FACTORS MOTIVATING CUSTOMERS Savings in banks PEOPLE IN INDONESIA UNIT PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA (Eni Retnawati, Drs. Alex Kahu Lantum, MS)
ABSTRACT In taking a customer's decision is influenced by several factors: internal factors, external factors, and decision making process. Internal factors consist of motivation, personality, self concept, and learn from the attitudes of individuals. External factors consist of culture, social class, and family. Meanwhile, decision-making process consists of problem recognition, information search, alternative evaluation, purchase decision, and purchasing behavior. Motivation is a general term used to refer to the drive (drive), desire (desire), needs (needs), desires (wishes), and other similar. There are several theories about motivation theory antaralain is content. This theory emphasizes the importance of understanding the factors that exist within the individual that caused them to behave in particular. To attract customers as much as possible in the face of competition in the banking world, various efforts have been taken by the bank, among others, by the way: Creating a wide range of products which can attract prospective customers. Provide a level of deposit rates relatively high. Providing services that best customer satisfaction and safety in saving, Giving gifts either directly or through a lottery.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI NASABAH DALAM MENABUNG DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA (Eni Retnawati, Drs. Alex Kahu Lantum, MS)
ABSTRAK Di dalam mengambil suatu keputusan nasabah di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : faktor intern, faktor ekstern, dan proses pengambilan keputusan. Faktor intern terdiri dari motivasi, kepribadian, konsep diri, dan belajar dari sikap individu. Faktor ekstern terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, serta keluarga. Sedangkan, proses pengambilan keputusan terdiri dari pengenalan masalah,pencarian informasi,evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pembelian. Motivasi adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjuk pada dorongan (drive), keinginan (desire), kebutuhan (needs), hasrat (wishes), dan lainnya yang sejenis. Ada beberapa teori tentang motivasi antaralain adalah content theory. Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman faktor-faktor yang ada dalam individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu. Untuk menjaring nasabah sebanyak mungkin dalam menghadapi persaingan di dunia perbankan, berbagai upaya telah ditempuh oleh bank antara lain dengan cara : Menciptakan produk yang beraneka ragam yang dapat menarik minat calon nasabah. Memberikan tingkat suku bunga simpanan yang relatif tinggi. Memberikan pelayanan-pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan nasabah serta keamanan dalam menabung, Memberikan hadiah-hadiah baik secara langsung maupun melalui undian.
BaB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini di dunia perbankan maju sangat pesat. Hal ini sesuai dengan perkembangan zaman yang sangat dinamis. Di dunia perbankan sendiri selalu mengalami perubahan dalam menawarkan produknya karena nasabah semakin selektif dalam mengambil keputusan. Di dalam mengambil suatu keputusan nasabah di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : faktor intern, faktor ekstern, dan proses pengambilan keputusan. Faktor intern terdiri dari motivasi, kepribadian, konsep diri, dan belajar dari sikap individu. Faktor ekstern terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, serta keluarga. Sedangkan, proses pengambilan keputusan terdiri dari pengenalan masalah,pencarian informasi,evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pembelian. (Bilson Simamora, 2004 : 6-20) Motivasi adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjuk pada dorongan (drive), keinginan (desire), kebutuhan (needs), hasrat (wishes), dan lainnya yang sejenis. Ada beberapa teori tentang motivasi antaralain adalah content theory. Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman faktor-faktor yang ada dalam individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu. Di samping itu teori ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu? Dalam pandangan ini setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di dalam (inner needs) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau dimotivisir untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan menentukan tindakan yang mereka lakukan. Misalnya : Penabung mendapatkan bunga yang relatif tinggi dari Bank, sehingga Penabung akan lebih memperbanyak menyimpan uangnya di Bank karena faktor bunga yang di dapatnya atau karena faktor keamanan dan lain sebagainya. Dengan adanya krisis ekonomi di negara kita mengakibatkan bank-bank ditutup oleh pemerintah atau diambil alih oleh pemerintah serta banyak bank-bank kehilangan kepercayaan dari para nasabahnya.
Untuk menjaring nasabah sebanyak mungkin dalam menghadapi persaingan di dunia perbankan, berbagai upaya telah ditempuh oleh bank antara lain dengan cara : Menciptakan produk yang beraneka ragam yang dapat menarik minat calon nasabah. Memberikan tingkat suku bunga simpanan yang relatif tinggi. Memberikan pelayanan-pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan nasabah serta keamanan dalam menabung, Memberikan hadiah-hadiah baik secara langsung maupun melalui undian. Faktor lokasi juga sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah bank dalam melaksanakan misi yang diembannya. Hal ini kiranya mudah dipahami kalau kita ingat bahwa sampai sekarang untuk mengadakan transaksi perbankan pada umumnya para pelanggan masih harus mendatangi kantor bank. Dengan demikian, unsur (dekat-jauhnya lokasi) bank dapat dijangkau oleh masyarakat sangat menentukan besarnya omset sebuah bank, yang karenanya juga besarnya laba yang dicapainya. Dengan mengadakan penelitian secara langsung diharapkan dapat diketahui faktor apa yang memotivasi nasabah untuk menyimpan uangnya di bank. BRI Unit Pakem pada saat ini mempunyai banyak nasabah yang terdiri dari masyarakat sekitar dibandingkan dengan bank-bank daerah di sekitar, misalnya : Bank Bhakti Daya Ekonomi, nasabah lebih suka menyimpan uangnya di BRI. Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah tersebut antara lain : a.
Letak geografis bank yang terletak di pinggir jalan raya, sehingga memudahkan para nasabah dalam mencapainya.
b.
Keamanan yang diberikan oleh pihak bank sangat bagus, hal itu dapat dilihat dari keamanan sewaktu menabung dan keamanan yang menyangkut jaminan uang yang disimpan akan aman tanpa ada pihak lain yang dapat memanfaatkan kecanggihan tehnologi untuk mencuri atau membobol uangnya.
c.
Suku bunga yang diberikan oleh bank BRI (yang merupakan bank pemerintah) relatif lebih rendah dari bank-bank swasta lainnya, namun kebaikan dari bunga yang diberikan oleh bank BRI Unit Pakem adalah walaupun nasabah tidak aktif dalam menabung, suku bunga terus di tambahkan pada saldo akhir, namun pada bank-bank swasta jika nasabah tidak lagi aktif dalam menabung maka uangnya akan mengalami penyusutan melalui berbagai potongan.
d.
Gengsi juga melatar belakangi nasabah dalam menabung di BRI, karena rata-rata dari masyarakat mempunyai rekening tabungan di BRI Unit Pakem, sehingga mempengaruhi masyarakat lainnya untuk menyamakan prestise.
e.
Untuk menunjang semua itu tentunya pihak bank harus mengoptimalkan pelayanan yang diberikan misalnya : keramahan dari pegawai dalam melayani nasabah.
Dari kelima faktor yang melatar belakangi nasabah dalam menabung tersebut pastilah ada salah satu faktor yang mendominani nasabah. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul “Faktor-Faktor Yang Memotivasi Nasabah Dalam Menabung di BRI Unit Pakem
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah yaitu : 1. Faktor-faktor apakah yang memotivasi nasabah dalam menabung di BRI Unit Pakem? 2. Faktor apakah yang paling dominan dalam memotivasi nasabah untuk menabung di BRI Unit Pakem? 3. Apakah ada perbedaan motivasi nasabah dalam menabung di BRI Unit Pakem? 1.3 Batasan Masalah 1. Penelitian yang penulis susun hanya ditujukan kepada nasabah yang datang di BRI U nit Pakem dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan. 2. Adapun alternatif motivasi yang di gunakan dalam menabung di BRI Unit Pakem akan diukur meliputi : Keamanan, bunga tabungan, undian, pelayanan, prestise, lokasi. 3. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi nasabah dalam menabung di BRI Unit Pakem. 2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam menabung di BRI Unit Pakem 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan motivasi nasabah dalam menabung di BRI Unit Pakem dilihat dari jenis kelamin, usia, dan pendidikan. 1.5 Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Bank Rakyat Indonesia
Untuk memberikan bahan masukan guna mengevaluasi kebijakan didalam upaya meningkatkan pemasaran. 2. Bagi Penulis Untuk menerapkan ilmu yang selama ini diperoleh di dalam hubungannya dengan Manajemen Pemasaran, khususnya mengenai perilaku konsumen dan sebagai bahan penulisan skripsi. 3. Bagi Akademik Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi mahasiwa atau mahasiswi khususnya yang ingin mempelajari mengenai Manajemen Pemasaran 1.6 Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Dalam hal ini akan di uraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori ini merupakan data yang disusun khususnya teori-teori yang berhubungan dengan motivasi BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini berisi tehnik pengumpulan data dan alat-alat ukur variabel
BAB IV GAMBARAN UMUM Dalam bab ini akan diutarakan mengenai gambaran Bank yang terdiri dari sejarah Bank, lokasi Bank, struktur organisasi Bank, produk Bank, jumlah nasabah Bank dan personalia. BAB V ANALISIS DATA Dalam bab ini berisikan pengolahan data primer dan sekunder dengan metode yang telah disediakan sehingga menjadi data yang baru, yang siap disajikan untuk menarik kesimpulan. BAB VI PENUTUP Pada bab ini akan memberikan kesimpulan dan saran setelah dilakukan analisis data terhadap Bank yang bersangkutan.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 .Landasan Motivasi Studi motivasi mencoba menjawab tentang “mengapa” sehubungan dengan perilaku manusia.Mengapa orang-orang berperilaku seperti yang diperlihatkan mereka.Apabila kita berbicara tentang motivasi atau lebih tepat tentang perilaku yang dimotivasi (motivated behavior) maka kita mempersoalkan perilaku sebagai hal yang memiliki (3) macam ciri khusus : Pertama : Perilaku yang di motivasi berkelanjutan,maksudnya, ia tetap ada untuk jangka waktu yang relatif lama. Kedua : Perilaku yang dimotivasi diarahkan pencapaian sesuatu tujuan yang dirasakan. Ketiga : Ia merupakan perilaku yang muncul karena adanya sesuatu kebutuhan yang di rasakan Banyak istilah yang digunakan untuk melukiskan kekuatan yang memotivasi dari perilaku manusia, beberapa diantaranya adalah : - Kebutuhan (need) - Keinginan (desire)
- Aspirasi (aspiration) Walaupun masing-masing istilah mempunyai arti yang tepat dalam teori psikologikal mereka dapat disatukan menurut kebutuhan kita karena masing-masing hal tersebut dikenal oleh individu sebagai kekuatan yang memotivasi. Akibat dirasakannya sesuatu kebutuhan maka timbulah perasaan tegang (dorongan) di dalam individu itu sendiri yang menyebabkan timbulnya aktivitas (tindakan) yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan yang timbul sehingga dapat menghasilkan kepuasan. Proses tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut : Gambar 2.1. Kepuasan Kerja
Ada tension
Perilaku
Insentif
mencapai
(stimulus
intensif
diperoleh)
Puas (Prof. Dr. Soehardi Sigit, 2003 : 45) 2.2 . Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin yang berbunyi “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan.Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi semakin penting agar konsumen mendapatkan tujuan yang diinginkannya secara optimum.Pengertian motivasi menurut para ahli atau pendapat lain. American Encyclopedia : Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Merley J. Moskowits : Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan lajaran tingkah laku.
Edwin B. Flippo : Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Jadi secara keseluruhan motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.(Nugroho J. Setiadi, 2003 : 94-95) Motivasi (motivation) adalah keadaan yang diaktivitasi (digerakkan) dimana seseorang mengarahkan perilaku berdasarkan tujuan.(Sunarto, 2003 : 121) Motivasi
adalah
faktor-faktor
yang
ada
dalam
diri
seseorang
yang
menggerakkan,mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu.(Drs Indriyo Gito Sudarmo,M.Com dan Drs I Nyoman Sudita, 2000 : 28) 2.3 . Timbulnya Motivasi Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan,dorongan,tujuan dan imbalan.Proses motivasi terdiri dari beberapa tahapan proses sebagai berikut. Pertama, munculnya suatu kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan adanya ketidakseimbangan (tention) dalam diri seseorang dan berusaha untuk menguranginya dengan perilaku tertentu. Kedua, seseorang kemudian mencari cara-cara untuk memuaskan keinginan tersebut. Ketiga, seseorang mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan atau prestasi dengan cara-cara yang telah dipilihnya dengan didukung oleh kemampuan ,ketrampilan maupun pengalamannya. Keempat, penilaian prestasi dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain (atasan) tentang keberhasilannya dalam mencapai tujuan.Perilaku yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan akan kebanggaan biasanya dinilai oleh yang bersangkutan.Sedangkan perilaku
yang ditujukan untuk memenuhi suatu kebutuhan finansial atau jabatan, umumnya dilakukan oleh atasan atau pimpinan organisasi. Kelima, imbalan atau hukum yang diterima atau dirasakan tergantung kepada evaluasi atas prestasi yang dilakukan. Keenam, akhirnya seseorang menilai sejauh mana perilaku dan imbalan telah memuaskan kebutuhannya jika siklus motivasi tersebut telah memuaskan kebutuhannya maka suatu keseimbangan atau kepuasan atas kebutuhan tertentu dirasakan akan tetapi masih ada kebutuhan yang belum terpenuhi maka akan terjadi lagi proses pengulangan dari siklus motivasi dengan perilaku yang berbeda (Indriyo dan Nyoman Sudita, 2000 : 28-29) 2.4 . Klasifikasi Motif Motivasi yang dimiliki tiap konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil. Bila dilihat dari hal itu maka motivasi yang dimiliki oleh konsumen secara garis besar dapat terbagi dua kelompok besar, antara lain motivasi yang berdasarkan rasional dan motivasi yang berdasarkan emosional. Motivasi yang berdasarkan rasional akan menentukan pilihan terhadap suatu produk dengan memikirkan secara matang serta dipertimbangkan terlebih dahulu untuk membeli produk tersebut. Kecenderungan yang akan dirasakan oleh konsumen terhadap produk tersebut sangat puas. Sedangkan untuk memotivasi yang berdasarkan pada emosional, konsumen terkesan terburu-buru
untuk
membeli
produk
tersebut
dengan
tidak
mempertimbangkan
kemungkinan yang akan terjadi untuk jangka panjang. Kecenderungan yang akan terlihat, konsumen tidak akan merasa puas terhadap produk yang telah dibeli karena produk tersebut hanya sesuai dengan keinginan kita dalam jangka pendek saja. 1. Rasional motif : Rasional adalah menurut pikiran yang sehat, patut, layak. Motif adalah sebab-sebab yang menjadi dorongan. Tindakan seseorang jadi rasional motif adalah suatu dorongan untuk bertindak menurut pikiran yang sehat, layak. Misalnya seorang konsumen yang lapar karena ia berada di luar rumah, maka dia makan di restoran atau seorang konsumen membeli mobil karena dia memang membutuhkan alat transportasi. 2. Emosional motif : Emosional adalah penuh dengan perasaan jadi emosional motif yang di pengaruhi oleh perasaan.
Metode dan Bentuk Pemberian Motivasi Metode/cara yang digunakan perusahaan dalam pemberian motivasi terdiri atas : 1. Metode langsung (direct motivation) Motivasi langsung adalah motivasi (materiil ataupun non-materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap konsumen untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Hal ini sifatnya khusus, seperti bonus, tunjangan, penghargaan terhadap pelanggan dan lain-lain. 2. Metode tidak langsung (indirect motivation) Metode tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitasfasilitas yang mendukung serta menunjang gairah konsumen untuk melakukan pembelian. Seperti pelayanan yang memuaskan, kualitas barang ditingkatkan, dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan oleh perusahaan dapat dalam bentuk insentif positif maupun insentif negatif : 1. Motivasi positif (insentif positif) : Di dalam motivasi positif produsen tidak saja memberikan dalam bentuk sejumlah uang tapi bisa juga memotivasi (merangsang konsumen) dengan memberikan diskon, hadiah, pelayanan yang optimum yang ditunjukan pada diferensiasi dan positioning yang dilakukan kepada mereka yang melakukan pembelian dan yang akan melakukan pembelian 2. Motivasi negatif (insentif negatif) : Di dalam memotivasi negatif produsen memotivasi konsumen dengan standar pembelian, maka mereka akan mendapatkan ganjaran. Dengan motivasi negatif ini semangat konsumen dalam jangka waktu pendek akan meningkat untuk melaksanakan pembelian karena mereka mempunyai kepentingan terhadap kebutuhan tersebut. 2.6.
Teori-teori Kebutuhan 1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Salah satu motivasi yang paling banyak diacu secara luas adalah teori “hierarki kebutuhan” yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki, yang berawal dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi, dan Maslow menyimpulkan bahwa
apabila seperangkat kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan itu tidak lagi berfungsi sebagai motivator. Meskipun aspek hierarki dari teori Maslow masih dipersoalkan dan sering tidak dapat diterima, upaya yang dilakukannya untuk mengidentifikasi kebutuhan –kebutuhan cukup populer. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut : a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan untuk menunjang kehidupan manusia seperti; makan, tempat tinggal, tidur.Maslow berpendapat bahwa apabila kebutuhan fisiologis belum terpenuhi secukupnya, maka kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia. b. Kebutuhan akan keselamatan (Safety) Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut akan kehilangan pekerjaan, harta benda, makanan,pakaian, atau tempat tinggal. c. Kebutuhan Sosial Karena manusia adalah makhluk sosial, mereka membutuhkan pergaulan dengan orang lain, dan untuk diterima sebagai bagian dari yang lain d. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) Menurut Maslow, apabila orang mulai memenuhi kebutuhan mereka untuk bergaul, mereka cenderung ingin merasa berharga dan dihargai orang lain. Jenis kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti kuasa, prestise, status, dan keyakinan akan diri sendiri. e.
Kebutuhan Perwujudan Diri (Self Actualization) Maslow memandang hal ini sebagai kebutuhan untuk menjadi orang yang dicitacitakan dan dirasakan mampu mewujudkannya untuk memaksimalkan potensi dan mencapai sesuatu yang didambakan (Nugroho J. Setiadi, 2003 :103-109)
2. Teori Kebutuhan Erg Alderfer Alderfer setuju dengan teori Maslow bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan yang tersusun dalam suatu hierarki. Akan tetapi, hierarki kebutuhannya meliputi tiga perangkat kebutuhan, yaitu :
Eksistensi
: Ini adalah kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan, air, udara, upah, dan kondisi kerja.
Keterkaitan
: Ini adalah kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan antar pribadi yang bermanfaat.
Pertumbuhan
: Ini adalah kebutuhan dimana individu merasa puas dengan membuat suatu kontribusi yang kreatif dan produktif.
Untuk penerapan segmentasi dan positioning hampir sama dengan teori Maslow, karena teori ini merangkum lima tingkat hierarki kebutuhan menjadi tiga tingkat saja. (Nugroho J. Setiadi, 2003 : 110-111) 3. Teori Motivasi Mc Clelland Kebutuhan yang dipelajari (learned needs) : melalui kehidupan dalam suatu budaya, seseorang belajar tentang kebutuhan dengan mempelajarinya.McClelland mengajukan tiga kebutuhan yang dipelajari melalui kebudayaan, yaitu: berprestasi, berafiliasi dan kekuasaan.McClelland beserta para pembantunya telah melakukan penelitian secara substansial, khususnya tentang dorongan kebutuhan itu, kebutuhan kekuasaan (power), kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan berprestasi sangat relevan bagi manajemen karena ketiganya harus disadari eksistensinya dan perannya dalam rangka meningkatkan efektifitas organisasi usaha. Karena setiap organisasi usaha dan setiap departemennya kelompok-kelompok orang yang bekerjasama mencapai tujuan, maka kebutuhan untuk berprestasi merupakan hal yang sangat penting. McClelland dan para peneliti lainnya telah menemukan bahwa orang-orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berkuasa menaruh perhatian yang besar untuk dapat mempengaruhi dan mengendalikan. Orang-orang seperti ini pada umumnya berusaha mencari posisi pimpinan, mereka penuh daya, keras dan sangat menuntut, serta senang mengajar dan berbicara di depan umum. Orang-orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berafiliasi biasanya memperoleh kesenangan dari kasih sayang dan cenderung menghindari kekecewaan karena ditolak oleh suatu kelompok sosial, secara individual mereka cenderung membina hubungan sosial yang menyenangkan, rasa intim dan pengertian, siap untuk menghibur dan membantu orang lain yang berada dalam kesusahan serta menyukai interaksi bersahabat dengan orang lain.
Orang-orang dengan kebutuhan yang tinggi untuk berprestasi memiliki keinginan besar untuk berhasil dan juga memiliki rasa khawatir akan kegagalan. Mereka ingin ditantang , menetapkan tujuan yang sulit (tetapi masih mungkin dicapai). Bagi diri mereka sendiri, melakukan pendekatan yang realistis terhadap resiko (mereka kemungkinan besar bukanlah orang yang mempunyai pendekatan coba dan ralat, tetapi menganalisis dan menilai masalah), lebih suka memikul tanggung jawab pribadi untuk menyelesaikan pekerjaan, mempunyai umpan balik yang spesifik, cenderung gelisah, suka bekerja hingga larut malam, sama sekali tidak khawatir kalau gagal apabila hal itu memang terjadi, dan cenderung untuk menaklukkan semuanya seorang diri. (Nugroho J. Setiadi, 2003 : 110) 4. Teori Dua Faktor oleh Herzberg Teori ini mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat orang puas.Ditandai dengan hasil penelitian Brayfield dan Crockett serta hasil penelitian Herzberg dan para pembantunya, tetapi masih berkaitan erat dengan teori Maslow, pendekatan kebutuhan telah dimodifikasi secukupnya. Penelitian Herzberg telah menemukan penjelasan mengenai dua faktor motivasi. Di satu pihak terdapat kelompok kebutuhan seperti kebijaksanaan dan administrasi perusahaan, supervisi, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, gaji status jaminan kerja, dan kehidupan pribadi. Menurut Herzberg dan para pembantunya hal-hal tersebut hanyalah “penyebab ketidakpuasan” dan bukannya motivator. Dengan kata lain apabila hal-hal itu akan menghindari ketidakpuasan tetapi tidak adanya hal-hal tersebut dapat menimbulkan ketidakpuasan. Dalam kelompok kedua, Herzberg memberikan daftar beberapa “pemuas” tertentu dan karenanya merupakan motivator yang semuanya dikaitkan dengan isi pekerjaan yang mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan, dan pertumbuhan dalam pekerjaan. Adanya faktor-faktor itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas (bukan ketidakpuasan). Kelompok faktorfaktor Herzberg yang pertama disebut faktor-faktor “pemeliharaan” atau “kesehatan” (hygine). Adanya faktor-faktor tersebut tidak akan memotivasi orang-orang dalam suatu organisasi, sekalipun demikian faktor-faktor itu harus ada, jika tidak akan timbul
ketidakpuasan. Di samping itu, seperti yang diperjelas Herzberg, motivasi tidak akan sangat efektif apabila faktor-faktor hygiene tidak ada. Kelompok kedua atau faktorfaktor isi pekerjaan (job content), dipandang sebagai motivator sebenarnya karena faktor-faktor itu memiliki potensi menimbulkan perasaan tidak puas (Nugroho J. Setiadi,2003 :110) 5. Teori Motivasi Pengharapan (Ekspektansi) Teori harapan (expectancy theory) yang dikembangkan oleh Vroom semula sangat sederhana karena hanya menyatakan bahwa hasil karya (performance) atau kinerja adalah fungsi daripada motivasi dan kemampuan.Harapan seseorang dalam pekerjaan dipengarruhi oleh situasi pekerjaannya, komunikasi dengan pihak lain, pengalaman masa lalu dalam bidangnya,self-esteem dan atau self-confidence. Dalam hal ini manajer dapat menggunakan berbagai alat untuk mempengaruhi karyawan supaya harapannya tinggi, valence dari hasilnya juga dinilai tinggi.(Prof. Dr. Soehardi Sigit, 2003 : 57-60) 6.
Teori Valensi Ekspektansi Vroom Dengan menyerang teori dua faktor dari Herzberg dan penelitian yang terlalu tergantung pada isi dan konteks kerja orang-orang yang diteliti, Vroom menjanjikan pendekatan ekspektansi untuk memahami motivasi. Vroom mengemukakan bahwa motivasi seseorang kearah suatu tindakan pada suatu waktu tertentu ditentukan oleh antisipasinya terhadap nilai dari tindakan itu (baik negative maupun positif) yang digandakan oleh harapan orang yang bersangkutan bahwa hasil tersebut akan mewujudkan tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain, Vroom beragumentasi bahwa motivasi adalah hasil dari antisipasi keberhargaan suatu tindakan bagi seseorang dan persepsi orang bersangkutan akan kemungkinan keberhasilan pencapaian tujuannya. Dengan menggunakan istilah yang digunakan sendiri, teori Vroom dapat dinyatakan sebagai berikut :
Daya = Valensi x ekspektansi Daya adalah kekuatan motivasi seseorang, valensi adalah kekuatan preferensi seseorang akan suatu hasil, dan ekspektansi adalah tingkat kemungkinan bahwa tindakan tertentu akan mengarah pada hasil yang diinginkan.
Seperti yang dapat dilihat dari model tersebut, suatu valensi nihil terjadi apabila seseorang tidak peduli akan pencapaian tujuan tertentu, dan terdapat suatu valensi negatif, apabila orang yang bersankutan lebih suka tidak mencapai tujuan itu. Akibatnya tentu saja tidak ada motivasi. Demikian juga halnya, seseorang tidak akan memiliki motivasi untuk mencapai suatu tujuan apabila ekspektansinya nihil atau negatif. Daya yang akan ditimbulkan untuk melakukan sesuatu akan tergantung pada kedua hal tersebut, valensi dan ekspektansi. Selanjutnya motif untuk melakukan tindakan tertentu dapat ditentukan oleh keinginan untuk melakukan sesuatu yang lain. 2.7.
Hipotesis Penelitian Sebagai jawaban sementara untuk masalah di atas, penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut : Ada perbedaan motivasi nasabah dalam menabung di Bank BRI Unit Pakem berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Bank Rakyat Indonesia Bank Rakyat Indonesia mulai berdiri pada tahun 1896 oleh Bapak R.Bei Patih Wiryoatmojo (patih Purwokerto) dengan nama Bank Priyayi. Beliau dikenal sebagai pencipta bank-bank pertanian dan perkoperasian. Bank ini belum berstatus sebagai badan hukum dan modalnya yang pertama didapat dari kas masjid. Bank ini berkembang dengan pesat, sehingga di beberapa tempat bermunculan bank perkreditan baru (volk bank),antara lain : 1. Di Garut
tahun 1896
2. Di Sumatera Barat
tahun 1899
3. Di Menado
tahun 1899
Selain itu masih ada bank-bank lain yang bermunculan di daerah lain. Tapi bankbank ini organisasinya masih berdiri sendiri, sehingga anggarannya tak uniform. Pada tahun 1912 pemerintah Hindia-Belanda mendirikan Centrale Kas yang berkewajiban memberi bantuan pengawasan dan bimbingan konsentrasi keuangan dan perkembangan volk bank-volk bank. Kemudian pada tanggal 20 Mei 1928 bernaung dibawah Departemen Dalam Negeri dengan Mr. T.N. Afrun sebagai direkturnya. Ternyata
organisasi-organisasi bank yang berdiri secara sendiri-sendiri tersebut mempunyai banyak kesalahan dan kekurangan, maka terbentuklah suatu komisi reorganisasi volk bank-volk bank yang diketuai oleh Prof. DR. J.H. Boeke. Tugasnya antara lain memberi nasehat kepada pemerintah tentang reorganisasi tersebut. Maka pada tahun 1920 sudah terdapat keseragaman anggaran dasar bagi seluruh bank, walaupun masih tetap berdiri sendirisendiri. Pada tahun 1929-1932 terjadi krisis ekonomi dunia yang cukup hebat, sehingga volk bank macet. Kemudian dibentuklah Algamene Volks Credit Bank (AVB) pada tanggal 19 Februari 1934, presiden direkturnya adalah Mr. T.N. Afrun. Dengan demikian Centrale Kas dibubarkan sedang tugasnya diserahkan kepada AVB yang juga bertindak sebagai pengawas dan bank kredit desa. AVB berfungsi sebagai penyimpanan uang pemberian kredit bantuan dan pengawasan kepada bank kredit desa, bank koperasi dan bank lain tidak menitik beratkan kegiatannya untuk mencari laba, melainkan mementingkan sosial ekonomi dalam arti selus-luasnya. Pada bulan Maret 1942 Jepang masuk dan menduduki Indonesia, petugas-petugas AVB dipaksa untuk melanjutkan pekerjaannya dan namanya diubah menjadi Syinin Ginko, yang berarti bank rakyat. Pada tanggal 17 Agustus 1945 terbentuklah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan PP No.1/ 1946, dengan demikian BRI adalah bank pemerintah pertama. 4.2.
Lokasi Bank Rakyat Indonesia Unit Pakem Penempatan lokasi perusahaan sangat penting bagi kelangsungan perusahaan karena pemilihan lokasi yang tepat akan menunjang perusahaan untuk berkembang. Bank BRI Unit Pakem berlokasi di jalan Kaliurang km. 17, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Secara administratif Kecamatan Pakem terdiri dari lima kelurahan, yaitu : 1. Kelurahan Hargobinangun 2. Kelurahan Pakembinangun 3. Kelurahan Harjobinangun 4. Kelurahan Candibinangun 5. Kelurahan Purwobinangun Pakem merupakan ibu kota Kecamatan Pakem. Sebagai kota tentunya juga sebagai pusat dari segala aktivitas perekonomian. Potensi yang terkait dengan perekonomian antara
lain : sector pariwisata, perdagangan dan pertanian yang terbukti dapat memberikan kontribusi.
4.3. Struktur Organisasi Bank Rakyat Indonesia Unit Pakem Suatu organisasi disusun berdasarkan misi dan strategi yang diharapkan dapat selalu menampung perkembangan kegiatan organisasi yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka untuk mencapai tujuan, salah satu hal yang sangat menentukan adalah struktur organisasi beserta pengelolaannya yang handal yang didukung personil (pegawai dan staf) yang memenuhi persyaratan, yang jelas dan tegas dalam penetapan tugas, wewenang dan tanggung jawab. Berikut bagan struktur organisasi BRI Unit Pakem. Gambar : 4.1 Bagan Struktur Organisasi BRI Unit Pakem
Kepala BRI Unit Pakem
Mantri I
Deskman I
Teller I
Mantri II
Deskman II
Teller II
Sumber : BRI Unit Pakem, 2004
Tiap-tiap jabatan dalam organisasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sendirisendiri, antara lain : 1. Kepala BRI Unit, adalah pegawai BRI Unit yang bertanggung jawab untuk memimpin atau mengelola usaha bisnis suatu BRI Unit, yang mempunyai tugas, antara lain : a. Memimpin kantor BRI Unit sesuai dengan tugas pokok (penerimaan, simpanan, pemberian pinjaman, pelayanan jasa bank lain yang telah ditetapkan). b. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan BRI Unit. c. Menetapkan kebutuhan pegawai dan mengkoordinasi pegawai BRI Unit yang menjadi bawahan. d. Melakukan pemeriksaan terhadap mekanisme kegiatan di BRI Unit.
2. Mantri BRI Unit, adalah pegawai BRI Unit yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas lapangan atau kunjungan untuk kegiatan pinjaman, simpanan dan jasa bank lainnya, yang mempunyai tugas pokok meliputi : a. Memeriksa permintaan pinjaman serta mengusulkan putusan pinjaman kepada pimpinan BRI Unit. b. Melaksanakan pembinaan terhadap nasabah pinjaman dan simpanan. c. Memperkenalkan dan menawarkan jasa bank serta mengajak masyarakat untuk berhubungan dengan BRI Unit. d. Melaksanakan pemberantasan tunggakan angsuran. e. Menyampaikan hasil kunjungan ketempat nasabah kepada pimpinan BRI Unit. f. Mengikuti kegiatan ekonomi di wilayah kerjanya dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan BRI Unit. 3. Deskman atau pembuku, adalah pegawai BRI Unit yang berwenang melakukan administrasi pembukuan, yang mempunyai tugas pokok : a. Menata usahakan register-register simpanan dan pinjaman. b. Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon nasabah. c. Mengelola penyimpanan berkas-berkas pinjaman dan simpanan. d. Menata usahakan pengarsipan dari bukti-bukti pembukuan di dalam amplop yang telah ditentukan, berdasarkan buku besar dan tanggal pembukuannya. 4
Teller BRI Unit, adalah pegawai BRI Unit yang berwenang mengelola kas dan berfungsi kasir yang juga memenuhi wewenang kiat bayar.
4.4.
Produk Bank Rakyat Indonesia Unit Pakem Produk-produk BRI Unit Pakem, terdiri dari : 1. Giro Giro adalah simpanan dari masyarakat kepada bank yang penyetorannya maupun penarikannya dapat dilakukan setiap saat, dengan tidak dibatasi oleh jumlah maupun frekuensi sepanjang dananya mencukupi. Rekening simpanan giro disebut GIROBRI. Giro yang dilayani di BRI Unit Pakem ialah giro dalam bentuk rupiah dan terdiri dalam dua sektor yaitu : a. Giro pemerintah, yaitu giro Kepala Desa (yang dananya berasal dari dana program bantuan pembangunan desa), giro BKKBN, giro Depdiknas, dan lain-lain.
b. Giro swasta, yaitu giro atas nama perorangan, badan hukum, perusahaan, badan sosial, yayasan, pengurus besar Matha’ul Anwar (PB. MA), Universitas Terbuka, dan lain-lain. 2. Simpedes Simpedes adalah simpanan masyarakat pedesaan di BRI Unit Pakem yang termasuk dalam kelompok tabungan, yang pengambilannya maupun penyetorannya tidak dibatasi dalam jumlah maupun frekuensinya, sepanjang saldonya mencukupi. Simpedes dimaksudkan untuk menghimpun dana masyarakat guna menunjang sumber dana Kupedes. Setoran pertama minimum 100.000,00 dan setoran selanjutnya minimum Rp 50.000,00 Bunga yang ditawarkan per bulan, antara lain : a. Rp 0,00 – Rp 100.000,00 = 0 % b. Diatas Rp 100.000,00 – Rp 5.000.000,00 = 2% c. Diatas Rp 5.000.000,00 – Rp 10. 000.000,00 = 2,5% d. Diatas Rp 10.000.000,00 = 3% 3. Tabungan ONH BRI Tabungan ONH BRI adalah tabungan yang sasaran utamanya diperuntukkan bagi penabung calon haji, agar yang bersangkutan dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menunaikan ibadah haji, dengan cara mencicil biayanya dan terencana sejak awal. Disamping itu tabungan ONH BRI dimaksudkan pula sebagai sarana yang paling tepat dan terencana untuk menampung hasrat menabung dari umat islam yang masih mempunyai persepsi bahwa menerima bunga atau riba itu haram hukumnya.Setoran pertama Rp 500.000,00 tergantung kurs dollar (pembukaan rekening untuk saat ini ada di BRI Cabang Sleman) 4. Deposito BRI (DEPOBRI) DEPOBRI adalah simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh BRI yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan. DEPOBRI yang dilayani di BRI Unit Pakem hanya dalam bentuk rupiah. Minimal harus menyimpan Rp 2.500.000,00. Bunga yang ditawarkan per bulan antara lain : a. Jangka waktu 1 bulan - 3 bulan = 5,5%
b. Jangka waktu 6 bulan - 24 bulan = 5,75% 5. KUR (Kredit Usaha Rakyat) Kredit Usaha Rakyat maksimal jumlah kredit yang ditawarkan Rp 5.000.000,00 dengan tingkat suku bunga 1,125% tanpa asuransi dan IPTW. Kredit Usaha Rakyat bunga yang ditawarkan perbulan antara lain: a.
Rp 0,00 - Rp 50.000.000,00 bunga yang ditawarkan 1,87% dengan asuransi dan
IPTW b. Rp 50,000.000,00 – Rp 100.000.000,00 bunga yang ditawarkan 1% dengan asuransi 0,5% dari nasabah, 0,25% dari BRI dan tanpa IPTW. c. Kredit Pensiunan / Pegawai Bunga yang ditawarkan 1,25% dengan asuransi dan tanpa IPTW Kredit Usaha Rakyat ditetapkan dengan laft rate system yaitu bahwa bunga kupedes dihitung dari besarnya kredit mula-mula dan dibebankan sepanjang waktu kredit. a. Proses Putusan KUR Putusan KUR di BRI Unit Pakem diatur berdasarkan jumlah kredit yang diajukan oleh nasabahnya. Untuk kredit sampai dengan Rp 15.000.000,00 diputuskan oleh Kepala Unit. Untuk kredit di atas Rp 15.000.000,00 – Rp 25.000.000,00 diputuskan oleh Manajer Bisnis Mikro (MBM) atau Asisten Manajer Bisnis Mikro (AMBM) di tingkat Cabang. Sedangkan untuk kredit di atas Rp 25.000.000,00 – Rp 50.000.000,00 diputuskan oleh Pimpinan Cabang. b. Jangka waktu kupedes 1). Untuk golongan pengusaha KUR modal kerja ditentukan minimal 3 bulan dan maksimal 24 bulan, sedangkan KUR investasi ditentukan minimal 3 bulan dan maksimal 36 bulan. 2). Untuk golongan berpenghasilan tetap, ditetapkan minimal 3 bulan dan maksimal 60 bulan. c. Pola angsuran 1). KUR untuk golongan pengusaha a). Mengangsur secara bulanan untuk : i. Jangka waktu 3 bulan
ii. Jangka waktu 6 bulan iii. Jangka waktu 12 bulan iv. Jangka waktu 18 bulan v. Jangka waktu 24 bulan vi. Jangka waktu 36 bulan untuk investasi Untuk nasabah dengan jaminan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) atau Surat Penunjukkan Tempat Usaha (SPTU), hanya diperkenankan menggunakan tabel dengan angsuran bulanan saja b). Mengangsur secara bulanan dengan grace period (GP), untuk : i. Jangka waktu 9 bulan dengan GP 6 bulan ii. Jangka waktu 12 bulan dengan GP 3 bulan iii. Jangka waktu 12 bulan dengan GP 6 bulan iv. Jangka waktu 12 bulan dengan GP 9 bulan v. Jangka waktu 24 bulan dengan GP 3 bulan vi. Jangka waktu 24 bulan dengan GP 6 bulan vii. Jangka waktu 36 bulan dengan GP 3 bulan untuk kupedes investasi. viii.Jangka waktu 36 bulan dengan GP 6 bulan untuk kupedes investasi. c) Membayar secara sekaligus lunas untuk : i. Jangka waktu 3 bulan ii. Jangka waktu 4 bulan iii. Jangka waktu 6 bulan iv. Jangka waktu 7 bulan v. Jangka waktu 8 bulan vi. Jangka waktu 9 bulan vii. Jangka waktu 10 bulan untuk kupedes modal kerja. viii.Jangka waktu 11 bulan untuk kupedes modal kerja ix. Jangka waktu 12 bulan untuk kupedes modal kerja. d). Mengangsur secara 3 bulanan untuk jangka waktu kupedes 6, 9, 12, 18, 24 dan untuk kupedes investasi 36 bulan e). Mengangsur secara 4 bulanan untuk jangka waktu kupedes 12 dan 24 bulan
f). Mengangsur secara 6 bulanan untuk jangka waktu kupedes 12, 18, 24 dan kupedes investasi 36 bulan. 2). KUR untuk golongan berpenghasilan tetap Untuk golongan berpenghasilan tetap hanya ada angsuran bulanan. d. Agunan Pada prinsipnya bagi golongan pengusaha yang menjadi calon debitur kupedes dipersyaratkan untuk menyediakan agunan yang nilainya harus meng cover seluruh jumlah pinjaman baik pokok maupun bunga. Agunan ditinjau dari sifat barang atau bendanya, dapat dibedakan sebagai berikut : 1). Benda bergerak, yang dibedakan : a). Benda bergerak berwujud : -
Kendaraan bermotor, baik yang ada didarat,laut, sungai maupun di danau dengan bukti kepemilikan berupa BPKB (untuk yang di darat) dan Surat Keterangan dari Kepala Desa (untuk yang di air dan sungai) dan atau dari instansi yang berwenang.
-
Persediaan barang dagangan.
-
Mesin-mesin, dengan bukti
kepemilikannya berupa faktur atau
kwitansi pembelian. -
Inventaris atau perabot, dengan bukti kepemilikan berupa faktur atau kwitansi pembelian atau Surat Keterangan dari Kepala Desa apabila kwitansi pembeliannya sudah tidak ada lagi atau hilang.
-
Perhiasan (emas), dengan bukti kepemilikan berupa faktur atau kwitansi pembelian.
b). Benda bergerak tak berwujud, antara lain : -
Deposito berjangka BRI, dengan bukti bilyet deposito atas nama yang mengajukan pinjaman di BRI Unit Pakem
-
Tabungan atas nama yang mengajukan pinjaman, dengan bukti kepemilikan berupa buku tabungan di BRI Unit Pakem
-
Gaji atau upah
-
Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), Surat Penunjukan Tempat Usaha (SPTU) dan lainnya yang sejenis.
2). Benda tidak bergerak, antara lain : a). Tanah Tanah yang dapat dijadikan agunan adalah : -
Tanah hak milik, dengan bukti kepemilikan berupa Sertifikat Hak Milik.
-
Tanah hak guna bangunan, dengan bukti kepemilikan berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB)
-
Tanah hak pakai atas tanah negara dengan bukti kepemilikan berupa Sertifikat Hak Pakai
-
Tanah dengan bukti kepemilikan bukan sertifikat, antara lain : Girik, Petok D, Letter C dan lain-lain.
b). Bangunan Bangunan yang dapat di jadikan agunan adalah : -
Bangunan di atas tanah bukan milik debitur, dengan bukti surat berupa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk daerah perkotaan, atau Surat Keterangan Pemilikan dari Kepala Desa atau Lurah.
-
Bangunan di atas tanah milik debitur sendiri, dibuktikan dengan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), atau Surat Keterangan Pemilikan Bangunan dari Kepala Desa atau Lurah. Dari hasil penelitian nasabah BRI Unit Pakem kebanyakan menggunakan agunan berupa tanah dan bangunan. Untuk golongan berpenghasilan tetap, agunan terdiri dari : SK pengangkatan pegawai tetap, SK pengangkatan pangkat terakhir, kartu taspen dan kartu pegawai. Sedangkan untuk yang sudah pensiun jaminan berupa kartu identitas pensiun.
e. Sumber Dana Kupedes Sumber dana kupedes berasal dari : 1). Dana Pemerintah berupa Penyertaan Modal. Modal Usaha Aktiva Lancar (MUAL), yaitu dana yang berasal dari dana Kredit Mini sebesar Rp 66,7 milyar yang telah dikonversi menjadi dana
penyertaan pemerintah berupa MUAL sebesar Rp 19.000.000,00 per BRI unit. 2). Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh BRI Unit. 3). Dana dari akumulasi cadangan-cadangan yang dibentuk oleh BRI Unit, antara lain : a). Cadangan penyusutan aktiva tetap b). Cadangan IPTW (Intensif Pengembalian Bunga Tepat Waktu) sebesar 25% dari bunga yang diterima. c). Cadangan penghapusan kupedes 6. Jasa bank lainnya BRI Unit Pakem disamping melayani dan menawarkan instrument pinjaman dan simpanan juga menawarkan pelayanan jasa antara lain : a. Transfer, baik transfer masuk dan transfer keluar. Kegiatan transfer ini dimaksudkan untuk melayani permintaan pengiriman uang yang dilakukan melalui bank, atas permintaan nasabah bank di suatu tempat,yang ditujukan untuk kepentingan seseorang atau badan yang berdomisili dalam wilayah operasi bank yang dituju. b. Inkaso, inkaso terdiri dari inkaso masuk dan inkaso keluar. Inkaso keluar ialah pengiriman warkat inkaso ke bank tertarik untuk ditagihkan. Inkaso masuk adalah penerimaan warkat untuk dari kantor cabang BRI atau bank lain untuk dilaksanakan pembayarannya atas beban nasabah yang bersangkutan. Warkat inkaso antara lain : cek, bilyet giro, wesel, aksep atau promes dan kwitansi yang sudah ditandatangani serta sudah jatuh tempo. c. Kliring, dimaksudkan untuk melayani proses perhitungan atas surat berharga dilembaga kliring. Kliring terdiri dari kliring masuk dan kliring keluar. Kliring masuk adalah penerimaan warkat kliring dari lembaga kliring yang ditarik atas rekening nasabah pada BRI Unit Pakem melalui kantor cabang BRI induk. Kliring keluar adalah penerusan warkar kliring yang diterima BRI Unit Pakem dari nasabah untuk selanjutnya diserahkan untuk diperhitungkan kepada bank lain melalui kantor cabang BRI Induk di lembaga kliring. Warkat kliring yang dipergunakan terdiri dari : cek, bilyet giro, surat bukti penerimaan transfer, wesel bank untuk transfer, nota kredit, nota debet. Warkat-warkat tersebut dinyatakan dalam mata uang rupiah.
d. Money Changer (penukaran uang), penukaran uang yang dilayani di BRI Unit Pakem, adalah money changer yang meliputi jual beli uang kertas asing (UKA) dan pembelian atau pengambilalihan trevellers chaque (TC). e. Penerimaan setoran titipan (payment point), BRI Unit Pakem juga berperan sebagai tempat pembayaran untuk kepentingan pihak tertentu, seperti : penerimaan setoran PBB, penerimaan setoran PLN dan Telkom, dan penerimaan setoran SIM. f. Western Union yaitu jasa pengiriman uang dan penerimaan uang dengan menggunakan akses PIN 4.5. Jumlah Nasabah Sampai dengan 31 Januari 2006 jumlah total nasabah BRI sebanyak 19.776 nasabah dengan jumlah penyimpanan Rp 18.668.616.214 dengan perincian sebagai berikut : a. Giro: terdiri dari 2 nasabah dengan jumlah penyipanan Rp 33.936.203 b. Britama: terdiri dari 80 nasabah dengan jumlah penyimpanan Rp 376.471.507,45 c. Simpedes:
terdiri
dari
19.551
nasabah
dengan
jumlah
penyimpanan
Rp
16.899.008.503,84 d. Deposito : terdiri dari 143 nasabah dengan jumlah penyimpanan Rp 1.359.200.000 4.6. Personalia 1. Jumlah Karyawan Jumlah karyawan BRI Unit Pakem pada saat ini ada 7 orang, dengan perincian : 1 orang pimpinan, 2 orang teller, 2 orang deskman, 2 orang mantri. Terdiri dari 3 orang karyawan wanita dan 4 orang karyawan pria 2. Jam kerja Jam kerja bagi karyawan BRI Unit Pakem dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 16.50 WIB setiap hari dan hari Senin sampai Jumat, dengan waktu istirahat pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB setiap hari, kecuali hari Jumat pukul 11.30 WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB. Dalam keadaan tertentu di berlakukan jam lembur. Sedang untuk pelayaanan dengan nasabah dibatasi dari jam 7.30 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. 3. Fasilitas Kesejahteraan Karyawan a. Gaji pokok b. Tunjangan perusahaan
c. Tunjangan transportasi d. Tunjangan jabatan e. Tunjangan sewa rumah f. Tunjangan telepon, listrik,air dan gas g
Tunjangan makan
h. Tunjangan kesejahteraan keluarga i. Tunjangan kesehatan j. Tunjangan pengobatan rutin k. Tunjangan PPh 21 Pekerja l. Tunjangan khusus wilayah m. Tunjangan hari raya n. Tunjangan cuti tahunan o. Tunjangan minum
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang sudah dilakukan terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia Unit Pakem Yogyakarta sebanyak 100 orang responden, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 6.1.1 Berdasarkan hasil analisis Mean Arithmetic (Rata-rata hitung), dapat dikatakan bahwa motivasi dalam menabung di Bank Rakyat Indonesia Unit Pakem Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan adalah : unsur keamanan mempunyai motivasi yang kuat, hal ini ditunjukan dengan hasil perhitungan skor evalusi sebesar 4,42 dan skor ini merupakan skor evaluasi tertinggi. Kemudian untuk urutan berikutnya ditempati oleh unsur pelayanan dengan skor evaluasi sebesar 4,30. Urutan berikutnya ditempati oleh unsur lokasi yang mudah dijangkau dengan skor evaluasi sebesar 4,13 dan unsur berikutnya adalah bunga tabungan yang juga menempati motivasi yang sedang dengan skor evaluasi sebesar 4,06. Untuk Unsur undian juga mempunyai
motivasi yang kuat, hal ini ditunjukkan dengan skor evaluasi sebesar 3,75 sedangkan unsur prestise mempunyai motivasi yang sedang dengan skor evaluasi sebesar 2,89. 6.1.2 Berdasarkan hasil pengujian hipotesa menunjukkan: Tidak ada perbedaan motivasi nasabah dalam menabung di Bank Rakyat Indonesia Unit Pakem Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan terhadap keamanan, bunga tabungan, undian, pelayanan, perstise dan lokasi
6.2 Saran Hasil dari analisis dalam penelitian ini, penulis dengan segala kekurangannya memberikan saran demi kemajuan Bank Rakyat Indonesia Unit Pakem khususnya yang berkaitan terhadap prestise (kebanggaan menjadi nasabah) dengan meningkatkan pelayanan terhadap nasabah sebaik-baiknya sehingga menimbulkan kebanggaan masyarakat dengan menjadi nasabah di Bank Rakyat Indonesia Unit Pakem Yogyakarta. Untuk keamanan, bunga tabungan, undian, pelayanan dan lokasi menunjukkan motivasi yang kuat dan hendaknya dipertahankan bahkan lebih baik kalau lebih ditingkatkan.