Modul ke:
11
ANALISIS WACANA KRITIS Mengungkap realitas yang dibingkai media, pendekatan analisis kritis, dan model analisis kritis
Fakultas
Ilmu Komunikasi Program Studi
S1 Brodcasting
Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom
Pengertian analisis kritis • Analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. • Artinya, dalam sebuah konteks tidak lepas dari suatu kepentingan penulis. Dibalik sebuah wacana juga terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.
• Analisis Wacana Kritis menurut Teun Van Dijk, digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis, diantaranya politik, ras, gender, kelas sosial, hegemoni, dan lain-lain. • Fairclough dan Wodak membuat sebuah ringkasan tentang prinsip-prinsip ajaran Analisia Wacana Kritis yakni: • 1) Membahas masalah-masalah sosial • 2) Mengungkap bahwa relasi-relasi kekuasaan adalah diskursif • 3) Mengungkap budaya dan masyarakat • 4) Bersifat ideologi
• 5) Bersifat historis • 6) Mengemukakan hubungan antara teks dan masyarakat • 7) Bersifat interpretatif dan eksplanatori • Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpukan bahwa analisis wacana kritis merupakan teori untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial budaya
Karakteristik Analisis Wacana Kritis • 1. Tindakan • Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action). • Dari karakteristik ini, ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang. • 1. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi, dan sebagainya.
• Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran. • 2. Konteks • Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana di sini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu.
• 3. Historis • Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu • 4. Kekuasaan • Di sini setiap wacana yang muncul merupakan bentuk pertarungan kekuasaan.
• 5. Ideologi • AWK mempelajari tentang dominasi suatu ideologi serta ketidakadilan dijalankan dan dioperasikan melalui wacana. • Ideologi merupakan konsep sentral dalam AWK, hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau permintaan dari ideologi tertentu.
Pendekatan Analisis Wacana Kritis • a. Pendekatan Linguistik Kritis (Crticical Linguistic) • b. Pendekatan Perancis (French Discourse Analysis) • c. Pendekatan Kognisi Sosial (Socio Cognitive Approach) • d. Pendekatan Perubahan Sosial (Sociocultural Change Approach) • e. Pendekatan Wacana Sejarah (Discourse Historical Approaches)
Model Analisis Wacana Kritis • Model Michel Foucault • Model ini membagi AWK menjadi beberapa bagian yaitu:: • A. Wacana • melihat bahasa sebagai dua segi yaitu segi arti dan referensi. • B. Discontinuitas • Foucault lebih tertarik pada kejadian biasa atau peristiwa kecil yang diabaikan oleh ahli sejarah.
• c) Kuasa dan Pengetahuan • Konsep ini membawa konsekuensi untuk mengetahui bahwa untuk mengetahui kekuasaan dibutuhkan penelitian mengenai produksi pengetahuan yang melandasi kekuasaan. • Foucault meyakini bahwa kuasa tidak bekerja melalui represi, tetapi melalui normalisasi dan regulasi. Kuasa tidak bekerja secara negatif dan represif, melainkan dengan cara positif dan produktif.
• d) Episteme • Foucault membedakan tiga jaman episteme yaitu : Abad Renaisan yang menekankan pada resemblance (kemiripan), Abad Klasik yang menekankan pada representastion (representasi) dan Abad Modern yang menekankan pada signification (signifikasi) atau pemaknaan.
• Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew (Fowler dkk) • Dalam membangun model analisisinya, mereka mendasarkan pada struktur dan fungsi bahasa yang menjadi struktur tata bahasa. • . Dalam praktik penggunaan tata bahasa, maka kosa kata merupakan pilihan kata (diksi) untuk mengetahui praktik ideologi.
• Theo Van Leeuwen • Ada dua pusat perhatian dalam analisis Van leeuwen, yaitu : • 1. Proses pengeluaran (eksklusi) apakah dalam suatu teks berita ada aktor atau kelompok yang dikeluarkan dari pemberitaan, dan strategi wacana apa yang dipakai untuk itu. • 2. Proses pemasukan (inklusi) yaitu proses dimana suatu pihak atau kelompok ditampilkan lewat pemberitaan.
• Sara Mills • Konsep dasar pemikiran Mills lebih melihat pada bagaimana aktor ditampilkan dalam teks baik dia berperan sebagai subyek maupun obyek. • Ada dua konsep dasar yang diperhatikan yaitu posisi Subyek-Obyek, menempatkan representasi sebagai bagian terpenting
• Selain posisi aktor dalam teks, Sara Mills juga memusatkan perhatian pada bagaimana pembaca dan penulis bisa ditampilkan. Posisi pembaca memengaruhi bagaimana seharusnya teks itu dipahami dan bagaimana aktor sosial ditempatkan. • Karena Sara Mills adalah seorang feminist, maka aktor yang sering dia tampilkan dalam karyanya adalah perempuan.
• Teun A. Van Dijk • Analisis Wacana Kritis Moden van Dijk dikenal dengan model “kognisi sosial” yaitu medel analisis yang tidak hanya mendasarkan pada analisis teks semata, tetapi juga proses produksi wacana tersebut yang dinamakan kognisi sosial.
• Wacana menurut Van Dijk memiliki tiga dimensi : teks, kognisi sosial dan konteks. Dalam teks (stuktur mikro)Van Dijk berusaha meneliti dan mamaknai bagaimana struktur teks dan strategi wacana secara kebahasaan (bentuk kalimat, pilihan kata, metafora yang dipakai)
Pada level kognisi sosial dipelajari bagaimana proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Pada level konteks sosial (struktur makro) mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah
• Norman Fairclough • Analisis Wacana Kritis Model Fairclough disebut dengan model perubahan sosial (social change), yaitu mengintegrasikan secara bersama-sama analisis wacana yang didasarkan pada linguistik, pemahaman sosial politik terhadap perubahan sosial.
• Fairclough membagi wacana dalam tiga dimensi yaitu teks, discourse practice, dan Sociocultural Practice . Teks dianalisis secara linguistik, dengan melihat kosa kata, semantik dan tata kalimat termasuk keherensi dan kohesivitas yang bertujuan untuk melihat elemen-elemen idesional, relasi dan identitas suatu wacana.
Discourse practice berhubungan dengan bagaimana proses produksi dan konsumsi teks. Sociocultural Practice adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks seperti konteks situasi, konteks dan praktik institusi dari media dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya politik tertentu.