SĪLA-2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin !
2965F5FD
Murid-buangan (Upāsakacaṇḍāla) Vs Murid-permata (upāsakaratana) •Murid “buangan” atau pengikut-yang-ternoda (upāsakamala) atau pengikut-kelas-bawah (upāsakapaṭikiṭṭho) adalah mereka yang: 1.Tidak mempunyai keyakinan, 2.Tidak mempunyai moralitas, 3.Percaya pada ritual untuk meminta keberuntungan, 4.Percaya pada keberuntungan, tidak pada kamma, 5.Mencari ‘pahala-berharga’ di luar Dhamma dan memprioritaskannya. •Murid-permata adalah kebalikan dari murid-buangan tersebut diatas. (ref. Caṇḍāla Sutta, A.5.175)
Latihan untuk Tubuh dan Ucapan 1 • Veḷudvāreyya Sutta (S 55.7) • Ajaran Dhamma untuk digunakan buat diri-sendiri dan juga untuk orang lain: • ‘Saya adalah seseorang yang mengharapkan kehidupan, tidak mengharapkan kematian, menginginkan kebahagiaan dan tidak menyukai penderitaan…apabila seseorang mengambil kehidupanku maka hal itu tidak akan menyenangkan ataupun tidak aku sukai.’ • ‘Apapun yang tidak menyenangkan dan tidak aku sukai juga tidak menyenangkan dan tidak disukai orang lain juga. Bagaimana mungkin aku melakukan kepada orang lain sesuatu yang tidak menyenangkan dan tidak aku sukai?’
Vāritta sīla dan Cāritta sīla • Vāritta sīla adalah moralitas dalam bentuk penghindaran (tidak membunuh dll); disebut juga sebagai ‘aturan-negatif ’, mis.: 5, 8, 10 sīla. • Cāritta sīla adalah moralitas dalam bentuk perilaku yang harus diwujudkan; disebut juga sebagai ‘aturan-positif ’ spt: menjalankan kewajiban kepada orang tua, anak-istri, menghormati orang yang lebih tua, merawat orang sakit, membantu orang miskin dll.
No
Sīla
Latihan
1
Tidak membunuh
Cinta kasih
2
Tidak mencuri
Kemurahan-hati
3
Tidak berzinah
Puas dengan yang menjadi miliknya
4
Tidak berbohong
Kejujuran
5
Tidak mabuk
Kesadaran penuh
Latihan untuk Tubuh dan Ucapan 2 !
• 3 Kesucian Perbuatan Tubuh: • Dia menahan diri dari penghancuran kehidupan, • Dia menganjurkan orang lain untuk menahan diri dari penghancuran kehidupan, • Dia memuji pengendalian diri dari penghancuran kehidupan. • Dengan demikian perbuatan tubuhnya disucikan dalam 3 hal. • Sīla yang lain dipahami dengan cara yang sama. Yang membedakan hanyalah kesucian perbuatan tubuh atau ucapan.
Empat Jenis Sīla
1. Bhikkhu sīla, 2. Bhikkhunī sīla, 3. Sāmaṇera sīla, 4. Gahattha sīla.
Uposatha • Uposatha (ketaatan) berasal dari praktik Hindu “upavasatha” yang berasal dari kata kerja ‘upavasati’ (lit. ‘dia tinggal dekat’, yakni menyediakan waktu untuk tinggal dekat dengan seorang guru). • Diadopsi oleh Buddhis, di masa Buddha, sebagai malam ke 1, 8, 14/15, 23 penanggalan lunar. • Uposathakamma (perbuatan ‘ketaatan): • Saṅgha membaca kembali Pāṭimokkha. • Umat awam melatih aṭṭhaṅga sīla (8 sīla). • Sīla ini disebut sebagai uposatha sīla karena sīla ini khusus di latih di hari uposatha. • Disebut sebagai sīla yang terbatas waktunya apabila dipatuhi untuk 1 hari atau periode tertentu. • Disebut sebagai sīla sepanjang hidup apabila dipatuhi sampai akhirnafas. (Vism. 1.30) • Untuk studi lebih lanjut lihat Uposatha Sutta (A.3.70), Vitthata Uposatha
Tiga Ciri Orang yang Tidak Bijaksana (Ref. M 129.2-7) •Berpikir-, berbicara- dan bertindak jahat. •Dia akan merasakan kesakitan jasmani dan batin disini dan sekarang dalam 3 hal: 1.Ketakutan terhadap perbuatan masa lalu. 2.Ketakutan terhadap hukuman sosial. 3.Ketakutan akan masa depan. •Detik-detik menjelang kematian. •Kelahiran di alam-menyedihkan.
Kualitas Hidup yang Dialami oleh Orang yang Bijaksana (ref. M 129.47-49) •Batu sebesar Himalaya tidak bisa dibandingkan dengan batu sebesar kepalan tangan. •Kebahagiaan jasmani dan batin seorang Cakkavatti Rāja yang mempunyai 7 harta (roda-dunia, gajah, kuda, permata, wanita, pembantu dan penasehat) dan 4 jenis kesuksesan (panjang umur, kerupawanan, kebahagiaan dan kekuatan) tidak sebanding dengan kebahagiaan di surga. •Apabila terlahir sebagai manusia, dia lahir di keluarga terhormat, ksatria, brahmana dan perumah tangga yang terhormat: kaya raya, banyak harta dll.
Sīla-Kamma-Kelahiran Kembali (A 3.65) • Empat Jaminan (assāsa = penghiburan): • “Apabila seseorang mempunyai batin yang bebas dari permusuhan, keinginan jahat, tidak rusak dan murni, maka: 1.Apabila ajaran Kamma dan kelahiran kembali itu benar maka dia akan mempunyai kelahiran yang baik. 2.Apabila tidak benar maka dia akan berbahagia di kehidupan ini. 3.Apabila benar ada buah dari kejahatan maka dia tidak akan mendapatkan hasil kammaburuk. 4.Apabila tidak ada buah dari kejahatan maka dia tetap murni dan tidak tercemar.
SELESAI Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin !
2965F5FD