Brahmavihāra (3) Bagaimana Melatihnya
Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin
7E9064DE
Mettā Sebagai Akar Brahmavihāra •
“Tetapi, Anuruddhā, bagaimana kalian hidup rukun, dalam kegembiraan bersama, tanpa perselisihan, bercampur seperti susu dan air, memandang ke yang lain dengan mata yang ramah (aññamaññaṃ piyacakkhūhi sampassantā)?” •
“Bhante, saya mempraktikkan (paccupaṭṭhitaṃ. lit. hadir di saat ini) mettā melalui tubuh/ucapan/pikiran kepada para YM baik secara terbuka maupun diam-diam (āvi ceva raho ca).”
•
…”Kemudian, Bhante, saya mengesampingkan keinginan sendiri (sakaṃ cittaṃ, lit. pikiran sendiri) dan sebaliknya mengutamakan keinginan para YM.”
•
“Kita sepertinya (hanya) beda tubuh tetapi satu-hati.”
Memancar ke Empat Penjuru • “Seperti halnya, kepala desa, seorang peniup terompet yang sangat kuat mampu menginformasikan ke empat penjuru tanpa kesulitan, demikian pula, kepala desa, pembebasanbatin-melalui-mettā (juga berlaku utk 3 brahmavihāra yg lain) dikembangkan seperti itu, dipraktikkan spt itu, (kemudian) kamma-yg-dikerjakan-terbatas (pamāṇakata kamma) tidak lagi tinggal disana, tidak lagi berdiri disana.” (S 4:322) • Bebas
dari iri-hati (vigatābhijjha); bebas dari pikiran-jahat (vigatābyāpāda), tidak-mudah-bingung (asammūḷha), waspada (sampajāna), penuh-kesadaran (paṭissato).
Memancar ke Empat Penjuru • Kamma-yg-dikerjakan-terbatas (pamāṇakata kamma) • Kamma yang dilakukan di alam-inderawi. • Mencapai Mettā yang ideal adalah pada saat mencapai konsentrasi-akses atau jhāna. • Pembebasan-batin (cetovimutti) adalah jhāna. (SA 3:105), tenaga-kamma ini akan melampaui alam-inderawi dan membangkitkan kelahiran kembali di alam Brahma-materihalus.
Secepat Selentikan Jari • “Para bhikkhu, walaupun untuk waktu secepat selentikan jari (accharāsaṅghātamatta), seorang bhikkhu melatih pikiran cinta-kasih, dia disebut ‘seorang bhikkhu yang meditasinya tidak sia-sia, bertindak sesuai dengan ajaran Guru, mematuhi nasehat, tidak memakan derma makanan sia-sia.” (A 1:10)
Sebelas Manfaat Mettā 1.Tidur bahagia (sukhaṃ supati), 2.Bangun tidur bahagia (sukhaṃ paṭibujjhati), 3.Tidak bermimpi melihat yang jahat (na pāpakaṃ supinaṃ passati), 4.Disayang manusia (manussānaṃ piya), 5.Disayang non-manusia (amanussānaṃ piya), 6.Para deva menjaga (devatā rakkhanti),
Sebelas Manfaat Mettā 7.Api-racun-senjata tidak melukai dia (nāssa aggi vā visaṃ vā satthaṃ vā kamati), 8.Batinnya cepat terkonsentrasi (tuvaṭaṃ cittaṃ samādhiyati), 9.Raut wajahnya tenang (mukhavaṇṇo vippasīdati), 10.Meninggal tidak bingung (asamūḷho kālaṃ karoti) , 11.Apabila tidak menembus lebih tinggi, dia terlahir di alam brahma (uttari appaṭivijjhanto brahmalokūpaga). (A 5:342)
Gambar Mental 1. Gambar Persiapan (parikamma nimitta): objek awal meditasi. 2. Gambar Diperoleh (uggaha nimitta): ketika objek meditasi telah mencapai fokus yang baik, masih tidak stabil dan juga belum begitu jelas. 3. Gambar Pasangan (paṭibhāga nimitta): batin telah mencapai konsentrasi yang kuat, gambar yang jelas dan stabil muncul. Pada saat pañca nīvaraṇa (lima rintangan batin) lenyap, yogi mencapai konsentrasi-akses (upacāra samādhi) yang membawanya mencapai konsentrasipenuh/obsorpsi (appanā samādhi).
Brahmavihāra dan Batas Tertinggi (S 5:119) Pembebasan Batin oleh (Ceto vimutti):
Batas Tertinggi
Mettā
‘Keindahan’ (subha) —semua rūpajjhāna
Karuṇā
Landasan Ruang tanpa Batas (ākāsānañcāyatana)
Muditā
Landasan Kesadaran tanpa Batas (viññāṇañcāyatana)
Upekkhā
Landasan Kekosongan (ākiñcaññāyatana)
Mettā Bhāvanā •
Formula: “Semoga saya terbebas dari kemarahan. Semoga saya terbebas dari kebencian. Semoga saya terbebas dari penderitaan. Semoga saya bisa senantiasa berbahagia.” Visualisasi/diucapkan lisan/di dalam hati beberapa kali dan kemudian diresapi.
•
Obyek: (1) atta/diri sendiri; (2) Piya/orang yg dikasihi; (3)Majjhatta/ orang yg netral dan (4) Verī/musuh atau orang yg dibenci… *Sīmasambheda (menghancurkan penyekat)…(5)Semua mahluk.
•
Lokasi: kesemua orang di dalam ruangan, di dalam rumah, tetangga, desa, kota, propinsi, negara…keseluruh penjuru alam.
•
Obyek yg dilarang di awal: (1) orang mati karena bisa memunculkan spekulasi, kesedihan, ketakutan dll. (2)Lawan jenis karena bisa memunculkan nafsu dan kemelekatan. (3) Orang tua dan saudara.
Karuṇā Bhāvanā •
“Sebagaimana halnya dia merasakan kasihan pada saat melihat seorang yg sedang sengsara (duggata), kesusahan (durūpeta), demikianlah dia memancarkan karuṇā kesemua mahluk.” (Vibh 273)
•
Obyek: (1) Mahluk yg sdg menderita/kesulitan, (2)Seseorang yg dikasihi, (3)Seseorang yg netral dan (4) Musuh / seseorang yg dibenci. Kemudian “Menghancurkan-penyekat” dengan menggunakan perasaan kewelas-asihan yg kuat sebagai obyek meditasi.
Muditā Bhāvanā •
Kebahagiaan apresiatif seperti kebahagiaan seorang ibu pada saat melihat anaknya sedang berbahagia.
•
Obyek: (1) Seseorang yg dikasihi yg sdg berbahagia, (2) Seorang netral, (3) Musuh/orang yg kita benci. (4)Diri sendiri.
•
Obyek yg dilarang: seseorang yg dicintai dan seseorang yg sudah mati.
•
Ketika muditā menjadi kuat, fokus pada perasaan tsb utk diarahkan ke-4 obyek utk kemudian kepada ‘penghancuran penyekat.’
Upekkhā Bhāvanā •
Obyek: Setelah merenungkan kekurangan Jhāna 1 sd 3 yg ‘kasar’, kemudian merenungkan manfaat upekkhā utk selanjutnya diarahkan ke (1)Seseorang yg netral (majjhattapuggala), (2) Orang yg dikasihi (piyapuggala), (3) Teman-dekat (soṇḍasahāya) dan (4) Diri sendiri (attā). Tujuan akhir: menghancurkan-sekat (sīmasambheda) (Vism 9.89/317)
•
Setelah menghancurkan sekat, kita bermeditasi dengan obyek perasaan upekkhā guna mencapai keadaan-batin— tanpa-diskriminasi yg tenang dan bercahaya sampai mencapai jhāna ke-4.
Brahmāvihāra dan Pāramī
(Vism I.IX.274)
Hati Mahāsattā mempertahankan keseimbangan dengan memberikan keutamaan kpd kesejahteraan mahluk, tidak menyukai penderitaan mahluk, menginginkan kesuksesan yg dicapai mahluk bisa bertahan dan ketidak-berpihakan terhadap semua mahluk. 1.Dāna: mempertahankan batin untuk tidak pilih-kasih, condong kpd kesejahteraan mahluk, tidak menyukai penderitaan mahluk, menginginkan semua mahluk sukses. Berdana kpd semua mahluk tanpa diskriminasi: “Ini harus di diberikan kepada dia, bukan orang lain.” 2.Sīla: supaya tidak menyakiti mahluk lain. 3.Nekkhamma: melatihnya demi kesempurnaan sīla. 4.Paññā: mengembangkannya untuk menghindari kebingungan terhadap apa yang baik dan apa yang tidak-baik buat mahluk hidup.
Brahmāvihāra dan Pāramī
(Vism I.IX.274)
5.Viriya: senantiasa bersemangat dan meningkatkan energi demi kesejahteraan dan kebahagiaan mahluk hidup. 6.Khanti: bersabar dan menerima kesalahan mahluk lain. 7.Sacca: mereka tidak sedang mengelabui ketika berjanji,”Kita akan memberimu ini; kita akan melakukan ini untuk kamu.” 8.Adiṭṭhāna: tekad yang tidak goyah demi kesejahteraan dan kebahagiaan mahluk. 9.Mettā: senantiasa menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingan sendiri. 10.Upekkhā: tidak mengharapkan balasan apapun.
Selesai