit di badan Saksi-3 dilepas lalu melepas celana pendeknya selanjutnya menindih Saksi-3 dan memasukan kemaluannya ke dalam vagina Saksi-1 selama kurang lebih 5 (lima) menit, hingga Terdakwa mengeluarkan air mani yang ditumpahkan diluar vagina. 10. Bahwa benar, pada hari, tanggal dan bulan yang tidak dapat diingat lagi pada tahun 2009, Sdri. Dwi Vita Indriyani (Saksi-3) mengadu pada Saksi-1 (Sdri. Sri Susanti) istri Terdakwa mengenai perbuatan Terdakwa yang sudah menyetubuhinya sebanyak 2 (dua) kali, mendengar pengaduan dari Saksi-3, Saksi-1 langsung memanggil Terdakwa untuk menanyakan hal tersebut. 11. Bahwa benar, atas pertanyaan Saksi-1, Terdakwa mengakui perbuatannya dan sangat menyesal serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, namun demikian Terdakwa masih sering menyetubuhi Saksi-3, hingga terakhir pada saat Terdakwa hendak mengajak Saksi-3 bersetubuh namun gagal karena tersiram air panas yang saat memeluk Saksi-3 dari belakang dan Terdakwa tidak mengetahui Saksi-3 membawa air panas. 12. Bahwa benar, Terdakwa menyetubuhi Saksi-3 ketika Saksi-3 masih berumur 13 (tiga belas) tahun dan dilakukan berulang kali yaitu dari tahun 2004 sampai 2008 di rumah Terdakwa sendiri dan hal tersebut dilakukan Terdakwa dengan kelembutan, rayuan dan ciuman mesra yang membuat Saksi-3 menjadi terlena. 13. Bahwa benar, karena Saksi-3 sudah tidak kuat dengan perlakuan Terdakwa dan ibunya (Saksi-1) yang selalu marahmarah dan membedakan kasih sayang antara Saksi-3 dengan kakak dan adiknya maka pada akhir tahun 2008 Saksi-3 pergi meninggalkan rumah dan tinggal bersama Sdri. Endang Mukti Wiji Hastuti (Saksi-4) hingga saat perkara ini dilaporkan kepada POMDAM. Menimbang
:
Bahwa lebih dahulu Majelis akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa pada dasarnya Majelis sependapat dengan Oditur Militer mengenai terbuktinya seluruh unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan sebagaimana dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya, namun mengenai pembuktian unsur-unsurnya dan berat ringannya pidana yang dijatuhkan Majelis mempunyai pendapat sendiri yang akan dipertimbangkan lebih lanjut. Bahwa Oditur Militer telah menuntut Terdakwa dengan pidana pokok penjara selama 3 (tiga) tahun dan Denda sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah), atas tuntutan ini Majelis Hakim menyampaikan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 telah menentukan limitatif ancaman pidana paling singkat selama waktu tertentu dan Denda paling sedikit sebanyak jumlah tertentu,
15 mengenai hal tersebut Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Bahwa ada beberapa pendapat dalam menyikapi hal tersebut yaitu : Ajaran Legisten yang menyatakan untuk mencapai suatu kepastian hukum maka ketentuan yang tercantum dalam pasal undang-undang harus diterapkan secara apa adanya sesuai ketentuannya. Disisi lain ada ajaran bahwa tujuan dari pada hukum tidak semata-mata untuk kepastian hukum belaka tetapi juga untuk mencapai rasa keadilan dan harus memperhatikan berbagai faktor yang ada, yang menyertai sampai perbuatan tersebut dilakukan. Dalam menyikapi kondisi tersebut apabila ada pertentangan antara kepastian hukum dengan rasa keadilan, Majelis Hakim akan lebih mengedepankan rasa keadilan dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Bahwa Majelis Hakim dalam suatu Pengadilan yang memutus merupakan bukan semata-mata corongnya undang-undang. 2. Bahwa tujuan suatu pemeriksaan dalam persidangan dipengadilan pada hakekatnya dimaksudkan untuk mencapai rasa keadilan dan kebenaran materiil. 3. Bahwa untuk dapat mencapai rasa keadilan Majelis Hakim akan mempertimbangkan segala latar belakang, sifat hakekat dan keadaan-keadaan yang menyertai sampai perbuatan dilakukan. Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Penasihat Hukum dalam Pledooinya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Dalam Pledooinya Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan tidak sependapat dengan Oditur Militer mengenai terbuktinya unsur “Melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk seorang anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”. Oleh karenanya mohon agar Terdakwa dibebaskan dari segala dakwaan. Bahwa oleh karena Pledooi Penasihat Hukum Terdakwa tersebut berisi mengenai pembuktian unsur-unsur tindak pidana maka Majelis Hakim akan menanggapinya bersama-sama pada saat Majelis Hakim membuktikan unsur-unsur tindak pidana dibawah nanti. Selain daripada itu Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa berisi mengenai pertimbangan hal-hal yang memberatkan dan meringankan diri Terdakwa beserta permohonan keringanan hukuman, hal tersebut akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi Majelis untuk memutuskan perkara ini.
Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam Repliknya, dan
16 yang dikemukakan Penasihat Hukum Terdakwa dalam Dupliknya : Oleh karena Replik Oditur Militer bersifat menguatkan Tuntutan yang sebelumnya, demikian juga Duplik Tim Penasihat Hukum Terdakwa hanya menguatkan pada Pembelaan yang dibacakan sebelumnya, maka Majelis Hakim merasa tidak perlu untuk memberikan pendapatnya secara khusus. Menimbang
Menimbang
:
:
Bahwa Terdakwa berdasarkan surat dakwaan Oditur Militer dihadapkan kedepan persidangan dengan dakwaan yang disusun secara Tunggal, yang unsur-unsur terdiri dari: 1.
Setiap orang.
2.
Yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak.
3.
Melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Bahwa mengenai unsur ke-1 Setiap mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Orang
Majelis
Bahwa unsur Setiap Orang menunjukan subyek pelaku atau siapa pelaku yang didakwa melakukan tindak pidana. Bahwa menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang dimaksud dengan Setiap Orang adalah orang perorangan atau termasuk koorporasi. Bahwa dalam hukum pidana (pasal 2 sampai dengan pasal 5, pasal 7 dan pasal 8 KUHP) yang dimaksud dengan Setiap Orang mengandung pengertian siapa saja sebagai subyek hukum yang mampu bertanggung jawab artinya bahwa untuk dapat menjatuhkan hukuman (Pidana) kepada pelaku atau subyek hukum, maka ia haruslah mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya itu. Dengan kata lain bahwa pelaku sebagai subyek hukum pada waktu melakukan tindak pidana tidaklah diliputi keadaan-keadaan sebagaimana diatur dalam pasal 44 KUHP yakni jiwanya cacad dalam pertumbuhannya atau jiwanya terganggu karena penyakit. Bahwa Van Hattum dalam bukunya ”Hand En Leerbook I” hal 327, yang dikutip oleh Drs.P.A.F Lamintang, SH dan C. Djisman Samosir, SH dalam bukunya “Hukum Pidana Indonesia” Penerbit Sinar Baru Bandung hal.37, menjelaskan bahwa seorang itu dikatakan “Toerekening Vatbaar” jika ia dalam bertindak secara sadar, dapat bebas bertindak secara lain dan mampu untuk menentukan kehendaknya. Selanjutnya apakah Terdakwa memenuhi kualifikasi subyek hukum dalam pengertian “Setiap Orang“ yang dapat dipertanggung jawabkan atas tindakan yang dilakukannya itu? Bahwa berdasarkan keterangan para saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa serta alat bukti lain yang terungkap dipersidangan terungkap fakta-fakta sebagai berikut :
17
1. Bahwa benar, Terdakwa masuk menjadi prajurit TNIAD pada tahun 1983 melalui pendidikan Secata Milsuk di Dodik Gombong selama 4 (empat) bulan dilanjutkan dengan pendidikan Susjur Taif di Puslatpur Klaten selama 3 (tiga) bulan lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditempatkan di Yonif 410/Alg. 2. Bahwa benar, pada tahun 1993/1994 Terdakwa mengikuti pendidikan Secaba Reg di Dodik Secaba Rindam IV/Diponegoro Magelang setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda, setelah beberapa kali mengalami mutasi penugasan terakhir ditempatkan di Babinsa Koramil04/Tunjungan Kodim 0721/Blora sampai dengan sekarang dengan pangkat Serma NRP. 534359. 3. Bahwa benar, Terdakwa Serma Ngadiyono sebagai pelaku (subyek) dalam perkara ini, masuk menjadi prajurit TNI-AD karena memiliki kemampuan sesuai dengan pendidikan yang ditempuh dan Terdakwa dapat melaksanakan tugas serta dapat membedakan perbuatan yang benar dan perbuatan yang salah. Hal tersebut menunjukkan Terdakwa mampu mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukannya. Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-1 Setiap Orang telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa mengenai unsur ke-2 Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak, Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Menurut MVT yang dimaksud dengan Dengan Sengaja atau Kesengajaan adalah menghendaki terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya, artinya seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja harus mempertanggungjawabkan tindakan tersebut dengan akibatnya. Dalam unsur ini terdapat alternative, bahwa tindakan (persetubuhan) itu dilakukan dengan cara tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk. Yang dimaksud dengan “Tipu muslihat” adalah suatu tindakan yang dapat disaksikan oleh orang lain baik disertai maupun tidak disertai dengan suatu ucapan yang dengan tindakan itu si pelaku menimbulkan kepercayaan akan sesuatu atau penghargaan bagi orang lain, padahal ia sadari bahwa itu tidak ada. Yang dimaksud dengan “Rangkaian kebohongan” adalah beberapa keterangan yang saling mengisi seakan akan benar isi keterangan itu padahal tidak lain dari pada kebohongan, tetapi orang akan berkesimpulan dari keterkaitan satu sama lainnya sebagai suatu yang benar. Yang dimaksud dengan “Membujuk” (bewegen) adalah menggeraknya hati nurani si korban agar mau melakukan suatu
18 tindakan / perbuatan. Dalam hal ini tiada permintaan dengan tekanan kendati menghadapi suatu sikap ragu-ragu atau penolakan dari korban bahkan dalam prakteknya mungkin lebih cenderung merupakan suatu rayuan yang dengan demikian si korban melakukan perbuatan yang sebenarnya justru merugikan diri sendiri tanpa paksaan. Yang dimaksud dengan “Anak” menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Permasalahannya: -
Bagaimana cara Terdakwa mengajak seseorang melakukan persetubuhan?
-
Apakah orang yang diajak Terdakwa bersetubuh termasuk golongan anak menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002?
Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi di persidangan maupun yang dibacakan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar, sekira tahun 2003 pukul 23.00 Wib ketika Terdakwa sedang nonton TV di ruang tengah, di rumahnya Rt. 03 RW. 01 Desa Kedungrejo Kec. Tunjungan Kab. Blora, telah melihat anaknya yang nomor 2 (dua) yaitu Sdri. VITA INDRIYANI SUSANDIYONO (Saksi-3) bersama Sdr. APRILIAWAN OKTAVIYANTO SUSANDIYONO (Saksi2) anak Terdakwa yang nomor 1 (satu) tidur diruang depan. 2. Bahwa benar, kemudian Terdakwa melihat baju Saksi-3 tersingkap ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya, melihat hal tersebut kemudian Terdakwa memegang vagina Saksi-3 selama kurang lebih 5 menit, kemudian Saksi-3 bangun sehingga Terdakwa berhenti memegang kemaluan Saksi-3 dan pergi keluar kamar. 3. Bahwa benar, pada bulan Februari tahun 2004 sekira pukul 23.00 Wib ketika Terdakwa sedang melihat TV di ruang tengah di rumahnya sendirian, melihat Saksi-3 sedang tidur dan roknya tersingkap ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya, melihat hal tersebut nafsu birahi Terdakwa naik, selanjutnya Terdakwa meraba-raba vagina anaknya, karena dengan meraba-raba saja tidak puas, selanjutnya Terdakwa memasukkan jari telunjuk Terdakwa ke dalam vagina Saksi-3 hingga vagina Saksi-3 mengeluarkan cairan/lendir dan tidak berapa lama kemudian Terdakwa mengangkat Saksi-3 kekamar belakang. 4. Bahwa benar, sesampainya di kamar belakang Terdakwa melepas celana dalam Saksi-3 dan Terdakwa melepas celana dalamnya sendiri, setelah itu Terdakwa langsung menindih tubuh Saksi-3 dan kakinya direntangkan
19 lalu Terdakwa memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Saksi-3. 5. Bahwa benar, setelah melakukan persetubuhan dengan Saksi-3, Terdakwa berpesan agar jangan mengatakan hal tersebut kepada Saksi-1, karena takut orang tuanya bertengkar dan bercerai maka Saksi-3 tidak mengadukan perbuatan Terdakwa kepada Saksi-1 (SRI SUSANTI=ibu Saksi-3). 6. Bahwa benar, pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi pada bulan Mei 2004 sekira pukul 16.30 Wib Terdakwa mendengar Saksi-3 sedang mandi dan situasi di rumah sepi tidak ada orang, selanjutnya Terdakwa mengintip Saksi-3 yang sedang mandi sehingga nafsu birahi Terdakwa naik dan ketika Saksi-3 keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang hanya dililit handuk lalu masuk ke kamar hendak memakai pakaian. Terdakwa menyusul Saksi-3 masuk kekamar. 7. Bahwa benar, kemudian Terdakwa mengajak Saksi-3 bersetubuh namun Saksi-3 menolak dengan menepis tangan Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menciumi leher dan payudara Saksi-3 sambil mengatakan “aku seneng karo kowe” = “aku suka kamu” sehingga Saksi-3 diam dan terlena. 8. Bahwa benar, selanjutnya Terdakwa menidurkan Saksi-3 dan handuk yang melilit di badan Saksi-3 dilepas lalu melepas celana pendeknya selanjutnya menindih Saksi-3 dan memasukan kemaluannya ke dalam vagina Saksi-3 selama kurang lebih 5 (lima) menit, hingga Terdakwa mengeluarkan air mani yang ditumpahkan diluar vagina. 9. Bahwa benar, Terdakwa menyetubuhi Saksi-3 ketika Saksi-3 masih berumur 13 (tiga belas) tahun, sesuai dengan Kutupan Akte Kelahiran Nomor 3.637/TP/1998 tanggal 18 September 1998 bahwa pada tanggal 16 Mei 1990 telah lahir DWI VITA INDRIYANI SUSANDIYONO anak kedua dari pasangan suami istri Ngadiyono dan Sri Susanti. 10. Bahwa benar, Terdakwa menyetubuhi Saksi-3 berulang kali yaitu dari tahun 2004 sampai 2008 di rumah Terdakwa sendiri dan hal tersebut dilakukan Terdakwa dengan kelembutan, rayuan dan ciuman mesra yang membuat Saksi-3 menjadi terlena. Dari fakta-fakta tersebut di atas, dapat disimpulkan : 1. Bahwa Saksi-3 melakukan penolakan ketika akan diajak bersetubuh oleh Terdakwa namun setelah Terdakwa merayu dengan kata-kata “aku seneng karo kowe” = “aku suka kamu”, menciumi leher dan payudara Saksi-3, Saksi-3 diam dan menikmatinya sehingga terjadilah persebutuhan dengan sempurna. 2. Bahwa dengan diamnya Saksi-3 saat dirayu dan diciumi oleh Terdakwa, menunjukan tiada permintaan dari Terdakwa untuk
20 bersetubuh dengan tekanan kendati kadang-kadang timbul penolakan /suatu sikap ragu-ragu dari Saksi-3, sehingga Saksi-3 mau melakukan perbuatan yang sebenarnya justru merugikan diri sendiri tanpa paksaan. 3. Bahwa Saksi-3 lahir di Blora tanggal 16 Mei 1990 bila dihubungkan dengan saat dilakukannya persetubuhan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap Saksi-3 yaitu pada bulan Februari dan Mei 2004 dimana usia Saksi-3 saat itu adalah 14 tahun atau belum berusia 18 tahun. Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-2 Dengan sengaja membujuk anak telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka satu dan lain hal keberatan-keberatan Penasihat Hukum sepanjang mengenai keterbuktian unsur ke-2 Dengan sengaja membujuk anak atas unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan, Majelis berpendapat haruslah dinyatakan tidak dapat diterima dan karenanya haruslah dikesampingkan.
Menimbang
:
Bahwa mengenai unsur ke-3 “Melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”, Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa unsur ini merupakan perbuatan/tindakan yang dilarang dilakukan oleh si pelaku/si petindak yaitu mengajak seorang anak yang belum dewasa untuk bersetubuh dengan dia (si Pelaku). Perbuatan/tindakan persetubuhan dalam hal ini harus diartikan sebagai suatu hubungan kelamin antara seorang pria dan seorang wanita yaitu memasukkan kemaluan pria ke dalam kemaluan wanita sedemikian rupa, sedangkan yang dimaksud “dengannya“ adalah diri Terdakwa yang melakukan ancaman kekerasan sekaligus yang melakukannya persetubuhan. Permasalahannya: Apakah perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap anaknya (Saksi-3 Sdri. VITA INDRIYANI SUSANDIYONO) memenuhi unsur Melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain? Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi di persidangan maupun yang dibacakan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar, pada bulan Februari tahun 2004 sekira pukul 23.00 Wib ketika Terdakwa sedang melihat TV di ruang tengah di rumahnya sendirian, melihat Saksi-3 Sdri. VITA INDRIYANI SUSANDIYONO (anak Terdakwa) sedang tidur dan roknya tersingkap ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya, melihat hal tersebut nafsu birahi Terdakwa naik, selanjutnya Terdakwa meraba-raba vagina anaknya, karena dengan meraba-raba saja tidak puas, selanjutnya Terdakwa
21 memasukkan jari telunjuk Terdakwa ke dalam vagina Saksi-3 hingga vagina Saksi-3 mengeluarkan cairan/lendir dan tidak berapa lama kemudian Terdakwa mengangkat Saksi-3 kekamar belakang. 2. Bahwa benar, sesampainya di kamar belakang Terdakwa melepas celana dalam Saksi-3 dan Terdakwa melepas celana dalamnya sendiri, setelah itu Terdakwa langsung menindih tubuh Saksi-3 dan kakinya direntangkan lalu Terdakwa memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Saksi-3. 3. Bahwa benar, setelah melakukan persetubuhan dengan Saksi-3, Terdakwa berpesan agar jangan mengatakan hal tersebut kepada Saksi-1, karena takut orang tuanya bertengkar dan bercerai maka Saksi-3 tidak mengadukan perbuatan Terdakwa kepada Saksi-1 (SRI SUSANTI=ibu Saksi-3). 4. Bahwa benar, pada hari dan tanggal yang sudah tidak ingat lagi pada bulan Mei 2004 sekira pukul 16.30 Wib Terdakwa mendengar Saksi-3 sedang mandi dan situasi di rumah sepi tidak ada orang, selanjutnya Terdakwa mengintip Saksi-3 yang sedang mandi sehingga nafsu birahi Terdakwa naik dan ketika Saksi-3 keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang hanya dililit handuk lalu masuk ke kamar hendak memakai pakaian. Terdakwa menyusul Saksi-3 masuk kekamar. 5. Bahwa benar, kemudian Terdakwa mengajak Saksi-3 bersetubuh namun Saksi-3 menolak dengan menepis tangan Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menciumi leher dan payudara Saksi-3 sambil mengatakan “aku seneng karo kowe” = “aku suka kamu” sehingga Saksi-3 diam dan terlena. 6. Bahwa benar, selanjutnya Terdakwa menidurkan Saksi-3 dan handuk yang melilit di badan Saksi-3 dilepas lalu melepas celana pendeknya selanjutnya menindih Saksi-3 dan memasukan kemaluannya ke dalam vagina Saksi-1 selama kurang lebih 5 (lima) menit, hingga Terdakwa mengeluarkan air mani yang ditumpahkan diluar vagina. 7. Bahwa benar, dari fakta-fakta tersebut di atas dapat disimpulkan telah terjadi persetubuhan yang dilakukan antara Terdakwa dan anaknya (Saksi-3 Sdri. VITA INDRIYANI SUSANDIYONO. Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-3 Melakukan persetubuhan dengannya telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam pesidangan, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana :
22 Setiap orang dengan sengaja membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya. Menimbang
:
Bahwa Terdakwa mampu bertanggung jawab dan tidak ada alasan pemaaf maupun alasan pembenar serta dapat mempertanggungjawabkan pidananya, oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah maka ia harus dipidana.
Menimbang
:
Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim ingin menilai sifat hakekat dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut: : 1. Bahwa sifat dari perbuatan Terdakwa yang telah melakukan zina dengan anak kandungnya menunjukkan sikap Terdakwa yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu seksualnya. 2. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut di atas, seharusnya tidak perlu terjadi apalagi Terdakwa seorang prajurit TNI sekaligus sebagai kepala keluarga, tentunya harus bisa mengambil suatu kebijaksanaan untuk melindungi, mengayomi keluarganya serta menjunjung tinggi kehormatan wanita. 3. Bahwa pada hakekatnya perbuatan Terdakwa tersebut lebih mengutamakan kepuasan nafsu biologisnya daripada menggunakan nalar yang sehat dimana yang dilakukannya itu merupakan perbuatan terkutuk, memalukan dan sangat dibenci oleh masyarakat pada umumnya. 4. Bahwa perbuatan Terdakwa yang melakukan persetubuhan dengan Saksi-3 Sdri. VITA INDRIYANI SUSANDIYONO (anak Terdakwa) dapat mengakibatkan sebagai berikut : a. Masa depan Saksi-3 Sdri. VITA INDRIYANI SUSANDIYONO (anak Terdakwa) mengalami kehancuran yang lebih utama lagi Terdakwa telah merusak nama baik kesatuan Babinsa Koramil 04/Tunjungan dimata masyarakat khususnya anggota TNI-AD. b. Perbuatan Terdakwa tersebut dapat mengganggu tatanan kehidupan di lingkungan prajurit dan dapat menyulitkan Pimpinan dalam upaya pembinaan satuan, bila kepada Terdakwa tidak diambil tindakan yang cepat dan tegas.
Menimbang
:
Bahwa mengenai layak atau tidaknya Terdakwa dipertahankan dalam dinas Militer, Majelis berpendapat sebagai berikut : 1. Perbuatan Terdakwa yang melakukan persetubuhan dengan Saksi-3 Sdri. VITA INDRIYANI SUSANDIYONO (anak Terdakwa) menunjukkan bahwa sikap Terdakwa nyata-nyata telah bertentangan dengan kepatutan, keharusan dan kelayakan sikap
23 sebagai seorang prajurit. Terlebih lagi perbuatan tersebut Terdakwa lakukan terhadap anak kandung Terdakwa sendiri. 2. Anak kandung yang seharusnya Terdakwa lindungi dan jamin masa depannya, sehingga menjadi generasi yang bermartabat dan berguna bagi Negara, bukan malah Terdakwa rusak sendiri. Dengan status Terdakwa sebagai prajurit TNI, seharusnya dapat menjaga martabat diri sendiri yang menjadi contoh dan panutan bagi masyarakat, namun sebaliknya Terdakwa justru melakukan perbuatan yang merendahkan citra dan wibawa prajurit TNI dan kesatuan TNI AD. Oleh karenanya Majelis berpendapat bahwa Terdakwa adalah sosok prajurit yang tidak bisa menjaga nama baik dan membahayakan masa depan Kesatuan/Komando. 3. Bahwa dari hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan fakta-fakta yang melekat pada diri Terdakwa dari perbuatannya dihadapkan dengan ukuran-ukuran tata kehidupan atau sistem nilai yang berlaku di lingkungan TNI, Majelis berpendapat bahwa Terdakwa telah ternyata tidak cukup layak untuk dipertahankan sebagai prajurit TNI. Satu dan lain hal seandainya Terdakwa tetap dipertahankan dikhawatirkan akan mengganggu dan menggoyahkan tatanan kehidupan prajurit TNI. Menimbang
:
Bahwa tujuan Majelis tidaklah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan unuk mendidik agar yang bersangkutan dapat kembali ke jalan yan benar menjadi Warga Negara yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila. Oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan halhal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu: Hal-hal yang meringankan : -
.Terdakwa berterus terang dalam persidangan sehingga memperlancar jalannya sidang.
Hal-hal yang memberatkan :
Menimbang
:
-
Tindakan Terdakwa telah merusak masa depan seseorang yang menjadi tanggungjawabnya yaitu Sdri. VITA INDRIYANI SUSANDIYONO (Saksi-3).
-
Perbuatan Terdakwa mencemarkan nama baik TNI di masyarakat.
-
Perbuatan Terdakwa bertentangan Marga dan Sumpah Prajurit.
dengan
Sapta
Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, Majelis berpendapat bahwa pidana sebagaimana
24 tercantum dalam diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa. Menimbang
:
Bahwa oleh karena Terdakwa dipidana, maka ia harus dibebani membayar biaya perkara.
Menimbang
:
Bahwa selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan sementara, dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Menimbang
:
Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa: Surat-surat : 1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari Rumkitban 04.08.05/Blora Nomor : Visum/01/VIII/2009 tanggal 18 Agustus 2009 An. Dwi Vita Indriyani S. yang ditanda tangani oleh dr. Astuti Jatiningsih. 3 (tiga) lembar foto kamar tempat dilakukannya perbuatan asusila oleh Terdakwa terhadap Saksi-1. Majelis berpendapat bahwa karena barang bukti ini dari semula merupakan kelengkapan administratif berkas perkara Terdakwa sehingga perlu untuk ditentukan statusnya untuk tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Mengingat
:
1. 2. 3.
Pasal 81 ayat (2) UU RI No.23 Tahun 2002. Pasal 26 KUHPM. Ketentuan perundang - undangan lain yang bersangkutan.
MENG ADILI
1.
Menyatakan : Terdakwa NGADIYONO SERMA NRP 534359, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “ Setiap orang dengan sengaja membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya “.
2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan ; a.
b. 3.
Pidana Pokok
Pidana tambahan
:
:
-
Penjara selama 5 (lima) tahun Menetapkan selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
-
Denda sebesar Rp 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) Subsidair kurungan 3 (tiga) bulan.
Dipecat dari dinas militer.
Menetapkan barang bukti berupa :
25 Surat-surat : -
1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari Rumkitban 04.08.05 / Blora Nomor : Visum/01/VIII/2009 tanggal 18 Agustus 2009 An. Dwi Vita Indriyani Saksi yang ditandatangani oleh dr. Astuti Jatiningsih.
-
3 (tiga) lembar foto kamar tempat dilakukannya perbuatan susila oleh Terdakwa terhadap Saksi-3 (Dwi Vita Indriyani).
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 4.
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp 10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah).
5.
Memerintahkan Terdakwa untuk tetap ditahan.
Demikian .............
26
Demikian diputuskan pada hari ini Rabu tanggal 30 Juni 2010 dalam musyawarah majelis hakim oleh Letnan Kolonel Chk Achmad Suprapto, S.H. NRP 565100 sebagai Hakim Ketua, Mayor Chk Asmawi, S.H. NRP 548012 dan Kapten Laut (KH/W) Koerniawaty S.,S.H. NRP 13712/P sebagai Hakim Anggota dan diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut diatas, Oditur Militer Mayor Sus Ardiman Nur, S.H. NRP 524409, Penasehat Hukum Kapten Chk Abdul Latif, SH NRP 593264 dan Serka Darmadi, S.H. NRP 21010121320581 dan Panitera Kapten Chk M. Arif Sumarsono, S.H. NRP 11020006580974 di hadapan Terdakwa dan umum.
Hakim Ketua
TTD Achmad Suprapto, S.H. Letnan Kolonel Chk NRP 565100 Hakim Anggota I
Hakim Anggota II
TTD
TTD
Asmawi, S.H. Mayor Chk NRP 548012
Koerniawaty S.,S.H. Kapten Laut (KH/W) NRP 13712/P Panitera
TTD M. Arif Sumarsono, S.H. Kapten Chk NRP 11020006580974
Disalin sesuai dengan aslinya oleh ; Panitera
M. Arif Sumarsono, S.H. Kapten Chk NRP 11020006580974