TEORI KEPRIBADIAN Didasarkan kepada analisisnya, Freud mengemukakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem yang saling mempengaruhi. Yaitu id, superego dan ego. Konsep id dirumuskan sebagai “gudang” dari berbagai dorongan primitif dan impulsif (kebutuhan fisiologis dasar, seperti rasa haus, lapar, dan seks) yang diusahakan individu untuk segera dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut. Konsep superego dirumuskan sebagai pernyataan diri individu mengenai moral dan kode etika yang berlaku dalam masyarakat. Peran superego tersebut adalh untuk membantu individu untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang diterima oleh masyarakat. Sedangkan konsep ego merupakan pengendalian individu secara sadar. Fungsinya sebagai pemantau dalam diri yang berusaha menyeimbangkan tuntuan id yang impulsif dan kendala sosiobudaya atas superego. Galen, seorang ahli fisiolog Romawi yang hidup di abad ke-2 Masehi , yang pertama kali memperkenalkan teori empat kepribadian. Ia menyatakan bahwa kepribadian manusia bisa dibagi menjadi empat kelompok besar: sanguin (populer), koleris (kuat), melankolis (sempurna), dan phlegmatis (damai). Meski teori ini tergolong sangat kuno, para psikolog masa sekarang mengakui, teori kepribadian ini banyak benarnya. Menurut teori ini, tipe pertama adalah sanguin, tipe yang mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe sanguin suka memulai percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
Tipe kedua adalah koleris, yang suka berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang bertipe koleris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain. Orang koleris seperti ini sering
diidentifikasi sebagai “si pelaksana”.
Tipe ketiga adalah melankolis yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering diidentifikasi sebagai “si perfeksionis” atau “si pemikir”.
Tipe keempat adalah phlegmatis, yang seimbang, stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan. Orang bertipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatis kadang diidentifikasi sebagai “si pengamat” atau “si manis”.
Setiap orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian. Umumnya salah satunya lebih dominan, kadang juga keduanya seimbang. Sanguin dan koleris bisa berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang. Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat energik. Mereka punya daya tarik serta banyak bicara sambil menyelesaikan pekerjaan mereka, entah melakukannya sendiri atau menyuruh orang lain untuk mengerjakannya.
Phlegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis, dan lembut. Mereka melakukan segala sesuatu dengan sempurna dan tepat waktu, tidak mau mengambil sikap konfrontatif. Namun anak tipe ini akan mudah terkuras energinya jika berurusan dengan orang lain.
Kombinasi koleris-melankolis dan sanguin-phlegmatis menggabungkan optimis dan pesimis, yang suka hura-hura dengan yang tidak suka hura-hura, dan yang supel dengan yang suka menarik diri. Akibatnya anak cenderung tidak seimbang dan berubah-ubah kepribadiannya
tergantung keadaan. Kombinasi koleris-melankolis menghasilkan individu yang sangat berorientasi pada tugas. Kombinasi ini akan menjadi peraih prestasi tertinggi, melakukan segala sesuatu dengan cepat dan sesempurna mungkin. Namun mereka bisa menjadi nge-boss dan manipulatif sekaligus mudah stres jika orang lain tak bisa melakukan segalanya dengan benar dan tepat waktu.
Kepribadian sanguin dan phlegmatis juga bisa berkombinasi, menghasilkan orang yang berorientasi pada hubungan. Kombinasi ini menjadikannya teman bagi semua orang. Ia dikagumi karena sifat humornya, selalu rileks, dan menerima orang lain apa adanya. Namun ia cenderung tidak disiplin, tidak suka melakukan apapun, mudah lupa tanggung jawabnya, dan selalu dapat merayu orang lain untuk mengerjakannya bagi mereka. Kepribadian memang bisa dirubah sedikit demi sedikit setelah tumbuh dewasa. Misalnya, jika ia merasa terlalu emosional, ia bisa merubahnya sedikit demi sedikit sehingga bisa lebih sabar. Namun kepribadian seseorang telah ada sejak ia lahir, dan akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak dalam kehidupannya. Maka ada baiknya jika kita bisa memahami kepribadian diri kita sendiri, juga kepribadian orang-orang di sekitar kita. Karena tiap tipe kepribadian ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan masing-masing tipe ini akan berinteraksi dengan baik jika dapat saling melengkapi. Tipe Tipe Kepribadian Menurut Eduard Spranger Eduard membagi tipe-tipe kepribadian manusia berdasarkan sikap manusia yang hidup di alam masyarakat. Yaitu: •
Manusia Politik. Seseorang yang memiliki kepribadian seperti ini cendrung mempunyai sifat ingin menguasai orang lain, dan setiap langkanya selalu berbau hal politik.
•
Manusia Ekonomi. Kalau kita ingin mengetahui orang orang bertipe kepribaidan ekonomi kita bisa melihat pada ras china yang hidup di negara kita ini. Kebanyakan para etnik china ini selalu mencari hal hal baik dan berpotensi bisnis. Pada intinya orang orang yang memiliki tipe kepribadian seperti ini segala sesuatunya dipertimbangkan dengan hitung hitungan bisnis.
•
Manusia Sosial. Anda tau orang yang supel atau mudah bergaul? inilah orang yang mempunyai kepribadian sosial. Karena orang berkepribadian sosial biasanya mudah dan suka bergaul, suka menolong, dan rela berkorban untuk orang lain.
•
Manusia Seni. Untuk melihat orang yang memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit. Kita bisa melihat para musisi, penyanyi, pelukis dan lain sebagainya, atau kita bisa melihat orang orang yang dalam kesehariannya menghabiskan waktunya untuk keindahan. Karena pada intinya orang yang memiliki kepribadian seni ialah orang yang jiwanya dipengaruhi oleh nilai nilai keindahan.
•
Manusia Agama. Inilah kepribadian yang dimiliki oleh para ulama, pastur, pendeta dan pemuka atau tokoh tokoh agama lainnya. Bagi orang yang memiliki kepribadian agama yang terpenting bagi mereka adalah menghambakan diri dan menghabiskan hidupnya demi tuhan yang maha kuasa.
•
Manusia Teori. Ciri ciri dari orang yang memili kepribadian teori antara lain ia adalah seorang pemikir, suka membaca, dan mengabdi pada ilmu.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN A. Faktor keturunan Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu. B. Faktor lingkungan fisik (geografis) Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat. C. Faktor lingkungan sosial -
Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya.
-
Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.
D. Faktor kebudayaan yang berbeda-beda Perbedaan kebudayan yang berbeda-beda Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota.
JURNAL TETNTANG KEPRIBADIAN http://www.saycocorporativo.com/saycoUK/BIJ/journal/Vol1No1/case_3.pdf http://liasetianingsih.wordpress.com/2010/11/14/translate-jurnal-softskill/ http://www.ubm.ac.id/manajemen/images/doc/journal/jurnal-perilaku-konsumen-leli-deswindi.pdf http://iba8010kelly.alliant.wikispaces.net/file/view/consumer+ethics.pdf http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+tentang+kepribadian+yang+berpengaruh+pada+ perilaku+konsumen&source=web&cd=7&ved=0CEMQFjAG&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.i d%2Fbitstream%2F123456789%2F21116%2F1%2Fjmb-sep20081%2520%282%29.PDF&ei=ajKOT9qLMsLNrQeLvcmSCQ&usg=AFQjCNGvvRGKhgsNLoFQZS9qriq9waH gfg&cad=rja
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943467-faktor-faktor-pembentukkepribadian/