Dāna “Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin”
Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin Sunday, October 6, 13
2965F5FD
Posisi Dāna di dalam Praktik Spiritual Buddhis Dāna menempati urutan pertama di: Penjelasan bertahap tentang Dhamma (Anupubbi kathā): Dāna, sīla, sagga, ādīnava, nekkhamma, cattāri ariya saccāni. Dasa Pāramī Dasa puñña kiriya vatthu Empat Landasan dari Komunitas (Catusaṅgahavatthūni): dāna, piya vācā, atthacariya, samanattata (A.II.248; D.III.192) Dasarājadhamma. Berkah di dalam Maṅgala Sutta Salah satu sifat orang baik (sappurisa) Sunday, October 6, 13
Dāna Dāna (kb): [memberi], kemurahan-hati, hadiah, derma. Secara umum, memberi empat kebutuhan pokok monastik. Sebagai pāramī, dāna pāramī adalah memberi yang disertai oleh belas-kasih dan cara-cara yang baik (upāya kosalla) serta tidak ternoda oleh taṇhā (nafsu keinginan), māna (kesombongan) dan diṭṭhi (pandangan salah). Sunday, October 6, 13
Kehendak untuk Berdana Muñca cetanā (kehendak untuk melepaskan) adalah kehendak yang muncul pada saat berdana. Kehendak inilah yang fundamental di dalam berdana. Pubba cetanā (kehendak yang muncul sebelum berdana) Objek yang akan didanakan haruslah sudah ada di tangan / menjadi miliknya. Tanpa objek yang sudah menjadi miliknya, pubba cetanā hanyalah menjadi pikiran baik (bukan berdana) Sunday, October 6, 13
Papañca Dhamma Ada 3 papañca yaitu taṇhā (nafsu keinginan), māna (kesombongan) dan diṭṭhi (pandangan-salah). Ketiganya adalah yang memperpanjang saṃsāra vatta, lingkaran kelahiran dan kematian. (Np 203,204) “Dikarenakan oleh 3 hal ini maka semua mahluk tertahan (papañcanti) di saṃsāra, jadi ketiganya disebut “kecenderungan-kecenderungan untuk berkembang biak”. (MA.1) “Berangan-angan (maññanā)”: dikarenakan oleh hal ini maka manusia berangan-angan, yakni keliru menganggap sesuatu sebagai ‘Ini adalah milikku’,‘ini adalah Aku’ dan ‘ini adalah Diriku’. Sunday, October 6, 13
Papañca Dhamma Jadi, papañca adalah aktifitas batin yang dikendalikan oleh nafsu-keinginan dan pandangan-salah. (MA.11) “Kawan, tujuan akhir ini adalah untuk seseorang yang tidak bersenang-senang dan menikmati ‘perkembang-biakan’, bukan untuk seseorang yang bersenang-senang dan menikmati ‘perkembang-biakan’.
Sunday, October 6, 13
Bagaimana Papañca Bekerja Aktifitas berangan-angan, merancang, berpikir (maññanā) dimotivasi oleh 3 faktor mental (papañca) tersebut sebagai pendorong. Dibawah pengaruh nafsu-keinginan, ‘penyimpangan pandangan akan diri’ muncul dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang bersumber pada kerinduan dan keinginan. Dibawah pengaruh kesombongan, kerinduan dan keinginan tersebut menjadi nyata dalam bentuk ‘penilaian’ dan ‘perbandingan’ dimana akhirnya kita menempatkan diri kita diantara masyarakat di sekeliling kita, sebagai ‘superior, sama atau inferior’. Sunday, October 6, 13
Bagaimana Papañca Bekerja Dibawah pengaruh pandangan-salah (teori, ide, pandangan yang tidak sesuai dengan Dhamma), ‘penyimpangan pandangan akan diri’ muncul dalam bentuk dogma dan spekulasi tentang realitas dan sifat alamiah dari ‘diri’ dan ‘dunia’. Mahluk-duniawi-tidak-terpelajar melihat aggregat melalui nafsu-keinginan, kesombongan dan pandangan-salah: ‘Ini adalah milikku’,‘ini adalah Aku’ dan ‘ini adalah Diriku’; sementara mereka ‘yangterpelajar’ mengetahui cara membalik model pemikiran seperti itu: ‘Ini bukan milikku’,‘ini bukan Aku’ dan ‘ini bukan Diriku’. Pada saat dia terusmenerus melatih demikian maka ‘pandangan-terang’ akan berkembang dan menjadi masak. Sunday, October 6, 13
Menekan Papañca Mengembangkan persepsi tentang ketidak-kekalan: semua saṅkhāra adalah tidak kekal: pemberi, yang menerima dan benda yang dipersembahkan. (lih. Velāma Sutta, A.9.20) “Ini adalah sebuah perhiasan dan pendukung untuk batin (Cittālaṅkāraṃ cittaparikkhāratthaṃ)” [A.7.49] Sunday, October 6, 13
Mengembangkan Persepsi tentang Ketidak-kekalan Brahmana Velāma berdana perak, emas, permata dll masing-masing 84.000 mangkuk tapi tidak ada seorangpun yang pantas menerimanya. Tidak ada seorangpun yang memurnikan pemberiannya. dāna tersebut akan berbuah besar apabila diberikan kepada: Seorang yang mempunyai pandangan-benar. Seorang Sakadāgāmī Seorang Anāgāmī. Seorang pacceka buddha. Seorang Tathāgata. Sunday, October 6, 13
Membangun sebuah vihāra yang dipersembahkan untuk saṅgha di empat penjuru. Dengan saddhā, berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Saṅgha. Melatih 5 Sīla. Mengembangkan batin cinta-kasih meskipun hanya untuk secepat mencium bau dupa yang dijepit di kedua jari. Mengembangkan persepsi ketidak-kekalan meskipun hanya untuk sejentikan jari. [Velāma Sutta, A.9.20]
Dāna
“Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin” Motifasi berdana menentukan kualitas buah: “Saya akan menikmatinya setelah kematian.” (Catummahārājika Deva). “Memberi itu bagus.” (Tāvatiṃsa Deva). “Tidaklah baik buat saya untuk meninggalkan tradisi keluarga.” (Yāmā) “Saya memasak, sedangkan mereka (para pertapa) tidak.” (Tusitā) “Para orang suci di masa lalu juga menerima dāna. (Nimmānaratī) “Memberi menenangkan batin.” (Paranimmitavasavattī) “Ini adalah sebuah perhiasan untuk batin, sebuah pendukung untuk batin.” (Anāgāmī) [Mahāpphala Sutta A.7.49] Sunday, October 6, 13
Selesai Sunday, October 6, 13