RISET HARIAN HIGHLIGHT
BEI STATISTIC
Rabu, 15 Juni 2011
- JSMR bagi dividen Rp. 105,68 per lembar saham. - ANTM bagi dividen Rp. 70,71 per lembar saham. - LPS tahan tingkat bunga penjaminan. GRAFIK IHSG
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
MARKET PREVIEW Perdagangan saham kemarin relatif sepi namun aksi beli pada sesi dua perdagangan membuat IHSG berhasil ditutup naik 24 poin ke 3773, terutama ditopang oleh penguatan saham Grup Astra dan pertambangan batubara. Volume transaksi di Pasar Reguler kemarin hanya 2,77 miliar saham turun dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 3,69 miliar saham. Nilai transaksi di Pasar Reguler hanya Rp.2,68 triliun turun dari hari sebelumnya Rp.3 triliun. Hari ini pelaku pasar diperkirakan masih akan melakukan pembelian selektif terutama saham-saham yang akan membagikan dividen dalam jumlah yang cukup besar. Perkembangan bursa global dan kawasan yang kembali kondusif berpeluang mendorong kembali aksi beli pelaku pasar. Dalam laporannya kemarin, Morgan Stanley telah mengubah fokus investasinya dari sektor yang terkait dengan komoditas global menjadi sektor yang mengandalkan pasar domestik seperti sektor konsumsi dan menaikkan bobot sektor perbankan Indonesia menjadi atraktif. Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat bunganya pada level saat ini sebesar 6,75% hingga akhir tahun 2011. Sementara tadi malam, indeks Dow Jones di Wall Street rebound 1% ditutup di 12076,11 setelah pasar merespon positif data output manufaktur China yang tumbuh 13,3% periode Mei lalu. Kondisi ini juga memicu rebound sejumlah harga komoditas seperti minyak mentah dan logam nikel dan timah. Kenaikan kembali sejumlah harga komoditas energi dan material tersebut berpeluang mengangkat kembali harga saham tambang yang telah terkoreksi dalam. Namun resiko pasar diperkirakan masih relatif tinggi mengingat China kemarin kembali menaikkan reserve ratio requirement sebesar 50 basis poin menjadi 21,5% dari jumlah simpanan perbankan disana, yang mengindikasikan kebijakan pengetatan likuiditas di China masih berlanjut. Kebijakan ini diharapkan bisa menekan tingkat inflasi China yang mencapai 5,5% Mei lalu, lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 5% untuk tahun 2011. Pelaku pasar disarankan melakukan pola trading untuk sejumlah counters seperti perbankan, pertambangan, utilitas dan konsumsi terutama terkait dengan antisipasi kinerja paruh pertama dan rencana sejumlah aksi korporasi emiten. Dengan berbagai faktor tersebut hari ini IHSG diperkirakan masih akan bergerak dalam rentang konsolidasi dengan kecenderungan melanjutkan penguatan. IHSG akan mengarah pada level resisten di 3801 dengan level support di 3751. IHSG 3751-3801
GLOBAL MARKET
COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET
BERITA TERKINI
BoJ Pertahankan Suku Bunga dan Menambah Fasilitas Kredit Khusus. Sesuai ekspektasi pasar, Bank Sentral Jepang (BoJ) hari ini (14/6) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level nol hingga 0,1 persen. Keputusan tersebut dicapai dengan suara bulat. Anggota dewan kebijakan BoJ juga sepakat untuk menambah program pinjaman yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. BoJ menetapkan kategori baru dalam fasilitas pinjaman, yaitu investasi ekuitas dan pinjaman tanpa jaminan konvensional. BoJ menyediakan dana mencapai 500 miliar untuk kategori baru tersebut. BoJ sebelumnya telah meluncurkan fasilitas kredit spesial, yang menyediakan hingga 3 triliun pinjaman bagi bank-bank swasta untuk jangka waktu 1 tahun dan dengan bunga 0,1 persen. Fasilitas khusus tersebut ditujukan untuk sektor-sektor yang pertumbuhannya tinggi seperti energi terbarukan, obatobatan, dan investasi di Asia. (Detikcom) Ikut BI Rate, LPS Terus Tahan Bunga Penjaminan. Rapat Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sepakat menahan tingkat suku bunga penjaminan simpanan nasabah di bank umum di level 7,25% untuk periode 15 Juni-14 September 2011, mengikuti BI Rate yang bertahan di 6,75%. Hal tersebut didasari pertimbangan antara lain kondisi perekonomian dalam negeri yang relatif kuat dengan meningkatnya cadangan devisa, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta dipertahankannya BI Rate pada tingkat 6,75%. Akibat pertimbangan tadi, maka tingkat suku bunga penjaminan simpanan rupiah sekarang di bank umum tetap 7,25%, suku bunga penjaminan simpanan valas di bank umum tetap 2,75%, dan suku bunga penjaminan simpanan di BPR juga bertahan di 10,25%. (Detikcom) Jasa Marga Bagi Dividen Rp 716 Miliar. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) membagikan dividen Rp 716,05 miliar dari laba bersih di tahun buku 2010, Rp 1,193 triliun. Dividen yang dibagikan senilai Rp 105,68 per saham atau 60% dari laba bersih. Sisa laba, sebanyak Rp 17,5 miliar masing-masing dialokasikan sebagai Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Kemudian Rp 25 miliar sebagai cadangan wajib, dan Rp 416,59 miliar masuk pos laba ditahan. (Detikcom) Dua Institusi Asing Siap Masuk Asia Fibers. Dua institusi asing siap mendanai kegiatan bisnis PT. Asia Pacific Fibers Tbk (POLY). Pinjaman ini nantinya bisa dikonversi menjadi saham. POLY membutuhkan dana USD 50 juta untuk mendanai kegiatan bisnis. Dari jumlah itu, sebanyak USD 23 juta akan digunakan tahun ini. Saat ini POLY tidak dapat menarik pinjaman bank karena belum dapat merestrukturisasi utang terjamin senilai USD 1 miliar. (Investor Daily)
Antam Setor Dividen Rp 673 Miliar. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membagikan dividen Rp 70,71 per lembar atau senilai Rp 673,4 miliar. Dividen setara dengan 40% dari laba bersih perseroan di tahun buku 2010. Dividen per saham setara dengan Rp 70,71. Sebelumnya manajemen ANTM mengusulkan pembagian dividen 35-50%. Sisa laba, masing-masing Rp 33,667 miliar sebagai program kemitraan dan bina lingkungan. Sisanya Rp 942,703 miliar sebagai biaya pengembangan usaha perseroan. Pemegang saham juga penyepakati penundaan usulan manajemen untuk meningkatkan manfaat pensiun bagi pensiunan Antam sampai rasio pendanaan dapat mencapai maksimal 110%. (Detikcom) BRPT Jual 500 Juta Saham Kepada GZCO. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) telah melakukan penjualan 500 juta sahamnya kepada PT Gozco Plantations Tbk (GZCO). Penjulan dengan harga Rp 375 per saham. Merujuk pada Keterbukaan Informasi, BRPT tidak mendapatkan persetujuan melaksanakan kuasi reorganisasi dari Bapepam -LK. Menurut Bapepam-LK, dari hasil penelaahan seluruh dokumen dan keterbukaan informasi rencana tersebut belum dapat dilaksanakan. Sehubungan dengan hal tersebut perseroan diminta melengkapi dokumen rencana kuasi reorganisasi dengan laporan keuangan tengah tahunan yang telah diaudit. (Kontan Online) Vallar Rampungkan Tender Offer Saham Berau Coal Rp 1,8 Triliun. Vallar Plc menyelesaikan tender offer 9,73% saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) senilai Rp 1,835 triliun. Transaksi tutup sendiri (crossing) difasilitasi PT Danareksa Sekuritas (OD). OD telah memindahtangankan 6.797.999 lot atau 3,398 miliar saham BRAU di pasar negosiasi dalam tiga kali transaksi. Harga transaksi tersebut sebesar Rp 540 per saham, diskon 3,57% dari harga penutupan saham BRAU kemarin di Rp 560 per saham. Usai transaksi ini, Bukit Mutiara akan menguasai 24,9% saham Vallar, sedangkan Vallar akan menguasai 75% saham BRAU. Perubahan pengendali saham ini membuat Vallar harus menggelar tender offer atas sisa saham publik. (Detikcom) BNP Paribas Siap Salurkan Kredit US$ 600 Juta ke Sektor Tambang. BNP Paribas Corporate & Investment Banking berkomitmen menyalurkan kredit ke sektor pertambangan di Indonesia dengan plafon hingga US$ 600 juta. BNP Paribas melihat sektor pertambangan akan mencapai pertumbuhan dua digit dalam lima tahun ke depan. Dalam waktu dekat BNP juga akan menyalurkan kredit kepada perusahan tambang di Sumatra. (Detikcom)
SAHAM PILIHAN INTP 16450-17100. Penjualan semen di pasar domestik sepanjang Januari-April tahun ini tumbuh 10,7% mencapai 14,3 juta ton dibandingkan periode yang ssama 2009 sebesar 12,9 juta ton. Pertumbuhan penjualan ini lebih tinggi ketimbang kuartal pertama 2011 yang hanya tumbuh 8,6%. Sementara penjualan semen pada April tahun ini naik 17% menjadi 3,7 juta ton dari periode yang sama tahun 2010 sebesar 3,2 juta ton. Peningkatan konsmsi semen terbanyak di wilayah DKI Jakarta Banten dan Jawa Barat. Penjualan semen di Jakarta Januari-April tahun ini naik 25%, serta Banten dan Jawa Barat masing-masing tumbuh 20%. Pertumbuhan penjualan semen di wilayah regional Jawa bagian Barat tersebut tentunya akan berdampak positif bagi peningkatan kinerja Indocement yang produknya menguasai area tersebut. Peningkatan konsumsi semen ini secara umum ditopang oleh percepatan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur oleh pemerintah. Pembangunan infrastruktur menyerap semen hingga 20%. Begitupun dengan penjualan semen secara ritel terus menunjukkan peningkatan. Peningkatan konsumsi semen nasional tahun ini akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan kinerja industri semen nasional seperti Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Hal ini tercermin dari pencapaian kinerjanya hingga kuartal pertama tahun ini (1Q11). Pendapatan bersih INTP sepanjang 1Q11 mencapai Rp.2,94 triliun meningkat 15,45% dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.2,55 triliun. Di bottom line, INTP membukukan kenaikan laba 10% mencapai Rp.235,06 miliar. EPS mencapai Rp.235. Pertumbuhan laba bersih INTP tersebut lebih tinggi ketimbang SMGR ataupun SMCB yang masing-masing hanya tumbuh 8% dan 2% pada periode yang sama. INTP sepanjang 1Q11 mencatatkan pertumbuhan volume penjualan semen sebesar 8,40% mencapai 3,30 juta ton. Ini mencerminkan pangsa pasar sebesar 31%. Saat ini kapasitas produksi INTP mencapai 18,6 juta ton per tahun. Volume penjualan semen perseroan tahun ini diperkirakan tumbuh 8% mencapai 15,01 juta ton dibandingkan tahun lalu sebanyak 13,9 juta ton. Pendapatan diperkirakan tumbuh 18,9% mencapai Rp.13,24 triliun. Laba bersih diperkirakan mencapai Rp.3,82 triliun, naik 18,6% dengan EPS mencapai Rp.1041,94. Pada harga Rp.16750, saham INTP ditransaksikan dengan PE 15,98x proyeksi laba 2011. Berdasarkan EV/ton kapasitas, saat ini INTP ditransaksikan dengan EV sebesar USD357/ton, lebih tinggi ketimbang SMGR pada harga Rp.9200 yang ditransaksikan dengan EV USD325/ton. Namun marjin bersih INTP yang sebesar 29,5% masih lebih tinggi ketimbang SMGR 24,5%. Rata-rata PE sektor industri semen di Asia Tenggara dengan market caps di atas USD1 miliar saat ini sebesar 18,17x. Berdasarkan rata-rata sektor tersebut harga saham INTP berpeluang menguat dengan target price Rp.18900. Kemarin harga saham INTP ditutup menguat Rp.250 ke Rp.16750 setelah sempat terkoreksi ke Rp.16530 pada perdagangan sehari sebelumnya. Harga sahamnya pada pekan lalu sempat ditransaksikan pada Rp.17550 (6/6). Harga tertinggi yang pernah dicapai setahun terakhir di Rp.19400 pada perdagangan 6 Oktober lalu. Secara technical saham INTP untuk jangka pendek berpeluang menuju level resisten di Rp.17100. Level support ada di Rp.16500. Katalis penguatan saham INTP untuk waktu dekat adalah rencana pembagian dividen tunai tahun buku 2010 sebesar Rp.263/saham, dengan tanggal cum dividen 17 Juni 2011. Maintain BUY
SAHAM PILIHAN ADHI 750-790. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dalam waktu dekat akan membagikan dividen sebesar Rp.32,35/saham, atau sebesar 30% dari perolehan laba bersih 2010 sebesar Rp.189,48 miliar. Kemarin harga sahamnya menguat di posisi Rp.760/saham. Pada harga tersebut dividen yield yang diperoleh sebesar 4,25%, sebuah yield yang cukup menarik bagi investor. Selain potensi dividen yield yang relatif tinggi, pada level harga saat ini, peluang mendapatkan capital gain juga cukup besar mengingat kinerja perseroan sepanjang tahun ini akan mencatatkan pertumbuhan positif. Walaupun kuartal pertama 2011 (1Q11) kinerja perseroan belum memuaskan karena membukukan penurunan pendapatan sebesar 34,68% menjadi Rp.625 miliar. Hal ini dinilai wajar menginngat bisnis jasa kontraktor yang umumnya baru mendapatkan pendapatan pada paruh kedua, mengingat sejumlah proyek baru berjalan mulai paruh kedua setiap tahunnya. Terkait dengan prospek bisnisnya tahun ini, perseroan menargetkan proyek carry over bisa terealisasi 50% atau senilai Rp.3,25 triliun dari total kontrak carry over yang mencapai Rp.6,5 triliun. Hingga Mei tahun ini perseroan juga telah mendapatkan kontrak baru senilai Rp.3 triliun atau 25% dari target tahun ini sebesar Rp.12 triliun. Beberapa proyek perseroan yang akan menyumbangkan pendapatan besar tahun ini adalah PLTU Kalimantan Timur senilai Rp.200 miliar dan PLTU Tembilahan Riau senilai Rp.277,3 miliar. Perseroan juga baru mendapatkan proyek Gundih (Cepu) dari Pertamina senilai Rp.1,2 triliun. Proyek PLTU Sintang senilai Rp.357 miliar dan proyek jalan layang Satrio-Casablanca senilai Rp.100 miliar. Tahun ini berdasarkan proyeksi pendapatan ADHI diperkirakan mencapai Rp.8,44 triliun naik 48,7% dari tahun lalu dan laba bersih naik 6,47% mencapai Rp.201,75 miliar. Berdasarkan proyeksi 2011 EPS mencapai Rp.112,80. Pada harga Rp.760, saham ADHI hanya ditransaksikan dengan PE 6,74x, jauh di bawah saham WIKA yang saat ini ditransaksikan dengan PE 12,3x. Secara technical, harga saham ADHI berpeluang mencapai resisten sederhana di Rp.790 dengan support ada di Rp.750. Apabila berhasil break Rp.790, harga sahamnya berpeluang menuju Rp.850/saham. Maintain Buy.
Perhatikan : ASII 56000-59000 BORN 1500-1620 BRMS 750-820 RALS 770-820 BMRI 6900-7100 BBRI 6200-6550 BJBR 1150-1220
TECHNICAL VIEW
CORPORATE ACTION
INFO DIVIDEN
JADWAL RUPS
PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270 Telp : 021- 726 3969 (H) Fax : 021 - 571 0895 E-mail :
[email protected] BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Telp : 021 - 319 31811 Fax : 021 - 319 31838 Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta 11730 Telp. 021-543-76266 Fax. 021-543-72102 Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar 90157 Telp : 0411 - 313 122 Fax : 0411 - 311 118 Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak 78111 Telp : 0561 - 767 839 Fax : 0561 - 761 056
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.