JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X6 SMAN 2 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007 Nur Fatimah Sari *) Nasikh *) Abstract Research objective is describe applying exploitation of Problem Based Learning and Mind Map technique for increasing process and result learning of economic subject in student of tenth grade in SMAN 2 Malang. Kind of research is quasi experimental with staged innovation design which is modificated by Wagner. This research is done in SMAN 2 Malang with research sample is tenth grade which have 31 students. Conclusion from this research is Appying of Problem Based Learning and Mind Map Technique can increase process and learning result of economic subject. Keywords: Problem Based Learning, Mind Map, Learning Result. Proses pembelajaran selama ini masih terkesan hanya berpusat pada guru (teacher oriented) yang menganggap bahwa guru adalah satusatunya sumber utama dan serba tahu, sedangkan siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru, sehingga ceramah merupakan satu-satunya pilihan yang dianggap paling cocok dalam strategi pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan hasil pembelajaran tidak sesuai dengan harapan, karena siswa hanya memperoleh pengetahuan secara teoritis dan bertindak pasif, sedangkan guru bertindak aktif dalam memberikan informasi. Pengajaran berbasis masalah (problem-based learning) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail:
[email protected]
kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi, 2004:56). Berdasarkan pengertian di atas, pembelajaran berbasis masalah ini menjadikan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru menghadirkan masalah dunia nyata dengan memberikan pemicu masalah agar siswa berusaha untuk menelaah masalah yang dihadapi tersebut sehingga mampu untuk menyelesaikannya. Pengertian peta konsep (concept map) adalah alat untuk mewakili adanya keterkaitan secara bermakna antar konsep sehingga membentuk proposisi, proposisi yaitu dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan garis yang diberi label (kata penghubung) sehingga 53
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
memiliki suatu arti (Susilo dalam Anwar, 2006:24). Melalui peta konsep, belajar akan lebih mudah berlangsung, bila konsep-konsep baru dikaitkan pada konsep yang lebih inklusif. Peta konsep juga dapat memberikan gambaran visual tentang materi pelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengingat informasi dan melihat keterkaitan antar konsep serta menjadikan siswa aktif untuk berpikir dan memecahkan suatu masalah. Penyusunan peta konsep dibuat secara hierarki dari konsep yang umum diurutkan menjadi lebih khusus. Kajian Pustaka Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Nurhadi (2004:56) bahwa pengajaran berbasis masalah (problem-based learning) adalah “suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
54
masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran”. Dalam hal ini, inti pembelajaran berbasis masalah adalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pendapat Moffit (dalam Umaedi, 2002:12) dalam pembelajaran berbais masalah, siswa terlibat aktif dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan ketrampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran, mensintesa, dan mempresentasikan penemuannya kepada orang lain. Asumsi utama dalam pembelajaran berbasis masalah yaitu bahwa permasalahan dijadikan sebagai pemandu, sebagai kesatuan dan alat evaluasi, sebagai contoh, dan sebagai sarana untuk melatih siswa. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) terdiri dari lima tahapan yang dimulai dari guru menghadirkan suatu masalah nyata dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) disajikan dalam tabel 2.1.
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Tabel 1 Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Tahap – 1 Orientasi siswa kepada masalah Tahap – 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Tahap – 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Tahap – 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Tahap – 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Tingkah laku Guru
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
(Sumber: Nurhadi, 2004:60)
Peta Konsep dan Pemetaan Konsep 1. Peta Konsep Peta konsep merupakan cara yang dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi dalam bentuk proposisi-proposisi melalui proses belajar alamiah dan berpikir. Pendapat yang sama dinyatakan Doran, Chan, dan Tamir:1995;Iskandar: 2004 (dalam Haris, 2007: 12) peta konsep adalah diagram yang dibentuk/disusun untuk menunjukkan pemahaman seseorang tentang suatu konsep/gagasan yang mempunyai struktur berjenjang dari yang bersifat umum menuju yang bersifat khusus dilengkapi dengan garis-garis penghubung yang sesuai. Ciri-ciri peta konsep menurut Dahar (1988:153-154) antara lain: (1) Peta konsep atau pemetaan ialah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisiproposisi suatu bidang studi. Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
Baik bidang studi fisika, kimia,biologi, ekonomi, geografi (2) Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proposional antara konsep-konsep (3) Cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, karena ada beberapa konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain (4) Hierarki. Apabila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, maka akan membentuk suatu hierarki pada peta konsep tersebut
55
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental semu (quasi experimental). Rancangan penelitian quasi experimental adalah “rancangan penelitian eksperimen yang belum memenuhi persyaratan rancangan penelitian eksperimen sesungguhnya (true eksperimental)” (Budi Wiyono, 2004:21). Penelitian dengan Pre tes (ke-1)
Komparasi 1
rancangan quasi eksperimental ini digunakan untuk mengetahui efektivitas penerapan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep dalam meningkatkan proses dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X6 SMAN 2 Malang semester genap tahun ajaran 2006-2007 pada pokok bahasan “Biaya, Penerimaan dan Laba/Rugi”.
Post tes (ke-1)
Staged I
Program Instruksional
Komparasi 2
Staged II Komparasi 3 Pre tes (ke-1)
Program Instruksional Pre tes (ke-2)
Post tes (ke-2)
Gambar 1. Evaluasi Program instruksional dengan Rancang Inovasi Bertahap Yang Dimodifikasi (Staged Innovation Design) (Sumber: Adaptasi dari Staged Innovation Design oleh Wagner 1984 dalam Witjaksono, 1989:128)
Keterangan Gambar 3.1 : Prinsip dasar dari rancang inovasi bertahap (staged innovation design) yang dimodifikasi oleh Wagner adalah semua subyek mendapat perlakuan yang sama yaitu terbagi dalam dua tahap (staged I dan II). Kemudian komparasinya menjadi “multiple comparisons”. Multiple comparisonsnnya nampak dengan 56
tiga komparasi dan dua kali pre tes selama dua tahap (staged I dan II). Modifikasi ini untuk memantapkan alat ukur (tes) yang diberikan, sekaligus menangkal kemungkinan gangguan validitas internal akibat berselangnya pemberian perlakuan, pengalaman subyek (history and maturation) dan situasinya. Perubahan yang terjadi akibat diterapkannya program instruksional (yang diuji) Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
pada staged 1 bisa diukur dari hasil komparasi 1 (menguji perbedaan antara skor pre tes dan post tes pada staged I sebagai dugaan awal derajat keefektifan program instruksional), karena pada saat yang sama pre tes dan post tes dapat dilakukan. Kemudian komparasi 2 (menguji perbedaan antara skor post tes staged I dan skor pre tes staged II) dilakukan untuk melihat hasil program instruksional sekaligus untuk mendukung dugaan pada komparasi 1. Komparasi 3 (menguji perbedaan antara skor pre tes staged I dan pre tes staged II serta untuk mengukur reliabilitas alat ukurnya dan menangkal kemungkinan testing effects). Namun, juga bisa dipakai untuk mengukur apakah subyek pada staged II sebelum perlakuan juga berubah (mendapat pengalaman dari pre tes staged I ataupun dari luar). Setelah mengkomparasikannya, kemudian dihitung gain skornya, sehingga perubahan ini bisa diketahui lebih awal dan kemudian ditangkal sebelum diberi perlakuan. B. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan yang dimaksud dengan sampel penelitian adalah bagian yang mewakili populasi. Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Malang semester genap tahun ajaran 2006-2007 terdiri dari 8 kelas. Untuk sampelnya diperoleh melalui teknik purposive sampling berdasarkan karakteristik tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga sampel penelitian Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
difokuskan hanya pada satu kelas dengan menggunakan rancang inovasi bertahap (staged innovation design) yang dimodifikasi oleh Wagner. C. Analisis Data a. Analisis data tentang proses pembelajaran ditinjau dari segi kegiatan guru dan siswa Data ini dianalisis dengan menggunakan analisis prosentase. Skor pada tiap-tiap indikator dijumlahkan yang disebut total skor perolehan. Kemudian dihitung nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Prosentase nilai rata-rata =
total skor perolehan x 100% skor maksimal D. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini hanya untuk menguji hasil belajar kognitif siswa dari hasil nilai pre tes dan post tes selama dua tahap (staged I & II). Hipotesisnya sebagai berikut: H0: penerapan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep tidak lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa pada pokok bahasan biaya, penerimaan dan laba/rugi kelas X6 SMAN 2 Malang semester genap tahun ajaran 2006-2007. H1: penerapan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa pada pokok bahasan biaya, penerimaan dan laba/rugi kelas X6 SMAN 2 Malang 57
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
semester genap tahun ajaran 2006-2007. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji ini dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 adalah: Jika nilai signifikansi (p) > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep tidak lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa pada pokok bahasan biaya, penerimaan dan laba/rugi kelas X6 SMAN 2 Malang semester genap tahun ajaran 2006-2007. Jika nilai signifikansi (p) < 0.05, maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep efektif dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa pada pokok
bahasan biaya, penerimaan dan laba/rugi kelas X6 SMAN 2 Malang semester genap tahun ajaran 2006-2007. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian Untuk hasil observasi tentang proses pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep oleh ketiga pengamat diuraikan sebagai berikut: 1) Hasil observasi kegiatan guru selama pembelajaran Untuk melakukan pengukuran terhadap kegiatan guru digunakan lembar observasi berbentuk tabel dan membubuhkan tanda chek list (√) pada setiap indikator yang dilakukan oleh guru ketika pembelajaran berlangsung. Penilaian ini menggunakan skala ratio mulai dari 1, 2, 3, 4, dan 5. Hasil analisis observasi kegiatan guru disajikan pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2 Hasil Observasi Kegiatan Guru Staged I & II Pengamat
Σ Skor
Staged I Skor % Skor Maksimal
1 2 3 Rata-rata
62 62 66
80 80 80
77.5% 77.5% 82.55%
67 69 70
80 80 80
83.75% 86.25% 87.5%
240
79.17%
206
240
85.83%
190
Σ Skor
Staged II Skor Maksimal
% Skor
Sumber: Bab IV
Berdasarkan data pada tabel 2 prosentase kegiatan guru oleh ketiga pengamat pada staged I adalah 79.17%. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan tindakan, kegiatan guru selama penerapan strategi perpaduan 58
pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep pada staged I termasuk kedalam kategori B yang berarti baik. Sedangkan pada Staged II adalah 85.83% termasuk kategori A yang berarti sangat baik. Kegiatan Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
guru mengalami peningkatan sebesar 6.66% (85.83% - 79.17%). Hal ini membuktikan bahwa guru telah menerapkan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya
berdasarkan ditentukan.
3) Hasil Belajar Ekonomi Siswa Hasil belajar ekonomi siswa dianalisis dengan teknik evaluasi hasil belajar. Penilaian hasil belajar ekonomi siswa meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif (dari hasil pre tes dan post tes), ranah afektif (dari hasil pengamatan minat, sikap, dan konsep diri selama pembelajaran berlangsung), dan ranah psikomotorik (dari hasil penilaian diskusi,lembar kerja diskusi, dan presentasi). a) Hasil Penilaian Kognitif Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
yang
telah
2) Hasil observasi kegiatan siswa selama pembelajaran
Tabel 3 Hasil Observasi Kegiatan siswa Staged I & II Staged I Staged II Pengam Skor at % Skor Σ Skor Σ Skor Maksimal 1 85 125 69.11% 96 2 88 125 71.53% 99 3 89 125 72.64% 102 Rata-rata 262 375 69.87% 297
Berdasarkan data tabel 3 prosentase kegiatan siswa oleh ketiga pengamat adalah 69.87%. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan tindakan, kegiatan siswa selama penerapan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep pada staged I termasuk kedalam kategori B yang berarti baik. Sedangkan pada Staged II adalah 79.2% termasuk kategori B yang berarti baik. Kegiatan siswa mengalami peningkatan sebesar 9.33% (79.2% - 69.87%.).
kriteria
Skor Maksimal 125 125 125 375
% Skor 77.5% 80.97% 81.6% 79.2%
Penilaian kognitif siswa diperoleh dari nilai pre tes dan post tes yang diberikan selama dua tahap (staged I dan II) dalam tiga kali pertemuan tanggal 21, 28, dan 30 April 2007). Penilaian kognitif (baik komparasi nilai pre tes dan post tes juga dilihat dari gain skornya), kemudian dianalisis dengan uji t (ttest) dan selanjutnya untuk menguji hipotesis dengan nilai signifikansi (p). Dasar pengambilannya adalah: • Jika nilai probabilitas > 0.05 maka kedua rata-rata nilai adalah identik • Jika nilai probabilitas < 0.05 maka kedua rata-rata nilai adalah berbeda Atau : • Jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima • Jika nilai ttabel < thitung, maka H1 ditolak dan H0 diterima Hasilnya adalah sebagai berikut: (1) Komparasi 1 (Nilai Pre Tes dan Post Tes Siswa Staged I) Dalam pembahasan ini disajikan mengenai hasil pre tes dan post tes staged I yang merupakan 59
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
komparasi 1 bertujuan sebagai dugaan awal derajat keefektifan program instruksional. Pada staged ini, terdapat 38 siswa yang mengikuti pembelajaran. Namun hanya 31 siswa yang
dilakukan penilaian, karena ada beberapa siswa yang tidak mengikuti post tes, sehingga hasilnya tidak bisa dibandingkan. Deskripsi datanya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4 Deskripsi Statistik Nilai Pre Tes dan Post Tes Staged I Statistik Pre Tes Post Tes Jumlah Siswa (N) 31 31 Mean 56.39 79.16 Standar Deviasi (SD) 5.302 5.734 Nilai Minimum 40 70 Nilai Maksimum 70 85
Berdasarkan tabel 4 tersebut nilai pre tes 31 siswa pada staged I tersebar antara 40-70, dengan skor terendah 40 dan tertinggi 70 sedangkan rata-ratanya 56.39 dan standar deviasinya 5.302. Sedangkan nilai post tes siswa tersebar antara 70-85, dengan skor terendah 70 dan tertinggi 85 sedangkan rata-ratanya 79.16 dan standar deviasinya 5.734. Tabel 5 Uji t Nilai Pre Tes dan PosT Tes Staged I Nilai N Mean Sig α Pre Tes 31 56.39 0.000 0.05 Post Tes 31 79.16 0.000
Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa kedua rata-rata nilai pre tes dan post tes staged I adalah berbeda secara signifikan karena nilai probabilitasnya (Sig) = 0.000 < 0.05. Dengan demikian, nilai rata-rata post tes staged I (79.16) lebih tinggi daripada nilai rata-rata pre tes staged I (56.39). (2). Komparasi 2 (Nilai Post Tes Siswa Staged I dan Pre Tes Siswa Staged II) 60
Dalam pembahasan ini disajikan mengenai hasil post tes staged I dan pre tes staged II yang merupakan komparasi 2 untuk mendukung dugaan pada komparasi 1. Deskripsi datanya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Deskripsi Statistik Nilai Post Tes Staged I dan Pre Tes Staged II Post Pre Statistik Tes I Tes II Jumlah Siswa (N) 31 31 Mean 79.16 61.26 Standar Deviasi (SD) 5.734 6.115 Nilai Minimum 70 50 Nilai Maksimum 85 75
Berdasarkan tabel 6 nilai post tes 31 siswa pada staged I tersebar antara 70-85, dengan skor terendah 70 dan tertinggi 85 sedangkan rataratanya 79.16 dan standar deviasinya 5.734. Sedangkan nilai pre tes siswa staged II tersebar antara 50-75, dengan skor terendah 50 dan tertinggi 75 sedangkan rata-ratanya 61.26 dan standar deviasinya 6.115. Berdasarkan hasil pengujian dengan bantuan SPSS for Windows
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
11.0 menghasilkan deskripsi data sebagai berikut: Tabel 7 Uji t Nilai Post Tes Staged I dan Pre Tes Staged II Nilai Post Tes Pre Tes
N 31 31
Mean 79.16 61.26
Sig 0.000 0.000
α 0.05
Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa kedua rata-rata nilai post tes staged I dan pre tes staged II adalah berbeda secara signifikan karena nilai probabilitasnya (Sig) = 0.000 < 0.05. Dengan demikian, nilai rata-rata post tes staged I (79.16) lebih tinggi daripada nilai rata-rata pre tes staged II (61.26). (3). Komparasi 3 (Nilai Pre Tes Siswa Staged I dan II) Dalam pembahasan ini disajikan mengenai hasil pre tes staged I dan II yang merupakan komparasi 3 bertujuan menguji apakah ada perbedaan antara nilai pre tes staged I dan II, sehingga bisa diketahui seberapa besar pengetahuan siswa pada staged II setelah adanya pengalaman pre tes pada staged I, walaupun belum diberi perlakuan. Hasilnya digunakan untuk mendukung indeks reliabilitas dan menangkal kemungkinan testing effects selama pembelajaran berlangsung. :
Berdasarkan tabel 8 nilai pre tes 31 siswa pada staged I tersebar antara 40-70, dengan skor terendah 40 dan tertinggi 70 sedangkan rataratanya 56.39 dan standar deviasinya 5.302. Sedangkan nilai pre tes pada staged II tersebar antara 50-75, dengan skor terendah 50 dan tertinggi 75 sedangkan rata-ratanya 61.26 dan standar deviasinya 6.115. Tabel 9 Uji t Nilai Pre Tes Staged I dan II Nilai Pre Tes Pre Tes
N 31 31
Mean 56.39 61.26
Sig 0.000 0.000
α 0.05
Berdasarkan tabel 9 dapat disimpulkan bahwa kedua rata-rata nilai pretes staged I dan pre tes staged II adalah berbeda secara signifikan karena nilai probabilitasnya (Sig) = 0.000 < 0.05. Dengan demikian, nilai rata-rata pre tes staged II (61.26) lebih tinggi daripada nilai rata-rata pre tes staged I (56.39). (4) Gain Skor Pre Tes dan Post Tes Siswa Staged I Hasil uji t gain skor pre tes dan post tes staged I berdasarkan lampiran 49 secara ringkasnya disajikan dalam tabel 10 berikut ini:
Tabel 8 Deskripsi Statistik Nilai Pre Tes dan Post Tes Staged I Pre Tes Statistik Pre Tes II Jumlah Siswa (N) 31 31 Mean 56.39 61.26 Standar Deviasi (SD) 5.302 6.115 Nilai Minimum 40 50 Nilai Maksimum 70 75
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
61
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Tabel 10 Hasil uji t Gain Skor Pre Tes dan Post Tes Staged I Gain Skor
N
Pre Tes dan Post Tes Staged I
3 1
thitung 19.633
ttabel 1.70
df 30
Sig
α
0.00 0
0.05
yang diberi perlakuan dengan siswa yang belum diberi perlakuan.
Berdasarkan tabel 10 diperoleh kesimpulan bahwa gain skor pre tes dan post tes staged I adalah berbeda secara signifikan karena thitung = 19.333 > ttabel = 1.70 atau nilai probabilitas (Sig) = 0.000 < 0.05. Dengan demikian, hipotesis yang yang dirumuskan dapat terbukti. Sehingga ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa
(5) Gain Skor Post Tes Staged I dan Pre Tes Staged II Hasil uji t gain skor post tes staged I dan pre tes staged II secara ringkasnya disajikan dalam tabel 11 berikut ini:
Tabel 11Hasil uji t Gain Skor Post Tes Staged I dan Pre Tes Staged II Gain Skor Post Tes I dan Pre Tes II
N 31
thitung -14.444
ttabel 1.70
Berdasarkan tabel 11 diperoleh kesimpulan bahwa gain skor post tes staged I dan pre tes staged II adalah berbeda secara signifikan karena thitung = 14.444 > ttabel = 1.70 atau nilai probabilitas (Sig) = 0.000 < 0.05. Dengan demikian, hipotesis yang yang dirumuskan dapat terbukti. Dari hasil tersebut ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang diberi
df 30
Sig 0.00
α 0.05
perlakuan pada staged I dengan siswa yang belum diberi perlakuan pada staged II. (6) Gain Skor Pre Tes Staged I dan Pre Tes Staged II Hasil uji t gain skor pre tes staged I dan pre tes staged II secara ringkasnya disajikan dalam tabel 12 berikut ini:
Tabel 12Hasil uji t Gain Skor PreTes Staged I dan Pre Tes Staged II Gain Skor Pre Tes I dan Pre Tes II
N 31
thitung 3.747
Berdasarkan tabel 12 diperoleh kesimpulan bahwa gain skor pre tes staged I dan pre tes staged II adalah berbeda secara 62
ttabel 1.70
df 3
Sig 0.000
α 0.05
signifikan karena thitung = 3.747 > ttabel = 1.70 atau nilai probabilitas (Sig) = 0.000 < 0.05. Dengan demikian, hipotesis yang yang dirumuskan Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
dapat terbukti. Dari hasil tersebut ada perbedaan antara nilai rata-rata pre tes staged II dengan nilai rata-rata pre tes staged I yang diduga bahwa
kehadiran siswa di kelas, kelengkapan sumber belajar, kesiapan siswa selama pembelajaran; (2) aspek sikap berupa kerjasama, keaktifan, menyampaikan pendapat, (3) aspek konsep diri berupa menanggapi pendapat orang lain/teman, memahami materi pelajaran, serta membuat dan menampilkan hasil karya. Deskripsi hasil observasi penilaian afektif oleh ketiga pengamat disajikan dalam tabel 13 dan 14 berikut ini:
siswa memperoleh pengalaman pada pre tes staged I. b) Hasil Penilaian Afektif Peneliti melakukan evaluasi aspek afektif melalui pengamatan selama pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi yang memuat indikator-indikator sebagai berikut: (1) aspek minat berupa
Tabel 12Hasil uji t Gain Skor PreTes Staged I dan Pre Tes Staged II Gain Skor Pre Tes I dan Pre Tes II
N 31
thitung 3.747
Berdasarkan tabel 12 diperoleh kesimpulan bahwa gain skor pre tes staged I dan pre tes staged II adalah berbeda secara signifikan karena thitung = 3.747 > ttabel = 1.70 atau nilai probabilitas (Sig) = 0.000 < 0.05. Dengan demikian, hipotesis yang yang dirumuskan dapat terbukti. Dari hasil tersebut ada perbedaan antara nilai rata-rata pre tes staged II dengan nilai rata-rata pre tes staged I yang diduga bahwa siswa memperoleh pengalaman pada pre tes staged I.
ttabel 1.70
df 30
Sig 0.000
α 0.05
kesiapan siswa selama pembelajaran; (2) aspek sikap berupa kerjasama, keaktifan, menyampaikan pendapat, (3) aspek konsep diri berupa menanggapi pendapat orang lain/teman, memahami materi pelajaran, serta membuat dan menampilkan hasil karya. Deskripsi hasil observasi penilaian afektif oleh ketiga pengamat disajikan dalam tabel 13 dan 14 berikut ini:
b) Hasil Penilaian Afektif Peneliti melakukan evaluasi aspek afektif melalui pengamatan selama pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi yang memuat indikator-indikator sebagai berikut: (1) aspek minat berupa kehadiran siswa di kelas, kelengkapan sumber belajar, Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
63
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Tabel 13 Hasil Observasi Penilaian Afektif Siswa Staged I
Nama Kelompok
SHEVA
INZAGHI
ZIDANE
BUFFON
RONALDO
BECKHAM
Siswa Adi Sutiono (1) Yanuar Okki F (39) Roky Atmaja (36) Mustika Nur Amalia (28) Andhika Mardinarani (5) Renesia Putri H (33) Reka Aruna Prahara (31) Aries Hidayatulloh (7) Nur Safaat (29) Defiana Eka Sari (12) Laila Fitriatul Farida (24) Michelle Cynthia (27) Alvian Pramudita (4) Satrio Wibowo (37) Indra Agung N (20) Meilita Anggraeni (26) Imanita Fajrini (19) Relly Aprilia (32) Dewi Nur Lailatul F (13) Rofy Dimas Putra (35) Alfian Ade Baskoro (3) Gandhu Eka (18) Asty Dela Mareta (9) Retno Ayu Diah (34) Arni Hartanti (8) Bayu Feri A (10) Eduardo Heyko (16) Danang Iman Alfiad (11) Indra Purwaningsih (21) Kumala Diyan Sari (23) Dian Sugiono Putri (15) Nyrma Yunestha (30) Maulana Qudhori (25) Dhani Christian (14) Anugerah Juta M (6) Tika Puspita Ningrum (38) Ajeng Triana R (2) Karina Alfionita (22)
Σ Skor 26 26 26 25 26 22 25 24 24 22 22 22 24 22 23 21 19 20 20 22 21 22 21 25 22 24 23 24 22 24 25
Berdasarkan tabel 13 diperoleh keterangan bahwa nilai afektif ditinjau dari segi minat, sikap, dan konsep diri sebagian besar siswa kelas X6 mendapatkan nilai B, B+, A-, dan A, sehingga prosentase rata-
64
Skor Maksimal 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
% Skor
Nilai Huruf
96.29% 96.29% 96.29% 92.59% 96.29% 81.48% 92.59% 88.88% 88.88% 81.48% 81.48% 81.48% 88.88% 81.48% 85.18% 77.77% 70.37% 74.07% 74.07% 81.48% 77.77% 81.48% 77.77% 92.59% 81.48% 88.88% 85.18% 88.88% 81.48% 88.88% 92.59%
A A A A A B+ A AAB+ B+ B+ AB+ AB+ B B B B+ B+ B+ B+ A B+ AAAB+ AA
Pengamat
Pengamat 1
Pengamat 2
Pengamat 3
714 x 100% = 79.42 % 899 yang termasuk kategori B+ (baik). Untuk penilaian afektif pada staged II disajikan dalam tabel 14 berikut ini:
rata adalah
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Tabel 14 Hasil Observasi Penilaian Afektif Siswa Staged II Nama Kelompok
SHEVA
INZAGHI
ZIDANE
BUFFON
RONALDO
BECKHAM
Siswa Adi Sutiono (1) Yanuar Okki F (39) Roky Atmaja (36) Mustika Nur Amalia (28) Andhika Mardinarani (5) Renesia Putri H (33) Reka Aruna Prahara (31) Aries Hidayatulloh (7) Nur Safaat (29) Defiana Eka Sari (12) Laila Fitriatul F (24) Michelle Cynthia (27) Alvian Pramudita (4) Satrio Wibowo (37) Indra Agung N (20) Meilita Anggraeni (26) Imanita Fajrini (19) Relly Aprilia (32) Dewi Nur Lailatul F (13) Rofy Dimas Putra (35) Alfian Ade Baskoro (3) Gandhu Eka (18) Asty Dela Mareta (9) Retno Ayu Diah G (34) Arni Hartanti (8) Bayu Feri A (10) Eduardo Heyko (16) Danang Iman Alfiad (11) Indra Purwaningsih (21) Kumala Diyan Sari (23) Dian Sugiono Putri (15) Nyrma Yunestha (30) Maulana Qudhori (25) Dhani Christian (14) Anugerah Juta M (6) Tika Puspita Ningrum (38) Ajeng Triana R (2) Karina Alfionita (22)
Σ Skor 25 25 25 26 24 22 25 23 23 23 23 24 25 23 25 24 22 24 23 23 23 22 23 25 24 25 25 25 25 23 25
Sumber: Bab IV
Berdasarkan tabel 14 diperoleh keterangan bahwa sebagian besar siswa kelas X6 mendapatkan nilai B+, A-, dan A, sehingga 742 prosentase rata-ratanya adalah x 899 100% = 82.54 % yang termasuk kategori B+ (baik). Jadi,nilai afektif siswa mengalami peningkatan 3.12% dari staged I sebesar 79.42 % menjadi 82.54 % pada staged II. Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
Skor Maks imal 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
% Skor
Nilai Huruf
92.59% 92.59% 92.59% 96.29% 88.88% 81.48% 92.59% 85.18% 85.18% 85.18% 85.18% 88.88% 92.59% 85.18% 92.59% 88.88% 81.48% 88.88% 85.18% 85.18% 85.18% 81.48% 85.18% 92.59% 88.88% 92.59% 92.59% 92.59% 92.59% 85.18% 92.59%
A A A A AB+ A AAAAAA AA AB+ AAAAB+ AA AA A A A AA
Pengamat
Pengamat 1
Pengamat 2
Pengamat 3
c) Hasil Penilaian Psikomotorik Penilaian terhadap aspek psikomotorik siswa meliputi: (1) kelengkapan dan ketepatan jawaban, (2) kerapian hasil karya, (3) kreativitas hasil karya, (4) kecepatan dalam menyelesaikan tugas, (5) ketrampilan dalam berdiskusi. Untuk deskripsi hasil penilaian psikomotorik siswa oleh ketiga pengamat disajikan dalam tabel 15.
65
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Tabel 15 Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik siswa Staged I dan II Nama Kelompok
Nilai Staged I
SHEVA INZAGHI ZIDANE BUFFON RONALDO BECKHAM Total Rata-Rata
82 82 83 82 83 81 493 82
Nilai dengan Huruf C C C C C C
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
C
Cukup
Keterangan
Nilai Staged II 88 85 84 83 85 84 509 85
Berdasarkan data di atas, nilai rata-rata psikomotorik siswa staged I 493 adalah = 82 yang berarti cukup 6 baik. Sedangkan nilai rata-rata 509 = 85 yang staged II adalah 6 berarti baik. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penilaian psikomotorik siswa setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep mengalami peningkatan.
Nilai dengan Huruf B B B C B C
Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup
B
Baik
Keterangan
Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep Setelah pemberian tindakan, peneliti memberikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep sebanyak 15 butir pernyataan baik positif maupun negatif dengan menggunakan skala likert. Deskripsi hasil analisisnya dijabarakan sebagai berikut: Untuk hasil analisis setiap butir pernyatan respon siswa, baik pernyatan positif maupun negatif diuraikan sebagai berikut:
4) Hasil Angket Respon Siswa terhadap Penerapan Pembelajaran
Tabel 16 Hasil Analisis Butir Pernyatan Respon Siswa No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9
66
Sifat Pernyataan Item Posistif (+) Posistif (+) Posistif (+) Posistif (+) Posistif (+) Posistif (+) Posistif (+) Posistif (+) Posistif (+)
SS
S
KS
TS
STS
6 4 6 5 11 4 3 2
24 27 24 26 20 27 30 28 23
1 1 1 6
-
-
Skor Ratarata 4, 16 = 4 4, 13 = 4 4, 16 = 4 4, 16 = 4 4, 35 = 4 4, 13 = 4 3, 97 = 4 4,09 = 4 3, 87 = 4
Kriteria Siswa
Respon
setuju setuju setuju setuju setuju setuju setuju setuju setuju
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
10 11 12 13 14 15
Posistif (+) Posistif (+) Negatif (-) Negatif (-) Posistif (+) Posistif (+)
5 5 4 7
23 25 10 7 24 24
3 1 12 15 3 -
Berdasarkan analisis butir pernyataan respon siswa dalam tabel 4.18, untuk pernyataan positif pada butir angket 1 – 11, 14 – 15 rata-rata siswa menjawab setuju, dan untuk
8 9 -
1 -
4, 06 = 4 4, 13 = 4 3 3, 06 = 3 4, 03 = 4 4, 23 = 4
setuju setuju kurang setuju kurang setuju setuju setuju
pernyataan negatif pada butir angket 12 dan 13 rata-rata siswa menjawab kurang setuju. Secara keseluruhan, hasil analisis angket respon siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 17 Skor Angket Respon Siswa Kelas X6 Se telah Diberi Tindakan No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Skor Perolehan 63 61 59 59 61 61 59 58 60 58 60 53
No. Responden 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kemudian, hasil analisis prosentase respon siswa berdasarkan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
Skor Perolehan 59 55 59 57 60 58 61 59 59 55
No. Responden 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Skor Perolehan 56 61 62 63 61 60 62 60 58 -
terdapat pada interval 51 – 62, mean (nilai rata-rata) yang diperoleh 1837/31 = 59.26 dengan jumlah frekuensi 27 dan jumlah prosentase 93.54%.
Tabel 18 Distribusi Frekuensi Angket Respon Siswa Interval 63 – 74 51 – 62 39 – 50 27 – 38 15– 26 Σ Siswa
Σ Σ Frekuensi Presentase 2 6.46% 29 93.54% 31 100%
Dari tabel distribusi frekuensi, modus (nilai yang sering muncul) Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
67
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
PEMBAHASAN A. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep Dalam Meningkatkan Proses Belajar Ekonomi Siswa Kelas X6 SMA Negeri 2 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007
Pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep ini, menuntut peran aktif siswa dan berorientasi pada proses belajar siswa (student-based learning). Pembelajaran berbasis masalah, tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi secara mendetail kepada siswa, tetapi dirancang untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir, ketrampilan menemukan dan memecahkan masalah, dan ketrampilan intelektual, sehingga siswa tidak bergantung pada satu sumber (guru) melainkan menjadi pebelajar yang mandiri dan aktif untuk mencapai hasil pemebelajaran yang optimal. Sedangkan pembelajaran dengan teknik peta konsep, dapat membantu siswa untuk berpikir kreatif dan memudahkannya dalam memahami materi pelajaran. Jadi, dengan strategi perpaduan ini, siswa sebagai subyek belajar dapat menguasai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang ditetapkan dalam kurikulum SMA 2004 (KBK). Jadi, melalui pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep untuk saat ini, memang 68
efektif dalam meningkatkan proses pembelajaran baik dilihat dari kegiatan guru dan siswa. Dalam penelitian ini, untuk menarik kesimpulan diperoleh hanya dari kegiatan guru dan siswa berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dibuat peneliti, untuk memudahkannya peneliti menggunakan lembar observasi yang digunakan oleh observer ketika pengamatan berlangsung yang hasilnya dianalisis dengan analisis prosentase. Namun untuk masa mendatang, agar memperoleh hasil yang lebih baik dan lebih maksimal, penilaian proses pembelajaran ini tidak hanya melalui observasi, tetapi dapat dimodifikasi sesuai dengan keahlian dan tujuan dari penelitian. B. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X6 SMA Negeri 2 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007
Hasil belajar ekonomi siswa dalam penelitian ini meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk penilaian kognitif diperoleh dari hasil tes tertulis. Tes tertulis diberikan selama 2 tahap (untuk staged I dan II tesnya terdiri dari 4 soal uraian), waktu yang diberikan untuk menyelesaikan masing-masing tes adalah 20 menit untuk staged I dan 30 menit untuk staged II. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah jika secara individu atau secara kelompok atau klasikal Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
siswa memperoleh nilai ≥ 75. jadi, jika ada siswa atau kelas yang memperoleh nilai < 75, maka siswa atau kelas tersebut belum bisa dikatakan tuntas. Secara statistik, berdasarkan hasil analisis uji t: untuk komparasi 1 (antara nilai pre tes dan post tes staged I) bahwa rata-rata nilai post tes staged I (79.16) lebih tinggi daripada rata-rata nilai pre tes staged I (56.39) dengan taraf signifikansi (Sig) = 0.000 < 0.05. Hal ini berarti bahwa kedua rata-rata nilai pre tes dan post tes staged I berbeda secara signifikan. Kenaikan skor post tes diduga memang akibat perlakuan yang diberikan(adanya penerapan pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep). Untuk komparasi 2 (antara nilai post tes staged I dan pre tes staged II) bahwa rata-rata nilai post tes staged I (79.16) lebih tinggi daripada rata-rata nilai pre tes staged II (61.26) dengan taraf signifikansi (Sig) = 0.000 < 0.05. Hal ini berarti bahwa kedua rata-rata nilai post tes staged I dan pre tes staged II berbeda secara signifikan. Hasil rata-rata post tes staged I memang lebih baik setelah diberi perlakuan daripada rata-rata pre tes staged II sebelum diberi perlakuan. Untuk komparasi 3 (antara nilai pre tes staged I dan pre tes staged II) bahwa rata-rata nilai pre tes staged II (61.26) lebih tinggi daripada rata-rata nilai pre tes staged I (56.39) dengan taraf signifikansi (Sig) = 0.000 < 0.05. Hal ini diduga bahwa pada pre tes staged II, siswa mengalami perubahan pengalaman dari pre tes staged I. Untuk pengukuran lebih lanjut, maka dilakukan analisis uji t Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
terhadap gain skor (selisih pre tes dan post tes staged I dana II). Secara statistik, hasil uji t untuk: gain skor pre tes dan post tes staged I adalah berbeda secara signifikan karena thitung = 19.333 > ttabel = 1.70 atau nilai probabilitas (Sig) = 0.000 < 0.05; gain skor post tes staged I dan pre tes staged II adalah berbeda secara signifikan karena thitung = 14.444 > ttabel = 1.70 atau nilai probabilitas (Sig) = 0.000 < 0.05; serta gain skor pre tes staged I dan pre tes staged II adalah berbeda secara signifikan karena thitung = 3.747 > ttabel = 1.70 atau nilai probabilitas (Sig) = 0.000 < 0.05. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dapat terbukti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima karena nilai probabilitas (Sig) 0.000 < 0.05 pada taraf signifikansi 5%. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa sebelum ada perlakuan dengan setelah diberi perlakuan. Untuk penilaian aspek afektif dan psikomotorik diperoleh pada saat pembelajaran berlangsung seperti melalui diskusi, kerjasama dalam kelompok, penyelesaian tugas, dan pada waktu presentasi. Untuk penilaian afektif yang meliputi penilaian minat, sikap, dan konsep diri pada staged I rata-rata perolehan prosentase sebesar 79.42 %. Sedangkan untuk staged II mengalami peningkatan dengan perolehan prosentase sebesar 82.54%. Untuk penilaian hasil belajar psikomotorik yang meliputi: (1) kelengkapan dan ketepatan jawaban, (2) kerapian hasil karya, (3) kreativitas hasil karya, (4) kecepatan dalam menyelesaikan tugas, (5) ketrampilan dalam berdiskusi. Untuk 69
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
staged I, rata-rata setiap kelompok memperoleh nilai 82 yang berarti cukup baik. Sedangkan untuk staged II, mengalami peningkatan dengan rata-rata setiap kelompok memperoleh nilai 85 yang berarti baik. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa (1) untuk saat ini, pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep melalui rancang inovasi bertahap (staged innovation design) yang dimodifikasi oleh Wagner efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan layak diterapkan untuk mengevaluasi efektivitas program instruksional baik untuk materi maupun prosedur pelaksanaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian tentang ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa semakin baik. (2) Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep memang direspon oleh siswa. Selain itu, prinsip efisiensi dan efektivitas dari prosedur atau mekanisme eksperimen dalam rancangan ini bisa terpenuhi, seperti faktor-faktor (faktor kesalahan dalam seleksi subyek/selection bias, faktor pemberian tes berulang/testing effects, faktor pengalaman/history and maturation, dan faktor kestabilan alat ukur) yang diduga mengganggu validitas internalnya bisa diketahui dan ditangkal melalui inovasi bertahap oleh Wagner ini. Untuk kedepannya, penerapan rancang inovasi bertahap yang dimodifikasi oleh Wagner dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mengukur efektivitas dua atau lebih prosedur secara longitudinal serta dapat 70
melakukan komparasi lebih lanjut yaitu komparasi 4 (antara skor pre tes II dan post tes II) dan komparasi 5 (antara post tes I dan Post tes II) sehingga hasilnya semakin tajam dan mantap untuk mengambil suatu keputusan. C. Respon Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep Pada Mata Pelajaran Ekonomi Sebagian besar siswa setuju dan sangat setuju dengan pembelajaran ini, karena pada tahap ke-1 (orientasi siswa pada masalah): guru mengorientasi siswa pada masalah dengan memberikan pemicu masalah yang disesuaikan dengan kehidupan nyata sehingga siswa dapat berpikir dan mampu merumuskan masalah serta mencari solusi permasalahannya; pada tahap ke-2 (mengorganisasi siswa untuk belajar): pada tahap ini guru membagi kelompok secara heterogen (5-6 siswa) dan memotivasi siswa sehingga pembagian kelompok merata dan siswa menjadi semangat; pada tahap ke-3 (membimbing penyelidikan individual dan kelompok): guru membimbing penyelidikan invidual maupun kelompok yang memudahkan siswa untuk menyelesaikan tugasnya serta memberikan penjelasan tentang teknik menyusun peta konsep sehingga memudahkan siswa dalam berkretivitas untuk membuat peta konsep bersama angggota kelompoknya; pada tahap ke-4 (mengembangkan dan menyajiakn hasil karya): guru membantu siswa Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
menyiapkan hasil karya diskusi kelompok sehingga dapat dipresentasikan dan dibahas bersama dengan kelompok yang lain serta dapat bertukar pendapat maupun ide; pada tahap ke-5 (menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah): guru bersama siswa melakukan refleksi sehingga siswa memperoleh rangkuman materi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Jadi, untuk saat ini, pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep memang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), karena pembelajaran ini berasosiasi pada pembelajaran kontekstual berupa penyajian masalah berdasarkan kehidupan nyata, sehingga siswa belajar menjadi lebih bermakna karena siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam menyelesaikan tugas. Untuk kedepannya, penerapan pembelajaran ini membutuhkan waktu yang cukup lama, agar siswa merespon pembelajaran ini, guru harus pandai memanfaatkan waktu dan lebih banyak memotivasi siswa. DAFTAR RUJUKAN
Anwar. 2006. Penggunaan Peta Konsep Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Proses, Hasil Belajar dan Respons Pada Konsep Ekosistem siswa Kelas X SMAN 8 Malang. Tesis tidak diterbitkan.
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
Malang. Universitas Negeri Malang. PPS Biologi. Achdiat, M, dkk. 1980. Teori Belajar Mengajar dan Aplikasinya dalam Program Belajar Mengajar. Jakarta: P3G Depdikbud. Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: P2LPTK. Faisal,
S. 2003. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Gardner, J.W. 2007. Problem-based learning: we are continually faced with a series of great opportunities brilliantly disguised as insoluble problems. (Online). (http://www.studygs.net/pbl.h tm diakses tanggal 12 Pebruari 2007). Hajar, Abdul. 2000. Penggunaan Strategi Pemetaan Konsep dalam Proses Belajar Mengajar, Suara Guru, hlm 9-10. Haris, A. 2007. Keefektifan Strategi Peta Konsep dengan Menggunakan LKS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa MAN 2 Kota Bima. Jurnal Humaniora dan Sains Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 13 (1): 11-17. Hikmah, N. 2006. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 71
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
(Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X5 Di SMAN 4 Malang Tahun Pembelajaran 2005/2006 Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang. FMIPA: Jurusan Biologi.
Ibrahim,M dan Nur, M. 2005. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press. Ichsan, M. 2005-2006. Buku Petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan Bidang Studi Pendidikan Ekonomi. Malang: UPT PPL Universitas Negeri Malang. Kadir. 2007. Efektifitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains dan Matematika: MetaAnalisis Penelitian Eksperimen Psikologi dan Pendidikan. (Online).(http://www72.14.23 5.104/search?q=cache:snmbP XbQ2t0J:www.depdiknas.go.i d/Jurnal/51/040702/%2520ed-%2520kadirpeta%2520konsep.pdf+pemet an+konsep&hl=id&ct=clnk&c d=2&gl=id diakses tanggal 12 Februari 2007). Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
72
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press. Rusmansyah. 2007. Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Konsep Kimia Karbon Melalui Strategi Peta Konsep (Concept Mapping). (Online). (http://www.depdiknas.go.id/J urnal/42/rusmansyah.htm diakses tanggal 12 Februari 2007). Rose & Nicholl. 2003. Accelerated Learning for the 21st Century. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia. Sirait, B. 1989. Bahan Pengajaran Untuk Mata Kuliah Evaluasi Hasil Belajar Siswa (Buku II). Jakarta : P2LPTK. Sudjana, N. 1995. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. Suliyatin. 2003. Penerapan Kegiatan Praktikum Pada Pelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMUN 1 Sidayu Gresik. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:FMIPA UM.
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
The
free encyclopedia from wikipedia. (Online). (http://www.en.wikipedia.org /wiki/Problem-based learning.htm diakses tanggal 12 Pebruari 2007).
Umaedi. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah : Buku 5 Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Jakarta : Depdiknas. Universitas Negeri Malang. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Keempat. Malang: Universitas Negeri Malang. Witjaksono, M. 1989. Menangkal Gangguan Vailiditas Internal dalam Mengukur Efektivitas Program Instruksional. Mimbar Ilmu (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial), 1(2):124139.
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
73