KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) KHALAYAK TERHADAP LIMA BIMBINGAN DAN KONSULTASI BELAJAR (Ganesha Operation, Nurul Fikri, Primagama, Quantum Institute, dan Salemba) (Studi Deskriptif Terhadap Kesadaran Merek (Brand Awareness) Lima Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Ganesha Operation, Nurul Fikri, Primagama, Quantum Institute, dan Salemba) pada Siswa/i SMA Al-Chasanah, Tanjung Duren, Jakarta Barat)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaKomunikasi Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) Program Studi Marcomm
Disusun Oleh: Nama : Hariadi Raswil NIM : 04301-098 Jurusan : Marcomm
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2006
KATA PENGANTAR
Assalmu’ alaikum Wr. Wb Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, Dzat yang Maha Agung yang memiliki rasa kasih sayang yang tak terhingga kepada hambanya. Berkat Rahmat-Nya lah, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam untuk junjungan Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga dan sahabatnya, serta semua pengikutnya yang tetap konsisten dengan Jalan-Nya. Berangkat dari keinginan tahuan penulis terhadap Brand Awareness, dalam hal ini dikaitkan dengan Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel), maka penulis mengangakat tema dalam skripsi ini: Kesadaran Merek (Brand Awareness) khalayak terhadap Lima Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam peyempurnaan skripsi ini Pada ruang
yang terbatas ini penulis ingin meyampaikan rasa terima
kasihnya kepada : 1. Bapak Drs. Mulyana M.Si. Dosen Pembimbing Pertama, terima kasih untuk kesabaran dan ilmu-ilmu yang telah Bapak berikan selama pembuatan skripsi ini. 2. Ibu Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si. Dosen Pembimbing Kedua, Terima kasih untuk motivasnya agar penulis cepat-cepat menyelesikan skripsi ini, juga untuk kesabarannya yang luar biasa.
i
3. Ibu. Dra. Diah Wardhani M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universita Mercu Buana. 4. Kedua orang tua penulis (Raswil Arifin dan Zesna Murni) yang telah memberikan
dorongan
moril
maupun
materil,
tanpa
sediktpun
mengharapkan balasan. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Periklanan, terima kasih atas segala Ilmu dan arahannya selama penulis menjalankan Studinya. 6. Seluruh Staf dan Karyawan Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi: Pak Hary, Mas Mawi, Mas Erfan, dan Mba Lila, terima kasih atas segala kelancaran birokrasi hingga penulis meyelesaikan kuliahnya. 7. Bpk. Drs. H. Rizal Ardiansyah, Kepala Sekolah SMA Al-Chasanah yang telah memberikan keleluasaan kepada penulis dalam melakukan peneltian. 8. Kepada teman-teman Jurusan Marcomm angkatan 2001: Ujang, Dimas, yuyus, Amin, Bono, Fajrin, Nuryadi, Cimot, Andre, Hijri, Nita, Tuti, Pita, Putri. Terima kasih untuk kerjasamanya selama penulis menjalankan Studinya. 9. Untuk teman-teman di fakultas Ilmu Komunikasi: Nursin, Deva, Oncom Ramos, Endang, Darmaji, Yoga, Kris, Dini, Iin. 10. Kepada teman-teman di UKM-Islam: Hanif, Purwohadi, Amar, Marata, Kurnianto, Riyanto, Syafwan, Indra, Ika, Mailina, Aditya, Wiwik,. Perjuangan kita belum berakhir kawan, ALLAHUAKBAR.
ii
11. Untuk teman-teman di Ta’lim Alif; Isno, Yusuf, Najib, Ikhsan, Arif, Aldi, Asmuni, Ilung, Mike, Rika, Ana, Lienda. Teruskan perjuangan kalian, Islam pasti jaya di FIKOM. 12. Kepada Guru “Spritualku” Akh Nurman dan Juga teman-teman Liqo Peci (Pecinta Cahaya Ilahi) 13. Untuk Teman teman di Dpra PKS Kebun Jeruk; Hasan, Ian , Rosman, Najal, Bardi, Nopal, Rulia, Ega, Fitri. ‘Afan’ banget kalo kontribusi ana kurang. 14. Untuk Abangku Rantala (yang baru aja Nikah), adikku Bunga, terima kasih untuk kasih sayang dan motivasi Ekstara-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Kepada pihak-pihak yang belum disebutkan namanya diatas penulis memohon maaf, sekali lagi terima kasih atas segala kontribusinya. Terakhir dengan penuh kesadaran penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangn dalam penulisan skripsi ini. Akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Wassalamu’ alaikum Wr. Wb
Jakarta 11 Desember 2006 Penulis,
Hariadi Raswil
iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI MARCOMM Hariadi Raswil (04301-098) Kesadaran Merek (Brand Awareness) Lima Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Nurul Fikri, Primaga, Salemba, Ganesha Operation, Dan Quantum Institute) (Studi deskriptif tentang Kesadaran Merek Lima Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel) pada Siswa/i SMA Al-Chasanah, Tanjung Duren, Jakarta-Barat). Viii + 70 halaman: 22 Lampiran; 2006; Bibliografi: 29 acuan (tahun 1983-2004).
ABSTRAKSI Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel) di Indonesia berkembang sangat cepat beberapa tahun belakangan ini. Seperti Bimbel Nurul Fikri, Primagama, Salemba, Ganesha Operation, dan Quantum Institute. Masing masing Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel) melakukan promosi secara gencar, dengan memunculkan berbagai kelebihan dan juga fasilitas yang ditawarkan, hal ini mengakibatkan banyak merek Bimbel yang ada di benak khalayak, maka hanya Bimbel yang paling di ingat khalayaklah yang nantinya akan berpeluang mendapatkan perhatian lebih besar dari khalayak. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Kesadaran Merek Khalayak Terhadap Lima Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Nurul Fikri, Primaga, Salemba, Ganesha Operation, Dan Quantum Institute) Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep dari Philip Kotler mengenai definisi dari merek. Konsep kedua dari Darmadi Durianto tentang pentingnya sebuah merek pada saat ini. Sedangkan untuk mengukur tingkat Kesadaran Merek Khalayak memakai konsep dari David A. Aaker yang dapat dilihat dari piramida Kesadaran Merek, yaitu Unware of Brand, Brand Recognition, Brand Recall, dan Top of Mind. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran tentang tingkat Kesadaran Merek Bimbel dibenak khalayak, dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah Siswa/i SMA Al-Chasanah, sampel yang diambil 72 orang dengan meggunakan rumus Taro Yamane, dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling Berdasarkan hasil penelitian bisa dilihat pada tahap Top of Mind atau Merek Bimbel yang paling diingat adalah Bimbel Primagama, pada tahap Brand Recall Nurul Fikri dijawab oleh 42% responden. Sedangkan yang mengenal merek Bimbel Salemba dan Quantum Institute sangat kecil yaitu masing-masing hanya 29% dan 19%. Melihat kecenderungan berpromosi dari Bimbel yang ada, seperti melalui media lini atas dan media lini bawah. Maka ada baiknya bila menggunakan media Internet yang lebih luas menjangkau khalayak dan juga penggunaannya sudah cukup familiar dikalangan pelajar yang menjadi target market dari Bimbel. iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................
i
ABSTAKSI ................................................................................................ iv DAFTAR ISI ................................................................................. v DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1 I.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 I.2. Pokok Permasalahan .................................................................. 5 I.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5 I.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II. KERANGKA TEORI ................................................................... 7 II.1.
Pengertian Komunikasi ......................................................... 7
II..2.
Merek .................................................................................... 10 II.2.1. Pengertian Merek....................................................... 10 II.2.2. Manfaat Merek ................................................. 11
II.3.
Periklanan (Advertising) ....................................................... 13 II.3.1. Pengertian Periklanan ................................................ 13 II.3.2. Pengaruh Periklanan Terhadap Kesadaran Merek ..... 16
II.4.
Kesadaran Merek (Brand Awareness)................................... 19
II.5.
Pengertian Produk ................................................................. 22 v
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 26 III.1. Sifat Penelitian ............................................................... 26 III.2. Metode Penelitian ................................................................... 27 III.3. Populasi dan Sampel .............................................................. 27 III.4. Definisi Konsep........................................................................ 29 III.5. Operasionalisasi Konsep ......................................................... 30 III.6. Tekhnik Pengumpulan Data .................................................... 31 III.7. Analisa Data ........................................................................... 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN................................................................. 32 IV.1.
Gambaran Umum Kelima Bimbel ........................................ 32
IV.2.
Hasil Penelitian ................................................................... 41 IV.2.1. Karakteristik Responden .......................................... 42 IV.2.2. Brand Awareness ..................................................... 44 IV.2.3. Pembahasan ............................................................. 64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 68 V.1. Kesimpulan .............................................................................. 68
V.2. Saran .......................................................................... 69 Daftar Pustaka Lampiran
vi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 3-1 (Jenis Kelamin Responden) ......................................................... 42 Tabel 3-2 (Kelas Responden) ...................................................................... 43 Tabel 3-3 (Satu Merek Bimbel Yang Paling Diingat) ................................ 44 Tabel 3-4 (Beberapa Merek Bimbel Yang Diingat) .................................... 45 Tabel 3-5 (Merek Bimbel Yang tempat belajar-mengajarnya nyaman........ 46 Tabel 3-6 (Merek Bimbel yang tenaga pengajarnya profesional) ............... 47 Tabel 3-7 (Merek Bimbel yang biayanya terjangkau) ................................ 48 Tabel 3-8 (Mengenal Bimbel Nurul Fikri) .................................................. 49 Tabel 3-9 (Mengenal Bimbel Primagama) ................................................. 50 Tabel 3-10 (Mengenal Bimbel Salemba) ..................................................... 51 Tabel 3-11 (Mengenal Bimbel Ganesha Operation) ................................... 52 Tabel 3-12 (Mengenal Bimbel Quantum Institute) ..................................... 53 Tabel 3-13 (Mengenal Bimbel Nurul Fikri melalui Media) ....................... 54 Tabel 3-14 (Mengenal Bimbel Primagama melalui Media) ....................... 55 Tabel 3-15 (Mengenal Bimbel Salemba melalui Media) ........................... 56 Tabel 3-16 (Mengenal Bimbel Ganesha Operation melalui Media) ........... 57 Tabel 3-17 (Mengenal Bimbel Quantum Institute melalui Media ............... 58 Tabel 3-18 (Mengenal Lima Bimbel malalui Media) ................................... 59 Tabel 3-19 (Mengenal Logo Nurul Fikri) ................................................... 60 Tabel 3-20 (Mengenal Logo Bimbel Primagama) ....................................... 61 Tabel 3-21 (Mengenal logo Bimbel Salemba) ............................................ 62 Tabel 3-22 (Menegnal Logo Bimbel Ganesha Operation) .......................... 63 Tabel 3-23 (Mengenal Logo Bimbel Quantum Institute) ............................ 64 Gambar 1-1 (Piramida Brand Awaremess)................................................... 21
vii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Merek merupakan sesuatu aset yang tidak bisa dianggap remeh dalam persaingan didunia usaha dewasa ini. Suatu merek yang kuat akan mendapatkan kesetian dari konsumen. Menurut Fandy Tjiptono merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli, merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas.1 Sangat pentingnya suatu merek bagi sebuah produk atau jasa, karena merek dapat menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen, artinya semakin kuat suatu merek, semakin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut.2 Maka sangatlah penting bagi perusahaan untuk membuat kesadaran merek (Brand Awareness) terhadap khalayak, karena dengan begitu akan banyak asosiasiasosiasi merek yang masuk dan itu akan memudahkan dalam pemasaran produk atau jasa suatu perusahaan. Dengan merek maka sebuah perusahaan berusaha memperkenalkan produknya kepaada khalayak. Merek akan menjadi sangat penting karena atributatribut lain dari kompetisi pasar seperti atribut produk biasanya relatif mudah 1
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Andy Offset, Yogyakarta hal. 76 Darmadi Durianto, Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan perilaku Merek, Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hal 45.
2
1
2
untuk ditiru, sehingga merek bisa menjadi identitas yang membedakan dengan para pesaingnya. Merek lebih bermakna dari pada sekedar produk, merek dapat menjelaskan emosi serta hubungan secara spesifik dengan pelanggan karena pada dasarnya merek bertujuan untuk memberi kepercayaan kepada konsumen melalui citra yang positif agar konsumen mengenal dan tertarik ingin menggunakan produknya. Oleh karena itu merek yang baik adalah merek yang memberikan manfaat dan jaminan kualitas.3 Merek yang diketahui dan diingat (Brand Awareness) oleh khalayak disebabkan oleh terpaan iklan yang berkelanjutan (kontinyu). Menurut Jefkins dalam buku Periklanan bahwa dalam memperkenalkan merek dapat dilakukan dengan berpromosi atau beriklan secara Above the line (media lini atas) seperti televisi, radio, majalah, dan lain sebagainya, serta secara Below the line (media lini bawah) seperti brosur, leaflet, poster, dan lain sebagaianya.4 Dalam hal yang berkaitan dengan meningkatkan kesadaran merek dalam benak khalayak seperti yang dikatakan diatas perlu adanya terpaan iklan yang kontinyu (berkelanjutan) dan disini berarti perlu adanaya kampanye periklanan yang harus dilakukan oleh perusahaan baik melalui media lini atas maupun media lini bawah. Hal ini tamapaknya perlu dilakukan karena akan berdampak terhadap pengenalan identitas produk dan juga secara otomatis pengenalan terhadap mereknya yang diharapakan akan terciptanya kesadaran merek yang tinggi.
3
Phlilip Kotler, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, dan pengendalian, Erlangga, Jakarta, 1989, hal 91 4 Frank Jefkins, Periklanan, Terjemahan Sumiharti, SE dan Drs. Singgih Agung, Erlangga, Jakarta, 1997, hal 29
2
3
Semua itu dilakukan semata-mata agar merek yang dikeluarkan oleh produsen dapat dikenali dan diingat dengan baik oleh khalayaknya yang biasa disebut dengan Brand Awareness. Menurut David A. Aakker Brand Awareness adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.5 Bila kesadaran merek sudah ada dibenak khalayak maka akan lebih mudah untuk mengarahkan khalayak dalam melakukan pembelian. Brand Awareness juga mempunyai andil besar dalam proses pembentukan citra merek (Brand Image), karena citra merek yang ingin dibangun oleh sebuah produk atau jasa akan sia-sia bila merek suatu produk atau jasa yang bersangkutan saja tidak dikenal oleh khalayak apalagi ingin membuat citra yang baik. Oleh sebab itu. kesadaran merek yang kuat dibenak khalayak akan membantu sebuah produk atau jasa dalam mengenalkan citra dari merek produk atau jasa tersebut. Bimbingan dan Konsultasi belajar (Bimbel) juga tidak luput dari pentingnya usaha Bimbel tersebut meningkatkan kesadaran mereknya (Brand Awareness), karena dengan merek yang dikenali atau diingat dengan tingkatan yang tinggi atau top of mind (puncak pikiran) akan mudah untuk memasukkan manfaat-manfaat atau keunggulan-keunggulan sebuah produk atau jasa dari apa yang mereka tawarkan kepada khalayak tak terkecuali tempat Bimbingan dan Konsultasi Belajar yang menawarkan jasa pendidikan yang lebih intensif. Bimbingan dan konsultasi belajar (Bimbel) dewasa ini banyak sekali bermunculan, berkembang dan tumbuh secara pesat, yang salah tujuannya 5
David A.Aaker dalam Fredy Rangkuti, The Power of Brand, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, hal 39
3
4
membantu para pelajar untuk memahami lebih mudah pelajaran yang telah diberikan disekolah. Sebut saja nama Bimbel seperti Salemba, Nurul Fikri, Primagama, Ganesha Operation, dan Quantum Institute. Dan jika dilihat kelima Bimbel tersebut memiliki segementasi yang sama yaitu menengah keatas. Kelima Bimbel tersebut (Nurul Fikri, Primagama, Ganesha Operation, Salemba, dan Quantum Institute) mengadakan bimbingan belajar dengan cara atau metode yang berbeda-beda, seperti Bimbel Salemba yang mengedepankan metode Logic Solving (LOVING) dan juga KOMPAS (Kombinasi Metode Pemilihan Jurusan) dalam proses pemebelajarannya6, lain lagi dengan tempat bimbingan belajar Nurul Fikri yang mendidik anak didiknya dengan metode belajar, yaitu: Pemahaman konsep dasar pelajaran, pengembangan strategi kognitif, pembinaan akhlak, dan lain sebagaianya.7 Dan kelima merek Bimbel tersebut: Nurul Fikri, Primagama, Salemba, Ganesaha Operation, dan Quantum Institute melakukan promosi atau beriklan dengan cukup gencar, seperti Nurul Fikri (NF) yang beriklan melalui media cetak, yaitu
di surat kabar Republika, menjadi sponsor utama dalam bedah
Kampus UI, dan juga dengan spanduk, dan menyebarkan brosur maupun leaflet8, sedangkan Salemba beriklan melalui media seperti Spanduk, Brosur, dan Leaflet, dan juga melalui surat kabar seperti: Kompas.9 Lain lagi dengan Bimbel Quantum Institute yang lebih banyak beriklan di media cetak, seperti: Majalah Metamorfosa, Kompas, dan Republika, selain melalui Spanduk,Brosur, dan
6
Brosur Bimbel Salemba. Brosur Bimbel Nurul Fikri (NF). 8 Hasil wawancara dengan Bpk. Abdurrauf, Kepala Humas Nurul Fikri (NF) 9 Hasil wawancara dengan Mba Elmi, Kepala Cabang Bimbel Salemba Kemanggisan. 7
4
5
Leaflet.10Bimbel Primagama Berikan melalui: Televisi, surat kabar Kompas dan Republika, spanduk, leflet, dan brosur.11. Dan Bimbel Ganesha Operation yang beriklan melalui: surat kabar Kompas, brosur, leflet, dan spanduk12 Hal tersebut dilakukan oleh Bimbel-bimbel tersebut untuk meningkatkan Kesadaran Merek (Brand Awarenees) Khalayak terhadap Bimbel mereka. Karena dengan gencar melakukan promosi atau beriklan baik itu melalui Above the Line maupun Below the Line maka akan banyak informasi atau pesan-pesan yang masuk ke dalam benak khalayak, dan juga secara otomatis merek (brand) dari Bimbel tersebut juga akan masuk dalam benak khalayak yang nantinya diharapakan berimbas positif, yaitu dengan tingginya tingkat kesadaran merek (Brand Awareness) khalayak terhadap Bimbel tersebut.
1.2. Perumusan Permasalahan Pokok permasalahan dari penelitian ini adalah : “Sejauh mana Tingkat Kesadaran Merek (Brand Awareness) Khalayak terhadap Lima Bimbingan dan Konsultasi Balajar yang ada (Ganesha Operation, Nurul Fikri, Primagama, Quantum Institute, dan Salemba) ?”
10
Hasil wawancara dengna Ibu Nurfima, Kepala Humas Quantum Institute. Hasil wawancara dengan Pak Mulyadi Kepala Cabang Primagama Tendean. 12 Hasil wawancar dengna Pak Zain kepala cabang Ganesha Operatio Blok M. 11
5
6
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : “Ingin mengetahui tingkat Kesadaran Merek (Brand Awareness) khalayak terhadap Lima Bimbingan dan Konsultasi Belajar yang ada (Ganesha Operation, Nurul Fikri, Primagama, Quantum Institute, dan Salemba) “
1.4 1.
Manfaat Penelitian Manfaat akademis: Penelitian
ini
diharapakan
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
perkembangan Ilmu Komunikasi, khususnya bidang periklanan yang berkaitan dengan Kesadaran Merek (Brand Awareness)
2.
Manfaat Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau saran-saran positif
kepada Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel) yang ada
untuk dapat mengetahui tingkat Kesadaran Merek khalayak terhadap Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel)
mereka. Dan juga untuk
mengetahui media apa saja yang dianggap cocok untuk dipakai dalam beriklan.
6
7
BAB II KERANGKA KONSEP
II.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial sehari-hari. Komunikasi pada dasarnya suatu proses menstimuli dari seseorang individu terhadap individu lain dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti13. Komunikasi juga pada prinsipnya merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui suatu media. Sedangkan Komunikasi menurut pengertian dari Donlad Byker dan Loren J. Anderson Komunikasi adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih14. Selain itu juga dapat dikatakan bahwa setiap pesan yang dilancarkan oleh komunikator kepada komunikan bertujuan mempengaruhi komunikan kearah sikap dan tindakan yang diinginkan oleh Komunikator. Apabila pelaksanaan keinginan ini tidak terjadi bisanya komunikator cenderung berpikir, bahwa pesan tidak mencapai sasaran.15 Proses komunikasi adalah proses pengoperan dan penerima lambang yang mengandung arti dari individu ke satu individu yang lain, atau dari kelompok ke satu kelompok yang lain. Proses komunikasi melalui media berarti proses pengoperan dari lambang-lambang yang mengandung arti yang dioperkan melalui
13
Sumarno, Dimensi-dimensi komunukasi Politik, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hal 7 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001, hal 69 15 Phil. Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, IKAPI, Jakarta, 1988, hal 1 14
7
8
saluran-saluran yang dikenal sebagai pers, televisi, radio, telepon, teleks, dan lainlain.16 Jika dikaitkan dengan penelitian ini, lambang-lambang yang dimaksud adalah keunggulan-keunggulan dari masing-masing Bimbel yang ada seperti: tempat belajarnya yang nyaman, pengajarnya yang profesional, dan sebagianya. Periklanan merupakan salah satu proses komunikasi dapat diterapkan secara umum melalui formula Harold D. Lasswell, cara yang tepat sebuah tindak komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini: Who (siapa), Says what (mengatakan apa), In what chanel (dengan saluran apa), To whom (kepada siapa), and With what effect (dengan efek bagaimana).17 Sejak itu kalimat ini dikenal dengan formula Laswell, dan jika diubah menjadi model akan berbentuk gambar sebagai berikut:
Siapa
Mengatakan apa
(Komunikator)
Dengan saluran apa
(Pesan)
(Media)
Kepada siapa (Komunikator)
Dengan fek bagaimana (Efek)
Sumber: Putu Luxman.S Pendit, Model-model Komunikasi.
Dapat dijelsakan sebagai berikut : 1. Komunikator
adalah
seseorang
atau
sekelompok
orang
yang
menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.18 Dikaitkan dengan penelitian ini maka yang menjadi komunikatornya adalah Bimbingan dan konsultasi belajar (Bimbel) 16
Amri jahi, Komunikasi massa dan pembangunan negara-negara dunia ketiga suatu pengantar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hal 3 17 Putu Luxman S Pendit, Model-model Komunikasi, Uni Pramas, Jakarta, 1985, hal 12 18 Onong Uchjana Effendy, “Hubungan masyarakat suatu studi komunikologis”, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1992, hal 48
8
9
2. Pesan adalah lambang bermakna (Meaningful Symbols), yakni lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator.19 Dalam hal ini adalah keunggulan-keunggulan dari tiap-tiap Bimbingan dan konsultasi belajar (Bimbel) 3. Media adalah sarana atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayaknya.20 Saluran komunikasi yang dipakai oleh Bimbel yang ada bisa seperti: Brosur, leflet iklan surat kabar, majalah, dan sebagainya. 4. Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran komunikator ketika ia akan menyampaikan pesannya.21 Yang menjadi komunikan disini adalah target market dari Bimbel yaitu para pelajar. 5. Efek adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunkan ketika ia atau mereka menerima pesan dari komunikator, jadi efek adalah akibat dari proses komunikasi.22 Efek dari itu semua Bimbel mengharapkan pelajar mengenal (Aware) terhadap merek Bimbel mereka. Dari penjabaran diatas terhadap Formula Laswell kita dapat melihat bahwa
pada
dasarnya
komunikator
mempunyai
keinginan
untuk
mempengaruhi komunikan (penerima) melalui pesan-pesan yang disampaikan komunikator tentunya dengan cara yang persuasif. Juga dapat dikatakan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator diharapakan adanya efek. Dalam hal ini Produsen berusaha untuk membujuk khalayak agar mengikuti 19
Ibid,hal. 15 Rosady Ruslan, Manajemen humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta, Grafindi Persada, 1998, hal 71 21 Onong Uchjana Effendy, Op.Cit, hal 15 22 Ibid, hal. 16 20
9
10
apa yang menjadi keinginannya, yaitu untuk membeli produk atau jasa yang diiklankan.
II. 2. Merek II. 2.1. Pengertian Merek Salah satu hal penting yang nantinya harus dilakukan oleh perusahaan adalah mengenai keputusan pemberian merek. Merek bisa menambah nilai suatu produk sehingga ia merupakan salah satu aspek yang penting dalam suatu strategi produk. Suatu merek yang kuat akan mendapatkan kesetian dari konsumen meskipun harga produk tersebut lebih tinggi dari harga pesaingnya. Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau disain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk-produk milik pesaing.23 Sedangkan menurut David A. Aaker Merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor.24 Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada
23 24
Philip Kotler, Op.Cit, hal 91 David A.Aaker, Manajemen Ekuitas Merek, Mitra Utama, Jakarta, hal. 89
10
11
para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kaulitas.25 Sangat jelas terlihat dari pemaparan para ahli diatas bahwasanya merek memang menjadi ujung tombak dari produsen dalam menjual produk atau jasa, karena merek hal pertama yang akan dilihat dan diingat oleh konsumen ketika akan melakukan pembelian. Begitu pula dengan Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel) yang sekarang sangat banyak tentu disini peran Merek sangat diperlukan untuk membedakan baik itu dari segi kualitas maupun prestise dari masing-masing merek Bimbel. Maka perusahaan dan investor akan menyadari merek sebagai aset perusahaan yang paling bernilai. Ini merupakan konsep yang sangat penting sekaligus merupakan visi mengenai bagaimana mengembangkan, memperkuat, mempertahankan, dan mengelola suatu perusahaan sehingga akan menjadi lebih penting untuk memiliki pasar ketimbang memiliki pabrik. Satu-satunya cara untuk menguasai pasar adalah memiliki pasar dengan merek yang dominan.
II.2.2 Manfaat Merek Produsen lebih senang memeberikan merek untuk produk mereka, walaupun ini jelas mengakibatkan biaya yang cukup banyak. Karena merek mempunyai peranan penting baik konsumen maupun bagi produsen. Dengan merek konsumen dapat mengenali suatu produk atau jasa yang dapat memuaskan
25
Fandy Tjiptono,Op.Cit, hal. 76
11
12
keinginan mereka, disamping itu merek juga dapat menjadi pembanding akan kualitas dalam satu kategori produk tertentu. Bila dikaitkan dengan peneltian ini maka dengan merek yang mempunyai kesadaran yang tinggi dibenak khalayak maka akan mudah untuk menegenali suatu. Merek. Dengan Kesadaran Merek yang tinggi pula suatu merek dapat lebih mudah dalam memberikan atau memasukan asosiasi-asosiasi merek mereka kepada khalayak Dengan penjelasan diatas Darmadi Durianto menyatakan beberapa faktor yang menjadikan merek sangat penting saat ini, seperti :26 1. Emosi konsumen terkadang turun naik, merek mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil. 2. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya. 3. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, semakin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika asosiasi merek yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan Brand Image (citra merek). 4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
26
Darmadi Durianto, Op.Cit, hal 45.
12
13
5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah memebedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut. 6. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa Coca Cola yang memiliki stock Market Value (SMV) yang besar, ternyata 97% dari SMV tersebut merupakan nilai merek.
II. 3. Periklanan (Advertising) II.3.1. Pengertian Periklanan Periklanan adalah usaha penarikan perhatian dengan komunikasi, seperti pengumuman, pemberitahuan, dan lain-lain, untuk antara lain sesuatu barang produksi atau jasa, dimaksudnya agar dibeli.27 Sedangkan menurut Wells Burnet dan Moriarty (1998) Advertising is paid nonpersonal communication from an identified sponsor using mass media to persuade or influence an audience.28 Pengertian tersebut menyatakan bahwa Periklanan adalah komunikasi non personal di bayarkan oleh sponsor yang menggunakan media massa untuk mengajak atau mempengaruhi audiens.
27
Pratikto Riyono, Jangkauan komunikasi, Alumni, Bandung,1983, hal. 172 Wells, Burnett dan Moriarty, dalam Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Rosdakarya, Bandung, 2001, hal 276.
28
13
14
Sebagai mahluk sosial kita memang membutuhkan informasi, karena memang banyak sekali informasi yang terdapat disekeliling kita dan tidak mungkin semuanya kita tahu, terutama tentang produk atau jasa yang baru atau kebutuhan sehari-hari dan informasi tersebut yang salah satunya dapat diperoleh dari iklan. Untuk membuat sebuah peyajian iklan yang baik agar dapat diterima aduiensya ada beberapa yang harus dilakukan menurut Cautip dan Center29 yaitu: a. Iklan yang disajikan harus jelas atau terus terang, adil dan jujur. b. “Message” harus dikemukakan langsung kepda individu dengan bahasanya. Individu yang membacanya atau menerimanya harus segera dapat memahami “message” tersebut. Dengan demikian katakata yang dipergunakan harus tepat dan sederhana. c. Dalam menyampaikan “message” janganlah hendaknya memandang individu-individu tersebut lebih rendah atau lebih tinggi dari komunikator. d. Individu-individu (komunikan) harus segera dapat mengerti dan lebih dari itu percaya. Pada yang dikemukakan oleh komunikator maka itu sebutkanlah kata-kata yang sederhana dan sebutkan fakta-fakta Setiap informasi atau pesan yang ditampilkan oleh setiap iklan pastinya mempunyai sesuatu tujuan yang akan dicapai. Berikut beberapa tujuan dari sebuah iklan30
29 30
Pratikto Riyono,Op.Cit, hal. 177 Sutisna, Op.Cit, hal 277.
14
15
a. Menginformasikan, berarti pemasar harus merancang iklan sedemikian rupa agar hal-hal yang penting mengenai produk bisa disampaikan dalam pesan iklan. Iklan yang menonjolkan manfaat produk biasanya dikategorikan sebagai iklan yang bersifat informatif, pesan iklan untuk peluncuran produk juga biasanya bersifat informatif. b. Membujuk, berperan penting bagi perusahaan dengan tingkat persaingan tinggi. Tujuan pemasar adalah untuk coba meyakinkan konsumen bahwa merek yang ditawarkan adalah pilihan yang tepat, iklan yang bersifat membujuk bisanya dipakai dalam pesan-pesan iklan perbandingan
(comparative
advertising).
Pemasar
berusaha
membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis. Produk-produk konsumsi sering menggunakan iklan perbandingan dengan tujuan membujuk, seperti iklan Elektrolux dengan “kalo saja semuanya seawet elektrolux”, Rinso membersihkan paling bersih. c. Mengingatkan, pada umumnya iklan yang bersifat mengingatkan digunakan untuk produk-produk yang sudah mapan dan mempunyai kelompok konsumen tertentu. Iklan yang bersifat mengingatkan sangat penting terutama bagi produk-produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah. Produk-produk yang dibeli berulang-ulang tapi dengan keterlibatan konsumen yang rendah sangat rentan terhadap bujukanbujukan pesan iklan produk lain yang sejenis, seperti produk sabun kesehatan, rokok , dan lain-lain.
15
16
Melihat dari tujuan iklan diatas seperti menginformasikan dan mengingatkan maka hal tersebut bisa juga dikatakan iklan mempunyai pengaruh terhadap pembentukan Brand Awareness khalayak, karena dengan informasi yang didapat khalayak tentang suatu merek dari tidak tahu akan tahu (Brand Recognition), setelah itu mengingatkan, jika sesuatu merek sudah sangat diingat maka dapat dikatakan merek yang paling diingat (Top of Mind).
II.3.2. Pengaruh Periklanan Terhadap Kesadaran Merek Salah satu fungsi periklanan adalah untuk mengingatkan akan pesanpesan yang telah disampaikan kekhlayak sebelumnya atau bisa juga dikatakan untuk selalu mengingat merek yang telah iklankan oleh perusahaan. Dan juga periklanan merupakan suatu bentuk komunikasi yang biasa dipergunakan dalam dunia perdagangan oleh produsen terhadap konsumen agar dapat meraih lebih banyak calon pembeli dengan biaya yang rendah, dalam waktu yang singkat, sedangkan pengaruhnya akan melekat lama pada ingatan yang melihatnya.31 Faktor media dalam meningkatkan kesadaran merek (Brand Awareness) dalam benak khalayak luas sangatlah penting dan juga menjadi hal yang sangat vital bagi produsen yang ingin agar merek (brand) atau segala hal yang menyangkut perusahaannya dapat tertanam dalam benak khalayak secara luas.
31
F. Rachmadi , Public Relation Dalam Teori dan Praktek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 36
16
17
Frank Jefkins dalam bukunya menyebutkan bahwa media dalam beriklan dibagi menjadi dua yaitu32:
1. Media lini atas (Above The Line Media) Terdiri dari iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak seperti: koran, dan majalah, Media Elektronik: radio dan televisi, iklan luar ruang, dan sinema atau bioskop. 2. Media Lini Bawah (Below the Line) Terdiri dari seluruh media selain media diatas yang telah disebutkan, seperti direct mail, pameran, perangkat-perangkat peragaan (display) ditempat-tempat penjualan langsung (point of sale), serta selebaranselebaran pengumuman penjualan dan berbagai media lainnya. Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon konsumen yang potensial atas produk atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya33. Jadi dapat dilihat dengan adanya periklanan atau kegiatan beriklan oleh sebuah perusahaan akan membuat calon konsumen mengetahui apa yang disampaikan oleh produsen baik mengeanai produk atau jasanya dan juga secara otomatis telah memperkenalkan nama atau merek produk atau jasanya, yang diharapkan merek tersebut dapat diingat dengan baik atau memiliki kesadaran merek (Brand Awareness) yang baik.
32 33
Frank Jefkins, Op.Cit, hal 29 Ibid, hal 5
17
18
Iklan juga dibuat untuk mendukung pemasaran suatu produk maupun jasa dan sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup agar produk tersebut selalu diketahui dan diingat keberadaannya didalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan periklanan yaitu untuk membuat calon konsumen mengingat suatu produk atau jasa yang ditawarkan melalui pesan-pesannya.34 Awareness merupakan tahap awal dalam efek komunikasi, sehingga nanti pada akhirnya khalayak akan melakukan action atau pembelian, menurut DAGMAR proses efek komunikasi (Hierarcy of effect) terdiri dari beberapa tahapan yaitu 35 :
1. Ketidaksadaran (Unawareness) Adanya ketidaksadaran calon konsumen akan kehadiran produk pasaran. Karena produk tersebut belum diiklankan sehingga hanya sebagian masyarakat saja yang mengetahui keberadaan produk tersebut dan kegunaannya. 2. Kesadaran (Awareness) Dengan diiklankannya suatu produk, maka tugas periklanan disini adalah meraih kesadaran calon konsumen sebagai langkah awal sehingga masyarakat akan menjadi kenal, tahu akan keberadaan suatu produk.
34
Courtland L. Bovee, William F. Arens, Contemporary Advertising, Richard D. Irwin Inc, 1986, Hal 118. 35 Russel H. Colley, Defining Goals for Measured Advertisisng Result, terjemahan Rhenald Khasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafity, Jakarta, 1995, hal 51.
18
19
3. Pemahaman dan Citra (Comprehesion and Image) Langkah pemahaman dibutuhkan sebagai suatu proses sebelum orang mengatakan suka atau tidak suka terhadap suatu produk yakni proses belajar dalam bidang kognitif. Calon konsumen akan mempelajari hal seperti karakter spesifik produk tersebut, perbedaan dengan merek lain, serta apakah akan memberikan keuntungan jika dibeli. 4. Sikap (Atitude) Berikutnya adalah langkah kepastian yakni memastikan calon konsumen dari tahap sebelumnya yang hanya memiliki bayangan akan suatu produk pada tahap pembayangan, kepada tindakan final. Calon konsumen mempunyai sikap untuk memilih produk atau jasa tertentu, sesuai dengan keinginan dan dapat memberikan manfaat bagi mereka. 5. Tindakan (Action) Setelah menetapkan pilihan, calon konsumen melakukan tindakan membeli produk atau jasa yang ditawarakan tersebut. Pada tahap tindakan ini, para produsen
menghrapakan
agar
calon
konsumen
mengambil
tindakan
pembelian, dan menciptakan sikap loyal bagi konsumennya terhadap produk
19
20
II.4.
Kesadaran Merek (Brand Awareness) Menurut Terence A.Shimp Kesadaran Merek (Brand Awareness) adalah
kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudah nama tersebut dimunculkan 36 Menurut David A.Aaker (1996:90); Kesadaran Merek (Brand Awareness) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.37 Sedangkan Philip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya dipasar, yaitu.38 : 1. Merek yang tidak diketahui oleh sebagian besar pembeli dipasar. 2. Brand Awareness (Kesadaran Merek) yang tinggi (diukur berdasarkan ingatan atau pengakuan atas merek tersebut). 3. Brand Acceptability (Penerimaan Merek) yang tinggi: merek yang sebagian besar pelanggannya tidak akan menolak untuk membelinya. 4. Brand Preference (Preferensi Merek) yang tinggi: merek yang dipilih diatas yang lainnya. 5. Brand Loyality (Kesetiaan merek), dimana pelanggan akan setia dengan merek tertentu.
36
Terence A shimp, Periklanan Promosi, Erlangga, Jakarta,2003, hal 11. David A. Aaker dalam Fredy Rangkuti, Op. Cit, hal 39 38 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, PT. Prenhalinndo, Jakarta, 1998, hal 64. 37
20
21
Darmadi Durianto dkk mengungkapkan bahwa Brand Awareness membutuhkan jangkauan kontinum dari perasaan yang tidak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga konsumen yakin bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya merek dalam suatu kelompok produk atau jasa.39 Lebih lanjut menurut David A.Aaker Tingkat Kesadaran Merek (Brand Awareness) secara berurutan dapat digambarkan sebagai suatu Piramida seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini40: Gambar 1-1 Piramida Brand Awareness
Puncak Pikiran (Top Of Mind) Pengingat kembali merek (Brand Recall) Pengenalan merek (Brand Recognition) Tidak Menyadari merek (Unaware of Brand)
Sumber : David. A. Aaker. Manajemen Ekuitas Merek.
David A. Aaker mengkategorikan tingkatan-tingkatan kesadaran merek sebagai berikut41:
39
Darmadi Durianto, Op.Cit, hal 55. David A. Aaker, Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan nilai dari suatu merek, terjemaham Aris Ananda, Sperktrum, Jakarta, 1997, hal 26 41 Ibid, hal 26 40
21
22
1. Unaware of Brand
(tidak menyadari merek), merupakan tingkat yang
paling rendah dalam Brand Awareness, di mana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek. 2. Brand Recognition (pengenalan Merek), tingkat minimal dari kesadaran merek dimana kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan. 3. Brand Recall (Pengingatan kembali terhadap Merek), pengingatan kembali terhadap merek dimana pada tinkatan ini responden diminta untuk menyebutkan beberapa merek kategori produk tertentu tanpa adanya bantuan. 4. Top of Mind (Puncak Pikiran), menggambarkan merek yang pertama kali disebut tanpa diberikan bantuan pengingatan. Dapat dikatakan semakin tinggi Kesadaran Merek (Brand Awareness) khalayak terhadap suatu kategori produk tertentu maka kemungkinan khalayak untuk membeli produk tersebut akan lebih besar, karena merek tersebut sudah sangat melekat didalam benak khalayak.
II. 5.
Pengertian Produk Menurut Kotler dan Amstrong Produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, untuk diperoleh, untuk digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan42. Berarti juga dapat dikatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang kita konsumsi atau kita pakai dalam kehidupan sehari-hari.
42
Kotler Amstrong, principlef of Marketing, Pearson Prentice Hall, 2004, hal 276
22
23
Agar lebih mudah dalam memahami pengertian produk Fandy Tjitono dalam bukunya Manajemen Jasa membagi produk dalam 3 klasifikasi berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya suatu produk. Berdasarkan kriteria ini ada 3 kelompok produk yaitu43: 1. Barang tidak tahan lama (Nondureble Goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, contohnya: sabun, minuman, makanan, garam, gula, kapur tulis, dan sebagainya. 2. Barang tahan lama (Durable Goods) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun, contohnya: televisi, komputer, mesin cuci, dan sebagainya. 3. Jasa (Service) Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual, contohnya: bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Bila dikaitkan dengan Bimbingan dan Konsultasi belajar (Bimbel) maka Bimbingan dan konsultasi belajar (Bimbel) yang memberikan manfaat seperti ujian-ujian yang dilakukan rutin sebagai barometer peningkatan belajar, pemahaman konsep dasar pelajaran, dan lain sebagainya masuk dalam klasisfikasi Jasa (Service).
43
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004, hal 5.
23
24
Dalam hal Jasa (Service) dibagi lagi dalam beberapa klasisfikasi, dalam hal ini Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel) masuk pada klasifikasi jasa Segmen Pasar. Berikut klasifikasi jasa yang dapat dilihat dari tujuh kriteria, yaitu44: 1. Segmen Pasar: Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa kepada konsumen akhir (misalnya: taksi, asuransi jiwa, dan pendidikan) dan jasa kepada konsumen organisasional (misalnya: jasa akuntansi dan perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa konsultasi hukum). 2. Tingkat keberwujudan (Tangibility) Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan konsumen. Berdasrkan kriteria ini jasa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Rented good service, Owned good service, dan non good service. 3. Keterampilan penyedia jasa. Berdasarkan tingkat keterampilan penyedia jasa, jasa terdiri atas profesional service (misalnya konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan pajak, konsultan sistem informasi, dokter, perawat, dan arsitek) dan non profesional service (misalnya supir taksi, dan penjaga malam). 4. Tujuan organisasi jasa Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat dibagi menjadi commercial service atau profit service (misalnya penerbangan, bank, dan jasa
44
Ibid, hal 8-11
24
25
parsel) dan non profit service (misalnya sekolah, yayasan dana bantuan sosial, panti asuhan, panti wreda, perpustakaan, dan museum) 5. Regulasi Dari aspek regulasi jasa dapat dibagi menjadi regulated sercice (misalnya pialang, angkutan umum, dan perbankan) dan non regulated service (seperti makelar, katering, dan pengecatan rumah) 6. Tingkat intensitas karyawan Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja), jasa dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu equipment based service (seperti cuci mobil otomatis, jasa sambungan telepon jarak jauh, dan ATM), dan people based service (seperti pelatih sepak bola, satpam, jasa akuntansi, konsultasi manajemen, dan konsultasi hukum). 7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan Berdasrkan tingkat kontak ini secara umum jasa dapat dibagi menjadi high contact service (seperti Universitas, Bank, dokter, dan pegadaian) dan low contact service (misalnya bioskop)
25
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yakni penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa, memadukan berbagai macam informasi, melakukan klasisfikasi dan juga organisasi45 Penelitian
deskriptif
juga
mempelajari
masalah-masalah
dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena46 Dalam hal ini, peneliti memaparkan secara detail dan mendalam mengenai tingkat Kesadaran Merek khalayak terhadap Bimbel yang ada. Sedangkan untuk analisanya peneliti menganalisa data yang diperoleh dari hasil survei melalui penyebaran kuesioner yang dijumlahkan dan dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Apabila data telah terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yakni data kuantitatif yang berbentuk tabel atau angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisa data kuantitatif.47
45
Jalaludin Rakhmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2000, hal 24 Moh Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal 63-64 47 Suharsimi dan Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal 213 46
26
27
3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual.48 Dimana dalam hal ini penulis akan memeperoleh fakta-fakta dari Siswa/i SMA Al-Chasanah tentang Kesadaran Merek (Brand Awareness) Pelajar SMA tersebut terhadap 5 (Lima) Bimbel (Nurul Fikri, Primagama, Salemba, Ganesha Operation, dan Quantum Institute)
3.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian penelitian. Dan sampel adalah bagian dari populasi49 Penulis memilih populasi yang akan diteliti yaitu para pelajar SMA ALChasanah yang beralamat di Jl. Tanjung Duren Barat III/1 Jakarta Barat. Penulis memilih pelajar SMA AL-Chasanah karena sesuai dengan target market dari kelima Bimbel (Nurul Fikri, Primagama, Salemba, Ganesha Operation, dan Quantum Institute) yaitu para pelajar dan juga sama dengan segmentasi dari kelima Bimbel tersebut yaitu menengah keatas. Dengan perincian jumlah seluruh murid SMA Al-Chasanah sebanyak 252 murid, kelas X (setara dengan kelas 1 SMA) sebanyak 66 siswa, kelas XI (setara dengan kelas 2 SMA) sebanayak 107,
48
Moh Nasir, Op.Cit, hal 65. Rony Kuontur, Metode Penelitian Untuk penulisan Skripsi dan Tesis, PPM, Jakarta, 2004, hal 37
49
27
28
dan kelas XII (setara dengan kelas 3 SMA) sebanyak 79 orang siswa.50 Riset akan dilakukan pada tanggal 9 sampai dengan 11 Oktober 2006. Penarikan sampel yang digunakan adalah Simpel Random Sampling dimana dalam teknik ini kita dapat menuliskan semua unsur populasi dalam secarik kertas, kemudian kita mengundinya sampai memperoleh jumlah yang dikehendaki. Unsur-unsur yang jatuh itulah yang menjadi sampel..51 Cara lainnya juga bisa dengan komputer, dan melempar dadu.52 Teknik ini digunakan karena populasi sesuai dengan karakteristik Simpel Random Sampling, yakni memiliki kerangka sampling dan jumlah populasi tidak terlalu banyak, juga berada atau terkumpul dalam suatu tempat (geografis) sehingga mudah untuk diketemui. Dan riset akan dilakukan pada tanggal 9 sampai dengan 11 Oktober 2006 Sedangkan
jumlah
sampel yang akan diteliti ditentukan dengan
menggunakan rumus Taro Yamane, yaitu:
n=
N n = Jumlah Sampel
Nd + 1 n=
N = Jumlah Populasi
252 (252) (0.1) ² + 1
n=
d = Presisi.
252 3,52
n = 71.590 n = 72 Siswa
50
Tata Usaha SMA Al-Chasanah, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Jalaludin Rakhmat, Op.Cit, hal 79. 52 Bilson Simamora, Riset Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004, hal 203 51
28
29
3.4.1. Definisi Konsep A. Brand Awareness Kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. B. Unaware of Brand Merupakan tingkat yang paling rendah dalam Brand Awareness dimanan konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek. C. Brand Recognition Tingkat minimal dari kesadaran merek dimana kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan. D. Brand Recall Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk tertentu. E. Top of Mind Menggambarkan merek yang pertama kali disebut tanpa diberikan bantuan pengingatan.
29
30
3.4.2. Operasionalisasi Konsep Konsep Tingkatan
Dimensi
Indikator
Brand
Awareness 1. Unaware Of Brand
Khalayak
(Tidak
mengetahui akan kelima
menyadari
tidak
Berdasarkan
jawaban
dari
Tahapan Brand Recognition
merek)
merek Bimbel.
2.Brand Recognition
Khalayak
(Pengenalan Merek)
mengenal kelima merek
pertanyaan yang menyebutkan
Bimbel dengan bantuan.
lima merek Bimbel yang ada
dapat
1. Responden
dibantu
2. Responden
di
dengan
minta
menyebutkan dari media apa responden
mengenal
lima
Merek Bimbel yang ada 3. Responden diberi contoh logo dari lima bimbel yang ada dan di
minta
untuk
menyebutkannya
3. Brand Recall
Khalayak
(Pengingat
mengingatbeberapa
menyebutkan beberapa atau lima
merekbimbel(Nurul
merek bimbingan belajar
kembali
merek)
dapat
Responden
diminta
untuk
Fikri,Primagama, Salemba,Ganesha Operation, dan Quantum Institute) tanpa bantuan 4. Top Of Mind
Khalayak menyebutkan
Responden
( Puncak pikiran)
satu merek Bimbel yang
menyebutkan merek Bimbel yang
paling diingat.
paling diingat.
30
diminta
untuk
31
3.5. Tekhnik Pengumpulan Data a.
Data Primer: Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner
kepada sampel yang telah dipilih yaitu siswa/i SMA Al-Chasanah, dimana responden mengisi atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti setelah melakukan wawancara terlebih dahulu. b. Data Sekunder: Dengan mengumpulkan referensi-referensi buku dari perpustakaan, bukubuku, majalah, dan juga internet, yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti untuk melengkapi data yang telah ada.
3.6. Analisa Data Data yang telah diperoleh akan dianalisa dengan menggunkan statistik deskriptif. Menurut Dr. Sugiono dalam buku Metode Penelitian Bisnis mengatakan bahwa Stasistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimnana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskriptifkan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.53 Dalam penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui tingkat kesadaran Merek khalayak terhadap lima Bimbel yang ada
53
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabet, jakarta, 2001, hal 142
31
32
BAB IV HASIL PENELITIAN
IV.1. GAMBARAN UMUM KELIMA BIMBEL
GAMBARAN UMUM BIMBEL NURUL FIKRI (NF) Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri (BKB Nurul Fikri) merupakan salah satu institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Nurul Fikri. BKB Nurul Fikri dirintis sejak tahun 1985, bermula dari sekumpulan mahasiswa dan sarjana muslim Universitas Indonesia yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi umat Islam saat itu, kemudian mereka saling bertukar fikiran mencari bentuk amal nyata yang dapat disumbangkan untuk membantu kemajuan pelajar muslim. Kemudian tercetus ide untuk menyelenggarakan aktifitas sesuai dengan potensi yang ada pada mereka. Mereka hendak memberikan bimbingan belajar kepada siswa/siswi muslim yang memiliki semangat belajar tinggi dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapai Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) yang dulu dikenal dengan SIPENMARU. Pelajar yang mengikuti bimbingan belajar ketika itu sebanyak 35 orang siswa, dan aktifitas kegiatan dilaksanakan di Jl. Kenari Jakarta pusat, Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT dan keja keras segenap pengelolanya, maka saat ini BKB Nurul Fikri telah tersebar di 28 Cabang di seluruh wilayah
32
33
JABOTABEK dan beberapa kota besar di pulau Jawa dengan jumlah yang siswa mencapai puluhan ribu setiap tahunnya. Sejak awal berdirinya, Nurul Fikri telah membuktikan diri untuk tetap komitmen mewujudkan prestasi tinggi dalam setiap jenjang pendidikan. Nurul Fikri sebagai bimbingan belajar tidak hanya memberikan bekal akademis semata, melainkan turut membimbing serta membina para siswa menjadi generasi baru yang unggul.
Tersedianya SDM yang handal dan perangkat pendukung yang canggih merupakan jaminan untuk mendapatkan mutu yang berbasis pada :
•
Paedagogis bukan retorika
•
Informasi bukan issue
•
Substansi bukan kosmetika
•
Data bukan rekaan
Selain perkembangan jumlah siswa yang cukup pesat, BKB Nurul Fikri telah berhasil mencatat prestasi yang cukup menggembirakan dalam membantu para siswa menembus berbagai PTN Pavorit, melalui jalur SPMB maupun jalur Non SPMB. Para staf pengajar Nurul Fikri adalah pengajar-pengajar yang handal dan berpengalaman, terdiri dari sarjana dan mahasiswa yang memiliki prestasi baik dari ITB, UI, UGM, UNPAD, UNJ, UPI dan PTN Favorit lain, di
33
34
samping juga beberapa staf yang telah/sedang menyelesaikan program pasca sarjana di ITB, UI, UGM dan PTN lainnya.
34
35
GAMBARAN UMUM BIMBEL PRIMAGAMA Sebagai pendiri lembaga pendidikan primagama, Purdi E. Chandra yakin bahwa lembaga yang didrikan pada tanggal 10 Maret 1982 ini mampu berperan sebagai mitra pemerintah dalam pendidikan. Keberadaan Lembaga pendidikan Primagama semakin kuat dengan ditetapkannya undang-undang no.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Untuk memberikan dasar hukum yang kuat bagi lembaga pendidikan Primagama, dibentuklah Yayasan Primagama dengan Akte Notaris Daliso Rudianto, SH. Nomor 123 tahun 1985. Diperkuat lagi dengan izin dari Depdikbud yaitu SK No: 054/13/MS/KPTS/1999. Dengan kekuatan hukum diatas, Primagama dari tahun ketahun terus berkembang secara signifikan menjadi lembaga pendidikan yang terpercaya Saat ini Lembaga Pendidikan Primagama telah berada di 328 kantor cabang. Cabang-cabang tersebut tersebar di 153 kota dan 29 propinsi (data per Maret 2005). Perlusan wilayah pelayanan ini dimaksudkan agar kebutuhan siswa terhadap kualitas tingkat layanan pendidikan dapat disesuaikan denga tempat tinggal mereka. Dari data yang ada Lembaga Pendidikan Belajar Primagama berkembang pesat karena: pertama; Kekuatan citra atau Brand Image Primagama sebagai lembaga bimbingan belajar, kedua; Profesionalitas manajemen pengelola, dan yang ketiga; kepercayaan tinggi dari siswa, guru, sekolah pemerintah, perusahaan dan masyarakat luas terhadap kualitas yang diberikan (data: laporan hasil survey dept. pemasaran dan pengembangan kawasan tahun 2003).
35
36
GAMBARAN UMUM BIMBEL SALEMBA Bimbingan Belajar Islami Salemba bernaung dibawah CV. Salemba dengan Akte pendirian Notaris Lilaawati, SH. Merupakan Lembaga Bimbingan Khusus siswa kelas 6 SD, 1-2-3 SLTP, 1-2-3 SMA IPA/ IPS dan Alumni SLTA dengan nuansa Islami yang bertujuan untuk membantu para siswa dalam rangka menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN) dan seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) yang dirasakan dari tahun ketahun, timgkat kesulitan dan persaingannya semakintinggi. BBI Salemba berdiri sejak Juni 2003 dan mulai beroperasi pada Juli 2003 diwilayah Pondok Gede. BBI Salemba didukung oleh para praktisi di dunia Bimbel dan pendidikan Informal yaitu: Sdr. Endy Yunarsyah; Praktisi Bimbel dan Sdr.D. Purnomo., SE.,MM; Praktisi pendidikan Informal dijakarta serta tutor-tutor berpengalaman dari Universitas Indonesia, sehingga Alhamdulillah sampai saat ini BBI Salemba telah memeperlihatkan kinerja yang baik. Teradapat 5 (lima) keunggulan yang membedakan Bimbel Salemba dengan Bimbel yang lainnya. Yaitu: 1. Logic Solving; merupakan metode pengajaran praktis yang diterapkan di Bimbel Salemba, dengan metode penyelesaian soal UAS, UAN, dan SPMB, yang berbasis KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang didsari pada konsep bahwa: Setiap soal UAS, UAN, dan SPMB memilki logika soal (Logic) dan Standar penyelesaian (Solving) yang spesifik, sehingga ketika seorang sisws memahami kedua hal tersebut, maka ia dengan mudah dan cepat dapat menyelesaikan soal tersebut.
36
37
2. UI-Vision: Sebagai Bimbingan Belajar spesialis Univ Indonesia maka UIVision inilah yang membedakan Bimbel Salemba dengan Bimbel lain. UIVision merupakan program pembekalan mental, strategi, informasi, tiptrik sukses masuk SPMB dan masuk jurusan favorit di Universitas Indonesia. 3. KOMPAS (Kombinasi Pemilihan Jurusan) adalah perangkat yang digunakan Bimbel Salemba sebagai panduan praktis bagi siswa 3 SMA untuk memillih jurusan atau program studi di suatu PTN berdsarkan kombinasi analisis yang lengkap dan terpadu. 4. Small Class; Bimbel Salemba menerapkan sistem kelas kecil dalam kegiatan belajar mengajar. Sistem ini terbukti meningkatkan kenyamanan dalam proses belajar sehingga meminimalisir kendala peyampaian materi. 5. Pembimbing akademik; setiap siswa Bimbel Salemba memiliki satu orang pembimbing akademik yang bertugas untuk membimbing siswa untuk membuat, mengevaluasi, dan mencapai targetnya.
37
38
GAMBARAN UMUM BIMBEL GANESHA OPERATION (GO)
Seiring dengan perjalanan waktu, berkat keuletan dan konsistennya dalam menjaga kualitas. Sejak berdiri pada tahun 1984, Bimbingan Belajar Ganesha Operation beranjak dengan pasti mengantarkan ribuan siswa memasuki peruruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia. Dan pada saat ini Ganesha Operation telah tumbuh bagai remaja tambun dengan 98 Outlet tang tersebar di 44 Kota besar siIndonesia. Pada pengumuman SPMB yang baru lalu para orang tua siswa terkesima melihat keberhasilan para siswa Ganesha Operation, yaitu hampir 50% mahasiswa baru ITB adalah alumni Ganesha Operation, ribuan orang di UNPAD, dan masih banyak lagi di PTN lainnya sehingga secara keseluruhan lebih dari 6700 orang lulus SPMB, mengapa reputasi Ganesha Operation begitu spektakuler ? Research and Development Ganesha Operation memang berhasil menemukan faktor utama maupun faktor penunjang penentu keberhasilan siswa, faktor utam tersebut adalah kualitas pengajar, relevansi materi pelajaran, dan metodologi pengajaran, sedangkan fakor pelengkapnya adalan tekhnologi dan informasi. Perkembangan Bimbel Ganesha Operation dapat dikatakn sangat spektakuler. Hal ini karena lembaga ini menerapkan manajemen modern dengan prinsip-prinsip bisnis tetapi tetap menjunjung tinggi nilai etika pendidikan. Ganesha Operation menerapkan market driven strategy yang berorientasi pada kepuasan siswa (Student Satisfication) melalui pelayanan yang unggul (service exellence).
38
39
GAMBARAN UMUM BIMBEL QUANTUM INSTITUTE
Quantum Institute didirikan pada tahun 2000. Lembaga ini bergerak dalam bidang Bimbingan Belajar dan In House Training. Sebagai Bimbingan Belajar, tugas kami adalah membantu siswa meningkatkan kecerdasan dan prestasi akademik, khususnya dijenjang pendidikan SMP dan SMA. Dan sebagai pengelola Inhouse Training, tugas kami adalah melakukan pelatihan kepada masyarakat luas, khususnya mengenai cara-cara belajar yang sangat efektif. Sejak berdiri, Quantum Institute (QUIN) muncul sebagai fenomena baru di dunia bimbingan belajar di Indonesia. Terobosan yang dilakukan adalah pembaharuan dalam proses belajar- mengajar dikela – meninggalkan konsep lama yang konvensional, dimana siswa lebih giat dalam belajar, lebih cerdas, dan lebih percaya diri melalui metode belajar yang adaptif terhadap perubahan dan tuntutsn jaman, yang disebut Quantum Method. Kepedulian adalah alasan tepat kiprah Quin di dunia pendidikan. Ir. Mika Panjaitan selaku penggagas dan pendiri Quin menyimpulkan bahwa permasalahan peserta didik di Indonesia adalah motivasi belajar yang kurang, serta minimnya informasi, yang mereka terima mengenai teknik-teknik belajar yang baik dan efektif. Bersama-sama dengan rekannya. Ir. Mika Panajitan “membueru” sumbersumber pengetahuan mengenai pembelajaran terbaru dan menemukan sejumlah literatur ilmiah, termasuk temuan-temuan terkini mengenai otak dan kecerdasan manusia tentang cara-cara terbaik untuk belajar efektif
39
dengan hasil yang
40
menakjubkan.
Intisari
dari
sejumlah
sumber
pengetahuan
itulah
yang
dikombinasikan dalam kurikulum terpadu dengan teknik penagajaran. Kesuksesan Quin dalam menerapkan pembaharuan dalam belajarmengajar merupakan suatu kebanggaan yang akan terus dijadikan sebagai pemacu semangat tim dalam beraktualisasi. Bagaimanapum kepedulian Quin terhadap pembangunan potensi anak-anak bangsa merupakan pengabdian tanpa batas.
40
41
IV. 2. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakasanakan pada 9 Oktober sampai dengan 11 Oktober 2006. Responden yang akan yang diteliti adalah para pelajar SMA Al-Chasanah, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Hal ini didasarkan pada target market lima Bimbel (Nurul Fikri, Primagama, Salemba, Ganesha Operation, dan Quantum Institute) yaitu pelajar, dan juga segemntasi yang sama antara Lima Bimbel dengan Pelajar SMA Al-Chasanah yaitu menengah keatas. Penarikan Sampel menggunakan metode simpel random sampling atau sampel acak sederhana, maksudnya peneliti menyebarkan kuesioner dengan mengundi terlebih dahulu populasi yang ada. Untuk mengetahui Brand Awareness Khalayak terhadap 5 (lima) Bimbingan dan Konsultasi
Belajar (Bimbel) dilakukan melalui penyebaran
kuesioner, maka jumlah item pertanyaan yang akan disebarkan kepada responden berjumlah 22 buah pertanyaan yang berkaitan dengan kesadaran merek khalayak terhadap 5 (lima) Bimbel. Pemaparan hasil penelitian akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian pertama tentang identitas responden yang berisi dua pertanyaan, bagian kedua tentang Top of Mind dan Brand Recall pelajar terhadap Bimbel yang berisikan lima pertanyaan, bagian ketiga yaitu tentang Brand Recognition dan Unware of Brand yang berisikan lima belas pertanyaan. Berikut pemaparan hasil penelitian merujuk dari kuesioner yang telah diisi oleh responden:
41
42
IV.2.1. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi Jenis kelamin responden dan jenjang pendidikan atau kelas responden.
IV.2.1a. Jenis Kelamin Responden Tabel 3-1 Jenis Kelamin Responden n = 72 Jenis Kelamin
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Laki-laki
39
54%
Perempuan
33
46%
Jumlah
72
100%
Merujuk dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 54% responden berjenis kelamin laki-laki atau sebanyak 39 orang, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan ada sebanyak 46% atau 33 orang.
42
43
IV.2.1b. Kelas Responden Tabel 3-2 Kelas Responden n = 72 Kelas
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
X
15
21%
XI
30
41%
XII
27
38%
Jumlah
72
100%
Dalam penelitian ini responden yang diteliti adalah pelajar SMA AlChasanah, melihat dari tabel diatas 21% responden yaitu pelajar kelas X (setara dengan kelas 1 SMA), 41% responden kelas XI (setara dengan kelas 2 SMA), sedangkan pelajar kelas XII (setara dengan kelas 3 SMA) ada sebanyak 38% dari jumlah responden.
43
44
IV.2.2. Brand Awareness Dalam tahap hasil penelitian ini Brand Awareness dibagi menjadi empat yaitu: Top of Mind atau merek yang paling diingat dan Brand Recall, Brand Recognition, dan Unware of Brand, yang terdiri dari 20 pertanyaan. IV.2.2a. Satu Merek Bimbel Yang Paling Di ingat Tabel 3-3 Satu Merek Bimbel yang paling di ingat n = 72 Merek Bimbel
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Nurul Fikri (NF)
18
25%
Primagama
27
37%
Ganesha Operation (GO)
12
17%
Salemba
10
14%
Mega Teknos
2
3%
Aprilia
3
4%
72
100%
Jumlah
Merujuk dari hasil penelitian, Bimbel Primagama yang paling diingat responden dengan 37%, urutan kedua ditempati oleh Nurul Fikri dengan 25% responden, Ganesha Operation berada diurutan ketiga dengan 17%responden, sedangkan Salemba berada diurutan ke empat dengan 14% responden, tempat kelima dan keenam secara berurutan yaitu Bimbel Aprilia dengan 4% responden dan Mega Teknos dengan 3% responden.
44
45
IV.2.2b. Beberapa Merek Bimbel Yang Di ingat Tabel 3-4 Beberapa Merek Bimbel yang di ingat n = 72
Merek Bimbel
Nurul Fikri Primagama GaneshaOperation Salemba Mega Teknos Aprilia Quantum Brain Tidak Menjawab Jumlah
Jawaban1 F %
Jawaban2 f %
Jawaban3 f %
Jawaban4 f %
15 17 10 3 0 0 0 27 72
10 3 7 5 4 4 0 39 72
5 1 4 6 2 9 13 32 72
0 0 3 3 14 2 2 48 72
21% 24% 14% 4% 0% 0% 0% 37% 100%
14% 4% 10% 7% 6% 6% 0% 54% 100%
7% 1% 6% 8% 3% 12% 18% 44% 100%
0% 0% 4% 4% 19% 3% 3% 67% 100%
Jumlah f % 30 21 24 17 20 15 11
42% 29% 33% 24% 28% 21% 15%
Tidak Menjawab 42 51 48 55 52 57 61
Nomor urut jawaban 1, 2, 3, dan jawaban 4 bukan merupakan urutan berdasarkan prioritas, bobot dari semua jawaban sama. Setelah diminta menyebutkan satu merek bimbel yang paling diingat, responden diminta untuk menyebutkan beberapa merek Bimbel
selain merek yang telah disebutkan
sebelumnya, hasil yang didapat adalah sebanyak 42% responden menyebutkan Bimbel Nurul Fikri, 33% responden menyebutkan Ganesha Operation, sedangkan Primagama disebutkan oleh responden sebanyak 29%, Mega Teknos sebanyak 28% Responden, Salemba 24% responden, dan dua urutan terbawah yaitu Aprilia dengan 21% responden, dan Quantum Brain dengan 15%.
45
46
IV.2.2b. Merek Bimbel Yang tempat belajar-mengajarnya nyaman Tabel 3-5 Merek Bimbel Yang tempat belajar-mengajarnya nyaman n = 72
Merek Bimbel
Nurul Fikri Primagama Ganesha Operation Salemba Aprilia Tidak menjawab Jumlah
Jawaban 1 f % 15 21% 21 29% 13 18%
Jawaban 2 f % 8 11% 10 14% 19 27%
Jawaban 3 f 5 7 3
7% 10% 4%
Jawaban 4 f % 1 1% 3 4% 0 0%
6 11 6
8% 15% 8%
10 5 20
14% 7% 28%
0 2 55
0% 3% 76%
1 0 67
72
100 %
72
100 %
72
100%
72
%
1% 0% 93 % 100 %
Jawaban 5 f % 1 1% 0 0% 0 0% 2 4 65 72
3% 6% 90 % 100 %
Jumlah f 30 41 35
% 42% 57% 49%
42 31 37
19 22
26% 31%
53 50
Nomor urut jawaban 1, 2, 3, dan jawaban 4 bukan merupakan urutan berdasarkan prioritas, bobot dari semua jawaban sama. Merujuk dari tabel diatas sebanyak 57% responden menyebutkan Primagama yang tempat belajarnya paling nyaman, 49% responden menyebutkan Ganesha Operation, sedangkan 42% responden menyebutkan Nurul Fikri, 31% responden menyebutkan Aprilia, dan sebanyak 26% responden meyebutkan Salemba
46
Tidak menjawab
47
IV.2.2c. Merek Bimbel yang tenaga pengajarnya profesional Tabel 3-6 Merek Bimbel yang tenaga pengajarnya profesional n = 72 Merek Bimbel
Nurul Fikri Primagama Ganesha Operation Salemba Mega Teknos Tidak menjawab Jumlah
Jawaban 1 f % 20 27 % 18 25 % 12 17 % 0 0%
Jawaban 2 f % 7 10 % 18 25 % 16 22 % 0 0%
Jawaban 3 F % 4 6%
Jumlah
Tidak menjawab
f 33
% 46%
39
7%
0
0%
0
0%
41
57%
31
2
3%
0
0%
0
0%
30
42%
42
7
10 % 0%
8
0
0%
15
21%
57
12
26%
53
57
17 % 80 % 100 %
19
75 % 100 %
11 % 10 % 79 % 100 %
0%
0
0%
0
22
30 % 100 %
31
43 % 100 %
54
72
Jawaban 5 f % 2 3%
5
0
72
Jawaban 4 f % 0 0%
72
7
72
58 72
Nomor urut jawaban 1, 2, 3, dan jawaban 4 bukan merupakan urutan berdasarkan prioritas, bobot dari semua jawaban sama. Pada tahap ini responden diminta untuk menyebutkan Bimbel yang tenaga pengajarnya profesional, maka didapat hasil yaitu sebanyak 57% responden meyebutkan Bimbel Primagama, 46% Nurul Fikri, sebanyak 42% menyebutkan Ganesha Operation, Mega Teknos sebanyak 26% responden, dan yang terakhir atau paling sedikit disebut oleh responden yaitu Salemba dengan 21%
47
48
IV.2.2d. Merek Bimbel yang biayanya terjangkau Tabel 3-7 Merek Bimbel yang biayanya terjangkau n = 72
Merek Bimbel
Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban 1 2 3 4 5 f f F f f % % % % %
f
%
0
0%
0
0%
42
58%
30
7
0
0%
36
50%
36
0
10 % 0%
4
6%
14
19%
58
12 % 0%
0
0%
21
29%
51
12
17 % 78 % 100 %
28
38%
44
Nurul Fikri Primagama
7
Ganesha Operation Salemba
5
29 % 10 % 7%
13
5
11 % 19 % 7%
6
6%
6
8%
0
0%
9
Mega Teknos Tidak menjawab Jumlah
0
0%
0
0%
16
0
33
46 % 100 %
39
54 % 100 %
35
22 % 49 % 100 %
14
72
Tidak menjawab
18 % 11 % 0%
21
72
8
Jumlah
8
72
0
56 72
78 % 100 %
56 72
Nomor urut jawaban 1, 2, 3, dan jawaban 4 bukan merupakan urutan berdasarkan prioritas, bobot dari semua jawaban sama. Dari penjabaran tabel diatas diketahui bahwa 58% responden menyebutkan Bimbel Nurul Fikri sebagai Bimbel yang biayanya terjangkau, disusul Primagama dengan 50% responden, Mega Teknos dengan 38% responden , Salemba dengan 29% responden, dan Ganesha Operation dengan 19% atau yang paling sedikit disebutkan oleh responden.
48
49
IV.2.2e. Mengenal Bimbel Nurul Fikri (NF) Tabel 3-8 Mengenal Bimbel Nurul Fikri (NF) n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya
37
51%
Ya, tapi baru mengenalnya
21
29%
Tidak sama sekali
14
20%
Jumlah
72
100%
dari kuesioner ini
Merujuk dari hasil penelitian maka didapat fakta sebagai berikut: yang mengenal Bimbel Nurul Fikri berjumlah 51% responden, sedangkan yang baru mengenalnya dari kuesioner berjumlah 29%, dan yang sama sekali tidak menegenal Bimbel Nurul Fikri berjumlah 20%
49
50
IV.2.2f. Mengenal Bimbel Primagama Tabel 3-9 Mengenal Bimbel Primagama n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya
40
56%
Ya, tapi baru mengenal nya
19
26%
Tidak sama sekali
13
18%
Jumlah
72
100%
dari kuesioner ini
Melihat dari tabel diatas maka dapat dijabarkan sebagai berikut, yang mengenal Bimbel Primagama sebanyak 56% responden, sedangkan yang baru mengenalnya dari kuesioner ini ada sebanyak 26%, sedangkan yang sama sekali tidak mengenal Primagama sebanyak 18% responden.
50
51
IV.2.2g. Mengenal Bimbel Salemba Tabel 3-10 Mengenal Bimbel Salemba n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya
21
29%
Ya, tapi baru mengenal nya
8
11%
Tidak sama sekali
43
60%
Jumlah
72
100%
dari kuesioner ini
Merujuk dari tabel diatas responden yang mengenal Bimbel Salemba berjumlah 29%, sedangkan yang baru mengenal dari kuesioner berjumlah 11% responden, dan yang sama sekali tidak mengenal Bimbel Salemba berjumlah 60% responden
51
52
IV.2.2h. Mengenal Bimbel Ganesha Operation Tabel 3-11 Mengenl Bimbel Ganesha Operation (GO) n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya
29
40%
Ya, tapi baru mengenal nya
25
35%
Tidak sama sekali
18
25%
Jumlah
72
100%
dari kuesioner ini
Sebanyak 40% responden menjawab mengenal Bimbel Ganesha Operation, sedangkan 35% responden mengaku baru mengenal Bimbel Ganesha Operation dari kuesioner ini, dan sebanyak 25% responden sama sekali belum mengenal Bimbel Ganesha Operation.
52
53
IV.2.2i. Mengenal Bimbel Quantum Institute Tabel 3-12 Mengenal Bimbel Quantum Institute n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya
14
19%
Ya, tapi baru mengenal nya
20
28%
38
53%
72
100%
dari kuesioner ini Tidak sama sekali Jumlah
Dari hasil penelitian mengenai mengenal Bimbel Quantum Institute dapat dijabarkan sebagai berikut, sebanyak 19% responden menjawab ya atau mengenal Bimbel Quantum Institute, sedangkan sebanyak 28% responden menjawab baru mengenal Bimbel Quantum Institute dari kuesioner ini, dan yang tidak mengenal sama sekali Bimbel Quantum Institute berjumlah 53% responden.
53
54
IV.2.2j. Mengenal Bimbel Nurul Fikri (NF) melalui Media Tabel 3-13 Mengenal Bimbel Nurul Fikri (NF) melalui Media n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Republika
5
7%
Spanduk
16
22%
Brosur
27
38%
Leflet
4
5%
Bedah kampus UI
0
0%
Lainnya,...
20
28%
72
100%
Jumlah
Setelah diberi pertanyaan mengenai mengenal atau tidak Bimbel Nurul Fikri, maka pada hasil penelitian berikut ini akan dijabarkan melalui media apa yang membuat responden mengenal Bimbel Nurul Fikri, responden yang mengetahui Bimbel Nurul Fikri melalui Surat kabar Republika ada sebanyak 7%, yang mengetahui melalui spanduk sebanyak 22%, melalui Brosur sebanyak 38% atau yang paling banyak dijawab responden, sedangkan 5% responden menjawab Leflet, tidak ada yang menjawab mengenal Nurul Fikri dari bedah kampus UI atau 0%, dan yang menjawab lainnya ada sebanyak 28% responden.
54
55
IV.2.14. Mengenal Bimbel Primagama melalui Media Tabel 3-14 Mengenal Bimbel Primagama melalui Media n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Republika Kompas Spanduk Brosur
8 2 6 18
11% 3% 8% 25%
Leflet
12
17%
Iklan TV Lainnya, ....
16 10
22% 14%
72
100%
Jumlah
Merujuk dari hasil penelitian yang dapat dilihat dari tabel diatas maka dapat dijabarkan sebagai berikut, yang mengenal Bimbel Primagama melalui surat kabar Republika sebanyak 11% responden, melalui surat kabar Kompas 3%, sedangkan responden yang mengetahui Primagama melaui spanduk sebanyak 8%, melalui brosur ada 25%, leflet 17%, mengetahui melalui iklan TV sebanyak 22%responden, dan yang mengetahui bimbel Primagama dari lainnya sebanyak 14% responden.
55
56
IV.2.2k. Mengenal Bimbel Salemba melalui Media Tabel 3-15 Mengenal Bimbel Salemba melalui Media n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Kompas
3
4%
Spanduk
22
30%
Brosur
15
21%
Leflet
10
14%
MGM (Member Get
15
21%
7
10%
72
100%
Member) Lainnya, ... Jumlah
Jumlah responden yang mengenal Bimbel Salemba paling banyak melalui media spanduk sebanyak 30%, terbanyak kedua melalui dua media yaitu brosur dan MGM sebanyak 21% responden, sedangkan yang menegenal melalui leflet 14% , melalui media yang lain 10%, dan paling sedikit melalui surat kabar kompas 4% responden.
56
57
IV.2.2l. Mengenal Ganesha Operation melalui Media Tabel 3-16 Mengenal Bimbel Ganesha Operation (GO) melalui Media n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Kompas
9
12%
Spanduk
15
21%
Brosur
25
35%
Leflet
7
10%
Lainnya, ...
16
22%
72
100%
Jumlah
Sedangkan responden yang mengenal Bimbel Ganesha Operation dari surat kabar kompas sebanyak 12%, melalui spanduk 21%, melalui media brosur 35% atau yang paling banyak dijawab oleh responden, dari media leflet 10% responden, dan yang menjawab lainnya sebanyak 22% responden.
57
58
IV.2.2m. Mengenal Quantum Institute melalui Media Tabel 3-17 Mengenal Bimbel Quantum Institute melalui Media n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Majalah Metaomorfosa
0
0%
Republika
4
5%
Kompas
3
4%
Spanduk
27
38%
Brosur
15
21%
Leflet
3
4%
Lainnya, ...
20
28%
72
100%
Jumlah
Merujuk dari hasil penelitian yang dapat dilihat dari tabel diatas, responden yang mengenal Bimbel Quantum Institute dari majalah metamorfosa ternyata tidak ada atau 0% responden, yang mengenal melalui surat kabar republika 5% responden, melalui surat kabar Kompas dan leflet sebanyak 4%, sedangkan dari media spanduk sebanyak 38% responden atau yang terbanyak, brosur 21% responden, dan dari lainnya sebanyak 28% responden.
58
59
IV.2.2n. Mengenal Lima Bimbel (Nurul Fikri, Primagama, Salemba, Ganesha Operation, dan Quantum Institute) Melaui media Untuk lebih mempermudah melihat dari media apa saja responden mengenal kelima Bimbel yang ada maka dibuatlah sebuah tabel seperti dibawah ini: Tabel 3-18 Mengenal LimaBimbel melalui Media n = 72 Merek Bimbel Nurul Fikri Primagama Salemba Ganesha Operation Quantum Institute
Media Beriklan TV
Kompas
Republika
Majalah Metamorfosa
16 res -
2 resp
5 resp 8 resp
-
3 resp
-
-
9 resp
-
3 resp
Spanduk
Brosur
Lefet
16 resp 6 resp
27 resp 18 resp
-
-
22 resp
15 resp
-
-
15 resp
25 resp
4 resp 12 resp 10 resp 7 resp
4 resp
0 resp
27 resp
15 resp
3 resp
59
MGM
Lainnya
Bedah Kampus UI 0 resp -
20 resp 14 resp
15 resp -
-
7 resp
-
16 resp
-
-
20 resp
60
IV.2.2o. Mengenal Logo Nurul Fikri Tabel 3-19 Mengenal Logo Nurul Fikri (NF) n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya, sebutkan
49
68%
Tidak
23
32%
72
100%
Jumlah
Setelah responden diminta untuk menyebutkan dari media apa responden mengetahui Bimbel Nurul Fikri, maka sekarang responden diberi pertanyaan tentang logo dari Nurul Fikri apakah tahu dan mampu menyebutkannya atau tidak tahu, responden yang menjawab ya atau tahu logo Nurul Fikri sebanyak 68%, sedangkan yang menjawab tidak tahu 32% responden.
60
61
IV.2.2p. Mengenal Logo Primagama Tabel 3-20 Mengenal Logo Bimbel Primagama n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya, sebutkan
53
74%
Tidak
19
26%
72
100%
Jumlah
Responden yang mampu menjawab ya atau mengetahui dan mampu meyebutkannya logo dari Bimbel Primagama sebanyak 74% responden dari jumlah frekuensi sebanyak 72 orang, sedangkan yang tidak menegetahui logo Bimbel Primagama sebanyak 26% responden.
61
62
IV.2.2q. Mengenal Logo Salemba Tabel 3-21 Mengenal Logo Salemba n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya, sebutkan
45
63%
Tidak
27
37%
72
100%
Jumlah
Setelah responden diminta untuk menyebutkan dari media apa responden mengetahui Bimbel Salemba, maka sekarang responden diberi pertanyaan tentang logo dari Salemba apakah tahu dan mampu menyebutkannya atau tidak tahu, setelah itu diperoleh hasil seperti tampak pada tabel 3-20, responden yang menjawab ya atau tahu logo Salemba dan mampu meyebutkannya sebanyak 63%, sedangkan yang menjawab tidak tahu 37% responden.
62
63
IV.2.2r. Mengenal Logo Ganesha Operation Tabel 3-22 Mengenal Logo Ganesha Operation n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya, sebutkan
56
78%
Tidak
16
22%
72
100%
Jumlah
Merujuk pada hasil penelitian maka didapat fakta yaitu, sebanyak 78% responden menjawab ya dan mampu menyebutkan
akan logo dari Ganesha
Operation, sedangkan 22% responden menjawab tidak tahu akan logo dari Bimbel Ganesha Operation.
63
64
IV.2.2s. Mengenal Logo Quantum Institute Tabel 3-23 Mengenal Logo Quantum Institute n = 72 Keterangan
Frekuensi (f)
Persentasi (%)
Ya, sebutkan
12
17%
Tidak
60
83%
72
100%
Jumlah
Dari semua Bimbel diatas Logo dari Bimbel Quantum Institute yang paling sedikit di ketahui oleh responden yaitu sebanyak 17% responden yang menjawab ya dan mampu menyebutkan, sedangkan yang tidak mengetahui logo dari Quantum Institute ada sebanyak 83% responden.
IV.3. Pembahasan Setelah melihat penjabaran diatas maka akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan Brand awareness, Pertama kita akan membahas Bimbel Nurul Fikri disini Nurul Fikri berada pada posisi kedua di bawah Primagama dalam hal Top of Mind, hal tersebut tampaknya sejalan dengan banyaknya yang menjawab mengenal Nurul Fikri pada tahap Brand Recognition sebanyak 80% responden dan juga pada Tahap Brand Recal Nurul Fikri menempati tempat pertama dengan 42%. Dilihat dari media apa responden mengenal Nurul Fikri maka responden menjawab mengenal Nurul Fikri paling banyak dari brosur, ini sejalan dengan
64
65
strategi beriklan Nurul Fikri yang menyebarkan brosur langsung kesekolahsekolah (Sekolah Negeri dan Swasta Favorit). Tetapi tampaknya promosi Nurul Fikri melalui bedah Kampus UI tidak berjalan dengan baik ini dapat dilihat dengan tidak adanya responden yang mengenal Bimbel Nurul Fikri melalui hal tersebut atau 0% responden. Kedua Bimbel Primagama, pada tahap Top of Mind atau merek yang paling diingat, Bimbel Primagama menempati posisi pertama dengan 37% responden. Pada tahap Brand Recall Primagama berada pada possisi ketiga dengan 29% responden. Sedangkan yang mengenal Bimbel Primagama cukup banyak jika dibandingkan dengan Bimbel lainnya, ini mungkin karena cukup banyaknya
media yang dipakai dalam beriklan dan hanya Primagama yang
menggunakan media Televisi sebagai media beriklannya. Dan bila melihat dari media apa saja reponden mengenal Bimbel Primagama 25% responden menjawab mengenal Primagama dari brosur, sedangkan iklan Televisi yang dianggap dapat menyebarkan informasi lebih luas, hanya 22% responden yang mengenal Primagama melalui media ini. Logo Bimbel Primagama ternyata banyak dikenal oleh responden dengan 74%, hal ini mungkin dikarenakan logo dari Bimbel Primagama yang sederhana sehingga mudah untuk diingat. Yang ketiga adalah Bimbel Salemba, jika melihat Bimbel Salemba, Bimbel ini ditahap Top of
Mind dijawab oleh 14% responden atau berada
dibawah Bimbel Primagama, Bimbel Nurul Fikri ,dan Bimbel Ganesha Operation. Di tahap Pengingatan kembali merek atau Brand Recall Bimbel Salemba dijawab oleh 24% responden. Sedangkan pada tahap Brand Recognition responden yang
65
66
mengenal Bimbel Salemba sebanyak 40%. Pengenalan logo Salemba oleh responden cukup baik
sebanyak 63%. Sedangkan yang mengenal Bimbel
Salemba paling banyak melalui spanduk Keempat akan dibahas tentang Bimbel Ganesha Operation, pada tahap awal Brand Awareness yaitu Top of Mind, Bimbel Ganesha Operation berada pada posisi ketiga dibawah Bimbel Primagama dan Nurul Fikri, hal ini dikarenakan media beriklan Ganesha Operation yang tidak terlalu banyak seperti melalui: surat kabar Kompas, spanduk, brosur, dan leflet, dibandingkan dengan kedua Bimbel tersebut. Pada tahap Brand Recall Ganesha operation berada diposisi kedua di bawah Bimbel Nurul Fikri dengan 33%. Sedangkan yang menegnal Bimbel Ganesha Operation sebanyak 75% responden, dan responden paling banyak mengenal bukan dari media atau lainnya. Logo Bimbel Ganesha Operation sangat tinggi dengan 78% responden mengenal logo Ganesha Operation ini dimungkinkan terjadi karena cukup banyak tempat kursus dari Bimbel Ganesha Operation. Terakhir Bimbel Quantum Institute, pada tahap Top of Mind atau merek yang paling diingat Quantum Institute tidak ada sama sekali pada tahap tersebut begitu pun pada tahap Brand Recall Bimbel Quantum Institute tidak tercantum atau tidak ada responden yang menjawab Bimbel Quantum Institute. Sedangkan pada tahap Brand Recognition yang mengenal Bimbel Quantum Institute sebanyak 47%. Dan yang mengenal Bimbel Quantum Institute sebanyak 47%, dan paling banyak responden menegenalnya melalui media Spanduk dengan 38%. Padahal jika kita melihat media yang dipakai oleh Bimbel Quantum Institute
66
67
untuk beriklan cukup banyak seperti melalui: majalah Metamorfosa, surat kabar Republika, surat kabar Kompas, brosur, leflet, dan spanduk. Sedangkan yang menegenal logo Bimbel Quantum Institute hanya 17% responden.
67
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk melihat tingkat kesadaran merek khlayak terhadap 5 (Lima) Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bimbel yang paling diingat oleh khalayak atau pada tahap Top of Mind ditempati oleh Bimbel Primagama dengan 37% responden, sedangkan urutan terakhir dalam Top of Mind Bimbel Mega Teknos dengan 3%. Bimbel Primagama yang menjadi Top of Mind dalam penelitian ini, dapat dibuktikan dengan tingginya tingkat pengenalan merek dan logo Primagama terhadap khalayak 2. Pada tahap Brand Recall Nurul Fikri menepati posisi pertama dengan 42% responden, kedua Bimbel Ganesha Operation 33%, ketiga Bimbel Primagama 29%, keempat Bimbel Mega Teknos 28%, kelima Bimbel Salemba 24%, keenam Bimbel Aprilia 21%, dan yang terakhir Bimbel Quantum Brain dengan 15%. 3. Pengenalan Merek Bimbel dengan bantuan di tahap Brand Recognition, khalayak yang mengenal Bimbel Nurul Fikri sebanyak 80%, mengenal Bimbel Primagama 82%, mengenal Bimbel Ganesha Operation 75%, mengenal Bimbel Salemba 40%, dan mengenal Bimbel Quantum Institute 47%.
68
69
4. Dalam tahap pengenalan responden terhadap logo, sebanyak 68% mengenal logo Bimbel Nurul Fikri, 74% responden mengenal logo Bimbel Primagama, sebanyak 63% mengenal logo Bimbel Salemba, sebanyak 78% mengenal logo Bimbel Ganesha Operation, dan terakhir sebanyak 17% mengenal logo Bimbel Quantum Institute. Padahal jika dilihat dari media beriklan yang digunakan Bimbel Quantum Institute cukup banyak dibandingkan Bimbel yang lain, seperti: majalah Metamorfosa, surat kabar Republika, surat kabar Kompas, brosur, lefelet, dan spanduk. 5. Pengenalan responden terhadap Lima Merek Bimbel yang diteliti sebagian besar responden mengenalnya melalui Brosur, dan responden yang mengenal Lima Merek Bimbel melalui surat kabar ternyata tidak banyak jumlahnya.
4.2. Saran Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang akan diberikan penulis untuk meningkatkan Brand Awareness dari masing-masing Bimbingan dan Konsultasi Belajar (Bimbel) yang telah diteliti, yaitu: 1. Pemilihan media dalam hal berpromosi dari masing-masing Bimbel yang cenderung monoton seperti melalui: spanduk, brosur, leflet, surat kabar, dan sebagainya. Maka ada baiknya Bimbel memilih media yang lebih luas jangkaunnya, seperti media Internet yang jangkauan pesannya bisa sangat luas, dan para pelajar sebagai target market Bimbel juga sudah cukup familiar dengan teknologi ini.
69
70
2. Membuat sebuah program acara pendidikan sepeti quis di televisi yang sponsornya adalah Bimbel bersangkutan, hal ini dimaksudkan karena media Televisi mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dalam penyampaian pesan. 3. Untuk
meningkatkan
Kesadaran
Merek
terhadap
Bimbel
yang
bersangkutan juga dapat melalui pembagian Stiker, gantungan kunci, dan sebagainya secara cuma-cuma kepada pelajar yang menjadi target market Bimbel, karena dengan pembagian stiker atau gantung kunci, barang tersebut dapat ditempel dilemari atau yang lainnya, sehingga dapat dilihat setiap hari, hal ini
dapat membantu
untuk meningkatkan Kesadaran
Merek Khalayak terhadap Bimbel yang bersangkutan. 4.
Berpromosi atau beriklan melalui media brosur dipertahankan, karena dari hasil penelitian paling banyak responden mengenal 5 (Lima) Bimbel yang ada melalui media brosur
70
DAFTAR PUSTAKA
A.Aaker, David Manajemen Ekuitas Merek, Jakarta: Mitra Utama Amstrong, Kotler, Principlef of Marketing, Pearson Prentice Hall, 2004. Bovee, Courtland L, Arens, William F, Contemporary Advertising, Richard D. Irwin Inc, 1986. Colley, Russel H, Defining Goals for Measured Advertisisng Result, terjemahan Khasali, Rhenald, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafity, 1995. Durianto, Darmadi dkk, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001. Sumarno, Dimensi-dimensi Komunikasi Politik, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989. Effendy, Onong Uchjana, “Hubungan masyarakat suatu studi komunikologis”, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992. Jahi, Amri, Komunikasi massa dan pembangunan negara-negara dunia ketiga suatu pengantar, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993. Jefkins, Frank, Periklanan, Terjemahan Sumiharti, SE dan Drs. Singgih Agung, Jakarta: Erlangga, 1997. Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Jakarta: PT. Prenhalindo, 1998. Kotler,
Philip,
Manajemen
Pemasaran:
penegendalian, Jakarta: Erlangga, 1989
Analisis
Perencanaan,
dan
Kunto, Ari, dan Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Kountur, Rony, Metode Penelitian Untuk penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2004 . Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001. Nasir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988. Pendit, Putu Luxman S, Model-model Komunikasi, Jakarta: Uni Pramas, 1985. Ruslan, Rosady, Manajemen humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta: Grafindi Persada, 1998. Riyono, Pratikto, Jangkauan komunikasi, Bandung: Alumni, 1983. Rachmadi, F Public Relation Dalam Teori dan Praktek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Rangkuti, Fredy, The Power of Brand, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002. Rakhmat, Jalaludin Metodologi Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 1984. Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Alfabet, 2001. Simamora, Bilson, Riset Pemasaran, , Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004. Shimp, Terence A, Periklanan Promosi, Jakarta: Erlangga, 2003. Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Rosdakarya, Bandung: Rosdakarya, 2001.
Susanto, Phil Astrid, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: IKAPI, 1988.
Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andy Offset Tjiptono, Fandy, Manajemen Jasa, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004.
Sumber Lain : Tata Usaha SMA Al- Chasanah, jumlah dan nama seluruh Siswa/i Kleas X , XI, dan XII.