DIZZINES PADA LANJUT USIA Dina Aprilia,Bistok Sihombing,Arianto Purba, Herlina Maria Sitorus
PENDAHULUAN Dizziness adalah gangguan yang seringkali membingungkan para ahli dalam untuk penangannnya secara tuntas dan gangguan ini seringkali dialami pada usia lanjut. Dizziness mengakibatkan perasaan tidak nyaman walaupun hal ini tidak mengakibatkan kematian tetapi faktor gangguan keseimbangan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan jatuh pada usia lanjut mengakibatkan luka,patah tulang dan tentu saja biaya perawatan yang besar.Sedangkan pada lanjut usia yang tidak mengalami trauma serius akan mengalami penurunan aktivitas sehari-hari dan mengalami kompleks takut jatuh dan mengurangi rasa percaya diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari. 1,2,3 Dizzines akan dialami sekitar 30% pada usia diatas tahun 65 tahun dan sekitar 50% pada usia diatas 85 tahun dan ternyata 90 % pada usia 65 tahun ke atas akan mengunjungi dokter untuk keluhan dizzines tersebut.Gangguan keseimbangan dan gait diperkirakan 76% dari lansia dengan riwayat jatuh. Di Indonesia belum begitu jelas mengenai prevalensi gangguan keseimbangan postural pada lansia pada komunitas. Data mengenai Instabilitas postural di RSUPN Cipto Mangunkusumo sebanyak 23,3% (Handayani) dan angka prevalensi instabilitas postural dengan riwayat jatuh pada lansia dijumpai sebanyak 64,9% (Erwin) data tersebut adalah data di rumah sakit bukan data komunitas.Data luar negeri kasus dizziness dan ganguan keseimbangan 40% pada pasien usia lebih dari 40 tahun dan kejadian jatuh ada sebanyak 25% pada usia diatas 65 tahun. Data dari Swedia National Study on Aging and Care (SNAC) prevalensi dizziness 31% pada usia lebih dari 80 tahun. Pada suatu penelitian di Jerman dilaporkan dizziness yang disebabkan gangguan vestibular perifer pada usia lebih dari 50 tahun ada 56% dan gangguan cerebrovascular ada sekitar 70% dan gangguan pskiatri ada 40%.1,4,5
1 Universitas Sumatera Utara
DEFENISI1,2,3,6,7 Dizziness adalah suatu kondisi dimana
dijumpai sensasi yang mengacu kepada
persepsi hubungan tubuh dengan ruang di mana dijumpai kepala yang terasa ringan,akan pingsan,berputar,perasan mabuk dan tidak terarah pandangan
dapat berupa gangguan physikis,
kabur,pusing.(Triwibowa,2001;Daroff
&
Carlson,2005;Wasialh
Rodmah,2006).Menurut Drachman dan Hart ada empat subtipe kondisi dizziness ini yaitu: 1.Vertigo dimana dijumpai sensasi lingkungan yang berputar atau perasaan diri sendiri yang berputar biasanya ini menunjukkan kelainan di sistem vestibular walaupun pada beberapa keadaan kelainan di batang otak atau otak kecil.jenis ini sering berupa vertigo paroksismal posisional jinak (BPPV),penyakit pembuluh darah otak/TIA atau gangguan vertebrobasiler 2 Presnycope yaitu perasaan ringan atau seolah olah pingsan (pitam) hal ini biasanya diakibatkan iskemia otak sementara.Penyebabnya terbanyak gangguan jantung dan pembuluh darah antar lain aritmia jantung,dekompensasi jantung atau anemia berat. 3.Disequilibrium yaitu ketidakseimbangan dan perasaan goyang saat berdiri atau berjalan yang melibatkan ekstremitas bawah dan tubuh tanpa ada sensasi dari kepala.Kondisi ini dikaitkan dengan masalah di neuromuskular dan ketidakseimbangan yang menyertai jenis ini diakibatkan faktor sekunder yaitu gangguan penglihatan,perubahan kontour tanah dan lingkungan asing. 4.Lightheadeness yang digambarkan seperti kondisi melayang atau mengambang dan pasien biasanya kesulitan menggambarkan sensasi ini.Pusing yang diakibatkan gangguan psikologis akan dijumpai gangguan somatik lainnya seperti nyeri perut dan nyeri kepala.Juga terdapat pada pasien dengan gangguan refraksi mata atau pada pasien post operasi katarak dijumpai pusing.Gangguan di daerah pendengaran,anemia,hipoglikemia. Banyak pasien terutama orang tua dijumpai keluhan dizziness lebih dari satu.Hal ini diakibatkan gangguan yang menyertai jenis dizziness oleh karena pada orang tua dijumpai penurunan
kompensasi
sistem
tubuh.Sehingga
perlu
untuk
membedakan
gejala
ketidakseimbangan yang primer dan sekunder.
2 Universitas Sumatera Utara
ETIOLOGI DAN PATOFISOLOGI Penyebab dizziness pada usia lanjut adalah multifaktor.Jonsson & Lipsitz (1994) secara ringkas membagi atas berkaitan dengan usia dan berkaitan dengan gangguan pada saraf,sistemik,psikiatrik
dan
gabungan
dari
hal
tersebut.
Kroenke
dkk(2006);
Adelman(2001;Wasilah Rochmah & Probosuseno (2006) lebih rinci membagi penyebab dizziness.1,2,3 1 Gangguan pada Vestibulo perifer 2.Gangguan Vestibulo central 3.Psikatris 4.Kondisi lain 5.Tidak diketahui penyebabnya 6.Defisit sensori multipel 7.Penyakit sistemik Menurut Vestibular Disorder Association penyebab dari dizziness dibagi atas 1.Gangguan dari Sistem Vestibular11 Refleks Keseimbangan tubuh merupaka suatu kerjasama yang berkesinambungan antara tiga sistem sensorik (Vestibuler,Propioseptif dan Visual) dan respon motorik (refleks0 untuk
merespon
perubahan
titik
gravitasi,pergerakan
linear
dan
anguler,perubahanlingkungan/permukaan tanah,tingkat penerangan serta informasi visual yang relevan. Sistem sensorik (visual,vestibuler,somatosensorik) memberikan informasi tentang posisi tubuh dihubungkan dengan gravitasi dan lingkungan serta posisisi masing masing anggota tubuh satu dengan yang lain.Neuromuskuler dan muskuloskeletal mempunyai peran penting dalam mengontrol posisi tubuh dan aksi dari motorik.Sedangkan sistem saraf pusat (kognitif dan non kognitif) diperlukan untuk intergrasi,adaptsai dan antisipasi dari respon keseimbangan.Keadaan ini terjadi pada saat kondisi normal maka
3 Universitas Sumatera Utara
sistem in idapat saling berkoordinasi ,jika dijumpai gangguan pada sistem ini maka akan dijumpai gangguan berupa pusing,vertigo dan gangguan ketidakseimbangan. Sistem
Vestibuler
adalah
sistem
saraf
yang
utama
yang
mengatur
keseimbangan.Sistem ini terdiri atas a.Sistem vestibuler yang berada di dalam telinga.Respon keseimbangan pergerakan dan orientasi dari gravitasi diatur dlam sistem vestibuler dan terdiri dari Tiga Kanal Semicircular yang mengidentifikasi gerakan yang berputar Dua organ otolith (Sacula dan utricule) yang mengidentifikasi gerakan tegak lurus Di dalam sistem ini terdapat cairan endolymph dan tergantung pada arah aliran yang akan menstimulasi dan atau menghambat neuron dari sel-sel rambut yang melapisi kanal.Demikina juga sel-sel rambut di saccule dan utrikulus yang tertanam dalam matriks Ca kristal karbonat (Otolith).Pergerakan otoliths oleh gravitasi akan menstimulasi dan menghambat rangsangan neuron pada sel-sel rambut Tabel 1.Berbagai penyebab dizziness pada sistem vestibuler perifer dan vestibuler sentral8,10,11 Penyebab
Gejala yang dijumpai
Pemeriksaan
Gangguan Vestibulo Perifer Benign paroxysmal positional vertigo Kondisi (BPPV)
dijumpai
komposisi
otolith
berat
dipicu
oleh Dix-Hallpike
berkurangnya putaran kepala < 1 menit yang manuver (otoconia)
yang dicetuskan oleh gerakan kepala
bertkumpul di telinga bagia dalam.Selain yang mendadak atau karena trauma kepala, BPPV dapat dijumpai perubahana pada posis tubuh pada proses menua dimana dijumpai seperti berguling di tempat tidur degenerasi sel-sel rambut pada telinga bagian dalam
Nystagmus Tidak
dijumpai
kelainan
pendengaran dan neurologi
4 Universitas Sumatera Utara
Penyakit Meniere biasanya terjadi pada Tinitus
unilateral
yang Audiogram
usia muda, yang merupakan hidrops berulang,hilangnya endolymphatic
dijumpai kelainan pada pendengaran,telinga
terasa
MRI
dengan zat
kontras gadolinium
kuantitas,komposisi atau tekanan dari penuh endolymph dan hal ini berlangsung progressif
Vestibuler Neuronitis proses inflamasi Adanya gangguan keseimbangan Gejala-gejala klinis yang disebabkan oleh infeksi viral yang dijumpai
mual,muntah
mengakibatkan gangguan pada vestibuler kadang-kadang (keseimbangan)
dan
dijumpai
nystagmus,ada penyakit infeksi saluran
napas
bagian
MRI
dengan zat
kontras gadolinium
atas
sebelumnya atau penyakit herpes zoster Labirintis proses inflamasi pada telinga Dijumpai vertigo yang berat bagian dalam yang disebabkan oleh virus ,mual tetapi
dapat
juga
oleh
muntah,nystagmus
karena gangguan
CT-Scan jika diduga
dan infeksi purulent
fungsi MRI
bakteri,trauma kepala,alergi,atau reaksi pendengaran,tinitus
dengan zat
kontras
obat dan penyakit ini sering akibat dari
jika
infeksi saluran napas bagian atas
gadolinium dijumpai
hilangnya pendengaran
yang
unilateral dan tinitus Otitis media (akut dan kronik)infeksi Nyeri telinga
pada
bagian
tengah
telinga,dijumpai Gejala klinis
yang cairan(pus) pada otitis media Dilakukan CT Scan
disebabkan infeksi saluran napas bagian kronik
jika
atas Riwayat
infeksi
telinga
dijumpai
dan kolesteatoma untuk menilai apakah ada
saluran napas
fistel Dapat
dijumpai
(pertumbuhan
kolesteatoma
jaringan
yang
terletak di telinga tenga ynag akan merusak daerah sekitar tulang tengkorak dan telinga
5 Universitas Sumatera Utara
bagian dalam) Trauma (ruptur membran timpani,kontusi Riwayat trauma
CT-Scan tergantung
labirin,fraktur tulang temporal)
dari lokasi trauma Dijumpai
kerusakan
pada
masing-masing lokasi trauma Neuroma Acoustic (swanoma vestibuler) Pertumbuhannya
lambat
tumor jinak yang berada di nervus unilateral,dijumpai vestibulo cohclear
dan Audiogram
hilangnya MRI dengan kontras
pendengaran,tinitus,dizziness dan
dysequilibrium,terkadang
dijumpai
hilangnya
diwajah,kelemahan
sensorik pada
otot
wajah atau gangguan keduanya
Gadolinium dijumpai
jika
hilangnya
pendengaran
yang
unilateral
atau
unilaterala tinitus Obat-obat yang ototoksik
Aminoglikosida
dikenal Gejala klinik
menyebabkan pendengaran
hilangnya bilateral
dan
gangguan vestibuler bilateral
Evaluasi
vestibuler
dengan electronystagmograp hi dan rotary chair test
Herpes Zoster (Ramsay Hunt Syndrome)
Dijumpai rasa nyeri ,kelemahan Gejala klinik wajah dan hilangnya rasa dan dijumpai
gangguan
penedengaran dan vertigo Mal
de
debarquement
(
gangguan Perasaan hoyong muncul setelah Gejala klinis
keseimbangan yang kronis) gejala seperi melakukan perjalanan Audiogram
hoyong setelah melakukan perjalanan
Test keseimbangan Gangguan pada pusat sistem vestibuler Perdarahan atau infrak intrakranial dan Terjadi secara akut
CT-Scan segera
daerah batang otak Dijumpai gangguan sistem saraf MRI dengan kontras pusat dan daapt dijumpai nyeri Gadolinium kepala 6 Universitas Sumatera Utara
Migran
yang
berhubungan
dengan Dijumpai
vertigo
nyeri
kepala,yang Gejala klinik
berhubungan dengan gangguan vestibuler seperti vertigo yang berulang dabn biasanya tanpa gangguan
pendengaran
tapi
Pemeriksaan pencitraan
untuk
menilai penyebab
dapat dijumpai tinitus,sensitif terhadap cahaya atau suara Adanya riwayat keluarga yang mengalami vertigo Multiple
Sklerosis
terjadi
proses Berbagai keluhan sistem saraf
MRI dengan kontras
inflamasi terjadi lymphocytic infiltration seperti kelemahan otot,kesulitan Gadolinium dimana sel T yang bermigrasi ke sel saraf berkoordinasi dan
menghasilkan
sitokin
gangguan saraf
yang penglihatan dan bahkan depresi
pada
pusat
dan
tulang belakang
mengakibatkan disfungsi dan degenerasi sawar
saraf pusat dan saraf tulang
belakang. Penyakit ini termasuk penyakit autoimun Diseksi arteri vertebra, robeknya endotel Keluhan nyeri kepala dan leher
Magnetic Resonance
dari pembuluh darah arteri sehingga
Angiography
darah memasuki lapisan arteri akibatnya terjadi
pembengkakan
dari
dinding
pembeluh darah sehingga aliran darah terganggu.dapat diakibatkan oleh trauma pada daerah leher ataupun secara spontan Insufisiensi vertebrobasilar menurunnya Oleh
karena
arteri
yang Magnetic Resonance
aliran darah pada daerah posteroir yang berbelok-belok maka gerakan Angiography mensuplai
ke tertentu
meddula,cerebellum,pons,midbrain,thala mus,dan
korteks
mengakibatkan
insufisiensi sirkulasi di daerah
ocipital.Perubahan batang
otak
degeneratif yang dapat mempengaruhi mengakibatkan fungsi
sistim
vertebrobasiler
sehingga pusing
atau
adalah kepala terasa ringan dan tiba-tiba
7 Universitas Sumatera Utara
degenerasi discus vertebralis(kadar air jatuh dan jika gangguan sirkulasi sangat menurun,fibrokartilago meningkat yang lama dapat mengakibatkan dan
perubahan
pada
polisakarid).Sehingga
muko- penurunan kesadaran
diskus
ini
menonjol ke perifer mendorong periost yang meliputinya bdan lig.intervertebrale menjauh dari corpus vertebrae.Bagian periost
yangb
terdorong
ini
akan
mengalami kalsifikasi dan membentuk osteofit.Keadaan
ini
yang
disebut
spondilosis servikalis.Osteofit sepanjang pinggir corpus vertebrale akan menekan a.vertebrale dan pada posisi tertentu akan menyebabkan arteri.Selain berkurangnya
oklusi
pembuluh
itu
mengakibatkan
panjang
dari
kolum
servikal sehingga a.vertebrales menjadi berkelok-kelok dan pada posisi tertentu arteri
ini
akan
tertekan
dan
mengakibatkan oklusi Sindroma klinis otak,pada usia lanjut Sindroma klinis yang utamanya CT-Scan MRI banyak terjadi perubahan-perubahan pada berkaitan di daerah pembuluh sistim
pembuluh
darah
arteri darah karotis yaitu serangan otak
otak.Pembentukan plak banyak dijumpai sepintas
(transient
ischemic
pada sistim karotis,disamping itu semua attact) yaitu gangguan sirkulasi pembuluh darah arteri yang kecil juga di kawasan pembuluh darah mengalami
perubahan
ateromatus karotis
ataupun
termasuk fibrosis tunica media,hilianisasi vertebrobasiler.Di dan
kalsifikasi.Keadaan
kawasan
ini pembuluh darah karotis ,TIA ini
menagkibatkan kelainan vaskuler antara lebih
sering
dihubungkan
lain arterosklerosis.Manifestasi gangguan dengan ateroma a.carotis interna tergantung daerah arterosklerosis yang yaitu akibat adanya mikroemboli berasal
dari
plak
ateroma
8 Universitas Sumatera Utara
terjadi.
tersebut. Gejalanya pandangan gelap,gangguan kadang
bicara,kadang-
kehilangan
sesaat.Jika
kesadaran
terjadi
vertebrobasiler
di
daerah
maka
akan
terjadi seperti serangan TIA di arteri
daerah
karotis
dan
dijumpai drop attack (serangan jatuh)
yaitu
penedrita
jatuh
mendadak tanpa diduga dan tanpa kehilangan kesadaran dan sering
pada
keadaan
ini
penderita mengalami vertigo
Tabel 2. Gangguan Sistem Non Vestibuler 1,11 Penyebab
Gejala yang dijumpai
Pemeriksaan
Anemia
Pucat,lemah
Darah,feses rutin
Obat-obatan yang menginduksi dizziness (tetapi Obat-obatan yang mencetus Obat dihentikan bukan
dizziness,dengan
ototoksik)antiansietas,antikonvulsan,antidepressi, peningkatan dosis terutama antipsikotik dan obat-obat penenang.Terkadang pada usia lanjut dan gejala obat-obat yang digunakan untuk mengatasi ini vertigo (dapat dilihat di tabel 4)
tidak
berhubungan
dengan posisi atau gerakan
Hipoglikemia (biasanya disebabkan obat-obat Dijumpai antidiabetes)
lemah,hoyong
perasaan Pemeriksaan kadar dan gula darah
berkeringat dingin
9 Universitas Sumatera Utara
Hipotensi yang disebabkan gangguan jantung Rasa ringan di kepala pada (bradikardi
atau
Vital sign
takikardi),obat perubahan posisi (hipotensi
antihipertensi,dehidrasi atau sindrom hipotensi ortostatik) dan dapat terjadi ortostatik
palpitasi
atau sinkop pada
perubahan
posisi
gangguan
jantung)
(pada ada
riwayat muntah dan atau
Ukur tekanan darah pada
posis
berbaring
dan
segera setelah tegak dijumpai TD turun≥ 20mmHg menjadi ≤
diare (dehidrasi)
100mmHg EKG
2.Gangguan Disebabkan oleh Multiple Defisit
11
Pada usia tua lebih sering dijumpai lebih dari satu penyebab dizziness
VISUAL
VESTIBULAR
SOMATOSENSOR
Proses degeneratif sel rambut dan saraf
Katarak presbiop
neuropati
CNS Proses Degeneratif saraf SISTEM MUSCKULOSKLETAL Muskular atropi
Dari segi penyebab vertigo dapat dibedakan vertigo sentral(disfungsi saraf pusat) dan vertigo perifer dan dapat juga dibedakan gejala dari vertigo tersebut.1,3,14
10 Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.Perbedaan vertigo sentral dan vertigo perifer Ciri-ciri
Perifer
Sentral
Gejala
Ringan dapat berjalan
Berat, tidak dapat berdiri atau berjalan
Onset
Tiba-tiba
Lamanya
Beberapa
Berlahan-lahan detik
sampai Berminggu sampai berbulan
beberapa menit Perubahan posisi
Dijumpai
Tidak dijumpai
Gejala lain yang ditemui
Gangguan pendengaran
Gangguan
neurologi
dan
penglihatan Nystagmus
Gabungan
horizontal
berrotasi;dihambat
dan Hanya
vertikal,atau
oleh horizontal atau berotasi;tidak
fiksasi dari mata ke suatu dihambat
oleh
fiksasi
objek;arahnya tidak berubah ;arahnya bisa berubah dengan
Mual/Muntah Latency
setelah
dengan tatapan ke tiap sisi
tatapan cepat
Selalu dijumpai
Terkadang
manuver Lebih lam (sampai 20 detik)
diagnostik provokatif
Lebih
singkat
(sampai
5
detik)
Tabel 4.Obat obat yang menyebabkan dizziness 1 Golongan
Contoh obat
Anti-Alzheimer’s
Rivastigmine
Antikonvulsan
Barbiturat,Phenytoin
Antidepresant
SSRI:semuagolongan SSRI,TCA:amitriptilin,imipramine,nortiptiline,trazodone,
Anti hipertensi
Diuretik:tiazid;Alpha
bloker:prazosin,terazosin;Beta
bloker:atenolol,propanolol;CCB:nifedipine,verapamil Anti-inflamasi
Ibuprofen,indomethacin
Antipsychotic
Chlorpromazine,fluphenazine,perphenazine,prochlorperazine,thioridazi ne,trifluoperazine
Anxiolytics
Alprazolam,chlordiazepoxide,clonazepam,diazepam,lorazepam,oxazep am
11 Universitas Sumatera Utara
Mood stabilizer
Carbamazepine,gabapentin,lamotrigine,oxacarbazepine
Muscle relaxants
Cyclobenzaprine,orhenadrine
Sambungan Obat-obat yang menyebabkan dizzines
PENATALAKSANAAN Keberhasilan penatalaksanan dari dizzines tergantung dari diagnosa yang tepat dan dokter dapat memahami fisiologi dari sistem vestibuler dan patologi vestibuler yang sering tumpang tindih dengan kondisi yang lain. Pemeriksaan oleh dokter seharusnya secara lengkap yang disebut PENGKAJIAN GERIATRIK KOMPREHENSIF.Disini penderita akan diperiksa dari kepala sampai ekstremitas bawah. Pemeriksaan dapat mengidentifikasi penyakit yang komorbid,kondisi sistemik seperti penyakit hipertensi,penyakit pembuluh
12 Universitas Sumatera Utara
darah,diabetes,gangguan psikologis dan kemungkinan adanya penyakit autoimun.Dan semua kemungkinan yang berdampak pada gangguan vestibular.2 Langkah-langkah penatalaksnaan dizziness pada lansia. 1.Pemeriksaan secara umum 1,2,6,14 Pada pemeriksaan ini sangat penting diperhatikan Dari riwayat penyakit awitan dan perjalanan dari gejala Simptom atau gejala dari dizziness dijelaskan oleh pasien itu sendiri dengan perkataan pasien sendiri ,penelitian oleh Kwong dan Pimlott menunjukkan diagnosis umumnya dapat ditegakkan bila pasien menjelaskan gejala dizzinessnya berdasarkan perkaatannya sendiri Pemeriksa juga memperhatikan subtipe dizziness dan juga obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien. Dibawah ini algoritma dizziness
13 Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.Algoritma dizziness dan sistem yang terlibat
14 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.Algoritma dizziness serta keluhan dan kelainan organ yang dijumpai
Di
awal
pemeriksaan
mencakup
pemeriksaan
vital
sign,
ortostatik,kardiovaskular,neurologik,tajam penglihatan,hiperventilasi selama 2 menit,tes Romberg,teslangkah
tandem(tandemgait
test),pemijatan
sinus
karotis,manuver
Hallpike,status kognitif,simptom depresi dan ansietas.Pemeriksaan tekanan darah untuk menilai adanya hipotensi ortostatik dimana dijumpai penurunan tekanan darah sistolik 20mmHg dengan atau tanpa gejala segera setelah berdiri atau 2 menit setelah berdiri(setelah 5 menit dalam posisi terlentang.Pemeriksaan kardiovaskuler untuk mencari kemungkinan aritmia,kelainan katup jantung.pemeriksaan neurotologik mencakup pemeriksaan telinga termasuk saraf kranial,evaluasi telinga luar,telinga tengah dan ntes fistula.tes fistula dilakukan dengan memberi tekanan ke telinga dan dievaluasi terjadinya vertigo dan nistagmus.Jika dijumpai hasil positif menunjukan adanya fistula dari labirin yang dapat disebabkan kolesteatoma atau infeksi. 15 Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.Pemeriksaan/manuver pada pasien dizziness Manuver 1.orthostatic blood pressure testin
2.Potentiated vlasava manuver
Description Patients blood pressure is measured first while patient is lying down and then while the patient is standing 20 to 25 mmHg decrease in systolic blood pressure indicates orthostatic hypotension Patient squasts fo 30 seconds then stands up and blows into a sphymomanometer at 40 mmhg for 15 seconds
3.carotid sinus stimulation
Gently massage the area of the patients carotid bulb for a few seconds with continous ECG monitoring
4.Dix-Hallpike manuver
Patient seated on a table and rapidly lowered untid the head hangs over the table .The position is held for at least 10 seconds Patient seated in a swivwl chair with the head tilteddown 30 degrees.The cair is then spun 10 times Patients walk 6 to 10 feet,turns around and walks back to the strating point While sealed in a chair patients is asked to turn the head as if watching an airplane fly across the sky.Having the patient perform this manuver once is enough to elicit symptoms
5.Barany rotation
6.Walk and turn
7.Seated head turn
Dizziness produced Procedures presyncope resulting from orthostatic hypotension
Procedures presyncope indicating presence of orthostatic hypotension vasovagal attacks,or decreased cardiac output Procedures presyncope indicating presence of orthostatic hypotension vasovagal attacks,or decreased cardiac output Procedures vertigo in patient with BPPV
Produces vertigo in anyone who maintains some vestibular function Produces dysequilibrium caused by multisensory loss Produces dysequilibrium caused by multisensory loss
Pemeriksa mengklarifikasi apakah dizziness ini memiliki sensasi berputar yang palsu atau terdistorsi,apakah gejala pasien spontan atau dipicu (misalnya dengan gerakan kepala atau perubahan posisi),berapa lama pasien mempunyai gejala dan berpa sering terjadi,kapan gejala pertama kali,apakah ada gejala lain yang menyertai misalnya gejala telinga atau neurologis.
16 Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengkajian tersebut dapat ditemukan apa saja kelainan yang diderita para lansia dengan berbagai pemeriksaan yang sangat membantu,misalnya EKG,Rontgen Paru,laboratorium,audiogram, elektronystamograpi(ENG) pemeriksaan yang membantu untuk membedakan disfungsi vestibuler sentral atau perifer ,CT-Scan,MRI jika perlu konsultasi ke bagian lain (Mata,THT,Neurologi,Ortopedi)
Gambar 3. Pemeriksaan Dix-Hallpike manuver
2.Intervensi farmakologi 1,8,10,11,13 Persyaratan dalam intervensi farmakologi adalah diagnosis yang tepat,obat yang sesuai,dosis yang tepat,dan durasi yang tepat.Langkah pertama untuk pengobatan yang berhasil adalah menegakkan diagnosis karena dizziness adalah bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala.Setelah kita menilai semua riwayat penyakit, gejala klinis kita dapat menentukan etilogi dari penyakit tersebut.Kemudian setelah diagnosis ditegakan .Pengobatan untuk
gangguan
vestibuler
diarahkan
untuk
mengobati
etiologi,mengontrol
gejala,mengurangi komorbitas pada gangguan psikologis yang sering menyertai sindrom ini.Intervensi farmakologi dimulai dengan alasan yang tersebut dibawah ini a. Pengobatan untuk gejala vestibuler yang akut. Gejala vertigo,mual,muntah,berkeringat,pucat dan diare memerlukan pengobatan yang segera karena keadaan ini dapat mengakibatkan ancaman terhadap pasien.Antiemetik
harus
diberikan
misalnya,
prometazin
dimenhydrinate,metocklopramide,hyoscine.Hyoscine yang diberikan transdermal dan proklorperazin terbukti ampuh dalam mengatasi vertigo.Kalsium chanel antagonis misal sianrizin dan cycline memiliki efek vestibulodepresant.Kedua 17 Universitas Sumatera Utara
obat tersebut dapat memberikan efek ekstrapiramidal dan untuk orang tua digunakan dalam jangka waktu yang pendek.Diazepam tidak memiliki aktivitas spesifik pada sistem vestibuler,hanya beraksi untuk menurunkan aktivitas neuron dan menyebabkan inhibisi termasuk pada sistem saraf pusat dan juga aktivitas pada sistem saraf vestibuler dan nuklei vestibuler.Penggunaan obat ini masih menjadi kontroversi tetapi masih banyak yang mengunakan untuk mendapatkan efek ansiolitik pada krisis akut vestibuler. Pada hipotensi ortostatik dapat diberi pengobatan midodrine dan fludrocortisone yang akan menaikan tekanan darah dan pada saat pemberian ini diperlukan monitoring tekanan darah untuk mencegah komplikasi peningkatan tekanan darah.Midodrine tidak boleh diberikan 4 jam sebelum tidur atau sewaktu berbaring sebab akan mencetuskan hipertensi sewaktu pasien telentang,efek samping lain akan terjadi retensi urin dan ruam pada kulit.Fludrocortisone adalah suatu mineralkortikoid yang kan mengakibatkan retensi natrium dan air sehingga perlu untuk memonitor natrium dan terutama pada pasien gagal jantung.efek samping yang lain edema,hiperglikemi,kelemahan otot. Pseudoefedrin,paroxetine dan desmopressin adalah pilihan lain saat midodrine dan fludrocortisone tidak efektif. b. Pengobatan untuk keadaan seperti migren, penyakit meniere Pengobatan untuk migren biasanya meliputi langkah-langkah pembatasan diet,mengurangi stess.Pemberian obat-obat analgesik,derivat ergotamin.obat profilaksis termasuk beta bloker,calcium channel bloker,serotonin reuptake inhibitor dan amitriptiline.Dilaporkan intervensi farmakologi pada penyakit meniere dengan pemberian Betahistine analog histamine yang memberikan efek peningkatan sirkulasi mikrovaskuler di daerah stria dari koklea sehingga mengurangi tekanan endolimpatik.Tetapi beberapa studi tidak mematuhi kriteria AAOO sehingga tidak ada bukti yang pasti dalam penggunaannya.Penggunaan steroid baik secara sistemik maupun secara transtympanically karena asumsi suatu proses autoimun.Namun studi double blind tidak menunjukkan kemanjuran klinis pada penggunaan obat ini
18 Universitas Sumatera Utara
c. Pengobatan empiris untuk kronik vestibuler dijumpai pada vestibular sentral. Gangguan ini
akibat degenerasi,demyelinisasi atau gangguan vascular yang
berhubungan
dengan
disequilibrium
persisten,mual,muntah.
Clonazepam,carbamazepine,dan golongan antagonis kalsium
dapat membantu
mengurangi gejala.
Tabel 6.Obat-obatan untuk mengatasi kondisi dizziness Obat
Dosis
Efek samping
Pusing Midodrine
10mg po tid,selama siang
Hipertensi,retensi urin,ruam kulit
hari Fludrocortisone
0,1mg po daily,dititrasi
Hipertensi,edema,hiperglikemi,hipokalemia,muscle
seminggu
weakness,gangguan penglihatan jika digunakan
sampai
maximun 1 mg
dalam jangka waktu lama
Vertigo meclizine
25-100
mg
daily,dibagi
po
Mengantuk,mulut kering
dalam
beberapa dosis Dimenhydrinate
25-100mg po q4-8h
Mengantuk,mulut kering,mual muntah
Diazepam
2-10mg po or iv q4-8h
Lightheadedness,mengantuk,mulut
prn
kering,penglihatan kabur,kelemahan otot,perasaan lemas
Lorazepam
1-10mg po q8-12h prn
Efek sama dengan diazepam
Untuk gejala Mual muntah Metoklopramide
5-10mg po or slow iv
Lightheadedness,mengantuk,nyeri kepala,GI
q6h
upset,diare,gejala ekstrapiramidal
Ondansetron
4mg po q8h
Nyeri kepala,lemah,konstipasi
Prochlorperazine
5-10mg po or IM q6-
Lightheadedness,mengantuk,mulut
8h;2,5-10mg
kering,konstipasi,exitability,musclar tremors,gejala
Promethazine
slow
iv
over 2 min;25 rectaly bid
ekstrapiramidal
12,5-25mg po,IM,IV or
Lightheadedness,mengantuk,mulut
rectal q4-6h
kering,konstipasi
19 Universitas Sumatera Utara
3. Rehabilitasi pada gangguan muskuloskeletal, penglihatan pendengan dan fisioterapi pada gangguan vestibuler 1,8,10,14 Kelemahan otot-otot motorik pada daerah ekstremitas mengakibatkan gangguan keseimbangan selain mengunakan obat-obatan diperlukan fisoterapi dan juga mengunakan alat bantu untuk menjaga keseimbangan. Pada lansia yang dijumpai gangguan penglihatan maka dapat dilakukan koreksi dengan kacamata walaupun terkadang jika pergantian kacamata yang baru dapat menimbulkan dizzines.Dan jika dijumpai gangguan pada telinga dapat diberi alat bantu dengar Pasien dengan gangguan di telinga sering mengalami gangguan keseimbangan posisi atau
perubahan gerakan.Hal sering dijumpai pada pasien dengan
dizziness.Gejala lain yang sering ditemukan adalah kekuatan otot yang menurun termasuk kehilangan kendali berbagai gerak dan terjadi ketegangan terutama di daerah otot leher dan bahu yang menyebabkan kelelahan otot dan nyeri kepala tentu saja mengurangi kualitas hidup. Rehabilitasi pada kondisi ini
dirancang untuk meringankan hal-hal yang
tersebut diatas .Sebab pemakaian obat-obat yang menekan sistem vestibuler memberikan
efek
samping
mengantuk
yang
menyebabkan
menurunnya
kemampuan beraktivitas.Rehabilitasi ini ditujukan untuk gangguan didaerah vestibuler,sebab penyebab dari dizziness itu bermacam-macam Sebelum tindakan rehabilitasi ini dilakukan pmeriksaan pergerakan bola mata dan penilaian ketajaman penglihatan.Penilaian ini menilai bagaimana pergerakan bola mata tanpa dikuti pergerakan kepala dan pergerakan bola mata sewaktu kepala juga bergerak.Kemudian terapis juga mengunakan kartu untuk menilai ketajaman penglihatan sewaktu kepala bergerak.Selain penilaian visual dilakukan juga questionnaire Dizziness Inventory Handicap Questionnaire yang terdiri dari 25 pertanyaan yang berinisial P atau Physical ada 7 pertanyaan ,E atau Emotional ada 9 pertanyaan dan F atau Functional ada 9 pertanyaan.dengan penilaian 1634:mild handicap ;36-52: moderate handicap;>54 severe handicap.
20 Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Questionnaire untuk menilai dizzines dikenal dengan Dizziness Inventory Handicap Questionnaire
Rehabilitasi Epley’s Canalith Repositioning dan Brandt’s exercise adalah rehabilitasi yang direkomendasikan pada Benign Positional Vertigo.Tindakan ini adalah tindakan manuver yang dilakukan dengan mengunakan gravitasi dimana posisi pasien dirubah sehingga mengakibatkan perubahan tekanan di saluran semirkular akibat bergeraknya debris yang ada di posterior semircular ke utricle.
21 Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.Manuver Epley’s Canalith Repositioning
Gambar 5. Manuver Brandt’s exercise
Rehabilitasi yang dilakukan secara statis dan dinamis yaitu latihan dengan mata terbuka dan tertutup ditujukann untuk gangguan vestibuler perifer yang kronis.Rehabilitasi ini didasarkan dengan memberikan pemaparan yang berulang terhadap rangsangan yang menimbulkan vertigo akan menyebabkan otak terbiasa terhadap rangsanagn atau akan melemahkan respon vertigo tersebut.Sulit untuk menilai efeciency dari rehabilitasi.Tetapi pada suatu penelitian dimana
22 Universitas Sumatera Utara
digabungkan antara rehabilitasi ini dengan terapi kognitif yang ditambahkan terapi relaksasi untuk mengurangi kecemasan dan menghindari rasa takut.Dijumpai perbaikan dari nilai questionnaire Dizziness Inventory Handicap Questionnaire. Terapi ini dihentikan bila dijumpai keadaan 1.Dijumpai gangguan tiba-tiba pada pendengaran 2.Tekanan dan nyeri mendadak pada telinga sewaktu latihan 3. Cairan keluar dari telinga 4.Rasa nyeri dan tidak nyaman pada leher dan punggung sewaktu melakukan latihan.
Gambar 5 dan 6 : Terapi rehabilitasi fisioterapi pada pasien yang mengalami dizziness 23 vestibuler yang kronis,gambar 5 dengan strategi postural ,gambar 6 dengan strategi stabilksasi kepala Universitas Sumatera Utara
4.Melakukan intervensi physikis 1,2,3,12 Beberapa
penelitian
menemukan
hubungan
antara
agrofobia,perilaku,kecemasan,serangan panik dan depresi dengan patologi pada vestibuler.Pada penelitian ini ditemukan jika panik menyerang mucul gejala otonom dan juga gangguan vestibuler.Sehingga ditemukan hubungan yang erat dan kompleks pada kondisi ini.Penilaian awal penting untuk menilai faktor psikologi
dan
panik,bersamaan
khusunya dengan
menanyakan perubahan
mengenai mood
pada
kecemasan,serangan pasien
dengan
dizziness.Gangguan vestibuler tidak dapat teratasi sebelum gangguan physikisnya belum teratasi.Terapi kognitif yang digabungkan dengan terapi terapi relaksasi untuk menghindari gejala ketakutan ternyata memberikan keberhasilan terhadap gangguan dizzines. Dibawah ini adala algoritme vertigo yang berinteraksi gangguan pyhsikis dan gejala otonom
Gambar 7.Algoritma penilaian dizziness yang dihubungkan dengan gangguan physikis
24 Universitas Sumatera Utara
5. Tindakan Bedah 3 Saat ini intervensi bedah jarang dilakukan kecuali pada kondisi a.Mengancam kehidupan akibat komplikasi pada telinga bagian tengah b.Tumor yang mengenai daerah telinga seperti vestibuler Schwannoma c.Trauma pada telinga tengah dan telinga bagian dalam seperti fistel perilymph Pada
masa lalu pada penyakit meniere dilakukan
intervensi bedah,tetapi
beberapa penelitian menemukan bahwa tindakan bedah kurang efektif daripada intervensi farmakologi.Tindakan bedah harus berdasarkan indikasi. KESIMPULAN Dizziness adalah gangguan yang melibatkan keseimbangan,dan keadaan ini sendiri adalah gejala yang disebabkan oleh berbagai keadaan baik oleh karena gangguan dari fungsi keseimbangan itu sendiri atau juga akibat penyakit-penyakit yang lain.Pada orang tua penyebab dizziness ini dapat lebih dari satu. Pemeriksaan dilakukan secara lengkap dari ujung rambut sampai ujung jari kaki termasuk pemeriksaan kejiwaan dan juga ekonomi hal disebut pengkajian geriatri
komphrensif.Kemudian
didukung
dengan
berbagai
pemeriksaan
pendukung/penunjang diagnostik yang bertujuan untuk mendapat diagnosa yang tepat yang menyebabkan gejala dizziness ini. Penatalaksanaan dari dizzines yang penting adalah untuk mengurangi faktor resiko seperti jatuh dan untuk mencegah dizziness yang berulang.Pada lansia penanganan dizziness ini membutuhkan berbagai multi displiner selain untuk mencari penyebab dari dizziness dan juga penanganan yang komphrensif.
25 Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA 1. Probosuseno,Husni.A.Niko,Rochmah.Wasilah.Dizziness pada lanjut usia.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Internal Publishing,Juli 2014;VI:3731-3742 2. Philip D. Sloane, Remy R. Coeytaux, Rainer S. Beck, and John Dallara,Ann Intern Med. www.annals.org;2001;134:823-832. 3.
Galimi.R,Vertigo and dizziness in the elderly : Evaluation and Assessment,G Gerontol 2011;59:244-250.
4. Hadi.H,Martono,Gangguan(terkait)Keseimbangan.Buku Ajar Boedhi-Darmojo.Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia,2014;5:202-206. 5. Barnedh.I.Husein,Penilaian Keseimbangan Mengunakan Skala Keseimbangan BERG pada Lansia di Kelompok Lansia Puskesmas Tebet,Program Pendidikan Magister Profesi
Dokter
Spesialis
1
Neurologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia,Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia,2006. 6. N. Salles,R.W. Kressig,J.P. Michel, Management of chronic dizziness in elderly people, Gerontol Geriat,2003,36:10–15. 7. Nanda.A,Chronic
Dizzines
In
Older
Persons,Geriatrics
for
the
Practicing
Physician,The Warren Alpert Medical School of Brown University,2007:90;291-293. 8. Tucci.L.Debara,Dizziness
and
Vertigo.The
Merck
Manual
in
www.merckmanuals.com.september2013 9. Robert E.P,Lori M. Dickerson, Dizziness: A Diagnostic Approach, American Family Physician Web site at www.aafp.org/afp. Copyright © 2010 10. Samekto.M.W,Pranarka.K,Sindroma Serebral, .Buku Ajar Boedhi-Darmojo.Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia,2014;5:149-164. 11. King.J,Buckner.S,Vestibular Disorders Association,www.vestibular.org 12. Luxon.L.M, Evaluation and Management of The Dizzy Patient, J Neurol Neurosurg Psychiatry 2004;75 13. Philip.J,Wong.J,Hilas.O,Management
of
Dizziness
and
Vertigo,www.uspharmacist.com/content/uspharm2012;37(1):30-33 14. Eaton.A.Deborah,Roland.S.Peter,Dizzines in older adult,part 1,Evaluation and general treatment strategis.Geriatric,2003;58:28-36
26 Universitas Sumatera Utara