1
ANALISIS PEMILIHAN BANK DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PADA NASABAH BANK MANDIRI DAN BANK BCA DI KOTA DEPOK) Yohana Nofiyanti1 Dr. Armaini Akhirson, SE., MM2 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi – Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok – 16424
[email protected] ABSTRAK Bank-bank di Indonesia saat ini saling berlomba-lomba dalam menarik masyarakat untuk menjadi nasabahnya. Nasabah saat ini lebih berhati-hati sebelum memutuskan bank manakah yang akan dipilihnya sebagai tempat menginvestasikan dananya. Banyaknya bank yang menawarkan berbagai macam produk dan fasilitas, ini dijadikan suatu pertimbangan bagi nasabah untuk melakukan pemilihan Bank sebagai tempat menabung. Faktor – faktor yang mempengaruhi suatu keputusan manajerial sangat kompleks, sehingga dipandang perlu untuk mengidentifikasikan berbagai faktor yang penting dan menetapkan tingkat pengaruh satu faktor terhadap faktor lainnya sebelum dapat diambil keputusan yang jelas. Dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process, maka bentuk permasalahan-permasalahan yang kompleks akan bisa dipecahkan dengan menstruktur suatu hierarki kriteria dengan menarik berbagai pertimbangan untuk mendapatkan tingkat prioritas. Pada penelitian ini disusun 3 tingkat criteria, tingkat pertama merupakan tujuan dari permasalahan yaitu pemilihan bank. Tingkat kedua merupakan faktor yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan bank, yang terdiri dari 5 faktor, yaitu fasilitas ATM, kepuasan pelayanan customer, suku bunga, biaya adminisrasi, dan CAR (Capital Adequacy Ratio). Tingkat ketiga adalah alternatif-alternatif bank. Pada penelitian ini yang menjadi alternative bank yaitu Bank Mandiri dan Bank BCA. Melalui Proses Hierarki analitik didapatkan urutan alternativealternatif bank yang sesuai dengan prioritas kebutuhan nasabah, yaitu Mandiri sebagai preferensi tertinggi sebesar 53,4 persen, dan BCA sebesar 46,6 persen. Kata Kunci: Pemilihan Bank, Analytical Hierarchy Process.
2
ABSTRACT Banks in Indonesia are competing each other to attracting people to become customers, but now, the customers were more carefully before deciding which bank is going to be chosen as a place to invest their fund. A lot of banks that offer a wide range of products and facilities, this used as a consideration for customers to choose bank as a place for savings. Factors that influence managerial decisions are very complex, so it is necessary to identify the various factors that are important and determine the level of influence of a factor on against the other factors before a decision can be taken to clear. By using Analytical Hierarchy Process approach, the form of complex problems will be solved through the structuring a hierarchy of criteria to attract a variety of considerations to get the priority level. In this study developed three levels of criteria, the first level is the goal of the problem, the choice of bank. The second level is one of the factors taken into account when choosing a bank, which consists of five factors, ATM facilities, customer service satisfaction, interest, administration costs, and CAR (Capital Adequacy Ratio). The third level is the alternatives of banks. In this study, the alternative banks are Mandiri Bank and BCA Bank. By Analytical Hierarchy Process obtained the sequence of alternatives bank according to the priority needs of customers, Mandiri Bank as the highest preference for 53.4 percent, and BCA Bank 46.6 percent. Keyword: Selection of Bank, Analytical Hierarchy Process, Customer.
1. PENDAHULUAN Bank adalah lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian, baik secara mikro maupun secara makro. Di Indonesia, perbankan mempunyai pangsa pasar sebesar 80 persen dari keseluruhan sistem keuangan yang ada (Abidin 2007). Peluang pangsa pasar yang besar ini menjadikan bank berkembang dengan pesat, sehingga keadaan ini menimbulkan bisnis perbankan yang kompetitif dan ketat. Kenyataan seperti ini tidak dapat dipungkiri lagi sehingga setiap bank dituntut untuk menarik minat masyarakat. Menurut Gunarsih et al., (2003) Agar dapat bersaing, bertahan hidup, dan berkembang perusahaan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk dan jasa yang tidak memenuhi kualitas pelanggan dengan sangat mudah ditinggalkan dan akhirnya pelanggan beralih ke perusahaan/bank lain. Hal ini membuat Bank-bank di Indonesia saling berlomba untuk menarik masyarakat manjadi nasabahnya, dengan menawarkan keunggulannya masing-
3
masing. Ini dijadikan suatu pertimbangan bagi nasabah untuk melakukan pemilihan Bank sebagai tempat menabung. Faktor – faktor yang mempengaruhi suatu keputusan manajerial sangat kompleks, sehingga dipandang perlu untuk mengidentifikasikan berbagai faktor yang penting dan menetapkan tingkat pengaruh satu faktor terhadap faktor lainnya sebelum dapat diambil keputusan yang jelas (Puspitasari, 2011). Penelitian untuk pengambilan keputusan dengan berbagai macam kriteria sebagai pertimbangan pemilihan pernah paparkan oleh Iryanto (2008) yaitu Eksposisi Analytic Hierarchy Process Dalam Riset Operasi: Cara Efektif Untuk Pengambilan Keputusan. Dalam penelitian ini yang menjadi pengambilan keputusan adalah adalah pemihan keputusan dalam pemilihan bank. Perbankan dibutuhkan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi, terlebih lagi bagi penduduk yang besar, agar dapat mempermudah dalam melakukan transaksi. Menurut Fatimah et al., (2006) Kota Depok sebagai pemukiman dengan jumlah penduduk yang cukup besar membutuhkan sarana penunjang seperti jasa perbankan. Penulis memilih satu bank BUMN dan bank swasta terbaik untuk studi kasus. Ini dilihat dalam hal yang berhubungan dengan nasabah, seperti service bank yang baik, dan loyalitas dari nasabah. Bank Mandiri yang meraih Service Quality Diamond Award (SQA) 2011 atas kategori Regular Banking Services dan Bank BCA yang mendapat predikat The Best of Indonesia Bank Loyalty Champion untuk kategori Saving Account pada tahun 2011. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, teridentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat preferensi nasabah terhadap faktor yang mempengaruhi pemilihan Bank untuk menabung? 2. Bagaimana memilih bank yang tepat berdasarkan preferensi kebutuhan? Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat preferensi nasabah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan Bank untuk menabung dan untuk memilih Bank yang tepat berdasarkan preferensi kebutuhan. Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi akademis yaitu dapat menambah pengetahuan mengenai perbankan dan penerapan Analytical Hierarchy Process untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan dalam dunia perbankan. Selain itu juga diharapkan dapat membantu dalam memberikan masukan kepada pihak bak untuk mengetahui cara meningkatkan kualitas produk dan pelayanan untuk menarik nasabah. Dan bagi nasabah dapat mengetahui perbandingan dalam menentukan Bank sebagai tempat menabung.
2. LANDASAN TEORI 2.1
Bank Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
4
usahanya. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masayarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan. Pemilihan suatu bank tergantung pada tiga hal yaitu : kebijakan perbaikan layanan bank, reputasi bank dan tingkat persaingan dalam pemasaran produk-produknya (Khazeh et al., (1993, h. 64) dalam Bariah et al., 2009). Menurut penelitian Nurdiana (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan yaitu, Fasilitas ATM, Kepuasan Fasilitas Pelayanan Customer, Suku Bunga Tabungan, Biaya Administrasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR). 2.2
Analytical Hierarchy Process Analytical Hierarchy Proses (AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an, seorang matematikawan yang bekerja pada University of Pittsburg di AS. Untuk mengorganisir informasi dalam memilih alternatif yang paling disukai. Dengan menggunakan AHP, kita dapat memandang suatu masalah yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berfikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan untuk mengambil keputusan yang efektif atas masalah tersebut. Menurut Iryanto (2008) Pengambilan keputusan dengan metode AHP memungkinkan untuk memandang permasalahan dengan kerangka berpikir yang tertata, sehingga pengambilan keputusan menjadi efektif. Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan masalah yang kompleks, yang tak terstruktur, strategis dan dinamis menjadi bagian-bagian yang terstruktur dan menata variabel dalam hirarki. AHP menentukan tingkatan kepentingan setiap variabel, dan secara subjektif memberi numerik suatu variabel tentang arti pentingnya secara relatif dibanding dengan variabel lainnya secara berpasangan. Dari berbagai pertimbangan tersebut AHP melakukan sintesa untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi dan berperan untuk mempengaruhi sistem tersebut. AHP juga dapat menangani masalah yang elemen-elemennya saling tergantung dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier. Assad et al., (1992) menjelaskan bahwa aplikasi Analitycal Hierarchy Process memerlukan empat langkah. Pada langkah 1 dan 2, pengambilan keputusan merupakan hubungan antara faktor-faktor keputusan dan membuat perbandingan berpasangan. Algoritma ini memiliki langkah 3 dan 4 untuk menetapkan peringkat keseluruhan dari alternatiif. Langkahlangkahnya yaitu:
5
1. Menguraikan masalah ke dalam hierarki kriteria keputusan yang saling terkait. 2. Gunakan data yang dikumpulkan untuk menghasilkan matrik perbandingan berpasangan pada setiap tingkat hierarki. 3. Terapkan metode untuk menghitung nilai eigen bobot relatif dari kriteria keputusan pada setiap tingkat hierarki. 4. Mensintesis bobot dari semua kriteria keputusan ke keseluruhan bobot pada alternatif. Susila et al., (2007) menjelaskan bagaimana membuat struktur hierarki, langkah pertama adalah merumuskan tujuan dari suatu kegiatan penyusunan prioritas. Langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria dari tujuan tersebut. Berdasarkan tujuan dan kriteria, beberapa pilihan perlu diidentifikasi. Pilihan-pilihan tersebut hendaknya merupakan pilihan-pilihan yang potensial, sehingga jumlah pilihan tidak terlalu banyak. Bentuk struktur hierarki dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1. Struktur Hierarki Menurut Bourgeois (2005) dikuotasikan Susila (2007) AHP umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif / pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multi kriteria. Secara umum, dengan menggunakan AHP, prioritas yang dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan, dan partisipatif. Skala penilaian perbandingan pasangan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Skala penilaian perbandingan pasangan Intensitas Kepentingan 1 3
Keterangan Kedua elemen sama penting. Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya.
6
5
Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lainnya. 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya. 9 Satu elemen mutlak penting dari elemen lainnya. 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan. Kebalikan Jika aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan aktivitas i, maka I memiliki nilai kebalikan dibanding aktivitas i. Skala nilai diatas digunakan untuk mengisi nilai matrik perbandingan berpasangan yang akan menghasilkan prioritas (bobot/nilai kepentingan) masing-masing kriteria dan subkriteria. Dalam persoalan pengambilan keputusan, mungkin penting untuk mengetahui betapa baiknya konsistensi kita, karena kita mungkin tak mau keputusan itu didasarkan atas pertimbangan yang mempunyai konsistensi begitu rendah sehingga Nampak seperti pertimbangan acak. Di lain pihak, konsistensi sempurna sukar dicapai (Saaty, 1993).
3. METODE PENELITIAN 3.1
Pengumpulan Data Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan data primer dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner ini dibagikan kepada para nasabah Bank Mandiri dan Bank BCA di Kota Depok pada tanggal 1 sampai dengan 22 Juni 2011. Data perbandingan dari faktor-faktor tersebut berupa data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian sebelumnya Nurdiana (2008) yaitu Faktor Fasilitas ATM, Kepuasan Pelayanan Customer, Suku Bunga, Biaya Administrasi, dan Capital Adequacy Ratio. Dimana data ini akan diketahui skala prioritas dalam pemilihan Bank oleh nasabah, yang selanjutkan akan diterjemahkan dalam skala numerik Data sekunder pada penelitian ini adalah studi literatur yang dilakukan untuk memperoleh data bank yang diteliti mengenai spesifikasi bank seperti fasilitas ATM, kepuasan fasilitas pelayanan customer, besarnya suku bunga, besarnya CAR (Capital Adequacy Ratio) yang didapat dari internet.
3.2
Pemrosesan Data Setelah data diperoleh, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pemrosesan data. Kita harus mensistensis atau menyatukan pertimbangan yang dibuat dengan melakukan perbandingan berpasangan untuk mendapatkan peringkat prioritas menyeluruh untuk pengambilan keputusan. Pada tahap ini dilakukan suatu pembobotan dan penjumlahan
7
untuk menghasilkan suatu prioritas tiap faktor. Data numerik digambarkan dalam bentuk matriks, dilakukan normalisasi dengan membagi tiap-tiap entri dengan jumlah nilai kolom pada matriks. Proses sintesis ini akan dihasilkan persentase prioritas atau preferensi untuk tiap-tiap alternatif. Pemrosesan data dilakukan dengan menggunakan software Expert Choice Version 11. Kemudian dilakukan pengujian konsistensi. Menurut Saaty (1993) Pengujian konsistensi dilakukan untuk menguji validitas data dan hasil perhitungan atau proses sintesis yang telah dilakukan. Nilai rasio konsistensi harus 10 persen atau kurang. Jika lebih dari 10 persen, pertimbangan itu mungkin acak dan perlu diperbaiki. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah nasabah Bank Mandiri dan BCA di kota Depok, kuesioner yang disebarkan sebanyak 80 kuesioner, namun karena ada yang mengisi dengan tidak lengkap dan tidak mengembalikan kuesioner, jadi jumlah seluruh responden menjadi sebesar 75. Berikut ini adalah gambaran umum responden: Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah nasabah perorangan yang terdiri dari perempuan 42 orang dan laki-laki 33 orang. Dengan rata-rata umur 20-25 tahun yang berprofesi sebagai mahasiswa sebanyak 46 orang dan pekerja sebanyak 29 orang dan telah menjadi nasabah rata-rata 1-5 tahun.
4.2
Penentuan Bentuk Hierarki Hierarki tingkat pertama, yaitu merupakan hierarki puncak yang merupakan tujuan dari permasalahan, yaitu pemilihan bank. Pada hierarki tingkat dua yaitu kriteria-kriteria menganai hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam melakukan pemilihan bank sebagai tempat menabung. Ada lima kriteria dalam hierarki tingkat dua ini, kriteria-kriteria tersebut adalah: 1. Fasilitas ATM 2. Kepuasan Fasilitas Pelayanan 3. Suku Bunga 4. Biaya Administrasi 5. CAR (Capital Adequacy Ratio) Pada hierarki tingkat ke-3 digunakan untuk alternatif-alternatif atas beberapa bank yang dipilih, yaitu: 1. Bank Mandiri 2. Bank BCA Kedua bank tersebut dibandingkan berdasarkan tingkat preferensi nasabah dari masing-masing bank tersebut. Dari preferensii yang ada
8
dilakukan proses sintesis terhadap besaran dari tiap-tiap faktor atau variable yang dibandingkan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Tabel Data Kriteria Bank Bank No Faktor Mandiri BCA 1 Jumlah Fasilitas ATM 6505 7555 2 Kepuasan Pelayanan Customer 4 3 3 Suku Bunga (persen) 1,75 1,35 4 Biaya Administrasi (Rp) 9000 10.000 5 CAR (Capital Adequacy Ratio) (persen) 18,52 14,79 Dari hasil penggabungan setiap tingkatan hierarki tadi, maka akan didapatkan sebuah bentuk pohon hierarki, seperti gambar berikut:
Gambar 4.1 Bentuk Model Hierarki Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa terdapat lima kriteria yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan bank sebagai tempat menabung dan masing-masing kriteria mempunyai 2 alternatif yaitu Bank Mandiri dan BCA. Dalam perbandingan preferensi menyeluruh ini akan didapatkan urutan preferensi dari alternatif-alternatif yang ada. Sehingga ini dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan pemilihan bank berdasarkan preferensi dari nasabah. Hasil dari perbandingan preferensi menyeluruh dapat dilihat pada gambar berikut:
9
Gambar 4.15 Grafik Nilai Preferensi Menyeluruh Untuk menyederhanakan masalah dalam pemilihan bank dapat dilakukan dengan memperhitungkan bobot preferensi terhadap prioritas kriteria kebutuhan dengan melakukan perbandingan berpasangan. Nilai peferensi atas prioritas kebutuhan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Tabel Rata-rata Persentase Preferensi Kebutuhan No
Kriteria
1 2 3 4 5
Fasilitas ATM Kepuasan Pelayanan Customer Suku Bunga CAR (Capital Adequacy Ratio) Biaya Administrasi
Preferensi Kebutuhan (%) 38,8 29,4 15,2 9,1 7,5
Dari hasil diatas memperlihatkan bahwa nasabah memiliki ketertarikan paling besar terhadap banyaknya ATM, dibandingkan dengan faktor lainnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh jenis kelompok responden yang terdiri mahasiswa dan pekerja di Depok, yang pada umumnya sebagai pengguna ATM yang amat mementingkan kemudahan dalam bertransaksi. Terlebih lagi di mahasiswa Depok juga banyak yang tinggal jauh dari orang tua, sehingga perlu mengirim uang ke anaknya. Pengambilan uang dengan ATM merupakan cara yang praktis, dibandingkan nasabah harus datang langsung ke bank. Sehingga fungsi ATM merupakan hal yang sangat penting bagi nasabah di kota Depok. Hal yang perlu dipertimbangkan juga oleh nasabah yaitu pelayanan customer, hal ini meliputi keramahan front liner (teller dan customer service
10
officer) yang memberikan pelayanan di setiap bank, kemudahan informasi (layanan call center), internet banking dan fasilitas-fasilitas lainnya. Sehingga apabila bank tersebut memiliki pelayanan customer yang baik, nasabah pun akan merasa nyaman jika ingin melakukan transaksi atau keperluan perbankan di bank tersebut. Suku bunga bank juga merupakan salah satu yang dapat menarik nasabah untuk mau menabung di bank, faktor ini cukup dipertimbangkan juga bagi nasabah. karena dengan bunga bank yang tinggi nasabah akan mendapatkan keuntungan dari tabungannya. Namun, Bagi nasabah yang memiliki tabungan sedikit, besar suku bunga yang tinggi tidak akan terlalu berdampak, karena jika suku bunga tinggi, namun biaya administrasi juga tinggi, ini menjadikan nasabah juga tidak akan mendapatkan keuntungan yang berarti. Sehingga fungsi bank hanya sebagai tempat untuk menyimpan uang yang tidak akan berkembang, malah bisa berkurang karena terkena biaya administrasi perbulan, biaya transfer dan lain-lain. Selain itu melihat responden yang mayoritas adalah mahasiswa di Depok, fungsi bank bukan faktor utama untuk mengembangkan jumlah tabungannya, karena lebih sering sebagai tempat untuk menerima uang dari orang tua untuk biaya kuliah dan biaya hidup sehari-hari. CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan faktor yang tidak terlau diperhatikan oleh nasabah dalam pemilihan bank. Karena mereka menilai bank yang sudah terkenal biasanya sudah memiliki kesehatan bank yang baik. Selain itu, para nasabah yang memiliki jumlah simpanan menengah ke bawah besar, tidak terlalu mengkhawatirkan kecukupan modal bank. Bank yang memiliki bunga tinggi, fasilitas dan pelayanan yang baik, biasanya mengenakan biaya administrasi yang tinggi pula. Sehingga jumlah biaya administrasi yang tinggi tidak terlalu diperhitungkan bagi nasabah asalkan fasilitas-fasilitas yang diberikan juga baik. Rasio Inkonsistensi menunjukkan seberapa besar konsisten nilai pembobotan berpasangan antara satu elemen dengan elemen lainnya. Besar rasio inkonsistensi dalam penelitian ini sekitar 0,04 (kurang dari 0,1). Menurut Saaty (1993), hal ini menunjukkan bahwa nilai pembobotan antar elemen berpasangan di dalam matriks perbandingan telah cukup konsisten. Performa dari proses perbandingan berpasangan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut:
11
Gambar 4.17 Kurva Performance Proses Hierarki Analisis Menyeluruh Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa bank Mandiri unggul pada 4 faktor, yaitu pelayanan customer, suku bunga, biaya adminitrasi, dan CAR. Sedangkan Bank BCA hanya unggul pada faktor fasilitas ATM. Besar preferensi Bank Mandiri lebih dari 50 persen, sedangkan Bank BCA kurang dari 50 persen. Meskipun Bank BCA unggul pada jumlah ATM yang merupakan preferensi tertinggi dibanding triteria lain, tetapi keunggulannya tidak terlalu jauh, karena bank Mandiri juga memiliki fasilitas ATM yang cukup banyak juga yang selisihnya tidak jauh dari bank BCA, terlebih lagi Bank Mandiri memiliki 4 faktor keunggulan dibanding Bank BCA. Untuk dapat memaksimalkan ketertarikan nasabah pada Bank BCA maka Bank BCA sebaiknya juga memperhatikan faktor lain yang masih memiliki nilai preferensi rendah dibandingkan Bank Mandiri, seperti pelayanan customer, tingkat bunga, biaya administrasi, dan besarnya CAR. Sedangkan untuk Bank Mandiri sebaiknya juga memperkuat lagi faktor fasilitas ATM, karena fasilitas ATM merupakan preferensi tertinggi dibanding faktor lain, sehingga Bank Mandiri bisa dapat lebih diminati oleh nasabah.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) didapatkan faktor dengan preferensi tertinggi hingga terendah adalah fasilitas ATM, kepuasan pelayanan customer, suku bunga, CAR (Capital Adequacy Ratio), dan biaya administrasi. 2. Dalam melakukan pemilihan bank, dengan pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) didapatkan alternatif yang paling baik berdasarkan tingkat preferensi tertinggi, yaitu Bank Mandiri sebesar 53,4 persen, dan Bank BCA 46,6 persen.
12
1.
2.
3. -
-
4.
Dari penelitian ini, maka saran yang dapat disampaikan adalah: Perlunya nasabah dalam memperhatikan faktor-faktor yang dibutuhkan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemilihan bank, agar keputusan yang diambil dapat lebih efektif. Perlunya perusahaan perbankan dalam memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih bank. Sehingga pihak bank dapat menarik nasabah lebih banyak lagi dengan lebih meningkatkan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh nasabah, seperti faktor fasilitas ATM, kepuasan pelayanan customer, suku bunga, CAR (Capital Adequacy Ratio), dan biaya administrasi. Untuk meningkatkan kualitas dari masing-masing bank maka yang perlu diperhatikan adalah: Untuk Bank Mandiri harus tetap memperhatikan faktor ATM agar dapat meningkatkan kualitasnya. Karena Bank BCA memiliki keunggulan lebih dalam fasilitas ATM. Untuk Bank BCA harus meningkatkan faktor-faktor yang dinilai masih kurang bila dibandingkan dengan Bank Mandiri seperti faktor kepuasan pelayanan, suku bunga, besarnya CAR, dan biaya administrasi. Meskipun perbedaan keunggulannya tidak terlalu besar, namun Bank BCA harus tetap meningkatkan lagi untuk dapat mengungguli Bank Mandiri. Untuk penelitian selanjutnya, diharapakan dapat mengambil objek lain seperti bank syariah, agar dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pemilihan bank pada bank syariah. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bank terhadap bank konvensional dengan bank syariah berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. 2007. “Kinerja Efisiensi pada Bank Umum.” Paper dalam Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek dan Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma tanggal 21-22 Agustus 2007, Vol. 2, Jakarta. http://repository.gunadarma.ac.id:8000/206/1/zaenal_Perbanas.pdf Assad, Arjang A, Edward A. Wasil dan Gary L Lilien. 1992. Excellence in Management Science Practice. New Jersey: Prentice-Hall, Inc Bari’ah, Zaenal Abidin, dan Nurtjahjanti, Harlina. 2009. “Hubungan Antara Kualitas Layanan Bank Dengan Minat Menabung Nasabah PT BRI Kantor Cabang Ungaran”. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/10941/1/JurnalBariah.pdf Gunarsih, Tri dan Dodik Agung Indra. 2003. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Kredit Perorangan Dan Kelompok: Studi Kasus Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Karanganyar. Dayasaing, 4 (1). pp. 36-46. ISSN 1411-3422. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta http://eprints.ums.ac.id/150/1/DODIK_AGUNG.pdf Nurdiana, Efi. 2008. “Analisis Pemilihan Bank Sebagai Tempat Menabung Dengan Metode Analytical Hierarchy Process”. Tesis Universitas Gunadarma
13
Puspitasari, Maya dan Moses Laksono Singgih. 2011. “Analisa Dan Perbaikan Sistem Evaluasi Kelayakan Pengambilan Kredit Di Bank Syariah X”. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari http://www.its.ac.id/personal/files/pub/3908-moses-ieANALISA%20DAN%20PERBAIKAN%20SISTEM%20EVALUASI%20KELA YAKAN%20PENGAMBILAN%20KREDIT%20DI%20BANK%20SYARIAH %20X.pdf Fatimah dan Darna. 2006. “Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Kota Depok”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.5, No.2, Juli http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/52067088.pdf Iryanto. 2008. “Eksposisi Analytic Hierarchy Process dalam Riset Operasi: Cara Efektif untuk Pengambilan Keputusan”. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Optimisasi pada Fakultas MIPA, Sumatera Utara Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 10 September http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2008/ppgb_2008_iryanto.pdf Saaty, Thomas. L. 1993. Pengambilan Keputusan bagi para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Susila, Wayan R. dan Ernawati Munadi. 2007. “Penggunaan Analytical Hierarchy Process Untuk Penyusunan Prioritas Proposal Penelitian”. Informatika Pertanian Volume 16 No. 2 http://www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/pdf-file/1.wayanerna_ipvol16-22007.pdf