DISKUSI WARGA Langkah Kecil Untuk Perubahan Besar 2012 versi 1.07
Institut Leimena Menara Kadin, Lantai 28 Jl. HR Rasuna Said Blok X‐5, Kav. 2‐3 Jakarta Selatan 12950 Tel: (021) 5288‐0355, 5288‐0356 Fax: (021) 5288‐0362 Email:
[email protected] Website: www.leimena.org Facebook: Institut Leimena
Mungkinkah sekelompok warga yang hanya rakyat biasa membawa perubahan besar dalam keberlangsungan suatu negara ? Suatu bentuk pertemuan kelompok kecil yang disebut Diskusi Warga ditawarkan sebagai salah satu bentuk partisipasi warga untuk membawa perubahan di Indonesia.
2
I.
Apa itu Diskusi Warga
4
II.
Mengapa Diskusi Warga Diperlukan
4
III.
Metode P.I.P.A.
6
IV.
Dari Diskusi ke Aksi
7
V.
Kurikulum Diskusi Warga
8
VI.
Bagaimana Memulai Diskusi Warga
9
VII. Memimpin Kelompok Diskusi Warga
10
VIII. Pendaftaran Diskusi Warga
12
IX.
Bagikan Pengalaman dan Pendapat Anda
13
X.
Bahan Diskusi Warga
14
XI.
Lampiran: i. Formulir Pendaftaran Kelompok ii. Lembar Kehadiran iii. Lembar Hasil Diskusi Warga
15 16 17
3
I.
APA ITU DISKUSI WARGA Perubahan besar dimulai oleh sekelompok kecil orang yang tekun mempelajari dan menyikapi masalah bersama yang mereka hadapi. Besarnya masalah yang dihadapi bangsa ini seringkali memaksa kita memikirkan solusi-solusi besar, sehingga kita merasa tidak berdaya. Tapi sebetulnya banyak perubahan besar dapat terjadi apabila kita setia melakukan langkah-langkah sederhana. Diskusi Warga adalah
sebuah bentuk diskusi dalam kelompok-kelompok kecil, di mana orang bertemu secara berkala untuk bersama-sama belajar hak dan tanggungjawabnya sebagai warganegara. Mereka juga belajar
Diskusi Warga adalah sebuah bentuk diskusi dalam kelompok kecil, di mana orang bertemu secara berkala untuk bersama-sama belajar hak dan tanggungjawabnya sebagai warganegara.
bagaimana menanggapi masalah yang dihadapi dalam masyarakat, bangsa, dan negara ini, sebagai warganegara yang bertanggungjawab. Diskusi Warga adalah langkah sederhana untuk ikut mempersiapkan warganegara yang dapat memimpin perubahan besar demi kesejahteraan bersama.
II.
perubahan-
MENGAPA DISKUSI WARGA DIPERLUKAN Banyak orang berpikir bahwa seseorang bisa membawa suatu perubahan besar hanya jika seseorang berada dalam jabatan-jabatan kunci, misalnya di pemerintahan. Oleh sebab itu, orang berusaha untuk meraih jabatan-jabatan tersebut bila ingin membawa perubahan. Dilain pihak, bagi mayoritas rakyat, ada rasa apatis dan tidak berdaya karena merasa hanya wong cilik saja yang jauh dari kekuasaan. Paradigmanya adalah perubahan hanya bisa terjadi dari atas ke bawah (top-down). Apakah ini selalu benar? Setelah amandemen UUD 45, Negara Indonesia telah berubah dari negara otoriter menjadi negara demokratis. Perubahan itu terlihat nyata dari pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang awalnya berbunyi “Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”, tapi
4
setelah amandemen menjadi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.” Perubahan UUD 45 antara tahun 1999-2002 ini telah mengembalikan kedaulatan rakyat, serta menegaskan prinsip demokrasi dan negara hukum di Indonesia. Namun perubahan fundamental ini akan sia-sia apabila kita tidak menyadari hak dan tanggungjawab yang kita miliki sebagai warganegara untuk ikut menentukan masa depan Indonesia. Misalnya, mereka yang dipilih rakyat untuk menjalankan pemerintahan ―misalnya Presiden, DPR, DPD― harus selalu mengambil keputusan sesuai aturan dalam UUD 45, supaya tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan, baik untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu. Bagaimana pengawasannya? Disinilah pentingnya kita sebagai warganegara Indonesia untuk memahami isi Konstitusi kita, yaitu UUD 45 hasil perubahan (amandemen). Berbekal pemahaman Konstitusi ini, kita dapat ikut mengawasi jalannya pemerintahan, serta ikut memecahkan masalah bersama dalam masyarakat sesuai aturan kita sepakati bersama, yaitu Konstitusi. Kita sadar betapa bahayanya jika masing-masing orang atau kelompok main hakim sendiri, tanpa mengikuti aturan yang ada. Marilah kita mulai dari diri kita sendiri, agar Konstitusi ini menjadi pedoman kita bersama. Diskusi Warga adalah sarana kita belajar hak dan kewajiban sebagai warganegara dalam melaksanakan kedaulatan sebagai rakyat. Kedaulatan yang dilindungi oleh Konstitusi kita, UUD 45.
5
IIII. METODE E PIPA ! Diskusi Warga Diskusi Warga W itu mengasyikan m W diranccang bukan seperti kela as pembelajjaran yang mungkin m monoton, sa atu arah, da an membosa ankan, tetapi Diskusi Warga W adalah kelompo ok diskusi bersama. b Se etiap kita memiliki m pera an penting. Dan pendap pat anda san ngat berharg ga. W (DW)) dirancang dalam satu u kurikulum m tertentu. Dalam setia ap Diskusi Warga pertemua an DW, and da akan bela ajar satu top pik baru. Top pik tersebut ditulis secarra singkat namun n pada at. Bukan dengan d baha asa akademis, tetapi ba ahasa seharrihari. Sellain itu, settiap bahan DW akan disusun d dala am metode e PIPA. Pip pa adalah sebuah salura an. Dan ini melambangkan bahwa ttujuan DW tidak t berhen nti d tetap pi agar and da dan saya a menjadi pipa p (saluran n) pada dirri peserta diskusi, yang berrperan aktif dalam transformasi massyarakat. Ap pa itu PIPA ?
Pelajaari Anda aka an mempelajjari artikel singkat Pengantar DW. A Artikel ini be erfungsi untu uk memperkkenalkan seb buah topik b baru yang an nda akan pe elajari selam ma DW. Aga ak sedikit pa anjang mem mang, tetap pi jangan ku uatir, kami akan menssarikan untu uk anda.
Ingat Setelah anda memba aca penganta ar DW, inilah h beberapa ide i penting (point ( utama a) dari topikk bahasan ya ang perlu anda ingat. Cobalah C men ngerti beberrapa point in ni, apabila anda belum mengerti de engan jelas, coba diskussikan kepada rekan yan ng lain.
Penunntun Diskkusi Kini tiba saatnya un ntuk anda b berdiskusi-riia. Anda akkan dipandu u dengan 4--5 pertanyaa an yang berrfungsi sebagai pertanya aan penuntu un untuk me emulai disku usi warga. Tidak T perlu kaku, tentu unya. Bisa fleksibel f nam mun tetap terarah pad da tujuan DW W.
Aksi Anda tela ah belajar su uatu topik, d dan anda tela ah berdiskussi. Lalu apa ?. Pertanyaa an aksi, men ngajak anda a untuk mem mikirkan dan n melakukan n suatu tinda akan kongkrrit sebagai warganegara w a yang berta anggung jaw wab.
IV. Dari Diskusi ke Aksi Diskusi Warga bukan sekedar sarana untuk menambah pengetahuan bagi warga. Tetapi tujuan Diskusi Warga adalah terbentuknya komunitas yang Sadar BERBANGSA dan BERBUAT sesuatu bagi bangsa. Pengetahuan baru yang didapat melalui diskusi haruslah berbuahkan aksi untuk masyarakat dan bangsa. Melalui metode PIPA, peserta Diskusi Warga dituntun langkah demi langkah untuk memahami dan mempraktekkan materi yang dibahas. Setiap pertanyaan dalam Penuntun Diskusi disusun dengan suatu tujuan Pertanyaan no 1 : Sifatnya adalah pertanyaan yang mendorong setiap anggota terlibat. Pertanyaan biasanya menyangkut kejadian atau situasi sehari-hari sehingga mudah dijjawab. Karena itu, doronglah setiap peserta untuk memberi pendapat, sehingga suasana diskusi menjadi cair. Terimalah semua jawaban dari peserta diskusi, dan tidak perlu terlibat perdebatan. Alokasikan waktu: maksimal 10 menit Alokasi Waktu Diskusi Warga Pertanyaan no 2-4: adalah pertanyaan pendalaman materi. PELAJARI dan INGAT : 15 menit Setiap pertanyaan dirancang agar peserta diskusi lebih memahami halPENUNTUN DISKUSI : 30 menit hal penting dalam materi PELAJARI yang didiskusikan. Alokasikan : AKSI : 15 menit maksimal 20 menit
Mengembang ide-ide aksi 1. Sebelum pertemuan, pemimpin DW harus memikirkan beberapa ide-ide AKSI berkaitan dengan bahan yang akan di diskusikan. 2. Berilah waktu yang cukup untuk setiap anggota terlibat dalam langkah AKSI. Arahkan sampai ke AKSI yang kongkrit dan dapat dikerjakan. Kalau memungkin lakukan AKSI bersama (tidak hanya individu tetapi kelompok) 3. Di pertemuan yad, selalu lakukan evaluasi tentang langkah komitmen AKSI dalam DW yang lalu. Tanyalah ke setiap anggota, apakah mereka telah melakukan ? Mulai dari AKSI yang SEDERHANA (contoh)
Menceritakan Hasil Diskusi ke 5 orang yang lain Membaca UUD 1945 Berkunjung ke Museum atau tempat bersejarah Atau hal sederhana lainnya, di sekitar anda (mengetahui ttg hak masyarakat: jamkesnas, raskin, membaca opini Koran, membuang sampah pada tempatnya dll) 7
V. KURIKULUM DISKUSI WARGA Kurikulum Diskusi Warga disusun dalam sistem paket. Tiap paket terdiri dari 5 bahan Diskusi Warga, yang mengusung satu tema besar tertentu. Tiap paket dapat diselesaikan dalam jangka waktu 3-4 bulan. Dengan demikian 3 paket dasar Diskusi Warga dapat selesai dalam waktu kurang lebih satu tahun. Seluruh materi Diskusi Warga dapat diunduh dalam situs www.leimena.org
8
VI. BAGAIMANA MEMULAI DISKUSI WARGA Undang Lihatlah sekeliling anda. Undanglah orang-orang di sekitar anda, misalnya tetangga, saudara, penggiat di RT atau kelurahan, paguyuban, kekerabatan adat, dll. Ceritakan mengenai Diskusi Warga ini dan tujuannya. Tentukan tanggal, waktu, tempat pertemuan dan buatlah undangan kepada sekitar 10 orang.
Siapkan Materi Ikutilah materi paket Diskusi Warga dari situs Institut Leimena (www.leimena.org). Bahan yang terdiri dari bahan bacaan dan beberapa pertanyaan tersebut dapat di fotokopi terlebih dahulu sesuai keperluan.
Mulailah Diskusi Warga Dapat dimulai dengan ramah tamah dan perkenalan antar peserta dalam suasana yang santai yang dilanjutkan dengan acara diskusi. Hasil diskusi yang berupa pokok-pokok pikiran dapat dicatat dan diulang kembali diakhir diskusi sebagai kesimpulan.
Ceritakan Ceritakanlah hasil pertemuan ini melalui email, sms, facebook dan percakapan, ke teman, keluarga, atau tetangga, supaya lebih banyak orang lagi yang mendapat manfaat dari Diskusi Warga ini. Ingat, anda adalah PIPA atau saluran pendidikan bagi orang lain.
9
VII. MEMIMPIN KELOMPOK DISKUSI WARGA Sikap dan ketrampilan anda sebagai pemimpin adalah salah satu faktor penting dalam menentukan semangat dan suasana pertemuan. Sikap yang tenang namun penuh antusiasme, akan menyebar kepada setiap anggota kelompok sejak awal Diskusi Warga (DW) dimulai. Jadikan DW sebagai diskusi milik bersama dan bangun suasana menyenangkan.
A. Persiapan 1. Sedapat mungkin aturlah susunan duduk yang melingkar sehingga setiap orang dapat saling memandang dan mudah berbicara satu dengan yang lain. 2. Bagikan bahan DW kepada setiap peserta. Bahan DW dapat diambil di situs Institut Leimena: www.leimena.org. 3. Sejak awal, jelaskan bahwa pertemuan itu adalah untuk berdiskusi bukan ceramah atau debat kusir. Kemudian sampaikan aturan-aturan dasar DW: a. Tujuan dan batasan materi yang akan dipelajari. b. Pentingnya menghargai pendapat dan peran setiap orang dalam diskusi. c. Kesepakatan bersama tentang lamanya diskusi dan siapa yang akan mencatat hasil diskusi. 4. Mulailah tepat waktu. Disamping membuang waktu, kebiasaan terlambat menimbulkan dampak psikologis yang buruk, seperti DW itu hanya main-main dan tidak penting.
B. Memulai Diskusi Warga 1. Bukalah DW dengan memperkenalkan diri anda dan minta peserta berkenalan secara singkat. Catatlah nama-nama peserta. 2. Dalam mengarahkan pertanyaan, sebutkan nama orang itu. Hal ini juga akan membantu yang lain mengingat nama rekan diskusi. 3. Jika anggota kelompok masih belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh pembuat bahan DW, anda dapat mengkalimatkan ulang dengan kata-kata sendiri. 4. Kendalikan waktu. Setelah suatu pertanyaan terjawab dengan memuaskan, segeralah beralih ke pertanyaan berikutnya (jangan bertele-tele atau terjebak debat kusir). Pengulangan akan menimbulkan kebosanan.
10
5. Secara berkala buatlah kesimpulan tentang apa yang telah kelompok capai dari bahan yang dipelajari. Ini akan menolong untuk memperoleh ide-ide berarti selanjutnya dan untuk menjaga alur pertanyaan. Tapi jangan berceramah. 6. Pada akhir DW, berilah kesimpulan pendek (bisa dikaitkan kembali dengan tujuan topik). Beri kesempatan kepada peserta untuk menanggapi. 7. Akhiri tepat pada waktunya. Yang masih ingin melanjutkan diskusi secara
informal dapat meneruskan, tapi yang lainnya dapat pulang.
C. Tips Praktis 1. Hindari untuk menjawab pertanyaan saudara sendiri. Suatu kelompok akan menjadi pasif jika pemimpin terlalu banyak berbicara. Tugas pemimpin adalah memimpin diskusi dengan memberi kesempatan kepada orang untuk berpendapat. 2. Jangan kuatir dengan keheningan. Peserta perlu waktu untuk berpikir tentang pertanyaan dan menyusun jawaban mereka. Tetapi cobalah untuk membedakan antara diam karena sedang berpikir dengan diam karena pertanyaan tidak jelas. 3. Eksplorasi topik dan jangan puas dengan satu jawaban. Minta juga jawaban peserta yang lain. Tanyalah “Apakah ada jawaban lain?” atau “Apakah ada yang mau menambahkan?”. Beri kesempatan kepada beberapa orang untuk berbicara. 4. Berilah dukungan yang positif! Orang akan memberikan kontribusi jika merasa jawabannya dihargai. Berikan perhatian penuh kepada siapapun yang sedang berbicara. Responi jawaban mereka dengan mengatakan “Suatu pengamatan yang baik” atau “point yang sangat bagus”. Berilah penghargaan kepada orang yang pemalu atau anggota yang ragu atau takut jawabannya salah. 5. Terimalah semua jawaban. Jangan sekali-kali menolak jawaban. Jika jawaban itu jelas salah, tanyakan, ”Alasan apa yang membuat Saudara berpikir demikian?” atau “Bagaimana pendapat yang lain?” 6. Jangan takut pada perdebatan. Hal ini menghangatkan diskusi, namun demikian perlu diperhatikan kemungkinan adanya debat kusir atau timbulnya perkataan yang dapat menyakiti orang lain. Ingatkan kembali akan peraturan dasar DW.
11
VIII. Pendaftaran DISKUSI WARGA Kelompok “Diskusi Warga” kami ingin menjadi bagian dari jejaring nasional.
Apa yang harus kami lakukan? Mulai Paket
Selesai Paket
(1, 2, 3)
(1, 2, 3)
Daftarkan
Bagikan
Laporkan
anggota kelompok Diskusi Warga saudara/i kepada koordinartor DW di Sinode. Sinode akan memberikan rekomendasi ke IL.
pengalaman, hasil diskusi, dan foto kelompok Diskusi Warga anda, selama membahas Paket (1, 2, atau 3).
ke Sinode anda, saat kelompok Anda telah menyelesaikan sebuah Paket (1, 2, atau 3).
Semua anggota kelompok Anda yang memiliki email akan mendapatkan update terbaru berbagai kegiatan Institut Leimena dan Diskusi Warga melalui internet. (IL News, Suara Warga, dan Civis).
Institut Leimena secara berkala akan memilih laporan terbaik untuk diterbitkan dalam Suara Warga yang disebarluaskan secara elektronik ke jejaring nasional Diskusi Warga.
Jika ingin mendapatkan sertifikat dari Institut Leimena, kirimkan ke Sinode: 1. 5 (lima) Hasil Diskusi Warga. 2. Surat Rekomendasi nama‐ nama anggota kelompok yang menyelesaikan Paket dan berhak mendapat sertifikat.
Gunakan Formulir Pendaftaran
12
IX. Bagikan Pengalaman dan Pendapat Anda Jangan simpan pengalaman dan pendapat anda. Bagikan kepada yang lain. Ingatlah anda adalah PIPA atau saluran pendidikan bagi bangsa. Ikutlah mewarnai perjalanan bangsa kita, dengan melibatkan diri secara bertanggungjawab sebagai warganegara.
1. Suara Warga – Institut Leimena. Institut Leimena menyediakan media komunikasi SUARA WARGA sebagai sarana untuk berbagi ide dan pemikiran yang telah dibahas dalam Diskusi Warga dari kota satu ke kota lain.
Panduan Penulisan:
a. Pilihlah salah satu topik yang dominan atau penting. b. Paparkan alasan pemilihan topik, lanjutkan dengan penulisan dinamika ide/pemikiran yang berkembang dalam Diskusi Warga. c. Ceritakan langkah Aksi atau komitmen kelompok. d. Rangkailah dalam bentuk cerita yang mudah dicerna oleh pembaca (maks. 200 kata). e. Lampirkan foto (2-4 foto) yang berhubungan dengan topik diskusi atau pertemuan DW. (mis: topik tentang kemiskinan, maka foto yang dilampirkan adalah foto kemiskinan di daerah anda; atau foto pertemuan / aktifitas DW anda). f. Hasil dikirim via email:
[email protected]
2. Tebarkan PESAN anda secara Kreatif. Ajak seluruh anggota kelompok Diskusi Warga untuk aktif menyampaikan pesan (hasil diskusi) secara kreatif dan bertanggungjawab. Jangan hanya berdiam diri, sebarkan hasil diskusi Anda melalui percakapan sehari-hari dengan tetangga, anggota keluarga, atau rekan kerja di kantor. Anda juga dapat menulis artikel atau surat pembaca di suratkabar, atau melalui program radio setempat. Manfaatkan juga teknologi yang ada. Anda dapat menggunakan sms, e-mail, facebook, twitter, atau menulis Blog di internet. Dalam hal-hal yang menyangkut kepentingan publik, Anda juga dapat menulis surat ke anggota DPR, DPRD, DPD, atau pihak berwenang
13
lainnya. Tapi jangan lupa, belajarlah menyampaikan pemikiran Anda secara jelas dan sistematis, serta memperhatikan kesopanan, aturan yang ada, dan menghormati semua orang. Kita perlu belajar menjadi WARGANEGARA YANG BERTANGGUNGJAWAB.
X. Bahan Diskusi Warga Silakan unduh (GRATIS) dari situs Institut Leimena: www.leimena.org Kami akan terus menambahkan bahan Diskusi Warga di situs kami.
14
IX. Lampiran
FORMULIR PENDAFTARAN KELOMPOK DISKUSI WARGA Jemaat (untuk gereja)
:
Kota/Kabupaten
:
Propinsi
:
Tanggal Pertemuan Pertama
:
F ASILITATOR Nama:
Email :
No. HP / Ponsel:
Punya Akun Facebook: Ya / Tidak
NO
NAMA
NO HP
EMAIL
Punya Akun Facebook ? (ya/tidak)
15
LEMBAR KEHADIRAN Diskusi Warga _____ Tanggal :: Tempat : NO
NAMA
TELP/HP
ALAMAT/EMAIL
Tanda Tangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
16
Hasil Diskusi Warga Diskusi Warga ke: Tema Tanggal Tempat
Hasil Diskusi (tuliskan pokok-pokok kesimpulan atau hasil diskusi)
Langkah Bersama (tuliskan beberapa langkah praktis untuk menerapkan hasil diskusi)
Pertemuan yang akan datang (buatlah perjanjian kapan waktu pertemuan yad)
17