10/12/09
DISKUSI BERSERI Jakarta, 31 Agustus 2009
Tim 4 Kegiatan Sosial
10/12/09
1
Outline Presentasi Pelaporan tentang proses peneliEan dan penerapan metodologi (5 slides) Pelaporan hasil temuan sementara menurut seEap pertanyaan peneliEan (6 slides) Analisis komparaEf yang membandingkan Epe kelurahan, Epe kota dan kota dalam pulau yang telah menjadi lokasi peneliEan (6 slides) 10/12/09
2
1
10/12/09
Pelaporan tentang proses peneliEan dan penerapan metodologi
10/12/09
3
Pertanyaan 1. Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM Strategi dan Instrumen Peneli1an Isu PeneliEan
Obser-‐ vasi
FGD
SSI
Doku-‐ mentasi
Jenis dan konEnyuitas kegiatan
√
√
√
x
Alasan kegiatan dipilih
√
√
√
x
Inisiator program kegiatan
√
√
√
x
Proses penyusunan rencana kegiatan
√
√
√
x
1. Dokumentasi jenis kegiatan Edak diarsip dengan baik, data dari wawancara dan FGD 2. Dokumentasi alasan kegiatan dipilih Edak tersedia, data dari wawancara dan FGD 3. Dokumentasi inisiator program kegiatan Edak tersedia, data dari wawancara dan FGD 4. Dokumentasi proses penyusunan rencana kegiatan Edak diarsip dengan baik, data dari wawancara dan FGD 5. Data peneliEan lebih banyak diperoleh dari wawancara mendalam dan FGD dengan BKM. 10/12/09
4
2
10/12/09
Pertanyaan 2 Prospek keberlanjutan pelayanan sosial aebagai prakarsa awal menuju the sustainable social safety net? Strategi dan Instrumen Peneli1an Isu PeneliEan
Obser-‐ vasi
FGD
SSI
Doku-‐ mentasi
Jenis dan bentuk pelayanan sosial
√
√
√
√
Proses pelayanan kegiatan sosial
x
√
√
√
Peran Fasilitator dalam mendorong kegiatan sosial yang berkelanjutan
x
√
√
X
Strategi intervensi dari fasilitator
x
√
√
x
1. Jenis dan bentuk pelayanan sosial yang sifatnya karitaEf (santunan) sukar diobservasi , data diperoleh dari FGD, SSI dan dokumentasi . 2. Proses pelayanan kegiatan sosial sukar diobservasi, data diperoleh dari FGD, SSI dan dokumentasi. 3. Peran fasilitator dalam mendorong kegiatan sosial yang berkelanjutan sukar diobservasi, dan dokumentasi juga Edak ada, data diperoleh dari FGD dan SSI. 4. Strategi intervensi fasilitator sukar diobservasi dan Edak tersedia dokumentasi, diperoleh dari FGD dan SSI. 5. SSI dengan masyarakat penerima manfaat seringkali mengalami kendala bahasa, pendidikan dan usia informan yang lanjut. 6. Data didominasi BKM, data dari Faskel kurang mendalam khususnya untuk lokasi yang faskelnya baru. 10/12/09
5
Pertanyaan 3 : Pilihan dukungan masyarakat (faktor pendukung internal dan eksternal untuk mendukung kegiatan sosial yang berkelanjutan) Strategi dan Instrumen Peneli1an Isu PeneliEan
Obser-‐vasi
FGD
SSI
Doku-‐ mentasi
ParEsipasi masyarakat miskin
x
√
√
√
Transparansi dan Akuntabilitas dari BKM
x
√
√
X
Keterkaitan dengan insEtusi sosial dan nilai-‐ nilai sosial yang sudah eksis
√
√
√
X
Pemahaman Tujuan dan Ekspetasi Masyarakat sasaran terhadap keberlanjutan
x
√
√
x
1. ParEsipasi masyarakat miskin sukar diobservasi, data diperoleh dari FGD, SSI dan dokumentasi. SSI secara mendalam juga Edak opEmal, karena kendala bahasa, pendidikan dan Lansia. 2. Dokumentasi Edak terarsip dengan baik data diperoleh dari FGD dan SSI 3. Dokumentasi Edak terarsip dengan baik, data diperoleh dari FGD dan SSI 4. Data diperoleh dari FGD, SSI. SSI secara mendalam Edak opEmal, karena kendala bahasa, pendidikan dan lansia. 10/12/09
6
3
10/12/09
Pertanyaan 4 : Hambatan masyarakat (faktor pendukung internal dan eksternal untuk mendukung kegiatan sosial yang berkelanjutan) Strategi dan Instrumen Peneli1an Isu PeneliEan
Obser-‐vasi
FGD
SSI
Doku-‐ mentasi
ParEsipasi masyarakat miskin
x
√
√
√
Transparansi dan Akuntabilitas dari BKM
x
√
√
X
Keterkaitan dengan insEtusi sosial dan nilai-‐ nilai sosial yang sudah eksis
√
√
√
X
Pemahaman Tujuan dan Ekspetasi Masyarakat sasaran terhadap keberlanjutan
x
√
√
x
1. ParEsipasi masyarakat miskin sukar diobservasi, data diperoleh dari FGD, SSI dan dokumentasi . SSI secara mendalam juga Edak opEmal, karena kendala bahasa, pendidikan dan usia lanjut. 2. Dokumentasi Edak terarsip dengan baik data diperoleh dari FGD dan SSI 3. Dokumentasi Edak terarsip dengan baik, data diperoleh dari FGD dan SSI 4. Data diperoleh dari FGD dan SSI. SSI secara mendalam Edak opEmal, karena kendala bahasa, pendidikan dan lansia. 10/12/09
7
Pertanyaan 5 : Jenis perubahan rancangan program (termasuk pengembangan prosedur-‐prosedur standar dan kebijakan) Strategi dan Instrumen Peneli1an Isu PeneliEan
Biografis
FGD
SSI
Doku-‐ mentasi
Perubahan bentuk kebijakan dari KMP, KMW, Korkot dan BKM dari waktu ke waktu
x
√
√
X
Proses pelaksanaan kegiatan sosial BKM dari waktu ke waktu
x
√
√
X
1. Dokumentasi Edak terarsip dengan baik. Demikian juga interview biografis Edak dapat diterapkan secara mendalam karena Engginya frekuensi perganEan KMW, Korkot dan Faskel. PJOK, dan pemerintah kelurahan seringkali juga Edak memahami tentang apa itu program P2KP/PNPM. Data dominan diperoleh dari FGD ke Faskel dan BKM. 2. Dokumentasi Edak terarsip dengan baik. Demikian juga interview biografis Edak dapat diterapkan secara mendalam karena Engginya frekuensi perganEan KMW, Korkot dan Faskel. PJOK, dan pemerintah kelurahan seringkali Edak memahami tentang apa itu program P2KP/PNPM. Demikian juga masyarakat seringkali Edak tahu apa itu PNPM. Data diperoleh dari FGD Faskel dan BKM. 10/12/09
8
4
10/12/09
Pelaporan hasil temuan sementara menurut seEap pertanyaan peneliEan
10/12/09
9
Pasuruan Kepel dan Panggungrejo 1. Pola kegiatan sosial
• Kepel: mejahit, gizi, kejar paket C, senam lansia, tabungan ibu hamil • Panggungharjo: beasiswa, PAUD, senam lansia • Kuntinyuitas kecuali menjahit, tabungan ibu hamil • Baik Kepel maupun Panggung rejacenderung meneruskan sudah ada. • Menjahit dan tabungan ibu hamilter golongbaru • Inisiator pengurus BKM. Menjahit relawan, pengurus PKK • Didominasi oleh pengurus RT, BKM, relawan
2. Prospek keberlanjutan
• Sebagian kegiatan belum berimplikasi pada keberlanjutan • Skala program masih bersifat kelompok.
3. Faktor-faktor pendukung
• Organisasi masyarakat dan kelompok sosial cukup kuat • Kepel: pengurus masih muda dan pendidikan rata-rata SMA
4. Faktor-faktor penghambat
• Jaringan menempel pada kelompok sosial/ormas tertentu • Belum terlihat sinergi dengan program-program pemerintah yang lain.
5. Perubahan rancangan program
• Tidak ada perubahan rancangan, masih bersifat merespon dan melaksanakan kegiatan proyek yang sudah disepakati
10/12/09
10
5
10/12/09
Kegiatan pengumpulan data di Pasuruan
10/12/09
11
Surabaya Gundih dan Sawunggaling 1. Pola kegiatan sosial
• Gundih: beasiswa, PAUD, sembakountuklansia, kewirausahaan, pelestarianlingkungandalambentukpengolahankomposrumahtangga. • Sawunggaling: beasiswa, penyuluhanibuhamil, asupanbalita • Kontinyuitas PAUD, kewirausahaan, komposcukupbaik • Baik di Gundih maupun Sawunggaling hanya meneruskan program PKK • Pengolahan kompos di Gundih terkait dengan program green and clean kota Surabaya • Inisiator RT, RW, relawan; RT, RW pada umumnya pengurus BKM
2. Prospek keberlanjutan
• Di Gundih: sebagian besar dapat diindikasikan berlanjut • Di Sawunggaling belum dapat dikatakan berlanjut
3. Faktor-faktorpendukung
• Keterkaitan dengan program pemerintah • Dukungan “civil society” (pengurus BKM kalangan PT, karyawan bank) kuat
4. Faktor-faktorpenghambat
• Sawunggaling: gated communities militer terjadi segregasi sosial, pelaksanaan kegiatan belum saling terkait, koordinasi lemah.
5. Perubahan rancangan program
• Belum ada perubahan berarti , sebagain besar hanya melaksankan proyek. • Sawunggaling: inisiatif untuk melakukan perubahan belum terlihat.
10/12/09
12
6
10/12/09
Kegiatan pengumpulan data di Surabaya
10/12/09
13
Gorontalo Limba B dan Lekobalo 1. Pola kegiatan sosial
• Limba B: santunan lansia, fasilitasibadah, beasiswa, bantuanr ukun duka, ketrampilan salon kecantikan, pembelian kursi dan deklit • Lekobalo: beasiswa, persewaan alat pesta, rehabilitasi rumah, gizi balita • Hanya rukun duka dan pembelian kursi dan deklit yang terus berlangsung, yang lain tidak ada kuntinyuitas • Pembeliaan kursi dan deklit sebagai sumber dana sosial • Kegiatan lain mengikuti kegiatan-kegiatans ebelumnya • Salon kecantikan barut etapi tidakberlanjut • Pengurus BKM,kurang melibatkan KSM • RT dan RW kurang terlibat, kecuali kegiatan rukun duka
2. Prospekkeberlanjutan
• Belum ada perencanaan kegiatan yang jelas (by event) • Masih beorientasi santunan dan habis pakai
3. Faktor-faktorpendukung
• Etos kerja dan keinginan berusaha tinggi • Jaringan dan relasi kepengurusan kuat.
4. Faktor-faktorpenghambat
• Rangkap jabatan pengurus BKM, ketuaRT/RW, anggota LPMK • Sinergi dengan program pemerintah kota kurang
5. Perubahan rancangan program
• Tidak ada perubahan, masih merespon prosedur proyek
10/12/09
14
7
10/12/09
Makassar Bunga Ejaya dan Rappokalling 1. Pola kegiatan sosial
• Rappokaling: pemugaran rumah, lansia, beasiswa, kursus komputer • BungaEjaya: kursus komputer dan menjahit, belum terlihat nyata hasilnya • Kursus komputer tidak kontinyu, penerima manfaat bukan KSM, pemugaran rumah kontinyu dan diteruskan program lain dariCiptaKarya, Dep PU • Pengurus BKM,kurangmelibatkan KSM • RT dan RW kurangterlibat, kecuali kegiatan rukun duka • Rappokaling: relewanmempunyaiperanbesar, di BungaEjaya Faskel berperanbesar, Didominasioleh BKM, pengurus RT, RW
2. Prospekkeberlanjutan
• Masih berorientasi bantuan habis pakai, belum mempunyai efek bergulir • Masih merespon kebutuhan kelempokt ertentu
3. Faktor-faktorpendukung
• Keberadaan aktifis kampung, dedikasi tinggi terhadap kegiatan sosial • Keberadaan lembaga pendidikan kerja di lingkungan (BungaEjaya)
4. Faktor-faktorpenghambat
• Jaringan masih menempel pada personal pengurus, belum pada lembaga dan sistem
5. Perubahan rancangan program
• Masih bersifat melaksanakan proyek dan merespon proliferasi administrasi.
10/12/09
15
Bengkulu Panorama dan PasarMelintang 1. Polakegiatansosial
• Panorama: persewaan kursi , tenda, sound sistem, kursus dan rental komputer (sudah jalan), • Pasar Melintang: kursus mebel (rotan), salon, kursus komputer. Dana tahap 3 diinvestasikan pengusaha lokal (foto copy, rumah kos), bagi hasil • Rental komputer, dana bagi hasil terus berlangsung • Keuntungan dimaknai sebagai infak; memiliki nilai ekonomi, menambah kas • Pengurus RT, RW dan pengurus BKM • Masyarakat dan pengusaha pasif, mereka tahu setelah kegiatan berjalan • Didominasi oleh RT, RW dan pengurus BKM, faskel kurang berperan
2. Prospek keberlanjutan
• Belum terlihat berkelanjutan, karena masih bersifat santunan • Sebagian kecil berlanjut karena mendorong kegiatan bergulir
3. Faktor-faktor pendukung
• Kegiatan sudah diasumsikan dengan logika investasi (dana sosial bergulir) • Transparan kegiatan dengan menempel papan pengumuman
4. Faktor-faktor penghambat
• Tidak ada sinergi kelembagaan yang jelas, saling menyalahkan • Kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan program
5. Perubahan rancangan program
• Tidak ada perubahan karena masih merespon proyek
10/12/09
16
8
10/12/09
Medan Belawan 1 dan Sukaraja 1. Pola kegiatan sosial
• Sukaraja:kursusmemasak, santunanjandamiskin • Belawan 1: kursuskomputer, perbaikanrumah • Kursusmasak tidak berlanjut, tidak ada pemasaran. Kursus komputer baru berjalan, penerima manfaat kebanyakan bukan KSM • Merespon BLM, sebelumnya belum pernah ada • Mereka tidak merasa perlu melanjutkan kegiatan PKK • Pengurus BKM dibantuoleh RT, RW, Faskel berperan penting
2. Prospek keberlanjutan
• Kurang berlanjut, karena bersifat santunan • Skala kegiatan kelompok masyarakat tertentu (sukaraja)
3. Faktor-faktor pendukung
• Keberadaan aktifis sosial menjadi pengurus BKM, etos kerja tinggi • Kedekatan lokasi dengan kantong perdagangan dan usaha kota.
4. Faktor-faktor penghambat
• Kondisi geografis wilayah pantai (air pasang) • Belum ada transparansi kegiatan. • Pendidikan masyarakat rendah, dan ada rasa bergantung.
5. Perubahan rancangan program
• Masih berorientasi merespon dan melaksanakan proyek • Ada gagasan dari Korkot, namun belum berjalan
10/12/09
17
Analisis komparaEf yang membandingkan Epe kelurahan, Epe kota dan kota dalam pulau yang telah menjadi lokasi peneliEan
10/12/09
18
9
10/12/09
Manfaat kegiatan
Penanggulangan kemiskinan (poverty reducEon)
Beberapa catatan Dampak
Isu-‐isu pen1ng
Hasil kajian lapangan
Terkait pemberdayaan (empowerment)
Pola kegiatan
Prospek Keberlanjutan
Faktor-‐faktor Pendukung
Faktor-‐faktor Penghambat
19
Pasuruan Kepel dan Panggungrejo Perbaikan kondisi sosial ekonomi (improvement)
• Kepel: kursus menjahit embrio yang baik untuk perbaikan ekonomi • Kegiatan lain kurang signifikan, kurang ketemu demand • Pemberian santuan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kepemilikan (community ownership)
• KSM kurang merasa memiliki, kecuali yang terintegrasi dengan Posyandu dan keagamaan
Inklusi (inclusion)
• Tidak ada diskriminasi, tetapi skala kegiatan terlalu kecil (segmented)
ParEsipasi
• Kepel ada parEsipasi yang cukup baik • Panggungrejo parEsipasi kurang
Pemerataan
• Kurang merata, lingkup hanya terbatas (kelompok kecil)
Berbasis pengetahuan lokal
• Kepel ada: kursus menjahit, pendidikan buta aksara • Panggungrejo kurang, Edak relevan dengan pengetahuan lokal
Pengembangan kapasitas
• Kepel ada: kursus menjahit, pendidikan buta aksara • Panggung rejo: karitas, menambah ketergantungan
Pembelajaran
• Kepel: ada pembelajaran, Panggungrejo: Edak terlihat, sama saja
Akuntabilitas
• Kepel: cukup baik, papan pengumuman informasi kegiatan (5 EEk) • Panggungrejo: kurang, Edak ada informasi, KSM banyak yang Edak tahu tentang pertanggungan jawab kegiatan
10/12/09
20
10
10/12/09
Surabaya Gundih dan Sawunggaling Perbaikan kondisi sosial ekonomi (improvement)
• Gundih ada perbaikan kondisi sosek: PAUD , kewirausahaan, kompos • Sawunggaling: Edak ada perubahan
Kepemilikan (community ownership)
• Gundih: ada, warga mau mengelola, merasa memiliki • Sawunggaling: Edak ada, Edak ada kepedulian, dibiarkan saja
Inklusi (inclusion)
• Gundih: semua warga masyarakat digerakkan • Sawunggaling: hanya melibatkan kelompok sasaran saja.
ParEsipasi
• Gundih: ada parEsipasi masyarakat, terkait dengan program Pemda • Sawunggaling: Edak terlihat ada parEsipasi
Pemerataan
• Gundih: merata • Sawunggaling: Edak merata, ada yang warga komplek TNI saja
Berbasis pengetahuan lokal
• Gundih: masyarakat bisa mengikuE kegiatan proyek • Sawunggaling: Edak jelas
Pengembangan kapasitas
• Gundih: ada pengembangan kapasitas • Sawunggaling: Edak jelas, terkesan semakin tergantung
Pembelajaran
• Gundih: ada proses pembelajaran, ketrampilan • Sawunggaling: hampir Edak ada, karitas
Akuntabilitas
• Dapat dipertanggungjawabkan, mengikuE aturan yang ditetapkan • Diarsip dengan baik
10/12/09
21
Gorontalo Limba B dan Lekobalo Perbaikan kondisi sosial ekonomi (improvement)
• Kursus kecanEkan membuka peluang usaha, meskipun Edak mudah • Kegiatan memberi santunan dan lain-‐lain memberi manfaat sosial
Kepemilikan (community ownership)
• Ada rasa memiliki kegiatan: santunan, fasilitas ibadah, rukun duka • Mereka yang Edak terlibat merasa Edak ikut memiliki
Inklusi (inclusion)
• Tidak ada diskriminasi, hanya skalanya kecil
ParEsipasi
• ParEsipasi cukup baik, terutama yang bersifat sosial • Warga masyarakat lain berparEsipasi
Pemerataan
• Sulit merata, skala kegiatan hanya kecil
Berbasis pengetahuan lokal
• Kegiatan dapat diikuE oleh masyarakat, Edak terlalu sulit • Meneruskan kegiatan terdahulu, ada pengalaman sebelumnya
Pengembangan kapasitas
• Ada upaya pengembangan masyarakat, meskipun jumlah terbatas • Kelompok sasaran merasa dikembangkan kapasitasnya
Pembelajaran
• Ada usaha pembelajaran
Akuntabilitas
• Kegiatan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik • Kelompok sasaran hanya menerima, Edak mempunyai pulang melakukan kontrol
10/12/09
22
11
10/12/09
Makasar Bunga Ejaya dan Rappokalling Perbaikan kondisi sosial ekonomi (improvement)
• Kursus menjahit memberi manfaat ekonomi, bisa membuka usaha • Kursus komputer Edak jelas, rental mahal, dan diluar kapasitas
Kepemilikan (community ownership)
• Masyarakat menjaga kegiatan yang bersifat sosial • Masyarakat kurang paham apa manfaat kursus komputer
Inklusi (inclusion)
• Tidak ada diskriminasi, kelompok yang terlibat kecil
ParEsipasi
• ParEsipasi hanya kelompok sasaran, skala terbatas (kecil) • Melibatkan RT, RW, kelurahan, BKM
Pemerataan
• Tidak ada diskriminasi
Berbasis pengetahuan lokal
• Masyarakat paham, sebagian kelanjutan kegiatan terdahulu • Komputer dirasakan barang baru
Pengembangan kapasitas
• Ada upaya pengembangan kapasitas (kursus komputer, menjahit) • Kelompok sasaran meningkat kapasitasnya
Pembelajaran
• Ada usaha pembelajaran
Akuntabilitas
• Kegiatan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik • Kelompok sasaran hanya menerima, Edak mempunyai pulang melakukan kontrol
10/12/09
23
Bengkulu Panorama dan Pasar Melintang Perbaikan kondisi sosial ekonomi (improvement)
• Persewaan tenda, sound system dll meningkatkan ekonomi. Kursus komputer belum jelas. PeniEpan modal pada pengusa bawa hasil. • Kerajinan rotan embrio pengembangan industri
Kepemilikan (community ownership)
• Masyarakat merasa ikut memiliki karena mendatangkan keuntungan • Sejumlah kegiatan masih berlanjut, sebagian berhenE
Inklusi (inclusion)
• Tidak ada diskriminasi, tetapi warga yang terlibat terbatas
ParEsipasi
• Terutama kelompok sasaran, kerajinan rotan melibatkan sejumlah orang. Ada parEsipasi pengusaha yang menerima EEpan modal usaha
Pemerataan
• Hanya KSM yang terlibat, skala kecil
Berbasis pengetahuan lokal
• Sesuai dengan pengetahuan masyarakat • Mudah adaptasi karena sebagian kegitan serupa sudah pernah ada.
Pengembangan kapasitas
• Ada pengembangan kapasitas • Kursus komputer belum jelas, usaha rental Edak mudah
Pembelajaran
• Ada proses pembelajaran
Akuntabilitas
• Dana untuk kegiatan dapat dipertanggungjawabkan • Kelompok sasaran banyak yang Edak tahu
10/12/09
24
12
10/12/09
Medan Belawan 1 dan Sukaraja Perbaikan kondisi sosial ekonomi (improvement)
• Tidak terlihat ada perbaikan kondisi sosial ekonomi yang signifikan • Kursus komputer dan masak kurang terlihat manfaatnya
Kepemilikan (community ownership)
• Masyarakat kurang merasa memiliki, Edak merasakan manfaat langsung
Inklusi (inclusion)
• Hanya kalangan tertentu (terbatas), warga lain Edak banyak tahu
ParEsipasi
• ParEsipasi secara umum kurang, kecuali yang karitas, hanya mereka yang terlibat langsung (RT, RW, BKM)
Pemerataan
• Kurang merata, hanya kalangan tertentu saja
Berbasis pengetahuan lokal
• Kursus komputer baru, dan warga kurang mengerE untuk apa • Kursus masak adalah masakan Cina, Edak ada prospek pemasaran
Pengembangan kapasitas
• Kursus komputer Edak jelas kapasitas apa yang ingin dikembangkan • Kursus memasak meningkatkan kapasitas, tetapi manfaat Edak jelas
Pembelajaran
• Sudah terlihat ada proses pembelajaran
Akuntabilitas
• Dapat dipertanggungjawabkan, meskipun kelompok sasaran Edak paham bagaimana mengontrol proyek
10/12/09
25
• Koordinasi antar program dan lembaga • Skala kelompok kecil, dan jaringan menempel pada pengurus • Persoalan: agen dan struktur
• Terbuka ruang untuk melakukan inovasi dan kreasi • Revitalisasi lembaga-‐lembaga sosial di aras lokal • Menurunkan ketergantungan pada pemerintah
Dampak • Beberapa kegiatan mulai memberi sEmulan trust (rasa saling percaya), kerjasama dan jaringan sosial, sejumlah kegiatan lain masih belum terlihat. • Beberapa kegiatan mulai mampu membolisasi resources yang ada di Engkat lokal, sebagian yang lain belum, terutama yang hanya copy kegiatan yang pernah ada sebelumnya.
10/12/09
26
13
10/12/09
Terimakasih atas perhaEan anda
10/12/09
27
14