Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN PENDANAAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INFRASTRUKTUR, UTILITAS DAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BEI Dini Hayati1, Sarwani2, Rusma Nailiah3 Universitas Lambung Mangkurat1,2,3
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari (1) kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan; (2) kebijakan pendanaan terhadap kinerja keuangan; (3) ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan; dan (4) umur perusahaan terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan data empiris dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan 42 populasi target dari 21 perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar selama 2 tahun, yaitu periode 2014-2015. Data tersebut diolah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan. (2) kebijakan pendanaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. (3) ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. (4) umur perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Pendanaan, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan.
ABSTRACT
This study aims to examine and analyze the influence of (1) institusional ownership structure on financial performance; (2) Funding Policy on financial performance; (3) Size of the Firm on financial performance; and (4) Age of the Firm on financial performance. This study uses empirical data from Indonesian Stock Exchange with 42 target populations from 21 companies in infrastructure, utility and transportation listed for 2 years during the period 2014-2015. The data analyze using multiple linear regression analysis. The result of study show that: (1) Institusional ownership structure has an effect on financial performance. (2) Funding Policy has no effect on financial performance. (3) Size of the Firm has an effect on financial performance. (4) Age of the Firm has an effect on financial performance. Keywords : Financial Performance., Institusional Ownership Structure, Funding Policy, Size of the Firm, Age of the Firm PENDAHULUAN
Pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang penting dalam proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional seperti merger, akuisisi, dan emisi saham. Melalui penilaian, perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangan yang tepat. Kinerja keuangan sebagai penilaian kondisi, prestasi keuangan pada masa lalu dan prospek untuk masa depan biasanya diukur dengan rasio-rasio keuangan. Namun, rasio keuangan memiliki kelemahan tidak ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
70
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
mencerminkan hasil yang akurat karena masih ada faktor-faktor non keuangan yang mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan. Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost). Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, di antaranya dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen dan kepemilikan saham oleh institusional (Tendi Haruman, 2008 dalam Permanasari, 2010). Kepemilikan institusional merupakan proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan lain. Kepemilikan institusional mempunyai peranan penting dalam memonitor manajemen perusahaan. Salah satu mekanisme pengawasan yang dapat digunakan adalah investor institusional dengan aktif mengawasi cara kerja para manajer, sehingga akan mendorong kinerja mereka yang akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Kebijakan pendanaan perusahaan berkaitan dengan keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Sumber pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Seberapa besar dana yang akan digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam memaksimalkan kinerjanya bergantung dari kebijakan pendanaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat terlihat dari ukuran perusahaan. Perusahaan yang lebih besar menjanjikan kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil. Ukuran perusahaan yang lebih besar juga menunjukkan daya saing perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing yang lain. Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan. Umur perusahaan juga menjadi bukti perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian. Perusahaan yang mampu bertahan lama membuktikan kinerja perusahaan yang lebih stabil dari perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Riyanto (2012:335) mengemukakan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung profitabilitas tersebut yaitu dengan gross profit margin, operating income ratio, operating ratio, net profit margin, rate of return an total assets (ROA), rate of Return on Investmentt (ROI) dan rate of return on equity (ROE). Di antara beberapa cara tersebut penelitian ini akan menggunakan ROI sebagai ukuran kinerja keuangan perusahaan. ROI merupakan teknik analisa yang mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aset-asetnya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. ROI menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: (1) Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan; (2) Pengaruh kebijakan pendanaan terhadap kinerja keuangan; (3) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan; dan (4) Pengaruh umur perusahaan terhadap kinerja keuangan. METODE PENELITIAN
Jenis dan Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal. Pada penelitian ini yang menjadi objek antara lain kepemilikan institusional, kebijakan pendanaan, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan kinerja keuangan menggunakan ROI. Unit analisis pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan milik perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar di BEI periode 2014-2015. Data yang digunakan pada penelitian merupakan data sekunder. Data yang dikumpulkan yaitu laporan keuangan perusahaann yang telah diaudit www.idx.co.id. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011-2014. Teknik pengambilan sampel pada ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
71
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling. Populasi yang akan dijadikan sampel harus memenuhi kriteria berikut. 1. Perusahaan di sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014 sampai dengan 2015. 2. Perusahaan di sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang melaporkan laporan keuangan dan telah diaudit dari tahun 2014 sampai dengan 2015. 3. Perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang memiliki data lengkap selama tahun 2014 sampai 2015 untuk variabel yang diteliti. 4. Perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang mengalami keuntungan dari tahun 2014 sampai 2015. No
Tabel 1.Pemilihan Sampel Penelitian Kriteria
1
Perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014-2015 2 Perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tidak melaporkan laporan keuangan dan telah di audit dari tahun 2014-2015 3 Perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tidak memiliki data lengkap selama tahun 2014-2015 untuk variabel yang diteliti 4 Perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tidak mengalami keuntungan dari tahun 2014-2015 Jumlah Perusahaan Sampel
Tahun Pengamatan Jumlah sampel penelitian Sumber: www.idx.co.id, dan diolah (2016)
Jumlah Perusahaan 53 (11) (2) (19) 21 2 42
Definisi Operasional Variabel a) Kinerja Keuangan ialah kinerja indikator kinerja perusahaan yang mengukur keberhasilan perusahaan. Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah rate of Return on Investmentt (ROI). ROI mengukur kemampuan perusahaan dengan jumlah aset yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Mamduh, 2012:157). b) Kepemilikan institusional adalah persentase kepemilikan institusional yang diukur dengan menggunakan indikator jumlah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi dari seluruh jumlah modal saham yang beredar ( Sukirni, 2012). c) Kebijakan pendanaan adalah keputusan tentang berapa banyak hutang yang akan digunakan, dalam bentuk apa hutang dan modal sendiri akan ditarik, dan kapan akan memperoleh danadana tersebut (Suad,2012:260). d) Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan (Riyanto, 2012:165). e) Umur perusahaan adalah tanggal mulai terdaftarnya perusahaan di BEI hingga penelitian dilakukan (Puasanti, 2013). Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan Pemahaman terhadap kepemilikan perusahaan sangat penting terkait pengendalian operasional perusahaan. Struktur kepemilikan dipandang sebagai suatu mekanisme untuk ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
72
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Struktur kepemilikan juga dipercaya dapat berpengaruh pada jalannya perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perusahaan. H1: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengaruh Kebijakan Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Sumber pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Setiap perusahaan akan mengharapkan adanya struktur modal optimal, yaitu struktur modal yang dapat memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan. H2: Kebijakan Pendanaan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Ukuran perusahaan dapat memperlihatkan pencapaian kinerja yang telah didapatkannya selama beroperasi. Investor memiliki ekspektasi yang besar terhadap perusahaan besar. Ekspektasi insvestor berupa perolehan dividen dari perusahaan tersebut. Semakin banyak investor yang menanamkan modalnya untuk perusahaan besar, perusahaan semakin bisa meningkatkan kinerjanya karena modal untuk kegiatan operasionalnya telah tersedia. H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Umur perusahaan merupakan waktu atau seberapa lama perusahaan tersebut terdaftar di bursa efek. Umur perusahaan juga mewakili seberapa lama perusahaan itu telah bertahan dan pengalamannya di dunia bisnis yang secara tidak langsung juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang bisa bertahan lama biasanya mempunyai orang-orang dalam perusahaan yang handal dan terpercaya dalam menjalankan perusahaan tersebut. Sehingga para investor pun merasa akan selalu diuntungkan oleh perusahaan tersebut. H4: Umur Perusahaan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kepemilikan Institusional (X1) Kebijakan Pendanaan (X2) Ukuran Perusahaan (X3)
Kinerja Keuangan (Y)
Umur Perusahaan (X4)
Gambar 1 Model Penelitian
Teknik Analisis Data Analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis (Uji t ). Model analisisnya adalah sebagai berikut: Y = α + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
73
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Keterangan: Y = Kinerja Keuangan X1= Kepemilikan Institusional X2= Kebijakan Pendanaan X3= Ukuran Perusahaan X4= Umur Perusahaan α = Konstanta b1= Koefisien Regresi Kepemilikan Institusional b2= Koefisien Regresi Kebijakan Pendanaan b3= Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan b4= Koefisien Regresi Umur Perusahaan e = Standar error HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik desktiptif untuk variabel kepemilikan institusional, kebijakan pendanaan, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan kinerja keuangan (ROI) dapat diketahui nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Kepemilikan Institusional 42 8,31 86,44 62,83 Kebijakan Pendanaan 42 -113,68 1333,22 170,05 Ukuran Perusahaan 42 22,93 32,74 28,92 Umur Perusahaan 42 469 7910 3394,45 ROI 42 0,02 48,59 9,07 Valid N (listwise) 42 Sumber: datasekunder diolah
Std. Deviation 21,44 265,98 1,71 2688,12 9,03
Penjelasan analisis statistik deskriptif dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel dependen Y (Kinerja Keuangan (ROI)) memiliki nilai minimum atau nilai terendah sebesar 0,02. Nilai maksimum atau nilai tertinggi dari Y (Kinerja Keuangan (ROI)) adalah sebesar 48,59. Adapun rata-rata variabel dependen Y (Kinerja Keuangan (ROI)) adalah sebesar 9,07. Standar deviasinya sebesar 9,03. 2. Variabel independen X1 (Kepemilikan Institusional) memiliki nilai minimum atau nilai terendah sebesar 8,31. Nilai maksimum atau nilai tertinggi dari X1 (Kepemilikan Institusional) adalah sebesar 86,44. Adapun rata-rata variabel independen X1 (Kepemilikan Institusional) adalah sebesar 62,83. Standar deviasinya sebesar 21,44. 3. Variabel independen X2 (Kebijakan Pendanaan) memiliki nilai minimum atau nilai terendah sebesar -113,68. Nilai maksimum atau nilai tertinggi dari X2 (Kebijakan Pendanaan) adalah sebesar 1333,22. Adapun rata-rata variabel independen X2 (Kebijakan Pendanaan) adalah sebesar 170,05. Standar deviasinya sebesar 265,98. 4. Variabel independen X3 (Ukuran Perusahaan) memiliki nilai minimum atau nilai terendah sebesar 22,93. Nilai maksimum atau nilai tertinggi dari X3 (Ukuran Perusahaan) adalah sebesar 32,74. Adapun rata-rata variabel independen X3 (Ukuran Perusahaan) adalah sebesar 28,92. Standar deviasinya sebesar 1,71. 5. Variabel independen X4 (Umur Perusahaan) memiliki nilai minimum atau nilai terendah sebesar 469. Nilai maksimum atau nilai tertinggi dari X4 (Umur Perusahaan) adalah sebesar 7910. Adapun rata-rata variabel independen X4 (Umur Perusahaan) adalah sebesar 3394,45. Standar deviasinya sebesar 2688,12. ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
74
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan analisis statistik yaitu dengan menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorov Smirnov. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov KolmogorovAsymp. Sig. Variabel α Keterangan Smirnov (2-tailed) Unstandardized 0,699 0,713 0,05 Berdistribusi Normal Residual Sumber: Data sekunder diolah Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 atau nilai VIF lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas, artinya model regresi tersebut baik. Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Keterangan Variabel Tolerance Variance Inflation Factor Kepemilikan Institusional (X1) 0,648 1,542 Nonmultikolinearitas Kebijakan Pendanaan (X2) 0,919 1,088 Nonmultikolinearitas Ukuran Perusahaan (X3) 0,606 1,650 Nonmultikolinearitas Umur Perusahaan (X4) 0,961 1,041 Nonmultikolinearitas Sumber: Data sekunder diolah Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila variabel pengganggu mempunyai varians yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya disebut dengan homokedastisitas, sedangkan apabila variansnya berbeda dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji glejser. Uji glejser mempertimbangkan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika variabel independen tidak signifikan (sig. > 0,05), berarti model terbebas dari heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Adapun hasil output uji Glejser adalah sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Signifikan Keterangan
Kepemilikan Institusional (X1) Kebijakan Pendanaan (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Umur Perusahaan (X4) Sumber: Data sekunder diolah
0,063 0,165 0,001 0,118
Tidak ada gejala Tidak ada gejala Ada gejala Tidak ada gejala
Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa pada faktor Ukuran Perusahaan (X3) mengalami gejala heteroskedastisitas, sehingga peneliti melakukan tindakan analisis untuk ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
75
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
memperbaiki gejala heteroskedastisitas tersebut. Adapun langkah-langkah untuk mengatasi hal tersebut adalah melakukan uji spearman rho, dengan ketentuan apabila nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 maka faktor tersebut dinyatakan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan spearman rho dapat dilihat pada Tabel 6. berikut. Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Spearman Rho Variabel Nilai Signifikan Keterangan 0,940 0,526 0,236 0,247
Kepemilikan Institusional (X1) Kebijakan Pendanaan (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Umur Perusahaan (X4) Sumber: Data sekunder diolah
Tidak ada gejala Tidak ada gejala Tidak ada gejala Tidak ada gejala
Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa pada seluruh faktor penelitian memenuhi uji heteroskedastisitas, karena nilai signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 0,05. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antar kesalahan pengganggu (karena residual) pada periode t dengan periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson. dL
Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi dU DW
1,3064 1,7202 Sumber: Data sekunder diolah
2,116
4 - dU
2,2798
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditentukan bahwa nilai Durbin Watson dalam model regresi sebesar 2,116 terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4 – du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Pengujian Hipotesis Analisis Regresi Linear Berganda Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Berdasarkan data hasil penelitian dan output program SPSS 21. Tabel 8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Koefisien Variabel thitung Sig Keterangan Regresi Konstanta 121,285 Kepemilikan Institusional (X1) -0,246 -3,820 0,000 Berpengaruh Kebijakan Pendanaan (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Umur Perusahaan (X4) R = 0,645 R Square = 0,417 Adjusted R Square = 0,354 Sumber: Data sekunder diolah
-0,002 -3,473 0,001
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
-0,401 -4,050 2,720
0,691 0,000 0,010
Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
76
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel yang diteliti dapat dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka variabel independen dapat dikatakan tidak memengaruhi variabel dependen. PEMBAHASAN
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan Hasil pengujian menunjukkan hipotesis pertama (H1) yang menyatakan kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan, diterima. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,246 dan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000; di mana nilai probabilitas signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05; yang berarti bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Titis Waskito (2014) dan Ajeng Asmi Mahaputeri dan I.Kt. Yadnyana (2014) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tumpal Manik (2011) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Nilai minus (-) pada koefisien regresi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan, yaitu semakin besar kepemilikan institusional maka kinerja keuangan semakin menurun atau semakin kecil kepemilikan institusional maka kinerja keuangan akan meningkat. Struktur kepemilikan perusahaan terbagi dua, yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Dari penelitian ini diketahui bahwa persentase kepemilikan institusional cukup besar sampai mencapai 86,44% pada PT Tanah Laut Tbk. Di kebanyakan perusahaan besar, potensi konflik keagenan adalah hal yang penting karena para manajer perusahaan besar biasanya hanya memiliki persentase yang kecil dari perusahaan (Brigham, 2011:26). Kepemilikan saham oleh pihak manajer pada dasarnya adalah satu upaya untuk mensejajarkan antara kepentingan manajer tersebut dengan kepentingan para pemegang saham. Dengan terwujudnya kesejajaran kepentingan antara dua belah pihak, maka pihak manajer akan bisa merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil secara benar dan merasakan kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Namun, dengan kepemilikan saham manajerial yang kecil tersebut membuat para manajer tidak memaksimalkan kinerja mereka dan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan yang menurun dan tidak maksimal. Pengaruh Kebijakan Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan Hasil pengujian menunjukkan hipotesis kedua (H2) yang menyatakan kebijakan pendanaan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan, ditolak. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa kebijakan pendanaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,002 dan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,691; di mana nilai probabilitas signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05; yang berarti bahwa kebijakan pendanaan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Ajeng Asmi Mahaputeri dan I.Kt. Yadnyana (2014) yang menunjukkan bahwa kebijakan pendanaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Eko,dkk (2013) yang menunjukkan bahwa kebijakan pendanaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Salah satu pandangan mengenai kebijakan pendanaan yaitu pendekatan Modigliani dan Miller (MM) yang berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan (Hanafi, 2012:299). Nilai perusahaan dapat menggambarkan kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik, maka nilai perusahaan akan baik juga dan sebaliknya. ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
77
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Menurut MM, kebijakan pendanaan menjadi relevan dikarenakan adanya pajak (Suad, 2012:269). Hal ini disebabkan oleh karena bunga yang dibayarkan (karena menggunakan hutang) bisa dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak. Menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi perusahaan karena lebih menguntungkan perusahaan yang memiliki hutang banyak daripada yang memiliki hutang sedikit. Pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menjadi objek penelitian memiliki hutang yang cukup besar. Rata-rata persentase hutang perusahaan sebesar 170,05%. Hal ini membuat beban bunga yang harus dibayar perusahaan juga besar, namun tidak mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Hasil pengujian menunjukkan hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan, diterima. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar -3,473 dan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000; di mana nilai probabilitas signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05; yang berarti bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Wenty Agrestya (2011) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Titis Waskito (2014) dan Ajeng Asmi Mahaputeri dan I.Kt. Yadnyana (2014) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Nilai minus (-) pada koefisien regresi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan kinerja keuangan, yaitu semakin besar ukuran perusahaan maka kinerja keuangan perusahaan semakin rendah dan sebaliknya. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan total aset. Total aset adalah jumlah dari aset lancar dan aset tetap perusahaan (Rinaldi, 2012). Pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi aset terutama aset tetap seperti mesin dan peralatan sangat penting bagi perusahaan karena semua operasional perusahaan sangat bergantung dengan aset tersebut. Hal ini menjadikan nilai aset dalam perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi cukup besar. Dikarenakan aset yang cukup besar tadi menyebabkan beban penyusutan aset yang ditanggung perusahaan juga cukup besar. Beban tersebut akan ditambahkan dengan beban-beban perusahaan yang lain yang akan mengurangi pendapatan perusahaan sehingga membuat laba perusahaan menurun. Laba perusahaan yang menurun ini mengakibatkan kinerja keuangan perusahaan juga menurun. Sehingga ukuran perusahaan yang besar belum tentu menjamin kinerja keuangan suatu perusahaan bagus. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Hasil pengujian menunjukkan hipotesis keempat (H4) yang menyatakan umur perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan, diterima. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa umur perusahaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 2,720 dan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,010; di mana nilai probabilitas signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05; yang berarti bahwa umur perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama perusahaan tersebut bertahan menjalankan bisnisnya maka kinerja keuangannya akan semakin baik. Perusahaan yang telah lama berdiri tentunya mempunyai strategi dan kiat-kiat yang untuk tetap bisa bertahan di masa depan. Semakin lama sebuah perusahaan berdiri, tentunya telah banyak pula mengalami berbagai macam hal dalam berbisnis. Kemampuan sebuah perusahaan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang muncul dalam masa pengelolaan perusahaan akan semakin menguatkan keberadaan perusahaan itu sendiri. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk bertahan dalam ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
78
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
setiap kendala yang dihadapi. Sehingga, jika terjadi lagi kesulitan maupun kendala yang sama maupun berbeda, maka perusahaan tersebut sudah siap dan mampu untuk mengatasi masalah tersebut dengan baik. Perusahaan yang semakin bertambah umurnya akan meningkatkan kinerja dari aspek pengalaman selama menjalankan bisnis karena akan lebih mudah untuk memperoleh dana (Putri, 2014). Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka akan membuat perusahaan tersebut semakin berkompeten. Perusahaan itu akan semakin diakui keberadaan dan keunggulannya di mata masyarakat. Apalagi jika yang dihasilkan oleh perusahaan selalu baik serta tidak pernah mengecewakan masyarakat. Perusahaan tersebut akan dipercayai oleh masyarakat sebagai perusahaan yang baik dan jaminan atas hasil yang baik pula. Perusahaan yang bisa bertahan lama pun biasanya mempunyai sumber daya manusia yang sudah handal dan terpecaya dalam menjalankan perusahaan. Sehingga para investor tertarik untuk berinvestasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Tumpal Manik (2011) yang menunjukkan bahwa umur perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan umur perusahaan dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Sedangkan kebijakan pendanaan tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini ialah (1) Penelitian ini hanya memiliki 4 (empat) variabel yaitu kepemilikan institusional, kebijakan pendanaan, ukuran perusahaan dan umur perusahaan untuk diuji pengaruhnya terhadap kinerja keuangan; (2) Penelitian ini hanya menggunakan sampel pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga sampel tersebut dirasa masih belum cukup memberikan gambaran mengenai pengaruh kepemilikan institusional, kebijakan pendanaan, ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap kinerja keuangan; dan (3) Penelitian ini hanya menggunakan periode selama 2 tahun yaitu 2014-2015, sehingga dirasa masih belum cukup untuk menggambarkan keadaan sebenarnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Implikasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Kebijakan Pendanaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan umur erusahaan berpengaruh kinerja keuangan. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran bagaimana manajemen perusahaan harus mengelola besarnya kepemilikan institusional perusahaan, mengelola aset perusahaan dengan bijak, dan memperhatikan umur listing perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang tepat dan memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA
Agrestya, W. (2011). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Ajeng Asmi Mahaputeri, I. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kebijakan Pendanaan dan Ukuran Perusahaan pada Kinerja Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9.1, 58-68. Bernandhi, R. (2013). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Intitusional, Kebijakan Dividen, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Brigham, H. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Eko Sudarmakiyanto, H. P. (2013). Pengaruh Keputusan Keuangan terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012). Fahmi, I. (2013). Manajemen Keuangan. Bandung: CV Alfabeta. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
79
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Hanafi, M. M. (2012). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Harahap, S. S. (2013). Teori Akuntansi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Jusriani, I. F. (2013). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kumala, S. J. (2011). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham, Umur, Leverage, dan Tipe Auditor Terhadap Pengungkapan Intelectual Capital (IC) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi.
Mamduh M. Hanafi, A. H. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Manik, T. (2011). Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Komisaris Indipenden, Komite Audit, Umur Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris Perusahaan Property & Real Estate di BEI). JEMI, Vol.2, No.2, 25-36. Permanasari, W. I. (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Intitusional, Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi.
Puasanti, A. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Konsentrasi Kepemilikan,Komisaris Independen, dan Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual. Skripsi .
Putri, A. P., & Lestari, H. S. (2014). Faktor Spesifik yang Menentukan Kinerja Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. e-Journal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Vol.1 No.2, 1-20. Richard A. Brealey, S. C. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. New York: PT Gelora Aksara Pratama. Rinaldi, R., & Faisal, O. (2012). Analisis Pengaruh Total Aset terhadap Laba Bersih. Riyanto, B. (2012). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
S, Rani. I. (2006). Analisis Pengaruh Informasi Keuangan dan Non Keuangan terhadap Iniitial Return dan Return 7 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta. Tesis.
Sabrina, A. I. (2010). Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi. Sawir, A. (2003). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT SUN. Suad Husnan, E. P. (2012). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Sukirni, D. (2012). Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusioanal, Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal (1), 112. Waskito, T. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan (Ditinjau Dari Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 Sampai Dengan Tahun 2011). www.idx.co.id
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
80