RASIONALITAS PENGGUNAAN OAINS PADA PASIEN REMATIK OSTEOARTHRITIS RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN SUBANG TAHUN 2014 DITINJAU DARI (TEPAT DIAGNOSIS, TEPAT INDIKASI, TEPAT OBAT, TEPAT DOSIS, TEPAT CARA PEMBERIAN, TEPAT PASIEN)
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1)
Oleh :
RIZKY ISLAMY RAMADHAN NIM : 109102000009
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
IIALAMAN PER}IYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip msupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
NIM
: :
Rizky Islamy Ramadhan 109102000009
Tanggal 8 september 2015
HALAMAN PERSBTUJUAN PEMBIMBING
NAMA
:
NIM
: 109102000009
RIZKY ISLAMY RAMADHAN
JUDUL
: RASIONALITAS PENGGUNAAN OAINS PADA PASIEN REMATIK OSTEOARTHRITIS RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN SUBANG TAHUN 2014 DITINJAU DARI (TEPAT DIAGNOSIS, TEPAT INDIKASI, TEPAT OBAT, TEPAT DOSIS, TEPAT CARA PEN{BERIAN, TEPAT PASIEN).
Disetujui Oleh
Pembimbing
I
tu
Dr. Delina Hasan.
Pembimbing
M.Kes..Apt
II
H. cecep Sobirin. s.Kep..Ners. N{. Kep
Mengetahui, Ketua Program Studi Fannasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Yardi. Ph.D..Apt
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh:
Nama
Rizky Islamy Ramadhan
NIM
109102000009
Program Studi
Farmasi
Judul Skripsi
Rasionalitas Penggunaan OAINS Pada Pasien Rematik Osteoarthritis Rawat Jalan
Di RSUD Kabupaten Subang Tahun
2014 Ditinjau dari (Tepat Diagnosis, Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Cara Pemberian, Tepat Pasien).
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
1 : Dr. Delina Hasan. M.Kes.,Apt
Pembimbing 2
Penguji
1
Penguji 2
: Dr.
M. Yanis Musdja. M.Sc. Apt
: Ofa Suzanti Betha.
Ditetapkan di
:Ciputat
Tanggal
:7 Oktober
M.Si.,Apt
2015
ilt
ABSTRAK
Nama
: Rizky Islamy Ramadhan
Program Studi : Farmasi NIM
: 109102000009
Judul
: Rasionalitas Penggunaan OAINS Pada Pasien Rematik Osteoarthritis Rawat Jalan Di RSUD Kabupaten Subang Tahun 2014 Ditinjau dari (Tepat Diagnosis, Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Cara Pemberian, Tepat Pasien).
Osteoartritis (OA) merupakan bentuk artritis yang paling sering ditemukan di masyarakat, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan masyarakat. Osteoarthritis tidak hanya mengenai rawan sendi namun juga mengenai seluruh sendi, termasuk tulang sub kondral, ligamentum, kapsul dan jaringan synovial serta jaringan ikat periartikular. Dari total pasien arhthritis yang berjumlah 213 pasien hanya di dapat 30 pasien yang memenuhi criteria inklusi disebabkan karena tidak lengkapnya data rekam medis atau bahkan hilangnya data rekam medis yang menyebabkan data rekam medis pasien menjadi tidak lengkap. Adapun aspek kerasionalan obat meliputi penilaian ketepatan diagnosis, ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan dosis, ketepatan pasien, ketepatan cara pemberian Dari total pasien inklusi yang berjumlah 30 pasien di dapatkan hasil tepat diagnosis 100 %, tepat indikasi sebesar 100%, tepat dosis 100%, tepat obat 52%, tepat pasien 100%, dan tepat cara pemberian 52%.
iv
ABSTRACT
Nama
: Rizky Islamy Ramadhan
NIM
: 109102000009
Program Studi : Farmasi Judul
: Rasionality of Osteoarthritis Inflamasi Non Stereoidal with Ambulatory Osteoarthritis Rhematoid Patients at RSUD KabupatenSubang in 2014 Evaluated by (Proper Diagnose, Proper Indication, Proper Dose, Proper Administration, Proper Patients)
Osteoarthritis (OA) is the most frequently obtained arthritis in society, chronical, and affects the health of society. Osteoarthritis isn’t just about the joint of kartilage but its about entire joints, including subcondral, ligamentum, capsul synovial tissues, and connective particular tissue. From the entire of 213 arthritis patients its only obtained 30 patients that fulfill the criteria of inclution caused by incompletely of medical record data that affects the data. Rasionality aspects covers proper diagnose, proper indication, proper medication, proper dosage, proper patients, and proper administration. From the results of 30 patients obtained that proper diagnose as much as 100 %, proper indication as much as 100 %, proper dosage 100 %, proper medication 100 %, and proper admistration 52 %.
v
KATA PENGANTAR
ﺑـﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴـﻢ
Segala puji bagi Allah pencipta semesta alam yang telah memberikan nikmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan Salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya sampai akhir zaman. Dan doa selalu di panjatkan untuk para leluhur, para ulama, dan para aulia semoga kita kelak dapat di sejajarkan amalnya dengan para kekasih Allah yang telah mendahului kita. Dengan pertolongan dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1). Dalam hal ini penulis mencoba meneliti “Rasionalitas Penggunaan OAINS Pada Pasien Rematik Osteoarthritis Rawat Jalan Di RSUD Kabupaten Subang Tahun 2014 Ditinjau dari (Tepat Diagnosis, Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Cara Pemberian, Tepat Pasien)” Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada: 1. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt, selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Uin Syarif Hidayatullah yang turut mendorong kami Pada Awal Masa penulisan skripsi ini Selaku Ketua Program Studi Farmasi Pada Awal Masa Penulisan Skripsi. 2. Bapak Yardhi, Ph.D.,Apt dan Ibu Nelly Suryani, Ph.D.,Apt selaku ketua dan wakil Program Studi Farmasi setelah bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt, yang telah membantu dalam akhir masa penyelesaian Skripsi ini. 3. Ibu Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt selaku pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing saya untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi. 4. Bapak H. Cecep Sobirin, S.Kep, Ners, M.Kep selaku pembimbing II dan perwakilan dari RSUD Kabupaten Subang. vi
5. Kepadaa Direktur dan jajaran di RSUD Kabupaten subang yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian di institusinya. 6. Segenap dosen penguji yang telah mengoreksi terhadap penulisan skripsi ini demi penyempurnaannya. 7. KepadaDosen, seluruh Staff &KaryawanProgram Studi Farmasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Kepada Ayahanda Drs. H. Anang Jauharuddin, M.MPd &Ibunda Hj. Rokayah Surya dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan doa, motivasi dan pengorbanan selama menjalankan masa studi dan penyusunan skripsi ini. Dan maafkan segala dosa anakmu yang bodoh ini. 9. Kepada sahabat dan teman-temanku yang selalu menemaniku dan membantu segala aktifitasku, Anas S.Pd.i, GianPertela. S.Far.,Aptdan lain-lain yang tidak bisa disebutkan semuanya. Namun demikian, segala harapan dan rasa syukur hanya kepada Allah jualah kita persembahkan. Mudah-mudahan semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan studi ini, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
vii
HALAMAN PER}TYATAAI\ PERSETUJUAN PUBLIKASI KEPENTIN Hidayatullatt Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif jakarta saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama
Rizky Islamy Ramadhan
NIM
109102000009
Frogram Studi Fakultas
Farmasi
JenisKar"va
Skripsi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
saya Demi pengembangan ilmu pengetatruan, saya menyetujui skripsi/karyailmiah dengan
judul
RASIONALITAS PENGGI]NAAI\{ OAINS PADA PASIEN REMATIK TAHTTN OSTEOARTHRITIS RAWAT JALAI\I DI RSI]D KABUPATEN SUBAI{G TEPAT OBAT' 2014 DITINJAU DARI (TEPAT DIAGNOSIS, TEPAT II\IDIKASI'
TEPATDosls,TEPATCARAPEMBERIAN,TEPATPASIEN)' yaitu Digital Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di intemet atau media lain Jakarta LibraryPeryustakaan Universitas Islam Negeri (uIN) Syarif Hidayatullah Hak Cipta' untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang
Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah sebenarnya.
Dibuat Pada
di
: CiPutat
Tanggal : 8 Ol{ober 2015
vlll
ini
saya buat dengan
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii ABSTRAK ............................................................................................................ iv KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................3 1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................3 1.3.1
Tujuan Umum .......................................................................3
1.3.2
Tujuan Khusus .....................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................3
BAB II
1.4.1
Secara Metodologi................................................................3
1.4.2
Secara Aplikatif ....................................................................4
1.4.3
Untuk peneliti lainnya ..........................................................4
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rasionalitas Obat ..............................................................................5 2.1.1 Tepat Diagnosis ......................................................................5 2.1.2 Tepat indikasi penyakit ...........................................................5 2.1.3 Tepat Pemilihan Obat .............................................................5 2.1.4 Tepat Dosis .............................................................................6 2.1.5 Tepat Cara Pemberian ............................................................6 2.1.6 Tepat Interval Waktu Pemberian ............................................6
ix
2.1.7 Tepat penilaian kondisi pasien ...............................................6 2.1.8 Tepat Informasi .......................................................................7 2.2 Rematik.............................................................................................7 2.2.1 Definisi ....................................................................................8 2.2.2 Mekanisme terjadinya nyeri rematik dan tempat kerja anti nyeri .................................................................................8 2.2.3 Etiologi & Klasifikasi Rematik ...............................................9 2.2.3.1
Osteoarthritis ...........................................................9
2.2.3.2 Arthritis Remathoid.................................................18 2.2.3.3 Polimialgia Rematik ...............................................18
2.3 OAINS (Obat Anti Inflamasi Non-steroid) .....................................19 2.3.1. OAINS sebagai anti nyeri rematik ........................................19 2.3.2 Pertimbangan farmakologi dalam pemilihan AINS sebagai anti nyeri rematik.....................................................20 2.3.3
Obat Analgesik AntI-Inflamasi Non-steroid .......................22
2.3.4
Obat
Analgesik
dan
OAINS
berdasarkan
Formularium RSUD Kabupaten Subang. ...........................23 2.4 Profil RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten Subang ............................................................................................24 2.4.1
Pelayanan Dokter di RSUD Kabupaten Subang. ...............25
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................27 3.2 Definisi Operasional ........................................................................28 3.2.1 Usia .......................................................................................31 3.3 Hipotesis .........................................................................................31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian ............................................................................32 4.2 Waktu Penelitian ............................................................................32
x
4.3 Desain Penelitian ............................................................................32 4.4 Populasi dan Sampel.......................................................................32 4.4.1 Populasi ................................................................................32 4.4.2 Sampel penelitian ..................................................................33 4.4.2.1 Kriteria Sampel Inklusi ...........................................33 4.4.2.2 Kriteria Sampel Eksklusi ........................................33 4.5 Prosedur Penelitian .........................................................................33 4.5.1 Persiapan (Permohonan Perizinan) .....................................33 4.5.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data ..........................................34 4.5.2.1 Penelusuran Dokumen ..............................................34 4.6 Pengolahan Data .............................................................................34 4.7 Analisis Data ...................................................................................35 4.7.1 Analisis Univariat .................................................................35 4.7.2 Analisis Bivariat....................................................................35 BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Demografi Pasien ...........................................................................36 5.1.1 Jenis Kelamin......................................................................36 5.1.2 Usia Pasien .........................................................................37 5.2 Profil Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid ........................................38 5.2.1 Obat Anti-Inflamasi Non-steroid Tunggal ..........................38 5.2.2 Kombinasi OAINS oral, injeksi dan topical ..........................38 5.3 Analisis Kerasionalan OAINS .......................................................39 5.3.1 Tepat Diagnosis ....................................................................40 5.3.2 Tepat Indikasi ........................................................................40 5.3.3 Tepat Dosis ...........................................................................41 5.3.4 Tepat Pasien ..........................................................................41 5.3.5 Tepat Obat .............................................................................42 5.3.6 Tepat Cara Pemberian ..........................................................44 5.3.7 Evaluasi Analisis Kerasionalan ..........................................44 5.4 Keterbatasan Penelitian 5.4.1 Kendala .................................................................................45 5.4.2 Kelemahan ............................................................................45
xi
5.4.3 Kekuatan ...............................................................................46 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan .....................................................................................47 6.2 Saran ...............................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................48
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi OA berdasarkan Etiologi .....................................................10 Tabel 2.2 Klasifikasi OA berdasarkan lokasi sendi yang terkena .........................11 Tabel 2.3 Obat Analgesik AntI-Inflamasi Non-steroid .........................................22 Tabel 2.3.4 Obat Analgesik dan OAINS berdasarkan formularium RSUD ..........23 Tabel 3.1 Definisi Operasional ..............................................................................28 Tabel 4.1 Pengkodean Ketepatan ..........................................................................34 Tabel 5.1 Demografi Pasien ..................................................................................36 Tabel 5.1.1 Jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin ...........................................37 Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi penderita OA berdasarkan pasien (%) ................37 Tabel 5.2.1 Distribusi Penggunaan OAINS tunggal (%) .......................................38 Tabel 5.3.1 Tepat Diagnosis ..................................................................................40 Tabel 5.3.2 Tepat Indikasi......................................................................................41 Tabel 5.3.3 Tepat Dosis .........................................................................................41 Tabel 5.3.4Tepat Pasien .........................................................................................41 Tabel 5.3.5 Tepat Obat ...........................................................................................43 Tabel 5.3.6 Tepat cara pemberian ..........................................................................44
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram alur pendekatan diagnosis Osteoarthritis ...........................15 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ..............................................................................27
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Izin Pengambilan Data untuk RSUD Kab. Subang.
Lampiran 2
Surat Izin Direktur RSUD Kelas B Kabupaten Subang.
Lampiran 3
Rekapitulasi Data Sampel
Lampiran 4
Analisis Penilaian Ketepatan Diagnosis
Lampiran5
Analisis Penilaian Ketepatan Indikasi
Lampiran 6
Analisis Penilaian Ketepatan Dosis
Lampiran 7
Analisis Penilaian Ketepatan Pasien
Lampiran 8
Analisis Penilaian Ketepatan Obat
Lampiran 9
Analisis Penilaian Ketepatan Cara Pemberian
Lampiran10
Hasil analisa ketepatan dan kerasionalan berdasarkan pemberian Obat anti-Inflamasi Non-Steroid pada pasien rawat jalan
xv
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rematik merupakan penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat Indonesia, khususnya para lansia. Rematik merupakan penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang banyak diderita oleh kalangan lansia (usia 50 tahun keatas).(Junaidi, 2006). Dan penyakit ini sering menyerang perempuan pada usia 40 tahun (Arif Muttaqin, 2008). Penderita dapat terancam jiwanya atau hanya menimbulkan gangguangangguan kenyamanan dalam melakukan aktivitas, dan Masalah yang ditimbulkan oleh penyakit rematik ini tidak hanya sekedar keterbatasan dalam mobilitas saja akan tetapi yang paling ditakutkan adalah kecacatan disabilitas, penyakit ini pun dikhawatirkan menimbulkan kegagalan organ bahkan hingga kematian. WHO melaporkan angka kejadian rematik pada tahun 2008 mencapai 20% persen penduduk dunia yang terserang rematik, dimana 5-10% merupakan penderita yang berusia 5-20 tahun. Dan 20% dari penderita rematik adalah mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010). Sedangkan penderita di indonesia menurut hasil penelitian dari Zeng QY et al 2008, menyatakan bahwa prevalensi rematik di indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Dan menurut pusat data BPS Provinsi Jawa Timur didapat bahwa rematik banyak diderita oleh kaum lansia, pada tahun 2007 saja sebanyak 28% dari 4.209.817 lansia menderita penyakit rematik, (Smart, 2010). Dan menurut wiyono, 2010 di sebutkan bahwa di kota malang di dapat jumlah penderita penyakit rematik mencapai 7.179 kasus di Rumah Sakit dan 33.985 kasus di puskesmas pada tahun 2008. Asosiasi Internanasional untuk Penelitian Nyeri (International Association for the Study of Pain, IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Perry& Potter 2006, h.1502). Mengkonsumsi Obat merupakan salah satu terapi untuk mengurangi efek
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
dari rematik, secara umum obat rematik merupakan dikategorikan sebagai obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS). Pada kehidupan sehari-hari sangat mudah didapatkan obat untuk meredakan rasa nyeri pada sakit rematik, bahkan dapat dengan mudah di dapatkan di warung-warung, toko-toko dan bahkan Apotek tanpa harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat. Kebanyakan masyarakat tidak mempertimbangkan dan tidak mempedulikan akan efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian bebas obat-obat pereda nyeri. Sebagian besar pasien yang hanya karena merasa cocok dengan obat yang tadinya diresepkan oleh dokternya, sehingga ketika merasakan sakit kembali mereka membeli obat yang pernah diresepkan di warung atau toko obat tanpa merasa perlu berkonsultasi dahulu dengan dokter. Padahal penggunaan obat rematik yang tidak tepat bisa menyebabkan efek samping kerusakan lambung atau saluran cerna (Makmun, 2009). Obat-Obat OAINS yang biasa dipakai untuk terapi rematik sering menimbulkan gejala-gejala akibat efek samping dari pemakaiannya, antara lain gangguan maagh berupa rasa sakit pada ulu hati, mual, muntah, perlukaan bahkan tukak di lambung dan usus duabelas jari. Dan dapat menimbulkan erosi klinis dilambung sehingga terjadi pendarahan saluran cerna bagian atas yang bisa berlanjut dengan kematian (Fahrial, 2008). OAINS/AINS diharapkan sebagai antinyeri rematik apabila sediaan sudah terbukti terdistribusi ke sinovium, mula kerja AINS yang segera (dini), masa kerja AINS yang lama (panjang), bahan aktif AINS bukan rasemik, bahan aktif AINS bukan prodrug, efeksamping AINS yang minimal, memberikan interaksi yang minimal, mekanisme kerja multifaktor. Berdasarkan uraian diatas, prevalensi penyakit Osteoarthritis yang insidensinya semakin meningkat dan banyaknya kasus seperti polifarmasi serta komplikasi yang di derita oleh pasien Osteoarthritis, maka diperlukan evaluasi mengenai rasionalitas penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid. Oleh karena itu peneliti hendak melakukan penelitian pada pasien rawat jalan di RSUD Kabupaten Subang dari Januari hingga Desember 2014, yaitu mengenai Rasionalitas
Penggunaan
Obat
Anti-Inflamasi
Non-steroid
pada
pasien
Osteoarthritis.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3
1.2 Rumusan Masalah Pada banyak kasus nyeri seringkali di resepkan dengan Obat AntiInflamasi Non-steroid atau yang disebut dengan OAINS/NSAID (Non-steroid Anti-Inflamation Drugs), khususnya pada kasus pasien rematik Osteoarthritis. Namun sejauh ini jarang sekali ada pengkajian terhadap rasionalitas penggunaan obat-obat tersebut yang di tinjau dari Ketepatan Diagnosis, Ketepatan Indikasi, Ketepatan
Obat,
Ketepatan
Dosis,
Tepat
Pasien
dan
Ketepatan
Cara
pemberian.Sebagaimana diketahui bahwa Obat-Obat NSAID bila digunakan dengan tidak memperhatikan rasionalitasnya sehingga sering terjadi efek yang tidak diinginkan, karena itu rasionalitas perlu diperhatikan dalam pengobatan Osteoarthritis.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Untuk mengetahui rasionalitas yang ditinjau dari Ketepatan Diagnosis,
Ketepatan Indikasi, Ketepatan Obat, Ketepatan Dosis, Tepat Pasien dan Ketepatan Cara pemberianpenggunaan obat antinyeri OAINS pada pasien rematik osteoarthritis sehingga tidak terjadiefek yang merugikan.
1.3.2
Tujuan Khusus Untuk mengetahui rasionalitas yang ditinjau dari Ketepatan Diagnosis,
Ketepatan Indikasi, Ketepatan Obat, Ketepatan Dosis, Tepat Pasien dan Ketepatan Cara pemberian penggunaan obat antinyeri OAINS pada pasien rematik osteoarthritis yang berobat jalan di RSUD Kabupaten Subang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Secara Metodologi Metode dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengkaji rasionalitas
(berdasarkan tepat diagnosis, tepat dosis, tepat indikasi, tepat pasien, tepat rute pemberian, tepat obat) penggunaan Obat pada penyakit lainnya di RSUD Kabupaten Subang dan di Rumah Sakit lainnya. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4
1.4.2
Secara Aplikatif Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai informasi untuk membuat
kebijakan dalam penggunaan obat anti inflamasi non steroid sebagai obat antinyeri dan rematik di RSUD Kabupaten Subang.
1.4.3
Untuk peneliti lainnya Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengkaji rasionalitas baik
Obat Anti-Inflamasi Non-steroid atau obat lainnya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Rasionalitas Obat Rational Use Of Medicine (RUM) atau yang dikenal dengan Penggunaan Obat Secara Rasional (POR) merupakan suatu kampanye yang disebarkan ke seluruh dunia, juga di Indonesia. Penggunaan obat dikatakan rasional bila (WHO 1985) bila pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dan dengan harga yang paling murah untuk pasien dan masyarakat. Penggunaan obat dianggap rasional menurut Modul Penggunaan Obat Rasional yang dikeluarkan Kemenkes tahun 2011, apabila memenuhi kriteria : 2.1.1 Tepat Diagnosis Penggunaan obat yang rasional salah satunya adalah harus sesuai diagnosis yang benar, sehingga obat sesuai indikasi yang seharusnya. Ketepatan diagnosis menjadi langkah awal dalam sebuah proses pengobatan karena ketepatan pemilihan obat dan indikasi akan bergantung pada diagnosis penyakit pasien. Pada pengobatan oleh tenaga kesehatan, diagnosis merupakan wilayah kerja dokter. Sedangkan pada swamedikasi oleh pasien, apoteker mempunyai peran sebagai second opinion untuk pasien yang telah memiliki self-diagnosis. 2.1.2 Tepat indikasi penyakit Pengobatan didasarkan atas keluhan individual dan hasil pemeriksaan fisik yang akurat. Setiap obat mempunyai tujuan terapi yang spesifik, misalkan antibiotik diindikasikan untuk infeksi bakteri sehinnga obat ini di berikan untuk penyakit yang terdapat indikasi dengan infeksi bakteri. 2.1.3 Tepat Pemilihan Obat Yaitu memberikan obat yang sebenarnya diperlukan untuk penyakit yang diderita pasien, dalam kasus ini banyak sekali pemakaian antibiotika pada setiap penyakit yang diderita pasien yang sebenarnya tidak diperlukan. Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6
ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit.
2.1.4 Tepat Dosis Pemberian obat memperhitungkan umur, berat badan dan kronologis penyakit. Pemberian obat dengan dosis yang berlebihan khususnya untuk yang rentang terapinya sangat sempit akan beresiko timbulnya efek samping. Sebaliknya apabila dosis yang diberikan kurang maka tidak akan memberikan efek teurapetik yang diinginkan.
2.1.5 Tepat Cara Pemberian Masih banyak terjadi kesalahan di masyarakat akan cara mereka mengkonsumsi obat karena kurangnya informasi yang di dapat ketika obat di serahkan ke tangan mereka. Seperti contohnya obat Antasida yang ketika dikonsumsi harus dikunyah, atau bahkan larangan Antibiotik dikonsumsi bersamaan dengan susu karena akan membentuk ikatan sehingga akan sulit di absorbsi dan menurunkan efektivitasnya.
2.1.6 Tepat Interval Waktu Pemberian Jarak minum obat sesuai dengan aturan pemakaian yang telah ditentukan. Pemberian obat hendaknya diberikan sesederhana dan se-praktis mungkin agar mudah dipatuhi oleh pasien. Pemberian obat dengan interval waktu 4x/hari lebih besar kemungkinaan ketidak patuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dibanding dengan interval waktu pemberian yang hanya 3x/hari, dan harus diberi pengertian bahwa obat dengan 3x/hari itu diminum setiap 8 jam.
2.1.7 Tepat penilaian kondisi pasien Respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Hal ini lebih jelas terlihat pada beberapa jenis obat seperti teofilin dan aminoglikosida. Beberapa kondisi berikut harus dipertimbangkan sebelum pemberian obat. -
β-bloker (misalnya propranolol) hendaknya tidak diberikan pada penderita hipertensi yang memiliki riwayat asma, karena obat ini memberi efek
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7
bronkhospasme. -
Antiinfl amasi Non Steroid (AINS) sebaiknya juga dihindari pada penderita asma, karena obat golongan ini terbukti dapat mencetuskan serangan asma.
-
Peresepan beberapa jenis obat seperti simetidin, klorpropamid, aminoglikosida dan allopurinol pada usia lanjut hendaknya ekstra hati-hati, karena waktu paruh obatobat tersebut memanjang secara bermakna, sehingga resiko efek toksiknya juga meningkat pada pemberian secara berulang.
-
Peresepan kuinolon (misalnya siprofl oksasin dan ofloksasin), tetrasiklin, doksisiklin, dan metronidazol pada ibu hamil sama sekali harus dihindari, karena memberi efek buruk pada janin yang dikandung.
2.1.8
Tepat Informasi Informasi yang tepat dan benar akan membantu dalam pencapaian efek
teurapetis yang diinginkan, dan meminimalisir efeksamping yang tidak diinginkan dari obat yang dikonsumsi. Sebagai contoh: -
Peresepan rifampisin akan mengakibatkan urine penderita berwarna merah. Jika hal ini tidak diinformasikan, penderita kemungkinan besar akan menghentikan minum obat karena menduga obat tersebut menyebabkan kencing disertai darah. Padahal untuk penderita tuberkulosis, terapi dengan rifampisin harus diberikan dalam jangka panjang.
-
Peresepan antibiotik harus disertai informasi bahwa obat tersebut harus diminum sampai habis selama satu kurun waktu pengobatan (1 course of treatment), meskipun gejala-gejala klinik sudah mereda atau hilang sama sekali. Interval waktu minum obat juga harus tepat, bila 4 kali sehari berarti tiap 6 jam. Untuk antibiotik hal ini sangat penting, agar kadar obat dalam darah berada di atas kadar minimal yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit.
2.2 Rematik 2.2.1Definisi Rematik merupakan penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang banyak diderita oleh kalangan lansia (usia 50 tahun keatas).(Junaidi, 2006). Dan penyakit ini sering menyerang perempuan pada usia 40 tahun (Arif Muttaqin, 2008). 2.2.2 Mekanisme terjadinya nyeri rematik dan tempat kerja antinyeri Nyeri timbul oleh karena aktivasi dan sensitisasi sistem nosiseptif, baik perifer maupun sentral. Dalam keadaan normal, reseptor tersebut tidak aktif. Dalam keadaan patologis, misalnya inflamasi, nosiseptor menjadi sensitive bahkan hipersensitif. Adanya pencederaan jaringan akan membebaskan berbagai jenis mediator inflamasi, seperti prostaglandin, bradikinin, histamin dan sebagainya. Mediator inflamasi dapat mengaktivasi nosiseptor yang menyebabkan munculnya nyeri. AINS mampu menghambat sintesis prostaglandin (PG) dan sangat bermanfaat sebagai antinyeri. Berawal dari perubahan fosfolipid menjadi asam arakidonat yang merupakan substrat bagi enzim prostaglandin endoperoxide synthase (PGHS; COX, cyclooxygenase) menjadi PGG2, dan reduksi peroxidative PGG2 menjadi PGH2. Selanjutnya sebagai bahan baku prostaglandin, endoperoxide PGH2 dirubah menjadi berbagai prostaglandin. Saat ini dikenal dua iso-enzim COX, yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 sebagai enzim "constitutive" merubah PGH2 menjadi berbagai jenis prostaglandin (PGI2, PGE2) dan tromboxan (TXA2) yang dibutuhkan dalam fungsi homeostatis. COX-2 yang terdapat di dalam sel-sel imun (macrophage dll), sel endotel pembuluh darah dan fibroblast sinovial, sangat mudah diinduksi oleh berbagai mekanisme, akan merubah PGH2 menjadi PGE2 yang berperan dalam kejadian inflamasi, nyeri dan demam. Oleh karena itu COX2 dikenal sebagai enzim "inducible". Pada kenyataannya, baik COX-1 dan COX-2 adalah isoenzim yang dapat diinduksi (Lelo, 2001). Sepuluh tahun yang lalu, Wittenberg dkk (1993) membuktikan bahwa dari jaringan sinovium dilepaskan berbagai eicosanoid prostaglandin E2 (PGE2), 6keto-PGF1 alpha, leukotriene B4 (LTB4), dan LTC4, tapi bukan dari bagian rawan atau tulang sendi. Grup peneliti ini juga menemukan bahwa diclofenak dan indomethacin dapat menghambat pembebasan prostaglandin, tanpa mempengaruhi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
produksi leukotriene. 2.2.3Etiologi & Klasifikasi Rematik Penyebab Rematik berdasarkan klasifikasinya adalah: 2.2.3.1 Osteoarthritis Osteoartritis (OA) merupakan bentuk artritis yang paling sering ditemukan di masyarakat, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan masyarakat. Osteoarthritis tidak hanya mengenai rawan sendi namun juga mengenai seluruh sendi, termasuk tulang subkondral, ligamentum, kapsul dan jaringan synovial serta jaringan ikat periartikular. Pada stadium lanjut rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fissura dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah : a. Umur. Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun. b. Jenis Kelamin. Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi, dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c. Genetic Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anakanaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10
d. Suku. Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan. e. Kegemukan Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
1. Klasifikasi Osteoarthritis Osteoarthritis diklasifikasikan berdasarkan etiologi dan lokasi sendi yang kena. Berdasarkan etiologi, OA dapat terjadi secara primer (idiopatik) maupun sekunder. Pada Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Reumathology Indonesia (IRA) tahun 2014 terdapat tabel Klasifikasi OA berdasarkan etiologi dan berdasarkan lokasi sendi yang kena.
a) Klasifikasi OA berdasarkan Etiologi I.
Idiopatik (Primer)
II.
Sekunder Tabel 2.1 Klasifikasi OA berdasarkan Etiologi Kelainan Anatomi /
Metabolik •
Artritis kristal(Gout, calciumpyrop hosphatedihy
Trauma
Struktur Sendi •
• •
Slipped femoral epiphysis Epiphyseal dysplasias Penyakit Blount’s
•
•
Trauma sendi mayor Fraktur pada sendiatau
Inflamasi •
•
Semua artropatii nflamasi Artritis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11
• •
dratearthropa ty/pseudogout ) Akromegali Okronosis(alk aptonuria)He mokromatosis Penyakit Wilson
• •
•
•
•
Penyakit Legg-Perthe Dislokasi koksa kongenital Panjang tungkai tidak sama Deformitas valgus/varus Sindroma hipermobiliti
•
•
osteonekrosis Bedah tulang(contoh: menisektomi) Jejas kronik (artropatiokupasion al/terkaitpekerjaan), bebanmekanik kronik(obesitas).
septik
Sumber dari Rekomendasi-IRA-2014
b) Klasifikasi OA berdasarkan lokasi sendi yang terkena Klasifikasi berikut pada penatalaksanaan OA secara menyeluruh, baik itu secara farmakologi ataupun Non-farmakologi. Penanganan OA tidak hanya pada sendi lutut, panggul, lumbal, tetapi juga dapat mengenai sendi-sendi dibawah ini : Tabel 2.2 Klasifikasi OA berdasarkan lokasi sendi yang terkena OA Tangan
•
•
•
OA Lutut
• • •
Nodus Heberden danBouchard (nodal) Artritis erosif interfalang Karpal-metakarpal I
OA Vetebra
Bony enlargement Genu valgus Genu varus
OA ditempat lainnya
• • • •
• • • • •
OA Kaki
• • •
•
OA
•
haluks valgus haluks rigidus jari kontraktur(hammer/c ock-up toes) talonavikulare eksentrik (superior)
sendi apofiseal sendi intervertebral spondilosis (osteofit) ligamentum (hiperostosis,penyakit Forestier,diffuse idiopathic skeletalhyperostosis=DI SH) glenohumeral akromioklavikular tibiotalar sakroiliaka temporomandibular
OA generalisata / Meliputi 3 atau lebih sistemik daerahyang tersebut di atas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
12
Koksa (Panggul)
•
•
konsentrik (aksial, medial) difus (koksa senilis)
2. Langkah-Langkah Penetapan Diagnosis Osteoarthritis Seperti pada penyakit reumatik umumnya penetapan diagnosis tak dapat didasarkan hanya pada satu jenis pemeriksaan saja. Biasanya di lakukan pemeriksaan reumatologi ringkas berdasarkan prinsip pemeriksaan GALS (Gait, arms, legs, spine). Penegakan diagnosis OA berdasarkan gejala klinis. Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus yang dapat menentukan diagnosis OA. Pemeriksaan penunjang saat ini terutama dilakukan hanya untuk memonitoring penyakit dan untuk menyingkirkan kemungkinan arthritis karena sebab lainnya. Pemeriksaan radiologi dapat menentukan adanya OA, namun tidak berhubungan langsung dengan gejala klinis yang muncul. Gejala OA umumnya dimulai saat usia dewasa, dengan tampilan klinis kaku sendi di pagi hari atau kaku sendi setelah istirahat. Sendi dapat mengalami pembengkakan tulang, dan krepitus saat digerakkan, dapat disertai keterbatasan gerak sendi. Peradangan umumnya tidak ditemukan atau sangat ringan. Banyak sendi yang dapat terkena OA, terutama sendi lutut, jari-jari kaki, jari-jari tangan, tulang punggung dan panggul. Pada seseorang yang dicurigai OA, direkomendasikan melakukan pemeriksaan berikut ini: A) Anamnesis Ø Nyeri dirasakan berangsur-angsur (onset gradual) Ø Tidak disertai adanya inflamasi(kaku sendi dirasakan < 30 menit, bila disertai inflamasi, umumnya dengan perabaan hangat, bengkakyang minimal, dan tidak disertai kemerahan pada kulit) Ø Tidak disertai gejala sistemik Ø Nyeri sendi saat beraktivitas Ø Sendi yang sering terkena: Sendi tangan: carpo-metacarpal (CMCI), Proksimal interfalang (PIP) dan distal interfalang (DIP), dan Sendi kaki: Metatarsofalang (MTP) pertama. Sendi lain: lutut, V. servikal, lumbal, dan hip.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13
Faktor risiko penyakit : Ø Bertambahnya usia Ø Riwayat keluarga dengan OAgeneralisata Ø Aktivitas fisik yang berat Ø Obesitas Ø Trauma
sebelumnya
atau
adanya
deformitas
pada
sendi
yang
bersangkutan. Penyakit yang menyertai, sebagai pertimbangan dalam pilihan terapi: Ø Ulkus peptikum, perdarahan saluranpencernaan, penyakit liver.Penyakit kardiovaskular (hipertensi,penyakit jantung iskemik, stroke,
gagal
jantung) Ø Penyakit ginjal Ø Asthma bronkhiale (terkaitpenggunaan aspirin atau OAINs) Ø Depresi yang menyertai
B) Pemeriksaan Fisik Ø Tentukan BMI Ø Perhatikan gaya berjalan/pincang? Ø Adakah kelemahan/atrofi otot Ø Tanda-tanda inflamasi/efusi sendi? Ø Lingkup gerak sendi (ROM) Ø Nyeri saat pergerakan atau nyeri di akhir gerakan. Ø Krepitus Ø Deformitas/bentuk sendi berubah Ø Gangguan fungsi/keterbatasan gerak sendi Ø Nyeri tekan pada sendi dan periartikular Ø Penonjolan tulang (Nodul Bouchard’s dan Heberden’s) Ø Pembengkakan jaringan lunak Ø Instabilitas sendi C) Pendekatan untuk Menyingkirkan Kemungkinan Diagnosis Lain. Ø Adanya infeksi Ø Adanya fraktur UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14
Ø Kemungkinan keganasan Ø Kemungkian Artritis Reumatoid Diagnosis banding yang menyerupai penyakit OA : Ø Inflammatory arthropaties Ø Artritis Kristal (gout atau pseudogout) Ø Bursitis (a.r. trochanteric, Pes anserine) Ø Sindroma nyeri pada soft tissue Ø Nyeri penjalaran dari organ lain (referred pain) Ø Penyakit lain dengan manifestasi artropati (penyakit neurologi, metabolik dll.) D) Pemeriksaan Penunjang Ø Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk mendiagnosis OA. Pemeriksaan darah membantu menyingkirkan diagnosis lain dan monitor terapi. Ø Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk klasifikasi diagnosis atau untuk merujuk ke ortopaedi.
E) Perhatian khusus terhadap gejala klinis dan faktor yang mempengaruhi pilihan terapi / penatalaksanaan OA. Ø Singkirkan diagnosis banding. Ø Pada kasus dengan diagnosis yang meragukan, sebaiknya dikonsulkan pada ahli reumatologi untuk menyingkirkan diagnosis lain yang menyerupai OA. Umumnya dilakukan artrosentesis diagnosis. Ø Tentukan derajat nyeri dan fungsi sendi Ø Perhatikan dampak penyakit pada status social seseorang Ø Perhatikan tujuan terapi yang ingin dicapai, harapan pasien, mana yang lebih disukai pasien, bagaimana respon pengobatannya. Ø Faktor psikologis yang mempengaruhi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
15
Penderita / pasien yang di duga Osteoarthritis
Pendekatan Klinis
Riwayat penyakit Radiografi standar* Faktor yang dieksklusi : - Trauma - Kondisi jaringan lunak - Sindroma penjalaran nyeri - Artritis septik/kristal - Hemartrosis
Penilaian pada sendi: - Nyeri, bengkak - Fungsi, gangguan pergerakan - Disabilitas emosi - Disabilitas lainnya Penyakit penyerta: - Penilaian status gizi (BMI) - Risiko jatuh Risiko NSAID: - Usia, Hipertensi, gangguan GI, kardiovaskular, ginjal atau penyakit hati. Risiko pengobatan: - Polifarmasi - Alergi obat/aspirin - Penggunaan diuretik/ACEI - Penggunaan antikoagulan Pendidikan dan sosial ekonomi
Diagnosis
Diagnosis OA berdasarkan kriteria ACR
Lakukan penilaian yang menyeluruh
Dokumentasi penunjang medis
• Tanggal dilakukannya pemeriksaan Radiografi • Tanggal dilakukannya pemeriksaan Radiografi • Dasar diagnosis OA: Kriteria klasifikasi OA berdasarkan (ACR) • Diagnosis banding
• Derajat OA terakhir • Bila menggunakan NSAID periksa tekanan darah, fungsi ginjal • Respon terapi sebelumnya • Penyakit kronis komorbid sebelumnya
Penatalaksanaan Farmakologis dan non-Farmakologis Gambar 2.1 Diagram alur pendekatan diagnosis Osteoarthritis
3. Penatalaksanaan Osteoarthritis Penatalaksanaan Osteoarthritis menurut Guideline ACR (American College Of Rheumatology) yang dikutip dari Rekomendasi Ikatan Reumatologi Indonesia tahun 2014 :
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16
Tahap Pertama: Terapi Non-Farmakologis a) Edukasi pasien (Level Of Evidence: II) b) Program Penatalaksanaan Mandiri (Self-Management Program). c) Bila berat badan berlebih (BMI > 25), program penurunan berat badan, minimal penurunan 5% dari berat badan, dengan target BMI 18,5-25. (Level of evidence: I). d) Program latihan aerobik (low impact aerobic fitness exercises).(Level of Evidence: I) e) Terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan otot- otot (quadrisep/pangkal paha) dan alat bantu gerak sendi (assistive devices for ambulation): pakai tongkat pada sisi yang sehat. (Level of evidence: II) f) Terapi
okupasi
meliputi
proteksi
sendi
dan
konservasi
energi,
menggunakan splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik seharihari. (Level of evidence: II) Tahap Kedua
:
Terapi Farmakologis •
Pendekatan Terapi Awal a) Untuk Osteoarthritis dengan gejala ringan hingga sedang dapat diberikan obat berikut ini, bila tidak terdapat atau menimbulkan kontraindikasi dengan pemberian obat tersebut : §
Acetaminophen (kurang dari 4 gram sehari).
§
Obat Antiinflamasi non-steroid
b) Untuk Osteoarthritis dengan gejala ringan hingga sedang yang mengalami resiko pada system pencernaan (untuk penderita usia >60 tahun, disertai penyakit komorbid dengan polifarmaka, riwayat ulkus peptikum, riwayat perdarahan saluran cerna, mengkonsumsi obat kortikosteroid dan atau antikoagulan), dapat diberikan salah satu obat berikut ini: §
Acetaminophen ( kurang dari 4 gram per hari).
§
Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) topikal
§
Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) non selektif, dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17
pemberian obat pelindung gaster (gastro- protective agent). Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) harus dimulai dengan dosis analgesik rendah dan dapat dinaikkan hingga dosis maksimal hanya bila dengan dosis rendah respon kurang efektif. Pemberian OAINS lepas bertahap
(misalnya
Na-Diklofenak
SR75
atau
SR100)
agar
dipertimbangkan untuk meningkatkan kenyamanan dan kepatuhanpasien. Penggunaan misoprostol atau proton pump inhibitor dianjurkan pada penderita yang memiliki faktor risiko kejadian perdarahan sistem gastrointestinal bagian atas atau dengan adanya ulkus saluran pencernaan. (Level of Evidence: I, dan II) •
Cyclooxygenase-2 inhibitor. (Level of Evidence: II). Obat-obat tersebut harus secara teratur diberikan kepada pasien gangguan fungsi liver, dan harus di hindari kepada pasien pecandu alkohol kronis. Pada pasien yang tidak merespon terhadap Acetaminophen tidak diperbolehkan mendapatkan terapi sistemik atau dapat diberikan Capcaisin topikal atau methylsalicylate cream. Untuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai pembengkakan sendi, aspirasi dan tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular (misalnya triamsinolone hexatonide 40 mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu sampai tiga minggu) dapat diberikan, selain pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid per oral (OAINS). v Pendekatan Terapi Alternatif Bila pada terapi awal tidak menunjukan hasil/respon yang adekuat maka dapat dilakukan terapi alternative sebagai berikut : a. Pada penderita dengan keluhan nyeri sedang hingga berat, dan memiliki riwayat kontraindikasi pemberian COX-2 inhibitor spesifik dan OAINS, maka dapat diberikan Tramadol (200-300 mg dalam dosis terbagi). Manfaatnya dalam pengendalian nyeri OA sedang hingga berat, akantetapi dibatasi dengan adanya efeksamping mual (30%), konstipasi (23%), pusing (20%), somnolen (18%) dan muntah (13%). b. Terapi intraartikular seperti pemberian hyaluronan (Level of Evidence: I dan II) atau kortikosteroid jangka pendek (satu hingga tiga minggu) pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18
OA lutut. (Level of Evidence: II) c. Kombinasi : Metaanalisis membuktikan: Manfaat
kombinasi
paracetamol-kodein
meningkatkan
efektifitas
analgesik hingga 5% dibandingkan paracetamol saja, namun efek sampingnya lebih sering terjadi: lebih berdasarkan pengalaman klinis. Bukti-bukti penelitian klinis menunjukkan kombinasi ini efektif untuk non-cancer related pain.
2.2.3.2 Arthritis Remathoid Pasien Arthritis Remathoid menunjukkan gejala umum cepat lelah, karena Artritis rematoid merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan berakibat seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya.Reumatoid artritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun dimana etiologinya tidak diketahui dan biasanya mengefek sendi kecil dan besar. (Dubey, S., & Adebajo, A., 2008). Kirakira 20% dari pasien, onset RA adalah akut. Beberapa pasien akan rasa tidak enak untuk beberapa bulan, tetapi yang lain mengalami disabilitas yang parah.Remisi spontan bisa terjadi, tetapi jika penyakit berlanjutan lebih dari 2 tahun, maka remisi spontan tidak bisa terjadi. (Dubey, S., Adebajo, A., 2008).RA mungkin merupakan suatu manifestasi dari respon terhadap suatu agen infeksi dalam individu yang rentan terkena secara genetik (genetically susceptiblehost). Agenagen yang mungkin menjadi penyebab adalah Mycoplasma, virus Epstein-Barr (EBV), cytomegalovirus, parvovirus, dan rubella. (Fauci, A.S., & Langford, C.A., 2006).
2.2.3.3 Polimialgia Rematik Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun keatas.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19
2.3OAINS (Obat Anti Inflamasi Non-steroid) Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) merupakan obat yang dapat mengurangi inflamasi dan meredakan nyeri melalui penekanan pembentukan prostaglandin
(PG)
dengan
cara
menghambat
enzim
cyclooxygenase
(COX).OAINS merupakan obat yang banyak diresepkan, terutama untuk keluhan sakit Rematik dan sakit peradangan lainnya untuk menekan atau mengurangi rasa sakit yang di derita oleh pasien. Namun kehati-hatian dalam penggunaan OAINS di masyarakat masih sangat kecil tingkat kesadarannya, karena banyak dari masyarakat menggunakan OAINS tanpa aturan yang benar untuk semakin menekan rasa sakit yang diderita dan rasa sakit itu segera hilang. Berbagai keadaan tersebut mengakibatkan lebih 100.000 orang dirawat di RS setiap tahun karena efek samping OAINS, dengan angka kematian sekitar 10.000-20.000 orang (Soeroso, 2008). 2.3.1
OAINS sebagai antinyeri rematik Sediaan AINS yang mampu menghambat sintesis mediator nyeri
prostaglandin mempunyai struktur kimia yang heterogen dan berbeda di dalam farmakodinamiknya. Oleh karena itu berbagai cara telah diterapkan untuk mengelompokkan AINS, apakah menurut 1). struktur kimia, 2). tingkat keasaman dan 3). ketersediaan awalnya (pro-drug atau bukan) dan sekarang berdasarkan selektivitas hambatannya pada COX-1 dan COX-2, apakah selektif COX-1 inhibitor, non-selektif COX inhibitor, preferentially selektif COX-2 inhibitor dan sangat selektif COX-2 inhibiotr. Khasiat suatu AINS sangat ditentukan kemampuannya menghambat sintesis prostaglandin melalui hambatan aktivitas COX. Dari penelitian Duffy dkk (2003) diketahui bahwa kadar PGE2 penderita rematik di plasma berkurang setelah pemberian diklofenak (dari 28.15 +/- 2.86 ng/mL menjadi 0.85 +/- 2.86 ng/mL setelah 4 jam pemberian) dan nimesulide (dari 24.45 +/- 2.71 ng/mL menjadi 1.74 +/- 2.71 ng/ mL setelah 2 jam pemberian) dan di cairan sinovium berkurang setelah pemberian diklofenak dan nimesulide (dari 319 +/- 89 pg/mL menjadi 235 +/- 72 pg/mL setelah 4 jam pemberian) bahkan pada pemakaian jangka lama kadar PGE2 di cairan sinovium dapat turun menjadi 61 +/- 24 pg/
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20
mL. Aspirin dan meloxicam juga mampu menurunkan kadar prostaglandin di darah dan cairan sinovium (Jones dkk, 2002). Dari berbagai uji klinik pada penderita osteoarthritis ditunjukkan bahwa AINS baik yang non-selektif (naproxen) maupun selektif menghambat aktivitas COX-2 (celecoxib) berkhasiat dalam mengurangi nyeri rematik (Bensen dkk, 1999). Hasil temuan yang sama dilaporkan antara rofecoxib dan ibuprofen (Ehrich dkk, 1999) serta diclofenac (Cannon dkk, 2000). Simon dkk (1999) mengkaji khasiat anti-nyeri celecoxib dan naproxen pada penderita rheumatoid arthritis. Kelompok peneliti ini menemukan bahwa kedua AINS ini efektif dalam menanggulangi nyeri dan inflamasi pada penderita rheumatoid arthritis. Namun, kelihatannya makin lebih selektif suatu AINS menghambat COX-1 makin berkurang khasiatnya sebagai antiinflamasi, dan sebaliknya dengan sediaan yang makin lebih selektif menghambat COX-2. Penggunaan AINS sebagai sediaan analgetika tunggal akan menunjukkan efek mengatap (ceiling effect). Niederberger dkk (2001) menunjukkan kejadiaan tersebut pada celecoxib, dimana dengan dosis 800 mg per-hari memberikan khasiat analgetik yang tidak lebih besar daripada dosis optimum yang dianjurkan (200 mg), malah lebih rendah daripada dosis 200 mg per-hari. Oleh karena semua AINS menunjukkan efek mengatap (ceiling effect) yang akan membatasi khasiatnya pada penanggulangan nyeri rematik yang makin meningkat parah, sehingga penggunaan dosis yang lebih besar dari yang semestinya tidak dianjurkan. 2.3.2 Pertimbangan farmakologi dalam pemilihan AINS sebagai antinyeri rematik AINS sebagai antinyeri paling bermanfaat bila nyeri disertai dengan adanya proses inflamasi. Secara farmakologis, AINS yang diinginkan sebagai antinyeri rematik adalah sediaan yang sudah terbukti: a. Terdistribusi ke sinovium Dalam pengobatan radang sendi yang merupakan organ sasaran AINS adalam membran sinovium. Tangkapan ion AINS (yang umumnya bersifat asam lemah) di lingkungan intraseluler yang lebih alkalis akan memacu ambilannya di sendi yang mengalami peradangan. Hal ini jelas akan memberikan nilai tambah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
21
dalam khasiat klinis suatu AINS (Borenstein, 1995). Borenstein (1995) berhasil memantau keberadaan AINS yang bersifat asam lemah (naproxen, oxaprozin dan piraoxicam) di sinovium. Berdasarkan telusuran kepustakaan yang telah dilakukan, sangat terbatas ragam AINS yang terbukti mampu merembes ke sinovium, diantaranya diclofenac,
ibuprofen, ketoprofen, meloxicam dan naproxen. Cukup banyak
sediaan AINS yang diberikan secara topikal dalam penanggulangan nyeri inflamasi sendi. Beberapa sediaan AINS diklofenak, ketoprofen dan meloxicam ternyata mampu merembes ke dalam kulit dan sampai ke sinovium. Secara farmakologis sediaan AINS seperti inilah yang diharapkan akan memberikan khasiat antinyeri rematik yang nyata.
b. Mula kerja OAINS yang segera (dini) Mula kerja obat biasanya berkaitan dengan kecepatan penyerapan obat, makin cepat kadar puncak obat tercapai makin dini efek AINS muncul. Diklofenak bila diberikan peroral akan diserap dengan cepat dan sempurna akan memberikan mula kerja yang segera. Contoh sediaan AINS lain yang juga cepat penyerapannya adalah asam mefenamat, ibuprofen, ketoprofen, nimesulide dan lainnya. Selain itu, kerja suatu AINS sangat dipengaruhi oleh distribusinya ke cairan sinovium. Diklofenak yang terdistribusi ke cairan sinovium menunjukkan hubungan konsentrasi-efek diklofenak (Davies & Anderson, 1997). Suatu hal yang perlu menjadi catatan bahwa distribusi AINS ke cairan sinovium akan meningkat pada fase inflamasi. Misalnya meloxicam, ratio konsentrasi di cairan sinovium / di plasma pada inflamasi akut (0,58) lebih besar daripada tanpa inflamasi (0,38) (Lapicque dkk, 2000). c. Masa kerja OAINS yang lama (panjang) Biasanya, makin panjang waktu paruh AINS makin lama masa kerja AINS. Sebaiknya suatu AINS bekerja lama kalau perlu lebih dari 24 jam sehingga barangkali cukup diberikan satu kali dalam satu minggu. Salah satu derivate oxicam (meloxicam) memiliki waktu paruh sekitar 20 jam, membuat sediaan ini
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22
layak untuk diberikan sekali sehari (Davies & Skjodt, 1999). Namun di sisi lain makin panjang waktu paruh AINS (misalnya t ½ piroxicam = 50 jam atau lebih dari 2 hari 2 malam ) makin mudah terjadi akumulasi (penumpukan) AINS di dalam tubuh penderita. Apa bila AINS tersebut diberikan lebih sering, sudah tentu sebagai akibatnya makin mudah terjadi efek toksik AINS dengan segala resiko. Upaya untuk memperpanjang masa kerja AINS dengan waktu paruh singkat (misalnya ibuprofen dan diklofenak) dapat dilakukan merubah formulasinya menjadi sediaan lepas lambat. Sediaan lepas lambat memiliki kelebihan dalam hal tidak adanya perubahan waktu paruh sediaan, dengan kata lain secara farmakologis lebih aman daripada AINS dengan waktu paruh panjang. Suatu hal yang perlu dicatat adalah apabila suatu sediaan AINS telah terdistribusi ke sinovium biasanya akan memberikan waktu paruh yang lebih panjang daripada yang ada di plasma (Audeval-Gerard dkk, 2000). Setelah pemberian piroxicam (20 mg), kadar AINS di plasma (2.51+/-0.25 microg/ml) lebih tinggi daripa di cairan sinovium (1.31+/-0.76 microg/ml), tetapi waktu paruh di cairan sinovium (90.7 h) lebih panjang daripada yang di plasma (32.5 h) (Bannwart dkk, 2001).
2.3.3
Obat Analgesik AntI-Inflamasi Non-steroid Tabel 2.3.3Obat Analgesik AntI-Inflamasi Non-steroid
Carboxylic acids Phenylacetic Acids
Enolic Acids
Non-Acidic Compounds Nabumetone
Pyrazolones
Diclofenak
Fenilbutazon
Anclofenac
Azapropazon
fenclofenac
Oksifenbutazon
Carbo and heterocyclic Oxicams acids Indometacin
Piroksikam
Sulindak
Tenoksikam
Tolmetin
Meloxicam
Etodolac
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
23
Salicylic acids Ibuprofen Fenbufen Ketoprofen Fenoprofen Flurbiprofen Naproxen Oxaprozin Tiaprofenic acid Fenamic Acids Meclofenamic acid Flufenamic acid mefenamic
2.3.4
Obat Analgesik dan OAINS berdasarkan Formularium RSUD Kabupaten Subang. Tabel 2.3.4 Obat terapi berdasarkan Formularium RSUD kab. Subang
No
Sub kelas Terapi
Nama generik
Sediaan / kekuatan
1
Analgesik Non Narkotik
1. Ibuprofen
tab. 200 mg tab. 400 mg Sirup 100 mg/5 ml Suspensi 200 mg/5 ml
2. Parasetamol
Tab. 500 mg Sirup 120 mg/5 ml Drop 100 mg/ml btl (60 mg/0,6 ml)
3. Asam mefenamat
Kapsul/kaplet
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
24
500 mg 4. Tramadol
Kapsul 50 mg Injeksi 50 mg
5. Ketorolac
Injeksi 30 mg/ml
6. Natrium diclofenak
Tab. 50 mg Tab. 25 mg
7. Ketoprofen
Suppositosria 100 mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg Injeksi
8. Deksketoprofen
Tab. 25 mg Injeksi 50 mg/ 2 ml
9. Meloksikam
Tablet 7,5 mg Tab. 15 mg Kaplet
10. Kombinasi (metampiron mg+diazepam
500 2
mg) 11. Metampiron
Injeksi Tablet
2
Antipirai
12. Metamizol
Injeksi
1. Alopurinol
Tab. 100 mg Tab. 300 mg
2.4 Profil RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten Subang Nama
: Rumah Sakit Umum Daerah
Instansi
: Kelas B
Alamat
: Jln. Brigjen Katamso No. 37, Dangdeur, Subang
Telepon : (0260) 411421
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
25
Visi
: Terwujudnya Rumah Sakit Daerah pilihan dan Terpercaya melalui pelayanan prima yang berwawasan Lingkungan Tahun 2023.
Misi
: a) Penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit yang berkualitas dengan berorientasi pada kepuasan pelanggan; b) Menerapkan sistem manajemen yang professional, transparan dan akuntable; c) Membangun Rumah Sakit dengan konsep nyaman, aman dan Hommy; d) Meningkatakan sumber daya dalam rangka pengembangan bisnis rumah sakit.
2.3.4
Pelayanan Dokter di RSUD Kabupaten Subang.
a) Dokter Spesialis Penyakit Dalam. b) Dokter Spesialis Syaraf. c) Dokter Spesialis Mata. d) Dokter Spesialis Ortopedi. e) Dokter Spesialis THT. f) Dokter Spesialis Jiwa dan Psikotest. g) Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. h) Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan. i) Dokter Spesialis Bedah. j) Dokter Spesialis Anak. k) Dokter Spesialis Anestesi. l) Dokter Gigi dan Bedah Mulut. m) Dokter Spesialis Rehabilitasi. n) Dokter Spesialis Patologi Anatomi. o) Dokter Spesialis Radiologi. p) Dokter Akupuntur. q) Dokter Umum.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
26
Pada tahun 1999 Rumah Sakit Daerah Kelas B Kabupaten Subang telah lulus akreditasi untuk 5 bidang pelayanan. Keberhasilan ini terus ditingkatkan dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan, melalui SK Dirjen Pelayanan Medik No. H.K.00.06.3.5.248 tentang pemberian status akreditasi penuh tingkat lanjut 12 (dua belas) pelayanan untuk keseluruhan 12 pelayanan. Sejak
12
April
2007
melalui
SK
Menteri
Kesehatan
No.
484/Menkes/SK/IV/2007. Telah dinyatakan sebagai rumah sakit pemerintah kelas B Non-Pendidikan. Manajemen rumah sakit terus meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan dalam pengembangan organisasi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27
BAB 3 KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS
3.1Kerangka Konsep Medical Record Pasien OsteoArthritis Obat Anti-inflamasi Non Steroid
Asam karboksilat
Rasionalitas 1. 2. 3. 4.
Tepat Diagnosis Tepat Pemilihan Obat Tepat Indikasi Tepat Dosis Yang Digunakan 5. Tepat Cara Pemberian 6. Tepat Pasien
•
Asam asetat
•
Dervat
asam
Salisilat •
Derivat
asam
fenamat
Asam Enolat •
Derivat pirazolon
•
Derivat Oksikam
Tepat
RASIONAL
Tidak Tepat
TIDAK RASIONAL
Gambar 3.1Kerangka Konsep
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28
3.2 Definisi Operasional Tabel 3.1Definisi Operasional No. Nama
1.
Definisi
Cara
Hasil
Variabel
Operasional
Pengukuran
Pengukuran
Pasien
Pasien
penderita Membaca data Pasien
Osteoarthritis
yang rekam
medis menderita
berobat rawat Jalan pasien
Osteoarthritis
ke RSUD Kabupaten Subang 2.
Rasionalitas
ukuran Melihat
Suatu
dan
rasional obat yang membaca dengan rekam
sesuai
1. Rasional 2. Tidak
medis
Rasional
kondisi pasien dan pasien. ditinjau
dari
tepat
diagnosis,
tepat
indikasi,
tepat
pemilihan obat, tepat dosis,
tepat
pemberian,
cara tepat
pasien 3.
Anti Obat anti inflamasi Membaca data
Obat Inflamasi Non
non
steroid
steroid digunakan
untuk pasien terapi OA 4.
Demografi pasien
yang rekam
medis
untuk pasien
Pasien mendapatkan obat OAINS
pasien
osteoarthritis Demografi
Melihat
pasien
adalah pusat
penyebaran
pasien (Sumber
dari
1. Inklusi
SIM
2. Eksklusi
yang dapat dilihat Informasi dari pasien
karakteristik Manajemen) (jenis Rumah
sakit
kelamin, usia, dan dan membaca
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29
jenis arthritis).
rekam
medis
pasien. 5.
Penggolonga n
6.
1. Asam
penggolongan Obat Dengan
Obat Anti-Inflamasi Non- membaca obat-
antiinflamasi
steroid
non steroid
digunakan
Usia
yang obat untuk digunakan
pengobatan
rekam
Osteoarthritis
pasien.
karboksilat
yang
2. Asam
di
Enolat
medis
Rentang usia pasien Membaca data Pasien usia > rekam
penderita
medis 40 tahun
yang pasien
osteoarthritis
berobat ke RSUD Kabupaten Subang 7.
Jenis kelamin
Kondisi fisik yang Membaca data
1. Laki-laki
menentukan
2. Perempuan
status rekam
seseorang
medis
laki-laki pasien
atau perempuan 8.
Tepat
ketepatan
dalam
Diagnosis
penentuan
jenis
penyakit
dengan
memeriksa
gejala-
1. Tepat 2. Tidak tepat
gejalanya dan sesuai dengan
pedoman
penegakkan diagnosis. 9.
Tepat
ketepatan pemilihan Membaca
1. Tepat
Indikasi
Obat Anti-Inflamasi rekam
2. Tidak
Non-Steroid sesuai
medis
yang pasien
tepat
dengan
indikasi berdasarkan pedoman pengobatan. 10.
Tepat
ketepatan pemilihan Membaca data
1. Tepat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30
pemilihan
Obat Anti-Inflamasi Rekam Medis
obat
Non-steroid
pada Pasien
2. Tidak Tepat
pasien yang di rawat jalan
berdasarkan
algoritma pengobatan
dan
formularium pengobatan Osteoarthritis
yang
dikeluarkan
oleh
RSUD
Kabupaten
Subang
yang
disesuaikan
dengan
pengobatan
yang
telah
diberikan
sebelumnya. 11.
Tepat dosis
pemberian obat yang Membaca data oleh pada
diberikan petugas
rekam
kesehatan medis pasien
1. Tepat 2. Tidak Tepat
yang sesuai dengan perhitungan
yang
sudah
tercantum
dalam
pedoman
pengobatan. 12.
Tepat
cara pemberian obat yang
Membaca
1. Tepat 2. Tidak
pemberian
dilakukan oleh
menganalisa
obat
petugas kesehatan
data
yang sesuai dengan
medis pasien
rekam
Tepat
kondisi pasien. 13.
Tepat pasien
ketika
dokter Melihat
dan
mendiagnosa pasien menganalisa hasilnya
sesuai data di rekam
1. Tepat 2. Tidak tepat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
31
keluhan- medis pasien
dengan keluhan
yang
dirasakan
oleh
pasien
dan
begitu
juga
obat
yang
diberikan
sesuai
diagnosis pasien 14.
Tepat
informasi
Informasi
diterima
yang Membaca dan pasien menganalisa
1. Tepat 2. Tidak
sesuai dengan yang data di rekam dibutuhkan.
3.2.1
tepat
medis pasien
Usia
Penggolongan usia pasien berdasarkan Departemen Kesehatan RI (DEPKES RI, 2009). DEPKES RI mengklasifikasikan Usia menjadi 8 Kategori, yaitu : 1. 5-11 tahun
: Masa kanak-kanak
2. 12-16 tahun
: Masa remaja awal
3. 17-25 tahun
: Masa remaja akhir
4. 25-35 tahun
: Masa dewasa awal
5. 36-45 tahun
: Masa dewasa akhir
6. 46-55 tahun
: Masa lansia awal
7. 56-65 tahun
: Masa lansia akhir
8. 65-sampai diatas : Manula
3.3 Hipotesis Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah, yang didukung oleh kajian teoritis, maka hipotesis yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: •
OAINS
banyak
digunakan
untuk
penggunaan
terapi
pada
pasien
Osteoarthritis. •
Rasionalitas obat OAINS ditinjau dari tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat pasien.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
32
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada pasien Rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang dengan alamat Jl. Brigjen Katamso No. 37 Kabupaten Subang.
4.2 Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015. Analisa data dilaksanakan dari bulan Februari 2015 sampai Maret 2015.
4.3 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder, yakni berupa catatan Rekam Medis pasien penderita Ostoearthritis di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang selama februari-maret 2015. Penelitian ini berupa observasional berdasarkan rekam medis pasien, melihat ke belakang peristiwa yang terjadi di masa lalu, dalam hal ini dilihat dari rekam medis pasien periode januari-desember 2014. Desain yang digunakan adalah Cross Sectional, yaitu pengumpulan data variabel untuk mendapatkan gambaran rasionalitas penggunaan Obat Anti-Inflamasi Non-steroid pada pasien yang berobat rawat jalan sebagai variabel terikat pada suatu waktu tertentu. Analisa
yang
dilakukan
adalah
secara
deskriptif
yaitu
dengan
menggambarkan frekuensi ketepatan indikasi, ketepatan diagnosis, ketepatan pemilihan obat, ketepatan pasien, ketepatan regimen dosis, ketepatan pasien, ketepatan informasi,ketepatan cara pemberian Anti-Inflamasi Non steroid pada pasien.
4.4Populasi dan Sampel 4.4.1
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa Penderita
Arthritis yang berobat di secara rawat jalan di RSUD Kabupaten Subang pada periode januari sampai dengan Desember 2014. Populasi dalam penelitian ini
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
33
sebanyak 213 pasien yang menderita Arthritis. 4.4.2
Sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria
inklusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu semua pasien yang memenuhi kriteria diambil sebagai sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini terdapat 30 pasien Osteoarthritis. 4.4.2.1 Kriteria Sampel Inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian,memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi untuk sampel kasus dalam penelitian ini ialah : a. Pasien rawat jalan Osteoarthritis yang merupakan pasien pada bulan Januari – Desember 2014. b. Pasien Osteoarthritis yang berumur > 40 tahun. c. Pasien Osteoarthritis yang mendapatkan Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid 4.4.2.2 Kriteria Sampel Eksklusi Kriteria eksklusi merupakan keadaan yang menyebabkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikusertakan. Adapun yang termasuk kriteria eksklusi adalah: a. Pasien dengan rekam medis yang tidak lengkap dan hilang. b. Pasien non-Osteoarthritis. c. Pasien Osteoarthritis berumur < 40 tahun d. Pasien Osteoarthritis yang mempunyai penyakit lainnya (Komplikasi) e. Pasien Osteoarthritis yang tidak diberikan Obat Anti Inflamasi Non Steroid
4.5 Prosedur Penelitian 4.5.1
Persiapan (Permohonan Perizinan)
a. Pembuatan dan penyerahan surat permohonan izin pelaksaan penelitian dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi Universitas Islam Negeri Jakarta kepada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
b. Penyerahan surat persetujuan penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi Universitas Islam Negeri Jakarta 4.5.2
Pelaksanaan Pengumpulan Data
4.5.2.1 Penelusuran Dokumen a. Penelusuran data pasien rawat jalan pasien Osteoarthritis RSUD
Kabupaten Subang periode Januari-Desember 2014 b. Proses pemilihan pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi c. Pengambilan data dan pencatatan data hasil rekam medis di ruang
administrasi medis berupa : 1) Nomor Rekam Medis 2) Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur) 3) Tanggal perawatan 4) Diagnosa 5) Data penggunaan obat (Jenis, regimen dosis, dan aturan penggunaan)
4.6 Pengolahan Data a. Editing Sebelum melakukan penilaian terhadap data mentah, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kembali kebenaran data yang diperoleh dan mengeluarkan data yang tidak memenuhi kriteria penelitian. b. Coding Peneliti melakukan coding terhadap data yang terpilih dari proses seleksi untuk mempermudah analisis di program Microsoft Excel. Coding merupakan kegiatan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
c. Pengkodean kategori ketepatan Tabel 4.2Pengkodean Ketepatan Ketepatan
Kode
Tepat
1
Tidak tepat
0
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
35
d. Entry Data Peneliti memasukkan data yang telah dilakukan proses coding ke dalam program Microsoft Excel dalam bentuk tabel. e. Cleaning data Data yang sudah diinput diperiksa kembali untuk memastikan data bersih dari kesalahan dan siap untuk dianalisis.
4.7Analisis Data Analisis data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 17.0. Pengolahan data yang dilakukan meliputi : 4.7.1
Analisis Univariat Analisis univariat adalah untuk melihat sebaran setiap variable yang
diikutsertakan dalam penelitian. 4.7.2
Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat 2 hubungan
dari 2 variabel, antara variable independent dengan variable independen.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
36
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Demografi Pasien Demografi pasien meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit osteoarthritis.
Penggunaan
obat
anti-inflamasi
non-steroid
pada
pasien
digambarkan secara deskriptif dalam bentuk persentase. Jumlah pasien Osteoarthritis di RSUD Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1Demografi Pasien Pasien
Jumlah
Pasien Arthritis rawat jalan Januari-desember 2014
213
Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang memenuhi
30
inklusi periode Januari-Desember 2014 Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang memenuhi
11
inklusi berjenis kelamin laki-laki periode JanuariDesember 2014 Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang memenuhi
19
inklusi berjenis kelamin perempuan periode JanuariDesember 2014
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi adalah pasien rawat jalan Osteoarthritis sebanyak 30 pasien yang memiliki rekam medis yang lengkap.
5.1.1
Jenis Kelamin
Dapat dilihat dari data yang didapat bahwa pasien Osteoarthritis yang merupakan pasien rawat jalan lebih banyak terjadi pada pasien perempuan dibanding pada pasien laki-laki. Dengan perbandingan pasien perempuan berjumlah 19 orang dan pasien laki-laki berjumlah 11 orang.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
37
Table 5.1.1 Jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin Keterangan pasien
Jumlah pasien
Persentase (%)
Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang
11
37 %
19
63 %
memenuhi inklusi berjenis kelamin laki-laki periode Januari-Desember 2014 Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang memenuhi inklusi berjenis kelamin perempuan periode Januari-Desember 2014 Jumlah pasien yang terdiagnosa osteoarthritis pada periode januaridesember dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak 19 orang (63%) ialah perempuan, sementara jumlah laki-laki sebanyak 11 orang (37%). Berdasarkan data tersebut perempuan memiliki tingkat resiko lebih tinggi terdiagnosis penyakit Osteoarthritis di bandingkan laki-laki. 5.1.2
Usia Pasien Penggolongan usia pasien berdasarkan Departemen Kesehatan RI
(DEPKES 2009). DEPKES RI mengkategorikan usia manusia menjadi 8 kategori, yaitu : Balita, Kanak-kanak, Remaja awal, Remaja akhir, Dewasa awal, Dewasa akhir, Lansia awal, Lansia akhir, dan Manula. Berdasarkan usia tersebut, dapat diketahui bahwa usia 46 sampai 55 tahun (masa lansia awal) adalah usia yang paling banyak menderita penyakit Osteoarthritis. Persentase jumlah penderita Osteoarthritis pada usia 46 sampai 55 tahun ialah sebesar 30,0%. Distribusi dari 30 pasien penderita Osteoarthritis berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.1.2 Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi penderita OA berdasarkan pasien (%) No
Keterangan Usia Pasien
Jumlah
persentase
1
Usia 36-45 tahun
5
17 %
2
Usia 46-55 tahun
13
33 %
3
Usia 56-65 tahun
6
30 %
4
Usia 66- keatas
6
20 %
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
38
Terlihat bahwa penderita Osteoarthritis mulai rentan dan sering terjadi pada usia 46 tahun keatas hingga usia 65 tahun. Pada usia ini, umur sangat erat kaitannya dengan terjadinya nyeri atau radang sendi, sehingga semakin meningkat usia maka prevalensi Osteoarthritis dan gangguan radang sendi semakin tinggi.
5.2 Profil Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid 5.2.1
Obat Anti-Inflamasi Non-steroid Tunggal Pemakaian OAINS tunggal (monoterapi) banyak diberikan kepada pasien,
baik secara oral ataupun injeksi. Pemakaian OAINS tunggal yang paling banyak digunakan adalah meloksikam dari golongan Asam Enolat (43%) dan Natrium Diclofenak dari golongan Asam Karboksilat (39%).
Table 5.2.1 Distribusi Penggunaan OAINS Tunggal (%) No
Nama Obat
Jumlah Pemakaian
Persentase
1
Asam Mefenamat
2
2%
2
Ketoprofen
16
16%
3
Meloksicam
43
43%
4
Natrium diklofenak
38
38%
OAINS oral yang paling banyak digunakan adalah dari golongan Asam Enolat
terutama
Meloksicam.
Tingginya
penggunaan
Meloksikam
ini
kemungkinan disebabkan karena tergolong dalam generasi baru obat-obatan OAINS yang cukup effektif mengobati nyeri dan inflamasi atau rematik khususnya Osteoarthritis. Mekanisme kerja meloksicam melalui penghambatan biosintesa prostaglandin yang diketahui berfungsi sebagai mediator peradangan. Proses penghambatan oleh meloxicam lebih selektif pada COX2 daripada COX1, dan
penghambatan
COX2
yang menentukan
efek
terapi,
akan
tetapi
penghambatan pada COX1 menunjukan efeksamping pada lambung dan ginjal.
5.2.2 Kombinasi OAINS oral, injeksi dan topical Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa obat OAINS oral, Injeksi dengan topical. Kombinasi ini kadang diperlukan untuk
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
39
mencapai efek teurapetik yang di kehendaki. Namun pada penemuan kasus kali ini semuanya menggunakan terapi OAINS oral.
5.3 Analisis Kerasionalan OAINS Pemberian OAINS yang tepat merupakan hal yang sangat penting mengingat begitu tingginya angka kejadian serta pentingnya penanganan secara tepat terhadap Osteoarthritis dan komplikasi yang ditimbulkannya. Maka terapi Osteoarthritis harus dilakukan secara rasional baik secara farmakologi atau nonfarmakologi. Ketepatan terapi dipengaruhi oleh proses diagnosis, pemilihan terapi, pemberian terapi, serta evaluasi terapi. Evaluasi penggunaan obat merupakan suatu proses jaminan mutu yang terstruktur dan dilakukan secara terus-menerus untuk menjamin agar obat-obat yang digunakan tepat, aman, dan efisien (Kumolosari, dkk, 2001). Rasionalitas obat merupakan penilaian yang sesuai dengan beberapa aspek ketepatan, yaitu diantaranya tepat indikasi, tepat dosis, tepat obat, tepat pasien, tepat cara pemberian. Pasien dapat dikatakan rasional apabila memenuhi evaluasi penilaian ketepatan tersebut. Jika terdapat salah satu yang tepat diantaranya, maka pasien tidak dapat memenuhi evaluasi ketepatan. Sehingga pasien dapat dikatakan tidak mendapatkan terapi pengobatan Osteoarthritis secara rasional. Pasien dapat dikatakan telah mendapatkan OAINS secara rasional jika telah memenuhi criteria evaluasi ketepatan dan tidak ada satupun OAINS yang diberikan tidak memenuhi evaluasi ketepatan pemberian OAINS. Persentase analisis ketepatan didapatkan dari penggunaan OAINS dengan 5 jenis obat OAINS yang berbeda yang diberikan pada 30 pasien. Pada diagram tersebut terlihat angka ketepatan paling tinggi terdapat pada ketepatan dosis, indikasi dan tepat pasien, Tepat cara pemberian sebesar 100 %.Sedangkan untuk tepat obat menunjukkan persentase 52 %. Hal ini menunjukkan bahwa banyak terjadi ketidak tepatan dalam pemberian terapi pada pasien Osteoarthritis, hal ini disebabkan karena dewasa ini untuk penggunaan Natrium Diclofenak yang telah dianjurkan bagi dokter oleh Badan POM RI akan pembatasan dosis dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
40
kontraindikasi produk diklofenak terkait resiko kardiovaskular, dengan Lampiran surat No : SV.03.01.343.3.07.15.4239. Hal ini dikarenakan Natrium diclofenak akan menimbulkan efek sistemik pada dosis tinggi dan dalam jangka panjang. Maka dengan adanya surat edaran dari Badan POM maka penggunaan Natrium diklofenak dapat dikategorikan tidak tepat, dan pada terapi pengobatan tidak mengikuti tahapan pengobatan terapi yang telah di rekomendasikan oleh Ikatan Rheumatoid Indonesia dengan tidak memberikan terlebih dahulu Acetaminophen pada awal terapi.
5.3.1
Tepat Diagnosis Tepat diagnosis adalah ketepatan penegakkan diagnosis penyakit yang di
derita oleh pasien. Pada penelitian ini pengukuran penegakkan diagnosis berdasarkan yang tercantum pada rekam medis pasien. Karena penegakkan diagnosis dilakukan oleh dokter yang memberikan terapi. Tabel 5.3.1Tepat Diagnosis Percent
Tepat
N
(%)
30
100,0
Terdapat jumlah OAINS tepat indikasi sebesar 100 %. Ketepatan diagnosis OAINS terhadap pasien yang tercantum dalam rekam medis berdasarkan hasil diagnosis OAINS yang diberikan sesuai dengan kondisi yang dialami pasien. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 4.
5.3.2 Tepat Indikasi Tepat indikasi adalah ketepatan penggunaan OAINS atas dasar diagnosisyang ditegakkan, sesuai dengan diagnosis yang tercantum di rekam medis. Diagnosis OA dapat ditegakkan melalui 5 tahapan, yaitu : Anamnesis, pemeriksaan fisik, pendekatan untuk menyingkirkan diagnosis penyakit lain, pemeriksaan penunjang, perhatian khusus terhadap gejala klinis dan factor yang mempengaruhi pilihan terapi/penatalaksanaan OA. Terdapat jumlah OAINS tepat indikasi sebesar 100 %. Ketepatan indikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
41
OAINS terhadap pasien terjadi apabila OAINS yang diberikan sesuai dengan indikasi kondisi yang dialami pasien. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 5. Dan berikut hasil analisis SPSS dari Tepat Indikasi : Tabel 5.3.2Tepat Indikasi Percent
Tepat
N
(%)
30
100,0
5.3.3 Tepat Dosis Dosis merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan pada penilaian ketepatan. Dosis yang diberikan harus sesuai dengan keadaan pasien, dan dosis yang sudah ditetapkan di literature (Drug Information Book). Hasil analisis penilaian ketepatan dosis OAINS berdasarkan jumlah pemberian OAINS pada pasien, terdapat pemberian OAINS yang sudah tepat dosis sebanyak 100%. Penilaian ketepatan dosis pada pasien didasarkan pada dosis regimen yang diberikan. Seluruh pasien Osteoarthritis rawat jalan RSUD kabupaten Subang telah mendapatkan dosis yang sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan literature dan Formularium Rumah Sakit. Tabel 5.3.3Tepat Dosis N Tepat
Percent 30
100,0
5.3.4 Tepat Pasien Tepat pasien merupakan pemberian OAINS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing pasien. Ketepatan pasien dapat dilihat dari kesesuaian dengan kondisi pasien. Maka, di dapatkan 100% pemberian OAINS yang tepat pasien. Pada lampiran 6 dapat dilihat hasil dari analisis penilaian ketepatan pasien. Tabel 5.3.4 Tepat Pasien Frequency Tepat
30
Percent 100,0
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
42
5.3.5 Tepat Obat Ketepatan obat adalah kesesuaian pemilihan suatu obat diantara beberapa jenis obat yang mempunyai indikasi untuk penyakit Osteoarthritis yang telah di tetapkan di literature standard an disesuaikan dengan riwayat pengobatan pasien yang telah digunakan sebelumnya. Berdasarkan rekomendasi IRA, disebutkan bahwa : a. Untuk Osteoarthritis dengan gejala ringan hingga sedang dapat diberikan obat berikut ini, bila tidak terdapat atau menimbulkan kontraindikasi dengan pemberian obat tersebut : §
Acetaminophen (kurang dari 4 gram sehari).
§
Obat Antiinflamasi non-steroid
b. Untuk Osteoarthritis dengan gejala ringan hingga sedang yang mengalami resiko pada system pencernaan (untuk penderita usia >60 tahun, disertai penyakit komorbid dengan polifarmaka, riwayat ulkus peptikum, riwayat perdarahan saluran cerna, mengkonsumsi obat kortikosteroid dan atau antikoagulan), dapat diberikan salah satu obat berikut ini: §
Acetaminophen ( kurang dari 4 gram per hari).
§
Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) topikal
§
Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) non selektif, dengan pemberian obat pelindung gaster (gastro- protective agent). Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) harus dimulai dengan dosis
analgesik rendah dan dapat dinaikkan hingga dosis maksimal hanya bila dengan dosis rendah respon kurang efektif. Pemberian OAINS lepas bertahap (misalnya Na-Diklofenak SR75 atau SR100) agar dipertimbangkan untuk meningkatkan kenyamanan dan kepatuhanpasien. Penggunaan misoprostol atau proton pump inhibitor dianjurkan pada penderita yang memiliki faktor risiko kejadian perdarahan sistem gastrointestinal bagian atas atau dengan adanya ulkus saluranpencernaan. (Level of Evidence: I, dan II) •
Cyclooxygenase-2 inhibitor. (Level of Evidence: II). Obat-obat tersebut harus secara teratur diberikan kepada pasien gangguan fungsi liver, dan harus di hindari kepada pasien pecandu alkohol
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
43
kronis. Pada pasien yang tidak merespon terhadap Acetaminophen tidak diperbolehkan mendapatkan terapi sistemik atau dapat diberikan Capcaisin topikal atau methylsalicylate cream. c. Untuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai pembengkakan sendi, aspirasi dan tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular (misalnya triamsinolone hexatonide 40 mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu sampai tiga minggu) dapat diberikan, selain pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid per oral (OAINS). d. Berdasarkan rekomendasi dari Badan POM akan pembatasan dan pengawasan dosis Natrium diklofenak karena efek sampingnya terhadap resiko kardiovaskular, maka untuk penggunaannya dikategorikan tidak tepat lagi Bila pada terapi awal tidak menunjukan hasil/respon yang adekuat maka dapat dilakukan terapi alternative sebagai berikut : a. Pada penderita dengan keluhan nyeri sedang hingga berat, dan memiliki riwayat kontraindikasi pemberian COX-2 inhibitor spesifik dan OAINS, maka dapat diberikan Tramadol (200-300 mg dalam dosis terbagi). Manfaatnya dalam pengendalian nyeri OA sedang hingga berat, akantetapi dibatasi dengan adanya efeksamping mual (30%), konstipasi (23%), pusing (20%), somnolen (18%) dan muntah (13%). b. Terapi intraartikular seperti pemberian hyaluronan (Level of Evidence: I dan II) atau kortikosteroid jangka pendek (satu hingga tiga minggu) pada OA lutut. (Level of Evidence: II) c. Kombinasi : Metaanalisis membuktikan: Manfaat kombinasi paracetamol-kodein meningkatkan efektifitas analgesik hingga 5% dibandingkan paracetamol saja, namun efek sampingnya lebih sering terjadi: lebih berdasarkan pengalaman klinis. Bukti-bukti penelitian klinis menunjukkan kombinasi ini efektif untuk non-cancer related pain. Tabel 5.3.5 Tepat Obat
N
Percent
Tidak Tepat
15
50,0
Tepat
15
50,0
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
44
Total
30
100,0
Dari hasil deskriptif tersebut, didapatkan 52% pasien yang dikategorikan tepat Obat, dengan OAINS yang diberikan dan sesuai dengan riwayat pengobatan.. Begitu pula hasil analisis dengan formularium RSUD Kabupaten Subang. Pada sebagian kasus pengobatan OA tidak mengikuti tahap-tahap terapi farmakologis, bahkan pada beberapa kasus yang langsung diberikan obat untuk indikasi pasien yang seharusnya untuk pasien dengan tingkat nyeri menengah hingga parah.
5.3.6 Tepat Cara Pemberian Cara pemberian merupakan aturan pemakaian obat yang harus di perhatikan oleh pasien Osteoarthritis. Berikut karena setiap obat memiliki aturan pakai yang berbeda-beda. Cara pemberian obat kepada pasien Osteoarthritis mendapat angka ketepatan sebesar 100%, Tabel 5.3.6 Tepat cara pemberian
Percent N
(%)
Tidak Tepat
15
100,0
Tepat
15
100,0
Total
30
100,0
5.3.7 Evaluasi Analisis Kerasionalan Analisis evaluasi kerasionalan dilakukan dengan memperhatikan evaluasi hasil tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat cara pemberian. Kelima aspek ketepatan ini harus dapat memberikan nilai tepat hingga akhir evaluasi dinyatakan tepat seluruhnya. Sehingga ditinjau dari tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat cara pemberian diambil keputusan bahwa pemberian OAINS sudah dinyatakan rasional jika sudah dinyatakan tepat pada setiap dari ke-enam aspek tersebut pada setiap pemberian OAINS terhadap pasien. Pada contoh kasus nomor 2 tanggal 17/06/2014, pemberian Na diclofenak beresiko terhadap kardiovaskular, sehingga dinyatakan tidak tepat obat dan ada beberapa terapi obat yang pemberiannya langsung di berikan Na
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
45
diclofenak dan tidak mengikuti sesuai dengan pedoman terapi pengobatan Osteoarthritis walaupun criteria yang lainnya telah sesuai dengan ketepatan baik itu yang dikeluarkan oleh formularium
Rumah Sakit atau algoritme
penatalaksanaan osteoarthritis lainnya.
5.4 Keterbatasan Penelitian 5.4.1 Kendala 1. Pengambilan data dan jumlah sampel Pada proses pengambilan data ada beberapa data pasien yang kurang lengkap, sehingga tidak dapat diambil sebagai data, dan banyak data pasien yang mengalami kerusakan. Selain itu system manajemen penyimpanan rekam medis yang masih belum tertata dengan baik sehingga menyebabkan sampel menjadi semakin sedikit. 2. Diagnosis data Diagnosis yang diberikan oleh dokter dan catatan perawat diberikan secara umum sehingga data yang di dapatkan tidak lengkap. 3. Parameter Ketepatan. Pada penelitian kali ini tidak semua parameter ketepatan dapat diukur, sehingga hanya penilaian ketepatan Diagnosis, Ketepatan dosis, Ketepatan Obat, Ketepatan Cara pemberian, ketepatan indikasi, dan ketepatan pasien. Hal ini dikarenakan terbatasnya informasi yang terdapat pada rekam medis pasien, sehingga berpengaruh akan kelengkapan parameter ketepatan yang diukur oleh peneliti. 5.4.2 Kelemahan Penelitian ini memiliki kekurangan, diantaranya : 1. Penelitian deskriptif retrospektif-cross sectional Pada penelitian secara deskriptif hanya dapat dilakukan demografi berupa hasil analisis ketepatan untuk mengetahui kerasionalan penggunaannya. Selain itu dengan metode restrospektif, dimana waktu kejadian sudah terjadi, tidak dapat dilakukan pertanyaan langsung pada pasien. 2. Jumlah sampel Jumlah sampel yang memenuhi criteria inklusi sangat sedikit karena ada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
46
beberapa data yang tidak terdapat pada rekam medic dan kurang lengkap. 3. Penelitian ini tidak dapat dikatakan seutuhnya rasional, dikarenakan penilaian diagnosis pasien tidak dilakukan secara langsung, melainkan menarik kesimpulan dari diagnosis yang tercatat pada rekam medis. 5.4.3 Kekuatan Penelitian ini sebelumnya belum pernah dilakukan di RSUD Kabupaten Subang. Maka diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan gambarankerasionalan penggunaan Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid yang tepat khususnya dan obat yang lain pada umumnya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
47
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan Rasionalitas ditinjau dari 6 ketepatan (tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat rute pemberian, tepat pasien) maka di dapatkan hasil analisis bahwa sebagian ketepatan bernilai 100% tepat, sedangkan untuk parameter tepat obat dan masih bernilai 52%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengobatan untuk pasien Osteoarthritis apabila ditinjau dari tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat dosis, tepat pasien, tepat obat, tepat cara pemberian di RSUD Kab. Subang masih belum dapat sepenuhnya rasional.
6.2Saran a. Perlu adanya monitoring dan evaluasi penggunaan OAINS secara sistematis yang dilaksanakan secara teratur untuk mengatasi penggunaan OAINS yang kurang tepat yang menyebabkan ketidak rasionalan dalam penggunaannya. b. Perlu adanya sinergitas yang kooperatif antara dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan terapi pengobatan pada pasien, sehingga didapatkan target terapi yang tepat, efektif dan aman.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
48
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Ibrahim, Prasetyaningrum, Erna, Murti, Tri. Evaluasi Kerasionalan Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun 2006. Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol . 4 No. 1 Juni 2007.. Aznan Lelo, D. S. Hidayat, Sake Juli. 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi NonSteroid Yang Rasional Pada Penanggulangan Nyeri Rematik. Fakultas Kedokteran Bagian Farmakologi dan Terapeutik Universitas Sumatera Utara. Anderson,O(2007).HeatTreatment.Diakses tanggal 20 April 2015 pukul 12.00 darihttp://www.warmbuddy.com. Altman R.D. Criteria for the Classification of Osteoarthritis. Journal of Rheumatology, 1991; 27 (suppl) : 10 – 12. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Laporan Nasional 2007. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Buffer(2010). Rheumatoid Arthritis. Tersedia http://www.rheumatoid_arthritis.net/dowload.doc Diakses pada tanggal 15 Juli 2015 Chandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Daftar Obat Esensial Nasional. 2008. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru. Dinkes Prov. Sulsel, (2011). Laporan Pertemuan Pertemuan Pembekalan Penggunaan Obat Rasional, Makassar. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik. Jakarta : Departemen Kesehatan. Dubey, S. and Adebajo, A.O., 2008. Historical and Current Perspectives on Management of Osteoarthritis and Rheumatoid Arthritis. In: Reid, D.M. and Miller, C.G., Clinical Trials in Rheumatoid Arthritis and Osteoarthritis. Springer Science + Business Media.
Fahrial, 2008. Informasi Obat Rematik dan Obat Encok. Diunduh dari : http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_saraf_otot/obat_remati UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
49
k.htm [diakses 10 april 2015] Gunawan,
Sulistia.2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid Dalam : Gunawan, Sulistia, Editor. Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi 5. Jakarta. Gaya Baru, 230-246.
Hardman, Joel G, Lee E. Limbird. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi. Edisi 10 Volume 4. Jakarta : EGC. http://eprints.undip.ac.id/7467/1/FARMAKOLOGI_%26_TERAPEUTIK_1_FK_ UNDIP_SEM_IV. pdf diakses pada 25 April 2015 jam 13.00 http://www.who.int/medicines/publications/responsible_use/en/index.html. Diakses pada 25 April 2015 Jam 13.25. Ikatan Reumathoid Indonesia (IRA). 2004, Panduan Diagnosis dan Pengelolaan Osteoarthritis, hal : 39-45. Jakarta. Isbagio, H (1995). Masalah Nyeri Kejang Otot pada Penderita Penyakit Reumatik. Diambil pada tanggal 15 april 2013 dari httpwww.kalbe.co.idfilescdkfiles09Masalah NyeriKejan.pdf html. Istiqomatunnisa. 2014. Rasionalitas Penggunaan Obat Anti-Diabetes dan Evaluasi Beban Biaya Perbekalan Farmasi Pada Pasien Rawat Inap Kartu Jakarta Sehat di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ismayadi, (2004).AsuhanKeperawatanDenganRematik (Arthritis rheumatoid) padalansiadihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3592/1/ke perawatanismayadi2.pdfDiaksestanggal 20April 2015 pukul 09.30. Junaidi.
(2006). RamatikdanAsamUrat. KelompokGramedia.Jakarta.
PT:
BhuanaIlmuPopuler
Joseph, T. Dipiro, Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gry R. Matzkee, Barbara G. Wells, L. Michael Polsey (Eds.). 2008. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. Edisi ke-7, New York : Mc Graw-Hill Medical Publishing Division. Kemenkes. RI, (2011). Modul Penggunaan Obat Rasional, Jakarta. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 312/MENKES/SK/IX/ 2013. Tentang Daftar Esensial Obat Nasional 2013. Keputusan Menteri Kesehatan 440/MENKES/SK/XII/2012.
Republik
Indonesia
Nomor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
50
Konggres
Nasional Ikatan Reumatologi Indonesia VI. http://pemdadiy.go.id/berita, 2005. Diakses pada tanggal 25 April 2015. Pukul 20.15
Katzung, B.G., 2002. Obat-Obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-obat Reumatik pemodifikasi-penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-Obat Untuk Pirai. Dalam : Katzung. B.G.,Editor. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2. Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika, 451-486. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 312/MENKES/SK/IX/2013. Tentang Daftar Esensial Obat Nasional 2013. Makmun,
2009. Obat Rematik Merusak Lambung. Diunduh :http://www.dechacare.com/Obat-Rematik-Merusak-LambungI219.html. [Diakses 10 April 2015].
dari
Muttaqin, Arif, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Jakarta: Salemba Medika. Notoadmojo. (2010). Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta: Rineka Cipta Modul Penggunaan Obat Rasional. 2011. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses tanggal 26 April 2015, Pukul 08.40 Murray C.J.L., Lopez A.D. The Global Burden of Disease. Geneva : World Health Organization, 1996 : 1 – 3. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2010. Tersedia: http://blog.dokter.co.id Diakses pada tanggal 15 Juli 2015 Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC. Potter, W.P. 2007. Rats and Mice :Introduction and use In Research. Health Sciences Center for Educational Resources University of Washington. Quick. J. D, et al. (1997). Management Drug Supplay: Management Sciences For Health in Collaboration With The World Health Organization, 2-nd Edition, Reviced and Expanded, Kumarian Prress Inc..USA. Rizasyah, D. (2004). Diagnosis dan Penatalaksanaan Artritis Reumatoid. Diunduh pada tanggal 29 Juli 2015 dari httpwww.kalbe.co.idfilescdkfilescdk_129_penyakit_sendi.pdf.
Surat Edaran Badan POM RI, 13 Juli 2015. Perihal Informasi Terkini Aspek Keamanan Obat Yang Mengandung Diclofenak. Nomor : SV.03.01.343.3.07.15.4239.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
51
Suryabrata, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers. Swandari, Swestika. 2013. Penggunaan Obat Rasional (POR) 8 Tepat 1 Waspada Efek Samping. http:bppkmalang.com diakses pada 25 juni 2015 pukul 13.30 WIB. Siswono.
2006. Wanita Lebih Sering Menderita Reumatoid Artritis. Diunduhdarihttp://www.suarapembaruan.com/. Diakses Tanggal 21 April 2015.
Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 2. Jakarta : S Agung Seto, 2002. Undang-Undang Republik Indonesia No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Waluyo, I. (2007). Rehabilitasi Penderita Penyakit Rematik/Sendi. Diambil pada tanggal 29 Juli 2015 dari http//:www.kalbe.co.idfilescdkfiles 07 Wibowo Dhidik Tri, Kurniawan Yusuf, Latifah Tati, Gunadi Rachmat. Perancangan dan Implementasi Sistem Bantu Diagnosis Penyakit Osteoartritis dan Reumatoid Artritis Melalui Deteksi Penyempitan Celah Sendi pada Citra X-Ray Tangan dan Lutut. Dalam Temu Ilmiah Reumatologi. Jakarta, 2003 : 168 – 172. WHO, (1993). How to investigate drugs use in health facilities selected drug use indicators, action programme on essential drugs, WHO Geneva. (Online) (http://apps.WHO.int/medicine). Diakses 27 April 2015. Pukul 10.00 WIB. Zegaria M.A., Osteoarthritisin Seniors, Key Elements in Disease Management, US Pharmacist 2006 Zeng, Q.Y. 2008. Effect of tumor necrosis factor a on disease arthritis reumatoid. Journal of Experimental Medicine, 180: 995-1004.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiarn 1
Lampiran 2
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
No
1
L/P
P
Usia
41
Tanggal kunjungan
Riwayat penyakit
18/02/2014
OA
26/02/2014
Arthritis
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan nyeri daerah sikut jika digerakkan ± 2 minggu. Kesemutan pada daerah digiti II, III, IV. Lebih sering pada pagi hari. Kontrol dengan keluhan sama pada sebelumnya
Hasil laboratorium
Jenis Arthriti s
Tindakan tambahan
Obat yang digunakan
Nama generik
OA
-
Meloxicam
Meloxi cam Omepr azol
NSAID Golongan Oxicam Mengurangi asam lambung, tukak lambung
Meloxi cam Omepr azol
NSAID golongan oxicam Mengurangi asam lambung, tukak lambung NSAID
Omeprazol
OA
-
Meloxicam Omeprazol
17/03/2014
Arthritis Elbow
Kontrol sama seperti keluhan sebelumnya.
OA
Meloxicam Ketoprofen
02/04/2014
08/08/2014
Tennis Elbow (epicond yliti lateralis)
Arthritis
Lutut terasa sakit dan pegal pada sikut sebelah kanan juga terasa lemas, keluhan dirasakan sejak ± 1 bulan yang lalu. Paling terasa pada pagi hari. Telapak tangan terasa kesemutan saat aktivitas ± 2 bulan nyeri kedua lutut terutama lutut sebelah kiri.
OA
Fisioterap i
Meloxicam Neurodex
OA
Meloxicam Neurodex
M. prednisolon
Meloxi cam Ketopr ofen
keterangan
Rute obat
Dosis obat
oral
2x7,5
Oral
Oral Oral
Oral
NSAID
Oral
Meloxi cam Neurod ex
NSAID golongan oxicam Suplemen vitamin
Oral
2x7,5
Oral
2x1
Meloxi cam /neurod ex
NSAID
Oral
2x7,5
Gejala neurotropik karena defisiensi vit, gangguan neurologik, mual dan muntah pada kehamilan, anemia; roboransia untuk /kejang, lesu, dan
Oral
2x1
Methyl prednis olon
usia lanjut. Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan
Oral
BB & Lab. Darah BB : 50 Kg TD : 120/90 mmhg
BB : 51 kg TD: 120/80 mmhg BB : 50kg TD : 120/80 mmhg BB : 50 Kg TD : 120/90 mmhg
BB : 50 Kg TD : 120/80 mmhg
tanggal
Diagnosis Lain
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
2
L
69
02/06/2014
OA
Kedua lutut kaki terasa nyeri.
OA
Rontgen
Asam Mefenamat Adalat
17/06/2014
OA
Kedua kaki terasa sakit
OA
Control Poli Ortopedi
Na. Diclofenak
M. prednisolon
10/07/2014
18/08/2014
OA
OA
± 1 tahun kedua lutut terasa nyeri dan menjalar ke ruas jari kaki
Ketoprofen M. prednisolon
Control kedua lutut masih terasa nyeri
L
49
26/06/2014
OA
Lutut bengkak, nyeri, badan gatal-gatal
OA
Natriu m diclofe nak Methyl prednis olon
Ketopr ofen Methyl prednis olon
GCM
Glucos amine, chondr oitin & MSM
Ketoprofen
Ketopr ofen Methyl prednis olon
M. prednisolon
3
Asam mefena mat Adalat oros
Na. diclofenak
M. prednisolon
Natriu m diclofe nak Methyl prednis olon
tubuh NSAID
Oral
Untuk hipertensi dan penyakit jantung koroner NSAID golongan phenylacetic acid
Oral
Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh NSAID golongan salicylic acid Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh Mengatasi masalah sendi dan memperbaiki elastisitas tulang rawan, mengurangi peradangan dan rasa sakit pada sendi. NSAID golongan salicylic acid Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh NSAID golongan phenylacetic acid
Oral
Mengurangi inflamasi dan reaksi
3x1
Oral
2x4 mg
Oral Oral
TD :150/90 mmg BB : 55 Kg.
02/06/20 14
BB : 55 Kg. TD : 140/80 mmhg
17/06/20 14
BB : 55 Kg TD : 140/90 mmhg
10/07/20 14
BB : 55 Kg TD : 140/90 mmhg
18/08/20 14
BB : 75 Kg, TD : 140/80 mmhg
26/06/20 14
Oral
Oral Oral
Oral
2x50 mg
Oral
2x4 mg
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
alergi/menekan system kekebalan tubuh Sohobion 4
P
46
05/08/2014
Arthritis
Ruas jari tengah kaki masih nyeri
OA
Ketoprofen
M. Prednisolon
Sohobi on Ketopr ofen Methyl prednis olon
Neurodex
11/08/2014
Arthritis
kontrol jari-jari kaki masih sakit, obat habis
OA
Meloxicam Omeprazol
M. Prednisolon
Amitripthili n 25/08/2014
Arthritis
Kontrol jari-jari kaki masih nyeri di pagi hari ±8 bulan SMRS
Meloxicam M. prednisolon
Amitriptilin
Omeprazol
Meloxi cam Omepr azol Methyl prednis olon
Amitri ptyline
Meloxi cam Methyl prednis olon
Amithr iptilin
Omepr azol
Oral NSAID golongan salicylic acid Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh Gejala neurotropik karena defisiensi vit, gangguan neurologik, mual dan muntah NSAID golongan Oxicam Mengurangi asam lambung, tukak lambung Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh Meredakan depresi, nyeri saraf, dan mencegah migrain NSAID golongan oxicam Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh Meredakan depresi, nyeri saraf, dan mencegah migrain Mengurangi asam lambung, tukak
Oral
BB : 61 TD : 120/90 mmhg
Oral
Oral
Oral
2x1
Oral
BB : 60 kg TD : 120/80 mmhg
Oral
Oral
Oral Oral
Oral
Oral
2x50 mg
BB : 60 Kg TD : 120/80 mmhg
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
16/10/2014
Arthritis
Lutut kaki terasa nyeri
OA
Meloxicam M. Prednisolon
Amitriptilin
10/11/2014
5
L
74
22/08/2014
18/09/2014
02/12/2014
Arthritis
Arthritis
Meloxi cam Methyl prednis olon
Amithr iptilin
Omeprazol
Omepr azol
Ketoprofen
Omeprazol
Ketopr ofen Meloxi cam Omepr azol
Pasien telah ± 10 tahun merasakan adanya sakit pada sendi lutut kanan dan lengan. Disertai nyeri pada betis kanan, krepitasi (+) pada lutut kanan. Pasien mengaku melakukan olahraga ringan (jalan kaki)
Meloxicam 15 mg M. prednisolon 8 Mg
Meloxi cam Methyl prednis olon
GCM
Glucos amine, chondr oitin & MSM
Kontrol nyeri tangan sebelah kanan. Lutut nyeri menjalar ke kedua kaki bawah.
Meloxicam
Meloxi cam Ketopr ofen
Kontrol badan pegalpegal
Amlodipin
Kontrol lutut terasa nyeri, ±1 minggu yang lalu. Keluhan disertai jari-jari tangan terasa nyeri.
OA
Meloxicam
Ketoprofen
Amlodi pin Adalat
lambung NSAID golongan oxicam Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh Meredakan depresi, nyeri saraf, dan mencegah migrain Mengurangi asam lambung, tukak lambung NSAID golongan salicylic acid NSAID golongan oxicam Mengurangi asam lambung, tukak lambung NSAID golongan oxicam Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh Mengatasi masalah sendi dan memperbaiki elastisitas tulang rawan, mengurangi peradangan dan rasa sakit pada sendi. NSAID golongan oxicam NSAID golongan salicylic acid
Oral
2x1
Oral
1x1
BB : 59 Kg TD : 120/90 mmhg
Oral
Oral
Oral
2x1
2x1
Oral
2x1
Oral
2x1
Oral
2x1
Oral
1x1
Oral
2x1
Oral
2x1
Oral
2x1
Antihipertensi
Oral
Untuk hipertensi
Oral
1x2,5 mg 1x1
BB : 60 kg TD : 120/90 mmhg
BB : 69 Kg TD : 150/90 mmhg
BB: 70 Kg TD : 200/12 0 BB : 69kg TD :
Hipertensi
Hipertensi
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
10/12/2014
Keluhan lutut Kanan sakit
OA
Adalat
oros
Meloxicam
Meloxi cam Meloxi cam Methyl prednis olon
Meloxicam
M. prednisolon
6
L
66 Tahun
17/06/2014
OA
Kaki sakit bagian belakang lutut apalagi bila jongkok
OA
Amlodipin
Amlodi pin Fitbon
Fitbone
7
L
40
17/04/2014
OA
Kontrol kaki terasa sakit, nyeri (+) pada posisi jongkok, jalan jogging. Demam (-)
OA
Meloxicam
24/04/2014
OA
Masih terasa sakit pada lutut kiri
OA
22/05/2014
Kontrol lutut kiri masih terasa sakit
06/06/2014
Nyeri lutut kiri, krepitasi
OA
Oral
2x1
Oral
1x1
Oral
Oral
2x1
Oral
2x1
Oral
2x1
Oral
1x100 mg
Oral
2x1
Oral
1x100 mg
Oral
2x1
Oral
2x1
Meloxicam
Meloxi
Meloxicam
Allupurinol
Meloxi cam Allopur inol
2x1
Oral
Meloxi cam
Meloxicam
Ranitid in Allopur inol
Oral
Suplemen makanan untuk memelihara persendian
Meloxicam
Ranitidine Allupurinol
160/10 0
1x5 mg 2x1
NSAID golongan oxicam Memelihara kesehatan persendian Menurunkan kadar asam lambung Mencegah gout dan pembentukan batu ginjal tertentu dengan menurunkan kadar asam urat yang tinggi NSAID golongan oxicam Mencegah gout dan pembentukan batu ginjal tertentu dengan menurunkan kadar asam urat yang tinggi NSAID golongan oxicam
Glucosamin e
Meloxi cam Glucos amin
dan penyakit jantung koroner NSAID golongan oxicam NSAID golongan oxicam Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh Antihipertensi
BB : 69 Kg TD : 140/90 mmhg
BB : 65 Kg TD : 160/10 0 mmhg BB : 65 Kg TD : 120/90 mmhg Uric Acid : 8,1 mg/dl
BB : 65 Kg TD : 120/80 mmhg
BB : 65 Kg TD : 120/80 mmhg BB : 66
Hipertensi
Kadar Asam urat tinggi
Hiperureki mia
Hiperureki
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
(+).
genu sinistra Ranitidine M. Prednisolon
30/06/2014
Kontrol lutut sebelah kiri masih nyeri.
Meloxicam
M. prednisolon
02/09/2014
Kontrol lutut dan pangkal ibu jari kaki nyeri ± 1 minggu yang lalu.
OA
Amlodipin Meloxicam 2,5 mg
8
P
51
12/03/2014
Arthritis
Arthritis
Kontrol lutut terasa nyeri. Pangkal ibu jari sinistra
Keluhan kaki sakit, telapak tangan kebas dan
Meloxi cam Methyl prednis olon
Amlodi pin Meloxi cam
Allupurinol 300 mg
Fitbon
18/09/2014
cam Ranitid in Methyl prednis olon
Fitbon
Meloxicam
OA
Allopurinol
Meloxi cam Allopur inol
Fitbon
Fitbon
Na Diclofenak
Menurunkan kadar asam lambung Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh NSAID golongan oxicam Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh Antihipertensi
Oral
2x1
Oral
1x1
Oral
2x1
Oral
2x4 mg
Oral
1x1
NSAID golongan oxicam
Oral
2x1
Mencegah gout dan pembentukan batu ginjal tertentu dengan menurunkan kadar asam urat yang tinggi. Suplemen makanan untuk memelihara persendian NSAID golongan oxicam
Oral
1x1
Oral
2x1
Oral
2x1
Mencegah gout dan pembentukan batu ginjal tertentu dengan menurunkan kadar asam urat yang tinggi. Suplemen makanan untuk memelihara persendian
Oral
1x1
Oral
2x1
Oral
2x1
Kg TD : 120/80 mmhg Uric Acid : 8,1
mia
BB : 66 Kg TD : 120/80 mmhg
BB : 60 Kg TD : 130/80 mmhg
Hiperureki mia. Riwayat trauma (+) tahun 1990
BB : 60 Kg TD : 120/90 mmhg
BB : 75 Kg
Neuropa Obesitas
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
kesemutan.
10/04/2014
Arthritis
±1 tahun kedua lutut terasa nyeri.
Sohobion
OA Grade II
Neurodex Meloxicam M. prednisolon
23/04/2014
Arthritis
Kontrol kedua lutut kaki masih terasa nyeri.
OA
Methyl prednis olon
NSAID golongan oxicam Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh
Ketoprofen
Oral
1x1
Oral Oral
2x1
Oral
1x1
Oral Oral
2x1
Oral
2x1
Meloxicam
9
10
P
L
52
53
05/12/14
10/10/2014
21/10/2014
Arthritis
Arthritis
Arthritis
Keluhan nyeri kedua kaki selama 2 minggu.
Kontrol kaki kiri bengkak
Kaki kiri bengkak
OA
OA
OA
GCM Na diclofenak M. Prednisolon
neurodex Na diclofenak M. prednisolon
Na. diclofenak
M. prednisolon
03/12/2014
Arthritis
Kaki kiri Bengkak
OA
Furosemid
Methyl prednis olon
Methyl prednis olon
Natriu m diclofe nak Methyl prednis olon
Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh
Oral
2x1
Oral
1x1
Oral
1x1
Oral
2x1
Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh NSAID golongan phenylacetic acid
Oral
1x1
Oral
2x1
Mengurangi inflamasi dan reaksi alergi/menekan system kekebalan tubuh
Oral
2x4 mg
Oral Oral
1x1 1x1
TD : 130/90 Mmhg BB : 75 kg TD : 140/80 mmhg
BB : 75 Kg TD : 140/90 mmhg BB : 75 Kg TD : 140/90 Mmhg
BB : 75Kg. TD : 110/70 Mmhg
Myalgia
BB : 78 Kg TD : 150/90 mmhg
Hipertensi
BB : 75 Kg
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
11
P
56
17/09/2014
Arthritis
±3 hari kedua lutut dan pinggang sakit.
KSR Na Diclofenak Na diclofenak Glucosamin
OA
Oral Oral Oral Oral
3x1 2x4 mg
Oral
1x5m g 2x1
M. prednisolon
06/10/2014
13/10/2014
03/11/2014
30/12/2014
12
P
60
06/03/2014
12/03/2014
Arthritis
Arthritis
Arthritis
Arthritis
Arthritis
Arthritis
Lutut dan pinggang sakit
Amlodipin Na diclofenak M. prednisolon
OA
± 2 bulan nyeri punggung dan lutut sebelah kanan
OA
Kontrol nyeri pada bagian punggung (LBP) . nyeri pada bagian lutut ± 1 tahun SMRS, panas (-). keluhan paling dirasakan saat turun tangga. Pinggang hingga kaki nyeri, lutut sebelah kanan bengkak ± 3 hari SMRS. (Terpasang korset).
OA grade II
Rontgen
Ketoprofen
2x25 mg 2x1
Oral Oral
2x4 mg
Oral Oral
2x1 2x1
Oral Oral
2x1 1x1
Oral
1x1
Oral
2x1
Oral Oral
3x300 mg 2x1
Oral
1x1
Ranitidine
Meloxicam m. prednisolon Amlodipin Omeprazol
OA
Clyndamici n Ketoprofen
Keluhan ±15 hari napas terasa sesak dan lutut sebelah kanan masih nyeri dan bengkak.
OA
Nyeri lutut kanan dan kiri sejak ± 1 bulan yang lalu, menjalar ke ujungujung jari kaki kanan dan kiri, panas (+) daerah telapak kaki kebas, kesemutan (-).
OA genu bilatera l
M. prednisolon Meloxicam Neurodex M. prednisolon Meloksika m Ranitidine
Oral Oral Oral Oral
2x1
Oral
2x1
TD : 140/90 Mmhg TD : 140/90 Mmhg BB : 73 Kg
BB : 70 Kg TD : 110/80 Mmhg BB : 70 Kg TD : 130/80 mmhg BB : 70 kg TD : 140/ 80 mmhg
Hipertensi
Hiperlordo sis
LBP
BB : 69 Kg TD : 130/90 mmhg
LBP
BB : 51 Kg TD : 130/80 Mmhg BB : 50 kg TD : 140/80 mmhg
LBP
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
13
P
40
10/03/2014
17/03/2014
14
P
63
29/04/2014
Arthritis
OA genu siistra
OA genu sinistra
Bahu kanan nyeri (+) terasa pegal-pegal. Lutut Kaki terasa sakit, pusing.
Kontrol lutut sakit
Keluhan gatal dan kaki sakit
OA
OA
OA
Na Diclofenak Neurodex Ranitidin Cek lab, konsultasi ke bagian fisioterapi
Na diclofenak Methyl prednisolon
Oral
2x1
Oral
2x8 mg
Cek lab
Furosemid
Oral Oral
1x1 1x1
Oral
2x1
Oral
2x4 mg
Oral
2x50 mg 2x4 mg 2x1
BB : 108 Kg. TD : 130/80 Mmhg BB : 108 kg TD : 140/90 mmhg TD : 140/90 Mmhg BB : 58 Kg. HB : 8,1 Cr : 6’ BB : 58 Kg TD : 140/90 Mmhg
12,5 mg 1x1 2x1 2x4 mg 2x50 mg
BB : 50 kg TD : 140/90 Mmhg
KSR Na diclofenak M. prednisolon 30/05/2014
OA genu sinistra
Kontrol Kaki sakit
OA
-
Na Diclofenak M. prednisolon
Oral
2x1
Oral Oral
2x1 2x1
Oral Oral
Obesitas hiperureksi mia
Gangguan lambung
Obesitas
Furosemid Oral
21/04/2014
OA
Keluhan kaki sakit, di bagian kiri biru-biru, perut sakit/mules
-
Captopril KSR FA M. prednisolon
Cek lab
Na. diclofenak Amlodipin Furosemid KSR Na. diclofenak
Oral Oral Oral Oral
15
P
68
29/04/2014
OA
Kontrol kaki sakit
04/08/2014
OA
Keluhan kedua kaki
Furosemid
Oral Oral Oral Oral
1x1 1x1 1x1 2x4 mg
Oral
1x1
TD : 140/90 mmhg BB : 58 kg HB : 8,1 Br : 2’10 BB : 65
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
sakit dan bengkak
12/08/2014
OA
Lutut dan sakit pinggang
Cek lab
Oral
2x1
Na diclofenak Neurodex Captopril
Oral Oral
Metformin
Oral
2x1 2x6,2 5 mg 2x5m g
Oral Simvastatin Oral
2x1
Oral
2x1
Oral
2x1
Oral
2x50 mg 2x4 mg 2x1 2x1 2x4 mg
Furosemid Na diclofenak
16
P
67
20/11/2014
OA
Pegal-pegal dan sakit pada bagian lutut kaki
03/11/2014
OA
Pegal-pegal dan sakit pada lutut kiri
OA genu
16/14/2014
OA
Control, pegal-pegal dan sakit lutut kiri
OA genu sinistra
30/12/2014
OA
Neurodex Na diclofenak m. prednisolon Sohobion Meloxicam Methyl prednisolon
Lutut kiri bengkak dan nyeri sejak ± 2 bulan. Edema (+), genue dextra, rontgen baik.
Rontgen
Oral Oral Oral Oral
M.P
Oral
Meloxicam Neurodex
Oral Oral
Clyndamici n
Oral Oral
M.P Oral
17
P
46
01/10/2014
08/10/2014
OA
OA
Kontrol lutut, perut sakit
Control lutut sakit
Rontgen (+). X-ray (+)
KSR GCM Omeprazol Loperamid Neurodex Amlodipin Na diclofenak Na
2x4 mg 2x1 2x1
2x4 mg 1x1
Oral Oral Oral
2X1 2x1
Oral Oral Oral
2x1 1x1
Oral
Kg TD : 140/90 Mmhg
TD : 140/90 mmhg BB : 70 kg Albumi n : 4-9 Kolestr ol : 219
TD : 140/90 mmhg BB : 36 kg. BB : 48 kg TD : 130/90 mmhg BB : 45 kg. TD : 120/80 mmhg BB : 46 Kg TD : 120/90 mmhg
BB : 59 kg TD : 130/80 mmhg
TD :
Cardiomeg al Hipercolest rolemia DM Tipe II
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
diclofenak M. prednisolon
Oral
2x4 mg
Oral 04/11/2014
12/11/2014
OA
OA
Sohobion Na diclofenak M. prednisolon
Control lutut sakit
Keluhan nyeri kaki sebelah kiri.
OA genu sinistra
Na diclofenak M. prednisolon
Oral Oral
Oral Oral Oral
Neurodex allopurinol 18/11/2014
28/11/2014
OA
OA
Control lutut sebelah kiri sakit
Amlodipin
Control lutut kaki sakit
Na diclofenak M.prednisol on Allopurinol
Control kaki sakit
Na. diclofenak Ketoprofen
Oral
18
P
50
24/08/2014
OA
OA
Kedua lutut kaki sakit
Oral
Oral
M. prednisolon
Oral
Na diclofenak
Oral
19
P
52
OA
Kedua lutut kaki sakit
17/07/2014
OA
Jika sudah duduk maka susah berdiri lagi, bokong dan paha sakit
TD : 120/80 mmhg BB : 69 kg TD : 130/90 Mmhg BB : 70 kg
Hyperureki mia
BB : 68 Kg TD : 140/90 mmhg
Hypertensi
BB : 65 kg TD : 120/80 mmhg BB : 65 kg TD : 120/80 mmhg BB : 60 kg TD : 120/90 mmhg BB : 61 kg TD : 120/80 mmhg BB : 115 kg TD :
Hyperureki mia
Hyperureki mia
1x300 mg
Oral
Oral
22/ 09/2014
2x4 mg 2x1
Oral Oral
Oral
01/12/2014
2x4 mg
120/80 mmhg BB : 70 kg
1x300 mg 2x 50 mg 2x100 mg 2x4 mg 2x50 mg 2x4 mg
m. prednisolon Meloxicam Ranitidine
Oral Oral
2x1 2x1
Meloxicam
Oral
Neurodex
Oral
2x5,5 mg 1x1
Badan gatal-gatal
Obesitas, batuk, tekanan
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
06/08/2014
20
P
49
27/10/2014
03/11/2014
OA
OA
OA
kadang sesak, batuk, gemetaran. Nyeri kaki dan telapak kaki.
Pegal dan sakit sendi
kontrol pegal dan sakit sendi
Cek lab
Ambroxol
Oral
2x1
Meloxicam
Oral
Sohobion Glucosamin e Na diclofenak
Oral Oral
2x5,5 mg 1x1 2x
Oral
2x1
Oral
2x4 mg
Oral
2x1
Oral
2x4 mg
Oral
1x1
Oral
2x1
M prednisolon Na diclofenak M prednisolon Sohobion
21
P
52
11/11/2014
14/11/2014
24/11/2014
17/12/2014
OA
OA
OA
OA
±2 minggu nyeri lutut dan batuk
Lutut sakit dan terasa pegal
Sakit pada lutut kiri
Lutut sebelah kiri dan pegal
Na Diclofenak
OA Sen bilatera l OA genus bilatera l grade I-II
Rontgen (+)
Oral
3x1
Ambroxol Neurodex Ketoprofen
Oral Oral
Meloxicam neurodex
Oral Oral
1x1 2x100 mg 2x1 1x1
Ketoprofen
Oral
Simvastatin M prednisolon
Oral Oral
GCM Sohobion meloxicam
2x100 mg
Oral
2x4 mg 2x1
Oral Oral
1x1 2x1
90/60 mmhg BB : 115 Kg TD : 130/90 mmhg TD : 130/50 mmhg BB : 85 kg TD : 120/90 mmhg BB : 88 kg HB : 11,1 Uric acid : 4,50 Cholest erol : 275 BB : 65 kg TD : 110/70 BB : 65 Kg TD : 120/90 mmhg BB : 65 Kg TD : 120/80 mmhg
BB : 65 kg TD : 120/90 mmhg
darah rendah. Obesitas
Myalgia
Myalgia
ISPA dan Obesitas
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
23/12/2014
22
L
78
20/05/2014
10/09/2014
12/09/2014
23
P
51
14/07/2014
OA
OA
OA
OA grade II
OA
Lutut kiri sakit dan pegal
Lutut kaki terasa sakit
Kontrol lutut kaki sakit
Kontrol
Nyeri kedua kaki
Meloxicam
Oral
Neurodex
Oral
Adallat oros Metformin Glimepiride Na diclofenak
Oral
M. prednisolon Adallat oros Metformin
OA
Kontrol
Oral
2x4 mg
Oral
1x1
Oral
2x500 mg 2x7,5 2x4 mg
Oral Oral
Glucosamin e
Oral
Allopurinol M prednisolon
20/08/2014
Oral Oral Oral
Meloxicam M prednisolon
Lansoprazo le Meloxicam Na diclofenak
Vit B1 Na diclofenak
2x7,5 mg 2x1
Oral
1x1
Oral Oral
2x1 2x1
Oral
Oral
2x10 mg 2x4 mg 2x1
Oral
2x1
Oral
2x1
Oral
Vit B1 15/09/2014
07/10/2014
OA
OA
Kedua kaki sakit
Kontrol
Ketoprofen M prednisolon
Oral Oral
Sohobion
Oral
2x4 mg
1x1
BB : 65 kg TD : 120/80 mmhg BB : 62 Kg TD : 140/90 mmhg Gula darah : 315 BB : 65 Kg TD : 130/80 mmhg GDN : 165 TD : 130/90 mmhg BB : 65 Kg TD : 130/80 mmhg BB : 47 Kg
BB : 45 kg TD : 120/80 mmhg TD : 130/90 mmhg BB : 45 kg BB : 45
DM Hipertensi
DM Hipertensi
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
24
25
L
P
61
63
Meloxicam
Oral
2x1
02/06/2014
OA
Lutut, betis sakit, pegalpegal ± 3bulan
Meloxicam Neurodex
Oral Oral
2x1 2x1
06/06/2014
OA
± 4 bulan nyeri kedua lutut. Riwayat trauma (+), riwayat urut (+)
Ketoprofen Glukosamin
Oral Oral
2x1 2x1
12/06/2014
OA
Kontrol kedua lutut terasa nyeri
Ketoprofen M prednisolon
Oral Oral
20/06/2014
OA
Kontrol kedua lutut terasa nyeri
Ketoprofen Meloxicam M prednisolon
Oral Oral Oral
31/01/2014
OA
Kesemutan, lutut sakit dan pegal-pegal
Na diclofenak
Oral
21/04/2014
OA
Keluhan kaki sakit di bagian kiri, biru-biru, perut sakit, mulas.
Oral
Oral
2x1
Oral Oral
2x1 2x4 mg 2x50 mg
BB : 50 kg TD : 140/90 mmhg
Oral Oral Oral
2x1 2x1 1x1
BB : 65 kg TD : 120/80 mmhg
Oral Oral
2x1 2x4 mg
BB : 68 Kg TD :
Oral
26
L
59
24/04/2014
OA
07/05/2014
OA
Riwayat habis diurut dan keluhan hilang, akan tetapi sekarang keluhan terasa panas, pegal, nyeri sejak 1 hari yang lalu Kontrol jika obat habis lutut terasa nyeri kembali
Na diclofenak Tramadol Ketoprofen M prednisolon Ketoprofen M prednisolon
BB : 85 Kg TD : 120/80 mmhg BB : 85 Kg TD : 120/80 mmhg BB : 45 Kg TD : 140/90 mmhg
2x50 mg 1x1
Amitripthid in Omeprazol Magard FA M prednisolon
kg TD : 190/80 mmhg BB : 85 Kg TD : 120/80 mmhg BB : 85 kg TD : 120/90 mmhg
Hipertensi
Hipertensi
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
27
L
40
08/05/2014
OA
OS datang dengan keluhan nyeri pada bagian bokong saat lama duduk
Keren dexketoprof en
Oral
Oral
2x 50 mg
Oral
2x1
Oral Oral
2x1
Oral
2x50 mg
Oral
2x1
Oral
2x50 mg 2x4 mg
Na diclofenak
07/07/2014
OA
Kaku pada seluruh tubuh dan sakit pada daerah sikut tangan ketika bangun tidur
GCM Neurodex Keren dexketoprof en Na diclofenak
120/80 mmhg BB : 52 Kg TD : 120/90 mmhg
BB : 55 kg TD : 120/90 Mmhg
GCM
28
P
61
25/08/2014
OA
Kesemutan, lutut sakit dan pegal-pegal
Na diclofenak
Oral
01/09/2014
OA
Keluhan tangan sakit, kesemutan dan pegalpegal
M prednisolon Na diclofenak
Oral Oral
M prednisolon
08/09/2014
29
P
53
11/09/2014
OA
OA
Keluhan tangan sakit, kesemutan dan pegalpegal
Keluhan lutut sakit
Sohobion Ketoprofen Myonep
Na diclofenak
2x50 mg 2x4 mg
Oral
1x1
Oral Oral
2x1
Oral
2x1
Oral
1x1
BB : 42 kg TD : 140/90 mmhg BB : 45 Kg TD : 140/90 mmhg
Hipertensi
BB : 43 Kg TD : 150/90 mmhg As. Urat : 4,1 BB : 49 Kg TD :
Myalgia dan hipertensi
Hipertensi
-
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
15/09/2014
OA
Kontrol sakit lutut
Sohobion Sohobion Na diclofenak
Oral Oral Oral
Neurodex
08/10/2014
OA
± 1 bulan kedua lutut terasa nyeri. Riwayat trauma (-), riw. Diurut (-), hasil RO (+).
Meloxicam M prednisolon
Oral Antripthilin Omeprazol
30
L
40
07/05/2014
13/07/2014
OA
OA
± 1 bulan yang lalu nyeri pangkal ibu jari kaki sebelah kanan, sakit menjalar ke tumit
Kaki sebelah kanan sakit, bengkak, pegel.
Oral Oral
M prednisolon
110/70 BB : 50 Kg TD : 100/80 mmhg As. Urat : 3,9 Koleste rol : 204 BB : 50 Kg TD : 110/80 mmhg
-
-
Oral Oral Oral
Meloxicam Keren Neurodex Meloxicam Neurodex
1x1 2x50 mg
Oral Oral Oral Oral
BB : 90 Kg TD : 120/80 mmhg
Obesitas
TD : 120/80 mmhg BB : 89 Kg.
Myalgia
Lampiran 4 . Analisis Penilaian Ketepatan Diagnosis
No Kasus 1
2
Tanggal kunjungan 18/02/2014
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis
OA genu bilateral
Pasien datang dengan keluhan nyeri daerah sikut jika digerakkan ± 2 minggu. Kesemutan pada daerah digiti II, III, IV. Lebih sering pada pagi hari. Kontrol keluhan nyeri pada daerah sikut jika digeraakkan
50
26/02/2014
OA elbow
17/03/2014
OA elbow
02/04/2014
OA
08/08/2014
OA
02/06/2014
OA
17/06/2014
OA
10/07/2014
OA
18/08/2014
OA grade II
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
120/90
Meloxicam
1
1
51
120/80
Meloxicam
1
1
Kontrol sama seperti keluhan sebelumnya. Lutut terasa sakit dan pegal pada sikut sebelah kanan juga terasa lemas, keluhan dirasakan sejak ± 1 bulan yang lalu. Paling terasa pada pagi hari. Telapak tangan terasa kesemutan saat aktivitas ± 2 bulan nyeri kedua lutut terutama lutut sebelah kiri.
50
120/80
Meloxicam
1
1
50
120/90
Meloxicam
1
1
50
120/80
Meloxicam
1
1
Kedua lutut kaki terasa sakit Kedua lutut kaki terasa sakit
55
150/90
Asam mefenamat
1
1
55
140/80
Na diclofenak
1
1
± 1 tahun kedua lutut terasa nyeri dan menjalar ke ruas jari kaki Kedua lutut masih terasa nyeri menjalar keruas jari
55
140/90
Ketoprofen
1
1
55
140/90
Ketoprofen
1
1
No Kasus
Tanggal kunjungan
Jenis Osteoarthritis
3
26/06/2014
OA
4
05/08/2014
OA
11/08/2014
OA
25/08/2014
OA
16/10/2014
OA
10/11/2014
OA
22/08/2014
OA
18/09/2014
OA
02/12/2014
OA
10/12/2014
OA
6
07/06/2014
OA
7
17/04/2014
OA
24/04/2014
OA
22/05/2014
OA
06/06/2014
OA
5
Diagnosis
kaki. Kaki sakit, lutut bengkak, nyeri, badan gatal-gatal. Ruas jari kaki tengah terasa nyeri Jari-jari kaki masih sakit, obat habis Kontrol jari kaki masih nyeri di pagi hari ±8 bulan SMRS Kontrol jika obat habis, lutut terasa nyeri Kontrol lutut terasa nyeri ± 1 minggu yang lalu, keluhan disertai jarijari tangan nyeri. Pasien telah ± 10 tahun merasakan adanya sakit pada sendi lutut kanan dan lengan. Disertai nyeri pada betis kanan, krepitasi (+) pada lutut kanan. Pasien mengaku melakukan olahraga ringan (jalan kaki) Kontrol nyeri tangan sebelah kanan. Lutut nyeri menjalar ke kedua kaki bawah. Kontrol badan pegal-pegal Keluhan lutut Kanan sakit Kaki sakit bagian belakang lutut apalagi bila jongkok. Kontrol kaki terasa sakit Masih terasa sakit pada lutut kiri. Nyeri lutut kiri, krepitasi (+), pain (+) Kontrol lutut kiri masih
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
75
140/80
Na diclofenak
1
1
61
120/90
Ketoprofen
1
1
60
120/80
Meloxicam
1
1
60
120/80
Meloxicam
1
1
59
120/90
Meloxicam
1
1
60
120/90
Meloxicam Ketoprofen
1 1
1 1
69
150/90
Meloxicam
1
1
69
200/120
Meloxicam Ketoprofen
1 1
1 1
69
160/100
Meloxicam
1
1
70
140/90
Meloxicam
1
1
65
160/100
Asam mefenamat
1
1
65
120/90
Meloxicam
1
1
65
120/80
Meloxicam
1
1
65
120/80
Meloxicam
1
1
66
120/80
Meloxicam
1
1
No Kasus
8
Tanggal kunjungan
Jenis Osteoarthritis
30/06/2014
OA
02/09/2014
OA
18/09/2014
OA
12/03/2014
OA
10/04/2014
OA grade II
23/04/2014
OA
9
05/12/2014
10
10/10/2014
OA
21/10/2014
OA
03/12/2014
OA
17/09/2014
OA
06/10/2014
OA
13/10/2014
OA
03/11/2014
OA
30/12/2014
OA
11
Diagnosis
terasa sakit, asam urat 8,1 Kontrol lutut kiri masih terasa nyeri Kontrol lutut dan pangkal ibu jari kaki nyeri, ±1 minggu yang lalu. Riwayat asam urat (+) Lutut terasa ngilu dan nyeri. Riw. Asam urat, pangkal ibu jari sinistra Kaki sakit, telapak tangan kebas/baal dan kesemutan ±1 tahun kedua lutut terasa nyeri, Kontrol kedua lutut masih nyeri Keluhan nyeri kedua lutut kaki selama ± 1 minggu Kaki kiri bengkak. Kaki kiri bengkak Kaki kiri bengkak ±3 hari kedua lutut dan pingggang sakit Kontrol kedua lutut dan punggung sakit ±2 bulan nyeri punggung dan lutut sebelah kanan. Hasil RO (+). OS sering minum obat setelan. Kontrol nyeri pada bagian pinggang (LBP), hasil rontgen tidak dibawa. Nyeri pada bagian lutut ± 1 tahun. Keluhan paling dirasakan saat turun tangga. Pinggang hingga kaki nyeri, lutut sebelah kanan bengkak ± 3 hari, terpasang
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
66
140/90
Meloxicam
1
1
65
140/80
Meloxicam
1
1
65
130/80
Meloxicam
1
1
75
130/90
Na diclofenak
1
1
Meloxicam
1
1
75 75
140/90
Ketoprofen Meloxicam
1 1
1 1
78
140/90
Na diclofenak
1
1
75
110/70
Na diclofenak
1
1
75
150/90
Na diclofenak
1
1
75
140/90
Na diclofenak
1
1
73
140/90
Na diclofenak
1
1
70
110/80
Na diclofenak
1
1
70
130/80
Ketoprofen
1
1
69
140/80
Meloxicam
1
1
70
130/90
Ketoprofen
1
1
No Kasus 12
13
14
15
16
17
18
Tanggal kunjungan
Jenis Osteoarthritis
06/03/2014
OA
12/03/2014
OA
10/03/2014
OA
17/03/2014
OA
29/04/2014
OA
30/05/2014
OA
21/04/2014
OA
10/06/2014
OA
29/04/2014
OA
04/08/2014
OA
12/08/2014
OA
20/11/2014
OA
03/11/2014
OA
16/12/2014
OA
30/12/2014
OA
01/10/2014
OA
08/10/2014
OA
04/11/2014
OA
12/11/2014
OA
18/11/2014
OA
28/11/2014
OA
01/12/2014
OA
24/08/2014
OA
Diagnosis
korset. ± 15 hari nafas terasa sesak. Lutut terasa sakit. Nyeri lutut kanan dan kiri sejak ± 1 tahun, menjalar ke ujung-ujung jari kaki kanan dan kiri, panas (+). Daerah telapak kaki kebas, kesemutan (-), bahu kanan dan kiri nyeri (+), terasa pegal-pegal. Kaki sakit, pusing-pusing Kontrol Lutut kaki sakit Gatal dan nyeri lutut kaki kiri. Kontrol lutut kaki kiri sakit Kaki sakit di bagian kiri, biru-biru, perut sakit, mulas Kontrol kaki sakit Kontrol kaki terasa sakit Kedua kaki bengkak sakit, BAB dan BAK lancer Lutut dan pinggang sakit Kaki terasa pegal-pegal Kaki terasa pegal-pegal Kontrol kaki terasa pegal Lutut kiri bengkak dan nyeri sejak ± 2 bulan Kontrol lutut, perut sakit Kontrol lutut sakit Kontrol lutut sakit Nyeri kaki sebelah kiri Kontrol lutut sakit Kontrol lutut sakit Kontrol sakit lutut Kedua kaki sakit
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
51
130/80
Meloxicam
1
1
51
130/80
Meloxicam
1
1
108
130/80
Na diclofenak
1
1
108
130/80
Na diclofenak
1
1
58
140/90
Na diclofenak
1
1
50
140/90
Na diclofenak
1
1
50
140/90
Na diclofenak
1
1
55
150/90
Na diclofenak
1
1
58
140/90
Na diclofenak
1
1
65
140/90
Na diclofenak
1
1
70
140/90
Na diclofenak
1
1
36
140/90
Na diclofenak
1
1
48
130/90
Meloxicam
1
1
45
130/90
Meloxicam
1
1
48
130/80
Meloxicam
1
1
69
130/80
Na diclofenak
1
1
70
120/80
Na diclofenak
1
1
69
120/80
Na diclofenak
1
1
70
130/90
Na diclofenak
1
1
68
140/90
Na diclofenak
1
1
65
120/80
Na diclofenak
1
1
65
120/80
Ketoprofen
1
1
60
120/90
Na diclofenak
1
1
No Kasus
19
Tanggal kunjungan 22/09/2014
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis
OA
Kedua kaki sakit Jika sudah duduk maka susah berdiri lagi, bokong dan paha sakit kadang sesak, batuk, gemetaran Nyeri kaki dan telapak kaki. Pegal dan sakit sendi Kontrol ±2 minggu nyeri lutut dan batuk Lutut sakit dan terasa pegal
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
61
120/80
Meloxicam
1
1
115
90/60
Meloxicam
1
1
115
130/90
Meloxicam
1
1
85
130/50
Na diclofenak
1
1
88 65
120/90 110/70
Na diclofenak Na diclofenak
1 1
1 1
65
120/90
1 1 1
1 1 1
17/07/2014
OA
06/08/2014
OA
20
14/11/2014
OA
21
03/11/2014 11/11/2014
OA OA
14/11/2014
OA
24/11/2014
OA
Sakit pada lutut kiri
66
130/80
Ketoprofen Meloxicam Ketoprofen
17/11/2014
OA
63
130/90
Meloxicam
1
1
23/12/2014
OA
64
130/90
Meloxicam
1
1
20/05/2014
OA
62
140/90
Na diclofenak
1
1
10/09/2014
OA
65
130/80
Meloxicam
1
1
12/09/2014
OA
65
130/90
Meloxicam
1
1
14/07/2014
OA
Lutut sebelah kiri nyeri dan pegel-pegel Lutut kiri sakit dan pegal Lutut kaki terasa sakit Kontrol lutut kaki sakit Kontrol lutut kaki sakit Nyeri kedua kaki
47
130/80
1
1
20/08/2014
OA
45
130/80
1
1
15/09/2014
OA
45
130/90
Ketoprofen
1
1
07/10/2014
OA
45
190/80
Meloxicam
1
1
02/06/2014
OA
85
120/80
Meloxicam
1
1
06/06/2014
OA
85
120/90
Ketoprofen
1
1
20/06/2014
OA
Nyeri kedua kaki Kedua kaki sakit Kontrol kedua lutut sakit Lutut, betis sakit pegalpegal ± 3 bulan Lutut, betis sakit pegalpegal ± 4 bulan riw trauma (+), riw. Urut (+). Sakit lutut terasa sakit
Natrium diclofenak Na diclofenak
85
120/90
25
31/01/2014 21/04/2014
OA OA
45 50
140/90 140/90
Ketoprofen Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak
1 1 1 1
1 1 1 1
26
29/04/2014
OA
65
120/80
Ketoprofen
1
1
07/05/2014
OA
68
120/80
Ketoprofen
1
1
22
23
24
Kaki kiri sakit Kaki sakit dibagian kiri biru-biru, perut sakit dan mulas. Setelah urut habis keluhan, namun terasa lagi panas, pegal, nyeri sejak 1 hari yang lalu Kontrol, jika
No Kasus
27
28
29
30
Tanggal kunjungan
Jenis Osteoarthritis
08/05/2014
OA
07/07/2014
OA
25/08/2014
OA
01/09/2014
OA
08/09/2014
OA
11/09/2014
OA
15/09/2014
OA
08/10/2014
OA
07/05/2014
OA
13/07/2014
OA
Diagnosis
obat habis lutut terasa nyeri lagi Os dating dengan keluhan nyeri pada bagian bokong dan pinggang saat lama duduk Kaku pada seluruh tubuh, terlebih ketika bangun tidur Kesemutan, lutut sakit dan pegal-pegal Tangan sakit, kesemutan, pegal-pegal Tangan sakit kesemutan, dan pegalpegal Keluhan sakit lutut Kontrol sakit lutut 1 tahun kedua lutut terasa nyeri, hasil RO (+) ±1 bulan yang lalu pangkal ibu jari kaki sebelah kiri sakit, menjalar ke tumit Kaki sebelah kanan sakit, bengkak, pegal-pegal
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
52
120/90
Meloxicam
1
1
55
120/90
1 1
1 1
42
140/90
Meloxicam Keren dexketoprofen Na diclofenak
1
1
45
140/90
Na diclofenak
1
1
43
150/90
Ketoprofen
1
1
49
100/80
Na diclofenak
1
1
50
100/80
Na diclofenak
1
1
51
110/80
Meloxicam
1
1
89
120/80
Meloxicam
1
1
89
120/80
Meloxicam
1
1
Lampiran 5 . Analisis Penilaian Ketepatan Indikasi No Kasus 1
2
Tanggal kunjungan 18/02/2014
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis
OA genu bilateral
Pasien datang dengan keluhan nyeri daerah sikut jika digerakkan ± 2 minggu. Kesemutan pada daerah digiti II, III, IV. Lebih sering pada pagi hari. Kontrol keluhan nyeri pada daerah sikut jika digeraakkan
50
26/02/2014
OA elbow
17/03/2014
OA elbow
02/04/2014
OA
08/08/2014
OA
02/06/2014
OA
17/06/2014
OA
10/07/2014
OA
18/08/2014
OA grade II
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
120/90
Meloxicam
1
1
51
120/80
Meloxicam
1
1
Kontrol sama seperti keluhan sebelumnya. Lutut terasa sakit dan pegal pada sikut sebelah kanan juga terasa lemas, keluhan dirasakan sejak ± 1 bulan yang lalu. Paling terasa pada pagi hari. Telapak tangan terasa kesemutan saat aktivitas ± 2 bulan nyeri kedua lutut terutama lutut sebelah kiri.
50
120/80
Meloxicam
1
1
50
120/90
Meloxicam
1
1
50
120/80
Meloxicam
1
1
Kedua lutut kaki terasa sakit Kedua lutut kaki terasa sakit
55
150/90
Asam mefenamat
1
1
55
140/80
Na diclofenak
1
1
± 1 tahun kedua lutut terasa nyeri dan menjalar ke ruas jari kaki Kedua lutut masih terasa nyeri menjalar keruas jari
55
140/90
Ketoprofen
1
1
55
140/90
Ketoprofen
1
1
No Kasus
Tanggal kunjungan
Jenis Osteoarthritis
3
26/06/2014
OA
4
05/08/2014
OA
11/08/2014
OA
25/08/2014
OA
16/10/2014
OA
10/11/2014
OA
22/08/2014
OA
18/09/2014
OA
02/12/2014
OA
10/12/2014
OA
6
07/06/2014
OA
7
17/04/2014
OA
24/04/2014
OA
22/05/2014
OA
5
Diagnosis
kaki. Kaki sakit, lutut bengkak, nyeri, badan gatal-gatal. Ruas jari kaki tengah terasa nyeri Jari-jari kaki masih sakit, obat habis Kontrol jari kaki masih nyeri di pagi hari ±8 bulan SMRS Kontrol jika obat habis, lutut terasa nyeri Kontrol lutut terasa nyeri ± 1 minggu yang lalu, keluhan disertai jarijari tangan nyeri. Pasien telah ± 10 tahun merasakan adanya sakit pada sendi lutut kanan dan lengan. Disertai nyeri pada betis kanan, krepitasi (+) pada lutut kanan. Pasien mengaku melakukan olahraga ringan (jalan kaki) Kontrol nyeri tangan sebelah kanan. Lutut nyeri menjalar ke kedua kaki bawah. Kontrol badan pegal-pegal Keluhan lutut Kanan sakit Kaki sakit bagian belakang lutut apalagi bila jongkok. Kontrol kaki terasa sakit Masih terasa sakit pada lutut kiri. Nyeri lutut kiri, krepitasi (+), pain (+)
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
75
140/80
Na diclofenak
1
1
61
120/90
Ketoprofen
1
1
60
120/80
Meloxicam
1
1
60
120/80
Meloxicam
1
1
59
120/90
Meloxicam
1
1
60
120/90
Meloxicam Ketoprofen
1 1
1 1
69
150/90
Meloxicam
1
1
69
200/120
Meloxicam Ketoprofen
1 1
1 1
69
160/100
Meloxicam
1
1
70
140/90
Meloxicam
1
1
65
160/100
Asam mefenamat
1
1
65
120/90
Meloxicam
1
1
65
120/80
Meloxicam
1
1
65
120/80
Meloxicam
1
1
No Kasus
8
Tanggal kunjungan 06/06/2014
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis
OA
Kontrol lutut kiri masih terasa sakit, asam urat 8,1 Kontrol lutut kiri masih terasa nyeri Kontrol lutut dan pangkal ibu jari kaki nyeri, ±1 minggu yang lalu. Riwayat asam urat (+) Lutut terasa ngilu dan nyeri. Riw. Asam urat, pangkal ibu jari sinistra Kaki sakit, telapak tangan kebas/baal dan kesemutan ±1 tahun kedua lutut terasa nyeri, Kontrol kedua lutut masih nyeri Keluhan nyeri kedua lutut kaki selama ± 1 minggu Kaki kiri bengkak. Kaki kiri bengkak Kaki kiri bengkak ±3 hari kedua lutut dan pingggang sakit Kontrol kedua lutut dan punggung sakit ±2 bulan nyeri punggung dan lutut sebelah kanan. Hasil RO (+). OS sering minum obat setelan. Kontrol nyeri pada bagian pinggang (LBP), hasil rontgen tidak dibawa. Nyeri pada bagian lutut ± 1 tahun. Keluhan paling dirasakan saat turun tangga. Pinggang
30/06/2014
OA
02/09/2014
OA
18/09/2014
OA
12/03/2014
OA
10/04/2014
OA grade II
23/04/2014
OA
9
05/12/2014
10
10/10/2014
OA
21/10/2014
OA
03/12/2014
OA
17/09/2014
OA
06/10/2014
OA
13/10/2014
OA
03/11/2014
OA
30/12/2014
OA
11
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
66
120/80
Meloxicam
1
1
66
140/90
Meloxicam
1
1
65
140/80
Meloxicam
1
1
65
130/80
Meloxicam
1
1
75
130/90
Na diclofenak
1
1
Meloxicam
1
1
75 75
140/90
Ketoprofen Meloxicam
1 1
1 1
78
140/90
Na diclofenak
1
1
75
110/70
Na diclofenak
1
1
75
150/90
Na diclofenak
1
1
75
140/90
Na diclofenak
1
1
73
140/90
Na diclofenak
1
1
70
110/80
Na diclofenak
1
1
70
130/80
Ketoprofen
1
1
69
140/80
Meloxicam
1
1
70
130/90
Ketoprofen
1
1
No Kasus
12
13
14
15
16
17
Tanggal kunjungan
Jenis Osteoarthritis
06/03/2014
OA
12/03/2014
OA
10/03/2014
OA
17/03/2014
OA
29/04/2014
OA
30/05/2014
OA
21/04/2014
OA
10/06/2014
OA
29/04/2014
OA
04/08/2014
OA
12/08/2014
OA
20/11/2014
OA
03/11/2014
OA
16/12/2014
OA
30/12/2014
OA
01/10/2014
OA
08/10/2014
OA
04/11/2014
OA
12/11/2014
OA
Diagnosis
hingga kaki nyeri, lutut sebelah kanan bengkak ± 3 hari, terpasang korset. ± 15 hari nafas terasa sesak. Lutut terasa sakit. Nyeri lutut kanan dan kiri sejak ± 1 tahun, menjalar ke ujung-ujung jari kaki kanan dan kiri, panas (+). Daerah telapak kaki kebas, kesemutan (-), bahu kanan dan kiri nyeri (+), terasa pegal-pegal. Kaki sakit, pusing-pusing Kontrol Lutut kaki sakit Gatal dan nyeri lutut kaki kiri. Kontrol lutut kaki kiri sakit Kaki sakit di bagian kiri, biru-biru, perut sakit, mulas Kontrol kaki sakit Kontrol kaki terasa sakit Kedua kaki bengkak sakit, BAB dan BAK lancer Lutut dan pinggang sakit Kaki terasa pegal-pegal Kaki terasa pegal-pegal Kontrol kaki terasa pegal Lutut kiri bengkak dan nyeri sejak ± 2 bulan Kontrol lutut, perut sakit Kontrol lutut sakit Kontrol lutut sakit Nyeri kaki sebelah kiri
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
51
130/80
Meloxicam
1
1
51
130/80
Meloxicam
1
1
108
130/80
Na diclofenak
1
1
108
130/80
Na diclofenak
1
1
58
140/90
Na diclofenak
1
1
50
140/90
Na diclofenak
1
1
50
140/90
Na diclofenak
1
1
55
150/90
Na diclofenak
1
1
58
140/90
Na diclofenak
1
1
65
140/90
Na diclofenak
1
1
70
140/90
Na diclofenak
1
1
36
140/90
Na diclofenak
1
1
48
130/90
Meloxicam
1
1
45
130/90
Meloxicam
1
1
48
130/80
Meloxicam
1
1
69
130/80
Na diclofenak
1
1
70
120/80
Na diclofenak
1
1
69
120/80
Na diclofenak
1
1
70
130/90
Na diclofenak
1
1
No Kasus
Tanggal kunjungan 18/11/2014
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis
OA
Kontrol lutut sakit Kontrol lutut sakit Kontrol sakit lutut Kedua kaki sakit Kedua kaki sakit Jika sudah duduk maka susah berdiri lagi, bokong dan paha sakit kadang sesak, batuk, gemetaran Nyeri kaki dan telapak kaki. Pegal dan sakit sendi Kontrol ±2 minggu nyeri lutut dan batuk Lutut sakit dan terasa pegal
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
68
140/90
Na diclofenak
1
1
65
120/80
Na diclofenak
1
1
65
120/80
Ketoprofen
1
1
60
120/90
Na diclofenak
1
1
61
120/80
Meloxicam
1
1
115
90/60
Meloxicam
1
1
115
130/90
Meloxicam
1
1
85
130/50
Na diclofenak
1
1
88 65
120/90 110/70
Na diclofenak Na diclofenak
1 1
1 1
65
120/90
1 1 1
1 1 1
28/11/2014
OA
01/12/2014
OA
24/08/2014
OA
22/09/2014
OA
17/07/2014
OA
06/08/2014
OA
20
14/11/2014
OA
21
03/11/2014 11/11/2014
OA OA
14/11/2014
OA
24/11/2014
OA
Sakit pada lutut kiri
66
130/80
Ketoprofen Meloxicam Ketoprofen
17/11/2014
OA
63
130/90
Meloxicam
1
1
23/12/2014
OA
64
130/90
Meloxicam
1
1
20/05/2014
OA
62
140/90
Na diclofenak
1
1
10/09/2014
OA
65
130/80
Meloxicam
1
1
12/09/2014
OA
65
130/90
Meloxicam
1
1
14/07/2014
OA
Lutut sebelah kiri nyeri dan pegel-pegel Lutut kiri sakit dan pegal Lutut kaki terasa sakit Kontrol lutut kaki sakit Kontrol lutut kaki sakit Nyeri kedua kaki
47
130/80
1
1
20/08/2014
OA
45
130/80
1
1
15/09/2014
OA
45
130/90
Ketoprofen
1
1
07/10/2014
OA
45
190/80
Meloxicam
1
1
02/06/2014
OA
85
120/80
Meloxicam
1
1
06/06/2014
OA
85
120/90
Ketoprofen
1
1
20/06/2014
OA
Nyeri kedua kaki Kedua kaki sakit Kontrol kedua lutut sakit Lutut, betis sakit pegalpegal ± 3 bulan Lutut, betis sakit pegalpegal ± 4 bulan riw trauma (+), riw. Urut (+). Sakit lutut terasa sakit
Natrium diclofenak Na diclofenak
85
120/90
31/01/2014 21/04/2014
OA OA
Kaki kiri sakit Kaki sakit dibagian kiri
45 50
140/90 140/90
Ketoprofen Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak
1 1 1 1
1 1 1 1
18
19
22
23
24
25
No Kasus
26
27
28
29
30
Tanggal kunjungan
Jenis Osteoarthritis
29/04/2014
OA
07/05/2014
OA
08/05/2014
OA
07/07/2014
OA
25/08/2014
OA
01/09/2014
OA
08/09/2014
OA
11/09/2014
OA
15/09/2014
OA
08/10/2014
OA
07/05/2014
OA
13/07/2014
OA
Diagnosis
biru-biru, perut sakit dan mulas. Setelah urut habis keluhan, namun terasa lagi panas, pegal, nyeri sejak 1 hari yang lalu Kontrol, jika obat habis lutut terasa nyeri lagi Os dating dengan keluhan nyeri pada bagian bokong dan pinggang saat lama duduk Kaku pada seluruh tubuh, terlebih ketika bangun tidur Kesemutan, lutut sakit dan pegal-pegal Tangan sakit, kesemutan, pegal-pegal Tangan sakit kesemutan, dan pegalpegal Keluhan sakit lutut Kontrol sakit lutut 1 tahun kedua lutut terasa nyeri, hasil RO (+) ±1 bulan yang lalu pangkal ibu jari kaki sebelah kiri sakit, menjalar ke tumit Kaki sebelah kanan sakit, bengkak, pegal-pegal
BB dan TD BB TD
Obat NSAID
Tepat Indikasi
Penilaian / pasien
65
120/80
Ketoprofen
1
1
68
120/80
Ketoprofen
1
1
52
120/90
Meloxicam
1
1
55
120/90
1 1
1 1
42
140/90
Meloxicam Keren dexketoprofen Na diclofenak
1
1
45
140/90
Na diclofenak
1
1
43
150/90
Ketoprofen
1
1
49
100/80
Na diclofenak
1
1
50
100/80
Na diclofenak
1
1
51
110/80
Meloxicam
1
1
89
120/80
Meloxicam
1
1
89
120/80
Meloxicam
1
1
Lampiran 6 Analisis Ketepatan Dosis No Pasien
Tanggal Kunjungan
Tepat Dosis
OAINS yang Diberikan
Dosis Yang diberikan
1
2
Dosis Formularium
Ketepatan Tepat
Tidak Tepat -
18/02/2014
Meloxicam
2x7,5 mg
Tablet 7,5 mg
1
26/02/2014
Meloxicam
2x7,5
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
17/03/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
02/04/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
08/08/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
02/06/2014
Asam mefenamat
3x1
1
-
17/06/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 15 mg Kapsul/kaplet 500 mg Tab. 50 mg
1
-
10/07/2014
Ketoprofen
2x1
Tab. 25 mg Suppositosria 100
1
-
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg 18/08/2014
Ketoprofen
2x1
Injeksi Suppositosria 100 mg
Tab. 50 mg Tab. 100 mg 3
26/06/2014
4
05/08/2014
Na diclofenak
2x1
Injeksi Tab. 50 mg
1
-
Ketoprofen
2x1
Tab. 25 mg Suppositosria 100
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg 11/08/2014
Meloxicam
2x1
Injeksi Tablet 7,5 mg
1
-
25/08/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
16/10/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
10/11/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
Ketoprofen
2x1
Tab. 15 mg Suppositosria 100
1
-
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg 5
22/08/2014
Meloxicam
2x1
Injeksi Tablet 7,5 mg Tab. 15 mg
18/09/2014
Meloxicam
2x1
Tablet 7,5 mg
1
-
Ketoprofen
2x1
Tab. 15 mg Suppositosria 100
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg 02/12/2014
Meloxicam
2x1
Injek Tablet 7,5 mg
1
-
10/12/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
6
07/06/2014
Asam mefenamat
3x1
1
-
7
17/04/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Kapsul/kaplet 500 mg Tablet 7,5 mg
1
-
24/04/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
1
-
22/05/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
06/06/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
30/06/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
02/09/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
18/09/2014
Meloxicam
3x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
Tab. 15 mg
8
12/03/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 50 mg
1
-
10/04/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 25 mg Tablet 7,5 mg
1
-
23/04/2014
Ketoprofen
2x1
Tab. 15 mg Suppositosria 100
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg Meloxicam
2x1
Injek Tablet 7,5 mg
1
-
9
05/12/2014
Na Diclofenak
2x1
Tab. 15 mg Tab. 50 mg
1
-
10
10/10/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
21/10/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
03/12/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
17/09/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
06/10/2014
Na diclofenak
2x25
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
13/10/2014
Ketoprofen
2x1
Tab. 25 mg Suppositosria 100
1
-
11
mg Tab. 50 mg
Tab. 100 mg 03/11/2014
Meloxicam
2x1
Injek Tablet 7,5 mg
1
-
30/12/2014
Ketoprofen
2x1
Tab. 15 mg Suppositosria 100
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg 12
13
14
15
06/03/2014
Meloxicam
2x1
Injek Tablet 7,5 mg
1
-
12/03/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
10/03/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 15 mg Tab. 50 mg
1
-
17/03/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
29/04/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
30/05/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
21/06/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
29/06/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
04/08/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
16
17
12/08/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
20/11/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
03/12/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 25 mg Tablet 7,5 mg
1
-
16/12/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
30/12/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
01/10/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 15 mg Tab. 50 mg
1
-
08/10/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
1
-
04/11/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
12/11/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
18/11/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
28/11/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
2x100 mg
Tab. 25 mg Suppositosria 100
1
-
01/12/2014
Ketoprofen
mg Tab. 50 mg
Tab. 100 mg 18
19
20
21
Injek Tab. 50 mg
1
-
2x1
Tab. 25 mg Tablet 7,5 mg
1
-
Meloxicam
2x7,5 mg
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
06/08/2014
Meloxicam
2x7,5 mg
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
14/11/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 15 mg Tab. 50 mg
1
-
03/11/2014
Na diclofenak
2x1
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
11/11/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
14/11/2014
Ketoprofen
2x100 mg
Tab. 25 mg Suppositosria 100
1
-
Injek Tablet 7,5 mg
1
-
Tab. 15 mg Suppositosria 100
1
-
24/08/2014
Na diclofenak
2x50 mg
22/09/2014
Meloxicam
17/07/2014
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg
24/11/2014
Meloxicam
2x1
Ketoprofen
2x100 mg
mg Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
22
23
17/11/2014
Meloxicam
2x1
Injek Tablet 7,5 mg
1
-
23/12/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
20/05/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 15 mg Tab. 50 mg
1
-
10/09/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 25 mg Tablet 7,5 mg
1
-
12/09/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
14/07/2014
Natrium diclofenak
2x50 mg
Tab. 15 mg Tab. 50 mg
1
-
20/08/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
15/09/2014
Ketoprofen
2x100 mg
Tab. 25 mg Suppositosria 100
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg
24
07/10/2014
Meloxicam
2x1
Injek Tablet 7,5 mg
1
-
02/06/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
06/06/2014
Ketoprofen
2x100 mg
Tab. 15 mg Suppositosria 100
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg 20/06/2014
Ketoprofen
2x100 mg
Injek Suppositosria 100
1
-
Injek Tablet 7,5 mg
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg
25
26
Meloxicam
2x1
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 15 mg Tab. 50 mg
1
-
21/04/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
29/04/2014
Ketoprofen
2x100 mg
Tab. 25 mg Suppositosria 100
1
-
1
-
31/01/2014
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg 07/05/2014
Ketoprofen
2x100 mg
Injek Suppositosria 100 mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg Injek
27
28
08/05/2014
Meloxicam
2x1
Tablet 7,5 mg
1
-
07/07/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
25/08/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 15 mg Tab. 50 mg
1
-
01/09/2014
Na diclofenak
2x100 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
08/09/2014
Ketoprofen
2x50 mg
Tab. 25 mg Suppositosria 100
1
-
mg Tab. 50 mg Tab. 100 mg 29
30
11/09/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Injek Tab. 50 mg
1
-
15/09/2014
Na diclofenak
2x50 mg
Tab. 25 mg Tab. 50 mg
1
-
08/10/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 25 mg Tablet 7,5 mg
1
-
07/05/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
13/07/2014
Meloxicam
2x1
Tab. 15 mg Tablet 7,5 mg
1
-
Tab. 15 mg
Lampiran 7. Analisis Ketepatan Pasien No
1
Gender
P
Usia
41
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
Pasien datang dengan keluhan nyeri daerah sikut jika digerakkan ± 2 minggu. Kesemutan pada daerah digiti II, III, IV. Lebih sering pada pagi hari. Kontrol keluhan nyeri pada daerah sikut jika digeraakkan
OA
50
120/ 90
OA
51
120/ 80
17/03/ 2014
Kontrol sama seperti keluhan sebelumnya.
OA
50
120/ 80
02/04/ 2014
Lutut terasa sakit dan pegal pada sikut
OA
50
120/
18/02/ 2014
26/02/ 2014
Kontraindikasi
OAINS
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Lainn ya
-
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
08/08/ 2014
2
L
69
sebelah kanan juga terasa lemas, keluhan dirasakan sejak ± 1 bulan yang lalu. Paling terasa pada pagi hari. Telapak tangan terasa kesemutan saat aktivitas ± 2 bulan nyeri kedua lutut terutama lutut sebelah kiri.
02/06/ 2014
Kedua lutut kaki terasa sakit
17/06/ 2014
Kedua lutut kaki terasa sakit
10/07/ 2014
± 1 tahun kedua lutut terasa nyeri dan menjalar ke ruas jari kaki
18/08/ 2014
Kedua lutut masih terasa nyeri menjalar keruas jari kaki.
TD
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya
90
ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitivitas terhadap asam mefenamat.
Meloxicam
Oral
1
1
Asam mefenamat
Oral
1
1
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Na diclofenak
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
OA
50
120/ 80
OA dan hiperte nsi OA dan hiperte nsi
55
150/ 90
55
140/ 80
OA dan hiperte nsi OA dan hiperte nsi
55
140/ 90
55
140/ 90
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
75
140/8 0
3
L
49
26/06/ 2014
Kaki sakit, lutut bengkak, nyeri, badan gatal-gatal.
OA dan hiperte nsi
4
P
46
05/08/ 2014
Ruas jari kaki tengah terasa nyeri
OA
61
120/ 90
11/08/ 2014
Jari-jari kaki masih sakit, obat habis
OA
60
120/ 80
25/08/ 2014
Kontrol jari kaki masih nyeri di pagi hari ±8 bulan SMRS
OA
60
120/ 80
16/10/ 2014
Kontrol jika obat habis, lutut terasa nyeri
59
120/ 90
Kontraindikasi
OAINS
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran
Na diclofenak
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Lainn ya
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
1 1
1 1
Lainn ya cerna
10/11/ 2014
5
L
74
22/08/ 2014
18/09/ 2014
60
Kontrol lutut terasa nyeri ± 1 minggu yang lalu, keluhan disertai jari-jari tangan nyeri.
Pasien telah ± 10 tahun merasakan adanya sakit pada sendi lutut kanan dan lengan. Disertai nyeri pada betis kanan, krepitasi (+) pada lutut kanan. Pasien mengaku melakukan olahraga ringan (jalan kaki) Kontrol nyeri tangan sebelah kanan. Lutut nyeri menjalar ke kedua kaki bawah.
120/ 90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Meloxica m
Oral
Ketoprofe n
Oral
OA, Hiperte nsi
69
150/ 90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Oral
1
1
OA, Hiperte nsi
70
200/ 120
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxica m
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
02/12/ 2014
Kontrol badan pegal-pegal
10/12/ 2014
Keluhan lutut Kanan sakit
6
L
66
07/06/ 2014
Kaki sakit bagian belakang lutut apalagi bila jongkok.
7
L
40
17/04/ 2014
Kontrol kaki terasa sakit
24/04/ 2014
Masih terasa sakit pada lutut kiri.
Riwayat penyakit
Data laboratorium
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB
TD
Lainn ya
OA, Hiperte nsi OA, Hiperte nsi
69
160/1 00
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Ketoprofe n
Oral
1
1
70
140/9 0
Meloxicam
Oral
1
1
OA dan hiperte nsi OA dan hyperur ekimia
65
160/ 100
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitivitas terhadap asam mefenamat.
Asam mefenamat
Oral
1
1
65
120/ 90
Uric Acid : 8,1 mg/dl
Meloxicam
Oral
1
1
OA dan hyperur ekimia
65
120/ 80
-
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
22/05/ 2014
Nyeri lutut kiri, krepitasi (+), pain (+)
65
120/ 80
06/06/ 2014
Kontrol lutut kiri masih terasa sakit,
66
120/ 80
30/06/ 2014
Kontrol lutut kiri masih terasa nyeri
66
120/ 80
Kontraindikasi
OAINS
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Lainn ya
-
asam urat 8,1
-
No
8
Gender
P
Usia
51
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
02/09/ 2014
Kontrol lutut dan pangkal ibu jari kaki nyeri, ±1 minggu yang lalu. Riwayat asam urat (+)
18/09/ 2014
Lutut terasa ngilu dan nyeri. Riw. Asam urat, pangkal ibu jari sinistra
12/03/ 2014
Lutut terasa ngilu dan nyeri. Riw. Asam urat, pangkal ibu jari sinistra
10/04/ 2014
Kaki sakit, telapak tangan kebas/baal dan kesemutan
Riwayat penyakit
Data laboratorium
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB
TD
Lainn ya
OA, hyperur ekimia dan riwayat Trauma pada tahun 1990 OA dan hyperur ekimia
60
130/ 80
-
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Oral
1
1
60
120/ 90
-
Meloxicam
Oral
1
1
OA dan Neurop a, hiperte nsi OA dan Neurop a, hiperte nsi
75
130/ 90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral
1
1
75
140/ 80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya
Meloxicam
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
23/04/ 2014
±1 tahun kedua lutut terasa nyeri,
OA dan Neurop a, hiperte nsi
75
140/ 90
9
P
52
05/12/ 2014
Kontrol kedua lutut masih nyeri
OA dan hiperte nsi
75
140/ 90
10
L
53
10/10/ 2014
Kaki kiri bengkak.
OA dan myalgia
75
110/ 70
21/10/ 2014
Kaki kiri bengkak
OA dan Hiperte nsi
76
150/ 90
03/12/ 2014
Kaki kiri bengkak
OA dan Hiperte nsi
75
140/ 90
17/09/ 2014
±3 hari kedua lutut dan pingggang sakit
OA dan hiperte
73
140/ 90
11
P
56
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang
Meloxica m
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
nsi
60
110/ 80
±2 bulan nyeri punggung dan lutut sebelah kanan. Hasil RO (+). OS sering minum obat setelan. Kontrol nyeri pada bagian pinggang (LBP), hasil rontgen tidak dibawa. Nyeri pada bagian lutut ± 1 tahun. Keluhan paling dirasakan saat turun tangga.
OA dan Hiperte nsi
70
130/ 80
OA dan hiperte nsi
70
140/ 80
Pinggang hingga kaki nyeri, lutut sebelah kanan bengkak ± 3 hari, terpasang korset. ± 15 hari nafas terasa sesak. Lutut terasa sakit.
OA dan hiperte nsi
60
130/ 90
51
130/ 80
13/10/ 2014
30/12/ 2014
P
70
Kontrol kedua lutut dan punggung sakit
03/11/ 2014
12
-
06/10/ 2014
06/03/ 2014
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya
Na diclofenak
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Oral
1
1
Meloxicam
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
12/03/ 2014
13
14
P
P
40
63
10/03/ 2014
Nyeri lutut kanan dan kiri sejak ± 1 tahun, menjalar ke ujung-ujung jari kaki kanan dan kiri, panas (+). Daerah telapak kaki kebas, kesemutan (-), bahu kanan dan kiri nyeri (+), terasa pegalpegal. Kaki sakit, pusingpusing
17/03/ 2014
Kontrol Lutut kaki sakit
29/04/ 2014
Gatal dan nyeri lutut kaki kiri.
30/05/ 2014
Kontrol lutut kaki kiri sakit
TD
50
140/ 80
OA, Obesita s, hiperte nsi OA, Obesita s, hiperte nsi OA, hiperte nsi
10 8
130/ 80
10 8
140/ 80
58
OA, hiperte nsi
58
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral
1
1
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral
1
1
-
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral
1
1
140/ 90
HB : 8,1 Cr : 6’
Na diclofenak
Oral
1
1
140/ 90
-
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain-
Na diclofenak
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya penderita tukak lambung
15
16
P
P
68
67
OA, hiperte nsi, tukak lambun g OA, hiperte nsi
50
140/ 90
-
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral
1
1
58
140/ 90
HB : 8,1 Br : 2’10
Na diclofenak
Oral
1
1
Kontrol kaki terasa sakit
OA, Hiperte nsi
65
140/ 90
-
Na diclofenak
Oral
1
1
12/08/ 2014
Kedua kaki bengkak sakit, BAB dan BAK lancer
OA, hipertensi, Cardiomeg al Hipercolest rolemia DM Tipe II
70
140/ 90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral
1
1
20/11/ 2014
Kaki terasa pegalpegal
36
140/ 90
Na diclofenak
Oral
1
1
03/12/ 2014
Kaki terasa pegalpegal
48
130/ 90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien
Meloxicam
Oral
1
1
21/06/ 2014
Kaki sakit di bagian kiri, biru-biru, perut sakit, mulas
29/06/ 2014
Kontrol kaki sakit
04/08/ 2014
OA, hiperte
Albumi n : 4-9 Kolestr ol : 219
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
nsi
17
P
46
16/12/ 2014
Kontrol kaki terasa pegal
OA, Hiperte nsi
45
120/ 80
30/12/ 2014
Lutut kiri bengkak dan nyeri sejak ± 2 bulan
OA
46
120/ 90
01/10/ 2014
Kontrol lutut, perut sakit
OA, Ganggu an lambun g
59
130/ 80
08/10/ 2014
Kontrol lutut sakit
70
120/ 80
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
18
P
50
TD
04/11/ 2014
Kontrol lutut sakit
OA, hyperureki mia
69
120/ 80
12/11/ 2014
Nyeri kaki sebelah kiri
OA, hyperureki mia
70
130/ 90
18/11/ 2014
Kontrol lutut sakit
OA, hiperte nsi
68
140/ 90
28/11/ 2014
Kontrol lutut sakit
65
120/ 80
01/12/ 2014
Kontrol sakit lutut
65
120/ 80
24/08/ 2014
Kedua kaki sakit
60
120/ 90
22/09/ 2014
Kedua kaki sakit
61
120/
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
80
19
20
P
P
52
49
17/07/ 2014
Jika sudah duduk maka susah berdiri lagi, bokong dan paha sakit kadang sesak, batuk, gemetaran
11 5
90/6 0
06/08/ 2014
Nyeri kaki dan telapak kaki.
11 5
130/ 90
14/11/ 2014
Pegal dan sakit sendi
85
130/ 50
03/11/ 2014
Kontrol
88
120/ 90
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain-
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya penderita tukak lambung
21
P
52
11/11/ 2014
±2 minggu nyeri lutut dan batuk
OA, ISPA
65
110/ 70
14/11/ 2014
Lutut sakit dan terasa pegal
OA, ISPA
65
120/ 90
24/11/ 2014
Sakit pada lutut kiri
17/11/ 2014
Lutut sebelah kiri nyeri dan pegelpegel
OA
65
120/ 80
23/12/ 2014
Lutut kiri sakit dan pegal
OA
65
120/ 90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien
Na diclofenak
Oral
1
1
Ketoprofe n
Oral
1
1
Meloxica m
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
22
23
L
P
78
51
65
120/ 80
Kontrol lutut kaki sakit
62
140/ 90
12/09/ 2014
Kontrol lutut kaki sakit
65
130/ 80
14/07/ 2014
Nyeri kedua kaki
47
130/ 80
20/05/ 2014
Lutut kaki terasa sakit
10/09/ 2014
DM, OA, Hiperte nsi
TD
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya
Gula dara h: 315 GDN : 165
dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Natrium diclofenak
Oral
1
1
No
24
Gender
L
Usia
61
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
TD
20/08/ 2014
Nyeri kedua kaki
45
120/ 80
15/09/ 2014
Kedua kaki sakit
45
130/ 90
07/10/ 2014
Kontrol kedua lutut sakit
45
190/ 80
02/06/ 2014
Lutut, betis sakit pegal-pegal ± 3 bulan
85
120/ 80
06/06/ 2014
Lutut, betis sakit pegal-pegal ± 4 bulan riw trauma (+), riw. Urut (+). Sakit lutut terasa sakit
85
120/ 90
85
120/ 80
20/06/ 2014
Kontraindikasi
OAINS
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Na diclofenak
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1 1
1 1
Lainn ya
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
25
26
P
L
63
59
31/01/ 2014
Kaki kiri sakit
45
140/ 90
21/04/ 2014
Kaki sakit dibagian kiri biru-biru, perut sakit dan mulas.
50
140/ 90
29/04/ 2014
Setelah urut habis keluhan, namun terasa lagi panas, pegal, nyeri sejak 1 hari yang lalu Kontrol, jika obat habis lutut terasa nyeri lagi
65
120/ 80
68
120/ 80
Os dating dengan keluhan nyeri pada bagian bokong dan pinggang saat lama duduk
52
120/ 90
07/05/ 2014
27
L
40
TD
08/05/ 2014
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung
Oral Meloxicam
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
28
29
P
P
61
53
07/07/ 2014
Kaku pada seluruh tubuh, terlebih ketika bangun tidur
25/08/ 2014
Kesemutan, lutut sakit dan pegalpegal
01/09/ 2014
Tangan sakit, kesemutan, pegalpegal
08/09/ 2014
Tangan sakit kesemutan, dan pegal-pegal
11/09/ 2014
Keluhan sakit lutut
15/09/
Kontrol sakit lutut
TD
55
120/ 90
OA, hiperte nsi
42
140/ 90
OA, Hyperte nsi
45
140/ 90
OA, 43 myalgia, hiperte nsi 49
150/ 90
50
100/
Kontraindikasi
OAINS
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya
As. Urat : 4,1
110/ 70
As. Urat :
dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang
Meloxicam
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Ketoprofen
Oral
1
1
Na diclofenak
Oral
1
1
Na
Oral
1
1
No
Gender
Usia
tanggal
Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium
BB
80
2014
30
L
40
TD
08/10/ 2014
1 tahun kedua lutut terasa nyeri, hasil RO (+)
07/05/ 2014
±1 bulan yang lalu pangkal ibu jari kaki sebelah kiri sakit, menjalar ke tumit
13/07/ 2014
Kaki sebelah kanan sakit, bengkak, pegal-pegal
50
110/ 80
OA, Obesita s
90
120/ 80
OA, Obesita s
89
120/ 90
Kontraindikasi
OAINS
menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lainpenderita tukak lambung Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
diclofenak
Rute
Tepat pasien
Penilaian per pasien
Lainn ya 3,9 Koleste rol : 204
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Penilaian Ketepatan Pasien : 1 = Tepat Pasien 0 = Tidak Tepat Pasien
Penilaian Per Pasien : 1 = Sudah mendapatkan terapi OAINS yang tepat 0 = Tidak mendapatkan terapi OAINS yang tepat
Lampiran 8 : Analisis ketepatan Obat No kasus
Tanggal kunjungan
Jenis Arthritis
Obat AntiInflamasi Nonsteroid
1
18/02/2014
OA genu bilateral OA elbow OA elbow OA OA OA OA OA OA grade II OA
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
1
1
Meloxicam
Oral
0
0
Meloxicam Meloxicam Asammefenamat Na diclofenak Ketoprofen Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral Oral
0 0 1 0 1 1
0 0 1 0 1 1
Na diclofenak
Oral
0
0
26/02/2014 17/03/2014
2
3 4
5
6 7
8
9 10
11
02/04/2014 08/08/2014 02/06/2014 17/06/2014 10/07/2014 18/08/2014 26/06/2014
Rute pemberian
Ketepatan obat
Penilaian per-pasien
05/08/2014
OA
Ketoprofen
Oral
1
1
11/08/2014 25/08/2014 16/10/2014 10/11/2014
OA OA OA OA
Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
22/08/2014 18/09/2014
OA OA
Meloxicam Meloxicam Ketoprofen
02/12/2014 10/12/2014 07/06/2014 17/04/2014 24/04/2014 22/05/2014 06/06/2014 30/06/2014 02/09/2014 18/09/2014 12/03/2014 10/04/2014 23/04/2014
OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA
05/12/2014 10/10/2014 21/10/2014 03/12/2014 17/09/2014
OA OA OA OA OA
Meloxicam Meloxicam Asammefenamat Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Meloxicam Ketoprofen Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
No kasus
12 13 14
15 16
17
18 19 20 21
22
23
Tanggal kunjungan
Jenis Arthritis
Obat AntiInflamasi Nonsteroid
06/10/2014 13/10/2014 03/11/2014 30/12/2014 06/03/2014 12/03/2014 10/03/2014 17/03/2014 29/04/2014 30/05/2014 21/06/2014 29/06/2014 04/08/2014 12/08/2014 20/11/2014 03/12/2014 16/12/2014 30/12/2014 01/10/2014 08/10/2014 04/11/2014 12/11/2014 18/11/2014 28/11/2014 01/12/2014 24/08/2014 22/09/2014 17/07/2014 06/08/2014 14/11/2014 03/11/2014 11/11/2014 14/11/2014
OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA
24/11/2014
OA
Na diclofenak Ketoprofen Meloxicam Ketoprofen Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Meloxicam Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen Na diclofenak Meloxicam Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen Meloxicam Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
OA OA OA OA OA OA OA OA OA
Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Meloxicam Meloxicam Natriumdiclofenak Na diclofenak Ketoprofen Meloxicam
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
1 1 0 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1
17/11/2014 23/12/2014 20/05/2014 10/09/2014 12/09/2014 14/07/2014 20/08/2014 15/09/2014 07/10/2014
Rute pemberian
Ketepatan obat
Penilaian per-pasien
No kasus
Tanggal kunjungan
Jenis Arthritis
Obat AntiInflamasi Nonsteroid
24
02/06/2014 06/06/2014 20/06/2014
OA OA OA
25
31/01/2014 21/04/2014 29/04/2014 07/05/2014 08/05/2014 07/07/2014 25/08/2014 01/09/2014 08/09/2014 11/09/2014 15/09/2014 08/10/2014 07/05/2014 13/07/2014
OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA OA
Meloxicam Ketoprofen Ketoprofen Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen Ketoprofen Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen Na diclofenak Na diclofenak Meloxicam Meloxicam Meloxicam
26 27 28
29
30
Analisis Ketepatan Obat : 1 = Tepat Obat 0 = Tidak Tepat Obat
Penilaian Per Pasien : 1 = Sudah Mendapatkan Terapi OAINS Tepat Obat 0 = Tidak Mendapatkan Terapi OAINS Tepat Obat
Rute pemberian Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
Ketepatan obat 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
Penilaian per-pasien 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
Lampiran 9 Analisis Ketepatan Cara Pemberian No Pasien
Tanggal Kunjungan
Tepat Cara Pemberian
OAINS yang Diberikan
Cara Pemberian Yang dilakukan
10/07/2014
Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Asam mefenamat Na diclofenak Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
18/08/2014
Ketoprofen
Oral
3
26/06/2014
Na diclofenak
Oral
4
05/08/2014
Ketoprofen
Oral
11/08/2014
Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral
Meloxicam Meloxicam Ketoprofen
Oral Oral Oral
Meloxicam Meloxicam Asam mefenamat
Oral Oral Oral
1
18/02/2014 26/02/2014 17/03/2014 02/04/2014 08/08/2014
2
02/06/2014 17/06/2014
25/08/2014 16/10/2014 10/11/2014
5
22/08/2014 18/09/2014
02/12/2014 10/12/2014
6
07/06/2014
Cara pemberian menurut Formularium
Ketepatan Tepat
Tidak Tepat
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral, suppositoria, injeksi Oral
1 1 1 1 1 1 1 1
-
-
1
-
1
-
Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral Oral
1
-
1 1 1 1 1
-
1 1 1
-
1 1 1
-
7
17/04/2014 24/04/2014 22/05/2014 06/06/2014 30/06/2014 02/09/2014 18/09/2014
8
12/03/2014 10/04/2014 23/04/2014
9 10
05/12/2014 10/10/2014 21/10/2014 03/12/2014
11
17/09/2014 06/10/2014 13/10/2014 03/11/2014 30/12/2014
12
06/03/2014 12/03/2014
13
10/03/2014 17/03/2014
14
29/04/2014 30/05/2014 21/06/2014 29/06/2014
15
04/08/2014 12/08/2014
Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Meloxicam Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
Meloxicam Na Diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
Meloxicam Ketoprofen
Oral Oral
Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-
1 1 1 1 1 1 1 1
-
1 1
-
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-
16
Na diclofenak Meloxicam Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
14/11/2014
Na diclofenak Meloxicam Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
24/11/2014
Meloxicam Ketoprofen
Oral Oral
Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Meloxicam Meloxicam Natrium diclofenak Na diclofenak Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral
20/11/2014 03/12/2014 16/12/2014 30/12/2014
17
01/10/2014 08/10/2014 04/11/2014 12/11/2014 18/11/2014 28/11/2014 01/12/2014
18
24/08/2014 22/09/2014
19
17/07/2014 06/08/2014
20
14/11/2014 03/11/2014
21
11/11/2014
17/11/2014 23/12/2014
22
20/05/2014 10/09/2014 12/09/2014
23
14/07/2014 20/08/2014 15/09/2014
Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-
1 1 1 1 1 1 1 1
-
1 1
-
1 1 1 1 1 1 1 1
-
06/06/2014
Meloxicam Meloxicam Ketoprofen
Oral Oral Oral
20/06/2014
Ketoprofen
Oral
29/04/2014
Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral
07/05/2014
Ketoprofen
Oral
08/05/2014
Meloxicam
Oral
07/07/2014
Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen
Oral Oral Oral Oral
Na diclofenak Na diclofenak Meloxicam Meloxicam Meloxicam
Oral Oral Oral Oral Oral
07/10/2014
24
25
02/06/2014
31/01/2014 21/04/2014
26
27 28
25/08/2014 01/09/2014 08/09/2014
29
11/09/2014 15/09/2014 08/10/2014
30
07/05/2014 13/07/2014
Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral, suppositoria, injeksi Oral
1 1 1
-
1
-
1 1 1 1
-
1
-
1
-
Oral Oral Oral Oral, suppositoria, injeksi Oral Oral Oral Oral Oral
1 1 1 1
-
1 1 1 1 1
-
Lampiran 10 : Hasil analisa ketepatan dan kerasionalan berdasarkan pemberian Obat anti-Inflamasi Non-Steroid pada pasien rawat jalan
No
L/P
Tanggal kunjungan
Obat antiinflamasi Non steroid
1
P
18/02/2014
Meloxicam
1
26/02/2014 17/03/2014
Meloxicam Meloxicam
02/04/2014 08/08/2014
Meloxicam Meloxicam
02/06/2014 17/06/2014 10/07/2014 18/08/2014
Asam mefenamat Na diclofenak Ketoprofen Ketoprofen
26/06/2014 05/08/2014
Na diclofenak Ketoprofen
11/08/2014 25/08/2014
Meloxicam Meloxicam
16/10/2014
Meloxicam
10/11/2014
Meloxicam Ketoprofen Meloxicam Meloxicam Ketoprofen
2
3 4
5
6
L
L P
L
L
22/08/2014 18/09/2014 02/12/2014
Meloxicam
10/12/2014 07/06/2014
Meloxicam Asam mefenamat
Tepat diagnosis
tepat dosis
tepat obat
tepat indikasi
tepat pasien
Tepat cara pemberian
Evaluasi kerasionalan
kerasionalan
1
1
1
1
1
1
1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 0 0 0
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 0 0 0
1 0 0 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7
L
8
P
9 10
P L
11
P
17/04/2014 24/04/2014 22/05/2014
Meloxicam Meloxicam Meloxicam
06/06/2014
Meloxicam
30/06/2014
Meloxicam
02/09/2014
Meloxicam
18/09/2014 12/03/2014 10/04/2014 23/04/2014
Meloxicam Na diclofenak Meloxicam Ketoprofen Meloxicam
05/12/2014 10/10/2014 21/10/2014 03/12/2014 17/09/2014 06/10/2014 13/10/2014
Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen
03/11/2014 30/12/2014 06/03/2014 12/03/2014
Meloxicam Ketoprofen Meloxicam Meloxicam
12
P
13
P
10/03/2014 17/03/2014
Na diclofenak Na diclofenak
14
P
29/04/2014
Na diclofenak
30/05/2014 21/04/2014
Na diclofenak Na diclofenak
10/06/2014 29/04/2014 04/08/2014 12/08/2014
Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak Na diclofenak
15
P
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 O 1 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 O 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
16
17
P
P
20/11/2014 03/11/2014
Na diclofenak Meloxicam
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
16/12/2014
Meloxicam Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak
04/11/2014 12/11/2014
Na diclofenak Na diclofenak
18/11/2014
Na diclofenak
1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0
1
30/12/2014 01/10/2014 08/10/2014
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0
28/11/2014
Na diclofenak
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1
1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1
1 0 1 1 0 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
01/12/2014
Ketoprofen
24/08/2014 22/09/2014 17/07/2014 06/08/2014
Na diclofenak Meloxicam Meloxicam Meloxicam
18
P
19
P
20
P
14/11/2014
Na diclofenak
P
03/11/2014 11/11/2014 14/11/2014 24/11/2014
Na diclofenak Na diclofenak Ketoprofen Meloxicam Ketoprofen
17/11/2014 23/12/2014
Meloxicam Meloxicam
L
20/05/2014
Na diclofenak
P
10/09/2014 12/09/2014 14/07/2014 20/08/2014 15/09/2014
Meloxicam Meloxicam Natrium diclofenak Na diclofenak Ketoprofen
07/10/2014
Meloxicam
21
22
23
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1
24
L
02/06/2014 06/06/2014 20/06/2014
25
P
31/01/2014 21/04/2014
26
L
27
L
29/04/2014 07/05/2014 08/05/2014 07/07/2014
28
P
29
30 102
Meloxicam Ketoprofen Ketoprofen Meloxicam Na diclofenak Na diclofenak
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1
1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 0 0
1 1 1 0 0
25/08/2014
Ketoprofen Ketoprofen Meloxicam Meloxicam Keren dexketoprofen Na diclofenak
P
Na diclofenak Ketoprofen Na diclofenak
L
15/09/2014 08/10/2014 07/05/2014
Na diclofenak Meloxicam Meloxicam
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1
1
01/09/2014 08/09/2014 11/09/2014
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1
13/07/2014 102 53
Meloxicam 102
Penilaian ketepatan : 1 = tepat 0 = tidak tepat Penilaian Evaluasi Kerasionalan : 1 = memenuhi penilaian ketepatan 0 = tidak memenuhi penilaian ketepatan Kerasionalan : 1 = rasional 0= tidak rasional
102
102
1 1 1 1 1 1 1 53
53
Lampiran 11 : Data Hasil Analisis Dengan SPSS Statistics
N
Usia 30
Valid Missing
Sum
Jenis Kelamin 30
Tepat Indikasi 30
Tepat Dosis 30
Tepat Obat 30
Tepat Pasien 30
0
0
0
0
0
0
0
191
49
30
30
15
30
15
Frequency Table Usia
Valid
5
Frequency 8
Percent 26,7
Valid Percent 26,7
Cumulative Percent 26,7
6
9
30,0
30,0
56,7
7
7
23,3
23,3
80,0 100,0
8 Total
6
20,0
20,0
30
100,0
100,0
Jenis Kelamin
Valid
5-11 tahun
Frequency 11
Percent 36,7
Valid Percent 36,7
Cumulative Percent 36,7 100,0
12-16 tahun
19
63,3
63,3
Total
30
100,0
100,0
Tepat Indikasi
Valid
Tepat
Frequency 30
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
Tepat Dosis
Valid
Tepat
Tepat cara pemberian 30
Frequency 30
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
Tepat Obat
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Tepat
15
50,0
50,0
50,0
Tepat
15
50,0
50,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
Tepat Pasien
Frequency Valid
Tepat
Percent
30
Valid Percent
100,0
Cumulative Percent
100,0
100,0
Tepat cara pemberian
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Tepat
15
50,0
50,0
50,0
Tepat
15
50,0
50,0
100,0
Total
30
100,0
100,0