Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG Ina Qoriah Mardikaningsih *) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi :
[email protected] ABSTRAK
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses kematangan. Disini menyangkut adanya proses dideferensiasi dari sel-sel tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa hingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sosial sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Dari hasil survay pendahuluan yang dilakukan sekitar 15 ibu menyatakan tidak mengetahui tentang perkembangan anaknya sesuai dengan tahapan umur anaknya. Misal pada usia 3-6 tahun anak akan senang berjalan jalan sendiri mengunjungi tetangga, belajar memakai dan membuka baju sendiri, bicara dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu kurang begitu mengetahui tahapan perkembangan yang dialami oleh anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu sebagai variabel in dependen dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagai variabel dependen . Penelitian ini merupakan penelitian kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada balita dengan menggunakan rancangan cross sectional dan jenis penelitian survay analitik yang dilaksanakan pada bulan April 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita bersekolah di RA Al Iman Banaran, Gunungpati, Semarang Tahun 2009 yang berumur 4-5 tahun berjumlah 30 orang dan sampel 30 orang. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data diolah dengan langkah editing, skoring, coding, Entry dan Tabulating. Pada analisa secara univariat variabel didistribusikan sesuai karakteristik responden, sedang pada analisa secara bivariat dengan uji uji Chi square dengan menggunakan program SPSS Versi 11,5. Hasil penelitian ini adalah Karakteristik responden yang mempunyai balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagian besar berumur 25-35 Tahun yaitu sebanyak 17 responden (56,67 %), berpendidikan dasar sebanyak 9 responden (30%) dan sebagian besar berprofesi dibidang swasta yaitu sebanyak 8 responden (26,7%), sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 responden (46,7%), sebagian besar perkembangan sosial balita masuk dalam tingkat perkembangan sosial yang tinggi yaitu sebanyak 11 balita (36,7%). dan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan sosial balita dengan p-value sebesar 0,001. Saran yang disampaikan yaitu kepadamasyarakat khususnya para ibu yang mempunyai anak balita supaya lebih memperhatikan tahapan perkembangan balitanya sehingga apabila ditemukan keterlambatan dalam tumbuh kembang putranya dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dicari solusinya. Kata Kunci : Pengetahuan ibu, Perkembangan sosial, Balita 4-5 tahun.
1
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
PENDAHULUAN Salah satu faktor pendukung utama dalam proses perkembangan pada balita adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan media yang baik untuk perkembangan anak, meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya dan berproduktivitas serta menciptakan lingkungan yang damai sehingga terbentuk pertumbuhan yang optimal(Soetjiningsih, 2002). Fase terpenting dalam perkembangan anak adalah ketika masih bayi dan anak-anak (Balita) atau yang disebut dengan Periode emas (Golden Period) dalam perkembangan anak hanya terjadi sekali dalam kehidupan manusia yang dimulai sejak lahir hingga usia enam delapan tahun(Program bina keluarga dan balita, 2006). Dalam survei tumbuh kembang anak balita dengan cara multi stage random sampling di sebuah kelurahan di Jakarta Timur pada tahun 2009, didapatkan status gizi normal 5,2 %, gizi kurang 18,6 %, gizi lebih 1,37 % dan obesitas 15,7 %, perkembangan yang normal 74,5 % serta diduga keterlambatan perkembangan 25,5 %. Kejadian ini sangatlah memprihatinkan bagi kelangsungan generasi bangsa yang perlu mendapatkan perhatian khusus(Fitriani. Tumbuh kembang balita(http://elearn.bpplsp1 reg5.go.id). 22 Februari 2009). Anak-anak yang berada pada rentang usia dini yang memperoleh asupan pendidikan masih sangat minim. Anak usia 0-6 tahun berjumlah 26,09 juta akan tetapi yang terlayani dalam PAUD dijalur pendidikan formal (TK/RA) baru sekitar 2 juta anak sehingga peran pendidikan luar sekolah dalam membantu mengatasi masalah tersebut sangat penting dan mendesak
2
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
(Rusdiana. Peranan Pendidikan Nonformal dalam Pendidikan Anak Usia Dini(http://elearn.bpplsp-reg5.go.id). 16 September 2008). RA AL-Iman yang terletak pada jalan taman siswa yang letaknya strategis dekat dengan kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini menjadi salah satu tempat pilihan orang tua yang memiliki anak balita untuk bersekolah, bermain dan belajar. Kebanyakan orang tua yang menyekolahkan anaknya di RA Al-Iman adalah warga sekitar yang berasal dari berbagai tingkatan baik tingkatan pendidikan, pengetahuan maupun ekonomi. Berdasarkan data yang di peroleh dari RA Al-Iman terdapat 68 siswa yang bersekolah di RA Al-Iman yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas pagi dan kelas siang. Sebagian besar siswa di tunggui oleh ibunya. Dari hasil survay pendahuluan yang dilakukan sekitar 15 ibu menyatakan tidak mengetahui tentang perkembangan anaknya sesuai dengan tahapan umur anak, sebagaimana tercantum pada Vineland Social Maturity Scale (VSMS) yaitu pada usia 3-6 tahun anak sudah pandai berbicara, senang bergaul dengan teman sebaya, belajar sendiri memakai dan membuka baju sendiri. Hal ini juga dikarenakan faktor usia ibu yang sudah agak tua yang mempunyai anak lebih dari tiga sehingga ibu tersebut kurang memperhatikan perkembangan anaknya serta dilihat dari faktor pekerjaan ada ibu yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan perkembangan anaknya oleh sebabitu ibu kurang begitu mengetahui tahapan perkembangan yang dialami oleh anaknya.
3
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
Untuk itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai ” Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang”.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010. Rancangan ini menggunakan rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam melakukan pengukuran atau pengamatan pada waktu yang sama (sekali waktu) antara variabel independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (perkembangan sosial balita). Menurut sifat dasar penelitian, penelitian ini termasuk jenis Survay analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu murid di RA Al Iman Banaran, Gunungpati, Semarang Tahun 2009 yang berumur 4-5 tahun berjumlah 30 anak. Sampel diambil dengan menggunakan sampel jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisa Univariat a. Tingkat Pengetahuan Ibu Tabel 1 Tingkat Pengetahuan Ibu Tingkat Pengetahuan
Frekuensi (f)
Presentase (%)
Baik
14
46,7
Cukup
7
23,3
Kurang
9
30,0
Ibu
4
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
Jumlah
30
100
Berdasarkan tabel 1 maka dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun yaitu responden dalam tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (46,7%) dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (30%) dan responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (23,3%).
b. Perkembangan Sosial Balita Tabel 2 Perkembangan sosial balita Perkembangan Sosial
Frekuensi (f)
Presentase (%)
Rendah
10
33,3
Sedang
9
30,0
Tinggi
11
36,7
Jumlah
30
100,0
balita
Dari tabel 2 tentang perkembangan balita, dapat dilihat sebagian besar responden dalam tingkat perkembangan sosial kategori tinggi yaitu 11 anak (36,7%), tingkat perkembangan sosial kategori rendah yaitu 10 anak (33,3%) dan tingkat perkembangan sosial kategori sedang yaitu 9 anak (30%). Analisa Bivariat
5
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
Tabel 3 Hasil tabulasi silang dan pengujian hubungan tingkat pengetahuan dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang. Perkembangan Sosial Balita
Tingkat Pengetahuan Ibu
Rendah f
%
Sedang
Total
Tinggi
f
%
f
%
f
%
Baik
2
20
3
33.33
9
81.82
14 44.67
Cukup
1
10
5
55.56
1
9.09
7
23.33
Kurang
7
70
1
11.11
1
9.09
9
30
Total
10
100
9
100
11
100
30 100
Chi square = 18,509, p value = 0,001 Tabel 3 menyatakan bahwa dari 30 responden terdapat 14 responden (44,67%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. Dari 14 responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tersebut terdapat 9 balita (81,82%) mempunyai perkembangan sosial tinggi dan 2 balita (20%) termasuk dalam kategori perkembangan sosial rendah. Hasil uji statistik dengan Chi Square yang digunakan untuk mencari hubungan tingkat pengetahuan ibu dan perkembangan sosial balita di RA Al-Iman Semarang, diperoleh hasil Chi Square sebesar 18,509 dengan p value sebesar 0,001. nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, hal ini berarti bahwa “ada hubungan tingkat pengetahuan Ibu dengan Perkembangan Sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang” diterima.
6
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
Pembahasan Hasil penelitian ini akan dibahas secara bertahap dari deskriptif sampai analitik diantaranya : 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden pada ibu yang memiliki balita umur 4-5 tahun yang bersekolah di RA Al-Iman Banaran Gunungpati Semarang, menunjukan pengetahuan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 14 responden (46,7%), ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang tahapan perkembangan sosial balita termasuk dalam kategori baik, yang meliputi perkembangan
motorik
kasar,
motorik
halus,
bahasa
maupun
kematangan sosial. Pengetahuan yang diperoleh ibu tentang perkembangan sosial balita usia 4-5 tahun dapat diperoleh lewat pendidikan, media masa maupun dari tenaga kesehatan pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) knowladge atau pengetahuan dipengeruhi oleh beberapa faktor dan salah satu faktor tersebut adalah tingkat pendidikan serta Soekamto (2002) mengemukakan bahwa pengetahuan juga
dipengaruhi
oleh
tingkat
pendidikan,
informasi,
budaya,
pengalaman dan sosial budaya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan lebih mengerti tentang perkembangan balita khususnya perkembangan sosial balita. 2. Perkembangan Sosial Balita Usia 4-5 tahun
7
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 responden menunjuknan tingkat perkembangan sosial balita dalam kategori tinggi dengan proporsi balita yang perkembangan tinggi sebanyak 11 anak (36,7%) lebih besar dibanding dengan perkembangan balita yang kategori sedang dan rendah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pada proses perkembangan baik berarti bahwa balita usia 4-5 tahun tersebut sudah mulai dapat melakukan kegiatan yang biasa dilakukan seorang balita, misal dapat naik turun tangga tanpa bantuan, memakai pakaian sendiri, bermain dengan teman sebaya. Anak dengan perkembangan sosial yang baik dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal dipengaruhi oleh faktor gen dan hormon. Faktor genetik dapat berasal dari perbedaan ras, etnik pengaruh keluarga, umur, jenis kelamin dan gizi sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari faktor prenatal, faktor kelahiran dan faktor post natal (Hurlock, 1999). 3. Hubungan tentang pengetahuan dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang. Di peroleh hasil p value sebesar 0,001 (p value < 0,05). Karena nilai p value < 0,05 maka Ha diterima , ini berarti bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran, Gunungpati, Semarang.
8
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik, proporsi perkembangan balita yang tinggi sebanyak 9 responden (81,82%), pengetahuan responden yang baik memiliki kecenderungan pada perkembangan balita umur 4-5 tahun yang tinggi sedangkan pada pengetahuan ibu yang kurang memiliki kecenderungan balita memiliki tingkat perkembangan yang rendah. Ibu dengan tingkat pengetahuan yang baik, tentunya seorang ibu akan selalu memperhatikan perkembangan anaknya karena telah mengetahui
bagaimana
tahapan
perkembangan
balita.
Menurut
Soetjiningsih (2002) bahwa 4 aspek perkembangan balita yaitu perkembangan sosial, motorik halus, motorik kasar, bahasa. Anak balita dengan tingkat perkembangan tinggi maka 4 aspek tersebut akan berjalan dengan baik dan sebaliknya, maka dengan mengetahui aspekaspek perkembangan anak khususnya perkembangan sosial pada balita usia 4-5 tahun tersebut dapat mengetahui apakah perkembangannya baik atau tidak. Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik akan memberikan stimulasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anaknya sehingga anak bisa tanggap dan cepat menyerap stimulasi apa yang diberikan sehingga perkembangan anak bisa optimal. Selain itu dengan distimulasi dengan cara yang tepat juga dapat memperbanyak syaraf-syaraf otak sehingga balita bisa mempunyai kecerdasan yang luar biasa.
9
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang dengan tingkat pengetahuan yang baik akan selalu memperhatikan perkembangan balita.agar tumbuh dan berkembang dengan baik. KESIMPULAN Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 responden (46,7%). Perkembangan balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagian besar masuk dalam tingkat perkembangan sosial yang tinggi yaitu sebanyak 11 balita (36,7%). Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perkembangan balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang, dengan p value sebesar 0,001.
KEPUSTAKAAN
Administrator.Membentuk Kepribadian Matang Pada (http://zairahaes.wordpress.com). 02 September 2009. Andi
yudianto.Perkembangan Psikososial .blogspot.com).21 April 2008.
Erikson
Masa Balita.
(http://bayoesmartboy
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Dariyono Agus. 2007. Perkembangan anak 3 tahun pertama (Psikologi atama). Bandung: PT. Rafika Aditama. Depdiknas. (2003). Bahan Sosialisasi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
10
Dinamika Kebidanan
vol. 1 no. 2 Agustus 2011
Depkes RI dan IDAI.2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, deteksi,dan intervensi Dini Tumbang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI. Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang retang kehidupan. Jakarta: Erlangga. Indriana,F.Kesehatn Bayi (http://www.healthchildren.com.).20 Desember 2009 Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Riyadi Sujono, Sukarmin. 2009. Asuhan keperawatan pada anak. Yogyakarta: Graha Ilmu Rusdiana.Peranan Pendidikan Nonformal Dalam Pendidikan Anak Usia Dini (http://elearn.bpplsp-reg5.go.id).16 September 2008 Fitriani. Tumbuh kembang balita (http://elearn.bpplsp-reg5.go.id). 22 Februari 2009). Sastro Asmoro.2007.Membina Tumbang Bayi Dan Balita. Jakarta : EGC. Soetjiningsih,dr.DSAK.2002. Tumbuh Kembang Anak. . Jakarta : EGC. Sunartyo.2000. Pemantauan Pertumbuhan Balia. Jakarta : EGC. Syamsul Maarif. 2007.Perkembangan Psikologi Anak Umur 1-3 Tahun. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset-1. Widyastuti.2002.Panduan Perkembangan Anak. Jakarta : Puspa Swara. Yusuf, Syamsul.2008.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset-1. Zulkifli. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
11