RISET HARIAN HIGHLIGHT
BEI STATISTIC
Senin, 16 Mei 2011
- Chandra Asri (TPIA) right issue. - PBRX stock split 1:4 - MEGA bagi dividen tunai Rp. 157,2 per saham. GRAFIK IHSG
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
MARKET PREVIEW
Perdagangan akhir pekan kemarin diwarnai aksi beli selektif pelaku pasar. Saham-saham emiten yang bergerak di sektor otomotif, perbankan, dan perkebunan masih menjadi pilihan investor, sebagai respon positif atas kebijakan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan tingkat bunga acuannya (BI Rate) pada level 6,75%. Sementara aksi jual melanda saham-saham tambang terutama batubara menyusul harga batubara di pasar internasional cenderung melemah. Harga coal di Newcastel akhir pekan kemarin turun ke USD119,35/ MT. Harga tersebut telah turun 3,24% dibandingkan akhir pekan sebelumnya yang masih di USD123.35/MT. IHSG ditutup di 3832,021, naik tpis 23 poin dari hari sebelumnya dan naik 33 poin (0,88%) selama sepekan. Penguatan indeks komposit sepekan terakhir tidak terlepas dari masih besarnya arus masuk dana asing yang mencapai Rp.1,58 triliun, meningkat dari pekan sebelumnya sebesar Rp.1,43 triliun. Hari ini perdagangan awal pekan menjelang libur nasional, perdagangan saham diperkirakan masih akan bergerak dalam rentang konsolidasi dengan kecenderungan terjadinya aksi jual. Hal ini menimbang minimnya isu positif di pasar, sementara resiko pasar meningkat menyusul perkembanghan pasar global yang kembali dikhawatirkan akan sejumlah isu perlambatan ekonomi. Hal ini terindikasi dari indeks Dow Jones di Wall Street yang mencatatkan penurunan mingguan dalam dua pekan terakhir. Indeks Dow Jones melemah 100 poin (0,79%) ke posisi 12.595,75. Sepekan indeks Dow Jones melemah 0,34% melanjutkan pelemahan pekan sebelumnya sebesar 1,34%. Hal ini dipicu antisipasi pasar atas semakin dekatnya batas akhir program kebijakan stimulus The Fed tahap II yang dikenal dengan quantitative easing II senilai USD600 miliar akhir Juni mendatang. Pelaku pasar mengantisipasinya dengan mengurangi berinvestasi di sejumlah aset beresiko, terlihat dari pelemahan harga komoditas dan pasar saham. Sedangkan nilai tukar dolar AS atau Euro cenderung menguat. Perkembangan pasar global ini bisa berdampak negatif bagi pasar saham Indonesia pekan ini. Untuk jangka pendek pasar akan cenderung berhatihati mencermati perkembangan pasar global terutama terkait dengan pergerakan harga komoditas. Secara technical, IHSG akan kembali menguji level resisten di 3845 dengan level support di 3775. Apabila level tersebut kembali gagal tertembus maka ruang terjadinya koreksi akan semakin terbuka. IHSG 3775-3845
GLOBAL MARKET
COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET
BERITA TERKINI
LPS Tahan Penjaminan Simpanan 7,25%. Rapat Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sepakat menahan tingkat suku bunga penjaminan simpanan nasabah di bank umum di level 7,25 persen. Untuk periode 15 Mei-14 September 2011, LPS mengikuti BI Rate yang bertahan di 6,75 persen, disepakati dalam Rapat Dewan Komisioner LPS. Dengan demikian tingkat suku bunga penjaminan simpanan rupiah sekarang di bank umum tetap 7,25 persen, suku bunga penjaminan simpanan valas di bank umum tetap 2,75 persen, dan suku bunga penjaminan simpanan di BPR juga bertahan di 10,25 persen. (Okezone) Defisit Naik 2.000%, BI Tekor Rp 21,1 Triliun di 2010. Bank Indonesia (BI) menderita defisit anggaran Rp 21,1 triliun selama 2010 lalu. Defisit terjadi karena penerimaan BI yang anjlok 79% di 2010, dari Rp 29,6 triliun menjadi Rp 6,05 triliun. Selain penerimaan yang anjlok, beban pengendalian moneter BI selama 2010 naik menjadi Rp 24,4 triliun, dari beban moneter di 2009 yang sebesar Rp 22 triliun. Beban pengendalian moneter BI ini mencakup pengelolaan devisa untuk menstabilkan nilai rupiah melalui sterilisasi alias intervensi. (Detikcom) MEGA Bagikan Dividen Rp. 157,20. PT. Bank Mega Tbk membagikan dividen tunai Rp. 157,2 per saham dan dividen saham dengan rasio 500.000:73.043. Cum dividen tanggal 6 Juni 2011. Trada Maritime Bagi Dividen Rp42,3 Miliar. PT Trada Maritime Tbk (TRAM) membagikan dividen sebesar Rp42,36 miliar atau 40 persen dari laba bersih perseroan 2010 yaitu sebesar Rp105,9 miliar. Angka ini sekira Rp 4,8 per lembar saham yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). (Okezone) Stock Split Pan Brothers Disetujui. PT Pan Brothers (PBRX) Tbk menuturkan akan melakukan pemecahan nominal per lembar saham (stock spilt) sebanyak 1:4 dari nilai nominal per lembar saham sebesar Rp100 menjadi Rp25 per lembar saham yang telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Pemecahan stock split ini diharapkan nantinya saham PBRX menjadi lebih likuid dan memiliki total saham yang lebih menarik di mata investor. Sebelum melakukan stock split total sahamnya adalah sebesar 765,965 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham lalu setelah dilakukan sotck split total saham menjadi 3,063 miliar lembar saham dengan nilai nominal per lembar saham menjadi Rp25 per lembar saham. (Okezone)
TPIA Gelar Rights Issue. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bersiap menggelar aksi korporasi untuk membiayai ekspansi usaha. Perusahaan produsen zat kimia ini akan menerbitkan saham baru alias rights issue sebanyak 145 juta saham atau 20% dari total modal disetor. Aksi ini akan menambah porsi saham publik menjadi minimal 25%. Pasalnya, tiga pemegang saham terbesar TPIA, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Marigold Resources Pte., Ltd dan Apleton Investment Ltd tidak akan mengeksekusi haknya. Mereka akan menjual hak tersebut pada PT DBS Vickers Securities Indonesia, Deutsche Bank AG, UBS AG, dan Morgan Stanley Asia (Singapore) Ltd. Keempat institusi ini sekaligus bertindak sebagai pembeli siaga atau standby buyer. Penawaran saham baru ini akan dimulai pada 1 Juli mendatang. TPIA berencana menggunakan 90% dana hasil rights issue untuk pengembangan usaha. Perusahaan ini akan meningkatkan kapasitas produksi cracker, polietilena, butadiena, butene-1 dan berbagai produk petrokimia. (Kontan Online) TRAM Perpanjang Kontrak dari Berau Coal USD6 Juta. PT Trade Maritime Tbk (TRAM) akan memperoleh perpanjangan kontrak penyewaan kapal muatan curah kering dengan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) selama lima tahun dengan nilai kontrak sekitar USD6 juta. Kontrak dengan BRAU akan diperoleh setelah membeli kapal dengan seharga USD3 juta-USD4 juta per satu kapal. Selain dengan BRAU, sepanjang kuartal-I 2011 perseroan juga tengah memperpanjang kontrak penyewaan kapal FSO (Floating Storage & Offloading) dengan PT Medco Energy International Tbk (MEDC) selama tiga tahun dengan kontrak senilai USD20 juta. (Okezone) PBRX Anggarkan Capex Rp135 Miliar. PT Pan Brothers Tbk (PBRX) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2011 sebesar Rp135 miliar. Dana capex sebesar Rp135 miliar ini digunakan untuk induk perusahaan yaitu PBRX dan anak perusahaan PBRX yaitu PT PAnca Prima Eka Brothers (PPEB) di mana sumber dana dari capex tersebut diperoleh dari hasil dana penawaran umum terbatas (PUT) 2, atau right issue (Okezone) JSMR Tuntaskan Akuisisi Gempol-Pandaan. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah menuntaskan akuisisi ruas tol Gempol-Pandaan, Jawa Timur. Akuisisi itu dilakukan dengan membeli saham PT Margabumi Adhika Raya (MBAR) dari tangan Xilin Enterprise. JSMR membeli 78,5 juta saham MBAR atau setara dengan 51,17% porsi kepemilikan. Harga pembelian yang disepakati JSMR dan Xilin adalah Rp 955,41 per saham. Jadi, nilai transaksi tersebut Rp 75 miliar. (Kontan Online)
SAHAM PILIHAN INCO 4675-4900. Harga saham INCO sepanjang Mei ini cenderung melemah seiring dengan turunnya harga komoditas nikel di pasar dunia. Sedangkan kinerjanya sepanjag kuartal I 2011 meskipun masih mencatatkan pertumbuhan laba, namun volume produksi turun akibat gempa yang melanda Soroako Februari lalu. Pergerakan harga sahamnya selama ini sangat terkait dengan pergerakan harga komoditas nikel di pasar dunia. Sepperti diketahui, harga nikel sejak akhir April lalu hingga pertengahan Mei ini cenderung melemah, turun 6,9% dari USDUSD26.610/ MT menjadi USD24.775/MT akhir pekan lalu. Harga nikel diperkirakan masih akan melemah dalam jangka pendek seiring ekspektasi melambannya permintaan nikel China dan Jepang menyusul langkah China yang akan menahan laju pertumbuhannya dan Jepang yang masih belum pulih industrinya pasca Tsunami pertengahan Maret lalu. Kondisi ini diperkirakan akan mempengaruhi prospek pertumbuhan laba INCO tahun ini yang diperkirakan hanya akan tumbuh tipis. Tahun ini menurut konsensus pendapatan INCO akan mencapai USD1,30 miliar, tumbuh tipis 1,9% dari pencapaian tahun lalu. Sedangkan laba bersih diperkirakan tumbuh tipis 4,45% mencapai USD456,85 juta dengan asumsi marjin 35%. EPS proyeksi 2011 mencapai USD0,046, setara dengan Rp.393,3 (kurs USD1=Rp.8550). Sedangkan pada kuartal pertama 2011, INCO membukukan pertumbuhan laba 46,85% (yoy) mencapai USD111,86 juta dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar USD76,25 juta. Marjin bersih naik 34,70% dari 29,84% (1Q10) maupun dari 33,07% (4Q10). Pertumbuhan laba tersebut lebih ditopang kenaikan harga jual rata-rata menjadi USD20.246/MT dibandingkan periode 1Q10 sebesar USD14.182/MT. Volume produksi nikel INCO pada 1Q11 turun 16,71% mencapai 16.501 MT dari 1Q10 sebesar 19.811 MT. Tahun ini INCO menargetkan produksi nikelnya mencapai 90.000 MT, naik 18,44% dari 2010 sebesar 75.989 MT. Saat ini INCO tengah menyelesaikan proyek PLTA Karebbe yang diharapkan selesai pertengahan tahun ini. Dengan selesainya proyek PLTA tersebut, biaya energi INCO, pemakaian solar dan diesel, akan turun signifikan digantikan oleh PLTA tersebut. Harga INCO akhir pekan kemarin ditransaksikan di Rp.4825, turun 5,4% sejak akhir April yang ditransaksikan di Rp.5100. Pada harga Rp.4825, saham INCO ditransaksikan dengan PE 12,27x, relatif lebih tinggi ketimbang ANTM yang saat ini ditransaksikan dengan PE 11x dan TINS yang hanya 9,85x. Secara historis, setahun terakhir harga saham INCO ditransaksikan di harga tertinggi Rp.5200 dengan PE sekitar 14,6x. Pada PE tersebut harga saham INCO berpeluang mencapai Rp.5700 dalam jangka panjang. Untuk jangka pendek saham INCO memiliki level support Rp.4675 dan resisten di Rp.4900. Sell on Strength
SAHAM PILIHAN TLKM 7450-7850. Harga saham TLKM sejak akhir April lalu hingga pertengahan Mei ini bergerak dalam rentang konsolidasi di kisaran Rp.7500-Rp.7700. Harga sahamnya pada Maret lalu sempat anjlok ke Rp.6600 (23/3) namun menguat kembali hingga sempat mencapai Rp.7850. Penguatan harga sahamnya tersebut menyusul rencana manajemen Telkom melakukan buy-back atas sahamnya di pasar.Industri telekomunikasi saat ini menghadapi ketatnya persaingan dan perubahan teknologi sehingga mengancam prospek pertumbuhannya. Tahun ini laba TLKM diperkirakan tumbuh 8,32% mencapai Rp.12,50 triliun. Sedangkan sepanjang 1Q11, laba bersih TLKM hanya tumbuh 1,25% mencapai Rp.3,82 triliun dibandingkan periode yang sama (1Q10) Rp.3,78 triliun. Pendapatan usaha 1Q11 tumbuh 2,14% mencapai Rp.16,70 triliun. Pendapatan dari data internet dan IT servis naik 14,43% (yoy) mencapai Rp.5,45 triliun dan menyumbangkan 32,6% terhadap total pendapatan usaha TLKM. Sedangkan pendapatan seluler hanya naik 0,95% mencapai Rp.6,75 triliun. Jumlah pelanggan seluler Telkom akhir Maret lalu mencapai 99,36 juta pelanggan, naik 5,4 juta pelanggan dari posisi akhir 2010 yang sebanyak 94,01 juta pelanggan. Pada harga saat ini, saham TLKM ditransaksikan dengan PE 12,39x menggunakan proyeksi laba tahun 2011.Valuasi berdasarkan PE, harga saham perseroan saat ini masih lebih murah ketimbang saham emiten telekomunikasi seperti ISAT dan EXCL yang saat ini ditransaksikan dengan masing-masing PE 22,51x dan 14,05x. Selain valuasi yang relatif masih murah, potensi penguatan harga saham TLKM juga berasal dari rencana pembagian dividen tahun buku 2010. Perseroan berencana membagikan dividen sebesar 55% laba bersihnya atau sekitar Rp.322,65/saham. Desember lalu perseroan telah membagikan dividen interim sebesar Rp.26,75. Sisa dividen yang berpotensi dibagi sebesar Rp.296/saham. Pada harga Rp.7700, dividen yield berpotensi mencapai 3,8%. Secara technical harga saham perseroan dalam jangka pendek akan kembali berpeluang menembus Rp.7850 dengan support ada di Rp.7400. Pada valuasi PE rata-rata 16x, harga saham TLKM ditargetkan mencapai Rp.10000 untuk satu tahun ke depan. Maintain Buy.
Perhatikan : ASII 54000-60000 CMNP 1150-1240 LSIP 2400-2550 BJBR 1240-1320 BBRI 5950-6350 BMRI 6950-7350
TECHNICAL VIEW
CORPORATE ACTION
INFO DIVIDEN
JADWAL RUPS
PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270 Telp : 021- 726 3969 (H) Fax : 021 - 571 0895 E-mail :
[email protected] BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Telp : 021 - 319 31811 Fax : 021 - 319 31838 Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta 11730 Telp. 021-543-76266 Fax. 021-543-72102 Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar 90157 Telp : 0411 - 313 122 Fax : 0411 - 311 118 Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak 78111 Telp : 0561 - 767 839 Fax : 0561 - 761 056
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.