PENGARUH PEMUPUKAN, BERAT DAN UKURAN BENlH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) ASAL SALATIGA TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BlBlT Dl PERSEMAIAN DAN LAPANGAN
Oleh : ANISA AGUSTINA E. 03400039
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTASKEHUTANAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 2004
Anisa Agustina. E. 03400039. Pengaruh PemupuLan, Berat dan U k u r a n Benili Maliliota Dewa (I'ltrrlerirr r r l o c r o c r ~ r p(Sclieff.) ~~ Boerl.) Asal Salatiga terlladap Perkecarnbal~andart Perturnbullan Bibit d l Persemaiail dan Lapangan, d i Bawalt Bimbirigan Bapali 11.. Ervizal 4. M. Zuhud, M S itan Rapak Ir. Siswoyo, M Si.
Malikota dews merupakan salali satu tumbuhan obat yang belum banyak d i b ~ d i d i i y a k adan ~ hingga saat ini beluln terdapat teknologi budidaya mahkota dewa secara intensif. C i sisi lain, adanya keterbatasan pengobatan medis dan kecenderungan tnasyarakat untirk r~~enggunakan cbat tradisional dalam pengobatan, rnerijadikan permintaan terliadal, tnahkota dewa ontuk kepentingan pengobatan alternatif semakin ineningkat. Oleh karena itu, penelitian tentang pengaruh pemupukan, berat dari ukuran benili mahkota d e w terhadap perkecambahan dan pertulnbulian bibit di perse~ilaiandan lapangan perlu dike~i~bangltan ontuk mendukut~gkeberhasilan budidaya malikota de\va. Penelitian ini bertujuan ~rlitukmengetahui pengaruli pet~~upokan, berat dan ul
P. ~~?awoca,pa di
lapangan pada kelas ukut-an buah 11, I11 dan I V . Penelitian dilakukan dalarn tiga tahapan kegiatan utatna, yaitu perltecambahan benih, pe~-tombuhat~ semai dan pertumbuhan bibit di lapangan. Setiap taliapan kegiatan meliputi persiapan penelitian
dan
pelaksanaan
penelitian.
Peubah-peubali
yang
diahati
tnieliputi
perset~tase
perkecatnbahan, laju perkecarnbahan, pettambahan tinggi, pertamballan diarneter dan pel-tatnbahan jumlali daun. Rancangati percobaan yang d i g ~ ~ n a kdala~n a ~ ~ penelitian ini, yaitu rancangan faktorial 4
x3
dalarii pola acak lengkap dengan ulangan sebanyak tpjuli kali untuk pertumbuhan selnai dan ill an gat^ sebaliyak tiga kali untuk pertumbulian bibit di lapangan. Berat datl ukurati benil] sebagai faktor A terdiri dari elnpat perlakuan, yaitu benil] dengan berat'di bawah rata-rata dan ukuran di bawali rata-rata (A,), benili dengan berat di bawah rata-rata dan okuran di atas rata-rata (A?), bcnili detlgan bcrat di atas rata-rata dan ukuran di bawali rata-rata (A;) dan benili dengan berat di atas rata-rata dan ukuran di atas rata-rata (A,). Faktor B (Petnupukan), meliputi tiga perlakuan yaitu tanpa perlakuan pemupul
I-lasil analisis sidik ragatn pada kelas ukitran buali I1 menunjukkati bahwa falctor t t ~ ~ i g g berat al dan ukuran benili ( A ) berpengarul~nyata terhadap penatnbahan tinggi selnai serta berpengaruh sangat nyata terliadap pet-tambalian diameter dan jutnlah daun. Nilai rata-rata peubal~perlumbitlian tertinggi terdapat pada setnai dat-i kelas benil] A3, yaiti~menunjukkan pellambahan tinggi sebesar 7.64 cm, pertambalian diameter sebesar 0.39 tnm dan pertambahan jumlali daun sebesar 16.71 lielai. Nilai rataI-ata peubali pertuti~buhan terendah terdapat pada selnai dari kelas benih A,,, yaitu menutijukkat> pertamballan tioggi sebesar 5.81 cm, pertambahan diameter sebesar 0.19 m m dan pertatnbahan jumlah daun sebesar 13.29 Ilelai. Faktor tunggal berat dan ukuran benili ( A ) pada kelas itlatran buah I l l tidal< berpengarith nyata terhadap pertambahan tinggi dan jumlah daun natnun berpengaruh nyata terhadap pertambalian dialneter. Nilai rata-rata peubali pe~tutiibuhantertinggi terdapat pada selnai dari kelas benili A,,, paitit menul~jukkan pertambahan tinggi sebesar 7.16 ctn, peltambahan diameter sebesar 0.34 mm dan petiambahan ju1nla11 daun sebesar 16.09 helai. Nilai rata-rata pertambahan tinggi terendali terdapat pada selnai dari kelas benih A t (6.1 I cm), nilai rata-rata pertamballan diameter terendah terdapat pada semai dari kelas benih A, (0.17 111111)d a t ~nilai rata-rata pertalnbahali jumlah daun terendal~terdapat pada semai dari kelas benil1 A; (15.57 lielai). Pada kelas ukuran buali I V , faktor tunggal berat dan itkuran benih ( A ) bet-pengarit11 nyata terliadap petta~iibahantinggi dan jumlali daun selta berpengaruli sangat nyata terliadap pcrtatnbalian diameter. Nilai rata-rata peubali pertumbulian tel?inggi terdapat pada semai dari kelas benih A 4 , yaitu tnenunjukkan pellatnbalian tinggi sebesar 7.60 cm, petlatnbahan dianieter sebesar 0.30 ~ n t ndan pertambahan jumla11 daun sebesar 17.24 lielai. Nilai rata-rata peubah peti~ttnbuhanterendal~terdapat pada setnai dari kelas benih A l , yaitu tnenunji~kkanpertambahan tinggi sebesar 5.50 cm, pertambalian dialneter sebesar 0.19 m m dan pertambahan jurnlah daun sebesar 14.19 helai. Hasil atlalisis sidik ragatn pada kelas ukuran buah 11 tnenul?jukkan bahwa faktor tut~gsal pe~nupukan ( B ) berpengaruh nyata terhadap pertamballan tinggi dan jumlah daun, narnun tidak berbeda nyata terl~adappe~tambahandiameter. Nilai rata-rata peubah peltumbulian tertinggi terdapat pada semai yang diberi perlakuan pupuk kandang katnbiny, yaitu menunjukkan perlamballan tinggi sebesar 7.91 cm, petiambahan diameter sebesar 0.35 nitn dati pe~tambahanj u ~ n l a l idaun sebesar 16.82 terendah terdapat pada semai tanpa perlakuan pemupukan, Iielai. Nilai rata-rata peubah petii~mbuha~i yaitu ~nenunjukkanpertambahan tinggi sebesar 6.23 cm, peltamballan diameter sebesar 0.25 m m dan pertambahan jutnlali daun sebesar 14.36 lielai. Pada kelas ttkitran bilali I l l , faktor tunggal petnuyilkan ( B ) berpengaruh sangat nyata terliadap pertatnbaha~~ tinggi serta berpengaruh nyata terhadap perlatnbahan diameter dati jumlah daun. Nilai rata-rata peubali pertumbuhan tertinggi terdapat pada semai yang diberi perlal
menutljukkan pertambahan tinggi sebesar 23.69 cm, pertan~bahan diameter sebesar 1.98 lnln dan pertalnbahan jumlah daun sebesar 37.78 helai. Nilai rata-rata peubah pertumbuhan tere~ldahterdapat pada senlai dari kelas benih A,2; yaitu menunjukkan pettatnbahan tinggi sebesar 21.72 cm, pel?zmbahan diatneter sebrsar 1.63 tnm dan pertambahan jumlah daun sebesal- 36.33 helai. Faktor tunggal berat dan ukul-an benih ( A ) pada kelas ukut-an buah I11 tidak berpengarull nyata teshadap setiiua peubah pertu~nbulian semai di lapangan. Meskipun demikian, nilzii rata-rata peubah pertumbuhan tertinggi terdapat pada s e m i dari kelas benil1 A,.
yailu n~enunjukkan
pertambahan tinggi sebesar 21.23 ctn, petlambahan diatneter sebesar 1.83 mm dan pertambahati jumlah dau11sebesar 34.67 helai. Nilai rata-rata peltamballan tinggi dan juinlah dauii terendah terdapat pada semai dari kelas benih A l , yaitu sebesar 19.21 cm dan 33.1 1 helai. Nilai rata-rata pel-tambahan diameter terendah tet-dapat pada s e m i dari kelas benih A, (1.62 mm). Pada kelas ukuran bitah I V faktor lunggal beratdan ukuran benih ( A ) tidak berpengaruh nyata terhadap se~nuapeubah pertumbuhan semai di lapangan. Nilai rata-rata peubah pertumbuhan te~tinggi terdapat pada setnai dari kelas benih A d , yaitu menunjukkan pertambahan tinggi sebesar 24.85 cm, pestatiibalian diameter sebesar 1.70 mm dan pertambahan juinlah daun sebesar 37.67 lielai. Nilai ratarata peubah petTumbuhan terendali terdapat pada sernai dari kelas benih A , , yaitu meninnjukkan perlamballan tinggi sebesar 22.88 ctn, pertambahan diameter sebesas 1.58 m m dan pertambahan jumlah daun sebesar 35.67 lielai. Untuk pertombulian semai di lapangan, hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa faktor tunggal pemupukan (5)pada kelas ukuran buah I1 berpengaruh nyata terhadap perta~nbahantinggi, namun tidal< berpengaruli nyata terhadap pe~talnbalian diameter dan jumlah daun. Nilai rata-rata peubah pertumbuhan te~tinggiterdapat pada se~naiyang diberi perlakuan pupuk kandang ka~nbing, yaitu lnenunjukkan pertamballan tinggi sebesar 26.03 cm, pertambahan diameter sebesar 1.93 mm dan pertambahan jumlah daun sebesar 42.67 helai. Nilai rata-rata peubah pertumbuhan terendall terdapat pada semai yang tidak diberikan perlakuan pemupukan, yaitu menunjukkan pertambahan tinggi sebesar 19.58 cm: pel
Pada kelas ukuran buali IV, faktor tunggal pemupukan (0) tidak bel-pengaruh nyata terhadap selnila peubali pertumbuhan scmai di lapangan. Nilai rata-rata peubali pertumbuhan iertitiggi let-dapat pada semai yang diberi pet-lakuan pupok kandang kambing, yaitu menitt?jukkan pertambahali titiggi sebesar 26.12 ctn, pertambalian diametet- sebesar 1.74 m m dan pertambahan jilmlah d'iun sebesar 39.17 helai. Nilai rata-rata peubali pertu~nbuhanterendali terdapat pada setnai yang tidak diberiltan perlakuan pemopukan, yaitu menunjukkan peliamballan t i n g ~sebesar i 21.21 clli, pertaiitbaban diameter sebesar
1 .GO mm dan pertambahatl jumlah daun sebesar 33.33 helai. Fakt3r iliteraksi antara berat dan ukuran benih dengan pemupokao pada kelas okuran buah 11, I11 dan I V tidak berpengat.uli nyata terliadap pertambalian tinggi semai di lapangan. Nilai rata-rata peltamballan tinggi terbesar untuk kelas ukut-an buah 11, terdapat pada perlakoan AIBz (27.50 cm) dan riilai rata-rata terendali terdapat pada perlakuan A j B l (17.00 cm). Pada kelas ukurati buah Ill, nilai rata-rata pel-lambahan tinggi terbesar let-dapat pada perlakuan A2B2 (28.53 cm) dan nilai rala-rata ierendali terdapat pada perlakuan A2B, (14.33 cm). Nilai rata-rata pertambahan tinggi tcrbesar untuk kelas ukuran bud11 I V terdapal pada perlakuan A4B2(30.20 cln) dan nilai rata-rata terendah terdapat perlakuan AIBl (19.40 cm). Falctor interaksi antara berat dan ukoran benih dengan pemupukan pada kelas olturan buali 11. 111 dan I V tidak bcrpengaruli nyata terhadap pertatiibalian dianieter semai di lapangan. Nilai rata-rata pelta~nbaliandiameter tertitlggi itntuk kelas ukuran buah 11, terdapat pada perlaltuan
(2.27 mm)
dan nilai rata-rata terendali terdapat pada perlakuali A j B l (1.48 mm). Pada kelas ukuran buah Ill,nilai rata-rata petzambalian diameter terbesar terdapat pada perlakuan AjB2 (2.00 liitn) dan A4B2 (2.00 mm), sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada perlakuali AIBl (1.47 mm). Nilai rata-rata pertambalian diameter terbesar untuk kelas okuran buah I V terdapat pada perlakuan AIB2 (1.77mm) dan nilai rata-rata tere~idahterdapat perlakuan A 1 B 1(1.48 mm). Faktor interaksi antara berat dan ukuran benih dengan pemupukan pada kelas uliura~ibuah II,
Ill dan I V tidak berpengaroli nyata terliadap peltamballan jumlah daun semai di lapangan. Pada kelas ukuran buah II,nilai rata-rata pertambalian juinlali daun tertiitggi terdapat pada perlakuan A4B2 (46.33 lielai) dan nilai rata-rata terendali terdapat pada perlaltuan A4Bl (22.00 lielai). Nilai I-ata-rata pel-rambahan jumlali daun tet-tinggi ulituk kelas ukuran buali 111 terdapat pada perlakuan AjBz (54.67 lielai) dan nilai rata-rata terendali terdapat pada perlakuan A j B l ( l j . 3 3 lielai). Niiai rata-rata pertamballan jumlali daun tertinggi uiituk kelas ukurall buah I V terdapat pada ~erlakuanA3B2 (41.00 helai) dan nilai rata-rata terendah terdapat pada perlakuan AaRl (29.00 lielai).
PENGARUH PEMUPUKAN, BERAT DAN UKURAN BENiH RnAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) ASAL SALATIGA TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BlBlT Dl PERSEMAIAN DAN LAPANGAN
Oleh : ANISA AGUSTINA E. 03400039
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan lnstitut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004
: Pengaruli Pcmupukan, Berat dan Ukuran Bcnili Maliltota Dewa
(Phlericr macrocarpn (Scheff.) Boerl.) Asal Salatiga terlladap Perkecambalian dan Pertumbuhan Bibit di Persernaian dan Lapangan Nama Mahasiswa
: Anisa Agustina
N ~ P
: E. 03400039
DepartemeelFaltultas
: Konservasi Sumberdaya Hutan/Kehntanan
Menyetujui :
Ir. Ervizal A. M. Zuliud, MS. Tanggal :
Ir. Siswovo, M Si. Tanggal :
n - Institut Pertanian Bogor
Tanggal Lulus :
0 9 JUN 2004
Penulis dilahirkali di Bogot- pada tanggal 3 Agustus 1982 sebagai putri perlama dari tiga bersaudara keluarga pasangan bet-bahagia Bapak Ir. Gunawan Sjamsidi dan Ibu Eti Suliaeli. Penaidikan formal penulis dimulai pada tahun 1987 di TI< Melati Bogor. Pada tahun 1988, peliulis melanjutkan ke SD Negeri Gunungbatu I Bogor dan lulus pada lallun 1991. Peliulis melanjutkan pe~ididikanke SLTP Negeri 4 Bogor dan lulus pada tahun 1997. Pendidikaii sclanjutnya diternpuh di SMU Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun 2000. Tada tahun 2000, penulis diterima menjadi mahasiswa lnstitut Penanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen I
Pemupukan, Bcrat dan Uliuran Benih Mallliota Dcwa (Plrrrlcrio
nrocrocnrp(1 (Sclieff.) Boer].) Asal Salatiga terliadap Perltecambahan dan Pertunlbulian Bibit di
Persemaian dan Lapangen". di bawali bimbingan lr. €1-vizal A. M. Zuhud, MS. dali 11.' Siswoyo, MSi.
KATA PENGANTAR TCI-batasnya inrorlnasi dalaln budidaya mahkota de\va ~niulai dari perkecambalian sampai penanaman di lapangan inierupakan salali satu kendala dalani pengembangannya. Olel; kal-cna itu, skripsi dengan judul "Pengaruli Pemupukan, Berat d a n U k u r a n Benih Mahkota Dewa (Pirolerirr i~rrrcroctirpcr(Sclieff.) Hoerl.) Asal Salatiga terliadap Perliecambahan d a n Pertunibuhan Bibit ili
Perseniaian d a n Lapangan" diharapkan malnpu memberikan tambahan informasi yang berarti untuk nienu~ljangkeberhasilan budidaya tumbulian obat niahkota dewa. Pertumbulian dan perkeinbaligan yang optimal dari tanaman dipengaruhi oleli raktor internal dan faktor eksternal. Berat dan ukuran benih menentukan besarnya cadangan makanan benih yang berperan penting dalam tahap awal pertumbuhan tanaman. Selain itu. pertumbuhan tanaman akan maksimal apabila kandungan unsur hara di dalam tanah cukup tersedia. Dalaln kesempatan ini, penulis inengucapkan terima kasili yang sebesar-besamya kepada Bapak Ir. Ervizal A. M. Zulii~d, MS. dan Bapak Ir. Siswoyo. M Si. atas bimbingan. arahan dan lilotivasi yang diberikan d a l a ~ npenyelesaian skripsi ini. Penolis menyadari masill terdapat kekurangan-kekura1iga11 dalam ski-ipsi ini; ole11 karena itu masukan dan saran unt~lkperbaikan dan pengembangan penelitian sela~ljut~iya sangat diperlukdn. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita seiiiua.
Bogor,
Mei 2001
UCAPAN T E R I M A KASIH BismiIlahin.aIimanirraliiiii,
Segala puji bagi Allah S W T yang telah melimpahkan secercah liikmah, rahmat dati illnu-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ranykaian penyosunan skripsi dengati judul " P e ~ t g a ~ - u l ~ Pemupulian, Berat da11 Ulioran Benil1 Mai~ltotaDewa (P/ri~leriirrrrtrcrocirr[)rr (Scheff.) Boerl.) Asal Salatiga t e r h a d a p Perliecambahan dali Pertuntbulian Bibit d i Persemaiao d a t ~Lapangan". Ter\wujudnya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantua~iberbagai piliak. Untuk itu. perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan tel.inia kasih yang sebesar-besarnya kepada : I.
Maina dan Papa tercinta, skripsi ini penulis persembahkan, atas segala doa, perliatian dan kasih sayangnya, serla kepada saudaraku, Tia dan Ari atas dula~ngandan kebersamaannya.
2.
Bapak Ir. Ervizal A. M. Zuhod. MS. dan Bapak Ir. Sis\voyo, M Si. alas bimbingan, arahan dan tiiotivasi kepada penolis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Ibu Dra. Sri Ral~ayu,M Si. dan Bapak 1s. I. Ketut N. Patidit, MS. sebagai dosen penguji dari Departetnen Manajemen Hutan dan Departemen Teknologi Hasil 1-lutan alas saran dan ~niotivasiyang diberikan.
4.
A Ali, terima kasili atas segala doa, perhalian dan pengel-tiannya selama ini. Senioya segala harapan dan cita-cita dapat terwujud.
5.
Aji dan Dwi, terima kasih atas motivasi, dukungan serta kerjasa~nanyad a l a ~ npelaloanaan penelitian ini.
6.
Unin, terima kasil~ atas segala dukungat~, bantuan dan motivasi yatig diberil~an serta kebersamaannya selarna ini.
7 . Yuli, Eka, Santi, Ika, Dua. Waliyu, Suwarna, Naitn, Samsudin, Indi, Onya, Rohtnah dan Desi, terima kasili atas segala bantuan, dokungan dan ~notivasiyang diberikan. 8.
Pak Basuki, Pak Mingan dan Pak Santa, terima kasih atas segaia bantuannya.
9.
Mbak Nurul, Mbak lim, Mbak A'i, Betty, lis, Arini dan Cici, teri~nakasili untuk setiap kenangan indali yang pemah tercipta.
10. Tetnan-temanku KSH '37, teri~nakasih atas persaliabatan dala~iikebersaniaan kita. Setnoga
tali silaturalitni di antara kita kan tetap terjalin.
Bogor,
Mei 2004
Penolis
Halaman KATA PENGANTAR .............................................................................................................. UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................................................... DAFTAR IS1 ............................................................................................................................. DAFTAR TABEL .................................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ I.
PENDAHULUAN ............................................................................................................. A. Latar Belakang B. Tujuan Penelitian .. C. Hipotesis Penel~t~an..................................................................................................... D. Kegunaan Penelitian
11. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... A. Deskripsi Tutnbuhan Obat Maltkota Dewa
1. Proses Perkec
D. Pemupukan E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pellumbuhan Tanaman 111. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat Penelitian C. Metoda Penelitian
......................................................................................
2. Pertumbulian Se~naiMahkota Dewa 3 , Penanaman Bibit Mahkota Dewa di D. Rancangan Percobaan dan Analisis Da a 1. Rancangan Percobaan 2. Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... A. Perkecambahan Benih P. macrocarpa I . Pengaruh Berat dan 2. Pengaruh Berat dan U B. Pe~tumbuhanSemai P. niaoocarpa I . Pe~igaruhBerat dan U 2. Pengaruh Pemupukan 3. Pengaruh lnteraksi C. Pertumbuhan Bibit di I. Pengaruh Berat dan Ukuran Benih 2. Pengaruh Pemopokan j.Pengaruh lnteraksi an
i 11
... 111
v
vi
...
VIII
I
I 1
2
2
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... A . I<esimpulan ................................................................................................................ B . Saran ............................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... LAMPIRAN ..............................................................................................................................
61 61
61 62 64
DAIiTAR TABEL
No.
I.
Teks
I
Klasitikasi Benili P. ~~iocrocrr,pu Asal Salatiga Bet-dasarkan Berat dan Ukuran Benili ............................................................................ ReLapitulasi Data Persentme Perkecambahan Benih P. maoocarpa [<elas Ukura~l Buah 11, !I1 dan IV oada [<elas Benih yang Berbeda .............................................. Rekapitulasi Data Laju Perkecambahan Benih P. niacrocrrrpa I<elas Ukuran Buah 11, 111 dan :V pada Kelas Benih yang Berbeda ................................................................... I<ekapitulasi Analisis Sidik Ragam terhadap Berbagai Peubah Pertumbuhan Semai P. ri~(~o.ocar/~ir I<elas Ukuran Boah 11, III dan IV ............................... Uji Beda Nyata Pengaruh Berat dan Ukuran Benih P. nlao.ocarl>a Kelas Ukuran 3ual1 11. dan IV terhadap Petiambahan Tinggi Semai ............. Uji Beda Nyata Pengaruh Berat dan Ukuran Benih P. ~iiucrocarpol<elas Ukuran Buah 11. I11 dan IV terhadap Pettambahan Diametel- Semai ................................. Uji Beda Nyata Pengaruh Berat dan Ukuran Benih P. Irirrcrocrrrlln ]<elas Ukuran Buah 11, dan IV terl~adapPertambahan Juunlah Daon ........................................... Uji Beda Nyata Pengaruh Pe~nitpukanterhadap Pe~tambahanTinggi Semai P. ~ i ~ ~ c r o c a rKelas p r r Ukuran Buah 11, 111 dan IV ................................................ Uji Beda Nyata Pengaruh Petnupukan terhadap Pertambahan Diameter Semai P. ~irncroca,paKelas Ukuran Buah IV ........................................................... Uji Beda Nyata Pengaruh Pemupukan terhadap Pertambahan Juti~lahDaun Setl~aiP. ~~iacroca,pa I<elas Ukuran Buah 11, 111 dan IV ................................................. Uji Beda Nyata Pengaruh interaksi antara Berat dan Ukuran Benih serta Pemopultan terhadap Pertambahan Jumlah Daun Setliai Mahkota Dewa dari Kelas ........................................................................... Ukuran Buah I l l ............................. Rekapitulasi Analisis Sidik Ragam terhadap Berbagai Peubah Pertu~nbuhanSemai
P.!nacroca,pa di Lapangan dari Kelas Ukuran Buah 11, Ill dan IV ................................ Uji Beda Nyata Pengaruh Petnupukan terhadap Pertambahan Tinggi Setnai
P. ~~iao.oca,pa di Lapangan dari Kelas Ukuran Buah I1 ......................... ............. Uji Beda Nyata Penyaruh Pemupukan terhadap Pertambahan Jumlah Daun Seniai P.~lion.oco,pndi Lapangan dari Kelas Ukuran Buah 111 ................................................
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
. .
I.
Bagian Tuliibuhan Malikota Dewa .......................................
2.
'Turnbuhan da~iBagian Buah Mahkota Dewa ...................................................................
3.
Gralik Hubungan antara Waktu Pengamatan dengan Junilali Benih yang Eel-kecambh untuk Masing-masing Kelas Benili pada Kelas Ukuran Buah yang berbeda ................ Grafik Hubungan antara Waktu Pengamatan dengan Jumlah Benih yang Berkecambali Setiap Harinya untuk Masing-masing Kelas Benih pada Kelas Ukuran Buah yang berbeda ................................................................................. Perbandingan Rata-Rata Peliambahan Tinggi Selnai P. 117ao.ocorprrdari Berat dan Ukuran Benih yang Berbeda pada Kelas Ukuran Buah 11 ....... Perbandingan Rata-Rata Pertambahan Tinggi Setnai P. ~~lacrocarpa dari Berat dan Ukuran Benih yang Berbeda pada Kelas Ukuran Buah IV .................. Perbandingan Rata-Rata Pertambahan Diameter Semai P. ~ i ~ a c r o c n , pdari n Berat dan Ukuran Benih yalig Berbeda pada Kelas Ukuran Buah I 1 ........... Perbandingan Rata-Rata Pet-ta~iibaha~i Diameter Semai P. 1i7ocrocr1rl~a dari Berat dan Ukuran Benih yang Berbeda pada l<elas Ukuran Buah 111 ........... Perbandingan Rata-Rata Pertambahan Diameter Semai P. ~i~acrocarpu dari Berat dan Ukuran Benili yang Berbeda pada Kelas Ukuran Buah IV .......... Perbandingan Rata-Rata Petiambahan Junilah Daun Setnai P. irlrrcrocrfrpn dari Berat dan Ukuran Benih yang Berbeda pada Kelas Ukuran Buah I 1 .................... Perbandingan Rata-Rata Pettambahan Julnlah Daun S e m i P. 117acroca,padari Berat dan Ukurau Benili yang Berbeda pada Kelas Ukuran Buah IV ................. Perbandingan Rata-Rata Pe~tarnbahanTinggi Semai P. lnacrocarpa dari Kelas Ukuran Buah 11 yang Diberi Berbagai Perlakuan Pemupukan ............................ Perbatidingan Rata-Rata Perlambahan Tinggi Semai P. 117acrocmpodari Kelas Ukuran Buali 111 yang Diberi Berbagai Perlakuan Pemupukan ..................................... Perbandingan Rata-Rata Pertambahan Tinggi Setnai P. ~~~rrcrocarpa dari Kelas Ukurali Buah IV yang Diberi Berbagai Perlakuan Pemupukan ........................ Perbandingan Rala-Rala Pettambahan Diameter Selnai P. 117acrocarprrdari Kelas Uknran Buah IV yang Diberi Berbagai Perlakuan Pemupukan ............................. I'erbandingan Rala-Rata Pettambahan Jumlah Daun Setnai P. ~ ~ ~ a c r o c t rdari rl?~ Kelas Ukuran Buali 11 yang Diberi Berbagai Perlakuan Peliiupukan ................ Perbandingan Rata-Rata Pertambahan Junilah Daun Setiiai P. Inacroctvpa dari I<elas Ukuran Buah I 1 1 yang Diberi Berbagai Perlakuan Petnupukan ..............................
43
IS.
19.
20. 21.
Perbandingan Rata-Rata Pet-taml'ahan Jumlah Daun Semai P. jilawocnvpa dal-i Icelas Ukuran Buah I\/ yang Diberi Berbagai Perlakuan Pemupukan .................... ...... .
43
Perbandingan Rata-Rata Pel-iambahan Jumlah Daun Selnai P. ~ ~ i r m o c o r dari l m Bcrat dan Ukuran Benih yang Berbeda pada l<e!as Ukuran Buah Ill yang Diberi Berbagai Perlakuan Pemupukan ....................................................................................
48
Perbandingan Rata-Rata Pertamballan Tinggi Seniai P. j?facrocarpa di Lapangan dari Icelas Ukuran Buah I1 yang Diberi Berbagai Perlakuan Pemupukan ......................
53
Perbandingan Rata-Rata Perlambahan Jumlall Dsun Semai P. litacrocarpa di Lapangan dari Kelas Ukuran Buah I l l yang Diberi Berbagai Perlakcan Pemupukan ......................
56
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
tlalaman
I.
Data Berat dan Ukuran Benih Mahkota Dewa dari [<elas Ukuran Buall I I .......................
64
2.
Data Berat dan Ukoran Benih Mal~kotaDzwa dari Kelas Ukuran Buah 111 ....................
66
3.
Data Berat dan Ukurzn Benih Mahkols Dewa dari Kelas Ukoran Buah IV .....................
68
4.
Data Jumlah Benih Mahkota Dewa yang Bei.kecambah Selama Periode Pengamatan 3 l l-lari ............................................................................................
70
Data Pertambahan Jumlah Benih Mahkota Dewa yang Berkecambah Setiap Harinya ............................... . . .............................................................................
71
Data Tinggi Selnai Mahkota Gewa dari Kelas Ukurao Buah I 1 Selama Periode Pengamatan ........................................................................................................
72
Data Diameter Seniai Mahkota Dewa dari Kelas Ukuran Buah I1 Selama Periodc Pengamatan ........................................................................................................
74
5.
6.
7. S.
Data Jutnlah Daun Semai Mahkota Dewa dari l<elas Ukuran Buah I 1 Selalna Pel-iode Pengamalan .............................................................
9.
Data Tinggi Semai Mahkota Dewa dari Kelas Ukuran Buah 111 Selama Periode Penga~llatan ........................................................................................................
78
10.
Data Diameter Semai Mahkota Dewa dari Kelas Ukuran Buah I11 Selarna Periode Pengamatan ........................................................
I I.
Data Julnlah Daun Seinai Mahkota Dewa dari Kelas Ulturan Buah Ill Selama Periode Pensamatan ........................ . ......................................
12.
Data Tinggi Semai Mahkota Dewa dari Kelas Ukuran Buah 1V Selama Periode Pengalllatan .................... . ........... ................
13.
Data Diameter Semai Mahkota Dewa dari Kelas Ukuran Buah IV Selama Periode Pensamatan ..........................................................
14.
Data Jumlah Daun Semai Mahkota Dewa dari Icelas Ukuran Buah IV Selama Periode Pensanlatan ..............................................................
IG.
Daftar Sidik Ragam Pengarull Berat dan Ukuran Benih, Pemupuka~ldan interaksinya terhadap Pertamballan Diameter S e m i P. ~nacrocarpadari Kelas Ulturan Buah I 1 .......
90
17.
Daftar Sidik Ragam Pengamh Berat dan Ukuran Benih, ~ e m u ~ ~ u k a n ' dinteraksinya an terhadap Pertambahan Jumlah Daun Semai P. !nacrocarpa da1.i ]<elas Ukuran Bush I I ..............................................................................................
90
IS.
Daftar Sidik Ragam I'engaruh Berat dan Ukuran Benih, Petnupukan dan lnteraksitiya tcrhadap Pertambahan Titiggi Semai P. niucrocarpa dari I<elas Ukuran Buah I11 ..........
19.
Daftar Sidik Ragam Pengaruh Beral dan Ukuran Benih, Pelnupukatl dan lt:teral<sit?ya terhadap Pertatnbahan Diameter Setnai 1'. lnacrocarpa dari i<elas Ukuratl Buah 111 .....
20.
Daftar Sidik Ragam I'engaruh Berat dan Ukuran Benih, Petnup~tlcandan Interal~inya lerhadap Perta~nbahanJumlah Daun Semai P. macrocarpa dari Kelas Ukuran Buah Ill ........................................................................................... Daftar Sidik Ragam Pengaruh Berat dan Ukuran Benih, Petnupukan dan Interaksinya terhadap Pertambahan Tinggi Semai P. !izocrocavpo dari i<elas Ukuran Buah IV ......... Daftar Sidik Ragam Pengaruh Berat dan Ukuran Benih, Pe~liupukatidati Interaksitiya tcrhadap Pertatnbalian Diameter Semai P. ~iiacrocorpodari [<elas B~taliIV .................. Daftar Sidik Ragatn Pengaruh Berat dan Ukuran Benih, Petnupukan dan interaksinya terhadap Pertambahan Ju~nlahDaun Setnai P. !iiacrocar/m dari I
Daftar Sidik Raga111Pengaruh Berat dan Ukuran Benih, Petnupukan dan interalcsinya terhadap Pertambahan Diameter Setnai P. Jiiacrocarpa di Lapangati daii Kelas Ukuratl Buah 111 ............................................................................................. Daftar Sidik Ragam Pengaruh Berat dan Ukuran Benih, Petilupukan datl lnteraksinya terhadap Pertatnbalian Jut~ilahDauti Semai P. niacrocarpa di Lapangati dari Icelas Ukurau Buah I11 .............................................................................................. Daftar Sidik Ragam Pengaruh Berat dan Ukuran Benih, Petnupukan dan Interaksinsa terhadap Pertamballan Tinggi Semai P. macrocarpa di Lapangan dari Kelas Ukuran Buali IV .............................................................................................
.............................. . .......................................................................................................... Daftar Sidik Ragat11 Pengaruh Beral dan Ukurat~Benih, Petnupulcan dan Inlet-aksitiya terhadap Petlambahan Diameter Semai P. lnacrocorpo di Lapangan dari i<elas Ukuran Buah IV ............................................................................................
Daftar Sidik Ragacn Pengaruli Berat dan Ukuran Benili, Pemupukan dan lnteraksinya terliadap Pertambahan Jumlah Daun Semai P.liIacrocn,pn di Lapangan dari Kelas Ukuran Buah IV ............................................................................................. Data Tinggi Semai Malikota Dewa di Lapangan dari Kelas Ukuran Buall 11 Selama !'eriode Pengamatan .............................................................................................. Data Diameter Secnai Mahkota Dewa di Lapangan dari Kelas Ukural~Buali I1 Selalna Periode Pengamatan ................................. .... .............................................................. Data Jurnlali Daun Semai Mahkota Dewa di Lapangan dari Kelas Ukuran Buah I 1 Selama Periode Pengalnatan ........................................................................................... Data Tinggi Semai Mahkota Dewa di Lapangan dari Kelas Ukuran Buah Ill Selalna Periode Pengamatan ........................................................................................................ Data Diameter Se~naiMahkota Dewa di Lapangall dari Kelas Ukuran Buah 111 Selama Periode Pengainatan ...................................................................................................... Data Junilah Daun Semai Mahkota Dewa di Lapangan dari Kelas Ultul-an Buali I l l Selama Pesiode Pengamatan .................................................................................... Data Tinggi Semai Mahkota Dewa di Lapangan dari Kelas Ukuran Boah IV Selama Periode Peiigainataii ............................................................................................... Data Diameter Semai Malikota Dewa di Lapangan dari Kelas Ukuran Buah I V Selama Periode Penga~iiatan ........................................................................................................ Data Jumlali Darcn Semai Mahkota Dewa di Lapangan dari Kelas Ukuran Buah IV Selalna Periode Pengatnatan ...................................................................................... Perkecambahan Mahkota Dewa .................................................................. Data Klimatologi Tahun 2003 dan 2004 .....................................................................
L PENDAHULUAN
A. L a t a r Belakatng Indonesia termasuk tneyara yang memiliki kekayaan keanekaragaiilan hayati tumbuhan obat yang sangat tinggi, yait~t sekitat- 1260 spesies. Salah satu spesies tumbuhan obat tet-sebut adalali tnaliltota dewa yang merupakan spesies asli Indonesia yatig berasal dari Papua. Mahkota dews antara lain bergona sebagai obat kanker, diabetes, darah tinggi, jantung dan hepatitis. Permintaan simplisia tumbuhan obat ~naltkotadewa cenderung iiie~iingkatdari tal~un ke tahun. I-la1 ini terlihat dari liarganya yang ci~kuptinggi yang dapat mencapai Rp. 20.000 salnpai Rp. 50.000 per kilogram (Winarto, 2003). Tingkat serapan total simplisia dalam dan luar negeri selama periode 1983-1988. mengalami peningkatan sebesar 346.78% (Sandra d a n Kemala. 1994). Adanya pet-tnintaan tumbuhan obat mahkota dewa yarlg cenderung meninykat diduga karetia keterbatasan pengobatan ~nedis dan kecenderungan inasyaralat untuk menggunakan obat tradisiotial dalann pengobatan. Apabila lidak segera dilakokati ~tpayabudidaya, iiiaka kelestariaonya kemungkinan akan terganggit. Mahkota dews tergolong tanaman yang dapat dibudidayalan detigan mudali dati dapat tutnbuli dengan baik di berbagai kondisi, pada dataran rendah satiipai dataran tinggi, tiamuti budidayanya liingga saat ini belum banyak dilakukan. Hal ini disebabkant kareoa masill terbatastiya informasi tentang budidaya tumbuhan obat tersebut mulai dari perkecamllahan sa~iipaipenanaman di lapangan. Berat dan ukuratl benih merupakan salali satu faktor yang menentinkan perkecatnbalian, pertutnbuhan dan perkembangan selatljutliya dari tanaman. Menurut S u t o p o (2002), ukurat~dan berat benih berhubungan erat dengan cadangan ~nakanan yang terdapat di dalamnya. Berat benih nnenentnkan besalnya kecambali pada saat per~nulaandatl berat tanaman pada saat dipanen. Mahkota dewa dalam per-tumbuliannya membutuhkan unsut- hara yatig dapat dipenulii ~nelalui Itegiatan petnupultan, karena dapat menyediakan utlsur lhara yang kura~igatau balikan tidak tersedia di dalam tatlali. Di Indonesia, liampir sebagian besar tanalinya berada pada kondisi Itelatrangan tiara dan memiliki struktur yang padat karena didomitiasi ole11 utisur liat (Marsono d a n Sigit, 2001). Sehubungan dengan ha1 tersebut di atas dalam rangka menyediakan informasi tentang bi~didayatumbuhan obat malikota dewa mulai dari perkecambahan sa~npaipenanaman di lapangan. maka penelitian ini perlu dilaki~kan.
B. Tujuatn Penelitinn Tujuan dari penelitian ini adalah : I.
Mengetalioi pengaruh berat datn ulatrat~benil1 malikota dewa (P. A;/ncrucur/~a) asdl Salatiga dari kelas ukuran buali 11, Ill dan IV terliadap perkecambahan.
2.
Meogetaliui pengaroh berat dan ukuran benili niahkota dewa (P. Macrocn~pn)asal Salatiga serta pemupukan terliadap pettumbuhan setnai pada setiap kelas ukuvan buali.
3.
Mengetaliui pengaruh berat da11 ukuran benih mahkots dewa
(P,A4acrocnrpa) asal Salatiga sena
pemopukan terliadap pertitmbuhan bibit di lapangan pada setiap kelas ukuran buali. C . Hipotesis Penelitian
Iklipotesis yang dibuktikan dalaln penelitian ini, yaitu : I.
Berat dan ukuran benili mahkota dewa yang lebih besar pada masing-tnasing kelas u k u ~ a nbuah akan menutijukkan respon pe~.kecambalian (pel-sentasc perkecambahao dan rata-rata hari berkecambali) yang lebili baik dibandingkan yatig lebih kecil.
2.
Berat dan ukuran benil1 yang lebih besar tnalnpu meningkatkan pertamballan tinggi. junulah daun dan diameter batang bibit di perselnaian dan lapangan.
3.
Jenis pupuk kandang berpengal-uh terliadap pe~talnbahantinggi. jumlah daun dan diatiieter batang bibit di persetiiaian dan lapangan.
D. K e g u n a a r ~Penelitian
Penelitian
itii
diliarapkan dapat menyliasilkan kualitas benih yang baik dati jellis pupuk
kandang yang tepat dalaln kegiatan budidaya turnbullan obat tn~alil;ota dewa, scliingga dapat menu~ijangkeberhasilan dalatn budidayanya.
11. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Tumhuhan Obat Mahkota Dewa (Plmleria macrocarpo (Scheff.) Boerl.)
1. Botani Menurut Harmanto (2003), sebagian ahli botani menyebut mahkota dewa berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria papuana Warb. Var. ~vichannii(Val.) Back. Namun adapula yang menyebutnya berdasarkan ukuran buahnya yang hesar-besar, yaitu Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Nama lain dari mahkota dewa, antara lain : pusaka dewa, derajat, mahkota ratu, mahkota raja dan trimahkota. Di Jawa Tengah mahkota dewa dikenal dengan nama makz~tommvo, makuto rojo atau
makuto ratu. Di Banten, orang menyehutnya dengan nama raja obat, sedangkan orang Cina lebih senang menyebutnyapau yang berarti obat pusaka. Menurut Winarto (2003), klasifikasi mahkota dewa dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Bangsa
: Thymelaeales
Suku
: Thymelaeaceae
Marga
: Phaleria
Spesies
: Phaleria nlacrocarpa (Scheff.) Boerl.
Gambar I. Bagiau Tumbuhan Mahkota Dewa
Daun mahkota dewa termasuk daun tunggal yang duduknya saling berhadapan dan memiliki pertulangan daun yang menyirip. Daun benvarna hijau dengan permukaan licin dan tidak berbulu (Winarto, 2003). Daun tua benvarna lebih gelap daripada daun muda. Permukaan bagian atas daun berwarna lebih tua daripada permukaan bagian bawah (Harmantn, 2003). Helaian daunnya berbentuk lanset atau lonjong. Ujung dan pangkal daun runcing dengan tepi rata. Tangkai daun berbentuk bulat dengan panjang 3 - 5 mm (Winarto, 2003). Panjang daun dapat mencapai 7 -10 cm dengan lebar 3 - 5 cm (Harmanto, 2003). Bunga mahkota dewa mempakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2 - 4 bunga. Pertumbuhannya tersebar di batang atau di ketiak daun (Harmanto, 2003). Bunga mahkota dewa benvarna putih dan berbau harum. Bunga berukuran kecil menyempai bunga cengkeh. Mahkota dewa berbunga sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Bunga mahkota dewa biasanya paling banyak muncul pada saat musim penghujan (Winarto, 2003).
Gambar 2. Tumbuhan dan Bagian Buah Mahkota Dewa Buah mahkota dewa terdiri dari kulit, daging, cangkang dan biji. Buah benvarna hijau muda saat masih muda dan setelah tua akan benvarna merah marun. Ukuran buahnya bervariasi, dari sebesar telur ayam kampung hingga sebesar ape1 merah (Winarto, 2003). Ketebalan kulit buah bewariasi antara 0.5 - 1.0 mm. Daging buah berwarna putih dengan ketebalan bewariasi tergantung ukuran buah. Cangkang buah benvarna putih dengan ketebalan dapat mencapai 2 mm. Biji berbentuk bulat lonjong dengan diameter sekitar 1 cm dan memiliki bagian dalam biji yang berwarna putih (Harmantn, 2003). Menurut Winarto (2003), mahkota dewa berbatang bulat dengan permukaan yang kasar dan memiliki percabangan simpodial. Kulitnya berwarna coklat kehijauan, sedangkan kayunya berwarna putih. Akar mahkota dewa termasuk akar tunggang. Penyebaran akarnya ke samping sesuai dengan ukuran panjang sekeliling lingkaran tajuk (Winarto, 2003). Panjang akar mahkota dewa dapat mencapai 100 cm (Harmanto, 2003).
dengan cara dikeringIan datl disangrai sampai gosong, sedangkan batang mahkota dewa dapat digutlakati ~lrituklilengobati penyakit kanker tulang. Canglcang buah mahkota d e w terbukti dapat digunakan ontok pengobatan penyakit kanker payudara, kanker rahim, sakit partl-paru dan sirosis hati. Cangkang ini lebih mujarab dibandingkati dengan kulit dan dagilig buah (Ilarmanto, 2003). Berdasarka:? penelilian praklinis yang dilakukan ole11 dr. R. Sumastuii; rebusan daun atau buah mallkoia dewa dapat pula rnemperlancar persalinan dengan memacu lkontraksi i~~i.rus,namun pemakaian yany berlebihan dapat menyebabkan kegugitran (Winarto, 2003).
B.
Perliecamballan B i j i merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio) yang masili berada dalanl perkenlbangan
yang rerkekang (Sutopo, 1002). Benih adalali biji tanaman yang dipergunakan itntolk tujuan penanaman (Sutopo. 2002). Sebuah beliih dapat dinyatakan telah berkecan~bah apabila telah berkembang me~ijadisemai yang normal (Manan, 1976). Perkecatnbahan adalah suatu kejadian yang diniulai dengan ilnbibisi dan diakhiri ketika radikitla (akar letnbaga ; atau pada beberapa biji disebut kotiledon/l~ipolkotil)memanjang atau muncul melesvari kulii b i j i (Mayes, 1974 drria~nSalisbury dan Ross, 1992), sedangkan menitrut Colds\\,ortlly dan Fislier (1992). pet-kecambahan merupakan s u a t ~proses ~ yang menyebabkan biji yang tidak aktif mengalami perkembangan sedemikian rupa sehingga akan memunculkan suatu selnai. Perkecatnbahan benili didefi~iisikan sebagai suatu rangkaian kejadian diliiana benili menyerap air yang inenyebabkan peningkatan aktivitas metabolisliie dan terbentuknya bibit dari embt-io (Arteca, 1995). Secara teknis. perkecambahan dimulai saat kulit benil1 pecah dan sebuali akat- yang liidup muncul. sedangkan secara praktis. perkecambahan biasanya terjadi apabila sebuali kecambah aiau setiiai muncul di atas tanah (Manan, 1976).
1.
Proses Perkecambahan Proses perkecamballan benih nlerupakan suatu rangkaian kotnpleks dari perubalian-perilballan
~ ~ ~ o r f o l ofisiologi gi, dan biokilnia (Sutopo, 2002). Perkecambahan meliputi pengalnbilan air (imbibisi), mobilisasi persediaan cadangan makanan di dalaln biji dan berlangsungnya kelnbali pertumbuhan dan perkembangan embrio untuk lnelnbenttik struktur tunas dan akar selnai (Goldsworthy dan Fisher, 1992). Tahap pertama suatu perkecarnbaha~ibenih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benili, melunaknya kttlii brtiili dam liidrasi dari protoplasma. Taliap kedua dimulai dengan kegiatati sel-sel dan etlzim-enzitn serta naiknya tingkar respirasi benili. Tahap ketiga merupakan lahap dimana tei:jadi penguraian bahan-bahan, sepetti karbohidrat, lemak dan protein, lnenjadi bentok-benluk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik turnbull. Tahap keempat adalali asiniilasi dad ballan-bahan yang
telali diul-aikan tadi di daerah meristem untuk menghasilkan e~iergi bagi kegiatan pe~nbentukan kotnponen dan pet-tu~nbullansel-sel bal-u. Taliap keli~naadalali pertumbulian dari kecambah nielalui proses pembelalian, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuli (Sutopo, 2002). Menurut Salisbury dan Ross (1992). perbecambalian terdiri dari empat tahapan, yaitrt : I.
Hidrasi atau imbibisi. dimana tejadi tnasuknya air ke dalam embrio sehingga tnembasalii protein dan koloid lainnya.
2.
Pembentukan atau pengaktifan enziln yatig menyebab!can peningkatan aktivitas metah~~lik
3.
Penianjangan sel radikel yang diikuti muncolnya radikel dari kulit biji (perkecambahan yang sebenarnya).
4.
Pertumbuhan keca~iibahselat1jutnya Menurut Sutopo (2002), terdapat dua ripe perkecambahan dari suatn kecambali tanaman,
yaitu: 1.
T i ~ eEpigeal (Lpigeoirs), diinana tnunculnya radikel diikuti dengan mematijangnya liipokotil secaia keseluruhaii d a ~ membawa i serta kotiledon dan pluniula ke atas permukaan tanall.
2.
Tipe I-lipogeal (Ni/>ageoi~,s), diniana munculoya radikel diikuti dengan peti~atljatiganplumula. liipokotil tidak nietiiaiijang ke atas pernuikaan tanah, sedangkan kot~ledontetap berada di dalaiii kulit biji di bawali permukaan tanali.
2.
Falctor-falitor yang R'lempengaruhi Perkecarnbal~an
2. 1. Fakror Internal 2.1.1. Tit~gkatI
Menusut Sadjad (19SO), proses perkernbangan dan pemasakan buah lerdisi dari tiga fase, yaitu:
I . Fase pertumbuhan Fase ini tejadi beberapa hari setelali terjadinya penyerbultan dan pe~nbuahancletlgan laju pet-tombul~annyamenyikitti laju pembentukan jai-ingan. I
Fare pengliilnputian bahan Laju proses penghi~npunan bahan ditenrukan oleh ketersediaan bahan makanan. laju
tsanslokasi balian tersebut ke jasingan benili yang bestitgas menimbun ballan maltanan sesta lteadaan jarinyan pengliobungnya. Selama Case ini &aha11kering mengalami kenaikao sampai tiga kali d a ~kadas i air benili mengalaini penurunan saliipai sekitar 60%.
1 Fase pemasakan Benih inericapai tingkat keillasalta~ifisiologis pada akliir fase penitnbunan bahan makanan. Pada keadaan tersebut benih memiliki vigor yang maksimum.
2.1.2. Pollon Indult Setiap jenis polion rnemiliki umus tellento unluk menyhasilkan benih dalalii jumlah besar maupun lama waktu berlangsungnya produksi benih. Kebanyakan pohon menghasill.;an benih dalam jumlah besar selali~aunlur pestengallan, yaitu sesudah periode pertu~nbuhantingsi yang cepat tetjadi (Manan. 1976). Tekanan-teltanan yang tel-jadi pada pohon induk dapat menyurangi perkecambahan dan vigor dasi bellill yang dihasilkannya. Tekanan tersebut dapat berupa keterbatasan nutrisi maupun akibat kondisi cuaca yalig tidak menguntungkan (Forbes dan Watson, 1992). U~nomnyaproduksi beriih akan lllellingkat dengan beltambalinya umur, kemudian pada umur yans sangat tua produksi benih akan menurun kembali. Keriiamp~~an suatu polion untult tnengl~asilkan benih pada umur tertentu ditentukan oleh tingkat kegiatan metabolismenya (Manan. 1976).
2.1.3. Dormansi Dormansi adalah penangguhan pestumbul~anselnentara dari suato struktul- turnbullan yang mengandung mesistem (Lang, I987 clalaiil Arteca, 1995). Benil1 dikatakan dosman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yan, 0 secara LII~LII~
diangsap telah ~niernenulli persyarataii bagi suatu perkecambahan (Sutopo, 2002). Menurul
Winarto (2003), biji maliltota dewa dapat langsung disemailtan tanpa dilakukan pemacahan dor~nallsi kasetia tidak menuiljnltkan sifat doi-mansi yang nyata.
Mcnurut Sulopo (2002), icrdapat dua tipe dormansi benili, yaltu : I.
Dormansi lisilk Dormalisi fisik n?eiiycbabkan petnbatasan struktural terhadap pel-kecatiibaliaii. seperti kulil
biji yang keras dan lkedap seliingga menjadi penghalang mekanis terliadap masuknya air atau gas pada beberapa jenis benih tanaman. 2.
Dor~nalisifisiologis Dot-lnaiisi fisioloyis disebabkan oleh sejumlah niekanisine yang utiiumnya disebabka!i oleli
zat pengatilr rumbull, bail< zat penyliatnbat maupon zat perangsany tumbuh. Dormansi ini dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor dalam, seperti ketidak~nasakaneinbrio dan sebab-sebab fisiologis lainnya.
2.1.4. Berat dan Ulioran B e t ~ i l ~ Benili dengan ula~ratiyany besar biasanya dihasilkan dari buah terbesar. Benih yang terletak di delkat bagian tengali buah biasanya berukuran lebili besar daripada benili y a y terdapat pada kedua ujuiiy buali (Wlanan. 1976). Beliili yang bet-ukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yany lebili banyalc d a ~ kenlungkinan i ~iieniilikiembrio yang lebih besar dibandingkan benili yang lkecil (Sutopo. 2002). Menurut M a n a n (1976). pengaruh ukuran benih lianya penting selaliia musim pertnmbulian perlama dan yang akan metilegang peranan selalijutnya adalah faktor kelurunan.
2. 2. Faktor Eltsternal
2.2.1. A i r Air
merupakan faktor
yang sangat penting pada awal perkecanibalian benih dan
keberlangsungan liidup suatu bibit tatlalnan pada awal pertumbuliantiya (Arteca. 1995). I<ekurangan air pada lnedia selama proses perkecambahan dapat ~nenurunlkanpersentase perkecambalian karena adanya stress terliadap air (Hanks dan Thorp, 1956 dalan~Arteca, 1995). ivlenurut Goldswortl1y dan Fisher (1992), ketersediaan air penting bagi perkecambahan karena taliapan perkecambalian yang pertama mernerlukan pengambilan air yang sangat banyak. Banyaknya air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benih, tetapi umumnya tidak melampatti 2 - 3 kali berat keringnya (Sutopo, 2002). Dua faktor penting yang ~netnpengaruhipenyerapan air oleli benih adalah sifat dari benih it11 sendiri, terutama kulit pelindungnya, dan julnlah air yang tersedia pada ~ n e d i u ~din sekitarnya. Titigkat pengambilan air dipenyarulii pula oleli temperatur. Temperatur yang tinggi akan ~iienyebabkan n~eningkatnyakebut~thanterliadap air (Sutopo, 2002).
Temper-atur tiierupakan syarat penting bagi perkecatnbahan (Sutopo, 2002), l.e~nperatur mengator kecepatan perkecambahan, penentase perkecarrtbahan dan pertumbuhan berikutnya dari bibit (Arteca. 1995). Coldswortlry dan Fisher (1992) tnenge~llultakaobaliwa suhu met~ipenparuhi waktu y a t ~ g diperlukan ttntuk berkecambah, dimana kot~disi yang lebih hangat menyokong perkecatnbaliart yang lebih cepat. Pada ttmutnnya kecepatan perhecambahan semakin latnbat dengan metiurilllnya temperatur, aka11 tetapi met~itigkatdengat] m2ningkatnya teliiperatur hingga suatu level yanp optimutn dimana akan inengurangi kemungltinan kerusakan benih (Arteca. 1995). Setiap benili tnemiliki temperarur minitnu~n.temperatur optimum dan temperatur t~iaksitnum untuk berkecambah dengan nilai yang berbeda untuk setiap jenisnya (Arteca, 1995). Menurut Sutopo (2002), temperatur optimum adalah temperatur yang paling ti~eng~tntnqgkan bagi berlangsungnya perkecambahan benih dimana dihasilkan persentase perkecambahan tertinggi. Temperator minimom adalall temperatur terendah yang tnasih tnemungkinkan terjadinya perkecambahan yang efektif, sedangkan temperatur maksi~nutnadalah temperatur tertinggi dirnana perkecambahan terjadi (Arteca, 1995). Temperator optimum bagi kebanyakan benih tatiatnan yaitu antara 26.5 - 30°C. Pada temperatur minimum antara 0 - j 0 C kebanyakan benih akan gaga1 untuk berltecambali atau met~galami kel-usakan yang mengakibatkan terbentuknya kecambali abnormal (Sutopo. 2002). Menurut M a n a s (1976). suliu perkecatnbahan yang terbaik bagi benili yaitu berltisat- antara 20 - 30°C. l'anamantanaman tropis dapat men~rnjukkanperkecambahan terbatas pada suliu yang lebili rendali dari 20°C. tetapi ulnutnnya akan berkecambah cukup baik pada suliu setinggi 40°C (Coldswortlry da11 Fisher, 1992). 2.2.3. C a h a y a
Benih me~niliki kebutuhan yang berbeda terlladap callaya untttk perkecambahannya, tergantung pada jenis tanamannya (Sutopo, 2002). Menorut Croclter (1930) c/u/u~nArteca (1999, cahaya merupakan faktor kritis yang rnengat~trperkecambahan. Benih yang dikecambahkarl pada keadaan yang sangat kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang Inengalami etiolasi. I<ecatnbah akan tnengalatni pemanjangan yang tidak nonual pada epikotil atau hipokotilnya selia berwarna pLtcat dan letnah (Sutopo, 2002). 2.2.1. Olisigen
Benih dari setiap jenis tutnbuhan metniliki kebutuhan oltsigen yang bervariasi Bebcrapa benili tnembutohkan oksigen sdbanyak 21% dan benill dari jenis lain tnarnpil bertahan dati tumbuh pada kadar oksigen yany sangat rendall (Arteca, 1995).
Proses sespirasi akan meningltat pada saat perkecambahan berlangsung. I-la1 ini diset-tai pula dengan meningkaunya pengambilan oksigen serta pelepasan karbondioltsida, air dan energi yang berupa panas. Tel-batasnya oltsiyen yang dapat digunakan akan menyebabkatl terhatlibatnya proses perkccambahan betiill (Sutopo, 2002). lvlenusut Arteca (1995), untuk memperoleh perkecambahan yang cepat dan sesagam. perlultaran gas dalam media perkecambahan sangat diperlukan. Oksigen dibutuhl
C . Pertumbulian Semai
Ukuran dan asal benih berpengaruh terhadap pelrurnbuhan selanjutnya dat-i semai. Benih yang dianggap baik adalali apabila daya kecambahnya mendekati loo%, sehingga akan menghasilkan bibit (seedli~ig)di persemaian yang banyak jumlahnya dan kurany lebih seraga~npertutiibuhannya (Manan, 1976). Betlih yang besat- akan menghasilkan semai yang besar pula, karena bellill yang besas akan mcnsuplai lebih banyak makanan untuk pertumbuhan permulaan (Manan. 1976). Semai dasi benih yang besas lebih mudali bersaing dengan benih kecil atau tombuhan lain, misalnya yang mengganggu (Korstian, 1927 d n l n ~ nM a n a n , 1976). Menurut M a n a n (1976), tajuk yang tne~nperoleli cahaya tiiatahari langsung akan mengliasilkan buah yang lebih banyak dibandingkan bagian bawah tajuk yang hanya sedikit memperoleh cahaya matahari. Kecenderungan polioti untuk berbuali banyak atau sedikit dapat pula disebabkan oleh sifat-sifat yang diturunkan (faktos keturunan). Tanah yang selalu basal1 akan lnengganggu penyerapan nitrogen dan zat hara lainnya. Kusangnya kelembaban seringkali rnenghalnbat pemasakan buah, bahkan kekesingan yang lama dapat menyebabkati berkurangnya produksi buah (Manan, 1976). Pengalaman di seluruh dunia telah menutijukkan secara jelas bahwa bibit dan stek dengan kualitas dan kondisi yang buruk tidak dapat bertahan hidup atau tumbuh dengan baik (I'ait el 111. 1991 dnlm~iNyland, 1996). Menurut Nyland (1996), ketersediaan nutrisi bagi tanaman dan kesehatan tanaman dapat dililiat dari warna daunnya. Pohon yang sellat memiliki wama daun yang seraSam serta tunas dan daun yang kol
D. Pemupultao Menurut M a r s o n o dan Sigit (2001), nianfaat utalna dari pupuk yang berkaitati dengan sifat fisika tanah yaitu memperbailki struktur tanah dari padat melijadi gentbur. Selain itu, manfaat pupuk yatig berkaitan dengan sifat kimia tanah yaitu menyediakan unsur hara yang diperlukan basi tanaman. Selain menyediakan unsur hara, pemupukan juga mernbantu mencegah kehilangan onsur hara yang mudah lillang, seperti N , P dan K yang mudah hilang ole11 pengtlapan atau ole11 air perkolasi. Pelnberiall pupuk lengkap dan pengairan yang teratur akan meningkatkan kekuatan tuinbuli pohon, sehinyga produksi buah dan benih akan bertambah ( M a n a n , 1976). Perlumbulian tanaman akan maksimal apabila kandungan unsur hara di dalani tanah culkup tersedia. Malikota dewa ~nembutulikatiunsur tiara makro, ilnsur liara mikro dan mineral. I'upuk yang diberikan pada tanaman obat dianjurkao berasal dari ballan alanii atau pupulc organik, seperti popolk kandang ( W i n a r t o , 2003). Pupuk anorganik tidak dianjurkan tlntuk pernupukan mahkota dews, lkarena diduga dapat n~enimbulkanperubahan efek far~~iakologis ( W i n a r t o , 2003). Pupuk kandanz adalal~catnpuran antara kotoran hewan dengan sisa makanan dan alas tidur lhewan. Campitran
itii
telah mengalami pembusukan seliingga tidak berbentulk seperti asalnya lagi dan
memiliki kandungan Iiara yang cukup ur~tukrnenunjang pe~iumbuhantanaman ( M a r s o n o dan Sigit, 2001). Jenis kotoran hewan yang umum digunakan adalali kotoran sapi, Ikolol-an lkerbao, lkotoran kelinci, kotoran ayam dan kotoran kuda. Tidak ada bukti yang cukrtp signifikan mengenai keunggolan ~nasing-tnasingjenis katoran liewan, tetapi secara umum kotoran sapi lebih banyak digunakan karena ketersediaannya yang lebili banyak dibandingkan kotoran hewan lain ( M a r s o n o dan Sigit, 2001). Menurut M a r s o n o dan Sigit (2001), kelebihan dari pupuk kandang adalah : Aman digunaltan dalam jumlali besar. Membantu menetralkan PI-1. Meliibantu nlenetralkan racun akibat adanya logani berat dalaln tanali. Memperbaiki struktor tanah menjadi lebili gembur. Mempertinggi porositas tanah dan secara langsung meningkatkan ketersediaan air tanah. Membantu penyerapan hara dari pupuk kitnia yang ditambahkan. Membantu mempe~?ahanltansuliu tanah sehingga fluktuasinya tidak tinggi. Kekurangan dari pupuk kandang, yaitu : liarus diberikan dalam jiimlah besar. Secara perbandingall berat, kadar hara yang tersedia bagi tanaman relatif sedikit. Dapat menurunkan kualitas air bila berdekatan dengan sunlber air.
E. Falitol--falitor yang Mernpengaruhi Perturnbullan T a n a m a n Pel?umbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam keliidupan dali
perkembangbiaka suatu spesies. Menurut G a r d n e r el RI. (1991). faktor-faklor
yang
mempengaruhi pertumbuhan, dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal (linylcungan) clan faktor internal. Faktor ekstel-nal yang niempengarulii periumbuhan tatialnan adalah iklim, edafik (tanali) dan faktol- biologis. Sedangkan faktor internal meliputi ketahanan terhadap tekanan ilcli~n, tanali dari biologis, laju fotosintesis, respirasi, pembagian hasil asimilasi dan N, aktivitas enzim. kapasitas ~ t ~ i t ~ i k menyimpan cadangan makanan, pengaruh langsung gen dan diferensiasi. Selain faktor genetik, pel-tumbuhan tanaman sangat tergantung pula pada berbagai faktor lingkungan. I
A. T e m p a t d a n W a k t u Penelitian
Penelitian ini dilaksanaltao di Laborato:iuin
Konservasi Tutnbuhan dan Arboretutn
.l'umbuhan, Departemen I
U.
Uallan datr AIat Penelitian Ballan-bahan yang digunakan adalali benih ~nalikota dewa, ranah latosol, pasir, r~tradan.
pup~tkltandang sapi dan pupirk kandang kainbinp. Benili P. ~nacroco~.l~o berasal dari Salatiga, Jawa Tengah. Benih berasal dal-i tiga kelas ukuran buah yang berbeda, yaitu kelas ttko[.an bual~11, 111 dan LV. Alat-alal yatig digunakan dalani penelitian ini adalah caliper, timbangan analitik, bak kecatiibah, polybag, sprayer, penggaris, cangkul, ayakan tanah, tali rafia dan alat tulis.
C . Metoda Pcr~clitiar~
Penelitian ini dilakukan dalani tiga taliapan kegiatan utama, yait~t perkccambahan benih, pertutnbithan setiiai dan peltumbulian bibit di lapangan. Setiap tahapati kegiatan, meliputi persiapan penelitian dan pelaksanaati penelitian. I . I'erl;ecambal~an Bellill Mahkota Dewa
1. I. Persiapan I'enelitian 1. 1. I. Penelitiar~P e ~ r d a l ~ u l u a n Penelitiati pendahuluan dilakukan untuk iiiengltlasifikasiltan benil] berdasarltati beralnya. I<egiatan ini diawali dengan cara menyeleksi 100 benili pada setiap kelas ulturan buali yatig digunakan, yaitu kelas ukuran buah 11, Ill dan IV. Benill dari ltelas ukuran buah I1 dihasilkan dari buah dengan diameter 3
- 4.5
c ~ l ldan patijang 5 - 6 cm. Benih dari kelas ulturan buah 111 dihasilkan dari buali
dengan diameter 1.G
-
3 cm dan panjang 2 - 5 cm, sedangkan benih dari kelas ukuran buah 1V
dihasilkan dari buall dengan diameter < 1.6 c m dati panjang < 2 cm. Benih dari kelas ukuran buah I tidak digunakan dalam penelitian ini karena jirinlahnya yang terbatas. Benih pada semua kclas ulcurali buah diperoleh dari pengumpul dan berasal dari beberapa pohon induk karcna benih yatig dihasilkan ole11 saw polion iiiduk tidal< dapat rnencapai j 0 0 benih. Pada setiap Itelas ukuran buali_ scluruh benili yang telali diseleksi diukur beratnya kemudian dirata-ratakan.
1. 1. 2. Pengul(uran Rerat dan Volume Bettill Pengukuran berat dilakukan pada masing-masing kelas okuran buah. Nilai berat dari seiiap benih digunakan sebagai dasar
u ~ l l u l tniengltlasifikasikan
benili ke dalalii kelotnpok benil] denyan beral
kurang dari rala-rata dan keiompok benih dengan berat lebih dari rata-rata. Pengukuran patijang, lebar dan tebal benih dilakukan unt~tkmenentukan volume rata-rata pada setiap kelolnpok berat benih. Nilai tersebut digunakan sebagai dasar ontuk mengklasifikasikan benili ke dalatn kclompok benih dengan volume kurang dari rata-rata dan kelotnpok i?enih dengan volume lebih dari rata-rata. Klasifikasi benih berdasarkan berat dan ukurannya disajikan pada Tabel I. Tabel 1. Klasifikasi Benil, P. n~ocroctrrpnAsal Salatiga Berdasarlian Berat dan Ukuran Benill Kelas Ukuran Bual~
Uliuran Rata-rata Berat Rata- Lebar Patijang rata (mg) (m in) (mm) < 950 ing < 15.03 < 13.91 < 950 lng > 15.03 > 13.91 < 15.18 > 950 iny < 15.85 > 950 tng > 15.85 > 15.18
Kclas AI A?
I1
A;
Ai
,-
111
-Az A3
A4
AI Az
IV
A3
1
1
AJ
(
< 778 mg > 778 nig > 778 mg < 688 tng < 688 ~ n g > 688 mg > GS8 mg
1
> 13.93 < 14.42 > 14.42 < 13.14 > 13.14 < 14.04 > 14.04
1
> 12.49 < 13.35 > 13.35 < 11.89 > 11.89 < 12.52 > 12.52
Tcbal
> 7.62 < 8.33 > 8.33 > 7.49 < 7.99 > 7.99 < 7.01 > 7.01 < 7.68
1
> 7.68
Volunic Ratarata (mm3) z 5 9 3 mm' > 1593 mln' < 201 1 inm' >2011 mm' > I301 1nm3 < I 534 mm" > 1534 mm'
-
, > 1092 mm' < 1344 mm' 1 > 1344 inm' 1
1. 1. 3. Persiapan Media Media yang digonakan untuk perkecambahan adalah tanah latosol dan pasir dengan perbandingan 1 : I. Pasir yang telali diayak dicarnpur dengan tanah, kemudian diaduk hingya rata. Campuran tersebut selal~jutnyadimasukkan ke dalam bak kecambah. Sedikit furadan dicainpurkan pada lapisan permnkaan atas media. 1. 2. Pelalisanaan Penelitian 1. 2. I . Penaburan Benih Bak kecambah disiram dengall air sampai basah. Benih kemudian ditaburkan pada bak kecambah dengan posisi niata tunas mengarall ke samping. 1. 2.2. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan dan pengontrolan. Penyiraman dilaltukan satu hari sekali. Winarto (2003) mengemukakan bahwa penyiraman dilakukan setiap hari agar keleliibaban media tetap terjaga. Penyialigan dilakukan terlladap tanaman pengganggu, sedangkan pengontrolan dilakukan terliadap serangan hama, olat maupttn penyaltit yany disebabkan oleh jamur.
Pengamatan terhadap perkecambahan benih dilakukan selanla satu bulan. I'arameter yang diamati adalah jumlali benil1 yang berkecanibah setiap harinya. Respon yang diamat] dalam 11enelitia11 ini, yaitu : a. I'ersentasc perkecambahan (Gcr~nirrtr/ion pocentflgc)
Persentase perkecambahan adalah persentase kecalnbali normal yanz dapat dihasilkan uleli benili rnurni pada kondisi yang menguntongkan dalam jangka waktu yany sudah ditetaphan (Sutopo, 2002). % Perltecambahan =
J u n ~ l a keci~rnbal~ l~ llortnal yang dihasilliao J u t n l a l ~contoll bellill yang diuji
x
100'%~
Kecambali noriiial adalah kecambah yang ~netiiilikiperkenibangan akar primer yang baik. perkenibangan liipokotil yang baik dan sempurna tanpa kerusakan jaringan, pel-tombulian plull~ola yang semporna dengan daun berwarna liijau yang tombuh dengan baik serta ~ile~iiiliki sat11 kotiledon untuk kecambah monokotil dan dua kotiledon unlulc kecambah dikotil (Sutopo, 2002). b. Laju perltecarnbahan Menurut S u t o p o ( 2 0 0 3 , laju perkeca~nbahandapat diulcur deiigan ~iiengliitunyjumlal~liari yang diperlukan untuk munculnya radikel atau plumula. Rata-rata liari berkecambah (RHB) dil~itung dcngan iiienggunakan I-umi~s:
RHB =
111 h~ +n2112
+.....+ I I hi~
nl + n2+..... +ni
dimana : nl =jumlali benih yang berkecambah pada liari ke-i 11, = Iiari saat benih mencapai jumlal~kecambah Ice-i 2. P e r t u n ~ b u h a nS c n ~ a M i a l ~ l i o t aD e w 2. 1. Persiapan Penelitian Kegiatan yang dilakukan d a l a ~ npersiapan penelitian adalah mempersiaplian media tanam. Terdapat tiga macam perlakuan media tanatii yang digunakan, yaitu tanah latosol niurni, campuran tanali latosol dan pupuk kandang kambing serta calnpuran tanah latosol dan pupuk lcandang sapi. Untuk perlakuan dengan rnenggunakan popuk lcandang, baik tanah latosol dan pupuk kandang kambing lnaupun tanali latosol dan pupuk kandang sapi dicampur dengan perbandingan 92.5% : 7.5%. Media yang telah tercampur rata selanjulnya dirnasukkan kedalam polybag.
2. 2. I'claksanaan Penclitian 2. 2. I . I'enyapihan Bibit
I<eca~nbahP. lrlczrocalpu yany telah berumur satu bulan disapih ke dalam polybag. Langkal~ pertanla dalarn kegialan ini yaitu dengan cara menyiratl~ balt kecambah sa~npai telgenang air. Pengambilan bibit dari bak kecan~bahdilakukan dengan mengikutsertaltan sejumlah tanah di sekeliling pel-akaran bibit. I-la1 ini benujuan untuk meminimalkan terjadinya ket-usakan akar. Selelal~perakaran dibersihkan dari tanah di sekelilingnya, bibit keinudian dipindahltan ke dalam polybag. Seiiikit Furadan ditatnbahkan pada per~nukaanatas media. 2. 2. 2. P c n ~ e l i h a r a a nBibit
Pemeliharaan terhadap bibit lnal~kotadewa dilakukan dengan nienyiram bibit setiap satu lhari sekali. Selain itu, dilakukan pula penyiangan terhadap tanaman pengganggu dall pengontrolan terhadap serangan hama. ulat ~n~aupun penyaltit yang disebabkan ole11 jamur. 2.2. 3. I'engamatan d a n Pengambilan Data
I'engamatan dan pengambilan data dilakukan setiap dua tniinygu seltali selama 10 minggu. Parametel--paratne(eter yang diamati, yaitu diameter semai, linggi senlai dan jumlah daun. l'enyukuran diameter dilakukan 2.5 cm di atas pangkal batang, sedangkan pengukuran tinggi dilakuka~ldari leher akar satnpai titil; pertumbuhan tertinggi.
3. Penanaman Bibit Mahltota Dewa di Lapangan 3. 1. Persiapan Penelitian
kegiatan pembersihan lahan, pengolahan tanah, pemasangan Persiapan penelitian tnelip~~ti ajir, dan pembuatan lubang tanam. 3. 1. 1. Pembersihan lahan
Pe~nbersillanlahan dilakukan pada selurull bagian lahan yang akan ditanami. Dalam kegiatan ini dilakukan pula penyingkiran terhadap perakaran selnak belukar dari lahan. Menurut Winarto (2003), apabila pembersihan hanya dilakukan di sekitar tananlan saja, pertumbuhan lnallkota dewa sangat dikhawatirkan akan terha~llbat dan kalali cepat dibandingkan dengan pert~~mbuhansetnak belukar. 3. I. 2. Pengolahan tanall
Pengolahan tanah dilakukan pada lokasi-lokasi yang akan ditanami. Lapisan tanah atas (ropsoil) dan humus sedapat ~nungkintidak hilang atau rusak agar zat-zat yang dibutul~kantanaman untuk pertun~buhannya tetap tersedia. Apabila pengolahan tanah dilakukan tanpa memperhatikan
kondisi lapisan tanahnya, maka pet-ttttnbuhan tanaman tidak dapat berlangsung sesuai dengau yang diliarapltan (Winarto, 2003).
3. 1. 3. I'emasatigan A j i r Penlasangan ajir dilakukan pada lokasi-lokasi dimana lubany tanatn aka11 dibuat. Ajir ditempatkan herdasarkan jarak antar ltrbangtanaln yang ditetapkan, yaitu dengan jarak 2
111s
2 m.
3. 1.4. Pernbuatan Lubang Tanam Lubang tanani dibuat denyan ukuran 30 cm x 30 cm
x 30 cm pada tempat-letnpat yang telah
dipasang ajir. Tanali yaliati dari lapisan atas (fop.suil) dan dari lapisati bawali (.s~~hsuil)ditumpuk terpisah. Kegiatan ini dilakultan seminggu sebelutn penanaman. Menurut W i n a r t o (2003). pembuatan lubang tanatii dilakukan minimal satu minygu sebelutn penanaman agat- aerasi tanali tnetijadi lebili baik. Atlitiya, bagian dasar lubatig tanatii memperoleh udara luar, si~iarmatahari dan lii!jati seliingga tnikroba tanali dan perakaran bibit mudah berkembang setelall bibit ditanam.
3. 2. Pelaltsanaan Penelitian 3. 2. 1. Penanatnan B i b i t Penanaman bibit mahkota dewa dilakukan detigat~ menggunakati tiya macatii pet-lakuan petnup~tltan~ yaitu penambahan pitpuk kandang katnbing pada media, penamballan pupitk katidang sapi pada tiledia dan tatipa perlakuati petnupukan. Untult perlakuan petnupukan, pupilk kandang yang dicamporkati pada tnedia yaitu sebanyak -t 3 kg pel. lubang tanatn. Pada saat penanaman, tanah galian dari lapisan atas pada setiap perlakitan pemupokati dimasitkkan terlebili dahulu sehingga berada pada lapisan bawah lubang tanani. Tanali galian dari lapisan bawali kelnudian diletakkan di atasnya. Tirnbunan tanali dibuat metnbentuk kerltcut (meniburnbun) di selteliling batany tanaman. Tahapan kegiatan penanamail bibit mahkota dewa d i lapangan adalah sebagai berikut :
I. Bibit mahkota dewa dalatn polybag dipindahkan ke areal penanaman dan diletakkan pada setiap lubang tanam di bagian tepi lubang tanalu. Pemindahan bibit dilakukan delipan hati-hali agar tanah dalalil polybag tidak retak. Menurut Winarto (2003), tanah yang retalt dapat menyakibatkan akar metijadi putus sehingga menggangyo proses pettotnbuhan tanaman,
bahkan dapat
menitiibulltan kematian.
2.
P o l y b a ~disobek dari atas ke bawali dengan tnenggunakan pisau tajatii secara hati-hati agar tnedia tidak liancur.
3.
Tanali salian ditnastikkan liingga setengah bagian lubang tanatii.
4.
Bibit tnalikota dewa dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan batas alas perti~ttlu~at~ media rata dengan pertnukaan tanali, lalu dititi?bundet~gansisa media.
5.
Media tanam sela~ijutnyaditekati dasi dua sisi yang berla\vanan secara bessamaan sesta dasi dua sisi lainnya dengan casa yang sama. Hal i ~ i dilakukan i asar bibit tidak mudah rebah.
6.
l'itnbutian tanall diboat tiiembentttlk lkesucot (me~ilbumbutl)di sekeliling batang tanalnali agar air tidak rnenggetiang.
7.
Mulsa (daun-daun kesing, sesasah dan sebagaina) dibesikan di atas timbu~iail ~ a ~ i a lontuk i mengurangi pengoapan ail- yang bedebillan.
8. Ajir dipasang kelnbali pada jasak :0 cm dasi tanaman, kemudian polybag bekas bibit ditetnpatkan di atas ajir sebagai tanda bahwa Illbang tanaln tersebut telah ditanami. 3. 2. 2. Pemeliharaan T a ~ ~ a t n a ~ i
a. Pemopukan Pe~nupulkan dilakukan pada bibit yang dikenakan perlakuan pemupuka~i. Pemupokan dilakukan pada \vaktu sebelum l a n a ~ nsebagai pupuk dasar dan pada pertengallan pertumbullan vegelatif sebagai pupuk silsulati setiap tiga bulan sekali. b. I'enyirania~l
Penyiraman dilakukan pada saat tanam dan setiap satu liari sekali setelali tanam pada saat lanaman ~ilasillkecil. Apabila hari hujan, penyiranian tidak perlit dilakukan. c. Penyiangan Penyiangan dilakukan bessamaan dengall pengukuran tanaman dan pemupukan susulan. Metiltrut Winarto (2003), pettumbuhan tiialikota dewa akan me~ijadi lebih baik dengan adanya penyiangan. Selain itu, penyiangan dapat pula me~nperbaikistruktur taliall sehingga tetap retnali. d. Pengamatan d a n Pengalnbilan Data Pengamatan dan pengatiibilan data dilaksanakan setiap dua minggu sekali selanla dua bulan. Parameter-paratiieter yang diamati yaitit diameter, tinggi dan jicmlali daun.
D. Rancangall Percobaan dali Analisis Data 1. Rancangao P e r c o b a a ~ ~ 1. I. R a ~ i c a n g a nPercobaan untuk Pertunibuhan Semai Rancangan percobaan yang digunakan untuk pestumbuhan s e n ~ a yaitu i rancangan fakrorial 4
x 3 dala~ilpola acak lengkap dengan ulangati sebanyak tujuh kali. Model dari rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yijk=p+Ai+Bj+(AB)ii+Eijr
dimana :
Y
=
iji.
CI
i:
= =
I
Bi
(AB)
E
ijl.
= ij
= =
nilai respon dari unit percobaan dengan berat dan ukuran bellill taraf ke-i dan pe~nupukantaraf ke-j pada ulangaii ke-k iiilai rata-rata u~nuni nilai pengaruh utama dari berat dan ukuran benih pada taraf ke-i nilai pengaroh utaina d a i pemupukan pada taraf ke-j nilai pengaruh interaksi dari unit percobaan de:igan berai daii ukuran benih pada taraf ke-i dan pemopukan pada raraf ke-j nilai galat dari unit percobaan dei;gan berat dan uhuran benil1 t a d ke-i dan pemupultan taraf ke-j pada ulanaan ke-k
Adapun faktoi--faktor yang digunakan dalam penelitian ini adaiall sebagai berikitt : a. F d i f o r A (Beraf cl[lri Uk~wcrn11e11ilr) Untuk ltelas ukuran bualt I 1 (Diameter 3 -4. 5 ctn, Panjang 5 - 6 cm) AI = Benih dengan berat di bawah rata-rata (berat < 950 mg): ukurat~di bewah rate-rara (volume < I 593 mm") A? = Benih detigan besat di bawah rata-rata (berat < 950 iiig); ukicran d i atas rats-rata (volume > 1593 mm') A;= Benih dengan berat di atas rata-rata (berat > 950 mg); ukuran di bawah sate-rata (volume < 20 II inni') A., = Benih dengan berat di atas rata-rata (berat > 950 mg); ukuran di atas rata-rata (volume > 201 I mm') Uiituli kelas uliuran bush I11 (Diameter 1. 6 - 3 cm, Panjang 2 - 5 cni) A , = Benih dengat) berat di bawah rata-rata (berat < 778 mg); ukuran di bawah rata-rala (volume < 1301 mni3) A, = Benih dengan berat di bawah rata-rata (berat < 778 mg); iikuran di atas rata-rata (volume > I301 inm') Benih dengan berat di atas rata-rata (berat > 778 mg); ukui-an di bawah rata-rata (volume A;= < 1534 mm') A, = Benih deqgan berat di atas rate-rata (berat > 778 mg); okuran di atas rata-rata (voluiiie > 1534 mm') Untuli lielas ukuran bualt IV (Diameter < 1. 6 cm, Panjang < 2 cm) A , = Benih dengan berat di bawah rata-rata (berat < 688 mg); ukuran di bawah rata-rata (volume < 1092 tnln3) A, = Benih dengan berat di bawah rata-rata (berat < 688 mg); ukuran d i atas rata-rata (volume > 1092 mm3) A;= Benih dengan berat d i atas rata-rata (berat > 688 mg); ukuran di bawah rata-rata (volume < 1344 mm3) A, = Benih dengan berat di atas rata-rata (berat > 688 mg); ukuran d i atas rata-rata (volume > 1344 mm3) b. F[lIifor B (Pentrtpr~ko~r) B i = tanpa pi~puk B, = pupuk kandang ka~nbing B j = pupuk kandang sapi
1.2. Ratictlngati Percobaati ontok Pertumbultati Bibit di Lapangan Rancangan pc;cobaim yang digunakan unluk pet~umbuhanbibit di lapangan yairu rancangan raktorial 4 x 3 dalani pola acnk letigkap dengati ulangan sebanyak tiga kali. Model dari raiicangan yallg digunalcan adalah sebagai berikot : Yi,k=k+Ai+Bj+(AB);j+E,jk
dimana :
Y
=
ijk
k A
=
=
i
Bi
(AB)
El,
= ij
= =
nilai respon dari ooit percobaan dengan berat dan ukut-an benih taraf ke-i dan pemupukan taraf ke-j pada ulangan ke-k nilai rata-1-ata utnuni nilai pengasuh ittama dari berat dan ukuran benili pada taraf ke-i nilai pengaruh utatna dasi peniupukan pada tat-af ke-j tiilai pengaruh interaksi dal-i unit percobaan dengan berai dan ukurati benih pada taraf ke-i dali pemupul
Adapun faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai bcrlkut : Utttok Lieelas u k u r a n buali 11 (Diatileter3-4. j c n i , P a n j a n g 5 - G cm) A , = Benili dengan berat di bawali rata-rata (bet-at < 950 m g ) ; okusan di ba\vali ram-rata (\,olume I593 tnln') A;= Benili dengan berat di atas rata-rata (berat > 950 mg); ukuran di bawah rata-rara (volume < 201 1 mm3) A,, = Betiih dengan berat di atas rata-rara (besat > 950 mg); ukusan di atas rata-rata (volume > 201 1 mm') Untuli liclas ulturan buah 111 (Diameter 1. 6 - 3 cm, P a n j a n g 2 - 5 cnl) A , = Benih detigan berat di ba~vahrata-sata (berat < 778 mg); ukuran di bawah rata-rata (volilme < 1301 mm') AZ = Benili dengan berat di bawali rata-rata (besat < 778 mg): ulatran di atas rata-rara (volume > 1301 mln') A,= Benih dengan bel-at di atas sata-rara (berat > 778 tng); ukuran di bawali sata-rata (volume < l 534 nim') A, = Benili dengan berat di atas rata-sata (berat > 778 mg); ~ikurandi alas rata-ra1a (volume > I534 tntn') Untuli kelas ulturan b u a h 1V (Diameter < 1 . 6 cm, P a n j a n g < 2 cm) A, = Benih densan berat di bawah sata-rata (berat < 6SS tng); ukuran di bawah sata-rata (volume < 1092 mm3) A, = Benih dengan berat di bawali rata-rata (berat < 688 mg); ukuran di atas sata-rata (volume > 1092 mm') A; = Benih dengan berat di alas rata-rata (berat > 6SS mg); ukuran di bawah rata-raia (volume < 1344 mm') A, = Benih dengan berat di atas rata-rata (berat > 688 mg); ukuran di alas sata-rata (volume > 1344 mm3)
b.
F ( ~ l ( t u rB ( ~ ' ~ I I I I I ~ J I I ~ I I I I )
B = tanpa pupt~k B?= ~pupt~k katidang kambing B3 = p t ~ p i ~lkandang k sapi 2. Atialisis Data
I-lipotesis ttntuL uji F adalah sebaga~bel-ikut : 2. 1. Uotuk P e r t ~ t m b u l ~ aSemai o I : p 1= 0 : 1 -:p 0 :
Tidak ada perlakuan yang bcrpengaruh nyata terliadap pertombulian semai Ada periakuali yarlg berpengaruh nyata terliadap pertunibuhan scmai
H,t: pt = 0 :
l'idak ada perlakuan yang berpengaruh nyata tei-liadap pei-tumbi~lianbibit di lapangan Ada perlakuan yang berpengaruh nyata terliadap perturnbullan bibit di lapangan
+
HI: pt # 0 ;
Pengambilan keputusan terliadap uji F adalah sebagai berikut : 5 F,;,,,
.................... teritna 1-1"
Fl,?, > F,l,b,l ....................teritna H ,
Seiati,jutnya apabila liasil dari itji F terdapat pengarit11 yang nyata terliadap perlalalati, inaka perlu dilakukan uji beda nyata antar perlakuan (uji Duncan) dengan model sebagai bei-ikut :
dimana :
It, = r,
=
P
= =
N
jarak nyata terdekat nilai Least Significant Studentized Range (LSSR) dari tabel, yang nilai~iyatergantung dari tingkat nyata yang diliarapkan serta sejumlah derajat bebas dari kesalaban jarak antara rata-rata perlakuan yang dibedakan jttmlali ulangan dari perlakuan yang dibedakan
Hipotesis yang digunakali dala~iipengttjian beda rata-rata antara perlakuan adalali sebagai berikut : I-I,, : l'idak ada perbedaan antara i-ata-rata perlakuan
1-1, : Ada perbedaan antara rata-rata perlakuan
Pengaliibilan Ikeput~~sa~i tcrhadap pengujian beda I-ata-rala antara pel-lalwan adalali sebagai benkut :
5
R,,....................tcrima I-I,,
X:,- XI,> R,, ....................terirlia HI dimana :
X:,-XI, = jaralk rara-rala perlakuan yang dibedakan
IV. I-IASIL DAN PEMBAHASAN
A. I'erltecao~bahan Beoil1 I? ~rrrrcr~~nrrpo Penzntase perkecambahan umumnya digunakan sebagai parameter untuk viabilitas be nil^. Perltecambalian yang cepat d a t ~ perturnbullan kecambah yang kuat mencei-minkan keltuata~i t~tmbulinyayang dapat dinyatakan dengan laju perkecambahan (Sutopo. 2002). I-lasil pengukuran terhadap ukuran dan berat benih niahkota dewa kelas ukul-at1 buali 11, 111 dati IV disajiltan pada Lampiran 1, 2 dan 3. Data jumlah benil? yang berkecambali selama periude pengamatan 31 hari disajikan pada Lampit-an 4, sedangkati data pertamballan jumlali benili yang berkeca~nbahsetiap harinya disajikan pada ).ampiran 5.
I. Pengaruh Berat d a n Uliuran Benil1 t e r h a d a p Persentase Perkecarnbahan I-lasil rekapitolasi data persentase perkecambal~anbenili P. nzacrocarpa kelas ukuran buah 11, 111 dan IV pada kelas benih yang berbeda disajikan pada Tabel 2. Tabcl 2.
Rekapitulasi Data Perset~tasePerkecarnbahan Bellill P. ~ l ~ c r c r o c ~ I<elas r r ~ ~ a Ukurao Buah 11,111 d a n I V pada Kelas Benil1 yang Berbeda
Secara umum. nilai persentase perkecambahan rata-rata pada seliiua kelas ukuran buah cukup kelas ukuran buah I1 menunjukkan persentase perkecambahan rata-rata tinggi. Benih P. ~r?ucrocurliu rertinggi, paitu sebesar 9S%, sedangkan persentase perkecambahan rata-rata terendah terdapat pada kelas ukuran buah 111, yaitu sebesar 95%. Berdasarkan kelas benih, persentase perkecambahan rata-rata tet-tinggi terdapat pada kelas benih A?, yaitu sebesar loo%, sedangkan persentase perkecambalian ratarata terendah terdapat pada kelas benih A t , yaitu sebesar 93.33%. Tingginya nilai persentase perkecambahan rata-rata pada kelas ukuran buah I1 diduga karena benih ~nemiliki cadangan tnakanan yang banyak sehingga energi yang dimiliki untuk perkecambalian
lebili besar. Kelas ukuran buah I1 rnemiliki ukuran buah terbesar servo berat dan
ukuran benili rata-I-ata tertinggi dibandingkan kelas buah lainnya. Menurut Sutopo (2002), ukuran dan berat benih berliubungan erat dengan cadangan malcanan yang terdapat di dalamnya, y a i t ~karbohidrat. ~ protein, lemak dan ininera1 yang meropakan ballan baku dan energi bagi embrio pada saal pet-kecambalian. Benih yang berat mengandung cadangan inakanan yang lebili banyak dibandingltan denyan benih yang ringan. seliingga energi yang dillasilkan untuk proses perkecambahali melijadi lebih besar.
Lebili rendahtiya nilai persentase perkeca~nbahan rata-rata pada kelas ukuran buali Ill dibandiligkan kelas ukuran buah IV diduga karena terdapatnya beberapa benili pada kelas ukuran boah I l l yany tidak viabel. meskipun memiliki bet-at dan ukuran benili rata-rata yang lebih tinggi. Bellill
yatig tidak viabel memiliki sediki; cadangan tnakanan akibat perkembanyan embrio yany belt1111 sempul-na. I-la1 ini menyebabkan rendalniya ketnalnptlan emhrio dalam mengumpulltan cadangall tiiakanan benih. Menurut Sutopo (2002), benih yang tiaak metniliki viabilitas tinggi beluni meniiliki cadangan ~ilakallaliyany cukup dan juga pembentukan elnbrlo benili beiutii sempurna. I<ematnpuan embrio yang rendah dalam mengulnpulkan cadangan makanan ~nenyebabkanbenili ~ n e l ~ j a dkurang i berisi atau keriput lneskipun memilil~iberat dan okuran benih yang lebili baa;-. Lebih tingginya nilai persenlase perkecambahan rata-rata pada kelas benih A? dibandingkan kelas benih A j dan A,, diduga karena benili A2 memiliki cadangaii ~nakananyang lebih tinggi. meskipltn memiliki berat dan ukuran benih rata-rata yang lebili kecil. Hal ini Ikemongkinan disebabkan ole11 terdapatnya beberapa benih yang tidak viabel pada benili A; dan A&,seliiligea cadangan makatiali yang dimiliki lebih rendali. Rendalinya nilai persentase perkecambahan rata-rata pada kelas betiih A , kenlungkinan disebabkan oleli sedikitnya cadangan makanan benili akibat berat dan itkuran benih rata-rata yatig kecil. Hal ini me~ijadikanenergi yang dimiliki untuk rnendul
I
3
j
7
9
I1
I5
15
17
19
21
Waktu petlgamatan (hari kc-)
23
25
27
29
31
Gralili I-lubungan antara Waktu Peagamatas dengall Juznlal~B e t ~ i l ~ yang Berkecambah untuk Masing-masing Kelas Benil1 p ~ d ai<elas Ukuran Buah Ill
I
3
5
7
9
I1
13
15
17
19
21
2;
25
29
.?I
20
31
27
Waktu pengamatao (hari kc-) Grafili Mubungan antara Waktu I'engamatas dengall J u n ~ l a hBenil~ yang BerLecambah uotuli Masing-masing I
1
3
5
7
9
I1
I3
15
17
19
I I
23
25
17
Walitu pengamatan (hari lie-) Gatnbar3.
Grafik Hubungan antara Waktu Pengamatan dengan Jurtllah Ueni11 yang Berkecambah untuli Masing-masing Kelas Benih pada Kelas Ukuran Buah yang berbeda
2. Pengaruh Berat dan Ukuran Benil~terhadap Laju Perkecambahan
I-lasil rekapitulasi data laju perkecambahan benih P. ~l~ucroco,pir kelas ukuran buah 11, I11 dan
I\/ Dada kelas benih yang berbeda disajikan pada Tabel 3 Tabel 3.
Rekapitulasi Data Laju Perkecambahan Benil1 P. ntacroccrrpu Kelas Uliuran Buah II? 111 dan IV pada Kelas Benih yang Berbeda
Laju P e r k e c a ~ n b a l ~ a n j a d a Kelas Ukuran Buah 11 (hari) 111 (hari) IV (I~ari)
AI 18.08 17.86 20.50 56.44 IS.81
Kelas Benih AI A? 17.08 18.08 18.00 17.12 18.92 19.40 54.00 54.60
~~ 7
Rata-rata
AI 18.16 17.08 17.52 52.76 17.59
Z 71.40 70.06 76.34 217.80 72.60
% :, 17.85 17.51 19.08 54.44
i
--m
B e ~ i i hP. 117ac~ocorprrkelas ukuran buali Ill menunjukkan laju perkeca~iibalia~i rata-rata tercepat, yaittt selama 17.51 liari, sedatigkati laju perkecambahan rala-rata terlama terdapai pada kelas ukuran buali IV, yaiiu sela~iia 19.08 hari. Berdasarkan kelas benili. laju perkecantbalian raia-rata lercepat terdapat pada kelas benih A,. yaitu selama 17.59 hari, sedan~kanlaju perkecambahan rata-rata terlama terdapa! pada benih A t yaitu sebesar 18.81 hari. Cepatnya laju perkecambahan rata-rata pada kelas ukuran bitall Ill dibanding ke!as ukoran buali II. kemungkitia~ididukung oleh kandungan air pada media yang tel-sedia secara opiitnal dalatn tiiendukung i~nbibisibenih dari kelas ukuran buah Illyaiig memiliki berat dan ttkuran benih rata-rata yang lebili kecil. Petiyiraman sekali dalatn seliari diduga kurang memenuhi batas opti~nalketersediaan air bagi kelas ukuran buah II yang memiliki berat dan ukuran benili terbesar, seliingga memperlambat laju perkecambahan. Menut-ut Gardner el biasanya
menghasilkan
(11.
(1991), kandungan air yatig kurang dari batas optimal
i~nbibisi sebagian yang
akan
memperlambat
atau
metiahan
laju
perkecambahan. Lebili lamanya laju
perkecambahan rata-rata pada kelas ukuran buali I V keriitingkiiiaii
disebabltan oleh lebili sedikitnya cada~iganniakanan yatig dimiliki. Kelas buah ukuran I V memiliki ulturati buah terkecil serta bet-at dan okuran benili rata-rata terendali dibandingkan Itelas itkurati buah laitinya. Menuritt Sutopo (2003, ukuran dan berat benili berhubungan era1 dengan cadangan tiiakatian yang terdapat di dalamnya, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan mineral yany merupakan balian balat dan energi bagi embrio pada saat perkecaiiibahaii. Benih yang berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan benih yang ringan, sehingga energi yang dihasilkan untuk proses perkecambahan ~nenjadilebih besar. Cepatnya laju perkecainbalia~irata-rata pada kelas benih Ad diduga karena benih ineniiliki cadangan ~nakananyang tinggi, seliingga energi yang diliiiliki untuk perkecambahan lebili besar. Hal' ini didukung oleh berat dan ukuran benili rata-rata yang lebili tinggi dibandingkan kelas benili lainnya. Rendahnya nilai persentase perkeca~iibahanrata-rata pada kelas benih A , ketnungkinaii disebabkan oleh sedikitnya cadangan inakanan akibat berat dan ukuran benih I-ata-rata yang ltecil. Hal
itii metijadikan enet-pi yang dimiliki untuk ~nendukungperkecatiibalian benili tnenjadi lebili rendali. Hitbungan antara walttu pengamatan denyan jumlah benili yang berkecambali setiap liarinya untuk masing-niasing kelas benih pada kelas ukuran buah yang berbeda disajiltan pada Gambar 4.
Grafili I-lubungan antara Walitu Pengamatan dengar1 J u ~ n l a B l ~e n i l ~ yang B e r k c c a m l n l ~SetiapHarioya antuk Masing-masi~lg)<elas Bellill pada Kelas Uliuran B u a l ~II
I
3
S
7
9
11
13
I5
17
I9
21
23
25
27
29
31
\I'al(tu penganlatan (hari lie-)
Grafili l l u b u n g a ~aotara ~ Walitu I ' e a g a n ~ a t a dongan ~~ J t ~ ~ n l aBl le c i l ~ ysng Berliecamlnl~SetiapHarinya untulc Masing-masing I<elas Bellill pda I<elas Ulcuras Buah III 16 14 12
-2.-= Y
10 8 6 4
2
0 I
3
S
7
9
li
I3
IS
17
1'1
21
23
25
27
2'1
51
Walitu pengematan ( I ~ a r ilie-) ~ r a f i l Nubungan i antara Walitu Penga~natandengan J u ~ n l a l lBenih yang Berliecamlnll SetiapHnrinya untuli Masing-masing l<elas Rcnih nad? Kelas U i u r a n B u a l ~1V
G a m b a l - 4 . G r a f i k H u b u n g a n a n t a r a W a k t u Pengalnatal] d e n g a n J u r n l a l ~ Uenih y a n g B e r l i e c a m b a l ~ S e t i a p Harinya untuk Masirtg-n~asing Kelas Benil1 pada Kelas Uliuran Buah y a n g herbeda
B. P e r t u m b u l ~ a nS e l l ~ a i1'. ~irtrcrocirr~~n I'enga~nala~idari pe~igilkuran tel-liadap berbagai peubali perlulnbulian semai setiap dua minggu sekali selama 10 minggu dilaknkan untuk lnengetaliui peligaruh berat dan ul
Re1;apitulasi Analisis Sidili Ragam tel-hadap Berbagai Peubab P e r t u m b u l i a ~ Semai l 1'. ~ r r t r r r o n r r ~Kelas ~a Uliu~.an Buall 11, 111 d a n 1V
. - . .. ........
/
1 PT
A .
I
PD
/
I I I
PJD
Faktor tuoggal ** ** Beralda~iUkuran Benih (A) * . , e + Peninpukan (B) tli -. Interalai 111 111 t~i A sB I<eterangan : * = berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5% ** = berbeda nyata pada taraf kepercayaan 1% tn = tidak berbeda nyata P T = Pertambahan tinggi PD = Pertambahan diameter PJD= Penambahan jumlali daun
/
a..
PT
/
PD
I
1 ** I * 1 111
tn -
t11
111
PJD tn h
**
I * 1 ** 1 111
.
*
"*
1
111
I. Pengaruh Berat d a n U k u r a n Benih t e r h a d a p Pertumbullan Semai Berat dan okuran benih yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu benili dengan berat di ba\\,ali rata-rata dan ukuran di bawah rata-rata (Al), benili dengan berat di bawah rata-rata dan okuran di atas rata-rata (AZ), benih dengan berat di atas rata-rata dan ukuran di bawah rata-rara (A;) serta benih dengan berat di atas rata-rata dan ukuran di atas rata-rata (A,). Pe~lggonaanbenili deligan berat dan ukuran yalig berbeda merupakan salah satu cara ulituk lnengetahui pengaruhnya terliadap berbayai peubah pertombuhan semai. 1.1. Pertanibahan Tinggi Faktor tunggal berat dan ukuran benih (A) pada kelas ukuran buah I1 berpc~iyaruh nyala tel-liaday pertambahan tinggi semai. Semai da;i benih A, lnenulijukkan respon pertumbuhan yany paling baik terhadap pel.tambahan tinggi, yaitu mengalalni peningkatan sebesar 7.64 cm. Nilai rala-rata
pertamballan linggi terendah te~dapatpada semai dari bellill Ad, yaitu sebesar 5.81 c ~ n sepertl , tersaji pada Tabel 5 dan Gambar 5. Tabel 5.
Uji Beda Nyata Pengar1111 Berat d a n Ukuran Benill I'. rrrocrocrrrl>o Kelas.'Ukuran B u a l ~11, darl IV t e r h a d a p Pertarnbahan Tinggi Semai
No. a
I. 2.
Perlal~uan A,
Rata-rata Pertambahan T i ~ ~ g pgaid a Kelas U l ~ u r a nB u a l ~ rl (cm) I I V (cm) 7.5Oa i.5Ob 7.3Sa 6.69ab 7.64a 6.84a 5.8lb 7.60a
I I
A2
1
2. AI 1 4. A4 I Keterangan : - Nilai rata-rata yang diikuti lhuruf sama tidak berbeda nyata pada taraf ~ i j 5% i A , = Benil1 dengall bcrat di bawah rata-rata dan ukuran di bawah rata-rata A, = Benih dengan berat di bawah rata-rata dan ukuran di atas rata-rata A; = Benih dengan berat di atas rata-rata dan likuran di bawah rata-rata A, = Benih dengan berat di atas rata-rata da11ukuran di atas rata-rata
Pengarub Berat chn U k u r a ~Benih ~ tcrl~adapPertambal~an Tinggi S e m i h r i Kclas Ulwran Buah 11 S
OAl A2
6
Pertamhl~ao 4 tinggi (cni) 2
A3
0
A1
,\?
A3
A:l
q A4
C a m b a r 5. Perbaodingao Rata-Rata Pertamballan Tinggi S e ~ n a I'. i nlcrcrocnrpn dari Berat d a n Ulturan Benil1 yang Berbeda pada Kelas U l i u r a t ~l3ual1 I1 Uji lanjut Duncan pada kelas ukuran buah II menunjukkan bahwa semai dari benih A j tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertalnbahan tinggi dengan se~iiaidari benih A l dan A? sena berbeda sangat nyata dengan semai dari benih A,,. Meskipun delnikiall, s e m i dari benih A j me~nilikinilai rata-rata pertambahan tinggi terbesar (7.64 cm) dibandingkan semai dari benil1 A l (7.50 cm), setnai dari benih A2(7.38 cm) nlaupun senmi dari benih A,, (5.81 cm). S e ~ n a dari i benih A l tidak berbeda nyata dengan semai dari benih A,, namun lnenunjukkan nilai rata-rata yang lebih tinggi serta berbeda nyata dengall semai dari benih A,. Sedangkan semai dari benih Az menunjultkan perbedaan yang nyata dengan senlai dari benih A,. I'aktor lunggal berat dan ukuran benili (A) pada kelas ukuran buah Ill tidak berpengaruh nyard terhadap pertamballan t i n g ~ isemai. Meskipun tidak berbeda nyata, nilai pertainbdlia~l tinygi terbesar terdapat pada benih A, yaitu sebesar 7.16 cm dan nilai perlambahan linggi terltecil terdapat pada benih A t , yaitu sebesar 6.1 1 cm.
Pada kelas ukoran buali IV, faktor tunygal berat dan ukuran benih (A) metnbet-ikan perbedaan yang nyata terhadap pertamballan tinggi semai. Semai dari betiill A,, meni~tijulikanrespon perturnbullan yang paling baik dengan perlatnbahan tinggi sebesar 7.60 cm. Nilai rata-rata pertatnbahan tinggi rerendall terdapat pada setnai dari benih Al, yaitit sebcsar 5.50 cm seperti tersaji pada Tabel 5 dali Gambar 6. Petlgaruh Berst &zn L!!
Cambas 6. Perbaodit~ganRata-Rata Pertarnbahan Tinggi Semai P. ~ ~ ~ ~ ~ c r o c t r r p c r dari Berat d a t ~Ulturan Bellill yang Berbeda pada Kelas Uliuran Buah I V U j i lanjut Duncan pada kelas ukuran buah I V menu~ljukkanbaliwa semai dari benih A, tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap perlambahan tinggi semai dengan semai dari benih A; dan A, sel-ta berbeda sangat nyata dengat1 semai dari benih Al. Meskipun demikian; senmi dari benih A, metniliki nilai rata-rata pertambahan tinggi terbesar (7.60 cm ) dibandingltan semai dari benih A; (6.84 cm), semai dari bellill A2(6.69 cm) maupun se~ilaidari benih A , (5.50 cm). Selnai dari benih A; tidak berbeda nyata dengan selnai dari benih A2dan A t namun menunjukkan nilai rata-rata yang lebih tinggi. Detnikiali pula selnai dari benih A2 yalig tidak berbeda nyata dengan selnai dari benih A t . Besarnya nilai rata-rata pertambahan tinggi semai dari benili A, pada kelas ukuran buah Ill dan 1V serta setnai dari benih A; pada kelas ukuran buah II diduga karena benih memiliki cadangan ~nakananyang lebih banyak. sehingga energi yang dimiliki u ~ i t u kpel-tutnbuhati tanaman lebih besar. Setnakin besar energi yang dimiliki maka perlumbuhan tanaman akan semakin optimal. Menorut Gardeer el 111. (1991), pada umulnnya benih yang besar tnemungkinkan petnunculan semai dan pertumbuhan semai yang lebih baik. Benih yang besar akan mensuplai lebih banyak makana11ontok peliumbuhan permulaall sehingga akan menghasilltan semai yang besar pula (Manan, 1976). D i dalam jaringan penyimpanannya, benih mengandung karbohidrai. protein: lemak dan mineral (Sutopo, 2002). Iaman yang lebih optimal. Menorot Wocker dan Rl~cltntan(1968) n'alrr~l~ Sutopo (2002), ukuran benih menunjukkan korelasi positif terhadap kandungan protein. Semakin berat aiau besar ukuran benill
I'engarul~ Bcrat (Ian Ukuran Bellill terhadap Pertanibahao Diameter Semai dari Kelas Ukuras Bun11 11 0
Pertarnballan 0 diameter 11 (mm) 0
OAl A2 0 A3 0
11
G a m b a r 7. Perbandingan Rata-Rata Pertanlballan Diameter Semai I'. nlocrocrrrpo d a r i Berat d a n Ulinran Bcnih yang Berbeda p a d a Kelas Ulturan B11al1 It Uji lanjilt Duncan pada kelas ukuran buali I I menunjukkan baliwa semai dari brnili A; tidak berbeda nyata dengan semai dari beilih A?, berbeda nyata dengan seinai dari benih A l dan berbeda sangat nyata dengan s e m i dari benih A,. Meskipi111 deiniltian, selnai dari benili A; liielililiki nilai ratarata pertambalian diameter tertinggi (0.39 mm) dibandingkan semai dari benih A? (0.36 mm), semai dal-i benili A , (0.26 inm) maupun semai dari benil] A.I (0,19 min). S e ~ n a dari i benili A! tidal< berbeda nyata dengan semai dari benih A l namun inlelniliki nilai rata-rata yang lebill tinggi serca berbeda sallyat nyata dengan semai dari benili A,. Deinikian pula semai dari benih A l yang tidak berbeda nyata dengan semai dari benih Ad. Faktor tunggal berat dan ukuran benili (A) pada kelas ukilran buali 111 berpengaruli nyata terhadap pertambahan diameter semai. Nilai rata-rata pertambahan diaineter tertinggi terdapat pada selnai dari benih Aa, yaitu sebesar 0.34 mm, sedangkan nilai rata-rata pertambalian diameter terendah terdapat pada semai dari benih A2, yaitu sebesar 0.'17 imm, sepeiti tersaji pada Tabel 6 dan Gambar 8. Pcngaruh Berat dan ULuran Benih twl~adapPertai~lbahan Diameter Semai dari i<elas Ukuran Buall Ill
G a m b a r 8. Perbandingan Rata-Rata Pertamballan Diameter Scrnai P. nirrcroctrrprr d a r i Berat d a n Ulturan Benil1 yang Berbeda p a d a Kelas Uliuran B u a l ~I11 Uji lanjut Duncan pada kelas ukuran buali I11 menunjukkan bahwa semai dari benili A4 tidak inemberikan perbedaan yang nyata terhadap pellambahan diameter seinai dengan seinai dal-i benih A j
dan A t sei-ta bcrbeda sangal nyata dengan setiiai dari benih A?. Meskipun demikian, semai dari benih A., me~liilikitnilai rata-rata pertambahan diameter terlinggi (0.34 tnm) dibandingkan seniai dari benih
A; (0.24 tn~n),setnai dari benil? A , (0.24 tiitn) ~naupunsemai dari benil? A? (0.17 tn~n).S e m i dari benili A; inleiiiiliki nilai rata-rata pertamballan diameter yany sama dengan seiiiai dari benih A l se:ta tidak berbeda nyata detlgan semai dai-i benih A2 tiatnun menutijukkan nilai rata-rata yany lebib tinggi. Demikian pula setnai dari benih A l yang tidak berbeda nyata dengan semai dari benili A,. Pada kelas ukuran buah IV, faktor tunggal berat dan ukuran benih (A) berpenyaruh sangat nyata terhadap pertambahan diametel- . Seliiai dari benih A4 menul~.iukkan respon pertumbuhan yang paling baik, yaitu mengalami pertamballan diameter sebesar 0.30 mm. Nilai raia-rata pcrtambalian diameter terendah terdapat pada semai dari benih A l , yaitu sebesar 0.19 tnm, sepet-ti tersaji pada Tabel
6 dan Gambar 9. L'eo~arul~Berat darl Ukuran Benill terltachp P e r t a m h b n i ~ Diameter Semai dari I<elas Uliuran Buelt I\'
IGlas Benih G a m b a r 9. Perbandingan Rata-Rata Pcrtambahan Diameter Semai P. ~nclerocrrrl~o d a r i Berat dail Ukuran B e n i l ~yang Berbeda p a d a Kelas Uliurao Buah IV Uji laiijut Duncan pada ltelas ukuran buah IV menunjnkkan baliwa semai da1.i benih Ad tidak berbeda nyata dengan semai dari benih A; dan A, serta berbeda sangat nyata dengat? setnai dari benih A [ . Meskipun demikian. semai dari benih Ad memiliki nilai rata-rata pet-tainbahan diameter tertinggi (0.30 inn?) dibandingkan senlai dari benih Pi; (0.26 cm), semai dari benili A2 (0.26 m n ~ maupun ) semai dari benih A , (0.19 tnm). Semai dari benih A, memiliki nilai rata-rata s a n g sama denyan seinai dari benih A? dart berbeda nyata dengan semai dari benih A , Demikian pula semai dari benih A, yang inienunjukaaii perbedaan yang nyata dengan semai dari betiih A t . Tingginya nilai rata-rata pertambahan diameter semai dari benih A4 pada kelas okuran buah 111 dan IV serta semai dari benih A; pada kelas ukuran buah I1 diduga karena benih tnetniliki cadangan makanan yang lebih banyak, sehingga energi yang dimiliki utituk pertumbuhan tanatiian lebih besar. Semakin besar energi yang di~niliki maka pertumbuhan tanaman akan semakin oprinial. Pada umumnya benih yang besar meinungkinkan pemonculan dan pertumbuhan semai yang lebill baik serta tiietniliki potensi fotosintesis yang lebih besar, karena inemiliki suplai makanan yang banyak untuk pettumbuhan permulaan yang pembahasannya telah dikeinukakan sebelumnya.
Rendahnya nilai ram-rata perlambahan diameter pada senlai dari benih A t pada kelas ukorsn buah IV ke~nungkinandisebabkan oleh sedikitnya cadangan makanan benih. I-la1 ini ~netiyebabkati enel-gi yang dimiliki untok metidul
Uji Beda Nyata Pengaruh Berat d a n UIiuran Benil1 P. ~~zc~croctrrpa Kelas Ul
No.
Perialiuan
I.
A,
7
A.
Keterangan : - Nilai A, = A? = A, = A, =
ltat&yita Pertambahan J u m l a h Daun pada ]<elas Ukuran Bun11 IV (Ilelai) 11 (lielai) 15.14ac 14.19bc I 15052
Id i 7 h c
rata-rats yang diikuti huruf satna tidak berbeda nyata pada tarafuji 5% Benih dengan berat di bawah rata-rata dan ukuran di ba\\,ah rata-rata Benih dengall berat di bawah rata-rata dan ukuran di alas rata-rata Benili dengan berat di alas rata-rata dan ukuran di bawah rata-rata Benih dengan berat di atas rata-rata dan ukuran di alas I-ata-rata
P e n g a r u l ~Berat dan Ukuran Benil1 terlladappertambal~an J u m l a l ~Daun Semai dari Kelas Ukuran Buali 11
G a m b a r 10. Perbandingan Rata-llata Perta~itbalianJ u m l a h D a u n S e m a i 1'. rrlacr(>curpa d a r i Berat d a n U t u r a n Bellill yang Berbeda p a d a Kelas Ulturan Bush 11
U j i lalijut Duncat1 pada kelas ukuran buah 11 menut?jukkal?baliwa semai dari benill A; tidak memberikan perbedaan yatig nyata terhadap pertamballan julnlal? daun dengan setilai dari benil?A 2 dati A t serta berbeda sailgat nyata dengan selnai dasi benih A,!. Meskipundemikian. setnai dari benih A; ~ n e ~ n i l i knilai i rata-rata pertambahan julnlal? daun Let-tinggi (16.71 lielai) dibandingkan se~naidari benil? A ? (15.95 lielai), selilai dari benil? A1 (15.14 lielai) maupun semai dari benili Ad (13.29 helai). Selnai dari benih A 2 tidak berbeda nyata dengan selnai dari beliih A t natnun memiliki nilzi rara-raca yang lebih tinggi serta berbeda nyata dengan selnai dari benih A4, Delnikian pula selnai dari benih A , yang tidak berbeda nyata dengan seniai dari benil? Ad. Faktor titnggal berat dan ukuran benili (A) pada kelas nkuran buali Ill tidak berpengaruli nyata terlladap pertambahan jumlah daun. Meskipiln tidak berbeda nyata, nilai pel-tamballan jumlah daun terbesar terdapat pada benih A, yaitil sebesar 16.09 helai. Pada kelas ukuran buali I V , faktor tltnggal berat dan ukuran benih (A) berpengaruh nyata terhadap pertamballan jumlah daun. Nilai rata-rata pertambahan j u ~ n l a hdaun tertinggi terdapat pada semai dari benih A,. yaitu sebesar 17.24 lielai, sedangkan nilai rata-rata pettambalia~ijumlall daun cerendali terdapat pada scmai d a i benili Al, yaitu sebesar 14.19 llelai, scperti tersaji pada Tabel 7 d a ~ i Gainbar I I Pengnrul~Berat da11 Uliuran B e l l i l ~tcrlladapPcrtambal~at? Jurnlal~Daun Semai rlari I
Garnbar I I . Perbandingan Rata-Rata I'ertambahan Jumlah Daun Selnai I'. 1rllacrocur)Jo d a r i Berat d a r ~Ukuran Bellill yang Berbeda pada I<elas U k o r a n Bual? I V U j i la~ljutDuncan pada kelas ukuran boah I V lnetiunjukkan bahwa selnai dari benil1 A 4 tidak berbeda nyata terhadap pestamballan jumlah d a m dengan semai dari benih A j serta berbeda nyata dengan selnai dari benih A ? dan Al. Mesltipun demiltian, se~naidasi benih Aq lnellliliki lnilai rata-rata pertatnbahan jumlah daun tel-tinggi (17.24 lielai) dibandingkall semai dari benih A 3 (15.90 helai), seinai dari benili A2 (14.57
lhelai) maupun selnai dari benih A t (14.19 helai). Semai dari benih A; tidak
berbeda nyata dengan semai dari benil1 A2 dali A l natnun ~ n e t ~ u ~ l j u knilai k a ~rata-rala l yang lebill tinggi. Detnikian pula selnai dari benih A, yang tidak berbeda nyata dengan semai dari benih A,. Tingginya nilai rata-rata peltamballan jumlah daun pada selnai dari benih A 4 pada Itelas ukul-ali buali I11 dan I V serta setnai dari bellill A; pada Itelas ukuran bitall I1 diduga kareila benih
memiliki cadanyan makanan yang lebih banpak, sehingga energi yang ditiiililci untuk pertumbuhan tanaman lebih besas. Semakin besas energi yang dimiliki tniaka pertutnbuhan tanatnan akan semakin optin~al.Pada utnulnnya benih yang besar memungkinkan pemot~culan dan peslumbullan semai yang lebih baik serra metniliki potensi fotosintesis yang lebih besat-, karena metnililci suplai ntakanan yang banyalc untttk pertutnbnl~anpermulaan yang pembahasannya telah dikemukakan sebeltttnnya. Rendahnya nilai rata-rata penambahan jumlah daun pada semai dari benih A l pada kelas itleuran buah IV kemitngkinan disebabkan oleh sedikitnya cadangan makanan pada britih. Hal ini mcnyebabkan energi yang dimiliki untuk mendukung pertombuhan tanatnan kurang optimal. Rendahnya nilai rata-rata pe~tambahanjumlah daun sernai dasi Genill A4 pada kelas ukuran buah I 1 dan setnai dari benih A; pada kelas ukuran buah Ill disebabkan oleh sedikitnya cadangan makanan pada benih, akibat perkembangan embrio yang belunl sempuma. Hal ini menjadikan rendahnya energi yang dihasilkan untuk mendukung pertumbuhan awal tanaman. 2. Pengaruh P e m u p u l t a n t e r h a d a p P e r t u n ~ b u h a nSelnai
Pemupukan adalah petnberianlpena111bal1a11zat-zat kepada kolnpleks tanah-tanaman untuk ~nelengkapi unsur hasa dalani tanali yang tidak cukup terkandung di dalamnya ( S u t e j o , 1994). I'erlalalat~ peniupitkan yang diberikan dalam penelitian itii yaitit penambahan pitpule kandang kambing pada media. penanlbahan pupok kandang sapi pada media serta media lanpa peslakuan pelnitpukan sebagai konwol. 2.1. P e r t a n ~ b a h a nT i n g g i
Faktor tunggal pemupukan ( B ) pada kelas ukuran buah I 1 berpenyaruh nyata terhadap pel-tambahan tinggi semai. Selnai yang diberi perlakuan pupuk kandang kambing tnenunjukkan respon pertumbuhan yang paling baik, yaitu tnengala~nipertamballan tinggi sebesar 7.91 cm. Nilai rata-rata pertanlbahan tinggi terendah terdapat pada sernai yang tidak diberikan perlakuan pemupultan, yaitu sebesar 6.23 c m , seperti tersaji pada Tabel X dao Gambar 12. Tabel8.
U j i Beda Nyata Pengaruh Pelnupukan terlladap P e r t a m b a h a n T i n g g i Scnlai P. rrtacrocnrpo Kelas U k u r a n B u a h 11, I11 dan IV
No.
Perlaliuan
I. 2.
BI 8 2
Rata-rata Perlambahan T i n g g i pada Kelas U k u r a n B u a h Ill ( c m ) I1 (crn) IV(cm) 4.39~ 5.4lb 6.231, X.54a 7.S9a 7.91a 7.18a 7.1 l a b .. 7.04b -. . --
B3 Iceterangan : - Nilai rata-rata yang diilcuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf i l j i 5% B , = T a n p a perlakuan pemopokan (kontrol) B 2 = I'itpuk kandang kalnbing 8: = P u p ~ t kkaiidang sapi 3.
I'engarab Pemapukan terlladap Pertamballan l i n g g i Semai dsri Iiclas LQiuran B I I ~ II1I 8
BI
6
Pertamballan tinggi (cm)
4
02 B3
0
G a ~ i l b a r12.
Perbandingan Rata-Rata I'ertambahan Tinggi Semai I' ~rltao.ocrr,pn d a r i Iielas Uliuran B u a l ~I1 yang Diberi Berbagai Perlal
Uji lanjut Duncan pada kelas ukuran buali I1 menunjukkan bahwa pemberian pupok kandang kambing tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap perlambahan tinggi semai denyan perlakuan pupuk kandang sapi dan berbeda sangat nyata terhadap lkontrol. Meskipun demikian, semai dengan perlakuan pupuk kandang kambing lneliiililti nilai rata-rata pel.tambaIian tinggi s e m i terbesar (7.91 cm) dibandingkan selnai denyan perlakuan pupuk kandang sapi (7.1 I cm) maupun semai tanpa perlakuan pemupukan (6.23 cm). Semai yalig diberi perlakuan pupuk kandang sapi tidak berbeda nyala terhadap kontrol namun menunjukkan nilai rata-rata yang lebih lingyi dari kontrol. Pada kelas okuran buali 111, faktor tunggal pemupukan (B) berpengaroh sangat nyala terhadap pertambahan tinggi semai. S e ~ n a i yang diberi perlakuan pupuk kandang lcalnbing menunjukkan respon pertumbulian yang paling baik, yaitu mengalami peltamballan tinggi sebesar 7.89 cm. Nilai rata-rata peltamballan tinggi terendah terdapat pada semai yang tidak diberiltan perlakuan pemupukan. yairu sebesar 5.41 cm, seperti tersaji pada Tabel S dan Gambar 13. Pengarub PemupuLan terhadap Pertambahan Tillggi Semai dari Kelas Uliul-an Bun11 111
BI Pertamhaban
02 B3
Pemupukan G a n i b a r 13.
Perbandingall Rata-Rata Pertambahan Tinggi Selnai P. lllrrcrocarpo d z r i I<elas Uliuran B u a l ~I11 yang Diheri Berbagai Perlakuan Pemupu!ian
Uji lanjut Duncan pada lcelas okuran buali 111 menunjultl
perlakuan pupuk kandang sapi dan berbeda sangat nyata terhadap kontrol. Mesltipun delnikian, semai denyan perlakuan pupulc kandang kambing memililti nilai rata-rata pertambahan tinggi semai terbesar (7.89 cnl) dibandinglcan ieniai dengan perlakuan pupttk Ikandang sapi (7. IS cm) mauplill selllai tanpa perlakuan pemupukan (5.41 cm). Semai yang diberi perlakuan pupuk kandang sapi juga mcnu~~jukkan perbedaan yang nyata denyan konirol. Pada kelas ulturan buah IV, iaktor tunggal pemupukan (B) berpellgarull sangal nyata terliadap pe~tambahan tinggi semai. Semai yang diberi perlakoan pupuk kandalig kambing menonjukkan respon petturnbullan yang paling baik, yaitu Inengalami pertambahan tinggi sebesar 8.54 cm. Nilai rata-rata pertambahan tinggi terendah terdapat pada sernai yang tidak dibel-ikan perlakuan pemupukan, yaitu sebesai-4.39 cm, seperti tersaji padaTabel S dan Gambar 14. Pengarult Pemupul
BI
Per-tarnbal~no tinggi (cln)
82 B3 BI
132
03
Pemupukan G a m b a r 14. Perbandingan Rata-Rata Pertambahan Tinggi Semai P. nrocrocrrrlJo dari Kelas Uliuran Buah IV yang Diberi Berbagai Perlakuan P e n ~ u p u l i a n Uji latijut Duncan lnenunjrlkkan bahwa pernberian pupuk kandang kambing memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertambahan tinggi s e m i dengall perlakuan pupuk kandang sapi dan berbeda sangat nyata terhadap kontrol. Sernai dengan perlaltuan pupuk kandang kambing memiliki nilai rata-rata pertambahan tinggi s e m i terbesar (8.54 cm) dibandingkan semai dengan perlakuan pupuk kandang sapi (7.04 cm) Inlaupon selnai tanpa perlakuan petnupultan (4.39 a n ) . S e m i dengan perlakuan popuk kandang sapi juga menunjukkan perbedaan yanq sangat nyaia terhadap kontt-01. Tingginya nilai rata-rata pertambahan tinggi selnai P. ~r~rrcrocnrp(~ dengan perlakuan pi~puk kandang kambing diduga karena kandungan unsur hara pada perlakuan pupuk kandang kanibing lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan pupuk kandang sapi dan kontrol. Pupult kandang kambing mengandung N sebesar 0.6%. 1' sebesar 0.3% dan I< sebesar 0.17%, sedangkan pupuk kandang sapi mengandung N sebesar 0.4%, P sebesar 0.2% dan I< sebesar 0.1% (Marsono dan Sigit. 2002). Unsor dalam bentuk yang tersedia akan le'bih cepat terserap ole11 tanaman untuk digunakan dalam proses metabolisme. Icetersediaan hara oleli pupllk kandang dipengaruhi oleli ti~igkat dekolnposisi dari pupuk kandany tersebut. Pupuk kandang kambing ter~nasukpupuk yang lebih cepat
tesdekomposisi daripada pupuk kandang sapi kasena memililti kandungan N yang lebil~ tinggi ( S c t y a ~ n i d j a j a 1989 , dulrr~aI'l.ati!vi, 2003) Menurut Lingga (199S), p~tpuk kanda~igk a ~ n b i n gtel-niasuk pc~puk panas, ditnana terjadi penguraian unsur liara yang lebili cepat oleli rnikroorganis~ne.I-la1 ilii menyebabkan onsur liara lebili cepal lersedia untok pertulnbuhan tanaman. Pupuk kandang sapi termasuk pupult dingin, dimana pengosaian onsur liara berlangsung perlalian seliingga tidak m a n b e n t u k panas. Selain itu, pupuk kandang sapi batiyak mengandung air dan lendir yalig akan berkerak pada saat terkeca oJasa. I-la1 ini menyebabkan air dan ildara sukar masuk dan akan mengliambat proses pengut-aian ( S u t e j o , 1994). Unsus liara yang lambat tersedia bagi tanaman akan mempengasuhi kecepatan perturnbullall tanaman. I<elebilia~i pupuk kandang anlasa lain dapat rnempeslinygi l i u m ~ ~ smemperbaiki , struktur tanaman dan mendosong keliidupan jasad renil< ( S a b i h a m dkk., 1989). Menorut A d i a n t o (1984). p i ~ p ~ t kandang k berperan pula sebagai somber e~lergibagi mikroorganisme tanali seliingga terjadi peningkatan aktivitas biologis di lingkungan tersebut. Hal ini nlenjadiltan tanah gelnbitr dan sarany yang memungkinkan akar tanaman dapat masuk lebih dalam k e tanah untuk mendapatkan balian-bahan mit~eralyang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Rendahnya keniungkinan
nilai sata-rata
periambahan
tinggi s e ~ n a i tanpa perlalittan
pemupukan
disebabkan ole11 kandungan unsur liara pada ~iiediayang rendah. Menosot Sutcjo
(1994). tidak lengkapnya unsur hara makso dan mikro dapat mengakibatkan lialiibatan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta produktivitasnya. 2. 2. P e r t a m b a h a n Diameter
Peslakuan peliiupukan pada kelas ukusan buah I 1 tidak berpengaruh nyala terliadap pertambalian diameter. tiamun semai yang dibesi perlakuan pupult kandang kambing memiliki nilai sata-sata pertambahan diameter yang paling tinggi, yaitu sebesar 0.35 mm.Nilai rata-rala pertamballan dialiieter terendali terdapat pada se~uaiyang tidak diberikan peslakuan pe~nupultan,yaitu sebesar 0.25 nim. Pada kelas ulturan buah Ill, pel-lakoan pemupokan tidalt m e n u ~ i j u k k a nperbedaan yang nyata terliadap peltatnbalian diameter. Mesltipun tidak berbeda nyata, semai yang diberi perlakuan p u p ~ ~ k kandang kalitbing memiliki nilai rata-rata peltamballan diameter yang paling tinggi, yaitu sebesar 0.27 m m . Nilai rata-rata pestamballan diatneter terendali terdapat pada seniai yalig tidak diberiltan perlakuan pemupokan, yaiti~sebesas 0.22 nim. Faktor tilnggal pemupukan (B) pada kelas okuran buah IV, berpenyaruli sanyat nyata terliadap pertambahan diameter semai. S e ~ u a i yang diberi perlakuan pupul~ kandang kambing menunjultkan respon pertumbuhan yang paling baik, yaitu mengalalni pertamballan diameter sebesar 0.3 I m m . Nilai rata-rata pertambahan diameter terendah terdapat pada semai yang tidal; diberikan perlakuan pemupukan, yaitu sebesar 0.19 m m , seperti tersaji pada Tabel 9 dan Gambas 15.
Tabel 9.
Uji Beda Nyata Pengarult Pemuptiltan terlladap Pertamballan 1~iatttete1-Semai I? rr~ucroctrrp(rKelas Ukuran Buah IV Rata-rata pertambaltan diametei- (mm) 0.19b 0.3 1a 0.27~1
Pernnpuliao I. 2.
I'ersentase terliaclap Itontrol (%,) 0 63.16 42.1 1
B, (IControl) B2 (Pupult kambing) 3. 8, (Pupuk sapi) I<eterangatl : - Nilai rata-rata yang diikuti hurufsatna tidak berbeda nyata pada taraf 11ji B , = Tanpa perlakuan pemupultan (kontrol) B2 = Pupuk kandang katnbiog B j = Pi~pukkandang sapi
.,
Pengnruh I'emupukm terhadapPertan~lnhan Diatt~eterSemai dnri l<elas Uliuran Bunh IV 0.4
Pertambal~att diantetcr (mm)
0.;
OBI
0.2
O B2
0. 1
q B3
il
G a n ~ b a r15.
Perbandingait Rata-Rata Pertainballan Diameter Semai 1'. rrrrrcroccrrpr~ d a r i I<elas Ulturan Bualt IV yang Diberi Berbagai Perlaltuan I'etttupukan
Uji lanjut Duncan pada kelas ukuran buah IV menunjukkan bahwa semai dengan perlakuan pupuk kandang kambing tidak berbeda nyata terhadap semai dengan perlakuan pupuk kandang sapi dan berbeda sangat nyata terhadap kontrol. Meskipun demikian, s e ~ n a idengan perlakuan pupuk kandang karnhing meiniliki nilai rata-rata pe~tambahandiameter terbesar (0.31 mtn) dibandingkan semai dengan perlakuan pupuk kandang sapi (0.27 mm) maupun s e ~ n a itanpa perlakuan pemupukan (0.19 mm). Detnikian pula semai dengan perlakuan pupuk kandang sapi yang tidal< berbeda nyata dengait koutrol. Tingginya nilai rata-rata pei-tambahan diametel- s e ~ n a iI? rilrtrcrocrrrpn dengan perlakuan pupuk kandang kambing diduga karena kandungan unsur liara pada perlakuan pupuk kandang kambing lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan popult kandang sapi dan kontrol. Selaiii iw, penyuraian unsur hara oleh mikroorganisme pada pupuk kandang kambing berlangsung Iebih cepat. Hal ini menjadikan unsur hara lebih cepat tersedia bagi tanaman untuk digunakan d a l a n ~proses n~etabolisme yang pembahasannya telah dikemutakan sebelumnya. Rendahnya nilai rata-rata pertamballan diameter semai tanpa perlakuan pemupokan ketnungkinan disebabkan olell kandungan unsu!. hara pada media yang rendah. I-la1 terscbul inenyebabkan liatnbatan bayi pertombuhan dan perkembangan tanaman sel-ta pt-oduktivitasnya.
2. 3. Pertambahan J u ~ n l a Daun l~
Faktor titnggal pemupukan (B) pada kelas ukuran buah I I belpengaruh nyata terliadap peitambalian jutnlali daun. Semai yang diberi perlalkuan popuk kandan:: lkambing rnenu~i.jukltanrespoti pertumbuhan yatlg paling baik, yaitu mengalami perramballan jumlah daun sebesar 16.82 lielai. Nilai tata-rata petlambahan jumlah daun terendah terdapat pada se~naiyang tidak diberika~i perlakuan pemupokan, yaitu sebesal- 14.36 lielai, seperti tersaji pada Tabel I0 dan Ga~nbar16. Tabel 10. Uji Beda Nyata Pengarul~Pemuputan terhadap Pertambahan Jurnlal~D:tun S e ~ n a P. i f1lacrocnrpo Kelas Uliuran Buah 11,111 dan IV No.
Pet~lalkuan
I. 2.
13, Bl B3
J
.
liata-rata Pertambahan Jnrnlal~Daun pada I<elas Ukuran Buah 11 (helai) Ill (hclai) IV (Iiclai) 14.36b 15.32b l3.6Sb l6.82a 17.82a 16.68~1 14.64b 15.S9ab 16.07a
Iceterangan : - ~ i l a rata-rata f yang diikuti liuruf s a ~ n atidak berbeda tiyata pada taraf uji 5% = Tatipa perlakuan pe~nulxikan(kontrol) BI B2 = Pup~tkkandang ka~nbing B; = Pupuk kandang sapi I'eogaruh Pemupukan t e r l ~ a d ? p I ' e r t a ~ n l n lJurnlaI~ ~a~~ Daun Semai dari I
Pemupukan C a m b a r 16. Perbandingan Rata-Rata Pertamballan Jumlah Daun Semai 1'. ~rtocrocnlprr dari Kelas Uliuran Buah I1 yang Diberi Berbagai Perlaltuan Pemitpttltan Uji la~ijutDuncan pada kelas ukuran buah I1 me~iutijukkanbaliwa semai denyan perlakuan pupuk katidaiig kambing berbeda nyata terliadap semai dengan perlakuan pupuk ka~idatigsapi dan berbeda sangat nyata terhadap kontrol. Se~iiaidengan perlakuan pupuk kandang kaiiibing metiiiliki nilai rata-rata perramballan jumlali daun terbesar (16.82 lielai) dibandingkan semai dengan perlakuan pupuk kandang sapi (14.64 lielai) lnaupun se~naitanpa perlakuan pemupukan (14.36 lielai). Pemberian pupnk kandang sapi tidak berbeda nyata terl~adappertambahan jumlali daun dengan perlaltuan tanpa pemopukan, namun memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari kontrol. Pada kelas okuran buah Ill, faktor tunggal pemupukan ( 8 ) berpengaruh nyata terliadap pe~~atnbalian jotiilali daun. Semai yang diberi perlakuan pupolk kandang kambing menuti,jukkan respon penumbuhan yang paling baik, yaitu tnengalami [pel-tambahanjumlali daun sebesar 17.82 lielai. Nilai
U.ii laniut Duncan pada kelas okuran buah IV tii~.nttnjukkanb a l ~ w asemai dengan perlakuan pupuk kandang kambing tidak berbeda nyata terhadap semai dengan perlalcuan pitpilk kandang sapi da11 berbeda sangat nyala terhadap komrol. Meskipull demikian, selnai dengan perlakuan pupirk kandang kambing memiliki nilai rata-rata pertatnbahan jutnlah daun tertinggi ( 1 6 6 8 helai) dibandingka~i setnai dengan perlakuan pupuk kandang sapi (16.07 helai) tiiaupitn semai tanpa perlakuan pemupukan (13.68 helai). Peniberian pupuk kandang sapi berbedz nyata detigdn kontrol tel-hadap pertambahan jutillah daun. Tingginya nilai rata-rata pettambaha~ijumlah daun semai P. ~ r i n c r ~ c r r r ldengan ~o perlakuan pupuk ka~idangkambing diduga karena kindungan unsur hara pada perlakuan pi~pitkliandang kambing lebill tinggi dibandingka~ipada perlakitan pitpl~kkandang sapi dan kontrol. Selain itu, penguraian itnsur hara ole11 tiiikroorganistne pada pupuk kandang kambing berlangsung lebih cepat. Hal ini tne~ijadikanunsur hara lebih cepat tersedia bagi tanaman unluk digunakan dalam proses ~netabolis~ne yang petnbahasannya telal~diketnukakati sebelittnnya. Rendallnya nilai rata-rata pertambahan diameler semai tanpa perlakuan pemupukan kemut~gkinan disebabkan oleh kandungan u~isur hara pada media yang rendall. I-la1 tersebut menyebabkan hambatan bagi pet-tumbuhan dao perkembangan tanaman sel-ta produktivitasnya. 3.
P e n g a r u l ~ lnteralisi a n t a r a Ro'at d a n Ukuran Benih dellgall Pentupltlian t e r l ~ a d a p P e r t u m b u h a n Sernai
3.1. P e r t a m b a h a n Tinggi Berdasarkan hasil analisis sidik ragaln pada Tabel 4, faktor interaksi antara berat d a ~ iolkuran benih dengan pemupukan pada kelas ukitran bush 11, Ill dan IV tidak berpengaroh nyata terhadap penatnbahan tinggi semai. IJada kelas itl.rura11 buah 11, nilai i.ata-t.ata pet-tamballan linggi terbesar terdapat pada perlakuan pupuk AIDj, yaitit sebesar 8.50 cm, sedangkan nilai rate-rata terendah terdapat pada perlakuan A4B3.y a i t ~sebesar 4.61 cm. Tingginya nilai rata-rata
pertambahan titlggi pada perlakuan AIB, diduga karena
perkembangan etnbrio benih yang baik, sehingga ~iietniliki ketiiampuan yang tinygi dalatn mengumpulkan cadangan tniakanan sebagai energi bagi pertombuhan tanaman. Selain itit, dengan penamballan pupuk kandang sapi diduga unsur hara pada tnedia tersedia dalatn jumlah yang ~nemadai untuk mendukung perturnbullan semai. Rendahnya nilai rata-rata pe~lambahantinggi pada perlakuan A4B3 ketnungl~inan disebabkan ole11 perkembangan embrio pada benih A, yang kurang optitnal. Hal itii tiietijadikan pertombuhan semai yang kurang baik, meskipull telah diberi perlakuan pupuk kandang sapi. Menurut Sutopo (2002), kurang baiknya
perkembangan
embrio
menyebabl~an ketnampuan
etnbrio dalam
mengumpulkan cadangan makanan yang rendah sehingga benih menjadi kurang berisi atau keriput meskipun memiliki berat dan ukuran benil] yang lebili besar. Pada kelas ukuran buah
I l l . nilai rata-rata periambahan tinggi tcsbesar terdapat pada
pcslaltuan A l B 2 , yailu sebesar 8.74 cm, sedangkan nilai rata-rata tet-endall terdapa~pada peslakua~i A I D , , yaitit sebesar 4.24 cm. Tingginya nilai rata-I-ala pertatnbahan tinggi pada perlakuan
AIB, didttza kal-ena
perkembangan embrio benih yang baik, sehingga ~nerniliki keii~ampuan yang tinggi dalatn tnengumpulkan cadangan makanan sebagai energi bagi pe~.tumbuhan tanaman. Selain itu, dengan penatnbalian pttpilk katidatig lkambing diduga unsur hara pada ~ n e d i atersedia dalam jumlah yang tniemadai untuk n~endukungpertumbulian semai. Rendalinya nilai rata-rata pertambahati tinggi pada perlakuan A I B , kemungkinal~ disebablati ole11 kandungan unsus hara pada media yang rendah. Menurut Sutejo (1994), tidak lengltapnya unsur hara inakro dan mikro dapat mengakibatkan hambatan bagi pertittnbuhan dan perkembangan tanaman scna produktivitasnya. Nilai rata-sata pestatnbalian tinggi terbesar pada kelas okuran buali IV terdapit pada setnai perlaltuat~A,B2. yaicu sebesar 9.57 cm, sedangkan ~nilai rata-rata terendali terdapat pida perlakuan AIDl, yaitit sebcsar 2.77 ctn. Besarnya nilai rata-I-ata pellambahan tinggi pada perlakuan AJB, diduga kat-ena benili tnemiliki cadangan tnakanan yang banyak, sehingga energi yang ditniliki untuk pertumbulian lananian lebih besar. Selain itu, kandungan unsur hara yang lebil~ tinggi pada pupltk kandang kambing menjadikan peliutnbuliaii semai yatig lebili baik. Rendahnya nilai rata-rata pertambahan tinggi pada perlakuan A I B l ketnungkinan disebabkan ole11 sedikitnya cadangan makanan yang ditniliki benih serta kandungan rcnsur hara pada media yang rendah. Dengan sedikitnya jttt~ilahcadangan tnakanan maka semakin kecil pula energi yang ditniliki benili unti~kmendukung pertumbulian tanaman Selain itu, kurangnya unsur liara dapat menghambal pet.tumbuhan dan perkembangan tanaman. 3.2. Pe~.tainbalianDiameter Besdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Tabel 4, faktor interaksi antara berat dati ulturan benih dengaii pemupukan pada kelas ukuraii buah 11, Ill datl IV tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter. Pada kelas ukuran buah 11. nilai rata-rata pertambahan diameter tcrbesar ierdapat pada perlakuan AjBj, yaitu sebesar 0.51 IIIIII, sedangkan nilai rata-rata tesendah terdapal pada perlakttan A&, yaitil sebesar 0.16 mm. Tinggiliya nilai rata-rata pcnambahan diameter pada perlakuan A,Bj diduga karena perltembangan embrio beoil] yatig baik, sehingga tne~nililti ketnatnpuan y d ~ i g tinggi dala~il
menyllmpolltan cadangan tnaltanan sebagai energi bagi perlumbuhan tanatiian. Selain itu, dengat] penambahan p u p ~ l kkandang sapi diduga unsul- llara pada !media tersedia dalaln jumlah yatiy m e n ~ a d a i untuk mendukung peltumbuhan setnai. Rendahnya nilai rats-rata pertarnbahan diame!er pada perlakuan A 4 B ; ke31iungkinan disebabl~anoleh perkel~~banganembrio pada benih Aq yang kurang optimal. I-la1 ini menjadikan pertumbuhan semai yang kurang baik; t~ieskipuntelah diberi perlakuan pupuk kandang sapi. Menurut S u t o p o (2002), kurang baiknya perkembangan embrio menyebabkan kemampuan etllbrio dalaln mengumpulkan cadangan makanan yatig rendah sehingga benih menjadi kurang berisi atau keriput meskipun tnemiliki berat dan ukuran benih yatlg lebih besar. Nilai rata-rata pertambahan diameter terbesar pada kelas ukuraci buall I l l lerdapat pada perlakuan A 4 B 2 , yaitu sebesar 0.39 nim, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada s e m i perlakuan A 3 B , , yaitu sebesar 0.13 inm. Tingginya nilai rata-rata pertambahan diameter pada perlakoan A.,B2 diduga Itarena benih lllelliiliki cad all gat^ makanan yang banyak, sehingga energi yang ditniliki untuk peltumbuhan tanaman lebih besar. Selain itu. kandungan unsur hara yang lebih tinggi pada pupuk kandatlg kalnbing melljadikan peliumbuhan semai yarig lebih baik. Rendahnya nilni rata-rata pertambahan dialneter pada pet-lakuan A z B l kemungkinan disebabkan oleh kandungan unsur hara pada media yang rendah. Menurot S u t e j o (1994), tidak lengkapnya unsur hara makro dan mikro dapat mengakibatkan hatnbatan bagi pertumbuhan dan perkernbangan tanaman serta produkti\,itasnya. Pada kelas ukuran buah IV. nilai rata-rata pertambahan diameter terbesar terdapat pada perlakua~~A4Bz. yaitu sebesar 0.39 mm, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapal pada perlakuan pemupukan A t B l . yaitu sebesar 0.09 mm. Tingginya nilai rata-rata pertambahan diameter pada perlakuan AdB2 diduga ltare>ia benih memiliki cadangan lnakanan yang banyak, sel~inggaenergi yang dilililiki untok pertumbuhan tanaman lebih besar. Selain itu, kandungan unsur hara yang lebih tinggi pada pupok Itandany kaliibing menjadikan pettombuhan semai yang lebih baik. Rendahnya nilai rata-rata peltambahan diameter pada perlakuan A l B t Itemungltinan disebabkan oleh sedikitnya cadangan makanan yang ditniliki benih setta kandungan onsur liara pada media yang rendah. Dengan sedikitnya jumlah cadangan makanan tnaka selnaltin kecil pula energi yang dimiliki benih ilntuk mendultung pertumbuhan tanaman. Selain ilu, lturangnya unsur lhara dapat menghalnbat pet-turnbullan dan pel-kernbangan tanaman.
3. 3. I'ertarnbahan J u m l a b D a u n
Uerdasarkati liasil analisis sidik raga111 pada Tabel 4. falctor interaksi antara berat dan iikul-an bcnili dengan pe~ii~tpukan pada kelas okttran buah Ill berpengaruh sangat nyata terl~adappct-tamballan jumlali ddun, na!ilun pada kelas ukuran buah li dan IV tidak berbeda nyata. Pada kelas ukuran buah 11. nilai rata-rata pertambahan jutnlali daun terbesar terdapat pnda perlakuan A3B?, yaitu sebesar 18.71 helai, sedangkan nilai rata-rata terendah tel-dapat pada perlakuan pupuk .A.,B;, yaitu sebesar l l . I 4 11elai. Tingginya nilai rata-rata pertambahan jumlali d a u i ~pada perlakuan A;Bz diduga Itarena perkembangan embrio benih yang baik, sehingga ~iiemiliki kemampuan yang tinggi dalam mengumpulkan cadangan makanan sebagai eliergi bagi pelfi~mbuhan tanaman. Selain ilu, dengan penambahan pupuk kandany kambing diduga unsur liara pada media let-sedia dalam jumlali yang metnadai untok rnendukung perlumbulian seinai. Retidahnya nilai rata-rata pertambahan jutnlali daun pada perlakuan A,IBz kernlingkinan disebabkan ole11 perketnbangan embrio pada benih A4 yang kurang optimal. I-la1 i t ~ i mel~jadikan pertuinbuhan semai yang kurang baikl meskipon telah diberi perlakuan pupuk katidang sapi. Met~urot Sutopo (7002). kui-ang baiknya p e r k e ~ n b a ~ i g aenibrio ~i menyebabkan kema~npuan embrio dalam mengumpulkan cadangan makanan yang rendah sehingga benih menjadi kurang be!-isi atau keriput ~neskipuiimemiliki berat dan ukuran benili yang lebili besar. Faktol- interaksi antara berat dan ttkuran benili dengan pe~iiupukanpada ltelas ukuran buah Ill berpengaroh sangat nyata terhadap peltambahan julnlah daun. Nilai rata-rata pertamballan jumlali daun tertingyi terdapat pada perlakuali AIBZ, yaitu sebesar 21 lielai, sedangltan nilai rata-rata pertainballan jumlah daun terendali terdapat pada perlakuan AIBj, yaitu sebesar 12.14 helai, seperti disajikan pada Tabel l l dan Gainbar 19. Tabel 11. Uji Beda Nyata Pengaruh I ~ i t e r a l sai n t a r a Berat d a n Ulturan Benih serta Pemupokan t e r h a d a p P e r t a m b a h a n J u m l a h Daun Semai Mabkota Dewa d a r i Kelas U k u r a n Buail 111 No.
Perlakuan
Rata-rata pertambahan jurnlal~ c l a ~ ~(helai) o
Keterangan : Benili dengan berat di bawah rata-rata dan ukuran di bawali rata-rala tanpa perlakuan pemupi~lcan = Benili dengan beral di bawah rata-rata dan ukoran di bawah rata-rsta yang dil-eri perlakitan pupitk kandang kambing = Benih dengan berat di bawah rata-rala dan ul
Pengaruli lntet.aksi antara BCI-at dan Uiiuran Benill dengan Pemupukaa terbsdssp Pertamb;lban Junilal~Daull Semai &I-i I<elas Ukuran Buab 111
Pertatutnhan Jumlall Datln (Iielai)
15
Gambar 19. Perbandingan Rata-Rata Pertambahas Jumlall Daun Semai P. irrrrerocrrrpn dari Berat dan Uliuran B c l ~ i lyang l Berbeda pada Kelas Ulturan Buall I11 yallg Diberi Berbagai Perlaltuan Pemupulian U j i laiijut Duncan menutijukkan bahwa perlakuan AIB? ~nenutijukltanrespon perlutiibulian yang paling baik terliadap pertamballanjomlah daun, yaitil sebesar 2 1 .OO Iielai. Nilai rata-rata terendah terdapal pada perlalkuan AIB;. yaicu sebesar 12.14 Iielai.
'l'inyginya
lnilai rata-rata pertambahan jumlah daun pada perlakuan AIRZ diduga karena
perkembatigan embrio benili yang baik, sehingya nlemiliki lkematnpuan yang tinggi dala~n mengumpulkan cadallgat1 inaleanan sebagai energi bagi perturnbullan tanaman. Selain itu, denyan penambahan pupulc kandang kambing diduga iinsur hara pada aniedia tersedis dalam jumlah yang memadai unruk mendulcung pertuinbuhan semai. Rendahnya nilai rata-rata pertarnballan jumlah daun pada perlakuan AIB, didi!ga karena tedadinya interaksi antara pupuk kandang sapi dengan udara sehingga inlenyebabkan timbulnya kerak. I-la1 ini ~ne~ijadikan air dan udara sukar menembus ke dalamnya dan akan tnenghatnbat proses pengoraian. Menurut L i r ~ g g a(199S), pupuk kandang sapi banyak mengandung air dan lendir yang akan berkerak pada saat tet-kens udara. I-la1 ini menyebabkan air dan udara sukar ~ilasukdan akan mengliambat proses penyuraian. Unsur hara yang lainbat tersedia bagi tanaman akan mempengal-uhi kecepatan pertumbuhatl tana~nan. Pada kelas ukuran buali IV, nilai rata-rata perramballan jurnlah daun terbesar terdapat pada perlakuan A.,B?. yaitu sebesar 18.43 lhelai, sedangkan nilai rata-rata terendali terdapat pada perlakuan AID,. yaitu sebesar 12 lielai. Besarnya nilai rata-I-ata pertambahan jumlali daun pada perlakuan A.,U, diduga karena benih memiliki cada~iganniakanan yang banyak. seliingga energi yang dinliliki ontiik perturnbullan lanaman lebih besar. Selain itu, kandungan onsur hara yang lebih tinggi pada populc katidalig katnbing menjadikan peifumbulian semai yang lebili baik. Rendahnya tnilai rata-rata pertamballan jutnlah daun pada pel'lakuan A I B t kemungkinan disebabkan oleh sedikitnya cadangan makanan yang d i ~ n i l i k benih i serta kandungan unsur lhara pada media yans rendah. Dengan sedikitnya jumlah cadangan makanan maka se~nakinkecil pula energi yalig d i ~ n i l i k benili i untuk inendukung pertuntbuhan tanaman. Selain itu, kurangnya unsur hara dapat tnenghambat pei?umbulian dan perkembangan tanaman.
C. P e r t u m b u l ~ a nB i b i t d i Lapangan Pengamatan dan pengukuran terlladap berbagai peubah pettombuhan setnai di lapangan setiap dua minggu sekali selalna dua bulan dilakukan untuk mengetahui pengaruh berat dan okurati benih, pemitpukan sel-ta interaksinya terhadap pettamballan tinggi, diameter dan jumlall daun. I-lasil pengatnatan dan pengukuran terlladap berbagai peuball perrumbul~anseinai mahkota dewa di lapangan dari kelas okuran buah 11%Ill d a ~ Ii V selama penelitian disa.iikan pada Lampiran 33 sampai Lampiran 41. Daftar sidik ragam pengaruh berat dan ukuran benih, petnupukan serta interaksinya terlladap pertambahan bibit semai, diameter bibit dan jumlali daun d i lapangan pada kelas ukuran buah 11, 111 dan IV disajikan pada Lampiran 24 sampai Lampiran 32. I-tasil reltapitulasi analisis sidik ragam terhadap berbagai peubah pertumbuhan semai d i lapangan disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Reltapitulasi Analisis Sidik R a g a ~ nterhadap Berbagai Feuball I'ertun~bul~anS e n ~ a f'. i ~ i ~ f i c r o c f rdi r [ ~Lapangan ~~ d a r i Kelas U k u ~ a nBuah 11, I11 d a n IV .
Perlakuan
I'eobah Perturnbuhan Semai pads Kelas UIt111.an B u a l ~ 11 111 1V P T PD PJD PT PD PJD P T PD ( P J D I I tn tn :n tn tn t11 III tn I * x tn tn In tn t11 I
F a k t o r tunggal Berat da11 Ukuran Benili (A) Peniup~rkan(B) Interaksi AxB t11 tn tn Keterangan : * = berbeda nyata pada Laraf kepercayaan 5% ** = berbeda nyata pada taraf kepercayaan I% in = tidak berbeda nyata 1 , ~= Pe~tambaliantinggi PD = Peltamballan diameter PJD= Pel-tambahan jiro~lalidaun
t11
tn
tn
tn
I
tn
1. Pengaruh Berat d a n Uliuran Benili terhadap Perturnbuhan Bibit d i Lapangan Berat dan ukuran benih yang digonakan d a l a ~ npenelitian ini, yaitu benih dengao berat di bawah rata-I-ata dan ukuran di bawah rata-rata (Al), benih dengan berat di bawah rata-rata dan oliuran di atas ram-rata (Az), benih dengan berat di atas rata-rata dan ukuran di bawali rata-rata (A;) dan benili dengan berat di atas rata-rata dan ukuran di atas rata-rata (A4). Penggunaan benih dengan berat dan ukuran yang berbeda met-upakan salah satu cara untuk niengetahui pengaruhnya terliadap berbagai peubal~pertumbi~liansemai. 1.1. Pertarnbahan Tinggi
Faktor tunggal berat dan ukuran benih (A) pada kelas ukuran buali I1 tidalc berpengaruli nyata terhadap pertambalian tiliggi semai. Nilai pertambahan tinggi terbesar terdapat pada benih A; yaitu sebesar 23.69 cm dan nilai pertarnballan tinggi terkecil terdapat pada benili A,,, yaitlr sebesar 21.72 cm. Pada kelas ukuran bitall 111. faktol. tunggal berat dan ukuran benih (A) tidal< berpengarull nyata terhadap pertamballan tinggi semai. Meskipun tidak berbeda nyata, nilai per[ambahan linggi terbesar terdapat pada benih Aq yaitu sebesar 21.23 cni dan nilai pe~tambahantinggi terkecil terdapat pada benih A,, yaitu sebesar 19.21 cm. Faktor tunggal berat da11 ukuran benil1 (A) pada kelas ulturan buah IV juga tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi semai. Meskipun tidak berbeda nyata, nilai pertambahan tinggi terbesar terdapat pada benih A, yaitu sebesar 24.85 cm dan nilai pertambahan tinggi terkecil terdapat pada benih Al. yaitu sebesar 22.88 c111. Besarnya nilai rata-rata pertambahan tinggi selnai dari benih A , pada kelas uhui.sn buah 111 dan IV diduga-karena benili A,, rllemiliki cadangan tniakanan yang lebih banyali, sehingga energi yang .. dimiliki untuk pel~illnbulian tanaman lebil~ besar. Semakin besar e n e ~ g i yang dilniliki ln~aka pel-tumbuhan tanaman akan semalcin optimal. Pada umumnya benih yang besar 1l1e111~11lgkillki~11
pemunculali dan perlumbuliall semai yang lebih baik serta memiliki potensi fotosintesis yaty lebih besar, karena memiliki suplai makanan yang banyak ontok pertombullan permulaan yang pe~iibaliasannyatelah dilte~iiulcalcatisebelumnya. Rendalinya nilai rata-rata perta~iibal~ali linggi semai dari benih A , pada lcelas itlcc~ranbuah Ill dan I V kemungkinan disebablcan oleh sedikitnya cadangat1 makatian pada benih. I-la1 ini metljadikan energi yang dimiliki ontuk mendukung perlumbul~antanaman kurang optimal. Retldalinya nilai rata-rala pertambalian tinggi pada semai dari benili A , pada helas ukuran buah II kelnu~igkinandisebabkan oleh sedikitnya cadangan inakanan pada benih akibal perkembangan embrio yang belorn sempui.na. Hal ini tnengakibatkan rendahnya kematnpuan embrio dalam ~nengitmpitlkan cadangall nialtanan yang diperlukan bagi pertumbulian semai.
Me~iorulSutopo
(2002), kemampoan embrio yany rendah dalam inengumpulkan cadangan ~iiakananmenyebabkan benili menjadi kurang berisi atau keriput meskipo~imemiliki berat dan ukuran benih yang l e b i l ~besar.
1.2. Pertambahan Diameter Faktor lunggal berar dan ukuran benili (A) pada kelas ukuran buah I1 tidalc berpeligaruli nyata terhadap perlanibahan diameter semai. Nilai pertambalian diameter terbesar terdapat pada bellill A; yaitct sebesar I .9S mm dan nilai perlambahan dia11iete1-terkecil terdapat pada benili A,. yaittt sebesal1.63 mm. Pada kelas ukuran buah 111, faktor tunggal berat dan ukuran benih (A) tidak berpengaruli tiyata terhadap penamballan diameter seinai. Nilai pertambahan diametet- telbesar terdapat pada benili Ad, yaitu sebesar 1.83 tn~ndan nilai pel.tatiibahan diameter terkecil terdapat pada benili Al, yaitu sebesar 1.62 tnm. Faktor tunggal berat dan ukuran benih (A) pada kelas ukuran buah I V juga tidak berpengaroli nyata terhadap pertambahan diameter semai. Meskipun tidak berbeda nyata, nilai pertambahan diameter terbesar terdapat pada benih A, yaitil sebesar 1.70 tnln dan nilai pettambalian tillggi tcrkecil tel-dapat pada betiill Al, yaitu sebesar 1.58 mm. Tingginya nilal rata-rata pertambalian diameter semai dari benih A,, pada kelas i~lturatibual~ 111 dan I V diduga karena betiill tnemiliki cadangat1 tnakanan yang lebih banyak, sehiogga energi yang dimiliki untttk pettumbuhan tanaman lebih besar. Semakin besar energi yang dimiliki lnalta pertumbuhan tanaman akan semakin optimal. Pada umumnya benih yang besar memungkinkan petnuncitlan dan pettumbuhan semai pang lebili baik setta tnemiliki potensi fotosintesis yang lebih besar, karena lnetnililti suplai makanan yang banyak untuk pertumbuhan pertnulaan yang pembaliasannya telah dikemukakan sebelumnya. Rendalinya nilai rata-rata pertatiibahan diameter semai dari benih A l dari kelas ukuran buali
Ill dan I V kemungkinan disebabkan oleh sedikitnya cadangan makanan pada benili. Hal ini metljadikan energi yang dimiliki untok mendukung pertumbuhan tanalnan kurang optimal.
Rendahnya nilai rala-rala pertambahan diameter semai dari benih A 4 dari ltelas ukuran buah I1 kcmongkinan disebabkan oleh scdikitnya cadangan makanan pada benih akibat perkembangan embrio yang beluln sempurna. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan etnbrio dalarn mengumpulkan cadangan makanan yang diperlukan bagi pel-tumbuhan semai, sehingga benih ~ n e ~ i j akdui ~ a n gberisi atau keriput meskipun memiliki bel-at dan ukuran benih yang lebih besar yang pembaliasanllya telah dikemukakan sebelumnya. 1.3. Pertambaban Jumlah Dano Faktor tunggal berat dan uknran benih (A) pada kelas ulturan buah I1 tidak berpengaroli nyata jumlali daun. Nilai pertamballan jumlah daun terbesar terdapat pada beiiih A:, terhadap pe~tambalia~i yailu sebesar 37.78 helai daii nilai pellambahan jumlah daon tel-kecil terdapat pada benih A,
yaitu
sebesar 36.33 helai. Pada kelas ulturan buah Ill, faktor tunggal berat dan ukuran benih (A) tidak berpengaruh nyata terhadap pe~tambahanjumlah daun. Meskipun lidak berbeda nyata, nilai pertambahan jumlali daun terbesar terdapat pada benih A4, yaitu sebesar 34.67 lielai dan nilai pertambahan jumlah daun terkecil terdapar pada benih Al, yaitu sebesar 33.1 1 helai. Faktor tunggal berat dan ukuran benih (A) pada kelas ukuran buah I V juga tidak berpengaruh nyata terliadap pel.ialnbalian jumlah daun. Meskipun tidak berbeda nyata, nilai pertalnbahan jomlah daun terbesar terdapat pada benili A,,
yaitu sebesar 37.67 helai dan nilai pertambahati jumlah daun
terkecil terdapal pada benih Al, yaitu sebesar 35.67 lielai. Tinyginya nilai rata-rata pe~.iambaha~ijumlali daun semai dari benil1 A., dari kelas ukul-an buah Ill dan I V diduga karena benih A 4 memiliki cadangan makanan yang lebih banyak, sehingga energi yang dimiliki untuk perturnbuhan tanaman lebih besay. Setnakin besar energi yang dimiliki maka penumbuhan tanaman akan selnakin optimal. Pada urnulnnya benih yang besar tnemungltinkan pemunculan dan pertumbuhan semai yang lebih baik setta melniliki potensi fotosintesis yang lebih besar, karena memililti suplai makanan yang banyak untuk pertumbuhan pertnulaan yang pembahasannya telah diltemukakan sebelumnya. Rendahnya nilai rata-rata pertambahan jumlah daun semai dari benih A , pada ltelas ukuran buah I11 dan I V kemongkinan disebabkall oleh sedikitnya cadangan makanan pada benih. Hal ini metijadikan energi yang dimiliki untuk mendukung pertumbuhan tanaman kurang optilnal. Rendahnya nilai rata-rata pertambahati jumlah daun semai dari benih berat A, pada kelas ukuran buah I V kemungkinan disebabkan ole11 sedikilnya cadangan ~nakananpada benih altibat perkembangan embrio yang belum sempurna. l l a l ini mengakibatkan rendahnya kemampuati etnbt-io dalam mengumpulkan cadatlgall makanan yang diperlukan bagi peltutnbuhan semai, sehingga benih rnelijadi kurang berisi atau keriput meskipun melniliki berat dan ukuran benih yallg lebih besar yang pembahasannya telali dike~nukakansebelumnya.
2. Pengart111Pemupul
~ L I ( I L I ~ kandang <
kambing pada media, penambahan pupuk kandang sapi pada media serta media tanpa perlakuan pemupukan sebagai kontrol. 2.1. Pertambahan Tinggi
Faktor tunggal pemupokan ( 5 ) pada kelas ulcuran buah I1 berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi semai. Semai yang diberi perlakuan pupuk kandang kambing mellonjukkan respon pertu~nbuhanyang paling bailc, yaitu mengalami pertambahan tinggi sebesar 26.03 cm. Nilai rata-rata pertambahan tinggi terendah terdapat pada semai yang tidak diberikan perlakuan pemupukan, yaitu sebesar 19.5s cm. seperti tersaji pada Tabel 13 dan Gambar 20. Tabel 13. Uji Beda Nyata Pellgarull Pemupultan terlladap Perti~mballan Tinggi Selnai P. ~~rtrcrocrrrp~~ di Lapangan dari Kelas Ukuran Buall II ------ ... Rata-rata perta~rlballan Persentase terhadap No. Pemupokan tinggi (cm) liontrol ('YO) I. I B, (Kontrol) 0 ~. 19.5Sb ... 2. B, (Pupuk kambing) 3. B3 (Pupuk sa i)
g
-
- Nilai rata-rata yang diikuti horuf sama tidak berbeda nyata pada taraf uii 5%
B,
=
B?
=
Bj
=
Tanpa perlakuan pelnupt~kan(kontrol) Pupuk kandang kambing Pupuk kandang sapi Pengarull Pemupuken terhadap Pertarnbahan Tinggi Semai di Lapangan dari Kelas Ulcuran Buah I1
Gambar20.
Perbandingan Rata-Rata Pertarnbahan Tinggi Sernai 1'. ~~rrrrrocorprrdi Lapangan dari Kclas ULuran Dual] I1 yang Diberi Berbagai Pcrlakuan Pernupultan
Uji la~ijutDuncan pada kelas okuran buah I1 menunjulckan bahwa pemberian pupuk kandang kambing tidak membel.ikan perbedaan yang nyata terhadap peliambahan tinggi selnai dengan pemberian pupuk kandang sapi dan berbeda nyata terhadap ltontrol. Meskipon demilcian, semai dcngan
perlakuan pnpttlc kaodang katnbing inemiliki nilai rata-rata periambahan tinggi s e ~ n a iterbesar (26.03 cin) dibandingkan selnai dengan perlak~tali pupitk kandang sapi (21.96 cm) maupun seinai tanpa perlakuan peniupukan (19.58 cm). Semai yang diberi perlakuan pi~pul
yaittt sebesar 25.72 ctn dan nilai
pertambahan tinggi terlcecil terdapat semai yang tidak diberikan perlakuan petnupukati, yiiiit sebesar 17.12 cii?. Faktor tungyal pemupukan (B) pada kelas ukuran buah IV joga tidak berpengaruh nyata terl~adappertambahan tinggi semai. Meskipull tidak berbeda nyata, nilai pertambahan tinggi terbesar terdapat pada senlai yang diberi perlakuan pupuk kandang kambing, yaitu sebesar 26.12 cm dan nilai pettamballat1 titiggi terlcecil terdapat semai yang tidak diberikan perlakuan pemupukan. yaitu sebesar 2 1.2 1 cm. Tingginya oilai rata-rata pertatnbahan tinggi semai P. ii?acrocnrp~tdenyan perlakuan pltp~tk kandang kambing diduga karena kandungan unsur liara pada perlakuan p~tpitkkatidang kambing lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan pupok kandang sapi &an kontrol. Selain ito, pengut-aian unsur hara oleh mikroorganisine pada pupulc kandang katnbing berlangsung lebih cepat. I-la1 ini tnet?jadikan unsus liasa lebih cepat tersedia bagi tanaman untuk digitnakan dalam proses iiictabolisme yang peinbahasannya telali diketnukakan sebelumnya. Rendahnya nilai
rata-rata
penamballan
tinggi
setilai tanpa
perlakuan
petnupukatl
kemungkinan disebabkan oleh kandungan unsur hara pada tnedia yang rendah. I-la1 tersebut menyebabkan liambatan bagi pettumbuhan dan perkeinbangan tanaman setfa produktivitasnya. 2.2. Pertarnbahan Diameter Faktor tunygal pemupitkat~(B) pada kelas ukuran buah I1 tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter semai. Meskipun tidak berbeda nyata, nilai pellambahan diatueter terbesar terdapat pada selllai yang diberi perlakuan pupuk kandang kambing, yaitu sebesar 1.93 Inn1 dan iiilai pertamballan diatneter terkecil terdapat pada selnai yang tidak diberikan perlakuan pemupukan, yaitu sebesar I .6S tnm. Pada kelas ukuran buah Ill, faktor tunggal pelnupukan (6) tidak berpengasoh nyata terhadap pertatlibahan diameter semai. Nilai pertatnbahatl diatneter terbesar tesdapat pada setliai yang diberi perlakuan pitpule kandang kambing, yaitu sebesar 1.80 m m dan nilai periambahan diametet- terkecil terdapat pada semai yang tidak diberikan perlakuan pernupulean, yaitu sebesar 1.68 tnm. Faktor t~ttlggal pemupukan (B) pada kelas ukuran buah IV juga lidak berpcngaruh tlyata terhadap pertambahan diatneter setnai. Nilai pettamballan diameter terbesar terdapat pada setnai yang
diberi perlakuan pupult kandang kambiny, yaitu sebesar 1.74 linn dan tiilai pel.iambaIian diameter terkecil terdapat pada semai yang tidal( diberikan perlakuan pemupultan, yaitu sebesar 1.60 tnln. Tit~gginya tnilai rata-rata pertambahan diameter seinai P. rizcrcrrlmrpa dengan perlakuan pupuk kandang kambing diduga karena kandungan unsurbara pada perlakuan pupuk kandan: kambing lebili tinggi dibandingkan pada perlakuan pupuk kandang sapi dan kotitrol. Selain itu, penguraian unsur hara oleli mikroorganisme pada pitpuk katidang katnbing berlangsung lebili cepilt. Hal ini metijadikan unsur hara lebih cepat tersedia bagi tanaman untuk digunakan dalarn proses tnetabolisme yang pembahasannya telah dikemultakan sebelumnya Rendahnya nilai rata-rata pertambahan diameter semai tanpa perlakuan pemupukan Itemungkinan disebabkan oleli kandungan unsur hara pada media yang rendah. Hal tersebut tnenyebabkan hambatan bagi pertumbul~andan perkembangan taiiaman serra produktivilasnya 2.3. I'ertambahao J u m l a b Daun
Faktor tonggal pemupukan (B) pada kelas ukuran buah 11 tidak berpengaruh nyata terhadap pet-latnbalian jomlali daun. Mesltipun tidak berbeda nyata. nilai pe~tambahanjumlah daun tertinggi terdapat pada semai yang diberi perlakuan pupuk kandang kambing, yaitu sebesar 42.67 helai dan nilai perrambalia~ljumlali daun terendall terdapat pada semai yang tidak diberiltan perlakuan pemupokan, yaitir sebesar 33.42 helai. Faktor tunggal pemupokan (B) pada kelas ukuran buah 111 berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah dann. Semai yang diberi perlakuan pupuk kandang kambing menunjukkan respon p e ~ t u n ~ b u h ayang n paling baik, yaitu mengalami pertambahan jumlah daun sebesar 40.05 helai. Nilai rata-rata pertambahan ju~nlah daun terendah terdapat pada selnai yang tidak diberikan perlakuan pemupukan, yaitu sebesar 28.08 helai, seperti tersaji padaTabel 14 dan Gambar 21. Tabel 14. Uji Beda Nyata P e n g a r u l ~Pernupaltan terhadap Pertamballan J u r n l a l ~Daun Semai 1'. rirocrocor/m di Lapangan d a r i Kelas Ulturan B u a l ~I11 Pcrsentase t e r h a d a p Rata-rata pertatnballan ltontrol (%I) j u m l a l ~d a u n (helai) 0 28.08b B, (Kontrol) 1. 42.73 40.08a 2. B1(Pupiik kan~bing) 17.52 33.00a 3. B, (Pupuk sapi) ICeterangan : - Nilai rata-rata yang diikuti huruf sarna tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% B, = Tanpa perlakuan pemupukan (kontrol) BI = Pupuk kandang katnbing B j = Pupuk kandang sapi No.
Pernupukan
I'engaruh PernupuLa~~ tcrlladap P e r t a m h h a n Jumlah Daun Semai di Lapallgan dari l<elas Ulinran Blzal~111 50 40
Pertambahan ;n jurnlal~& ~ u n 21, (bel:li) 10 0
BI
C a n t b a r 21.
B?
U3
Perbandingan Rata-Rata Pertainbahan Juntlah D a u n Semai P. ~rrncroccrr/~ti d i Lapangan d a r i l<elas Uliuran Buah I11 yang Diberi B e ~ b a g a iPerlakuan Penhupuliao
Uji lanjut Duncan pada kelas ukuran buah 111 menunjukkan bahwa pemberian popult kandang kambing tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertambahan jutnlah d a m dengan petnberian pupuk kandang sapi dan berbeda nyata terhadap kontrol. Meskipun demiltian, se~ilaidengan perlakuan pupuk kandany kambing memiliki nilai rata-rata perlambalia~ijumlah daun terbesar (40.08 helai) dibandingkan s e m i dengan perlakuan popult kandany sapi (33.00 lhelai) maupltn semai tanpa perlakuan pemupukan (78.08 helai). Selnai yang diberi perlakuan pupuk kandang sapi tidak berbeda nyata terhadap kontrol namun menulijokkan nilai rata-rats yang lebih ringgi dari kontrol. Pada kelas ukuran buah IV, faktor tunggal petnupukan (B) tidak berpengaruli nyata lerhadap penatnbahan jumlah daon. Nilai peltambahan jumlah daun tertinggi terdapat pada semai yang diberi perlakuan p i ~ p u kkandang kambing, yaitu sebesar 39.17 helai dan nilai pe~zalnbahanjumlah daun terkecil terdapat pada semai yang tidak diberikan perlakuan pelllupukan, yaitu sebesar 33.33 helai. Tingyinya nilai rata-rata pellambahan jumlali daun semai P. nrtrcroctrrpcr dengan perlakuan pupilk kandang kambing diduga karena kandungat: unsur hara pada perlakuan pupuk kandang kambing lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan pupuk kandang sapi dan kontrol. Selain itu, penguraian onsur hara oleh rnilcl-oorganisme pada pupuk kandang kambing berlangsutig lebih cepat. Hal ini menjadikan unsur hara lebih cepat tersedia bagi tanaman itntok diyunakan dalatn proses metabolistiie yang pembaliasannya telah dikemukakan sebelu~nnya. Rendahnya nilai rata-rata pe~ta~ltbahan jutnlah daun semai tanpa perlakuan pemupukan kemungkinan disebabltan oleh kandungan tlnsur llara pada ~ n e d i a yany rendah. I-la1 tersebut menyebabkan hambatan bagi pe~tumbuhandan perltembangan tanaman setta produktivitasnya
3.
Peitgaruli Interalisi a t ~ t a r a Berat d a n Ukuran Benili dengan Pcrnupulian terltadap I'crtt~mbuhan Bibit di Lapangatt
3.1. I'ertambal~an Tirtggi
Berdasarhan liasil analisis sidilc i.agaln pada Tabel 12, faktor inleralcsi antara berut dan ~ l < ~ l r a n benih dengan pemupukan pada kelas ukul.an buah 11, Ill dan IV tidak berpengaruh nyatw lerhadap pertambalian tinggi semai. Pada kelas ukuran buah 11, nilai rata-rata peliambahan tinggi terbesar trrdapat pada perlakuan AlB2, yaitu sebesar 27.50 cm, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada perlakuan AID,, yaitu sebesar 17.00 cm. l'ingginya
nilai
rata-rata
pertambahan tinggi pada perlakuan
A I B 2 diduya karena
perketiibangali eiiibrio benili yang baik, seliingga tnemiliki Icenialnpuan yang tinggi dalam mengiu~~ipulkancadangan makalian sebagai energi bagi pertumbuhan tanaman. Selaili itu. dengan petiambahan pupuk katidang kambing diduga unsur liara pada media tersedia dalam ji11nla11yang memadai untok mendukung pel-turnbullan semai. Retidalitiya nilai rata-rata pertambaha~itinggi pada perlakuan A j B l lcemungkinan disebablta~ oleli perkembansail enibrio pada benili A j yang kitrang optimal dan kandungan ilnsur hara pada media yang rendah. Menurut Sutejo (1994), tidak lengkapnya unsor hat-a makro dan milcro dapat tiiengakibatkao liambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta produktivitasnya. Pada kelas okuran buah Ill, nilai rata-rata pertambahan tinggi terbesar terdapat pada perlalettan A2B2- yaitu sebesar 28.53 cm, sedangkan nilai rata-rata terendali terdapat pada perlakuan AZBI,yaitu sebesar 14.33 cm. Tingginya nilai rata-rata pertatnbahan tinggi pada perlakuan A2R2 diduga karena perkembangall embrio benih yang baik, sehingga tnlemiliki kemampuan yany tinggi dalatn mengumpulkati cadangan inakanan sebagai enelpi bagi pertumbulian tanaman. Selain itu, dengan penalnbaliati pl~pul;kandatig kambing diduga ttnsur hara pada tn~edia tersedia dalani ,jumlah yang ~nemadaiuntuk mendukung pertutnbuhan semai. Rendalinya nilai rata-rata pertambahan tinggi pada perlakuan A,Bl kemunglcinan disebabkan oleh kandungan unsur hara pada media yang rendah, Hal tersebut rnenjadikan hambalan bagi tanalnan dalatn pertumbuhann!.a. Nilai rata-rata perlambahan tinggi terbesar pada kelas ukuran bual~ IV terdapal pada perlakuan A.)B2, yaitit sebesar 30.20 ctn, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada perlakuan A I B l ,yaitu sebesar 19.4 cm. Besarnya nilai rata-rata pertambalian tinggi pada perlakuan A4B2 diduga karena benili tnetniliki cadangan makanan yang banyak, seliingga energi yang dimiliki unti~kpertu~iibuliantanaman lebili besar.
Selain itu, kandongan ttnsur lhara yang lebih tinggi pada pupuk lka~idang kambing
~nelijadikanpertuinbulian sclnai yang lebili baik.
Rendalinya nilai rata-rata pertambahan tinggi pada perlakuan A I B l kemungkinan disebabkan oleli sedikitnya cadangan lnakanali yang dilniliki benili serta kanduligan unsur liasa pada tiiedia yang rendah. Dengan sediltitnya jutnlali cadangan tiiakanan liiaka setnakin kecil pula energi yang d i ~ n i l i k i betiill untuk mendultung pertumbuhan tatlaman Selain itu, kurangnya onsur lhara dapat mengha~iibar pertumbulisn dan perkembiuigati tanaman. 3. 2. Pertarnballan Diameter
Berdasaskan lhasil analisis sidik ragam pada Tabel 12, faktor interaksi antara berat dati itlturati benili dengall pemopukan pada kelas ukuran buah 11, Ill dan 1V tidak berpetigaruh nysta lerliadap perlambahan diameter. Pada kelas ukuran buah II, nilai rata-rata pertambalian diametet- terbesar rerdapar pada perlaltuan A;Blr yailu sebesar 2.27 mtii, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pad& perlakuan AjBl, yait,~sebesar 1 .4S
1111ii.
Tingginya nilai sata-rata pertambahan diameter pada perlakuan AjB2 diduga kasena perkembangan etnbsio benili yang baik, sehingga memiliki kematnpuan yang tiliggi dalalii mengutiipulkan cadangan makanan sebagai energi bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu. dengan penamballan pupuk kalidang kambing diduga unsur Ihara pada lnedia tersedia dala~iijumlali yane niemadai untuk niendukung perturnbullan semai. Rendalinya nilai rata-rata pettamballan dialneter pada perlakuan A j B I kemungkilian disebabkan oleh kandungan unsur hara pada tiiedia yang rendah. Menurut Sutejo (1994). tidak lengkapnya unsut- hara tnakro dan mikro dapat lnengakibatkati hanibatan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman setta produktivitasnya. Untuk kelas ukoran buah Ill, nilai rata-rata pet-tambalian diameter lerbesar tesdapat pada perlakoan A;B2 dan perlakuan A.IBl,
yaitu sebesar 2.00 mm, sedangltan nilai rata-sala terendah
terdapat pada perlakuan AIB1: y a i t i ~sebesar I.47 mm. Tingginya nilai rata-sata pertambalian diameter pada perlakuan AjB2 dati AJBZdiduga Itarena benih memiliki cadangan maltanan yang banyak, sehingga energi yang dimiliki ltntuk pet-lumbuhaii tanaman lebili besar. Selain itu, kandungan unsus hara yang lebih tinggi pada p~tpukkandany kambing metijadikan pertu~nbuliansetnai yang lebih baik. Rendahnya nilai rata-rata pertambalian dialnetel. pada perlakuan A I B l selain disebabkan oleh sedikitnya cadangan makanan benih, kemungkinan disebabkan pula oleh kandungan onsur lhara pada liiedia yang rendali. Hal tersebut nie~ijadikanliatqbatan bagi lanaman dalatii pertumbuhannya. Pada kelas ukuran buah IV. nilai rata-rala per~a~iibahan diameter tesbesar let-dapat pada peslakuan AIB2, yaitu sebesar 1.77 tntii, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada perlakuan A,B,, yait~tsebesar 1.48 tiim.
Bcsarnya nilai rata-rata pertambahan tiliggi pada perlakuan A l B 2 diduga karena penamballan p ~ p i t kkalidathg ltambing pada media mampu thienyediakan unsur hara dalatn julnlall yang memadai untuk nlendukung pcrtumbuhan sethiai. Rendahnya nilai rala-rata pet-tamballan l i ~ i q g ipada perlakuan A i B l selain disebabkan ole11 sedikilnya cadangan makanan yang dimiliki benih kemongkinan disebabkan pula oleh kandungan onsur hara pada tnedia yang rendah. Hal tersebut ~netijadikan !lambatan bagi tanaman drllam perlumbuhannya.
3.3. Pertambahan J u m l a b Daun Berdasarkan lhasil analisis sidik ragam pads Tabel 12, faktor intel-alcsi antara berat dan ukurat~ benih dengan pemilpokan pada kelas ilkuran buah 11, 111 datl I V tidak bet-pengaruh nyata terhadap perralnbahan jumlah daun. I'ada kelas nkura~ibuali 11, nilai ram-rata pertamballan j u ~ n l a l l daun tel-tit~ggiterdapar pada perlakuan A4B2. yailu sebesar 46.33 lhelai, sedanglcan nilai rata-rata terendal~terdapat pada perlakuan A 4 B l .yaitu sebesar 22 lhelai. Tingyinya tnilai rata-rala perlambaliat~ jutnlah daun pada perlal
Tingginya nilai sata-rata pertatiibalian jumlah dauti pada pet-lalaran A3B2 diduga karena dengan penatnballaii pitpitk kandang kambing. unsur liara pada tnedia tessedia dalam juiiilah yang ~iiemadail~iititkt i i e r l d u k ~ i ipi ~e ~ i i ~ t i ~ b i tsetliai. l i a ~ i Retldalt~iyanilai I-ata-sata pet-tainballati jumla!i daun pada perlakuan AIBl !;e~nung!:inan
disebabkan oleli kandungan unsur lhara pada media yang rendah
sehingga inerljadikan hambatail bagi tanaman urituk tun~buhdan berkembang.
V. I<ESIMI'ULAN DAN S A R A N A.
Kesilnpular~
I.
Pel-sentase perkecatiibahan tettinggi dillasilkan oleh benih-benih yang berasal dari buah berukuran besar. Faktor lain yatlg mempengaruhi persentase perkecatnbahan adalali viabiiitas dari benili. Benih P. nlocrocmpo yang berasal dari buah berukurati besar dat; tnemiliki viabilitas tinggi yang didukuny ole11 ketersediaan air yatlg optimal pada tnedia nren:~njukkan laju perkecambahan yang cepal.
2.
Secara utnutn, benili dengan berat dan itkuran yang besar tnenutijukkan respon perrumbullan yalig paling baik terhadap perlambal~antinggi, jumlali daun dan diameter semai di persemaian dati lapangan.
3.
I'etialnbahan pupuk kandang kambing pada tnedia menunjukkan respon pertumbuhati pang paling baik terhadap pet~ambaliantinggi ,jumlah daun dan diameter se~iiaidi persemaian dan lapangan. sedangkan semai tanpa perlakuan pernupukan menutijukltan respon per~umbuhan yang paling rendah.
I . Saran
I.
Perlu dilakukan penelitian lati~otanitntuk metigetahui pengaruh pemupitkan, berat dan ukuran benili setta interaksinya terhadap produktivitas buah.
2.
Perlu dilaksanakan i~jicobadengan perlakuan pupuk kandang ayatn yang tnetnilil
3.
Dalaln budidaya mahkota dews dianjurkan petlggunaan benih dengan berat dan ukuran yang besar disenai perlakuan pltpi~kkatidang kambing unti~ktnenghasilkan tanaman yang sehat dan berproduktivitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Adianto. 19S4. Suksesi Mesofauna Ta~ialiAkibat Penambahan Pupok l
Lingga, P. 1998. Petunjuk Pe~iggonaanPupok. Penebar Swadaya. .lalia~-ta
Manan, S. 1976. Silvikultur. Proyek Pengembangan Peningkatan Peryuruan Tinygi Institut I'erldnian Bogol-. Bogor. Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Akar : Jenis dan Apliliasi. I'enebal- Swadaya. Jaliarta.
Rlattjili, A. A. dan M. Sumertajaya. 2000. Perancanyan Percobaan : Densan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. IPB Press. Bogor. Nyland, R. D. 1996. Silviculture : Concept and Applications. The Mac Craw-Hill Companies, Inc. Singapore. Pratiwi, H. 2003. Penyaruh Jenis Pupuk i
Sadjad, S. 1980. Panduan I'cmbinaan Mutu Benih Tanaman l<ehutanan di indonesir. I<erjasama Proyek ?usat I'erbenilian Kehutanan Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi Direktorat Jenderal Kehutanan dan Lembaga Atiliasi l~tstiti~t Pertanian Bogor. Bogol-. Salisbury, F. B. datt C . W. Ross. 1992. Fiziologi Tumbuhan Jilid 3 : Perkcmbangan Tumbuliati dan Fisiologi Lingkungan. Penerbit 11B. Bandung. Sandra, E. dali S. Kemala. 1994. Ti~ijauanPeniiintaan Tumbulian Obat Ruts11 Tropika Indonesia, d ~ ~ l r r Pelestarian ~ii Pemanfaatan Iceanekaragaman T~~tubuha!iObat Nutan Tropika Indonesia. Jurusan Konservasi Suntberdaya Hutall Fakultas Kehutanan IPB dan LATIN. Bogor. Sutejo, M. M. 1994. Pupok dan Cara Pemupukan. Ri~iekaCipta. Jakarta Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Universitas BI-awijaya. PT. Raja G~.alindo Persada. Jakarta. Winarto, W. 1'. 2003. Mallkota Dewa : Budidaya dan Pemanfaatan Untult Obat. Pcncbar Swadaya. Jakarta.
LAMP1 RAN
Lampiran I. Data Uerat d a s Ul
1
Lampiran 1 . (Lanjutno)
Lampiran 2. Data Bcrat dill1 UI(UI.:I
BCII~~I M a l ~ k o t aD e w dari l<elas Ukuran Bu:il~Ill
Benili Malikuta Dcwa dari Kclas Ukulan Buall Ill deligall Beral di Oawali Raia-rala (< 778.415 lne) I'anjanp. (mm) Lebar (11im) .rcbal (1111n) V o l i ~ ~ l(mun') ic I. 13.60 13.10 I 7.40 1318.38
No.
1
I
1
1
Lampiran 2. (Lanjutan)
Lampiran 3. Dntn Berat dan Ukuras Bel~ihMahkotn Dewa dari I
Lnsipil.an 4.
Data JUIIII~II B e ~ l i l ~Mahkota i Dcwa yang BerLecambal~S c l a ~ ~ Periodc in 1'engnmat:in 31 Nari
L l n i l ~ i i ' n o5.
Data Perln~nbsliaaJumlali Uenili Mnl~l
Lnnipiran 6 . Data l'inggi Senlni Mnlikota Dcrvn 11;lz.i l
L a t n l ~ i t . :7.~ ~D;I~;I ~ Di:lslctcr Se111aiM a l ~ l ~ o tDewa a dari I
r
. ,,
Lnlllpiran 7. (L;lnjut;ls)
3 4 5 6 7
Keleranga~l: I'D
2.40 2.60 2.05 2.80 2.10 =
2.40 2.60 2.05 2.80 210
Pcl-laoibaban Dialncicr
2.45 2.60 2.05 2.80 2.15
2.45 2.65 2.10 2.85 2.15
2.50 2.75 2.10 2.85 2.20
0.15 ll.05 0.05
Kcterangan :
I'SD
= Perlao~bahanSumlal~Uaun
L:lrnl)ir;l!l 9. Data 'finggi Sclnni Pl;~hLot;~ Dcwa dari l
Latllpi~.ao9. (Lai~jutan)
Ketet.aii_eaii :
P I D = ['el-lambahan Jumlab Dauo
Laa~pirall12. Data l'isggi Sclnai Mallkata Dew3 dari l
6 7
1 1
11.3 9.5 11.3
1 1
11.4 9.5 11.4
1 1
11.7 11.6 15.5
1
1
13.5 14.0 16.7
I
1
14.9 20.2
I
1,arnpiran 13.
Dzta Diamctcr Semai Mahkola Dews dari l<elas Ulatran U18i1ll I V Sclilb~~i? I'eriotle I'eng;~e~;~tnn
Lnmpirnn 13. (Lnltjutart)
."
I
I
I
,
, L
I
I'D
1
Lainl1ir;ls 15.
Dafkir S i d i l ~1<:1gai11 P c i ~ g a ~ . uBcrat l~ d a ~ iUliuran Bcnill, Pcmupu1i:tn (!;in li~tcrahsiay;~ terhadap I'crtambnhan l'ioggi Scm:ii I? nrrrcrucrr,prr d a r i l<elns U1iul.a~But11111
Suiilbc~.I < c r a e a ~ i ~ s n db Bcrat dan Ukuran Bcnili ( A ) 3 I'cmupukan (B) 2 Inlclaksi A B 6 Galat 72 Total 83 Keleranga~l: ' !n)ula pada l a r d aii 5 % Lainpiran 16.
F,,.,l5
3.60* 4.66* 1.88
2.74 3.13
17<,.fb, 4.08
a
3.08
JI< 0.54 0.14 0.28 2.86 3.82
A
1
4,jo** 1.75 l. 2 j
FO,JIS 2.74 3.13 2.23
Fo.ni 4.08 4.93 3.08 -.
J I< 136.60 101.74 100.65 773.71 1 1 12.70
.u..u
10.75 13.41
, / 1
.
,
I
I
2.""
I
Daftar Sidik Ragam Pengarub Berat dan Uliuran Benih, Pciiiup~iliaod a i ~lntcralisinya terhadnp Pcrtanibalian Tinggi Seinai P. stocrocorprr d a r i l
Sumbcr I'ieraeas~an dh Dcl-at daii Uhuran Benih (.A\) 3 2 I'emupukan (B) -Interaksi A B 6 Galat 72 l~otal 83 Kcicranraii : : In\sln oada laral'aii 5 % Laillpiran 19.
Philllll2
Daftar Sidik Ragam I'ei~garul~Berat dao U I ~ ~ I - ~Bcaih. II I'emul~oli:to diin lntcralisinya t c r l ~ a d n pPertamb:~l~as J u m l a l ~Daun Sen~ai1'. !rzocroca,prr d a r i l
clb Sutnbcr i'icraganian Bcrat dan Ukuran Benili ( A ) 3 2 Peini~pitka~l (8) loteraksi A B 6 Galat 72 Total 83 Keterangan : * : nyala pada laiaf uii 5 %
Lampiran 18.
I
Daftar SidiL Ragam Pengaruh Berat dan UI(u~.aii Benih, I'emupslian dan lntcralisinyn tcrliadap Pertamballan D i a n ~ c t c Semai r P. rriacrocnrp(r dari l
Sumbcr I
L t ~ n ~ p i r a17. n
JI< 45.82 39.47 47.80 30559 438.68
J I< 15.29 91.37 53.02 284.92 444.60
I
FI,;",,,~
1 .?9 l l.54** 2.23
Fo.ils
Fo.0,
2.74 3.13 2.23
4.08 4.93 3.08
.-
Daftar Sidik Ragam Pcngnrul~Bcrat dan Uliuran Benib, Pemupsknn clan Lntcraksinya terbadap Pertamballan Dinmetel. Scn~aiP. ntncrocnr[>u d n r i i<elas Uliurao B u a l ~I11
dh Sutnber I<erag:trnan 3 Berat dail Ukoran Benili (A) 2 I'emupukan (B) 6 lnteraksi A B 72 Galat 83 Total Keleranga:~: * : nyala pniln inral'uji 5 % ** : In).ala 11nd;i li,ral'~!ii I %
JI< 0.3 I 0.04 0.06 2.48 2.88
KT 0.10 0.02 0.01 0.03 0.03
~ ~ , c t , ~ ~ , ~
FO.,,,
ro.,~,
2.97* 0.51 0.28
2.74 3.13 2.23
4.08 4.93 3.08
1
Lalnpiras 20.
Dnftar Sidik Ragatn Pcngarull Berat dan Uliarao Bcnih. Pernupalinn clan lnte~~alisisya tcrbadap Pcl.tarnbahan J u n ~ l a hDaun Semai P. rrtncrr~crr,pod n r i l
1 *b I JK 1 1 F,,;,,,,,,. 1 F
I Total
7 12
1
83 n!a~nl p : ~ i ; l larsluji 5 Y/U oyala lpada taial't$i I %
I 147299 / -
...
17.75
i
3
I
Kcleranni$~l :
* . "
Lampiran 21.
Dal'tar Sidili Ragam I'cngaruh Berat clan Uliut.:~n Ucnill, Pemsl~eliandan i ~ ~ t e r ; ~ l u i n y ; ~ tcrhadap Pertambal~anTinggi Senlai I'. rrrocrocrr,prf dari Kclas U l i t ~ r s nBuah I\'
Sumbct. I< cragaman Berat dan Ukuran Benih (A)
db 3 2 6 77
.I~<~,,,,,",SL.~,> "...-,," ......, R , 1-1
Interaksi A B
'*
Lacnpiran 22.
JI< A7.49 247.59 10.12 117 77
~ 1.69 7
/
~ 0.29
I
.
~ 2.23
~
v.7,
i 3.08
. . : nyata pada taraf uji I %
Daftar Sidili Ragam Pengarti11 Berat clan Uliuran Uenil~,Pcs~opuliaodan lotcraksisgn tct.hadap Pcrtambal~anDiarnctcr Sernai 1'. rirowocorpo dari l<elas U k o r a ~Buab ~ I\'
Sumbet. I
JI< 0.14 0.22 0.05 0.74 1.15
.
Larngiran 23.
I
I
F,,iu j,00** I 1 .00**-1 .OO
17,,,c,s 2.74 3.13 2.23
F,,oI 4.08 A.93 3.08
I
--
Daftnr Sidili Ragam Pcngaruh Bcrat clan ULuran Ucnih, Pcrnc~puliandan lntcraksinya tc~.l~adnp Pct.tambahan Junllah Daun Scmai P. ,>rrrcr<~corpo d;lri l
Lampit-an 24. Daftar Sidili Rngarn I'cngarul~ Bcrat dan Uliuran Bcnih, Pc~nupuliandan lnteralisinya tcrhadap Pcrtarnbahnn l i n g g i Sc~naiP. rrtncrocnlpn d i Lapangan d a r i Kclas Uliut.an Bun11 I 1 Sun~bcl-L
db 3 2 6
J I< 18.58 255.39 200.53 -~ ~
1
rw,, 0.17 3.60* 0.94
.-
2.92 3.28
Fo ,I 1.14 3.96 4.39
L a t n p i r a ~25. l
Deftnr Sidili Ragan1 Pcngaruh Bcrat da11 Ukuran U c n i l ~ ,Penlopukan dan lntcraksinya tct.l~sdap Pe~.tanlbal~az~ Diamclcr Scmai P. rrtrrcrocnrllo d i Lapangan d : ~ r i ICclas U l u r a n Uuall II
Sumbcr I<er:i~nmnn Bern1 dan Uhul.an U c ~ l i l(i A ) I'cmupl~kan( B )
L l m p i r a o 26.
1
/ /
db 3 2
\ I 1
J1< 0.56 0.40
1 I 1
Daftsr Sidil( Raga111 Pengarul~Bcrat clan Uliuran B c n i l ~ .I'cmuputan datl interatsinya tcrhadap I'crtambal~an Jumlafl Daun Semai P. rrrrrcrncorp~r di Lnpasgan d a r i L
S u o ~ b c rI
.Ji< 14.00 591.49 890.48 2636.03 4132.00
1
Fo.ns 3.07 2.92 3.28
Ft,iuL 0.04 2.69 1.35
Fo.l~f 4.14 3.96
-
~~
. . 4.39
----- --
Lnlllpiras 27.
Daftar Sidik l l a g s ~ nPcogatwl~Bcrat dan Uliurao Bcnih. I'cmupal~an rl:ln Isteralisioya tct.l~adnpPcrt;x~nbahan Tioggi Setnai P. nrrrcrocrnpo d i Lapangnn dari l
Keteranzan :
* **
Lalnpiran 28.
I)aftsr Sillili Ragam P c s g a r u l ~Bcrat 1Iaz1 U k u l ~ l nDenill, Pelnupukao (Ian lntcral<sinya tcrhadep Pcrtnmbahan Diatnctcr Sc~naiP. 1181roocorpod i Lnpangan dari Kclas Ukuran U u a l ~Ill
: nwla o:,da raraf tlii 5 % . in)ai:t ;,ads raraf i;t I %
Sumber Kcragaman db 3 Berat d a ~Ukurao i Beniii (A) 2 Pemupokan (B) 6 loteraksi AD 24 Gnlat 35 Total Kelcruiign~~ : : II!atil pada iarul\i.ii 5 "h ** : nyata p:ida tarar~!ii I %
"
JK 0.23 0.09 0.30 2.33 2.95
KT 0.08 0.04 0.05 0.10
F~~it,,,,~
F,,,o,
0.80 0.40 0.50
3.07 2.92 3.28
-
Fo,ot 1.14 3.96 4.39
Lnrnpiran 29.
Daftar Sidilc Ragam Pengarall Berat dan Uhuran be nil^, Pcrnupulcan dart lntcralisinya terbnrI:~p Pertatnbahalt Jun1la11 Daun Setnni P. i,moacrr,pfr d i Lapnnga~ld:tri l
Berat dan Ukurail Betiih ( A ) Pcmupttkan (B) I~lterahsiAD Cni:~t
L:~titpii.an30.
I
JI< 12.77
clb
S u n , b c r ~ c m ~
3 2 6
2168.37
7'1
7 6 % 7n ~
I
r,,i,,,,,,.
4.26
0.04
361.39
3.23
F&
r%T4.14 3.96 4.39
II I Y A
Daftar Sidilc P.agarn Pcngaruli Bcrat dan Ulcut.no Bcnih, Petnopukaa d:in lntcral~sis).;~ tcrhndap Pertamballan Tinggi Semai P. r,rtrcrocfrrpa c l i Lapangan rlari ICclas ULul.an Bu:tl~ I\'
JK 1 / 8.33 25.00 72.95 145.90 18.48 110.86 46.82 1123.69 1405.45
Sumber I
F,,i,,,,,* . 0.18 1.56
F,,.vi 3.07 2.92 3.28
&I.,,,
4.14 3.96 4.39
Dnftar Sidilt Ragam I'engarub Berat clan Uliuran Uct>iB. I'emupulcan dan Intel-:~lisinya terhndap Perta~nbaltanDiameter Sen~aiP. nrowocnrpa di L:tpangnn d;tri l<el;ts t l l i o r : ~ ~ ~ Bush I\'
db Sumbcr I
JI< 0.07 0.12 0.18 4.42 4.69
I
l(1' 0.02 0.06 0.01 0.18
0.11 0.33 0.05
3.07
-
3.96 4.39
-
Lnnipiran 32.
-
Daftar Sidili Ragam Pengarull Berat clan Ulcnran Benib, Pemopulinn cfart Intcraloi~lya tcl.11adap Pcrtnmbal~nnJurnlah Daun Semai P. i>mcrocorpn di Lapangan rlari I<elas Ukuran Buah I\'
Berat dao tikuran Benih (i\) I'eolupukati (B) 2 ltiteraksi i \ B 6 2 -4339.9 Total 35 Keterai:aa~l " : rnwt:~k~z~d;~ t $ t r a S ~ 5~ i"h i
1
241.74 246.27
1
1 2942.97
/
120.87 41.04 101.42
Fo,ms 3.07 2.92 3.28
0.40
I
I
1 7
Fo.111
4.14 3.96 .. ,-
4.39
La1npirn1133.
J.
Data Tinggi Sclnai M a l ~ l i o t a Dewa cli Lnpangnn dnri I
1
1
33.2
I
. 41.4
.
50.0
1
2 (cm) 24.2 26.0 25.3
4 (em) 31.8 33.4 36.2
25.2
-~
,LAB, hlisgze lic-
L'lasg:lr,
I. 2. 3.
24.8
-
--
1'1'
6 (em) 43.2 45.6 44.1
8 (cnl) 49.6 52.1 53.9
(~111)
25.4 26.1 2S.G
Lampirnn 33. (Lanjutao)
L n r n p i r : t t ~34.
IlI:,r,g;,,, I 2. J.
bl:,,,g;,,, I. 2.
3.
D n t n D i a r n c t c r S c ~ n a i t l n b l i o t a D o u n d i L : ~ p a n g a z ~d a r i l<el;~s U k s ~ t s13~t:t1111 Sclarn;~ I'c~.iodc Pcng;lo~atao
,Wt,,,~~,,
2 (ntln)
4 (rnn,)
4.10 3.35 4.50
4.65 3.85 560
,
PI) 6 (~nrn) 5.00 4.45 6.15
8 (nlm) 5.75 5.20 6.70
(SISI)
6 (nl~n) 5.30 5.75 5.95
8 (tnst) 6.00 6.15 6.30
(11,121)
A?U, k1in.e~ lic-
2 (znln) 3.85 4.25 4.65
4
(xn01)
4.35 5.00 5.30
1.65 1.85 2.20
I'D 2.15 I.90 1.65
I
= Perlambahan Diamctcr
L a l l l p i r a n 35.
Lll:~rxg:~~t
D a t a J u n ~ l a hD a u n Sclnai M a i l l i o t a Dcrva d i L a p a n g a n d a r i Kelas U h u r a n B u a h I1 Sclama P c r i o d c Pengamatan
2 (Ikclai)
+Ulasgittl I.
2. 2.
lIl;!ugas
2 (Ilclri)
50 59 45
2 (lxlai)
I. 2.
58 51
J.
58
Ul:lng:tn I.
2. 2.
I!l:~n:an I. 2. 2.
1
A,I3, Riiszgn kc-
1
4 (hclai)
6 (Itclni)
A& M i n ~ g kcu 4 (I~clai) 5 (hclai) 74 88 68 89 60 68 AlU, klirne~ukc4 (I~clni) 6 (Ilelai) 71 SO 65 75 80 75
1
!'.I0
-(hcl;li)
S(hel:ti)
_T_I 8 (I1cl:~i) 102 99
78
1
I
1
PJD (Scl:ti) 27 39 34
8 (helni) 85
90 92
A,U, R l i n g ~ tkcl 2 (Ibclni) 36 71 34
2 [hcl:!i) 45
42 42
4 (hclni) 48 78 50
.
..
I,JD (Ikclni) 52 40 33
PJD
6 (hclai) 6I 84 69
hlir~ggckc6 (heliii) 4 (I~elai) 8I 57 84 55 65 53
(Ilclni) 8 (Ilclai) 37 73 96 -_.-_____25 42 76
8 (tnelai) 97 90 74
-
1',1 11 (Inclai) 52 48 32
Krlel-anean :
PJD = Prrtambahun Sumlali Daun
L a o l p i ~ ~ 36. ln
Data Tinggi S c n ~ a iMallkota Dewa di Lapang:~n dnri i
i\,Ut Ulilll$:lll
I.
2. 2.
hlingga lie2 (re!)
4 (em)
6 (cnl)
36.9 45.5 27.7
43.3 51.4 36.6
42.9 56.7 48.5
I
I '
= Perlambahan Tingyi
.
8 (cln) 62.5 60.4 58.2
r"1' (cnn) 25.6 14.9 30.5
Lalnpiran 37.
Data 1)iamcter Senlai Mal~liota Dcwa di Lapangan dari Kelas U l i u r a ~Bu;tl~ ~ 111 Sclama I'criode Pengnrnatan A,Bl
~lI:,ng:,t, I. -. 7
2 (nlsl)
2.25 2.60 1 sn
1 1
i\lis::s
4 (ITIIII)
1
2.70 3.00
I
kc6 (mrn) 3.25 3 40
1 I
8 (rnsl) 3.80 190
--
11' ) (nu") 1.55 1.30
- 8 << P A ,< AtB?
I'D I.
2 3.
4.00 415 3.70
4.40 4.65 4.35
i
I
4.90 5.05 5.10
8 (sbts) 5.25 5.45 5.85
(n~n')
1.25 1.30
2.15
L a e ~ p i r a38. ~ ~ Data Juml;lh Daun Sem:li M a l ~ k o t aDewa di Lnpaugnn dari I<el:ls Ulisrnn Uu:rh Ill Sel:lnla Periodc Pengamatan
Unllg:,,,
I 2.
,.
\lin::u 2 (hclail 48 42
46
kc-
.I(11cI;ti)
6 (Iacl;ii)
58 54 50
66 68 57
-.
l'.lI)
8 (Ilulai)
--
SO 84 66
(Ilclai) 32
- 42 - 20
.A, b
[~ISIGL:;B~B I. .~
3
.\Jingg!t kc2 (Itclni) 40 4s 46
4 (helni) 47 54 55
I'.ID 6 (Itclai) 55 68 62
8 (Inclni) 68 77
7-1
-
(Ilclai) 28 29 28
La~npirnn39. Data Tinggi Senlai Mai~kotnDewa di Lapangan dari Kclns Ukurnn Bush IV Sclntna Periotlc Pcngz~matan
. .... .
-
L s n i p i r : ~40. ~ ~ Data Diameter S c ~ n a iiMalitota Dewa di Lapangnn rlari Kclas Ulwrnn B s : ~ hIV Selama Pcriode Pcngamatan
lil:~sgias
I. 2. 3.
ArUa klinqqa Be-
2 (n~rn) 3.55 3.45 3.15
6 (s,m) 5.30 4.10 4.05
4 (nln,)
4.50 3.90 3.60 A
n.
8 (111111) 6.45 4.50 4.35
I'D (lesl] 2.90 I .05 I.20
L a m p i r a n 41.
D a t a Jurnl.~liDxun Scmai Mahkotn Dewa d i Lapangan dnri I<elas Uliurall Baa11 I V Selama Periotlc Pellgam:ttiln
\lisg:s
I'lasgal!
I. 2. 2.
--
2 (belai) 51 45 34
4 (I~elai) 72 50 47
i'dD
kc6 (Ilckli)
SS 58 62
8 (1~cl;ii) 97 67 73
-.(hclni)
46 22 39
Lanlpirao 41. ( L a n j u t a n ) A181 ~Minpgtnkc-
Ulaup:~s
2 (1tcl;ti)
I. 2. 3.
14 38 42
lilnsgan I.
1
-.
3
56 42 58
4 (I~elai)
6 (Ilclni) 63 60 55
55 48 46
Misgga kc4 (hclx~) 6 (bclai) 74 88 56 68 86 73
8 (Ilelai) 77 70 64
I I I I
l',lI) (11cl:li) 33 32 22
8 (I~el:ti) 100 80 97
I'JD (11cl;ti) 44 38 39
8 (I~cl;ii) 96 94 107
I'.ID (1,el:ti) 48 4I 42
A&
M i s c ~ akc-
l!!:irlr~lt
1
I. 2.
i
J.
2 (Iwl:ai)
4 (Iaclai)
48 53 65
6.1 65 SO
I<etel-aopen : I'JD
= Peria~nbahan.lumlah Daun
6 (I~cl:ki) 82 70 98
Lampiran 42. Pc~.kccambahanMal~kotaDcwa Pcrkccalnbahan ilpigcal Mal~liotaDcwa
Keterangan : a. Kotiledon b. Hipokotil c. Epikotil
L a m p i r n ~43. ~ Data I
BADAN RlETEREOLOGl D*\N GEOFISIIO\ BALM WIL*\YAH 11 STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I DARMAGA BOGOR DA'T+\ KLlhlATOLOGI TAllUN 2003 d:tn 2004
Iceternngan : RT2 : Rata-rata ABS - Absolui LP : Lama Pcnvinaran KA : Kecepatan Angin CH : Curah Hujan HH : Hari l-luian
: KLIRII\TOLOGI BOGOR :250 m : 06.30' 106.45' uI'