Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....59
EKSISTENSI PERATURAN KEPALA DAERAH SEBAGAI PERATURAN PELAKSANA PERATURAN DAERAH Lily Mufidah Kementerian Hukum & HAM Kalimantan Selatan E-mail:
[email protected]
Abstract : The results of the research indicate that sattlement of management conflict of a political party has been regulated by Political Party Act, one of the resolution is the presence of Political Party Tribunal. The verdict of the Political Party Tribunal or other name is internally final and binding with regard to management conflict, allthough the requirement and law of procedure of the said Tribunal are not regulated. There are other efforts of resolution including to the court. Accordinag to Regulation of General Election Commission (PKPU) Number 12 of 2015, although the management conflict is steel in the process of sattlement, the political party of the two conflicting managements may nominate a pair of candidates of regional heads. The absence of explicit regulation on this matter (there is vague norm) has brought about the impression that the legal efforts which have been taken do not have significant influence. The independence of General Election Commission (KPU) in organizing the general election especially in making regulation is hampered with the presence of Article 119 paragraph (4) of Act Number 15 of 2011 concerning Implementation of General Election with points out “Regulation of General Election Commission (PKPU) as stated in paragraph (2) is stipulated after consultation with the People’s Representative Council and the Goverment”. This regulation anables the People’s Representative Council and the Goverment to conduct political intervention to KPU in the process of consultation to make PKPU and this may effect to the indepence of KPU. In Act Number 12 of 2011 concerning Formation of Legislation, the PKPU is a product made by a commission which is established by virtue of Act or Goverment upon instruction of the Act., Keywords: Nomination, Candidate of Regional Heads, Regional Head Election, Political Party, Management Conflict
Abstrak : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penyelesaian perselisihan kepengurusan partai politik telah diatur dalam Undang-undang tentang Partai Politik, salah satunya adanya mahkamah partai politik. Putusan mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan, meskipun keberadaan mahkamah partai politik tersebut tidak secara detail mengatur persyaratan dan hukum acaranya. Kemudian masih terdapat upaya lain sampai tahap pengadilan, apabila perselisihan masih dalam proses penyelesaian, partai politik dari dua kepengurusan masih dapat mengajukan pasangan calon kepala daerah yang tertuang dalam PKPU Nomor 12 Tahun 2015. Sehingga tidak adanya peraturan yang tegas terkait hal tersebut (adanya kekaburan hukum), sehingga terkesan upaya-upaya hukum yang telah ditempuh tidak berpengaruh secara signifikan. Kemandirian Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan pemilihan umum terutama dalam membuat peraturan menjadi terganggu dengan adanya pasal Pasal 119 ayat (4) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, menyatakan: “Peraturan KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan setelah berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah”, sehingga dimungkinkan DPR dan pemerintah dapat melakukan intervensi kepada KPU dalam proses konsultasi terhadap Peraturan KPU dan mempengaruhi independensi KPU. Peraturan KPU (dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan termasuk sebagai komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang Kata kunci: Nominasi, Calon Kepala Daerah, Pemilihan Kepala Daerah, Partai Politik, Konflik Manajemen
60 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
melahirkan Djan Faridz sebagai ketua
PENDAHULUAN Belakangan ini kepengurusan ganda
umum. Mereka juga mengklaim kepengu-
kembali menerpa partai politik (parpol).
rusannya paling sah. Nasib yang sama juga
Elite partai saling menggelar muktamar atau
menerpa Partai Golkar. Di internal partai
musyawarah versi masing-masing kubu
yang pernah berkuasa di era Orde Baru ini
yang ujung-ujungnya merebut kursi ke-
muncul dua kongres. Satu kongres digelar
pengurusan, baik ketua umum maupun
ketua umumnya Aburizal Bakrie di Bali
personalia partai. Yang terjadi kemudian,
dengan memenangkan Aburizal sebagai
masing-masing muktamar atau musyawarah
ketua umum. Sementara elite Golkar yang
menyusun kepengurusan dan mengklaim
lain, yakni Wakil Ketua Umum Agung
susunan kepengurusan mereka yang paling
Laksono, Ketua DPP Priyo Budi Santoso
sah. Apalagi dalam Undang-Undang Partai
dan
Politik ada ketentuan setiap partai politik
Kartasasmita dan beberapa pengurus teras
harus mendaftarkan akta kepengurusannya
Partai Golkar menggelar Kongres versi
kepada Kementerian Hukum dan HAM. 1
mereka di Ancol Jakarta. Dan kongres itu
Maka para elit yang sedang bertikai ini
juga melahirkan kepengurusan baru di
selain mencari keabsahan melalui gugatan
bawah ketua umumnya Agung Laksono.
Pengadilan Negeri dan PTUN, juga meminta
Akibat
pengakuan dari Menteri Hukum dan HAM.
kemudian melahirkan kepengurusan ganda
Ketua
DPP
adanya
Agus
dualisme
Gumiwang
kongres
ini
Saat ini perpecahan dan kepengurusan
di tubuh partai tersebut. Masing-masing
ganda terjadi pada Partai Golkar dan PPP.
kubu mengklaim merekalah yang paling sah,
Masing-masing
paling sesuai anggaran dasar dan anggaran
elite
partai
menggelar
pemilihan ketua umumnya versi masingmasing. Sekjen PPP Romahurmusy menggelar muktamar di Surabaya. Muktamar yang melahirkan Romahurmusy sebagai
rumah tangga partai, dan paling legitimate. Terkait kepengurusan, partai politik memiliki kepengurusan tingkat nasional, provinsi dan Kab/Kota serta sampai tingkat
ketua umum, diklaim paling sah dan mereka langsung mendaftarkan hasil muktamarnya ke Menteri Hukum dan HAM untuk mendapatkan legitimasi dari pemerintah.
Desa/Kelurahan. Prinsipnya, kepengurusan partai di tiap tingkatan dipilih secara demokratis
melalui
forum
musyawarah
Sementara Ketua Umum PPP Suryadarma Ali juga menggelar muktamar di Jakarta dan 1
UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik .
sesuai
AD/ART
partai.
Dalam
hal
pergantian kepengurusan di tingkat nasional sesuai AD/ART, pengurus baru didaftarkan
Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....61
kepada Kementerian Hukum dan HAM. Jika terdapat keberatan dari anggota atau pihak di
pengurus pusat kubu A, sedangkan pengurus wilayah di Jawa Timur memihak pengurus pusat kubu B. Namun, jika sudah ada
internal partai dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan. Dan selama proses sengketa di Pengadilan (gugatan PTUN),
putusan
pengadilan
yang
berkekuatan
hukum tetap (inkracht) semua pengurus wilayah
ataupun
kabupaten
hendaknya
menerima dengan legowo dan mendukung Sebagai negara hukum, ukuran yang sah dan legitimate adalah putusan hukum.
pengurus
putusan pengadilan yang membatalkannya adalah sah dan legitimate. Memang ada upaya hukum lanjutan sampai kasasi, namun di mata pemerintahan dalam proses yang berjalan, putusan yang ada tetap berlaku. Jika sudah ada putusan Menteri Hukum dan HAM atau pengadilan, maka kepengurusan ganda sudah tidak ada lagi. Karena hanya ada satu yang sah untuk menggunakan lambang, kantor dan sarana prasarana partai termasuk melakukan kegiatan atas nama partai. Seperti kita ketahui proses hukum bisa memakan waktu bertahun-tahun jika mencapai kasasi, sementara proses politik kenegaraan, agenda-agenda seperti Pemilihan kepala daerah, hubungan parpol dengan pemerintahan harus tetap berjalan. Terkait sikap pengurus atau kader di bawah memang dilematis secara politik. Dalam proses sengketa yang masih dalam pemeriksaan pengadilan, wajar saja terjadi kubu-kubuan, perpecahan di level provinsi maupun kabupaten. Misalnya pengurus di Wilayah Provinsi Jawa Barat berpihak pada
yang
telah
disahkan
pengadilan.
Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM, sebagai subyek TUN selama belum ada
pusat
Adanya dualisme kepengurusan di internal
parpol
secara
tidak
langsung
membawa dampak yang signifikan terutama dalam pengajuan pasangan calon kepala daerah dalam pemilihan kepala daerah, hal ini
menyebabkan
terhambatnya
proses
pengajuan bakal calon kepala daerah karena dalam Undang-Undang tentang pemilihan kepala daerah disebutkan beberapa syarat yang harus dipenuhi parpol agar bisa mengajukan calon kepala daerah dalam pemilihan kepala daerah, alah satunya parpol harus memiliki ketentuan hukum tetap sesuai Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM. Berdasarkan dinamika perkembangan partai politik tersebut, dan dalam rangka konsolidasi demokrasi, pemerintah telah mengakomodir hak-hak parpol untuk tetap berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah salah satunya terhadap parpol yang sedang ada konflik kepengurusan (dualisme kepemimpinan). Melalui Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 12 Tahun 2015 tentang PKPU Nomor 9 Tahun 2015
62 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan
A. Syarat Pengajuan Pasangan Calon
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati
Kepala Daerah dalam Pemilihan Gu-
dan/atau Walikota dan Wakil Walikota,
bernur, Bupati dan Walikota
disebutkan bahwa terhadap parpol yang
Dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor
sedang ada konflik kepengurusan dapat
8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
mengajukan pasangan calon kepala daerah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015
yang sama dengan persetujuan dari kedua
Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
kepengurusan tersebut.
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis
akan
mencoba
meneliti
dan
2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupajti, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang
menggali lebih dalam tentang pengajuan
disebutkan bahwa:
pasangan
1) Syarat Penyelenggaraan Pemilihan
calon
kepala
daerah
dalam
pemilihan kepala daerah oleh partai politik
Calon Kepala Daerah :
yang sedang ada konflik kepengurusan
a. Pemilihan
Gubernur
dan
Wakil
ditinjau dari berbagai aspek hukum yang
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
berlaku.
serta Walikota dan Wakil Walikota
Bagaimana
pemenuhan
persyaratan
pengajuan pasangan calon Kepala
Daerah
yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah
pelaksanaan
kedaulatan
oleh Partai Politik yang sedang ada konflik
rakyat di wilayah provinsi dan
kepengurusan ?
kabupaten/kota
Bagaimana kedudukan hukum Peratur-
Gubernur
dan
untuk
memilih
Wakil
Gubernur,
an Komisi Pemilihan Umum Nomor 12
Bupati dan Wakil Bupati, serta
Tahun 2015 tentang Perubahan PKPU
Walikota dan Wakil Walikota secara
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan
langsung dan demokratis {Pasal 1
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
ayat (1)}.
Bupati dan Wakil
Bupati,
dan/
atau
Walikota dan Wakil Walikota ?
b. Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur adalah peserta Pemilihan yang diusulkan oleh partai politik,
PEMBAHASAN
gabungan
PENGAJUAN PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH OLEH PARTAI POLITIK YANG SEDANG ADA KONFLIK KEPENGURUSAN
perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar
partai
di
politik,
Komisi
atau
Pemilihan
Umum Provinsi {Pasal 1 ayat (3)}. c. Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, Calon Walikota dan Calon
Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....63
Wakil
Walikota
adalah
peserta
c) Dalam
hal
Partai
gabungan
politik, gabungan partai politik, atau
mengusulkan
perseorangan yang didaftarkan atau
menggunakan ketentuan memperoleh
mendaftar
Pemilihan
paling sedikit 20% (dua puluh
Umum Kabupaten/Kota {Pasal 1
persen) dari jumlah kursi Dewan
ayat (4)}.
Perwakilan
Komisi
2. Syarat Partai Politik yang dapat men-
Politik
atau
Pemilihan yang diusulkan oleh partai
di
Partai
Politik
dalam
pasangan
Rakyat
calon
Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat
daftarkan sebagai peserta pemilihan:
(1), jika hasil bagi jumlah kursi
a) Partai Politik adalah organisasi yang
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
bersifat nasional dan dibentuk oleh
menghasilkan angka pecahan maka
sekelompok warga negara Indonesia
perolehan dari jumlah kursi dihitung
secara sukarela atas dasar kesamaan
dengan pembulatan ke atas {Pasal 40
kehendak
ayat (2)}.
dan
cita-cita
memperjuangkan kepentingan
dan politik
untuk membela anggota,
d) Dalam
hal
Partai
Politik
atau
gabungan Partai Politik mengusulkan
masyarakat, bangsa dan negara, serta
pasangan
memelihara
Negara
ketentuan memperoleh paling sedikit
Indonesia
25% (dua puluh lima persen) dari
Kesatuan
keutuhan Republik
calon
menggunakan
berdasarkan Pancasila dan Undang-
akumulasi
Undang Dasar Negara Republik
sebagaimana dimaksud pada ayat
Indonesia Tahun 1945 (Pasal 1).
(1), ketentuan itu hanya berlaku
b) Partai Politik atau gabungan Partai
untuk
perolehan
Partai
Politik
yang
memperoleh
calon
Perwakilan Rakyat Daerah {Pasal 40
telah
memenuhi
persyaratan perolehan paling sedikit
di
sah
Politik dapat mendaftarkan pasangan jika
kursi
suara
Dewan
ayat (3)}.
20% (dua puluh persen) dari jumlah
e) Partai Politik atau gabungan Partai
kursi Dewan Perwakilan Rakyat
Politik sebagaimana dimaksud pada
Daerah atau 25% (dua puluh lima
ayat (1) hanya dapat mengusulkan 1
persen) dari akumulasi perolehan
(satu) pasangan calon, dan calon
suara sah dalam pemilihan umum
tersebut tidak dapat diusulkan lagi
anggota Dewan Perwakilan Rakyat
oleh Partai Politik atau gabungan
Daerah di daerah yang bersangkutan
Partai Politik lainnya {Pasal 40 ayat
{Pasal 40 ayat (1)}.
(4)}.
64 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
3). Syarat Calon Kepala Daerah :
tahun atau lebih (ancaman pidanya dida-
Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 beserta perubahannya, dan PKPU Nomor 12 Tahun 2015, disebutkan tentang persyaratan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota adalah sebagai
dan pengecualian untuk calon
yang
telah selesai menjalani pidana penjara sampai dengan
dimulainya
jadwal
waktu pendaftaran pasangan calon dalam waktu paling
singkat
5
tahun,
pidana penjara karena kealpaan ringan dan karena alasan politik); g. Tidak sedang dicabut hak pilihnya
berikut: a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
Esa; b. Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan
c. Berpendidikan paling rendah sekolah
d. Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur serta 25 (dua puluh lima) tahun untuk Calon Bupati dan Bupati
serta
pernah
melakukan
perbuatan
tercela yang dibuktikan dengan surat keterangan catatan kepolisian; i. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi; sedang
utang secara
memiliki
tanggungan
perseorangan
dan/atau
secara badan hukum yang menjadi
lanjutan tingkat atas atau sederajat;
Wakil
h. Tidak
j. Tidak
Republik Indonesia;
Calon
sarkan pada pidana penjara maksimal
Calon
Walikota dan Calon Wakil Walikota; e. Mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter (tidak menghalangi penyandang disabilitas); f. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara; k. Tidak
sedang
dinyatakan
pailit
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum
tetap; l. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan pajak pribadi; m. Belum
pernah
menjabat
sebagai
Gubernur, Bupati, dan Walikota selama 2
(dua) kali
jabatan
yang
masa sama
jabatan dalam untuk
Calon
Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota;
Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....65
n. Belum
pernah
menjabat
sebagai
b. Syarat Pengajuan Pasangan Kepala
Gubernur, Bupati, dan Walikota untuk
Daerah
Calon Wakil Gubernur, Calon Wakil
Gubernur, Bupati dan Walikota oleh
Bupati, dan Calon Wakil Walikota;
Partai Politik yang sedang dalam
o. Berhenti dari jabatannya bagi Gubernur,
dalam
Pemilihan
Umum
Konflik Kepengurusan
Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati,
Mencermati munculnya kepengurusan
Walikota, dan Wakil Walikota yang
ganda pada Partai Golkar dan Partai
mencalonkan diri di daerah
Persatuan
lain
sejak ditetapkan sebagai calon; p. Tidak
berstatus
sebagai
Pembangunan
(PPP)
serta
keluarnya Surat Keputusan Menteri Hukum penjabat
dan Hak Asasi Manusia tentang pengesahan
Gubernur, penjabat Bupati, dan penjabat
perubahan susunan kepengurusan partai
Walikota;
politik (salah satu pengurus dari masing-
q. Tidak memiliki konflik kepentingan
masing kubu partai) mempengaruhi agenda
dengan petahana (Gubernur atau Wakil
politik kenegaraan khususnya menyangkut
Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati dan
penyelenggaraan
Walikota atau Wakil
serentak yang telah ditetapkan oleh Komisi
Walikota yang
sedang menjabat);
pelaksanaan
pilkada
Pemilihan Umum RI pada tanggal 9
r. Memberitahukan pencalonannya sebagai Gubernur, Wakil Gubernur,
Desember
2015
lalu
dan
telah
pula
Bupati,
mengganggu Pola Hubungan Presiden dan
Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil
DPR dalam bidang legislasi, anggaran dan
Walikota kepada Pimpinan
pengawasan serta hubungan riil politik
Dewan
Perwakilan Rakyat bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
kepada
diantara Presiden dan DPR. Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah
Jakarta
bagi anggota Dewan
217/G/2014/PTUN.JKT tanggal 25 Februari
Perwakilan
dalam
putusannya
Nomor
:
Daerah, atau kepada Pimpinan Dewan
2015 telah mengabulkan gugatan PPP Kubu
Perwakilan Rakyat
bagi
Suryadharma Ali (SDA) pimpinan Djan
Rakyat
Faridz untuk menunda keputusan Menteri
anggota
Dewan
Daerah Perwakilan
Daerah;
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor :
s. Mengundurkan diri sebagai anggota
M.HH-07.AH.11.01 Tahun 2014 tanggal 28
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian
Oktober
Negara Pegawai
Republik Negeri
2014,
yang
mengesahkan
Indonesia,
dan
kepengurusan PPP kubu Romahurmuzy
Sipil
sejak
(Romy). Selain mengabulkan gugatan PPP
mendaftarkan diri sebagai calon.
Kubu SDA pimpinan Djan Faridz, agar
66 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
menunda
pelaksanaan
pengesahan
kepengurusan PPP kubu Romy, PTUN juga memerintahkan kepada Menteri Hukum dan
Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan; b) tidak
dapat
dikabulkan umum
apabila
Hak Asasi Manusia agar tidak melakukan
kepentingan
dalam
rangka
tindakan-tindakan pejabat tata usaha negara
pembangunan
lainnya dalam hal ini yang berhubungan
dilaksanakannya keputusan tersebut.
mengharuskan
dengan Surat Keputusan untuk pengesahan
Pengurus Partai Golkar kubu Abu Rizal
kepengurusan PPP, sampai adanya islah
Bakrie pada saat itu mengajukan juga
antara elite PPP yang bersengketa tersebut.
gugatan terhadap Surat Keputusan Menteri
Berdasarkan
5
Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
mengesahkan kepengurusan Partai Golkar
Negara Pasal 67 disebutkan :
versi Agung Laksono (SK Nomor : M.HH-
1)
Undang-undang
Gugatan
tidak
Nomor
menunda
atau
01.AH.11.01 Tahun 2015 tanggal 23 Maret
menghalangi dilaksanakannya Keputusan
2015
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha
Tangga serta Komposisi dan Personalia
Negara yang digugat.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan
2)
Penggugat
Pengesahan
Perubahan
mengajukan
Karya.). Bahwa dalam putusan Pengadilan
permohonan agar pelaksanaan Keputusan
Tata Usaha Negara Jakarta Nomor :
Tata Usaha Negara itu ditunda selama
62/G/2015/PTUN-JKT tanggal 18 Mei 2015
pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara
telah membatalkan Surat Keputusan Menteri
sedang
Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut.
berjalan,
Pengadilan
dapat
tentang
sampai
ada
putusan
yang memperoleh kekuatan
Dalam
pertimbangan
putusan
tersebut,
hukum tetap.
antara lain menyebutkan : guna menghindari
3)
kekosongan
Permohonan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dapat diajukan sekaligus
Golkar
dalam gugatan dan dapat diputus terlebih
dibatalkannya
dahulu dari pokok sengketanya.
sengketa
4)
Permohonan
penundaan
kepengurusan
sebagai
akibat
surat
oleh
DPP
Partai
ditunda
keputusan
Pengadilan,
dan obyek
Pengadilan
menegaskan bahwa DPP Partai Golkar hasil
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) :
Musyawarah
a) dapat dikabulkan hanya apabila terdapat
berdasarkan
keadaan yang sangat mendesak yang
Hukum
dan
mengakibatkan kepentingan penggugat
21.AH.11.01
sangat dirugikan jika Keputusan Tata
September
Nasional Surat
Keputusan
HAM Tahun 2012
Pekanbaru
RI 2012
tentang
No.
Menteri M.HH-
tanggal
04
Pengesahan
Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....67
Susunan Komposisi dan Personalia Partai
Usaha
Golongan Karya Masa Bhakti 2009-2015
(mengikat
semua
yang dipimpin oleh Ketua Umum Ir. H.
mengikat
terhadap
Aburizal Bakrie dan Idrus Marham selaku
bersengketa), maka kepada Tergugat atau
Sekretaris Jenderal adalah yang berlaku,
Lembaga Negara lainnya wajib untuk
selama
Nomor.
mematuhi putusan dan atau penetapan yang
62/G/2015/PTUN.JKT tanggal 1 April 2015
telah diterbitkan oleh Pengadilan Tata Usaha
masih dinyatakan sah dan berlaku dan
Negara. Putusan badan peradilan adalah
perkara ini belum berkekuatan hukum tetap.
norma khusus yang berupa penerapan dan
Hal
oleh
pembentukan hukum yang bersandar kepada
Pengadilan guna memberikan perlindungan
norma umum berupa undang-undang dan
hukum
Partai
kebiasaan yang ditujukan kepada peristiwa
Gokar untuk ikut serta mengikuti pilkada
konkrit yang disebut norma khusus. Maka,
serentak dari kemungkinan berlanjutnya
Putusan
intervensi
HAM
kedudukan yang sederajat dengan Undang-
dengan memanfaatkan proses upaya hukum
undang yang berisi norma umum yang
(rechtsmidellen)
dan
berupa penerapan dan pembentukan hukum
konvensional berdasarkan hukum acara
yang bersandar kepada norma dasar berupa
Peradilan Tata Usaha Negara. Sebagai organ
konstitusi. Oleh karena itu, baik Penetapan
lembaga negara yang diberi tugas dan
maupun Putusan Pengadilan dapat dijadikan
kewenangan untuk menegakan hukum dan
sebagai dasar hukum untuk dapat melakukan
keadilan,
kegiatan hukum baik dalam lapangan hukum
Penetapan
demikian
harus
dilakukan
(rechtbescherming)
Menteri
bagi
Hukum
yang
Pengadilan
dan
panjang
tidak
boleh
membiarkan Tergugat yang nyata-nyata
Negara
Badan
bersifat
erga
omnes
pihak,
bukan
hanya
para
pihak
yang
Peradilan
memilki
publik maupun lapangan hukum perdata”.3
mengunakan hukum sebagai alat yang
Bahwa dalam Undang-undang Nomor 2
menyimpang dari tujuannya. Hak Partai
Tahun 2011 tentang Partai Politik, telah
Politik untuk mengikuti agenda politik
diatur tentang kepengurusan partai politik
nasional tidak boleh dirampas oleh Pejabat
dan penyelesaian perselisihan kepengurusan
Tata Usaha Negara dengan berlindung pada
partai politik.
2
asas Praesumptio Iustae Causa.
Pertimbangan lainnya dalam putusan tersebut menyatakan : “bahwa oleh karena
c. Penyelesaian Konflik Kepengurusan Partai Politik melalui Mahkamah Partai
Putusan dan atau Penetapan Pengadilan Tata 2
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 62/G/2015/PTUN-JKT Tanggal 18 Mei 2015 hal. 169.
3
Ibid hal. 170.
68 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
Dalam
Pasal
32
Undang-undang
6.
keberatan terhadap keputusan Partai
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
Politik.
antara lain disebutkan bahwa :
Sesuai Undang-Undang tentang Partai
1. Perselisihan Partai Politik diselesaikan
Politik tersebut, dapat diartikan bahwa setiap
oleh internal Partai Politik sebagaimana
partai mempunyai mahkamah partai atau
diatur di dalam AD dan ART.
sebutan lain sesuai AD dan ART partai
2. Penyelesaian perselisihan internal partai
tersebut. Partai dapat memberi nama lain
politik sebagaimana dimaksud pada ayat
untuk lembaga mahkamah partai. Partai
(1) dilakukan oleh suatu mahkamah
Kebangkitan
partai politik atau sebutan lain yang
memberi nama Majelis Tahkim. Susunan
dibentuk oleh partai politik.
keanggotaan mahkamah disampaikan ke
Bangsa
(PKB)
misalnya,
3. Susunan Mahkamah Partai Politik atau
Kementerian Hukum dan HAM. Secara
sebutan lain sebagaimana dimaksud pada
teoretis, mahkamah partai memiliki posisi
ayat (2) disampaikan oleh Pimpinan
strategis,
Partai Politik kepada Kementerian.
Undang-Undang Partai Politik. Pengadilan
4. Penyelesaian perselisihan internal Partai
selalu
keberadaannya
menolak
diatur
dalam
mengadili
konflik
Politik sebagaimana dimaksud pada ayat
kepengurusan partai bila belum diadili oleh
(2) harus diselesaikan paling lambat 60
mahkamah partai, salah satunya putusan
(enam puluh) hari.
Mahkamah Agung Nomor 101K/Pdt.Sus-
5. Putusan Mahkamah Partai Politik atau
Parpol/2014,
yakni
Partai
perselisihan
Kebangkitan
para
sebutan lain bersifat final dan mengikat
pengurus
Nasional
secara internal dalam hal perselisihan
Ulama (PKNU) di Jawa Timur. Perkara ini
yang berkenaan dengan kepengurusan.
sampai ke Mahkamah Agung (MA). MA
Yang dimaksud dengan "perselisihan
membatalkan putusan Pengadilan Negeri
internal Partai Politik" dalam Pasal 32
Bondowoso dan mengadili sendiri. Salah
tersebut meliputi antara lain:
satu pertimbangan majelis kasasi adalah
1.
perselisihan yang berkenaan dengan
tidak digunakannya mekanisme mahkamah
kepengurusan;
partai. Pertimbangan majelis hakim antara
2.
pelanggaran
terhadap
hak
anggota
lain menyebutkan terbukti penyelesaian
Partai Politik;
melalui
3.
pemecatan tanpa alasan yang jelas;
dilaksanakan, maka sesuai dengan ketentuan
4.
penyalahgunaan kewenangan;
Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang tentang
5.
pertanggungjawaban atau
keuangan;
dan/
mahkamah
partai
belum
Partai Politik yaitu “dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam
Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....69
Pasal
32
tidak
tercapai,
penyelesaian
berkesinambungan meskipun dibatasi oleh
perselisihan dilakukan melalui Pengadilan
masa
jabatan
tertentu.
Negeri”, tidak dimungkinkan melakukan
menegaskan KPU dalam menyelenggarakan
gugatan ke pengadilan. Disebabkan belum
Pemilu
bebas
dari
Sifat
mandiri
pengaruh
pihak
5
ada putusan melalui mahkamah partai
manapun. Prinsip yang dijalankan KPU di
politik, maka
adalah
dalam penyelenggaraan pemilu bersifat self-
prematur. Sebagian besar majelis hakim
rule. Konsekuensi dari prinsip self-rule
yang mengadili perselisihan partai melihat
adalah
terlebih
bertanggung jawab terhadap publik atau
gugatan
dahulu
tersebut
apakah
mekanisme
mahkamah partai sudah ditempuh atau belum.
Jika
belum,
hakim
selalu
bahwa
KPU
dibentuk
bersifat mandiri. Produk hukum yang dapat dikeluarkan
menyatakan gugatan yang diajukan tidak
oleh KPU ada 2 (dua) bentuk yaitu:
dapat
1) Peraturan
diterima
(niet
ontvankelijk
verklaard).4
KPU,
diterbitkan
KEDUDUKAN HUKUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM a. Kemandirian KPU dalam Penyeleng-
Dalam Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 Ketiga 22
Tahun
Penyelenggara menyatakan
dan
Undang-undang 2007
Pemilihan bahwa:
diselenggarakan
”pemilihan
oleh
suatu
tentang Umum umum Komisi
Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap,
dan
mandiri”.
Sifat
nasional
mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara pemilu mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan 4
tugas
penyelenggaraan kepentingan tahap-tahap
garaan Pemilihan Umum
Nomor
sebagai
pelaksanaan atribusi kewenangan dari undang-undang
Perubahan
dan
secara
Imam Anshari Saleh. 2016. “Mahkamah Partai Tak Bergigi”. https://www.tempo.co. Diakses tanggal 25 Januari 2016.
dalam pemilu
pengaturan pemilu,
rangka dan
untuk
pelaksanaan
sebagai
contoh
dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015
yang
menyebutkan
bahwa
penyusunan peraturan penyelenggaraan pemilihan merupakan salah satu tahapan persiapan dalam pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. Sedangkan terkait terbitnya PKPU Nomor 12 Tahun 2015 tersebut,
merupakan
delegasi
dari
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tersebut, salah satunya yang disebutkan dalam Pasal 50 ayat (10) : “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penelitian persyaratan pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur sebagaimana 5
Sirajudin dan Winardi. 2015. Dasar-dasar Hukum Tata Negara Indonesia. Malang : Setara Press, hlm. 323.
70 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
angka 6 yang menyatakan : “Komisi
Peraturan KPU”.
Pemilihan Umum selanjutnya disebut
2) Keputusan
KPU, diterbitkan karena
KPU adalah lembaga penyelenggara
adanya kebutuhan khusus yang sifatnya
pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan
menunjang
mandiri”, serta Pasal 3 ayat (3) Undang-
kegiatan
Sebagian
lagi
operasional.
dikeluarkan
untuk
Undang Nomor 15 Tahun 2011 yang
kepentingan penetapan (beschiking) atas
menyatakan: ”Dalam menyelenggarakan
suatu produk yang akan dikeluarkan
Pemilu, KPU bebas dari pengaruh pihak
KPU. Perbedaan 2 (dua) produk hukum
manapun berkaitan dengan pelaksanaan
itu didasarkan pada materi dan ruang
tugas dan wewenangnya”;
lingkupnya. Untuk materi yang bersifat mengatur
dituangkan
dalam
2. Pemberhentian
dan
pengangkatan
bentuk
anggota KPU menggunakan mekanisme
peraturan. Sedangkan produk hukum
tertentu yang diatur khusus, bukan
yang
semata-mata
materinya
bersifat
berdasarkan (Political
kehendak
penetapan/individual dituangkan dalam
Presiden
appointed).
bentuk keputusan.
Mekanisme dimaksud, pengangkatannya
Fungsi, tugas dan kedudukan KPU
diatur dalam Pasal 12, 13, 14, 15, 16, 25,
diatur dalam Undang-undang Nomor 15
dan 26, sedangkan pemberhentiannya
Tahun
diatur dalam Pasal 27, 28 dan 29
2011
Pemilihan
tentang
Umum.
Penyelenggara Hasil
analisis
menunjukkan bahwa :6
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011; 3. Kepemimpinan KPU bersifat kolektif
1. Independensi KPU dinyatakan secara
kolegial,
jumlah
anggota
atau
tegas oleh pembentuk Undang-undang
komisioner bersifat ganjil (7 orang) dan
dalam undang-undang komisi tersebut.
keputusan diambil secara mayoritas
Hal ini tercermin dalam Pasal 22 E ayat
suara. Hal ini tercermin dalam Pasal 6
(5)
Negara
ayat (1) dan pasal 30, 31, 32, 33, 34, 35,
Republik Indonesia Tahun 1945, yang
dan 36 Undang-Undang Nomor 15
menyatakan
Tahun 2011;
Undang-Undang :
diselenggarakan
Dasar
“Pemilihan
komisi
4. Kepemimpinan tidak dikuasai atau tidak
bersifat
mayoritas berasal dari partai politik
nasional,tetap dan mandiri” dan pasal 1
tertentu. Hal ini tercermin dalam pasal
pemilihan
oleh
umum
suatu
umum
yang
11 huruf i Undang-Undang Nomor 15 6
Gunawan A. Tauda. 2012. Komisi Negara Independen, Eksistensi Independent Agencies Sebagai Cabang Kekuasaan Baru dalam Sistem Ketatanegaraan. Yogyakarta : GENTA Press, hlm. 102-104.
Tahun 2011, yang mensyaratkan bahwa salah satu syarat untuk menjadi anggota
Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....71
KPU adalah tidak pernah menjadi
independen yang memiliki kedudukan dan
anggota pertai politik yang dinyatakan
fungsi yang sederajat dengan lembaga
dalam surat pernyataan yang sah atau
negara lainnya dalam rangka mewujudkan
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun tidak
tujuan negara yang diamanatkan oleh UUD
lagi menjadi anggota partai politik yang
1945. Berdasarkan stuffenbautheorie (teori
dibuktikan dengan surat keterangan dari
hierarki
pengurus partai politik bersangkutan.
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7 ayat
5. Masa
jabatan
para
anggota
KPU
norma
hukum)
Hans
Kalsen,
(1) UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang
definitif, dan habis secara bersamaan.
Pembentukan
Hal ini tercermin dalam Pasal 6 ayat (6)
Undangan menyebutkan bahwa jenis dan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011,
hierarki
yang menyatakan “masa keanggotaan
terdiri atas :
KPU,
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik
KPU
Provinsi,
KPU
Kabupaten/Kota 5 (lima) tahun terhitung sejak
pengucapan
sumpah/janji”.
Dengan demikian, untuk kategori ini ,KPU hanya memenuhi karakteristik masa jabatan pimpinan definitif, namun
Peraturan
Peraturan
Perundang-undangan
Indonesia Tahun 1945; 2. Ketetapan
Majelis
3. Undang-Undang/Peraturan
Pemerintah
Pengganti Undang-Undang; 4. Peraturan Pemerintah;
bertahap (staggered terms).
5. Peraturan Presiden;
untuk menjaga keseimbangan perwakilan
Permusyawaratan
Rakyat;
tidak menggunakan penggantian secara
Keanggotaan KPU tidak ditujukan
perundang-
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
yang bersifat nonpartisan. Undang-Undang
Dari sisi dan jenis hierarkis tersebut,
Nomor 15 Tahun 2011 tidak mengatur
PKPU jelas tidak termasuk dalam salah satu
tentang keanggotaan KPU yang terdiri dari
jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
keseimbangan perwakilan yang bersifat
undangan tersebut.
nonpartisan.
Berdasarkan
b. Kedudukan Hukum PKPU Nomor 12 Tahun
2015
dalam
Peraturan
Perundangan- undangan Mengacu pada asas negara hukum, setiap aktivitas negara harus berdasarkan
hierarki
peraturan
perundang-undangan tersebut, dasar atau alas hukum pembentukan dan legitimasi kewenangan komisi negara independen baik secara konseptual, maupun normatif dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu : 7
norma hukum yang berlaku, termasuk didalamnya pembentukan komisi negara 7
Ibid hal. 92.
72 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
1. Komisi
negara
independen
yang
dibentuk berdasarkan konstitusi;
Walaupun ketentuan di atas tidak menyebut secara tegas jenis peraturan perundang-
dibentuk
undangan berupa “Peraturan KPU”, namun
berdasarkan undang-undang yang masih
frase “…peraturan yang ditetapkan oleh
terbagi lagi menjadi komisi negara
komisi yang setingkat yang dibentuk dengan
independen
memiliki
Undang-Undang” di atas, mencerminkan
constututional importance (derajat yang
keberadaan Peraturan KPU sebagai salah
sama dengan lembaga negara yang
satu jenis peraturan perundang-undangan.
dibentuk
Dengan demikian, Peraturan KPU setelah
2. Komisi
independen
yang
yang
melalui
konstitusi,
guna
kepentingan mewujudkan democratische
berlakunya
rechtsstaat) dan yang tidak memiliki
Tahun 2011 tetap diakui keberadaannya.
tersebut;
Undang-undang Nomor 12
Materi-materi yang tertuang dalam
3. Komisi
negara
dibentuk
independent
berdasarkan
perundang-undangan
lain
yang
PKPU Nomor 12 Tahun 2015 tentang
peraturan
Perubahan PKPU Nomor 9 Tahun 2015
di
bawah
undang-undang (presidential policy). Sedangkan dalam Pasal 8 ayat (1) menyebutkan
bahwa
Perundang-undangan
Jenis
tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota
Peraturan
bukan hanya bersifat administratif bahkan
selain sebagaimana
substantif secara hukum, dapat dilihat dari
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup
ketentuan
beberapa
peraturan yang ditetapkan oleh Majelis
penambahan pasal.
perubahan
atau
Permusyawaratan
Rakyat,
Dewan
Persoalan selanjutnya, bagaimanakah
Perwakilan
Dewan
Perwakilan
kekuatan mengikat Peraturan KPU tersebut?
Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah
Pasal 8 ayat (2) Undang-undang Nomor 12
Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan,
Tahun 2011 menegaskan:
Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri,
“Peraturan
badan, lembaga, atau komisi yang setingkat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui
yang dibentuk dengan Undang-Undang atau
keberadaannya dan mempunyai kekuatan
Pemerintah atas perintah Undang-Undang,
hukum mengikat sepanjang diperintahkan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,
oleh Peraturan Perundang-undangan yang
Gubernur,
lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
Rakyat,
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota,
kewenangan”.
Kepala Desa atau yang setingkat.
Pasal 42 1) Perencanaan
Perundang-undangan
penyusunan
Perundang-undangan
Peraturan lainnya
Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....73
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
hukum administrasi negara, kewenangan
ayat (1) merupakan kewenangan dan
atributif adalah kewenangan yang diberikan
disesuaikan dengan kebutuhan lembaga,
kepada suatu lembaga untuk melaksanakan
komisi, atau instansi masing-masing.
sesuatu hal yang diatur di dalam peraturan,
2) Perencanaan
sebagaimana
dimaksud
dan dimungkinkan melahirkan diskresi.
pada ayat (1) ditetapkan oleh lembaga,
Diskresi yang dimiliki oleh KPU diatur
komisi, atau instansi masing-masing
secara jelas di dalam Undang-Undang
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Nomor 10 Tahun 2008, yaitu kewenangan
Di dalam UU Nomor 12 Tahun 2011
electoral regulation, electoral process, dan
Pasal 8 ayat (1) tersebut diatas, maka KPU
electoral
termasuk dalam komisi yang setingkat yang
regulation, adalah segala ketentuan atau
dibentuk
atau
aturan mengenai pemilu yang berlaku,
Pemerintah atas perintah Undang-Undang.
bersifat mengikat dan menjadi pedoman
Dalam Pasal 22E ayat (5) UUD 1945
bagi penyelenggara, calon dan pemilih
Perubahan
bahwa:
dalam menunaikan peran dan fungsi masing-
”Pemilihan umum diselenggarakan oleh
masing. Electoral process, dimaksudkan
suatu
yang
bahwa seluruh kegiatan yang terkait secara
nasional, tetap, dan mandiri”.
langsung dengan pemilu yang bersifat legal
Pembuat undang-undang menetapkan bahwa
maupun teknikal. Electoral law enforcement
lembaga yang menyelenggarakan pemilu
adalah penegakan hukum terhadap aturan-
diberi nama ”Komisi Pemilihan Umum”
aturan pemilu baik administratif, maupun
atau KPU, seperti yang diatur dalam
pidana.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008.
kebutuhan internalnya, KPU dapat membuat
Artinya, KPU termasuk salah satu lembaga-
pengaturan
lembaga
pelaksanaan tugasnya (bersifat internal).9
dengan
Ketiga
Komisi
bersifat
Undang-Undang
menyatakan
Pemilihan
yang
memiliki
Umum
constitutional
law
Artinya
enforcement.
sepanjang
tersendiri
Electoral
menyangkut
dalam
rangka
importance dalam sistem konstitusional
Berdasarkan Undang-undang Nomor
berdasarkan UUD 1945.8 Kewenangan yang
12 Tahun 2011 tersebut, kedudukan PKPU
diberikan UUD 1945 kepada lembaga KPU
menjadi tidak jelas apakah tingkatannya
bersifat
yaitu
sama dengan peraturan Menteri, dibawah
langsung
Presiden langsung atau dibawah Undang-
kepada suatu lembaga. Dalam perspektif
undang. PKPU tidak bisa dikatakan secara
kewenangan
kewenangan
yang
atributif,
diberikan
serta merta sebagai peraturan perundang8
Makna Kemandirian Komisi Pemilihan Umum Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum, mujiyana dalam jurnal Konstitusi UMY Vol 2 no 1. Hlm 108.
9
Diakses melalui : http://adibsantrimbeling.blogspot.co.id/2012/06/norm al-0-false-false-false-en-us-x-none.html
74 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
undangan apabila materi muatan yang diatur
dalam rangka konsolidasi demokrasi, pada
dalam PKPU tersebut dipandang perlu
pertemuan konsultasi Pemerintah, Partai
mengikat
Politik, dan Penyelenggara Pemilu tentang
rakyat
masyarakat
secara
keseluruhan, maka materi ini seharusnya
pelaksanaan
diangkat
Serentak Tahun 2015 pada tanggal 13 Juli
kedalam
bentuk
perundang-
Pemilihan
2015,
Nomor 12 Tahun 2015 tersebut, terutama
kesepahaman berkaitan dengan persoalan
dalam Pasal terkait kepengurusan ganda
yang dihadapi oleh adanya sengketa Partai
partai politik yang dapat mengajukan calon
Politik, khususnya Partai Golkar dan PPP,
kepala daerah, seharusnya masuk dalan
maka disepakati untuk mencari terobosan
Undang-undang tentang Partai Politik atau
hukum yang di satu pihak tetap berpijak
Undang-undang
Pemilihan
pada aspek legalitas konstitusional, namun
Gubernur, Bupati dan Walikota supaya tidak
di sisi lain terus mengupayakan kepentingan
adanya kekaburan hukum. Substansi yang
bangsa dengan mempertimbangkan asas
terdapat dalam PKPU harus mengacu pada
kemanfaatan, dan disepakati bahwa masing-
peraturan yang lebih tinggi.
masing partai tersebut akan mencalonkan
Dari ketentuan di atas, terdapat dua
disepakati
Daerah
undanganan. Dalam materi muatan PKPU
tentang
telah
Kepala
pokok-pokok
Pasangan Calon yang sama.
syarat agar peraturan-peraturan sebagaimana
Sedangkan dasar hukum diterbitkannya
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-
PKPU tersebut terkait adanya penambahan
undang Nomor 12 Tahun 2011 memiliki
pasal terkait adanya kepengurusan ganda di
kekuatan
tubuh partai politik (merujuk pada adanya
mengikat
sebagai
peraturan
perundang-undangan, yaitu:
kepengurusan ganda partai golkar dan PPP),
1. diperintahkan oleh peraturan perundang
yaitu :
undangan yang lebih tinggi; atau
1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011
2. dibentuk berdasarkan kewenangan.
tentang Partai Politik
Latar belakang diterbitkannya PKPU Nomor 12 Tahun 2015 terutama pada pasal 36 dan 42A terkait syarat pengajuan calon kepala daerah dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota oleh partai
politik
yang
mempunyai
dua
kepengurusan ganda, dasar pertimbangannya adalah demi kepentingan bangsa dan negara
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum disebutkan : Pasal 119 1. Untuk penyelenggaraan Pemilu, KPU membentuk
peraturan
KPU
dan
keputusan KPU. 2. Peraturan KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....75
3. Untuk penyelenggaraan Pemilu, KPU Provinsi
dan
KPU
tentang Tahapan, Program dan Jadwal
Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah,
membentuk keputusan dengan mengacu
terutama pada jangka waktu perbaikan
kepada pedoman yang ditetapkan oleh
syarat pencalonan dan/atau syarat calon dari
KPU.
partai
4. Peraturan KPU sebagaimana dimaksud pada
ayat
(2)
berkonsultasi
ditetapkan
dengan
Disamping
hanya itu
4
(empat)
pengaturan
hari. terkait
setelah
perselisihan kepengurusan partai politik
dan
sebelumnya telah diatur dalam Undang-
DPR
pemerintah.
undang tentang partai politik, sehingga
5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang
politik
Perubahan
Undang-undang
dengan
adanya
menjadikannya
PKPU solusi
tersebut konkrit,
tidak karena
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan
pengaturan dalam Undang-undang lebih
Peraturan
tinggi tingkatannya;
Pemerintah
Pengganti
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014
Keberadaan Mahkamah Partai Politik
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
dalam menyelesaikan perselisihan partai
Walikota menjadi Undang-undang.
politik
tidak
berjalan
efektif
karena
Artinya, PKPU merupakan pelaksanaan
kewenangan yang kurang independen dan
Undang-undang
tegas, serta masih dibukanya upaya hukum
tersebut
dan
memiliki
kekuatan mengikat.
lainnya
(pengadilan)
yang
kebanyakan
menjadi pilihan partai politik. KPU dalam menjalankan tugas dan
PENUTUP Calon pasangan kepala daerah (Guber-
fungsinya
terutama
kaitannya
nur/Bupati/Walikota) dari partai politik yang
mengeluarkan
mempunyai
tetap
mengacu pada Undang-undang, akan tetapi
dapat memperoleh haknya untuk mengaju-
munculnya pasal 119 ayat (4) Undang-
kan pasangan calon kepala daerah tersebut
undang Nomor 15 Tahun 2011 yang
ke KPU Propinsi/Kabupaten/Kota sesuai
menyatakan : “Peraturan KPU sebagaimana
dengan persyaratan dalam PKPU Nomor 12
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan setelah
Tahun 2015. Namun dalam prakteknya,
berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah”
PKPU tersebut meskipun telah mengakomo-
dapat mempengaruhi kemandirian KPU,
dir pasangan calon kepala daerah yang
sehingga dimungkinkan DPR yang notabene
diusung dari partai politik yang mempunyai
pembentuk Undang-undang dapat melaku-
kepengurusan ganda, tetapi tidak dapat
kan intervensi kepada KPU dalam proses
berjalan secara efektif, karena dalam PKPU
konsultasi terhadap Peraturan KPU terkait
kepengurusan
ganda,
peraturan
sejatinya
dalam telah
76 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
pencalonan pasangan Gubernur, Bupati dan
keikutsertaan pasangan calon kepala daerah
Walikota demi mengakomodasi kepentingan
yang diusung oleh partai politik yang sedang
partai politik yang tidak mendapat legalitas
ada konflik kepengurusan yang terdapat
dari Kementerian Hukum dan HAM.
dalam PKPU Nomor 12 Tahun 2015
Agar tidak terjadi
kembali
kasus
sebaiknya dituangkan dalam peraturan yang
penundaan pemilihan kepala daerah yang
lebih tinggi tingkatannya yaitu Undang-
disebabkan oleh berbelitnya alur sengketa
undang, misalnya dengan menambahkan
partai politik. Maka perlu ada desain
ayat dalam Pasal 40 terkait keikutsertaan
penyelesaian
partai
sengketa
harus
dibuat
politik
yang
mempunyai
sederhana, tidak tumpang tindih antara
kepengurusan ganda dalam pendaftaran
keputusan satu lembaga dengan lembaga
calon kepala daerah
lainnya.
Misalnya
perlunya
penguatan
kewenangan Mahkamah Partai yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
independen dan jelas kewenangan serta
Amal, Ichlasul (Editor). 1996. Teori-Teori
kedudukannya, serta dengan menambahkan
Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta:
ayat dalam pasal 32 Undang-undang Nomor
PT. Tiara Wacana Yogya.
2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, yaitu
A. Tauda, Gunawan. 2012. Komisi Negara
“Putusan Mahkamah Partai bersifat final
Independen, Eksistensi Independent
dan mengikat dan tidak dapat diajukan
Agencies Sebagai Cabang Kekuasaan
upaya hukum lainnya khususnya terhadap.
Baru Dalam Sistem Ketatanegaraan.
Penyelesaian
Yogyakarta: Genta Press.
perselisihan
kepengurusan
menjelang pemilihan umum”, hal tersebut
Budiardjo, Miriam. 1998.
agar penyelesaian sengketa partai politik
Ilmu
benar-benar final dan mengikat (tidak dapat
Pustaka Utama.
diajukan gugatan ke Pengadilan).
Politik.
Dasar-Dasar
Jakarta:
Gramedia
Djawamaku, Anto. 2005. Percehan Partai
Perlu dilakukan penyempurnaan terha-
Politik, Pemberantasan Korupsi dan
dap Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015
Berbagai Masalah Politik Lainnya.
terkait pemilihan kepala daerah, karena
Jakarta: Jurnal Analisis CSIS : Peran
persoalan dualisme kepengurusan di tubuh
Masyarakat dan Demokrasi Lokal,
partai politik dapat muncul kapan saja
Vol. 34, No.2.
seiring dengan waktu, sementara PKPU
Friedrich,
Carl.
1967.
Constitutional
hanya bersifat insidentil atau sementara
Goverment and Democracy, Waltham
untuk
Mass,
kepengtingan
penyelenggaraan
pemilihan umum, sehingga aturan terkait
Blaisdell
Company.
Publishing
Lily Mufidah : Eksistensi Peraturan Kepala Daerah.....77
Inu kencana Syafii dkk. 2006. Sistem Politik Indonesia.
Bandung:
PT.
Refika
Aditama. Mujiyana.
tentang
Perubahan
Pemilihan
Kemandirian Komisi Umum
Dalam
Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Makna
atas
Daerah
menjadi
Undang-Undang. Republik
Indonesia.
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
Nomor
Yogyakarta: Jurnal Konstitusi UMY
Penetapan
Vol. 2 No. 1.
Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Nazuruddin Sjamsuddin, Zukifli Hamid, dan
1
Undang-Undang
Tahun
2015
Peraturan Pemerintah
Tahun 2014
tentang
Toto Pribadi. 1988. Sistem Politik
Gubernur,
Indonesia. Jakarta: Karunika Jakarta,
menjadi Undang-Undang.
Universitas Terbuka.
Republik
Sirajudin dan Winardi. 2015. Dasar-dasar Hukum
Tata
Negara
Indonesia.
Malang: Setara Press.
dinamika dan konsep Mendatang. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Jakarta:
PT.
Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Bupati
Indonesia. 30
Administrasi Republik
Suharizal. 2012. Pemilukada : Regulasi,
Politik.
Nomor
Nomor
tentang
dan
Walikota
Undang-Undang
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan.
Indonesia. 15
Pemilihan
Undang-Undang
Tahun
2011
tentang
Penyelenggara Pemilu. Republik Nomor
Indonesia. 12
Tahun
Undang-Undang 2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundangundangan.
Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemen.
Republijk Nomor
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor
Indonesia. 2
Perubahan
Tahun
Undang-undang 2011
tentang
atas Undang-Undang
8 Tahun 2015 tentang Penetapan
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai
Peraturan
Politik.
Pemerintah
Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
Republik
Indonesia.
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati
Nomor
dan
Pemerintahan
Walikota
menjadi
Undang-
Undang.
Republik
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Daerah.
Indonesia. 56
Undang-Undang
Tahun
Undang-Undang 1986
tentang
Peradilan Tata Usaha Negara.
Pengganti
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
Pengganti Undang-undang Nomor 2
78 Badamai Law Journal, Vol. 2, Issues 1, Maret 2017
2014 tentang Perubahan atas
Adib Zain. 20 Juni 2012. “Independensi
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Komisi Pemilihan Umum”. Artikel
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
dalam
Tahun
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
http://adibsantrimbeling.blogspot.co.id
Pengganti Undang-undang Nomor 1
Gunawan A. Tauda. 2012. “Komisi Negara
Tahun
2014
tentang
Pemilihan
Gubernur, Bupati dan Walikota.
Independen, Eksistensi Independent Agencies Sebagai Cabang Kekuasaan
Komisi Pemilihan Umum. Peraturan Komisi
Baru Dalam Sistem Ketatanegaraan.
Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun
Artikel dalam Genta Press Yogyakarta.
2015 tentang Perubahan PKPU Nomor
Hari Tri Wasono. 29 September 2015. “MK
9 Tahun 2015 tentang Pencalonan
Perbolehkan Pilkada Calon Tunggal,
Pemilihan
KPU Blitar Kelabakan”. Artikel dalam
Gubernur
dan
Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Walikota
dan
Wakil
Walikota.
tempo.co. Blitar: tempo.co. Mujiyana. “Makna Kemandirian Komisi Pemilihan
Umum
Dalam
Komisi Pemilihan Umum. Peraturan Komisi
Penyelenggaraan Pemilihan Umum”.
Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun
Artikel dalam Jurnal Konstitusi UMY
2015 tentang Tahapan, Program dan
Vol 2 No. 1.
Pemilihan
Sitompul, Chudry. 06 April 2010. “Konflik
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
Internal Partai Sebagai Salah Satu
dan Wakil Bupati dan/atau Walikota
Penyebab Kompleksitas Sistem Multi
dan Wakil Walikota.
Partai di Indonesia”. Artikel dalam
Jadwal
Penyelenggaraan
Mahkamah Konstitusi. Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor:
100/PUU-
XIII/2015. Mahkamah Agung. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor: 62/G/2015/ PTUN-JKT tanggal 18 Mei 2015. Mahkamah Agung. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor: 217/G/2014/ PTUN-JKT tanggal 6 November 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Balai Pustaka, Cetakan Ketiga.
Direktorat
Jenderal
Peraturan
Perundang-Undangan. ditjenpp.kemenkumhaJm.go.id.
Jakarta: