1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Wanita Lanjut Usia Lisna Anisa Fitriana Hubungan Pengetahuan Sains Remaja di Bandung Terhadap Perilaku Sehatnya Afianti Sulastri Hubungan Masa Kerja, Motivasi, dan Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Yankes Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Tahun 2014 Diah Nur Indah Sari, Ruhyandi, Susilowati Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Septian Andriani Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Melong Asih Kota Cimahi Budi Somantri Perbedaan Faktor Perilaku pada Keluarga Balita Pneumonia dan Tidak Pneumonia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Sri Sumartini Motivasi Kader Komunitas dalam Program Penanggulangan Tuberkulosis ‘Aisyiyah Kabupaten Bandung Hendra Gunawan, Yayat Hidayat Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Atun Raudotul Ma’rifah, Rahmaya Nova Handayani, Pramesti Dewi Perbandingan Efek Kompres Hangat dengan Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Saat Insersi Jarum Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisis Rutin di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Santy Sanusi Faktor-Faktor yang Mendukung Perilaku Merokok Mahasiswi Fanny Adistie, Tuti Pahria, Ayu Prawesti, Triana Dewi Safariah
Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
DEWAN REDAKSI
JURNAL KEPERAWATAN ‘AISYIYAH (JKA) Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015 Pelindung: Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Penanggung Jawab: Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua: Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.
Sekretaris/Setting/Layout: Aef Herosandiana, S.T., M.Kom. Bendahara: Riza Garini, A.Md.
Penyunting/Editor : Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep
Pemasaran dan Sirkulasi : Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom.
Mitra Bestari : Dewi Irawati, MA., Ph.D. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D. DR. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Iyus Yusep, S.Kp., M.Si., MN. Irna Nursanti, M.Kep., Sp. Mat. Erna Rochmawati, SKp., MNSc., M.Med.Ed. PhD. Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN.
Alamat Redaksi: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269 E-mail:
[email protected]
DAFTAR ISI
1. Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Wanita Lanjut Usia Lisna Anisa Fitriana ……….......................……………………………………………....…………..………. 1-7 2. Hubungan Pengetahuan Sains Remaja di Bandung Terhadap Perilaku Sehatnya Afianti Sulastri ...……………………………………………………....…………………............................…. 9 - 15 3. Hubungan Masa Kerja, Motivasi, dan Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Yankes Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Tahun 2014 Diah Nur Indah Sari, Ruhyandi, Susilowati …………………………………………………….… 17 - 26 4. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Septian Andriani ……………….......……………………………………....………………………............…. 27 - 36 5. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Melong Asih Kota Cimahi Budi Somantri ……….....…...…………………………………………....................…………....…….....…… 37 - 43 6. Perbedaan Faktor Perilaku pada Keluarga Balita Pneumonia dan Tidak Pneumonia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Sri Sumartini ………….............................……………………………………………………....……………… 45 - 51 7. Motivasi Kader Komunitas dalam Program Penanggulangan Tuberkulosis ‘Aisyiyah Kabupaten Bandung Hendra Gunawan, Yayat Hidayat ………….....………………………………………....……………… 53 - 61 8. Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Atun Raudotul Ma’rifah, Rahmaya Nova Handayani, Pramesti Dewi ...……………… 63 - 67 9. Perbandingan Efek Kompres Hangat dengan Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Saat Insersi Jarum Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisis Rutin di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Santy Sanusi …………...……............................………………………………………………....……………… 69 - 79 10. Faktor-Faktor yang Mendukung Perilaku Merokok Mahasiswi Fanny Adistie, Tuti Pahria, Ayu Prawesti, Triana Dewi Safariah ………....….............… 81 - 93
JKA.2015;2(1): 27-36
ARTIKEL PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
ABSTRAK
Septian Andriani
Dukungan keluarga merupakan sistem pendukung lansia dalam menghadapi permasalahan, meskipun mereka tinggal terpisah di panti. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor penting untuk memprediksi kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis dalam hal ini kejadian depresi. Tidak adanya dukungan keluarga akan menimbulkan dampak yang ditunjukkan secara individual pada setiap lansia. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain cross sectional terhadap 41 responden lansia perempuan. Periode pelaksanaan dilakukan selama bulan April sampai Mei 2014. Teknik sampling dilakukan dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah Medical Outcomes Study Social Support Survey dan Geriatric Depression Scale. Hasil penelitian menunjukkan 24 responden (58,5%) mendapatkan dukungan keluarga yang kurang dan 25 responden (61,0%) mengalami depresi dengan nilai p 0,029. Terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia perempuan. Kata kunci: Dukungan Keluarga, Depresi, Lansia Abstract
Family support is an encouraging system of the elderly in dealing with such problems, even though they live separation in home care. Based on some research results, family support is one of most important factors in predicting the physical health and well-being of older adult, in some cases occurrence of depression. The absence of family support shows some disadvantage among the impacted individuals. Objective of this study to determine the relationship of family support with the incidence of depression in the elderly on Home Care Center Social Protection for Older People, Ciparay Bandung. The methods has been used was an analytical study of the cross-sectional design of the 41 respondents elderly women. Implementing this research applied during the period April to May 2014. The sampling technique was done using a total sampling. The instruments used were the Medical Outcomes Study Social Support Survey and the Geriatric Depression Scale. Results revealed 24 respondents (58.5 %) were inadequate of family support and 25 respondents (61.0 %) were depressed with a p-value of 0.029. There is a significant relationship between family supports with the incidence of depression in elderly women. Key word: Family Support, Depression, Elderly Program Studi D-III Keperawatan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung cepat. Indonesia termasuk salah satu negara yang jumlah penduduk lansianya cukup tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan angka harapan hidup penduduk kabupaten Bandung pada tahun 2006 tercatat pada angka 66,98 tahun, naik pada tahun 2007 menjadi 67,33 tahun, tahun 2008 naik lagi 68,42 tahun, memasuki tahun 2009 menjadi 68,94
tahun, tahun 2010 menjadi 69,40 tahun. Pada tahun 2011 naik lagi menjadi 70,06 dan tahun 2012 menjadi 70,28 tahun (Press Release Humas Setda Kabupaten Bandung, 2013).
27
Lansia yang tinggal di institusi (panti) menunjukkan angka depresi ringan sampai sedang antara 50% sampai 75% yang menyerang lansia dengan perawatan jangka panjang (Stanley, 2006). Depresi merupakan penyakit mental yang paling sering ditemukan pada lansia. Prevalensi
28
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
depresi pada lansia semakin tinggi banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya depresi pada lansia. Faktor pencetus depresi pada lansia, antara lain faktor psikologis seperti motivasi masuk panti sangat penting bagi lanjut usia untuk menentukan tujuan hidup dan apa yang ingin dicapainya dalam kehidupan di panti, faktor psikososial seperti kunjungan keluarga, interaksi yang kurang, dukungan sosial yang buruk, dan faktor budaya (Lilik. M. A, 2011). Hal ini dapat dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya (2011) menyatakan bahwa dukungan sosial dapat menyebabkan terjadinya depresi pada lansia. Seorang lansia dalam hidupnya pasti ingin tinggal bersama dengan keluarga terutama anak dan cucu serta mendapatkan perawatan baik dari keluarganya (Syamsuddin, 2006)
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung pada tanggal 18 Februari 2014, jumlah lansia yang berada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung terdapat 150 lansia. Sementara dari hasil wawancara pada 20 orang lansia, 10 lansia diantaranya mengatakan pergi dari rumah, karena mereka takut merepotkan keluarganya dirumah, dan 10 lansia mengatakan tinggal di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung bukan keinginan mereka sendiri tetapi keinginan keluarganya, dari penyebab tersebut lansia merasa sudah tidak dibutuhkan lagi, merasa tidak berguna, tidak dihargai di dalam keluarganya dan merasa menjadi beban bagi keluarganya, dari 20 jumlah lansia diatas, 15 lansia diantaranya mengatakan tidak pernah dikunjungi keluarganya sama sekali, adapun yang dirasakan oleh 15 lansia yang tidak pernah dikunjungi oleh keluarganya yaitu mereka sering mengalami kesedihan, merasakan kesepian sehingga mereka sering menangis dan tidak ingin melakukan aktifitas. Melihat data tersebut maka peneliti merumuskan masalah mengenai Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Depresi Pada Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. METODOLOGI Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor - faktor resiko dengan efek menggunakan pendekatan dan observasi, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau akibat, akan dikumpulkan JKA | Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
dalam waktu yang sama (Notoatmojo, 2005). Dalam suatu penelitian cross sectional, peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat yang sama, tetapi artinya setiap subyek hanya dilakukan observasi satu kali dan pengukuran variabel dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro, 2011). Hal ini sejalan dengan tema penelitian yang diangkat oleh peneliti, dengan jenis desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dimana penelitian bertujuan untuk membuat gambaran secara objektif lalu mengetahui hubungan antara variabel satu dengan yang lain dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Data diambil pada waktu bersamaan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Peneliti hanya melakukan observasi atau pengukuran variabel hanya satu kali pengukuran saja. Variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini adalah dukungan keluarga. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah depresi. Populasi adalah wilayah generisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2011). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung dengan jumlah populasi 150 orang lansia yang terdiri dari 94 orang lansia perempuan dan 56 orang lansia laki – laki.
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagai jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Sampel sebaiknya memenuhi kriteria yang dikehendaki, sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti secara langsung kelompok ini meliputi subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi (Hidayat, 2011). Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 41 orang lansia perempuan yang berada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena. Data yang diperoleh dari suatu pengukuran kemudian
29
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
dianalisis dan dijadikan sebagai bukti (evidance) dari suatu penelitian (Dharma, 2011). Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Lembar kuesioner tersebut terdiri dari 16 pertanyaan tentang dukungan keluarga dan 20 pertanyaan tentang depresi pada lansia. Jenis pertanyaan pada lembar kuesioner yang peneliti dapat yaitu mengacu pada instrument MOS - SSS (Medical Outcomes Study Social Support Survey) (Lopez ML, 2011) dan GDS (Geriatric Depression Scale) (Sheikh dan Yesavage, 1986). Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Analisis univariat adalah analisis yang digunakan dengan menjabarkan secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel – variabel penelitian. Analisis univariat dalam penelitian ini untuk menunjukan distribusi frekuensi setiap variabel yang diteliti yaitu dukungan keluarga dengan depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Wredha Ciparay Bandung. Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2010). Pada analisis bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia. Masing – masing hubungan menggunakan analisis bivariat dengan menggunakan Uji Kai Kuadrat (Chi Square). Uji signifikan di lakukan dengan menggunakan tingkat kemaknaan 95% atau nilai α 0,05 (5%) dengan ketentuan: HASIL PENELITIAN Penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dengan depresi pada lansia dilaksanakan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung pada tanggal 7 April hingga 1 Mei 2014. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh lansia perempuan yang masih memiliki keluarga di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung sebanyak 41 responden. Pengukuran dukungan keluarga dan depresi menggunakan kuesioner yang diisi oleh peneliti dengan metode wawancara terpimpin. Adapun hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi distribusi frekuensi dan tabel silang pada dukungan keluarga serta depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay
Bandung. Selanjutnya dilakukan pembahasan dari setiap hasil yang dicapai pada penelitian. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung (N= 41)
No
Pendidikan
1. 4.
2. 3. 5.
Frekuensi
%
Tidak Sekolah
11
26,8
SMA
3
7,3
SD
SMP S1
Jumlah
22 4 1
41
53,7 9,8 2,4
100,0
Pada tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan SD yang berjumlah 22 orang (53,7%) dan hanya sebagian kecil berpendidikan S1 yang berjumlah 1 orang (2,4%). Tabel 2.
No
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyakit yang di derita lansia Di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung (N=41) Penyakit
Frekuensi
%
1.
Rematik
25
61,0
4.
Herpes
1
2,4
2. 3.
Hipertensi
13
Gastritis
Jumlah
2
41
31,7 4,9
100,0
Pada tabel 2 sebagian besar responden menderita penyakit rematik sebanyak 25 orang responden (61,0%), dan hanya 1 orang responden (2,4%) yang menderita penyakit herpes. b. Dukungan Keluarga
Pada tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar responden yang memiliki dukungan keluarga kurang sebanyak 24 orang responden (58,5%), dan sebagian responden yang memiliki dukungan keluarga tinggi sebanyak 17 orang responden (41,5%). JKA | Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
30
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga Di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung (N=41)
No Dukungan Keluarga 1. 2. c.
Frekuensi
%
Dukungan Kurang
24
58,5
Jumlah
41
Dukungan Tinggi
17
dan sebagian kecil responden tidak mengalami depresi sebanyak 16 orang responden (39,0%). Tabel 4.
No
Depresi
1.
41,5
Frekuensi
%
25
61,0
Depresi
2.
100,0
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Depresi Di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung (N=41)
Tidak Depresi
16
Jumlah
41
39,0
100,0
Analisis Bivariat
Depresi
Pada tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden lansia perempuan mengalami depresi sebanyak 25 orang responden (61,0%),
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (dukungan keluarga) dengan variabel terikat (depresi) dengan menggunakan chi-square.
Tabel 5. Tabel Silang Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Lansia Perempuan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Kejadian Depresi Dukungan Keluarga
Depresi
Total
Tidak Depresi
N
%
N
%
N
%
Dukungan Kurang
18
75
6
25
24
100,0
Total
25
60
16
40
41
100,0
Dukungan Tinggi
7
41
Tabel 5 menunjukkan hasil uji chi-square dengan nilai p sebesar 0,029 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak artinya terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. PEMBAHASAN Pembahasan ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu mengetahui karakteristik responden, dukungan keluarga pada lansia perempuan yang masih memiliki keluarga, depresi pada lansia dan membahas bagaimana hubungan dukungan keluarga dan depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha JKA | Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
10
59
17
100,0
p
0,029
Ciparay Bandung. Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Lembar kuesioner tersebut terdiri dari 16 pertanyaan tentang dukungan keluarga dan 20 pertanyaan tentang depresi pada lansia. Jenis pertanyaan pada lembar kuesioner yang peneliti dapat yaitu mengacu pada instrument MOS - SSS (Medical Outcomes Study Social Support Survey) (Lopez ML, 2011) dan GDS (Geriatric Depression Scale) (Sheikh dan Yesavage, 1986). Analisis Univariat
Karakteristik Responden a.
Tingkat Pendidikan
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
pada kejadian depresi diantaranya adalah tingkat pendidikan. sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan SD yang berjumlah 22 orang (53,7%) dan hanya sebagian kecil berpendidikan S1 yang berjumlah 1 orang (2,4%). Hal ini sesuai dengan teori Tamher dan Noorkasiani (2009) bahwa tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam menghadapi masalah. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak pengalaman hidup yang dilaluinya, sehingga akan lebih siap dalam menghadapi masalah yang terjadi.
b. Penyakit yang di derita Lansia Perempuan
Perubahan - perubahan fisik dan psikologis pada lansia terjadi secara alami dan memungkinkan terjadinya masalah psikososial apabila lansia tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan. sebagian besar responden lansia perempuan menderita penyakit rematik sebanyak 25 orang responden (61,0%). Menurut catatan kesehatan lansia dan wawancara dengan petugas kesehatan, penyakit atau keluhan yang banyak terjadi pada lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung yaitu penyakit kardiovaskuler seperti arthritis, hipertensi, gangguan tidur, rematik, dan depresi. timbulnya berbagai macam penyakit pada lansia terjadi akibat penurunan fungsi organ - organ tubuh. Perubahan pada organ tubuh lansia dijelaskan oleh beberapa teori. Salah satu teori penuaan yaitu teori radikal bebas yang dikemukakan oleh Denham Harman. Radikal bebas adalah produk metabolisme seluler yang merupaakan bagian molekul yang sangat reaktif (Christiansen dan Grzybowski, 1993 dalam Potter dan Perry, 2005). Radikal bebas akan dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim pelindung pada kondisi normal, namun beberapa radikal bebas berhasil lolos dari proses perusakan ini dan berakumulasi di dalam struktur biologis yang penting, maka pada saat itulah kerusakan organ terjadi (Stanley dan Beare, 2006). Selain itu teori penurunan imunitas juga berperan penting terhadap terjadinya berbagai penyakit dalam tubuh lansia. Dalam teori imunitas, saat seseorang bertambah usia, pertahanan terhadap benda
31
asing juga mengalami penurunan sehingga mengakibatkan kelompok usia lanjut menjadi rentan terhadap berbagi penyakit. Seorang dengan berkurangnya sistem imun, maka terjadi peningkatan dalam respon autoimun tubuh. Hal ini yang menyebabkan timbulnya penyakit autoimun pada lansia seperti arthritis rheumatoid dan alergi (Stanley dan Beare, 2006).
Dukungan keluarga pada lansia perempuan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan untuk orang lain meliputi moral dan material agar orang yang diberikan dukungan menjadi termotivasi dalam melakukan kegiatan (Padila, 2013). Friedman (2003) mendefinisikan keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing - masing yang merupakan bagian dari keluarga. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit (Friedman, 2003). Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat (Stuart dan Sundeen, 1999). Lanjut usia yang kurang dukungan dari keluarganya sering dihubungkan dengan sindroma depresi, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Stanley dan Beare, 2006) menyebutkan bahwa lansia tidak mempunyai seseorang untuk menceritakan masalah atau perasaan pribadinya.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian responden lansia perempuan yang memiliki dukungan keluarga kurang sebanyak 24 orang responden (58,5%), sebagian responden yang memiliki dukungan keluarga tinggi sebanyak 17 orang responden (41,5%). Penggunaan dukungan keluarga mempunyai dampak terhadap kesehatan fisik dan mental anggota keluarganya bahkan rendahnya dukungan yang diberikan secara konsisten berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan kematian (Pender, Mudaugh et al, 2002). Lansia akan dihadapkan pada perubahan dan persoalan hidup yang kadang membuatnya stress. Persoalan persoalan hidup yang menderita lansia seperti kematian pasangan hidup, persoalan keuangan JKA | Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
32
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
yang berat, pindah ke tempat yang baru, dan dukungan sosial yang buruk dapat memicu terjadinya depresi pada lansia (Darmodjo, 2004).
Depresi pada lansia perempuan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Kecenderungan mengalami depresi meningkat sejalan bertambahnya usia. Depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri, putus asa, insomnia, dan anoreksia (Kaplan dan Sadock, 2003). Gejala umumnya banyak diantara mereka muncul berupa rasa khawatir, lelah, sedih, gangguan tidur dan kehilangan minat secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan dan kualitas hidup lansia (Miller, 2004). Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden lansia perempuan mengalami depresi sebanyak 25 orang responden (61,0%), dan sebagian kecil responden tidak mengalami depresi sebanyak 16 orang responden (39,0%). Menurut Videbeck (2008) sekitar 25 % penduduk akan mengalami beberapa tingkat gangguan mood sepanjang hidup mereka. Salah satu faktor penyebab depresi menurut (Pieter. H. Z, 2011) yaitu: faktor internal; stress, usia dan jenis kelamin, kepribadian, faktor biologis, dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal; faktor keluarga, faktor lingkungan, dan faktor tekanan hidup. Depresi pada lansia seringkali lambat terdeteksi karena gambaran klinisnya tidak khas dan lebih banyak tampil dalam keluhan somatis seperti kelelahan kronis, gangguan tidur, penurunan berat badan dan sebagainya. Depresi pada lansia seringkali terlihat dalam bentuk pikiran agitatif, cemas, dan penurunan fungsi kognitif. Adapun faktor pencetus depresi pada lansia, antara lain faktor psikologis seperti motivasi masuk panti sangat penting bagi lanjut usia untuk menentukan tujuan hidup dan apa yang ingin dicapainya dalam kehidupan di panti, faktor psikososial seperti kunjungan keluarga dan dukungan sosial, dan faktor budaya (Azizah, 2011). Penelitian ini didukung dalam teori bahwa lanjut usia tidak mempunyai seseorang untuk menceritakan masalah atau perasaan pribadinya juga tidak mempunyai seseorang untuk dimintai pertolongan dalam kondisi kritis, tidak ada seseorang untuk dimintai nasehat dalam mengambil keputusan penting dan tidak ada JKA | Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
seseorang dalam hidup mereka yang membuat mereka merasa dicintai dan diperhatikan lebih mudah menderita depresi (Perry dan Potter 2005). Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji chi-square, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung dengan nilai p sebesar 0,029 (α < 0,05). Didapatkan pula hasil bahwa sebagian besar responden lansia perempuan mengalami dukungan keluarga kurang dan terjadi depresi sebesar (14,6%). Lanjut usia merupakan keadaan individu yang berusia 60 tahun lebih yang terjadi kegagalan untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi fisiologis dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup, sebagai akibatnya tubuh mengalami penurunan fungsi secara perlahan baik fungsi fisik maupun mental. Menurut Mubarak (2009), terdapat beberapa trend dan isu masalah kesehatan lansia diantaranya masalah kehidupan seksual, perubahan perilaku seperti daya ingat menurun, sering menarik diri, timbulnya kecemasan, dan lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah. Pembatasan aktifitas fisik, dan kesehatan mental, karena semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Masalah kesehatan jiwa yang sering timbul pada lansia meliputi kecemasan, depresi, insomnia, paranoid, dan demensia (Maryam,ekasari dkk, 2008).
Dari uraian tersebut diketahui bahwa lansia dapat mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi mereka. Depresi sering terjadi pada lansia perempuan terutama penerimaan keadaan masa tuanya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryo (2011) yang menyebutkan bahwa proporsi lansia perempuan memiliki tingkat depresi lebih tinggi dibandingkan lansia laki – laki, banyaknya lanjut usia wanita yang mengalami depresi disebabkan oleh perbedaan hormonal, efek-efek dari melahirkan dan perbedaan stressor psikososial. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pieter H.Z. (2011) bahwa faktor penyebab
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
terjadinya depresi lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki – laki, karena perempuan lebih banyak ditentukan oleh faktor biologis, seperti perubahan hormonal dan reproduksi.
Menurut pengamatan peneliti selama penelitian ditemukan bahwa lansia yang tinggal di Panti hampir mengalami depresi, Penyebab utamanya dikarenakan kurangnya dukungan dari keluarga dalam pemenuhan kebutuhan lansia seperti sistem pendukung yang berasal dari keluarga, orang – orang terdekat, dukungan emosional, penghargaan, informasi dan materi, sehingga timbul koping negatif pada lansia. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nusi dkk (2010) yang menyebutkan bahwa lanjut usia yang mengalami dukungan keluarga tidak efektif sebagian besar respon sosial pasif, karena adanya berbagai perubahan yang terjadi pada proses menua yang ditambah dengan tidak adanya dukungan yang efektif dari keluarganya. Menurut Friedman (2012) terdapat empat jenis dukungan keluarga yang harus dimiliki, yaitu: dukungan emosional (adanya kepercayaan, perhatian dari keluarga terhadap lansia, mendengarkan dan di dengar); dukungan informasi seperti (nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberi informasi); dukungan penghargaan (memberikan support, perhatian); dan dukungan materi (kebutuhan makan, minum, istirahat, dan terhindarnya dari kelelahan). Perry dan potter, (2005) juga mengatakan bahwa lanjut usia tidak mempunyai seseorang untuk menceritakan masalah atau perasaan pribadinya juga tidak mempunyai seseorang untuk dimintai pertolongan dalam kondisi kritis, tidak ada seseorang untuk dimintai nasehat dalam mengambil keputusan penting dan tidak ada seseoran dalam hidup mereka yang membuat mereka merasa dicintai dan diperhatikan ternyata lebih mudah menderita depresi. Dukungan keluarga berupa komunikasi dapat menjadi sistem pendukung dalam menghadapi depresi. penerapan pola komunikasi yang baik akan memberikan kontribusi yang baik antara keluarga dan lansia dalam menyelesaikan masalah serta lebih sulit mengalami depresi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siboro (2012) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi komunikasi keluarga fungsional maka semakin rendah depresi yang dialami lansia di kelurahan Padang Bulan Medan. Dukungan keluarga dapat berupa komunikasi keluarga, sesuai dengan teori Friedman (1998) mengatakan
33
bahwa interaksi keluarga memiliki pengaruh bagi pola komunikasi keluarga, pola komunikasi keluarga sangat penting bagi kedekatan hubungan agar berkembang dan terpelihara juga untuk mengenal dan member respon terhadap nggota keluarga. Pola komunikasi keluarga fungsional merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan dan meningkatkan status mental lansia (Maryam, 2008). Pengggunan dukungan keluarga mempunyai dampak terhadap kesehatan fisik dan mental anggota keluarganya bahkan rendahnya dukungan yang diberikan secara konsisten berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan kematian (Pender, Mudaugh et al, 2002). Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh wulandari (2011) yang menunjukkan bahwa pada lanjut usia di dapatkan presentase kejadian depresi di Panti Werdha sangat tinggi, karena partisipasi sosial kurang, dukungan dari keluarga yang kurang serta gangguan fungsional pada lansia.
Sebaliknya, individu yang mempunyai dukungan keluarga yang kuat lebih cenderung untuk mengadopsi dan mempertahankan perilaku kesehatan yang baru dari pada individu yang tidak memiliki dukungan keluarga untuk mengubah perilaku kesehatannya (Friedman, 2012). Dukungan keluarga mempengaruhi kemampuan lansia untuk mencegah terjadinya stres dan depresi dalam kehidupannya dan meningkatkan kemampuan fungsional diantaranya kemampuan kognitif. Menurut Green (1991) dalam McMurray (2003) dukungan keluarga termasuk dalam faktor penguat yang dapat mempengaruhi perilaku dan gaya hidup seseorang sehingga berdampak pada status kesehatan dan kualitas hidupnya. Dukungan keluarga mempengaruhi kemampuan lansia untuk mencegah terjadinya stres dan depresi dalam kehidupannya dan meningkatkan kemampuan fungsional diantaranya kemampuan kognitif. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan para lanjut usia dalam menyesuaikan diri menghadapi stressor yang berhubungan dengan kehilangan (Miller, 1995). Dengan demiikian, bila lansia mendapatkan dukungan yang cukup dari keluarga, diharapkan lansia termotivasi untuk merubah perilaku untuk menjalani gaya hidup sehat secara optimal sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan menurunkan risiko untuk terjadinya depresi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat 24 responden lansia perempuan yang memiliki dukungan keluarga kurang dan 25 responden lansia perempuan JKA | Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
34
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
mengalami depresi maka kemungkinan besar akan terjadi peningkatan prognosis yang lebih buruk baik pada aspek sosial maupun depresi. Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga kurang dapat menjadi penyebab terjadinya depresi pada lansia. DAFTAR PUSTAKA Ali Z. Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta: EGC; 2010
Amir N. Depresi Aspek neurobiology, diagnosis, dan tata laksana. Jakarta: Balai Penerbit; 2005 Arikunto S. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 1998 Azizah M.L. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011
Azwar S. Sikap manusia teori dan pengukurannya. Edisi kedua.Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013 Darmojo B, & Martono H.H. Geriatri ilmu kesehatan usia lanjut. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2004 Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI. Pedoman pembinaan kesehatan jiwa usia lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta; 2010
Dharma K.K. Metodologi penelitian keperawatan: panduan melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : CV Trans Info Media ; 2011 Efendi F, & Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009
Eko B.Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 2001 Frazer C.J, Christensen H, & Griffith K.M. Effectiveness of treatments for depression in older people. Medical Jurnal Of Australia. [online]. 2005 [cited 4 April 2014]; Avaliable from:URL: http:// proquest.umi.com Friedman M.M, Bowden V.R, Jones E.G. Family JKA | Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
nursing : research, theory, and practice. 3th ed. Philadelphia: Appleton & Lange; 2003
Friedman. Buku ajar keperawatan keluarga : riset, teori dan praktek. Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012 Hurlock E. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga; 2003
Hawari D. Manajemen stress, cemas, dan depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2001 Hawari D. Pendekatan holistik pada gangguan jiwa skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006 Hawari D. Sejahtera di usia senja : psikologi pada lanjut usia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007
Hidayat A.A.A. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika; 2011. Indian Womens Health. Depression. [online]. 2009 [cited 22 Februari 2014]; Avaliable from:URL:http://www. indianwomenshealth.com
Iyus Y. Keperawatan jiwa. Bandung: Edisi revisi; 2009
Kaplan S. Sinopsis psikiatri : ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis. Jakarta: Binarupa Aksara; 2003 Kaplan H.I, Sadock, B.J, & Grebb J.A. Sinopsis psikiatri : ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010 Kementrian Kesehatan RI. “Buletin jendela data dan informasi kesehatan : topik utama gambaran kesehatan lanjut usia di indonesia” [online] 2013 [cited 2 Maret 2014]; Available from :URL:http://www. depkes.go.id/downloads/Buletin%20 Lansia.pdf
Lopez M.L, & Cooper L. Social support measure review. Los angeles: First5la, Laytonsville:
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
national center for latino & family research. [online]. 2011 [cited 25 Februari 2014]; Available from: URL : http://www.first5la.org/files/SSMS_ LopezCooper_LiteratureReviewandTab le_02212011.pdf
Maramis W.F. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga Universitas Press; 2009 Maryam R.S, Ekasari, M.F, Rosidawati, Jubaedi A, & Batubara I. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika; 2008 Miller R.A. Nursing care of older adults theory and practice. Philadelphia: JB Lippincott co; 1995 Miller C.A. Nursing for wellness in older adults : theory and practice. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2004
Mubarak W.I, & Cahayatin N. Ilmu Keperawatan komunitas. Jakarta: Salemba Medika; 2011 Notoatmodjo S. Promosi kesehatan : teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta; 2005
Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010 Nugroho W. Perawatan lanjut usia. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC; 2003 Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008
Nusi F, Rahayu W, & Eva R. Hubungan antara dukungan keluarga dengan respon sosial pada lansia di desa sokaraja lor kecamatan sokaraja. Jurnal Keperawatan [online] 2010 [cited 27 Februari 2014]; 5(1): 30 – 36. Available from:URL:http:// publikasiilmiah.ums.ac.id/ Padila. Buku ajar keperawatan keluarga dilengkapi aplikasi kasus askep keluarga terapi herbal dan terapi modalitas. Yogyakarta : Nuha Medika; 2013 Pender N.J, Murdaugh C.L., & Parsons A. Health promotion in nursing practice. 4th ed.
35
New Jersey: Prentice Hall; 2002
Pieter Z.H. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. (Lumonga Lubis, editor Bahasa Indonesia). Jakarta: Kencana Prenada Media Group; 2011
Potter P.A, & Perry A.G. Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi Keempat. Jakarta: EGC; 2005
Press Release Humas Setda Kabupaten Bandung. Tahun 2025 Jumlah lansia akan mencapai 36 juta orang [online] 2013 [cited 4 April 2014]; Available from : URL:http://www. bandungkab.go.id/arsip/3290/tahun2025-jumlah-lansia-akan-mencapai-36juta-orang Santrock J.W. Life span development. 8thed. New York: Mc Graw – Hill Companies; 2002 Saryono W. Metodologi penelitian kesehatan: penuntun praktis bagi pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press; 2011
Sastroasmoro S. Dasar - dasar metodologi penelitian klinis. Edisi Ketiga. Jakarta: CV Sagung Seto; 2011 Segal J. Depression in older adults and the alderly. [online]. 2009 [cited 3 Maret 2014]. Available from:URL: http://www. helpguide.org/mantal/depression_ elderly.htm
Siboro N.E. dan Iwan R. Pola komunikasi keluarga dan tingkat depresi lansia di kelurahan Padang Bulan Medan.Jurnal Universitas Sumatera Utara [online] 2012. [cited 3 Maret 2014]; Avaliable from:URL:http// journal.usu.ac.id/index.php/ Soejono C.H, Setiati S, & Wiwie. Pedoman pengelolaan kesehatan pasien geriatri : untuk dokter dan perawat.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000
Stanley M, & Beare P.G. Buku ajar keperawatan gerontik (Nety Juniarti, Sari Kurnianingsih, editor Bahasa Indonesia). Edisi Kedua. Jakarta: EGC; 2006 Stuart G.W, & Sundeen. Pshychiatry nursing. St Louis Missiouri: Mosby Year Book – Inc; 1999
JKA | Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
36
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
Stuart G.W, & Laraia, M.T. Principle and practice of psychiatric nursing. 8th ed. USA Philadelphia: Mosby Inc; 2005
Sudoyo A.W. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Vol 3. Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006 Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta; 2011 Sugiono. Memahami Penelitian Kuantitatif,
JKA | Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2015
Kualitatif. Bandung: Alfabet ; 2011
Suryo H. Gambaran depresi pada lansia dipanti Werdha Dharma Bakti Surakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Surakarta [online] 2011 [cited 3 Maret 2014]; 5(1): 13 – 20. Avaliable from :URL: http://etd.eprints. ums.ac.id Syamsudin. Depresi pada lansia. [online]. 2006[cited 28 Februari 2014 ];2006. Availablefrom:URL: