DESAIN SARANA PENJUALAN MARTABAK KAKI LIMA Kasus : Martabak Holland Ryant Akbar Zaindi Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111,Telp/Fax (031) 5931147
ABSTRAKSI Waralaba adalah salah satu pilihan bisnis yang sedang berkembang. Keberhasilan perusahaan yang fokus terhadap sistem waralaba atau franchise telah dibuktikan oleh P.T.HOLLANDMILLENIAMARTABAKINDO yang menjual produk bermerk Martabak Holland. Dalam kinerjanya Holland memiliki beberapa permasalahan yaitu sarana penjualan yang tidak mewakili image dan menampung seluruh sarana penjualan, tidak adanya fasilitas bagi pembeli untuk melihat proses pembuatan dan sarana penjaualan yang tidak ringkas. Untuk itulah diperlukan desain baru sarana penjualan yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Untuk mendapatkan keputusan yang mengarah pada desain final dilakukan beberapa tahapan studi dan analisa yaitu berupa studi dan analisa fungsi, rekayasa dan teknologi, interdisiplin, social budaya, ekonomi, dan bentuk/ estetika. Melalui hasil studi dan analisa ini didapatkan keputusan final desain sarana martabak dengan keunggulan meja yang dapat digunakan pembeli sebagai tempat untuk melihat proses pembuatan martabak serta storage yang lebih luas yang dapat menampung seluruh alat-alat yang digunakan dalam pembuatan martabak.
ABSTRACT One option from a business that is growing is the franchise. The success of companies that focus on the franchise or the franchise system has been proved by P.T.HOLLANDMILLENIAMARTABAKINDO that sell branded products Martabak Holland. In Holland its performance has some problems that means sales which do not represent the image and hold the entire sales facilities, lack of facilities for the buyer to see the process of making and penjaualan facilities that are not compact. For that needed a new design sales tool that can overcome these problems. To obtain a decision that leads to the final design done several studies and analysis yaittu stages of study and analysis functions, engineering and technology, interdisciplinary, social, cultural, economic, and form / aesthetics. Through these study results and analysis obtained a final decision martabak facilities design with the advantages that can be used buyers table as a place to see the process of manufacture and storage martabak wider to accommodate all the tools used in the manufacture martabak.
KATA KUNCI Waralaba, stan kaki lima, dan ringkas.
PENDAHULUAN Latar Belakang Martabak Holland melakukan jenis penjualan dengan konsep melalui outlet-outlet / gerai-gerai Martabak Holland yang tersebar di beberapa wilayah di seluruh Indonesia. Franchise / waralaba Maratabak Holland hanya untuk yang berada di luar kota Surabaya sedangkan untuk daerah Surabaya sendiri semua outlet / gerai bukan merupakan franchise / waralaba karena dimiliki oleh seorang owner. Holland martabak terang bulan asli belinyu, pertama kali hadir di Kota Pahlawan, Surabaya pada tanggal 1 Agustus 1987. Menghadirkan kuliner unik bagi masyarakat sekitar menjadikan Holland sebagai salah satu brand kue yang dikenal. Berawal dari kaki lima kini berlanjut dan terus melebarkan sayapnya hingga memiliki beberapa outlet. Dengan nama yang demikian dikenal di kalangan umum, membuat brand Holland mulai ditiru sebagian besar pedagang kaki lima. Oleh karena perihal inilah kini Holland merubah citra menuju era baru sebagai badan usaha profesional, PT. HOLLANDMILLENIA MARTABAKINDO. Salah satu cara yang digunakan PT. HOLLANDMILLENIA MARTABAKINDO dalam menciptakan image baru adalah dengan mendirikan outlet/gerai baru di outdoor foodcourt. Dalam segi penjualan, martabak Holland memiliki beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi kinerja para pegawainya maupun penjualan produk martabak Holland itu sendiri. Permasalahan yang menjadi perhatian khususnya menyangkut kurang tersedianya fasilitas yang dibutuhkan baik bagi pegawai maupun pembeli martabak Holland. Tujuan Adapun tujuan dari Tugas akhir ini adalah untuk mendesain sebuah sarana bantu jual martabak kaki lima yang bisa mengakomodasi dan memfasilitasi kebutuhan pembeli
dan penjual dengan menggunakan sasis yang berupa gerobak yang sudah banyak digunakan dalam berbagai kebutuhan. Konsep utama yang diterapkan dalam perancangan ini adalah : Compact : kompor, meja racik, meja kasir dan meja tunggu sudah menjadi satu, terintregasi menjadi satu unit rombong. Sistem adjustable memungkinkan rombong memiliki blocking area yang efektif yang menunjang efisensi alur kerja penjual.
Easy carrying : bentuk rombong yang ringkas dengan konfigurasi yang tepat dapat memudahkan pembawaan rombong dari proses awal penjualan sampai proses akhir penjualan.
New Branding Image : bentuk desain rombong dan garis-garis komponen rombong memiliki keserasian yang dapat terkomunikasikan dengan baik sehingga menciptakan sebuah pencitraan baru yang lebih baik. Masalah Ada beberapa permasalahan yang harus digaris bawahi dari kondisi sarana penjualan martabak kaki lima yang ada saat ini: Sarana penjualan martabak yang ada sekarang kurang mewakili image martabak Holland sebagai martabak berkualitas dan bercita rasa tinggi. Sarana penjualan martabak yang ada sekarang tidak memiliki fasilitas yang diperuntukkan bagi pembeli untuk melihat proses pembuatan martabak dan terang bulan mulai dari proses mengolah bahan, memasak hingga meracik. Sarana penjualan martabak yang ada sekarang tidak memiliki fasilitas yang dapat mengakomodasi dan menampung seluruh alat-alat penjualan. Sarana penjualan martabak yang ada sekarang tidak ringkas dalam proses pembuatan martabak dikarenakan proses mengolah bahan, memasak, hingga proses meracik dilakukan ditempat yang terpisah. Bentuk desain sarana penjualan martabak yang ada sekarang tidak efektif sehingga menyebabkan tidak terdapatnya area menunggu yang diperuntukkan bagi pembeli yang sedang menunggu pesanan martabak dan terang bulan Sarana penjualan martabak yang ada sekarang memiliki konfigurasi / tata letak wadah untuk bahan-bahan dasar martabak yang tidak efisien karena diletakkan saling berjauhan sehingga menyebabkan alur kerja pegawai menjadi tidak efektif dan seringkali menyebabkan keadaan lingkungan kerja menjadi kumuh dan kotor.
METODOLOGI Tinjauan/survey lapangan dilakukan untuk mengetahui aktifitas/kegiatan/layanan dan sarana yang menjadi permasalahan secara rinci. Perihal tersebut kemudian dijadikan latar belakang perancangan, tentunya didukung dengan data yang primer dan sekunder dari berbagai sumber.
Per kembang an W ar alaba Alternatif desain
Stan Kaki Lima
Perumus an mas alah
Pengumpulan D ata - Aktivitas penjual, pem beli, jual-beli - Id entifikasi penjualan tekn is dan non- teknis
Peng embangan D esain Stu di Literatur
Alternatif desain
K ebutuhan
Ide aw al
K ons ep awal desain
Studi existing
Im age
Produksi
Brand, Sign, W arna
RA B, G ambar teknik
Gambar 1 Skema Metodologi
D esain awal/ sk etch
PEMBAHASAN Analisa Fungsi Studi dan analisa fungsi yang dilakukan pada desain sarana penjualan martabak kakilima martabak Holland ini meliputi analisa aktifitas, ukuran dan volume, serta konfigurasi.
Analisa Aktifitas Studi analisa aktifitas diperlukan sebagai bentuk pencarian peluang inovasi sarana ,kebutuhan, volume dan pola aktifitas yang di tawarkan. Kajian aktifitas dilakukan dengan mengeksplor aktifitas-aktifitas bermasalah, kemudian ditawarkan rekomendasi aktifitas berupa pengembangan aktifitas ataupun aktifitas baru yang disesuaikan dengan kebutuhan dan solusi inovasi yang memberi nilai tambah dan kegunaanya.
Gambar 2 Alur Aktifitas Memasang Tenda
Gambar 3 Alur Aktifitas dan Solusi Permasalahannya
Analisa Kebutuhan Studi dan analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna yang dianalisa untuk mendapatkan suatu kerangka kebutuhan sarana pada sarana penjualan martabak kaki lima,.
Tabel 1 Kebutuhan, volume dan jenis barang penjualan
Tabel 2 Kebutuhan, volume dan jenis barang penjualan
Analisa Ergonomi, Antropometri
Gambar 4. Dimensi meja racik
Gambar 5. Dimensi tempat kompor
Gambar 6. Dimensi rombong
Gambar 7. Dimensi rombong tampak samping
Gambar 8. Dimensi tenda penjualan tampak samping
Gambar 9. Dimensi tenda penjualan tampak depan
Studi Analisa Blocking Area dan Konfigurasi Studi Analisa Blocking Area ini menunjukkan area-area yang memungkinkan untuk menata sarana sesuai dengan alur aktivitasnya. Analisa ini meliputi area-area yang paling sering dijangkau, area yang sering dijangkau, area yang jarang dijangkau saat operasional. Sehingga nantinya hasil analisa blocking area bisa digunakan untuk menghasilkan beberapa alternatif konfigurasi. Dengan menata sarana serta tata letaknya analisa ini dapat menghasilkan beberapa alternatif penataan/konfigurasi hingga terpilih alternative terbaik Blocking Area Terpilih
Gambar 10. Blocking Area terpilih
Konfigurasi Terpilih :
Gambar 11. Konfigurasi terpilih
Analisa Material Studi dan analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memilah material dan struktur yang paling sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan. Material terpilih didapat dari beberapa pertimbangan dengan memberi dan perbandingan pada setiap material.
Kriteria
Alumunium
Multiplek
Kayu jati
Ketahanan
3
3
4
Kekuatan
5
4
5
Kemudahan
3
5
2
2
5
1
13
17
12
produksi Biaya produksi Total score
Kriteria
Tekanan
Caster Wheels
ø
Caster Wheels
ø
Caster Wheels
200
100
ø 500
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
4
2
3
4
5
15
19
16
Gelinding Kebisingan gesekan Kemudahan produksi Biaya produksi Kapasitas beban Total score
Tabel 3 Material Rombong, meja saji dan roda rombong
Analisa Estetika Bentuk dan Trend Studi dan analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren yang berkembang pada beberapa bidang desain. Ruang lingkup tren yang diidentifikasi tidak hanya di Indonesia, namun lebih banyak pada tren manca negara, karena tren desain manca negara sangat cepat dan produktif. Hasil dari analisa ini adalah konsep umum tren yang sedang berkembang saat ini, untuk kemudian konsep tren tersebut akan diaplikasikan terhadap konsep desain sarana penjualan martabak kaki lima dari mulai tenda dan fasilitas atau peralatan pendukungnya.
Gambar 12. Analisa Bentuk
Gambar 13. Analisa Trend
HASIL DESAIN
Gambar 15. Desain terpilih
Gambar 16. Operasional Desain Terpilih
Gambar 17. Proses Penjualan Desain terpilih
Gambar 18. Proses Penjualan Desain terpilih
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan studi analisa dan hasil dari Desain Sarana Penjualan Martabak Kaki Lima Martabak Holland ini, maka didapatkan solusi sebagai berikut : a) Desain sarana penjualan martabak yang dapat mengakomodasi pembeli untuk melihat proses penjualan martabak yaitu dengan penambahan meja pada rombong. Meja bersifat sliding dengan panjang 120 cm X 30 cm, dengan menggunakan material multiplek 15 mm. Meja ini terdapat pada masing-masing rombong. b) Untuk mengakomodasi dan menampung alat-alat pembuatan martabak, pada rombong di desain storage berupa dua sliding laci dengan ukuran 40 X 15 X 40 cm dan satu lemari penyimpanan elpiji dengan ukuran 40 X 40 X 40 cm dan satu lemari penyimpanan bahan dasar martabak dengan ukuran 40 X 40 X 40 cm.
Saran Hasil desain sarana penjualan martabak ini menggunakan roda cluster dengan diameter 15 cm, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan roda cluster 27 cm sebagai upaya untuk mengakomodasi kebutuhan penjual akan mobilitas menjangkau area berjualan atau mangkal.
DAFTAR PUSTAKA Anonim a. 2009. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ekonomi. Jakarta Isrofah. 2010. Sarana Penjualan Kebab Turki Babarafi Berbasis Motor. Tugas akhir S1. Desain Produk ITS. Surabaya. Karamoy, A. 2008. AK and Partners, The First Franchise dan License Consultan Indonesia.(URL:http:Franchiseopportunityblogspot.com/2006_10.01_archive.html ) Kotler, P. 1999. Manajemen Pemasaran: Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta. Kotler, P. 1999. Manajemen Pemasaran: Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. Nugraha, A.P. 2010. Desain Sarana Jual Es Campur dan Sejenis Dengan Sistem Jual Waralaba (Studi Kasus: Minuman Es Campur Yang Menggunakan Produk Susu Kental Manis PT. Frisian Flag). Tugas akhir S1. Desain Produk ITS. Surabaya Panero, J. 1979. Human Dimension and Interior Space. Mc. Graw Hill Book Co: New York. Priyanto, A. 2008. Waralaba/ franchise Kurang Dari 10 Juta. Tabloid Peluang Usaha.Jakarta.(URL:http://medianapriyanto.wordpress.com/2008/03/ 29/waralaba-franchise-kurang-dari-10-juta) Sukandar,
A.
2006. Bisnis Waralaba Indonesia. Franchise.id.com. (URL:http:franchiseopportunity.blogspot.com/2006_10.01_archive.ht ml)
Susanto, A.B. 2008. Leadpreneurship Book. Jakarta Schiffman, Leon, G., dan Kanuk, L. 2000. Consumer Behavior 7 Jersey. Prentice Hall.
th
Edition. New