DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
MODUL TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KEUANGAN
OLEH: TIM PUSDIKLAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
JAKARTA 2014
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA Berdasarkan Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan
SDM,
Badan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Keuangan,
Kementerian Keuangan Nomor: ST-032/PP.2/2013 tanggal 9 Januari 2013 tentang Penyusunan Kembali Modul Ujian Dinas Tingkat Tk. I, Sdr. Budi Susilo ditunjuk untuk menyusun kembali/memutakhirkan modul Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan yang sebelumnya disusun oleh Sdr. Rakhmi Khalidya. Penunjukan ini sangat beralasan karena penyusun memiliki pengalaman mengajar cukup lama yang memungkinkan penyusun memilih materi yang diharapkan memenuhi kebutuhan belajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tk. I. Hasil penyusunan modul ini telah dipresentasikan di hadapan para widyaiswara
serta
pejabat
struktural
terkait
di
lingkungan
Pusdiklat
Pengembangan SDM, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tk. I. Namun, mengingat Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagai bahan studi senantiasa berkembang, penyempurnaan modul perlu selalu diupayakan agar tetap memenuhi kriteria kemuktahiran dan kualitas. Pada kesempatan ini, kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak (terutama peserta UD Tk.I) untuk penyempurnaan modul ini. Setiap saran dan kritik yang membangun akan sangat dihargai. Atas perhatian dan peran semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta,
Februari 2012
Kepala Pusat ttd
Safuadi NIP 196909051996031001
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
i
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...........................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................
ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................
iv
PETA KONSEP TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KEUANGAN ...................................
vi
PENDAHULUAN .................................................................................
1
1. Deskripsi Singkat ..........................................................................
1
2. Standar Kompetensi .....................................................................
2
3. Kompetensi Dasar .......................................................................
2
4. Relevansi Modul .........................................................................
4
KB 1: PENGERTIAN, STRUKTUR ORGANISASI, DAN POKOKPOKOK ORGANISASI KEMENTERIAN .............................................
5
1. Uraian dan Contoh ......................................................................
5
A. Organisasi dan Sistem Pemerintahan Negara RI ..................
5
B. Kedudukan, Tugas, Fungsi, Struktur OrganisasiKementerian
11
C. Pengangkatan .......................................................................
20
D. Ketentuan Khusus Kementerian Tertentu .............................
20
E. Instansi Vertikal ....................................................................
21
F. Unit Pelaksana Teknis ..........................................................
21
G. Jabatan Fungsional ..............................................................
21
H. Tata Kerja Kementerian .........................................................
23
2. Latihan KB 1 ................................................................................
26
3. Rangkuman .................................................................................
27
4. Tes Formatif ................................................................................
28
5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................
32
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
ii
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I KB
2:
TUGAS,
FUNGSI,
DAN
SUSUNAN
ORGANISASI
KEMENTERIAN KEUANGAN TINGKAT PUSAT ..............................
33
1. Uraian dan Contoh ......................................................................
33
A. Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Wakil Menteri, Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal. Dan Inspeltora Jendral ..................................................................................
37
B. Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Badan-Badan dan Pusat di Lingkungan Kementerian Keuangan Dan Staf Ahli Menteri Keuangan .................................................................
45
2. Latihan KB 2 ................................................................................
54
3. Rangkuman .................................................................................
54
4. Tes Formatif ................................................................................
57
5. Umpan Balik dan TIndak Lanjut ...................................................
59
KB 3: TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL
DANUNIT
PELAKSANA
TEKNIS
KEMENTERIAN
KEUANGAN........................................................................................
60
1. Uraian dan Contoh ..................................................................
60
A. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak ..........................
61
B. Instansi Verikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ............
65
C. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan ........
70
D. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ......
72
E. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Keuangan ..................
74
F. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang ..............................
75
G. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan .........................
75
2. Latihan KB 3 ...........................................................................
76
3. Rangkuman ............................................................................
76
4. Tes Formatif ............................................................................
79
5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..............................................
82
TES SUMATIF ...................................................................................
84
KUNCI JAWABAN ..............................................................................
92
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ............................................
93
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
94
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
iii
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Langkah-langkah mempelajari modul ini: 1. Carilah tempat yang cukup kondusif untuk belajar! 2. Berdoalah sebelum memulai belajar! 3. Pelajarilah seluruh kegiatan belajar yang ada!
Perlengkapan yang harus dipersiapkan: 1. Siapkan modul yang akan dibaca! 2. Siapkan referensi lain seperti yang terdapat pada Daftar Pustaka! 3. Siapkan alat tulis seperti bolpen, pensil, dan spidol/highlighter! 4. Siapkan buku catatan untuk mencatat hal-hal penting dan memahami materi yang terdapat dalam modul!
Target waktu dan pencapaian dalam pembelajaran: Usahakan membuat target waktu untuk setiap materi yang akan dipelajari!
Hasil evaluasi self assessment: 1. Cobalah mengerjakan latihan yang terdapat pada masing-masing kegiatan belajar untuk mengetahui hasil belajar/tingkat pemahaman Anda! 2. Cocokkan hasil pengerjaan Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada modul bagian belakang!
Prosedur peningkatan kompetensi materi: Untuk pendalaman materi, silahkan Anda baca referensi yang terdapat pada Daftar Pustaka.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
iv
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Peran Widyaiswara/pengajar dalam proses pembelajaran: Widyaiswara dalam Diklat Ujian Dinas berfungsi sebagai fasilitator bagi
peserta
untuk
memahami
materi
Tugas,
Fungsi,
Struktur
Organisasi, Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Jangan terlalu mengharapkan pada Widyaiswara/pengajar karena terbatasnya waktu yang disediakan untuk penyelenggaraan tutorial.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
v
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
vi
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat Sebagai organisasi, negara Republik Indonesia mempunyai tujuan bernegara dan susunan organisasi kelembagaan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Menurut Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009, Kementerian sebagai bagian Pemerintahan Negara Republik Indonesia merupakan unsur pelaksana pemerintah, bertugas melaksanakan sebagian tugas-tugas pemerintahan dibidang masing-masing, dipimpin oleh seorang Menteri Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Dalam organisasi Kementerian, Sekretariat Jenderal selain melakukan pembinaan serta pelaksanaan tugas dan administrasi juga berperan sebagai unsur pembantu Menteri dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas unit-unit organisasi
di
lingkungan
Kementerian.
Sedangkan
Direktorat
Jenderal
merupakan unsur pelaksana yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Menteri. Sementara itu, Badan/Pusat merupakan pelaksana tugas-tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup dalam tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal dan/atau Inspektorat Jenderal. Adapun Inspektorat Jenderal melaksanakan tugas pengawasan fungsional dalam lingkungan Kementerian terhadap pelaksanaan tugas semua unsur Kementerian agar supaya dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku. Selain itu, tugas-tugas Kementerian di daerah dilaksanakan oleh Instansi Vertikal yang dapat berupa Kantor Wilayah Kementerian atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal. Kementerian apabila diperlukan dapat pula membentuk Unit-unit Pelaksana Teknis untuk melaksanakan tugas-tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang. Selain unit-unit organisasi yang sudah disebutkan tadi, Menteri dalam melaksanakan tugasnya dapat juga dibantu oleh beberapa orang Staf Ahli untuk memberikan telaahan mengenai masalah-masalah tertentu.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
1
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Dalam modul ini akan dijelaskan mengenai organisasi pemerintah yang mencakup beberapa pengertian organisasi, dan pokok-pokok organisasi kementerian yang meliputi kedudukan, tugas, fungsi dan pola susunan organisasi kementerian, beserta rentang kendali (span of control) masingmasing unit organisasi. Selanjutnya dalam Kegiatan Belajar 2 akan dijelaskan tugas, fungsi, dan susunan organisasi Kementerian Keuangan di tingkat Pusat yang meliputi Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal-Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Badan, Pusat dan Staf Ahli Menteri Keuangan. Sedangkan dalam Kegiatan Belajar 3 akan diuraikan tugas, fungsi, dan susunan organisasi Instansi Vertikal Kementerian Keuangan yang merupakan penyelenggara tugas Kementerian Keuangan di daerah/wilayah serta Unit-unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di lingkungan Kementerian Keuangan. Dengan mengetahui gambaran umum organisasi pemerintah, kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi kementerian serta tugas, fungsi, dan susunan unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan baik di tingkat Pusat maupun organisasi instansi vertikal di daerah dan UPT, Anda akan mudah memahami seluk beluk dan karakteristik organisasi Kementerian Keuangan secara keseluruhan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas pekerjaan masing-masing. 2. Standar Kompetensi Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan mampu memahami tujuan dan sistem Pemerintahan Negara RI, pengertian organisasi, kedudukan, tugas, fungsi, susunan, dan tata kerja Kementerian, tugas, fungsi, susunan unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan, Staf Ahli Menteri, Instansi Vertikal di daerah dan UPT.
3. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan mampu: a.
menjelaskan kembali mengenai tujuan negara
b.
menjelaskan kembali mengenai sistem pemerintahan negara
c.
menjelaskan kedudukan Menteri dalam sistem pemerintahan negara
d.
menerangkan mengenai pengertian organisasi dan struktur organisasi
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
2
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I e.
menjelaskan asas-asas pengorganisasian
f.
mengenal dan menjelaskan kembali mengenai kedudukan, tugas, fungsi, dan pola susunan organisasi kementerian berikut rentang kendali masingmasing unit kementerian
g.
memahami
ketentuan
khusus
rentang
kendali
untuk
Kementerian
Keuangan h.
membedakan pengertian instansi vertikal dan unit pelaksana teknis
i.
menerangkan pengertian, jenis, dan manfaat jabatan fungsional
j.
menjelaskan pengertian dan pedoman umum tata kementerian
k.
membedakan antara tugas, fungsi Kementerian Keuangan
l.
menerangkan pengertian keuangan negara
m. menerangkan tugas, fungsi, dan susunan organisasi: n.
Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Inspektorat Jenderal, Badan Kebijakan Fiskal, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Staf Ahli Menteri Keuangan, Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek), Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai(PPAJP), Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka), Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (Pusat LPSE), dan Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.
menjelaskan tugas, fungsi dan susunan organisasi instansi vertikal di lingkungan:
o.
Ditjen Pajak, Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen Perbendaharaan, dan Ditjen Kekayaan Negara
menjelaskan tugas, fungsi dan susunan organisasi:
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
3
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai, Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, dan Balai Diklat Keuangan
sebagai Unit-unit Pelaksana Teknis p.
memahami tata kerja Kementerian Keuangan
4. Relevansi Modul Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dituntut untuk memiliki wawasan yang komprehensif atas seluruh tugas, fungsi dan struktur organisasi dan tata kerja Kementerian Keuangan Dengan memahami materi modul ini, diharapkan peserta diklat dapat manfaat: 1.
Memperoleh tambahan pemahaman tentang konsep-konsep secara umum, budaya organisasi, dan pokok-pokok
organisasi
reformasi birokrasi
dilingkungan Kementerian Keuangan. 2.
Dapat memahami lebih jauh tentang visi, misi Kementerian Keuangan, latar belakang dan pedoman pengusulan organisasi serta tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi Kementerian Keuangan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
4
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Kegiatan Belajar 1 PENGERTIAN, STRUKTUR ORGANISASI, DAN POKOK-POKOK ORGANISASI KEMENTERIAN
Indikator: a. memahami organisasi dan sistem pemerintahan NKRI; b. memahami kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi kementerian; c. memahami instansi vertikal, unit pelaksana teknis serta jabatan fungsional di lingkungan kementerian.
1.
Uraian dan contoh A. Organisasi dan Sistem Pemerintahan Negara RI Negara Republik Indonesia sebagai organisasi mempunyai susunan dan
tujuan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Susunan Negara Republik Indonesia dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 " ….., maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu UUD negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada …… .“ Sedangkan tujuan negara Republik Indonesia adalah: - melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, - memajukan kesejahteraan umum, - mencerdaskan kehidupan bangsa dan - ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan negara tersebut, Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang menurut Penjelasan UUD 1945 merupakan pedoman dasar dalam penyelenggaraan sistem administrasi negara, menentukan bahwa: a. Indonesia adalah negara hukum; b. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD; c. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
5
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I d. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara; e. Menteri-menteri negara diangkat dan diberhentikan oleh Presiden; f.
Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan;
g. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang.
Dari uraian diatas tadi, dapat diketahui bahwa untuk mencapai tujuan negara, Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan negara dalam menjalankan pemerintahannya dibantu Menteri-menteri Negara. Menterimenteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Yang dimaksudkan dengan
Menteri-menteri
Negara
ialah
Menteri
yang
memimpin
suatu
kementerian pemerintahan maupun Menteri yang tidak memimpin kementerian pemerintahan. Dari penjelasan UUD 1945 dapat kita ketahui bahwa meskipun kedudukan Menteri Negara tergantung pada Presiden, akan tetapi para Menteri bukan pegawai tinggi biasa karena menteri-menterilah yang terutama menjalankan kekuasaan pemerintah. Sebagai pimpinankementerian, Menteri mengetahui seluk-beluk mengenai lingkungan pekerjaannya. Itulah sebabnya Menteri mempunyai pengaruh besar terhadap Presiden dalam menentukan politik negara yang berkaitan dengan kementeriannya. Pembagian aktivitas penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara dalam kementerian-kementerian pemerintahan tersebut adalah merupakan perwujudan
pola
kementerianisasi.
Dengan
demikian
negara
beserta
pemerintahannya yang merupakan suatu organisasi, membagi habis aktivitasaktivitas
penyelenggaraan
kekuasaan
pemerintahan
negara
dalam
kementerian-kementerian pemerintahan. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai organisasi pemerintah, terlebih dahulu perlu dijelaskan mengenai pengertian organisasi. Para pakar memberikan perumusan tentang organisasi antara lain sebagai berikut:
Organisasi adalah entitas sosial yang secara sengaja dikoordinasikan, dengan batas-batas yang relatif jelas, yang berfungsi dalam waktu yang relatif berkelanjutan, untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan bersama (Robbins dan Barnwell, 2002).
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
6
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Organisasi adalah hubungan-hubungan yang terpolakan diantara orangorang, yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan, yang diarahkan untuk suatu tujuan tertentu (Wexley dan Yuki, 2003). Dari perumusan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi
hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan secara efisien. Sebagai alat, organisasi harus senantiasa menyesuaikan diri dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu bentuk dan susunan organisasi seharusnya selalu mengikuti peran atau fungsinya. Definisi organisasi mensyaratkan perlunya hubungan antar anggota organisasi, di mana hubungan koordinasi tersebut diformalkan. Formalisasi tersebut dikenal dengan istilah struktur organisasi (Robbins dan Barnwell, 2002). Struktur organisasi adalah cara bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal (Robbins, 2003). Atau dalam definisi Wexley dan Yuki (2003), struktur organisasi adalah rumusan peran dan hubungan peran, pengalokasian aktivitas guna memisahkan sub unit-sub unit, distribusi kekuasaan diantara jabatan-jabatan administratif serta jaringan
kerja
komunikasi
formal.
Jadi
sebenarnya,
struktur
adalah
perencanaan formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas koordinasi aktivitas-aktivitas para anggotanya. Untuk menghadapi tuntutan perkembangan global, profil organisasi pemerintah masa depan hendaknya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Organisasi flat/datar Dengan organisasi yang berbentuk flat atau datar berarti struktur organisasi pemerintah tidak perlu terdiri dari banyak tingkatan atau hirarki. Organisasi pemeritah cukup memiliki dua atau tiga tingkatan jabatan struktural dibawah pucuk pimpinan.
b. Organisasi ramping atau tidak banyak pembidangan Dengan orgainisasi yang berbentuk ramping maka jumlah pembidangan pada setiap organisasi dapat ditekan seminimum mungkin sesuai dengan beban tugasnya.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
7
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
c. Organisasi pemerintah banyak diisi jabatan-jabatan fungsional Sejalan dengan bentuk organisasi yang flat, maka jabatan struktural hanya ada pada pucuk pimpinan, strata pertama dan strata kedua saja, selebihnya diisi oleh pejabat-pejabat fungsional.
d. Organisasi berbentuk piramida Organisasi pemerintah secara nasional akan berbentuk piramida, yaitu organisasi pemerintah pusat kecil dan organisasi di daerah lebih besar dari pada pusat.
e. Organisasi di lingkungan pemerintah daerah bervariasi Sesuai dengan karakteristik daerah, maka organisasi di lingkungan pemerintah daerah dimungkinkan untuk bervariasi, terutama organisasi yang tugas pokoknya berkaitan langsung dengan keunggulan komparatif yang dimiliki masing-masing daerah. Guna mewujudkan organisasi pemerintahan seperti tersebut di atas, perlu dilakukan upaya-upaya agar dapat diciptakan postur organisasi pemerintahan yang lebih proprosional sesuai dengan visi dan misi yang diembannya. Upayaupaya tersebut dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan dasar pertimbangan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengorganisasian dalam proses pembentukan organisasi pemerintah. Agar tugas pokok aparatur pemerintah dapat terlaksana dengan baik, maka dalam penyusunan kelembagaan perlu didasarkan pada asas-asas pengorganisasian yang tepat, antara lain adalah (LAN, 1997-a):
a. Asas pembagian tugas Dalam pengorganisasian Aparatur Pemerintah tugas-tugas pemerintah perlu dibagi habis kedalam tugas-tugas kementerian, Lembaga Pemerintah non Kementerian, dan Aparatur Pemerintah lainnya sehingga dapat dijamin selalu adanya instansi yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintah. Sesuai dengan asas ini maka perlu adanya perumusan tugas yang jelas sehingga dapat dicegah duplikasi, benturan, dan kekaburan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
8
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I b. Asas fungsionalisasi Asas fungsionalisasi menentukan bahwa dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah harus ada satu instansi yang secara fungsional paling bertanggungjawab
atas
suatu
bidang
substanstif
Pemerintahan
dan
pembangunan. Asas ini menentukan bahwa dalam penanganan suatu masalah dan dalam rangka mewujudkan koordinasi yang mantap antar kegiatan aparatur pemerintahan maka instansi yang secara fungsional bertanggung jawab berkewajiban memprakarsainya.
c. Asas koordinasi Asas ini menekankan agar dalam penyusunan organisasi pemerintah harus memungkinkan setiap instansi pemerintah menyerasikan, memadukan dan
menyeleraskan
baik
dalam
kegiatan,
waktu
maupun
perumusan
kebijaksanaan, perencanaan, pemrograman dan penganggaran, pengendalian sera pengawasan tugas dan fungsi yang diembannya. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan terutama tugas-tugas pembangunan harus ditangani secara multi fungsional.
d. Asas Kesinambungan Asas kesinambungan mengharuskan adanya institusialisasi dalam pelaksanaan dalam arti bahwa tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan
harus
berjalan
secara
terus-menerus
sesuai
dengan
kebijaksanaan dan program yang telah ditetapkan tanpa tergantung pada diri pejabat/pegawai tertentu.
e. Asas Akordion Asas akordion menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau mengecil sesuai dengan tuntutan tugas dan beban kerjanya, namun tidak boleh menghilangkan fungsi yang harus dilaksanakan.
f.
Asas Pendelegasian Wewenang Asas ini mengharuskan setiap pimpinan untuk melimpahkan sebagian
tugas dan wewenang kepada pejabat bawahannya (menentukan tugas-tugas apa yang perlu didelegasikan dan tugas-tugas apa yang masih harus dipegang
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
9
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I pimpinan). Sebagai konsekwensi dari asas ini, maka setiap unit yang menerima pelimpahan harus mampu melaksanakan tugas-tugas dan wewenang yang dilimpahkan.
g. Asas Keluwesan Asas keluwesan menghendaki agar organisasi selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan sehingga dapat dihindarkan kekakuan dalam pelaksanaan tugasnya.
h. Asas Rentang Kendali Asas rentang kendali ini dimaksudkan agar dalam menentukan jumlah satuan organisasi atau orang yang dibawahi oleh seorang pejabat pimpinan, diperhitungkan secara rasional mengingat terbatasnya kemampuan seorang pimpinan/atasan dalam mengadakan pengendalian terhadap bawahannya.
i.
Asas Jalur dan Staf Asas jalur dan staf adalah asas yang menentukan bahwa dalam
penyusunan organisasi pemerintah perlu dibedakan antara satuan-satuan organisasi yang melaksanakan tugas-tugas pokok instansi dengan satuansatuan organisasi yang melaksanakan tugas-tugas pemunjang. Misalnya unit yang melakukan tugas pokok kementerian adalah Direktorat Jenderal sedangkan unit yang melaksanakan tugas penunjang adalah Sekretariat Jenderal.
j. Asas Kejelasan dalam Pembaganan Asas
pembaganan
mengharuskan
setiap
organisasi
pemerintah
menggambarkan susunan organisasinya dalam bentu bagan agar setiap pihak yang berkepentingan dapat segera memahami kedudukan dan hubungan dari setiap satuan organisasi yang ada.
k. Asas Pengembangan Jabatan Fungsional Penyusunan organisasi aparatur pemerintah hendaknya tidak hanya berorientasi pada pengembangan jabatan struktural saja, melainkan juga kepada jabatan fungsional.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
10
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Setiap asas tersebut tadi diterapkan dalam pengorganisasian aparatur pemerintah baik ditingkat Pusat maupun ditingkat Daerah. Artinya penerapan asas yang satu harus memperhatikan asas yang lain karena satu sama lain saling menunjang. Selain asas/prinsip tersebut di atas peraturan-peraturan yang melandasi pembentukan organisasi kementerian harus selalu disempurnakan sesuai dengan perkembangan/perubahan keadaan. Misalnya, susunan organisasi dan pembagian tugas kementerian pada awalnya ditetapkan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok–Pokok Organisasi Departemen dan Keppres Nomor 45 Tahun 1974 tentang Susunan Organisasi Departemen. Kedua Keppres tersebut telah beberapa kali disempurnakan, terakhir dengan Perpres Nomor 9 Tahun 2005 jo Nomor 94 Tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara RI, dan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 jo Nomor 91 Tahun 2006 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen serta Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan.
B. Kedudukan,
Tugas,
Fungsi
dan
Susunan
Organisasi
Kementerian Seperti telah dijelaskan diatas, menurut UUD 1945, Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dibantu menteri-menteri. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Sebagai tindak lanjut dari pembidangan dalam urusan-urusan kementerian
pemerintahan dan
Lembaga
tersebut
maka
Pemerintah
Non
dibentuklah
kementerian-
Kementerian,
misalnya
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, dan lain-lain. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan maka Presiden menganggap perlu untuk mengatur mengenai tugas, susunan organisasi, dan tata kerja dari kementerian-kementerian yang berada di bawahnya. Peraturan dimaksud ditetapkan dalam Peraturan Presiden
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
11
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara. 1)
Kementerian Koordinator Kementerian Koordinator terdiri dari: 1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; 2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
a)
Kedudukan
Kementerian Koordinator dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
b) Tugas Kementerian Koordinator mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyinkronkan dan mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya. c)
Fungsi
Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut
Kementerian
Koordinator
menyelenggarakan fungsi: 1. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidangnya; 2. koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidangnya; 3. pengendalian
penyelenggaraan urusan kementerian sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b; 4. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya; 5. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; dan 6. pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden.
d) Susunan Organisasi Pola susunan organisasi Kementerian Koordinator, terdiri atas:
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
12
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
2)
1.
Menteri Koordinator;
2.
Sekretariat Kementerian Koordinator;
3.
Deputi Kementerian Koordinator;
4.
Inspektorat.
Kementerian yang menangani Urusan Pemerintahan yang Nomenklatur Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD 1945 dan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945 Kementerian yang dimaksud terdiri dari: 1.
Kementerian Dalam Negeri;
2.
Kementerian Luar Negeri;
3.
Kementerian Pertahanan;
4.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5.
Kementerian Keuangan;
6.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
7.
Kementerian Perindustrian;
8.
Kementerian Perdagangan;
9.
Kementerian Pertanian;
10. Kementerian Kehutanan; 11. Kementerian Perhubungan; 12. Kementerian Kelautan dan Perikanan; 13. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 14. Kementerian Pekerjaan Umum; 15. Kementerian Kesehatan; 16. Kementerian Pendidikan Nasional; 17. Kementerian Sosial; 18. Kementerian Agama; 19. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata; dan 20. Kementerian Komunikasi dan Informatika. a)
Kedudukan
Kementerian dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
13
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I b) Tugas Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu
dalam
pemerintahan
untuk
membantu
Presiden
dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara. c)
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 3, menyelenggarakan fungsi : 1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya; 2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; 3. pengawasan atas pelaksanaan tugas dibidangnya; dan 4. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
Dalam melaksanakan tugas,,Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 4 sampai dengan angka 20, menyelenggarakan fungsi : 1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan dibidangnya; 2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; 3. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya; 4. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian di daerah; dan 5. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional. d) Susunan Organisasi Susunan organisasi Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 3, terdiri atas : 1.
pemimpin, yaitu Menteri;
2.
pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
3.
pelaksana, yaitu direktorat jenderal;
4.
pengawas, yaitu inspektorat jenderal;
5.
pendukung, yaitu badan dan/atau pusat; dan
6.
pelaksana tugas pokok di daerah dan/atau perwakilan luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
14
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Susunan organisasi Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 4 sampai dengan angka 20, terdiri atas unsur : 1.
pemimpin, yaitu Menteri;
2.
pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
3.
pelaksana, yaitu direktorat jenderal;
4.
pengawas, yaitu inspektorat jenderal; dan
5.
pendukung, yaitu badan dan/atau pusat.
Sebagai kementerian yang melaksanakan urusan pemerintah pusat, Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,dan Kementerian Keuangan, selain memiliki unsur-unsur diatas, juga memiliki unsur pelaksana tugas pokok di daerah. Adapun tugas dan fungsi masing-masing unsur di atas adalah sebagai berikut: Menteri Menteri mempunyai tugas memimpin Kementerian sesuai dengan bidang tugas Kementerian.
Wakil Menteri Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, dalam hal terdapat beban kerja yang membutuhkan penanganan khusus, Presiden dapat membentuk wakil menteri yang mempunyai tugas membantu Menteri dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian. Ruang lingkup bidang tugas Wakil Menteri meliputi: a. membantu Menteri dalam perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan Kementerian; dan b. membantu Menteri dalam mengoordinasikan pencapaian kebijakan strategis lintas unit organisasi eselon I di lingkungan Kementerian.
Sekretariat Jenderal Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal berada di bawah
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
15
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I dan bertanggung jawab kepada Menteri. Sekretariat
Jenderal
mempunyai
tugas
melaksanakan
koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. koordinasi kegiatan Kementerian; 2. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian; 3. pembinaan
dan
ketatausahaan,
pemberian
dukungan
administrasi
yang
meliputi
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsipdan
dokumentasi Kementerian; 4. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat; 5. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; 6. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan 7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
Rentang kendali (span of control) Sekretariat Jenderal terdiri atas paling banyak 5 (lima) Biro. Masing-masing Biro terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian.Masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian.
Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal dipimpin oleh Direktur Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawabkepada Menteri. Direktorat Jenderal mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan kebijakan Kementerian di bidangnya; 2. pelaksanaan kebijakan Kementerian di bidangnya; 3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidangnya; 4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi; dan 5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
16
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Rentang kendali (span of control) jumlah Direktorat Jenderal ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja. Direktorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Direktorat. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Direktorat terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha. Subdirektorat terdiri atas 2 (dua) Seksi.
Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian.Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi : 1. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern; 2. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatanpengawasan lainnya; 3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasanMenteri; 4. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan 5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
Rentang kendali (span of control) Inspektorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Inspektorat. Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) B agian, dan Bagian terdiri atas 2 (dua) Subbagian. Inspektorat terdiri atas 1 (satu) Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
Badan dan/atau Pusat Badan dipimpin oleh Kepala Badan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Rentang kendali (span of control) Badan terdiri atas Sekretariat Badan dan paling banyak 4 (empat) Pusat/Biro. Sekretariat Badan terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan Bagian terdiri atas paling
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
17
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I banyak 3 (tiga) Subbagian. Pusat/Biro terdiri atas kelompok jabatan fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang/Bagian, dan masingmasing Bidang/Bagian terdiri atas2 (dua) Subbidang/Subbagian. Pusat yang tempat kedudukannya tidak satu lokasi dengan tempat kedudukan Sekretariat Badan terdiri atas 1 (satu) Subbagian Tata Usaha atau Bagian Tata Usaha yang terdiri atas 2 (dua) Subbagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang yang masing-masing Bidang terdiri atas 2 (dua) Subbidang. Sedangkan Pusat yang dipimpin oleh Kepala Pusat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal. Rentang kendali (span of control) Pusat terdiri atas Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang.Bagian Tata Usaha terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbidang. Staf Ahli Menteri dibantu oleh Staf Ahli, yang merupakan satu kesatuan dalam susunan organisasi Kementerian. Menteri dibantu oleh paling banyak 5 (lima) Staf Ahli. Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara
administratif
dikoordinasikan
oleh
Sekretaris
Jenderal.Staf
Ahli
mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya.
3)
Kementerian yang Menangani Urusan Pemerintahan Dalam Rangka Penajaman, Koordinasi, dan Sinkronisasi Program Pemerintah Kementerian yang dimaksud terdiri dari: 1.
Kementerian Sekretariat Negara;
2.
Kementerian Riset dan Teknologi;
3.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
4.
Kementerian Lingkungan Hidup;
5.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
6.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
18
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 7.
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;
8.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional;
9.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara;
10. Kementerian Perumahan Rakyat; dan 11. Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Ketentuan mengenai Kementerian Sekretariat Negara diatur tersendiri dengan Peraturan Presiden. a)
Kedudukan
Berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. b) Tugas mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. c)
Fungsi
Dalam
melaksanakan
tugas,
Kementerian
yang
dimaksud
menyelenggarakan fungsi : 1. perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya; 2. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya; 3. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; dan 4. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya. d) Susunan Organisasi Susunan organisasi Kementerian yang dimaksud terdiri atas unsur : 1.
pemimpin, yaitu Menteri;
2.
pembantu pemimpin, yaitu sekretariat kementerian;
3.
pelaksana, yaitu deputi kementerian; dan
4.
pengawas, yaitu inspektorat kementerian.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
19
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I C. Pengangkatan Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala Badan dan Staf Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri yang bersangkutan. Kepala Biro, Direktur, Inspektur, Kepala Pusat
diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri. Sedangkan pejabat eselon III ke bawah dapat diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat yang diberi pelimpahan wewenang oleh Menteri. D. Ketentuan Khusus Kementerian Tertentu Khusus bagi kementerian-kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama susunan dan jumlah unit organisasinya diatur secara tersendiri dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009, susunan dan jumlah unit organisasi Kementerian Keuangan ditetapkan sebagai berikut: a.
Sekretariat Jenderal, terdiri atas paling banyak 8 (delapan) Biro, masing-masing
Biro
terdiri
atas
paling
banyak
5
(lima)
Bagian,
dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian. b.
Inspektorat Jenderal, terdiri dari Sekretariat Itjen dan Inspektoratinspektorat:
Sekretariat Itjen, terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.
Inspektorat,
paling
banyak
8
(delapan),dan
masing-masing
Inspektorat terdiri atas Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. c.
Direktorat Jenderal, terdiri dari Sekretariat Ditjen dan Direktorat-direktorat:
Sekretariat Ditjen, terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.
Direktorat, paling banyak 8 (delapan), masing-masing Direktorat terdiri atas paling banyak 6 (enam) Subdirektorat dan Subbagian Tata Usaha, dan masing-masing Subdirektorat terdiri atas paling banyak 4 (empat) Seksi.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
20
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Khusus Direktorat Jenderal Pajak terdiri atas paling banyak 12 (dua belas) Direktorat.
d.
Badan, terdiri dari Sekretariat Badan dan Pusat-pusat atau Biro-biro (khusus Bapepam):
Sekretariat Badan terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian, dan
masing-masing
Bagian
terdiri
atas
paling
banyak
4 (empat) Subbagian.
Pusat paling banyak 7 (tujuh), masing-masing Pusat terdiri atas kelompok paling
jabatan
banyak
5
fungsional (lima)
dan/atau
Bidang,
dan
dapat
terdiri
masing-masing
atas Bidang
terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbidang.
Khusus Bapepam-LK, paling banyak 12 (dua belas) Biro, masingmasing Biro terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan masingmasing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.
e.
Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri terdiri atas Bagian Tata Usaha yang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bidang, masing-masing
Bidang
terdiri
atas
paling banyak 4 (empat) Subbidang.
E. Instansi Vertikal Kewenangan Pemerintah Pusat dalam kedudukannya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan, dilakukan oleh kementerian-kementerian. Bagi kementerian yang kewenangannya tidak diserahkan kepada daerah sesuai peraturan perundangan yang berlaku seperti telah dijelaskan diatas dapat dibentuk Instansi Vertikal yang merupakan perangkat kementerian yang berada di daerah. Pembentukan, susunan organisasi, formasi dan tata laksana instansi vertikal di lingkungan kementerian ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
F.
Unit Pelaksana Teknis Selain Unit-unit organisasi yang telah disebutkan diatas tadi, Kementerian
secara selektif dapat membentuk Unit Pelaksana Teknis sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang. Pedoman Organisasi
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
21
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Unit Pelaksana Teknis ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur Negara. G. Jabatan Fungsional Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi seperti Sekretaris Jenderal, Direktur, Kepala Seksi dan sebagainya. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya sangat diperlukan oleh suatu organisasi agar dapat menjalankan tugas-tugas pokoknya dengan lancar dan mandiri. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994, jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang danhak seseorang pegawai negeri sipil dalam satu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsional terdiri dari: a.
Jabatan fungsional keahlian, yaitu kedudukan yang menunjukan tugas yang dilandasi oleh pengetahuan, metodologi dan teknis analisis yang didasarkan atas
disiplin ilmu atau berdasarkan sertifikat yang setara
dengan keahlian; b.
Jabatan fungsional keterampilan, yaitu kedudukan yang menunjukan tugas yang mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu serta dilandasi
c.
kewenangan penanganan berdasarkan sertifikat yang ditentukan. Manfaat jabatan fungsional adalah:
a. Penyusunan jabatan fungsional dimaksudkan untuk menciptakan jabatanjabatan profesional dan mengurangi pendekatan yang beorientasi pada jabatan struktural; b. Pengembangan jabatan fungsional bertujuan membina dan meningkatkan mutu, dedikasi dan keterampilan/keahlian pegawai kearah yang lebih profesional, sehingga mampu menjalankan tugas secara efektif dan efesien. c. Melalui jabatan fungsional pembinaan pegawai berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja lebih dapat diwujudkan, karena didalam menilai kenaikan pangkat seorang pegawai disamping pengabdian dan kesetiaan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
22
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I kepada UUD 1945, Pemerintah dan Negara, diperhatikan pula kecakapan dan prestasi kerjanya yang dengan mudah dapat dinilai secara objektif. d. Jabatan fungsional pada hakekatnya merupakan wadah pengembangan karier bagi pegawai-pegawai yangmemiliki keahlian teknis. Dengan jabatan fungsional
pengembangan
spesialisasi/keahlian
pegawai
dapat
ditingkatkan karena karier pegawai tidak akan terbentur pada jenjang jabatan struktural yang jumlahnya terbatas, namun akan terus meningkat sesuai dengan tingkat keterampilan dan keahlian masing-masing. Pembentukan jabatan-jabatan fungsional di lingkungan Kementerian adalah sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah di bidang organisasi yang menjalankan prinsip “Hemat Struktural Kaya Fungsional”.
H. Tata Kerja Kementerian Dalam rangka penyelenggaran tugas-tugas pemerintahan, tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh pemerintah selalu memerlukan kegiatankegiatan yang menyangkut tugas atau fungsi lebih dari satu kementerian. Dengan perkataan lain setiap tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh pemerintah, perlu diperlukan dengan pendekatan multifungsional. Artinya bahwa setiap permasalahan harus dipandang dari fungsi berbagai kementerian yang terlibat di dalamnya. Ini berarti bahwa setiap pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan wajib mengikutsertakan berbagai kementerian yang terlibat didalamnya. Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mempertimbangkan segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang dan biaya yang tersedia (LAN, 1997-b). Secara umum, pengaturan di bidang tata kerja, prosedur kerja, adalah sebagai berikut: a.
Setiap pimpinan instansi pemerintah wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan instansi masing-masing maupun instansi lain.
b.
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan membimbing serta memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
23
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I c.
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dengan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
d.
Setiap pimpinan organisasi wajib mengolah dan memanfaatkan laporanlaporan lebih lanjut untuk bahan pengambilan keputusan penyusunan laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
e.
Dalam menyampaikan suatu laporan, setiap satuan organisasi wajib memberikan tembusan kepada satuan organisasi lainnya yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Sehubungan
dengan
itu
dalam
rangka
pelaksanaan
tugas-tugas
pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan, kegiatan berbagai kementerian perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan. Hal ini penting untuk mencegah timbulnya tumpang tindih, kekakuan dan kesimpangsiuran atau adanya tugas-tugas yang tidak tertangani. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya, Menteri
yang
memimpin
kementerian
harus berkoordinasi dan saling
berkonsultasi sesama Menteri Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Pimpinan Lembaga terkait. Demikian pula pimpinan satuan organisasi dalam melakukan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS) serta bekerja sama baik intern maupun ekstern kementerian dan wajib melaksanakan pengawasan melekat. Dengan demikian koordinasi dalam pemerintahan dapat diartikan sebagai fungsi
untuk
memadukan
(mengintegrasikan)
serta
menyerasikan
dan
menyelaraskan (menyinkronkan) berbagai kepentingan dan kegiatan yang yang saling berkaitan beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaikan tujuan dan sasaran bersama yang akan dicapai. Koordinasi harus diterapkan mulai dari proses perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasannya. Koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pengembangan dapat dibedakan dalam: a.
Koordinasi hirarkis (vertikal) merupakan koordinasi yang dilakukan oleh seseorang pejabat pimpinan dalam suatu instansi pemerintah terhadap pejabat (pegawai) atau instansi bawahannya. Misalnya Kepala Biro
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
24
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I terhadap Kepala Bagian dalam lingkungannya, atau Kantor Wilayah terhadap kantor operasional di bawahnya. b.
Koordinasi fungsional adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang bidang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi. Koordinasi fungsional dibedakan atas: (1) Koordinasi fungsional horizontal adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang setingkat baik dalam suatu instansi maupun dengan instansi lain. Misalnya: Sekretaris Jenderal mengkoordinasi para Direktur Jenderal, Inspektur
Jenderal
dan
Kepala
Badan
dalam
lingkungan
kementeriannya dalam bidang kesekretariatan. Contoh lain, Kementerian Keuangan mengkoordinasikan kegiatan Kementerian/Instansi lain yang mempunyai kaitan tugas dengan pelaksana kegiatan di bidang keuangan atau pelaksanaan APBN. (2) Koordinasi fungsional diagonal adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat Pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya. Misalnya: Biro Keuangan pada Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Bagian Keuangan dari Sekretariat Direktorat Jenderal dalam
lingkungan
kementerian
yang
bersangkutan,
Badan
Kepegawaian Negara mengkoordinasikan Biro-Biro Kepegawaian pada Kementerian atau Instansi pemerintah lainnya. (3) Koordinasi fungsional teritorial (authority type) adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnnya yang berada dalam suatu wilayah (teritorial) tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah (teritorial) tersebut menjadi wewenang atau tanggungjawabnya selaku penguasa atau penanggung jawab tunggal. Misalnya:
koordinasi yang dilakukan oleh Administrasi
Pelabuhan
terhadap Kantor Pelayanan Bea Cukai.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
25
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
2. Latihan KB 1 Kerjakanlah latihan di bawah ini. Kemudian sesuaikan jawaban Anda dengan materi yang terdapat dalam Kegiatan Belajar 1 ini.
1.
Apakah yang dimaksud dengan organisasi? Jelaskan!
2.
Sebagai sesuatu organisasi, Negara Republik Indonesia mempunyai tujuan. Sebutkann tujuan tersebut!
3.
Untuk mencapai tujuan negara tersebut, Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia telah menetapkan beberapa ketentuan sebagai pedoman. Sebutkan!
4.
Dalam proses pembentukan organisasi kementerian dikenal beberapa asas/prinsip organisasi. Sebutkan dan jelaskan!
5.
Jelaskan ciri-ciri organisasi pemerintah yang diharapkan dapat memenuhi tuntutan perkembangan masa depan!
6.
Uraikan kedudukan Kementerian dalam pemerintahan negara berdasarkan Perpres Nomor 47 Tahun 2009!
7.
Apakah tugas Kementerian menurut Keppres Nomor 47 Tahun 2009?
8.
Sebutkan pola susunan organisasi Kementerian!
9.
Jelaskan kedudukan Instansi Vertikal Kementerian dalam kerangka hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah!
10. Gambarkan bagan organisasi Direktorar Jenderal dan uraikan rentang
kendalinya! 11. Gambarkan bagan organisasi Sekretariat Jenderal dan uraikan rentang
kendalinya! 12. Sebutkan susunan organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan! 13. Dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan perlu
diterapkan prinsip koordinasi. Jelaskan! 14. Dalam suatu organisasi, dikenal adanya jabatan struktural dan jabatan
fungsional. Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai jabatan fungsional! 15. Apa yang saudara ketahui mengenai persamaan dan perbedaan antara
Direktorat Jenderal dan Badan dalam lingkungan kementerian?
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
26
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 3. Rangkuman Setiap
organisasi
mempunyai
tujuan
tertentu
yang
ditentukan.
Organisasi hanyalah merupakan alat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efisien. Negara beserta pemerintahannya merupakan bentuk organisasi paling besar dan kompleks serta mempunyai ciri universal dalam rangka usaha manusia memenuhi kebutuhannya. Sebagai organisasi, Negara Indonesia mempunyai tujuan, seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, alinea keempat. Untuk mencapai tujuan negara tersebut, dalam Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia, Presiden memegang kekuasaan pemerintahan
menurut
UUD.
Dalam
penyelenggaraan
kekuasaan
pemerintahan tersebut Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara yang diangkat dan diberhentikan Presiden. Menteri-menteri tersebut memimpin kementerian pemerintahan. Organisasi pemerintah akan menghadapi berbagai tantangan dalam menyongsong era globalisasi. Kemajuan disegala bidang akan
menjadikan
masyarakat
semakin
menuntut
peningkatan
kualitas
pelayanan. Oleh sebab itu organisasi pemerintah perlu ditata secara menyeluruh agar tercipta postur organisasi yang lebih proporsional sesuai visi dan misi yang diembannya. Sesuai dengan tuntutan perkembangan global, bahwa profil organisasi pemerintah kedepan hendaknya mempunyai ciri-ciri organisasi yang flat, ramping, berbentuk piramida serta organisasi yang banyak diisi oleh jabatan-jabatan fungsional. Dalam hal ini penyempurnaan organisasi pemerintah
harus
tetap
berpedoman
pada
prinsip
serta
asas-asas
pengorganisasian antara lain : asas pembagian tugas, asas fungsionalisasi, asas koordinasi, asas kesinambungan, asas akordian, asas pendelegasian wewenang serta asas rentang kendali. Dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara diatur bahwa kementerian merupakan unsur pelaksana pemerintah, Kementerian dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Setiap Kementerian mempunyai tugas membantu Presiden dalam melaksanakan sebagian tugas pemerintahan di bidang masing-masing. Pola susunan organisasi kementerian terdiri dari Menteri, Sekretariat Jendral, Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Badan dan/atau Pusat dan Staf Ahli.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
27
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Sedangkan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Kementerian di daerah khusus bagi Kementerian-kementerian yang kewenangannya tidak diserahkan kedaerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dilaksanakan oleh instansi vertikal. Selain itu dalam rangka mencapai tujuan nasional, dimana tugas pemerintahan dan pembangunan sebagian besar merupakan tugas-tugas teknis (fungsional) pengembangan jabatan-jabatan fungsional dalam suatu unit organisasi sangat diperlukan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, semua unsur dalam Kementerian harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) serta bekerja sama, baik kedalam maupun keluar Kementerian, dan setiap pimpinan satuan organisasi wajib melaksanakan pengawasan melekat. 4. Tes Formatif
1.
Asas yang menekankan perlunya setiap instansi pemerintah memadukan, menyerasikan dan menyelaraskan kegiatan, waktu maupun perumusan kebijaksanaan,
perencanaan,
penganggaran,
pengendalian
serta
pengawasan tugas dan fungsi yang diembannya, adalah asas:
2.
a.
Fungsionalisasi
b.
Pembagian tugas
c.
Koordinasi
d.
Kesinambungan.
Sesuai asas pembagian tugas, tugas-tugas pemerintah perlu dibagi habis ke dalam tugas-tugas kementerian, lembaga non kementerian dan aparatur pemerintah lainya sehingga: a. Dapat dijamin selalu adanya instansi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan tugas pemerintah; b. Dapat dijamin selalu adanya koordinasi sesuai asas fungsionalisasi; c. Dapat dijamin alokasi dana sesuai tugasnya; d. Menjadi jelas mana tugas pemerintah dan yang mana tugas lembaga non pemerintah.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
28
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 3.
Asas jalur dan staf adalah : a.
Mengharuskan
setiap
pimpinan
melimpahkan
sebagian
tugas
wewenang kepada pejabat bawahannya; b.
Menekankan perlunya setiap instansi pemerintah menyerasikan, memadukan,
dan
menyelaraskan
kegiatan,
waktu
perumusan
kebijaksanaan; c.
Yang menentukan bahwa dalam penyusunan organisasi perlu dibedakan antara satuan organisasi yang melaksanakan tugas-tugas bantuan dan tugas pokok;
d.
Mengharuskan setiap organisasi pemerintah menggambarkan susunan organisasinya agar setiap pihak yang berkepentingan dapat segera memahami kedudukan dan hubungan setiap satuan organisasi yang ada.
4.
Asas
yang
menghendaki
agar
organisasi
selalu
mengikuti
dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan sehingga dapat dihindarkan kekakuan dalam pelaksanaan fungsinya, disebut:
5.
a.
Asas akordion
b.
Asas koordinasi
c.
Asas rentang kendali
d.
Asas keluwesan
Prinsip yang menjamin bahwa tugas pokok dan fungsi suatu instansi adalah sedemikian rupa dan jelasnya, sehingga kemungkinan terjadinya duplikasi dapat ditiadakan/dikurangi, adalah:
6.
a.
Asas linin dan staf
b.
Asas kesederhanaan
c.
Asas fungsionalisasi
d.
Asas pembagian tugas
Dalam rangka penyempurnaan organisasi, ada 10 asas pengorganisasian aparatur pemerintahan. Tiga diantaranya adalah: a.
Asas pembagian tugas, asas fungsionalisasi, dan asas koordinasi
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
29
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
7.
b.
Asas kemampuan, asas akordion, dan asas manfaat
c.
Asas pembagian tugas, asas manfaat, dan asas hierarkhis
d.
Asas fungsionalisasi, asas keluwesan, asas hierarhis
Asas yang menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau mengecil sesuai dengan tuntutan tugas dan beban kerjanya, namun tidak boleh menghilangkan fungsi yang harus dilaksanakan adalah:
8.
a.
Asas kesinambungan
b.
Asas koordinasi
c.
Asas rentang kendali
d.
Asas akordion
Kementerian sebagai bagian pemerintah negara berkedudukan: a.
Sebagai perumus dan pelaksana Pemerintah Pusat
b.
Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan
c.
Melaksanakan
pembinaan
dan
koordinasi
pelaksanaan
tugas
kementerian d.
9.
Di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden
Jabatan Sekretaris Jenderal setingkat dengan jabatan: a.
Direktur
b.
Kepala Badan
c.
Kepala Biro
d.
Kepala Pusat
10. Rentang kendali Inspektorat Jenderal terdiri dari sebanyak-banyaknya: a.
5 Inspektorat dan Sekretaris Inspektorat Jenderal
b.
Jumlah Inspektorat berdasarkan kebutuhan
c.
7 Inspektorat dan Sekretaris Inspektorat Jenderal
d.
3 Inspektorat dan Sekretaris Inspektorat Jenderal
11. Badan di lingkungan Kementerian adalah unsur: a.
Pembantu Pimpinan Kementerian
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
30
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I b.
Pengawasan tugas Kementerian
c.
Pendukung tugas Kementerian
d.
Pelaksana tugas Kementerian
12. Di lingkungan Kementerian yang kewenangannya tidak diserahkan kepada daerah, perangkatnya di daerah adalah: a.
Instansi Vertikal
b.
Dinas Daerah
c.
Kepala Daerah
d.
Kepala Wilayah
13. Koordinasi yang
dilakukan oleh seorang pejabat/instansi terhadap
pejabat/instansi lain yang dalam tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi, disebut koordinasi: a.
Vertikal
b.
Fungsional
c.
Fungsional horizontal
d.
Fungsional diagonal
14. Manfaat/tujuan pengembangan jabatan fungsional dalam suatu organisasi adalah, kecuali: a.
Memperlancar pelaksanaan tugas
b.
Mengurangi kecenderungan bertambahnya jabatan struktural
c.
Memperjelas pembinaan pegawai berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja
d.
Meningkatkan mutu, dedikasi, ketrampilan pegawaike arah yang lebih profesional
15. Unit organisasi di lingkungan Kementerian yang melaksanakan tugas-tugas teknis penunjang disebut: a.
Instansi Vertikal
b.
Pusat
c.
Unit Pelaksana Teknis
d.
Staf Ahli
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
31
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 5. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Kemudian gunakan rumus berikut unruk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi kegiatan belajar ini.
Nilai =
Nilai 91 – 100
:
Baik sekali
Nilai 81 – 90
:
Baik
Nilai 71 – 80
:
Cukup
Nilai 61 – 70
:
Kurang
Nilai 0 – 60
:
Sangat Kurang
Bila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, berarti Anda telah memahami kegiatan belajar pada modul ini. Bila nilai Anda kurang dari 81, berarti Anda harus mempelajari kembali setiap kegiatan belajar pada modul ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
32
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Kegiatan Belajar 2 TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN TINGKAT PUSAT
Indikator: a. memahami tugas, fungsi, dan susunan organisasi Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, dan Inspektorat Jenderal; b. memahami tugas, fungsi, dan susunan organisasi Badan dan Pusat di Kementerian Keuangan serta Staf Ahli Menteri Keuangan.
1. Uraian dan Contoh Kementerian adalah bagian dari pemerintahan negara Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas,
dan
Fungsi
Kementerian
Negara
serta
Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Kementerian Keuangan merupakan unsur pelaksana Pemerintah dipimpin oleh seorang Menteri Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Selanjutnya,
Kementerian
Keuangan
mempunyai
tugas
menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan
untuk
membantu
Presiden
dalam
menyelenggarakan
pemerintahan negara. Dalam
melaksanakan
tugas
pemerintah
tersebut
Kementerian
Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keuangan dan kekayaan negara; b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Keuangan; c. pengawasan
atas
pelaksanaan
tugas
di
lingkungan
Kementerian
Keuangan; d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Keuangan di daerah; Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
33
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; dan f.
pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah. Seperti telah dijelaskan di atas, tugas Kementerian Keuangan adalah
membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan dibidang keuangan dan kekayaan negara. Timbul pertanyaan, apakah yang diartikan dengan bidang keuangan tersebut. Sebagian ilustrasi berikut ini dikemukakan pendapat beberapa pakar antara lain: a.
Menurut Musgrave dalam bukunya A Theory of Public Finance, Ilmu Keuangan Negara adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah kompleks
yang
berkaitan
dengan
pemasukan
dan
pengeluaran-
pengeluaran pemerintah. b.
Menurut M Suparmoko (2000), "Ilmu Keuangan Negara adalah bagian dari Ilmu Ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan–kegiatan pemerintah dalam
bidang
ekonomi
terutama
mengenai
penerimaan
dan
pengeluarannya beserta pengaruh-pengaruhnya di dalam perekonomian tersebut." Yang dimaksud “pengaruh-pengaruh” tersebut yaitu pengaruh APBN
terhadap
pertumbuhan
ekonomi,
stabilitas
harga,
distribusi
penghasilan yang lebih merata, peningkatan efisiensi, dan penciptaan kesempatan kerja. c.
Di dalam UUD 1945 Bab VIII pasal 23 – 23 D tentang Hal Keuangan berbunyi sebagai berikut: (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undangundang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (2) RAPBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPR. (3) Apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan Presiden, Pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu. (4) Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. (5) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang (6) Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
34
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I (7) Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. d.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 1: Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Apabila diperhatikan dalam pengertian-pengertian keuangan negara tersebut di atas terkandung inti pengertian yang sama yaitu keuangan negara pada dasarnya berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran negara. Penerimaan dan pengeluaran negara ini dituangkan dalam Anggaran Pendapatan
dan
Belanja
persiapan/perencanaan,
Negara
tahap
(APBN)
penyampaian
yang
dimulai
RAPBN
dari
kepada
tahap Dewan
Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan pengesahan, tahap pelaksanaan anggaran oleh pemerintah, tahap pengawasan anggaran, tahap pengajuan perhitungan pelaksanaan anggaran kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam pelaksanaan anggaran tersebut Menteri Keuangan sebagai pimpinan tertinggi Kementerian Keuangan juga bertindak sebagai Bendahara Umum Negara. Dalam
menghimpun dana,
Kementerian
Keuangan melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan usaha menghimpun penerimaan negara yang berasal dari penerimaan minyak dan gas alam, pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, bea masuk, cukai, pungutan ekspor, pajak-pajak lainnya dan penerimaan bukan pajak. Selain itu juga melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan dana bantuan luar negeri serta pengurusan piutang negara macet dan lelang. Sedangkan melakukan
pula
pengalokasian
dalam
mengalokasikan
perencanaan bagi
kegiatan
dana, yang
pengeluaran-pengeluaran
Kementerian
Keuangan
berhubungan untuk
dengan
pembiayaan
penyelenggaraan seluruh tugas umum pemerintahan dan pembangunan seperti
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
35
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang dan lain-lain Di
samping
kegiatan
tersebut,
Kementerian
Keuangan
juga
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengarahan dan pengerahan dana melalui kebijaksanaan di bidang lembaga keuangan bukan bank, perasuransian dan pasar modal. Di dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut termasuk pula kegiatan yang berhubungan dengan penyusunan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah. Selain itu setiap tahun Kementerian Keuangan mewakili Pemerintah melakukan penyusunan Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) serta pelaksanaan APBN. Selanjutnya memberikan jawaban pemerintah atas pemandangan umum Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tentang Nota Keuangan dan RAPBN, serta melaksanakan rapat kerja dengan DPR dalam rangka perubahan APBN dan pembicaraan
pendahuluan
mengenai
APBN
serta
menyusun
laporan
pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan Keuangan. Pengertian keuangan yang dilihat dari geraknya inilah yang dijabarkan dalam susunan organisasi Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan bersifat holding company karena direktorat jenderal-direktorat jenderalnya mempunyai tugas dengan ruang lingkup dan sifat yang berbeda-beda. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Kementerian Keuangan terdiri dari: a.
Wakil Menteri Keuangan;
b.
Sekretariat Jenderal;
c.
Direktorat Jenderal Anggaran;
d.
Direktorat Jenderal Pajak;
e.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
f.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
g.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
h.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;
i.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;
j.
Inspektorat Jenderal;
k.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
36
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I l.
Badan Kebijakan Fiskal;
m. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan; n.
Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara;
o.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara;
p.
Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional;
q.
Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal;
r.
Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi;
s.
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan;
t.
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai;
u.
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan;
v.
Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik; dan
w. Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.
Pada kegiatan belajar 2 ini, akan diuraikan satu persatu Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi Unit-unit organisasi tersebut berdasarkan ketentuan yang ada pada Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
A. Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi Wakil Menteri, Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, dan Inspektorat Jenderal
1.
Wakil Menteri
Wakil Menteri Keuangan mempunyai tugas membantu Menteri Keuangan dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Keuangan.
2.
Sekretariat Jenderal
Tugas Sekretariat Jenderal adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkunganKementerian Keuangan.
Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
37
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I a.
koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan;
b.
koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Keuangan;
c.
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Kementerian Keuangan;
d.
pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat;
e.
koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;
f.
penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
Adapun susunan organisasi Sekretariat Jenderal terdiri dari : a.
Biro Perencanaan dan Keuangan;
b.
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan;
c.
Biro Hukum;
d.
Biro Bantuan Hukum;
e.
Biro Sumber Daya Manusia
f.
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi;
g.
Biro Perlengkapan;
h.
Biro Umum.
Selain berdasar PMK Nomor 184/PMK.01/2010 terdapat pula unit-unit yang bertanggung jawab kepada menteri keuangan melalui Sekretariat Jenderal unit tersebut adalah sebagai berikut : a. Sekretariat Pengadilan Pajak, berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan diberi tugas untuk membina organisasi, administrasi dan keuangan bagi Pengadilan Pajak yang dilaksanakan oleh Sekretariat Pengadilan Pajak. Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK. 01/2009, di lingkungan Sekretariat Jenderal telah ditunjuk Tenaga Pengkaji yang dalam pelaksaan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan. Tenaga
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
38
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Pengkaji
ini
secara
administratif
berada
dalam
lingkungan
Biro
Perencanaan dan Keuangan dan bertugas menelaah dan mengkaji hal-hal yang menyangkut sumber daya aparatur, perencanaan strategik, dan pengelolaan kekayaan Negara Kementerian Keuangan dan menyusun rekomendasi tentang strategi pengembangan dan penanganannya. Tenaga Pengkaji adalah jabatan setingkat eselon IIb. b. Pusat Investasi Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 c.
Komite Pengawas Perpajakan adalah unit non struktural yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.9/2008. Dalam operasionalnya
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
133/PMK.01/2010 dibantu oleh Sekretariat Komite Pengawas perpajakan 3.
Direktorat Jenderal Anggaran
Direktorat berdasarkan mempunyai
Jenderal
Peraturan tugas
(Ditjen) Menteri
merumuskan
Anggaran Keuangan serta
Kementerian Nomor
Keuangan
184/PMK.01/2010
melaksanakan
kebijakan
dan
standardisasi teknis di bidang penganggaran. Dalam
melaksanakan
tugas,
Direktorat
Jenderal
Anggaran
menyelenggarakan fungsi : a.
perumusan kebijakan di bidang penganggaran;
b.
pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran;
c.
penyusunan
norma,
standar,
prosedur
dan
kriteria
di
bidang
penganggaran; d.
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran; dan
e.
pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran.
Direktorat Jenderal Anggaran terdiri dari : a.
Sekretariat Direktorat Jenderal;
b.
Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c.
Direktorat Anggaran I;
d.
Direktorat Anggaran II;
e.
Direktorat Anggaran III;
f.
Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
39
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I g.
Direktorat Sistem Penganggaran;
h.
Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran. 4.
Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut DJP menyelenggarakan fungsi : a.
perumusan kebijakan di bidang perpajakan;
b.
pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan;
c.
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perpajakan;
d.
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan; dan
e.
pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari : a.
Sekretariat Direktorat Jenderal;
b.
Direktorat Peraturan Perpajakan I;
c.
Direktorat Peraturan Perpajakan II;
d.
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan;
e.
Direktorat Intelijen dan Penyidikan
f.
Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian
g.
Direktorat Keberatan dan Banding
h.
Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan.
i.
Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat;
j.
Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
k.
Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur;
l.
Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi
m. Direktorat Transformasi Proses Bisnis.
5.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
40
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepabeanan dan cukai. Dalam melaksanakan tugas tersebut DJBC menyelenggarakan fungsi : a.
perumusan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;
b.
pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;
c.
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kepabeanan dan cukai;
d.
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai; dan
e.
pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari: a.
Sekretariat Direktorat Jenderal;
b.
Direktorat Teknis Kepabeanan;
c.
Direktorat Fasilitas Kepabeanan;
d.
Direktorat Cukai;
e.
Direktorat Penindakan dan Penyidikan;
f.
Direktorat Audit;
g.
Direktorat Kepabeanan Internasional;
h.
Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai;
i.
Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai. 6.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perbendaharaan negara. Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut,
Ditjen
Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan di bidang perbendaharaan negara; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perbendaharaan negara; c.
penyusunan
norma,
standar,
prosedur,
dan
kriteria
di
bidang
perbendaharaan negara;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
41
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbendaharaan negara; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri dari: a.
Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Pelaksanaan Anggaran; c.
Direktorat Pengelolaan Kas Negara;
d. Direktorat Sistem Manajemen Investasi; e. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; f.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
g. Direktorat Sistem Perbendaharaan; h. Direktorat Transformasi Perbendaharaan.
7.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara,dan lelang; b. pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara terdiri dari: a. Sekretariat Direktorat Jenderal; b. Direktorat Barang Milik Negara;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
42
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I c. Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan; d. Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain; e. Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi; f.
Direktorat Penilaian;
g. Direktorat Lelang; dan h. Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat. 8.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perimbangan keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan di bidang perimbangan keuangan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perimbangan keuangan; c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perimbangan keuangan; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perimbangan keuangan; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan terdiri atas: a. Sekretariat Direktorat Jenderal; b. Direktorat Dana Perimbangan; c. Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; d. Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah; dan e. Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah.
9.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan utang.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
43
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan utang; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan utang; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan utang; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan utang; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang terdiri dari: a.
Sekretariat Direktorat Jenderal;
b.
Direktorat Pinjaman dan Hibah;
c.
Direktorat Surat Utang Negara;
d.
Direktorat Pembiayaan Syariah;
e.
Direktorat Strategi dan Portofolio Utang;
f.
Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen. 10. Inspektorat Jenderal Inspektorat
Jenderal
(Itjen)
Kementerian
Keuangan
berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut,
Inspektorat
Jenderal
menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan;
b.
pelaksanaan dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c.
pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Keuangan;
d.
penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Keuangan; dan
e.
pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan terhadap kinerja
f.
pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
44
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Inspektorat Jenderal terdiri dari: a.
Sekretariat Inspektorat Jenderal;
b.
Inspektorat I;
c.
Inspektorat II;
d.
Inspektorat III;
e.
Inspektorat IV;
f.
Inspektorat V;
g.
Inspektorat VI;
h.
Inspektorat VII;
i.
Inspektorat Bidang Investigasi;
B. TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN-BADAN DAN PUSAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DAN STAF AHLI MENTERI KEUANGAN
Tugas, fungsi dan susunan organisasi Badan-Badan dan Pusat dilingkungan Kementerian Keuangan berdasar pada ketentuan yang ada pada Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, namun untuk Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasal Pasal 55 ayat (1) menyebutkan .. Sejak tanggal tanggal 31 Desember 2012 fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK. Untuk itu pada modul ini tidak dibahas lagi tentang tugas, fungsi dan susunan organisasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
45
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 1.
Badan Kebijaksanaan Fiskal (BKF)
Badan Kebijakan Fiskal, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan analisis di bidang kebijakan fiskal. Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut,
Badan
Kebijakan
Fiskal
menyelenggarakan fungsi: a.
penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program analisis di bidang kebijakan fiskal;
b.
pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi di bidang kebijakan fiskal;
c.
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan analisis di bidang kebijakan fiskal; dan
d.
pelaksanaan administrasi Badan Kebijakan Fiskal.
Badan Kebijakan Fiskal terdiri dari : a.
Sekretariat Badan;
b.
Pusat Kebijakan Pendapatan Negara;
c.
Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
d.
Pusat Kebijakan Ekonomi Makro;
e.
Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal;
f.
Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral;
g.
Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral. 2.
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPPK menyelenggarakan fungsi : a.
penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara;
b.
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara;
c.
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara; dan
d.
pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
46
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
BPPK terdiri dari: a.
Sekretariat Badan;
b.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
c.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan Perbendaharaan;
d.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak;
e.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai;
f.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan;
g.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum
3.
Staf Ahli
Staf Ahli Menteri adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Staf Ahli dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari didukung oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Staf
Ahli
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
184/PMK.01/2010 mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalahmasalah di bidang penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal, dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi secara keahlian, dan memberikan penalaran pemecahan konsepsional atas petunjuk Menteri. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Staf Ahli menyelenggarakan fungsi: a.
pengolahan dan penelaahan masalah-masalah di bidang penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal, dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi, serta penyiapan penalaran secara konsepsional;
b.
penalaran konsepsional suatu masalah di bidang keahliannya atas inisiatif sendiri dan pemecahan persoalan secara mendasar dan terpadu untuk bahan kebijakan Menteri sebagai penelaahan Staf;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
47
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I c.
pemberian bantuan kepada Menteri dalam penyiapan bahan untuk keperluan rapat, seminar, dan lain-lain yang dihadiri oleh Menteri;
d.
pelaksanaan tugas-tugas lain atas petunjuk Menteri.
Susunan Staf Ahli terdiri dari :
a.
Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah penerimaan negara.
b.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah pengeluaran negara.
c.
Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah makro ekonomi dan keuangan internasional.
d.
Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal.
e.
Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi.
Dalam melaksanakan tugas, Menteri dapat menunjuk seorang Staf Ahli sebagai Koordinator Staf Ahli.
4.
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rencana strategis, kebijakan, dan standarisasi teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan sistem informasi dan teknologi keuangan, pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan komunikasi, dan pengelolaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer. Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal, menyelenggarakan fungsi : Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
48
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I a.
koordinasi
penyusunan
rencana
strategis
teknologi
informasi
dan
komunikasi; b.
koordinasi dan pembinaan pengembangan arsitektur teknologi informasi dan komunikasi;
c.
koordinasi penyusunan kebijakan dan standarisasi tata kelola teknologi informasi dan komunikasi;
d.
koordinasi pelaksanaan manajemen program;
e.
pembinaan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi tata kelola teknologi informasi dan komunikasi dan manajemen risiko teknologi informasi dan komunikasi;
f.
pelayanan pengembangan sistem informasi;
g.
koordinasi pertukaran data dan pengelolaan basis data;
h.
pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan komunikasi ;
i.
pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer; dan
j.
pelaksanaan administrasi pusat.
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan terdiri dari : a.
Bagian Tata Usaha;
b.
Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c.
Bidang Pengembangan Sistem Informasi;
d.
Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
e.
Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan
f.
Kelompok Jabatan Fungsional Pranata Komputer.
5.
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP)
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilaiberdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pembinaan profesi akuntan publik dan penilai publik, pengembangan dan pengawasan jasa akuntan publik dan jasa penilai publik,
serta
penyajian
informasi
akuntan
dan
penilai
publik.Dalam
melaksanakan tugasnya PPAJP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal. Dalam melaksanakan tugas PPAJP menyelenggarakan fungsi :
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
49
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I a.
penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan profesi akuntan publik dan penilai publik, register akuntan, perizinan, dan pengembangan jasa akuntan dan jasa penilai;
b.
penyiapan
dan
pelaksanaan
program
pemantauan
kegiatan
serta
pemeriksaan akuntan publik dan penilai publik; c.
penyajian informasi akuntan dan penilai publik.
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai terdiri atas: a.
Bagian Tata Usaha;
b.
Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik;
c.
Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik;
d.
Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik;
e.
Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik;
f.
Kelompok Jabatan Fungsional.
6.
Pusat Analisis Dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka)
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakanberdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan analisis, harmonisasi dan sinergi kebijakan atas pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, dan pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian. Dalam melaksanakan tugasnya, Pushaka berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal. Dalam melaksanakan tugas Pushaka menyelenggarakan fungsi : a.
pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan negara, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya;
b.
pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang belanja negara dan kekayaan negara;
c.
pelaksanaan pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan;
d.
pelaksanaan pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian Keuangan;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
50
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I e.
pelaksanaan administrasi pusat.
Pushaka terdiri atas : f.
Bagian Tata Usaha;
g.
Bidang Program dan Kegiatan I;
h.
Bidang Program dan Kegiatan II;
i.
Bidang Program dan Kegiatan III;
j.
Kelompok Jabatan Fungsional.
7.
Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik
BerdasarkanPeraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010, Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik atau disebut Pusat LPSE mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
pengadaan
secara
elektronik
Kementerian
Keuangan,
pengelolaan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik serta memberikan pelayanan
pengadaan
secara
elektronik
Kementerian/Lembaga.
Dalam
melaksanakan tugasnya Pusat LPSE berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal. Dalam melakasanakan tugas tersebut, Pusat LPSE menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan regulasi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan; b. pelayanan pengadaan secara elektronik kepada Panitia Pengadaan/Unit Layanan
Pengadaan
Kementerian
Keuangan
serta
Kementerian/Lembaga/Komisi; c. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan secara elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan; dan d. pelaksanaan administrasi pusat.
Pusat LPSE terdiri dari: a.
Bagian Tata Usaha;
b.
Bidang Registrasi dan Verifikasi;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
51
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I c.
Bidang Layanan Teknis Pengguna;
d.
Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem;
e.
Kelompok Jabatan Fungsional. 8.
Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010, Pusat
Kepatuhan
Internal
Kepabeanan
dan
Cukai
mempunyai
tugas
menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan pelaksanaan tugas, evaluasi kinerja, analisis dan tindak lanjut kepatuhan internal, serta pelaksanaan pengawasan kepatuhan internal,
pemberian
rekomendasi
peningkatan
pelaksanaan
tugas
dan
penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang karena
sifat
tugasnya
secara
teknis
operasional
dan
administratif
bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut,
Pusat
Kepatuhan
Internal
Kepabeanan dan Cukai menyelenggarakan fungsi: a.
perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan pelaksanaan tugas;
b.
perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan evaluasi kinerja;
c.
perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan analisis dan tindak lanjut kepatuhan internal;
d.
pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas seluruh unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
e.
evaluasi kinerja seluruh unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
f.
penelitian, pemeriksaan, serta penyiapan bahan tanggapan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan masyarakat;
g.
investigasi internal atas pelanggaran kode etik dan pelanggaran disiplin pegawai;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
52
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I h.
pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas;
i.
koordinasi penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan
j.
pelaksanaan urusan tata usaha Pusat.
Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai terdiri dari: a.
Bidang Penegakan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas;
b.
Bidang Evaluasi Kinerja;
c.
Bidang Analisis dan Tindak Lanjut Kepatuhan Internal;
d.
Subbagian Tata Usaha;
e.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Selain berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010, terdapat juga unit struktural maupun non struktural dibawah kementerian Keuangan
yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden, Peraturan
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Keuangan lainya, antara lain : a. Sekretariat Pengadilan Pajak berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2003 b. Pusat Investasi Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 c. Komite Pengawas Perpajakan adalah unit non struktural yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.9/2008. Dalam operasionalnya
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
133/PMK.01/2010 dibantu oleh Sekretariat Komite Pengawas perpajakan
Dan sejak tanggal 31 Desember 2012 berdasarkan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otaritas Jasa Keuangan, maka salah satu unit dalam Kementerian Keuangan yaitu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, tugas dan fungsinya sepenuhnya dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
53
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 2.
Latihan KB 2 Kerjakanlah latihan di bawah ini. Kemudian sesuaikan jawaban Anda
dengan materi yang terdapat dalam Kegiatan Belajar 2 ini ! 1.
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan mempunyai fungsi-fungsi, jelaskan!
2.
Sebutkan Badan atau Pusat dalam lingkungan Kementerian Keuangan, beserta tugasnya!
3.
Sebutkan unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai fungsi pengkajian kebijakan ekonomi, keuangan dan fiskal!
4.
Menteri Keuangan dalam menjalankan tugasnya dapat dibantu oleh Staf Ahli. Sebutkan Staf Ahli yang ada di Kementerian Keuangan!
5.
Apakah tugas seorang Staf Ahli Menteri?
3.
Rangkuman Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
184/PMK.01/2010
tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan merupakan perubahan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, yang merupakan perubahan dari Keputusan Menteri Keuangan Nomor 131/KMK.01/2006 dalam rangka meningkatkan efektivitas dan kinerja organisasi Kementerian Keuangan, sehingga diperlukan adanya penyempurnaan organisasi dan tata kerja Kementerian Keuangan. Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan
yang
terbaru,
Kementerian
Keuangan terdiri dari: Wakil Menteri, Sekretariat Jenderal; Direktorat Jenderal Anggaran; Direktorat Jenderal Pajak; Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Direktorat Jenderal Perbendaharaan; Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; Inspektorat Jenderal; Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan; Badan Kebijakan Fiskal; Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan; Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara; Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara; Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional; Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal; Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi; Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan; Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai; Pusat
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
54
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Analisis dan Harmonisasi Kebijakan; Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik, dan Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai. Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan sebagai unsur pembantu pimpinan
bertugas
melaksanakan
koordinasi
pelaksanaan
tugas
serta
pembinaaan dan pemberian dukungan administratif kepada semua unsur di lingkungan Kementerian Keuangan, baik kepada Menteri, Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal dan unit organisasi lainnya. Sebagai unsur pengawasan di lingkungan Kementerian Keuangan, Inspektorat Jenderal bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas semua unsur agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku. Di bidang anggaran pendapatan dan belanja negara, sebagai unsur pelaksana Kementerian Keuangan ialah Direktorat Jenderal Anggaran serta Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan di bidang penerimaan negara yang berasal dari pajak, unsur pelaksana Kementerian Keuangan ialah Direktorat Jenderal Pajak. Adapun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai unsur pelaksana Kementerian Keuangan bertugas di bidang penerimaan Negara yang berasal dari kepabeanan dan cukai serta mengamankan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean dan pemungutan bea masuk serta pungutan negara lainnya. Direktorat Jenderal lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan ialah Ditjen Kekayaan Negara serta Ditjen Perimbangan Keuangan dan Pengelolaan Utang. Terhitung sejak tanggal 31 Desember 2012 sesuai dengan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK. Unit organisasi yang bertugas melaksanakan analisis di bidang fiskal dan kerjasama internasional adalah Badan Kebijakan Fiskal. Dalam hal tugas membina, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penataran keuangan negara dalam rangka
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
55
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I pembinaan sumber daya manusia Kementerian Keuangan, dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Sedangkan Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan mempunyai tugas
melaksanakan
pembinaan,
pelaksanaan,
pengkoordinasian,
dan
pelayanan serta pengembangan sistem informasi dan teknologi keuangan. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai bertugas menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pembinaan profesi akuntan publik dan penilai publik, pengembangan dan pengawasan jasa akuntan publik dan jasa penilai publik, serta penyajian informasi akuntan dan penilai publik. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan bertugas melaksanakan analisis dan harmonisasi serta megnsinergikan kebijakan atas pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan.Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik bertugas merumuskan kebijakan di bidang pegadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan Kementerian Keuangan, pengelolaan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik serta memberikan pelayanan pengadaan secara elektronik Kementrian/Lembaga, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan pelaksanaan tugas, evaluasi kinerja, analisis dan tindak lanjut kepatuhan internal, serta pelaksanaan pengawasan kepatuhan internal, pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas dan penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.
Tes Formatif
1.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mulai 31 Desember 2012 salah satu fungsi kementerian Keuangan yag dialihkan ke OJK adalah fungsi yag sebelumnya dijalankan oleh ...
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
56
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
2.
a.
Badan Kebijakan Fiskal
b.
Badan Pengawas Pasar Modal – Lembaga Keuangan
c.
Ditjen Pengelolaan Utang
d.
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan.
Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak merupakan salah satu Direktorat pada unit:
3.
a.
Ditjen Perbendaharaan
b.
Badan Kebijakan Fiskal
c.
Ditjen Anggaran
d.
Ditjen Pajak.
Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rencana strategis, kebijakan, dan standarisasi teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan sistem informasi dan teknologi keuangan, pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan komunikasi, dan pengelolaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer, merupakan tugas dari: a. Bapeksta Keuangan b. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan c. Badan Informasi dan Teknologi Keuangan d. Badan Akuntansi Keuangan Negara.
4.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak merupakan salah satu organisasi yang berada dalam lingkungan: a. Direktorat Jenderal Pajak b. Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan c. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan d. Badan Kebijakan Fiskal.
5.
Pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer merupakan salah satu fungsi dari unit organisasi dalam lingkungan: a.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
b.
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
c.
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan
d.
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
57
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
6.
Direktorat Pengelolaan Kas Negara merupakan salah satu Direktorat pada unit :
7.
a.
Ditjen Anggaran
b.
Ditjen Perbendaharaan
c.
Ditjen Pengelolaan Utang
d.
Ditjen Kekayaan Negara
Unit di bawah ini merupakan unit yang berada dalam lingkungan Ditjen Pengelolaan Utang, kecuali:
8.
a.
Direktorat Lelang Negara Perbankan
b.
Direktorat Pinjaman dan Hibah
c.
Direktorat Surat Utang Negara
d.
Direktorat Strategi dan Portofolio Utang.
Staf Ahli Menteri Keuangan berkedudukan di bawah: a. Koordinator Staf Ahli b. Sekretariat Jenderal c. Menteri Keuangan d. Badan Kebijakan Fiskal.
9.
Berikut adalah unit yang berada di bawah DJPK, kecuali: a. Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah b. Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah c. Direktorat Pembiayaan Syariah d. Direktorat Dana Perimbangan
10. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan berada di bawah: a.
Ditjen Anggaran
b.
Badan Kebijakan Fiskal
c.
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
d.
Ditjen Perbendaharaan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
58
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 5.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Kemudian gunakan
rumus berikut unruk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi kegiatan belajar ini.
Nilai =
Nilai 91 – 100
:
Baik sekali
Nilai 81 – 90
:
Baik
Nilai 71 – 80
:
Cukup
Nilai 61 – 70
:
Kurang
Nilai 0 – 60
:
Sangat Kurang
Bila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, berarti Anda telah memahami kegiatan belajar ini. Bila nilai Anda kurang dari 81, berarti Anda harus mempelajari kembali kegiatan belajar ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
59
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Kegiatan Belajar 3: TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN KEUANGAN
Indikator: a. b. c. d. e.
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak; Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan; Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; Unit Pelaksana Teknis Kementerian Keuangan.
Tata Kerja Kementerian Keuangan Semua unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan dalam melaksanakan tugasnya selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang menyangkut tugas atau fungsi lebih dari satu pendekatan dari beberapa fungsi atau multi fungsional. Artinya bahwa setiap permasalahan pelaksanaan tugas harus dipandang dari berbagai fungsi yang terlibat di dalamnya, ini berarti bahwa setiap pelaksanaan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan di bidang keuangan harus mengikutsertakan berbagai unit organisasi yang terlibat di dalamnya, oleh sebab itu perlu adanya tata kerja. Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas suatu tugas dengan mengikat segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang, dan biaya yang tersedia (LAN, 1997). Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 kemudian diubah terakhir menjadi Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Kementerian Negara dan
Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2006
sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di lingkungan Departemen Keuangan yang lebih lanjut diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan dalam setiap pembentukan masing-masing unit organisasi, tata kerja bagi semua unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan
Kementerian,
maupun
dalam
hubungan
antara
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
60
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Kementerian/Instansi untuk kesatuan gerak yang serasi sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. Untuk hal tersebut, setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu bagi setiap pimpinan unit organisasi diberi tanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Selanjutnya setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk, bertanggungjawab kepada atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan pada waktunya. Dari setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan unit organisasi yang lebih tinggi, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk bagi bawahan. Dalam menyampaikan laporan, tembusan laporan wajib disampaikan juga kepada pimpinan unit organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
1.
Uraian dan Contoh Instansi vertikal adalah penyelenggara tugas dan fungsi Kementerian di
daerah. Instansi vertikal kementerian dapat dibedakan dalam 2 (dua) macam: a.
Bagi kementerian-kementerian yang masing-masing Direktorat Jenderalnya dalam melakukan tugas dan fungsinya secara keseluruhan mempunyai sifat yang sejenis (Integrated Type Department), penyelenggara tugas dan fungsi
kementerian
di
daerah
dilaksanakan
oleh
Kantor
Wilayah
Kementerian. Misalnya adalah Kementerian Agama. b.
Bagi kementerian-kementerian yang masing-masing Direktorat Jenderal dalam melakukan tugas dan fungsinya mempunyai sifat dan jenis yang berbeda-beda satu dengan lainnya (Holding Company Type Department), penyelenggara tugas dan fungsi Kementerian di daerah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal. Misalnya adalah
Kementerian
Keuangan. Guna tercapainya kesatuan gerak yang serasi di antara unit-unit instansi vertikal di daerah, sesuai tugas dan fungsi, maka pada Kementerian yang
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
61
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I bertipe holding company unit-unit instansi vertikalnya dikoordinasikan oleh salah seorang dari Kepala Instansi Vertikal. Misalnya dalam lingkungan Kementerian Keuangan di Propinsi Jawa Timur terdapat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, maka Kantor-kantor Wilayah Direktorat Jenderal tersebut dikoordinir oleh Kepala Instansi Vertikal yang akan ditetapkan ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal dilingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2007, Instansi Vertikal di lingkungan Kementerian Keuangan terdiri dari: a.
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak,
b.
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
c.
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
d.
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Karena Kementerian Keuangan mempunyai sifat holding company type
department, maka masing-masing Direktorat Jenderal mempunyai struktur organisasi vertikal yang berbeda-beda. Berikut ini akan diuraikan satu persatu struktur
organisasi
Kantor
Wilayah
Direktorat
Jenderal
di
lingkungan
Kementerian Keuangan. A. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak Instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari : 1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak; 2. Kantor Pelayanan Pajak; 3. Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil Ditjen Pajak) adalah instansi vertikal Ditjen Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah instansi vertikal Ditjen Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kanwil Ditjen Pajak. Sedangkan Kantor
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
62
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala KPP. 1.
Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009
tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2012, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil Ditjen Pajak) mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis,
pengendalian,
analisis,
evaluasi,
penjabaran
kebijakan
serta
pelaksanaan tugas di bidang perpajakan berdasarkan peratuan perundangundangan yang berlaku. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari :
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus;
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Selain Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus
a.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak
Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus menyelenggarakan fungsi: 1. Pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Pajak; 2. Pengamanan rencana kerja dan rencana penerimaan di bidang perpajakan; 3. Bimbingan konsultasi dan penggalian potensi perpajakan serta pemberian dukungan teknis komputer; 4. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data serta penyajian informasi perpajakan; 5. Penyiapan dan pelaksanaan pemberian bantuan hukum;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
63
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 6. Bimbingan teknis pemeriksaan dan penagihan, serta pelaksanaan dan administrasi penyidikan; 7. Bimbingan pelayanan dan penyuluhan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat; 8. Bimbingan dan urusan penyelesaian keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, serta pelaksanaan urusan banding dan gugatan; 9. Bimbingan dan penyelesaian pembetulan keputusan keberatan, keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar; 10. Pelaksanaan administrasi kantor.
Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus terdiri dari: a. Bagian Umum; b. Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi; c. Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak; d. Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat; e. Bidang Keberatan dan Banding; f. Kelompok Jabatan Fungsional. b.
Kantor Wilayah Direktorat Pajak Selain Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus. Dalam melaksanakan tugasnya, Kanwil Ditjen Pajak selain Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus menyelenggarakan fungsi: 1. Pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Pajak; 2. Pengamanan
rencana
kerja
dan
rencana
penerimaan
di
bidang
perpajakan; 3. Bimbingan konsultasi dan penggalian potensi perpajakan serta pemberian dukungan teknis komputer;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
64
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 4. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data serta penyajian informasi perpajakan; 5. Penyiapan dan pelaksanaan kerjasama perpajakan, pemberian bantuan hukum serta bimbingan pendataan dan penilaian; 6. Bimbingan teknis pemeriksaan dan penagihan, serta pelaksanaan dan administrasi penyidikan; 7. Bimbingan pelayanan dan penyuluhan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat; 8. Bimbingan dan penyelesaian keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, serta pelaksanaan urusan banding dan gugatan; 9. Bimbingan dan penyelesaian pembetulan keputusan keberatan, keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar; 10. Bimbingan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau bangunan. 11. Pelaksanaan administrasi kantor.
Kanwil Ditjen Pajak selain Kanwil Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus terdiri dari: a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi;
c.
Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian
d.
Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak;
e.
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat;
f.
Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding;
g.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak membawahi Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak Madya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama, dan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan. Kepala Kanwil Ditjen Pajak adalah jabatan eselon II a, Kepala KPP adalah jabatan eselon III a, sedangkan Kepala KP2KP adalah jabatan eselon IV a.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
65
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 2.
Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Pelayanan Pajak
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Sedangkan KPP terdiri dari : KPP Wajib Pajak Besar; KPP Madya dan KPP Pratama. a.
Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar dan KPP Madya.
KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. b.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama
KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
c.
Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan adalah instansi vetikal Ditjen Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala KPP Pratama. KP2KP mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi perpajakan kepada masyarakat serta membantu KPP Pratama dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.
B. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sesuai Perpres Nomor 95 tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Perpres Nomor 22/2007 tentang instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari :
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
66
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I a.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
b.
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
c.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.1/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari: a.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan Kantor Wilayah Direktorat Jederal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau (Kanwil Khusus);
b.
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai;
c.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai. 1.
Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kantor
Wilayah
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Kanwil DJBC) mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang kepabeanan dan cukai dalam wilayah kerjanya berdasarkan peratuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kanwil Ditjen Bea dan Cukai menyelenggarakan fungsi: a.
Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai;
b.
Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis, pengawasan teknis, dan penyelesaian masalah di bidang kepabeanan dan cukai atas unit-unit operasional didaerah wewenangnya;
c.
Pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai;
d.
Pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang kepabeanan dan cukai;
e.
Pengendalian, evaluasi, pengkoordinasian, dan pelaksanaan intelijen di bidang kepabeanan dan cukai;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
67
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I f.
Pengendalian, evaluasi, pengkoordinasian, dan pelaksanaan patroli dan operasi
pencegahan
pelanggaran
peraturan
perundang-undangan,
penindakan, dan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai; g.
Pengendalian dan pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai;
h.
Perencanaan dan pelaksanaan audit serta evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan cukai;
i.
Pengkoordinasian dan pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan laporan di bidang kepabeanan dan cukai;
j.
Pengendalian, pengelolaan, dan pemeliharaan sarana operasi dan senjata api Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
k.
Pengkoordinasian dan pelaksanaan pengawasan pelaksanaan tugas, dan evaluasi kinerja;
l.
Pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Susunan organisasi Kanwil DJBC terdiri dari: a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Kepabeanan dan Cukai;
c.
Bidang Fasilitas Kepabeanan;
d.
Bidang Penindakan dan Penyidikan;
e.
Bidang Kepatuhan Internal dan Audit;
f.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pembentukan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau didasarkan pada karakteristik yang spesifik yaitu pemisahan pelaksanaan fungsi penindakan dan fungsi penyidikan.Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah jabatan struktural eselon II.a.
Kantor Wilayah Khusus terdiri dari: a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Kepabeanan dan Cukai;
c.
Bidang Penindakan dan Sarana Operasi;
d.
Bidang Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
68
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I e.
Bidang Kepatuhan Internal Audit;
f.
Kelompok Jabatan Fungsional. 2.
Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU) mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan pengawasan, penelitian atas keberatan serta audit di bidang kepabeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya berdasarkan peratuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, KPU menyelenggarakan fungsi: a.
Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang Kepabeanan dan cukai;
b.
Pelaksanaan pelayanan perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai;
c.
Pelaksanaan pemberian bimbingan kepatuhan, konsultasi dan layanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai;
d.
Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal;
e.
Pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai;
f.
Pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang kepaeanan dan cukai dan penyiapan administrasi urusan banding;
g.
Perencanaan dan pelaksanaan audit serta evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan cukai;
h.
Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai;
i.
Pelaksanaan
pengolahan
data,
penyajian
informasi
dan
laporan
kepabeanan dan cukai; j.
Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api;
k.
Pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja;
l.
Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
69
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu KPU Tipe A (Tanjung Priok) dan KPU Tipe B (Batam).Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A adalah jabatan eselon II.a. Sedangkan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B adalah jabatan eselon II.b. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A dan Tipe B dapat membawahi Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai dan/atau Pos Pengawasan Bea dan Cukai.
3.
Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Kantor
Pengawasan
dan
Pelayanan
Bea
dan
Cukai
(Kantor
Pengawasan dan Pelayanan) mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pelayanan kepabaeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kantor Pengawasan dan Pelayanan menyelenggarakan fungsi: a.
Pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai;
b.
Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api.
c.
Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kepabeanan dan cukai;
d.
Pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai;
e.
Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal;
f.
Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai;
g.
Pelaksanaan
pengolahan
data,
penyajian
informasi
dan
laporan
kepabeanan dan cukai; h.
Pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
70
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I i.
Pelaksanaan administrasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan terdiri dari 6 (enam) tipe yaitu : a.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean;
b.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai;
c.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A;
d.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B;
e.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C;
f.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pabean, Tipe Cukai, Tipe Madya Pabean A dan Tipe Madya Pabean B adalah jabatan struktural eselon III.a. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pabean C adalah jabatan struktural eselon III.b. Sedangkan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama adalah jabatan struktural eselon IV.a. Seperti Kantor Pelayanan Utama, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean, Madya Cukai, Tipe Madya Pabean A, Tipe Madya Pabean B, Tipe madya Pabean C, dan Tipe Pratama dapat membawahi Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai dan/atau Pos Pengawasan Bea dan Cukai.
C. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012 Tentang Organisasi
dan
Tata
Kerja
Instansi
Vertikal
Direktorat
Jenderal
Perbendaharaan, Instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri dari : 1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 2. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
71
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 1.
Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kantor
Wilayah
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012 Tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, melaksanakan penelaahan,
Kanwil
Ditjen
koordinasi, monitoring,
pertanggungjawaban
di
Perbendaharaan
pembinaan, evaluasi,
bidang
penyuluhan,
penyusunan
perbendaharaan
mempunyai
tugas
bimbingan
teknis,
laporan,
verifikasi
berdasarkan
dan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut
Kantor
Wilayah
Ditjen
Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi: a. penelaahan, pengesahan, dan revisi dokumen pelaksanaan anggaran, serta penyampaian pelaksanaannya kepada instansi yang telah ditentukan; b. penelaahan dan penilaian keserasian antara dokumen pelaksanaan anggaran dengan pelaksanaan di daerah; c. pemberian bimbingan teknis pelaksanaan dan penatausahaan anggaran; d. pemantauan realisasi pelaksanaan anggaran; e. pembinaan teknis sistem akuntansi; f. pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan pemerintah; g. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyaluran dana perimbangan; h. pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) i. pembinaan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP); j. pelaksanaan pengelolaan dana investasi dan pemberian pinjaman kepada daerah; k. pengawasan kewenangan dan pelaksanaan teknis perbendaharaan dan bendahara umum negara; l. pelaksanaan verifikasi atas pertanggungjawaban belanja program pensiun; m. verifikasi dan penatausahaan pertanggungjawaban dana Perhitungan Fihak Ketiga (PFK); n. pelaksanaan kehumasan; o. pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah.
Susunan organisasi Kanwil Ditjen Perbendaharaan terdiri dari: b. Bagian Umum;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
72
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I c. d. e. f. g.
Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I; Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II; Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan; Bidang Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal; Kelompok Jabatan Fungsional.
Kepala Kantor Wilayah adalah jabatan struktural eselon II.a. 2.
Tugas, Fungsi dan Tipologi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) terdiri dari 5 tipe sebagai berikut : a. KPPN Tipe A1; b. KPPN Tipe A2; c. KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah; d. KPPN Khusus Penerimaan; dan e. KPPN Khusus Investasi
KPPN tipe A1 dan A2 mempunyai tugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe A1 dan A2 adalah instansi vertikal yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah. KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah mempunyai tugas melaksanakan penyaluran pembiayaan atas beban anggaran untuk dana yang berasal dari luar dan dalam negeri secara lancar, transparan, dan akuntabel serta melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran
pembiayaan
atas
beban
anggaran,
serta
penatausahaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. KPPN Khusus Pinjaman dan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
73
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Hibah adalah instansi vertikal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara. KPPN Khusus Penerimaan mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pengelolaan, pelaporan, dan rekonsiliasi transaksi data penerimaan serta penatausahaan penerimaan negara melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. KPPN Khusus Penerimaan adalah instansi vertikal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara. KPPN Khusus Investasi mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan naskah
perjanjian
investasi,
penyaluran
dana
investasi
pemerintah,
penghitungan, penagihan, dan penerbitan perintah membayar investasi pemerintah, penerusan pinjaman, kredit program, dan investasi lainnya. KPPN Khusus Investasi adalah instansi vertikal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Sistem Manajemen Investasi.
D. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sesuai Perpres Nomor 95 tahun 2006 instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara terdiri dari : a.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
b.
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Kanwil Ditjen Kekayaan Negara adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
1.
Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Kantor
Wilayah
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012, Kanwil Ditjen Kekayaan Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi, dan pelaksanaan tugas di bidang kekayaan negara, piutang negara dan lelang. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Wilayah Ditjen Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi:
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
74
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I a.
pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di bidang kekayaan negara;
b.
pemberian
bimbingan
teknis,
supervisi,
pemantauan
dan
evaluasi
pelaksanaan di bidang penilaian; c.
pemberian bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengurusan piutang negara;
d.
pemberian bahan pertimbangan atas usul penghapusan, keringanan hutang, pencegahan, paksa badan atau penyelesaian piutang negara;
e.
pemberian bimbingan teknis pengelolaan barang jaminan dan pemeriksaan harta kekayaan atau barang jaminan yang tidak diketemukan milik penanggung hutang atau penjamin hutang;
f.
pemberian bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan, evaluasi dan verifikasi lelang serta pengembangan lelang;
g.
pemberian pelayanan bantuan hukum di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang;
h.
pemberian bimbingan teknis pemantauan, evaluasi, dan pelaksanaan pelayanan informasi serta pelaksanaan verifikasi pengurusan piutang negara dan lelang;
i.
pembinaan terhadap Penilai, Usaha Jasa Lelang, dan Profesi Pejabat Lelang;
j.
pelaksanaan dan pengawasan teknis pengelolaan kekayaan negara, penilaian, pengurusan penilaian dan pengurusan piutang negara dan lelang;
k.
pelaksanaan penilaian dan pengurusan piutang negara;
l.
pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah.
Kantor Wilayah DJKN terdiri dari : a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara;
c.
Bidang Penilaian;
d.
Bidang Piutang Negara;
e.
Bidang Lelang;
f.
Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, Hukum dan Informasi;
g.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
75
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
2.
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan Negara, penilaian, piutang Negara, dan lelang. Seperti halnya Kantor Wilayah Ditjen-ditjen yang lain, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara adalah jabatan eselon II.a, Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang eselon III.a. Dalam pelaksanaan tugasnya, Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjen Kekayaan Negara setempat.
E. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Keuangan Sesuai kebutuhan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibentuk sebagai pelaksana tugas teknis penunjang Direktorat Jenderal/Badan/Pusat. UPT Kementerian Keuangan terdiri dari sebagai berikut : 1.
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan Adalah unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang pengolahan data dan dokumen perpajakan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan dipimpin oleh seorang Kepala dan dalam pelaksanaan tugasnya secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan. Tugas Utama Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, dan penyimpanan dokumen
perpajakan
dengan
memanfaatkan
teknologi
informasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan berlokasi di Jakarta dan dipimpin oleh seorang kepala dengan jabatan struktural eselon II.b., Sedangkan untuk wilayah kerja diluar Jakarta dibentuk Kantor Pengolahan Data dan Dokumen
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
76
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Perpajakan (KPDDP) yang dipimpin pejabat struktural eselon III.b, berdasar Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 172/PMK.01/2012 ada 2 KPDDP yaitu Makassar dan Jambi. 2.
Kantor Pengolahan Data Eksternal Adalah unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang pengolahan data dan dokumen yang berkaitan dengan perpajakan yang diberikan oleh instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak, dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan. Berlokasi di Jakarta dan dipimpin oleh seorang kepala dengan jabatan struktural eselon III.a.
3. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak Adalah unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang layanan pemberian informasi perpajakan, penanganan pengaduan, dan pemberian himbauan kepada Wajib Pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak. Berlokasi di Jakarta dan dipimpin oleh seorang kepala dengan jabatan struktural eselon III.a. 4. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Berbeda dengan Direktorat Jenderal yang lain, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam melaksanakan tugas-tugasnya terutama dalam rangka penyidikan dan penegakan serta pengawasan dan pengamanan terhadap kemungkinan adanya penyalahgunaan di bidang impor/ekspor yang merugikan negara, dilengkapi dengan sarana operasi. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di bidang pengelolaan sarana patroli dan operasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.01/2012
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
77
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pengoperasian sarana operasi Bea dan Cukai dalam rangka menunjang patroli dan operasi pencegahan dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu Tipe A dan Tipe B. Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe A adalah jabatan eselon III a sedang Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai tipe B adalah jabatan eselon III b. Terdapat 4 (empat) Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai yang berlokasi di Tanjung Balai Karimun (Tipe A), Batam (Tipe B), Tanjung Priok (Tipe B), dan Pantoloan (Tipe B).
5. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di bidang pengujian dan identifikasi barang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Teknis Kepabeanan. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001 yang diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor
176/PMK.01/2012
mempunyai
tugas
melaksanakan
pengujian laboratoris dan identifikasi barang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang terdiri dari dua tipe yaitu Tipe A dan Tipe B. Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe A adalah jabatan eselon IIIa sedangkan Kepala Balai Pengujian Tipe B adalah eselon IIIb. Terdapat 3 (tiga) Balai Pengujian dan Identifikasi Barang yang berlokasi di Jakarta (Tipe A), Medan dan Surabaya (Tipe B).
6. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (Balai Diklat) adalah Unit Pelaksana Teknis Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang berada di
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
78
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.02/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.01/2012 mempunyai tugas melaksanakan
penyelenggaraan
pendidikan,
pelatihan,
dan
penataran
keuangan Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan adalah jabatan eselon III a. Saat ini terdapat 11 (sebelas) Balai Diklat yang berlokasi di Medan, Pekan Baru,
Palembang,
Cimahi,
Yogyakarta,
Malang,
Denpasar,
Pontianak,
Balikpapan, Makassar, dan Manado. 7. Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Adalah
unit
pelaksana
teknis
Pusat
Pendidikan
dan
Pelatihan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Berlokasi di Magelang dan dipimpin oleh seorang kepala dengan jabatan struktural eselon III.a. 8. Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan.
Kantor
Pengelolaan
TIK
dan
BMN
mempunyai
tugas
melaksanakan pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi dan barang milik negara. Kantor Pengelolaan TIK dan BMN adalah jabatan struktural eselon III a.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
79
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 2.
Latihan KB 3 Kerjakanlah latihan di bawah ini. Kemudian sesuaikan jawaban Anda
dengan materi yang terdapat dalam Kegiatan Belajar 1 ini. 1.
Sebagai penyelenggara tugas dan fungsi di daerah instansi vertikal suatu kementerian dapat dibedakan menjadi dua macam. Sebutkan dan jelaskan!
2.
Sebutkan Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan yang tidak mempunyai Kantor Wilayah!
3.
Selain kantor operasional yang berada di bawah Kantor Wilayah, Kementerian Keuangan mempunyai juga kantor-kantor operasional lain yang tidak berada di bawah Kanwil. Sebutkan!
4.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Unit Pelaksana Teknis!
5.
Apakah tugas Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan?
6.
Sebutkan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai beserta tugas masing-masing UPT!
3.
Rangkuman Instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak di daerah yaitu Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pajak. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajakterdiri dari Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar dan Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Khusus serta Kanwil Ditjen Pajak selain Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar dan Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Khusus. Sedangkan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdiri dari KPP Wajib Pajak Besar, KPP Madya, dan KPP Pratama serta KP2KP. Di bidang kepabeanan dan cukai instansi vertikal di daerah ialah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membawahi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) yang terdiri dari 6 (enam) tipe, yaitu: Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean, Tipe Madya Cukai, Tipe Madya Pabean A, Tipe Madya Pabean B, Tipe Madya Pabean, dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama. Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
80
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah instansi vertikal dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan membawahi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang terdiri dari 5 tipe yaitu KPPN Tipe A1, Tipe A2, Khusus Pinjaman dan Hibah, Khusus Penerimaan, dan KPPN Khusus Investasi
Adapun di bidang kekayaan negara, instansi vertikal di daerah ialah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara membawahi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Walaupun Kementerian Keuangan merupakan holding company type department, tetapi tidak semua Direktorat Jenderalnya mempunyai Kantor Wilayah. Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang tidak mempunyai instansi vertikal di daerah, karena tugas pekerjaan Direktorat Jenderal tersebut lebih bersifat pembinaan, pemberian bimbingan, pengarahan, dan pemantauan. Unit
Pelaksana Teknis
merupakan
pelaksana
tugas-tugas teknis
penunjang Direktorat Jenderal ataupun Badan yang dibentuk secara selektif sesuai kebutuhan dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
4.
Tes Formatif
1.
Tipe Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai ada 6 tipe, diantara adalah :
2.
a.
Tipe Madya Pabean
b.
Tipe Cukai
c.
Tipe A khusus;
d.
Tidak ada tipe.
Tipe Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ada 5 tipe, diantaranya adalah tipe: a.
Tipe A1
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
81
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
3.
4.
5.
6.
b.
Tipe Madya;
c.
Pratama;
d.
Tidak ada tipe.
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai secara teknis fungsional dibina: a.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
b.
Direktur Penindakan dan Penyidikan;
c.
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Bea dan Cukai;
d.
Sekretaris Ditjen Bea dan Cukai.
Instansi vertikal di lingkungan Kementerian Keuangan terdiri dari: a.
Instansi Vertikal DJP
b.
Instansi Vertikal DJBC
c.
Instansi Vertikal DJPB
d.
Instansi Vertikal DJPK
Instansi Vertikal DJP terdiri dari, kecuali: a.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
b.
Kantor Pelayanan Pajak
c.
Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
d.
Pangkalan Sarana Operasi
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara adalah unit organisasi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada:
7.
a.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
b.
Ketua Panitia Kekayaan Negara;
c.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
d.
Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang secara teknis fungsional dibina oleh: a.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
b.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai;
c.
Direktur Teknis Kepabeanan;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
82
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I d.
8.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Kantor operasional di bawah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah:
9.
a.
Kantor Inspeksi Bea dan Cukai;
b.
Kantor Cabang Inspeksi Bea dan Cukai;
c.
Kantor Pemeriksaan Bea dan Cukai;
d.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar dan Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Khusus terdiri dari, kecuali: a.
Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian
b.
Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi
c.
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Penagihan Pajak
d.
Bagian Umum
10. Kepala KPKNL adalah pejabat setingkat : a.
eselon II a;
b.
eselon III a;
c.
eselon III b ;
d.
eselon IV a .
11. Susunan organisasi Kanwil Ditjen Perbendaharaan terdiri dari, kecuali: a.
Bidang Pelaksanaan Anggaran
b.
Bidang Pembinaan Perbendaharaan I
c.
Bidang Akuntansi dan Pelaporan
d.
Bidang Audit.
12. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan adalah: a.
Sekolah Tinggi Akuntansi Keuangan Negara (STAN);
b.
Balai Diklat Keuangan;
c.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
83
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I d.
Balai Program Diploma Keuangan.
13. Instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari antara lain: a.
Kantor Pelayanan dan Pengamatan Potensi Perpajakan;
b.
Kantor Pemeriksaan PBB;
c.
Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Kosultasi Perpajakan;
d.
Kantor Inspeksi Pajak.
14. UPT di lingkungan Kementerian Keuangan antara lain: a.
Kantor Pelayanan Pajak;
b.
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara;
c.
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;
d.
Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai.
15. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan tugasnya bertanggung jawab kepada: a.
Kantor Wilayah Ditjen Pajak;
b.
Kantor Pelayanan Pajak Madya;
c.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama;
d.
Direktur Jenderal Pajak.
16. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada:
5.
a.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
b.
Direktur Teknis Kepabeanan;
c.
Direktur Pencegahan dan Penyidikan;
d.
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Bea dan Cukai.
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Kemudian gunakan
rumus berikut unruk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi kegiatan belajar ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
84
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Nilai =
Nilai 91 – 100
:
Baik sekali
Nilai 81 – 90
:
Baik
Nilai 71 – 80
:
Cukup
Nilai 61 – 70
:
Kurang
Nilai 0 – 60
:
Sangat Kurang
Bila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, berarti Anda telah memahami kegiatan belajar pada modul ini. Bila nilai Anda kurang dari 81, berarti Anda harus mempelajari kembali setiap kegiatan belajar pada modul ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
85
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
TES SUMATIF
I. Pilihlah B bila pernyataan BENAR, dan A bila pernyataan SALAH
1.
B–S
Direktorat
Jenderal
merupakan
unsur
pelaksana
yang
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya 2.
B–S
Staf Ahli dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari didukung oleh Sekretariat Jenderal.
3.
B–S
Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala Badan dan Staf Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Menteri yang bersangkutan
4.
B–S
Direktorat
Jenderal
melaksanakan
mempunyai
tugas
tertentu
tugas di
merumuskan
bidangnya
yang
dan tidak
dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal. 5.
B–S
Kementerian di pimpin oleh Menteri Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
6.
B–S
Koordinasi
fungsional
diagonal
adalah
koordinasi
yang
dilakukan oleh seorang pejabat Pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang sederajat tingkatannya. 7.
B–S
Sekretariat Jenderal berkedudukan sebagai unsur pembantu pimpinan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
8.
B–S
Pusat Investasi Pemerintah (PIP) tidak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
9.
B–S
Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe B adalah jabatan eselon III/b
10.
B–S
KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, dan pajak tidak langsung lainnya.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
86
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I II. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1.
Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat adalah ….
2.
a.
fungsi Direktorat Jenderal
b.
fungsi Inspektorat Jenderal
c.
fungsi Sekretariat Jenderal
d.
fungsi Badan dan/atau Pusat
Organisasi pemerintah pusat yang lebih kecil dan organisasi di daerah lebih besar dari pada pusat, merupakan ciri dari ….
3.
a.
organisasi flat
b.
organisasi ramping
c.
organisasi berbentuk piramida
d.
organisasi terstruktur
Menteri dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Staf Ahli. Staf Ahli …. a.
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
b.
berada di bawah Sekretariat Jenderal dan bertanggung jawab kepada Menteri
c.
berada di bawah dan bertanggun jawab kepada Sekretariat Jenderal
d.
berada di bawah dan bertanggun jawab kepada Direktorat Jenderal yang menjadi bidang tugasnya.
4.
Jabatan fungsional yang kedudukannya menunjukkan tugas yang dilandasi oleh pengetahuan, metodologi dan teknis analisis yang didasarkan atas disiplin ilmu atau berdasarkan sertifikat yang setara dengan keahlian, disebut …. a.
Jabatan Fungsional Keahlian
b.
Jabatan Fungsional Keterampilan
c.
Jabatan Fungsional Peneliti
d.
Jabatan Fungsional Pengkaji
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
87
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 5.
Koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang berada dalam suatu wilayah tertentu disebut ….
6.
a.
koordinasi fungsional horizontal
b.
koordinasi fungsional diagonal
c.
koordinasi fungsional internal
d.
koordinasi fungsional territorial
Salah satu fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian antara lain …. a.
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang keuangan dan kekayaan negara
b.
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang keuangan sesuai dengan kebijakn yang ditetapkan oleh Menteri
c.
penyusunan standar, norma, pedoman, criteria, dan prosedur di bidang kelembagaan
d.
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsipdan dokumentasi Kementerian
7.
8.
Prinsip-prinsip pengorganisasian antara lain …. a.
asas harmonisasi tugas
b.
asas fungsionalisasi
c.
asas pembagian wilayah
d.
asas desentralisasi
Pola fungsi Inspektorat Jenderal setiap Kementerian adalah …. a.
penyiapan perumusan kebijakan teknis
b.
pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya
c.
penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung transparansi pelaksanaan tugas
d.
penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
88
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 9.
Tugas Staf Ahli Menteri adalah…. a.
tugas staf ahli yaitu merumuskan kebijakan masalah tertentu sesuai dengan bidang keahliannya
b.
tugas Staf Ahli yaitu merumuskan kebijakan umum tertentu sesuai bidang keahliannya
c.
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya
d.
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan dukungan keahlian dan perumusan kebijakan mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya
10. Kedudukan,
tugas,
fungsi,
kewenangan
dan
susunan
organisasi
Kementerian Negara diatur dalam.... a.
Peraturan Pemerintah
b.
Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang
c.
Penetapan Presiden
d.
Peraturan Presiden
11. Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan diatur dalam … a.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006
b.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007
c.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
d.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/ PMK.01/2008
12. Di bawah ini yang tidak masuk dalam Direktorat Jenderal Pajak adalah …. a.
Direktorat Intelijen dan Penyidikan
b.
Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan
c.
Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
d.
Direktorat Pajak Daerah
13. Tugas Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah … a.
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepabeanan dan cukai
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
89
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I b.
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran
c.
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perbendaharaan negara
d.
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang
14. Fungsi perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga keuangan diselenggarakan oleh …. a.
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
b.
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
c.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BapepamLK)
d.
Badan Kebijakan Fiskal
15. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat berada di bawah …. a.
Direktorat Jenderal Anggaran
b.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
c.
Direktorat Jenderal Pajak
d.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
16. Penyusunan
norma,
standar,
prosedur
dan
kriteria
di
bidang
penganggaran, merupakan salah satu fungsi dari …. a.
Direktorat Jenderal Anggaran
b.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
d.
Direktorat Jenderal Pajak
17. Pusat di lingkungan Kementerian Keuangan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan …. a.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keuangan
b.
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
90
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I c.
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
d.
Pusat Pengolahan Data dan Informasi Keuangan
18. Fungsi Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan adalah …. a.
penilaian kelaikan, manajemen resiko, divestasi, pengembangan instrumen,
pengendalian
pembiayaan,
dan
masalah
hokum
Pemerintah Pusat b.
pelaksanaan analisis, harmonisasi dan sinergi kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan negara, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya
c.
memberikan telaahan mengenai masalah di bidang pembinaan umum pengelolaan kekayaan negara
d.
pembinaan organisasi dan kepegawaian kementerian
19. Kedudukan Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai adalah …. a.
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pajak
b.
langsung koordinasi dengan Menteri Keuangan
c.
bertanggung
jawab
kepada
Sekrerataris
Jenderal
Kementerian
Keuangan d.
bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
20. Direktorat Sistem Manajemen Investasi, merupakan salah satu direktorat pada …. a.
Direktorat Jenderal Anggaran
b,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c,
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
d.
Pusat Investasi Pemerintah (PIP)
21. Susunan organisasi Direktorat Jenderal Pajak antara lain …. a.
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan; Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian; Direktorat Keberatan dan Banding
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
91
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I b.
Direktorat Pajak Penghasilan; Direktorat Pajak Pertambahan Nilai; Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan
c.
Pusat Penyuluhan Perpajakan; Direktorat Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan; Direktorat Pemeriksanaan Pajak
d.
Direktorat Kepatuhan Internal dan Trasnformasi Sumber Daya Aparatur; Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasil Direktorat Reformasi Birokrasi
22. Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai antara lain …. a
Direktorat
Fasilitas
Kepabeanan;
Direktorat
Cukai;
Direktorat
Penindakan dan Penyidikan; Direktorat Sarana Perhubungan b.
Direktorat Teknis Kepabeanan; Direktorat Fasilitas Kepabeanan; Direktorat Cukai; Direktorat Pemberantasan Penyelundupan
c.
Direktorat
Fasilitas
Kepabeanan;
Direktorat
Cukai;
Direktorat
Penindakan dan Penyidikan; Direktorat Audit d.
Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pengolahan Data dan Informasi
Kepabeanan;
Direktorat
Penindakan
dan
Penyidikan;
Direktorat Sarana Perhubungan
23. Direktorat Jenderal yang tidak mempunyai instansi vertikal di daerah adalah …. a.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
b.
Direktorat Jenderal Anggaran
c.
Direktorat Jenderal Pajak
d.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
24. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A dipimpin oleh pejabat …. a.
Eselon III/b
b.
Eselon III/a
c.
Eselon II/b
d.
Eselon II/a
25. Balai Diklat Keuangan adaah unit pelaksanan teknis BPPK yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada ….
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
92
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I a.
Kepala BPPK
b.
Sekretaris BPPK
c.
Kepala Pusdiklat Pengembangan SDM
d.
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
93
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I KUNCI JAWABAN
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KB 1
KB 2
KB 3
1. C
1. B
1.
A
2. A
2. C
2.
A
3. C
3. B
3.
B
4. D
4. C
4.
D
5. D
5. D
5.
D
6. A
6. B
6.
C
7. D
7. A
7.
C
8. D
8. C
8.
D
9. B
9. C
9.
A
10. A
10. D
10. B
11. C
11. D
12. A
12. B
13. B
13. C
14. A
14. C
15. C
15. C 16. A
KUNCI JAWABAN TES SUMATIF Bagian I
Bagian II
1. B
1.
C
11. C
21. A
2. B
2.
C
12. D
22. C
3. S
3.
A
13. C
23. B
4. B
4.
A
14. C
24. D
5. B
5.
D
15. B
25. A
6. S
6.
C
16. A
7. B
7.
B
17. B
8. B
8.
D
18. B
9. B
9.
C
19. D
10. B
10. D
20. B
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
94
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I 8. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Kemudian gunakan rumus berikut unruk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi kegiatan belajar ini.
Nilai =
Nilai 91 – 100
:
Baik sekali
Nilai 81 – 90
:
Baik
Nilai 71 – 80
:
Cukup
Nilai 61 – 70
:
Kurang
Nilai 0 – 60
:
Sangat Kurang
Bila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, berarti Anda telah memahami kegiatan belajar pada modul ini. Bila nilai Anda kurang dari 81, berarti Anda harus mempelajari kembali setiap kegiatan belajar pada modul ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
95
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
DAFTAR PUSTAKA Kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Perampingan Organisasi, Jakarta, 1997. Kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Visi, Misi, dan Profil Organsiasi Birokrasi Pemerintah pada Abad ke-21, Jakarta, 1997 Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jilid 1, Edisi Ketiga. Toko Gunung Agung: Jakarta, 1997 Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jilid 2, Edisi Ketiga. Toko Gunung Agung: Jakarta, 1997 Lembaga Administrasi Negara. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jilid 2. Edisi Ketiga. Toko Gunung Agung: Jakarta, 1997 Robbins, Stephen P dan Neil Barnwell. Organization Theory: Concept and Cases, 4th edition. Pearson/Prentice Hall Education: NSW, 2002 Robbins, Stephen P. dan Tim Indeks (Penterjemah). Perilaku Organisasi [Organizational Behavior]. Indeks Kelompok Gramedia: Jakarta, 2003 Suparmoko, M. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Edisi 5. BPFE: Yogyakarta, 2000. Wexley, Kenneth N; Gary A. Yuki; dan Muh. Shobaruddin (Penterjemah). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia [Organizational Behavior and Personnel Psychology], Rineka Cipta: Jakarta, 2003 Undang-Undang Dasar 1945 (Amandemen Keempat) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
96
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2006. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007 Tentang Penataan Organisasi Biro Kepegawaian pada Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.01/2009 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai., tanggal 23 Juli 2001 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, tanggal 23 Juli 2001. Keputusan MENPAN Nomor 106/1994 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis, Unit Pelaksana Teknis di Daerah, dan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013
97