STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
SENENG SRI ASTUTI 050805025
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
SENENG SRI ASTUTI 050805025
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
PERSETUJUAN Judul
:
Kategori Nama No Induk Mahasiswa Program Studi Departemen Fakultas
: : : : : :
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEHCIKEH KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA SKRIPSI SENENG SRI ASTUTI 050805025 SARJANA S-1 BIOLOGI BIOLOGI MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Desember 2009 Komisi Pembimbing : Pembimbing 2
Pembimbing 1
Etti Sartina Siregar S.SI, M.Si NIP 197211211998022001
Prof. Dr . Retno Widhiastuti, MS NIP 196212141991032001
Diketahui/Disetujui oleh Departemen Biologi FMIPA USU Ketua,
Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc. NIP 19640409 19940 3 100
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
ii
PERNYATAAN
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Desember 2009
SENENG SRI ASTUTI 050805025
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
iii PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Penyayang atas Rahmat, kekuatan dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “ Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole Di sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara “ Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Retno Widhiastuti MS., selaku dosen pembimbing I dan yang telah melibatkan penulis ikut dalam penelitian Hibah Strategi Nasional Bacht I Tahun anggaran 2009 yang didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Etti Sartina Siregar S,Si.,Msi., Selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak memberikan arahan, waktu dan perhatiannya yang besar terutama saat penulis memulai penulisan hingga penyusunan skripsi penelitian ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Drs. Nursal. M.Si dan Drs. Arlen. H.J. M.Si. selaku penguji, yang telah banyak memberi masukan dan motifasi kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan penelitian dengan baik. Ucapan terimakasih juga penulis tujukan kepada Prof. Dr. Dwi Suryanto M.Sc. selaku Ketua Departemen Biologi FMIPA USU dan Dra. Nunuk Priyani M.Sc selaku sekretaris Departemen Biologi FMIPA USU, dan seluruh Staf Dosen Departemen Biologi FMIPA USU yang telah mendidik dalam perkuliahan dan memberi banyak masukan. Ucapan teimakasih juga penulis tujukan kepada BKSD I SUMUT atas bantuan yang telah diberikan pada penulis selama penelitian berlangsung. Terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda (Makrop) dan Ibunda (Suntari) yang telah berjuang dengan sekeras tenaga dan tidak pernah bosan berdoa untuk penulis serta selalu memberikan harapan kepada penulis sejak lahir sampai sekarang sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terimakasih kepada abang-abangku tercinta (Masrik, Marsan, Mardi, Selamet), kakak-kakakku tercinta (Murni, Murtik, Giem, Sunarti) dan adikku tercinta Semiani atas kasih sayang dan dukungannya dalam menemani penulis dalam suka dan duka. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Abanganda Mahya dan Barita yang selalu membantu selama penelitian dan selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. dan Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada sahabatsahabat seperjuangan BIO 05 Andini,Yanti, Eri, Dwi, Santi, Patimah, Verta, Nikma, Wulan, Widya, Susi, Riko, Imus, Gustin, Ummie,Winda, Dini, Teteh, kabul, Irfan, Fendi, Rahmad, Diana, Azai, Fifi, Juned, Dahin, Andi, Taripar, Simlah, Ruth, Siti, Riris, Kalista, Erni, Pida, Ocid, Valen, Tober, Beka, Misran, Julit, Sarah, Pilek, Adel, atas persahabatan dan motivasinya selama ini. Terimakasih juga kepada adik angkatan Bio 06 Kasbi, Zuki, Rahma, Santi, Indah, Andri, Hariadi, Rudi yang selama ini telah membantu selama peneltian dan dorongan yang begitu berarti bagi penulis. Kawankawan di Cos Lasara 74. Riza, Ka Yani, Tari, Yani, Vera, Quyin, Bandrek, B’Rahmat, Titie, Fitri,Vi3, Cici, Rina, Hera, dan Suci. Penlis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam melengkapi kekurangan serta kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
iv STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI ABSTRAK
Penelitian Struktur dan komposisi Vegetasi Pohon dan Pole Di Sekitar Jalur wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai februari 2009. Lokasi penelitian ditentukan secara Purposive Sampling dan dibagi tiga lokasi berdasarkan jalur wisata. Lokasi I 1433 m dpl ; Lokasi II 1410 m dpl ; dan Lokasi III 1412 m dpl. Areal pengamatan seluas 1,8 Ha untuk pohon dan 0,45 Ha untuk pole. Pohon-pohon diamati dalam 15 plot berukuran 20 x 20 m tiap lokasi, dan pole diamati dalam 15 plot berukuran 10 x 10 m. Dari hasil penelitian diperoleh 43 jenis pohon yang termasuk kedalam 18 famili, dan pada pole diperoleh 60 jenis yang termasuk ke dalam 23 famili. Pohon-pohon yang mendominasi antara lain Lauraceae, Myrtaceae, Pinaceae, Fagaceae, Sapotaceae dan Guttiferae, sedangkan pada pole yang mendominasi famili Melastomataceae, Myrtaceae, Lauraceae, Sapotaceae, dan Guttiferae. Nilai Penting tertinggi pada pohon ditemukan pada jenis Quercus lineata Bl. Dilokasi I sebesar 38,8384 %, sedangkan pada pole ditemukan pada jenis Palaquium sp. Dilokasi I sebesar 61,3890 %. Kata Kunci
: Struktur, Komposisi, Vegetasi, Pohon, Pole, Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
v
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI ABSTRACT
A Study on Structure and Composition of Tree and Pole Vegetation at Tour Track Around In Sicikeh-cikeh Conservation Forest Region Dairi, North Sumatera has been conducted in January to February 2009. Sampling area was settled by using purposive sampling method, and devided to three locations based on tourism tour track. Location I was at 1.433 m asl; Location II was 1.410 m asl; and Location III was 1.412 m asl.. Observation area size was 1,8 Ha for tree vegetation sample and 0,45 Ha for pole vegetation sample. Tree vegetations were observed in 15 plots size of 20 x 20 m each location, and the pole was observed in 15 plots size of 10x10m. The results showed that three were 43 tree species of 18 families, and the pole were 60 species in of 23 families. Tree vegetation was dominated by Lauraceae, Myrtaceae, Pinaceae, Fagaceae, Guttiferae and Sapotaceae, while the pole was dominated by Melastomataceae, Myrtaceae, Lauraceae, Sapotaceae, and Guttiferae. The highest important value of tree species was Quercus lineata Bl. found in location I with the value of 38,8384 %, and pole species was Palaquium sp. found in location I with the value of 61,3890 %. Key Words
: Structure, Composition, Vegetation, Tree, Pole, Sicikeh-Cikeh Conservation Forest.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
vi
DAFTAR ISI halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
i ii iii iv v vi viii ix x
Pendahuluan
1
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
1 2 2 2 3
Latar Belakang Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Penelitian Manfaat Penelitian
4
Tinjauan Pustaka 2.1 Hutan 2.2 Hutan Hujan Tropis 2.2 Pengaruh Iklim 2.3 Floristik Hutan Hujan Tropik 2.4 Pohon 2.5 Vegetasi 2.6 Analisis Vegetasi 2.7 Struktur dan Komposisi Hutan
4 6 8 9 11 12 12 12
Bahan dan Metode 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Deskripsi Area 3.2.1 Letak dan Luas 3.2.2 Topografi 3.2.3 Iklim 3.3 Vegetasi 3.4 Metode Penelitian 3.5 Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Di Lapangan 3.5.2.Di Laboratorium 3.6 Analisis Data
14 14 14 15 15 16 16 16 16 17 18
Hasil dan Pembahasan 4.1 Kekayaan Jenis Pohon dan Pole 4.2 Struktur Vegetasi Pohon Secara Horizontal 4.3 Struktur Vegetasi Pohon Secara Vertikal 4.4 Struktur Vegetasi Pole Secara Horizontal
20 31 36 38
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
vii
BAB 5
4.5 Struktur Vegetasi Pole Secara Vertikal 4.6 Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole 4.7 Indeks Nilai Penting 4.8 Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman 4.9 Indeks Similaritas
41 44 51 60 62
Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
65 65
Daftar pustaka Lampiran
66 68
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
viii DAFTAR TABEL
Tabel
Judul
4.1
Klasifikasi Jenis-Jenis Tumbuhan yang Ditemukan pada Lokasi Penelitian Jenis-Jenis Pohon yang Terdapat di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Perbandingan Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Setiap Famili Pohon yang Didapatkan pada Lokasi Penelitian Jenis-Jenis Pole yang Terdapat di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Perbandingan Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Setiap Famili Pole yang Didapatkan pada Lokasi Penelitian
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7
Data Faktor Fisik Lokasi Penelitian
halaman
21 23 24 27 29 47
Jenis-Jenis Pohon dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Jenis-jenis Pole dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
51
60
4.11
Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Pohon pada Tiga Lokasi Penelitian Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Pole pada Tiga Lokasi Penelitian Indeks Similaritas Pohon pada Tiga Lokasi yang Dibandingkan
4.12
Indeks Similaritas Pole pada Tiga Lokasi yang Dibandingkan
63
4.8
4.9 4.10
56
61 63
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
ix DAFTAR GAMBAR Gambar
Judul
halaman
4.1
Perbandingan Jumlah Individu Tiap Famili Pohon pada Lokasi Penelitian Perbandingan Jumlah Jenis Tiap Famili Pohon pada Lokasi Penelitian Perbandingan Jumlah Individu Tiap Famili Pole pada Lokasi Penelitian Perbandingan Jumlah Jenis Tiap Famili Pole pada Lokasi Penelitian Luas Bidang Dasar Tertinggi Pohon di Hutan TWA Sicikehcikeh Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Dilokasi I Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Dilokasi II Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Dilokasi III Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi I Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi II Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi III Luas Bidang Dasar Tertinggi Pohon di Hutan TWA Sicikehcikeh Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi I Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi II Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi III Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi I Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi II Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi III Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi I Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi II Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi III Komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi I Komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi II Komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi III
26
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24
27 30 31 32 34 34 35 36 37 37 38 39 40 40 41 42 43 45 46 47 49 49 50
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Judul
halaman
Peta Kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Jalur Pengamatan Tabel Pengamatan Vegetasi Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Tabel Pengamatan Vegetasi Pole Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Tabel Analisis Vegetasi Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Tabel Analisis Vegetasi Pole Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Contoh Perhitungan Nilai K, KR, F, FR, D, DR, INP, H’, E dan IS. Hasil Identifikasi Herbarium Medanense (MEDA) Hasil Identifikasi Herbarium Universitas Andalas (ANDA) Hasil Identifikasi Pohon dan Pole Foto-foto Penelitian
68 69 70 73 82 85 89 91 92 95 98
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohon yang menempati suatu tempat dimana terdapat hubungan timbal balik antara tumbuhan tersebut dengan lingkungannya. Pepohonan yang tinggi sebagai komponen dasar dari hutan memegang peranan penting dalam menjaga kesuburan tanah dengan menghasilkan serasah sebagai sumber hara penting bagi vegetasi hutan (Ewusie, 1990). Menurut Bachelard et al. (1985), pohon berperan dalam perlindungan tanah dan daur hidrologi (cadangan air tanah), pencegah erosi dan banjir, peredam polusi, menjaga keseimbangan iklim global dan sebagai sumber plasma nutfah. Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan, terletak pada 10o LU dan 10o LS. Tegakan hutan hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi (Indriyanto, 2006).
Greig-Smith (1983), menyatakan bahwa dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu (1) pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda; (2) menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal; dan (3) melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa faktor lingkungan.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
2
Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kehutanan No. 78/Kpts-II/1989 tanggal 7 Februari 1989 dengan luas 575 Ha. Secara administrasi termasuk Desa Pancar Nauli, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, propinsi Sumatra Utara. Keadaan topografi lapangan Taman Wisata Sicikeh-cikeh sebagian bergelombang berat dan sebagian bergelombang sedang dan ringan, dengan ketinggian antara 1.500 – 2000 m dpl (Kurniawi, 2006). Berdasarkan pengamatan visual kawasan hutan TWA Sicikeh-cikeh memiliki keanekaragaman pohon dan pole yang tinggi. Pohon dan pole tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam komunitas hutan dan berfungsi sebagai penyangga kehidupan, baik dalam mencegah erosi, dan menjaga stabilitas iklim global. TWA Sicikeh-cikeh juga merupakan hutan yang memiliki peranan penting bagi kawasan sekitarnya. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data tentang struktur dan komposisi vegetasi di lokasi tersebut, sehingga berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole di kawasan TWA Sicikeh-cikeh.
1.2 Permasalahan Bagaimanakah Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole di TWA Sicikehcikeh ?
1.3 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur dan komposisi vegetasi pohon dan pole di kawasan TWA Sicikeh-cikeh.
1.4 Hipotesis Struktur dan komposisi vegetasi di Taman Wisata Alam sicikeh-cikeh berbeda secara horizontal dan vertical di setiap lokasi penelitian.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
3 1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi mengenai struktur dan komposisi vegetasi pohon dan pole di TWA Sicikeh-cikeh, Kabupaten Dairi untuk peniliti selanjutnya
dan
instansi-instansi
terkait
dalam
rangka
pengelolaan
dan
pengembangannya.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan Hutan adalah suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, juga termasuk tanaman kecil lainnya seperti, lumut, semak belukar, herba dan paku-pakuan. Pohon merupakan bagian yang dominan diantara tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan. Berbeda letak dan kondisi suatu hutan, berbeda pula jenis dan komposisi pohon yang terdapat pada hutan tersebut. Sebagai contoh adalah hutan di daerah tropis memiliki jenis dan komposisi pohon yang berbeda dibandingkan dengan hutan pada daerah temprate (Rahman, 1992). Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuhtumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan dibumi ini. Hutan juga merupakan suatu assosiasi dari tumbuh-tumbuhan yang sebagian besar terdiri atas pohon-pohon atau vegetasi berkayu yang menempati areal luas. Hutan juga sebagai suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan berbeda dengan keadaan diluar hutan. Di dalam hutan juga kan terjadi persaingan antar anggotaanggota yang hidup saling berdekatan, misalnya persaingan dalam penyerapan unsur hara, air, sinar matahari, ataupun tempat tumbuh. Persaingan ini tidak hanya terjadi pada tumbuhan saja, tetapi juga pada binatang (Arief, 2001). Irwan (1992), mengatakan hutan hujan tropis sangat menarik, merupaka ekosistem yang klimaks. Tumbuh-tumbuhan yang ada dalam hutan ini tidak pernah menggugurkan daunnya secara serentak, kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang sedang berbunga, ada yang sedang berbuah ada yang dalam perkecambahan atau berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat atau kelakuan masing-masing jenis tumbuh-tumbuhan tersebut. Hutan hujan tropis memiliki vegetasi yang khas
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
5
daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan daratan yang memiliki iklim panas, curah hujan cukup tersebar secara merata. Hutan memiliki manfaat bagi manusia yaitu : berupa manfaat langsung dirasakan maupun manfaat yang tidak langsung. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin ekosistensinya sehingga dapat berfungsi secara optimal. Manfaat hutan secara tidak langsung meliputi fungsi-fungsi ekologi seperti membantu memperbaiki atmosfer dengan penyediaan oksigen, memperbaiki lingkungan hidup dalam berbagai bentuk misalnya mencegah terjadinya tanah longsor dengan menahan air hujan, serta menjadi tempat tinggal beberapa jenis tanaman dan binatang tertentu yang tidak bisa hidup di tempat lainnya. Manfaat hutan secara langsung dapat berupa fungsi ekonomi dan sosial dari hutan yang akan memberikan peranan nyata apabila pengelolaan sumber daya alam berupa hutan seiring dengan upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan nasional berkelanjutan (Zain, 1992). Daniel et al. (1992), menyatakan bahwa hutan memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan bagi kehidupan manusia antara lain : (1) pengembangan dan penyediaan atmosfer yang baik dengan komponen oksigen yang stabil, (2) produksi bahan bakar fosil (batu bara), (3) pengembangan dan proteksi lapisan tanah, (4) produksi air bersih dan proteksi daerah aliran sungai terhadap erosi, (5) penyediaan habitat dan makanan untuk binatang, serangga, ikan, dan burung, (6) penyediaan materil bangunan, bahan bakar dan hasil hutan, (7) manfaat penting lainnya seperti nilai estetis, rekreasi, kondisi alam asli, dan taman. Semua manfaat tersebut kecuali produksi bahan bakar fosil, berhubungan dengan pengelolaan hutan. Hutan alam di Indonesia sebagian besar menempati tipe hutan tropis basah yang didominasi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae (Marsono, 1991). Dataran yang ditempati oleh hutan ini adalah rata dan juga bergelombang, meskipun hutan ini dapat meluas ke bagian bawah lereng-lereng gunung sampai ketinggian kira-kira 1000 meter diatas permukaan laut (3,281 kaki) atau bahkan lebih (Polunin, 1990).
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
6
2.2 Hutan Hujan Tropis Hutan hujan tropik merupakan jenis vegetasi yang paling subur. Hutan jenis ini terdapat di wilayah baruh tropika atau didekat wilayah tropika di bumi yang menerima curah hujan berlimpah sekitar 2000 – 4000 mm setahunnya. Suhunya tinggi (sekitar 25 26oC) dan seragam, dengan kelembapan rata-rata sekitar 80%. Komponen dasar hutan itu adalah pohon tinggi dengan tinggi maksimum rata-rata 30 m. Tajuk pepohonan itu sering dapat dikenali karena terdiri dari tiga lapis. Pepohonan itu tergabung dengan tumbuhan terna, perambat, epifit, pencekik, saprofit, dan parasit (Ewusie, 1980). Hutan hujan tropik (tropical rain forest) terdapat di daerah tropis basah dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun, seperti di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, Asia Tenggara Timur Laut. Dalam kawasan ini pohon-pohonnya tinggi, pada umumnya berdaun lebar, hijau dan jenisnya besar (Syahbuddin, 1987). Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan yang terletak pada 10o LU dan 10 LS. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2000 – 4000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25oC dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembaban udara 80 % (Indriyanto, 2005). Longman & Jenik (1987), mendefenisikan hutan hujan tropik sebagai hutan yang selalu hijau, bersifat higrofilus, tinggi pohon paling rendah 30 m, kaya akan liana berbatang tebal dan memiliki epifit bersifat herba dalam jumlah yang besar. Meyers (1967) dalam Mabberly (1983), memberi defenisi hutan hujan tropik dengan sebutan hutan evergreen, memiliki curah hujan tidak kurang dari 100 mm setiap bulan dengan suhu rata-rata tahunan lebih dari 24 oC serta bebas beku. Arief (1986) dalam Indriyanto (2008), menjelaskan bahwa di hutan hujan tropik terdapat stratifikasi tajuk dari berbagai spesies pohon yang berbeda ketinggiannya. Tajuk pohon yang bersatu dan rapat ditambah dengan adanya tumbuhtumbuhan pemanjat yang menggantung dan menempel pada dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal itu menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus sampai ke lantai hutan. Hal itu juga menyebabkan tidak memungkinkan semak-semak tumbuh dan berkembang, kecuali jenis cendawan yang suka hidup di Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
7
tempat yang kurang cahaya. Ciri-ciri khas tersebut dimiliki oleh hutan hujan tropik. Di Indonesia, hutan hujan tropik terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Hutan tersebut mempunyai lebih kurang 3.000 jenis pohon besar dan termasuk ke dalam 450 marga atau genus. Soerianegara & Indrawan (1978) membagi hutan hujan tropik (tropical rain forest)atas tiga zone menurut ketinggian tempat, yaitu : a. Hutan hujan bawah, terletak pada 0-1000m dpl. Pada hutan ini terdapat asosiasi-asosiasi, di mana asosiasi tersebut diberi nama sesuai dengan nama spesies atau genus atau family yang menguasai tegakan. Pada zone ini terdapat tiga lapis tajuk. Tajuk terbatas pada umumnya dikuasai famili Dipterocarpaceae, terutama dari genera Shorea. Jenis dan famili yang membentuk lapisan tajuk ini diantaranya Koompasia, Genua, Madhuka, Palaquium, dan Sindora. Lapisan tajuk kedua biasanya dikuasai famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan Guttifereae. Lapisan tajuk paling bawah merupakan anakan pohon, belukar serta semak penutup tanah. b. Hutan hujan tengah, terletak pada 1000-3000 m dpl. Pada zone ini pohon-pohonnya tidak setinggi pada zone pertama. Jenis-jenis yang umum terdapat pada zone ini adalah Quercus, Castanopsis, Nethofagus, Magnolia, dan Ulmus. Beberapa asosiasi yang terdapat yaitu asosiasi Pinus mercusii, Agathis, Podocarpus, Duabanga malucans dan Araucaria. c. Hutan hujan atas, terletak pada 3000-4000m dpl. Hutan pada zone ini umumnya merupakan kelompok yang terpisah-pisah oleh belukar dan padang rumput. Jenis-jenis yang terdapat pada zone ini adalah Podocarpus, Dacrydium, Eugenia, dan beberapa jenis famili Guttifereae. Sebagian besar hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis, yang merupakan masyarakat yang kompleks, tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Di dalam kanopi iklim mikro berbeda dengan keadaan sekitarnya, cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Pohon pohon kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar, di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di dalam lingkungan pohon-pohon dengan iklim mikro dari kanopi berkembang juga tumbuhan yang lainseperti pemanjat, epifit, tumbuhan pencekik, parasit, dan saprofit (Irwanto, 2006). Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
8
2.3 Pengaruh Iklim Posisi hutan hujan tropik di daerah ekuator menjadikannya lebih banyak mendapat radiasi matahari daripada hutan-hutan yang ada di luar equator serta tidak adanya periode musim yang mengurangi lamanya hari terang. Sekalipun demikian, daerah tropik tidak termasuk daerah yang memiliki iklim seragam, arah angin dan arus laut kontinental membuatnya memiliki variasi curah hujan, kelembaban relatif, temperatur dan angin (Longman & Jenik, 1987). Ewusie (1990), menjelaskan bahwa iklim hutan tropis itu ditandai oleh suhu yang tinggi dan sangat rata. Rataan suhu tahunan pada baruh berkisar antara 20 dan 28oC dengan suhu yang paling rendah dalam musim hujan dan yang tertinggi dalam musim kering. Di daerah tropika, rataan suhu itu berkurang dengan sekitar 0,4-0,7oC. Setiap kita naik 100 m di pegunungan, keragaman suhu musiman yang kecil diwilayah tropika sebagian tergantung pada keragaman panjang jari tahunan yang kecil. Faktor penting lainnya adalah pengaruh termostatik lautan yang menempati sekitar tiga perempat bagian dari wilayah tropika, dan tanah yang menyerap begitu banyak bahang. Perlu diketahui bahwa dalam hutan hujan itu terdapat lebih dari satu jenis kelandaian suhu, dan berbagai jenis itu berkaitan dengan perbedaan dalam struktur hutan itu. Sebagian besar hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis, yang merupakan masyarakat yang kompleks, tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Di dalam kanopi iklim mikro berbeda dengan keadaan sekitarnya, cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Pohon pohon kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar, di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di dalam lingkungan pohon-pohon dengan iklim mikro dari kanopi berkembang juga tumbuhan yang lainseperti pemanjat, epifit, tumbuhan pencekik, parasit, dan saprofit (Irwanto, 2006).
Posisi hutan hujan tropik yang berada didaerah equator menjadikannya lebih banyak mendapat radiasi matahari dari pada hutan-hutan yang berada diluar equator serta tidak adanya periode musim dingin yang mengurangi lamanya hari terang. Sekalipun demikian, daerah tropik tidak termasuk daerah yang memiliki iklim seragam, arah Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
9 angin dan arus laut kontinental membuatnya memiliki iklim seragam, arah angin dan arus laut kontinental membuatnya memiliki variasi curah hujan, kelembaban relatif, temperatur dan angin (Longman & Jenik, 1987). Ewusie (1980), menjelaskan bahwa sebaran hujan musiman di dalam daerah tropika merupakan fungsi garis lintang, di khatulistiwa hujan jatuh pada semua musim, dalam jalur antara 3 sampai 10o Utara atau Selatan terdapat dua musim hujan dan satu musim kering dalam setahun. Keragaman sebaran musiman curah hujan musiman curah hujan menurut garis lintang itu terutama tergantung pada lintasan tahunan matahari di atas kita. Karena hutan hujan tropika itu tergantung pada hujan yang berlimpah sepanjang waktu dan tak adanya kekeringan, maka pada hutan itu terdapat sebagai puncak iklim mintakat khatulistiwa dengan curah hujan yang tertinggi dan tersebar merta. Hutan hujan tropis itu meluas hanya di tempat yang keadaan topografinya atau keadaan setempat lainnya menyebabkan peningkatan curah hujan. Keadaan ini sering terjadi didaerah yang nisbih kering dan dalam beberapa hal terdapat berbagai faktor penimbang lain, seperti yang ditemukan dalam halnya hutan di sepanjang aliran air (dalam hutan dan sabana ranggas) atau dalam serambi, yang kelengasan edafik disitu mengimbangi curah hujan yang rendah. Komunitas seperti itu dianggap disebut sebagai pasca puncak.
2.4 Floristik Hutan Hujan Tropik Hutan hujan tropik Sumatera umumnya dikuasai anggota suku Dipterocarpaceae dan Caesalpiniaceae (kempas, tualang Koompasia, sindur Sindora dan keranji Dialium). Pohon-pohon yang lebih kecil dalam hutan hujan tropik sumatera adalah Burseraceae (kedongdong Santiria, Dacryodes), Sapotaceae (nyatoh Palaquium, bitis Madhuca), Euphorbiaceae (ludai Sapium, sesendok Endospermum), Annonaceae (jangkang Xylopia, mempisang Polyalthia), Lauraceae (medang Phoebe, Cryptocarya) dan Myristicaceae (penarahan Myristica, Knema). Pada punggung-punggung bukit yang diteliti di pulau Siberut, pohon-pohon yang mempunyai diameter batang 15 cm pada keringgian dada, 20 sampai 40 % adalah pohon-pohon meranti-merantian. Myristicaceae, Euphorbiaceae, Sapotaceae merupkan pohon yang umum ditemukan berikutnya (Anwar et al., 1992). Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
10
Irwan (1992), menjelaskan bahwa pohon-pohon dari komunitas hutan hujan yang beranekaragaman ini, tingginya rata-rata 46-55 m adakalanya secara individu dapat mencapai 92 m, dengan bentuk pohon pada umumnya ramping-ramping. Tinggi pohon tidak sama, seringkali terdapat 3 lapis pohon-pohon, tetapi kadang-kadang hanya dua lapis. Tetumbuhan bawah pada hutan hujan terdiri dari semak, terna dan sejumlah bawah pada hutan hujan terdiri dari semak, terna dan sejumlah anak-anakan serta kecambah-kecambah dari pohon. Disamping itu hutan hujan memiliki tanaman memanjat dari berbagai bentuk dan ukuran, serta efipit yang tumbuh pada batang dan daun. Hutan hujan tropos sangat berstratifikasi, secara garis besar membentuk tiga lapisan. Dalam masyarakat hutan hujan dikenal adanya kelas-kelas atau golongan ekologis yang disebut Synusia. Synusia merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai life-form serupa, menduduki niche yang sama dan memainkan peranan yang serupa dalam komunitasnya. Atau dikatakan pula bahwa synusia adalah sekelompok tumbuhan yang mempunyai tuntutan yang serupa pada habitat yang serupa. Kelompok-kelompok tertentu tidak asing bagi para ahli biologi, di mana tumbuh-tumbuhan pada daerah beriklim sedang juga terdapat pada daerah beriklim tropik. Contohnya Compositae umum ditemukan pada daerah beriklim sedang sekalipun banyak jenis ini dalam ekosistem hutan bersifat sebagai vegetasi pohon dan semak. Golongan Monokotiledon seperti Graminae, Liliaceae dan Orchidaceae memiliki penyebaran yang luas dan kebanyakan bersifat sebagai tanaman berkayu dan terdapat dalam jumlah yang besar (Mabberley, 1983). Haerumen (1980) dalam Indriyanto (2005), juga menyatakan bahwa hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan dikalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Diantara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbiumbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan. Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
11 Dijelaskan kembali oleh Mabberley (1983), bagi para biologiawan hutan hujan tropik sangat menarik perhatian. Sementara bagi orang-orang yang berada di daearah tempret menganggap hutan hujan tropik sebagai sumber kekayaan alam yang sangat besar sebab 50 % belawan bumi ditutupi oleh kayu hutan hujan tropik. Telah diestimasi produksi potensial kayu hutan hujan tropik sekitar 75 %. Hutan hujan tropik merupakan suatu bank gen dan sumber produksi dalam perdagangan. Di dalamnya terdapat tumbuh-tumbuhan obat, karet, bahan-bahan ekstrak, buah-buahan tropika dan sumber makanan lainnya, tetapi yang terpenting ialah kayunya. Kayukayuan hutan hujan tropik merupakan sumber yang paling banyak dieksploitasi pada saat ini, seperti : jati, ramin, serta meranti-merantian yang berguna untuk pembuatan kayu lapis.
2.5 Pohon Pohon-pohon menjadi organisme dominan di hutan tropis, bentuk kehidupan pohon berpegaruh pada physiognomi umum, produksi dasar dan lingkaran keseluruhan dari komunitas. Banyak ciri-ciri pohon tropis berbeda dengan daerah lain mengingat terdapat ciri-ciri tertentu dan kebiasaan bercabang, dedauanan, buah-buahan dan sistem akar yang jarang dan tidak pernah dijumpai di bagian bumi lain (Longman & Jenik, 1987). Menurut Sutarno & Soedarsono (1997), pohon hutan merupakan tumbuhan yang berperawakan pohon, batangnya tunggal berkayu, tegak biasanya beberapa meter dari tanah tidak bercabang, mempunyai tajuk dengan percabangan dan daun yang berbentuk seperti kepala. Menurut Whitmore (1986) dalam Tamin (1991), pohon tumbuh serta alami di hutan dalam bentuk yang dominan dalam hutan hujan, bahkan tumbuhan bawah sebahagian besarnya terdiri daripada tumbuhan berkayu yang mempunyai bentuk pohon. Untuk keperluan inventarisasi, pohon dibedakan menjadi stadium seedling, sapling, pole, pohon dewasa. Wyatt-Smith (1963) dalam Soerianegara & Indrawan (1978), membedakan sebagai berikut : a. Seedling (semai) yaitu pemudahan mulai kecambah yang tingginya sampai setinggi 1,5 m.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
12
b. Sapling (pacang, sapihan) yaitu pemudahan yang tingginya 1,5 m dan lebih sampai pohon-pohon muda yang berdiameter kurang dari 10 cm. c. Pole (tiang) yaitu pohon-pohon muda yang diameter 10-35 cm. d. Pohon dewasa yaitu pohon yang berdiameter lebih dari 35 cm yang diukur 1,3 meter dari permukaan tanah.
2.6 Vegetasi Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada satu tempat di mana antara individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik di antara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan di mana individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan (Ruslan, 1986).
2.7 Analisis Vegetasi Menurut Soerianegara & Indrawan (1978) yang dimaksud analisis vegetasi atau studi komunitas adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Cain & Castro (1959) dalam Soerianegara & Indrawan (1978) mengatakan bahwa penelitian yang mengarah pada analisis vegetasi, titik berat penganalisisan terletak pada komposisi jenis atau jenis. Struktur masyarakat hutan dapat dipelajari dengan mengetahui sejumlah karakteistik tertentu daintaranya, kepadatan, frekuensi, dominansi dan nilai penting.
2.8 Struktur dan Komposisi Hutan Struktur merupakan lapisan vertikal dari suatu komunitas hutan. Dalam komunitas selalu terjadi kehidupan bersama saling menguntungkan sehingga dikenal adanya lapisan-lapisan bentuk kehidupan (Syahbudin, 1987). Selanjutnya Daniel et al. (1992), menyatakan struktur tegakan atau hutan menunjukkan sebaran umur dan atau kelas
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
13
diameter dan kelas tajuk. Soerianegara dan Indrawan (1982) dalam Indriyanto (2005), menguraikan stratifikasi hutan hujan tropis menjadi lima stratum yaitu : 1. Stratum A (A storey), yaitu lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m. 2. Stratum B (B-storey), yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 20-30 m. 3. Stratum C (C-storey), yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 4-20 m. 4. Stratum D (D-storey), yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m. 5. Stratum E (E-storey), yaitu tajuk paling bawah (lapisan kelima dari atas) yang dibentuk oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah (ground cover) yang tingginya 0-1 m.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2009 sampai Juni 2009 di kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh, Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara. Lokasi penelitian ditetepkan dengan metode Purposive Sampling. Metode ini merupakan metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representatif. Gambaran lokasi penelitian pada setiap lokasi adalah: Lokasi 1: Secara geografis danau 1 terletak pada 020 39’ 11,0” LU dan 980 23’ 12,5” BT dengan ketinggian 1.433 m dpl. Lokasi 2 : Secara geografis danau 2 terletak pada 020 39’07,2” LU dan 980 22’ 51,1” BT dengan ketinggian 1.410 m dpl. Lokasi 3 : Secara geografis danau 3 terletak pada 020 39’13,1” LU dan 980 22’ 34,9” BT dengan ketinggian 1.412 m dpl. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.
3.2 Deskripsi Area 3.2.1 Letak dan Luas Secara administratif pemerintahan, Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh terdapat di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara, dengan luas 575 ha. Secara geografis terletak pada 02O 35’020 45’ Lintang Utara (LU) dan 980 20’- 980 30’ Bujur Timur (BT). Dusun Pancur Nauli berbatasan langsung dengan kawasan hutan Sicikeh–Cikeh yang terdiri atas tiga jenis status kawasan hutan, yaitu Hutan Adat, Hutan Lindung Adian Tinjoan seluas 19.000 ha dan TWA Sicikeh-Cikeh. TWA Sicikeh-Cikeh berbatasan dengan :
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
15
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Pancur Nauli. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kerajaan. Kondisi hutan ini berbeda-beda. Di Hutan Adat, penduduk membuka dan mengelola lahan pertanian. Di Kawasan Hutan Lindung, ada bagian yang sudah sedikit terbuka, tetapi masih sering dijumpai jenis tumbuhan yang menarik seperti angrek dan pohon. Sedangkan kondisi Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh masih dalam keadaan yang cukup baik. Pemisahan Hutan Lindung dengan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh adalah sebuah sungai kecil (BKSDA 1 SUMUT, 2003).
3.2.2 Topografi Keadaan topografi di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh pada umumnya datar,, sebagian bergelombang sedang dan ringan, dengan ketinggian antara 1500-2000 mdpl. Keadaan geologi dan tanah terdiri dari bahan induk batuan beku dan vulkanik dengan jenis tanah podsolik coklat-kecoklatan kelabu (BKSDA, 2003).
3.2.3 Iklim Berdasarkan informasi dari BKSDA 1 SUMUT, diperoleh data curah hujan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh adalah rata-rata 2000-2500 mm pertahaunnya. Dimana curah hujan tertinggi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Mei. musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai September. Berdasarkan Schmidt-Ferguson, tipe iklim dikawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh adalah tipe B, dengan suhu maksimum dengan 14-300C dengan kelembaban rata-rata berkisar antara 90-100 %.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
16
3.3 Vegetasi Keragaman tumbuhannya sangat tinggi, dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi. Pada umumnya terdiri dari pohon berdaun lebar dan berdaun jarum antara lain: Sampinur bunga dan Sampinur tali (Podocarpus spp.), Haundolok (Euginia spp.), Hotting (Palaqium spp.) dan lain-lain. Selain populasi yang masih relatip cukup baik, bagian penutup tanah banyak ditemui Tumbuhan yang berbunga indah antara lain family Nepenthaceae, Orchidaceae, berbagai jenis herba, pakupakuan rotan liana dan sebagainya ( BKSDA 1 SUMUT,2003).
3.4 Metode Penelitian Penentuan areal lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Purposive sampling. Pengambilan data pada areal penelitian dilakukan dengan menggunakan Metode Kwadrat pada plot-plot 20 m x 20 m untuk pohon dan 10 x 10 m untuk pole.
3.5 Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Di Lapangan Pengamatan dilakukan dengan menggunakan Metode Kuadrat. Lokasi penelitian dibagi tiga yaitu: Lokasi 1
:Danau 1 dengan ketinggian 1.433 m dpl.
Lokasi 2
:Danau 2 dengan ketinggian 1.410 m dpl.
Lokasi 3
:Danau 3 dengan ketinggian 1.412 m dpl.
Penentuan ketinggian lokasi penelitian didasarkan atas survei dan penelitian sebelumnya. Pada masing-masing lokasi penelitian dibuat plot dengan ukuran 20 x 20 m untuk kategori pohon , kemudian di dalam plot tersebut dibuat subplot dengan ukuran 10 x 10 m untuk kategori pole. Pada setiap lokasi dibuat 15 plot untuk pohon dan 15 plot untuk pole. Pada setiap plot dilakukan pengamatan pada seluruh pohon yang berdiameter > 35 cm dengan mengukur diameter batang setinggi dada (1.3m), dan pole yang berdiameter 10-35 cm, memberi nomor (taging) pada semua pohon yang diukur tersebut, mencatat jenis pohon dan pole, dan jumlah individu dari setiap Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
17
jenis pohon dan pole yang dijumpai pada lokasi pengamatan. Mengukur tinggi pohon dengan hagrameter. Spesimen dari seluruh individu yang ditagging, dikoleksi dan diberi label gantung setelah lebih dahulu mencatat ciri-ciri morfologinya. Kemudian dilakukan pengawetan spesimen yaitu spesimen disusun dan dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi alkohol 70%. Udara dalam kantong plastik dikeluarkan dan kantong plastik ditutup dengan lakban. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan. Faktor abiotik yang diukur meliputi suhu udara dengan Termometer, kelembaban udara dengan Higrometer, kelembaban dan pH tanah dengan Soiltester , suhu tanah dengan Soil termometer, intensitas cahaya dengan Luxmeter, dan ketinggian tempat dengan Altimeter.
3.5.2 Di Laboratorium Spesimen yang berasal dari lapangan dikeringkan dengan menggunakan oven yang selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain : a. Malayan Wild Flowers Dicotyledon (Henderson, 1959) b. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters Volume 1 (Whitmore, 1972) c. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters Volume 2 (Whitmore, 1973) d. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters Volume 3 (Phil, 1978) e. A Field Guide to Common Sumatran Trees (Draft & Wulf, 1978) f. Latihan Mengenal Pohon Hutan : Kunci Identifikasi dan Fakta Jenis (Sutarno & Soedarsono, 1997) g. Malesian Seed Plants Volume 1 – Spot-Characters An Aid for Identification of Families and Genera. (Balgooy, 1997). h. Malesian Seed Plants Volume 2 – Portraits of Tree Families (Balgooy, 1998). i.
Collection Of Illustrated Tropical Plant, Oleh E. J. H. Corner and Prof. Dr. Watanabe.
j.
Taxonomy Of Vascular Plants. (Lawrence, 1958).
k. Flora (Dr. C. G. G. J. Van Steenis, 1987). Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
18 l.
Plant Classification. (L. Berson , 1957). Spesimen herbarium yang tidak dapat diidentifikasi di laboratorium
taksonomi, di kirim ke herbarium Universitas Andalas Padang untuk diidentifikasi lebih lanjut.
3.6 Analisis Data Data vegetasi yang dikumpulkan dianalisis untuk mendapatkan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR), Dominansi Relatif (DR), Indeks Nilai Penting (INP), Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman , Indeks Similaritas dari masingmasing lokasi penelitian yang mengacu pada Indriyanto (2006) dan Magurran (1983). a. Kerapatan Kerapatan Mutlak (KM) =
Jumlah individu suatu jenis Luas Plot contoh / Plot pengamatan
Kerapatan Relatif (KR)
=
Kerapatan mutlak suatu jenis
x100%
Jumlah total kerapatan mutlak Seluruh jenis b. Frekuensi Jumlah plot yang ditempati suatu jenis Frekuensi Mutlak (FM)
=
Jumlah seluruh plot pengamatan Frekuensi suatu jenis
Frekuensi Relatif (FR)
=
Frekuensi total seluruh jenis
x 100 %
c. Dominasi Luas basal area suatu jenis Dominansi Mutlak (DM) =
Luas area penelitian Jumlah dominansi suatu jenis
Dominansi Relatif (DR) =
Jumlah dominansi seluruh jenis
x 100 %
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
19
d. Indeks Nilai Penting INP
= KR + FR + DR
e. Indeks Keanekaragaman dari Shannon-Wiener = -Σpi ln pi
H1 pi = ni N
dengan : ni = jumlah individu suatu jenis N = jumlah total individu seluruh jenis
f.
Indeks Keseragaman H’ E = H maks Keterangan : E = Indeks keseragaman ; H’= indeks keragaman H maks = Indeks keragaman maksimum, sebesar Ln S S = jumlah Genus/ jenis
g.
Indeks Similaritas 2C IS=
X 100 % A + B
Keterangan: A = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi A B = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi B C = Jumlah jenis yang terdapat pada kedua lokasi yang dibandingkan
Untuk menganalisis struktur vegetasi secara horizontal dapat diambil dari hasil analisis INP, sedangkan untuk struktur vertikal di analisis dari ketinggian pohon
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
20
berdasarkan struktur A, B, C, D, E. Menurut Indriyanto (2005), struktur tersebut adalah : 1. Stratum A (A storey), yaitu lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m. 2. Stratum B (B-storey), yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 20-30 m. 3. Stratum C (C-storey), yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 4-20 m. 4. Stratum D (D-storey), yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m. 5. Stratum E (E-storey), yaitu tajuk paling bawah (lapisan kelima dari atas) yang dibentuk oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah (ground cover) yang tingginya 0-1 m.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kekayaan Jenis Pohon dan Pole Dari penelitian yang dilakukan pada tiga lokasi berdasarkan Jalur yang berbeda, di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh, ditemukan sebanyak 62 jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam 25 famili dan 24 ordo, seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Klasifikasi Jenis-Jenis Tumbuhan yang Ditemukan pada Lokasi Penelitian No. 1.
Kelas Dikotiledone
Ordo
Famili
1. Anacardiales
1. Anacardiaceae
2. Araliales
2. Araliaceae
No. 1 2 3
3. Burserales 4. Cunnoniales 5. Dipterocarpales
3. Burseraceae 4. Cunnoniaceae 5. Dipterocarpaceae
6. Elaeocarpales 7. Euphorbiales
6. Elaeocarpaceae 7. Euphorbiaceae
8. Fagales
8. Fagaceae
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
9. Cluciales
9. Guttiferae
15 16 17 18 19
10. Hammamelidales
10. Hammamelidaceae
11. Laurales
11. Lauraceae
20 21 22 23
Jenis Vegetasi Berdasarkan Strata Pertumbuhan Pohon Pole Mangifera odorata Griff. Swintonia sp. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Schefflera sp. Shorea sumatrana Hopea sp. Vatica sp. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Quercus lineata Bl. Garcinia murdhocii Ridl. Calophyllum sp. Garcinia sp 1. Rhodoleia championi Hook. F. Cinnamomum zeylanicum NEES Litsea cubeba (Lour) Pers. Litsea cf. resinosa Bl.
25
Litsea trichophylla Kosterm. Beilschmiedia sp.
26
Cinnamomum sp.
27
Litsea sp 1.
24
Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Santiria sp. Weinmannia blumei Plant. Shorea sumatrana Anisoptera sp. Hopea sp. Elaeocarpus sp. Macaranga tanaria Muell. Antidesma sp. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Lithocarpus sp. Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. Garcinia forbesii King Garcinia murdochii Ridl. Calophyllum sp. Garcinia sp 1. Symingtonia populnea (Miq) A. DC. Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. Beilschmiedia pahangensis Gamble. Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. Cinnamomum zeylanicum NEES Litsea cubeba (Lour) Pers. Litsea cf. erectinervia Kosterm. Litsea johorensis Gamble.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
22
12. Leguminales 13. Melastomatales 14. Morales 15. Myrsinales 16. Myrtales
12. Leguminosae 13. Melastomataceae 14. Moraceae 15. Myrsinaceae 16. Myrtaceae
28
Litsea sp 2.
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Phoebe sp. Albizzia sp. Ficus annulata Bl. Ardisia sp. Eugenia cf. desipiens K. & V. Eugenia cf. opaca Auct. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Eugenia sp 1. Eugenia sp 2. Eugenia sp 4. Eugenia sp 6. Eugenia sp 7. Tristaenia sp. Evodia sp 1. Nephelium sp. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Chrysophyllum sp. Palaquium sp. Saurauia bracteosa DC. Schima sp. Pinus mercusii Joungh. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub.
39 40 41
17. Rutales
17. Rutaceae
18. Sapindales
18. Sapindaceae
19. Sapotales
19. Sapotaceae
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
2.
Coniferae
20. Saurauiales
20. Saurauiaceae
56
21. Stiracales 22. Theales 23. Thymelaeales
21. Stiracaceae 22. Theaceae 23. Thymelaeaceae
57 58 59 60
24. Pinaceae
61
24. Pinales
25. Podocarpaceae 62
Litsea trichophylla Kosterm. Cinnamomum sp.1 Cinnamomum sp 2. Dehaasia sp. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Litsea sp 3. Albizzia sp. Medinilla haseltii Bl. Ardisia sp. Eugenia aromatica (L) Baill. Eugenia cf. opaca Auct. Eugenia sp 1. Eugenia sp 2. Eugenia sp 3. Eugenia sp 5. Eugenia sp 6. Eugenia sp 7. Tristaenia sp. Acronychia porteri HKF. Citrus sp. Evodia sp 1. Guioa sp. Nephelium sp. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Madhuca sp. Palaquium sp. Saurauia bracteosa DC. Stirax benzoin Gonystylus forbesii Gilg. Daphne sp. Pinus mercusii Joungh. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub.
Keterangan : - = tidak ditemukan
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada lokasi penelitian didapatkan 62 jenis tumbuhan. Tumbuhan yang ditemukan dapat dikelompokan ke dalam 25 famili, yang termasuk ke dalam 24 ordo dan 2 kelas. Dari keseluruhan temuan didapatkan 2 jenis dari sub divisi gimnospermae yang termasuk ke dalam 2 famili dan 1 ordo, yaitu Pinus mercusii Joungh, Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub, Sedangkan sub divisi angiospermae ditemukan 75 jenis pohon yang termasuk ke dalam 23 famili dan 23 ordo. Dari data juga dapat dilihat bahwa jumlah jenis pole lebih banyak dari pohon. Pada tingkatan pohon ditemukan 159 individu yang tergolong dalam 43 jenis dan termasuk kedalam 18 famili dengan luas cuplikan 1,8 Ha (Tabel 4.2). Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
23
Table 4.2 Jenis-Jenis Pohon yang Terdapat di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Family Anacardiaceae Araliaceae Dipterocarpaceae
Fagaceae
Guttiferae
Hammamelidaceae
Lauraceae
Leguminosae Myrsinaceae
Myrtaceae
Moraceae Podocarpaceae
36 37
Pinaceae Rutaceae
38
Sapotaceae
39
Spesies Swintonia sp. Mangifera odorata Griff. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Schefflera sp. Hopea sp. Vatica sp. shorea sumatrana Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Quercus lineata Bl. Garcinia murdhocii Ridl. Calophyllum sp. Garcinia sp 1. Rhodoleia championi Hook. F. Cinnamomum zeylanicum NEES Litsea cubeba (Lour) Pers. Litsea trichophylla Kosterm. Litsea cf. resinosa Bl. Beilschmiedia sp. Cinnamomum sp. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Phoebe sp. Albizzia sp. Ardisia sp. Eugenia cf. opaca Auct. Eugenia cf. desipiens K. & V. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Eugenia sp 1. Eugenia sp 2. Eugenia sp 4. Eugenia sp 6. Eugenia sp 7. Tristaenia sp. Ficus annulata Bl. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Pinus mercusii Joungh. Evodia sp 1. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Chrysophyllum sp.
LBD (m2) 0.2217 0.3121 0.1156 0.6607 1.0164 0.1053 0.3854 0.4742 1.2646 0.6104 0.2511 0.8213 1.4913 0.1127 0.9044 0.1109 0.1127 0.1013 0.6446 1.1300 4.1377 0.1430 0.1146 0.3255 0.8609 0.2637 1.0624 1.2720 1.8594 0.1304 1.4276 0.2817 0.1244 0.2141 0.4657 4.9270 0.0999
1.0860 0.1473
I 2 -
Lokasi II -
III 1
-
-
1
1 1 1 -
3 -
1 1
2
1
-
7 1 3 1 1 1 1 6 1 2 1 -
2 1 1 1 5 1 1 2 10 2 1
2 3 1 1 1 1 -
2
-
6
5 -
1 6
-
1
-
-
6 -
1 2 -
3 1 1
1
2
-
1
3 -
19 -
-
-
5
-
1
-
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
24 Lanjutan.................. 40 41 42 43
Palaquium sp. Saurauiaceae Sapindaceae Theaceae
Saurauia bracteosa DC. Nephelium sp. Schima sp.
0.4860 0.2749 0.4978 1.5201
Jumlah Individu Jumlah Jenis Jumlah Total Individu Keterangan : LBD = Luas Bidang Dasar ; - = tidak ditemukan Lokasi 1 pada ketinggian : 1.433 m dpl. Lokasi 2 pada ketinggian : 1.410 m dpl. Lokasi 3 pada ketinggian : 1.412 m dpl
1 5 54 15
1 2 4 54 12 159
3 51 16
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kekayaan jenis pohon di kawasan hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh memiliki jumlah jenis pohon yang cukup rendah, bila di bandingkan dengan penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan di antaranya: Ihsan (2008), melaporkan di kawasan hutan gunung Sinabung di temukan 114 jenis pohon yang termasuk kedalam 31 famili dengan jumlah individu sebanyak 636 individu/0,75 ha; Sagala (1997), yang melaporkan di kawasan hutan Gunung Sibayak II Bukit Barisan ditemukan 46 jenis pohon yang termasuk dalam 30 famili dengan jumlah individu sebanyak 591 individu/ha; Susilo (2004), yang melaporkan di kawasan hutan Tangkahan, Stasion Resort Tangkahan Subseksi Langkat Sikundur Taman Nasional Gunung Leuser, di temukan 159 jenis pohon yang termasuk dalam 35 famili dengan jumlah individu sebanyak 437 individu/ha dan Evanius (2005), yang melaporkan di kawasan hutan Gunung sinabung di temukan 93 jenis pohon yang termasuk ke dalam 33 famili dengan jumlah individu sebanyak 276 individu/0,6 ha.
Pada tingkatan pohon dengan luas cuplikan 1,8 Ha, ditemuka sebanyak 324 individu yang termasuk kedalam 60 jenis dan 23 famili, seperti terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Perbandingan Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Setiap Famili Pohon yang Didapatkan pada Lokasi Penelitian No. 1
Famili Myrtaceae
Jumlah Indvidu
Persentase (%)
Jumlah Jenis
Persentase (%)
39
24.5
9
20.9
2
Lauraceae
33
20.8
9
20.9
3
Pinaceae
22
13.8
1
2.3
4
Fagaceae
12
7.5
2
4.7
5
Sapotaceae
9
5.7
1
2.3
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
25 Lanjutan................... 6
Theaceae
9
5.7
1
2.3
7
Guttiferae
7
4.4
3
7.0
8
Dipterocarpaceae
6
3.8
3
7.0
9
Hammamelidaceae
4
2.5
1
2.3
10
Anacardiaceae
3
1.9
2
4.7
11
Araliaceae
3
1.9
2
4.7
12
Podocarpaceae
3
1.9
1
2.3
13
Myrsinaceae
2
1.3
1
2.3
14
Saurauiaceae
2
1.3
3
7.0
15
Sapindaceae
2
1.3
1
2.3
16
Leguminosae
1
0.6
1
2.3
17
Moraceae
1
0.6
1
2.3
18
Rutaceae Total
1
0.6
1
2.3
159
100
43
100
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan jumlah jenis dan individu setiap famili pohon dari data yang didapatkan dari penelitian. Dari kedelapan belas famili yang ditemukan dapat dilihat bahwa jumlah individu sangat bervariasi. Famili Myrtaceae mendominasi famili lainnya sedangkan famili-famili yang lainnya memiliki nilai persentasi yang tidak jauh berbeda. Dari jumlah vegetasi pohon dan pole yang ditemukan, dapat dilihat bahwa jumlah individu pole jauh lebih banyak dari pohon. Begitu juga dengan jumlah jenis dan familinya juga berbeda. Untuk lebih jelas perbandingan jumlah individu setiap famili pohon yang dijumpai pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
26
1,27 % 5,73 % 1,27 % 5,73 % 0,64 %
1,91 % 1,91 %
3,18 % 7,64 % 4,46 % 2,55 %
13,38 %
1,91 % 0,64 %
21,02 % 24,84 %
Anacardiaceae Guttiferae Myrsinaceae Pinaceae Sapindaceae
Araliaceae Hammamelidaceae Myrtaceae Rutaceae Theaceae
1,27 % 0,64 %
Dipterocarpaceae Lauraceae Moraceae Sapotaceae
Fagaceae Leguminosae Podocarpaceae Saurauiaceae
Gambar 4.1 Perbandingan Jumlah Individu Tiap Famili Pohon Pada Lokasi Penelitian Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah individu pohon terbanyak adalah famili Myrtaceae yaitu 39 individu (24,84 %), diikuti oleh Lauraceae 33 individu (21,02 %) , dan Pinaceae 22 individu (13,38 %). Sedangkan yang terendah adalah famili Leguminosae, Moraceae, dan Rutaceae dengan masing-masing jumlah individu 1 (0,6369 %). Banyaknya jumlah individu Myrtaceae menunjukkan bahwa habitat pada lokasi peneltian sangat mendukung keberadaan famili ini. Sedangkan perbandingan jumlah jenis untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
27
2,33% 6,98% 2,33% 2,33% 2,33%
2,33 % 2,33 %
4,65 %
4,65 %
6,98 % 4,65% 6,98%
2,33% 2,33 % 20,93% 20,93 %
2,33% 2,33%
Anacardiaceae Guttiferae Myrsinaceae Pinaceae Sapindaceae
Araliaceae Hammamelidaceae Myrtaceae Rutaceae Theaceae
Dipterocarpaceae Lauraceae Moraceae Sapotaceae
Fagaceae Leguminosae Podocarpaceae Saurauiaceae
Gambar 4.2 Perbandingan Jumlah Jenis Tiap Famili Pohon Pada Lokasi Penelitian Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa jumlah jenis yang tertinggi ditempati oleh famili Myrtaceae dan Lauraceae dengan jumlah jenis yang sama yaitu sebanyak 9 jenis (20,93 %), kemudian diikuti oleh famili Dipterocarpaceae, Saurauiaceae dan Guttiferae dengan nilai masing-masing 6,9767 %. Anacardiaceae, Araliaceae, dan Fagaceae masing-masing sebanyak 2 jenis (4,6512 %). Sedangkan famili dengan jumlah individu terkecil adalah Hammamelidaceae, Leguminosae, Myrsinaceae, Moraceae, Podocarpaceae, Pinaceae,Rutaceae, Sapotaceae, Sapindaceae dan Theaceae masing-masing sebanyak 1 jenis (2,3256 %). Pada tingkatan pole dengan luas cuplikan 0,45 Ha, ditemukan sebanyak 324 individu yang termasuk ke dalam 60 jenis dan 23 famili, seperti terlihat pada Tabel 4.4 berikut ini. Table 4.4 Jenis-Jenis Pole yang Terdapat di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh No
Family
1
Anacardiaceae
2 3 4 5 6 7
Araliaceae Burseraceae Cunnoniaceae Dipterocarpaceae
Spesies Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Santiria sp. Weinmannia blumei Plant. shorea sumatrana Hopea sp. Anisoptera sp.
I
Lokasi II
III
0.0127
1
-
-
0.4722 0.0099 0.0328 0.0188 0.0267 0.0106
4 2 1 1 -
7 1 1 1
15 -
LBD
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
28 8
Elaeocarpaceae
Elaeocarpus sp.
0.0384
2
1
-
Macaranga tanaria Muell. Antidesma sp. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Quercus lineata Bl. Lithocarpus sp. Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. Garcinia forbesii King Garcinia murdochii Ridl. Calophyllum sp. Garcinia sp 1. Symingtonia populnea (Miq) A. DC. Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. Beilschmiedia pahangensis Gamble. Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. Cinnamomum zeylanicum NEES Litsea cubeba (Lour) Pers. Litsea cf. erectinervia Kosterm. Litsea johorensis Gamble. Litsea trichophylla Kosterm. Cinnamomum sp 2. Cinnamomum sp.1 Dehaasia sp. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Litsea sp 3. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Litsea sp 3. Albizzia sp. Medinilla haseltii Bl. Ardisia sp. Eugenia cf. opaca Auct. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Eugenia sp 1. Eugenia sp 2. Eugenia sp 3. Eugenia sp 5. Eugenia sp 6. Eugenia sp 7. Tristaenia sp. Pinus mercusii Joungh. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Acronychia porteri HKF. Citrus sp. Evodia sp 1. Nephelium sp. Guioa sp. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Madhuca sp. Palaquium sp.
0.0592 0.0249
-
4 -
1
0.0296
-
-
1
0.0611 0.0140
1
-
2 -
0.0268
2
-
-
0.0312 0.0457 0.0301 0.6847 0.0416 0.0603 0.0437 1.0869 0.0329 0.0474 0.0390 0.0193 0.0287 0.0134 0.1040 0.0164 0.0582 0.0366 0.0194 0.0582 0.0366 0.0194 0.0174 0.0532 0.0123 0.0371
2 10 1 1 1 1 5 1 2
1 2 14 3 3 3 1 7 1 1 1 2
1 15 1 4 1 2 1 1 2 1 2 1 5 -
0.0827
-
-
3
0.1679 0.0188 0.5806 0.0126 0.5548 0.1534 0.1401 0.0891
1 1 1 6 -
10 4 5 7 1 1
1 22 14 5 3
0.0221
-
-
1
0.0418 0.0413 0.0576 0.0155 0.0166 0.2502 0.0150 0.7461
1 1 1 17
3 1 1 3
1 2 24
Lanjutan.................. 9 10
Euphorbiaceae
11 12 13
Fagaceae
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Guttiferae
Hammamelidaceae
Lauraceae
Leguminosae Melastomataceae Myrsinaceae
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
Myrtaceae
Pinaceae Podocarpaceae Rutaceae Sapindaceae Sapotaceae
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
59 60
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC. Saurauia ramiflora K. & V.
0.6417 0.0258
1 -
0.0570 0.0700 0.0690
1 1 69 100 26 31 324 60 23
29
8 2
20 -
Lanjutan.................. 61 Styracaceae Stirax benzoin 62 Daphne sp. Thymelaeaceae 63 Gonystylus forbesii Gilg. Jumlah Individu Jumlah Jenis Jumlah Total Individu Jumlah total jenis Jumlah famili Keterangan : - = tidak ditemukan
1 3 3 155 29
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh memiliki kekayaan pole yang cukup tinggi, dengan 324 individu yang tercakup dalam 60 jenis pole. Jumlah ini lebih besar dibandingkan jumlah yang ditemukan pada tingkatan pohon. Damanik et al. (1987) menyatakan bahwa tumbuhtumbuhan di zona pegunungan atas mempunyai fisiognomi yang massif, dimana tumbuhan menjadi kerdil dan mempunyai cabang yang panjang dan berlekuk-lekuk. Perbandingan jumlah jenis dan individu tiap famili pole yang ditemukan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Perbandingan Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Setiap Famili Pole yang Didapatkan pada Lokasi Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Famili Myrtaceae Sapotaceae Guttiferae Lauraceae Saurauiaceae Araliaceae Rutaceae Thymelaeaceae Melastomataceae Leguminosae Euphorbiaceae Pinaceae Fagaceae Dipterocarpaceae Styracaceae Hammamelidaceae Elaeocarpaceae
Jumlah Indvidu 86 46 46 32 31 25 7 6 5 5 5 4 4 4 3 3 3
Persentase (%) 26.5 14.2 14.2 9.9 9.6 7.7 2.2 1.9 1.5 1.5 1.5 1.2 1.2 1.2 0.9 0.9 0.9
Jumlah Jenis 9 3 5 14 2 1 3 2 1 1 2 1 3 3 1 1 1
Persentase (%) 15 5 8.3 23.3 3.3 1.7 5 3.3 1.7 1.7 3.3 1.7 5 5 1.7 1.7 1.7
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
30 18 19
Sapindaceae Myrsinaceae
2 2
0.6 0.6
2 1
3.3 1.7
2 1 1 1 324
0.6 0.3 0.3 0.3 100
1 1 1 1 60
1.7 1.7 1.7 1.7 100
Lanjutan………….. 20 21 22 23
Cunnoniaceae Podocarpaceae Burseraceae Anacardiaceae Total
Dari Tabel 4.4 dan 4.5 dapat dilihat dengan jelas bahwa jumlah individu terbanyak terdapat pada famili Myrtaceae, yaitu 86 individu/0,45 Ha (26,50 %), sedangkan jumlah individu terkecil terdapat pada famili Podocarpaceae, Burseraceae dan Anacardiaceae dengan satu individu (0,3068 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 berikut ini.
9,63%
1,86% 0,93% 0,31%
1,24% 7,76%
0,31%
0,93% 0,62% 1,55% 1,24%
13,66%
14,29%
0,62% 0,31% 1,24% 2,17%
0,93% 9,94% 26,71%
Anacardiaceae Dipterocarpaceae Guttiferae Melastomataceae Podocarpaceae Saurauiaceae
Araliaceae Elaeocarpaceae Hammamelidaceae Myrsinaceae Rutaceae Styracaceae
0,62%
Burseraceae Euphorbiaceae Lauraceae Myrtaceae Sapindaceae Thymelaeaceae
1,55% 1,55%
Cunnoniaceae Fagaceae Leguminosae Pinaceae Sapotaceae
Gambar 4.3 Perbandingan Jumlah Individu Tiap Famili Pole Pada Lokasi Penelitian
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
31
1,67% 5,00%
3,33%
3,33% 5,00% 1,67%
1,67% 1,67% 1,67% 1,67% 3,33% 1,67% 5,00% 3,33% 5,00%
1,67%
8,33% 1,67%
15,00% 1,67% 1,67% 1,67%
Anacardiaceae Dipterocarpaceae Guttiferae M elastomataceae Podocarpaceae Saurauiaceae
23,33%
Araliaceae Elaeocarpaceae Hammamelidaceae M yrsinaceae Rutaceae Styracaceae
Burseraceae Eup horbiaceae Lauraceae M yrtaceae Sapindaceae Thy melaeaceae
Cunnoniaceae Fagaceae Leguminosae Pinaceae Sapotaceae
Gambar 4.4 Perbandingan Jumlah Jenis Tiap Famili Pole Pada Lokasi Penelitian
Jumlah jenis pole tertinggi (Gambar 4.3 dan 4.4) yang terdapat pada kawasan ini adalah adalah dari famili Lauraceae yang memiliki jumlah jenis sebanyak 14 jenis (23,33 %) dan famili Myrtaceae yang memiliki jumlah jenis sebanyak 9 jenis (15,00%). Menurut Anwar et al.(1984), menyatakan bahwa hutan pegunungan di tandai oleh bangsa coniferae terutama pohon dari famili Ericaceae, Myrtaceae, Lauraceae. Pohon-pohon ini sering agak pendek, serta batang dan cabangnya berlekuk-lekuk. Sedangkan famili-famili yang memiliki jumlah jenis terendah anatara lain Anacardiaceae, Araliaceae, Burseraceae, Cunnoniaceae, Hammamelidaceae, Leguminosae,
Melastomataceae,
Myrsinaceae,
Pinaceae,
Podocarpaceae
dan
Stiracaceae yang hanya memiliki satu jenis saja (1,6667 %).
4.2. Struktur Vegetasi Pohon Secara Horizontal Salah satu indikator menelaah struktur hutan sering di gunakan data ukuran pohon yang meliputi lingkar atau diameter batang. Gambar 4.5 menyajikan data basal area dari masing-masing famili yang terdapat pada 1,8 Ha di ketiga lokasi.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
32
7.40
7.28 4.93 1.72
1.68
1.52
1.51
1.49
0.53
Pi na ce ae Fa ga ce ae Sa po ta ce ae G ut tif er ae Th ea ce D ae ip te ro ca rp ac H ea am e m am el id ac ea A e na ca rd ia ce ae
1.74
La ur ac ea e M yr tac ea e
8 7 6 5 4 3 2 1 0
Gambar 4. 5. Luas Bidang Dasar Tertinggi Pohon di Hutan TWA Sicikeh-cikeh Dari Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa famili Lauraceae memiliki luas bidang dasar terbesar yaitu 7,40 m2, dan Myrtaceae dengan luas bidang dasar sebesar 7,28 m2. Nilai ini sangat tinggi dan mencolok jika di bandingkan dengan famili lainnya seperti Pinaceae sebesar 4,93 m2, Fagaceae 1,74 m2, Sapotaceae 1,72 m2, Guttiferae 1,68 m2, Theaceae 1,52 m2, Dipterocarpaceae 1,51 m2, Hammamelidaceae 1,49 m2, dan Anacardiaceae 0,53 m2. Sedangkan untuk famili lainnya mempunyai nilai di bawah dari famili Anacardiaceae. Beragamnya nilai LBD ini menunjukkan adanya pengaruh lingkungan tempat tumbuhnya, seperti kelembaban dan suhu dan tidak mampu atau kalah berkompetisi, seperti perebutan akan zat hara, sinar matahari dan ruang tumbuh dengan jenis-jenis lainnya yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dari diameter batang pohon. Luas basal area juga dipengaruhi oleh jenis dan umur pohon. Hortson (1976) dalam Yefri (1987), menyatakan bahwa yang paling berpengaruh dalam menentukan diameter batang adalah jenis dan umur pohon. Perbedaan ukuran pohon yang berukuran kecil dengan berukuran besar menunjukkan perbandingan yang mencolok. Famili Lauraceae (Gambar 4.5) memiliki kisaran toleransi yang luas terhadap suhu, kelembaban dan keadaan tanah serta kompetisi terhadap nutrisi, sehingga memungkinkan famili ini utuk dapat berkembang dan tumbuh dengan baik dan memiliki diameter batang yang besar. Krebs (1985) menyatakan bahwa hutan pegunungan sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembaban tanah dan udara serta angin, dimana dengan naiknya ketinggian Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
33 temperatur menurun, curah hujan meningkat dan kecepatan angin juga meningkat sangat mempengaruhi kelembaban udara. Selanjutnya keadaan hutan tersebut juga dipengaruhi oleh batuan yang menyusun lapisan tanah dimana kebanyakan lapisan tanah pegunungan merupakan turunan dari batuan vulkanik yang sangat asam dan kurang akan fosfor dan nitrogen. Luas bidang dasar vegetasi pohon (family dan jenis) pada lokasi I-III didapatkan sangat bervariasi. Pada lokasi I (Gambar 4.6) didapatkan luas bidang dasar berkisar 11,0000 – 0,5177 m2. Luas bidang dasar tertinggi didapatkan dari jenis Eugenia sp 6. yakni sebesar 11,0000 m2. Kemudian diikuti Litsea sp 2. 6,4792, Quercus lineata Bl 5,5789, Rhodoelia championi Hook. F. 5,1090, Schima sp. 3,0182, Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 2,0000, Swintonia sp. 2,0000, Eugenia sp 1. 0,9020, Litsea sp 1. 0,7023, Schefflera sp. 0,5177. Tingginya nilai dari jenis tersebut disebabkan oleh daya adaptasi terhadap kelembaban dan suhu di lokasi I lebih tinggi dari lokasi II dan III, di mana Menurut Soerianegara dan Indrawan (1978), menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan yang mempunyai adaptasi yang tinggilah yang bisa hidup sukses di suatu daerah. Selain itu juga di pengaruhi oleh pertumbuhan dari bibit atau kecambah dari suatu jenis dimana kecambah yang duluan tumbuh dapat menguasai tutupan tajuk nantinya berpengaruh terhadap kecambah yang lambat tumbuh karena daya toleransinya/toleran terhadap naungan. Soerianegara dan Indrawan (1978), menyatakan bahwa jika keadaan hutan terlalu rapat dan gelap, maka ada kemungkinan cahaya atau bayangan (naungan) mengandung banyak cahaya infra merah yang tidak baik bagi perkecambahan jenis-jenis pohon tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.
12
11.0000
10 8
6.4792
5.5789
6
5.1090 3.0182
4
2.0000
2.0000 0.9020
2
0.7023
0.5177
1.
sp . Sc he ffl er a
Li tse as p
1. Eu
ge ni as
p
sp . to n
ia
.. Sw in
(L )..
Sy
zy g
iu m
ar om
ati cu m
Sc hi m
iH
oo
k.
as p.
F
l. ch am ol ei a od Rh
pi on
lin ea ta B
2.
ue rc us
Q
Li tse as p
Eu
ge ni as
p
6.
0
Gambar 4.6 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Di Lokasi I Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
34
Pada Lokasi II dapat kita lihat bahwa luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh Litsea sp 2. 2,7679, diikuti dengan Eugenia sp 2. 1,8594, Hopea sp. 1,0164, Litsea cubeba (Lour) Pers. 0,7898, Schima sp. 0,7742, Pinus mercusii Joungh. 0,6509, Eugenia cf. opaca Auct. 0,6041, Nephelium sp. 0,4978, Litsea sp 1. 0,4277, Cinnamomum sp. 0,3715. Tiap tumbuhan memiliki nilai toleransi dan faktor pembatas tertentu terhadap lingkungan. Irwan (1992), menyatakan bahwa faktor yang mulamula menghentikan pertumbuhan dan penyebaran dari organisme disebut faktor pembatas. Untuk dapat bertahan hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan yang penting seperti nutrisi untuk pertumbuhan dan berkembangbiak.
Kehadiran dan keberhasilan organisme tergantung kepada
lengkapnya kebutuhan yang diperlukan, termasuk unsur-unsur lingkungan yang kompleks (suhu, kelembaban, cahaya). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.7 berilut ini.
2.7679 1.8594
p ge ni as Eu
Li tse as p
0.7898
0.7742
0.6509
0.6041
0.4978
0.4277
0.3715
H Li op tse ea ac sp ub . eb a (L ou r) Pe rs . Sc hi m Pi as nu p. sm er cu sii Eu Jo ge un ni gh ac f. op ac aA uc t. N ep he liu m sp . Li tse as p 1. Ci nn am om um sp .
2.
1.0164
2.
7 6 5 4 3 2 1 0
Gambar 4.7 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Di Lokasi II
Pada Lokasi III luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh Pinus mercusii Joungh 4,2761. Diikuti oleh Palaquium abovatum (Griff.) Engler 1,0860, Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 1,0624, Garcinia sp 1. 0,6783, Garcinia murdhocii Ridl. 0,6104, Palaquium sp. 0,4860, Shorea sumatrana 0,3854, Eugenia sp 6. 0,3634, Mangifera odorata Griff. 0,3121, Ficus annulata Bl. 0,2141. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
35
6 5 4
4.2761
3 2 1 0
nu Pi
sm
c er
i us
1.0860
. gh un o iJ
um ui aq l Pa
um at ov b a Sy
(G
.) iff
um gi zy
o ar
m
0.6783
..
.. E.
r
1.0624
m cu ati
er M ). L (
G
a
ia in rc
G
sp
a
0.4860
l. id
1.
ia in rc
0.6104
u m
iR ci ho d r
m iu qu la a P
0.3854
. sp e or sh
as
um
ra at
na
0.3634
s ia en g Eu a M
p
0.3121 f.
6. aG at
if ng
a er
or od
rif
s cu Fi
0.2141
ta la nu n a
. Bl
Gambar 4.8 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Di Lokasi III Dari ketiga lokasi tersebut dapat kita lihat bahwa luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh Eugenia sp.6 yaitu 11,0000 m2 (Pada Lokasi I), kemudian Pinus mercusii Joungh 4,2761 m2 (Lokasi III), dan Litsea sp 2. 2,7679 m2 (Lokasi II), Tingginya nilai dari jenis tersebut disebabkan oleh Lokasi I (1.433 m dpl) memiliki ketinggian tempat yang lebih tinggi dari lokasi II (1.410 m dpl), dan III (1.412 m dpl). Damanik et al. (1992), menyatakan bahwa dengan naiknya tempat, pohon-pohon besar tidak dijumpai lagi tetapi pohon-pohon menjadi lebih kecil dan kerdil dengan cabang yang banyak. Selain ukuran pohon dan diameter batang Luas Bidang Dasar juga tergantung pada jumlah individu. Selanjutnya Irwan (1992), menyatakan bahwa fisiognomi tumbuhan tergantung pada ketinggian dan tofografi. Dengan naiknya zonasi ketinggian memiliki fisiognomi yang berbeda yakni semakin keatas ukuran pohon-pohon tambah kecil dan semakin kerdil hal ini kemungkinan besar disebabkan karena penyinaran ultra violet yang kuat.
4.3 Struktur Vegetasi Pohon Secara Vertikal Stratifikasi atau pelapisan tajuk merupakan susunan tetumbuhan secara vertikal di dalam suatu komunitas tumbuhan atau ekosistem hutan. Dimana stratifikasi pada tingkatan pohon didapat dari pengukuran tinggi dilapangan. Dari ketiga lokasi penelitian pohon mempunyai lapisan atau stratum yang berbeda. Stratum pada ketiga lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar berikut.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Jumlah
36
35 30 25 20 15 10 5 0
30
13
A
10
B
C
Stratum
Gambar 4.9 Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi I Dari Gambar 4.9 dapat diketahui bahwa pada lokasi I vegetasi pohon yang mendominasi atau menyusun adalah stratum A, B, dan C. Dimana Stratum B disusun oleh 30 spesies tumbuhan yaitu meliputi spesies Eugeni sp 6., Litsea trichophylla Kosterm, Eugenia sp 1., Schima sp., Rhodoleia championi Hook. F., Swintonia sp., Cinnamomum sp., Eugenia cf. opaca Auct.,
Eugenia sp 4., Lithocarpus
encleisacarpus (Korth) A. Camus, Litsea sp 1., Litsea sp 2., Saurauia bracteosa DC., Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry, .Ardisia sp., Quercus lineata Bl., Schefflera sp., Albizzia sp., Evodia sp 1., Hopea sp, .Litsea cubeba (Lour) Pers.Vatica sp. Stratum A disusun oleh 13 spesies yaitu Litsea sp 2., Eugenia sp 1., Schima sp., Ardisia sp., Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A.Camus, Quercus lineata Bl., Rhodoleia championi Hook. F., Schefflera sp. Dan stratum C disusun oleh 10 spesies yaitu Albizzia sp., Ardisia sp., Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub., Eugenia sp 6., Evodia sp 1., Hopea sp., Litsea cubeba (Lour) Pers., Quercus lineata Bl., Syzygium aromaticum (L).Merr. & Perry., Vatica sp.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
37
40
34
Jumlah
30 20
15 6
10 0 A
B
C
Stratum Gambar 4.10 Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi II
Dari Gambar 4.10 dapat diketahui bahwa stratifikasi pohon yang mendominasi atau menyusun lokasi II adalah stratum A, B, dan C. Dimana stratum B disusun oleh 34 spesies. Dan spesies yang paling mendominasi adalah Litsea sp.2, Eugenia sp.2, dan Litsea cubeba (Lour) Pers. Stratum A disusun oleh 15 spesies yaitu Litsea sp 2., Hopea sp., Litsea sp 1., Schima sp., Eugenia sp 2., Litsea cubeba (Lour) Pers., Nephelium sp. Dan stratum C disusun oleh spesies yaitu Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub., Eugenia sp 2., Litsea cubeba (Lour) Pers., Hopeasp.,
Jumlah
Cinnamomum zeylanicum NEES, Chrysophyllum sp.
40 35 30 25 20 15 10 5 0
38
9 4
A
B
C
Stratum
Gambar 4.11 Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi III
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
38
Dari Gambar 4.11
dapat diketahui bahwa stratifikasi pohon yang
mendominasi atau menyusun lokasi III adalah stratum A, B, dan C. dimana Stratum B disusun oleh 38 spesies. Spesies yang paling mendominasi di stratum B yaitu Pinus mercusii Joungh, Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry., Eugenia sp 6.Garcinia murdhocii Rid., Garcinia sp 1, Palaquium abovatum (Griff.) Engler, Palaquium sp. Stratum A disusun oleh 9 spesies yaitu Pinus mercusii Joungh, Palaquium abovatum (Griff.) Engle, Cinnamomum sp.Eugenia cf. opaca Auct, Garcinia sp 1, Mangifera odorata Griff. Dan stratum C disusun oleh 4 spesies yaitu Pinus mercusii Joungh, Palaquium sp, Palaquium abovatum (Griff.) Engler.
4.4 Struktur Vegetasi Pole Secara Horizontal Salah satu indikator menelaah struktur hutan sering digunakan data ukuran pole yang meliputi lingkar atau diameter batang. Gambar 4.12 menyajikan data basal area dari masing-masing famili yang terdapat pada 0,45 Ha di ketiga lokasi. 8.43
ac e
Ru ta
0.1
ae
0.14
ce ae Th ym ela ea ce ae
0.14
Fa g
0.47
ae
ea ra ui ac
Sa u
tif e Gu t
ea ot ac
M
0.67
e
ra e
0.82
Ar ali ac e
1.01
e
ae ur ac e La
yr ta M
1.61
ela
sto m ata
ce
ae
ce ae
1.75
Sa p
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Gambar 4.12 Luas Bidang Dasar Tertinggi Pole di Hutan TWA Sicikeh-cikeh Dari Gambar 4.12 dapat diketahui bahwa famili Melastomataceae memiliki luas bidang dasar terbesar yaitu 8,43 m2, dan Myrtaceae dengan luas bidang dasar sebesar 1,75 m2. Nilai ini sangat tinggi dan mencolok jika di bandingkan dengan famili lainnya seperti Lauraceae 1,61 m2, Sapotaceae 1,01 m2, Guttiferae 0,82 m2, Saurauiaceae 0,67 m2, Araliaceae 0,47 m2, Rutaceae 0,14 m2, Thymelaeaceae 0,14 m2, Fagaceae 0,1m2 Sedangkan untuk famili lainnya mempunyai nilai dibawah dari famili Fagaceae. Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
39
Pada lokasi I bisa dilihat dengan jelas bahwa LBD tertinggi pole adalah Palaquium sp. Yakni 0,2502 m2 nilai ini agak berbeda jauh dengan jenis yang memiliki luas basal area berikutnya yakni dari jenis Garcinia sp.1 0,1365, Albizzia sp. 0,0729, Eugenia sp 7.0,0721, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel 0,0551, Eugenia sp 3. 0,0540, Weinmannia blumei Plant 0,0328, Garcinia forbesii King 0,0312, Eugenia cf. opaca Auct. 0,0283, Calophyllum incrasstum Henderson et wyatt - smith 0,0268. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.13 berikut. 0.6 0.5 0.2502 0.1365 0.0540
0.0328
0.0312
0.0283
0.0268
Eu ge W ni ei as nm p an 3. ni ab lu m ei G Pl ar ci an ni t af or be Eu sii ge K ni in ac Ca g f lo . op ph ac yl aA lu m uc in t. cr as sa tu m H e.. .
ata
p ge ni as
0.0551
(B l). ..
7.
p.
0.0721
Br as sa io p
sis
gl
Eu
lbi z
zia s
1. ar ci ni as p
G
Pa la q
ui um
sp
.
0.0729
om er ul
0.2 0.1 0.0
A
0.4 0.3
Gambar 4.13 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi I Pada lokasi II bisa dilihat dengan jelas bahwa LBD teringgi pada tingkatan pole adalah Garcinia sp 1. 0,1933 m2 nilai ini sedikit berbeda dengan jenis yang memiliki luas basal area berikutnya yakni dari jenis Eugenia sp 1. 0,1396, Cinnamomum sp.1 0,1040, Saurauia bracteosa DC. 0,1014, Eugenia sp 7. 0,0994, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 0,0866, Eugenia sp 6. 0,0736, Macaranga tanaria Muell. 0,0592, Palaquium sp. 0,0478, Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 0,0447. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
40
0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00
0.1933 0.1396
ied ia
ol ig
o.
..
sp .
0.0447
hm lsc
ar a
ng
at an
Pa l
ar
aq u
iu m
ia M
sp ni a
0.0478
...
6.
0.0592
M
Be i
ac
ss Br a
Sa u
0.0736
Eu ge
is g
ni a
lo m er
sp
0.0866
u. ..
7.
0.0994
aio ps
ra
Eu ge
cte
os
um ra
Ci n
ui ab
na
m om
ni a
0.1014
aD C.
1. sp
1. sp Eu ge
cin ia Ga r
sp .1
0.1040
Gambar 4.14 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi II Pada lokasi III bisa dilihat bahwa LBD tertinggi pada tingkatan pole adalah Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 1,0185 m2 nilai ini sedikit berbeda dengan jenis yang memiliki luas basal area berikutnya yakni dari jenis Palaquium sp. 0,1462, Eugenia sp 3. 0,1213, Saurauia bracteosa DC. 0,1109, Eugenia sp 6. 0,0871, Garcinia sp 1. 0,0871, Garcinia sp 1. 0,0756, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 0,0704, Beilschmiedia pahangensis Gamble. 0,0437, Litsea sp 2. 0,0366, Garcinia murdochii Ridl. 0,0274. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut. 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
0.0274
id l
G
ar ci n
ia m
ur do
ch ii R
0.0366
Li tse as p
a.. .
0.0437
G
(B l) . ata
ied ia
gl
Be ils ch m
sis Br as sa io p
0.0704
..
1. om er ul
ar ci ni as p G
p
6.
0.0756
pa ha ng en sis
0.0871
Eu ge ni as
br ac teo sa
DC .
3.
0.1109
Sa ur au ia
Eu ge ni as
p
. sp ui um
Pa la q
0.1213
Ci nn am
om um
bu
rm an i
iN
es s.
..
0.1462
2.
1.0185
Gambar 4.15 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi III Dari ketiga lokasi tersebut dapat dilihat bahwa jenis pole yang memiliki luas bidang dasar (LBD) terbesar pada lokasi III yaitu dari jenis Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. dengan 1,0185 m2, kemudian pada lokasi I yaitu dari jenis Palaquium sp. dengan luas bidang dasar 0,2502 m2, dan pada lokasi II yaitu dari jenis Garcinia sp Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
41 1. dengan luas bidang dasar 0,1933 m2. Jika di lihat dengan seksama luas bidang dasar tertinggi pada ketiga lokasi berkurang atau menurun seiring dengan daya adaptasi terhadap kelembaban dan suhu yang berubah harian dari jenis tersebut. Tiap tumbuhan memiliki nilai toleransi dan faktor pemabatas tertentu terhadap lingkungan. Irwan (1992), menyatakan bahwa faktor pembatas adalah faktor yang mula-mula menghentikan pertumbuhan dan penyebaran dari organisme. Untuk dapat bertahan hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan yang penting seperti nutrisi untuk pertumbuhan dan berkembangbiak. Kehadiran dan keberhasilan organisme tergantung kepada lengkapnya kebutuhan yang di perlukan, termasuk unsur-unsur lingkungan yang kompleks (suhu, kelembaban, cahaya).
4.5 Struktur Vegetasi Pole Secara Vertikal Stratifikasi atau pelapisan tajuk merupakan susunan tetumbuhan secara vertikal di dalam suatu komunitas tumbuhan atau ekosistem hutan. Dimana stratifikasi dapat diperoleh dari pengukuran tinggi pohon dan pole dilapangan. Dari ketiga lokasi penelitian pole mempunyai lapisan atau stratum yang berbeda. Stratum pada ketiga lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar berikut.
Jumlah
80
70
60 40 20 0
2
A
B
0 C
Stratum
Gambar 4.16 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi I Dari Gambar 4.16 dapat diketahui bahwa pada tingkatan pole stratifikasi yang menyusun pada lokasi I adalah stratum B, dan C. stratum B disusun oleh 2 spesies yaitu Cinnamomum zeylanicum NEES. Dan stratum C disusun oleh 70 spesies. Dan spesies yang paling mendominasi adalah Palaquium sp., Garcinia sp., Albizzia sp., Beilschmiedia oligocarpa Kosterm., Eugenia sp.7 dan Eugenia sp.3. Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
42 Pada lokasi II dapat diketahui bahwa pada tingkatan pole stratifikasi yang menyusun adalah stratum B, dan C. stratum C disusun oleh 87 spesies. Dan spesies yang paling mendominasi adalah Garcinia sp 1, Saurauia bracteosa DC, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel, Cinnamomum sp, Eugenia sp 1, Eugenia sp 7, Eugenia sp 6, Macaranga tanaria Muell, Beilschmiedia oligocarpa Kosterm, Litsea cubeba (Lour) Pers, Palaquium sp, Symingtonia populnea (Miq) A. DC, Eugenia cf. opaca Auct, Evodia sp 1. dan stratum B disusun oleh 9 spesies yaitu Calophyllum sp, Eugenia sp 1, Evodia sp 1, Garcinia sp 1, Guioa sp, Litsea sp 1, Saurauia ramiflora K. & V. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada Gambar 4.17 berikut. 100
87
Jumlah
80 60 40 20
9 0
0 A
B
C
Stratum
Gambar 4.17 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi II Pada lokasi III dapat diketahui bahwa pada tingkatan pole stratifikasi yang menyusun adalah stratum B, dan C. dimana Stratum B disusun oleh 32 spesies. Dan spesies yang paling mendominasi adalah Acronychia porteri HKF, Beilschmiedia pahangensis Gamble, Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl, Eugenia aromatica (L) Baill, Eugenia sp 3, Eugenia sp 6, Garcinia murdochii Ridl, Garcinia sp 1, Medinilla haseltii Bl, Palaquium sp, Saurauia bracteosa DC. Dan stratum C disusun oleh 121 spesies, dan yang paling mendominasi adalah Palaquium sp, Eugenia sp 3, Saurauia bracteosa DC, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel, Garcinia sp 1, Eugenia sp 6, Tristaenia sp, Cinnamomum burmanii Ness.Ex Bl, Medinilla haseltii Bl, Daphne sp, Gonystylus forbesii Gilg, Pinus mercusii Joungh, Citrus sp, Eugenia aromatica (L)
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Baill, Litsea cf. erectinervia Kosterm, Litsea sp 1, Quercus lineata Bl. Untuk lebih 43
jelasnya dapat dilhat pada Gambar 4.18 berikut.
140
121
120
Jumlah
100 80 60 32
40 20 0 0 A
B
C
Stratum
Gambar 4.18 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi III Vickery (1984), dalam Indriyanto (2006), menyatakan bahwa pada tipe ekosistem hutan hujan tropis, stratifikasi itu terkenal dan lengkap. Tiap lapisan dalam stratifikasi itu disebut stratum atau strata. Stratifikasi terjadi karena dua hal penting yang dimiliki atau dialami oleh tetumbuhan dalam persekutuan hidupnya dengan tumbuhan lainnya, yaitu Akibat persaingan antartumbuhan. Pada umumnya didalam suatu masyarakat hutan terjadi persaingan antarspesies pohon yang ada. Akibat persaingan muncullah spesies pohon yang mampu bersaing, memiliki pertumbuhan kuat, dan menjadi spesies yang dominan. Akibat sifat toleransi spesies pohon terhadap intensitas radiasi matahari, spesies pohon yang intoleran mendapatkan kesempatan ruang tumbuh dengan radiasi matahari yang penuh, maka pohon tersebut akan tumbuh cepat, tinggi pohonnya mencapai posisi paling atas dan pohon intoleran yang ternaungi oleh pohon lainnya. Soerianegara dan Indrawan (1982) dalam Indriyanto (2005), menguraikan stratifikasi hutan hujan tropis menjadi lima stratum yaitu : 1. Stratum A (A storey), yaitu lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m. 2. Stratum B (B-storey), yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 20-30 m. Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
3. Stratum C (C-storey), yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh 44 pepohonan yang tingginya 4-20 m. 4. Stratum D (D-storey), yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m. 5. Stratum E (E-storey), yaitu tajuk paling bawah (lapisan kelima dari atas) yang dibentuk oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah (ground cover) yang tingginya 0-1 m.
4.6 Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole Komposisi merupakan penyusun suatu tegakan yang meliputi jumlah jenis/famili ataupun banyaknya individu dari suatu jenis pohon (Suin, 2002). Pada ketiga lokasi penelitian di dapat 18 famili pada tingkatan pohon dan 23 famili pada tingkatan pole. Komposisi pohon dan pole dari setiap famili yang terdapat pada ketiga lokasi relatif berubah. Dari seluruh data yang didapatkan diperhatikan bahwa ada famili-famili yang terdapat di ketiga lokasi penelitian dan ada yang hanya pada lokasi tertentu saja. Famili-famili pohon dan pole yang terdapat pada ketiga lokasi penelitian adalah Myrtaceae, Lauraceae, Dipterocarpaceae, Guttiferae, Stiracaceae, dan Rutaceae. Hal ini menunjukkan tingkat penyebaran dan adaptasi yang tinggi dari keenam famili ini terhadap kondisi fisik lingkungan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Sehingga dapat dijumpai pada ketiga lokasi. Kondisi fisik lingkungan seperti kelembaban dan kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan penyebaran biji. Krebs (1985),
menyatakan
bahwa kelembaban tanah
mempengaruhi
penyebaran geografi pada sebagian besar pohon pada hutan pegunungan dan mempengaruhi kandungan/ ketersediaan air tanah, dimana hubungannya dengan temperatur dapat mempengaruhi keseimbangan air tumbuhan. Lebih lanjut ia juga menyatakan angin mempengaruhi kelembaban udara dan penyebaran biji tumbuhan pada hutan pegunungan. Beragamnya jumlah famili yang didapatkan tiap lokasi mungkin di sebabkan oleh kondisi lingkungan yang sangat khas pada hutan tersebut. Di mana pada hutan ini Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
terjadi perubahan faktor-faktor lingkungan seperti ketinggian tempat, dan keadaan 45 tanahnya. Edwards et al.(1990), dalam Monk et al. (2000), menyatakan distribusi jenis-jenis tumbuhan menurut ketinggian tempat berkaitan dengan perubahan jenis tanah. Perubahan penting pada tanah karena perubahan ketinggian adalah penurunan pH. Peningkatan karbon organik dan penurunan kedalaman perakaran. Dan variasi jumlah tersebut dapat juga disebabkan oleh kondisi iklim yang berubah seiring dengan naiknya ketinggian tempat. Jenis pepohonan yang tumbuh sangat miskin akan jenis tetapi kaya akan epifit. Pohon ini mempunyai satu stratum, dimana semakin tinggi dari permukaan air laut semakin rendahlah pohon-pohon yang dijumpai. Berdasarkan hasil penilitian diketahui bahwa vegetasi pohon pada ketiga lokasi memiliki komposisi yang berbeda (19-21).
5,00%
5,00%
5,00%
17,50 %
5,00% 7,50% 15,00% 12,50 % 12,50%
Quercus lineata Bl. Eugenia sp 6. Schima sp. Swintonia sp. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus
15,00%
Litsea sp 2. Eugenia sp 1. Rhodoleia championi Hook. F. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Ardisia sp.
Gambar 4.19 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi I Dari Gambar 4.19 dapat di lihat bahwa jenis Quercus lineata Bl. Dari famili Fagaceae memiliki nilai tertinggi sebesar 17,50 %, diikuti Litsea sp.2 Dari famili Lauraceae dan Eugenia sp.6 Dari famili Myrtaceae yang memiliki nilai yang sama sebesar 15,00 %, Eugenia sp 1. Dari famili Myrtaceae dan Schima sp. Dari famili Dipterocarpaceae memiliki jumlah jenis yang sama yaitu sekitar 12,50 %, Rhodoleia championi Hook. F. Dari famili Hammamelidaceae sebesar 7,50 %, Swintonia sp. Dari famili Dipterocarpaceae, Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Dari famili Araliaceae, Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Dari famili Fagaceae, dan Ardisia sp. Dari famili Saurauiaceae memiliki jumlah jenis yang sama yaitu sebesar 5,00 %. Sedangkan jumlah jenis terendah terdapat antara lain pada jenis Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Cinnamomum, Schefflera, Saurauia bracteosa, Hopea sp., dan lain-lain dengan persentase sebesar 2,00 %. Tingginya nilai jumlah jenis Quercus lineata Bl. 46 (fagaceae) menunjukkan banyaknya jenis ini pada ketinggian 1433 mdpl. Pada lokasi II bisa diketahui bahwa yang memiliki komposisi pohon tertinggi adalah jenis Litsea sp.2 Dari famili Lauraceae sebesar 25,64 %, sedangkan jumlah jenis terendah antara lain terdapat pada jenis shorea sumatrana, Calophyllum sp., Evodia sp 1. dan lain-lain yang hanya memiliki jumlah satu individu saja atau sebesar 1,8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.20 berikut.
5,13%
10,26%
7,69% 5,13% 5,13%
7,69% 5,13% 15,38%
25,64% 12,82%
Hopea sp. Litsea sp 1. Litsea cubeba (Lour) Pers. Eugenia cf. opaca Auct. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub.
Quercus lineata Bl. Litsea sp 2. Eugenia sp 2. Pinus mercusii Joungh. Schima sp.
Gambar 4.20 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi II Pada lokasi III bisa diketahui bahwa jenis Pinus mercusii Joungh. Dari famili Pinaceae memiliki nilai tertinggi sebesar 43,18 %, diikuti Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Dari famili Myrtaceae sebesar 13,64 %, Palaquium abovatum (Griff.) Engler Dari famili Sapotaceae sebesar 11,36 %, Garcinia sp 1. Dari famili Guttiferae, Eugenia sp 6. Dari famili Myrtaceae, dan Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 6,82 %, Garcinia murdhocii Ridl. Dari famili Guttiferae sebesar 4,55 %, shorea sumatrana Dari famili Dipterocarpaceae, Ficus annulata Bl. Dari famili Moraceae, dan Tristaenia sp. Dari famili Myrtaceae memiliki jumlah jenis yang sama yaitu sebesar 2,27 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
47
2,27% 2,27% 2,27% 4,55% 6,82% 43,18%
6,82%
6,82% 11,36% 13,64%
Pinus mercusii Joungh. Palaquium abov atum (Griff.) Engler Eugenia sp 6. Garcinia murdhocii Ridl. Ficus annulata Bl.
Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Garcinia sp 1. Palaquium sp. shorea sumatrana Tristaenia sp.
Gambar 4.21 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi III Berdasarkan hasil yang didapatkan dari ketiga lokasi penelitian dapat dilihat dengan jelas bahwa tiap lokasi memiliki jenis dominan yang berbeda. Jumlah yang terbanyak didapatkan pada lokasi I adalah Quercus lineata Bl. Dari famili Fagaceae, jenis yang terbanyak pada lokasi II adalah Litsea sp.2 dari famili Lauraceae, jenis terbanyak pada lokasi III adalah Pinus mercusii Joungh. Dari famili Pinaceae. Banyaknya jumlah jumlah jenis yang mencolok dibanding jenis lainnya mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan juga dipengaruhi oleh penyebaran organ generatif (buah dan biji) dari organisme tersebut serta manfaatnya dalam hutan tersebut, dimana buah dari pohon ini dapat dimanfaatkan oleh primata sebagai makanan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah dan biji bekas gigitan di lantai hutan. Dan untuk jenisjenis yang lain sulit untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan lingkungan yang keras tersebut sehingga jumlah individu relative sedikit. Dari hasil pengukuran faktor fisik-kimia lingkungan pada setiap lokasi penelitian didapatkan hasil yang cukup bervariasi, seperti tercantum pada Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Data Faktor Fisik Lokasi Penelitian
I
Intensitas Cahaya (lux) 8600
Suhu Tanah (o C) 22,2
Kelembaban Udara (%) 87
II
5100
19,8
III
6800
23,6
Lokasi
4,6
Suhu Udara (o C) 20,4
70,5
4,8
20,2
71,2
4,7
22,6
pH Tanah
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
48 Variasi dan keberadaan jenis pada tiap lokasi tidak terlepas dari adanya pengaruh faktor fisik lingkungan, iklim dan faktor tanah dan kompetisi akan nutrisi yang sedikit pada hutan pegunungan. Pada semua lokasi penelitian didapat perubahan faktor fisik/suhu harian yang sedikit berbeda sehingga jenis-jenis tersebut mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan tersebut dan dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada lokasi I didapat Suhu udara 200C, pada Lokasi II didapat suhu udara 200C, dan pada lokasi III terjadi kenaikan suhu udara yaitu 230C. kelembaban udara pada lokasi I berkisar 90 % dan mengalami penurunan sampai pada lokasi III yaitu sebesar 56 %, intensitas cahaya pada lokasi I adalah 8600 Lux meter dan pada lokasi III terjadi kenaikan sampai 12500 Lux meter. Sama halnya juga dengan keadaan tanah, dimana pada lokasi I ph tanah berkisar 6,1 dan menurun pada lokasi III yaitu sebesar 4,3. Suhu tanah pada lokasi I didapat 220C yang kemudian menurun pada lokasi II yaitu sebesar 210C. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. Daniel et al. (1992), menyatakan bahwa pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim, mikroorganisme, kompetisi dengan organisme lainnya
dan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia,
kelembaban dan sinar matahari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa vegetasi pole pada ketiga lokasi memiliki komposisi yang berbeda. Famili-famili pole yang ditemukan pada areal penelitian menunjukkan banyak kesamaan dengan famili-famili pada tingkatan pohon. Hal ini disebabkan pemencaran biji dari pohon-pohon induk terbatas sehingga keberadaan anak pohon tidak jauh dari pohon induk. Pada lokasi I ditemukan 73 individu yang tercakup dalam 28 jenis dan 15 famili. Dimana Palaquium sp. (Sapotaceae) memiliki nilai tertinggi sebesar 31,48 %, Garcinia sp.1 (Guttiferae) 18,52 %, Eugenia sp 7. ( Myrtaceae) 11,11 %, Albizzia sp. (Leguminosae) 9,26 %, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. (Araliaceae) dan Eugenia sp 3. (Myrtaceae) memiliki jumlah individu yang sama yaitu 7,41 %, Weinmannia blumei Plant. (Cunnoniaceae), Elaeocarpus sp. (Elaeocarpaceae), Eugenia cf. opaca Auct. (Myrtaceae) dan Garcinia forbesii King (Guttiferae) memiliki jumlah individu yang sama yaitu 3,70 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
49
3,70%
3,70% 3,70% 3,70% 31,48%
7,41%
7,41% 9,26% 18,52%
11,11%
Palaquium sp.
Garcinia sp 1.
Eugenia sp 7. Brassaiops is glomerulata (Bl) Regel.
Albizzia sp. Eugenia sp 3.
Weinmannia blumei Plant. Eugenia cf. opaca Auct.
Elaeocarpus sp. Garcinia forbesii King
Gambar 4.22 komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi I
4.41, 4% 5.88, 6%4.41, 4% 7.35, 7%
20.59, 22%
10.29, 10%
14,71%
10.29, 10% 10.29, 10%
Garcinia sp 1. Saurauia bracteosa DC. Eugenia sp 7. Eugenia sp 6. Symingtonia popu lnea (Miq) A. DC.
11,76%
Eugenia sp 1. Brassaiops is glomerulata (Bl) Regel. Cinnamomum sp.1 Macaranga tanaria Muell. Palaquium sp.
Gambar 4.23 komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi II Dari Gambar 4.23 dapat dilihat bahwa pada lokasi II vegetasi pole yang berada pada ketinggian 1.410 mdpl ini didominasi oleh Garcinia sp.1 Dari famili Guttiferae memiliki jumlah individu terbanyak yaitu sebesar 20,59 %. Pada lokasi terdapat 96 individu yang tercakup ke dalam 16 famili dan 29 jenis. Kemudian posisi terbanyak kedua ditempati oleh Eugenia sp 1. Dari famili Myrtaceae 14,71 %, Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
50 Saurauia bracteosa DC. Dari famili Saurauiaceae 11,76 %, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Dari famili Araliaceae, Eugenia sp 7. Dari famili Myrtaceae, dan Cinnamomum sp.1 Dari famili Lauraceae memiliki jumlah jenis yang sama sebesar 10,29 %, Eugenia sp 6. Dari famili Myrtaceae 7,35 %, Macaranga tanaria Muell. Dari famili Euphorbiaceae 5,88 %, Symingtonia populnea (Miq) A. DC. Dari famili Hammamelidaceae dan Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae memiliki jumlah jenis yang sama sebesar 4,41 %.
Gambar 4.24 Komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi III Lokasi III ini berada pada ketinggian 1.412 mdpl dan terdapat 156 individu yang tercakup dalam 29 jenis dan 14 famili. Dari Gambar dapat dilihat bahwa Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae memiliki jumlah individu tertinggi yaitu sebesar 18,90 %, diikuti oleh Eugenia sp 3. Dari famili Myrtaceae 17,32 %, Saurauia bracteosa DC. Dari famili Saurauiaceae 15,75 %, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Dari famili Araliaceae, dan Garcinia sp 1. Dari famili Guttiferae memiliki jumlah individu yang sama yaitu 11,81 %, Eugenia sp 6. Dari famili Myrtaceae 11,02 %, Medinilla haseltii Bl. Dari famili Melastomataceae, dan Tristaenia sp. Dari famili Myrtaceae memiliki jumlah individu yang sama yaitu 3,94 %, Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. Dari famili Lauraceae 3,15 %, Gonystylus forbesii Gilg. Dari famili Thymelaeaceae 2,36 %. Kondisi topografi dan fisik-kimia hutan pegunungan akan semakin ekstrim seiring dengan pertambahan ketinggian dari permukaan laut (Damanik, S.J., et al, Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
1987). Hal ini juga bisa dilihat dari data fisik-kimia pada Tabel 4.6. Topografi yang 51 curam dan berbatu-batu yang ditemukan pada lokasi mempengaruhi keberadaan tumbuhan pada lokasi penelitian. Demikian juga dengan faktor-faktor yang lain seperti suhu udara, kelembaban udara, suhu tanah, pH tanah dan intensitas cahaya matahari. Kondisi lingkungan yang ekstrim dan berbeda pada setiap lokasi inilah yang mempengaruhi vegetasi dan perbedaan vegetasi pada lokasi penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Anwar (1984), bahwa kelimpahan dari vegetasi bawah di hutan pegunungan berubah seiring dengan bertambahnya ketinggian. Ini dipengaruhi oleh perubahan struktur pohon pembentuk tajuk yang semakin ke atas akan semakin pendek, tajuk rata, batang dan cabang berlekuk, daun tebal dan kecil.
4.7 Indeks Nilai Penting Indeks Nilai Penting menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta memperlihatkan peranannya dalam komunitas, di mana nilai penting itu pada tingkatan Pohon dan Pole didapat dari hasil penjumlahan kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR), dan dominansi relatif (DR). Dari ketiga lokasi penelitian mempunyai Indeks Nilai Penting yang beragam dan jenis yang berbeda. Indeks Nilai Penting pada ketiga lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Jenis-Jenis Pohon dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Lokasi I: No.
Famili
1 2 3 4 5
Fagaceae Lauraceae Myrtaceae Myrtaceae Theaceae
6
Fagaceae
7 8 9
Hammamelidaceae Myrsinaceae Myrtaceae
Spesies Quercus lineata Bl. Litsea sp 2. Eugenia sp 1. Eugenia sp 6. Schima sp. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Rhodoleia championi Hook. F. Ardisia sp. Syzygium aromaticum (L).
KR (%) 15.5556 8.8889 8.8889 8.8889 8.8889
FR (%) 13.6364 6.8182 9.0909 9.0909 9.0909
DR (%) 9.6465 13.2654 11.2625 9.1963 7.2236
INP (%) 38.8384 28.9724 29.2423 27.1761 25.2034
4.4444 4.4444 4.4444 4.4444
4.5455 4.5455 4.5455 4.5455
3.3874 13.2372 3.1522 2.3355
12.3773 22.2271 12.1421 11.3254
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
12 13 14
Dipterocarpaceae Lauraceae Lauraceae
Merr. & Perry. Hopea sp. Litsea trichophylla Kosterm. Litsea cubeba (Lour) Pers.
2.2222 2.2222 2.2222
2.2727 2.2727 2.2727
1.7809 1.0740 1.1098
6.2759 52 5.5689 5.6048
2.2222 2.2222 2.2222 2.2222 2.2222
2.2727 2.2727 2.2727 2.2727 2.2727
1.3035 6.8012 1.1098 1.5543 1.2628
5.7984 11.2962 5.6048 6.0493 5.7578
2.2222 2.2222 2.2222 2.2222
2.2727 2.2727 2.2727 4.5455
1.0197 0.9675 1.1292 2.1473
5.5147 5.4624 5.6241 8.9150
KR (%) 13.3333 8.8889 6.6667 6.6667 6.6667 6.6667 4.4444 4.4444 4.4444
FR (%) 12.7660 8.5106 6.3830 8.5106 6.3830 6.3830 4.2553 4.2553 4.2553
DR (%) 22.4559 15.0852 8.2460 6.4077 5.2807 6.2812 2.1782 4.9015 2.3288
INP (%) 48.5552 32.4848 21.2956 21.5850 18.3304 19.3308 10.8780 13.6013 11.0285
4.4444
4.2553
2.9239
11.6237
4.4444
4.2553
4.0388
12.7385
2.2222
2.1277
1.0093
5.3592
2.2222 2.2222
2.1277 2.1277
2.0372 1.1602
6.3871 5.5101
2.2222
2.1277
1.0093
5.3592
2.2222
2.1277
0.9143
5.2642
2.2222 2.2222 2.2222
2.1277 2.1277 4.2553
0.8251 3.0140 3.4698
5.1750 7.3639 9.9473
2.2222
2.1277
2.1394
6.4893
2.2222 2.2222 2.2222 2.2222
2.1277 2.1277 2.1277 2.1277
0.8843 0.9298 1.1951 1.2843
5.2342 5.2796 5.5449 5.6342
Lanjutan………………. 15 16 17 18 19
Lauraceae Lauraceae Leguminosae Myrtaceae Myrtaceae
20
Podocarpaceae
21 22 23
Rutaceae Saurauiaceae Anacardiaceae
Cinnamomum sp. Litsea sp 1. Albizzia sp. Eugenia cf. opaca Auct. Eugenia sp 4. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Evodia sp 1. Saurauia bracteosa DC. Swintonia sp.
Lokasi II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Famili Lauraceae Myrtaceae Dipterocarpaceae Lauraceae Pinaceae Theaceae Fagaceae Myrtaceae Podocarpaceae
11
Sapindaceae
12
Fagaceae
13 14
Guttiferae
15
Hammamelidaceae
16 17 18 19
Lauraceae
20 21 22 23 24
Myrtaceae Sapotaceae Saurauiaceae
Spesies Litsea sp 2. Eugenia sp 2. Hopea sp. Litsea cubeba (Lour) Pers. Pinus mercusii Joungh. Schima sp. Quercus lineata Bl. Eugenia cf. opaca Auct. Eugenia sp 7. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Nephelium sp. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Calophyllum sp. Garcinia sp 1. Rhodoleia championi Hook. F. Cinnamomum zeylanicum NEES Beilschmiedia sp. Cinnamomum sp. Litsea sp 1. Eugenia cf. desipiens K. & V. Eugenia sp 1. Eugenia sp 6. Chrysophyllum sp. Saurauia bracteosa DC.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
53 Lokasi III No.
Family
1
Pinaceae
2
Myrtaceae
3
Guttiferae
4
Sapotaceae
5 6
Sapotaceae Myrtaceae
7
Araliaceae
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Araliaceae Dipterocarpaceae Guttiferae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Moraceae Myrtaceae Myrtaceae Anacardiaceae
Spesies Pinus mercusii Joungh. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Garcinia sp 1. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Palaquium sp. Eugenia sp 6. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Schefflera sp. shorea sumatrana Garcinia murdhocii Ridl. Litsea cf. resinosa Bl. Cinnamomum sp. Phoebe sp. Ficus annulata Bl. Eugenia cf. opaca Auct. Tristaenia sp. Mangifera odorata Griff.
KR (%) 27.0270
FR (%) 27.0270
DR (%) 41.3234
INP (%) 95.3775
13.5135
13.5135
10.2666
37.2937
8.1081
8.1081
6.5551
22.7713
8.1081
8.1081
10.4948
26.7110
8.1081 5.4054
8.1081 5.4054
4.6969 3.5121
20.9131 14.3229
2.7027
2.7027
1.1171
6.5225
2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027
2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027
1.3819 3.7244 5.8984 1.0891 1.3404 1.3819 2.0690 0.9306 1.2022 3.0161
6.7873 9.1298 11.3038 6.4945 6.7458 6.7873 7.4744 6.3360 6.6076 8.4215
Dari Tabel 4.7 dapat di lihat bahwa Indeks Nilai Penting dari vegetasi pohon dilokasi I berkisar antara 8,9150 – 25,2034 %. Pada lokasi II berkisar antara 21,2956 – 19,3308 %, dan pada lokasi III berkisar antara 8,4215 – 26,7110 %. Indeks Nilai Penting tertinggi pada lokasi I terdapat pada Quercus lineata Bl. Dari famili Fagaceae sebesar 38,8384 %, Pada lokasi II INP tertinggi terdapat pada jenis Litsea sp 2 Dari famili Lauraceae sebesar 48,5552 %, dan pada lokasi III INP tertinggi didapat pada jenis Pinus mercusii Joungh Dari famili Pinaceae sebesar 95,3775 %. Pada hutan pegunungan dengan ketinggian 1000-3000 mdpl jenis-jenis yang terdapat pada zone ini adalah dari famili Fagaceae seperti Quercus, Castanopsis, Nethofagus, Magnolia, dan Ulmus. Beberapa asosiasi yang terdapat yaitu asosiasi Pinus mercusii, Agathis, Podocarpus, Duabanga malucans dan Araucaria. Dan yang Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
sering terdapat pada Lapisan tajuk kedua biasanya dikuasai famili Lauraceae, Myrtaceae (Soerianegara & Indrawan, 1978).
54
Jenis dengan nilai kerapatan relative (KR) tertinggi pada lokasi I adalah Quercus lineata Bl. Dari famili fagaceae sebesar 15,5556 %, Pada lokasi II Nilai KR tertinggi terdapat pada jenis Litsea sp 2. Dari famili Lauraceae sebesar 13,3333 %, dan pada lokasi III Nilai KR tertinggi terdapat pada jenis Pinus mercusii Joungh Dari famili Pinaceae sebesar 27,0270 %. Tingginya nilai ini menunjukkan banyaknya jenis tersebut pada Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Beragamnya nilai kerapatan relatif ini mungkin disebabkan karena kondisi hutan yang memiliki variasi lingkungan yang tinggi. Menurut Loveless (1989), sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beraneka ragam sehingga tumbuhan tersebut cenderung tersebar luas. Nilai frekuensi relatif (FR) tertinggi pada lokasi I terdapat pada jenis Quercus lineata Bl. Dari Suku Fagaceae sebesar 13,6364 %, Pada lokasi II Nilai FR tertinggi terdapat pada jenis Litsea sp 2. Dari famili Lauraceae sebesar 12,7660 %, dan pada lokasi III Nilai FR tertinggi terdapat pada jenis Pinus mercusii Joungh Dari famili Pinaceae sebesar 27,0270 %. Frekuensi kehadiran suatu jenis organisme di suatu habitat menunjukkan kesering-hadiran jenis tersebut di habitat itu. Dari frekuensi kehadiran itu dapat tergambar penyebaran jenis tersebut di habitat itu. Bila frekuensi kehadirannya tinggi berarti jenis itu sering ditemukan di habitat itu (Suin, 2002). Lebih lanjut Suin (2002) menyatakan bahwa frekuensi kehadiran organisme dapat dikelompokkan atas empat kelompok, yaitu jenis-jenis yang aksidental bila konstansinya 0 – 25 %, jenis assesori yang konstansinya 25 – 50 %, jenis yang konstan yang konstansinya 50 – 75 %, dan jenis yang absolute bila konstansinya lebih dari 75 %. Menurut Indriyanto (2005), menyatakan bahwa di dalam ekologi, frekuensi digunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi suatu spesies tertentu terhadap jumlah sampel. Frekuensi spesies tumbuhan adalah jumlah petak contoh tempat ditemukannya suatu spesies dari sejumlah petak contoh yang dibuat frekuensi merupakan besarnya intesitas ditemukannya suatu spesies organisme dalam pengamatan keberadaan organisme pada komunitas atau ekosistem. Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Dari nilai tersebut dapat di lihat bahwa jenis-jenis ini banyak terdapat pada 55 hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Jenis-jenis tersebut dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan tersebut, akan tetapi famili Vatica sp., Beilschmeidia sp., Eugenia cf. opaca Auct. Dengan berkurangnya ketinggian akan berkurang jumlah maupun jenisnya. Berdasarkan nilai FR tersebut dapat dilihat proporsi antara jumlah pohon dalam suatu jenis dengan jumlah jenis lainnya didalam komunitas serta dapat menggambarkan penyebaran individunya didalam komunitas. Penyebaran dan pertumbuhan dari pada individu pohon sangat di pengaruhi oleh daya tumbuh biji, tofografi dan keadaan tanah dan faktor lingkungan lainnya. Biji pohon yang tersebar didaerah yang miskin akan bahan organik dan dengan intensitas cahaya yang berlebih seperti yang terdapat pada hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh ini dapat berakibat buruk dan mematikan bagi tumbuhan biji tersebut. Dengan bertambahnya. Dengan bertambahnya ketinggian tempat pada hutan pegunungan, variasi iklim sangat tinggi dimana kandungan bahan organik berkurang, suhu dan kelembaban sangat bervariasi. Nilai Dominansi relatif tertinggi pohon pada lokasi I ditempati oleh jenis Litsea sp.2 yaitu sebesar 13,2654 %, sedangkan yang terendah ditempati oleh jenis Evodia sp. yaitu sebesar 0,9675 %. Pada lokasi II nilai DR tertinggi terdapat pada jenis Litsea sp.2 sebesar 22,4559 % dan yang terendah terdapat pada jenis Beilschmiedia sp. sebesar 0,8251 %. Pada lokasi III nilai DR tertinggi terdapat pada jenis Pinus mercusii Joungh. Sebesar 41,3234 % dan yang terendah terdapat pada jenis Eugenia cf. opaca Auct. Sebesar 0,9306 %. Nilai Dominansi Relatif menunjukkan proporsi antara luas tempat yang di tutupi oleh jenis tumbuhan dengan luas total habibat serta menunjukkan jenis tumbuhan yang dominan didalam komunitas (Indriyanto, 2006). Dari data dapat dilihat dengan jelas bahwa pada lokasi I, pada tingkatan pohon didominasi oleh Quercus lineata Bl. dari famili Fagaceae, pada lokasi II oleh jenis Litsea sp.2 dari famili Lauraceae. Sedangkan pada lokasi III didominasi oleh jenis Pinus mercusii Joungh dari famili Pinaceae. Menurut Odum (1971), jenis yang dominan mempunyai produktivitas yang besar, dan dalam menentukan suatu jenis Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
vegetasi dominan yang perlu di ketahui adalah diameter batangnya. Keberadaan jenis dominan pada lokasi III yaitu Pinus mercusii menjadi faktor penghambat 56 pertumbuhan bagi jenis lainnya karena jenis ini merupakan jenis tumbuhan yang mengandung allelopati di mana bisa berfungsi menghambat pertumbuhan jenis lainnya yang hidup berdampingan dengannya. Pada lokasi I didominasi oleh Quercus lineata Bl. dan lokasi II didominasi oleh Litsea sp.2, hal ini juga memperlihatkan jenis-jenis tersebut dapat tumbuh dengan baik di habitat ini. Indeks Nilai Penting pole pada tiap lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Jenis-jenis Pole dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Lokasi I No.
Famili
1 2 3 4
Sapotaceae Guttiferae Myrtaceae Leguminosae
5
Araliaceae
6 7 8
Myrtaceae Cunnoniaceae Elaeocarpaceae
9
Guttiferae
10 Guttiferae 11 Myrtaceae 12 Anacardiaceae 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Dipterocarpaceae Fagaceae Lauraceae Myrsinaceae Myrtaceae
Rutaceae Sapotaceae Saurauiaceae
Spesies Palaquium sp. Garcinia sp 1. Eugenia sp 7. Albizzia sp. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Eugenia sp 3. Weinmannia blumei Plant. Elaeocarpus sp. Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. Garcinia forbesii King Eugenia cf. opaca Auct. Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. shorea sumatrana Hopea sp. Lithocarpus sp. Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. Cinnamomum zeylanicum NEES Litsea johorensis Gamble. Litsea sp 3. Ardisia sp. Eugenia sp 1. Eugenia sp 5. Eugenia sp 6. Evodia sp 1. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Madhuca sp. Saurauia bracteosa DC.
KR FR DR INP (%) (%) (%) (%) 23.2877 14.2857 23.8156 61.3890 13.6986 12.5000 12.9917 39.1903 8.2192 5.3571 6.8673 20.4436 6.8493 7.1429 6.9431 20.9352 5.4795
5.3571
5.2452 16.0818
5.4795 2.7397 2.7397
7.1429 3.5714 3.5714
5.1391 17.7614 3.1229 9.4340 2.6378 8.9489
2.7397
3.5714
2.5468
8.8580
2.7397 2.7397
3.5714 3.5714
2.9713 2.6984
9.2824 9.0095
1.3699
1.7857
1.2091
4.3646
1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699 1.3699
1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857 1.7857
1.7898 1.3328 1.3328 1.3899 1.8374 1.4851 1.8469 1.3614 1.6089 1.0472 1.2015 1.3043 1.4280 1.1234 1.8469
4.9454 4.4884 4.4884 4.5455 4.9930 4.6407 5.0025 4.5170 4.7645 4.2028 4.3571 4.4598 4.5836 4.2790 5.0025
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
28
Stiracaceae
Stirax benzoin
1.3699
1.7857
1.8755
5.0311
57
Lokasi II No.
Famili
1 2 3
Guttiferae Myrtaceae Saurauiaceae
4
Araliaceae
5 6 7 8
Lauraceae Myrtaceae
9
Hammamelidaceae
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Euphorbiaceae
Lauraceae Rutaceae Sapotaceae Guttiferae Myrtaceae Saurauiaceae Burseraceae Dipterocarpaceae Elaeocarpaceae Guttiferae Lauraceae Myrsinaceae Myrtaceae Pinaceae Sapindaceae Stiracaceae
Spesies Garcinia sp 1. Eugenia sp 1. Saurauia bracteosa DC. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Cinnamomum sp.1 Eugenia sp 7. Eugenia sp 6. Macaranga tanaria Muell. Symingtonia populnea (Miq) A. DC. Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. Litsea cubeba (Lour) Pers. Evodia sp 1. Palaquium sp. Calophyllum sp. Eugenia cf. opaca Auct. Saurauia ramiflora K. & V. Santiria sp. Anisoptera sp. Hopea sp. Elaeocarpus sp. Garcinia murdochii Ridl. Cinnamomum sp 2. Litsea sp 1. Ardisia sp. Tristaenia sp. Pinus mercusii Joungh. Nephelium sp. Guioa sp. Stirax benzoin
KR (%) 14.5833 10.4167 8.3333 7.2917
FR DR (%) (%) 10.0000 14.5605 10.0000 10.5140 10.0000 7.6370 5.7143 6.5259
INP (%) 39.1438 30.9306 25.9703 19.5319
7.2917 7.2917 5.2083 4.1667 3.1250
7.1429 5.7143 4.2857 2.8571 2.8571
7.8358 7.4849 5.5435 4.4559 3.1343
22.2703 20.4909 15.0376 11.4797 9.1165
3.1250 3.1250 3.1250 3.1250 2.0833 2.0833 2.0833 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417
4.2857 4.2857 4.2857 2.8571 2.8571 2.8571 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286
3.3682 10.7789 3.5670 10.9777 3.3097 10.7204 3.6021 9.5843 2.2689 7.2093 1.5204 6.4608 1.9414 5.4533 0.7458 3.2160 0.7985 3.2687 0.9567 3.4269 0.8060 3.2763 1.3785 3.8488 1.0094 3.4796 1.1676 3.6378 0.7834 3.2537 0.9793 3.4495 0.8211 3.2913 1.1676 3.6378 1.2505 3.7207 0.8663 3.3365
KR (%) 15.3846 14.1026 12.8205
FR (%) 11.3636 9.0909 12.5000
DR (%) 6.9012 5.7254 5.2367
INP (%) 33.6495 28.9189 30.5572
9.6154
7.9545
3.3219
20.8919
9.6154 8.9744
9.0909 9.0909
3.5675 4.1129
22.2738 22.1781
Lokasi III No.
Famili
1 2 3
Sapotaceae Myrtaceae Saurauiaceae
4
Araliaceae
5 6
Guttiferae Myrtaceae
Spesies Palaquium sp. Eugenia sp 3. Saurauia bracteosa DC. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Garcinia sp 1. Eugenia sp 6.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
7 8
Melastomataceae Myrtaceae
9
Lauraceae
10 11
Myrtaceae Pinaceae
Medinilla haseltii Bl. Tristaenia sp. Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. Eugenia aromatica (L) Baill. Pinus mercusii Joungh.
3.2051 3.2051
4.5455 4.5455
1.2513 1.1474
9.0019 8.8980
2.5641
2.2727
48.0937
52.9306
1.9231 1.9231
1.1364 3.4091
0.8311 0.7862
3.8905 6.1184
Daphne sp. Gonystylus forbesii Gilg. Quercus lineata Bl. Litsea cf. erectinervia Kosterm. Litsea sp 1. Citrus sp. Antidesma sp. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Garcinia murdochii Ridl. Beilschmiedia pahangensis Gamble. Cinnamomum zeylanicum NEES Litsea trichophylla Kosterm. Dehaasia sp. Litsea sp 2. Eugenia sp 2. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Acronychia porteri HKF. Stirax benzoin
1.9231 1.9231 1.2821 1.2821 1.2821 1.2821 0.6410
1.1364 2.2727 2.2727 2.2727 1.1364 2.2727 1.1364
0.7036 0.6937 0.6139 0.3919 0.4297 0.4155 1.1758
3.7630 4.8895 4.1686 3.9467 2.8481 3.9703 2.9532
0.6410
1.1364
1.3977
3.1751
0.6410
1.1364
1.2938
3.0712
0.6410
1.1364
2.0635
3.8409
0.6410 0.6410 0.6410 0.6410 0.6410
1.1364 1.1364 1.1364 1.1364 1.1364
0.8641 1.3552 0.7744 1.7283 0.8877
2.6415 3.1326 2.5518 3.5056 2.6651
0.6410
1.1364
1.0436
2.8210
0.6410 0.6410
1.1364 1.1364
1.9738 1.2183
3.7512 2.9957
58
Lanjutan............... 12 13 14 15 16 17 18
Thymelaeaceae Fagaceae Lauraceae Rutaceae Euphorbiaceae
19
Fagaceae
20
Guttiferae
21 22 23 24 25 26
Lauraceae
Myrtaceae
27
Podocarpaceae
28 29
Rutaceae Stiracaceae
Dari rincian nilai perhitungan analisis data vegetasi pole pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada lokasi I Indeks Nilai Penting tertinggi terdapat pada jenis Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae sebesar 61,3890 %. Pada lokasi II nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Garcinia sp.1 Dari famili Guttiferae sebesar 39,1438 %. Pada lokasi III nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae sebesar 33,6495 %. Menurut Indriyanto (2006) menyatakan bahwa indeks nilai penting adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi jenis-jenis dalam suatu komunitas tumbuhan. Jenis-jenis yang dominan (yang berkuasa) dalam suatu komunitas tumbuhan akan memiliki indeks nilai penting yang paling besar. Kemudian
dari segi nilai kerapatan relatif (KR), pada lokasi I jenis
dengan nilai KR tertinggi adalah Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae yaitu sebesar 23,2877 %, Pada lokasi II nilai KR tertinggi terdapat pada jenis Garcinia sp.1 Dari Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
famili Guttiferae dengan nilai sebesar 14,5833 %. Dan pada lokasi III nilai KR tertinggi tedapat pada jenis yang sama yaitu Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae dengan nilai sebesar 15,3846 %. Tingginya nilai ini menjelaskan bahwa jenis 59 ini memiliki jumlah yang banyak pada lokasi tersebut selaras dengan banyaknya pohon dengan jenis yang sama pada lokasi ini. Dengan demikian dapat diduga bahwa jenis ini memiliki biji yang banyak dan mudah tumbuh pada lokasi ini. Dari hasil nilai Kerapatan Relatif terendah menunjukkan bahwa jenis-jenis dari famili tersebut mempunyai jumlah paling sedikit didapatkan. Ini juga diduga karena factor lingkungan yang kurang cocok dengan syarat tumbuh dari jenis-jenis tersebut. Kecilnya nilai kerapatan relatif yang didapatkan ini merupakan sifat khas hutan hujan tropis, dimana perbandingan antara jumlah jenis dari jumlah pohon perjenis rendah (Resosoedarmo et al., 1989). Menurut Suseno dan Riswan dalam Sofyan (1991), kerapatan permudahan pohon dan pohon dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji, selain dari pada itu tingginyakandungan air dan kurangnya cahaya menyebabkan biji cepat rusak sehingga jumlah anakan pohon berkurang. Nilai Frekuensi Relatif (FR) tertinggi pada lokasi I terdapat pada jenis Palaquium sp. dengan nilai sebesar 14,2857 %, Pada lokasi II nilai FR tertinggi terdapat pada jenis Garcinia sp.1 dengan nilai sebesar 10,0000%, Pada lokasi III nilai FR tertinggi terdapat pada jenis Palaquium sp. dengan nilai sebesar 11,3636 %.
Dari data diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa frekuensi kehadiran dari setiap pole ini termasuk dalam kategori aksidental (nilai FR 0-25%). Hal ini disebabkan karena pertumbuhan pole terhambat oleh adanya persaingan dengan pohon-pohon yang lebih besar maupun dengan pohon-pohon yang lebih besar maupun dengan kategori pole sendiri, baik persaingan berupa pengambilan hara mineral dari tanah maupun dalam hal mendapatkan cahaya matahari. Menurut Rososoedarmo et al. (1989), dalam suatu komunitas pengendali kehadiran jenis-jenis dapat berupa satu atau beberapa jenis tertentu atau dapat pula sifat-sifat fisik habitat. Meskipun demikian tidak ada batas yang nyata antara keduanya dapat saja beroperasi secara Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
bersama-sama atau saling mempengaruhi, mksalnya saja kondisi tanah, topografi, 60 elevasi dan iklim. Menurut Pramono (1992), menyatakan bahwa pertumbuhan selain dipengaruhi oleh faktor genetic juga dipengaruhi oleh intraksinya dengan lingkungan. Pengaruh lingkungan terdiri dari faktor tanah, iklim, mikroorganisme, kompetisi dengan organisme lain. Lebih lanjut Daniel et al. (1992), menambahkan bahwa pertumbuhan tumbuhan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban, sinar matahari, tersedianya air dalam tanah dan proses fisiologi tumbuhan tersebut.
4.8 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Untuk mengetahui keanekaragaman dan keseragaman pada lokasi I,II, dan III telah dilakukan analisis data dan didapat hasilnya. Menurut Indriyanto (2006), mengatakan bahwa keanekaragaman jenis merupakan ciri tingkatan komunitas berdasarkan organisasi biologinya. Keanekaragaman jenis dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Keanekaragaman jenis juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponennya. Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas tinggi karena interaksi jenis yang terjadi dalam komunitas itu sangat tinggi.
Nilai indeks keseragaman didapat dengan membandingkan nilai H’ dengan hasil Ln jumlah genus/jenis yang terdapat pada suatu lokasi. Pada vegetasi pohon (Tabel 4.9) indeks keseragaman pada lokasi I sebesar 0,9048, pada lokasi II 0,9046, pada lokasi III 0,7925.
Tabel 4.9 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Pohon pada Tiga Lokasi Penelitian Lokasi I II III
H’
E
2,8371 2,8750 2,2452
0,9048 0,9046 0,7925
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pada lokasi I didapat indeks 61 keanekaragaman sebesar 2,8369. Hal ini menunujukkan jumlah jenis diantara jumlah total individu seluruh jenis yang ada termasuk dalam kategori sedang. Pada lokasi II didapat Indeks Keanekaragaman lebih sedkit tinggi yakni 2,8750. Lokasi III mulai menurun yaitu sebesar 2,2452 (sedang).
Pada lokasi dua di dapat indeks
keanekaragaman tertinggi dari ketiga lokasi yaitu 2,8750 yang menunjukkan bahwa pada lokasi ini jumlah jenis di antara jumlah total individunya tinggi. Menurut Mason (1980), jika nilai Indeks Keanekaragaman lebih kecil dari 1 berarti keanekaragaman jenis rendah, jika diantara 1-3 berarti keanekaragaman jenis sedang, jika lebih besar dari 3 berarti keanekaragaman jenis tinggi. Berikut ini disajikan data indeks keanekaragaman (H’) dan indeks keseragaman (E) vegetasi pole pada ketiga lokasi penelitian. Tabel 4.10 Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Pole pada Tiga Lokasi Penelitian Lokasi I II III
H’
E
2,8109 2,9841 2,7246
0,8436 0,8862 0,8091
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pada tingkatan Pole di dapat indeks keanekaragaman dilokasi I sebesar 2,8109 pada lokasi II
didapat indeks
keanekaragaman tertinggi yaitu sebesar 2,9841. Tingginya nilai ini di dukung oleh tingginya nilai indeks keanekaragaman pohon di lokasi II yang
menunjukkan
banyaknya pohon yang menaungi anakan pohon yang hidup di bawahnya, sehingga anakan pohon tersebut memiliki jumlah individu yang relatif besar jumlahnya. Di susul oleh lokasi III yang menunujukkan nilai indeks keanekaragaman menurun yaitu sebesar 2,7246. Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi pada lokasi II baik pada tingkatan pohon dan pole, memperlihatkan bahwa lokasi tersebut merupakan habitat yang sesuai dan masih memungkinnya untuk hidup. Pada lokasi tersebut didapatkan suhu rata-rata Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
200C, suhu tanah rata-rata 210C, kelembaban udara rata-rata 75, pH tanah rata-rata 4,4 dan intensitas cahaya rata-rata 5100 Lux (Tabel 4.6). Faktor fisik tersebut sangat 62 sesuai untuk pertumbuhan jenis-jenis dari famili-famili yang diperoleh. Tetapi, dengan naiknya ketinggian faktor fisik yang didapat mengalami perubahan. Perubahan tersebut meliputi kenaikan kelembaban udara dan kenaikan intensitas cahaya. Intensitas cahaya berlebih memaksa tumbuhan melakukan adaptasi fisik, fisiologi dan perilaku untuk mengatasi keadaan tersebut. Ditambah lagi dengan keadaan lingkungan yang kering secara berkala atau kondisi yang masam dan miskin zat hara, sehingga menimbulkan kelompok jenis-jenis yang menunjukkan zonasi menurut ketinggan. Perubahan nilai H’ yang berangsur rendah dari lokasi I sampai lokasi III seiring dengan perubahan struktur dan bentuk vegetasi juga sejalan dengan naiknnya ketinggian. Menurut Mackinnon (2000), perubahan struktur dan bentuk hutan pada ketinggian yang berbeda sesuai dengan perubahan yang ada dalam komposisi jenis. Suku-suku tumbuhan yang terdapat pada ketinggian 1000 m mencakup suku-suku yang umum dijumpai pada hutan hujan lainnya, sedangkan flora diatas 1000 m banyak dijumpai suku Theaceae dan Araucariaceae. Dan untuk pegunungan atas terdapat suku Myrtaceae dan Ericaceae. Menurut Damanik et al. (1992), perubahan struktur vegetasi dapat dilihat bahwa terjadi pengurangan tinggi pohon secara bertahap dengan naiknya ketinggian. Nilai indeks keseragaman didapat dengan membandingkan nilai H’ dengan total jumlah jenis atau genus (ln S) yang terdapat pada lokasi. Nilai indeks keseragaman pohon pada lokasi I didapat 0,8436. Pada lokasi II di dapat nilai indeks keseragaman tertinggi yaitu sebesar 0,8862, pada lokasi III terjadi penurunan nilai indeks keseragaman yaitu sebesar 0,8091.
Berkurangnya atau turunnya nilai indeks keseragaman dari ketiga lokasi di sebabkan oleh kondisi lingkungan dan penyediaan nutrisi tanah yang berbeda. Menurut Sastrawidjaja (1991), ketersediaan nutrisi dan pemanfaatan nutrisi yang berbeda menyebabkan nilai keanekaragaman dan nilai Indeks keseragaman bervariasi. Lebih lanjut Krebs (1985), menyatakan bahwa keseragaman rendah 0 < E < 0,5 dan keseragaman tinggi apabila 0,5 < E < 1.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
4.9 Indeks Similaritas 63 Dari hasil analisa data yang dilakukan antara komunitas hutan pada lokasi 1-III didapat nilai indeks similaritas pohon dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut. Tabel 4.11 Indeks Similaritas Pohon pada Tiga Lokasi yang Dibandingkan. IS I (%) II (%) III (%)
I (%) -
II (%) 38,1286 -
III (%) 14,7611 14,0673 -
Indeks kesamaan komunitas menunjukkan bahwa hutan ini berbeda atau berlainan pada tingkat pohon berdasarkan lokasi yang diteliti. Dimana antara lokasi I dengan lokasi II didapat nilai IS terbesar yaitu 38,1286%, ini menunjukkan bahwa jenis yang ada dikedua lokasi berbeda. Demikian halnya dengan lokasi I dengan III sebesar 14,7611 %. IS pada lokasi II dengan III yaitu sebesar 14,0673%. Dari nilai IS pada setiap lokasi diatas dapat dilihat bahwa antar setiap lokasi mempunyai nilai IS 25-50 %. Nilai ini menunjukkan bahwa antar setiap lokasi mempunyai kesamaan yang tidak mirip. Menurut Indriyanto (2006), Indeks Kesamaan (IS) diperlukan untuk mengetahui tingkat kesamaan antara beberapa tegakan, antara unit sampling, atau antara beberapa komunitas yang dipelajari dan dibandingkan komposisi dan struktur komunitasnya. Oleh karena itu besar kecilnya indeks kesamaan tersebut, menggambarkan tingkat kesamaan komposisi spesies dan struktur dari dua komunitas, atau tegakan, atau unit sampling yang di bandingkan.
Berikut ini disajikan data nilai indeks similaritas (IS) pada vegetasi pole pada lokasi penelitian. Tabel 4.12 Indeks Similaritas Pole pada Tiga Lokasi yang Dibandingkan. IS I (%) II (%) III (%)
I (%) -
II (%) 38,5879 -
III (%) 34,5271 35,2914 -
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
64 Indeks kesamaan komunitas menunjukkan bahwa hutan ini berbeda atau berlainan pada tingkat pole berdasarkan lokasi yang diteliti. Dimana antara lokasi I dengan II didapat IS terbesar yaitu 38,5879%, ini menunjukkan bahwa jenis yang ada dikedua lokasi berbeda. Demikian halnya dengan lokasi I dengan III sebesar 34,5271%, dan IS pada lokasi II dan III yaitu sebesar 35,2914%. Kesamaan vegetasi pohon dan pole antar lokasi tergolong sangat rendah karena tidak ada yang mencapai kesamaan ≥ 7 5 %. Nilai
IS yang rendah ini
menunjukkan bahwa vegetasi antara lokasi yang satu dengan yang lain tidak ada yang persis sama. Hal ini sesuai dengan pengelompokkan nilai Indeks Similaritas oleh Suin (2000), sebagai berikut : Kesamaan ≤ 25 %
: Sangat tidak mirip
Kesamaan 25-50 %
: Tidak mirip
Kesamaan 50-75 %
: Mirip
Kesamaan ≤ 75 %
: Sangat mirip
Krebs (1985) menambahkan bahwa, Indeks Kesamaan berguna untuk mengetahui seberapa besar kesamaan organisme yang hidup di dua tempat yang berbeda dan juga dapat digunakan untuk mengetahui penyebarannya. Semakin besar nilai IS maka jenis yang sama pada lokasi yang berbeda semakin banyak. Menurut Swan et al., (1978) dalam Lumban Tobing (1980) menyatakan nilai koefisien kesamaan komunitas berkisar antara 0-100. maka makin dekat ke 100 maka dua contoh yang dibandingkan semakin bersamaan dan semakin dekat ke nol, kedua contoh yang dibandingkan semakin berlainan.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah di lakukan mengenai Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Kabupaten Dairi dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Pohon ditemukan sebanyak 43 jenis yang termasuk kedalam 18 famili dengan jumlah individu sebanyak 159 individu/1,8 ha, dan pole sebanyak 60 jenis yang termasuk ke dalam 23 famili dengan jumlah individu 324/0,45 ha. b. Struktur dan Komposisi vegetasi pohon dan pole berbeda seiring dengan naiknya ketinggian tempat. c. Indeks Similaritas tertinggi pada tingkatan pohon terdapat pada lokasi I dan II, yaitu sebesar 38,1286 %. Indeks Similaritas tertinggi pada tingkatan pole terdapat pada lokasi I dan II, yaitu sebesar 38,5879 %. d. Indeks Keanekaragaman tertinggi pada tingkatan pohon terdapat pada lokasi II, yaitu sebesar 2,8750. Indeks Keseragaman tertinggi pada tingkatan pohon terdapat pada lokasi I, yaitu sebesar 0,9048. Indeks Keanekaragaman dan keseragaman tertinggi pada tingkatan pole terdapat pada lokasi II, yaitu berturut-turut sebesar 2,9841 dan 0,8862. e. Stratifikasi tertinggi pada tingkatan pohon adalah stratum B dan pada tingkatan pole adalah stratum C.
5.2 Saran Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Untuk mendapatkan data yang lebih sempurna perlu diadakan penelitian sejenis pada jalur yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Arifin. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. hlm. 40,51. Anwar, j., S.J. Damanik., Anthony, J. W. N. Hisyam. 1992. Ekologi Sumatera. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. hlm.280-383. Bachelerd. E. P. R. Stevens., M. Butz., W.J.B. Crane 1985.Think Tress Grow Trees, Canberra Australia: Australian Government Publishing service. hlm. 7,11. Damanik, J. S., J. Anwar., N. Hisyam., A. Whitten.1992. Ekologi Ekosistem Sumatera. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. hlm. 417-443 Daniel, T. W., J. A. Helms, F.S. Baker. 1992. Prinsip-prinsip Silvinatural. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. hlm. 46-50. Ewusie, J.Y. 1990. Ekologi Tropika. Bandung : Penerbit ITB. hlm. 249-267. Grieg-Smith, P., 1983. Quantitative Plant Ecology, Blackwell Scientific Publications, Oxford : Blackwell Scientific Publication. Haeruman, H. 1980. Hutan Sebagai Lingkungan Hidup. Jakarta : Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup. hlm. 11-13. Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. hlm. 56-61, 111113, dan 141-148. ------------. 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Ed.1. Cet.1. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. hlm. 22,43. Irwan, Z.D.1992. Prinsip-Prinsip Ekolgi dan Organisasi Ekosistem komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. hlm. 143-155. Irwanto. 2006. Analisis Struktur dan Komposisi Vegetasi untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Pulau Marsegu, Kabupaten Seram Barat, Propinsi Maluku. Yogyakarta : UGM. hlm. 1-5. Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Longman, K.A. & J. Jenik. 1987. Tropical Forest and its Environment. London : Longman Group Limited. pp. 31-83. Mabberley, D.J. Tropical Rain Forest Ecology. Blackle & Son United Indo. pp. 4 - 23. 67 Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. hlm. 494. Polunin, N. 1997. Teori Ekosistem dan Penerapannya. Yogyakarta : UGM press. hlm. 200-203. Rahman, M. 1992. Jenis dan Kerapatan Pohon Dipterocarpaceae di Bukit Gajabuih Padang. Jurnal Matematika dan Pengetahuan Alam. Vol.2.No. 1. hlm. 9 Ruslan, M. 1986. Studi Perkembangan Kelembagaan Dalam Pengelolaan Kawasan Daerah Hutan Penadidikan Fakultas Kehutanan UNLAM Mandailing Kalsel. Depdikbud. hlm. 57-60. Syahbudin, 1987. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Padang : Universitas Andalas Press. hlm. 55-72. Soerianegara, I, & A. Indrawan. 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor : Departemen Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan. hlm. 28,136. Steenis, C.G.G.J.Van. 2005. Flora Untuk Sekolah Di Indonesia. Cetakan Kesepuluh. Jakarta : Pradnya Paramita. hlm. 314. Sutarno, H & R. Soedarsono. 1997. Latihan Mengenal Pohon Hutan (Kunci Identifikasi dan Fakta Jenis). Bogor : Yayasan Prosea. hlm. 9. Tamin, N.M. 1991. Hutan Hujan Tropika Di Timur Jauh. Cet. 1. Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. hlm. 23. Wirakusuma, R.S. 1990. Citra dan Fenoma 8 Hutan Tropika Humida Kalimantan Timur. Jakarta : Pradya Paramita. hlm. 20. Zain, A. S. 1992. Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Stratifikasi Hutan Rakyat. Jakarta : Rine Kartika. hlm. 2.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 1. Peta Kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
68
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
69
Lampiran 2. Jalur Pengamatan
Jalur wisata
10 m
20 m 10 m
20 m
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
70 Lampiran 3. Tabel Pengamatan Vegetasi Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh No.
No. Koleksi
Family
1 2 3 4 5 6 7 8 9
SN 1 SN 2 SN 3 SN 4 SN 5 SN 6 SN 7 SN 8 SN 9
Rutaceae Dipterocarpaceae Myrsinaceae Dipterocarpaceae Fagaceae Fagaceae Lauraceae Lauraceae Fagaceae
10
SN 10
Fagaceae
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
SN 11 SN 12 SN 13 SN 14 SN 15 SN 16 SN 17 SN 18 SN 19 SN 20 SN 21 SN 22 SN 23 SN 24 SN 25 SN 26 SN 27 SN 28 SN 29
Lauraceae Myrtaceae Hammamelidaceae Theaceae Theaceae Lauraceae Fagaceae Theaceae Lauraceae Myrtaceae Myrtaceae Myrsinaceae Fagaceae Fagaceae Myrtaceae Lauraceae Myrtaceae Myrtaceae Anacardiaceae
30
SN 30
Myrtaceae
31 32 33 34 35
SN 31 SN 32 SN 33 SN 34 SN 35
Myrtaceae Leguminosae Myrtaceae Theaceae Myrtaceae
36
SN 36
Podocarpaceae
37 38 39 40 41 42 43 44 45
SN 37 SN 38 SN 39 SN 40 SN 41 SN 42 SN 43 SN 44 SN 45
Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Araliaceae Hammamelidaceae Myrtaceae Hammamelidaceae Theaceae Lauraceae
Spesies Evodia sp 1. Vatica sp. Ardisia sp. Hopea sp. Quercus lineata Bl. Quercus lineata Bl. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Quercus lineata Bl. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Litsea sp 2. Eugenia sp 1. Rhodoleia championi Hook. F. Schima sp. Schima sp. Litsea sp 2. Quercus lineata Bl. Schima sp. Litsea trichophylla Kosterm. Eugenia sp 1. Eugenia sp 1. Ardisia sp. Quercus lineata Bl. Quercus lineata Bl. Eugenia sp 1. Litsea cubeba (Lour) Pers. Eugenia sp 1. Eugenia cf. opaca Auct. Swintonia sp. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Eugenia sp 6. Albizzia sp. Eugenia sp 6. Schima sp. Eugenia sp 6. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Eugenia sp 6. Eugenia sp 4. Eugenia sp 6. Schefflera sp. Rhodoleia championi Hook. F. Eugenia sp 6. Rhodoleia championi Hook. F. Schima sp. Cinnamomum sp.
Keliling (cm) 112 115 111 152 150 117 297 220 119
LBD (m) 0.0999 0.1053 0.0981 0.1839 0.1791 0.1090 0.7023 0.3854 0.1127
162
0.2089
140 120 160 174 125 140 110 116 118 133 250 169 116 146 195 120 116 142 119
0.1561 0.1146 0.2038 0.2411 0.1244 0.1561 0.0963 0.1071 0.1109 0.1408 0.4976 0.2274 0.1071 0.1697 0.3027 0.1146 0.1071 0.1605 0.1127
119
0.1127
157.5 120 114 133 159
0.1975 0.1146 0.1035 0.1408 0.2013
115
0.1053
160 128 117 255 215 130 316 129 130
0.2038 0.1304 0.1090 0.5177 0.3680 0.1346 0.7950 0.1325 0.1346
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
71
46
SN 46
Myrtaceae
47
SN 47
Fagaceae
48
SN 48
Fagaceae
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
SN 49 SN 50 SN 51 SN 52 SN 53 SN 54 SN 55 SN 56 SN 57 SN 58 SN 59 SN 60 SN 61 SN 62
Lauraceae Saurauiaceae Anacardiaceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Myrtaceae Pinaceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Myrtaceae Lauraceae
63
SN 63
Podocarpaceae
64 65 66 67 68 69
SN 64 SN 65 SN 66 SN 67 SN 68 SN 69
Lauraceae Lauraceae Mytaceae Saurauiaceae Lauraceae Dipterocarpaceae
70
SN 70
Podocarpaceae
71 72 73 74 75 76 77 78
SN 71 SN 72 SN 73 SN 74 SN 75 SN 76 SN 77 SN 78
Myrtaceae Lauraceae Myrtaceae Sapindaceae Lauraceae Lauraceae Myrtaceae Guttiferae
79
SN 79
Fagaceae
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
SN 80 SN 81 SN 82 SN 83 SN 84 SN 85 SN 86 SN 87 SN 88 SN 89 SN 90 SN 91 SN 92
Guttiferae Mytaceae Lauraceae Sapindaceae Myrtaceae Theaceae Myrtaceae Fagaceae Sapotaceae Theaceae Theaceae Lauraceae Lauraceae
Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Quercus lineata Bl. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Litsea sp 2. Saurauia bracteosa DC. Swintonia sp. Litsea sp 2. Litsea sp 2. Litsea cubeba (Lour) Pers. Eugenia sp 6. Pinus mercusii Joungh. Litsea sp 2. Cinnamomum sp. Litsea cubeba (Lour) Pers. Litsea cubeba (Lour) Pers. Eugenia sp 1. Litsea sp 2. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Litsea cubeba (Lour) Pers. Litsea cubeba (Lour) Pers. Eugenia sp 2. Saurauia bracteosa DC. Litsea cubeba (Lour) Pers. Hopea sp. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Eugenia cf. opaca Auct. Beilschmiedia sp. Eugenia sp 7. Nephelium sp. Litsea sp 2. Litsea sp 2. Eugenia cf. desipiens K. & V. Garcinia sp 1. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Calophyllum sp. Eugenia sp 2. Cinnamomum zeylanicum NEES Nephelium sp. Eugenia cf. opaca Auct. Schima sp. Eugenia sp 7. Quercus lineata Bl. Chrysophyllum sp. Schima sp. Schima sp. Litsea sp 2. Litsea sp 2.
127
0.1284
167
0.2220
133
0.1408
139 121 117 161 198 127 120 162 117 216 121 142 117 154
0.1538 0.1166 0.1090 0.2064 0.3121 0.1284 0.1146 0.2089 0.1090 0.3715 0.1166 0.1605 0.1090 0.1888
115
0.1053
150 114 109.1 141 113 111
0.1791 0.1035 0.0948 0.1583 0.1017 0.0981
179
0.2551
205 113 132.5 166 135 127 182 134
0.3346 0.1017 0.1398 0.2194 0.1451 0.1284 0.2637 0.1430
125
0.1244
179 126 119 187 184 142 136 120 136 184 148 167 165
0.2551 0.1264 0.1127 0.2784 0.2696 0.1605 0.1473 0.1146 0.1473 0.2696 0.1744 0.2220 0.2168
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
72
93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122
SN 93 SN 94 SN 95 SN 96 SN 97 SN 98 SN 99 SN 100 SN 101 SN 102 SN 103 SN 104 SN 105 SN 106 SN 107 SN 108 SN 109 SN 110 SN 111 SN 112 SN 113 SN 114 SN 115 SN 116 SN 117 SN 118 SN 119 SN 120 SN 121 SN 122
Dipterocarpaceae Pinaceae Hammamelidaceae Lauraceae Fagaceae Mytaceae Dipterocarpaceae Lauraceae Theaceae Lauraceae Lauraceae Pinaceae Lauraceae Lauraceae Mytaceae Mytaceae Mytaceae Pinaceae Sapotaceae Lauraceae Pinaceae Pinaceae Sapotaceae Moraceae Pinaceae Pinaceae Pinaceae Guttiferae Pinaceae Araliaceae
123
SN 123
Myrtaceae
124
SN 124
Myrtaceae
125
SN 125
Myrtaceae
126 127 128 129 130
SN 126 SN 127 SN 128 SN 129 SN 130
Sapotaceae Pinaceae Guttiferae Guttiferae Guttiferae
131
SN 131
Myrtaceae
132 133 134 135 136 137 138 139 140
SN 132 SN 133 SN 134 SN 135 SN 136 SN 137 SN 138 SN 139 SN 140
Pinaceae Pinaceae Pinaceae Pinaceae Pinaceae Pinaceae Pinaceae Sapotaceae Guttiferae
Hopea sp. Pinus mercusii Joungh. Rhodoleia championi Hook. F. Litsea sp 2. Quercus lineata Bl. Eugenia sp 2. Hopea sp. Litsea sp 2. Schima sp. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Pinus mercusii Joungh. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Eugenia sp 2. Eugenia sp 2. Eugenia sp 2. Pinus mercusii Joungh. Palaquium sp. Phoebe sp. Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh. Palaquium sp. Ficus annulata Bl. Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh. Garcinia sp 1. Pinus mercusii Joungh. Schefflera sp. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Palaquium sp. Pinus mercusii Joungh. Garcinia sp 1. Garcinia murdhocii Ridl. Garcinia murdhocii Ridl. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Garcinia sp 1.
270 142 125 420 139 287 206 115 146 146 116 188 180 133 300 115 142 164 113 134 125 200 180 164 166 161 129 140 145 134
0.5804 0.1605 0.1244 1.4045 0.1538 0.6558 0.3379 0.1053 0.1697 0.1697 0.1071 0.2814 0.2580 0.1408 0.7166 0.1053 0.1605 0.2141 0.1017 0.1430 0.1244 0.3185 0.2580 0.2141 0.2194 0.2064 0.1325 0.1561 0.1674 0.1430
124
0.1224
233
0.4322
126
0.1264
126 158 120.5 206 185
0.1264 0.1988 0.1156 0.3379 0.2725
138
0.1516
145 110 209 124 135 123 175 150.5 226
0.1674 0.0963 0.3478 0.1224 0.1451 0.1205 0.2438 0.1803 0.4067
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
73
141
SN 141
Pinaceae
142
SN 142
Myrtaceae
143 144 145 146
SN 143 SN 144 SN 145 SN 146
Myrtaceae Sapotaceae Pinaceae Sapotaceae
147
SN 147
Myrtaceae
148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160
SN 148 SN 149 SN 150 SN 151 SN 152 SN 153 SN 154 SN 155 SN 156 SN 157 SN 158 SN 159 SN 160
Lauraceae Pinaceae Myrtaceae Myrtaceae Dipterocarpaceae Araliaceae Myrtaceae Sapotaceae Myrtaceae Sapotaceae Lauraceae Anacardiaceae Pinaceae
Pinus mercusii Joungh. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Tristaenia sp. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Pinus mercusii Joungh. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Cinnamomum sp. Pinus mercusii Joungh. Eugenia sp 6. Eugenia sp 6. shorea sumatrana Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Eugenia sp 6. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Eugenia cf. opaca Auct. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Litsea cf. resinosa Bl. Mangifera odorata Griff. Pinus mercusii Joungh.
114
0.1035
115
0.1053
125 186 237 220
0.1244 0.2754 0.4472 0.3854
125
0.1244
132 250 113 141 220 120.5 114 123 110 125 119 198 225
0.1387 0.4976 0.1017 0.1583 0.3854 0.1156 0.1035 0.1205 0.0963 0.1244 0.1127 0.3121 0.4031
Lampiran 4. Tabel Pengamatan Vegetasi Pole Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Family
Spesies
Keliling (cm) 40
No.
No. Koleksi
LBD (m)
1
SN 1
Anacardiaceae
Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA.
2
SN 2
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
49
0.0156
3
SN 3
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
40
0.0127
4
SN 4
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
40
0.0127
5
SN 5
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
44
0.0140
6
SN 6
Cunnoniaceae
Weinmannia blumei Plant.
48
0.0153
7
SN 7
Cunnoniaceae
Weinmannia blumei Plant.
55
0.0175
8
SN 8
Dipterocarpaceae
shorea sumatrana
59
0.0188
9
SN 9
Dipterocarpaceae
Hopea sp.
44
0.0140
10
SN 10
Elaeocarpaceae
Elaeocarpus sp.
41
0.0131
11
SN 11
Elaeocarpaceae
Elaeocarpus sp.
46
0.0146
12
SN 12
Fagaceae
44
0.0140
13
SN 13
Guttiferae
51
0.0162
14
SN 14
Guttiferae
Lithocarpus sp. Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. Garcinia sp 1.
53
0.0169
15
SN 15
Guttiferae
Garcinia sp 1.
35
0.0111
16
SN 16
Guttiferae
60.5
0.0193
17
SN 17
Guttiferae
Garcinia sp 1. Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith.
33
0.0105
0.0127
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
74 18
SN 18
Guttiferae
Garcinia sp 1.
41
0.0131
19
SN 19
Guttiferae
Garcinia sp 1.
41.5
0.0132
20
SN 20
Guttiferae
Garcinia sp 1.
38.5
0.0123
21
SN 21
Guttiferae
Garcinia forbesii King
47
0.0150
22
SN 22
Guttiferae
Garcinia sp 1.
40
0.0127
23
SN 23
Guttiferae
Garcinia sp 1.
37
0.0118
24
SN 24
Guttiferae
Garcinia sp 1.
47
0.0150
25
SN 25
Guttiferae
Garcinia forbesii King
51
0.0162
26
SN 26
Guttiferae
Garcinia sp 1.
35
0.0111
27
SN 27
Lauraceae
Cinnamomum zeylanicum NEES
60.5
0.0193
28
SN 28
Lauraceae
Litsea johorensis Gamble.
49
0.0156
29
SN 29
Lauraceae
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm.
46
0.0146
30
SN 30
Lauraceae
Litsea sp 3.
61
0.0194
31
SN 31
Leguminosae
Albizzia sp.
32
0.0102
32
SN 32
Leguminosae
Albizzia sp.
42
0.0134
33
SN 33
Leguminosae
Albizzia sp.
59
0.0188
34
SN 34
Leguminosae
Albizzia sp.
49
0.0156
35
SN 35
Leguminosae
Albizzia sp.
47
0.0150
36
SN 36
Myrsinaceae
Ardisia sp.
45
0.0143
37
SN 37
Myrtaceae
Eugenia cf. opaca Auct.
37
0.0118
38
SN 38
Myrtaceae
Eugenia cf. opaca Auct.
52
0.0166
39
SN 39
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
36
0.0115
40
SN 40
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
48
0.0153
41
SN 41
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
33.5
0.0107
42
SN 42
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
43
0.0137
43
SN 43
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
41.5
0.0132
44
SN 44
Myrtaceae
Eugenia sp 5.
34.5
0.0110
45
SN 45
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
47
0.0150
46
SN 46
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
39.5
0.0126
47
SN 47
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
45
0.0143
48
SN 48
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
53
0.0169
49
SN 49
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
36
0.0115
50
SN 50
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
33
0.0105
51
SN 51
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
33
0.0105
52
SN 52
Rutaceae
Evodia sp 1.
43
0.0137
53
SN 53
Sapotaceae
Palaquium sp.
32
0.0102
54
SN 54
Sapotaceae
Palaquium sp.
51
0.0162
55
SN 55
Sapotaceae
Palaquium abovatum (Griff.) Engler
47
0.0150
56
SN 56
Sapotaceae
Palaquium sp.
50
0.0159
57
SN 57
Sapotaceae
Palaquium sp.
57
0.0182
58
SN 58
Sapotaceae
Palaquium sp.
49
0.0156
59
SN 59
Sapotaceae
Palaquium sp.
44
0.0140
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
75 60
SN 60
Sapotaceae
Palaquium sp.
54
0.0172
61
SN 61
Sapotaceae
Palaquium sp.
46
0.0146
62
SN 62
Sapotaceae
Palaquium sp.
55
0.0175
63
SN 63
Sapotaceae
Madhuca sp.
37
0.0118
64
SN 64
Sapotaceae
Palaquium sp.
38.5
0.0123
65
SN 65
Sapotaceae
Palaquium sp.
42
0.0134
66
SN 66
Sapotaceae
Palaquium sp.
38
0.0121
67
SN 67
Sapotaceae
Palaquium sp.
36
0.0115
68
SN 68
Sapotaceae
Palaquium sp.
37
0.0118
69
SN 69
Sapotaceae
Palaquium sp.
35
0.0111
70
SN 70
Sapotaceae
Palaquium sp.
66
0.0210
71
SN 71
Sapotaceae
Palaquium sp.
55
0.0175
72
SN 72
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
61
0.0194
73
SN 73
Stiracaceae
Stirax benzoin
62
0.0197
74
SN 74
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
39
0.0121
75
SN 75
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
34
0.0106
76
SN 76
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
42
0.0130
77
SN 77
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
32.5
0.0101
78
SN 78
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
42
0.0130
79
SN 79
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
49
0.0152
80
SN 80
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
40.5
0.0126
81
SN 81
Burseraceae
Santiria sp.
32
0.0099
82
SN 82
Dipterocarpaceae
Anisoptera sp.
34
0.0106
83
SN 83
Dipterocarpaceae
Hopea sp.
41
0.0127
84
SN 84
Elaeocarpaceae
Elaeocarpus sp.
34.5
0.0107
85
SN 85
Euphorbiaceae
Macaranga tanaria Muell.
35.5
0.0110
86
SN 86
Euphorbiaceae
Macaranga tanaria Muell.
42.5
0.0132
87
SN 87
Euphorbiaceae
Macaranga tanaria Muell.
59
0.0183
88
SN 88
Euphorbiaceae
Macaranga tanaria Muell.
53.5
0.0166
89
SN 89
Guttiferae
Calophyllum sp.
53
0.0165
90
SN 90
Guttiferae
Garcinia sp 1.
35
0.0109
91
SN 91
Guttiferae
Garcinia sp 1.
41
0.0127
92
SN 92
Guttiferae
Garcinia sp 1.
50
0.0155
93
SN 93
Guttiferae
Garcinia sp 1.
53
0.0165
94
SN 94
Guttiferae
Garcinia sp 1.
32.5
0.0101
95
SN 95
Guttiferae
Garcinia sp 1.
42
0.0130
96
SN 96
Guttiferae
Garcinia sp 1.
47
0.0146
97
SN 97
Guttiferae
Garcinia sp 1.
44
0.0137
98
SN 98
Guttiferae
Garcinia murdochii Ridl.
59
0.0183
99
SN 99
Guttiferae
Garcinia sp 1.
54.5
0.0169
100
SN 100
Guttiferae
Garcinia sp 1.
36
0.0112
101
SN 101
Guttiferae
Calophyllum sp.
44
0.0137
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
76
102
SN 102
Guttiferae
Garcinia sp 1.
49
0.0152
103
SN 103
Guttiferae
Garcinia sp 1.
32
0.0099
104
SN 104
Guttiferae
Garcinia sp 1.
46
0.0143
105
SN 105
Guttiferae
Garcinia sp 1.
60.5
0.0188
106
SN 106
Hammamelidaceae
Symingtonia populnea (Miq) A. DC.
56
0.0174
107
SN 107
Hammamelidaceae
Symingtonia populnea (Miq) A. DC.
43
0.0134
108
SN 108
Hammamelidaceae
Symingtonia populnea (Miq) A. DC.
35
0.0109
109
SN 109
Lauraceae
Litsea cubeba (Lour) Pers.
60
0.0186
110
SN 110
Lauraceae
Cinnamomum sp 2.
43
0.0134
111
SN 111
Lauraceae
Litsea cubeba (Lour) Pers.
61
0.0189
112
SN 112
Lauraceae
Cinnamomum sp.
37
0.0115
113
SN 113
Lauraceae
Cinnamomum sp.
43
0.0134
114
SN 114
Lauraceae
Litsea cubeba (Lour) Pers.
31.5
0.0098
115
SN 115
Lauraceae
Cinnamomum sp.
38.5
0.0120
116
SN 116
Lauraceae
Cinnamomum sp.
81
0.0252
117
SN 117
Lauraceae
Litsea sp 1.
50
0.0155
118
SN 118
Lauraceae
Cinnamomum sp.
33
0.0102
119
SN 119
Lauraceae
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm.
54
0.0168
120
SN 120
Lauraceae
Cinnamomum sp.
55.5
0.0172
121
SN 121
Lauraceae
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm.
33
0.0102
122
SN 122
Lauraceae
Cinnamomum sp.
47
0.0146
123
SN 123
Lauraceae
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm.
57
0.0177
124
SN 124
Myrsinaceae
Ardisia sp.
33.5
0.0104
125
SN 125
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
44
0.0137
126
SN 126
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
42
0.0130
127
SN 127
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
31.5
0.0098
128
SN 128
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
44
0.0137
129
SN 129
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
54
0.0168
130
SN 130
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
48
0.0149
131
SN 131
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
42
0.0130
132
SN 132
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
53
0.0165
133
SN 133
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
46
0.0143
134
SN 134
Myrtaceae
Tristaenia sp.
42
0.0130
135
SN 135
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
37
0.0115
136
SN 136
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
41
0.0127
137
SN 137
Myrtaceae
Eugenia cf. opaca Auct.
32
0.0099
138
SN 138
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
49.5
0.0154
139
SN 139
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
36
0.0112
140
SN 140
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
48
0.0149
141
SN 141
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
38
0.0118
142
SN 142
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
41
0.0127
143
SN 143
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
58
0.0180
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
77 144
SN 144
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
54.5
0.0169
145
SN 145
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
50
0.0155
146
SN 146
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
40
0.0124
147
SN 147
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
56
0.0174
148
SN 148
Myrtaceae
Eugenia cf. opaca Auct.
33
0.0102
149
SN 149
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
53
0.0165
150
SN 150
Pinaceae
Pinus mercusii Joungh.
35
0.0109
151
SN 151
Rutaceae
Evodia sp 1.
47
0.0146
152
SN 152
Rutaceae
Evodia sp 1.
54.5
0.0169
153
SN 153
Rutaceae
Evodia sp 1.
40
0.0124
154
SN 154
Sapindaceae
Nephelium sp.
50
0.0155
155
SN 155
Sapindaceae
Guioa sp.
53.5
0.0166
156
SN 156
Sapotaceae
Palaquium sp.
47
0.0146
157
SN 157
Sapotaceae
Palaquium sp.
51
0.0158
158
SN 158
Sapotaceae
Palaquium sp.
56
0.0174
159
SN 159
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
49.5
0.0154
160
SN 160
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
52
0.0161
161
SN 161
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
32
0.0099
162
SN 162
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
41
0.0127
163
SN 163
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
39
0.0121
164
SN 164
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
36
0.0112
165
SN 165
Saurauiaceae
Saurauia ramiflora K. & V.
43
0.0134
166
SN 166
Saurauiaceae
Saurauia ramiflora K. & V.
40
0.0124
167
SN 167
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
38
0.0118
168
SN 168
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
39
0.0121
169
SN 169
Stiracaceae
Stirax benzoin
37
0.0115
170
SN 170
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
59
0.0059
171
SN 171
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
40.5
0.0041
172
SN 172
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
40
0.0040
173
SN 173
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
88
0.0088
174
SN 174
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
32
0.0032
175
SN 175
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
34
0.0034
176
SN 176
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
58
0.0058
177
SN 177
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
47.5
0.0048
178
SN 178
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
71
0.0071
179
SN 179
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
33
0.0033
180
SN 180
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
40
0.0040
181
SN 181
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
44
0.0044
182
SN 182
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
37.5
0.0038
183
SN 183
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
79
0.0079
184
SN 184
Euphorbiaceae
Antidesma sp.
53
0.0053
185
SN 185
Fagaceae
Quercus lineata Bl.
68
0.0068
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
78 186
SN 186
Fagaceae
187
SN 187
Fagaceae
188
SN 188
Guttiferae
Quercus lineata Bl. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Garcinia murdochii Ridl.
62
0.0062
63
0.0063
58.3
0.0058
189
SN 189
Guttiferae
Garcinia sp 1.
70
0.0070
190
SN 190
Guttiferae
Garcinia sp 1.
67
0.0067
191
SN 191
Guttiferae
Garcinia sp 1.
35
0.0035
192
SN 192
Guttiferae
Garcinia sp 1.
42
0.0042
193
SN 193
Guttiferae
Garcinia sp 1.
39.5
0.0040
194
SN 194
Guttiferae
Garcinia sp 1.
61.5
0.0062
195
SN 195
Guttiferae
Garcinia sp 1.
39.5
0.0040
196
SN 196
Guttiferae
Garcinia sp 1.
38.5
0.0039
197
SN 197
Guttiferae
Garcinia sp 1.
44
0.0044
198
SN 198
Guttiferae
Garcinia sp 1.
42
0.0042
199
SN 199
Guttiferae
Garcinia sp 1.
38
0.0038
200
SN 200
Guttiferae
Garcinia sp 1.
45
0.0045
201
SN 201
Guttiferae
Garcinia sp 1.
63.5
0.0064
202
SN 202
Guttiferae
Garcinia sp 1.
68
0.0068
203
SN 203
Guttiferae
Garcinia sp 1.
62
0.0062
204
SN 204
Lauraceae
Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl.
41
0.0041
205
SN 205
Lauraceae
Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl.
47
0.0047
206
SN 206
Lauraceae
Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl.
52
0.0052
207
SN 207
Lauraceae
Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl.
45
0.0045
208
SN 208
Lauraceae
Litsea trichophylla Kosterm.
61
0.0061
209
SN 209
Lauraceae
Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl.
44
0.0044
210
SN 210
Lauraceae
Dehaasia sp.
35
0.0035
211
SN 211
Lauraceae
Litsea sp 2.
78
0.0078
212
SN 212
Lauraceae
Litsea cf. erectinervia Kosterm.
34
0.0034
213
SN 213
Lauraceae
Cinnamomum zeylanicum NEES
39
0.0039
214
SN 214
Lauraceae
Litsea cf. erectinervia Kosterm.
49
0.0049
215
SN 215
Lauraceae
Litsea sp 1.
56
0.0056
216
SN 216
Lauraceae
Beilschmiedia pahangensis Gamble.
93
0.0093
217
SN 217
Lauraceae
Litsea sp 1.
35
0.0035
218
SN 218
Melastomataceae
Medinilla haseltii Bl.
57.5
0.0058
219
SN 219
Melastomataceae
Medinilla haseltii Bl.
41
0.0041
220
SN 220
Melastomataceae
Medinilla haseltii Bl.
32
0.0032
221
SN 221
Melastomataceae
Medinilla haseltii Bl.
65
0.0065
222
SN 222
Melastomataceae
Medinilla haseltii Bl.
69.5
0.0070
223
SN 223
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
70.5
0.0071
224
SN 224
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
66.5
0.0067
225
SN 225
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
72.5
0.0073
226
SN 226
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
83
0.0083
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
79 227
SN 227
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
86
0.0086
228
SN 228
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
71
0.0071
229
SN 229
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
68
0.0068
230
SN 230
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
47
0.0047
231
SN 231
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
63.5
0.0064
232
SN 232
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
99
0.0099
233
SN 233
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
91
0.0091
234
SN 234
Myrtaceae
Tristaenia sp.
74.5
0.0075
235
SN 235
Myrtaceae
Tristaenia sp.
41
0.0041
236
SN 236
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
37
0.0037
237
SN 237
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
74
0.0074
238
SN 238
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
44.5
0.0045
239
SN 239
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
38
0.0038
240
SN 240
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
41
0.0041
241
SN 241
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
47
0.0047
242
SN 242
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
41
0.0041
243
SN 243
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
37
0.0037
244
SN 244
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
74
0.0074
245
SN 245
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
47
0.0047
246
SN 246
Myrtaceae
Tristaenia sp.
31.5
0.0032
247
SN 247
Myrtaceae
Tristaenia sp.
35
0.0035
248
SN 248
Myrtaceae
Eugenia aromatica (L) Baill.
34
0.0034
249
SN 249
Myrtaceae
Tristaenia sp.
61
0.0061
250
SN 250
Myrtaceae
Eugenia aromatica (L) Baill.
86
0.0086
251
SN 251
Myrtaceae
Eugenia aromatica (L) Baill.
56
0.0056
252
SN 252
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
65
0.0065
253
SN 253
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
35
0.0035
254
SN 254
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
45
0.0045
255
SN 255
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
48
0.0048
256
SN 256
Myrtaceae
Eugenia sp 2.
40
0.0040
257
SN 257
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
98
0.0098
258
SN 258
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
66
0.0066
259
SN 259
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
80
0.0080
260
SN 260
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
32
0.0032
261
SN 261
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
79
0.0079
262
SN 262
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
83
0.0083
263
SN 263
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
91
0.0091
264
SN 264
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
63
0.0063
265
SN 265
Pinaceae
Pinus mercusii Joungh.
82.5
0.0083
266
SN 266
Pinaceae
Pinus mercusii Joungh.
52
0.0052
267
SN 267
Pinaceae
Pinus mercusii Joungh.
32
0.0032
268
SN 268
Podocarpaceae
Dacrycarpus imbricatus (Blume) de
47
0.0047
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
80
Laub. 269
SN 269
Rutaceae
Acronychia porteri HKF.
89
0.0089
270
SN 270
Rutaceae
Citrus sp.
32
0.0032
271
SN 271
Rutaceae
Citrus sp.
56
0.0056
272
SN 272
Sapotaceae
Palaquium sp.
52
0.0052
273
SN 273
Sapotaceae
Palaquium sp.
83
0.0083
274
SN 274
Sapotaceae
Palaquium sp.
65
0.0065
275
SN 275
Sapotaceae
Palaquium sp.
36
0.0036
276
SN 276
Sapotaceae
Palaquium sp.
100
0.0100
277
SN 277
Sapotaceae
Palaquium sp.
48.5
0.0049
278
SN 278
Sapotaceae
Palaquium sp.
44
0.0044
279
SN 279
Sapotaceae
Palaquium sp.
90
0.0090
280
SN 280
Sapotaceae
Palaquium sp.
67.5
0.0068
281
SN 281
Sapotaceae
Palaquium sp.
97
0.0097
282
SN 282
Sapotaceae
Palaquium sp.
43
0.0043
283
SN 283
Sapotaceae
Palaquium sp.
79
0.0079
284
SN 284
Sapotaceae
Palaquium sp.
61
0.0061
285
SN 285
Sapotaceae
Palaquium sp.
39
0.0039
286
SN 286
Sapotaceae
Palaquium sp.
55
0.0055
287
SN 287
Sapotaceae
Palaquium sp.
40
0.0040
288
SN 288
Sapotaceae
Palaquium sp.
62
0.0062
289
SN 289
Sapotaceae
Palaquium sp.
95
0.0095
290
SN 290
Sapotaceae
Palaquium sp.
48
0.0048
291
SN 291
Sapotaceae
Palaquium sp.
46
0.0046
292
SN 292
Sapotaceae
Palaquium sp.
61
0.0061
293
SN 293
Sapotaceae
Palaquium sp.
64
0.0064
294
SN 294
Sapotaceae
Palaquium sp.
45
0.0045
295
SN 295
Sapotaceae
Palaquium sp.
40.5
0.0041
296
SN 296
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
58.5
0.0059
297
SN 297
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
75.5
0.0076
298
SN 298
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
50
0.0050
299
SN 299
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
56.5
0.0057
300
SN 300
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
42
0.0042
301
SN 301
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
39
0.0039
302
SN 302
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
47
0.0047
303
SN 303
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
53.5
0.0054
304
SN 304
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
51.5
0.0052
305
SN 305
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
64.5
0.0065
306
SN 306
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
55.5
0.0056
307
SN 307
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
38
0.0038
308
SN 308
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
50.5
0.0051
309
SN 309
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
92
0.0092
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
81
310
SN 310
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
71
0.0071
311
SN 311
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
72
0.0072
312
SN 312
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
41.5
0.0042
313
SN 313
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
37
0.0037
314
SN 314
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
75
0.0075
315
SN 315
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
38.5
0.0039
316
SN 316
Stiracaceae
Stirax benzoin
55
0.0055
317
SN 317
Thymelaeaceae
Gonystylus forbesii Gilg.
44
0.0044
318
SN 318
Thymelaeaceae
Daphne sp.
63
0.0063
319
SN 319
Thymelaeaceae
Daphne sp.
40.5
0.0041
320
SN 320
Thymelaeaceae
Daphne sp.
45.5
0.0046
321
SN 321
Thymelaeaceae
Gonystylus forbesii Gilg.
36.9
0.0037
322
SN 322
Thymelaeaceae
Gonystylus forbesii Gilg.
66
0.0066
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 5. Tabel Analisis Vegetasi Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Lokasi I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
No.Koleksi SN 29 SN 40 SN 2 SN 4 SN 5 SN 10 SN 13 SN 7 SN 8 SN 19 SN 26 SN 45 SN 32 SN 3 SN 27 SN 38 SN 31 SN 28 SN 30 SN 36 SN 1 SN 50 SN 44
Famili Anacardiaceae Araliaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Fagaceae Fagaceae Hammamelidaceae Fagaceae Fagaceae Fagaceae Fagaceae Fagaceae Leguminosae Myrsinaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Podocarpaceae Rutaceae Saurauiaceae Theaceae
Spesies Swintonia sp. Schefflera sp. Vatica sp. Hopea sp. Quercus lineata Bl. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Rhodoleia championi Hook. F. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Litsea trichophylla Kosterm. Litsea cubeba (Lour) Pers. Cinnamomum sp. Albizzia sp. Ardisia sp. Eugenia sp 1. Eugenia sp 4. Eugenia sp 6. Eugenia cf. opaca Auct. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Evodia sp 1. Saurauia bracteosa DC. Schima sp.
Jumlah 2 1 1 1 7 2 3 1 6 1 1 1 1 2 5 1 6 1 2 1 1 1 5 53
K 1.6667 1.6667 1.6667 1.6667 11.6667 3.3333 3.3333 1.6667 6.6667 1.6667 1.6667 1.6667 1.6667 3.3333 6.6667 1.6667 6.6667 1.6667 3.3333 1.6667 1.6667 1.6667 6.6667 75.0000
KR (%) 2.2222 2.2222 2.2222 2.2222 15.5556 4.4444 4.4444 2.2222 8.8889 2.2222 2.2222 2.2222 2.2222 4.4444 8.8889 2.2222 8.8889 2.2222 4.4444 2.2222 2.2222 2.2222 8.8889 100.0000
F 0.1333 0.0667 0.0667 0.0667 0.4000 0.1333 0.1333 0.0667 0.2000 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.1333 0.2667 0.0667 0.2667 0.0667 0.1333 0.0667 0.0667 0.0667 0.2667 2.9333
FR (%) 4.5455 2.2727 2.2727 2.2727 13.6364 4.5455 4.5455 2.2727 6.8182 2.2727 2.2727 2.2727 2.2727 4.5455 9.0909 2.2727 9.0909 2.2727 4.5455 2.2727 2.2727 2.2727 9.0909 100.0000
D 0.3696 0.8628 0.1755 0.3065 1.6602 0.5830 2.2781 1.1705 2.2830 0.1848 0.1910 0.2243 0.1910 0.5425 1.9383 0.2173 1.5827 0.2675 0.4019 0.1755 0.1665 0.1943 1.2432 17.2101
DR (%) 2.1473 5.0135 1.0197 1.7809 9.6465 3.3874 13.2372 6.8012 13.2654 1.0740 1.1098 1.3035 1.1098 3.1522 11.2625 1.2628 9.1963 1.5543 2.3355 1.0197 0.9675 1.1292 7.2236 100.0000
INP (%) 8.9150 9.5085 5.5147 6.2759 38.8384 12.3773 22.2271 11.2962 28.9724 5.5689 5.6048 5.7984 5.6048 12.1421 29.2423 5.7578 27.1761 6.0493 11.3254 5.5147 5.4624 5.6241 25.2034 300.0000
82
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lokasi II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
No.Koleksi SN 69 SN 79 SN 87 SN 80 SN 78 SN 95 SN 72 SN 58 SN 82 SN 102 SN 75 SN 64 SN 61 SN 66 SN 55 SN 73 SN 84 SN 77 SN 56 SN 70 SN 88 SN 74 SN 67 SN 85
Famili Dipterocarpaceae Fagaceae Fagaceae Guttiferae Guttiferae Hammamelidaceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Pinaceae Podocarpaceae Sapotaceae Sapindaceae Saurauiaceae Theaceae
Spesies Hopea sp. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Quercus lineata Bl. Calophyllum sp. Garcinia sp 1. Rhodoleia championi Hook. F. Beilschmiedia sp. Cinnamomum sp. Cinnamomum zeylanicum NEES Litsea sp 1. Litsea sp 2. Litsea cubeba (Lour) Pers. Eugenia sp 1. Eugenia sp 2. Eugenia sp 6. Eugenia sp 7. Eugenia cf. opaca Auct. Eugenia cf. desipiens K. & V. Pinus mercusii Joungh. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Chrysophyllum sp. Nephelium sp. Saurauia bracteosa DC. Schima sp.
Jumlah 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 10 5 1 6 1 2 2 1 3 2 1 2 1 4 55
K 5.0000 1.6667 3.3333 1.6667 1.6667 1.6667 1.6667 1.6667 1.6667 1.6667 10.0000 5.0000 1.6667 6.6667 1.6667 3.3333 3.3333 1.6667 5.0000 3.3333 1.6667 3.3333 1.6667 5.0000 75.0000
KR (%) 6.6667 2.2222 4.4444 2.2222 2.2222 2.2222 2.2222 2.2222 2.2222 2.2222 13.3333 6.6667 2.2222 8.8889 2.2222 4.4444 4.4444 2.2222 6.6667 4.4444 2.2222 4.4444 2.2222 6.6667 100.0000
F 0.2000 0.0667 0.1333 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.1333 0.4000 0.2667 0.0667 0.2667 0.0667 0.1333 0.1333 0.0667 0.2000 0.1333 0.0667 0.1333 0.0667 0.2000 3.1333
FR (%) 6.3830 2.1277 4.2553 2.1277 2.1277 2.1277 2.1277 2.1277 2.1277 4.2553 12.7660 8.5106 2.1277 8.5106 2.1277 4.2553 4.2553 2.1277 6.3830 4.2553 2.1277 4.2553 2.1277 6.3830 100.0000
D 1.6940 0.2073 0.4475 0.4185 0.2383 0.2073 0.1695 0.6192 0.1878 0.7128 4.6131 1.3163 0.1817 3.0989 0.1910 0.4784 1.0069 0.4395 1.0848 0.6007 0.2455 0.8297 0.2638 1.2903 20.5429
DR (%) 8.2460 1.0093 2.1782 2.0372 1.1602 1.0093 0.8251 3.0140 0.9143 3.4698 22.4559 6.4077 0.8843 15.0852 0.9298 2.3288 4.9015 2.1394 5.2807 2.9239 1.1951 4.0388 1.2843 6.2812 100.0000
INP (%) 21.2956 5.3592 10.8780 6.3871 5.5101 5.3592 5.1750 7.3639 5.2642 9.9473 48.5552 21.5850 5.2342 32.4848 5.2796 11.0285 13.6013 6.4893 18.3304 11.6237 5.5449 12.7385 5.6342 19.3308 300.0000
83
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lokasi III No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
No.Koleksi SN 159 SN 153 SN 122 SN 152 SN 140 SN 129 SN 148 SN 158 SN 112 SN 116 SN 150 SN 156 SN 131 SN 143 SN 110 SN 111 SN 139
Famili Anacardiaceae Araliaceae Araliaceae Dipterocarpaceae Guttiferae Guttiferae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Moraceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Pinaceae Sapotaceae Sapotaceae
Spesies Mangifera odorata Griff. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Schefflera sp. shorea sumatrana Garcinia sp 1. Garcinia murdhocii Ridl. Cinnamomum sp. Litsea cf. resinosa Bl. Phoebe sp. Ficus annulata Bl. Eugenia sp 6. Eugenia cf. opaca Auct. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Tristaenia sp. Pinus mercusii Joungh. Palaquium sp. Palaquium abovatum (Griff.) Engler
Jumlah 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 1 6 1 19 3 5 51
K 1.6667 1.6667 1.6667 1.6667 5.0000 1.6667 1.6667 1.6667 1.6667 1.6667 3.3333 1.6667 8.3333 1.6667 16.6667 5.0000 5.0000 61.6667
KR (%) 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 8.1081 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 5.4054 2.7027 13.5135 2.7027 27.0270 8.1081 8.1081 100.0000
F 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.2000 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.1333 0.0667 0.3333 0.0667 0.6667 0.2000 0.2000 2.4667
FR (%) 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 8.1081 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 2.7027 5.4054 2.7027 13.5135 2.7027 27.0270 8.1081 8.1081 100.0000
D 0.5202 0.1927 0.2383 0.6423 1.1305 1.0173 0.2312 0.1878 0.2383 0.3568 0.6057 0.1605 1.7706 0.2073 7.1268 0.8100 1.8100 17.2465
DR (%) 3.0161 1.1171 1.3819 3.7244 6.5551 5.8984 1.3404 1.0891 1.3819 2.0690 3.5121 0.9306 10.2666 1.2022 41.3234 4.6969 10.4948 100.0000
INP (%) 8.4215 6.5225 6.7873 9.1298 22.7713 11.3038 6.7458 6.4945 6.7873 7.4744 14.3229 6.3360 37.2937 6.6076 95.3775 20.9131 26.7110 300.0000
84
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 6. Tabel Analisis Vegetasi Pole Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Lokasi I No.
No.Koleksi
Famili
1
SN 1
Anacardiaceae
2
SN 2
Araliaceae
3 4 5 6 7
SN 6 SN 8 SN 9 SN 10 SN 12
Cunnoniaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Elaeocarpaceae Fagaceae
8
SN 13
Guttiferae
9 10
SN 14 SN 21
Guttiferae Guttiferae
11
SN 29
Lauraceae
12 13 14 15 16 17 18 19 20
SN 27 SN 28 SN 30 SN 31 SN 36 SN 48 SN 49 SN 44 SN 46
Lauraceae Lauraceae Lauraceae Leguminosae Myrsinaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae
Spesies Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Weinmannia blumei Plant. shorea sumatrana Hopea sp. Elaeocarpus sp. Lithocarpus sp. Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. Garcinia sp 1. Garcinia forbesii King Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. Cinnamomum zeylanicum NEES Litsea johorensis Gamble. Litsea sp 3. Albizzia sp. Ardisia sp. Eugenia sp 1. Eugenia sp 3. Eugenia sp 5. Eugenia sp 6.
Jumlah
K
KR (%)
F
FR (%)
D
DR (%)
INP (%)
1
0.1499
1.3699
0.0667
1.7857
0.1499
1.2091
4.3646
4
0.5997
5.4795
0.2000
5.3571
0.5997
5.2452
16.0818
2 1 1 2 1
0.2999 0.1499 0.1499 0.2999 0.1499
2.7397 1.3699 1.3699 2.7397 1.3699
0.1333 0.0667 0.0667 0.1333 0.0667
3.5714 1.7857 1.7857 3.5714 1.7857
0.2999 0.1499 0.1499 0.2999 0.1499
3.1229 1.7898 1.3328 2.6378 1.3328
9.4340 4.9454 4.4884 8.9489 4.4884
2
0.2999
2.7397
0.1333
3.5714
0.2999
2.5468
8.8580
10 2
1.4993 0.2999
13.6986 2.7397
0.4667 0.1333
12.5000 3.5714
1.4993 0.2999
12.9917 2.9713
39.1903 9.2824
1
0.1499
1.3699
0.0667
1.7857
0.1499
1.3899
4.5455
1 1 1 5 1 1 4 1 1
0.1499 0.1499 0.1499 0.7496 0.1499 0.1499 0.5997 0.1499 0.1499
1.3699 1.3699 1.3699 6.8493 1.3699 1.3699 5.4795 1.3699 1.3699
0.0667 0.0667 0.0667 0.2667 0.0667 0.0667 0.2667 0.0667 0.0667
1.7857 1.7857 1.7857 7.1429 1.7857 1.7857 7.1429 1.7857 1.7857
0.1499 0.1499 0.1499 0.7496 0.1499 0.1499 0.5997 0.1499 0.1499
1.8374 1.4851 1.8469 6.9431 1.3614 1.6089 5.1391 1.0472 1.2015
4.9930 4.6407 5.0025 20.9352 4.5170 4.7645 17.7614 4.2028 4.3571
85
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
21 22 23 24 25
SN 39 SN 37 SN 52 SN 63 SN 53
Myrtaceae Myrtaceae Rutaceae Sapotaceae Sapotaceae
26
SN 55
Sapotaceae
27 28
SN 72 SN 73
Saurauiaceae Stiracaceae
Eugenia sp 7. Eugenia cf. opaca Auct. Evodia sp 1. Madhuca sp. Palaquium sp. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Saurauia bracteosa DC. Stirax benzoin
6 2 1 1 17
0.8996 0.2999 0.1499 0.1499 2.5487
8.2192 2.7397 1.3699 1.3699 23.2877
0.2000 0.1333 0.0667 0.0667 0.5333
5.3571 3.5714 1.7857 1.7857 14.2857
0.8996 0.2999 0.1499 0.1499 2.5487
6.8673 2.6984 1.3043 1.1234 23.8156
20.4436 9.0095 4.4598 4.2790 61.3890
1
0.1499
1.3699
0.0667
1.7857
0.1499
1.4280
4.5836
1 1 73
0.1499 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 1.8469 5.0025 0.1499 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 1.8755 5.0311 10.9445 100.0000 3.7334 100.0000 10.9445 100.0000 300.0000
Lokasi II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
No.Koleksi SN 74 SN 81 SN 82 SN 83 SN 84 SN 85 SN 89 SN 90 SN 98 SN 106 SN 119 SN 112 SN 110
Famili Araliaceae Burseraceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Elaeocarpaceae Euphorbiaceae Guttiferae Guttiferae Guttiferae Hammamelidaceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae
Spesies Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Santiria sp. Anisoptera sp. Hopea sp. Elaeocarpus sp. Macaranga tanaria Muell. Calophyllum sp. Garcinia sp 1. Garcinia murdochii Ridl. Symingtonia populnea (Miq) A. DC. Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. Cinnamomum sp.1 Cinnamomum sp 2.
Jumlah 7 1 1 1 1 4 2 14 1 3 3 7 1
K 1.0495 0.1499 0.1499 0.1499 0.1499 0.5997 0.2999 2.0990 0.1499 0.4498 0.4498 1.0495 0.1499
KR (%) 7.2917 1.0417 1.0417 1.0417 1.0417 4.1667 2.0833 14.5833 1.0417 3.1250 3.1250 7.2917 1.0417
F 0.2667 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.1333 0.1333 0.4667 0.0667 0.1333 0.2000 0.3333 0.0667
FR (%) 5.7143 1.4286 1.4286 1.4286 1.4286 2.8571 2.8571 10.0000 1.4286 2.8571 4.2857 7.1429 1.4286
D 0.0130 0.0015 0.0016 0.0019 0.0016 0.0089 0.0045 0.0290 0.0027 0.0062 0.0067 0.0156 0.0020
INP (%)
19.5319 3.2160 3.2687 3.4269 3.2763 11.4797 7.2093 39.1438 3.8488 9.1165 10.7789 22.2703 3.4796
86
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
DR (%) 6.5259 0.7458 0.7985 0.9567 0.8060 4.4559 2.2689 14.5605 1.3785 3.1343 3.3682 7.8358 1.0094
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
SN 117 SN 111 SN 124 SN 135 SN 130 SN 125 SN 137 SN 134 SN 150 SN 151 SN 154 SN 155 SN 156 SN 159 SN 165 SN 169
Lauraceae Lauraceae Myrsinaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Pinaceae Rutaceae Sapindaceae Sapindaceae Sapotaceae Saurauiaceae Saurauiaceae Stiracaceae
Litsea sp 1. Litsea cubeba (Lour) Pers. Ardisia sp. Eugenia sp 1. Eugenia sp 6. Eugenia sp 7. Eugenia cf. opaca Auct. Tristaenia sp. Pinus mercusii Joungh. Evodia sp 1. Nephelium sp. Guioa sp. Palaquium sp. Saurauia bracteosa DC. Saurauia ramiflora K. & V. Stirax benzoin
No.Koleksi SN 170 SN 184 SN 185
Famili Araliaceae Euphorbiaceae Fagaceae
4
SN 187
Fagaceae
5
SN 189
Guttiferae
Spesies Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Antidesma sp. Quercus lineata Bl. Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Garcinia sp 1.
1 3 1 10 5 7 2 1 1 3 1 1 3 8 2 1 96
0.1499 0.4498 0.1499 1.4993 0.7496 1.0495 0.2999 0.1499 0.1499 0.4498 0.1499 0.1499 0.4498 1.1994 0.2999 0.1499 14.3928
1.0417 3.1250 1.0417 10.4167 5.2083 7.2917 2.0833 1.0417 1.0417 3.1250 1.0417 1.0417 3.1250 8.3333 2.0833 1.0417 100.0000
0.0667 0.2000 0.0667 0.4667 0.2000 0.2667 0.1333 0.0667 0.0667 0.2000 0.0667 0.0667 0.1333 0.4667 0.0667 0.0667 4.6667
1.4286 4.2857 1.4286 10.0000 4.2857 5.7143 2.8571 1.4286 1.4286 4.2857 1.4286 1.4286 2.8571 10.0000 1.4286 1.4286 100.0000
Jumlah 15 1 2
K 2.2489 0.1499 0.2999
KR (%) 9.6154 0.6410 1.2821
F 0.4667 0.0667 0.1333
FR (%) 7.9545 1.1364 2.2727
1
0.1499
0.6410
0.0667
15
2.2489
9.6154
0.5333
0.0023 0.0071 0.0016 0.0209 0.0110 0.0149 0.0030 0.0019 0.0016 0.0066 0.0023 0.0025 0.0072 0.0152 0.0039 0.0017 0.1990
1.1676 3.5670 0.7834 10.5140 5.5435 7.4849 1.5204 0.9793 0.8211 3.3097 1.1676 1.2505 3.6021 7.6370 1.9414 0.8663 100.0000
3.6378 10.9777 3.2537 30.9306
D 0.0105 0.0037 0.0019
DR (%) 3.3219 1.1758 0.6139
INP (%) 20.8919 2.9532 4.1686
1.1364
0.0044
1.3977
9.0909
0.0113
3.5675
15.0376 20.4909 6.4608 3.4495 3.2913 10.7204 3.6378 3.7207 9.5843 25.9703 5.4533 3.3365 300.0000
Lokasi III No. 1 2 3
3.1751 22.2738
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
87
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
SN 188 SN 216 SN 204 SN 213 SN 210 SN 217 SN 211 SN 214 SN 208 SN 218 SN 235 SN 256 SN 224 SN 223 SN 248 SN 265
Guttiferae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Melastomataceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Pinaceae
22
SN 268
Podocarpaceae
23 24 25 26 27 28 29
SN 269 SN 270 SN 272 SN 296 SN 316 SN 318 SN 321
Rutaceae Rutaceae Sapotaceae Saurauiaceae Stiracaceae Thymelaeaceae Thymelaeaceae
Garcinia murdochii Ridl. Beilschmiedia pahangensis Gamble. Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. Cinnamomum zeylanicum NEES Dehaasia sp. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Litsea cf. erectinervia Kosterm. Litsea trichophylla Kosterm. Medinilla haseltii Bl. Tristaenia sp. Eugenia sp 2. Eugenia sp 3. Eugenia sp 6. Eugenia aromatica (L) Baill. Pinus mercusii Joungh. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Acronychia porteri HKF. Citrus sp. Palaquium sp. Saurauia bracteosa DC. Stirax benzoin Daphne sp. Gonystylus forbesii Gilg.
1 1 4 1 1 2 1 2 1 5 5 1 22 14 3 3
0.1499 0.1499 0.5997 0.1499 0.1499 0.2999 0.1499 0.2999 0.1499 0.7496 0.7496 0.1499 3.2984 2.0990 0.4498 0.4498
0.6410 0.6410 2.5641 0.6410 0.6410 1.2821 0.6410 1.2821 0.6410 3.2051 3.2051 0.6410 14.1026 8.9744 1.9231 1.9231
0.0667 0.0667 0.1333 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.1333 0.0667 0.2667 0.2667 0.0667 0.5333 0.5333 0.0667 0.2000
1.1364 1.1364 2.2727 1.1364 1.1364 1.1364 1.1364 2.2727 1.1364 4.5455 4.5455 1.1364 9.0909 9.0909 1.1364 3.4091
0.0041 0.0066 0.1527 0.0027 0.0025 0.0014 0.0055 0.0012 0.0043 0.0040 0.0036 0.0028 0.0182 0.0131 0.0026 0.0025
1.2938 2.0635 48.0937 0.8641 0.7744 0.4297 1.7283 0.3919 1.3552 1.2513 1.1474 0.8877 5.7254 4.1129 0.8311 0.7862
1
0.1499
0.6410
0.0667
1.1364
0.0033
1.0436
1 2 24 20 1 3 3 156
0.1499 0.2999 3.5982 2.9985 0.1499 0.4498 0.4498 23.3883
0.6410 1.2821 15.3846 12.8205 0.6410 1.9231 1.9231 100.0000
0.0667 0.1333 0.6667 0.7333 0.0667 0.0667 0.1333 5.8667
1.1364 2.2727 11.3636 12.5000 1.1364 1.1364 2.2727 100.0000
0.0063 0.0013 0.0219 0.0166 0.0039 0.0022 0.0022 0.3175
1.9738 0.4155 6.9012 5.2367 1.2183 0.7036 0.6937 100.0000
3.0712 3.8409 52.9306 2.6415 2.5518 2.8481 3.5056 3.9467 3.1326 9.0019 8.8980 2.6651 28.9189 22.1781 3.8905 6.1184 2.8210 3.7512 3.9703 33.6495 30.5572 2.9957 3.7630 4.8895 300.0000
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
88
89
Lampiran
f.
7
Contoh Perhitungan. Kerapatan (K),Kerapatan Relatif (KR),Frekuensi (F), Frekuensi Relatip (FR), Indeks Nilai Penting (INP), Keanekaragaman (H’), Kesamaan (E), indeks keseragaman (IS)
Kerapatan Kerapatan Mutlak (KM) =
Jumlah individu suatu jenis Luas Plot contoh / Plot pengamatan
=
2 0,04
= 1,6667 (Swintonia sp. di lokasi I ) Kerapatan Relatif (KR)
=
Kerapatan mutlak suatu jenis
x100%
Jumlah total kerapatan mutlak Seluruh jenis =
1,6667 75
x 100 %
= 2,2222 (Swintonia sp. di lokasi I) b. Frekuensi Frekuensi Mutlak (FM)
=
Jumlah plot yang ditempati suatu jenis Jumlah seluruh plot pengamatan
=
1 15
Frekuensi Relatif (FR)
= 0,1333 (Swintonia sp. di lokasi I) Frekuensi suatu jenis = Frekuensi total seluruh jenis =
x 100 %
0,1333 X 100 % 2,9333 = c. Dominasi Dominansi Mutlak (DM) =
4,5455 (Swintonia sp. di lokasi I)
Luas basal area suatu jenis Luas area penelitian
0.2217 0,04 ha = 0.3696 m2 /ha (Swintonia sp. di lokasi I) =
Dominansi Relatif (DR) = Jumlah dominansi suatu jenis Jumlah dominansi seluruh jenis
x 100 %
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
90
0.3696 = 17,2101
x 100 %
= 2,1473 % (Swintonia sp. di lokasi I) d. Indeks Nilai Penting INP = KR + FR + DR = 2,2222 % + 4,5455 % + 2,1473 % = 8,9150 % (Swintonia sp. di lokasi I) e. Indeks Keanekaragaman dari Shannon-Wiener H’ = -Σpi ln pi dimana : pi = Ratio jumlah species atau INP jenis dengan jumlah total individu atau INP dari seluruh species (Swintonia sp. = 8,9150 %; total INP seluruh jenis = 300% ) 8,9150 pi = 300 = 2,8371 (H’ pada lokasi I) maka pi ln pi = 0,138 x ln 0,138 = - 0.274
∑
pi ln pi
= - 2,779
H‘ f.
= 0,9848 ( lokasi I )
Indeks Keseragaman H’ E = H maks 2.779 E = Ln 30 = 0,9048 (E pada lokasi I )
g. Indeks Similaritas 2C IS= A + B
X 100 %
IS = 38,1286 % ( Ratio IS lokasi I dengan II )
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
91
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI LABORATORIUM TAKSONOMI TUMBUHAN JL. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan – 20155 Telp. 061 – 8223564 Fax. 061 – 8214290 E-mail.
[email protected]
LAMPIRAN 8 HASIL IDENTIFIKASI SPESIMEN Nama Nim Instansi Lokasi Penelitian
: SENENG SRI ASTUTI : 050805025 : Mahasiswa S-1 Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara. : Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Family Anacardiaceae Dipterocarpaceae Euphorbiaceae Hammamelidaceae Lauraceae Myrtaceae Pinaceae Stiracaceae
No. Koleksi SN 63 SN 64 SN 65 SN 66 SN 67 SN 68 SN 69 SN 70
Spesies Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. Hopea sp. Macaranga tanaria Muell. Symingtonia populnea (Miq) A. DC. Cinnamomum zeylanicum NEES Eugenia sp 7. Pinus mercusii Joungh. Stirax benzoin
a/n Kepala, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan.
Etti Sartina Siregar, S.Si, M.Si. NIP. 132 206 572
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
92
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
93
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
94
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
95 Lampiran 9. Hasil Identifikasi Pohon dan Pole a). Pohon No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
No. Label SN 29 SN 159 SN 153 SN 122 SN 4 SN 2 SN 152 SN 10 SN 5 SN 80 SN 78 SN 129 SN 13 SN 72 SN 58 SN 82 SN 7 SN 8 SN 26 SN 158 SN 19 SN 112 SN 32 SN 3 SN 12 SN 66 SN 38 SN 31 SN 73 SN 30 SN 28 SN 77 SN 143 SN 116 SN 36 SN 56 SN 1 SN 111 SN 139 SN 88 SN 50
Famili Anacardiaceae Anacardiaceae Araliaceae Araliaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Fagaceae Fagaceae Guttiferae Guttiferae Guttiferae Hammamelidaceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Leguminosae Myrsinaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Moraceae Podocarpaceae Pinaceae Rutaceae Sapotaceae Sapotaceae Sapotaceae Saurauiaceae
Spesies Swintonia sp. Mangifera odorata Griff. Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. Schefflera sp. Hopea sp. Vatica sp. shorea sumatrana Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Quercus lineata Bl. Calophyllum sp. Garcinia sp 1. Garcinia murdhocii Ridl. Rhodoleia championi Hook. F. Beilschmiedia sp. Cinnamomum sp. Cinnamomum zeylanicum NEES Litsea sp 1. Litsea sp 2. Litsea cubeba (Lour) Pers. Litsea cf. resinosa Bl. Litsea trichophylla Kosterm. Phoebe sp. Albizzia sp. Ardisia sp. Eugenia sp 1. Eugenia sp 2. Eugenia sp 4. Eugenia sp 6. Eugenia sp 7. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Eugenia cf. opaca Auct. Eugenia cf. desipiens K. & V. Tristaenia sp. Ficus annulata Bl. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Pinus mercusii Joungh. Evodia sp 1. Palaquium sp. Palaquium abovatum (Griff.) Engler Chrysophyllum sp. Saurauia bracteosa DC.
Di Identifikasi oleh : ANDA ANDA ANDA ANDA MEDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA MEDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA MEDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
96
42 43
SN 74 SN 14
Sapindaceae Theaceae
Nephelium sp. Schima sp.
ANDA ANDA
b). Pole No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
No. Label SN 1 SN 2 SN 81 SN 6 SN 8 SN 9 SN 82 SN 10 SN 85 SN 184 SN 12 SN 185 SN 187
Famili
Spesies
Di Identifikasi oleh : ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA
14
SN 13
Guttiferae
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
SN 14 SN 21 SN 89 SN 98 SN 106 SN 29 SN 216 SN 204 SN 110 SN 112 SN 27 SN 210 SN 214 SN 111 SN 28 SN 117 SN 211 SN 30 SN 208 SN 31 SN 218 SN 36 SN 248 SN 137 SN 48
Guttiferae
Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Calophyllum incrassatum Henderson et WyattSmith. Garcinia sp 1.
Guttiferae
Garcinia forbesii King
Guttiferae
Calophyllum sp.
Guttiferae
Garcinia murdochii Ridl.
ANDA ANDA ANDA ANDA
Hammamelidaceae
Symingtonia populnea (Miq) A. DC.
MEDA
Lauraceae
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm.
Lauraceae
Beilschmiedia pahangensis Gamble.
Lauraceae
Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl.
Lauraceae
Cinnamomum sp 2.
Lauraceae
Cinnamomum sp.1
ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA
Lauraceae
Cinnamomum zeylanicum NEES
MEDA
Lauraceae
Dehaasia sp.
Lauraceae
Litsea cf. erectinervia Kosterm.
Lauraceae
Litsea cubeba (Lour) Pers.
Lauraceae
Litsea johorensis Gamble.
Lauraceae
Litsea sp 1.
Lauraceae
Litsea sp 2.
Lauraceae
Litsea sp 3.
Lauraceae
Litsea trichophylla Kosterm.
Leguminosae
Albizzia sp.
Melastomataceae
Medinilla haseltii Bl.
Myrsinaceae
Ardisia sp.
Myrtaceae
Eugenia aromatica (L) Baill.
Myrtaceae
Eugenia cf. opaca Auct.
Myrtaceae
Eugenia sp 1.
ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA
Anacardiaceae
Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA.
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
Burseraceae
Santiria sp.
Cunnoniaceae
Weinmannia blumei Plant.
Dipterocarpaceae
shorea sumatrana
Dipterocarpaceae
Hopea sp.
Dipterocarpaceae
Anisoptera sp.
Elaeocarpaceae
Elaeocarpus sp.
Euphorbiaceae
Macaranga tanaria Muell.
MEDA
Euphorbiaceae
Antidesma sp.
Fagaceae
Lithocarpus sp.
Fagaceae
Quercus lineata Bl.
Fagaceae
ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
97
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
SN 256 SN 224 SN 44 SN 46 SN 39 SN 134 SN 150 SN 268 SN 269 SN 270 SN 151 SN 154 SN 155 SN 63 SN 55 SN 53 SN 72 SN 165 SN 169 SN 318 SN 321
Myrtaceae
Eugenia sp 2.
Myrtaceae
Eugenia sp 3.
Myrtaceae
Eugenia sp 5.
Myrtaceae
Eugenia sp 6.
ANDA ANDA ANDA ANDA
Myrtaceae
Eugenia sp 7.
MEDA
Myrtaceae
Tristaenia sp.
Pinaceae
Pinus mercusii Joungh.
Podocarpaceae
Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub.
Rutaceae
Acronychia porteri HKF.
Rutaceae
Citrus sp.
Rutaceae
Evodia sp 1.
Sapindaceae
Nephelium sp.
Sapindaceae
Guioa sp.
Sapotaceae
Madhuca sp.
Sapotaceae
Palaquium abovatum (Griff.) Engler
Sapotaceae
Palaquium sp.
Saurauiaceae
Saurauia bracteosa DC.
Saurauiaceae
Saurauia ramiflora K. & V.
ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA ANDA
Styracaceae
Stirax benzoin
MEDA
Thymelaeaceae
Daphne sp.
Thymelaeaceae
Gonystylus forbesii Gilg.
ANDA ANDA
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
98
Lampiran 10. Foto-foto Penelitian
Transek Penelitian Lokasi I
Transek Penelitian Lokasi II
Transek Penelitian Lokasi III
Pengambilan Sampel Tumbuhan
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
99
Plot Pengamatan
Koleksi Sampel Tumbuhan
Pengukuran Diameter Batang
Pengukuran Faktor Fisik Lingkungan Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.