LAPORAN TAHUNAN - ANNUAL REPORT
2007
L APO RAN TAHUNAN- ANNUAL REPORT 2007
2
7
We Are On The Right Track To Become The World Class Airport Company PT ANGKASA PURA I
P T. A N G K A S A P UR A I PT ANGKASA PURA I
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B 12 Kav. No.2, Jakarta Pusat 10610
T: 62-21. 6541961 F: 62-21. 6541513, 6541514 E:
[email protected]
www.angkasapura1.net
PT. ANGKASA PURA I
TABLE OF CONTENTS
DAFTAR ISI Visi dan Misi Sekilas PT Angkasa Pura I Sejarah Singkat Perusahaan Ikhtisar Data Keuangan Penting Laporan Komisaris Laporan Direksi Pembahasan Manajemen dan Analisis Tata Kelola Perusahaan Organisasi & Sumber Daya Manusia Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perusahaan Afiliasi dan Yayasan Apresiasi dan Penghargaan Peristiwa Penting di Tahun 2007 Rute Penerbangan Operator Penerbangan Usaha Penunjang Bandara Kantor Cabang Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen
0 01 04 06 19 25 31 53 68 75 80 84 85 86 88 89 92 94 96
Vision and Mission Angkasa Pura I In Brief History of the Company’s Financial Highlights Report From The Board of Commissioners Report From The Board of Directors Management Analysis and Discussion Good Corporate Governance Organization & Human Resources Corporate Social Responsibility Affiliated Companies and Foundation Awards and Achievement Highlight Event 2007 Flight Routes Navigator Operators Airport Supporting Businesses Branch Offices The Board of Directors Statements Independent Auditor’ Report
We Are On The Right Track To Become The World Class Airport Company
Vision
Visi 2008 - 2012
• Menjadi perusahaan pelayanan jasa navigasi penerbangan dan pengelola bandar udara kelas dunia yang memberikan nilai tambah kepada stakeholder. • To become the world-class air navigation and airport management service that gives an added value for the stakeholder.
Mission
Misi 2008 - 2012
Melalui penerapan prinsip-prinsip perseroan : • Menyediakan pelayanan keamanan, keselamatan dan kenyamanan melalui pengusahaan jasa kebandarudaraan dan navigasi penerbangan • Memberikan pengalaman yang berkesan bagi pengguna jasa • Mendukung peran pemerintah dalam peningkatan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat. • Meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pegawai • Applying the Angkasa Pura I principle of: • Providing the service of security, safety and convenience in airport management and air navigation • Giving the most memorable experience for the consumers • Supports the government mission of distribute the welfare for the society • Enhance the value of Angkasa Pura I and staff wellbeing.
Dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan, maka diformulasikan strategi perusahaan yaitu Growth Strategy dengan penekanan pada Pengembangan Produk dan Diversifikasi Konsentrik (diversifikasi yang berhubungan dengan produk inti). Adapun strategi Kantor Cabang ditetapkan berdasarkan jumlah penumpang per tahun, dengan pengelompokan sebagai berikut : 1. Bandara Growth (Bandara Ngurah Rai, Juanda, Hasanuddin dan Sepinggan) yaitu bandara dengan trafik penumpang di atas 3 juta orang per tahun. Strategi yang digunakan adalah ekstensifikasi dan diversifikasi usaha, high quality services dan improve efficiency. 2. Bandara Take Off (Bandara Adisutjipto) mempunyai trafik penumpang antara 2 juta sampai dengan 3 juta penumpang. Strategi yang digunakan adalah ekstensifikasi dan diversifikasi (selective investment), competitive level of service, improve efficiency. 3. Bandara Push to Break Even Point (Bandara Syamsudin Noor, Ahmad Yani, Selaparang, Sam Ratulangi, Pattimura dan El Tari), mempunyai trafik penumpang antara 500 ribu sampai dengan 2 juta penumpang. Strategi yang digunakan adalah intensifikasi, keep level of service, pendapatan sama dengan biaya, cost reduction & cost cutting, multi function job. 4. Bandara Public Service Obligation (PSO/Loss) yaitu Bandara Adisumarmo dan Frans Kaisiepo mempunyai trafik penumpang di bawah 500 ribu. Strategi yang digunakan adalah keep minimum level of service, cost oriented (reduced capital expenditure, cost reduction & cost cutting) dan multi function job.
To achieve the vision and mission, the company formulate a growth strategy that highlights the product development and core productdiversification. Furthermore, the branch offices strategy is based on annual passengers’ quantity-and be grouped as follows: 1. Airport Growth (Ngurah Rai, Juanda, Hasanuddin and Sepinggan) that records above 3 million traffic passengers. The implemented strategy is business intensification and diversification, high quality services and improves efficiency. 2. Airport Take Off (Adisutjipto) that records 2 to 3 million traffic passengers. The implemented strategy is business intensification and diversification (selective investment), competitive level of services and improves efficiency. 3. Airport Push to Break Even Point (Syamsudin Noor, Ahmad Yani, Selaparang, Sam Ratulangi, Pattimura and El Tari) that records 500,000 to 2 million traffic passengers. The implemented strategy is intensification; keep level of service, revenue equals overhead, cost reduction & cost cutting and multi function job. 4. Airport Public Service Obligation (PSO/Loss) which are Adisumarmo and Frans Kaisiepo that records below 500,000 traffic passengers. The implemented strategy is keep minimum level of service, cost oriented (reduced capital expenditure, cost reduction & cost cutting) and multi function job.
01
SEKILAS ANGKASA PURA I
Angkasa Pura I in Brief
ANGKASA PURA YANG SEJAK AWAL BERDIRINYA PADA TANGG AL 20 FEBRUARI 1962 MEMPUNYAI TUGAS POKOK SEBAGAI PENGELOLA DAN PENGUSAHAAN BANDAR UDARA, YANG PADA SAAT ITU DIMULAI DENGAN MENGELOLA SATU BANDAR UDARA YAITU BANDAR UD ARA INTERNASIONAL KEMAYORAN. Dalam perkembangannya Angkasa Pura menjadi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor perhubungan bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan kebandarudaraan serta pelayanan jasa navigasi penerbangan, sekaligus pelopor pengusahaan kebandarudaraan yang bersifat komersial di Indonesia. Selanjutnya dengan bertambah banyaknya Bandar udara yang dikelola Angkasa Pura, maka dilakukan pembagian wilayah pengelolaan Bandar Udara oleh Pemerintah menjadi 2 bagian wilayah, Timur dan Barat Indonesia, dimana Angkasa Pura I mengelola Bandar udara diwilayah Tengah dan Timur Indonesia dan Angkasa Pura II di Wilayah Barat Indonesia. Saat ini Angkasa Pura I telah mengelola 13 Bandar Udara di kawasan Tengah dan Kawasan Timur Indonesia yaitu Bandara Ngurah RaiBali, Juanda-Surabaya, Hasanuddin-Makassar, Sepinggan-Balikpapan, Frans KaisiepoBiak, Sam Ratulangi-Manado, Adisutjipto -Yogyakarta, Adisumarmo-Surakarta, Syamsudin Noor-Banjarmasin, PattimuraAmbon, Ahmad Yani-Semarang, Selaparang -Mataram, El Tari - Kupang, serta mengelola 2 Cargo Warehousing di Bandara Hasanuddin Makasar dan Bandara Sepinggan Balikpapan.
Angkasa Pura was established on February 20, 1962 and has the major duty as the management of airport industry which handled a single venture, Kemayoran International Airport. As time grows by, Angkasa Pura becomes one of the state owned companies in the transport sector especially in management and airport operator as well as in air navigation services. Hence, the company was the pioneer in commercially driven airport operator in Indonesia. In due course, Angkasa Pura managed a number of airports within the country and divided the management operation into 2 main districts, East and West Indonesia. Angkasa Pura I ministered the central and eastern part whilst Angkasa Pura II run the western part. Currently, Angkasa Pura I administered 13 airports in Central and Eastern part of Indonesia, namely Ngurah Rai-Bali, JuandaSurabaya, Hasanuddin-Makassar, SepingganBalikpapan, Frans Kaisiepo-Biak, Sam Ratulangi-Manado, Adisutjipto-Yogyakarta, Adisumarmo-Surakarta, Syamsudin NoorBanjarmasin, Pattimura-Ambon, Ahmad Yani-Semarang, Selaparang-Mataram, El TariKupang, also supervised 2 Cargo Warehousing in Hasanuddin Airport, Makasar dan Sepinggan Airport, Balikpapan.
02
SEKILAS ANGKASA PURA I
Wilayah pelayanan Air Traffic Services yang dikelola oleh Angkasa Pura I adalah pada Flight Information Region II (FIR II) yang meliputi batas wilayah udara Semarang sampai kearah Timur Indonesia batas wilayah udara Papua. Pemanduan ATS pada FIR II dipusatkan di Makassar dengan pengoperasian Makassar Advanced Air Traffic System (MAATS).
PETA LOKASI BANDAR UDARA YANG DIKELOLA OLEH PT. ANGKASA PURA I
ANGKASA PURA I IN BRIEF
In addition, Angkasa Pura I runs the Air Traffic Services namely Flight Information Region II (FIR II) comprising the air border of Semarang into Eastern part of Indonesia, to be precise Papua air border. ATS control over FIR II is located in Makassar with the implementation of Makassar Advanced Air Traffic System (MAATS).
BATAS WILAYAH UDARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN ANGKASA PURA I
03
SEJARAH SINGKAT PERSEROAN
History Of The Company’s
1962 Didirikan pada tanggal 20 Pebruari 1962 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1962 dengan nama Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran yang mempunyai tugas pokok sebagai pengelola dan pengusahaan Badar Udara Internasional Kemayoran Jakarta.
19 8 7 Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan Bandar Udara, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987 nama Perusahan Umum (PERUM) Angkasa Pura dirubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura I, hal ini sejalan dengan dibentuknya Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura I yang secara khusus diberi tugas untuk mengelola Bandar Udara Soekarno Hatta dan Halim Perdanakusuma.
19 6 5 Pada tanggal 17 Mei 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1965 Pemerintah merubah nama PN Angkasa Pura ”Kemayoran” menjadi PN Angkasa Pura dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelola Bandar Udara lain di wilayah Indonesia.
19 92 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992 bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura I dirubah menjadi Perusahaan Angkasa Pura I (Persero) dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH tanggal 3 Januari 1993 dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor C2-470.HT.01.01 Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 52 tanggal 29 Juni 1993 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 2914/1993.
HISTORY OF THE COMPANY’S
05
Pada tanggal 24 Oktober 1974 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1974 Pemerintah merubah status badan hukum Perusahaan dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum).
19 7 4 Pada tanggal 24 Oktober 1974 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1974 Pemerintah merubah status badan hukum Perusahaan dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum).
19 9 8 Anggaran Dasar Perusahaan terakhir diubah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14 Januari 1998 dan telah diaktakan dengan akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 30 tanggal 18 September 1998. Perubahan Anggaran Dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2-25829.HT.01.04 Tahun 1998 tanggal 19 November 1998 dan dicantumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 50 tanggal 22 Juni 1999 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3740/1999.
1985 Pada tanggal 1 Oktober 1985 Bandar Udara Internasional Kemayoran ditutup dan mengalihkan seluruh kegiatan operasinya ke Bandar Udara Soekarno-Hatta.
2007 Saat ini Angkasa Pura I mengelola 13 (tiga belas) Bandar Udara di kawasan Tengah dan Kawasan Timur Indonesia serta mengelola 2 (dua) Cargo Warehousing di Bandara Hasanuddin Makasar dan Bandara Sepinggan Balikpapan. 13 (tiga belas) Bandar Udara yang dikelolah oleh Angkasa Pura I adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ngurah Rai - Bali Juanda - Surabaya Hasanuddin - Makassar Sepinggan - Balikpapan Frans Kaisiepo - Biak Sam Ratulangi - Manado Adisutjipto - Yogyakarta
8. 9. 10. 11. 12. 13.
Adisumarmo - Surakarta Syamsudin Noor - Banjarmasin Pattimura - Ambon Ahmad Yani - Semarang Selaparang - Mataram El Tari - Kupang
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Financial Highlights
FINANCIAL HGHLIGHTS
07
IKHTISAR KEUANGAN
FINANCIAL HIGHLIGHTS
Laporan Keuangan perusahaan selama 10 tahun terakhir telah diaudit oleh Auditor Independen, berikut ini auditor yang ditetapkan oleh pemegang saham untuk melaksanakan general audit atas laporan keuangan : • Tahun buku 1998 sampai dengan 2000 diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). • Tahun buku 2001 diaudit oleh KAP. Drs. Pieter Solang & Uways. • Tahun buku 2002 diaudit oleh Soejatna, Mulyana & Rekan. • Tahun buku 2003 diaudit oleh BPK RI. • Tahun buku 2004 diaudit oleh KAP. S. Mannan, Sofwan, Adnan & Rekan dan BPK RI. • Tahun buku 2005 diaudit oleh KAP. S. Mannan, Sofwan, Adnan & Rekan. • Tahun buku 2006 diaudit oleh KAP. Soejatna, Mulyana & Rekan. • Tahun buku 2007 diaudit oleh KAP. Grant Thornton Hendrawinata.
For the past 10 years, the company’s financial reports has been audited by the independent auditors. Following are the appointed auditors by the stakeholders to conduct the general audit of the financial reports:
Tahun 2001 sampai tahun 2002 general audit dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik. Untuk tahun 2003 dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dan tahun 2004 dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan BPK RI. Sedangkan tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik. Daftar Auditor Independen dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
• • • • •
1998 - 2000 audited by BPKP 2001 audited by KAP. Drs. Pieter Solang & Uways 2002 audited by Soejatna, Mulyana & Rekan 2003 audited by BPK RI 2004 audited by KAP. S. Mannan, Sofwan, Adnan & Rekan & BPK RI • 2005 audited by KAP. S. Mannan, Sofwan, Adnan & Rekan • 2006 audited by KAP. Soejatna, Mulyana & Rekan • 2007 audited by KAP. Grant Thornton Hendrawinata From 2001 to 2002, general audit was conducted by public accountant firm. 2003 was carried out by BPK RI. 2004 was assigned by public accountant firm and BPK RI. From 2005 to 2007, it was performed by public accountant firm. The audit fee of the independent auditors is inserted in the following tabs.
AUDITOR INDEPENDEN / INDEPENDENT AUDITOR’S NAMA AKUNTAN / ACCOUNTANT NAME
TAHUN BUKU / FINANCIAL YEARS
KAP Drs. Pieter Solang & Uways.
2001
KAP Soejatna, Mulyana & Rekan.
2002
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI
2003
KAP S. Mannan, Sofwan, Adnan
2004
KAP S. Mannan, Sofwan, Adnan
2005
KAP Soejatna, Mulyana & Rekan
2006
KAP Grant Thornton Hendrawinata
2007
AUDITOR INDEPENDEN
Selama 10 tahun terakhir perusahaan dapat mempertahankan opini Auditor Independen yaitu ”Wajar Tanpa Pengecualian” (Unqualified Opinion). Pada tahun buku 2006 selain general audit terhadap Laporan Keuangan perusahaan dan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) tahun buku 2005, Kantor Akuntan Publik S. Mannan, Sofwan & Adnan juga melakukan penyusunan Laporan Performa kegiatan usaha Air Traffic Services Angkasa Pura I. Pada tahun buku 2007 selain general audit terhadap Laporan Keuangan perusahaan dan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) tahun buku 2006 Kantor Akuntan Publik Soejatna, Mulyana & Rekan juga melakukan audit sistem informasi PT (Persero) Angkasa Pura I.
INDEPENDENT AUDITORS
For the past 10 years, the company maintains the independent auditors opinion and stated as “unqualified opinion“. For the operation report of 2006 as well as general audit towards Financial Reports and PKBL of the operation year 2005, the public accountant of Soetjana, Mulyana & Rekan also conducted the information system audit of Angkasa Pura I. For the operation report of 2008, the public accountant of Grant Thornton Hendrawinata carried out the general audit towards Financial Reports and PKBL of the year 2007. General overview of the year 2000 - 2007 has shown the immense growth as it reflected in the balance sheet from the year 1998 - 2007.
08
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Pada tahun buku 2008 Kantor Akuntan Publik Grant Thornton Hendrawinata melakukan general audit terhadap Laporan Keuangan perusahaan dan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) tahun buku 2007. Gambaran umum tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 mengalami pertumbuhan yang cukup baik, hal ini tercermin dalam tabel neraca tahun 1998 sampai dengan 2007.
NERACA KOMPARATIF 10 TAHUN / COMPARATIVE BALANCE SHEET FOR 10 YEARS Dalam jutaan Rupiah URAIAN / DESCRIPTION
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
In million Rupiah 2005
2006
2007
Aktiva / Assets : Aktiva Lancar / 1,029,667 772,584 1,044,173 921,742 833,507 943,113 1,300,524 1,283,011 1,524,163 1,822,660 Current Asset Piutang Jangka Panjang / 0 0 0 0 0 40,440 44,592 31,456 0 0 Long Term Receivables Investasi Jangka Panjang / 68,252 68,060 57,009 195,336 191,003 181,311 205,515 631,850 578,728 519,371 Long Term Investments Aktiva Tetap / Fixed Assets 1,055,650 1,224,675 1,356,398 1,634,841 1,568,902 1,851,842 2,050,894 2,701,461 2,565,445 4,455,419 Aktiva Lain-lain / 31,242 44,284 58,726 51,639 105,729 78,978 32,853 77,166 255,866 678,737 Other Assets Total Aktiva / Total Assets 2,184,810 2,109,603 2,516,305 2,803,558 2,699,141 3,095,684 3,634,378 4,724,944 4,924,201 7,476,187 Kewajiban dan Ekuitas / Liability and Shareholders’ Equity : Kewajiban Jangka Pendek / 262,284 119,224 187,082 168,409 205,930 188,063 256,271 314,226 290,598 350,795 Short Term Liabilities Kewajiban Pajak Tangguhan / 0 0 16,788 58,042 56,126 69,126 79,658 73,674 84,991 125,033 Deferred Tax Liabilities Kewajiban Jangka Panjang / 24,554 19,282 15,242 11,261 7,695 5,939 9,305 11,650 12,748 18,252 Long Term Liabilities Bantuan Pemerintah Yang Belum 206,870 189,194 307,137 621,637 538,964 946,529 1,184,295 0 0 0 Ditentukan Statusnya / Undefined Status Of Government Contribution *) Ekuitas / Shareholders’ Equity 1,691,101 1,781,902 1,990,055 1,944,208 1,890,425 1,886,027 2,104,849 4,325,395 4,535,864 6,982,107 Total Kewajiban dan Ekuitas / 2,184,810 2,109,603 2,516,305 2,803,558 2,699,141 3,095,684 3,634,378 4,724,944 4,924,201 7,476,187 Total Liabilities and Shareholders’ Equity *): Saldo BPYBDS dimasukkan ke dalam kelompok Ekuitas sesuai dengan surat Dirjen Perbendaharaan Depkeu RI No: PER.10/PB/2007 tanggal 7 Maret 2007.
TOTAL AKTIVA / TOTAL ASSETS Dalam Milyar Rupiah - In Billion Rupiah
8.000 7.476
7.000 6.000
3.096
2.699
2.804
2.516
2.110
1.000
2.185
2.000
2.243
3.000
3.634
4.000
4.924
4.725
5.000
0 97
98 99 00
01 02
03
04
05
06
07
FINANCIAL HIGHLIGHTS
LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF 10 TAHUN / COMPARATIVE INCOME STATEMENTS FOR 10 YEARS Dalam jutaan Rupiah URAIAN / DESCRIPTION
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
In million Rupiah 2006
2007
PENDAPATAN / REVENUE Aeronautika / Aeronautic 296,135 450,680 459,724 621,378 755,996 606,142 861,844 952,846 1,020,755 1,178,324 Non Aeronautika / 93,797 104,534 115,551 145,545 167,033 160,763 200,775 261,991 289,822 371,073 Non Aeronautic Total Pendapatan / 389,932 555,214 575,275 766,923 923,029 766,905 1,062,619 1,214,837 1,310,577 1,549,397 Total Revenue BEBAN OPERASIONAL / OPERATING EXPENSES Beban Pegawai / Employee 89,748 117,625 136,110 176,621 228,912 235,393 312,043 330,285 334,881 386,556 Beban Pemeliharaan / 25,475 34,118 46,783 51,269 61,456 67,697 61,312 71,497 76,225 91,367 Maintenance Beban Persediaan / 5,891 7,415 8,386 9,362 10,258 11,480 14,232 18,623 25,065 24,869 Inventory Beban Utility / Utilities 26,939 20,903 31,078 35,114 44,315 50,556 57,713 97,287 107,879 131,871 Beban Umum / General 43,000 59,990 48,711 134,685 146,089 152,166 167,953 168,390 295,709 312,093 Beban Penyusutan Aktiva 11,712 30,902 103,492 118,697 119,683 155,834 147,894 220,319 19,618 315,593 Tetap / Depreciation Beban Penyisihan Piutang / 67,297 81,397 38,760 4,001 43,685 30,721 31,065 11,574 206,156 35,017 Bad Debt Beban Amortisasi / 621 1,164 1,484 2,064 2,524 2,909 8,135 9,546 6,993 8,389 Amortization Total Beban Operasional / 270,685 353,514 414,804 531,813 656,922 706,756 800,347 927,521 1,072,526 1,305,756 Total Operating Expenses Laba Operasional / 119,247 201,699 160,471 235,110 266,107 60,149 262,272 287,315 238,051 243,640 OperatingIncome PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN / OTHER INCOME (EXPENSES) Pendapatan Lain-lain / 697,047 125,950 361,436 342,702 134,758 153,426 187,893 209,516 239,457 229,794 Other Income Beban Lain-lain / (14,533) (122,243) (96,675) (38,273) (160,054) (73,311) (78,220) (70,990) (145,458) (84,664) Other Expenses Pendapatan (Beban) 682,513 3,707 264,761 304,429 (25,296) 80,115 109,673 138,526 93,999 145,130 Lain-lain / Other Incomes (Expenses) Laba Sebelum Pajak / 801,760 205,406 425,232 539,539 240,811 140,264 371,945 425,841 332,050 388,771 Income Before Tax Expenses Pajak Penghasilan / Income Tax Taksiran Pajak Kini / 209,670 34,008 112,708 80,176 44,272 18,095 75,018 96,961 34,995 21,766 Current Pajak Tangguhan / 0 0 (11,149) 41,255 (1,916) 13,000 10,175 (5,984) 11,317 40,042 Deffered PPh Badan Tahun Berjalan / 209,670 34,008 101,559 121,431 42,356 31,095 85,193 90,976 46,312 61,808 Company tax Laba Bersih Setelah 592,091 171,398 323,673 418,108 198,455 109,169 286,752 334,864 285,738 326,962 Pajak / Net Income After Tax LABA BERSIH SETELAH PAJAK/ NET INCOME AFTER TAX Dalam Milyar Rupiah - In Billion Rupiah
500,000
592,091
600,000
1
2
3
4
5
326.962
109,169
171,398
100,000 0
198,455
200,000
285,738
286,752
323,673
300,000
334,864
418,108
400,000
6
7
8
9
10
09
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
PENDAPATAN / REVENUE 2.000
230
1.800
239
1.600
200
296 94
400
1.178
290 1.021
262 953
201 862
153 606 161
756 167 135
621 146
600
451 105 126
800
460 116
361
343
697
1.000
188
1.200
371
210
1.400
0 1998 1999
2000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Aeronautika / Aeronautic Non Aeronautika / Non Aeronautic Pendapatan Lain-lain / Other Income
BEBAN / EXPENSES
145
1.400
200
354
400
1.073
78 707
657
38
415
532
122
600
97
800
800
73
160
1.000
928
71
1.200
1.306
85
1.600
271 15
10
0 1998 1999
2000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Total Beban Operasional / Total Operational Expense Beban Lain-lain / Other Expenses
FINANCIAL HIGHLIGHTS
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PERIODE 10 TAHUN / STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS EQUITY FOR 10 YEARS Dalam jutaan Rupiah URAIAN / DESCRIPTION
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
In million Rupiah 2006
2007
Saldo Awal / Ekuitas 1,904,594 1,691,101 1,781,902 1,990,055 1,944,208 1,890,425 1,886,027 2,104,849 4,325,394 4,535,863 Laba Bersih/ Net Profit 592,090 171,398 323,673 418,108 198,455 109,169 286,752 334,864 285,738 326,962 Dividen / Devidend (125,000) (192,429) (85,700) (250,000) (250,865) (98,732) (56,767) (100,363) (66,973) (71,434) Tantiem / Bonus & Reward (27,102) (57,350) (26,995) (37,624) (2,282) (1,488) (1,330) (2,151) (3,734) (2,979) Dana Pensiun & THT/ (2,361) (11,842) 0 0 (15,533) (15,599) (16,471) 0 0 0 Pension Plan & Old age benefit program PKBL / CSR & Community Development (5,926) (17,763) (3,428) (9,376) (12,543) (5,954) (5,185) (8,603) (6,697) (8,572) Cadangan Modal / (31,831) 0 0 (170,000) 0 (496) 0 0 0 0 Capital Reserve Keluarga Prasejahtera dan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sejahtera Modal Ditempatkan dan Disetor/ (125,000) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Subscribed and paid in Modal Donasi / 560 0 0 0 0 0 777 0 0 0 Donated Capital Bantuan Pemerintah yang Belum ditentukan statusnya / 1,998,365 0 2,203,684 BPYBDS Government Assistance Pending Determination in Status Penyertaan Modal Pemerintah / (488,923) 198,787 28,158 0 37,165 0 0 0 0 0 Government Capital Investment Efek dari perubahan 0 0 (27,937) 0 0 0 0 0 0 0 kebijakan PSAK 46 Koreksi laba rugi tahun lalu 0 0 0 0 0 0 13,200 0 0 0 Laba yang belum direalisasi atas efek/ 0 0 381 3,044 (8,181) 8,702 (2,154) (1,568) 2,135 (1,418) Unrealized Gain on Securities Saldo Akhir 1,691,101 1,781,903 1,990,055 1,944,208 1,890,425 1,886,027 2,104,849 4,325,394 4,535,863 6,982,106
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PERIODE 10 TAHUN / STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS EQUITY Dalam Milyar Rupiah - In Billion Rupiah
8000
6.982
7000 6000
4000
4.536
4.325
5000
01
1.886
1.944
00
1.890
1.990
1.782
1000
1.691
2000
02
03
2.105
3000
0 1998 99
04
05
06
07
11
12
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
LAPORAN ARUS KAS KOMPARATIF 10 TAHUN / COMPARATIVE CASH FLOW STATEMENTS FOR 10 YEARS DalamDalam jutaanjuta Rupiah In million Rupiah rupiah In million rupiah URAIAN / DESCRIPTION 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Arus Kas Bersih dari (untuk) 623,509 102,612 466,820 584,294 224,356 245,887 428,917 902,848 279,642 467,931 Aktivitas Operasi /Net Cash Flow Provided(Used) From Operating Activities Arus Kas Bersih dari (untuk) 623,190 (256,386) (304,125) (668,662) (130,657) (432,265) (333,576) (1,326,216) (77,944) (175,343) Aktivitas Investasi / Net Cash Flow Used Investment Activities Arus Kas Bersih dari Aktivitas (803,208) (103,545) 26,320 (153,437) (338,477) 292,243 173,201 703,732 (62,724) (83,545) (untuk) Pendanaan / Net Cash Flow Used in Financing Activities Kenaikan/(Penurunan) Kas 443,491 (257,319) 189,014 (237,805) (244,779) 105,864 268,542 280,364 138,974 209,042 Dan Setara Kas / Net (Decrease) Increase During Current Year Of Cash And Equivalents Kas Dan Setara Kas Pada 308,187 751,678 494,359 683,373 445,568 200,789 306,653 575,195 855,559 994,533 Awal Periode / Cash And Equivalents At Beginning Of The Period Kas Dan Setara Kas Pada 751,678 494,359 683,373 445,568 200,789 306,653 575,195 855,559 994,533 1,203,575 Akhir Periode / Cash And Equivalents At Ending Of The Period
LAPORAN ARUS KAS / CASH FLOW STATEMENT Dalam Milyar Rupiah - In Billion Rupiah
1400
1.204
1200
995
1000
856
800
575
600
200 0
251.678
400
2003 2004
2005 2006 2007
FINANCIAL HIGHLIGHTS
13
14
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
RASIO KEUANGAN PERIODE 10 TAHUN / FINANCIAL RATIO OF PERIOD 1O YEARS No. URAIAN 1 2 3
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
DESCRIPTION
RENTABILITAS 27.19% 9.73% 6.38% 8.39% 9.86% 11.86% 22.93% 23.65% 18.16% 15.72% RENTABILITY LIKUIDITAS 392.58% 648.01% 558.14% 547.32% 404.75% 509.04% 507.48% 408.31% 524.49% 519.58% LIQUIDITY SOLVABILITAS 13.13% 6.57% 8.71% 8.48% 9.99% 8.50% 9.50% 8.46% 7.89% 6.61% SOLVABILITY
FINANCIAL HIGHLIGHTS
RENTABILITAS / RENTABILITY
15%
01
11.86%
1998 99 00
9.86%
0
8.39%
5%
6.38%
9.73%
10%
02
03
04
05
06
15.72%
18.16%
22.93%
20%
23.65%
25%
27.19%
30%
07
LIKUIDITAS / LIQUIDITY 700%
04
06
07
408.31%
404.75%
03
519.58%
01
392.58%
300%
524.49%
547.32%
1998 99 00
400%
507.48%
558.14%
500%
509.04%
648.01%
600%
200% 100% 0 02
05
SOLVABILITAS / SOLVABILITY
12%
13.13%
14%
6.61%
7.89%
8.46%
01
9.50%
1998 99 00
8.50%
8.48%
4%
6.57%
6%
8.71%
8%
9.99%
10%
2% 0
02
03
04
05
06
07
15
16
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
BIDANG USAHA ANGKASA PURA I
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang usaha pelayanan jasa navigasi penerbangan dan pelayanan kebandarudaraan, produk usahanya adalah Aeronautika Air Traffic Services (ATS), Aeronautika Non ATS dan Non Aeronautika. Aeronautika Air Traffic Services (ATS) dengan produk Pelayanan Jasa Penerbangan yang terdiri atas route charge (domestik dan internasional) dan overflying (internasional). Sedangkan Aeronautika Non ATS meliputi Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), Pelayanan Jasa Garbarata (Aviobridge). Adapun Non Aeronautika meliputi Jasa Pemakaian Counter, Conveyor, Utilitas, Sewa dan Konsesi, Pemasangan Reklame dan Cargo Warehousing. Gambaran bidang usaha Angkasa Pura I adalah sebagai berikut:
BUSINESS SCOPE OF ANGKASA PURA I
As the company deals with navigation and airport services, the product offered was Aeronautica Air Traffic Services (ATS), Aeronautica Non ATS and Non Aeronautica. ATS features the aviation services comprising route charge (domestic and international) and overflying (international). Aeronautica Non ATS features the landing services, air craft grounding (PJP4U), air passengers services (PJP2U), and aviobridge. Non Aeronautica features the counter services, conveyor, utilities, leasing and concessions, advertisement and cargo warehousing. The following are the business scope overview of Angkasa Pura I:
Air Traffic Services
Product PJP : - Internasional - Domestik - Overflying
Airport Services
Aeronautika (Non ATS) Product - PJP4U - PJP2U - Aviobridge - Counter
Non Aeronautika Product - Rent & Concession - Advertising, Etc
FINANCIAL HIGHLIGHTS
Peningkatan Pelayanan Keselamatan Penerbangan dan Keamanan Bandara Upaya peningkatan pelayanan keselamatan penerbangan dan keamanan bandar udara yang diprioritaskan di Bandar Udara Ngurah Rai-Bali sebagai bandar udara internasional kelas utama yang merupakan pintu gerbang wisata bagi turis mancanegara telah dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM, melakukan peremajaan peralatan maupun sistem penunjang navigasi penerbangan, perbaikan peralatan maupun sistem dan prosedurnya. Sebelumnya Lembaga Keamananan Transportasi Internasional dalam hal ini Transportation Security Administration (TSA) Amerika Serikat telah melakukan assesment sejak tahun 2005 dan re-assessment terakhir pada bulan Maret 2007 dengan hasil “Compliance with standard security procedure internasional” yang pada gilirannya Bandar Udara Ngurah RaiBali mendapatkan predikat penghargaan sebagai Bandar Udara dengan sistem keselamatan dan keamanan terbaik di Indonesia dan yang pertama kali dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan. Pencapaian tingkat predikat “Compliance with standard security procedure internasional“ menjadikan Travel Banned bagi Bandar Udara Ngurah Rai-Bali yang dipasang disejumlah bandara Internasional di Amerika, Eropa dan Australia telah dicabut, dengan demikian wisatawan manca negara tidak lagi ragu memasuki Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai Bali, sehinggah pada tahun 2007 wisatawan mancanegara masuk Bali melalui Bandar Udara Ngurah Rai naik 19,26 % dibandingkan tahun 2006. Sejalan dengan pencapaian Bandara Ngurah Rai-Bali, bandarabandara di lingkungan Angkasa Pura I juga terus berbenah dalam memberikan pelayanan prima. Hal ini terlihat dengan meningkatnya jumlah penumpang dari dan ke seluruh bandara di lingkungan Angkasa Pura I.
NO
KELOMPOK BANDARA AIRPORT GROWTH
JUMLAH PENUMPANG TOTAL PASSENGER 2006
I II III IV
2007
TREND (%)
Bandara Growth Bandara Ngurah Rai 6.296.423 7.509.021 19,26 Bandara Juanda 8.986.650 8.833.070 (1,71) Bandara Hasanuddin 4.010.080 4.534.673 13,08 Bandara Sepinggan 2.872.768 3.144.627 9,46 Bandara Take-Off Bandara Adisutjipto 2.564.144 2.576.823 0,49 Bandara Push to BEP Bandara Syamsudin Noor 1.477.415 1.614.038 9,25 Bandara Ahmad Yani 1.423.814 1.476.152 3,68 Bandara Selaparang 905.556 942.241 4,05 Bandara Sam Ratulangi 1.139.334 1.139.322 0,00 Bandara Adisumarmo 684.418 714.754 4,43 Bandara Pattimura 444.317 529.966 19,28 Bandara El Tari 484.831 527.644 8,83 Bandara Loss/PSO Bandara Frans Kaisepo 318.614 310.022 (2,70) TOTAL (orang /person) 31.608.364 33.852.353
7,10
17
GRAFIK PERGERAKAN PENUMPANG TAHUN 2006 - 2007 PASSENGERS TRAFFIC CHART 2006-2007 10.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0
DPS SUB UPG BPN JOG B DJ SRG AMI MDC SOC AMQ KOE
TAHUN / YEAR 2006
TAHUN / YEAR 2007
Enhancing Airport Safety & Security The improvement works of airport safety and security are prioritized in Ngurah Rai Airport, Bali as the international main gate for overseas tourists and it highlights the HRD quality and quantity development, the tools and supporting aviation utilities rejuvenation, device repair and its procedures. The US Transportation Security Administration has assessed the airport in 2005 and the last reassessment was conducted in March 2007, resulted “compliance with standard security procedure international“. Moreover, the airport was awarded the best safety and security system in Indonesia from the General Directorate of Air Transportation of the Minister of Transportation. The compliance with international standard security procedure makes the travel banned expired by the global airports in US, Europe and Australia. Hence, the overseas tourists will not hesitate to enter from Ngurah Rai airport. Since 2007, the overseas tourists from Ngurah Rai airport have increased 19.26% compared to 2006. In response to Ngurah Rai renowned achievement, the number of airports under Angkasa Pura I management also strive to give the utmost service. This is clearly indicates by the increase of passengers traffic to and from Angkasa Pura I list of airports.
19
LAPORAN KOMISARIS
Report from the Board of Commissioners
PER U S A H A A N A K A N S E L A L U M E L A K S A N A K A N PEN Y E M P U R N A A N K E T E N T U A N - K E T E N T U A N U N T U K PEN I N G K A T A N T A T A K E L O L A P E R U S A H A A N Y A N G BAI K , S E B A G A I A C U A N P R I N S I P D A L A M P E N G E L O L A A N PER U S A H A A N S E C A R A K O N S I S T EN . K E M U D I A N D I R E K S I AKA N M E L A K U K A N M O N I T O R I N G D A N E V A L U A S I S E C A R A BER KALA TERHADAP PENERAPAN T A T A K E L O L A PER U S A H A A N . S E L A N J U T N Y A , B E R S A M A K O M I S A R I S , DIR E K S I T E L A H M E N E T A P K A N S E B U A H K E B I J A K A N MEN G E N A I M E K A N I S M E H U B U N G A N K E R J A A N T A R A KOM I S A R I S D E N G A N D I R E K S I . B E S A R H A R A P A N K A M I , P ER US AHAAN AKAN DAPAT BERK E M B A N G L E B I H B A I K DI M AS A YANG AKAN DATANG.
Pemegang Saham dan Stakeholders yang terhormat. Tahun 2007 merupakan tahun yang cukup baik bagi PT (Persero) Angkasa Pura I bila dilihat dari sisi indikator keuangan. Kinerja perseroan yang tercermin dari sejumlah indikator memperlihatkan adanya peningkatan. Perseroan mencatat laba tahun ini adalah sebesar Rp 388,77 miliar meningkat 17,08 % dari laba tahun 2006 lalu yaitu sebesar Rp 332,05 miliar. Laba tersebut diperoleh dari peningkatan pendapatan sebesar Rp. 1.550,04 miliar pada tahun 2006 dan menjadi sebesar Rp 1.778,19 miliar tahun 2007 atau meningkat sebesar 14,78 %. Dengan kinerja yang cukup baik tersebut maka sesuai Keputusan Menteri BUMN No 100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 perseroan memperoleh pencapaian score kategori 80.50 dan mendapatkan “AA“, dengan kinerja operasional sesuai Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, memperoleh skor 35. Namun segenap jajaran karyawan dan manajemen perseroan tentu tidak boleh terlalu berpuas diri atas indikator angka-angka tersebut. Upaya-upaya peningkatan menuju bandara dengan pelayanan kelas dunia sebagaimana visi dan misi perusahaan masih merupakan impian yang perwujudannya masih memerlukan kerja keras dari seluruh jajaran di PT Angkasa Pura.I ini. Kerja keras yang paling penting adalah membenahi berbagai elemen internal Perusahaan .
IR. EFFENDI BATUBARA, M.Si Komisaris Utama President Commissioner
Dear esteemed stakeholders, The year 2007 was considered a good year for PT. (Persero) Angkasa Pura I as indicated by the financial sectors. The performance points toward the escalation. The company confirms the profit of Rp. 388,77 billion as it increases 17.08% compared to 2006 profit which was Rp. 332,05 billion. The sums are obtained from the multiply income of Rp. 1,550.04 billion in 2006 to Rp. 1,778.19 billion in 2007 or boost to 14.78%. With this remarkable performance, the company awarded the score 80.50 and marked as “AA“ as declared by the Minister of state owned companies decree No. 100/ MBU/2002 dated June 4, 2002 and garnered the score 35 point in operational performance as affirmed by the Directorate General of Air Transportation. For this reason, the staff and management of the company shall not be fully satisfied toward the stunning indication. The goal to become the world class airport service as stated in vision and mission still require a determination and hard work from the entire staff. The most important point begins with manage the various elements within the internal company. It can be initiated with conducive working environment between management and employees, airport infrastructure expansion, upgrading and maintain the device that relates to navigation in order to have a secure and well being journey experience.
20
LAPORAN KOMISARIS
mulai dari penciptaan suasana yang kondusif dengan revitalisasi hubungan manajemen dan karyawan, pembangunan infrastruktur bandara, peningkatan dan pemeliharaan alat-alat yang berkaitan dengan navigasi sehingga menjamin terciptanya keamanan dan keselamatan penerbangan hingga peningkatan mutu pelayanan guna mewujudkan service excelence ditengah semakin tingginya tuntutan konsumen pengguna jasa terhadap pelayanan kebandarudaraan termasuk peningkatan kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia. Kita semua tentu terus mengamati fenomena regional dan nasional saat ini yang merupakan tantangan bagi kita semua dalam pengembangan pengelolaan kebandarudaraan di tanah air saat ini. Secara regional kita melihat bagaimana negara tetangga terus memacu kemajuan bandaranya dengan terus memodernisasi sistem, peralatan dan infrastrukturnya termasuk penerapan teknologi mutakhir dalam rangka optimalisasi pelayanan bagi pengguna jasa. Sementara di dalam negeri saat ini kita semua sedang berada dalam semangat otonomi daerah termasuk adanya upaya dari pemerintah daerah mendapatkan porsi yang lebih besar lagi untuk keikutsertaannnya dalam pengelolaan bandara. Tantangan lainnya adalah situasi ekonomi makro akibat naiknya harga minyak dunia yang juga akan menjadi salah satu faktor yang langsung maupun tidak langsung turut mempengaruhi kinerja perseroan kedepan. Ditambah akan adanya kebijakan baru pemerintah untuk memisahkan pengelolaan terminal bandara dan Airport Traffic System (ATS). Semua fenomena tersebut tentu perlu dijadikan bahan pertimbangan untuk antisipasi dalam penyusunan langkah-langkah strategis perseroan selanjutnya. Beberapa hal yang menjadi pokok perhatian Dewan Komisaris untuk dapat diperhatikan oleh manajemen adalah sebagai berikut : Manajemen, Organisasi, SDM, Umum dan Logistik Dalam rangka menuju bandara yang moderen, maka manajemen pengelolaan kebandarudaraan juga perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini. Sstem manajemen yang handal dan penggunaan teknologi yang memadai juga akan mendorong tingkat efisiensi dan transparasi sehingga dapat memacu modernisasi pengelolaan kebandarudaran tersebut. Untuk itu, peningkatan kualitas SDM dan membangun mekanisme hubungan industrial serta hubungan manajemen dengan karyawan, penciptaan organisasi yang lebih efektif merupakan faktor-faktor yang harus sudah mulai dibenahi sehingga dapat memacu modernisasi kebandarudaraan tersebut. Perlu dirumuskan langkah-langkah kongkret yang dapat segera dilaksanakan dalam bidang manajemen dan sumber daya manusia, sehingga segenap karyawan memiliki persepsi dan tujuan bersama untuk mewujudkan visi dan misi perseroan yang telah ditetapkan. Untuk memacu kualitas SDM tersebut, Dewan Komisaris mendukung upaya Direksi untuk mengirim pegawai-pegawai yang berpotensi dan berprestasi belajar di lembaga-lembaga aviasi internasional yang ternama. Demikian juga dalam sistem pengadaan dan logistik, perlu diciptakan sistem dan prosedur serta mekanisme pengadaan dan logistik yang lebih transparan atau terbuka serta efisien
This shall meet the ever increasing demand of the consumers to create the service excellence and also the improvement of quality and HRD capability. We might aware the regional and national phenomenon and it could be a challenge to manage our services. Regionally, I had witnessed our neighbor make every effort to upgrade its airport through state of the art system and infrastructure to optimize and benefit the consumers. Incidentally, in internal course, we are now in the spirit of self autonomy and yet the government attempts to gain more share for its venture to manage the airport. The macro side challenge is the massive hike of global oil price that direct or indirectly affect the up-coming company’s performance. Yet, the government will apply the new policy to separate the airport management system and Airport traffic system (ATS). Those mentioned phenomena will be considerate matters for us to anticipate the strategic move. Some major concerns from board of commissioners are: Management, Organization, HRD, General & Logistic To accomplish the modern airport, the management shall update the current technology. The capable management system and technology utilization will then shift to efficient and transparency and could modernize airport management system. Therefore, the quality enhancement of HRD and developing an industrial mechanism as well as management relationship with the employees and the effective organization are the important factors to be managed in order to attain the airport modernization. We should set up the comprehensive step in management and HRD that every employee has the same perception to realize the vision and mission. To upgrade HRD, the board of commissioners support the directors attempt to send the potential staff to learn in renowned international aviation institution. The same implementation also applies to supply and logistic system. We should produce the transparent and open policy procedure towards logistic and supply as it reflects the ethic and value of the company to support its vision and mission. Management Information System Development, Maintaining & Improvement of Infrastructure Quality & Navigation Devices. As the public service company, PT. Angkasa Pura I should posses the advanced MIS technology in regards to modernize the airport to be on par to the developed country. Moreover, to guarantee the utmost quality service especially in the safety and security aviation and give the convenience toward the passengers, we require modernizing facilities and infrastructure as well as navigator system. We should highlight more investment to improve those mentioned course. Partnership Program & Environmental Concerns Partnership Program & Environmental Concerns (PKBL) is one of the company’s Corporate Social Responsibility program. According to the company’s regulation No. 40, 2007,
REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS
21
sehingga mencerminkan nilai dan etika yang dianut oleh perseroan guna mendukung visi dan misi perseroan. Pengembangan Management Information System, Pemeliharaan dan Peningkatan Kualitas Infrastruktur dan Alat-Alat Navigasi PT Angkasa Pura I sebagai perusahaan pelayanan publik sudah sepatutnya memiliki teknologi Management Information System (MIS) yang handal sehingga memadai dalam rangka memacu modernisasi bandara tersebut sebagaimana bandarabandara di negara maju. Kemudian dalam rangka menjamin terjaganya mutu dan kualitas pelayanan khususnya terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan serta kenyamanan pengguna jasa, diperlukan adanya modernisasi seluruh fasilitas dan infrastruktur pelayanan serta alat-alat navigasi. Porsi investasi perlu lebih ditekankan untuk melakukan peningkatan kedua hal tersebut. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan sarana perseroan untuk ikut serta mengambil tanggung jawab dalam pengembangan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Sesuai Undang-Undang Perseroan Nomor 40 Tahun 2007 maka PT Angkasa Pura I perlu merumuskan program PKBL ini secara efektif dan transparan sehingga mengena sasaran dan kehadiran PT Angkasa Pura.I dapat dirasakan oleh masyarakat paling tidak masyarakat yang berada di sekeliling bandara-bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I. Proyek Pembangunan Bandara Baru Makassar dan Lombok Pembangunan Bandara baru Makassar dan Lombok ini merupakan peristiwa monumental bagi PT Angkasa Pura I. Pengalaman membangun bandara ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh jajaran PT Angkasa Pura I. Dewan Komisaris menyadari dan menghargai sepenuhnya kerja keras yang telah dilakukan manajemen dan jajaran di PT Angkasa Pura I untuk menyelesaikan kedua proyek ini sesuai jadwal yang telah ditentukan. Kehadiran kedua bandara baru ini nantinya tentu akan menambah kazanah dalam pengelolaan bandara yang moderen di tanah air. Tata Kelola Perusahaan Tekad Direksi untuk menerapkan GCG sejak tahun 2006 lalu cukup menggembirakan. Penerapan GCG hendaknya terus dilakukan secara konsisten sehingga tercermin dalam kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pemegang Saham Yang terhormat, Sebagai Komisaris di PT (Persero) Angkasa Pura I yang baru diangkat pada 9 Nopember 2007 lalu, kami ingin menggunakan kepercayaan pemegang saham ini untuk menjalankan amanat sesuai ketentuan dalam perundang-undangan untuk bertugas mengawasi dan memberi nasehat kepada manajemen perseroan. Tugas tersebut tidaklah ringan, kami membutuhkan dukungan dari semua pihak sehingga tugas dan fungsi Komisaris tersebut senaniasa dapat efektif dan produktif dan memberikan value added yang optimal untuk memajukan
Angkasa Pura I has to set the effective and transparent PKBL program in order to achieve its mission and the surrounding community could benefit the existence of the airports managed by PT. Angkasa Pura I. Makassar & Lombok New Airport Expansion The expansion of Makassar and Lombok new airport become a monumental event and proud moment for PT. Angkasa Pura I and its whole staff. The board of commissioners are truly appreciated the hard work committed by the management and staff of the company to accomplish the prestigious projects on time. The up coming landing field shall bring new dimension to a modern airport management in the country. Good Corporate Governance The board of directors’ commitment to perform GCG since 2006 has shown a good progress. The GCG consistent implementation is reflected through the entire company performance. Dear valued shareholders, As the board of commissioners of PT. (Persero) Angkasa Pura I and currently appointed by November 9, 2007 we will utilize the trust to abide the bestowed grant according to the governing law to supervise and advise the company’s board of management. We realize this is not an easy task and require your support in order the function of ours will always be effective and productive and in return give the optimum added value to to growth of the company according to its vision and mission. The commitment and efforts endeavored by all management and staff of PT. Angkasa Pura I will eventually reflected by
22
LAPORAN KOMISARIS
perseroan sesuai visi dan misi perseroan. Pada akhirnya semua daya dan upaya yang dilakukan oleh segenap jajaran di PT Angkasa Pura I ini akan terecermin dari meningkatnya mutu pelayanan kebandarudaraan. Mutu pelayanan yang prima dan kepuasan para pelanggan serta para pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap PT Angkasa Pura I merupakan cita-cita mulia kita semua yang pasti bisa diraih bila disertai dengan semangat kebersamaan dan komitmen dari kita semua.
the improvement in airport services. To reach the superlative services and customers’ satisfaction will become our noble duty and can be triumphed if only we have the togetherness and solid commitment from each of us. Jakarta, December 31 2007
Jakarta, 31 Desember 2007
Ir. Effendi Batubara, M.SI Komisaris Utama President Commissioner
Ir. D.Sonny Priyarsono, Ph.D Komisaris Commissioner
Drs. Arie Soelendro. Ak,.MA Komisaris Commissioner
Drs. Hakamuddin Djamal. M.Si Komisaris Commissioner
Suyitno Affandi, SE., M.Si Komisaris Commissioner
REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS
23
SUSUNAN DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS
Ir. Effendi Batubara, M.Si Menjabat sebagai Komisaris Utama PT Angkasa Pura I sejak 9 November 2007. Saat ini menjabat Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan RI. Sebelumnya pernah menjadi Komisaris di PT Pelindo II (Persero). Menamatkan pendidikan dari Fakultas Teknik Sipil ITB Bandung Tahun 1974 dan Program Pasca Sarjana (MS-SPL) IPB Bogor, Lahir di Sidikalang 25 Juli 1948
Ir. Effendi Batubara, M.Si He has occupied the President Commissioner of PT. Angkasa Pura I (Persero) since November 9, 2007. Currently, he serves as the Directorate General of Marine Transportation, Ministry of Transportatio and was the commissioners of PT. Pelindo II (Persero). He holds the degree of ITB civil engineering, Bandung (1974) and post degree of MS-SPL IPB Bogor. He was born on July 25, 1948 in Sidikalang.
Drs. Arie Soelendro, Akt, MA Menjabat sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I sejak 9 November 2007. Saat ini aktif sebagai Dosen di Program Pasca Sarjana Uinversitas Indonesia Jabatan sebelumnya adalah Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Menamatkan pendidikan S-1 dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung tahun 1972 dan S-2 (MA Economics) dari Yale University Amerika Serikat tahun 1983 dan mengikuti Post Graduate Program Harvard Law School tahun 1984. Lahir di Malang 29 Desember 1946
Drs. Arie Soelendro, Akt, MA He has occupied the commissioner of PT. Angkasa Pura I (Persero) since November 9, 2007. Currently, he serves as the university lecturer in Post Graduate studies of Universitas Indonesia and was the head of BPKP. He holds the graduate degree from Economic faculty at Universitas Padjajaran, Bandung in 1972 and post graduate degree from Yale University, USA in 1983 and also attended the PostGraduate Program of Harvard Law School in 1984. He was born on Desember 29, 1946 in Malang.
Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si Menjabat sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I sejak 9 November 2007. Pernah menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Provinsi Sulawesi Selatan, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri dan Gubernur Provinsi Banten. Lahir di Makassar 10 November 1944. Menyelesaikan pendidikan S-1 pada tahun 1970 dari Fakultas Ilmu Administrasi Niaga Universitas Indonesia Jakarta dan Magister Ilmu Pemerintahan Tahun 2002 dari Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta.
Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si He has occupied the commissioner of PT. Angkasa Pura I (Persero) since November 9, 2007. His previous title was the secretary of South Sulawesi region (Sekwilda), Technical Advisor of Minister of Internal Affairs and Governor of Banten Province. He was born on November 10, 1944 in Makassar. He holds the graduate degree from the Faculty of Trade Administration of Universitas Indonesia (1970) and Magister Ilmu Pemerintahan (2002) from IIP.
Ir. D. Sonny Priyarsono, PhD Menjabat sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I sejak 9 November 2007. Saat ini menjabat sebagai Ketua Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Menyelesaikan pendidikan SI dari Fakultas Statistik dan Komputasi dan Program S-2 Institut Pertanian Bogor dan dari Program Doktor Universitas Tsukuba di Jepang, lahir di Ambarawa, 1 Mei 1961.
Ir. D. Sonny Priyarsono, PhD He has occupied the commissioner of PT. Angkasa Pura I (Persero) since November 9, 2007. At present, he serves as the head of post graduate program of Institut Pertanian Bogor. He holds the graduate degree from statistic and computer and post graduate studies in IPB as well as doctorate degree in Tsukuba University, Japan. He was born on May 1, 1961 in Ambarawa.
Suyitno Affandi, SE, M.Si Menjabat sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I sejak 9 November 2007. Saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Bidang Prasarana Angkutan Kementerian BUMN. Pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT ASDP (Persero). Menyelesaikan pendidikan dari Universitas Indonesia, lahir di Jombang, 2 Mei 1954.
Suyitno Affandi, SE, M.Si He has occupied the commissioner of PT. Angkasa Pura I (Persero) since November 9, 2007. Currently, he serves as the Deputy Assistant of Prasarana Angkutan, Kementerian BUMN and was the president commissioners of PT. ASDP (Persero). He accomplished his studies in Universitas Indonesia, He was born on May 2, 1954 in Jombang.
25
LAPORAN DIREKSI
Report from the Board of Dirrectors
PERUSAHAAN AKAN SELALU MELAKSANAKAN P ENYEM PURNAAN KETENTUAN - K E T E N T U A N UNTUK PENINGKATAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK, SEBAGAI ACUAN PRINSIP DALAM PENGELOLAAN PERUSAHAAN SECARA KONSISTEN. KEMUDIAN DIREKSI AKAN MELAKUKAN M ONI TORI NG DAN E V A L U A S I SECARA BERKALA TERHADAP P E N E R A P A N T A T A KELOLA PERUSAHAAN. SELANJUTNYA, BERSAMA K O M I S A R I S , D I R E K S I T E L A H ME N E T A P K A N S E B U A H KEBIJAKAN MENGENAI MEKANISME HUBUNGAN K ERJ A ANTARA KOM I S ARI S DE N G A N D I R E K S I .
Pemegang Saham yang terhormat. Tahun 2007 telah kami lalui dengan beberapa pencapaian yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan Angkasa Pura I, seperti yang akan kami uraikan berikut ini: Selama tahun 2007, Angkasa Pura I telah melayani lebih dari 358 ribu pergerakan pesawat udara dan hampir 34 juta pergerakan penumpang, hal ini menunjukkan peningkatan pergerakan pesawat sebesar 4,1% dan pergerakan penumpang 7,10% dibanding dengan tahun 2006. Sejalan dengan pertumbuhan penumpang dan pesawat udara yang terus meningkat, dituntut pemenuhan penyediaan fasilitas bandara yang handal, kualitas dan kuantitas SDM, serta pelayanan yang prima guna tercapainya kepuasan pengguna jasa bandara. Disamping itu dalam rangka meningkatkan kualitas operasional, Angkasa Pura I berbasis pada empat landasan fundamental 3S+1C, yaitu Safety, Security, Services dan Compliance terhadap pemenuhan standar internasional, dimulai dari bandara Ngurah Rai-Bali sebagai bandara kelas utama sekaligus sebagai barometer standar keamanan bandara internasional di Indonesia, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sistem operasional.
BAMBANG DARWOTO Direktur Utama President Director
Management Report Respected shareholders, we passed 2007 with significant milestones to the improvement of Angkasa Pura I as we explain below. During 2007, Angkasa Pura I has served more than 358,000 airlines and 34 million passengers and it shows the increase of 4.1% for airlines and 7.10% in passengers compared to 2006. We are in progressing track as this also in synchronize with the massive passengers and airlines growth. We will comply with the modern airport facilities, HRD quality and quantity improvement, excellent service for ultimate customer satisfaction. Furthermore, to meet the operational quality – Angkasa Pura I stand the 4 fundamentals of 3S+1C, safety; security; services and compliance toward the international standards. Starting with Ngurah Rai, Bali as the barometer of global standard in regards with security and we take every effort to enhance the operational system quality. The hard works we strive to obey with 3S+1C make a positive response. First, The Ministry of Transportation acknowledged Ngurah Rai as the best airport in Indonesia in security category. In addition,
26
LAPORAN DIREKSI
Kerja keras untuk memenuhi 3S+1C tersebut memberikan hasil positif dengan pengakuan Departemen Perhubungan bahwa Bandara Ngurah Rai merupakan bandara dengan sistem keamanan terbaik di Indonesia. Selain itu apresiasi juga diberikan oleh Transportation Security Administrations (TSA), yaitu Lembaga Keamanan Transportasi Amerika Serikat dan puncaknya adalah pencabutan Travel Banned ke Bali oleh Amerika Serikat, yang kemudian diikuti oleh Eropa dan Australia. Sebagai antisipasi terhadap pertumbuhan penumpang, saat ini Angkasa Pura I sedang melaksanakan pengembangan dan pembangunan bandara antara lain Bandara HasanuddinMakassar, Bandara Baru-Lombok Tengah dan Bandara Adisumarmo-Solo yang dilaksanakan dengan menggunakan dana internal perusahaan, kecuali Bandara Baru Lombok Tengah yang sebagian dananya dari Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. Rencana kerjasama yang lain adalah dengan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah melalui Perusahaan Daerahnya yaitu PT. Sarana Pembangunan Jawa Tengah untuk mengembangkan Bandara A. Yani-Semarang. Perusahaan juga mengupayakan untuk melaksanakan pemanfaatan lahan tidak produktif, antara lain digunakan untuk hotel transit yang saat ini sedang dibangun di Bandara Sepinggan-Balikpapan. Peningkatan tahun 2007 aeronautika peningkatan
trafik penumpang dan pesawat udara pada yang berkorelasi dengan peningkatan produksi dan non aeronautika juga mempengaruhi pendapatan perusahaan, sehingga realisasi laba
Transportation Security Administrations (TSA) USA had appreciated our endeavor and on top of that the travel banned to Bali by USA, Europe and Australia had been terminated. To anticipate the passengers’ growth, currently Angkasa Pura I has developed the expansion of Hasanuddin (Makassar) airport, Lombok Tengah airport and Adisumarmo (Solo) airport that funded by internal sources, except Lombok Tengah airport that financed by Nusa Tenggara Barat province and Lombok Tengah regency. The next joint venture will be with Central Java province through its company, PT. Sarana Pembangunan Jawa Tengah to develop A. Yani airport in Semarang. The company also utilizes the non productive land for the purpose of hotel transit development in Sepinggan (Balikpapan) airport. The remarkable airlines passengers growth in 2007 has correlated with aeronautica and non aeronautica production. This however affected the company’s income and the profit rise above the target or 14.28% - this is increasing 14% compared to 2006. The company steps forward to the advancement stage and reflected in high score of 81 under excellent qualification (AA), the management performance also garnered the score of 109.66% or above the desired target of Working Plan and Company Budget. The management performance is also appraised with IKK (Key Performance Indiocator) based on Balanced Scorecard,
PHOTO DIREKSI
REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS
perusahaan sebelum pajak sebesar Rp 388,77 milyar berada diatas target 14,28% dari yang dianggarkan sebesar Rp 340,18 miyar. Bila diandingkan terhadap realisasi tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 17% yaitu Rp332,05 milyar. Seiring dengan semakin baiknya kondisi perusahaan sebagaimana tercermin dalam Tingkat Kesehatan Perusahaan yang memperoleh skor 81 dengan predikat kualifikasi “AA“ (SEHAT), penilaian kinerja Manajemen melalui Indikator Kinerja Kunci juga memperoleh skor 109,66% atau berada diatas target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Selain penilaian terhadap tingkat kesehatan perusahaan, juga dilakukan penilaian terhadap kinerja Manajemen melalui Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang mendasarkan kepada Balanced Scorecard, meliputi empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses internal, serta tumbuh dan belajar, yang disepakati oleh Regulator yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Pemegang Saham dan Manajemen, yang dituangkan dalam suatu Kontrak Manajemen. Sesuai dengan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), perusahaan memperoleh skor 96,55% dari target yang ditetapkan sebesar 100%. Guna menumbuhkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan (stakeholders) dan pemegang saham, perusahaan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/ GCG) dan secara konsisten dilaksanakan assesment setiap tahun oleh institusi independen untuk menilai perkembangan tingkat kepatuhan perusahaan. Bila pada tahun 2006 score GCG adalah 62,36 dengan predikat Cukup Baik, maka pada tahun 2007 score GCG menjadi 69,51 dengan predikat Cukup Baik.
comprising 4 perspectives namely finance, consumers, internal process and growth & empowerment that has been granted by Directorate General of Air Transportation, shareholders and Management and also abided by Management Contract. The audit works by BPKP show the company score 109.66% above the desired target of 100%. To build a good trust among the stakeholders and shareholders, the company also implements the good corporate governance and consistently assessed by the independent institution to record the abiding index. During 2006, GCG score was 62.36 or average and 2007, GCG score was 69,51. We are highly appreciate during 2007 our headquarter bureau and branch offices had earned the acknowledgement by government institution or independent bodies that indicate the public good perception. With all great accomplishment, the board of directors wishes all the best to all employees, management and stakeholders. We all wish to achieve our vision and mission towards the world class airport management services that give the added value to the stakeholders. Jakarta, December 31 2007
Kita bersyukur bahwa selama tahun 2007, Kantor Pusat maupun beberapa Kantor Cabang telah memperoleh penghargaanpenghargaan, baik dari instansi Pemerintah maupun dari lembaga independen yang menunjukkan tingginya apresiasi publik terhadap perusahaan. Atas segala prestasi diatas, Direksi menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh Karyawan, jajaran Manajemen dan para stakeholder. Harapan kita, semoga perjalanan perusahaan yang pada saat ini berada pada jalur yang tepat menuju terwujudnya visi perusahaan menjadi perusahaan pelayanan jasa navigasi penerbangan dan pengelola bandar udara kelas dunia yang memberikan nilai tambah kepada stakeholder.
Bambang Darwoto Direktur Utama President Director
Jakarta, 31 Desember 2007
Laurensius Manurung Direktur Keuangan Finance Director
Y.A.Y. Supardji Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Commerce and Business Development Director
27
Risman Nuryadin Direktur Operasi dan Teknik Operations and TechnicalDirector
Ranendra Dangin Direktur Personalia dan Umum Personnel and General Affairs Director
28
LAPORAN DIREKSI
SUSUNAN DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS
Bambang Darwoto Menjabat sebagai Direktur Utama Angkasa Pura I sejak tahun 2004. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT. Pelabuhan Indonesia III. Menyelesaikan S1 dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 1978.
Bambang Darwoto He has held the position as President Director of Angkasa Pura I since 2004. Previously, he was President Director of PT. Pelabuhan Indonesia III. He completed his S1 education in 1978 at the Gajah Mada University’s Faculty of Economics majoring in Accounting.
Laurensius Manurung Menjabat sebagai Direktur Keuangan Angkasa Pura I sejak tahun 2004. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura Schiphol, anak perusahaan dari Angkasa Pura II. Lulus S1 Ekonomi Perusahaan Universitas Jayabaya tahun 1984. Mendapatkan gelar Magister Management Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia tahun 1992. Saat ini sedang menyelesaikan program Doktor (S3) Strategic Management di Universitas Indonesia.
Laurensius Manurung He has held the position as Finance Director of Angkasa Pura I since 2004. Previously, he was President Director of PT Angkasa Pura Schiphol, a subsidiary of Angkasa Pura II. He completed his S1 education, majoring in Corporate Economics at Jayabaya University in 1984. He got Master’s Degree, majoring in Accounting, from the University of Indonesia in 1992. Currently, he is completing his doctorate (S3) program, majoring in Strategic Management at the University of Indonesia.
Y.A.Y. Supardji Menjabat sebagai Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura I sejak tahun 2004. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Komersial Angkasa Pura I. Lulus S1 Administrasi Negara Universitas Indonesia tahun 1982 dan mendapatkan gelar Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM tahun 1998.
Y.A.Y. Supardji He has held the position as Commerce and Business Development Director of Angkasa Pura I since 2004. Previously, he was Head of the Commerce SubDirectorate of Angkasa Pura I. He completed his S1 education, majoring in State Administration, at the University of Indonesia in 1982, and got his Master’s Degree from PPM School of Management in 1998.
Risman Nuryadin Menjabat sebagai Direktur Operasi dan Teknik sejak tahun 2004. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Lulus S1 Fakultas Teknik Universitas Indonesia tahun 1981. Mendapatkan gelar Mastere Spesialise en Exploitation Aeronautique Ecole National de ’Aviation Civile (ENAC) Toulouse, Perancis pada tahun 1988.
Risman Nuryadin He has held the position as Operations and Technical Director since 2004. Previously, he was Head of the Soekarno-Hatta Airport Main Branch, Jakarta. He completed his S1 education at the University of Indonesia’s Faculty of Technology in 1981. He got his Degree of Mastere Spesialise en Exploitation Aeronautique from Ecole National d’Aviation Civile (ENAC) of Toulouse, France, in 1988.
Ranendra Dangin Menjabat sebagai Direktur Personalia dan Umum Angkasa Pura I sejak tahun 2004. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dan Direktur Usaha PT Bahtera Adiguna (Persero). Lulus S1 Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1978. Pasca Sarjana Spesialisasi Public Policy dari Departement of Economic University of IIlinois tahun 1984.
Ranendra Dangin He has held the position as Personnel and General Affairs Director of Angkasa Pura I since 2004. Previously, he was Finance Director of PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) and Business Director of PT Bahtera Adiguna (Persero). He completed his S1 education, majoring in Economics, at the University of Indonesia in 1978, and his Post Graduate education, specializing in Public Policies, at the Department of Economics of the University of Illinois in 1984.
31
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Management Analysis and Discussion
LALU LINTAS ANGKTAN UDARA DI 13 CABANG BANDARA SELAMA TAHN 2007, ANGKASA PURA I TELAH MELAYANI 3 5 7 . 3 8 7 P E R G E R A K A N P E S A WA T , 3 3 . 6 1 2 . 8 9 9 PENUMPANG DAN 243.097 TON BARANG. P E R G E R A K A N P E S A WA T M E N I N G K A T SEBESAR 1,63 %, PENUMPANG MENINGKAT 6,34% DAN PERGERAKAN BARANG/KARGO MENINGKAT 17,10% BILA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2006. KONDISI UMUM
GENERAL CONDITION
Sepanjang tahun 2007 Angkasa Pura I dalam menjalani kegiatannya sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Keberhasilan pencapaian target kinerja Perusahaan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas keamanan, kebijakan pemerintah, perkembangan airlines, penyesuaian tarif, standar kualitas pelayanan, merealisasikan kerja sama dengan pihak ketiga, konsistensi dalam pengendalian biaya dengan menerapkan early warning system dan cost consciousness, optimalisasi dana di Pasar Modal dan Pasar Uang.
During 2007, Angkasa Pura I performance is based on external factor. The performance achievement are affected by the internal and external issue namely economy growth, stability, government policy, airlines development, tariff adjustment, service quality standard, realization of joint partner, consistency on internal expenditure through early warning system and cost consciousness implementation, fund optimum utilization in capital market and money market.
Anggaran pendapatan perusahaan merupakan target minimal yang semaksimal mungkin harus dicapai oleh perusahaan, sedangkan anggaran biaya merupakan jumlah maksimal dan pelaksanaannya diupayakan seefisien mungkin dengan melakukan cost reduction program tanpa mengurangi Level of Service. Pengendalian /efisiensi biaya dapat dilaksanakan dengan baik yang tercermin dalam konsistensi terhadap anggaran melalui penetapan Early Warning System. Tindakantindakan yang mengakibatkan terjadinya perubahan alokasi anggaran ataupun pelampauan anggaran investasi maksimal 5% dari plafond RKAP, agar terlebih dahulu dimintakan persetujuan Komisaris dan dipertanggungjawabkan dalam RUPS tentang Persetujuan Laporan Tahunan, Pengesahan Perhitungan Tahunan dan Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2007.
The company estimate revenue is the desired minimal target whilst the estimate overhead is the maximum sum and makes it efficiently works through cost reduction without lessening the level of service. The efficient control can be achieved with the implementation of early warning system. The action that could affect the investment allocation, maximum 5% of the allocated fund will be advised by the annual general assembly concerning the agreement of annual reports, annual calculation and net profit utilization in 2007 operational year.
32
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Dalam manajemen aset PT (Persero) Angkasa Pura I, secara kontinyu dilakukan inventarisasi fisik untuk mengetahui jumlah dan kondisi aset yang produktif yang merupakan kekuatan alat produksi dan fasilitas pendukung kebandarudaraan lainnya. Khusus aset yang tidak produktif karena rusak dan tidak dipergunakan lagi akan diusulkan penghapusan aset yang diajukan dari Direksi kepada komisaris / pemegang saham. Strategi terhadap aset yang kurang produktif melalui pola kerjasama pemanfaatan aset dengan pihak ketiga sehingga meningkatkan nilai tambah aset tersebut . Sesuai dengan bidang usaha pokok PT (Persero) Angkasa Pura I yaitu memberikan pelayanan Lalu Lintas Penerbangan dan Pelayanan Kebandarudaraan, maka produk utamanya adalah memberikan jasa kepada stakeholder. Untuk itu (Persero) Angkasa Pura I selalu berusaha meningkatkan kualitas SDM agar senantiasa bisa memberikan pelayanan terbaik. Kegiatan operasional di dalam rangka pelayanan Lalu Lintas Penerbangan dan Pelayanan Kebandarudaraan membutuhkan SDM yang tidak sedikit dan harus memenuhi batas toleransi Level of Service yang telah ditetapkan pemerintah. Komposisi neraca perusahaan menunjukkan sekitar 70% dari total aktiva adalah berupa aset, misalnya antara lain berupa landasan, terminal dan alat-alat navigasi penerbangan. Hal ini menyebabkan sekitar 25% dari biaya operasional perusahaan adalah biaya penyusutan aset yang merupakan fasilitas produksi untuk memberikan fasilitas pelayanan tersebut di atas. PERGERAKAN TRAFIK
Selama tahun 2007 Perusahaan telah melayani 358.108 pergerakan pesawat udara atau meningkat 1,84 % dan pergerakan penumpang sebesar 33.852.353 atau meningkat 7,10 % sedangkan kargo sebesar 222.269 ton atau meningkat 7.07 % bila dibandingkan dengan tahun 2006, peningkatan tersebut seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan pasar jasa angkutan udara yang ditandai dengan adanya penambahan frekuensi penerbangan domestik dan Internasional serta semakin membaiknya sistem regulasi penerbangan domestik.
The asset management of PT. (Persero) Angkasa Pura I continuously invent to acknowledge the total numbers and productive condition. This assortment will be the strength of production tools and supporting airport utilities. The non productive assets due to damage and unutilized will be erased and be advised from the board of directors to the board of commissioners. The strategic non productive assets utilization will involve the join cooperation with third parties and shall make the most value of the assets. In accordance with the core business of PT. (Persero) Angkasa Pura I which serve the aviation traffic and airport management services and give the added value to the stakeholders, the company will do every effort to enhance the human resource development in order to give the ultimate service. The operational services of aviation traffic and airport management services require a number of qualified personnel and should abide the tolerance level of service by the government. The composition of the company’s balance sheet indicates that 70% of total asset are landing ground, terminal and navigator devices. This makes 25% of operational expenditure is asset depreciation that mostly utilize whilst serving the above method. TRAFFIC MOVEMENT
During 2007, the company has served 358,108 airlines or increase 1.84% and also served 33,852,353 passengers or increase 7.10%. The cargo has increased 7,07% or 222,269 tons as compared to 2006. The multiply index is in accordance with Indonesian economy significant growth and dynamic airlines market. This is clearly shows on the added frequency on domestic and international flights as well as the improvement of domestic flight regulations.
PERGERAKAN TRAFIK TAHUN 2006 DAN 2007 / TRAFFIC MOVEMENTS IN 2006 AND 2007 Dalam juta rupiah
In million rupiah
URAIAN
DESCRIPTION
Pesawat (a/c) Penumpang (Pax) Kargo (ton)
2005
2006
2007
344,413
351,651
358,108
Aircraft (a/c)
29,669,375
31,608,364
33,852,353
Passengers (Pax)
219,906
207,591
222,269
Cargoes(Ton)
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
PENDAPATAN USAHA
33
BUSINESS REVENUE
Realisasi total pendapatan tahun 2007 sebesar Rp 1,78 triiun atau berada di atas anggaran 15,49% dari yang ditargetkan sebesar Rp 1,54 triliyun. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 14,78%
The total revenue realization for 2007 is Rp. 1.78 trillion. This is above target allocation of 15.49% or Rp. 1.54 trillion. This sum is amplify 14.78% compared to 2006.
PRODUKSI AERONAUTIKA AIR TRAFFIC SERVICES
The PJP domestic production realization is 29,261,418 units or above allocated target 2.98 % or 28,510,941 units. This is due to the additional flight services from numerous airlines since April 2007 in precise, Ngurah Rai and Sepinggan airport. The international PJP also increases 20,511,960 units or below allocated target 0.49 % or 20,612,431 units. Compared to realization in 2006, it also multiplies by 5.52 %. The PJP inter sky production records 57,846,563 units or above allocated target 0.11 % or 57,784,792 units. Compared to 2006, it also increases by 8.87 %.
Realisasi produksi PJP Dalam Negeri sebesar 29.261.418 route unit atau berada di atas anggaran 2,98% dari yang ditargetkan sebesar 28.510.941 route unit. Hal ini disebabkan oleh penambahan frekuensi penerbangan beberapa maskapai sejak bulan April 2007, yaitu Bandara Ngurah Rai dan Bandara Sepinggan mengalami kenaikan. Realisasi produksi PJP Luar negeri sebesar 20.511.960 route unit atau berada di bawah anggaran 0,49% dari yang ditargetkan sebesar 20.612.431 route unit. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 5,52%. Realisasi produksi PJP Lintas Udara sebesar 57.846.563 route unit atau berada di atas anggaran 0,11% dari yang ditargetkan sebesar 57784792 route unit. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 8,87% PRODUKSI AERONAUTIKA NON ATS Produksi aeronautika Non ATS Dalam Negeri tahun 2007 secara umum mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2006, hal ini disebabkan kenaikan Load factor penumpang (khususnya di Bandara Ngurah Rai dan Hassanuddin) dan meningkatnya penggunaan aviobridge di Bandara Juanda Baru dimana 2 aviobridge yang semula hanya dialokasikan untuk penerbangan internasional juga dioptimalkan untuk penerbangan domestik. Produksi Aeronautika Non ATS Luar Negeri tahun 2007 secara umum mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2006, hal ini disebabkan peningkatan frekuensi penerbangan beberapa maskapai serta semakin membaiknya kondisi keamanan di Bali, serta dicautnya travel warning setelah keluarnya pernyataan dari TSA yang menyebutkan Bandara Ngurah Rai sudah memenuhi standar kemanan internasional. PRODUKSI NON AERONAUTIKA
Produksi aeronatika non ATS tahun 2007 secara umum mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2006. Realisasi produksi konsesi sebesar RP 1.391.665.512 atau berada diatas anggaran 26,42% dari yang ditargetkan sebesar Rp 1.100.824.573 hal ini disebabkan oleh penerapan pemilihan langsung konsesioner dengan metode beauty contest di Bandara Juanda. Sedangkan untuk realisasi produksi warehousing sebesar 127.864.577 kg atau berada di atas anggaran 116,97% dari yang ditargetkan sebesar 58.932.549 kg. Hal ini disebabkan oleh penambahan dari pengelolaan warehousing Bandara Juanda dan Syamsuddin Noor yang sebelumnya masuk ke dalam konsesi serta adanya penambahan penerbangan ke Balikpapan yang membawa kargo seperti Garuda, Sriwijaya Air, Air Asia dan Batavia Air. LABA RUGI Perolehan laba setelah pajak periode tahun 2007 sebesar Rp. 326,96 milyar dan mengalami kenaikan 14,43% bila dibandingkan tahun 2006. Kenaikan laba tersebut disebabkan oleh meningkatnya :
AERONAUTIC PRODUCTION OF AIR TRAFFIC SERVICES
AERONAUTIC NON ATS PRODUCTION
During 2007, domestic Aeronautic Non ATS production has increased compared to 2006. This is due to passengers increase load factor especially in Ngurah Rai and Hasanuddin airport and aviobridge augmented usage in Juanda Baru airport in which 2 aviobridge was allocated to international and yet it utilized for domestic usage as well. The international Aeronautic Non ATS production for 2007 also shows a significant growth as compared to 2006. This is also due to the additional airlines frequency and improvement security in Bali as well as the termination of travel warning and TSA declaration that Ngurah Rai airport has complied with international security standard. NON AERONAUTIC PRODUCTION
During 2007, Aeronautic non ATS production gets enlargement as compared to 2006. The concession production of Rp. 1.391,665,512 or above allocated target 26.42% or Rp. 1,100,824,573 is due to concession direct selection with beauty contest method at Juanda airport. The warehousing production of 127,864,577 kg is above allocated target 116.97% or 58,932,549 kg. This is due to the additional warehousing management of Juanda and Syamsuddin Noor airport that previously included in the concession and also extra flight to Balikpapan that brings cargo like Garuda, Sriwijaya Air, Air Asia and Batavia Air. PROFIT & LOSS The profit after tax from 2007 is Rp. 326.96 billion and increase 14.43% compared to 2006. This is due to:
34
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
PRODUKSI TAHUN 2006 DAN 2007 / PRODUCTION IN 2006 AND 2007 JENIS PRODUKSI SATUAN 2006 2007 DEVIATION UNITS (%) AERONAUTIKA AERONAUTIKA ATS PJP - Dalam Negeri Route Unit 27,767,802 29,361,418 5.74 - Luar Negeri Route Unit 19,439,813 20,511,960 5.52 - Lintas Udara Route Unit 53,133,682 57,846,563 8.87 Jumlah Route Unit 100,341,297 107,719,941 7.35 AERONAUTIKA NON ATS PJP4U - Dalam Negeri Ton 8,302,724 8,664,096 4.35 - Luar Negeri Ton 2,358,098 2,507,078 6.32 Jumlah Ton 10,660,822 11,171,174 4.79 PJP2U - Dalam Negeri Pax 12,033,451 12,676,178 5.34 - Luar Negeri Pax 1,979,458 2,459,026 24.23 Jumlah Pax 14,012,909 15,135,204 8.01 Garbarata - Dalam Negeri Ton 475,703 2,202,238 362.94 - Luar Negeri Ton 3,294,708 4,104,212 24.57 Jumlah Ton 3,770,411 6,306,450 67.26 NON AERONAUTIKA Pemakaian Counter - Dalam Negeri Pax 12,044,985 12,810,699 6.36 - Luar Negeri Pax 1,884,952 2,370,761 25.77 Jumlah 13,929,937 15,181,460 8.98 Sewa Ruang M2xMonth 1,073,046 1,028,141 (4.18) Sewa Tanah M2xMonth 7,133,412 7,816,279 9.57 Konsesi Omzet/ Rp 000 1,029,067,768 1,391,666 (99.86) Parkir Mobil Sheet 9,529,365 9,395,042 (1.41) Parkir Motor Sheet 2,320,296 2,283,010 (1.61) Anjungan Sheet 306,946 386,907 26.05 Tempat Reklame M2xMonth 123,222 149,354 21.21 Pemakaian Telepon PesxMonth 21,502 23,048 7.19 Pemakaian Air M3 254,458 246,301 (3.21) Pemakaian Listrik Kwh 28,277,154 27,637,858 (2.26) Gudang Kargo Kg 39,973,316 127,864,577 219.87 Premium Lounge Pax 141,419 547,210 286.94
TYPES OF PRODUCTION AERONAUTIC AERONAUTIC - ATS PJP Domestic International Over Flying Total AERONAUTIC NON - ATS PJP4U Domestic International Total PJP2U Domestic International Total Avio Bridge Domestic International Total NON AERONAUTIC Counter Supply Domestic International Total Space Rent Land Rent Concessions Car Parking Motorbike Parking Waving Gallery Advertising Space Telephone Services Water Supply Electric Supply Warehousing Premium Lounge
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
1. Pendapatan operasi (Aeronautika dan Non Aeronautika) sebesar Rp. 238,82 miliar atau sebesar 18,22% bila. 2. Pendapatan non operasi sebesar Rp. 51,13 miliar atau sebesar 54,40%.
35
1. The increase of operational revenue (Aeronautic & Non Aeronautic) Rp. 238.82 billion or 18.22 %. 2. Non operational revenue of Rp. 51.13 billion or 54.40%. BUSINESS REVENUE
PENDAPATAN USAHA
Total pendapatan periode tahun 2007 sebesar Rp 1,78 trilyun, mengalami peningkatan 15% bila dibandingkan tahun 2006. Peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya pendapatan aeronautika, non-aeronautika dan pendapatan lain-lain.
During 2007, total revenue increase to 15 % compared to 2006 or Rp. 1.78 trillion. This is due to the raising income of Aeronautic, non Aeronautic and other earnings.
REALISASI PENDAPATAN TAHUN 2007 & 2006 / 2007 & 2006 INCOME REALIZATION
2006 2007 RKAP AUDITED AUDITED (5-3):3 (5-4):4 1 2 3 4 5 6 7 A PENDAPATAN OPERASIONAL 1 Aeronautika a PJP - Dalam Negeri 20.158.464 23.219.486 24.807.524 23.06 6.84 - Luar Negri 69.044.836 105.943.170 69.899.581 1.24 (34.02) - Lintas Udara 305.412.763 295.368.959 301.204.409 (1.38) 1.98 Jumlah PJP 394.616.063 424.531.615 395.911.514 0.33 (6.74) 2 Aeronautika Non ATS a PJP4U - Dalam Negeri 39.373.859 41.463.184 66.680.245 69.35 60.82 - Luar Negeri 104.317.121 112.299.885 108.808.862 4.31 (3.11) Jumlah PJP4U 143.690.980 153.763.069 175.489.107 22.13 14.13 b PJP2U - Dalam Negeri 279.906.567 305.906.204 318.676.951 13.85 4.17 - Luar Negeri 181.152.020 193.669.092 256.090.120 41.37 32.23 Jumlah PJP2U 461.058.587 499.575.296 574.767.071 24.66 15.05 c Garbarata - Dalam Negeri 2.123.803 6.476.840 8.928.444 320.40 37.85 - Luar Negeri 19.266.364 20.449.905 23.227.769 20.56 13.58 Jumlah Garbarata 21.390.167 26.926.745 32.156.213 50.33 19.42 Jumlah Aero Non ATS 626.139.734 680.265.110 782.412.391 24.96 15.02 Jumlah Pdpt. Aero 1.020.755.797 1.104.796.725 1.178.323.905 15.44 6.66 2 Non Aeronautika a Counter - Dalam Negeri 7.157.651 9.240.419 16.494.039 130.44 78.50 - Luar Negeri 8.890.836 8.689.554 116.075.658 30.56 33.58 Jumlah Counter 16.048.487 17.929.973 132.569.697 75.10 56.73 b Sewa-sewa 97.567.740 119.519.399 101.514.865 4.05 (15.06) c Konsesi 82.065.898 96.114.476 111.321.831 35.65 15.82 d Parkir/Peron/Bandara 27.681.671 30.263.266 31.935.281 15.37 5.52 e Pendptn Rek Listrik 22.554.827 25.420.152 24.768.899 9.82 (2.56) Pendptn Sewa Reklame 10.635.928 12.747.319 19.352.821 81.96 51.82 Pendptn Rek Air 2.178.517 1.951.613 2.153.952 (1.13) 10.37 Pendptn Rek Telp 12.276.400 12.508.550 11.609.181 (5.43) (7.19) Werehousing 14.141.796 15.069.402 30.170.008 113.34 100.21 Pendapatan Plyn Premium 4.670.615 3.561.662 10.145.377 117.22 184.85 Jumlah Pendapatan non Aero 289.821.880 335.085.812 371.073.912 28.04 10.74 Jumlah Pendapatan Ops 1.310.577.677 1.439.882.537 1.549.397.817 18.22 7.61 Pendapatan Lain-lain Keuntungan Selisih kurs 76.089.913 - 66.475.214 (12.64) - Pasar Uang & pasar Modal 137.698.543 91.503.816 137.755.084 0.04 50.55 Pendapatan Lainnya 25.668.389 9.139.112 25.564.055 (0.41) 179.72 Jumlah Pendapatan lain-lain 239.456.845 100.642.928 229.794.353 (4.04) 128.33
NO
URAIAN
Total Pendapatan
1.550.034.522 1.540.525.466
1.779.192.170
14.78
15.49
DESCRIPTION OPERATIONAL INCOME Aeronautic PJP - Domestic - International - Over Flying Total PJP Aeronautic Non ATS PJP4U - Domestic - International Total PJP4U PJP2U - Domestic - International Total PJP2U Avio bridge - Domestic - International Total Avio bridge Total Aero Non ATS Total income Aero Non Aeronautic Counter - Domestic - International Total Counter Rents Concessions Parking/Peron/Airport Electricity Income Billboard Income Water Income Telephone Income Warehousing Premium Service Income Total Income Non Aero Total Income Ops Misc Income Profit for foreign exchange Money market & capital market Other income Total other income Total income
36
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Pendapatan Aeronautika Total Pendapatan aeronautika periode tahun 2007 sebesar Rp. 1.178,32 milyar atau meningkat 15,54% dibandingkan tahun 2006. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh jenis pendapatan aeronautika ATS 0,33% dan aeronautika Non ATS yaitu PJP4U 22,13%, PJP2U 24,66% dan Aviobridge 50,33%.
Aeronautic Revenue The total Aeronautic revenue for 2007 is Rp. 1,178.32 billion or increase by 15.54 % as compared to 2006. This growth took place in all sort of Aeronautic production, namely Aeronautic ATS 0.33% and Aeronautic non ATS which PJP4U 22.13%, PJP2U 24.66 % and Aviobridge 50.33 %.
Pendapatan Aeronautika ATS Pendapatan Aeronautika ATS yang diperoleh dari PJP Dalam Negeri sebesar Rp. 24,81 miliar, berada di atas anggaran 6,84% atau Rp 1,59 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp. 23,22 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tarif PJP Dalam Negeri dari Rp. 750 per route unit menjadi Rp. 1.000 per route unit TMT 1 Agustus 2007. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 23,06%. Begitu juga dengan realisasi PJP Luar Negeri bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 1,24%.
Aeronautic ATS Revenue The Aeronautic ATS revenue from domestic PJP is Rp. 24.81 billion or above allocated target 6.84 % or Rp. 1.59 billion – this was exceedingly the target of Rp. 23.22 billion. This is due to the domestic PJP increase from Rp. 750 per route to Rp. 1,000 per route unit TMT since August 1, 2007. Compared to 2006, it shows growth of 23.06 %. The international PJP also rise 1.24 % as compared to 2006.
Pendapatan Aeronautika Non ATS Pendapatan Aeronautika Non ATS yang meliputi PJP4U, PJP2U dan Aviobridge sebesar Rp. 782,41 miliar, berada di atas anggaran 24,96% dari yang ditargetkan sebesar Rp. 680,26 miliar. Peningkatan pendapatan Aeronautika Non ATS tersebut selain karena peningkatan produksi juga disebabkan penerapan parking fee progresif pada contact parking stand dan parking surcharge pada pendapatan PJP4U dan adanya kenaikan tarif PJP2U Luar Negeri dari Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 120.000 per penumpang menjadi Rp. 70.000 sampai dengan Rp. 150.000 per penumpang TMT 1 November 2007. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 22,13%. Pendapatan Non Aeronautika Pendapatan Non Aeroautika bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 28,04%. Realisasi pendapatan konsesi mengalami peningkatan sebesar 35,65%, Pemakaian Counter 75,10%, Reklame 81,96%, Warehousing 113,34% dan Pemakaian ruang tunggu 117,22% bila dibandingkan tahun 2006, hal ini disebabkanoleh penerapan metode Beauty Contest dan pola revenue sharing (warehousing dan CIP) di bandara Juanda serta pengenaan konsesi (throughput charge) terhadap pengisian bahan bakar pesawat (Pertamina) Rp. 20 /liter mulai Januari 2007 di bandara Juanda. Pendapatan Lain-lain Total pendapatan lain-lain tahun 2007 sebesar Rp. 229,79 milyar mengalami penurunan 4,04% bila dibandingkan tahun 2006. Penurunan tersebut disebabkan menurunnya pendapatan akibat selisih kurs jika dibandingkan dengan tahun 2006. Namun perusahaan juga melakukan optimalisasi dana kas operasional yang berlebih (excess fund) dan dana kas yang belum terpakai (idle fund) di pasar uang dan pasar modal sehingga dapat memberikan imbal hasil yang optimal. Optimalisasi dana dilakukan pada 4 (empat) instrumen investasi, yaitu pada deposito rupiah dan dollar, obligasi rupiah dan dollar, reksadana rupiah, dan saham. Imbal Hasil yang diperoleh melalui optimalisasi dana di pasar uang dan pasar modal sebesar tahun 2007 adalah sebesar Rp.137,76 miliar atau naik 0,04% dari tahun 2006 sebesar Rp.137,70 Miliar.
Aeronautic Non ATS Revenue The revenue of Aeronautic Non ATS comprises of PJP4U, PJP2U and aviobridge is Rp. 782.41 billion or above the allocated target 24.96 % or Rp. 680.26 billion. This growth is due to the production expansion and progressive parking fee implementation for parking stand contract and parking surcharge on PJP4U revenue. Moreover, there is also the increasing factor on international PJP2U tariff. Initially it was Rp. 50,000 to Rp. 120,000 per passenger now it changes to Rp. 70,000 to Rp. 150,000 per passenger TMT since November 1, 2007. This is also a rise of 22.13 % as compared to 2006. Non Aeronautic Revenue Non Aeronautic revenue has increased 28.04 % as compared to 2006. The concession revenue also rises to 35.65 %. Counter revenue enlarges to 75.10 %, billboard increases to 81.96 %, warehousing extends to 113.34 % and waiting lounge also enhances to 117.22 % as compared to 2006. This factor is due to the implementation of beauty contest method and revenue sharing (warehousing & CIP) in Juanda airport plus the throughput charge concession for aircraft fuel (Pertamina) of Rp. 20 / liter starting January 2007 in Juanda airport. Miscellaneous Revenue During 2007, total miscellaneous revenue is Rp. 229,79 billion or decrease 4.04 % compared to 2006. This is due to foreign exchange calculation. The company also makes the optimum use of excess fund and idle fund in the capital market that brings the maximum gain. The optimum use of fund is utilized by 4 type of investment namely rupiah and dollar time deposit, rupiah and dollar bonds, mutual fund and stocks. During 2007, the return from this optimum use of fund is Rp. 137.76 billion or increase 0.04 % from 2006 which was Rp. 137,70 billion. This is due to the additional fund that can be utilized and beneficial interest rate from LPS which is 8.25 %. The fund allocation in the financial market is carefully considered with prudent calculation to avoid the loss for the company. Following are the analysis for risk investment in the capital market per December 20, 2007:
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
Hal ini disebabkan bertambahnya dana yang dapat dioptimalkan serta diperolehnya suku bunga maksimum LPS sebesar 8,25%. Penempatan dana perusahaan dalam instrumen keuangan telah dilakukan secara hati-hati dengan terlebih dahulu memperhitungkan secara cermat risiko dan mitigasi guna menghindari timbulnya kerugian bagi perusahaan. Adapun analisis terhadap resiko investasi di pasar uang dan pasar modal per Desember 2007 sebagai berikut: 1. Pasar Uang Komposisi Penempatan deposito rupiah 97% pada Bank BUMN dan 3% pada Bank Swasta. Credit risk untuk Bank BUMN hanya 1% dan untuk Bank Swasta adalah 2%. Mitigasi Credit risk dilakukan dengan penempatan pada Bank yang sehat mengacu kriteria Bank Indonesia.
1. Money Market The composition is rupiah time deposit allocation in BUMN bank is 97 % and 3 % to private bank. Credit risk for BUMN bank is 1 % and private bank is 2 %. Credit risk concern is put the fund to the excellent bank performance based on Bank Indonesia criteria. 2. Capital Market From the bonds that owned by the company, the rating shows the growth for instance the bonds that obtained in 2003. The company implements hold to maturity policy so market risk is considered nil. Below is the fund utilization:
2. Pasar Modal Dari keseluruhan obligasi korporasi yang dimiliki perusahaan tidak ada yang turun ratingnya, bahkan ada yang naik ratingnya, misalnya pada obligasi yang diperoleh tahun 2003. Namun mengingat kebijakan perusahaan terhadap obligasi yang dimiliki tersebut adalah hold to maturity, maka market risk nya tidak ada.
RINCIAN REALISASI OPTIMALISASI DANA / THE REALIZATION OF OPTIMUM FUND INSTRUMEN INSTRUMEN Deposito Rupiah Deposito Dollar Jumlah Pasar Uang Obligasi Rupiah Obligasi Dollar Reksadana Rupiah Saham Jumlah Pasar Modal Jumlah
NILAI INVESTASI % INVESTMENT VALUE 2006 2007 PERT. 383.00 387.86 770.86 408.45 67.16 13.03 18.32 506.96 1,277.82
904.50 1.36 122.45 (0.68) 1,026.95 0.33 309.17 (0.24) 70.47 0.05 - - 379.64 (0.25) 1,406.59 0.10
PENDAPATAN % INSTRUMENT REVENUE INSTRUMENT 2006 2007 PERT. 54.25 15.28 69.53 50.90 4.74 1.14 11.39 68.17 137.70
75.02 3.45 78.47 43.50 7.15 0.57 8.07 59.29 137.76
0.38 (0.77) 0.13 (0.15) 0.51 (0.50) (0.29) (0.13) 0.04
Rupiah Time Deposit Dollar Time Deposit Total Money Market Bond in Rupiah Bond in Dollar Mutual Fund in Rupiah Shares Total Capital Market Total
37
38
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
BEBAN USAHA
OPERATING EXPENSES
Total Beban Usaha Perusahaan pada tahun 2007 yang terdiri dari beban operasional dan beban lain-lain sebesar Rp 1,39 trilyun mengalami peningkatan 14,16% bila dibandingkan tahun 2006.
During 2007, total operating expenses of the company and other expenses is Rp. 1,39 trillion or increase 14,16 % compared to 2006.
REALISASI BIAYA TAHUN 2007 DAN 2006 / 2007 & 2006 EXPENSES REALIZATION
NO URAIAN 1
2
2006 Audited 3
RKAP 4
2007 AUDITED
DEVIASI (%) (5-3):3 (5-4):4
5
6
DESCRIPTION
7
A
Biaya Operasional Biaya Pegawai 334,880,558 352,773,758 386,556,485 15.43 9.58 Biaya Pemeliharaan 76,225,281 103,502,481 91,367,167 19.86 (11.72) Biaya Suplay & Perlengkapan 25,064,984 25,413,100 24,869,003 (0.78) (2.14) Biaya Utility 107,878,937 117,021,538 131,871,282 22.24 12.69 Biaya Umum 295,709,127 311,019,436 312,093,290 5.54 0.35 Biaya Penyusutan 206,156,383 251,771,593 315,592,690 53.08 25.35 Biaya Peny. Piutang Ragu-2 19,618,410 4,800,249 35,017,354 78.49 629.49 Biaya Amortisasi 6,992,811 21,987,862 8,389,627 19.98 (61.84) Jumlah Biaya Ops. 1,072,526,491 1,188,290,017 1,305,756,898 21.75 9.89
Oprational Income Staff Income Maintaining Expenses Supply Expenses Utility Expenses Other Income Depreciation Expenses Doubtful receivable Expenses Amortization Expenses Total Operational Expense
B
Biaya Lain-lain Kerugian selisih kurs 122,965,143 - 50,743,571 (58.73) - Biaya lainnya 22,492,401 12,053,444 33,920,630 50.81 181.42 Jmlh Biaya Lain-lain 145,457,544 12,053,444 84,664,201 (41.79) 602.41 Total Biaya 1,217,984,035 1,200,343,460 1,390,421,099 14.16 15.84
Total Misc Expenses Loss on Foreign Exchange Total Misc Expenses Total Misc Expenses Total Expenses
Beban Operasional Total beban operasional selama tahun 2007 sebesar Rp.1.305,76 milyar mengalami peningkatan 21,75% bila dibandingkan tahun 2006. Peningkatan tersebut terjadi pada beban pegawai 15,43%, pemeliharaan 19,87%, utilitas 22,24%, penyusutan piutang ragu-ragu 78,5% yang disebabkan penambahan penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3,56 milyar, penyusutan aktiva tetap 53,08% karena pembebanan penyusutan Terminal Baru Juanda sebesar Rp 115, 25 milyar dan amortisasi 21,01%. Beban Non Operasional Total beban non operasional selama tahun 2007 sebesar Rp 84,66 milyar mengalami penurunan 41,79% bila dibandingkan tahun 2006 yang disebabkan penurunan beban selisih kurs 58,73% . NERACA AKTIVA
Total Aktiva Perusahaan per 31 Desember 2007 sebesar Rp 7.476,18 milyar mengalami peningkatan 51,82 % bila dibandingkan tahun 2006. Peningkatan tersebut terutama disebabkan penambahan saldo Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS). Saldo Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) tersebut merupakan asset Proyek Fasilitas Telnavudlis & Fasilitas Bandar Udara dan Keselamatan Penerbangan yang diserahterimakan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada PT (Persero) Angkasa Pura I, namun sampai dengan 31 Desember 2007 belum terbit Peraturan Pemerintah yang
Operational Expenses During 2007, total operational expenses is Rp. 1,305.76 billion or increase 21,75 % compared to 2006. This is due to staff liabilities 15,43 %, maintaining facilities 19.87 %, utilities 22,24 %, decrease of doubtful receivable 78,5 % due to additional doubtful receivables or Rp. 3,56 billion, decrease of assets 53,08 % due to the decrease liabilities of Juanda new airport Rp. 115,25 billion and amortization 21.01%. Non Operational Expenses During 2007, total non operational expenses is Rp. 84,66 billion and decrease 41,79 % compared to 2006 due to reducing foreign exchange calculation 58,73 %. BALANCE SHEETS ASSETS
Per December 31, 2007 total assets of the company is Rp. 7,476.18 billion and increase to 51,82 % compared to 2006. The growth is due to the government assistance that has not been verified (BPYBDS). BPYBDS is the assets of the project facility of Telnavudlis and airport utilities and safety aviation handed from Directorate General pf Air Transportation to PT. (Persero) Angkasa Pura I but yet the government has not issued the policy regarding the asset allotment as the state capital to PT. (Persero) Angkasa Pura I. The following is the explanation of the assets growth:
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
mengatur tentang penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Pemerintah pada PT (Persero) Angkasa Pura I. Penjelasan peningkatan aktiva tersebut dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut : 1. Kenaikan aktiva tetap yang berasal dari Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) dari pemerintah sebesar Rp 2.310,44 milyar, antara lain serah terima terminal Bandara Juanda Baru sebesar Rp 2.241,28 milyar, perpanjangan runway di Bandara Achmad Yani Semarang sebesar Rp 49, 51 milyar serta peralatan Security berupa X-ray, handheld metal detector sebesar Rp 12,47 milyar untuk 5 (lima) bandara. 2. Kenaikan aktiva dalam penyelesaian meningkat sebesar Rp 323,02 milyar, yang disebabkan meningkatnya prestasi fisik pengembangan Bandara Hasanuddin Makassar. 3. Di samping kenaikan tersebut juga adanya pengurangan BPYBDS sebesar Rp 106,76 milyar berupa Hasil Kerjasama Pembangunan Embarkasi Haji di Bandara Syamsudin Noor -Banjarmasin, yang dikembalikan kepada Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Selatan karena adanya perubahan pola dari hibah menjadi pemanfaatan asset.
39
1. The increase of assets from the government assistance that has not yet verified (BPYBDS) is Rp. 2,310.44 billion. This amount including the handed over of Juanda Baru airport Rp. 2,241.28 billion, runway extension at Ahmad Yani airport, Semarang Rp. 49.51 billion and security devices namely x-ray, handheld metal detector Rp. 12.47 billion for 5 airports. 2. The increase of assets in the progress Rp. 323.02 billion due to the rising value of physical development of Hasanuddin airport, Makassar. 3. Besides the increase, there is also some lessening point of BPYBDS amounted Rp. 106.76 billion. This factor is due to the joint cooperation of Haj Embarkation development in Syamsuddin Noor airport, Banjarmasin that handed over to the South Kalimantan government. This point is considered the grant alteration to assets utilization. LIABILITIES
Per December 31, 2007 total liabilities is Rp. 494,08 billion or increase 27,23 % compared to 2006. This increase is due to the third party liability over the completion of Hasanuddin airport development at Makasar.
REALISASI NERACA TAHUN 2007 & 2006 / BALANCE SHEET REALIZATION 2006 & 2007 Dalam juta rupiah
NO URAIAN 1 A
2
3
4
2007 AUDITED 5
DEVIASI (%) (5-3):3 (5-4):4 6
Total Assets
Passiva : Hutang Lancar 290,598 222,378 350,795 20.71 57.75 Kewajiban pajak tangguhan 84,991 73,674 125,033 47.11 69.71 Kewajiban Jangka Panjang 12,748 12,487 18,252 43.18 46.17 Ekuitas 4,535,864 4,633,871 6,982,106 53.93 50.68
Passiva Current Liabilities Deferred Tax Liabilities Long Term Liabilities Shareholders Equity
4,924,201
4,942,409
4,942,409
KEWAJIBAN
Total Kewajiban per 31 Desember 2007 sebesar Rp 494.08 milyar atau meningkat 27,23% bila dibandingkan tahun 2006. Peningkatan tersebut terutama disebabkan timbulnya kewajiban kepada pihak ketiga atas penyelesaian pengembangan Bandara Hasanudin Makassar.
7,476,186
7,476,186
51.83
Assets Current Assets Long Term Investment Fixed Assets Fixed Assets on demand Liability Other Assets
51.27
Total Pasiva
4,924,201
DESCRIPTION
7
Aktiva: Aktiva Lancar 1,524,163 828,457 1,822,659 19.58 120.01 Investasi Jangka Panjang 578,728 580,455 519,371 (10.26) (10.52) Aktiva Tetap 2,565,444 3,309,136 4,455,419 73.67 34.64 Aktiva Tetap dlm pengadaan 219,229 203,533 542,248 147.34 166.42 Aktiva Lain-2 36,637 20,828 136,489 272.54 555.31 Total Aktiva
B
2006 Audited RKAP
In million rupiah
51.83
51.27
Total Pasiva
CAPITAL Per December 31, 2007 total capital is Rp. 6,982.11 billion or increase 53,95 % compared to 2006. This growth is due to: 1. Government assistance that has not been verified (BPYBDS) amounted Rp. 2,203.68 billion. 2. The additional capital reserve from 2006 profit allotment amounted Rp. 202,75 billion.
MODAL
Modal Perusahaan per 31 Desember 2007 sebesar Rp 6.982,11 milyar mengalami peningkatan 53,95% bila dibandingkan tahun 2006. Peningkatan tersebut disebabkan terutama : 1. Penambahan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) dari pemerintah sebesar Rp 2.203,68 milyar. 2. Penambahan cadangan modal dari pembagian laba tahun 2006 sebesar Rp. 202,75 milyar.
During 2007, there is the alteration of foundation capital from Rp. 3,70 trillion to Rp. 7 trillion based on The alteration of company’s foundation signed by Notary Nanda Fauz Iwan, SH No. 02 dated August 9, 2007 chapter 4 and inserted in Tambahan Berita Negara RI dated September 7, 2007 that stated:
40
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Dalam tahun 2007 terjadi perubahan modal dasar dari Rp 3,70 triliun menjadi Rp 7,00 triliun berdasarkan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang disahkan melalui Akta Notaris Nanda Fauz Iwan,SH Nomor: 02 tanggal 09 Agustus 2007 Pasal 4, dan telah dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI tanggal 7 September 2007 No. 72, yang menyebutkan sebagai berikut : (1) Modal Dasar Perseroan berjumlah sebesar Rp 7,00 triliun yang terbagi atas 7 Juta saham, masing-masing bernilai nominal Rp 1.000.000,(2) Dari Modal tersebut telah ditempatkan / diambil bagian dan telah disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia sebanyak 1.800.000 saham atau seluruhnya berjumlah Rp 1,8 triliun. (3) 100% dari nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut diatas atau seluruhnya berjumlah Rp 1,8 triliun telah disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia kedalam kas Perseroan, dengan cara sebagai berikut : (b) Sebesar Rp 925 miliar telah disetor dengan uang tunai sebagai setoran Modal lama. (c) Penambahan Penyertaan Modal Negara sebesar Rp 264,11 miliar. (d) Modal Donasi sebesar Rp 2,79 miliar (e) Laba yang belum dibagi sebesar Rp 98,29 miliar (f) Cadangan sampai dengan tahun buku 2005 sebesar Rp 509,80 miliar ARUS KAS
Posisi Kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 1.203,57 milyar atau meningkat 21,02% bila dibandingkan tahun 2006. Peningkatan sebesar Rp 209,04 milyar diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp 467,93 milyar, dan digunakan untuk aktivitas investasi 175,34 milyar dan aktivitas pendanaan sebesar Rp 83,54 milyar. Peningkatan arus kas dari aktivitas operasi ditunjukan dengan adanya upaya-upaya Manajemen sebagai berikut : - Pemasangan stiker perak dan hitam bagi debitur yang terlambat melakukan pembayaran serta stiker emas bagi yang pembayarannya tepat waktu. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi para debitur untuk saling berkompetisi (efek psikologis) di antara mereka dalam melakukan pembayaran kepada PT (Persero) Angkasa Pura I. - Penerapan cash management system (CMS) bekerjasama dengan Bank BNI dan Bank Mandiri sehingga seluruh transaksi kas / bank terkoneksi secara sistem. Dana pada rekening penerimaan di seluruh Kantor Cabang secara otomatis akan ditransfer ke rekening Kantor Pusat pada pukul 15.00 WIB setiap hari kerja. Untuk memenuhi kebutuhan operasional Kantor Cabang dilakukan pengiriman dana dari Kantor Pusat melalui layanan CMS. - Penjadwalan pembayaran dua kali dalam sebulan kepada para Penyedia Barang dan atau Jasa. Sedangkan peningkatan arus kas dari aktivitas investasi disebabkan penyelesaian pengembangan Bandara Hasanuddin Makassar.
(1) The company’s initial capital total Rp. 7 trillion, divided into 7 million shares, each amounted Rp. 1 million. (2) From those capital, it has been reserved / taken and submitted by the state amounted 1,800,000 shares or Rp. 1,8 trillion. (3) 100 % from nominal shares value is fully submitted by the state to the company’s cash with following method: - Rp. 925 billion is submitted as the cash and act as the previous capital - Additional state capital allotment amounted Rp. 264,11 billion. - Donation capital amounted Rp. 2,79 billion. - The profit that has not been divided amounted Rp. 98,29 billion. - Reserves up to 2005 operating year Rp. 509,80 billion. CASH FLOW
Per December 31, 2007 the cash of the company is amounted Rp. 1,203.57 billion or increase 21,02 % compared to 2006. The enhancing sum of Rp. 209,04 billion is received from operation activity of Rp. 467,93 billion and it is utilized for investment activity of Rp. 175,34 billion and funding activity of Rp. 83,54 billion. The management endeavors to enhance the cash flow from the following actions: - Display a silver and black sticker for the debtor that have a late payment and put the gold sticker for those which have on time payment. This method will motivate the debtor in physiology manner to make a punctual payment to PT. (Persero) Angkasa Pura I. - The implementation of Cash Management System (CMS) and cooperate with BNI and Bank Mandiri in order to connect all cash transaction systematically. The fund from the branches account will automatically be transferred to the headquarter office by 15,00 hrs during working days. Moreover, to meet the branches operational needs, the company send the fund via CMS service. - Reschedule payment scheme, 2 times per month for the supplier. The cash flow increase from investment activity is due to the completion of Hasanuddin Airport development in Makassar.
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
41
INVESTASI
INVESTMENT
Program investasi tahun 2007 terealisir sebesar Rp 175,24 milyar, yang disesuaikan dengan kegiatan Perusahaan. Investasi tersebut dikelompokkan berdasarkan sesuai fungsi dan aktivitasnya yaitu 66,03% untuk keselamatan penerbangan dan keamanan; 26,21% untuk pelayanan; 1,28% untuk peningkatan pendapatan dan efisiensi biaya; 5,05% untuk produktivitas kerja serta 1,43% untuk citra perusahaan .
During 2007, the investment program is amounted Rp. 175,24 billion and divided into each functions and activity, namely 66,03 % for aviation safety & security; 26,21 % for service; 1,28 % for revenue increase and cost efficient; 5,05 % for work productivity and 1,43 % for company’s image.
Berikut ini tabel realisasi investasi tahun 2007 dan 2006 : INVESTASI TAHUN 2006 & 2007 / INVESTMENT IN 2006 & 2007 Dalam juta rupiah KELOMPOK INVESTASI
2006
Keamanan / Keselamatan Penerbangan Pelayanan Peningkatan Pendapatan & Efisiensi Harga Produktifitas Kerja Citra Perusahaan JUMLAH
2007
In million rupiah INVESTMENT GROUP
66,229 17,395 73,390 4,128 1,341
115,704 45,932 2,245 8,853 2,506
Flight Safety / Security Services Increased Revenues & Cost Efficiency Work Productivity Company Image
162,483
175,240
TOTAL
FASILITAS UTAMA BANDAR UDARA / THE MAIN FACILITIES OF AIRPORT No
LOCATION
RUNWAY CAPACITY TERMINAL CARGO RUNWAY CAPACITY TERMINAL
FIRE FIGHTING VEHICLES
1. Ngurah Rai 3000 x 45 M2 Wide Big Body Aircraft :10 Intl’l :65.846 M2 Intl’l :3.708 M2 10 unit (B747/sejenisnya) Dom:13.229 M2 Dom:2.574 M2 Wide Body Aircraft : 3 Cold Storage : 1 (B767/A300/sejenisnya) Narrow Body : 25 (B737,F100/sejenisnya) 2. Juanda 3000 x 45 M2 Wide Big Body Aircraft :2 Intl’l :31.425 M2 11.592 M2 8 unit (B747/sejenisnya) Dom:31.275 M2 Wide Body Aircraft : 11 (A300/DC 10/MD 11/ sejenisnya) Narrow Body : 4 (B737,F100/sejenisnya) 3. Hasanuddin 2500 x 45 M2 Wide Body Aircraft : 3 Intl’l&Dom :10.814 M2 1.728 M2 9 unit (A300/DC 10/MD 11/ sejenisnya) Narrow Body : 9 (B737,F100/sejenisnya) 4. Sepinggan 2500 x 45 M2 Wide Body Aircraft : 3 Intl’l :2.302 M2 4.684 M2 7 unit (A300/DC 10/MD 11/ Dom:9.221 M2 sejenisnya) Narrow Body : 12 (B737,F100/sejenisnya) 5. Frans Kasisiepo 3570 x 45 M2 Wide Body Aircraft : 3 3.148 M2 252 M2 6 unit (A300/DC 10/MD 11/ sejenisnya) Others :2 (F-28/DC-9/sejenisnya) 6. Sam Ratulangi 2650 x 45 M2 A300/DC10 :4, B737: 6 Intl’l :4.044 M2 3.546 M2 5 unit Dom:14.126 M2 7. Adisutipto 2200 x 45 M2 B737: 8 Intl’l :1.014 M2 384 M2 6 unit Dom:7.355 M2 8. Adisumarmo 2600 x 45 M2 A300/DC10 :3, B737: 7 Intl’l :764 M2 863 M2 8 unit Dom:2.052 M2 9. Syamsudin Noor 2500 x 45 M2 A300/DC10 :2, B737: 9 9.043 M2 802 M2 7 unit 10. Ahmad Yani 2250 x 45 M2 B737: 5, CN235 :2 Intl’l :657 M2 774 M2 6 unit Dom:5.451 M2 11. Selaparang 2100 x 40 M2 B737: 8 Intl’l :1.600 M2 480 M2 7 unit Dom:3.760 M2 12. Patimura 2500 x 45 M2 A300/DC10 :1, B737: 7 Intl’l :1.200 M2 1.139 M2 6 unit CASSA:1 Dom:7.393 M2 13. Eltari 2500 x 45 M2 B737: 9 Intl’l : 900 M2 800 M2 6 unit Dom:2.950 M2
NAVIGATION EQUIPMENT NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS, PSR, SSR, Ext. Radar-Waingapu, RDPS,DISPLAY RADAR
NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS, PSR, SSR-WGP, RDPS,FDPS,DISPLAY RADAR
NDB, DVOR, DME, ILS, RVR, ATIS, PSR, SSR, RDPS,FDPS, DISPLAY RADAR NDB, DVOR, DME, ILS, RVR, ATIS, PSR, SSR, RDPS,DISPLAY RADAR
NDB, DVOR, DME, ILS, RVR, ATIS, PSR, SSR, RDPS,DISPLAY RADAR
NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS, SSR, DISPLAY RADAR NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS, PSR, MSSR,RDPS, DISPLAY RADAR NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS, PSR, SSR,RDPS, DISPLAY RADAR NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS, PSR, SSR,RDPS, DISPLAY RADAR NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS, PSR, SSR, Ext.RADAR NDB, DVOR, DME NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS, SSR, DISPLAY RADAR NDB, DVOR
42
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Tingkat Kesehatan Perusahaan Tolak ukur penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan tahun 2007 sebagai BUMN Infrastruktur mengacu Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP.284/X/1999 tanggal 22 Oktober 1999 tentang standar kinerja operasional bandara. Total skor penilaian meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu : • Aspek Keuangan dengan skor 31 • Aspek Operasional dengan skor 35 • Aspek Administrasi dengan skor 15 Dari perhitungan tersebut diatas diperoleh total skor 81 dengan kualifikasi ”AA” dan predikat ”SEHAT”. Bila dibandingkan dengan tahun 2006 mengalami penurunan skor 2 pada aspek keuangan untuk rasio Pengembalian Modal (ROE) dan rasio Pengembalian Investasi (ROI) karena penambahan aset Bandara Juanda sebesar Rp. 2.241,28 milyar . Namun pada aspek admistrasi terjadi peningkatan skor 2 pada kinerja PKBL karena tingginya penyaluran pinjaman dana kemitraan.
Company’s Healthy Level The bench mark of healthy level of the company in 2007 as the state owned corporation is in accordance with The Minister of BUMN decree No. KEP-100/MBU/2002 dated June 4, 2002 and Directorate General of Air Transportation decree No. SKEP.284/X/1999 dated October 22, 1999 regarding the standard performance of airport operation. The total score consist of 3 aspects namely: - Finance aspect, score 31 - Operational aspect, score 35 - Administration aspect, score 15 The total score of 81 is classified as “AA“ qualification and ’healthy’. Compared to 2006, it decreased 2 points on finance aspect for ROE and ROI due to additional Juanda airport assets of Rp. 2,241.28 billion. On administration aspect, it adds 2 points due to PKBL performance and soaring request on cooperative fund distribution.
TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN / CORPORATE LEVEL OF HEALTH URAIAN
2006
2007
DESCRIPTION
Aspek Keuangan Tingkat Pengembalian Modal 7.5 5 Tingkat Pengembalian Investasi 6 5 Rasio Kas 3 3 Rasio Lancar 3 3 Periode penagihan 4 4 Perputaran Persediaan 4 4 Perputaran Aktiva 2 1 Total Modal Sendiri terhadap Total Aktiva 5.5 6 Jumlah 35 31
Financial Aspect Return On Equiy (ROI) Return On Investment (ROI) Cash Ratio Current Ratio Collection Period Inventory Turn Over Total Asset Turn Over Equity to Total Asset Total
Aspek Operasional Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan 12 12 Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U) Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) 7 6 Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) 7 6 Counter 4 6 Garbarata 5 5 Jumlah 35 35 Aspek Administrasi Laporan Perhitungan Tahunan 3 3 Rancangan RKAP 3 3 Laporan Periodik 3 3 Kinerja PKBL 4 6 Jumlah 13 15 TOTAL SKOR 83 81 KLASIFIKASI AA AA TINGKAT KESEHATAN SEHAT SEHAT
Operational Aspect Landing Fee, Parking Fee, Hanggar Fee Passengers Services Charge Air Navigation Charge Counter Aviobridge Total Administration Aspect Annual Audited Report Annual Program and Budget Plan Perodical Report Small Enterprise and Community Development Total SCORE CLASSIFICATIONS COMPANY SOUNDNESS
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
PUBLIC ACCOUNTANT OPINION The company’s 2007 annual reports has been audited by independent auditor which is Grant Thornton Hendrawinata and qualified as appropriate without exception.
TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN / CORPORATE LEVEL OF HEALTH
83
81
80 70
Finance Ratio The company’s ability to yield the profit is considered good as it indicates by operation profit ratio that reached 15,72 % or decreased 2,44 % compared to 2006 which realized 18,16 %.
60 50
35
35
The company’s liquidity ratio is also good as it indicates by liquidity ratio in 2007 that reached 519,58 % but it was under the 2006 liquid ratio that was 524,49 %. This was due to the increase of liabilities of Hasanuddin airport expansion in Makassar.
13
10
15
31
20
35
40 30
43
0 Aspek Keuangan
Aspek Operasional
TAHUN / YEAR 2006
Aspek Administrasi
Total SKOR
TAHUN / YEAR 2007
OPINI KANTOR AKUNTAN PUBLIK Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2007 telah diaudit oleh Auditor Independen Kantor Akuntan Publik Grant Thornton Hendrawinata dengan opini ”Wajar Tanpa Pengecualian”. Rasio Keuangan Kemampuan Perusahaan untuk menghasilkan laba (Rentabilitas) cukup baik, yang diindikasikan dengan rasio laba operasi mencapai 15,72% atau menurun 2,44% dibandingkan tahun 2006 yang terealisasi 18,16%. Kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek ( Likuiditas) cukup baik hal ini terlihat dari rasio likuiditas pada tahun 2007 sebesar 519,58%, namun dibawah realisasi rasio likuiditas tahun 2006 sebesar 524,49%. Hal ini terutama disebabkan kenaikan kewajiban yang timbul akibat proyek pengembangan Bandara Hasanuddin Makassar. Kemampuan solvabilitas untuk rasio hutang terhadap aktiva perusahaan pada tahun 2007 sebesar 6,61% namun dibawah realisasi tahun 2006 sebesar 7,88%, karena adanya penerimaan asset BPYBDS dalam bentuk aktiva tetap yang sangat besar yaitu Terminal Bandara Baru Juanda Achieving Shareholder Return Dalam periode tahun 2000 sampai dengan 2006, Angkasa Pura I secara terus menerus memberikan kontribusi kepada Negara berupa dividen seiring dengan pencapaian laba Angkasa Pura I. Rata-rata jumlah dividen sebesar Rp. 119,2 miliar per tahun, dengan jumlah terbesar dicapai pada tahun 2000 yaitu sebesar Rp. 250 miliar. Mulai tahun 2003, jumlah dividen mengalami penurunan karena Angkasa Pura I harus membiayai pengembangan beberapa bandara dengan menggunakan dana internal Angkasa Pura I, sebagai akibat perubahan kebijakan Pemerintah yang tidak lagi membiayai pengembangan Bandar Udara. Kontribusi Angkasa Pura I kepada Negara selaku Pemegang Saham sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 berupa penyetoran dividen, yang besarannya fluktuatif seiring dengan pencapaian laba Angkasa Pura I dan sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), berdasarkan perolehan laba pada tahun berjalan, dengan mempertimbangkan kebutuhan pengembangan Angkasa Pura I.
The solvability to debt ratio towards company’s asset in 2007 is 6,61 % but it was under 2006 achievement which was 7,88 %. This was due to the asset receivables of BPYBDS in fixed assets which was new Juanda airport. Achieving Shareholder Return During 2000 to 2006, Angkasa Pura I continually gives the contribution to the state in the form of dividend in accordance with the ever growing profit of the company. The total dividend approximately Rp. 119,2 billion per year and the year 2000 marked the massive amount which was Rp. 250 billion. Starting 2003, the dividend decreased due to some financial assistance in several airports that using the internal fund and the government did not support the monetary aid anymore. Angkasa Pura I contribution to the state as the shareholder since 2000 to 2006 is the dividend submission that fluctuates due to profit achievement and annual general assembly policy regarding the received profit and considering the needs of Angkasa Pura I expansion.
44
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
SHAREHOLDER VALUE Dari 8 (delapan) komponen shareholders value yang dinilai pada tahun 2007, secara umum mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2006 khususnya Return on Capital Employed, Dividen, Operating Profit, Revenue Growth, hal ini dapat terlihat pada tabel berikut ini :
SHAREHOLDER VALUE From 8 components of shareholder value that assessed in 2007, in general it was decreased compared to 2006 especially in return on capital employed, dividend, operating profit, revenue growth as indicates in the chart below.
SHAREHOLDERS VALUE Dalam juta rupiah URAIAN / DESCRIPTION
In million rupiah
2006
EBITDA (Rp juta) Return on capital employed (%) Dividen (Rp juta) Capital employed (Rp juta) Operating profit (Rp juta) Revenue growth (%) Non-operating cost (Rp juta) Operating cost (Rp juta)
2007
539,202 7.06 168,518 4,704,972 332,050 280.58 213,149 1,072,526
704,636 5.22 71,435 6,933,938 243,641 114.78 323,983 1,305,757
LIABILITIES TO THE STATE During 2007, the company’s liability to the state in the form of dividend and tax has decreased Rp. 24,69 billion compared to 2006 due to the reducing of PPh chapter 25 which amounted Rp. 42,73 billion. All liabilities to the state has been paid as the chart below shows:
KEWAJIBAN KEPADA NEGARA Kewajiban Perusahaan kepada negara berupa dividen dan perpajakan tahun 2007 mengalami penurunan sebesar Rp. 24,69 milyar bila dibandingkan tahun 2006 karena penurunan PPh Pasal 25 sebesar Rp. 42,73 milyar . Semua kewajiban pada negara telah dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hal ini dapat terlihat pada tabel berikut ini : KEWAJIBAN KEPADA NEGARA / OBLIGATION TO THE STATE
Dalam juta rupiah Dalam juta rupiah URAIAN 2006 2007 Dividen PPh Pasal 21 PPh. Pasal 23 Sewa Ruang / Tanah PPh. Pasal 23 Bunga Deposito / Giro PPh. Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Kendaraan Jumlah
66,973 40,428 9,620 24,994 72,729 34,450 17,068 2,261 268,523
Dividen Kebijakan pembagian dividen dilaksanakan dengan mempertimbangkan optimalisasi kebutuhan Perusahaan dengan kebutuhan Pemegang Saham berdasarkan keputusan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pembayaran Dividen selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut :
71,435 48,148 10,782 25,740 29,998 37,093 20,440 193 243,829
In million rupiah In million rupiah DESCRIPTION Dividend Article 21 Salaries, Article 23 Deposit interest, Article 23 Article 25 Value Added Tax Land and Building Tax Vehicle Tax Total
Dividend Considering the dividend allocation is the optimum company’s needs that meet with the annual general assembly policy. The dividend allocation for the past 5 years is as follow:
PEMBAYARAN DIVIDEN 2006 / DIVIDEND PAYMENT IN 2000-2006 Dalam juta rupiah
TAHUN BUKU FINANCIAL YEARS
TANGGAL RUPS DATES OF RUPS
JUMLAH DIVIDEN QUANTITY OF DIVIDENDS
2000 14 Juni 2001 250,000 2001 22 Juli 2002 209,054 2002 5 Sept. 2003 79,878 2003 9 Juli 2004 56,767 2004 30 Juni 2005 100,353 2005 30 Juni 2006 66,973 2006 27 Juni 2007 71,435 834,460
In million rupiah PENYETORAN DEVIDEN DIVIDEND PAYMENT 125,000 125,000 209,054 26,626 53,252 14,000 14,000 14,000 14,767 20,000 80,353 66,973 71,435 834,460
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
PEMBAYARAN DIVIDEN 2000-2007/ DIVIDEND PAYMENT IN 2000-2007
45
The Material Agreement for Capital Investment Business venture with the investor in developing the production facilities upon the company’s own land and within particular period and it will be possessed by the company as the assets.
Dalam juta rupiah - In million rupiah
350
Tariff Change towards the Company’s Revenue The board of directors has issued the following policy due to the revenue growth and achieves the RKA target 2007.
300
200
209
250
250
150
0
57
50
2000 2001
71 67
80
100
100
2002 2003 2004 2005 2006
Bahasan Mengenai Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal Kerjasama usaha dengan pihak investor dalam pembangunan alat produksi di atas lahan Perusahaan dengan perikatan waktu tertentu yang kemudian setelah jangka waktu tertentu asset tersebut menjadi milik Perusahaan. Dampak Perubahan Tarif Terhadap Peningkatan Pendapatan Perusahaan Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan pencapaian target-target RKA tahun 2007, Direksi telah melakukan langkahlangkah yang berkaitan pentarifan beberapa Jasa antara lain: 1. Berkaitan adanya peningkatan pelayanan, bagi pengguna jasa direksi melakukan penyesuaian tarif untuk : a. Jasa Pemakaian Counter Dalam Negeri disesuaikan dan Rp. 570 menjadi Rp. 610 per penumpang. b. Jasa Pemakaian garbarata ditetapkan sebesar Rp. 150.000 sampai dengan Rp. 300.000 per pemakaian. c. PJP2U Luar Negeri disesuaikan dari Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 120.000 menjadi Rp. 70.000 sampai dengan Rp. 150.000 per penumpang. d. PJP2U Haji disesuaikan dari Rp. 40.000 menjadi Rp. 50.000 per penumpang. e. PJP Dalam Negeri disesuaikan dari Rp. 875 sampai menjadi Rp. 1.000 per route unit. 2. Penyesuaian Tarif-Tarif Non Aeronautika antara lain: a. Penetapan Tarif Parkir Kendaraan secara progresif di Bandara Adisutjipto - Jogjakarta. b. Penyesuaian Tarif Parkir Kendaraan (non progresif) di Bandara Selaparang - Mataram. c. Penyesuaian Tarif Waving galery di Bandara Adisutjipto - Jogjakarta, Selaparang - Mataram dan Sepinggan Balikpapan. d. Penyesuaian Tarif Reklame e. Penetapan Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara (PJKP2U) di Bandara Sepinggan - Balikpapan.
1. In accordance with the improvement of service for the passengers, the following tariff are being adjusted: - Domestic counter service from Rp. 570 to Rp. 610 per passenger. - Aviobridge usage from Rp. 150,000 to Rp. 300,000 per usage. - International PJP2U from Rp. 50,000 to Rp. 120,000 now it is Rp. 70,000 to Rp. 150,000 per passenger. - Haj PJP2U from Rp. 40,000 to Rp. 50,000 per passenger. - Domestic PJP from Rp. 875 to Rp. 1,000 per route unit. 2. Non Aeronautic Tariff Adjustment: - Implementation on Progressive tariff for vehicle parking in Adisutjipto airport - Jogjakarta. - Adjustment on Non progressive tariff for vehicle parking in Selaparang airport - Mataram. - Adjustment on waving gallery tariff in Adisutjipto airport (Jogjakarta), Selaparang airport (Mataram) and Sepinggan airport (Balikpapan). - Adjustment on billboard tariff. - Implementation on cargo service and airmail service (PJKP2U) in Sepinggan airport, Balikpapan.
46
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA Angkasa Pura I dalam mengantisipasi perkembangan dunia penerbangan dan kegiatan penunjangnya, telah dilakukan langkah-langkah pengembangan usaha sebagai berikut : Angkasa Pura I telah melakukan Product Development Synergy dengan partner strategis untuk membangun Hotel transit sekaligus sebagai Ruang tunggu keberangkatan di Bandara Sepinggan dan Product Development lahan parkir kendaraan sekaligus sebagai area komersial di Bandara Ngurah Rai. Pembentukan Strategic Business Unit (SBU) Pengelolaan Terminal Kargo dan Pos di Bandara Juanda, Syamsuddin Noor dan Adi Sutjipto. Penerapan pemilihan konsesioner dengan metoda Beauty Contest di seluruh bandara diharapkan akan diperoleh konsesioner yang dapat memberikan kontribusi pendapatan terbesar, produk yang branded, penataan produk yang estetik, dll. Rencana Pembangunan Terminal Domestik di Bandara Ngurah Rai, Terminal baru di Bandara Adisumarmo dan bandara baru di Lombok Tengah. Program pengembangan usaha tersebut, diharapkan akan dapat meningkatkan nilai Angkasa Pura I dalam menghadapi perkembangan dunia penerbangan. UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KEPADA PENGGUNA JASA
Untuk meningkatkan pelayanan prima (level of services) kepada para pengguna jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa navigasi penerbangan, Perusahaan melakukan hal-hal sebagai berikut : - Penggantian fasilitas utama dan penunjang bandar udara secara berkala - Melakukan pemeliharaan secara preventif dan korektif terhadap fasilitas utama dan penunjang bandar udara - Merencanakan penggunaan multi user check in system dengan tujuan optimalisasi ruang check in area, mengurangi antrian penumpang dan akurasi data penumpang. - Pemanfaatan teknologi mutakhir dalam pelayanan lalu lintas dan navigasi penerbangan antara lain Makassar Advanced Air Traffic Services (MAATS). PENGEMBANGAN USAHA, PELANGGAN DAN PEMASARAN Angkasa Pura I selain mengelola 13 bandara, juga mengusahakan 2 unit bisnis strategis yaitu pengelolaan terminal kargo di Makassar dan Balikpapan. Pengelolaan terminal kargo di Bandara Hasanuddin, Makassar dimulai sejak April 2004 dalam bentuk unit bisnis strategis dengan nama Secure and Speed Cargo Warehousing yang terpisah dari manajemen Bandara Hasanuddin yang dipimpin pada awalnya oleh seorang Manajer, namun dengan perkembangan bisnis kargo yang cukup pesat, maka saat ini dipimpin oleh General Manager. Pengelolaan terminal kargo sering disebut juga sebagai pergudangan udara lini I. Sebagaimana pengelolaan terminal penumpang, maka pengelolaan terminal kargo juga
BUSINESS DEVELOPMENT PROSPECT To anticipate the growth of aviation industry, Angkasa Pura I has taken these following actions: Angkasa Pura I has carried out Product Development Strategy with strategic partners to erect the transit hotel that also function as the waiting lounge in Sepinggan airport. Meanwhile, the parking space in Ngurah Rai airport will be utilized as the commercial area. The implementation of Strategic Business Unit (SBU) over the cargo terminal management and post in Juanda airport, Syamsuddon Noor airport and Adi Sutjipto airport. The concession selection through beauty contest method in the entire airport will give the big contribution as well as displaying the prestigious branded product and esthetically displayed goods. The expansion development in Ngurah Rai domestic terminal, new terminal in Adisumarmo airport and new airport in Central Lombok. Those business development programs will ensure the increasing value of the company to face the aviation industry.
THE UPGRADING SERVICE LEVEL TO THE CONSUMERS The company put every effort to upgrade the level of service to the consumers with these following actions: - Change the main facility and supporting airport utilities regularly. - Maintain and prevent the main facility and supporting airport utilities. - Plan to implement multi user check system to optimize check in lounge area, lessen the passengers waiting line and make the passengers data more accurate. - Utilizing state of the art technology in navigation and aviation traffic services through MAATS (Makassar Advanced Air Traffic Services). BUSINESS DEVELOPMENT, CONSUMERS & MARKETING Angkasa Pura I managed 13 airports and 2 strategic business units namely cargo terminal management in Makassar and Balikpapan. The cargo terminal management in Hasanuddin airport, Makassar was initiated in April 2004 in the forms of strategic business units namely Secure and Speed Cargo Warehousing which separated from Hasanuddin airport management and was administered by a manager. To keep abreast with the ever growing cargo business development, currently it is managed by a general manager. The cargo management is commonly called sky warehousing line I. The similar practice applies with passengers’ terminal. The cargo terminal also furnish with safety devices namely x-ray for cargo. This will guarantee the secure and convenient cargo services.
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
47
dilengkapi dengan peralatan keselamatan dan keamanan penerbangan seperti X-Ray untuk kargo. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin terselenggaranya pelayanan jasa kargo yang aman dan tertib bagi penerbangan pesawat udara.
The cargo terminal management in Sepinggan airport, Balikpapan begins in August 2006 in the form of strategic business unit, separated from Hasanudin airport management and was supervised by the general manager.
Pengelolaan terminal kargo di Bandara Sepinggan, Balikpapan dimulai sejak Agustus 2006 dalam bentuk unit bisnis strategis yang terpisah dari manajemen Bandara Hasanuddin yang dipimpin oleh seorang General Manajer.
Besides SBU, the management of cargo terminal also in revenue sharing practice with particular operator which applies in Syamsuddin Noor airport – Banjarmasin and Sam Ratulangi airport - Manado.
Selain dalam bentuk SBU, maka pengelolaan terminal kargo juga dalam bentuk Revenue sharing dengan operator, seperti yang telah dilakukan di Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin dan Sam Ratulangi, Manado.
Angkasa Pura I also managed CIP Lounge in Juanda airport in the form of operational method with joint venture using revenue sharing.
Angkasa Pura I juga telah melaksanakan pengelolaan CIP Lounge di Bandara Juanda, yang dalam operasionalnya dikerjasamakan dengan mitra usaha dengan pola Revenue Sharing.
Customers & Markets Angkasa Pura I consumers consist of the domestic and international airlines company, concession and domestic and international passengers.
Customers and Markets Pelanggan Angkasa Pura I meliputi Perusahaan penerbangan domestik & internasional, konsesioner dan penumpang pesawat udara domestik & internasional.
The ever growing airlines industry featuring domestic low cost carrier (Lion Air, Wings Air) and international (Air Asia, Jet Star & Value Air) gives the significant impact for the growth of air passengers and finally makes the big contribution to Angkasa Pura I.
Dengan perkembangan dunia penerbangan dalam bentuk pelayanan low cost carrier baik domestik (Lion air, Wing air dan Adam Air) maupun internasional (Air Asia, Jet Star dan Value Air) memberikan dampak yang cukup signifikan bagi peningkatan penumpang pesawat udara, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan Angkasa Pura I.
Concession is a joint cooperation that provides service and goods required by the passengers within the terminal. Air passengers gives the contribution to Angkasa Pura I. Directly, in terms of PJP2U payment – indirectly through concession with services required and goods purchased within the terminal.
Konsesioner merupakan mitra usaha yang menyediakan pelayanan dan mata dagangan yang diperlukan oleh para penumpang ketika mereka berada di terminal.
BUSINESS DEVELOPMENT PROSPECT To anticipate the air transport requirements and airport management services, Angkasa Pura I has numerous business development prospect as follow:
Penumpang pesawat udara memberikan kontribusi kepada Angkasa Pura I baik secara langsung berupa pembayaran PJP2U maupun tidak langsung melalui konsesioner dengan permintaan pelayanan atau pembelian mata dagangan yang ada di terminal.
1. Considering to spin-off over SBU in cargo terminal management and post in Hasanuddin airport (Makassar) and Sepinggan airport (Balikpapan) and make them into subsidiaries.
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA Angkasa Pura I dalam mengantisipasi permintaan akan jasa transportasi udara pada umumnya dan jasa kebandarudaraan pada khususnya, telah dan akan melakukan serangkaian kegiatan pengembangan usaha, sebagai berikut : 1. Pengkajian untuk melakukan spin off atas strategic business unit (SBU) pengelolaan Terminal kargo dan pos di Bandara Hasanuddin Makassar dan Bandara Sepinggan Balikpapan menjadi anak Perusahaan. 2. Pemilihan strategic partner pengelolaan terminal kargo dan pos Bandara Ngurah Rai Denpasar, Juanda Surabaya, Adisutjipto Jogjakarta, Syamsudin Noor Banjarmasin, dan Sam Ratulangi Manado dengan pola kerjasama Revenue Sharing. 3. Pengkajian pembentukan anak Perusahaan patungan (JV. Co) antara Angkasa Pura I dengan PT. Pertamina dan PT. (Persero) Angkasa Pura I dalam rangka pengelolaan Depot pengisian bahan bakar pesawat udara (DPPU) di wilayah kerja Bandara Angkasa Pura I dan PT. Angkasa Pura I.
2. Strategic partner selection over cargo terminal and post management in Ngurah Rai airport (Denpasar), Juanda (Surabaya), Adisutjipto (Jogjakarta), Syamsuddin Noor (Banjarmasin), Sam Ratulangi (Manado) with revenue sharing method. 3. Considering a joint venture company between Angkasa Pura I with PT. Pertamina in regards with aircraft fuel depot within working premises of Angkasa Pura I airport and PT. (Persero) Angkasa Pura I. 4. Select the bonafide concession in regards with the expansion of new domestic terminal in Ngurah Rai (Denpasar), Adisumarmo new airport (Solo), Central Lombok new airport, Ahmad Yani new airport (Semarang) and Adisutjipto (Jogjakarta). 5. Arrange and oversee Commercial Land Use Planning to utilize the non productive land outside/inside the airport.
48
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
4. Pemilihan Konsesioner yang bonafid sehubungan dengan pengembangan / pembangunan Terminal Baru Domestik di Ngurah Rai Denpasar, Bandara Baru Adisumarmo Solo, Bandara Baru Lombok Tengah, Bandara Baru Ahmad Yani Semarang, dan Adisutjipto Jogjakarta. 5. Pengkajian dan penyusunan Commercial Land Use Planning untuk pemanfaatan lahan non produktif di dalam / di luar Bandara. 6. Penetapan ulang untuk Commercial Terminal Block Plan di seluruh Bandara sesuai hasil survey pelanggan. 7. Pengkajian pembentukan SBU bisnis retail pada Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Ngurah Rai Denpasar PEMASARAN Angkasa Pura I telah meningkatkan pemasaran bandara untuk mendapatkan tingkat kenyamanan yang tinggi atas ketersediaan fasilitas, keselamatan, keamanan, kehandalan, tingkat harga yang kompetitif dan kemitraan terhadap produk/ jasa eksisting maupun produk/ jasa baru melalui : 1. Pemasaran atas lahan-lahan non produktif untuk diusahakan sebagai penunjang kegiatan kebandarudaraan seperti Day Room Service, Hotel transit, Kondotel dan MICE, lapangan Golf, area komersial (square). 2. Pemasaran kerjasama penggunaan Executive Lounge dengan seluruh bank pemegang kartu kredit di Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Sam Ratulangi Manado. 3. Pemasaran reklame didalam dan luar terminal termasuk Aviobridge di seluruh Bandara. 4. Pemasaran kerjasama pengelolaan parkir dengan sistem komputer terpadu di seluruh Bandara. 5. Pemasaran pengusahaan Terminal Baru Bandara Hasanuddin Makassar dan Terminal Baru Bandara Adisumarmo Solo 6. Mengukur tingkat kepuasan airline dan konsesioner atas fasilitas dan kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh Angkasa Pura I menuju tingkat pelayanan dan fasilitas kelas dunia. 7. Mengukur tingkat kepuasan penumpang pesawat udara atas kualitas pelayanan dan kualitas mata dagangan yang disediakan di seluruh Bandara. 8. Mengukur dan membandingkan tingkat kinerja Komersial melalui Malcolm Baldrige Criteria
6. Rearrangement of Commercial Terminal Block Plan in the entire airports according to consumers’ survey. 7. Considering the SBU especially retail business in Juanda airport (Surabaya) and Ngurah Rai airport (Denpasar). MARKETING Angkasa Pura I have improved the marketing efforts in order to gain the utmost service level of the facilities availability, safe and secure practice, efficiency factors, competitive price index and joint venture possibility towards existing new services/ product namely: 1. Marketing on non productive land to utilize as the supporting airport services for Day Room Service, transit hotel, condotel, MICE, golf course and Commercial Square. 2. Marketing on utilizing Executive Lounge to credit card issuers in Juanda Airport - Surabaya and Sam Ratulangi Airport Manado. 3. Marketing on billboard display inside and outside terminal including the aviobridge in the entire airport. 4. Marketing on parking joint cooperation scheme with integrated computer system in the entire airport. 5. Marketing on the management of new terminal in Hasanuddin Airport - Makassar and Adisumarmo Airport - Solo. 6. Measure the satisfaction level from the airlines and concession towards world-class service. 7. Measure the satisfaction level from passengers regarding the airport services and goods availability in the airport. 8. Measure and compare the commercial performance via Malcolm Baldridge Criteria. The above mentioned efforts are expected to enhance the competitiveness and revenue of Angkasa Pura I.
Program pemasaran tersebut diatas, diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan pendapatan Angkasa Pura I. POSISI KERJASAMA / JOINT VENTURE POSITION
No
JENIS KERJASAMA TYPE
LOKASI LOCATION
1 Pemanfaatan Lahan Sunset Road / Ngurah Rai Sunset Road Land utilizing 2 Pemanfaatan Lahan Ngurah Rai Bekas Perumahan Dinas / Ex Official Housing utilization 3 Pemanfaatan Rawasari / Kantor Pusat Rawasari utilization Headquarter 4 Pembangunan hotel Transit / Sepinggan Transit Hotel Development
POSISI 31 DESEMBER 2007 Remarks by 31 DECEMBER 2007 Sudah mendapat ijin Prinsip dari Meneg BUMN dan saat ini dalam Proses kajian High and Best Use oleh konsultan independen Granted the principal license from BUMN minister and currently in the high and best use process status from independent consultant. Sudah mendapat ijin Prinsip dari Meneg BUMN dan saat ini dalam Proses kajian High and Best Use oleh konsultan independen Granted the principal license from BUMN minister and currently in the high and best use process status from independent consultant Proses Pembangunan Fisik Physical development. Proses Pembangunan Fisik Physical development.
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
49
INDEKS KINERJA KUNCI (IKK) Penilaian terhadap kinerja Manajemen dilakukan melalui Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang mendasarkan kepada Balanced Scorecard, meliputi empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses internal, serta tumbuh dan belajar, sebagaimana tertuang dalam berita acara kesepakatan IKK Kontrak Manajemen Angkasa Pura I, yang disepakati oleh Pemegang Saham, Komisaris dan direksi PT Angkasa Pura I. Sesuai dengan hasil assesment Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), skor IKK tahun 2007 adalah sebesar 96,55% dari target yang ditetapkan sebesar 100%.
KEY PERFORMANCE INDEX (IKK) The assessment of management performance is performed through Key Performance Index (IKK) based on Balance Scorecard that features 4 perspectives namely finance, consumers, internal process and growth and learning as it stated in IKK Management Contract of Angkasa Pura I, abided by the stakeholders, the board of commissioners and directors of PT. Angkasa Pura I.
Rincian terhadap penilaian tersebut sebagaimana tabel di bawah ini :
Below is the explanation chart:
In compliance with assessment result of BPK and PBKP, 2007 score of IKK was 96.55% from the desired target, 100 %.
INDEKS KINERJA KUNCI (IKK) / KEY PERFORMANCE INDEX NO
OBJECTIVE STRATEGY
UNIT
VALUE
TARGET 2007
Audited
SCORE CAPAIAN (%)
A. FINANCIAL 30.00 29.23 1 Return On Investment (ROI) % 4.00 12.96 15.19 4 2 Profit before interests, Depreciation Rp. 5.00 614.47 712.75 5.00 and Amortiization (EBITDA) 3 Operasional Expenses Ratio towards thd % 4.00 82.18 76.84 4 Operasional Income 4 Aeronautic Income Increase % % 4.00 8.23 15.44 4.00 5 % Non Aeronautic Income Increase % 4.00 15.82 28.04 4.00 6 Investment Scope a. Contract vs RKA (Rp) % 3.00 85.00 80.55 2.84 b. Physical vs Kontrak (Rp) % 3.00 70.00 64.33 2.76 c. Total Program % 3.00 90.00 78.97 2.63 B CUSTOMER 7 Customer Satisfaction Index idx 20.00 3.70 3.23 17.46 C INTERNAL PROCESS 40.00 40 8 Level of Service Compliance Index a. Airlines Traffic Operationz (LLP) - BOS (Breakdown of Separation) % 2.00 99.00 99.90 2.00 - BOC (Breakdown of Coordination) % 2.00 99.00 99.75 2.00 b. AIRPORT OPERATION : - Response Time PKP PK (3 minute) % 2.00 100.00 100.00 2.00 - PJP2U % 2.00 90.00 95.98 2.00 - Counter % 2.00 91.67 93.86 2.00 - Aviobridge % 2.00 90.00 95.67 2.00 Facilty Readiness / Serviceability - Navigation Devices % 2.00 95.00 100.00 2.00 - Surveillance % 2.00 95.00 99.66 2.00 - Telecommunication Devices % 2.00 97.00 100.00 2.00 - Landing % 2.00 93.00 93.50 2.00 - Runway Lighting % 2.00 95.00 99.62 2.00 - Apron Lighting % 2.00 95.00 97.21 2.00 Passenger Spending Rate (PSR) Rp/pax 6.00 25,500.00 45,097.00 6.00 Partnership Fund Distribution % 5.00 91.53 93.05 5.00 Debt Collectibility % 5.00 69.12 75.58 5.00 D GROW AND LEARN 10.00 10 Training & Development program % 4.00 92.00 100.00 4.00 Hrs/staff/year 4.00 16.00 39.43 4.00 Training hours/year Score GCG Score 2.00 75.00 69.51 1.85 TOTAL SCORE 100.00 96.55
METHOD
Production Improvement & Business Development & SBU 4 Improvement on : - Finance Performance - Operational Performance - Administration Performance
Review SPO, New SPO design & inter unit coordination Expansion, Rejuvenating & Preserving of facilities
Rejuvenating, Preserving, Facility Plan Enterprise Resource Planning (ERP)
Competence development of SDM ATC
50
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
STRATEGIC DEVELOPMENT PROJECTS 1. PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA HASANUDDIN a. Sumber Dana : PT. Angkasa Pura I dan Ditjen Hubud b. PT. (Persero) Angkasa Pura I ( Rp. 591 M ) : Pembangunan Fasilitas Sisi Udara ( Apron, Taxiway) dan Fasilitas. Sisi Darat (Terminal Penumpang ) berikut Fasilitas Penunjangnya. DitjenHubud : Pembangunan Fasilitas Sisi Udara (Runway) c. Pembangunan dimulai pada Juni 2006 , diawali dengan Pekerjaan Land -Clearing. d. Target Penyelesaian : Akhir Agustus 2008. 2. PROYEK BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK PHASE I, STAGE 1 (2006-2009) DI LOMBOK TENGAH a. Sumber Dana : merupakan kerjasama antara PT. Angkasa Pura I dengan Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Tengah. b. PT. (Persero) Angkasa Pura I (Rp. 515 M) : Pembangunan Fasilitas Seluruh Fasilitas Bandara (Sisi Udara dan Sisi Darat), kecuali yang dibangun Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Tengah Pemprov NTB (Rp. 110 M) : Pembangunan Fasilitas Sisi Udara (Taxiway, Apron dan Fasilitas Penunjang). Pemkab Lombok Tengah (Rp. 40 M) : Pembangunan Fasilitas Sisi Darat (Parkir Kendaraan , Jalan Lingkungan dan Fasilitas Penunjangnya). c. Pembangunan dimulai pada Des 2006, diawali dengan Pekerjaan Land-Clearing. d. Target Penyelesaian : 2009.
STRATEGIC DEVELOPMENT PROJECTS 1. EXPANSION OF HASANUDDIN AIRPORT DEVELOPMENT a. Fund sources : PT. Angkasa Pura I & Ditjen Hubud b. PT. (Persero) Angkasa Pura I (Rp. 591 billion): - The development of facilities, namely apron, taxiway and land utilities (passengers terminal) including its supporting amenities. Ditjen Hubud : the development of runway b. The groundwork starts on June 2006, begins with land clearing works. c. Project completion : End of August 2008.
2. LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT PROJECT Phase 1, Stage 1 (2006-2009) at Central Lombok a. Fund source : joint venture between PT. Angkasa Pura I with Pemprov NTB and Pemkab Central Lombok. b. PT. (Persero) Angkasa Pura I (Rp. 515 billion): - The development of entire airport facilities (air and land), except the development site of Pemprov NTB & Pemkab Central Lombok. Pemprov NTB (Rp. 110 billion): - The development of air side facilities (taxiway, apron and supporting utilities) Pemkab Central Lombok (Rp. 40 billion): - The development of land side facilities (vehicle parking, road and supporting utilities) c. The groundwork starts on December 2006, begins with land clearing works. d. Project completion : 2009.
MASTERPLAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL LOMBOK
ACTIVE JOINT VENTURE Sesuai surat Menteri Negara BUMN nomor : S-305/MBU/2007 tanggal 21 Mei 2007 perihal Pengelolaan Depot Pengisian Pesawat Udara di bandara-bandara Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, bersama PT Pertamina telah melakukan beberapa kali pertemuan guna mempersiapkan materi-materi yang diperlukan dalam pengkajian pembentukan perusahaan patungan (Joint Venture Company/JV Co) untuk pengelolaan asset DPPU di bandara wilayah kerja Angkasa Pura I.
ACTIVE JOINT VENTURE In accordance with The Ministry of State owned company (BUMN) No. S-305/MBU/2007 dated May 21, 2007 regarding the management of aircraft fuel depot within Angkasa Pura I & Angkasa Pura II list of airports, altogether with PT. Pertamina has conducted several meetings to prepare the required documents for the probability of joint venture company to manage the DPPU assets over the working premises of Angkasa Pura I.
MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION
51
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
53
PERNYATAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Komisaris dan Direksi menyadari pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/ GCG) guna menumbuhkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan (Stakeholders) serta pemegang saham. Diyakini bahwa komitmen dalam penerapan Tata Kelola Perusahaan merupakan faktor kunci untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. Untuk itu, Komisaris dan Manajemen secara berkesinambungan berupaya membangun nilai-nilai dan budaya perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan, dan setiap awal tahun serta pada setiap proses pekerjaan strategis, Manajemen membuat Pakta-pakta Integritas yang menyatakan telah menerapkan GCG dalam proses bisnis Perusahaan. Dalam rangka penegakan GCG, Dewan Komisaris dan Direksi telah membuat pernyataan bahwa tidak memiliki saham pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai hubungan bisnis dengan Angkasa Pura I. Untuk menilai tingkat kepatuhan perusahaan terhadap GCG, setiap tahun secara konsisten dilaksanakan assesment oleh institusi independen. Hasil assesment yang dilakukan oleh BPKP pada tahun 2006, perusahaan mendapat skor 62,36 dengan predikat Cukup Baik dan tahun 2007 meningkat menjadi 69,51 dengan predikat Baik. KOMISARIS Komposisi Komisaris Perusahaan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia Nomor KEP-106/MBU/2006 tanggal 11 September 2006, terdiri dari 5 orang anggota Komisaris. Komisaris merupakan Organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan pengurusan Perusahaan yang dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan. Komisaris bekerja berdasarkan tata kerja yang telah disepakati antara Komisaris dengan Direksi. Tata kerja (Board Manual) tersebut merupakan kodiikasi peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar serta Formalisasi Mekanisme Kerja yang telah disepakati sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan. Komisaris bertanggungjawab memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan dan pencapaian visi, misi, rencana jangka panjang serta rencana kerja dan anggaran Perusahaan. Disamping itu Komisaris juga bertanggungjawab melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan. Untuk menjamin independensi Komisaris dalam melaksanakan fungsinya dan memenuhi ketentuan komposisi minimal 20%, Rapat Umum Pemegang Saham telah menetapkan satu orang anggota Komisaris sebagai Komisaris Independen. Hal ini sesuai dengan ketentuan Komite Nasional Kebijakan governance dan Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN.
CORPORATE GOVERNANCE STATEMENT The board of commissioners and directors realize the implementation of good corporate governance within the organization to prosper and confide from the stakeholders as well as the shareholders. The board also highlights the importance of the execution to meet the company’s target and objective. Hence, the board continually strives to set the cultural and moral value of the organization based on good corporate governance principal and consistently confirm to annual assessment by independent institution to determine the growth of corporate obedience. In accordance with the implementation of GCG, the board of commissioners and directors testify that they do not posses the corporate shares related to Angkasa Pura I. To justify the company towards GCG implementation, the independent institution also consistently perform the annual assessment. The result by BPKP in 2006 show that the company score 62.36 and it considered satisfactory - during 2007 it increases to 69.51 and marked into full satisfactory. COMMISSIONERS The composition of commissioners is based on the Minister of State Owned Company (BUMN) decree No. KEP-106/MBU/2006 dated September 11, 2006 and consists of 5 members. The commissioners are the entity of the company that function is monitoring towards the company’s policy managed by the directors and act as an advisor to the directors. The commissioners’ task will entail the work agreement between commissioners and the directors. The board manual features the rules and regulations, budget foundation, work mechanism which are agreed according to the company’s governing principle. The commissioners is responsible to give the directors a technical advisory regarding the outlook, initial plan, vision and mission accomplishment, long term goals, working plan and company’s budget. Moreover, the commissioners are in charge to monitor the run of the company. To guarantee its independency towards its function and oblige the minimal composition of 20%, the annual shareholders general assembly has decided one member as the independent commissioner. This guideline is in accordance with National Committee of Governance Policy and The Ministry of State Owned Company decree No. Kp-117/M-MBU/2002 regarding the practice of good corporate governance. In managing the function, the commissioners share its responsibility among the members in order one could focus to administer and advise the particular division. In accordance with the board of commissioners meeting on November 13, 2007- they had separated its responsibility and explained as follow:
54
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Komisaris dalam melaksanakan tugasnya, telah melakukan pembagian tugas di antara anggotanya, sehingga masingmasing anggota Komisaris dapat lebih fokus untuk melakukan pengawasan dan pemberian nasihat pada bidang tertentu. Pembagian tugas di antara anggota Komisaris yaitu sesuai hasil rapat Dewan Komisaris pada tanggal 13 Nopember 2007, telah dilakukan pembagian tugas masing-masing anggota Dewan Komisaris sebagai berikut : • Ir. Effendi Batubara, M.Si., Bertanggungjawab sebagai koordinator terhadap seluruh kegiatan yang mencakup aspek operasi, teknik, keuangan, SDM, organisasi, legalitas, serta aspek hukum, lainnya. • Drs. Arie Soelendro, Ak, MA., membidangi Pengembangan Usaha dan Komersial & GCG, merangkap Ketua Komite Kebijakan Resiko dan GCG. Bertanggungjawab terhadap segala aspek yang berkaitan dengan sistem & prosedur pengembangan usaha dan komersial, perencanaan strategis perseroan, pemasaran dan kerjasama usaha serta pemantauan maupun evaluasi atas penerapan GCG. • D. Sonny Priyarsono, Ph.D., membidangi Program Kerja, Keuangan & Akuntansi serta pengadaan barang dan jasa, merangkap Ketua Komite Audit. Bertanggungjawab terhadap segala aspek yang berkaitan dengan sistem dan prosedur pembuatan rencana kerja dan anggaran termasuk anggaran eksploitasi, investasi, pengadaan barang dan jasa, pertanggung-jawaban serta pelaporan keuangan. • Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si., membidangi SDM, Hukum, Organisasi, merangkap Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi. Bertanggungjawab terhadap segala aspek yang berkaitan dengan sistem dan prosedur penyiapan SDM, dari mulai sistem rekruitment, penegakan disiplin, sistem penggajian dan pemberian insentif, diklat pegawai, organisasi perusahaan dan aspek hukum dan legalitas lainnya. • Suyitno Affandi, SE., M.Si., membidangi Operasi & Teknik dan Teknologi Informasi. Bertanggungjawab terhadap segala aspek teknis operasi termasuk master plan dan sistem operasional kebandarudaraan, monitoring dan evaluasi mutu pelayanan dan keselamatan penerbangan, penerapan teknologi informasi dan penyiapan fasilitas sistem pemeliharaan serta aspek teknik lainnya. Komisaris mengadakan rapat secara berkala sekurangkurangnya sekali setiap bulan atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu oleh Komisaris Utama atau seorang atau lebih anggota Komisaris serta permintaan tertulis Pemegang Saham.
• Ir. Effendi Batubara, M.Si., act as the coordinator towards all aspect namely operation, technical, finance, human resources, organization, legal and law. • Drs. Arie Soelendro, Ak,MA., covers the business development, commercial and good corporate governance. He serves as the committee head of risk policy and GCG, in charge with procedure & system, business development, commercial, strategic planning, marketing and join venture, monitor and evaluation towards GCG implementation. • D. Sonny Priyarsono, Ph.D., handles the work plan, finance and accountant, the goods and service supply. He is also the head of audit committee and supervise the system & procedure, working plan and budgeting in exploitation, investment, goods & service supply and also in charge for financial reports. • Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si., deals with human resources, law, organization and the head of remuneration committee and nominee. He is liable for human resources system and procedures to be precise from recruitment, discipline, payroll, incentives, training & development, organization as well as law and its legal matters.
• Suyitno Affandi, SE., M.Si., responsible for operation & technical and information technology. He is accountable for all technical operation including the master plan and airport operational system, quality service evaluation, secure & safety aviation, information technology implementation and also maintaining its technical aspect.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DIREKSI Direksi merupakan Organ Perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan, mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan, baik mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perusahaan serta mengikat Perusahaan dengan pihak lain. Direksi bertanggungjawab atas pengelolaan Perusahaan melalui pengelolaan risiko, pelaksanaan tata kelola Perusahaan, penerapan struktur pengendalian internal, pelaksanaan fungsi internal audit dan pengambilan tindakan berdasarkan temuantemuan audit. RAPAT KOMISARIS DAN DIREKSI Komposisi Direksi Perusahaan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia Nomor KEP-24/MBU/2004 tanggal 10 Maret 2004 yang terdiri dari 5 orang anggota Direksi. Direksi bekerja berdasarkan tata kerja yang telah disepakati antara Direksi dengan Komisaris, yang mengatur mekanisme hubungan kerja di antara anggota Direksi maupun mekanisme kerja dengan Komisaris. Direksi mengadakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya sekali setiap bulan atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi, atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Komisaris serta permintaan tertulis Pemegang Saham. REMUNERASI KOMISARIS DAN DIREKSI Berdasarkan hasil evaluasi atas kinerja Komisaris dan Direksi atas pengawasan dan pengelolaan Perusahaan pada tahun 2007, Pemegang Saham menetapkan besaran remunerasi melalui RUPS pertanggungjawaban laporan keuangan tahunan.
RESUME KEHADIRAN DALAM RAPAT DIREKSI TAHUN 2007 No Nama
Jabatan
Internal
1 Bambang Darwoto
Direktur Utama
13 Kali Hadir
2 Laurensius Manurung Direktur Keuangan
13 Kali Hadir
3 Risman Nuryadin
Direktur Opstek
13 Kali Hadir
4 Y.A.Y Supardji
Direktur Kom & Pu
13 Kali Hadir
5 Ranendra Dangin
Direktur Pers & Umum 12 Kali Hadir
Total Kegiatan Rapat
13 Kali
Pemberian remunerasi Komisaris dan Direksi ditetapkan melalui keputusan RUPS tentang persetujuan laporan tahunan dan pengesahan perhitungan tahunan tahun buku 2006. Besarnya remunerasi Komisaris dan Direksi ditetapkan sebesar: • Komisaris Utama : 40% dari Direktur Utama • Komisaris : 36% dari Direktur Utama • Direktur : 90% dari Direktur Utama Selama tahun 2007 jumlah remunerasi yang diberikan kepada Komisaris untuk gaji dan tunjangan lainnya adalah sebesar Rp 926,2 juta meningkat dari remunerasi tahun 2006 sebesar Rp 842,76 juta.
55
DIRECTORS The directors are the entity of the company that function is managing and directing, represent the company in and out the court, act a responsible manner in dealing with other parties. They are liable for administering the company with risk management, good corporate implementation, internal control structure, internal audit function and a decision maker based on audit findings. COMMISSIONERS & DIRECTORS REMUNERATION Based on evaluation criteria of commissioners and directors’ performance towards managing the organization, the company in 2007 along with the shareholders decided the remuneration package through annual general shareholders meeting.
BOARD OF DIRECTORS RESUME ATTENDANCE 2007 No Name
Title
Internal
1 Bambang Darwoto
President Director
13 x present
2 Laurensius Manurung Finance Director
13 x present
3 Risman Nuryadin
Opr and Tech. Director 13 x present
4 Y.A.Y Supardji
Commerce & BD Dir
13 x present
5 Ranendra Dangin
Personel & GA Dir
12 x present
Total Meeting Activities
13 times
The remuneration package for directors and commissioners is based on RUPS decree in regards to the agreement of annual reports and verification of annual operation of 2006. The commissioners and directors’ remuneration amount are based on: • President Commissioner : 40% from president director • Commissioner : 36% from president director • Director : 90% from president director During 2007, the commissioners total remuneration including income and additional revenue is Rp. 926,2 million or increase from 2006 remuneration which was Rp. 842.76 million. During 2007, the directors total remuneration including income and additional revenue is Rp 3,60 billion or increase from 2006 remuneration which was Rp. 3,58 billion. KNOWLEDGE DEVELOPMENT FOR THE COMMISSIONERS To keep abreast with the current development, the commissioners took part to the following courses during 2006. 1. On site visiting to the Angkasa Pura I list of airports. 2. Attend BUMN Executive Breakfast Meeting in Jakarta with topics on National Finance Empowerment on Insurance Savings & Retirement Fund. 3. Attend the 10th Intrernational Conference and Exhibition for Passenger Terminal Management, Design, Security and Technology, Paris.
56
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Selama tahun 2007 jumlah remunerasi yang diberikan kepada Direksi untuk gaji dan tunjangan lainnya adalah sebesar Rp 3,60 milyar meningkat dari remunerasi tahun 2006 sebesar Rp 3,58 milyar . PERKEMBANGAN INFORMASI BAGI KOMISARIS Dalam rangka mendapatkan informasi mengenai perkembangan yang sedang berlangsung, Komisaris selama tahun 2006 telah mengikuti berbagai program kegiatan sebagai berikut: 1. Melakukan kunjungan kerja ke bandara-bandara di lingkungan Angkasa pura I. 2. Menghadiri BUMN Executive Breakfast Meeting ”Menuju Ketahanan Keuangan Nasional melalui Pemberdayaan Tabungan Asuransi & Dana Pensiun”, Jakarta. 3. Menghadiri The 10th International Conference and Exhibition for Passenger Terminal Management, Design, Security and Technology, Paris.
REMUNERASI DIREKSI / TAHUN Jabatan
Jumlah
Direktur Utama Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Direktur Keuangan Direktur Operasi & Teknik Direktur Personalia & Umum
760 juta 682 juta 718 juta 718 juta 718 juta
REMUNERASI KOMISARIS / TAHUN Jabatan
Komisaris Utama Komisaris (4 orang)
Jumlah
216,6 juta 709,6 juta
Remunerasi terdiri dari gaji + tunjangan
PERKEMBANGAN INFORMASI BAGI DIREKSI Dalam rangka mendapatkan informasi mengenai perkembangan dinamika bisnis dan prospek pengembangan usaha, Direksi telah mengikuti berbagai program diantaranya : 1. Menghadiri BUMN Executive Breakfast Meeting 2007 Economic & Political Outlook”, Jakarta. 2. Mengikuti Seminar Nasional Membangun Kinerja Excellence Korporasi Indonesia dalam Persaingan global & Penganugrahan IQA for BUMN 2007, Jakarta. 3. Mengikuti Workshop of safety management system for executive, Singapore. 4. Mengikuti Inter-Active Workshop On AVSEC Quality Control. 5. Training Effective Influencing & Persuasion Skills for Managers. KOMITE AUDIT Komite Audit bertugas membantu Komisaris dalam hal : a. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh satuan pengawasan intern maupun auditor ekstern sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi syarat. b. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.
DIRECTORS REMUNERATION / YEAR Title Total
President Director Commerce & Business Development Director Finance Director Operational and Technical Director Personel & General Affair Director
760 million 682 million 718 million 718 million 718 million
COMMISSIONERS REMUNERATION / YEAR Title
Total
President Commissioner Commissioners (4 persons)
216,6 million 709,6 million
Remuneration from salarry and allowance
KNOWLEDGE DEVELOPMENT FOR THE DIRECTORS To keep abreast with the current development, the directors took part to the following courses during 2007. 1. Attend BUMN Executive Breakfast Meeting in Jakarta with topics on 2007 Economic & Political Outlook. 2. Attend the national seminar in Jakarta with topics on Excellence Performance for Indonesian Corporation towards Global Competitive and IQA BUMN Awards 2007. 3. Attend Workshop of safety management system for executives in Singapore. 4. Attend Inter-Active Workshop on AVSEC Quality Control. 5. Attend Training Effective Influencing & Persuasion Skills for Managers. THE AUDIT COMMITTEE The Audit Committee assists the commissioners in the following aspect: a. Assess the implementation of audit report performed by internal control unit or external auditor in order to avoid the unqualified descriptions. b. Recommend the system advancement including management control and its implementation. c. Ensure the satisfactory procedure review towards the information released by the company, including its brochure, regular financial reports, forecast and other financial statement given to the shareholders. d. Conduct other task given by the commissioners that covers the aspect and commissioners liabilities in accordance with the valid law. The audit committee of Angkasa Pura I comprise one head audit committee and 2 members that originated from external professionals, namely from Bapenas and Ministry of Finance. The appointed audit committee member from external sources is to assess the objective decision as they do not directly relate to the management in terms of ownership and business units. For the implementation guidelines, the audit committee has been completed with the treaty that confirms the aspect of objective, task and responsibility within the committee. During 2006, the audit committee has performed numerous activities:
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
c. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan, termasuk brosur, laporan keuangan berkala, proyeksi/forecast dan lain-lain informasi keuangan yang sampaikan kepada Pemegang Saham. d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Komite Audit Angkasa Pura I terdiri dari seorang Komisaris yang merangkap sebagai ketua Komite Audit dan 2 orang Komite Audit berasal dari tenaga profesional diluar perusahaan, yang masing-masing dari unsur Bapenas dan Departemen Keuangan. Penunjukan anggata Komite Audit dari luar perusahaan dimaksudkan agar dapat memberikan penilaian obyektif karena tidak mempunyai kaitan dengan Manajemen baik dalam hal kepemilikan maupun kaitan dengan kegiatan usaha perusahaan. Sebagai pedoman pelaksanaan, Komite Audit telah dilengkapi dengan piagam Komite Audit yang mengikat semua pihak, antara lain memuat tujuan, tugas, tanggungjawab dalam kewenangan Komite Audit. Pada tahun 2006 Komite Audit telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam menjalankan tugasnya, antara lain : a. Komunikasi antara Komite Audit dengan SPI, telah dilakukan melalui pembekalan dan pengarahan kepada seluruh auditor internal yang akan melakukan tugas audit operasional di bandara. b. Turut mengevaluasi dan menilai hasil audit operasional SPI dan melaporkan kepada Komisaris. c. Berperan aktif dalam penunjukan eksternal auditor yang melakukan audit umum laporan keuangan tahun buku 2006. d. Melakukan review terhadap setiap pentahapan penyelesaian laporan audit dan laporan keuangan tahun buku 2006 yang dilaksanakan kantor akuntan public. e. Memberikan penyuluhan kepada auditor internal SPI dalam rangka pencegahan tindak pidana korupsi. f. Memberikan bimbingan teknis atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Angkasa Pura I kepada panitia pengadaan barang dan jasa. SEKRETARIS PERUSAHAAN Sekretaris Perusahaan memainkan peranan penting dalam membantu perusahaan memenuhi ketentuan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan peraturan perundang-undangan, serta bertanggungjawab membina hubungan yang baik dengan stakeholders, melalui fungsinya : • Hubungan Masyarakat (Humas) Secara umum, fungsi hubungan masyarakat adalah memfasilitasi pertukaran informasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan (Stakeholders), baik internal berupa
57
a. Communicate between audit committee and SPI including brief the entire internal auditors that perform the operational audit works within the airport. b. Evaluate and assess the SPI operational audit and report to the commissioners. c. Actively involve with the appointment of external auditor that submit the general audit works for 2006 financial reports. d. Advise the SPI internal auditors to avoid the corruption. e. Give the technical advisor towards the supply of goods and services within Angkasa Pura I to the Committee of Goods and Service. CORPORATE SECRETARY Corporate Secretary lend the vital role assisting the company to conduct the good corporate governance, rules and regulations and responsible to foster a good relationship. Corporate Secretary also in charge for internal and external relation through the following functions: • Public Relations In general, public relations act as the facilitator to information exchange between the company and the stakeholders. This include the internal news for instance the employees’ welfare and daily information to support day-to-day operations or the external scope to enhance the company’s image. This function is made to realization with various activity and different medium,
namely public expose, news release distribution, website promotion through www.angkasapura1.net and humas@ angkasapura1.net, the issuance of company’s publication titled ’Suara Angkasa’, print and electronic media relations and periodically reports announcement.
58
TATA KELOLA PERUSAHAAN
informasi tentang kesejahteraan karyawan dan informasi yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan sehari-hari, maupun eksternal untuk meningkatkan citra perusahaan. Fungsi tersebut terlaksana melalui berbagai kegiatan dan instrumen, seperti public expose, penyebaran berita pers, konferensi pers. Dalam penyebarluasan informasi, juga memanfaatkan website dengan alamat www.angkasapura1.net dan humas@angkasapura1. net, penerbitan majalah perusahaan ”Suara Angkasa”, media cetak dan elektronik, serta laporan secara periodik. • Hubungan Antar Lembaga Fungsi Hubungan antar lembaga adalah membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan instansi pemerintah terkait, legislatif, mitra kerja, mitra usaha, anak perusahaan dan pembinaan hubungan industrial serta memfasilitasi terselenggaranya Rapat Umum Pemegang Saham. • Kesekretariatan Direksi Fungsi Kesekretariatan Direksi adalah penataan kesekretariatan Direksi yang meliputi pengaturan kegiatan Direksi, penyiapan rapat-rapat Direksi, meeting analysis, pendokumentasian hasil rapat Direksi, Perumusan Kebijakan dan Pengendalian di bidang Good Corporate Governance (GCG), Legal Audit, dan penyiapan serta monitoring kontrak manajemen kantor cabang. Disamping itu Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab mengkoordinasikan terwujudnya sistem penilaian manajemen perusahaan melalui Balance Scorecard dan Malcolm Baldridge Criteria for Performance Excellence (MBCfPE). Direncanakan mulai tahun 2008 akan diselenggarakan kompetisi diantara kantor-kantor cabang Angkasa Pura I untuk memperebutkan Angkasa Pura I Award bagi bandara yang memperoleh nilai tertinggi berdasarkan MBCfPE. CODE OF CONDUCT (PEDOMAN PERILAKU) Pedoman perilaku Angkasa Pura I diterapkan kepada Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan tanpa kecuali. Pedoman ini berfungsi sebagai landasan perilaku bagi semua karyawan untuk memastikan hubungan antara karyawan dan Stakeholders serta pemangku kepentingan lainnya berjalan berdasarkan standar etika yang tinggi dan bebas dari benturan kepentingan. Komisaris, Direksi dan karyawan telah sepakat untuk melaksanakan pedoman perilaku secara konsekuen dalam menjalankan bisnis Angkasa Pura I. Dalam memahami pedoman perilaku ini, Komisaris, Direksi dan karyawan telah mengikuti seminar-seminar, lokakarya dan penyuluhanpenyuluhan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan profesional dan internal Angkasa Pura I. Dalam implementasinya Pedoman Perilaku dilaksanakan oleh Komisaris, Direksi dan karyawan secara : a. Profesionalisme yang artinya bekerja penuh secara integritas, etika, tanggung jawab dan mengedepankan kerjasama kelompok. b. Berkualitas yang artinya mengutamakan mutu, ketepatan waktu, efektiitas dan efisiensi dalam setiap aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan.
• Inter Institution Relations Inter Institutions relations is about to foster the good relation and communication between the connected government institutions, legislative bodies, join cooperation, join venture, affiliates, industrial relation and be a facilitator in general annual shareholders assembly. • Directorate Secretary This duty is mainly focus on composing directorate works, including arranging the directors activity, directors’ meeting preparation, meeting analysis, documentation on directors’ meeting, policy making and gcg control, legal audit, preparation and monitoring contract management in office’s branches. CODE OF CONDUCT Angkasa Pura I code of conduct is applied to commissioners, directors and all staff without exception. This will be a guideline for all staff and ensuring the relationship between employees and stakeholders are based on high ethics and free from disrespect interest. The board of commissioners and directors and all staff are abiding the code of conduct in all professional business aspect of Angkasa Pura I. To fully understand the code of conduct, the board of commissioners and directors as well as the staff has attended the training and seminars conducted by professional institution and internal sources. Moreover, the Corporate Secretary also responsible to coordinate the implementation of management assessment through Balance Scorecard and Malcolm Baldridge Criteria for Performance Excellence (MBCfPE). Initiates in 2008, the company will conduct the competition among Angkasa Pura I branch offices to garner the Angkasa Pura I Award for the airport that obtained the highest level of MBCfPE. The code of conduct implementation is confirmed by the board of commissioners and directors and all staff in the following way: a. Professional - means work in full integrity and ethics, responsible and prioritize the team work. b. Quality - means prioritize quality, punctuality, effective, efficient in all activity and works. c. Learning - means continually learn to enhance competence, develop an innovation way to adapt in the ever changing society. d. Social responsibility – means prioritize the safety, security and convenience to the consumers.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
59
c. Pembelajaran yang artinya senantiasa belajar untuk meningkatkan kompetensi, mengembangkan inovasi agar selalu siap menyesuaikan diri terhadap semua perubahan yang terjadi. d. Tanggung jawab sosial yang artinya mengutamakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jasa bandara. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Seiring dengan diterapkannya Good Corporate Governanace secara konsekuen oleh Manajemen PT. (Persero) Angkasa Pura I, maka sistem pengendalian intern Angkasa Pura I dirancang dengan pendekatan COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commision), yang mengharuskan suatu proses dilakukan oleh Manajemen dan karyawan memberikan keyakinan yang memadai, berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern, sebagai berikut : • Efektivitas dan efisiensi operasi Angkasa Pura I • Keandalan pelaporan keuangan, dan • Ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Dalam implementasinya Manajemen Angkasa Pura I, berupaya untuk mewujudkan sistem pengendalian intern berdasarkan COSO yang bertumpu pada lima pilar utama, yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian. Pada lingkungan pengendalian manajemen telah mengarahkan pada arti pentingnya integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, filosofi manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, penetapan otoritas dan tanggung jawab, kebijakan dan praktik sumber daya manusia. 2. Penilaian Risiko Dalam penilaian risiko, Manajemen telah berupaya untuk senantiasa melakukan identifikasi dan mengukur serta mengelola risiko pada setiap pengambilan keputusan strategis Angkasa Pura I. 3. Aktivitas Pengendalian Untuk menciptakan sistem pengendalian yang dapat dipertanggungjawabkan manajemen telah memilih aktivitas pengendalian, yaitu : • Aplikasi umum berupa : kebijakan, prosedur, teknik dan mekanisme • Kategori umum berupa : review, pengamanan asset, pengukuran kinerja dan pemisahan tugas & fungsi. • Pengendalian umum untuk sistem informasi, berupaya untuk melakukan perubahan aplikasi perangkat lunak dan hardware serta meningkatkan kompetensi sumber daya manusia agar tetap mengikuti teknologi informasi yang selalu berkembang. 4. Informasi dan komunikasi Dalam mewujudkan Sistem Pengendalian Intern yang selalu dapat dipertanggungjawabkan, dan menjamin keterbukaan, manajemen telah berupaya untuk selalu memberikan informasi dan komunikasi secara aktif baik untuk internal maupun eksternal Angkasa Pura I.
INTERNAL CONTROL SYSTEM With the implementation of good corporate governance by the management of PT. (Persero) Angkasa Pura I, the system of internal control is designed with the approach of COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) that compels a process to be executed by the management and staff is given the full support and connect to the accomplishment of the internal control: - Effective and efficient in Angkasa Pura I operation - Outstanding financial reports - Abide with the governing law and regulations.
In the execution, the management of Angkasa Pura I strive to recognize the COSO based internal control system which highlights 5 major points: 1. Surrounding Control The management direct the importance of integrity and ethic value, commit to competence, philosophy of management, operational style, organization chart, authority selection, responsible and policy towards human resources practices. 2. Risk Assessment The management endeavors to continuously identify and measure the risk taken from strategic decision. 3. Activity Control To produce the responsible activity control, the management has taken the following action: - General application namely policy, procedure, technical and mechanism. - General category namely reviews, assets protection, performance measurement and differentiation between task & function. - General control for information system, to adapt the software and hardware and enhance the human resources competence to keep abreast of the ever changing technology advancement. 4. Information & Communications To carry out the responsible internal control system and support the transparency, the management attempts to submit the required information and communications internally and externally.
60
TATA KELOLA PERUSAHAAN
5. Monitoring. Manajemen selalu berupaya untuk menindak lanjuti seluruh temuan hasil audit yang dapat dipertanggungjawabkan, baik audit yang dilaksanakan oleh internal maupun eksternal secara tepat dan responsive. Hal tersebut dimaksudkan agar seluruh tujuan Angkasa Pura I dapat tercapai dan selalu berpegang pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Direksi telah berupaya untuk mengembangkan sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal yang dikembangkan memberikan keyakinan memadai kepada Direksi bahwa aktiva terjamin keamanannya dari kerugian sebagai akibat pemakaian atau pengeluaran yang tidak diotorisasi dan bahwa transaksi dilaksanakan dengan otorisasi manajemen dan dicatat semestinya untuk memungkinkan penyusun Laporan Keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
5. Monitoring The management always strives to investigate the responsible audit finding externally and internally in a responsive manner. This will make the objective of Angkasa Pura I is accomplished and attain to the governing law and regulations. The directors put every effort to develop the internal control system and bring the complete confidence that the assets are fully guaranteed as this might come from unauthorized transaction. Moreover, each deals and contract is recorded to easily arrange the financial reports that in accordance with Indonesian general accountant principal. The directors confide that the implementation of internal control system is in full satisfactory and testified from external auditor which commented the financial reports is acceptable without exception.
Keyakinan Direksi bahwa sistem Pengendalian Internal yang diterapkan cukup memadai dan telah diuji dari Auditor Eksternal yang menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material tanpa pengecualian. AUDIT INTERNAL Untuk mendukung implementasi penjabaran Good Corporate Governance, khususnya Sistem Pengendalian Internal berbasis COSO yang telah dicanangkan oleh manajemen PT. (Persero) Angkasa Pura I, maka organ Audit Internal turut menyesuaikan dengan mengubah paradigma, menjadi auditor yang berperan sebagai konsultan dan katalis bagi manajemen PT. Angkasa Pura I, agenda kegiatan penting yang telah dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan, antara lain : 1. Secara berkala melakukan pertemuan dengan Komite Audit untuk membahas perencanaan audit dan hasil audit serta tindak lanjut temuan auditor internal maupun eksternal pada 13(tiga belas) cabang bandara dan kantor pusat. 2. Bersama Komite Audit membuat Kerangka Acuan yang berpegang pada prinsip independen dan transparan dalam penunjukan Auditor Eksternal yang melaksanakan General Audit laporan Keuangan tahun buku 2007, sehingga terwujud penyajian Laporan Keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan publik. 3. Melakukan evaluasi atas penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa dilingkungan PT. (Persero) Angkasa Pura I sehingga seluruh pengadaan yang dilaksanakan oleh Biro Pengadaan di Kantor Pusat dan Tim Panitia Pengadaan di Kantor Cabang dapat tercapai sesuai sasaran, yaitu tepat mutu, tepat waktu, tepat jumlah dan taat peraturan. 4. Memberikan masukan terhadap penyempurnaan Pengadaan Barang & Jasa yang berlaku pada PT. (Persero) Angkasa Pura I, sehingga Sistem Pengendalian Intenal dalam pengadaan barang dan jasa dapat diandalkan. 5. Bersama BPKP dan Sekretaris Perusahaan, turut menjembatani penyempurnaan infrastruktur Good Corporate Governance, yaitu : Bord manual, code of conduct serta pedoman perilaku.
INTERNAL AUDIT To support the implementation of good corporate governance, especially the COSO based internal control system that has been fully compliance with the management of PT. (Persero) Angkasa Pura I, the internal audit has been designated to shift the paradigm and become the auditor that act as the consultant to the management. 1. Conduct the meeting regularly with Audit Committee to review the audit plan and investigate the internal and external audit findings from 13 airport branches and one headquarter office. 2. Altogether with Audit Committee to set the designated work plan that adheres to the independent and transparent policy and appoint the external auditor to perform the general audit of 2007 financial reports which is responsible to the stakeholders and public. 3. Evaluate the supply system of goods and services within PT. (Persero) Angkasa Pura I and makes the headquarter office also the branches meet the target, quality wise, punctual and abide the law. 4. Give recommendation towards the implementation of supply system of goods and services within PT. (Persero) Angkasa Pura I and makes the internal control system reliable.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
6. Melaksanakan penyusunan KPI Korporat tahun 2008 bekerjasama dengan BPKP yang digunakan sebagai Kontrak Manajemen antara Pemegang Saham dan Direksi PT. (Persero) Angkasa Pura I, dan bersama dengan Tim Internal PT. (Persero) Angkasa Pura I telah melakukan penjabaran KPI korporat menjadi Kontrak Manajemen antara Direksi dan General Manager kantor cabang Bandara, sekaligus melaksanakan penilaian terhadap capain Kontrak Manajemen Bandara yang dilombakan setiap tahun pada kesempatan pembahasan Realisasi RKAP Semester I. 7. Bekerjasama dengan BPKP turut memacu terselenggaranya Cascading KPI berbasis Balance ScoreCard (BSC) pada PT.(Persero) Angkasa Pura I sampai pada tingkat unit kerja, dan kedepan akan ditingkatkan sampai pada sasaran tingkat individu dan implementasi KPI untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan. 8. Melakukan penyelesaian dan penuntasan hasil temuan BPK RI dan Eksternal Auditor dengan melakukan monitoring dan bimbingan penyelesaian hasil temuan kepada unit pelaksana tugas (Auditee). 9. Berperan serta dalam pendampingan terhadap penyelesaian General Audit laporan keuangan tahun buku 2007 yang dilaksanakan oleh KAP. Grant Thronton & Hendrawinata. 10.Melaksanakan audit rutin yang direncanakan berdasarkan PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan) terhadap 13 (tiga belas) cabang bandara dan Kantor Pusat secara tepat waktu. 11.Melakukan audit khusus atau non PKPT terhadap pelaksanaan pengadaan kendaraan pengangkut Salvage, kecurangan penyalahgunaan keuangan di SSC Warehousing di Makasar, penyalahgunaan kewenangan penjualan kupon PJP2U, dsb. AUDITOR INDEPENDEN Tata Laksana Kerja Komisaris dan Direksi (Board Manual) mengharuskan: a. Direksi menyusun laporan keuangan tahunan selambatlambatnya 30 hari setelah akhir tahun buku untuk diaudit oleh Auditor Independen. b. Auditor Independen melakukan audit atas laporan tahunan. c. Auditor Independen menyerahkan hasil audit atas laporan keuangan tahunan kepada Komisaris dan Direksi selambatlambatnya pada akhir Mei. d. Direksi menyerahkan hasil audit atas hasil laporan tahunan kepada pemegang saham selambat-lambatnya akhir Mei. Selanjutnya sesuai dengan Anggaran Dasar Angkasa Pura I dan Board Manual Angkasa Pura I mengamanahkan bahwa Komisaris wajib mengusulkan kepada RUPS untuk menunjuk Auditor Independen yang memeriksa pembukuan Angkasa Pura I. Auditor Independen yang ditunjuk untuk melakukan General Audit perhitungan tahunan Angkasa Pura I tahun buku 2007 adalah Kantor Akuntan Publik Grant Thornton Hendrawinata. Penunjukan tersebut merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh tim seleksi yang beranggotakan dari unsur Komite Audit, Sekretaris Dewan Komisaris dan unsur Manajemen yan selanjutnya calon pemenangnya diusulkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi kepada Pemegang Saham untuk ditetapkan sebagai
61
5. Altogether with BPKP and corporate secretary to facilitate the infrastructure of good corporate governance featuring the board manual, code of conduct and guidelines. 6. Compose 2008 KPI corporate with BPKP and applied as the management contract between shareholders and the directors. With the internal team, the explanation of KPI corporate has been addressed to directors and general managers across the airport branches and also judges the airport management contract that goes to the appraisal. 7. Altogether with BPKP strive to implement KPI cascading based on balance ScoreCard (BSC) to the working unit station and next will be elevated to the targeted individuals and KPI implementation to enhance company’s performance. 8. Accomplish and complete the findings from BPK RI and external auditor with monitoring works and guidance towards the findings to the task force units. 9. Actively involve as the cooperator towards the finalization of 2007 financial reports general audit performed by KAP. Grant Thornton & Hendrawinata. 10. Perform regular audit based on PKPT (annual check work program) to 13 airport branches and one headquarter office in punctual manner. 11. Perform special audit or non PKPT towards salvage vehicle supply, monitor finance fraud in SSC warehousing - Makassar and title responsibility swindle on PJP2U trading coupons. INDEPENDENT AUDITOR The board manual guidelines for the commissioners and directors are as follow: a. The directors should compose the annual reports at least 30 days before the closing operation year, to be audited by the independent auditor. b. The independent auditor performs the audit works for the annual reports. c. The independent auditors submit the result to the board of commissioners and directors by end of May. d. The board of directors submits the audited annual reports to the shareholders by end of May. In accordance with the company’s foundation regulation and the board manual, the board of commissioners is obliged to the general assembly for appointing the independent auditor to review the Angkasa Pura I statement. The appointed auditor to perform general audit for the 2007 annual reports was KAP Grant Thornton Hendrawinata. The appointed selection was carried out by the team comprising of Audit committee member, board of commissioners secretary and management board. Next, the contender are proposed to the shareholders by the board of commissioners and directors and acted as the independent auditor to perform the task of general audit over the 2007 annual reports.
62
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Auditor Independen, yang melakukan audit umum (General Audit) atas laporan keuangan tahun buku 2007. Auditor Independen memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran, ketaatan azas dan kesesuaian Laporan Keuangan Angkasa Pura I berdasarkan standar auditing dan standar akuntansi keuangan Indonesia. Menurut standar tersebut Kantor Akuntan Publik diharuskan untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar diperoleh keyakinan yang memadai bahwa Laporan Keuangan bebas dari salah saji yang material. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab penuh atas pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan yang diaudit. Audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik mencakup pemeriksaan atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung, jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan dan juga penilaian atas dasar prinsip akuntansi yang dipergunakan serta estimasi yang signifikan yang dibuat oleh Manajemen terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan hasil audit tahun buku 2007 yang terdiri dari: laporan keuangan tahunan, laporan hasil evaluasi kinerja, laporan audit kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian internal serta laporan program kemitraan dan bina lingkungan telah disampaikan kepada Pemegang Saham pada 30 Maret 2007, yang berarti laporan audit dapat diselesaikan 2 bulan sebelum batas akhir penyampaian kepada pemegang saham. JASA LAIN YANG DIBERIKAN AUDITOR INDEPENDEN Angkasa Pura I menetapkan kebijakan untuk membatasi Auditor Independen dalam memberikan jasa lain di luar jasa audit. Kebijakan tersebut, dimaksudkan dalam rangka menjaga independensi dari Auditor Independen.
The independent auditor suggests the appropriate working standards in compliance with auditing and accountant principle in Indonesia. According to the standard, the public accountant must plan and perform the audit works in order to have a proper interpretation. The public accountant is fully responsible towards the comments from the audited financial reports. The public accountant works comprising of review and test, check the supporting documents, assessment based on accountant principle and significant estimation made by the management towards the overall financial reports. The 2007 audited financial statement features the annual finance reports, performance evaluation, audit governance towards the law and internal control as well as joint cooperation report and environment concern. These are submitted to the shareholders by March 30, 2007. That indicates the report is completed 2 months ahead of its due date. OTHER SERVICES RENDERED BY THE INDEPENDENT AUDITOR
Angkasa Pura I has the limitation policy for the independent auditor to give the other services except audit works. This principle is meant to keep the independent manners of the auditors.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
63
LAPORAN KOMITE AUDIT Komite Audit PT Angkasa Pura I (Persero) dibentuk dengan keputusan Dewan Komisaris nomor: KEP04/DKAP.I/2004 tanggal 24 Maret 2004 yang diperbaharui dengan keputusan dewan Komisaris nomor KEP01/DK,AP.I/2007 tanggal 2 Maret 2007 Sesuai Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara, Maka selama tahun 2007, Komite Audit PT Angkasa Pura I (Persero) telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: • Melakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian internal perusahaan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang ada. Demikian pula melakukan evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan tugas auditor eksternal maupun auditor internal. • Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Intern dan Auditor external. Terhadap hasil audit dari auditor internal yaitu laporan audit atas laporan keuangan PT. Angkasa Pura I (Persero) tahun buku 2006 telah dilakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. • Melakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian manajemen, dan hasil rekomendasinya segera dilakukan pada tahun 2008
REPORT FROM AUDIT COMMITTEE Audit Committee of PT. Angkasa Pura I (Persero) was established in accordance with The Board of Commissioners decree KEP 04/ DK.AP.I/2004 dated March 24, 2004 and renewed by the same verdict KEP 01/DK.AP.I/2007 dated March 2, 2007. In accordance with The Ministry of State Owned Company policy PER - 05/MBU/2006 dated December 20, 2006 regarding The Audit Committee for state-owned company, The Angkasa Pura I (Persero) audit committee has performed the following actions:
• Melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang memerlukan perhatian dewan Komisaris terutama dibidang investasi (terutama Bandara Hasanuddin Makassar dan Bandara Selaparang - Lombok) dan penempatan dana internal.
- To evaluate the internal control system with identifying the weak point and assess the effective tasks of external and internal auditor work.
• Mengikuti rapat-rapat yang diselenggarakan dalam rangka pembahasan rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2008, Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Laporan Tahunan.
- To appraise the audit works conducted by Internal & External Monitoring Unit towards the external auditor works for PT. Angkasa Pura I (Persero) 2006 financial reports and give recommendations to board of commissioners.
• Melakukan penelaahan atas pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan PT. Angkasa Pura I (Persero).
- To evaluate the management control system and submit the recommendations by the year 2008.
• Melakukan pengkajian kecukupan fungsi internal auditor, jumlah auditor, rencana kerja auditor terutama kompetensi para auditor.
- To identify the board of commissioners several concerning matters especially in the investment of Hasanuddin (Makassar) and Selaparang (Lombok) Airport and internal fund placement.
• Melakukan seleksi auditor eksternal bersama Satuan Pengawas Intern yang meliputi penyusunan kerangka acuan, aanwijzing dan atas hasil pelaksanaan lelang yang dilakukan oleh Panitia Lelang mengusulkan kepada Dewan Komisaris, Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan PT. Angkasa Pura I (Persero) tahun buku 2007.
- To attend the meetings on the topic of long term company’s goal, working plan schedule, 2008 budget allocation, monthly; quarter; semester and annual reports. - To investigate the consumers’ queries regarding the company’s operation. - To monitor the internal auditor capability, quantity, work plan and competency.
64
TATA KELOLA PERUSAHAAN
• Melakukan kajian terhadap kecukupan pelaksanaan audit eksternal dengan melakukan pembahasan - pembahasan atas hasil audit yang telah dilakukan oleh KAP untuk Laporan Keuangan PT. Angkasa Pura I (Persero) tahun buku 2007 yang opininya Wajar Tanpa Pengecualian.
• To select the external auditor with Internal Control Unit featuring the blue print scheme, auction reports performed by the committee and recommend the selected public accountant firm to board of commissioners for auditing the 2007 financial reports of the company.
• Mengikuti rapat - rapat baik internal Dewan Komisaris maupun rapat antara Dewan Komisaris dengan Dewan Direksi,
• To administer the competence of external audit works and review the audited 2007 company’s financial reports which resulted the good opinion.
• Mengikuti kunjungan kebutuhan.
• To attend the internal meeting between commissioners and board of directors.
kerja
Dewan
Komisaris
sesuai
Demikianlah Laporan atas jalannya kegiatan Komite Audit ini dibuat dan disampaikan dan telah dilaksanakan berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
This report is completed by The Audit Committee based on the governing rules and regulations.
D. Sonny Priyarsono
Ketua / Chairman
Anggota / Member
of
• To follow the board of commissioners working visit.
Komite Audit Audit Committee
Ruminson Pakpahan
board
Zuriaty Simbolon
Anggota / Member
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
MANAJEMEN RISIKO Angkasa Pura I sebagai pengelola jasa navigasi penerbangan dan kebandarudaraan, dalam menjalankan kegiatan usaha dan operasional Angkasa Pura I sangat mungkin menghadapi terjadinya berbagai risiko. Untuk itu, Manajemen berupaya secara berkesinambungan mengelola risiko-risiko secara optimal agar risiko-risiko tersebut dapat dihindari atau diminimalkan. Pengelolaan jenis-jenis risiko yang telah dilakukan oleh Manajemen Angkasa Pura I adalah sebagai berikut : a. Risiko Operasional : a. Kemungkian terjadinya Kecelakaan Penerbangan baik di udara maupun di darat dapat dihindari dengan meminimalkan terjadinya Breakdown of Separation (BOS), Breakdown of Coordination (BOC) dengan cara meningkatkan kehandalan fasilitas navigasi dan komunikasi, fasilitas pendaratan dan penunjang lainnya, meningkatkan keahlian dan kompetensi SDM serta mematuhi ketentuan-ketentuan nasional dan internasional. Selain itu melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat serta sosialisasi terhadap masyarakat yang berada di lingkungan kerja bandara mengenai pentingnya ditaati ketentuan tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). b. Kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan kenyamanan di wilayah kerja yang menjadi tanggung jawab Angkasa Pura I seperti: pembajakan, penyanderaan, ancaman bom, pencurian, kebersihan, ketidakteraturan, keterlambatan, kebakaran. Untuk itu Angkasa Pura I berupaya meningkatkan keandalan dan ketersediaan fasilitas dan SDM dengan sertifikasi bandara serta license dan rating bagi personil operasional bandara. b. Risiko Keuangan Sumber risiko keuangan dapat berasal dari internal maupun eksternal yaitu risiko pasar, likuiditas, pajak, portofolio, kredit dan lain-lain. Setelah diidentifikasi lebih rinci maka sumber risiko di Angkasa Pura I yaitu fluktuasi nilai tukar Dollar Amerika terhadap Rupiah, inflasi, piutang usaha, utang usaha untuk investasi, kelebihan/kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat perbedaan hasil perhitungan pemeriksaan fiskal dengan hasil audit, pengelolaan SBU Warehousing, investasi pada saham, investasi pada obligasi, investasi pada perbankan, Mandatory Convertible Bond (MCB) PT. Garuda, penetapan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) masing-masing mempunyai risiko dan dampak yang berbeda-beda, maka perlu dikelola secara profesional sehingga tidak mengakibatkan penurunan kinerja keuangan. Dalam kaitan ini, Manajemen senantiasa memperhitungkan secara cermat risiko dan mitigasi guna menghindari atau meminimalkan timbulnya kerugian bagi Angkasa Pura I. Upaya yang dilakukan adalah dengan menjaga secara ketat pencapaian tingkat risiko keuangan tahunan Angkasa Pura I melalui evaluasi laporan secara bulanan, sebagai early warning system.
65
RISK MANAGEMENT Angkasa Pura I as the aviation and airport management services has probably met numerous risks in day-to-day operational aspect. Therefore, the organization strives to continuously manage the risk in order to optimally avoid and minimize the risk. Followings are the implementation of the risk management aspect: a. Operational Risk a. The probability of airplane crush in the land or air could be avoided with minimizing the Breakdown of Separation (BOS) and Breakdown of Coordination (BOC). The method is simply to improve the navigation facilities and communications, landing facility and other supporting devices, enhance the technical know-how and competency in human resources as well as abide the national and international law. The alternative route is making the coordination with local government and socializes the public within the working airport district regarding the importance guidelines of KKOP (The safety district of aviation operation). b. The probability of security disturbances and inconvenience within the working area of Angkasa Pura I namely skyjack, hostage, bomb threat, thieves, sanitary, disorder, delayed, and fire. Hence, Angkasa Pura I improves the competence and availability of facilities and human resources with airport certified also license and rating category for airport operational personnel. b. Financial Risk The source of financial risk is commonly found from internal and external namely market risk, liquidity, tax, portfolio, credit and others. The main risk in this category is identified as US exchange fluctuation towards Rupiah, inflation, business liabilities, credit for investment, increase/decrease tax payment occurred from different sum of fiscal review with audit works, SBU Warehousing management, stock investment, bond investment, bank investment, mandatory convertible bond (MCB) of PT. Garuda, government assistance that has not been confirmed in status (BPYBDS). Each and every item has different risk and impact – it has to be managed professionally to avoid the diminished financial performance. Concerning these matters, the management always carefully calculates the risk to minimize the loss for Angkasa Pura I. The best effort is to remain alert and make the monthly financial reports of Angkasa Pura I as the early warning system. The management also maintains the proper category for Angkasa Pura I - focusing on the achievement of performance aspect as it based on The Ministry of state owned company (BUMN) No. KEP-100/MBU/2002. Besides, Angkasa Pura I intensifies the alternatives method to optimize the excessive cash fund in order to yield an optimum result yet the risk can be tolerated for the capital expenditure of the company.
66
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Manajemen menjaga agar Angkasa Pura I senantiasa berada pada tingkat kesehatan dengan kategori “SEHAT“, dengan memfokuskan kepada pencapaian aspek-aspek penilai kinerja, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Kep.Meneg BUMN Nomor:KEP100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Disamping itu, Angkasa Pura I secara intensif mencari alternatifalternatif pengoptimalisasian dana yang sifatnya excessive cash (dana yang belum diperlukan untuk kebutuhan bisnis jangka pendek) sehingga memberikan imbal hasil yang optimal dalam risiko yang dapat ditolelir untuk dapat mendanai kebutuhan investasi (capital expenditure) Angkasa Pura I. c. Risiko Usaha dalam bidang produksi dan pendapatan: a. Aeronautika Dengan adanya wacana pemisahan Air Traffic Services (ATS) dari pengelolaan manajemen Angkasa Pura I sesuai dengan RUU penerbangan yang sedang dibahas di DPR, berpotensi menurunkan kinerja keuangan. Untuk tetap dapat mempertahankan kinerja keuangan Angkasa Pura I, Manajemen berupaya melakukan pengembangan usaha di bidang jasa kebandarudaraan dan penunjangnya. b. Non Aeronautika Isu gangguan keamanan, wabah penyakit dan bencana alam dapat menurunkan jumlah penumpang transportasi udara, yang memberikan pengaruh terhadap produksi dan pendapatan Angkasa Pura I. Upaya yang telah dilakukan oleh Manajemen adalah meningkatkan kualitas sistem pengamanan bandar udara, mengoptimalkan public relation Angkasa Pura I, berkoordinasi dengan Pemda dan aparat keamanan. 4. Risiko Hukum berupa kemungkinan adanya tuntutan hukum dari pihak lain terhadap asset Angkasa Pura I maupun aktifitas Angkasa Pura I dan masalah hubungan industrial yang dapat mengganggu tujuan Angkasa Pura I, maka manajemen telah melakukan upaya meminimalkan risiko-risiko tersebut dengan memastikan semua aktifitas Angkasa Pura I telah didasarkan pada ketentuan yang berlaku dan penandatangan Perjanjian Kerja Bersama dengan Serikat Pekerja.
LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Angkasa Pura I menyadari bahwa untuk memelihara keunggulan operasional, Angkasa Pura I harus senatiasa meningkatkan kualitas standar manajemen Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) di seluruh wilayah kerja. Manajemen berkomitmen yang kuat untuk mempertahankan kualitas LK3 ini dimulai dari Direksi sampai kepada karyawan meliputi : 1. Pelestarian Lingkungan Sepanjang tahun 2007 Angkasa Pura I memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional bandara telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan.
c. The venture risk in production and revenue: a. Aeronautica The policy to separate Air Traffic System (ATS) from Angkasa Pura I management according to aviation law is now being discussed in the House of Representatives. This could affect to diminish the financial performance of the company. Thus, the management endeavors to develop its venture in supporting airport business and services. b. Non Aeronautica The issue of security disturbance, disease and natural disaster could lessen the number of passengers yet affect the production and revenue of the company. Thus, the management endeavors to improve the quality of the airport security system, optimize the public relations of the company and coordinate with security institutions and Pemda. 4. Law risk probably could come about on file a suit from other parties against the company’s asset or its activity and industrial relation that could alarm the company’s objective. Thus, the management endeavors to minimize the risk and ensure all engaging activities of the company are based on the governing law and regulations and authorized by the workers union.
ENVIRONMENT, SANITARY & WORK SAFETY Angkasa Pura I realize to maintain its core operation competences - the company must put every effort to enhance the quality of standard management in environment, sanitary and work safety (LK3) within the entire working premises. The management strongly commits to retain the LK3 quality -starting from the board of directors to staff with the following actions: 1. Preserve The Environment During 2007, Angkasa Pura I ensure that every operational scope is in accordance with law and regulations which preserving the environment.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Standarisasi pengelolaan lingkungan kebandarudaraan diwujudkan dengan sertifikasi bandara yang salah satu syaratnya adalah memiliki prosedur dan melaksanakan program sanitasi dan hygiene bandara. Kebijakan pengelolaan lingkungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari strategi jangka panjang Angkasa Pura I. Pengawasan terhadap implementasi kebijakan pengelolaan lingkungan dilaksanakan secara sistematis melalui program pengawasan dan pengelolaan limbah bandara serta segenap aspek dampak lingkungan sebagaimana tertuang dalam laporan Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) bandara, termasuk mengkomunikasikan secara aktif peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan lingkungan dan keselamatan operasi bandara seperti: a. Batas-batas kawasan kebisingan b. Kawasan keselamatan operasi penerbangan c. Daerah lingkungan kerja bandara 2. Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) Perlindungan maksimal keselamatan dan kesehatan kerja karyawan diwujudkan dalam bentuk : a. Komitmen untuk memelihara lingkungan kesehatan dan keselamatan karyawan di lingkungan kerja Angkasa Pura I. b. Keyakinan untuk dapat mencegah segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kesehatan seluruh karyawan di lingkungan kerja Angkasa Pura I. c. Ketaatan yang kuat terhadap berbagai peraturan mengenai lingkungan dan penerapan praktek terbaik LK3 di seluruh kegiatan operasional. d. Menerapkan aturan keselamatan kerja yang berstandar nasional (Departemen Tenaga Kerja RI) dan internasional (ICAO).
67
The airport environment standard management is realized by the procedures certification of airport sanitary and hygiene. The policy of environment management becomes one of the long term strategic scopes of the company. The administering of the implementation is systematically monitored by the airport waste water and impact program and it is also stated in RKL (Environment Planning Management). The RPL (Environment Monitoring Plan) features to actively communicate the law and regulations concerning the environment and airport safety namely: • The border of noise premises • Safety area of flight operation • Airport working area 2. Hygiene & Working Safety (K3) The utmost protection of K3 program to employees is performed through the following actions: a. Commitment to maintain a hygiene and safety within the working premises of Angkasa Pura I. b. Confide to avoid the syndrome that might affect healthy condition of the whole staff within the working premises of Angkasa Pura I. c. Fully abide towards the rules and regulations concerning hygiene and environment scale and implement LK3 program within the operational scope. d. Implementation of national (Minister of Manpower) and international (ICAO) safety guidelines.
ORGANISASI & SUMBER DAYA
Organization Structure & Human Resources
ORGANISASI & SUMBER DAYA
69
ORGANIZATION & HUMAN RESOURCES
ORGANISASI Organisasi dan Tata Kerja PT.(Persero) Angkasa Pura I ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi Nomor : KEP.56 /OM.00 /2004. Orgainisasi dan Tata Kerja tersebut memperlihatkan adanya penajaman fungsi pada bidang Keuangan, Komersial, Operasi dan Teknik serta bidang Umum dan SDM. Perhatian Manajemen pada bidang-bidang tersebut mencerminkan adanya peningkatan fokus perhatian kepada komponen-komponen yang merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan Angkasa Pura I, sesuai dengan Visi, Misi Angkasa Pura I.
ORGANIZATION The organization and working guidelines of PT. (Persero) Angkasa Pura I are based on The board of directors decree No. KEP.56/ OM.00/2004. The organization and working guidelines entail the focusing extent for particular scale, namely finance, commercial, operation and technical, general and human resources. These concerning matters are the vital components and very important to achieve the company’s objective - as in accordance with the vision and mission. The organization structure of PT. (Persero) Angkasa Pura I is as follow:
Struktur Organisasi PT.(Persero) Angkasa Pura I seperti tertera di bawah ini:
STRUKTUR ORGANISASI PT ANGKASA PURA I ORGANIZATION STRUCTURE
DIREKTUR UTAMA
Pengawas Intern Area I Siti Chadijah O
Bambang Darwoto
Pengawas Intern Area II Eko Permadi Boedi.S
Sekretaris Perusahaan
SPI
Pengawas Intern Area III Ridwan Moeis
Kuntadi Budianto
Asisten Sek.Per. Bidang Hubungan antara Lembaga & Humas Akhmad Munir Asisten Sek.Per. Bidang Sekretariat Direksi LG. N. Ardita
Pengawas Intern Area IV Dwi Tedjowati
DIREKTUR KEUANGAN Asisten Karo Bidang Peraturan Perusahaan Mariyanto
Kepala Biro Hukum
Laurensius Manurung
Asisten Karo Bidang Perjanjian & Bantuan Hukum Joko Subagyo
DIREKTUR KOMERSIAL & PENGEMBANGAN USAHA
DIREKTUR OPERASI & TEKNIK
DIREKTUR PERSONALIA & UMUM
Y.A.Y. Supardji
Risman Nuryadin
Asisten Karo Bidang Perencanaan Kepala Biro Perencanaan & SIM
Renendra Dangin
Bambang Rachmanto
Yudhaprana S. Asisten Karo Bidang Sistem Informasi Manajemen Singgih Prapto. Asisten Karo Bidang Riset, Data & Laporan Ramdan Pradarma
Deputi Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Wilayah II
Deputi Direktur Akuntansi
Deputi Direktur Perbendaharaan
Deputi Direktur Anggaran & PKBL
Deputi Direktur Bisnis Aviasi & Tarif
Deputi Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Wilayah I
Miduk Situmorang
Berlin Pangaribuan
M. Syarif Luturlean
Mardani
Ismaryono
Asisten DD Bidang Akuntansi Keuangan
Asisten DD Bidang Administrasi Keuangan
Asisten DD Bidang Anggaran
Daniel Martin
Wirawan Buana
Sulistyowati Dewi
Asisten DD Bidang Pengembangan, Pembinaan & Pemasaran Bisnis Aviasi & Traffic Penerbangan
Asisten DD Bidang Perencanaan & Pembinaan Pendapatan Aero & Non Aero Wilayah I
Asisten DD Bidang Perencanaan & Pembinaan Pendapatan Aero & Non Aero Wilayah II
Asisten DD Bidang Akuntansi Manajemen
Asisten DD Bidang Administrasi Perpajakan
Asisten DD Bidang Penyaluran Dana PKBL
Ida Bagus Agung Mandala
Huybert Olaf De Bont
Hari Hartoyo
Suwardi B.H
Ukemri
Rusli Amrin
Asisten DD Bidang Akuntansi Persediaan & Aktiva Tetap
Asisten DD Bidang Pengelolaan Dana
Asisten DD Bidang Pengendalian PKBL
Asisten DD Bidang Perumusan Tarif Aero, Non Aero & Kerjasama Aero
Asisten DD Bidang Kerjasama Non Aero Wilayah I
Asisten DD Bidang Kerjasama Non Aero Wilayah II
Junaedi
Israwadi
Suradi
Moch. Asrori
Novrihandri
Nur Sapto Winoto
CABANG BANDAR UDARA
Deputi Direktur Perencanaan SDM & Organisasi
Deputi Direktur Umum
M. Rofiq
Heny Dewanto
Asisten DD Bidang Perencanaan & Pengembangan SDM
Asisten DD Bidang Tata Usaha Perkantoran
Alex Pudjianto
Safrizal
Asisten DD Bidang Kesejahteraan Personil
Asisten DD Bidang Pendidikan & Pelatihan Pegawai
Asisten DD Bidang Pelayanan Umum
Jayanus
Tundjung Palupi K
Kintoron
Tris Gunarso
Asisten DD Bidang Pengawasan & Jaminan Kualitas Teknik Listrik & Peralatan Achmad Hilmi
Asisten DD Bidang Administrasi Penilaian Karya Pegawai
Asisten DD Bidang Organisasi & Tata Kerja
Asisten DD Bidang Penyiapan Asset Bersifat Umum
Cecep Marga Sonjaya
Yaka Sulistya W.
Deputi Direktur Administrasi Personalia
Sri Unon Setyasih
Deputi Direktur Teknik Pengawasan & Jaminan Kualitas Slamet Suwartono
Asisten DD Bidang Operasi Pelayanan Bandar Udara
Asisten DD Bidang Perencanaan & Spesifikasi Teknis Umum
Asisten DD Bidang Pengawasan & Jaminan Kualitas Teknik Umum
Asisten DD Bidang Administrasi Personalia
Syahroni Effendi
Agus Hidayat
Erni Mardianti
Asisten DD Bidang Bantuan Operasi Penerbangan
Asisten DD Bidang Keselamatan & Keamanan Bandar Udara
Asisten DD Bidang Pengawasan & Jaminan Kualitas Teknik Elektronika
Mudjiono
Sujitno
Asisten DD Bidang Perencanaan & Specifikasi Teknik Fasilitas Kespen I Gusti LN. GD Gunawan
Asisten DD Bidang Jaminan Kualitas & Pelayanan Operasi Lalu Lintas Penerbangan & Bantuan Operasi Penerbangan
Asisten DD Bidang Jaminan Kualitas Pelayanan Operasi Bandar Udara & Keselamatan & Keamanan Bandar Udara
Asisten DD Bidang Perencanaan & Specifikasi Teknik Fas.Bandar Udara & A2B Nurdin
Wahyudi Tugiyono
Djoko Supriadi
Asisten DD Bidang Perencanaan & Specifikasi Teknik Fas.Elektrikal, Mekanikal & Air
Deputi Direktur Operasional Lalu Lintas Penerbangan
Deputi Direktur Operasi Bandar Udara
Deputi Direktur Teknik Perencanaan & Spesifikasi Teknis
Harjoso Tjatur Prijanto
M. Ali Muhadi
Asisten DD Bidang Operasi Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan Maskon Humawan B.
UNIT BISNIS STRATEGIK
Wendo Asrul R
Herry A.Y Sikado
Farid Indra Nugraha
Risman Torry
70
71
72
ORGANISASI & SUMBER DAYA
SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan kompeten merupakan faktor pengungkit ( leverage ) untuk keunggulan bersaing Angkasa Pura I, sehingga pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan untuk pencapaian Visi dan Misi Angkasa Pura I.
Pada tabel diatas jumlah pegawai dengan jenjang pendidikan SD - SLTA pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 3,6% dibanding dengan tahun 2006, dan jenjang pendidikan Diploma I - III terdapat kenaikan sebesar 1%, serta peningkatan pada jenjang pendidikan Sarjana ( S1 ) dan Pasca Sarjana (S2), yang masing-masing meningkat sebesar 3,2% dan 9,2%.Hal ini membuktikan komitmen manajemen dalam mempersiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia untuk jangka panjang Angkasa Pura I.
KOMPOSISI SDM PT.(PERSERO)ANGKASA PURA I BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN 2006 & 2007 4.500 3957
4.000
3916
3.500 3.000
Sejalan dengan Visi, Misi dan Strategi Angkasa Pura I untuk menjadi perusahaan kelas dunia di bidang jasa kebandarudaraan, diterapkan upaya yang lebih fokus dalam pengembangan SDM secara konsiten dan terus menerus.
2.500
Angkasa Pura I telah mengawali proses transformasi jangka panjang dalam rangka mencapai kelas dunia. Program pengembangan SDM selama tahun 2007 mengarah pada konsep pengembangan sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi atau Competency Based Human Resources Management (CBHRM). Dalam sistem ini kompetensi pegawai merupakan faktor utama untuk diintegrasikan kedalam seluruh Sistem Sumber Daya Manusia, sehingga kompetensi yang dimiliki pegawai merupakan faktor kunci keberhasilan dan keunggulan bersaing Angkasa Pura I.
500
Dalam rangka penerapan CBHRM, telah dipersiapkan pula sistem untuk mendukung implementasi CBHRM yang mencakup sistem rekrutmen dan seleksi, sistem perencanaan, sistem pelatihan dan pengembangan, sistem manajemen kinerja, sistem remunerasi dan integrasi sistem secara keseluruhan kepada sistem Enterprise Resources Planning (ERP) yang akan dilakukan secara bertahap. Pengembangan SDM dilakukan antara lain dengan meningkatkan jenjang pendidikan Angkasa Pura I, dan untuk merealisasikan hal tersebut maka dibuatlah kebijakan Angkasa Pura I Management Development Program (AMDP) yang bertujuan untuk program kaderisasi dengan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk melanjutkan pendidikan S2 baik didalam dan di luar negeri. AMDP merupakan program jangka panjang Angkasa Pura I untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul, handal dan profesional. Angkasa Pura I juga memberikan kesempatan kepada pegawai yang melanjutkan pendidikan atas inisiatif sendiri sesuai dengan kebutuhan Angkasa Pura I untuk diakui sesuai dengan tingkat pendidikan terakhir melalui proses penyesuaian ijazah dengan seleksi sesuai formasi. Dibawah ini adalah komposisi SDM Angkasa Pura I sesuai pendidikan tahun 2006 dan tahun 2007.
PENDIDIKAN / EDUCATION SD-SLTA D.I - D.III S.1 TAHUN ELEMENTARY DIPLOMA DEGREE YEAR TO HI SCHOOL I - III POST DEGREEEE 2006 2007
2.147 2.069
1.036 1.045
720 743
S.2 POST DEGREE
54 59
TOTAL
3.957 3.916
2147
2069
2.000 1.500 1036
1.500
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai antara lain adalah penerapan standar kerja dan etika yang tinggi serta meningkatnya kinerja Angkasa Pura I. Pengembangan etika dengan cara mensosialisasikan wawasan budaya Angkasa Pura I yang diharapkan menjadi panduan dan tingkah laku bagi seluruh pegawai PT.(Persero) Angkasa Pura I dalam berpikir, berkata dan bertindak dalam kegiatan sehari-hari.
1045 743
720
59
54
0 2006
2007
SD - SLTA
S1
D1 - D3
S2 TOTAL
Disamping pendidikan formal yang dikembangkan, dilakukan juga pelatihan kepada pegawai sesuai dengan tuntutan untuk memiliki keterampilan khusus, terutama untuk tenaga teknisi penerbangan yang harus dibuktikan dan dilengkapi dengan sertifikasi atau licensi dan rating. Pelatihan dan pengembangan pegawai diberikan juga pelatihan yang meliputi : Pelatihan Manajerial, Teknis, Seminar dan Workshop.
HUMAN RESOURCES The excellent and competence human resource becomes the leverage factor for the company to compete. The development of human resource is one of the key factors to accomplish the vision and mission. In accordance with its strategic decision, Angkasa Pura I focusing the continual and consistent expansion of human resources to become the world class airport services and management.
Dari pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan didapatkan hasil yang positif terhadap produktivitas dan juga kesejahteraan pegawai.
PT. (Persero) Angkasa Pura I initiates the long term transformation to achieve the world class standard. During 2007, the human resources development is mainly focused on CBHRM (Competency Based Human Resources Management). The system highlights the competence of the employee thus this beneficial factor becomes the successful element to compete. To integrated implementation of CBHRM, the supporting system is acknowledged - to be precise, the recruitment and selection, planning system, training and development system, management performance system, remuneration system, integrated system which will be comprised into Enterprise Resources Planning (ERP) and will be applied gradually. The human resources development is carried out with enhancing the education criteria for Angkasa Pura I and the company creates AMDP (Angkasa Pura I Management Development Program). This program entitles the staff to pursue the post degree both within the country and overseas. AMDP is one of the long term programs to produce the excellent, competent and professional human resources. Angkasa Pura I also enable the staff to pursue the higher education based on his own initiatives and in accordance with the company’s requirement to acknowledge his current degree through selection and formation process. Human Resources Composition of PT. (Persero) Angkasa Pura I according to education level (2006 - 2007)
ORGANIZATION & HUMAN RESOURCES
The chart shows that the staff with elementary to high school degree in 2007 decrease to 3.6% compared to 2006. The diploma level increase 1%. The degree and post degree rises to 3.2% and 9.2%. In accordance with the company’s long term goal, the management commits to prepare and develop the human resources as indicates the above chart. The long term goal is the implementation of high working standard and moral ethic as well as outstanding working performance. The development of moral ethic is socialized by the company’s cultural value. This will also become the guidelines attitude for all Angkasa Pura I employees in dayto-day activities. Besides developing the formal education, the company put some concern on training courses according to technical expertise especially to the flight technician that must comply with certification, license and rating. The company also emphasizes other training and development for staff including managerial and technical courses, seminars and workshops. The output from the training is really beneficial to the staff as it boost the productivity and welfare. Following are the type of training & development from human resources department:
Dibawah ini merupakan jenis pelatihan dan pengembangan SDM antara lain : KOMPOSISI PEGAWAI PT.(PERSERO) ANGKASA PURA I PER DIREKTORAT TAHUN 2006 DAN 2007 / COMPOSITION OF EMPLOYEES BY DIRECTORATE IN 2006 AND 2007
DIREKTORAT / DIREKTORATE
TAHUN / YEAR 2006 2007 MANAGERIAL STAFF OPERASIONAL TOTAL MANAGERIAL STAFF OPERASIONAL TOTAL
PERSONALIA DAN UMUM 38 423 0 461 38 398 0 PERSONNEL AND GENERAL AFFAIRS OPERASI DAN TEKNIK 222 49 2.609 2.880 249 117 2.501 OPERATION AND TECHNICAL KOMERSIAL DAN PENGEMBANGAN 42 222 0 264 40 215 0 USAHA COMMERCE AND BUSINESS DEVELOPMENT KEUANGAN 54 240 0 294 63 235 0 FINANCE BIRO RENSIM 4 14 0 18 4 15 0 MANAGEMENT PLANNING AND INFORMATION BIRO HUKUM 3 8 0 11 2 8 0 LEGAL AFFAIRS BUREAU BIRO PENGADAAN 1 0 0 1 3 0 0 LEVYING BURAEU SEKRETARIS PERUSAHAAN 3 11 0 14 3 11 0 CORPORATE SECRETARY SATUAN PENGAWAS INTERN 3 11 0 14 4 10 0 INTERNAL SUPERVISORY TASK FORCE
TOTAL
370
978
2.609
3.957
406
1.009
2.501
436 2.867 255 298 19 10 3 14 14 3.916
ORGANISASI & SUMBER DAYA
PROGRAM PENDIDIKIAN DAN PELATIHAN 2007
JENIS DIKLAT
NAMA DIKLAT
Diklat Orientasi Type B dan C Pegawai Angkasa Pura I Diklat Sertifikasi Sdm
Senior AVSEC ATC/APP Radar Mapping New English Proficiency ATC AMC & Garbarata PKP-PK Tingkat Yunior Senior AVSEC
KETERANGAN Persyaratan dalam pengangkatan
Sertifikasi yang ditentukan oleh ICAO/Regulator untuk Petugas AVSEC Sertifikasi yang ditentukan oleh ICAO/Regulator untuk ATC Pemand Wilayah APP Sertifikasi yang ditentukan oleh ICAO/Regulator untuk ATC Sertifikasi yang ditentukan oleh ICAO/Regulator untuk Petugas AMC Sertifikasi yang ditentukan oleh ICAO/Regulator untuk Calon Pegawai PKP-PK
Diklat Teknis Pemeriksa dan Penyidik Bidang Petugas AVSEC AMDAL Tingkat Teknis Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) Komersial Tingkat Lanjut Pemeriksa & Penyidik
Peningkatan keahlian, pengetahuan dan sikap-sikap bagi petugas AVSEC
Seminar/ Nilai-Nilai Kerja Membangun Lokakarya Budaya Membangun Sinergi Organisasi Outbond Management Training Supervisor Yang Efektif Professional Service Aviation Kesigapan AVSEC Hukum Bisnis Etos Kerja Di Dalam Organisasi Building Winning Team & Achievement Motivation Pengembangan Diri Customer Service Pengembangan Ketrampilan Komunikasi Di Dalam Organisasi
Membangun nilai-nilai kerja pegawai yang dapat membangun budaya Angkasa Pura I Membangun nilai-nilai kerja pegawai dalam pelaksanan kerjasama tim Membangun nilai-nilai kerjasama tim Membangun nilai-nilai kerja pegawai setingkat Supervisor Peningkatan keahlian, pengetahuan dan sikap-sikap bagi petugas Security Program Peningkatan keahlian dan kesigapan petugas AVSEC Peningkatan keahlian dan pengetahuan bagi pegawai bidang hukum Peningkatan keahlian dan pengetahuan etos dalam bekerja Membangun motivasi di dalam kerjasama tim
Peningkatan keahlian, pengetahuan dan sikap-sikap yang berwawasan lingkungan Peningkatan keahlian, pengetahuan dan sikap-sikap di dalm bekerja Peningkatan keahlian dan pengetahuan bagi pegawai komersial Peningkatan keahlian, pengetahuan dan sikap-sikap dalam penyidikan
Peningkatan keahlian, pengetahuan dan sikap-sikap di dalam pengembangan diri Peningkatan keahlian, pengetahuan dan sikap-sikap sebagai Customer Service Peningkatan keahlian dan pengetahuan dalam berkomunikasi di dalam organisasi
TRAINING & DEVELOPMENT PROGRAM 2007
Type
Title
Remarks
Orientation
Type B & C
Prerequisite for staff appointment
DIKLAT HRD Certification
Senior AVSEC ATC/APP Radar Mapping New English Proficiency ATC AMC & Garbarata PKP-PK Junior Senior AVSEC
Certification Certification Certification Certification Certification
Technical Course Subject
Monitor & Investigate AVSEC staff AMDAL (Environment Impact) Technical Hygiene & Working Safety (K3) Advance Commercial Monitor & Investigation
Skill, knowledge & attitude improvement for AVSEC staff Skill, knowledge & attitude concerning environmental matters Skill, knowledge & attitude concerning working attitude Skill, knowledge & attitude improvement for commercial staff Skill, knowledge & attitude in investigation matters
Seminar/ Moral Value in Working Environment Workshop Synergy in Organization Outbond Management Training Effective Supervisor Professional Service Aviation Security Program AVSEC Efficiency Business Law Working Ethics in Organization Building Winning Team & Achievement Motivation Self Development Customer Service Internal Communication Development Organization
required by ICAO/Regulator for AVSEC staff required by ICAO/Regulator for ATC / APP staff required for ICAO/Regulator to ATC required by ICAO/Regulator for AMC staff required by ICAO/Regulator for PKP-PK trainee
Develop the moral value of the company with all staff in working environment Develop the moral value of the staff on team building Team building development Develop moral value to supervisor level Skill, knowledge & attitude improvement for AVSEC staff Skill improvement & efficiency for AVSEC staff Skill & knowledge improvement for law department staff Skill improvement & moral ethics within working environment Develop motivation in team building Skill, knowledge & attitude improvement within self development Skill, knowledge & attitude improvement for Customer Service staff Skill & knowledge improvement within internal organization
73
74
75
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Corporate Social Responsibility
SEBAGAI BUMN YANG BERGERAK DISEKTOR PELAYANAN PUBLIK, ANGKASA PURA I BERGERAK DIBIDANG KEBANDARUDARAAN DAN JASA NAVIGASI PENERBANGAN SANGAT MEMAHAMI BETAPA PENTINGNYA MENJAGA DAN MENJAMIN KEPUASAN PELANGGANNYA. UPAYA-UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SENANTIASA TERUS –MENERUS DILAKUKAN. UNTUK ITU DIPERLUKAN STABILITAS OPERASIONAL YANG DIDUKUNG OLEH STABILITAS KEUANGAN ANGKASA PURA I.
Sebagai BUMN yang bergerak disektor pelayanan publik, Angkasa Pura I bergerak dibidang kebandarudaraan dan jasa navigasi penerbangan sangat memahami betapa pentingnya menjaga dan menjamin kepuasan pelanggannya. Upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan senantiasa terus menerus dilakukan. Untuk itu diperlukan stabilitas operasional yang didukung oleh stabilitas keuangan Angkasa Pura I. Kelangsungan usaha Angkasa Pura I tidak lepas dari peran serta masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah kerja Angkasa Pura I. Untuk itu Angkasa Pura I menyadari betul pentingnya membina hubungan baik dengan masyarakat. Dengan kata lain Angkasa Pura I ada karena masyarakat, dan Angkasa Pura I ada untuk masyarakat. Oleh karena itu Angkasa Pura I selalu senantiasa melaksanakan komitmennya dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Hal ini sejalan pula dengan program pemerintah dewasa ini yang menggalakkan program Corporate Social Responsibility (CSR) . Program CSR di Angkasa Pura I dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan atau disebut juga PKBL.
As one of the state owned companies in public service sector, Angkasa Pura I engages in airport and navigation services. The company realizes the importance of maintaining and focusing the customers’ satisfaction. The improvement practices are continually in order. Therefore, it needs the operational stability supported by Angkasa Pura I financial strength. The continuous Angkasa Pura I scope of business are also supported by the surrounding community domicile in the working premises of Angkasa Pura I. Hence, the company understands the good relationship connection with the community. In a nutshell, Angkasa Pura exists by the society and the society exists by Angkasa Pura. Angkasa Pura I always make a commitment to realize its corporate social responsibility as it also in compliance with the government policy. Currently, the CSR program in the company is divided into 2 types namely Partnership Program & Environmental Concerns (PKBL).
76
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Program Kemitraan (PK) Program kemitraan adalah program pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberian pinjaman lunak untuk modal kerja dan investasi serta bantuan pembinaan berupa bantuan pelatihan managemen usaha, bantuan pemasaran (promosi/ pameran) dan lain-lain. Program ini bertujuan meningkatkan kompetensi usaha kecil/ mikro (UKM) sehingga menjadi usaha tangguh dan mandiri yang dapat menyerap tenaga kerja baru. Pembinaan terhadap UKM dilakukan secara berkelanjutan sehingga UKM menjadi mandiri baik dari segi keuangan maupun segi manajemen usaha dan pemasaran. Kalau dilihat secara historis, Program Kemitraan di Angkasa Pura I telah terselenggara cukup lama yaitu sejak tahun 1992. Jadi semenjak 16 tahun yang lalu Angkasa Pura I telah menjadi mitra sejati bagi pengusaha UKM. Dalam kurun waktu tersebut Angkasa Pura I telah membina sebanyak 7.146 UKM yang tersebar di Kantor Pusat - Jakarta dan 13 (tiga) belas Kantor Cabang di seluruh Indonesia, dengan total dana pinjaman yang disalurkan sebesar Rp. 130 milyar. Untuk tahun 2007 UKM yang diberi pinjaman lunak sebanyak 618 UKM dengan total nilai pinjaman sebesar Rp.15,6 milyar. sector usaha yang dibantu mencakup beberapa sector usaha yakni sector industri, perdagangan, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, jasa,dsb. Disamping itu juga telah diberikan bantuan pembinaan bersifat hibah berupa bantuan pemasaran, pelatihan manajemen usaha serta pelatihan teknis produksi. Bentuk bantuan pemasaran antara lain mengikutsertakan UKM/Mitra Binaan pada pameranpameran produk UKM baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Mitra Binaan yang terpilih tidak perlu memikirkan biaya pameran karena semuanya ditanggung oleh Angkasa Pura I. Keikutsertaan pada pameran-pameran tersebut merupakan ajang promosi produk Mitra Binaan sehingga lebih dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan Internasional. Angkasa Pura I selalu mengikut-sertakan Mitra Binaan nya pada pameran-pameran terkemuka di dalam negeri. Dalam tahun 2007 pameran yang diikuti sebanyak 16 kegiatan pameran dengan mengikutsertakan 110 Mitra Binaan. Pameran dalam negeri tersebut diantaranya Inacraft di Jakarta (diikuti 16 Mitra Binaan), Icra di Jakarta (10 MB), Indocraft di Jakarta (14 MB), Mutumanikam Nusantara di Jakarta (6 MB). Sedangkan pameran luar negeri yang diikuti selama tahun 2007 yaitu Pameran Festival Pariwisata dan budaya Indonesia Penyerahan bantuan pinjaman lunak tahun 2007 oleh Bpk.Laurensius Manurung (Dir. Keuangan AP.I.)
Partnership Program (PK) Partnership Program empowers and improves the society economy through soft loan for working capital and investment and assistance in management training, promotion and marketing and others. This program aims to increase competence of small to medium enterprise (SME) to become the efficient and self-sufficient entity and also could employ more people. The SME development is on a continual basis hence it can make them stands firm in financial scope, business management and marketing. The company set up the partnership program many years ago, precisely since 1992. For the past 16 years, Angkasa Pura I become the trusted partner for SME. During the period of time, Angkasa Pura engage with 7,136 SME sprawling in Jakarta headquarter office and 13 branches all over Indonesia with total loan amounted Rp. 130 billion. During 2007, 618 SME has been granted the soft loan with total sum of Rp. 15,6 billion. The company aids numerous business sector namely industry, trade, plantation, farming, livestock, fishing, services and others.
GRAFIK PENYALURAN PINJAMAN TAHUN 2007 TOTAL : Rp. 15.6 M 47% Perdagangan : 7,4 M 22% Jasa : 3,4 M 28% 1%
Industri : 4,4 M Peternakan : 0,14 M
0.26% Perikanan : 0.04 M 1% Pertanian : 0.09 M 0.19% Perkebunan : 0.03 M 1% Lain-lain : 0.15 M
Besides, the company also helps in terms of grant namely marketing assistance, management & business training and technical – production workshop. Marketing assistance involves the SME to have the exhibition domestically and overseas. The chosen SME will be given all paid expenses by Angkasa Pura I. This participation makes the SME product well known domestically and globally. Angkasa Pura I always engages its SME partner to the renowned exhibition domestically. During 2007, it participates in 16 activities, involving 110 SME namely Inacraft, Jakarta (16 SME), Icra, Jakarta (10 SME), Indocraft, Jakarta (14 SME), Mutumanikam Nusantara, Jakarta (6 SME).
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
77
Overseas, it takes part in prominent exhibition, namely Indonesian Travel & Cultural Festival - Singapore (3 SME) and Indonesian Trend 2007 - Kuala Lumpur (5 SME). For business management and technical production workshop, the company engages the silversmith and goldsmith from Bali and involves 100 artisans. During 2007, total fund for SME development amounted Rp. 15,6 billion. The total fund accumulation from 1992 to 2007 is Rp. 63,5 billion. This fact reflects the commitment of the company to foster the society economy through SME development.
Produk Mitra Binaan AP.I
di Singapura (3 MB) dan Pameran Trend Indonesia 2007 di Kuala Lumpur - Malaysia (5 MB).
Pameran Festival Pariwisata dan Budaya Indonesia 2007 di Singapura
Sedangkan untuk pelatihan manajemen usaha dan teknis produksi dilakukan melalui workshop, contohnya pelatihan pengrajin perak dan emas di Bali yang diikuti oleh 100 pengrajin. Jumlah dana yang dikeluarkan untuk pembinaan UKM (hibah) selama tahun 2007 adalah sebesar Rp. 15, 6 milyar, sedangkan akumulasi pengeluaran dana pembinaan (hibah) dari tahun 1992 hingga 2007 berjumlah 63,5 milyar. Fakta di atas mencerminkan keseriusan Angkasa Pura I dalam membantu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan UKM. Program Bina Lingkungan Disamping Program Kemitraan, Angkasa Pura I juga berperan aktif dalam program peningkatan kualitas hidup dan peningkatan kualitas kondisi sosial masyarakat yang disebut juga dengan Program Bina Lingkungan (BL) yang dimulai semenjak tahun 2002. Program BL ini meliputi pemberian bantuan untuk Korban bencana alam, Diklat, Peningkatan Kesehatan, pengembangan Sarana dan Prasarana Umum, Pelestarian Alam dan bantuan untuk Sarana Ibadah. Pemberian bantuan dilakukan secara selektif dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sekitar wilayah kerja Angkasa Pura I. Bantuan diupayakan bermanfaat langsung pada masyarakat. Total dana BL yang disalurkan dalam tahun 2007 adalah sebesar Rp.2,65 milyar, yang terdiri dari : • • • • • •
Bantuan bencana alam Rp.180 juta Bantuan Pendidikan dan Pelatihan Rp. 728 juta Pelestarian alam Rp. 44 juta Peningkatan Kesehatan Rp. 161 juta Prasarana dan sarana umum Rp. 583 juta Sarana Ibadah Rp. 959 juta
Environmental Concerns Program Besides the Partnership Program, Angkasa Pura I also actively involves in supporting the quality of life and improvement on society social condition through Environmental Concerns Program, initiated since 2002. The activity consist of distributing aid to natural calamity victims, training & workshop, hygiene improvement, general public infrastructure development, environmental preservation and facilitate for religious scope. The aid is selectively and continuously given according to the society’s needs within the working premises of Angkasa Pura I and could ease and help them directly. During 2007, the total fund for the program amounted Rp. 2,655 billion and comprising: • • • • • •
Natural disaster aid Rp. 180 million. Education & Training aid Rp. 728 million. Environmental preservation aid Rp. 44 million. Hygiene improvement aid Rp. 161 million. General public infrastructure aid Rp. 583 million Religious scope aid Rp. 959 million
78
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Bantuan tersebut antara lain : • Bantuan korban banjir Jabotabek (Pebruari 2007) • Bantuan korban bencana alam di Bima NTB. • Bantuan bencana alam tanah longsor di Karang Anyar Jateng. • Pembangunan kembali gedung Sekolah Dasar di Bantul dan Klaten. • Penyediaan sarana air bersih di Gunung Kidul Yogyakarta • Pembangunan perpustakaan SDN Sedati Gede Sidoarjo. • Khitanan massal di Lombok. • Pembangunan Posyandu di Biak. Sedangkan akumulasi penyaluran bantuan dana Bina Lingkungan dalam kurun waktu 2002 s/d 2007 berjumlah Rp. 21,5 M, dengan rincian : • Bantuan bencana alam Rp.1,8 M • Bantuan Pendidikan dan Pelatihan 5,7 M • Pelestarian alam Rp. 44 juta • Peningkatan Kesehatan Rp. 921 juta • Prasarana dan sarana umum Rp. 8,8 M • Sarana Ibadah Rp. 4,3 M. Dimasa yang akan datang Angkasa Pura I bertekad untuk terus maju, tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
The assistances are for the following: - Flood victim in Jabotabek (February 2007) - Natural disaster in Bima, NTB - Landslides disaster in Karang Anyar, Central Java - Re-building of elementary school in Banten & Klaten - Clean water & sanitary in Gunung Kidul, Jogjakarta - Library development in Sedati Gede elementary school, Sidoarjo - Mass circumcision in Lombok - Mother & Child Healthy Post development in Biak The total accumulation for environmental concerns program from 2002 - 2007 amounted Rp. 21,5 billion with the following remarks: - Natural disaster aid Rp. 1,8 billion - Education & Training aid Rp. 5,7 billion - Environmental Preservation aid Rp. 44 million - Hygiene improvement aid Rp.921 million. - General public infrastructure aid Rp.8,8 billion - Religious scope aid Rp. 4,3 billion Angkasa Pura I strives to grow and flourish altogether with the society.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
-
79
Bantuan Pembangunan perpustakaan SDN Sedati - Sidoarjo Bantuan bencana alam di Karang Anyar Solo -2007 Bantuan Pembangunan posyandu di Biak Khitanan massal di Mataram atas prakarsa Angkasa Pura I Penyerahan bantuan korban banjir Jabotabek Penyerahan bantuan sarana ibadah di Depok
PERUSAHAAN AFILIASI DAN YAYASAN
Affiliated Companies and Foundation
PERUSAHAAN AFILIASI DAN YAYASAN
81
PT. Gapura Angkasa Angkasa Pura I bersama dengan Angkasa Pura II dan PT. Garuda Indonesia mendirikan perusahaan patungan yaitu PT. Gapura Angkasa berdasarkan Akta no. 32 tanggal 26 Januari 1998 oleh Ny. Imas Fatimah, S.H Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman sesuai keputusan No. C-21003 HT.01.01-TH.99 tanggal 31 Desember 1999.
PT. Gapura Angkasa Angkasa Pura I altogether with Angkasa Pura II and PT. Garuda Indonesia form the joint venture company, PT. Gapura Angkasa based on Notary Act No. 32 dated January 26, 1998 signed by Mrs. Imas Fatimah, SH domicile in Jakarta and authorized by The Ministry of Justice No. C-21003 HT.01.01-TH.99 dated December 31, 1999.
PT. Gapura Angkasa bergerak di bidang usaha Pelayanan Jasa Ground Handling pesawat udara dan melakukan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang usaha penerbangan.
PT. Gapura Angkasa engages in ground handling services and other services related to aviation and its supporting scope.
Ringkasan penyertaan PT. Gapura Angkasa per 31 Desember 2006, sebagaimana pada tabel berikut ini :
The summary of PT. Gapura Angkasa per December 31, 2006 is as follow:
ANGKASA PURA I PER 31 DES 2007 Dalam juta rupiah URAIAN
2007 (AUDITED)
2006 (AUDITED)
In Million rupiah DESCRIPTION
Saldo Awal Tahun Koreksi Ekuitas Bagian Laba (Rugi) thn berjalan Pembagian Bonus & Tantiem Pembagian Dividen
84.859 0.424 2.517 (0.125) (0.938)
88.340 - 3.055 (1.536) (5.000)
Beginning of year Equity Equity Correction Current year Profit (Loss) Bonus and Tantiem Distribution Dividend Distribution
JUMLAH
86.738
84.859
TOTAL
Lembaga Keuangan Non Bank dan Yayasan Untuk menjamin kesejahteraan pada masa hari tua bagi karyawan, Perusahaan mendirikan sebuah Lembaga Keuangan Non Bank yaitu Dana Pensiun Angkasa Pura I (DAPENRA) dan sebuah yayasan yaitu Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura I (YAKKAP I) : a. Dana Pensiun Angkasa Pura I (DAPENRA) Program Pensiun Angkasa Pura I dikelola oleh Dana Pensiun Angkasa Pura (DAPENRA) terhitung tanggal 1 Januari 2000 sesuai Surat Keputusan Menteri Keuangan RI nomor KEP.39/ KM.17/1999 tanggal 15 Nopember 1999. DAPENRA didirikan untuk mengelola Program Dana Pensiun Manfaat Pasti yaitu penyediaan manfaat pensiun untuk karyawan dan keluarganya pada saat mencapai usia pensiun dalam bentuk pembayaran berkala. Dana pensiun Angkasa Pura I diatur dalam Surat Keputusan Direksi nomor KEP. 1156/KU.60/1998 tanggal 6 Oktober 1998 yang telah diubah melalui Surat Keputusan Direksi nomor KEP.19/KU.60/2000 tanggal 11 Mei 2000. Peraturan Dana Pensiun Angkasa Pura I juga disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan nomor KEP. 274/KMK.17/2000 tanggal 12 Juni 2000 dan telah dicatat dalam Tambahan Berita Negara RI nomor 64 tanggal 11 Agustus 2000. Sesuai dengan Surat Keputusan Nomor KEP. 19/KU.60/2000 tersebut bahwa jumlah iuran yang ditanggung karyawan adalah sebesar 5% dari penghasilan dasar pensiun dan yang ditanggung Angkasa Pura I sebesar 25,75%.
Non Bank Financial Institution & Foundation The company set up a non bank financial institution and a foundation to support the retired condition for the employees. A. Dapenra ( Retired Funds of Angkasa Pura I) Angkasa Pura I retired program is managed by Dapenra starting January 1, 2000 and in compliance with The Minister of Finance decree No. KEP.39/KM.17/1999 dated November 15, 1999. Dapenra was set up to manage retired funds for the employees and its family in the form of regular payment. The retired funds is based on the board of directors statement No KEP. 1156/KU.60/1998 dated October 6, 1998 and altered to Director’s Decree No. KEP.19/KU.60/2000 dated May 11, 2000. The regulations regarding Angkasa Pura retired funds is signed by The Minister of Finance No. KEP. 274/KMK.17/2000 dated June 12, 2000 and inserted in Tambahan Berita Negara RI nomor 64 dated August 11, 2000. In compliance with the decree No. KEP. 19/KU.60/2000, the employee bears 5 % from its basic retired income and 25,75 % is borne by Angkasa Pura I.
82
AFFILIATED COMPANIES & FOUNDATION
Laporan Kinerja Keuangan DAPENRA tahun 2007 (Audited) sebagaimana pada tabel berikut ini:
Dapenra 2007 Audited Financial Reports is shown as follow:
KINERJA KEUANGAN DAPENRA TAHUN 2006 DAN 2007 / DAPENRA’S FINANCIAL PERFORMANCE IN 2006 AND 2007 Dalam juta rupiah URAIAN 2007 (AUDITED) 2006 (AUDITED) Aktiva Bersih Awal Periode Kenaikan Aktiva Bersih Aktiva Bersih Akhir Periode Tingkat Pengembalian Aktiva
412.065 48.476 460.541 11%
b. Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura I (YAKKAP I) yang didirikan berdasarkan Akte pendirian no. 2 tahun 2003 dan Keputusan Menteri Kehakiman & HAM No. C-116.HT.01.02 tahun 2003. YAKKAP I didirikan bertujuan untuk mengelola Program Tunjangan Hari Tua (THT) karyawan Angkasa Pura I, yaitu perhitungan pendanaan dan manfaat Tunjangan Hari Tua (THT) terhitung mulai tanggal 6 Mei 2003. Perbandingan total asset dan laba (rugi) YAKKAP I tahun 2007(Audited) dan tahun 2006 (Audited) sebagaimana pada tabel berikut ini:
366.731 45.334 412.065 10%
In million rupiah DESCRIPTION Net Asset Early Period Kenaikan Aktiva Bersih Final Net Asset Period Return on Asset
B. Yakkap (Angkasa Pura I Employee Welfare Foundation) Yakkap I is founded based on Establishment Act No.2, 1993 and The Ministry of Justice decree No. C-116.HT.01.02, 2003. Yakkap I is set up to manage the elderly aid supporting program (THT) for the employee of PT. Angkasa Pura I comprising of funding and benefit of elderly aid supporting program, since May 6, 2003. Yakkap I total assets and profit & loss comparison 2007 audited and 2006 audited is shown as follow:
PERBANDINGAN TOTAL ASSET, L(R) & ROA YAKKAP I TAHUN 2007 DAN TAHUN 2006 COMPARISON OF TOTAL ASSETS, P(L) & ROA IN 2007 AND 2006 Dalam juta rupiah
In million rupiah
URAIAN Total Asset Laba / Rugi Tingkat Pengembalian Aktiva
DESCRIPTION
2007 (AUDITED) 174,661 10.898 6.24%
2006 (AUDITED) 174,312 9.966 5.72%
Total Asset Balance Return on Asset
PERUSAHAAN AFILIASI DAN YAYASAN
83
84
PENGHARGAAN 2007
Achievment & Awards 2007 Penghargaan yang diperoleh Bandara di lingkungan Angkasa Pura I terkait dengan Pelayanan Publik sebagai berikut :
The award received by Angkasa Pura I list of airports in regards with public service.
28 Maret 2007 Bandara Ngurah Rai - Bali, mendapat pengakuan dari TSA sebagai bandar udara internasional yang memenuhi standar keamanan Amerika Serikat. 27 September 2007 Bandara Ngurah Rai - Bali, Penghargaan Toilet Bersih. 23 November 2007 Pencabutan Travel Warning dari Transportation Security Adminstration (TSA), lembaga pengamanan transportasi dari Amerika. 3 Desember 2007 Penilaian Unit Pelayanan Publik di Lingkungan Sektor Perhubungan tahun 2007. 6 Desember 2007 Penghargaan Indonesian Quality Award, kategori Early Result dengan nilai 330 point berdasarkan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excelance. Kategori : a. Pelayanan Jasa Administrasi Bandar Udara • Bandara Ngurah Rai - Bali : Pratama • Bandara Juanda - Surabaya : Pratama • Bandara Hasanuddin - Makassar : Partisipasi b. Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Bandar • Bandara Sam Ratulangi - Manado : • Bandara Juanda - Surabaya : • Bandara Selaparang - Mataram : • Bandara Ahmad Yani - Semarang : • Bandara Sepinggan - Balikpapan : • Bandara Ngurah Rai - Bali : • Bandara Adisutjipto - Yogyakarta : • Bandara Hasanuddin - Makassar : • Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin : • Bandara Adi Sumarmo - Surakarta :
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BANDARA
Udara Madya Madya Madya Madya Madya Pratama Pratama Pratama Pratama Partisipasi
PENGHARGAAN (PERINGKAT) 2005
Ngurah Rai-DPS Prima Madya (1) Sepinggan-BPN Prima Pratama (4) Sam Ratulangi-MDC Prima Pratama (5) Syamsudin Noor-BDJ Prima Pratama (8) Ahmad Yani (SRG) Prima Pratama (10) Selaparang (AMI) Prima Pratama (11) Hasanuddin (UPG) Prima Pratama (12) Juanda (SUB) Partisipasi (14) Adisutjipto (JOG) Adisumarmo (SOC)
2006
Prima Madya (3) Prima Madya (6) Prima Madya (2) Prima Pratama (14) Prima Pratama (8) Prima Madya (5) Partisipasi (17) Prima Pratama (7) Partisipasi (18) Partisipasi (20)
2007
Pratama Madya Madya Pratama Madya Madya Pratama Madya Pratama Partisipasi
85
PERISTIWA PENTING 2007
Highlight Event 2007
World Climate Change Conference. Bandara Ngurah Rai sebagai pintu gerbang Pulau Bali turut berpartisipasi mendukung pelaksanaan Konferensi Pemanasan Global (Climate Change Conference) melalui peningkatan keselamatan penerbangan dan keamanan bandara sesuai dengan standar Internasional (TSA) yang berlangsung pada tanggal 3 -14 Desember 2007 dan dihadiri lebih dari 10.000 peserta dari 144 negara. Air Traffic Management Open House Air Traffic Management Open House yang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2007 di Bandar Udara Juanda Surabaya dengan tujuan untuk lebih menjalin kedekatan dengan pengguna jasa (Perusahaan penerbangan). Pada kesempatan tersebut Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyampaikan “Safety Road Map“ penerbangan Indonesia. Program Konsultasi Publik dan Perbaikan Pelayanan Jasa Bandar Udara Upaya yang dilakukan Angkasa Pura I dalam rangka meningkatkan kualitas layanan terhadap pengguna jasa bandara dengan melakukan kegiatan Pemantauan Kondisi Bandara, Penyelenggaraan Bulan Pengaduan Pengguna Jasa dan Dialog Publik dengan pengguna jasa, bekerjasama dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Kegiatan dimaksud dilaksanakan di Bandara Juanda - Surabaya pada tanggal 15 Mei 2007, Bandara Ngurah Rai-Bali pada tanggal 22 Mei 2007 dan Bandara Sam Ratulangi - Manado pada tanggal 25 Mei 2007. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Terminal Kargo dan Pos Internasional Bandara Juanda-Surabaya dengan PT. Jasa Angkasa Semesta tanggal 23 Januari 2007 di Surabaya. Penandatanganan Berita Acara Indikator Kinerja Kunci (IKK) antara Direksi dan Kementerian BUMN tanggal 12 Februari 2007 di Jakarta. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Penyediaaan Fasilitas Penunjang Bandar Udara Hasanuddin dengan Pemerintah Kabupaten Maros tanggal 11 April 2007 di Makassar.
World Climate Change Conference Ngurah Rai airport as the Bali’s main gate has participated and support the Climate Change Conference through the improvement of secure and safety airports according to TSA international standards. The event took place on December 3 - 14, 2007 and attended by more than 10,000 delegates from 144 countries. Air Traffic Management Open House Air Traffic Management Open House has been hosted on November 13, 2007 in Juanda Airport, Surabaya to foster the relationship with the airlines company. At that event, Directorate General of Air Transportation proposed the Safety Road Map of Indonesian air navigation. Public Consultation Program & Airport Service Improvement Angkasa Pura I endeavor to enhance the service quality towards the consumers with on-site review, customer service month and public dialogue with end users, a joint cooperation with Indonesian Consumers Association (YLKI). The event took place at several venue, namely Juanda Airport (Surabaya) on May 15, 2007; Ngurah Rai Airport (Bali) on May 22, 2007; and Sam Ratulangi Airport (Manado) on May 25, 2007. Join cooperation agreement on cargo terminal management and Airport International post in Juanda -Surabaya with PT. Jasa Angkasa Semesta on January 23, 2007 in Surabaya. The signature ceremony on Key Indicator Performance (IKK) between the directors and the ministry of state owned company on February 12, 2007 in Jakarta. The signature agreement between Supply Supporting Facility Hasanuddin Airport and Maros Regency on April 11, 2007 in Makassar.
86
RUTE PENERBANGAN
Flight Routes
RUTE PENERBANGAN Rute penerbangan yang dilayani oleh Bandara yang dikelola Angkasa Pura I adalah sebagai berikut: FLIGHT ROUTES The flight routes served by the airports managed by Angkasa Pura I are as follow:
RUTE DOMESTIK / DOMESTIC ROUTES
Ngurah Rai - Bali Juanda - Surabaya Hasanuddin - Makassar Sepinggan - Balikpapan
Frans Kaisiepo - Biak Sam Ratulangi - Manado Syamsudin Noor - Banjarmasin Adisutjipto - Yogyakarta
Adisumarmo - Surakarta Achmad Yani - Semarang Selaparang - Lombok El Tari - Koepang
Pattimura - Ambon
FLIGHT ROUTES
87
RUTE INTERNASIONAL / INTERNATIONAL ROUTES
Ngurah Rai - Bali Juanda - Surabaya Hasanuddin - Makassar Sepinggan - Balikpapan
Frans Kaisiepo - Biak Sam Ratulangi - Manado Syamsudin Noor - Banjarmasin Adisutjipto - Yogyakarta
Adisumarmo - Surakarta Achmad Yani - Semarang Selaparang - Lombok El Tari - Koepang
Pattimura - Ambon
88
OPERATOR PENERBANGAN AIRLINES
Airlines Navigator Operator
DOMESTIK Adam Air Jatayu Gelang Sejahtera Air Mark Indonesia Kartika Airlines Airfast Indonesia Lion Air Bali Int’l Air Services
ASING Adventure Aviation Kampuchea Airlines Aerospace Concepts Kig Air Transport Air Algeria Korean Airlines Air Asia Krasno Yarsk Airlines Air North Australian Lauda Air Ansett Airline Lloyd Aviation
Mandala Airlines Batavia Air Merpati Nusantara Bayu Indonesia Air National Air Charter City Link Pelita Air Services Deraya
Riau Airlines Deraya Air Sriwijaya Air Dirgantara Air Services Top Air Efafa Papua Airlines Transindo Express Air
Travira Air Garuda Indonesia Tri M. G. Aircargo Indonesia Air Asia Trigana Air Services Indonesia Air Transp Wing Abadi Air
Asia Air Carter Malaysia Air System Asian Air P Aviation Australia Australian Air Pearl Aviation Avcon Air Qantas Airways Bp Amerika Inc. Republic Express Bulgaria 001 Rikio Air Cathay Pacific
Royal Brunei Cessna Aircraft Saudi Arabian Air China Airlines Silk Air Clay Lasi Aviation Singapore Airlines ContinEntal Airlines South West Air Crane Air Southern Cros Aviation Eva Air
Swiss Air Far Eastern Thai International Green Air Trans Air Hawker Pacific Trans Soviet Japan Airlines Trans World Airlines Kalstar Trigana Air Uni Air
89
USAHA PENUNJANG BANDARA
Airport Supporting Businesses
Nama Konsesioner Nama Konsesioner Nama Konsesioner A & T Holiday Asuransi Jasa Indonesia, Pt Bumi Liputan Jaya, Pt Abadi Kurnia Citarasa, Pt Aviandika Bungacengkeh, Pt Abdi Dewata Jaya Azaria Bunga Mekar Indah, Cv Abdi Glory Sentosa, Pt Bahana Surya Hotel Csa Abdi Mantan, Pt Bali Anugrah Dewata, Pt Cafe Nyamleng Adhy Aavia Prima, Pt Bali Asia Satya Mandiri Cafe Rezky Adika Hotel Bahtera Bali Bulan, Pt Cahaya Indah, Pt Adikarta, Cv Bali Dirgahayu Wisata, Pt Cahaya Trisuma Adity Atma Bali Dufree Indonesia, Pt Cakrawala Aero Indoprima, Pt Bali Goro Camaraderie, Cv Aero Prima, Pt Bali Kadita, Pt Candi Karimas Mulia, Pt Aeronautika, Cv Bali Mentari, Cv Caraka Travelindo, Pt Afiat Bali Multi Media Internusa, Pt Caraka Yasa, Pt Agawati, Cv Bali Nusa Sinar Dewata, Pt Catur Bali Lestari, Pt Agrapan A, Cv Bali Panugrah An, Cv Catur Yoga Agung Irja, Pt Bali Panugrah An, Cv Cempaka Krisna Jaya, Pt Agung Pancar Mulia, Pt Bali Pawiwahan, Pt
Cempaka Mulya, Pt Agung Temarang, Pt Bali Prasarana Fortuna, Cv Cendana Indah, Pt AkAr Daya, Cv Bali Purnama Wisata, Pt Central Kuta, Pt Aldia, Cv Bali Satwika, Pt Chandra Nuansa Gemilang, Pt Alit Mas Bali Sentosa, Cv Chandra Nuansa Mandiri, Pt Alkausar Balinusa Sinar Dewata, Pt Chori Handayani, Cv Alvin Tour, Pt Bank Central Asia, Pt Christal Dewata Sridana, Pt Ame, Ud Bank International Indonesia Christly Jaya Amerta Sanjiwani Bank Jatim Cipta Kartika, Cv Amerta Sedana Bank Lippo Cita Rasa Snack Bar Amigo Putra Mandai, Pt Bank Maluku, Pt Citra Anugrah Dewata, Pt Ananda Rindu Aji, Pt Bank Mandiri, Pt Citra Gumpita Andalan 21 Express Bank Maspion, Pt Citra Interbuana Multirasa, Pt Aneka Karya, Cv Bank Negara Indonesia, Pt Citra Kencana, Cv Aneka Kerajinan, Cv Bank BPD- Bali Citra Kreasi Indah Sentosa, Pt Anggada Prima, Pt Bank Rakyat Indonesia, Pt Citra Kreasi Indah Sentosa, Pt Angkasa Citra Sarana, Pt Batik Keris Gallery, Pt Citra Nusa Davalas, Cv Angkasa Sarana, Pt Batik Keris, Pt Citra Paramamedia ,Cv Ansor„S Silver, Pt
Batik Painting, Cv Citra Sasirangan, Cv Antareja Prima Antaran, Pt Batik Saptohoedoyo, Cv Coffe · C · Anugrah Bawakaraeng Makmur, Pt Coffee Cito, Pt Anugrah Dewata, Cv Belolangi Express, Pt Cristly Jaya Anugrah Karya, Cv Benakutai Hotel Csm Corporatama, Pt Anugrah Mulia Pratama, Pt Berlian Utama, Cv Damri Apsari, Cv Bina Nusa Rama, Pt Dasa Mulya, Cv Aouarus Gemilang, Cv Binapura Perkasa Sentosa ,Pt De Esi , Cv Ardi Karya, Cv Binkomarahuma Delapan Pelita Harapan, Pt Ariesta Bintang Senggigi Hotel Delapan-2 Kemusuk Arjana, Ud Birotika Semesta, Pt Deli Bahagia Mandiri, Pt Aroma Asia Paradise, Pt Boa-Boa, Cv Deli Boga Mandiri, Pt Artha Andy Mulya, Pt Boga Bandara Delta Aerosupport, Pt Artha Guna, Pt Boga Jaya, Cv Delta Bawana.Cv Artha Nastiti, Pt Boga Makmur Sentosa, Pt Delta Indo Aruna Indonesia Art Boga Sari Asli, Ud Delta Karsa, Pt Asa Karya Bonar Sakti, Cv Delta Karya, Pt Asiana Sakti, Pt Borneo, Cv Delta Surya
90
USAHA PENUNJANG BANDARA
Asoka Putri, Cv Budi Jaya, Ud DepperiNdag Promal Asri Budiartha, Cv Desa Air Jatim, Pt Asri Gallery Budiasa Dwivaluta, Pt Devi Collection, Cv Dewata Agung Wibawa, Pt Gunung Agung, Pt Nyiur Kayata Mentari Dh.Wanita Jatim Gunung Kijang Nyiur Lestari, Pt Dharma Bandar Mandala, Pt Gunung Sari Opalindo, Pt Dian Multi K, Pt Haba Putra Prima, Pt Oppie Dian Taxi, Pt Handayani Orient Celebes Tours, Pt Dida Nusantara, Ud Hare Phri Dinasty, Ud Hidayat, Cv Pacific Express, Pt Dirgahayu Valuta Prima, Pt Ho Yoe Gift Shop Padang Raya Ditamas Nugraha, Pt Hocus Pocus Cafe Padi Airport Services, Pt Ditara Mulya Nirwana, Cv Hotel Arum KAlimantan, Pt Padma Jaya Divia Utama, Cv Hotel Borneo, Pt Paguyuban Karunia Bina Pura D„Ra Dhuita Dhanurdhara, Cv Hotel Dinasty Palembang Jaya, Ud Dufree Intinusa, Pt Hotel Indonesia Natour, Pt Pandu Dewata, Pt Dunkin Bali, Pt Hotel Istana Barito.Pt Pandu Siwi Sentosa, Pt Dunkindo Cipta, Pt Hotel Lor In Pangan Lestari, Pt Dunkindo Lestari, Pt Hotel Patra Jasa Panorama Indah, Pt
Duprinta Adv. Hotel Sahid Kusuma Pantai Laut, Pt Dusit Inn Ika Paramuda T & T, Dwi Agus Putra, Cv INdo Boutiq Pt Parewa Bakery, Pt Dwi Bali Pusaka, Pt Indo Harapan Makmur, Pt Pasirindah Multitama, Pt Eljohn Putra Sriwijaya, Pt Indo Jewelry, Pt Pelangi Elsandi Daya Murti, Cv Indonesia Gift Periskapura Elteha International Indopon, Pt Perhata Banjar, Cv Empati, Cv Indorent, Pt Pesona Bali Era Cipta Sejahtera, Cv Indosat, Pt Petro Tours Era Milenium, Pt Indotel, Pt Pilar Timur Mandiri, Cv Erinda, Cv Indotran Astri, Pt Pinkhan Cafe Esterina Shop, Ud Insan Karya, Cv Pita Sari, Cv Eterna Valasindo, Pt Intan Laguna Hotel Polonia Utama, Cv Excelcomindo Pratama, Pt Interwidi Pt Porlep, Cv Excelso Multirasa, Pt Inti Dufree Promosindo, Pt Pos Indonesia, Ft Fast Food Indonesia, Pt Intravalas, Pt Prada Duta Pura, Pt Fin Cargo, Pt Intras Tour Travel, Pt Pramana Jaya, Ud Fitra Nugraha, Cv Intrasco, Pt Prasarana Fortuna Prima, Pt Fitri Kurnia, Pt Ipong Galery, Ud Prathaha Line Logistics
Forin Antarbuana Flyindo, Pt Irawan, Cv Pratisheena Indo Garb A, Pt Forum Dialog Indonesia Irjaya Express, Pt Premium Lounge Galoga Jaya Cargo Utama, Pt Jasa Angkasa Semesta, Pt Prima Cargo, Cv Ganda Irjaya, Pt Jatatur, Cv Primajaya Pantes Garment, Pt Garudajayabaru, Pt Java Prima Abadi, Pt Primanusa Davalas, Pt Gatraco Indah, Pt Jayakarta Hotel PrimkoPad S 16 Gelar Bhakti Utama, Cv Jayasurya Bima Cipta, Pt Primkopal Gerbang Persada Maju, Pt Jefman Makmur, Pt Primkopau Gitanoor M.U.Pt Mustakdir Utama, Cv Prisma Tirtakusuma, Pt Global Transportasi Nusantara, Pt Mustika Tours Prokesra Golden Bali Express, Pt Naryadelta Prarthana.Pt Puri Artha Valas, Pt Golden Bird Bali, Pt Natrindo Telepon Seluler, Pt Puri Mekar Pusaka Golden Line, Pt Nilam Dewata Bali, Cv Puri Sesilia, Cv Graha Persada Nusantara, Pt Nippon Express IndoneSia, Pt Puspa Dewi, Cv Gran Senyiur Hotel Noviani, Ud Puspita Granada Hotel Novotel, Pt Putra Amarta Jaya, Cv Grand Toraja Tours, Pt Nu Persada, Pt Putra Dewanti, Pt Guna Jaya, Pt Nurmiadi, Pt Putra Jaya Abadi Gunawan, Cv Nursalim Makmur, Pt Putraprima Nusakarya, Pt
AIRPORT SUPPORTING BUSINESS
Gunung Agung, Cv Nusa Indah Putri Anggrek Maluku, Pt Putri Angkasa, Pt Sekarjaya, Cv Telkom, Pt Putri Aquarius, Cv Sekar Perdana Telkomsel, Pt Putri Bintang Negara, Pt Selalu Sukses, Pt The Oberoi Lounge Putri Sejati, Ud Selarong, Ud The Tong Tji Quality Hotel Selat Buton, Cv Thomas Exp., Pt Rabita Tour Selera Anda Tiara Jaya, Cv Rahmat Seminyak Resort Tirta Sari Barat, Cv Raja Anggrek T & T, Pt Senggigi Artha A, Pt Tirta Sari Timur, Cv Rama Yuarna, Pt Senggigi Beach Tirta Sentosa, Cv T Ramayana, Cv Serambi Larasati Tisdiana, Ud Rantenusa, Pt Serasi AUto Raya, Pt Titipan Kilat, Pt Ranu Jaya Indotrans, Pt Serba Prima Tohir Mandiri Jaya, Cv Rathna Dewi Setia Kawan T & T Toko ·Issa· Ratnawati, Fa Sharon„S.Cv Toraja Highland Resort Resik Lestari, Cv Sheraton Senggigi „Toraja Mantong, Cv Restu Indah Sihepeng Jaya, Cv Toraja Muda, Pt Rina.Cv Silva Karya.Cv Toraja Nusantara Tours Rinjani, Ud Simon Sambo Karaeng Toraja Top, Pt
Risky Abadi, Cv Sinar Karya Timor Mandiri, Pt Totty Utama, Cv Ritra Cargo Indonesia, Pt Singosari Boga Indah Trac, Pt Rizki Jaya Abadi, Pt Sita Telecomunication Trans Sulawesi Rizky, Cv Soa Siwa Indah, Cv Tresna Bali (Bejana Bali), Ud Rock Art.Ud Solo Segara Murni, Pt Tri Jaya Sari Rodamas Wirasakti, Pt Solusindo Tri Murti Abadi, Pt Roti Kasih Sopongiro, Cv Trikomsel Rovita Adventure Nelmondo, Pt Souvenir, Ud Trimlcosi Sakti, Pt Rumah Manis, Ud Srikandi, Cv Triple ·U· Ud Rursonia Sarining Mas, Cv Sri Karya Gift Shop Trisula Abadi, Cv Sabhita Kusuma Bali, Cv Ss Unda, Cv Trisula Jaya, Cv Isabita Agung, Pt Star Cargo,Cv Trisuma Dairaharja, Pt Isadariah Cemerlang Abadi, Pt Stindostar, Pt Tuban Terminal Karya, Cv Sahid Jaya Hotel Sumantri Cipta Abdi, Cv Tunas Rejeki, Cv Sahid Legi Hotel Sumber Artha Bumi, Cv Udang Segar Saidi Putra Perdana, Pt Sumber Mas Utama, Pt UlitSya, Cv Sakajaya Dewata,Pt Sumerta Utama, Pt Ultra Medica Sejahtera, Pt Sang Guntarayana Jaya, Cv Sun Bama Enterprice.Pt Unda, Cv Sani Rentelindo, Cv Suri, Cv Unggari, Ud
Sarana Citra Adikarya, Pt Surindah Sakti, Pt Veranda Cafe Sarana Gita Perdana, Cv Surya Victoria International Hotel Sari Bali Factory Outletue.Ud Surya Boga Lestari, Pt Villa Ombak Sari Buah · Segar · Surya Kencana, Cv Vita Pratama, Cv Sari Buah Mark Isa Segar Surya Mas A & C, Cv Wahyu Cargo, Pt Sari Buana,Ud Surya Sejahtera BaHagia, Pt Warta, Cv Sari Mertha, Ud Surya, Ud Widi, Cv Saritua Utama, Pt Suryagita Nusaraya, Pt Widya Kencana, Ud Sasak Jaya, Ud Suryanti Wina Mulia, Pt Sasando Hotel, Pt Sylcoindo Cargotama, Pt Wira Mandala Pustaka, Pt Satelit Palapa Indonesia, Pt Talia Wisata Bahagia, Pt Satria Sarana Utama, Pt Tallasa Wisnu Selaras Abadi, Pt Satria Sedana, Pt Tappa Macora, Pt Yanda Bali, Cv Scargo Indonesia, Pt Taurus Gemilang, Cv Yasmin Hotel Sehati Taxi Airport Yukanesia, Cv Sejuk Bakery Taxi Prima Yulia Silver Sekarayu Lestari, Pt Telematrixindo, Pt Zulimas, Cv
91
92
KANTOR CABANG
Branch Offices Ngurah Rai International Airport Jl. Raya I.Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali 80362 Telephone (0361) 751011, 751020 Facsimile (0361) 751032 Web site: www.ngurahrai.info
Juanda International Airport Surabaya 61253 A Telephone : (031) 8667513, 8667514 Facsimile : (031) 8667506 Web site: www.juanda-airport.com
Hasanuddin International Airport Makassar 90552 Telephone : (0411) 510123, 550082-3 Facsimile : (0411) 553183 Web site: www.hasanuddin-airport.com
Sepinggan International Airport Jl.Marsma R.Iswahyudi Balikpapan 76115 Telephone : (0542) 766886 Facsimile : (0542) 766832 Web site: www.sepingganairport.com
Frans Kaisiepo International Airport Jl. M. Yamin 99 Biak 98111 Telephone : (0981) 22555, 21855 Facsimile : (0981) 22106 E-mail :
[email protected]
Sam Ratulangi International Airport Manado 95374 Telephone (0431) 811449, 814320 Facsimile : (0431) 811595 E-mail :
[email protected]
Adisutjipto International Airport Jl. Solo km. 9 Yogyakarta 55282 Telephone : (0274) 484261, 484266 Facsimile : (0274) 488155 E-mail :
[email protected]
Adisumarmo International Airport Jl. Bandara Adisumarmo Tromol Pos No.800 Surakarta 57108 Telephone : (0271) 780715, 780400 Facsimile : (0271) 780058 E-mail :
[email protected]
BRANCH OFFICES
Syamsudin Noor Airport Banjarmasin 70724 Telephone : (0511) 705277, 705274 Facsimile : (0511) 705251 E-mail :
[email protected]
Ahmad Yani International Airport Jl. Puad A. Yani Semarang 50145 Telephone : (024) 7608735 Facsimile : (024) 7603506 E-mail :
[email protected]
Selaparang Internasional Airport Jl. Adisutjipto No. 1, Mataram 83124 Telephone : (0370) 622987 Facsimile : (0370) 632030 Web site: www.lombokairport.com
SBU Warehousing Bandara Sepinggan Balikpapan 76115 Telephone : (0542) 766886 Facsimile : (0542) 766839 E-mail : a1_daksbuwhbpn@ sepingganairport.com Pattimura International Airport Jl. Dr. Leimena Laha Ambon 97236 Telephone : (0911) 311768 Facsimile : (0911) 345686 E-mail :
[email protected]
El Tari International Airport Jl. Adisutjipto Terminal B Kupang 85361 Telephone : (0380) 882031 Facsimile : (0380) 881263 E-mail :
[email protected]
SBU Warehousing Bandara Hasanuddin Makassar 90552 Telephone : (0411) 554239 Facsimile : (0411) 554439
93
94
95
PT (PERSERO) ANGKASA PURA I KANTOR PUSAT JAKARTA Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B-12 Kaveling No.2 Jakarta-Pusat (10610) Telepon Induk ; (021) 6451961 (Hunting) Facsimile : (021) 6541513, 6541514 Telex : 42475 PERAPSIA
The Annual Report and the Financial Statement are the responsibility of the Management of PT Angkasa Pura I (Persero) and have been legalized by the Board of Directors as follows :
Laporan tahunan berikut laporan keuangan adalah menjadi tanggung jawab manajemen PT Angkasa pura I (Persero) dan telah disahkan oleh komisaris dan direksi sebagai berikut :
Komisaris Board Of Commissioners
Ir. Effendi Batubara, M.SI Komisaris Utama President Commissioner
D.Sonny Pryarsono, Ph.D Komisaris Commissioner
Drs. Arie Soelendro. Ak,.MA Komisaris Commissioner
Suyitno Affandi, SE., M.Si Komisaris Commissioner
Drs. Hakamuddin Djamal. M.Si Komisaris Commissioner
Direksi Board Of Directors
Bambang Darwoto Direktur Utama President Director
Laurensius Manurung Direktur Keuangan Finance Director
Risman Nuryadin Direktur Operasi dan Teknik Operations and TechnicalDirector
Y.A.Y. Supardji Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Commerce and Business Development Director
Ranendra Dangin Direktur Personalia dan Umum Personnel and General Affairs Director
LA P OR A N KEUANGAN FIN A N C IA L STATEM ENTS PT (PE R SE RO) ANGKASA PURA I
Beserta Laporan Auditor Independen Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 For The Years Ended 31 December 2007 and 2006 and Independent Auditor’s Report